faktor yang berhubungan dengan obesitas pada...

125
FAKTORFAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN OBESITAS PADA ANAK USIA 6-12 TAHUN DI MADRASAH IBTIDAIYAH NEGERI PONDOK PINANG JAKARTA Skripsi Diajukan Sebagai Tugas Akhir Strata-1 (S-1) pada Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Keperawatan (S.Kep) Oleh : NURFATIMAH 108104000039 PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1435 H / 2014 M

Upload: hakhue

Post on 31-Mar-2019

220 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN OBESITAS PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25623/1... · that Indonesia currently experienced a dual burden of nutritional

FAKTOR—FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN OBESITAS

PADA ANAK USIA 6-12 TAHUN DI MADRASAH IBTIDAIYAH NEGERI

PONDOK PINANG JAKARTA

Skripsi Diajukan Sebagai Tugas Akhir Strata-1 (S-1) pada

Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan untuk Memenuhi Persyaratan

Memperoleh Gelar Sarjana Keperawatan (S.Kep)

Oleh :

NURFATIMAH

108104000039

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1435 H / 2014 M

Page 2: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN OBESITAS PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25623/1... · that Indonesia currently experienced a dual burden of nutritional
Page 3: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN OBESITAS PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25623/1... · that Indonesia currently experienced a dual burden of nutritional
Page 4: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN OBESITAS PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25623/1... · that Indonesia currently experienced a dual burden of nutritional
Page 5: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN OBESITAS PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25623/1... · that Indonesia currently experienced a dual burden of nutritional

v

LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa:

1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli Saya yang diajukan untuk

memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar Strata I di Fakultas

Kedokteran dan Imu Kesehataan Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang Saya gunakan dalam penulisan ini telah Saya

cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Fakultas Kedokteran

dan Imu Kesehataan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, Maret 2013

NURFATIMAH

Page 6: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN OBESITAS PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25623/1... · that Indonesia currently experienced a dual burden of nutritional

vi

RIWAYAT HIDUP

Nama : NURFATIMAH

Tempat, Tanggal Lahir : Wonogiri, 30 Maret 1991

Agama : Islam

Status : Belum Menikah

Alamat : Jl. M.Saidi No.15 Rt 03 Rw 01 Petukangan Selatan,

Jakarta Selatan

Anak ke : Kedua dari tiga bersaudara

Telepon : 085780234333

Email : [email protected]

Riwayat Pendidikan :

1. TK Dharmawanita Sembukan tahun 1995-1996

2. SD Negeri III Sembukan Sidoharjo tahun 1996-2002

3. SMP Negeri III Sidoharjo tahun 2002-2005

4. MAN 4 Model Jakarta tahun 2005-2008

5. S1 Keperawatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2008-2013

6. Program profesi Ners Ilmu Keperawatan Fakultas tahun 2013- sekarang

Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta

Page 7: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN OBESITAS PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25623/1... · that Indonesia currently experienced a dual burden of nutritional

vii

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

Skripsi, Maret 2013

Nurfatimah, NIM : 108014000039

Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Obesitas pada Anak Usia 6-12

Tahun di Madrasah Ibtidaiyah Negeri Pondok Pinang Jakarta

xxvi + 72 Halaman + 16 Tabel + 2 Bagan+ 5 Lampiran

ABSTRAK

Prevalensi obesitas di Indonesia mengalami peningkatan, kondisi ini

menyatakan bahwa saat ini Indonesia mengalami permasalahan beban ganda

masalah gizi. Berdasarkan data RISKESDAS tahun 2010 prevalensi obesitas pada

anak usia sekolah (6-12 tahun) telah mencapai 10,7% pada anak laki-laki dan

7,7% pada anak perempuan. Obesitas pada anak cenderung berlanjut hingga

dewasa dan munculnya penyakit degeneratif. Tujuan dari penelitian ini adalah

untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan obesitas pada anak usia

6-12 tahun di Madrasah Ibtidaiyah Negeri Pondok Pinang Jakarta tahun 2013.

Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif dengan menggunakan desain

studi case control. Sampel penelitian adalah anak-anak yang berusia 6-12 tahun

sebanyak 42 sampel masing-masing terdiri dari 21 kasus dan 21 kontrol.

Pengambilan sampel dilakukan secara simple random sampling, analisa data

dilakukan dengan uji statistik univariat dan bivariat (chi square dan regresi

logistik sederhana). Berdasarkan penelitian ini diperoleh hasil bahwa faktor yang

tidak berhubungan dengan obesitas pada anak usia 6-12 tahun adalah jenis

kelamin, pendidikan bapak, pendidikan ibu, kebiasaan makan utama dan faktor

yang berhubungan dengan obesitas pada anak usia 6-12 tahun adalah kebiasaan

makan fast food dan kebiasaan minum soft drink. Sehingga perlu ditingkatkan

kembali monitoring status gizi siswa melalui UKS yang telah ada dan melakukan

kegiatan penyuluhan tentang gizi secara berkala baik kepada siswa, orang tua

siswa, maupun guru. Untuk penelitian selanjutnya agar dapat melakukan

penelitian pada variabel lain yang belum diteliti oleh peneliti dan menggunakan

metode yang lebih lengkap (food recall, food records, food frequency

questionaire) untuk lebih menyempurnakan penelitian ini.

Kata kunci : Obesitas, Anak usia 6-12 tahun, Kebiasaan makan

Daftar bacaan : 1996-2011

Page 8: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN OBESITAS PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25623/1... · that Indonesia currently experienced a dual burden of nutritional

viii

FACULTY OF MEDICINE AND HEALTH SCIENCES

SCHOOL OF NURSING

Undergraduate Thesis, March 2013

Nurfatimah, ID Number : 108104000039

Factors Associated with Obesity in Children Ages 6-12 Years in Islamic

Elementary School District Jakarta Pondok Pinang 2013

xxvi + 72 pages + 16 Tables + 2 chart + 5 attachments

ABSTRACT

The prevalence of obesity has increased in Indonesia, this condition stated

that Indonesia currently experienced a dual burden of nutritional problems

problems. Based on data RISKESDAS in 2010 the prevalence of obesity in

children of school age (6-12 years) had reached 10.7% in boys and 7.7% in girls.

Obesity on the child tend to continue until adulthood and emergence of

degenerative diseases. The purpose of this study was to determine the factors

associated with obesity in children aged 6-12 years in the Islamic Elementary

School Jakarta Pondok Pinang District 2013. This research is a quantitative study

using a case-control study design. The subject of this study is children 6-12 years

old as many as 42 samples, each consisting of 21 cases and 21 controls. Sampling

was done by simple random sampling, data analysis performed by univariate and

bivariate statistical test (chi square and simple logistic regression). Based on this

study result that factors unrelated to obesity in childen 6-12 years old are gender,

father education, mother’s education, eating habits, and the main factors

associated with obesity in children 6-12 years old are eating fast food and the

habit of drinking soft drinks. So that needs to be re-monitoring the nutritional

status of student through School Health Enterprises that already exist and conduct

regular counseling on good nutrition to student, parents, and teachers. For further

research in order to conduct research on other variables that have not been

studied by the researches and a more complete method (food recall, food records,

food frequency questionaire) to further refine this study.

Keywords : Obesity, Children 6-12 years of age, eating habits

The reasding list : 1996-2011

Page 9: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN OBESITAS PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25623/1... · that Indonesia currently experienced a dual burden of nutritional

ix

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum wr.wb

Alhamdulillahi rabbil’alamin, segala puji bagi Allah SWT yang telah

membarikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

proposal skripsi yang bejudul “Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Obesitas

pada Anak Usia 6-12 Tahun di Madrasah Ibtidaiyah Negeri Pondok Pinang

Jakarta”.

Shalawat serta salam penulis sampaikan kepada junjungan besar Nabi

Muhammand SAW yang telah menjadi suri tauladan sehingga penulis tetap

semangat dalam menyelesaikan proposal skripsi ini. Dalam penyelesaian proposal

skripsi, penulis sadar bahwa proposal ini tidak akan selesai tanpa adanya bantuan

dari berbagai pihak. Untuk itu, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:

1. Prof. DR (hc). Dr. M.K. Tadjudin, Sp.And , selaku Dekan Fakultas

Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta.

2. Dr. Djauhari, selaku Pembantu Dekan Bidang Akademik Fakultas

Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta.

3. Dr. H. Arif Sumantri, SKM, M.Kes, selaku Pembantu Dekan Bidang

Administrasi Umum Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas

Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Page 10: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN OBESITAS PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25623/1... · that Indonesia currently experienced a dual burden of nutritional

x

4. Dra. Farida Hamid, Mpd, selaku Pembantu Dekan Bidang Kemahasiswaan

Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta.

5. Bapak Ns. Waras Budi Utomo, S.Kep, MKM, selaku Ketua Program Studi

Ilmu Keperawatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

6. Ibu Ns. Eni Nur’aini Agustini, S.Kep., M.Sc, selaku sekretaris Program

Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

7. Ibu Maulina Handayani S.Kp, M.Sc, selaku pembimbing I dan Bapak Ns.

Waras Budi Utomo, S.Kep, MKM, selaku pembimbing II yang telah

meluangkan waktu dan mencurahkan pikirannya untuk memberikan

masukan, nasehat, petunjuk, dan arahan serta motivasi kepada penulis

dalam menyusun skripsi ini.

8. Bapak dan Ibu dosen Program Studi Ilmu Keperawatan UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta yang telah mengajarkan dan membimbing penulis,

serta staf akademik (Bapak Azib Rosyidi S. Psi dan Ibu Syamsiah) atas

bantuanya yang telah memudahkan penulis dalam proses belajar di PSIK

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

9. Segenap jajjaran staf dan karyawan Perpustakaan Fakultas Kedokteran dan

Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah banyak

membantu dalam menyediakan referensi-referensi sebagai bahan rujukan

skripsi.

Page 11: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN OBESITAS PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25623/1... · that Indonesia currently experienced a dual burden of nutritional

xi

10. Orangtua tercinta (Bapak Kasimin dan Ibu Dini) yang telah memberikan

kasih sayang tulus dan selalu mendoakan serta memberikan motivasi tiada

henti kepada penulis.

11. Pakde Slamet dan Budhe Kris tersayang yang selalu memberikan

dukungan baik moril maupun materiil serta doa yang tiada henti.

12. Kakak dan adikku tersayang (Ismaryati dan Doni Setyawan) yang telah

memberikan dukungan dalam pembuatan skripsi ini.

13. Teman-teman seluruh angkatan 2008 yang telah bersama-sama dengan

penulis melewati hari-hari baik suka maupun duka dalam menyelesaikan

kuliah di PSIK UIN Jakarta.

Tiada gading yang tak retak. Oleh karenanya penulis dengan penuh kesadaran

menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Untuk itu, kritik dan

saran sangat penulis harapkan demi perbaikan di masa mendatang.

Wassalamu’alaikum wr.wb

Jakarta, 1 Maret 2013

Penulis

Page 12: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN OBESITAS PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25623/1... · that Indonesia currently experienced a dual burden of nutritional

xii

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ........................................................................................................ i

LEMBAR PERSETUJUAN ........................................................................................... ii

LEMBAR PENGESAHAN ........................................................................................... iii

LEMBAR PERNYATAAN ............................................................................................ v

RIWAYAT HIDUP ........................................................................................................ vi

ABSTRAK ..................................................................................................................... vii

ABSTRACK ................................................................................................................. viii

KATA PENGANTAR .................................................................................................... ix

DAFTAR ISI .................................................................................................................. xii

DAFTAR GAMBAR ................................................................................................... xviii

DAFTAR TABEL ........................................................................................................ xix

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................................ xxi

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................ 1

A. Latar Belakang ...................................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah .................................................................................................. 5

C. Tujuan Penelitian ................................................................................................... 6

Page 13: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN OBESITAS PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25623/1... · that Indonesia currently experienced a dual burden of nutritional

xiii

1. Tujuan Umum ................................................................................................. 6

2. Tujuan Khusus ................................................................................................ 6

D. Manfaat Penelitian ................................................................................................. 7

E. Ruang Lingkup Penelitian ..................................................................................... 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ...................................................................................... 9

A. Anak Usia Sekolah ............................................................................................... 9

1. Pengertian Anak Usia Sekolah ......................................................................... 9

2. Pengertian Pertumbuhan dan Perkembangan ................................................... 9

3. Karakteristik Tumbuh Kembang anak sekolah ................................................ 9

B. Status Gizi ............................................................................................................ 10

1. Pengertian Status Gizi .................................................................................... 10

2. Cara Penilaian Status Gizi .............................................................................. 10

3. Penilaian Status Gizi secara Antropometri .................................................... 11

C. Obesitas ................................................................................................................ 15

1. Pengertian Obesitas ........................................................................................ 15

2. Diagnosis Obesitas ......................................................................................... 16

3. Dampak Obesitas pada Anak ......................................................................... 17

4. Pencegahan Obesitas ...................................................................................... 20

D. Faktor-faktor yang mempengaruhi obesitas ......................................................... 20

E. Penelitian Terkait ................................................................................................ 26

F. Kerangka Teori..................................................................................................... 29

Page 14: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN OBESITAS PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25623/1... · that Indonesia currently experienced a dual burden of nutritional

xiv

BAB III KERANGKA KONSEP, HIPOTESIS PENELITIAN, DAN

DEFINISI OPERASIONAL .................................................................................. 30

A. Kerangka Konsep Penelitian ................................................................................ 30

B. Hipotesis Penelitian .............................................................................................. 31

C. Definisi Operasional............................................................................................. 32

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN .................................................................... 35

A. Jenis dan Desain Penelitian .................................................................................. 35

B. Lokasi dan Waktu Penelitian ............................................................................... 35

1. Tempat ............................................................................................................ 35

2. Waktu ............................................................................................................ 35

C. Populasi dan Sampel Penelitian ........................................................................... 36

1. Populasi .......................................................................................................... 36

2. Sampel ............................................................................................................ 36

3. Besar Sampel .................................................................................................. 37

4. Tekhnik Pengambilan Sampel........................................................................ 39

D. Instrumen Penelitian ............................................................................................ 39

E. Teknik Pengumpulan Data .................................................................................. 40

1. Metode Pengumpulan Data ............................................................................ 40

2. Langkah-langkah Pengumpulan Data ............................................................ 40

F. Uji Validitas dan Reliabilitas .............................................................................. 41

1. Uji Validitas ................................................................................................... 41

2. Uji Reliabilitas ............................................................................................... 41

G. Pengolahan Data................................................................................................... 42

H. Analisa Data .......................................................................................................... 43

Page 15: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN OBESITAS PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25623/1... · that Indonesia currently experienced a dual burden of nutritional

xv

1. Analisa Univariat ........................................................................................... 43

2. Analisa Bivariat .............................................................................................. 43

I. Etika Penelitian .................................................................................................... 44

BAB V HASIL PENELITIAN ....................................................................................... 46

A. Gambaran umum lokasi penelitian........................................................................ 46

B. Analisis univariat .................................................................................................. 47

1. Jenis kelamin ................................................................................................... 47

2. Pendidikan bapak ............................................................................................ 48

3. Pendidikan ibu ................................................................................................. 48

4. Kebiasaan makan utama .................................................................................. 49

5. Kebiasaan makan fast food.............................................................................. 49

6. Kebiasaan minum soft drink............................................................................ 50

C. Analisa bivariat ..................................................................................................... 51

1. Hubungan antara jenis kelamin dengan obesitas pada anak

usia 6-12 tahun ................................................................................................ 51

2. Hubungan antara pendidikan bapak dengan obesitas pada anak

usia 6-12 tahun ................................................................................................ 52

3. Hubungan antara pendidikan ibu dengan obesitas pada anak

usia 6-12 tahun ................................................................................................ 53

4. Hubungan antara kebiasaan makan utama dengan obesitas pada anak

usia 6-12 tahun ................................................................................................ 54

5. Hubungan antara kebiasaan makan fast food dengan obesitas pada anak

usia 6-12 tahun ................................................................................................ 55

Page 16: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN OBESITAS PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25623/1... · that Indonesia currently experienced a dual burden of nutritional

xvi

6. Hubungan antara kebiasaan minum soft drink dengan obesitas pada

anak usia 6-12 tahun........................................................................................ 56

BAB VI PEMBAHASAN ................................................................................................ 57

A. Hasil analisis univariat .......................................................................................... 57

1. Jenis kelamin ................................................................................................... 57

2. Pendidikan bapak ............................................................................................ 58

3. Pendidikan ibu ................................................................................................. 58

4. Kebiasaan makan utama .................................................................................. 59

5. Kebiasaan makan fast food.............................................................................. 60

6. Kebiasaan minum soft drink............................................................................ 61

B. Hasil analisis bivariat ............................................................................................ 62

1. Hubungan antara jenis kelamin dengan obesitas pada anak

usia 6-12 tahun ................................................................................................ 62

2. Hubungan antara pendidikan bapak dengan obesitas pada anak

usia 6-12 tahun ................................................................................................ 63

3. Hubungan antara pendidikan ibu dengan obesitas pada anak

usia 6-12 tahun ................................................................................................ 64

4. Hubungan antara kebiasaan makan utama dengan obesitas pada anak

usia 6-12 tahun ................................................................................................ 66

5. Hubungan antara kebiasaan makan fast food dengan obesitas pada

anak usia 6-12 tahun........................................................................................ 67

6. Hubungan antara kebiasaan minum soft drink dengan obesitas

pada anak usia 6-12 tahun ............................................................................... 68

C. Keterbatasan penelitian ......................................................................................... 70

Page 17: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN OBESITAS PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25623/1... · that Indonesia currently experienced a dual burden of nutritional

xvii

BAB VII PENUTUP ........................................................................................................ 71

A. Kesimpulan ........................................................................................................... 71

B. Saran ...................................................................................................................... 72

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................. xxii

LAMPIRAN

Page 18: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN OBESITAS PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25623/1... · that Indonesia currently experienced a dual burden of nutritional

xviii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Teori ...................................................................................... 29

Gambar 3.1 Kerangka Konsep .................................................................................. 30

Page 19: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN OBESITAS PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25623/1... · that Indonesia currently experienced a dual burden of nutritional

xix

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Penilaian ststus gizi berdasarkan indeks BB/U, TB/U, BB/TB

standart baku antropometri WHO-NCHS ........................................... 13

Tabel 2.2 Interpretasi status gizi berdasarkan tiga indeks antropometri (BB/U,

TB/U, BB/TB standart baku antropometri WHO-NCHS ) ................... 15

Tabel 3.1 Definisi Operasional .................................................................................... 32

Tabel 4.1 Data jumlah siswa/i dan responden di Madrasah Ibtidaiyah Negeri

Pondok Pinang Jakarta ................................................................................. 41

Tabel 5.1 Distribusi frequensi responden berdasarkan jenis kelamin .......................... 47

Tabel 5.2 Distribusi frequensi responden berdasarkan pendidikan bapak ................... 48

Tabel 5.3 Distribusi frequensi responden berdasarkan pendidikan ibu ....................... 48

Tabel 5.4 Distribusi frequensi responden berdasarkan kebiasaan makan utama ......... 49

Tabel 5.5 Distribusi frequensi responden berdasarkan kebiasaan makan fast

food .............................................................................................................. 49

Tabel 5.6 Distribusi frequensi responden berdasarkan kebiasaan minum soft

drink ............................................................................................................. 50

Tabel 5.7 Hubungan antara jenis kelamin dengan obesitas pada anak usia 6-12

tahun ............................................................................................................. 51

Page 20: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN OBESITAS PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25623/1... · that Indonesia currently experienced a dual burden of nutritional

xx

Tabel 5.8 Hubungan antara jenis pendidikan bapak dengan obesitas pada anak

usia 6-12 tahun ............................................................................................. 52

Tabel 5.9 Hubungan antara pendidikan ibu dengan obesitas pada anak usia 6-

12 tahun ........................................................................................................ 53

Tabel 5.10 Hubungan antara kebiasaan makan utama dengan obesitas pada anak

usia 6-12 tahun ............................................................................................. 54

Tabel 5.11 Hubungan antara kebiasaan makan fast food obesitas pada anak usia

6-12 tahun .................................................................................................... 55

Tabel 5.12 Hubungan antara kebiasaan minum soft drink dengan obesitas pada

anak usia 6-12 tahun .................................................................................... 56

Page 21: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN OBESITAS PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25623/1... · that Indonesia currently experienced a dual burden of nutritional

xxi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Lembar persetujuan responden

Lampiran 2 Kuesioner Penelitian

Lampiran 3 Hasil SPSS 20

Lampiran 4 Surat izin melaksanakan pengambilan data

Lampiran 5 surat izin melaksanakn penelitian

Page 22: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN OBESITAS PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25623/1... · that Indonesia currently experienced a dual burden of nutritional

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Keberhasilan pembangunan suatu bangsa sangat tergantung kepada

keberhasilan bangsa itu sendiri dalam menyiapkan sumber daya manusia

yang berkualitas, sehat, cerdas, dan produktif. Millennium Development

Goals (MDGs) merupakan kerangka kerja pembangunan yang telah

disepakati seluruh anggota PBB, termasuk Indonesia. Terdapat 8 sasaran

MDGs, yaitu: memberantas kemiskinan dan kelaparan, mencapai pendidikan

tingkat dasar yang merata dan universal, memajukan kesetaraan gender,

mengurangi tingkat kematian anak, meningkatkan kesehatan ibu,

menanggulangi HIV/AIDS, malaria dan penyakit lain, menjamin kelestarian

lingkungan, dan menjalin kerjasama global bagi perkembangan

kesejahteraan. Indikator yang paling menentukan pada MDGs yang pertama

adalah prevalensi gizi kurang dan gizi buruk (Depkes, 2011).

Depkes RI (2011) mengungkapkan bahwa status gizi di Indonesia

prevalensi gizi kurang telah mengalami penurunan secara signifikan yaitu,

pada tahun 1989 sebanyak 31% menjadi 17,9 % pada tahun 2010. Demikian

pula prevalensi gizi buruk juga mengalami penurunan, pada tahun 1995

sebanyak 12,8% menjadi 4,9% pada tahun 2010. Kecenderungan ini

Page 23: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN OBESITAS PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25623/1... · that Indonesia currently experienced a dual burden of nutritional

2

menunjukkan, target penurunan prevalensi gizi kurang dan gizi buruk

menjadi 15% dan 3,5% pada 2015, diharapkan dapat tercapai.

Selain masalah gizi kurang, gizi lebih yang mengalami peningkatan juga

telah menjadi masalah nyata yang serius bagi penduduk Indonesia.

Bedasarkan data kementrian kesehatan tahun (2007), melaporkan bahwa

prevalensi nasional obesitas pada anak usia sekolah (6-12 tahun) mencapai

9,5% untuk anak laki-laki dan 6,4% untuk anak perempuan. Pada tahun 2010

menurut data kementrian kesehatan didapatkan bahwa prevalensi obesitas

anak usia sekolah (6-12 tahun) adalah 10,7% pada anak laki-laki dan 7,7%

pada anak perempuan.

Kondisi ini menyatakan bahwa saat ini Indonesia mengalami

permasalahan beban ganda masalah gizi, di mana ketika permasalahan gizi

kurang belum terselesaikan, muncul permasalahan gizi lebih. Gizi kurang

banyak dihubungkan dengan penyakit-penyakit infeksi, maka gizi lebih atau

obesitas dianggap sebagai sinyal awal, dan munculnya kelompok penyakit-

penyakit degeneratif/non infeksi yang sekarang ini banyak terjadi di seluruh

pelosok Indonesia. Fenomena ini sering dikenal dengan sebutan New World

Syndrom atau Sindrom Dunia Baru. Tingginya prevalensi obesitas, gizi lebih,

hipertensi, dislipidemi dan beberapa penyakit degeneratif lainnya,

menyebabkan tingginya angka morbiditas dan mortalitas di Indonesia

(Hamzam, 2005 dalam Simatupang, 2008)

Obesitas merupakan masalah gizi berlebih yang kian marak dijumpai pada

anak di seluruh dunia. Kegemukan dan obesitas merupakan konsekuensi dari

Page 24: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN OBESITAS PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25623/1... · that Indonesia currently experienced a dual burden of nutritional

3

asupan kalori (energi) yang melebihi jumlah kalori yang dilepaskan atau

dibakar melalui proses metabolisme tubuh (Wahyu, 2008).

Dampak yang ditimbulkan akibat obesitas pada anak adalah gangguan

psikososial yang menimbulkan tingkat kecerdasan anak menurun, krisis

percaya diri, masalah pada tingkah laku dan pola belajar, serta depresi pada

anak (Damayanti, 2008). Menurut Hidayati et.al (2006), anak obesitas

beresiko mengalami gangguan kesehatan seperti gangguan kardiovaskuler,

diabetes mellitus tipe-2, Obstruktive sleep apnea, gangguan ortopedik,

pseudotumor serebri.

Insidens obesitas pada masa anak berhubungan kuat dengan variabel

keluarga, termasuk obesitas orangtua, status sosioekonomik yang lebih tinggi

bertambahnya pendidikan orangtua, ukuran keluarga kecil dan pola aktivitas

keluarga. Anak dari orangtua dengan tingkat aktivitas tinggi cenderung lebih

langsing daripada sebayanya. Bertambahnya jumlah waktu yang digunakan

untuk melihat televisi tampak berkorelasi dengan kenaikan insidens obesitas

masa anak dan mempengaruhi konsumsi makan akibat iklan produk-produk

makana (Berhman,1999). Damayanti (2008) memaparkan berbagai faktor

penyebab obesitas pada anak antara lain pola makan anak, tingkat aktifitas

fisik, faktor keluarga, psikologis anak, faktor genetik.

Salah satu kelompok umur yang berisiko terjadinya gizi lebih adalah

kelompok umur usia sekolah. Menurut guru besar gizi IPB (Devi,2012),

gemuk pada saat usia sebelum dewasa akan memberi peluang untuk gemuk

saat usia dewasa. Bila saat usia 7 tahun gemuk, maka peluang gemuk saat

Page 25: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN OBESITAS PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25623/1... · that Indonesia currently experienced a dual burden of nutritional

4

usia dewasa adalah sebanyak 40% dan bila usia remaja gemuk maka peluang

gemuk saat usia dewasa adalah 70%.

Fenomena kejadian gizi lebih tidak saja pada penduduk kaya tetapi juga

pada penduduk miskin di pedesaan dan perkotaan. Berdasarkan Riskesdas

(2010) prevalensi kegemukan lebih tinggi di perkotaan dibandingkan dengan

prevalensi di pedesaan yaitu berturut-turut sebesar 10,4 % dan 8,1 %. Di

daerah perkotaan lebih tinggi dikarenakan oleh banyaknya tempat-tempat

makan yang menawarkan berbagai macam hidangan cepat saji, seperti fried

chiken, hamburger, pizza, dan lain sebagainya. Kebiasaan mengkonsumsi

makanan tersebut pada akhirnya telah menjadi kebiasaan gaya hidup sebagian

besar masyarakat kota-kota besar. Makanan cepat saji (Fast food) umumnya

memiliki kandungan gizi yang tidak seimbang, mengandung kalori tinggi,

sangat rendah serat, kandungan lemak dan gula tinggi (Damayanti, 2008).

Faktor lain yang meningkatkan resiko obesitas selain konsumsi makanan

siap saji (fast food), makanan rendah gizi dan tinggi kalori yaitu, makanan

yang serba instan, minuman ringan berkadar gula tinggi, dan mengandung

pengawet akan berdampak meningkatkan resiko obesitas.

Menurut penelitian yang dilakukan oleh Padmiari (2001), tentang

konsumsi fast food sebagai faktor resiko obesitas pada anak SD ditemukan

bahwa anak SD yang ayahnya berpendidikan SLTA dan perguruan tinggi

mempunyai resiko mengalami obesitas 1,3 kali lebih tinggi dibandingkan

dengan anak SD yang ayahnya berpendidikan di bawah SLTA. Hal ini

ditimbulkan oleh adanya hubungan antara tingkat pendidikan dan tingkat

Page 26: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN OBESITAS PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25623/1... · that Indonesia currently experienced a dual burden of nutritional

5

pendapatan orang tua sampel, dimana semakin tinggi tingkat pendapatan

ayah maka tingkat pendapatan keluarga pun meningkat. Peningkatan

pendapatan keluarga akan meningkatkan konsumsi makan.

Penelitian lain yang dilakukan Sartika (2011), tentang faktor resiko

obesitas pada anak 5-15 tahun di Indonesia, menunjukan bahwa anak laki-laki

memiliki resiko mengalami obesitas sebesar 1,4 kali dibandingkan anak

perempuan. Hal ini kemungkinan disebabkan oleh anak perempuan lebih

sering membatasi makan untuk alasan penampilan.

Berdasarkan pada study pendahuluan yang dilakukan peneliti pada

siswa/siswi Madrasah Ibtidaiyah Negeri Pondok Pinang Jakarta pada tanggal

30 Agustus 2012 terdapat 48 anak yang mengalami obesitas dari 400 anak.

Hal ini menunjukkan bahwa 12% siswa/siswi mengalami obesitas, prevalensi

ini sudah melebihi angka nasional. Oleh Karena itu, penting untuk

mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan obesitas pada anak,

supaya dapat dilakukan tindakan upaya untuk pencegahan sehingga

prevalensi obesitas pada anak dapat dikendalikan.

B. Rumusan masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut masalah obesitas pada usia dini, harus

menjadi perhatian yang serius, mengingat prevalensi kegemukan pada usia

dini cukup tinggi. Kondisi kegemukan pada usia anak-anak akan dibawa

sampai dewasa, dan dapat berdampak pada resiko degeneratif di kemudian

hari. Oleh karena itu peneliti tertarik ingin meneliti tentang “Faktor-Faktor

Page 27: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN OBESITAS PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25623/1... · that Indonesia currently experienced a dual burden of nutritional

6

yang Berhubungan dengan Obesitas pada Anak Usia 6-12 Tahun di Madrasah

Ibtidaiyah Negeri Pondok Pinang Jakarta”.

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Mengidentifikasi faktor-faktor yang berhubungan dengan obesitas pada

anak usia 6-12 tahun di Madrasah Ibtidaiyah Negeri Pondok Pinang

Jakarta

2. Tujuan khusus

a. Ada hubungan faktor jenis kelamin dengan obesitas pada anak

usia 6-12 tahun di Madrasah Ibtidaiyah Negeri Pondok Pinang

Jakarta

b. Ada hubungan faktor pendidikan bapak dengan obesitas pada anak

usia 6-12 tahun di Madrasah Ibtidaiyah Negeri Pondok Pinang

Jakarta

c. Ada hubungan faktor pendidikan ibu dengan obesitas pada anak

usia 6-12 tahun di Madrasah Ibtidaiyah Negeri Pondok Pinang

Jakarta

d. Ada hubungan faktor kebiasaan makan utama dengan obesitas

pada anak usia 6-12 tahun di Madrasah Ibtidaiyah Negeri Pondok

Pinang Jakarta

Page 28: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN OBESITAS PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25623/1... · that Indonesia currently experienced a dual burden of nutritional

7

e. Ada hubungan faktor kebiasaan makan fast food dengan obesitas

pada anak usia 6-12 tahun di Madrasah Ibtidaiyah Negeri Pondok

Pinang Jakarta

f. Mengidentikasi hubungan faktor kebiasaan minum soft drink

dengan obesitas pada anak usia 6-12 tahun di Madrasah Ibtidaiyah

Negeri Pondok Pinang Jakarta

D. Manfaat Penelitian

a. Bagi profesi keperawatan

Untuk menambah pengetahuan perawat dan dasar landasan teori dalam

memberikan asuhan keperawatannya terutama pada anak-anak yang

mengalami obesitas.

b. Bagi Sekolah

Hasil penelitian ini dapat memberikan informasi mengenai faktor-faktor

yang berhubungan dengan obesitas pada anak usia 6-12 tahun sehingga

bisa menjadi acuhan buat sekolahan melalui UKS untuk melakukan

intervensi lebih lanjut.

c. Bagi anak dan Keluarga

Diharapkan penelitian ini dapat memberikan informasi kepada anak dan

keluarga dalam melakukan pengontrolan berat badan serta mengetahui

faktor-faktor yang berhubungan dengan obesitas pada anak usia 6-12

Page 29: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN OBESITAS PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25623/1... · that Indonesia currently experienced a dual burden of nutritional

8

tahun sehingga lebih memotivasi anak dan keluarga untuk mengontrol

berat badan.

d. Bagi Penelitian Berikutnya

Hasil penelitian ini dapat berguna bagi peneliti, sehingga peneliti dapat

lebih mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan obesitas pada

anak usia 6-12 tahun dan menambah pengalaman peneliti dalam

melakukan penelitian serta dapat dijadikan dasar untuk penelitian

selanjutnya.

E. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini mengenai faktor-faktor yang berhubungan dengan obesitas

pada anak usia 6-12 jenis penelitian kuantitatif-analitik, dengan menggunakan

metodologi penelitian case control. Data dikumpulkan dengan cara

penyebaran kuesioner terkait faktor yang mempengaruhi obesitas pada anak

usia sekolah. Populasi dalam penelitian ini yakni anak usia 6-12 tahun di

Madrasah Ibtidaiyah Negeri Pondok Pinang Jakarta.

Page 30: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN OBESITAS PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25623/1... · that Indonesia currently experienced a dual burden of nutritional

9

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Anak Usia Sekolah

1. Pengertian Anak Usia Sekolah

Anak usia sekolah adalah anak yang berusia 6-12 tahun, periode yang

disebut sebagai masa anak-anak pertengahan. Periode ini dimulai dengan

masuknya anak ke lingkungan sekolah yang memiliki dampak signifikan

dalam perkembangan dan hubungan anak dengan orang lain. Anak

mengalami pertumbuhan fisik yang cepat, mengalami kemajuan dari bayi

yang tidak berdaya menjadi individu yang kuat, serta anak menjadi sangat

aktif (Wong, 2009).

2. Pengertian pertumbuhan dan perkembangan

Menurut (Wong, 2009) mengartikan pertumbuhan merupakan

bertambah jumlah dan besarnya sel di seluruh bagian tubuh yang secara

kuantitatif dapat diukur, sedangkan perkembangan merupakan bertambah

sempurnanya fungsi alat tubuh yang dapat dicapai melalui tumbuh

kematangan dan belajar.

3. Karakteristik tumbuh kembang anak sekolah meliputi:

a. Pertumbuhan rerata 5 cm per tahun untuk tinggi badan dan meningkat

2-3 kg per tahun untuk berat badan

b. Anak laki-laki cenderung kurus dan tinggi, sedangkan anak

perempuan cenderung gemuk

c. Kebutuhan energi tinggi karena aktivitas meningkat

Page 31: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN OBESITAS PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25623/1... · that Indonesia currently experienced a dual burden of nutritional

10

d. Masa pertumbuhan cepat

e. Pembentukan jaringan lemak lebih cepat perkembangannya dari pada

jaringan otot (Suprajitno, 2003).

4. Kebutuhan nutrisi pada anak usia sekolah

Beberapa karakteristik yang terkait dengan pemenuhan kebutuhan

nutrisi yang perlu diperhatikan pada anak usia sekolah adalah sebagai

berikut:

a. Anak dapat mengatur pola makannya sendiri

b. Adanya pengaruh teman dan jajanan di lingkungan sekolah dan diluar

rumah serta adanya reklame atau iklan makanan tertentu di televisi

yang dapat mempengaruhi pola makan atau keinginannya untuk

mencoba makanan yang belum dikenalnya.

c. Kebiasaan menyukai satu makanan tertentu berangsur-angsur hilang

d. Pengaruh aktivitas bermain dapat menyebabkan keinginanya yang

lebih besar pada aktivitas bermain daripada makan (Supartini, 2012).

B. Status Gizi

1. Pengertian Status Gizi

Adalah Ekspresi dari keadaan keseimbangan dalam bentuk variabel

tertentu, atau perwujudan dari nurtiture dalam bentuk variabel tertentu

(Supariasa,dkk 2002).

2. Cara penilaian status gizi

Penilaian status gizi secara umum dapat dibagi menjadi 2 jenis, yaitu

penilaian status gizi secara langsung dan penilaian status gizi secara tidak

langsung.

Page 32: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN OBESITAS PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25623/1... · that Indonesia currently experienced a dual burden of nutritional

11

Penilaian status gizi secara langsung dapat dibagi menjadi empat

penilaian, yang terdiri dari antropometri, kilns, biokimia, dan biofisik,

sedangkan penilaian steatus gizi secara tidak langsung dibagi menjadi tiga

yang terdiri dari survey konsumsi, statistik vital, dan faktor ekologi

(Supariasa,dkk 2002).

3. Penilaian status gizi secara Antropometri

Menurut (Supariasa,dkk 2002), Antropometri adalah ukuran tubuh

manusia yang ditinjau dari sudut pandang gizi, yang berhubungan dengan

berbagai macam pengukuran dimensi tubuh dan komposisi tubuh dari

berbagai tingkat umur dan tingkat gizi.

Indeks antropometri yang direkomendasikan antara lain:

a. Berat badan menurut umur (BB/U)

b. Tinggi badan menurut umur (TB/U)

c. Berat badan menurut tinggi badan (BB/TB)

d. Lingkar lengan atas menurut umur (LLA/U)

e. Indeks masa tubuh (IMT)

Indeks antropometri dikaitkan dengan beberapa jenis parameter,

antara lain sebagai berikut:

a. Umur

Umur sangat memegang peranan dalam penentuan status gizi,

kesalahan penentuan akan menyebabkan interpretasi status gizi

yang salah. Hasil penimbangan berat badan maupun tinggi badan

yang akurat, menjadi tidak berarti bila tidak disertai dengan

penentuan umur yang tepat. Kesalahan yang sering muncul adalah

Page 33: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN OBESITAS PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25623/1... · that Indonesia currently experienced a dual burden of nutritional

12

adanya kecenderunagn untuk memilih angka yang mudah seperti 1

tahun, 1,5 tahun, 2 tahun. Oleh sebab itu penentuan umur anak

perlu dihitung dengan cermat. Ketentuannya adalah 1 tahun adalah

12 bulan, 1 bulan adalah 30 hari. Jadi perhitungan umur adalah

dalam bulan penuh, artinya sisa umur dalam hari tidak

diperhitungkan (Depkes, 2004).

b. Berat Badan

Berat badan Menggambarkan jumlah dari protein, lemk, air,

dan mineral dalam tulang (Supariasa,dkk 2002).

c. Tinggi Badan

Tinggi badan memberikan gambaran fungsi pertumbuhan yang

dilihat dari keadaan kurus kering dan kecil pendek. Tinggi badan

dinyatakan dalam bentuk Indeks TB/U (tinggi badan menurut

umur), atau juga indeks BB/TB (Berat Badan menurut Tinggi

Badan) (Depkes RI, 2004).

d. Berat badan menurut tinggi badan

Berat badan dan tinggi badan adalah salah satu parameter

penting untuk menentukan status kesehatan manusia, khususnya

yang berhubungan dengan status gizi. Berat badan memiliki

hubungan linier dengan tinggi badan. Dalam keadaan normal,

perkembangan berat badan akan searah dengan pertumbuhan tinggi

badan dengan kecepatan Btertentu. Indeks BB/TB merupakan

indikator yang baik untuk menilai status gizi saat kini atau

sekarang. Penggunaan berat badan dan tinggi badan akan lebih

Page 34: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN OBESITAS PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25623/1... · that Indonesia currently experienced a dual burden of nutritional

13

jelas dan sensitive/peka dalam membedakan proporsi badan

(gemuk, normal, dan kurus) (supariasa,dkk 2002) .

Dari berbagai jenis indeks tersebut diatas, untuk

menginterpretasikannya dibutuhkan ambang batas. Ambang batas

dapat disajikan kedalam tiga cara yaitu persen terhadap median,

persentil dan standar deviasi unit. Adapun dalam penelitian ini

menggunakan ambang batas standar deviasi unit.

e. Standar deviasi

Standar Deviasi unit disebut juga Z- skor. WHO menyarankan

menggunakan cara ini untuk meneliti dan untuk memantau

pertumbuhan.

Tabel 2.1 Penilaian Status Gizi berdasarkan Indeks BB/U,TB/U,

BB/TB Standart Baku Antropometeri WHO-NCHS

No Indeks

yang

Dipakai

Batas Pengelompokan Sebutan Status Gizi

1 BB/U < -3 SD

- 3 s/d <-2 SD

- 2 s/d +2 SD

> +2 SD

Gizi buruk

Gizi kurang

Gizi baik

Gizi lebih

2 TB/U

< -3 SD

- 3 s/d <-2 SD

- 2 s/d +2 SD

> +2 SD

Sangat Pendek

Pendek

Normal

Tinggi

3 BB/TB < -3 SD

- 3 s/d <-2 SD

- 2 s/d +2 SD

> +2 SD

Sangat Kurus

Kurus

Normal

Gemuk

Sumber: Depkes RI, 2004.

Page 35: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN OBESITAS PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25623/1... · that Indonesia currently experienced a dual burden of nutritional

14

Data baku WHO-NCHS indeks BB/U, TB/U dan BB/TB disajikan

dalan dua versi yakni persentil (persentile) dan skor simpang baku (standar

deviation score = z). Menurut Waterlow,et,al, gizi anak-anak dinegara-

negara yang populasinya relative baik (well-nourished), sebaiknya

digunakan “presentil”, sedangkan dinegara untuk anak-anak yang

populasinya relative kurang (under nourished) lebih baik menggunakan

skor simpang baku (SSB) sebagai persen terhadap median baku rujukan

(Djumadias Abunaim,1990).

Pengukuran Skor Simpang Baku (Z-score) dapat diperoleh dengan

mengurangi Nilai Induvidual Subjek (NIS) dengan Nilai Median Baku

Rujukan (NMBR) pada umur yang bersangkutan, hasilnya dibagi dengan

Nilai Simpang Baku Rujukan (NSBR). Atau dengan menggunakan rumus :

Dimana : NIS : Nilai Individual Subjek

NMBR : Nilai Median Baku Rujukan

NSBR : Nilai Simpang Baku Rujukan

Z-score = (NIS-NMBR) / NSBR

Page 36: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN OBESITAS PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25623/1... · that Indonesia currently experienced a dual burden of nutritional

15

Tabel 2.2 Interpretasi Status Gizi Berdasarkan Tiga Indeks

Antropometri (BB/U,TB/U, BB/TB Standart Baku Antropometeri

WHO-NCHS)

No Indeks yang digunakan Interpretasi

BB/U TB/U BB/TB

1 Rendah Rendah Normal Normal, dulu kurang

gizi

Rendah Tinggi Rendah Sekarang kurang ++

Rendah Normal Rendah Sekarang kurang +

2 Normal Normal Normal Normal

Normal Tinggi Rendah Sekarang kurang

Normal Rendah Tinggi Sekarang lebih, dulu

kurang

3 Tinggi Tinggi Normal Tinggi, normal

Tinggi Rendah Tinggi Obese

Tinggi Normal Tinggi Sekarang lebih, belum

obese

Keterangan : untuk ketiga indeks ( BB/U,TB/U, BB/TB) :

Rendah : < -2 SD Standar Baku Antropometri WHO-NCHS

Normal : -2 s/d +2 SD Standar Baku Antropometri WHO-NCHS

Tinggi : > + 2 SD Standar Baku Antropometri WHO-NCHS

Sumber : Depkes RI 2004.

C. Obesitas

1. Pengertian Obesitas

Obesitas merupakan keadaan patologis dengan terdapatnya

penimbunan lemak yang berlebihan daripada yang diperlukan untuk fungsi

Page 37: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN OBESITAS PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25623/1... · that Indonesia currently experienced a dual burden of nutritional

16

tubuh (Mayer, 1973). Pada gizi lebih (Overweigh) terdapat berat badan

yang melebihi berat badan rata-rata (Pudjiadi, 2005).

Obesitas tejadi karena ketidakseimbangan antara konsumsi kalori

dengan kebuthan energi yaitu konsumsi kalori terlalu berlebih

dibandingkan dengan kebutuhan atau pemakaian energi. Kelebihan energi

di dalam tubuh disimpan dalam bentuk lemak. Pada keadaan normal,

jaringan lemak ini ditimbun di tempat-tempat tertentu, diantaranya dalam

jaringan subkutan, dan di dalam jaringan tirai usus (Notoadmojo, 2003).

Tidak semua orang yang mempunyai berat badan lebih disebut sebagai

obesitas. Anak yang kerangka tulangnya besar dan otot-ototnya lebih dari

biasanya, sehingga berat badan dan tingginya diatas rata-rata anak

sebayanya, juga bukan disebut obesitas. Obesitas atau kegemukan dari segi

kesehatan merupakan salah satu penyakit salah gizi, sebagai akibat

konsumsi makanan yang jauh melebihi kebutuhannya (Soetjiningsih,

1995).

2. Diagnosis obesitas

Secara klinis obesitas dapat dikenal dengan mudah kerena mempunyai

tanda atau gejala yang khas antara lain (Damayanti,2008) :

a. Wajah membulat

b. Pipi tembem

c. Dagu rangkap

d. Leher relative pendek

e. Dada yang mengembung dengan payudara yang membesar

mengandung jaringan lemak.

Page 38: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN OBESITAS PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25623/1... · that Indonesia currently experienced a dual burden of nutritional

17

f. Perut membuncit dan dinding perut berlipat-lipat serta kedua

tungkai umumnya berbentuk X dengan kedua pangkal paha bagian

dalam saling menempel dan menyebebkan lecet.

g. Pada anak laki penis tampak kecil karena terkubur dalam jaringan

lemak.

3. Dampak obesitas pada anak

Dampak obesitas dapat terjadi dalam jangka pendek maupun

jangka panjang. Dampak yang terjadi dalam jangka pendek, seperti

yang diuraikan dalam (Satoto, 1996) yaitu Gangguan psikososial: rasa

rendah diri, depresi dan menarik diri dari lingkungan. Hal ini karena

anak obesitas sering menjadi bahan olok-olok teman main dan teman

sekolah. Hal ini dapat pula kerena ketidakmampuan untuk

melaksanakan suatu tugas atau kegiatan, terutama olah raga akibat

adanya hambatan pergerakan oleh kegemukannya.

Obesitas pada masa kanak-kanak cenderung akan berlanjut hingga

dewasa dan berdampak pada masalah kesehatannya. Beberapa dampak

yang terjadi dalam jangka panjang menurut (Damayanti, 2002)

diantaranya adalah sebagai berikut:

a. Sindrom resistensi insulin

Bagi anak yang mengalami kegemukan di sekitar parut

(abdominally obese), terutama yang bertipe buah apel,

umumnya mengalami jumlah insulin dalam darah. Akibatnya,

hal tersebut memicu anak terserang Diabetus Millitus tipe 2.

Penderita DM tipe 2 disamping memiliki kadar glukosa yang

Page 39: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN OBESITAS PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25623/1... · that Indonesia currently experienced a dual burden of nutritional

18

tinggi, juga memiliki kadar insulin yang tinggi atau normal.

Keadaan inilah yang disebut sindrom resistensi insulin atau

sindrom X.

b. Tekanan darah tinggi (Hipertensi)

Obesitas adalah salah satu penyebab utama yang

mempengaruhi tekanan darah. Sekitar 20-30% anak yang

kegemukan mengalami hipertensi. Seseorang dikatakan

mengalami tekanan darah tinggi jika tekanan systole lebih

besar dari 140 mmHg, dan diastole lebih besar dari 90%

mmHg.

c. Kolesterol dan trigliseri tinggi

d. Penyakit jantung koroner

Penyakit yang terjadi akibat penyempitan pembuluh darah

koroner. Resiko terkena penyakit jantung koroner semakin

meningkat seiring dengan perubahan terjadinya penambahan

berat badan yang berlebihan. Penyakit jantung koroner tidak

selalu akibat kegemukan, tetapi diperburuk oleh faktor resiko

lain yang terjadi pada masa kanak-kanak seperti hipertensi,

kolesterol tinggi, dan diabetes.

e. Gangguan saluran pencernaan yaitu batu empedu dan radang

kandung empedu

f. Penyakit kanker, antara lain kanker usus besar

g. Gangguan pernafasan seperti asma, nafas pendek, menggorok

saat tidur, dan tidur apnue (terhentinya pernafasan untuk

Page 40: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN OBESITAS PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25623/1... · that Indonesia currently experienced a dual burden of nutritional

19

sementara waktu ketika sedang tidur). Hal ini disebabkan

karena penimbunan lemak yang berlebihan di bawah diafragma

dan di dalam dinding dada yang menekan paru-paru.

h. Pubertas dan menarche dini

Anak kegemukan dapat tumbuh lebih tinggi dan secara seksual

lebih matang dari anak-anak sebayanya. Anak perempuan yang

kegemukan sering kali mengalami siklus mestruasi yang tidak

teratur dan mengalami maslah ferlitilas di usia dewasa.

i. Gagguan penyakit kulit

Seoarang yang menagalami obesitas memiliki permukaan

tubuh yang relative lebih sempit dibandingkan dengan berat

badannya sehingga panas tubuh tidak dapat dibuang secara

efisien dan mengeluarkan keringat yang lebih banyak.

Akibatnya mereka mengalami gangguan kulit, seperti jamur

yang muncul di lipatan-lipatan tubuhnya dan terjadi gesekan

antar anggota tubuhnaya yanga mengakibatkan lecet dan bisa

mengakibatkan infeksi.

j. Gangguan tulang dan persendian

Beban tubuh anak yang terlalu berat mengakibatkan gangguan

ortopedik dan gangguan lain yang sering dirasakan adalah nyeri

punggung bawah dan nyeri akibat radang sendi.

k. Selain gangguan arthritis, sering ditemukan juga edema, yaitu

pembekakan akibat penimbunan sejumlah cairan di daerah

tungkai dan pergelangan kaki.

Page 41: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN OBESITAS PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25623/1... · that Indonesia currently experienced a dual burden of nutritional

20

4. Pencegahan Obesitas.

Upaya penanganan obesitas pada anak berbeda dengan orang

dewasa, karena menurunkan berat badan secara drastis pada anak-

anak akan menyebabkan gangguan pertumbuhan anak. Penanganan

yang dilakukan harus disesuaikan dengan faktor penyebab terjadinya

obesitas pada anak.

Berikut ini hal-hal yang direkomendasikan para ahli penanganan

obesitas pada anak (Dietz, 1998 dalam sulistyoningsih 2011).

a. Terlebih dahulu lakukan indepth medical assessment untuk

mengetahui faktor kemungkinan faktor penyebab timbulnya

obesitas pada anak, sehingga upaya penanganan disesuaikan

dengan faktor penyebab.

b. Melakukan perubahan gaya hidup yang kurang gerak (sedentary

behavior) dan meningkatkan aktivitas fisik

c. Menyiapkan dukungan dari lingkungan sekolah agar hanya

menjual jajanan atau makanan yang mempengaruhi standar

kesehatan.

D. Faktor-faktor yang mempengaruhi Obesitas

Berdasarkan studi kepustakaan yang ditemukan sebelumnya yaitu,

beberapa variable bebas (independent) yang merupkan faktor-faktor

yang mempengaruhi obesitas adalah sebagai berikut:

a. Faktor genetik

Banyak gen yang berkaitan dengan terjadinya obesitas, namun

sangat jarang yang berkaitan dengan gen tunggal. Sebagian besar

Page 42: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN OBESITAS PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25623/1... · that Indonesia currently experienced a dual burden of nutritional

21

berkaitan dengan kelainan pada banyak gen. Setiap peptide atau

neurotransmiter yang merupakan sinyal neural dan hormonal yang

mempengaruhi otak memiliki gen sendiri gen yang mengodenya. Setiap

mutasi pada gen-gen tersebut akan menyebabkan kelainan pada

produksi neuropeptida yang mempengaruhi otak, sehingga juga akan

mempengaruhi respon otak baik akan meningkatkan asupan makanan

maupun menghambat asupan makanan. Setiap neuropeptida tersebut

memiliki reseptor di otak, dan setiap reseptor memiliki gen tersendiri

pula. Setiap mutasi pada gen tersebut akan menyebabkan kelainan

reseptor yang akan mempengaruhi pula respon otak terhadap asupan

makanan (syarif dalam Rahayu, 2003).

Faktor genetik ikut campur dalam menentukan jumlah sel lemak

dalam tubuh, karena pada saat ibu yang obesitas hamil, unsur sel

lemak yang berjumlah besar dan melebihi ukuran normal secara

otomatis akan diturunkan kepada sang bayi secara otomatis

(Cahyono, 2008).

b. Jenis Kelamin

Kebutuhan zat gizi antara laki-laki dan perempuan berbeda.

Perbedaan ini disebabkan oleh jaringan penyusun tubuh dan

aktivitasnya. Jaringan lemak pada perempuan cenderung lebih tinggi

daripada laki-laki, sedangkan laki-laki cenderung lebih banyak

memiliki jaringan otot. Hal ini menyebabkan lean body mass laki-

laki menjadi lebih tinggi daripada perempuan (Sulistyoningsih, 2011).

Page 43: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN OBESITAS PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25623/1... · that Indonesia currently experienced a dual burden of nutritional

22

c. Pendidikan orang tua

Tingkat pendidikan orangtua sangat berpengaruh terhadap

pemilihan kuantitas dan kualitas makanan yang dikonsumsi oleh

anaknya.Semakin tinggi tingkat pendidikan orangtua, pengetahuan

tentang gizi semakin baik. Pengetahuan gizi yang baik akan

berpengaruh terhadap kebiasaan makan keluarga karena pengetahuan

gizi mempunyai peranan yang sangat penting dalam pembentukan

kebiasaan makan seseorang. Pengetahuan gizi akan mempengaruhi

seseorang dalam memilih jenis dan jumlah makanan yang dikonsumsi

(Padmiari, 2001).

d. Keadaan Sosial Ekonomi

Faktor ekonomi yang cukup dominan dalam konsumsi pangan

adalah pendapatan keluarga dan harga. Meningkatnya pendapatan

akan meningkatkan peluang untuk membeli pangan dengan kualitas

dan kuantitas yang lebih baik, sebaliknya penurunan pendapatan

keluarga akan menyebabkan menurunnya daya beli pangan baik secara

kualitas maupun kuantitas.

Meningkatnya taraf hidup (kesejahteraan) masyarakat, pengaruh

promosi iklan, serta kemudahan informasi, dapat menyebabkan

perubahan gaya hidup dan timbulnya kebutuhan psikogenik baru

dikalangan masyarakat ekonomi menengah ke atas. Tingginya

pendapatan yang tidak diimbangi dengan pengetahuan gizi yang

cukup, akan menyebabkan seseorang menjadi sangat konsumtif dalam

pola makannya sehari-hari, sehingga pemilihan suatu bahan makanan

Page 44: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN OBESITAS PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25623/1... · that Indonesia currently experienced a dual burden of nutritional

23

lebih didasarkan pada pertimbangan selera dibandingkan dengan aspek

gizi (Sulistyoningsih, 2011).

Anak obesitas lebih banyak ditemukan pada orang tua dengan

tingkat pendapatan yang tinggi, karena pada orang tua dengan

pendapatan perbulan yang tinggi memiliki daya beli yang juga tinggi,

sehingga memiliki peluang untuk memilih ragam makanan selain itu

pada golongan ekonomi tinggi jumlah asupan makanan yang tinggi

kandungan lemak meningkat seiring dengan meningkatnya daya beli

mereka terhadap makanan mahal (Rahayu, 2008).

e. Aktifitas fisik

Anak-anak jarang melakukan aktivitas fisik dan cenderung

terbiasa makan secara berlebihan, akan lebih beresiko mengalami

kegemukan. Resiko tinggi tersebut akibat aktivitas mereka tidak

membakar seluruh kalori yang berlebihan dalam tubuhnya.

Kemajuan teknologi seperti televisi, komputer, dan internet juga

mengakibatkan anak menjadi malas bergerak. Anak-anak lebih tertarik

untuk menghabiskan sebagian besar waktunya dengan melakukan

aktifitas pasif, antara lain bermain video game, game online, berinternet

dan menonton acara televisi yang setiap hari anak menghabiskan

waktu sekitar 3 jam untuk menonton siaran televisi. Berbagai aktifitas

pasif tersebut tidak membutuhkan banyak energi. Akibatnya, mereka

pun beresiko mengalami obesitas (Damayanti, 2008).

Page 45: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN OBESITAS PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25623/1... · that Indonesia currently experienced a dual burden of nutritional

24

f. Kebiasaan makan

Kebiasaan makan adalah ekspresi setiap individu dalam memilih

makanan yang akan membentuk pola perilaku makan. Oleh karena itu,

ekspresi setiap individu dalam memilih makan akan berbeda satu

dengan yang lain (Khomsan, dkk 2004).

1. Kebiasaan makan utama

Menurut Efendi (2009), sebagai perawat harus memahami

dan menyadari jenis makanan dan pola diet yang dilakukan

keluarga. Keluarga Indonesia pada umumnya makan tiga kali

dalam sehari walaupun pada etnik tertentu ada yang mempunyai

pola makan dua kali dalam sehari. Setiap keluarga mempunyai

pola jenis makanan yang berbeda untuk setiap kali makan, yaitu

sarapan pagi, makan siang, makan, dan makan malam. Pola

makan dalam keluarga sangat erat dengan kebiasaan menyimpan

makanan di lemari es atau dapur yang mereka miliki.

2. Kebiasaan makan fast food

Globalisasi perdagangan telah mendorong tumbuhnya

bisnis asing secara pesat di Indonesia. Salah satu bentuk usaha

dari luar negeri yang banyak dijumpai adalah banyaknya rumah

makan siap saji (fast food). Berbagai restoran fast food dari luar

negeri dengan menu yang berbeda dari menu tradisional seperti

hamburger, hot dog, pizza, teriyaki, tempura, kentang goreng

berusaha memperluas pasarnya di luar negeri (Istijanto, 2005).

Page 46: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN OBESITAS PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25623/1... · that Indonesia currently experienced a dual burden of nutritional

25

Menurut Khasanah (2012) makanan siap saji merupakan

makanan yang pada umumnya mengandung lemak, protein, dan

garam yang tinggi tetapi rendah serat dan menurut Misnadiarly

(2007), kebiasaan makan makanan cepat saji (fast food) umumnya

memiliki kandungan gizi yang tidak seimbang dan mengandung

kalori tinggi.

3. Kebiasaan minum soft drink

Kebiasaan konsumsi soft drink adalah tindakan atau perbuatan

mengenai sering tidaknya mengkonsumsi minuman bersoda

dihitung per minggu (Malik, 2006).

Soft drink atau soda mengandung gas karbon dioksida dan

sejumlah besar asam fosfat yang dapat mengganggu metabolisme

kalsium dan tulang. Kadar gula pada beberapa jenis soft drink

cukup tinggi, bahkan ada yang sampai lebih dari 8 sendok teh

gula pasir untuk satu ukuran gelas minum . Beberapa jenis soft

drink juga mengandung kafein dan zat pewarna sintesis yang

terbuat dari bahan aspal cair. Tidak ada manfaat sedikit pun yang

dapat diperoleh dari soft drink atau soda, selain penyakit atau

kelebihan berat badan (Gunawan, 2006).

Page 47: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN OBESITAS PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25623/1... · that Indonesia currently experienced a dual burden of nutritional

26

E. Penelitian Terkait

Berikut ini beberapa penelitian terkait yang dapat mendukung

penelitian ini, yakni:

1. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh nurjanah hayati

(2008) dengan pengklasifikasian IMT/U 121 sempel, didapatkan

responden yang mengalami obesitas sebesar 29,8 % (36 orang),

dimana persentase kejadian obesitas pada laki-laki lebih besar

dibandingkan kejadian obesitas pada anak perempuan, yakni sebesar

36,7% (22 orang). Kejadian obesitas anak perempuan sebesar 23% (14

orang).

2. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Padmiari (2001), tentang

konsumsi fast food sebagai faktor resiko obesitas pada anak SD

ditemukan bahwa anak SD yang ayahnya berpendidikan SLTA dan

perguruan tinggi mempunyai resiko mengalami obesitas 1,3 kali lebih

tinggi dibandingkan dengan anak SD yang ayahnya berpendidikan di

bawah SLTA. Hal ini ditimbulkan oleh adanya hubungan antara

tingkat pendidikan dan tingkat pendapatan orang tua sampel, dimana

semakin tinggi tingkat pendapatan ayah maka tingkat pendapatan

keluarga pun meningkat. Peningkatan pendapatan keluarga akan

meningkatkan konsumsi makan.

3. Penelitian lain yang dilakukan Sartika (2011), tentang faktor resiko

obesitas pada anak 5-15 tahun di Indonesia, menunjukan bahwa anak

laki-laki memiliki resiko mengalami obesitas sebesar 1,4 kali

dibandingkan anak perempuan. Hal ini kemungkinan disebabkan oleh

Page 48: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN OBESITAS PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25623/1... · that Indonesia currently experienced a dual burden of nutritional

27

anak perempuan lebih sering membatasi makan untuk alasan

penampilan.

4. Penelitian yang dilakukan oleh Arofah (2007), tentang konsumsi soft

driks sebagai faktor resiko terjadinya obesitas pada remaja usia 15-17

tahun, menunjukkan bahwa pada kelompok kasus 22 murid yang

mengkonsumsi minuman ringan < 2 botol/ minggu dan 47 murid

lainnya mengkonsumsi > 2 botol/ minggu. Untuk kelompok kontrol,

55 murid mengkonsumsi < 2 botol minuman ringan/ minggu dan 14

murid mengkonsumsi > 2 botol/ minggu, dapat disimpulkan bahwa

konsumsi minuman ringan dalam jumlah kecil tidak memberikan

faktor resiko terhadap obesitas pada remaja.

5. Pada penelitian tentang hubungan pola makan dan aktivitas fisik pada

anak dengan obesitas 6-7 tahun di Semarang tahun 2003 menyebutkan

bahwa frekuensi makan > 3x sehari setiap hari memiliki resiko

terjadinya obesitas 2,1 kali dibandingkan makan kurang atau sama

dengan 3x sehari (Damayanti, 2002).

6. Kebiasaan makan makanan cepat saji (fast food) umumnya memiliki

kandungan gizi yang tidak seimbang. Makanan itu lebih banyak

mengandung kalori tinggi, rendah serat, dan kandungan lemak tinggi.

Dari hasil uji statistic dengan menggunakan metode chi square

ditemukan hubungan yang bermakna secara statistik antara kebiasaan

makan fast food dengan kejadian obesitas (P-value =0,020) dengan

nilai OR=4,6 (95% CI: 1.372-15.427). Ini berarti anak yang sering

mengkonsumsi fast food mempunyai kemungkinan menjadi obesitas

Page 49: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN OBESITAS PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25623/1... · that Indonesia currently experienced a dual burden of nutritional

28

4,6 kali daripada anak yang tidak sering makan fast food. Penelitian ini

juga menunjukkan persentase obesitas lebih banyak terjadi pada anak

yang sering makan fast food (61,5%) daripada anak yang tidak sering

makan fast food (25,8%) (Hayati, 2009).

Page 50: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN OBESITAS PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25623/1... · that Indonesia currently experienced a dual burden of nutritional

29

F. Kerangka Teori

Diagram 2.1 kerangka teori

Wong (2000), Sulistyoningsih (2011), Misnadiarly (2007), Satoto (1996), Damayanti (2008)

Masalah gizi anak

6-12 tahun:

Obesitas

Faktor-faktor yang

mempengaruhi obesitas :

Genetik

Jenis kelamin

Penidikan Orang tua

Keadaan sosial ekonomi

Aktivitas fisik

Kebiasaan makan

Kebiasaan minum

Dampak jangka pendek: Gangguan

psikososial

1. Rendah diri

2. Depresi

3. Menarik diri

Dampak jangka panjang:

1. Sindrom resistensi insulin

2. Hipertensi

3. Kolesterol dan trigliseri tinggi

4. Penyakit jantung koroner

5. Gangguan saluran pencernaan

6. Penyakit kanker

7. Gangguan pernafasan

8. Pubertas dan menarci dini

9. Gangguan penyakit kulit

10. Gangguan tulang dan persendian

Page 51: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN OBESITAS PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25623/1... · that Indonesia currently experienced a dual burden of nutritional

30

BAB III

KERANGKA KONSEP, HIPOTESIS PENELITIAN, DAN

DEFINISI OPERASIONAL

A. Kerangka Konsep Penelitian

Berdasarkan kerangka teori yang telah dipaparkan pada bab

sebelumnya, bahwa terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi obesitas

pada anak usia 6-12 tahun, diantaranya adalah genetik, jenis kelamin,

pendidikan orang tua, keadaan sosial ekonomi, aktivitas fisik, kebiasaan

makan. Berdasarkan hal tersebut, maka variabel yang ingin diteliti adalah

faktor-faktor yang berhubungan dengan obesitas sebagai variabel

independen dan obesitas pada anak usia 6-12 tahun sebagai variabel

dependen. Adapun kerangka konsep dalam penelitian ini dapat

digambarkan sebagai berikut:

Gambar 3.1 Kerangka konsep penelitian

- Jenis kelamin

- Pendidikan bapak

- Pendidikan ibu

- Kebiasaan makan utama

- Kebiasaan makan fast

food

- Kebiasaan minum

softdrink

Obesitas pada anak usia 6-12

tahun

Page 52: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN OBESITAS PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25623/1... · that Indonesia currently experienced a dual burden of nutritional

31

Berdasarkan kerangka konsep tersebut peneliti ingin mengetahui

faktor-faktor yang berhubungan dengan obesitas pada anak usia 6-12

tahun. Akan tetapi tidak semua faktor diteliti dengan alasan tingkat

kesulitan dalam pengambilan dan pengukuran data.

B. Hipotesis Penelitian

1. Ada hubungan jenis kelamin dengan obesitas pada anak usia 6-12

tahun di Madrasah Ibtidaiyah Negeri Pondok Pinang Jakarta

2. Ada hubungan faktor pendidikan bapak dengan obesitas pada anak

usia 6-12 tahun di Madrasah Ibtidaiyah Negeri Pondok Pinang Jakarta.

3. Ada hubungan faktor pendidikan ibu dengan obesitas pada anak usia 6-

12 tahun di Madrasah Ibtidaiyah Negeri Pondok Pinang Jakarta.

4. Ada hubungan faktor kebiasaan makan utama dengan obesitas pada

anak usia 6-12 tahun di Madrasah Ibtidaiyah Negeri Pondok Pinang

Jakarta

5. Ada hubungan faktor kebiasaan makan fast food dengan obesitas pada

anak usia 6-12 tahun di Madrasah Ibtidaiyah Negeri Pondok Pinang

Jakarta

6. Ada hubungan faktor kebiasaan minum soft drink dengan obesitas

pada anak usia 6-12 tahun di Madrasah Ibtidaiyah Negeri Pondok

Pinang Jakarta

Page 53: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN OBESITAS PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25623/1... · that Indonesia currently experienced a dual burden of nutritional

32

C. Definisi Operasional Variabel Penelitian dan Skala

Variabel Definisi operasional Cara Ukur Alat Ukur Hasil ukur Skala Ukur

Obesitas

Jenis kelamin

Keadaan patologis dengan

terdapatnya penimbunan lemak

yang berlebihan daripada yang

diperlukan tubuh (Mayer,

1973), dinilai berdasarkan

indeks BB/TB dan

diinterpretasi menggunakan

ambang batas standar deviasi

(Z-skor).

Istilah yang mengacu pada

status biologis seseorang,

teerdiri dari tampilan fisik yang

Menimbang berat

badan dan

menggukur tinggi

badan

Angket

Timbangan injak

dan Meteran

Kuesioner

1. <-3 SD : Sangat

Kurus

2. -3 s/d <-2 SD :

Kurus

3. -2 s/d + 2 SD :

Normal

4. > + 2 SD : Gemuk

(Depkes RI, 2004)

1. Laki-laki

2. Perempuan

Skala Ordinal

Skala Nominal

Page 54: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN OBESITAS PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25623/1... · that Indonesia currently experienced a dual burden of nutritional

33

Pendidikan

bapak

Pendidikan ibu

Kebiasaan

makan utama

membedakan antara pria dan

wanita.

Jenjang pendidikan formal

yang pernah ditempuh orang

bapak responden.

Jenjang pendidikan formal

yang pernah ditempuh orang

bapak responden.

Ekspresi setiap individu dalam

memilih makanan yang akan

membentuk pola perilaku

makan, keluarga indonesia

umumnya makan 3 kali dalam

sehari.

Angket

Angket

Angket

Kuesioner

Kuesioner

Kuesioner

1. Dasar

2. Menengah

3. Tinggi

1. Dasar

2. Menengah

3. Tinggi

1. < 3 kali per hari

2. ≥ 3 kali per hari

(Hayati,2009)

Skala Ordinal

Skala Ordinal

Skala Ordinal

Page 55: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN OBESITAS PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25623/1... · that Indonesia currently experienced a dual burden of nutritional

34

Kebiasaan

makan fast food

Kebiasaan

minum soft

drink

Makanan siap saji merupakan

makanan yang mengandung

lemak, protein, dan garam

tinggi tetapi rendah serat dan

memiliki kandungan gizi yang

tidak seimbang

Tindakan atau perbuatan

mengenai sering tidaknya

mengkonsumsi minuman

bersoda dihitung per minggu

(Malik, 2006).

Angket

Angket

Kuesioner

Kuesioner

1. < 3 kali per

minggu

2. ≥ 3 kali per

minggu (Hayati,

2009).

1. < 2 botol per

minggu

2. ≥ 2 botol per

minggu

(Arofah, 2007)

Skala Ordinal

Skala Ordinal

Page 56: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN OBESITAS PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25623/1... · that Indonesia currently experienced a dual burden of nutritional

35

BAB IV

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis dan Desain Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yaitu penelitian yang

menekankan analisisnya berdasarkan data-data numerial (angka) yang

diolah dengan metode statistika (Nursalam, 2008). Desain penelitian yang

digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian analitik dengan

pendekatan case control yaitu jenis penelitian analitik yang menyangkut

bagaimana variabel bebas atau resiko dipelajari dengan menggunakan

pendekatan retrospektif (Setyadi, 2007). Alasan digunakan desain ini

adalah karena penelitian ini dilakukan untuk mencari faktor-faktor yang

berhubungan dengan obesitas (variabel independen) dengan obesitas pada

anak usia sekolah (variabel dependen).

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

1. Tempat

Penelitian dilaksanakan pada Madrasah Ibtidaiyah Negeri Pondok

Pinang Jakarta.

2. Waktu

Penelitian mulai dilaksanakan pada bulan Oktober 2012 mulai

pengambilan data sampai penyusunan hasil.

Page 57: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN OBESITAS PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25623/1... · that Indonesia currently experienced a dual burden of nutritional

36

35

C. Populasi dan Sampel Penelitian

1. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau

subjek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang

ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik

kesimpulannya (Sugiyono, 2009). Populasi dalam penelitian ini adalah

anak usia sekolah yang berumur 6-12 tahun Madrasah Ibtidaiyah Negeri

Pondok Pinang Jakarta.

2. Sampel

Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki

oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2009). Sampel pada penelitian ini terdiri

dari kasus dan kontrol anak usia sekolah yang berumur 6-12 tahun di

Madrasah Ibtidaiyah Negeri Pondok Pinang Jakarta yang mengalami

obesitas dan gizi normal.

Adapun kriteria populasi yang diambil oleh peneliti pada saat akan

melakukan penelitian sebagai berikut:

b. Kriteria inklusi

merupakan kriteria dimana subyek penelitian mewakili sampel

penelitian yang memenuhi syarat sebagai sampel (Nursalam,

2008) Kriteria Inklusi sampel dalam penelitian ini adalah:

1) Kasus: Anak usia 6-12 tahun di Madrasah Ibtidaiyah Negeri

Pondok Pinang Jakarta yang mengalami obesitas baik laki-

laki maupun perempuan. Kasus diukur status gizinya dengan

Page 58: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN OBESITAS PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25623/1... · that Indonesia currently experienced a dual burden of nutritional

37

35

menggunakan metode antropometri dengan indeks berat

badan menurut tinggi badan.

2) Kontrol: Anak usia 6-12 tahun di Madrasah Ibtidaiyah Negeri

Pondok Pinang Jakarta yang mengalami gizi normal baik

laki-laki maupun perempuan. Kontrol diukur status gizinya

dengan menggunakan metode antropometri dengan indeks

berat badan menurut tinggi badan.

3) Bersedia menjadi responden

c. Kriteria eksklusi

Merupakan kriteria dimana subjek penelitian tidak dapat mewakili

sampel karena tidak memenuhi syarat sebagai sampel penelitian

(Hidayat, 2007). Kriteria eksklusi dalam penelitian ini adalah:

1. Anak yang mempunyai status gizi kurus dan sangat kurus.

2. Bukan anak usia 6-12 tahun

3. Besar sampel.

Besar sampel adalah banyaknya anggota yang dijadikan sampel

(Nursalam, 2008). Rumus besar sampel:

√ ( ) √ ( ) ( )

( )

Page 59: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN OBESITAS PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25623/1... · that Indonesia currently experienced a dual burden of nutritional

38

35

Keterangan:

n = Jumlah sampel yang dibutuhkan

(

) = Nilai distribusi normal baku pada tertentu (1,96 =

derajat kemaknaan 95% CI dengan sebesar 5%)

= Nilai distribusi normal baku pada tertentu (1,28 =

kekuatan uji sebesar 90%)

= Perkiraan proporsi (25 % atau 0,25= penelitian Padmiari

2007).

P2 = Perkiraan proporsi (75 % atau 0,75).

P = P1 + P2 = 0,25+ 0,75 = 0,5

2 2

Maka,

√ ( ) √ ( ) ( )

( )

√ ( ) √ ( ) ( )

( )

√ √

( )

( )

Sampel ditambah 10% dari jumlah sampel yang ada sebagai cadangan

untuk mencegah adanya missing data, maka menjadi:

Page 60: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN OBESITAS PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25623/1... · that Indonesia currently experienced a dual burden of nutritional

39

35

n = 10% x 19= 1,9 = 2 orang

n total = 19+2 = 21 orang

Berdasarkan penghitungan besar sampel diatas maka besar sampel

minimal yang dibutuhkan adalah 21 kasus anak yang mengalami obesitas

dan 21 kontrol anak yang mengalami gizi normal.

4. Teknik pengambilan sampel

Teknik pengambilan sampel yang akan digunakan adalah simple

random sampling (pengambilan sampel secara acak sederhana) yaitu

setiap anggota atau unit dari populasi mempunyai kesempatan yang sama

untuk diseleksi sebagai sampel(Notoadmojo,2002).

D. Instrumen Penelitian

Penelitian ini menggunakan kuesioner sebagai instrumen dalam

pengambilan data. Kuesioner terbagi menjadi tiga bagian yakni koesioner

identitas responden dan identitas orang tua.

a. Kuesioner Identitas Responden

Kuesioner ini untuk mengetahui identitas responden yang terdiri

dari 4 pertanyaan yakni : nama responden (disamarkan), jenis

kelamin, berat badan, tinggi badan.

b. Kuesioner Identitas Orang Tua

Kuesioner ini untuk mengetahui identitas orang tua responden

mengenai pendidikan terakhir kedua orang tua

Page 61: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN OBESITAS PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25623/1... · that Indonesia currently experienced a dual burden of nutritional

40

35

c. Kuesioner kebiasaan makan

Kuesioner ini untuk mengetahui kebiasaan makan utama, makan

fast food, dan minum soft drink pada anak

E. Teknik Pengumpulan Data

1. Metode pengumpulan data.

Pada penelitian ini pengumpulan data dilakukan dengan dua cara,

yaitu data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh melalui

pengisian kuesioner mengenai masalah faktor-faktor yang berhubungan

dengan obesitas pada anak usia 6-12 tahun. Data sekunder didapatkan dari

literatur-literatur yang relevan serta sumber lain yang menunjang.

2. Langkah-langkah pengumpulan data

Setelah mendapat izin rekomendasi dari Ketua Program Studi Ilmu

Keperawatan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Jakarta dan

izin dari Madrasah Ibtidaiyah Negeri Pondok Pinang Jakarta, peneliti akan

melakukan survei responden yang akan dijadikan sampel dalam penelitian,

yaitu dengan cara mengukur tinggi badan dan berat badan masing-masing

anak. Setelah mendapat data tersebut kemudian peneliti menentukan status

gizi masing-masing anak dan menentukan anak yang akan dijadikan

responden. Kemudian peneliti akan melakukan pendekatan pada keluarga

responden dengan menjelaskan tentang tujuan dan manfaat penelitian yang

akan dilakukan. Data responden tersebut diperoleh melalui tahapan

identifikasi per kelas yang dapat dilihat oleh tabel sebagai berikut:

Page 62: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN OBESITAS PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25623/1... · that Indonesia currently experienced a dual burden of nutritional

41

35

Tabel 4.1 Data jumlah siswa/i dan responden di Madrasah Ibtidaiyah Negeri

Pondok Pinang Jakarta

Kelas Jumlah Siswa Obesitas Sampel

Case Control

I A

I B

I C

30

30

30

5

6

1

5

5

II A

II B

II C

30

30

30

1

4

1

4

4

III A

III B

III C

30

29

30

3

2

3

3

3

IV A

IV B

IV C

30

27

26

0

1

7

3

3

V A

V B

30

29

3

3

3 3

VI A

VI B

VI C

26

25

24

4

3

1

3

3

Jumlah 486 48 21 21

F. Uji Validitas dan Reliabilitas

1. Uji Validitas

Validitas adalah suatu indeks yang menunjukkan alat ukur itu benar-

benar mengukur apa yang diukur (Notoatmodjo, 2002). Sebuah instrument

dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan atau dapat

mengungkapkan data dari variabel yang diteliti secara tepat.

2. Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu

alat pengukur dapat dipercaya atau diandalkan. Hal ini menunjukkan

sejauh mana hasil pengukuran itu tetep konsisten bila dilakukan

Page 63: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN OBESITAS PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25623/1... · that Indonesia currently experienced a dual burden of nutritional

42

35

pengukuran dua kali atau lebih dengan alat ukur yang sama (Notoatmodjo,

2002).

Validitas dan reabilitas alat pengumpul data (timbangan berat badan

dan alat ukur tinggi badan) telah disesuaikan dengan kalibrasi dan

disesuaikan dengan alat ukur yang standart.

G. Pengolahan Data

Dalam proses pengolahan data, ada beberapa kegiatan yang dilakukan

peneliti, yaitu:

1. Editing

Editing adalah upaya untuk memeriksa kembali kebenaran data yang

diperoleh atau dikumpulkan. Editing dapat dilakukan pada tahap

pengumpulan data atau setelah data terkumpul.

2. Coding

Coding merupakan pemberian kode numerik (angka) terhadap data

yang terdiri atas beberapa kategori. Pemberian kode ini sangat penting

bila pengolahan dan analisis data menggunakan komputer. Biasanya

pemberian kode dibuat juga daftar kode dan artinya dalam satu buku

(code book) untuk memudahkan kembali melihat lokasi dan arti suatu

kode dari suatu variabel.

3. Entri Data

Data entri adalah kegiatan memasukan data yang telah dikumpulkan

kedalam master table atau database computer, kemudian membuat

distribusi frekuensi sederhana atau bisa juga dengan membuat tabel

kontingensi.

Page 64: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN OBESITAS PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25623/1... · that Indonesia currently experienced a dual burden of nutritional

43

35

4. Cleaning Data

Cleaning Data merupakan kegiatan memeriksa kembali data yang

sudah dientri, apakah ada kesalahan atau tidak.Kesalahan munkin

terjadi pada saat meng-entry data ke komputer.

5. Melakukan teknik analisis

Dalam melakukan analisis, khususnya terhadap data penelitian

akan menggunakan ilmu statistik terapan yang disesuaikan dengan

tujuan yang hendak dianalisis, apabila penelitiannya deskriptif, maka

akan menggunakan statistika deskriptif, sedangkan analisis analitik

akan menggunakan statistika inferensial (Aziz Alimul Hidayat, 2007).

H. Analisa Data

1. Analisa Univariat

Analisa data yang digunakan adalah Analisis Univariat bertujuan untuk

menggambarkan sampel penelitian dari semua variabel penelitian dengan

cara menyusun secara tersendiri untuk masing-masing variabel. Adapun

variabel independent yang akan dianalisis, yaitu jenis kelamin, pendidikan

bapak, pendidikan ibu, kesiasaan makan utama, kebiasaan makan fast

food, kebiasaan minum soft drink sedangkan variabel dependent yaitu

obesitas.

2. Analisa Bivariat

Analisis bivariat adalah analisis yang digunakan untuk melihat

hubungan antar variabel, yaitu antara variabel independen dan dependen.

Pada penelitian ini analisis bivariat menggunakan analisis Chi-square

dengan derajat kepercayaan 95% dengan 5%. Tujuan uji statistik ini

Page 65: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN OBESITAS PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25623/1... · that Indonesia currently experienced a dual burden of nutritional

44

35

adalah untuk mengetahui apakah faktor jenis kelamin, pendidikan bapak,

pendidikan ibu, kebiasaan makan utama, kebiasaan makan fast food,

kebiasaan minum soft drink dapat berhubungan dengan obesitas pada anak

usia 6-12 tahun.

a. Bila p value ≤ (5%), maka Ho ditolak. Hal ini berarti data sampel

mendukung adanya hubungan yang bermakna.

b. Bila p value > (5%), maka Ho gagal ditolak (diterima). Hal ini berarti

data sampel tidak mendukung adanya hubungan yang bermakna.

I. Etika Penelitian

Masalah etika penelitian keperawatan merupakan masalah yang sangat

penting dalam penelitian, mengingat penelitian keperawatan berhubungan

langsung dengan manusia, maka segi etika penelitian harus diperhatikan

(Hidayat, 2007). Masalah etika yang harus diperhatikan antara lain adalah

sebagai berikut:

1. Informed Consent

Informed Consent merupakan bentuk persetujuan antara peneliti

dengan responden penelitian yang memberikan lembar persetujuan.

Informed Consent tersebut diberikan sebelum penelitian dilakukan

dengan memberikan lembar persetujuan untuk menjadi

responden.Tujuan dari Informed Consent adalah agar subyek mengerti

maksud, tujuan penelitian, dan mengetahui dampaknya.Jika supbyek

bersedia, maka mereka harus menanadatangani lembar

Page 66: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN OBESITAS PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25623/1... · that Indonesia currently experienced a dual burden of nutritional

45

35

persetujuan.Jika responden tidak bersedia, maka peneliti harus

menghormatinya.

2. Anonimity (tanpa nama)

Masalah etika keperawatan merupakan masalah yang memberikan

jaminan dalam penggunaan subjek penelitian dengan cara tidak

memberikan atau mencantumkan nama responden pada lembar

pengumpulan data atau hasil penelitian yang akan disajikan.

3. Kerahasiaan (Confidentiality)

Masalah ini merupakan masalah etika dengan memberikan jaminan

kerahasiaan hasil penelitian, baik informasi maupun masalah-masalah

lainnya.Semua informasi yang telah dikumpulkan dijamin

kerahasiaanya oleh peneliti.

Etika penelitian bertujuan untuk menjamin kerahasiaan identtitas

responden, melindungi dan menghormati hak responden dengan

mengajukan surat pernyataan persetujuan (Informed Consent).

Sebelum menendatangani surat persetujuan, peneliti menjelaskan

judul penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan

menjelaskan kepada responden bahwa penelitian tidak akan

membahayakan bagi responden. Peneliti akan menjamin kerahasiaan

identitas responden, dimana data-data yang diperoleh hanya akan

digunakan untuk kepentingan penelitian dan apabila telah selesai

maka data tersebut akan dimusnahkan.

Page 67: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN OBESITAS PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25623/1... · that Indonesia currently experienced a dual burden of nutritional

46

BAB V

HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Madrasah Ibtidaiyah Negeri Pondok Pinang merupakan sekolah setaraf

tingkat dasar (SD) yang berbasis keislaman. Terletak di jalan Pupan No. 3A

Pondok Pinang Kebayoran Lama Jakarta Selatan. Madrasah ini mempunyai

visi dan misi sebagai berikut:

1. Visinya adalah unggul, inovatif, terampil, dan berwawasan IPTEK

berdasarkan IMTAQ.

2. Misinya adalah melaksanakan pengembangan kurikulum,

melaksanakan peningkatan sumber daya manusia yang

professional, meningkatkan proses pembelajaran yang inovatif,

terwujudnya rencana induk pengembangan sarana prasarana

pendidikan, terwujudnya peningkatan kualitas lulusan dalam

bidang akademik maupun non akademik, terwujudnya pelaksanaan

pengembangan penilaian, unggul dalam prestasi akademik dan non

akademik dalam imtaq.

Kepala Sekolah Madrasah Ibtidaiyah Negeri ini adalah Drs. H. Imam

Santoso dan terdiri dari 28 guru PNS, 4 guru honor dan petugas tata usaha

sebanyak 3 orang. Madrasah Ibtidaiyah dari kelas satu samapi dengan kelas 6

memiliki 17 kelas yang terdiri dari 486 siswa/i.

Page 68: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN OBESITAS PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25623/1... · that Indonesia currently experienced a dual burden of nutritional

47

Sekolah ini memiliki program usaha kesehatan sekolah (UKS) , yang

setiap satu semester diadakan penimbangan berat badan dan pengukuran

tinggi badan.

B. Analisis Univariat

Analisa univariat adalah cara analisis dengan mendeskripsikan atau

menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa

membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi. Pada

umumnya analisis ini hanya menghasilkan distribusi dan persentase tiap

variabel.

1. Jenis Kelamin

Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Jenis

Kelamin

Jenis Kelamin Frekuensi

N

Persentase

(%)

Laki-Laki 16 38,1

Perempuan 26 61,9

Total 42 100

Tabel 5.1 menunjukan distribusi frekuensi responden berdasarkan

jenis kelamin. Dari Responden sebanyak 42 anak usia 6-12 tahun,

responden laki – laki sebanyak 16 orang (38,1%), dan responden

perempuan sebanyak 26 orang (61,9%).

Page 69: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN OBESITAS PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25623/1... · that Indonesia currently experienced a dual burden of nutritional

48

2. Pendidikan Bapak

Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pendidikan

Bapak

Jenjang Pendidikan Frekuensi

N

Persentae

(%)

Dasar 5 11,9

Menengah 10 23,8

Tinggi 27 64,3

Total 42 100

Tabel 5.2 menunjukkan distribusi frekuensi responden berdasarkan

pendidikan bapak. Pada penelitian ini, tingkat pendidikan dibedakan

menjadi 3 kategori, dan dari 42 responden, yang memiliki pendidikan

dasar sebanyak 5 orang (11,9%), pendidikan menengah sebanyak 10 orang

(23,8%), pendidikan tinggi sebanyak 27 orang (64,3%).

3. Pendidikan Ibu

Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pendidikan

Ibu

Jenjang Pendidikan Frekuensi

N

Persentase

(%)

Dasar 7 16,7

Menengah 22 52,4

Tinggi 13 31

Total 42 100

Tabel 5.3 menunjukan distribusi frekuensi responden berdasarkan

pendidikan ibu. Pada penelitian ini, tingkat pendidikan dibedakan menjadi

3 kategori, dan dari 42 responden, yang memiliki pendidikan dasar

sebanyak 7 orang (16,7%), pendidikan menengah sebanyak 22 orang

(52,4%) dan yang tingkat pendidikan tinggi sebanyak 13 orang (31%).

Page 70: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN OBESITAS PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25623/1... · that Indonesia currently experienced a dual burden of nutritional

49

4. Kebiasaan Makan Utama

Tabel 5.4 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Kebiasaan

Makan Utama

Kebiasaan Makan

Utama

Frekuensi

N

Persentase

(%)

< 3 kali per hari 12 28,6

≥ 3 kali per hari 30 71,4

Total 42 100

Tabel 5.4 menunjukan distribusi frekuensi responden berdasarkan

kebiasaan makan utama. Pada penelitian ini, kebiasaan makan utama

dibedakan menjadi 2 kategori, dan dari 42 responden, yang memiliki

kebiasaan makan utama < 3 kali per hari sebanyak 12 orang (28,6%) dan

yang memiliki kebiasaan makan utama ≥ 3 kali per hari sebanyak 30 orang

(71,4%).

5. Kebiasaan Makan Fast Food

Tabel 5.5 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Kebiasaan

Makan Fast Food

Kebiasaan Makan Fast

Food

Frekuensi

N

Persentase

(%)

< 3 kali per minggu 22 52,4

≥ 3 kali per minggu 20 47,6

Total 42 100

Tabel 5.5 menunjukan distribusi frekuensi responden berdasarkan

kebiasaan fast food. Pada penelitian ini, kebiasaan makan fast food

dibedakan menjadi 2 kategori, dan dari 42 responden, yang memiliki

kebiasaan makan utama < 3 kali per minggu sebanyak 22 orang (52,4%)

Page 71: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN OBESITAS PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25623/1... · that Indonesia currently experienced a dual burden of nutritional

50

dan yang memiliki kebiasaan makan utama ≥ 3 kali per minggu sebanyak

20 orang (47,6%).

6. Kebiasaan Minum Soft Drink

Tabel 5.6 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Kebiasaan

Minum Soft Drink

Kebiasaan Minum Soft

Drink

Frekuensi

N

Persentase

(%)

< 2 botol per minggu 22 52,4

≥ 2 botol per minggu 20 47,6

Total 42 100

Tabel 5.6 menunjukan distribusi frekuensi responden berdasarkan

kebiasaan kebiasaan minum soft drink. Pada penelitian ini, kebiasaan

minum soft drink dibedakan menjadi 2 kategori, dan dari 42 responden,

yang memiliki kebiasaan minum soft drink < 2 botol per minggu sebanyak

22 orang (52,4%) dan yang memiliki kebiasaan minum soft drink ≥ 2 botol

per minggu sebanyak 20 orang (47,6%).

Page 72: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN OBESITAS PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25623/1... · that Indonesia currently experienced a dual burden of nutritional

51

C. Analisis Bivariat

Berdasarkan kerangka konsep, analisa bivariat telah menguji hubungan

satu per satu antara variabel bebas dan variabel terkait. Variabel bebas adalah

faktor-faktor yang mempengaruhi obesitas. Sedangkan terkaitnya adalah

obesitas pada anak usia 6-12 tahun.

1. Hubungan Antara Jenis Kelamin dengan Obesitas pada Anak Usia 6-

12 Tahun

Tabel 5.7 Hubungan Antara Jenis Kelamin dengan Obesitas pada

Anak Usia 6-12 Tahun

Berdasarkan tabel 5.7 di atas diketahui bahwa dari 16 anak yang

berjenis kelamin laki-laki terdapat 8 anak (50%) yang obesitas dan 8 anak

(50%) yang tidak obesitas (mempunyai status gizi normal) sedangkan dari

26 anak yang berjenis kelamin perempuan terdapat 13 anak (50%) yang

obesitas dan 13 anak (50%) yang tidak obesitas (mempunyai status gizi

normal).

Hasil uji statistik ini memperoleh nilai p value sebesar 1,00 yang

berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara jenis kelamin dengan

obesitas pada anak usia 6-12 tahun. Nilai OR pada analisis ini diketahui

Jenis

Kelamin

Obesitas Total OR

(95%

CI)

Pvalue

Obesitas Tidak Obesitas

N % N % N %

Laki-laki

Perempuan

8

13

50

50

8

13

50

50

16

26

100

100

0,29-

3.48

1,00

Total 21 50 21 50 42 100

Page 73: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN OBESITAS PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25623/1... · that Indonesia currently experienced a dual burden of nutritional

52

sebesar 1,00 (0,29-3,48) berarti bahwa anak yang berjenis kelamin laki-

laki memiliki resiko 1 kali lebih besar untuk mengalami obesitas dari pada

anak perempuan.

2. Hubungan Antara Pendidikan Bapak dengan Obesitas pada Anak

Usia 6-12 Tahun

5.8 Hubungan Antara Pendidikan Bapak dengan Obesitas pada

Anak Usia 6-12 Tahun

Pendidikan

Bapak

P value OR CI Model

Cox & Snell

R Square

Nagelkerke

R Squqre

Dasar 0,889

0,006

0,008 Menengah 0,628 1,615 0,232-11,263

Tinggi 0,920 1,077 0,252-4,597

Hasil uji statistik dengan uji regresi logistik sederhana pada CI

95% dan α 5% didapatkan nilai p value (0,889, 0,628 dan 0,920) yang

berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara pendidikan bapak (baik

pendidikan dasar, menengah, dan tinggi) dengan obesitas pada anak usia

6-12 tahun.

Bapak yang mempunyai pendidikan dasar memiliki kecenderungan

untuk memiliki resiko anak obesitas sebesar 1,61 kali lebih besar

dibandingkan dengan bapak yang memiliki pendidikan menengah,

sedangkan bapak yang mempunyai pendidikan dasar mempunyai

kecenderungan untuk memiliki resiko anak obesitas sebesar 1,08 kali lebih

besar dibandingkan dengan bapak yang mempunyai pendidikan tinggi.

Page 74: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN OBESITAS PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25623/1... · that Indonesia currently experienced a dual burden of nutritional

53

Variabel pendidikan bapak hanya bisa menjelaskan sebesar 0,6% -

0,8% pada kejadian obesitas pada anak usia 6-12 tahun.

3. Hubungan Antara Pendidikan Ibu dengan Obesitas pada Anak Usia

6-12 Tahun

5.9 Hubungan Antara Pendidikan Ibu dengan Obesitas pada

Anak Usia 6-12 Tahun

Pendidikan

Ibu

P value OR CI Model

Cox & Snell

R Square

Nagelkerke

R Squqre

Dasar 0,483

0,037

0,049 Menengah 0,287 2,917 0,407-20,899

Tinggi 0,968 0,972 0,246-3,849

Hasil uji statistik dengan uji regresi logistik sederhana pada CI

95% dan α 5% didapatkan nilai p value (0,483, 0,287 dan 0,968) yang

berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara pendidikan ibu (baik

pendidikan dasar, menengah, dan tinggi) dengan obesitas pada anak usia

6-12 tahun.

Ibu yang mempunyai pendidikan dasar memiliki kecenderungan

untuk memiliki resiko anak obesitas sebesar 2,92 kali lebih besar

dibandingkan dengan ibu yang memiliki pendidikan menengah, sedangkan

ibu yang mempunyai pendidikan dasar mempunyai kecenderungan untuk

memiliki resiko anak obesitas sebesar 0,97 kali lebih besar dibandingkan

dengan ibu yang mempunyai pendidikan tinggi.

Page 75: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN OBESITAS PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25623/1... · that Indonesia currently experienced a dual burden of nutritional

54

Variabel pendidikan ibu hanya bisa menjelaskan sebesar 3,7% -

4,9% pada kejadian obesitas pada anak usia 6-12 tahun.

4. Hubungan Antara Kebiasaan Makan Utama dengan Obesitas pada

Anak Usia 6-12 Tahun

5.10 Hubungan Antara Kebiasaan Makan Utama dengan Obesitas

pada Anak Usia 6-12 Tahun

Berdasarkan tabel 5.10 di atas diketahui bahwa dari 12 anak yang

memiliki kebiasaan makan utama < 3x/ hari hanya terdapat 5 anak (41,7)

yang obesitas dan terdapat 7 anak (53,8%) tidak obesitas (mempunyai

status gizi normal) sedangkan dari 30 anak yang memiliki kebiasaan

makan utama ≥ 3x/ hari terdapat 16 anak (53,3) yang obesitas dan terdapat

14 anak (46,7%) tidak obesitas (mempunyai status gizi normal)

Hasil uji statistik ini memperoleh nilai p value sebesar 0,733 yang

berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara kebiasaan makan utama

dengan obesitas pada anak usia 6-12 tahun. Nilai OR pada analisis ini

diketahui sebesar 0,625 (0,161-2,419) berarti bahwa anak yang memiliki

kebiasaan makan utama ≥ 3x/ hari memiliki resiko sebesar 0,625 kali

lebih besar anak untuk mengalami obesitas dari pada anak yang memiliki

kebiasaan makan < 3x/ hari.

Kebiasaan

Makan

Utama

Obesitas Total P

value

OR (95% CI)

Obesitas Tidak

Obesitas

N % N % N %

< 3x/ hari

≥ 3x / hari

5

16

41,7

53,3

7

14

53,8

46,7

12

30

100

100

0,733 0,625

(0,161-2,419)

Total 21 50 21 50 21 100

Page 76: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN OBESITAS PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25623/1... · that Indonesia currently experienced a dual burden of nutritional

55

5. Hubungan Antara Kebiasaan Makan Fast Food dengan Obesitas

pada Anak Usia 6-12 Tahun

5.11 Hubungan Antara Kebiasaan Makan Fast Food dengan

Obesitas pada Anak Usia 6-12 Tahun

Berdasarkan tabel 5.11 di atas diketahui bahwa dari 22 anak yang

memiliki kebiasaan makan fast food < 3x/ minggu hanya terdapat 6 anak

(27,3) yang obesitas dan terdapat 16 anak (72,7%) tidak obesitas

(mempunyai status gizi normal) sedangkan dari 20 anak yang memiliki

kebiasaan makan fast food ≥ 3x/ minggu terdapat 15 anak (75%) yang

obesitas dan terdapat 5 anak (25%) tidak obesitas (mempunyai status gizi

normal)

Hasil uji statistik ini memperoleh nilai p value sebesar 0,005 yang

berarti ada hubungan yang bermakna antara kebiasaan makan fast food

dengan obesitas pada anak usia 6-12 tahun. Nilai OR pada analisis ini

diketahui sebesar 0,125 (0,031-0,497) berarti bahwa anak yang memiliki

kebiasaan makan fast food ≥ 3x/ minggu memiliki resiko sebesar 0,125

kali lebih besar anak tersebut mengalami obesitas dari pada anak yang

memiliki kebiasaan fast food < 3x/ minggu.

Kebiasaan

Makan Fast

Food

Obesitas Total P value OR (95%

CI)

Obesitas Tidak Obesitas

N % N % N %

< 3x/ minggu

≥ 3x / minggu

6

15

27,3

75

16

5

72,7

25

22

20

100

100

0,005 0,125

(0,31-0,469) Total 21 50 21 50 42 100

Page 77: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN OBESITAS PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25623/1... · that Indonesia currently experienced a dual burden of nutritional

56

6. Hubungan Antara Kebiasaan Minum Soft Drink dengan Obesitas

pada Usia 6-12 tahun

5.12 Hubungan Antara Kebiasaan Minum Soft Drink dengan

Obesitas pada Usia 6-12 tahun

Berdasarkan tabel 5.12 di atas diketahui bahwa dari 22 anak yang

memiliki kebiasaan minum soft drink < 2 botol/ minggu hanya terdapat 7

anak (31,8) yang obesitas dan terdapat 15 anak (62,8%) tidak obesitas

(mempunyai status gizi normal) sedangkan dari 20 anak yang memiliki

kebiasaan minum soft drink ≥ 2 botol/ minggu terdapat 14 anak (70%)

yang obesitas dan terdapat 6 anak (30%) tidak obesitas (mempunyai

status gizi normal)

Hasil uji statistik ini memperoleh nilai p value sebesar 0,031 yang

berarti ada hubungan yang bermakna antara kebiasaan minum soft drink

dengan obesitas pada anak usia 6-12 tahun. Nilai OR pada analisis ini

diketahui sebesar 0,20 (0,054-0,742) berarti bahwa anak yang memiliki

kebiasaan minum soft drink ≥ 2 botol/ minggu memiliki resiko sebesar

0,20 kali lebih besar anak tersebut mengalami obesitas dari pada anak

yang memiliki kebiasaan minum soft drink < 2 botol/ minggu.

Kebiasaan

Minum Soft

Drink

Obesitas Total P value OR (95% CI)

Obesitas Tidak

Obesitas

N % N % N %

< 2 botol/ minggu

≥2 botol/ minggu

7

14

31,8

70

15

6

62,8

30

22

20

100

100

0,031 0,20

(0,054-0,742)

Total 21 50 21 50 42 100

Page 78: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN OBESITAS PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25623/1... · that Indonesia currently experienced a dual burden of nutritional

57

BAB VI

PEMBAHASAN

Bab VI ini akan membahas atau menjelaskan hasil penelitian tentang faktor-

faktor yang berhubungan dengan obesitas pada anak usia 6-12 tahun di Madrasah

Ibtidaiyah Negeri Pondok Pinang Jakarta. Pembahasan yang akan dijelaskan

meliputi keterbatasan penelitian, hasil analisis univariat dan hasil analisis

bivariat dari variabel independen terhadap variabel dependen penelitian.

A. Hasil Analisis Univariat

1. Jenis Kelamin

Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat 61,9% anak yang

berjenis kelamin perempuan dan 38,1% anak yang berjenis kelamin laki-

laki.Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar anak berjenis kelamin

perempuan.

Hal ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh

Padmiari (2001), yaitu terdapat 54,5% berjenis kelamin laki-laki dan

45,5% anak berjenis kelamin perempuan. Hal ini menunjukkan bahwa

persentase anak perempuan lebih besar dibandingkan dengan anak laki-

laki. Besarnya persentase anak perempuan kemungkinan disebabkan oleh

populasi yang ada di Madrasah Ibtidaiyah Negeri Pondok Pinang Jakarta

proporsi jenis kelamin perempuan jauh lebih besar daripada laki-laki.

Page 79: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN OBESITAS PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25623/1... · that Indonesia currently experienced a dual burden of nutritional

58

2. Pendidikan Bapak

Bapak yang memiliki pendidikan tinggi dapat mempengaruhi

obesitas pada anak usia 6-12 tahun. Hasil penelitian menunjukkan bahwa

sebagian besar anak yang mengalami obesitas di Madrasah Ibtidaiyah

Negeri Pondok Pinang Jakarta berasal dari keluarga yang pendidikan

ayahnya tinggi (Perguruan Tinggi) sebesar 64,3%.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Padmiari (2001),

dalam penelitiannya menemukan bahwa 47,9% ayah berpendidikan tinggi

yang hasilnya disimpulkan bahwa semakin tinggi tingkat pendidikan

ayah maka pendapatan keluarga pun akan semakin meningkat.

3. Pendidikan Ibu

Dari hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sebagian besar anak

memiliki ibu berpendidikan menengah, sehingga kemungkinan anak akan

mengalami masalah gizi bisa terjadi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa

sebagian besar anak yang mengalami obesitas di Madrasah Ibtidaiyah

Negeri Pondok Pinang Jakarta berasal dari keluarga yang pendidikan

ibunya menengah (SLTA) yaitu sebesar 52,4%.

Hasil penenelitian ini tidak sejalan dengan penelitian yang telah

dilakukan oleh Anggraini (2008), dalam penelitiannya menemukan bahwa

61,4% anak yang mengalami obesitas berasal dari ibu yang memiliki

pendidikan tinggi.

Ibu dapat mengalami peningkatan pengetahuan karena informasi

yang diperolehnya baik melalui sumber informasi formal maupun non

Page 80: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN OBESITAS PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25623/1... · that Indonesia currently experienced a dual burden of nutritional

59

formal. Seperti pada pendidikan formal yang didapat ibu, dimana

pendidikan akademis seseorang, ia tidak hanya diajarkan mengenai suatu

ilmu tertentu, namun juga membantu ibu untuk mengembangkan pola

pikir dan kecerdasannya (Mubarak, 2007).

Tingkat pendidikan ibu merupakan salah satu faktor yang

menentukan mudah tidaknya seseorang memahami pengetahuan gizi yang

mereka peroleh, sebab tingkat pendidikan ibu berpengaruh terhadap

kalitas dan kuantitas makanan yang diberikan kepada anaknya.

4. Kebiasaan Makan Utama

Kebiasaan makan adalah ekspresi setiap individu dalam memilih

makanan yang akan membentuk polaperilaku makan. Oleh karenaitu,

ekspresi setiap individu dalam memilih makan akan berbeda satu

dengan yang lain (Khomsan dkk, 2004).

Hasil penelitian didapatkan bahwa dari 42 anak di Madrasah

Ibtidaiyah Negari Pondok Pinang Jakarta sebagian besar memiliki

kebiasaan makan utama ≥ 3x/ hari yaitu sebanyak 30 anak atau sekitar

71,4%. Hal ini sejalan dengan yang diungkapkan oleh Efendi (2009), yang

menyebutkan bahwa keluarga Indonesia pada umumnya makan tiga kali

dalam sehari walaupun pada etnik tertentu ada yang mempunyai pola

makan dua kali dalam sehari. Setiap keluarga mempunyai pola jenis

makanan yang berbeda untuk setiap kali makan, yaitu sarapan pagi, makan

siang, makan, dan makan malam.

Page 81: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN OBESITAS PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25623/1... · that Indonesia currently experienced a dual burden of nutritional

60

Pada penelitian ini besarnya freukuensi makan dalam sehari hanya

didasarkan pada jumlah frekuensi tanpa dilakukan observasi. Penilaian

kebiasaan makan utama juga hanya pada kuantitas tanpa melihat kualitas

makanan.

5. Kebiasaan Makan Fast Food

Globalisasi perdagangan telah mendorong tumbuhnya bisnis asing

secara pesat di Indonesia. Salah satu bentuk usaha dari luar negeri yang

banyak dijumpai adalah banyaknya rumah makan siap saji (fast food).

Berbagai restoran fast food dari luar negeri dengan menu yang berbeda

dari menu tradisional seperti hamburger, hot dog, pizza, teriyaki, tempura,

kentang goreng berusaha memperluas pasarnya di luar negeri (Istijanto,

2005).

Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat 52,4% anak dengan

kebiasaan makan fast food < 3x/ minggu dan 47,6% memilki kebiasaan

makan fast food ≥ 3x/ minggu. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian

besar anak memiliki kebiasaan makan fast food < 3x/ minggu. Namun

perbedaan antara kebiasaan makan fast food < 3x/ minggu dan kebiasaan

makan fast food ≥ 3x/ minggu tidak terlalu besar.

Hal ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Hayati

(2009), yang menunjukkan bahwa persentase obesitas lebih banyak terjadi

pada anak yang sering makan fast food (61,5%) daripada anak yang tidak

sering makan fast food (25,8%)

Page 82: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN OBESITAS PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25623/1... · that Indonesia currently experienced a dual burden of nutritional

61

6. Kebiasaan Minum Soft Drink

Konsumsi soft drink dapat mempengaruhi pemenuhan kebutuhan

kalsium karena mengandung tinggi fosfor (Soekarti dan Kartono, 2004).

Rasio kalsium dan fosfor pada rata-rata soft drink (seperti: coca-cola,

pepesi, tea instant dan ogange drink carbonated) adalah 1:3, sehingga

menyebabkan terhambatnya penyerapan kalsium meskipun dikonsumsi

tidak secara regular (Rrosvenor dan Smolin, 2002). Hal ini sejalan dengan

klasifikasi konsumsi soft drink yang dikemukakan oleh malik(2006), yaitu

sering jika mengkonsumsi soft drink lebih dari atau sama dengan 2 kali

dalam seminggu dan jarang jika mengkonsumi soft drink kurang dari 2

kali dalam seminggu.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat 52,4% anak dengan

kebiasaan minum soft drink < 2 botol dalam seminggu dan 47,6% memilki

kebiasaan minum ≥ 2 botol per minggu. Hal ini menunjukkan bahwa

hampir sebagian besar anak memiliki kebiasaan minum soft drink kurang

dari 2 botol per minggu. Namun perbedaan kebiasaan minum soft drink <

2 botol dalam seminggu dan kebiasaan minum ≥ 2 botol per minggu tidak

terlalu besar.

Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Miradwiyana

(2007), yaitu terdapat 33,6% siswa dengan perilaku konsumsi soft drink

dalam kategori sering dan 66,4% siswa dengan perilaku konsumsi soft

drink kategori jarang.

Page 83: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN OBESITAS PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25623/1... · that Indonesia currently experienced a dual burden of nutritional

62

B. Hasil Analisis Bivariat

1. Hubungan Antara Jenis Kelamin dengan Obesitas pada Anak Usia

6-12 Tahun

Jenis kelamin dapat mempengaruhi obesitas pada seseorang.

Kebutuhan zat gizi antara laki-laki dan perempuan berbeda. Perbedaan ini

disebabkan oleh jaringan penyusun tubuh dan aktivitasnya. Jaringan lemak

pada perempuan cenderung lebih tinggi daripada laki-laki, sedangkan laki-

laki cenderung lebih banyak memiliki jaringan otot, sehingga

menyebabkan lean body mass laki-laki menjadi lebih tinggi daripada

perempuan (Sulistyoningsih 2011).

Penelitian ini tidak sejalan dengan penjelasan diatas, penelitian ini

menunjukkan bahwa jenis kelamin tidak berhubungan dengan obesitas

pada anak usia 6-12 tahun. Responden dengan jenis kelamin perempuan

dan laki-laki memiliki angka kejadian untuk obesitas yang sama besar

yaitu 50%. Dari hasil uji chi square didapatkan hubungan yang tidak

bermakna dengan nilai P value sebesar 1,00.

Hal ini dimungkinkan pada usia ini adalah masa pertumbuhan bagi

anak baik laki-laki maupun perempuan. Menurut Wong (2000), pada anak

usia 6-12 tahun (anak usia sekolah) merupakan masa pertengahan dimulai

dari masuknya anak di lingkungan sekolah yang memiliki dampak

signifikan dalam perkembangan dan mengalami pertumbuhan fisik yang

sangat cepat.

Page 84: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN OBESITAS PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25623/1... · that Indonesia currently experienced a dual burden of nutritional

63

Penelitian ini sejalan dengan penelitian Padmiari (2001), yang

menyatakan bahwa tidak ada hubungan antara jenis kelamin dengan

obesitas pada anak (P value = 1,00).

Nilai OR pada penelitian ini sebesar 1,00 yang berarti bahwa anak

yang memiliki jenis kelamin laki-laki memiliki peluang 1 kali lebih besar

anak tersebut mengalami obesitas daripada anak perempuan.

2. Hubungan Antara Pendidikan Bapak dengan Obesitas pada Anak

Usia 6-12 Tahun

Hasil analisis bivariat antara pendidikan bapak dengan obesitas

menggunakan metode regresi logistik sederhana diperoleh P value =

0,889; 0,628 dan 0,920. Hal ini menunjukkan bahwa tidak ada hubungan

antara pendidikan bapak (baik pendidikan dasar, menengah, dan tinggi)

dengan obesitas pada anak usia 6-12 tahun di Madrasah Ibtidaiyah Negeri

Pondok Pinang Jakarta.

Hal ini tidak sesuai dengan pernyataan Padmiari (2001), yang

mengemukakan bahwa pendidikan bapak diduga berkaitan dengan tingkat

status ekonomi keluarga. Tingkat pendidikan orang tua sangat

berpengaruh terhadap kuantitas dan kualitas makanan yang dikonsumsi

anaknya. Makin tinggi pendidikan maka pendapatan pun akan semakin

tinggi. Pendapatan yang tinggi berarti memiliki kemudahan dalam

membeli dan menkonsumsi makanan enak dan mahal yang mengandung

energi tinggi seperti fast food.

Page 85: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN OBESITAS PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25623/1... · that Indonesia currently experienced a dual burden of nutritional

64

Meskipun dari hasil uji statistik tidak diperoleh adanya hubungan

antara pendidikan bapak dengan obesitas, akan tetapi apabila dilihat dari

hasil OR dapat disimpulkan bahwa bapak yang mempunyai pendidikan

dasar memiliki kecenderungan untuk memiliki anak obesitas sebesar 1,61

kali lebih besar dibandingkan dengan bapak yang memiliki pendidikan

menengah, sedangkan bapak yang mempunyai pendidikan menengah

mempunyai kecenderungan untuk memiliki anak obesitas sebesar 0,93

kali lebih besar dibandingkan dengan bapak yang mempunyai pendidikan

tinggi.

3. Hubungan Antara Pendidikan Ibu dengan Obesitas pada Anak Usia

6-12 Tahun

Ibu sebagai orang yang paling bertanggung jawab terhadap

konsumsi makanan bagi keluarga harus memiliki pengetahuan tentang

gizi, baik yang diperoleh melalui pendidikan formal maupun non formal.

Pendidikan formal ibu akan mempengaruhi tingkat pengetahuan gizi ibu.

Semakin tinggi tingkat pendidikan ibu maka akan semakin tinggi pula

kemampuan ibu untuk menyerap pengetahuan praktis dalam pendidikan

non formal maupun formal terutama melalui mass media (Berg, 1986).

Hasil analisis bivariat antara pendidikan ibu dengan obesitas

menggunakan metode regresi logistik sederhana diperoleh P value =

0,483; 0,287; dan 0,968. Hal ini menunjukkan bahwa tidak ada hubungan

antara pendidkan ibu (baik pendidikan dasar, menegah, dan tinggi)

Page 86: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN OBESITAS PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25623/1... · that Indonesia currently experienced a dual burden of nutritional

65

dengan obesitas pada anak usia 6-12 tahun di Madrasah Ibtidaiyah Negeri

Pondok Pinang Jakarta.

Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Manurung

(2008), menunjukkan bahwa tidak ada hubungan yang bermakna antara

pendidikan ibu dengan obesitas. Ibu yang berpendidikan tinggi memiliki

kekhawatiran yang tinggi terhadap status gizi anaknya, sebaliknya ibu

yang berpendidikan rendah kemungkinan memiliki pengetahuan gizi yang

rendah juga.

Hasil penelitian ini didapatkan pendidikan ibu tidak berhubungan

dengan obesitas pada anak usia 6-12 tahun. Hal ini mungkin disebabkan

ada berbagai faktor yang dapat mempengaruhi proses belajar dalam diri

individu yang mencakup informasi lain dan keterampilan yang telah

diketahui.

Meskipun dari hasil uji statistik tidak diperoleh adanya hubungan

antara pendidikan ibu dengan obesitas, akan tetapi apabila dilihat dari

hasil OR dapat disimpulkan bahwa ibu yang mempunyai pendidikan dasar

memiliki kecenderungan untuk memiliki anak obesitas sebesar 2,92 kali

lebih besar dibandingkan dengan ibu yang memiliki pendidikan

menengah, sedangkan ibu yang mempunyai pendidikan menengah

mempunyai kecenderungan untuk memiliki anak obesitas sebesar 0,97

kali lebih besar dibandingkan dengan ibu yang mempunyai pendidikan

tinggi.

Page 87: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN OBESITAS PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25623/1... · that Indonesia currently experienced a dual burden of nutritional

66

4. Hubungan Antara Kebiasaan Makan Utama dengan Obesitas pada

Anak Usia 6-12 Tahun

Anak usia 6-12 tahun yang mengalami obesitas lebih banyak

terjadi pada anak yang memiliki kebiasaan makan ≥ 3x/ hari. Berdasarkan

hasil uji statistik didapatkan P value 0,733 maka dapat disimpulkan bahwa

tidak ada hubungan yang bermakna secara statistik antara kebiasaan

makan utama dengan obesitas pada usia 6-12 tahun di Madrasah Ibtidaiyah

Negeri Pondok Pinang Jakarta.

Hasil penelitian tidak sejalan dengan hasil penelitian Damayanti

(2002), yang menyebutkan bahwa frekuensi makan > 3x sehari setiap hari

memiliki resiko terjadinya obesitas 2,1 kali dibandingkan makan kurang

atau sama dengan 3x sehari.

Kebiasaan makan atau pola makan mengambarkan frekuensi

makan anak dalam sehari dan hal ini sangat bergantung pada kebiasaan

makan keluarganya di rumah maupun di sekolah. Pola makan anak sangat

berkaitan dengan obesitas, karena semakin sering anak mengkonsumsi

makanan dalam sehari, maka kecenderungan untuk mengalami obesitas

sangat tinggi pula (Worthington&William, 2000 dalam Hayati, 2009).

Tidak terdapatnya hubungan kebiasaan makan utama dengan

obesitas pada anak usia 6-12 tahun dimungkinkan oleh dalam penelitian

ini kebiasaan makan hanya terukur frequensi bukan pada kualitas

makanan yang dimakan oleh anak.

Page 88: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN OBESITAS PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25623/1... · that Indonesia currently experienced a dual burden of nutritional

67

Nilai OR pada penelitian ini sebesar 0,63 yang berarti bahwa anak

yang memiliki kebiasaan makan utama ≥ 3x/ hari memiliki peluang 0,63

kali lebih besar anak tersebut mengalami obesitas daripada anak yang

memilik kebiaan makan < 3x/hari.

5. Hubungan Antara Kebiasaan Makan Fast Food dengan Obesitas

pada Usia 6-12 Tahun

Hasil analisa didapatkan bahwa proporsi anak yang mengalami

obesitas dengan kebiasaan makan fast food ≥ 3x / minggu lebih besar

yaitu sebanyak 15 anak. Hasil uji statistik didapatkan P value sebesar

0,005 menunjukkan bahwa ada hubungan antara kebiasaan makan fast

food dengan obesitas pada anak usia 6-12 tahun di Madrasah Ibtidaiyah

Negeri Pondok Pinang Jakarta.

Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian Hayati (2009)

yang menyatakan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara

kebiasaan makan fast food dengan kejadian obesitas (P value = 0,020)

dengan nilai OR=4,6 (95% CI: 1.372-15.427) yang berarti anak yang

sering mengkonsumsi fast food mempunyai kemungkinan menjadi

obesitas 4,6 kali daripada anak yang tidak sering makan fast food.

Menurut Misnadiarly (2007), kebiasaan makan makanan cepat saji

(fast food) umumnya memiliki kandungan gizi yang tidak seimbang.

Makanan itu lebih banyak mengandung kalori tinggi, rendah serat, dan

kandungan lemak tinggi.

Page 89: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN OBESITAS PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25623/1... · that Indonesia currently experienced a dual burden of nutritional

68

Lemak merupakan salah satu jaringan terbesar dalam tubuh.

Jumlah lemak pada orang umumnya adalah 5-20% dari jumlah total

jaringan tubuh. Pada anak yang sedang tumbuh, jumlah sel pada setiap

jaringan tubuh mereka pun terus bertambah. Jaringan lemak sendiri

memuat jutaan sel yang terdiri atas bintik-bintik lemak didalamnya.

Obesitas pada anak terjadi kerena jumlah sel lemak dalam tubuh terlalu

banyak. Padahal sekali terbentuk, sel lemak akan bertambah selamanya.

Pengurangan berat badan hanya dapat dilakukan dengan mengurangi

ukuran, bukan jumlah sel lemak. Dengan kata lain, anak yang sudah

terlanjur mempunyai banyak sel lemak hanya dapat mengurangi berat

badan dengan cara mengurangi besarnya sel (Soenardi, 2008).

Nilai OR pada penelitian nilai sebesar 0,125 yang berarti bahwa

anak yang memiliki kebiasaan makan > 3x/ minggu memiliki peluang

sebesar 0,125 lebih besar mengalami obesitas. Kebiasaan makan fast food

akan berpengaruh terhadap kejadian obesitas. Semakin sering anak

megkonsumsi fast food maka ada peluang untuk terjadi obesitas,

dikarenakan jumlah sel di dalam tubuh semakin banyak.

6. Hubungan Antara Kebiasaan Minum Soft Drink dengan Obesitas

pada Usia 6-12 Tahun

Anak yang mempunyai kebiasaan minum soft drink ≥ 2 botol/

minggu cenderung akan mengalami obesitas. Dari hasil penelitian

diperoleh 70% Anak mempunyai kebiasaan minum soft drink ≥ 2 botol/

Page 90: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN OBESITAS PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25623/1... · that Indonesia currently experienced a dual burden of nutritional

69

minggu mengalami obesitas. Hasil uji statistik diperoleh nilai p-value

sebesar 0,031 yang menunjukkan bahwa ada hubungan antara kebiasaan

minum soft drink dengan obesitas pada anak usia 6-12 tahun di Madrasah

Ibtidaiyah Negeri Pondok Pinang Jakarta

Hasil penelitian tidak sejalan dengan hasil penelitian yang

dilakukan oleh Arofah (2007), tentang konsumsi soft driks sebagai faktor

resiko terjadinya obesitas pada remaja usia 15-17 tahun, menyimpulkan

bahwa konsumsi minuman ringan dalam jumlah kecil tidak memberikan

faktor resiko terhadap obesitas pada remaja.

Soft drink atau soda mengandung gas karbon dioksida dan

sejumlah besar asam fosfat yang dapat mengganggu metabolisme kalsium

dan tulang. Kadar gula pada beberapa jenis soft drink cukup tinggi,

bahkan ada yang sampai lebih dari 8 sendok teh gula pasir untuk satu

ukuran gelas minum . Beberapa jenis soft drink juga mengandung kafein

dan zat pewarna sintesis yang terbuat dari bahan aspal cair. Tidak ada

manfaat sedikit pun yang dapat diperoleh dari soft drink atau soda, selain

penyakit atau kelebihan berat badan (Gunawan, 2006).

Menurut Freitag (2010) Berdasarkan penelitian yang dilakukan di

Amerika serikat, sejak tahun 1970-1997 jumlah orang yang meminum soft

drink bertambah sampai 86%. Dan pada waktu bersamaan jumlah orang

yang mengalami obesitas meningkat sampai 112%. Alasannya karena

asupan energi kita jauh meningkat kalau kita mengkonsumsi minuman

tersebut dibandingkan dengan meminum air putih.

Page 91: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN OBESITAS PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25623/1... · that Indonesia currently experienced a dual burden of nutritional

70

Nilai OR pada penelitian ini sebesar 0,20 yang berarti bahwa anak

yang memiliki kebiasaan minum soft drink ≥ 2 botol/ minggu memiliki

peluang sebesar 0,20 lebih besar mengalami obesitas. Kebiasaan minum

soft drink akan berpengaruh terhadap kejadian obesitas. Semakin sering

anak meminum soft drink maka ada peluang untuk terjadi obesitas,

dikarenakan asupan energi di dalam tubuh semakin meningkat dan semua

kandungan zat yang terdapat dalam soft drink tidak ada yang bermanfaat

untuk tubuh.

C. Keterbatasan Penelitian

Penelitian ini memiliki keterbatasan dalam proses pelaksanaannya. Adapun

keterbatasan-keterbatasan dalam penelitian ini adalah:

1. Desain penelitian yang digunakan adalah desain case control yang dalam

pengukuran variabel retrospective, objektivitas, dan reliabilitasnya kurang,

karena subjek penelitian harus mengingat kembali faktor-faktor resikonya

2. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner.

Keuntungan menggunakan kuesioner adalah dapat memperoleh data yang

banyak dalam waktu yang singkat, namun penggunaan kuesioner ini

memiliki kelemahan yakni tidak dapat mengukur secara pasti tentang

kebiasaan makan dan minum karena pertanyaannya hanya bersifat

subjektif saja.

Page 92: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN OBESITAS PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25623/1... · that Indonesia currently experienced a dual burden of nutritional

71

BAB VII

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil dan pembahasan yang telah dijabarkan pada bab-bab

sebelumnya, maka kesimpulan yang dapat ditarik dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut:

1. Responden yang mengikuti penelitian ini paling banyak berjenis

kelamin perempuan (61,9%), sebagian besar (64,3%) memiliki bapak

berpendidikan tinggi, sedangkan (52,4%) memiliki ibu berpendidikan

menengah, mayoritas dari mereka memiliki kebiasaan makan utama

(71,4%), dan mempunyai kebiasaan makan fast food serta minum soft

drik yang sama besar (52,4%).

2. Tidak ada hubungan antara faktor jenis kelamin, faktor pendidikan

bapak, faktor pendidikan ibu, dan faktor kebiasaan makan utama

dengan obesitas pada anak usia 6-12 tahun di Madrasah Ibtidaiyah

Negeri Pondok Pinang Jakarta.

3. Ada hubungan yang antara faktor kebiasaan makan fast food dan

faktor kebiasaan minum soft drink dengan obesitas pada anak usia 6-12

tahun di Madrasah Ibtidaiyah Negeri Pondok Pinang Jakarta

Page 93: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN OBESITAS PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25623/1... · that Indonesia currently experienced a dual burden of nutritional

72

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan dari penelitian yang telah dijelaskan sebelumnya,

maka saran yang dapat diberikan demi meningkatkan status kesehatan

masyarakat, terutama mencegah terjadinya obesitas pada anak, antara lain

adalah:

1. Madrasah Ibtidaiyah Negeri Pondok Pinang Jakarta

Menggiatkan kembali monitoring status gizi anak sekolah

terutama siswa sekolah dasar untuk memantau pertumbuhan dan

perkembangan status gizinya. Hal ini dapat dilakukan melalui Program

Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) yang telah ada.

Menyiapkan dukungan dari lingkungan sekolah agar hanya

menjual jajanan atau makanan yang memenuhi standart kesehatan untuk

anak sekolah.

2. Profesi Keperawatan

Bagi keperawatan komunitas dan keperawatan anak dapat

melakukan kegiatan penyuluhan tentang gizi secara berkala baik kepada

siswa, orang tua siswa, maupun guru dengan materi penyuluhan, antara

lain: masalah gizi lebih, termasuk cara penncegahan, dampak yang

diakibatkan, pemilihan makanan jajanan yang sehat, kebiasaan konsumsi

makan yang sehat.

Page 94: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN OBESITAS PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25623/1... · that Indonesia currently experienced a dual burden of nutritional

73

3. Peneliti Selanjutnya

Peneliti menyarankan bagi peneliti selanjutnya agar dapat melakukan

penelitian pada variabel lain yang belum diteliti oleh peneliti (faktor

genetik, keadaan sosial ekonomi, dan aktivitas fisik) dan menggunakan

metode yang lebih lengkap (food recall, food records, food frequency

questionaire) untuk lebih menyempurnakan penelitian ini sehingga hasil

yang diperoleh lebih mendalam dan maksimal.

.

Page 95: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN OBESITAS PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25623/1... · that Indonesia currently experienced a dual burden of nutritional

DAFTAR PUSTAKA

Anggraini, Suci. Faktor Resiko Obesitas pada Anak Taman Kanak-Kanak di Kota

Bogor. Skripsi. Institut Pertanian Bogor. 2008.

Arofah, Diya & Herianto WS. Konsumsi Soft Drink sebagai Faktor Resiko

Terjadinya Obesitas pada Remaja Usia 15-17 tahun (Studi Kasus di SMUN

5 Semarang). Jurnal. Universitas Diponegoro. 2007

Cahyono, J.B. Suharjo B. Gaya Hidup dan Penyakit Modern. Yogyakarta:

Kanisius. 2008

Damayanti, Ayu Dutika. Cara Pintar Mengatasi Kegemukan Anak. Jakarta:

Curvaksara. 2008

Departemen Kesehatan. Analisis Situasi Gizi dan Kesehatan Masyarakat. Jakarta:

Depkes RI.2004

Departemen kesehatan RI. Laporan Nasional Riset Kesehatan Dasar. Jakarta:

Direktorat Jendral Pelayanan Medik. 2010

Departemen kesehatan RI. Laporan Nasional Riset Kesehatan Dasar. Jakarta:

Direktorat Jendral Pelayanan Medik. 2007

Efendi, ferry & Makhfudli. Keperawatan Kesehatan Komunitas: Teori dan

Praktik dalam Keperawatan. Jakarta: Salemba medika. 2009

Freitag, Harry L M. & Prima Oktaviani H. Diet Seru Ala Remaja. Yogyakarta:

Jogja Great! Publisher. 2010

Page 96: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN OBESITAS PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25623/1... · that Indonesia currently experienced a dual burden of nutritional

Gunawan, Andang. Food Combining: Kombinasi Makan Serasi Pola Makan

untuk Langsing dan Sehat. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. 2006

Hidayat, A. Aziz Alimul. Metode Penelitian Keperawatan dan Teknis Analisis

Data. Jakarta: Salemba Medika. 2007.

http://depkes.go.id/index.php/berita/press-release/1733-bupatiwalikota-berperan-

capai-target-mdgs.html, diakses pada tanggal 19 desember 2011 09.30 WIB

http://www.gizikia.depkes.go.id/archives/2538, diakses pada tanggal 19 desember

2011 08.30 WIB

Istijanto. Aplikasi Praktis Riset Pemasaran. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

2005

Khasanah, Nur. Waspadai Beragam Penyakit Degeneratif Akibat Pola Makan.

Yogyakarta: Laksana. 2012

Khomsan, A, dkk. Pengantar Pangan dan Gizi. Jakarta: Penebar Swadaya. 2004

Malik, S Vasanti et al. Intake Sugar – Sweetened Beverages and Weight gain : a

Systematic Review. American Journal of clinical Nutrition: 2006

Miradwiyana, Bara. Hubungan Intake Kalsium dan Faktor Lain dengan Indeks

Massa Tubuh pada Siswa SLTP di Yayasan Pendidikan Islam Al Azhar 12

Jakarta. Depok: Program Pascasarjana Program Studi Kesehatan

Masyarakat Universitas Indonesia.2007

Page 97: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN OBESITAS PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25623/1... · that Indonesia currently experienced a dual burden of nutritional

Misnadiarly. Obesitas sebagai Faktor Resiko Beberapa Penyakit. Jakarta: Pustaka

Obor Populer. 2007

Mubarak, Wahid Iqbal. Promosi Kesehatan Keperawatan. Yogyakarta: Graha

Ilmu.2007

Nelson,dkk., Ilmu Kesehatan Anak. Vol. 1/editor, Ricarde.Behman, Robert M.

Kliegman, Ann M.Arvin; editor edisi bahasa indonesia: A.Samik Wahab-

Ed.15. Jakarta: EGC. 1999

Notoatmodjo, S. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta. 2002

Notoatmodjo, Soekidjo. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta: Rineka

Cipta.2003

Nurjanah Hayati. Faktor-Faktor Perilaku yang Berhubungan dengan Kejadian

Obesitas di Kelas 4 dan 5 SD Pembangunan Jaya Bintaro, Tagerang

Selatan. Skripsi. Universitas Indonesia. 2009

Nursalam, Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan ed 2

Pedoman Skripsi, Tesis, dan Disertasi. Jakarta: Salemba Medika. 2008

Padmiari, Ida Ayu Eka & Haman Hadi. Konsumsi Fast Food sebagai Faktor

Resiko Obesitas pada Anak SD. Jurnal.Universitas Gajah Mada. 2001

Pudjiadji, S. Ilmu Gizi Klinis Pada Anak, Ed. Ketiga. FK-UI.1997

Rahayu, SS. Prevalensi Obesitas pada Siswa-Siswi Kelas 5 dan 6 Berdasarkan

Kebiasaan Jajan, Makanan Fast Food, Pendapatan Oang Tua, dan

Page 98: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN OBESITAS PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25623/1... · that Indonesia currently experienced a dual burden of nutritional

Pengetahuan Gizi Ibu di SD Ciriung 1 Bogor. Skripsi. Universitas Islam

Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta . 2008

Sartika, Ratu Ayu Dewi. Jurnal Faktor Resiko Obesitas Pada Anak 5-15 Tahun di

Indonesia. Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Indonesia.

Setiadi. Konsep dan Penulisan Riset Keperawatan. Yogyakarta: Graha Ilmu.2007.

Simatupang MR. Pengaruh Pola Konsumsi, Aktivitas fisik dan Keturunan

Terhadap Kejadian Obesitas Pada Siswi Sekolah Dasar Swata di

Kecamatan Medan Baru Kota Medan. Tesis. Universitas Sumatra Utara

Medan. 2008.

Soekatri, M & Kartono, D. Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi di Era

Otonomi Daerah dan Globalisasi. Jakarta: LIPI.

Soenardi, Tuti, 100 Resep Makanan Sehat untuk Anak agar Terhindar Penyakit

Degeneratif saat Dewasa. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.2008.

Soetjiningsih,DSAK. Tumbuh Kembang Anak. Jakarta: EGC.1995

Sugiyono. Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta. 2006

Sulistyoningsih, Hariyani. Gizi untuk Kesehatan Ibu dan Anak. Yogyakarta:

Graha Ilmu. 2011

Supariasa. Epidemiologi Gizi, Malang: AKZI . 1999

Supariasa,dkk. Penilaian Status Gizi. Jakarta: EGC. 2002

Page 99: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN OBESITAS PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25623/1... · that Indonesia currently experienced a dual burden of nutritional

Suprajitno. Asuhan Keperawatan Keluarga: Aplikasi dalam Praktik. Jakarta:

EGC. 2004.

Wahyu, Genis Ginanjar. Obesitas pada anak. Jakarta: PT. MizanPublika. 2008

WHO child growth standards : length/height-for-age, weight-for-age, weight-for-

length, weight-forheight and body mass index-for-age : Methods and

development. WHO 2004

Wong, L Donna. Buku Ajar Keperawatan Pediatrik ed 6. Jakarta: EGC. 2009

Page 100: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN OBESITAS PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25623/1... · that Indonesia currently experienced a dual burden of nutritional

Lembar Persetujuan Menjadi Responden

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN OBESITAS

PADA ANAK USIA 6-12 TAHUN DI SEKOLAH DASAR X JAKARTA

SELATAN

Kepada Yth,

Ibu/Bapak responden

Di Tempat

Assalamu’alaikum Wr. Wb.,

Saya Nurfatimah mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan, Fakultas

Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, akan

melakukan penelitian tentang Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan

Obesitas pada Anak Usia 6-12 Tahun di Madrasah Ibtidaiyah Negeri

Pondok Pinang Jakarta

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang

berhubungan dengan obesitas pada anak usia 6-12 tahun di madrasah

ibtidaiyah negeri pondok pinang Jakarta. Serta sebagai data untuk

penyusunan skripsi dan persyaratan tugas akhir dalam menyelesaikan

pendidikan sebagai Sarjana Keperawatan (S.Kep).

Untuk keperluan tersebut saya harap dengan segala kerendahan hati

agar kiranya ibu/bapak besedia meluangkan waktunya untuk mengisi

kuesioner yang telah disediakan, dan diharapkan semua pertanyaan dijawab

semua. Kerahasiaan jawaban bapak/ibu akan dijaga dan hanya diketahui

oleh peneliti.

Atas perhatian dan bantuan ibu/bapak sebagai reponden saya ucapkan

terimakasih.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Apakah ibu/bapak bersedia menjadi responden?

YA / TIDAK

Tertanda

( )

Responden

Page 101: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN OBESITAS PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25623/1... · that Indonesia currently experienced a dual burden of nutritional

KUESIONER PENELITIAN

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN OBESITAS PADA ANAK

USIA 6-12 TAHUN DI MADRASAH IBTIDAIYAH NEGERI PONDOK PINANG

JAKARTA

I. IDENTITAS RESPONDEN.

1. Nama Responden : .......................................................

2. Jenis Kelamin : 1. Laki-laki

2. Perempuan

3. Berat Badan : ………………………………...

4. Tinggi Badan : ………………………………...

II. IDENTITAS ORANG TUA.

1. Pendidikan Terakhir Bapak?

1. SD

2. SLTP

3. SMA/SMK

4. Perguruuan Tinggi

2. Pendidikan Terakhir Ibu?

1. SD

2. SLTP

3. SLTA

4. Perguruan Tinggi

Page 102: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN OBESITAS PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25623/1... · that Indonesia currently experienced a dual burden of nutritional

III. KEBIASAAN MAKAN

1. Berapa frekuensi dalam sehari ibu memberikan makanan utama untuk

anak?.........................................................................................................

2. Berapa kali dalam seminggu anak ibu mengkonsumsi makanan fast food (siap saji)

seperti fried chicken, hamburger, piza ?.....................................................................

3. Berapa kali dalam seminggu anak ibu mengkonsumsi minuman ringan (soft drink)

seperti fanta, coca-cola, sprite?..................................................................................

Page 103: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN OBESITAS PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25623/1... · that Indonesia currently experienced a dual burden of nutritional

Frequencies

Statistics

Jenis Kelamin

N

Valid 42

Missing 0

Mean 1.62

Median 2.00

Mode 2

Std. Deviation .492

Minimum 1

Maximum 2

Jenis Kelamin

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid

Laki-Laki 16 38.1 38.1 38.1

perempuan 26 61.9 61.9 100.0

Total 42 100.0 100.0

Page 104: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN OBESITAS PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25623/1... · that Indonesia currently experienced a dual burden of nutritional

Statistics

Pendidikan Bapak

N

Valid 42

Missing 0

Mean 2.52

Median 3.00

Mode 3

Std. Deviation .707

Minimum 1

Maximum 3

Pendidikan Bapak

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid

Dasar 5 11.9 11.9 11.9

Menengah 10 23.8 23.8 35.7

Tinggi 27 64.3 64.3 100.0

Total 42 100.0 100.0

Page 105: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN OBESITAS PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25623/1... · that Indonesia currently experienced a dual burden of nutritional

Statistics

Pendidikan Ibu

N

Valid 42

Missing 0

Mean 2.14

Median 2.00

Mode 2

Std. Deviation .683

Minimum 1

Maximum 3

Pendidikan Ibu

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid

Dasar 7 16.7 16.7 16.7

Menengah 22 52.4 52.4 69.0

Tinggi 13 31.0 31.0 100.0

Total 42 100.0 100.0

Page 106: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN OBESITAS PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25623/1... · that Indonesia currently experienced a dual burden of nutritional

Statistics

Kebiasaan Makan Utama

N

Valid 42

Missing 0

Mean 1.71

Median 2.00

Mode 2

Std. Deviation .457

Minimum 1

Maximum 2

Kebiasaan Makan Utama

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid

< 3x /hari 12 28.6 28.6 28.6

≥ 3x /hari 30 71.4 71.4 100.0

Total 42 100.0 100.0

Page 107: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN OBESITAS PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25623/1... · that Indonesia currently experienced a dual burden of nutritional

Statistics

Kebiasaan Makan Fast Food

N

Valid 42

Missing 0

Mean 1.48

Median 1.00

Mode 1

Std. Deviation .505

Minimum 1

Maximum 2

Kebiasaan Makan Fast Food

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid

< 3x / minggu 22 52.4 52.4 52.4

≥ 3x / minggu 20 47.6 47.6 100.0

Total 42 100.0 100.0

Page 108: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN OBESITAS PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25623/1... · that Indonesia currently experienced a dual burden of nutritional

Statistics

Kebiasaan Minum Soft Drink

N

Valid 42

Missing 0

Mean 1.48

Median 1.00

Mode 1

Std. Deviation .505

Minimum 1

Maximum 2

Kebiasaan Minum Soft Drink

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid

< 2botol /minggu 22 52.4 52.4 52.4

≥ 2botol / minggu 20 47.6 47.6 100.0

Total 42 100.0 100.0

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

Jenis Kelamin * Obesitas 42 100.0% 0 0.0% 42 100.0%

Page 109: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN OBESITAS PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25623/1... · that Indonesia currently experienced a dual burden of nutritional

Jenis Kelamin * Obesitas Crosstabulation

Obesitas Total

Obesitas Tidak obesitas

Jenis kelamin

Laki-Laki

Count 8 8 16

% within Jenis kelamin 50.0% 50.0% 100.0%

Perempuan

Count 13 13 26

% within Jenis kelamin 50.0% 50.0% 100.0%

Total

Count 21 21 42

% within Jenis kelamin 50.0% 50.0% 100.0%

Chi-Square Tests

Value Df Asymp. Sig. (2-

sided)

Exact Sig. (2-

sided)

Exact Sig. (1-

sided)

Pearson Chi-Square .000a 1 1.000

Continuity Correctionb .000 1 1.000

Likelihood Ratio .000 1 1.000

Fisher's Exact Test 1.000 .624

Linear-by-Linear Association .000 1 1.000

N of Valid Cases 42

a. 0 cells (0.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 8.00.

b. Computed only for a 2x2 table

Page 110: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN OBESITAS PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25623/1... · that Indonesia currently experienced a dual burden of nutritional

Risk Estimate

Value 95% Confidence Interval

Lower Upper

Odds Ratio for Jenis kelamin

(Laki-Laki / perempuan) 1.000 .288 3.475

For cohort Obesitas =

Obesitas 1.000 .536 1.864

For cohort Obesitas = Tidak

obesitas 1.000 .536 1.864

N of Valid Cases 42

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

Kebiasaan makan utama *

Obesitas 42 100.0% 0 0.0% 42 100.0%

Page 111: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN OBESITAS PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25623/1... · that Indonesia currently experienced a dual burden of nutritional

Kebiasaan Makan Utama * Obesitas Crosstabulation

Obesitas Total

Obesitas Tidak obesitas

Kebiasaan makan utama

< 3x /hari

Count 5 7 12

% within

Kebiasaan_makan_utama 41.7% 58.3% 100.0%

≥ 3x /hari

Count 16 14 30

% within

Kebiasaan_makan_utama 53.3% 46.7% 100.0%

Total

Count 21 21 42

% within

Kebiasaan_makan_utama 50.0% 50.0% 100.0%

Chi-Square Tests

Value Df Asymp. Sig. (2-

sided)

Exact Sig. (2-

sided)

Exact Sig. (1-

sided)

Pearson Chi-Square .467a 1 .495

Continuity Correctionb .117 1 .733

Likelihood Ratio .468 1 .494

Fisher's Exact Test .734 .367

Linear-by-Linear Association .456 1 .500

N of Valid Cases 42

a. 0 cells (0.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 6.00.

b. Computed only for a 2x2 table

Page 112: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN OBESITAS PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25623/1... · that Indonesia currently experienced a dual burden of nutritional

Risk Estimate

Value 95% Confidence Interval

Lower Upper

Odds Ratio for Kebiasaan

makan utama (< 3x /hari / ≥

3x /hari)

.625 .161 2.419

For cohort Obesitas =

Obesitas .781 .370 1.651

For cohort Obesitas = Tidak

obesitas 1.250 .678 2.306

N of Valid Cases 42

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

Kebiasaan makan fast food *

Obesitas 42 100.0% 0 0.0% 42 100.0%

Page 113: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN OBESITAS PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25623/1... · that Indonesia currently experienced a dual burden of nutritional

Kebiasaan Makan Fast Food * Obesitas Crosstabulation

Obesitas

Obesitas Tidak obesitas

Kebiasaan makan fast food

< 3x / minggu

Count 6 16

% within Kebiasaan makan

fast food 27.3% 72.7%

≥ 3x / minggu

Count 15 5

% within Kebiasaan makan

fast food 75.0% 25.0%

Total

Count 21 21

% within

Kebiasaan_makan_fast_food 50.0% 50.0%

Kebiasaan Makan Fast Food * Obesitas Crosstabulation

Total

Kebiasaan makan fast food

< 3x / minggu

Count 22

% within Kebiasaan makan fast food 100.0%

≥ 3x / minggu

Count 20

% within Kebiasaan makan fast food 100.0%

Total

Count 42

% within

Kebiasaan_makan_fast_food 100.0%

Page 114: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN OBESITAS PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25623/1... · that Indonesia currently experienced a dual burden of nutritional

Chi-Square Tests

Value Df Asymp. Sig. (2-

sided)

Exact Sig. (2-

sided)

Exact Sig. (1-

sided)

Pearson Chi-Square 9.545a 1 .002

Continuity Correctionb 7.732 1 .005

Likelihood Ratio 9.949 1 .002

Fisher's Exact Test .005 .002

Linear-by-Linear Association 9.318 1 .002

N of Valid Cases 42

a. 0 cells (0.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 10.00.

b. Computed only for a 2x2 table

Risk Estimate

Value 95% Confidence Interval

Lower Upper

Odds Ratio for Kebiasaan

makan fast food (< 3x /

minggu / ≥ 3x / minggu)

.125 .031 .497

For cohort Obesitas =

Obesitas .364 .176 .753

For cohort Obesitas = Tidak

obesitas 2.909 1.306 6.481

N of Valid Cases 42

Page 115: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN OBESITAS PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25623/1... · that Indonesia currently experienced a dual burden of nutritional

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

Kebiasaan minum soft drink

* Obesitas 42 100.0% 0 0.0% 42 100.0%

Kebiasaan Minum Soft Drink * Obesitas Crosstabulation

Obesitas

Obesitas Tidak obesitas

Kebiasaan minum soft drink

< 2botol /minggu

Count 7 15

% within Kebiasaan minum

soft drink 31.8% 68.2%

≥ 2botol / minggu

Count 14 6

% within Kebiasaan minum

soft drink 70.0% 30.0%

Total

Count 21 21

% within Kebiasaan minum

soft drink 50.0% 50.0%

Page 116: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN OBESITAS PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25623/1... · that Indonesia currently experienced a dual burden of nutritional

Kebiasaan Minum Soft Drink * Obesitas Crosstabulation

Total

Kebiasaan minum soft drink

< 2botol /minggu

Count 22

% within Kebiasaan minum soft

drink 100.0%

≥ 2botol / minggu

Count 20

% within Kebiasaan minum soft

drink 100.0%

Total

Count 42

% within Kebiasaan minum soft

drink 100.0%

Chi-Square Tests

Value Df Asymp. Sig. (2-

sided)

Exact Sig. (2-

sided)

Exact Sig. (1-

sided)

Pearson Chi-Square 6.109a 1 .013

Continuity Correctionb 4.677 1 .031

Likelihood Ratio 6.268 1 .012

Fisher's Exact Test .029 .015

Linear-by-Linear Association 5.964 1 .015

N of Valid Cases 42

a. 0 cells (0.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 10.00.

b. Computed only for a 2x2 table

Page 117: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN OBESITAS PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25623/1... · that Indonesia currently experienced a dual burden of nutritional

Risk Estimate

Value 95% Confidence Interval

Lower Upper

Odds Ratio for Kebiasaan

minum soft drink (< 2botol

/minggu / ≥ 2botol / minggu)

.200 .054 .742

For cohort Obesitas =

Obesitas .455 .231 .893

For cohort Obesitas = Tidak

obesitas 2.273 1.098 4.706

N of Valid Cases 42

Page 118: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN OBESITAS PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25623/1... · that Indonesia currently experienced a dual burden of nutritional

Logistic Regression Pendidikan Bapak

Case Processing Summary

Unweighted Casesa N Percent

Selected Cases

Included in Analysis 42 100.0

Missing Cases 0 .0

Total 42 100.0

Unselected Cases 0 .0

Total 42 100.0

a. If weight is in effect, see classification table for the total number of

cases.

Dependent Variable Encoding

Original Value Internal Value

Obesitas 0

Tidak obesitas 1

Categorical Variables Codings

Frequency Parameter coding

(1) (2)

Pendidikan Bapak

Dasar 5 1.000 .000

menengah 10 .000 1.000

Tinggi 27 .000 .000

Page 119: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN OBESITAS PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25623/1... · that Indonesia currently experienced a dual burden of nutritional

Block 0: Beginning Block

Classification Tablea,b

Observed Predicted

Obesitas Percentage

Correct

Obesitas Tidak obesitas

Step 0

Obesitas

Obesitas 0 21 .0

Tidak obesitas 0 21 100.0

Overall Percentage 50.0

a. Constant is included in the model.

b. The cut value is .500

Variables in the Equation

B S.E. Wald Df Sig. Exp(B)

Step 0 Constant .000 .309 .000 1 1.000 1.000

Variables not in the Equation

Score Df Sig.

Step 0

Variables

Pendidikan bapak .237 2 .888

Pendidikan bapak(1) .227 1 .634

Pendidikan bapak(2) .000 1 1.000

Overall Statistics .237 2 .888

Page 120: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN OBESITAS PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25623/1... · that Indonesia currently experienced a dual burden of nutritional

Block 1: Method = Enter

Omnibus Tests of Model Coefficients

Chi-square df Sig.

Step 1

Step .238 2 .888

Block .238 2 .888

Model .238 2 .888

Model Summary

Step -2 Log likelihood Cox & Snell R

Square

Nagelkerke R

Square

1 57.986a .006 .008

a. Estimation terminated at iteration number 3 because

parameter estimates changed by less than .001.

Classification Tablea

Observed Predicted

Obesitas Percentage

Correct

Obesitas Tidak obesitas

Step 1

Obesitas

Obesitas 14 7 66.7

Tidak obesitas 13 8 38.1

Overall Percentage 52.4

a. The cut value is .500

Page 121: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN OBESITAS PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25623/1... · that Indonesia currently experienced a dual burden of nutritional

Variables in the Equation

B S.E. Wald df Sig. Exp(B)

Step 1a

Pendidikan bapak .234 2 .889

Pendidikan bapak(1) .480 .991 .234 1 .628 1.615

Pendidikan bapak(2) .074 .741 .010 1 .920 1.077

Constant -.074 .385 .037 1 .847 .929

Variables in the Equation

95% C.I.for EXP(B)

Lower Upper

Step 1a

Pendidikan bapak

Pendidikan bapak(1) .232 11.263

Pendidikan bapak(2) .252 4.597

Constant

a. Variable(s) entered on step 1: Pendidikan bapak.

Page 122: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN OBESITAS PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25623/1... · that Indonesia currently experienced a dual burden of nutritional

Logistic Regression Pendidikan ibu

Case Processing Summary

Unweighted Casesa N Percent

Selected Cases

Included in Analysis 42 100.0

Missing Cases 0 .0

Total 42 100.0

Unselected Cases 0 .0

Total 42 100.0

a. If weight is in effect, see classification table for the total number of

cases.

Dependent Variable Encoding

Original Value Internal Value

Obesitas 0

Tidak obesitas 1

Categorical Variables Codings

Frequency Parameter coding

(1) (2)

Pendidikan_ibu

dasar 7 1.000 .000

menengah 22 .000 1.000

tinggi 13 .000 .000

Page 123: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN OBESITAS PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25623/1... · that Indonesia currently experienced a dual burden of nutritional

Block 0: Beginning Block

Classification Tablea,b

Observed Predicted

Obesitas Percentage

Correct

Obesitas Tidak obesitas

Step 0

Obesitas

Obesitas 0 21 .0

Tidak obesitas 0 21 100.0

Overall Percentage 50.0

a. Constant is included in the model.

b. The cut value is .500

Variables in the Equation

B S.E. Wald df Sig. Exp(B)

Step 0 Constant .000 .309 .000 1 1.000 1.000

Variables not in the Equation

Score df Sig.

Step 0

Variables

Pendidikan ibu 1.544 2 .462

Pendidikan ibu(1) 1.543 1 .214

Pendidikan ibu(2) .382 1 .537

Overall Statistics 1.544 2 .462

Page 124: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN OBESITAS PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25623/1... · that Indonesia currently experienced a dual burden of nutritional

Block 1: Method = Enter

Omnibus Tests of Model Coefficients

Chi-square Df Sig.

Step 1

Step 1.587 2 .452

Block 1.587 2 .452

Model 1.587 2 .452

Model Summary

Step -2 Log likelihood Cox & Snell R

Square

Nagelkerke R

Square

1 56.637a .037 .049

a. Estimation terminated at iteration number 3 because

parameter estimates changed by less than .001.

Classification Tablea

Observed Predicted

Obesitas Percentage

Correct

Obesitas Tidak obesitas

Step 1

Obesitas

Obesitas 19 2 90.5

Tidak obesitas 16 5 23.8

Overall Percentage 57.1

a. The cut value is .500

Page 125: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN OBESITAS PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25623/1... · that Indonesia currently experienced a dual burden of nutritional

Variables in the Equation

B S.E. Wald df Sig. Exp(B)

Step 1a

Pendidikan ibu 1.454 2 .483

Pendidikan ibu(1) 1.070 1.005 1.135 1 .287 2.917

Pendidikan ibu(2) -.028 .702 .002 1 .968 .972

Constant -.154 .556 .077 1 .782 .857

Variables in the Equation

95% C.I.for EXP(B)

Lower Upper

Step 1a

Pendidikan ibu

Pendidikan ibu(1) .407 20.899

Pendidikan ibu(2) .246 3.849

Constant

a. Variable(s) entered on step 1: Pendidikan ibu.