gambaran pengetahuan, sikap dan perilaku...

43
i GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU MASYARAKAT DUSUN PAYANGAN DESA TERHADAP UPAYA PENCEGAHAN DEMAM BERDARAH DENGUE Oleh: Hilda Citrajaya Agiel Fahlevie CN Tharisini Raja Pembimbing: dr. Made Dharmadi, MPH dr. I Gusti Ngurah Gede Putra DALAM RANGKA MENJALANI KEPANITERAAN KLINIK MADYA ILMU KEDOKTERAN KOMUNITAS / ILMU KEDOKTERAN PENCEGAHAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR 2016

Upload: others

Post on 25-Mar-2021

6 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU ...erepo.unud.ac.id/id/eprint/6258/1/8784bff69a0bea86d8daf...KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa atas

i

GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU MASYARAKAT

DUSUN PAYANGAN DESA TERHADAP UPAYA PENCEGAHAN

DEMAM BERDARAH DENGUE

Oleh:

Hilda Citrajaya

Agiel Fahlevie CN

Tharisini Raja

Pembimbing:

dr. Made Dharmadi, MPH

dr. I Gusti Ngurah Gede Putra

DALAM RANGKA MENJALANI KEPANITERAAN KLINIK MADYA

ILMU KEDOKTERAN KOMUNITAS / ILMU KEDOKTERAN PENCEGAHAN

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS UDAYANA

DENPASAR

2016

Page 2: GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU ...erepo.unud.ac.id/id/eprint/6258/1/8784bff69a0bea86d8daf...KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa atas

ii

GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU MASYARAKAT

DUSUN PAYANGAN DESA TERHADAP UPAYA PENCEGAHAN

DEMAM BERDARAH DENGUE

Laporan PenelitianSebagai Salah Satu Syarat Mengikuti Ujian KKM

Bagian Ilmu Kedokteran Komunitas / Ilmu Kedokteran Pencegahan

Oleh:

Hilda Citrajaya (1202006070)

Agiel Fahlevie CN (1202006114)

Tharisini Raja (1202006230)

Pembimbing:

dr. Made Dharmadi, MPH

dr. I Gusti Ngurah Gede Putra

DALAM RANGKA MENJALANI KEPANITERAAN KLINIK MADYA

ILMU KEDOKTERAN KOMUNITAS / ILMU KEDOKTERAN PENCEGAHAN

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS UDAYANA

DENPASAR

2016

Page 3: GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU ...erepo.unud.ac.id/id/eprint/6258/1/8784bff69a0bea86d8daf...KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa atas

iii

LEMBAR PERSETUJUAN

LAPORAN HASIL PENELITIAN

GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU MASYARAKAT

DUSUN PAYANGAN DESA TERHADAP UPAYA PENCEGAHAN

DEMAM BERDARAH DENGUE

Telah diujikan di hadapan Panitia Ujian Laporan Penelitian

Pada tanggal 18 Juli 2016

Menyetujui,

Pembimbing

dr. Made Dharmadi, MPH

Page 4: GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU ...erepo.unud.ac.id/id/eprint/6258/1/8784bff69a0bea86d8daf...KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa atas

iv

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa atas karunia-Nya

sehingga penelitian yang berjudul “Gambaran Pengetahuan, Sikap Dan Perilaku

Masyarakat Dusun Payangan Desa Terhadap Upaya Pencegahan Demam

Berdarah Dengue.” ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya.

Dalam penyusunan penelitian ini, penulis banyak memperoleh bimbingan dan

petunjuk-petunjuk, serta bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Melalui

kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada

yang terhormat:

1. dr. Made Dharmadi, MPH, selaku dosen pembimbing yang telah memberikan

bimbingan dan saran-saran dalam penyusunan penelitian ini.

2. dr. I Gusti Ngurah Gede Putra, selaku dosen pembimbing di UPT Kesmas

Payangan yang telah memberikan bimbingan dan saran-saran dalam penyusunan

penelitian ini.

3. Semua pihak lainnya yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang turut

memberikan bantuan hingga terselesaikannya laporan penelitian ini.

Penulis menyadari bahwa penelitian ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh

karena itu kritik dan saran yang konstruktif dari pembaca sangat penulis harapkan

demi kemajuan penulis ke depannya. Akhir kata, semoga penelitian ini dapat

bermanfaat.

Denpasar, Juli 2016

Penulis

Page 5: GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU ...erepo.unud.ac.id/id/eprint/6258/1/8784bff69a0bea86d8daf...KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa atas

v

ABSTRAK

Gambaran Pengetahuan, Sikap Dan Perilaku Masyarakat Dusun Payangan

Desa Terhadap Upaya Pencegahan Demam Berdarah Dengue

Agiel Fahlevi, Hilda Citrajaya, Tharisini Raja

Di Bali, kejadian Demam Berdarah Dengue (DBD) mengalami peningkatan,terutama di Kabupaten Denpasar, Gianyar, dan Badung. Menurut hasil riset kesehatandasar 2014 provinsi Bali oleh Kemenkes, Kabupaten Gianyar menempati urutankedua tertinggi jumlah kasus DBD yaitu sebanyak 1785 kasus. Di UPT Payangansendiri pada tahun 2015, terdapat 69 penderita DBD yang dirawat inap di UPTPayangan. Namun pada tahun 2016 dari bulan Januari hingga Mei tercatat 302penderita yang dirawat inap di UPT Payangan. Walaupun program pencegahan olehPuskesmas Payangan telah dilakukan namun angka kejadian DBD tetap tinggi.Memang banyak faktor yang mempengaruhi kejadian DBD, dan salah satunya adalahpengendalian pencegahan, sehingga ingin dicari gambaran pengetahuan, sikap danperilaku masyarakat dalam pencegahan DBD.

Penelitian ini dilakukan dengan rancangan cross sectional. Sampel penelitianberjumlah 74 responden yang merupakan anggota tiap keluarga dari 288 keluarga didusun Payangan Desa yang terpilih sebagai sampel. Teknik pengambilan sampelmenggunakan non-random sampling dan pengukuran variabel pengetahuan, sikapdan perilaku menggunakan kuisioner yang telah disusun secara khusus oleh penelitiyang kemudian dianalisis menggunakan perangkat lunak pengolah data komputer.

Penelitian ini mendapatkan bahwa sebagian besar masyarakat mempunyaipengetahuan yang buruk mengenai upaya pencegahan demam berdarah dengue yaitusebanyak 31 responden (41,9%) dari 74 responden. Selain itu, sebagian besarresponden memiliki perilaku yang cukup baik dalam mencegah terjadinya penyakitdemam berdarah dengue sebanyak 38 responden (51,4%). Didapatkan bahwaresponden dengan sikap pencegahan yang baik sebanyak 38 responden (51,4%).Dimana terdapat tren positif antara pengetahuan, sikap dan perilaku masyarakatterhadap upaya pencegahan DBD.

Sesuai dengan hasil penelitian maka disarankan agar pengetahuan masyarakatdusun Payangan Desa terkait dengan DBD dapat ditingkatkan, salah satunya dengancara penyuluhan rutin oleh petugas Puskesmas Payangan dan memastikan bahwainformasi penyuluhan tersebut benar-benar telah dipahami masyarakat denganharapan sikap dan perilaku masyarakat turut meningkat sehingga partisipasi upayapencegahan DBD meningkat dan angka kejadian DBD dapat menurun.

Kata kunci: DBD, pengetahuan, perilaku, sikap, pencegahan, cross sectional

Page 6: GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU ...erepo.unud.ac.id/id/eprint/6258/1/8784bff69a0bea86d8daf...KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa atas

vi

ABSTRACT

Influence on Knowledge, Attitude and Behavior in Dengue Hemorrhagic Feverprevention to Dengue Hemorrhagic Fever Cases in Payangan Desa

Agiel Fahlevi, Hilda Citrajaya, Tharisini Raja

In Bali, the incidence of Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) is increasing,especially in the district of Denpasar, Gianyar and Badung. According to the 2014basic health research by the Bali provincial Ministry of Health, Gianyar ranks secondhighest number of dengue cases as many as 1785 cases. PHC Payangan alone in2015, there were 69 dengue fever patients who are hospitalized in PHC Payangan.But in 2016 from January to May was recorded 302 patients were hospitalized inPHC Payangan. Neither in 2015 nor in 2016 until May, Although preventionprograms by PHC Payangan been made, but the incidence of dengue fever remainshigh. Indeed, many factors affect the incidence of dengue, and one of them is apreventive control, so you want to find an overview of knowledge, attitudes andbehavior of society in the prevention of dengue.

The study is conducted with cross-sectional design. Total sample are 74respondents which are the representative of their own families among 288 families inPayangan Desa which are chosen to be a sample. Samples are chosen by non-randomsampling technique while knowledge, attitude and behavior are measured by aquestionnaire made especially for this study by the researcher which are thenanalyzed using a data analyzing software.

This study showed that most people have poor knowledge about theprevention of dengue fever as many as 31 respondents (41.9%) of 74 respondents. Inaddition, most respondents have a fairly good behavior in preventing the occurrenceof dengue fever as many as 38 respondents (51.4%). Respondents with goodpreventive attitude are as many as 38 respondents (51.4%). Where there are positivetrend of knowledge with attitudes and behavior of society in the prevention of denguefever.

According to the study’s findings, it is adviced to increase the knowledge ofPayangan Desa people towards dengue fever prevention by education. PuskesmasPayangan team is adviced to educate dengue fever prevention efforts and make surethat the people really understands with the hope that their attitude and behaviortowards fengue fever prevention efforts raises so that it will be implemented and casenumber may decrease.

Keywords: DHF, knowledge, attitude, behavior, prevention, cross sectional

Page 7: GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU ...erepo.unud.ac.id/id/eprint/6258/1/8784bff69a0bea86d8daf...KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa atas

vii

DAFTAR ISI

Halaman

SAMPUL DEPAN ................................................................................................... i

SAMPUL DALAM .................................................................................................. ii

LEMBAR PERSETUJUAN ..................................................................................... iii

KATA PENGANTAR ............................................................................................. iv

ABSTRAK ............................................................................................................... v

ABSTRACT ............................................................................................................. vi

DAFTAR ISI ............................................................................................................ vii

DAFTAR TABEL .................................................................................................... x

DAFTAR GAMBAR ............................................................................................... xi

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................................ xii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ....................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah .................................................................................. 3

1.3 Tujuan Penelitian ................................................................................... 3

1.4 Manfaat Penulisan .................................................................................. 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Demam Berdarah Dengue ...................................................................... 5

2.1.1. Definisi .......................................................................................... 5

2.1.2. Epidemiologi ................................................................................. 5

2.1.3. Etiologi .......................................................................................... 6

2.2. Program Pemberantasan Demam Berdarah Dengue oleh KEMENKES 7

2.3. Pengetahuan ........................................................................................... 8

2.4. Sikap ....................................................................................................... 9

2.5. Perilaku ................................................................................................... 10

Page 8: GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU ...erepo.unud.ac.id/id/eprint/6258/1/8784bff69a0bea86d8daf...KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa atas

viii

BAB III KERANGKA KONSEP PENELITIAN

3.1. Kerangka Konsep Penelitian .................................................................. 12

BAB IV METODE PENELITIAN

4.1. Rancangan Penelitian ............................................................................. 14

4.2. Tempat dan Waktu Penelitian ................................................................ 15

4.2.1. Tempat Penelitian .......................................................................... 15

4.2.2. Waktu Penelitian ........................................................................... 15

4.3. Populasi dan Sampel .............................................................................. 15

4.3.1. Populasi Penelitian ........................................................................ 15

4.3.2. Kriteria Subjek .............................................................................. 15

4.3.3. Besar Sampel Penelitian ................................................................ 16

4.3.4. Cara Pengambilan Sampel ............................................................ 17

4.3.5. Responden Penelitian .................................................................... 17

4.4. Variabel dan Definisi Operasional Variabel .......................................... 17

4.4.1. Variabel ......................................................................................... 17

4.4.2. Definisi Operasional Variabel ....................................................... 17

4.5. Cara dan Alat Pengumpulan Data .......................................................... 20

4.5.1. Alat Pengumpulan Data ................................................................ 20

4.5.2. Cara Pengumpulan Data ................................................................ 20

4.6. Pengolahan dan Analisis Data ................................................................ 21

BAB V HASIL PENELITIAN

5.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ...................................................... 22

5.2. Karakteristik Responden Penelitian ........................................................ 23

5.3. Hasil Penelitian ...................................................................................... 24

5.2.1. Angka Pengetahuan Responden .................................................... 24

5.2.2. Distribusi Sikap Responden dalam Pencegahan DBD .................. 25

5.2.3. Distribusi Perilaku Responden dalam Pencegahan DBD............... 25

5.4. Tabulasi Silang ....................................................................................... 26

5.4.1. Tabulasi Silang Pengetahuan dan Sikap Responden..................................... 26

5.4.2. Tabulasi Silang Pengetahuan dan Perilaku Responden ................................. 26

Page 9: GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU ...erepo.unud.ac.id/id/eprint/6258/1/8784bff69a0bea86d8daf...KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa atas

ix

5.4.3. Tabulasi Silang Sikap dan Perilaku Responden............................................. 27

BAB VI PEMBAHASAN

6.1. Gambaran Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku Responden Terhadap Pencegahan

DBD ......................................................................................................... 28

6.2. Kelemahan Penelitian ............................................................................. 30

BAB VII SIMPULAN DAN SARAN

7.1. Simpulan ................................................................................................ 31

7.2. Saran ....................................................................................................... 32

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................. 33

LAMPIRAN

Page 10: GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU ...erepo.unud.ac.id/id/eprint/6258/1/8784bff69a0bea86d8daf...KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa atas

x

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 5.1 Deskripsi Karakteristik Responden ........................................................ 27

Tabel 5.2 Angka Pengetahuan Responden.............................................................. 28

Tabel 5.3 Distribusi Sikap Responden dalam Pencegahan DBD............................ 29

Tabel 5.4 Distribusi Perilaku Responden dalam Pencegahan DBD ....................... 29

Tabel 5.5 Tabulasi Silang Pengetahuan dan Sikap Responden............................... 30

Tabel 5.6 Tabulasi Silang Pengetahuan dan Perilaku Responden .......................... 30

Tabel 5.7 Tabulasi Silang Sikap dan Perilaku Responden ................................................ 31

Page 11: GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU ...erepo.unud.ac.id/id/eprint/6258/1/8784bff69a0bea86d8daf...KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa atas

xi

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Nyamuk Aides Aegypti ...................................................................... 7

Gambar 3.1 Kerangka Konsep Penelitian .............................................................. 16

Page 12: GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU ...erepo.unud.ac.id/id/eprint/6258/1/8784bff69a0bea86d8daf...KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa atas

xii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Inform Consent Kuesioner

Lampiran 2 Lembar Kuesioner

Page 13: GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU ...erepo.unud.ac.id/id/eprint/6258/1/8784bff69a0bea86d8daf...KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa atas

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Demam berdarah dengue merupakan penyakit yang sering dijumpai di daerah

tropis yang disebabkan oleh virus dan disebarkan oleh nyamuk Aedes aegypti

secara umum namun juga dapat di transmisikan oleh nyamuk Aedes albopictus

walaupun lebih jarang. Nyamuk Aedes aegypti lebih sering ditemukan pada

daerah tropis dan telur nyamuk tersebut tidak dapat hidup pada musim dingin.

Nyamuk Aedes aegypti yang menggigit manusia adalah nyamuk wanita untuk

mendapatkan darah sebagai nutrisi untuk bertelur, dan pada umumnya beraktivitas

pada pagi hingga siang hari (CDC, 2016).

Secara global, DBD telah menjadi endemik pada lebih dari 100 negara dimana

angka kejadian kasus yang dilaporkan semakin tinggi dari tahun ke tahun dan

bahkan telah meningkat 30 kali lipat dalam 5 dekade terakhir, dengan distribusi

resiko penyakit lebih banyak terlihat pada bumi bagian selatan dengan iklim tropis

(WHO, 2012).

Sebagai negara tropis, demam berdarah dengue (DBD) masih merupakan sebuah

masalah kesehatan di Indonesia mengingat 2 musim yang ada di Indonesia

dibandingkan negara dengan empat musim. Berdasarkan data dari Kementrian

Kesehatan Republik Indonesia pada tahun 2013, insiden demam berdarah secara

nasional adalah 41,25 (Kemenkes, 2014) dimana Bali menempati urutan pertama

dalam insiden tertinggi demam berdarah dengue (168,48) disusul oleh DKI

Jakarta pada urutan kedua. Pada tahun 2013 insiden DBD di Bali adalah 174.5

(Dinkes Bali, 2014) dan pada tahun 2014 meningkat menjadi 210.2 (Dinkes Bali,

2015).

Menurut hasil riset kesehatan dasar 2014 provinsi Bali oleh Kemenkes, Kabupaten

Gianyar menempati urutan kedua tertinggi jumlah kasus DBD yaitu sebanyak

1.785 kasus (Dinkes Bali, 2015). Di UPT Payangan sendiri pada tahun 2015,

terdapat 69 penderita DBD yang dirawat inap di UPT Payangan. Namun pada

tahun 2016 dari bulan Januari hingga Mei tercatat 302 penderita yang dirawat inap

Page 14: GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU ...erepo.unud.ac.id/id/eprint/6258/1/8784bff69a0bea86d8daf...KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa atas

2

di UPT Payangan. Baik pada tahun 2015 maupun pada tahun 2016 hingga bulan

Mei, kejadian DBD terbanyak tercatat pada Desa Melinggih yaitu 41 kasus pada

tahun 2015 dan meningkat menjadi 123 kasus pada bulan Januari hingga Mei

2016. Menurut pemegang promosi kesehatan, angka kejadian DBD pada Desa

Melinggih terjadi hampir merata pada lima Dusun yang membawahi Desa

Melinggih, salah satunya yaitu Dusun Payangan Desa.

Program Pencegahan Penyakit Menular (P2M) UPT Payangan memiliki beberapa

program dalam penanganan penyakit DBD meliputi fogging yang bekerja sama

dengan kabupaten Gianyar, larvadisasi dan promosi kesehatan dengan penyuluhan

secara komunitas maupun ketika kunjungan puskesmas keliling. Prosedur UPT

Payangan untuk mengetahui kejaidan DBD adalah dengan memeriksakan pasien

yang datang ke puskesmas dengan keluhan panas lalu diwajibkan menjalani

pemeriksaan darah. Jika trombosit penderita berjumlah dibawah 100.000/uL

dengan hasil pemeriksaan IgM dan IgG yang positif, maka pasien akan dirawat

inap dan tercatat sebagai penderita DBD.

Tingginya angka kejadian DBD yang dicatat oleh Puskesmas Payangan

mengindikasikan adanya masalah yang terjadi dalam proses optimalisasi

penerapan upaya pencegahan DBD. Berbagai faktor dapat menjadi titik

permasalahan sehingga penerapan upaya tidak terjadi. Jika mengacu pada

ecological model oleh Kenneth R. McLeroy, maka faktor intrapersonal (karakter,

sikap, perilaku, persepsi, pengetahuan dll.), faktor interpersonal (interaksi sosial,

keluarga, lingkungan kerja, teman sebaya, dll), faktor organisasi (organisasi

keagamaan, aturan dalam perusahaan, organisasi lainnya), faktor komunitas

(norma komunitas, kebiasaan dalam komunitas) dan faktor kebijakan (peraturan

daerah, peraturan Kemenkes RI, dll) yang berlaku dapat berperan dan menjadi

alasan mengapa program upaya pemberantasan DBD tidak berhasil

mengendalikan angka kejadian DBD sehingga tidak mencapai target nasional (Mc

Leroy, 1988).

Program dan target yang disusun oleh pemerintah dan pemegang kebijakan

berasal dari masalah yang bermula dari satu individu, kemudian menjadi masalah

secara komunitas dan bahkan sampai ke tingkat negara sehingga dicetuskan

Page 15: GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU ...erepo.unud.ac.id/id/eprint/6258/1/8784bff69a0bea86d8daf...KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa atas

3

program dengan harapan dapat mengendalikan masalah yang ada. Untuk

mengetahui apakah suatu program adalah efektif, kita dapat melihat apakah

program tersebut dapat mencapai target yang diharapkan. Ketika target tidak

berhasil tercapai, maka faktor interpersonal dapat menjadi titik awal masalah

sebab sekumpulan individu dengan respon yang sama dapat menjadi faktor

intrapersonal dan mempengaruhi ke tingkat faktor komunitas.

Mengacu pada teori oleh Lawrence Greene, perilaku kesehatan

dipengaruhi oleh 3 faktor termasuk salah satunya adalah faktor predisposisi yaitu

pengetahuan, sikap, kepercayaan, keyakinan, dan nilai-nilai dari seseorang, faktor

pendukung yang terwujud dalam lingkungan fisik, dan faktor pendorong yang

terwujud dalam sikap dan perilaku petugas kesehatan dan petugass lainnya

termasuk keluarga dan teman sebaya. Greene menyimpulkan bahwa setiap

perilaku kesehatan dapat dilihat sebagai fungsi dari pengaruh kolektif ketiga

faktor (LW Greene, 1984).

Melihat uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa penderita penyakit demam

berdarah di UPT Payangan mengalami peningkatan walaupun telah dilakukan

berbagai usaha preventif. Hal ini mendorong peneliti untuk mencaritahu gambaran

faktor sikap, perilaku dan pengetahuan masyarakat Dusun Payangan Desa

terhadap upaya pencegahan DBD untuk memberi gambaran letak permasalahan

kesenjangan antara usaha penyuluhan dengan perubahan perilaku.

1.2 Rumusan Masalah

1.2.1 Bagaimanakah perilaku masyarakat dusun Payangan Desa dalam

mencegah DBD?

1.2.2 Bagaimakah tingkat pemahaman masyarakat dusun Payangan Desa

dalam mencegah DBD?

1.2.3 Bagaimanakah sikap masyarakat dusun Payangan Desa terhadap

upaya pencegahan DBD?

1.3 Tujuan Penelitian

Page 16: GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU ...erepo.unud.ac.id/id/eprint/6258/1/8784bff69a0bea86d8daf...KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa atas

4

1.3.1 Untuk mengetahui perilaku masyarakat dusun Payangan Desa dalam

mencegah DBD.

1.3.2 Untuk mengetahui tingkat pemahaman masyarakat masyarakat dusun

Payangan Desa dalam mencegah DBD.

1.3.3 Untuk mengetahui sikap masyarakat dusun Payangan Desa dalam

mencegah DBD.

1.4 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai

pengetahuan, sikap dan perilaku masyarakat dusun Payangan Desa terhadap upaya

pencegahan DBD. Hasil penelitian ini juga diharapkan dapat dilanjutkan untuk

bahan penelitian lanjutan yang sejenis atau penelitian lain yang memakai

penelitian ini sebagai bahan acuan.

Page 17: GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU ...erepo.unud.ac.id/id/eprint/6258/1/8784bff69a0bea86d8daf...KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa atas

5

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Demam Berdarah Dengue

2.1.1 Definisi Demam Berdarah Dengue

Mengutip dari buku Modul Pengendalian Demam Berdarah Dengue oleh

Kementrian Kesehatan Republik Indonesia pada tahun 2011, maka penyakit

demam berdarah dengue (DBD) adalah “penyakit menular yang disebabkan oleh

virus dengue dan ditularkan oleh nyamuk Aedes aegypti, yang ditandai dengan

demam mendadak 2 sampai dengan 7 hari tanpa penyebab yang jelas, lemah/lesu,

gelisah, nyeri ulu hati, disertai tanda pendarahan di kulit berupa bintik pendarahan

(petechiae, lebam (ecchymosis) atau ruam (purpura). Kadang-kadang mimisan,

berak darah, muntah darah, kesadaran menurun atau renjatan (Shock)” (Kemenkes,

2011).

2.1.2 Epidemiologi

Secara global, DBD telah menjadi endemik pada lebih dari 100 negara dimana

angka kejadian kasus yang dilaporkan semakin tinggi dari tahun ke tahun dan

bahkan telah meningkat 30 kali lipat dalam 5 dekade terakhir dengan distribusi

resiko penyakit lebih banyak terlihat pada bumi bagian selatan dengan iklim tropis

(WHO, 2012).

Sebagai negara tropis, demam berdarah dengue (DBD) masih merupakan sebuah

masalah kesehatan di Indonesia mengingat 2 musim yang ada di Indonesia

dibandingkan negara dengan empat musim. Berdasarkan data dari Kementrian

Kesehatan Republik Indonesia pada tahun 2013, insiden demam berdarah secara

nasional adalah 41,25 (Kemenkes, 2014) dimana Bali menempati urutan pertama

dalam insiden tertinggi demam berdarah dengue (168,48) disusul oleh DKI

Jakarta pada urutan kedua. Pada tahun 2013 insiden DBD di Bali adalah 174.5

(Dinkes Bali, 2014) dan pada tahun 2014 meningkat menjadi 210.2 (Dinkes Bali,

2015).

Page 18: GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU ...erepo.unud.ac.id/id/eprint/6258/1/8784bff69a0bea86d8daf...KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa atas

6

Menurut hasil riset kesehatan dasar 2014 provinsi Bali oleh Kemenkes, Kabupaten

Gianyar menempati urutan kedua tertinggi jumlah kasus DBD yaitu sebanyak

1.785 kasus (Dinkes Bali, 2015). Di UPT Payangan sendiri pada tahun 2015,

terdapat 69 penderita DBD yang dirawat inap di UPT Payangan. Namun pada

tahun 2016 dari bulan Januari hingga Mei tercatat 302 penderita yang dirawat inap

di UPT Payangan. Baik pada tahun 2015 maupun pada tahun 2016 hingga bulan

Mei, kejadian DBD terbanyak tercatat pada Desa Melinggih yaitu 41 kasus pada

tahun 2015 dan meningkat menjadi 123 kasus pada bulan Januari hingga Mei

2016. Menurut pemegang promosi kesehatan, angka kejadian DBD pada Desa

Melinggih terjadi hampir merata pada lima Dusun yang membawahi Desa

Melinggih, salah satunya yaitu Dusun Payangan Desa.

2.1.3 Etiologi dan Penyebaran

Demam Berdarah Dengue diketahui disebabkan oleh virus dengue. Virus dengue

merupakan RNA virus dengan nukleokapsid ikosahedral dan dibungkus oleh

lapisan kapsul lipid. Virus ini termasuk kedalam kelompok arbovirus B, famili

Flaviviridae, genus Flavivirus. Flavivirus merupakan virus yang berbentuk sferis,

berdiameter 45-60 nm, mempunyai RNA positif sense yang terselubung, bersifat

termolabil, sensitif terhadap inaktivasi oleh dietil eter dan natrium dioksikolat,

stabil pada suhu 70oC (Hadinegoro, 2011). Virus dengue mempunyai 4 serotipe,

yaitu DEN 1, DEN 2, DEN 3, DEN 4 (Hadinegoro, 2009).

Manifestasi klinis dengue selain dipengaruhi oleh virus dengue itu sendiri,

terdapat 2 faktor lain yang berperan yaitu faktor host dan vektor perantara. Virus

dengue dikatakan menyerang manusia dan primata yang lebih rendah. Penelitian

di Afrika menyebutkan bahwa monyet dapat terinfeksi virus ini. Transmisi

vertikal dari ibu ke anak telah dilaporkan kejadiannya di Bangladesh dan Thailand.

Vektor utama dengue di Indonesia adalah Aedes aegypti betina, disamping pula

Aedes albopictus betina. Ciri-ciri nyamuk penyebab penyakit demam

berdarah (nyamuk Aedes aegypti):

Badan kecil, warna hitam dengan bintik-bintik putih

Hidup di dalam dan di sekitar rumah

Menggigit/menghisap darah pada siang hari

Page 19: GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU ...erepo.unud.ac.id/id/eprint/6258/1/8784bff69a0bea86d8daf...KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa atas

7

Senang hinggap pada pakaian yang bergantungan dalam kamar

Bersarang dan bertelur di genangan air jernih di dalam dan di sekitar rumah

bukan di got/comberan

Di dalam rumah: bak mandi, tampayan, vas bunga, tempat minum burung, dan

lain-lain.

Jika seseorang terinfeksi virus dengue digigit oleh nyamuk Aedes aegypti, maka

virus dengue akan masuk bersama darah yang diisap olehnya. Didalam tubuh

nyamuk itu virus dengue akan berkembang biak dengan cara membelah diri dan

menyebar ke seluruh bagian tubuh nyamuk. Sebagian besar virus akan berada

dalam kelenjar air liur nyamuk. Jika nyamuk tersebut menggigit seseorang maka

alat tusuk nyamuk (proboscis) menemukan kapiler darah, sebelum darah orang itu

diisap maka terlebih dahulu dikeluarkan air liurnya agar darah yang diisapnya

tidak membeku (Mansjoer, 2000).

Bersama dengan air liur inilah virus dengue tersebut ditularkan kepada orang lain.

Tidak semua orang yang digigit nyamuk Aedes aegypti tersebut akan terkena

demam berdarah dengue. Orang yang mempunyai kekebalan yang cukup terhadap

virus dengue tidak akan terserang penyakit ini, meskipun dalam darahnya terdapat

virus dengue. Sebaliknya pada orang yang tidak mempunyai kekebalan yang

cukup terhadap virus dengue, dia akan sakit demam ringan atau bahkan sakit

berat, yaitu demam tinggi disertai perdarahan bahkan syok, tergantung dari tingkat

kekebalan tubuh yang dimilikinya (Hadinegoro, 2004).

2.2 Program Pemberantasan Oleh Kemenkes

Mengacu pada Keputusan Menterri Kesehatan Republik Indonesia Nomor :

581/MENKES/SK/VII/1992 pada Tanggal 27 Juli 1992 maka upaya

pemberantasan penyakit demam berdarah dengue dilaksanakan dengan cara tepat

guna oleh pemerintah dengan peran serta masyarakat yang meliputi : (1)

Pencegahan, (2), Penemuan, pertolongan, dan pelaporan, (3) Penyelidikan

epidemiologi dan pengamatan penyakit demam berdarah dengue, (4)

penanggulangan seperlunya, (5) penanggulangan lain dan (6) penyuluhan.

Page 20: GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU ...erepo.unud.ac.id/id/eprint/6258/1/8784bff69a0bea86d8daf...KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa atas

8

Pencegahan dilaksanakan oleh masyarakat di rumah dan tempat umum dengan

melakukan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) yang meliputi:

a. Menguras tempat penampungan air sekurang-kurangnya seminggu

sekali, atau menutupnya rapat-rapat.

b. Mengubur barang bekas yang dapat menampung air

c. Menaburkan racun pembasmi jentik (abatisasi)

d. Memelihara ikan

e. Cara-cara lain membasmi jentik

2.2 Pengetahuan

Pengetahuan merupakan hasil tahu seseorang terhadap objek melalui indera yang

dimilikinya dengan sendirinya pada waktu penginderaan sampai menghasilkan

pengetahuan tersebut. Hal tersebut sangat dipengaruhi oleh intensitas, perhatian, dan

persepsi terhadap objek. Sebagian besar pengetahuan seseorang diperoleh melalui indera

pendengaran dan penglihatan. Pengetahuan seseorang terhadap objek memounyai

intensitas atau tingkat yang berbeda-beda (Notoatmodjo, 2007).

Pengetahuan secara garis besarnya dibagi menjadi 6 tingkat pengetahuan, yaitu :

1. Tahu (know)

Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya.

Termasuk kedalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali (recall)

terhadap sesuatu yang spedifik dari seluruh bahan yang dpelajari atau rangsangan

yang telah diterima. Oleh sebab itu, “tahu” itu merupakan tingkat pengetahuan

yang paling rendah.

2. Memahami

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan menjelaskan secara benar tentang

objek yang dikeahui, dan dapat menginterpretasi materi tersebut secara benar.

Orang yang telah paham terhadap objek atau materi harus dapat menjelaskan,

menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan, dan sebagainya terhadap

objek yang dipelajari.

3. Aplikasi

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah

dipelajari pada siatuasi atau kondisi riil (kondisi sebenarnya). Aplikasi disini

Page 21: GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU ...erepo.unud.ac.id/id/eprint/6258/1/8784bff69a0bea86d8daf...KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa atas

9

dapat diartikan aplikasi atau penggunaan hokum-hukum, rumus, metode, prinsip,

dan sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain.

4. Analisis

Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek

kedalam komponen-komponen, tetapi masih dalam suatu struktur organisasi

tersebut, dan masih ada kaitanya satu sama lain. Kemampuan anlisis ini dapat

dilihat dari penggunan kata-kata kerja : dapat menggambarkan (membuat bagan,

membedakan, memisahkan, mengelompokan, dan sebagainya).

5. Sintesis

Sintesis menunjuk pada suatu kemampuan untuk meletakan atau menghubungkan

bagian-bagian dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru. Dengan kata lain

sintesis itu suatu kemampuan untuk menyusun formula baru dari formulasi-

formulasi yang ada.

6. Evaluasi

Evaluasi berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan penilaian terhadap

suatu materi. Penilaian tersebut berdasarkan suatu kriteria yang telah ditentukan

sendiri ataupun yang sudah ada.

2.3 Sikap

Menurut Notoatmodjo, sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup

dari seseorang terdahap suatu stimulus atau objek. Manifestasi sikap itu tidak

dapat langsung dilihat, tetapi hanya ditafsirkan terlebih dahulu dari perilaku yang

tertutup. Sikap merupakan kesiapan untuk bereaksi terhadap objek di lingkungan

tertentu sebagai suatu penghayatan terhadap objek (Notoatmodjo, 2007).

Mengacu pada teori Health Belief Model, dalam menjelaskan dan memprediksi

perilaku kesehatan seseorang, perlu dipertimbangkan sikap dan persepsi seseorang.

Perilaku pencegahan penyakit didefinisikan sebagai aktifitas yang dilakukan oleh

seorang individu yang percaya bahwa dirinya sehat, dalam rangka mencegah

penyakit atau deteksi dini saat berada pada keadaan tanpa gejala. Pengaruh pola

gaya hidup dan kesehatan paling dipengaruhi oleh usia. Perilaku seseorang untuk

berubah dalam rangka mendapatkan hidup yang sehat tentunya dipengaruhi oleh

berbagai faktor, salah satunya yaitu sikap dan persepsi seseorang (Greene, 1984).

Page 22: GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU ...erepo.unud.ac.id/id/eprint/6258/1/8784bff69a0bea86d8daf...KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa atas

10

Maka dapat disimpulkan bahwa seseorang akan mengambil langkah yang

berhubungan dengan kesehatan jika individu tersebut:

“Merasa bahwa kondisi negatif kesehatan dapat dihindari, mempunyai

ekspektasi positif bahwa jika dengan mengambil tindakan yang

direkomendasikan, individu tersebut dapat menghindari kondisi kesehatan

yang negatif, dan percaya bahwa individu tersebut dapat dengan sukses

melakukan aksi kesehatan yang direkomendasikan.”

Dalam prosesnya, ketika seorang individu mendapatkan informasi mengenai

upaya pencegahan suatu penyakit, maka individu tersebut akan melakukan upaya

tersebut dengan terlebih dahulu memiliki persepsi: 1) Sadar bahwa individu

tersebut berpeluang terkena penyakit tersebut (Perceived Susceptibility), 2)

Individu tersebut menimbang keseriusan penyakit tersebut serta konsekuensinya.

(Perceived Severity), 3) Individu tersebut percaya bahwa melakukan upaya

pencegahan dapat membuatnya terhindar dari penyakit tersebut (Perceived

Benefits), 4) Individu menimbang kerugian atau pengorbanan dalam melakukan

upaya pencegahan tersebut serta memikirkan cara agar dapat mengecilkan

kerugian. (Perceived Barriers), 5) Individu menerima pengingat-pengingat dari

pemberi informasi dalam bentuk benda-benda dengan pesan-pesan informasi

(Cues to Action), dan 6) Individu menerapkan upaya pencegahan penyakit dengan

benar (Self-Efficacy) (Rosenstock, 1974).

2.4 Perilaku

Perilaku dari pandangan biologis merupakan suatu kegiatan atau aktivitas

organisme yang bersangkutan. Jadi, perilaku manusia pada hakikatnya adalah

suatu aktivitas dari manusia itu sendiri. Oleh sebab itu, perilaku manusia

mencakup: berjalan, berbicara, bereaksi, berpakaian, dan lain sebagainya

(Notoatmodjo, 2007).

Analisis dari Green yang dikutip Notoatmodjo menyatakan bahwa

kesehatan dipengaruhi oleh dua faktor pokok yaitu, faktor perilaku (behaviour

Page 23: GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU ...erepo.unud.ac.id/id/eprint/6258/1/8784bff69a0bea86d8daf...KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa atas

11

causes) dan faktor non perilaku (non behaviour causes). Sedangkan perilaku itu

sendiri, khusus perilaku kesehatan dipengaruhi atau ditentukan oleh 3 (tiga) faktor

yakni:

Faktor-faktor predisposisi (predisposing factor), yaitu terwujud

dalam pengetahuan, sikap, kepercayaan, keyakinan, nilai-nilai dan

sebagainya dari seseorang.

Faktor-faktor pendukung (enabling factor) yang terwujud dalam

lingkungan fisik.

Faktor-faktor pendorong (reinforcing factor) yang terwujud dalam

sikap dan perilaku petugas kesehatan dan petugas-petugas lainnya

termasuk di dalamnya keluarga dan teman sebaya.

Green kemudian berkesimpulan bahwa setiap perilaku kesehatan dapat dilihat

sebagai fungsi dari pengaruh kolektif ketiga faktor. Gagasan penyebab kolektif itu

penting terutama karena perilaku merupakan suatu fenomena yang majemuk.

Perilaku adalah suatu reaksi psikis seseorang terhadap lingkungannya.

Dari batasan dapat diuraikan bahwa reaksi dapat diuraikan bermacam-macam

bentuk, yang pada hakekatnya digolongkan menjadi 2, yaitu bentuk pasif (tanpa

tindakan nyata atau konkret) dan dalam bentuk aktif dengan tindakan nyata atau

(konkret) Perilaku adalah keteraturan tertentu dalam hal perasaan (afeksi),

pemikiran (kognisi), dan predisposisi tindakan (konasi) seseorang terhadap suatu

aspek di lingkungan sekitarnya. Dalam pengertian umum perilaku adalah segala

perbuatan tindakan yang dilakukan makhluk hidup (Notoatmodjo, 2007).

Page 24: GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU ...erepo.unud.ac.id/id/eprint/6258/1/8784bff69a0bea86d8daf...KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa atas

12

BAB III

KERANGKA KONSEP PENELITAN

3.1 Kerangka Konsep Penelitian

1. Demam berdarah dengue merupakan penyakit dengan angka kejadian yang

sedang meningkat di Desa Melinggih, Kecamatan Payangan.

2. Puskesmas Payangan menerapkan strategi upaya pencegahan DBD meliputi

fogging, pemeriksaan jentik, pembagian abate dan penyuluhan.

3. Selain upaya dari Puskesmas, penyuluhan yang diberikan diharapkan mampu

mengubah perilaku masyarakat sehingga partisipasi pemberantasan sarang nyamuk

ditingkatkan.

4. Perilaku dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti faktor predisposisi (sikap,

pengetahuan, kepercayaan, dsb), faktor pendukung (sarana kemudahan

mendapat abate, cangkul untuk mengubur sampah, ataupun sarana dan

fasilitas lain yang memudahkan menerapkan apa yang diketahui), dan faktor

pendorong (sikap dari petugas kesehatan, perilaku keluarga dan teman

sebaya, dsb) (Greene, 1984).

5. Pada penelitian ini akan diteliti pengetahuan, sikap dan perilaku masyarakat

Dusun Payangan Desa, Desa Melinggih terhadap upaya pencegahan DBD.

Page 25: GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU ...erepo.unud.ac.id/id/eprint/6258/1/8784bff69a0bea86d8daf...KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa atas

13

Gambar. 3.1 Kerangka Konsep Penelitian mengacu pada teori perilaku oleh LWGreene yang disesuaikan untuk perilaku terhadap upaya pencegahan DBD(Greene, 1984).

Predisposisi

- Pengetahuan- Sikap- Kepercayaan

Pendukung

- Sarana- Fasilitas

Pendorong

- Sikap keluarga- Perilaku Petugas

Kesehatan- Sikap teman sebaya

Perilaku

Upaya PencegahanDBD oleh Puskesmas

fogging Pemantauan JentikPembagian AbatePenyuluhan

Peningkatan Partisipasi

Angka Kejadian DBD Menurun

Page 26: GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU ...erepo.unud.ac.id/id/eprint/6258/1/8784bff69a0bea86d8daf...KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa atas

22

BAB V

HASIL PENELITIAN

5.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Penelitian dilaksanakan di wilayah kerja UPT Payangan yang berlokasi di Desa

Melinggih, Kecamatan Payangan, Kabupaten Gianyar, Bali. UPT Payangan

memiliki cakupan wilayah seluas 75,88 km2 dengan jumlah penduduk pada tahun

2015 tercatat sebanyak 43.216 jiwa. Batas wilayah kerja UPT Payangan sebelah

utara merupakan Kabupaten Bangli, sebelah selatan berbatasan dengan

Kecamatan Ubud, sebelah timur berbatasan dengan Kecamatan Tegalalang, dan

sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Badung. Wilayah kerja UPT

Payangan terdiri dari 9 desa dan 59 dusun yaitu Desa Melinggih Kelod 6 dusun,

Desa Melinggih 5 dusun, Desa Kelusa 6 dusun, Desa Bukian 11 dusun, Desa

Puhu 7 dusun, Desa Kerta 8 dusun, Desa Buahan 5 dusun, Desa Buahan Kaja 8

dusun, Desa Bersela 3 dusun dan dr. I Gede Gusti Ngurah Putra sebagai Kepala

UPT Payangan.

Jumlah kasus DBD di UPT Payangan berdasarkan data dari pemegang Program

Pencegahan Penyakit Menular UPT Payangan pada tahun 2015 tercatat 62 kasus

DBD yang dirawat inap di UPT Payangan dan pada tahun 2016 dari bulan Januari

sampai Mei tercatat sebanyak 302 kasus DBD yang dirawat inap di UPT

Payangan. Kejadian DBD paling banyak terdapat di Desa Melinggih yang tersebar

secara rata pada keenam dusunnya. Program Pencegahan Penyakit Menular UPT

Payangan memiliki beberapa program dalam penanganan penyakit DBD meliputi

fogging, larvadisasi, dan promosi kesehatan dengan penyuluhan secara komunitas

maupun ketika kunjungan puskesmas keliling.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas usaha preventif terutama

pada program penyuluhan secara individu yang dirangkum secara komunitas

untuk memastikan letak permasalahan kesenjangan antara usaha penyuluhan

dengan tingginya angka penderita penyakit. Penelitian ini dilakukan di Desa

Melinggih melihat tingginya angka kejadian DBD di wilayah ini. Penelitian ini

Page 27: GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU ...erepo.unud.ac.id/id/eprint/6258/1/8784bff69a0bea86d8daf...KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa atas

23

melibatkan total 74 sampel yang berasal dari Dusun Payangandesa, Desa

Melinggih.

5.2 Karakteristik Responden Penelitian

Karakteristik responden dalam penelitian ini dideskripsikan berdasarkan umur,

jenis kelamin, pendidikan, dan pekerjaan. Karakteristik responden disajikan pada

table 5.1 dibawah ini.

Tabel 5.1 Deskripsi Karakteristik Responden

Deskripsi Frekuensi(n = 74)

Percent(%)

Usia

Mean ± SD 35,42 ± 15,06Kanak-kanak hingga remaja 21 28,4%Dewasa 34 45,9%Lansia Awal & Akhir 19 25,7%

Jenis KelaminLaki - Laki 38 51,4%Perempuan 36 48,6%

PekerjaanWiraswasta 27 36,5%pelajar 19 25,7%PNS 7 9,5%Swasta 7 9,5%Ibu Rumah Tangga 6 8,1%Tidak Berkerja 8 10,8%

PendidikanTidak tamat SD 5 6,8%SD 17 23,0%SMP 17 23,0%SMA 29 39,2%S1 6 8,1%

Riwayat Demam BerdarahPribadi 8 10,8%Saudara 7 9,5%Tidak ada 59 79,7%

Page 28: GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU ...erepo.unud.ac.id/id/eprint/6258/1/8784bff69a0bea86d8daf...KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa atas

24

Karakteristik responden penelitian berdasarkan umur didapatkan rata-rata umur

responden adalah 35,42 tahun dengan standar deviasi 15,06. Usia termuda adalah

10 tahun dan usia tertua adalah 65 tahun. Mayoritas usia responden berusia

dewasa yaitu sebanyak 45,9%. Berdasarkan jenis kelamin diperoleh responden

laki-laki sebanyak 38 orang (51,4%) dan perempuan sebanyak 36 orang (48,6%).

Berdasarkan jenis pekerjaan diperoleh responden sebagai wiraswasta sebanyak 27

orang (36,5%), pelajar sebanyak 19 orang (25,7%), PNS sebanyak 7 orang

(9,5%), bekerja di perusahaan swasta sebanyak 7 orang (9,5%), Ibu rumah tangga

sebanyak 6 orang (8,1%), dan tidak pekerja sebanyak 8 orang (10,8%).

Berdasarkan pendidikanya didapatkan responden yang tidak tamat SD sebanyak 5

orang (6,8%), tamat SD sebanyak 17 orang (23,0%), tamat SMP sebanyak 17

orang (23,0%), tamat SMA sebanyak 29 orang (39,2%), dan tamat perguruan

tinggi sebanyak 6 orang (8,1%). Berdasarkan riwayat DBD yang menjalani rawat

inap yang dialami oleh responden sendiri sebanyak 8 orang (10,8%), responden

yang keluarganya pernah mengalami DBD sebanyak 7 orang (9,5%), dan yang

tidak memiliki riwayat DBD sebanyak 59 orang (79,7%).

5.3 Hasil Penelitian

5.3.1 Angka Pengetahuan Responden

Angka pengetahuan responden adalah skor yang diukur berdasarkan pertanyaan

yang diajukan kepada responden terkait DBD. Terdapat 9 pertanyaan untuk

mengukur pengetahuan responden dengan skor jawaban benar bernilai 1 dan skor

jawaban salah bernilai 0. Kategoi pengetahuan baik dengan skor 8-10, sedang

dengan skor 5-7, dan buruk dengan skor 1-4. Angka Pengetahuan Responden

dapat dilihat pada tabel 5.2 berikut.

Tabel 5.2 Angka Pengetahuan Responden

Variabel Jumlah(n = 74)

Percent(%)

PengetahuanBaik 21 28,4Sedang 22 29,7Buruk 31 41,9

Page 29: GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU ...erepo.unud.ac.id/id/eprint/6258/1/8784bff69a0bea86d8daf...KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa atas

25

Berdasarkan tabel diatas didapatkan responden yang memiliki pengetahuan baik

sebesar 21 orang (28,4%), pengetahuan sedang sebesar 22 orang (29,7%),

pengetahuan kurang sebesar 31 orang (41,9%).

5.3.2 Distribusi Sikap Responden dalam Pencegahan DBD

Hasil penelitian mengenai variabel sikap masyarakat dalam mencegah terjadinya

penyakit DBD, di Desa Melinggih wilayah kerja Puskesmas Payangan akan

disajikan dalam tabel 5.4 berikut.

Tabel 5.3 Distribusi Sikap Responden dalam Pencegahan DBD

Variable Jumlah(n = 74)

Persen(%)

Sikap

Baik 38 51.4Buruk 36 48.6

Berdasarkan Tabel 5.4 tersebut, dapat diketahui bahwa sebagian besar responden

mempunyai sikap yang cukup baik dalam mencegah terjadinya penyakit DBD,

dan hanya sebagian responden mempunyai sikap yang masih kurang dalam

mencegah terjadinya penyakit demam berdarah dengue. Didapatkan bahwa kepala

keluarga dengan sikap pencegahan yang baik sebanyak 38 orang (51,4%) dan

yang berperilaku tidak baik dalam pencegahan sebanyak 36 orang (48,6%).

5.3.3 Distribusi Perilaku Responden dalam Pencegahan DBD

Hasil penelitian mengenai variabel perilaku masyarakat dalam mencegah

terjadinya penyakit demam berdarah dengue, di Desa Melinggih wilayah kerja

Puskesmas Payangan akan disajikan dalam tabel 5.3 berikut.

Tabel 5.4 Distribusi Perilaku Responden dalam Pencegahan DBD

Variable Jumlah(n = 74)

Persen(%)

Perilaku

Baik 38 51.4

Buruk 36 48.6

Page 30: GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU ...erepo.unud.ac.id/id/eprint/6258/1/8784bff69a0bea86d8daf...KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa atas

26

Berdasarkan Tabel 5.3 diatas, dapat diketahui bahwa sebagian besar responden

mempunyai perilaku yang cukup baik dalam mencegah terjadinya penyakit

demam berdarah dengue, dan hanya sebagian responden mempunyai perilaku

yang kurang dalam mencegah terjadinya penyakit DBD. Didapatkan bahwa

responden dengan perilaku pencegahan yang baik sebanyak 38 orang (51,4%) dan

yang berperilaku buruk dalam pencegahan sebanyak 36 orang (48,6%).

5.4 Tabulasi Silang

5.4.1 Tabulasi Silang Pengetahuan dan Sikap Responden

Tabel 5.5 Tabulasi Silang Pengetahuan dan Sikap Responden

SikapBaik Buruk Total

Baik 14 (66,7%) 7 (33,3%) 21 (100%)Pengetahuan Sedang 14 (63,6%) 8 (36,4%) 22 (100%)

Buruk 10 (32,3%) 21 (67,7%) 31 (100%)Total 38 (51,4%) 36 (48,%) 74 (100%)

Berdasarkan tabel persilangan pengetahuan dan perilaku, dapat diketahui bahwa

seiring meningkatnya sikap responden ke arah yang lebih baik, terdapat tren

peningkatan sikap ke arah lebih baik. Seiring menurunnya pengetahuan responden

ke arah yang lebih buruk, terdapat tren penurunan sikap ke arah lebih buruk.

5.4.2 Tabulasi Silang Pengetahuan dan Perilaku Responden

Tabel 5.6 Tabulasi Silang Pengetahuan dan Perilaku Responden

SikapBaik Buruk Total

Baik 13 (61,9%) 8 (38,1%) 21 (100%)Pengetahuan Sedang 13 (59,1%) 9 (40,9%) 22 (100%)

Buruk 12 (38,7%) 19 (61,3%) 31 (100%)Total 38 (51,4%) 36 (48,6%) 74 (100%)

Berdasarkan tabel persilangan pengetahuan dan perilaku, dapat diketahui bahwa

seiring meningkatnya perilaku responden ke arah yang lebih baik, terdapat tren

Page 31: GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU ...erepo.unud.ac.id/id/eprint/6258/1/8784bff69a0bea86d8daf...KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa atas

27

peningkatan perilaku ke arah lebih baik. Seiring menurunnya perilaku responden

ke arah yang lebih buruk, terdapat tren penurunan perilaku ke arah lebih buruk.

5.4.3 Tabulasi Silang Sikap dan Perilaku Responden

Tabel 5.7 Tabulasi Silang Sikap dan Perilaku Responden

Berdasarkan tabel persilangan sikap dan perilaku, dapat diketahui bahwa seiring

meningkatnya sikap responden ke arah yang lebih baik, terdapat tren peningkatan

perilaku ke arah lebih baik. Seiring menurunnya sikap responden ke arah yang

lebih buruk, terdapat tren penurunan perilaku ke arah lebih buruk.

Perilaku

Baik Buruk TotalBaik 29 (76,3%) 9 (23,7%) 38 (100%)

Sikap Buruk 9 (25,0%) 27 (75%) 36 (100%)Total 38 (51,4%) 36 (48,6%) 74 (100%)

Page 32: GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU ...erepo.unud.ac.id/id/eprint/6258/1/8784bff69a0bea86d8daf...KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa atas

28

BAB VI

PEMBAHASAN

6.1 Gambaran Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku Responden Terhadap

Pencegahan DBD

Penelitian ini memperlihatkan mayoritas usia responden merupakan usia dewasa

sebesar 45,9%. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Nyoman (2014)

di Banjar Badung, Desa Melinggih dengan mayoritas responden merupakan usia

dewasa sebesar 80%. Melihat dari hal tersebut, responden dinilai mampu

memberikan gambaran pengetahuan, sikap, dan perilaku melalui kemampuan

berpikir yang lebih matang karena usia yang semakin matang. Dengan semakin

matangnya usia membuat mereka dapat memiliki perilaku yang terbaik untuk

mencapai tujuan yang baik.

Tingkat pengetahuan responden terhadap DBD dalam penelitian ini terlihat masih

kurang. Rata-rata angka pengetahuan responden sebesar 6,61 dari nilai maksimal

9. Data ini bertentangan dengan penelitian yang dilakukan Nyoman di Desa

Melinggih tepatnya di Banjar Badung dengan 84,1% responden memiliki

pengetahuan yang baik terhadap DBD. Pengetahuan responden yang terlihat

masih kurang dipengaruhi oleh intensitas, perhatian, dan persepsi responden

terhadap pencegahan DBD. Hal ini sesuai menurut teori bloom dimana

pengetahuan merupakan hasil tahu seseorang terhadap objek melalui indera yang

dimilikinya yang dipengaruhi oleh intensitas, perhatian, dan persepsi terhadap

objek.

Dalam penelitian ini memperlihatkan 51,4% responden memilik sikap yang baik

terhadap pencegahan DBD. Rata-rata nilai sikap responden sebesar 43,73 dengan

nilai maksimal 50. Hasil ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan Nyoman

(2014) di Banjar Badung Desa Melinggih bahwa lebih dari 50% responden

memiliki sikap yang baik terhadap pencegahan DBD. Sikap menurut

Notoatmodjo merupakan kesiapan untuk bereaksi terhadap objek di lingkungan

tertentu sebagai suatu penghayatan terhadap objek. Berdasarkan teori ini dapat

dikatakan meskipun responden memiliki pengetahuan yang kurang terhadap

pencegahan DBD, akan tetapi responden memiliki sikap yang baik karena

Page 33: GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU ...erepo.unud.ac.id/id/eprint/6258/1/8784bff69a0bea86d8daf...KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa atas

29

memiliki persepsi bahwa mereka berpeluang terkena penyakit DBD melihat angka

kejadian DBD yang tinggi di daerah tersebut dan apabila mereka melakukan

upaya pencegahan dapat menghindarkan mereka dari penyakit DBD.

Perilaku merupakan suatu kegiatan dari manusia itu sendiri. Dalam penelitian ini

menunjukan sebesar 51,4% responden memiliki perilaku yang baik dalam upaya

pencegahan DBD. Rata-rata nilai perilaku responden dalam pencegahan DBD

sebesar 43,14 dengan nilai maksimal sebesar 50. Hal ini sesuai dengan penelitian

yang dilakukan Nyoman (2014) di Banjar Badung Desa Melinggih bahwa hampir

semua responden yang memiliki sikap yang baik terhadap pencegahan DBD akan

memberikan suatu perilaku yang baik pula terhadap pencegahan DBD.

Pada penelitian ini, diteliti tiga variabel yaitu pengetahuan, sikap dan perilaku

yang berhubungan dengan penerapan upaya kesehatan. Penelitian ini

mendapatkan bahwa terdapat tren positif antara pengetahuan terhadap sikap, sikap

terhadap perilaku, dan begitupula dengan pengetahuan terhadap perilaku. Semakin

tinggi pengetahuan seseorang, sikap dan perilakunya juga membaik. Hasil yang

didapat pada penelitian ini memberikan asumsi bahwa variabel tersebut saling

berhubungan dan pengetahuan serta sikap merupakan predisposisi seseorang

untuk berperilaku positif.

Pada penelitian tahun 1993 oleh Freeman R mengenai hubungan pengetahuan,

sikap dan perilaku terhadap kesehatan gigi pada remaja, didapatkan hasil yang

serupa dimana remaja dengan pengetahuan yang tinggi memiliki perilaku

kesehatan dan sikap yang baik dibandingkan remaja dengan pengetahuan yang

rendah. Hal ini disebabkan oleh karena remaja yang memiliki pengetahuan yang

benar kemudian dapat mengetahui langkah selanjutnya untuk melaksanakan upaya

menjaga kesehatan gigi yang benar.

Penelitian pada tahun 2014 oleh Nyoman di Desa Melinggih mendapatkan hasil

yang serupa dengan penelitian ini dimana sikap yang semakin mendukung dan

pengetahuan yang semakin baik memiliki tren peningkatan perilaku

pemberantasan sarang nyamuk dengan benar.

Page 34: GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU ...erepo.unud.ac.id/id/eprint/6258/1/8784bff69a0bea86d8daf...KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa atas

30

6.2 Kelemahan Penelitian

Penelitian tentang “Gambaran Pengetahuan, Sikap dan Perilaku Masyarakat

Dusun Payangan Desa dalam upaya pencegahan Demam Berdarah Dengue” ini

tidak lepas dari beberapa hambatan dan kelemahan, yaitu:

1. Penelitian ini dilakukan dengan wawancara langsung dengan responden dengan

menggunakan kuesioner tanpa melakukan observasi langsung secara detail di

rumah-rumah responden. Sehingga jawaban yang diberikan responden terkadang

tidak sesuai dengan keadaan yang ada.

2. Penelitian ini dilakukan dalam waktu yang cukup singkat sehingga tidak

memberikan gambaran yang utuh tentang dampak dari proses intervensi yang

diberikan oleh peneliti terhadap perubahan perilaku dan sikap masyarakat

khususnya dalam upaya pencegahan penyakit DBD.

3. Terdapat beberapa orang diminta untuk menjadi responden penilitian tetapi ada

yang menolak untuk menjadi salah satu responden penelitian.

Page 35: GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU ...erepo.unud.ac.id/id/eprint/6258/1/8784bff69a0bea86d8daf...KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa atas

31

BAB VII

SIMPULAN DAN SARAN

7.1 SIMPULAN

Dari hasil penelitian dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Sebaran karakteristik responden menurut umur adalah dari umur 10 hingga

65 tahun.

2. Sebaran karakteristik responden menurut jenis kelamin yang terbanyak

adalah laki- laki yiatu sebanyak 38 responden dari 74 responden.

3. Pendidikan responden sebagian besar berasal dari tingkat pendidikan

SMA.

4. Kebanyakan responden bekerja sebagai wiraswasta dengan jumlah 27

responden (36,5%) dan pelajar dengan jumlah 19 responden (25,7%)

5. Sebagian besar responden di Desa Melinggih tidak mempunyai riwayat

penyakit demam berdarah dengue secara pribadi maupun dalam keluarga.

6. Sebagian responden mempunyai pengetahuan yang buruk mengenai

pencegahan penyakit demam berdarah dengue.

7. Kebanyakan responden mempunyai sikap yang baik terhadap pencegahan

penyakit demam berdarah dengue dengan jumlah 38 responden.

8. Perilaku responden sebagian besar menunjukkan perilaku yang baik dalam

pencegahan demam berdarah dengue.

9. Responden dengan sikap yang baik mempunyai perilaku yang baik

daripada responden dengan sikap buruk dan perilaku buruk.

10. Responden dengan pengetahuan buruk memiliki kecenderungan

mendapatkan hasil perilaku yang buruk daripada responden dengan

pengetahuan baik dan sedang.

11. Responden yang mempunyai pengetahuan buruk mengenai pencegahan

penyakit demam berdarah dengue dengan sikap yang buruk lebih tinggi

dibandingkan responden dengan pengetahuan baik dan sedang serta sikap

yang baik.

Page 36: GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU ...erepo.unud.ac.id/id/eprint/6258/1/8784bff69a0bea86d8daf...KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa atas

32

7.2 SARAN

Adapun saran yang peneliti rekomendasikan antara lain:

1. Sebaiknya informasi tentang pencegahan penyakit demam berdarah

dengue yang disampaikan oleh petugas kesehatan, dipastikan benar-benar

dipahami oleh masyarakat.

2. Diharapkan masyarakat agar berperan aktif dalam pemberantasan penyakit

DBD melalui upaya pemberantasan sarang nyamuk Aedes aegypti dengan

melakukan 3M khususnya dalam menguras tempat penampungan air serta

menaburkan bubuk abate ke dalam kontainer yang tidak dapat dikuras atau

ditutup.

3. Diharapkan adanya upaya masyarakat untuk membersihkan lingkungan

tidak hanya di rumah tetapi di daerah sekitar dan di tempat kerja sebab

sarang nyamuk tidak hanya berada di lingkungan rumah.

Page 37: GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU ...erepo.unud.ac.id/id/eprint/6258/1/8784bff69a0bea86d8daf...KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa atas

37

DAFTAR PUSTAKA

1. Center for Disease Control and Prevention.Dengue and The Aedes Aegypti

Mosquito.(di akses di

http://www.cdc.gov/dengue/resources/30jan2012/aegyptifactsheet.pdf pada

tanggal 20 Juni 2016)

2. World Health Organization.Global Strategy For Dengue Prevention and

Control 2012-2020.France:World Health Organization, 2012.

3. Pusat data dan Informasi Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.Situasi

Demam Berdarah Dengue di Indonesia.Jakarta.Kementerian Kesehatan

Republik Indonesia.2014

4. Dinas Kesehatan Provinsi Bali.Profil Kesehatan Provinsi Bali Tahun

2013.Bali.Dinas Kesehatan Provinsi Bali.2014

5. Dinas Kesehatan Provinsi Bali.Profil Kesehatan Provinsi Bali Tahun

2014.Bali.Dinas Kesehatan Provinsi Bali.2015

6. KR McLeroy, D Bibeau, A Steckler, K Glanz.An Ecological Perspective on

health Promotion Programs.Health Education Quarterly. Vol. 15(4):351-377

(Winter 1988)

7. Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan

Lingkungan.Pencegahan dan Pemberantasan Demam Berdarah Dengue di

Indonesia.Jakarta.Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.2011

8. Hadinegoro, S.Sri Rezeki (2011). Tata Laksana Demam Berdarah Dengue di

Indonesia. Terbitan Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Edisi Ketiga.

Jakarta.

9. Hadinegoro, S.Sri Rezeki, Pitfalls and Pearls.(2004). Diagnosis dan Tata Laksana

Demam Berdarah Dengue, dalam: Current Management of Pediatrics Problem.

Balai Penerbit FKUI. Jakarta. Hal 63-72

10. Mansjoer, Arif & Suprohaita. (2000). Kapita Slekta Kedokteran Jilid II. Fakultas

Kedokteran UI : Media Aescullapius. Jakarta.

11. Soeparman. (1987). Ilmu Penyakit Dalam Jilid I Edisi kedua. Penerbit FKUI. Jakarta.

12. KEPMENKES RI Nomor:581/MENKES/SK/VII/1992 Tentang

Pemberantasan Penyakit Demam Berdarah Dengue (hal Lamp.)

Page 38: GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU ...erepo.unud.ac.id/id/eprint/6258/1/8784bff69a0bea86d8daf...KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa atas

38

13. Notoatmodjo S, 2007. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Rineka

Cipta.Jakarta.

14. LW Green.Modifying and Developing Health Behaviour.Ann Rev Public

Health 1984.5:215-36

15. Rosenstock, I. (1974). Historical Origins of the Health Belief Model. Health

Education Monographs. Vol. 2 No. 4

Page 39: GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU ...erepo.unud.ac.id/id/eprint/6258/1/8784bff69a0bea86d8daf...KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa atas

LAMPIRAN

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS UDAYANA

INFORM CONSENTPERSETUJUAN UNTUK MENJADI RESPONDEN

Perkenalkan, kami koas dari Fakultas Kedokteran Universitas Udayana, Kami sedang

melakukan studi tentang gambaran sikap, perilaku, dan pengetahuan masyarakat dusun Payangan

Desa terhadap upaya pencegahan demam berdarah dengue (DBD)

Tujuan dari studi ini adalah untuk mengetahui gambaran sikap, perilaku, dan

pengetahuan masyarakat dusun Payangan Desa terhadap upaya pencegahan demam berdarah

dengue (DBD) .

Kami meminta kesediaan Bapak/Ibu/Saudara/i secara sukarela menjadi responden dalam

studi ini. Diharapkan Bapak/Ibu/Saudara/i dapat berpartisipasi dengan mengemukakan pendapat,

pikiran dan perasaan dengan sejujurnya dan apa adanya. Hasil studi ini sangat tergantung pada

informasi yang didapat dari Bapak/Ibu/Saudara/i. Namun, Bapak/Ibu/Saudara/i berhak untuk

menolak menjawab pertanyaan atau tidak bersedia menjadi responden apabila tidak

menginginkannya. Wawancara akan berlangsung kurang lebih selama 30 menit. Informasi

Bapak/Ibu/Saudara/i hanya akan digunakan dalam penelitian ini saja. Bapak/Ibu/Saudara/i tidak

akan mendapatkan keuntungan langsung dari penelitian ini, namun informasi

Bapak/Ibu/Saudara/i akan berguna untuk perbaikan program kesehatan terkait dengan

pencegahan dan penanganan demam berdarah dengue (DBD).

Mohon Bapak/Ibu/Saudara/i menandatangani form di bagian bawah ini bila bersedia

menjadi responden atau sumber informasi.

Gianyar,………………2016

Responden

(____________________)

Page 40: GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU ...erepo.unud.ac.id/id/eprint/6258/1/8784bff69a0bea86d8daf...KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa atas

LAMPIRAN

GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU MASYARAKAT DUSUNPAYANGAN DESA TERHADAP UPAYA PENCEGAHAN DEMAM BERDARAH

DENGUE

Nomor Kuesioner : .....................................................................

Tempat dan tanggal pengisian : ....................................................................

Pewawancara : ....................................................................

DATA UMUM

Nama Responden : .........................................................................................................................

Tanggal Lahir : .........................................................................................................................

Alamat : .........................................................................................................................

Jenis Kelamin : .........................................................................................................................

Pekerjaan : .........................................................................................................................

Pendidikan : .........................................................................................................................

Riwayat DBD : .........................................................................................................................

Page 41: GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU ...erepo.unud.ac.id/id/eprint/6258/1/8784bff69a0bea86d8daf...KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa atas

LAMPIRAN

PENGETAHUAN

1. Apakah tanda atau warna nyamuk penular penyakit demam berdarah?a. Hitam mulusb. Bintik-bintik hitam putih

c. Putih mulusd. Tidak tahu

2. Dimana nyamuk penular demam berdarah tersebut biasanya bertelur?a. Di tempat yang berisi air jernihb. Di got atau saluran air

c. Di tempat yang berisi air keruhd. Tidak tahu

3. Apa saja tanda-tanda penyakit demam berdarah?a. Panas tinggi (2-7 hari) tanpa sebab, perdarahan bintik di kulitb. Panas tinggi beberapa hari, batuk, badan gemetarc. Tidak menampakkan gejala yang khasd. Tidak tahu

4. Kapan nyamuk penular demam berdarah biasa menggigit?a. Siang harib. Malam hari

c. Siang dan malamd. Tidak tahu

7. Penanganan pakaian yang baik setelah dipakai untuk mencegah demam berdarah adalah?a. Dibiarkan tergeletak diatas lantaib. Disetrika saja

c. Segera dicucid. Digantung di lemari

8. Apakah penyakit demam berdarah dapat menyebabkan kematian?a. Yab. Tidak

9. Dimana sajakah abate harus ditaburkan?a. Di tempat sampahb. Di atas ranjangc. Di halaman depan rumahd. Di tempat penampungan air

10. Upaya tambahan yang dapat membantu mencegah penyakit demam berdarah adalah:a. Pemakaian obat nyamuk (semprot/oles/bakar/listrik)b. Memakan jeroan binatangc. Memakai pakaian tanpa lengand. Tidak tahu

Page 42: GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU ...erepo.unud.ac.id/id/eprint/6258/1/8784bff69a0bea86d8daf...KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa atas

LAMPIRAN

PERILAKU

No. Pernyataan SangatSetuju

Setuju Ragu-ragu

TidakSetuju

SangatTidakSetuju

1. Penting untuk membersihkan dan menggantiair dalam tempat penampungan air secararutin.

2. Tempat penampungan air harus selalutertutup rapat

3. Penting untuk menaburkan abate padatempat penampungan air

4. Penting untuk mengganti air dalamkolam/akuarium.vas bunga.barang lain yangterdapat genangan air

5. Penting untuk menaburkan abate padatempat dengan genangan air

6. Pakaian jangan dibiarkandigantung/ditumpuk sembarangan dalamkamar setelah dipakai

7. Perlu memasang kawat kassa pada ventilasidan atau jendela rumah anda

8. Perlu menggunakan obat anti nyamuk(oles/semprot/bakar/elektrik)

9. Menggunakan obat nyamuk secara rutin(setiap hari) sangat baikuntuk mencegah DB

10. Kaleng/botol/plastic/barang bekas lain yangdapat menampung air hujan seharusnyadikubur dalam tanah atau diberikan kepadapemulung atau dibuang ke tempat sampah.

Page 43: GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU ...erepo.unud.ac.id/id/eprint/6258/1/8784bff69a0bea86d8daf...KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa atas

LAMPIRAN

SIKAP

No. Pertanyaan SangatSetuju

Setuju Ragu-ragu

TidakSetuju

SangatTidakSetuju

1. upaya pencegahan demam berdarah merupakankebutuhan masyarakat yang harus dilakukan

2. masyarakat turut bertanggung jawab terhadapupaya pencegahan demam berdarah dilingkungan anda

3. fogging bukan merupakan satu-satunya carayang paling efektif dalam mencegah demamberdarah

4. Pengawasan adanya jentik nyamuk padapenampungan air penting untuk dilakukan

5. Bila diadakan upaya pencegahan demamberdarah di lingkungan anda, anda bersediauntuk ikut melaksanakan secara aktif(melakukan pemberantasan sarang nyamuk,mengubur menguras menutup, kerja baktimembersihkan lingkungan dll.)

6. Jika tetangga anda terkena demam berdarah,anda semestinya perlu meningkatkankewaspadaan gejala demam berdarah terhadapanggota keluarga anda

7. Penting untuk diadakan penyuluhan secararutin terhadap warga desa terhadap bahayademam berdarah dan penanggulangannya

8. Penyebaran bubuk abate pada tempatpenampungan air mampu atau bisa mencegahpenyakit demam berdarah

9. Penyakit demam berdarah merupakan penyakitberbahaya?

10. Sampah yang dapat menampung air (botol, banbekas, kaleng bekas) perlu untukdikubur/dibuang