articles - erepo.unud.ac.id
TRANSCRIPT
Archives /
Vol. 08, No. 01, Maret 2019
Published: 2019-01-17
Articles
UPAYA MEDIASI DALAM PENYELESAIAN SENGKETA PELANGGARAN HAK CIPTA
Dewa Gede Yudi Putra Wibawa, I Gusti Ayu Agung Ari Krisnawati
1-15
PEMBAHARUAN HUKUM PIDANA TERHADAP PENGATURAN TINDAK PIDANA
PENYALAHGUNAAN SENJATA API DI INDONESIA
I Ketut Surya Agus Wijaya, I Ketut Rai Setiabudhi
1-15
IMPLEMENTASI ASAS PRADUGA TAK BERSALAH OLEH PENGGUNA MEDIA SOSIAL DALAM
PEMBERITAAN PIDANA DI MEDIA SOSIAL
Satria Fajar Putra Dipayana, I Gede Artha
1-15
TINJAUAN YURIDIS EUTHANASIA DITINJAU DARI ASPEK HUKUM PIDANA
Ni Gusti Ayu Agung Febry Dhamayanti, Made Nurmawati
1-13
EFEKTIVITAS ITIKAD BAIK DALAM MEDIASI DI PENGADILAN NEGERI DENPASAR
Putu Angga Praktyasa Pratama, Dewa Nyoman Rai Asmara Putra, Nyoman A. Martana
1-14
PELAKSANAAN PUTUSAN PIDANA MATI YANG DIJATUHKAN OLEH PENGADILAN NEGERI
DENPASAR
Tri Ayu Neska Sanga Udiyani, I Ketut Rai Setiabudhi, I Wayan Suardana
1-15
PENEGAKAN HUKUM TERHADAP PELAKU TINDAK PIDANA PERJUDIAN ONLINE (STUDI
KASUS UNIT CYBER CRIME DITRESKRIMSUS POLDA BALI)
Putu Trisna permana, Anak Agung Ngurah Yusa Darmadi, Sagung Putri M.E Purwani
1-15
KONTEKS SEDERHANA DAN CEPAT SEBAGAI BAGIAN DARI ASAS TRILOGI PERADILAN
DALAM PENGAJUAN PERKARA KUMULASI OBJEKTIF DI PENGADLAN AGAMA
Alberto Rischi Putra Bana, I Gede Artha
1-17
PEMBERANTASAN PUNGUTAN LIAR (PUNGLI) SEBAGAI BENTUK KEBIJAKAN KRIMINAL DI
INDONESIA
Nyoman Trisna Sari Indra Pratiwi, Ni Nengah Adiyaryani
1-15
PERTANGGUNGJAWABAN PIDANA PENYALAHGUNAAN NARKOTIKA YANG DILAKUKAN
OLEH ANAK YANG SUDAH MENIKAH
Ni Wayan Diana Ariantari, Anak Agung Ngurah Wirasila
1-17
PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP ANAK SEBAGAI PELAKU TINDAK PIDANA
PELECEHAN SEKSUAL
Ni Made Ayu Dewi Mahayanti, Putu Tuni Cakabawa Landra
1-17
PERTANGGUNGJAWABAN PIDANA PELAKU TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG MELALUI
TRANSAKSI GAME ONLINE
Komang Alit Antara, I Gede Artha
1-15
TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PERBUATAN CATCALLING (PELECEHAN VERBAL) DI
INDONESIA
Livia Jayanti Putri, I Ketut Suardita
1-15
Mekanisme Sertifikasi Sebagai Proses Awal Pemeriksaan Dalam Pengajuan Gugatan
Perwakilan Kelompok (Class Action)
I Wayan Didik Prayoga, Anak Agung Gede Agung Dharmakusuma
1-17
LEGALITAS OPERASI TANGKAP TANGAN OLEH KOMISI PEMBERANTASAN KORUPSI
DALAM PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA KORUPSI
Widya Parameswari Resta, Anak Agung Istri Ari Atu Dewi
1-15
IMPLIKASI HUKUM PENGATURAN EKSEKUSI PUTUSAN PTUN DALAM UU PTUN
TERHADAP EFEKTIFITAS PENYELESAIAN SENGKETA TATA USAHA NEGARA
Ida Ayu Rara Dwi Maharani, Putu Tuni Cakabawa Landra
1-16
KENDALA DAN TANGGUNG JAWAB PENYITAAN BARANG BUKTI NARKOTIKA OLEH
PENYIDIK KEPOLISIAN (Penelitian di Wilayah Hukum Polres Buleleng)
Komang Andyana Prayoga, I Gusti Ketut Ariawan, I Gusti Agung Ayu Dike Widhiyaastuti
1-15
LEGAL QONSEQUENCES SURROGATE MOTHER DITINJAU DARI HUKUM PIDANA
Risa Jaya Wulandari, I Nyoman Darmadha
1-14
TINJAUAN YURIDIS TERHADAP TINDAK PIDANA PENGHINAAN CITRA TUBUH (BODY
SHAMING) MENURUT HUKUM PIDANA INDONESIA
Ni Gusti Agung Ayu Putu Rismajayanthi, I Made Dedy Priyanto
1-16
Perlindungan Tindak Pidana Perkosaan Selama Proses Peradilan Pidana
Ni Putu Ari Manik Wedani, Nyoman Satyayudha Dananjaya
1-15
KRIMINALISASI TERHADAP PERBUATAN PENGGUNAAN JASA PROSTITUSI DI INDONESIA
I Komang Mahardika Wijaya, I Gede Yusa
1-17
KAJIAN YURIDIS TENTANG PERBUATAN PENYIMPANGAN PERILAKU SEKSUAL TERHADAP
BINATANG DALAM KAITANNYA DENGAN PEMBAHARUAN HUKUM PIDANA
Anak Agung Gede Wibawa Putra Susila, I Nyoman Suyatna
1-17
TINJAUAN TERHADAP EKSEKUSI PUTUSAN PENGADILAN YANG MENGHUKUM ORANG
UNTUK MELAKSANAKAN SUATU PERBUATAN
Made Yoga Pramana Sugitha, I Nyoman Suyatna
1-15
HAMBATAN PENERAPAN PERMA NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG PELAYANAN
TERPADU SIDANG KELILING DI PENGADILAN NEGERI DENPASAR
Made Bayu Parkasa Pradana Begruck, I Ketut Tjukup
1-15
PENANGGULANGAN TINDAK PIDANA PENYALAHGUNAAN NARKOTIKA OLEH ANAK DI
KOTA DENPASAR
I Nengah Arya Sedana Yoga, Gde Made Swardhana, A.A. Ngurah Wirasila
1-15
KEWENANGAN BADAN ARBITRASE DALAM PENYELESAIAN SENGKETA KEPAILITAN
Pande Putu Vida Satisva Swari, I Gusti Ayu Agung Krisnawati
1-16
PENANGGULANGAN TINDAK PIDANA KEKERASAN SEKSUAL TERHADAP ANAK DI
KEPOLISIAN SEKTOR KUTA
I Nyoman Hendri Saputra, I Gusti Ketut Ariawan
1-15
PENYALAHGUNAAN WEWENANG DALAM TINDAK PIDANA KORUPSI (STUDI KASUS
PUTUSAN NO:25/PID.SUS/TPK/2014/PN.DPS)*
Therisya Karmila, I Gusti Ketut Ariawan, I Gusti Agung Ayu Dike Widhiyaastuti
1-15
HAMBATAN YANG TERJADI DALAM PELAKSANAAN REKONSTRUKSI KASUS
PEMBUNUHAN DAN UPAYA PENANGGULANGAN DI WILAYAH HUKUM KEPOLISIAN
RESOR KOTA DENPASAR
Yeremia Toga Sinaga, Gde Made Swardhana, A.A. Ngurah Wirasila
1-14
PENEGAKAN HUKUM TERHADAP WARGA NEGARA ASING YANG MELAKUKAN TINDAK
PIDANA PEMALSUAN DOKUMEN PERJALANAN (STUDI DI KANTOR IMIGRASI KELAS I
KHUSUS NGURAH RAI)
Fatimah Rahmad, Ida Bagus Surya Dharma Jaya
1-15
PENGATURAN APARATUR SIPIL NEGARA YANG TIDAK NETRAL DALAM PEMILIHAN
UMUM INDONESIA
Putu Riski Ananda Kusuma, Anak Agung Istri Ari Atu Dewi
1-15
KAJIAN PERBANDINGAN TENTANG PENGATURAN PENYEBARAN BERITA BOHONG
(HOAX) SEBAGAI PERBUATAN PIDANA DI INDONESIA DIBANDINGKAN DENGAN NEGARA
SINGAPURA
Andreas Siambaton, I Gusti Ngurah Parwata
1-18
ANALISIS YURIDIS UNSUR PERBUATAN DALAM TINDAK PIDANA KESUSILAAN
Silvia Eka Fitania, A.A. Ngurah Wirasila
1-16
PENEGAKAN HUKUM TERHADAP PENGGUNA HANDPHONE SAAT BERLALU LINTAS
Desintha Paramitha, A.A. Ngurah Wirasila
1-14
KRIMINALISASI TRADING IN INFLUENCE DALAM PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA
KORUPSI
I Gusti Ayu Werdhiyani, I Wayan Parsa
1-14
RELEVANSI PENGKUALIFIKASIAN SANKSI KEBIRI KIMIAWI SEBAGAI SANKSI TINDAKAN
DALAM HUKUM PIDANA
I Putu Reza Bella Satria Diva, I Gusti Agung Ayu Dike Widhiyaastuti
1-15
1
PENANGGULANGAN TINDAK PIDANA KEKERASAN SEKSUAL TERHADAP ANAK DI KEPOLISIAN SEKTOR
KUTA∗
Oleh: I Nyoman Hendri Saputra∗∗
I Gusti Ketut Ariawan∗∗∗ A.A Ngurah Wirasila∗∗∗∗
Program Kekhususan Hukum Pidana Fakultas Hukum Universitas Udayana
Abstrak Anak merupakan aset yang berharga bagi masa depan bangsa. Pada tiga tahun terakir terjadi peningkatan kasus kekerasan seksual terhadap anak secara signifikan. Tujuan dari penelitian ini untuk mendiskripsikan dan menganalisis upaya yang dilakukan oleh kepolisian sektor kuta dalam menanggulangi kejahatan Tindak Pidana Kekerasan Seksual terhadap anak dan untuk mendiskripsikan dan menganalisis apa yang menjadi hambatan-hambatan dalam menaggulangi kejahatan tindak pidana kekerasan seksual terhadap anak di Kepolisian Sektor Kuta.Pendekatan penelitian yang digunakan dalam pemelitian ini adalah penelitin hukum empiris. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang dilakukan penulis yakni upaya penanggulangan tindak pidana kekerasan seksual terhadap anak menunjukan bahwa upaya pertama yang dilakukan adalah dengan upaya preventif melalui penyuluhan dan penempelan pamphlet, kedua pre-emtif melalui patrol dan pengawan yang intensif di daerah yang rawan terjadi kejahatan. Sehubung dengan itu ada faktor penghambat yaitu faktor intern seperti kurangnya sumber daya manusia dan faktor ektern seperti korban susah dimintai keterangan dikarenakan trauma secara pisikis. Kata kunci : upaya penanggulangan, faktor penghambat, tindak pidana kekerasan sekusal terhadap anak.
∗ Makalah ilmiah ini disarikan dan dikembangkan lebih lanjut dari Skripsi yang ditulis
oleh Penulis atas bimbingan Pembimbing Skripsi I Dr, I Gusti Ketut Ariawan, SH, MH dan Pembimbing Skripsi II. A.A Ngurah Wirasila,SH, MH.”
∗∗ I Nyoman Hendri Saputra adalah Mahasiswa Fakultas Hukum Undayana Universitas Udayana, Korespodensi : [email protected]
∗∗∗ I Gusti Ketut Ariawan adalah Dosen Fakultas Hukum Universitas Udayana, [email protected]
∗∗∗∗ A.A Ngurah Wirasila adalah Dosen Fakultas Hukum Universitas Udayana, [email protected]
2
Abstract
Children are valuable assets for the nation's future. In the last three years there has been a significant increase in cases of sexual violence against children. The purpose of this study is to describe and analyze the efforts made by the kuta sector police in overcoming sexual violence crimes against children and to describe and analyze what are the obstacles in dealing with crimes against sexual violence against children in the Kuta Sector Police. The research used in this research is an empirical legal research. Based on the results of the research and discussion by the author, efforts to deal with the crime of sexual violence against children showed that the first attempt was made with preventive efforts through counseling and attachment of pamphlets, both pre-emptive through patrol and intensive advocates in areas prone to crime. In connection with that there are inhibiting factors, namely internal factors such as lack of human resources and external factors such as difficult victims to be questioned due to physical trauma. Keywords: The Efforts of Countermeasures, An Inhibitor Of Factor, Criminal acts of violence against children.
3
I. Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
Anak adalah individu muda yang masih berumur muda dimana
didalam jiwa dan perjalanan hidupnya masih mudah terpengaruh
untuk keadaan sekitarnya.1 Anak merupakan aset bagi bangsa,
mereka sebagai potensi dan generasi penerus bangsa yang hasrus
dijaga dan dilindungi dari kekerasan dan deskriminasi berdasarkan
Pasal 28b ayat 2 UUD 1945.
Faktanya kekerasan terhadap anak seringkali terjadi di Indonesia,
Komisi Nasional Perlindungan Anak (Komnas PA) mencatat dari
Januari - Juni 2018 telah terjadi 965 kasus kekerasan terhadap
anak dimana pada umumnya korban berusia 2 tahun hingga 13
tahun.2 Peningkatan jumlah tindak kejahatan kekerasan yang
menyasar anak sebagai objek atau target pelaku tampaknya menjadi
trend khusus yang menjamur dan meresahkan masyarakat saat ini.
Pada dasarnya anak merupakan kondisi yang sangat labil di
mana mereka berusaha untuk mengenal jati diri dan berinteraksi
satu dengan yang lainnya, sehingga didikan yang baik sangat
diperlukan dari keluarga dan orang terdekat. Anak yang mengalami
kondisi ini memerlukan perlakuan khusus, supaya dapat tumbuh
dan berkembang secara sewajarnya baik, mental, fisik dan
rohaninya.3
Dari beberapa tindakan kekerasan, tindak kekerasan seksual
yang paling memberi dampak besar bagi fisik dan psikologi dari anak
1 R.A. Koesnan, 2005, Susunan Pidana dalam Negara Sosialis Indonesia, Bandung :Sumur,
hal. 113 2 https://www.google.com/amp/manado.tribunnews.com/amp/2018/08/20/pusdatin-komnas-
pa-indonesia-catat-angka-kekerasan-seksual-anak-paling-tinggi di akses pada tanggal 16-10-2018, pkl 20.30 WITA.
3 Darwan Prints, 1997, Hukum Anak Indonesia, PT. Citra Aditya Bakti, Bandung, hal.98.
4
tersebut. Kekerasan seksual salah satu kekerasan fisik yang
termasuk tindakan kriminal. Menurut data yang didapat dari
Kepolisian Sektor Kuta, pada tahun 2018 jumlah kasus kekerasan
seksual terhadap anak terdapat 5 kasus kekerasan seksual terhadap
anak, tahun 2017 terdapat 3 kasus kekerasan seksual terhadap anak
dan tahun 2016 terdapat 2 kasus kekerasan seksual terhadap anak
yang tercatat dalam data Kepolisian Sektor Kuta.4 Hal ini jelas
terlihat adanya kenaikan yang cukup segnifikan dari tahun ke tahun.
Dikarenakan ada peningkatan kasus secara signifikan dari tahun
ketahun di kepolisian sektor kuta dan kuta merupakan daerah
pariwisata, maka penululis melakukan penelitian di Kepolisian Sektor
Kuta.
Polisi sebagai alat pengaman, penjaga ketertiban,
keharmonisan masyarakat dituntut untuk dapat menanggulangi
kekerasan seksual terhadap anak. Dengan melihat yang terjadi di
masyarakat tersebut maka penulis tertarik untuk mengangkat
masalah kekerasan seksual terhadap anak ini yang berjudul
“Penanggulangan Tindak Pidana Kekerasan Seksual Terhadap
Anak (Studi Kasus Kepolisian Sektor Kuta).”
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang masalah diatas, dapat
dikemukakan rumusan masalah antara lain:
1. Upaya apa yang dilakukan Kepolisian Sektor Kuta dalam
penanggulangan Tindak Pidana Kekerasan Seksual terhadap
anak?
4 Reserse Kriminal Kepolisian Sektor Kuta, 2018, Data Kasus Tindak Pidana Kekerasan
Seksual Terhadap Anak Periode Tahun 2016- 2018, Bali.
5
2. Apa yang menjadi hambatan – hambatan/ kendala – kendala
apa saja yang ditemui dalam penanggulangan terhadap tindak
pidana kekerasan seksual terhadap anak?
1.3. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan yang diharapkan dalam penulisan jurnal ini,
yaitu:
1.3.1 Tujuan Umum
Sebagai pengembangan ilmu hukum pidana khususnya
penanggulangan tindak pidana kekerasan seksual terhadap anak di
Wilayah Hukum Kepolisian Sektor Kuta.
1.3.2 Tujuan Khusus
1. Untuk mendiskripsikan dan menganalisis upaya yang
dilakukan oleh kepolisian sektor kuta dalam menanggulangi
kejahatan Tindak Pidana Kekerasan Seksual terhadap
anak.
2. Untuk mendiskripsikan dan menganalisis apa yang menjadi
hambatan-hambatan/kendala-kendala dalam menaggulangi
kejahatan tindak pidana kekerasan seksual terhadap anak
di Kepolisian Sektor Kuta.
II. ISI MAKALAH
2.1. Metode Penelitian
Jenis penelitian hukum yang dipergunakan dalam penulisan
jurnal ini adalah penelitian empiris, yakni suatu penelitian yang
dilakukan terhadap masalah berdasarkan teori-teori hukum yang ada
serta peraturan perundang-undangan yang berlaku serta
dihubungkan dengan suatu permasalahan berdasarkan kenyatan-
kenyataan atau praktek-praktek yang terjadi di dalam kehidupan
6
sehari-hari.5 Dalam penelitian ini terdapat efektivitas hukum dimana
penelitian yang membahas hukum yang beroperasi dalam
masyarakat.6 Penelitian hukum empiris mengajak para penelitinya
tidak haya memikirkan masalah-masalah hukum yang bersifat
normatif.7 Pendekatan yang dipergunakan fakta (the fact appcroch)
dilakukan dengan melihat keadaan nyata di wilayah penelitian.8
Dalam hal ini permasalahan mengenai upaya kepolisian dalam
menanggulangi kejahatan tindak pidana kekerasan seksual terhadap
anak dikaji dengan melakukan pendekatan studi kasus terhadap
anak dan kemudian dikaitkan dengan pihak kepolisian serta
peraturan perundang – undangan yang berlaku.
Sumber bahan hukum yang dipergunakan dalam tulisan ini
adalah bahan hukum primer dan bahan hukum sekunder. Teknik
pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
dengan menggunakan Tekni Studi Dokumentasi dan Tekni
Wawancara (Interview). Teknik Penentuan Sempel dalam penelitian
ini adalah dengan teknik sampling khususnya dengan menggunakan
teknik Purposive Sampling yakni sampel penelitian ditentukan
sendiri oleh si peneliti dengan mencari key informan. Pengolahan dan
Analisa Data dalam penelitian ini adalah dengan Analisis Kualitatif
dimana data yang diperoleh tersebut diolah menjadi rangkaian kata-
5 Bambang Waluyo, 2002, Penelitian Hukum dalam Praktek, Ed. I, cet, III, Sinar Grafika,
Jakarta, Hal.17 6 H.Zainuddin Ali, 2009, Metode Penelitian Hukum, Sinar Grafika, Jakarta, Hal. 31 7 Depri Liber Sonata,2014, “Metode Penelitian Normatif dan Empiris : Karakteristik Khas
dari Metode Meneliti Hukum”, Fiat Justisia Jurnal Ilmu Hukum Volume 8 No.1, Januari-Maret 2014, Hal. 28
8 Shanti Kartikasari, Ibrahim. R, Ni Gusti Ayu Dyah Satyaawati, 2016, “Proses dan Tahapan Penjatuhan Hukuman Disiplin Pegawai Negeri Sipil Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 53Tahun 2010”, Kertha Negara, Vol. 04, No. 02, Februari 2016, h. 3, ojs.unud.ac.id, URL: http://ojs.unud.ac.id/index.php/Kerthanegara/article/view/19024/12487, diakses pada tanggal 31 Maret 2019, Pukul 10.44 Wita.
7
kata yang bersifat monografis atau berwujud kasus-kasus tidak
disusun kedalam struktur klasifikasi sehingga sampel lebih kepada
non probabilitas,
2.2. Hasil dan Analisis
2.2.1 Upaya Kepolisian Sektor Kuta dalam Menanggulangi
Kejahatan Tindak Pidana Kekerasan Seksual Terhadap
Anak.
Polri dalam menanggulangi kejahatan kekerasan dan kejahatan
yang serius (violent and serious crimes) dipaksa bergerak lebih cepat
oleh masyarakat untuk melaksanakan tugas penegakan hukum.9
Polisi memerlukan profesionalisme dalam pelaksanaan tugas untuk
menangkap pelaku kejahatan. Sebab jika tidak, masyarakat akan
tetap merasa terancam oleh perilaku menyimpang dari penjahat.10
Berdasarkan data yang diperoleh dari Kepolisian Sektor Kuta
terkait jumlah Kejahatan Kekerasan Seksual terhadap Anak di
Kepolisian Sektor Kuta dalam kurun waktu tiga tahun terakhir
(2016-2018) yang akan dijabarkan dalam bentuk tabel sebagai
berikut:
Tabel 1
Jumlah Kejahatan indak Pidana Kekerasan Seksual
Terhadapa Anak di Kepolisian Sektor Kuta Tahun 2016-
2018
No Kejahatan Tindak Pidana
Kekerasan Seksual Terhadap Anak
Jumlah
Tahun 2016 2
9 Mardjono Reksodiputro, 1997, Mengembangkan Pendekatan Terpadu dalam Sistem
Peradilan Pidana (Suatu Pemikiran Awal). dalam Kriminologi dan Sistem Peradilan Pidana, Buku Kedua, Jakarta: Pusat Pelayanan Keadilan dan Pengabdian Hukum, Lembaga Kriminologi UI, hal. 161
10 M.Khoidin & Sadjijono, 2007, Mengenal Figur Polisi Kita, Yogyakarta:LaksBang, hal. 58.
8
2017 3
2018 5
Sumber data : Unit Reskrim Kepolisian Sektor Kuta.
Melihat pada data yang diperoleh dari tahun 2016-2018 pihak
Kepolisian Sektor Kuta telah melakukan beberapa upaya dalam
Menggulangi Kejahatan Tindak Pidana terhadap Anak jika dilihat
dalam 3 tahun terakhir. Berdasarkan hasil wawancara pada tanggal
5 Desmber 2018 pukul 11.00-12.00 Wita dengan Inspektur Polisi
Dua Erick Wijaya Siagian Panit Sidik Kepolisian Sektor Kuta,
terdapat beberapa upaya yang telah dilakukan Kepolisian Sektor
Kuta dalam menanggulangi Kejahatan Tindak Pidana Kekerasan
Seksual Terhadap Anak dengan melakukan upaya Pre-empetif dan
upaya Preventif
1. Upaya Pre-empetif.
Berdasarkan keterangan dari hasil wawancara oleh Brigadir
Polisi Kepala Muhammad Agus Wiyono selaku penyidik pembantu
Kepolisian Sektor Kuta pada tanggal 5 Desember 2018 Pukul 10.00-
11.00 Wita, tindakan pre-emptif yang dilaksanakan jajaran Kepolisian
Sektor Kuta dengan cara Melakukan pengawasan yang intensif di
daerah-daerah yang dianggap rawan terjadinya kejahatan. Pihak
berwajib atau aparat penegak hukum (kepolisian) khususnya
Kepolisian Sektor Kuta melakukan pengawasan di daerah-daerah
yang rawan terjadinya kejahatan supaya tidak lagi terjadinya
kejahatan dengan menempatkan petugas dari pihak penegak hukum
(kepolisian) di tempat dimana rawannya terjadinya kejahatan yang
salah satunya adalah kejahatan pelecehan seksual dan melakukan
patroli rutin, pihak aparat penegak hukum (kepolisian) melakukan
patroli siang dan malam secara terus menerus, mungkin dengan cara
9
ini adalah salah satunya cara untuk mencegah terjadinya kejahatan
dimana upaya ini dilakukan oleh Unit Satuan Samapta Bhayangkara
(Sat Sabhara) Kepolisian Sektor Kuta.
2. Upaya Preventif.
Untuk menghindarkan seseorang melakukan tindak pidana
kekerasan seksual terhadap anak dimana merupakan tujuan dari
upaya preventif. Upaya ini tidak dilakukan oleh Reskrim Kepolisian
Sektor Kuta melainkan oleh Unit Bina Masyarakat (Binmas).
Berdasarkan hasil hasil wawancara dengan Inspektur Polisi Dua
Erick Wijaya Siagian, Panit Sidik Polsek Kuta pada tanggal 5
Desember 2018 pukul 11.00-12.00 wita, upaya preventif yang
dilakukan kepolisian sektor kuta dalam menanggulangi tindak
pidana kekerasan seksual terhadap anak diantaranya adalah dengan
melaksanakan penyuluhan tentang dampak negatif kekerasan
seksual, khususnya terhadap anak, baik secara fisik maupun pisikis.
Penyuluhan bertujuan agar seluruh lapisan masyarakat turut
berpartisipasi dalam upaya penanggulangan tindak pidana kekerasan
seksual terhadap anak secara bersama-sama dan terpadu.
Pihak-pihak yang menjadi sasaran penyuluhan yang dilakukan oleh
Binmas antara lain:
a. Elemen pemuda;
b. Mahasiswa atau pelajar;
c. Masyarakat atau tokh agama.
Selain melakukan penyuluhan, upaya preventif juga dilakukan
dengan penyebaran pamphlet.
Untuk menanggulangi kekerasan seksual terhadap anak
Kepolisian Sektor Kuta melalui pendekatan non penal, memilih
menggunakan pendekatan pre-emptif dari pada preventif. Tindak
10
Pidana Kekerasan Kekerasan Seksual terhadap Anak merupakan
tindak pidana yang spesifik dan berbeda dengan tindak pidana
lainnya. Pengaruh budaya patriarki sangat kental dan
mengakibatkan pendekatan preventif dalam pencegahan Tindak
Pidana Kekerasan Seksual terhadap Anak ini belum dapat
dilaksanakan secara maksimal. Upaya pencegahan secara preventif
selalu dilaksanakan dalam upaya pencegahannya.
2.2.2 Hambatan-Hambatan Dalam Penanggulangan Tindak Pidana
Kekerasan Seksual terhadap Anak di Kepolisian Sektor
Kuta
Berdasarkan hasil wawancara dengan narasumber bapak Erick
Wijaya Siagian dan Bapak Muhammad Agus Wiyono ditemukan dua
faktor yang menjadi hambatan dalam menanggulangi tindak pidana
kekerasan seksual terhadap anak di kepolisian sektor kuta, yaitu :
1. Faktor Intern
Hambatan intern adalah hambatan yang berasal dari dalam
Kepolisian Sektor Kuta yang mengakibatkan kinerja aparat kepolisian
dalam upaya penanggulangan tindak pidana kekerasan seksual
terhadap anak menjadi kurang maksimal. Menurut Inspektur Polisi
Dua Erick Wijaya Siagian, Panit Sidik Polsek Kuta, berdasarkan hasil
wawancara pada tanggal 5 Desember 2018 pukul 11.00-12.00 wita.
Ada 3 (tiga) hambatan intern yang dialami Kepolisian Sektor Kuta
dalam menanggulangi Tindak Pidana Kekerasan Seksual terhadap
Anak antara lain:
a. Keterbatasan Dana
Dalam pelaksanaan penanggulangannya terdapat berbagai biaya
pengeluaran yang tidak sedikit. Demikian pula dalam melakukan
11
penyuluhan yang dilakukan Kepolisian Sektor Kuta diberbagai
sekolah juga membutuhkan biaya yang besar, seperti biaya untuk
perlengkapan maupun trasportasi. Dana yang diperoleh untuk upaya
penanggulangan dirasa masih kurang cukup.
b. Sumber Daya Manusia (SDM)
Kendala yang dihadapi oleh Kepolisian Sektor Kuta, dalam hal
ini Unit Reserse Kriminal Polri (Reskrim) Kepolisian Sektor Kuta,
dalam penanggulangan tindak kekerasan seksual terhadap anak
adalah kurangnya tenaga SDM yang dimiliki oleh Kepolisian Sektor
Kuta, khususnya tenaga polisi wanita (Polwan). Kendala tersebut
terjadi pada saat pemeriksaan terhadap korban. Korban biasanya
bergender wanita tidak mau diperiksa Polisi Pria dikarenakan rasa
malu.
c. Keterbatasan Fasilitas
Dalam penanggulangan Kepolisian Sektor Kuta mengalami
kendala berupa tidak adanya unit Pelayanan Perempuan dan Anak
(Unit PPA) dan kurangnya ruangan untuk pemeriksaan terhadap
perempuan dan anak. Sehingga dalam kasus tindak pidana
kekerasan seksual terhadap anak harus dilakukan pelimpahan
berkas perkara ke Kepolisian Resor Kota Denpasar (POLRESTA
Denpasar).
2. Faktor Ekstern
Hambatan ekstern adalah faktor yang menghambat upaya
kepolisian Sektor Kuta atau kurang mendukung dalam
penanggulangan kekerasan seksual, khususnya terhadap anak.
Menurut Inspektur Polisi Dua Erick Wijaya Siagian, Panit Sidik
Polsek Kuta, berdasarkan hasil wawancara pada tanggal 5 Desember
2018 pukul 11.00-12.00 wita, hambatan ekstern tersebut antara lain
12
berasal dari keluarga korban. Keluarga korban enggan melaporkan
karena merasa malu dan menganggap itu sebagai aib.
Menurut Brigadir Polisi Kepala Muhammad Agus Wiyono selaku
penyidik pembantu Kepolisian Sektor Kuta pada tanggal 5 Desember
2018 Pukul 10.00-11.00 Wita, selain itu dalam upaya
penanggulangan kekerasan seksual terhadap anak juga terdapat
kendala yang berasal dari diri korban sendiri. Korban susah dimintai
keterangan didalam penyelidikan yang disebabkan pihak korban
mengalami trauma secara pisikis sehingga susah untuk dimintai
keterangan sebagai korban. Kendala atau hambatan juga berasal dari
banyaknya lembaga yang harus dikutsertakan dalam menanggulangi
kasus kekerasan seksual terhadap anak seperti Pusat Pelayanan
Terpadu Pemberdayaan Perempunan dan Anak (P2TP2A).
III. Penutup
3.1 Kesimpulan
1. Upaya Kepolisian Sektor Kuta dalam menangani tindak pidana
kekerasan seksual terhadap anak yang terjadi di wilayah
Kepolisian Sektor Kuta yaitu: (a) tindakan pre-emtif (tindakan
antisipasi) seperti, melakukan patroli siang dan malam oleh
Satuan Samapta Bhayangkara (Sat Sabhara), dan (b) tindakan
preventif (tndakan pencegah/ non-penal) seperti, melakukan
penyuluhan-penyuluhan kesekolah-sekolah yang dilakukan
oleh Unit Masyarakat (Binmas).
2. Kendala Kepolisian Sektor Kuta dalam menanggulangi tindak
pidana kekerasan seksual terhadap anak terdiri dari kendala
atau hambatan ekstern (hambatan dari luar Kepolisian Sektor
Kuta) seperti, korban sulit dimintai keterangan dikarenakan
13
korban mengalami trauma secara pisikis dan hambatan intern
(hambatan dari dalam Kepolisian Sektor Kuta) seperti,
kurangnya sumber daya manusia (SDM) khususnya Polisi
Wanita (POLWAN).
3.2 Saran
1. Kepada pihak Kepolisian Sektor Kuta agar lebih ikut berperan
aktif dalam menanggulangi tindak pidana kekerasan seksual
terhadap anak dengan melibatkan instansi atau dinas terkait
secara terperogram, continue (terus) dan berkelanjutan, seperti
melakukan penyuluhan dan ceramah kepada masyarakat
tentang akibat hukum kekerasan seksual terhadap anak.
2. Kepada Kepolisian Sektor Kuta sebagai lembaga penegak
hukum supaya membentuk Unit PPA, sehingga tidak perlu lagi
dilimpahkan ke POLRESTA Denpasar.
DAFTAR PUSTAKA
1. Buku.
Bambang Waluyo, 2002, Penelitian Hukum dalam Praktek, Sinar
Grafika, Jakarta.
Darwan Prints, 1997, Hukum Anak Indonesia, PT. Citra Aditya Bakti,
Bandung.
H.Zainuddin Ali, 2009, Metode Penelitian Hukum, Sinar Grafika,
Jakarta.
M.Khoidin & Sadjijono, 2007, Mengenal Figur Polisi Kita, LaksBang,
Yogyakarta.
14
Mardjono Reksodiputro, 1997, Mengembangkan Pendekatan Terpadu
dalam Sistem Peradilan Pidana (Suatu Pemikiran Awal). dalam
Kriminologi dan Sistem Peradilan Pidana, Jakarta.
R.A. Koesnan, 2005, Susunan Pidana dalam Negara Sosialis
Indonesia, Bandung.
2. Jurnal Ilmiah.
Shanti Kartikasari, Ibrahim. R, Ni Gusti Ayu Dyah Satyaawati, 2016,
“Proses dan Tahapan Penjatuhan Hukuman Disiplin Pegawai
Negeri Sipil Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 53Tahun
2010”, Kertha Negara, Vol. 04, No. 02, Februari 2016, h. 3,
ojs.unud.ac.id, URL:
http://ojs.unud.ac.id/index.php/Kerthanegara/article/view/19
024/12487, diakses pada tanggal 31 Maret 2019, Pukul 10.44
Wita.
Depri Liber Sonata,2014, “Metode Penelitian Normatif dan Empiris :
Karakteristik Khas dari Metode Meneliti Hukum”, Fiat Justisia
Jurnal Ilmu Hukum Volume 8 No.1, Januari-Maret 2014
3. Internet.
www.tribunnew.com, “Pusdatin Komnas PA indonesia catat angka kekerasan seksual terhadap anak paling tinggi”, URL: https://www.google.com/amp/manado.tribunnews.com/amp/2018/08/20/pusdatin-komnas-pa-indonesia-catat-angka-
15
kekerasan-seksual-anak-paling-tinggi di akses pada tanggal 16-10-2018, pkl 20.30 WITA.
4. Peraturan perundang-undang.
Undang-undang No.1 Tahun 1974 jo Undang-undang no.73 Tahun 1958 Tentang Kitab Undang-undang Hukum Pidana, Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1958 Nomor 127.
Undang-undang No.2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia (LN.2002/No.2,TLN No.4168, LL SETNEG :17 HML).
Undang-undang No. 35 tahun 2014 Tentang Perlindungan Anak
(LN.2014/NO.297,TLN No.5606, LL. SETNEG :48 HLM).