tim pengkaji - erepo.unud.ac.id

131
ii

Upload: others

Post on 01-Oct-2021

7 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Tim Pengkaji - erepo.unud.ac.id

iiiiii

Page 2: Tim Pengkaji - erepo.unud.ac.id

iii

Tim Pengkaji:

I Ketut Suamba

Wayan Windia

I Wayan Tika

Sumiyati

Ida Ayu Gede Bintang Madrini

I Putu Gede Budisanjaya

A A Ayu Wulandira Sawitri Djelantik

Putu Udayani Wijayanti

Page 3: Tim Pengkaji - erepo.unud.ac.id

iv

KATA PENGANTAR

Puji Syukur kami panjatkan kehadapan Ida Sang Hyang Widhi

Wasa/Tuhan Yang Maha Esa, karena Atas Asung Kertha Wara

NugrahaNya, Laporan PenyusunanKebutuhan Luas Lahan Pertanian

Pangan Berkelanjutan (LP2B) di Kabupaten Gianyarini dapat diselesaikan.

Laporan ini disusun sesuai dengan amanat UU. No. 41 tahun 2009 tentang

Perlindungan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan, yang menyatakan

bahwa makin meningkatnya pertambahan penduduk serta perkembangan

ekonomi dan industri mengakibatkan terjadinya degradasi, alih fungsi, dan

fragmentasi lahan pertanian pangan telah mengancam daya dukung

wilayah secara nasional dalam menjaga kemandirian, ketahanan, dan

kedaulatan pangan. Laporan ini memuat: Bab I Pendahuluan, Bab

II.Karakteristik Wilayah Kajian, Bab III. Kebijakan Pertanian di Kabupaten

Gianyar, Bab IV Ketersediaan dan Kebutuhan Lahan Pertanian Pangan,

Bab V. Rumusan Strategi dan Kebijakan, dan Bab VI Penutup.

PenyusunanKebutuhan Luas Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan

(LP2B) di Kabupaten Gianyar ini disusun sebagai acuan dalam menyusun

kebijakan dalam upaya mempertahankan lahan pertanian tanaman pangan

di Kabupaten Gianyar.

Gianyar,Oktober 2016Kepala Badan Perencanaan Pembangunan DaerahKabupaten Gianyar,

Ir. I Made Gede Wisnu Wijaya, MMPembina Utama MudaNIP. 19621130 199201 1 001

Page 4: Tim Pengkaji - erepo.unud.ac.id

v

Executive Summary

Pangan merupakan hak azasi yang fundamental bagi segenapmasyarakat, dimana kemandirian, ketahanan dan kedaulatan panganmulai terancam akibat dari pertumbuhan penduduk, pertumbuhanekonomi, dan kecepatan alih fungsi lahan, serta upaya pembukaan lahanpertanian baru yang masih rendah.Pemanfaatan lahan pada sektorpertanian seringkali bersaing dengan sektor lain seperti industri,pemukiman, dan perdagangan.Apabila permasalahan tersebut tidak diatasimaka kebutuhan dan ketergantungan impor pangan akan meningkatsehingga membahayakan kedaulatan negara.

Undang-undang Nomor 41 Tahun 2009 tentang perlindungan LahanPertanian Pangan Berkelanjutan (LP2B)mengamanatkan untukmelestarikan lahan pertanian secara abadi. Melalui Undang-undangtersebut diatas, setiap daerah diharapkan dapat menekan konversi lahandan juga mempertahankan ekologi dan kesuburannya. Bali telah diketahuimemiliki potensi dibidang pertanian yang dikenal dengan sistem irigasisubak yang telah diakui dunia. Subak, tidak saja mendukung pelestariandisektor pertanian namun juga sebagai pendukung sektor pariwisata Bali.Pelestarian sistem subak selanjutnya akan berintegrasi denganperlindungan lahan pertanian pangan berkelanjutan, karena secaraotomatis dengan melestarikan keberadaan subak yang diakui sebagaiwarisan budaya dunia berarti sekaligus dapat mempertahankan lahan-lahan pertanian yang ada di Bali khususnya Kabupaten Gianyar.Disamping itu dengan menjadikannya sebagai lahan pertanian abadi dansubak abadi, maka kita tidak akan kehilangan jati diri sebagai masyarakatyang berbudaya yang selanjutnya menguntungkan sektor pariwisata yangmenawarkan kekhasan budaya Bali.

Berdasarkan atas pertimbangan tersebut di atas, maka PemerintahKabupaten Gianyar memandang perlu segera menyusun kebijakanperencanaan Pembangunan Ekonomi dengan Kegiatan PenyusunanKebutuhan Luas lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan di KabupatenGianyar, khususnya diwilayah Kecamatan Gianyar, Blahbatuh, danSukawati. Tujuannya: (i) menganalisiskawasan lahanpertanianpanganberkelanjutan di wilayah Kecamatan Gianyar, Blahbatuh, dan Sukawati,diKabupaten Gianyar; (ii) menganalisis kondisi lahan pertanian tanamanpangan, kondisi curah hujan dan tinggi permukaan tanah daripermukaan laut di Kabupaten Gianyar pada kawasan lahanpertanianpangan berkelanjutan di wilayah Kecamatan Gianyar, Blahbatuh, danSukawati,di Kabupaten Gianyar; (iii) menganalisis data produksi komoditastanaman pangan pada lahan pertanian kawasan lahan pertanian panganberkelanjutan di wilayah Kecamatan Gianyar, Blahbatuh, dan Sukawati,diKabupaten Gianyar: (iv) menyusun ketersediaan luas lahan pertanian

Page 5: Tim Pengkaji - erepo.unud.ac.id

vi

pangan berdasarkan pertimbangan pertumbuhan penduduk dankebutuhan konsumsi pangan penduduk, pertumbuhan produktivitas dankebutuhan pangan nasional melalui musyawarah dengan petani di wilayahKecamatan Gianyar, Blahbatuh, dan Sukawati,di Kabupaten Gianyar; dan(v) merumuskan strategi dan kebijakan dalam implementasi LahanPertanian Pangan Berkelanjutan di wilayah Kecamatan Gianyar,Blahbatuh, dan Sukawati,di Kabupaten Gianyar.Adapun target/sasaranPenyusunan Kebutuhan Luas Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan(LP2B) di Kabupaten Gianyar:tersusunnya Dokumen Kebutuhan LuasLahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (LP2B) di Wilayah KecamatanGianyar, Blahbatuh, dan Sukawati, di Kabupaten Gianyar.Pendekatandalam menjawab berbagai permasalahan di atas dilakukan denganberbagai metode, diantaranya survey, Partisipatory Rural Apprasial(PRA),perbandingan supply (ketersediaan pangan) dan demand (kebutuhanpangan, Focus Group Discussion (FGD), serta analisis SWOT.

Identifikasi dalam penyusunan Kebutuhan Luas Lahan PertanianPangan Berkelanjutan di Kecamatan Gianyar, Blahbatuh, dan Sukawatimenunjukkan bahwa dari sisi luas lahan sawah, jumlah subak yang masihada saat ini, kesesuaian lahan, dan agroklimat, sangat mendukung untukdikembangkan menjadi lahan pertanian pangan berkelanjutan.Produktivitas lahan pertanian tanaman pangan khususnya padi diKecamatan Gianyar mencapai sekitar 6.3 ton/ha, Kecamatan Blahbatuh6,8 ton/ha, dan Kecamatan Sukawati 5.9 ton/ha dan berpotensi untukditingkatkan menjadi 7,5 – 8,0 ton/ha.Berdasarkan analisis imbanganpangan antara ketersediaan dan kebutuhan di masa mendatang denganmempertimbangkan variable pertumbuhan penduduk, kebutuhankonsumsi pangan penduduk, produktivitas lahan, dan laju alih fungsilahan, maka Kecamatan Gianyar dan Blahbatuh mengalami defisit tahun2029, sedangkan Kecamatan Sukawati mengalami defisit tahun 2015.Strategi yang perlu diimplementasikan untuk pengembangan lahanpertanian pangan berkelanjutan adalah menetapkan beberapa subaksebagai lokasi pengembangan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan(LP2B)di setiap kecamatan dengan membuat kesepakatan tertulis (MoU)disertai dengan pendampingan dan penyediaan anggaran oleh pemerintahdaerah. Beberapa subak dari ketiga kecamatan yang telah menyatakankomitmennya untuk mempertahankan lahan subaknya agar tidak terjadialih fungsi adalah Subak Sema, Gunung Jimbar Kaja, Angkling, Sumita,Mulung, Petak Jeruk, Sawan, dan Subak Lokeserana di KecamatanGianyar. Subak Getas di Kecamatan Blahbatuh, serta Subak Tapesan,Ujung, Penangin, Kalangan Kebon, Kalangan Kebon Manggar Besi, danSubak Wehen Kesanga di Kecamatan Sukawati.

Dalam upaya merealisasikan LP2B,direkomendasikan beberapa halsebagai berikut: (i) memberikan insentif bagi petani yang tetap menjagakelestarian lahan pertaniannya melalui subsidi pajak; (ii) memberikan

Page 6: Tim Pengkaji - erepo.unud.ac.id

vii

jaminan kepada subak untuk mendapatkan air irigasi; (iii) memberikanbantuan atau subsidi input (sarana produksi pertanian) dan output(jaminan harga dan pasar produk hasil pertanian; (iv) memberikan subsidipremi asuransi pertanian; (v) mengembangkan aktivitas ekonomi subak(aktivitas on-farm dan off-farm) yang dikelola oleh subak itu sendiri; (vi)membuat perda dan awig-awig yang melarang alih fungsi lahan pertanian;dan (vii) melakukan pendampingan dalam bidang ekonomi dan produksi.

Page 7: Tim Pengkaji - erepo.unud.ac.id

viii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................. iiiExecutive Summary .............................................................................vDAFTAR ISI...................................................................................... viii

BAB I PENDAHULUAN...................................................................... 11.1 Latar Belakang ............................................................................... 11.2 Maksud dan Tujuan ....................................................................... 6

1.2.2 Maksud.................................................................................... 6

1.2.2 Tujuan..................................................................................... 6

1.3 Target/Sasaran .............................................................................. 71.4 Keluaran......................................................................................... 71.5 Ruang Lingkup............................................................................... 81.6 Lokasi............................................................................................. 91.7 Tahapan Kegiatan........................................................................... 91.8 Pelaksanaan Kegiatan .................................................................. 101.9 Jenis dan Sumber Data ................................................................ 121.10 Dasar Hukum........................................................................ 13

BAB II KARAKTERISTIK WILAYAH KAJIAN..................................... 152.1.Keadaan Geografis........................................................................ 15

2.1.1 Letak dan Luas Wilayah......................................................... 15

2.1.2 Klimatologi, Hidrologi, dan Hidrogeologi................................. 17

2.2 Pemerintahan ............................................................................... 192.3 Penduduk dan Tenaga Kerja......................................................... 202.4 Pendidikan ................................................................................... 212.5 Pertanian...................................................................................... 222.6 Potensi Pengembangan Wilayah.................................................... 252.7 Wilayah Rawan Bencana .............................................................. 272.8 Gambaran Umum Kecamatan Gianyar ........................................ 282.9 Gambaran Umum Kecamatan Blahbatuh.................................... 412.10 Gambaran Umum Kecamatan Sukawati ................................ 50

BAB III KEBIJAKAN PERTANIAN DI KABUPATEN GIANYAR.............. 603.1 Penetapan Kawasan Pertanian dalam Rencana Pola Ruang Wilayah

.............................................................................................. 603.2 Pembangunan Pertanian di Kabupaten Gianyar ........................... 643.3 Alih Fungsi Lahan di Kabupaten Gianyar ..................................... 743.4 Tata Guna Lahan.......................................................................... 823.5 Perlindungan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan.................. 83

Page 8: Tim Pengkaji - erepo.unud.ac.id

ix

3.6 Kebijakan Pengendalian Konversi Lahan ...................................... 863.7 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kebijakan Perlindungan Lahan

Pertanian Pangan Berkelanjutan di Kabupaten Gianyar ............... 88

BAB IV 93KETERSEDIAAN DAN KEBUTUHAN LUAS LAHANPERTANIAN PANGAN............................................................ 93

4.1 Ketersediaan Lahan Pangan di Kecamatan Gianyar, Blahbatuh, danSukawati ...................................................................................... 93

4.2 Perkembangan Penduduk di Kecamatan Gianyar, KecamatanBlahbatuh, dan Kecamatan Sukawati........................................... 96

4.3 Perhitungan Kebutuhan Lahan Pertanian .................................... 974.4 Perhitungan Imbangan Pangan .................................................. 100

4.4.1 Perhitungan Imbangan Pangan di Kecamatan Gianyar ........ 100

4.4.2 Perhitungan Imbangan Pangan di Kecamatan Blahbatuh .... 103

4.4.3 Perhitungan Imbangan Pangan di Kecamatan Sukawati ...... 107

4.5 Potensi Pengembangan LP2B di Kecamatan Gianyar, Blahbatuh,dan Sukawati ............................................................................. 111

BAB V RUMUSAN STRATEGI DAN KEBIJAKAN.............................. 1135.1 Analisis SWOT............................................................................ 1135.2 Strategi dan Kebijakan ............................................................... 1165.3 Rencana aksi pelaksanaan strategi dan kebijakan dari penetapan

LP2B........................................................................................... 118

BAB VI PENUTUP ........................................................................... 1226.1 Kesimpulan ................................................................................ 1226.2 Rekomendasi .............................................................................. 123

Page 9: Tim Pengkaji - erepo.unud.ac.id

Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (LP2B) 1

BAB IPENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pangan merupakan hak azasi yang fundamental bagi segenap

masyarakat dan menjadi tanggung jawab negara untuk

memenuhinya.Untuk itu, mewujudkan kesejahteraan rakyat, upaya

membangun kemandirian, ketahanan dan kedaulatan pangan sangat

penting direalisasikan. Permasalahan utama dalam mewujudkan

kemandirian, ketahanan dan kedaulatan pangan adalah permintaan

pangan yang lebih cepat dari penyediaan pangan akibat dari pertumbuhan

penduduk, pertumbuhan ekonomi, daya beli dan pola konsumsi

masyarakat, dan kecepatan alih fungsi lahan serta upaya pembukaan

lahan pertanian baru yang masih rendah. Menurut (Andhytya S. dkk, 2013)

kemampuan lahan yang tersedia untuk menghidupi penduduk dunia

semakin berkurang dimana diprediksi dari tahun 2000-2050 penduduk

dunia akan mengalami kelaparan kalau peningkatan pangan dunia kurang

dari 3 kali produksi pangan saat ini.

Pemanfaatan lahan pada sektor pertanian seringkali bersaing

dengan sektor lain seperti industri, pemukiman, dan perdagangan. Upaya-

upaya peningkatan lahan pertanian berhadapan dengan beberapa

permasalahan yang berkaitan dengan pemanfaatan lahan pertanian yaitu

berkurangnya kesuburan lahan akibat adanya konversi atau alih fungsi

lahan pertanian ke non pertanian yang semakin tidak terkendali. Data

menunjukkan bahwa rata-rata pengurangan lahan pertanian per tahun

sekitar 1.200 ha akibat alih fungsi lahan ke non pertanian, sedangkan

luasan yang mengalami pengurangan kesuburan tanah juga semakin

banyak (Agus dan Irawan, 2006).Apabila permasalahan tersebut tidak

diatasi maka kebutuhan dan ketergantungan impor pangan akan

meningkat sehingga membahayakan kedaulatan negara. Untuk

mengantisipasi dan mengatasi permasalahan tersebut,

membangunkemandirian, ketahanan, dan kedaulatan pangan harus

Page 10: Tim Pengkaji - erepo.unud.ac.id

Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (LP2B) 2

diarahkan pada kekuatan ekonomi domestik yang mampu menyediakan

pangan bagi seluruh penduduk terutama dari produksi dalam negeri dalam

jumlah dan keragaman yang cukup, aman, dan terjangkau serta

berkelanjutan. Dalam rangka menyediakan pangan tersebut, lahan

pertanian merupakan salah satu sumber daya pokok yang memiliki peran

dan fungsi strategis karena secara umum produksi pangan masih

tergantung kepada pola pertanian berbasis lahan. Namun demikian, akses

sektor pertanian khususnya pangan terhadap sumber daya lahan

dihadapkan kepada berbagai masalah, seperti terbatasnya sumberdaya

lahan yang digunakan untuk pertanian, sempitnya luas lahan pertanian

per kapita penduduk Indonesia, banyaknya petani gurem dengan luas

lahan garapan per keluarga petani kurang dari setengah ha, tingginya alih

fungsi lahan pertanian menjadi lahan non-pertanian, tidak terjaminnya

status penguasaan lahan (land tenure) dan pola pandang masyarakat

tentang tanah pertanian yang berbasis pada nilai tukar lahan (land rent

value).Hal tersebut disebabkan juga oleh kurangnya informasi yang

berhubungan dengan produktifitas dan kelayakan penggunaan lahan

tersebut, sehingga mengesampingkan ketersediaan lahan tanaman pangan

berkelanjutan dan menghiraukan manfaat asal dari lahan

tersebut.Penggunaan lahan yang tidak tepat untuk budidaya dapat

menyebabkan penyalahgunaan sumber daya alam dan penurunan kualitas

lingkungan,serta menimbulkan kemiskinan dan konflik sosial lainnya

(Dao:2005).

Undang-undang Nomor 41 Tahun 2009 tentang perlindungan Lahan

Pertanian Pangan Berkelanjutan (LP2B)sebenarnya sudah mengamanatkan

untuk melestarikan lahan pertanian secara abadi. Melalui Undang-undang

tersebut diatas, setiap daerah diharapkan dapat menekan konversi lahan

dan juga mempertahankan ekologinya dan kesuburan.Disamping

ituundang-undang tersebut menyatakan bahwa makin meningkatnya

pertambahan penduduk serta perkembangan ekonomi danindustri

mengakibatkan terjadinya degradasi, alih fungsi, dan fragmentasi lahan

pertanianpangan yang akan mengancam daya dukung wilayah secara

nasional dalam menjaga kemandirian,ketahanan, dan kedaulatan pangan.

Page 11: Tim Pengkaji - erepo.unud.ac.id

Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (LP2B) 3

Dalam rangkamewujudkan ketahanan dan kedaulatan pangan perlu

diselenggarakan pembangunanpertanian berkelanjutan.Lahan pertanian

memiliki peran dan fungsi strategis bagi masyarakat Indonesia

yangbercorak agraris karena terdapat sejumlah besar penduduk Indonesia

yang menggantungkanhidup pada sektor pertanian.Dengan demikian,

lahan tidak saja memiliki nilai ekonomis,tetapi juga sosial, bahkan

memiliki nilai religius.Dalam rangka pembangunan pertanian

yangberkelanjutan, lahan merupakan sumber daya pokok dalam usaha

pertanian, terutama padakondisi yang sebagian besar bidang usahanya

masih bergantung pada pola pertanian berbasislahan.Lahan merupakan

sumber daya alam yang bersifat langka karena jumlahnya tidakbertambah,

tetapi kebutuhan terhadap lahan selalu meningkat.Alih fungsi lahan

pertanian merupakan ancaman terhadap pencapaian ketahanan

dankedaulatan pangan.Alih fungsi lahan mempunyai implikasi yang serius

terhadap produksipangan, lingkungan fisik, serta kesejahteraan

masyarakat pertanian dan perdesaan yangkehidupannya bergantung pada

lahannya.Alih fungsi lahan pertanian subur selama inikurang diimbangi

oleh upaya-upaya terpadu mengembangkan lahan pertanian

melaluipencetakan lahan pertanian baru yang potensial. Di sisi lain, alih

fungsi lahan pertanianpangan menyebabkan makin sempitnya luas lahan

yang diusahakan dan sering berdampakpada menurunnya tingkat

kesejahteraan petani. Oleh karena itu, pengendalian alih fungsilahan

pertanian pangan melalui perlindungan lahan pertanian pangan

merupakan salah satuupaya untuk mewujudkan ketahanan dan

kedaulatan pangan, dalam rangka meningkatkankemakmuran dan

kesejahteraan petani dan masyarakat pada umumnya.

Amanat undang-undang ini harus diimplementasikan oleh semua

kabupaten di seluruh Indonesia termasuk Kabupaten Gianyar,

ProvinsiBali. Bali telah diketahui memiliki potensi dibidang pertanian yang

dikenal dengan sistem irigasi subak yang telah diakui dunia. Subak sendiri

yang merupakan bagian penting pertanian di Bali, tidak saja mendukung

pelestarian disektor pertanian namun juga sebagai pendukung sektor

pariwisata Bali. Pelestarian irigasi subak selanjutnya akan berintegrasi

Page 12: Tim Pengkaji - erepo.unud.ac.id

Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (LP2B) 4

dengan perlindungan lahan pertanian pangan berkelanjutan, karena secara

otomatis dengan melestarikan keberadaan subak yang diakui sebagai

warisan budaya dunia berarti sekaligus dapat mempertahankan lahan-

lahan pertanian yang ada di Bali khususnya Kabupaten Gianyar.

Disamping itu dengan menjadikannya sebagai lahan pertanian abadi dan

subak abadi, maka kita tidak akan kehilangan jati diri sebagai masyarakat

yang berbudaya yang selanjutnya menguntungkan sektor pariwisata yang

menawarkan kekhasan budaya Bali. Jika dilihat dari luas wilayah

Kabupaten Gianyar mencapai 36.800,00 Ha, dimana luas lahan sawah

pertanian di tahun 2013 mencapai 14.706,00 Ha.Luas lahan pertanian

selama kurun waktu 3 tahun terakhir terus mengalami penurunan.Tahun

2014 luas lahan pertanian menurun menjadi 14.575 Ha, dan di tahun

2015 menurun lagi menjadi 14.420 Ha. Di sisi lain jumlah penduduk

Kabupaten Gianyar terus mengalami peningkatan. Tahun 2014

berdasarkan proyeksi BPS Kabupaten Gianyar, jumlah penduduk mencapai

490.500 orang. Jumlah ini meningkat dibanding tahun sebelumnya yaitu

sebesar 486.00 orang. Tahun 2015 jumlah penduduk Gianyar mengalami

peningkatan sejumlah 0.94% dengan kepadatan meningkat

0.9%.Meningkatnya jumlah penduduk tentu mengakibatkan peningkatan

kebutuhan bahan pangan. Disisi lain diketahui bahwa, ketersediaan lahan

pertanian semakin menurun. Hal ini terjadi karena terjadinya alih fungsi

lahan yang digunakan untuk kebutuhan pembangunan industri,

perumahan dan infrastruktur lainnya.Berdasarkan hasil penelitian IDewa

Gede Agung Darma Putra, “Analisis Daya Dukung Lahan Berdasarkan Total

Nilai Produksi Pertanian Di Kabupaten Gianyar”.Tesis, Program Magister

Program Studi Ilmu Ekonomi Program Pascasarjana Universitas Udayana

Denpasar, 2015, menyebutkan bahwa: Dalam kurun waktu lima tahun dari

Tahun 2008 sampai Tahun 2012 status daya dukung lahan di Kabupaten

Gianyar dapat dikelompokkan menjadi tiga kelompok :

1) Kelompok pertama adalah kecamatan yang kondisinya dari tahun 2008

sampai dengan tahun 2012 adalah statusnya defisit adalah Kecamatan

Sukawati, Kecamatan Blahbatuh, Kecamatan Gianyar, Kecamatan

Tampaksiring, Kecamatan Ubud. Kecamatan Sukawati, Blahbatuh, dan

Page 13: Tim Pengkaji - erepo.unud.ac.id

Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (LP2B) 5

Gianyar adalah kecamatan yang sebagian wilyahnya berada di daerah

pesisir selatan dari Pulau Bali. Sedangkan Kecamatantan Ubud adalah

daerah bagian tengah dari Kabupaten Gianyar, dan Kecamatan

Tampaksiring merupakan daerah bagian utara yang merupakan daerah

pegunungan yang merupakan salah satu daerah hulu Kabupaten

Gianyar.

2) Kelompok ke dua adalah kecamatan yang kondisinya dari tahun 2008

sampai dengan tahun 2012 adalah pada awalnya surplus, namun dalam

kurun waktu lima tahun berubah menjadi defisit. Kelompok ini adalah

Kecamatan Tegallalang yang merupakan daerah yang memiliki sawah

basah dan sawah kering.

3) Kelompok ke tiga, kecamatan yang kondisinya dari tahun 2008 sampai

dengan tahun 2012 statusnya surplus.Kelompok ini adalah Kecamatan

Payangan yang merupakan lumbung pangan Kabupaten Gianyar.

Menurut perhitungan Panji Nur Rahmat, 2015: “Proyeksi Pangan

Provinsi Bali Tahun 2000 -2015” menyebutkan bahwa Indeks Ketersediaan

Pangan (beras) atau rasio kebutuhan terhadap persediaan pangan Provinsi

Bali dari tahun 2000 hingga tahun 2015 kurang dari 1, yang berarti

ketersedianlebih besar daripada kebutuhan. Hal ini menunjukkan bahwa

produksi beras di daerah tersebut sudah mampu mencukupi kebutuhan

beras penduduk pada wilayah tersebut. Bahkan masih ada sisa yang dapat

digunakan sebagai cadangan beras maupun didistribusikan ke daerah lain.

Namun perlu dicermati angka yang dihasilkan semakin meningkat dimana

indeks ketersediaan pangan semakin mendekati 1. Hal tersebut

mengindikasikan apabila dalam keadaan demikian terus, maka

ketersediaan beras akan semakin berkurang dan akhirnya kebutuhan akan

melebihi ketersediaan yang berarti akan terjadi kekurangan pangan (beras)

didaerah tersebut.Berdasarkan atas pertimbangan tersebut di atas, maka

Pemerintah Kabupaten Gianyar memandang perlu segera menyusun

kebijakan perencanaan Pembangunan Ekonomi dengan Kegiatan

Penyusunan Kebutuhan Luas lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan di

Kabupaten Gianyar.

Page 14: Tim Pengkaji - erepo.unud.ac.id

Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (LP2B) 6

1.2 Maksud dan Tujuan

1.2.2 MaksudPenyusunan Kebutuhan Luas Lahan Pertanian Pangan

Berkelanjutan (LP2B) di Kabupaten Gianyar dimaksudkan untuk:

1. Menyajikan informasi untuk membantu analisis kawasan lahan

pertanian pangan berkelanjutan di wilayah Kecamatan

Gianyar,Blahbatuh, dan Sukawati, di Kabupaten Gianyar.

2. Menyajikaninformasi lahan meliputi lahan pertanian tanaman

pangan, kondisi curah hujan dan tinggi permukaan tanah dari

permukaan laut di Kabupaten Gianyar pada kawasan lahan lahan

pertanian pangan berkelanjutan di wilayah Kecamatan

Gianyar,Blahbatuh, dan Sukawati, di Kabupaten Gianyar.

3. Menyajikaninformasi lahan, meliputi data produksikomoditas

tanaman pangan pada lahan pertanian kawasan lahan pertanian

pangan berkelanjutan di wilayah Kecamatan Gianyar,Blahbatuh, dan

Sukawati, di Kabupaten Gianyar.

4. Menyajikan informasi kebutuhan dan ketersediaan luas lahan

pertanian pangan dengan mempertimbangkan pertumbuhan penduduk

dan kebutuhan konsumsi pangan penduduk, pertumbuhan

produktivitas dan kebutuhan pangan nasional melalui musyawarah

dengan petani di wilayah Kecamatan Gianyar,Blahbatuh, dan

Sukawati, di Kabupaten Gianyar.

5. Menyajikan rumusan strategi dan kebijakan dalam implementasi

Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan di wilayah Kecamatan

Gianyar,Blahbatuh, dan Sukawati, di Kabupaten Gianyar.

1.2.2 TujuanPenyusunan Kebutuhan Luas Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan

(LP2B) di Kabupaten Gianyar bertujuan untuk:

Page 15: Tim Pengkaji - erepo.unud.ac.id

Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (LP2B) 7

1. Menganalisiskawasan lahanpertanianpangan berkelanjutan di wilayah

Kecamatan Gianyar, Blahbatuh, dan Sukawati,di Kabupaten Gianyar.

2. Menganalisis kondisi lahan pertanian tanaman pangan, kondisi curah

hujan dan tinggi permukaan tanah dari permukaan laut di Kabupaten

Gianyar pada kawasan lahanpertanian pangan berkelanjutan di

wilayah Kecamatan Gianyar, Blahbatuh, dan Sukawati,di Kabupaten

Gianyar.

3. Menganalisis data produksi komoditas tanaman pangan pada lahan

pertanian kawasan lahan pertanian pangan berkelanjutan di wilayah

Kecamatan Gianyar, Blahbatuh, dan Sukawati,di Kabupaten Gianyar.

4. Menyusun ketersediaan luas lahan pertanian pangan berdasarkan

pertimbangan pertumbuhan penduduk dan kebutuhan konsumsi

pangan penduduk, pertumbuhan produktivitas dan kebutuhan pangan

nasional melalui musyawarah dengan petani di wilayah Kecamatan

Gianyar, Blahbatuh, dan Sukawati,di Kabupaten Gianyar.

5. Merumuskan strategi dan kebijakan dalam implementasi Lahan

Pertanian Pangan Berkelanjutan di wilayah Kecamatan Gianyar,

Blahbatuh, dan Sukawati,di Kabupaten Gianyar.

1.3 Target/Sasaran

Adapun target/sasaran Penyusunan Kebutuhan Luas Lahan

Pertanian Pangan Berkelanjutan (LP2B) di Kabupaten Gianyartersusunnya

Dokumen Kebutuhan Luas Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (LP2B)

di Wilayah Kecamatan Gianyar, Blahbatuh, dan Sukawati, di Kabupaten

Gianyar.

1.4 Keluaran

Adapun keluaran Penyusunan Kebutuhan Luas Lahan Pertanian

Pangan Berkelanjutan (LP2B) di Kabupaten Gianyaradalah Buku laporan

Kebutuhan Luas lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan wilayah

Kecamatan Gianyar, Blahbatuh, dan Sukawati, di Kabupaten Gianyar, yang

memuat:

Page 16: Tim Pengkaji - erepo.unud.ac.id

Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (LP2B) 8

1. Data/informasi analisiskawasan lahan pertanianpangan berkelanjutan

di wilayah KecamatanGianyar, Blahbatuh,dan Sukawati, di Kabupaten

Gianyar.

2. Data/informasi analisiskondisi lahan pertanian tanaman pangan,

kondisi curah hujan dan tinggi permukaan tanah dari permukaan laut

di Kabupaten Gianyar pada kawasan lahan lahan pertanian pangan

berkelanjutan di wilayah KecamatanGianyar, Blahbatuh, danSukawati,

di Kabupaten Gianyar.

3. Data/informasi analisis produksi komoditas tanaman pangan pada

lahan pertanian kawasan lahan pertanian pangan berkelanjutan di

wilayah KecamatanGianyar, Blahbatuh,dan Sukawati, di Kabupaten

Gianyar.

4. Data/informasi analisis kebutuhan dan ketersediaan luas lahan

pertanian pangan dengan mempertimbangkan pertumbuhan penduduk

dan kebutuhan konsumsi pangan penduduk, pertumbuhan

produktivitas dan kebutuhan pangan nasional melalui musyawarah

dengan petani di wilayah KecamatanGianyar, Blahbatuh,dan Sukawati,

di Kabupaten Gianyar.

5. Rumusan strategi dan kebijakan dalam implementasi Lahan Pertanian

Pangan Berkelanjutan di wilayah KecamatanGianyar, Blahbatuh,dan

Sukawati, di Kabupaten Gianyar.

1.5 Ruang Lingkup

Ruang lingkup kegiatan Penyusunan Kebutuhan Luas Lahan

Pertanian Pangan Berkelanjutan (LP2B) di Kabupaten Gianyar terdiri dari:

1. Pengumpulan data/informasi analisiskawasanlahan pertanianpangan

berkelanjutan di wilayah Kecamatan Gianyar, Blahbatuh, dan

Sukawati, di Kabupaten Gianyar.

2. Analisiskondisi lahan pertanian tanaman pangan, kondisi curah hujan

dan tinggi permukaan tanah dari permukaan laut di Kabupaten Gianyar

pada kawasan lahan lahan pertanian pangan berkelanjutan di wilayah

Kecamatan Gianyar, Blahbatuh, dan Sukawati, di Kabupaten Gianyar.

Page 17: Tim Pengkaji - erepo.unud.ac.id

Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (LP2B) 9

3. Analisis produksi komoditas tanaman pangan pada lahan pertanian

kawasan lahan pertanian pangan berkelanjutan di wilayah Kecamatan

Gianyar, Blahbatuh, dan Sukawati, di Kabupaten Gianyar.

4. Analisa kebutuhan dan ketersediaan luas lahan pertanian pangan

dengan mempertimbangkan pertumbuhan penduduk dan kebutuhan

konsumsi pangan penduduk, pertumbuhan produktivitas dan

kebutuhan pangan nasional melalui musyawarah dengan petani di

wilayah Kecamatan Kecamatan Gianyar, Blahbatuh, dan Sukawati, di

Kabupaten Gianyar.

5. Menyusun rumusan strategi dan kebijakan dalam implementasi Lahan

Pertanian Pangan Berkelanjutan di wilayah Kecamatan Gianyar,

Blahbatuh, dan Sukawati, di Kabupaten Gianyar.

1.6 Lokasi

Lokasi pekerjaan Penyusunan Kebutuhan Luas Lahan Pertanian

Pangan Berkelanjutan (LP2B) di Kabupaten Gianyar adalah wilayah

Kecamatan Gianyar, Blahbatuh, dan Sukawati.

1.7 Tahapan Kegiatan

Penyusunan Kebutuhan Luas Lahan Pertanian Pangan

Berkelanjutan (LP2B) di Kabupaten Gianyar dilakukan dalam 5 (lima)

tahap yaitu:

1. Persiapan penelitian, meliputi persiapan administrasi umum,

penyusunan rencana kerja, jadwal pelaksanaan kegiatan, dan rencana

anggaran biaya.

2. Pengumpulan dan penyusunan data meliputi data sekunder dan

primer yang diperoleh dari berbagi sumber informasi seperti BPS, dan

Pemerintah Kabupaten Gianyar dan sumber lain yang relevan dengan

kebutuhan data.

3. Analisis data meliputi kondisi gambaran umum wilayah,analisis

kawasan lahan pertanian pangan berkelanjutan, analisiskondisi lahan

Page 18: Tim Pengkaji - erepo.unud.ac.id

Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (LP2B) 10

pertanian tanaman pangan, kondisi curah hujan dan tinggi

permukaan tanah dari permukaan laut, produksi komoditas tanaman

pangan, dan kondisi umum pertanian di wilayah Kecamatan Gianyar,

Blahbatuh, dan Sukawati, analisis kebutuhan pangan, ketersediaan

pangan, dan alih fungsi lahan sawah, proyeksi jumlah penduduk,

kebutuhan luas lahan pertanian pangan, prediksi kondisi pangan

masa depan,identifikasi lahan pangan produktif pada Peta RTRW atau

peta wilayah kecamatan yang tersedia.

4. Pelaksanaan penelitian lapangan dan fokus group diskusi dengan

petani untuk memperoleh gambaran konsisi danrumusan strategi dan

kebijakan dalam implementasi Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan.

5. Pelaporan.

1.8 Pelaksanaan Kegiatan

Sesuai dengan tahapan kegiatan di atas, pelaksanaan dari kegiatan

Penyusunan Kebutuhan Luas Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan

(LP2B) di Kabupaten Gianyar, meliputi:

1. Identifikasi gambaran umum situasi masyarakat dengan metode

survey.

Untuk memperoleh gambaran umum daerah sasaran dilakukan survey

pendahuluan dan pengolahan data sekunder (dari Badan Pusat

Statistik, Monografi Desa dan Kecamatan, dan Gianyar Dalam Angka).

Informasi diperoleh dengan melakukan konsultasi, konsolidasi, dan

observasi/wawancara terhadap key person yang ada pada setiap

sasaran. Data yang diperoleh digunakan sebagai bahan penyusunan

proposal yang dituangkan pada bagian analisis situasi.

2. Indentifikasi masalah menggunakan model participatory ruralapprasial(PRA).PRAmaksudnya, dalam melaksanakan identifikasi masalah perlu

melibatkan masyarakat. Dengan demikian dalam merumuskan

masalah, mengatasi masalah, penentuan proses, dan kreteria masalah

dilakukan dengan mengikutsertakan masyarakat/kelompok

Page 19: Tim Pengkaji - erepo.unud.ac.id

Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (LP2B) 11

sasaran.Penggunaan pendekatan ini diharapkan dapat: 1) dikenalnya

masalah secara tepat/efektif sesuai dengan persepsi, kehendak, dan

ukuran/ kemampuan serta kebutuhan mereka, 2) tumbuhnya

kekuatan (enpowering) masyarakat atau kelompok sasaran dalam

pengalaman merancang, melaksanakan, mengelola dan

mempertanggungjawabkan upaya peningkatan/pertumbuhan diri dan

ekonominya, dan 3) efektifitas dan efisiensi penggunaan sumber daya

masyarakat atau kelompok sasaran.

Kegiatan ini dilaksanakan melalui sosialisasi rencana kegiatan

Penyusunan Kebutuhan Luas Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan

di Kabupaten Gianyarkepada masyarakat atau kelompok sasaran.

Sebelumnya dikonsultasikan dengan Bappeda, Camat, Kepala Desa,

dan Pekaseh Subak untuk kemudian memperoleh tanggapan/umpan

balik/masukan dari masyarakat atau kelompok sasaran yang akan

digunakan sebagai bahan revisi dari rancangan rumusan strategi dan

kebijakan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan.

3. Identifikasi dan analisis data

Data sekunder dan data primer yang telah dikumpulkan seperti

datapotensi lahan yang tersedia, luas lahan pertanian tanaman

pangan, produksi pangan dalam 5 tahun terakhir, jumlah penduduk,

kebutuhan pangan per kapita selanjutnya dianalisis secara

deskriftif.Dari data-data tersebut akan diperoleh perbandingan supply

(ketersediaan pangan) dan demand (kebutuhan pangan), sehingga akan

dapat ditentukan daya dukung pangan daerah terhadap kebutuhan

pangan penduduk.

4. Identifikasi persepsi masyarakat terhadap harapan masyarakat pada

kondisi pangan dan pertanian saat ini dan yang akan datang.

Data ini akan dikumpulkan melalui proses pertemuan dengan

masyarakat dalam forum diskusi dalam rangka identifikasi

permasalahan dan rumusan strategi yang diharapkan. Dari data ini

akan diketahui bagaimana dorongan masyarakat dalam

Page 20: Tim Pengkaji - erepo.unud.ac.id

Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (LP2B) 12

mempertahankan lahan pertaniannya dan komitmen masyarakat

dalam melaksanakan program pertanian pangan berkelanjutan

5. Merumuskan strategi dan kebijakan Lahan Pertanian Pangan

Berkelanjutan di Kabupaten Gianyar

Rumusan strategi ini akan disusun dalam rangka penguatan program

LP2B melalui penguatan kelembagaan terkait (subak, PPL dan

masyarakat).

6. Sosialisasi LP2B di seluruh wilayah Pemda Gianyar.

Kegiatan ini dilakukan dalam rangka desiminasi akhir kegiatan untuk

mendapatkan masukan dan saran dari semua pihak yang terkait

(pemerintah, masyarakat, dan akademisi) dalam upaya implementasi

kebijakan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan di Kabupaten

Gianyar.

1.9 Jenis dan Sumber Data

Jenis dan sumber data/informasi pekerjaanPenyusunan Kebutuhan

Luas Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (LP2B) di Kabupaten

Gianyar,dikumpulkan dalam kegiatan inventarisasi data meliputi :

1. Data Primer

a. Data Fisik alamiah, meliputi: data tutupan lahan, iklim, kelerengan,

bentang alam, sistem lahan, hidrologi daerah aliran sungai,

hidrogeologis, dan hidrometeorologis

b. Data fisik buatan meliputi: prasarana jaringan irigasi (data

pengembangan dan pengelolaan jaringan irigasi yang diprioritaskan

untuk Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan), danpembangunan

jalan usaha tani dan/atau penyediaan sarana pertanian

c. Data dasar kondisi sumber daya manusia dan sosial ekonomi

pendukung kawasan pertanian pangan berkelanjutan meliputi:

jumlah penduduk keluarga petani dan pelaku lainnya, organisasi

petani, dan organisasi masyarakat perdesaan yang terkait.

Page 21: Tim Pengkaji - erepo.unud.ac.id

Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (LP2B) 13

d. Data dasar status kepemilikan dan/atau penguasaan tanah

meliputi: luas tanah,status kepemilikan dan/atau penguasaan

tanah, dan penggunaan/pemanfaatan tanah.

e. Data dasar jenis komoditas tertentu yang bersifat pangan pokok

yang bersumber dari Kawasan Pertanian Pangan Berkelanjutan,

meliputi data: jenis komoditas, produktivitas komoditas, dan pola

tanam komoditas.

1.10 Dasar Hukum

Dasar hukum Penyusunan Kebutuhan Luas Lahan Pertanian

Pangan Berkelanjutan (LP2B) di Kabupaten Gianyar adalah:

1. Pasal 18 ayat (6) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia

Tahun 1945;

2. Undang-Undang Nomor 59 Tahun 1958 tentang Pembentukan Daerah

Tingkat II dalam Wilayah Daerah Tingkat I Bali, Nusa Tenggara Barat,

dan Nusa Tenggara Timur;

3. Undang-Undang Nomor 41 Tahun 2009 tentang Perlindungan Lahan

Pertanian Pangan Berkelanjutan (Lembaran Negara Republik Indonesia

Tahun 2009 Nomor 149, Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 5068);

4. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan

Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia

Tahun 2011 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 5234);

5. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587),

sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Pengganti

Undang–Undang Nomor 2 Tahun 2014 tentang Perubahan Atas

Undang–Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 246,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5589);

Page 22: Tim Pengkaji - erepo.unud.ac.id

Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (LP2B) 14

6. Peraturan Pemerintah Nomor 1 Tahun 2011 tentang Penetapan dan

Alih Fungsi Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 2, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 5185);

7. Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2012 tentang Insentif

Perlindungan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 19, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5279);

8. Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2012 tentang Sistem Informasi

Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2012 Nomor 46, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 5283);

9. Peraturan Pemerintah Nomor 30 Tahun 2012 tentang Pembiayaan

Perlindungan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 55, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5288);

10. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 1 Tahun 2014 tentang

Pembentukan Produk Hukum Daerah (Berita Negara Republik

Indonesia Tahun 2014 Nomor 32); dan

11. Peraturan Daerah Provinsi Bali Nomor 16 Tahun 2009 Tentang

Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Bali Tahun 2009-2029;

12. Peraturan Daerah Kabupaten GianyarNomor 12 Tahun 2008 Tentang

Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten

Gianyar Tahun 2005 – 2025; dan

13. Peraturan Daerah Kabupaten GianyarNomor 16 Tahun 2012 Tentang

Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Gianyar Tahun 2010-

2030.

Page 23: Tim Pengkaji - erepo.unud.ac.id

Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (LP2B) 15

BAB IIKARAKTERISTIK WILAYAH KAJIAN

2.1. Keadaan Geografis

2.1.1 Letak dan Luas WilayahGianyar merupakan salah satu dari sembilan Kabupaten/Kota di

Provinsi Bali, terletak antara 08018'48" - 08038'58" Lintang Selatan

115013'29" – 115022'23" Bujur Timur,dengan batas-batas wilayah sebagai

berikut :

Sebelah Utara : Kabupaten Bangli

Sebelah Timur : Kabupaten Klungkung dan Kabupaten Bangli

Sebelah Selatan : Selat Badung dan Samudera Indonesia

Sebelah Barat : Kabupaten Badung dan Kota Denpasar

Letak geografis masing-masing kecamatan di Kabupaten Gianyar

disajikan pada Tabel 2.1. berikut.

Tabel 2.1. Letak Geografis Per Kecamatan

Kecamatan Lintang Selatan Bujur Timur

1. Sukawati 80 30’ 59” -80 38’ 58” 1150 14’ 12,7” -1150 19’ 39,7”

2. Blahbatuh 80 31’ 09” -80 35’ 58” 1150 16’ 59,7” -1150 21’ 21,7”

3. Gianyar 80 26’ 23” -80 35’ 01” 1150 18’ 57,9” -1150 22’ 23,7”

4. Tampaksiring 80 22’ 09” -80 31’ 28” 1150 16’ 40,7” -1150 22’ 23,7”

5. Ubud 80 27’ 17” -80 34’ 43” 1150 13’ 45,7” -1150 16’ 51,7”

6. Tegalalang 80 19’ 40” -80 29’ 38” 1150 15’ 18,8” -1150 19’ 49,8”

7. Payangan 80 18’ 48” -80 29’ 40” 1150 13’ 29,0” -1150 17’ 36,7”

Sumber: BPS Kab. Gianyar: Gianyar Dalam Angka 2016

Luas Kabupaten Gianyar 368km2 atau 6,53% dari luas Bali secara

keseluruhan. Bila dilihat dari luas wilayah per kecamatan, Kecamatan

Payangan memiliki luas terbesar mencapai 75,88 km2 atau 20,62 % dari

luas Kabupaten, diikuti oleh Kecamatan Tegallalang 61,80 km2 (16,79%),

Kecamatan Sukawati 55,02 km2 (14,95%), Kecamatan Gianyar 50,59 km2

(13,75%), Kecamatan Tampaksiring 42,63 km2 (11,58%), dan Kecamatan

Page 24: Tim Pengkaji - erepo.unud.ac.id

Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (LP2B) 16

Ubud 42,38 km2 (11,52 %), sedangkan yang paling kecil adalah Kecamatan

Blahbatuh 39,70 km2 (10,79%).

Tabel 2.2. Luas Wilayah Daerah Kabupaten GianyarPer KecamatanTahun 2015

No Kecamatan Luas (km2) Persentase (%) dariLuas Gianyar

Persentase (%)dari Luas Bali

1 Sukawati 55,02 14,95 0,98

2 Blahbatuh 39,70 10,79 0,70

3 Gianyar 50,59 13,75 0,90

4 Tampaksiring 42,63 11,58 0,76

5 Ubud 42,38 11,52 0,75

6 Tegallalang 61,80 16,79 1,10

7 Payangan 75,88 20,62 1,35

Sumber: BPS Kab. Gianyar: Gianyar Dalam Angka 2016

Luas lahan menurut penggunaannya terdiri dari luas tanah sawah di

Kabupaten Gianyar tahun 2015 mencapai 14.420 ha, sedangkan luas

bukan lahan sawah sebesar 12.542 ha dan lahan bukan pertanian seluas

9.838 ha.

Tabel 2.3. Luas Lahan di Kabupaten Gianyar Menurut Penggunaannya (Ha)

No Penggunaan Lahan 2013 2014 2015

I Lahan Pertanian 27.250,00 27.122,00 26 962,00

1.1 Tanah Sawah 14.706,00 14.575,00 14 420,00

a. Sawah beririgasi 14.706,00 14.575,00 14 420,00

b. Sawahtadah hujan - - -

c. Rawa Pasang Surut - - -

d. Rawa Lebak - - -

1.2 Lahan Pertanian bukanSawah

12.544,00 12.547,00 12 542,00

a. Tegal/Kebun 11.248,00 11.251,00 11 260,00

b. Ladang - - -

c. Perkebunan 7,00 7,00 7,00

d. Hutan Rakyat 1.116,00 1.116,00 1. 117,00

e. Padang Rumput - - -

Page 25: Tim Pengkaji - erepo.unud.ac.id

Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (LP2B) 17

No Penggunaan Lahan 2013 2014 2015

I Lahan Pertanian 27.250,00 27.122,00 26 962,00

f. Sementara tidakdiusahakan

- - -

g. Lainnya 173,00 173,00 158,00

II Lahan Bukan Pertanian 9.550,00 9.678,00 9.838,00

JUMLAH 36.800,00 36.800,00 36.800,00

Sumber: BPS Kab. Gianyar: Gianyar Dalam Angka 2016

2.1.2 Klimatologi, Hidrologi, dan HidrogeologiA. Klimatologi

Seperti umumnya keadaan musim di daerah lainnya, Kabupaten

Gianyar dikenal dua musim yaitu musim kemarau dan musim

hujan.Musim kemarau pada sekitar bulan April – September dan musim

hujan sekitar bulan Nopember – Pebruari yang diselingi oleh musim

pancaroba. Berdasarkan data perkembangan pertanian Kabupaten Gianyar

tahun 2009-2013, rata-rata curah hujan tertinggi terjadi pada Bulan

Januarimencapai 2.390,0 mm, sedangkan curah hujan terendah terjadi di

Bulan Agustus sebesar 248.4 mm.

Tabel 2.4. Rata-rata Curah Hujan di Kabupaten Gianyar pada Tahun2009 - 2013 (dalam Milimeter)

Bulan 2008 2009 2010 2011 2012 2013 Rata-rataJanuari 292,1 4.277,0 1.941,0 2.175,0 3.247,0 2.408,0 2.390,0Pebruari 318,4 2.981,0 1.760,5 1.134,0 1.441,0 1.244,5 1.479,9Maret 399,2 970,0 1.195,5 1.247,0 1.878,0 645,5 1.055,9April 84,8 911,0 1.637,5 1.686,0 490,0 26'83 961,9Mei 232,6 1.687,0 1.478,5 591,0 1.337,0 645,5 995,3Juni 43,1 175,5 1.382,0 716,0 51,5 1.528,0 649,4Juli 16,4 939,0 2.608,0 255,0 615,0 1.158,5 932,0Agustus 47,4 40,0 1.036,0 43,5 44,5 78,0 248.4September 69,9 1.676,5 3.442,5 122,0 10,0 63,0 897,3Oktober 282,7 1.625,5 2.901,0 376,0 744,0 246,0 1.029,2Nopember 317,6 616,0 989,0 1.256,0 1.014,0 1.604,5 966,2Desember 143,7 1.387,0 1.694,0 1.956,0 2.253,0 2.261,5 1.615,9Jumlah 2.247,9 17.285,5 22.065,5 11.557,5 13.125,0 11.883,0 13.027,4

Sumber: Data Perkembangan Pertanian Kabupaten Gianyar tahun 2009-2013

Page 26: Tim Pengkaji - erepo.unud.ac.id

Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (LP2B) 18

B. Hidrologi dan HidrogeologiKondisi aliran air permukaan di Kabupaten Gianyar menunjukkan

pola aliran paralel (sejajar). Ciri-ciri dari pola aliran paralel adalah aliran

sungai sejajar dengan lembah dalam (dibagian hulu/utara) dan semakin ke

hilir/selatan sungai makin melebar. Rincian panjang sungai di Kabupaten

Gianyar disajikan pada Tabel 2.5.

Tabel 2.5. Sungai-Sungai Yang Ada di Kabupaten GianyarNo Nama Sungai Panjang Sungai (km)

1. Tukad Oos 45,50

2. Tukad Petanu 46,96

3. Tukad Kutul 6,00

4. Tukad Sangku 6,50

5. Tukad Pakerisan 44,60

6. Tukad Gelulung 8,50

7. Tukad Sangsang 37,12

8. Tukad Melangit 40,97

9. Tukad Nangka 7,00

10 Tukad Buluh 18,50

11. Tukad Cangkir 23,00

12. Tukad Ayung 31,76

Sumber: BPS Kab. Gianyar: Gianyar Dalam Angka 2016

Air tanah bebas adalah air yang tersimpan dalam lapisan tanah yang

di bawahnya dibatasi oleh lapisan kedap air. Tinggi rendahnya air tanah

bebas yang tersimpan dalam tanah sangat dipengaruhi oleh besarnya

intensitas curah hujan setempat dan penggunaan lahan di sekitarnya.

Hasil penelitian hidrogeologi menunjukkan kondisi air tanah dan

produktivitas akuifer (lapisan pembawa air) yang terdapat di Kabupaten

Gianyar adalah akuifer dengan aliran melalui celah dan ruang antar butir

yang terdiri dari:

o Akuifer produktivitas tinggi dan penyebarannya luas (akuifer dengan

keterusan dan kedalaman muka air sangat beragam, debit air

umumnya > 5 lt/dt).

Page 27: Tim Pengkaji - erepo.unud.ac.id

Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (LP2B) 19

o Akuifer dengan produktivitas sedang dan penyebaran luas (akuifer

dengan keterusan dan kedalaman muka air tanah sangat beragam,

debit air umumnya < 5lt/dt).

o Akuifer produktif (akuifer dengan keterusan sangat beragam,

umumnya air tanah tidak dimanfaatkan karena dalamnya muka air

tanahsetempat, muka air tanah dapat diturap.

Sedangkan berdasarkan peta tinjauan Hidrogeologi Kabupaten Gianyar

(MM Purbo Hadiwidjojo, 1972 dalam Inventarisasi Geologi Teknik, 2003),

menunjukkan bahwa debit aliran air tanah di Kabupaten Gianyar dapat

dikelompokkan menjadi 3 bagian yaitu:

o Kandungan air tanah besar dengan debit 10 lt/dt terdapat di bagian

selatan.

o Kandungan air tanah sedang dengan debit 5 lt/dt tersebar di bagian

tengah.

o Kandungan air tanah rendah dengan debit < 1 lt/dt terdapat di

bagian utara daerah dataran tinggi.

2.2 Pemerintahan

Secara administratif Kabupaten Gianyar terbagi menjadi tujuh

kecamatan. Dari tujuh Kecamatan yang ada di Kabupaten Gianyar jumlah

Desa sebanyak 70. Jumlah Desa terbanyak ada di Kecamatan Gianyaryaitu

17desadan jumlah desa paling sedikit adalah Kecamatan Tegallalang yang

terdiri dari 7 desa. Banjar Dinas/Lingkungan yang ada di Kabupaten

Gianyar sebanyak 548, seperti disajikan pada Tabel 2.6.

Tabel 2.6. Pembagian Daerah Administrasi Kabupaten Gianyar

No Kecamatan Desa/Kelurahan BanjarDinas/Lingkungan

1 Sukawati 12 1112 Blahbatuh 9 673 Gianyar 17 964 Tampaksiring 8 705 Ubud 8 806 Tegallalang 7 657 Payangan 9 59

JUMLAH 70 548

Sumber: BPS Kab. Gianyar: Gianyar Dalam Angka 2016

Page 28: Tim Pengkaji - erepo.unud.ac.id

Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (LP2B) 20

2.3 Penduduk dan Tenaga Kerja

Jumlah penduduk Kabupaten Gianyar pada tahun 2015 adalah

495.100 orang yang terdiri dari penduduk laki laki sebanyak 249.900 orang

dan penduduk perempuan 245.200 orang.

Tabel 2.7. Jumlah Penduduk Kabupaten Gianyar, Kepadatan DanSex Ratio Menurut Hasil Sensus Penduduk danSurveiPenduduk Antar Sensus (Supas)

No TahunJumlah Penduduk Kepadatan

per Km2Laki-Laki Perempuan Jumlah

1 2011 241. 209 235. 919 477 .128 1 .297

2 2012 244. 600 240 .000 484. 600 1. 317

3 2013 245. 400 240 .600 486 .000 1 .321

4 2014 247 .500 243. 000 490. 500 1 .333

5 2015 249 .900 245. 200 495 .100 1 .345

Sumber: BPS Kab. Gianyar: Gianyar Dalam Angka 2016

Kepadatan penduduk Gianyar adalah 1.345 jiwa/km2 pada tahun

2015. Kepadatan tertinggi ada di Kecamatan Sukawati (2.170 jiwa/km2),

sedangkan kepadatan penduduk terendah di Kecamatan Payangan (559

jiwa/km2).

Berdasarkan hasil Survei Angkatan Kerja Nasional menunjukkan

jumlah angkatan kerja pada tahun 2015 sebanyak 283.779orang dengan

rincian pekerjaan utama terbanyak ada di perdagangan, hotel dan restoran

sebesar 100.304 orang, diikuti oleh industri pengolahan, jasa, dan

pertanian kehutanan perikanan masing-masing sebesar 48.897

orang,47.595 orang dan 39.268orang. Selengkapnya disajikan pada tabel

berikut.

Tabel 2.8. Penduduk 15+ Tahun Yang Bekerja Seminggu YangLaluMenurut Lapangan Usaha dan Jenis Kelamin diKabupaten Gianyar, 2015

No. Status Pekerjaan Utama/ Laki-laki Perempuan Jumlah

1 Pertanian, Perburuan,Kehutanan, dan Perikanan 22 .902 16. 366 39. 268

2 Pertambangan dan Penggalian - 597 597

3 Industri Pengolahan 24. 357 24 .522 48 .879

Page 29: Tim Pengkaji - erepo.unud.ac.id

Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (LP2B) 21

No. Status Pekerjaan Utama/ Laki-laki Perempuan Jumlah

4 Listrik, Gas dan Air 285 285 570

5 Konstruksi 26 .753 3 .091 29 .844

6 Perdagangan Besar dan Eceran,Restoran dan Hotel 41. 093 59 .211 100 .304

7 Transportasi, Pergudangan, danPerhubungan 7 .949 1. 312 9 .261

8 Lembaga Keuangan,Peransurasian, Real Estate, danJasa Perusahaan

4. 372 3 .089 7. 461

9 Jasa Masyarakat, Sosial, danPerorangan 26 .926 20 .669 47 .595

Jumlah 154 .637 129 .142 283 .779

Sumber: Gianyar Dalam Angka, 2016

2.4 Pendidikan

Pendidikan tahun 2015, terdapat Taman Kanak-Kanak sebanyak

128 buah, sementara Sekolah Dasar/MI ada 293 buah, SLTP 46 buah,

SMU 15 buah, dan SMK ada 29 buah.

Tabel 2.9. Banyaknya Sekolah Negeri dan Swasta MenurutJenisnya di Kabupaten Gianyar Tahun 2015

Kecamatan TK SD/MI SLTP/MTs SMU/MA SMK

1. Sukawati 33 58 7 2 6

2. Blahbatuh 14 40 5 2 3

3. Gianyar 26 56 9 3 8

4. Tampaksiring 10 30 6 3 3

5. Ubud 19 46 9 3 7

6. Tegalalang 11 30 6 1 1

7. Payangan 15 33 4 1 1

Jumlah 128 293 46 15 29

Sumber: Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kab. Gianyar, 2016

Upaya Peningkatkan kecerdasan masyarakat, merupakan tujuan

pokok pendidikan. Indikator yang perlu ditingkatkan yakni partisipasi

sekolah penduduk, yang konsekwensinya perlu tersedia pasilitas fisik dan

dukungan peralatan pendidikan maupun tenaga guru yang memadai.

Page 30: Tim Pengkaji - erepo.unud.ac.id

Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (LP2B) 22

2.5 Pertanian

Lahan pertanian sawah di Kabupaten Gianyar adalah 14.420 hektar,

dan yang terluas terdapat di Kecamatan Sukawati yaitu 2.647 hektar,

Kecamatan Gianyar 2.457 hektar, dan Kecamatan Blahbatuh 2.171 hektar.

Luas pertanian bukan sawah di Kabupaten Gianyar adalah 12.542 hektar,

dengan lahan terluas ada di Kecamatan Tegallalang sebesar 3.465 hektar

Tabel 2.10. Luas Lahan sawahdan bukan sawah PerKecamatandi Kabupaten Gianyar, Tahun 2015 (Ha)

No Kecamatan LahanSawah

Lahan bukansawah

HutanRakyat Lainnya

1. Sukawati 2,647 847 - -

2. Blahbatuh 2,171 788 2 154

3. Gianyar 2,457 1,039 - -

4. Tampaksiring 1,478 17 26 4

5. Ubud 1,840 113 10 -

6. Tegallalang 1,852 3,465 885 -

7. Payangan 1,975 3,573 194 -

Jumlah 14,420 9,842 1,117 158

Sumber: Dinas Pertanian, Perkebunan dan Kehutanan Kab. Gianyar, 2016

Petani di Kabupaten Gianyar pada umumnya sebagian besar

menggarap lahan dengan luas kurang dari 0,50 ha. Jumlah petani

penggarap lahan di Kabupaten Gianyar tahun 2015 mencapai 42.137

rumahtangga, dimana paling banyak terdapat di Kecamatan Payangan

sebanyak 8.021 RT,disusul di Kecamatan Tegallalang sebanyak 7.341 RT,

Kecamatan Gianyar sebanyak 6.375 RT,Kecamatan Sukawati sebanyak

5.923 RT, Kecamatan Tampaksiring sebayak 5.144 RT ,diikuti Kecamatan

Ubud sebanyak 5.070 RT,dan Blahbatuh mempunyai RT petani paling

rendah yaitu sebanyak 4.263 RT.

Page 31: Tim Pengkaji - erepo.unud.ac.id

Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (LP2B) 23

Tabel 2.11.Perkiraan RumahTangga Tani PenggunaLahanMenurut Golongan Luas Lahan yangDikuasai PerKecamatan di Kabupaten Gianyar,Tahun 2015

No. KecamatanGolongan Luas lahan

JumlahPetaniKurang dari 0,50

HaDi Atas 0,50

Ha

1. Sukawati 4. 572 1 .351 5 .923

2. Blahbatuh 3 .402 861 4 .263

3. Gianyar 5. 181 1 .194 6 .375

4. Tampaksiring 4. 063 1. 081 5 .144

5. U b u d 4 .087 983 5 .070

6. Tegallalang 4 .740 2 .601 7 .341

7. Payangan 4 .814 3 .207 8 .021

Jumlah 30.859 11.278 42.137

Sumber: Dinas Pertanian, Perkebunan dan Kehutanan Kab. Gianyar, 2016

Tanaman padi di Kabupaten Gianyar sebagian besar merupakan

padi di lahan sawah, sedangkan padi di lahan kering hanya terdapat di

Kecamatan Tegallalang seluas 17 ha. Tanaman padi sawah paling banyak

terdapat di Kecamatan Tampak siring seluas 6.286 ha disusul Kecamatan

Gianyar mencapai 5.603 ha, dan Kecamatan Sukawati seluas 4.954 ha.

Jumlah seluruh luas tanam padi di lahan sawah di Kabupaten Gianyar

tahun 2015 mencapai 31.285 ha. Luasan ini meningkat dibanding tahun

sebelumnya (2014) yang hanya sebesar29.654 ha.

Tabel 2.12.Luas Tanam Padi di Lahan Sawah dan LahanKering DiKabupaten Gianyar Dirinci perKecamatan Tahun 2015 (Ha)

No. Kecamatan Lahan Sawah LahanKering

JumlahTotal

1. Sukawati 4.954 - 4.9542. Blahbatuh 3.954 - 3.9543. Gianyar 5.603 - 5.6034. Tampaksiring 6.286 - 6.2865. U b u d 3.810 - 3.8106. Tegallalang 3.627 17 3.6447. Payangan 3.051 - 3.051

Jumlah 31.285 17 31.302

Page 32: Tim Pengkaji - erepo.unud.ac.id

Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (LP2B) 24

Sumber: Dinas Pertanian, Perkebunan dan Kehutanan Kab. Gianyar 2016

Rata-rata produkstivitas padi di Kabupaten Gianyar selama lima

tahun terakhir termasuk stabil berkisar antara 5,5 ton/ha sampai 7,0

ton/ha dan rata-rata produktivitas tahun 2015 mencapai 6,112 ton/ha.

Produktivitas paling tinggi pada tahun 2015 terdapat di wilayah Kecamatan

Ubud sebesar 7,100ton /ha disusul oleh Kecamatan Blahbatuh dan

Gianyar masing-masing sebesar 6,796 ton /ha dan 6,327 ton /ha.

Tabel 2.13.Luas Panen Bersih, Banyaknya Produksi dan Rata-rataProduktivitas per Hektar Padi Sawah di KabupatenGianyarDirinci per Kecamatan Tahun 2015

No. Kecamatan Luas Panen(ha)

Rata-RataProduktivitas

(ton/ha)

Produksi(ton)

1. Sukawati 5,323 5.869 31,2402. Blahbatuh 4,937 6.796 33,5523. Gianyar 5,952 6.327 37,6604. Tampaksiring 3,408 5.990 20,4175. U b u d 4,088 7.100 29,0086. Tegallalang 3,578 5.600 20,0477. Payangan 3,074 5.560 17,088

Jumlah 30,990 192,518

Sumber: Dinas Pertanian, Perkebunan dan Kehutanan Kab. Gianyar 2016

Tanaman pangan lainnya yaitu jagung di Kabupaten Gianyar banyak

terdapat di Kecamatan Sukawati terutama untuk jagung muda. Luas

panennya mencapai 147 ha dengan total produksi mencapai 574,62 ton

dan rata-rata produktivitasnya sebesar 3,909ton/ha. Sedangkan di

Kecamatan Payangan panen jagung paling kecil yaitu dengan luas panen 2

ha, rata-rata produktivitasnya sebesar 3,909ton/ha. Sementara di

Kecamatan Gianyar, Ubud dan Tampaksiringuntuk tahun 2015 tidak

terdapat panen jagung.

Tabel 2.14 Luas Panen Bersih, Banyaknya Produksi dan Rata-RataProduksi per Hektar Jagung di KabupatenGianyar Dirinci perKecamatan Tahun 2015

No. Kecamatan Luas Panen(Ha)

Rata-RataProduktivitas

(Kw/ha)Produksi (ton)

1. Sukawati 147 3,909 574,62

2. Blahbatuh - - -

3. Gianyar - - -

Page 33: Tim Pengkaji - erepo.unud.ac.id

Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (LP2B) 25

No. Kecamatan Luas Panen(Ha)

Rata-RataProduktivitas

(Kw/ha)Produksi (ton)

4. Tampaksiring - -

5. U b u d 26 3,909 101,63

6. Tegallalang 11 3,909 43,00

7. Payangan 2 3,909 7,82

Jumlah 186 727,07

Sumber: Dinas Pertanian, Perkebunan dan Kehutanan Kab. Gianyar 2016

2.6 Potensi Pengembangan Wilayah

Sesuai dengan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Gianyar

Tahun 2010 sampai 2030 yang dituangkan dalam Peraturan Daerah Nomor

16 Tahun 2012, potensi pengembangan wilayah di Kabupaten Gianyar

disesuaikan dengan kemiringan lahan wilayah Kabupaten Gianyar.

Adapun tujuan pengembangan wilayah Kabupaten Gianyar adalah:

”Mewujudkan ruang wilayah Kabupaten Gianyar yang berkualitas, aman,

nyaman, produktif, berjatidiri budaya Bali, dan berkelanjutan terintegrasi

dengan Kawasan Strategis Nasional Perkotaan Denpasar, Badung, Gianyar

dan Tabanan (Sarbagita) sebagai pusat pariwisata budaya yang didukung

sektor pertanian, perdagangan/jasa, dan industri kerajinan”.

Berdasarkan atas kemiringan lahan, Kabupaten Gianyar terdiri dari

wilayah tanah datar, wilayah landai, wilayah miring dan wilayah terjal.

Untuk lebih jelasnya berdasarkan atas fisiografi, kemiringan wilayah

Kabupaten Gianyar, disajikan pada tabel berikut.

Tabel 2.15.Kemiringan Lahan di Kabupaten Gianyar

No Uraian Kemiringan(derajat)

Luas (Ha)

1 Tanah Datar 0 – 2 15,377

2 Wilayah Landai 2 – 15 10,246

3 Wilayah Miring 15 – 40 5,755

4 Wilayah Terjal > 40 5,243

Total 36,800

Sumber: RTRW Kab. Gianyar

Page 34: Tim Pengkaji - erepo.unud.ac.id

Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (LP2B) 26

Berdasarkan atas sistem morfologi wilayah, Arah Pembangunan

Pengembangan Wilayah Kabupaten Gianyar dibagai dalam 4 (empat)

morfologi wilayah yaitu:

1. Wilayah I, yaitu daerah daratan dengan kemiringan lereng < 5% dengan

ketinggian antara 0 sampai 200 meter di atas permukaan laut. Daerah

ini meliputi Gianyar, Batuan, Blahbatuh, Kemenuh, Mas, Sukawati,

dan Guwang). Wilayah ini sangat baik dikembangkan untuk lahan

pertanian lahan basah, industri, pemukiman, dan pengembangan

pariwisata.

2. Wilayah II, yaitu dengan kemiringan antara 3 sampai 5%, ketinggian

antara 200 sampai 400 meter di atas permukaan laut, dan ada

beberapa wilayah dengan ketinggian antara 50 sampai 150 meter di

atas permukaan laut. Wilayah ini meliputi 24 % dari luas keseluruhan

Kabupaten Gianyar.Sebarannya meliputi daerah Tulikup, Ubud,

Tegallalang, Kedewatan, Bakbakan, dan Sayan. Daerah ini sangat

potensial dikembangkan pertanian lahan basah, namum daerah

tertentu sangat sulit adanya air sehingga cocok dikembangkan

tanaman perkebunan (tegalan) dan industri kerajinan dan pariwisata.

3. Wilayah III, yaitu dengan kemiringan 5 sampai 15% dengan ketinggian

400 sampai 750 meter di atas permukaan laut dengan iklim sejuk.

Sebaran wilayah ini meliputi Tampaksiring, Kedisan, Taro, Melinggih,

dan Puhu. Luas wilayah ini sekitar 30,35% dari luas seluruh

Kabupaten Gianyar. Wilayah ini sangat cocok untuk kawasan hutan

penyangga sumber daya air tanah, dan pengembangan tanaman

perkebunan, industri kerajinan, sawah dan tegalan, serta pemukiman.

4. Wilayah IV, yaitu dengan kemiringan lereng mencapai 15 sampai 30% ,

bahkan ada sampai 50% dengan ketinggian antara 750 sampai 850

meter di atas permukaan laut. Daerah ini beriklim sejuk dengan daerah

pegunungan, meliputi daerah Kerta, Sebatu, Manukaya, dan Buahan.

Wilayah ini sekitar 10,88 % dari luas seluruh Kabupaten Gianyar. Arah

pengembangan wilayah ini sangat cocok untuk kawasan hutan sebagai

wilayah resapan air, wilayah tegalan, kebun campuran, pemukiman,

dan pariwisata.

Page 35: Tim Pengkaji - erepo.unud.ac.id

Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (LP2B) 27

Rencana pola ruang kawasan budidaya yang akan dikembangkan

dibedakan menurut karakteristik dalam pemanfaatan ruang, yaitu:

1. Kawasan pertanian, pertambangan, perindustrian, dan pemukiman

merupakan kegiatan budidaya intensifdalam memanfaatkan ruang.

Kawasan budidaya meliputi: kawasan peruntukan pertanian,

perkebunan, perikanan, pertambangan, permukiman, industri,

pariwisata, pertahanan dan keamanan Negara, dan kawasan

peruntukkan lainnya. Pengembangan kawasan pertanian meliputi

kawasan peruntukan pertanian lahan basah, lahan kering dan

holtikultura serta kawasan peruntukan peternakan.

2. Kawasan pariwisata yang berorientasi pada obyek dan daya tarik wisata

dipandang sebagai kegiatan yang fleksibel dalam memanfaatkan ruang

sehingga kawasan dapat tumpang tindih/terpadu pada kawasan

lainnya. Kawasan peruntukan pariwisata meliputi: kawasan pariwisata

alam dan buatan.

2.7 Wilayah Rawan Bencana

Potensi bencana di Kabupaten Gianyar sesuai dengan RTRW

Kabupaten Gianyar adalah rawan terhadap longsoran karena proses

gerakan tanah. Daerah tersebut umumnya berada pada daerah dengan

kemiringan lahan lebih dari 40%. Indikasi gerakan tanah di sekitar sungai

utamanya pada tebing yang kemiringannya cukup terjal, dengan

kemiringan lebih dari 30%.

Daerah-daerah yang berpotensi terjadi gerakan tanah karena faktor

kemiringan lahan meliputi: Kecamatan Ubud, Kecamatan Payangan,

Kecamatan Tegallalang, dan Kecamatan Tampaksiring. Selain potensi

longsor akibat pergerakan tanah karena kemiringan lahan, di Kabupaten

Gianyar juga terdapat potensi longsor akibat pemotongan lereng dan

pengolahan lahan yang tidak sesuai dengan kondisi alamnya seperti karena

adanya penambangan. Potensi longsor ini dapat terjadi di beberapa lokasi

penambangan batu padas di Desa Kemenuh, Desa Singapadu, Lod

Tunduh, Kengetan, dan Taro. Demikian juga penambangan tanah liat yang

terjadi di Desa Keramas dan Desa Tulikup untuk bahan baku genteng dan

Page 36: Tim Pengkaji - erepo.unud.ac.id

Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (LP2B) 28

batu bata merah dapat juga terjadi pergeseran tanah yang berakibat pada

bencana lonsor.

Upaya pencegahan terhadap bencana longsor, maka disarankan

daerah-daerah dengan kemiringan lereng lebih dari 40% agar tetap

dijadikan kawasan lindung atau dengan mengawasi penggunaan lahan.

Tanaman yang cocok untuk daerah-daerah miring seperti kayu sengon,

tanaman perkebunan kopi dan coklat.

Selain potensi longsor di beberapa wilayah, potensi adanya banjir

juga berpotensi terutama di wilayah pesisir dan rawan abrasi pada daerah

pantai yang ada, seperti Pantai Lebih, Cucukan, Siyut, Keramas, Masceti,

Sampai Pantai Pabean Ketewel.

2.8 Gambaran Umum Kecamatan Gianyar

Kecamatan Gianyar terdiri dari 17 Desa/Kelurahan, terbagi dalam 94

dusun.Luas wilayah 50,59 km2 yang terdiri dari 91 subak.

Page 37: Tim Pengkaji - erepo.unud.ac.id

Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (LP2B) 29

Tabel 2.16. Luas Desa Di Kecamatan Gianyar Tahun 2015No Nama Desa Jumlah Dusun Jumlah Subak Luas (km2)

1 Desa Lebih 3 4 2,052 Desa Tulikup 7 10 5,473 Desa Temesi 3 7 3,104 Desa Sidan 7 7 2,19

5 KelurahanSamplangan

4 7 2,76

6 Desa Serongga 4 4 1,75

7 KelurahanAbianbase

4 4 4,66

8 KelurahanGianyar

8 - 2,07

9 Kelurahan Beng 6 4 2,44

10 Kelurahan Bitra 7 8 4,72

11 Desa Bakbakan 9 5 4,60

12 Desa Siangan 11 7 3,59

13 Desa Suwat 4 3 1,90

14 Desa Petak 6 7 3,50

15 Desa Petak Kaja 4 7 3,25

16 Desa Sumita 6 3 1,68

17 Desa Tegal Tugu 3 4 0,86

Jumlah 96 91 50,59

Sumber Kecamatan Gianyar dalam Angka Tahun 2015

Jumlah penduduk Kecamatan Gianyar berjumlah 91.460 jiwa

yang terdiri dari: laki-laki 46.160 jiwa dan perempuan 45.300 jiwa dengan

jumlah kepala keluarga 20.297 KK dengan mata pencaharian utama

perajin dan bertani pada lahan sawah terbesar seperti berikut.

Tabel 2.17.Penduduk Menurut Jenis Pekerjaan Menurut Desa diKecamatan GianyarTahun 2015

No DesaJenis Pekerjaan

Pertanian

Peternakan

Perikanan

Perdagangan

Industri

Angkutan

Perbankan

Pemerintah

1 Desa Lebih 1.237 65 36 176 214 15 21 1.073

2 DesaTulikup

1.212 81 - 979 1.016 24 23 1.162

3 DesaTemesi

867 52 - 261 59 13 12 889

4 Desa Sidan 826 35 - 236 186 17 14 601

Page 38: Tim Pengkaji - erepo.unud.ac.id

Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (LP2B) 30

No DesaJenis Pekerjaan

Pertanian

Peternakan

Perikanan

Perdagangan

Industri

Angkutan

Perbankan

Pemerintah

5 KelurahanSamplangan

1.238 52 - 471 123 27 11 1.517

6 DesaSerongga

1.152 51 - 942 165 23 15 754

7 KelurahanAbianbase

604 13 6 456 166 39 13 991

8 KelurahanGianyar

- 14 - 2.181 708 217 59 2.428

9 KelurahanBeng

170 54 - 268 417 21 17 898

10 KelurahanBitra

1.187 102 - 572 401 52 19 1.027

11 DesaBakbakan

826 89 - 388 332 27 15 1.398

12 DesaSiangan

946 93 - 327 556 16 18 1.316

13 Desa Suwat 798 9 - 106 99 5 7 198

14 Desa Petak 1.642 33 - 158 608 8 9 527

15 Desa PetakKaja

1.381 27 - 250 228 6 11 598

16 DesaSumita

325 9 - 55 152 5 14 187

17 Desa TegalTugu

1.123 12 - 92 39 14 15 112

Sumber Kecamatan Gianyar dalam Angka Tahun 2015

Sektor pertanian di Kecamatan Gianyar didukung oleh luas lahan

pertanian yang cukup luas, dengan luas lahan sawah mencapai 2.457 Ha

dengan produktivitas rata-rata mencapai 6,327 ton/ha. Luas pertanian

bukan sawah seluas 1.039 Ha. Selengkapnya disajikan pada tabelberikut.

Tabel 2.18. Luas Wilayah Kecamatan Gianyar Menurut PenggunaanLahannya,2015

No. Desa Luas (Km2)Lahan

PertanianSawah (Ha)

LahanPertanian

Bukan Sawah(Ha)

Lahan BukanPertanian (Ha)

1. Desa Lebih 2,05 146,37 19,00 39,63

2. Desa Tulikup 5,47 295,00 107,41 144,59

Page 39: Tim Pengkaji - erepo.unud.ac.id

Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (LP2B) 31

No. Desa Luas (Km2)Lahan

PertanianSawah (Ha)

LahanPertanian

Bukan Sawah(Ha)

Lahan BukanPertanian (Ha)

3 Desa Temesi 3,10 194,00 62,00 54,00

4 Desa Sidan 2,19 148,00 56,33 14,68

5 KelurahanSamplangan

2,76 168,00 53,30 54,70

6 Desa Serongga 1,75 105,00 43,00 27,00

7 KelurahanAbianbase

4,66 121,00 163,56 181,44

8 KelurahanGianyar

2,07 - - 207,00

9 KelurahanBeng

2,44 85,00 23,18 135,82

10 KelurahanBitra

4,72 223,00 47,74 201,26

11 DesaBakbakan

4,60 216,00 132,01 112,00

12 Desa Siangan 3,59 240,00 77,24 41,72

13 Desa Suwat 1,90 95,00 66,83 28,17

14 Desa Petak 3,50 136,22 85,60 128,18

15 Desa PetakKaja

3,25 151,37 80,17 93,46

16 Desa Sumita 1,68 133,00 21,64 13,36

17 Desa TegalTugu

0,86 - - 86,00

Jumlah 50,59 2.457,00 1.039,00 1.563,00

Sumber: Kecamatan Gianyar dalam Angka 2015

Pengembangan pertanian tanaman pangan di Kecamatan Gianyar

didukung oleh adanya sumber daya penduduk yang cukup besar sebagai

tenaga kerja di sektor pertanian, selain itu pengembangan pertanian

terutamatanaman pangan guna memenuhi kebutuhan pangan

penduduknya. Adapun jumlah penduduk Kecamatan Gianyar disajikan

pada tabel berikut.

Page 40: Tim Pengkaji - erepo.unud.ac.id

Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (LP2B) 32

Tabel 2.19. Jumlah Penduduk dan Kepadatan Penduduk Kec. Gianyar,2015

No. Desa Luas (Km2) JumlahPenduduk

KepadatanPenduduk/Km2

1. Desa Lebih 2,05 6.898 3.365

2. Desa Tulikup 5,47 8.171 1.494

3 Desa Temesi 3,10 3.858 1.244

4 Desa Sidan 2,19 4.653 2.125

5 KelurahanSamplangan

2,76 4.770 1.728

6 Desa Serongga 1,75 4.891 2.795

7 KelurahanAbianbase

4,66 5.570 1.195

8 KelurahanGianyar

2,07 12.917 6.240

9 Kelurahan Beng 2,44 4.350 1.783

10 Kelurahan Bitra 4,72 8.583 1.819

11 Desa Bakbakan 4,60 5.331 1.159

12 Desa Siangan 3,59 6.165 1.717

13 Desa Suwat 1,90 1.796 945

14 Desa Petak 3,50 4.096 1.170

15 Desa Petak Kaja 3,25 3.935 1.211

16 Desa Sumita 1,68 2.778 1.653

17 Desa Tegal Tugu 0,86 2.699 3.138

Jumlah 50,59 91.460 1.808

Sumber: Kecamatan Gianyar Dalam Angka 2015

Dilihat dari sumber mata pencahariannya, sebagian besar penduduk

Kecamatan Gianyar bekerja pada sektor pemerintahan, disusul sektor

pertanian, dan perdagangan. Adapun selengkapnya disajikan pada tabel

berikut.

Page 41: Tim Pengkaji - erepo.unud.ac.id

Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (LP2B) 33

Tabel 2.20. Sumber Mata Pencaharian Penduduk Kec. Gianyar, 2015

No. Desa Pertanian

Peternakan

Perikanan

Perdagangan

Industri

Angkutan

Perbankan

Pemerintah

1. Desa Lebih 1.237 65 36 176 214 15 21 1.073

2. DesaTulikup

1.212 81 - 979 1.016 24 23 1.162

3 Desa Temesi 867 52 - 261 59 13 12 889

4 Desa Sidan 826 35 - 236 186 17 14 601

5 KelurahanSamplangan

1.238 52 - 471 123 27 11 1.517

6 DesaSerongga

1.152 51 - 942 165 23 15 754

7 KelurahanAbianbase

604 13 6 456 166 39 13 991

8 KelurahanGianyar

- 14 - 2.181 708 217 59 2.428

9 KelurahanBeng

170 54 - 268 417 21 17 898

10 KelurahanBitra

1.187 102 - 572 401 52 19 1.027

11 DesaBakbakan

826 89 - 388 332 27 15 1.398

12 DesaSiangan

946 93 - 327 556 16 18 1.316

13 Desa Suwat 798 9 - 106 99 5 7 198

14 Desa Petak 1.642 33 - 158 608 8 9 527

15 Desa PetakKaja

1.381 27 - 250 228 6 11 598

16 Desa Sumita 325 9 - 55 152 5 14 187

17 Desa TegalTugu

1.123 12 - 92 39 14 15 112

Jumlah 15.534 791 42 7.918 5.469 529 293 15.676

Sumber: Kecamatan Gianyar Dalam Angka 2015

Sektor pertanian di Kecamatan Gianyar terutama tanaman padi

cukup baik, dimana produktivitasnya rata-rata mencapai63,27 Kw/ha,

Jumlah produksi padi paling tinggi terdapat di Desa Tulikup mencapai

5.977,40Ton dan paling kecil di Desa Suwat hanya sebesar 1.270,38Ton.

Luas panen padi di Kecamatan Gianyar mencapai 5.952 Ha, dengan

produksinya sebesar 37.660 Ton. Selengkapnya disajikan pada tabel

berikut.

Page 42: Tim Pengkaji - erepo.unud.ac.id

Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (LP2B) 34

Tabel 2.21. Luas Panen dan ProduksiTanaman Padi di Kec. Gianyar, 2015No. Desa Luas Tanam (Ha) Produksi (Ton)

1. Desa Lebih 124,44 1.434,84

2. Desa Tulikup 826,79 5.977,40

3 Desa Temesi 211,09 1.721,79

4 Desa Sidan 268,85 1.609,88

5KelurahanSamplangan 684,06 5.613,45

6 Desa Serongga 215,04 1.392,80

7KelurahanAbianbase 239,96 1.336,88

8KelurahanGianyar - -

9 Kelurahan Beng 412,61 2.092,81

10 Kelurahan Bitra 642,42 4.003,64

11 Desa Bakbakan 439,51 2.729,69

12 Desa Siangan 442,86 2.982,05

13 Desa Suwat 263,02 1.270,38

14 Desa Petak 273,85 1.959,81

15 Desa Petak Kaja 177,23 1.735,80

16 Desa Sumita 381,26 1.798,79

17 Desa Tegal Tugu - -

5.603,00 37.660,00

Sumber: Kecamatan Gianyar Dalam Angka 2015

Tanaman kacang tanah di Kecamatan Gianyar luas panen 52 Ha. Jumlah

produksinya mencapai 83,88 Ton dan produktivitasnya sebesar 16,13

Kw/Ha. Tanaman kacang kedelai di Kecamatan Gianyardengan luas panen

60 Ha. Jumlah produksinya mencapai 63,90 Ton dan produktivitasnya

sebesar 10,65 Kw/Ha.Selengkapnya kondisi perkebunan disajikan pada

tabel berikut.

Page 43: Tim Pengkaji - erepo.unud.ac.id

Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (LP2B) 35

Tabel 2.22. Luas Panen dan Produktivitas Tanaman Kacang Tanahdi Kec.Gianyar, 2015

No. Desa Luas Tanam(Ha)

Luas Panen(Ha)

Produksi(Ton)

Produktivitas(Kw/Ha)

1. Desa Lebih 4,02 4,27 12,91 16,57

2. Desa Tulikup 0,73 0,78 0,79 16,50

3 Desa Temesi 34,37 36,48 49,73 16,62

4 Desa Sidan - - - -

5KelurahanSamplangan - - - -

6DesaSerongga - - - -

7KelurahanAbianbase 1,83 1,94 4,80 16,35

8KelurahanGianyar - - - -

9KelurahanBeng - - - -

10KelurahanBitra - - - -

11DesaBakbakan - - - -

12DesaSiangan 0,73 0,78 0,79 16,47

13 Desa Suwat - - - -

14 Desa Petak 6,22 6,60 14,19 16,58

15Desa PetakKaja - - - -

16 Desa Sumita 1,10 1,16 0,79 16,59

17Desa TegalTugu - - - -

49,00 52,00 84,00 16,13

Sumber: Kecamatan Gianyar Dalam Angka 2015

Page 44: Tim Pengkaji - erepo.unud.ac.id

Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (LP2B) 36

Tabel 2.23. Luas Panen dan Produktivitas Tanaman Kacang Kedelaidi Kec.Gianyar, 2015

No. Desa Luas Tanam(Ha)

Luas Panen(Ha)

Produksi(Ton)

Produktivitas(Kw/Ha)

1. Desa Lebih - - - -

2. Desa Tulikup - - - -

3 Desa Temesi - - - -

4 Desa Sidan - - - -

5KelurahanSamplangan - - - -

6DesaSerongga - - - -

7KelurahanAbianbase - - - -

8KelurahanGianyar - - - -

9KelurahanBeng - - - -

10KelurahanBitra 6,90 6,00 6,40 10,65

11DesaBakbakan 51,75 45,00 48,00 10,65

12DesaSiangan 10,35 9,00 9,60 10,65

13 Desa Suwat - - - -

14 Desa Petak - - - -

15Desa PetakKaja - - - -

16 Desa Sumita - - - -

17Desa TegalTugu - - - -

69,00 60,00 64,00 10,65

Sumber: Kecamatan Gianyar Dalam Angka 2015

Tanaman buah-buahan yang ada di Kecamatan Gianyar umumnya

adalah jambu biji, papaya, pisang, nangka, dan durian seperti disajikan

pada table berikut ini.

Page 45: Tim Pengkaji - erepo.unud.ac.id

Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (LP2B) 37

Tabel 2.24. Tanaman Perkebunan Tanaman Buah-Buahan diKecamatan Gianyar, 2015

No. Desa

Jambu Biji Pepaya Pisang

LuasTanam

(Ha)

Produksii(Ton)

LuasTanam

(Ha)

Produksi(Ton)

LuasTanam

(Ha)

Produksi(Ton)

1. Desa Lebih 117,62 0,25 - - - -

2. DesaTulikup

138,51 0,27 - - - -

3. DesaTemesi

93,86 0,15 - - - -

4. Desa Sidan 103,81 0,15 313,00 8,45 - -

5. KelurahanSamplangan

130,90 0,245 - - - -

6. DesaSerongga

109,96 0,24 - - 413,40 4,69

7. KelurahanAbianbase

94,64 0,17 - - - -

8 KelurahanGianyar

62,76 0,09 - - - -

9 KelurahanBeng

85,67 0,15 - - - -

10 KelurahanBitra

131,04 0,24 - - - -

11 DesaBakbakan

234,47 0,36 54,00 1,46 - -

12 DesaSiangan

223,73 0,33 50,00 1,35 868,30 9,85

13 Desa Suwat 430,52 0,59 - - 661,36 7,50

14 Desa Petak 425,67 0,57 - - 744,28 8,44

15 Desa PetakKaja

797,93 0,76 - - 785,10 9,38

16 DesaSumita

882,93 0,89 - - 661,56 7,04

17 Desa TegalTugu

45,98 0,05 - - -

Jumlah 4110,0 5,48 417,00 11,27 4.134,00 46,90

Sumber: Kecamatan Gianyar Dalam Angka 2015

Page 46: Tim Pengkaji - erepo.unud.ac.id

Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (LP2B) 38

Tabel 2.25. Tanaman Perkebunan Tanaman Buah-Buahan diKecamatan Gianyar, 2015

No. Desa

Nangka Durian

LuasTanam

(Ha)

Produksi(Ton)

LuasTanam

(Ha)

Produksi(Ton)

1. Desa Lebih 347,00 1,08 - -

2. Desa Tulikup 235,00 1,04 - -

3. Desa Temesi - - - -

4. Desa Sidan - - - -

5. Kelurahan Samplangan - - - -

6. Desa Serongga 324,00 1,08 - -

7. Kelurahan Abianbase - - - -

8 Kelurahan Gianyar - - - -

9 Kelurahan Beng - - - -

10 Kelurahan Bitra - - 95,80 3,01

11 Desa Bakbakan - - 106,44 3,35

12 Desa Siangan 629,00 2,26 149,02 4,69

13 Desa Suwat 791,59 1,72 170,30 5,36

14 Desa Petak 891,19 1,94 234,177,37 7,37

15 Desa Petak Kaja 940,07 2,15 223,52 7,03

16 Desa Sumita 792,14 1,61 85,15 2,68

17 Desa Tegal Tugu - - - -

Jumlah 4.950,00 12,88 1.064,40 33,49

Sumber: Kecamatan Gianyar Dalam Angka 2015

Tanaman perkebunan rakyat yang dominan adalah kelapa dalam.

Selanjutnya ada kopi, cengkeh, kakao, dan dalam jumlah sedikit masih ada

tanaman panili.

Tabel 2.26. Tanaman Perkebunan Rakyat di Kecamatan Gianyar, 2015

No. Desa

Kopi Cengkeh Kelapa Dalam Kakao PaniliLuas

Tanam(Ha)

Produksi(Ton)

LuasTanam

(Ha)

Produksi(Ton)

LuasTanam

(Ha)

Produksi(Ton)

LuasTanam

(Ha)

Produksi (Ton)

LuasTanam

(Ha)

Produksi(Ton)

1. DesaLebih

- - - - 30,00 29,97 - - - -

2. DesaTulikup

- - - - 11,00 10,99 - - - -

Page 47: Tim Pengkaji - erepo.unud.ac.id

Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (LP2B) 39

No. Desa

Kopi Cengkeh Kelapa Dalam Kakao PaniliLuas

Tanam(Ha)

Produksi(Ton)

LuasTanam

(Ha)

Produksi(Ton)

LuasTanam

(Ha)

Produksi(Ton)

LuasTanam

(Ha)

Produksi (Ton)

LuasTanam

(Ha)

Produksi(Ton)

3. DesaTemesi

- - - - 19,60 19,58 - - - -

4. DesaSidan

0,10 0,07 3,00 0,47 23,80 23,77 0,10 0,05 0,10 0,02

5. KelurahanSamplangan

0,25 0,18 3,00 0,32 41,00 40,96 1,30 0,43 0,10 0,02

6. DesaSerongga

0,20 0,15 - - 21,30 21,28 - - - -

7. KelurahanAbianbase

- - - - 35,00 34,97 - - - -

8 KelurahanGianyar

- - - - 11,00 10,99 - - - -

9 KelurahanBeng

0,40 0,29 1,00 0,12 25,00 24,98 0,40 0,13 0,10 0,02

10 KelurahanBitra

0,25 0,18 - - 35,00 34,97 - - - -

11 DesaBakbakan

0,30 0,22 3,00 0,20 38,30 38,26 0,20 0,07 - -

12 DesaSiangan

0,10 0,07 2,00 0,16 27,00 26,07 0,50 0,16 0,20 0,04

13 DesaSuwat

0,25 0,18 2,00 0,24 11,00 10,99 0,50 0,16 - -

14 DesaPetak

0,40 0,29 1,00 0,24 41,00 40,96 0,10 0,03 - -

15 DesaPetak Kaja

0,40 0,29 1,00 0,24 39,30 39,26 0,20 0,07 0,20 0,04

16 DesaSumita

0,25 0,18 2,00 0,32 49,00 48,95 0,20 0,07 - -

17 Desa TegalTugu

- - - - - - - - - -

Jumlah 2,90 2,11 18,00 2,29 458,30 456,94 3,50 1,15 0,70 0,13

Sumber: Kecamatan Gianyar Dalam Angka 2015

Sektor peternakan khusunya jenis unggas, yang banyak berkembang

di Kecamatan Gianyar antara lain: ayam kampung, ayam ras pedaging, itik,

angsa, dan merpati. Ayam kampung mencapai 46.713 ekor, ayam ras

pedaging mencapai 184.674 ekor,itik mencapai 48.746 ekor. Sedangkan

untuk sektor ternak, yang banyak diusahakan oleh masyarakat Kec.

Page 48: Tim Pengkaji - erepo.unud.ac.id

Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (LP2B) 40

Gianyar antara lain: sapi, babi, dan kambing. Selengkapnya disajikan pada

tabel berikut.

Tabel 2.27.Populasi Unggas, Ternak dan Ikan Air Tawar di Kecamatan Gianyar,2015

No. Desa Sapi Kambing BabiAyam RasPedaging

(ekor)

AyamBuras(ekor)

Itik(ekor)

UnggasLainnya(ekor)

IkanLaut

Ikan AirTawar

1. Desa Lebih 440 35 838 5.200 4.199 4,599 112 149,60

-

2. Desa Tulikup 361 67 886 - 3.804 2702 84 - -

3. Desa Temesi 251 41 1.166 - 2.734 8.160 78 - -

4. Desa Sidan 293 - 881 - 3.821 995 123

5. KelurahanSamplangan

579 66 877 12.900 3.577 5.817 75 - -

6. DesaSerongga

371 77 869 3.005 3.229 3.671 946 - -

7. KelurahanAbianbase

373 76 797 3.301 1.960 2.976 109 - 57,77

8 KelurahanGianyar

132 72 685 - 1.620 628 100 - -

9 KelurahanBeng

181 67 764 - 1.576 1.495 123 - -

10 KelurahanBitra

225 38 894 40.400 1.406 1.734 172 - -

11 DesaBakbakan

519 - 839 14.198 2.197 2.680 101 - -

12 Desa Siangan 307 - 908 42.000 3.891 2.851 97 - -

13 Desa Suwat 216 - 798 18.201 1.872 1.240 259 - -

14 Desa Petak 401 - 946 15.240 3.540 2.976 111 - -

15 Desa PetakKaja

309 - 865 9.904 2.622 2.251 85 - -

16 Desa Sumita 335 - 813 15.002 1.778 842 224 - -

17 Desa TegalTugu

278 - 879 5.323 2.887 3.129 140 - -

Jumlah 5.571 539 14.705 184.674 46.713 48.746 2.939 - -

Sumber: Kecamatan Gianyar Dalam Angka 2015

Page 49: Tim Pengkaji - erepo.unud.ac.id

Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (LP2B) 41

2.9 Gambaran Umum Kecamatan Blahbatuh

Kecamatan Blahbatuh terdiri dari 9 Desa, terbagi dalam 67 dusun. Luas

wilayah 39,70 km2, dengan luas lahan sawah 2.171 Ha yang termasuk

dalam 83 Subak.

Tabel 2.28. Luas Lahan Sawah Menurut Desa di KecamatanBlahbatuhTahun 2015

No Nama Desa Jumlah Dusun Jumlah Subak Luas ( Ha ).1 Desa Saba 8 16 349,002 Desa Pering 7 16 381,003 Desa Keramas 6 11 327,004 Desa Medahan 4 7 221,00

5 Desa Bona 6 5 130,00

6 Desa Belega 6 4 124,00

7 Desa Blahbatuh 12 8 274,00

8 Desa Buruan 7 9 215,00

9 Desa Bedulu 11 7 150,00

Jumlah 67 83 2.171,00

Sumber:Kecamatan Blahbatuh,Tahun 2015

Sektor pertanian di Kecamatan Blahbatuh didukung oleh luas lahan

pertanian yang cukup luas, dengan luas lahan sawah mencapai 2.171 Ha

dan luas pertanian bukan sawah seluas 788 Ha. Selengkapnya disajikan

pada berikut.

Tabel 2.29.Luas Wilayah Kecamatan Blahbatuh Menurut PenggunaanLahannya,2015

No. Desa Luas (Km2)Lahan

PertanianSawah (Ha)

LahanPertanian

Bukan Sawah(Ha)

Lahan BukanPertanian (Ha)

1. Desa Saba 6,60 349,00 174,43 136,57

2. Desa Pering 6,32 381,00 106,79 144,21

3 Desa Keramas 4,72 327,00 75,48 69,52

4 DesaMedahan

3,91 221,00 64,54 105,46

5 Desa Bona 2,20 130,00 15,77 74,23

6 Desa Belega 2,50 124,00 48,44 77,56

7 DesaBlahbatuh

4,67 274,00 85,47 107,53

8 Desa Buruan 4,21 215,00 96,75 109,25

Page 50: Tim Pengkaji - erepo.unud.ac.id

Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (LP2B) 42

No. Desa Luas (Km2)Lahan

PertanianSawah (Ha)

LahanPertanian

Bukan Sawah(Ha)

Lahan BukanPertanian (Ha)

9 Desa Bedulu 4,57 150,00 120,32 186,68

Jumlah 39,70 2.171,00 788,00 1.011,01

Sumber: Kecamatan Blahbatuh Dalam Angka 2015

Pengembangan pertanian tanaman pangan di Kecamatan Blahbatuh

didukung oleh adanya sumber daya penduduk yang cukup besar sebagai

tenaga kerja di sektor pertanian.Adapun jumlah penduduk Kecamatan

Blahbatuh disajikan pada tabel berikut.

Tabel 2.30. Jumlah Penduduk dan Kepadatan Penduduk Kec. Blahbatuh,2015

No. Desa Luas (Km2) JumlahPenduduk

KepadatanPenduduk/Km2

1. Desa Saba 6,60 10.156 1.539

2. Desa Pering 6,32 8.015 1.268

3 Desa Keramas 4,72 9.415 1.995

4 Desa Medahan 3,91 5.708 1.460

5 Desa Bona 2,20 4.385 1.993

6 Desa Belega 2,50 5.213 2.085

7 Desa Blahbatuh 4,67 10.599 2.270

8 Desa Buruan 4,21 6.714 1.595

9 Desa Bedulu 4,57 9.395 2.056

Jumlah 39,70 69.600 1.807

Sumber: Kecamatan Blahbatuh Dalam Angka 2015

Dilihat dari sumber mata pencahariannya, sebagian besar penduduk

Kecamatan Blahbatuh bekerja pada sektor pertanian, disusul sektor

pemerintahan dan perdagangan. Adapun selengkapnya disajikan pada

tabel berikut.

Tabel 2.31. Sumber Mata Pencaharian Penduduk Kec. Blahbatuh, 2015

No. Desa Pertanian

Peternakan

perikanan

Perkebunan

Perdagangan

industri Listrik angkuta

nPebanka

npemerin

tah

1. Desa Saba 2.722 308 79 76 723 495 42 93 135 408

2. Desa Pering 2.250 356 119 70 509 422 38 87 114 399

Page 51: Tim Pengkaji - erepo.unud.ac.id

Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (LP2B) 43

No. Desa Pertanian

Peternakan

perikanan

Perkebunan

Perdagangan

industri Listrik angkuta

nPebanka

npemerin

tah

3 DesaKeramas

2.202 308 59 58 710 502 47 121 118 490

4 DesaMedahan

2.007 289 63 59 656 465 37 87 110 495

5 Desa Bona 1.719 288 40 57 472 1.007 43 88 109 472

6 Desa Belega 1.988 279 41 143 477 654 47 90 104 509

7 DesaBlahbatuh

2.207 437 49 67 810 494 40 172 148 723

8 DesaBuruan

2.358 638 40 69 582 544 49 109 112 408

9 Desa Bedulu 1.897 640 98 79 866 503 46 130 133 472

Jumlah 19.350 3.543 588 678 5.805 5.086 389 977 1.083 4.376

Sumber: Kecamatan Blahbatuh Dalam Angka 2015

Pengembangan pertanian terutamatanaman pangan (khususnya

padi) diperlukan untuk memenuhi kebutuhan pangan penduduknya. Luas

panen, produksi, dan produktivitas padi, disajikan pada tabel berikut.

Tabel 2.32. Luas Tanam, Luas Panen, Produktivitas dan Produksi PadidiKecamatan Blahbatuh, Tahun 2015

No Desa Tanam(Ha) Panen( Ha)

Produktivitas(Kw/Ha )

Produksi(ton)

1 Desa Saba 527,73 663,52 67,70 4.473,68

2 Desa Pering 754,03 809,11 69,77 5.454,40

3 DesaKeramas 643,95 825,81 74,40 5.804,09

4DesaMedahan 474,20 577,60 72,19 4.059,58

5 Desa Bona 65,73 189,74 67,90 1.283,08

6DesaBelega 232,88 295,96 68,96 1.971,94

7DesaBlahbatuh 460,12 575,20 74,85 4.607,47

8DesaBuruan 547,12 652,20 66,08 4.022,77

9DesaBedulu 247,90 374.73 63,63 2.414,99

Jumlah 3.953,66 4.963,87 34.092,00

Sumber: Kecamatan Blahbatuh Dalam Angka 2015

Page 52: Tim Pengkaji - erepo.unud.ac.id

Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (LP2B) 44

Disamping tanaman pangan berupa padi, juga diusahakan tanaman

lainnya seperti kacang tanah, kedelai, dan kacang hijau, seperti disajikan

pada tabel berikut.

Tabel 2.33. Luas Panen dan Produktivitas Tanaman Kacang Tanahdi Kec.Blahbatuh, 2015

No. Desa Luas Tanam(Ha)

Luas Panen(Ha)

Produksi(Ton)

Produktivitas(Kw/Ha)

1. Desa Saba 1,15 1,87 3,09 3,69

2. Desa Pering 0,78 1,53 2,46 3,51

3 DesaKeramas 0,32 0,47 0,70 3,16

4DesaMedahan 0,51 0,80 1,26 3,37

5 Desa Bona - - - -

6 Desa Belega - - - -

7DesaBlahbatuh 0,23 0,33 0,40 2,40

8 Desa Buruan - - - -

9 Desa Bedulu - - - -

Jumlah 2,99 5,00 7,91 16,13

Sumber: Kecamatan Blahbatuh Dalam Angka 2015

Tabel 2.34. Luas Panen dan Produktivitas Tanaman Kedelaidi Kec.Blahbatuh, 2015

No. Desa Luas Tanam(Ha)

Luas Panen(Ha)

Produksi(Ton)

Produktivitas(Kw/Ha)

1. Desa Saba 3,57 2,89 40,59 8,13

2. Desa Pering 33,65 40,38 1,34 0,02

3 DesaKeramas 9,50 7,69 8,05 0,02

4DesaMedahan 1,19 1,44 1,34 0,54

5 Desa Bona 25,54 20,68 25,49 0,71

6 Desa Belega 24,35 26,92 30,18 0,65

7DesaBlahbatuh - - - -

8 Desa Buruan - - - -

9 Desa Bedulu - - - -

Jumlah 97,80 100,00 106,99 10,65

Sumber: Kecamatan Blahbatuh Dalam Angka 2015

Page 53: Tim Pengkaji - erepo.unud.ac.id

Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (LP2B) 45

Tabel 2.35. Luas Panen dan Produktivitas Tanaman Kacang Hijaudi Kec.Blahbatuh, 2015

No. Desa Luas Tanam(Ha)

Luas Panen(Ha)

Produksi(Ton)

Produktivitas(Kw/Ha)

1. Desa Saba - - - -

2. Desa Pering - - - -

3 DesaKeramas - - - -

4DesaMedahan - - - -

5 Desa Bona 6,65 8,06 12,33 9,71

6 Desa Belega 7,35 8,94 13,67 5,74

7DesaBlahbatuh - - - -

8 Desa Buruan - - - -

9 Desa Bedulu - - - -

Jumlah 14,00 17,00 26,00 15,45

Sumber: Kecamatan Blahbatuh Dalam Angka 2015

Tanaman perkebunan berupa buah-buahan yang ada di Kecamatan

Blahbatuh meliputi: jambu biji, jambu air, sawo, nangka, pisang, alpukat,

durian, dan lainnya.

Tabel 2.36. Tanaman Perkebunan (Buah-Buahan)di Kecamatan Blahbatuh,2015

No. Desa

Jambu Biji Jambu Air Sawo Nenas

LuasTanam

(Ha)

Produksi(Ton)

LuasTanam

(Ha)

Produksi(Ton)

LuasTanam

(Ha)

Produksi(Ton)

LuasTanam

(Ha)

Produksi(Ton)

1. Desa Saba - 23,89 - 0,74 - 17,67 - 3,00

2. Desa Pering - 7,91 - 0,59 - 15,65 - -

3. DesaKeramas

- 24,89 - 0,76 - 16,74 - -

4. DesaMedahan

- 8,96 - 0,52 - 13,59 - -

5. Desa Bona - 10,26 - 0,43 - 6,12 - -

6. DesaBelega

- 6,95 - 0,38 - 5,33 - -

7. DesaBlahbatuh

- 6,28 - 0,48 - 6,23 - -

Page 54: Tim Pengkaji - erepo.unud.ac.id

Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (LP2B) 46

No. Desa

Jambu Biji Jambu Air Sawo Nenas

LuasTanam

(Ha)

Produksi(Ton)

LuasTanam

(Ha)

Produksi(Ton)

LuasTanam

(Ha)

Produksi(Ton)

LuasTanam

(Ha)

Produksi(Ton)

8 DesaBuruan

- 18,86 - 0,19 - 8,46 - -

9 DesaBedulu

- 6,00 - 0,10 - 10,21 - -

Jumlah - 14,00 - 4,20 - 100,00 - -

Sumber: Kecamatan Blahbatuh Dalam Angka 2015

Tabel 2.37. Tanaman Perkebunan (Buah-Buahan)di Kecamatan Blahbatuh,2015

No. Desa

Pepaya Pisang Nangka Rambutan

LuasTanam

(Ha)

Produksi(Ton)

LuasTanam

(Ha)

Produksi(Ton)

LuasTanam

(Ha)

Produksi(Ton)

LuasTanam

(Ha)

Produksi(Ton)

1. Desa Saba - 3.994,67 - 572,89 - 33,00 - 82,88

2. Desa Pering - 8.369,79 - 286,44 - 29,00 - 88,23

3. DesaKeramas

- - - 214,83 - 18,00 - -

4. DesaMedahan

- - - 143,22 - 26,00 - -

5. Desa Bona - - - 35,81 - 6,00 - -

6. DesaBelega

- - - - - 4,00 - -

7. DesaBlahbatuh

- - - 17,90 - 12,00 - 106,94

8 DesaBuruan

- - - 17,90 - 14,00 - 106,94

9 DesaBedulu

- - - - - 29,00 - 106,94

Jumlah - 16,245,00 - 1.288,99 - 860,00 - 384,99

Sumber: Kecamatan Blahbatuh Dalam Angka 2015

Page 55: Tim Pengkaji - erepo.unud.ac.id

Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (LP2B) 47

Tabel 2.38.Tanaman Perkebunan Tanaman Buah-Buahan di KecamatanBlahbatuh, 2015

No. Desa

Duku Alpukat Mangga

LuasTanam

(Ha)

Produksi(Ton)

LuasTanam

(Ha)

Produksi(Ton)

Luas Tanam(Ha)

Produksi(Ton)

1. Desa Saba - 11,10 59,00 33,27 - -

2. Desa Pering - - 32,00 15,02 - -

3. DesaKeramas

- - 28,00 12,87 - -

4. DesaMedahan

- - 10,00 4,29 - -

5. Desa Bona - - 9,00 3,24 - -

6. Desa Belega - - 8,00 2,14 - -

7. DesaBlahbatuh

- - 8,00 2,14 60,00 117,53

8 DesaBuruan

- - 12,00 6,43 57,00 108,86

9 DesaBedulu

- - 14,00 8,58 58,00 113,61

Jumlah - 11,10 180,00 87,98 175,00 340,00

Sumber: Kecamatan Blahbatuh Dalam Angka 2015

Tabel 2.39. Tanaman Perkebunan Tanaman Buah-Buahan diKecamatan Blahbatuh, 2015

No. Desa

Durian Lainnya

LuasTanam

(Ha)

Produksi(Ton)

LuasTanam

(Ha)

Produksi(Ton)

1. Desa Saba - 17,92 - 26,29

2. Desa Pering - 19,76 - 18,50

3. Desa Keramas - 14,71 - 12,66

4. Desa Medahan - 16,54 - 10,71

5. Desa Bona - 3,22 - 8,76

6. Desa Belega - 2,30 - 6,88

7. Desa Blahbatuh - 5,97 - 8,76

8 Desa Buruan - 7,81 - 7,79

9 Desa Bedulu - 19,76 - 10,71

Jumlah - 107,99 - 111,00

Tanaman perkebunan lainnya yang dominan adalah kelapa dalam

dan sedikit ada kakao dan cengkeh.

Page 56: Tim Pengkaji - erepo.unud.ac.id

Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (LP2B) 48

Tabel 2.40. Tanaman Perkebunan Rakyat di Kecamatan Blahbatuh, 2015

No. Desa

Kopi Cengkeh Kelapa Dalam KakaoLuas

Tanam(Ha)

Produksi(Ton)

LuasTanam

(Ha)

Produksi(Ton)

LuasTanam

(Ha)

Produksi(Ton)

LuasTanam

(Ha)

Produksi (Ton)

1. Desa Saba - - - - 54,00 52,25 1,00 -

2. DesaPering

- - - - 83,00 78,88 1,00 0,48

3. DesaKeramas

- - - - 45,00 43,38 - -

4. DesaMedahan

- - - - 47,00 43,35 - -

5. Desa Bona - - 0,40 0,02 31,00 29,58 0,50 -

6. DesaBelega

- - 0,20 0,02 37,00 34,51 - -

7. DesaBlahbatuh

- - 0,70 0,03 93,40 91,11 --

8 DesaBuruan

- - - - 38,00 36,48 1,000,45

9 DesaBedulu

2,00 0,73 0,60 0,01 57,00 55,22 5,501,12

Jumlah 2,00 0,73 1,90 0,08 485,40 466,76 9,00 2,05

Sumber: Kecamatan Blahbatuh Dalam Angka 2015

Sektor peternakan khusunya jenis unggas, yang banyak berkembang

di Kecamatan Blahbatuh antara lain: ayam kampong (buras), ayam ras

pedaging, itik, dan merpati. Ayam kampung mencapai 19.578 ekor, ras

petelur 1.000 ekor, ras pedaging mencapai 47.000 ekor, itik mencapai

11.300 ekor dan lainnya sebanyak 3.874 ekor.

Page 57: Tim Pengkaji - erepo.unud.ac.id

Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (LP2B) 49

Tabel 2.41.Populasi Unggas, Ternak dan Ikan Air Tawar di KecamatanBlahbatuh, 2015

No. DesaAyam Ras

Petelor(ekor)

AyamRas

Pedaging(ekor)

AyamBuras(ekor)

Itik(ekor)

UnggasLainnya(ekor)

1. Desa Saba - 5.000 4.000 2.000 485

2. Desa Pering 1.000 7.000 3.500 1.500 425

3. Desa Keramas - 5.000 3.000 1.000 444

4. Desa Medahan - 3.000 2.500 1.000 225

5. Desa Bona - 5.000 1.100 1.000 425

6. Desa Belega - 7.000 1.700 2.000 403

7. Desa Blahbatuh - 5.000 2.000 1.000 575

8 Desa Buruan - 10.000 1.400 800 368

9 Desa Bedulu - - 378 1.000 524

Jumlah 1.000 47.000 19.578 11.300 3.874

Sumber: Kecamatan Blahbatuh Dalam Angka 2015

Ternak lainnya yang banyak diusahakan oleh masyarakat

KecamatanBlahbatuh antara lain: sapi, babi, kambing, kelinci, dan

merpati. Selengkapnya disajikan pada tabel berikut.

Tabel 2.42.Populasi Ternak dan Ikan Air Tawar di Kecamatan Blahbatuh, 2015

No. Desa Sapi Kambing Babi Kelinci MerpatiIkanLaut

Ikan AirTawar

1. Desa Saba 409 - 703 10 225 6,21 0,01

2. Desa Pering 720 - 538 10 250 9,2 0,13

3. DesaKeramas

667 - 607 10 200 4,02 -

4. DesaMedahan

369 7 480 5 300 12,28 -

5. Desa Bona 378 17 485 20 275 - 0,03

6. Desa Belega 399 - 414 15 200 - -

7. DesaBlahbatuh

308 10 790 5 250 - 0,02

8 Desa Buruan 352 - 423 15 350 - 0,02

9 Desa Bedulu 290 6 192 10 275 - 0,17

Jumlah 3.852 40 4.632 100 2.325 31,71 0,38

Sumber: Kecamatan Blahbatuh Dalam Angka, 2015

Page 58: Tim Pengkaji - erepo.unud.ac.id

Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (LP2B) 50

2.10 Gambaran Umum Kecamatan Sukawati

Kecamatan Sukawati terdiri dari 12 Desa/Kelurahan dengan 111

dusun. Luas wilayah 55,02 km2 dan luas lahan sawah 2.647 ha yang

termasuk dalam 107 Subak.

Tabel 2.43. Luas Lahan Sawah Menurut Desa Di Kecamatan SukawatiTahun 2015

No Nama Desa Jumlah Dusun Jumlah Subak Luas ( Ha ).1 Desa Batubulan 16 13 234,002 Desa Batubulan Kangin 9 6 205,003 Desa Ketewel 15 13 337,004 Desa Guwang 7 12 216,00

5 Desa Celuk 3 13 127,006 Desa Singapadu 6 3 184,007 Desa Singapadu Tengah 5 7 144,008 Desa Singapadu Kaler 5 6 158,009 Desa Sukawati 13 7 387,0010 Desa Batuan 17 8 169,0011 Desa Batuan Kaler 4 6 161,0012 Desa Kemenuh 11 13 371,00

Jumlah 111 107 2.693,00

Sumber: Kecamatan Sukawati Dalam Angka 2015

Sektor pertanian di Kecamatan Sukawati didukung oleh luas lahan

pertanian yang cukup luas, dengan luas lahan sawah mencapai 2.693 ha

dan luas pertanian bukan sawah seluas 847 ha. Selengkapnya disajikan

padaberikut.

Page 59: Tim Pengkaji - erepo.unud.ac.id

Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (LP2B) 51

Tabel 2.44. Luas Wilayah Kecamatan Sukawati Menurut PenggunaanLahannya,2015

No. Desa Luas (Km2)Lahan

PertanianSawah (Ha)

LahanPertanian

Bukan Sawah(Ha)

Lahan BukanPertanian (Ha)

1. Desa Batubulan 6,44 234,00 88,00 322,00

2. Desa Batubulan Kangin 3,60 205,00 27,00 128,00

3 Desa Ketewel 6,75 337,00 104,00 234,00

4 Desa Guwang 4,46 216,00 43,00 187,00

5 Desa Celuk 2,88 127,00 16,00 145,00

6 Desa Singapadu 3,70 184,00 60,00 126,00

7 Desa Singapadu Tengah 3,10 144,00 60,00 106,00

8 Desa Singapadu Kaler 3,25 158,00 56,00 111,00

9 Desa Sukawati 7,35 387,00 96,00 252,00

10 Desa Batuan 4,10 169,00 113,00 128,00

11 Desa Batuan Kaler 2,05 161,00 49,00 -5,00

12 Desa Kemenuh 7,34 371,00 135,00 228,00

Jumlah 55,02 2.693 847,00 1.962,00

Sumber: Kecamatan Sukawati Dalam Angka 2015

Pengembangan pertanian tanaman pangan di Kecamatan Sukawati

didukung oleh adanya sumber daya penduduk yang cukup besar sebagai

tenaga kerja di sektor pertanian. Adapun jumlah penduduk Kecamatan

Sukawati disajikan pada tabel berikut.

Tabel 2.45. Jumlah Penduduk dan Kepadatan Penduduk Kec. Sukawati,2015

No. Desa Luas (Km2) JumlahPenduduk

KepadatanPenduduk/Km2

1. Desa Batubulan 6,44 21.443 3.330

2. Desa Batubulan Kangin 3,60 9.405 2.612

3 Desa Ketewel 6,75 12.991 1.925

4 Desa Guwang 4,46 7.357 1.649

5 Desa Celuk 2,88 5.131 1.782

6 Desa Singapadu 3,70 7.736 2.091

7 Desa Singapadu Tengah 3,10 5.991 1.933

Page 60: Tim Pengkaji - erepo.unud.ac.id

Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (LP2B) 52

No. Desa Luas (Km2) JumlahPenduduk

KepadatanPenduduk/Km2

8 Desa Singapadu Kaler 3,25 7.193 2.213

9 Desa Sukawati 7,35 14.809 2.015

10 Desa Batuan 4,10 11.450 2.785

11 Desa Batuan Kaler 2,05 4.145 2.024

12 Desa Kemenuh 7,34 11.777 1.604

Jumlah 55,02 119.400 2.170

Sumber: Kecamatan Sukawati Dalam Angka 2015

Distribusi penduduk berdasarkan jenis mata pencahariannya,

dominan bertani pada lahan sawah seperti disajikan tabelberikut.

Tabel 2.46.Penduduk Menurut Jenis Pekerjaan Menurut Desa diKecamatan SukawatiTahun 2015

No DesaJenis Pekerjaan

Petani Peternakan

Perdagangan Industri Angkut

anPerbank

anPemerintah

1 DesaBatubulan

954 88 2.700 2.082 167 151 2.251

2 DesaBatubulanKangin

1.001 55 588 1.679 109 56 584

3 Desa Ketewel 1.347 103 1.225 1.775 86 94 7104 Desa

Guwang886 22 971 2.170 103 51 382

5 Desa Celuk 365 17 846 134 34 52 599

6 DesaSingapadu

607 30 537 616 71 43 51

7 DesaSingapaduTengah

429 19 503 511 112 51 936

8 DesaSingapaduKaler

441 22 502 335 105 55 528

9 DesaSukawati

933 101 1.870 1.808 129 144 689

10 Desa Batuan 368 30 404 410 63 146 69811 Desa Batuan

Kaler422 33 546 184 34 41 482

12 DesaKemenuh

1.159 58 929 890 60 113 705

Sumber: Kecamatan Sukawati Dalam Angka 2015

Page 61: Tim Pengkaji - erepo.unud.ac.id

Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (LP2B) 53

Pengembangan pertanian terutama tanaman pangan (padi),

ditujukan guna memenuhi kebutuhan pangan penduduknya.Produktivitas

tanaman padi di Kecamatan Sukawati rata-rata mencapai 58,69 kw/ha

dengan jumlah produksi seperti disajikan pada tabel berikut.

Tabel 2.47. Luas Tanam, Luas Panen, Produktivitas dan Produksi PadidiKecamatan Sukawati, Tahun 2015

No Desa Tanam(Ha) Panen( Ha) Produktivitas(Kw/Ha )

Produksi(Ton )

1 DesaBatubulan 553 464 61,14 2.712,56

2DesaBatubulanKangin

389 413 53,91 2.133,55

3 Desa Ketewel 808 998 70,45 6.716,25

4 Desa Guwang 421 491 58,59 2.754,27

5 Desa Celuk 281 417 65,08 2.594,52

6 DesaSingapadu 349 265 54,71 1.389,80

7DesaSingapaduTengah

273 243 51,37 1.198,15

8DesaSingapaduKaler

265 203 53,79 1.050,15

9 DesaSukawati 543 272 58,77 1.537,66

10 Desa Batuan 356 358 58,19 1.892,37

11 Desa BatuanKaler 316 297 50,88 1.450,72

12 DesaKemenuh 942 903 67,36 5.809,99

Jumlah 4.954 5.323 58,69 31.240,00

Sumber: Kecamatan Sukawati Dalam Angka 2015

Selain tanaman pangan berupa padi, luas usaha tanaman jagung di

Kecamatan Sukawati tahun 2015 mencapai 199 Ha , dengan luas panen

mencapai 147 Ha dan produksinya sebesar 574, 62 ton dan rata-rata

produktivitasnya 39,09 Kw/ha.

Tanaman kacang tanah dengan luas tanam mencapai 43 Ha, dan

luas panen43 Ha. Jumlah produksinya 69,00 Ton dan produktivitasnya

sebesar 16,13 Kw/Ha. Tanaman kacang kedelai di Kecamatan Sukawati

dengan luas tanam mencapai 598 Ha, dan luas panen598 Ha. Jumlah

Page 62: Tim Pengkaji - erepo.unud.ac.id

Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (LP2B) 54

produksinya632,00 Ton dan produktivitasnya sebesar 10,65

Kw/Ha.Selengkapnya disajikan pada tabel berikut.

Tabel 2.48. Luas Panen dan Produktivitas Tanaman Jagungdi Kec.Sukawati, 2015

No. Desa Luas Tanam(Ha)

Luas Panen(Ha)

Produksi(Ton)

Produktivitas(Kw/Ha)

1. Desa Batubulan - - - -

2. Desa BatubulanKangin 37 28 108,88 38,78

3 Desa Ketewel 51 39 138,90 35,74

4 Desa Guwang 17 12 55,40 42,77

5 Desa Celuk 14 10 46,10 42,72

6 Desa Singapadu - - - -

7 Desa SingapaduTengah - - - -

8 Desa SingapaduKaler 5 4 15,45 35,76

9 Desa Sukawati 75 54 209,28 38,78

10 Desa Batuan - - - -

11 Desa Batuan Kaler - - - -

12 Desa Kemenuh - - - -

Jumlah 199 147 574,00 39,09

Sumber: Kecamatan Sukawati Dalam Angka 2015

Tabel 2.49. Luas Panen dan Produktivitas Tanaman Kacang Tanahdi Kec.Sukawati, 2015

No. Desa Luas Tanam(Ha)

Luas Panen(Ha)

Produksi(Ton)

Produktivitas(Kw/Ha)

1. Desa Batubulan - - - -

2. Desa BatubulanKangin - - - -

3 Desa Ketewel 26,04 19,98 38,27 15,83

4 Desa Guwang - - - -

5 Desa Celuk - - - -

6 Desa Singapadu - - - -

7 Desa SingapaduTengah - - - -

8 Desa SingapaduKaler - - - -

9 Desa Sukawati - - - -

Page 63: Tim Pengkaji - erepo.unud.ac.id

Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (LP2B) 55

No. Desa Luas Tanam(Ha)

Luas Panen(Ha)

Produksi(Ton)

Produktivitas(Kw/Ha)

10 Desa Batuan - - - -

11 Desa Batuan Kaler 16,96 13,02 30,73 16,43

12 Desa Kemenuh - - - -

Jumlah 43,00 43,00 69,00 16,13

Sumber: Kecamatan Sukawati Dalam Angka, 2015

Tabel 2.50. Luas Panen dan Produktivitas Tanaman Kacang Kedelaidi Kec.Sukawati, 2015

No. Desa Luas Tanam(Ha)

Luas Panen(Ha)

Produksi(Ton)

Produktivitas(Kw/Ha)

1. Desa Batubulan 54 54 56,87 10,57

2. Desa BatubulanKangin 147 147 155,09 10,99

3 Desa Ketewel - - - -

4 Desa Guwang - - - -

5 Desa Celuk 101 101 107,27 10,13

6 Desa Singapadu 100 100 105,98 10,57

7 Desa SingapaduTengah - - - -

8 Desa SingapaduKaler - - - -

9 Desa Sukawati - - - -

10 Desa Batuan 196 196 206,79 11,00

11 Desa Batuan Kaler - - - -

12 Desa Kemenuh - - - -

Jumlah 598 598 632,00 10,65

Sumber: Kecamatan Sukawati Dalam Angka 2015

Tanaman perkebunan (buah-buahan) yang dominan di Kecamatan

Sukawati adalah: jambu biji, jambu air, papaya, pisang, rambutan, dan

sedikit semangka.

Page 64: Tim Pengkaji - erepo.unud.ac.id

Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (LP2B) 56

Tabel 2.51. Tanaman Perkebunan Tanaman Buah-Buahan di KecamatanSukawati, 2015

No. Desa

Jeruk Jambu Biji Jambu Air Pepaya

LuasTanam

(Ha)

Produksi(Ton)

LuasTanam

(Ha)

Produksi(Ton)

LuasTanam

(Ha)

Produksi(Ton)

LuasTanam

(Ha)

Produksi(Ton)

1. DesaBatubulan

48 0,02 87 0,04 82 0,021 521 0,27

2. DesaBatubulanKangin

- - 74 0,04 79 0,020 435 0,19

3. DesaKetewel

- - 96 0,04 90 0,022 284 0,14

4. DesaGuwang

- - 76 0,04 62 0,016 237 0,13

5. Desa Celuk - - 55 0,03 59 0,016 275 0,14

6. DesaSingapadu

- - 80 0,04 77 0,019 245 0,12

7. DesaSingapaduTengah

- - 91 0,04 84 0,022 662 0,26

8 DesaSingapaduKaler

- - 100 0,05 78 0,019 623 0,22

9 DesaSukawati

- - 99 0,05 85 0,022 331 0,14

10 DesaBatuan

- - 84 0,04 86 0,022 142 0,19

11 DesaBatuanKaler

- - 79 0,04 61 0,016 48 0,09

12 DesaKemenuh

- - 88 0,05 82 0,021 23 0,08

Jumlah 48 0,02 1.009 0,48 925 0,24 3.826 1,98

Sumber: Kecamatan Sukawati Dalam Angka 2015

Page 65: Tim Pengkaji - erepo.unud.ac.id

Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (LP2B) 57

Tabel 2.52. Tanaman Perkebunan Tanaman Buah-Buahan di KecamatanSukawati, 2015.

No. Desa

Pisang Rambutan Semangka

LuasTanam

(Ha)

Produksi(Ton)

LuasTanam

(Ha)

Produksi(Ton)

LuasTanam

(Ha)

Produksi(Ton)

1. Desa Batubulan 2.387 0,39 96 0,06 - -

2. Desa BatubulanKangin

1.860 0,39 80 0,05 - -

3. Desa Ketewel 377 0,21 110 0,03 - -

4. Desa Guwang 1.470 0,27 89 0,03 50 1,90

5. Desa Celuk 407 0,23 70 0,02 - -

6. Desa Singapadu 495 0,21 93 0,05 - -

7. Desa SingapaduTengah

3.121 0,46 84 0,05 - -

8 Desa Singapadu Kaler 1.181 0,32 91 0,05 - -

9 Desa Sukawati 849 0,38 120 0,03 - -

10 Desa Batuan 456 0,19 69 0,04 - -

11 Desa Batuan Kaler 279 0,17 60 0,03 5 0,195

12 Desa Kemenuh 559 0,18 114 0,06 5 0,19

Jumlah 13.441 3,36 1.076 0,49 60 2,28

Sumber: Kecamatan Sukawati Dalam Angka 2015

Tanaman perkebunan lainnya yang dominan adalah kelapa dalam

dan sedikit ada tembakau, kakao, dan cengkeh.

Tabel 2.53. Tanaman Perkebunan Rakyat di Kecamatan Sukawati, 2015

No. Desa

Cengkeh Kelapa Dalam Tembakau KakaoLuas

Tanam(Ha)

Produksi(Ton)

LuasTanam

(Ha)

Produksi(Ton)

LuasTanam

(Ha)

Produksi(Ton)

LuasTanam

(Ha)

Produksi(Ton)

1. DesaBatubulan

- - 30,46 20,27 - - - -

2. DesaBatubulanKangin

0,30 0,02 21,00 20,01 20,85 21,27 - -

3. DesaKetewel

- - 59,70 49,56 - - - -

4. DesaGuwang

- - 29,00 23,13 - - - -

5. DesaCeluk

- - 7,50 6,19 - - - -

Page 66: Tim Pengkaji - erepo.unud.ac.id

Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (LP2B) 58

No. Desa

Cengkeh Kelapa Dalam Tembakau KakaoLuas

Tanam(Ha)

Produksi(Ton)

LuasTanam

(Ha)

Produksi(Ton)

LuasTanam

(Ha)

Produksi(Ton)

LuasTanam

(Ha)

Produksi(Ton)

6. DesaSingapadu

0,70 0,03 43,50 36,21 - - - -

7. DesaSingapaduTengah

- - 27,50 21,44 - - - -

8 DesaSingapaduKaler

- - 106,80 94,43 - - - -

9 DesaSukawati

- - 52,72 42,86 142,15 170,43 - -

10 DesaBatuan

- - 38,50 34,61 - - - -

11 DesaBatuanKaler

- - 55,29 45,39 - - - -

12 DesaKemenuh

1,00 0,02 60,00 48,55 - - 0,50 0,20

Jumlah 2,00 0,07 531,97 442,65 163 191,70 0,50 0,20

Sumber: Kecamatan Sukawati Dalam Angka 2015

Sektor peternakan khusunya jenis unggas, yang banyak berkembang

di Kecamatan Sukawati antara lain: ayam kampung, ayam ras pedaging,

itik, dan unggas lainnya. Ayam kampung berjumlah 49.870 ekor, ayam ras

pedaging mencapai 37.500 ekor, itik mencapai 11.118 ekor, merpati 240

ekor dan angsa 117 ekor. Ternak lainnya, yang banyak diusahakan oleh

masyarakat KecamatanSukawati antara lain: sapi, babi, dan kambing.

Selengkapnya disajikan pada tabel berikut.

Tabel 2.54.Populasi Unggas, Ternak dan Ikan Air Tawar di Kecamatan Sukawati, 2015

No. DesaAyam RasPedaging

(ekor)

AyamBuras(ekor)

Itik(ekor)

UnggasLainnya(ekor)

Sapi(ekor)

Babi(ekor)

Kambing

IkanAir

Laut(Ton)

IkanAir

Tawar(Ton)

1. DesaBatubulan

- 7.555 800 60 96 824 - - 31,83

2. DesaBatubulanKangin

- 525 570 55 44 679 10 - -

3. Desa Ketewel 19.000 7.050 1.275 55 93 1.131 - 323,20 -

4. Desa Guwang - 2.550 393 45 48 796 - - -

5. Desa Celuk - 1.625 96 10 - 230 - - -

6. Desa - 3.150 480 15 40 411 - - -

Page 67: Tim Pengkaji - erepo.unud.ac.id

Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (LP2B) 59

No. DesaAyam RasPedaging

(ekor)

AyamBuras(ekor)

Itik(ekor)

UnggasLainnya(ekor)

Sapi(ekor)

Babi(ekor)

Kambing

IkanAir

Laut(Ton)

IkanAir

Tawar(Ton)

Singapadu7. Desa

SingapaduTengah

4.500 3.530 995 10 23 368 - - -

8 DesaSingapaduKaler

3.000 3.150 3.660 54 47 788 - - -

9 DesaSukawati

5.000 5.050 569 14 63 930 - - -

10 Desa Batuan - 5.025 190 6 53 591 - - -

11 Desa BatuanKaler

2.000 1.660 475 - 63 305 - - -

12 DesaKemenuh

4.000 9.000 1.535 33 96 568 - - -

Jumlah 37.500 49.870 11.118 357 666 7.621 10 323,20 31,83

Sumber: Kecamatan Sukawati Dalam Angka 2015

Page 68: Tim Pengkaji - erepo.unud.ac.id

Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (LP2B) 60

BAB IIIKEBIJAKAN PERTANIAN DI KABUPATEN

GIANYAR

3.1 Penetapan Kawasan Pertanian dalam Rencana Pola RuangWilayah

Perda nomor 16 Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah

Kabupaten Gianyar tahun 2012 – 2032, memuat salah satu kebijakan dan

strategi penataan ruang Kabupaten Gianyar dalam pengembangan

infrastruktur wilayah adalah dengan pengembangan kawasan budidaya.

Tujuannya, mendukung kehidupan sosial ekonomi masyarakat dan

menjamin ketersediaan pangan nasional. Dalam pasal 32, ditetapkan

rencana pola ruang wilayah Kabupaten Gianyar meliputi :

1. Penetapan kawasan lindung; dan

2. Penetapan kawasan budidaya, yang terdiri atas:

a. kawasan peruntukan pertanian;

b. kawasan peruntukan perkebunan

c. kawasan peruntukan perikanan;

d. kawasan peruntukan pertambangan;

e. kawasan peruntukan pemukiman

f. kawasan peruntukan industri;

g. kawasan peruntukan pariwisata;

h. kawasan peruntukan pertahanan dan keamanan negara;

i. kawasan peruntukan lainnya.

Pasal 44 menyebutkan, kawasan pertanian sebagaimana dimaksud

di atas meliputi:

1. Kawasan peruntukan pertanian lahan basah;

2. Kawasan pertanian lahan kering dan hortikultura, dan

3. Kawasan peruntukan peternakan.

Kawasan peruntukan pertanian lahan basah diarahkan disemua

wilayah kecamatan dengan pertimbangan produktivitas lahan, ketersediaan

prasarana irigasi, kemiringan lahan, tekstur, dan struktur tanah.

Komuditas unggulan pada lahan basah meliputi padi dan palawija.

Page 69: Tim Pengkaji - erepo.unud.ac.id

Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (LP2B) 61

Selanjutnya lahan ini ditetapkan sebagai kawasan pertanian pangan

berkelanjutan diwilayah kabupaten sesuai dengan ketentuan peraturan

perundang-undangan.

Kriteria lahan sebagai lahan pertanian berkelanjutan menurut PP

No. 1 tahun 2011 tentang Penetapan dan Alih Fungsi Lahan Pertanian

Pangan Berkelanjutan adalah sebagai berikut.

1. Lahan berada pada kesatuan hamparan lahan yang mendukung

produktivitas dan efisiensi produksi dengan mempertimbangkan aspek

okonomi dan sosial budaya masyarakat.

2. Lahan memiliki potensi teknis dan kesesuaian lahan untuk peruntukan

pertanian pangan yang mempertimbangkan kelerengan, iklim, sifat

fisika,kimia, dan biologi tanah yang cocok untuk dikembangkan

menjadi lahan pertanian pangan dengan mempertimbangkan daya

dukung lingkungan.

3. Lahan didukung dengan infrastruktur dasar yang memadai seperti

sarana irigasi.

4. Lahan telah dimanfaatkan sebagai lahan pertanian pangan dengan

mempertimbangkan produktivitas, intensitas pertanaman, ketersediaan

air, konservasi, berwawasan lingkungan dan berkelanjutan.

Penetapan kawasan di Kabupaten Gianyar dalam Rencana Tata Ruang

Wilayah (RTRW) dipetakan dalam rencana pola ruang dan rencana pola

ruang hijau seperti disajikan pada Gambar 3.1 dan Gambar 3.2.

Page 70: Tim Pengkaji - erepo.unud.ac.id

Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (LP2B) 62

Gambar 3.1 Rencana Pola Ruang Kabupaten Gianyar

Page 71: Tim Pengkaji - erepo.unud.ac.id

Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (LP2B) 63

Gambar 3.2. Kawasan Terbuka Hijau Kabupaten Gianyar

Page 72: Tim Pengkaji - erepo.unud.ac.id

Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (LP2B) 64

3.2 Pembangunan Pertanian di Kabupaten Gianyar

Pembangunan pertanian dalam rangka peningkatan produksi

pertanian, bisa diupayakan melalui: (i) ekstensifikasi (perluasan areal

tanam); dan (ii) intensifikasi, yakni peningkatan produksi persatuan luas

lahan melalui sentuhan teknologi produksi.

Keberhasilan program ekstensifikasi, nampaknya sangat pesimis

untuk bisa dicapai. Adanya kompetisi penggunaan lahan antara tanaman

pangan dan tanaman perkebunan dan pemanfaatan lainnya terjadi di

Kabupaten Gianyar. Banyak lahan yang dulu merupakan lahan tanaman

pangan, kini sudah beralih menjadi lahan kering. Konversi lahan pertanian

ke non pertanian pun terjadi.Keberhasilan program ini sangat dipengaruhi

oleh beberapa indikator yang saling terkait, seperti keadaan sumberdaya

lahan yang tersedia, kondisi sosial ekonomi dari petani, dan berbagai

regulasi yang mendukung. Untuk menunjang program ekstensifikasi, dapat

dilakukan upaya optimalisasi pemanfaatan “lahan tidur” dan “lahan

terlantar”. Selain melalui upaya pembangunan fisik, program ini hanya

dapat berhasil bila ditunjang dengan kebijakan insentif usaha tani,

fasilitasi pembiayaan dan penataan kelembagaan kepemilikan lahan.

Program intensifikasi, dilakukan melaluipenerapan teknologi baru

oleh petani yang dapat meningkatkan produktivitas usahatani, sehingga

produksi yang diperoleh meningkat. Namun upaya ini belum menunjukkan

hasil yang maksimal. Hal ini, tercermin dari produktivitas usaha tanaman

pangan yang relatif masih rendah, misalnya tanaman padi,

produktivitasnya baru mencapai 6,0 – 7,0 ton/ha dari produktivitas

potensial 8,0 – 10 ton/ha.

A. Produksi Padi SawahProduksi padi sawah di Kabupaten Gianyar selama l0tahun terakhir

menunjukkan keadaan yeng fluktuatif, seperti ditunjukkan pada Tabel 3.1.

Produktivitas tertinggi tercapai pada tahun 2006 sebesar 6,234 ton/ha.

Tahun 2007 – 2009 mengalami penurunan, namun tahun 2010 - 2011

mengalami peningkatan, tahun 2012 – 2013 menurun lagi, dan terakhir

Page 73: Tim Pengkaji - erepo.unud.ac.id

Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (LP2B) 65

tahun 2014 mengalami peningkatan dan stagnan pada tahun 2015

mencapai 6,112 ton/ha.

Demikian juga halnya dengan jumlah produksi. Tahun 2006,

produksi padi sawah mencapai 189.294,62 ton gabah keringgiling (GKG).

Tahun berikutnya mengalami penurunan sampai tahun 2008. Patut

disyukuri, tahun 2015 jumlah produksi tertinggi mencapai 192.518,00 ton

GKG dengan produktivitas 6,112 ton/ha. Hal ini harus tetap

dipertahankan dan bila memungkinkan terus ditingkatkan dengan

berbagai program, seperti tetap tersedianya air irigasi, subsidi sarana

produksi pertanian, serta berbagai upaya untuk menanggulangi terjadinya

alih fungsi lahan pertanian ke non-pertanian.

Gambar 3.3 Areal Persawahan di Wilayah Kabupaten Gianyar

Page 74: Tim Pengkaji - erepo.unud.ac.id

Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (LP2B) 66

Tabel 3.1. Luas Penen, Produksi dan Rata-rata Produktivitas Padisawah diKabupaten Gianyar Tahun 2006-2015

No Tahun Luas (ha) Produksi (Ton)Rata-rata

Produktivitas(Ton/ha)

1 2006 30.490 189.298,62 6,234

2 2007 29.342 177.696,26 6,056

3 2008 29.126 175.425,90 6,023

4 2009 30.458 182.799,30 6,002

5 2010 29.871 184.441,69 6,175

6 2011 30.095 186.865,80 6,209

7 2012 29.888 173.590,63 5,808

8 2013 31.090 184.592,44 5,937

9 2014 30.519 186.532,13 6,112

10 2015 30.990 192.518,00 6,112

Sumber : BPS Kab. Gianyar 2016

B. Produksi JagungProduksi jagung di Kabupaten Gianyar berfluktuasi dari tahun 2006

sampai tahun 2012 dan menurun terus dari tahun 2013 sampai tahun

2015. Kondisi ini sangat memprihatinkan, disertai dengan rata produksi

(produktivitas) sangat menurun hanya mencapai 2,931 ton/ha.

Tabel 3.2. Luas Panen, Produksi dan Rata-rata ProduktivitasJagung diKabupaten Gianyar Tahun 2006 – 2015

Tahun Luas Panen (ha) Produksi (Ton)Rata-rata

Produktivitas(Ton/ha)

2006 282 1.559,87 5,531

2007 205 971,01 4,737

2008 277 1.431,39 5,167

2009 316 1.248,02 3,949

2010 421 2.169,71 5,218

2011 326 1.971,97 6,049

2012 614 3.248,97 5,291

2013 239 853,23 3,570

2014 247 724,00 2,931

2015 186 727,07 2,931

Sumber : BPS Kab. Gianyar 2016

Page 75: Tim Pengkaji - erepo.unud.ac.id

Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (LP2B) 67

Gambar 3.4 Areal Tanaman Jagung di Kabupaten Gianyar

Jika dibandingkan berdasarkan produktivitasnya, pada tahun2011

produktivitasjagung mencapai nilai tertinggi yaitu sebesar 6,049 ton/ha.

Kemudian terus menurun sampai tahun 2015 hanya mencapai2,93I

ton/ha. Hal ini diperparah lagi dengan turunnya luas panen, sehingga

total produksi tahun 2015 hanya mencapai 727,07 ton. Diharapkan

dengan adanya program “upsus pajale” (upaya khusus padi, jagung, dan

kedele) total produksi dan produktivitas jagung bisa meningkat.

C. Produksi Umbi-umbianUbi kayu dan ubi jalar termasuk 2 (dua) diantara enam komoditi

nasional palawija yang mendapat perhatian pemerintah. Ubi kayu dan ubi

jalar selain sebagai bahan makanan masyarakat, juga marupakan bahan

dasar tepung untuk keperluan pembuatan kue. Seiring dengan

kemajuanjaman, keberadaannya terkadang kurang menarik minat

masyarakatsebagai penambah penghasilan rumah tangga. Kecenderungan

petanimenanam ubi kayu dan ubi jalar hanya untuk produksi daunnya

dari pada umbinya.Karena daunnya bisa dipanen setiap hari, sedangkan

umbinya hanyabisa dipanen setiap enam bulan.

Page 76: Tim Pengkaji - erepo.unud.ac.id

Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (LP2B) 68

Gambar 3.5 Produksi Ubi Kayu dan Ubi Jalar di Kabupaten Gianyar

Secara umum produksi ubi kayu di Kabupaten Gianyar juga

berfluktuasi. Pada tahun 2015 produksi ubi kayu sebanyak 3.815,90 ton

dengan produkivitas terendah 16,257 ton/ha. Namun karena luas panen

meningkat, maka total produksi juga meningkat dibanding tahun 2014.

Tebel 3.3. Luas Panen dan Produksi Ubi Kayu diKabupatenGianyar Tahun 2006- 2015

Tahun LuasPanen(Ha)

Produksi(Ton)

Rata-rataProduksi(Ton/Ha)

2006 291 7.565,54 25,998

2007 307 7.757,70 28,006

2008 223 4.634,58 20,783

2009 262 5.438,75 20,759

2010 310 6.519,36 21,030

2011 235 4.119,78 17,531

2012 258 4.397,00 17,043

2013 236 4.782,30 20,264

2014 179 2.910,00 16,257

2015 247 3.815,90 15,449

Sumber : BPS Kab. Gianyar 2016

Page 77: Tim Pengkaji - erepo.unud.ac.id

Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (LP2B) 69

Tidak berbeda dengan produksi ubi kayu, produksi ubi jalar juga

mengalami fluktuasi. Penurunan total produksi yang sangat tajam terjadi

dari tahun 2014 ke tahun 2015 hanya mencapai 746,05 ton, dengan

produktivitas terendah hanya mencapai 5,921 ton/ha.

Tabel 3.4. Luas Panen dan Produksi Ubi Jalar di KabupatenGianyar Tahun 2006-2015

Tahun Luas Panen(Ha) Produksi (Ton) Rata-rata Produksi

(Ton/Ha)

2006 469 7946,02 16,942

2007 405 5982,02 14,770

2008 295 4520,79 15,325

2009 353 8803,98 24,940

2010 468 8565,91 18,303

2011 380 2115,27 5,556

2012 447 7447,47 16,661

2013 325 5694,33 17,521

2014 198 2660,92 13,439

2015 126 746,05 5,921

Sumber : BPS kab. Gianyar 2016

D. Produksi Kacang KacanganProduksi kacang tanah di Kabupaten Gianyar terus

mengalamipenurunan sejak 3 (tiga) tahun terakhir. Pada tahun 2014

produksi kacang tanah sebesar 168 Ton dengan luas panen seluas 120

hektar. Sedangkan pada tahun 2013 produksi kacang tanah sebesar

405,33 Ton, dengan luas panen seluas 295 hektar. Terjadi penurunan

produksi dan luas areal dari tahun 2013 ke tahun 2014. Syukurnya tahun

2015 terjadi peningkatan luas areal dan peningkatan produksi menjadi

198,80 ton.

Page 78: Tim Pengkaji - erepo.unud.ac.id

Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (LP2B) 70

Tabel 3.5. Luas Panen dan Produksi Kacang Tanah diKabupatenGianyar Tahun 2006- 2015

Tahun Luas Panen (Ha) Produksi (Ton) Rata-rataProduksi (Ton/Ha)

2006 520 866,25 1,666

2007 831 1.376,03 1,656

2008 556 674,48 1,213

2009 486 897,89 1,848

2010 485 580,41 1,197

2011 304 580,40 1,204

2012 463 662,00 1,430

2013 295 405,33 1,374

2014 120 168,00 1,400

2015 142 198,80 1,400

Sumber : BPS Kab. Gianyar 2016

Produksi kedelai pada tahun 2015 mengalami penurunan dibanding

tahun 2014. Penurunan terjadi pada luas areal penanaman maupun pada

produktivitasnya. Kondisi di lapangan, petani cenderung menanam padi

pada lahan sawahnya selama kondisi air irigasi memungkinkan. Petani

beranggapan, menanam padi jauh lebih menguntungkan dibanding dengan

palawija seperti kacang tanah, kedele, dan jagung.

Tabel 3.6. Luas Panen dan Produksi Kedelai diKabupatcn GianyarTahun 2006- 2015

Tahun LuasPanen (Ha) Produksi (Ton) Rata- rataProduksi(Ton/Ha)

2006 772 1.239,11 1,605

2007 822 1.570,55 1,911

2008 878 1.507,18 1,717

2009 1.760 2.955,08 1,679

2010 507 824,63 1,626

2011 313 824,63 1,625

2012 696 947,95 1,362

2013 391 523,16 1,338

2014 1.025 1.466,78 1,431

2015 928 988,32 1,065

Sumber : BPS Kab. Gianyar 2016

Page 79: Tim Pengkaji - erepo.unud.ac.id

Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (LP2B) 71

Gambar 3.6 Tanaman Kedelai di Kabupaten Gianyar

E. Produksi Buah-buahan dan Sayur-sayuranDari beberapa komoditas tanaman buah-buahan, tanaman jeruk

merupakan komoditas unggulan di Kabupaten Gianyar dan terus

mengalami peningkatan produksi dalam kurun waktu tiga tahun terakhir.

Sentratanaman jeruk di Kabupaten Gianyar terdapat di Kecamatan

Payangan dan Kecamatan Tegallalang. Selain tanaman jeruktanaman

pisang juga merupakan tanaman yang diminati olehpetani, ini dapat dilihat

dari produki yang'dihasilkan sekitar 7.815 Ton selama tahun 2014

mengalami peningkatan sekitar 509 Tonjika dibandingkan dengan tahun

sebelumnya. Tanaman buah-buahan yang mengalami peningkatan

produksi pada tahun 2014jika dibandingkan tahun 2013 antara lain

tanaman duku/langsat, nenas, salak, sirsak, sukun dan melinjo.

Page 80: Tim Pengkaji - erepo.unud.ac.id

Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (LP2B) 72

Gambar 3.7. Sentra Tanaman Jeruk di Kabupaten Gianyar

Sementara tanamanbuah-buahan yang mengalami penurunan

produksi jika dibandingkan tahun sebelumnya adalah alpukat, mangga

rambutan, jambu biji, papaya. Tanaman yang mengalamipenurunan

produksi yang cukup tajam yaitu tanaman duriansekitar 8.055 Ton.

Sedangkan untuk komoditisayuran yang mengalami peningkatan antara

lain kubis dan cabai besar dengan masing-masing peningkatan sebesar

103,5 Ton dan 13,5 Ton.

Belum optimalnya produktivitas tanaman pangan di atas, perlu

dilakukan usaha memantapkan ketahanan pangan secara mandiri guna

terpenuhinya pasokanpangan dan terjaminnya akses pangan sesuai

kebutuhan bagi seluruh masyarakatdengan mengandalkan produksi

sendiri dan kemampuan daya beli masyarakat(Sayafa’aat dkk, 2005).

Ketahanan pangan merupakan suatu sistem yang terdiri atassub-sistem

ketersediaan, distribusi dan konsumsi. Kinerja dari masing-masing sub-

sistemtersebut tercermin dalam hal stabilitas pasokan pangan, akses

masyarakat terhadappangan, serta pemanfaatan pangan (food utilization)

termasuk pengaturan menu dandistribusi pangan dalam keluarga. Apabila

salah satu atau lebih, dari ke tiga sub-sistemtersebut tidak berfungsi

dengan baik, maka akan terjadi masalah kerawanan pangan yangakan

berdampak peningkatan kasus gizi kurang dan/atau gizi buruk. Dalam

kondisidemikian, daerah dapat dikatakan belum mampu mewujudkan

Page 81: Tim Pengkaji - erepo.unud.ac.id

Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (LP2B) 73

ketahanan pangan. Aspek ketersediaan pangan berkaitan dengan fungsi

utama pertanian sebagaipenghasil pangan.

Keberhasilan program pertanian akan menjamin terpenuhinyapangan

untuk memenuhi kebutuhan seluruh penduduk dari segi kuantitas,

kualitas,keragaman, dan keamanannya. Ketersediaan pangan yang cukup

tidak menjamin ketahanan pangan.Pendekatan ketersediaan pangan

sebagai gambaran ketahanan pangan menjadi kurangtepat jika tidak

memperhitungkan akses individu atau rumah tangga terhadap

pangan.Bahkan pendekatan ketersediaan pangan secara implisit

mengasumsikan bahwaaksesibiltas setiap individu atau rumah tangga

terhadap pangan yang tersedia tidakmengalami hambatan. Kenyataan

menunjukkan bahwa asumsi ini yang sulit dipenuhi diIndonesia (Saragih,

2001). Dengan demikian selain upaya peningkatan produksi panganuntuk

meningkatkan ketersediaan pangan perlu juga upaya untuk

meningkatkanaksesibilitas rumah tangga terhadap pangan. Guna menjaga

dan meningkatkankemampuan produksi pangan daerah diperlukan

kebijakan yang kondusif meliputi insentifuntuk berproduksi secara efisien

dangan pendapatan yang memadai, serta kebijakanperlindungan dari

persaingan usaha yang merugikan petani. Menurut Saragih (2001)

kebiasaan atau pola makan bukan merupakan sesuatuyang tidak dapat

dirubah. Jika ada sesuatu yang terarah dan dilaksanakan secarakonsisten,

maka kebiasaan makan nasi dapat dirubah. Mengembalikan pola

konsumsikepada pangan lokal melalui diversifikasi konsumsi merupakan

pilihan strategis untukmeningkatkan pemanfaatan pangan lokal dan

mengurangi ketergantungan pangan beras, sehingga secara bertahap dapat

menciptakan kemandirian pangan di Kabupaten Gianyar.

Upaya diversifikasi konsumsi pangan lokal harus dilakukan mulai

dari merubahpersepsi masyarakat yang keliru mengenai pangan lokal

sebagai pangan inferior, tidakbergensi menjadi pangan yang superior dan

bergisi. Selain itu perlu upayamengembangkan sistem pengolahan pangan

lokal menjadi lebih praktis, menarik danbergizi. Perlu ada gerakan bersama

untuk cinta dan bangga konsumsi pangan lokal.Upaya ini harus dikemas

dalam suatu sistem yang terpadu dan terkoordinasi mulai darisistem

Page 82: Tim Pengkaji - erepo.unud.ac.id

Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (LP2B) 74

pengadaan benih, pengusahaan, pengolahan, pemasaran, dan konsumsi

panganlokal.

3.3 Alih Fungsi Lahan di Kabupaten Gianyar

Konversi lahan adalah perubahan fungsi sebagian atau seluruh

kawasan lahan dari fungsinya semula (seperti yang direncanakan) menjadi

fungsi lain. Konversi lahan juga dapat diartikan sebagai perubahan untuk

penggunaan lain disebabkan oleh faktor-faktor yang secara garis besar

meliputi keperluan untuk memenuhi kebutuhan penduduk yang makin

bertambah jumlahnya dan meningkatnya tuntutan mutu kehidupan yang

lebih baik (Rustiadi dan Reti, 2008). Konversi lahan merupakan suatu

akibat adanya pertumbuhan ekonomi dan pertambahan jumlah penduduk

yang terus meningkat. Menurut Rustiadi dan Reti (2008), hal tersebut

tercermin dari : (1) pertumbuhan aktivitas pemanfaatan sumberdaya alam

akibat meningkatnya permintaan kebutuhan terhadap penggunaan lahan,

(2) adanya pergeseran kontribusi sektor-sektor pembangunan primer,

khususnya dari sektor pertanian dan pengolahan sumberdaya ke sektor

sekunder (manufactur) dan sektor tersier (jasa). Dalam hukum ekonomi

pasar, alih fungsi lahan berlangsung dari aktivitas yang land rent-nya

rendah ke aktivitas yang land rent-nya tinggi. Land rent maksudnya adalah

nilai keuntungan bersih dari aktivitas pemanfaatan lahan per satuan luas

lahan dan waktu tertentu. Dampak lebih lanjut dari adanya konversi lahan

pertanian adalah terganggunya ketahanan pangan, yang merupakan salah

satu tujuan pembangunan nasional. Hal ini dapat dijelaskan karena

dengan berkurangnya lahan pertanian, akan mempengaruhi produksi

beras. Kondisi seperti ini tidak mudah untuk segera dipulihkan, karena:

1. konversi lahan bersifat irreversible, yaitu lahan pertanian yang telah

beralih fungsi menjadi lahan non pertanian bersifat permanen.

Karena dengan perubahan ini akan meningkatkan nilai lahan.

2. upaya pemulihan kondisi seperti semula dengan mencetak lahan

pertanian baru memerlukan waktu yang lama.

Page 83: Tim Pengkaji - erepo.unud.ac.id

Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (LP2B) 75

3. keterbatasan sumberdaya lahan dan keterbatasan anggaran

pemerintah untuk melakukan rehabilitasi terhadap lahan pertanian

dengan cara mencetak lahan pertanian baru dan berbaikan irigasi.

4. keterbatasan inovasi teknologi dalam peningkatan produktivitas padi

sawah untuk dapat mengatasi masalah penurunan produksi karena

konversi lahan.

Menurut Irawan (2005), konversi lahan pada dasarnya terjadi akibat

adanya persaingan dalam pemanfaatan lahan antara sektor pertanian dan

sektor non pertanian. Sedangkan persaingan dalam pemanfaatan lahan

tersebut muncul akibat adanya tiga fenomena ekonomi dan sosial, yaitu 1)

keterbatasan sumberdaya lahan, 2) pertumbuhan penduduk dan 3)

pertumbuhan ekonomi.

Luas lahan yang tersedia relatif terbatas, sehingga pertumbuhan

penduduk akan meningkatkan kelangkaan lahan yang dapat dialokasikan

untuk kegiatan pertanian dan non pertanian. Sementara itu pertumbuhan

ekonomi cenderung mendorong permintaan lahan untuk kegiatan non

pertanian pada laju lebih tinggi dibanding permintaan lahan untuk

kegiatan pertanian karena permintaan produk non pertanian lebih elastis

terhadap pendapatan. Meningkatnya kelangkaan lahan akibat

pertumbuhan penduduk, yang dibarengi dengan meningkatkan permintaan

lahan yang relatif tinggi untuk kegiatan non pertanian akibat pertumbuhan

ekonomi, pada akhirnya menyebabkan terjadinya konversi lahan pertanian.

Gambar 3.8. Alih Fungsi Lahan Untuk Pemukiman

Page 84: Tim Pengkaji - erepo.unud.ac.id

Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (LP2B) 76

Konversi lahan pertanian ke non pertanian dapat menimbulkan

berbagaipermasalahan seperti penurunan kapasitas produksi pertanian,

penurunan daya seraptenaga kerja pertanian, hilangnya investasi

pertanian dan meningkatnya masalah sosial dan lingkungan. Dengan

demikian konversi lahan pertanian lebih banyak menimpapetani miskin

dan menambah kelompok masyarakat miskin yang baru.

Menurut Pantjar Simatupang dan Bambang Irawan faktor yang

mendorongkonversi lahan dapat datang dari sisi permintaan yaitu para

pemilik uang yang selaluberburu untuk membeli lahan di daerah yang

strategis, dan dari sisi pemilik lahan yangkarena berbagai faktor misalnya

pemilik merasa lebih untung menjual tanah kemudianmengalihkan

usahanya ke usaha non pertanian atau akibat fragmentasi lahan

milikkeluarga melalui pewarisan sehingga lahan pertanian menjadi sempit,

kurang layakdiusahakan sehingga cenderung dijual serta belum adanya

aturan yang membatasi alihfungsi lahan pertanian ke non pertanian.

Semakin bertambahnya lahan sawah yang dialihfungsikanmenjadi

lahan bukan sawah, merupakan dampak dari kurangmenariknya sektor

pertanian baik dari segi pendapatan maupun status sosial di masyarakat.

Masyarakat memilih pekerjaan yang lebih rnenguntungkan atau yang

memberikan penghasilan yang lebih besar untuk memenuhi kebutuhan

hidupnya sehari-hari. Seperti halnya diKabupaten Gianyar yang

merupakan daerah pariwisata. Dengan luas lahan pertanian yang sama,

hotel maupun art shopakan jauh lebih menguntungkan. Oleh karena itu

secara perlahan terjadi alih fungsi dari lahan pertanian ke lahan non-

pertanian.

Disisi lain kebutuhan pangan terus meningkat, sedangkan lahan

untuk pertanian semakinberkurang. Luas lahan sawah dari tahun ke

tahun akan terus mengalami penyempitan. Walaupun ada lahan,

masyarakat kurang menarik untuk bekerja di sektor pertanian. Seandainya

penggunaan lahan seperti sekarang ini tidakbisa dipertahankan, itu berarti

Kabupaten Gianyar harusmengimport pangan dari luar kabupaten ataupun

dari provinsi lain bahkan dari luar negeri. Sehubungan dengan hal tersebut

pemerintah Kabupaten Gianyar selalu mengupayakan untuk dapat

meningkatkan produksi padi dan tanaman bahan makanan utama lainnya

Page 85: Tim Pengkaji - erepo.unud.ac.id

Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (LP2B) 77

melaluipenyuluhan-penyuluhan kepada petani tentang peningkatan

produksi pertanian.

Pada laporan statistik pertanian, luas wilayah Kabupaten Gianyar

adalah 36.800 hekar. Kecamatan terluas adalah Kecamatan

Payangandengan luas 7.588 hektar, kemudiandiikuti oleh Kecamatan

Tegallalang dengan luas wilayah 6.180 hektar.

Tabel 3.7. Luas Lahan Kabupaten Gianyar Menurut Penggunaan Tahun2011 -2015

Penggunaan Lahan 2011 2012 2013 2014 2015

1. Lahan Sawah 14.732 14.729 14.706 14.575 14.420

2. Lahan Bukansawah 22.068 22.071 22.094 22.225 22.380

A. Lahan PertanianBukan Sawah 12.544 12.544 12.544 12.547 12.542

B. Lahan BukanPertanian 9.524 9.527 9.550 9.678 9.838

Jumlah 36.800 36.800 36.800 36.800 36.800

Sumber : BPS Kab. Gianyar 2016.

Gambar 3.9. Alih Fungsi lahan Pertanian untuk Industri

Page 86: Tim Pengkaji - erepo.unud.ac.id

Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (LP2B) 78

Gambar 3.10. Luas Lahan Kabupaten Gianyar Menurut PenggunaanTahun 2011 -2015

9.000

11.000

13.000

15.000

17.000

19.000

21.000

23.000

25.000

2011 2012 2013 2014 2015

Luas

Laha

n (h

a)

Tahun

Lahan Sawah

Lahan BukansawahLahan PertanianBukan SawahLahan BukanPertanian

9.000

11.000

13.000

15.000

17.000

19.000

21.000

23.000

25.000

2011 2012 2013 2014 2015

Luas

Laha

n (h

a)

Tahun

Lahan Sawah

Lahan Bukan sawah

Lahan PertanianBukan SawahLahan BukanPertanian

Page 87: Tim Pengkaji - erepo.unud.ac.id

Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (LP2B) 79

Secara garis besar luas lahan di Kabupaten Gianyar dari tahun 2011

- 2015 mengalami penurunan. Terjadi alih fungsi dari lahan sawah menjadi

lahan bukan sawah. Pada tahun 2015, luas wilayah Kabupten Gianyar

adalah 36.800 hektar, dengan luas lahan sawah 14.420 ha (39,18%) dan

luas bukan sawah sebesar 22.380 ha (60,82%). Luas lahan sawah

menurun dibanding tahun 2014 dengan luas lahan sawah 14.575 ha

(39,61%) dan luas bukan sawah 22.225 ha (60,39%)

Secara rinci perubahan luas lahan sawah per kecamatan di

Kabupaten Gianyar dari tahun 2011 – 2015, disajikan pada Tabel 3.8

berikut.

Tabel 3.8. Perubahan Luas Lahan Sawah di Kabupaten GianyarTahun 2015(ha)

No. KecamatanLuas Lahan Sawah

2011 2012 2013 2014 2015

1 Sukawati 2.542 2.542 2.540 2.540 2.457

2 Blahbatuh 2.277 2.277 2.277 2.171 2.171

3 Gianyar 2.705 2.705 2.693 2.693 2.647

4 Tampaksiring 1.903 1.900 1.891 1.866 1.840

5 Ubud 1.975 1.975 1.975 1.975 1.975

6 Tegallalang 1.852 1.852 1.852 1.852 1.852

7 Payangan 1.478 1.478 1.478 1.478 1.478

Jumlah 14.732 14.729 14.706 14.575 14.420

Sumber : Data Perkembangan Pertanian Kabupaten Gianyar, 2011-2015

Page 88: Tim Pengkaji - erepo.unud.ac.id

Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (LP2B) 80

Gambar 3.11. Perkembangan Luas Sawah per Kecamatan di KabupatenGianyar.

Gambar 3.12. Perkembangan Luas Sawah di Kabupaten Gianyar

Sejak tahun 2012, luas lahansawah semakin berkurang karena

terjadinya alih fungsi lahan sawah ke non-pertanian. Hal ini perlu

diwaspadai karena akan mengancam ketersediaan pangan.

1.000

1.500

2.000

2.500

3.000

Luas

Saw

ah (h

a)

Kecamatan

2011

2012

2013

2014

2015

14.732 14.729 14.706

14.575

14.420

14.000

14.100

14.200

14.300

14.400

14.500

14.600

14.700

14.800

2011 2012 2013 2014 2015

Luas

Saw

ah (h

a)

Tahun

Page 89: Tim Pengkaji - erepo.unud.ac.id

Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (LP2B) 81

Penanganan masalah alih fungsi lahan pertanian, dapat ditempuh

melalui beberapa cara, diantaranya:

(1) memasukkan point tentang alih fungsi lahan dalam awig-awig (desa

pekraman dan subak)

(2) memberikan subsidi pajak pada lahan pertanian, subsidi harga

produk pertanian, subsidi saprotan, dan jaminan pasar produk

pertanian.

(3) asuransi usahatani

Pencegahan alih fungsi lahan dapat dilakukan dengan

mempertahankan pola tata ruang kawasan lindung dan

kawasanbudidaya.Kawasan lindung merupakan suatu kawasan yang

ditetapkan dengan fungsiutama melindungi kelestarian hidup dan

mencakup sumberaya alam, sumberdaya buatandan nilai-nilai budaya

pembangunan yang berkelanjutan. Kawasan budidaya adalahkawasan

yang dimanfaatkan secara terencana dan terarah yang

berkelanjutan,berwawasan lingkungan sehingga dapat berdaya guna dan

berhasil guna bagi hidup dan kehidupan manusia. Untuk memberi

perlindungan kepada lahan pertanian pangan dari kegiatan konversi lahan

maupun kompetisi penggunaan lahan yang berdampak padaberkurangnya

lahan untuk pengusahaan tanaman pangan, maka berdasarkan

amanatdari UU no 41 tahun 2009 tentang Perlindungan Lahan Pertanian

Berkelanjutandiharapkan Pemerintah Daerah dapat menetapkan kawasan

potensial pertanian lahankering dan lahan basah tersebut menjadi

kawasan perlindungan lahan pertanian pangan berkelanjutan.

Perlindungan lahan pertanian pangan berkelanjutan

diselenggarakandengan tujuan : (a) melindungi kawasan dan lahan

pertanian pangan secaraberkelanjutan, (b) menjamin tersedianya lahan

pangan secara berkelanjutan, (c) mewujudkan kemandirian, ketahanan dan

kedaulatan pangan, (d) melindungi kepemilikanlahan pangan milik petani,

(e) meningkatkan kemakmuran serta kesejahteraan petani danmasyarakat,

(f) meningkatkan perlindungan dan pemberdayaan petani, (g)

meningkatkanpenyediaan lapangan kerja bagi kehidupan yang layak, (h)

Page 90: Tim Pengkaji - erepo.unud.ac.id

Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (LP2B) 82

mempertahankankeseimbangan ekologis dan (i) mewujudkan revitasilasi

pertanian.

Pada intinya LP2B tersebut ditujukan untuk mempertahankan

keberadaanlahan pertanian untuk pengusahaan tanaman pangan.

Penetapan lahan pertaniantanaman pangan berkelanjutan merupakan

salah satu opsi kebijakan yang oleh sebagianpihak dianggap paling tepat

untuk mencegah proses alih fungsi lahan pertanian. Jikadapat

dilaksanakan secara efektif maka pastilah konversi lahan di kawasan

tersebut tidakakan terjadi dan tersedia lahan yang cukup untuk

pengusahaan tanaman pangan.

3.4 Tata Guna Lahan

Sawah di Kabupaten Gianyar selain digunakan untuk budidaya

tanaman pangan dalam hal ini padisebagai penopang ketahanan pangan,

juga sebagai penyedia lapangan kerja, penjaga kelestarian budaya, dan

sebagai objek wisata. Lahan sawah juga memberikan manfaat bagi

lingkungan, yaitu sebagai pengendali banjir dan erosi, mendaur ulang air

dan limbah organik. Di samping nilai positif, sawah juga memiliki nilai

negatif yang berkaitan dengan lingkungan. Nilai negatif dimaksud adalah

dihasilkannya gas metan oleh sawah.

Sistem lahan sawah dipandang sebagai sistem pertanian yang

berkelanjutan. Hal ini disebabkan ekosistem sawah relatif stabil dengan

tingkat erosi dan pencucian hara yang kecil, serta tingkat efisiensi

penggunaan air yang relatif tinggi karena adanya lapisan kedap air di

bawah lapisan top soil (Rustiadi dan Reti, 2008). Menurut Notohadipawiro

(1991), lahan merupakan kesatuan berbagai sumberdaya daratan yang

saling berinteraksi membentuk suatu sistem struktural dan fungsional.

Sifat dan perilaku lahan ditentukan oleh jenis sumberdaya dominan dan

intensitas interaksi yang berlangsung antar sumberdaya.

Sumberdaya lahan dapat mengalami perubahan karena aktivitas

manusia. Penggunaan lahan (land use) adalah setiap bentuk campur

tangan (intervensi) manusia terhadap lahan dalam rangka memenuhi

kebutuhan hidupnya,baik material maupun spiritual. Penggunaan lahan

Page 91: Tim Pengkaji - erepo.unud.ac.id

Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (LP2B) 83

dapat dikelompokkan ke dalam dua kelompok besar yaitu (1) penggunaan

lahan pertanian dan (2) penggunaan lahan bukan pertanian.

3.5 Perlindungan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan

Menurut Sabiham (2008), pertanian berkelanjutan adalah

pengelolaan sumberdaya untuk menghasilkan kebutuhan pokok manusia,

yaitu sandang, pangan dan papan, sekaligus mempertahankan dan

meningkatkan kualitas lingkungan dan melestarikannya. Definisi tersebut

mencakup hal-hal sebagai berikut: mantap secara ekologis, bisa berlanjut

secara ekonomis, adil, manusiawi, dan luwes. Dalam Undang Undang

Republik Indonesia Nomor 41 tahun 2009 tentang Perlindungan Lahan

Pertanian Pangan Berkelanjutan dijelaskan bahwa yang dimaksud dengan

Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan adalah bidang lahan pertanian

yang ditetapkan untuk dilindungi dan dikembangkan secara konsisten

guna menghasilkan pangan pokok bagi kemandirian, ketahanan, dan

kedaulatan pangan nasional. Sedangkan perlindungan lahan pertanian

pangan berkelanjutan sendiri diartikan sebagai sistem dan proses dalam

merencanakan dan menetapkan, mengembangkan, memanfaatkan dan

membina, mengendalikan dan mengawasi lahan pertanian pangan dan

kawasannya secara berkelanjutan. Menurut Rustiadi dan Reti (2008),

tersedianya sumberdaya lahan pertanian pangan yang berkelanjutan

merupakan syarat untuk ketahanan pangan nasional. Ketersedian lahan

pertanian pangan berkaitan erat dengan beberapa hal, yaitu : 1) Potensi

sumberdaya lahan pertanian pangan, 2) Produktivitas lahan, 3)

Fragmentasi lahan pertanian, 4) Skala luasan penguasaan lahan pertanian,

5) Sistem irigasi, 6) land rent lahan pertanian, 7) Konversi, 8) Pendapatan

petani, 9) Kapasitas SDM pertanian serta 10) kebijakan di bidang

pertanian.

Penetapan lahan pertanian abadi merupakan salah satu opsi

kebijakan yang oleh sebagian pihak dianggap paling tepat untuk mencegah

proses alih fungsi lahan pertanian. Pada dasarnya lahan pertanian abadi

adalah penetapan suatu kawasan sebagai daerah konservasi, atau

perlindungan, khusus untuk usaha pertanian. Alih fungsi lahan pertanian

Page 92: Tim Pengkaji - erepo.unud.ac.id

Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (LP2B) 84

ke penggunaan non pertanian sebaiknya dilarang dengan suatu ketetapan

peraturan perundang-undangan. Jika dapat dilaksanakan secara efektif

maka pastilah konversi lahan di kawasan konservasi tersebut tidak akan

terjadi. Secara teoritis, dengan asumsi dapat diefektifkan, opsi kebijakan

inilah yang paling ampuh untuk mencegah konversi lahan pertanian

(Simatupang dan Irawan, 2003)

Sejalan dengan Undang-Undang nomor 41 tahun 2009 tentang

Perlindungan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan, dimana yang

dimaksud dengan “Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan” adalah

merupakan sebidang lahan pertanian yang ditetapkan untuk dilindungi

dan dikembangkan secara konsisten guna menghasilkan pangan pokok

bagi kemandirian, ketahanan dan kedaulatan pangan nasional. Yang

dimaksud dengan pangan pokok dalam undang-undang ini tidak menunjuk

langsung pada beras, tetapi juga termasuk bahan pangan pokok lain

seperti umbi-umbian, jagung dan lainnya. Sehingga yang dimaksud dengan

lahan pertanian berkelanjutan disini meliputi lahan sawah sebagai

penghasil bahan pangan pokok beras dan lahan kering sebagai sumber

pangan non beras.

Menyadari atas keberadaan hak milik masyarakat, terhadap lahan

masyarakat yang ditetapkan sebagai LP2B dan memperhitungkan nilai

ekonomi lahan serta hasil yang diperoleh dari pengusahaan lahan tersebut

oleh pemilik lahan, maka dalam rangka perlindungan dan pengendalian

LP2B dilakukan oleh pemerintah dan pemerintah daerah melalui

pemberian: insentif, disinsentif, mekanisme perizinan, proteksi dan

penyuluhan. Insentif dapat diberikan dalam bentuk : 1) keringanan PBB;

2) pengembangan infrastruktur pertanian; 3) pengembangan benih dan

varietas unggul; 4) kemudahan dalam mengakses informasi dan teknologi;

5) penyediaan sarana dan prasarana produksi pertanian; 6) jaminan

penerbitan sertifikat bidang tanah pertanian tanaman pangan serta 7)

penghargaan bagi petani berprestasi tinggi. Pemberian insentif diberikan

dengan mempertimbangkan: jenis lahan, kesuburan tanah, luas,kondisi

irigasi, produktivitas usahatani, lokasi, dll. Pemberian insentif

perlindungan LP2B lebih lanjut diatur dalam Peraturan Pemerintah RI

Nomor 12 Tahun 2012 tentang Insentif Perlindungan Lahan Pertanian

Page 93: Tim Pengkaji - erepo.unud.ac.id

Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (LP2B) 85

Berkelanjutan. Pemberian insentif perlindungan LP2B bertujuan untuk : 1)

mendorong perwujudan LP2B yang telah ditetapkan; 2) meningkatkan

upaya pengendalian alih fungsi LP2B; 3) meningkatkan pemberdayaan,

pendapatan dan kesejahteraan petani; 4) memberikan kepastian hak atas

tanah bagi petani dan 5) meningkatkan kemitraan semua pemangku

kepentingan dalam rangka pemanfaatan, pengembangan dan perlindungan

LP2B. Pembiayaan perlindungan LP2B dibebankan pada APBN, APBD

Provinsi serta APBD Kabupaten/Kota. Ketentuan lebih lanjut tentang

Pembiayaan Perlindungan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan diatur

dalam Peraturan Pemerintah RI Nomor 30 Tahun 2012.

Walaupun suatu kawasan telah ditetapkan sebagai LP2B, bukan

berarti bahwa lahan tersebut tidak dapat dialihkan kepemilikannya. LP2B

dapat dialihkan kepemilikannya kepada pihak lain dengan tidak mengubah

fungsi lahan tersebut sebagai LP2B. Lahan yang ditetapkan sebagai LP2B

dilindungi dan dilarang untuk dialihfungsikan, tetapi dalam hal untuk

kepentingan umum, dapat dilakukan alih fungsi tetapi dengan syarat

harus melalui kajian kelayakan strategis, disusun rencana alih fungsi

lahan, dibebaskan terlebih dahulu haknya dari pemilik dan disediakan

lahan pengganti terhadap LP2B yang dialihfungsikan. Dalam UU. Nomor

41/2009 juga secara tegas mengatur bahwa orang atau badan yang

melanggar tentang ketentuan alih fungsi Lahan Pertanian Pangan

Berkelanjutan dapat dikenakan sanksi, baik sanksi administratif berupa

peringatan tertulis, penghentian sementara kegiatan sampai kepada

penutupan lokasi, pencabutan izin sampai kepada denda dan hukuman

penjara.

Memperhatikan uraian tersebut di atas, tampak jelas bahwa apabila

UU. Nomor 41/2009 benar-benar dapat diimplementasikan secara tertib

dan benar, maka merupakan suatu langkah strategis dalam upaya

mengerem laju alih fungsi lahan pertanian produktif. Tinggal sekarang

sejauhmana pemerintah pusat, pemerintah provinsi, kabupaten/kota mau

dan mampu mengimplementasikan UU Nomor 41/2009 tersebut serta

mencantumkan LP2B dalam rencana tata ruang wilayah masing-masing

guna mendukung upaya mewujudkan ketahanan pangan, kemandirian

pangan menuju kedaulatan pangan. Untuk saat ini Pemerintah Kabupaten

Page 94: Tim Pengkaji - erepo.unud.ac.id

Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (LP2B) 86

Gianyar belum menetapkan besaran luas dan lokasi Kawasan LP2B.

Untuk merealisasikan penetapan Kawasan LP2B, seyogyanya pemerintah

provinsi bersama pemerintah kabupaten/kota membahas besaran luas dan

lokasi kawasan LP2B di Bali dalam rangka membatasi kemungkinan alih

fungsi lahan pertanian produktif di Bali, sehingga mampu memberikan

dukungan dalam jangka panjang dalam proses produksi pangan menuju

terwujudnya ketahanan pangan, kemandirian dan kedaulatan pangan

wilayah Bali.

3.6 Kebijakan Pengendalian Konversi Lahan

Alasan utama pengendalian konversi lahan pertanian dapat dilihat

dari beberapa sudut pandang, yaitu :

1. Sudut pandang ketahanan pangan

Konversi lahan pertanian merupakan ancaman bagi ketahanan pangan

nasional, karena menyusutnya lahan sebagai sumber utama penghasil

pangan.

2. Sudut pandang pelestarian lingkungan

Sawah dipandang sebagai sistem pertanian yang berkelanjutan,karena

ekosistem sawah yang relatif stabil, dengan tingkat erosi dan pencucian

hara yang kecil. Selain itu sawah juga berperan sebagai wahana

konservasi air karena sawah memiliki lapisan kedap air di bawah

lapisan top soil. Dengan demikian adanya konversi lahan dipandang

akan sangat mengganggu upaya pelestarian lingkungan.

3. Sudut pandang struktur sosial budaya masyarakat

Konversi lahan akan mengganggu keseimbangan hubungan sistemik

antara petani dengan lahannya. Sawah yang merupakan bagian dari

subak merupakan pengikat kelembagaan, karena subak merupakan

salah satubemper kebudayaan di Bali. Menurut Simatupang dan

Irawan (2003), untuk mencegah dan mengendalikan kegiatan konversi

lahan pertanian, sejauh ini pemerintah lebih terfokus pada pendekatan

hukum yaitu dengan membuat peraturan dan perundang-undangan

yang bersifat melarang konversi lahan pertanian, khususnya lahan

sawah beririgasi teknis. Dalam pelaksanaannya terdapat dua jenis

Page 95: Tim Pengkaji - erepo.unud.ac.id

Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (LP2B) 87

acuan instrumen hukum yang digunakan yaitu: (1) RUTRW yang

mengatur lokasi kegiatan pembangunan termasuk lahan pertanian

yang dapat dikonversi ke penggunaan di luar pertanian dan (2)

peraturan yang mengatur prosedur pelaksanaan konversi lahan

pertanian.

Berikut adalah bentuk-bentuk peraturan sebagai upaya mencegah

dan mengendalikan konversi lahan:

1. Undang Undang Nomor 41 Tahun 2009 tentang Perlindungan Lahan

Pertanian Pangan Berkelanjutan, yang di dalamnya mengatur tentang

asas, tujuan, ruang lingkup, perencanaan dan penetapan,

pengembangan, penelitian, pemanfaatan, pembinaan, pengendalian,

pengawasan, sistem informasi, perlindungan dan pemberdayaan petani,

pembiayaan, sanksi administrasi, serta ketentuan pidana.

2. Peraturan Daerah Provinsi Bali Nomor 16 Tahun 2009 Tentang Rencana

Tata Ruang Wilayah Provinsi Bali Tahun 2009-2029;

3. Peraturan Daerah Kabupaten GianyarNomor 16 Tahun 2012 Tentang

Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Gianyar Tahun 2010-

2030.

Mulyani, et al (2011) berpendapat bahwa agar terjadi keseimbangan

antara peningkatan jumlah penduduk dan kebutuhan pangan, strategi dan

upaya pemanfaatan sumber daya lahan adalah sebagai berikut.

1. Optimalisasi pemanfaatan sumber daya lahan yang ada saat ini agar

lebih produktif dan lestari, baik secara kuantitas (luasan) maupun

kualitas (kesuburan/produktivitas).

2. Perluasan areal pertanian antara lain dengan memanfaatkan lahan

potensial di lahan basah maupun lahan kering. Pemanfaatan lahan

potensial diprioritaskan untuk tanaman pangan, sedangkan

pengembangan tanaman perkebunan/bioenergi diarahkan pada lahan

kering dan lahan suboptimal.

3. Percepatan penyiapan dan pelaksanaan beberapa kebijakan dan

regulasi/kelembagaan, seperti reforma agraria untuk mempercepat

perluasan areal pertanian, pemberdayaan masyarakat perdesaan, serta

implementasi Undang-undang Nomor 41 Tahun 2009 dan Permentan

Page 96: Tim Pengkaji - erepo.unud.ac.id

Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (LP2B) 88

Nomor 53 Tahun 2007 tentang Pedoman Umum Budi Daya Lahan

Pegunungan.

4. Menghindari konversi lahan dari pertanian produktif ke nonpertanian

dan dari lahan tanaman pangan ke tanaman nonpangan (perkebunan)

melalui perbaikan sistem insentif dan subsidi bagi petani tanaman

pangan dan penerapan secara tegas Undang-undang Nomor 41 Tahun

2009.

5. Inventarisasi dan percepatan re-evaluasi lahan potensial untuk

pengembangan pertanian, dengan memanfaatkan lahan terlantar yang

sudah dilepas, lahan cadangan (reforma agraria), dan lahan suboptimal

potensial, seperti lahan rawa pasang surut dan lebak.

3.7 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kebijakan PerlindunganLahan Pertanian Pangan Berkelanjutan di Kabupaten Gianyar

A. Peraturan Daerah dan Awig-Awig Subak Pendukung LP2BHasil analisis tentang faktor-faktor yang mempengaruhi kebijakan

perlindungan lahan pertanian berkelanjutan di Kabupaten Gianyar belum

diketahui secara menyeluruh. Hal ini disebabkan karena implementasi

Undang-undang Nomor 41 Tahun 2009 berlaku secara nasional,

sedangkan di Kabupaten Gianyar implementasi kebijakan perlindungan

lahan pertanian berkelanjutan baru sampai pada tahap identifikasi lokasi

dan belum ada suatu peraturan daerah yang mengatur tentang hal

tersebut meskipun Undang-undang Nomor 41 Tahun 2009 tentang

perlindungan lahan pertanian berkelanjutan telah ada sejak tahun 2009.

Dalam implementasinya, perlu ada peraturan yang jelas dan tegas

mengatur tentang lahan pertanian yang dilindungi, sanksi jika terjadi

konversi pada lahan yang dilindungi, serta insentif yang akan diterima

masyarakat jika melindungi lahan pertaniannya. Belum adanya aturan

daerah mengenai perlindungan lahan pertanian berkelanjutan ini

menyebabkan implementasi Undang-undang Nomor 41 Tahun 2009

tentang perlindungan lahan pertanian berkelanjutan di Kabupaten Gianyar

belum berjalan efektif. Hasil wawancara di lapangan menunjukkan bahwa

masyarakat hanya mengetahui bahwa konversi lahan pertanian sekarang

dilarang tetapi sanksi yang akan diterima jika masyarakat melanggarnya

Page 97: Tim Pengkaji - erepo.unud.ac.id

Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (LP2B) 89

belum pernah ada, sehingga praktek konversi lahan masih tetap terjadi.

Pemerintah sendiri tidak dapat memberikan sanksi karena tidak ada

aturan hukum yang mengatur tentang hal tersebut. Dengan ditetapkannya

lahan-lahan yang telah diidentifikasi sebagai lahan yang dilindungi,

selanjutnya dapat dilaksanakan kegiatan berikutnya yang merupakan

ruang lingkup dari perlindungan lahan pertanian pangan berkelanjutan

seperti dalam Undang-undang Nomor 41 Tahun 2009, tentang

perlindungan lahan pertanian pangan berkelanjutan. Kegiatan lanjutan

tersebut diantaranya adalah pengembangan, penelitian, pemanfaatan,

pembinaan, pengendalian, dan pengawasan.

B. Sosialisasi LP2BSosialisasi yang dimaksud disini adalah kegiatan penyuluhan yang

dilakukan oleh petugas dalam rangka memberikan informasi kepada

masyarakat tentang perlindungan lahan pertanian berkelanjutan.

Berdasarkan hasil FGD di tiga Kecamatan yaitu Kecamatan Gianyar,

Blahbatuh, dan Sukawati, masalah yang muncul adalah kepastian hukum,

hak dan kewajiban bila perlindungan lahan pertanian berkelanjutan

dilakukan di daerah tersebut. Menurut responden yang berhasil

diwawancarai di lapangan diperoleh gambaran bahwa sebagian besar

responden yaitu 90 % mengatakan kegiatan sosialisasi perlindungan lahan

pertanian berkelanjutan baru dilaksanakan. Belum adanya perda menjadi

hambatan dalam kegiatan sosialisasi karena lahan pertanian yang

dilindungi belum ditetapkan, sehingga tidak ada payung hukum yang jelas

seandainya terjadi pelanggaran, demikian pula dalam menyampaikan

informasi lahan-lahan mana yang dijadikan lahan yang dilindungi. Demi

kelancaran pelaksanaan kegiatan dan agar masyarakat yang menjadi

sasaran kegiatan mengetahui tentang perlindungan lahan pertanian

berkelanjutan, sangat diperlukan adanya sosialisasi. Sosialisasi perlu

dilakukan secara intensif dan kontinyu, mengingat masih banyaknya

kejadian konversi lahan pertanian.

Melalui kegiatan sosialisasi diharapkan masyarakat mengetahui

upaya-upaya yang harus dilakukan untuk mempertahankan lahan

pertaniannya seandainya ada pihak-pihak yang ingin membeli lahan

Page 98: Tim Pengkaji - erepo.unud.ac.id

Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (LP2B) 90

pertaniannya untuk dikonversikan menjadi bentuk penggunaan tertentu.

Materi sosialisasi disamping tentang perlindungan lahan pertanian, juga

tentang dampak dari konversi, baik dari sisi ekonomi, sosial maupun

lingkungan. Sehingga dapat menyadarkan masyarakat bahwa konversi

lahan pertanian merugikan baik dari segi ekonomi, sosial maupun dari

sudut pandangan lingkungan.

C. DanaMenurut Subarsono (2011), sumberdaya keuangan merupakan

faktor krusial untuk suatu program, seberapa besar dana dialokasikan

untuk pelaksanaan suatu kebijakan. Berdasarkan hasil wawancara dan

FGD di tiga Kecamatan diperoleh bahwa di Kabupaten Gianyar kegiatan

perlindungan lahan baru pada proses identifikasi lokasi. Dana dialokasikan

untuk pelaksanaan identifikasi tersebut hingga menghasilkan suatu

dokumen Rencana Tata Ruang Perlindungan Lahan pertanian Pangan

Berkelanjutan.

Menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 30 Tahun

2012, segala pembiayaan yang timbul dari kegiatan perlindungan lahan

pertanian berkelanjutan ini menjadi tanggung jawab pemerintah baik

pusat, provinsi maupun kabupaten/kota. Dijelaskan dalam pasal 31 ayat

1 bahwa sumber pembiyaan perlindungan lahan pertanian berkelanjutan

berasal dari APBN, APBD provinsi, dan APBD kabupaten/kota. Pembiayaan

juga dapat diperoleh dari : a. dana tanggung jawab sosial dan lingkungan

dari badan usaha; b. kelompok tani, gabungan kelompok tani, dan/atau

masyarakat; c. hibah; dan/atau d. investasi.

D. Respon PekasehPara pekaseh dan implementor kebijakan perlindungan lahan

pertanian berkelanjutan di Kabupaten Gianyar menunjukkan sikap bahwa

mereka memberikan respon yang baik terhadap kebijakan. Meskipun baru

pada tahap identifikasi lokasi yang dilakukan oleh Bappeda. Hal ini

menunjukkan bahwa para pemangku kepentingan bersama instansi terkait

telah berupaya melaksanakan isi kebijakan dari Undang-Undang Nomor 41

tahun 2009 tentang perlindungan lahan pertanian pangan berkelanjutan.

Page 99: Tim Pengkaji - erepo.unud.ac.id

Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (LP2B) 91

Upaya pengendalian konversi lahan pertanian menjadi lahan non pertanian

oleh pemerintah juga tertuang dalam RTRW yang ditetapkan dalam perda

Nomor 16 Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)

Kabupaten Gianyar Tahun 2012-2032. Menurut Listyawati (2010), kunci

utama untuk mengatasi masalah konversi lahan adalah penataan rencana

tata ruang wilayah (RTRW). Disamping juga diperlukan komitmen antara

instansi terkait untuk pelaksanaannya. Optimalisasi lembaga perizinan

terkait dengan konversi lahan pertanian juga sangat penting, tidak hanya

dengan political will, tetapi juga political commitment dan law enforcement

yang tangguh.

E. Peraturan PendukungUndang-Undang No 41 Tahun 2009 tentang Perlindungan Lahan

Pertanian Pangan Berkelanjutan dalam pelaksanaannya memiliki beberapa

peraturan pendukung. Peraturan yang mendukung pelaksanaan Undang-

Undang Nomor 41 tahun 2009, adalah sebagai berikut:

1. Peraturaturan Pemerintah Nomor 1 Tahun 2011 tentang Penetapan dan

Alih Fungsi Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan.

2. Peraturan Pemerintah Nomor 12 tahun 2012 tentang Insentif

Perlindungan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan.

3. Peraturan Pemerintah Nomor 25 tahun 2012 tentang Sistem Informasi

Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan.

4. Peraturan Pemerintah Nomor 30 Tahun 2012 tentang Pembiayaan

Perlindungan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan.

.

F. Standard Operating Procedures (SOP)Standard Operating Proceduresmerupakan salah satu aspek penting

dalam struktur birokrasi untuk pelaksanaan suatu program atau kegiatan.

Dalam implementasi kebijakan perlindungan lahan pertanian

berkelanjutan di Kabupaten Gianyar perlu ada SOP yang dijadikan sebagai

pedoman.

G. Koordinasi Antar Instansi

Page 100: Tim Pengkaji - erepo.unud.ac.id

Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (LP2B) 92

Implementasi perlindungan lahan pertanian berkelanjutan

memerlukan koordinasi dan kerjasama antar instansi terkait, mengingat

permasalahan lahan pertanian ini merupakan permasalahan lintas

sektoral. Dari segi teknis, dinas pertanian sangat berkompeten dalam

permasalahan ini, tetapi jika ditinjau dari segi lahannya, pihak BPN lah

yang memiliki wewenang. Kebijakan perlindungan lahan merupakan

wewenang pemerintah daerah. Oleh karena itu sangat diperlukan adanya

koordinasi antar instansi terkait demi suksesnya implementasi

perlindungan lahan pertanian berkelanjutan tersebut.

Page 101: Tim Pengkaji - erepo.unud.ac.id

Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (LP2B) 93

BAB IVKETERSEDIAAN DAN KEBUTUHAN LUAS

LAHAN PERTANIAN PANGAN

4.1 Ketersediaan Lahan Pangan di Kecamatan Gianyar, Blahbatuh,dan Sukawati

Sesuai dengan data yang terkompilasi pada tahun 2015 tercatat

luas lahan sawah untuk mendukung rencana realisasi lahan pertanian

pangan berkelanjutan (LP2B) di Kecamatan Gianyar seluas 2.457ha,

Kecamatan Blahbatuh seluas 2.171 ha, dan Kecamatan Sukawati 2.647

ha.Sementara rata-rata produktivitas lahan sawah tersebut pada tahun

yang sama adalah Kecamatan Gianyar 6.327 ton/ha, Kecamatan

Blahbatuh 6,796 ton/ha, dan Kecamatan Sukawati 5.869 ton/ha. Namun

demikian berdasarkan kompilasi data dari masing-masing wilayah

kecamatan sekitar lima belas tahun terakhir diperoleh rata-rata

produktivitas lahan sawah tersebut adalah sebagai berikut: Kecamatan

Gianyar 5,806 ton/ha, Kecamatan Blahbatuh 6,796 ton/ha, dan

Kecamatan Sukawati 6,193 ton/ha. Sementara dari analisis data yang

terkompilasi dari periode tahun yang sama diperoleh rata-rata tingkat

penyusutan lahan sawah untuk ketiga kecamatan tersebut adalah

Kecamatan Gianyar 0,297%/tahun; Kecamatan Blahbatuh 0,770%/tahun;

dan Kecamatan Sukawati 0,724%/tahun. Dalam analisis penyusutan

lahan sawah ini digunakan metode rata-rata, dengan pertimbangan jika

menggunakan metode analisis peramalan atau analisis kecenderungan

(trending) berdasarkan prinsip selisih kuadrat terkecil akan diperoleh

proyeksi yang bias. Dengan metode peramalan atau kecendrungan akan

diperoleh luas lahan sawah pada awal-awal proyeksi/peramalan yang

lebih besar dari tahun ini. Kasus ini terjadi karena ada kasus yang

bersifat ekstrem terhadap penyusutan lahan sawah pada obyek penelitian,

khususnya setahun terakhir di Kecamatan Gianyar.

Dari data tersebut di atas dapat dilihat Kecamatan Sukawati

merupakan kecamatan yang saat ini memiliki lahan sawah yang paling

luas, tetapi Kecamatan Blahbatuh memiliki tingkat produktivitas yang

Page 102: Tim Pengkaji - erepo.unud.ac.id

Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (LP2B) 94

paling tinggi. Sementara Kecamatan Gianyar mengalami penurunan luas

lahan yang paling kecil dibanding dua kecamatan lainnya, terlepas dari

adanya kasus alih fungsi lahan yang cukup ekstrim pada tahun terakhir

di Kecamatan Gianyar tersebut. Berdasarkan kecendrungan penurunan

luas lahan tersebut maka proyeksi perkembangan sekaligus ketersediaan

luas lahan pertanian sawah pada ketiga kecamatan tersebut untuk dua

puluh tahun ke depan dapat disajikan seperti pada Tabel 4.1 berikut:

Tabel 4.1.Proyeksi Potensi Lahan Sawahpada Kecamatan Gianyar,Kecamatan Blahbatuh, dan Kecamatan Sukawati

TahunProyeksi Potensi Lahan Sawah (ha)

Kec. Gianyar Kec. Blahbatuh Kec. Sukawati2015 2457 2171 26472016 2450 2154 26282017 2442 2138 26092018 2435 2121 25902019 2428 2105 25712020 2421 2089 25532021 2414 2073 25342022 2406 2057 25162023 2399 2041 24982024 2392 2025 24792025 2385 2010 24612026 2378 1994 24442027 2371 1979 24262028 2364 1963 24082029 2357 1948 23912030 2350 1933 23742031 2343 1918 23562032 2336 1904 23392033 2329 1889 23222034 2322 1874 23062035 2315 1860 2289

Sumber: Hasil Analisis

Page 103: Tim Pengkaji - erepo.unud.ac.id

Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (LP2B) 95

Tercatat pula luas panen padi sawah pada Tahun 2015 di

Kecamatan Gianyar sebesar 5.603 ha, Kecamatan Blahbatuh 3,954 ha,

dan Kecamatan Sukawati 4.954 ha. Berdasarkan tingkat penurunan luas

lahan dari masing-masing kecamatan, maka proyeksi luas panen untuk

ketiga kecamatan tersebut adalah seperti disajikan pada Tabel 4.2

berikut.

Tabel 4.2.Proyeksi Potensi Luas Lahan Panen Padi Sawahdi KecamatanGianyar, Kecamatan Blahbatuh, dan Kecamatan Sukawati

TahunProyeksi Potensi Luas Lahan Panen Padi Sawah(ha)

Kec. Gianyar Kec. Blahbatuh Kec. Sukawati2015 5603 3954 49542016 5586 3924 49182017 5570 3893 48832018 5553 3863 48472019 5537 3834 48122020 5520 3804 47772021 5504 3775 47432022 5488 3746 47082023 5471 3717 46742024 5455 3688 46402025 5439 3660 46072026 5423 3632 45732027 5407 3604 45402028 5390 3576 45072029 5374 3548 44752030 5359 3521 44422031 5343 3494 44102032 5327 3467 43782033 5311 3440 43472034 5295 3414 43152035 5279 3388 4284

Sumber: Hasil Analisis

Page 104: Tim Pengkaji - erepo.unud.ac.id

Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (LP2B) 96

4.2 Perkembangan Penduduk di Kecamatan Gianyar, KecamatanBlahbatuh, dan Kecamatan Sukawati

Tercatat pada tahun 2010 dan tahun 2015 jumlah penduduk pada

tiga wilayah kecamatan yang menjadi obyek penelitian adalah Kecamatan

Gianyar 86.843 jiwa, Kecamatan Blahbatuh 65.875 jiwa, dan Kecamatan

Sukawati 110.429 jiwa. Sementara pada tahun 2015 tercatat jumlah

penduduk tersebut menjadi Kecamatan Gianyar 91.460 jiwa, Kecamatan

Blahbatuh 69.600 jiwa, dan Kecamatan Sukawati 119.400 jiwa.

Berdasarkan data tersebut maka diperoleh rata-rata laju pertumbuhan

penduduk pada tiga kecamatan tersebut seperti disajikan pada Tabel 4.3.

Dari kompilasi dan analisis data kependudukan tersebut diperoleh untuk

kondisi saat ini Kecamatan Sukawati memiliki jumlah penduduk dan rata-

rata laju pertumbuhan per tahunnya yang tertinggi.

Tabel 4.3. Jumlah dan Rata-rata Laju Pertumbuhan Penduduk padaKecamatan Gianyar, Kecamatan Blahbatuh, dan KecamatanSukawati.

TahunJumlah dan Rata-rata Laju Pertumbuhan Penduduk

Kec.Gianyar

Kec.Blahbatuh Kec. Sukawati

2010 86.843 jiwa 65.875 jiwa 110.429 jiwa

2015 91.460 jiwa 69.600 jiwa 119.400 jiwa

Rata-rataLaju

Pertumbuhan(%/tahun)

1,041 1,106 1,574

Sumber: Kabupaten Gianyar dalam Angka, 2016 dan Hasil Analisis

Berdasarkan perkembangan jumlah penduduk seperti disajikan

pada Tabel 4.3 tersebut maka proyeksi jumlah penduduk untuk Kecamatan

Gianyar, Kecamatan Blahbatuh, dan Kecamatan Sukawati untuk duapuluh

tahun ke depan disajikan seperti pada Tabel 4.4. berikut.

Page 105: Tim Pengkaji - erepo.unud.ac.id

Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (LP2B) 97

Tabel 4.4 Proyeksi Jumlah Penduduk di Kecamatan Gianyar, KecamatanBlahbatuh, dan Kecamatan Sukawati Tahun 2015- 2035

TahunProyeksi Jumlah Penduduk (jiwa)

Kec. Gianyar Kec. Blahbatuh Kec. Sukawati2015 91.460 69.600 119.4002016 92.412 70.370 121.2792017 93.374 71.148 123.1882018 94.346 71.935 125.1272019 95.328 72.731 127.0972020 96.321 73.535 129.0972021 97.323 74.348 131.1292022 98.336 75.171 133.1932023 99.360 76.002 135.2902024 100.394 76.843 137.4192025 101.440 77.692 139.5822026 102.496 78.552 141.7792027 103.563 79.420 144.0112028 104.641 80.299 146.2782029 105.730 81.187 148.5802030 106.831 82.085 150.9192031 107.943 82.993 153.2942032 109.066 83.911 155.7072033 110.202 84.839 158.1582034 111.349 85.777 160.6472035 112.508 86.726 163.176

Sumber: Hasil Analisis

4.3 Perhitungan Kebutuhan Lahan Pertanian

Analisis kebutuhan dan ketersediaan pangan didasarkan pada total

kebutuhan beras dari semua jumlah penduduk per tahun. Penggunaan

metode ini berdasarkan pertimbangan kondisi lahan sawah pada tiga

wilayah kecamatan tersebut di atas 95% ditanami padi. Bahkan tercatat

pada lima tahun terakhir luas lahan untuk budidya jagung, singkong, dan

ubi sebagai komoditi pangan alternatif non beras hanya sekitar 2,5%. Dan

dari pengakuan masyarakat, penggunaan komoditi non beras tersebut

cendrung hanya untuk pakan ternak. Disamping itu, juga ada perilaku

konsumsi pangan masyarakat pada tiga wilayah kecamatan tersebut yang

Page 106: Tim Pengkaji - erepo.unud.ac.id

Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (LP2B) 98

hampir sepenuhnya menghandalkan beras sebagai bahan pangan

pokoknya.

Sebenarnya ada metode lain yang bisa digunakan dalam perhitungan

ini yaitu berdasarkan kebutuhan kalori yang mengacu pada kebutuhan

kalori standar sebesar 2.200 kal/kapita/hari. Mengingat kondisi untuk

tiga kecamatan yang menjadi obyek analisis kurang dari 5% melakukan

kegiatan budidaya sumber kalori dari non padi, juga perilaku masyarakat

yang menghandalkan beras sebagai bahan pangan pokoknya seperti yang

telah diuraikan di atas, maka pendekatan metode analisis yang

dipakaimengacu pada tingkat kebutuhan beras/kapita/tahun.

Jumlah kebutuhan beras untuk total penduduk per tahun dihitung

berdasarkan jumlah penduduk dan tingkat kebutuhan beras penduduk

per tahun. Estimasi jumlah penduduk pada waktu mendatang dihitung

berdasarkan jumlah penduduk pada tahun ini dan tingkat laju

pertumbuhannya per tahun. Tingkat kebutuhan beras dihitung

berdasarkan nilai rata-rata nasional sekitar 140 kg beras/tahun.

Sebenarnya untuk Kabupaten Gianyar ada estimasi lima tahun terakhir

yang menyebutkan tingkat kebutuhan berasnya kurang dari 130

kg/kapita/tahun. Tetapi dalam hal ini untuk faktor keamanan dalam

anlisis digunakan nilai rata-rata standar nasional. Di satu sisi bisa saja

nilai kebutuhan perkapita beras di Kabupten Gianyar lebih besar dari nilai

130 kg/kapita/tahun, karena juga digunakan untuk kebutuhan upacara

keagamaan dan pariwista. Berdasarkan beberapa kajian empiris di

lapangan kebutuhan beras untuk kegiatan upacara keagamaan dapat

mencapai 7,5% dari total kebutuhan konsumsinya. Sementara kebutuhan

untuk memenuhi keperluan pariwisata diperkirakan kurang dari 1%

dibanding total kebutuhan konsumsinya.

Selanjutnya berdasarkan total beras yang diperlukan, maka dapat

dihitung total gabah kering panen (GKP) yang diperlukan berdasarkan

tingkat rendeman GKP yaitu sekitar 52%. Data rendeman ini diperoleh dari

pengalaman beberapa tokoh yang terlibat dalam penyosohan beras selama

beberapa tahun. Dari total GKP yang diperoleh dan rata-rata produktivitas

lahan dapat ditentukan jumlah lahan yang diperlukan untuk kepentingan

Page 107: Tim Pengkaji - erepo.unud.ac.id

Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (LP2B) 99

Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (LP2B) untuk masing-masing

kecamatan yang menjadi obyek analisis. Dalam analisis ini juga

mempertimbangkan kebutuhan lahan untuk sarana penyosohan, resiko

gagal panen, proyeksi alih fungsi lahan. Data resiko gagal panen

diperkirakan sekitar 10% berdasarkan data dari “Perkembangan Pertanian

Gianyar” selama empat belas tahun terakhir yang dikonfirmasikan dengan

pengalaman empiris beberapa petani. Sementara data luas lahan untuk

penyosohan yang diperoleh dari beberapa tokoh pemilik penyosohan yang

besarnya diperkirakan sekitar 5 ha untuk seluruh wilayah kecamatan.

Sementara luas lahan untuk bangunan sarana penunjang kegiatan

budidaya lainnya termasuk juga kandang ternak diperkirakan sekitar 10

ha.

Berdasarkan langkah perhitungan tersebut maka diperoleh proyeksi

kebutuhan luas panen padi untuk Kecamatan Gianyar, Kecamatan

Blahbatuh, dan Kecamatan Gianyar seperti disajikan pada Tabel 4.5

berikut.

Tabel 4.5.Proyeksi Kebutuhan Lahan Panen Padi Sawah di KecamatanGianyar, Kecamatan Blahbatuh, dan Kecamatan Sukawati.

TahunProyeksi Kebutuhan Lahan Panen Padi Sawah (ha)

Kec. Gianyar Kec. Blahbatuh Kec. Sukawati2015 4680 3048 57252016 4729 3082 58152017 4778 3115 59062018 4827 3150 59992019 4878 3184 60932020 4928 3219 61892021 4979 3255 62862022 5031 3291 63842023 5083 3327 64852024 5136 3364 65862025 5189 3401 66902026 5243 3438 67952027 5298 3476 69022028 5353 3514 70102029 5408 3553 71202030 5464 3592 7232

Page 108: Tim Pengkaji - erepo.unud.ac.id

Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (LP2B) 100

TahunProyeksi Kebutuhan Lahan Panen Padi Sawah (ha)

Kec. Gianyar Kec. Blahbatuh Kec. Sukawati2031 5521 3632 73462032 5578 3672 74612033 5636 3712 75782034 5695 3753 76972035 5754 3794 7818

Sumber: Hasil Analisis

4.4 Perhitungan Imbangan Pangan

4.4.1 Perhitungan Imbangan Pangan di Kecamatan GianyarBerdasarkan proyeksi kebutuhan dan ketersediaan lahan panen padi

sawah di Kecamatan Gianyar maka diperoleh proyeksi imbangan pangan

pada Kecamatan Gianyar seperti tercantum pada Tabel 4.6, dan Gambar

4.1 seperti berikut.

Tabel 4.6.Proyeksi Imbangan Pangan Berdasarkan Ketersediaan danKebutuhan Lahannya di Kecamatan Gianyar

Tahun

Proyeksi Imbangan Pangan di Kecamatan GianyarKebutuhanLuas Panen

(ha)

KetersediaanLuas Panen

(ha)

Kondisi ImbanganPangan

2015 4680 5603 surplus2016 4729 5586 surplus2017 4778 5570 surplus2018 4827 5553 surplus2019 4878 5537 surplus2020 4928 5520 surplus2021 4979 5504 surplus2022 5031 5488 surplus2023 5083 5471 surplus2024 5136 5455 surplus2025 5189 5439 surplus2026 5243 5423 surplus2027 5298 5407 surplus2028 5353 5390 surplus2029 5408 5374 defisit2030 5464 5359 defisit

Page 109: Tim Pengkaji - erepo.unud.ac.id

Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (LP2B) 101

Tahun

Proyeksi Imbangan Pangan di Kecamatan GianyarKebutuhanLuas Panen

(ha)

KetersediaanLuas Panen

(ha)

Kondisi ImbanganPangan

2031 5521 5343 defisit2032 5578 5327 defisit2033 5636 5311 defisit2034 5695 5295 defisit2035 5754 5279 defisitSumber: Hasil Analisis

Gambar 4.1. Proyeksi Kondisi Imbangan Pangan di Kecamatan ianyartahun 2015 - 2035

Berdasarkan hasil analisis seperti disajikan pada Tabel 4.6. dan

Gambar 4.1. diperkirakan sampai tahun 2028 mendatang masih terjadi

kecukupan pangan di Kecamatan Gianyar. Tetapi setelah tahun 2028

tersebut diperkirakan terjadi kekurangan pangan di Kecamatan tersebut.

Dalam analisis tersebut diasumsikan wilayah Kecamatan Gianyar

merupakan suatu sistem yang tertutup. Artinya dalam analisis tersebut

diasumsikan tidak ada aliran keluar atau masuk baik berupa komoditi

gabah maupun produk beras ke atau dari wilayah kecamatan tersebut.

Upaya mengantisipasi hal tersebut untuk periode dua puluh tahun

ke depan adalah mencegah peningkatan alih fungsi lahan dan peningkatan

produktivitas lahan. Mencegah peningkatan alih fungsi lahan diartikan

sebagai upaya mencegah meningkatnya persentase alih fungsi lahan dari

0

1000

2000

3000

4000

5000

6000

7000

2015 2017 2019 2021 2023 2025 2027 2029 2031 2033 2035

Ketersediaan

Kebutuhan

Page 110: Tim Pengkaji - erepo.unud.ac.id

Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (LP2B) 102

rata-rata persentase saat ini yang besarnya sekitar 0,3%/tahun. Jika

kebijakan untuk mencegah meningkatnya alih fungsi lahan sawah dapat

diterapkan dan peningkatan produktivitas lahan sawah dapat dilakukan

sebesar 10% dari produktivitas rata-rata saat ini maka resiko kerawanan

pangan tersebut dapat ditanggulangi minimal untuk dua puluh tahun ke

depan. Ilustrasi imbangan tersebut disajikan pada Tabel 4.7 dan Gambar

4.2.

Tabel 4.7.Proyeksi Imbangan Pangan di Kecamatan Gianyar jikapeningkatan alih fungsi lahan dapat dicegah dan produktivitaslahan dapat ditingkatkan sekitar 10% dari nilai saat ini.

Tahun

Proyeksi Imbangan Pangan di Kecamatan Gianyar jikadengan perlakuan pencegahan alih fungsi lahan dan

peningkatan produktivitas.KebutuhanLuas Panen

(ha)

KetersediaanLuas Panen

(ha)

Kondisi ImbanganPangan

2015 4255 5603 surplus2016 4299 5586 surplus2017 4343 5570 surplus2018 4389 5553 surplus2019 4434 5537 surplus2020 4480 5520 surplus2021 4527 5504 surplus2022 4574 5488 surplus2023 4621 5471 surplus2024 4669 5455 surplus2025 4718 5439 surplus2026 4766 5423 surplus2027 4816 5407 surplus2028 4866 5390 surplus2029 4916 5374 surplus2030 4967 5359 surplus2031 5019 5343 surplus2032 5071 5327 surplus2033 5124 5311 surplus2034 5177 5295 surplus2035 5231 5279 surplusSumber: Hasil Analisis

Page 111: Tim Pengkaji - erepo.unud.ac.id

Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (LP2B) 103

Gambar 4.2. Proyeksi Kondisi Imbangan Pangan di KecamatanGianyar tahun 2015 – 2035 jika produktivitas lahanbisa ditingkatkan sekitar 10% dan laju alih fungsilahan tidak meningkat.

Upaya peningkatan produktivitas 10% dari rata-rata saat ini

sebenarnya seperti yang diuraikan di atas adalah hal yang sangat realistis,

karena dengan introduksi beberapa teknologi budidaya padi belakangan ini

seperti SRI (System of Rice Intensification) dan Sistem Legowo, produktivitas

lahan sawah dapat mencapai sekitar 7,5 sampai 8,0 ton/ha. Dengan

demikian target menaikkan produktivitas 10% untuk mencapai sekitar 6,4

ton/ha dari rata-rata produktivitas saat ini sekitar 5,8 ton/ha adalah hal

yang tidak sulit.

4.4.2 Perhitungan Imbangan Pangan di Kecamatan Blahbatuh

Berdasarkan data yang sama seperti pada Kecamatan Gianyar, maka

diperoleh proyeksi imbangan pangan pada Kecamatan Blahbatuh dari

tahun 2015 sampai dengan tahun 2035 seperti tercantum pada Tabel 4.8

dan diilustrasikan pada Gambar 4.3 seperti berikut.

0

1000

2000

3000

4000

5000

6000

2015

2016

2017

2018

2019

2020

2021

2022

2023

2024

2025

2026

2027

2028

2029

2030

2031

2032

2033

2034

2035

Ketersediaan

Kebutuhan

Page 112: Tim Pengkaji - erepo.unud.ac.id

Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (LP2B) 104

Tabel 4.8.Proyeksi Imbangan Pangan Berdasarkan Ketersediaan danKebutuhan Luas Lahannya di Kecamatan Blahbatuh sampaidua puluh tahun mendatang.

Tahun

Proyeksi Imbangan Pangan di Kecamatan BlahbatuhKebutuhanLuas Panen

(ha)

KetersediaanLuas Panen

(ha)

Kondisi ImbanganPangan

2015 3048 3954 surplus2016 3082 3924 surplus2017 3115 3893 surplus2018 3150 3863 surplus2019 3184 3834 surplus2020 3219 3804 surplus2021 3255 3775 surplus2022 3291 3746 surplus2023 3327 3717 surplus2024 3364 3688 surplus2025 3401 3660 surplus2026 3438 3632 surplus2027 3476 3604 surplus2028 3514 3576 surplus2029 3553 3548 defisit2030 3592 3521 defisit2031 3632 3494 defisit2032 3672 3467 defisit2033 3712 3440 defisit2034 3753 3414 defisit2035 3794 3388 defisitSumber: Hasil Analisis

Berdasarkan hasil analisis seperti disajikan pada Tabel 4.8, dengan

laju alih fungsi lahan dan tingkat produktivitas lahan seperti yang terjadi

saat ini, maka diperkirakan sekitar tiga belas tahun mendatang atau pada

tahun 2028 terjadi defisit/kerawanan pangan di Kecamatan Blahbatuh.

Ternyata secara temporal kasus ini terjadi hampir bersamaan dengan

Kecamatan Gianyar.

Page 113: Tim Pengkaji - erepo.unud.ac.id

Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (LP2B) 105

Gambar 4.3. Proyeksi Kondisi Imbangan Pangan di KecamatanBlahbatuh tahun 2015 – 2035

Analog dengan kasus pada Kecamatan Gianyar, maka upaya untuk

mencegah kerawanan pangan di Kecamatan Blahbatauh tersebut

dilakukan dengan mencegah meningkatnya alih fungsi lahan yang saat ini

rata-rata besarnya hampir 0,8%/tahun dan meningkatkan produktivitas

lahan sawah minimal 12,5%, dari rata-rata sekitar 6,8 ton/ha menjadi

sekitar 7,6 ton/ha. Jika hanya ditingkatkan 10%, akan ada resiko

kerawanan pangan sebelum tahun 2035. Jika upaya tersebut berhasil

dilaksanakan maka hasil analisisnya seperti disajikan pada Tabel 4.9 dan

Gambar 4.4 berikut.

Tabel 4.9.Proyeksi Imbangan Pangan di Kecamatan Blahbatuh sampai duapuluh tahun mendatang jika peningkatan alih fungsi lahandapat dicegah dan produktivitas lahan dapat ditingkatkansekitar 12,5%.

Tahun

Proyeksi Imbangan Pangan di Kecamatan Blahbatuh jikadengan perlakuan pencegahan alih fungsi lahan dan

peningkatan produktivitas.KebutuhanLuas Panen

(ha)

KetersediaanLuas Panen

(ha)

Kondisi ImbanganPangan

2015 2709 3954 surplus2016 2739 3924 surplus2017 2769 3893 surplus

0

500

1000

1500

2000

2500

3000

3500

4000

4500

2015 2017 2019 2021 2023 2025 2027 2029 2031 2033 2035

Ketersediaan

Kebutuhan

Page 114: Tim Pengkaji - erepo.unud.ac.id

Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (LP2B) 106

Tahun

Proyeksi Imbangan Pangan di Kecamatan Blahbatuh jikadengan perlakuan pencegahan alih fungsi lahan dan

peningkatan produktivitas.KebutuhanLuas Panen

(ha)

KetersediaanLuas Panen

(ha)

Kondisi ImbanganPangan

2018 2800 3863 surplus2019 2831 3834 surplus2020 2862 3804 surplus2021 2893 3775 surplus2022 2925 3746 surplus2023 2957 3717 surplus2024 2990 3688 surplus2025 3023 3660 surplus2026 3056 3632 surplus2027 3090 3604 surplus2028 3124 3576 surplus2029 3158 3548 surplus2030 3193 3521 surplus2031 3228 3494 surplus2032 3264 3467 surplus2033 3300 3440 surplus2034 3336 3414 surplus2035 3373 3388 surplusSumber: Hasil Analisis

.

Berdasarkan hasil analisis seperti pada Tabel 4.9, dengan menjaga

tidak terjadinya peningkatan alih fungsi lahan sawah dan berupaya

meningkatkan produktivitas lahan minimal 12,5% dari rata-rata saat ini

maka upaya menjaga kecukupan pangan sekitar dua puluh tahun

mendatang di Kecamatan Blahbatuh dapat diharapkan bisa terwujud.

Page 115: Tim Pengkaji - erepo.unud.ac.id

Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (LP2B) 107

Gambar 4.4. Proyeksi Kondisi Imbangan Pangan di Kecamatan Blahbatuhtahun 2015-2035 jika produktivitas mampu ditingkatkansekitar 12,5%.

4.4.3 Perhitungan Imbangan Pangan di Kecamatan SukawatiAnalog dengan analisis yang dilakukan pada Kecamatan Gianyar

dan Kecamatan Blahbatuh, maka diperoleh proyeksi imbangan pangan

pada Kecamatan Sukawati seperti tercantum pada Tabel 4.10 dan Gambar

4.5 seperti berikut.

Tabel 4.10.Proyeksi Imbangan Pangan Berdasarkan Ketersediaan danKebutuhan Luas Lahannya di Kecamatan Sukawati

Tahun

Proyeksi Imbangan Pangan di Kecamatan SukawatiKebutuhanLuas Panen

(ha)

KetersediaanLuas Panen

(ha)

Kondisi ImbanganPangan

2015 5725 4954 defisit2016 5815 4918 defisit2017 5906 4883 defisit2018 5999 4847 defisit2019 6093 4812 defisit2020 6189 4777 defisit2021 6286 4743 defisit2022 6384 4708 defisit2023 6485 4674 defisit2024 6586 4640 defisit2025 6690 4607 defisit2026 6795 4573 defisit

0500

10001500200025003000350040004500

2015 2017 2019 2021 2023 2025 2027 2029 2031 2033 2035

Ketersediaan

Kebutuhan

Page 116: Tim Pengkaji - erepo.unud.ac.id

Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (LP2B) 108

Tahun

Proyeksi Imbangan Pangan di Kecamatan SukawatiKebutuhanLuas Panen

(ha)

KetersediaanLuas Panen

(ha)

Kondisi ImbanganPangan

2027 6902 4540 defisit2028 7010 4507 defisit2029 7120 4475 defisit2030 7232 4442 defisit2031 7346 4410 defisit2032 7461 4378 defisit2033 7578 4347 defisit2034 7697 4315 defisit2035 7818 4284 defisit

Sumber: Hasil Analisis

Gambar 4.5. Proyeksi Kondisi Imbangan Pangan di Kecamatan ukawatitahun 2015 – 2035

Dari hasil analisis yang disajikan pada Tabel 4.10 dan Gambar 4.5

tersebut ternyata saat ini sebenarnya di Kecamatan Sukawati telah terjadi

defisit ketersediaan pangan jika dilihat dari imbangan lahan sawah yang

tersedia dibandingkan dengan yang dibutuhkan. Analog dengan analisis

yang dilakukan pada Kecamatan Gianyar dan Kecamatan Blahbatuh, maka

alternatif yang perlu dilakukan untuk mewujudkan ketersediaan pangan di

Kecamatan Sukawati adalah dengan pencegahan peningkatan alih fungsi

lahan, meningkatkan produktivitas lahan. Disamping itu perlu juga

0

1000

2000

3000

4000

5000

6000

7000

8000

9000

2015 2017 2019 2021 2023 2025 2027 2029 2031 2033 2035

Ketersediaan

Kebutuhan

Page 117: Tim Pengkaji - erepo.unud.ac.id

Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (LP2B) 109

dilakukan upaya menekan pertambahan penduduk. Dari data yang

terkompilasi Kecamatan Sukawati memiliki populasi jumlah penduduk dan

laju pertumbuhan penduduk yang tertinggi.

Jika upaya menekan alih fungsi lahan menjadi sekitar 0,35%/tahun

mampu dilakukan, produktivitas lahan sawah mampu ditingkatkan

mendekati 7,7ton/ha atau naik sekitar 25%, serta bisa menekan laju

pertumbuhan penduduk menjadi sekitar 1 %/tahun, maka kecukupan

pangan di Kecamatan Sukawati hanya bertahan sampai sekitar 9-10 tahun

mendatang. Hal ini berarti kondisi saat ini dan di waktu mendatang

Kecamatan Sukawati memiliki potensi kerawanan pangan yang cukup

serius jika tidak ditopang oleh kecamatan lainnya di Kabupaten Gianyar

atau dari daerah lainnya dari luar Kabupaten Gianyar.

Tabel 4.11.Proyeksi Imbangan Pangan di Kecamatan Sukawati sampai duapuluh tahun mendatang jika peningkatan alih fungsi lahandapat diturunkan menjadi sekitar 0,35%/tahun, produktivitaslahan sawah dapat ditingkatkan menjadi sekitar 7,7ton/ha,dan laju pertumbuhan penduduk 1 %/tahun.

Tahun

Proyeksi Imbangan Pangan di Kecamatan Sukawatijika dengan perlakuan pencegahan alih fungsi

lahan,peningkatan produktivitas, dan penekananlaju pertumbuhan penduduk

KebutuhanLuas Panen

(ha)

KetersediaanLuas Panen

(ha)

Kondisi ImbanganPangan

2015 4580 4954 surplus2016 4603 4937 surplus2017 4626 4919 surplus2018 4649 4902 surplus2019 4672 4885 surplus2020 4695 4868 surplus2021 4719 4851 surplus2022 4742 4834 surplus2023 4766 4817 surplus2024 4790 4800 surplus2025 4813 4783 defisit2026 4837 4767 defisit2027 4862 4750 defisit2028 4886 4733 defisit

Page 118: Tim Pengkaji - erepo.unud.ac.id

Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (LP2B) 110

Tahun

Proyeksi Imbangan Pangan di Kecamatan Sukawatijika dengan perlakuan pencegahan alih fungsi

lahan,peningkatan produktivitas, dan penekananlaju pertumbuhan penduduk

KebutuhanLuas Panen

(ha)

KetersediaanLuas Panen

(ha)

Kondisi ImbanganPangan

2029 4910 4717 defisit2030 4935 4700 defisit2031 4959 4684 defisit2032 4984 4667 defisit2033 5009 4651 defisit2034 5034 4635 defisit2035 5059 4619 defisit

Sumber: Hasil Analisis

Gambar 4.6. Proyeksi Kondisi Imbangan Pangan di KecamatanSukawati tahun 2015-2035 jika produktivitas mampuditingkatkan sekitar 25%, laju penduduk ditekanmenjadi 1%/tahun dan alih fungsi lahan sekitar0,35%/tahun.

4300

4400

4500

4600

4700

4800

4900

5000

5100

2015 2017 2019 2021 2023 2025 2027 2029 2031 2033 2035

Ketersediaan

Kebutuhan

Page 119: Tim Pengkaji - erepo.unud.ac.id

Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (LP2B) 111

4.5 Potensi Pengembangan LP2B di Kecamatan Gianyar, Blahbatuh,dan Sukawati

Berdasarkan analisis imbangan pangan antara ketersediaan dan

kebutuhan pangan di masa mendatang seperti diuraikan pada sub-bab

sebelumnya, Kecamatan Gianyar dan Blahbatuh akan mengalami defisit

tahun 2029, sedangkan Kecamatan Sukawati sudah mengalami defisit

tahun 2015. Kondisi ini tentunya sangat mengkhawatirkan dan perlu

adanya upaya untuk mengatasinya.

Dari sisi ketersediaan pangan, khususnya ketersedian lahan

pertanian tanaman pangan, harus diupayakan supaya tidak terjadi alih

fungsi lahan pertanian ke non-pertanian. Disamping juga harus

diupayakan melalui peningkatan produktivitas lahan, terutama untuk

tanaman padi. Seperti contoh analisis simulasi untuk Kecamatan Gianyar.

Asumsinya, mencegah meningkatnya persentase alih fungsi lahan dari

rata-rata persentase saat ini yang besarnya sekitar 0,3%/tahun dan

peningkatan produktivitas lahan sawah dapat dilakukan sebesar 10% dari

produktivitas rata-rata saat ini, maka resiko kerawanan pangan tersebut

dapat ditanggulangi minimal untuk dua puluh tahun ke depan (tahun

2035). Dengan demikian, dengan upaya tidak meningkatnya prosentase

alih fungsi lahan dan upaya peningkatan produktivitas lahan akan dapat

menyeimbangkan antara ketersediaan dan kebutuhan pangan dalam waktu

yang lebih lama.

Berdasarkan hasil kajian dalam penelitian di lapangan, ada

beberapa subak yang sudah menyatakan kesanggupannya untuk

mempertahankan lahan sawahnya supaya tidak beralih fungsi ke lahan

non-pertanian. Para petani menyadari bahwa lahan sawahnya harus bisa

dipertahankan demi kepentingan anak-cucu atau keturunannya di

kemudian hari. Para petani akhirnya sepakat membuat awig-awig untuk

melarang alih fungsi lahan pertanian, diawali di tingkat desa adat dan ada

juga sampai di tingkat subak. Berikut, disajikan beberapa subak di

wilayah Kecamatan Gianyar, Blahbatuh, dan Sukawati yang berpotensi

untuk mempertahankan lahannya sebagai Lahan Pertanian Pangan

Berkelanjutan (LP2B) atau sebagai subak lestari.

Page 120: Tim Pengkaji - erepo.unud.ac.id

Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (LP2B) 112

Tabel 4.12. Subak yang berpotensi untuk mempertahankan lahannyasebagai Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (LP2B) diKecamatan Gianyar, Blahbatuh, dan Sukawati, tahun 2016.

Kecamatan Nama Subak Luas (ha) DesaGianyar Sema 38 Petak KajaGunung Jimbar Kaja 32

Angkling 41 BakbakanSumita 89 SumitaMulung 28Petak Jeruk 11 SuwatSawan 17 SianganLokeserana 20Jumlah 276

Blahbatuh Getas 23 Getas

Sukawati Tapesan 27 BatuanUjung 34Penangin 45 BatubulanKalangan Kebon 36 SingapaduKalangan KebonManggar Besi

37

Wehen Kesanga 31 Singapadu KalerJumlah 210

Page 121: Tim Pengkaji - erepo.unud.ac.id

Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (LP2B) 113

BAB VRUMUSAN STRATEGI DAN KEBIJAKAN

5.1 Analisis SWOT

Penentuan strategi dan juga kebijakan sangat tergantung dari

analisis SWOT (kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman) dari kasus

yang akan dikaji. Strategi pada dasarnya adalah suatu rangkaian kebijakan

atau tindakan yang dilakukan secara terus menerus, dengan

memanfaatkan kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman yang ada. Hal

ini penting dalam proses pengelolaan, dalam rangka mencapai tujuan yang

telah ditetapkan. Strategi berasal dari kata strategos (bahasa Yunani), yang

merupakan gabungan antara stratos atau tentara, dan ego atau pemimpin.

Suatu strategi memiliki dasar atau skema untuk mencapai sasaran yang

dituju. Jadi, strategi dapat juga dikatakan sebagai alat untuk mencapai

tujuan dalam jangka panjang.

Marrus (2002) mengatakan bahwa strategi adalah suatu proses

penentuan rencana para pemimpin puncak yang berfokus pada tujuan

jangka panjang organisasi, disertai penyusunan suatu cara atau upaya

agar tujuan dapat tercapai. Sementara itu Quinn (1999) mengatakan

bahwa strategi adalah suatu bentuk rencana yang mengintegrasikan

tujuan-tujuan utama, kebijakan, dan rangkaian tindakan dalam suatu

organisasi menjadi satu kesatuan yang utuh. Suatu strategi yang

diformulasikan dengan baik akan membantu penyusunan dan

pengalokasian sumberdaya yang dimiliki menjadi suatu bentuk yang dapat

dilaksanakan. Sementara itu David (2004) menyatakan bahwa strategi

adalah rencana yang disatukan, luas, dan berintegrasi yang

menggabungkan keunggulan strategi suatu kawasan dengan tantangan

lingkungan untuk memastikan bahwa tujuan utama dapat dicapai melalui

pelaksanaan yang tepat oleh suatu instansi atau organisasi. Strategi adalah

sebagai tindakan penyesuaian untuk mengadakan reaksi terhadap situasi

lingkungan tertentu yang dapat dianggap penting. Di mana tindakan

penyesuaian itu dilaksanakan dengan sadar berdasarkan pertimbangan

yang logis. Selanjutnya Rangkuti (2006) dengan mengutip berbagai sumber

Page 122: Tim Pengkaji - erepo.unud.ac.id

Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (LP2B) 114

mengatakan bahwa strategi merupakan sebuah respon secara terus

menerus maupun adaptif, terhadap peluang dan ancaman serta kekuatan

dan kelemahan yang dapat mempengaruhi suatu organisasi.

Berdasarkan bahasan tersebut di atas, maka sebelum menetapkan

strategi dalam rangka menetapkan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan

(LP2B) di Kecamatan Gianyar,Blahbatuh, danSukawatidi Kabupaten

Gianyar, maka perlu melakukan bahasan tentang SWOT sebagai berikut.

1. Kekuatan.Adapun kekuatannya adalah sebagai berikut.

Aspek pola pikir:

1.1. Masih adanya minat petani untuk mempertahankan lahan

sawahnya untuk usaha pertanian

1.2. Ada dukungan dan komitmen dari pemerintah terhadap

eksistensi lahan sawah.

Aspek sosial:

1.3. Adanya awig-awig di beberapa Lembaga Desa Adat atau di

tingkat Lembaga Subak untuk melarang terjadinya alih fungsi

lahan sawah.

Aspek kebendaan:

1.4. Masih tersedia lahan sawah (lahan pertanian pangan) di

kawasan kecamatan tersebut dengan produktivitas yang cukup

tinggi

1.5. Masih ada petani yang secara rutin masih bekerja di lahan

sawah.

2. KelemahanAdapun kelemahannya adalah sebagai berikut.

Aspek pola pikir:

2.1. Dukungan pemerintah kurangefektifuntuk mencegah alih

fungsi lahan sawah.

2.2. Generasi muda enggan untuk bertani.

Aspek sosial:

2.3. Lembaga subak tidak kokoh, karena struktur kelembagaannya

di pemerintahan sudah tidak eksis.

Page 123: Tim Pengkaji - erepo.unud.ac.id

Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (LP2B) 115

2.4. Petani sudah berusia lanjut (rata-rata di atas 50 tahun).

Aspek kebendaan:

2.5. Sudah banyak terjadi alih fungsi lahan sawah.

2.6. Pendapatan petani dari sektor pertanian rendah.

2.7. Pajak PBB yang tinggi.

3. Peluang.Adapun peluang yang tersedia adalah sebagai berikut.

Aspek pola pikir:

3.1. Kepentingan pada produk pertanian (pangan) masih akan terus

berlanjut.

Aspek sosial:

3.2. Ada Undang-Undang dan peraturan pemerintah yang mengatur

tentang lahan pertanian berkelanjutan.

Aspek kebendaan:

3.3. Adanya upaya peningkatan produktivitas dengan penerapan

teknologi dalam usahatani.

4. Ancaman.Aspek pola pikir:

4.1. Kebijakan pemerintah pusat yang selalu tergesa-gesa meng-

import produk pertanian, kalau terjadi kenaikan harga.

Aspek sosial:

4.2. Undang-Undang tentang lahan sawah tersebut belum

dijabarkan di tingkat daerah.

4.3. Sektor pariwisata dan jasa lainnya terus mendesak sektor

pertanian.

Aspek kebendaan:

4.4. Ada gap pendapatan yang tinggi antara sektor pertanian dan

sektor pariwisata atau jasa lainnya.

4.5. Air irigasi terbatas dan ada persaingan terhadap penggunaan

air.

4.6. Terjadinya peningkatan jumlah penduduk.

Page 124: Tim Pengkaji - erepo.unud.ac.id

Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (LP2B) 116

5.2 Strategi dan Kebijakan

Berdasarkan uraian kajian SWOT di atas, maka diperlukan strategi

dan kebijakan yang jelas serta perhatian yang kuat dari pemerintah, agar

lahan sawah di ketiga kecamatan di Kab. Gianyar tersebut dapat

dipertahankan sebagai lahan pertanian pangan berkelanjutan (Tabel 5.1)

Tabel 5.1. Strategi, kebijakan, program dan kegiatan dalam pengembanganLP2B

di KecamatanGianyar, Blahbatuh, dan Sukawatidi Kab. Gianyar.

Strategi Kebijakan Program KegiatanPengembanganlahan pertanianpanganberkelanjutan.

Menetapkanbeberapa subakdi setiapkecamatan,sebagai lokasipengembanganLahan PertanianPanganBerkelanjutan(LP2B).

1. Melakukanidentifikasiterhadapsubak untukpengembangan LP2B.

2. Membuatkesepakatandengansuatu subaktertentu disetiapkecamatanuntukpengembangan LP2B.

3. Menentukandanmenyepakatihak dankewajibansuatu subakberkaitdenganprogram LP2Btersebut.

1.Melakukanpendekatandenganpekaseh

2.Membuatkesepakatantertulis (MoU)

3.Menyediakananggarandalam APBDuntuk kegiatanini.

4.Melakukanpendampinganterhadapsubak tsb.

5.Melakukankoordinaasidengan SKPDterkait.

Menetapkan timMonitoring danEvaluasi (Monev)terhadappelaksanaanLP2B.

1. Melakukanidentifikasiterhadaplembaga ataupersonaliayang berkait.

2. MelakukanFGD tentangpelaksanaanLP2B

1. Melakukanrapat-rapatkoordinasidalam rangkapelaksanaanmonevpelaksanaanLP2B.

2. Melakukankunjungan ke

Page 125: Tim Pengkaji - erepo.unud.ac.id

Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (LP2B) 117

tersebut.3. Menetapkan

tim monevterhadappelaksanaanLP2B.

lapangan.3. Membuat

laporanmonev.

4. Mendorongaksi yangnyataterhadappelanggaranpelaksanaanLP2Btersebut.

Page 126: Tim Pengkaji - erepo.unud.ac.id

Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (LP2B) 118

5.3 Rencana aksi pelaksanaan strategi dan kebijakan dari penetapan LP2B

Rencana aksi yang perlu dilaksanakan dalam rangka pelaksanaan strategi dan kebijakan dari penetapan LP2B tersebut

adalah seperti tertera pada Tabel 5.2.

Tabel 5.2.Rencana aksi dalam rangka pelaksanaan strategi dan kebijakan penetapan LP2B

HAK SUBAK KEWAJIBAN SUBAK MANFAAT KENDALA PROGRAM RENCANAKEGIATAN

SKPD1. Jaminan bebas

pembayaranpajak PBB(Pembayaranpajak PBB disubsidihingga100%).

1. Membuat awig-awigatau perarem untukmelarang alih fungsilahan sawah.

2. Membentuk lembagaekonomi subak(sebagai pengelola), dibawah struktursubak. Jugaberfungsi untukmengelola prosessubsidi pajak PBB100%.

Bagi petani :1. Biaya

produksisemakinringan.

2. Pendapatan petani,naik.

Bagi petani :1. Kesulitan dalam

membuat perarematau awig-awiguntuk melarang alihfungsi lahan sawah.

2. Ada resistensi dalamproses pembentukanlembaga ekonomisubak.

Bagi pemerintah :1. Melaksanakan

kesepakatansubsidi pajak PBB100%.

2. Melakukanpendampinganpada subak untukmengembangkanlembaga ekonomisubak.Pendampingandilakukanminimal selama 4-5 tahun.

3. Menyediakandana hibah bagipetani di kawasansubak tsb.

4. Mengembangkanperda tentangsubak

1. Distan2. Bappeda3. Probang/M

onev4. Dispenda5. Diskop dan

UKM6. Bag.

Hukum7. Bag.

Perlengkapan

8. Kecamata9. Sabha

Upadesa

Page 127: Tim Pengkaji - erepo.unud.ac.id

Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (LP2B) 119

HAK SUBAK KEWAJIBAN SUBAK MANFAAT KENDALA PROGRAM RENCANAKEGIATAN

SKPDberkelanjutan.

2. Jaminanmendapatkan airirigasi yangmencukupidengankonstruksijaringan irigasiyang senantiasaterpelihara.

2.Mencantumkandalam awig-awigsubak bahwatidak bolehadanyapengambilan airirigasi untukkepentinganlainnya tanpapersetujuananggota/kramasubak. Disamping itu,

mencantumkan jugadalam awig-awig untukpengembanganpertanian organik.

Bagi subak1. Pemanfaatan air

diprioritaskanuntuk pertanianbukan oleh pihaklain denganpertimbangan untukpelestarian subak

2. Ada potensi untukmengembangkanpertanian organic.

Bagi subakKesulitan untukmeyakinkan petani(dalam pengembanganawig-awig danpertanian organik)

1.Mengembangkanconsensus bahwasubakmendapatkanprioritaspenggunaan airirigasi. Pendudukmigran harusmelakukanadaptasi padakultur penduduksetempat.

2.Upaya konservasiair

3. Introduksioptimasipenggunaan airirigasi

1. Distan2. Bappeda3.Probang/Monev3. PU4.Disbud/SabaUpadesa5. BPMPD6. PDAM7. Camat danLurah8. LingkunganHidup9. Tata Ruang10. Dispar11. DinasPeternakandan Kelautan

3. Bantuan/subsidiinput (saranaproduksipertanian/saprotan).

Mengelola input untukpetani yang disubsidioleh pemerintah melaluiunit ekonomi padastruktur organisasisubak. Dengan demikianpetani akan bisa merasa

Pemerintah1. Menjamin lahan

pertanian tanamanpanganberkelanjutan (UU41/2007).

Pemerintah1. Harus menyediakan

anggaran subsudioutput yangsepadan.

2. Kendala dalammengadakan

Bagi Pemerintah:Pendampinganmanajemen unitekonomi

1. Distan2. Bappeda3.Probang/Monev4. Dispar5. Kabag

Page 128: Tim Pengkaji - erepo.unud.ac.id

Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (LP2B) 120

HAK SUBAK KEWAJIBAN SUBAK MANFAAT KENDALA PROGRAM RENCANAKEGIATAN

SKPDdiperhatikan olehpemerintah. Kemudiantetap dapatmempertahankan sawahdan subak tsb.

pendampingan bagipetani dan subak.

Hukum6.Diskop7.Disbud8.Kecamatan

4. Insentif subsidiharga output, dimana gabahpetani dibeliSelanjutnya,adanya jaminanpasar danpemasaranterhadapkomoditi yangdihasilkan padasubak

Membuat basisdata(data base)menyangkut namakrama/anggota subak, luaslahan, dan statuskepemilikan lahan.

Krama subak wajibberadaptasi padaregulasi yang dibentuk

Subsidi harga akanmeningkatkanpendapatan petani

Dengan adanyajaminan pasar danpemasaran, resikokerugian petani dapatdiperkecil.

.

Perlu dana yang cukupdari pemerintah

Mengembangkanperangkat regulasitentang teknispembelian komoditaspetani

1. Distan2. Bappeda3.Probang/Monev4. Disperindag5. Diskop6. Bag Hukum

5. Jaminanterhadap resikokegagalan(asuransi) padaaktivitasbudidaya padi.

Idem

Meniadakan resikokegagalan petani

Perlu dana yang cukupbesar untuk membantupembayaran premipetani (kalau sewaktu-waktu diperlukan).

Mengembangkanperangkat regulasiterkait pelaksanaanasuransi pertanian.

1. Distan2. Bappeda3. Probang/M

onev4. Kabag

Hukum6. Adanya jaminan

pendapatan yangdiperoleh subak,kalau munculaktivitas non-farmpada kawasan

idem

Bagi subak1. Dapat

mengembangkankegiatan nonpertanian,mis :agrowisata.

1. Kesulitan untukmengembangkanlembaga ekonomisubak (sebagaipengelola).

2. Adanya resistensi

1. Mengembangkanperangkat regulasiterkait dengankemunculanaktivitas non-farm( misalnya

1. Distan2. Bappeda3. Probang/M

onev4. Kabag

Hukum

Page 129: Tim Pengkaji - erepo.unud.ac.id

Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (LP2B) 121

HAK SUBAK KEWAJIBAN SUBAK MANFAAT KENDALA PROGRAM RENCANAKEGIATAN

SKPDsubak. 2. Meningkatkan

pendapatan petani

Pemerintah:1. Bisa

mengembangkanagrowisata kekawasan subak.

2. Dikembangkansebagai mediapembelajaranbudaya bagisiswa/generasimuda.

dari masyarakatnon petani

agroekowisata) disubak tsb.

2. Pendampingandan fasilitasipengembangandesign danpengelolaanagroekowisata.

5. Dispar

7. Adanyapendampingankepada petaniterkait denganusahapeningkatanintensitas tanampada lahan subak.

Petani wajib mengikutisemua kebijakan pihakpendamping, termasukdiantaranya disiplindalam penerapan polatanam.

Meningkatkanpendapatan petani

Komoditas palawijayang belummenguntungkandengan optimal.

Melakukan maping(pemetaan) tentangpermintaan pasarterhadap komoditasyang dihasilkan padakawasan subak.

1. Distan2. Bappeda3. Probang/M

onev4. Diskop5. Disperinda

g

Page 130: Tim Pengkaji - erepo.unud.ac.id

Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (LP2B) 122

BAB VIPENUTUP

6.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil pembahasan dalam penyusunan Kebutuhan Luas

Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan di Kabupaten Gianyar, khusunya

di Kecamatan Gianyar, Blahbatuh, dan Sukawati, dapat disampaikan

simpulan sebagai berikut.

1. Luas lahan sawah yang mendukung perlindungan lahan pertanian

pangan berkelanjutan (LP2B) di Kecamatan Gianyar seluas 2.457ha

dengan jumlah subak sebanyak 90 subak, Kecamatan Blahbatuh seluas

2.171 ha dengan 83 subak, dan Kecamatan Sukawati 2.647 ha dengan

107 subak. Beberapa subak dari ketiga kecamatan tersebut telah

menyatakan komitmennya untuk mempertahankan lahan subaknya

agar tidak terjadi alih fungsi.

2. Lahan pertanian di Kecamatan Gianyar, Blahbatuh, dan Sukawati

memiliki potensi teknis dan kesesuaian lahan untuk peruntukan

pertanian pangan dengan mempertimbangkan kelerengan, iklim, sifat

fisika, kimia dan biologi tanah yang cocok untuk dikembangkan menjadi

lahan pertanian pangan berkelanjutan dengan mempertimbangkan daya

dukung lingkungan seperti ketersediaan air irigasi, infrakstruktur

irigasi, jalan usahatani, produktivitas, intensitas pertanaman, serta

konservasi berwawasan lingkungan yang berkelanjutan.

3. Produktivitas lahan pertanian tanaman pangan khususnya padi di

Kecamatan Gianyar mencapai sekitar 6.3 ton/ha, Kecamatan Blahbatuh

6,8 ton/ha, dan Kecamatan Sukawati 5.9 ton/ha dan berpotensi untuk

ditingkatkan menjadi 7,5 – 8,0 ton/ha.

4. Berdasarkan analisis imbangan pangan antara ketersediaan dan

kebutuhan di masa mendatang denganmempertimbangkan variable

pertumbuhan penduduk, kebutuhan konsumsi pangan penduduk,

produktivitas lahan, dan laju alih fungsi lahan, maka Kecamatan

Page 131: Tim Pengkaji - erepo.unud.ac.id

Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (LP2B) 123

Gianyar dan Blahbatuh mengalami defisit tahun 2029, sedangkan

Kecamatan Sukawati mengalami defisit tahun 2015.

5. Strategi yang perlu diimplementasikan untuk pengembangan lahan

pertanian pangan berkelanjutan adalah menetapkan beberapa subak

sebagai lokasi pengembangan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan

(LP2B)di setiap kecamatan dengan membuat kesepakatan tertulis (MoU)

disertai dengan pendampingan dan penyediaan anggaran oleh

pemerintah daerah.

6.2 Rekomendasi

Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan di Kecamatan

Gianyar, Blahbatuh, dan Sukawati, maka untuk merealisasikan LP2B

direkomendasikan beberapa hal sebagai berikut.

1. Memberikan insentif bagi petani yang tetap menjaga kelestarian lahan

pertaniannya melalui subsidi pajak.

2. Memberikan jaminan kepada subak untuk mendapatkan air irigasi.

3. Memberikan bantuan atau subsidi input (sarana produksi pertanian)

dan output (jaminan harga dan pasar produk hasil pertanian

4. Memberikan subsidi premi asuransi pertanian.

5. Mengembangkan aktivitas ekonomi subak (aktivitas on-farm dan off-

farm) yang dikelola oleh subak itu sendiri.

6. Membuat perda dan awig-awig yang melarang alih fungsi lahan

pertanian.

7. Melakukan pendampingan dalam bidang ekonomi dan produksi.