gambaran pengetahuan masyarakat dalam swamedikasi demam · pdf filesegera diatasi akan...

73
GAMBARAN PENGETAHUAN MASYARAKAT DALAM SWAMEDIKASI DEMAM DI RT. II DESA JANGKANG KECAMATAN PASAK TALAWANG KABUPATEN KAPUAS KARYA TULIS ILMIAH Untuk memperoleh gelar Ahli Madya Farmasi Program Studi DIII Farmasi Disusun oleh: NURUL HUDA NIM. 11.71.13208 UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALANGKARAYA FAKULTAS ILMU KESEHATAN PROGRAM STUDI DIII FARMASI 2014

Upload: buidat

Post on 05-Feb-2018

252 views

Category:

Documents


12 download

TRANSCRIPT

Page 1: GAMBARAN PENGETAHUAN MASYARAKAT DALAM SWAMEDIKASI DEMAM · PDF filesegera diatasi akan menyebabkan kejang demam, kerusakan otak dan bahkan kematian. Ketika mengalami demam, masyarakat

1

GAMBARAN PENGETAHUAN MASYARAKAT DALAM

SWAMEDIKASI DEMAM DI RT. II DESA JANGKANG

KECAMATAN PASAK TALAWANG KABUPATEN KAPUAS

KARYA TULIS ILMIAH

Untuk memperoleh gelar Ahli Madya Farmasi

Program Studi DIII Farmasi

Disusun oleh:

NURUL HUDA

NIM. 11.71.13208

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALANGKARAYA

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

PROGRAM STUDI DIII FARMASI

2014

Page 2: GAMBARAN PENGETAHUAN MASYARAKAT DALAM SWAMEDIKASI DEMAM · PDF filesegera diatasi akan menyebabkan kejang demam, kerusakan otak dan bahkan kematian. Ketika mengalami demam, masyarakat

2

ii

Page 3: GAMBARAN PENGETAHUAN MASYARAKAT DALAM SWAMEDIKASI DEMAM · PDF filesegera diatasi akan menyebabkan kejang demam, kerusakan otak dan bahkan kematian. Ketika mengalami demam, masyarakat

3

iii

Page 4: GAMBARAN PENGETAHUAN MASYARAKAT DALAM SWAMEDIKASI DEMAM · PDF filesegera diatasi akan menyebabkan kejang demam, kerusakan otak dan bahkan kematian. Ketika mengalami demam, masyarakat

4

iv

Page 5: GAMBARAN PENGETAHUAN MASYARAKAT DALAM SWAMEDIKASI DEMAM · PDF filesegera diatasi akan menyebabkan kejang demam, kerusakan otak dan bahkan kematian. Ketika mengalami demam, masyarakat

5

v

Page 6: GAMBARAN PENGETAHUAN MASYARAKAT DALAM SWAMEDIKASI DEMAM · PDF filesegera diatasi akan menyebabkan kejang demam, kerusakan otak dan bahkan kematian. Ketika mengalami demam, masyarakat

6

RINGKASAN

HUDA NURUL, 2014. Gambaran Pengetahuan Masyarakat dalam Swamedikasi

Demam di RT. II Desa Jangkang Kecamatan Pasak Talawang Kabupaten

Kapuas. Program Studi DIII Farmasi Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas

Muhammadiyah Palangkaraya.

Swamedikasi merupakan upaya yang paling banyak dilakukan masyarakat

untuk mengatasi gejala penyakit sebelum mencari pertolongan dari tenaga

kesehatan. Demam adalah suatu keadaan dimana suhu tubuh lebih tinggi dari

biasanya atau diatas 370C Demam yang disertai dengan peningkatan suhu tubuh

yang terlalu tinggi memerlukan kewaspadaan karena dapat berdampak buruk.

Demam diatas suhu 410C dapat menyebabkan berbagai perubahan metabolisme,

fisiologis dan akhirnya kerusakan susunan saraf pusat. Apabila Demam tidak

segera diatasi akan menyebabkan kejang demam, kerusakan otak dan bahkan

kematian.

Ketika mengalami demam, masyarakat khususnya di RT. II Desa Jangkang

Kecamatan Pasak Talawang Kabupaten Kapuas lebih banyak yang melakukan

swamedikasi demam dibandingkan masyarakat yang berada di RT. lainnya

dengan alasan jarak antara tempat tinggal masyarakat cukup jauh dengan

Puskesmas yang ada di desa tersebut yang mana apabila harus pergi ke Puskesmas

akan menambah waktu dan tenaga sedangkan demam yang dialami harus segera

diatasi sehingga masyarakat lebih memilih untuk swamedikasi dengan meminum

obat yang telah tersedia di rumah atau membeli obat di warung-warung terdekat.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran pengetahuan

masyarakat dalam swamedikasi demam di RT. II Desa Jangkang Kecamatan

Pasak Talawang Kabupaten Kapuas. Penelitian ini merupakan penelitian

deskriptif. Berdasarkan teknik pengambilan sampel yang ditentukan oleh peneliti

yaitu teknik Purposive Sampling maka populasi dalam penelitian ini adalah

masyarakat RT. II Desa Jangkang Kecamatan Pasak Talawang Kabupaten Kapuas

yang termasuk dalam umur 15-59 tahun yaitu sebanyak 85 orang dengan besarnya

sampel yaitu 70 orang. Teknik Pengumpulan data dalam penelitian ini

menggunakan kuesioner dengan alat pengumpul data yaitu angket dan alat

recording.

Hasil penelitian diperoleh bahwa berdasarkan karakteristik umur bahwa

semakin tinggi tingkat umur maka pengetahuan masyarakat tersebut mengenai

swamedikasi demam semakin baik pula. Berdasarkan karakteristik jenis kelamin

bahwa perempuan lebih mengetahui mengenai swamedikasi demam dibandingkan

laki-laki. Berdasarkan karakteristik pendidikan bahwa pengetahuan masyarakat

yang berpendidikan rendah cukup lebih dan semakin tinggi tingkat pendidikan

maka semakin baik pula pengetahuan masyarakat dalam swamedikasi demam

tersebut. Berdasarkan karakteristik pekerjaan bahwa masyarakat yang bekerja dan

memiliki tingkat pekerjaan yang tinggi maka pengetahuan mengenai swamedikasi

demam juga semakin baik.

Kata Kunci : Pengetahuan, Masyarakat, Swamedikasi, Demam.

vi

Page 7: GAMBARAN PENGETAHUAN MASYARAKAT DALAM SWAMEDIKASI DEMAM · PDF filesegera diatasi akan menyebabkan kejang demam, kerusakan otak dan bahkan kematian. Ketika mengalami demam, masyarakat

7

KATA PENGANTAR

Bismillahirrohmanirrohim

Segala puji bagi Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan

hidayah-Nya, serta berkat curahan ilmu pengetahuan-Nya sehingga peneliti dapat

menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah yang berjudul “Gambaran Pengetahuan

Masyarakat dalam Swamedikasi Demam di RT. II Desa Jangkang Kecamatan

Pasak Talawang Kabupaten Kapuas.”

Karya Tulis Ilmiah ini disusun didorong oleh keinginan untuk

mengembangkan pengetahuan yang penulis terima selama ini, dan juga untuk

memenuhi tugas akhir dan syarat guna memperoleh gelar Ahli Madya Farmasi

pada Universitas Muhammadiyah Palangkaraya.

Dalam penulisan atau penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini, peneliti banyak

mendapatkan kesulitan dan hambatan, namun berkat bantuan dan saran serta

petunjuk dari berbagai pihak akhirnya penulis dapat menyelesaikannya. Untuk itu

dalam kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terimakasih yang sebesar-

besarnya kepada:

1. Bapak Drs. H. Bulkani, M.Pd selaku Rektor Universitas Muhammadiyah

Palangkaraya.

2. Bapak dr. Fery Iriawan, MPH. selaku Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan

Universitas Muhammadiyah Palangkaraya.

3. Ibu Rabiatul Adawiyah, S. Farm., Apt. selaku Ketua Program Studi DIII

Farmasi Universitas Muhammadiyah Palangkaraya sekaligus selaku Dosen

Penasehat Akademik dan Pembimbing I dalam hal penyelesaian Karya Tulis

Ilmiah ini.

4. Ibu Widya Ayu V., S.Farm., Apt. selaku Pembimbing II dalam hal

penyelesaian Karya Tulis Ilmiah ini.

5. Bapak dan Ibu Dosen Universitas Muhammadiyah Palangkaraya yang telah

banyak memberikan bekal ilmu pengetahuan yang sangat bermanfaat bagi

peneliti dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.

vii

Page 8: GAMBARAN PENGETAHUAN MASYARAKAT DALAM SWAMEDIKASI DEMAM · PDF filesegera diatasi akan menyebabkan kejang demam, kerusakan otak dan bahkan kematian. Ketika mengalami demam, masyarakat

8

6. Kedua orang tua, kakak, adik serta rekan-rekan mahasiswa Universitas

Muhammadiyah Palangkaraya, khususnya mahasiswa Farmasi angkatan 2011

yang turut serta membantu peneliti sehingga dapat menyelesaikan Karya

Tulis Ilmiah ini.

7. Semua pihak yang tidak dapat peneliti sebutkan satu persatu yang telah

membantu baik secara langsung maupun tidak langsung.

Peneliti menyadari bahwa Karya Tulis Ilmiah ini masih jauh dari sempurna,

seperti pepatah mengatakan “tak ada gading yang tak retak”. Oleh karena itu

penulis mengharapkan kritik konstruktif dan saran yang kreatif sebagai bahan

masukan dan referensi pembelajaran guna kesempurnaan penyusunan untuk tugas

yang akan datang. Akhir kata peneliti mengharapkan semoga Karya Tulis Ilmiah

ini dapat mendatangkan manfaat bagi semua pihak yang berkenan membaca

lembar demi lembar. Amiin…

Palangka Raya, Agustus 2014

Peneliti

viii

Page 9: GAMBARAN PENGETAHUAN MASYARAKAT DALAM SWAMEDIKASI DEMAM · PDF filesegera diatasi akan menyebabkan kejang demam, kerusakan otak dan bahkan kematian. Ketika mengalami demam, masyarakat

9

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ................................................................................... i

LEMBAR PERSETUJUAN ........................................................................ ii

LEMBAR PENGESAHAN ......................................................................... iii

LEMBAR PENGUJIAN .............................................................................. iv

LEMBAR PERNYATAAN ......................................................................... v

RINGKASAN ............................................................................................... vi

KATA PENGANTAR .................................................................................. vii

DAFTAR ISI ................................................................................................. ix

DAFTAR TABEL ........................................................................................ xi

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................ xii

BAB I PENDAHULUAN ......................................................................... 1

A. Latar Belakang ......................................................................... 1

B. Identifikasi Masalah ................................................................ 4

C. Batasan Masalah ....................................................................... 4

D. Rumusan Masalah ................................................................... 4

E. Tujuan Penelitian .................................................................... 4

F. Manfaat Penelitian .................................................................. 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................... 6

A. Pengetahuan Masyarakat ......................................................... 6

B. Swamedikasi (Self Medication) ................................................ 8

C. Demam ..................................................................................... 9

D. Kecamatan Pasak Talawang .................................................... 13

BAB III METODE PENELITIAN ........................................................... 14

A. Waktu dan Tempat Penelitian .................................................. 14

B. Metode Penelitian ..................................................................... 14

C. Populasi dan Sampel Penelitian ............................................... 14

1. Populasi ............................................................................... 14

2. Sampel .................................................................................. 15

ix

Page 10: GAMBARAN PENGETAHUAN MASYARAKAT DALAM SWAMEDIKASI DEMAM · PDF filesegera diatasi akan menyebabkan kejang demam, kerusakan otak dan bahkan kematian. Ketika mengalami demam, masyarakat

10

D. Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen ............................... 15

1. Teknik Pengumpulan Data .................................................. 15

2. Instrumen ............................................................................ 15

E. Teknik Analisis Data ............................................................... 16

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................... 17

A. Hasil ......................................................................................... 17

B. Pembahasan ............................................................................. 23

BAB V SIMPULAN DAN SARAN .......................................................... 31

A. Simpulan ................................................................................. 31

B. Saran ......................................................................................... 31

DAFTAR PUSTAKA

RIWAYAT HIDUP PENELITI

x

Page 11: GAMBARAN PENGETAHUAN MASYARAKAT DALAM SWAMEDIKASI DEMAM · PDF filesegera diatasi akan menyebabkan kejang demam, kerusakan otak dan bahkan kematian. Ketika mengalami demam, masyarakat

11

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1 Tipe-tipe Demam .................................................................................. 11

Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Pengetahuan Responden tentang Demam ........... 17

Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Pengetahuan Responden tentang Terapi Non

Farmakologi Demam ............................................................................ 18

Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Pengetahuan Responden tentang Pemilihan ........

Obat Sebagai Terapi Farmakologi Demam .......................................... 20

Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Pengetahuan Responden tentang Aturan

Pakai Obat Sebagai Terapi Farmakologi Demam ................................ 21

Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Pengetahuan Responden tentang Efek Terapi

Obat Sebagai Terapi Farmakologi Demam .......................................... 22

xi

Page 12: GAMBARAN PENGETAHUAN MASYARAKAT DALAM SWAMEDIKASI DEMAM · PDF filesegera diatasi akan menyebabkan kejang demam, kerusakan otak dan bahkan kematian. Ketika mengalami demam, masyarakat

12

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman Lampiran 1. Surat Pengantar Validasi Angket ..................................................31

Lampiran 2. Lembar Validasi Angket ...............................................................33

Lampiran 3. Angket Setelah Validasi ................................................................41

Lampiran 4. Tabel Jadwal Penelitian .................................................................44

Lampiran 5. Tabel Ukuran Besarnya Sampel Menurut Krejcie dan

Morgan .........................................................................................45

Lampiran 6. Surat Permohonan Izin Pengambilan Data Penduduk RT II

Desa Jangkang Kecamatan Pasak Talawang Kabupaten

Kapuas ...........................................................................................46

Lampiran 7. Data Penduduk RT. II Desa Jangkang Kecamatan Pasak

Talawang Kabupaten Kapuas ........................................................47

Lampiran 8. Surat Izin Penelitian.......................................................................49

Lampiran 9. Surat Keterangan Penelitian ..........................................................50

Lampiran 10. Sampel Angket Penelitian yang Telah dijawab Oleh

Responden .....................................................................................51

Lampiran 11. Peneliti Saat Menemui Responden di Rumah ...............................54

Lampiran 12. Peneliti Saat Menjelaskan Petunjuk Menjawab Soal Angket ........55

Lampiran 13. Responden Saat Menjawab Soal-soal Angket ...............................56

xii

Page 13: GAMBARAN PENGETAHUAN MASYARAKAT DALAM SWAMEDIKASI DEMAM · PDF filesegera diatasi akan menyebabkan kejang demam, kerusakan otak dan bahkan kematian. Ketika mengalami demam, masyarakat

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Menurut Profil Kesehatan Provinsi Kalimantan Tengah (2012), upaya

pelayanan kesehatan dasar merupakan langkah awal yang sangat penting dalam

memberikan pelayanan kesehatan pada masyarakat. Dengan pemberian

pelayanan kesehatan dasar secara cepat dan tepat, diharapkan sebagian besar

masalah kesehatan masyarakat sudah dapat diatasi. Upaya kesehatan di

Kalimantan Tengah belum terselenggara secara menyeluruh, terpadu dan

berkesinambungan. Penyelenggaraan upaya kesehatan yang bersifat promotif

dan preventif masih terlihat sangat kurang dibandingkan dengan upaya

kesehatan bersifat kuratif dan rehabilitatif. Dalam rangka mencapai tujuan

pembangunan kesehatan untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat,

telah dilakukan berbagai upaya pelayanan kesehatan masyarakat.

Kesehatan merupakan hal yang sangat penting bagi kehidupan.

Seseorang yang merasa sakit akan melakukan upaya demi memperoleh

kesehatannya kembali. Pilihan untuk mengupayakan kesembuhan dari suatu

penyakit antara lain adalah dengan berobat ke dokter atau mengobati diri

sendiri (Atmoko & Kurniawati, 2009 didalam Hermawati, 2011). Departemen

Kesehatan Republik Indonesia tahun 2008 tentang Materi Pelatihan

Peningkatan Pengetahuan dan Keterampilan Memilih Obat Bagi Tenaga

Kesehatan bahwa swamedikasi merupakan upaya yang paling banyak

dilakukan masyarakat untuk mengatasi gejala penyakit sebelum mencari

pertolongan dari tenaga kesehatan.

Pelaksanaan swamedikasi didasari oleh pemikiran bahwa pengobatan

sendiri cukup untuk mengobati masalah kesehatan yang dialami tanpa

melibatkan tenaga kesehatan (Fleckenstein, dkk 2011 didalam Hermawati,

2011). Alasan lain adalah karena semakin mahalnya biaya pengobatan ke

dokter, tidak cukupnya waktu yang dimiliki untuk berobat dan kurangnya akses

1

Page 14: GAMBARAN PENGETAHUAN MASYARAKAT DALAM SWAMEDIKASI DEMAM · PDF filesegera diatasi akan menyebabkan kejang demam, kerusakan otak dan bahkan kematian. Ketika mengalami demam, masyarakat

2

ke fasilitas-fasilitas kesehatan (Atmoko & Kurniawati, 2009 didalam

Hermawati, 2011).

Swamedikasi harus dilakukan sesuai dengan penyakit yang dialami.

Pelaksanaannya sedapat mungkin harus memenuhi kriteria penggunaan obat

yang rasional, antara lain ketepatan pemilihan obat, ketepatan dosis obat, tidak

adanya efek samping, tidak adanya kontraindikasi, tidak adanya interaksi obat,

dan tidak adanya polifarmasi (Kristina, dkk 2008 didalam Prameshwari, 2009).

Dalam praktiknya, kesalahan penggunaan obat dalam swamedikasi

ternyata masih terjadi, terutama karena ketidaktepatan obat dan dosis obat.

Apabila kesalahan terjadi terus-menerus dalam waktu yang lama,

dikhawatirkan dapat menimbulkan resiko pada kesehatan (Supardi &

Notosiswoyo, 2006 didalam Prameshwari, 2009). Departemen Kesehatan

Republik Indonesia tentang Profil Kesehatan Indonesia tahun 2007 bahwa pada

Provinsi Banten persentase penduduk yang melakukan pengobatan sendiri

sebesar 68,78% dari seluruh penduduk yang memiliki keluhan kesehatan.

Beberapa penelitian terdahulu memperlihatkan bahwa faktor-faktor

sosiodemografi berpengaruh terhadap tindakan swamedikasi seseorang. Salah

satunya penelitian yang dilakukan oleh Asnita tentang hubungan faktor

sosiodemografi dengan pengetahuan dan sikap tenaga kerja Indonesia tentang

penggunaan obat secara rasional. Faktor umur dan pendidikan terakhir

diketahui berhubungan secara bermakna dengan tindakan swamedikasi yang

sesuai dengan aturan (Supardi & Raharni, didalam Prameshwari, 2009). Pada

penelitian lainnya juga diperoleh hasil bahwa pendidikan, jenis kelamin dan

pekerjaaan secara bersama-sama berpengaruh terhadap perilaku penggunaan

obat yang rasional pada swamedikasi. Akan tetapi, faktor pendidikan

merupakan faktor yang paling besar pengaruhnya karena orang-orang dengan

pendidikan tinggi umumnya tidak mudah terpengaruh oleh iklan dan lebih

banyak membaca label pada kemasan obat sebelum mengkonsumsinya

(Kristina, dkk 2008 didalam Prameshwari, 2009).

Umumnya swamedikasi dilakukan untuk mengatasi keluhan atau

penyakit ringan yang banyak dialami masyarakat, seperti demam, batuk, flu,

Page 15: GAMBARAN PENGETAHUAN MASYARAKAT DALAM SWAMEDIKASI DEMAM · PDF filesegera diatasi akan menyebabkan kejang demam, kerusakan otak dan bahkan kematian. Ketika mengalami demam, masyarakat

3

nyeri, diare dan gastritis (Supardi & Raharni, 2006 didalam Prameshwari,

2009).

Menurut Departemen Kesehatan Republik Indonesia tahun 1997 demam

adalah suatu keadaan dimana suhu tubuh lebih tinggi dari biasanya atau diatas

37 . Demam yang disertai dengan peningkatan suhu tubuh yang terlalu tinggi

memerlukan kewaspadaan karena dapat berdampak buruk. Demam diatas suhu

41 dapat menyebabkan berbagai perubahan metabolisme, fisiologis dan

akhirnya kerusakan susunan saraf pusat. Apabila demam tidak segera diatasi

akan menyebabkan kejang demam, kerusakan otak dan bahkan kematian

(Asmadi, 2008).

Berdasarkan Profil Kesehatan di Provinsi Kalimantan Tengah pada

(2012) 10 besar penyakit berdasarkan Surveilans Terpadu Penyakit (STP)

berbasis Puskesmas di Provinsi Kalimantan Tengah (2012) yaitu penyakit

influenza, hipertensi, diare, tipus, demam berdarah, diabetes, malaria klinis,

tersangka TBC paru, TBC paru BTA (+) dan malaria vivax. Demam memang

bukan penyakit dan tidak akan ditemukan dalam 10 besar penyakit, tetapi

demam merupakan gejala awal dari penyakit-penyakit serius seperti , demam

berdarah, malaria, influenza, tipus dan diare.

Ketika mengalami demam, masyarakat khususnya di RT. II Desa

Jangkang Kecamatan Pasak Talawang Kabupaten Kapuas lebih banyak yang

melakukan swamedikasi demam dibandingkan masyarakat yang berada di RT.

lainnya dengan alasan jarak antara tempat tinggal masyarakat cukup jauh

dengan Puskesmas yang ada di desa tersebut yang mana apabila harus pergi ke

Puskesmas akan menambah waktu dan tenaga sedangkan demam yang dialami

harus segera diatasi sehingga masyarakat lebih memilih untuk swamedikasi

dengan meminum obat yang telah tersedia di rumah atau membeli obat di

warung-warung terdekat.

Berdasarkan latar belakang tersebut maka peneliti tertarik untuk

melakukan penelitian mengenai gambaran pengetahuan masyarakat dalam

swamedikasi demam di RT. II Desa Jangkang Kecamatan Pasak Talawang

Kabupaten Kapuas.

Page 16: GAMBARAN PENGETAHUAN MASYARAKAT DALAM SWAMEDIKASI DEMAM · PDF filesegera diatasi akan menyebabkan kejang demam, kerusakan otak dan bahkan kematian. Ketika mengalami demam, masyarakat

4

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan fenomena yang telah dikemukakan pada latar belakang,

maka identifikasi masalah tersebut:

1. Sebagian besar masyarakat khususnya di RT. II Desa Jangkang Kecamatan

Pasak Talawang Kabupaten Kapuas lebih memilih melakukan swamedikasi

dibandingkan pergi berobat ke Puskesmas untuk mengobati penyakit yang

diderita.

2. Jarak antara tempat tinggal masyarakat di Desa Jangkang relatif jauh dengan

Puskesmas.

C. Batasan Masalah

Mengingat kompleksnya masalah yang ada, maka dalam penelitian ini

dibatasi hanya swamedikasi demam yaitu demam secara umum. Penelitian ini

hanya dilakukan terhadap masyarakat yang berada di RT. II Desa Jangkang

Kecamatan Pasak Talawang Kabupaten Kapuas.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut diatas, maka dapat penulis rumuskan

masalah yaitu “Bagaimanakah gambaran pengetahuan masyarakat dalam

swamedikasi demam di RT II. Desa Jangkang Kecamatan Pasak Talawang

Kabupaten Kapuas?

E. Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui gambaran pengetahuan masyarakat dalam

swamedikasi demam di RT. II Desa Jangkang Kecamatan Pasak Talawang

Kabupaten Kapuas.

F. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini adalah:

1. Bagi pengembangan pendidikan dalam ilmu kesehatan terutama dalam

bidang pengobatan, penelitian ini mampu memberikan informasi mengenai

pengetahuan masyarakat dalam swamedikasi demam.

2. Bagi peneliti sebagai seorang farmasis, manfaat penelitian ini adalah

membantu untuk merubah pola pikir masyarakat mengenai cara pengobatan

sendiri demam yang tepat.

Page 17: GAMBARAN PENGETAHUAN MASYARAKAT DALAM SWAMEDIKASI DEMAM · PDF filesegera diatasi akan menyebabkan kejang demam, kerusakan otak dan bahkan kematian. Ketika mengalami demam, masyarakat

5

3. Bagi masyarakat penelitian ini adalah untuk meningkatkan pengetahuan

mengenai pengobatan swamedikasi, juga merubah kebiasaan memilih obat

alternatif yang tidak tepat untuk mengobati penyakit demam.

Page 18: GAMBARAN PENGETAHUAN MASYARAKAT DALAM SWAMEDIKASI DEMAM · PDF filesegera diatasi akan menyebabkan kejang demam, kerusakan otak dan bahkan kematian. Ketika mengalami demam, masyarakat

6

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengetahuan Masyarakat

1. Definisi Pengetahuan dan Masyarakat

Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang

melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu (Notoatmodjo,

2003).

Masyarakat adalah kumpulan manusia yang hidup dalam suatu daerah

tertentu, yang telah cukup lama dan mempunyai aturan-aturan yang

mengatur mereka, untuk menuju kepada tujuan yang sama (Achmadi, 2003).

Penelitian Rogers (1974) didalam Hermawati (2011) mengungkapkan

bahwa sebelum orang mengadopsi perilaku baru (berperilaku baru), di

dalam diri orang tersebut terjadi proses yang berurutan yakni :

a. Awareness (kesadaran) dimana orang tersebut menyadari dalam arti

mengetahui terlebih dahulu terhadap stimulus (objek).

b. Interest (merasa tertarik) terhadap stimulus atau objek tersebut. Disini

sikap subjek sudah mulai timbul.

c. Evaluation (menimbang-nimbang) terhadap baik dan tidaknya stimulus

tersebut bagi dirinya.

d. Trial, dimana subjek mulai mencoba untuk melakukan sesuatu sesuai

dengan apa yang dikehendaki oleh stimulus.

e. Adoption dimana subjek telah berperilaku baru sesuai dengan

pengetahuan, kesadaran dan sikapnya terhadap stimulus. Apabila

penerimaan perilaku baru atau adopsi perilaku melalui proses seperti ini

dimana didasari oleh pengetahuan, kesadaran dan sikap yang positif

maka perilaku tersebut akan bersifat langgeng (long lasting). Sebaliknya

apabila perilaku itu tidak didasari oleh pengetahuan dan kesadaran tidak

akan berlangsung lama.

6

Page 19: GAMBARAN PENGETAHUAN MASYARAKAT DALAM SWAMEDIKASI DEMAM · PDF filesegera diatasi akan menyebabkan kejang demam, kerusakan otak dan bahkan kematian. Ketika mengalami demam, masyarakat

7

2. Faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan

a) Hubungan Umur dengan Pengetahuan

Menurut Soetjiningsih (2004) didalam Prameshwari (2009)

semakin bertambahnya umur seseorang semakin memahami dirinya dan

dapat menerima informasi mengenai berbagai hal dari berbagai sumber.

Syeima (2009), responden yang berusia di atas atau 30 tahun lebih

peduli terhadap kesehatan tiap anggota keluarga dan lebih banyaknya

pengalaman responden tentang bagaimana cara menangani nyeri pada

anggota keluarga agar mendapatkan hasil yang sempurna.

b) Hubungan Jenis Kelamin dengan Pengetahuan

Hebeeb dan Gearhart (1993) didalam Hermawati (2011) yang

menyatakan jenis kelamin berhubungan dengan perilaku pengobatan

sendiri. Tse, dkk (1999) dalam Syeima (2009), dalam penelitiannya

menemukan bahwa responden perempuan lebih banyak melakukan

pengobatan sendiri secara rasional.

c) Hubungan Pendidikan dengan Pengetahuan

Penelitian yang dilakukan Figueras, dkk (2000) didalam

Hermawati (2011), yang menyatakan bahwa responden berpendidikan

tinggi lebih banyak yang melakukan pengobatan sendiri secara rasional.

d) Hubungan Pekerjaan dengan Pengetahuan

Penelitian tentang pengetahuan masyarakat mengenai obat

analgetik dan antipiretik untuk mengobati nyeri di Desa Daenaa

Kecamatan Limbo Barat berdasarkan distribusi responden menurut

pekerjaan yang paling banyak melakukan swamedikasi yaitu responden

yang tidak bekerja sebanyak 68 responden (25,9%). Hal ini terjadi karena

responden yang tidak bekerja umumnya tidak memiliki penghasilan

sendiri sehingga kebanyakan dari mereka melakukan pengobatan sendiri,

sebab dianggap lebih murah dan lebih praktis, tanpa perlu ke Dokter.

Page 20: GAMBARAN PENGETAHUAN MASYARAKAT DALAM SWAMEDIKASI DEMAM · PDF filesegera diatasi akan menyebabkan kejang demam, kerusakan otak dan bahkan kematian. Ketika mengalami demam, masyarakat

8

B. Swamedikasi (Self Medication)

1. Definisi Swamedikasi (Self Medication)

Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 919/MENKES/PER/X/1993,

secara sederhana swamedikasi adalah upaya seseorang dalam mengobati

gejala sakit atau penyakit tanpa berkonsultasi dengan dokter terlebih dahulu.

Swamedikasi dapat diartikan sebagai pengggunaan obat-obatan tanpa resep

dokter oleh masyarakat atas inisiatif penderita atau pasien (Tjay &

Rahardja, 2002).

2. Hal-hal yang Perlu Diperhatikan dalam Swamedikasi

Pelaku swamedikasi dalam ”mendiagnosis” penyakitnya, harus

mampu (Suryawati, 1997 didalam Prameshwari 2009) :

a) Mengetahui jenis obat yang diperlukan.

b) Mengetahui kegunaan dari tiap obat, sehingga dapat mengevaluasi

sendiri perkembangan rasa sakitnya.

c) Menggunakan obat secara benar (cara, aturan, lama pemakaian) dan

mengetahui batas kapan mereka harus menghentikan swamedikasi yang

kemudian segera minta pertolongan petugas kesehatan.

d) Mengetahui efek samping obat yang digunakan sehingga dapat

memperkirakan apakah suatu keluhan yang timbul kemudian, merupakan

suatu penyakit baru atau efek samping obat.

e) Mengetahui siapa yang tidak boleh menggunakan obat tersebut, terkait

dengan kondisi seseorang.

Swamedikasi merupakan upaya yang paling banyak dilakukan

masyarakat untuk mengatasi keluhan atau gejala penyakit. Apabila

dilakukan dengan benar, maka swamedikasi merupakan sumbangan yang

sangat besar bagi pemerintah dalam hal pemeliharaan kesehatan secara

nasional (Suryawati, 1997 didalam Prameshwari 2009).

Ada beberapa aspek yang perlu diwaspadai agar pengobatan sendiri

dapat dilakukan secara bermutu yaitu tepat, aman, dan rasional. Garis

besarnya adalah sebagai berikut:

Page 21: GAMBARAN PENGETAHUAN MASYARAKAT DALAM SWAMEDIKASI DEMAM · PDF filesegera diatasi akan menyebabkan kejang demam, kerusakan otak dan bahkan kematian. Ketika mengalami demam, masyarakat

9

a. Kenali gejala penyakit atau keluhan kesehatan yang diderita.

b. Tentukan obat yang dibutuhkan untuk mengatasi keluhan tersebut:

1) Pilih produk dengan formula yang paling sederhana dengan

memperhatikan komposisi dan dosis. Secara umum komposisi tunggal

lebih dianjurkan.

2) Pilih obat yang mengandung dosis efektif, serta mencantumkan

komposisi dan jumlahnya.

3) Dianjurkan menggunakan produk generik bila tersedia.

4) Berhati-hatilah terhadap iklan yang melebihkan efek obat dibanding

produk sejenis yang lain.

5) Perhatian khusus harus diberikan untuk pemberian pada anak-anak,

terutama mengenai dosis, bentuk sediaan, dan rasa.

c. Perhatikan waktu penggunaan obat dengan kesembuhan atau berkurangnya

keluhan penyakit, bila dalam beberapa hari tidak terdapat perubahan

sebaiknya meminta bantuan dokter atau tenaga medis lainnya. Obat-obat

yang dapat diperoleh dengan mudah di toko obat atau apotek tanpa resep

dokter, dikenal sebagai obat bebas atau disebut juga golongan obat OTC

(over the counter drug)

(Suryawati, 1997 didalam Prameshwari 2009).

C. Demam

1. Definisi Demam

Menurut Departemen Kesehatan Republik Indonesia (1997) Demam

adalah suatu keadaan dimana suhu tubuh lebih tinggi dari biasanya atau

diatas 370C. Pada suhu diatas 37

0C limfosit dan makrofag menjadi lebih

aktif. Bila suhu melampaui 40-410C barulah terjadi situasi kritis yang bisa

menjadi fatal, karena tidak terkendalikan lagi oleh tubuh (Tan & Rahardja,

2002). Departemen Kesehatan Republik Indonesia (2006) tentang

Kompendia Obat Bebas bahwa Demam bukan suatu penyakit tetapi hanya

merupakan gejala dari suatu penyakit.

Gejala demam dihasilkan oleh kerja sitokin yang menyebabkan

peningkatan titik patokan suhu pada pusat pengatur suhu di hipotalamus.

Page 22: GAMBARAN PENGETAHUAN MASYARAKAT DALAM SWAMEDIKASI DEMAM · PDF filesegera diatasi akan menyebabkan kejang demam, kerusakan otak dan bahkan kematian. Ketika mengalami demam, masyarakat

10

Sitokin sebagai suatu pirogen endogen (penghasil panas), dapat

menyebabkan demam dengan menghasilkan prostaglandin yang kemudian

meningkatkan titik patokan termoregulasi hipotalamus. Dengan

peningkatan titik patokan tersebut, maka hipotalamus mengirim sinyal

untuk meningkatkan suhu tubuh (Corwin, 2009 didalam Hermawati,

2011).

Demam dapat membantu suatu organisme menyingkirkan infeksi,

namun Demam tinggi dapat merusak sel terutama sel-sel di susunan saraf

pusat (Corwin, 2009 didalam Hermawati, 2011).

Menurut Departemen Kesehatan Republik Indonesia tahun 2006,

Pilihan obat untuk mengatasi Demam pada swamedikasi adalah obat dari

golongan analgetik-antipiretik atau antiinflamasi non-steroid (AINS),

seperti Parasetamol dan Asetosal. Kedua jenis obat tersebut selain

mempunyai efek penurun panas, juga mempunyai efek pereda nyeri.

Selain kedua obat tersebut, juga dapat digunakan obat AINS lainnya yaitu

Ibuprofen. Obat-obat tersebut bekerja dengan menghambat pembentukan

prostaglandin (Corwin, 2009 didalam Hermawati, 2011). Berdasarkan

Departemen Kesehatan Republik Indonesia (1997), perlu diperhatikan

bahwa obat penurun panas hanya mengurangi gejala penyakit, namun tidak

mengobati penyakit yang menyebabkan timbulnya Demam.

Menurut Departemen Kesehatan Republik Indonesia (1997) bahwa

dosis pemakaian obat penurun panas untuk dewasa umumnya adalah 3-4

kali sehari. Batas waktu pemakaian obat penurun panas pada swamedikasi

tidak lebih dari 2 hari.

2. Etiologi Demam

Departemen Kesehatan Republik Indonesia (1997), timbulnya

demam dapat disebabkan oleh infeksi atau non infeksi. Penyebab Demam

oleh infeksi antara lain disebabkan oleh kuman, virus, parasit atau

mikroorganisme lain. Penyebab demam non infeksi diantaranya adalah

karena dehidrasi, trauma, alergi, dan penyakit kanker.

Page 23: GAMBARAN PENGETAHUAN MASYARAKAT DALAM SWAMEDIKASI DEMAM · PDF filesegera diatasi akan menyebabkan kejang demam, kerusakan otak dan bahkan kematian. Ketika mengalami demam, masyarakat

11

Hal lain yang juga berperan sebagai faktor non infeksi penyebab

demam adalah gangguan sistem saraf pusat seperti perdarahan otak, status

Epileptikus, koma, cedera Hipotalamus, atau gangguan lainnya (Nelwan,

2009).

3. Tipe Demam

Tipe-tipe demam yang sering dijumpai :

Tabel 2.1 Tipe-tipe Demam

No. Jenis Demam Penjelasan

1. Demam Septik Pada demam ini, suhu badan berangsur naik

ke tingkat yang tinggi sekali pada malam hari

dan turun kembali ke tingkat di atas normal

pada pagi hari

2. Demam Hektik Pada demam ini, suhu badan berangsur naik

ke tingkat yang tinggi sekali pada malam hari

dan turun kembali ke tingkat yang normal

pada pagi hari

3. Demam Remiten Pada demam ini, suhu badan dapat turun

setiap hari tetapi tidak pernah mencapai suhu

normal

4. Demam

Intermiten

Pada demam ini, suhu badan turun ke tingkat

yang normal selama beberapa jam dalam satu

hari

5. Demam Kontinyu Pada demam ini, terdapat variasi suhu

sepanjang hari yang tidak berbeda lebih dari

satu derajat.

6. Demam Siklik Pada demam ini, kenaikan suhu badan selama

beberapa hari yang diikuti oleh periode bebas

demam untuk beberapa hari yang kemudian

diikuti oleh kenaikan suhu seperti semula.

(Nelwan, 2009).

Page 24: GAMBARAN PENGETAHUAN MASYARAKAT DALAM SWAMEDIKASI DEMAM · PDF filesegera diatasi akan menyebabkan kejang demam, kerusakan otak dan bahkan kematian. Ketika mengalami demam, masyarakat

12

4. Penatalaksanaan Demam

Demam merupakan mekanisme pertahanan diri atau reaksi fisiologis

terhadap perubahan titik patokan di hipotalamus. Penatalaksanaan demam

bertujuan untuk merendahkan suhu tubuh yang terlalu tinggi bukan untuk

menghilangkan demam. Penatalaksanaan demam dapat dibagi menjadi dua

garis besar yaitu: non-farmakologi dan farmakologi. Akan tetapi,

diperlukan penanganan demam secara langsung oleh dokter apabila

penderita dengan umur <3 bulan dengan suhu rektal >38°C, penderita

dengan umur 3-12 bulan dengan suhu >39°C, penderita dengan suhu

>40,5°C, dan demam dengan suhu yang tidak turun dalam 48-72 jam

(Kaneshiro & Zieve, 2010 didalam Syeima, 2009).

5. Terapi Non Farmakologi Demam

Adapun yang termasuk dalam terapi non farmakologi dari

penatalaksanaan demam:

a) Pemberian cairan dalam jumlah banyak untuk mencegah dehidrasi dan

beristirahat yang cukup.

b) Tidak memberikan penderita pakaian panas yang berlebihan pada saat

menggigil. Kita lepaskan pakaian dan selimut yang terlalu berlebihan.

Memakai satu lapis pakaian dan satu lapis selimut sudah dapat

memberikan rasa nyaman kepada penderita.

c) Memberikan kompres hangat pada penderita. Pemberian kompres

hangat efektif terutama setelah pemberian obat. Jangan berikan

kompres dingin karena akan menyebabkan keadaan menggigil dan

meningkatkan kembali suhu inti.

(Kaneshiro & Zieve, 2010 didalam Syeima, 2009).

6. Terapi Farmakologi Demam

Obat-obatan yang dipakai dalam mengatasi demam (antipiretik)

adalah Parasetamol (Asetaminofen). Sebagai antipiretik, obat Parasetamol

akan menurunkan suhu badan hanya pada keadaan demam, namun tidak

semuanya berguna sebagai antipiretik karena bersifat toksik apabila

digunakan secara rutin atau terlalu lama (Wilmana & Gunawan, 2007

Page 25: GAMBARAN PENGETAHUAN MASYARAKAT DALAM SWAMEDIKASI DEMAM · PDF filesegera diatasi akan menyebabkan kejang demam, kerusakan otak dan bahkan kematian. Ketika mengalami demam, masyarakat

13

didalam Hermawati 2011). Selain itu daya antipiretik obat Parasetamol

berdasarkan rangsangan terhadap pusat pengatur kalor di hipotalamus,

yang mengakibatkan vasodilatasi perifer (di kulit) dengan bertambahnya

pengeluaran kalor yang disertai keluarnya banyak keringat (Tan &

Rahardja, 2010).

D. Kecamatan Pasak Talawang

Kecamatan Pasak Talawang merupakan salah satu kecamatan yang

termasuk dalam wilayah Kabupaten Kapuas, Kalimantan Tengah dengan luas

wilayah yang terdiri dari 10 (sepuluh) desa diantaranya Desa Jangkang yang

mana desa Jangkang tersebut memiliki luas wilayah yaitu 160.000 Ha, terdiri

dari RT. I sampai dengan RT. 7 dengan jumlah penduduk berdasarkan data

sensus penduduk pada tahun 2013 sampai tahun 2014 sejumlah 1.462 jiwa

terdiri dari laki-laki sebanyak 788 jiwa dan perempuan sebanyak 674 jiwa.

Jumlah Kepala Keluarga (KK.) masing-masing RT. yaitu RT. I sebanyak 50

KK., RT. II sebanyak 41 KK., RT. III sebanyak 33 KK., RT. IV sebanyak 59

KK, RT. V sebanyak 35 KK., RT. VI sebanyak 68 KK. dan RT. VII sebanyak

54 KK.

Penelitian kali ini akan dilakukan di RT II Desa Jangkang Kecamatan

Pasak Talawang Kabupaten Kapuas. Jumlah Kepala Keluarga (KK.) di RT II

sebanyak 41 KK. dengan jumlah penduduk sebanyak 136 jiwa terdiri dari

laki-laki sebanyak 74 jiwa dan perempuan sebanyak 62 jiwa. Dari sejumlah

136 jiwa tersebut peneliti hanya akan mengambil masyarakat yang tergolong

masyarakat usia produktif untuk dijadikan sampel penelitian.

Menurut Pitoyo et.al., (2013) penduduk usia produktif adalah penduduk

usia 15 hingga 59 tahun. Masyarakat di RT. II Desa Jangkang Kecamatan

Pasak Talawang Kabupaten Kapuas yang tergolong usia produktif sebanyak

85 orang terdiri dari laki-laki sebanyak 44 orang dan perempuan sebanyak 41

orang.

Page 26: GAMBARAN PENGETAHUAN MASYARAKAT DALAM SWAMEDIKASI DEMAM · PDF filesegera diatasi akan menyebabkan kejang demam, kerusakan otak dan bahkan kematian. Ketika mengalami demam, masyarakat

14

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di RT. II Desa Jangkang Kecamatan Pasak

Talawang Kabupaten Kapuas sejak tanggal 12 Juni sampai tanggal 31 Juli

2014 dengan waktu keseluruhan penelitian terlampir.

B. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif.

Metode deskriptif digunakan untuk melukiskan secara sistematis fakta atau

karakteristik populasi tertentu atau bidang tertentu, dalam hal ini bidang secara

aktual dan cermat. Peneliti bertindak sebagai pengamat. Ia hanya membuat

kategori pelaku, mengamati gejala dan mencatatnya dalam buku observasi

(Notoatmodjo, 2002).

Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik

purposive sampling. Teknik purposive sampling didasarkan pada suatu

pertimbangan tertentu yang dibuat sendiri oleh peneliti (Notoatmodjo, 2007).

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek

yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh

peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono,

2003)

Dalam hal ini, yang akan menjadi populasi penelitian adalah seluruh

masyarakat di RT. II Desa Jangkang Kecamatan Pasak Talawang Kabupaten

Kapuas yang termasuk dalam usia 15-59 tahun. Dalam penelitian ini besar

populasi adalah 85 orang dihitung dari banyaknya masyarakat di RT. II

Desa Jangkang Kecamatan Pasak Talawang Kabupaten Kapuas yang

termasuk dalam usia 15-59 tahun tersebut.

14

Page 27: GAMBARAN PENGETAHUAN MASYARAKAT DALAM SWAMEDIKASI DEMAM · PDF filesegera diatasi akan menyebabkan kejang demam, kerusakan otak dan bahkan kematian. Ketika mengalami demam, masyarakat

15

2. Sampel

Menurut Arikunto (2006) “sampel adalah sebagian atau wakil dari

populasi yang akan diteliti.” Besar sampel dalam penelitian ini adalah 70

orang dengan berdasarkan ukuran besarnya sampel yang disusun oleh

Krejcie dan Morgan.

D. Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen

1. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan teknik

wawancara (berpedoman pada pencatatan dengan alat recording) dan angket

(kuesioner). Pengambilan data dilakukan selama 50 hari di RT II Desa

Jangkang Kecamatan Pasak Talawang Kabupaten Kapuas.

a) Peneliti menemui responden yang sedang berada di rumahnya masing-

masing.

b) Peneliti memberikan penjelasan tentang penelitian ini, kemudian

meminta kesediaan objek penelitian untuk ikut dalam penelitian ini.

Objek penelitian memberikan persetujuan dalam bentuk lisan dan tulisan

setelah mendapatkan penjelasan mengenai tujuan penelitian dan jaminan

kerahasiaan terhadap data yang diberikan.

c) Peneliti melakukan guidence interview terhadap kuesioner pengetahuan

masyarakat tentang swamedikasi Demam.

d) Kemudian responden mengisi kuesioner.

2. Instrumen

Instrumen penelitian adalah alat-alat yang akan digunakan untuk

pengumpulan data (Notoatmodjo, 2010). Instrumen atau alat pengumpul

data pada penelitian ini menggunakan kuesioner (angket) dan alat recording.

Kuesioner yang digunakan adalah kuesioner berstuktur, berisi pertanyaan-

pertanyaan yang disertai sejumlah alternatif jawaban yang disediakan.

Responden dalam menjawab terikat pada sejumlah kemungkinan jawaban

yang sudah disediakan (Margono, 2003).

Page 28: GAMBARAN PENGETAHUAN MASYARAKAT DALAM SWAMEDIKASI DEMAM · PDF filesegera diatasi akan menyebabkan kejang demam, kerusakan otak dan bahkan kematian. Ketika mengalami demam, masyarakat

16

E. Teknik Analisis Data

Penelitian ini hanya menggunakan satu variabel dengan indikator

variabel yang cukup bervariasi, untuk itu penelitian ini dianggap cukup relevan

hanya dengan menggunakan teknik datanya dengan teknik analisa presentase

setelah pengumpulan data, kemudian data diolah secara sederhana dengan

menggunakan tabel frekuensi kemudian diambil persentase menurut item

angket.

Adapun rumus persentase adalah sebagai berikut:

P = 100%

Dimana

P = Persentase

f = frekuensi

n = nilai (jumlah)

100% = Bilangan pengali tetap

(Sibagariang, 2010).

Page 29: GAMBARAN PENGETAHUAN MASYARAKAT DALAM SWAMEDIKASI DEMAM · PDF filesegera diatasi akan menyebabkan kejang demam, kerusakan otak dan bahkan kematian. Ketika mengalami demam, masyarakat

17

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

Berdasarkan penelitian mengenai gambaran pengetahuan masyarakat

dalam swamedikasi berdasarkan angket yang telah disebarkan diperoleh hasil

yang dituangkan dalam tabel berikut :

Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Pengetahuan Responden tentang Demam

No Pertanyaan Jumlah

sampel

Frekuensi

jawaban

Persentase

(%)

1. Menurut anda manakah yang

termasuk gejala demam?

a. Suhu tubuh meningkat

sehingga badan terasa

panas

b. Suhu tubuh meningkat dan

terdapat bintik-bintik

merah pada kulit

c. Sakit kepala dan mual

d. Batuk dan pilek

70

70

70

70

58

9

1

2

82.8

12.8

1.4

2.8

2. Ketika anda demam, hal apa

yang akan anda lakukan?

a. Beli obat sendiri

b. Periksa ke mantri

c. Periksa ke dokter

d. Tidak perlu berobat

70

70

70

70

65

0

5

0

92.8

0

7.1

0

3 Menurut anda alasan apa yang

paling tepat untuk menjawab

soal No. 2?

a. Penyakit yang diderita

hanyalah demam biasa

b. Penyakit yang diderita

adalah demam Malaria

c. Demam yang diderita

adalah demam berdarah

d. Demam yang diderita

adalah demam Typus

70

70

70

70

67

0

3

0

95.7

0

4.2

0

Hasil penelitian pengetahuan masyarakat tentang demam pada soal no. 1

diperoleh sebanyak 58 orang atau 82.8% responden yang menjawab bahwa

17

Page 30: GAMBARAN PENGETAHUAN MASYARAKAT DALAM SWAMEDIKASI DEMAM · PDF filesegera diatasi akan menyebabkan kejang demam, kerusakan otak dan bahkan kematian. Ketika mengalami demam, masyarakat

18

gejala demam adalah suhu tubuh meningkat sehingga badan terasa panas,

sebanyak 9 orang atau 12.8% responden yang menjawab suhu tubuh meningkat

dan terdapat bintik-bintik merah pada kulit, sebanyak 1 orang atau 1.4%

responden yang menjawab sakit kepala dan mual dan sebanyak 2 orang atau

2.8% responden yang mejawab batuk dan pilek.

Hal yang dilakukan masyarakat untuk mengatasi demam tersebut pada

soal no. 2 antara lain sebanyak 65 orang atau 92.8% responden yang memilih

beli obat sendiri dan sebanyak 5 orang atau 7.1% responden yang memilih

periksa ke dokter.

Alasan masyarakat mengenai hal yang dilakukan untuk mengatasi

demam pada soal no. 3 antara lain sebanyak 67 orang atau 95.7% responden

yang menjawab bahwa demam yang diderita hanyalah demam biasa dan

sebanyak 3 orang atau 4.2% responden yang menjawab bahwa demam yang

diderita adalah demam Malaria.

Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Pengetahuan Responden tentang Terapi Non

Farmakologi Demam

No Pertanyaan Jumlah

sampel

Frekuensi

jawaban

Persentase

(%)

4 Apakah anda mengetahui

bagaimana cara

menggunakan kompres yang

benar ketika demam?

a. Kompres dengan air es

b. Kompres dengan air

dingin

c. Kompres dengan air

hangat

d. Kompres dengan air panas

70

70

70

70

0

57

13

0

0

81.4

18.5

0

5 Apakah anda mengetahui

tujuan minum air putih yang

banyak ketika demam?

a. Mencegah kekurangan

cairan

b. Menurunkan panas

c. Menambah nafsu makan

d. Mengurangi rasa nyeri

70

70

70

70

46

24

0

0

65.7

34.2

0

0

Page 31: GAMBARAN PENGETAHUAN MASYARAKAT DALAM SWAMEDIKASI DEMAM · PDF filesegera diatasi akan menyebabkan kejang demam, kerusakan otak dan bahkan kematian. Ketika mengalami demam, masyarakat

19

No

Pertanyaan Jumlah

sampel

Frekuensi

jawaban

Persentase

(%)

6

Apakah anda mengetahui

tujuan istirahat yang cukup

ketika demam?

a. Menghilangkan demam

b. Memulihkan kesehatan

c. Menghangatkan tubuh

d. Memelihara kesehatan

70

70

70

70

0

42

0

28

0

60

0

40

7 Apakah anda mengetahui

tujuan memakai pakaian tipis

dan selimut tebal ketika

demam?

a. Membantu menurunkan

panas

b. Menyegarkan badan

c. Mencegah panas dalam

d. Meningkatkan cairan

tubuh

70

70

70

70

67

3

0

0

95.7

4.2

0

0

8 Jika beli obat sendiri, setelah

meminum obat hal apakah

yang akan anda lakukan?

a. Kompres

b. Minum air putih yang

banyak

c. Istirahat yang cukup

d. Memakai pakaian tipis

dan selimut tebal

70

70

70

70

57

0

13

0

81.4

0

18.5

0

Pengetahuan masyarakat tentang cara terapi non farmakologi demam

menggunakan kompres pada soal no. 4 diperoleh sebanyak 57 orang atau

81.4% responden yang menjawab kompres degan air dingin sebanyak 13 orang

atau 18.5% responden yang menjawab kompres dengan air hangat.

Pengetahuan masyarakat tentang tujuan terapi non farmakologi demam

dengan minum air putih yang banyak pada soal no. 5 antara lain sebanyak 46

orang atau 65.7% responden yang menjawab untuk mencegah kekurangan

cairan dan sebanyak 24 orang atau 34.2% responden yang menjawab untuk

menurunkan panas. Pengetahuan masyarakat tentang tujuan terapi non

farmakologi demam dengan beristirahat yang cukup pada soal no. 6 antara lain

Page 32: GAMBARAN PENGETAHUAN MASYARAKAT DALAM SWAMEDIKASI DEMAM · PDF filesegera diatasi akan menyebabkan kejang demam, kerusakan otak dan bahkan kematian. Ketika mengalami demam, masyarakat

20

sebanyak 42 orang atau 60% responden yang menjawab untuk memulihkan

kesehatan dan sebanyak 28 orang atau 40% responden yang menjawab untuk

menyegarkan badan.

Pengetahuan masyarakat tentang terapi non farmakologi demam dengan

memakai pakaian tipis dan selimut tebal pada soal no. 7 antara lain sebanyak

67 orang atau 95.7% responden yang menjawab untuk membantu menurunkan

panas dan sebanyak 3 orang atau 4.2% responden yang menjawab untuk

menyegarkan badan.

Penggunaan terapi non farmakologi yang digunakan masyarkat pada soal

no. 8 diperoleh sebanyak 57 orang atau 81.4% responden yang memilih

menggunakan dan sebanyak 13 orang atau 18.5% responden yang memilih

beristirahat yang cukup.

Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Pengetahuan Responden tentang Pemilihan

Obat Sebagai Terapi Farmakologi Demam

No

Pertanyaan Jumlah

sampel

Frekuensi

jawaban

Persentase

(%)

9 Ketika beli obat sendiri, obat

apakah yang akan anda

perlukan/beli untuk

mengobati demam anda?

a. Paracetamol

b. Ibuprofen

c. Amoxicillin

d. Kina

70

70

70

70

68

0

1

1

97.1

0

1.4

1.4

10 Menurut anda alasan apa yang

paling tepat untuk menjawab

soal No. 9?

a. Harganya murah

b. Mudah diperoleh/didapat

c. Sebagai obat penurun

panas

d. Aman penggunaannya

70

70

70

70

47

0

23

0

67.1

0

33

0

11

Di mana anda memperoleh

obat tersebut?

a. Puskesmas

b. Mantri

c. Bidan

70

70

70

0

0

0

0

0

0

Page 33: GAMBARAN PENGETAHUAN MASYARAKAT DALAM SWAMEDIKASI DEMAM · PDF filesegera diatasi akan menyebabkan kejang demam, kerusakan otak dan bahkan kematian. Ketika mengalami demam, masyarakat

21

No

Pertanyaan

Jumlah

sampel

Frekuensi

jawaban

Persentase

(%)

d. Warung

70 70 100

Pengetahuan masyarakat tentang terapi farmakologi demam yaitu

pemilihan obat pada soal no. 9 diperoleh sebanyak 68 orang atau 97.1%

responden yang memilih obat Paracetamol, sebanyak 1 orang atau 1.4%

memilih obat Amoxicillin dan 1 orang atau 1.4% memilih obat Kina.

Alasan yang paling tepat mengenai pemilihan obat pada soal no. 10

diperoleh sebanyak 47 orang atau 67.1% responden yang menjawab karena

harganya murah dan sebanyak 23 orang atau 33% responden yang menjawab

karena sebagai obat penurun panas.

Masyarakat memperoleh obat tersebut sebagai terapi farmakologi demam

pada soal no. 11 antara lain sebanyak 70 orang atau 100% responden yang

menjawab memperoleh obat tersebut di warung.

Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Pengetahuan Responden tentang Aturan Pakai

Obat Sebagai Terapi Farmakologi Demam

No Pertanyaan Jumlah

sampel

Frekuensi

jawaban

Persentase

(%)

12 Bagaimana cara pakai obat

Paracetamol yang digunakan

untuk mengobati demam?

a. Diserbukkan

b. Dihisap

c. Dikunyah

d. Ditelan

70

70

70

70

0

0

0

70

0

0

0

100

13 Bagaimana aturan pakai obat

Paracetamol yang digunakan

untuk mengobati demam

tersebut?

a. 1 x sehari 1 tablet

b. 1 x sehari 2 tablet

c. 2 x sehari 1 tablet

d. 3-4 x sehari 1 tablet

70

70

70

70

0

0

13

57

0

0

18.6

81.4

14

Kapan seharusnya aturan

minum obat Paracetamol yang

digunakan untuk mengobati

Page 34: GAMBARAN PENGETAHUAN MASYARAKAT DALAM SWAMEDIKASI DEMAM · PDF filesegera diatasi akan menyebabkan kejang demam, kerusakan otak dan bahkan kematian. Ketika mengalami demam, masyarakat

22

No Pertanyaan Jumlah

sampel

Frekuensi

jawaban

Persentase

(%)

demam anda?

a. Sebelum makan

b. Sesudah makan

c. Saat makan

d. Sebelum tidur

70

70

70

70

24

46

0

0

34.2

65.7

0

0

Pengetahuan masyarakat tentang aturan pakai obat yang digunakan

sebagai terapi farmakologi demam yaitu cara pakai obat Paracetamol pada soal

no.12 diperoleh sebanyak 70 orang atau 100% responden yang menjawab

ditelan.

Pengetahuan masyarakat tentang aturan pakai obat yang digunakan

sebagai terapi farmakologi demam yaitu aturan minum obat Paracetamol pada

soal no. 13 diperoleh sebanyak 13 orang atau 18.6% responden yang menjawab

2x sehari 1 tablet dan sebanyak 57 atau 81.4% responden yang menjawab 3-4x

sehari 1 tablet.

Pengetahuan masyarakat tentang aturan pakai obat yang digunakan

sebagai terapi farmakologi demam pada soal no. 14 antara lain sebanyak 24

orang atau 34.2% responden yang menjawab sebelum makan dan sebanyak 46

orang atau 65.7% responden yang menjawab sesudah makan.

Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Pengetahuan Responden tentang Efek Terapi

Obat Sebagai Terapi Farmakologi Demam

No Pertanyaan Jumlah

sampel

Frekuensi

jawaban

Persentase

(%)

15 Jika dalam waktu lebih dari 3

hari setelah meminum obat

ternyata demam anda masih

belum sembuh, apa yang akan

anda lakukan?

a. Periksa ke puskesmas

b. Berhenti meminum obat

tersebut

c. Pergi ke dukun

d. Membeli obat lain

70

70

70

70

69

1

0

0

98.5

1.4

0

0

Pengetahuan masyarakat tentang efek terapi obat sebagai terapi

farmakologi demam pada soal no. 15 diperoleh sebanyak 69 orang atau 98.5%

Page 35: GAMBARAN PENGETAHUAN MASYARAKAT DALAM SWAMEDIKASI DEMAM · PDF filesegera diatasi akan menyebabkan kejang demam, kerusakan otak dan bahkan kematian. Ketika mengalami demam, masyarakat

23

yang memilih periksa ke Puskesmas apabila lebih dari 3 hari setelah meminum

obat ternyata demam yang diderita masih belum sembuh dan hanya 1 orang

atau 1.4% responden yang memilih berhenti meminum obat tersebut.

B. Pembahasan

Penelitian ini dilakukan di RT. II Desa Jangkang Kecamatan Pasak

Talawang Kabupaten Kapuas. Pengumpulan data dilakukan dengan cara

menyebarkan angket yang berisi 15 butir pertanyaan terhadap 70 responden

yang menjadi sampel kemudian peneliti melakukan wawancara terhadap

responden tersebut untuk mendapatkan alasan masing-masing jawaban dari

pertanyaan angket. Setelah menjawab pertanyaan angket, hanya sebanyak 53

responden yang bersedia untuk diwawancara sedangkan 17 responden lainnya

tidak bersedia dikarenakan keterbatasan kemampuan komunikasi dan waktu

yang diberikan oleh responden tersebut.

Hasil penelitian pengetahuan masyarakat tentang demam pada soal no. 1

diperoleh lebih banyak responden menjawab bahwa gejala demam adalah suhu

tubuh meningkat sehingga badan terasa panas dengan alasan gejala yang lebih

sering dialami ketika demam adalah suhu tubuh meningkat dan badan terasa

panas sedangkan gejala lainnya sangat jarang dialami yaitu sebanyak 58 orang

atau 82.8% responden selain itu, sebanyak 9 orang atau 12.8% responden yang

menjawab suhu tubuh meningkat dan terdapat bintik-bintik merah pada kulit

dengan alasan demam yang diderita adalah gejala dari penyakit Malaria,

sebanyak 1 orang atau 1.4% responden yang menjawab sakit kepala dan mual

dengan alasan apabila mengalami demam selalu disertai sakit kepala dan mual

serta sebanyak 2 orang atau 2.8% responden yang menjawab batuk dan pilek

dengan alasan batuk dan pilek adalah gejala demam yang paling sering dialami.

Hal yang paling banyak dilakukan masyarakat untuk mengatasi demam

pada soal no. 2 adalah sebanyak 65 orang atau 92.8% responden yang memilih

beli obat sendiri dengan alasan demam yang dialami hanyalah demam biasa

selain itu obat yang diperlukan untuk mengobati demam telah tersedia di

rumah sehingga tidak perlu berobat ke dokter ataupun mantri dan sebanyak 5

Page 36: GAMBARAN PENGETAHUAN MASYARAKAT DALAM SWAMEDIKASI DEMAM · PDF filesegera diatasi akan menyebabkan kejang demam, kerusakan otak dan bahkan kematian. Ketika mengalami demam, masyarakat

24

orang atau 7.1% responden yang memilih periksa ke dokter dengan alasan

dokter dianggap lebih banyak mengetahui dan memang menjadi kebiasaan

apabila demam maka berobat ke dokter.

Alasan masyarakat mengenai hal yang dilakukan untuk mengatasi

demam pada soal no. 3 adalah sebanyak 67 orang atau 95.7% responden yang

menjawab bahwa demam yang diderita hanyalah demam biasa dan sebanyak 3

orang atau 4.2% responden yang menjawab bahwa demam yang diderita adalah

demam Malaria.

Pengetahuan masyarakat tentang cara terapi non farmakologi demam

menggunakan kompres pada soal no. 4 diperoleh sebanyak 57 orang atau

81.4% responden yang menjawab kompres dengan air dingin karena

berdasarkan informasi dari tetangga dan sebanyak 13 orang atau 18.5%

responden yang menjawab kompres dengan air hangat karena berdasarkan

informasi dari orang tua terdahulu selain itu kompres menggunakan air hangat

lebih efektif untuk mengeluarkan keringat sehingga cepat menurunkan panas.

Pengetahuan masyarakat tentang tujuan terapi non farmakologi demam

dengan minum air putih yang banyak pada soal no. 5 adalah sebanyak 46 orang

atau 65.7% responden yang menjawab untuk mencegah kekurangan cairan

dengan alasan ketika demam akan sering merasa haus dan ditakutkan dapat

mengakibatkan dehidrasi sehingga diperlukan air putih yang banyak untuk

mencegah kekurangan cairan dan sebanyak 24 orang atau 34.2% responden

yang menjawab untuk menurunkan panas dengan alasan dengan minum air

putih yang banyak maka suhu panas dalam tubuh akan keluar bersama

keringat.

Pengetahuan masyarakat tentang tujuan terapi non farmakologi demam

dengan beristirahat yang cukup adalah sebanyak 42 orang atau 60% responden

yang menjawab untuk memulihkan kesehatan istirahat yang cukup mampu

mengembalikan tubuh untuk beraktivitas kembali dan sebanyak 28 orang atau

40% responden yang menjawab untuk menyegarkan badan dengan alasan

setelah beristirahat ketika demam maka suhu panas dalam tubuh menjadi

berkurang dan berkeringat.

Page 37: GAMBARAN PENGETAHUAN MASYARAKAT DALAM SWAMEDIKASI DEMAM · PDF filesegera diatasi akan menyebabkan kejang demam, kerusakan otak dan bahkan kematian. Ketika mengalami demam, masyarakat

25

Penggunaan terapi non farmakologi yang paling banyak dilakukan oleh

masyarakat adalah sebanyak 57 orang atau 81.4% responden yang memilih

menggunakan kompres dengan alasan berdasarkan kebiasaan dan sebanyak 13

orang atau 18.5% responden yang memilih beristirahat yang cukup dengan

alasan bahwa istirahat yang cukup akan cepat memulihkan kesehatan tubuh.

Distribusi frekuensi dan persentase responden mengenai pengetahuan tentang

terapi non farmakologi demam dapat dilihat pada tabel 4.6.

Pengetahuan masyarakat tentang terapi farmakologi demam yaitu

pemilihan obat pada soal no. 9 diperoleh sebanyak 68 orang atau 97.1%

responden yang memilih obat Paracetamol dengan alasan obat tersebut sangat

efektif untuk mengobati demam yang dialami selain itu karena harganya murah

dan sebagai obat penurun panas, sebanyak 1 orang atau 1.4% memilih obat

Amoxicillin dengan alasan obat tersebut mampu mengurangi rasa nyeri ketika

demam dan 1 orang atau 1.4% memilih obat Kina dengan alasan bahwa demam

yang dialami merupakan gejala dari penyakit Malaria sehingga obat Kina

dirasa paling sesuai untuk demam yang dialami.

Alasan yang paling tepat menurut responden mengenai pemilihan obat

pada soal no. 10 adalah sebanyak 47 orang atau 67.1% responden yang

menjawab karena harganya murah dan sebanyak 23 orang atau 33% responden

yang menjawab karena sebagai obat penurun panas.

Masyarakat memperoleh obat tersebut sebagai terapi farmakologi demam

pada soal no. 11 adalah sebanyak 70 orang atau 100% responden yang

menjawab memperoleh obat tersebut di warung dengan alasan bahwa obat

tersebut tersedia di warung-warung terdekat sehingga tidak perlu ke Puskesmas

selain itu karena letak Puskesmas cukup jauh. Distribusi frekuensi dan

persentase responden mengenai pengetahuan tentang pemilihan obat sebagai

terapi farmakologi demam dapat dilihat pada tabel 4.7.

Pengetahuan masyarakat tentang aturan pakai obat yang digunakan

sebagai terapi farmakologi demam yaitu cara pakai obat Paracetamol pada soal

no. 12 diperoleh sebanyak 70 orang atau 100% responden yang menjawab

Page 38: GAMBARAN PENGETAHUAN MASYARAKAT DALAM SWAMEDIKASI DEMAM · PDF filesegera diatasi akan menyebabkan kejang demam, kerusakan otak dan bahkan kematian. Ketika mengalami demam, masyarakat

26

ditelan berdasarkan aturan atau informasi dari dokter atau mantri selain itu

berdasarkan informasi dari tetangga.

Pengetahuan masyarakat tentang aturan pakai obat yang digunakan

sebagai terapi farmakologi demam obat Paracetamol pada soal no. 13 diperoleh

sebanyak 13 orang atau 18.6% responden yang menjawab 2x sehari 1 tablet

berdasarkan informasi dari tetangga dan sebanyak 57 atau 81.4% responden

yang menjawab 3-4x sehari 1 tablet berdasarkan informasi dari dokter ataupun

mantri.

Pengetahuan masyarakat tentang aturan pakai obat yang digunakan

sebagai terapi farmakologi demam yaitu aturan minum obat Paracetamol pada

soal no. 14 diperoleh sebanyak 46 orang atau 65.7% responden yang menjawab

sesudah makan berdasarkan informasi dari dokter ataupun mantri dan sebanyak

24 orang atau 34.2% responden yang menjawab sebelum makan berdasarkan

informasi dari tetangga. Distribusi frekuensi dan persentase responden

mengenai pengetahuan tentang pemilihan obat sebagai terapi farmakologi

demam dapat dilihat pada tabel 4.8.

Pengetahuan masyarakat tentang efek terapi obat sebagai terapi

farmakologi demam pada soal no. 15 diperoleh sebanyak 69 orang atau 98.5%

yang memilih periksa ke Puskesmas apabila lebih dari 3 hari setelah meminum

obat ternyata demam yang diderita masih belum sembuh dengan alasan bahwa

demam yang dialami perlu diperiksa lebih lanjut karena dikhawatirkan ada

indikasi penyakit lain yang lebih serius dan hanya 1 orang atau 1.4% responden

yang memilih berhenti meminum obat tersebut dengan alasan bahwa obat

tersebut mungkin memiliki khasiat yang kurang efektif untuk mengobati

demam yang dialami. Distribusi frekuensi dan persentase responden mengenai

pengetahuan tentang efek terapi obat sebagai terapi farmakologi demam dapat

dilihat pada tabel 4.9.

Pengetahuan masyarakat tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor antara

lain umur, jenis kelamin, pendidikan dan pekerjaan. Berdasarkan hasil

observasi dari peneliti bahwa masyarakat khususnya di RT. II Desa Jangkang

Kecamatan Pasak Talawang lebih banyak yang tergolong berusia produktif

Page 39: GAMBARAN PENGETAHUAN MASYARAKAT DALAM SWAMEDIKASI DEMAM · PDF filesegera diatasi akan menyebabkan kejang demam, kerusakan otak dan bahkan kematian. Ketika mengalami demam, masyarakat

27

(15-59 tahun) dan berdasarkan pengalaman dari peneliti sendiri masyarakat

tersebut lebih banyak melakukan swamedikasi untuk mengatasi demam dengan

alasan penyakit masih ringan. Berdasarkan hasil angket yang telah disebarkan

diperoleh masyarakat yang tergolong berusia 20-54 tahun dan berusia 55-59

tahun pengetahuannya lebih baik dibandingkan masyarakat yang berusia 15-19

tahun artinya semakin tinggi tingkat umur responden maka pengetahuan

masyarakat mengenai swamedikasi demam juga semakin baik pula. Hasil

penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian gambaran pengetahuan dan

karakteristik masyarakat RW. 08 Kelurahan Pisangan Barat Ciputat tentang

pengobatan sendiri terhadap nyeri menggunakan obat anti nyeri yang dilakukan

Syeima (2009), responden yang berusia di atas atau 30 tahun lebih peduli

terhadap kesehatan tiap anggota keluarga dan lebih banyaknya pengalaman

responden tentang bagaimana cara menangani nyeri pada anggota keluarga

agar mendapatkan hasil yang sempurna.

Berdasarkan hasil wawancara yang telah dilakukan diperoleh jenis

kelamin perempuan lebih banyak yang melakukan swamedikasi untuk

mengatasi demam dan lebih sering berkonsultasi dengan dokter ataupun mantri

serta mencari informasi dari tetangga ataupun orang terdekat mengenai

swamedikasi demam tersebut dikarenakan perempuan lebih peduli terhadap

kesehatan diri dan keluarganya. Berdasarkan hasil tersebut menunjukkan

bahwa responden berjenis kelamin perempuan lebih mengetahui dibandingkan

laki-laki mengenai pengetahuan masyarakat dalam swamedikasi demam

walaupun jumlah responden berdasarkan karakteristik jenis kelamin lebih

banyak yang berjenis kelamin laki-laki. Hal tersebut dapat dipengaruhi bahwa

sebagian besar perempuan adalah Ibu Rumah Tangga (IRT) dan apabila salah

satu anggota keluarga menderita sakit maka Ibu Rumah Tangga tersebutlah

yang lebih sering melakukan swamedikasi terutama swamedikasi demam

sehingga mendorong keingintahuan untuk mencari informasi yang benar terkait

swamedikasi demam tersebut. Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil

penelitian Hebeeb dan Gearhart (1993), yang menyatakan jenis kelamin

berhubungan dengan perilaku pengobatan sendiri. Tse, et. al., (1999), dalam

Page 40: GAMBARAN PENGETAHUAN MASYARAKAT DALAM SWAMEDIKASI DEMAM · PDF filesegera diatasi akan menyebabkan kejang demam, kerusakan otak dan bahkan kematian. Ketika mengalami demam, masyarakat

28

penelitiannya menemukan bahwa responden perempuan lebih banyak

melakukan pengobatan sendiri secara rasional karena perempuan cenderung

lebih berhati-hati dalam melakukan pengobatan dibandingkan laki-laki dan

akan lebih memilih untuk berkonsultasi terlebih dahulu ke dokter terkait

dengan obat yang digunakannya (Lefterova & Getov, 2004).

Faktor lain adalah pendidikan dan pekerjaan dimana masyarakat di RT. II

Desa Jangkang Kecamatan Pasak Talawang berdasarkan hasil observasi bahwa

lebih banyak yang memiliki latar belakang pendidikan rendah yaitu SMP dan

SMA, masyarakat tersebut lebih banyak melakukan swamedikasi demam

dengan membeli obat di warung-warung terdekat dengan alasan mudah

dijangkau tanpa berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter ataupun mantri,

namun berdasarkan angket yang telah disebarkan menunjukkan bahwa

responden dengan latar belakang pendidikan SMA dan Perguruan Tinggi

pengetahuannya lebih baik dibandingkan yang berpendidikan SD ataupun SMP

artinya semakin tinggi tingkat pendidikan responden maka semakin tinggi pula

pengetahuannya mengenai swamedikasi demam. Hasil penelitian ini sejalan

dengan penelitian yang dilakukan Figueras, dkk. (2000), yang menyatakan

bahwa responden berpendidikan tinggi lebih banyak yang melakukan

pengobatan sendiri secara rasional.

Berdasarkan hasil observasi bahwa masyarakat di RT. II Desa Jangkang

Kecamatan Pasak Talawang karakteristik pekerjaan masyarakat lebih banyak

sebagai pedagang dan juga karyawan di perusahaan, waktu lebih banyak

digunakan untuk bekerja sehingga masyarakat tersebut cenderung memilih

berobat sendiri menggunakan obat yang telah tersedia di rumah atau tempat dia

bekerja. Berdasarkan hasil angket yang telah disebarkan menunjukkan bahwa

responden dengan pekerjaan sebagai Ibu Rumah Tangga dan responden dengan

pekerjaan swasta lebih mengetahui dibandingkan responden yang yang tidak

bekerja .

Hasil penelitian yang telah dilakukan di RT. II Desa Jangkang

Kecamatan Pasak Talawang Kabupaten Kapuas tersebut kemudian disesuaikan

lagi dengan sudut pandang tenaga kesehatan yang ada di Desa Jangkang

Page 41: GAMBARAN PENGETAHUAN MASYARAKAT DALAM SWAMEDIKASI DEMAM · PDF filesegera diatasi akan menyebabkan kejang demam, kerusakan otak dan bahkan kematian. Ketika mengalami demam, masyarakat

29

Kecamatan Pasak Talawang Kabupaten Kapuas tersebut. Wawancara

dilakukan terhadap salah satu staf Puskesmas RT. II Desa Jangkang Kecamatan

Pasak Talawang Kabupaten Kapuas. Hasil wawancara tersebut menerangkan

bahwa dari faktor umur, masyarakat dengan tingkat umur yang rendah

disebabkan karena tingkat umur tersebut tergolong belum produktif penuh

artinya secara umum pola pikir masyarakat tersebut masih belum matang

sehingga akan mempengaruhi cara tanggap untuk mengatasi demam yang

dialami. Karakteristik berdasarkan jenis kelamin bahwa biasanya laki-laki akan

mengatasi demam dengan kurang mencari informasi terlebih dahulu ke dokter

ataupun membaca pada label obat tersebut sehingga kemungkinan pengobatan

yang tidak rasional. Karakteristik pendidikan dan pekerjaan tidak terlalu

berbeda jauh, apabila orang dengan pendidikan rendah dan pekerjaan yang

rendah pula maka orang tersebut hanya akan mengatasi demam nya sendiri

tanpa konsultasi terlebih dahulu ke dokter sehingga kemungkinan pengobatan

yang tidak rasional.

Page 42: GAMBARAN PENGETAHUAN MASYARAKAT DALAM SWAMEDIKASI DEMAM · PDF filesegera diatasi akan menyebabkan kejang demam, kerusakan otak dan bahkan kematian. Ketika mengalami demam, masyarakat

30

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian diperoleh bahwa masyarakat di RT. II

Desa Jangkang Kecamatan Pasak Talawang telah mengetahui tentang

swamedikasi demam baik terapi non farmakologi demam ataupun terapi

farmakologi demam.

B. Saran

1. Bagi Tenaga Kefarmasian

Diharapkan mampu memandu masyarakat dalam berswamedikasi dengan

memberikan informasi-informasi penting terkait pemilihan obat, aturan

pakai ataupun cara pakai obat dalam swamedikasi demam

2. Bagi Masyarakat

Lebih mampu meningkatkan pengetahuan mengenai swamedikasi demam

dan perlu mencari informasi-informasi mengenai swamedikasi demam

baik dari tenaga kesehatan maupun sumber informasi lain yang benar.

30

Page 43: GAMBARAN PENGETAHUAN MASYARAKAT DALAM SWAMEDIKASI DEMAM · PDF filesegera diatasi akan menyebabkan kejang demam, kerusakan otak dan bahkan kematian. Ketika mengalami demam, masyarakat

31

DAFTAR PUSTAKA

Achmadi. 2003. dalam jurnal penelitian Risda Yanti: Gambaran Pengetahuan

Masyarakat dalam Swamedikasi Demam di Daerah Kertak Hanyar Km 8

RT 05 RW. 02

http://www.scribd.com/doc/174697587/Presentation-1, (diakses pada

tanggal 12 Maret 2014).

Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Rineka Cipta :

Jakarta

Asmadi. 2008. Teknik Prosedural Keperawatan: Konsep dan Aplikasi Kebutuhan

Dasar Klien. Salemba Medika : Jakarta.

Atmoko, W. & Kurniawati, I. 2009. Swamedikasi: Sebuah Respon Realistik

Perilaku Konsumen di Masa Krisis. Volum 2, 3, 233-247.dalam jurnal

penelitian Dian Hermawati : Pengaruh Edukasi Terhadap Tingkat

Pengetahuan dan Rasionalitas Penggunaan Obat Swamedikasi Pengunjung

di dua Apotek Kecamatan Cimanggis, Depok

https://www.google.co.id/webhp?tab=ww&ei=8imyU8aFCM-

VuASR_4GwBA&ved=0CA4Q1S4#q=jurnal+penelitian+dian+hermawati+

pdf (diakses tanggal 26 Juni 2014).

Corwin, E. J. 2009. Buku Saku Patofisiologi (edisi ke-3): EGC. Jakarta, dalam

jurnal penelitian Dian Hermawati : Pengaruh Edukasi Terhadap Tingkat

Pengetahuan dan Rasionalitas Penggunaan Obat Swamedikasi Pengunjung

di dua Apotek Kecamatan Cimanggis, Depok

https://www.google.co.id/webhp?tab=ww&ei=8imyU8aFCM-

VuASR_4GwBA&ved=0CA4Q1S4#q=jurnal+penelitian+dian+hermawati+

pdf (diakses tanggal 26 Juni 2014).

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 1997. Kompendia Obat Bebas:

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Jakarta

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2006. Pedoman Penggunaan Obat

Bebas dan Bebas Terbatas. Departemen Kesehatan Republik Indonesia

:Jakarta

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2008. Profil Kesehatan Indonesia

2007, dalam Jurnal penelitian Puri Prameshwari : Gambaran Pengetahuan

dan Karakteristik Tentang Penggunaan Obat Antidiare sebagai Self

Medication pada Masyarakat Kelurahan Pisangan Barat, Kecamatan

Ciputat, RW 08 Tahun 2009

http://perpus.fkik.uinjkt.ac.id/file_digital/Riset%20PURI.pdf(diakses

tanggal 25 Juni 2014).

Page 44: GAMBARAN PENGETAHUAN MASYARAKAT DALAM SWAMEDIKASI DEMAM · PDF filesegera diatasi akan menyebabkan kejang demam, kerusakan otak dan bahkan kematian. Ketika mengalami demam, masyarakat

32

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2009. Undang-undangNomor 36

tahun 2009 tentang Kesehatan. Departemen Kesehatan Republik Indonesia :

Jakarta

Figueras, A., Caamano, F., Gestal-Otero, J. J. 2000. Sociodemographic Factors

Related To Selfmedication. European Journal of Epidemiology. Dalam

jurnal penelitian Dian Hermawati : Pengaruh Edukasi Terhadap Tingkat

Pengetahuan dan Rasionalitas Penggunaan Obat Swamedikasi Pengunjung

di dua Apotek Kecamatan Cimanggis, Depok

https://www.google.co.id/webhp?tab=ww&ei=8imyU8aFCM-

VuASR_4GwBA&ved=0CA4Q1S4#q=jurnal+penelitian+dian+hermawati+

pdf (diakses tanggal 24 Juni 2014).

Fleckenstein, A.E., Hanson, G. R. & Venturelli, P. J. 2011. Drugs and society (11

thed). Jones and Bortlett Publisher : USA, dalam jurnal penelitian Dian

Hermawati : Pengaruh Edukasi Terhadap Tingkat Pengetahuan dan

Rasionalitas Penggunaan Obat Swamedikasi Pengunjung di dua Apotek

Kecamatan Cimanggis, Depok

https://www.google.co.id/webhp?tab=ww&ei=8imyU8aFCM-

VuASR_4GwBA&ved=0CA4Q1S4#q=jurnal+penelitian+dian+hermawati+

pdf (diakses tanggal 24 Juni 2014).

Hebeeb, G. E., dan Gearhart, J. G.1993. Common Patient Symptoms: Patterns Of

Self-Treatment and Prevention. Dalam jurnal penelitian Corina Nur Syeima

: Gambaran Pengetahuan dan Karakteristik Masyarakat RW 08 Kelurahan

Pisangan Barat Ciputat Tentang Pengobatan Sendiri Terhadap Nyeri

Menggunakan Obat Antinyeri.

http://perpus.fkik.uinjkt.ac.id/file_digital/Skripsi%20%20Corin.pdf, (diakses

tanggal 13 Maret 2014).

Kaneshiro, N.K., and Zieve, D. 2010. Fever. University of Washington.

http://www.nlm.nih.gov/medlineplus/ency/article/000980.htm. Dalam jurnal

penelitian Corina Nur Syeima : Gambaran Pengetahuan dan Karakteristik

Masyarakat RW 08 Kelurahan Pisangan Barat Ciputat Tentang Pengobatan

Sendiri Terhadap Nyeri Menggunakan Obat Antinyeri.

http://perpus.fkik.uinjkt.ac.id/file_digital/Skripsi%20%20Corin.pdf, (diakses

tanggal 13 Maret 2014).

Kimin, A. 2007. Penyebab Pengobatan Tak Rasional. Dalam jurnal penelitian

Corina Nur Syeima : Gambaran Pengetahuan dan Karakteristik

Masyarakat RW 08 Kelurahan Pisangan Barat Ciputat Tentang Pengobatan

Sendiri Terhadap Nyeri Menggunakan Obat Antinyeri.

http://perpus.fkik.uinjkt.ac.id/file_digital/Skripsi%20%20Corin.pdf,

(diaksestanggal 13 Maret 2014).

Page 45: GAMBARAN PENGETAHUAN MASYARAKAT DALAM SWAMEDIKASI DEMAM · PDF filesegera diatasi akan menyebabkan kejang demam, kerusakan otak dan bahkan kematian. Ketika mengalami demam, masyarakat

33

Kristina, SA., Prabandari, YS. dan Sudjaswadi, R. 2008. Perilaku Pengobatan

Sendiri yang Rasional pada Masyarakat Kecamatan Depok dan

Cangkringan Kabupaten Sleman,dalam jurnal penelitian Puri Prameshwari :

Gambaran Pengetahuan dan Karakteristik Tentang Penggunaan Obat

Antidiare sebagai Self Medication pada Masyarakat Kelurahan Pisangan

Barat, Kecamatan Ciputat, RW 08 Tahun 2009

http://perpus.fkik.uinjkt.ac.id/file_digital/Riset%20PURI.pdf(diakses

tanggal 25 Juni 2014).

Margono, S. 2003. Metodologi Penelitian Pendidikan. Rineka Cipta : Jakarta

Nelwan. 2009. Demam: Tipe dan Pendekatan. Dalam Sudoyo, A.W., Setiyohadi,

B., Alwi, I., Simadibrata, M., dan Setiati, S., ed. Buku Ajar Ilmu Penyakit

dalam Jilid III. Edisi 5. Interna Publishing, 2767-2768 : Jakarta

Notoatmodjo, S. 2002. Metodologi Penelitian Kesehatan. Rineka Cipta : Jakarta

. 2003. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Rineka Cipta :

Jakarta

. 2007. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Rineka Cipta :

Jakarta

. 2010. Metode penelitian . Penerbit : Rineka Cipta. Jakarta

Pitoyo, A. J. 2013. Menjadi Produktif di Usia Produktif. Direktorat Kerjasama

Pendidikan Kependudukan BKKBN : Jakarta

Prameshwari, P. 2009. Gambaran Pengetahuan dan Karakteristik tentang

Penggunaan Obat Antidiare Sebagai Self Medication pada Masyarakat

Kelurahan Pisangan Barat, Kecamatan Ciputat, RW 08 tahun 2009:

http://perpus.fkik.uinjkt.ac.id/file_digital/Riset%20PURI.pdf (diakses

tanggal 20 Juni 2014).

Rogers. 1974. Penelitian Tentang Perubahan Perilaku Masyarakat, dalam jurnal

penelitian Corina Nur Syeima : Gambaran Pengetahuan dan Karakteristik

Masyarakat RW 08 Kelurahan Pisangan Barat Ciputat Tentang Pengobatan

Sendiri Terhadap Nyeri Menggunakan Obat Antinyeri.

http://perpus.fkik.uinjkt.ac.id/file_digital/Skripsi%20%20Corin.pdf,

(diakses tanggal 13 Maret 2014).

Sibagariang, E. E. 2010. Metodologi Penelitian untuk Mahasiswa Diploma

Kesehatan. Trans Info Media : Jakarta

Page 46: GAMBARAN PENGETAHUAN MASYARAKAT DALAM SWAMEDIKASI DEMAM · PDF filesegera diatasi akan menyebabkan kejang demam, kerusakan otak dan bahkan kematian. Ketika mengalami demam, masyarakat

34

Soetjiningsih. 2004. Tumbuh Kembang Anak. EGC : Jakarta, dalam jurnal

penelitian Puri Prameshwari : Gambaran Pengetahuan dan Karakteristik

Tentang Penggunaan Obat Antidiare sebagai Self Medication pada

Masyarakat Kelurahan Pisangan Barat, Kecamatan Ciputat, RW 08 Tahun

2009

http://perpus.fkik.uinjkt.ac.id/file_digital/Riset%20PURI.pdf (diakses

tanggal 5 Maret 2014).

Sumanto. 1995. Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan. Rineka Cipta :

Jakarta

Supardi, S. &Notosiswoyo, M. 2006. Pengaruh Penyuluhan Obat Menggunakan

Leaflet Terhadap Perilaku Pengobatan Sendiri di Tiga Kelurahan Kota

Bogor. Buletin Penelitian Sistem Kesehatan vol. 9, 4, 213-219, dalam jurnal

penelitian Dian Hermawati : Pengaruh Edukasi Terhadap Tingkat

Pengetahuan dan Rasionalitas Penggunaan Obat Swamedikasi Pengunjung

di dua Apotek Kecamatan Cimanggis, Depok

https://www.google.co.id/webhp?tab=ww&ei=8imyU8aFCM-

VuASR_4GwBA&ved=0CA4Q1S4#q=jurnal+penelitian+dian+hermawati+

pdf (diakses tanggal 24 Juni 2014).

Supardi, S. & Raharni. 2006. Penggunaan Obat yang Sesuai Dengan Aturan

dalam Pengobatan Sendiri Keluhan Demam, Sakit Kepala, Batuk dan Flu,

dalam jurnal penelitian Dian Hermawati : Pengaruh Edukasi Terhadap

Tingkat Pengetahuan dan Rasionalitas Penggunaan Obat Swamedikasi

Pengunjung di dua Apotek Kecamatan Cimanggis, Depok

https://www.google.co.id/webhp?tab=ww&ei=8imyU8aFCM-

VuASR_4GwBA&ved=0CA4Q1S4#q=jurnal+penelitian+dian+hermawati+

pdf (diakses tanggal 24 Juni 2014).

Suryawati, S. 1997. Etika Promosi Obat Bebas dan Bebas Terbatas, disampaikan

dalam Simposium Nasional Obat Bebas dan Bebas Terbatas, dalam jurnal

penelitian Corina Nur Syeima : Gambaran Pengetahuan dan Karakteristik

Masyarakat RW 08 Kelurahan Pisangan Barat Ciputat Tentang Pengobatan

Sendiri Terhadap Nyeri Menggunakan Obat Antinyeri.

http://perpus.fkik.uinjkt.ac.id/file_digital/Skripsi%20%20Corin.pdf,

(diaksestanggal 13 Maret 2014).

Syeima, C. N. 2009. Gambaran Pengetahuan dan Karakteristik Masyarakat RW

08 Kelurahan Pisangan Barat Ciputat Tentang Pengobatan Sendiri

Terhadap Nyeri Menggunakan Obat Antinyeri. Universitas Islam Negeri,

Syarif Hidayatullah : Jakarta

http://perpus.fkik.uinjkt.ac.id/file_digital/Skripsi%20%20Corin.pdf (diakses

tanggal 20 Juni 2014).

Page 47: GAMBARAN PENGETAHUAN MASYARAKAT DALAM SWAMEDIKASI DEMAM · PDF filesegera diatasi akan menyebabkan kejang demam, kerusakan otak dan bahkan kematian. Ketika mengalami demam, masyarakat

35

Tjay, H.T dan Rahardja, K. 2002. Obat-Obat Penting. Elex Media Komputindo:

Jakarta

Wilmana, P. F., & Gunawan, S. G. 2007. Farmakologi dan Terapi : Edisi V.

Departemen Farmakologi dan Terapeutik Fakultas Kedokteran Universitas

Indonesia : Jakarta

Page 48: GAMBARAN PENGETAHUAN MASYARAKAT DALAM SWAMEDIKASI DEMAM · PDF filesegera diatasi akan menyebabkan kejang demam, kerusakan otak dan bahkan kematian. Ketika mengalami demam, masyarakat

31

Lampiran 1. Surat Pengantar Validasi Angket

Page 49: GAMBARAN PENGETAHUAN MASYARAKAT DALAM SWAMEDIKASI DEMAM · PDF filesegera diatasi akan menyebabkan kejang demam, kerusakan otak dan bahkan kematian. Ketika mengalami demam, masyarakat

32

Page 50: GAMBARAN PENGETAHUAN MASYARAKAT DALAM SWAMEDIKASI DEMAM · PDF filesegera diatasi akan menyebabkan kejang demam, kerusakan otak dan bahkan kematian. Ketika mengalami demam, masyarakat

33

Lampiran 2. Lembar Validasi Angket

Page 51: GAMBARAN PENGETAHUAN MASYARAKAT DALAM SWAMEDIKASI DEMAM · PDF filesegera diatasi akan menyebabkan kejang demam, kerusakan otak dan bahkan kematian. Ketika mengalami demam, masyarakat

34

Page 52: GAMBARAN PENGETAHUAN MASYARAKAT DALAM SWAMEDIKASI DEMAM · PDF filesegera diatasi akan menyebabkan kejang demam, kerusakan otak dan bahkan kematian. Ketika mengalami demam, masyarakat

35

Page 53: GAMBARAN PENGETAHUAN MASYARAKAT DALAM SWAMEDIKASI DEMAM · PDF filesegera diatasi akan menyebabkan kejang demam, kerusakan otak dan bahkan kematian. Ketika mengalami demam, masyarakat

36

Page 54: GAMBARAN PENGETAHUAN MASYARAKAT DALAM SWAMEDIKASI DEMAM · PDF filesegera diatasi akan menyebabkan kejang demam, kerusakan otak dan bahkan kematian. Ketika mengalami demam, masyarakat

37

Page 55: GAMBARAN PENGETAHUAN MASYARAKAT DALAM SWAMEDIKASI DEMAM · PDF filesegera diatasi akan menyebabkan kejang demam, kerusakan otak dan bahkan kematian. Ketika mengalami demam, masyarakat

38

Page 56: GAMBARAN PENGETAHUAN MASYARAKAT DALAM SWAMEDIKASI DEMAM · PDF filesegera diatasi akan menyebabkan kejang demam, kerusakan otak dan bahkan kematian. Ketika mengalami demam, masyarakat

39

Page 57: GAMBARAN PENGETAHUAN MASYARAKAT DALAM SWAMEDIKASI DEMAM · PDF filesegera diatasi akan menyebabkan kejang demam, kerusakan otak dan bahkan kematian. Ketika mengalami demam, masyarakat

40

Page 58: GAMBARAN PENGETAHUAN MASYARAKAT DALAM SWAMEDIKASI DEMAM · PDF filesegera diatasi akan menyebabkan kejang demam, kerusakan otak dan bahkan kematian. Ketika mengalami demam, masyarakat

41

Lampiran 3. Angket Setelah Validasi

Angket tentang Pengetahuan Masyarakat dalam Swamedikasi Demam

di RT II Desa Jangkang Kecamatan Pasak Talawang Kabupaten Kapuas

I. Identitas Responden

Nama (Inisial) :

Umur :

Alamat :

Jenis kelamin :

Pendidikan terakhir : SD – SMP – SMA – Perguruan Tinggi

Pekerjaan :

II. Pertanyaan

1. Menurut anda manakah yang termasuk gejala Demam berikut ini?

e. Suhu tubuh meningkat sehingga badan terasa panas

f. Suhu tubuh meningkat dan terdapat bintik-bintik merah pada kulit

g. Sakit kepala dan mual

h. Batuk dan pilek

2. Ketika anda demam, hal apa yang akan anda lakukan?

c. Beli obat sendiri b. Periksa ke mantri

c. Periksa ke dokter d. Tidak perlu minum obat

3. Menurut anda alasan apa yang paling tepat untuk menjawab soal No. 2?

e. Demam yang diderita hanyalah Demam biasa

f. Demam yang diderita adalah Demam Malaria

g. Demam yang diderita adalah Demam Berdarah

h. Demam yang diderita adalah Demam Typus

4. Apakah anda mengetahui bagaimana cara menggunakan kompres yang

benar ketika Demam?

c. Kompres dengan air es b. Kompres dengan air dingin

e. Kompres dengan air hangat d. Kompres dengan air panas

Page 59: GAMBARAN PENGETAHUAN MASYARAKAT DALAM SWAMEDIKASI DEMAM · PDF filesegera diatasi akan menyebabkan kejang demam, kerusakan otak dan bahkan kematian. Ketika mengalami demam, masyarakat

42

5. Apakah anda mengetahui tujuan minum air putih yang banyak ketika

Demam?

a. Mencegah kekurangan cairan

b. Menurunkan panas

c. Menambah nafsu makan

d. Mengurangi rasa nyeri

6. Apakah anda mengetahui tujuan istirahat yang cukup ketika Demam bagi?

a. Menghilangkan Demam b. Memulihkan kesehatan

c. Menghangatkan tubuh d. Memelihara kesehatan

7. Apakah anda mengetahui tujuan memakai pakaian tipis dan selimut tebal

ketika Demam?

a. Membantu menurunkan panas

b. Menyegarkan badan

c. Mencegah panas dalam

d. Meningkatkan cairan tubuh

8. Jika berobat sendiri, setelah meminum obat hal apakah yang akan anda

lakukan?

e. Kompres b. Minum air putih yang banyak

c. Istirahat yang cukup d. Memakai pakaian tipis dan selimut tebal

9. Ketika beli obat sendiri, obat apakah yang akan anda perlukan/beli untuk

mengobati Demam anda?

e. Paracetamol b. Ibuprofen c. Amoxicillin d. Kina

10. Menurut anda alasan apa yang paling tepat untuk menjawab soal No. 9?

e. Harganya murah

f. Mudah diperoleh/didapat

g. Sebagai obat penurun panas

h. Aman penggunaannya

11. Di mana anda memperoleh obat tersebut?

e. Puskesmas b. Mantri c. Bidan d. Warung

12. Bagaimana cara pakai obat Paracetamol yang digunakan untuk

mengobati Demam?

Page 60: GAMBARAN PENGETAHUAN MASYARAKAT DALAM SWAMEDIKASI DEMAM · PDF filesegera diatasi akan menyebabkan kejang demam, kerusakan otak dan bahkan kematian. Ketika mengalami demam, masyarakat

43

e. Diserbukkan b. Dihisap c. Dikunyah d. Ditelan

13. Bagaimana aturan pakai obat Paracetamol yang digunakan untuk

mengobati Demam tersebut?

e. 1 x sehari 1 tablet b. 1 x sehari 2 tablet

c. 2 x sehari 1 tablet d. 3-4 x sehari 1 tablet

14. Kapan seharusnya aturan minum obat Paracetamol yang digunakan untuk

mengobati Demam anda?

e. Sebelum makan b. Sesudah makan

c. Saat makan d. Sebelum tidur

15. Jika dalam waktu lebih dari 3 hari setelah meminum obat ternyata

Demam anda masih belum sembuh, apa yang akan anda lakukan?

e. Periksa ke puskesmas b. Berhenti meminum obat tersebut

c. Pergi ke dukun d. Membeli obat lain

Jangkang, Juli 2014

Responden

……………………….

Page 61: GAMBARAN PENGETAHUAN MASYARAKAT DALAM SWAMEDIKASI DEMAM · PDF filesegera diatasi akan menyebabkan kejang demam, kerusakan otak dan bahkan kematian. Ketika mengalami demam, masyarakat

44

Lampiran 4. Tabel Jadwal Penelitian

No

.

Kegiatan Maret April Mei Juni Juli

Agustus

1. Judul keluar X

2. Menyusun

proposal

X X X X X X X X X X X

3. Pelaksanaan

penelitian

X X X X X X X

4 Laporan

hasil

penelitian

X

Page 62: GAMBARAN PENGETAHUAN MASYARAKAT DALAM SWAMEDIKASI DEMAM · PDF filesegera diatasi akan menyebabkan kejang demam, kerusakan otak dan bahkan kematian. Ketika mengalami demam, masyarakat

45

Lampiran 5. Tabel Ukuran Besarnya Sampel Menurut Krejcie dan Morgan

Populasi

(N)

Sampel

(n)

Populasi

(N)

Sampel

(n)

Populasi

(N)

Sampel

(n)

10 10 220 140 1200 291

15 14 230 144 1300 297

20 19 240 148 1400 302

25 24 250 152 1500 306

30 28 260 155 1600 310

35 32 270 159 1700 313

40 36 280 162 1800 317

45 40 290 165 1900 320

50 44 300 169 2000 322

55 48 320 175 2200 327

60 52 340 181 2400 331

65 56 360 186 2600 335

70 59 380 191 2800 338

75 63 400 196 3000 341

80 66 420 201 3500 346

85 70 440 205 4000 351

90 73 460 210 4500 354

95 76 480 214 5000 357

100 80 500 217 6000 361

110 86 550 226 7000 364

120 92 600 234 8000 367

130 97 650 242 9000 368

140 103 700 248 10000 370

150 108 750 254 15000 375

160 113 800 260 20000 377

170 118 850 265 30000 379

180 123 900 269 40000 380

190 127 950 274 50000 381

200 132 1000 278 75000 382

210 136 1100 285 1000000 384

(Sumanto, 1995).

Page 63: GAMBARAN PENGETAHUAN MASYARAKAT DALAM SWAMEDIKASI DEMAM · PDF filesegera diatasi akan menyebabkan kejang demam, kerusakan otak dan bahkan kematian. Ketika mengalami demam, masyarakat

46

Lampiran 6. Surat Permohonan Izin Pengambilan Data Penduduk RT II

Desa Jangkang Kecamatan Pasak Talawang Kabupaten Kapuas

Page 64: GAMBARAN PENGETAHUAN MASYARAKAT DALAM SWAMEDIKASI DEMAM · PDF filesegera diatasi akan menyebabkan kejang demam, kerusakan otak dan bahkan kematian. Ketika mengalami demam, masyarakat

47

Lampiran 7. Data Penduduk RT II Desa Jangkang Kecamatan Pasak Talawang

Kabupaten Kapuas

Page 65: GAMBARAN PENGETAHUAN MASYARAKAT DALAM SWAMEDIKASI DEMAM · PDF filesegera diatasi akan menyebabkan kejang demam, kerusakan otak dan bahkan kematian. Ketika mengalami demam, masyarakat

48

Page 66: GAMBARAN PENGETAHUAN MASYARAKAT DALAM SWAMEDIKASI DEMAM · PDF filesegera diatasi akan menyebabkan kejang demam, kerusakan otak dan bahkan kematian. Ketika mengalami demam, masyarakat

49

Lampiran 8. Surat Izin Penelitian

Page 67: GAMBARAN PENGETAHUAN MASYARAKAT DALAM SWAMEDIKASI DEMAM · PDF filesegera diatasi akan menyebabkan kejang demam, kerusakan otak dan bahkan kematian. Ketika mengalami demam, masyarakat

50

Lampiran 9. Surat Keterangan Penelitian

Page 68: GAMBARAN PENGETAHUAN MASYARAKAT DALAM SWAMEDIKASI DEMAM · PDF filesegera diatasi akan menyebabkan kejang demam, kerusakan otak dan bahkan kematian. Ketika mengalami demam, masyarakat

51

Lampiran 10. Sampel Angket Penelitian yang Telah dijawab Oleh

Responden

Page 69: GAMBARAN PENGETAHUAN MASYARAKAT DALAM SWAMEDIKASI DEMAM · PDF filesegera diatasi akan menyebabkan kejang demam, kerusakan otak dan bahkan kematian. Ketika mengalami demam, masyarakat

52

Page 70: GAMBARAN PENGETAHUAN MASYARAKAT DALAM SWAMEDIKASI DEMAM · PDF filesegera diatasi akan menyebabkan kejang demam, kerusakan otak dan bahkan kematian. Ketika mengalami demam, masyarakat

53

Page 71: GAMBARAN PENGETAHUAN MASYARAKAT DALAM SWAMEDIKASI DEMAM · PDF filesegera diatasi akan menyebabkan kejang demam, kerusakan otak dan bahkan kematian. Ketika mengalami demam, masyarakat

54

Lampiran 11. Peneliti Saat Menemui Responden di Rumah

Page 72: GAMBARAN PENGETAHUAN MASYARAKAT DALAM SWAMEDIKASI DEMAM · PDF filesegera diatasi akan menyebabkan kejang demam, kerusakan otak dan bahkan kematian. Ketika mengalami demam, masyarakat

55

Lampiran 12. Peneliti Saat Menjelaskan Petunjuk Menjawab Soal Angket

Page 73: GAMBARAN PENGETAHUAN MASYARAKAT DALAM SWAMEDIKASI DEMAM · PDF filesegera diatasi akan menyebabkan kejang demam, kerusakan otak dan bahkan kematian. Ketika mengalami demam, masyarakat

56

Lampiran 13. Responden Saat Menjawab Soal-soal Angket