gambaran pengetahuan ibu yang mempunyai...

53
0 GAMBARAN PENGETAHUAN IBU YANG MEMPUNYAI BAYI TENTANG IMUNISASI DASAR PADA BAYI DI LINGKUNGAN II KELURAHAN TANJUNG GUSTA MEDAN TAHUN 2013 KARYA TULIS ILMIAH Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Kelulusan Ahli Madya Kebidanan Diajukan Oleh : RAFIKA TAMPUBOLON NIM : 10330206039 FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN UNIVERSITAS PRIMA INDONESIA MEDAN Juli, 2013

Upload: doannhi

Post on 30-Jan-2018

217 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: GAMBARAN PENGETAHUAN IBU YANG MEMPUNYAI …balitbang.pemkomedan.go.id/tinymcpuk/gambar/file/Rafika.pdf · Menurut Notoatmodjo (2011), pengetahuan adalah hasil ‘tahu’, dan ini

0

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU YANG MEMPUNYAI BAYI TENTANG IMUNISASI DASAR PADA BAYI DI LINGKUNGAN II KELURAHAN TANJUNG GUSTA MEDAN

TAHUN 2013

KARYA TULIS ILMIAH

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat

Untuk Memperoleh Kelulusan Ahli Madya Kebidanan

Diajukan Oleh :

RAFIKA TAMPUBOLON

NIM : 10330206039

FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN

UNIVERSITAS PRIMA INDONESIA

MEDAN

Juli, 2013

Page 2: GAMBARAN PENGETAHUAN IBU YANG MEMPUNYAI …balitbang.pemkomedan.go.id/tinymcpuk/gambar/file/Rafika.pdf · Menurut Notoatmodjo (2011), pengetahuan adalah hasil ‘tahu’, dan ini

i

ABSTRAK

Imunisasi sangat penting bagi tumbuh kembang bayi atau anak. Jika tanpa ada imunisasi, maka beberapa bayi akan terserang penyakit tertentu yang bahkan bisa menyebabkan kematian. Menurut informasi yang bersumber dari data stastistik, kita bisa tahu bahwa tanpa imunisasi, kira-kira 3 dari 100 kelahiran anak akan meninggal karena penyakit campak ; 2 dari 100 kelahiran anak meninggal karena batuk rejan ; 1 dari 100 kelahiran anak akan meninggal karena penyakit tetanus; dan dari setiap 200.000 anak, 1 akan menderita penyakit polio.

Tujuan daripada penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran pengetahuan ibu yang mempunyai bayi tentang imunisasi dasar di Lingkungan ll Kelurahan Tanjung Gusta Medan Tahun 2013. Jenis penelitian ini deskriptif, dengan menggunakan data primer dan sekunder, instrumen yang digunakan adalah kuesioner. Total populasi sebanyak 49 orang. Kemudian diambil sampel sebanyak 49 orang. Tehnik pengambilan sampel dengan menggunakan cara total sampling. Sampel diperoleh dengan cara personal interview (door to door). Dalam penelitian ini yang dijadikan responden adalah ibu yang mempunyai bayi di Lingkungan ll Kelurahan Tanjung Gusta medan tahun 2013.

Hasil penelitian dari gambaran pengetahuan ibu yang mempunyai bayi tentang imunisasi dasar pada bayi adalah mayoritas berpengetahuan cukup sebanyak 15 orang (45,45%), dan minoritas pengetahuan baik sebanyak 7 orang (21,22%).

Kesimpulan dalam penelitian ini adalah bahwa pengetahuan ibu yang mempunyai bayi tentang imunisasi dasar pada bayi di Lingkungan ll Kelurahan Tanjung Gusta Medan Tahun 2013 memiliki pengetahuan cukup. Saran dalam penelitian ini adalah ibu yang memiliki bayi disarankan agar meningkatkan ilmu pengetahuannya tentang imunisasi dasar dimana ilmu kesehatan yang semakin berkembang.

Kata Kunci : Pengetahuan ibu, imunisasi dasar

Daftar Pustaka : 15 (2008-2012)

Page 3: GAMBARAN PENGETAHUAN IBU YANG MEMPUNYAI …balitbang.pemkomedan.go.id/tinymcpuk/gambar/file/Rafika.pdf · Menurut Notoatmodjo (2011), pengetahuan adalah hasil ‘tahu’, dan ini

ii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur peneliti ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa

atas berkat rahmat dan karunia-Nya yang telah memberikan kekuatan serta

kemampuan kepada peneliti sehingga dapat menyelesaikan Karya Tulis

Ilmiah ini. Adapun judul Karya Tulis Ilmiah ini adalah “Gambaran

Pengetahuan Ibu Yang Mempunyai Bayi Tentang Imunisasi Dasar Pada

Bayi Di Lingkungan ll Kelurahan Tanjung Gusta Medan Tahun 2013”.

Keberhasilan peneliti dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini banyak

mendapat bimbingan, dukungan moral maupun material yang peneliti terima

dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini, maka pada kesempatan ini

peneliti mengucapkan terima kasih kepada yang terhormat :

1. dr. l. Nyoman E.L, M.Kes, AIFM selaku Ketua Yayasan Pendidikan

Universitas Prima Indonesia Medan yang telah memberikan

kesempatan kepada peneliti untuk menimba ilmu di Universitas Prima

Indonesia Medan.

2. Prof. Dr. Djakobus Tarigan, AAI, DAAK, selaku Rektor Universitas

Prima Indonesia Medan yang telah memberikan arahan dan dukungan

selama mengikuti dan menyelesaikan pendidikan di Universitas Prima

Indonesia Medan.

Page 4: GAMBARAN PENGETAHUAN IBU YANG MEMPUNYAI …balitbang.pemkomedan.go.id/tinymcpuk/gambar/file/Rafika.pdf · Menurut Notoatmodjo (2011), pengetahuan adalah hasil ‘tahu’, dan ini

iii

3. Chrismis Novalinda Ginting, SSiT, M.Kes, selaku Dekan Fakultas

Keperawatan dan Kebidanan di Universitas Prima Indonesia yang

telah banyak memberi bantuan selama masa pendidikan.

4. Subang Aini Nasution, SKM, M. Kes, selaku ketua program studi D-lll

kebidanan Universitas Prima Indonesia yang telah banyak

memberikan motivasi dan dukungan kepada peneliti sehingga peneliti

dapat menyelesaikan proposal peneliti.

5. Mareli Napitu, S.Pd, SST, S.Kep, selaku Pembimbing yang sudah

memberi arahan dan masukan demi penyelesaian Karya Tulis Ilmiah

ini.

6. Terima kasih kepada bapak Jumadi, selaku Kepala Lingkungan

Kelurahan Tanjung Gusta yang telah memberikan izin kepada peneliti

untuk melakukan penelitian di Lingkungan ll Kelurahan Tanjung Gusta

Medan Tahun 2013.

7. Seluruh staf Pengajar Fakultas Keperawatan dan Kebidanan

khususnya program studi D-lll Kebidanan yang telah banyak

memberikan ilmu dan mendidik peneliti selama menjalani pendidikan.

8. Ayahanda dan ibunda tercinta (Harles Tampubolon dan Derlina

Situmorang), serta kakak peneliti (Octavia Tampubolon) yang selalu

memberikan kasih sayang, do’a, semangat serta dukungan moral dan

material kepada peneliti sampai sekarang ini. Peneliti hanya mampu

mengingat jasa baik dan mendo’akan segala kebaikan kedua orang

Page 5: GAMBARAN PENGETAHUAN IBU YANG MEMPUNYAI …balitbang.pemkomedan.go.id/tinymcpuk/gambar/file/Rafika.pdf · Menurut Notoatmodjo (2011), pengetahuan adalah hasil ‘tahu’, dan ini

iv

tua, dan saat ini waktunya peneliti menghapus keringat dan

membahagiakan dengan mendapat gelar Ahli Madya Kebidanan.

Peneliti menyadari bahwa isi Karya Tulis Ilmiah ini masih banyak

kekurangan baik dari isi maupun penyusunannya, peneliti mengharapkan

kritik dan saran dari pembaca yang sifatnya membangun demi

kesempurnaan Karya Tulis Ilmiah ini.

Akhir kata peneliti mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya

kepada semua pihak yang turut membantu dalam penyusunan Karya Tulis

Ilmiah ini dan semoga dapat bermanfaat bagi pembaca dan peneliti sendiri.

Medan, Juli 2013

Peneliti,

(Rafika Tampubolon)

Page 6: GAMBARAN PENGETAHUAN IBU YANG MEMPUNYAI …balitbang.pemkomedan.go.id/tinymcpuk/gambar/file/Rafika.pdf · Menurut Notoatmodjo (2011), pengetahuan adalah hasil ‘tahu’, dan ini

v

DAFTAR ISI

Hal Abstrak ............................................................................................... i Kata Pengantar .................................................................................. ii Daftar Isi ............................................................................................. v Daftar Tabel ....................................................................................... viii Daftar Lampiran ................................................................................ ix BAB I PENDAHULUAN .................................................................... 1

A. Latar belakang .................................................................... 1

B. Perumusan masalah ........................................................... 4 C. Tujuan penelitian ................................................................. 4 D. Keaslian penelitian .............................................................. 4 E. Manfaat penelitian ............................................................... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ........................................................... 6 A. Pengetahuan ............................................................................ 6

1. Defenisi ............................................................................... 6 2. Jenis pengetahuan .............................................................. 7

3. Hakikat pengetahuan .......................................................... 8 4. Sumber pengetahuan ......................................................... 8 5. Tingkat pengetahuan .......................................................... 10 6. Cara memperoleh pengetahuan ......................................... 11

7. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan ................ 13 8. Cara mengukur pengetahuan ............................................. 15

B. Imunisasi .................................................................................. 15 1. Pengertian imunisasi ........................................................... 15 2. Tujuan imunisasi ................................................................. 16

3. Manfaat imunisasi ............................................................... 17

Page 7: GAMBARAN PENGETAHUAN IBU YANG MEMPUNYAI …balitbang.pemkomedan.go.id/tinymcpuk/gambar/file/Rafika.pdf · Menurut Notoatmodjo (2011), pengetahuan adalah hasil ‘tahu’, dan ini

vi

4. Macam-macam imunisasi ................................................... 17

5. Efek Samping imunisasi ...................................................... 18 6. Kontraindikasi imunisasi ..................................................... 19 7. Pentingnya imunisasi dan penyakit yang dapat

dicegah dengan imunisasi .................................................. 20

8. Imunisasi wajib .................................................................... 21 9. Jadwal pemberian imunisasi ............................................... 24 10. Kontroversi yang timbul dalam imunisasi ............................ 27 11. Anjuran dan jalan keluar yang harus dilakukan .................. 30

C. Kerangka Konsep ..................................................................... 31

BAB III METODE PENELITIAN ......................................................... 32 A. Jenis Penelitian ........................................................................ 32 B. Lokasi dan Waktu Penelitian .................................................... 32

1. Lokasi penelitian ................................................................. 32 2. Waktu penelitian ................................................................. 32

C. Populasi dan Sampel ............................................................... 32 1. Populasi .............................................................................. 32 2. Sampel ................................................................................ 33

D. Metode Pengumpulan Data ...................................................... 33

E. Defenisi Operasional ................................................................ 34 F. Aspek Pengukuran ................................................................... 34 G. Pengolahan dan Analisa Data .................................................. 35

1. Pengolahan Data ................................................................ 35 2. Analisa Data ........................................................................ 36

BAB IV HASIL PENELITIAN ............................................................. 37 Pengetahuan Ibu .................................................................. 37

Page 8: GAMBARAN PENGETAHUAN IBU YANG MEMPUNYAI …balitbang.pemkomedan.go.id/tinymcpuk/gambar/file/Rafika.pdf · Menurut Notoatmodjo (2011), pengetahuan adalah hasil ‘tahu’, dan ini

vii

BAB V PEMBAHASAN ..................................................................... 38

Pengetahuan Ibu .................................................................. 38

BAB VI KESIMPULAN ...................................................................... 40 A. Kesimpulan ...................................................................... 40

B. Saran ............................................................................... 40

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

Page 9: GAMBARAN PENGETAHUAN IBU YANG MEMPUNYAI …balitbang.pemkomedan.go.id/tinymcpuk/gambar/file/Rafika.pdf · Menurut Notoatmodjo (2011), pengetahuan adalah hasil ‘tahu’, dan ini

viii

DAFTAR TABEL

Hal Table 2.1. Jadwal imunisasi .............................................................. 24 Tabel 3.1. Defenisi Operasional ........................................................ 34

Tabel 4.1. Distribusi Pengetahuan Ibu Yang Mempunyai Bayi Tentang

Imunisasi Dasar Pada Bayi di Lingkungan ll Kelurahan Tanjung

Gusta Medan Tahun 2013 ............................................... 37

Page 10: GAMBARAN PENGETAHUAN IBU YANG MEMPUNYAI …balitbang.pemkomedan.go.id/tinymcpuk/gambar/file/Rafika.pdf · Menurut Notoatmodjo (2011), pengetahuan adalah hasil ‘tahu’, dan ini

ix

DAFTAR LAMPIRAN

1. Kisi-kisi

2. Pernyataan Kesediaan Menjadi Responden

3. Lembaran Rahasia

4. Kuesioner Penelitian

5. Lembar Jawaban Kuesioner Penelitian

6. Master Data

7. Surat Penelitian

8. Surat Balasan Penelitian

9. Daftar Konsul Karya Tulis Ilmiah

Page 11: GAMBARAN PENGETAHUAN IBU YANG MEMPUNYAI …balitbang.pemkomedan.go.id/tinymcpuk/gambar/file/Rafika.pdf · Menurut Notoatmodjo (2011), pengetahuan adalah hasil ‘tahu’, dan ini

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Imunisasi itu sangat penting bagi tumbuh kembang bayi atau anak. Jika

tanpa ada imunisasi, akan ada beberapa banyak bayi akan terserang

penyakit tertentu yang bahkan bisa menyebabkan kematian. Menurut

informasi yang bersumber dari data stastistik, kita bisa tahu bahwa tanpa

imunisasi, kira-kira 3 dari 100 kelahiran anak akan meninggal karena

penyakit campak ; 2 dari 100 kelahiran anak meninggal karena batuk rejan ; 1

dari 100 kelahiran anak akan meninggal karena penyakit tetanus; dan dari

setiap 200.000 anak, 1 akan menderita penyakit polio (Maulana, 2009).

Imunisasi yang dilakukan dengan memberikan vaksin tertentu akan

melindungi anak terhadap penyakit-penyakit tertentu. Walaupun pada saat ini

fasilitas pelayanan untuk vaksinasi ini telah tersedia di masyarakat, tetapi

tidak semua bayi telah dibawa untuk mendapatkan imunisasi yang lengkap.

(Maulana, 2009).

Upaya imunisasi di Indonesia yang telah dilakukan sejak tahun 70-an

pada bayi atau anak, merupakan program untuk memenuhi Konvensi Hak

Anak yang diberlakukan sejak 2 september 1990 oleh PBB. Konvensi Hak

Anak meliputi hak atas kelangsungan hidup (survival), hak untuk berkembang

Page 12: GAMBARAN PENGETAHUAN IBU YANG MEMPUNYAI …balitbang.pemkomedan.go.id/tinymcpuk/gambar/file/Rafika.pdf · Menurut Notoatmodjo (2011), pengetahuan adalah hasil ‘tahu’, dan ini

2

(development), hak atas perlindungan (protection) dan hak untuk

berpartisipasi dalam kehidupan masyarakat (participation). Maka sebagai

upaya nyata, pemerintah bersama orangtua mempunyai kewajiban

memberikan upaya kesehatan terbaik demi tumbuh kembang anak, dan

imunisasi merupakan upaya pencegahan yang efektif terhadap penyakit

infeksi yang dapat menyebabkan kematian dan kecacatan (Ranuh dkk,

2011).

Angka kematian bayi (AKB atau IMR) dalam dua dasawarsa terakhir ini

menunjukkan penurunan yang bermakna, yaitu apabila pada tahun 1971

sampai 1980 memerlukan sepuluh tahun untuk menurunkan AKB dari 142

menjadi 112 per 1000 kelahiran hidup maka hanya dalam kurun waktu lima

tahun, yaitu tahun 1985 sampai 1990 Indonesia berhasil menurunkan AKB

dari 71 menjadi 54 dan bahkan dari data 2001 telah menunjukkan angka 48

per 1000 kelahiran hidup. Penurunan tersebut diikut dengan angka kematian

balita atau AKB yang telah mencapai 56 per 1000 kelahiran hidup (Ranuh

dkk, 2011).

Survei Kesehatan dan Demografi Indonesia (SKDI) diketahui bahwa

pada dua tahun terakhir cakupan imunisasi dan kualitas vaksinasi tampak

menurun. Penurunan cakupan imunisasi sangat dirasakan dengan

ditemukannya kembali kasus polio dan difteria di Negara kita. Tiga ratus

enam orang anak menderita poliomyelitis pada periode Mei 2005 sampai

Page 13: GAMBARAN PENGETAHUAN IBU YANG MEMPUNYAI …balitbang.pemkomedan.go.id/tinymcpuk/gambar/file/Rafika.pdf · Menurut Notoatmodjo (2011), pengetahuan adalah hasil ‘tahu’, dan ini

3

dengan Februari 2006 sebagai akibat cakupan vaksinasi polio yang menurun

di daerah Cidahu Sukabumi. Angka kejadian difteria yang masih tinggi pada

tahun 2000 ditemukan 1036 kasus dan 174 kasus pada tahun 2007

merupakan bukti bahwa vaksinasi DPT tidak merata (Ranuh dkk, 2011).

Menurunkan Angka Kesakitan dan Kematian Bayi dan Balita di

Indonesia maka perlu ditingkatkan peran Pos Pelayanan Terpadu

(Posyandu), serta penempatan bidan-bidan desa di Pos Persalinan Desa

(Polindes), mengingat beban wilayah Indonesia yang sangat luas. Untuk itu,

program pemerintah dalam memperbanyak bidan desa merupakan hal yang

sangat “urgent” untuk memantau dan membantu kesehatan bayi dan balita

yang jauh dari fasilitas kesehatan. Hal ini karena membawa bayi/balita yang

sakit kerumah sakit bukanlah pemecahan yang baik, tetapi juga harus

diaktifkan pusat-pusat pelayanan kesehatan dan petugas kesehatan,

termasuk bidan ditingkat desa yang dapat menjangkau masyarakat luas

(Maryunani, 2010).

Berdasarkan hasil survei awal yang telah dilakukan oleh peneliti di

Lingkungan ll Kelurahan Tanjung Gusta Medan pada bulan Februari 2013

terhadap 6 dari 10 orang ibu yang mempunyai bayi yang kurang mengetahui

tentang Imunisasi Dasar pada Bayi. Dengan data tersebut maka peneliti

tertarik untuk melakukan penelitian mengenai “Gambaran Pengetahuan Ibu

Page 14: GAMBARAN PENGETAHUAN IBU YANG MEMPUNYAI …balitbang.pemkomedan.go.id/tinymcpuk/gambar/file/Rafika.pdf · Menurut Notoatmodjo (2011), pengetahuan adalah hasil ‘tahu’, dan ini

4

Yang Mempunyai Bayi Tentang Imunisasi Dasar pada Bayi di Lingkungan ll

Kelurahan Tanjung Gusta Medan Tahun 2013.

B. Perumusan Masalah

Rumusan masalah berdasarkan latar belakang diatas adalah masih

kurangnya mendapatkan informasi, serta rasa keingintahuan dan kepedulian

ibu untuk mengetahui tentang imunisasi dasar pada bayi. Maka untuk itu,

peneliti ingin mengetahui “Bagaimana Pengetahuan Ibu Yang Mempunyai

Bayi Tentang Imunisasi Dasar pada Bayi di Lingkungan ll Kelurahan Tanjung

Gusta Medan Tahun 2013”.

C. Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui Gambaran Pengetahuan Ibu Yang Mempunyai Bayi

Tentang Imunisasi Dasar pada Bayi di Lingkungan ll Kelurahan Tanjung

Gusta Medan Tahun 2013.

D. Keaslian Penelitian

Sejauh pengetahuan penulis, penelitian tentang gambaran pengetahuan

ibu yang mempunyai bayi tentang imunisasi dasar pada bayi di lingkungan ll

kelurahan tanjung gusta medan tahun 2013 belum pernah dilakukan.

Page 15: GAMBARAN PENGETAHUAN IBU YANG MEMPUNYAI …balitbang.pemkomedan.go.id/tinymcpuk/gambar/file/Rafika.pdf · Menurut Notoatmodjo (2011), pengetahuan adalah hasil ‘tahu’, dan ini

5

E. Manfaat Penelitian

Dengan dilaksanakannya penelitian ini, maka diharapkan dapat

memberikan manfaat sebagai berikut :

1. Bagi Responden

Sebagai sumber informasi bahwa imunisasi dasar pada bayi lengkap

maka dapat mencegah penyakit dan sumber imunitas bagi tubuh si bayi.

2. Bagi Tempat Penelitian

Sebagai masukan, tambahan ilmu dan informasi bagi petugas kesehatan

dalam melaksanakan penyuluhan tentang imunisasi dasar pada bayi.

3. Bagi Pendidikan

Sebagai sumber informasi bagi pembaca di perpustakaan Universitas

Prima Indonesia.

4. Bagi Peneliti

Sebagai bahan masukan untuk menambah pengetahuan dan wawasan

serta sebagai penerapan ilmu yang sudah diperoleh selama perkuliahan

khususnya tentang imunisasi dasar pada bayi.

Page 16: GAMBARAN PENGETAHUAN IBU YANG MEMPUNYAI …balitbang.pemkomedan.go.id/tinymcpuk/gambar/file/Rafika.pdf · Menurut Notoatmodjo (2011), pengetahuan adalah hasil ‘tahu’, dan ini

6

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengetahuan

1. Defenisi

Secara etimologi pengetahuan berasal dari kata dalam bahasa inggris

yaitu knowledge. Dalam Encyclopedia of Phisolophy dijelaskan bahwa

defenisi pengetahuan adalah kepercayaan yang benar (knowledge is justified

true belief). Sedangkan secara terminologi akan dikemukakan beberapa

defenisi tentang pengetahuan. Menurut Drs.Sidi Gazalba, pengetahuan

adalah apa yang diketahui atau hasil pekerjaan tahu. Pekerjaan tahu tersebut

adalah hasil dari kenal, sadar, insaf, mengerti, dan pandai. Pengetahuan itu

adalah semua milik atau isi pikiran. Dengan demikian pengetahuan

merupakan hasil proses dari usaha manusia untuk tahu ( Bakhtiar, 2012).

Menurut Mubarak (2011), pengetahuan adalah segala apa yang

diketahui berdasarkan pengalaman yang didapatkan oleh setiap manusia.

Pada dasarnya pengetahuan akan terus bertambah dan bervariatif sesuai

dengan proses pengalaman manusia yang dialami.

Menurut Notoatmodjo (2011), pengetahuan adalah hasil ‘tahu’, dan ini

terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu.

Pengindraan terjadi melalui pancaindra manusia, yakni: indra penglihatan,

pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan

Page 17: GAMBARAN PENGETAHUAN IBU YANG MEMPUNYAI …balitbang.pemkomedan.go.id/tinymcpuk/gambar/file/Rafika.pdf · Menurut Notoatmodjo (2011), pengetahuan adalah hasil ‘tahu’, dan ini

7

manusia diperoleh melalui mata dan telinga. Pengetahuan atau kognitif

merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan

seseorang. Karena dari pengalaman dan penelitian ternyata perilaku yang

didasarkan oleh pengetahuan akan lebih langgeng daripada perilaku yang

tidak didasari oleh pengetahuan.

2. Jenis Pengetahuan

Jenis pengetahuan menurut Bakhtiar (2012), pengetahuan yang

dimiliki manusia ada empat, yaitu:

Pertama, pengetahuan biasa, adalah pengetahuan yang dalam filsafat

dikatakan dengan istilah common sense, dan sering diartikan dengan good

sense, karena seseorang memiliki sesuatu dimana ia menerima secara baik.

Common sense diperoleh dari pengalaman sehari-hari, seperti air dapat

dipakai untuk menyiram bunga, makanan dapat memuaskan rasa lapar,

musim kemarau akan mengeringkan sawah tadah hujan dan sebagainya.

Kedua, pengetahuan ilmu, yaitu ilmu sebagai terjemahan dari sciene.

Dalam pengertian yang sempit sciene diartikan untuk menunjukkan ilmu

pengetahuan alam, yang sifatnya kuantitatif dan objektif.

Ketiga, pengetahuan filsafat, yakni pengetahuan yang diperoleh dari

pemikiran yang bersifat kontemplatif dan spekulatif. Pengetahuan filsafat

Page 18: GAMBARAN PENGETAHUAN IBU YANG MEMPUNYAI …balitbang.pemkomedan.go.id/tinymcpuk/gambar/file/Rafika.pdf · Menurut Notoatmodjo (2011), pengetahuan adalah hasil ‘tahu’, dan ini

8

lebih menekankan universalitas dan kedalaman kajian tentang sesuatu.

Filsafat biasanya memberikan pengetahuan yang reflektif dan kritis, sehingga

ilmu yang tadinya kaku dan cenderung tertutup menjadi longgar kembali.

Keempat, pengetahuan agama, yakni pengetahuan yang diperoleh

dari Tuhan lewat para utusan-Nya. Pengetahuan agama bersifat mutlak dan

wajib diyakini oleh para pemeluk agama.

3. Hakikat Pengetahuan

Menurut Bakhtiar (2012), ada dua teori untuk mengetahui hakikat

pengetahuan itu, yaitu :

Pertama, realisme, teori ini mempunyai pandangan realistis terhadap

alam. Realisme berpendapat bahwa pengetahuan adalah benar dan tepat

bila sesuai dengan kenyataan.

Kedua, idealisme, ajaran idealisme menegaskan bahwa untuk

mendapatkan pengetahuan yang benar-benar sesuai dengan kenyataan

adalah mustahil. Pengetahuan adalah proses-proses mental atau proses

psikologis yang bersifat subjektif. Subjektif dipandang sebagai suatu yang

mengetahui, yaitu dari orang yang membuat gambaran tersebut.

4. Sumber Pengetahuan

Page 19: GAMBARAN PENGETAHUAN IBU YANG MEMPUNYAI …balitbang.pemkomedan.go.id/tinymcpuk/gambar/file/Rafika.pdf · Menurut Notoatmodjo (2011), pengetahuan adalah hasil ‘tahu’, dan ini

9

Menurut Bakhtiar (2012), pengetahuan yang ada pada manusia

diperoleh dengan menggunakan berbagai alat yang merupakan sumber

pengetahuan tersebut. Dalam hal ini ada beberapa pendapat tentang sumber

pengetahuan antara lain :

Pertama, emperisme, kata ini berasal dari kata Yunani

emperikos,artinya pengalaman. Menurut aliran ini manusia memperoleh

pengetahuan melalui pengalamannya. Dalam emperisme, sumber utama

untuk memperoleh pengetahuan adalah data yang diperoleh dari

pancaindera.

Kedua, rasionalisme, aliran ini menyatakan bahwa akal adalah dasar

kepastian pengetahuan. Pengetahuan yang benar diperoleh dan diukur

dengan akal. Bagi aliran ini kekeliruan pada aliran emperisme yang

disebabkan kelemahan alat indera dapat dikoreksi, seandainya akal

digunakan. Rasionalisme tidak mengingkari kegunaan indera dalam

memperoleh pengetahuan.

Ketiga, intuisi, adalah hasil pemahaman yang tertinggi. Kemampuan

ini mirip dengan insting, tetapi berbeda dengan kesadaran dan

kebebasannya. Intuisi bersifat personal dan tidak bisa diramalkan. Sebagai

dasar untuk menyusun pengetahuan secara teratur.

Keempat, wahyu, adalah pengetahuan yang disampaikan oleh Allah

kepada manusia lewat perantaraan para nabi. Pengetahuan dengan jalan ini

merupakan kekhususan para nabi. Hal inilah yang membedakan mereka

Page 20: GAMBARAN PENGETAHUAN IBU YANG MEMPUNYAI …balitbang.pemkomedan.go.id/tinymcpuk/gambar/file/Rafika.pdf · Menurut Notoatmodjo (2011), pengetahuan adalah hasil ‘tahu’, dan ini

10

dengan manusia-manusia lainnya. Wahyu Allah (agama) berisikan

pengetahuan, baik mengenai kehidupan seseorang yang terjangkau oleh

pngalaman, maupun yang mencakup masalah transedental, seperti latar

belakang dan tujuan penciptaan manusia, dunia, dan segenap isinya serta

kehidupan di akhirat nanti.

5. Tingkat Pengetahuan

Menurut Notoatmodjo (2011), pengetahuan yang dicakup dalam

domain kognitif mempunyai enam tingkat, yakni :

Pertama, tahu (know), diartikan sebagai mengingat suatu materi yang

telah dipelajarin sebelumnya. Oleh sebab itu,’tahu’ ini merupakan tingkat

pengetahuan yang paling rendah. Kata kerja untuk mengukur bahwa orang

tahu tentang apa yang dipelajari antara lain : menyebutkan, menguraikan,

mendefenisikan, menyatakan, dan sebagainya.

Kedua, memahami (comprehension), diartikan sebagai suatu

kemampuan menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui, dan

dapat menginterpretasi materi tersebut secara benar.

Ketiga, aplikasi (application), diartikan sebagai kemampuan untuk

menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi riil

(sebenarnya) serta dapat diartikan aplikasi atau penggunaan hukum-hukum,

rumus, metode, prinsip, dan sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain.

Page 21: GAMBARAN PENGETAHUAN IBU YANG MEMPUNYAI …balitbang.pemkomedan.go.id/tinymcpuk/gambar/file/Rafika.pdf · Menurut Notoatmodjo (2011), pengetahuan adalah hasil ‘tahu’, dan ini

11

Keempat, analisis (analysis), adalah suatu kemampuan untuk

menjabarkan materi atau suatu objek kedalam komponen-komponen, tetapi

masih dalam suatu struktur organisasi tersebut, dan masih ada kaitannya

satu sama lain. Kemampuan analisis ini dapat dilihat dari penggunaan kata-

kata kerja: dapat menggambarkan (membuat bagan), membedakan,

memisahkan, mengelompokkan, dan sebagainya.

Kelima, sintesis (synthesis), menunjuk pada suatu kemampuan untuk

meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian dalam suatu bentuk

keseluruhan yang baru. Dengan kata lain sintesis adalah suatu kemampuan

untuk menyusun formulasi baru dari formulasi-formulasi yang ada. Misalnya:

dapat menyusun, dapat merencanakan, dapat meringkaskan, dapat

menyesuaikan, dan sebagainya, terhadap suatu teori atau rumusan-rumusan

yang telah ada.

Keenam, evaluasi (evaluation), ini berkaitan dengan kemampuan

untuk melakukan jastifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek.

Penilaian-penilaian itu berdasarkan suatu kriteria yang ditentukan sendiri,

atau menggunakan criteria-kriteria yang telah ada.

6. Cara Memperoleh Pengetahuan

Menurut Notoatmodjo (2010), berbagai macam cara yang telah

digunakan untuk memperoleh kebenaran pengetahuan sepanjang sejarah,

dapat dikelompokkan menjadi dua, yakni :

Page 22: GAMBARAN PENGETAHUAN IBU YANG MEMPUNYAI …balitbang.pemkomedan.go.id/tinymcpuk/gambar/file/Rafika.pdf · Menurut Notoatmodjo (2011), pengetahuan adalah hasil ‘tahu’, dan ini

12

1. Cara Tradisional atau Nonilmiah

Cara kuno atau tradisonal dipakai orang untuk memperoleh kebenaran

pengetahuan, sebelum ditemukannya metode ilmiah atau metode penemuan

secara sistematik dan logis adalah dengan cara non ilmiah, tanpa melalui

penelitian. Cara-cara penemuan pengetahuan pada periode ini meliputi :

Pertama, cara coba salah (Trial and Error), dipakai orang sebelum

adanya kebudayaan, bahkan mungkin sebelum adanya peradaban. Cara

coba-coba ini dilakukan dengan menggunakan beberapa kemungkinan dalam

memecahkan masalah, dan apabila kemungkinan tersebut tidak berhasil,

dicoba kemungkinan yang lain atau seterusnya, sampai masalah tersebut

dapat dipecahkan.

Kedua, secara kebetulan, terjadi karena tidak disengaja oleh orang

yang bersangkutan.

Ketiga, cara kekuasaan atau otoritas, diperoleh berdasarkan pada

pemegang otoritas, yakni orang mempunyai wibawa atau kekuasaan, baik

tradisi, otoritas pemimpin agama, maupun ahli ilmu pengetahuan atau

ilmuwan yang pada prinsipnya mempunyai mekanisme yang sama didalam

penemuan pengetahuan.

Keempat, berdasarkan pengalaman pribadi, merupakan suatu cara

untuk memperoleh kebenaran pengetahuan. Hal ini dilakukan dengan cara

mengulang kembali pengalaman yang diperoleh dalam memecahkan

permasalahan yang dihadapi pada masa yang lalu.

Page 23: GAMBARAN PENGETAHUAN IBU YANG MEMPUNYAI …balitbang.pemkomedan.go.id/tinymcpuk/gambar/file/Rafika.pdf · Menurut Notoatmodjo (2011), pengetahuan adalah hasil ‘tahu’, dan ini

13

Kelima, cara akal sehat (common sense), kadang-kadang dapat

menemukan teori atau kebenaran.

Keenam, melalui jalan pikiran, dalam memperoleh kebenaran

pengetahuan, manusia telah mampu menggunakan penalarannya dan jalan

pikirannya.

2. Cara Modern atau Ilmiah

Cara baru atau modern dalam memperoleh pengetahuan pada

dewasa ini lebih sistematis, logis, dan ilmiah. Cara ini disebut metode

penelitian ilmiah, atau lebih populer disebut metodologi penelitian (research

methodology). Cara ini mula-mula dikembangkan oleh Francis Bacon (1561-

1626). Ia mengadakan pengamatan langsung terhadap gejala-gejala alam

atau kemasyarakatan. Kemudian hasil pengamatan tersebut dikumpulkan

dan diklasifikasikan, dan akhirnya diambil kesimpulan umum.

7. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan

Menurut Mubarak (2011), ada tujuh faktor yang mempengaruhi

pengetahuan seseorang, yaitu :

Pertama, pendidikan, berarti bimbingan yang diberikan seseorang

kepada orang lain agar dapat memahami sesuatu hal. Tidak dapat dipungkiri

lagi bahwa semakin tinggi pendidikan seseorang, semakin mudah mereka

menerima informasi, daripada akhirnya pengetahuan yang dimilikinya akan

semakin banyak.

Page 24: GAMBARAN PENGETAHUAN IBU YANG MEMPUNYAI …balitbang.pemkomedan.go.id/tinymcpuk/gambar/file/Rafika.pdf · Menurut Notoatmodjo (2011), pengetahuan adalah hasil ‘tahu’, dan ini

14

Kedua, pekerjaan, lingkungan pekerjaan dapat membuat seseorang

memperoleh pengalaman dan pengetahuan, baik secara langsung maupun

tidak langsung.

Ketiga, umur, dengan bertambahnya umur seseorang akan mengalami

perubahan aspek fisik dsn psikologis (mental). Perubahan ini terjadi karena

pematangan fungsi organ. Pada aspek psikologis atau mental, taraf berfikir

seseorang menjadi semakin matang dan dewasa.

Keempat, minat, sebagai suatu kecenderungan atau keinginan yang

tinggi terhadap sesuatu. Minat menjadikan seseorang untuk mencoba dan

menekuni suatu hal, sehingga seseorang memperoleh pengetahuan yang

lebih mendalam.

Kelima, pengalaman, suatu kejadian yang pernah dialami seseorang

dalam berinteraksi dengan lingkungannya.

Keenam, kebudayaan, lingkungan sekitar sangat berpengaruh dalam

pembentukan sikap pribadi atau sikap seseorang. Apabila dalam suatu

wilayah mempunyai sikap menjaga kebersihan lingkungan, maka sangat

mungkin masyarakat sekitarnya mempunyai sikap selalu menjaga kebersihan

lingkungan.

Ketujuh, informasi, kemudahan untuk memperoleh suatu informasi

dapat mempercepat seseorang memperoleh pengetahuan yang baru.

Page 25: GAMBARAN PENGETAHUAN IBU YANG MEMPUNYAI …balitbang.pemkomedan.go.id/tinymcpuk/gambar/file/Rafika.pdf · Menurut Notoatmodjo (2011), pengetahuan adalah hasil ‘tahu’, dan ini

15

8. Cara mengukur pengetahun

Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau

angket yang menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari subjek

penelitian responden (Mubarak, 2012).

Menurut Arikunto (2006), dalam buku machfoedz (2009), penentuan

tingkat pengetahuan responden penelitian tentang sub variabel dan variabel

dengan cara mengkonversikan nilai sub variabel maupun variabel kedalam

kategori kualitatif, sebagai berikut:

a. Baik bila subjek mampu menjawab dengan benar 16-20 (76%-

100%) dari seluruh pertanyaan

b. Cukup bila subjek mampu menjawab dengan benar 12-15(56%-

75%) dari seluruh pertanyaan

c. Kurang bila mampu menjawab dengan benar <12 (40%-55%) dari

seluruh pertanyaan.

B. Imunisasi

1. Pengertian imunisasi

Menurut Hidayat (2008), imunisasi merupakan usaha memberikan

kekebalan pada bayi dan anak dengan memasukkan vaksin kedalam tubuh

agar tubuh membuat zat anti untuk mencegah terhadap penyakit tertentu.

Sedangkan yang dimaksud dengan vaksin adalah bahan yang dipakai untuk

Page 26: GAMBARAN PENGETAHUAN IBU YANG MEMPUNYAI …balitbang.pemkomedan.go.id/tinymcpuk/gambar/file/Rafika.pdf · Menurut Notoatmodjo (2011), pengetahuan adalah hasil ‘tahu’, dan ini

16

merangsang pembentukan zat anti yang dimasukkan kedalam tubuh melalui

suntikan (misalnya vaksin BCG, DPT, dan Campak), dan melalui mulut

(misalnya vaksin polio).

Imunisasi merupakan pemberian kekebalan tubuh terhadap suatu

penyakit dengan memasukkan sesuatu kedalam tubuh agar tubuh tahan

terhadap penyakit yang sedang mewabah atau berbahaya. Imunisasi berasal

dari kata imun yang berarti kebal atau resisten (Lisnawati, 2011).

Imunisasi merupakan bentuk intervensi kesehatan yang sangat efektif

dalam menurunkan angka kematian bayi dan balita. Dengan imunisasi,

berbagai penyakit seperti tuberculosis, difteri, pertusis, tetanus, hepatitis B,

poliomyelitis, dan campak dapat dicegah (Dewi, 2010).

2. Tujuan imunisasi

Menurut Maryunani (2010), tujuan dalam pemberian imunisasi, antara

lain :

a. Mencegah terjadinya penyakit tertentu pada seseorang dan

menghilangkan penyakit tertentu di dunia.

b. Untuk melindungi dan mencegah penyakit-penyakit menular yang sangat

berbahaya bagi bayi dan anak.

Page 27: GAMBARAN PENGETAHUAN IBU YANG MEMPUNYAI …balitbang.pemkomedan.go.id/tinymcpuk/gambar/file/Rafika.pdf · Menurut Notoatmodjo (2011), pengetahuan adalah hasil ‘tahu’, dan ini

17

3. Manfaat imunisasi

Menurut Marimbi (2010), manfaat imunisasi ada tiga, yaitu :

Pertama, untuk anak, yaitu mencegah penderitaan yang disebabkan

oleh penyakit, dan kemungkinan cacat atau kematian.

Kedua, untuk keluarga, yaitu menghilangkan kecemasan dan psikologi

pengobatan bila anak sakit. Mendorong pembentukan keluarga apabila orang

tua yakin bahwa anaknya akan menjalani masa kanak-kanak yang nyaman.

Ketiga, untuk Negara, yaitu memperbaiki tingkat kesehatan,

menciptakan bangsa yang kuat dan berakal untuk melanjutkan pembangunan

Negara.

4. Macam-macam imunisasi

Imunisasi dibagi menjadi dua macam menurut Maryanti, dkk (2011),

yaitu :

a. Imunisasi Aktif

Imunisasi aktif adalah kekebalan tubuh yang didapat seseorang

karena tubuh yang secara aktif membentuk zat antibodi.

b. Imunisasi Pasif

Imunisasi ini adalah kekebalan tubuh yang bisa diperoleh seseorang

yang zat kekebalan tubuhnya didapatkan dari luar.

Page 28: GAMBARAN PENGETAHUAN IBU YANG MEMPUNYAI …balitbang.pemkomedan.go.id/tinymcpuk/gambar/file/Rafika.pdf · Menurut Notoatmodjo (2011), pengetahuan adalah hasil ‘tahu’, dan ini

18

5. Efek samping imunisasi

Menurut Maryunani (2010), efek samping imunisasi, yaitu :

Pertama, imunisasi BCG, umumnya tidak ada. Namun, pada beberapa

anak timbul pembengkakan kelenjar getah bening di ketiak atau leher bagian

bawah (diselangkangan bila penyuntikan dilakukan di paha). Biasanya

sembuh sendiri.

Kedua, imunisasi DPT, biasanya hanya gejala-gejala ringan, seperti

sedikit demam saja dan rewel selama 1-2 hari, kemerahan, pembengkakan,

agak nyeri atau pegal-pegal pada tempat suntikan, yang akan hilang sendiri

dalam beberapa hari, atau bila masih demam dapat diberikan obat penurun

panas bayi. Bisa juga memberikan minuman cairan lebih banyak dan tidak

memakaikan pakaian terlalu banyak.

Ketiga, imunisasi polio, hampir tidak ada efek samping. Hanya

sebagian kecil saja yang mengalami pusing, diare ringan, dan sakit otot.

Kasusnya pun sangat jarang.

Keempat, imunisasi campak, biasanya tidak terdapat reaksi akibat

imunisasi. Mungkin terjadi demam ringan dan terdapat efek kemerahan atau

bercak merah pada pipi dibawah telinga pada hari ke-7-8 setelah

penyuntikan.

Kelima, imunisasi hepatitis B, umumnya tidak terjadi. Jikapun terjadi

(namun sangat jarang), berupa keluhan nyeri pada tempat suntikan, yang

Page 29: GAMBARAN PENGETAHUAN IBU YANG MEMPUNYAI …balitbang.pemkomedan.go.id/tinymcpuk/gambar/file/Rafika.pdf · Menurut Notoatmodjo (2011), pengetahuan adalah hasil ‘tahu’, dan ini

19

disusul demam ringan dan pembengkakan. Namun reaksi ini akan

menghilang dalam waktu dua hari.

6. Kontraindikasi imunisasi

Kontraindikasi imunisasi menurut Maryunani (2010), yaitu :

Pertama, BCG, imunisasi BCG tidak dapat diberikan pada anak yang

berpenyakit TB atau menunjukkan uji Mantoux positif atau pada anak yang

mempunyai penyakit kulit yang berat/menahun.

Kedua, DPT, imunisasi DPT tidak dapat diberikan pada anak-anak

yang mempunyai penyakit atau kelainan saraf baik bersifat keturunan atau

bukan, seperti epilepsi, menderita kelainan saraf yang betul-betul berat atau

habis dirawat karena infeksi otak, anak-anak yang sedang demam/sakit keras

dan yang mudah mendapat kejang dan mempunyai sifat alergi, seperti eksim

atau asma.

Ketiga, polio, sebaiknya pada anak dengan diare berat atau yang

sedang sakit parah, seperti demam tinggi (diatas 38°C) ditangguhkan. Pada

anak yang menderita penyakit gangguan kekebalan, penyakit HIV/AIDS,

penyakit kanker atau keganasan, sedang menjalani pengobatan steroid dan

pengobatan radiasi umum, tidak diberikan imunisasi polio.

Keempat, campak, yaitu dengan penyakit infeksi akut yang disertai

demam, penyakit gangguan kekebalan, penyakit TBC tanpa pengobatan,

Page 30: GAMBARAN PENGETAHUAN IBU YANG MEMPUNYAI …balitbang.pemkomedan.go.id/tinymcpuk/gambar/file/Rafika.pdf · Menurut Notoatmodjo (2011), pengetahuan adalah hasil ‘tahu’, dan ini

20

kekurangan gizi berat, penyakit keganasan dan kerentanan tinggi terhadap

protein telur, kanamisin dan eritromisin (antobiotik).

Kelima, hepatitis B, tidak dapat diberikan pada anak yang menderita

sakit berat.

7. Pentingnya imunisasi dan penyakit yang dapat dicegah dengan

imunisasi

Menurut Maryanti dkk (2011), imunisasi salah satu cara yang efektif

dan efesien dalam mencegah penyakit. Saat ini ada tujuh penyakit infeksi

pada anak yang dapat menyebabkan kematian dan kecacatan. Ketujuh

penyakit tersebut dimasukkan pada program imunisasi, yaitu :

1. Tuberculosis

Tuberculosis (TBC) adalah suatu penyakit menular langsung yang

disebabkan oleh kuman TB (Mycobacterium Tuberculosis).

2. Difteri

Difteri merupakan penyakit infeksi yang disebabkan oleh

Corybacterium Diphtheriae merangsang saluran pernapasan terjadi pada

balita dan bayi.

3. Pertusis

Pertusis atau batuk rejan adalah penyakit infeksi akut yang

disebabkan oleh Bordotella pertusis pada saluran pernapasan.

4. Tetanus

Page 31: GAMBARAN PENGETAHUAN IBU YANG MEMPUNYAI …balitbang.pemkomedan.go.id/tinymcpuk/gambar/file/Rafika.pdf · Menurut Notoatmodjo (2011), pengetahuan adalah hasil ‘tahu’, dan ini

21

Penyakit tetanus merupakan penyakit yang disebabkan oleh kuman

bakteri Clostridium Tetani. Penyakit ini sering terjadi pada bayi baru lahir

(tetanus neonatorum). Penyakit terjadi karena kuman clostridium tetani

memasuki tubuh bayi lahir melalui tali pusat yang kurang terawat. Untuk

mencegah kejadian tetanus neonatorum ini adalah dengan pemberian

imunisasi.

5. Poliomyelitis

Polio adalah penyakit yang disebabkan oleh virus polio.

6. Campak

Penyakit campak (measles) merupakan penyakit yang disebabkan

oleh virus campak, dan termasuk penyakit akut dan sangat menular,

menyerang hampir semua anak kecil. Virus ini menular melalui saluran

pernapasan yang keluar saat penderita bernapas, batuk dan bersin (droplet).

7. Hepatitis B

Penyakit hepatitis merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh

virus hepatitis B. pencegahan terhadap penyakit ini yaitu melalui pemberian

imunisasi hepatitis pada bayi.

8. Imunisasi wajib

Jenis imunisasi yang wajib menurut Marimbi (2010), yaitu :

Page 32: GAMBARAN PENGETAHUAN IBU YANG MEMPUNYAI …balitbang.pemkomedan.go.id/tinymcpuk/gambar/file/Rafika.pdf · Menurut Notoatmodjo (2011), pengetahuan adalah hasil ‘tahu’, dan ini

22

Pertama, BCG, vaksin BCG memberikan kekebalan aktif terhadap

penyakit tuberculosis (TBC). Diberikan sebelum usia 2 bulan. Disuntikkan

intrakutan di daerah deltoid kanan dengan dosis 0,05 ml.

Kedua, hepatitis B, untuk mencegah penyakit yang disebabkan virus

hepatitis B yang berakibat pada hati. Penyakit ini menular melalui darah atau

cairan tubuh yang lain dari orang yang terinfeksi. Diberikan sedini mungkin

setelah lahir yang disuntikkan secara intra muscular di daerah deltoid, dosis

0,5 ml.

Ketiga, polio, imunisasi polio memberikan kekebalan terhadap

penyakit polio. Penyakit ini disebabkan virus, menyebar melalui tinja/kotoran

orang yang terinfeksi. Pemberian secara oral sebanyak 2 tetes (0,1 ml)

Pemberian vaksin polio dapat dilakukan bersamaan dengan BCG, vaksin

hepatitis B, dan DPT.

Keempat, DPT (Difteri, Pertusis dan Tetanus), vaksin yang melindungi

terhadap difteri, pertusis, dan tetanus. Difteri disebabkan bakteri yang

menyerang tenggorokan dan dapat menyebabkan komplikasi yang serius dan

fatal. Pertusis (batuk rejan) adalah infeksi bakteri saluran udara yang ditandai

dengan batuk hebat yang menetap serta bunyi pernafasan melengking, dan

juga menimbulkan komplikasi serius, seperti pneumonia, kejang dan

kerusakan otak. Tetanus adalah infeksi bakteri yang menyebabkan kekakuan

pada rahang serta kejang. Dosisnya 0,5 ml diberikan secara intra muscular

dibagian luar paha.

Page 33: GAMBARAN PENGETAHUAN IBU YANG MEMPUNYAI …balitbang.pemkomedan.go.id/tinymcpuk/gambar/file/Rafika.pdf · Menurut Notoatmodjo (2011), pengetahuan adalah hasil ‘tahu’, dan ini

23

Kelima, campak, penyakit menular yang dapat disebabkan oleh virus

campak. Penularan melalui udara atau kontak langsung dengan penderita.

Gejalanya adalah demam, batuk, pilek dan bercak-bercak merah pada kulit 3-

5 hari setelah anak menderita demam. Komplikasi penyakit campak adalah

radang paru-paru, infeksi pada telinga, radang saraf, radang sendi dan

radang otak yang menyebabkan kerusakan otak permanen (menetap).

Imunisasi ini akan menimbulkan kekebalan aktif dengan tujuan untuk

melindungi terhadap penyakit campak dengan sekali suntikan, dan diberikan

pada usia anak Sembilan bulan atau lebih. Dosisnya 0,5 ml diberikan secara

subkutan di lengan kiri.

Menurut Maryunani (2010), lima jenis imunisasi dasar yang wajib

diperoleh bayi sebelum usia setahun, yaitu :

1. Imunisasi BCG, yang dilakukan sekali pada bayi usia 0-11 bulan.

2. Imunisasi DPT, yang diberikan 3 (tiga) kali pada bayi usia 2-11 bulan

dengan interval minimal 4 minggu.

3. Imunisasi Polio, yang diberikan 4 (empat) kali pada bayi 0-11 bulan

dengan interval minimal 4 minggu.

4. Imunisasi Campak, yang diberikan 3 (tiga) kali pada bayi usia 1-11 bulan,

dengan interval minimal 4 minggu.

5. Imunisasi Hepatitis B, yang diberikan 3 (tiga) kali pada bayi usia 1-11

bulan, dengan interval minimal 4 minggu.

Page 34: GAMBARAN PENGETAHUAN IBU YANG MEMPUNYAI …balitbang.pemkomedan.go.id/tinymcpuk/gambar/file/Rafika.pdf · Menurut Notoatmodjo (2011), pengetahuan adalah hasil ‘tahu’, dan ini

24

9. Jadwal pemberian imunisasi

Menurut Wahyuni (2012), jadwal pemberian imunisasi, yaitu :

Tabel 2.1 jadwal imunisasi

Jadwal pemberian imunisasi

Usia Vaksin Keterangan

Saat lahir Hepatitis B-1 HB-1 harus diberikan dalam waktu 12 jam

setelah lahir, dilanjutkan pada usia 1 dan 6

bulan. Apabila status HbsAg-B ibu positif, dalam

waktu 12 jam setelah lahir diberikan HBlg 0,5 ml

bersamaan dengan vaksin HB-1. Apabila

semula status HbsAg ibu tidak diketahui dan

ternyata dalam perjalanan selanjutnya diketahui

bahwa ibu HbsAg positif maka masih dapat

diberikan HBlg 0,5 ml sebelum bayi berusia 7

hari.

Polio-0 Polio-0 diberikan saat kunjungan pertama.

Untuk bayi yang lahir di rumah bersalin/rumah

sakit polio oral diberikan saat bayi dipulangkan

(untuk menghindari transmisi virus vaksin

kepada bayi lain).

1 bulan Hepatitis B-2 Hb-2 diberikan pada usia 1 bulan, interval HB-1

dan HB-2 adalah 1 bulan. Bayi prematur bila ibu

HbsAG (-) imunisasi di tunda sampai bayi

berusia 2 bulan atau berat badan 2000 gram.

0-2 bulan BCG BCG dapat diberikan sejak lahir. Apabila BCG

akan diberikan pada usia >3 bulan sebaiknya

dilakukan uji tuberkulin terlebih dahulu dan BCG

Page 35: GAMBARAN PENGETAHUAN IBU YANG MEMPUNYAI …balitbang.pemkomedan.go.id/tinymcpuk/gambar/file/Rafika.pdf · Menurut Notoatmodjo (2011), pengetahuan adalah hasil ‘tahu’, dan ini

25

diberikan apabila uji tuberkulin negatif. Vaksin

BCG ulangan tidak dianjurkan oleh karena

manfaatnya diragukan.

2 bulan DPT-1 DPT-1 diberikan pada usia lebih dari 6 minggu,

dapat dipergunakan DTwp atau Dtap. DPT-1

dengan interval 4-6 minggu.

Polio-1 Polio-1 dapat diberikan bersamaan dengan

DPT-1. Interval pemberian polio 2, 3, 4 tidak

kurang dari 4 minggu. Vaksin polio ulangan

diberikan satu tahun sejak imunisasi polio 4

selanjutnya usia 5-6 tahun.

4 bulan DPT-2 DPT-2 (DTwp atau DTap) dapat diberikan

secara terpisah atau dikombinasikan dengan

Hib-2 (PRP-T).

Polio-2 Polio-2 diberikan bersamaan dengan DPT-2

6 bulan DPT-3 DPT-3 dapat diberikan terpisah atau

dikombinasikan dengan Hib-3. DPT ulangan

diberikan 1 tahun setelah imunisasi DPT 3 dan

pada usia 5 tahun. DT diberikan pada anak usia

12 tahun.

Polio-3 Polio-3 diberikan bersamaan dengan DPT-3.

Hepatitis B-3 HB-3 diberikan usia 6 bulan. Untuk

mendapatkan respons imun optimal, interval

HB-2 dan HB-3 minimal 2 bulan, terbaik 5 bulan.

Departemen kesehatan mulai tahun 2005

memberikan vaksin hepB-1 monovalen (uniject)

saat lahir, dilanjutkan dengan vaksin kombinasi

Page 36: GAMBARAN PENGETAHUAN IBU YANG MEMPUNYAI …balitbang.pemkomedan.go.id/tinymcpuk/gambar/file/Rafika.pdf · Menurut Notoatmodjo (2011), pengetahuan adalah hasil ‘tahu’, dan ini

26

DTwP/HepB pada usia 2-3-4 bulan. Imunisasi

ulangan (booster) pada usia 5 tahun tidak

diperlukan, idealnya pada usia ini dilakukan

pemeriksaan anti-HBs.

9 bulan Campak Campak-1 diberikan pada usia 9 bulan.

Menurut Proverawati dan Andhini (2010), jadwal imunisasi pada anak,

yaitu :

1. MMR : 15-18 bulan, apabila sampai umur 12 bulan belum mendapatkan

imunisasi campak, MMR dapat diberikan pada umur 12 bulan.

Hib-4 : diberikan pada 15 bulan (PRP-T atau PRP-OMP)

2. DTP-4 : 18 bulan ,DTP-4 (DTwp atau DTap) diberikan 1 tahun setelah

DTP-3.

Polio-4 : diberikan bersamaan dengan DTP-4.

3. Hepatitis A : 2 tahun, Vaksin HepA direkomendasikan pada umur >2

tahun, diberikan dua kali dengan interval 6-12 bulan.

4. Tifoid : 2-3 tahun, Vaksin tifoid polisakarida injeksi direkomendasikan

untuk umur > 2 tahun. Imunisasi tifoid polisakarida injeksi perlu diulang

setiap 3 tahun.

5. DTP-5 : 5 tahun, DTP-5 diberikan pada umur 5 tahun (DTwp/DTap).

Polio-5 : diberikan bersamaan dengan DTP-5

Page 37: GAMBARAN PENGETAHUAN IBU YANG MEMPUNYAI …balitbang.pemkomedan.go.id/tinymcpuk/gambar/file/Rafika.pdf · Menurut Notoatmodjo (2011), pengetahuan adalah hasil ‘tahu’, dan ini

27

6. MMR : 6 tahun, diberikan untuk catch-up immunization pada anak yang

belum mendapatkan MMR-1.

7. dT/TT : 10 tahun, menjelang pubertas, vaksin tetanus ke-5 (dT atau TT)

diberikan untuk mendapatkan imunitas selama 25 tahun.

Varisela : vaksin varisela diberikan pada umur 10 tahun.

10. Kontroversi yang timbul dalam imunisasi

Beberapa kontroversi yang timbul (Ranuh, dkk, 2011) yaitu :

1. Pelaksanaan program imunisasi

Perbedaan pendapat seringkali terjadi diantara para ilmuwan dengan

para penentu kebijakan di masa lampau dan bahkan sampai saat ini.

Masalah yang dilontarkan adalah :

Pertama, imunisasi yang diwajibkan oleh pemerintah telah merampas

hak warganegara untuk memilih tidak diimunisasi (hak untuk menjadi sakit

dan menjadi sumber penularan). Khusus di indonesia, Undang-undang

wabah memberikan sanksi pada siapapun yang melalaikan atau menghalangi

pelaksanaan penanggulangan wabah termasuk imunisasi.

Kedua, imunisasi pada anak mementingkan kekebalan jangka pendek

terhadap beberapa penyakit menular tertentu dan mengganggu kekebalan

jangka panjang, penyakit tersebut pidah ke usia yang lebih tua.

Page 38: GAMBARAN PENGETAHUAN IBU YANG MEMPUNYAI …balitbang.pemkomedan.go.id/tinymcpuk/gambar/file/Rafika.pdf · Menurut Notoatmodjo (2011), pengetahuan adalah hasil ‘tahu’, dan ini

28

Ketiga, imunisasi memindahkan satu penyakit dari satu masa ke

penyakit lain pada masa lain dan juga menghilangkan satu penyakit tetapi

menimbulkan penyakit lain.

2. Vaksin dan keamanannya

Vaksin adalah suatu bahan yang dapat merangsang kekebalan atau

benda biologik hidup yang aman sampai suatu saat dapat dibuktikan cacat.

Kontroversi berasal dari :

Pertama, jenis dan bahan vaksin.Vaksin hidup lebih banyak menuai

tuduhan, karena proses pelemahan yang kurang kuat akan menyebabkan

penyakit atau menyimpangnya respon imun penerima.

Kedua, bahan dalam vaksin terutama adalah bahan pengawet, bahan

antibeku, bahan pewarna dan bahan yang ikut dalam proses pembuatan

vaksin. Contohnya pada bahan merkuri yang merupakan bahan yang diduga

dapat merusak otak, seperti kasus keracunan merkuri di Minimata. Vaksin

yang bebas merkuri adalah MMR, OPV, campak, BCG, dan HB yang dosis

tunggal. Bahan yang ada dalam vaksin lainnya adalah sisa formaldehid,

bahan antibekuetilen glikol, gelatin dan glutamat pada vaksin cacar air,

neomisin dan streptomisin untuk mencegah tumbuhnya kuman dalam biakan

sel. Bahan dianggap beracun.

Page 39: GAMBARAN PENGETAHUAN IBU YANG MEMPUNYAI …balitbang.pemkomedan.go.id/tinymcpuk/gambar/file/Rafika.pdf · Menurut Notoatmodjo (2011), pengetahuan adalah hasil ‘tahu’, dan ini

29

Ketiga, manfaat dan efikasi vaksin. Efikasi vaksin harus lebih besar

dari reaktogenisitas vaksin, dinyatakan pada perbandingan besaran outcome

dan besaran reaksi imunisasi.

Keempat, kecenderungan genetik yang menyimpang. Tiap individu

mempunyai kemungkinan hidup dengan pola genetik yang menyimpang,

sehingga seringkali tidak dapat memberikan respons imun yang diharapkan.

3. Respon imun penerima vaksin

Resipien atau si-penerima vaksinasi yang sakit berat atau yang

pertahanan tubuhnya tidak normal besar kemungkinannya akan menjadi

sakit, atau menjadi karier sehat.

4. Adanya pemicu

Beberapa pemicu masalah besar antara lain :

Pertama, autisme, wakefield dan montgomerry telah mengajukan

laporan penelitian yang menunjukkan adanya hubungan sebab akibat antara

vaksin MMR dan kejadian autisme pada anak.

Kedua, reaksi neurologik, beberapa vaksin diduga menyebabkan

reaksi pada susunan saraf. Reaksi ini sangat jarang dan belum jelas

patogenesisnya.

Ketiga, reaksi imunologik, vaksin dapat menimbulkan penyimpangan

respons imun sebagai reaksi tubuh terhadap bahan tambahan maupun

bahan dasar vaksin itu sendiri.

Page 40: GAMBARAN PENGETAHUAN IBU YANG MEMPUNYAI …balitbang.pemkomedan.go.id/tinymcpuk/gambar/file/Rafika.pdf · Menurut Notoatmodjo (2011), pengetahuan adalah hasil ‘tahu’, dan ini

30

11. Anjuran dan jalan keluar yang harus dilakukan

Ada beberapa tip yang bisa membantu para sejawat mencari jalan

keluar kontroversi imunisasi (Ranuh, dkk, 2011) .

1. Penjelasan yang jujur

Penjelasan yang jujur dan benar kepada orang tua sangat diperlukan

untuk mengimbangi segala informasi penetang imunisasi yang seolah-olah

berdasar alasan yang kuat dan disertai dengan riset yang mendalam.

Penjelasan mencakup manfaat imunisasi dan kemungkinan adanya reaksi

samping.

2. Menunjukkan empati dan perhatikan yang besar

Memberikan penjelasan tidak cukup tetapi harus disertai dengan

memberikan keyakinan, perhatian yang besar kepada anak sehingga

keraguan dan keyakinan orang tua untuk ikut dalam kelompok penentang

imunisasi dapat dibatasi.

3. Menghindari pertempuran emosi

Menghadapi orangtua yang kecewa atau marah dengan kemarahan

yang tidak rasional,sebaiknya kita menanggapi dengan cara mendengarkan,

karena dengan begitu maka akan membawa hasil yang lebih baik.

4. Membekali diri dengan pengetahuan

Membekali diri dengan pengetahuan yang cukup perihal pokok-pokok

dasar imunisasi. Termasuk diantaranya pengetahuan tentang sifat tiap vaksin

yang digunakan.

Page 41: GAMBARAN PENGETAHUAN IBU YANG MEMPUNYAI …balitbang.pemkomedan.go.id/tinymcpuk/gambar/file/Rafika.pdf · Menurut Notoatmodjo (2011), pengetahuan adalah hasil ‘tahu’, dan ini

31

C. Kerangka Konsep

Kerangka konsep penelitian tentang Gambaran Pengetahuan Ibu

Yang Mempunyai Bayi Tentang Imunisasi Dasar Pada Bayi di Lingkungan ll

Kelurahan Tanjung Gusta Medan Tahun 2013.

Variabel Tunggal

Gambaran Pengetahuan Ibu Yang Mempunyai

Bayi Tentang Imunisasi Dasar Pada Bayi

Page 42: GAMBARAN PENGETAHUAN IBU YANG MEMPUNYAI …balitbang.pemkomedan.go.id/tinymcpuk/gambar/file/Rafika.pdf · Menurut Notoatmodjo (2011), pengetahuan adalah hasil ‘tahu’, dan ini

32

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian yang bersifat deskriptif yaitu untuk

gambaran pengetahuan ibu yang mempunyai bayi tentang imunisasi dasar

pada bayi di Lingkungan ll Kelurahan Tanjung Gusta Medan Tahun 2013.

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

1. Lokasi penelitian

Lokasi penelitian ini dilakukan di Lingkungan ll Kelurahan Tanjung

Gusta Medan Tahun 2013.

2. Waktu penelitian

Waktu penelitian dilakukan pada tanggal13-22 Juni 2013.

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Menurut Notoatmodjo (2010), populasi adalah keseluruhan objek

penelitian atau objek yang diteliti. Adapun Populasi dalam penelitian ini

adalah ibu yang mempunyai bayi yang berada di Lingkungan ll Kelurahan

Page 43: GAMBARAN PENGETAHUAN IBU YANG MEMPUNYAI …balitbang.pemkomedan.go.id/tinymcpuk/gambar/file/Rafika.pdf · Menurut Notoatmodjo (2011), pengetahuan adalah hasil ‘tahu’, dan ini

33

Tanjung Gusta Medan Tahun 2013, pada bulan Mei dan Juni yang berjumlah

49 orang.

2. Sampel

Menurut Notoatmodjo (2010), sampel adalah sebagian dari

keseluruhan objek yang diteliti atau dianggap mewakili seluruh populasi.

Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini diambil dengan

menggunakan metode Total Sampling. Total sampling adalah total populasi

yang dijadikan objek penelitian di Lingkungan II Kelurahan Tanjung Gusta

Medan Tahun 2013. Dalam penelitian ini sampel diperoleh dengan cara door

to door. Yang dijadikan sampel adalah ibu yang mempunyai bayi yang

berada di rumah dan bersedia menjadi responden. Jumlah sampel dalam

penelitian ini sebanyak 49 orang.

D. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah

dengan menggunakan data primer dan sekunder. Data primer adalah data

yang diambil langsung dari responden dengan cara membagikan kuesioner

kepada responden. Data sekunder adalah data yang diambil secara tidak

Page 44: GAMBARAN PENGETAHUAN IBU YANG MEMPUNYAI …balitbang.pemkomedan.go.id/tinymcpuk/gambar/file/Rafika.pdf · Menurut Notoatmodjo (2011), pengetahuan adalah hasil ‘tahu’, dan ini

34

langsung, yaitu data yang diambil dari data yang sudah ada di tempat

penelitian dengan menggunakan rekam medik.

E. Defenisi Operasional

Tabel 3.1 Defenisi Operasional

Variabel Defenisi Operasional

Parameter Alat Ukur

Skala Skor

Pengetahuan

ibu yang

mempunyai

bayi tentang

imunisasi

dasar pada

bayi

Segala

sesuatu yang

diketahui ibu

tentang

imunisasi

dasar

a. Defenisi

imunisai

b. Jenis-jenis

imunisasi

c. Jadwal

imunisasi

d. Tujuan

dan

Manfaat

imunisasi

e. Efek

samping

imunisasi

f. Kontra-

indikasi

imunisasi

Kuesioner

Ordinal

1. Baik, bila jawaban benar 16-20 soal (76-100%) (kode1)

2. Cukup, bila jawaban benar 12-15 soal (56%-75%) (kode2)

3. Kurang, bila jawaban benar <12 soal (40 %-55%) (kode3)

F. Aspek Pengukuran

Aspek pengukuran dilakukan terhadap tingkat pengetahuan berdasarkan

pada jawaban responden dan semua pertanyaan yang diberikan dengan

jumlah 20 pertanyaan.

Page 45: GAMBARAN PENGETAHUAN IBU YANG MEMPUNYAI …balitbang.pemkomedan.go.id/tinymcpuk/gambar/file/Rafika.pdf · Menurut Notoatmodjo (2011), pengetahuan adalah hasil ‘tahu’, dan ini

35

Menurut Arikunto (2006), dalam buku Machfoedz (2010), skala

pengukuran untuk pengetahuan dapat dikategorikan sebagai berikut :

1. Baik, bila menjawab pertanyaan dengan benar 16-20 soal (76%-100%)

2. Cukup, bila menjawab pertanyaan dengan benar 12-15 soal (56%-75%)

3. Kurang, bila menjawab pertanyaan dengan benar < 12 soal (40%-55%)

G. Pengolahan dan Analisa Data

1. Pengolahan data

Menurut Notoatmodjo (2010), Pengolahan data merupakan proses

yang dilakukan setelah data diperoleh dari penelitian melalui kuesioner dan

harus dikelompokkan dengan langkah-langkah sebagai berikut :

a. Editing (Pemeriksaan Data)

Hasil wawancara yang diperoleh atau dikumpulkan melalui kuesioner perlu

disunting (edit) terlebih dahulu. Kalau ternyata masih ada data atau

informasi yang tidak lengkap, pertanyaan yang terlewatkan dan peneliti

kembali menanyakan pertanyaan tersebut.

b. Coding (Pengkodean Data)

Setelah dilakukan pengeditan, kemudian dilakukan pengkodean. Data

yang diedit kemudian diubah dalam bentuk angka yaitu dengan cara

memberikan kode 1 bila jawaban benar dan kode 0 bila jawaban salah.

Pengetahuan ibu dikategorikan baik jika dapat menjawab benar 16-20 soal

Page 46: GAMBARAN PENGETAHUAN IBU YANG MEMPUNYAI …balitbang.pemkomedan.go.id/tinymcpuk/gambar/file/Rafika.pdf · Menurut Notoatmodjo (2011), pengetahuan adalah hasil ‘tahu’, dan ini

36

(76%-100%) diberi kode 1, dikategorikan cukup jika responden menjawab

benar 12-15 soal (56%-75%) diberi kode 2, dikategorikan kurang jika

responden menjawab benar <12 soal (40%-55%) diberi kode 3.

c. Tabulating (Tabel)

Selanjutnya dikelompokkan secara teliti, dihitung dan dijumlahkan

kemudian dimasukkan kedalam tabel-tabel distribusi frekuensi.

2. Analisa data

Analisis data dilakukan secara deskriptif dengan melihat persentase

data yang telah terkumpul dan dinyatakan dalam tabel distribusi frekuensi.

Kemudian dicari besar persentase jawaban masing-masing responden

selanjutnya dilakukan pembahasan dengan menggunakan teori kepustakaan

yang ada.

Page 47: GAMBARAN PENGETAHUAN IBU YANG MEMPUNYAI …balitbang.pemkomedan.go.id/tinymcpuk/gambar/file/Rafika.pdf · Menurut Notoatmodjo (2011), pengetahuan adalah hasil ‘tahu’, dan ini

37

BAB IV

HASIL PENELITIAN

Hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti tentang Pengetahuan Ibu

Yang Mempunyai Bayi Tentang Imunisasi Dasar Pada Bayi Di Lingkungan ll

Kelurahan Tanjung Gusta Medan Tahun 2013.

Tabel 4.1. Distribusi Frekuensi Pengetahuan Responden Tentang

Imunisasi Dasar Pada Bayi Di Lingkungan ll Kelurahan

Tanjung Gusta Medan Tahun 2013.

No Variabel Jumlah Persentase (%)

1. Pengetahuan

a. Baik 10 20, 40 %

b. Cukup 25 51, 02 %

c. Kurang 14 28, 58 %

Total 49 100 %

Berdasarkan tabel 4.1. di atas dapat diketahui bahwa 49 orang responden

yang diteliti mayoritas responden memiliki pengetahuan cukup yaitu

sebanyak 25 orang (51,02%) dan minoritas responden memiliki pengetahuan

baik yaitu sebanyak 10 orang (20,40%).

Page 48: GAMBARAN PENGETAHUAN IBU YANG MEMPUNYAI …balitbang.pemkomedan.go.id/tinymcpuk/gambar/file/Rafika.pdf · Menurut Notoatmodjo (2011), pengetahuan adalah hasil ‘tahu’, dan ini

38

BAB V

PEMBAHASAN

Pengetahuan Ibu Yang Mempunyai Bayi Tentang Imunisasi Dasar Pada

Bayi di Lingkungan ll Kelurahan Tanjung Gusta Medan Tahun 2013.

Tabel 4.1 dapat diperoleh bahwa dari 49 orang responden yang diteliti

yang berpengetahuan baik sebanyak 10 orang responden (20,40%),

responden yang berpengetahuan cukup sebanyak 25 orang responden

(51,02%), dan responden yang berpengetahuan kurang sebanyak 14 orang

responden (28,58%).

Hasil penelitian dapat diketahui responden yang berpengetahuan baik

berjumlah 10 orang (20,40%). Menurut Notoatmodjo (2011), pengetahuan

merupakan pengetahuan adalah hasil ‘tahu’, dan ini terjadi setelah orang

melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Pengindraan terjadi

melalui pancaindra manusia yakni: indra penglihatan, pendengaran,

penciuman, rasa, dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh

melalui mata dan telinga. Menurut asumsi peneliti, ibu berpengetahuan baik

karena ibu memperoleh pengetahuan baru dari media cetak, media

elektronik, tenaga kesehatan dan mendapatkan pengalaman tentang

Page 49: GAMBARAN PENGETAHUAN IBU YANG MEMPUNYAI …balitbang.pemkomedan.go.id/tinymcpuk/gambar/file/Rafika.pdf · Menurut Notoatmodjo (2011), pengetahuan adalah hasil ‘tahu’, dan ini

39

imunisasi dasar serta melakukan pengamatan akal dalam menjawab

pertanyaan, sehingga ibu tersebut memperoleh pengetahuan baik.

Hasil penelitian dapat diketahui responden yang berpengetahuan

cukup berjumlah 25 orang (51,02%). Menurut Notoatmodjo (2010), bahwa

pengetahuan merupakan hasil tahu dari manusia, yang sekedar menjawab

pertanyaan “what”, misalnya apa air, apa manusia, apa alam, dan

sebagainya. Menurut asumsi peneliti, ibu berpengetahuan cukup dikarenakan

sedikitnya rasa peduli ibu untuk tahu tentang imunisasi dasar pada bayi dan

dalam menjawab pertanyaan ibu sekedar mengerti tentang imunisasi dasar

pada bayi. Sehingga ibu tersebut memperoleh pengetahuan cukup.

Hasil penelitian dapat diketahui responden yang berpengetahuan

kurang berjumlah 14 orang (28,58%). Menurut Mubarak (2012), pengetahuan

adalah segala apa yang diketahui berdasarkan pengalaman yang didapatkan

oleh setiap manusia. Pada dasarnya pengetahuan akan terus bertambah dan

bervariatif sesuai dengan proses pengalaman manusia yang dialami. Menurut

asumsi peneliti, ibu yang berpengetahuan kurang dikarenakan responden

sama sekali tidak tahu, tidak pernah mendengar serta ketidak pedulian ibu

tentang imunisasi dasar pada bayi, bahkan tidak ada keinginan untuk

mendapatkan dari berbagai sumber informasi tentang imunisasi dasar pada

bayi, dan dalam menjawab pertanyaan tersebut ibu mengalami kesulitan,

sehingga ibu tersebut memperoleh pengetahuan kurang.

Page 50: GAMBARAN PENGETAHUAN IBU YANG MEMPUNYAI …balitbang.pemkomedan.go.id/tinymcpuk/gambar/file/Rafika.pdf · Menurut Notoatmodjo (2011), pengetahuan adalah hasil ‘tahu’, dan ini

40

BAB VI

A. KESIMPULAN

Setelah dilakukan penelitian tentang Imunisasi Dasar Pada Bayi Di

Lingkungan ll Kelurahan Tanjung Gusta Medan Tahun 2013, dapat diambil

kesimpulan sesuai dengan tujuan penelitian, yaitu: bahwa pengetahuan ibu

tentang imunisasi dasar pada bayi memiliki pengetahuan cukup.

B. SARAN

1. Bagi Responden

Kepada ibu yang memiliki bayi agar meningkatkan ilmu pengetahuannya

tentang imunisasi dasar dimana ilmu kesehatan yang semakin

berkembang.

2. Bagi Tenaga Kesehatan

Bagi tenaga kesehatan diharapkan untuk meningkatkan pelayanan dan

penyuluhan sesuai dengan kebutuhan ibu atau masyarakat khususnya

masalah imunisasi agar masyarakat selalu memperdulikan dan mengingat

pentingnya kesehatan pada anak-anak mereka.

3. Bagi Peneliti

Diharapkan untuk peneliti selanjutnya untuk dapat lebih mempersiapkan

diri guna melakukan penelitian selanjutnya yang lebih sempurna sehingga

Page 51: GAMBARAN PENGETAHUAN IBU YANG MEMPUNYAI …balitbang.pemkomedan.go.id/tinymcpuk/gambar/file/Rafika.pdf · Menurut Notoatmodjo (2011), pengetahuan adalah hasil ‘tahu’, dan ini

41

kegunaannya dapat dirasakan oleh berbagai pihak, serta sebagai sumber

dalam melakukan penelitian yang berhubungan tentang pengetahuan ibu

yang mempunyai bayi tentang imunisasi dasar pada bayi di Lingkungan ll

Tanjung Gusta Medan Tahun 2013.

4. Bagi Instansi Pendidikan

Bagi instansi pendidikan diharapkan agar menambah sumber informasi

terbaru mengenai imunisasi dasar pada bayi.

Page 52: GAMBARAN PENGETAHUAN IBU YANG MEMPUNYAI …balitbang.pemkomedan.go.id/tinymcpuk/gambar/file/Rafika.pdf · Menurut Notoatmodjo (2011), pengetahuan adalah hasil ‘tahu’, dan ini

42

DAFTAR PUSTAKA

Bakhtiar, Amsal., 2012. Filsafat Ilmu, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Dewi Vivian, N, L., 2010. Asuhan Neonatus Bayi Dan Anak Balita, Salemba Medika, Jakarta.

Hidayat, A. Aziz, A., 2008. Pengantar Ilmu Kesehatan Anak Untuk Pendidikan Kebidanan, Salemba Medika, Jakarta.

Lisnawati, Lilis., 2011. Generasi Sehat Melalui Imunisasi, Trans Info Media, Jakarta.

Machfoedz, Ircham., 2010. Metode Penelitian, Fitramaya, Yogyakarta.

Marimbi, Hanum., 2010. Tumbuh Kembang, Status Gizi, Dan Imunisasi Dasar Pada Balita, Numed.

Maryanti, D., Sujianti., Budiarti, T., 2011.Neonatus, Bayi dan Balita, Cetakan l, CV. Trans Info Media, Jakarta.

Maryunani, Anik., 2010. Ilmu Kesehatan Anak Dalam Kebidanan, Cetakan I, Trans Info Media, Jakarta.

Maulana, Mirza., 2009. Reproduksi, Kehamilan dan Merawat Anak, Cetakan l, Tunas Publishing, Jogjakarta.

Mubarak, Wahit, Iqbal., 2011. Promosi Kesehatan Untuk Kebidanan, Salemba Medika, Jakarta.

Notoatmodjo, Soekidjo., 2011. Kesehatan Masyarakat Ilmu Dan Seni, Rineka Cipta, Jakarta.

_____________., 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan, Rineka Cipta, Jakarta.

Proverawati, A., Andhini Citra, S, D., 2010. Imunisasi dan Vaksinasi, Cetakan l, Numed, Yogyakarta.

Page 53: GAMBARAN PENGETAHUAN IBU YANG MEMPUNYAI …balitbang.pemkomedan.go.id/tinymcpuk/gambar/file/Rafika.pdf · Menurut Notoatmodjo (2011), pengetahuan adalah hasil ‘tahu’, dan ini

43

Ranuh, Gde, I.G.N., Suyinto, H., Hadinegoro Sri, R, S., Kartasasmita, C, B., Ismoedijanto., Seodjatmiko., 2008. Pedoman Imunisasi Indonesia, IDAI, Jakarta.

Wahyuni, Sari., 2012. Asuhan Neonatus, Bayi, Dan Balita, EGC, Jakarta.