efektivitas konseling gizi terhadap … · prevalensi diabetes melitus tergantung insulin di...

16
EFEKTIVITAS KONSELING GIZI TERHADAP PERUBAHAN SISA MAKAN SIANG PADA PASIEN DIABETES MELLITUS RAWAT INAP DI RSI KLATEN Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan Ilmu Gizi Fakultas Ilmu Kesehatan Disusun Oleh: EMIRA TRI SILAWATI J 310 151 003 PROGRAM STUDI ILMU GIZI FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2017

Upload: trandang

Post on 27-May-2018

222 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: EFEKTIVITAS KONSELING GIZI TERHADAP … · Prevalensi diabetes melitus tergantung insulin di Provinsi Jawa Tengah ... Notoatmodjo (2005) media leaflet yang diberikan kepada pasien

EFEKTIVITAS KONSELING GIZI TERHADAP PERUBAHAN SISA MAKAN SIANG PADA PASIEN DIABETES MELLITUS RAWAT INAP

DI RSI KLATEN

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I

pada Jurusan Ilmu Gizi Fakultas Ilmu Kesehatan

Disusun Oleh:

EMIRA TRI SILAWATI

J 310 151 003

PROGRAM STUDI ILMU GIZI FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2017

Page 2: EFEKTIVITAS KONSELING GIZI TERHADAP … · Prevalensi diabetes melitus tergantung insulin di Provinsi Jawa Tengah ... Notoatmodjo (2005) media leaflet yang diberikan kepada pasien

i

Page 3: EFEKTIVITAS KONSELING GIZI TERHADAP … · Prevalensi diabetes melitus tergantung insulin di Provinsi Jawa Tengah ... Notoatmodjo (2005) media leaflet yang diberikan kepada pasien

ii

Page 4: EFEKTIVITAS KONSELING GIZI TERHADAP … · Prevalensi diabetes melitus tergantung insulin di Provinsi Jawa Tengah ... Notoatmodjo (2005) media leaflet yang diberikan kepada pasien

iii

Page 5: EFEKTIVITAS KONSELING GIZI TERHADAP … · Prevalensi diabetes melitus tergantung insulin di Provinsi Jawa Tengah ... Notoatmodjo (2005) media leaflet yang diberikan kepada pasien

1

EFEKTIVITAS KONSELING GIZI TERHADAP PERUBAHAN SISA MAKAN SIANG PADA PASIEN DIABETES MELLITUS RAWAT INAP

DI RSI KLATEN

Abstrak

Konsumsi makanan yang sesuai dengan rencana diet sangat penting termasuk pada pasien DM. Akan tetapi masih banyak penderita DM yang belum dapat melaksanakan program diet, terbukti dengan masih banyaknya sisa makanan pasien DM tersebut yang tidak habis dimakan dan dibuang sebagai sampah. Salah satu faktor yang mempengaruhi adalah kurangnya pengetahuan pasien DM mengenai pentingnya konsumsi makanan sesuai dengan rencana diet yang sudah ditetapkan. Edukasi melalui konseling gizi secara rutin akan membantu pasien dalam meningkatkan pengetahuan sehingga dapat memperbaiki kepatuhan dietnya. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui efektivitas konseling gizi terhadap perubahan sisa makan siang pada pasien diabetes mellitus rawat inap di RSI Klaten. Jenis penelitian ini merupakan penelitian deskriptif analitik. Jumlah subjek penelitian ada 29 pasien. Pengumpulan data sisa makanan pasien menggunakan skala Comstock 6 poin. Data dianalisis menggunakan program SPSS 21 for windows. Hasil penelitian menunjukkan rata-rata sisa makanan pokok sebelum konseling gizi sebesar 61,21%, dan setelah konseling gizi sebanyak 24,31% sehingga ada selisih sebesar 36,90%. Rata-rata sisa lauk hewani sebelum konseling gizi sebesar 35,34%, dan setelah konseling gizi sebanyak 9,14% sehingga ada selisih sebesar 26,21%. Rata-rata sisa lauk nabati sebelum konseling gizi sebesar 41,55%, dan setelah konseling gizi sebanyak 18,97% sehingga ada selisih sebesar 22,59%. Rata-rata sisa sayur sebelum konseling gizi sebesar 44,83%, dan setelah konseling gizi sebanyak 8,79% sehingga ada selisih sebesar 36,03%. Kesimpulan dari penelitian ini adalah konseling gizi merupakan metode yang efektif untuk memperbaiki sisa makan siang pada pasien diabetes melitus di RSI Klaten. Kata Kunci: konseling gizi, sisa makan siang, diabetes mellitus

Abstract

Consumption of foods in accordance with the diet plan is very important including in DM patients. However, there are still many DM patients who have not been able to implement the diet program, as evidenced by the still abundance of food DM patients are not consumed and disposed of as waste. One influencing factor is the lack of knowledge of DM patients regarding the importance of food consumption in accordance with the established diet plan. Education through regular nutritional counseling will help patients improve their knowledge so as to improve dietary adherence. This type of research is a descriptive analytic research. The number of study subjects was 29 patients. Data collection of patients' food waste using Comstock scale of 6 points. Data were analyzed using SPSS 21 for windows program. The results showed the average of staple food

Page 6: EFEKTIVITAS KONSELING GIZI TERHADAP … · Prevalensi diabetes melitus tergantung insulin di Provinsi Jawa Tengah ... Notoatmodjo (2005) media leaflet yang diberikan kepada pasien

2

before nutrition counseling is 61.21%, and after nutritional counseling is 24.31% so there is a difference of 36.90%. The average of animal side dishes before nutrition counseling is 35.34%, and after nutritional counseling is 9,14% so there is difference 26,21%. The average of vegetable side dishes before nutrition counseling is 41.55%, and after nutritional counseling is 18.97% so there is a difference of 22.59%. The average of vegetable remaining before nutrition counseling was 44.83%, and after nutritional counseling was 8.79%, so there was a difference of 36.03%. The conclusion of this study is nutritional counseling is an effective method to improve the remaining lunch in patients with diabetes mellitus at RSI Klaten. Keywords: counseling of nutrition, lunch leftovers, diabetes mellitus

1. PENDAHULUAN

Jumlah penderita DM di dunia dari tahun ke tahun menunjukkan adanya

peningkatan. Di Indonesia, menurut Laporan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas

2013) prevalensi penderita DM pada tahun 2013 (2,1%) mengalami peningkatan

dibandingkan pada tahun 2007 (1,1%). Prevalensi DM tertinggi terdapat di

provinsi D.I Yogyakarta dengan nilai prevalensi 2,6%, yang kemudian diikuti

oleh D.K.I Jakarta dengan 2,5% dan Sulawesi Utara 2,4%.

Prevalensi diabetes melitus tergantung insulin di Provinsi Jawa Tengah

pada tahun 2012 sebesar 0,06 lebih rendah dibanding tahun 2011 (0,09%).

Prevalensi tertinggi adalah Kabupaten Semarang sebesar 0,66%. Sedangkan

prevalensi kasus DM tidak tergantung insulin lebih dikenal dengan DM tipe II,

mengalami penurunan dari 0,63% menjadi 0,55% pada tahun 2012. Prevalensi

tertinggi adalah Kota Magelang sebesar 7,93% (Profil Kesehatan Jawa Tengah,

2013.

Masih banyak penderita DM yang belum dapat melaksanakan program

pengaturan diit dengan benar. Masih banyak sisa makanan pasien pada diit

diabetes mellitus yang tidak dihabiskan atau menjadi sampah. Hasil penelitian

Utari (2009) menunjukkan sisa makanan terbanyak yaitu pada nasi 46,5%, bubur

46,9% dan sayur 50%, dikarenakan pasien tidak nafsu makan serta kondisi tubuh

yang kurang mendukung, dan tidak dari faktor makanan yang disajikan oleh

puskesmas.

Page 7: EFEKTIVITAS KONSELING GIZI TERHADAP … · Prevalensi diabetes melitus tergantung insulin di Provinsi Jawa Tengah ... Notoatmodjo (2005) media leaflet yang diberikan kepada pasien

3

Sisa makanan dapat dilihat dari jumlah makanan yang masih ada di piring

masing-masing pasien. Makanan yang tersisa di piring adalah suatu data

kuantitatif yang bisa digunakan untuk evaluasi apakah program konseling gizi

sudah efektif dan diit yang diterima pasien sudah memadai atau belum (Mifisoni,

2009). Berkaitan dengan banyaknya makanan pasien yang terbuang dan bisa

dilihat oleh petugas berupa sisa makanan yang masih terdapat dalam alat makan

yang ditarik kembai ke dapur setelah jam makan selesai (Astuti, 2002).

Hasil penelitian pendahuluan yang dilakukan di Instalasi Gizi Rumah

Sakit Islam Klaten, menunjukkan masih adanya sisa makanan pada pasien

diabetes mellitus, terutama di ruang rawat inap kelas III. Data pengukuran sisa

makanan yang dilakukan pada bulan Agustus tahun 2016 menunjukkan bahwa

rata-rata sisa makanan pada pasien diabetes mellitus di RSI Klaten masih di atas

standar yang ditetapkan oleh Depkes RI 2008 (≤ 20%). Selama observasi sisa

makanan 16 pasien untuk nasi sebesar 25%, lauk hewani sebesar 25%, lauk nabati

sebesar 20% dan sisa makanan sayur sebesar 25%. Tingginya sisa makanan bisa

disebabkan oleh pengetahuan yang kurang, karena menurut hasil observasi pasien,

makanan yang disajikan tidak sesuai dengan selera pasien. Pasien tidak

mengetahui bahwa dalam perawatan, asupan gizi yang diperlukan dalam proses

penyembuhan tidak selamanya sesuai dengan selera pasien. Oleh karena itu,

peneliti ingin meneliti apakah ada pengaruh konseling gizi terhadap perubahan

sisa makan pada pasien diabetes mellitus rawat inap di RSI Klaten, pada pasien

yang mendapatkan konseling gizi.

Berdasarkan hal-hal tersebut di atas peneliti tertarik untuk melakukan

penelitian tentang perubahan sisa makan siang pasien pada pasien rawat inap

sebelum dan sesudah dilakukan konseling gizi pada pasien diabetes mellitus kelas

III. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas konseling gizi terhadap

perubahan sisa makan siang pada pasien diabetes mellitus rawat inap di RSI

Klaten.

2. METODE

Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian

deskriptif analitik (Suyanto, 2011).

Page 8: EFEKTIVITAS KONSELING GIZI TERHADAP … · Prevalensi diabetes melitus tergantung insulin di Provinsi Jawa Tengah ... Notoatmodjo (2005) media leaflet yang diberikan kepada pasien

4

Penelitian ini dilaksanakan di RS Islam Klaten pada bulan Mei-Desember

2016. Jumlah subjek yang dibutuhkan untuk penelitian ini adalah 29 pasien

dengan kriteria inklusi: 1) pasien belum pernah mendapat konseling gizi, 2) pasien

bersedia menjadi responden. Bersedia mengikuti penelitian dengan

menandatangani inform consent, 3) pada waktu penelitian pasien mendapat jenis

makanan diit DM yang terdiri dari nasi, lauk hewani, lauk nabati dan sayur untuk

makanan pagi, makan siang dan makan malam, 4) dirawat minimal 1 hari di RSI

Klaten, 5) pasien dewasa (18-85 tahun), dan 6) Mendapatkan diet makanan biasa/

lunak. Sedangkan kriteria eksklusinya adalah: 1) pasien pindah kelas perawatan

pada saat dilakukan penelitian, 2) pasien pulang pada saat dilakukan penelitian, 3)

pasien mengalami gangguan pengecapan/ menelan/ mengunyah, dan 4) pasien

menderita komplikasi penyakit lain (ginjal, dan lain-lain).

Pengumpulan data sisa makanan pasien diperoleh melalui pengamatan

(taksiran visual) dengan menggunakan skala Comstock 6 poin untuk setiap makan

pagi, makan siang dan makan sore selama 2 hari dengan parameter:

0% : Jika tidak ada porsi makanan yang tersisa

5% : Jika tersisa porsi hanya ¼ yang dikonsumsi.

25% : Jika tersisa porsi hanya ½ yang dikonsumsi

50% : Jika tersisa porsi hanya ¾ yang dikonsumsi

75% : Jika tersisa hampir mendekati utuh (hanya dikonsumsi sedikit atau)

100% : Jika makanan tidak dikonsumsi sama sekali (utuh)

(Comstock, 1991)

Konseling gizi dilakukan oleh ahli gizi/ dietisien Instalasi Gizi yang berisi

pengetahuan DM, tujuan, syarat dan cara pengaturan konsumsi makanan pada

pasien DM, dilakukan dengan durasi 20 menit dengan media leaflet. Menurut

Notoatmodjo (2005) media leaflet yang diberikan kepada pasien DM meliputi

bentuk penyampaian informasi melalui lembar yang dilipat, lembar pengaturan

diit DM dan lembar bahan makanan penukar. Analisis dilakukan untuk

mendeskripsikan variabel yang diteliti. Pada penelitian ini variabel yang diteliti

adalah data karateristik pasien (umur dan pendidikan), dan cita rasa makanan dan

data sisa makanan yang disajikan dalam bentuk tabel dan diolah dengan software

SPSS 21 for windows.

Page 9: EFEKTIVITAS KONSELING GIZI TERHADAP … · Prevalensi diabetes melitus tergantung insulin di Provinsi Jawa Tengah ... Notoatmodjo (2005) media leaflet yang diberikan kepada pasien

5

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Perubahan Sisa Makan Siang Sebelum dan Sesudah Konseling Gizi

Sisa makanan diukur dengan menggunakan metode Comstock 6 skala

point (Ratnaningrum, 2004). Ada 2 kategori sisa makanan yaitu jika sisa makanan

> 25% maka dikategorikan sisa makanan banyak dan jika sisa makanan ≤ 25%

maka dikategorikan sisa makanan sedikit (Renanningtyas, 2004), distribusi sisa

makanan sesudah konseling pada kelompok leaflet dapat dijelaskan sebagai

berikut:

3.1.1 Makanan Pokok

Tabel 1. Perubahan Sisa Makan Siang pada Makanan Pokok Sebelum dan Sesudah

Konseling

Sebelum Konseling Sesudah Konseling Variabel Kategori

N % N %

Banyak (>25%) 25 86.21 10 34.48 Makanan pokok Sedikit (<25%) 4 13.79 19 65.52

Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebelum konseling sisa makanan

pokok sedikit (<25%) lebih sedikit dibandingkan sesudah konseling sehingga

terjadi peningkatan sisa makanan pokok sedikit, sebelum konseling sisa makanan

pokok sedikit hanya 13,79% dan sisa makanan pokok banyak 86,21% setelah

dilakukan konseling gizi sisa makanan pokok sedikit bertambah menjadi 65,52%

sedangkan sisa makanan pokok banyak berkurang menjadi 34,48%.

3.1.2 Lauk Hewani

Tabel 7.

Perubahan Sisa Makan Siang pada Lauk Hewani Sebelum dan Sesudah Konseling Sebelum Konseling Sesudah Konseling

Variabel Kategori N % N %

Banyak (>25%) 15 51.72 3 10.34 Lauk

Hewani Sedikit (<25%) 14 48.28 26 89.66

Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebelum konseling sisa lauk hewani

sedikit (<25%) lebih sedikit dibandingkan sesudah konseling sehingga terjadi

peningkatan sisa lauk hewani sedikit, sebelum konseling sisa lauk hewani sedikit

hanya 48,28% dan sisa lauk hewani banyak 51,72% setelah dilakukan konseling

Page 10: EFEKTIVITAS KONSELING GIZI TERHADAP … · Prevalensi diabetes melitus tergantung insulin di Provinsi Jawa Tengah ... Notoatmodjo (2005) media leaflet yang diberikan kepada pasien

6

gizi sisa lauk hewani sedikit bertambah menjadi 89,66% sedangkan sisa lauk

hewani banyak berkurang menjadi 10,34%.

3.1.3 Lauk Nabati

Tabel 8. Perubahan Sisa Makan Siang pada Lauk Nabati Sebelum dan Sesudah Konseling

Sebelum Konseling Sesudah Konseling Variabel Kategori

N % N %

Banyak (>25%) 12 41.38 8 27.59 Lauk Nabati Sedikit (<25%) 17 58.62 21 72.41

Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebelum konseling sisa lauk nabati

sedikit (<25%) lebih sedikit dibandingkan sesudah konseling sehingga terjadi

peningkatan sisa lauk nabati sedikit, sebelum konseling sisa lauk nabati sedikit

hanya 58,62% dan sisa lauk nabati banyak 41,38% setelah dilakukan konseling

gizi sisa lauk nabati sedikit bertambah menjadi 72,41% sedangkan sisa lauk nabati

banyak berkurang menjadi 27,59%.

3.1.4 Sayur

Tabel 9. Perubahan Sisa Makan Siang pada Sayur Sebelum dan Sesudah Konseling

Sebelum Konseling Sesudah Konseling Variabel Kategori

N % N %

Banyak (>25%) 13 44.83 3 10.34 Sayur

Sedikit (<25%) 16 55.17 26 89.66

Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebelum konseling sisa sayur sedikit

(<25%) lebih sedikit dibandingkan sesudah konseling sehingga terjadi

peningkatan sisa sayur sedikit, sebelum konseling sisa sayur sedikit hanya 55,17%

dan sisa sayur banyak 44,83% setelah dilakukan konseling gizi sisa sayur sedikit

bertambah menjadi 89,66% sedangkan sisa sayur banyak berkurang menjadi

10,34%.

Berdasarkan temuan sisa makanan pasien DM pada masing-masing

makanan pokok, lauk hewani, lauk nabati, dan sayur diketahui adanya perubahan

rata-rata sisa makanan. Berikut tabel sajian data rata-rata sisa makanan pasien

DM.

Page 11: EFEKTIVITAS KONSELING GIZI TERHADAP … · Prevalensi diabetes melitus tergantung insulin di Provinsi Jawa Tengah ... Notoatmodjo (2005) media leaflet yang diberikan kepada pasien

7

Tabel 10.

Rata-rata Perubahan Sisa Makan Siang Sebelum dan Sesudah Konseling Gizi Rata-Rata Sisa Makanan

Kategori Sebelum Sesudah Selisih

Makanan Pokok 61.21% 24.31% 36.90% Lauk Hewani 35.34% 9.14% 26.21% Lauk Nabati 41.55% 18.97% 22.59% Sayur 44.83% 8.79% 36.03%

3.2 Pembahasan

Pada pengamatan makanan pokok, lauk hewani, lauk nabati, dan sayur

ternyata setelah diberikan konseling gizi mampu meningkatkan kategori sisa

makan siang sedikit menjadi lebih banyak dan menurunkan kategori sisa makan

siang banyak menjadi lebih rendah. Hal ini sejalan dengan penelitian Salman

(2002) yang menyatakan bahwa konseling gizi dengan standar diet dapat

mempengaruhi pengendalian asupan zat gizi. Sedangkan sisa makanan pokok

justru meningkat setelah konseling leaflet ( Moehyi,1992)

Hal ini sejalan dengan penelitian Khairunnas (2001) tentang faktor-faktor

yang mempengaruhi terjadinya sisa makanan dengan hasil penelitiannya bahwa

jenis hidangan yang tersisa yang paling banyak adalah makanan pokok (45%), hal

ini disebabkan karena perubahan bentuk makanan yang biasa dikonsumsi di

rumah dengan yang diberikan di rumah sakit.

Penelitian ini didukung dengan hasil penelitian Magdalena (2005) bahwa

konseling gizi dapat meningkatkan pengetahuan penderita DM untuk

Penatalaksanaan dietnya. Pengetahuan tentang kesehatan adalah mencakup apa

yang diketahui seseorang terhadap cara-cara memelihara kesehatan. Pemeliharaan

kesehatan dalam hal ini adalah apa yang diketahui responden mengenai penyakit

diabetes mellitus dan pentingnya asupan gizi bagi penderita diabetes mellitus agar

dapat mempercepat proses penyembuhan.

Pengetahuan gizi yang diberikan melalui konseling gizi memberikan

pengaruh positif bagi pasien. Hal ini sebagaimana hasil penelitian yang

ditunjukkan oleh Pomerleau, et al. (2005) bahwa konseling gizi dapat

memberikan efek yang positif terhadap asupan sayur pada orang dewasa, terlebih

Page 12: EFEKTIVITAS KONSELING GIZI TERHADAP … · Prevalensi diabetes melitus tergantung insulin di Provinsi Jawa Tengah ... Notoatmodjo (2005) media leaflet yang diberikan kepada pasien

8

lagi pada individu yang memiliki gangguan kesehatan. Berbagai macam model

konseling gizi diketahui dapat memberikan dampak positif dalam mengatasi

kesulitan terhadap perubahan pola makan individu terutama pada pasien DM.

Penelitian ini diperkuat dengan penelitian Salman (2002) yang menyatakan bahwa

konseling gizi dengan standar diet dapat mempengaruhi pengendalian asupan zat

gizi.

Penelitian dari Krishnan, dkk. (2015) menunjukkan subjek yang mendapat

konseling diet intensif secara periodik tidak menunjukkan gejala perkembangan

pada komplikasi diabetes, dan juga tidak berlanjut pada terapi insulin untuk

pengelolaan penyakit mereka. Program konseling enam bulan dengan jelas

menunjukkan bahwa intervensi ini memiliki efek positif pada pengelolaan

Diabetes Mellitus tipe 2 tanpa insulin.

Uraian di atas baik dari sisa makanan pokok (bubur, nasi), lauk hewani,

lauk nabati, dan sayur, menjadi berkurang setelah diberi konseling gizi

sebagaimana nilai ρ value < 0.05. Ada perbedaan antara sisa makanan antara

pasien DM tipe 2 yang diberikan konseling gizi.

Disamping itu dipastikan ada pengaruh diluar konseling yang turut

berpengaruh dalam sisa makanan pasien DM tipe II. Ada 2 (dua) faktor utama

penyebab terjadinya sisa makanan pasien di rumah sakit, yaitu faktor motivasi diri

yang meliputi faktor internal dan faktor eksternal . Dari segi faktor internal antara

lain faktor keadaan psikis pasien merasa tidak senang dan putus asa karena

penyakitnya yang dapat menimbulkan hilangnya nafsu makan (Moehyi, 1992),

juga dapat disebabkan keadaan fisik pasien yang menentukan jenis diet dan

konsistensi makanan yang diberikan, jika pasien dalam keadaan masih lemah atau

ada rasa mual muntah maka butuh waktu yang lama untuk menghabiskan

makanannya. Adapun dari faktor eksternal mungkin disebabkan karena

penampilan makanan. Untuk pasien kelas 3 makanan pasien dihidangkan dengan

plato tertutup, mungkin dengan cara penyajian melalui plato kurang menarik dan

porsinya juga terbatas sehingga mempengaruhi nafsu makan pasien untuk

menghabiskan makanannya.

Page 13: EFEKTIVITAS KONSELING GIZI TERHADAP … · Prevalensi diabetes melitus tergantung insulin di Provinsi Jawa Tengah ... Notoatmodjo (2005) media leaflet yang diberikan kepada pasien

9

Selain kedua faktor di atas keberhasilan konseling gizi juga dipengaruhi

oleh kondisi/ tempat konseling gizi karena tempat konseling gizi di ruang rawat

inap sehingga pada saat konseling gizi terganggu dengan suara gaduh penunggu

pasien lainnya sehingga akan berdampak pada pasien dalam memahani nasehat

gizi yang disampaikan (Mappiare, 2006).

Masih adanya sisa makanan yang disajikan oleh rumah sakit dikarenakan

ketidakmampuan pasien dalam menghabiskan porsi makanan yang disajikan, hal

ini juga dikarenakan kurangnya motivasi dari keluarga untuk selalu mengingatkan

dan mematuhi aturan makanan yang disajikan seperti menghabiskan makanan

yang disajikan oleh rumah sakit. Hal ini diperkuat dengan hasil penelitian dari

Puspita (2005) bahwa makanan tambahan biasanya dibawa oleh keluarga pasien

diluar dari diet yang diberikan rumah sakit karena alasan makanan tersebut adalah

makanan kesukaan pasien. Hal inilah yang menyebabkan kemungkinan besar

makanan yang disajikan kepada pasien tidak dihabiskan.

3.3 Keterbatasan penelitian

Ada beberapa keterbatasan penelitian dalam laporan penelitian ini. 1)

Waktu penelitian antara konseling dengan penilaian perubahan perilaku pasien

untuk menghabiskan makanan 1 kali makan siang sedangkan penilaian perubahan

perilaku makan membutuhkan waktu yang lebih lama. 2) Tidak menanyakan

makanan yang dimakan oleh pasien dari luar rumah sakit.

4. PENUTUP

Sisa makan siang pasien diabetes mellitus RSI Klaten sebelum mendapat

konseling gizi, yaitu sisa makanan pokok sebanyak 86,21%, sisa lauk hewani

sebanyak 51,72%&, sisa lauk nabati sebanyak 41,38%, dan sisa sayur sebanyak

44,83%.

Sisa makan siang pasien diabetes mellitus RSI Klaten sesudah mendapat

konseling gizi, yaitu sisa makanan pokok sebanyak 34,48%, sisa lauk hewani

sebanyak 10,34%, sisa lauk nabati sebanyak 27,59%, dan sisa sayur sebanyak

10,34%.

Page 14: EFEKTIVITAS KONSELING GIZI TERHADAP … · Prevalensi diabetes melitus tergantung insulin di Provinsi Jawa Tengah ... Notoatmodjo (2005) media leaflet yang diberikan kepada pasien

10

Ada perubahan sisa makan siang pada pasien diabetes mellitus RSI Klaten

sebelum dan sesudah mendapat konseling gizi.

DAFTAR PUSTAKA

Adepu, R., Rasheed, A., & Nagavi, B.G. 2007. Effect of Patient Counseling on Quality of Life in Type-2 Diabetes Mellitus Patients in Two Selected South Indian Community Pharmacies: A Study. Indian Journal of Pharmaceutical Sciences, July - August 2007.

Astuti, A. 2002. Perencanaan Menu Instalasi Gizi Rumah Sakit dr. Sardjito. Yogyakarta.

Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2013. Riset Kesehatan Dasar. Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Departemen Kesehatan Republik Indonesia.

Bolla, K., Santhi K.V., Afnan, K.S., Veni, P.K., & Kusuma, M. 2015. Effect Of Diet Counseling On Type 2 Diabetes Mellitus. International Journal Of Scientific & Technology Research, Volume 4, Issue 08, August 2015.

Comstock, E. M, Pierre, R. G., and Mackieman, Y. D. 1991. Measuring Individual Plate Waste in School Lunches, J. Am. Diet. Assoc., 94, 290-297.

Departemen Kesehatan RI. 2008. Pedoman Teknis Penemuan dan Tata Laksana Penyakit Diabetes Melitus. Cetakan II. Jakarta: Direktorat Pengendalian Penyakit Tidak Menular, Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Departemen Kesehatan RI.

Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah. Buku Profil Kesehatan Provinsi Jawa Tengah Tahun 2012. Semarang: Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah.

Ghimire, B., Danmei, H. & Rayamajhi, S. 2013. Nutrition Management In Type Two Diabetes Mellitus. Nursing Research. Kemi-Tornio University Health Care and Social Services.

Hadi, C.P. 2015. Efektifitas Pendidikan Kesehatan terhadap Peningkatan Pengetahuan Keluarga tentang Hipertensi. Mutiara Medika, Vol. 15, No. 1, hlm. 67 – 74.

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2014. Pedoman Proses Asuhan Gizi Terstandar (PAGT). Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.

Page 15: EFEKTIVITAS KONSELING GIZI TERHADAP … · Prevalensi diabetes melitus tergantung insulin di Provinsi Jawa Tengah ... Notoatmodjo (2005) media leaflet yang diberikan kepada pasien

11

Khairunnas. 2001. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Terjadi nya Sisa Makanan pada Pasien yang dirawat Inap di Rumah Sakit dr. Achmad Mochtar Bukit Tinggi. Tesis. Program Pascasarjana UGM. Yogyakarta.

Krishnan, D., Gururajan, R., Hafez-Baig, A., Kondalasamy-Chennakesavan, S., Wickramasinghe, N., & Gururajan, R. The Impact of Diet Counselling on Type 2 Diabetes Mellitus: An Indian Case Study. Journal Diabetes Metab, Vol. 6, Issue 10, pp. 1-10.

Magdalena. 2005. Pengaruh konseling gizi menggunakan standar diet terhadap pengetahuan dan kepatuhan diet pada penderita DM di RSUD Ulin Banjarmasin. Tesis Pascasarjana. UGM.Yogyakarta.

Mappiare, A. 2006. Pengantar Konseling dan Psikoterapi. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Mifisoni, S. 2009. Nutritional Habits of the Inhabitants of the Island of Vis. CoU. Antropol, 33 (4): 1273-1279

Moehyi, S. 1999. Pengaruh Makanan dan Diit Untuk Penyembuhan Penyakit, Gramedia, Jakarta.

Notoatmodjo, S. 2005. Metodelogi Penelitian Kesehatan. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Pomerleau, et al. (2005). The Challenge of Measuring Global Fruit and Vegetable Intake. The Journal of Nutrition, 134, 1175-1180.

Puspita, D., Rahayu, R. 2011. Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Perilaku Menyisakan Makanan Pasien Diit DM. Jurnal Kesehatan Masyarakat. Universitas Negeri Semarang.

Ratnaningrum, C. 2005. Hubungan Antara Persepsi Pasien dan Sisa Makanan dengan Diet Biasa yang disajikan pada Pasien Rawat Inap di RS Banyumanik Semarang. Skripsi. FKM. Semarang: UNDIP.

Renaningtyas, Dewi, et al. 2004. Pengaruh Penggunaan Modifikasi Standar Resep Lauk Nabati Tempe terhadap Daya Terima dan Persepsi Pasien Rawat Inap. Jurnal Gizi Klinik Indonesia. Fakultas Kedokteran UGM. Yogyakarta. Volume 1. Nomor 1.

Rintala, T.M., Jaatinen, P., & Paavilainen, E. 2013. Interrelation Between Adult Persons With Diabetes and Their Family. Journal of Family Nursing, Vol. 19, No. 1.

Rizani, Ahmad. 2013. Pengaruh faktor internal dan eksternal terhadap terjadinya sisa makanan pasien rawat inap di rumah sakit Bayangkara Palembang tahun 2013. Skripsi. online. Diakses 9 Maret 2017.

Page 16: EFEKTIVITAS KONSELING GIZI TERHADAP … · Prevalensi diabetes melitus tergantung insulin di Provinsi Jawa Tengah ... Notoatmodjo (2005) media leaflet yang diberikan kepada pasien

12

Salman. 2002. Pengaruh Konsultasi Gizi Dengan Standar Diet Terhadap Pengendalian Kadar Glukosa Darah Pasien DM Tipe 2 Rawat Jalan di RSUP Manado. Tesis Pascasarjana. UGM. Yogyakarta.

Shihab, Quraish. 1996. Wawasan Al-Qur’an. Bandung: Mizan

Suyanto. 2011. Metodologi dan Aplikasi Penelitian Keperawatan. Nuha Medika, Yogyakarta.

Utari, R. 2009. Evaluasi Pelayanan Makanan Pasien Rawat Inap di Puskesmas Gondangrejo Karanganyar. Karya Tulis Ilmiah FIK. Surakarta: Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Whitehead, A., Dimmock, M., & Place, M. 2013. Diabetes control and the influence of family functioning. Journal of Diabetes Research & Clinical Metabolism, Vol. 2, No. 16, pp. 1-7.