analisis kesiapan pemerintah dalam …balitbang.pemkomedan.go.id/tinymcpuk/gambar/file/sofia...

72
ANALISIS KESIAPAN PEMERINTAH DALAM MENERAPKAN STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAH BERBASIS AKRUAL ( STUDI KASUS PADA BPKD KOTA MEDAN ) SKRIPSI Disusun oleh : Nama : SOFIA DORA NPM : 10510341 Program Studi : Akuntansi FAKULTAS EKONOMI PROGRAM STUDI AKUNTANSI UNIVERSITAS HKBP NOMMENSEN MEDAN 2014

Upload: dinhnga

Post on 30-Jan-2018

230 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: ANALISIS KESIAPAN PEMERINTAH DALAM …balitbang.pemkomedan.go.id/tinymcpuk/gambar/file/Sofia Dora.pdf · ANALISIS KESIAPAN PEMERINTAH DALAM MENERAPKAN STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAH

ANALISIS KESIAPAN PEMERINTAH DALAM MENERAPKAN

STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAH BERBASIS AKRUAL

( STUDI KASUS PADA BPKD KOTA MEDAN )

SKRIPSI

Disusun oleh :

Nama : SOFIA DORA

NPM : 10510341

Program Studi : Akuntansi

FAKULTAS EKONOMI

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

UNIVERSITAS HKBP NOMMENSEN

MEDAN

2014

Page 2: ANALISIS KESIAPAN PEMERINTAH DALAM …balitbang.pemkomedan.go.id/tinymcpuk/gambar/file/Sofia Dora.pdf · ANALISIS KESIAPAN PEMERINTAH DALAM MENERAPKAN STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAH

KATA PENGANTAR

Segala puji, hormat dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus

Kristus atas berkat dan rahmat serta kasih setiaNya yang telah menyertai dan

membimbing penulis dengan memberi kekuatan dan hikmat sehingga penulis

dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul "ANALISIS KESIAPAN

PEMERINTAH DALAM MENERAPKAN STANDAR AKUNTANSI

PEMERINTAH BERBASIS AKRUAL (STUDI KASUS PADA BPKD

KOTA MEDAN )”.

Penulisan skripsi ini dilaksanakan dalam memenuhi salah satu syarat

untuk meraih gelar Sarjana Pada Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi

Universitas HKBP Nommensen Medan.

Dalam penyusunan bahkan penyelesaian skripsi ini penulis menyadari

telah banyak mendapat dukungan, bimbingan, perhatian dan bantuan, serta

petunjuk dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini, penulis juga ingin

menyampaikan terima kasih sebesar besarnya kepada:

1. Bapak Dr. Ir. Jongkers Tampubolon, M.Sc selaku Rektor Universitas HKBP

Nommensen.

2. Bapak Dr. Ir. Parulian Simanjuntak, MA, selaku Dekan Fakultas Ekonomi

Universitas HKBP Nommensen.

3. Bapak Dr. Jadongan Sijabat, SE, M.Si., selaku Ketua Program Studi

Akuntansi Universitas HKBP Nommensen dan Dosen Pembimbing 2 yang

telah banyak meluangkan waktunya untuk membimbing serta mengarahkan

penulis dalam penyusunan Skripsi .

Page 3: ANALISIS KESIAPAN PEMERINTAH DALAM …balitbang.pemkomedan.go.id/tinymcpuk/gambar/file/Sofia Dora.pdf · ANALISIS KESIAPAN PEMERINTAH DALAM MENERAPKAN STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAH

4. Ibu Audrey M. Siahaan, SE, M.Si, Akt, selaku Sekretaris Program Studi

Akuntansi Universitas HKBP Nommensen dan dosen Pembanding 2 yang

telah memberikan saran yang membangun bagi penulis.

5. Bapak Amran Manurung, SE, Msi, selaku dosen pembimbing 2 yang telah

banyak meluangkan waktunya untuk membimbing serta mengarahkan penulis

dalam penyusunan Skripsi .

6. Kepada teman-teman seperjuangan yang telah banyak memberi dukungan dan

telah melewati suka duka bersama penulis dalam menyelesaikan Skripsi Ini.

7. Teristimewa kepada orang tuaku tercinta Hotman Sitorus & Motdiana

Tambunan serta kakak dan adikku, Refina sitorus,Polin sitorus, Fitri Sitorus,

Kevin Sitorus yang selama ini terus memberikan semangat perhatian dan

dukungan doa kepada penulis.

8. Kepada Pemerintah Kota Medan Terutama bagian BPKD dan Balidbang,

Terimakasih atas bantuan data yang diberikan kepada penulis.

Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan skripsi ini masih jauh dari

sempurna, dan keterbatasan pengetahuan dalam pengulasan skripsi oleh karena itu

penulis sangat mengharapkan adanya saran dan kritikan yang membangun demi

penulisan kedepan.

Akhir kata, penulis berharap semoga tulisan ini bermanfaat bagi pembaca.

Medan, Oktober 2014

Sofia Dora

Page 4: ANALISIS KESIAPAN PEMERINTAH DALAM …balitbang.pemkomedan.go.id/tinymcpuk/gambar/file/Sofia Dora.pdf · ANALISIS KESIAPAN PEMERINTAH DALAM MENERAPKAN STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAH

ABSTRAK ANALISIS KESIAPAN PEMERINTAH DALAM MENERAPKAN STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAH BERBASIS AKRUAL

(STUDI KASUS PADA BPKD KOTA MEDAN)

Nama : SOFIA DORA NPM : 10510341 Program Studi : AKUNTANSI Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kesiapan Badan Pengelolaan Keuangan Daerah Kota Medan yang diindikasikan dengan Komitmen, SDM, Sarana Prasarana, dan System Informasi, untuk mengetahui kendala dalam implementasi PP No.71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintah Berabsis Akrual dan untuk mengetehui model strategis implementasi PP No.71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntasi Pemerintah Berbasis Akrual. Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian deskriptif kualitatif. Penelitian ini dilakukan dengan mengambil objek pada BPKD Kantor Walikota Medan yang beralamat di Jl. Kapten Maulana Lubis No.2 Medan. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Metode Analisis data menggunakan analisis deskriptif. Berdasarkan analisis data maka kesiapan BPKD Kota Medan yang diindikasikan dengan Komitmen, SDM, Sarana Prasarana, dan Sistem Informasi dapat disimpulkan bahwa BPKD Kota Medan dilihat dari parameter integritas adalah kategori sangat siap dan untuk kesiapan SDM adalah siap, kesiapan Sistim Informasi dan Sarana Prasarana adalah kategori sangat siap. Model strategis akselerasi implementasi PP No 71 Tahun 2010 tentang SAP Berbasis Akrual antara lain : Pengembangan SAP Berbasis Akrual sesuai dengan kebutuhan, Penyusunan Buletin Teknis SAP Berbasis AKrual sesuai dengan kebutuhan Pengembangan SDM dibidang Pemerintahan. Kata Kunci : SAP Berbasis Akrual , Komitmen, SDM, Sarana Prasarana dan Sistem Informasi.

Page 5: ANALISIS KESIAPAN PEMERINTAH DALAM …balitbang.pemkomedan.go.id/tinymcpuk/gambar/file/Sofia Dora.pdf · ANALISIS KESIAPAN PEMERINTAH DALAM MENERAPKAN STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAH

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ........................................................................................................ i

BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ........................................................................................ 1

1.2 Rumusan Masalah ................................................................................... 4

1.3 Tujuan Penelitian ..................................................................................... 5

1.4 Manfaat Penelitian .................................................................................. 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA .......................................................................... 6

2.1 Pemerintah Daerah .................................................................................. 7

2.2 Auntansi Pemerintahan ............................................................................ 7

2.3 Perkembangan Akuntansi Pada Pemerintahan Daerah .............................. 8

2.4 Standar Akuntansi Pemerintahan ............................................................. 9

2.5 Basis Akuntansi Pemerintahan ................................................................. 10

2.6 Standar Akuntansi Pemerintah Berbasis Kas Menuju Akrual (PP No. 24

Tahun 2005) ............................................................................................. 12

2.7 Komponen Laporan Keuangan Menurut PP No. 24 Tahun 2005 ............... 12

2.8 Komponen Laporan Keuangan Dalam PP No.71 Tahun 2010 ................... 13

2.9 Standar Akuntansi Pemerintahan Berbasis Akrual

(PP No.71 Tahun 2010) ............................................................................. 14

2.10 Strategi Implementasi Standar Akuntansi Pemerintahan

(PP No. 71 Tahun 2010) ........................................................................ 17

2.11 Komitmen ............................................................................................. 19

2.12 Sumber Daya Manusia ........................................................................... 20

Page 6: ANALISIS KESIAPAN PEMERINTAH DALAM …balitbang.pemkomedan.go.id/tinymcpuk/gambar/file/Sofia Dora.pdf · ANALISIS KESIAPAN PEMERINTAH DALAM MENERAPKAN STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAH

2.13 Infrastruktur .......................................................................................... 20

2.14 Sistem Informasi.................................................................................... 21

2.15 Penelitian Terdahulu .............................................................................. 22

BAB III METODE PENELITIAN ...................................................................... 24

3.1 Objek Penelitian ...................................................................................... 24

3.2 Jenis Penelitian ........................................................................................ 24

3.3 Sumber Data ........................................................................................... 25

3.4 Metode Pengumpulan Data ...................................................................... 26

3.5 Populasi dan Sampel................................................................................ 27

3.6 Definisi Operasional Variabel ................................................................. 28

3.7 Skala Pengukuran ................................................................................... 30

3.8 Metode Analisis Data ............................................................................... 32

3.8.1 Uji Instrumen Data ............................................................................ 32

3.8.1.1 Uji Validitas ........................................................................... 32

3.8.1.2 Uji Reabilitas ......................................................................... 32

3.8.2 Analisis Deskriptif Kualitataif ............................................................ 33

BAB IV Analisis Data dan Pembahasan ............................................................. 35

4.1 Gambaran Umum Pemkot Medan .......................................................... 35

4.1.1 Sejarah Singkat Kota Medan ...................................................... 35

4.1.2 Visi dan Misi ............................................................................. 36

4.1.3 Struktur Organisasi .................................................................... 37

4.2 Hasil Penelitian .................................................................................... 40

4.2.1 Deskripsi Kualitatif ................................................................... 40

Page 7: ANALISIS KESIAPAN PEMERINTAH DALAM …balitbang.pemkomedan.go.id/tinymcpuk/gambar/file/Sofia Dora.pdf · ANALISIS KESIAPAN PEMERINTAH DALAM MENERAPKAN STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAH

4.2.2 Deskripsi Karakteristik Responden............................................ 40

4.2.3 Hasil Uji Instrumen Data ........................................................... 44

4.2.3.1 Uji Validitas .................................................................. 44

4.2.3.2 Uji Reabilitas ................................................................. 47

4.2.4 Hasil Analisis Data ................................................................... 47

4.2.5 Rencana Strategi Kota Medan Tentang Penerapan SAP

Berbasis Akrual......................................................................... 56

4.3 Pembahasan ............................................................................... 57

BAB V KESIMPULAN........................................................................................ 61

5.1 Kesimpulan .......................................................................................... 61

5.2 Keterbatasan Penelitian......................................................................... 62

5.3 Saran .................................................................................................... 62

DAFTAR PUSTAKA

Page 8: ANALISIS KESIAPAN PEMERINTAH DALAM …balitbang.pemkomedan.go.id/tinymcpuk/gambar/file/Sofia Dora.pdf · ANALISIS KESIAPAN PEMERINTAH DALAM MENERAPKAN STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAH

DAFTAR TABEL

2.1 Perbedaan Komponen Laporan Keuangan PP 24/2005 dengan PP No

71/2010 ........................................................................................................... 13

2.2 Strategi Penerapan SAP Berbasis Akrual .......................................................... 15

3.1 Jumlah Responden .......................................................................................... 27

3.3 Alternatif Jawaban Responden ......................................................................... 31

4.1 Deskripsi Proses Pengumpulan Data Kuesioner ............................................... 40

4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ....................................... 41

4.3 Distribusi Responden Menurut Umur ............................................................... 41

4.4 Lama Bekerja ................................................................................................... 42

4.5 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan ............................................ 43

4.6 Hasil Uji Validitas Parameter Kesiapan Komitmen ......................................... 44

4.7 Hasil Uji Validitas Parameter Kesiapan SDM ................................................. 45

4.8 Hasil Uji Validitas Parameter Kesiapan Sarana Prasarana ................................ 48

4.9 Hasil Uji Validitas Parameter Kesiapan Sistim Informasi ................................. 46

4.10 Reabel Instrumen Penelitian .......................................................................... 47

4.11 Parameter Integritas / Komitmen .................................................................... 46

4.12 Parameter SDM .............................................................................................. 50

4.13 Parameter Sarana Prasarana .......................................................................... 53

4.14 Parameter Kesiapan Sistem Informasi

Page 9: ANALISIS KESIAPAN PEMERINTAH DALAM …balitbang.pemkomedan.go.id/tinymcpuk/gambar/file/Sofia Dora.pdf · ANALISIS KESIAPAN PEMERINTAH DALAM MENERAPKAN STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAH

DAFTAR GAMBAR

4.1 Gambar Struktur Organisasi BPKD Kantor Walikota Medan............................ 38

4.2 Interval Parameter Kesiapan Komitmen ........................................................... 49

4.3 Interval Parameter Kesiapan SDM ................................................................... 51

4.4 Interval Parameter Kesiapan Infrastruktur ....................................................... 53

4.5 Interval Parameter Kesiapan Sistim Informasi .................................................. 55

Page 10: ANALISIS KESIAPAN PEMERINTAH DALAM …balitbang.pemkomedan.go.id/tinymcpuk/gambar/file/Sofia Dora.pdf · ANALISIS KESIAPAN PEMERINTAH DALAM MENERAPKAN STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAH

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Perkembangan Akuntansi Sektor publik yang semakin pesat, hal ini

disebabkan karena adanya era reformasi dalam pelaksanaan kebijakan

pemerintahan otonomi daerah dan desentralisasi fiskal yang menitik beratkan

pada pemerintah daerah. Dalam salah satu penjelasan di Undang-undang

Perbendaharaan Negara disebutkan bahwa SAP ditetapkan dalam suatu peraturan

pemerintah yang saat ini diatur dengan PP No. 71 Tahun 2010.

Salah satu ciri pokok dari perubahan tersebut adalah penggunaan basis

akuntansi dari basis kas menjadi basis akrual. Akuntansi berbasis kas mengakui

dan mencatat transaksi pada saat terjadinya penerimaan dan pengeluaran kas dan

tidak mencatat aset dan kewajiban. Sedangkan basis akrual mengakui dan

mencatat transaksi pada saat terjadinya transaksi (baik kas maupun non kas) dan

mencatat aset dan kewajiban.

Undang-undang No. 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara

mensyaratkan pemerintah untuk menerapkan sistem akuntansi berbasis akrual

paling lambat 5 tahun sejak diterbitkannya Undang-undang tersebut. Kemudian

sebagai pedoman pelaksanaannya terbit pula Peraturan Pemerintah No. 24 Tahun

2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan, namun hingga batas waktu yang

ditetapkan, pemerintah belum berhasil menerapkan sistem akuntansi yang baru.

Hingga terbit Peraturan Pemerintah No. 71 Tahun 2010 tentang Standar

Akuntansi Pemerintahan untuk mengganti PP No. 24 Tahun 2005. Pada PP No. 71

Page 11: ANALISIS KESIAPAN PEMERINTAH DALAM …balitbang.pemkomedan.go.id/tinymcpuk/gambar/file/Sofia Dora.pdf · ANALISIS KESIAPAN PEMERINTAH DALAM MENERAPKAN STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAH

Tahun 2010 batas waktu penerapan sistem akuntansi akrual secara penuh (full

accrual) diundur sampai dengan tahun 2014.

Penerapan SAP berbasis akrual harus dilakukan secara hati-hati dengan

persiapan yang matang dan terstruktur terkait dengan peraturan, system informasi,

sumber daya manusia (SDM), infrastruktur, dan komitmen. Kesuksesan

penerapan SAP berbasis akrual sangat diperlukan sehingga pemerintah dapat

menghasilkan laporan keuangan yang lebih transparan dan lebih akuntabel. Untuk

mencapai hal ini diperlukan faktor-faktor pendukung yang dapat mempengaruhi

kesuksesan tersebut dan kerja sama dari berbagai pihak. Salah satu faktor yang

mempengaruhi kesiapan penerapan SAP berbasis akrual adalah kualitas sumber

daya manusia (SDM).

Salah satu tantangan yang mempengaruhi keberhasilan penerapan SAP

berbasis akrual adalah tersedianya SDM yang kompeten dan andal di bidang

akuntansi. Oleh karena itu pemerintah pusat dan daerah perlu secara serius

menyusun perencanaan dan penempatan sumber daya manusia di bidang

akuntansi pemerintahan.

Faktor lain yang tidak kalah penting adalah komitmen dari

organisasi/instansi dalam hal ini yang berwenang dalam pengambilan keputusan

adalah pimpinan organisasi itu sendiri. Dukungan yang kuat dari pimpinan

merupakan kunci keberhasilan dari suatu perubahan. Salah satu penyebab

kelemahan penyusunan Laporan Keuangan pada beberapa Kementerian/Lembaga

adalah lemahnya komitmen pimpinan satuan kerja khususnya BPKD (Badan

Pemeriksa Keuangan Daerah) penerima dana Dekonsentrasi/Tugas Pembantuan.

Page 12: ANALISIS KESIAPAN PEMERINTAH DALAM …balitbang.pemkomedan.go.id/tinymcpuk/gambar/file/Sofia Dora.pdf · ANALISIS KESIAPAN PEMERINTAH DALAM MENERAPKAN STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAH

Faktor selanjutanya adalah sarana pendukung berupa teknologi informasi

berupa hardware dan software yang memadai dalam pelaksanaan SAP berbasis

akrual. Pendukung yang akan membantu BPKD dalam melaksanakan tugas

seperti tersedianya computer dan software yang berkaitan dengan kebutuhan

dalam penerapan SAP.

Secara yuridis, keluarnya peraturan pemerintah nomor 71 tahun 2010

tentang standar akuntansi pemerintahan (SAP) berbasis akrual mengubah haluan

basis akuntansi pemerintahan Indonesia dari kas menuju akrual menjadi akrual

penuh. Sesuai kesepakatan pemerintah dan DPR, implementasi basis akrual ini

akan dilaksanakan secara bertahap hingga implementasinya penuh di tahun 2015.

Penerapan sistem akuntansi berbasis akrual merupakan proses yang

berkesinambungan dan terpadu. Dampak yang dihasilkan dari penerapan system

ini tidak dapat dilihat dalam waktu yang singkat. Keberhasilan atau kegagalan

penerapan akuntansi berbasis akrual pada pemerintah tidak lepas dari peran satuan

kerja dan pengaruh dari faktor-faktor yang ada pada satuan kerja tersebut, mulai

dari faktor sumber daya manusia seperti tingkat pendidikan staf, pelatihan yang

diberikan, dan latar belakang pendidikan pimpinan, faktor organisasional seperti

kualitas teknologi informasi. Dengan adanya pengembangan sistem akuntansi dan

pengembangan SDM dalam strategi penerapan SAP berbasis akrual yang di

jelaskan diatas sehingga hal itu menarik penulis untuk mengambil judul dalam

bentuk skripsi “ANALISIS KESIAPAN PEMERINTAH DALAM

MENERAPKAN STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN BERBASIS

AKRUAL ( Studi Kasus Pada BPKD Kota Medan )“.

Page 13: ANALISIS KESIAPAN PEMERINTAH DALAM …balitbang.pemkomedan.go.id/tinymcpuk/gambar/file/Sofia Dora.pdf · ANALISIS KESIAPAN PEMERINTAH DALAM MENERAPKAN STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAH

1.2 Rumusan Masalah

Adapun yang menjadi rumusan masalahnya adalah yang secara rinci

diuraikan sebagai berikut :

1. Bagaimanakah kesiapan Pemerintah Kota Medan yang diindikasikan

dengan Komitmen, SDM, Infrastruktur dan Sistem Informasi dalam

menerapkan Standar Akuntansi Pemerintah Berbasis Akrual?

2. Apakah yang menjadi kendala Bagi Pemerintah Kota Medan dalam

implementasi PP No 71 Tahun 2010, tentang Penerapan Standar

Akuntansi Pemerintah (SAP) Berbasia Akrual?

3. Bagaimanakah model strategis akselerasi Pemerintah Kota Medan

dalam implementasi PP No. 71 Tahun 2010 tentang Penerapan

Standar Akuntansi Pemerintah Berbasis Akrual?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas maka tujuan penelitianya adalah:

1. Untuk mengetahui kesiapan Pemerintah Kota Medan yang

diindikasikan dengan komitmen, SDM, Infrastruktur dan sistem

informasi dalam menerapkan SAP Berbasis Akrual.

2. Untuk mengetahui kendala yang dihadapi Pemerintah Kota Medan

dalam implementasi PP No 71 Tahun 2010, tentang Penerapan SAP

Berbasis Akrual.

3. Untuk mengetahui model strategis akselerasi Pemerintah Kota Medan

dalam implementasi PP No. 71 Tahun 2010 tentang SAP Berbasis

Akrual.

Page 14: ANALISIS KESIAPAN PEMERINTAH DALAM …balitbang.pemkomedan.go.id/tinymcpuk/gambar/file/Sofia Dora.pdf · ANALISIS KESIAPAN PEMERINTAH DALAM MENERAPKAN STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAH

1.4 Manfaat Penelitian

1. Bagi Peneliti

Untuk menambah pengalaman dan pengetahuan tentang Penerapan

SAP Berbasis Akrual khususnya dalam Instansi Pemerintah.

2. Bagi Akademis

Sebagai bahan acuan untuk penelitian-penelitian selanjutnya dan

diharapkan dapat menambah wawasan kepada akademisi mengenai

analisa kesiapan Pemerintah Kota Medan dalam menerapkan SAP

berbasis akrual.

3. Bagi Pemerintah

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai sumber informasi dan

diharapkan dapat memberikan masukkan terhadap pemerintahan yang

akan menggunakan SAP berbasis akrual.

Page 15: ANALISIS KESIAPAN PEMERINTAH DALAM …balitbang.pemkomedan.go.id/tinymcpuk/gambar/file/Sofia Dora.pdf · ANALISIS KESIAPAN PEMERINTAH DALAM MENERAPKAN STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAH

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pemerintahan Daerah.

Pengertian Pemerintah Daerah Menurut UU NO.22 Tahun 1999 Dalam

Abdul Halim adalah: “Pemerintah Daerah adalah Kepala Daerah beserta

perangkat lainnya. Pemerintah daerah yang di maksud di sini adalah badan

eksekutif, sedangkan badan legislativenya dalah DPRD “.1

Berdasarkan definisi diatas, Jadi terdapat pemisahan yang nyata antara

lembaga legilative dan eksekutif. Menurut UU No.22 Tahun 1999 Tentang

Pemerintahan Daerah adalah berisi mengenai perlunya dilaksanakan otonomi

daerah, sehingga undang-undang tersebut sering di sebut dengan UU Otonomi

daerah yaitu untuk mengatur dan mengurus masyarakatnya menurut kehendak

sendiri berdasarkan aspirasi masyarakat, sesuai dengan peraturan perundang-

undangan yang berlaku.

2.2 Akuntansi Pemerintahan

Akuntansi Pemerintahan merupakan bagian dari disiplin ilmu akuntansi

yang baru brkembang di Indonesia akhir-akhir ini. Perkembangan akuntansi

pemerintahan secara umum di seluruh Negara juga sudah berkembang meskipun

tidak sepesat perkembangan akuntansi bisnis. Pengertian akuntansi pemerintahan

tidak terlepas dari pengertian akuntansi secara umum.

1 Halim, Akuntansi Keuangan Daerah: Salemba Empat, Jakarta, 2008, hal 4.

Page 16: ANALISIS KESIAPAN PEMERINTAH DALAM …balitbang.pemkomedan.go.id/tinymcpuk/gambar/file/Sofia Dora.pdf · ANALISIS KESIAPAN PEMERINTAH DALAM MENERAPKAN STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAH

Akuntansi di definisikan sebagai aktivitas pemberian jasa untuk

mrnyediakan informasi keuangan kepada para pengguna dalam rangka

pengambilan keputusan.

Menurut Bahtiar Arif, Muchlis,dan Iskandar, Akuntansi Pemerintahan

dapat di definisikan menjadi:

Suatu aktivitas pemberian jasa untuk menyediakan informasi keuangan pemerintah berdasarkan proses pencatatan, pengklasifikasian, pengikhtisaran, suatu transaksi keuangan pemerintah serta penafsiran atas informasi keuangan tersebut.2 Jenis yang di catat di dalam akuntansi pemerintahan adalah transaksi

keuangan pemerintah yang sebagian akan memiliki karakteristik tersendiri yang

membedakannya dengan transaksi dalam akuntansi bisnis.

2.3 Perkembangan Akuntansi Pada Pemerintahan Daerah

Perkembangan akuntansi di tingkat pemerintah daerah telah dilakukan

melalui Sistem Akuntansi dan Pengendalian Anggaran sejak tahun 1986. Dalam

akuntansi pemerintahan data akuntansi di gunakan untuk memberikan informasi

mengenai transaksi ekonomi dan keuangan pemerintahan kepada pihak eksekutif,

legislatif, yudikatif dan masyarakat.

Penerapan akuntansi pada pemerintahan sebelum dilakukan reformasi

pengelolaan keuangan Negara, telah menerapkan sistem pencatatan single entry.

2 Arif, Muchlis, dan Iskandar, Akuntansi Pemerintahan : Salemba Empat, Jakarta,

2002, hal 3.

Page 17: ANALISIS KESIAPAN PEMERINTAH DALAM …balitbang.pemkomedan.go.id/tinymcpuk/gambar/file/Sofia Dora.pdf · ANALISIS KESIAPAN PEMERINTAH DALAM MENERAPKAN STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAH

Menurut Abdul Halim (2004) tentang system pencatatan single entry

sering di sebut juga dengan system tata buku tunggal atau tata buku,

yaitu:

Dalam system ini, pencatatan transaksi ekonomi dilakukan dengan mencatatnya satu kali. Transaksi yang berakibat bertambahnya kas akan di catat pada sisi penerimaan dan transaksi yang berakibat berkurangnya kas akan di catat pada sisi pengeluara.3 Sistem pencatatan single entry atau tata buku ini memiliki beberapa

kelebihan, yaitu sederhana dan mudah di pahami. Dan kelemahanya adalah

kurang bagus untuk pelaporan dan sulit untuk menemukan kesalahan pembukuan

yang terjadi dan sulit di control.

2.4 Standar Akuntansi Pemerintahan

Sesuai dengan Undang-undang Nomor 17 tahun 2003 tentang Keuangan

Negara, SAP ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah. Setiap entitas pelaporan

pemerintah pusat dan pemerintah daerah wajib menerapkan SAP. Selain itu,

diharapkan adanya upaya pengharmonisan berbagai peraturan baik di pemerintah

pusat maupun pemerintah daerah dengan SAP.

Menurut PP No.24 Tahun 2005 Standar Akuntansi Pemerintahan Adalah:

Prinsip-prinsip akuntansi yang diterapkan dalam menyusun dan menyajikan laporan keuangan pemerintah. Dengan demikian SAP merupakan persyaratan yang mempunyai kekuatan hukum dalam upaya meningkatkan kualitas laporan keuangan di Indonesia.4

3 Ibid, hal 43. 4 Peraturan Pemerintah (PP) No. 24 Tahun 2005 Tentang Akuntansi Pemerintahan,

Salemba Empat, Jakarta, 2005, Pengantar -3

Page 18: ANALISIS KESIAPAN PEMERINTAH DALAM …balitbang.pemkomedan.go.id/tinymcpuk/gambar/file/Sofia Dora.pdf · ANALISIS KESIAPAN PEMERINTAH DALAM MENERAPKAN STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAH

Menurut PP No. 24 Tahun 2005 Tentang SAP, Ruang Lingkup SAP di

sajikan sebagai berikut:

1. SAP diterapkan di lingkup pemerintahan, yaitu pemerintah pusat,daerah dan satuan organisasi di lingkup pemerintah pusat/daerah, jika menurut peaturan perundang-undangan satuan organisasi dimaksud wajib menyajikan laporan keuangan.

2. Keterbatasab dari penerapan SAP akan dinyatakan secara ekslisit pada setiap standar yang di terbitkan.5

2.5 Basis Akuntansi Pemerintahan

Menurut PP No. 24 Tahun 2005, Basis akuntansi yang di gunakan dalam

laporan keuangan pemerintah adalah basis kas untuk pengakuan pendapatan,

belanja, dan pembiayaan dalam Lapran Realisasi Anggaran dan basis akrual untuk

pengakuan asset, kewajiban, dan ekuitas dalam neraca.

Menurut Partono 2001: 16 dalam Abdul Halim, Basis/ dasar akuntansi

atau system pencatatan adalah: “ Himpunan dari standar-standar akuntansi

yang menetapkan kapan dampak keuangan dari transaksi dan peristiwa

lainnya harus diakui untuk tujuan pelaporan keuangan”.6

Basis-basis tersebut baerkaitan dengan penetapan waktu (timing) atas

pengukuran yang dilakukan, terlepas dari sifat pengukuran tersebut. Berbagai

basis/dasar akuntansi atau system pencatatan tersebut antara lain adalah basis kas,

basis akrual,basis kas modifikasi, dan basis akrual modifikasi.

a. Basis Akuntansi Kas

Menurut PP No. 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintah

Berbasis Akrual.

5 Ibid, Pengantar -5 6 Ibid, hal 48

Page 19: ANALISIS KESIAPAN PEMERINTAH DALAM …balitbang.pemkomedan.go.id/tinymcpuk/gambar/file/Sofia Dora.pdf · ANALISIS KESIAPAN PEMERINTAH DALAM MENERAPKAN STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAH

“Basis kas adalah basis akuntansi yang mengakui pengaruh

transaksi dan peristiwa lainnya pada saat kas atau setara kas di

terima atau di bayar”.7

b. Basis Akuntansi Akrual

Menurut PP No. 71 Tahun 2010, Tentang Standar Akuntnasi Pemerintah Berbasis Akrual. “Basis akrual adalah basis akuntansi yang mengakui pengaruh transaksi dan peristiwa lainnya pada saat transaksi dan peristiwa itu terjadi, tanpa memperhatikan saat kas atau setara kas di terima atau di bayar”.8

c. Basis Kas Modifikasian

Menurut butir (12) dan dan (13) Lampiran XXIX (tentang Kebijakan

Akuntansi) Kepmendagri Nomor 29 Tahun 2002 dalam Abdul Halim

2008 disebutkan bahwa:

(12) Basis/ dasar kas modifikasian merupakan kombinasi dasar kas

dengan dasar akrual.

(13) Transaksi penerimaan atau pengeluaran kas di bukukan ( dicatat

atau di jurnal) pada saat uang di terima atau di bayar (dasar kas).

d. Basis Akrual Modifikasian

Basis akrual modifikasian mencatat transaksi dengan menggunakan

basis kas untuk transaksi-transaksi tertentu dan menggunakan basis

akrual untuk sebagian besar transaksi.

7 PP No.71 Tahun 2010, Tentang SAP Berbasis Akrual,Salemba 4, Jakarta, 2010, 8 Ibid, Lampiran I.02 PSAP 0I-3

Page 20: ANALISIS KESIAPAN PEMERINTAH DALAM …balitbang.pemkomedan.go.id/tinymcpuk/gambar/file/Sofia Dora.pdf · ANALISIS KESIAPAN PEMERINTAH DALAM MENERAPKAN STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAH

2.6 Standar Akuntansi Pemerintahan Berbasis Kas Menuju Akrual

(PP No.24 Tahun 2005).

Penerapan SAP Berbasis Kas Menuju Akrual ini dilaksanakan sesuai

dengan jangka waktu sebagaimana tercantum dalam lampiran II.

Selanjutnya, setiap entitas pelaporan, baik pada pemerintah pusat

maupun pemerintah daerah wajib melaksanakan SAP Berbasis Akrual.

Walaupun entitas pelaporan untuk semnetara masih di perkenankan

menerapkan SAP Berbasis Kas Menuju Akrual.

Laporan Keuangan yang di hasilkan dari penerapan SAP Berbasis

Akrual dimaksudkan untuk memberi manfaat lebih baik bagi para pemangku

kepentingan, baik para pengguna maupun pemeriksa laporan keuangan

pemerintah dibandingkan dengan biaya yang dikeluarkan.

2.7 Komponen Laporan Keuangan menurut PP No. 24 tahun 2005

PP No. 24 tahun 2005 tentang standar akuntansi pemerintahan

merupakan pedoman dalam menyusun laporan keuangan yang digunakan

sampai saat ini. Basis akuntansi yang digunakan dalam SAP ini adalah basis

kas menuju akrual (cash toward accrual), dimana penggunaan basis kas

untuk pengakuan pendapatan,belanja,transfer, dan pembiayaan serta basis

akrual untuk pengakuan aset, kewajiban, dan ekuitas dana. Menurut PP No.

24 Tahun 2005 Komponen Laporan Keuangan Pokok tediri dari :

1. Laporan Realisai Anggaran 2. Neraca 3. Laporan Arus Kas 4. Catatan atas Laporan Keuangan.9

9 Ibid, KK-8

Page 21: ANALISIS KESIAPAN PEMERINTAH DALAM …balitbang.pemkomedan.go.id/tinymcpuk/gambar/file/Sofia Dora.pdf · ANALISIS KESIAPAN PEMERINTAH DALAM MENERAPKAN STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAH

2.8 Komponen Laporan Keuangan dalam PP No. 71 tahun 2010.

Tabel 2.1 Perbedaan komponen laporan keuangan antara PP 24/2005 dengan

PP 71/2010.

PP. No. 24 Tahun 2005 PP. No. 71 Tahun 2010

Komponen Laporan Keuangan Pokok:

1. Neraca

2. Laporan Realisasi Anggaran

3. Laporan Arus Kas

4. Catatan Atas Laporan Keuangan

Laporan yang bersifat optional :

1. Laporan Kinerja Keuangan (LKK)

2. Laporan Perubahan Ekuitas (LPE)

Komponen Laporan Keuangan Pokok :

Laporan Anggaran :

1. Laporan Realisasi Anggaran (LRA)

2. Laporan Perubahan Saldo Anggaran

Lebih (SAL)

Laporan Finansial :

1. Neraca

2. Laporan Operasional (LO)

3. Laporan Arus Kas (LAK)

4. Laporan Perubahan Ekuitas (LPE)

5. Catatan Atas Laporan Keuangan.

Sumber : PP No. 71 Tahun 2010.

2.9 Standar Akuntansi Pemerintahan Berbasis Akrual

(PP No. 71 tahun 2010)

Menurut PP No.71 Tahun 2010 pengertian SAP Berbasis Akrual adalah :

SAP yang mengakui pendapatan, beban, asset, utang, dan ekuitas dalam pelaporan financial berbasis akrual, serta mengakui pendapatn belanja, dan pembiayaan dalam pelaporan pelaksanaan anggaran berdasarkan basis yang di tetapkan dalam APBN/APBD.10

10 PP No. 71 Tahun 2010 Tentang Standar Akuntansi Pemerintah Berbasis

Akrual, Salemba Empat, Jakarta, 2012, Pasal 1

Page 22: ANALISIS KESIAPAN PEMERINTAH DALAM …balitbang.pemkomedan.go.id/tinymcpuk/gambar/file/Sofia Dora.pdf · ANALISIS KESIAPAN PEMERINTAH DALAM MENERAPKAN STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAH

Penyusunan SAP Berbasis Akrual dilakukan oleh KSAP melalui

proses baku penyusunan yang merupakan pertanggungjawaban professional

KSAP yang secara lengkap terdapat dalam lampiran III. Proses Baku

Penyusunan SAP Berbasis Akrual meliputi tahap-tahap sebagai berikut :

a. Identifikasi Topik untuk Dikembangkan Menjadi Standar

Merupakan proses pengidentifikasian topic-topik akuntansi dan

pelaporan keuangan yang memerlukan pengaturan dalam bentuk

pertanyaan standar akuntansi pemerintahan.

b. Pembentukan Kelompok Kerja (Pokja) di dalam KSAP

KSAP dapat membentuk pokja yang bertugas membahas topic-

topik yang telah di setujui.

c. Riset Terbatas oleh Kelompok Kerja

Untuk pembahasan suatu topic, kelompok kerja melakukan riset

terbatas terhadap literature-literatur, standar akuntansi yang

berlaku di berbagai Negara, praktik-praktik akuntansi yang

sehat(best practices), peraturan-peraturan dan sumber-sumber

lainnya yang berkaitan dengan topic yang akan di bahas.

d. Penulisan Draf SAP oleh Kelompok Kerja

Berdasarkan hasil riset terbatas dan acuan lainnya, Pokja

menyusun draf SAP. Draf yang telah di susun selanjutnya dibahas

oleh Pokja.

e. Pembahasan Draf oleh Komite Kerja.

Page 23: ANALISIS KESIAPAN PEMERINTAH DALAM …balitbang.pemkomedan.go.id/tinymcpuk/gambar/file/Sofia Dora.pdf · ANALISIS KESIAPAN PEMERINTAH DALAM MENERAPKAN STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAH

Draf yang telah di susun oleh pokja di bahas oleh anggota Komite

Kerja. Pembahasan diutamakan pada substansi dan implikasi

penerapan standar.

f. Pemngambilan Keputusan Draf untuk Dipublikasikan

Komite kerja berkonsultasi dengan Komite Konsultatif untuk

Pengambilan keputusan peluncuran draf publikasian SAP.

g. Peluncuran Draf SAP (Exposure Draft)

KSAP melakukan peluncuran draf SAP dengan mengirimkan draf

SAP kepada stakeholders, antara lain masyarakat, legislative,

lembaga pemeriksa, dan instansi terkait lainnya untuk memperoleh

tanggapan.

h. Dengar Pendapat Publik Terbatas (Limited Public Hearing) dan

Dengar Pendapat Publik (Public Hearings).

Dengar pendapat dilakukan dua tahap yaitu dengar pendapat public

terbatas dan dengar pendapat public. Dengar pendapat public

terbatas dilakukan dengan mengundang pihak-pihak dari kalangan

akademis, praktis, pemerhati akuntansi pemerintahan, dan

masyarakat yang berkepentingan terhadap SAP untuk memperoleh

tanggapan dan masukan dalam rangka penyempurnaan draf

publikasian. Dengar pendapat public merupakan proses dengar

pendapat dengan masyarakat yang berkepentingan terhadap SAP.

i. Pembahasan Tanggapan dan Masukan terhadap Draf SAP

Page 24: ANALISIS KESIAPAN PEMERINTAH DALAM …balitbang.pemkomedan.go.id/tinymcpuk/gambar/file/Sofia Dora.pdf · ANALISIS KESIAPAN PEMERINTAH DALAM MENERAPKAN STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAH

KSAP melakukan pembahasan atas tanggapan/masukanyang di

peroleh dari dengar pendapat terbatas,dengar pendapat public dan

masukan lainnya dari berbagai pihak untuk menyempurnakan draf

SAP.

j. Finansial Standar

Dalam rangka financial draf SAP, KSAP memperhatikan

pertimbangan dari BPK. Disamping itu tahap ini merupakan tahap

akhir penyempurnaan substansi, konsistensi, koherensi maupun

bahasa

2.10 Strategi Implementasi Standar Akuntansi Pemerintahan

(PP No. 71 tahun 2010)

Tabel 2.2 Strategi Penerapan SAP Berbasis Akrual secara Bertahap

TAHUN KEGIATAN

2010 a. Penerbitan Standar Akuntansi Pemerintah Berbasis Akrual

b. Mengembangkan Framework Akuntansi Berbasis Akrual

c. Sosialisasi SAP Berbasis Akrual

2011 a. Penyiapan aturan pelaksanaan dan kebijakan akuntansi

b. Pengembangan Sistem Akuntansi dan TI bagian pertama (proses bisnis dan

detail requirement)

c. Pengembangan kapasitas SDM

Page 25: ANALISIS KESIAPAN PEMERINTAH DALAM …balitbang.pemkomedan.go.id/tinymcpuk/gambar/file/Sofia Dora.pdf · ANALISIS KESIAPAN PEMERINTAH DALAM MENERAPKAN STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAH

2012 a. Pengembangan Sistem Akuntansi dan TI (lanjutan)

b. Pengembangan kapasitas SDM (lanjutan)

2013 a. Ploting beberapa KL dan BUN

b. Review, Evaluasi dan Konsolidasi seluruh LK

c. Pengembangan kapasitas SDM (lanjutan)

2014 a. Pararel Run dan Konsolidasi seluruh

b. Review, Evaluasi dan Konsolidasi seluruh LK

c. Pengembangan kapasitas SDM (lanjutan)

2015 a. Implementasi penuh

b. Pengembangan kapasitas SDM (lanjutan)

2015 a. LKPP CTA, dilengkapi Informasi Pendapatan dan Belanja secara Akrual

b. Rollout SPAN dan Piloting SAKTI

c. Penyiapan kebijakan dan peraturan akuntansi berbasis akrual

d. Sosialisasi dan training reformasi akuntansi akrual untuk BPK, DPR, DPD,

BAKN dan end user

e. Monitoring dan evaluasi persiapan implementasi akuntansi berbasis akrual

Sumber : KSAP, Sosialisasi PP Nomor 71 Tahun 2010 tentang SAP. Jakarta, 14

Desember 2010, dalam Riris Setiawati Kusuma (2013).

Page 26: ANALISIS KESIAPAN PEMERINTAH DALAM …balitbang.pemkomedan.go.id/tinymcpuk/gambar/file/Sofia Dora.pdf · ANALISIS KESIAPAN PEMERINTAH DALAM MENERAPKAN STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAH

2.11 Komitmen

Menurut Robbins dan judge (2007). PERILAKU ORGANISASI

http://teorionline.wordpress.com/2010/02/04/komitmen-organisasi/

Komitmen adalah: “ Sebagai suatu keadaan dimana seorang individu

memihak organisasi serta tujuan-tujuan dan keinginannya untuk

mempertahankan keangotaannya dalam organisasi “.11

Komitmen terhadap organisasi artinya lebih dari sekedar

keanggotaan formal, karena meliputi sikap menyukai organisasi dan kesediaan

untuk mengusahakan tingkat upaya yang tinggi bagi kepentingan organisasi demi

pencapaian tujuan. Dari beberapa definisi yang diuraikan di atas dapat

disimpulkan bahwa komitmen merupakan suatu ikatan psikologis karyawan pada

organisasi ditandai dengan adanya:

1. Kepercayaan dan penerimaan yang kuat terhadap tujuan dan nilai-nilai

organisasi

2. Kemauan untuk mengusahakan tercapainya kepentingan organisasi

3. Keinginan yang kuat untuk mempertahankan kedudukan sebagai anggota

organisasi.

2.12 Sumber Daya Manusia

Menurut Robert L Mathis dan John H Jakson, Peran Sumber Daya

Manusia

11 Robbins SP, Judge, Perilaku Organisasi : Salemba Empat, Jakarta, 2007

http://teorionline.wordpress.com/2010/02/04/komitmen-organisasi/

Page 27: ANALISIS KESIAPAN PEMERINTAH DALAM …balitbang.pemkomedan.go.id/tinymcpuk/gambar/file/Sofia Dora.pdf · ANALISIS KESIAPAN PEMERINTAH DALAM MENERAPKAN STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAH

Peran dari Sumber Daya Manusia adalah untuk meyakinkan organisasi dan manajer dan tenaga kerja mengetahui peraturan dan manajemen sumber daya manusia mengurangi kemungkinan tuntutan hukum dan mematuhi peraturan. 12

Peran organisasi Sumber Daya Manusia telah tumbuh dan lebih

strategis disebabkan penggunaan orang dalam sebuah organisasi dapat

menyediakan keunggulam komparatif, baik domestic maupun internasional.

Peran strategis Sumber Daya Manusia menekankan bahwa orang-orang di

organisasi adalah sumber daya yang penting dan juga investasi perusahaan yang

besar.

2.13 Infrastruktur

Menurut Muhammad Fakhturozi (2012). Infrastruktur, Permasalahan, dan

solusinya: Sekre Hati. http://hati.unit.itb.ac.id/?p=440

Infrastruktur adalah segala struktur yang berwujud fisik yang digunakan untuk menopang keberjalanannya kegiatan masyarakat sehingga dapat menekan inefisiensi dari aktivitas masyarakat dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi .13

Infrastruktur juga mengacu pada sistem fisik yang menyediakan

transportasi, air, bangunan, dan fasilitas publik lain yang diperlukan untuk

memenuhi kebutuhan dasar manusia secara ekonomi dan sosial. Infrastruktur

dibuat sesuai permintaan se efisien mungkin yang dapat meningkatkan taraf hidup

masyarakat luas.

12 Mathis, dan Jackson, Manajemen Sumber Daya Manusia : Salemba Empat, Jakarta, 2001, hal 22.

13 Fakhturozi , Infrastruktur, Permasalahan dan solusinya: Sekre HATI, 2012 http://hati.unit.itb.ac.id/?p=440

Page 28: ANALISIS KESIAPAN PEMERINTAH DALAM …balitbang.pemkomedan.go.id/tinymcpuk/gambar/file/Sofia Dora.pdf · ANALISIS KESIAPAN PEMERINTAH DALAM MENERAPKAN STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAH

2.14 Sistem Informasi.

Sistem merupakan sekelompok unsure yang harus berhubungan agar

tujuan dapat di capai. Sebuah system pada dasarnya adalah sekelompok

unsure atau komponen yang erat berhubungan (interrelate) satu sama lain dan

berfungsi secara bersama-sama untuk mencapai tujuan tertentu.

Menurut Kertahadi (dalam fatta, 2007) Sitim Informasi adalah suatu

alat untuk menyajikan informasi sedemikian rupa sehingga bermanfaat bagi

penerimanya. Tujuanya adalah untuk menyajikan informasi guna pengambilan

keputusan pada perencanaan,pengorganisasian, pengendalian kegiatan operasi

suatu perusahaan yang menyajikan sinergi organisasi pada proses.

2.15 Penelitian Terdahulu

Ada beberapa penelitian mengenai Penerapan SAP Berbasis Akrual.

Penulis mengambil penelitian terdahulu dari penelitian Riris Setiawati Kusuma

yang berjudul “Analisis Kesiapan Pemerintah dalam menerapkan Standar

Akuntnasi Pemerintah Berbasis Akrual” (Studi Kasus Pada Pemerintah Kabupaten

Jember) tahun 2013.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kesiapan Pemda

Kabupaten Jember yang diindikasikan dengan komitmen, SDM, sarana prasarana

dan system informasi; untuk mengetahui kendala dalam implementasi PP No 71

Tahun 2010, tentang Standar Akuntansi Pemerintah (SAP) dan untuk mengetahui

model strategis akselerasi implementasi PP No. 71 Tahun 2010 tentang Standar

Akuntansi Pemerintahan (SAP).

Page 29: ANALISIS KESIAPAN PEMERINTAH DALAM …balitbang.pemkomedan.go.id/tinymcpuk/gambar/file/Sofia Dora.pdf · ANALISIS KESIAPAN PEMERINTAH DALAM MENERAPKAN STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAH

Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian dekriptif kualitatif.

Penelitian ini dilakukan dengan mengambil objek pada Pemerintahan Daerah

Kabupaten Jember. Jenis data yang yang digunakan dalam penelitian ini adalah

data primer dan data sekunder.

Metode analisis data menggunakan analisi dekriptif. Berdasarkan analisis

data sebelumnya maka kesiapan Pemda Kabupaten Jember yang diindikasikan

dengan komitmen, SDM, sarana prasarana dan system informasi dapat

disimpulkan bahwa Pemerintah Daerah Kabupaten Jember dilihat dari parameter

integritas adalah kategori siap dan untuk kesiapan SDM, kesiapan sistem

informasi dan sarana prasarana adalah kategori cukup siap. Kendala dalam

implementasi PP No 71 Tahun 2010, tentang Standar Akuntansi Pemerintah

(SAP) antara lain, sampai saat ini penyusunan LKPD masih dilakukan secara

manual (excel) belum ada perangkat lunak khusus, jumlah SDM pelaksana secara

kuantitas masih belum cukup, kurangnya Bintek atau pelatihan, kurangnya

sosialisasi, sarana dan prasarana sudah ada namun masih belum mencukupi.

Model strategis akselerasi implementasi PP No. 71 Tahun 2010 tentang

Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) antara lain Pengembangan SAP Berbasis

Akrual sesuai dengan kebutuhan, penyusunan Buletin Teknis SAP Berbasis

Akrual sesuai dengan kebutuhan, Pengembangan SDM di Bidang Akuntansi

Pemerintahan. Kata kunci: kesiapan, komitmen, SDM, sarana prasarana dan

sistem informasi.

Sedangkan pada penelitian ini penulis mengambil judul “Analisis

Kesiapan Pemerintah dalam menerapkan Standar Akuntansi Berbasis Akrual Pada

Page 30: ANALISIS KESIAPAN PEMERINTAH DALAM …balitbang.pemkomedan.go.id/tinymcpuk/gambar/file/Sofia Dora.pdf · ANALISIS KESIAPAN PEMERINTAH DALAM MENERAPKAN STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAH

Pemerintah Kota Medan. Meneliti dengan tujuan untuk memeberi gambaran dan

mengetahui sejauh mana kesiapan Pemerintah Kota Medan Dalam Menerapkan

Standar Akuntansi Berbasis Akrual, mengetahui kendala dalam implementasi PP

No 71 Tahun 2010, tentang Standar Akuntansi Pemerintah (SAP), serta

mengetahui model strategis akselerasi implementasi PP No. 71 Tahun 2010

tentang Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP), yang ada ada pada bab

sebelumnya.

Pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan survei kuesioner dan

Wawancara, Kuesioner disampaikan kepada 30 responden yang ada dalam setiap

bagian BPKD, yang memahami atau yang terlibat dalam penerapan SAP Berbasis

Akrual. Sedangkan wawancara di berikan kepada Kepala setiap bagian yang ada

dalam BPKD. Kemudian data kuesioner yang dikumpulkan akan diolah

menggunakan Program SPSS 19.

Page 31: ANALISIS KESIAPAN PEMERINTAH DALAM …balitbang.pemkomedan.go.id/tinymcpuk/gambar/file/Sofia Dora.pdf · ANALISIS KESIAPAN PEMERINTAH DALAM MENERAPKAN STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAH

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Objek Penelitian

Objek penelitian adalah tempat dimana penelitian akan dilakukan. Dalam

penelitian ini peneliti melakukan atau mengambil objek penelitian pada Kantor

Walikota Medan yang beralamat di Jl.Kapten Maulana Lubis No. 2 Medan.

3.2 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini adalah deskriptif

kualitatif, dengan maksud untuk menggambarkan suatu fenomena atau kondisi

tertentu. Menurut Nur Indrianto, Bambang Supomo Penelitian Deskriptif adalah: “

Merupakan penelitian terhadap masalah-masalah berupa fakta-fakta saat ini

dari suatu populasi”.14

Dalam penelitian ini diharapkan fenomena tentang kesiapan Pemerintah

Daerah dalam implementasi SAP Berbasis Akrual dan kendala-kendala yang

dihadapi di pemerintah dapat dideskripsikan secara gamblang yang kemudian

dianalisis dan diinterprestasikan dalam menarik suatu kesimpulan.

3.3. Sumber Data

Sumber data yang yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer

dan data sekunder.

a. Data Primer Menurut Jadongan Sijabat: “ Data Primer merupakan

data penelitian yang di peroleh secara langsung dari sumber asli

(tidak melalui media perantara)”.15

14 Indrianto dan Supomo, Metode Penelitian Bisnis : BPFE, Yogyakarta, 2002, hal 26. 15 Jadongan Sijabat, Metodologi Penelitian Akuntansi : Universitas HKBP

Nommensen, Medan, 2012, hal 63.

Page 32: ANALISIS KESIAPAN PEMERINTAH DALAM …balitbang.pemkomedan.go.id/tinymcpuk/gambar/file/Sofia Dora.pdf · ANALISIS KESIAPAN PEMERINTAH DALAM MENERAPKAN STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAH

Data primer yang diperoleh adalah data yang belum di olah atau data hasil

kuisioner yang di isi oleh responden, yang terlibat dalam penerapan Standar

Akuntansi Pemerintah Berbasis Akrual, dan hasil wawancara berupa Tanya Jawab

maupun diskusi dengan pihak-pihak yang terkait.

b. Data Sekunder

Menurut Jadongan Sijabat : “ Data Skunder merupakan sumber data

penelitian yang di peroleh melalui media perantara (diperoleh dan di catat

oleh pihak lain)”. 16

Data skunder umumnya merupakan bukti, catatan, atau laporan historis

yang telah tersusun dalam arsip (data dokumentasi) yang di publikasikan dan yang

tidak di publikasikan yang diperoleh dari perusahaan seperti sejarah ringkas dan

struktur organisasi pada Pemerintah Kota Medan.

3.4 Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data merupakan teknik atau cara yang dilakukan

untuk mengumpulkan data. Teknik pengumpulan atau pengambilan data yang

digunakan dalam dalam penelitian ini adalah melalui metode kuesioner dan

wawancara.

1. Kuesioner.

Menuru Nur indrianto, Bambang Supomo Kuesioner merupakan : “

Pengumpulan data penelitian pada kondisi tertentu kemungkinan tidak

memerlukan kehadiran peneliti ”. 17

16 Ibid, hal 60 17 Ibid, hal 154

Page 33: ANALISIS KESIAPAN PEMERINTAH DALAM …balitbang.pemkomedan.go.id/tinymcpuk/gambar/file/Sofia Dora.pdf · ANALISIS KESIAPAN PEMERINTAH DALAM MENERAPKAN STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAH

Pertanyaan peneliti dan jawaban responden dapat dikemukakan secara tertulis

melalui suatu kuisioner. Teknik ini memberikan tanggung jawab kepada

responden untuk membaca dan menjawab pertanyaan.

2. Wawancara

Menurut Indrianto,Bambang Supomo Wawancara adalah :

Merupakan teknik pengumpulan data dalam metode survey yang menggunakan pertanyaan secara lisan kepada subyek penelitian. Teknik wawancara dilakukan jika peneliti memerlukan komunikasai atau hubungan dengan responden. 18

Wawancara itu digunakan untuk mengungkapkan data atau menambah

informasi tentang Penerapan SAP Berbasis Akrual di Pemerintah Kota Medan,

apakah sudah sesuai dengan PP No 71 Tentang SAP Berbasis Akrual.

3.5 Populasi dan Sampel Penelitian

Yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah Pegawai Yang ada di

bagian BPKD Sebanyak 96 orang. Teknik penarikan sampel yang di gunakan

adalah purposive sampling. Kriteria pengambilan sampel adalah pegawai yang

ada di dalam Setiap bagian BPKD sebanyak 30 responden, yaitu di bagian

Sekretariat, Bidang Anggaran, Bidang Perbendaharaan, dan Bidang Akuntansi

Pelaporan, karena bagian tersebut yang bertanggung jawab dan yang mengerti

dalam penerapan SAP berbasis akrual.

18 Ibid, hal 152

Page 34: ANALISIS KESIAPAN PEMERINTAH DALAM …balitbang.pemkomedan.go.id/tinymcpuk/gambar/file/Sofia Dora.pdf · ANALISIS KESIAPAN PEMERINTAH DALAM MENERAPKAN STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAH

Tabel 3.1 Jumlah Responden

Adapun yang menjadi responden adalah:

NO BPKD( Badan Pengelola Keuangan Daerah) Jumlah Orang

1 Sekretriat 5

2 Bidang Anggaran 5

3 Bidang Perbendaharaan 10

4 Bidang Akuntansi Pelaporan 10

Jumlah 30

Jadi jumlah responden ada 30 orang. Karena 30 telah memenuhi kriteria tertentu.

Kuesioner akan di beri kepada responden dan akan diterima kembali pada waktu

yang disepakati.

3.6 Definisi Operasional Variabel

1. Komitmen

Komitmen merupakan janji, prinsip, atau rasa percaya diri seseorang untuk

melakukan suatu tindakan dalam menjalankan tugas dan semangat kerja menuju

perubahan ke arah yang lebih baik. Dengan memiliki komitmen utama untuk

tugas dalam dengan baik hendaknya menjunjung azas, visi dan misi pemakaian

SAP berbasis akrual. Instrumen dalam variabel ini adalah 12 pertanyaan yang

sebelumnya telah di gunakan pada penelitian terdahulu Riris Setiawati Kusuma

(2013).

Parameter Komitmen/Integritas meliputi indicator kesiapan komitmen

untuk tugas,kedisiplinan dan tanggung jawab, keberanian dalam bersikap,

Page 35: ANALISIS KESIAPAN PEMERINTAH DALAM …balitbang.pemkomedan.go.id/tinymcpuk/gambar/file/Sofia Dora.pdf · ANALISIS KESIAPAN PEMERINTAH DALAM MENERAPKAN STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAH

dukungan dalam pelaksanaan, tanggung jawab moral, inovasi dan obyektif, sikap

komitmen dan integritas, prinsip, keinginan, dan dukungan. Variabel ini di ukur

dengan menggunkan 5 point skala likert.

2. Sumber Daya Manusia

Sumber daya manusia adalah semua manusia yang terlibat dalam

pembuatan laporan keuangan daerah. Penyiapan dan penyusunan laporan

keuangan tersebut memerlukan SDM yang menguasai akuntansi pemerintahan.

Pada saat ini kebutuhan tersebut sangat terasa, apalagi menjelang penerapan

akuntansi pemerintahan berbasis akrual. Untuk itu, pemerintah pusat dan daerah

perlu secara serius menyusun perencanaan SDM di bidang akuntansi

pemerintahan.

Instrumen dalam variabel ini teridiri dari 13 pertanyaan yang di ambil dari

penelitian Riris Setiawati Kusuma (2013). Indikator sumber daya manusia yang di

gunakan adalah memiliki integritas, membutuhkan perhatian dan penghargaan,

dukungan lingkungan kerja, kesempatan, lingkungan yang nyaman, kemauan

bekerja keras, membutuhkan promsi prestasi kerja, loyalitas dan kemampuan.

Variabel ini menggunakan 5 point skala likert.

3.Infrastruktur

“Infrastruktur adalah pendukung utama penerapan sistem akuntansi

Pemerintah berbasis akrual yang diukur dengan aset fisik yang penting

dalam kelancaran penerapan SAP berbasis akrual”.19 (Grigg 2000, dalam

19 Grigg (2000), Riris Setiawati Kusuma, Analisisa Kesiapan Pemerintah Dalam Menerapkan SAP Berbasis Akrual, 20013, skripsi, hal 42

Page 36: ANALISIS KESIAPAN PEMERINTAH DALAM …balitbang.pemkomedan.go.id/tinymcpuk/gambar/file/Sofia Dora.pdf · ANALISIS KESIAPAN PEMERINTAH DALAM MENERAPKAN STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAH

Riris Setiawati Kusuma (2013), skripsi, Analisis Kesiapan Pemerintah Dalam

Menerapkan SAP Berbasis Akrual).

Instrumen dalam penelitian ini terdiri dari 6 pertanyaan yang harus di

jawab oleh responden. Indikator dalam variabel infrastruktur adalah kemauan

dalam menyiapkan sarana ruangan, dukungan sarana perangkat lunak, dukungan

sarana basis data pendukung, dukungan sarana administrasi, dukungan anggaran,

dukungan sumber daya manusia yang berkualitas.Variabel ini di ukur dengan

menggunakan 5 point skala likert.

4. Sistem informasi.

Menurut Mukhtar (2002: 4) dalam Riris Setiawati Kusuma (2013) skripsi,

Analisis Kesiapan Pemerintah Dalam Menerapkan SAP Berbasis Akrual.

Sistem informasi adalah sistem pengendalian intern yang memadai untuk memberikan keyakinan memadai atas tercapainya tujuan organisasi melalui kegiatan yang efektif dan efisien, keandalan pelaporan keuangan, pengamanan aset negara, dan ketaatan terhadap peraturan perundangundangan.20 Adapun tujuannya adalah untuk menyajikan informasi guna pengambilan

keputusan pada perencanaan,pengorganisasian,pengendalian kegiatan operasi

suatu perusahaan yang menyajikan sinergi organisasi pada proses. Instrumen

dalam variabel ini terdiri dari 6 pertanyaan yang harus di jawab oleh responden.

Indikator dalam variabel sistim informasi adalah kesiapan mempunyai platform

pelaksanaan jangka menengah dan panjang, pelaksanaan kegiatan dalam bidang

keuangan, dukungan oleh informasi manajemen secara cermat dan tepat,

dukungan system dalam perangkat lunak, pelatihan peningkatan kualitas 20 Mukhtar (2002), Riris Setiawati Kusuma, Analisisa Kesiapan Pemerintah Dalam Menerapkan SAP Berbasis Akrual, 20013, skripsi, hal 42

Page 37: ANALISIS KESIAPAN PEMERINTAH DALAM …balitbang.pemkomedan.go.id/tinymcpuk/gambar/file/Sofia Dora.pdf · ANALISIS KESIAPAN PEMERINTAH DALAM MENERAPKAN STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAH

perangkat lunak dan pendampingan dalam operasi pelaksanaan perangkat lunak.

Variabel ini diukur dengan menggunakan 5 point skala likert.

3.7 Skala Pengukuran

Skala adalah perangkat ukur yang digunakan untuk mengetahui intensitas,

arah atau tingkat dalam sebuah variabel yang berada pada tingkat pengukuran

ordinal.Penelitian ini menggunakan skala likert yaitu pengukuran yang

memungkinkan responden untuk merangking seberapa kuat mereka siap atau

tidak siap terhadap pernyataan-pernyataan tertentu.

Menurut Nur Indrianto, Bambang Supomo “ Skala Likert merupakan metode

yang mengukur sikap dengan menyatakan setuju atau ketidaksetujuan-nya

terhadap subyek, obyek atau kejadian tertentu”.21

Skala yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala likert, Peneliti

mengadopsi kuisioner dari penelitian KEMENDAGRI (2012) dalam Riris

Setiawati Kusuma 20013.

Tabel 3.3. Alternatif Jawaban Responden

Jawaban Nilai

Sangat Siap (SS) 5

Siap (S) 4

Cukup Siap (CS) 3

Tidak Siap (TS) 2

Sangat Tidak Siap (STS) 1

21 Metode Penelitian Bisnis, Op Cit, hal 104

Page 38: ANALISIS KESIAPAN PEMERINTAH DALAM …balitbang.pemkomedan.go.id/tinymcpuk/gambar/file/Sofia Dora.pdf · ANALISIS KESIAPAN PEMERINTAH DALAM MENERAPKAN STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAH

Dalam penelitian ini penulis menggunakan analisis interval yaitu metode

nilai tertinggi-nilai terendah, dengan rumus:

푃 =푅푒푛푡푎푛푔

퐵푎푛푦푎푘퐾푒푙푎푠

퐼 =푁푖푙푎푖푇푒푟푡푖푛푔푔푖 − 푁푖푙푎푖푇푒푟푒푛푑푎ℎ

퐵푎푛푦푎푘퐾푒푙푎푠

Keterangan :

P = Panjang Kelas

Rentang = Data Tertinggi dikurang dengan data terendah

Banyak kelas = Jumlah Alternatif Jawaban Responden

3.8 Metode Analisis Data

3.8.1 Uji Instrumen Data

3.8.1.1 Uji Validitas

Menurut Drs.Moh. Pabundu Tika, M.M, Uji Validitas adalah kebenaran dan keabsahan instrument penelitian yang digunakan. Setiap penelitian selalu dipertanyakan mengenai validitas alat yang digunakan. Suatu alat pengukur dikatakan valid jika alat itu dipakai untuk mengukur sesuai dengan kegunaanya.22 Uji validitas bertujuan untuk mengetahui sejauh mana validitas data

diperoleh dari penyebaran kuisioner dan dapat dilakukan dengan menghitung

korelasi antar masing-masing pertanyaan ataupun pernyataan dengan skor total

pengamatan.

22 Pabundu Tika, Metodologi Riset Bisnis, Bumi Aksara, Jakarta, 2006, hal 65.

Page 39: ANALISIS KESIAPAN PEMERINTAH DALAM …balitbang.pemkomedan.go.id/tinymcpuk/gambar/file/Sofia Dora.pdf · ANALISIS KESIAPAN PEMERINTAH DALAM MENERAPKAN STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAH

3.8.1.2. Uji Reabilitas (Keandalan)

Menurut Elvis F Purba, Parulian Simanjuntak Keandalan (Reabilitas)

“merupakan Suatu alat ukur dikatakan andal (reabel) apabila alat ukur

tersebut benar-benar menghasilkan ukuran yang tepat”. 23

Keandalan sebuah alat ukur (test) adalah derajat yang menunjukkan

sampai mana sebuah alat ukur mengukur secara konsisten apa yang diukur.

Sebuah alat ukur yang digunakan untuk mengukur dan hasilnya konsisten maka

tes tersebut dikatakan memiliki keandalan. Pengujian keandalan alat pengukuran

dalam penelitian ini menggunakan reliabilitas dan menggunakan metode alpha

(α). Metode alpha yang digunakan adalah metode Cronbanch. Menurut Yarnest

(2003; 68) dalam Riris Setiawati Kusuma (2013) “ instrumen dapat dikatakan

handal (reliabel) bila memiliki koefisien reliabilitas diatas 0,6”.

3.8.2 Analisis Deskriptif Kualitatif

Teknik yang di pakai dalam menganalisis data adalah analisis kualitatif

dengan menggunakan pendekatan deskriptif. Menurut Indrianto dan Supomo

Metode deskriptif merupakan penelitian terhadap masalah-maslah yang berupa

fakta saat ini dari suatu populasi.

Penelitian ini menggunakan deskripsi analisis, metode analisis untuk

mengumpulkan, menganalisis dan menginterpretasikan data untuk memberikan

penjelasan lengkap mengenai penelitian. Metode ini untuk memaparkan sesuatu

dengan cara mendiskripsikan, mencatat, menganalisi, dan menginterpretasikan

kondisi yang saat ini trjadi. Metode analisis deskriptif sesuai dengan hakikatnya

23 Elvis Purba, Parulian Simanjuntak, Metode Penelitian, Universitas HKBP Nommensen, Medan, 2011,hal 139

Page 40: ANALISIS KESIAPAN PEMERINTAH DALAM …balitbang.pemkomedan.go.id/tinymcpuk/gambar/file/Sofia Dora.pdf · ANALISIS KESIAPAN PEMERINTAH DALAM MENERAPKAN STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAH

adalah data yang telah terkumpul kemudian diseleksi, dikelompokan, dilakukan

pengkajian, intepretasi dan di simpulkan. Selanjutnya hasil kesimpulan itu

dideskripsikan.

Adapun langkah-langkah analisis deskriptif antara lain:

a. Pengelompokan berdasarkan Kategori, Tema, dan Pola Jawaban

Pada tahapan ini dibutuhkan pengertian yang mendalam terhadap

data,perhatian yang penuh dan keterbukaan terhadap hal-hal yang muncul di luar

apa yang ingin di gali. Berdasarkan hasil kuesioner, peneliti melakukan

pengelompokan atau distribusi tentang karakteristik responden seperti umur, jenis

kelamin, pendidikan dan jabatan. Selanjutnya juga dilakukan pengelompokan

jawaban responden kesiapanpenerapan SAP berbasis akrual.

b. Mencari Alternatif Penjelasan Bagi Data

Setelah kaitan antara kategori dan pola data dengan asumsi terwujud,

peneliti masuk ke dalam tahap pejelasan. Berdasarkan hasil jawaban kuisioner dan

wawancara maka pada tahap ini akan dijelaskan dengan alternatif lain melalui

referensi atau teori-teori lain. Alternatif ini akan sangat berguna pada bagian

pembahasan, kesimpulan dan saran.

c. Menulis Hasil Penelitian

Penulisan data subjek yang telah berhasil dikumpulkan merupakan suatu

hal yang membantu penulis untuk memeriksa kembali apakah kesimpulan yang

dibuat telah selesai. Dalam penelitian ini, penulisan yang dipakai adalah

presentase data yang didapat yaitu, penulisan data-data hasil penelitian

Page 41: ANALISIS KESIAPAN PEMERINTAH DALAM …balitbang.pemkomedan.go.id/tinymcpuk/gambar/file/Sofia Dora.pdf · ANALISIS KESIAPAN PEMERINTAH DALAM MENERAPKAN STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAH

berdasarkan wawancara mendalam dan observasi dengan subjek. Proses dimulai

dari data-data yang diperoleh dari subjek, dibaca berulang kali sehinggga penulis

mengerti benar permasalahanya, kemudian dianalisis, sehingga didapat gambaran

mengenai penghayatan pengalaman dari subjek. Selanjutnya dilakukan

interprestasi secara keseluruhan, dimana di dalamnya mencakup keseluruhan

kesimpulan dari hasil penelitian.

Page 42: ANALISIS KESIAPAN PEMERINTAH DALAM …balitbang.pemkomedan.go.id/tinymcpuk/gambar/file/Sofia Dora.pdf · ANALISIS KESIAPAN PEMERINTAH DALAM MENERAPKAN STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAH

BAB IV

ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Pemerintah Kota Medan

4.1.1 Sejarah Singkat Pemerintah Kota Medan

Pemerintah Kota Medan berdiri berdasarkan UU Darurat No. 8 Tahun

1956 tentang Pembentukan Daerah Otonomi Kota-Kota dalam lingkungan Daerah

Propinsi Sumatera Utara. Pemerintah Kota Medan beraktivitas untuk memberikan

pelayanan kepada masyarakat, terutama dalam bidang pendidikan, kesehatan dan

infrastruktur.

Sebagai salah satu daerah otonom berstatus Kota di Propinsi Sumatera

Utara, Kedudukan, fungsi dan peranan Kota Medan cukup penting dan strategis

secara regional. Bahkan sebagai Ibukota Propinsi Sumatera Utara, Kota Medan

sering digunakan sebagai barometer dalam pembangunan dan penyelenggaraan

pemerintah daerah.

Pelaksanaan pembangunan kota, khususnya setelah melalui fase kritis

(2002-2004) memiliki kinerja yang menggembirakan, berdasarkan

indikatorindikator yang dapat diamati, keluaran, hasil, manfaat dan dampak

pembangunan kota pada periode tersebut, cenderung cukup berarti, bahkan dapat

dianggap efektif dan efisien, meningkatkan kesejahteraan warga kota.

Page 43: ANALISIS KESIAPAN PEMERINTAH DALAM …balitbang.pemkomedan.go.id/tinymcpuk/gambar/file/Sofia Dora.pdf · ANALISIS KESIAPAN PEMERINTAH DALAM MENERAPKAN STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAH

4.1.2 Visi dan Misi Kantor Walikota Medan

a. Visi

Secara umum arah dan agenda pembangunan kota mengacu kepada visi:

a. Jangka Panjang (Visi 2025): Perda Nomor 8 Tahun 2009 Kota Medan

yang maju, sejahtera, religious dan berwawasan lingkungan (Indikasi:

Income perkapita Rp 72 Juta / Tahun).

b. Jangka Menengah (Visi 2015): Kota Medan menjadi Kota Metropolitan

yang berdaya saing, nyaman, peduli dan sejahtera.

c. Jangka Pendek (Tahun 2011): Mendorong pertumbuhan ekonomi daerah

ya 39ng semakin dinamis dan berkualitas guna menciptakan kesempatan

kerja yang luas, mengurangi kemiskinan, meningkatkan mutu pelayanan

public dan kesejahteraan masyarakat (Indikasi: Income perkapita menjadi

Rp 41,3 Juta dari Rp 36 Juta Tahun 2010).

b. Misi

Untuk mewujudkan visi tersebut diperlukan beberapa misi yang

merupakan titik konsentrasi kegiatan yang sekaligus menjadi pedoman dalam

melaksanakan tugas-pemerintah. Adapun Misi yang akan diwujudkan Pemerintah

Kota Medan Tahun 2013 yaitu melaksanakan percepatan dan perluasan

pembangunan kota terutama pada 6 (enam) aspek dasar, yaitu:

a. Pelayanan pendidikan baik akses, kualitas maupun manajemen pendidikan

yang semakin baik, sehingga dapat menciptakan lulusan yang unggul.

b. Perbaikan infrastruktur, utamanya perbaikan jalan kota, jalan lingkungan,

taman kota dan drainase serta penataan pasar tradisional secara simultan.

Page 44: ANALISIS KESIAPAN PEMERINTAH DALAM …balitbang.pemkomedan.go.id/tinymcpuk/gambar/file/Sofia Dora.pdf · ANALISIS KESIAPAN PEMERINTAH DALAM MENERAPKAN STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAH

c. Pelayanan kesehatan, baik akses, mutu maupun manajemen kesehatan

yang semakin baik.

d. Peningkatan pelayanan administrasi public terutama pelayanan

KTP/KK/Akte kelahiran dan perizinan usaha.

e. Peningkatan Disiplin Pegawai Negeri Sipil (PNS) untuk meningkatkan

kapasitas dan prestasi kerjanya, sesuai dengan tugas pokok dan fungsi

masing-masing.

f. Menurunkan angka pengangguran dan kemiskinan. Catatan: Misi ini tidak

ringan dan pencapaiannya akan dipengaruhi faktor eksternal dan internal.

Untuk itu, kita harus bekerja lebih efektif.

Dengan terwujudnya misi kota Medan maka telah mendukung kemajuan

dan kemakmuran Medan Kota Metropolitan dengan motto Kota Medan “Hari ini

lebih baik dari hari kemarin dan hari esok lebih cerah dari hari ini”.

4.1.3 Struktur Organisasi dan Deskripsi Tugas Struktur Organisasi

Untuk memudahkan pengawasan dan pengaturan kerja terhadap pegawai

diperlukan suatu struktur organisasi dalam perusahaan/instansi. Sebuah

perusahaan besar ataupun yang kecil tentunya sangat memerlukan adanya struktur

organisasi perusahaan, dimana struktur organisasi ini memberikan penjelasan

tentang semua kedudukan ataupun jabatan-jabatan yang diemban oleh pegawai

untuk mengetahui tugas dan batasan-batasan pekerjaan serta kepada siapa dia

akan bertanggung jawab, sehingga akhirnya aktivitas organisasi akan berjalan

dengan lancar dan tepat serta baik tanpa adanya kendala yang timbul dalam

perusahaan tersebut. Untuk memperjelas, pada gambar 4.1 berikut dapat

Page 45: ANALISIS KESIAPAN PEMERINTAH DALAM …balitbang.pemkomedan.go.id/tinymcpuk/gambar/file/Sofia Dora.pdf · ANALISIS KESIAPAN PEMERINTAH DALAM MENERAPKAN STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAH

ditampilkan gambar struktur organisasi Badan Pengelolaan Keuangan Daerah

Kantor Walikota Medan.

Gambar 4.1 Struktur Organisasi BPKD Kantor Walikota

Medan

Deskripsi Tugas Organisasi Badan Pengelolaan Keuangan Daerah (BPKD), terdiri

dari:

a. Kepala BPKD

BPKD dipimpin oleh oleh Kepala Badan yang berkedudukan di bawah dan

bertanggung jawab kepada Walikota melalui Sekretaris Daerah. BPKD

mempunyai tugas melaksanakan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan urusan

Kepala BPKD

Sekretaris

BPKD

Bidang

Perbendaharaan

- Sub bagian umum - Sub bagian penyusunan program - Sub bagian keuangan

Bidang

Anggaran

Bidang

Akuntansi

-Sub bidang belanja –Sub bidang Gaji –Sub bidang Verifikasi Kas

-Sub bidang pendapatan -Sub bidang belanja langsung -Sub bidang belanja tidak langsung

-Sub bidang

akuntansi

-Sub bidang

Page 46: ANALISIS KESIAPAN PEMERINTAH DALAM …balitbang.pemkomedan.go.id/tinymcpuk/gambar/file/Sofia Dora.pdf · ANALISIS KESIAPAN PEMERINTAH DALAM MENERAPKAN STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAH

pemerintahan daerah di bidang pengelolaan keuangan daerah lingkup anggaran,

perbendaharaan, akuntansi dan pelaporan.

b. Sekretariat

Sekretariat Sekretariat dipimpin oleh Sekretaris, yang berada di bawah dan

bertanggung jawab kepada Kepala Badan. Sekretariat mempunyai tugas pokok

melaksanakan sebagian tugas BPKD lingkup kesekretariatan yang meliputi

pengelolaan administrasi umum, keuangan dan penyusunan program.

c. Bidang Anggaran

Bidang Bidang Anggaran dipimpin oleh Kepala Bidang, yang berad

dibawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Badan. Bidang Anggaran

mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas BPKD lingkup

pendapatan, belanja tidak langsung dan belanja langsung.

d. Bidang Perbendaharaan

Bidang Perbendaharaan dipimpin oleh Kepala BIdang, yang berada di

bawah dan bertanggung jawab kepada Badan. Bidang Perbendaharaan

mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas BPKD lingkup gaji,

belanja, verifikasi

dan kas.

e. Bidang Akuntansi Pelaporan

Bidang Akuntansi dan Pelaporan dipimpin oleh Kepala Bidang, yang

berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Badan. Bidang Akuntansi

dan Pelaporan mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas BPKD

lingkup akuntansi dan pelaporan.

Page 47: ANALISIS KESIAPAN PEMERINTAH DALAM …balitbang.pemkomedan.go.id/tinymcpuk/gambar/file/Sofia Dora.pdf · ANALISIS KESIAPAN PEMERINTAH DALAM MENERAPKAN STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAH

4.2 Hasil Penelitian 4.2.1 Deskripsi Kualitatif

Pada bab sebelumnya, penentuan besarnya sampel menggunakan sejumlah

keseluruhan kuisioner (30 buah) yang telah kami sebarkan pada masing-masing

unit kerja dan telah mendapatkan balasannya.

Tabel 4.1.Deskripsi Proses Pengumpulan Data Kuesioner

Kuesioner yang di sebar 30 100%

Kuesioner yang kembali 30 100%

Kuesioner yang di olah 30 100%

Kuesioner yang tidak

memenuhi syarat.

0 0%

Sumber: Data diolah

Tabel 4.1. Menunjukkan penyebaran dan tingkat pengembalian dengan jumlah

kuesioner yang di sebar sebanyak 30 kuesioner, yang kemudian dari jumlah 30

kuesioner yang di sebar, kembali sebanyak 30 kuesioner atau 100 %. Berdasarkan

100 % kuesioner yang kembali semuanya dianggap memenuhi syarat.

4.2.2 Deskripsi Karakteristik Responden

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan pegawai bagian akuntansi

Pemerintah Kota Medan maka dapat diketahui pada Tabel dibawah :

a. Jenis kelamin

Pengelompokan responden berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat pada

Tabel 4.2

Page 48: ANALISIS KESIAPAN PEMERINTAH DALAM …balitbang.pemkomedan.go.id/tinymcpuk/gambar/file/Sofia Dora.pdf · ANALISIS KESIAPAN PEMERINTAH DALAM MENERAPKAN STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAH

Tabel 4.2 Karakteristik responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Sumber: Data diolah Berdasarkan tabel 4.2 diatas dapat diketahui bahwa jenis kelamin pegawai

bagian akuntansi sebagian besar adalah wanita, dimana terdapat 18 orang atau 60

% dari jumlah keseluruhan responden. Sedangkan jenis kelamin pria terdapat 12

orang atau 40% dari jumlah keseluruhan responden. Hal itu menunjukkan bahwa

bidang akuntansi pemerintahan kebanyakan di pegang oleh wanita karena

ketelitian yang diperlukan dalam bidang ini.

b. Umur Pegawai bagaian akuntansi

Karakteristik responden dilihat dari umur pegawai di sajikan pada table

4.3

Tabel 4.3 Distribusi Responden Menurut Umur

No. Umur Orang Persentase (%)

1 40 kebawah 10 33.3

2 41-50 10 33.3

3 51 keatas 10 33,3

Jumlah 30 100

No Jenis Kelamin Orang Persentase

( % )

1 Pria 12 40,0

2 Wanita 18 60,0

Jumlah 30 100

Page 49: ANALISIS KESIAPAN PEMERINTAH DALAM …balitbang.pemkomedan.go.id/tinymcpuk/gambar/file/Sofia Dora.pdf · ANALISIS KESIAPAN PEMERINTAH DALAM MENERAPKAN STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAH

Berdasarkan Tabel 4.3 diatas menunjukkan bahwa responden yang

memiliki umur dibawah 40 sebanyak 10 orang, responden yang memiliki umur

41-50 sebanyak 10 orang dan yang memiliki umur 51 ke atas sebanyak 10 orang.

Hal ini menunjukkan bahwa pegawai bagian akuntansi yang golongan mudah dan

golongan tua rata-rata sudah mampu dan berpengalaman dalam mengerjakan

tugas.

c. Lama Bekerja

Karakteristik pegawai akuntansi Pemerintah Kota medan berdasarkan

lama bekerja dibagi dalam tiga kategori antara 51-12 tahun. Karakteristik

responden berdasarkan lama jabatan ditunjukkan Tabel 4.4

Tabel 4.4 karakteristik responden berdasarkan lama bekerja

No Frekuensi Orang Persentase

1 5 tahun 1 3,3 %

2 6-10 tahun 26 86,7 %

3 11-12 tahun 3 10 %

Jumlah 30 100

Sumber: Data diolah Berdasarkan Tabel 4.4 diatas dapat diketahui bahwa sebagian besar

responden mempunyai lama bekerja antara 6 tahun-10 tahun, dimana terdapat 26

orang atau 86 % dari jumlah keseluruhan responden. Sedangkan yang memiliki

lama bekerja 5 tahun adalah 1 orang atau 3,3 %, dan yang memiliki lama bekerja

11-12 tahun adalah sebanyak 3 orang atau 10% dari keseluruhan responde

Page 50: ANALISIS KESIAPAN PEMERINTAH DALAM …balitbang.pemkomedan.go.id/tinymcpuk/gambar/file/Sofia Dora.pdf · ANALISIS KESIAPAN PEMERINTAH DALAM MENERAPKAN STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAH

d. Tingkat Pendidikan

Aspek pendidikan sangat penting bagi seorang pegawai bagian

akuntansi, orang-orang yang berpendidikan lebih tinggi secara umum

mempunyai peluang yang lebih besar untuk dapat bekerja secara efisien

dan efektif. Pada sisi yang lain, tingkat pendidikan pada masa sekarang ini

menjadi salah satu persyaratan utama untuk dapat menduduki jabatan

maupun untuk dipromosikan pada jabatan yang lebih tinggi.

Pengelompokkan responden berdasarkan pendidikan dilihat pada table 4.5

berikut:

Tabel 4.5 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan

No Pendidikan Orang Persentase

1 S1- Akuntansi 30 100

Jumlah 30 100

Sumber : Data di olah

Berdasarkan Tabel 4.5 dapat diketahui bahwa pendidikan bagian

akuntansi adalah semuanya sarjana S1-Akuntansi yaitu 30 orang atau

100%. Hal ini menunjukkan bahwa pegawai bagian akuntansi pemerintah

kota medan seluruhnya berpendidikan sarjana sehingga memiliki

keterampilan dan pengetahuan yang baik.

Page 51: ANALISIS KESIAPAN PEMERINTAH DALAM …balitbang.pemkomedan.go.id/tinymcpuk/gambar/file/Sofia Dora.pdf · ANALISIS KESIAPAN PEMERINTAH DALAM MENERAPKAN STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAH

4.2.3 Hasil Uji Instrumen Data

4.2.3.1 Uji Validitas

Uji validitas merupakan esens kebenaran penelitian sebuah

instrument dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang hendak diukur

serta dapat mengungkapkan data variabel yang akan diteliti secara tepat. Kriteria

validitas dalam penelitian ini dengan membandingkan Corrected Item-Total

Correlation dengan r Tabel sebesar 0.349.

Tabel Hasil Uji Validitas Data

Tabel 4.6 Hasil Uji Validitas Parameter Integritas/ Komitmen Item-Total Statistics

Variabel Parameter

Integritas/Komitmen

Scale Mean if

Item Deleted

Scale Variance

if Item Deleted

Corrected

Item-Total

Correlation

Cronbach's

Alpha if Item

Deleted

R. Tabel

Keterangan

X1.1 48.8333 7.454 .405 .648 0.349 Valid

X1.2 48.7667 6.806 .566 .616 0.349 Valid

X1.3 48.9667 8.240 .437 .686 0.349 Valid

X.1.4 48.8667 7.361 .375 .651 0.349 Valid

X1.5 48.7667 8.185 .430 .689 0.349 Valid

X1.6 48.8333 7.592 .390 .666 0.349 Valid

X1.7 49.0000 8.276 .433 .686 0.349 Valid

X1.8 48.9000 6.714 .543 .618 0.349 Valid

X1.9 48.7667 7.564 .357 .655 0.349 Valid

X1.10 48.7000 7.597 .350 .656 0.349 Valid

X1.11 48.6000 7.766 .350 .662 0.349 Valid

X1.12 48.9333 7.995 .371 .684 0.349 Valid

Sumber: Lampiran (Data diolah SPSSS V19)

Page 52: ANALISIS KESIAPAN PEMERINTAH DALAM …balitbang.pemkomedan.go.id/tinymcpuk/gambar/file/Sofia Dora.pdf · ANALISIS KESIAPAN PEMERINTAH DALAM MENERAPKAN STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAH

Tabel 4.7 Hasil Uji Validitas Parameter untuk Kesiapan SDM dalam Pelaksanaan SAP

Item-Total Statistics

Variabel dalam Pelaksanaan SDM Scale Mean if

Item Deleted

Scale Variance

if Item Deleted

Corrected

Item-Total

Correlation

Cronbach's

Alpha if Item

Deleted

R.Tabel

Keterangan

X2.1 53.2333 10.461 .440 .743 0.349 Valid

X2.2 53.3333 12.023 .435 .785 0.349 Valid

X2.3 53.1333 9.775 .455 .720 0.349 Valid

X2.4 52.9333 9.789 .506 .716 0.349 Valid

X2.5 53.3000 10.217 .357 .733 0.349 Valid

X2.6 53.1000 9.334 .522 .710 0.349 Valid

X2.7 53.1000 8.921 .577 .701 0.349 Valid

X2.8 53.1000 9.128 .684 .693 0.349 Valid

X2.9 53.0333 9.344 .620 .701 0.349

Valid

X2.10 53.1000 9.334 .609 .702 0.349 Valid

X2.11 53.1000 9.886 .419 .724 0.349 Valid

X2.12 53.6333 11.551 .349 .791 0.349 Valid

X2.13 53.5000 10.121 .342 .732 0.349 Valid

Page 53: ANALISIS KESIAPAN PEMERINTAH DALAM …balitbang.pemkomedan.go.id/tinymcpuk/gambar/file/Sofia Dora.pdf · ANALISIS KESIAPAN PEMERINTAH DALAM MENERAPKAN STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAH

Tabel 4.8 Hasil Uji Validitas Parameter Kesiapan Sarana Prasarana terhadap Pelaksanaan SAP

Item-Total Statistics

Variabel Sarana Scale Mean if Item

Deleted

Scale

Variance if

Item Deleted

Corrected Item-

Total

Correlation

Cronbach's

Alpha if Item

Deleted

R.Tabel

Keterangan

X3.1 22.5000 3.914 .595 .775 0.349 Valid

X3.2 22.6000 4.041 .506 .793 0.349 Valid

X3.3 22.7333 3.789 .571 .779 0.349 Valid

X3.4 22.6667 3.540 .595 .775 0.349 Valid

X3.5 22.3667 3.826 .742 .749 0.349 Valid

X3.6 22.6333 3.964 .459 .805 0.349 Valid

Tabel 4.9 Hasil Uji Validitas Parameter Kesiapan Sistem Informasi dalam

Pelaksanaan SAP Item-Total Statistics

Variabel Sistim

Informasi Scale Mean if Item

Deleted

Scale

Variance if

Item Deleted

Corrected Item-

Total

Correlation

Cronbach's

Alpha if Item

Deleted

r.Tabel

Keterangan

X4.1 21.8667 3.223 .414 .643 0.349 Valid

X4.2 21.9333 3.099 .434 .635 0.349 Valid

X4.3 21.9000 3.266 .317 .672 0.349 Valid

X4.4 21.8667 3.223 .328 .670 0.349 Valid

X4.5 21.8000 2.855 .440 .633 0.349 Valid

X4.6 21.6333 2.792 .553 .591 0.349 Valid

Berdasarkan hasil perhitungan nilai Corrected Item-Total Correlation

menyataka nilai Corrected Item-Total Correlation > dari r table. Dengan demikian

setiap item pertanyaan dalam kuesioner internal dinyatakan valid, Karena nilai

corrected item- total correlation > dari nilai r table (0,349).

Page 54: ANALISIS KESIAPAN PEMERINTAH DALAM …balitbang.pemkomedan.go.id/tinymcpuk/gambar/file/Sofia Dora.pdf · ANALISIS KESIAPAN PEMERINTAH DALAM MENERAPKAN STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAH

4.2.3.2 Uji Reabilitas

Untuk menguji reliabilitas dilakukan dengan cara mencari angka

reliabilitas dari butir-butir pernyataan masing-masing variabel dalam kuisioner.

Pengujian keandalan alat pengukuruan reabilitas menggunakan metode alpha ∝

yaitu metode cronbach. Instrumen dapat dikatakan handal (rabel) bila memiliki

koefisien reabilitas diatas 0.60.

4.10 Tabel Reabel Instrumen Penelitian

No Variabel Nilai ∝ Reabilitas Keterangan

1 Komitmen 0,60 0,68 Reabel

2 SDM 0,60 0,74 Reabel

3 Infrastruktur 0,60 0,80 Reabel

4 Sistim Informasi 0,60 0,68 Reabel

Berdasarkan Tabel 4.8 terlihat bahwa angka reabilitas Komitmen yaitu

o,68 > dari nilai alpha 0.6, dan angka reabilitas SDM sebesar 0,745 > dari nilai

alpha 0.60, angka reabilitas Infrastruktur sebesar 0.809 > dari nilai alpha 0.60,

angka reabilitas Sistim Informasi sebesar 0.68 > nilai alpha 0.60. Sehingga semua

pertanyaan dalam satu variabel dapat dipercaya atau dapat dikatakan reabel.

4.2.4 Hasil Analisis Data

Hasil penilaian kesiapan Pemerintah Kota Medan dalam Implementasi

Sistem Akuntansi Pemerintahan (SAP) berbasis akrual penuh berdasarkan PP No.

71 Tahun 2010 dengan melihat indicator Komitmen/integritas, SDM, Sarana

Prasarana, Serta Sistem dijelaskan sebagai berikut.

Page 55: ANALISIS KESIAPAN PEMERINTAH DALAM …balitbang.pemkomedan.go.id/tinymcpuk/gambar/file/Sofia Dora.pdf · ANALISIS KESIAPAN PEMERINTAH DALAM MENERAPKAN STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAH

a. Parameter Untuk Kesiapan Integritas/ Komitmen Dalam

Pelaksanaan SAP Berbasis Akrual.

Cara penarikan kesimpulan untuk Variabel Kesiapan Komitmen dalam

Pelaksanaan SAP Berbasis Akrual beserta indikatornya, dapat dilihat dari

Lampiran Tabulasi Jawaban Kuesioner dengan menggunakan skala likert, yaitu

sebagai berikut:

Jumlah Responden = 30

Item (Jumlah pertanyaan) = 12

Banyak Kelas = 5

Total jawaban responden =

133+135+129+132+135+133+128+131+135+137+140+130 = 1598

Nilai Tertinggi = 12 × 30 × 5

= 1800

Nilai Terendah = 12 × 30 × 1

= 360

퐼 =푁푖푙푎푖푇푒푟푡푖푛푔푔푖 − 푁푖푙푎푖푇푒푟푒푛푑푎ℎ

퐵푎푛푦푎푘퐾푒푙푎푠

퐼 =1800− 360

5

= 288

Page 56: ANALISIS KESIAPAN PEMERINTAH DALAM …balitbang.pemkomedan.go.id/tinymcpuk/gambar/file/Sofia Dora.pdf · ANALISIS KESIAPAN PEMERINTAH DALAM MENERAPKAN STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAH

Dengan demikian digambarkan interval sebagai berikut:

Gambar 4.2 Interval Parameter untuk Kesipan Komitmen dalam

Pelaksanaan SAP Berbasis Akrual

STS TS CS S SS

360 648 936 1224 1512 1800

Hasil Pengolahan Data

Dari hasil perhitungan diatas maka skor yang didapatkan dalam Parameter

untuk kesiapan Komitmen dalam pelaksanaan SAP Berbasis Akrual dengan 12

indikator adalah sebanyak1598 skor.

Dari hasil tersebut, jumlah skor berada pada rata- rata interval 1512 dan 1800.

Maka dapat diketahui bahwa dalam kesiapan komitmen dengan indicator

Komitmen untuk tugas, Tanggung jawab, keberanian dalam bersikap, kesiapan

dukungan dalam pelaksanaan administrasi public, optimasi kerja, inovasi dan

obyektif, integritas pembangunan, mempunyai prinsip transparan, memiliki

keinginan mencapai hasil kerja, mempunyai strategi penedekatan yang humanis

transparan, Mempunyai motivasi untuk mencapai hasil kerja, mempunyai suatu

komitmen yang tinggi didalam penerapan SAP Berbasis Akrual adalah sangat

siap dengan skor sebanyak 1598 jawaban.

Page 57: ANALISIS KESIAPAN PEMERINTAH DALAM …balitbang.pemkomedan.go.id/tinymcpuk/gambar/file/Sofia Dora.pdf · ANALISIS KESIAPAN PEMERINTAH DALAM MENERAPKAN STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAH

b. Parameter Untuk Kesiapan SDM dalam Pelaksanaan SAP Berbasis

Akrual.

Cara penarikan kesimpulan untuk Variabel Kesiapan SDM dalam

pelaksanaan SAP Berbasis Akrual beserta indikatornya, dapat dilihat dari

LampiranTabulasi Jawaban Kuesioner dengan menggunakan skala likert yaitu

sebagai berikut:

Jumlah Responden = 30

Item (Jumlah pertanyaan) = 13

Banyak Kelas = 5

Total jawaban responden = 132 + 129 + 135 + 141 + 130 + 136 + 136 + 136

+ 138 + 136 + 136 + 120 +124

= 1475

Nilai Tertinggi = 13 × 30 × 5

= 1950

Nilai Terendah = 13 × 30 × 1

= 390

퐼 =푁푖푙푎푖푇푒푟푡푖푛푔푔푖 − 푁푖푙푎푖푇푒푟푒푛푑푎ℎ

퐵푎푛푦푎푘퐾푒푙푎푠

퐼 =1950− 390

5

= 312

Page 58: ANALISIS KESIAPAN PEMERINTAH DALAM …balitbang.pemkomedan.go.id/tinymcpuk/gambar/file/Sofia Dora.pdf · ANALISIS KESIAPAN PEMERINTAH DALAM MENERAPKAN STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAH

Dengan demikian digambarkan interval sebagai berikut:

Gambar 4.3 Interval Parameter untuk Kesipan SDM dalam Pelaksanaan

SAP Berbasis Akrual

STS TS CS S SS

390 702 1014 1326 1638 1950

Hasil Pengolahan Data

Dari hasil perhitungan diatas maka skor yang didapatkan dalam Parameter

untuk kesiapan SDM dalam pelaksanaan SAP Berbasis Akrual dengan 13

indikator adalah sebanyak1475 skor Jawaban .

Dari hasil tersebut, jumlah skor berada pada rata- rata interval 1638 dan

1950. Maka dapat diketahui bahwa dalam kesiapan SDM dalam pelaksanaan

SAP Berbasis Akrual dengan indicator Memiliki integritas sebagai sarana

mendukung optimasi bidang tugas, memiliki rasa kepuasan mendukung optimasi

kinerja khususnya bidang keuangan, membutuhkan perhatian dan penghargaan

untuk melaksanakan segala aktivitas, membutuhkan dukungan kerja yang sesuai,

memiliki alas an serta harapan, membutuhkan adanya dorongan untuk

berprestasi, membutuhkan ruangan kerja dan lingkungan nyaman, memiliki

kemauan untuk bekerja keras dan disiplin,membutuhkan promosi atasan atas

prestasi kerja, memiliki loyalitas, memiliki kemampuan yang sesuai,

menempatkan pegawai/ pejabat di bidang akuntansi dan keuangan, melakukan

diklat dan mengikuti pelatihan adalah Siap dengan skor sebanyak 1475

jawaban.

Page 59: ANALISIS KESIAPAN PEMERINTAH DALAM …balitbang.pemkomedan.go.id/tinymcpuk/gambar/file/Sofia Dora.pdf · ANALISIS KESIAPAN PEMERINTAH DALAM MENERAPKAN STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAH

c. Parameter Kesiapan Infrastruktur (Sarana Prasarana) dalam

Pelaksanaan SAP Berbasis Akrual.

Cara penarikan kesimpulan untuk Variabel Kesiapan Infrastruktur dalam

pelaksanaan SAP Berbasis Akrual beserta indikatornya, dapat dilihat dari

Lampiran Tabulasi Jawaban Kuesioner dengan menggunakan skala likert yaitu

sebagai berikut:

Jumlah Responden = 30

Item (Jumlah pertanyaan) = 6

Banyak Kelas = 5

Total jawaban responden = 138 + 135 + 131 + 133 + 142 + 134

= 813

Nilai Tertinggi = 6 × 30 × 5

= 900

Nilai Terendah = 6 × 30 × 1

= 180

퐼 =푁푖푙푎푖푇푒푟푡푖푛푔푔푖 − 푁푖푙푎푖푇푒푟푒푛푑푎ℎ

퐵푎푛푦푎푘퐾푒푙푎푠

퐼 =900− 180

5

= 144

Page 60: ANALISIS KESIAPAN PEMERINTAH DALAM …balitbang.pemkomedan.go.id/tinymcpuk/gambar/file/Sofia Dora.pdf · ANALISIS KESIAPAN PEMERINTAH DALAM MENERAPKAN STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAH

Dengan demikian digambarkan interval sebagai berikut:

Gambar 4.4 Interval Parameter untuk Kesipan Infrastruktur (sarana dan

prasarana) dalam Pelaksanaan SAP Berbasis Akrual

STS TS CS S SS

180 324 468 612 756 900

Hasil Pengolahan Data

Dari hasil perhitungan diatas maka skor yang didapatkan dalam Parameter

untuk kesiapan SDM dalam pelaksanaan SAP Berbasis Akrual dengan 6

indikator adalah sebanyak 813 skor Jawaban .

Dari hasil tersebut, jumlah skor berada pada rata- rata interval antara 756

dan 900. Maka dapat diketahui bahwa dalam kesiapan Infrastriktur dalam

pelaksanaan SAP Berbasis Akrual dengan indicator mempunyai kemampuan dan

integritas untuk menyiapkan sarana ruangan yang memadai untuk operasi SAP,

menyiapkan dukungan sarana prasarana perangkat lunak, menyiapkan dukungan

sarana prasarana basis data pendukung operasionalisasi, menyiapkan sarana

administrasi yang memadai, mempunyai kemauan dan integritas untuk

menyiapkan dukungan anggaran, mempunyai kemauan dan integritas untuk

menyiapkan dukungan sumber daya manusia berkualitas adalah sangat siap

dengan skor sebanyak 813 jawaban.

Page 61: ANALISIS KESIAPAN PEMERINTAH DALAM …balitbang.pemkomedan.go.id/tinymcpuk/gambar/file/Sofia Dora.pdf · ANALISIS KESIAPAN PEMERINTAH DALAM MENERAPKAN STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAH

d. Parameter Kesiapan Sistim Informasi dalam Pelaksanaan SAP

Berbasis Akrual.

Cara penarikan kesimpulan untuk Variabel Kesiapan Sitim Informasi

dalam pelaksanaan SAP Berbasis Akrual beserta indikatornya, dapat dilihat dari

Lampiran Tabulasi Jawaban Kuesioner dengan menggunakan skala likert yaitu

sebagai berikut:

Jumlah Responden = 30

Item (Jumlah pertanyaan) = 6

Banyak Kelas = 5

Total jawaban responden = 130 + 128 + 129 + 130 + 132 + 137

= 786

Nilai Tertinggi = 6 × 30 × 5

= 900

Nilai Terendah = 6 × 30 × 1

= 180

퐼 =푁푖푙푎푖푇푒푟푡푖푛푔푔푖 − 푁푖푙푎푖푇푒푟푒푛푑푎ℎ

퐵푎푛푦푎푘퐾푒푙푎푠

퐼 =900− 180

5

= 144

Dengan demikian digambarkan interval sebagai berikut:

Page 62: ANALISIS KESIAPAN PEMERINTAH DALAM …balitbang.pemkomedan.go.id/tinymcpuk/gambar/file/Sofia Dora.pdf · ANALISIS KESIAPAN PEMERINTAH DALAM MENERAPKAN STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAH

Gambar 4.5 Interval Parameter untuk Kesipan Sistim Informasi dalam

Pelaksanaan SAP Berbasis Akrual

STS TS CS S SS

180 324 468 612 756 900

Hasil Pengolahan Data

Dari hasil perhitungan diatas maka skor yang didapatkan dalam Parameter untuk

kesiapan SDM dalam pelaksanaan SAP Berbasis Akrual dengan 6 indikator

adalah sebanyak 786 skor Jawaban .

Dari hasil tersebut, jumlah skor berada pada rata- rata interval antara 756

dan 900. Maka dapat diketahui bahwa dalam kesiapan Infrastriktur dalam

pelaksanaan SAP Berbasis Akrual dengan indicator kesiapan mempunyai

Platform pelaksanaan kegiatan yang dituangkan dalam rencana jangka menengah

dan jangka pendek dengan transparasi, akuntanbilitas, dalam bidang keuangan,

kesiapan didukung oleh system mekanisme penyelenggaraan SAP clear dan clean

dalam bidang keuangan, kesiapan didukung oleh system manajemen informasi

yang dilaksanakn secara cermat, tepat akurat, kesiapan didikung oleh system

perangkat lunak SAP yang implementatif, didukung oleh pelatihan peningkatan

kualitas, memperoleh pendampingan dalam operasionalisasi adalah sangat siap

dengan 786 skor jawaban.

Page 63: ANALISIS KESIAPAN PEMERINTAH DALAM …balitbang.pemkomedan.go.id/tinymcpuk/gambar/file/Sofia Dora.pdf · ANALISIS KESIAPAN PEMERINTAH DALAM MENERAPKAN STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAH

4.2.5 Rencana Strategi Pemerintah Kota Medan Tentang Penerapan

Sistem Akuntansi Berbasis Akrual.

Pemerintah kota medan menyadari sepenuhya bahwa penerapan SAP

dalam Laporan keuangan di setiap kementrian/lembaga maupun daerah sangat

berperan terhadap opini yang diberikan BPK atas laporan keuangan karena dasar

BPK melakukan audit adalah SAP, sehingga penyusunan laporan keuangan selalu

berprinsip pada transparansi dan akuntanbilitas. Meskipun BPKD Kota medan

belum mengaplikasikan SAP berbasis akrual, tetapi dari prinsip dasar system

tersebut ada beberapa keuntungan, diantaranya dapat menyajikan laporan posisi

keuangan pemerintah, memperlihatkan akuntabilitas pemerintah atas seluruh

penggunaan sumber daya baik aktiva/kewajiban yang diakui dalam laporan

keuangan.

Penyiapan SDM pengelola, perlu adanya sosialisasi, bintek dan pelatihan

sebelum sistem itu dilaksanakan. Khusus terkait SDM sebagai pelaksana

penyusunan pertanggungjawaban pelaksanaan APBD di daerah, kondisi SDM

yang berlatarbelakang pendidikan akuntansi masih terbatas. Perlu pemahaman

mendasar untuk melaksanakan sistem SAP berbasis akrual tersebut sehingga perlu

waktu dan pelatihan dalam implementasi pelaksanaannya karena SDM pengelola

keuangan saat ini belum semuanya memahami sistem tersebut. SDM masih

memerlukan diklat terkait SAP terutama yang menyangkut perubahan-perubahan

peraturan sehingga segala kendala dalam pelaksanaan bisa di share kan juga

dalam diklat tersebut.

Page 64: ANALISIS KESIAPAN PEMERINTAH DALAM …balitbang.pemkomedan.go.id/tinymcpuk/gambar/file/Sofia Dora.pdf · ANALISIS KESIAPAN PEMERINTAH DALAM MENERAPKAN STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAH

PNS sebagai SDM sudah menjadi tugas dan kewajiban untuk

melaksanakan dengan sebaik -baiknya tanggungjawabnya. Punishment dan

reward (perhatian dan penghargaan) sebagai salah satu sarana untuk

meningkatkan motivasi untuk lebih optimal dalam bekerja saat ini. Reward dan

punishment diberikan mengacu pada peraturan perundangan yang berlaku. Saat

ini, dalam mendukung kelancaran penyusunan pertanggungjawaban pelaksanaan

APBD, pemkot medan telah menyiapkan sarana ruangan, sarana prasarana

perangkat lunak serta sarana administrasi lainnya. Pada pemkot medan sudah ada

satu sistem/ perangkat lunak yang mendasarkan dan sistem yang digunakan yaitu

sistem informasi pengelolaan keuangan daerah (SIPKD).

Dalam pengimplementasian PP No. 71 tahun 2010, pemerintah kota

medan sudah mempersiapkan system dan prosedur kebijakan akuntansi berbasis

akrual, peningkatan kualitas SDM. Saran/ pendapat pemerintah kota medan

terhadap amanat PP No.71 Tahun 2010 adalah diperhatikannya pedoman sebagai

petunjuk teknis maupun pelaksanaan sebagai pendukung, sehingga memudahkan

pemerintah untuk mengimplementasikan PP No.71 tahun 2010.

4.3 Pembahasan

Penilaian kesiapan pemerintah kota medan dalam implementasi SAP

berbasis akrual berdasarkan PP No.71 Tahun 2010 dengan meliht indicator :

komitmen/integritas, SDM, Sarana Prasarana, serta Sistem Informasi adalah

Pemerintah kota medan dikategorikan sangat siap untuk melaksanakan SAP

berbasis akrual berdasarkan PP No.71 Tahun 2010. Hal ini di dasarkan pada

masing-masing parameter yang pada umumnya menyatakan siap dan sangat siap.

Page 65: ANALISIS KESIAPAN PEMERINTAH DALAM …balitbang.pemkomedan.go.id/tinymcpuk/gambar/file/Sofia Dora.pdf · ANALISIS KESIAPAN PEMERINTAH DALAM MENERAPKAN STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAH

Pengukuran kesiapan dilihat dari parameter integritas dan komitmen

secara keseluruhan pada umumnya menyatakan sangat siap dari masing-masing

indicator . Hal ini dijelaskan pada nilai tertinggi dari masing-masing indicator

yang menyatakan sangat siap menerima akuntansi pemerintah berbasis akrual.

Menurut hasil wawancara dengan Kepala Bidang Perbendaharaan pada tanggal 29

agustus 2014.

“ Integritas dan komitmen itu sangat penting dalam melaksanakan system akuntans pemerintahan (SAP) berbasis Akrual berdasarkan berdasarkan PP No. 71 Tahun 2010. Dengan adanya integritas dan komitmen menjadi landasan yang kuat untuk keberhasilan penerapan melaksanakn Sistem Informasi Akuntansi Berbasis akrual berdasarkan PP No.71 tahun 2010 dalam BPKD Kota Medan”.

Penilaian kesiapan dari parameter sumber daya manusia yang ditekankan

pada pegawai akuntansi yang akan melaksanakan menyatakan siap dalam

menerapkan SAP berbasis akrual berdasarkan PP No.71 Tahun 2010. Hal ini

dilandasi beberapa pengetahuan dan keahlian tentang akuntansi yang akan

mendukung keberhasilan penerapan melaksanakn SAP berbasis akrual

berdasarkan PP No.71 Tahun 2010. Pentingnya sumber daya manusia dibidang

akuntansi dan keuangan dijelaskan dengan hasil wawancara dengan Kepala

bidang Anggaran BPKD Kota medan pada tanggal 29 agustus 2014 menyatakan

bahwa:

“Sumber daya manusia (SDM) yang dibutuhkan untuk keberhasilan

penerapan SAP berbasis akrual harus memperhatikan semua orang yang terlibat

dalam pemerintahan khususnya pegawai akuntansi yang akan mengerjakannya.

Kesiapan SDM dalm hal ini pegawai akuntansi didukung dengan kesiapan

pengetahuan(keahlian), keterampilan dan pelatihan sehingga akan tercapai sesuai

dengan tujuan penerapan SAP”.

Sedangkan kesiapan infrastruktur (sarana prasarana) serta system

informasi dalam penerapan SAP juga tidak kalah penting mengingat parameter

kesiapan sarana dan system informasi berkaitan dengan pelaksanaa SAP,

Page 66: ANALISIS KESIAPAN PEMERINTAH DALAM …balitbang.pemkomedan.go.id/tinymcpuk/gambar/file/Sofia Dora.pdf · ANALISIS KESIAPAN PEMERINTAH DALAM MENERAPKAN STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAH

meskipun hasil penelitian ini menunjukkan adanya kesiapan dalam penerapan

SAP dalam rangka kesiapan implementasi SAP berbasis akrual berdasarkan PP

No.71 Tahun 2010 tersebut, masih terdapat beberapa kendala. Adanya kelemahan

dan kendala dalam rangka tersebut maka BPKD Kota medan perlu lebih focus dan

optimal dalam mengatasi kendala tersebut.

Dengan adanya peningkatan komitmen, kemauan dan integritas

pemerintah untuk meningkatkan perhatian dan memberikan penghargaan (Reward

and punishment) da memberikan kesempatan untuk berprestasi, serta memberikan

kesempatan promosi atas prestasi kerja bagi pemangku pelaksanaan system

perangkat yang didukung dengan lingkungan kerja yang sesuai untuk

menyelesaikan segala aktivitas atas pelaksanaan SAP dalam upaya mendukung

optimalisasi bidang tugas pemerintahan daerah.

Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala bagian Akuntansi dan

pelaporan pada tgl. 29 agustus 2014 menyatakan :

“ Penerapan SAP ini tidak mudah untuk di terapkan sesuai dengan PP

No.71 tentang SAP. Banyak juga kendala dan hambatan yang perlu diperhatikan

dan ditingkatkan seperti masalah SDM, dan sistemnya”.

Hal yang ada sehubungan dengan permasalahan-permasalahan yang

dihadapi oleh BPKD Kota medan untuk mengimplementasikan PP No.71 Tahun

2010 tentang SAP adalah sebagai berikut:

a. Pemerintah Kota medan belum menerapkan PP No.71 Tahun 2010, karena

masih menunggu pedoman umum yang akan dikeluarkan oleh

kemendagri, namun mereka masih berkomitmen untuk melaksanakan dan

Page 67: ANALISIS KESIAPAN PEMERINTAH DALAM …balitbang.pemkomedan.go.id/tinymcpuk/gambar/file/Sofia Dora.pdf · ANALISIS KESIAPAN PEMERINTAH DALAM MENERAPKAN STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAH

menggunakan SAP dalam pertanggung jawaban APBD sebagai bentuk

transparansi menuju good governance.

Pemerintah kota medan terkait dengan pelaksanaan PP No.71 2010

tentang SAP adalah Kemendagri bekerjasama dengan KSAP perlu rutin

melakukan sosialisasi dan bintek dengan penerapan basis akrual. Secara

umum BPKD Kota Medan sangt siap untuk melaksanakan Sistem

Akuntansi Pemerintahan (SAP) berbasis akrual berdasarkan PP No.71

Tahun 2010.

Page 68: ANALISIS KESIAPAN PEMERINTAH DALAM …balitbang.pemkomedan.go.id/tinymcpuk/gambar/file/Sofia Dora.pdf · ANALISIS KESIAPAN PEMERINTAH DALAM MENERAPKAN STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAH

BAB 5

KESIMPULAN dan SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan analisis data sebelumnya maka dapat disimpulkan hal-hal

sebgaia berikut.

a. Kesiapan Pemerintah kota medan yang didindikasikan dengan komitmen,

SDM, sarana prasaran dan system informasi dapat disimpulkan bahwa

BPKD Kota Medan dilihat dari parameter intrgritas/komitmen adalah

sangat siap dan SDM adalah siap, kesiapan sistim informasi dan sarana

prasarana adalah sangat siap.

b. Model strategis akselerasi implementasi PP No.71 Tahun 2010 tentang

Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) antara lain Pengembangan SAP

Berbasis Akrual sesuai dengan kebutuhan, Penyusunan Buletin Teknis

SAP Berbasis Akrual sesuai dengan kebutuhan, Pengembangan SDM di

bidang Akuntnasi Pemerintahan.

5.2 SARAN

Setelah mengadakan penelitian dan pembahasan terhadap Analisis

Kesiapan Pemerintah dalam Menerapkan SAP Berbasis Akrual pada

BPKD Kota Medan penulis mencoba memberikan saran yang mungkin

dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dan masukkan bagi instansi

yaitu : BPKD Kota Medan mempertahankan kesiapan yang diindkasikan

dengan komitmen/ integritas, SDM, Infrastruktur, Sistem informasi dalam

Page 69: ANALISIS KESIAPAN PEMERINTAH DALAM …balitbang.pemkomedan.go.id/tinymcpuk/gambar/file/Sofia Dora.pdf · ANALISIS KESIAPAN PEMERINTAH DALAM MENERAPKAN STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAH

menerapkan SAP Berbasis Akrual, agar implementasi PP NO.71 dapat

brjalan dengan baik.

5.3 Keterbatasan Penelitian

Adapun keterbatasan penelitian ini antara lain:

a. Penilaian kesiapan pegawai akuntansi dalam pemerintahan hanya

menggunakan persepsi, tidak dinilai secara langsung dari hasil

pelaksanaanya.

b. Penelitian ini hanya mendeskripsikan tetapi tidak menjelaskan

pengaruh dari masing-masing parameter terhadap kesiapan.

c. Deskripsi karakteristik responden pada penelitian ini hanya

mencantumkan jenis kelamin, usia, lama waktu bekerja dan latar

belakang pendidikan, tetapi tidak mencantumkan pelatihan akuntansi

yang diikuti oleh responden.

d. Wawancara dalam penelitian ini belum sepenuhnya dikembangkan

terkai dengan indicator pada parameter yang digunakan.

Page 70: ANALISIS KESIAPAN PEMERINTAH DALAM …balitbang.pemkomedan.go.id/tinymcpuk/gambar/file/Sofia Dora.pdf · ANALISIS KESIAPAN PEMERINTAH DALAM MENERAPKAN STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAH

DAFTAR PUSTAKA

Arif Bahtiar, Muchlis, Iskandar, Akuntansi Pemerintahan : Salemba

Empat, Jakarta, 2008.

Elvis F Purba, Simanjuntak Parulian, Metode Penelitian : Universitas

HKBP Nommensen, Medan, 2011.

Fakhturozi Muhammad, Infrastruktur, Permasalahan dan solusinya:

Sekre HATI, 2012 http://hati.unit.itb.ac.id/?p=440

Page 71: ANALISIS KESIAPAN PEMERINTAH DALAM …balitbang.pemkomedan.go.id/tinymcpuk/gambar/file/Sofia Dora.pdf · ANALISIS KESIAPAN PEMERINTAH DALAM MENERAPKAN STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAH

Grigg (2000), Riris Setiawati , Analisisa Kesiapan Pemerintah Dalam

Menerapkan SAP Berbasis Akrual, Skripsi 20013.

Halim Abdul, Akuntansi Keuangan Daerah: Salemba Empat, Jakarta,

2008.

Indrianto Nur, Supomo Bambang, Metode Penelitian Bisnis : BPFE,

Yogyakarta, 2002

Jadongan Sijabat, Metodologi Penelitian Akuntansi : Universitas HKBP

Nommensen, Medan, 2012.

Kusuma Riris Setiawati , Analisis Kesiapan Pemerintah Dalam

Menerapkan SAP Pemerintah Berbasis Akrual, 2013. Hlm

32

Peraturan Pemerintah No. 24 Tahun 2005 : Tentang Standar Akuntansi

Pemerintahan, Salemba Empat, Jakarta, 2005.

Peraturan Pemerintah No. 71 Tahun 2010 : Tentang Standar Akuntansi

Pemerintah Berbasis Akrual, Salemba Empat, Jakarta, 2012,

Pasal 1

Robert L. Mathis, John H. Jackson : Manajemen Sumber Daya

Manusia: Salemba Empat, Jakarta, 2001, hlm 22.

Robbins SP, Judge, Perilaku Organisasi : Salemba Empat, Jakarta, 2007

http://teorionline.wordpress.com/2010/02/04/komitmen organisasi/

Page 72: ANALISIS KESIAPAN PEMERINTAH DALAM …balitbang.pemkomedan.go.id/tinymcpuk/gambar/file/Sofia Dora.pdf · ANALISIS KESIAPAN PEMERINTAH DALAM MENERAPKAN STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAH