sap kesiapan kehamilan

22
SATUAN ACARA PENYULUHAN PERSIAPAN KEHAMILAN PADA KELUARGA Tn. Gu DI RW.006 RT.23 KELURAHAN SUNGAI ULIN Sabtu, 14 Desember 2013 A. Topik Kesehatan Ibu B. Sub topik Persiapan Kehamilan C. Tujuan instruksional 1. Umum Setelah diberikan penyuluhan selama 30 menit diharapkan keluarga Tn.Gu mampu mengetahui tentang persiapan kehamilan. 2. Khusus Setelah dilakukan penyuluhan diharapkan keluarga Tn.Gu mampu: a. Mengetahui cara mempercepat kehamilan dan menjaga kesuburan b. Mengetahui 6 nutrisi penting agar cepat hamil c. Mengetahui pengertian kehamilan d. Mengetahui apa saja yang harus dilakukan saat kehamilan e. Mengetahui tujuan dari perawatan selama kehamilan

Upload: azizah-zahratun-niisa

Post on 27-Nov-2015

383 views

Category:

Documents


7 download

TRANSCRIPT

Page 1: SAP Kesiapan Kehamilan

SATUAN ACARA PENYULUHAN PERSIAPAN KEHAMILAN

PADA KELUARGA Tn. Gu

DI RW.006 RT.23 KELURAHAN SUNGAI ULIN

Sabtu, 14 Desember 2013

A. Topik

Kesehatan Ibu

B. Sub topik

Persiapan Kehamilan

C. Tujuan instruksional

1. Umum

Setelah diberikan penyuluhan selama 30 menit diharapkan keluarga Tn.Gu

mampu mengetahui tentang persiapan kehamilan.

2. Khusus

Setelah dilakukan penyuluhan diharapkan keluarga Tn.Gu mampu:

a. Mengetahui cara mempercepat kehamilan dan menjaga kesuburan

b. Mengetahui 6 nutrisi penting agar cepat hamil

c. Mengetahui pengertian kehamilan

d. Mengetahui apa saja yang harus dilakukan saat kehamilan

e. Mengetahui tujuan dari perawatan selama kehamilan

D. Perencanaan penyuluhan

1. Waktu

a. Hari : Sabtu

b. Tanggal : 14 Desember 2013

c. Jam : 09.30-10.00

2. Tempat : di rumah Tn.Gu RW.006 RT.23, Sungai Ulin

3. Sasaran : keluarga Tn.Gu

4. Metode : ceramah dan tanya jawab

5. Media : leaflet

Page 2: SAP Kesiapan Kehamilan

E. Kegiatan penyuluhan

Tahap Kegiatan

DurasiKegiatan

PenyuluhanTahap Kegiatan

Media

Pendahuluan 5 menit 1. Menyampaikan salam pembuka

2. Memperkenalkan diri

3. Memberikan penjelasan mengenai topik penyuluhan kepada keluarga Tn. Gu

Pendahuluan

Penyajian 10 menit

1. Menjelaskan salah satu cara agar dapat menjaga kesuburan dan mempercepat kehamilan

2. Menjelaskan 6 nutrisi penting untuk mempercepat kehamilan

3. Menyebutkan pengertian dari kehamilan

4. Menjelaskan apa saja yang harus dilakukan saat mengalami kehamilan

5. Menjelaskan tujuan saat melakukan perawatan kehamilan

Penyajian Leaflet

Penutup 10 menit 1. Memberi kesempatan kepada peserta untuk bertanya

2. Menanyakan kepada peserta tentang materi yang telah diberikan

3. Memberikan

Penutup

Page 3: SAP Kesiapan Kehamilan

reinforcement kepada orang yang menjawab pertanyaan

4. Menyimpulkan materi yang telah disampaikan

5. Memberikan reinforcement kepada peserta yang sudah berpartisipasi aktif dalam kegiatan penyuluhan

6. Mengakhiri kegiatan dengan salam

F. Materi penyuluhan

Terlampir

G. Evaluasi

a. Evaluasi struktur

1) Menyiapkan SAP

2) Menyiapkan materi dan media yang akan digunakan

3) Kontrak waktu dan tempat dengan peserta yaitu keluarga Tn. Gu

b. Evaluasi proses

1) Pelaksanaan penyuluhan berjalan sesuai rencana

2) Peserta antusias mendengarkan materi penyuluhan

3) Peserta bertanya jika ada yang kurang dimengerti

4) Peserta memberikan jawaban pertanyaan yang diajukan penyaji

5) Peserta tidak meninggalkan tempat saat penyuluhan berlangsung

c. Evaluasi hasil

Setelah diberikan penyuluhan, peserta dapat menjawab pertanyaan yang

diajukan penyaji yaitu:

1) Bagaimana cara agar cepat hamil?

2) Apa yang harus dilakukan saat ibu mengalami kehamilan?

Page 4: SAP Kesiapan Kehamilan

LAMPIRAN

Page 5: SAP Kesiapan Kehamilan

MATERI

PERSIAPAN KEHAMILAN

A. Nutrisi Ibu Hamil

Salah satu cara agar cepat hamil yang efektif adalah memperhatikan

kebutuhan nutrisi yang diperlukan oleh tubuh Anda untuk meningkatkan

kesuburan yang ditandai oleh siklus menstruasi yang teratur dan sehat. Kebutuhan

nutrisi dilakukan dengan cara menjaga pola makan dan memberikan asupan

makanan bergizi yang dikonsumsi sehari-hari.

6 Nutrisi Penting Untuk Cara Agar Cepat Hamil

1. Asam Folat

Nutrisi penting ini sangat diperlukan untuk mencegah kelainan dan juga

untuk perkembangan tabung otak bakal janin. Asam tersedia dalam tablet siap

pakai (dari dokter kandungan) dan jug adapat ditemukan dalam jenis makanan

sehari-hari seperti brokoli, asparagus, kacang polong, biji-bijian, kacang

kapri, jus jeruk dan sayuran berdaun hijau.

Nutrisi pembantu untuk cara agar cepat hamil ini sangat dianjurkan

dikonsumsi setiap hari pada saat persiapan kehamilan sampai beberapa bulan

pertama kehamilan. Pihak suamipun sebaiknya mengkonsumsi asam folat ini

dalam dosis tertentu atau melalui konsumsi makanan-makanan sehat mengandung

asam folat di atas.

2. Vitamin B6

Nutrisi valid cara agar cepat hamil ini memang tidak dapat ditawar lagi.

Vitamin B6 merupakan nutrisi yang berguna untuk mendukung dan

mengatur hormon reproduksi yang tentu saja berkaitan dengan kesuburan.

Vitamin B6 dapat diperoleh melalui jenis makanan sayuran hijau,

kecambah, kacang-kacangan dan biji-bijan (beras, gandum, sereal). Sebaiknya

mengkonsumsi makanan yang masih segar dan bebas dari pengawet.

3. Zat Besi (Fe)

Apabila Anda saat ini mengalami anemia, ada kemungkinan termasuk di

dalam kasus sulit hamil. Sebab zat besi sebagai nutrisi penting untuk

Page 6: SAP Kesiapan Kehamilan

meningkatkan sel darah merah dan perannya sangat vital di dalam proses

persiapan kehamilan maupun pada saat kehamilan nantinya.

Jenis nutrisi pembantu cara agar cepat hamil ini bisa Anda peroleh dengan

mengkonsumsi ayam, kacang-kacangan. daging merah (sapi, domba, kambing)

dan sayuran bayam.

4. Vitamin C

Nutrisi satu ini penting sekali untuk meningkatkan kesuburan, terutama

buat calon ayah. Selain itu juga memegang peranan dalam meningkatkan sistem

kekebalan tubuh, hal yang sangat diperlukan dalam masa kehamilan nanti. Unsur

penting ini bisa didapatkan di buah-buahan seperti mangga, jeruk, papaya dan

buah-buahan lainnya.

5. Zat Seng (Zinc)

Zat seng berfungsi sebagai penambah kuantitas dan kualitas sperma. Bisa

djumpai pada jenis makanan kacang-kacangan, biji-bijian, daging merah, kerang,

kuning telur.

6. Air

Dengan meminum 8-10 gelas air setiap harinya, terapi ini termasuk salah

satu cara agar cepat hamil yang bisa meningkatkan produksi hormon-hormon

kesuburan, estrogen dan testosteron.

B. Pengertian Kehamilan

Kehamilan adalah suatu masa yang di mulai dengan pembuahan antara

sperma dan sel telur dan berakhir dengan permulaan persalinan.

C. Tujuan Perawatan selama Hamil (Antenatal Care)

Tujuan dari antenatal care yaitu sebagai berikut:

1. Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu dan tumbuh

kembang bayi;

2. Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental, dan sosial ibu

dan bayi,

Page 7: SAP Kesiapan Kehamilan

3. Mengenali secara dini adanya ketidaknormalan atau komplikasi yang

mungkin terjadi selama hamil, termasuk riwayat penyakit secara umum,

kebidanan dan pembedahan,

4. Mempersiapkan persalinan cukup bulan, melahirkan dengan selamat, Ibu

maupun bayinya dengan trauma seminimal mungkin,

5. Mempersiapkan peran Ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran bayi agar

dapat tumbuh kembang secara normal.

D. Yang Harus Dilakukan Ketika Hamil

Standar Minimal Pelayanan Antenatal “14T”, yang terdiri atas (Depkes,

2007):

1. Ukur Berat badan dan Tinggi Badan ( T1 )

Dalam keadaan normal kenaikan berat badan ibu dari sebelum hamil

dihitung dari TM I sampai TM III yang berkisar antara 9-13,9 kg dan kenaikan

berat badan setiap minggu yang tergolong normal adalah 0,4 - 0,5 kg tiap minggu

mulai TM II. Pengukuran tinggi badan ibu hamil dilakukan untuk mendeteksi

faktor resiko terhadap kehamilan yang sering berhubungan dengan keadaan

rongga panggul.

2. Ukur Tekanan Darah ( T2)

Tekanan darah yang normal 110/80 - 140/90 mmHg, bila melebihi 140/90

mmHg perlu diwaspadai adanya Preeklampsi. Preeklampsia adalah hipertensi

(140/90 mmHg) dan proteinuria ( > 300/24 jam urin) yang terjadi setelah

kehamilan 20 minggu pada perempuan yang sebelumnya normotensi. Preeklamsi

dibagi menjadi 2 golongan yaitu preekslamsi ringan dan berat. Preeklampsia

ringan adalah timbulnya hipertensi disertai proteinuria dan atau edema setelah

umur kehamilan 20 minggu atau segera setelah persalinan. Gejala klinis

preeklampsia ringan meliputi:

a. Kenaikan tekanan darah sistol 30 mmHg atau lebih; diastol 15 mmHg atau

lebih dari tekanan darah sebelum hamil pada kehamilan 20 minggu atau lebih

atau sistol 140 mmHg sampai kurang 160 mmHg; diastol 90 mmHg sampai

kurang 110 mmHg.

Page 8: SAP Kesiapan Kehamilan

b. Proteinuria : secara kuantitatif lebih 0.3 gr/liter dalam 24 jam atau secara

kualitatif positif 2 (+2).

c. Edema pada pretibia, dinding abdomen, lumbosakral, wajah atau tangan.

d. Kenaikan berat badan ibu 1 kg atau lebih per minggu selama 2 kali berturut-

turut.

Preeklampsia berat berat adalah suatu komplikasi kehamilan yang ditandai

dengan timbulnya hipertensi 160/110 mmHg atau lebih disertai proteinuria dan

atau edema pada kehamilan 20 minggu atau lebih. Gejala klinis preeklampsia

berat meliputi:

a. Tekanan darah sistolik 160 mmHg atau lebih dan atau diastolik 110 mmHg

atau lebih, di ukur 2 kali dengan jarak waktu sekurang-kurangnya 6 jam dan

pasien dalam keadaan istirahat rebah.

b. Proteinuri 5 gr atau lebih dalam 24 jam.

c. Oliguri yaitu produksi urine 400 cc atau kurang dalam 24 jam.

d. Gangguan serebral atau gangguan penglihatan.

e. Edema paru atau sianosis.

3. Ukur Tinggi Fundus Uteri ( T3 )

Tujuan pemeriksaan TFU menggunakan tehnik Mc. Donald adalah

menentukan umur kehamilan berdasarkan minggu dan hasilnya bisa di

bandingkan dengan hasil anamnesis hari pertama haid terakhir (HPHT) dan kapan

gerakan janin mulai dirasakan. TFU yang normal harus sama dengan UK dalam

minggu yang dicantumkan dalam HPHT. Pengukuran TFU merupakan bagian dari

pemeriksaan palpasi. Cara melakukan palpasi menurut Leopold terdiri dari 4

bagian, yaitu (Depkes, 2007):

a. Leopold I

Untuk menentukan tinggi fundus (tuanya kehamilan) dan bagian apa yang

terdapat dalam fundus. Sifat kepala keras, bundar dan melenting. Sifat bokong

lunak, kurang bundar dan kurang melenting. Pada letak melintang fundus uteri

teraba kosong

Page 9: SAP Kesiapan Kehamilan

Gambar 1. Cara Pemeriksaan Leopold I

Hubungan tinggi fundus uteri dan tuanya kehamilan (Depkes, 2007):

Perkiraan usia kehamilan setelah minggu 24, cara yang paling efektif adalah

dengan menggunakan pita ukuran. Ukur tinggi fundus uteri dengan pita ukuran

dari simfisis pubis ke fundus uteri.

Rumus:

Tinggi fundus uteri dlm cm = tua kehamilan dalam bulan

3,5 cm

Tabel. 1 Ukuran Fundus Uteri sesuai Usia Kehamilan

Usia Kehamilan sesuai minggu Jarak dari simfisis

22 – 28 Minggu 24-25 cm

28 Minggu 26,7 cm

30 Minggu 29,5 – 30 cm

32 Minggu 31 cm

34 Minggu 32 cm

36 Minggu 33 cm

40 Minggu 37,7 cm

b. Leopold II

Untuk menentukan letak punggung janin dan letak bagian-bagian kecil

janin. Caranya, letakan kedua tangan pada sisi uterus, dan tentukan bagian terkecil

janin.

Page 10: SAP Kesiapan Kehamilan

Gambar 2. Cara Pemeriksaan Leopold II

c. Leopold III

Untuk menentukan apa yang terdapat di bagian bawah rahim dan apakah

bagian bawah janin ini sudah terpegang oleh pintu atas panggul atau belum.

Caranya, tekan dengan ibu jari dan jari tengah pada salah satu tangan secara

lembut dan masuk ke dalam abdomen ibu di atas simpisis pubis. Kemudian

peganglah bagian presentasi janin dan bagian apakah yang menjadi presentasi

tersebut.

Gambar 3. Cara Pemeriksaan Leopold III

d. Leopold IV

Untuk menentukan apa yang menjadi bagian bawah dan berapa jauhnya

bagian bawah ini masuk ke dalam rongga panggul. Caranya, letakan kedua tangan

di sisi bawah uterus, lalu tekan ke dalam dan gerakan jari-jari ke arah rongga 

panggul, di manakah tonjolan sefalik dan apakah bagian presentasi telah masuk.

Page 11: SAP Kesiapan Kehamilan

Pemeriksaan ini tidak dilakukan bila kepala masih tinggi. Pemeriksaan leopold

lengkap dapat dilakukan bila janin cukup besar, kira-kira bulan VI ke atas.

Gambar 4. Cara Pemeriksaan Leopold IV

4. Pemberian Tablet Fe sebanyak 90 tablet selama kehamilan ( T4 )

Tujuan pemberian tablet Fe adalah untuk memenuhi kebutuhan Fe pada

ibu hamil dan nifas karena pada masa kehamilan dan nifas kebutuhan meningkat.

Dimulai dengan memberikan satu sehari sesegera mungkin setelah rasa mual

hilang. Tiap tablet mengandung FeSO4 320 Mg (zat besi 60 Mg) dan Asam Folat

500 Mg, minimal masing-masing 90 tablet. Tablet besi sebaiknya tidak diminum

bersama teh atau kopi, karena mengganggu penyerapan.

5. Pemberian Imunisasi TT ( T5 )

Imunisasi TT untuk ibu hamil diberikan 2 kali dengan dosis 0,5 cc di

injeksikan intramuskuler/subkutan dalam. Manfaat imunisasi TT ibu hamil adalah

melindungi bayinya yang baru lahir dari tetanus neonatorum. Tetanus neonatorum

adalah penyakit tetanus yang terjadi pada neonatus (bayi berusia kurang 1 bulan)

yang disebabkan oleh clostridium tetani, yaitu kuman yang mengeluarkan toksin

(racun) dan menyerang sistim saraf pusat dan melindungi ibu terhadap

kemungkinan tetanus apabila terluka. Jarak pemberian (interval) imunisasi TT1

dengan TT2 adalah minimal 4 minggu. Efek samping imunisasi TT Biasanya

hanya gejala-gejala ringan saja seperti nyeri, kemerahan dan pembengkakan pada

tempat suntikan. TT adalah antigen yang sangat aman dan juga aman untuk wanita

hamil. Tidak ada bahaya bagi janin apabila ibu hamil mendapatkan imunisasi TT.

Efek samping tersebut berlangsung 1-2 hari, ini akan sembuh sendiri dan tidak

perlukan tindakan/pengobatan (Depkes RI, 2000; Saifuddin dkk, 2001)

Page 12: SAP Kesiapan Kehamilan

Tabel 2. Jadwal Pemberian TT

Imunisasi TT pada ibu hamil harus terlebih dulu ditentukan status

kekebalan / imunisasinya. Ibu hamil yang belum pernah mendapatkan imunisasi

maka statusnya T0, jika telah mendapatkan 2 dosis dengan interval minimal 4

minggu atau pada masa balitanya telah memperoleh imunisasi DPT sampai 3 kali

maka statusnya adalah T2, bila telah mendapat dosis TT yang ketiga (interval

minimal 6 bulan dari dosis ke-2) maka statusnnya T3, status T4 didapat bila telah

mendapatkan 4 dosis (interval minimal 1 tahun dari dosis ke-3) dan status T5

didapatkan bila 5 dosis telah didapat (interval minimal 1 tahun dari dosis ke 4).

Selama hamil bila ibu hamil statusnya T0 maka hendaknya mendapatkan minimal

2 dosis (TT1 dan TT2 dengan interval 4 minggu dan bila memungkinkan untuk

mendapatkan TT3 sesudah 6 bulan berikutnya). Ibu hamil dengan status T1

diharapkan mendapatkan suntikan TT2 dan bila memungkinkan juga diberikan

TT3 dengan interval 6 bulan (bukan 4 minggu/1 bulan). Bagi bumil dengan status

T2 maka bisa diberikan satu kali suntikan bila interval suntikan sebelumnya lebih

dari 6 bulan. Bila statusnya T3 maka suntikan selama hamil cukup sekali dengan

jarak minimal 1 tahun dari suntikan sebelumnya. Ibu hamil dengan status T4 pun

dapat diberikan sekali suntikan (TT5) bila suntikan terakhir telah lebih dari

setahun dan bagi ibu hamil dengan status T5 tidak perlu disuntik TT lagi karena

telah mendapatkan kekebalan seumur hidup (25 tahun). Walaupun tidak hamil

maka bila wanita usia subur belum mencapai status T5 diharapkan mendapatkan

dosis TT hinggga tercapai status T5 dengan interval yang ditentukan. Hal ini

penting untuk mencegah terjadinya tetanus pada bayi yang akan dilahirkan dan

keuntungan bagi wanita untuk mendapatkan kekebalan aktif terhadap tetanus.

Imunisasi TT dapat didapatkan di:

a. Puskesmas/ puskesmas pembantu

Page 13: SAP Kesiapan Kehamilan

b. Rumah sakit pemerintah/ swasta

c. Rumah bersalin

d. Polindes

e. Posyandu dan

f. Dokter/ bidan praktik

6. Pemeriksaan Hb ( T6 )

Pemeriksaan Hb pada Bumil harus dilakukan pada kunjungan pertama dan

minggu ke 28. bila kadar Hb < 11 gr% ibu hamil dinyatakan Anemia, maka harus

diberi suplemen 60 mg Fe dan 0,5 mg As. Folat hingga Hb menjadi 11 gr% atau

lebih.

7. Pemeriksaan VDRL ( Veneral Disease Research Lab. ) ( T7 )

Pemeriksaan VDRL (Veneral Diseases Research Laboratory) merupakan

screening untuk sifilis, penyakit kelamin yang ditularkan melalui hubungan

seksual. Janin yang terinfeksi dapat mengalami gejalanya saat lahir atau beberapa

bulan setelah lahir. Gejalanya berupa pembesaran hati dan limpa, kuning, anemia,

lesi kulit, pembesaran kelenjar getah bening dan gangguan sistem saraf.

Pengobatan terhadap sifilis sebelum kehamilan bisa mencegah bayi terkena

kongenital. Pemeriksaan dilakukan pada saat ibu hamil datang pertama kali

diambil spesimen darah vena kurang lebih 2 cc. Apabila hasil test positif maka

dilakukan pengobatan dan rujukan.

8. Pemeriksaan Protein urine ( T8 )

Untuk mengetahui apakah pada urine mengandung protein atau tidak

untuk mendeteksi gejala Preeklampsi.

9. Pemeriksaan Urine Reduksi ( T9 ) 

Untuk ibu hamil dengan riwayat DM. Bila hasil positif maka perlu diikuti

pemeriksaan gula darah untuk memastikan adanya DMG.

Page 14: SAP Kesiapan Kehamilan

10. Perawatan Payudara ( T10 )

Perawatan payudara untuk ibu hamil dengan puting susu yang sudah

menonjol dan tanpa riwayat abortus, perawatannya dapat dimulai pada usia

kehamilan 6 bulan ke atas. Ibu hamil dengan puting susu yang sudah menonjol

dengan riwayat abortus, perawatannya dapat dimulai pada usia kehamilan di atas

8 bulan. Pada puting susu yang mendatar atau masuk kedalam, perawatannya

harus dilakukan lebih dini, yaitu usia kehamilan 3 bulan, kecuali bila ada riwayat

abortus dilakukan setelah usia kehamilan setelah 6 bulan.

11. Senam Hamil ( T11 )

Senam hamil adalah suatu bentuk latihan yang kegunaannya untuk

memperkuat dan mempertahankan elastisitas otot-otot dinding perut, ligament-

ligament, otot dasar panggul yang berhubungan dengan proses persalinan. Ada

beberapa syarat yang harus diperhatikan oleh ibu hamil sebelum mengikuti senam

hamil, syarat tersebut antara lain: telah dilakukan pemeriksaan kesehatan dan

kehamilan oleh dokter atau bidan. Latihan dilakukan setelah kehamilan mencapai

22 minggu, latihan dilakukan secara teratur dan disiplin, dalam batas kemampuan

fisik ibu. Sebaiknya latihan dilakukan di rumah sakit atau klinik bersalin di bawah

pimpinan instruktur senam hamil.

12. Pemberian Obat Malaria ( T12 )

Diberikan kepada ibu hamil pendatang dari daerah malaria juga kepada ibu

hamil dengan gejala malaria yakni panas tinggi disertai mengigil dan hasil apusan

darah yang positif.

13. Pemberian Kapsul Minyak Yodium ( T13 )

Diberikan pada kasus gangguan akibat kekurangan Yodium di daerah

endemis yang dapat berefek buruk terhadap Tumbuh kembang Manusia.

14. Temu wicara / Konseling ( T14 )

Pada saat kunjungan antenatal, petugas kesehatan harus menjelaskan pada

klien dan suami tentang kondisi ibu dan janinnya, dan jika penyulit terjadi

Page 15: SAP Kesiapan Kehamilan

beritahu ibu suami dan keluarga serta ajak ibu, suami dan keluarga untuk

membahas rujukan dan rencana rujukan. Rujukan tepat waktu merupakan

unggulan asuhan sayang ibu dalam mendukung keselamatan ibu. Persiapan-

persiapan dan informasi yang dapat dimasukkan dalam rencana rujukan adalah :

a. Siapa yang akan menemani ibu atau bayi baru lahir.

b. Tempat rujukan mana yang lebih disukai ibu dan keluarga (jika ada lebih dari

satu kemungkinan tempat rujukan, pilih tempat rujukan yang paling sesuai

berdasarkan jenis asuhan yang diperlukan).

c. Sarana transportasi yang akan digunakan dan siapa yang akan mendampingi

mengendarainya. Transportasi harus tersedia segera, baik siang maupun

malam.

d. Siapa orang yang ditunjuk menjadi donor darah, jika tranfusi darah

diperlukan.

e. Uang yang disisihkan untuk asuhan medis, transportasi, obat-obatan dan

bahan-bahan.

f. Siapa yang akan tinggal dan menemani anak-anak yang lain pada saat ibu

tidak di rumah.

Apabila suatu daerah tidak bisa melaksanakan 14T sesuai kebijakan dapat

dilakukan standar minimal pelayanan ANC yaitu 7 T (Prawiroharjo, 2002):

1. Timbang berat badan

2. Ukur tekanan darah

3. Ukur tinggi fundus uteri

4. Pemberian imunisasi TT lengkap

5. Pemberian Tablet zat besi, minimum 90 tablet selama kehamilan.

6. Tes terhadap penyakit menular sexual, HIV/AIDS, dan malaria.

7. Temu wicara dalam rangka persiapan rujukan