fungsi produksi dan operasi
TRANSCRIPT
MODUL 7. FUNGSI PRODUKSI DAN OPERASI.
Kemampuan akhir yang diharapkan :
Setelah menyelesaikan pembahasan, mahasiswa diharapkan mampu menjelaskan
perihal fungsi produksi operasi.
Bahan kajian/pembahasan mencakup :
1. Pengertian produksi dan operasi
2. Ruang lingkup manajemen produksi dan operasi
3. Penentuan lokasi pabrik
4. Desain dan tata letak produksi
5. Pengendalian persediaan
6. Pengawasan kwalitas/produksi.
Materi 7.1 PENGERTIAN PRODUKSI DAN OPERASI.
Istilah manajemen produksi dianggap kurang mencakup seluruh kegiatan sistem2
produktif dalam masyarakat ekonomi. Istilah “produksi” tampaknya berkonotasi sebagai
organisasi produk, oleh karena itu dewasa ini cenderung digunakan istilah “operasi” yang
dimaksudkan untuk menegaskan dasar umum dalam bidang ini. Operasi adalah suatu
proses mentransformasi bahan baku menjadi bahan setengah jadi atau barang jadi,
sehingga mampu dikonsumsi dan menimbulkan “economy value add”, dan kegiatan
seperti ini dapat dikatakan merupakan fungsi utama dari setiap organisasi.Misal
perusahaan Motorola mengambil sejumlah input dari lingkungannya seperti komponen2
dari pemasok dan bahan baku, kemudian mentransformasikannya untuk menambah nilai
dan kemudian menghasilkan output seperti telepon tanpa kabel, yang dapat dijual untuk
memperoleh keuntungan. Proses konversi yang terjadi ini disebut system produksi.
Elemen2 input, proses transformasi, out put, control dan monitoring, serta
lingkungan merupakan sebuah system yaitu berupa sekumpulan orang,obyek, dan
prosedur untuk beroperasi dalam suatu lingkungan.
Proses transformasi adalah langkah penambahan nilai dalam proses produksi, dimana
penambahan ini dapat dilakukan melalui beberapa cara seperti berikut :
1. Alterasi (mengubah), yaitu pengubahan sesuatu secara structural yang dapat
berupa perubhan secara fisik. Proses ini merupakan dasardari industri manufaktur
seperti barang dipotong, di cap, dibentuk, diassembling, dll. Potong
rambut,pengaturan hawa ruangan juga merupakan proses alterasi.
2. Transport. Sesuatu menjadi lebih bernilai bila dilokasikan di tempat tertentu
daripada ditempat dimana saat ini berada, missal bunga yang dikirimkan sebagai
tanda ucapan selamat, sampah yang dibuang ke TPA dll.
3. Store, yaitu penambahan nilai melalui penyimpanan dalam lingkungan yang
terlindung selama beberapa periode waktu.
4. Inspect (memeriksa), sesuatu menjadi lebih bernilai bila kita memahami apa yang
kita miliki, missal melakukan pemeriksaan kesehatan secara berkala, adanya
jaminan pembelian suatu produk dll.
Para manajer produksi/operasi mengarahkan berbagai masukan (input) agardapat
memproduksi berbagai output dalam jumlah, kwalitas,harga, waktu dan tempat tertentu
sesuai dengan permintaan konsumen. Manajer harus juga selalu memperhatikan dan
menanggapi kekuatan2 dari lingkungan eksternal seperti peraturan pemerintah, tuntutan
serikat buruh, kondisi ekonomi (local, regional dan global), kemajuan teknologi dsb.nya.
Manajemen produksi opersi juga dapat didifinisikan sebagai keseluruhan
pelaksanaan dari kegiatan2 manajerial yang dibawakan dalam pemilihan, perancangan,
pembaruan, pengopersian dan pengawasan system produktif, yang kesemuanya secara
ringkas dapat diuraikan sbb. :
1.Pemilihan : keputusan strategis berkenaan dengan pemilihan proses melalui mana
berbagai barang dan jasa akan di produksi.
2. Perancangan : Keputusan2 taktikal berkenaan dengan kreasi , metode2
pelaksanaan suatu operasi produktif.
3. Pengoperasian : keputusan2 perencanaan tingkat output jangka panjang atau
dasar perkiraan permintaan dan keputusan2 “scheduling” pekerjaan dan
pengalokasian karyawan jangka pendek.
4. Pengawasan :keputusan2 berkenaan dengan pengambilan tindakan korektif dalam
operasi2 produksi barang/jasa.
5. Pembaruan : implementasi perbaikan2 yang diperlukan dalam system produktif
berdasarkan perubahan permintaan, tujuan2 organisasional, teknologi dan
manajemen.
Materi 7.2 RUANG LINGKUP MANAJEMEN PRODUKSI-OPERASI.
Justifikasi pada pelaksanaan kegiatan system operasi yang produktif dapat dilakukan
berdasarkan karakteristik berikut :
1. Efisien, hal ini berkaitan dengan keluaran per satuan input (produktivitas) dan
diukur dalam satuan output yang dihasilkan per jam.Efisien berarti “doing the
thing right”
2. Efektivitas, yaitu berkenaan dengan kebenaran dalam melakukan suatu proses,
sering disebut “ doing the right thing”.
3. Kualitas, yang merupakan indicator yang menunjukkan tingkat keberhasilan
kinerja dari output.
4. Fleksibilitas, ini berkenaan dengan mudah tidaknya proses lain yang berbeda,
juga menunjukkan kecepatan memberi respon posistifdalam pembuatan produk
baru atau perubahan volume output
5. Tingkat keandalan dalam penyediaan output, yang berkaitan dengan waktu
pengiriman ke pelanggan.
Karakteristik diatas terefleksi pada kegiatan manajerial dalam melaksanakan proses
tranformasi yang mencakup :
a. Perencanaan output, meliputi penyeleksian, pendesain produk yang ditawarkan
ke konsumen.
b. Perencanaan kapasitas. Penentuan kapan dan berapa banyk fasilitas
mesin/peralatan dan tenaga kerja yang diperlukan.
c. Perencanaan lokasi, menentukan dimana lokasi produksi, penyimpanan dan
fasilitas lainnya.
d. Desain proses transformasi, penentuan aspek transformasi fisik dalam kegiatan
produksi.
e. Layout fasilitas, menentukan aliranproses yang tepat dan layout
mesin/peralatan agar fasilitas dapatbekerja secara efisien dan efektif dalam
mengakomodasi kegiatan transformasi.
f. Desain kerja, menentukan cara terbaik penggunaan tenaga kerja dalamproses,
termasuk studi gerakan, layout tempat kerja, dan kondisi lingkungan kerja.
g. Perencanaan agregat, menyangkut antisipasi kebutuhan tenaga kerja, raw
material, bahan penolong dan berbagai fasilitas tahunan, bulanan, mingguan.
h. Manajemen persediaan, memutuskan berapa banyak bahan baku, pekerjaan
dalam proses dan jumlah barang akhir.
i. Manajemen proyek, mempelajari bagaimana merencanakan dan mengendalikan
kegiatan proyek agar sesuai dengan kinerja yang diharapkan, jadwal dan
spesifikasi biaya.
j. Perencanaan kebutuhan bahan, menentukan kapan memesan dan menghasilkan
bahan dan bagaimana memenuhi jadwal pengiriman.
k. Penjadwalan, menentukan kapan masing2 kegiatan atau tugas dalam proses
transformasi dikerjakan dan kapan seharusnya input masuk.
l. Pengendalian kwalitas,menentukan bagaimana standar kwalitas dikembangkan
dan dipelihara.
m. Reliabilitas dan pemeliharaan, menentukan bagaimana kinerja yang sesuai dari
output dan proses transformasi itu sendiri harus dipelihara.
Materi 7.3 PENENTUAN LOKASI PABRIK.
Perencanaan lokasi perusahaan/pabrik perlu dilakukan dengan se-baik2nya,
karena kesalahan dalam penentuannya akan berdampak pada ketidak efektifan dan
ketidak efisienan operasinya, sehingga perusahaan dapat mengalami kerugian terus
menerus.
Perusahaan sering membuat kesalahan dalam pemilihan lokasi dan tempat fasilitas
produksinya.(mengapa?). Faktor2 yang dipertimbangkan dalam pemilihan lokasi masing2
pabrik berbeda. Bagi suatu perusahaan mungkin factor terpenting adalah dekat pasar,
sedangkan untuk perusahaan lain mungkin dekat dengan sumber2 penyediaan bahan dan
komponen, sedangkan yang lain lagi mungkin tersedianya tenaga kerja yang paling
dipertimbangkan dsb.nya.
Jadi alas an utama terjadinya perbedaan dalam pemilihan lokasi adalah adanya perbedaan
kebutuhan masing2 perusahaan (lokasi yang baik merupakan persoalan individual), hal
ini sering disebut pendekatan situasional (contingency) dalam pembuatan keputusan,
secara sederhana dapat dikatakan “semuanya tergantung”.
Secara umum faktor2 yang perlu dipertimbangkan dalam pemilihan lokasi
perusahaan adalah :
1. Lingkungan masyarakat, kesediaan masyarakat suatu daerah menerima segala
konsekwensi, baik yang positif maupun yang negative akibat didirikannya
suatu pabrik didaerah tsb.merupakan factor yang penting. Perusahaan perlu
memperhatikan ekologi dan nilai2 yang berlaku dimana perusahaan akan
berlokasi (missal berkaitan dengan pembuangan limbah, maupun adanya suara
bising dari pabrik. Lingkungan masyarakat yang menyenangkan bagi
kehidupan karyawan dan manajemen perusahaan memungkinkan mereka
bekerja dengan lebih baik.
2. Letak pasar, biaya distribusi produk ke konsumen sangat penting dalam
mempertimbangkan faktor letak pasar. Produk dapat berupa barang yang harus
dijual ke konsumen secara luasatau hanya sebagian kecil masyarakat, atau
merupakan bahan mentah yang akan diolah oleh perusahaan/pabrik lain. Bila
pengaruh pasar ini sangat kuat seperti mudah sekali terjadi perubahan keadaan
pasar karena selera konsumen, maka sebaiknya pabrik/perusahaan diletakkan
dekat dengan pasar supaya mudah mengetahui setiap perubahan yang terjadi.
Kecepatan dan kemudahan dalam melayani konsumen juga merupakan alas an
lain pemilihan lokasi yang mendekati pasar. Misalnya memberikan pelayanan
yang lebih baik dalam sector jasa, daerah pasar biasanya ditentukan oleh waktu
perjalanan para langganan ke fasilitas (bank, fasilitas rekreasi, restaurant dan
rumah sakit) atau waktu perjalanan para pemberi pelayanan (jasa) para
langganan (mobil pemadam kebakaran, ambulan rumah sakit, pemasang
telepon). Dalam banyak kasus lokasi suatu fasilitas dapat juga lebih
menentukan daerah pasarnya , dibanding daerah pasar menentukan lokasi
fasilitas.
3. Letak sumber tenaga kerja. Salah satu faktor yang mempengaruhi efisiensi
kerja dan biaya produksi adalah tenaga kerja. Di manapun lokasi perusahaan,
harus mempunyai tenaga kerja, karena itu cukup tersedianya tenaga kerja
merupakan hal yang mendasar. BAgi banyak perusahaan sekarang kebiasaan
dan sikap calon pekerja suatu daerah lebih penting dari ketrampilan dan
pendidikan, karena jarang perusahaan yang dapat menemukan tenaga kerja baru
yang telah siap pakai untuk pekerjaan yang sangat bervariasi dan tingkat
spesialisasi yang sangat tinggi, sehingga perusahaan harus menyelenggarakan
program latihan khusus bagi tenaga kerja yang lebih baik dibanding dari daerah
lain, seperti tercermin pada tingkat absensi yang berbeda dan semangat kerja
mereka, tingkat upah yang berlaku, serta persaingan antara perusahaan dalam
memperebutkan tenaga kerja yang berkualitas tinggi perlu diperhatikan.
4. Kedekatan dengan bahan mentah dan pensuplai. Apabila bahan mentah berat
dan susut cukup besar dalam proses produksi maka perusahaan lebih baik
berlokasi dekat dengan bahan-bahan mentah, missal pabrik semen, kayu,
kertas, dan baja. Tetapi bila produk jadi lebih berat, besar dan bernilai rendah
maka lokasi dipilih sebaliknya. Begitu juga bila bahan mentah lekas rusak
seperti perusahaan buah-buahan dalam kaleng, lebih baik dekat bahan mentah.
Lebih dekat dengan bahan mentah dan pensuplai memungkinkan suatu
perusahaan mendapatkan pelayanan penyuplaian yang lebih baik dan
menghemat biaya pengadaan bahan.
5. Tersedianya fasilitas transportasi. Tersedianya fasilitas transportasi baik lewat
darat, udara dan air akan melancarkan pengadaan faktor-faktor produksi dan
penyaluran produk perusahaan. Pentingnya pertimbangan biaya transportasi
tergantung “sumbangannya” terhadap total biaya. Misalnya untuk perusahaan
computer yang biaya transportasinya hanya sekitar 1 atau 2 % dari total biaya,
tidak jadi masalah di mana pun lokasi perusahaan berada, disbanding
perusahaan semen. Untuk banyak perusahaan perbedaan biaya transportasi
tidak sepenting perbedaan upah tenaga kerja. Tetapi bagaimanapun juga, biaya
transportasi tidak dapat dihilangkan di mana pun perusahaan berlokasi, karena
produk perusahaan harus disalurkan dari produsen diantara sumber bahan
mentah dan pasar yang meminimumkan biaya transportasi. Dekat dengan
bahan mentah akan mengurangi biaya pengangkutan bahan mentah, tetapi biaya
pengangkutan pengiriman produk jadi meningkat. Sebaliknya lokasi dekat
pasar akan menghemat biaya pengangkutan produk jadi, tetapi menaikan bahan
mentah.
6. Sumber daya- sumber daya alam lainnya. Perusahaan-perusahaan seperti pabrik
kertas, baja, karet, kulit, gula, tenun, pemrosesan makanan, alumunium dan
sebagainya sangat memerlukan air dalam kualitas yang besar. Selain itu hamper
setiap industri memerlukan tenaga yang dibangkitkan dari aliran listrik, diesel,
air, angina dan lain-lain. Oleh sebab itu perlu diperhatikan tersedianya sumber
daya-sumber daya alam dengan mudah dan mencukupi.
Selain factor-faktor diatas, berbagai factor lainnya perlu dipertimbangkan dalam
pemilihan lokasi: harga tanah, peraturan-peraturan tenaga kerja, lokasi pabrik-pabrik dan
gudang=gudang pesaing, tingkat pajak, kebutuhan untuk ekspansi cuaca atau iklim,
keamanan, serta konsekuensi pelaksanaan peraturan tentang lingkungan hidup.
Setelah lokasi ditentukan, maka perusahaan harus menentukan dibagian mana
pabrik atau bangunan perusahaan akan didirikan. Berbagai factor yang diperlukan untuk
pemilihan tempat antara lain; tanah seharusnya kering dan kuat untuk menyangga
bangunan; mempunyai keamanan dan perlindungan kebakaran yang baik; bila pabrik
mengeluarkan asap harus cukup banyak angin yang membawa asap tersebut ke luar
daerah pemukiman; biaya-biaya grading, fondasi dan hubungan-hubungan kegunaan;
cukup tersedia areal untuk bangunan sekarang, untuk ekspansi dan parker kendaraan
karyawan; dengan dengan system transportasi masyarakat; agresivitas masyarakat karena
kemajuan industri; dan sebagainya.
Metode pemilihan letak pabrik dapat dikelompokkan dalam dua metode yaitu:
1. MEtode kualitatif, yaitu metode yang tidak menggunakan satuan besaran
kuantitatif, Karena sulitnya memilih, kadang-kadang dibantu denngan
pemikiran berdasarkan pengalaman. Cara penentuan lokasi, melalui pemberian
scoring terhadap faktor-faktor yang dianggap penting dalam
pemilihan/penentuan lokasi pabrik seperti disebutkan diatas
2. MEtode kuantitatif, yaitu metode yang menggunakan satuan besaran kuantitatif
seperti misalnya biaya dan sebagainya. Metode yang dapat digunakan
diantaranya adalah:
a. Metode kuantitatif dengan garis biaya
b. Metode pusat gravitasi
c. Metode analisis incremental
d. Metode transportasi.
Materi 7.4 DESAIN DAN TATA LETAK FASILITAS PRODUKSI.
Setriap perusahaan akan menghadapi persoalan tata letak (lay out) mesin2,
buruh, ataupun fasilitas2 lainnya agar benar2 diletakkan ditempat yang tepat , sehingga
dapat bekerja dengan efisien dan efektif. Pertanyaannya : bagaimana kita menyusun
mesin2 dan peralatan produksi lainnya secara tepat ? Karena penyusunan ini akan dapat
mempengaruhi :
a. Efisiensi dari perusahaan tsb.
b. Pembentukan laba perusahaan
c. Kelangsungan hidup perusahaan.
Lay out yang baik dapat diartikan sebagai penyusunan yang teratur dan efisien semua
fasilitas2 pabrik dan karyawan yang ada dalam pabrik. Fasilitas pabrik disini tidak
terbatas pada mesin dan peralatan melainkan juga service area, tempat penerimaan dan
pengiriman barang, tempat pemeliharaan, gudang dsb.nya. Disamping itu harus
diperhatikan efisiensi dan segi keamanan para karyawan termasuk fasilita diluar gedung
seperti tempat parker dll.
Manfaat lay out yang baik :
1. Mengurangi jarak pengangkutan material dan produk yang telah jadi sehingga
mengurangi material handling.
2. Memperhatikan frekwensi arus pekerjaan
3. Memungkinkan ruang gerak yang cukup disekeliling setiap mesin, sehingga
memudahkan reparasi.
4. Mengurangi ongkos produksi, karena cost ditekan seminimal mungkin
5. Meningkatkan keselamatan dan keamanan kerja
6. Menghasilkan produksi yang baik
7. Memberikan service yang baik pada pelanggan
8. Mengurangi capital investment
9. Meningkatkan fleksibilitas, untuk memungkinkan menghadapi perubahan
permintaan.
10. Memperbaiki moral karyawan
11. dapat mengurangi working time sehingga minimum
12. Pemanfaatan ruangan secara horizontal maupun vertical menjadi efisien
13. Mengurangi delays (kelambatan )dalam pekerjaan
14. Dapat mengadakan pengawasan dengan lebih baik
15. Pemeliharaan lebih mudah dilakukan
16. Mengurangi manufacturing cycles (waktu produksi)
Kekurangan/kerugian lay out yang buruk :
1. Bahan2 dalam pabrik bergerak dengan lambat akibat penyusunan mesin yang
tidak tepat sehingga proses menjadi berliku.
2. Handling cost tinggi
3. Tempat produksi selalu penuh dengan bahan2 atau hasil produksi sehingga
mengganggu kelancaran kerja.
4. service are yang sempit ,menyebabkan kesulitan dalam maintenance
5. Bahan2 dalam proses sering rusak atau hilang
6. Seing menemui kegagalan dalam menyelesaikan produksi sesuai dengan waktu
yang telah ditetapkan
7. Tempat penerimaan barang2 tidak dapat segera dikosonhkan , sehingga
memperlambat pembongkaran barang2 yang tiba di pabrik.
Cara2 pengaturan lay out :
a. Atas dasar proses
b. Atas dasar arus (flow)
Oleh karena itu ada 2 pola lay out yang utama, yaitu :
1. Process lay out (functional lay out)
2. Product lay out (flow/line lay out.
Namun kadang2 terdapat kombinasi dari keduanya, adapun type lay out yang dipilih
tergantung dari type proses produksi masing2 apakah terputus putus ataukah kontinyu.
Dalam Proses lay out semua mesin2 dan peralatan yang sama
ditempatkan/dikelompokan dalam suatu area atau departemen yang sama, jadi hanya ada
satu jenis proses di setiap departemen/bagian.
Dalam product lay out, mesin2 dan fasilitas manufacturing lainnya diatur menurut
urutan2 (sequences) dari proses yang dibutuhkan untuk menghasilkan suatau produk.
Faktor2 yang perlu diperhatikan dalam menyusun lay out :
1. Produk yang dihasilkan, yang dalam hal ini menyangkut besar/berat produk dan
sifat dari produk tsb (apakah mudah/cepat rusak atau tidak).
2. Urutan produksinya (operation sequences) nya.
3. Kebutuhan akan luasnya ruangan yang diperlukan.
4. Mesin/peralatan itu sendiri (ukuran dan berat mesin, ini berkenaan dengan
fondasi)
5. Maintenance dan replacement (penempatan harus memudahkan dalm
pemeliharaan maupun pemindahan)
6. Adanya balance capacity (agar meminimalisir adanya waste).
7. Harus terciptaminimum movement, sehingga terjadi minimum cost
8. Aliran (flow) material harus baik dan lancer
9. Employee area harus mencukupi
10. Harus tersedia service area (dining room, wc, tempat istirahat, area parker dll)
11. Harus ada waiting area agar aliran material dapat optimum
12. Sirkulasi udara harus baik
13. Fleksibilitas berkaitan dengan perubahan dri produk ataupun proses perlu ada.
Materi 7.5 PENGENDALIAN PERSEDIAAN
Pengendalian persediaan merupakan fungsi manajerial yang sangat penting,
karena persediaan fisik banyak perusahaan melibatkan investasi rupiah terbesar dalam
pos aktiva lancer. Bila perusahaan menanamkan terlalu banyak dananya dalam
persediaan, menyebabkan biaya penyimpanan yang berlebihan, dan mungkin mempunyai
opportunity cost (dana dapat ditanamkan dalam investasi yang lebih menguntungkan).
Demikian pula bila perusahaan tidak mempunyai persediaan yang mencukupi dapat
mengakibatkan biaya-biaya dari terjadinya kekurangan bahan.
IStilah persediaan adalah suatu istilah umum yang menunjukkan segala sesuatu
atau sumber daya-sumber daya organisasi yang disimpan dalam antisipasinya terhadap
pemenuhan permintaan. Permintaan akan sumber daya mungkin internal ataupun
eksternal. Ini meliputi persediaan bahan mentah, barang dalm proses, barang jadi atau
produk akhir, bahan-bahan lain yang menjadibagian keluaran produk perusahaan. JEnis
persediaan ini sering disebut dengan istilah persediaan keluaran produk(produk output),
di mana hamper semua orang mengidentifikasikan secara cepat sebagai persediaan.
Banyak organisasi juga menyimpan jenis-jenis persediaan lain, seperti uang, ruangan
fisik (bangunan pabrik), peralatan, dan tenaga kerja untuk memenuhi permintaan akan
produk dan jasa. Sumber daya-sumber daya ini sering dapat dikendalikan lebih efektif
melalui penggunaan berbagai system dan model manajemen persediaan.
Sistem persediaan adalah serangkaian kebijaksanaan dan pengendalian yang
memonitor tingkat persediaan dan menentukan tingkat persediaan yang harus dijaga,
kapan persediaan harus diisi dan berapa besar pesanan yang harus dilakukan. System ini
bertujuan menetapkan dan menjamin tersedianya sumber daya-sumber daya yang tepat,
dalam kuantitas yang tepat dan pada waktu yang tepat. Atau dengan kata lain, system dan
model persediaan bertujuan untuk meminimumkan biaya total melalui penentuan apa,
berapa dan kapan pesanan dilakukan secara optimal.
Manfaat Persediaan:
1. Transit Inventory. (Pipeline Inventory) Persediaan ini ada karena bahan perlu
dipindahkan dari satu ke lain lokasi dan transportasinya memerlukan waktu
2. Buffer Inventory (Safety stock). PErsediaan ini diperlukan untuk mengatasi
ketidakpastian penawaran dan permintaan
3. Anticipation Inventory. Persediaan ini untuk mengantisipasi kebutuhan di masa
dating. Seperti misalnya, kebutuhan pakaian jadi menjelang hari raya dan
sebagainya.
4. Decopling Inventory. Persediaan yang berfungsi memecah rangkaian proses
mennjadi bagioan-bagian yang bebas, makin banyak bahan disimpan di antara dua
bagian proses, makin sedikit koordinasi yang diperlukan untuk menjaga
kelancaran proses secara keseluruhan.
5. Cycle Inventory. Persediaan ini merupakan akibat pemesanan maupun proses
yang bekerja secara batch atau lots
Sedangkan bentuk-bentuk persediaan dapat dibedakan sebagai berikut:
1. Bahan baku, yaitu item yang diterima (biasa dibeli) dari luar organisasi yang akan
digunakan secara langsung untuk produksi hasil akhir.
2. Intermediaries, meliputi suku cadang, supplies dan sebagainya
3. Barang dalam proses, yaitu semua bahan atau barang yang sedang diproses atau
menunggu diproses didalam system produksi
4. BArang jadi, yaitu persediaan produk yang telah selesai diproses dan siap untuk
dijual.
ECONOMIC ORDER QUANTITY (EOQ) atau ECONOMIC LOT SIZE (ELS)
Jumlah atau besarnya pesanan yang diadakan hendaknya mengahasilkan biaya2
yang timbul dalam penyediaan adalah minimal. Untuk menentukan jumlah pesanan yang
ekonomis ini, kita harus berusaha memperkecil biaya2 pemesanan (ordering cost) dan
biaya2 penyimpanan (carrying cost). Dalam usaha ini kita dihadapkan pada dua sifat
biaya yang saling bertentangan. Sifat yang pertama menekankan agar jumlah pesanan
sangat besar sehingga ordering cost menjadi kecil, tetapi sebaliknya hal ini menyebabkan
carrying cost menjadi sangat besar. Sifat sebaliknya menekankan agar jumlah pesanan
sangat kecil sehingga carrying costnya menjadi kecil, tapi hal ini menyebabkan ordering
cost nya menjadi sangat besar dalam setahun. Jadi jumlah pesanan yang ekonomis
terletak antara dua pembatasan yang ekstrim tsb. yaitu jumlah ordering cost = jumlah
carrying cost atau jumlah ordering cost dancarrying cost yang paling minimal dalam
setahun.
Rumus : 2 AP EOQ = akar ------ RC Dimana : A = Jumlah kebutuhan bahan dalam satuan (unit) per tahun
P = Biaya pemesanan (ordering cost) per order
R = Harga bahan per unit
C = Biaya penyimpanan/penahanan (carrying cost) yang dinyatakan
sebagai suatu persentasi dari persediaan rata2.
Materi 7.6 PENGAWASAN/PENGENDALIAN KWALITAS.
Untuk memudahkan kegiatan implementasi tercapainya kwalitas yang prima, maka
dilakukan pemeriksaan yang terus dilakukan dari hari ke hari. Produk harus selalu
diperiksa agar sesuai dengan standar yang telah ditetapkan dan yang tidak memnuhi
standar dipisahkan.Pemeriksaan produk selama proses juga menghindarkan perusahaan
dari pengerjaan satuan2 yang sebenarnya telah rusak, sehingga biaya dapat dihemat.
Kegiatan yang dilakukan berkenaan dengan pengendalian/pengawasan kwalitas
mencakup :
1. Pengujian dan inspeksi produk termasuk pada komponen2nya.
2. Pemeriksaan barang2 yang dibeli, apakah jenis, timing, kwantitas dan
kwalitasnya memang benar2 sudah sesuai.
3. Pemeriksaan barang dalam proses
4. Pelaksanaan inspeksi, yang dalam hal ini dapat digunakan pedoman berikut
a. inspeksi setelah operasi, agar tidalk lagi memproduksi barang yang salah
b. inspeksi sebelum operasi, agar operasional sesuai dengan yang diharapkan
c. inspeksi komponen2 akhir
d. inspeksi sebelum penggudangan
e. inspeksi dan pengujian produk jadi
5. Dimana melakukan inspeksi, ini dapat dilakukan di tempat pekerjaan
(inspeksi floor) atau di pusat pemeriksaan.
Quality control circles (QCC)
Yaitu teknik pengawasan kwalitas dimana karyawan dan pimpinan bersama-sama
berusaha memperbaiki dan meningkatkan kwalitas hasil produksi. QCC ini mengubah
tujuan dari mengawasi kwalitas menjadi meningkatkan kwalitas.
Melalui QCC karyawan dan pimpinan perusahaan melakukan usaha bersama untuk
meningkatkan desain, produktivitas, penekanan/minimalisir biaya produksi,
meningkatkan keselamatan kerja dan pelayanan purna jual.
Bila umumnya pengawasan kwalitas hanya dilakukan di bagian produksi saja,
maka di Jepang diterapkan untuk semua bidang dan bagian operasi perusahaan, sehingga
sering disebut TQC (Total Quality Control).
Quality circle merupakan sebuah tim karyawan yang secara sukarela bertemu
bersama untuk mengenal, menganalisis dan memecahkan masalah2 kwalitas dan masalah
lain dalam bidang usahanya.
Secara lebih rinci tujuan QCC mencakup :
1. Mengurangi kesalahan dan meningkatkan mutu
2. Menciptakan kemampuan memecahkan maslah
3. Meningkatkan motivasi karyawan
4. Mengilhami kerja tim yang lebih baik
5. Mendorong keterlibatan dalam tugas
6. Menimbulkan sikap mencegah munculnya masalah
7. Memperbaiki komunikasi dan mengembangkan hubungan antara manajer dan
karyawan
8. Mengembangkan kesadaran akan keamanan yang tinggi
9. Memajukan karyawan dan mengembangkan kepemimpinan
10. Mendorong penghematan biaya.
==========================================