free powerpoint templates

72
Free Powerpoint Templates Page 1 Free Powerpoint Templates KEDUDUKAN HUKUM DALAM PERENCANAAN Debby Rahmi I (15408053) M.Ihsani Prawira (15408057)

Upload: townsend-maxim

Post on 02-Jan-2016

149 views

Category:

Documents


8 download

DESCRIPTION

KEDUDUKAN HUKUM DALAM PERENCANAAN Debby Rahmi I (15408053) M.Ihsani Prawira (15408057). Free Powerpoint Templates. Sumber Hukum Utama Perencanaan di Indonesia. - PowerPoint PPT Presentation

TRANSCRIPT

Page 1: Free Powerpoint Templates

Free Powerpoint TemplatesPage 1

Free Powerpoint Templates

KEDUDUKAN HUKUM DALAM PERENCANAAN

Debby Rahmi I (15408053) M.Ihsani Prawira (15408057)

Page 2: Free Powerpoint Templates

Free Powerpoint TemplatesPage 2

Sumber Hukum Utama Perencanaan di Indonesia

UUD 1945 pasal 33 ayat

(3)

UU No. 25/2004 SPPN UU No. 26/2007

Penataan Ruang

UU No. 27/2007 Pengelolaan Wilayah

Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil

“Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat.”

Page 3: Free Powerpoint Templates

Free Powerpoint TemplatesPage 3

RUANG PROGRAM DANA SEKTORAL

UU No. 26 / 2007 UU No. 25 / 2004 UU No. 17/ 2003 Undang Undang sektoral

Kebijakan Nasional

Kebijakan DaerahUU No.32/ 2004

Sistem Pemerintahan DaerahUU No.33/ 2004

Hub Keuangan Pusat & Daerah

Peraturan Pemerintah

Suhirman, 2010

Page 4: Free Powerpoint Templates

Free Powerpoint TemplatesPage 4

PRODUK

Perda/ Pergub/ Perkada

RUANG

• RTRWP

• RDTR

• Renstra

PROGRAM UANG SEKTORAL

• RPJPD

• RPJM

• RKPD

APBD • Pertamanan

• Perumahan

• Perdaganga

n

• Galian C

Sebagai formulasi konkret dari komitmen pemda

Suhirman, 2010

Page 5: Free Powerpoint Templates

Free Powerpoint TemplatesPage 5

SISTEM PERENCANAAN di Indonesia

Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional

(SPPN)

Perencanaan Keruangan

UU No.25 Tahun 2004 UU No. 26 Tahun 2007

Page 6: Free Powerpoint Templates

Free Powerpoint TemplatesPage 6

UU No.25 Tahun 2004 Sistem Perencanaan Pembangunan

Nasional (SPPN)

Page 7: Free Powerpoint Templates

Free Powerpoint TemplatesPage 7

Indonesia sebagai bangsa yg bebas, bersatu, berdaulat, adil, dan makmur;

Pembangunan yang berkeadilan dan demokratis, dilaksanakan bertahap dan berkesinambungan;

menjamin agar pembangunan berjalan efektif, efisien, dan bersasaran perlu perencanaan pembangunan Nasional

Undang-undang tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (UU No.25 Thn 2004)

LATAR BELAKANG

Page 8: Free Powerpoint Templates

Free Powerpoint TemplatesPage 8

Adanya penguatan Otonomi Daerah. memberikan kewenangan luas, nyata, dan bertanggung

jawab kepada daerah memerlukan koordinasi dan pengaturan untuk lebih mengharmoniskan dan

menyelaraskan pembangunan, baik pembangunan Nasional, Pembangunan Daerah maupun pembangunan

antardaerah.

Sehingga sebagai pedoman Presiden untuk menyusun rencana pembangunan, maka dibutuhkan pengaturan lebih lanjut bagi

proses perencanaan Pembangunan Nasional

Page 9: Free Powerpoint Templates

Free Powerpoint TemplatesPage 9

DEFINISI

Perencanaan adalah suatu proses untuk menentukan tindakan masa depan yang tepat, melalui urutan pilihan, dengan memperhitungkan sumber daya yang tersedia.

Pembangunan Nasional adalah upaya yang dilaksanakan oleh semua komponen bangsa dalam rangka mencapai tujuan bernegara.

Page 10: Free Powerpoint Templates

Free Powerpoint TemplatesPage 10

DEFINISI

Sistem Pembangunan Nasional

Adalah satu kesatuan tata cara perencanaan pembangunan untuk menghasilkan rencana-

rencana pembangunan dalam jangka panjang, jangka menengah, dan tahunan yang

dilaksanakan oleh unsur penyelenggara negara dan masyarakat di tingkat pusat dan

daerah.

-Bab 1 Pasal 1 , Ayat 1,2,3 UU No.25 Tahun 2004

Page 11: Free Powerpoint Templates

Free Powerpoint TemplatesPage 11

12.Visi adalah rumusan umum mengenai keadaan yang diinginkanpada akhir periode perencanaan.

13.Misi adalah rumusan umum mengenai upaya-upaya yang akan dilaksanakan untuk mewujudkan visi.

14.Strategi adalah langkah-langkah berisikan program-program indikatif untuk mewujudkan visi dan misi.

15. Kebijakan adalah arah/tindakan yang diambil oleh Pemerintah Pusat/Daerah untuk mencapai tujuan.

16. Program adalah instrumen kebijakan yang berisi satu atau lebih kegiatan yang dilaksanakan oleh instansi pemerintah/lembaga untuk mencapai sasaran dan tujuan serta memperoleh alokasi anggaran, atau kegiatan masyarakat yang dikoordinasikan oleh instansi pemerintah.

Page 12: Free Powerpoint Templates

Free Powerpoint TemplatesPage 12

ASAS DAN TUJUAN (1)

(1) Pembangunan nasional diselenggarakan

berdasarkan demokrasi dengan prinsip-

prinsip kebersamaan, berkeadilan, berkelanjutan, berwawasan lingkungan, serta kemandirian dengan menjaga keseimbangan kemajuan dan kesatuan nasional.

(2) Perencanaan pembangunan nasional disusun

secara sistematis, terarah, terpadu, menyeluruh, dan tanggap terhadap perubahan.

-Bab II Pasal 2, Ayat 1,2,3,4 UU No.25 Tahun 2004

Page 13: Free Powerpoint Templates

Free Powerpoint TemplatesPage 13

ASAS DAN TUJUAN (2)

(3) SPPN diselenggarakan berdasarkan asas umum penyelenggaraan negara :

Asas kepastian hukum Asas tertib penyelenggaraan negara Asas kepentingan umum Asas keterbukaan Asas proporsionalitas Asas profesionalitas Asas akuntabilitas

-Bab II Pasal 2, Ayat 1,2,3,4 UU No.25 Tahun 2004

Page 14: Free Powerpoint Templates

Free Powerpoint TemplatesPage 14

ASAS DAN TUJUAN (3)

(4) SPPN bertujuan untuk :

a. mendukung koordinasi antarpelaku pembangunan;

b. menjamin terciptanya integrasi, sinkronisasi, dan sinergi baik antardaerah, antarruang, antarwaktu, antarfungsi pemerintah maupun antara pusat dan daerah;

c. menjamin keterkaitan dan konsistensi antara perencanaan, penganggaran, pelaksanaan, dan pengawasan;

d. mengoptimalkan partisipasi masyarakat; dan

e. menjamin tercapainya penggunaan sumber daya secara efisien, efektif, berkeadilan, dan berkelanjutan.

-Bab II Pasal 2, Ayat 1,2,3,4 UU No.25 Tahun 2004

Page 15: Free Powerpoint Templates

Free Powerpoint TemplatesPage 15

NASIONAL DAERAH

(RPJP Nasional) (RPJP Daerah)

(RPJM Nasional) (RPJM Daerah)

Rencana Strategis Kementerian / Lembaga (Renstra-KL)

Rencana Strategis Satuan Kerja Perangkat Daerah (Renstra-SKPD)

Rencana Kerja Pemerintah (RKP) Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD)

Rencana Kerja Kementerian / Lembaga (Renja-KL)

Rencana Kerja Satuan Kerja Perangkat Daerah (Renja-SKPD)

20 Tahun

5 Tahun

1 Tahun 1 Tahun

5 Tahun

20 Tahun

BAB III Pasal 3 UU No.24 Tahun 2005

RUANG LINGKUP

Page 16: Free Powerpoint Templates

Free Powerpoint TemplatesPage 16

ALUR PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN

Diacu DiperhatikanDiserasikan Melalui Musrenbang

RKP RPJM Nasional

RPJP Nasional

Renstra KL

Renja - KL

RAPBN

RKA-KL

APBN

Rincian APBN

Pedoman Dijabarkan Pedoman

Pedoman

Pedoman

Pedoman

Diacu

Pemerintah

Pusat

RPJM Daerah

RPJP Daerah

RKP Daerah

Renstra SKPD

Renja - SKPD

RAPBD

RKA - SKPD

APBD

Rincian APBD

Pedoman

Pedoman

Pedoman Dijabarkan

Pedoman

Pedoman

Diacu

UU SPPN

Pemerintah

Daerah

UU KN

Bahan Bahan

Bahan Bahan

Page 17: Free Powerpoint Templates

Free Powerpoint TemplatesPage 17

ISI RPJP

NASIONAL DAERAH

Penjabaran Tujuan Nasional kedalam: Visi dan Penjabarannya; Misi; Arah Pembangunan Nasional

• Kewilayahan• Sarana – Prasarana• Bidang Kehidupan

Mengacu pada RPJP Nasional dan memuat: Visi dan Penjabarannya; Misi; Arah Pembangunan Daerah

• Kewilayahan• Sarana Prasarana• Urusan Wajib • Urusan Pilihan

Page 18: Free Powerpoint Templates

Penyusunan RPJP Nasional<Satu Tahun Sebelum Berakhir RPJP Yang Berlaku>

Pre

sid

enM

en

teri

PP

NP

eny

ele

ngg

ara

N

egar

aM

asy

arak

at

DP

R

Evaluasi RPJP(-1)

Evaluasi RPJP(-1)

Evaluasi RPJP(-1)

Pemikiran Visioner

Pemikiran Visioner

Pemikiran Visioner

Rancangan Awal RPJP

Musrenbang Jangka Panjang

Rancangan Akhir RPJP Nas

Diajukan sebagai RUU RPJP Inisiatif Pemerintah

Ditetapkan Dengan Undang-

Undang

RPJP Nasional

Dihimpun dan Dikaji

Aspirasi Pemangku

Kepentingan

Aspirasi Pemangku

Kepentingan

Acuan bagi RPJP Daerah

Page 19: Free Powerpoint Templates

Free Powerpoint TemplatesPage 19

ISI RPJM

RPJM NASIONAL Penjabaran visi, misi, program Presiden;Berpedoman pada RPJP Nasional

RPJM DAERAHPenjabaran visi, misi, program Kepala Daerah;Berpedoman pada RPJP Daerah dan memperhatikan RPJM Nasional

1. Strategi Pemb. Nasional2. Kebijakan Umum3. Kerangka Ekonomi Makro4. Program – program

• Kementerian, • Lintas kementerian, • Kewilayahan, dan • Lintas kewilayahan yang memuat kegiatan pokok dalam: Kerangka Regulasi Kerangka Anggaran

1. Strategi Pemb. Daerah2. Kebijakan Umum3. Arah Kebijakan Keuangan Daerah4. Program –program

• SKPD, • Lintas SKPD, • Kewilayahan, • Lintas kewilayahan yang memuat kegiatan pokok dalam: Kerangka Regulasi Kerangka Anggaran

Page 20: Free Powerpoint Templates

Free Powerpoint TemplatesPage 20

ISI RENSTRA-KL & RENSTRA-SKPD

Renstra-KL Berpedoman pada RPJM Nasional

Renstra-SKPDBerpedoman pada RPJM Daerah

Isi:1. Visi-Misi2. Tujuan, Strategi, dan

Kebijakan 3. Program-program4. Kegiatan Indikatif

Isi:1. Visi-Misi2. Tujuan, Strategi, dan

Kebijakan 3. Program-program4. Kegiatan Indikatif

Page 21: Free Powerpoint Templates

Penyusunan RPJM NasionalTahun Terakhir Presiden Dilantik 2 Bulan 3 Bulan

KE

ME

NT

ER

IAN

P

PN

KE

ME

NT

ER

IAN

P

PN

KE

ME

NT

ER

IAN

/ LE

MB

AG

A

KE

ME

NT

ER

IAN

/ LE

MB

AG

AM

AS

YA

RA

KA

TM

AS

YA

RA

KA

TD

AE

RA

HD

AE

RA

HP

RE

SID

EN

PR

ES

IDE

N

Aspirasi Masyara

kat yg Teramati

Kinerja Pembang

-unan Daerah

Visi Misi Program CaPres

PEMILU

Visi Misi Presiden Terpilih

Rancangan Awal RPJM

Nasional

Sidang Kabinet

Rancangan Renstra - KL

Rancangan RPJM

Nasional

Musrenbang Jangka

Menengah Nasional

Rancangan Akhir RPJM

Nasional

Sidang Kabine

RPJP Nasional

PerencTeknokratik

PerencTeknokratik

Ditetapkan dgn

PerPres

Penyesuaian

RPJM Nasional

Renstra - KL

Penyesuaian RPJM DaerahAspirasi

Daerah

Aspirasi Pemangku

Kepentingan

Penelaahan Renstra-KL

Page 22: Free Powerpoint Templates

Free Powerpoint TemplatesPage 22

NARASIVisi dan MisiTujuan 1

Sasaran Strategi

• Kebijakan• Program - kegiatan kunci• Indikator Kinerja

Lain-lainTujuan 2 – Sasaran …. dstPenutupMATRIKS RENSTRA

NARASIVisi dan MisiTujuan 1

Sasaran Strategi

• Kebijakan• Program - kegiatan kunci• Indikator Kinerja

Lain-lainTujuan 2 – Sasaran …. dstPenutupMATRIKS RENSTRA

CONTOH PENULISAN RENSTRA

Page 23: Free Powerpoint Templates

Free Powerpoint TemplatesPage 23

ISI RKP/D

RKP Penjabaran RPJM Nasional

RKP DaerahPenjabaran RPJM Daerah;Mengacu pada RKP

1. Prioritas Pembangunan Nasional2. Rancangan Kerangka Ekonomi

Makro3. Arah Kebijakan Fiskal4. Program – program

• Kementerian, • Lintas kementerian, • Kewilayahan, dan • Lintas kewilayahan yang memuat kegiatan dalam: Kerangka Regulasi Kerangka Anggaran

1. Prioritas Pembangunan Daerah2. Rancangan Kerangka Ekonomi

MakroDaerah3. Arah Kebijakan Keuangan Daerah4. Program –program

• SKPD, • Lintas SKPD, • Kewilayahan, • Lintas kewilayahan yang memuat kegiatan dalam: Kerangka Regulasi Kerangka Anggaran

Proses Penyusunan RKPD

Page 24: Free Powerpoint Templates

Free Powerpoint TemplatesPage 24

ISI RENJA-KL & RENJA-SKPD

Renja-KL Penjabaran Renstra KL

Renja-SKPD Penjabaran Renstra RKPD

Isi:1. Kebijakan KL2. Program dan Kegiatan

Pembangunan• Dilaksanakan Pemerintah• Mendorong Partisipasi

Masyarakat

Isi:1. Kebijakan SKPD2. Program dan Kegiatan

Pembangunan• Dilaksanakan Pemerintah• Mendorong Partisipasi Masyarakat

Page 25: Free Powerpoint Templates

PERENCANAAN – APA YANG BARU?

Daftar Usulan - “Shopping List”• Sebanyak-banyaknya• Seindah-indahnya• Tidak terbatas

DULU SEKARANG

Rencana Kerja - “Working Plan”• Input (Rp., Naker, Fasilitas, dll.)• Kegiatan (Proses)• Output / Outcome

Sehingga Perencanaan• Dimulai dengan informasi tentang ketersediaan

sumberdaya dan arah pembangunan nasional

Critical point-nya adalah• Menyusun hubungan optimal antara input, proses,

dan output / outcomes

Karena:Ada Sanksi Pidana Pasal 34 UU 17/2003

Page 26: Free Powerpoint Templates

TAHAPAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN

Penyusunan Rencana

Penetapan Rencana

Pengendalian Pelaksanaan

Rencana

Evaluasi Pelaksanaan

Rencana

BAB IV Pasal 8 UU No.25 Tahun 2004

Page 27: Free Powerpoint Templates

Free Powerpoint TemplatesPage 27

1. Penyusunan Rencana• Penyiapan rancangan rencana pembangunan yang bersifat teknokratik, menyeluruh, dan terukur.• Setiap Instansi Pemerintah menyiapkan rancangan rencana kerja yang siap untuk ditetapkan• Partisipasi dan keterlibatan masyarakat untuk penyelarasan rencana pembangunan melalui musyawarah perencanaan pembangunan• Penyusunan rancangan akhir perencanaan pembangunan

Page 28: Free Powerpoint Templates

Free Powerpoint TemplatesPage 28

2. Penetapan RencanaPenetapan rencana menjadi produk hukum sehingga mengikat semua pihak untuk melaksanakannya dalam bentuk:– RPJP Nasional-UU– RPJP Daerah-Peraturan Daerah– RPJM & Tahunan Nasional-PP– RPJM & Tahunan Daerah-Perkada

Page 29: Free Powerpoint Templates

Free Powerpoint TemplatesPage 29

3. Pengendalian Pelaksanaan Rencana

• Untuk menjamin tercapainya tujuan dan sasaran pembangunan

• Dilakukan oleh pimpinan Kementrian/Lembaga/SKPD• Dihimpun dan dianalisis oleh Menteri/Kepala

Bappeda hasil pemantauan pelaksanaan rencana pembangunan

-BAB V I Pasal 28 UU No.25 Tahun 2004

Page 30: Free Powerpoint Templates

Free Powerpoint TemplatesPage 30

4. Evaluasi Pelaksanaan Rencana

• Mengumpulkan dan menganalisis data dan informasi untuk menilai pencapaian sasaran, tujuan dan kinerja pembangunan.

• Evaluasi dilakukan berdasarkan indikator dan kinerja mencakup input, output, result, benefit, dan impact

• Kementrian/Lembaga/SKPD wajib melaksanakan evaluasi kinerja pembangunan yang terkait dengan fungsi dan tanggungjawabnya

-BAB V I Pasal 28 UU No.25 Tahun 2004

Page 31: Free Powerpoint Templates

PENANGGGUNGJAWAB DOKUMEN PERENCANAAN

PENANGGGUNGJAWAB DOKUMEN PERENCANAAN

DOKUMEN PENGANGGUNG JAWAB PENGESAHAN

RPJP Nasional Menteri (Pimpinan Kementrian Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala BAPPENAS)

UU

RPJM Nasional Menteri PP

RKP PP

RPJP Daerah Kepala Bappeda Perda

RPJM Daerah Kepala Bappeda Perkada

RKPD Perkada

Renstra-KL Pimpinan Kementrian/Lembaga Permen

Renja-KL

Renstra-SKPD Kepala SKPD Peraturan Kepala SKPD

Renja-SKPD

Page 32: Free Powerpoint Templates

Free Powerpoint TemplatesPage 32

KELEMBAGAAN• Presiden menyelenggarakan dan bertanggung jawab atas

Perencanaan Pembangunan Nasional, dibantu Menteri, dan Pimpinan Kementrian/Lembaga sesuai tugas & Kewenangannya.

• Kepala Daerah menyelenggarakan dan bertanggung jawab atas perencanaan pembangunan daerah di daerahnya, dibantu Kepala Bappeda dan Pimpinan SKPD sesuai tugas dan kewenangannya

• Gubernur selaku wakil pemerintah pusat mengkoordinasikan pelaksanaan perencanaan tugas-tugas Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan, serta koordinasi, integrasi, sinkronisasi, dan sinergi perencanaan pembangunan antar kabupaten/kota

-BAB V III Pasal 32 UU No.25 Tahun 2004

Page 33: Free Powerpoint Templates

JADWAL PENETAPAN PERENCANAANJADWAL PENETAPAN PERENCANAANDOKUMEN WAKTU KETERANGAN

RPJP Nasional Musrenbang dilaksanakan paling lambat 1 tahun sebelum RPJP berjalan berakhir

RPJM Nasional Paling lambat 3 bulan setelah presiden dilantik

Musrenbang dilaksanakan paling lambat 2 bulan setelah presiden dilantik

RKP Musrenbang dilaksanakan paling lambat bulan April

RPJP Daerah Musrenbang dilaksanakan paling lambat 1 tahun sebelum RPJP berjalan berakhir

RPJM Daerah Paling lambat 3 bulan setelah kepala daerah dilantik

Musrenbang dilaksanakan paling lambat 2 bulan setelah kepala daerah dilantik

RKPD Musrenbang dilaksanakan paling lambat bulan Maret

Renstra-KL Disesuaikan dengan RPJM Nasional

Renja-KL

Renstra-SKPD Disesuaikan dengan RPJM Daerah

Renja-SKPD

Page 34: Free Powerpoint Templates

Free Powerpoint TemplatesPage 34

Siklus Penataan Ruang

Perencanaan tata ruang

Pemanfaatan ruang

Pengendalian pemanfaatan

ruang

Page 35: Free Powerpoint Templates

Free Powerpoint TemplatesPage 35

10. PENEGASAN HAK, KEWAJIBAN DAN PERAN MASYARAKAT

H A K

a. mengetahui rencana tata ruang;

b. menikmati pertambahan nilai ruang sebagai akibat penataan ruang;

c. memperoleh penggantian yang layak atas kerugian yang timbul akibat pelaksanaan kegiatan pembangunan yang sesuai dengan rencana tata ruang;

d. mengajukan keberatan kepada pejabat berwenang terhadap pembangunan di wilayahnya yang tidak sesuai dengan rencana tata ruang di wilayahnya;

e. mengajukan tuntutan pembatalan izin dan penghentian pembangunan yang tidak sesuai dengan rencana tata ruang kepada pejabat berwenang; dan

f. mengajukan gugatan ganti kerugian kepada pemerintah dan/atau pemegang izin apabila kegiatan pembangunan yang tidak sesuai dengan rencana tata ruang menimbulkan kerugian.

a. partisipasi dalam penyusunan rencana tata ruang;b. partisipasi dalam pemanfaatan ruang:c. partisipasi dalam pengendalian pemanfaatan ruang

Pasal 60

Pasal 61

Pasal 65 & 66

a. menaati rencana tata ruang yang telah ditetapkan;

b. mematuhi larangan: memanfaatkan ruang tanpa izin

pemanfaatan ruang dari pejabat yang berwenang.

melanggar kekentuan yang ditetapkan dalam persyaratan izin pemanfaatan ruang.

menghalangi akses terhadap sumber air, pesisir pantai, serta kawasan-kawasan yang dinyatakan oleh peraturan perundang-undangan sebagai milik umum:

KEWAJIBAN

PERAN

Pasal 61

Pasal 65 & 66

Page 36: Free Powerpoint Templates

Free Powerpoint TemplatesPage 36

Penyelesaian sengketa penataan

ruang pada tahap pertama diupayakan berdasarkan prinsip

musyawarah untuk mufakat.

Penyelesaian Sengketa

Melalui Pengadilan

Penyelesaian Sengketa Di Luar Pengadilan

- Mediasi-Konsiliasi-Negosiasi

Tidak dicapai

mufakat/kesepakatan

13. PENYELESAIAN SENGKETA PENATAAN RUANG

Pasal 67

Page 37: Free Powerpoint Templates

Free Powerpoint TemplatesPage 37

Jenis peraturan pelaksanaan yang diamanatkan dalam Undang-

undang Penataan Ruang

Jangka waktu penyelesaian/penyesuaian

Peraturan Pemerintah Diselesaikan paling lambat 2 tahun terhitung sejak UU diberlakukan

Peraturan Presiden Diselesaikan paling lambat 5 tahun terhitung sejak UU diberlakukan

Peraturan Menteri Diselesaikan paling lambat 3 tahun terhitung sejak UU diberlakukan

Peraturan Pemerintah tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional

Disesuaikan paling lambat 1 tahun 6 bulan terhitung sejak UU diberlakukan

Perda Provinsi tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi

Disusun atau disesuaikan paling lambat 2 tahun terhitung sejak UU diberlakukan

Perda Kabupaten/Kota tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten/Kota

Disusun atau disesuaikan paling lambat 3 tahun terhitung sejak UU diberlakukan

14. PENGATURAN JANGKA WAKTU PENYELESAIAN ATURAN-ATURAN PELAKSANAAN SEBAGAI TINDAK LANJUT DARI TERBITNYA UU

PENATAAN RUANG INI

Page 38: Free Powerpoint Templates

Free Powerpoint TemplatesPage 38

UU No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang mengamanatkan pembentukan Pejabat Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS).

Selain pejabat penyidik kepolisian negara Republik Indonesia, PNS tertentu dapat diberi wewenang khusus sebagai penyidik tindak pidana bidang penataan ruang.

Wewenang PPNS dalam tindak pidana bidang penataan ruang: Melakukan pemeriksaan atas kebenaran laporan atau keterangan yang

berkenaan dengan tindak pidana.

Melakukan pemeriksaan terhadap orang yang diduga melakukan tindak pidana

Meminta keterangan dan bahan bukti dari orang sehubungan dengan peristiwa tindak pidana.

Melakukan pemeriksaan atas dokumen-dokumen yang berkenaan dengan tindak pidana.

Melakukan pemeriksaan di tempat tertentu yang diduga terdapat bahan bukti dan dokumen lain serta melakukan penyitaan dan penyegelan terhadap bahan dan barang hasil pelanggaran yang dapat dijadikan bukti.

Meminta bantuan tenaga ahli dalam rangka pelaksanaan tugas penyidikan.

15. PEMBENTUKAN PEJABAT PENYIDIK PEGAWAI NEGERI SIPILPasal 68

Page 39: Free Powerpoint Templates

Free Powerpoint TemplatesPage 39

PERBANDINGAN UU PENATAAN RUANG

UU No. 24/1992 dan UU No. 26/2007

Page 40: Free Powerpoint Templates

Free Powerpoint TemplatesPage 40

Perbedaan UU No. 24 / 1992 dan UU No. 26/ 2007

UU No. 24 / 1992 UU No. 26/ 2007

Perencanaan Ruang Wilayah

Propinsi

Hanya mengacu pada RTRWN

Mengacu pada RTRWN, Pedoman bidang penataan ruang dan RPJP daerah

Selain untuk merencanakan, juga sebagai pedoman

Difokuskan sebagai pedoman, input untuk perencanaan lain

Tidak ada arah acuan

Diarahkan, ada rencana tata ruang rinci

Jangka Waktu: 15 tahun

Jangka Waktu:20 tahun

Sumber: UU No. 24/ 1992 dan UU No.26/2007

Page 41: Free Powerpoint Templates

Free Powerpoint TemplatesPage 41

Perbedaan UU No. 24 / 1992 dan UU No. 26/ 2007 (Cont’d)

UU No. 24 / 1992 UU No. 26/ 2007

Perencanaan Ruang

Wilayah Kabupaten

RTRW Kabupaten merupakan penjabaran RTRW propinsi dalam bentuk strategi pemanfaatan ruang

Mengacu padaRTRWN dan RTRWP, pedoman dan petunjuk pelaksanaan bidang penataan ruang,RPJP daerah

Jangka Waktu:10 tahun

Jangka Waktu: 20 tahun

Belum ada peraturan zonasi sehingga tidak terlalu mengikat dan hanya ditekankan pada perilaku etika.

•Peraturan zonasi•Ketentuan perizinan•Ketentuan insentif disinsentif•Arahan sanksiLebih mengikat

Page 42: Free Powerpoint Templates

Free Powerpoint TemplatesPage 42

Perbedaan UU No. 24 / 1992 dan UU No. 26/ 2007 (Cont’d)

UU No. 24 / 1992

UU No. 26/ 2007

Perencanaan Ruang Wilayah Kabupaten

Sanksi berupa sanksi administrasi, perdata, pidana--> sanksi melihat di peraturan/ UU yg lain

Sanksi lebih tegas.Bila melarang zoning regulation,bangunan harus langsung dibongkar.Sanksi diberikan kepada pelaku dan pemberi izin

Penataan Ruang Kawasan Perkotaan

Kawasan perkotaan merupakan bagian dari kabupaten (belum dijelaskan bagian dari kabupaten mana)

Kawasan perkotaan merupakan bagian dari kabupaten yang dilaksanakan pada kawasan fungsional berciri perkotaan

Page 43: Free Powerpoint Templates

Free Powerpoint TemplatesPage 43

UU No. 24 / 1992 UU No. 26/ 2007

Penataan Ruang

Kawasan Perkotaan

Rencana tata ruang kawasan perdesaan dan rencana tata ruang kawasan perkotaan merupakan bagian dari Rencana Tata Ruang wilayah Kabupaten/ Kotamadya Daerah Tingkat II

Rencana tata ruang kawasan perkotaan yang berada pada suatu kabupaten adalah sama dengan rencana rinci tata ruang kabupaten.

Rencana Tata Ruang yg mencakup 2 atau lebih kabupaten sebagai alat koordinasi, pemanfaatan ruang dilakukan dengan sistem koordinasi lintas wilayah

Perbedaan UU No. 24 / 1992 dan UU No. 26/ 2007 (Cont’d)

Page 44: Free Powerpoint Templates

Free Powerpoint TemplatesPage 44

Perbedaan UU No. 24 / 1992 dan UU No. 26/ 2007 (Cont’d)

UU No. 24 / 1992 UU No. 26/ 2007

Penataan Ruang Kawasan Perkotaan

Belum ada ketentuan minimal persentase luas RTH

Ada ketentuan minimal persentase luas RTH

Belum ada penjelasan perencanaan strategis

ada penjelasan perencanaan strategis

Page 45: Free Powerpoint Templates

Free Powerpoint TemplatesPage 45

PERBANDINGAN RTRW DAN RDTR

Page 46: Free Powerpoint Templates

Free Powerpoint TemplatesPage 46

RTRW RDTR

Penjabaran dari RTRW propinsi dari RTRW kota

Perubahan Setiap 10 tahun Setiap 5 tahun

Skala Peta 1:50.000-1:20.000 1:5000

Fungsi •Menetapkan lokasi kaw. yg dibagi lindung dan budidaya•Menciptakan keserasian perkembangan kota•Merumuskan kebijakan pokok dari pemanfaatan ruang•Pedoman ntuk RDTR Kaw perkotaan

•Penyusunan program kegiatan berupa blok peruntukan guna lahan•Menjaga keserasian perkembangan kota•pedoman penyusunan rencana detail kaw perkotaan•Lebih kepada pelaksanaan program pembangunan

Page 47: Free Powerpoint Templates

Free Powerpoint TemplatesPage 47

UU NOMOR 26/2007 TENTANG PENATAAN RUANG

Page 48: Free Powerpoint Templates

Free Powerpoint TemplatesPage 48

HUKUM DAN PERENCANAAN / PL3101 / 15408057-15408053

1. Strategi Umum dan Strategi Implementasi Penyelenggaraan Penataan Ruang2. Kejelasan Produk Rencana Tata Ruang (Bukan Hanya Administratif, tetapi dapat pula

Fungsional)3. Pembagian Kewenangan yang Lebih Jelas antara Pemerintah, Pemerintah Provinsi dan

Pemerintah Kabupaten/Kota dalam Penyelenggaraan Penataan Ruang4. Penekanan pada Hal-hal yang Bersifat Sangat Strategis Sesuai Perkembangan Lingkungan

Strategis dan Kecenderungan yang Ada5. Penataan Ruang Mencakup Ruang Darat, Ruang Laut, dan Ruang Udara, termasuk Ruang

di dalam Bumi, sebagai Satu Kesatuan 6. Pengaturan Ruang pada Kawasan-Kawasan yang Dinilai Rawan Bencana (Rawan Bencana

Letusan Gunung Api, Gempa Bumi, Longsor, Gelombang Pasang dan Banjir, SUTET, dll.)7. Mengatur Penataan Ruang Kawasan Perkotaan dan Metropolitan

ISI POKOK UU NO 26/2007 TENTANG PENATAAN RUANG

HUKUM DAN PERENCANAAN / PL3101 / 15408057-15408053

Page 49: Free Powerpoint Templates

Free Powerpoint TemplatesPage 49

HUKUM DAN PERENCANAAN / PL3101 / 15408057-15408053

8. Mengatur Penataan Ruang Kawasan Perdesaan dan Agropolitan9. Mengatur Penataan Ruang Kawasan Perbatasan sebagai Kawasan

Strategis Nasional (termasuk pula Pulau-Pulau Kecil Terluar/Terdepan)10. Mengatur Penataan Ruang Kawasan Strategis Nasional dari Sudut

Pandang Ekonomi (Kawasan Ekonomi Khusus, Kawasan Pengembangan Ekonomi Terpadu (KAPET), Kerjasama Ekonomi Sub Regional, serta Kawasan Perdagangan dan Pelabuhan Bebas)

11. Penegasan Hak, Kewajiban, dan Peran Masyarakat dalam Penataan Ruang

12. Diperkenalkannya Perangkat Insentif dan Disinsentif13. Pengaturan Sanksi14. Pengaturan Penyelesaian Sengketa Penataan Ruang15. Pengaturan Jangka Waktu Penyelesaian Aturan-Aturan Pelaksanaan

sebagai Tindak Lanjut dari Terbitnya UU Penataan Ruang Ini

ISI POKOK UU NO 26/2007 TENTANG PENATAAN RUANG

HUKUM DAN PERENCANAAN / PL3101 / 15408057-15408053

Page 50: Free Powerpoint Templates

Free Powerpoint TemplatesPage 50HUKUM DAN PERENCANAAN / PL3101 / 15408057-15408053

1. STRATEGI UMUM DAN STRATEGI IMPLEMENTASI PENYELENGGARAAN PENATAAN RUANG

PASAL 3

Penyelenggaraan penataan ruang bertujuan untuk mewujudkan ruang wilayah nasional yang aman, nyaman, produktif, dan berkelanjutan

STRATEGI UMUM:STRATEGI UMUM:

a) Menyelenggarakan penataan ruang wilayah nasional secara komprehensif, holistik, terkoordinasi, terpadu, efektif dan efisien dengan memperhatikan faktor-faktor politik, ekonomi, sosial, budaya, pertahanan, keamanan, dan kelestarian lingkungan hidup

b) Menerapkan prinsip-prinsip “komplementaritas” dalam rencana struktur ruang dan rencana pola ruang RTRW Kabupaten/Kota dan RTRW Provinsi.

c) Memperjelas pembagian wewenang antara Pemerintah, pemerintah provinsi, dan pemerintah kabupaten/kota dalam penyelenggaraan penataan ruang

d) Memberikan perhatian besar kepada aspek lingkungan/ekosisteme) Menekankan struktur dan pola ruang dalam rencana tata ruang.

PASAL 6 (2)

PASAL 7 (3)

PASAL 6

PASAL 17PASAL 28-30

HUKUM DAN PERENCANAAN / PL3101 / 15408057-15408053

Page 51: Free Powerpoint Templates

Free Powerpoint TemplatesPage 51HUKUM DAN PERENCANAAN / PL3101 / 15408057-15408053

1. STRATEGI UMUM DAN STRATEGI IMPLEMENTASI PENYELENGGARAAN PENATAAN RUANG

STRATEGI IMPLEMENTASI :STRATEGI IMPLEMENTASI :

Strategi implementasi dilakukan antara lain, melalui :

a) Penerapan peraturan zonasi secara konsisten yang merupakan kelengkapan dari rencana detail tata ruang.

b) Penekanan pengendalian pemanfaatan ruang dilakukan secara sistemik melalui penetapan peraturan zonasi, perizinan, pemberian insentif dan disinsentif, dan pengenaan sanksi.

c) Penegakan hukum yang ketat dan konsisten untuk mewujudkan tertib tata ruang.

HUKUM DAN PERENCANAAN / PL3101 / 15408057-15408053

Page 52: Free Powerpoint Templates

Free Powerpoint TemplatesPage 52

HUKUM DAN PERENCANAAN / PL3101 / 15408057-15408053

2. KEJELASAN PRODUK RENCANA TATA RUANG (BUKAN HANYA ADMINISTRATIF TAPI JUGA FUNGSIONAL)

SISTEM • Sistem Wilayah• Sistem Internal Perkotaan

FUNGSI UTAMA • Kawasan Lindung• Kawasan Budidaya

WILAYAH ADMINISTASI• Wilayah Nasional• Wilayah Provinsi• Wilayah Kabupaten/Kota

KEGIATAN KAWASAN• Kawasan Perkotaan• Kawasan Pedesaan

NILAI STRATEGIS KAWASAN

• Kawasan Strategis Nasional• Kawasan Strategis Provinsi• Kawasan Strategis Kabupaten / Kota

PASAL 5

KLASIFIKASI PENATAAN RUANG

HUKUM DAN PERENCANAAN / PL3101 / 15408057-15408053

Page 53: Free Powerpoint Templates

Free Powerpoint TemplatesPage 53

HUKUM DAN PERENCANAAN / PL3101 / 15408057-15408053

2. KEJELASAN PRODUK RENCANA TATA RUANG (BUKAN HANYA ADMINISTRATIF TAPI JUGA FUNGSIONAL)

RTRWN

RTRWP

RTRW-KAB

RTR KOTA

RDTR

HUKUM DAN PERENCANAAN / PL3101 / 15408057-15408053

Page 54: Free Powerpoint Templates

Free Powerpoint TemplatesPage 54

HUKUM DAN PERENCANAAN / PL3101 / 15408057-15408053

3. PEMBAGIAN WEWENANG YANG JELAS ANTARA PEMERINTAH , PEMPROV, DAN PEMKAB/KOTA DALAM

PENYELENGGARAAN PENATAAN RUANG

WEWENANG PEMERINTAH

pengaturan, pembinaan, pengawasan pelaksanaan penataan ruang nasional, provinsi, & kabupaten/kota

pelaksanaan penataan ruang nasional pelaksanaan penataan ruang kws strategis

nasional kerja sama penataan ruang antar negara &

fasilitasi antarprovinsi

Pasal 8 & 9

WEWENANG PEMPROV

pengaturan, pembinaan, pengawasan pelaksanaan penataan ruang provinsi & kabupaten/kota

pelaksanaan penataan ruang provinsi pelaksanaan penataan ruang kawasan strategis

provinsi kerja sama penataan ruang antarprovinsi dan

fasilitasi antarkabupaten/kota

Pasal 10

HUKUM DAN PERENCANAAN / PL3101 / 15408057-15408053

Page 55: Free Powerpoint Templates

Free Powerpoint TemplatesPage 55

HUKUM DAN PERENCANAAN / PL3101 / 15408057-15408053

3. PEMBAGIAN WEWENANG YANG JELAS ANTARA PEMERINTAH , PEMPROV, DAN PEMKAB/KOTA DALAM

PENYELENGGARAAN PENATAAN RUANG

WEWENANG PEMKAB/KOTA

pengaturan, pembinaan, pengawasan pelaksanaan penataan ruang kab/kota

pelaksanaan penataan ruang kab/kota pelaksanaan penataan ruang kws strategis

kab/kota kerja sama penataan ruang

antarkabupaten/kota

Pasal 11

HUKUM DAN PERENCANAAN / PL3101 / 15408057-15408053

Page 56: Free Powerpoint Templates

Free Powerpoint TemplatesPage 56

HUKUM DAN PERENCANAAN / PL3101 / 15408057-15408053 HUKUM DAN PERENCANAAN / PL3101 / 15408057-15408053

4. PENEKANAN PADA HAL-HAL YANG BERSIFAT SANGAT STRATEGIS SESUAI PERKEMBANGAN YANG ADA

Proporsi Ruang Terbuka Hijau (RTH) pada wilayah kota minimal 30%, dimana proporsi RTH Publik pada wilayah kota minimal 20%. (Pasal 28 – 30) Proporsi kawasan hutan paling sedikit 30% dari luas Daerah Aliran Sungai (DAS) yang dimaksudkan untuk menjaga kelestarian lingkungan. (Pasal 17) Menetapkan Standar Pelayanan Minimal (SPM) yang harus dipenuhi sebagai alat Pemerintah dan pemerintah daerah untuk menjamin akses dan mutu pelayanan dasar kepada masyarakat secara lebih merata. (Pasal 8) Pengendalian pemanfaatan ruang dilakukan melalui penetapan peraturan zonasi, perizinan, pemberian insentif dan disinsentif, dan pengenaan sanksi. (Pasal 35 – 40)

Page 57: Free Powerpoint Templates

Free Powerpoint TemplatesPage 57HUKUM DAN PERENCANAAN / PL3101 / 15408057-15408053

5. PENATAAN RUANG MENCAKUP RUANG DARAT, RUANG LAUT, DAN RUANG UDARA, TERMASUK RUANG DI DALAM

BUMI SEBAGAI SATU KESATUAN

Ruang adalah wadah yang meliputi ruang darat, ruang laut, dan ruang

udara , termasuk ruang di dalam bumi sebagai satu kesatuan wilayah,

tempat manusia dan makhlukh hidup lain melakukan kegiatan, dan

memelihara kelangsungan hidupnya. [PASAL 1]

Penataan ruang wilayah nasional meliputi ruang wilayah yurisdiksi dan

wilayah kedaulatan nasional yang mencakup ruang darat, ruang laut, dan

ruang udara , termasuk ruang di dalam bumi sebagai satu kesatuan [PASAL 6 AYAT 3]Penataan ruang wilayah provinsi dan kabupaten/kota meliputi meliputi ruang

darat, ruang laut, dan ruang udara , termasuk ruang di dalam bumi sesuai

dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. [PASAL 6 AYAT 4]

RTRWN, RTRWP, dan RTRWK mencakup ruang darat, ruang laut, dan

ruang udara , termasuk ruang di dalam bumi. [PASAL 15]

HUKUM DAN PERENCANAAN / PL3101 / 15408057-15408053

Page 58: Free Powerpoint Templates

Free Powerpoint TemplatesPage 58HUKUM DAN PERENCANAAN / PL3101 / 15408057-15408053

6. PENGATURAN RUANG PADA KAWASAN RAWAN BENCANA

Pembangunan bagi kepentingan umum yang dilaksanakan Pemerintah atau pemerintah

daerah meliputi: …fasilitas keselamatan umum, seperti tanggul penanggulangan bahaya

banjir, lahar, dan lain-lain bencana;… [Penjelasan Pasal 33 (3)]

Penataan ruang diselenggarakan dengan memperhatikan: …kondisi fisik wilayah

Negara Kesatuan Republik Indonesia yang rentan terhadap bencana;… [Pasal 6 Ayat

1]Termasuk ke dalam kawasan lindung: …kawasan rawan bencana alam, antara lain, kawasan

rawan letusan gunung berapi, kawasan rawan gempa bumi, kawasan rawan tanah longsor,

kawasan rawan gelombang pasang, dan kawasan rawan banjir;… [Pasal 5 (2)]

Rencana tata ruang wilayah kota memuat:…rencana penyediaan dan pemanfaatan prasarana

dan sarana jaringan pejalan kaki, angkutan umum, kegiatan sektor informal, dan ruang

evakuasi bencana, yang dibutuhkan untuk menjalankan fungsi wilayah kota sebagai pusat

pelayanan sosial ekonomi dan pusat pertumbuhan wilayah… [Pasal28]

HUKUM DAN PERENCANAAN / PL3101 / 15408057-15408053

Page 59: Free Powerpoint Templates

Free Powerpoint TemplatesPage 59HUKUM DAN PERENCANAAN / PL3101 / 15408057-15408053

7. Mengatur Penataan Ruang Kawasan Perkotaan dan Metropolitan

Kawasan Perkotaan VS Kawasan Metropolitan

Kawasan Perkotaaan adalah wilayah yang mempunyai kegiatan utama bukan pertanian dengan susunan fungsi kawasan sebagai tempat permukiman perkotaan, pemusatan dan distribusi pelayanan jasa pemerintahan, pelayanan sosial, dan kegiatan ekonomi.

Kawasan Metropolitan adalah kawasan perkotaan yang terdiri atas sebuah kawasan perkotaan yang berdiri sendiri atau kawasan perkotaan inti dengan kawasan perkotaan di sekitarnya yang saling memiliki keterkaitan fungsional yang dihubungkan dengan sistem jaringan prasarana wilayah yang terintegrasi dengan jumlah penduduk secara keseluruhan sekurang-kurangnya 1.000.000 (satu juta) jiwa.

PASAL 1

PASAL 41 Penataan ruang kawasan perkotaan diselenggarakan pada:

kawasan perkotaan yang merupakan bagian wilayah kabupaten

kawasan yang secara fungsional berciri perkotaan yang mencakup 2 atau lebih wilayah kabupaten/kota pada satu atau lebih wilayah provinsi

HUKUM DAN PERENCANAAN / PL3101 / 15408057-15408053

Page 60: Free Powerpoint Templates

Free Powerpoint TemplatesPage 60

HUKUM DAN PERENCANAAN / PL3101 / 15408057-15408053

7. Mengatur Penataan Ruang Kawasan Perkotaan dan Metropolitan

PASAL 42 : RTR kawasan perkotaan yang merupakan bagian wilayah kabupaten adalah rencana rinci tata ruang wilayah kabupaten.

PASAL 43 : RTR kawasan perkotaan yang mencakup 2 atau lebih wilayah kabupaten/kota pada 1 atau lebih wilayah provinsi merupakan alat koordinasi dalam pelaksanaan pembangunan yang bersifat lintas wilayah

PASAL 47 : Penataan ruang kawasan perkotaan yang mencakup 2 (dua) atau lebih wilayah kabupaten/kota dilaksanakan melalui kerja sama antardaerah.

LANJUTAN..

HUKUM DAN PERENCANAAN / PL3101 / 15408057-15408053

Page 61: Free Powerpoint Templates

Free Powerpoint TemplatesPage 61

HUKUM DAN PERENCANAAN / PL3101 / 15408057-15408053

8. MENGATUR RUANG KAWASAN PERDESAAN DAN AGROPOLITAN

Kawasan Perdesaan VS Agropolitan

Kawasan Perdesaan adalah wilayah yang mempunyai kegiatan utama pertanian, termasuk pengelolaan sumber daya alam dengan susunan fungsi kawasan sebagai tempat permukiman perdesaan, pelayanan jasa pemerintahan, pelayanan sosial, dan kegiatan ekonomi.

Kawasan Agropolitan adalah kawasan yang terdiri atas satu atau lebih pusat kegiatan pada wilayah perdesaan sebagai sistem produksi pertanian dan pengelolaan sumber daya alam tertentu yang ditunjukkan oleh adanya keterkaitan fungsional dan hierarki keruangan satuan sistem permukiman dan sistem agrobisnis.

PASAL 1

PASAL 48 : Penataan ruang kawasan perdesaan diselenggarakan pada:

kawasan perdesaan yang merupakan bagian wilayah kabupaten

kawasan yang secara fungsional berciri perdesaan yang mencakup 2 atau lebih wilayah kabupaten pada satu atau lebih wilayah provinsi

HUKUM DAN PERENCANAAN / PL3101 / 15408057-15408053

Page 62: Free Powerpoint Templates

Free Powerpoint TemplatesPage 62

HUKUM DAN PERENCANAAN / PL3101 / 15408057-15408053

8. MENGATUR RUANG KAWASAN PERDESAAN DAN AGROPOLITAN

LANJUTAN ...

RTR kawasan perdesaan yang merupakan bagian

wilayah kabupaten adalah bagian rencana tata

ruang wilayah kabupaten [PASAL49]

RTR kawasan perdesaan yang mencakup 2 atau

lebih wilayah kabupaten merupakan alat

koordinasi dalam pelaksanaan pembangunan

yang bersifat lintas wilayah [PASAL 50]

[PASAL 54] Penataan ruang kawasan

perdesaan yang mencakup 2 atau lebih wilayah

kabupaten dilaksanakan melalui kerja sama

antardaerah

HUKUM DAN PERENCANAAN / PL3101 / 15408057-15408053

Page 63: Free Powerpoint Templates

Free Powerpoint TemplatesPage 63

HUKUM DAN PERENCANAAN / PL3101 / 15408057-15408053

9. MENGATUR PENATAAN RUANG KAWASAN PERBATASAN SEBAGAI KAWASAN STRATEGIS NASIONAL DARI SUDUT PANDANG

PERTAHANAN KEAMANAN (TERMASUK PULAU-PULAU TERKECIL TERLUAR / TERDEPAN)

Kawasan Strategis Nasional adalah wilayah yang penataan ruangnya diprioritaskan karena mempunyai pengaruh sangat penting secara nasional terhadap kedaulatan negara, pertahanan dan keamanan negara, ekonomi, sosial, budaya, dan/atau lingkungan, termasuk wilayah yang telah ditetapkan sebagai warisan dunia. [PASAL 1]

Aspek Hankam

Aspek Pertumbuhan Ekonomi

Aspek Fungsi dan DDL

Aspek SDA Aspek Sosbud

HUKUM DAN PERENCANAAN / PL3101 / 15408057-15408053

Page 64: Free Powerpoint Templates

Free Powerpoint TemplatesPage 64

10. PENEGASAN HAK, KEWAJIBAN DAN PERAN MASYARAKAT

H A K

a. mengetahui rencana tata ruang;

b. menikmati pertambahan nilai ruang sebagai akibat penataan ruang;

c. memperoleh penggantian yang layak atas kerugian yang timbul akibat pelaksanaan kegiatan pembangunan yang sesuai dengan rencana tata ruang;

d. mengajukan keberatan kepada pejabat berwenang terhadap pembangunan di wilayahnya yang tidak sesuai dengan rencana tata ruang di wilayahnya;

e. mengajukan tuntutan pembatalan izin dan penghentian pembangunan yang tidak sesuai dengan rencana tata ruang kepada pejabat berwenang; dan

f. mengajukan gugatan ganti kerugian kepada pemerintah dan/atau pemegang izin apabila kegiatan pembangunan yang tidak sesuai dengan rencana tata ruang menimbulkan kerugian.

a. partisipasi dalam penyusunan rencana tata ruang;b. partisipasi dalam pemanfaatan ruang:c. partisipasi dalam pengendalian pemanfaatan ruang

Pasal 60

Pasal 61

Pasal 65 & 66

a. menaati rencana tata ruang yang telah ditetapkan;

b. mematuhi larangan: memanfaatkan ruang tanpa izin

pemanfaatan ruang dari pejabat yang berwenang.

melanggar kekentuan yang ditetapkan dalam persyaratan izin pemanfaatan ruang.

menghalangi akses terhadap sumber air, pesisir pantai, serta kawasan-kawasan yang dinyatakan oleh peraturan perundang-undangan sebagai milik umum:

KEWAJIBAN

PERAN

Pasal 61

Pasal 65 & 66

Page 65: Free Powerpoint Templates

Free Powerpoint TemplatesPage 65

HUKUM DAN PERENCANAAN / PL3101 / 15408057-15408053

11. INSENTIF DAN DISINSENTIFA. Perangkat Insentif :

Merupakan perangkat atau upaya untuk memberikan imbalan terhadap pelaksanaan kegiatan yang sejalan dengan rencana tata ruang.

Perangkat Insentif berupa :

a. Keringanan pajak, pemberian kompensasi, subsidi silang, imbalan, sewa ruang dan urun saham;

b. pembangunan serta pengadaan infrastruktur;

c. Kemudahan prosedur perizinan;

d. Pemberian penghargaan kepada masyarakat, swasta atau pemerintah daerah.

B. Perangkat Disinsentif :

Merupakan perangkat untuk mencegah, membatasi pertumbuhan, atau mengurangi kegiatan yang tidak sejalan dengan rencana tata ruang.

Perangkat Disinsentif berupa :

a. pengenaan pajak yang tinggi yang disesuaikan dengan besarnya biaya yang dibutuhkan untuk mengatasi dampak yang ditimbulkan akibat pemanfaatan ruang;

b. Pembatasan penyediaan infrastruktur, pengenaan kompensasi, dan penalti.

Pasal 38 ayat (2)

Pasal 38 ayat (3)

HUKUM DAN PERENCANAAN / PL3101 / 15408057-15408053

Page 66: Free Powerpoint Templates

Free Powerpoint TemplatesPage 66HUKUM DAN PERENCANAAN / PL3101 / 15408057-15408053

11. INSENTIF DAN DISINSENTIF

Pemda 1(mendapat manfaat dr

penyelenggaraan penataan ruang )

Pemda 2(dirugikan akibat penyelenggaraan penataan ruang)

Kompensasi

Pemerintah dan Pemerintah Daerah

Swasta/masyarakatDispensasi,

Dukungan Perwujudan RTR

Pemerintah(mendapat manfaat dr

penyelenggaraan penataan ruang )

Pemerintah Daerah(dirugikan akibat penyelenggaraan penataan ruang)

Subsidi

Dukungan Perwujudan RTR

Dukungan Perwujudan RTR

Pasal 38 ayat (5)

Diperkenalkannya perangkat insentif dan disinsentif diharapkan :

1) Mendorong agar perencanaan dan produk rencana tata ruang bisa berjalan sesuai situasi dan kondisi Indonesia.

2) Pemanfaatan ruang yang sudah terlanjur tidak sesuai dengan RTRW, dengan mekanisme insentif dan disinsentif dapat dikurangi tekanannya terhadap daya dukung dan daya tampung lingkungan

HUKUM DAN PERENCANAAN / PL3101 / 15408057-15408053

Page 67: Free Powerpoint Templates

Free Powerpoint TemplatesPage 67

HUKUM DAN PERENCANAAN / PL3101 / 15408057-15408053

12. PENGATURAN SANKSI

ADMINISTRASI (PSL 63)

• peringatan tertulis;• penghentian sementara kegiatan;• penghentian sementara• pelayanan umum;• penutupan lokasi;• pencabutan izin;• pembatalan izin;• pembongkaran bangunan;• pemulihan fungsi ruang; dan/atau• denda administratif

PIDANA (PSL 69-74)

• penjara;• denda;• Pemberhentian secara tidak hormat dari

jabatannya• Pencabutan izin usaha• Pencabutan status badan hukum

PERDATA (PSL 75)• Tuntutan ganti kerugian secara perdata bagi

orang yang dirugikan akibat tindak pidana

HUKUM DAN PERENCANAAN / PL3101 / 15408057-15408053

Page 68: Free Powerpoint Templates

Free Powerpoint TemplatesPage 68

HUKUM DAN PERENCANAAN / PL3101 / 15408057-15408053

12. PENGATURAN SANKSI

Untuk tindak pidana yang dilakukan olah korporasi, selain pidana penjara dan denda terhadap pengurusnya, pidana yang dapat dijatuhkan berupa pidana denda dengan pemberatan 3 (tiga) kali lipat dari pidana denda yang ditentukan dalam ketentuan sanksi pidana pada Pasal 69, Pasal 70, Pasal 71, dan Pasal 72.

Selain pidana denda, korporasi dapat dijatuhkan pidana tambahan berupa pencabutan izin usaha atau pencabutan status badan hukum.

[PASAL 74]

Setiap orang yang menderita kerugian akibat tindak pidana, dapat menuntut ganti kerugian secara perdata kepada pelaku tindak pidana.

[PASAL 75]

LANJUTAN..

HUKUM DAN PERENCANAAN / PL3101 / 15408057-15408053

Page 69: Free Powerpoint Templates

Free Powerpoint TemplatesPage 69

HUKUM DAN PERENCANAAN / PL3101 / 15408057-15408053

13. PENYELESAIAN SENGKETA PENATAAN RUANG

(1) Penyelesaian sengketa penataan ruang pada tahap pertama diupayakan berdasarkan prinsip musyawarah untuk mufakat

(2) Dalam hal penyelesaian sengketa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak diperoleh kesepakatan, para pihak dapat menempuh upaya penyelesaian sengketa melalui pengadilan atau di luar pengadilan sesuai dengan ketentuan pertauran perundang-undangan.

HUKUM DAN PERENCANAAN / PL3101 / 15408057-15408053

Page 70: Free Powerpoint Templates

Free Powerpoint TemplatesPage 70

Jenis peraturan pelaksanaan yang diamanatkan dalam Undang-

undang Penataan Ruang

Jangka waktu penyelesaian/penyesuaian

Peraturan Pemerintah Diselesaikan paling lambat 2 tahun terhitung sejak UU diberlakukan

Peraturan Presiden Diselesaikan paling lambat 5 tahun terhitung sejak UU diberlakukan

Peraturan Menteri Diselesaikan paling lambat 3 tahun terhitung sejak UU diberlakukan

Peraturan Pemerintah tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional

Disesuaikan paling lambat 1 tahun 6 bulan terhitung sejak UU diberlakukan

Perda Provinsi tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi

Disusun atau disesuaikan paling lambat 2 tahun terhitung sejak UU diberlakukan

Perda Kabupaten/Kota tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten/Kota

Disusun atau disesuaikan paling lambat 3 tahun terhitung sejak UU diberlakukan

14. PENGATURAN JANGKA WAKTU PENYELESAIAN ATURAN-ATURAN PELAKSANAAN SEBAGAI TINDAK LANJUT DARI TERBITNYA UU

PENATAAN RUANG INI

Page 71: Free Powerpoint Templates

Free Powerpoint TemplatesPage 71

HUKUM DAN PERENCANAAN / PL3101 / 15408057-15408053

KETERKAITAN ANTARA PERENCANAAN PEMBANGUNANDAN PERENCANAAN TATA RUANG

Penjelasan Skema:1) RPJPN merupakan amanat yang disusun berdasarkan UU No. 25/2004, sedangkan RTRWN disusun berdasarkan amanat yang terdapat pada UU No. 26/2007.2) Rencana Pembangunan (Nasional dan Daerah) dan Rencana Tata Ruang harus dapat saling mengacu dan mengisi. Berdasarkan pasal 19 UU No. 26/2007 tentang Penataan Ruang, bahwa di dalam penyusunan RTRWN harus memperhatikan RPJPN, dan pada pasal 20 ayat (2) menyatakan bahwa RTRWN menjadi pedoman untuk penyusunan RPJPN. RTRWN merupakan pedoman bagi penyusunan dan pelaksanaan kegiatan yang bersifat “keruangan”. RPJPN dan RTRWN memiliki batas waktu selama 20 tahun. Untuk RTRWN dapat ditinjau kembali satu kali dalam 5 tahun apabila terjadi perubahan lingkungan strategis seperti terjadi bencana alam skala besar yang ditetapkan dengan peraturan perundang-undangan, perubahan batas teritorial negara yang ditetapkan dengan UU, perubahan batas wilayah provinsi yang ditetapkan dengan UU (khusus RTRWP dan RTRWK), dan perubahan batas wilayah kabupaten/kota yang ditetapkan dengan UU (khusus RTRWK).3) RPJMN merupakan turunan dari RPJPN yang memiliki batas waktu selama 5 tahun. Penjabaran RPJMN tertuang di dalam RKP yang dirumuskan setiap tahun dan disusun melalui Murenbangnas

HUKUM DAN PERENCANAAN / PL3101 / 15408057-15408053

Page 72: Free Powerpoint Templates

Free Powerpoint TemplatesPage 72

HUKUM DAN PERENCANAAN / PL3101 / 15408057-15408053

SEKIAN DAN TERIMAKASIH15408053 / 15408057

HUKUM DAN PERENCANAAN / PL3101 / 15408057-15408053