fraktur suprakondilus humeri

7
Fraktur Suprakondilus Humeri pada Anak-anak Pendahuluan Fraktur suprakondilus biasanya ditemukan pada anak- anak. Angka kejadiannya pada anak sekitar 55% sampai 75% dari semua fraktur siku. Insidensi puncaknya adalah pada anak berusia 5-8 tahun. Pada usia tersebut daerah suprakondilus biasanya menjadi lebih tipis dengan korteks lebih ramping yang menjadi predisposisi untuk terjadi fraktur pada daerah tersebut. Umumnya pada anak, 16% dari semua fraktur pediatrik dan merupakan 2/3 dari kasus injury pada siku yang dirawat inap. Sekitar 98% dari fraktur suprakondilus pada anak adalah fraktur suprakondilus tipe ekstensi. Fragmen distal dapat bergeser ke posterior atau ke anterior. Mekanisme cedera Pergeseran posterior menunjukkan adanya cedera yang luas, biasanya akibat jatuh pada tangan yang terentang. Humerus patah tepat di atas kondilus. Fragmen distal terdesak ke belakang dan (karena lengan bawah biasanya dalam pronasi) terpuntir ke dalam. Ujung fragmen proksimal yang bergerigi menyodok jaringan lunak ke bagian anterior, kadang-kadang mencederai arteri brakialis atau saraf medianus. Pergeseran anterior yang mana jauh lebih jarang terjadi, diperkirakan akibat benturan langsung (misalnya, jatuh pada siku) saat siku dalam keadaan fleksi.

Upload: birman

Post on 16-Feb-2016

223 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

gkgkgk

TRANSCRIPT

Page 1: Fraktur Suprakondilus Humeri

Fraktur Suprakondilus Humeri pada Anak-anak

Pendahuluan

Fraktur suprakondilus biasanya ditemukan pada anak-anak. Angka

kejadiannya pada anak sekitar 55% sampai 75% dari semua fraktur siku. Insidensi

puncaknya adalah pada anak berusia 5-8 tahun. Pada usia tersebut daerah

suprakondilus biasanya menjadi lebih tipis dengan korteks lebih ramping yang

menjadi predisposisi untuk terjadi fraktur pada daerah tersebut. Umumnya pada anak,

16% dari semua fraktur pediatrik dan merupakan 2/3 dari kasus injury pada siku yang

dirawat inap. Sekitar 98% dari fraktur suprakondilus pada anak adalah fraktur

suprakondilus tipe ekstensi. Fragmen distal dapat bergeser ke posterior atau ke

anterior.

Mekanisme cedera

Pergeseran posterior menunjukkan adanya cedera yang luas, biasanya akibat

jatuh pada tangan yang terentang. Humerus patah tepat di atas kondilus. Fragmen

distal terdesak ke belakang dan (karena lengan bawah biasanya dalam pronasi)

terpuntir ke dalam. Ujung fragmen proksimal yang bergerigi menyodok jaringan

lunak ke bagian anterior, kadang-kadang mencederai arteri brakialis atau saraf

medianus.

Pergeseran anterior yang mana jauh lebih jarang terjadi, diperkirakan akibat

benturan langsung (misalnya, jatuh pada siku) saat siku dalam keadaan fleksi.

Gambaran klinik

Setelah jatuh anak merasa nyeri dan siku bengkak. Namun deformitas S pada

siku biasanya jelas dan kontur tulang abnormal. Nadi perlu diraba dan sirkulasi perlu

diperiksa dan tangan harus diperiksa untuk mencari ada atau tidak bukti cedera saraf.

Pada pemeriksaan fisik dapat ditemukan Pucker sign yang merupakan indentasi kulit

anterior akibat penetrasi fragmen proksimal ke m. brachialis. Pucker sign menandakan

reduksi fraktur mungkin akan sulit dilakukan dengan manipulasi sederhana.

Gambaran sinar X

Page 2: Fraktur Suprakondilus Humeri

Fraktur terlihat paling jelas dalam foto lateral. Pada fraktur yang bergeser ke

posterior yang sering ditemukan, garis fraktur berjalan secara oblik ke bawah dan ke

depan dan fragmen distal bergeser ke belakang dan miring ke belakang. Pada fraktur

yang bergeser ke anterior garis fraktur bersifat oblik dan lebih rendah di posterior,

fragmen miring ke depan.

Foto anteroposterior sering sulit diperoleh tanpa menyebabkan nyeri dan mungkin

perlu ditunda hingga anak itu telah dianastesi. Ini dapat membuktikan bahwa fragmen

distal bergeser atau miring ke samping, dan berotasi (biasanya ke medial)

Gartland’s staging

Gartland’s staging diklasifikasikan berdasarkan radiografi lateral, banyak digunakan

pada fraktur suprakondilus karena membantu dalam menentukan pengobatan.

1. Tipe I : tidak ada pergeseran

2. Tipe II : ada pergeseran dengan korteks posterior intak, dapat disertai angulasi

atau rotasi

3. Tipe III : pergeseran komplit, posteromedial atau posterolateral

Terapi

Page 3: Fraktur Suprakondilus Humeri

Terapi fraktur yang bergeser ke posterior

Jika tidak ada pergeseran, tidak diperlukan reduksi. Anak hanya memakai kain

gendong selama 2-3 minggu. Fraktur yang disertai pergeseran harus direduksi scepat

mungkin di bawah anastesi umum. Ini dilakukan dengan manuver secara metodik dan

berhati-hati.

1. Traksi selama 2-3 menit di sepanjang lengan itu dengan traksi lawan di

atas siku.

2. Koreksi terhadap kemiringan, pergeseran, pemuntiran ke samping

(dibandingkan dengan lengan sebelahnya).

3. Siku difleksikan perlahan-lahan sementara traksi dipertahankan.

4. Tekanan jari di belakang fragmen distal untuk mengoreksi kemiringan

posterior.

Kemudian nadi diraba. Jika nadi tidak ada, kendurkan fleksi siku hingga nadi

muncul lagi. Sinar x diambil untuk memastikan reduksi sambil memeriksa dengan

cermat untuk memastikan bahwa tidak terjadi angulasi varus atau valgus dan tidak ada

deformitas rotasional (tanda-tanda ini dapat terlihat dengan memperhatikan sudut

Baumann).

Setelah reduksi, lengan dipertahankan dalam suatu collar dan manset, terus menerus

selama 3 minggu. Setelah itu, diperbolehkan melakukan fleksi siku aktif tetapi lengan

disangga dalam kain gendongan dan ekstensi dihindari selama 3 minggu lagi.

Traksi kerangka melalui olecranon,

Dengan lengan yang ditahan di atas, dapat digunakan dalam situasi khusus:

1. Jika fraktur tidak dapat direduksi dengan manipulasi.

2. Jika bila siku berfleksi 90 derajat, nadi hilang.

3. Untuk cedera gabungan yang berat atau cedera ganda pada tungkai.

4. Sekali pembengkakan mereda, usaha selanjutnya dapat dilakukan dengan

reduksi tertutup. Pilihan lainnya, anak itu dapat diterapi dengan traksi

kulit, siku pada posisi hampir lurus dan lengan dalam bebat Thomas yang

kecil (traksi Dunlop).

Reduksi terbuka kadan-kadang dipilih untuk mengatasi fraktur yang tidak

dapat direduksi. Fraktur dibuka terutama melalui dua insisi, pada kedua sisi siku.

Hematoma dievakuasi dan fraktur direduksi dan dipertahankan dengan dua kawat

Kirschner.

Page 4: Fraktur Suprakondilus Humeri

Terapi pada fraktur dengan pergeseran anterior

Ini adalah cedera yang jarang terjadi. Tetapi fraktur posterior kadang-kadang

berubah menjadi fraktur anterior akibat terlalu banyak traksi dan manipulasi.

Fraktur direduksi dengan menarik lengan bawah dengan siku pada posisi semi fleksi,

melakukan tekanan jempol pada bagian depan fragmen distal kemudian

mengekstensikan siku sepenuhnya. Suatu slab posterior dipasang dan dipertahankan

selama 3 minggu. Sesudah itu, anak dibiarkan untuk memperoleh kembali fleksinya

secara berangsur-angsur.

Komplikasi

Dini

Cedera pembuluh darah

Bahaya besar pada fraktur suprakondilus adalah cedera pada arteri brakialis.

Iskemia perifer dapat terjadi dengan segera dan hebat. Ini sering kali disertai

komplikasi edema lengan bawah dan sindroma kompartemen yang makin menghebat

yang mengakibatkan nekrosis otot dan saraf tanpa menyebabkan gangren perifer.

Nyeri yang tak terkira ditambah satu tanda positif (nyeri saat ekstensi jari secara pasif,

lengan bawah yang nyeri tekan dan tegang, tak adanya nadi atau tumpulnya sensasi)

membutuhkan tindakan cepat.

Cedera saraf

Saraf medianus dapat cedera, tetapi hilangnya fungsi biasanya sementara dan

penyembuhan dapat diharapkan dalam 6-8 minggu.

Belakangan

Miositis osifikans

Menakutkan tetapi jarang terjadi. Jika, pada 3-4 minggu gerakan menurun dan

bukan meningkat, siku harus diistirahatkan dalam talang gips.

Kekakuan siku

Page 5: Fraktur Suprakondilus Humeri

Walaupun tanpa miositis sering terjadi, dan luas bias membutuhkan waktu

berbulan-bulan untuk kembali normal. Jadi tidak boleh terburu-buru. Gerakan pasif

(yang termasuk mengangkat barang) atau gerakan yang dipaksakan dilarang.

Malunion

Komplikasi ini sering terjadi. Humerus tumbuh lurus miring ke arah belakang atau

samping. Kemiringan arah depan atau belakang akan membatasi fleksi dan ekstensi,

tapi umumnya ketidakmampuannya ringan. Kemiringan arah samping atau rotasi

tidak dikoreksi lebih penting. Ini akan mengarah terjadinya deformitas varus yang

tampak buruk dan kadang-kadang memerlukan osteotomy atau lebih jarang lagi

mengarah ke deformitas valgus yang akhirnya mengakibatkan kelumpuhan saraf

ulnaris. Kerusakan epifisis sering diduga sebagai penyebab deformitas ini tapi

biasanya reduksi yang salah yang bertanggung jawab atas deformitas ini. Jika

deformitas jelas, maka diperlukan koreksi dengan osteotomy suprakondilus.