Download - Fraktur Suprakondilus Humeri
Fraktur Suprakondilus Humeri pada Anak-anak
Pendahuluan
Fraktur suprakondilus biasanya ditemukan pada anak-anak. Angka
kejadiannya pada anak sekitar 55% sampai 75% dari semua fraktur siku. Insidensi
puncaknya adalah pada anak berusia 5-8 tahun. Pada usia tersebut daerah
suprakondilus biasanya menjadi lebih tipis dengan korteks lebih ramping yang
menjadi predisposisi untuk terjadi fraktur pada daerah tersebut. Umumnya pada anak,
16% dari semua fraktur pediatrik dan merupakan 2/3 dari kasus injury pada siku yang
dirawat inap. Sekitar 98% dari fraktur suprakondilus pada anak adalah fraktur
suprakondilus tipe ekstensi. Fragmen distal dapat bergeser ke posterior atau ke
anterior.
Mekanisme cedera
Pergeseran posterior menunjukkan adanya cedera yang luas, biasanya akibat
jatuh pada tangan yang terentang. Humerus patah tepat di atas kondilus. Fragmen
distal terdesak ke belakang dan (karena lengan bawah biasanya dalam pronasi)
terpuntir ke dalam. Ujung fragmen proksimal yang bergerigi menyodok jaringan
lunak ke bagian anterior, kadang-kadang mencederai arteri brakialis atau saraf
medianus.
Pergeseran anterior yang mana jauh lebih jarang terjadi, diperkirakan akibat
benturan langsung (misalnya, jatuh pada siku) saat siku dalam keadaan fleksi.
Gambaran klinik
Setelah jatuh anak merasa nyeri dan siku bengkak. Namun deformitas S pada
siku biasanya jelas dan kontur tulang abnormal. Nadi perlu diraba dan sirkulasi perlu
diperiksa dan tangan harus diperiksa untuk mencari ada atau tidak bukti cedera saraf.
Pada pemeriksaan fisik dapat ditemukan Pucker sign yang merupakan indentasi kulit
anterior akibat penetrasi fragmen proksimal ke m. brachialis. Pucker sign menandakan
reduksi fraktur mungkin akan sulit dilakukan dengan manipulasi sederhana.
Gambaran sinar X
Fraktur terlihat paling jelas dalam foto lateral. Pada fraktur yang bergeser ke
posterior yang sering ditemukan, garis fraktur berjalan secara oblik ke bawah dan ke
depan dan fragmen distal bergeser ke belakang dan miring ke belakang. Pada fraktur
yang bergeser ke anterior garis fraktur bersifat oblik dan lebih rendah di posterior,
fragmen miring ke depan.
Foto anteroposterior sering sulit diperoleh tanpa menyebabkan nyeri dan mungkin
perlu ditunda hingga anak itu telah dianastesi. Ini dapat membuktikan bahwa fragmen
distal bergeser atau miring ke samping, dan berotasi (biasanya ke medial)
Gartland’s staging
Gartland’s staging diklasifikasikan berdasarkan radiografi lateral, banyak digunakan
pada fraktur suprakondilus karena membantu dalam menentukan pengobatan.
1. Tipe I : tidak ada pergeseran
2. Tipe II : ada pergeseran dengan korteks posterior intak, dapat disertai angulasi
atau rotasi
3. Tipe III : pergeseran komplit, posteromedial atau posterolateral
Terapi
Terapi fraktur yang bergeser ke posterior
Jika tidak ada pergeseran, tidak diperlukan reduksi. Anak hanya memakai kain
gendong selama 2-3 minggu. Fraktur yang disertai pergeseran harus direduksi scepat
mungkin di bawah anastesi umum. Ini dilakukan dengan manuver secara metodik dan
berhati-hati.
1. Traksi selama 2-3 menit di sepanjang lengan itu dengan traksi lawan di
atas siku.
2. Koreksi terhadap kemiringan, pergeseran, pemuntiran ke samping
(dibandingkan dengan lengan sebelahnya).
3. Siku difleksikan perlahan-lahan sementara traksi dipertahankan.
4. Tekanan jari di belakang fragmen distal untuk mengoreksi kemiringan
posterior.
Kemudian nadi diraba. Jika nadi tidak ada, kendurkan fleksi siku hingga nadi
muncul lagi. Sinar x diambil untuk memastikan reduksi sambil memeriksa dengan
cermat untuk memastikan bahwa tidak terjadi angulasi varus atau valgus dan tidak ada
deformitas rotasional (tanda-tanda ini dapat terlihat dengan memperhatikan sudut
Baumann).
Setelah reduksi, lengan dipertahankan dalam suatu collar dan manset, terus menerus
selama 3 minggu. Setelah itu, diperbolehkan melakukan fleksi siku aktif tetapi lengan
disangga dalam kain gendongan dan ekstensi dihindari selama 3 minggu lagi.
Traksi kerangka melalui olecranon,
Dengan lengan yang ditahan di atas, dapat digunakan dalam situasi khusus:
1. Jika fraktur tidak dapat direduksi dengan manipulasi.
2. Jika bila siku berfleksi 90 derajat, nadi hilang.
3. Untuk cedera gabungan yang berat atau cedera ganda pada tungkai.
4. Sekali pembengkakan mereda, usaha selanjutnya dapat dilakukan dengan
reduksi tertutup. Pilihan lainnya, anak itu dapat diterapi dengan traksi
kulit, siku pada posisi hampir lurus dan lengan dalam bebat Thomas yang
kecil (traksi Dunlop).
Reduksi terbuka kadan-kadang dipilih untuk mengatasi fraktur yang tidak
dapat direduksi. Fraktur dibuka terutama melalui dua insisi, pada kedua sisi siku.
Hematoma dievakuasi dan fraktur direduksi dan dipertahankan dengan dua kawat
Kirschner.
Terapi pada fraktur dengan pergeseran anterior
Ini adalah cedera yang jarang terjadi. Tetapi fraktur posterior kadang-kadang
berubah menjadi fraktur anterior akibat terlalu banyak traksi dan manipulasi.
Fraktur direduksi dengan menarik lengan bawah dengan siku pada posisi semi fleksi,
melakukan tekanan jempol pada bagian depan fragmen distal kemudian
mengekstensikan siku sepenuhnya. Suatu slab posterior dipasang dan dipertahankan
selama 3 minggu. Sesudah itu, anak dibiarkan untuk memperoleh kembali fleksinya
secara berangsur-angsur.
Komplikasi
Dini
Cedera pembuluh darah
Bahaya besar pada fraktur suprakondilus adalah cedera pada arteri brakialis.
Iskemia perifer dapat terjadi dengan segera dan hebat. Ini sering kali disertai
komplikasi edema lengan bawah dan sindroma kompartemen yang makin menghebat
yang mengakibatkan nekrosis otot dan saraf tanpa menyebabkan gangren perifer.
Nyeri yang tak terkira ditambah satu tanda positif (nyeri saat ekstensi jari secara pasif,
lengan bawah yang nyeri tekan dan tegang, tak adanya nadi atau tumpulnya sensasi)
membutuhkan tindakan cepat.
Cedera saraf
Saraf medianus dapat cedera, tetapi hilangnya fungsi biasanya sementara dan
penyembuhan dapat diharapkan dalam 6-8 minggu.
Belakangan
Miositis osifikans
Menakutkan tetapi jarang terjadi. Jika, pada 3-4 minggu gerakan menurun dan
bukan meningkat, siku harus diistirahatkan dalam talang gips.
Kekakuan siku
Walaupun tanpa miositis sering terjadi, dan luas bias membutuhkan waktu
berbulan-bulan untuk kembali normal. Jadi tidak boleh terburu-buru. Gerakan pasif
(yang termasuk mengangkat barang) atau gerakan yang dipaksakan dilarang.
Malunion
Komplikasi ini sering terjadi. Humerus tumbuh lurus miring ke arah belakang atau
samping. Kemiringan arah depan atau belakang akan membatasi fleksi dan ekstensi,
tapi umumnya ketidakmampuannya ringan. Kemiringan arah samping atau rotasi
tidak dikoreksi lebih penting. Ini akan mengarah terjadinya deformitas varus yang
tampak buruk dan kadang-kadang memerlukan osteotomy atau lebih jarang lagi
mengarah ke deformitas valgus yang akhirnya mengakibatkan kelumpuhan saraf
ulnaris. Kerusakan epifisis sering diduga sebagai penyebab deformitas ini tapi
biasanya reduksi yang salah yang bertanggung jawab atas deformitas ini. Jika
deformitas jelas, maka diperlukan koreksi dengan osteotomy suprakondilus.