fraktur multiple pada satu tulang

20
FRAKTUR Klasifikasi Fraktur Fraktur adalah patah tulang, biasanya disebabkan oleh truma atau tenaga fisik. Kekuatan dan sudut dari tenaga tersebut, keadaan tulang itu sendiri, dan jaringan lunak disekitar tulang akan menentukan apakah fraktur yang terjadi itu lengkap atau tidak lengkap. Fraktur lengkap terjadi apabila seluruh tulang patah, sedangkan pada fraktur tidak lengkap tidak melibatkan seluruh ketebalan tulang. Ada beberapa istilah yang dipakai untuk menjelaskan fraktur. Sudut Patah Fraktur transversal adalah fraktur yang garis patahnya tegak lurus terhadap sumbu panjang tulang. Pada fraktur semacam ini, segmen-segmen tulang yang patah direposisi atau direduksi kembali ketempat semula, maka segmen-segmen itu akan stabil, dan biasanya mudah dikontrol dengan bidai gips. Fraktur oblik adalah fraktur yang garis patahnya membentuk sudut terhadap tulang. Fraktur ini tidak stabil dan sulit diperbaiki. Fraktur spiral timbul akibat torsi pada ekstermitas. Fraktur-fraktur ini khas pada cedera main ski, di mana ujung ski terbenam pada tumpukan salju dan ski terputar sampai tulang patah. Yang menarik adalah bahwa jenis fraktur rendah energi ini hanya menimbulkan sedikit kerusakan jaringan lunak, dan fraktur semacam ini cenderung cepat sembuh dengan imobilisasi luar.

Upload: sabang-salam

Post on 27-Nov-2015

30 views

Category:

Documents


11 download

TRANSCRIPT

Page 1: Fraktur Multiple Pada Satu Tulang

FRAKTUR

Klasifikasi Fraktur

Fraktur adalah patah tulang, biasanya disebabkan oleh truma atau tenaga fisik. Kekuatan

dan sudut dari tenaga tersebut, keadaan tulang itu sendiri, dan jaringan lunak disekitar tulang

akan menentukan apakah fraktur yang terjadi itu lengkap atau tidak lengkap. Fraktur lengkap

terjadi apabila seluruh tulang patah, sedangkan pada fraktur tidak lengkap tidak melibatkan

seluruh ketebalan tulang. Ada beberapa istilah yang dipakai untuk menjelaskan fraktur.

Sudut Patah

Fraktur transversal adalah fraktur yang garis patahnya tegak lurus terhadap sumbu

panjang tulang. Pada fraktur semacam ini, segmen-segmen tulang yang patah direposisi atau

direduksi kembali ketempat semula, maka segmen-segmen itu akan stabil, dan biasanya mudah

dikontrol dengan bidai gips. Fraktur oblik adalah fraktur yang garis patahnya membentuk sudut

terhadap tulang. Fraktur ini tidak stabil dan sulit diperbaiki. Fraktur spiral timbul akibat torsi

pada ekstermitas. Fraktur-fraktur ini khas pada cedera main ski, di mana ujung ski terbenam pada

tumpukan salju dan ski terputar sampai tulang patah. Yang menarik adalah bahwa jenis fraktur

rendah energi ini hanya menimbulkan sedikit kerusakan jaringan lunak, dan fraktur semacam ini

cenderung cepat sembuh dengan imobilisasi luar.

Fraktur multiple pada satu tulang

Fraktur segmental adalah dua fraktur berdekatan pada satu tulang yang menyebabkan

terpisahnya segmen sentral dari suplai darahnya. Fraktur semacam ini sulit ditangani. Biasanya

satu ujung yang tidak memiliki pembuluh darah menjadi sulit untuk menyembuh, dan keadaan

ini mungkin memerlukan pengobatan secara bedah. Comminuted fracture adalah serpihan-

serpihan atau terputusnya keutuhan jaringan dimana terdapat lebih dari dua fragmen tulang.

Fraktur impaksi

Fraktur kompresi terjadi ketika dua tulang menumbuk tulang ke tiga yang berada di

antaranya, seperti satu vertebra dengan dua vertebra lainnya. Fraktur pada korpus vertebra ini

Page 2: Fraktur Multiple Pada Satu Tulang

dapat didiagnosis dengan radiogram. Pandangan lateral dari tulang punggung menunjukkan

pengurangan tinggi vertical dan sedikit membentuk sudut pada satu atau beberapa vertebra. Pada

orang muda, fraktur kompresi dapat di sertai perdarahan retroperitoneal yang cukup berat.

Seperti pada fraktur pelvis, penderita dapat secara cepat menjadi syok hipovolemik dan

meninggal jika tidak di lakukan pemeriksaaan denyut nadi, tekanan darah dan pernapasan secara

akurat dan berulang dalam 24 sampai 48 jam pertama setelah cedera. Ileus dan retensi kemih

dapat juga terjadi pada cedera ini.

Fraktur patologik

Fraktur patologik terjadi pada daerah-daerah tulang yang telah menjadi lemah oleh

karena tumor atau proses patologik lainnya. Tulang sering kali menunjukkan penurunan densitas.

Penyebab yang paling sering dari fraktur-fraktur semacam inin adalah tumor baik primer atau

tumor metastasis.

Fraktur beban lainnya

Fraktur beban terjadi pada orang-orang yang baru saja menambah tingkat aktivitas

mereka―baru diterima untuk berlatih dalam angkatan bersenjata atau orang-orang yang baru

memulai latitihan lari. Pada saat awitan gejala timbul, radiogram mungkin tidak menunjukkan

adanya fraktur. Tetapi, biasanya setelah dua minggu, timbul garis-garis radio-opak linear tegak

lurus terhadap sumbu panjang tulang. Fraktur semacam ini akan sembuh dengan baik jika tulang

itu diimobilisasi selama beberapa minggu. Tetapi , jika tidak terdiagnosis, tulang-tulang itu dapat

bergeser dari tempat asalnya dan tidak menyembuh dengan seharusnya. Jadi, setiap pasien yang

mengalami nyeri berat setelah meninggkatkan aktivitas kerja tubuh, mungkin mengalami fraktur.

Penderita semacan ini harus di anjurkan untuk memakai alat proteksi seperti tongkat, atau bidai

gips yang tepat. Setelah dua minggu, harus dilakukan pemeriksaaan radiografi.

Fraktur greenstic

Fraktutur greenstic adalah fraktur tidak sempurna dan sering terjadi pada anak-anak.

Korteks tulangnya sebagian masih utuh, demikian juga periosteum. Faraktur-fraktur ini akan

segera sembuh dan segera mengalami re-modelling kebentuk dan fungsi normal.

Page 3: Fraktur Multiple Pada Satu Tulang

Fraktur avulsi

Fraktur avulsi memisahkan suatu fragmen tulang pada tempat insersi tendon ataupun

ligamen. Biasanya tidak ada pengobatan yang spesifik yang diperlukan. Namun, bila diduga akan

terjadi ketidakstabilan sendi atau hal-hal lain yang menyebabkan kecacatan, maka perlu

dialakukan pembedahan untuk membuang atau meletakkan kembali fragmen tulang tersebut.

Fraktur sendi

Catatan khusus harus dibuat untuk fraktur yang melibatkan sendi, terutama apabila

geometri sendi tergannggu secara bermakna jika tidak ditangani secara tepat, cedera semacam ini

akan menyebabkan osteoarthritis pasca trauma yang progresif pada sendi yang cedera tersebut.

Deskripsi fraktur

Angulasi dan oposisi adalah dua istilah yang sering dipakai untuk menjelaskan fraktur

tulang panjang. Derajat dan arah angulasi dari posisi normal suatu tulang panjang dapat

menunjukan derajat keparahan fraktur dan tipe penatalaksanaan yang harus diberikan. Angulasi

dijelaskan dengan memperkirakan derajat deviasi fragmendistal dari sumbu longitudinal normal,

meunjukkan arah apeks dari sudut tersebut. Oposisi menunjukkan tingkat pergeseran fraktur dari

permukaan asalnya dan dipakai untuk menjelaskan seberapakah proporsi suatu fragmen tulang

yang patah meyentuh permukaan fragmen tulang lainnya.

Fraktur terbuka dan tertutup

Tertutup (simple fracture) dan terbuka (compound fracture) adalah istilah yang sering

dipakai untuk menjelaskan fraktur. Fraktur tertutup adalah fraktur dimana kulit tidak ditembus

oleh fragmen tulang, sehingga tempat fraktur tidak tercemar oleh lingkungan.

Secara teknik, fraktur terbuka adalah fraktur dimana kulit dari ekstremitas yang terlibat

telah ditembus. Konsep penting yang perlu diperhatikan adalah apakah terjadi kontaminasi

lingkungan pada tempat terjadinya fraktur tersebut. Fragmen fraktur dapat menembus kulit pada

saat terjadinya cedera, terkontaminasi, kemudian kembali hampir pada posisinya semula. Pada

keadaan semacam ini maka operasi untuk irigasi, bridement, dan pemberian antibiotika secara

intravena mungkin diperlukan untuk mencegah terjadinya osteomielitis. Pada umumnya, operasi

Page 4: Fraktur Multiple Pada Satu Tulang

irigasi dan debridement pad fraktur terbuka harus dilakukan pada waktu 6 jam setelah terjadinya

cedera untuk mengurangi kemungkinan infeksi.

Penyembuhan fraktur

Jika suatu tulang sudah patah, maka jaringan linak sekitarnya juga rusak, periosteum

terpisah dari tulang, dan terjadi perdarahan yang cukup berat. Bekuan darah terbentuk pada

daerah tersebut, bekuan akan mmembentuk jarungan granulasi, dimana sel-sel pembentuk tulang

primitif (osteogenik) berdiferensiasi menjadi kondroblas dan osteoblas. Kondroblas akan

mensekresi fosfat, yang merangsang deposisi kalsium. Terbentuk lapisan tebal (kalus) disekitar

lokasi fraktur. Lapisan ini terus menebal dan meluas, bertemu dengan lapisan kalus dari fragmen

satunya, dan menyatu. Fusi dari kedua fragmen (penyembuhan fraktur) terus berlanjut dengan

terbentuknya trabekula oleh osteoblas, yang melekat pada tulang dan meluas menyebrangi

lokasi frfaktur. Persatuan (union) tulang provisioanal ini akan menjalani transformasi metaplastik

untuk menjadi lebih kuat dan lebih ter organisasi. Kalus tulang akan mengalami re-modelling

dimana osteoblas akan membentuk tulang baru sementara osteoklas akan menyingkirkan bagian

yang rusak sehingga akhirnya akan terbertuk tulang yang menyerupai keadaan tulang aslinya.

Empat R pada fraktur

Ada 4 konsep dasar yang harus dipertimbangkan pada waktu menangani fraktur:

rekognesi, reduksi, retensi, dan rehabilitasi. Rekognesi menyangkut diagnosis fraktur pada

tempat kejadian kecelakaan dan kemudian dirumah sakit. Reduksi adalah reposisi fragmen-

fragmen fraktur sedekat mungkin dengan letak normalnya. Retensi menyatakan metode-metode

yang dilaksanakan untuk memmpertahankan fragmen-fragmen tersebut selama penyembuhan.

Rencana rehabilitasi harus segera dimulai dan dilaksanakan bersamaan dengan pengobatan

fraktur.

Rekognisi

Riwayat kecelakaan, derajat keparahannya, jenis kekuatan yang berperan, dan deskripsi

tentang peristiwa yang terjadi oleh penderita sendiri menentukan apakah ada kemungkinan

fraktur, dan apakah perlu dilakukan pemeriksaan spesifik untuk mencari adanya fraktur.

Kelainan bentuk yang nyata dapat menentukan diskontinuitas integritas rangka. Krepitus

Page 5: Fraktur Multiple Pada Satu Tulang

menyatakan perasaan seakan-akan seperti ada dua kertas gosok (amplas) yang digesek-gesekkan

satu dengan yang lainnya. Meski krepitus ini juga ditemukan pada kondisi ortopedik lainnya,

namun krepitus merupakan petunjuk adanya fraktur dan sesungguhnya sensasi ini ditimbulkan

karena adanya gesekan fragmen-fragmen tulang yang patah.

Reduksi

Reduksi adalah usaha dan tindakan manipulasi fragmen-fragmen tulang yang patah

sedapat mungkin untuk kembali seperti letak asalnya. Fraktur tertutup pada tulang panjang

seringkali ditangani dengan reduksi tertutup. Tindakan ini dapat dilaksanakan secara efektif di

dalam ruang gawat darurat, atau ruang bidai gips pada waktu evaluasi awal. Untuk mengurangi

nyeri selama tindakan, penderita dapat diberi narkotika intravena, sedative atau blok saraf lokal.

Karena segala bentuk analgesia baru mencapai efek maksimum sesudah beberapa menit, maka

ada cukup waktu untuk re-evaluasi sifat-sifat cedera.

Retensi dan Reduksi

Sebagai aturan umum, maka gips yang dipasang untuk mempertahankan reduksi harus

melewati sendi diatas fraktur dan dibawah fraktur. Bila kedua sendi tersebut posisinya

membentuk sudut dengan sumbu longitudinal tulang yang patah, maka koreksi angulasi dan

oposisi dapat dipertahankan, dan sekaligus mencegah perubahan letak rotasional. Gips sebaiknya

harus tetap mulus, tidak dilaminasi dan sesuai dengan geomatri ekstermitas yang patah tersebut.

Suplai neurovaskuler pasca reduksi

Reduksi dan pemasangan gips sering kali dapat diselesaikan dalam beberapa jam setelah

terjadi cedera, yaitu saat pembengkakan jaringan lunak belum maksimal. Selain itu proses

reduksi sendiri juga dapat memperberat edema jaringan yang sudah ada. Namun karena gips

yang sudah diasang berbentuk lingkaran yang mengelilingi seluruh ekstermitas, maka suplai

darah dan saraf ke ekstremitas yang cedera harus benar-benar diperhatikan, terutama sesudah

dilakukan reduksi. Ekstremitas harus diletakkan lebih tinggi. Bagian distal ekstremitas yang

mengalami cedera harus diperiksa berulang-ulang guna mengawasi perkembangan nyeri,

kepucatan, parestesi dan lenyapnya denyut nadi. Semua ini adalah tanda-tanda dari disfungsi

neurovaskuler.

Page 6: Fraktur Multiple Pada Satu Tulang

Cedera ekstremitas yang disertai tekanan pada suplai darah dapat menimbulkan

perubahan patologik yang tidak reversible bila dibiarkan selama satu setengah jam; oleh karena

itu, respons segera terhadap tanda-tanda bahaya ini merupakan keharusan. Pada beberapa jam 1

setelah terjadi cedera, pemberian obat narkotik secara berulang-ulang adalah suatu kontra

indikasi. Hal ini dapat menghilangkan nyeri yang misalnya timbul dari nekrosis jaringan.

Apabila gips yang dipasang tidak dibentuk dengan baik terutama pada bagian tulang yang

menonjol―misalnya,procesus stiloideus tulang ulna, olekranon, atau maleolus medialis dan

lateralis―maka penderita akan merasakan nyeri terbakar yang terus menerus akibat tekanan

pada tempat-tempat tersebut. Ini adalah tanda terjadinya nekrosis jaringan.

Traksi

Metode lain yang baik untuk mempertahankan reduksi ekstremitas yang mengalami

fraktur adalah traksi. Secara umum traksi dilakukan dengan menempatkan beban dengan tali

pada ekstremitas pasien. Tempat tarikan disesuaikan sedemikian rupa sehingga arah tarikan

segaris dengan sumbu panjang tulang yang patah.

Meskipun traksi longitudinal seringkali dapat mempertahankan reduksi secara

memuaskan, tetapi biasanya tetap digunakan bidai, gips atau bebat untuk menopang dan

menggendong ekstremitas dan membantu menahan fragmen-fragmen yang patah pada

tempatnya. Biasanya lebih disukai traksi rangka dengan pin baja steril yang dimasukkan melalui

fragmen distal atau tulang yang lebih distal melalui pembedahan, dan bukan dengan traksi kulit.

Kalau digunakan traksi rangka, maka kemungkinan timbulnya nekrosis kulit dan komplikasi

neurovaskular akibat balutan yang melingkar dapat dicegah.

Sewaktu memasang atau mempertahankan traksi ada beberapa factor penting yang harus

dio pertimbangkan. Tali utama yang biasanya dipasang pada pin rangka sebaiknya menimbulkan

gaya tarik yang segaris dengan sumbu panjang normal tulang panjang yang patah. Berat

ekstremetas maupun alat-alat yang penyokongnya sebaiknya seimbang dengan pemberat untuk

menjamin agar reduksi dapat dipertahankan secara setabil, dan mendukung ekstremetas yang

patah itu selama penderita dirawat ditempat tidur. Tulang-tulang yang menonjol seperti tumit,

maleolus, dan kepala fibula harus diberi perhatian khusus dengan memberi lapisan yang

secukupnya atau terlindung dengan baik. Tali teraksi sebaiknya dapat bergarak dengan bebas

Page 7: Fraktur Multiple Pada Satu Tulang

melalui kerekan. Pemberat harus cukup tinggi di atas lantai dengan pasien dalam posisi normal

diatas tempat tidur sehingga perubahan posisi rutin tidak menyebabkan pemberat terletak dilantai

sehingga menghilangkan regangan yangdiperlukan oleh tali.

Traksi kulit Buck. Traksi yang paling sederhana ini paling tepat bila dipasang pada anak

muda untuk jangka waktu yang pendek. Indikasi yang paling sering untuk jenis traksi ini adalah

untuk mengistirahatkan sendi lutut pasca trauma sebelum lutut tersebut diperiksa dan diperbaiki

lebih lanjut. Penggunaan traksi jenis ini dapat menimbulkan banyak komplikasi. Ban berban

elastis yang melingkar dapat mengganggu sirkulasi yang menuju kekaki penderita, yang

sebelumnya sudah menderita penyakit faskular. Alergi kulit terhadap plester juga dapat

menimbulkan masalah. Kalau tidak dirawat dengan baik, mungkin akan timbul ulserasi akibat

tekanan pada malleolus. Traksi berlebihan dapat merusak kulit yang rapuh pada orang yang

sudah lanjut usia. Biasanya, traksi jenis ini tidak dilakukan untuk merawat penderita lanjut usia.

Traksi kulit Bryant. Traksi kulit Bryant sering digunakan untuk merawat anak kecil yang

mengalami patah tulang paha. Pada jenis fraktur ini, penderuita diletakkan dengan sendi panggul

fleksi, lutut ekstensi, dan ekstremetas pada posisi fertikal agak membuka. Karena periosteum

tulang anak-anak kulat sekali, maka pada waktu terjadi patah tulang jarang terpisah sempurna.

Karna itu, teraksi longitudinal murni ini hamper selalu dapat menghasilkan reduksi yang

memadahi dan mempertahankan posisi frakmen sampai terjadi penyembuhan dini. Traksi Bryant

sebaiknya tidak dilakukan pada anak-anak yang sudah lebih dari tiga tahun atau pada anak-anak

yang berat badannya lebih dari 30 Ib. kalau batas ini dilampaui maka kulit dapat mengalami

kerusakan berat. Kecuali itu, pada anak yang lebih besar dan lebih tua, aliran darah yang menuju

ke kaki mungkin akan mengalami gamgguan akibat pengaruh hidrostatik yang cukup besar

dengan penempatan kaki secara fertikal tersebut, dan akibat tekanan dari pembungkus elastis.

Radiogram pasca traksi seringkali memperlihatkan aposisi bayonet dengan penumpukan

frakmen-frakmen tulang kira-kira dsepanjang setengah inci. Hal ini dap[at diterima dan bahkan

menguntungkan, karena biasanya ekstremetas yang cedera ini justru tumbuh lebih cepat daripada

ekstremetas yang normal selama beberapa tahun sesudah terjadinya patah tulang.

Traksi rangka seimbang. Traksi rangka seimbang ini terutama dipakai untuk merawat

patah tulang pada korpus femoralis orang dewasa. Sekilas pandang traksi tampaknya kompleks,

tetapi sesungguhnya hanyalah satu pin rangka yang di tempatkan transversal melalui femor distal

Page 8: Fraktur Multiple Pada Satu Tulang

atau tibia proksimal. Traksi rangka seimbang ini memiliki banyak keuntungan, antara lain traksi

elevasi koaksial, longitudinal pada tulang panjang yang patah, ekstremitas yang cedera mudah di

jangkau untuk pemeriksaan ulang setatus neoro faskuler, dan untuk merawat luka lokal, serta

mempermudah perawatan oleh perawat. Seperti bentuk traksi yang mempergunakan pin rangka,

pasien sebaiknya diperiksa setiap hatri untuk mengetahui adanya peradangan atau infeksi

sepanjang pin, geseran atau pin yang kendor, dan pin telah tertarik dari tulang.

Traksi Russell. Walaupun traksi rangka seimbang dapat digunakan untuk menangani

hamper semua fraktur femohr, reduksi untuk fraktur panggul mungkin lebih sering diperoleh

dengan memakai traksi rassell. Dalam keadaan ini, paha di sokong oleh bebat. Meskipun traksi

rassell dapat digunakan sebagai tindakan perawatan yang utama dan penting untuk patah tulang

paggul pada penderita tertentu, tetapi penderita yang berusia lanjut dan lemah biasanya tidak

dapat mengatasi bahaya yang akan timbul karna berbaring terlalu lama di tempat tidur, seperti

decubitus, pneumonia dan trombo flebitis. Masalah yang paling sering dilihat pada traksi rassell

adalah bergtesernya penderita kebagian kaki tempat tidur, sehinggaga kerekan bagian distal

saling berbenturan dan beban turun kelantai. Dalam hal ini ,perawatan yang cukup cermat harus

di tujukan untuk mempertahankan posisi penderita di tempat tidur.

Traksi Sembilan puluh-sembilan puluh sembilan puluh. Traksi 90-90-90 sangat

berguna untuk merawat anak-anak usia 3 tahun sampai dewasa muda. Control terhadap fragmen-

fragmen pada fraktur tulang femor hamper selalu memuaskan dengan traksi ini. Penderita masih

dapat bergarak dengan cukup bebas diatas tempat tidur.

Prinsip-prinsip penatalaksanaan

Walaupun hanya traksi untuk ekstremetas bawah yang dijelaskan secara terinci, tetapi

smua prinsip-prinsip ini berlaku untuk mangetasi patah tulang pada ekstremetas atas.

Tindakan pembedahan

Reduksi terbuka dan fiksasi internal. Pada saat ini, metode penatalaksanaan patah tulang

yang paling banyak keunggulannya mungkin adalah pembedahan. Metode perawatan ini disebut

fiksasi internal dan reduksi terbuka. Pada umumnya, insisi dilakukan pada tempat yang

mengalami cedera dan di teruskan sepanjang bidang anatomi menuju tempat yang mengalami

Page 9: Fraktur Multiple Pada Satu Tulang

fraktur. Fraktur diperiksa dan di teliti. Hematoma frakntur dan frgmen-fragmen yang telah mati

di irigasi dari luka. Fraktur kemudian direposisi dengan tengan agar menghasilkan posisi yang

normal kembali. Sesudah reduksi, fragmen-fragmen tulang ini dipertahankan dengan alat-alat

ortopedik berupa pin, skrup, pelat dan paku. Keintungan perawatan patah tulang jenis ini adalah

antara lain ketelitian reposisi frfagmen-fragmen tulang yang patah, kesempatan untuk memeriksa

pembuluh edarah dan saraf yang berada didekatnya, dapat mencapai setabilitas fiksasi yang

cukup memadahi, dan tidak perlu berulang kali memasang gibs atau alat-alat setabilisasi lainnya,

serta perawatan dirumah sakit dapat ditekan seminimal mungkin, terutama pada kasus-kasus

yang tanpa komplikasi dan dengan kemampuan mempertahankan fungsi sendi dan fungsi otot

hampir normal selama penatalaksanaan dilakukan. Walaupun demikian ada juga kerugian-

kerugian. Setiap tindakan anastesi dan operasi memiliki resiko komplikasi, bahkan kematian.

Patah tulang tertutup yang ditangani secara konservatif dengan gips dan traksi jarang mengalami

infeksi, namun pembedahan meningkatkan kemungkinan terjadinya infeksi. Penggunaan

stabilisasi logam internal memungkinkan adanya kegagalan dari alat itu sendiri. Pembedahan itu

sendiri merupakan trauma pada jaringan lunak, dan struktur sebelumnya tidak mengalami cedar

mungkin akan terpotong atau mengalami kerusakan selama tindakan operasi.

Seorang yang menderita patah tulang paha dan dirawat dengan metode non operatif

dengan traksi, biasanya akan membutuhkan waktu sekitar enam minggu tinggal di rumah sakit.

Kalau frakturnya sebagian sudah sembuh, maka gips akan dipasang dari ujung jari kaki menuju

garis putting susu. Gips ini akan dipakai terus sampai tulang memberikan tanda-tanda

penyembuhan yang stabil dan pembentukan kembali korteks tulang, baik secara klinis maupun

radiografi.

Pada patah tulang terbuka, irigasi, pembersihan luka, dan debridement jaringan nekrotik

sangat perlu untuk mencegah osteomielitis pasca cedara. Seringkali luka yang terkontaminasi

dapat dibuat menjadi lika bedah yang aseptik dan bersih. Pada kondisi demikian, fiksasi internal

merupakan pilihan perawatan yang perlu dipikirkan.

Pada beberapa kasus, reduksi terbuka dan fiksasi internal mungkin merupakan bentuk

perawatan yang paling baik untuk keadaan umum penderita. Karena nyeri yang ditimbulkan oleh

patah tulang, maka sulit sekali untuk memobilisasi mereka di tempat tidur. Walaupun resiko dan

komplikasi operasi reduksi terbuka dan fiksasi internal pada penderita-penderita semacam ini

Page 10: Fraktur Multiple Pada Satu Tulang

cukup serius, tetapi tidak ada cara lain yang dapat memberikan masa penyembuhan yang cepat

dengan kemungkinan dapat memobilisasi penderita dengan nyeri yang relatif ringan. Operasi

reduksi terbuka dan fiksasi internal dapat menimbulkan hal-hal berikut ini:

1. Reduksi yang akurat

2. Stabilitas reduksi tinggi

3. Pemeriksaan struktur-struktur neoro faskular

4. Berkurangnya kebutuhan akan alat imobilasasi eksternal

5. Penyembuhan sendi yang berdekatan dengan tulang yang patah menjadi lebih cepat

6. Rawat inap dirumah sakit lebih singkat

7. Dapat lebih cepat kembali kepola kehidupan sebelum cedar

Penggantian bagian tulang yang rusak. Metode operasi lain untuk mengatasi patah tulang

adalah dengan menggantikan bagian tulang yang rusak. Walaupun dengan mempergunakan

kombinasi peralatan dan tehnik pembedahan yang paling canggih sekalipun, tingkat komplikasi

kasus patah kolum femoris yang letaknya berubah masih tetep tinggi.

Rehabilitasi

Komplikasi fraktur

Walaupun sebagian besar penderita patah tulang akan mengalami proses penyembuhan

segera dengan tehnik penatalaksanaan yang stander, tetapi ada semjumlah penderita yang

menjadi cacat karna komplikasi yang timbul akibat cedera dan program penatalaksanaan. Karena

itu, sangat baik bila komplikasi spesifik yang berhubungan dengan penatalaksanaan patah tulang

di pelajari dengan baik, dan tehnik-tehnik untuk memperkecil insiden dan beratnya komplikasi

yang terjadi perlu di bahas.

Malunion. Malunion adalah suatu keadaan dimana tulang yang patah telah sembuh

dalam posisi yang tidak seharusnya, membentuk sudut, atau miring. Contoh yang has adalah

patah tualang paha yang dirawat dengan traksi, dan kemudian diberi gips untuk imobilisasi

dimana kemungkinan gerakan rotasi dari fargmen-fragen tulang yang patah kurang diperhatikan.

Akibatnya sesudah gips dibuang, ternyata anggota tubuh bagian distal memutar kedalam atau ke

luar, dan penderita tidak dapat mempertahankan tubuhnya untuk berada dalam posisi netral.

Page 11: Fraktur Multiple Pada Satu Tulang

Komplikasi seperti ini dapat dicegah dengan melakukan analisi yang cermat sewaktu melakukan

reduksi, dan mempertahankan reduksi itu sebaik mungkin terutama pada masa awal periode

penyembuhan.

Delayed union dan nonunion. Sambungan tulang yang terlambat dan tulang patah yang

tidak menyambung kembali. Delayed union adalah proses penyembuhan yang terus berjalan

tetapi dengan kecepatan yang lebih lambat deri keadaan normal. Nonunion dari tulang yang

patah dapat menjadi komplikasi dapat menjadi komplikasi yang membahayakan bagi penderita.

Banyak keadaan yang merupakan factor predisposisi dari nonunion, diantaranya adalah reduksi

yang tidak benar akan menyebabkan bagian-bagian tulang yang patah tetap tidak manyatu,

imobilisasi yang kurang tepat baik dengan cara terbuka maupun tertutup, adanya interposisi

jaringan lunak(biasanya otot) di antara kedua fragmen tulang yang patah, cedera jaringan lunak

yang sangat berat, infeksi, pola spesifik peredaran darah dimana tulang yang patah tersebut dapat

merusak suplai darah kesatu atau lebih fragmen tualng.

Banyaknya kasus nonunion ada kaitannya dengan keadaan anatomi tertentu dari

peredaran darah. Suplai darah ke tulan yang patah dapat terganggu oleh patah tulang yang

melewati arteri-arteri utama. Patah tulang skafoid karpal sangat mudah untuk terjadi nonunion

karna tualang ini melintasi pembuluh darah yang menuju ke fragmen proksimel. Situasi yang

serupa dapat terjadi pada patah kolum femoris dan patah dibagian leher tualang talus.

Dislokasi dan subluksasi

Pada sendi normal pemukaan-permukaan rawan sendi yang menanggung beban terpasang

dengan sangat akurat satu dengan yang lainnya. Dengan demikian pada sendi panggul yang

berbentuk kepala dan mangkuk sendi hamper tidak ada penyimpangan dari bentuk bulat

komponen-kompenenya. Subluksasi adalah istilah yang dipakai untuk menunjukkan adanya

deviasi dari hubungan normal antara rawan tulang yang satu dengan tulang rawan yang lainnya

pada suatu persendian. Jika kedua bagian ini sudah tidak menyinggung satu dengan lainnya maka

disebut dislokasi.

Page 12: Fraktur Multiple Pada Satu Tulang

Penggantian panggul

Walaupun banyak bentuk atritis dapat dikendalikan dengan baik oleh perawat medis,

tetapi kadang kala kerusakan progresif pada sendi utama dapat membuat penderita menjadi

cacat. Apabila nyeri dan keterbatasan gerak begitu besar sehingga penderita tidak lagi mampu

untuk melakukan aktivitas dasar secara mandiri, maka mungkin operasi penggantian sendi yang

nyeri merupakan indikasi.

Charnley adalah yang pertama mengambangkan sendi panggul palsu secara cukup

berhasil. Disainnya meliputi suatu prostesis socket aseta bulum yang terbuat dari poli etilen

bermolekul ultra tinggi dan sebuah kaput humeri pasangannya yang terbuat dari metal yang

mulus.

Penggantian lutut total

Penggantian lutut total pada penata laksanaan penderita atritis berat pada sendi lutut

mula-mula diperkenalkan oleh walldius pada tahun 1950-an. Prostesisnya pada dasarnya berupa

sendi engsel logam-logam berat. Pada pemakaian kronik terbentuk debrik metalik yang

menyebabkan sinovitis. Debris ini dapat menyebabkan peningkatan angka infeksi serius yang

berkaitan dengan pemakaian prosthesis ini.

Pada pembedahan, ligament kolateral dan biasanya ligament krusiata posterior, demikian

pula sebagian besar kapsul sendi yang kuat dipertahankan utuh. Koreksi deformitas dan usaha

untuk mendapatkan lutut yang normal adalah penting untuk mendapatkan fungsi lutut yang

memuaskan untuk jangka panjang.

Osteomielitis

infeksi jaringan tulang disebut sebagai steomielitis, dan dapat timbul akut atau kronik.

Bentuk akut dicirikan dengan adanya awitan demam setemik maupun manefestasi lokal yang

berjalan dengan cepat. Pada anak-anak infeksi tulang seringkali timbul sebagai komplikasi dari

infeksi pada tempat-tempat lain seperti infeksi faring (faringitis), telinga (otitis media) dan kulit

(impetigo).

Page 13: Fraktur Multiple Pada Satu Tulang

Pelu sekali mendiagnosis osteomyelitis ini sedini mungkin, terutama pada anak-anak,

ehingga pengobatan dengan anti biotika dapat dimulai, dan perawatan pembedahan yang sesuai

dapat dilakukan untuk mencagah penyebaran infeksi yang masih terlokalisasi dan untuk

mencegah jangan sampai seluruh tulang mengalami kerusakan yang dapat menimbulkan

kelumpuhan.

Osteomyelitis adalah akibat dari osteomyelitis akut yang tidak ditangani dengan baik.

Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, osteomyelitis sangat resisten terhadap pengobatan

dengan anti biotiaka. Menurut teori, hal ini disebabkan oleh karena sifat korteks tulang yang

tidak memiliki pempbuluh darah. Tidak cukup banyak anti bodi yang dapat mencapai daerah

yang terinfeksi tersebut. Infeksi tulang sangat sulut untuk di basmi, bahkan tindakan drainase dan

debridemen, serta pemberian anti biotika yang tepat masih tidak cukup untuk menghilangkan

penyakit.