bab 2 tinjauan pustaka 2.1 konsep fraktur 2.1.1 ... 2.pdfjenis dan luasnya. fraktur terjadi jika...

29
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Fraktur 2.1.1 Defenisi Fraktur Fraktur adalah terputusnya kontinuitas tulang baik karena trauma, tekanan maupun kelainan patologis. Fraktur adalah patah tulang, biasanya disebabkan oleh trauma atau tenaga fisik (Price, 2005). Sedangkan menurut Smeltzer (2005) fraktur adalah terputusnya kontinuitas tulang yang ditentukan sesuai jenis dan luasnya. Fraktur terjadi jika tulang dikenai stress yang lebih besar dari yang diabsorpsinya. 2.1.2 Etiologi Fraktur disebabkan oleh karena kekuatan langsung atau tidak langsung. Kakuatan (direct force). Diantaranya disebabkan oleh trauma baik karena kecelakaan lalu lintas ataupun terjatuh dari tempat ketinggian, serta kekuatan tidak langsung (indirect force) contohnya adalah penyakit metabolic seperti osteoporosis yang menyebabkan fraktur patologis dan adanya keletihan (fatigue) pada tulang akibat aktifitas yang berlebihan (Waher salmond & Pellino), 2009). Sedangkan menurut Smeltzer & Bare (2009) fraktur dapat disebabkan oleh beberapa hal diantaranya : 1 Infeksi 2 Pukulan langsung 3 Gerakan punter mendadak 4 Kontraksi otot ekstrem. 5. Gaya meremuk 2.1.3 Manifestasi Klinis 8

Upload: others

Post on 18-Jan-2021

11 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Fraktur 2.1.1 ... 2.pdfjenis dan luasnya. Fraktur terjadi jika tulang dikenai stress yang lebih besar dari yang diabsorpsinya. 2.1.2 Etiologi Fraktur

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Fraktur

2.1.1 Defenisi Fraktur

Fraktur adalah terputusnya kontinuitas tulang baik karena trauma, tekanan

maupun kelainan patologis. Fraktur adalah patah tulang, biasanya disebabkan

oleh trauma atau tenaga fisik (Price, 2005). Sedangkan menurut Smeltzer

(2005) fraktur adalah terputusnya kontinuitas tulang yang ditentukan sesuai

jenis dan luasnya. Fraktur terjadi jika tulang dikenai stress yang lebih besar dari

yang diabsorpsinya.

2.1.2 Etiologi

Fraktur disebabkan oleh karena kekuatan langsung atau tidak langsung.

Kakuatan (direct force). Diantaranya disebabkan oleh trauma baik karena

kecelakaan lalu lintas ataupun terjatuh dari tempat ketinggian, serta kekuatan

tidak langsung (indirect force) contohnya adalah penyakit metabolic seperti

osteoporosis yang menyebabkan fraktur patologis dan adanya keletihan

(fatigue) pada tulang akibat aktifitas yang berlebihan (Waher salmond &

Pellino), 2009). Sedangkan menurut Smeltzer & Bare (2009) fraktur dapat

disebabkan oleh beberapa hal diantaranya :

1 Infeksi2 Pukulan langsung 3 Gerakan punter mendadak4 Kontraksi otot ekstrem.

5. Gaya meremuk2.1.3 Manifestasi Klinis

8

Page 2: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Fraktur 2.1.1 ... 2.pdfjenis dan luasnya. Fraktur terjadi jika tulang dikenai stress yang lebih besar dari yang diabsorpsinya. 2.1.2 Etiologi Fraktur

9

Smeltzer & Bare (2009) menjelaskan, manifestasi klinis fraktur adalah

nyeri. hilangnya fungsi deformitas, pemendekan ekstremitas diimobilisasi,

pembengkakan local, dan perubahan warna yang dijelaskan secara rinci

sebagai berikut:1) Nyeri terus menerus dan bertambah beratnya sampai fragmen tulang

diimobilisasi. Spasme otot yang menyertai fraktur merupakan bentuk

bidai alamiah yang dirancang untuk meminimalkan gerakan antar

fragmen tulang.2) Setelah terjadi fraktur, bagian-bagian tidak di gunakan dan cenderung

bergerak secara alamiah (gerakan luar biasa) pergeseran fragmen pada

fraktur lengan dan tungkai menyebabkan deformitas (terlihat maupun

teraba) ektremitas bias diketahui dengan membangdingkannya dengan

ekstremitas normal. Ektremitas dapat berfungsi dengan baik karena fungsi

otot. Tergantung pada integrasi tulamg tempat melekatnya otot.3) Pada fraktur Panjang, terjadi pemendekan tulang yang sebenarnya karena

kontraksi otot yang melekat diatas dan bawah tempat fraktur fragmen

sering saling melengkapi satu sama lain sampai 2,5 sampai 5 cm (1

sampai 2 inci)4) Saat ektremitas diperiksa dengan tangan, teraba adanya tulang dinamakan

krepitius yang teraba akibat gesekan antara fragmen atau dengan yang

lainnya. Uji krepitus dapat menyebabkan kerusakan jaringan lunak yang

lebih berat.5) Pembengkakan dan perubahan warna local pada kulit terjadi sebagai

akibat trauma dan perdarahan yang mengikuti fraktur. Tanda ini biasanya

terjadi setelah beberapa jam atau hari setelah cedera.2.1.4 Penatalaksanaan Medis

1. Penatalaksanaan kedaruratana. Segera setelah cedera, imobilisasi bagian tubuh yang sebelum pasien di Pindahkan

Page 3: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Fraktur 2.1.1 ... 2.pdfjenis dan luasnya. Fraktur terjadi jika tulang dikenai stress yang lebih besar dari yang diabsorpsinya. 2.1.2 Etiologi Fraktur

10

b. Bebat fraktur, termasuk sendi yang berada di dekat fraktur untuk mencegah gerakan fragmen fraktur.c. Imobilisasi tulang Panjang ektremitas bawah dapat dilakukan dengan

mengangkat (membebat ) kedua tungkai Bersama-sama : ektremitas

yang tidak terganngu berperan sebagai bebat untuk ekstremitas yang

cedera.d. Pada cedera ekstremitas atas, lengan dapat di bebat ke dada, atau lengan

yang cedera dapat di gendong dengan mitela (kain gandongan).e. Kaji status neurovaskuler disisi distal area cedera sebelum dan setelah

pembidaian untuk menentukan keadekuatan perfusi jaringan perifer dan

fungsi saraf. 2. Penatalaksanaan komplikasi

a. Terapi syok terdiri dari menstabilkan fraktur untuk mencegah hemoragi

lebih lanjut, mengembalikan volume dan sirkulasi darah, meredakan

nyeri pasien, memberikan imobilisasi yang tepat, dan melindungi pasien

dari cedera lebih lanjut dan dari komplikasi lain. b. Pencegahan dan penatalaksanaan embolisme lemak mencakup

mengimobilisasi fraktur dengan cepat, menopang tulang yang

mengalami fraktur ketika berpindah dan memperbaiki posisi secara

tepat, dan mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit.c. Sindrom kompartemen ditangani dengan mengendalikan pembengkakan

dengan meninggikan ektremitas setinggi jantung atau dengan

melepaskan alat rekriftif (balutan atau gips). Fasiotomi (dekompresi

bedah dengan eksisi fasia) mungkin diperlukan unutk meredakan fasia

otot yang mengalami konsrtiksi. d. Fraktur yang tidak menyatu (nonunion) (kegagalan ujung tulang fraktur

untuk menyatu) diterapi dengan fiksasi internal, tandur tulang

(osteogenesis, osteo konduksi, osteoinduksi), stimulasi tulang elekrtik,

atau kombinasi dari semua ini.

Page 4: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Fraktur 2.1.1 ... 2.pdfjenis dan luasnya. Fraktur terjadi jika tulang dikenai stress yang lebih besar dari yang diabsorpsinya. 2.1.2 Etiologi Fraktur

11

3. Penatalaksanaan fraktur tertutup a. Informasikan pasien mengenai metode pengontrolan edema dan nyeri (mis. Meninggikan ekstremitas setinggi jantung, menggunakan analgesic sesuai resep).b. Ajarkan latihan untuk mempertahankan kesehatan otak yang tidak

menggunakan alat bantu (mis. Tongkat alat bantu dengan aman).c. Bantu klien memodifikasi lingkungan rumah mereka sesuai kebutuhan

dan cari bantuan personal jika diperlukan.d. Berikan Pendidikan kesehatann kepada pasien mengenai perawatan diri

mengidentifikasi, pemantauan kemungkinan komplikasi, dan perlunya

supervise berkelanjutan. 4. Penatalaksanaan fraktur terbuka

a. Sasaran penatalaksanaan adalah untuk mencegah infeksi luka,

jaringan tulang serta unutk meningkatkan pemulihan tulang dan

jaringan lunak pada fraktur terbuka, terdapat risiko oesteomielitis,

tetanus, dan gas gangren.b. Berikan antibiotik IV dengan segera saat pasien tiba di rumah sakit

bersamaan dengan tetanus toksoid jika diperlukan.c. Lakukan irigasi dan debridemen. d. Tinggikan ekstremitas untuk meminimalkan edema.e. Kaji status neuro vaskuler dengan sering

Ukur suhu tubuh pasien dalam interval teratur, dan pantau tanda-tandavital.

2.1.5 Klasifikasi Fraktur 1. Fraktur tertutup Fraktur tertutup (simple/close fracture) Fraktur tertutup adalah fraktur yang tidak menyebabkan robeknya kulit tetapi terjadi pergeseran tulang didalamnya (Smeltzer & Bare, 2009).2. Fraktur terbuka (complicated/open fraktur) fraktur terbuka merupakan

fraktur dengan luka pada kulit atau membrane mukosa atau sampai

patahan tulang. Fraktur terbuka di bagi menjadi tiga derajat, yaitu :a. Grade I : dengan luka bersih kurang dari 1 cm panjangnya,

kerusakan jaringan lunak minimal, biasanya tipe fraktur

simple transverse dan fraktur obliq pendek. b. Grade II :sampai sangat terkontaminasi dan mengalami kerusakan

jaringan lunak yang eksensif, kerusakan meliputi kulit dan

Page 5: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Fraktur 2.1.1 ... 2.pdfjenis dan luasnya. Fraktur terjadi jika tulang dikenai stress yang lebih besar dari yang diabsorpsinya. 2.1.2 Etiologi Fraktur

12

struktur neurovaskuler. 3. Grade Grade III : hilangnya

jaringan lunak, sehingga tampak jaringan tulang dan

membutuhkan kulit untuk menutup.c. Grade III : hilangnya jaringan lunak, sehingga tampak jaringan tulang

dan membutuhkan kulit untuk menutup. Gambar 2.1 Fraktur terbuka dan tertutup ( Weki Pedia, 2017)

3. berdasarkan patahannya, patah tulang dibedakan menjadi beberapa jenis

yaitu ;

a.

fraktur garis rambut, sering ditemui pada telapak kaki atau tungkai

kaki bagian bawah sebagai hasil tekanan berulang dari aktifitas

penderita seperti berlari. b. fraktur greestick, retakan tulang yang kecil dan ramping biasanya

terjadi pada anak kecil, sebab tulang mereka lebih fleksibel dari

tulang dewasa.c. fraktur comminuted, adalah jenis patah tulang di mana tulang patah

menjadi bagian-bagian kecil.d. fraktur kompresi adalah jenis patah kaki yang terjadi ketika dua

tulang saling menekan satu sama lain. Tulang belakang menjadi

resiko terkena jenis patah tulang ini. e. fraktur melintang adalah patah tulang di mana patahannya punya

pola miring.

Page 6: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Fraktur 2.1.1 ... 2.pdfjenis dan luasnya. Fraktur terjadi jika tulang dikenai stress yang lebih besar dari yang diabsorpsinya. 2.1.2 Etiologi Fraktur

13

f. fraktur miring adalah jenis patah tulang dimana garis patahannya

punya pola miring.

Gambar jenis patahan tulang 2.2 ( Wiki Pedia, 2017)4. Jenis fraktur ekstremitas atas fraktur ekstremitas atas meliputi :

a) Fraktur collum humerus b) Fraktur humerus c) Fraktur suprakondiler humerus d) Fraktur radius dan ulna (fraktur an tebrachi) e) Fraktur colles f) Fraktur metacarpal g) fraktur phalang proksimal, medial dan distal

5. Jenis fraktur ekstremitas bawah a) Fraktur collum femur b) Fraktur femur c) Fraktur supra kondiler femur d) Fraktur patella e) Fraktur plateu tibiaf) Fraktur cruris g) Fraktur ankle h) Fraktur metatarsal i) Fraktur phalang proksimal

Page 7: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Fraktur 2.1.1 ... 2.pdfjenis dan luasnya. Fraktur terjadi jika tulang dikenai stress yang lebih besar dari yang diabsorpsinya. 2.1.2 Etiologi Fraktur

14

Gambar 2.3 Tipe fraktur humerus (Wiki pedia, 2017)

2.1.6 Komplikasi Fraktur Komplikasi fraktur dibagi menjadi komplikasi awal dan komplikasi lanjut.

Komplikasi lanjut biasanya terjadi pada pasien yang telah dilakukan

pembedahan (Smeltzer & Bare 2007). 1. Komplikasi awal atau komplikasi dini Komplikasi awal terjadi segara setelah

kejadian fraktur antara lain : syok hipovolemik, kompartemen sindrom,

emboli lemak yang dapat mengakibatkan fungsi kehilangan fungsi

ekstremitas permanen jika tidak di tangani segera. 2. komplikasi lanjut Komplikasi lanjut terjadi setelah beberapa bulan atau tahun

setelah kejadian fraktur dapat berupa :a. Komplikasi pada sendi : kekakuan sendi yang menetap penyakit

regenerative pasca trauma.b. Komplikasi pada tulang : peyembuhan fraktur yang tidak normal.c. Komplikasi pada otot : atrofi otot, rupture tendon lanjut.d. Komplikasi pada syaraf : takikardi nerve palsy yaitu saraf menebal karena

adanya fibrosis intra neural.

Page 8: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Fraktur 2.1.1 ... 2.pdfjenis dan luasnya. Fraktur terjadi jika tulang dikenai stress yang lebih besar dari yang diabsorpsinya. 2.1.2 Etiologi Fraktur

15

2.1.7 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penyembuhan Fraktur

Smeltzer & Bare (2002) menjelaskan bahwa banyak faktor yang dapat

mempengaruhi penyembuhan fraktur atau penghambat dalam proses

penyembuhan fraktur, yaitu :1. Faktor yang mempercepat penyembuhan fraktur, yaitu reduksi fragmen

tulang, agar benar-benar akurat dan di pertahankan dengan sempurna agar

penyembuhan benar-benar terjadi.2. Faktor penghambat penyembuhan fraktur, yaitu kehilangan tulang,

imobilisasi tidak memadai, adanya rongga atau jaringan diantaranya

frakmen tulang, infeksi, keganasan lokal, penyakit metabolic, nekkrosis

avaskuler fraktur intra artikuler, usia lansia sembuh lebih lama).2.1.8 Proses Penyembuhan Fraktur

Proses penyembuhan fraktur bervariasi sesuai dengan ukuran tulang dan

umur pasien. Faktor lainnya adalah tingkat kesehatan pasien secara

keseluruhan. Atau kebutuhan nutrisi yang cukup Tahapan penyembuhan

tulang antara lain : inflamasi, poliferasi sel, klasifikasi, dan remodeling tulang

dewasa ( Smeltzer & Bare 2007).1. Fase inflamasi, yaitu terjadi respon tubuh terhadap yang cedera yang

ditandai oleh adanya perdarahan dan pembentukan hematoma pada

tempat patah tulang.ujung fragmen tulang mengalami divalitisasi karena

putusnya aliran darah lalu terjadi pembengkakan dan nyeri, tahap

inflamasi berlansung beberapa hari.2. Fase poliferasi, pada fase ini hematoma akan mengalami organisasi

dengan membentuk benang-benang fibrin, membentuk revaskulerisasi

dan invasi fibroblast dan osteoblast. Kemudian menghasilkan kolagen

pada patahan tulang, terbentuk jaringan ikat fibrus dan tulang rawan

(osteoid) berlangsung setelah hari kelima.

Page 9: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Fraktur 2.1.1 ... 2.pdfjenis dan luasnya. Fraktur terjadi jika tulang dikenai stress yang lebih besar dari yang diabsorpsinya. 2.1.2 Etiologi Fraktur

16

3. Fase pembentukan kalus, pertumbuhan jaringan berlanjut dan lingkaran

tulang rawan tumbuh mencapai sisi lain sampai celaah sudah

terhubungkan. Fragmen patahan tulang di gabungkan dengan jaringan

fibrus, tulang rawan dan tulang serat imatur. Waktu yang dibutuhkan

agar fragmen tulang tergabung adalah 3-4 minggu.4. Fase penulangan kalus/ossifikasi, adalah pembentukan kalus mulai

mengulangi penulangan endokondral. Mineral terus menerus ditimbun

sampai tulang benar-benar bersatu. Pada patah tulang panjang orang

dewasa normal, penulangan tersebut memerlukan waktu 3-4 bulan 5. Fase remodeling/konsolidasi, merupakan tahap akhir perbaikan pata

tulang meliputi pengambilan jaringan mati dan baru kesusunan struktural

sebelumnya. Remodeling memerlukan waktu berbulan-bulan sampai

bertahun-tahun

2.2 Konsep Pembedahan 2.2.1 Defenisi Pembedahan

Pembedahan atau operasi adalah semua tindakan pengobatan yang

menggunakan cara invasif dengan membuka atau menampilkan bagian

tubuh yang akan di tangani. (Syamsuhidayat, 2007). Pembukaan bagian

tubuh ini umumnya di lakukan dengan menggunakan sayatan. Pembedahan

adalah pengalaman yang unik yang menyebabkan stress dan perubahan fisik

serta fisiologik penting. 2.2.2 Jenis Pembedahan 1. Prosedur pembedahan secara umum dikelompokkan berdasarkan :

a. Tujuan diantaranya; diagnostik mengonfirmasi atau menegakkan

diagnosis sebagai contoh, biopsy massa di payudara b. Paliatif adalah menurunkan atau mengurangi nyeri atau gejala

penyakit sebagai contoh reseksi akar sarafc. Ablatif mengangkat bagian tubuh yang berpenyakit sebagai contoh,

mengangkat kandung empedu

Page 10: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Fraktur 2.1.1 ... 2.pdfjenis dan luasnya. Fraktur terjadi jika tulang dikenai stress yang lebih besar dari yang diabsorpsinya. 2.1.2 Etiologi Fraktur

17

d. konstruktif adalah memperbaiki fungsi atau penampilan yang telah

hilang sebagai contoh implantasi payudara e. Transpalasi adalah mengganti struktur yang tidak berfungsi sebagai contoh penggantian panggul.

2 Tingkat Keterdesakan a. Bedah darurat adalah dilakukan segera untuk menyelamatkan fungsi

atau hidup klien. Pembedahan untuk mengendalikan perdarahan internal

atau memperbaiki fraktur adalah contoh bedah darurat.b. Bedah elektif adalah dilakukan jika intervensi bedah merupakan terapi

pilihan untuk kondisi yang tidak secara langsung membahayakan

keselamatan klien (tetapi mungkin akan mengancam kehidupan atau

kesejahtraan klien) atau meningkatkan kehidupan klien. 3. Derajat resiko:

a. Bedah mayor adalah merupakan pembedahan dengan derajat resiko

tinggi, dilakukan untuk berbagai alasan , pembedahan mungkin

memiliki komplikasi atau lama, kehilangan dalam jumlah besar.b. Bedah minor biasanya memiliki resiko kecil, menghasilkan sedikit

komplikasi dan sering dilakukan pada “bedah rawat jalan”

2.2.3 Manajemen keperawatan PascaoperasiPerawatan post operasi adalah periode akhir dari keperawatan perioperatif.

selama periode ini proses keperawatan doarahkan pada menstabilkan

kondisi pasien pada keadaan equilibrium fisiologis pasien.1. Tahapan keperawatan post operasi meliputi

a. Pemindahan pasien dari kamar operasi ke unit perawatan pasca

anastesi (recovery room),b. Perawatan post anastesi di ruang pemulihan c. Transportasi pasien ke ruang rawatd. Perawatan di ruang rawat.

2. Fase pascaoperasi Fase pascaoperasi sangat penting terutama untuk pemulihan klien.

Page 11: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Fraktur 2.1.1 ... 2.pdfjenis dan luasnya. Fraktur terjadi jika tulang dikenai stress yang lebih besar dari yang diabsorpsinya. 2.1.2 Etiologi Fraktur

18

a. Pengkajian: dilakukan pengkajian awal. rangkaian aktifitas

beragam situasi sebagai contoh, memeriksa program stat (segera)

melakukan pengkajian awal; dalam keadaan seperti ini, intervensi

keperawatan untuk mengimplementasikan program tersebut dapat

dilakukan dengan pengkajian.b. Hal-hal yang perlu didiskusikan program pascaoperasi dengan

dokter bedah untuk mengetahui hal-hal sebagai berikut: makanan

dan cairan yang di perbolehkan melalui mulut, larutan intravena

dan medikasi itravena, posisi di tempat tidur, medikasi yang di

programkan (mis, analgesik, antibiotik), uji laboratorium, asupan

dan haluaran, yang pada beberapa institusi dipantau unutk semua

klien pascaoperasi, aktifitas yang diperbolehkan termasuk

ambulansi.c. Memeriksa catatan PACU diantaranya: tindakan pembedahan yang

dilakukan, adanya lokasi dan drain, anastesi yang digunakan,

diagnosis pascaoperasi, perkiraan jumlah kehilangan darah

medikasi yang diberikan di ruang pemulihan.d. Adapun pengkajian rutin yang dilakukan pasien pascaoperasi

adalah tingkat kesadaran, tanda vital, warna kulit dan suhu,

kenyamanan, keseimbangan cairan balutan dan linen, drain dan

selange. Diagnosis aktual dan untuk klien pascaoperasi antara lain; nyeri

akut, resiko infeksi, resiko kekurangan volume cairan,

ketidakefektifan pembersihan jalan napas, ketidakefektifan pola

napas, defisit perawatan diri, ketidakefektifan pemeliharaan

kesehatan, gangguan citra tubuh.

Page 12: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Fraktur 2.1.1 ... 2.pdfjenis dan luasnya. Fraktur terjadi jika tulang dikenai stress yang lebih besar dari yang diabsorpsinya. 2.1.2 Etiologi Fraktur

19

f. Perencanaan rencana dan asuhan pascaoperasi dan rencana pulang

dimulai pada fase praoperasi saat penyuluhan para operasi

dilakukan. g. Implementasi; intervensi keperawatan yang dirancang untuk

meningkatkan pemulihan dan mencegah komplikasi. 2.2.4 Meningkatkan Pemulihan dam Mencegah Komplikasi

1. Manajemen nyeri: meskipun merupakan pengalaman sensori dan emosional 2. Pemberian posisi: atur posisi klien sesuai program. Klien yang mendapat

anastetik spinal biasanya di baringkan datar selama 8 sampai 12 jam3. Napas dalam dan latihan batuk: latihan napas dalam membantu

mengeluarkan mucus, yang dapat dibentuk dan tetap didalam paru akibat

efekanestesiaumum dan analgesic.4. Latihan tungkai: dorong klien untuk melakukan latihan tungkai dalam

periode praoperatif setiap 1 sampai 2 jam selama waktu klien terjaga.5. Pergerakan dan ambulasi: dorong klien untuk berbalik dari satu sisi k sisi

lain setidaknya setiap 2 jam.6. Hidrasi: pertahankan infuse intravena sesuai program untuk mengganti

cairan tubuh yang hilang sebelum dan selama pembedahan.7. Diet: dokter bedah memprogrammkan diet pasca operasi.8. Eliminasi urin: lakukan tindakan yang meninkatkan eliminasi urine.9. Pengsapan: beberapa klien kembali dari pembedahan dengan pasang slang

lambung atau usus di programkan slang tersebut di hubungkan ke slang

pengisap.10. Perawatan luka : karena insisi bedah sembuh melalui penyembuhan primer,

perlu mengantisipasi tanda tahap proses penyembuhan sebagai berikut:a. Tidak ada perdarahan dan bekuan yang tampak melekat pada tepi luka.b. Inflamasi (kemerahan dan pembengkakan) pada tepi luka selama 1

sampai 3 hari.c. Reaksi inflamasi ketika bekuan menghilang ditandai dengan jaringan

granulasi mulai menutup area.d. Pembentukan jaringan parut.e. Ukuran jaringan parut berkurang selama periode bulan atau tahun.

2.2.5 Balutan Luka Bedah

Page 13: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Fraktur 2.1.1 ... 2.pdfjenis dan luasnya. Fraktur terjadi jika tulang dikenai stress yang lebih besar dari yang diabsorpsinya. 2.1.2 Etiologi Fraktur

20

Tidak semua lika perlu di ganti balutan. Kadang-kadang setelah operasi

di ruang bedah memberikan baluta yang dipasang sampai jahitan diangkat,

dan tidak memerlukan balutan lain. Namun kebanyakan balutan luka perlu di

ganti secara rutin untuk mencegah pertumbuhan mikroorganisme.

Pembersihan luka dan pemberian balutan steril di bahas lebih perinci dalam

prosedur. a. Drain dan luka pengisapan. Drain bedah, sebagai contoh drain penrose,

dimasukkan untuk mengeluarkan cairan serosa yang berlebihan dan

puralen serta menigkatkan penyembuhan jaringan di bawahnya.b. Sistem drainase luka tertutup terdiri dari drain yang tersambung dengan

pengisapan elektrik atau pengisapan drainase potable, seperti hemovac,

atau Jackson pratt. System tertutup menurunkan kemungkinan masuknya

mikrooganisme kedalam lukamelalui drain. 2.2.6 Jahitan

Jahitan dilakukan untuk menyatukan jaringan tubuh. Benang yang

digunakan untuk menyambung jaringan di bawah kulit sering kali dibuat dari

bahan yang dapat diserap dan menghilang dalam beberapa hari sebaliknya, benang

kulit di buat dari berbagai jenis bahan yang tidak dapat diserap, seperti sutra,

katun, linen, kawat nilon, atau dacron (serat polyester) klik kawat perak atau

staples juga tersedia. Biasanya benang kulit diankat 7 sampai 10 hari setelah

pembedahan.Retention suture adalah jahitan yang berdiameter besar untuk penjahitan

kulit pada beberapa insisi. Teknik steril dan gunting jahit khusus di gunakan untuk

mengangkat jahitan. Pedoman untuk mengangkat jahitan dan staples adalah

sebagai berikut:1. Sebelum mengangkat jahitan verifikasi terlebih dahulu (a) program untuk

pengangkatan jahitan (pada banyak tatanan, hanya interrupted suture yang

Page 14: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Fraktur 2.1.1 ... 2.pdfjenis dan luasnya. Fraktur terjadi jika tulang dikenai stress yang lebih besar dari yang diabsorpsinya. 2.1.2 Etiologi Fraktur

21

diangkat secara selang-seling pada satu hari atau dua hari setelahnya) dan

(b) apakah balutan dipasang setelah diangkat.2. Pengagkatan jahitan dapat menyebabkan sedikit rasa tidak nyaman, seperti

sensasi tarikan atau sengatan, tetapi tidak seharusnya menimbulkan rasa

nyeri.3. Angkat balutan dan bersihkan luka insisi sesuai protocol institusi4. Pasang sarung tangan steril.5. Angkat jahitan plain interrupted suture sebagai berikut

a. Pegang benang pada bagian simpul dengan sepasang forceps.b. Letakkan gunting jahit berujung lengkung dibawah benang jahitan

sedekat mungkin dengan kulit, pada sisi simpul yang lain atau lansung

di bawah simpul.c. Degan menggunakan forsep Tarik benang kepada satu sisi.

6. Angkat mattress interrupted suture sebagai berikut :a. Jika memungkinkan potong bagian benang yang terlihat sedekat

mungkin dengan kulit.b. Pegang simpul (C) dengan forsep.

7. Buang jahitan keselembar kaca steril atau kedalam kantung kedap air,8. Lanjutkan pengangkatan jahitan secara selang-seling, jahitan ketiga, ke

lima, ke tujuh dan seterusnya.9. Jika di programkan Steri-Strip oleh dokter, berikan pada luka atau setelah

pengankatan jahitan atau klip.10. Pasang kembali balutan, jika di indikasikan.11. Dokumentasikan pengangkatan jahitan; jumlah jahitan yang diangkat

karakter insisi dan lain-lain.12. Angkat staples dengan langkah sebagai berikut :

a. Buka balutan dan bersihkan insisib. Letakkan ujung bawah staple removersteril di bawah staples.c. Tekan gagang staple remover secara bersamaan sampai benar-benar

menutup.d. Apabila kedua ujung staples terlihat secara perlahan gerakkan staples

menjauh dari area insisi.e. Pegang staple remover di atas wadah penampung disposable, buka

gagangnya dan buka staples. 2.2.7 Penyuluhan Perawatan di Rumah

Penyuluhan harus fokus pada :

Page 15: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Fraktur 2.1.1 ... 2.pdfjenis dan luasnya. Fraktur terjadi jika tulang dikenai stress yang lebih besar dari yang diabsorpsinya. 2.1.2 Etiologi Fraktur

22

1. tindakan untuk mempertahankan kenyamanan, meningkatkan

penyembuhan, dan mengembalikan kesejahteraan, dan mendorong klien

memamfaatkan Lembaga-lembaga di komunitas yang sesuai dengan

bantuan sumber lainnya. 2. Rujukan.Institusi perawatan di rumah untuk perawatan dan pengkajian

lukadan untuk bantuan dalam melakukan aktivitas kehidupan sehari-hari jika

diperlukan.3. Komunitas social yang memberikan layanan bantuan memperoleh

peralatan medis dan alat bantu4. Layanan terapi fisik, pernapasan dan okupasional sesuai indikasi.

2.3 Konsep Nyeri

2.3.1 Defenisi Nyeri Nyeri adalah sensori subjektif dan emosional yang tidak menyenangkan

yang terkait dengan kerusakan jaringan aktual maupun potensial, atau

menggambarkan kondisis terjadinya kerussakan (Tamsuru, 2012) . Nyeri

adalah peristiwa yang tidak menyenangkan pada seseorang dan dapat

menimbulkan pederita/sakit perasaan nyeri akan terasa pada setiap orang yang

mengalaminya karena hanya orang tersebutlah yang hanya akan menjelaskan

apa yang dirasakannya. Nyeri merupakan suatu kondisi yang disebabkan oleh

stimulus tertentu, stimulus nyeri dapat berupa stimulus yang bersifat fisik dan

mental sedangkan kerusakan dapat terjadi pada jaringan aktual pada fungsi

ego seseorang individu, nyeri sangat tidak menyenangkan dan terlokalisasi

pada bagin tubuh sifat ini menunjukkan kualitas nyeri sensasi maupun

hubungan nyeri dan tingkah laku dan respon stress yang terdiri dari

meningkatnya tekanan darah, denyut nadi terkontraksi pada bagian tubuh.

Page 16: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Fraktur 2.1.1 ... 2.pdfjenis dan luasnya. Fraktur terjadi jika tulang dikenai stress yang lebih besar dari yang diabsorpsinya. 2.1.2 Etiologi Fraktur

23

Sifat-sifat ini menunjukkan kualitas nyeri sensasi maupun hubungan nyeri dan

tingkah laku dan respon stress yang terdiri dari meningkatnya tekanan darah,

denyut nadi kontraksi otot lokal (misalnya: fleksi anggota dan kekakuan

dinding abdomen) (Potter & Perry, 2010). Setiap individu pernah mengalami

nyeri dalam tingkatan tertentu. Nyeri merupakan alasan yang paling umum

orang mencari perawatan kesehatan. Nyeri bersifat subjektif dan tidak ada

individu yang mengalami nyeri yang sama. Penanganan nyeri dengan teknik

non farmakologi merupakan jalan utama menuju kenyamanan. Jika di pandang dari segi biaya dan manfaat penggunaan manajemen

non farmakologi (tanpa pengobatan) lebih ekonomis dan tidak ada efek

sampingnya di bandingkan dengan penggunaan farmakologi (pengobatan)

selain itu mengurangi ketergantungan obat-obatan dan menyenangkan

pikiran. (Burroughs, 2012) lebih ekonomis dan tidak ada efek sampingnya. Nyeri akibat trauma ini muncul sebagai akibat ujung-ujung saraf bebas

mengalami kerusakan. Receptor nyeri (nosiseptor) mencakup ujung - ujung

saraf bebas yang berespon terhadap berbagai ransangan termasuk tekanan

mekanis (trauma) deformasi, suhu yang ekstrim, dan berbagai bahan kimia.

Energi dari stimulus-stimulus ini dapat diubah menjadi energi listrik dan

perubahan energi ini dinamakan transduksi. Transduksi dimulai dari perifer,

ketika stimulus terjadi nyeri mengirimkan impuls yang melewati serabut saraf

nyeri perifer yang terdapat di panca indra maka akan menimbulkan potensial

aksi. Setelah proses transduksi selesai, transmisi impuls nyeri dimulai (Potter

& Perry 2011).2.3.2 Etiologi

1. Nosiseptik merupakan nyeri yang terjadi karena adanya rangsangan atau

stimulus mekanis ke nosiseptor. Nosiseptor adalah syaraf eferen primer

Page 17: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Fraktur 2.1.1 ... 2.pdfjenis dan luasnya. Fraktur terjadi jika tulang dikenai stress yang lebih besar dari yang diabsorpsinya. 2.1.2 Etiologi Fraktur

24

yang berfungsi untuk menerima dan menyalurkan rangsang nyeri. Ujung-

ujung saraf berfungsi sebagai saraf yang peka terhadap rangsangan

mekanis, kimia, suhu, listrik yang menimbulkan nyeri. Nosiseptor terletak

di jaringan subkutis, otot rangka dan sendi. 2. Nyeri neuoropatik merupakan nyeri yang terjadi karena adanya lesi atau

disfungsi primer pada system syaraf. Nyeri neuropatik biasanya

berlangsung lama dan sulit untuk diterapi. Salah satu bentuk yang umum

dijumpai di praktik klinik adalah nyeri pasca operasi dan nyeri

neuoropatik.3. Nyeri Inflamatorik nyeri inflamatorik merupakan nyeri yang timbul akibat

adanya proses inflamasi. Nyeri inflamatorik kadang dimasukkan dalam

klasifikasi nyeri nosiseptif. Salah satu bentuk yang umum dijumpai di

praktek klinik adalah osteoarthritis.4. Nyeri campuran nyeri campuran merupakan nyeri yang etiologinya tidak

jelas antara nosiseptif maupun neuropatik atau nyeri memang timbul

akibat rangsangan pada nosiseptor maupun neuropatik. Salah satu bentuk

yang sering dijumpai adalah nyeri punggung bawah ischialgia akibat HNP

(Hernia Nukleus Pulposus)2.3.3 Fisiologi Nyeri

Nyeri merupakan campuran reaksi fisik, emosi dan perilaku. Proses

fisiologis terkait nyeri dapat disebut nosisepsi. Potter & Perrry (2006)

menjelaskan proses tersebut sebagai berikut:1. Resepsi Semua kerusakan seluler yang disebabkan oleh stimulus mekanik,

kimiawi atau stimulus listrik menyebabkan pelepasan substansi yang

menghasilkan nyeri. Stimulus tersebut kemudian memicu pelepasan

mediator biokimia misalnya: prostaglandin, bradikinin, histamine, substansi

mensensitasi nosiseptor. Nyeri nosiseptor berfungsi untuk memulai transmisi

Page 18: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Fraktur 2.1.1 ... 2.pdfjenis dan luasnya. Fraktur terjadi jika tulang dikenai stress yang lebih besar dari yang diabsorpsinya. 2.1.2 Etiologi Fraktur

25

neural yang dikaitkan dengan nyeri. Fase transmisi nyeri terdiri atas tiga

bagian. Nyeri pertama merambat dari bagian saraf perifer ke medulla

spinalis. Bagian kedua adalah transmisi nyeri dari medulla spinalis menuju

batang otak dan thalamus melalui jarak spinotalamikus. Bagian ketiga,

sinyal tersebut diteruskan ke korteks sensori somatik tempat nyeri di

persepsikan. Impuls yang di transmisikan tersebut mengaktifkan respon

otonomi.2. Persepsi

Persepsi merupakan titik kesadaran seseorang terhadap nyeri. Persepsi akan

menyadarkan individu dan mengartikan nyeri itu sehingga individu dapat

bereaksi.3. Reaksi

Fase ini dapat disebut juga “sistem desenden”. Reaksi terhadap nyeri

merupakan respon fisiologis dan prilaku yang terjadi setelah mempersepsikan

nyeri apabila nyeri berlangsung terus menerus, berat atau dalam dan secara

taktil melibatkan organ fiseral, sistem parasimpatis menghasilkan suatu aksi.

Respon fisiologis terhadap nyeri dapat sangat membahayakan individu, pada

kasus traumatik berat, yang menyebabkan individu mengalami syok.2.3.4 Klasifikasi Nyeri Berdasarkan Awitan

Menurut Tamsuri (2012) menjelaskan bahwa nyeri berdasarkan waktu

kejadian dapat di kelompokkan sebagai nyeri akut dan kronis.1. Nyeri akut nyeri yang terjadi dalam waktu durasi 1 detik sampai dengan

kurang dari 6 bulan. Nyeri akut biasanya menghilang dengan sendirinya

dengan atau tanpa tindakan setelah kerusakan jaringan menyembuh.2. Nyeri kronis adalah nyeri yang terjadi dalam ≤ 6 bulan. Nyeri kronis

umumnya timbul tidak teratur, intermitten, atau bahkan persisten. Nyeri ini

menimbulkan kelelahan mental dan fisik bagi penderitanya.

Page 19: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Fraktur 2.1.1 ... 2.pdfjenis dan luasnya. Fraktur terjadi jika tulang dikenai stress yang lebih besar dari yang diabsorpsinya. 2.1.2 Etiologi Fraktur

26

2.3.5 Klasifikasi Nyeri Berdasarkan Lokasi

Berdasarkan lokasi nyeri, nyeri dapat di bedakan menjadi enam jenis,

yaitu nyeri superfisial, nyeri somatik, nyeri viseceral, nyeri alih, nyeri sebar,

dan nyeri bayangan (fantom) (Tamsuri 2012).1. Nyeri somatik dalam (deep somatik pain) adalah yang terjadi pada

otot tulang serta struktur penyokong lainnya, umumnya nyeri bersifat

tumpul dan di stimulasi dengan adanya peregangan dan iskemia. 2. Nyeri viseral adalah nyeri yang disebabkan oleh kerusakan organ

interna. 3. Nyeri sebar (radiasi) adalah sensasi nyeri yang meluas dari sensasi

asal ke jaringan sekitar.4. Nyeri fantom adalah nyeri khusus yang dirasakan klien yang

mengalami amputasi.5. Nyeri alih (reffered pain) adalah nyeri yang timbul akibat adanya

nyeri viseral yang menjalar ke orga lain, sehingga di rasakan nyeri

pada beberapa tempat lokasi. 2.3.6 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Nyeri Smeltzer (2012) Meliputi :

a. Pengalaman masa lalu Individu yang mempunyai pengalaman yang multiple dan

berkepanjangan dengan nyeri akan lebih sedikit gelisah dan lebih

toleran terhadap nyeri di bandingkan dengan orang yang hanya

mengalami sedikit nyeri bagi kebanyakan orang bagaimanapun ini

tidak selalu benar.Sering kali, lebih berpengalaman individu dengan

nyeri yang dialami, makin takut individu tersebut terhadap peristiwa

yang menyakitkan yang akan diakibatkan. b. Hubungan antara nyeri dan ansietas bersifat kompleks. Ansietas

sering kali meningkatkan persepsi nyeri tetapi juga dapat menimbulkan

suatu perasaan ansietas. Pola bangkitan otonom adalah sama dalam

Page 20: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Fraktur 2.1.1 ... 2.pdfjenis dan luasnya. Fraktur terjadi jika tulang dikenai stress yang lebih besar dari yang diabsorpsinya. 2.1.2 Etiologi Fraktur

27

nyeri dan ansietas. Sulit untuk memisahkan suatu sensasi. Paice (1991)

melaporkan suatu bukti bahwa stimulasi nyeri mengaktifkan bagian

limbik yang diyakini mengendalikan emosi seseorang, yakni

memperburuk atau menghilangkan. c. Usia

Usia merupakan faktor penting yang mempengaruhi nyeri khususnya

pada anak-anak dan lansia perkembangan yang ditemukan diantara

kelompok usia ini dapat mempengaruhi bagaimana anak-anak dan

lansia bereaksi terhadap nyeri. Anak yang masih kecil mempunyai

kesulitan mengungkapkan dan mengekspresikan nyeri.d. Budaya

Keyakinan dan nilai-nilai budaya mempengaruhi cara individu

mengatasi nyeri. individu mempelajari apa yang diharapkan dan apa

yang diterima oleh kebudayaan mereka. Hal ini meliputi bagaimana

bereaksi terhadap nyeri. Ada perbedaan makna dan sikap jika dikaitkan

dengan nyeri diberbagai kelompok budaya. Suatu pemahaman tentang

nyeri dan segi makna akan membantu perawat dalam merancang asuhan

keperawatan yang relavan untuk klien yang mengalami nyeri ( Potter,

2009).e. Efek flasebo

Plasebo merupakan zat tanpa kegitan farmakologi dalam bentuk tablet,

kapsul, cairan injeksi dan sebagainya. Placebo umumnya terdiri atas

gula, larutan salin normal, dan atau air biasa. Karena placebo tidak

memiliki efek farmakologis, obat ini hanya memberikan efek

dikeluarkannya produk ilmiah (endogen) endorphin dalam system

control desenden, sihingga menimbulkan efek penurunan nyeri Tamsuri

(2006).f. Gaya Koping

Page 21: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Fraktur 2.1.1 ... 2.pdfjenis dan luasnya. Fraktur terjadi jika tulang dikenai stress yang lebih besar dari yang diabsorpsinya. 2.1.2 Etiologi Fraktur

28

Pengalaman nyeri dapat menjadi suatu pengalaman yang membuat

seseorang merasa kesepian. Apabila klien merasa nyeri di keadaan

kesehatan keperawatan seperti di rumah sakit, klien merasa tidak

berdaya dengan rasa sepi,hal yang sering terjadi adalah klien merasa

kehilangan control terhadap hasil akhir dan peristiwa-peristiwa yang

terjadi dengan demikian gaya koping mempengaruhi kemampuan

individu tersebut untuk mengatasi nyeri. g. Dukungan keluarga dan sosial

Yang mempengaruhi nyeri adalah orang-orang terdekat klien dan

bagaimana sikap mereka terhadap klien. Individu dari kelompok sosial

budaya yang berbeda memiliki harapan yang berbeda tentang cara

mereka menempatkan keluhan mengenai nyeri kehadiran orang yang

dicintai akan meminimalkan kesepian dan ketakutan. Apabila tidak ada

keluarga atau teman, sering kali pengalaman nyeri membuat klien

semakin tertekan.

2.3.7 Intensitas Nyeri Berdasarkan (berat ringannya)a. Nyeri kondisi dimana seseorang tidak mengeluhkan adanya rasa nyeri

atau disebut juga bahwa seseorang terbebas dari nyeri.b. Nyeri ringan seseorang merasakan nyeri dalam intensitas rendah pada

nyeri ringan seseorang masih bisa melakukan komunikasi dengan baik,

masih bisa melakuka aktifitas seperti biasa dan tidak terganggu

kegiatannya.c. Nyeri sedang rasa nyeri seseorang dalam intensitas yang lebih berat.

Biasanya mulai menimbulkan respon nyeri sedang akan dimulai

mengganggu aktifitas seseorang.d. Nyeri berat atau hebat merupakan nyeri yang dirasakan berat oleh

pasien dan membuat pasien tidak mampu melakukan aktifitas seperti

Page 22: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Fraktur 2.1.1 ... 2.pdfjenis dan luasnya. Fraktur terjadi jika tulang dikenai stress yang lebih besar dari yang diabsorpsinya. 2.1.2 Etiologi Fraktur

29

biasanya, bahkan akan terganggu secara psikologis dimana orang akan

mudah marah dan tidak mampu untuk mengendalikan diri. 2.3.8 Pengukuran Skala Nyeri

Menurut Smalrtzer dan Barre (2009) menjelaskan bahwa ada

banyak instrument pengukuran nyeri diantaranya yang dikemukakan oleh

Agency for Health Care Policy and Reseach (AHCPR) (1) skala analog

visual (2) skala numerical rating skala (3) skala intensitas deskriptif dapat

dilihat pada gambar berikut ini.1. Visual Analog Score (VAS)

a. Memeriksa intensitas nyeri secara khusus meliputi 10-15 cm garis,

dengan setiap ujungnya di tandai dengan level intensitas nyeri ujung

kiri diberi tanda “no Pain” dan ujung kanan di beri tanda “bad pain”

(nyeri hebat).Skala 1 : Tidak ada nyeriSkala 2 : Nyeri ringan, dimana klien belum mengeluh nyeri

dapat di tolerir karena masih di bawah ambang ransang.Skala 5-6 : Nyeri sedang, dimana klien mulai merintih dan masih

ada yang sambil menekan pada bagian yang nyeri.Skala 7-9 : Termasuk nyeri berat, klien mungkin mengeluh sakit

sekali dank lien tidak mampu melakukan kegiatan

biasa. Skala 10 : Termasuk nyeri sangat, pada tingkat ini klien tidak

dapat lagi mengenal dirinya.b. Pasien diminta unutk menandai garis tersebut sesuai dengan level

intensitas nyeri yang dirasakan pasien. Kemudian jaraknya di ukur

dari batas kiri.c. Score dengan memberikan angka pada setiap kata sifat sesuai dengan

tingkat intensitas nyeri. Contoh: dengan menggunakan skala 5-point

yaitu none (tidak ada nyeri) dengan score “0”, mild (kurang nyeri)

dengan score “1”, moderate (nyeri sedang) dengan score “2” severe

Page 23: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Fraktur 2.1.1 ... 2.pdfjenis dan luasnya. Fraktur terjadi jika tulang dikenai stress yang lebih besar dari yang diabsorpsinya. 2.1.2 Etiologi Fraktur

30

(nyeri keras) dengan score “3” nyeri severe (nyeri yang sangat keras

dengan score “4”. Angka tersebut berkaitan dengan kata sifat dalam

VRS kemudian digunakan untuk memberikan score untuk intensitas

nyeri pasien.d. Pasien diminta untuk menandai garis tersebut sesuai dengan level

intensitas nyeri yang dirasakan pasien. Kemudian jarak di ukur dari

batas kiri.e.

Tidak nyeri sangat nyeri

Gambar 2.4 Skala anolog Visual (Smeltzer & Barre, 2009)2. Verbal Rating Score (VRS)

a. Dengan menggunakan kata sifat untuk menggambarkan level intensitas

nyeri yang berbeda, range dari “no pain” sampai “nyeri hebat”

(ekstreme pain).b. Alat periksa yang efektif untuk memeriksa intensitas nyeri. c. Score dengan memberikan angka pada setiap kata sifat sesuai dengan

tingkat intensitas nyeri. Contoh: dengan menggunakan skala 5 point

yaitu none (tidak ada nyeri dengan score “0”, mild (kurang nyeri)

dengan score “1” moderate (nyeri sedang) dengan score “2” severe

(nyeri keras) dengan score “3” nyeri severe Nyeri yang sangat keras.d. Keterbatasan : adanya ketidak mampuan pada pasien untuk

menghubungkan kata sifat yang cocok untuk level intensitas nyerinya

dan ketidak mampuan pasien yang buta huruf untuk memahami kata

sifat yang digunakan.

0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Tidak nyeri nyeri ringan nyeri sedang nyeri berat

Gambar 2.5 Numerical rating scale (Smeltzer & Barre, 2009)

Page 24: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Fraktur 2.1.1 ... 2.pdfjenis dan luasnya. Fraktur terjadi jika tulang dikenai stress yang lebih besar dari yang diabsorpsinya. 2.1.2 Etiologi Fraktur

31

Menilai rasa nyeri sesuai dengan level intensitas nyerinya pada skala

numeral dari 0-10 atau 0-100a. Angka 0 berarti “no pain” dan 10 atau 100 berarti “severa paint” (nyeri

hebat). Dalam penelitian pengaruh teknik relaksasi napas dalam terhadap penurunan

itensitas nyeri pada pasien post operasi fraktur di RSAD Brawijaya

Surabaya. Peneliti menggunakan alat Ukur Rating Scale (NRS). 3. Nyeri deskriptif

0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Tidak nyeri ringan nyeri sedang nyeri berat nyeri nyeri tidak terkontrol

Gambar 2.6 Intensitas nyeri Medical Bedah Brunner& Sunddart, edisi 2,

vol 1 hal deskriptif sumber: Smelzer, SC & Barre, BG 2002,

Buku ajar Keperawatan, 218, EGC, J

2.3.9 Penatalaksanaan Secara non Farmakologi

1. Teknik relaksasi napas dalam

a. Konsep relaksasi nafas dalam teknik relaksasi nafas dalam

merupakan suatu bentuk asuhan keperawatan, yang dalam hal ini

perawat mengajarkan kepada klien bagaimana cara melakukan

nafas dalam, nafas lambat (menahan inspirasi secara maksimal)

dan bagaimana menghembuskan nafas secara perlahan, selain

dapat menurunkan intensitas nyeri, teknik relaksasi nafas dalam

juga dapat meningkatkan ventilasi paru dan meningkatkan

oksigenasi darah (Smeltzer & Bare, 2002). b. Menurut Kneale (2011), relaksasi adalah memutuskan hubungan

antara nyeri, tegang otot, rangsang otonom yang berlebih, dan

ansietas. Tehnik relaksasi sederhana dapat berlangsung singkat dan

Page 25: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Fraktur 2.1.1 ... 2.pdfjenis dan luasnya. Fraktur terjadi jika tulang dikenai stress yang lebih besar dari yang diabsorpsinya. 2.1.2 Etiologi Fraktur

32

mudah diterapkan, seperti menarik napas dalam. Relaksasi otot

yang progresif lebih rumit karena metode ini secara sistematis

berfokus sekelompok otot tubuh, membuat pasien harus

menegangkan dan merelaksasikan setiap kelompok otot. Menurut

Brunner & Suddart (2002), relaksasi nafas adalah pernapasan

abdomen dengan frekuensi lambat atau perlahan, berirama, dan

nyaman yang dilakukan dengan memejamkan mata.

2.4 Konsep Relaksasi Napas Dalam 2.4.1 Defenisi Relaksasi Napas Dalam

Relaksasi adalah teknik untuk mengurangi nyeri ketegangan nyeri

dengan merelaksasikan otot. Beberapa penelitian menyatakan bahwa teknik

relaksasi efeltif dalam menurunkan skala nyeri pasca operasi (Tamsuri 2012).Relaksasi merupakan kebebasan mental dan fisik ketegangan dan stress

(Perry & Potter, 2006) 2.4.2 Jenis Relaksasi

Smeltzer & Bare (2002) menjelaskan beberapa jenis relaksasi, antara lain 1) Relaksasi Napas Dalam2) Gambaran dalam pikiran (Imagery)3) Regangan 4) Senam5) Distraksi6) Bertapakur7) Yoga 8) Progressive muscular relakxation

2.4.3 Teknik Relaksasi Nafas Dalam Teknik relaksasi napas dalam merupakan suatu bentuk asuhan keperawatan, yang

dalam hal ini perawat mengajarkan kepada pasien bagaimana cara melakukan

teknik relaksasi napas dalam, napas lambat (menahan inspirasi secara maksimal

(Smeltzer & Barre, 2002). a) Teknik relaksasi nafas dalam merupakan suatu bentuk asuhan

keperawatan, yang dalam hal ini perawat mengajarkan kepada klien

bagaimana cara melakukan nafas dalam, nafas lambat (menahan inspirasi

Page 26: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Fraktur 2.1.1 ... 2.pdfjenis dan luasnya. Fraktur terjadi jika tulang dikenai stress yang lebih besar dari yang diabsorpsinya. 2.1.2 Etiologi Fraktur

33

secara maksimal) dan bagaimana menghembuskan nafas secara perlahan,

selain dapat menurunkan intensitas nyeri, teknik relaksasi nafas dalam

juga dapat meningkatkan ventilasi paru dan meningkatkan oksigenasi

darah (Smeltzer & Bare, 2002).b) Menurut Kneale (2011), relaksasi adalah memutuskan hubungan antara

nyeri, tegang otot, rangsang otonom yang berlebih, dan ansietas. Tehnik

relaksasi sederhana dapat berlangsung singkat dan mudah diterapkan,

seperti menarik napas dalam. Relaksasi otot yang progresif lebih rumit

karena metode ini secara sistematis berfokus 2.4.4 Tujuan Relaksasi Napas Dalam

Smeltzer & Bare, 2002 menyatakan bahwa tujuan relaksasi nafas

dalam adalah untuk meningkatkan ventilasi alveoli, memelihara pertukaran

gas, relaksasi otot-otot tubuh, memberikan rasa nyaman, mengalihkan

perhatian, meningkatkan efisiensi batuk, mengurangi stres baik setres fisik

maupun emosional yaitu menurunkan intensitas nyeri dan menurunkan

kecemasaan yang dilakukan dengan memejamkan mata. 2.4.5 Pengaruh Teknik Relaksasi Napas Dalam Terhadap Penurunan

Intensitas Nyeri. Dengan merelaksasikan otot skelet yang mengalami spasme yaitu

dapat meningkatkan prostaglandin sehingga terjadi vasodilatasi pembuluh

darah dan meningkatkan aliran darah ke daerah yang mengalami spasme

dan iskemik.1. Teknik relaksasi napas dalam di percaya mampu meransang

tubuhuntuk melepaskan opiod endogen yaitu endorphin dan

enkefalin. Mudah dilakukan dan tidak memerlukan alat Relaksasi

melibatkan sistem otot dan respirasi dan tidak membutuhkan alat lain

sehingga mudah dilakukan kapan saja atau sewaktu-waktu.

Page 27: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Fraktur 2.1.1 ... 2.pdfjenis dan luasnya. Fraktur terjadi jika tulang dikenai stress yang lebih besar dari yang diabsorpsinya. 2.1.2 Etiologi Fraktur

34

2. Prinsip yang mendasari penurunan nyeri oleh teknik relaksasi

terletak pada fisiologi sistem syaraf otonom yang merupakan bagian

dari sistem syaraf perifer yang mempertahankan homeostasis

lingkungan internal individu.3. Dengan relaksasi napas dalam dipercaya mampu meransang tubuh

untuk melepskan opoiod endogen yaitu endorphin dan ankefalin

(Smeltzer & Barre 2002). Pada saat terjadi pelepasan mediator kimia seperti bradikinin,

prostaglandin dan substansi, akan merangsang syaraf simpatis sehingga

menyebabkan vasokontriksi yang akhirnya meningkatkan tonus otot yang

menimbulkan berbagai efek seperti spasme otot yang akhirnya menekan

pembuluh darah, mengurangi aliran darah dan meningkatkan kecepatan

metabolisme otot yang menimbulkan pengiriman impuls nyeri dari medulla

spinalis ke otak dan dipersepsikan sebagai nyeri. Dengan adanya proses

tersebut relaksasi nafas dalam akan melemaskan ketegangan otot dan

mengurangi nyeri2.4.6 Patofisiologi Relaksasi Napas Dalam

Nyeri relaksasi dapat mengendalikan nyeri dengan meminimalkan

aktifitas simpatik dalam saraf otonom.Meningkatkan aktifitas komponen

saraf parasimpatik secara simultan. Teknik tersebut dapat mengurangi

sensasi nyeri dan mengontrol intensitas reaksi pasien terrhadap rasa nyeri.

Hormon adrenalin dan kortisol yang menyebabkan akan menurun, pasien

dapat meningkatkan konsentrasi dan merasa tenang sehingga memudahkan

pasien untuk mengatur pernafasan sampai frekuensi pernafasan kurang dari

60-70x/menit. Kadar PaCO2 akan meningkat dan menurunkan PH sehingga

akan menungkatkan kadar oksigen dalam darah (Handerson,2009).

Page 28: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Fraktur 2.1.1 ... 2.pdfjenis dan luasnya. Fraktur terjadi jika tulang dikenai stress yang lebih besar dari yang diabsorpsinya. 2.1.2 Etiologi Fraktur

35

Gambar 2.7 Inspirasi dan ekspirasi pernapasan ( Wiki Pedia, 20172.4.7

Manfaat Teknik Relaksasi Napas Dalam Melakukan relaksasi napas dalam dapat memberikan keuntungan

secara emosional dan psikologis ketika stress terjadi.(1) Keuntungan emosional: Mengurangi ketegangan dan ketakutan

pasien pada saat menghadapi stress dan kecemasan (2) Keuntungan fisiologis: Dapat mengurangi rasa sakit tanpa

menggunakan obat-obatan. Mencegah terjadinya komplikasi seperti

nyeri sampai dengan menurunnya oksigen. 2.4.8 Prosedur Teknik Relaksasi Napas Dalam

Prosedur teknik relaksasi relaksasi napas dalam, napas lambat

(menahan inspirasi secara maksimal) menghembuskan napas secara

perlahan, dalam dan juga dapat dan (Smeltzer & Bare, 2002).1. Ciptakan lingkungan yang tenang2. Menanyakan kesiapan pasien untuk terapi3. Memberi kesempatan pasien bertanya/menyampaikan sesuatu (k/p

tindak lanjuti sementara)4. Menanyakan keluhan dan tanggapi secukupnya.5. Usahakan tetap rileks dan tenang

6. Tarik napas dalam melalui hidung melalui hitungan 1.2.37. Hembuskan melalui mulut secara perlahan-lahan sambil merasakan

tubuh dalam kondisi rileks. (lakukan 4 kali napas dalam)

Page 29: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Fraktur 2.1.1 ... 2.pdfjenis dan luasnya. Fraktur terjadi jika tulang dikenai stress yang lebih besar dari yang diabsorpsinya. 2.1.2 Etiologi Fraktur

36

8. Anjurkan bernapas dengan irama normal 3 kali9. Lakukan napas dalam diikuti dengan memejamkan mata dengan

kencang sebanyak 4 kali10. Lakukan napas dalam dengan menggembingkan pipi sebanyak 4 kali11. Ulangi 15 kali dengan selingan istirahat singkat setiap 5 kali.