fraktur kompresi vertebrata

3
Fraktur Kompresi Vertebrata Fraktur ini menyebabkan sakit punggung yang merupakan gejala osteoporosis yang paling sering dijumpai. Gejala yang mungkin terjadi paling awal adalah nyeri akut pada bagian tengah sampai bagian bawah vertebra toraksika selama aktifitas harian rutin. Focus pada perawatan fraktur kompresi akut ini adalah mengurangi gejala sesegera mungkin dengan bedrest pada posisi apapun untuk memberikan kenyamanan maksimum pada klien. Relaksan untuk otot seperti panas dan analgesic juga dapat digunakan bila ada indikasi, karena penggunaan relaksan otot jangka pendek dalam jumlah sedikit dapat mengurangi spasme otot yang sering menyertai fraktur-fraktur seperti ini. Setelah nyeri berkurang, segerakan klien untuk mencoba bangun dari tempat tidur secara perlahan dan dengan dibantu oleh perawat. Latihan dengan bantuan ini diharapkan dapat memperbaiki deformitas postural dan dapat meningkatkan tonus otot. Selain itu klien juga harus diajarkan tentang cara mencegah ketegangan punggung dengan menghindari gerakan berputar atau pergerakan yang kuat atau membungkuk secara mendadak. Tindakan yang berhubungan dengan cara mengangkat dan membawa barang-barang juga perlu dijelaskan. Penatalaksanaan Perawat harus mewaspadai faktor-faktor praoperasi dan pascaoperasi yang jika tidak dikenali dapat menjadi faktor penentu yang berdampak kurang baik terhadap klien. Praoperasi Perawat harus mengajarkan klien untuk melatih kaki yang tidak mengalami cidera dan kedua lengannya. Selain itu sebelum dilakukan operasi klien harus diajrakna menggunakan trapeze yang dipasangkan di atas tempat tidur dan di sisi pengaman tempa tidur yang berfungsi untuk membantunya dalam mengubah posisi, klien juga perlu mempraktikan bagaimana cara bangun dari tempat tidur dan pindah ke kursi. Pascaoperasi Perawat memantau tanda vital serta memantau asupan dan keluaran cairan, mengawasi aktivitas pernapasan, seperti napas dalam dan batuk, memberikan pengobatan untuk menghilangkan rasa nyeri, dan mengobservasi balutan luka terhadap tanda-tanda infeksi dan perdarahan. Sesudah dan sebelum reduksi fraktur, akan selalu ada resiko mengalami gangguan sirkulasi, sensasi, dan gerakan. Tungkai klien tetap diangkat untuk menghindari edema. Bantal pasir dapat sangat membantu untuk mempertahankan agar tungkai tidak mengalami rotasi eksterna. Untuk menurunkan kebutuhan akan penggunaan narkotika dapat menggunakan transcutaneus electrical nerve stimulator (TENS). Untuk mencegah dislokasi prosthesis, perawat harus senantiasa menggunakan 3 bantal diantara tungkai klien ketika mengganti posisi, pertahankan bidai abductor tungkai pada klien kecuali pada saat mandi, hindari mengganti posisi klien ke sisi yang mengalami fraktur. Menahan benda/beban yang berat pada

Upload: akhmaduki

Post on 23-Dec-2015

15 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

Fraktur Kompresi Vertebrata

TRANSCRIPT

Page 1: Fraktur Kompresi Vertebrata

Fraktur Kompresi VertebrataFraktur ini menyebabkan sakit punggung yang merupakan gejala osteoporosis yang paling sering dijumpai. Gejala yang mungkin terjadi paling awal adalah nyeri akut pada bagian tengah sampai bagian bawah vertebra toraksika selama aktifitas harian rutin.Focus pada perawatan fraktur kompresi akut ini adalah mengurangi gejala sesegera mungkin dengan bedrest pada posisi apapun untuk memberikan kenyamanan maksimum pada klien. Relaksan untuk otot seperti panas dan analgesic juga dapat digunakan bila ada indikasi, karena penggunaan relaksan otot jangka pendek dalam jumlah sedikit dapat mengurangi spasme otot yang sering menyertai fraktur-fraktur seperti ini.Setelah nyeri berkurang, segerakan klien untuk mencoba bangun dari tempat tidur secara perlahan dan dengan dibantu oleh perawat. Latihan dengan bantuan ini diharapkan dapat memperbaiki deformitas postural dan dapat meningkatkan tonus otot. Selain itu klien juga harus diajarkan tentang cara mencegah ketegangan punggung dengan menghindari gerakan berputar atau pergerakan yang kuat atau membungkuk secara mendadak. Tindakan yang berhubungan dengan cara mengangkat dan membawa barang-barang juga perlu dijelaskan.

PenatalaksanaanPerawat harus mewaspadai faktor-faktor praoperasi dan pascaoperasi yang jika tidak dikenali dapat menjadi faktor penentu yang berdampak kurang baik terhadap klien.

PraoperasiPerawat harus mengajarkan klien untuk melatih kaki yang tidak mengalami cidera dan kedua lengannya. Selain itu sebelum dilakukan operasi klien harus diajrakna menggunakan trapeze yang dipasangkan di atas tempat tidur dan di sisi pengaman tempa tidur yang berfungsi untuk membantunya dalam mengubah posisi, klien juga perlu mempraktikan bagaimana cara bangun dari tempat tidur dan pindah ke kursi.PascaoperasiPerawat memantau tanda vital serta memantau asupan dan keluaran cairan, mengawasi aktivitas pernapasan, seperti napas dalam dan batuk, memberikan pengobatan untuk menghilangkan rasa nyeri, dan mengobservasi balutan luka terhadap tanda-tanda infeksi dan perdarahan. Sesudah dan sebelum reduksi fraktur, akan selalu ada resiko mengalami gangguan sirkulasi, sensasi, dan gerakan. Tungkai klien tetap diangkat untuk menghindari edema. Bantal pasir dapat sangat membantu untuk mempertahankan agar tungkai tidak mengalami rotasi eksterna. Untuk menurunkan kebutuhan akan penggunaan narkotika dapat menggunakan transcutaneus electrical nerve stimulator (TENS).Untuk mencegah dislokasi prosthesis, perawat harus senantiasa menggunakan 3 bantal diantara tungkai klien ketika mengganti posisi, pertahankan bidai abductor tungkai pada klien kecuali pada saat mandi, hindari mengganti posisi klien ke sisi yang mengalami fraktur. Menahan benda/beban yang berat pada ekstremitas yang terkena fraktur tidak dapat diizinkan kecuali telah mendapatkan hasil dari bagian radiologi yang menyatakan adanya tanda-tanda penyembuhan yang adekuat, umumnya pada waktu 3 sampai 5 bulan.

Referensi:Stanley, M. dan Patricia, G. B., (2002). Gerontological Nursing: A health Promotion/Protection

Approach, 2nd ed.Philadelphia: F.A. Davis CompanyHolbrook, TL: Specific musculoskeletal conditions. In Holbrook, TL, et al (eds): The Frequency of

Occurrence, Impact and cost of Selected Musculosceletal Conditions in the United States. American Academy of Orthopedic Surgeons, Chicago, 1984

Fraktur Kompresi VertebrataFraktur ini menyebabkan sakit punggung yang merupakan gejala osteoporosis yang paling sering dijumpai. Gejala yang mungkin terjadi paling awal adalah nyeri akut pada bagian tengah sampai bagian bawah vertebra toraksika selama aktifitas harian rutin.

Page 2: Fraktur Kompresi Vertebrata

Focus pada perawatan fraktur kompresi akut ini adalah mengurangi gejala sesegera mungkin dengan bedrest pada posisi apapun untuk memberikan kenyamanan maksimum pada klien. Relaksan untuk otot seperti panas dan analgesic juga dapat digunakan bila ada indikasi, karena penggunaan relaksan otot jangka pendek dalam jumlah sedikit dapat mengurangi spasme otot yang sering menyertai fraktur-fraktur seperti ini.Setelah nyeri berkurang, segerakan klien untuk mencoba bangun dari tempat tidur secara perlahan dan dengan dibantu oleh perawat. Latihan dengan bantuan ini diharapkan dapat memperbaiki deformitas postural dan dapat meningkatkan tonus otot. Selain itu klien juga harus diajarkan tentang cara mencegah ketegangan punggung dengan menghindari gerakan berputar atau pergerakan yang kuat atau membungkuk secara mendadak. Tindakan yang berhubungan dengan cara mengangkat dan membawa barang-barang juga perlu dijelaskan.

Patah tulang kompresi (patah tulang karena penekanan).Merupakan akibat dari tenaga yang menggerakkan sebuah tulang melawan tulang lainnya atau tenaga yang menekan melawan panjangnya tulang.Sering terjadi pada wanita lanjut usia yang tulang belakangnya menjadi rapuh karena osteoporosis.

.

PenyebabSebagian besar patah tulang merupakan akibat dari cedera, seperti kecelakan mobil, olah raga atau karena jatuh.Patah tulang terjadi jika tenaga yang melawan tulang lebih besar daripada kekuatan tulang.Jenis dan beratnya patah tulang dipengaruhi oleh:- Arah, kecepatan dan kekuatan dari tenaga yang melawan tulang- Usia penderita- Kelenturan tulang- Jenis tulang.Dengan tenaga yang sangat ringan, tulang yang rapuh karena ostePorosis atau tumor bisa mengalami patah tulang

Gejala Nyeri biasanya merupakan gejala yang sangat nyata.Nyeri bisa sangat hebat dan biasanya makin lama makin memburuk, apalagi jika tulang yang terkena digerakkan.Menyentuh daerah di sekitar patah tulang juga bisa menimbulkan nyeri. Alat gerak tidak dapat berfungsi sebagaimana mestinya, sehingga penderita tidak dapat menggerakkan lengannya, berdiri diatas satu tungkai atau menggenggam dengan tangannya.Darah bisa merembes dari tulang yang patah (kadang dalam jumlah yang cukup banyak) dan masuk kedalam jaringan di sekitarnya atau keluar dari luka akibat cedera.

DiagnosaFoto rontgen biasanya bisa menunjukkan adanya patah tulang.Kadang perlu dilakukanCT scan atau MRI untuk bisa melihat dengan lebih jelas daerah yang mengalami kerusakan.Jika tulang mulai membaik, foto rontgen juga digunakan untuk memantau penyembuhan.