a vertebrata air_suwarni
Post on 14-Oct-2015
43 views
Embed Size (px)
TRANSCRIPT
i
LEMBAGA KAJIAN DAN PENGEMBANGAN PENDIDIKAN (L K P P)
LAPORAN MODUL PEMBELAJARAN BERBASIS SCL
Judul :
OPTIMALISASI PROSES BELAJAR MENGAJAR MATA KULIAH A VERTEBRATA AIR YANG BERBASIS SCL
(STUDENTS CENTER LEARNING)
Oleh :
IR. SUWARNI. M.Si
Dibiayai oleh Dana DIPA Universitas Hasanuddin sesuai dengan Surat Perjanjian Pelaksanaan Pekerjaan
Nomor : 469/H4.23/PM.05/2008 Tanggal 04 Januari 2008
PROGRAM STUDI MANAGEMEN SUMBER DAYA HAYATI PERAIRAN
FAKULTAS ILMU KELAUTAN DAN PERIKANAN UNIVERSITAS HASANUDDIN
FEBRUARI 2008
ii
HALAMAN PENGESAHAN
LAPORAN MODUL PEMBELAJARAN PROGRAM TRANSFORMASI DARI TEACHING KE LEARNING
UNIVERSITAS HASANUDDIN 2008
Judul : OPTIMALISASI PROSES BELAJAR MENGAJAR
MATA KULIAH A VERTEBRATA AIR YANG
BERBASIS SCL (STUDENTS CENTER
LEARNING)
Nama Lengkap : IR. Suwarni. M.Si
N I P : 131 803 226
Pangkat/Golongan : Lektor Kepala / IV a
Jurusan : Perikanan
Fakultas/Universitas : Ilmu Kelautan dan Perikanan/Universitas Hasanuddin
Jangka Waktu Kegiatan : 1 (satu) bulan
Mulai 04 Januari 2008 s/d 04 Februari 2008
Biaya : Rp. 4.000.000,- (Empat Juta Rupiah)
Dibiayai oleh Dana DIPA Universitas Hasanuddin
sesuai dengan Surat Perjanjian Pelaksanaan Pekerjaan
Nomor : 469/H4.23/PM.05/2008 Tanggal 04 Januari
2008
Makassar, 04 Februari 2008
Mengetahui : Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan Universitas Hasanuddin Dekan, Prof. Dr. Ir. Sudirman. MP Nip. 131 860 849
Pembuat Modul, IR. Suwarni. M.Si Nip. 131 803 226
iii
KATA PENGANTAR
Perkembangan teknologi yang cepat menyebabkan ilmu pengetahuan dan
teknologi menjadi cepat usang. Sehingga format pendidikan konvensional yang
berbasis pada pendekatan pengajaran (teaching approach) tidak lagi mampu
memenuhi kebutuhan dan tuntutan dalam proses pembelajaran (learning
approach) dimana peserta didik tidak hanya dibekali substansi pengetahuan saja,
tetapi juga dibekali dengan teknik atau metode pembelajaran agar nantinya
mampu beradaptasi dan berubah secara berkelanjutan (constant learning).
Salah satu mata kuliah yang perlu mendapat perubahan tersebut adalah
amat kuliah A Vertebrata Air yang merupakan mata kuliah wajib yang diambil
oleh semua mahasiswa Fakultas Ilmu kelautan dan Perikanan.
Sistem pembelajaran yang berbasis pembelajaran itu dapat berjalan dengan
baik apabila ditunjang oleh beberapa fasilitas pembelajaran seperti modul
pembelajaran. Modul pembelajaran ini dibuat untuk menunjang suasana
pembelajaran yang wajib dicapai.
Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam pembuatan modul
pembelajaran ini. Oleh karena itu mengharapkan adanya saran demi
penyempurnaan modul ini.
Penyusun
iv
PETA KEDUDUKAN MODUL
Filum Porifera
Filum Coelentrata
Filum Crustacea
Filum Molusca
Filum Echinodermata
Filum Annelida
v
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ......................................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................... ii
KATA PENGANTAR ...................................................................................... iii
PETA PENDUDUKAN MODUL .................................................................... iv
DAFTAR ISI ..................................................................................................... v
MODUL I FILUM PORINTERA .............................................................. 1
MODUL II FILUM COELNTRATA .......................................................... 10
MODUL III FILUM CRUSTACEA ............................................................. 17
MODUL IV FILUM MOLUSKA ................................................................. 30
MODUL V FILUM ECHINODERMATA ................................................. 44
LAMPIRAN : RANCANGAN PEMBELAJARAN BERBASIS SCL
MATA KULIAH : A VERTEBRATA AIR
1
MODUL I
JUDUL : FILUM PORIFERA
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Salah satu hewan yang termasuk hewan yang tidak bertulang
belakang adalah Filum Porifera. Filum Porifera merupakan hewan
bersel banyak (metazoan) paling sederhana atau primitif. Dikatakan
demikian karena kumpulan organ maupun kemampuan geraknya
sangat kecil dan hidupnya bersifat sessile.
Pada awalnya porifera dianggap sebagai tumbuhan, baru
pada tahun 1765 dinyatakan sebagai hewan setelah ditemukan
adanya aliran air yang terjadi di dalam tubuh porifera dari 10.000
spesies porifera yang sudah diidentifikasi, sebagian hidup di laut dan
hanya 159 species hidup di air tawar, semuanya famili spongilidae.
Umumnya terdapat di perairan jernih dangkal dan menempel di
substrat, sebagian menetap di dasar perairan.
B. Ruang Lingkup Isi 1. Pengertian Filum Porifera
2. Morfologi tubuh Filum Porifera
3. Sistem Reproduksi Filum Porifera
4. Kebiasaan makan dan cara makan Filum Porifera
5. Klasifikasi Filum Porifera
6. Peranan Hewan Filum Porifera
C. Kaitan Modul Modul ini adalah modul pertama dari modul avertebrata air.
D. Sasaran Pembelajaran Modul 1. Menjelaskan Pengertian Filum Porifera
2
2. Menjelaskan Morfologi tubuh Filum Porifera
3. Menjelaskan Sistem Reproduksi Filum Porifera
4. Menjelaskan Kebiasaan makan dan cara makan Filum Porifera
5. Menjelaskan Klasifikasi Filum Porifera
6. Menjelaskan Peranan Hewan Filum Porifera
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Filum Porifera Filum Porifera atau dikenal juga dengan nama sapaan
merupakan hewan bersel banyak (metacua) paling sederhana.
Biasanya juga disebut hewan yang berpori. (Suwignyo, 1997)
B. Morfologi Tubuh Porifera atau sponge memiliki bentuk tubuh yang sangat
beragam, mulai dari bentuk tabung, gumpalan, vas, menjalar,
dan sebagainya. Sebagian besar menempel pada substrat, namun
ada juga yang berdiri ditopang oleh semacam stalk (batang
semu). Ukuran diameter tubuh bervariasi antara beberapa
millimeter hingga 2 meter. Sementara warna sponge juga
beraneka ragam seperti ungu, biru, kuning, merah terang, orange
atau putih.
Secara umum, tubuh sponge terdiri atas dinding tubuh,
ostia (tempat masuknya air), atrium (rongga tubuh) dan oskulum
(tempat keluarnya air). Adapun beberapa tambahan bagian
tergantung pada jenisnya. Perbedaan morfologi sponge
dipengaruhi oleh kondisi lingkungan, seperti arus kuat dan
perbedaan substrat (Anonimous, 2002).
3
Gambar 1. Morfologi Leucosolenia sp (Fox, 2001)
Sponge merupakan hewan multisel, dimana setiap selnya
bergerak dan berpotensi untuk berubah dan menjadi tipe sel
yang lain, dan ini merupakan ciri khas dari sponge. Tubuh
sponge merupakan jaringan yang saling berhubungan (mesohyl)
smengantarai lapisan outer pinacoderm dan inner choanoderm.
Choanoderm disusun oleh sel-sel kerah berflagella atau disebut
choanocyte. Mesohyl meliputi beberapa tipe sel dan unsur sketal
berupa fiber protein dan spikula mineral.
Beberapa tipe sel pada sponge adalah lapisan pinacocytes
(sel kulit) dan lapisan choanocytes (sel pengumpul makanan dan
pemompa air). Diantara kedua lapisan tersebut adalah lapisan
gelatin mesohyl atau mesenchyme yang terdiri atas sclerocytes
dan spongocytes (sel yang mensekresi skeleton), archeocytes,
(sel yang mampu berubah menjadi bentuk sel lain pada sponge
yang sama), dan collenocytes (sel yang membetuk massa
konektif (Fox, 2001).
Bagian dalam tubuh sponge terdapat sistem kanal atau
saluran air. Air yang masuk melalui ostia, akan melewati
sejumlah saluran kanal tersebut sebelum masuk ke dalam rongga
atau langsung menuju atrium. Di dalam rongga dimana terdapat
sel choanocytes yang merupakan elemen penting dalam sirkulasi
air. Sel berkerah dengan flagellum yang setiap saat aktif
bergerak secara spiral membangkitkan arus yang menghisap air
dari ostia. Partikel makanan akan melengket pada permukaan
luar sel dan kemudian diserap ke dalam sel, selanjutnya air
terbawa keluar menuju oskulum.
4
Anatomi : Saluran Air
Ada 3 tipe saluran air sponge yakni tipe asconoid,
syconoid dan leconoid yang merupakan bentuk elaborasi dari
permukaan choanoderm dan mesohyl (gambar 2). Pada tipe
asconoid, atriumnya besar dan tidak terpartisi, pada tipe
asconoid bagian tepi atrium terbagi menjadi sejumlah rongga
kecil dimana area permukaan choanocytes meningkat,
sedangkan pada tipe leuconoid atrium tereduksi menjadi
semacam lorong-lorong mesohyl dengan jaringan kanal air yang
kompleks dan banyak rongga berflagella (Fox, 2001). Contoh
tipe saluran asconoid ditampilkan pada genus Leucosolenia,
sedangkan tipe syconoid dicontohkan pada genus scypha.
Gambar 2. Tipe saluran air : (a) asconoid; (b) syconoid; (c) leuconoid
Gambar 3. Anatomi saluran syconoid dari scypha sp (Fox, 2001)
5
Struktur tubuh sponge ditunjang oleh skeleton keras yang
terdiri atas berbagai jenis spikula. Spikula adalah unsur keras
seperti jarum, umumnya tersusun dari kalsium karbonat, atau