fraktur ekstremitas bawah 2.docx

14
Fraktur Cruris Fraktur atau patah tulang adalah terputusnya kontinuitas jaringan tulang yang umumnya disebabkan oleh ruda paksa (Sjamsuhidajat, 2004). Sedangkan cruris adalah tungkai bawah yang terdiri dari dua tulang panjang yaitu tulang tibia dan fibula. Lalu 1/3 distal dextra adalah letak suatu patahan terjadi pada 1/3 bawah dari tungkai sebelah kanan. Jadi pengertian dari fraktur cruris 1/3 distal dextra adalah patah tulang yang terjadi pada tulang tibia dan fibula yang terletak pada 1/3 bagian bawah sebelah kanan. Pada fraktur cruris 1/3 distal dextra disebabkan karena adanya trauma pada tungkai bawah kanan akibat benturan dengan benda yang keras, baik secara langsung maupun tidak langsung. Dalam kasus fraktur cruris 1/3 distal dextra, tindakan yang biasa dilakukan untuk reposisi antar fragmen adalah dengan reduksi terbuka atau operasi. Ini dilakukan karena pada kasus ini memerlukan pemasangan internal fiksasi untuk mencegah pergeseran antar fragmen pada waktu proses penyambungan tulang (Apley, 1995). Pada operasi ini dilakukan incisi untuk pemasangan internal fiksasi yang dapat berupa intra medullary nail sehingga akan terjadi kerusakan pada kulit, jaringan lunak dan luka pada otot yang menyebabkan terjadinya oedema, nyeri, keterbatasan lingkup gerak sendi serta gangguan fungsional pada tungkai bawah. Setelah fraktur dapat terjadi kerusakan pada sumsum tulang, endosteum dan jaringan otot. Pada fraktur cruris 1/3 distal dextra upaya penanganan dilakukan tindakan operasi dengan menggunakan internal fiksasi. Pada kasus ini, hal pertama yang dapat dilakukan adalah dengan incisi. Dengan incisi maka akan terjadi kerusakan pada jaringan lunak dan saraf sensoris. Apabila pembuluh darah terpotong dan rusak maka cairan dalam sel akan menuju jaringan dan menyebabkan oedema. Oedema ini akan menekan saraf sensoris sehingga akan menimbulkan nyeri pada sekitar luka incisi. Bila terasa nyeri biasanya pasien cenderung untuk malas bergerak. Hal ini akan menimbulkan perlengketan jaringan otot

Upload: dimman001

Post on 21-Jan-2016

82 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: Fraktur Ekstremitas bawah 2.docx

Fraktur CrurisFraktur atau patah tulang adalah terputusnya kontinuitas jaringan tulang yang umumnya disebabkan oleh ruda paksa (Sjamsuhidajat, 2004).Sedangkan cruris adalah tungkai bawah yang terdiri dari dua tulang panjang yaitu tulang tibia dan fibula. Lalu 1/3 distal dextra adalah letak suatu patahan terjadi pada 1/3 bawah dari tungkai sebelah kanan. Jadi pengertian dari fraktur cruris 1/3 distal dextra adalah patah tulang yang terjadi pada tulang tibia dan fibula yang terletak pada 1/3 bagian bawah sebelah kanan.

Pada fraktur cruris 1/3 distal dextra disebabkan karena adanya trauma pada tungkai bawah kanan akibat benturan dengan benda yang keras, baik secara langsung maupun tidak langsung.Dalam kasus fraktur cruris 1/3 distal dextra, tindakan yang biasa dilakukan untuk reposisi antar fragmen adalah dengan reduksi terbuka atau operasi. Ini dilakukan karena pada kasus ini memerlukan pemasangan internal fiksasi untuk mencegah pergeseran antar fragmen pada waktu proses penyambungan tulang (Apley, 1995).Pada operasi ini dilakukan incisi untuk pemasangan internal fiksasi yang dapat berupa intra medullary nail sehingga akan terjadi kerusakan pada kulit, jaringan lunak dan luka pada otot yang menyebabkan terjadinya oedema, nyeri, keterbatasan lingkup gerak sendi serta gangguan fungsional pada tungkai bawah.

Setelah fraktur dapat terjadi kerusakan pada sumsum tulang, endosteum dan jaringan otot. Pada fraktur cruris 1/3 distal dextra upaya penanganan dilakukan tindakan operasi dengan menggunakan internal fiksasi. Pada kasus ini, hal pertama yang dapat dilakukan adalah dengan incisi. Dengan incisi maka akan terjadi kerusakan pada jaringan lunak dan saraf sensoris. Apabila pembuluh darah terpotong dan rusak maka cairan dalam sel akan menuju jaringan dan menyebabkan oedema. Oedema ini akan menekan saraf sensoris sehingga akan menimbulkan nyeri pada sekitar luka incisi. Bila terasa nyeri biasanya pasien cenderung untuk malas bergerak. Hal ini akan menimbulkan perlengketan jaringan otot sehingga terjadi fibrotik dan menyebabkan penurunan lingkup gerak sendi (LGS) yang dekat dengan perpatahan dan penurunan nilai kekuatan otot.Waktu penyembuhan pada fraktur sangat bervariasi antara individu satu dengan individu lainnya. Faktor-faktor yang mempengaruhi penyembuhan fraktur antara lain : usia pasien, jenis fraktur, banyaknya displacement, lokasi fraktur, pasokan darah pada fraktur dan kondisi medis yang menyertai (Garrison, 1996). Dan yang paling penting adalah stabilitas fragmen pada tulang yang mengalami perpatahan. Apabila stabilitas antar fragmen baik maka penyembuhan akan sesuai dengan target waktu yang dibutuhkan atau diperlukan.Secara fisiologis, tulang mempunyai kemampuan untuk menyambung kembali setelah terjadi perpatahan pada tulang. Pada fraktur, proses penyambungan tulang dibagi dalam 5 tahap yaitu :

a. Hematoma Pembuluh darah robek dan terbentuk hematoma di sekitar dan di dalam fraktur (Apley, 1995). Hal ini mengakibatkan gangguan suplay darah pada tulang yang berdekatan dengan fraktur dan mematikannya (Maurice King, 2001). b. Proliferasi 

Page 2: Fraktur Ekstremitas bawah 2.docx

Dalam 8 jam setelah fraktur terdapat reaksi radang akut disertai proliferasi sel di bawah periosteum dan di dalam saluran medulla yang tertembus. Hematoma yang membeku perlahan-lahan diabsorbsi dan kapiler baru yang halus berkembang ke dalam daerah itu (Apley, 1995).c. Pembentukan callusSelama beberapa minggu berikutnya, periosteum dan endosteum menghasilkan callus yang penuh dengan sel kumparan yang aktif. Dengan pergerakan yang lembut dapat merangsang pembentukan callus pada fraktur tersebut (Maurice King, 2001).d. KonsolidasiSelam¬a stadium ini tulang mengalami penyembuhan terus-menerus. Fragmen yang patah tetap dipertahankan oleh callus sedangkan tulang mati pada ujung dari masing-masing fragmen dihilangkan secara perlahan, dan ujungnya mendapat lebih banyak callus yang akhirnya menjadi tulang padat (Maurice King, 2001). Ini adalah proses yang lambat dan mungkin perlu beberapa bulan sebelum tulang cukup kuat untuk membawa beban yang normal (Apley, 1995).e. Remodeling Tulang yang baru terbentuk, dibentuk kembali sehingga mirip dengan struktur normal (Appley, 1995). Semakin sering pasien menggunakan anggota geraknya, semakin kuat tulang baru tersebut (Maurice King, 2001).

 

LAPORAN PENDAHULUANASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN FRAKTUR CRURIS

I. PENGERTIAN

Fraktur cruris adalah terputusnya kontinuitas tulang dan ditentukan sesuai jenis dan luasnya, terjadi pada tulang tibia dan fibula. Fraktur terjadi jika tulang dikenao stress yang lebih besar dari yang dapat diabsorbsinya. (Brunner & Suddart)

II. JENIS FRAKTURa.Fraktur komplet : patah pada seluruh garis tengah tulang dan biasanya mengalami pergeseran.b.Fraktur tidak komplet: patah hanya pada sebagian dari garis tengah tulangc.Fraktur tertutup : fraktur tapi tidak menyebabkan robeknya kulitd.Fraktur terbuka : fraktur dengan luka pada kulit atau membran mukosa sampai ke patahan tulang.e.Greenstick : fraktur dimana salah satu sisi tulang patah,sedang sisi lainnya membengkak.f.Transversal : fraktur sepanjang garis tengah tulangg.Kominutif : fraktur dengan tulang pecah menjadi beberapa frakmenh.Depresi : fraktur dengan fragmen patahan terdorong ke dalami.Kompresi : Fraktur dimana tulang mengalami kompresi (terjadi pada tulang belakang)j.Patologik : fraktur yang terjadi pada daerah tulang oleh ligamen atau tendo pada daerah perlekatannnya.

III. ETIOLOGIa. Traumab. Gerakan pintir mendadakc. Kontraksi otot ekstemd. Keadaan patologis : osteoporosis, neoplasma

Page 3: Fraktur Ekstremitas bawah 2.docx

IV. PATYWAYS

Trauma langsung trauma tidak langsung kondisi patologis

FRAKTUR

Diskontinuitas tulang pergeseran frakmen tulang 

Perub jaringan sekitar kerusakan frakmen tulang

Pergeseran frag Tlg laserasi kulit: spasme otot tek. Ssm tlg > tinggi dr kapiler

putus vena/arteri peningk tek kapiler reaksi stres kliendeformitasperdarahan pelepasan histamin melepaskan katekolamingg. fungsi protein plasma hilang memobilisai asam lemakkehilangan volume cairanedema bergab dg trombosit

embolipenekn pem. drhmenyumbat pemb drhpenurunan perfusi jar

V. MANIFESTASI KLINISa. Nyeri terus menerus dan bertambah beratnya samapi fragmen tulang diimobilisasi, hematoma, dan edemab. Deformitas karena adanya pergeseran fragmen tulang yang patahc. Terjadi pemendekan tulang yang sebenarnya karena kontraksi otot yang melekat diatas dan dibawah tempat frakturd. Krepitasi akibat gesekan antara fragmen satu dengan lainnyae. Pembengkakan dan perubahan warna lokal pada kulitVI. PEMERIKSAAN PENUNJANGa. pemeriksaan foto radiologi dari fraktur : menentukan lokasi, luasnyab. Pemeriksaan jumlah darah lengkapc. Arteriografi : dilakukan bila kerusakan vaskuler dicurigaid. Kreatinin : trauma otot meningkatkanbeban kreatinin untuk klirens ginjal

VII. PENATALAKSANAAN

a. Reduksi fraktur terbuka atau tertutup : tindakan manipulasi fragmen-fragmen tulang yang patah sedapat mungkin untuk kembali seperti letak semula.b. Imobilisasi frakturDapat dilakukan dengan fiksasi eksterna atau internac. Mempertahankan dan mengembalikan fungsi Reduksi dan imobilisasi harus dipertahankan sesuai kebutuhan

Page 4: Fraktur Ekstremitas bawah 2.docx

 Pemberian analgetik untuk mengerangi nyeri Status neurovaskuler (misal: peredarandarah, nyeri, perabaan gerakan) dipantau Latihan isometrik dan setting otot diusahakan untuk meminimalakan atrofi disuse dan meningkatkan peredara darahVIII. KOMPLIKASIa. malunion : tulang patah telahsembuh dalam posisi yang tidak seharusnya.b. Delayed union : proses penyembuhan yang terus berjlan tetapi dengan kecepatan yang lebih lambat dari keadaan normal.c. Non union : tulang yang tidak menyambung kembaliIX. PENGKAJIAN DATA DASARa. aktivitas/istirahat kehilangan fungsi pada bagian yangterkena Keterbatasan mobilitasb. Sirkulasi Hipertensi ( kadang terlihat sebagai respon nyeri/ansietas) Hipotensi ( respon terhadap kehilangan darah) Tachikardi Penurunan nadi pada bagiian distal yang cidera Cailary refil melambat Pucat pada bagian yang terkena Masa hematoma pada sisi cederac. Neurosensori Kesemutan Deformitas, krepitasi, pemendekan kelemahand. kenyamanan nyeri tiba-tiba saat cidera spasme/ kram otote. keamanan laserasi kulit perdarahan perubahan warna pembengkakan lokal X. PRIORITAS KEPERAWATAN a. Mencegah cedera tulang/ jaringan lanjutb. Menghilangkan nyeric. Mencegah komplikasid. Membeikan informasi ttg kondisi dan kebutuhan pengobatan

XI. DIAGNOSA KEPERAWATANa. Kerusakan mobilitas fisik b.d cedera jarinagan sekitasr fraktur, kerusakan rangka neuromuskulerb. Nyeri b.d spasme tot , pergeseran fragmen tulangc. Kerusakan integritas jaringan b.d fraktur terbuka , bedah perbaikan

XII. INTERVENSI a. Kerusakan mobilitas fisik b.d cedera jarinagan sekitasr fraktur, kerusakan rangka neuromuskulerTujuan : kerusakn mobilitas fisik dapat berkurang setelah dilakukan tindakan keperaawatanKriteria hasil: Meningkatkan mobilitas pada tingkat paling tinggi yang mungkin Mempertahankan posisi fungsinal Meningkaatkan kekuatan /fungsi yang sakit Menunjukkan tehnik mampu melakukan aktivitas

Page 5: Fraktur Ekstremitas bawah 2.docx

Intervensi:a. Pertahankan tirah baring dalam posisi yang diprogramkanb. Tinggikan ekstrimutas yang sakitc. Instruksikan klien/bantu dalam latian rentanng gerak pada ekstrimitas yang sakit dan tak sakitd. Beri penyangga pada ekstrimit yang sakit diatas dandibawah fraktur ketika bergerake. Jelaskan pandangan dan keterbatasan dalam aktivitasf. Berikan dorongan ada pasien untuk melakukan AKS dalam lngkup keterbatasan dan beri bantuan sesuai kebutuhan’Awasi teanan daraaah, nadi dengan melakukan aktivitasg. Ubah psisi secara periodikh. Kolabirasi fisioterai/okuasi terapib.Nyeri b.d spasme tot , pergeseran fragmen tulangTujuan ; nyeri berkurang setelah dilakukan tindakan perawatanKriteria hasil: Klien menyatajkan nyei berkurang Tampak rileks, mampu berpartisipasi dalam aktivitas/tidur/istirahat dengan tepat Tekanan darahnormal Tidak ada eningkatan nadi dan RR

Intervensi:a. Kaji ulang lokasi, intensitas dan tpe nyerib. Pertahankan imobilisasi bagian yang sakit dengan tirah baringc. Berikan lingkungan yang tenang dan berikan dorongan untuk melakukan aktivitas hiburand. Ganti posisi dengan bantuan bila ditoleransie. Jelaskanprosedu sebelum memulaif. Akukan danawasi latihan rentang gerak pasif/aktifg. Drong menggunakan tehnik manajemen stress, contoh : relasksasi, latihan nafas dalam, imajinasi visualisasi, sentuhanh. Observasi tanda-tanda vitali. Kolaborasi : pemberian analgetik

C. Kerusakan integritas jaringan b.d fraktur terbuka , bedah perbaikanTujuan: kerusakan integritas jaringan dapat diatasi setelah tindakan perawatanKriteria hasil: Penyembuhan luka sesuai waktu Tidak ada laserasi, integritas kulit baik

Intervensi:a. Kaji ulang integritas luka dan observasi terhadap tanda infeksi atau drainaeb. Monitor suhu tubuhc. Lakukan perawatan kulit, dengan sering pada patah tulang yang menonjold. Lakukan alihposisi dengan sering, pertahankan kesejajaran tubuhe. Pertahankan sprei tempat tidur tetap kering dan bebas kerutanf. Masage kulit ssekitar akhir gips dengan alkoholg. Gunakan tenaat tidur busa atau kasur udara sesuai indikasih. Kolaborasi emberian antibiotik.

DAFTAR PUSTAKA

Page 6: Fraktur Ekstremitas bawah 2.docx

1. Tucker,Susan Martin (1993). Standar Perawatan Pasien, Edisi V, Vol 3. Jakarta. EGC2. Donges Marilynn, E. (1993). Rencana Asuhan Keperawatan, Edisi 3, Jakarta. EGC3. Smeltzer Suzanne, C (1997). Buku Ajar Medikal Bedah, Brunner & Suddart. Edisi 8. Vol 3. Jakarta. EGC4. Price Sylvia, A (1994), Patofisiologi: Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit. Jilid 2 . Edisi 4. Jakarta. 

Fraktur CrurisPosted on26 March 2010. Tags: Etiologi, fibula, Fraktur cruris, Jenis fraktur, Komplikasi, kontinuitas tulang, Manifestasi Klinik, Pemeriksaan Penunjang, Penatalaksanaan, Pengkajian, tibia

Fraktur cruris adalah terputusnya kontinuitas tulang dan ditentukan sesuai jenis dan luasnya, terjadi pada tulang tibia dan fibula. Fraktur terjadi jika tulang dikena stress yang lebih besar dari yang dapat diabsorbsinya. (Brunner & Suddart, 2000)Jenis fraktura. Fraktur komplet : patah pada seluruh garis tengah tulang dan biasanya mengalami pergeseran.b. Fraktur tidak komplet: patah hanya pada sebagian dari garis tengah tulangc. Fraktur tertutup: fraktur tapi tidak menyebabkan robeknya kulitd. Fraktur terbuka: fraktur dengan luka pada kulit atau membran mukosa sampai ke patahan tulang.e. Greenstick: fraktur dimana salah satu sisi tulang patah,sedang sisi lainnya membengkak.f. Transversal: fraktur sepanjang garis tengah tulangg. Kominutif: fraktur dengan tulang pecah menjadi beberapa frakmenh. Depresi: fraktur dengan fragmen patahan terdorong ke dalami. Kompresi: Fraktur dimana tulang mengalami kompresi (terjadi pada tulang belakang)j. Patologik: fraktur yang terjadi pada daerah tulang oleh ligamen atau tendo pada daerah perlekatannnya.Etiologia. Traumab. Gerakan pintir mendadakc. Kontraksi otot ekstemd. Keadaan patologis : osteoporosis, neoplasmaManifestasi Klinika. Nyeri terus menerus dan bertambah beratnya sampai fragmen tulang diimobilisasi, hematoma, dan edemab. Deformitas karena adanya pergeseran fragmen tulang yang patahc. Terjadi pemendekan tulang yang sebenarnya karena kontraksi otot yang melekat diatas dan dibawah tempat frakturd. Krepitasi akibat gesekan antara fragmen satu dengan lainnya

Page 7: Fraktur Ekstremitas bawah 2.docx

e. Pembengkakan dan perubahan warna lokal pada kulitPemeriksaan Penunjanga. Pemeriksaan foto radiologi dari fraktur : menentukan lokasi, luasnyab. Pemeriksaan jumlah darah lengkapc. Arteriografi : dilakukan bila kerusakan vaskuler dicurigaid. Kreatinin : trauma otot meningkatkanbeban kreatinin untuk klirens ginjalPenatalaksanaana. Reduksi fraktur terbuka atau tertutup : tindakan manipulasi fragmen-fragmen tulang yang patah sedapat mungkin untuk kembali seperti letak semula.b. Imobilisasi frakturDapat dilakukan dengan fiksasi eksterna atau internac. Mempertahankan dan mengembalikan fungsi? Reduksi dan imobilisasi harus dipertahankan sesuai kebutuhan? Pemberian analgetik untuk mengerangi nyeri? Status neurovaskuler (misal: peredarandarah, nyeri, perabaan gerakan) dipantau? Latihan isometrik dan setting otot diusahakan untuk meminimalakan atrofi disuse dan meningkatkan peredaran darahKomplikasia. Mal union : tulang patah telahsembuh dalam posisi yang tidak seharusnya.b. Delayed union : proses penyembuhan yang terus berjlan tetapi dengan kecepatan yang lebih lambat dari keadaan normal.c. Non union : tulang yang tidak menyambung kembaliPengkajian1. Pengkajian primer- AirwayAdanya sumbatan/obstruksi jalan napas oleh adanya penumpukan sekret akibat kelemahan reflek batuk- BreathingKelemahan menelan/ batuk/ melindungi jalan napas, timbulnya pernapasan yang sulit dan / atau tak teratur, suara nafas terdengar ronchi /aspirasi- CirculationTD dapat normal atau meningkat , hipotensi terjadi pada tahap lanjut, takikardi, bunyi jantung normal pada tahap dini, disritmia, kulit dan membran mukosa pucat, dingin, sianosis pada tahap lanjut2. Pengkajian sekundera.Aktivitas/istirahat? kehilangan fungsi pada bagian yangterkena? Keterbatasan mobilitasb. Sirkulasi? Hipertensi ( kadang terlihat sebagai respon nyeri/ansietas)? Hipotensi ( respon terhadap kehilangan darah)? Tachikardi? Penurunan nadi pada bagian distal yang cidera? Cailary refil melambat? Pucat pada bagian yang terkena? Masa hematoma pada sisi cederac. Neurosensori? Kesemutan? Deformitas, krepitasi, pemendekan? kelemahand. Kenyamanan? nyeri tiba-tiba saat cidera? spasme/ kram otote. Keamanan

Page 8: Fraktur Ekstremitas bawah 2.docx

? laserasi kulit? perdarahan? perubahan warna? pembengkakan lokal

ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN FRAKTUR   CRURIS Posted on Desember 21, 2008 by kuliahbidan•  PENGERTIAN

Fraktur cruris adalah terputusnya kontinuitas tulang dan ditentukan sesuai jenis dan luasnya, terjadi pada

tulang tibia dan fibula. Fraktur terjadi jika tulang dikenao stress yang lebih besar dari yang dapat

diabsorbsinya. (Brunner & Suddart)

•  JENIS FRAKTUR

a. Fraktur komplet : patah pada seluruh garis tengah tulang dan biasanya mengalami pergeseran.

b. Fraktur tidak komplet: patah hanya pada sebagian dari garis tengah tulang

c. Fraktur tertutup : fraktur tapi tidak menyebabkan robeknya kulit

d. Fraktur terbuka : fraktur dengan luka pada kulit atau membran mukosa sampai ke patahan tulang.

e. Greenstick : fraktur dimana salah satu sisi tulang patah,sedang sisi lainnya membengkak.

f. Transversal : fraktur sepanjang garis tengah tulang

g. Kominutif : fraktur dengan tulang pecah menjadi beberapa frakmen

h. Depresi : fraktur dengan fragmen patahan terdorong ke dalam

i. Kompresi : Fraktur dimana tulang mengalami kompresi (terjadi pada tulang belakang)

j. Patologik : fraktur yang terjadi pada daerah tulang oleh ligamen atau tendo pada daerah perlekatannnya.

ETIOLOGI

- •  Trauma

- •  Gerakan pintir mendadak

- •  Kontraksi otot ekstem

- •  Keadaan patologis : osteoporosis, neoplasma

MANIFESTASI KLINIS

•  Nyeri terus menerus dan bertambah beratnya samapi fragmen tulang diimobilisasi, hematoma, dan

edema

•  Deformitas karena adanya pergeseran fragmen tulang yang patah

•  Terjadi pemendekan tulang yang sebenarnya karena kontraksi otot yang melekat diatas dan dibawah

tempat fraktur

•  Krepitasi akibat gesekan antara fragmen satu dengan lainnya

•  Pembengkakan dan perubahan warna lokal pada kulit

•  PEMERIKSAAN PENUNJANG

•  pemeriksaan foto radiologi dari fraktur : menentukan lokasi, luasnya

•  Pemeriksaan jumlah darah lengkap

•  Arteriografi : dilakukan bila kerusakan vaskuler dicurigai

•  Kreatinin : trauma otot meningkatkanbeban kreatinin untuk klirens ginjal

PENATALAKSANAAN

Page 9: Fraktur Ekstremitas bawah 2.docx

•  Reduksi fraktur terbuka atau tertutup : tindakan manipulasi fragmen-fragmen tulang yang patah

sedapat mungkin untuk kembali seperti letak semula.

•  Imobilisasi fraktur

Dapat dilakukan dengan fiksasi eksterna atau interna

•  Mempertahankan dan mengembalikan fungsi

•  Reduksi dan imobilisasi harus dipertahankan sesuai kebutuhan

•  Pemberian analgetik untuk mengerangi nyeri

•  Status neurovaskuler (misal: peredarandarah, nyeri, perabaan gerakan) dipantau

•  Latihan isometrik dan setting otot diusahakan untuk meminimalakan atrofi disuse dan meningkatkan

peredara darah

•  KOMPLIKASI

•  malunion : tulang patah telahsembuh dalam posisi yang tidak seharusnya.

•  Delayed union : proses penyembuhan yang terus berjlan tetapi dengan kecepatan yang lebih lambat

dari keadaan normal.

•  Non union : tulang yang tidak menyambung kembali

•  PENGKAJIAN DATA DASAR

•  aktivitas/istirahat

•  kehilangan fungsi pada bagian yangterkena

•  Keterbatasan mobilitas

•  Sirkulasi

•  Hipertensi ( kadang terlihat sebagai respon nyeri/ansietas)

•  Hipotensi ( respon terhadap kehilangan darah)

•  Tachikardi

•  Penurunan nadi pada bagiian distal yang cidera

•  Cailary refil melambat

•  Pucat pada bagian yang terkena

•  Masa hematoma pada sisi cedera

•  Neurosensori

•  Kesemutan

•  Deformitas, krepitasi, pemendekan

•  kelemahan

•  kenyamanan

•  nyeri tiba-tiba saat cidera

•  spasme/ kram otot

•  keamanan

•  laserasi kulit

•  perdarahan

•  perubahan warna

•  pembengkakan lokal

•  PRIORITAS KEPERAWATAN

•  Mencegah cedera tulang/ jaringan lanjut

•  Menghilangkan nyeri

•  Mencegah komplikasi

•  Membeikan informasi ttg kondisi dan kebutuhan pengobatan

•  DIAGNOSA KEPERAWATAN

Page 10: Fraktur Ekstremitas bawah 2.docx

• Kerusakan mobilitas fisik b.d cedera jarinagan sekitasr fraktur, kerusakan rangka neuromuskuler

•  Nyeri b.d spasme tot , pergeseran fragmen tulang

•  Kerusakan integritas jaringan b.d fraktur terbuka , bedah perbaikan

INTERVENSI

• Kerusakan mobilitas fisik b.d cedera jarinagan sekitasr fraktur, kerusakan rangka neuromuskuler

Tujuan : kerusakn mobilitas fisik dapat berkurang setelah dilakukan tindakan keperaawatan

Kriteria hasil:

•  Meningkatkan mobilitas pada tingkat paling tinggi yang mungkin

•  Mempertahankan posisi fungsinal

•  Meningkaatkan kekuatan /fungsi yang sakit

•  Menunjukkan tehnik mampu melakukan aktivitas

Intervensi:

a. Pertahankan tirah baring dalam posisi yang diprogramkan

• Tinggikan ekstrimutas yang sakit

•  Instruksikan klien/bantu dalam latian rentanng gerak pada ekstrimitas yang sakit dan tak sakit

•  Beri penyangga pada ekstrimit yang sakit diatas dandibawah fraktur ketika bergerak

•  Jelaskan pandangan dan keterbatasan dalam aktivitas

•  Berikan dorongan ada pasien untuk melakukan AKS dalam lngkup keterbatasan dan beri bantuan

sesuai kebutuhan’Awasi teanan daraaah, nadi dengan melakukan aktivitas

• Ubah psisi secara periodik

• Kolabirasi fisioterai/okuasi terapi

b.Nyeri b.d spasme tot , pergeseran fragmen tulang

Tujuan ; nyeri berkurang setelah dilakukan tindakan perawatan

Kriteria hasil:

•  Klien menyatajkan nyei berkurang

•  Tampak rileks, mampu berpartisipasi dalam aktivitas/tidur/istirahat dengan tepat

•  Tekanan darahnormal

•  Tidak ada eningkatan nadi dan RR

Intervensi:

•  Kaji ulang lokasi, intensitas dan tpe nyeri

•  Pertahankan imobilisasi bagian yang sakit dengan tirah baring

•  Berikan lingkungan yang tenang dan berikan dorongan untuk melakukan aktivitas hiburan

•  Ganti posisi dengan bantuan bila ditoleransi

•  Jelaskanprosedu sebelum memulai

•  Akukan danawasi latihan rentang gerak pasif/aktif

•  Drong menggunakan tehnik manajemen stress, contoh : relasksasi, latihan nafas dalam, imajinasi

visualisasi, sentuhan

•  Observasi tanda-tanda vital

•  Kolaborasi : pemberian analgetik

•  Kerusakan integritas jaringan b.d fraktur terbuka , bedah perbaikan

Tujuan: kerusakan integritas jaringan dapat diatasi setelah tindakan perawatan

Kriteria hasil:

•  Penyembuhan luka sesuai waktu

•  Tidak ada laserasi, integritas kulit baik

Intervensi:

Page 11: Fraktur Ekstremitas bawah 2.docx

•  Kaji ulang integritas luka dan observasi terhadap tanda infeksi atau drainae

•  Monitor suhu tubuh

•  Lakukan perawatan kulit, dengan sering pada patah tulang yang menonjol

•  Lakukan alihposisi dengan sering, pertahankan kesejajaran tubuh

•  Pertahankan sprei tempat tidur tetap kering dan bebas kerutan

•  Masage kulit ssekitar akhir gips dengan alkohol

•  Gunakan tenaat tidur busa atau kasur udara sesuai indikasi

•  Kolaborasi emberian antibiotik