otot ekstremitas superior

27
Page 6 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Berlakang Masalah Setiap manusia pasti melakukan aktivitas kerja tiap harinya, yang melibatkan seluruh anggota gerak tubuh seperti tangan, kaki, dan bagian tubuh lainnya. Pekerjaan yang dilakukan manusia berbeda-beda, ada yang menggunakan kerja fisik dan kerja mental, biasanya manusia menggunakan fisiknya untuk melakukan pekerjaan tersebut. Setiap melakukan aktivitas kerjanya, manusia membutuhkan energi atau tenaga, karena hal itu sangat berpengaruh terhadap efektifitas manusia dalam bekerja. Tenaga yang tidak bisa dimanfaatkan dengan baik dan sikap kerja yang dilakukan seorang pekerja akan mempengaruhi kecepatan lelah dan kondisi fisik menurun dalam bekerja, yang berpengaruh pada kemampuan kerja manusia dan kualitas kerjanya. Hal ini disebabkan oleh jenis pekerjaan dan berat ringannya pekerjaan yang dilakukan. Dampak kelelahan dan kondisi fisik menurun adalah manusia akan mengalami rasa sakit pada setiap jaringan organ tubuh seperti

Upload: zulengkatangallilia

Post on 02-Aug-2015

1.348 views

Category:

Documents


7 download

DESCRIPTION

Setiap manusia pasti melakukan aktivitas kerja tiap harinya, yang melibatkan seluruh anggota gerak tubuh seperti tangan, kaki, dan bagian tubuh lainnya. Pekerjaan yang dilakukan manusia berbeda-beda, ada yang menggunakan kerja fisik dan kerja mental, biasanya manusia menggunakan fisiknya untuk melakukan pekerjaan tersebut. Setiap melakukan aktivitas kerjanya, manusia membutuhkan energi atau tenaga, karena hal itu sangat berpengaruh terhadap efektifitas manusia dalam bekerja.

TRANSCRIPT

Page 1: otot ekstremitas superior

Page 6

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Berlakang Masalah

Setiap manusia pasti melakukan aktivitas kerja tiap harinya, yang melibatkan seluruh anggota

gerak tubuh seperti tangan, kaki, dan bagian tubuh lainnya. Pekerjaan yang dilakukan manusia

berbeda-beda, ada yang menggunakan kerja fisik dan kerja mental, biasanya manusia

menggunakan fisiknya untuk melakukan pekerjaan tersebut. Setiap melakukan aktivitas

kerjanya, manusia membutuhkan energi atau tenaga, karena hal itu sangat berpengaruh terhadap

efektifitas manusia dalam bekerja.

Tenaga yang tidak bisa dimanfaatkan dengan baik dan sikap kerja yang dilakukan seorang

pekerja akan mempengaruhi kecepatan lelah dan kondisi fisik menurun dalam bekerja, yang

berpengaruh pada kemampuan kerja manusia dan kualitas kerjanya. Hal ini disebabkan oleh jenis

pekerjaan dan berat ringannya pekerjaan yang dilakukan.

Dampak kelelahan dan kondisi fisik menurun adalah manusia akan mengalami rasa sakit

pada setiap jaringan organ tubuh seperti pada otot dan tulang, maka diperlukanlah ilmu ergonomi

yang mempelajari sistem rangka dan otot tubuh manusia.

Tujuan mempelajari ilmu ini adalah agar meminimasikan kelelahan kerja pada manusia serta

tercapainya kondisi kerja terbaik, dan memperbaiki sikap kerja pekerja sehingga manusia dalam

melakukan pekerjaannya ENASE (Efektif, Nyaman, Aman, Sehat, Efisien).

B. Rumusan Masalah

Agar Pembahasan dari makalah ini tidak melebar dan pembahasannya tetap

berkonsentrasi pada satu bahan judul maka kami dari pemakalah perlu menetapkan rumusan

masalah yang akan di bahas :

Page 2: otot ekstremitas superior

Page 6

1. Pengertian otot

2. Fungsi otot

3. Klasifikasi Otot

4. Prinsip dasar terjadinya suatu gerakan

C. Tujuan Penulisan

Pembaca mampu memahami :

1. Pengertian otot

2. Fungsi otot

3. Klasifikasi Otot

4. Prinsip dasar terjadinya suatu gerakan

D. Manfaat Penulisan

Pembaca di harapkan :

1. Memahami Pengertian otot

2. Memahami Fungsi otot

3. Memahami klarifikasi otot

4. Memahami Prinsip dasar terjadinya suatu gerakan

Page 3: otot ekstremitas superior

Page 6

BAB II

KAJIAN TEORI

A. Pengertian Otot

Menurut ensiklopedia, Otot adalah sebuah jaringan dalam tubuh dengan kontraksi

sebagai tugas utama. Otot diklasifikasikan menjadi tiga jenis yaitu otot lurik, otot polos dan otot

jantung. Otot menyebabkan pergerakan suatu organisme maupun pergerakan dari organ dalam

organisme tersebut.

Jaringan otot terdiri dari sel-sel yang bentuknya panjang dan ramping. Tiap-tiap sel otot

mempunyai serabut otot dan beberapa serabut otot ini dikumpulkan menjadi sebuah alat tubuh

yang disebut otot (daging). Otot merupakan jaringan eksitabel atau jaringan peka rangsang, yang

dapat dirangsang secara kimiawi, listrik dan mekanik untuk menimbulkan suatu aksi potensial.

Page 4: otot ekstremitas superior

Page 6

B. Fungsi otot

Fungsi utama dari otot rangka yaitu, melakukan kontraksi yang menjadi dasar terjadinya

gerakan tubuh. Aktivitas otot rangka dikoordinasi oleh susunan saraf sehingga membentuk

gerakan yang harmonis dari posisi tubuh yang tepat.

C. Klasifikasi Otot

1) Berdasarkan sifat fisiologisnya dan strukturnya.

a. Otot rangka

Diberbagai bagian tubuh ada kurang lebih 600 otot rangka

Page 5: otot ekstremitas superior

Page 6

b. Otot polos terdiri atas :

Otot polos unit ganda (multi-unit)

Otot polos unit tunggal (single unit)

c. Otot jantung

2) Berdasarkan hubungan serabut otot dan tendo

a. Otot fusiform, ciri-cirinya

Serabutnya panjang

Hasil gerakannya luas tapi tidak kuat

Tendo relatif pendek

b. Otot Unipenatus,ciri-cirinya

Serabut pendek

Tendo panjang

Lebih kuat

c. Otot Bipenatus,ciri-cirinya

Serabut pendek, melekat pada kedua sisi tendo

Tendo panjang

Lebih kuat

Page 6: otot ekstremitas superior

Page 6

2) Berdasarkan origo otot

a. Otot dengan dua kepala --- contoh bicep brachii

b. Otot dengan tiga kepala --- contoh triceps

c. Otot dengan empat kepala – contoh Quadriceps

d. Otot dengan satu kepala mempunyai satu tendo perantara atau lebih disebut otot

dengan dua venter atau 3 venter, contoh otot multi penatus

4) Berdasarkan kecepatan kontraksinya

a. Otot Fasis (white muscle)

b. Otot Postural (Red muscle)

D. Prinsip dasar terjadinya suatu gerakan:

1. Otot harus kontraksi dan menyilangi sendi (kecuali yang melekat pada kulit atau organ

tubuh)

2. Gerakan saat kontraksi otot: insersio → origo

3. Sendi: bisa satu aksis/lebih

4. Posisi persilangan otot thd aksis → arah gerakan.

5. Otot dapat menyilangi lebih dari satu aksis sesuai dengan jumlah aksis pada sendi yang

disilanginya

6. Otot dapat menyilangi satu sendi (monoartikuler), dan menyilangi lebih dari satu sendi

(polyartikuler)

7. Bidang gerakan otot selalu tegak lurus dengan aksisnya.

BAB III

Page 7: otot ekstremitas superior

Page 6

PEMBAHASAN

A. Otot extremitas superior

1 B

1 C

6

7

Page 8: otot ekstremitas superior

Page 6

7 A

7 B

7 C

8

Page 9: otot ekstremitas superior

Page 6

Keterangan :

1 A

5

6

2

3

Page 10: otot ekstremitas superior

Page 6

1. M deltoideus

A. Pars clavicularis

o: bag lateral clavicula

f: antefleksi lengan atas

B. Pars acromialis

o: acromion

f: abduksi lengan atas

C. Pars spinalis

o: spina scapulae

f: dorsofleksi lengan atas

i: tuberositas deltoidea

2. M biceps brachii cap breve

o: procesus coracoideus

f: antefl & add lengan atas

3. M biceps brachii cap long.

o: tub supra glenoidales

f: antefl & abd lengan atas

i: tuberositas radii, fascia antebrachii

4. M coracobrachialis

o: proc coracoideus

i: pertengahan humerus bag medial

f: antefl & add lengan atas

5. M subscapularis

o: fossa scapularis

i: tuberculum minus

f: endorot &add LA

6. M teres major

o: ang inf + m axill scap

I : crista tub minoris

f: add, endorot, dorsofl LA

7. M. triceps brachii

A. Cap longum

o: tub infraglenoidalis

f: add & dorsofl LA

B. Cap laterale

o: dorsal hum prox sulc n r

C. Cap mediale

o: dorsal hum distal sul n r

i: olecranon

F: ekstensi LB

8. M anconeus

o: epicondylus lat hum

i: marg dors ulna bag prox

f: extensio LB

Page 11: otot ekstremitas superior

Page 6

Keterangan ;

1

2

4

3

5

6

3

4

7

6

8

9

Page 12: otot ekstremitas superior

Page 6

1. M brachialis

o: pertengahan bwh dataran ventral hum

i: tuberositas ulnae

f: fleksi LB

2. M brachiradialis

o: margo lat hum prox epic lat hum

i: proc stiloideus radii

f: fleksi, supinasi LB

3. M fleksor carpi radialis

o: epic med hum, proc coronoideus

I : basis ossis metacarpalis II & III

f: fleks& pron LB, fleks & abd rad tangan

4. M palmaris longus

o: epic med hum, proc coronoideus ulnae

i: aponeurosis palmaris

f: fleks, pron LB, flek tgn

5. M fleksor carpi ulnaris

o: capit hum, epic med hum, cap & marg

i: os pisiforme

f: fleks, abd ulnar tgn

6. M fleksor digitorum sup

o: cap hum uln: epic med hum, proc

coronoideus ; cap rad: dat ventral rad

i: sisi2 phalanx media

f: fleksLB, fleks phalanx, fleks tgn, abd

ulnar tgn

7. M pronator teres

o: cap hum: epic med hum cap ulnare: proc

coron

i: pertnghn ventral rad

f: fleks, pronasi LB

8. M fleksor pollicis longus

o: dataran ventral rad

i: phalanx dist jari I

f: fleks phal, opposisi jr I, flek tgn, abd rad

tgn

9. M fleksor digitorum

profundus

0: dat ventral ulnae

i: phalanx dist jari II-V

f: fleks phal, fleks tgn, abd ulnar tgn

Page 13: otot ekstremitas superior

Page 6

Keterangan ;

1

3

24

5

6

7

3

6

1

2

4

8

5

11

9

10

10

Page 14: otot ekstremitas superior

Page 6

1. M brachioradialis

2. M anconeus

3. M extensor carpi rad long

o: marg lat hum, prox epic lat humeri

i: basis ossis metacarp II

f: ext & sup LB, ext tgn, abd rad tgn

4. M ext carp rad brevis

o: epic lat humeri

i: basis ossis metacarp III

f: ext & supin LB, ext tgn, abd rad tgn

5. M abd pollicis longus

o: dat dorsal ulnae&radius, membr

interossea

i: basis ossis metacarp I

f: sup LB, abd jr I abd rad tgn

6. M extensor digitorum

o: epic lat humeri

i: phalanx med & distalis ji II-V

f: ext LB, ext tgn, ext

7. M extensor carp ulnaris

o: cap hum: epic lat hum, cap ulnare: margo

dors ulnae

i: basis ossis metacarp V

f: ext LB, ext tgn, abd ulnar tgn

8. M supinator

o: epic lat hum, crista m supinatoris ulnae

i: dataran ventr rad sebelah distal tuberositas

radii

f: supinasi LB

9. M ext pollicis brevis

o: margo dors uln, dat dors rad, membr

interossea

i: basis phlx prox jr I

f: ext phlx prox jr I, ext tgn, abd rad tgn sup

LB

10. M ext pollicis longus

o: margo dors ulnae

i: basis phlx dist jr I

f: ext phalx, ext tgn, abd rad tgn, supinasi

LB

11. M extensor indicis

Page 15: otot ekstremitas superior

Page 6

Palmalis longus m. tendon

Antebrachial fascia

Palmar aponeurosis

Thenar eminence

Palmalis brevis m.

Hypothenar eminence

Transv. fascicles

Lumbrical mm.

Page 16: otot ekstremitas superior

Page 6

B. Cedera pada Extremitas Superior

Tendon sheath of flexor carpi radialis m.

Tendon sheath of flexor pollicis longus m.

Common synovial sheath of flexor tendons

Adductor pollicis brevis m.

Adductor pollicis m., transv. head

1st lumbrical m

Synovial sheaths of digiti

tendons

Opponens digiti minimi m.

Flexor digiti minimi brevis m.

Abductor digiti minimi m.

Tendon sheath of abductor pollicis longus and extensor pollicis brevis mm.

Page 17: otot ekstremitas superior

Page 6

1. Lateral epikondilitis (tennis elbow)

Suatu keadaan yang sering terjadi dengan gejala nyeri dan sakit pada posisi luar siku,

tepatnya pada epikondilus lateralis humeri. Biasanya terjadi karena pukulan top spin back hand

yang terus-menerus, jadi bersifat over use.

Etiologi dari tennis elbow ini belumlah jelas. Banyak para ahli menganggap bahwa gerakan

yang terus-menerus serta intensif dalam bentk pronasi dan supinasi dengan tangan yang

memegang tangkai raket, menimbulkan over strain pada otot-otot extensor lengan bawah yang

berorigo pada epikondilus lateralis humeri.

Tarikan pada otot-otot tersebut akan menimbulkan mikro trauma yang makin lama makin

bertumpuk menjadi makro trauma, sehingga akhirnya menimbulkan tennis elbow.

Ada juga yang menganggap disebabkan oleh peradangan (inflamasi) periosteum yang menutupi

epikondilus lateralis humeri. Inflamasi tersebut karena tarikan yang terus-menerus dari otot-otot

extensor lengan bawah yang berorigo pada epikondilus lateralis humeri.

Tennis elbow tidak semata-mata hanya timbul pada pemain tennis saja, tapi dapat timbul

pada cabang angkat besi, bahkan pada ibu rumah tangga atau penjual minuman botol yang

benyak membuka tutup botol.

Faktor-faktor yang mempermudah terjadinya tennis elbow :

• Besar kecilnya tangkai raket

• Ketegangan dari senar raket yang tak sesuai

• Kualitas bola yang tidak sesuai

• Berat dan ringannya raket tersebut.

Penyakit ini terjadi secara perlahan-lahan dan menjadi progressif. Pengobatannya dapat

dilakukan dengan heat treatment ataupun fisiotherapi lainnya, misalnya pemijatan, tapi pada

mulanya berilah kompres dingin/es.

Page 18: otot ekstremitas superior

Page 6

2. Medial epikondilitis (golfer’s elbow)

Sejenis dengan tennis elbow, disebut juga medial epikondilitis atau fore hand tennis

elbow. Yang terkena di sini adalah epikondilus medialis humeri. Mengenai patofisiologinya

sama dengan tennis elbow, hanya saja yang mengalami mikro trauma adalah origo dari otot-otot

yang melakukan fleksi lengan bawah, jadi yang berorigo pada epikondilus medialais humeri.

Golfer’s elbow biasanya diderita oleh pemain golf, tetapi pemain jenis olahraga lainya juga dapat

mengalaminya, yaitu nyeri di siku bagian dalam.

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

Page 19: otot ekstremitas superior

Page 6

A. Kesimpulan

Menurut ensiklopedia, Otot adalah sebuah jaringan dalam tubuh dengan kontraksi sebagai tugas utama.

Otot diklasifikasikan menjadi tiga jenis yaitu ;

otot lurik otot polos otot jantung.

Otot menyebabkan pergerakan suatu organisme maupun pergerakan dari organ dalam organisme tersebut.

Fungsi otot

Fungsi utama dari otot rangka yaitu, melakukan kontraksi yang menjadi dasar terjadinya gerakan tubuh. Aktivitas otot rangka dikoordinasi oleh susunan saraf sehingga membentuk gerakan yang harmonis dari posisi tubuh yang tepat.

Klasifikasi Otot ;

a) Berdasarkan sifat fisiologisnya dan strukturnya.

Otot rangka Otot polos Otot jantung

b) Berdasarkan hubungan serabut otot dan tendo Otot fusiform Otot Unipenatus Otot Bipenatus

c) Berdasarkan origo otot Otot dengan dua kepala Otot dengan tiga kepala Otot dengan empat kepala Otot dengan satu kepala mempunyai satu tendo perantara atau lebih disebut otot

dengan dua venter atau 3 venter d) Berdasarkan kecepatan kontraksinya

Otot Fasis (white muscle) Otot Postural (Red muscle)

Page 20: otot ekstremitas superior

Page 6

Prinsip dasar terjadinya suatu gerakan:1. Otot harus kontraksi dan menyilangi sendi (kecuali yang melekat pada kulit atau organ

tubuh)2. Gerakan saat kontraksi otot: insersio → origo3. Sendi: bisa satu aksis/lebih4. Posisi persilangan otot thd aksis → arah gerakan.5. Otot dapat menyilangi lebih dari satu aksis sesuai dengan jumlah aksis pada sendi yang

disilanginya6. Otot dapat menyilangi satu sendi (monoartikuler), dan menyilangi lebih dari satu sendi

(polyartikuler)7. Bidang gerakan otot selalu tegak lurus dengan aksisnya.

B. Saran

Kami dari penulis menyarankan kepada para pembaca bahwa kami dari penulis menerima

dengan lapang dada segala keritikan dan saran yang bersifat membangun dari sempurnanya

makalah kami ini. Kami menyadari bahwa tidak ada manusia yang sempurnah dibandinkan

Tuhan Yang Maha Esa,

Maka dari itu apabila terdapat sesuatu hal dalam makalah yang saya buat ini menyinggung

ataupun tidak berkenang dalam diri pembaca, kami minta maaf sedalam-dalamnya.

Terimakasi.

DAFTAR PUSTAKA

Page 21: otot ekstremitas superior

Page 6

Hardianto Wibowo, dr, Pencegahan dan penatalaksaan cedera olahraga,

cetakan I, EGC, 1995.

Werner Kahle, Atlas dan buku teks anatomi manusia, cetakan I, EGC, 1990.

Purnawan Junadi, dkk, Kapita selekta kedokteran, edisi 2, penerebit Media

Aesculapius fakultas kedokteran UI, 1982

Werner Spalteholz, Hand atlas of human anatomy, seven edition in English.

JB Lippincott Company

http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Otot&oldid=5172495

  http://skydrugz.blogspot.com/2011/09/topografi-bab-ii-ekstremitas

superior.html#ixzz1mnu2t500

http://www.ncbi.nlm.nih.gov/bookshelf/br.fcgi?

book=hmg&part=A127&rendertype=figure&id=A143

http://www.e-dukasi.net/mapok/mp_full.php?id=373&fname=materi7.html