fraktur cruris.docx

9
FRAKTUR CRURIS I. PENDAHULUAN II. DEFINISI Fraktur adalah hilangnya kontinuitas tulang, tulang rawan sendi, tulang rawan epifisis, baik yang bersifat total maupun yang parsial. Fraktur cruris adalah suatu keadaan dikontinuitas jaringan struktural pada tulang tibia dan fibula. Fraktur terbuka adalah terputusnya kontiunitas tulang yang diakibatkan oleh trauma beberapa fraktur sekunder dan proses penyakit seperti osteoforosis yang menyebabkan fraktur yang patologis ( Barbara Engram, 1999 ; 136 ). III. EPIDEMIOLOGI Fraktur diafisis tibia dan fibula bervariasi menurut umur penderita dan jenis trauma yang terjadi. Pada bayi dan anak-anak yang muda, fraktur bersifat spiral pada tibia dengan fibula yang intak. Pada umur 3-6 tahun, biasanya terjadi stres torsional pada tibia bagian medial yang akan menimbulkan fraktur green stick pada metafisis atau diafisis proksimal dengan fibula yang intak. Pada

Upload: vhiia

Post on 12-Aug-2015

244 views

Category:

Documents


19 download

DESCRIPTION

bedah orto

TRANSCRIPT

Page 1: FRAKTUR CRURIS.docx

FRAKTUR CRURIS

I. PENDAHULUAN

II. DEFINISI

Fraktur adalah hilangnya kontinuitas tulang, tulang rawan sendi, tulang

rawan epifisis, baik yang bersifat total maupun yang parsial. Fraktur cruris

adalah suatu keadaan dikontinuitas jaringan struktural pada tulang tibia dan

fibula. Fraktur terbuka adalah terputusnya kontiunitas tulang yang

diakibatkan oleh trauma beberapa fraktur sekunder dan proses penyakit

seperti osteoforosis yang menyebabkan fraktur yang patologis ( Barbara

Engram, 1999 ; 136 ).

III. EPIDEMIOLOGI

Fraktur diafisis tibia dan fibula bervariasi menurut umur penderita dan

jenis trauma yang terjadi. Pada bayi dan anak-anak yang muda, fraktur

bersifat spiral pada tibia dengan fibula yang intak. Pada umur 3-6 tahun,

biasanya terjadi stres torsional pada tibia bagian medial yang akan

menimbulkan fraktur green stick pada metafisis atau diafisis proksimal

dengan fibula yang intak. Pada umur 5-10 tahun, frkatur biasanya bersifat

transversal dengan atau tanpa fraktur fibula. Fraktur tibia dan fibula dapat

bersifat tertutup atau terbuka.

IV. ANATOMI FISIOLOGI

Sistem muskuloskeletal meliputi tulang, sendi, otot dan jaringan konektif

yang berhubungan (kartilago, tendon dan ligamen).

Fungsi tulang:

- Menyokong memberikan bentuk

- Melindungi organ vital.

Page 2: FRAKTUR CRURIS.docx

- Membantu pergerakan.

- Memproduksi sel darah merah pada sumsum.

- Penyimpanan garam mineral.

Pembagian tulang

1. Tulang axial ( tulang pada kepala dan badan), seperti tulang tengkorak,

tulang vertebrae, tulang rusuk dan sternum.

2. Tulang appendicular (tulang tangan dan kaki), seperti : extremitas atas

(scapula, klavikula, humerus, ulna, radius, telapak tangan), extremitas

bawah (pelvis, femur, patela, tibia, fibula, telapak kaki)

Histologi tulang

I. Ada 2 tipe tulang : a. Kompaktum→ kuat, tebal, padat.

a. Kankellous → lebih kopong, renggang

II. Di antara lapisan tersebut terdapat ruang kecil → “lacuna”

III. Cairan yang mengisi “Osteocyte”

IV. Osteocyte adalah sel pembentuk tulang.

V. Osteoblast (sel pembentuk) dan osteoclast (reabsorbsi tulang).

VI. Suplai darah pada tulang didapat dari arteriole sepanjang kanal Haversin.

VII. Tulang juga dipersyarafi oleh syaraf-syaraf.

Klasifikasi tulang berdasarkan bentuknya

1. Tulang panjang (tulang humerus, radius), mengandung epifisis, kartilago

artikular, diafisis, periosteum dan rongga medular.

VIII. Epifisis : Terletak di pangkal tulang panjang. Pada bagian ini otot

berhubungan dengan tulang dan membuat sendi menjadi stabil.

IX. Kartilago artikular: Membungkus pangkal tulang panjang dan membuat

permukaan tulang panjang menjadi halus.

X. Diafisis : Bagian tulang panjang yang utama memberikan struktural

pada tubuh.

XI. Metafisis : Bagian tulang yang mengembang di antara epifisis dan

diafisis.

XII. Periosteum : Jaringan konektif fibrosa yang membungkus tulang.

XIII. R. medular : Terletak di tengah-tengah diafisis.

Page 3: FRAKTUR CRURIS.docx

2. Tulang pendek seperti karpal, tarsal, vertebra

3. Tulang pipih, melindungi organ tubuh dan sebagai tempat melekatnya

otot.

4. Tulang sesamoid, bentuknya kecil, melingkar, berhubungan dengan sendi

dan melindungi tendon, seperti patella.

System artikular

Artikulasi/persendian : hubungan antara dua tulang atau lebih.

Namun tidak semua persendian dapat melakukan pergerakan :

1. Synarthrosis :

Sendi yang tidak dapat melakukan pergerakan sama sekali

2. Amphiarthrosis :

Sendi dengan pergerakan sedikit/terbatas, seperti tl. simphisis pubis

3. Diarthrosis ( sendi sinovial )

XIV. Sendi dapat bergerak bebas.

XV. Sendi ini mengandung :

a. Rongga artikular (ruang dengan membran sinovial, memproduksi

cairan sinovial untuk melicinkan sendi)

b. Ligamen

c. Kartilago

XVI. Sendi ini dapat melakukan gerakan :

a. Protraksi (gerakan bagian tubuh ke arah depan/maju seperti

pergerakan mandibula)

b. Fleksi/ekstensi dll.

Ligamen dan tendon

1. Ligamen dan tendon tersusun dari jaringan konektif fibrosa yang tebal,

mengandung serabut kolagen dalam jumlah yang sangat besar. Tendon

menghubungkan otot ke tulang.

2. Tendon merupakan perpanjangan dari pembungkus otot yang berhubungan

langsung dengan periosteum.

3. Ligamen menghubungkan tulang dan sendi dan memberikan kestabilan pada

saat pergerakan.

Page 4: FRAKTUR CRURIS.docx

V. KLASIFIKASI

a. Berdasarkan sifat fraktur:

1. Fraktur tertutup: fraktur tapi tidak menyebabkan robeknya kulit

2. Fraktur terbuka: fraktur dengan luka pada kulit atau membran mukosa

sampai ke patahan tulang. Fraktur terbuka terbagi atas tiga derajat

(menurut R. Gustillo) yaitu

a. Derajat I :

i. Luka < 1 cm

ii. Kerusakan jaringan lunak sedikit, tidak ada tanda luka remuk

iii. Fraktur sederhana, transversal, obliq, atau komunitif ringan

iv. Kontaminasi minimal

b. Derajat II :

i. Laserasi > 1cm

ii. Kerusakan jaringan lunak, tidak luas, flap/avulsi

iii. Fraktur komunitif sedang

iv. Kontaminasi sedang

c.Derajat III :

Terjadi kerusakan jaringan lunak yang luas, meliputi struktur kulit,

otot, dan neurovaskular serta kontaminasi derajat tinggi. Fraktur

terbuka derajat III terbagi atas :

i. Jaringan lunak yang menutupi fraktur tulang adekuat, meskipun

terdapat laserasi luas/flap/avulsi atau fraktur segmental/ sangat

komunitif yang disebabkan oleh trauma berenergi tinggi tanpa

melihat besarnya ukuran luka.

ii. Kehilangan jaringan lunak dengan fraktur tulang yang terpapar

atau kontaminasi masif.

iii. Luka pada pembuluh arteri/saraf perifer yang harus diperbaiki

tanpa melihat kerusakan jaringan lunak.

b) Berdasarkan kompli/tidak komplitnya fraktur:

Page 5: FRAKTUR CRURIS.docx

1. Fraktur komplit : patah pada seluruh garis tengah tulang dan biasanya

mengalami pergeseran.

2. Fraktur tidak komplit: patah hanya pada sebagian dari garis tengah tulang

c) Berdasarkan bentuk garis patah & hubungan dengan mekanisme trauma:

1. Greenstick: fraktur dimana salah satu sisi tulang patah,sedang sisi lainnya

membengkok.

2. Transversal: fraktur sepanjang garis tengah tulang

3. Oblik: fraktur membentuk sudut dengan garis tengah tulang (lebih tidak stabil

dibanding transversal)

4. Spiral: arah garis patah spiral dan akibat dari trauma rotasi

5. Kominutif: fraktur dengan tulang pecah menjadi beberapa frakmen

6. Depresi: fraktur dengan fragmen patahan terdorong ke dalam

7. Kompresi: Fraktur dimana tulang mengalami kompresi (terjadi pada tulang

belakang)

8. Patologik: fraktur yang terjadi pada daerah tulang berpenyakit (kista tulang,

penyakit paget, metastasis tulang, tumor).

9. Tertariknya fragmen tulang oleh ligamen atau tendo pada daerah

perlekatannnya.

Ada 2 tipe dari fraktur cruris yaitu

1. Fraktur intra capsuler : yaitu terjadi dalam tulang sendi panggul dan captula

o Melalui kapital fraktur

o Hanya dibawah kepala femur

o Melalui leher dari femur

2. Fraktur ekstra kapsuler

o Terjadi diluar sendi dan kapsul melalui trokanter cruris yang lebih besar atau

yang lebih kecil pada daerah intertrokanter

o Terjadi di bagian distal menuju leher cruris tetapi tidak lebih dari 2 inci di

bawah trokanter terkecil

Page 6: FRAKTUR CRURIS.docx

VI. ETIOLOGI

Fraktur traumatik :

terjadi karena trauma yang tiba-tiba

Fraktur patologis :

terjadi karena kelemahan tulang sebelumnya akibat kelainan

patologis di dalam tulang

Raktur stres :

terjadi karena adanya trauma yang terus menerus pada suatu tempat

tertentu

Menurut Oswari E (1993):

a. Kekerasan langsung: Terkena pada bagian langsung trauma

b. Kekerasan tidak langsung: Terkena bukan pada bagian yang terkena trauma

c. Kekerasan akibat tarikan otot

Menurut Barbara C Long (1996):

a. Benturan & cedera (jatuh, kecelakaan)

b. Fraktur patofisiologi (oleh karena patogen, kelainan)

c. Patah karena letih