format laporan kunjungan lapangan

7
LAPORAN KUNJUNGAN LAPANGAN PELATIHAN HIPERKES BAGI DOKTER HIGIENE PERUSAHAAN KESEHATAN KERJA KESELAMATAN KERJA Kelompok 1 : a. .................. b. .................. c. ................. d. .................. e. dst

Upload: soliha

Post on 29-Jan-2016

448 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

dfdfsd

TRANSCRIPT

Page 1: Format Laporan Kunjungan Lapangan

LAPORAN KUNJUNGAN LAPANGAN PELATIHAN HIPERKES BAGI DOKTER

HIGIENE PERUSAHAANKESEHATAN KERJA

KESELAMATAN KERJAKelompok 1 :

a. ..................b. ..................c. .................d. ..................e. dst

Page 2: Format Laporan Kunjungan Lapangan

CONTOH LAPORAN

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANGPerkembangan sektor industri di wilayah Kalimantan Timur mempunyai dampak penting

terhadap perekonomian. Dampak lainnya timbul beban fisik, biologis, dan sosial serta dapat mengganggu kesehatan dan keselamatan karyawan dan penduduk sekitar.

PT SWARKASA SINAR SENTOSA adalah salah satu perusahaan di Kalimantan Timur yang bergerak di bidang agri bisnis yang berdiri sejak tahun 2002 dan PKS 1 (Pabrik Kelapa Sawit) PT SWARKASA SINAR SENTOSA dengan jumlah karyawan 7000 orang. PT SWAKARSA SINAR SENTOSA memiliki komitmen dalam menciptakan lingkungan kerja yang sehat sehingga dapat mencegah terjadinya penyakit akibat kerja maupun kecelakaan kerja. Hal ini ditunjukkan dengan telah berkembangnya system manajemen kesehatan dan keselamatan kerja di PT SWARKASA SINAR SENTOSA.

BAB II

PERMASALAHAN YANG DITEMUKAN

Dalam praktek kerja lapangan yang kami lakukan pada tanggal 05 Juni 2013, maka kelompok Higiene Perusahaan menemukan beberapa permasalahan yang terbagi dalam beberapa faktor lingkungan kerja berikut ini :

1. FISIKA a. Hampir setiap ruangan di ruang produksi PT. SWAKARSA SINAR SENTOSA berdasarkan

penilaian kualitatif pencahayaannya masih kurang, karena lampu-lampu yang ada kurang dapat menerangi setiap sudut ruangan. Sehingga dapat berdampak menurunnya kemampuan penglihatan tenaga kerja dan dapat menyebabkan kecelakaan kerja karena kurangnya pencahayaan.

b. Kondisi lingkungan PT. SWARKASA SINAR SENTOSA menyebabkan tenaga kerja banyak terpapar panas baik dari radiasi sinar matahari,dari yang menghasilkan panas, dan dari aliran uap panas. Hal ini dapat menyebabkan tenaga kerja banyak kehilangan cairan (dehidrasi), sementara di tempat kerja tidak disediakan air minum.

c. Di Boiler station PT. SWARKASA SINAR SENTOSA tingkat kebisingannya mencapai 116 dB yang berarti telah melebihi NAB 85 dB. Sebenarnya pihak manajemen telah melakukan pengendalian dengan memberikan APD berupa ear plug tapi masalah muncul akibat ketidakpatuhan tenaga kerja menggunakan APD.

2. BIOLOGI

Page 3: Format Laporan Kunjungan Lapangan

a. Di ruang produksi PKS 1 PT.SWARKASA SINAR SENTOSA terdapat limbah cair yang menggenang yang dapat menjadi tempat berkembangnya bakteri yang berpotensi menimbulkan gangguan kesehatan pada tenaga pekerja.

b. Dalam proses produksi di PKS 1 PT SWARKASA SINAR SENTOSA terdapat bahan-bahan tercecer dari alat produksi sehingga mengotori lantai dan menyebabkan bau yang tidak sedap sehingga mengundang lalat.

c. Di dalam ruang produksi PKS 1 PT. SWAKARSA SINARSENTOSA tidak disediakan tempat sampah, sehingga terdapat sampah yang berserakan.

d. Di dalam ruang produksi PKS 1 PT. SWAKARSA SINARSENTOSA tidak disediakan washtafel bagi tenaga kerja untuk mencuci tangan sebelum dan setelah bekerja.

3. KIMIAa. Di lingkungan PKS 1 PT. SWAKARSA SINARSENTOSA terdapat banyak debu dan serat fiber

yang berterbangan, serta uap yang keluar dari mesin produksi, sedangkan tenaga kerja jarang yang menggunakan masker dan google , sehingga tenaga kerja berpotensi mengalami penurunan fungsi paru dan gangguan pada mata ,sesak napas.

b. Sisa hasil produksi dari PKS 1 PT. SWAKARSA SINARSENTOSA yang berupa asap yang dikeluarkan dari cerobong asap tidak dilakukan pemeriksaan kadar zat-zat kimia yang terkandung di dalamnya, pengendalian hanya dilakukan dengan perbandingan warna asap. Selain itu juga terdapat kebocoran pipa untuk pembuangan asap yang tidak segera diperbaiki.

c. Di lantai ruang produksi banyak terdapat cairan yang bocor dari mesin-mesin produksi yang menggenangi lantai, sehingga berpotensi menimbulkan terjadinya kecelakaan dan tidak ada prhatian kusus seperti awas lantai licin.

4. FISIOLOGIa. Tangga di ruang loading reem PT SWAKARSA SINAR SENTOSA tidak ergonomis karena

pijakan tangga tidak sesuai dengan ukuran standar, pegangan tangga ada yang retak .

BAB III

PEMECAHAN MASALAH

1. FISIKA a. Masalah yang terkait dengan kurangnya pencahayaan, maka bisa ditambahkan lampu

penerangan.b. Masalah yang terkait dengan pemaparan panas, maka bisa disediakan air minum bagi

tenaga kerja di tempat yang mudah dijangkau.c. Masalah terkait dengan kebisingan, maka memberikan sangsi yang tegas kepada tenaga

kerja yang melanggar aturan pemakaian ear plug.2. BIOLOGI

a. Permasalahan terkait genangan limbah, maka dilakukan pembersihan genangan limbah dan memperbaiki saluran irigasi limbah.

b. Permasalahan terkait bahan-bahan yang tercecer dari alat produksi, maka dilakukan pembersihan secara rutin setiap hari.

Page 4: Format Laporan Kunjungan Lapangan

c. Permasalahan terkait tidak adanya tempat sampah, maka segera disediakan tempat sampah di dalam ruang produksi.

d. Permasalahan terkait tidak tertibnya pembuangan sampah, mensosialisasikan cara pembuangan sampah berdasarkan jenisnya dan menetapkan kewajiban membuang sampah berdasarkan jenisnya.

e. Permasalahan terkait tidak adanya washtafel, maka segera disediakan washtafel di dalam ruang produksi.

3. KIMIAa. Permasalahan terkait debu, serat fiber, dan uap dari mesin produksi, maka dilakukan

penegasan kewajiban pemakaian masker dan google di dalam ruang produksi. b. Permasalahan terkait limbah gas, maka dilakukan pengukuran kadar zat-zat kimia yang

terkandung dalam asap dan dibandingkan dengan NAB.c. Permasalahan terkait kebocoran mesin produksi, maka segera dilakukan perbaikan

terhadap mesin-mesin yang bocor.4. FISIOLOGI

a. Permasalahan pada pegangan tangga ada yang retak di ruang station loading reem.

BAB IV

LANDASAN HUKUM

Landasan hukum terkait permasalahan diatas adalah :

1. Permen Perburuhan No. 7 thn 1964“Jenis kegiatan disesuaikan intensitas pencahayaan yang diperlukan”

2. Kepmenaker No. Kep. 51/Men/1999“NAB untuk kebisingan dalam waktu tidak melebihi 8 jam sehari atau 40 jam seminggu adalah 85 dB"

3. Kepmenaker RI No. Kep-187/Men/1999 yang berisi tentang pengendalian bahan kimia berbahaya di tempat kerja

4. UU No. 23 thn 1992 tentang kesehatan, pada pasal 22

BAB V

SARAN DAN KESIMPULAN

1. KESIMPULANa. Pencahayaan masih kurangb. Tidak tersedianya air minum bagi tenaga kerjac. Tenaga kerja tidak memakai APD (ear plug)

d. Genangan cairan di lantai ruang produksie. Bahan-bahan produksi tercecer dari mesin produksif. Tidak ada tempat sampah di dalam ruang produksig. Pembuangan sampah tidak sesuai pembagian jenisnya

Page 5: Format Laporan Kunjungan Lapangan

h. Tidak adanya washtafel di dalam ruang produksii. Banyak debu, serat fiber, dan asap di dalam ruang produksij. Ada kebocoran mesin produksi

2. SARANa. Menambah lampu penerangan, dilakukan pengukuran kuantitatif terhadap nilai

pencahayaan yang terdapat di ruang produksi, dimana nilai pencahayaan untuk manufacturing seharusnya 200 lux.

b. Menyediakan air minum di lingkungan kerjac. Memberikan sanksi yang tegas terhadap setiap pelanggarand. Membersihkan secara rutin dan memperbaiki system irigasie. Dilakukan pembersihan secara rutinf. Menyediakan tempat sampahg. Memberikan sanksi terhadap pelanggaran pembuangan sampahh. Menyediakan washtafeli. Menertibkan pemakaian masker dan google bagi tenaga kerjaj. Dilakukan pengukuran kadar limbah gask. Dilakukan perbaikan pada mesin yang bocor.l. Perbaikan tangga untuk bagian yang retakm. Sebaiknya menu yang di sediakan di pabrik bervariasi untuk meningkatkan gizi kerja demi

produktivitas yang tinggi.

TABEL HIRARC

NO AKTIFITAS/KEGIATAN/PROSES/TEMPAT IDENTIFIKASI PENILAIAN RESIKO

PENGENDALIAN SUDAH/BELUM

1 Gudang, memindahkan karung tepung beras

Debu Sedang Perbaikan ventilasi

Belum