form pengkajian emergency
DESCRIPTION
hgfigfisdhfTRANSCRIPT
FORM ASKEP
Jurusan Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya
CS Tahun 2015
ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn/Ny/Nn/An……...
DENGAN ………………………………………….
I. Identitas Pasien
Nama : Nn. K
Usia : 21 th
Jenis kelamin : Perempuan
Alamat : Jl. Gunung Wilis No. 48 Malang
No. Reg : 342-68-54
Diagnosa medis : Asma Bronkial
Tanggal MRS : 22 Desember 2011
Jam MRS : 03.30 WIB
Tanggal pengkajian : 22 Desember 2011
Jam pengkajian : 03.35 WIB
II. Data Subyektif
Keluha utama
Pasien mengeluh sesak nafas, batuk dan mengi
Provocative
Pasien tidur dengan menggunakan kipas angin dengan candela kamar terbuka
karena merasa kepanasan.
Quality
Pasien mengeluh batuk tetapi tidak produktif, nafas terasa sesak sekali berbunyi
ngik-ngik, merasakan adanya sekret di tenggorokan tetapi tidak bisa dibatukkan,
sesak nafas seperti diikat.
Severe-severity
Pasien mengeluh sesak nafas di dada sebelah kanan dan kiri, tidak menyebar ke
daerah yang lainnya.
Skala
Pasien merasakan sesak yang teramat sangat
Time
Sesak dirasakan sejak tadi malam jam 23.15, dan bertambah sesak hingga pagi ini
keluarga memutuskan dibawa ke UGD RSSA.
FORM ASKEP CS Tahun 2015 2
Riwayat penyakit dahulu
Pasien sejak usia 12 tahun didiagnosa mempunyai rhinitis alergi. Selama ini klien rajin
berolahraga seminggu 2 kali untuk menjaga kesehatannnya. Menurut keluarganya
pasien baru saja diputus oleh pacarnay 3 hari yang lalu, sedangkan 2 hari yang akan
datang pasien akan melakukan ujian seminar hasil sekripsi. Sejak serangan tadi malam
pasien belum mengkonsumsi obar apapun.
III. Data Obyektif
Airway
Pasien masih sadar dapat diajak komunikasi, terdengar bunyi wheezing pada saat
ekspirasi, terdapat sekret kental namun pasien kesulitan untuk membatukkannya.
Breathing
RR: 32 x/menit, batuk, dispnue, ekspirasi lebih panjang dan susah dari pada inspirasi,
terdapat penggunaan otot bantu pernafasan m. sternocleidomastoideus dan pernafasan
cuping hidung.
Circulation
Nadi: 110 x/menit, regular, akral dingin dan berkeringat, sianosis pada mukosa bibir,
CTR 3“, tekanan darah: 130/90 mm Hg, Suhu: 37,5°C.
Disability
Kesadaran kualitatif : kompos mentis
Kesadaran kwalitatif: G
CS 456
Head to toe
Keadaan umum
Pasien gelisah, sesak nafas hembat, pasien duduk dengan kedua tangan memegang
tepi brankart.
Kepala dan wajah
- Kepala
Bentuk kepala normal dan simetris, distribusi rambut merata warna hitam, kulit
kepala tidak ada luka, tidak ada nyeri kepala, wajah simetris, pasien tampak
gelisah.
FORM ASKEP CS Tahun 2015 3
- Mata
Fungsi penglihatan normal, posisi alis, mata dan kelopak mata simetris, pupil
reaksi terhadap cahaya +/+, isokor φ 3 mm/φ 3 mm, konjungtiva tidak anemis,
sclera tidak ikterik.
- Telinga
Bentuk simetris, lembab, agak sianosis, tidak ada otorhoroe, tidak ada luka,
fungsi pendengaran baik, nyeri telinga tidak ada.
- Hidung
Bentuk simetris, lembab, pernafasan cuping hidung, tidak ada rinorhea, tidak ada
epistaksis, tidak ada sekret, deviasi septum nasal tidak ada, sinus frontalis dan
maksilaris tidak ada nyeri tekan.
- Mulut
Mulut bentuk simetris, mukosa bibir sianosis, terdapat sekret kental pasien
kesulitan untuk membatukkan, gigi tidak ada yang berlubang, lidah simetris.
- Leher
Distensi vena jugularis tidak ada, deviasi posisi trachea tidak ada, kaku kuduk
tidak ada,
Dada
Pergerakan dinding dada simetris, nafas dalam dan cepat, penggunaan otot bantu
pernafasan retraksi inspirasi pada area supraklavikular dan m.
sternocleidomastoideus, bentuk dada normal, pernafasan 32x/menit, tulang dada
tidak ada diformitas, tidak ada nyeri dada, wheezing terdengar keras tanpa stetoskop
di akhir ekspirasi pada kedua sisi paru, ronchi +/+ halus, ekspirasi lebih panjang
daripada inspirasi, Bunyi jantung S1 dan S2 tunggal, ictus cordis tidak tampak.
Perut dan pinggang
Abdomen bentuk simetris, asites tidak ada, nyeri abdomen tidak ada, lesi tidak ada,
distensi tidak ada, bising usus +, peristaltik 13x/menit.
Pelvis dan perineum
Pelvis bentuk simetris, tidak ada penonjolan tulang yang abnormal, genetalia tidak
terkaji.
FORM ASKEP CS Tahun 2015 4
Ekstremitas
Akral dingin dan lembab, diaphoresis, CRT 3”, keluatan otot 5/5/5/5, Nadi radialis
110x/menit.
IV. Pemeriksaan Penunjang
ECG
Gelombang normal, sinus takikardi
Ro Toraks
Hyperlucent, dengan pelebaran antar iga, diafragma letak rendah, penumpukan udara
daerah retropsinal, jantung dalam batas normal.
BGA :
Pa CO2: 52 mm Hg
Pa O2: 78 mmHg
Sa O2: 79%
PH: 7,25
H CO3 - : 20 mEq/L
(Asidosis respiratori akut)
V. Therapi
IV Line Na Cl 0,9% : 20 tts/menit
Amofilin 250 mg IV (5 mg/kg BB)
Metilpredisolon 260 mg IV (4 mg/kg BB)
Nebulizer: Ventolin : Bisolvon : Na CL 0,9% = 1:1:2
Masker Non Rebreathing 12 ml
FORM ASKEP CS Tahun 2015 5
VI. Tindakan Resusitasi
No Tgl/Jam Tindakan Resusitasi Keterangan
22/12/2011
1 03.40 Pemberian Masker Non Rebreathing 12 L/min
2 03.45 Pasang monitor TTV, Pulse OksimetriTD : 130/90, HR:110 x/mnt,
RR:32x/mnt, SaO2: 78%
3 03.53 Pemasangan IV LineNA CL 0,9% 20 tts/menit
4 04.03 Pemberian obat bronkodilatorAmofilin 250 mg IV
5 04.05 Pemberian obat kortokosteroidMetilpredisolon 260 mg IV
6 04.08 Pemberian NebulezerVentolin : Bisolvon : Na CL 0,9% =
1:1:2
VII. Analisa Data
No Tanda Etiologi Problem
1 Subyektif
Pasien mengeluh batuk
tetapi tidak produktif, nafas
terasa sesak sekali berbunyi
ngik-ngik, merasakan
adanya sekret di
tenggorokan tetapi tidak bisa
dibatukkan
Obyektif
Wheezing terdengar keras
tanpa stetoskop di akhir
ekspirasi kedua sisi paru
Sekret kental dan berbuih
pasien kesulitan untuk
membatukkan
TTV
RR: 32x/menit 7,5°C
Spasme jalan nafas,
hipersekresi mukus oleh sel
goblet.
Ketidakefektifan
bersihan jalan nafas
2 Subyektif Hiperventilasi Ketidakefektifan pola
FORM ASKEP CS Tahun 2015 6
Pasien mengatakan sesak
nafasnya seperti ikat
Pasien mengeluh sesak
nafas dalam dada sebelah
kanan dan kiri
Pasien mengatakan sesak
sejak tadi malam jam 23.15,
dan bertambah sesak hingga
pagi hari
Obyektif
RR: 32 x/menit, dispnue
Pernafas dalam dan cepat
Ekspirasi lebih panjang dan
susah daripada inspirasi
Terdapat penggunaan otot
bantu pernafasan retraksi
otot area supraklavikular dan
sternocleidomastoideus
nafas
3 Subyektif
Pasien merasakan sesak
yang teramat sangat
Obyektif
Pasien tampak gelisah
Sesak nafas hembat
Pernafasan cuping hidung
Mukosa bibir sianosis
Akral dingin dan diaphoresis
CTR: 3“
TTV
R: 32x/menit
Nadi : 110 x/menit,
regular
TD: 130/90 mm Hg
Suhu: 37,5°C
BGA
Pa CO2: 52 mm - : 20 m
Gangguan ventilasi dan
perfusi
Gangguan pertukaran
gas
VIII. Prioritas Dx Keperawatan
FORM ASKEP CS Tahun 2015 7
No Prioritas Diagnosa Keperawatan
1 Ketidakefektifan bersihan jalan nafas berhubungan dengan spasme jalan nafas,
hipersekresi mukus oleh sel goblet.
2 Ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan hiperventilasi
3 Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan gangguan ventilasi dan perfusi
FORM ASKEP CS Tahun 2015 8
IX. Intervensi Keperawatan
Dx
Kep
Tgl/
Jam
Tujuan Intervensi Keperawatan &
Rasionalisasi
Ttd
1 22/12/
2011
03.35
Setelah dilakukan tindakan keperawatan
diharapkan klien menunjukkan kepatenan jalan
nafas, dengan kriteria hasil:
Jalan nafas efektif
Sekret bisa dikeluarkan
Pasien tidak ada kesulitan bernafas
Dipsnea tidak ada
Tidak ada sianosis
RR dalam batas normal 12-20x/menit
Kaji fungsi pernapasan: bunyi napas, kecepatan,
irama, kedalaman dan pengunaan otot aksesoris.
R: Bunyi nafas menunjukkan aliran udara melalui
trakeobronkial dan dipengaruhi oleh adanya cairan,
mukus, atauobstr uksi aliran udara. Mengi dapat
menunjukkan bukti konstriksi bronkus atau
penyempitan jalan nafas sehubungan dengan
oedem. Ronki dapat jelas terdengar tanpa batuk
menunjukkan pengumpulan mukus pada jalan nafas
Catat kemampuan untuk mengeluarkan mukus/
batuk efektif, catat karakter jumlah sputum
R: Pengeluaran sulit bila sekret sangat tebal.
Sputum berdarah kental atau cerah diakibatkan oleh
kerusakan paru atau luka bronkial dan memerlukan
intervensi lanjut.
Kaji ketidaknyamanan pasien dan lakukan latihan
pernafasan dalam.
R: Dapat mensupport klien untuk bergerak, batuk
efektif dan melakukan nafas dalam untuk mencegah
kegagalan pernafasan.
Berikan pasien posisi semi fowler
R: Posisi membantu memaksimalkan ekspansi paru
dan menurunkan upaya pernapasan. Ventilasi maksi
FORM ASKEP CS Tahun 2015 9
2 22/12/
2011
03.35
Setelah dilakukan tindakan keperawatan
diharapkan klien menunjukkan pola nafas
normal/efektif, dengan kriteria hasil:
RR daalam batas normal: 12-20x/menit
Ekspansi dada simetris
Tidak ada penggunaan otot bantu pernafasan
Tidak ada bunyi nafas tambahan
Nafas pendek tidak ada
Pantau adanya pucat dan sianosis
R: Sianosis menunjukkan tanda-tanda terjadinya
syok karena hipoksia
Pantau kecepatan irama, kedalaman dan usaha
respirasi
R: Distres pernafasan dan perubahan TTV dapat
terjadi sebagai akibat stres pernafasan
Perhatikan pergerakan dinding dada, amati
kesimetrisan, penggunaan otot bantu pernafasan,
serta retraksi otot supraklavikular dan interkostal
R: kebutuhan O2 yang tidak terpenuhi akan
menyebabkan hiperventilasi yang melibatkan otot-
otot bantu pernafasan.
Auskultasi bunyi nafas, perhatikan area
penurunan/tidak adanya ventilasi dan adanya bunyi
nafas tambahan.
R: Bunyi nafas dapat menurun atau tidak ada sama
sekali pada lobus, segmen paru, atau seluruh area
paru (unilateral). Pada area atelektasis tidak ada
bunyi nafas dan paru bisa kolaps menurun bunyinya.
Catat pengembangan dada dan posisi trakea
R: Pengembangan dada sama dengan ekspansi
paru. Deviasi trakea dapat terjadi pada sisi area
tegangan yang mengalami pneumothorak.
Pertahankan perilaku tenang, bantu pasien untuk
“kontrol diri” dengan menggunakan pernafasan
dalam menggunakan abdomen setukntinyu.
FORM ASKEP CS Tahun 2015 10
3 22/12/
2011
03.35
Setelah dilakukan tindakan keperawatan
diharapkan gangguan pertukaran gas akan
terkurangi, dengan kriteria hasil:
Gelisah, sianosis dan keletihan tidak ada
Dispnue tidak ada
Pa O2, CO2, pH arteri dan Sa O2 dalam
batas normal
Kaji bunyi paru, frekuensi, kedalaman bernafas,
usaha dan produksi sputum
R: Takipnue adalah mekanisme kompensasi untuk
hiopoksia dan peningkatan upaya pernafasan dapat
menunjukkan derajat hipoksia
Pantau saturasi oksigen dengan menggunakan
oksimetri
R: Melakukan pemantauan terhadap Sa O2
Pantau status mental (tidur, apatis, tidak perhatian,
gelisah, bingung dan somnolen).
R: Dapat menunjukkan berlangsungnya hipoksemia
dan atau asidosis.
Observasi terhadap sianosis terutama membran
mukosa mulut
R: Penurunan oksigen bermakna terjadi sebelum
sianosis. Sianosis sentral dari organ hangat contoh
lidah, bibir dan daun telinga adalah paling indikatif
dari hipoksemia sistemik. Sianosis perifer pada
daerah kuku atau ekstremitas sehubungan dengan
vasokonstriksi.
Kolaborasi dengan dokter hasil pemeriksaan BGA
R: Sebagai dasar indikator kebutuhan perubahan
terapi atau dasar evaluasi keefektifan terapi.
FORM ASKEP CS Tahun 2015 11
X. Implementasi
Dx
Kep
Tgl/
JamImplementasi Respon Pasien Ttd
1 22/12/
2011
03.35
Kaji fungsi pernapasan: bunyi napas, kecepatan,
irama, kedalaman dan pengunaan otot aksesoris
dan tanda-tanmda vital lainnya
RR: 30x/menit, Wheezing ++, ronchi halus, dispnue,
bernafas cuping hidung, menggunakan otot
supraklavikular dan interkosta, Tensi 130/90 mmHg, °C.
1 03.36 Catat kemampuan untuk mengeluarkan mukus/
batuk efektif, catat karakter jumlah sputum
Sekret kental pasien sulit mengeluarkan
1 03.37 Kaji ketidaknyamanan dan lakukan latihan
pernafasan dalam
Pasien kesulitan melakukan nafas dalam
2 03.40 Kaji bunyi paru, frekuensi, kedalaman, usaha
bernafas, dan produksi sputum
RR: 25x/menit, wheezing berkurang, sekret mulai bisa
dibatukkan
2 03.44 Perhatikan pergerakan dinding dada, amati
kesimetrisan, penggunaan otot bantu pernafasan,
serta retraksi otot supraklavikular dan interkosta
Dispnue berkurang, pernafasan cuping hidung
berkurang
2 03.46 Auskultasi bunyi nafas, perhatikan area
penurunan/tidak adanya ventilasi dan adanya bunyi
nafas tambahan.
Wheezing berkurang, ronchi halus masih terdengar
2 03.48 Catat pengembangan dada dan posisi trakea Pergerakan dinding dada simetris posisi trachea normal
tidak ada deviasi.
3 03.50 Pantau saturasi oksigen dengan menggunakan Sa O2: 80%
FORM ASKEP CS Tahun 2015 12
oksimetri
1 03.53 Kolaborasi pemasangan IV Line Na CL 0,9% 20 tts/menit
1 04.03
Kolaborasi pemberian obat bronkodilator
Amofilin 250 mg
IV
1 04.05
Kolaborasi pemberian obat kortokosteroid
Metilpredisolon 26
0 mg IV
1
04.08 Kolaborasi pemberian Nebulezer
Ventolin : Bisolvon : N
a CL 0,9% = 1:1:2
2 04.10 Pertahankan perilaku tenang, bantu pasien untuk
“kontrol diri” dengan menggunakan pernafasan
dalam menggunakan abdomen selam periode
Pasien mulai bisa mengendalikan diri sedikit lebih
tenang
3 04.12 Pantau status mental (tidur, apatis, tidak perhatian,
gelisah, bingung dan somnolen)
Gelisah m
ulai berkurang
3 04.14 Observasi terhadap sianosis terutama membrane
mukosa mulut, hidung, ujung telinga dan ujung
daerah ekstremitas
Bibir masih telihat sianosis, hidung lembab dan ujung
ekstre
mitas terasa dingin
3 04.15 Kolaborasi dengan dokter hasil pemeriksaan BGA Pa CO2 : 52 mm Hg
Pa O2 : 78 mmHg
Sa O2: 79%
FORM ASKEP CS Tahun 2015 13
XI. Evaluasi
Dx
Kep
Tgl/
JamEvaluasi Ttd
1 22/12/
2011
04.15
S:
Pasien mengatakan sesaknya sudah berkurang
Pasien mengatakan sudah mulai bisa membatukan dahaknya
O:
Pasien bisa melakukan batuk efektif
Poasien mempraktekkan nafas dalam
RR: 17x/menit, nafas dalam, nadi: 92x/menit, TD; 125/80
mmHg, suhu: 37°C
A:
Masalah sebagian teratasi
P:
Pertahankan intervensi
2 22/12/
2011
04.15
S:
Pasien mengatakan sesaknya sudah berkurang
Pasien mengatakan sudah mulai bisa membatukan dahaknya
O:
RR: 17x/menit, wheezing berkurang, sekret mulai bisa
dibatukkan
Dispnue berkurang, pernafasan cuping hidung berkurang
Pasien tidak lagi menggunakan otot bantu pernafasan
A:
Masalah sebagian teratasi
P:
Pertahankan intervensi
3 22/12/
2011
04.15
S:
Pasien mengatakan cemasnya sedikit berkurang
Pasien mengatakan sekarang sedikit lebih tenang setelah diberi
obat dan nebulizer
O:
Sianosis pada mukosa bibir berkurang
Hidung tidak begitu lembab
Ujung ekstremitas masih terasa dingin
CRT: 3”
Sa O2: 85%
FORM ASKEP CS Tahun 2015 14
A:
Masalah sebagian teratasi
P:
Pertahankan intervensi
XII. Diacharge Planing
Format Discharge Planning (Pulang/Pindah Ruangan)
S Pasien mengatakan sesaknya sudah berkurang
Pasien mengatakan sekarang sudah bisa bernafas kembali
O
RR: 18x/menit, nadi : 92x/menit, tensi 120/80 mmHg, suhu: 37,2°C
Sa O2: 85%, CRT: 3”
Pernafasan cuping hidung
Wheezing berkuang
Penggunaan otot bantu pernafasan tidak ada
Pasien bisa melakukan batuk efektif
Sianosis pada mukosa bibir berkurang
Ujung hidung dan telinga lembab
Akral mulai hangat
A Masalah sebagian teratasi
P Pertahankan intervensi
I
Kaji fungsi pernapasan: bunyi napas, kecepatan, irama, kedalaman dan pengunaan
otot aksesoris dan tanda-tanda vital lainnya
Catat kemampuan untuk mengeluarkan mukus/ batuk efektif, catat karakter jumlah
sputum
Perhatikan pergerakan dinding dada, amati kesimetrisan, penggunaan otot bantu
pernafasan, serta retraksi otot supraklavikular dan interkosta
Observasi terhadap sianosis terutama membrane mukosa mulut, hidung, ujung telinga
dan ujung daerah ekstremitas
Pantau status mental (tidur, apatis, tidak perhatian, gelisah, bingung dan somnolen)
Pertahankan aliran oksigen dengan menggunakan masker non rebreathing.
E
Masalah sebagian teratasi
FORM ASKEP CS Tahun 2015 15
Nama pasien Tn/Ny/Nn/An (P/L) masuk rumah sakit pada tanggal 22 Desember
2011, jam 03.30 WIB dengan diagnosa medis Asma Bronkial telah diberikan tindakan
di atas. Untuk itu perlu perawatan lanjutan di kunjungan rutin ke
mulai tanggal .
Terapi obat yang diberikan.
IV Line Na Cl 0,9% : 20 tts/menit
Amofilin 250 mg IV (5 mg/kg BB)
Metilpredisolon 260 mg IV (4 mg/kg BB)
Nebulizer: Ventolin : Bisolvon : Na CL 0,9% = 1:1:2
Masker Non Rebreathing 12 L/min
Anjuran
Jaga kepatenan jalan nafas
Observasi kemampuan batuk efektif dan nafas dalam
Observasi fungsi pernafasan
Observasi pemasangan Masker Non Rebreathing 12 L/min
Observasi serangan ststus asmatikus
Malang, ………………………….
ttd
(Ns. Karina Aulia, S.Kep )
FORM ASKEP CS Tahun 2015 16