form nutritional care process- cvd (1)

19
FORM NUTRITIONAL CARE PROCESS IdentitasPasien No. Registrasi : 196386 Nama Pasien : Ny. TU Status : PLB/Swasta Jenis Kelamin : Perempuan Umur : 70 tahun Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga Agama : Islam Pendidikan Terkahir : SD Tanggal MRS : 18 September 2013 Ruang/Kamar : Teratai/ IPDIIIa Diagnosa MRS : Infark Miokard Akut + Dislipidemia + Hipertensi Assessment Diagnosa Gizi (PES) Intervens i Rencana Monev Data dasar Identifikasi Masalah Data Antropometri LILA = 30 cm Tinggi lutut = 45 cm IMT(berdasarkan LILA) %deviasi dari standar= LLA Aktual x 100% (NI 5.6.2) Asupan lemak berlebih disebabkan karena pasien (ND 1) Makanan dan snack. Memberikan diet rendah (FH 1.2) Intake makanan dan minuman. Monev

Upload: retno-kartika

Post on 14-Jul-2016

247 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

clinic

TRANSCRIPT

Page 1: Form Nutritional Care Process- Cvd (1)

FORM NUTRITIONAL CARE PROCESS

IdentitasPasien

No. Registrasi : 196386

Nama Pasien : Ny. TU

Status : PLB/Swasta

Jenis Kelamin : Perempuan

Umur : 70 tahun

Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga

Agama : Islam

Pendidikan Terkahir : SD

Tanggal MRS : 18 September 2013

Ruang/Kamar : Teratai/ IPDIIIa

Diagnosa MRS : Infark Miokard Akut + Dislipidemia + Hipertensi

Assessment Diagnosa Gizi

(PES)Intervensi

Rencana

MonevData dasar Identifikasi MasalahData Antropometri

LILA = 30 cm

Tinggi lutut = 45 cm

IMT(berdasarkan LILA)

%deviasi dari standar= LLA Aktual x 100% Nilai standar (baku Harvard)

= 30 x 100% 29,9

= 100,33%

(NI 5.6.2) Asupan

lemak berlebih

disebabkan karena

pasien suka makanan

yang digoreng dan

bersantan ditandai

dengan kadar HDL

rendah (28 mg/dl)

serta kadar LDL

(ND 1)

Makanan dan

snack.

Memberikan

diet rendah

lemak dan

rendah garam,

dengan tipe

makanan lunak

(FH 1.2) Intake

makanan dan

minuman. Monev

dilakukan setiap

hari dengan target

≥80% dari total

kebutuhan

(Depkes RI,2000)

Page 2: Form Nutritional Care Process- Cvd (1)

Kriteria Status Gizi berdasarkan LLA/U

Kriteria Nilai

Obesitas

Overweight

Normal

Kurang

Buruk

>120% standar

110-120% standar

90-110% standar

60-90% standar

<60 % standar

Berdasarkan tabel diatas Ny.TU termasuk dalam status gizi Normal.

(Ref: Handayani, S. K. M., M. Kes, Ph. D, dkk. 2015. Nutrition Care

Process (NCP). Yogyakarta: Graha Ilmu)

tinggi (167 mg/dl),

dan TG yang tinggi

(161 mg/dl).

(NB 1.4) Kurangnya

monitor terhadap diri

disebabkan karena

faktor stress yang

ditandai dengan

makanan dengan

porsi yang berlebih.

(NC 2.1) Gangguan

pemanfaatan zat gizi

(klorida) disebabkan

karena kondisi

yang tanpa

penyedap rasa

dan

pengolahannya

meminimalkan

makanan yang

digoreng dan

bersantan.

(E1) Edukasi

Gizi konten

memberikan

informasi terkait

diet rendah

lemak dan

rendah garam,

(FH 1.5) Intake

makro nutrient.

Monev dilakukan

setiap hari dengan

target ≥80% dari

total kebutuhan

(Depkes RI,2000)

(FH 1.6) Intake

mikro nutrient.

Monev dilakukan

setiap hari dengan

target ≥80% dari

total kebutuhan

(Depkes RI,2000)

(FH 4.1)

Data Biokimia

Data laboraturium pasien didapatkan dengan melihat rekam medik pasien

pada tanggal 19 dan 23 September 2013. Adapun data laboratorium pasien

dapat dilihat pada tabel dubawah ini :

Tabel 1.4 Data Hasil Laboratorium Ny. TU tanggal 19 Sepetmber 2013

HDL

LDL

TG

Kalium

Klorida

Page 3: Form Nutritional Care Process- Cvd (1)

penyakit jantung

yang diderita pasien

ditandai dengan

rendahnya kadar

klorida 95,7 mmol/L

(normal 98-107

mmol/L).

(NB 2.1) Kurang

aktifitas fisik

disebabkan pasien

tidak bekerja

semenjak menderita

penyakit jantung

ditandai dengan

kadar HDL rendah

dan kadar LDL dan

TG yang tinggi.

dengan pilihan

makanan yang

tepat untuk

penderita

dyslipidemia

dan hipertensi.

(RC1)

Koordinasi

dengan dokter

dan perawat

lain selama

perawatan

terkait dengan

infark miokard

akut,

dyslipidemia.

Hipertensi dan

obat-obatan

Pengetahuan

makanan dan gizi.

Monev dilakukan

setiap hari dengan

target pasien bisa

mengulang

kembali edukasi

gizi yang telah

diberikan ahli

gizi, terkait jenis

makanan yang

tepat untuk

kondisi pasien

tersebut.

(FH 7.3) Aktifias

fisik. Monev

dilakukan setiap

hari dengan target

ada kegiatan fisik Data Fisik/Klinis

Tabel 1.3 Data Fisik Klinis Ny. TU tanggal 23 September 2013 TD (Hipertensi Stage 1)

Page 4: Form Nutritional Care Process- Cvd (1)

Berdasarkan data fisik /klinis scan dan ronsen ternyata ada kardiomegali atau

pembesaran pada jantung sebelah kiri.

Keterangan tambahan:

GCS adalah suatu skala neurologik yang dipakai untuk menilai secara

obyektif derajat kesadaran seseorang yang terdiri dari tiga pemeriksaan,

yaitu penilaian respon membuka mata (eye opening), respons motorik terbaik

(best motor response), dan respon verbal terbaik (best verbal response).*

Arti dari hasil lab GCS 456 adalah pasien dapat membuka mata tanpa perlu

diberikan stimulus (E), bisa berkomunikasi dengan tepat dan jelas (V), serta

bisa bergerak sesuai perintah (M).

*) Wuysang, M. Si, Sp. S, dr. Devi dan Bahar, M. Kes, Sp. S, FINS, dr.

Ashari. 2015. Pemeriksaan Derajat Kesadaran (Glasgow Coma Scale) dan

Fungsi Kortikal Luhur (Mini-Mental State Examination (MMSE)):

http://med.unhas.ac.id/kedokteran/wp-content/uploads/2015/08/Manual-

CSL-IV-Pemeriksaan-Derajat-Kesadaran-Fungsi-Kortikal-Luhur.pdf diakses

pada 9 Maret 2016.

(NC 2.3) Penurunan

kalium, dan klor

disebabkan interaksi

obat furosemide,

valisanbe,

spirolactan, dengan

makanan ditandai

dengan kadar kadar

kalium 3,17 dan klor

95,7

yang

dikonsumsi.

yang dilakukan.

Data Sosial Ekonomi Rendahnya aktivitas fisik

Page 5: Form Nutritional Care Process- Cvd (1)

Pasien adalah seorang ibu dengan 6 orang anak. Pasien tinggal bersama

suami dan dua orang anaknya. Dari 6 bersaudara 2 orang anak pasien

berstatus gizi lebih (kelebihan berat badan). Pasien tidak bekerja semenjak

menderita penyakit jantung.

Riwayat Dietary

a) Riwayat Gizi Dahulu

Tabel 1.1 Riwayat Gizi Ny. TU

Pola makan sehari 4x/hari

Konsumsi lauk hewaniSering (4-5x/hari) seperti telur ayam,

daging, dan jeroan (@50-60 gram)

Konsumsi lauk nabatiSering (4-5x/hari) seperti tahu dan

tempe (@50-60 gr)

Konsumsi sayur

Sering (3-4x/hari) diolah dengan

disantan seperti sayur lodeh, gudeg

dan kare kubis (% 40-50 gr/hari)

Konsumsi buahSering (3-4x/hari) hanya pepaya saja

(@150 gr)

Konsumsi makanan pokokSering (6-7x) dalam bentuk nasi dan

ubi rambat (@250-300)

Konsumsi camilan

Sering seperti weci, tahu petis,

tempe goreng tepung, tahu isi (2-

3x/hari) @60gr bubur sum-sum dan

es dawet (5-6x/hr) @150-200 gr

serta kerupuk (52-78 gr) dan permen

(6-8 biji) setiap hari

Cara pemasakan Digoreng, disantan, dan ditumis

Konsumsi makanan tinggi

lemak

Konsumsi buah-buahan yang

kurang bervariasi (tinggi

kalium, ex: pepaya)

Konsumsi makanan tinggi

natrium (ex: penyedap rasa)

Porsi makan berlebih

diakibatkan stress

Page 6: Form Nutritional Care Process- Cvd (1)

Food suplemenJamu tradisional (madu dicampur

telur ayam) 3-4x seminggu

Food additive Penyedap rasa, dan pemanis buatan

Konsumsi minumanKonsumsi kopi, teh manis 2-3x

sehari

Kebiasaan olahraga Tidak pernah olahraga

Keterangan dari keluarga pasien sering setres sehingga porsi makannya

banyak, pasien suka mengkonsumsi makanan yang diolah dengan digoreng

dan disantan. Pasien juga sering menggunakan penyedap rasa jika masak.

pasien tidak pernah melakukan olahraga untuk lebih melihat gambaran pola

makan pasien maka dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

a. Tabel 1.2 Pola makan pasien

Page 7: Form Nutritional Care Process- Cvd (1)

b) Riwayat Gizi Sekarang

Saat ini pasien diberikan diet dengan bentuk bubur karena tingkat kesadaran

pasien cukup dan memungkinan diberikan makanan per oral. Diharapkan

diet ini bisa memperbaiki keadaan pasien baik penyakitnya maupun keluhan

yang dirasakan. Selama di ruang teratai, pasien juga mendapatkan makanan

dari luar rumah sakit.

Adapun hasil recall pasien tanggal 23 September 2013 adalah sebagai

berikut :

Tabel 1.2 Hasil Recall 24 Jam Asupan Makan Ny. TU

Page 8: Form Nutritional Care Process- Cvd (1)

Riwayat Penyakit

a) Riwayat Penyakit Dahulu

Pada tahun 2010 pernah masuk rumah sakit dikarenakan chest pain. Keluhan

pasien pada waktu itu pasien hanya merasakan nyeri dada yang hebat dan

tiba-tiba sesak sejak 10 hari. Nyeri menjalar sampai ke punggung belakang.

Nyeri seperti tertimba beban. Rasa nyeri timbul jika beraktifitas. Sesak

timbul jika rasa nyeri datang.

b) Riwayat Penyakit Sekarang

Pasien mengeluh nyeri dada jika istirahat seperti tertekan dan tercekik,

pasien juga mengeluh jantung berdebar-debar dan ada sesak serta batuk sejak

tanggal 18 September 2013 di pagi hari. Hal ini menyebabkan nafsu makan

pasien berkurang selama sakit, sehingga terjadi penurunan berat badan.

Pasien merasa lemah dan susah diajak komunikasi.

-

Obat

Selama di rumah sakit, pasien mendapatkan terapi dan obat, antara lain:

Furosemide

1. Furosemide dapat meningkatkan

Page 9: Form Nutritional Care Process- Cvd (1)

Furosemid tab

Azomax

Inj ISDN

Bisoprolol

Inj spirolactan

Valsartan

Valisanbe

Dulcolax

ekskresi magnesium, kalsium, zink,

kalium, natrium, dan klor.

2. Penurunan toleransi karbohidrat

3. Deplesi thiamin

Bisoprolol

1. Bisoprolol sebaiknya tidak

dikombinasikan bersama

obat-obatan golongan beta

bloker.

2. Bisoprolol sebaiknya

digunakan secara hati-hati

bila diberikan bersamaan

dengan obat-obat penekan

otot jantung atau penghambat

konduksi AV seperti kalsium

antagonis [khususnya

fenilalkilamin (verapamil)

dan golongan benzotiazepin

(diltiazem) atau obat-obatan

antiaritmik seperti

disopiramid.

3. Penggunaan bersama

rifampisin dapat

meningkatkan bersihan

metabolit bisoprolol. Dapat

Page 10: Form Nutritional Care Process- Cvd (1)

menyebabkan mual, muntah,

konstipasi, diare

(http://www.dexa-medica.com/en/

our-product/prescriptions/ogb/

Bisoprolol)

Inj spirolactan

Kalium-sparing, hyperkalemia

pada insufisiensi ginjal,

peningkatan ekskresi kalium,

hiponatremia

Valsartan

Valsartan dapat diberikan bersama

atau tanpa makanan karena

penurunan AUC tidak berhubungan

dengan penurunan efek terapeutik

yang bermakna secara klinik.

(

http://dokumen.tips/documents/sifa

t-farmakodinamik-valsartan.html)

Valisanbe

Iritan lambung, mual dan muntah,

diekresi di air susu ibu, pada nutrisi

enteral, fast pt 2 jam sebelum dan

Page 11: Form Nutritional Care Process- Cvd (1)

sesudah pemberian phenytoin,

defisiensi vitamin D pada

penggunaan jangka panjang,

defisiensi vit B12, penurunan

magnesium, kalsium, vitamin K,

folat anemia megaloblastik

Dulcolax

(IM) : Makanan yang mengandung

susu dapat melarutkan lapisan/salut

gula, tablet bisacodyl dilapisi oleh

salut enterik yang bertujuan untuk

mencegah obat mengiritasi

lambung.

(T) : Obat diminum pada saat perut

kosong. Setelah minum obat, dalam

waktu 1 jam tidak boleh makan

makanan atau minuman yang

mengandung susu.

Page 12: Form Nutritional Care Process- Cvd (1)

Terapi Diet

Tujuan

1. Kebutuhan energi dan makronutrien dapat tercukupi sesuai kebutuhan.

2. Asupan mineral zat besi dapat terpenuhi sesuai kebutuhan.

3. Bertambahnya informasi dan perubahan perilaku terkait asupan zat besi.

4. Memperbaiki berat badan sesuai rekomendasi untuk ibu hamil.

Prinsip

Tinggi energi dan protein, tinggi zat besi

Syarat

Energi diberikan sesuai dengan kebutuhan pasien dengan memperhitungkan berat badan Ideal, tinggi

badan, umur, faktor stres dan faktor aktivitas pasien, usia kehamilan atau sesuai dengan prinsip Diet

Tinggi Energi Tinggi Protein serta diberikan makanan yang tinggi asupan zat besi, untuk mencapai

status gizi normal pasien, dan penambahan berat badan pasien terkait dengan usia kehamilan.

Protein diberikan cukup (15% dari total energi yaitu sebesar 91,24 gr/hr) untuk mencukupi kebutuhan

protein terkait kondisi pasien yang mual dan muntah. Sumbernya dari protein hewani terutama dari

daging merah sebagai pemenuh asupan zat besi dan sumber protein nabati lebih dianjurkan tahu, tempe

dan susu kedelai.

Vitamin dan mineral diberikan cukup, terutama :

a. Vitamin C sejumlah 85 mg/hari (AKG, 2013) : sebagai antioksidan untuk meningkatkan daya tahan

tubuh dan pencegahan penyakit terutama sumbernya dari jeruk, tomat, jambu dan papaya.

b. Vitamin A sejumlah 800 mcg/hari (AKG, 2013) : sebagai antioksidan dan imunitas serta untuk

pertumbuhan dan perkembangan sumber utama dari hati, minyak hati ikan, susu dan produknya

c. Kalsium sejumlah 1300 mg/hari (AKG, 2013) : untuk mencegah osteoporosis, membantu proses

metabolism,serta mencaga kesehatan ibu hamil dan janin terutama dari susu dan produknya, ikan-

ikan kecil, dan brokoli

d. Asam folat sejumlah 600 mg/hari (AKG,2013) : untuk memproduksi eritrosit, mencegah terjadinya

keguguran, mencaga kesehatan otak, membantu perkembangan jaringan tubuh dan baik untuk

perkembangan bayi terutama dari kacang-kacangan, asparagus, dan brokoli

e. Magnesium sejumlah 350 mcg/hari (AKG, 2013) : diperlukan oleh tulang dan otot tubuh, mengatur

system tekanan darah dalam tubuh, dan menjaga fungsi paru-paru, yang bersumber dari kacang-

kacangan, sayuran berwarna hijau tua, gandum, dan seafood.

f. Besi sejumlah 35 mg/hari (AKG, 2013) : untuk meningkatkan produksi jumlah darah, mengurangi

resiko anemia, terutama dari hati sapi, tiram, kepiting, daun bayam, dan kangkung

g. Fosfor sejumlah 600 mcg/hari (AKG 2013) : untuk klasifikasi tulang dan gigi, mengatur pengalihan

energy, absorpsi dan transportasi zat gizi yang bersumber dari kacang-kacangan, brokoli, dan

jagung.

Serat tinggi 35 gr/hari terutama sepert dari buah kiwi, alpukat, kacang merah, buncis, jagung. Makanan

kaya serat diberikan bertujuan untuk melembutkan feses dan mencegah konstipasi pada ibu hamil.

Disarankan dengan pola makan yang teratur 3x makan utama, 3x makan selingan

Page 13: Form Nutritional Care Process- Cvd (1)

Olahraga secara teratur

Bentuk makanan enteral

Perhitungan kebutuhan energi dan zat gizi :

BMR = 10(wt)+6,25(ht)-5(age)-161 = 10(49)+6,25(154)-5(29)-161 = 490+962,5-145-161 = 1.146,5 kcal/day

Total Energy = BMR x Activity = 1.146,5 x 1,5 = 1.719,75 + 180 = 1.899,75 kcal/day

Karbohidrat (75%) = (75%x 1.899,75)/4 = 356,20 + 25 gr ≈ 381,20 gr

Protein (15%) = (15% x 1.899,75)/4 = 71,24+ 20 gr ≈ 91,24gr

Lemak (10%) = (10% x 1.899,75 /9 = 21,10+ 6 gr ≈ 27,10 gr

Serat : 35 gr

Kalsium: 1300 mg/hari

Asam Folat : 600 mg

Besi: 35 mg/hari

Magnesium : 350 mg

Fosfor : 600 mcg

Vitamin A : 800 mcg

Vitamin C: 85 mg/hari

*Penambahan sesuai dengan ibu hamil yang sedang dalam masa Trimester 1 berdasarkan PERMENKES No 75

tahun 2013 tentang AKG.

Waktu

a. Tujuan Edukasi

- Memberikan motivasi kepada pasien dalam menjalani proses pengobatannya.

- Memberikan informasi kepada keluarga pasien terkait makanan yang boleh dan tidak boleh untuk pasien

dan juga pola hidup yang sehat.

- Memberikan informasi kepada pasien agar mengetahui & memahami pentingnya Diet TETP (Tinggi

Energi Tinggi Protein) dan diet tinggi zat besi untuk mempertahankan status gizi dan mencapai kadar zat

besi dan tekanan darah serta berat badan supaya mencapai angka normal.

b. Materi

- Edukasi diet TETP dan diet tinggi zat besi.

- Motivasi pasien untuk menghabiskan makanan yang diberikan.

- Bagaimana cara pola hidup yang sehat.

- Daftar bahan makanan penukar yang dapat dikonsumsi pasien dengan aman.

- Motivasi untuk patuh diet

Page 14: Form Nutritional Care Process- Cvd (1)

c. Waktu

Dilakukan saat visitor rutin kepada pasien yang dilakukan setiap hari dan setiap hasil laboratorium keluar.

d. Tempat

Ruang rawat inap

e. Media

Leaflet diet TETP dan diet tinggi zat bei serta jenis makanan yang dianjurkan untuk ibu hamil.

f. Pelaksana : Ahli gizi rumah sakit.