anesthesia for paitents with cvd ratu lewi

Upload: dendikarmena4500

Post on 14-Apr-2018

243 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/30/2019 Anesthesia for Paitents With Cvd Ratu Lewi

    1/36

  • 7/30/2019 Anesthesia for Paitents With Cvd Ratu Lewi

    2/36

    FAKTOR RISIKO PENYAKIT JANTUNG

    - 25-50% meninggal karena komplikasi kardiovaskuler pada pembedahan non-kardiak

    - American College of Cardiology/American Heart Association Tas Force Report membagi 3 tanda

    klinis ; prediktorminor, intermediate, major

    Tabel 201. Petanda Klinik Peningkatan Risiko Kardiovaskuler Perioperatif (Infark

    Miokardium, Gagal jantung, Kematian).1,2Mayor

    Sindroma koroner yang tidak stabilMI3 akut atau baru (rescent) dengan tanda-tanda risiko iskemik yang penting berdasarkan

    gejala klinik atau studi non invasif

    Unstable angina atau severe4 angina (Canadian class III dan IV)5Gagal jantung dekompensasi

    Arrhythmia yang signifikanHigh-grade atrioventricular block

    Arrhythmia ventrikuler symptomatic pada pasien dengan penyakit jantungArrhythmia supraventriculer dengan ventrikuler rate yang tidak terkontrol

    Penyakit katup jantung yang berat

    IntermediateMild angina pectoris (Canadian class I atau II)MI sebelumnya berdasarkan riwayat atau adanya gelombang Q patologisGagal jantung terkompensasi atau ada gagal jantung sebelumnyaDiabetes mellitus (terutama yang insulin dependent)Insufisiensi renalMinorUsia lanjutEKG abnormal (hipertropi ventrikul kiri, left bundle-branch block, ST-T yang abnormal)Irama selain sinus (misalnya, atrial fibrilasi)Kapasitas fungsional yang rendah (misalnya, ketidakmampuan untuk memanjat tangga

    dengan membawa sekantung barang-barang)Riwayat strokeHipertensi sistemik yang tidak terkontrol

  • 7/30/2019 Anesthesia for Paitents With Cvd Ratu Lewi

    3/36

    HIPERTENSI

    A.Definisi

    Hipertensi adalah peningkatan diastolik yang menetap >90-95mmHg atau

    tekanan sistolik 140-160mmHg

    - Dapat idiopatik atau sekunder yaitu menyertai beberapa penyakit

    (kelainan ginjal, hiperaldosteroidism primer, Cushings syndrome,

    akromegali, kehamilan, terapi estrogen

    - 80-95% berhubungan dengan peningkatan abnormal CO dan SVR

    - Peningkatan afterload yang kronis menyebabkan LVH

    Tabel 204. Klasifikasi Tekanan Darah (Dewasa).

    Kategori Tekanan DarahTekanan Sistol (mm

    Hg)

    Tekanan Diastol (mm

    Hg)

    < 130 < 85

    Normal tinggi 130139 8589

    Hipertensi

    Stage 1/ringan 140159 9099

    Stage 2/moderat 160179 100109

    Stage 3/berat 180209 110119

    Stage 4/sangat berat > 210 > 120

  • 7/30/2019 Anesthesia for Paitents With Cvd Ratu Lewi

    4/36

    C.Terapi Jangka Panjang

    - Hipertensi ringan single drug therapy (beta bloker adrenergik, ACE

    inhibitor, Ca bloker, atau diuretik)

    - Hipertensi sedang s/d berat

    kombinasi 2 -3 obat.

  • 7/30/2019 Anesthesia for Paitents With Cvd Ratu Lewi

    5/36

  • 7/30/2019 Anesthesia for Paitents With Cvd Ratu Lewi

    6/36

    and Labetalol (Trandate)

    Carvedilol (Coreg)

    2-agonis central Clonidine (Catapres)

    Guanabenz (Wytensin)

    Guanfacine (Tenex)

    Methyldopa (Aldomet)

    Postganglionic blocker Guanadrel Reserpine

    Vasodilator Calcium channel blocker Benzothiazepine Diltiazem1 (Tiazac)

    Phenylalkylamines Verapamil1 (Calan SR)

    Dihydropyridines Amlodipine (Norvasc)

    Felodipine (Plendil)

    Isradipine1 (Dynacirc)

    Nicardipine1 (Cardene)

    Nifedipine1 (Procardia XL)

    Nisoldipine (Sular)

    ACE inhibitors2 Benazepril (Lotensin)

    Captopril (Capoten)

    Enalapril (Vasotec)

    Fosinopril (Monopril)

    Lisinopril (Zestril)

    Moexipril (Univasc)

    Perindopril (Aceon)

    Quinapril (Accupril)

    Ramipril (Altace)Trandopril (Mavik)

    Angiotensin-receptor antagonis Candesartan (Atacand)

    Eprosartan (Tevetan)

    Irbesartan (Avapro)

    Losartan (Cozaar)

    Olmesartan (Benicar)

    Telmisartan (Micardis)

    Valsartan (Diovan)

    Direct vasodilators Hydralazine (Apresoline)Minoxidil

  • 7/30/2019 Anesthesia for Paitents With Cvd Ratu Lewi

    7/36

    D.Pengelolaan Preoperatif

    Diastolik 110mmHg terutama yang disertai dengan kegagalan end-

    organ tunda sampai tekanan darah terkontrol dalam beberapa hari

    Riwayat Penyakit

    Beratnya dan durasi hipertensi, obat yang diminum, ada

    tidaknya komplikasi hipertensi.

    Gejala dan tanda iskemi ventrikel, kegagalan ventrikel, perfusi

    otak yang buruk.

    Anamnesa adanya nyeri dada, toleransi kerja/kegiatan, nafaspendek, udem

  • 7/30/2019 Anesthesia for Paitents With Cvd Ratu Lewi

    8/36

    - Pemeriksaan Fisik dan Pemeriksaan Laboratorium

    - Gallop pada S4 LVH

    - Ronki pulmoner dan Gallop S3 CHF

    - Ophtalmologi perubahan vasularisasi retina sebanding dengan

    progresi arteriosklerosis dan kerusakan organ lain

    - ECG seringkali normal. Hipertensi lama iskemi, abnormalitas

    konduksi, infark yang lama, LVH.- Echocardiography lebih sensitif untuk LVH,untuk evaluasi

    fungsi sistolik dan diastolik ventrikel CHF

    - Fungsi Renal Cr dan Ur

    - Elektrolit hiperkalemiafungsi renal buruk, atau hipokalemia

    pemakaian diuretik, tapi jarang terjadi), hipomagnesia penyebabaritmia

    - Foto thoraxmelihat adanya kardiomegali,kongesti pembuluh

    darah paru,LVH

  • 7/30/2019 Anesthesia for Paitents With Cvd Ratu Lewi

    9/36

    Premedikasi- Antiansietas Midazolam

    - Antihipertensi ACE inhibitor atau Central agonis alfa2. Kolnidin

    dapat menyebabkan hipotensi dan bradikardi intraoperatif

    E.Pengelolaan Intraoperatif- Tujuan

    - Menjaga tekanan darah stabil

    - Hipertensi borderline dikelola sebagai normotensif

    - Hipertensi lama berkisar 10-20% tekanan darah preoperatif

    - Monitoring

    - Direct intra-arterial pressure- ECG iskemia

    - Urin penurunan fungsi ginjal pada operasi > 2 jam

    - Induksi

    - 25% pasien memperlihatkan tekanan darah tinggi berat setelah

    intubasi endotrakheal.

    - Beberapa teknik :1. Anestesi dengan agent volatil dalam 5-10menit

    2. Opioid bolus (fentanyl 2,5-5ug/kg)

    3. Lidocain 1,5ug/kg iv/intratekal

    4. Blokade beta adrenergik (propanolol 1-3mg)

    5. Anestesi topikal jalan nafas

  • 7/30/2019 Anesthesia for Paitents With Cvd Ratu Lewi

    10/36

    Pemilihan Obat Anestesi

    1. Induksi

    - Teknik anestesi yang paling baik belum dapat ditentukan

    - Regional pada pasien hipertensi lebih mudah terjadi keadaan

    hipotensi

    - GA barbiturat, benzodiazepine, propofol, etomidat dianjurkan

    - Ketamin KI untuk operasi elektif

    2. Maintenace

    - Volatile agent, dengan atau tanpa N2O, teknik balanced

    (opioid+nitrous oxide+pelumpuh otot) atau TIVA

    Pelumpuh Otot

    - Pancuronium bolus dosis besarmencegah refleks vagal danpelepasan katekolamin neural yang menyebabkan hipertensi.

    - Tubocurarine, metocurine, atracurium, atau mivecurium bolus dosis

    besar dapat memberikan efek hipotensi

  • 7/30/2019 Anesthesia for Paitents With Cvd Ratu Lewi

    11/36

    4. Vasopresor

    - Phenylephrine (25-50ug) untuk mengelola pasien dengan hipertensi

    tak terkontrol

    - Ephedrine dosis kecil (5-10mg) cegah tonus vagal tinggi,penberiannya dapat disertai dengan simpatolitik

    Hipertensi Intraoperatif

    - Keadaan di mana hipertensi tidak dapat berespon terhadap

    konsentrasi agent yang tinggi

    - Obat yang dapat dipakai :

  • 7/30/2019 Anesthesia for Paitents With Cvd Ratu Lewi

    12/36

  • 7/30/2019 Anesthesia for Paitents With Cvd Ratu Lewi

    13/36

    Pengelolaan Postoperatif

    - Monitoring ketat tekanan darah di RR dan periode awal postoperatif

    - Hipertensi pada periode recovery multifaktorial (abnormalitassistem respirasi, nyeri, volume overload, atau distensi kandung

    kemih

    - Penyebab HT harus diatasi, jika perlu diberi obat anti HT parenteral

    (labetolol IV untuk mengendalikan hipertensi dan takikardi)

    - Nicardipine iv mengendalikan tekanan darah pada denyat

    jantung yang lambat,curiga adanya bronkospasme, dan iskemia

    myokard.

  • 7/30/2019 Anesthesia for Paitents With Cvd Ratu Lewi

    14/36

    PENYAKIT JANTUNG ISKEMIK

    - Hipertensi berat, takikardi, vasospasme arteri koronaria, obstruksi

    anatomis, hipotensi berat, hipoksemia, anemia kebutuhan oksigen

    metabolik melebihi suplai oksigen iskemi

    - Penyakit arteri koronaria merupakan penyebab utama ditandainekrosis miokard (infark), iskemia (biasanya angina), aritmia, disfungsi

    ventrikel (CHF)

    - 3 sindroma klinis yang paling sering dijumpai :Angina tak stabil, angina

    stabil kronis, dan infark miokard

    Pengelolaan Penyakit Jantung Iskemi

    - 5 prinsip :

    1. Koreksi faktor risiko untuk memperlambat progresi

    2. Modifikasi gaya hidup untuk megurangi stress

    3. Koreksi keadaan lain yang memperburuk iskemia (hipertensi,hipoksemi, thyrotoxicosis, demam, infeksi)

    4. Manipulasi farmakologi yang mempengaruhi hubungan

    kebutuhan-suplai O2

    5. Koreksi dengan angioplasti perkutaneus atau coronary artery

    bypass.

  • 7/30/2019 Anesthesia for Paitents With Cvd Ratu Lewi

    15/36

    -Obat obat yang sering digunakan pada penyakit jantung iskemik adalah

    nitrat,-bloker,calsium chanel bloker.

  • 7/30/2019 Anesthesia for Paitents With Cvd Ratu Lewi

    16/36

    Pengelolaan Preoperatif

    -Infark miokard < 6 bulan yang lalu risiko terbesar, mortalitas 50%

    Riwayat Penyakit

    -Anamnesa meliputi gejala yang timbul, terapi yang sedang dan pernah

    dikonsumsi, komplikasi, dan hasil evaluasi terkini, nyeri dada, dispneu, toleransi

    kerja yang buruk, syncope.

    -Riwayat angina tak stabil atau infark miokard harus disertai dengan waktu

    timbulnya, adakah aritmia, gangguan kinduksi atau gagal jantung.

    Pemeriksaan Fisik dan Laboratorium Rutin

    -Sama dengan pemeriksaan fisik dengan pasien dengan hipertensi

    -Laboratorium : enzim jantung serum troponin (T atau I), creatine kinase(MB

    isoenzim), dan dehidrogenase laktat (isoenzim tipe 1)

    -ECG

  • 7/30/2019 Anesthesia for Paitents With Cvd Ratu Lewi

    17/36

    Premedikasi

    - Tujuan utama: menghilangkan kecemasan, ketakutan, dan nyeri

    mencegah aktivasi simpatis menurunkan kebutuhan oksigen

    - Obat-obat antiansietas (kombinasi benzodiazepine dengan opioid dan

    kombinasi morfin dan skopolamin i.m.), oksigenasi kanul, beta

    adrenergik bloker bila diperlukan

    Pengelolaan Intraoperatif

    - Tujuan : menjaga keseimbangan antara kebutuhan dan suplai oksigen

    - Diastolik dipertahankan pada 50mmHg atau lebih

    - Hb adekuat (>9-10gr%) dan tekanan oksigen arteri >60mmHg

  • 7/30/2019 Anesthesia for Paitents With Cvd Ratu Lewi

    18/36

    Monitoring- EKG

    - Tekanan intra arterial pada pasien dengan CAD berat dan pasien dengan

    faktor risiko mayor atau multipel

    - CVP atau PAP jika diperlukan pertukaran cairan dalam jumlah besar- TEE mengetahui kualitas, kuantiatas, kontraktilitas dan ukuran ruang

    ventrikel

  • 7/30/2019 Anesthesia for Paitents With Cvd Ratu Lewi

    19/36

    Pemilihan Anestesi

    A. Regional

    - Dapat dipilih pada operasi tubuh bagian bawah

    - Hipotensi penilephrine dosis kecil (25-50ug)/ephedrine(5-

    10mg)/ epinephrine (5-10ug)

    - Bradikardi ephedrine 5-10mg

    - Pasien dengan CHF terkompensasi tidak diberikan loading

    cairan preoperatifB. Anestesi Umum

    1. Induksi , prinsip sama pada hipertensi

    - Pasien dengan CAD sedang sampai berat efek hemodinamik

    minimal, benar-benar tidak sadar, anestesi dalam sebagai

    vasopresor gejolak intubasi

    - Hindarkan keadaan hipotensif dengan pemberian dosis kecil

    dan perlahan

    - Pelumpuh otot segera diberikan setelah refleks bulu mata (-)

  • 7/30/2019 Anesthesia for Paitents With Cvd Ratu Lewi

    20/36

    2. Pemilihan Obat

    - Induksi propofol, barbiturat, etomidate, benzodiazepine, opioid;

    disfungsi ventrikel opioid dosis besar

    - Maintenance N20 menyebabkan depresi jantung, agent volatil

    disukai karena menurunkan kebutuhan O2

    - Pelumpuh otot non depolarisasi aman dipakai

    Pengelolaan Postoperatif

    - Suplemen O2 sampai suplai adekuat- Menggigil meperidine 20-30mg iv, clonidine 75ug iv dan penghangat

    - Kongesti paru furosemide 20-40mg iv

    - Hati-hati terjadi iskemi EKG

  • 7/30/2019 Anesthesia for Paitents With Cvd Ratu Lewi

    21/36

    PENYAKIT JANTUNG VALVULAR

    Pemeriksaan Umum

    - Riwayat Penyakit fokus pada gejala yang berhubungan dengan fungsi

    ventrikel dan harus berhubungan dengan hasil pemeriksaan

    laboratorium, toleransi kerja, fatigabilitas, edema, dyspneu, orthopneu,

    proxysmal nocturnal dyspneu menentukan prognosis sesuai dengan

    NYHA

    - Pemeriksaan Fisik tanda-tanda CHF

    - Laboratorium sama dengan CAD dan hipertensi, tes fungsi

    hepar,BGA

    - PPT-PTTK (pasien yang menggunakan antikoagulan)

    - EKG tidak spesifik, biasanya ada tanda iskemi, aritmia, abnormalitas

    konduksi, deviasi aksis QRS (hipertrofi ventrikel)

    - X foto thorak pelebaran jantung, kongesti vaskuler pulmonal

    - Pemeriksaan khusus echocardiography, angiography, kateterisasi

    jantung

  • 7/30/2019 Anesthesia for Paitents With Cvd Ratu Lewi

    22/36

    Premedikasi

    - Oksigenasi dan obat biasanya dengan dosis standard

    - Fungsi ventrikel buruk dosis dikurangi

    - Diberikan pagi hari sebelum operasi

    - Profilaksis antibiotik.

  • 7/30/2019 Anesthesia for Paitents With Cvd Ratu Lewi

    23/36

    MITRAL STENOSIS

    - Demam rematik akut dalam 2 tahun terjadi fusi dan kalsifikasi progresif

    katub 20-30 tahun orificium katub mitral mengecil timbul gejala

    Pengelolaan Anestesi

    - Tujuan menjaga ritme sinus, mencegah takikardi, mencegah peningkatan

    CO, hipovolemi dan overload akibat terapi cairan.

    - Monitoring semua monitoring hemodinamik (intra arterial direk ,tekanan

    arteri pulmonal) dan EKG (menunjukan gel P yang tajam pada pasien

    dengan sinus ritmik)

    - Pemilihan Obat pasien sangat sensitif terhadap efek vasodilatasi dari

    spinal dan epidural.

    Pancuronium takikardi dihindari, takikardi dikontrol dg opioid atau beta

    bloker

    Opioid lebih disukai dibanding agent volatil.

    Halothane memiliki efek menurunkan tekanan darah dan vasodilatasi

    yang minimal

    Fibrilasi atrial dikontrol dg diltiazem atau digoxin

    Hipertensi akut vasodilator kuat

  • 7/30/2019 Anesthesia for Paitents With Cvd Ratu Lewi

    24/36

    REGURGITASI MITRAL

    - Dapat terjadi akut, akibat dari banyaknya kelainan, kronis karena demamrematik, kelainan kongenital atau pertumbuhan aparatus katub, atau

    karena dilatasi, destruksi, atau kalsifikasi anulus mitral- -regurgitasi mitral dpt diketahui pd kurva arteri pulmonal diposisi wedge

    sebagai gel vyang besar, dan descent ytang cepat.

  • 7/30/2019 Anesthesia for Paitents With Cvd Ratu Lewi

    25/36

    - Terapi medis : digoxin, diureik, vasodilator, pengurangan volumeregurgitan

    pembedahan : valvuloplasti , pada pasien dengan gejala sedangsampai berat

    Pengelolaan Anestesi- Tujuan menghindari denyut jantung yang lambat (denyut jantung

    dipertahankan 80-100 x/mnt),dan peningkatan afterload- Monitoring semua monitoring hemodinamik, pulmonary artery wedge

    waveform, TEE (melihat beratnya regurgitasi secara kuantitatif)- Pemilihan obat spinal dan epidural ditoleransi dengan baik, opioid,

    - Pelemas otot pancuronium

  • 7/30/2019 Anesthesia for Paitents With Cvd Ratu Lewi

    26/36

    PROLAPS KATUB MITRAL

    - Biasanya ditandai dengan klik midsistolik dengan atau tanpa sistolik apikallambat pada auskultasi

    - Diagnosis berdasarkan auskultasi dan echocardiography (prolaps sistolik daunkatub mitral ke atrium kiri.

    - Sering dijumpai pada kelainan jaringan ikat (Marfan syndrome)- Manifestasi nyeri dada, aritmia, emboli, regurgitasi mitral florid,

    endokarditis infektif, dan jarang kematian mendadak

    Pengelolaan Anestesi

    - Tergantung dari keadaan klinis

    - Aritmia dapat terjadi lidocaine atau beta bloker, dan anestesi relatif dalam

    - Hipovolemi dan faktor yang meningkatkan pengosongan ventrikel dihindari

    STENOSIS AORTA

    - Penyebab utama obstruksi outflo w ventrikel kiri, disebabkan karena kardiomiopati hipertrofi Biasanya kongenital, rematik atau degeneratif.

    - Stenosis aorta bersifat gradual memberi kesempatan ventrikel untuk

    mempertahankan isi sekuncup>ventrikel hipertropi untuk mengurangi stressdinding ventrikel.

    - Terapi :- jika ada gejala, tanpa pembedahan pasien meninggal dalam 2-5 thn

    -disertai CHF digoxin, restriksi sodium, dan diuretik dosis kecil,-valvuloplasti balon perkutaneus, penggantian katub aorta.

  • 7/30/2019 Anesthesia for Paitents With Cvd Ratu Lewi

    27/36

    Pengelolaan Anestesi

    - Tujuan pemeliharaan sinus ritmik, denyut jantung, dan volume

    intravaskuler yang normal.HR(60-90x/mnt).

    - Monitoring - tekanan darah

    - - EKG iskemi(ditunjukan dengan abnormalitas segmen ST dan

    gel T)

    - -ekokardiografi transesofageal (iskemia, preload ventrikel,

    kontraktilitas, fungsi karafi transesofhagtub, dan efekterapetik)

    - Pemilihan obat

    -regional epidural lebih disukai

    -GA opioid, kombinasi etomidat dg ketamin dan benzodiazepine

    Agent volatil dosis rendah

    -Takikardi supraventrikuler intraoperatif dengan kompromi

    hemodinamiksegera kardiofersi sinkronisasi.

  • 7/30/2019 Anesthesia for Paitents With Cvd Ratu Lewi

    28/36

    KARDIOMIOPATI HIPERTROFI

    - Didapat secara herediter, dan sporadis

    - Nama lain : stenosis subaorta hipertrofi idiopatik, hipertrofi septumasimetri, kardiomiopati obstruktif hipertrofi, dan stenosis subaortik

    muskuler.- Gejala : biasanya asimtomatik. Kadang terjadi dispneu saat bekerja,

    fatigue, syncope, near-syncope, atau angina

    - Tanda : disfungsi diastolik, aritmia supraventrikular dan ventrikular,murmur sistolik.

    - EKG LVH yang dalam, gelombang Q lebar

    - Diagnosa ditegakkan dari echocardiography

    - Terapi : beta bloker, Ca channel bloker.

    - Nitrat dan digoxin memperburuk obstruksi ventrikel kiridihindari

    Pengelolaan Anestesi

    - Evaluasi preoperatif fokus pada eveluasi potensi obstruksi dinamik,

    aritmia maligna, iskemi miokard

    - Tujuan menekan aktivasi simpatis, menghindari hipovolemia, mencegahpenurunan afterload ventrikel kiri.

    - Monitoring semua monitoring hemodinamik

  • 7/30/2019 Anesthesia for Paitents With Cvd Ratu Lewi

    29/36

    - Pengelolaan anestesi

    halothane dan isoflurane mendepresi miokard dihindari

    regional menurunkan preload dan afterload obstruksi outflow

    ventrikel kiribeta adrenergik mengurangi efek simpatis dan obstruksi

    phenylephrine meningkatkan SVR tanpa meningkatkankontraktilitas vasopresor ideal

    REGURGITASI AORTA

    - Terjadinya kronik progresif atau akut

    - Kronik karena abnormalitas katub aorta atau akar aorta

    - Akut karena endokarditis infektif, trauma, diseksi aorta

    - Terapi digitalis, diuretik, reduksi afterload dengan ACE inh, inotropik,vasodilator, dan operatif

    Pengelolaan Anestesi

  • 7/30/2019 Anesthesia for Paitents With Cvd Ratu Lewi

    30/36

    Pengelolaan Anestesi

    - Tujuan menghindari bradikardi dan takikardi (HR dipertahankan 80-100x/mnt), depresi miokard berlebih, kelebihan atau kurang cairan

    - Monitoring semua monitoring hemodinamik, TEE

    - Pemilihan obat

    Regional ditoleransi dengan baikGA isoflurane dan desflurane

    Pelumpuh otot pancuronium

    REGURGITASI TRIKUSPID

    - Secara klinis biasanya tidak signifikan

    - Jika signifikan sudah terjadi dilatasi ventrikel kanan karena hipertensi

    pulmonal

    - Biasanya karena endokarditis infektif, demam rematik, sindroma karsinoid,

    trauma dada

    Pengelolaan Anestesi

    - Tujuan menghindari hipovolemi, hipoksia, asidosis

    - Monitoring monitoring hemodinamik lengkap, TEE

    - Pemilihan obat Regional, pada GA hati-hati pada pemakaian N2O

    hipertensi pulmonal

  • 7/30/2019 Anesthesia for Paitents With Cvd Ratu Lewi

    31/36

    PENYAKIT JANTUNG KONGENITAL

    Tabel 20-15 dan 20-16

  • 7/30/2019 Anesthesia for Paitents With Cvd Ratu Lewi

    32/36

    1. Lesi Obstruktif

    Stenosis Pulmonal

    - Mempengaruhi outflow ventrikel kanan RVH konsentris

    - Simptomatis fatigue, dyspneu, stenosis perifer

    - Pengelolaan anestesimenjaga HR normal s/d sedikit meningkat, menjagapreload dan mencegah peningkatan SVR

    2. Predominately Left to Right (Simple) Shunt

    Atrial Septal Defect

    - Tipe terbanyak, biasanya trdapat lesi pada fossa ovalis

    - Sebagian anak asimtomatik, kadanng terjadi infeksi pulmonal rekurens- Dewasa menjadi CHF dan hipertensi pulmonal

    - Pengelolaan anestesi obat inhalasi dan intravena tidak berpengaruhbesar, peningkatan SVR dihindari (karena memperbesar shunt)

    Ventricular Septal Defect

    -

    25-335% dari CHD- Defek pada umumnya pada pars membranosa septum ventrikular

    - Terapi VSD kecil : medikasi, VSD besar : penutupan dengan pembedahansebelum terjadi sindroma Eisenmenger (left to right shunt berubah menjadiright to left shunt)

    - Pengelolaan anestesi = ASD

  • 7/30/2019 Anesthesia for Paitents With Cvd Ratu Lewi

    33/36

  • 7/30/2019 Anesthesia for Paitents With Cvd Ratu Lewi

    34/36

    Atresia Trikuspid

    - Darah hanya bisa mengalir keluar dari atrium kanan melewati foramen

    ovale persisten

    - Sianosis sering terjadi pada bayi baru lahir

    - Terapi prosedur Fontan (membuat anastomose atrium kanan denganarteri pulmonal kanan) dan transplantasi jantung

    Transposisi Arteri Besar

    - Terjadi percampuran darah teroksigenasi dan tak teroksigenasi kembali ke

    aliran darah sistemik

    - Sering terjadi bersama VSD dan stenosis pulmonalis

  • 7/30/2019 Anesthesia for Paitents With Cvd Ratu Lewi

    35/36

  • 7/30/2019 Anesthesia for Paitents With Cvd Ratu Lewi

    36/36

    TERIMA KASIH