relationship of knowledge about nutrition with nutritional

91
i RELATIONSHIP OF KNOWLEDGE ABOUT NUTRITION WITH NUTRITIONAL STATUS IN UNISMUH MAKASSAR FACULTY OF MEDICINE STUDENTS 2019 HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG GIZI DENGAN STATUS GIZI PADA MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNISMUH MAKASSAR ANGKATAN 2019 Disusun Oleh Syahrul Hadi NIM : 105421110417 SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Makassar untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan guna Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR 2021

Upload: others

Post on 01-Nov-2021

2 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: RELATIONSHIP OF KNOWLEDGE ABOUT NUTRITION WITH NUTRITIONAL

i

RELATIONSHIP OF KNOWLEDGE ABOUT NUTRITION WITH

NUTRITIONAL STATUS IN UNISMUH MAKASSAR FACULTY OF

MEDICINE STUDENTS 2019

HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG GIZI DENGAN STATUS GIZI

PADA MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNISMUH

MAKASSAR ANGKATAN 2019

Disusun Oleh

Syahrul Hadi

NIM : 105421110417

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas

Muhammadiyah Makassar untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan guna

Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

2021

Page 2: RELATIONSHIP OF KNOWLEDGE ABOUT NUTRITION WITH NUTRITIONAL

ii

PERNYATAAN PERSETUJUAN PEMBIMBING

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG GIZI DENGAN STATUS GIZI

PADA MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNISMUH

MAKASSAR ANGKATAN 2019

Syahrul Hadi

105421110417

Skripsi ini telah disetujui dan diperiksa oleh Pembimbing Skripsi Fakultas

Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Makassar

Makassar, 27 Februari 2021

Menyetujui pembimbing

dr. Andi Hendra Yusa, Sp. Rad, M.Kes

Page 3: RELATIONSHIP OF KNOWLEDGE ABOUT NUTRITION WITH NUTRITIONAL

iii

PANITIA SIDANG UJIAN

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

Skripsi dengan judul “Hubungan Pengetahuan tentang Gizi dengan Status

Gizi pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran Unismuh Makassar Angkatan

2019”. Telah diperiksa, disetujui, serta dipertahankan dihadapan Tim Penguji

Skripsi Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Makassar pada:

Hari/Tanggal : Sabtu, 27 Februari 2021

Waktu : 13.30 WITA – selesai

Tempat : Zoom Meeting

Ketua Tim Penguji:

dr. Andi Hendra Yusa, Sp.Rad, M.Kes

Anggota Tim Penguji:

Dr. Muh. Basri, SKM, M.Kes Dr. Dahlan Lama Bawa, S.Ag., M.Ag.

Page 4: RELATIONSHIP OF KNOWLEDGE ABOUT NUTRITION WITH NUTRITIONAL

iv

PERNYATAAN PENGESAHAN UNTUK MENGIKUTI

UJIAN SKRIPSI PENELITIAN

DATA MAHASISWA:

Nama Lengkap : Syahrul Hadi

Tempat, Tanggal Lahir : Lambatu, 28 Juli 1998

Tahun Masuk : 2017

Peminatan : Kedokteran Klinis

Nama Pembimbing Akademik : dr. Nur Muallima, Sp. PD

Nama Pembimbing Skripsi : dr. Andi Hendra Yusa, Sp. Rad, M.Kes

JUDUL PENELITIAN:

“HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG GIZI DENGAN STATUS GIZI PADA

MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNISMUH MAKASSAR ANGKATAN

2019”

Menyatakan bahwa yang bersangkutan telah memenuhi persyaratan akademik dan

administrasi untuk mengikuti ujian skripsi Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan

Universitas Muhammadiyah Makassar.

Makassar, 27 Februari 2021

Mengesahkan,

Juliani Ibrahim, M.Sc., Ph.D

Koordinator Skripsi Unismuh

Page 5: RELATIONSHIP OF KNOWLEDGE ABOUT NUTRITION WITH NUTRITIONAL

v

PERNYATAAN TIDAK PLAGIAT

Yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama Lengkap : Syahrul Hadi

Tempat, Tanggal Lahir : Lambatu, 28 Juli 1998

Tahun Masuk : 2017

Peminatan : Kedokteran Klinis

Nama Pembimbing Akademik : dr. Nur Muallima, Sp. PD

Nama Pembimbing Skripsi : dr. Andi Hendra Yusa, Sp. Rad, M.Kes

Menyatakan bahwa saya tidak melakukan kegiatan plagiat dalam penulisan

proposal saya yang berjudul:

HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG GIZI DENGAN STATUS GIZI PADA

MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNISMUH MAKASSAR

ANGKATAN 2019

Apabila suatu saat nanti terbukti bahwa saya melakukan tindakan plagiat, maka

saya akan menerima sanksi yang telah ditetapkan.

Demikian surat pernyataan ini saya buat untuk digunakan sebagaimana mestinya.

Makassar, 27 Februari 2021

Syahrul Hadi

NIM: 105421110417

Page 6: RELATIONSHIP OF KNOWLEDGE ABOUT NUTRITION WITH NUTRITIONAL

vi

RIWAYAT HIDUP PENULIS

Data Pribadi :

Nama Lengkap : Syahrul Hadi

Tempat/Tanggal Lahir : Lambatu, 28 Juli 1998

Agama : Islam

Alamat : BTN Bumi Samata Permai Blok C3 No. 16.

Email : [email protected]

Nama Orang Tua

• Ayah : S. Arief Tohana

• Ibu : Baharia

Alamat Orang Tua : DSN. Ranteangin

Pekerjaan Orang Tua

• Ayah : Petani

• Ibu : Guru

Riwayat Pendidikan :

1. SDN 269 Lambatu (2004-2010)

2. SMP PPM AL-IKHLASH (2010-2013)

3. SMA PPM AL-IKHLASH (2013-2016)

4. Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah

Makassar (2017-Sekarang)

Page 7: RELATIONSHIP OF KNOWLEDGE ABOUT NUTRITION WITH NUTRITIONAL

vii

KATA PENGANTAR

Segala puji dan rahmat bagi Allah SWT yang senantiasa mencurahkan atas

segala limpahan rahmat dan nikmat-Nya. Sholawat serta salam selalu dicurahkan

kepada Nabi Muhammad SAW, karena beliau merupakan suritauladan bagi kita

semua menju surga-Nya. Alhamdulillah segala berkat hidayah dan pertolongan-

Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitiannya yang berjudul

“HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG GIZI DENGAN STATUS GIZI PADA

MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNISMUH MAKASSAR ANGKATAN

2019”. Skripsi penelitian ini merupakan salah satu syarat dalam menyelesaikan studi

dan memperoleh gelar Sarjana Kedokteran di Fakultas Kedokteran Universitas

Muhammadiyah Makassar.

Pada kesempatan kali ini penulis ingin mengucapkan banyak terima kasih

teruntuk kedua orangtua penulis yaitu, ayah S. Arief T. dan ibu Baharia yang

senantiasa sabar dan selalu memberikan motivasi serta tidak henti-hentinya

memanjatkan doa sehingga penulis mampu menyelesaikan proposal penelitian ini.

Serta saudara kandung penulis, Nurzaenab, Muh. Syahrir, dan Amalia.

Kemudian penulis juga ingin mengucapkan rasa terimakasih kepada:

1. Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Makassar

Ayahanda dr. H. Machmud Gaznawi, Ph.D, Sp. PA(K) yang telah

menyediakan sarana maupun prasarana yang mumpuni sehingga penulis

dapat menyelesaikan pendidikan dengan baik.

Page 8: RELATIONSHIP OF KNOWLEDGE ABOUT NUTRITION WITH NUTRITIONAL

viii

2. Secara khusus penulis ingin menyampaikan rasa hormat dan terima kasih

yang sebanyak-banyaknya kepada dr. Andi Hendra Yusa, Sp. Rad, M. Kes

Selaku pembimbing yang telah meluangkan waktu untuk membimbing dan

memberikan koreksi selama proses penyusunan skripsi ini hingga selesai.

3. dr. Nur Muallima, Sp. PD sebagai pembimbing akademik saya yang telah

memberikan bimbingan dan motivasi selama proses perkuliahan dan dalam

menyelesaikan proposal penelitian ini.

4. Seluruh dosen dan staf di Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah

Makassar.

5. Teman-teman bimbingan skripsi, Aditya Prananda R.S. dan Irawan Ade

Triadi yang selalu memberikan semangat dan motivasi dalam

menyelesaikan skripsi ini.

6. Teman-teman sejawat angkatan 2017 Argentaffin yang selalu mendukung

dan memberikan saran dan semangat.

Maka dari itu dengan segala kerendahan hati dari penulis menerima kritik

dan saran untuk kemajuan dan penyempurnaan skripsi ini. Namun, penulis tetap

berharap untuk memberikan manfaat bagi para pembaca, masyarakat, serta peneliti

lainnya. Akhir kata, saya ucapkan semoga Allah SWT membalas semua kebaikan

terhadap semua pihak yang telah membantu penyusunan skripsi ini.

Makassar, 27 Februari 2021

Penulis

Page 9: RELATIONSHIP OF KNOWLEDGE ABOUT NUTRITION WITH NUTRITIONAL

ix

SKRIPSI

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

Maret, 2021

Syahrul Hadi/ 105421110417

dr. Andi Hendra Yusa, Sp. Rad, M.Kes

Hubungan Pengetahuan Tentang Gizi Dengan Status Gizi Pada Mahasiswa

Fakultas Kedokteran Unismuh Makassar Angkatan 2019

(xv+ 50 halaman + lampiran)

ABSTRAK

Latar Belakang : Status gizi tiap orang berbeda bergantung dari perbandingan

antara asupan makanan dengan kebutuhan gizinya, bila perbandingan antara

kebutuhan zat gizinya dengan asupan makanannya sama maka menghasilkan status

gizi yang baik. Pengetahuan tentang gizi akan sangat berdampak pada seseorang

dalam memenuhi kebutuhannya. Gizi yang tidak optimal berkaitan dengan

kesehatan yang buruk, dan meningkatkan risiko penyakit infeksi, dan penyakit tidak

menular seperti penyakit kardiovaskular (penyakit jantung dan pembuluh darah,

hipertensi dan stroke), diabetes serta kanker yang merupakan penyebab utama

kematian di Indonesia.

Metode Penelitian : Penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian

observasional dengan desain penelitian potong lintang dengan menggunakan data

primer yang diperoleh dari pengukuran tinggi badan, berat badan, dan pengisian

kuisioner. Variabel yang digunakan adalah status gizi dan pengetahuan gizi. Sampel

penelitian ini adalah mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah

Makassar angkatan 2019. Teknik sampling adalah quota sampling. Pengolahan dan

analisis data menggunakan SPSS versi 23. Penyajian data dalam bentuk tabel,

frekuensi, dan persentase disertai narasi.

Hasil : Hasil penelitian didapatkan responden dengan tingkat pengetahuan gizi

kurang (pengetahuan <50%) sebanyak 2 orang (3,7%) dan tingkat pengetahuan gizi

baik (pengetahuan ≥50%) sebanyak 52 orang (96,3%). responden dengan status gizi

tidak normal (IMT <18,5 atau ≥25) sebanyak 11 orang (20,4%) dan terdapat

responden dengan status gizi normal (IMT 18,5-25) sebanyak 43 orang (79,6%).

Data hasil uji fisher exact yang didapatkan memiliki nilai signifikansi p value

sebesar 0,038 <0,05. Artinya ada hubungan antara pengetahuan tentang gizi dengan

status gizi.

Kesimpulan : Ada hubungan bermakna antara pengetahuan tentang gizi dengan

status gizi pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah

Makassar angkatan 2019.

Kata Kunci : Status Gizi, Pengetahuan Gizi, Mahasiswa

Page 10: RELATIONSHIP OF KNOWLEDGE ABOUT NUTRITION WITH NUTRITIONAL

x

SKRIPSI

MEDICAL FACULTY

MUHAMMADIYAH UNIVERSITY OF MAKASSAR

March, 2021

Syahrul Hadi/ 105421110417

dr. Andi Hendra Yusa, Sp. Rad, M.Kes

The Relationship Between Knowledge About Nutrition and Nutritional Status

in 2019 Unismuh Makassar Medical Faculty Students

(xv+ 50 pages + attachments)

ABSTRACT

Background : The nutritional status of each person is different depending on the

ratio between food intake and nutritional needs. If the ratio between nutritional

needs and food intake is the same, it will result in a good nutritional status.

Knowledge about nutrition will greatly impact a person in meeting their needs.

Non-optimal nutrition is associated with poor health, and increases the risk of

infectious and non-communicable diseases such as cardiovascular disease (heart

and blood vessel disease, hypertension and stroke), diabetes and cancer which are

the main causes of death in Indonesia.

Methods : The research used was an observational study with a cross-sectional

design using primary data obtained from measurements of height, weight, and

questionnaire. The variables used were nutritional status and nutritional knowledge.

The sample of this research was students of the Faculty of Medicine, University of

Muhammadiyah Makassar, Batch 2019. The sampling technique was quota

sampling. Processing and data analysis using SPSS version 23. Presentation of data

in the form of tables, frequencies, and percentages accompanied by narration.

Results : The results showed that 2 respondents (3.7%) had less nutritional

knowledge (knowledge <50%) and 52 respondents (96.3%) had good nutritional

knowledge (knowledge ≥50%). 11 respondents (20.4%) with abnormal nutritional

status (BMI <18.5 or ≥25) and 43 respondents (79.6%) with normal nutritional

status (BMI 18.5-25). The data obtained from the fisher exact test has a significance

value of p value of 0.038 <0.05. This means that there is a relationship between

knowledge about nutrition and nutritional status.

Conclusion : There is a significant relationship between the knowledge of nutrition

and nutritional status in 2019 students of the Faculty of Medicine, University of

Muhammadiyah Makassar.

Keywords : Nutritional Status, Nutritional Knowledge, Students

Page 11: RELATIONSHIP OF KNOWLEDGE ABOUT NUTRITION WITH NUTRITIONAL

xi

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ..........................................................................................i

PERNYATAAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .........................................ii

PERNYATAAN PENGESAHAN .....................................................................iv

PERNYATAAN TIDAK PLAGIAT .................................................................v

RIWAYAT HIDUP PENULIS ..........................................................................vi

KATA PENGANTAR .......................................................................................vii

ABSTRAK .........................................................................................................ix

DAFTAR ISI ......................................................................................................xi

DAFTAR GAMBAR .........................................................................................xiv

DAFTAR TABEL ..............................................................................................xv

DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................xvi

BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................1

A. Latar Belakang ..............................................................................................1

B. Rumusan Masalah .........................................................................................3

C. Tujuan Penelitian ...........................................................................................3

D. Manfaat Penelitian .........................................................................................4

Page 12: RELATIONSHIP OF KNOWLEDGE ABOUT NUTRITION WITH NUTRITIONAL

xii

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................5

A. Definisi Gizi ..................................................................................................5

B. Penilaian Status Gizi .....................................................................................7

C. Pengetahuan Gizi ...........................................................................................29

D. Tinjauan Keislaman .......................................................................................31

BAB III KERANGKA KONSEP ......................................................................41

A. Kerangka Teori ..............................................................................................41

B. Konsep Pemikiran .........................................................................................42

C. Variabel Penelitian ........................................................................................43

D. Hipotesis ........................................................................................................45

BAB IV METODE PENELITIAN ....................................................................46

A. Obyek Penelitian ...........................................................................................46

B. Metode Penelitian ..........................................................................................47

C. Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel .....................................................47

D. Teknik Pengumpulan Data ............................................................................49

E. Teknik Analisis Data .....................................................................................50

F. Etika Penelitian ..............................................................................................51

Page 13: RELATIONSHIP OF KNOWLEDGE ABOUT NUTRITION WITH NUTRITIONAL

xiii

G. Alur Penelitian ...............................................................................................52

BAB V HASIL PENELITIAN ..........................................................................53

A. Gambaran Umum Populasi ...........................................................................53

B. Analisis ..........................................................................................................54

BAB VI PEMBAHASAN ..................................................................................57

A. Pembahasan ...................................................................................................57

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN ..........................................................61

A. Kesimpulan ...................................................................................................61

B. Saran ..............................................................................................................61

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................62

LAMPIRAN .......................................................................................................64

Page 14: RELATIONSHIP OF KNOWLEDGE ABOUT NUTRITION WITH NUTRITIONAL

xiv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Kerangka Teori ...............................................................................41

Gambar 3.2 Kerangka Pikir ................................................................................42

Gambar 4.1 Alur Penelitian ................................................................................52

Gambar 5.1 Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Makassar ........53

Page 15: RELATIONSHIP OF KNOWLEDGE ABOUT NUTRITION WITH NUTRITIONAL

xv

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Kategori Pengetahuan Gizi ................................................................30

Tabel 3.1 Definisi Operasional ..........................................................................43

Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Responden ........................................................55

Tabel 5.2 Hasil Uji Chi-Square ..........................................................................56

Page 16: RELATIONSHIP OF KNOWLEDGE ABOUT NUTRITION WITH NUTRITIONAL

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Lembar Persetujuan Menjadi Responden .......................................64

Lampiran 2 Lembar Kuesioner Pengetahuan Gizi .............................................66

Lampiran 3 Hasil Olah Data SPSS .....................................................................72

Page 17: RELATIONSHIP OF KNOWLEDGE ABOUT NUTRITION WITH NUTRITIONAL

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Salah satu ciri bangsa maju adalah bangsa yang memiliki tingkat kesehatan,

kecerdasan, dan produktivitas kerja yang tinggi. Ketiga hal ini dipengaruhi oleh

keadaan gizi.1

Gizi yang optimal sangat penting untuk pertumbuhan normal serta

perkembangan fisik dan kecerdasan bayi, anak-anak, serta seluruh kelompok umur.

Gizi baik membuat berat badan normal atau sehat, tubuh tidak mudah terkena

penyakit infeksi, produktivitas kerja meningkat serta terlindung dari penyakit

kronis dan kematian dini. Agar tubuh tetap sehat dan terhindar dari berbagai

penyakit kronis atau penyakit tidak menular terkait gizi, maka pola makan

masyarakat perlu ditingkatkan kearah konsumsi gizi seimbang. Keadaan gizi yang

baik dapat meningkatkan kesehatan individu dan masyarakat.1

Status gizi tiap orang berbeda bergantung dari perbandingan antara asupan

makanan dengan kebutuhan gizinya, bila perbandingan antara kebutuhan zat

gizinya dengan asupan makanannya sama maka menghasilkan status gizi yang baik.

Kebutuhan dari zat gizi masing-masing orang berbeda, hal ini bergantung pada usia,

jenis kelamin, aktivitas fisik, berat badan, dan tinggi badan. Tentunya kebutuhan

protein pada anak balita pasti berbeda dengan kebutuhan protein orang dewasa,

begitupun dengan kebutuhan energi seorang mahasiswa biasa berbeda dengan

mahasiswa yang juga seorang atlet. Zat besi yang dibutuhkan oleh pria pasti

Page 18: RELATIONSHIP OF KNOWLEDGE ABOUT NUTRITION WITH NUTRITIONAL

2

berbeda dengan kebutuhan wanita usia subur, dalam proses pembentukan sel darah

merah (hemoglobin) zat besi sangat dibutuhkan, hal ini dikarenakan pada wanita

terjadi pengeluaran darah setiap bulan secara periodik (menstruasi).2

Mahasiswa dapat didefinisikan sebagai individu yang sedang menuntut ilmu

ditingkat perguruan tinggi, baik negeri maupun swasta atau lembaga lain yang

setingkat dengan perguruan tinggi. Mahasiswa dinilai memiliki tingkat

intelektualitas yang tinggi, kecerdasan dalam berpikir dan kerencanaan dalam

bertindak. Berpikir kritis dan bertindak dengan cepat dan tepat merupakan sifat

yang cenderung melekat pada diri setiap mahasiswa, yang merupakan prinsip yang

saling melengkapi.3

Data Riskesdas (2018), secara nasional bahwa status gizi penduduk umur

dewasa (<18 tahun) prevalensi yang kurus adalah 9,3%. Sedangkan prevalensi yang

gemuk adalah 35,4% yang terdiri dari 13,6% yang berat badan lebih (overweight)

dan 21,8% yang obesitas. Di Provinsi Sulawesi Selatan prevalensi yang kurus

adalah 10,8%. Sedangkan prevalensi yang gemuk adalah 32,1% yang terdiri dari

13% yang berat badan lebih (overweight) dan 19,1% yang obesitas.4

Di Kota Makassar status gizi penduduk umur dewasa (<18 tahun) prevalensi

status gizi kurang untuk laki-laki 15,92% dan untuk perempuan 8,64%. Sedangkan

status gizi lebih dan obesitas untuk laki-laki 30,06% dan untuk perempuan 44,08%.5

Gizi yang tidak optimal berkaitan dengan kesehatan yang buruk, dan

meningkatkan risiko penyakit infeksi, dan penyakit tidak menular seperti penyakit

kardiovaskular (penyakit jantung dan pembuluh darah, hipertensi dan stroke),

diabetes serta kanker yang merupakan penyebab utama kematian di Indonesia.1

Page 19: RELATIONSHIP OF KNOWLEDGE ABOUT NUTRITION WITH NUTRITIONAL

3

Berdasarkan latar belakang diatas maka peneliti memandang perlu untuk

melakukan penelitian dengan judul “Hubungan Pengetahuan Tentang Gizi Dengan

Status Gizi Pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran Unismuh Makassar Angkatan

2019”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan, maka peneliti bermaksud

untuk mengetahui “bagaimanakah hubungan pengetahuan tentang gizi dengan

status gizi pada mahasiswa Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas

Muhammadiyah Makassar angkatan 2019?”

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Penelitian bertujuan untuk mengetahui bagaimanakah hubungan

pengetahuan tentang gizi dengan status gizi pada mahasiswa Fakultas

Kedokteran Universitas Muhammadiyah Makassar angkatan 2019.

2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui hubungan pola makan gizi seimbang terhadap status gizi

pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah

Makassar angkatan 2019.

b. Untuk mengetahui tentang hubungan penerapan gizi seimbang terhadap

status gizi pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas

Muhammadiyah Makassar angkatan 2019.

Page 20: RELATIONSHIP OF KNOWLEDGE ABOUT NUTRITION WITH NUTRITIONAL

4

c. Untuk mengetahui apakah ada hubungan pengetahuan tentang gizi dengan

status gizi pada mahasiswa fakultas kedokteran Universitas

Muhammadiyah Makassar angktan 2019

D. Manfaat Penelitian

1. Pemerintah

Diharapkan melalui penelitian ini, mampu memberikan sumbangsih

pemikiran kepada pemerintah daerah setempat untuk langkah-langkah

penerapan gizi seimbang pada masyarakat.

2. Masyarakat

Dari hasil penelitian ini mampu memberikan informasi yang

lengkap serta meningkatkan kesadaran kepada masyarakat mengenai peran

dari masyarakat itu sendiri untuk menjaga agar tetap memiliki status gizi

yang normal.

3. Peneliti lain

Dari hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan dengan baik untuk

melakukan penelitian-penelitian selanjutnya kemudian menghasilkan

sesuatu hal yang baru, dan memberikan wawasan yang luas terhadap

peneliti secara pribadi dan peneliti-peneliti lain mengenai manfaat

pengetahuan tentang gizi terhadap status gizi masyarakat.

Page 21: RELATIONSHIP OF KNOWLEDGE ABOUT NUTRITION WITH NUTRITIONAL

5

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Definisi Gizi

Gizi merupakan keseimbangan antara zat gizi yang masuk ke dalam tubuh

(intake) yang berasal dari makanan dengan zat gizi yang diperlukan untuk

metabolisme dalam tubuh. Sedangkan, zat gizi merupakan zat yang berada pada

makanan dan untuk kebutuhan metabolisme tubuh sangat dibutuhkan dalam

kehidupan sehari-hari, dari sistem pencernaan, energi untuk aktivitas fisik,

transportasi oksigen dalam darah sampai mencapai target, tumbuh kembang,

membantu proses regenarasi jaringan tubuh, secara biologis, membantu

menyembuhkan penyakit, dan membantu menjaga imunitas tubuh.2

Status gizi adalah keadaan yang diakibatkan oleh keseimbangan antara

asupan zat gizi dari makanan dengan kebutuhan zat gizi yang diperlukan untuk

metabolisme tubuh. Setiap individu membutuhkan asupan zat gizi yang berbeda

antar individu, hal ini tergantung pada usia orang tersebut, jenis kelamin, aktivitas

tubuh dalam sehari, berat badan, dan lainnya.2

Status gizi tiap orang berbeda tergantung dari asupan gizi dan

kebutuhannya, jika antara asupan gizi dengan kebutuhan tubuhnya seimbang, maka

akan menghasilkan status gizi baik. Kebutuhan asupan gizi setiap individu berbeda,

hal ini tergantung pada usia, jenis kelamin, aktivitas, berat badan, dan tinggi badan.

Protein yang dibutuhkan tentunya tidak sama antara kebutuhan anak-anak dengan

kebutuhan orang dewasa, energi yang dibutuhkan oleh pekerja bangunan akan jauh

Page 22: RELATIONSHIP OF KNOWLEDGE ABOUT NUTRITION WITH NUTRITIONAL

6

lebih besar daripada pekerja kantoran. Pada wanita usia subur pasti lebih banyak

membutuhkan zat besi dibandingkan yang dibutuhkan seorang pria, karena zat besi

dibutuhkan untuk proses pembentukan sel darah merah (hemoglobin), sedangkan

secara rutin setiap bulan pada wanita terjadi pengeluaran darah akibat proses

menstruasi.2

Jika perbandingan antara asupan gizi yang berlebihan dengan kebutuhan

akan disimpan dalam bentuk cadangan pada tubuh. Contohnya, seseorang yang

kelebihan asupan karbohidrat maka mengakibatkan glukosa darah meningkat, dan

akan disimpan dalam bentuk lemak di jaringan adiposa tubuh. Sebaliknya jika

asupan karbohidrat seseorang kurang dibandingkan kebutuhan tubuhnya, maka

cadangan lemak akan diproses melalui proses katabolisme menjadi glukosa yang

kemudian menjadi energi untuk tubuh.2

Kekurangan asupan gizi dapat mengakibatkan penggunaan cadangan

sumber energi pada tubuh, sehingga dapat menyebabkan merosotnya jaringan. Hal

ini ditandai dengan penurunan berat badan atau terhambatnya pertumbuhan tinggi

badan. Pada kondisi ini mengakibatkan terjadi perubahan kimia dalam darah atau

urin. Selanjutnya akan terjadi perubahan fungsi tubuh yaitu badan menjadi lemah,

dan mulai muncul tanda khas akibat kekurangan zat gizi tertentu.2

Status gizi dewasa adalah penilaian status gizi penduduk di atas 18 tahun

yang dinilai dengan Indeks Massa Tubuh (IMT). Indikator status gizi yang

digunakan untuk kelompok umur ini didasarkan pada pengukuran antropometri

berat badan (BB) dan tinggi badan (TB) yang disajikan dalam bentuk Indeks Massa

Tubuh (IMT).4

Page 23: RELATIONSHIP OF KNOWLEDGE ABOUT NUTRITION WITH NUTRITIONAL

7

Indeks massa tubuh dihitung berdasarkan formula berikut:

IMT = 𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑏𝑎𝑑𝑎𝑛 (𝑘𝑔)

(𝑇𝑖𝑛𝑔𝑔𝑖 𝑏𝑎𝑑𝑎𝑛)2 (𝑚)2

Berikut adalah batasan IMT yang digunakan untuk menilai status gizi

penduduk dewasa (> 18 tahun) sebagai berikut:4

• Kategori kurus: IMT < 18,5

• Kategori normal: IMT ≥ 18,5 - < 25,0

• Kategori BB lebih: IMT ≥ 25,0 - < 27,0

• Kategori obesitas: IMT ≥ 27,0

B. Penilaian Status Gizi

Untuk menilai status gizi ada berbagai cara dan metode pengukuran, hal ini

berdasarkan dari jenis zat gizi yang kurang. Hasil dari penilaian status gizi akan

memperlihatkan jenis dan tingkat kekurangan suatu zat gizi, contohnya penyakit

tertentu atau kesehatan seseorang berkaitan dengan status gizinya.2

Kemudian Gibson (2005) mengelompokkan penilaian status gizi menjadi

lima metode, yaitu antropometri, laboratorium, klinis, survei konsumsi pangan dan

faktor ekologi.2

1. Metode Antropometri

Antropometri secara harfiah berasal dari dua kata yaitu, anthropo

dan metri, anthropo artinya manusia dan metri artinya ukuran. Metode

antropometri itu sendiri didefinisikan sebagai pengukur tubuh manusia

secara fisik. Jadi antropometri adalah metode pengukuran pada tubuh

Page 24: RELATIONSHIP OF KNOWLEDGE ABOUT NUTRITION WITH NUTRITIONAL

8

manusia. Untuk menilai status gizi seseorang antropometri digunakan

sebagai salah satu metode. Harus diketahui bahwa konsep dasar dari metode

antropometri merupakan konsep tentang pertumbuhan dan perkembangan

manusia.

Berbagai contoh jenis ukuran pada tubuh manusia sebagai parameter

dari antropometri untuk menentukan status gizi seseorang contohnya adalah

berat badan, tinggi badan, lingkar kepala, lingkar dada, lingkar lengan atas,

dan sebagainya. Hasil dari pengukuran antropometri tersebut kemudian

menjadi rujukan pada standar pertumbuhan manusia.

a. Berat Badan

Jumlah protein, lemak, air, dan mineral dalam tubuh bisa

digambarkan dengan berat badan. Berat badan adalah sumber pengukuran

total dari tubuh. Ada beberapa alas an mengapa berat badan menjadi salah

satu parameter antropometri. Salah satu alasannya adalah karena

perubahan berat badan sangat mudah terlihat dalam waktu yang cepat dan

menggambarkan keadaan status gizi seseorang. Untuk mengukur dan

menimbang berat badan sangat mudah dilakukan dengan alat ukur dan

alatnya sangat mudah didapatkan.

Dalam melakukan pengukuran berat badan diperlukan alat pengukur

yang tepat dan akurat. Untuk memperoleh hasil pengukuran berat badan

yang akurat, terdapat syarat yang harus dimiliki yaitu alat ukur harus

mudah dipakai dan dibawa, alatnya mudah ditemukan, harganya relatif

murah dan terjangkau, ketelitian dari alat ukurnya harus mencapai 0,1 kg

Page 25: RELATIONSHIP OF KNOWLEDGE ABOUT NUTRITION WITH NUTRITIONAL

9

(terutama untuk alat yang dipakai memonitor pertumbuhan), skala

pengukurannya mudah dibaca dan jelas, aman untuk digunakan, dan selalu

terkalibrasi agar hasil pengukurannya selalu akurat.

Terdapat beberapa jenis timbangan yang biasa digunakan sebagai

pengukur berat badan yaitu dacin untuk menimbang berat badan untuk

balita, timbangan detecto, bathroom scale (timbangan di kamar mandi),

timbangan digital, dan jenis timbangan lainnya.

b. Tinggi Badan atau Panjang Badan

Tinggi badan atau panjang badan merupakan gambaran dari ukuran

pertumbuhan massa tulang terjadi akibat dari asupan gizi yang

dikonsumsi. Maka dari itu tinggi badan dipakai sebagai parameter

antropometri untuk mengukur pertumbuhan secara linier. Proses

pertambahan tinggi atau panjang badan yang lama dapat dikarenakan

terjadinya masalah gizi yang kronis.

Kata tinggi badan digunakan pada anak yang diperiksa dengan cara

berdiri, sedangkan kata panjang badan digunakan pada anak dengan posisi

berbaring (belum bisa berdiri). Untuk anak yang berusia 0-2 tahun

dilakukan pengukuran panjang badan, sedangkan untuk anak yang berusia

lebih dari 2 tahun digunakan microtoise untuk mengukur tinggi badannya.

Alat pengukur yang digunakan untuk mengukur tinggi atau panjang badan

baiknya memiliki ketelitian minimal 0,1 cm.

Tinggi badan dapat diukur menggunakan microtoise (baca:

mikrotoa). Kelebihan dari alat ukur ini memiliki ketelitian 0,1 cm.

Page 26: RELATIONSHIP OF KNOWLEDGE ABOUT NUTRITION WITH NUTRITIONAL

10

Kelemahannya adalah setiap kali kita akan lakukan pengukuran, harus

dipasang terlebih dahulu. Sedangkan untuk mengukur panjang badan

digunakan infantometer (alat ukur panjang badan).

c. Lingkar Kepala

Lingkar kepala digunakan untuk mengukur pertumbuhan lingkar

kepala dan pertumbuhan otak, walaupun tidak selalu berhubungan dengan

ukuran volume otak. Tetapi pengukuran lingkar kepala ialah prediktor

terbaik untuk perkembangan saraf dan pertumbuhan otak anak secara

global dan struktur internalnya.

Menurut rujukan dari CDC 2000, idealnya pada bayi laki-laki yang

baru lahir lingkar kepalanya berukuran 36 cm dan pada saat berusia 3 bulan

menjadi 41 cm. Sedangkan pada bayi perempuan yang baru lahir idelnya

memiliki lingkar kepala berukuran 35 cm dan saat berusia 3 bulan

mencapai 40 cm. Ketika berusia 4-6 bulan pertambahannya 1 cm per

bulan, sedangkan saat berusia 6-12 bulan pertambahannya mencapai 0,5

cm per bulan.

Cara mengukur lingkar kepala dapat dilakukan dengan

melingkarkan pita pengukur melalui bagian paling menonjol di bagian

kepala belakang (protuberantia occipitalis) dan dahi (glabella). Saat

dilakukan pengukuran sisi pita yang memperlihatkan sentimeter berada di

sisi dalam agar pengukur mengurangi kemungkinan subjektivitas.

Kemudian cocokkan terhadap tabel standar pertumbuhan lingkar kepala.

Page 27: RELATIONSHIP OF KNOWLEDGE ABOUT NUTRITION WITH NUTRITIONAL

11

d. Lingkar Lengan Atas (LILA)

Lingkar lengan atas (LILA) adalah gambaran dari keadaan jaringan

otot dan lemak yang terdapat dibawah kulit. LILA merupakan cerminan

perkembangan dari otot dan jaringan lemak tanpa pengaruh dari cairan

tubuh.

Pengukuran LILA dijadikan sebagai skrining untuk menilai

kekurangan energi kronis, karena pada ibu hamil dapat menjadi pendeteksi

kemungkinan melahirkan BBLR. LILA diukur untuk mengetahui apakah

ibu hamil atau wanita usia subur (WUS) mengalami kurang energi kronis

(KEK). Batas bawah LILA pada WUS untuk risiko mengalami KEK

adalah 23,5 cm. Jika ukuran LILA kurang dari 23,5 cm maka WUS

kemungkinan akan melahirkan anak yang BBLR.

Cara mengukur LILA yaitu dengan mengukur lingkar lengan atas

menggunakan pita dan diukur pada lengan yang tidak aktif. LILA diukur

dari pertengahan pangkal lengan atas dengan ujung siku dalam satuan cm

(centimeter). Kelebihan dari metode pengukuran ini adalah mudah

digunakan, waktu pengukuran cepat, alat mudah didapatkan, murah, dan

mudah dibawa kemana saja.

e. Panjang Depa

Panjang depa adalah ukuran untuk memperkirakan tinggi badan

seseorang yang tidak bisa berdiri tegak, contohnya karena bungkuk atau

tidak mampu berdiri. Panjang depa relatif stabil, sekaligus pada orang

lebih lanjut. Panjang depa direkomendasikan sebagai alat untuk

Page 28: RELATIONSHIP OF KNOWLEDGE ABOUT NUTRITION WITH NUTRITIONAL

12

memprediksi tinggi badan, namun tidak seluruh manusia memiliki

perbandingan 1:1 dengan tinggi badan. Pengukuran panjang depa relatif

mudah dilakukan, alatnya murah, dan prosedur untuk cara mengukurnya

mudah untuk dilakukan sehingga dapat dilakukan di lapangan.

f. Tinggi Lutut

Tinggi lutut ukurannya (knee height) berhubungan dengan tinggi

badan. Tujuan dari pengukuran tinggi lutut ini adalah untuk

memperkirakan tinggi orang yang tidak dapat berdiri tegak, contohnya

karena kelainan tulang belakang atau tidak mampu berdiri. Tinggi lutut

diukur pada orang yang sudah dewasa.

Tinggi lutut diukur menggunakan alat ukur yaitu kaliper.

Pengukuran tinggi lutut diukur pada lutut kiri dengan posisi siku-siku

(90º). Mengukur tinggi lutut dapat dilakukan pada posisi tidur atau duduk.

g. Tinggi Duduk

Tinggi duduk bisa dijadikan sebagai prediktor tinggi badan,

terutama pada orang lanjut usia. Tinggi duduk juga dipengaruhi oleh posisi

antar tulang rawan di tulang belakang yang membungkuk, begitu pula

posisi tulang panjang pada tulang belakang yang mengalami perubahan

seiring bertambahnya usia.

Untuk mengukur tinggi duduk diperlukan microtoise dengan

bantuan khusus. Orang yang akan diukur tinggi duduknya, duduk pada

bangku kemudian diukur menggunakan microtoise tinggi duduknya.

Page 29: RELATIONSHIP OF KNOWLEDGE ABOUT NUTRITION WITH NUTRITIONAL

13

h. Rasio Lingkar Pinggang atau Panggul (Waist to Hip Ratio)

Lingkar pinggang merupakan dasar dari besar simpanan lemak pada

tubuh. Lemak yang terdapat disekitar tubuh menampakkan bahwa terjadi

perubahan metabolisme dalam tubuh. Metabolisme tersebut berubah

dikarenakan terjadinya penurunan dari efektivitas kerja insulin akibat

beban kerja yang berat. Jumlah lemak yang meningkat di sekitar perut juga

menunjukkan bahwa terjadi peningkatan produksi asam lemak yang

bersifat radikal bebas.

Kandungan lemak yang tinggi meningkatkan risiko kegemukan/

obesitas. Lingkar pinggang ukurannya berubah tergantung daripada

banyaknya lemak dalam tubuh. Ukuran panggul pada orang sehat relatif

stabil. Panggul seseorang saat berusia 40 tahun akan sama ukurannya

dengan saat dia berusia 22 tahun. Oleh karena itu, rasio lingkar pinggang

dan panggul (RLPP) atau waist to hip ratio (WHR) merupakan gambaran

dari kegemukan.

Saat melakukan pengukuran pinggang dengan panggul, pasien

hendaknya menggunakan pakaian seminimal mungkin namun lebih baik

lagi dilepas, berdiri tegap dengan santai pada kedua kaki dengan berat

badan yang tidak bertumpu hanya pada salah satu kaki, kedua tangan

diletakkan di samping, kemudian kedua kaki dirapatkan, serta pasien

dalam keadaan berpuasa saat pemeriksaan.

Page 30: RELATIONSHIP OF KNOWLEDGE ABOUT NUTRITION WITH NUTRITIONAL

14

2. Metode Laboratorium

Dengan metode laboratorium status gizi ditentukan secara langsung

melalui tubuh seseorang. Metode penilaian status gizi tujuannya adalah

untuk mengetahui tingkat ketersediaan dari suatu zat gizi dalam tubuh yang

didapatkan setelah mengkonsumsi makanan.

Metode pengukuran dari metode laboratorium terdapat dua jenis

yaitu, uji biokimia dan uji fungsi fisik. Uji biokimia merupakan uji yang

menggunakan instrumen dari laboratorium kimia. Tes biokimia mengukur

kandungan zat gizi dalam tubuh dengan menggunakan cairan tubuh atau

jaringan tubuh seseorang. Contohnya, untuk mengukur sodium

menggunakan urin, mengukur kadar hemoglobin menggunakan darah, dan

sebagainya. Kemudian tes fisik adalah kelanjutan dari pemeriksaan tes

biokimia dan tes fisik. Contohnya, pemeriksaan mata (buta senja/ presbiop)

sebagai tanda dari kekurangan vitamin A dan zink.

3. Metode Klinis

Pemeriksaan fisik dan riwayat penyakit adalah metode klinis yang

dapat digunakan untuk menskrining tanda dan gejala yang berhubungan

dengan kekurangan gizi. Gejala dan tanda yang timbul, sering kurang

spesifik untuk menampakkan kekurangan dari zat gizi tertentu. Untuk

mengukur zat gizi dilakukan dengan pemeriksaan bagian tubuh dengan

tujuan untuk menilai gejala dari kekurangan atau kelebihan zat gizi.

Pemeriksaan klinis yang dilakukan dengan cara inspeksi, palpasi, perkusi,

Page 31: RELATIONSHIP OF KNOWLEDGE ABOUT NUTRITION WITH NUTRITIONAL

15

dan auskultasi. Contohnya pemeriksaan pembesaran kelenjar tiroid sebagai

akibat dari kekurangan iodium (gondok).

Pemeriksaan klinis bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya

gangguan ksehatan termasuk kekurangan zat gizi pada seseorang. Pada

pemeriksaan klinis dapat dilakukan dengan beberapa cara, yaitu dengan

anamnesis, observasi, palpasi, perkusi, dan auskultasi.

a. Anamnesis adalah metode wawancara yang dilakukan oleh dokter/ tenaga

medis lainnya ke pasien atau orang lain yang mengetahui tentang keadaan

pasien untuk mengetahui penyakit yang diderita oleh pasien dari awal

keluhan yang dialami sampai sekarang.

Terdapat dua metode dalam anamnesis, yaitu:

• Auto-anamnesis yaitu dengan wawancara langsung pada pasien

secara langsung karena pasien dianggap mampu mengetahui dan

menjawab pertanyaan yang diajukan.

• Allo-anmnesis adalah wawancara yang dilakukan kepada keluarga

pasien atau orang yang mengetahui kondisi dan penyakit pasien.

Allo-anamnesis dilakukan pada orang yang dianggap tidak mampu

menjawab pertanyaan dengan baik, seperti anak-anak, memiliki

gangguan pendengaran atau bicara, kehilangan kesadaran, dan

gangguan jiwa.

b. Observasi adalah suatu tindakan berupa pengamatan pada bagian tubuh

tertentu untuk mengetahui kondisi ada tidaknya kekurangan gizi.

Contohnya, mengamati konjungtiva mata untuk mengetahui seseorang

Page 32: RELATIONSHIP OF KNOWLEDGE ABOUT NUTRITION WITH NUTRITIONAL

16

mengalami anemia atau tidak, orang yang mengalami anemia pada

konjungtivanya akan terlihat pucat.

c. Palpasi adalah tindakan perabaan yang dilakukan untuk mengetahui ada

tidaknya kekurangan gizi. Contohnya melakukan palpasi dengan

menggunakan kedua ibu jari pada kelenjar tiroid di leher untuk mengetahui

ada tidaknya pembesaran kelenjar yang berarti terdapat kekurangan iodium.

d. Perkusi adalah tindakan mengetuk pada bagian tubuh tertentu untuk

mengetahui reaksi dan bunyi tertentu pada bagian tubuh yang di perkusi.

e. Auskultasi adalah tindakan mendengar suara yang terdengar dari dalam

tubuh seseorang yang biasanya dibantu dengan stetoskop untuk mengetahui

ada tidaknya kelainan tubuh.

4. Metode Pengukuran Konsumsi Pangan

Kekurangan gizi terjadi ketika asupan gizi yang tidak cukup,

sedangkan kelebihan gizi terjadi karena asupan giizi yang berlebih

dibandingkan dengan kebutuhan tubuh. Kekurangan atau kelebihan gizi

dapat diketahui dengan metode pengukuran konsumsi pangan (dietary

method). Asupan gizi seseorang dari makanan menentukan status gizi.

Seseorang yang asupan gizi pada makanannya kurang saat ini akan

menghasilkan status gizi yang kurang nantinya. Karena asupan gizi

sekarang tidak langsung menggambarkan status gizi pada saat itu juga.

Memerlukan waktu tertentu, karena zat gizi di metabolisme dalam tubuh

sebelum nantinya digunakan oleh tubuh.

Page 33: RELATIONSHIP OF KNOWLEDGE ABOUT NUTRITION WITH NUTRITIONAL

17

Pengukuran konsumsi pangan disebut juga survei konsumsi pangan

sebagai salah satu metode pengukuran status gizi. Jika asupan makanan

kurang maka status gizi menjadi kurang. Sedangkan, jika asupan makanan

lebih maka stats gizi juga akan lebih. Tujuan umum dari pengukuran ini

untuk mengetahui asupan gizi makanan dan mengetahui kebiasaan pola

makan baik secara individu, maupun kelompok masyarakat. tujuan khusus

dari metode pengukuran ini adalah:

• Menentukan tingkat kecukupan gizi pada tiap individu;

• Menentukan tingkat asupan gizi individu yang terkait dengan penyakit;

• Mengetahui rata-rata asupan gizi tiap kelompok masyarakat tertentu;

• Menentukan proporsi atau jumlah dari masyarakat yang memiliki gizi

kurang;

Pengukuran konsumsi pangan dapat dilakukan dalam tiga tempat

yaitu, di tingkat individu, kelompok rumah tangga, dan wilayah.

a. Metode Pengukuran Konsumsi Pangan Individu

Metode pengukuran asupan gizi individu yang sering dipakai untuk

mengukur asupan gizi ialah metode recall 24 hours, estimated food record,

penimbangan makanan (food weighing), dietary history, dan frekuensi

makanan (food frequency).

1) Metode recall 24 hours

Metode recall-24 hours atau sering juga disebut recall adalah cara

menghitung asupan gizi pada individu dalam sehari penuh. Metode ini

Page 34: RELATIONSHIP OF KNOWLEDGE ABOUT NUTRITION WITH NUTRITIONAL

18

dilakukan dengan cara menanyakan riwayat makanan yang telah

dikonsumsi selama 24 jam lalu, mulai dari bangun tidur saat pagi hari

sampai tidur lagi pada malam hari. Metode ini bertujuan untuk mengetahui

jumlah gizi yang dikonsumsi tiap hari, sehingga termasuk dalam kategori

metode kuantitatif. Pada dasarnya metode ini dilakukan dengan catat jenis

dan jumlah bahan makanan yang dikonsumsi individu pada 1 hari sebelum

dilakukan recall (misal dilakukan recall pada hari selasa, maka akan

dilakukan recall mengenai makanan yang dikonsumsi selama 24 jam waktu

hari senin).

Dalam pelaksanaannya, terdapat dua metode untuk melakukan

wawancara recall yaitu cara pertama adalah asupan makanan ditanyakan

dimulai dari bangun pagi hari kemarin sampai malam kemarin. Cara kedua

yaitu dengan menanyakan asupan makanan dalam kurun waktu 24 jam ke

belakang sejak wawancara dilakukan.

Prinsip pengukuran metode recall 24-hours yaitu mencatat semua

makanan yang dikonsumsi, mulai dari nama makanan yang dikonsumsi,

bahan makanan tersebut dan berat dalam gram atau dalam berat ukuran

rumah tangga (URT). Perlu juga ditanyakan jumlah konsumsi makanan

yang dimakan secara teliti dengan menggunakan URT seperti, sendok,

gelas, piring, mangkok, ataupun ukuran lainnya. Untuk mendapatkan

kebiasaan makanan yang dikonsumsi sehari-hari yang lebih akurat,

wawancara dilakukan dengan metode recall minimal 2 x 24 jam, dengan

hari yang tidak berurutan.

Page 35: RELATIONSHIP OF KNOWLEDGE ABOUT NUTRITION WITH NUTRITIONAL

19

2) Metode estimated food record

Metode estimated food record disebut juga food record atau diary

record merupakan metode pengukuran gizi individu yang diukur dengan

memperkirakan jumlah makanan yang dikonsumsi responden yang sesuai

dengan pencatatan bahan makanan.

Prinsipnya hampir sama dengan metode recall 24 hours yaitu

mencatat semua makanan yang dikonsumsi selama 24 jam, mulai dari

bangun tidur sampai tidur kembali pada malam hari. Perbedaannya adalah

responden diminta langsung untuk mencatat sendiri semua jenis makanan

serta berat yang telah dikonsumsi selama 24 jam dalam ukuran URT.

Format fomulirnya sama dengan yang dipake dengan recall 24 hours.

3) Metode Penimbangan Makanan (food weighing)

Metode penimbangan makanan (food weighing) adalah metode

pengukuran asupan gizi pada individu dengan menimbang semua bahan

makanan yang dikonsumsi oleh responden. Metode ini harus responden dan/

atau petugas menimbang dan mencatat seluruh makanan yang dikonsumsi

selama 24 jam. Jika terdapat makanan yang tersisa, maka harus ditimbang

juga lalu dikurangi dengan berat makanan yang sudah diukur sebelumnya.

Formulir pengumpulan data yang digunakan mempunyai kesamaan dengan

formulir metode recall 24-hours. Pengumpulan data biasanya berlangsung

beberapa hari tergantung tujuan, dana, dan tenaga yang ada.

Page 36: RELATIONSHIP OF KNOWLEDGE ABOUT NUTRITION WITH NUTRITIONAL

20

4) Metode Frekuensi Makanan (food frequency)

Metode frekuensi makanan atau disebut juga FFQ (food frequency

questionnaire) adalah metode untuk memperoleh dan mengetahui data

tentang pola makan dan kebiasaan makan tiap individu pada periode

tertentu, biasanya selama 1 bulan, namun ada juga yang sampai 6 bulan

bahkan 1 tahun. Terdapat dua bentuk metode FFQ yaitu metode kualitatif

dan metode semi kuantitatif.

Metode frekuensi makanan kualitatif (FFQ) termasuk metode

kualitatif, karena menekankan pada frekuensi makan seseorang. Informasi

yang diperoleh adalah tentang pola makan dan kebiasaan makan (habitual

intakes) seseorang. Asupan makanan yang ditanyakan spesifik untuk gizi

tertentu, makanan tertentu, atau kelompok makanan tertentu pada periode

tertentu.

Metode frekuensi semi kuantitatif (semi quantitative food frequency

questionnaire) disingkat SFFQ merupakan metode untuk mengetahui

gambaran kebiasaaan asupan gizi tiap individu pada periode waktu tertentu.

Tujuannya untuk mengetahui rerata keperluan gizi tiap individu dalam

sehari. Metode SFFQ hampir sama dengan FFQ, yang membedakan adalah

responden juga ditanyakan besaran ukuran atau berat rerata makanan yang

dikonsumsi tiap hari. Ukuran makanan ditulis sesuai dengan ukuran rumah

tangga (URT). Sehingga dapat diketahui rerata berat makanan dalam sehari,

kemudian dihitung asupan gizi perhari dengan bantuan daftar komposisi

Page 37: RELATIONSHIP OF KNOWLEDGE ABOUT NUTRITION WITH NUTRITIONAL

21

bahan makanan (DKBM) atau daftar penukar atau dengan software

komputer.

b. Metode Pengukuran Konsumsi Pangan Rumah Tangga

Terdapat beberapa metode yang biasanya digunakan untuk

mengukur konsumsi pangan pada tingkat rumah tangga yaitu metode jumlah

makanan (food account), pencatatan makanan rumah tangga (housefold

food record method), dan recall 24 hours rumah tangga.

1) Metode jumlah makanan (food account),

Metode jumlah makanan disebut juga food account method adalah

metode pengumpulan data keluarga mengenai asupan makanan yang

dilakukan dengan mencatat seluruh bahan makanan yang ada dalam satu

periode. Semua bahan makanan baik yang dibeli, diproduksi sendiri dicatat

dan ditimbang tiap hari selama survei dalam periode pengukuran selama 1

minggu. Makanan yang dibuang, busuk dalam penyimpanan, ataupun

dikasih ke orang lain atau binatang juga dicatatat. Hal ini semuanya dicatat

oleh petugas atau respomden yang telah terlatih.

2) Metode Pencatatan Makanan Rumah Tangga (household food record

method)

Metode pencatatan makanan rumah tangga merupakan metode yang

dimana dilakukan pencatatan makanan yang dikonsumsi oleh anggota

Page 38: RELATIONSHIP OF KNOWLEDGE ABOUT NUTRITION WITH NUTRITIONAL

22

rumah tangga baik dari dalam rumah maupun luar rumah.

Metode ini paling singkat dilakukan selama 1 minggu oleh

responden yang terlatih atau petugas. Dilakukan dengan cara menimbang/

atau mengukur semua makanan yang ada dalam rumah termasuk cara

pengolahannya, anggota keluaarga yang makan di luar rumah juga dicatat.

Namun metode ini tidak mencatat makanan yang tersisa. Metode ini

dianjurkan penggunaannya pada daerah yang memiliki variasi menu sedikit.

3) Metode recall 24 hours rumah tangga

Metode recall 24 hours rumah tangga (household-24 hours recall

method) adalah metode dengan mengumpulkan data konsumsi makanan

pada masing-masing rumah tangga yang dicatat oleh orang yang

bertanggung jawab untuk mengurus bahan makanan dan pengolahannya.

Pada wawancara ditanyakan mengenai bahan makanan apa saja yang

digunakan selama 24 jam, maksimal selama 4 hari. Sumber makanan yang

ditanyakan terutama yang menghasilkan sumber energi (protein, lemak, dan

karbohidrat).

Data selanjutnya adalah memperkirakan jumlah makanan yang

dikonsumsi oleh anggota keluarga per hari, dengan sistem skoring yang

berpatokan pada metode pencatatatn makanan rumah tangga.

c. Menilai Konsumsi Pangan pada Satu Wilayah

Menilai konsumsi pangan pada satu wilayah bisa dinilai dengan dua

Page 39: RELATIONSHIP OF KNOWLEDGE ABOUT NUTRITION WITH NUTRITIONAL

23

cara, yaitu dengan neraca bahan makanan dan pola pangan harapan. Di

bawah ini akan dijelaskan kedua metode tersebut sebagai berikut:

1) Neraca Bahan Makanan

Neraca Bahan Makanan (NBM) atau food balance sheet merupakan

metode untuk mengukur kecukupan pangan pada suatu wilayah dalam

periode tertentu. Neraca ini dikembangkan oleh Food Agriculture

Organization (FAO) dan telah digunakan di berbagai negara termasuk di

Indonesia (Mayo, 2008).

Data pada neraca bahan makanan (NBM) memberikan informasi

mengenai situasi pengadaan atau penyediaan makanan, baik produksi dari

dalam maupun luar negeri, penggunaan bahan makanan untuk pakan, bibit,

maupun industri, serta ketersediaan informasi mengenai pangan yang

dikonsumsi oleh penduduk dalam suatu wilayah atau negara selama periode

waktu tertentu. Data yang ditampilkan di dalam NBM merupakan angka

rerata jumlah bahan pangan yang ada pada tingkat penjual eceran atau

rumah tangga dalam konsumsi penduduk per kapita yang dinyatakan dalam

bentuk bahan makanan tiap orang per tahun atau zat gizi tiap orang per hari.

2) Pola Pangan Harapan

Pola pangan harapan (PPH) merupakan konsumsi pangan

berdasarkan pada kontribusi energi secara mutlak ataupun relatif, yang

memenuhi kebutuhan gizi secara kualitas, kuantitas, maupun keberagaman

jenisnya dengan mempertimbangkan semua aspek agama, sosial, ekonomi,

budaya, maupun cita rasa.

Page 40: RELATIONSHIP OF KNOWLEDGE ABOUT NUTRITION WITH NUTRITIONAL

24

PPH memiliki beberapa fungsi yaitu sebagai a) Alat untuk

merencanakan konsumsi, ketersediaan, dan produksi pangan; b) Alat untuk

mengevaluasi tingkat pencapaian konsumsi, penyediaan, dan ketersediaan

pangan; c) Sebagai dasar dalam pengukuran diversifikasi dan ketahanan

pangan; d) Menjadi pedoman dalam merencanakan program gizi.

PPH menampilkan susunan konsumsi pangan untuk dapat hidup

secara sehat, aktif, dan produktif. Pada PPH kita dapat nilai kualitas pangan

berdasarkan dari skor pangan yang telah dikelompokkan menjadi 9 bahan

makanan. Stok dari bahan pangan harus ada sepanjang waktu, dalam jumlah

yang cukup dan terjangkau, tentunya akan menentukan pada tingkat

konsumsi pangan di tingkat rumah tangga (Nugrayasa, 2013).

Pengelompokan bahan makanan dalam PPH, terdiri dari 9 kelompok

yaitu kelompok padi-padian, umbi-umbian, bahan makanan hewani, kaca-

kacangan, sayur-sayuran dan buah, biji berminyak, lemak dan minyak, gula

serta jenis makanan yang lainnya. Pengelompokannya berdasarkan dari sisi

lualitas dan kuantitas. Arti dari sisi kualitas ialah semakin beragamnya dan

seimbang komposisi bahan makanan yang dikonsumsi, maka akan semakin

baik kualitas gizinya, karena pada dasarnya tidak ada satupun bahan

makanan yang langsung memiliki kandungan gizi yang lengkap. Sedangkan

pada kuantitas artinya ialah untuk menilai kuantitas atau jumlah konsumsi

bahan makanan yang digunakan sebagai alat ukur untuk menentukan tingkat

konsumsi dari kalori/ energi dan protein.

Page 41: RELATIONSHIP OF KNOWLEDGE ABOUT NUTRITION WITH NUTRITIONAL

25

5. Faktor Ekologi

Ekologi merupakan ilmu yang membahas tentang hubungan antara

lingkungan dengan makhluk hidup. Kondisi lingkungan yang baik, tentunya

memungkinkan makhluk hidup tumbuh dengan baik. Status gizi adalah

kondisi yang diperoleh akibat dari keseimbangan antara asupan makanan

dengan kebutuhan zat gizi. Maka ekologi yang berkaitan dengan gizi adalah

keadaan lingkungan yang membantu manusia untuk tumbuh kembang

dengan baik dan optimal dan mempengaruhi status gizi.

Faktor ekologi mempengaruhi status gizi yang berkaitan dengan

beberapa jenis informasi terkait ekologi. Informasi tersebut diantaranya

mengenai data sosial ekonomi, data kependudukan, keadaan lingkungan

fisik, dan data vital statistik. Data sosial ekonomi yang termasuk adalah

jumlah anggota dalam keluarga, tingkat pendidikan masyarakat, agama,

budaya, tingkat penghasilan, jenis pekerjaan/ mata pengcaharian,

ketersediaan air bersih, pelayanan kesehatan, ketersediaan lahan pertanian,

dan informasi lainnya.

Data mengenai lingkungan fisik seperti pada saat kemarau panjang

yang menyebabkan gagal panen, akibat dari ketersediaan sumber air yang

kurang dapat mengakibatkan terjadinya kekurangan gizi pada masyarakat.

Data kesehatan dan data penting statistik yang berkaitan dengan status gizi,

seperti proporsirumah tangga dalam mendapatkan air bersih, proporsi anak

mendapatkan imunisasi, data mengenai kejadian BBLR, proporsi ibu

memberikan ASI eksklusif, dan data spesifik lainnya seerti data mengenai

angka kejadian kematian berdasarkan usia.

Page 42: RELATIONSHIP OF KNOWLEDGE ABOUT NUTRITION WITH NUTRITIONAL

26

Secara umum terdapat dua faktor ekologi yang berkaitan dengan

status gizi teeerbagi menjadi 2 kelompok yaitu ekologi lingkungan dan vital

statistik, yang secara singkat akan dijelaskan sebagai berikut.

a. Ekologi Lingkungan

Faktor ekologi lingkungan yang terkait dengan status gizi di

antaranya terkait dengan keadaan infeksi, pengaruh budaya, keadaan sosial

ekonomi, dan produksi pangan. Di bawah ini penjelasan mengenai masing-

masing faktor.

1) Infeksi

Status gizi dengan kejadian penyakit infeksi yang terkait. Anak yang

memiliki status gizi yang kurang mudah terkena infeksi, karena anak

memiliki daya tahan tubuh yang jelek. Kemudian pada anak yang sedang

terkena penyakit infeksi akan memiliki nafsu makan yang kurang sehingga

dapat menyebabkan status gizi yang kurang juga. Sehingga antara penyakit

infeksi dan status gizi kurang memiliki hubungan sebagai sebab akibat.

Beberapa penyakit infeksi yang terkait dengan status gizi antara lain

campak, cacingan, diare, tuberkulosis, batuk rejan, dan penyakit infeksi

lainnya.

2) Pengaruh Budaya

Budaya memiliki peran penting dalam proses terjadinya status gizi.

Page 43: RELATIONSHIP OF KNOWLEDGE ABOUT NUTRITION WITH NUTRITIONAL

27

Karena budaya akan menghasilkan kebiasaan pola makan pada individu dan

kelompok masyarakat tertentu. Pada kelompok budaya masyarakat tertentu,

kebiasaan akan menciptakan pola makan yang pada umumnya baik, tetapi

kadang menciptakan kebiasaan yang bertentangan dengan prinsip gizi.

Budaya dan kebiasaan masyarakat yang berkaitan dengan status gizi

diantaranya adalah stabilitas dari keluarga. Keluarga yang terpisah

(perceraian suami istri) mengakibatkan anak-anaknya dapat terabaikan

makanannya. Pada wanita karier yang terlalu mempentingkan pekerjaannya

membuat pola makan anaknya dapat terabaikan. Pada kelompok masyarakat

tertentu, memiliki beberapa pantangan yang tidak saling bertentangan pada

gizi, contoh dilarang makan telur karena dapat mengakibatkan bisulan.

Budaya tersebut dapat mengakibatkan status gizi anak tersebut kurang

karena kekurangan asupan protein.

3) Keadaan Sosial Ekonomi

Keadaan sosial ekonomi suatu keluarga tergantung pada

ketersediaan makanan dalam keluarga. Keadaan sosial tentunya dapat

mempengaruhi status gizi yaitu bisa disebabkan karena jumlah anggota

keluarga yang tinggal bersama dalam satu rumah, kepadatan penduduk,

keadaan dapur dalam rumah tangga. Keadaan ekonomi juga bisa

mempengaruhi status gizi, di antaranya pekerjaan orang tua, penghasilan

keluarga, dan harga bahan makanan di pasaran. Ini semua pastinya

mempengaruhi ketersediaan makanan dalam rumah tangga yang

Page 44: RELATIONSHIP OF KNOWLEDGE ABOUT NUTRITION WITH NUTRITIONAL

28

mempengaruhi status gizi semua anggota keluarga.

4) Produksi Pangan

Produksi pangan pada pertanian, peternakan, maupun perikanan

akan mempengaruhi ketersediaan makanan di pasaran. Dalam sistem

pangan terdapat 5 komponen penting agar pangan dapat dimanfaatkan

semaksimal mungkin, komponen tersebut adalah produksi pangan,

distribusi pangan, konsumsi pangan, dan utilisasi atau pemanfaatan pangan

dalam tubuh. Produksi pangan hasilnya akan baik jika lahan yang tersedia

cukup, sistem pengairan yang baik, pemupukan, pengontrolan hama pada

pangan yang baik serta pengolahan pasca panen.

b. Data Vital Statistik

Data vital statistik secara tidak langsung dapat digunakan untuk

menilai status gizi, terutama pada kelompok penduduk tertentu. Karena

angka-angka statistik kesehatan mempunyai hubungan yang berhubungan

dengan keadaan gizi pada masyarakat. Beberapa informasi data vital

statistik berhubungan dengan keadaan gizi dan kesehatan, seperti angka

kesakitan, angka kematian, tingkat pelayanan kesehatan, dan angka kejadian

penyakit infeksi.

Menurut Jellife (1989), ada beberapa jenis informasi yang dapat

menjadi acuan dalam menganalisa keadaan gizi masyarakat antara lain

insidensi angka kematian pada kelompok umur tertentu, insidensi angka

Page 45: RELATIONSHIP OF KNOWLEDGE ABOUT NUTRITION WITH NUTRITIONAL

29

kesakitan dan kematian akibat penyebab tertentu, statistik pelayanan

kesehatan, dan penyakit infeksi yang terkait dengan gizi.

C. Pengetahuan Gizi

Pengetahuan gizi merupakan pengetahuan mengenai makanan, zat gizi,

sumber zat gizi yang ada dalam makanan, jenis makanan yang aman serta baik

dikonsumsi agar tidak menimbulkan sebuah penyakit, serta prosedur pengolahan

bahan makanan yang baik untuk tetap menjaga zat gizi yang ada dalam makanan

tidak hilang, dan cara hidup sehat (Notoatmodjo, 2003). Tingkat pengetahuan yang

ada dalam diri seseorang akan mempengaruhi sikap serta perilakunya saat memilih

makanan yang akhirnya akan mempengaruhi keaadan gizi masing-masing

individu.6

Pengetahuan tentang gizi akan sangat berdampak pada seseorang dalam

memenuhi kebutuhannya. Seseorang yang memiliki pengetahuan tentang gizi yang

mendalam akan mengarahkannya ketika memilih jenis makanan yang akan

dikonsumsi berdasarkan segi kualitas, variasi, ataupun cara penyajian pangan yang

sesuai berdasarkan konsep pangan. Semisal, konsep pangan yang terkait dengan

kebutuhan fisik, apakah makan untuk kenyang atau makan untuk memenuhi

kebutuhan gizi yang diperlukan tubuh.6

Pengetahuan mengenai gizi digolongkan ke dalam pengetahuan mengenai

cara memilih bahan pangan yang akan dikonsumsi dalam kehidupan sehari-hari

dengan baik serta memberitahukan tentang zat gizi yang diperlukan oleh tubuh.

Dalam proses penyeleksian serta konsumsi bahan pangan dapat berpengaruh

kepada status gizi yang dimiliki oleh seseoarng. Suatu status gizi dapat dikatakan

Page 46: RELATIONSHIP OF KNOWLEDGE ABOUT NUTRITION WITH NUTRITIONAL

30

normal atau optimal yaitu ketika jumlah zat gizi yang dibutuhkan oleh tubuh

tercukupi. Lalu, status gizi dikatakan kurang yaitu ketika tubuh mengalami

kekurangan satu atau lebih zat gizi esensial (yang dibutuhkan oleh tubuh).

Sedangkan jika dikatakan status gizi lebih yaitu ketika tubuh mendapatkan zat gizi

dalam jumlah berlebihan akan menimbulkan efek yang membahayakan (Almatsier,

2001).6

Cara pengukuran pengetahuan tentang gizi bisa dilakukan dengan cara

memberikan tes dalam bentuk pertanyaan pilihan ganda (Multiple choice test), cara

ini merupakan bentuk tes obyektif yang selalu digunakan dan mudah untuk

dilakukan. Di dalam instrumen tersebut telah terdapat jawaban yang tertera pada

lembar jawaban. Responden hanya perlu memilih jawaban yang menurutnya benar

(Khomsan, 2000).6

Pengetahuan gizi dapat dibagi dalam 3 kelompok yaitu baik, sedang, dan

kurang. Cara mengkategorikannya dilakukan dengan menetapkan cut of point dari

skor yang telah dijadikan persentase.6

Tabel 2.1 Kategori Pengetahuan Gizi6

Kategori Pengetahuan Gizi Skor

Baik >80%

Sedang 60-80%

Kurang <60%

Pengetahuan gizi dipercaya sebagai salah satu variabel yang dapat

berhubungan dengan konsumsi dan kebiasaan makan seseorang. Atas dasar inilah

Page 47: RELATIONSHIP OF KNOWLEDGE ABOUT NUTRITION WITH NUTRITIONAL

31

sehingga deskripsi tentang pengetahuan gizi pada kelompok remaja diperlukan.

Hasil penelitian Dinah Soraya, dkk pada jurnal “Hubungan Pengetahuan Gizi,

Tingkat Kecukupan Zat Gizi, dan Aktivitas Fisik dengan Status Gizi pada Guru

SMP” menunjukkan bahwa kadar persen tingkat pengetahuan gizi pada umumnya

sebanyak 26 orang (74,3.1%). Yang artinya pada guru SMP terdapat sebagian kecil

kurang dalam pengetahuan gizi.7

Pengetahuan gizi memiliki peran penting karena setiap orang akan memiliki

gizi yang cukup ketika mengonsumsi makanan yang memiliki zat gizi yang

diperlukan oleh tubuh untuk pertumbuhan tubuh optimal, dalam pengetahuan gizi

terdapat informasi yang berkaitan dengan makanan, gizi, serta hubungannya

mengenai kesehatan. Pengetahuan mengenai gizi yang semakin bertambah dan luas

akan mengarahkan seseorang ketika memilih jenis makanan yang akan dikonsumsi

berdasarkan segi kualitas, variasi, ataupun cara penyajian pangan yang sesuai

berdasarkan konsep pangan. Semisal, konsep pangan yang terkait dengan

kebutuhan fisik, apakah makan untuk kenyang atau makan untuk memenuhi

kebutuhan gizi yang diperlukan oleh tubuh.7

D. Tinjauan Keislaman

Al-Qur’an serta al-Hadis merupakan asal sumber ajaran dalam agama islam,

yang menata hubungan antara manusia dan penciptanya, manusia dan dirinya

sendiri, serta hubungan sesama manusia atau makhluk hidup. Manusia dan

penciptanya memiliki hubungan yang tercakup dalam perkara aqidah dan ibadah.

Manusia dan dirinya sendiri memiliki hubungan yang berkaitan dalam hal akhlak,

Page 48: RELATIONSHIP OF KNOWLEDGE ABOUT NUTRITION WITH NUTRITIONAL

32

makanan, serta pakaian. Manusia dan sesamanya memiliki hubungan yang

termasuk kedalam hal mua’amalah dan uqubat (sanksi).8

Hubungan manusia dan dirinya sendiri, contohnya yaitu mengenai

makanan. Manusia membutuhkan makan untuk dapat menjaga tubuhnya agar bisa

tetap melaksanakan aktivitas fisik. Fungsi makanan sebagai penjamin

kelangsungan hidup suatu individu, ada yang memiliki fungsi sebagai pelindung

atau pengatur segala proses dan ada juga sebagai sumber tenaga, pembangun.

Dalam kehidupan manusia pembahasan mengenai masalah makanan masih

dianggap suatu hal yang tabu untuk dibicarakan. Mereka beranggapan bahwa

makanan yang mereka konsumsi hanya sumber energi yang hanya akan

memberikan manfaat, akan tetapi mereka tidak mengetahui mengenai makanan

juga dapat menjadi sumber bahaya jika makanan yang mereka konsumsi tidak

sesuai atau tidak ada dalam aturan atau syariat agama yang ada. Sebagaimana yang

ada pada firman Allah swt. dalam QS. ‘Abasa/80: 24. yang membicarakan betapa

pentingnya memperhatikan makanan,

ن إلى طعامهۦ نس ٢٤فلينظر ٱل

Terjemahannya:

“Maka hendaklah manusia itu memerhatikan makanannya.”

Pada ayat tersebut tidak hanya menjelaskan untuk memerhatikan makanan

yang berbahaya. Tetapi tidak berlaku di zaman modern ini, saat ini kemakmuran

serta taraf ekonomi yang meningkat ikut ambil bagian dalam mempengaruhi gaya

hidup manusia, misalnya lebih banyak orang memilih makan di restoran atau

Page 49: RELATIONSHIP OF KNOWLEDGE ABOUT NUTRITION WITH NUTRITIONAL

33

warung-warung yang kebersihan serta keamanan makanannya belum terjamin

dibandingkan masak di rumah. Utamanya ketika memilih makanan yang sangat

bervariasi yang tujuan utamanya hanya untuk memenuhi selera tersendiri .8

Dampak yang terjadi dalam perkembangan ini yaitu pada hal pola makan,

yakni tanpa atau tidak sama sekali memerhatikan kondisi kesehatan hanya

memntingkan makan segala hal yang sesuai dengan selera makan serta pola makan

menjadi tidak teratur. Sesuatu seperti ini sudah bukan hal yang mengagetkan bagi

manusia mengingat pada sifat dasar manusia yang tidak puas pada satu hal termasuk

soal makanan. Sifat seperti ini termasuk contoh sifat yang berlebih-lebihan,

sebagiamana yang ada pada firman Allah swt. QS. al-A’raf/7: 31. yang berbunyi

sebagai berikut:

إنهۥ ل بني ءادم خذوا زينتكم عند كل مسجد وكلوا وٱشربوا ول تسرفوا يحب ۞ي

٣١ٱلمسرفين

Terjemahannya:

“Wahai anak cucu Adam! Pakailah pakaianmu yang bagus pada setiap

(memasuki) masjid, makan dan minumlah, tetapi jangan berlebihan.

Sungguh, Allah tidak menyukai orang yang berlebih-lebihan.”

Sebagaimana yang telah disampaikan Rasulullah saw., sebab berlebih-

lebihan akan menjadikan iman semkain lemah, karena mengosongkan hati serta

melepaskan keagungan-Nya dengan hanya memikirkan makanan saja, seolah-olah

hidupnya hanya berpusat kepada nafsu makannya saja. Makan dengan terlalu

kenyang akan mengakibatkan terganggunya proses sistem pencernaan serta

makanan yang ada dalam perut akan cepat menjadi masam. Seperti halnya yang

dikatakan oleh Imam Al-Gazali di dalam kitabnya, yaitu kenyang itu hal yang

Page 50: RELATIONSHIP OF KNOWLEDGE ABOUT NUTRITION WITH NUTRITIONAL

34

paling berat di antara empat hal yaitu meja makan, ayakan tepung, dan wijikan.

Karena dalam keadaan kenyang itu akan mengajak kepada bergeloranya syahwat-

syahwat serta menggerakkan beberapa penyakit di dalam badan.8

Salah satunya merupakan penyakit yang sudah sering dibicarakan serta

mendapat perhatian, yaitu obesitas atau kegemukan. Organisasi kesehatan dunia

atau World Health Organization (WHO) mengeluarkan data yang pada tahun 2016,

bahwa obesitas saat itu merupakan suatu masalah epideimologi global yang telah

menjadi ancaman serius bagi kesehatan masyarakat di dunia. Sama halnya pada

sebagian besar penduduk di dunia yang tinggal di negara-negara lain, di mana

kelebihan berat badan dan obesitas telah membunuh lebih banyak orang

dibandingkan dengan orang yang mengalami kurang gizi, ini terjadi di setiap

wilayah kecuali bagian sub-Sahara Afrika dan Asia.8

Penderita obesitas setiap tahun mengalami peningkatan yang mengejutkan

terkait obesitas dalam kurun waktu 40 tahun terakhir. Jumlah orang dengan indeks

massa tubuh lebih dari 30 meningkat dari 105 juta orang pada 1975 menjadi 641

juta orang pada 2014. Hingga pada tahun 2015 dan diperkirakan kurang lebih 700

juta orang akan mengalami obesitas. Bahkan Negara maju seperti Amerika Serikat

diperkirakan obesitas mencapai 45-50%, di Australia dan Inggris 30-40%. Pada

tahun 2016 prevalensi kegemukan dan obesitas di kalangan anak-anak dan remaja

berusia 5-19 tahun meningkat secara sensasional dari hanya 4% di tahun 1975

menjadi hanya 18%. Di Indonesia, hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun

2007 menunjukkan prevalensi obesitas penduduk diatas 15 tahun pada laki-laki

sebesar 13,8% dan pada perempuan sebesar 23,8%. Hal ini akan menjadi pemicu

Page 51: RELATIONSHIP OF KNOWLEDGE ABOUT NUTRITION WITH NUTRITIONAL

35

munculnya berbagai penyakit yang berbahaya, seperti: penyakit lambung, kelainan

pada esofagus dan obesitas. Maka pada tahun 2016, hari Obesitas Sedunia (11

Oktober) mengangkat tema‚ ‛Calling for Urgent Government Action to End

Childhood Obesity‛ yang memiliki tujuan mendorong pemerintah dalam

mengambil tindakan segera untuk memenuhi komitmen menghentikan kenaikan

prevalensi obesitas pada tahun 2025 yang akan datang.8

Berdasarkan fakta yang telah dibeberkan oleh WHO maka dapat diambil

kesimpulan bahwa kegemukan merupakan suatu penyakit yang jika terus dibiarkan

akan membawa dampak berbahaya bagi kesehatan. Oleh karena itu, untuk

menghindari penyakit tersebut maka cara yang efektif dilakukan adalah dengan

mengikuti pola makan yang telah dicontohkan oleh Rasulullah saw. di dalam hadis:

Artinya:

Telah diceritakan kepada kami Suwaid bin Nasr telah mengabarkan kepada

kami Abdullah bin Al-Mubarak telah mengabarkan kepada kami Isma‘il bin

'Ayyasy telah diceritakan kepadaku Abu Salamah al-Himsi dan Habib bin

Salih dari Yahya bin Jabir al-Taidari dari Miqdam bin Ma'dikarib berkata:

Aku mendengar Rasulullah saw. bersabda: "Tidak ada bejana yang diisi oleh

manusia yang lebih buruk dari perutnya, cukuplah baginya memakan

beberapa suapan sekedar dapat menegakkan tulang punggungnya (memberi

tenaga), jika tidak bisa demikian, maka hendaklah dia memenuhi sepertiga

lambungnya untuk makanan, sepertiga untuk minuman, dan sepertiga untuk

bernafas."

Page 52: RELATIONSHIP OF KNOWLEDGE ABOUT NUTRITION WITH NUTRITIONAL

36

Hadis di atas telah memaparkan bahwa makanan yang dikonsumsi

fungsinya untuk memenuhi kebutuhan dalam melakukan aktivitas. Kemudian,

tulisan ini berusaha untuk mengungkapkan bagaimana kualitas dari hadis tentang

pola makan yang dicontohkan oleh Nabi saw.? bagaimana pemahaman hadis

tentang pola makan yang dicontohkan oleh Nabi saw.? dan bagaimana aplikasi

hadis pola makan yang dicontohkan oleh Nabi saw. di masa kini?8

1. Pola Makan Menurut Agama

Islam merupakan agama yang sangat sempurna, Agama islam

datang sebagai agama untuk penunjang kepentingan duniawi dan ukhrawi

secara menyeluruh. Tidak hanya terbatas pada jalur hubungan hamba

dengan Tuhannya (horizontal) saja tetapi islam juga mengatur secara

vertikal. Islam juga sangat memperhatikan kondisi kesehatan, seperti yang

ada dalam hadis Rasulullah saw.8

Artinya:

Telah diceritakan kepada kami Al-Makki bin Ibrahim telah

mengabarkan kepada kami Abdullah bin Sa‘id yaitu Ibnu Abu Hind

dari Ayahnya dari Ibnu ‘Abbas radliallahu 'anhuma dia

berkata; Nabi saw. bersabda: "Dua kenikmatan yang sering

dilupakan oleh kebanyakan manusia adalah kesehatan dan waktu

luang."

Islam sangat berhati-hati dalam hal kesehatan, salah satunya yaitu

dalam hal makanan dari segi halal haram dan baik buruknya. Halal adalah

Page 53: RELATIONSHIP OF KNOWLEDGE ABOUT NUTRITION WITH NUTRITIONAL

37

sesuatu yang dibolehkan secara agama, sedangkan baik adalah sesuatu yang

pada dasarnya tidak merusak pikiran serta fisik, dan juga harus memenuhi

syarat dari segi kebersihan. Seperti pernyataan al-Maragi yang dikutip

dalam buku Syarfaini, mengatakan bahwa hendaklah manusia mau

memikirkan tentang kejadian yang berkaitan pada dirinya dan makanan

yang dimakannya. Cara makanan diciptakan lalu disediakan kepadanya

sehingga bisa menjadi penunjang kelangsungan hidupnya. Disamping hal

itu, dapat pula merasakan kelezatan makanan yang dapat menunjang

kekuatan tubuhnya.8

Berdasarkan yang telah diketahui bahwa makanan ialah

pemeliharaan kehidupan, semua makhluk hidup yang diciptakan oleh Allah

swt. di atas permukaan bumi, mutlak membutuhkannya. Makanan dapat

memberinya kekuatan esensial bagi kehidupannya, menyediakan unsur-

unsur yang akan membentuk sel tubuhnya dan memperbaharui sel yang

rusak. Hal itu disebabkan oleh asal penciptaan manusia adalah dari tanah

liat dan debu.8

Kodrat Allah dan kemukjizatan-Nya juga menghendaki hal ini,

sebagaimana dijelaskan dalam QS. al-Mu’minun/23: 12.

ن نس ن طين ولقد خلقنا ٱل لة م ١٢ من سل

Terjemahnya:

“Dan sungguh, Kami telah menciptakan manusia dari saripati (berasal)

dari tanah.”

Makanan dalam kehidupan manusia sama seperti bahan bakar yang

sanat dibutuhkan oleh suatu mesin. Memiliki kedudukan yang setara dengan

Page 54: RELATIONSHIP OF KNOWLEDGE ABOUT NUTRITION WITH NUTRITIONAL

38

bensin, uap, dan listrik, meski terdapat perbedaan yang signifikan antar

keduanya. Seorang manusia secara terus menerus melakukan aktivitas tanpa

henti sepanjang hayatnya. Meskipun di waktu tidur dan juga istirahat, piranti

tubuhnya akan tetap melakukan pekerjaan tanpa henti. Berdasarkan hal ini

yang menyebabkan ia tidak dapat dibandingkan dengan kerja secara terus

menerus seperti yang dilakukan oleh mesin dan peralatan mekanik lainnya,

yang kadang bekerja dan kadang juga berhenti.8

Selain hal itu, makanan adalah bahan yang dikonsumsi oleh

makhluk hidup untuk memperoleh nutrisi dan juga energi. Gizi dalam

agama islam berasal dari bahasa arab al-Gizzai‛ yang memiliki arti

makanan dan juga manfaatnya untuk kesehatan, serta dapat diartikan sari

makanan yang bermanfaat bagi kesehatan. Gizi ialah suatu proses

organisme menggunakan makanan yang telah dikonsumsi secara normal

melalui proses transportasi, absorbsi, digesti, metabolisme, penyimpanan

serta mengeluarkan zat-zat yang tidak digunakan dengan tujuan

mempertahankan kehidupan, fungsi moral dan pertumbuhan dari organ-

organ serta akan menghasilkan energi.8

Perihal masalah pengaruh gizi kepada berbagai kalangan, yaitu tidak

hanya bagi yang memiliki daya beli rendah tetapi juga terhadap yang

memiliki daya beli yang tinggi. Mengapa demikian? Karena, bagi yang

memiliki daya beli rendah, akan mengalami kekurangan gizi. Dan bagi yang

memiliki daya beli tinggi dapat membeli semua jenis makanan, yang dapat

berakibat memiliki kebiasaan makanan yang berlebihan dan tidak sehat.8

Page 55: RELATIONSHIP OF KNOWLEDGE ABOUT NUTRITION WITH NUTRITIONAL

39

Dalam al-Qur’an memakai tiga kata ketika melarang berlebih-

lebihan yaitu‚ ta‘tadu, tusrifu atau israf, tabzir.

• Ta‘tadu yaitu berlebih-lebihan yang dimaksud kata ini adalah

berdasarkan aspek hukumnya.

• Tusrifu yaitu berlebih-lebihan dalam mengkonsumsi makanan,

maksudnya melebihi porsi penyimpanan yang dapat disimpan oleh

lambung (kekenyangan). Hal tersebut sangat tidak sesuai dengan

ilmu kesehatan (1/3 makan, 1/3 minum, dan 1/3 nafas) dan juga akan

berdampak buruk (menimbulkan penyakit) pada tubuh dan otak (bisa

membuat otak menjadi tumpul).

• Tabzir yaitu berlebihan-lebihan dalam mengambil makanan dan

kemudian tidak mampu untuk menghabiskannya sehingga makanan

itu dibuang begitu saja. Hal tersebut sangat berbahaya pada sifat dan

rohani (lalai dan sombong).

ن إنهۥ ت ٱلشيط ا ول تتبعوا خطو لا طي با

ا في ٱلرض حل أيها ٱلناس كلوا مم ي

بين ١٦٨لكم عدو م

Terjemahnya:

“Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang

terdapat di bumi, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah

syaitan; karena sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata

bagimu.”

Page 56: RELATIONSHIP OF KNOWLEDGE ABOUT NUTRITION WITH NUTRITIONAL

40

Berdasarkan pengkajian ini, menggunakan kata Tusrifu, yaitu dalam

islam dilarang melakukan hal berlebih-lebihan terlebih dalam hal makanan,

makan bukan hanya karena lapar lalu makan hingga menjadi kekenyangan,

namun dalam islam juga sangat menegaskan kepada umat muslim agar

menjaga etika ketika sedang makan. Dalam ilmu sains, makan hingga

berlebihan atau hingga sangat memnuhi volume lambung itu memang

sangat tidak baik, karena jika lambung yang memiliki fungsi untuk

mencerna karbohidrat dengan baik tidak bisa bekerja secara maksimal,

maka makanan yang dikonsumsi akan sia-sia. Jadi, makan yang baik

memang secukupnya saja tetapi dengan memiliki porsi nutrisi yang

lengkap.8

Dengan memiliki pengetahuan yang benar terkait gizi maka orang

akan tahu dan akan melakukan upaya untuk mengatur pola makannya sebaik

mungkin agar seimbang, yaitu tidak memiliki kekurangan dan juga tidak

berlebihan, dan dengan memanfaatkan bahan pangan yang tersedia di

sekitarnya. Jadi, masalah gizi yang muncul, apakah kekurangan gizi ataupun

kelebihan gizi itu sebenarnya disebabkan oleh kesalahan perilaku dari

seseorang, yakni tidak memiliki kesetaraan antara konsumsi gizi dan juga

kecukupan gizi yang diperlukan oleh tubuhnya.8

Page 57: RELATIONSHIP OF KNOWLEDGE ABOUT NUTRITION WITH NUTRITIONAL

41

BAB III

KERANGKA KONSEP

A. Kerangka Teori

Gambar 3.1 Kerangka Teori

Pengetahuan Gizi Faktor Sikap Gizi:

1. Pola Makan

2. Aktivitas Fisik

Status Gizi

Faktor Lainnya:

1. Penyakit Infeksi/ Non-

Infeksi

2. Stres

3. Hormonal

4. Metabolisme tubuh

5. Usia

Page 58: RELATIONSHIP OF KNOWLEDGE ABOUT NUTRITION WITH NUTRITIONAL

42

B. Konsep Pemikiran

= Variabel Independen

= Variabel Tidak Diteliti

= Variabel Antara

= Variabel Dependen

Gambar 3.2 Kerangka Pikir Penelitian

Status Gizi

Pola Makan

Pengetahuan Gizi Sikap Gizi

Page 59: RELATIONSHIP OF KNOWLEDGE ABOUT NUTRITION WITH NUTRITIONAL

43

C. Variabel Penelitian

Tabel 3.1 Definisi Operasional

Variabel Definisi Alat Ukur Hasil Ukur Skala Ukur

Status Gizi Suatu keadaaan yang diperoleh dari perbandingan antara

asupan makanan dengan kebutuhan yang diperlukan oleh

metabolisme tubuh. Setiap manusia memiliki kebutuhan

zat gizi yang berbeda-beda, bergantung pada jenis kelamin,

usia, aktivitas fisik sehari-hari, berat badan, tinggi badan,

dan sebagainya.

Penilaian status gizi penduduk di atas 18 tahun yang dinilai

dengan Indeks Massa Tubuh (IMT).

Timbangan

dan meteran

Status gizi normal=

IMT ≥ 18,5 - < 25,0

Status gizi tidak

normal=

Kategori kurus: IMT <

18,5

Kategori BB lebih:

IMT ≥ 25,0 - < 27,0

Kategori obesitas:

IMT ≥ 27,0

Ordinal

Pengetahuan Gizi Pengetahuan mengenai zat gizi dengan makanan, sumber

gizi pada makanan, cara mengolah makanan yang baik dan

Kuesioner Pengetahuan kurang=

Jawaban benar <50 %

Ordinal

Page 60: RELATIONSHIP OF KNOWLEDGE ABOUT NUTRITION WITH NUTRITIONAL

44

benar, jenis makanan yang aman dikonsumsi sehingga kita

bisa terhindar dari penyakit, dan cara hidup sehat.

Pengetahuan baik=

Jawaban benar ≥50 %

Page 61: RELATIONSHIP OF KNOWLEDGE ABOUT NUTRITION WITH NUTRITIONAL

45

D. Hipotesis

1. H1= Ada hubungan antara tingkat pengetahuan gizi dengan status gizi pada

mahasiswa fakultas kedokteran unismuh makassar angkatan 2019.

2. H0= Tidak ada hubungan antara tingkat pengetahuan gizi dengan status gizi

pada mahasiswa fakultas kedokteran unismuh makassar angkatan 2019.

Page 62: RELATIONSHIP OF KNOWLEDGE ABOUT NUTRITION WITH NUTRITIONAL

46

BAB IV

METODE PENELITIAN

A. Obyek Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Fakultas Kedokteran Universitas

Muhammadiyah Makassar. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan

September 2020.

2. Populasi Penelitian

Populasi penelitian ini adalah semua mahasiswa Fakultas

Kedokteran Universitas Muhammadiyah Makassar angkatan 2019.

3. Populasi Penelitian

a. Kriteria Inklusi

Semua mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah

Makassar angkatan 2019.

b. Kriteria Eksklusi

Tidak bersedia menjadi sampel dalam penelitian ini.

Page 63: RELATIONSHIP OF KNOWLEDGE ABOUT NUTRITION WITH NUTRITIONAL

47

B. Metode Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan desain cross-

sectional dimana pada penelitian ini peneliti mencari hubungan pengetahuan

tentang gizi dengan status gizi pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas

Muhammadiyah Makassar angkatan 2019. Penelitian ini bertujuan untuk

mempelajari dinamika korelasi antara variabel dependen (pengetahuan) dan

variabel independen (status gizi) dengan cara pendekatan, observasi atau

pengumpulan data sekaligus pada suatu saat.

C. Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel

1. Sampel

Sampel penelitian adalah semua mahasiswa Fakultas Kedokteran

Universitas Muhammadiyah Makassar angkatan 2019 sebanyak 132 orang.

2. Besar Sampel

Perhitungan besar sampel menggunakan rumus, yaitu:

n1=n2 = (Zα√2PQ+Zβ√P1Q

1+P2Q

2

(P1−P2))

2

Z = deviat baku alfa

Z = deviat baku beta

P2 = Proporsi pada kelompok yang sudah diketahui nilainya

Q2 = 1− P2

Page 64: RELATIONSHIP OF KNOWLEDGE ABOUT NUTRITION WITH NUTRITIONAL

48

P1 = proporsi pada kelompok yang nilainya merupakan judgement

peneliti

Q1 = 1−P1

P1−P2 = selisih proporsi minimal yang dianggap bermakna

P = proporsi total = (P1+P2)/2

Q = 1−P

Maka,

n1=n2 = (Zα√2PQ+Zβ√P1Q

1+P2Q

2

(P1−P2))

2

n1=n2 = (1,282√2 x 0,6 x 0,4 + 0,842 √0,7 x 0,3+0,5 x 0,5

(0,7 − 0,5))

2

n1=n2 = (1,282√0,48 + 0,842 √0,46

(0,2))

2

n1=n2 = (1,282 x 0,692 + 0,842 x 0,678

(0,2))

2

n1=n2 = (0,887 + 0,570

(0,2))

2

n1=n2 = (1,457

0,2)

2

n1=n2 =(7,285)2

n1=n2 = 53,07 → 54 sampel

Page 65: RELATIONSHIP OF KNOWLEDGE ABOUT NUTRITION WITH NUTRITIONAL

49

3. Teknik Pengambilan Sampel

Cara pengambilan sampel pada penelitian ini dengan quota

sampling. Quota sampling merupakan teknik pemilihan sampel yang

diambil sampai kuota sampel memenuhi. Data tersebut didapatkan dari

pembagian kuesioner yang diberikan kepada mahasiswa Fakultas

Kedokteran Universitas Muhammadiyah Makassar angkatan 2019.

D. Teknik Pengumpulan Data

Data yang diperoleh dari data kuesioner kemudian dilakukan pengolahan

data dengan langkah-langkah sebagai berikut:

1. Editing

Dilakukan untuk memeriksa data kuisoner agar dapat diolah secara

benar, sehingga pengumpulan data dapat memberikan hasil yang

menggambarkan masalah yang diteliti.

2. Coding

Data yang telah terkumpul dan dikoreksi ketepatan dan

kelengkapannya kemudian diberi kode oleh peneliti secara manual sebelum

diolah dengan komputer.

Page 66: RELATIONSHIP OF KNOWLEDGE ABOUT NUTRITION WITH NUTRITIONAL

50

3. Transferring

Data yang telah diberi kode disusun secara berurutan dari pertanyaan

kuisoner pertama sampai dengan pertanyaan kuisoner terakhir untuk

dimasukkan ke dalam tabel sesuai dengan sub variabel yang ingin diteliti.

4. Tabulating

Data yang telah diperbaiki dan diberi kode dimasukkan dalam

bentuk tabel distribusi frekuensi, tujuannya untuk mempermudah

menganalisis data.

E. Teknik Analisis Data

1. Analisis Univariat

Analisis univariat digunakan untuk mendeskripsikan karakteristik

dari variabel independen dan dependen. Keseluruhan data yang ada dalam

kuesioner dan hasil pengukuran berat badan dan tinggi badan diolah dan

disajikan dalam bentuk tabel distribusi deskriptif.

2. Analisis Bivariat

Analisis ini dilakukan untuk mengetahui apakah ada hubungan

antara pengetahuan tentang gizi dengan status gizi pada mahasiswa Fakultas

Kedokteran Universitas Muhammadiyah Makassar angkatan 2019. Analisis

data dilakukan dengan uji chi-square pada β 95% dan α 0,05 dengan kriteria

Page 67: RELATIONSHIP OF KNOWLEDGE ABOUT NUTRITION WITH NUTRITIONAL

51

hubungan ditetapkan berdasarkan p value (probabilitas) dengan kriteria,

sebagai berikut:

a. Jika p value > 0,05 maka tidak ada hubungan antara variabel

independen dengan variabel dependen.

b. Jika p value ≤ 0,05 maka ada hubungan yang signifikan antara variabel

independen dengan variabel dependen.

F. Etika Penelitian

Penelitian ini melewati ethical clearance dan dalam pelaksanaannya

dilapangan telah melewati informed consent.

Page 68: RELATIONSHIP OF KNOWLEDGE ABOUT NUTRITION WITH NUTRITIONAL

52

G. Alur Penelitian

Gambar 4.1 Alur Penelitian

Meminta permohonan izin untuk melaksanakan

penelitian pada institusi pendidikan Fakultas

Kedokteran Universitas Muhammadiyah

Makassar

Data berat badan dan tinggi badan diperoleh

dari responden setelah peneliti menghubungi

dan membagikan kuesioner kepada responden

dan dilakukan pengisian kuesioner

Pengumpulan data dilakukan

oleh peneliti sendiri via online

Peneliti mengecek kembali data berat badan dan

tinggi badan responden beserta kuesioner yang

telah diisi, apabila belum lengkap maka peneliti

akan meminta responden untuk melengkapinya

Pengolahan data

Analisis data

Penyajian data

Kesimpulan

Page 69: RELATIONSHIP OF KNOWLEDGE ABOUT NUTRITION WITH NUTRITIONAL

53

BAB V

HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum Populasi

1. Profil Singkat Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah

Makassar

Gambar 5.1 Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Makassar

Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Makassar yang

beralamat di Jalan Sultan Alauddin Nomor 259, Universitas

Muhammadiyah Makassar. FK Universitas Muhammadiyah Makassar telah

terakreditasi B. Saat ini FK Universitas Muhammadiyah Makassar dipimpin

oleh dr. Mahmud Ghaznawie, Ph.D, Sp. PA(K) sebagai dekan dan dr.

Ummu Kalzum Malik, M.Med.Ed sebagai ketua medical education unit

(MEU).

Page 70: RELATIONSHIP OF KNOWLEDGE ABOUT NUTRITION WITH NUTRITIONAL

54

Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Makassar

memiliki dua prodi yaitu, prodi pendidikan dokter dan prodi pendidikan

profesi dokter. Saat ini pada prodi pendidikan dokter memiliki mahasiswa

dari angkatan aktif tahun 2017, 2018, 2019, dan 2020. Total mahasiswa aktif

pada prodi pendidikan dokter adalah 459 orang, dengan jumlah mahasiswa

pada angkatan 2019 sebanyak 132 orang.

B. Analisis

Penelitian telah dilakukan pada populasi menggunakan kuesioner mengenai

hubungan antara pengetahuan tentang gizi dengan status gizi. Responden sejumlah

54 orang yang diambil pada bulan September 2020, kemudian diolah dengan

bantuan program Microsoft Office Excel 2019 dan Statistical Package for the Social

Sciences 23 (SPSS 23).

1. Hasil Analisis Univariat

Analisis univariat berikut ini menjelaskan mengenai distribusi

frekuensi responden berdasarkan dari jenis kelamin, tingkat pengetahuan

gizi, dan status gizi. Adapun hasil analisis data tersebut sebagai berikut:

Page 71: RELATIONSHIP OF KNOWLEDGE ABOUT NUTRITION WITH NUTRITIONAL

55

Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Responden

Variabel Frekuensi Persentase

Jenis Kelamin Perempuan 48 88,9%

Laki-laki 6 11,1%

Pengetahuan Gizi Kurang 2 3,7%

Baik 52 96,3%

Status Gizi Tidak Normal 11 20,4%

Normal 43 79,6%

Berdasarkan data yang dihimpun dari responden yang dapat dilihat

pada tabel 5.1 menunjukkan terdapat jenis kelamin perempuan sebanyak 48

orang dan terdapat jenis kelamin laki-laki sebanyak 6 orang. Kondisi ini

menunjukkan jenis kelamin responden didominasi oleh jenis kelamin

perempuan sebanyak 48 orang.

Dari distribusi tingkat pengetahuan gizi responden yang dapat

dilihat bahwa terdapat responden dengan tingkat pengetahuan gizi kurang

sebanyak 2 orang dan responden dengan tingkat pengetahuan gizi baik

sebanyak 52 orang. Kondisi ini menunjukkan tingkat pengetahuan gizi

responden didominasi oleh tingkat pengetahuan gizi baik sebanyak 52

orang.

Dari distribusi status gizi responden yang dapat dilihat bahwa

terdapat responden dengan status gizi tidak normal sebanyak 11 orang dan

terdapat responden dengan status gizi normal sebanyak 43 orang. Kondisi

ini menunjukkan status gizi responden didominasi oleh status gizi normal

sebanyak 43 orang.

Page 72: RELATIONSHIP OF KNOWLEDGE ABOUT NUTRITION WITH NUTRITIONAL

56

2. Hasil Analisis Uji Bivariat

Analisis uji bivariat dilakukan untuk menguji hubungan yang

bermakna antara variabel independen dan variabel dependen. Analisis ini

bertujuan untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan tentang gizi

dengan status gizi responden. Uji statistik yang digunakan adalah uji fisher

exact (X2), uji fisher exact digunakan untuk menguji hipotesis bila dalam

populasi terdiri atas dua atau lebih kelas dimana datanya berbentuk

kategorik dan kriteria penggunaan uji chi-square tidak memenuhi (exact

count less than 5). Adapun hasil analisis data tersebut sebagai berikut :

Tabel 5.2 Hasil Uji Fisher Exact

Variabel

Status Gizi

Tidak Normal

Status Gizi

Normal p value

n % n %

Pengetahuan

Gizi Kurang

2 3,7% 0 0%

0,038 Pengetahuan

Gizi Baik

9 16,7% 43 79,6%

Jumlah 11 20,4% 43 79,6%

Berdasarkan data hasil uji fisher exact yang dapat dilihat pada tabel

5.2 didapatkan nilai signifikansi p value sebesar 0,038. Karena nilai p value

0,038 <0,05, maka H1 diterima dan H0 ditolak yang berarti bahwa terdapat

hubungan yang bermakna antara pengetahuan tentang gizi dengan status

gizi pada responden.

Page 73: RELATIONSHIP OF KNOWLEDGE ABOUT NUTRITION WITH NUTRITIONAL

57

BAB VI

PEMBAHASAN

A. Pembahasan

Penelitian ini mulai dilakukan pada bulan Oktober 2020 terhadap

mahasiswa angkatan 2019 Fakultas Kedokteran Universitas

Muhammadiyah Makassar. Responden berjumlah 54 orang. Seluruh

responden memenuhi kelengkapan data dan mengikuti penelitian sampai

selesai. Pada periode waktu penelitian tersebut semua responden telah

menjawab pertanyaan pada kuesioner yang telah diberikan.

Pengetahuan tentang gizi sangat penting karena setiap orang akan

cukup gizi jika makanan yang dimakannya mampu menyediakan zat gizi

yang diperlukan untuk pertumbuhan tubuh yang optimal, karena

pengetahuan gizi memberikan informasi yang berhubungan dengan gizi,

makanan dan hubungannya dengan kesehatan.6

Penelitian ini menilai hubungan antara pengetahuan tentang gizi

dengan status gizi pada responden. Karakteristik responden pada penelitian

ini secara deskriptif berdasarkan jenis kelamin, tingkat pengetahuan tentang

gizi, dan status gizi.

Dari tabel 5.1 distribusi frekuensi responden didapatkan jenis

kelamin perempuan sebanyak 48 orang (88,9%) dan terdapat jenis kelamin

laki-laki sebanyak 6 orang (11,1%). Pada tingkat pengetahuan gizi

responden terdapat responden dengan tingkat pengetahuan gizi kurang

Page 74: RELATIONSHIP OF KNOWLEDGE ABOUT NUTRITION WITH NUTRITIONAL

58

(pengetahuan <50%) sebanyak 2 orang (3,7%) dan responden dengan

tingkat pengetahuan gizi baik (pengetahuan ≥50%) sebanyak 52 orang

(96,3%). Pada status gizi responden yang terdapat responden dengan status

gizi tidak normal (IMT <18,5 atau ≥25) sebanyak 11 orang (20,4%) dan

terdapat responden dengan status gizi normal (IMT 18,5-25) sebanyak 43

orang (79,6%).

Pada analisis bivariat yang dapat dilihat pada tabel 5.2 didapatkan

responden dengan pengetahuan gizi kurang yang memiliki status gizi yang

tidak normal sebanyak 2 orang (3,7%), tidak ada responden dengan

pengetahuan gizi kurang yang memiliki status gizi yang normal, responden

dengan pengetahuan gizi baik yang memiliki status gizi yang tidak normal

sebanyak 9 orang (16,7%), dan responden dengan pengetahuan gizi baik

yang memiliki status gizi yang normal sebanyak 43 orang (79,6%). Data

hasil uji fisher exact yang didapatkan memiliki nilai signifikansi p value

sebesar 0,038 <0,05. Maka dari itu hasil uji signifikan secara statistik,

dengan demikian H1 diterima dan H0 ditolak yang berarti bahwa terdapat

hubungan yang bermakna antara pengetahuan tentang gizi dengan status

gizi pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah

Makassar.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Fitriani, dkk (2020)

yang berjudul Hubungan Antara Pengetahuan Gizi Seimbang, Citra Tubuh,

Tingkat Kecukupan Energi dan Zat Gizi Makro dengan Status Gizi Pada

Siswa yang menyatakan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara

Page 75: RELATIONSHIP OF KNOWLEDGE ABOUT NUTRITION WITH NUTRITIONAL

59

pengetahuan gizi seimbang (p value= 0,001), tingkat kecukupan energi (p

value= 0,001), tingkat kecukupan lemak (p value= 0,019), tingkat

kecukupan karbohidrat (p value= 0,044), dan citra tubuh (p value= 0,001)

terhadap status gizi siswa. Dengan tingkat pengetahuan gizi seimbang pada

penelitian ini terdapat responden dengan pengetahuan gizi kurang yang

memiliki status gizi lebih sebanyak 33 orang, responden dengan

pengetahuan gizi kurang yang memiliki status gizi yang normal sebanyak 4

orang, responden dengan pengetahuan gizi baik yang memiliki status gizi

lebih sebanyak 8 orang, dan responden dengan pengetahuan gizi baik yang

memiliki status gizi yang normal sebanyak 46 orang.9

Demikian pula pada penelitian yang telah dilakukan oleh Maharani,

dkk (2017) yang berjudul Aktivitas Fisik, Pengetahuan Gizi, Asupan Energi,

Asupan Serat, dan Status Gizi Lebih Pada Remaja. Dengan hasil uji statistik

antara pengetahuan gizi dengan status gizi lebih (p value= 0,001 dan r= -

0,564) artinya terdapat hubungan yang bermakna dengan korelasi kuat

namun berpola negatif. Sehingga dapat disimpulkan bahwa semakin rendah

pengetahuan gizi maka semakin tinggi status gizi. Menurut Soerjodibroto

(2004) mereka pada umumnya lebih memilih makanan yang terasa enak dan

mengenyangkan tetapi rendah kandungan gizinya dan tidak mengerti

pentingnya makanan bagi kesehatan.10

Sejalan dengan penelitian yang telah dilakukan oleh Damayanti

(2016) yang berjudul Hubungan Citra Tubuh, Aktivitas Fisik, dan

Pengetahuan Gizi Seimbang Dengan Status Gizi Remaja Putri. Didapatkan

Page 76: RELATIONSHIP OF KNOWLEDGE ABOUT NUTRITION WITH NUTRITIONAL

60

adanya hubungan yang bermakna antara pengetahuan gizi seimbang dengan

status gizi remaja putri (p value= 0,000).11

Distribusi responden pada penelitian ini pada tingkat pengetahuan

gizi kurang terdapat 4 orang dengan status gizi kurus, 2 orang dengan status

gizi normal, 7 orang dengan status gizi gemuk, dan 2 orang dengan status

gizi obesitas. Pada tingkat pengetahuan gizi cukup terdapat 1 orang dengan

status gizi kurus, 17 orang dengan status gizi normal, 1 orang dengan status

gizi gemuk, dan tidak ada yang berstatus gizi obesitas. Kemudian pada

tingkat pengetahuan gizi baik terdapat 1 orang dengan status gizi kurus, 37

orang dengan status gizi normal, tidak ada yang berstatus status gizi gemuk,

dan tidak ada yang berstatus gizi obesitas.11

Page 77: RELATIONSHIP OF KNOWLEDGE ABOUT NUTRITION WITH NUTRITIONAL

61

BAB VII

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian mengenai hubungan pengetahuan tentang gizi

dengan status gizi pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas

Muhammadiyah Makassar angkatan 2019. Maka saya sebagai peneliti dapat

menyimpulkan hal sebagai berikut:

1. Didapatkan bahwa pengetahuan gizi responden didominasi oleh tingkat

pengetahuan gizi yang baik.

2. Didapatkan bahwa status gizi responden didominasi oleh status gizi yang

normal.

3. Dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan bermakna antara hubungan

pengetahuan tentang gizi dengan status gizi pada mahasiswa Fakultas

Kedokteran Universitas Muhammadiyah Makassar angkatan 2019.

B. Saran

Saran untuk penelitian selanjutnya, yaitu:

1. Dapat menambahkan lebih banyak variabel yang diteliti selain pengetahuan

tentang gizi dan status gizi, seperti pola makan, aktivitas fisik, dan pengaruh

lingkungan.

2. Dapat menambahkan responden yang bertindak sebagai kelompok kontrol

dan kelompok intervensi yang diberikan edukasi pengetahuan tentang gizi.

Page 78: RELATIONSHIP OF KNOWLEDGE ABOUT NUTRITION WITH NUTRITIONAL

62

DAFTAR PUSTAKA

1. Menteri Kesehatan RI. 2014. Peraturan Menteri Kesehatan Republik

Indonesia Nomor 41 Tahun 2014 Tentang Pedoman Gizi Seimbang. Jakarta:

KEMENKES RI.

2. Titus Priyo Harjatmo, dkk. 2017. Penilaian Status Gizi. Jakarta:

KEMENKES RI.

3. Tessanika Juniar Pratami, dkk. 2016. Hubungan Penerapan Prinsip

Pedoman Gizi Seimbang dengan Status Gizi Mahasiswa S1 Departemen

Ilmu Gizi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Diponegoro

Semarang. Universitas Diponegoro: Jurnal Kesehatan Masyarakat, Volume

4, Nomor 4.

4. Tim Rikerdas 2018. 2019. Laporan Nasional Riskesdas 2018. Jakarta:

Lembaga Penelitian Badan Penelitian dan Pengembangan.

5. Tim Rikerdas 2018. 2019. Laporan Provinsi Sulawesi Selatan Riskesdas

2018. Jakarta: Lembaga Penelitian Badan Penelitian dan Pengembangan.

6. Rima Nurdzulqaidah. 2017. Hubungan Pengetahuan Gizi Seimbang dengan

Perilaku Gizi Seimbang Mahasiswa Tingkat 4 Angkatan 2013 Fakultas

Kedokteran Universitas Islam Bandung. Universitas Islam Bandung:

Skripsi.

7. Dinah Soraya, dkk. 2017. Hubungan Pengetahuan Gizi, Tingkat Kecukupan

Zat Gizi, dan Aktivitas Fisik dengan Status Gizi pada Guru SMP. Institut

Pertanian Bogor: Jurnal Gizi Indonesia.

Page 79: RELATIONSHIP OF KNOWLEDGE ABOUT NUTRITION WITH NUTRITIONAL

63

8. Mustika Rahayu. 2019. Pola Makan Menurut Hadis Nabi SAW (Suatu

Kajian Tahlili). Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar: Jurnal

Diskursus Islam, Volume 7, Nomor 2. Hal. 295-313.

9. Rika Fitriani, dkk. 2020. Hubungan Antara Pengetahuan Gizi Seimbang,

Citra Tubuh, Tingkat Kecukupan Energi dan Zat Gizi Makro dengan Status

Gizi Pada Siswa. Universitas Esa Unggul: Gorontalo Journal Health and

Science Community, Volume 4, Nomor 1. Hal. 29-38.

10. Maharani, Darwis, dan Desri Suryani. 2017. Aktivitas Fisik, Pengetahuan

Gizi, Asupan Energi, Asupan Serat, dan Status Gizi Lebih Pada Remaja.

Poltekkes Bengkulu: Jurnal Media Kesehatan, Volume 10, Nomor 2. Hal.

167-172.

11. Adelina Elsa Damayanti. 2016. Hubungan Citra Tubuh, Aktivitas Fisik, dan

Pengetahuan Gizi Seimbang Dengan Status Gizi Remaja Putri. Universitas

Airlangga: Skripsi.

Page 80: RELATIONSHIP OF KNOWLEDGE ABOUT NUTRITION WITH NUTRITIONAL

64

LAMPIRAN

LAMPIRAN 1

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

(Informed Consent)

Assalamualaikum Wr. Wb.

Dengan hormat,

Saya yang bertanda tangan di bawah ini, mahasiswa Program Studi

Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Makassar:

Nama : Syahrul Hadi

NIM : 105421110417

Bermaksud mengadakan penelitian dengan judul “Hubungan

Pengetahuan tentang Gizi dengan Status Gizi pada Mahasiswa Fakultas

Kedokteran Unismuh Makassar Angkatan 2019”. Untuk terlaksananya kegiatan

tersebut, Saya mohon kesediaan Saudara untuk berpartisipasi dengan cara mengisi

kuesioner berikut. Jawaban Saudara akan Saya jamin kerahasiaannya dan hanya

akan digunakan untuk kepentingan penelitian. Apabila Saudara berkenan mengisi

kuesioner yang terlampir, mohon kiranya Saudara terlebih dahulu bersedia

menandatangani lembar persetujuan menjadi responden (informed consent).

Demikianlah permohonan Saya, atas perhatian serta kerjasama Saudara

dalam penelitian ini, Saya ucapkan terimakasih.

Wassalamualaikum Wr. Wb.

Peneliti,

(Syahrul Hadi)

Page 81: RELATIONSHIP OF KNOWLEDGE ABOUT NUTRITION WITH NUTRITIONAL

65

Saya yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : ..........................................................................................................

Umur : ..........................................................................................................

Jenis Kelamin : ..........................................................................................................

Alamat : ..........................................................................................................

Pekerjaan : ..........................................................................................................

No. HP : ……………………………………………………………………..

Dengan ini menyatakan bersedia untuk menjadi responden penelitian yang

dilakukan oleh Syahrul Hadi (105421110417), mahasiswa Fakultas Kedokteran,

Program Studi Pendidikan Dokter Universitas Muhammadiyah Makassar yang

berjudul “Hubungan Pengetahuan tentang Gizi dengan Status Gizi pada

Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Makassar

Angkatan 2019”. Saya mengerti dan memahami bahwa penelitian ini tidak akan

berakibat negatif terhadap saya, oleh karena itu saya bersedia untuk menjadi

responden pada penelitian ini.

Makassar,.......................2020

Responden

( )

Page 82: RELATIONSHIP OF KNOWLEDGE ABOUT NUTRITION WITH NUTRITIONAL

66

LAMPIRAN 2

LEMBAR KUESIONER RESPONDEN PENELITIAN MENGENAI

PENGETAHUAN TENTANG GIZI DENGAN STATUS GIZI

Data Karakteristik Responden:

Nama Responden :

Jenis Kelamin Responden :

Umur Responden :

Tinggi Badan Responden :

Berat Badan Responden :

Petunjuk Pengisian Kuesioner:

Di bawah ini terdapat pernyataan yang berkaitan dengan pengetahuan

tentang gizi dengan status gizi pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas

Muhammadiyah Makassar angkatan 2019. Pilihlah salah satu jawaban yang

dianggap paling tepat menurut anda dengan memberi tanda silang (X) pada jawaban

yang telah disediakan.

Page 83: RELATIONSHIP OF KNOWLEDGE ABOUT NUTRITION WITH NUTRITIONAL

67

KUESIONER PENILAIAN PENGETAHUAN

1. Pada saat ini Indonesia menghadapi masalah gizi yang ganda, yaitu…

a. Gondok dan KEP

b. Osteoporosis dan anemia

c. Gizi kurang dan gizi lebih

2. Makanan beraneka ragam terdiri dari?

a. Nasi, sayuran, buah-buahan, tahu, tempe, daging

b. Nasi, sayuran, tahu, tempe, buah-buahan, susu

c. Nasi, sayuran, tahu, tempe, daging, susu

3. Berapa kali dalam sehari kita harus makan sayur?

a. 1x sehari

b. 2x sehari

c. 3x sehari

4. Berapa kali dalam sehari kita harus makan buah?

a. 1x sehari

b. 2x sehari

c. 3x sehari

5. Terpenuhinya kebutuhan gizi seseorang ditandai dengan?

a. Badan yang kurus

b. Badan yang gemuk

c. Badan yang ideal

Page 84: RELATIONSHIP OF KNOWLEDGE ABOUT NUTRITION WITH NUTRITIONAL

68

6. Konsumsi makanan sumber energi tinggi yang melebihi kebutuhan secara

terus-menerus akan menyebabkan?

a. Kurang gizi

b. Stamina meningkat

c. Berat badan berlebih

7. Fungsi utama karbohidrat adalah?

a. Sumber utama energi bagi tubuh

b. Pembentuk sel darah merah

c. Menjaga kesehatan

8. Makanan sumber karbohidrat kompleks adalah?

a. Sagu, pisang, madu

b. Ubi, pisang, nasi

c. Sagu, kentang, gula

9. Menurut Anda, manakah makanan dibawah ini yang merupakan sumber

protein?

a. Daging, tempe, kacang

b. Margarin, kacang, keju

c. Telur, ayam, santan

Page 85: RELATIONSHIP OF KNOWLEDGE ABOUT NUTRITION WITH NUTRITIONAL

69

10. Menurut Anda, manakah makanan dibawah ini yang merupakan sumber

lemak?

a. Daging, santan, kacang

b. Mie, keju, mentega

c. Mentega, minyak, santan

11. Menurut Anda, manakah makanan dibawah ini yang merupakan sumber serat?

a. Alpukat, brokoli, pir

b. Bayam, ikan, telur

c. Brokoli, bayam, mie

12. Anjuran konsumsi gula dalam sehari sebanyak?

a. 3-4 sendok makan

b. 5-6 sendok makan

c. 7-8 sendok makan

13. Konsumsi lemak sehari-hari seharusnya?

a. Lemak jenuh

b. Hewani

c. Nabati

14. Konsumsi lemak berlebihan dapat menyebabkan?

a. Tidak terpenuhinya kebutuhan zat gizi

b. Melebihi kebutuhan zat gizi

Page 86: RELATIONSHIP OF KNOWLEDGE ABOUT NUTRITION WITH NUTRITIONAL

70

c. Tidak mempengaruhi kebutuhan zat gizi

15. Berapa persenkah kebutuhan protein dalam tubuh?

a. 45-65%

b. 20-35%

c. 10-35%

16. Satu gram karbohidrat meghasilkan... kalori/gram.

a. 6

b. 5

c. 4

17. Diantara penyakit berikut, penyakit manakah yang terkait dengan tingginya

konsumsi lemak?

a. Obesitas

b. Anemia

c. Konstipasi

18. Diantara penyakit berikut, penyakit manakah yang terkait dengan tingginya

konsumsi gula?

a. Hepatitis

b. Diabetes melitus

c. Kanker

Page 87: RELATIONSHIP OF KNOWLEDGE ABOUT NUTRITION WITH NUTRITIONAL

71

19. Diantara penyakit berikut, penyakit manakah yang terkait dengan tingginya

konsumsi garam?

a. Diare

b. Hipertensi

c. Asam urat

20. Diantara masalah kesehatan berikut, manakah yang terkait dengan rendahnya

konsumsi serat?

a. Diare

b. Anemia

c. Konstipasi

Page 88: RELATIONSHIP OF KNOWLEDGE ABOUT NUTRITION WITH NUTRITIONAL

72

LAMPIRAN 3

HASIL OLAH DATA SPSS

Frequency Table

Jenis Kelamin

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Perempuan 48 88.9 88.9 88.9

Laki-laki 6 11.1 11.1 100.0

Total 54 100.0 100.0

Status Gizi

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Tidak Normal 11 20.4 20.4 20.4

Normal 43 79.6 79.6 100.0

Total 54 100.0 100.0

Tingkat Pengetahuan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Kurang 2 3.7 3.7 3.7

Baik 52 96.3 96.3 100.0

Total 54 100.0 100.0

Page 89: RELATIONSHIP OF KNOWLEDGE ABOUT NUTRITION WITH NUTRITIONAL

73

Crosstabs

Tingkat Pengetahuan * Status Gizi Crosstabulation

Count

Status Gizi

Total Tidak Normal Normal

Tingkat Pengetahuan Kurang 2 0 2

Baik 9 43 52

Total 11 43 54

Chi-Square Tests

Value df

Asymptotic

Significance

(2-sided)

Exact Sig.

(2-sided)

Exact Sig.

(1-sided)

Pearson Chi-Square 8.119a 1 .004

Continuity Correctionb 3.821 1 .051

Likelihood Ratio 6.677 1 .010

Fisher's Exact Test .038 .038

Linear-by-Linear

Association 7.969 1 .005

N of Valid Cases 54

a. 2 cells (50,0%) have expected count less than 5. The minimum expected

count is ,41.

b. Computed only for a 2x2 table

Page 90: RELATIONSHIP OF KNOWLEDGE ABOUT NUTRITION WITH NUTRITIONAL

74

Page 91: RELATIONSHIP OF KNOWLEDGE ABOUT NUTRITION WITH NUTRITIONAL

75