form case ketoprofen

26
BULETIN SIMULASI PERAN INDUSTRI FARMASI (SPIF) PROGRAM PENDIDIKAN APOTEKER FAKULTAS FARMASI, UNIVERSITAS ANDALAS Kelompok : 1 group 2 Kelas/Angkatan : apoteker II/ 2013-2014 Zat aktif : Ketoprofen Bentuk Sediaan : Suppositoria Hari/Tanggal/Pukul Presentasi : Senin/22 April 2013/ 13.00 WIB PT Andalas Farma, Tbk Padang, Sumatera Barat Pengesahan 1 Manager R & D Tulis nama dan tanda tangan 2 Bagian Formulasi 1. Suryati Ayu, S,Farm

Upload: epta-febriansah

Post on 04-Jan-2016

401 views

Category:

Documents


31 download

TRANSCRIPT

Page 1: Form Case Ketoprofen

BULETIN

SIMULASI PERAN INDUSTRI FARMASI (SPIF)

PROGRAM PENDIDIKAN APOTEKER

FAKULTAS FARMASI, UNIVERSITAS ANDALAS

Kelompok : 1 group 2

Kelas/Angkatan : apoteker II/ 2013-2014

Zat aktif : Ketoprofen

Bentuk Sediaan : Suppositoria

Hari/Tanggal/Pukul Presentasi : Senin/22 April 2013/ 13.00 WIB

PT Andalas Farma, Tbk

Padang, Sumatera Barat

Pengesahan

1 Manager R & D

Tulis nama dan tanda tangan

2 Bagian Formulasi

1. Suryati Ayu, S,Farm

2. Eka Mai Gusti, S,Farm

Page 2: Form Case Ketoprofen

3 Bagian Metode

Analisis/

Uji Stabilitas

1. Rizka Yolanda, S,Farm

2. Tsamaratur Rahmi, S,Farm

4 Bagian

Kemasan/Registrasi

Budi Satria, S,Farm

Form A Studi Pustaka Output: Disain Bentuk Sediaan Obat

PT Andalas Farma, Tbk

Padang, Sumatera Barat

A.1 Identitas obat

a. Struktur molekul

b. Rumus molekul : C16H14O3

c. Bobot molekul: 254,3

d. Pemeriaan : serbuk hablur, putih atau hampir putih, tidak atau hampir

tidak berbau

Page 3: Form Case Ketoprofen

A.2 Sifat fisiko kimia obat

a. Titik lebur : 93-96℃b. pKa : 4,5 (Kasim, et al, 2003).

c. Koefisien partisi (oktanol/air) : Ketoprofen memiliki koefisien partisi oktana/ PBS pH

7,4 = 0

d. Stabilitas : Sediaan harus disimpan dalam wadah tertutup

rapat, telindung dari cahaya, panas dan lembab pada suhu kamar (25°C), masa kadaluarsa

adalah3 tahun sejak diproduksi.

e. Kelarutan : Mudah larut dalam etanol, dalam kloroform, dan

dalam eter, praktis tidak larut dalam air (Ditjen POM,1995).

f. Bentuk/sifat kristal atau amorf

g. Sifat turunan seperti mikroskopis (ukuran partikel, kerapatan bulk, sifat alir, sifat

kompresi, kompaktibilitas dengan eksipien)

h. Titik didih : 431.316°C at 760 mmHg

A.3 Data farmakokinetik obat

Ketoprofen cepat diabsorbsi, tetapi waktu paruhnya pendek. Obat ini dimetabolisme

secara lengkap di hati, meskipun 90% terikat dengan protein plasma. Obat ini tidak mengubah

aktivitas warfarin atau digoksin. Sebaliknya pemberian bersama probenesid akan meningkatkan

kadar ketoprofen dan memperpanjang waktu paruh plasmanya. (Katzung,1998).

A.4 Data farmakodinamik obat

a. Indikasi : nyeri dan radang pada penyakit rematik dan gangguan

otot skelet lainnya, dan setelah pembedahan ortopedik, gout/pirai akut, disminorea.

b. Mekanisme kerja : menghambat sintesa prostaglandin dengan menghambat

kerja enzim cyclooxygenase (COX), COX-1 dan COX-2.

Page 4: Form Case Ketoprofen

c. Efek samping : Gangguan GI, misalnya dyspepsia, mual, muntah, diare,

nyeri abdomen, konstipasi, pusing, sakit kepala, gangguan daya penglihatan, ruam dan

gangguan ginjal.

d. Kontraindikasi : pasien yang mengidap tukak lambung aktif, pasien dengan

riwayat hipersensitivitas terhadap asetosal atau NSAID lainnya termasukmereka yang

kena serangan asma, angioderma, urtikaria atau rhinitisnya dipicu oleh asetosal dan

NSAID lainnya.

e. Interaksi

Obat antikoagulan dan antitrombosis: sedikit memperpanjang waktu prothrombin

dan waktu thromboplastin parsial. Jika pasien menggunakan antikoagulan

(warfarin) atau zat thrombolitik (streptokinase). Waktu prothrombin harus

dimonitor

Lithium: meningkatkan toksisitas lithium

Obat yang terikat pada protein plasma: menggeser ikatan dengan protein plasma,

sehingga dapat meningkatkan munculnya efek samping

Obat diretik: meningkatkan resiko kerusakan ginjal

NSAIDs: meningkatkan efek samping

Probenesid: meningkatkan toksisitas ketorolac

Metotreksal: meningkatkan toksisitas metotreksat dengan menurunkan eliminasi

diginjal.

f. Posologi

A.5 Produk inovator

a) Merek :

b) Nama pabrik : PT Andalas Farma, Tbk

c) Bentuk sediaan : Supositoria

d) Kekuatan sediaan :

e) Indikasi : terapi simptomatik untuk AR, spondilitis ankilosa, gout akut, OA

f) Aturan pakai : 1 supp pada malam hari

g) Kemasan : Supositoria 100 mg

Page 5: Form Case Ketoprofen

h) Golongan obat: NSAIDs

i) Harga : Supp 100 mg x 2 x 5 (Rp75.000).

A.6 Produk kompetitor (sumber buku ISO terbaru)

a) Jumlah total competitor : 23

b) Bentuk sediaan lain yang beredar (dengan zat aktif yang sama): tablet, suspensi,

supositoria, topical (gel), injeksi.

c) Harga tertinggi yaitu

Tablet salut yaitu Rp.2.128 Merek Ovurilla E (Pabrik Nufarindo)

Tablet biasa Rp.2100 Merek Pronalges (Pabrik Dexa Medica)

Suppositoria Rp.18.000 Merek Profika (Pabrik Ikhaparmindo)

Ampul yaitu Rp.23.375 Merek Gatofen (Pabrik Graha Farma)

d) Harga terendah

Tablet Salut yaitu Rp.640 Merek Ketoprofen Hexpharm (Pabrik Hexpharm)

Tablet Biasa yaitu Rp.540 Merek Nasaflam (Pabrik Fahreinhet)

Suppositoria yaitu Rp.9.000 Merek Nazopel (Pabrik Novell Pharma)

Ampul yaitu Rp.4.725 Merek Ketopren Hexpharm (Pabrik Hexpharm)

A.7 Bentuk sediaan obat (BSO) yang dirancang berdasarkan data di atas

a. Bentuk sediaan obat (BSO): Suppositoria

b. Alasan pemilihan BSO

1. Pertimbangan farmasetika/biofarmasetika

2. Pertimbangan farmakokinetik

Menghindari terjadinya iritasi pada lambung, dapat menghindari kerusakan obat

oleh enzim pencernaan, langsung dapat masuk ke saluran pembuluh darah sehingga akan

memberikan efek yang lebih cepat dibanding obat per oral, Menghindari biotransformasi

hati / sirkulasi portal

3. Pertimbangan farmakodinamik

b. Kekuatan sediaan

Page 6: Form Case Ketoprofen

c. Kemasan

d. Rencana nama merek

A.8 Formula teroritis

a. Formula (dibuat dalam bentuk tabel dengan kolom no, nama zat, jumlah)

No Nama Bahan Fungsi Bahan Jumlah Produksi 20 Suppositoria

Tiap

Suppositoria

Tiap Batch

1. Ketoprofen Zat aktif 0,1 g 2 g

2. Poli etilen glikol (PEG) 1000 Komponen basis 1,728 g 34,56 g

3. Poli etilen glikol (PEG) 4000 Komponen basis 0,072 g 1,44 g

4. Tween 80 Surfaktan 0.04 g 0,8 g

b. Fungsi masing-masing komponen zat tambahan dalam formula

A.9 Pembuatan produk skala lab

A.10 Evaluasi produk skala lab

Pengesahan

1 Disusun oleh

Bagian Formulasi

2 Disetujui oleh

Manager R&D

Form B Pengembangan Metode Analisis Output : Metode Uji Mutu Produk Ruahan

PT Andalas Farma, Tbk

Padang, Sumatera Barat

B.1 Uji fisik 1 (misalnya uji waktu hancur)

a. Persyaratan (tulis referensinya kalau ada, misalnya FI IV, dll)

b. Cara penetapan (Tulis referensinya kalau ada, misalnya FI IV atau USP 29, dll)

Page 7: Form Case Ketoprofen

B.2 Uji fisik 2 (misalnya uji kekerasan), dst

B.3 Uji kimia 1 (misalnya uji disolusi)

a. Persyaratan (tulis referensinya, misalnya FI IV, dll)

b. Cara penetapan (Tulis referensinya, misalnya FI IV atau USP 29, dll)

Contoh:

Uji Disolusi Kapsul Tetrasiklin 250 MG

Persyaratan : Nilai Q tidak kurang dari 80%

Metode : Spektrofotometri (FI IV)

Media Disolusi : 900 ml air

Alat : Tipe 2 (paddle), 100 rpm selama 45 menit

Penetapan :

a. Penyiapan larutan pembanding

1. Timbang seksama 140 mg Tetrasiklin HCl PK, larutkan dalam labu ukur 100 ml air, kocok

dan cukupkan volumenya hingga garis tanda, kocok.

2. Pipet 10 ml larutan tersebut di atas ke dalam labu ukur 50 ml, tambahkan air hingga garis

tanda, kocok.

b. Penyiapan larutan uji

1. Siapkan alat, isi masing-masing labu dengan larutan media disolusi dan atur suhu media 37 ±

0,5 °C

2. Masukkan kapsul Tetrasiklin HCl 250 mg, masing-masing 1 kapsul pada tiap labu disolusi

3. Segera celupkan ke enam paddle secara serentak ke dalam media disolusi

4. Hidupkan alat dengan kecepatan 100 rpm

5. Setelah 45 menit, matikan alat, sedot cairan dalam masing-masing labu menggunakan

autosampler atau menggunakan disposable syringe

6. Pipet 5 ml larutan ini ke dalam labu ukur 10 ml, tambahkan air hingga garis tanda

c. Cara penetapan kadar terdisolusi

Ukur serapan 1 cm larutan uji dan larutan pembanding pada panjang gelombang maksimum 276

nm, menggunakan blanko air.

Page 8: Form Case Ketoprofen

d. Perhitungan kadar terdisolusi

Kadar Tetrasiklin HCl yang terlarut per kapsul dihitung dengan rumus sebagai berikut:

Kadar=𝐴𝑢𝐴𝑠𝑥𝐵𝑊𝑆5010𝑥100𝑥𝐾𝑊𝑆100x10/5𝑥𝑉𝐾𝑇x100%

Keterangan:

Au = serapan larutan uji

As = serapan larutan pembanding

BWS = Berat Tetrasiklin HCl PK yang ditimbang (140 mg)

50/10 x 100 = Faktor pengenceran

10/5 = Faktor pengenceran

KWS = Kadar Tetrasiklin HCl PK

V = Volume media disolusi dalam ml (900 ml)

KT = Kandungan Tetrasiklin HCl yang seharusnya (klaim di etiket)

yaitu 250 mg

B.4 Uji kimia 2 (misalnya penetapan kadar), dst

B.5 Uji mikrobiologi, dst

Pengesahan

1 Disusun oleh

Bagian Formulasi

2 Disetujui oleh

Manager R&D

Form C

Pengembangan Kemasan

Output: Disain Kemasan

PT Andalas Farma, Tbk

Padang, Sumatera Barat

C.1 Disain kemasan primer

Tampilkan gambar wadahnya, misalnya botol, vial, ampul, tube, blister,

strip, dll

Page 9: Form Case Ketoprofen

C.2 Disain kemasan sekunder

Gambar sketsa kotak yang digunakan seperti kotak botol, kotak tube, dll

C.3 Disain brosur

Buat rancangan brosurnya dengan isian informasi yang lengkap

C.4 Disain etiket (bila perlu)

Buat rancangan etiket misalnya etiket untuk botol, dll.

Pengesahan

1 Disusun oleh

Bagian Formulasi

2 Disetujui oleh

Manager R&D

Form D

Uji Stabilitas

Output: Metode Uji Stabilitas

PT Andalas Farma, Tbk

Padang, Sumatera Barat

D.1 ALAT DAN KONDISI UJI (SUHU DAN KELEMBABAN)

Uji Kisaran Leleh

Uji ini disebut juga kisaran meleleh makro, dan uji ini merupakan suatu ukuran waktu

yang diperlukan suppositoria untuk meleleh sempurna bila dicelupkan dalam penanggas air

dengan temperatur tetap (37oC). Alat yang biasa digunakan untuk mengukur kisaran leleh

sempurna dari suppositoria adalah suatu Alat Disintegrasi Tablet USP (Teori Praktek Famasi

Industri, Leon Lachman, 1989, hal. 1191-1192 ).

Uji Pencairan atau Waktu Melunak

Ini dapat dilaksanakan dalan berbagai temperatur dari 35,5 sampai 37oC sebagai suatu

pemeriksaan pengawasan mutu, dan dapat juga dikaji sebagai suatu ukuran kestabilan fisika

terhadap waktu. Suatu penanggas air dangan elemen pendingin dan pemanas harus digunakan

untuk menjamin pengaturan panas dangan perbedaan tidak lebih dari 0.1oC.

Page 10: Form Case Ketoprofen

Uji melunak untuk mengukur waktu yang diperlukan suppositoria rektal untuk mencair

dalam alat yang disesuaikan dengan kondisi in vivo.

Uji Kehancuran

Uji kehancuran dirancang sebagai metode untuk mengukur keregasan atau kerapuhan

suppositoria. Alat yang digunakan untuk uji tersebut terdiri dari suatu ruang berdinding rangkap

dimana sppositoria yang diujikan ditempatkan. Pada suhu 37oC.

Uji Dissolusi

Metoda dayung pada suhu 370 + 0.50 C.

D.2 JUMLAH SAMPEL UJI

Uji Pemerian

10 supositoria dilakukan pemeriksaan pemerian secara organoleptis meliputi bentuk,

warna, dan permukaan supositoria.

Uji Keseragaman Bobot

Menimbang sebanyak 20 supositoria secara acak.

Uji Kisaran Leleh

3 supositoria dilakukan uji kisaran leleh.

Uji Faktor Kerapatan

Memasukkan kedalam cetakan supositoria zat aktif sampai padat, setelah itu dikeluarkan

lalu ditimbang, dan dilakukan perlakuan yang sama terhadap seluruh basis yang digunakan.

D.3 METODE UJI

Appearance / Pemerian

Tes ini lebih ditekankan pada distribusi zat berkhasiat didalam basis suppo.suppo dibelah

secara longitudinal kemudian dibuat secara visual pada bagian  internal dan bagian eksternal dan

harus nampak seragam.penampakan permukaan serta warna dapat digunakan untuk 

mengevaluasi  ketidakadaan :

Celah

Lubang

Page 11: Form Case Ketoprofen

Pengembangan lemak

Migrasi senyawa aktif (Pharmaceutical Dosage From Disperse SystemVolume 2,

Herbert A.Lieberman,1989,hal.552).

Keragaman Bobot

Timbang masing-masing suppo sebanyak 20, diambil secara acak. Lalu tentukan bobot

rata-rata. Tidak lebih dari 2 suppo yang bobotnya menyimpang dari bobot rata-rata lebih dari %

deviasi, yaitu 5% (BP 2002, Appendix XII H, A.253, FI IV 1995 hal.999).

Uji Kisaran Leleh

Suppositoria dicelupkan seluruhnya dalam penanggas air yang konstan, dan waktu yang

diperlukan suppositoria untuk meleleh sempurna atau menyabar dalam air disekitarnya diukur.

Pola pelepasan obat secara in vitro diukur dengan menggunakan alat kisaran leleh yang sama.

Jika volume air yang mengelilingi suppositoria diketahui, maka dengan mengukur alikuot air

untuk masa obat yang dikandung pada bagian interval dalam periode meleleh, untuk kurva waktu

terhadap kadungan obat (pola pelepasan obat in vitro) dapat digambar.

Uji Waktu Melunak

Suatu modifikasi dari metode yang dikembangkan oleh Krowezynski adalah uji

suppositoria yang akhir lain yang berguna. Uji tersebut terdiri dari pipa-U yang sebagian

dicelupkan ke dalam debagian penanggas air yang bertemperatur konstan. Penyampitan pada

satu sisi menahan suppositoria tersebut pada tempatnya dalam pipa. Sebuah batangan dari kaca

ditempatkan di bagian atas suppositoria, dan waktu yang diperlukan batangan untuk melewati

suppositoria sampai penyempitan tersebut dicatat sebagai ”waktu melunak”.

Suatu penyari melalui selaput semiparmiabel, yakni pipa selofan, diikat pada kedua ujung

kondensor dengan masing-masing ujung pipa terbuka. Air pada 37oC disirkulasi melalui

kondensor tersebut pada laju sedemikian rupa, sehingga separuh bagian bawah pipa selofan

kempis dan separuh bagian atas terbuka. Tekanan hidrostatis air dalam alat tersebut kira-kira nol

ketika pipa tersebut mulai kempis. Bila temperatur air dibuat stabil pada 37oC, suppositoria

turun., dan waktu tersebut diukur untuk suppositoria meleleh dengan sempurna dalam pipa

tersebut.

Uji Kehancuran

Page 12: Form Case Ketoprofen

Cek apakah alat yang digunakan sudah dalam keadaan vertikal atau belum. Alat

dipanaskan sampai suhunya 25⁰ C. Sediaan yang akan diuji telah diletakkan dalam suhu  yang

sesuai dengan suhu yang akan digunakan minimal 24 jam. Tempatkan sediaan diantara kedua

penjepit dengan bagian ujung menghadap ke atas. Tunggu selama 1 menit dan tambahkan

lempeng 200 g pertama. Tunggu lagi selama 1 menit dan tambahkan lempeng berikutnya. Hal

tersebut diulang dengan cara yang sama sampai sediaan hancur. Massa yang dibutuhkan

menghancurkan sediaan (termasuk massa awal yang terdapat pada alat). Hal-hal yang perlu

diperhatikan:

Apabila sediaan hancur dalam 20 detik setelah pemberian lempeng  terakhir maka

massa yang terakhir ini tidak masuk dalam perhitungan.

Apabila sediaan hancur dalam waktu antara 20 dan 40 detik setelah pemberian

lempeng terakhir maka massa yang dimasukkan ke dalam perhitungan hanya

setengah dari massa yang digunakan, misal 100 gram.

Apabila sediaan belum hancur dalam waktu lebih dari 40 detik setelah pemberian

lempeng terakhir maka seluruh massa lempeng  terakhir dimasukkan ke dalam

perhitungan. (BP2002, A334, Teori dan Praktek Farmasi Indonesia, Leon

Lachman, 1989, hal.1192-1193)

Uji Ukuran Partikel atau Penghabluran

Penghabluran dikhawatirkan terjadi, jika bahan obat melarut dalam masa basis

suppositoria yang dipanaskan dan pada saat pendinginannya atau juga pada saat

penyimpanannya mengalami pengaruh kelarutan. Dibuat penampang melintang tipis dari

suppositoria dan ukuran partikelnya diukur dibawah mikroskop dengan bantuan mikrometer

Page 13: Form Case Ketoprofen

okuler yang telah ditera. Pada penyimpanan suppositoria, pengujian diulangi dalam interval

waktu yang teratur.

Uji Distribusi Bahan Obat

Untuk menguji kandungan bahan obat dari suppositoria dalam suatu bact (keseragaman

kandungan), diambil sejumlah suppositoria yang mewakili bach tersebut lalu ditimbang.

Kadungan bahan obatnya ditentukan dengan metode yang cocok dan prosentual penyimpangan

dari kandunga seharusnya, dutentukan. Dengan cara yang sama dapat diuji distribusi bahan aktif

dalam suppositoria menurut segmentasinya (melintang terhadap sumbu panjang). Hasil yang

diperoleh menginformasikan tentang sedimentasi dari bahan padat selama penuangan

danpembekuan leburan.

Uji Disolusi

Supositoria diuji disolusinya dengan alat uji disolusi dengan metode dayung. Alat

disolusi diatur suhunya 37 + 0.5oC dengan kecepatan 100 rpm. Media disolusi yang digunakan

adalah dapar fosfat sebanyak 500 ml. Sampel diambil 10 ml setiap selang waktu 2 menit. Setiap

pengambilan sample diganti lagi dengan volume yang sama. Sampel yang diperoleh diukur

absorbansinya dan dihitung kadarnya terhadap kadar zat aktif dalam supositoria.

1. Pengujian jarak lebur (macromelting range test).

Pengukuran waktu yang diperlukan supositoria untuk meleleh saat dicelupkan dalam penangas

air bersuhu 37oC.

2. Uji penetrasi

Untuk mengontrol kualitas supositoria atau mengukur stabilitas fisik terhadap waktu. Supositoria

ditempatkan dalam suatu chamber yang dicelupkan dalam penangas air 37oC. Permukaan atas

supositoria ditempatkan suatu tungkai yang akan menembus supo setelah supositoria meleleh. 

Page 14: Form Case Ketoprofen

Pada uji penetrasi: dilakukan pengukuran waktu yang diperlukan oleh tungkai untuk menembus

supositoria.

D.4 ANALISIS DATA DAN PERHITUNGAN UMUR SIMPAN OBAT

Menurut panduan ICH, CPMP dan FDA

Negara zona ilim I dan II, uji jangka panjang 250C± 2 dan 60 % ± 5 RH. Studi real time :

kondisi penyimpanan eksperimen sedekat mungkin dengan kondisi distribusi praktis

seperti yang disarankan yaitu 300C ± 2 dan 35 % ± 5 RH.

Negara zona iklim III dan IV, uji jangka panjang 300C ± 2 dan 70 % ± 5. Uji dipercepat

400C ± 2 dan 75 % ± 5 RH. Kondisis antara 300C ± 2 dan 60 % ± 5 RH.

Suhu uji dipercepat sekuranng-kurangnya 150 > dari kondisi uji jangka panjang.

Menurut WHO uji dipercepat hanya > 100C dari kondisi penyimpanan jangka panjang

dan kondisi penyimpanan untuk negara zona I dan II adalah 250C / 60 % RH, 300C / 60 %

RH dan 400C / 75 % RH untuk semua bentuk sediaan.

Parameter pengujian

Penentuan kadar

Sifat organoleptik

Sifat fisika dan kimia, mikobiologi

Spesifik : disolusi sediaan padat

Pengesahan

1 Disusun oleh

Bagian Formulasi

2 Disetujui oleh

Manager R&D

Page 15: Form Case Ketoprofen

Form E

Uji BE

Output: Protokol Singkat Uji BE

PT Andalas Farma, Tbk

Padang, Sumatera Barat

E.1 Pendahuluan

E.2 Tujuan Penelitian

E.3 Metode Penelitian

a. Disain

b. Subyek

E.4 Analisis obat

E.5 Perhitungan parameter bioavalabilitas obat dalam darah

E.6 Analisis statistic

Pengesahan

1 Disusun oleh

Bagian Formulasi

2 Disetujui oleh

Manager R&D

Form F

Registrasi Obat

Output: Nomor Registrasi Obat

PT Andalas Farma, Tbk

Padang, Sumatera Barat

F.1 Nomor Registrasi

Page 16: Form Case Ketoprofen

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15

F.2 Penjelasan masing-masing digit

Digit 1 :

Digit 2 :

dst

Pengesahan

1 Disusun oleh

Bagian Formulasi

2 Disetujui oleh

Manager R&D

Form G

Trial Skala Produksi

Output: Catatan Pengolahan Bets

PT Andalas Farma, Tbk

Padang,

Sumatera Barat

CATATAN

PENGOLAHAN BETS

SUPPOSITORIA

KETOPROFEN 100 MG

No.: 04.01.02

Tanggal berlaku

Mengganti,

No:

Tanggal berlaku

Page 17: Form Case Ketoprofen

Disusun oleh: Disetujui oleh:

Bagian Formulasi

Tanggal:

Manager Produksi

Tanggal :

Manager QC

Tanggal:

Kode Produk Nama Produk No. Bets Besar Bets Bentuk Sediaan

Kemasan Tanggal mulai pengolahan Tanggal selesai pengolahan

1. Komposisi

2. Spesifikasi

3. Peralatan

4. Penimbangan

5. Prosedur Pengolahan

6. Rekonsiliasi

Pemeriksaan Proses Pengolahan Peninjauan Catatan Pengolahan Bets

Bagian Formulasi Manager Produksi Manager QC

Tanggal: Tanggal: Tanggal:

Form H

Page 18: Form Case Ketoprofen

Trial Skala Produksi

Output: Catatan Pengemasan Bets

PT Andalas Farma, Tbk

Padang,

Sumatera Barat

CATATAN

PENGEMASAN BETS

No:

Tanggal berlaku

Mengganti,

No:

Tanggal berlaku

Disusun oleh: Disetujui oleh:

Bagian Formulasi

Tanggal:

Manager Produksi

Tanggal :

Manager QC

Tanggal:

Kode Produk Nama Produk No. Bets Besar Bets Bentuk Sediaan

Kemasan Tanggal mulai pengemasan Tanggal selesai

pengemasan

1. Penerimaan bahan pengemas

2. Prosedur pengemasan primer (misalnya pengisian untuk sirup atau stripping untuk

tablet, dll)

3. Prosedur pengemasan sekunder

4. Hasil obat jadi

5. Pelulusan oleh pengawasan mutu

Page 19: Form Case Ketoprofen

Pemeriksaan Proses Pengemasan Peninjauan Catatan Pengemasan Bets

Bagian Formulasi Manager Produksi Manager QC

Tanggal: Tanggal: Tanggal: