fix

70
PELABUHAN II TINJAUAN PUSTAKA Definisi Pelabuhan Dalam bahasa Indonesia dikenal dua istilah arti pelabuhan yaitu bandar dan pelabuhan. Bandar (harbour), adalah daerah perairan yang terlindung terhadap gelombang dan angin untuk berlabuhnya kapal – kapal. Pelabuhan (Port) adalah daerah perairan yang terlindung terhadap gelombang dilengkapi dengan fasilitas terminal laut meliputi dermaga dimana kapal dapat tertambat untuk bongkar muat barang dan tempat penyyimpanan kapal membongkar muatannya, dan gudang – gudang tempat barang tersebut disimpan dalam waktu yang cukup lama menunggu sampai barang tersebut dikirim. Macam pelabuhan 1. Segi penyelenggara a. Pelabuhan umum b. Pelabuhan khusus 2. Segi pengusahaannya a. Pelabuhan yg diusahakan b. Pelabuhan yg tidak diusahakan 3. Segi fungsi a. Pelabuhan laut b. Pelabuhan pantai 4. Segi pengunaannya a. Pelabuahan ikan Terminal “FERRY” 1

Upload: gusman-rosadi

Post on 12-Jan-2016

237 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: Fix

PELABUHAN II

TINJAUAN PUSTAKA

Definisi Pelabuhan

Dalam bahasa Indonesia dikenal dua istilah arti pelabuhan yaitu bandar dan pelabuhan.

Bandar (harbour), adalah daerah perairan yang terlindung terhadap gelombang dan angin untuk

berlabuhnya kapal – kapal.

Pelabuhan (Port) adalah daerah perairan yang terlindung terhadap gelombang dilengkapi dengan

fasilitas terminal laut meliputi dermaga dimana kapal dapat tertambat untuk bongkar muat barang

dan tempat penyyimpanan kapal membongkar muatannya, dan gudang – gudang tempat barang

tersebut disimpan dalam waktu yang cukup lama menunggu sampai barang tersebut dikirim.

Macam pelabuhan

1. Segi penyelenggara

a. Pelabuhan umum

b. Pelabuhan khusus

2. Segi pengusahaannya

a. Pelabuhan yg diusahakan

b. Pelabuhan yg tidak diusahakan

3. Segi fungsi

a. Pelabuhan laut

b. Pelabuhan pantai

4. Segi pengunaannya

a. Pelabuahan ikan

b. Pelabuhan minyak

c. Pelabuhan barang

d. Pelabuhan penumpang

e. Pelabuhan campuran

f. Pelabuhan militer

5. Segi geografisnya

a. Pelabuhan alam

b. Pelabuhan buatan

Terminal “FERRY” 1

Page 2: Fix

PELABUHAN II

Istilah – Istilah kapal

- Sarat (Draft) adalah bagian kapal yang terendam air pada keadaan muatan maksimum, atau

jarak antara garis air pada beban yang direncanakan (design load water line) dengan titik

terendah kapal.

- Panjang total (LOA , Length Overall) adalah panjang kapal dihitung dari ujung depan

(haluan) sampai ujung belakang (buritan).

- Panjang garis air (Lpp, Length between perpendiculars) adalah panjang antara kedua ujung

design load water line.

- Lebar kapal (beam) adalah jarak maksimum antara dua sisi kapal

Persayaratan suatu pelabuhan

- Harus ada hubungan yang mudah antara transportasi air dan darat.

- Berada dilokasi yang subur dan populasi penduduk yang cukup padat.

- Mempunyai kedalaman air dan lebar alur yang cukup

- Kapal – kapal yang mencapai pelabuahan harus bias membuang sauh selama menunggu

untuk merapat ke dermaga untuk bongkar muat barang.atau isi bahan bakar.

- Pelabuhan harus mempunyai fasilitas bongkar muat barang dan gudang – gudang

penyimpanan barang serta reparasi kapal.

Bangunan pada pelabuhan

a. Pemecah gelombang, untuk melindungi daerah perairan pelabuhan dari gangguan

gelombang.

b. Alur pelayaran, untuk mengarahkan kapal – kapal yang akan keluar/masuk ke pelabuhan.

c. Kolam pelabuhan, untuk melakukan bongkar muat, melakukan gerakan memutar, dsb.

d. Dermaga, adalah bangunan pelabuhan yang digunakan untuk merapatnya kapal dan

menambatkannya pada waktu bongkar muat barang.

Ada dua macam dermaga yaitu (quai/wharf) yaitu dermaga yang berada digaris pantai

dan sejajar dengan pantai. Dan (pier/jetty) yaitu Dermaga yang menjorok pantai.

e. Alat penambat, untuk menambatkan kapal pada waktu merapat ke dermaga maupun

menunggu diperairan sebelum bisa merapat ke dermaga.

Terminal “FERRY” 2

Page 3: Fix

PELABUHAN II

Definisi muka air

a. Muka air tinggi (high water level) : muka air tertinggi yang dicapai pada saat air pasang

dalam satu siklus pasang surut.

b. Muka air rendah (low water level) : kedudukan air terendah yang dicapai pada saat air

surut dalam satu siklus pasang surut.

c. Muka air tinggi rerata (mean high water level, MHWL) : rerata dari muka air tinggi

selama periode 19 tahun.

d. Muka air rendah rerata (mean low water level, MLWL) : rerata dari muka air rendah

selama periode 19 tahun.

e. Muka air laut rerata (mean sea level, MSL) : muka air rerata antara muka air tinggi rerata

dan muka air rendah rerata.

f. Muka air tertinggi (highest high water level, HHWL) : air tertinggi pada saat pasang

surut purnama atau bulan mati.

g. Air rendah terendah (lowest low water level, LLWL) : air terendah pada saat pasang surut

purnama atau bulan mati.

Beberapa istilah dalam alur pelayaran

- Squat, adalah Pertambahan draft kapal terhadap muka air yang disebabkan oleh kecepatan

kapal.

- Fender, adalah bantalan yang ditempatkan di depan dermaga berfungsi untuk menghindari

kerusakan pada kapal dan dermaga akibat benturan yang terjadi atau dengan kata lain untuk

menyerap energi benturan.

- Bitt, adalah utnuk mengikat kapal pada kondisi cuaca normal.

- Bollard, adalah mengikat kapal pada kondisi normal dan pada kondisi badai juga untuk

mengarahkan kapal merapat ke dermaga atau memutar terhadap ujung dermaga.

- Dolphin adalah konstruksi yang digunakan untuk menambat kapal tangker berukuran besar

yang biasanya digunakan bersama – sama dengan pier dan wharf untuk memperpendek

panjang bangunan tersebut.

Terminal “FERRY” 3

Page 4: Fix

PELABUHAN II

TUGAS PELABUHAN IIKELOMPOK TERMINAL FERRY

DATA KAPAL Kapal Ferry dalam meter

NO. DWT LOA B D Passngr Car Displ

1 300 39.0 11.5 2.2 300 30 425

2 1000 70.0 14.0 3.5 600 72 1428

DATA TERMINALKapasitas terminal : 500.000 unit / tahunPerhitungan trip penyebrangan :

NP =

NP = Trip / hariP = Volume kendaraan / tahunN = Net operation ratio kapal dalam setahun = 80 %O = Tingkat isian kendaraan rata – rata dalam 1 trip = 80 %M = Kapasitas kendaraan maksimum dari kapal

Perhitungan luas lapangan parkir :

A = Luas lapangan parkira = luas satu kendaraan roda 4 = 10 m2

n = Jumlah kendaraan dalam satu kapal N = Jumlah kapal datang / berangkat pada saat bersamaanU = Nilai kegunaan = 1.0C = Nilai beban = 1.1

Jam kerja : 350 hari / tahun, 24 jam / hari Jumlah shift : 3 xWaktu hilang : 1 jam / shift, 1 jam waktu kapal merapat – buka tutup pitu pergi

Terminal “FERRY” 4

Page 5: Fix

PELABUHAN II

KONDISI PASANG SURUT ( berdasarkan peta sounding )HHWL : + 1.5 mHWL : + 0.7 mLWL : - 0.8 mLLWL : - 1.1 mJenis : semi diurnal

KONDISI GELOMBANGArah : dari WHs 1 /1 year : 1.2 mHs 1 / 10 year : 2.0 mPeriode : 10 detik

TUGAS1. Rencanakan lay out pelabuhan ( dermaga, kolam pelabuhan, alur, break water )2. Hitung jumlah da panjang dermaga yang “reasonable”, serta rencanakan lay-out terminal

( lapangan parkir, jalan, gedung terminal, kantor, dll. )3. Rencanakan tinggi dermaga, fender dan tambatan4. Rencanakan konstruksi break water ( jika ada )5. Gambar yang harus dibuat :

a. Plan pelabuhan pada peta yag adab. Plan terminal ( skala besar, kertas A3 )c. Plan dan melintang dermaga saat pasang – surut ( sakala besar, kertas A3 )d. Plan dan melintang break water ( head & truk, kertas A3 )

Terminal “FERRY” 5

Page 6: Fix

PELABUHAN II

PERHITUNGAN JUMLAH TEMPAT SANDAR( BERTH )

BOF = berth accuption factorBOF = adalah tempat rasio antara waktu tempat sandar itu dilakukan dimana tempat sandar

tersedia BOF sangat berguna untuk kemungkinan perletakan barang ( throusput ) maupun kapasitas tempat sandar / BOF berthsama dengan 50%, biasanya dikatakan sebagai BOF = 0.50.Misalnya :Jika tempat sandar ( barth ) dapat digunakan 360 hari / tahun ( 5 hari libur ) maka jika berth digunakan 180 hari.

BOF =

Jika berth baru digunakan kapal mak berth tersebut tidak bisa digunaka lain, higga pasti ada waktu tambahan utuk penggantian tempat sandara meskipun yang lainnya masih harus menunggu giliran. BOF 100% tidaklah mingkin. Kapal yang masih ditempat sandar setelah bongkar muat harus meninggalkan berth atau Kapten harus membayar uang sewa tunggu ditempat sandar. Jika tempat sandar yang optimum penggunaannya ( efisien ) jika tercapai ongkos untuk berth ( operation ) dan maintenance dan waktu tuggu kapal minimum.

Terminal “FERRY” 6

Page 7: Fix

PELABUHAN II

PERHITUNGAN JUMLAH DERMAGA

Diketahui data-data sebagai berikut :

Data terminal :

Kapasitas terminal = 500.000 unit/tahun.

Jam kerja = 350 hari / tahun, 24 jam / hari

Jumlah shift = 3 kali

Waktu hilang = 1 jam / shift, 1 jam waktu kapal merapat – buka tutup pintu

pergi

BOF = < 100%

Jumlah kapal = Np * Jumlah hari

Np =

Np =

= 72 trip / hari

Jadi darai data diatas jumlah kapal perharinya yang didapat berdasarkan nilai

Np sama dengan jumlah trip yaitu 72 kapal.

Jumlah kapal = 72 * 350

= 25.200 kapal/tahun.

Terminal “FERRY” 7

Page 8: Fix

PELABUHAN II

BOF dicari, jika jumlah dermaga = 2, dan waktu loding – unloding = 2 jam.

BOF = = 72 % < 100%

BOF dicari, jika jumlah dermaga = 3, dan waktu loding – unloding = 2 jam.

BOF = = 48 % < 100%

BOF dicari, jika jumlah dermaga = 3, dan waktu loding – unloding = 3 jam.

BOF = = 72 % < 100%

***Untuk lebih efisiennya didalam penggunaan pelabuhan maka, digunakan jumlah

dermaga = 2 dengan waktu loding – unloding = 2 jam.

Terminal “FERRY” 8

Page 9: Fix

PELABUHAN II

PERENCANAAN DERMAGA

Panjang Dermaga

Lp = n * I.OA – (n-1) 15 + 50 (Bambang Triatmodjho hal 167)

= 1* 39 + (1-1) 15 + 50

= 89 m

d = Lp – (2* e) (Bambang Triatmodjho hal 167)

= 89 – (2 * 6)

= 77 m

Pier 2 Tambatan (Bambang Triatmodjho hal 167)

1. Panjang Pier (Bambang Triatmodjho hal 167)

Lp = LOA + 50

= 39 + 50

= 89 m

2. Lebar Peir (Bambang Triatmodjho hal 167)

Bp = 2a + b

= 2 * 6 + 11.5

= 23,5 m

dengan: Lp = panjang dermaga

e = lebar jalan

d = lebar dermaga

a = lebar apron

PERHITUNGAN TINGGI DERMAGA

Diketahui data-data kondisi pasang surut sebagai berikut :

- Tinggi pasang maksimum = + 2.2 m

- Tinggi surut maksimum = - 0,1 m

- Draft = 2.2 m

Terminal “FERRY” 9

Page 10: Fix

PELABUHAN II

Elevasi dasar pengerukan (H)

H = 1 . 1 + tinggi surut maksimum

= 1.1. 2.2 + 0,1

= 2.32 m

Tinggi dermaga :

Td = 1,05 . D + pasut + 0,5

= 1,05 . 2.2 + (2.2 – 0,1) + 0,5

= 5.11 m

Perhitungan panjang dermaga

Lp = (n.LOA) + (n – 1) 15 + 50

= (1 x 39) + ( 1 – 1 ) 15 + 50

= 89 m

Terminal “FERRY” 10

Page 11: Fix

PELABUHAN II

Terminal “FERRY” 11

Page 12: Fix

PELABUHAN II

Terminal “FERRY” 12

Page 13: Fix

PELABUHAN II

REKOMENDASI DOLPHIN DISAAT KONDISI SURUT

Pada waktu atau kondisi surut, berth dan fender di dalam perencanaan terlalu tinggi

sehingga tidak bisa bersandar.

Untuk mengantisipasi keadaan tersebut maka dibuat dolphin tambahan di bawah berth.

Dalam hal ini dolphin berfungsi ganda yaitu sebagai penahan dan sebagai fender, maka dolphin

harus dibuat sekuat mungkin agar kapal dapat bersandar tanpa merusak struktur yang ada.

Terminal “FERRY” 13

Page 14: Fix

PELABUHAN II

PERENCANAAN LAY OUT PELABUHAN

Dermaga adalah suatu bangunan pelabuhan yang digunakan untuk merapat dan

menambatkan kapal yang melakukan bongkar muat barang dan menik dan menurunkan

penumpang. Dimensi dermaga didasarkan pada dermaga tersebut. Dermaga dapat dibedakan

menjadi dua (dua) type.

1. Type Warf / Quai

2. Type Jetty / Pier / Jembatan

“Tipe Warf atau Quai adalah dermaga yang paralel dengan pantai dan biasanya be rimpit

dengan garis pantai. Juga dapat berfungsi sebagai penahan tanah yang ada di belakangnya.”

“Type Jetty atau Pler adalah dermaga yang menjorok ke laut.”

1. Tinjauan Topografi Daaerah Pantai

Di perairan yang dangkal sehingga kedalaman yang cukup agak jauh jauh dari darat,

penggunaan jetty akan lebih ekonomis karena tidak diperlukan pengerukan yang besar.

Sedangkan lokasi dimana kemiringan dasar cukup suram, pembuatan pier dengan melakukan

pemancangan tiang di perairan yang dalam menjadi tidak praktis dan sangat mahal. Dalam

hal ini pembuatan wharf adalah lebih cepat.

2. Jenis Kapal yang Dilayani

Dermaga yang melayani kapal minyak (tanker) dan kapal barang curah mempunyai

konstruksi yang sering dibandingkan dengan dermaga barang potongan (General Cango),

karena dermaga tersebut tidak memerlukan peralatan bongkar muat barang-barang yang besar

(kanan), jalan kereta api, gudang-gudang dan sebagainya.

Untuk melayani kapal tersebut penggunaan pier atau lebih ekonomis. Oleh karena minak

dikeluarkan dari kapal tersebut pada satu titik (tempat pengeluaran minyak) dengan

menggunakan pipa, maka lebar dan panjang dermaga dapat dipendekkan. Untuk itu

diperlukan dolphin guna mengikat dan buritan kapal.

Terminal “FERRY” 14

Page 15: Fix

PELABUHAN II

3. Daya Dukung Tanah

Kondisi tanah sangat menentukan dalam pemilihan type dermaga. Pada umumnya tanah di

dekat daratan mempunyai daya dukung yang lebih besar dari pada tanah di dasar laut. Dasar

laut umumnya terdiri dari endapan yang lebih padat.

Berdasarkan pertimbangan-pertimbangan di atas, maka dalam hal ini perencanaan dermaga

yang dipilih adalah type jetty atau pier.

Terminal “FERRY” 15

Page 16: Fix

PELABUHAN II

PERENCANAAN LEBAR ALUR

Alur pelayaran digunakan untuk mengarahkan kapal yang akan masuk ke kolam pelabuhan. Alur

pelayaran dan kolam pelabuhan harus cukup tenang terhadap pengaruh gelombang dan arus.

Perencanaan alur pelayaran dan kolam pelabuhan ditentukan oleh kapal terbesar yang akan

masuk kepelabuhan dan kondisi meteorologi dan oseangrafi.

Diketahui :

1. Alur 1 adalah, lurus sepanjang arah alur pada peta.

2. Jenis kapal, kapal tanker dengan data-data sebagai berikut :

DWT = 300

LOA = 39

B = 11.5

D = 2.2

Volume = 500.000

Kapasitas = 30

Displacement = 425

Tinggi gelombang H5 = 1,8 m dari arah “W”

Gelombang maksimal = 2,2 m dari arah “W”

Periode (T) = 10 detik

Kondisi pasang surut :

HHWS = + 2,2 m

MHWS = + 1,8 m

MSL = + 1,05 m

MLWS = + 0,3 m

Chart Datum = + 0,01 m

LLWS = - 0,1 m

Terminal “FERRY” 16

Page 17: Fix

PELABUHAN II

Hitungan lebar alur :

Olah gerak

= (buku pedoman mata kuliah pelabuhan I)

= 7,54

Menhitung Wi

Terminal “FERRY” 17

Page 18: Fix

PELABUHAN II

W B = lebar batas sisi kapal / alur (bane clear) --> asumsi alur mirag

= moderate

WB (Outher)

= 0,5* B

= 0,5*11.5

= 5.75 m

WB (Inner)

= 0,5* B

= 0,5*11.5

= 5.75 m

WP (Outher)

= (1.6+1.2)*11.5

= 20.7 m

WP (Inner)

= (1.4+0.2)*11.5

= 18.4 m

WBM

= 1.8* B

= 1.8*11.5

= 20.7 m

Jadi, lebar alur (W) ;

digunakan 2 alur

W = 2 WBM+2 (buku pedoman mata kuliah pelabuhan

= (2*20.7) + 2*(6.9) + (2 *5.75)+20.7

= 87.4m

88 m

Terminal “FERRY” 18

Page 19: Fix

PELABUHAN II

1. Lebar alur untuk 2 jalur

Terminal “FERRY” 19

B B

WBMmmmMBM

,8B88 m

WP WBWB WBMmmmMBM

,8B

Page 20: Fix

PELABUHAN II

PERENCANAAN KEDALAMAN ALUR

A. Dengan menggunakan metode “PIANCH”

Diketahui :

Draf maksimum (kedalam klam standar)

Draf tangker = 11,0 m

DWT = 25.000

Faktor-faktor yang berpengaruh dalam menentukan kedalaman alur dengan metode “PIANCH”,

antara lain :

Terminal “FERRY” 20

Page 21: Fix

PELABUHAN II

Jadi kedalaman kolam alur yang dianjurkan menurut PIANC

= W*D + D

= 2.244 + 2.2

= 4.444 m

4.5 m

B. Dengan menggunakan metode Darmadilaga

Lpp = 0,852 LOA1.0201

= 0,852 . 39

= 35.767 m

Terminal “FERRY” 21

+ 1.05

-0.1

0.0

+2.2 2.2

SURUT

NORMAL

MSL

PASANG

Draft Kapal

Squat & trim

Net clearence

Page 22: Fix

PELABUHAN II

Gros Clearance

Alur terbuka ada gelombang = 0,3 (Buku pedoman pelab.I)

Hmin = D + 0,3 D

= 11.5+(0 .3x11.5)

= 14,950 m

Menentukan squat dan Trim

Sq = 2,4 (Bambang Triatmodjho hal 114)

Jadi kecepatan kapal V = 10 knots = 5.14m/dt

1 knots = 0,5 14m/dt

Dimana :

= Volume air yang dipindahkan (m3)

Lpp = panjang garis air

Fr = angka froude =

V = kecepatan (m/dt)

g = percepatan gravitasi (m/dt)

h = kedalaman ar (m)

Angka Froude

Fr =

=

= 0.439

= Cb.Lpp.D.B....... Cb = 0,342

= 0,458 x 35.767 x 2.2 x 11.5

= 414.447

Terminal “FERRY” 22

Page 23: Fix

PELABUHAN II

Sq = 2,4 .

= 0.167m

Mencari net clerance

T = T1 + Ty + T3 + T4

dimana :

T = net clearance (m)

T1 = faktor keadaan tanah = 0,2 m

T2 = faktor gelombang = 0,4m

T3 = faktor gerakan kapal = 0,887m

T4 = faktor pengendapan = 0,4 m

T = 1,087m

Perhitungan secara rinci :

Kondisi tanah lumpur

Clearance :

- Faktor keadaan tanah (T2)

Lpp = 0,852 x LOA 1,0201

= 0,852 x 39,0201

= 35.767

Tabel keadaan tanah

Jenis Tanah Panjang kapal (Lpp) – m

> 125 185 - 125 < 25

Lumpur

Pasir

Tanah keras

Karang

0,2

0,3

0,45

0,6

0,2

0,25

0,3

0,45

0,2

0,2

0,2

0,3

Karena Lpp = 35.767 > 25 maka T1 = = 0,2 (lumpur)

Terminal “FERRY” 23

Page 24: Fix

PELABUHAN II

- Faktor Gelombang (T2)

T2 = 0,3 H - T1

= 0,3 . 3 – 0,2

= 0,4 m

- Faktor gerakan kapal (T3)

T3 = K.V

V = kecepatan = 10 knots = 5.14 m/dt

K = ditentukan berdasarkan panjang kapal

Panjang Kapal Harga k

> 125 m

185 -125 m

125 - 86 m

< 8 m

0,033

0,027

0,022

0,017

LOA = 39 < 85 m

Maka diambil k = 0.0017

T3 = 0.017 x 5.14

= 0.087 m

Faktor Endapan (T4)

Faktor ini disebabkan karena adanya endapan - endapan, diasumsikan = 0,1 m/th.

Rencana pengerukan = 4 tahun sekali, sehingga :

T4 = 0,1 x 4

= 0,4 m

Jadi, T total = Ttotal = T1 + T2 + T3 + T4

= 0,2 + 0,4+ 0,087 +0.4

= 1,087 m

Terminal “FERRY” 24

Page 25: Fix

PELABUHAN II

sehingga diperoleh kedalaman alur :

- H = Draft + clearance => tanpa syarat

= D + Ttotal

= 2.2 + 1.087

=3.287 m`

4m

Dari hasil perhitungan di ketahui H dengan metode PIANC H =2.5 m dan

dengan metode Darmadilaga diambil H terkecil = 2.5 m

Terminal “FERRY” 25

Page 26: Fix

PELABUHAN II

PERENCANAAN

KOLAM PELABUHAN & BELOKAN

Dari perhitungan sebelumnya, didiapatkan lebar alur = 118 m

Luas kolam Putar

(Ambil 2L)

= 2*39

= 78 m

maka R

Jari – jari minimum, belokan

= 1.1*D

= 1.2*2.2

=2.42 m

2.5 m

Jarak antara 2 tikungan

= 5*LOA (Buku Pedoman)

= 5*39

= 195 m

Ambil sudut Kemudi

= 30o

Jadi R > 5L

R = 5. 39

Terminal “FERRY” 26

Page 27: Fix

PELABUHAN II

= 195 m

Extra Width (W)

W = (Buku Pedoman)

=

= 0.975 m 2 m

Maka , didapat lebar alur pada tikungan (Wx)

= W + W

= 97.64 + 2

= 99.64 m

100 m

Terminal “FERRY” 27

Page 28: Fix

PELABUHAN II

PERENCANAAN FENDER

Menentukan Daya Benturan Kapal

Energi benturan kapal, dihitung dengan menggunakan rumus :

E = (Bambang Triatmodjho hal 170)

Dengan :

E = energi benturan kapal

V = Komponen tegak lurus sisi dermaga dari kecepatan kapal pada saat membentur

dengan (m/dt)

W = displacement (berat) kapal (ton)

G = percepatan grafitasi (m/dt2)

Cm = koefisien massa

Ce = Koefisien eksentrisitas

Cs = koefisien kekerasan (diambil 1)

Cc = koefisien tambatan (diambil 1)

Energi benturan dengan kapal tenker (DWT = 300 t) dimana W (displacement) = 425 t .

Menentukan V kecepatan merapat

(berdasarkan tabel 6.1. pelabuhan hal. 170, Bambang Triatmojo didapatkan :

kecepatan merapat untuk pelabuhan = 0,25 m/dt

kecepatan merapat untuk laut terbuka = 0,30 m/dt.

Terminal “FERRY” 28

Page 29: Fix

PELABUHAN II

Sudut datang = 10o

V = V sin 10o

= 0,25 sin 100

= 0,043 m/detik

Menentukan Cm (Koefisien massa)

Cm = 1 + (Bambang Triatmodjho hal 170)

Cb = (Bambang Triatmodjho hal 171)

Dengan :

Cb = koefisien block kapal

d = draft kapal (m)

B = lebar kapal (m)

Lpp = panjang garis air (m)

% = berat jenis air laut (t/m3)

Lpp = 0,846.LOA1,0193

= 0,846.391,0193

= 35.4135 m

Menghitung Cb

Cb =

=

= 0.46 0.5

Menghitung Cm

Cm = 1 +

= 1 +

= 1.65

Terminal “FERRY” 29

Page 30: Fix

PELABUHAN II

Menghitung Ce

Ce = (Bambang Triatmodjho hal 171)

Dimana :

l = jarak sepanjang permukaan air dari pusat berat kapal sapai titik sandar

kapal

r = jari-jari putaran disekeliling pusat berat kapal

Dengan menggunakan grafik 6.19 (pelabuhan hal 172, Bambang T.), untuk Cb = 0.5

didapat perbandingan :

R/LOA = 0,20, jadi

= 0,20* LOA

= 0,20*39

= 7.8 m

untuk kapal bersandar di dermaga

ℓ = ¼.. LOA (Bambang Triatmodjho hal 172)

= ¼ . 39

= 9.75

jadi .......

Ce =

= 0,39

maka energi benturan kapal tanker untuk DWT 50.000 t, dengan Ce dan Cs =

1 ........

Terminal “FERRY” 30

Page 31: Fix

PELABUHAN II

E =

=

= 0,03 tm

= 3000 kg.cm

½ E = ½ F*d (Bambang Triatmodjho hal 205)

½ W/g. V2 = ½ F*d

F =

Dimana :

F = gaya bentur yang diserap sistem tender

d = refleksi fender (draft)

V = komponen kecepatan dalam arah lurus sisi dermaga

W = bobot kapal bermuatan penuh

½ E = ½ *F*d

½ . 0.03 = ½ * F*2.2

F = 0,01 tm

Energi yang diterima fender : ½ df = ½ E

Df = E

= 3000 kgcm

Perencanaan Dengan Fender Karet

Digunakan fender jenis seibu type V, 300 H.

Maka H= 30cm

DWT = 300 ton

Log r = -1.055 + 0.650 Log (DWT) (Bambang Triatmodjho hal 208)

= -1.055 + 0.650 Log 300

= 0.555

Terminal “FERRY” 31

Page 32: Fix

PELABUHAN II

r = 112 cm

= 1.12 m

Menetukan jarak antar Fender (L)

L= (Bambang Triatmdjho hal 207)

Dengan:

L = jarak antar fender (m)

r = jari-jari kelengkungan sisi haluan kapal (m)

h = tinggi fender (m)

untuk fender karet Hollow Cylindrical dengan :

h = 0.4 m

sehingga :

L =

L =

= 152 m

= 1.5 m

Menetukan jumlah Fender yang dibutuhkan

Panjang dermaga = 89m

Jarak antar fender = 1.5m

Jumlah Fender = n

Panjang Bidang Tumbuk:

= 1/5 LOA

= 1/5*39

= 7.8 m

Terminal “FERRY” 32

Page 33: Fix

PELABUHAN II

Maka Jumlah Fender yang dibutuhkan :

= 4.2 m

= 5 m

Terminal “FERRY” 33

Page 34: Fix

PELABUHAN II

PERENCANAAN DOLPIN

Diketahu :

1. Displacement : 425

Gaya tarik kapal = 15 ton.

Kecepatan merapat kapal (V) = 0,043 m/dt

Luas sisi kapal yang tertiup angin :

= 0,7 x T x LOA

= 0,7 (H-d) . 39

= 0,7 (4.5-2.2) . 39

= 62.79 m2

2. Kecepatan angin = 70 knots = 36 m/dt

3. Direncanakan :

Tiang pancang pipa baja dengan :

- Diameter = 35 cm

- Berat sendiri = 4,3 ton

Tiang miring dengan kemiringan :

- Vertikal = 12

- Horizontal = 5

Daya dukung maksimal = 70 ton / tiang

Daya dukung tarik maksimal = 35 ton

Ukuran plat beton (platform)

- Panjang = 14 m

- Lebar = 7.5 m

- Tinggi = 1,5 m

Dengan pengurangan yang untuk penempatan fender sebesar 0,75 x 0,5 x 14 m3.

Fender type “C 300 H... Rh dengan defleksi maksimum 0.135 m.

Berat volume beton 2400 kg m3 = 2,4 t/m3

Terminal “FERRY” 34

Page 35: Fix

PELABUHAN II

Gaya-gaya yang Bekerja pada Dolphin

Gaya-gaya yang bekerja pada Dolphin, antara lain :

2. Gaya Berat Platform (Bambang Triatmodjho hal 224)

Wp = {(14 x 7.5 x 1.5) – (0.75 x 0.5 x 14)} x 2.43

= 365.4 ton

Beban di atas didukung oleh tiang pancang vertikal.

3. Gaya Tarik Kapal

Gaya tarikan kapal dalam arah meninggalkan Dolphin. Gaya ini sebesar 200 ton yang

bekerja pada abolland yang berjarak 1,25 m, dari pusat berat plat, sehingga menimbulkan

momen sebesar :

M = 15 x 1,25 (Bambang Triatmodjho hal 226)

= 18.75 ton

4. Gaya angin dan benturan kapal tegak lurus sisi memanjang Dolphin.

- Gaya tiupan angin

Tekanan angin :

Qa = 0.063 V2 (Bambang Triatmodjho hal 226)

= 0,063 . 362

= 81,65 kg/m2

Gaya total terhadap sisi kapal :

Rw = 1,1 . Qa . Aw

= 1,1 . 81,65 . 62.79

= 5639.5 kg

= 5.6395 ton

Kapal ditahan oleh 1 (satu) buah Dolphin, sehingga :

RW = 5.6395 ton

Terminal “FERRY” 35

Page 36: Fix

PELABUHAN II

- Gaya benturan kapal.

Energi gaya benturan kapal :

E =

=

= 0,03 tm

= 3000 kg.cm

Setengah dari energi akan diredam oleh sistim fender sehingga:

Ef =

= 0.015 ton m

Diusahakan gaya benturan kapal yang berlabuh tidak melebihi gaya akibat angin, untuk

itu diatasi dengan menggunakan peredam energi (fender) yang memadai. Ukuran fender

dipilih sedemikian rupa sehingga batasan tersebut terpenuhi. Untuk setiap atau masing-

masing fender dengan type C 300 H....RH diperoleh energi yang bisa diserap adalah :

E serap =

= 0.00375 ton

Jadi, panjang Dolphin yang diperlukan :

L =

= 8 m

Gaya yang bisa diserap Dolphin dengan panjang 10 m, adalah :

Fn = E serap x L

= 0.00375 x 8

= 0.03 ton

Terminal “FERRY” 36

Page 37: Fix

PELABUHAN II

PERENCANAAN DOLPHIN PENAMBAT(MOORING DOLPHIN)

Perencanaan Boulder

Gaya tarik kapal = 15 m (tabel 6.2 Bambang triatmodjo. Hal 174 )

Direncanakan :

Q boulder : 50 cm

Jarak dari tepi : 1 m

Karena 2 boulder (p) :

= 15 ton /2

= 7.5 ton

Selain gaya horizontal juga beberapa gaya vertikal sebanyak ½ kali gaya horizontal

V = ½ x P

= ½ x 15

= 3.75

Terminal “FERRY” 37

Page 38: Fix

PELABUHAN II

Menentukan Jumlah Baut dan Dimensi Plat

Direncanakan Baut :

ijin =

Dicoba baut : 2.25

baut = 5.1 cm

Gaya baut ijin = P

Maka jumlah baut (n) :

Digunakan 2 baut dengan 1”

Dimensi Plat

Dipakai beton f’c = 30 mpa = 300 kg/cm

Dicoba B = 60 cm

M = H x h

Dimana :

H = 7.5 cos 30

= 6.5 ton

Maka :

M = H x h

= 6.5 x0.5

= 3.25 ton m

= 325 000 kg cm

Terminal “FERRY” 38

Page 39: Fix

PELABUHAN II

Jadi digunakan plat beton ukuran 50c x 50 cm

Data – data yang ada :

Jumlah baut (n) : 2 buah

Ukuran plat b/h : 50/50 cm

V : 3.75 ton

M : 325 000 kg cm

Gaya baut (h) = 6.5 ton

= 6500 kg

Gaya untuk masing – masing baut :

F =

= 1625 kg

Terminal “FERRY” 39

Page 40: Fix

PELABUHAN II

Gaya sebesar F = 3259.499 kg ini diterima olehlekatan beton dengan baut

dimana b = 16 kg/cm

F = .d.L. b

3258.499 = x 2.55 x L x 16

Terminal “FERRY” 40

Page 41: Fix

h

PELABUHAN II

L = 25.43476 cm

Jadi panjang baut yang dipakai = 25 cm

Terminal “FERRY” 41

Page 42: Fix

PELABUHAN II

PEMECAH GELOMBANG

Pemecah gelombang adalah bangunan yang digunakan untuk melindungi daerah pelabuhan dari

ganguan gelombang. Bangunan ini memisahkan daerah perairan dari laut bebas, sehingga

perairan plabuhan tidak banyak dipengaruhi oleh gelombang besar dilaut. Daerah perairan

dihubungkan dengan laut oleh mulut pelabuhan dengan lebar tertentu dan kapal keluar/masuk

pelabuhan melalui celah tersebut. Dengan adanya pemecah gelombang ini daerah pelabuhan

menjadi tenang dan kapal bisa meakukan bongkar muat barang dengan mudah.

Diketahui:

Kedalaman = 5 m

Kemiringan dasar laut = 1:50

Tinggi gelombang =1.2 m

Periode gelombang = 10 detik (diambil 10 detik)

Koefisien refraksi = 0.95

HHWL = 2.2 m

MHWL = 1.8 m

MWL =1.05 m

MLWL = 0.3 m

LLWL = -0.1 m

Kedalaman air dilokasi bangunaan berdasarkan HWL dan LWL adalah

dHWL = 2.2 - (-5)

= 7.2 m

dLWL = -0.1 – (-4.9)

= 9.9 m

dMWL = 1.05 – (-5)

= 6.05 m

42

Page 43: Fix

PELABUHAN II

Penentuan kondisi gelombang direncanakan pemecah gelombang

Diselidiki kondisi gelombang pada kedalaman air direncana lokasi pemecah gelombang, yaitu

apakah gtelombang pecah atau tidak dihitung tinggi dan kedalaman gelombang pecah dengan

menggunakan gambar 3.22 dan 3.23 untuk kemiringan dasar laut 1 : 10

Lo = 1.56 T2 =156 m

dari lampiran A bambang triatmodjho didapatkan = 0.11394dan Ks =0.7890

H1 = Ks Kr Ho

Ho =

=

= 1.6 m

43

dc

dd’ h

p1

p2

p3

Page 44: Fix

PELABUHAN II

tinggi gelombang ekivalen H’o = Kr * Ho

= 0.95* 1.6

= 1.52 m

= 2 m

=

= 0.002

Dari gambar 3.22 = Hb / H’o = 1.35

Hb = 1.35 * 2

= 2.7 m

Dari gambar 3.23 = db / H’b = 1.06

db = 1.06 * 2.7

= 2.86 m

Jadi gelombang pecah akan terjadi pada kedalaman 2.86, karena db < dLWL< d HWL.Berarti

lokasi bangunan pada kedalaman -5 m gelombang tidak pecah.

Penentuan elevasi puncak pemecah gelombang

Elevasi puncak pemecah gelombang dihitung berdasarkan tinggi runup

Kemiringan sisi puncak gelombang ditetapkan 1:2

Tinggi gelombang dilaut dalam

Lo = 1.56 T2 =156 m

Bilangan irribaren

Ir =

=

= 5.7 m

44

Page 45: Fix

PELABUHAN II

dengan menggunakan grafik pada gambar 5.9 dihitung nilai run up untuk lapis lindung dari batu

pecah

Ru = 1.365 * 1.2

= 1.64 m

Elevasi puncak pemecah gelombang dengan memperhitungkan tinggi kebebasan 0.5 m

Elpem. gel = HWL + Ru + tinggi kebebasan

= 2.2 + 1.64 + 0.5

= 4.34 m

untuk lapis lindung dari tetrapod

Ru = 0.875 * 1.2

= 0.73 m

Elpem. gel = HWL + Ru + tinggi kebebasan

= 2.2 + 0.73 + 0.5

= 3.43 m

Tinggi pemecah gelombang

H = Elevasi pemecah gelombang – elevasi dasat laut

= 4.34 - (-5) = 9.34 m ( batu ) ≈ 9.5m

= 3.43 – ( -5) = 8.43 m ( tetrapod) ≈ 8.5 m

45

Page 46: Fix

PELABUHAN II

Berat butir lapis bendung

Berat batu laois lindung dihitung dengan rumus Hudson berikut ini untuk lapis lindung dari batu

(KD=4)

= 0.2 ton

untuk lapis lindung tetrapod (KD=8)

= 0.1 ton

apabila didekat lokasi pekerjaan pemecah gelombang banyak terdapat batu dengan ukuran/berat

sesuai hitungan maka digunakan lapis lindung dari batu pecah dengan berat 0.2 ton

Lebar puncak pemecah gelombang

Lebar puncak pemecah gelombang untuk n=3 (minimum)

B =

=

= 3.45 m

≈ 3.5 m

Tebal lapis lindung

46

Page 47: Fix

PELABUHAN II

T = dengan n=2 pada tabel 5.3 dan K∆=1.15

=

= 1.32 m

Jumlah batu pelindung

Jumlah batu pelindung tiap satuan luas (10 m2)

Dihitung dengan rumus

N = dengan P=37 pada tabel 5.3

=

= 81.14

≈ 82 butir

47