fix

15
RESUME ISSU V Nama : Carla de Jesus Santos Nim : 10612114 Faktor Risiko secara umum dengan Pendekatan: dasar rasional untuk mempromosikan kesehatan mulut dan gigi Diet Banyak penyakit yang meningkat dalam masyarakat di Negara industri dan Negara-negara berkembang dimana menyebabkan kelahiran premature dan angka kematian yang tinggi yang merupakan salah satu bagian dari faktor diet (WHO 1990). Banyak ahli telah menyimpulkan bahwa orang-orang dengan diet tertentu, yaitu mereka yang tinggi asam lemak jenuh, non susu gula ekstrinsik (NMES) dan rendah polysaturates, serat dan vitamin A, C dan E yang terkait dengan kondisi seperti jantung koroner penyakit, stroke, diabetes, kanker, obesitas dan gigi karies (NACNO 1984 & HMSO 1991). merokok

Upload: filho-obmar

Post on 05-Sep-2015

222 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

ktu

TRANSCRIPT

RESUME ISSU V

Nama : Carla de Jesus SantosNim : 10612114

Faktor Risiko secara umum dengan Pendekatan: dasar rasional untukmempromosikan kesehatan mulut dan gigiDietBanyak penyakit yang meningkat dalam masyarakat di Negara industri dan Negara-negara berkembang dimana menyebabkan kelahiran premature dan angka kematian yang tinggi yang merupakan salah satu bagian dari faktor diet (WHO 1990). Banyak ahli telah menyimpulkan bahwa orang-orang dengan diet tertentu, yaitu mereka yang tinggi asam lemak jenuh, non susu gula ekstrinsik (NMES) dan rendah polysaturates, serat dan vitamin A, C dan E yang terkait dengan kondisi seperti jantung koroner penyakit, stroke, diabetes, kanker, obesitas dan gigi karies (NACNO 1984 & HMSO 1991).merokokMerokok telah menimbulkan sebagia besar penyakit. Pada orang yang merokok dapat terkena beberapa penyakit seperti kanker paru-paru, mulut, tenggorokan, pankreas, ginjal dan saluran kemih, penyakit jantung koroner dan stroke, gangguan pernafasan, diabetes dan ulkus dibandingkan non-perokok. (Peto 1996). Diperkirakan bahwa merokok menyebabkan sekitar 30% dari semua penyakit kanker dan kematian, dan 90% dari semua kanker paru-paru (La Vecchia 1991). Perokok juga lebih banyak terkena penyakit periodontal dan penyakit lain dalam mukosa mulut (EU 1998).Stres dan kontrolHal ini juga sebagai penyebab penyakit kardiovaskular, diabetes mellitus dan berbagai penyakit kronis lainnya yang berhubungan dengan faktor-faktor sosiopsikologis (Marmot 1999). Ada bukti yang menghubungkan stres dengan penyakit periodontal dan disfungsi sendi temporomandibular (Monteiro 1996). Peristiwa yang berhubungan dengan penyakit periodontal yang dipengaruhi oleh proses fisiologis dan kebiasaan merokok dan kebersihan mulut yang tidak terkontrol dapat meningkatkan penyakit periodontal (Croucher 1997). Bukan hanya beberapa penyakit sistemik yang dapat menyebabkan penyakit periodontal, tetapi penyakit periodontal dapat menyebabkan risiko penyakit kardiovaskular (Beck 1996)alkoholKonsumsi alkohol yang tinggi dapat meningkatkan risiko dari berbagai kondisi seperti meningkatkan tekanan darah, sirosis hati, penyakit jantung dan kanker mulut, faring dan esofagus. Penggunaan jangka panjang dapat mempengaruhi gangguan mental, penyakit saraf dan kanker hati. Selain itu banyak masalah sosial seperti kekerasan keluarga, kejahatan dan cedera terkait dengan penggunaan alkohol berat (Andreasson 1997).kebersihanInflamasi pada mukosa dan rongga mulut disebabkan oleh kesehatan rongga mulut yang buruk. Plak gigi adalah penyebab utama peradangan gingivival dan periodontititis (Van 1999). bakteri pada plak gigi dan bakteri dalam produk biofilm dapat berinteraksi dengan tuan rumah, dan menyebabkan peradangan dan kerusakan jaringan. Inflamasi gingival pada beberapa orang yang dibiarkan maka dapat menyebabkan periodontitis dan hilangnya jaringan pendukung gigi (Van 1999). cederaDi negara-negara maju atau negara berkembang, banyak kematian yang disebabkan oleh faktor cedera. Dimana kecelakaan merupakan penyebab utama dari kematian di antara anak-anak dan orang-orang muda di Inggris, Eropa dan USA (Saving 1999). Prevalensi trauma gigi di kalangan anak-anak dan orang muda yang yang sangat signifikan adalah sebagian besar terkait dengan cedera di rumah atau sekolah (Andreason 1972).latihanKurangnya latihan fisik merupakan faktor risiko untuk sejumlah penyakit kronis termasuk penyakit jantung koroner dan obesitas (Prentice 1995). Secara khusus, latihan yang terkait dengan kelebihan berat badan, yang pada dasarnya dapat mempengaruhi resistensi insulin, toleransi glukosa dan tekanan darah. Gejala ini sering disebut sebagai gejala gangguan metabolik (Liese 1998).PENGUKURAN FREKWENSI MASALAH KESEHATAN / PENYAKIT

Epidemiologi : studi mengenai kesehatan dan penyakit pada suatu pupulasi, dan bagaimana keadaan tsb dipengaruhi oleh faktor-faktor herediter, lingkungan. fisikal, lingkungan sosial dan pola hidup. Pengukuran frekwensi masalahkesehatan/penyakit gigi dan mulut : 1. Angka prevalensi2. Angka insidensi3. Indeks. (FDI dan WHO,1961)

Indeks Suatu angka / bilangan yang digunakan sebagai indicator untuk menerangkan suatu keadaan tentang Suatu angka menunjukkan keparahan keadaan tersebut angka keparahanPerbedaan pengukuran Angka prevalensi /insidensi merupakan angka kejadian dimana yang dihitung adalah orang yang terkena / individu Indeks merupakan keparahan yang diderita setiap giginya dihitung menurut giginya yang menderita sakit.Macam Indeks Yang sering digunakan untuk survei kesehatan gigi Indeks kebersihan gigi dan mulut : OHI/OHI-S Indeks karies gigi indeks : DMF(T/S), Indeks def (t/s), PUFA Indeks penyakit periodontal Indeks Mal Occlusi dllIndeks kebersihan gigi dan mulut Untuk mengukur kebersihan gigi dan mulut digunakan Indeks Kebersihan mulut = Oral Hygiene Index (OHI) OHI (Greene & Vermillion,1960) OHI-S (Greene & Vermillion, 1964) OHI yang diukur seluruh permukaan OHI-S yang diukur hanya 6 gigi saja dianggap telah dpt mewakili gigi keseluruhan S = Simplified cara pengukuran disederhanakan

OHI : Debris Indeks + Calculus IndeksGigi Yang diukur pada OHI-S (6 gigi) M1 bawah kanan seb, lingual M1 bawah kiri seb lingual M1 atas kanan seb. Buccal M1 atas kiri seb. Buccal I1 atas kiri seb. Labial I1 bawah kanan sebelah palatinal

1. Debris score / Debris Index1 = Tidak terdapat debris dan stain2 = Terdapat debris atau stain kurang dari sepertiga permukaan gigi2 = Terdapat debris menutupi lebih dari sepertiga tetapi kurang dari dua pertiga permukaan gigi3 = Terdapat debris yang menutupi lebih dari dua pertiga permukaan gigi

2. Calculus score / Calculus Index0 = Tidak terdapat calculus1 = Terdapat supragingival calculus menutupi permukaan gigi tidak lebih dari sepertiga permukaan gigi2 = Terdapat supragingival calculus yang lebih dari sepertiga tetapi kurang dari dua pertiga permukaan gigi atau adanya bercak subgingival calculus disekitar leher gigi atau keduanya3 = Terdapat supragingival calculus menutupi lebih dari dua pertiga permukaan gigi atau adanya subgingival calculus yang melingkari leher gigi atau keduanya4 Simplied Oral Hygiene Index5 n OHI-S = Debris index + Calculus Index6Tingkat Kebersihan MulutOHI-S score Kriteria0,0 1,2 : Baik1,3 3,0 : Cukup3,1 6,0 : Jelek

Indeks karies gigiIndeks DMF-T/S untuk gigi permanenIndeks def-t/s untk gigi sulungIndeks DMF/def suatu angka atau indikator untuk mengukur kerusakan/keparahan gigi permanen/sulung oleh karena karies/proses pathologisT Tooth , Pengukuran berdasarkan banyaknya gigi yang rurak karena kariesS = Surface/permukaan , Pengukuran berdasarkan banyaknya permukaan gigi yang rusak karena kariesPUFA

Kriteria indeks DMF D = decay gigi lubang/rusak karena karies dan masih dapat dirawat M = Missing gigi hilang atau indikasi pencabutan karena karies F = Fillinga gigi ditumpat karena karies

Kriteria Indeks def gigi sulung d = decay = gigi lubang / rusak karena karies / proses pathologis dan masih dapat dirawat e = esktraksi = gigi indikasi untuk pencabutan karena karies / proses karies f = filling = gigi ditumpat krarena karies / proses pathologis

Menghitung Indeks DMF/defJumlah seluruh DMF / def yang dipunyai setiap individu / populasiRata Indeks / angka keparahan yg dimiliki setiap individu pada suatu populasi.

3. Community periodontal index of treatment needs (CPITN) digunakan pada tahun 1978 oleh WHO dan FDI sebagai indeks untuk survei epidemiologi. CPITN telah digunakan untuk menilai kondisi periodontal dari suatu kelompok dan subpopulasi pada sejumlah penelitian. Indeks tersebut dapat memberikan sejumlah informasi mengenai prevalensi dan keparahan penyakit. Tapi kegunaan utamanya adalah untuk mengukur kebutuhan akan perawatan. (Gaengler et al., 1988).

Skor CPITNStatus periodontalKebutuhan perawatan

0periodonsium yang sehatTidak membutuhkan

1Secara langsung atau dengan bantuan kaca mulut terlihat perdarahan gingiva setelah probingMemerlukan perbaikan hygiene Oral

2Sewaktu probing terasa adanya kalkulus tapi seluruh bagian prob berwarna hitam* masih terlihatperbaikan higiene oral + skeling professional

3Saku dengan kedalaman 4 atau 5 mm (tepi gingiva berada pada bagian prob berwarna hitam)perbaikan higiene oral + skeling profesional

Saku dgn kedalaman 6 mm(bagian prob berwarna hitam tidak terlihat lagi)Perbaikan higiene oral + skeling profesional + perawatan komprehensif

4. Indeks gingiva (gingival index) : Utk menilai derajat inflamasi Diukur pd gingiva di 4 sisi gigi : papilla distovestibular, tepi gingiva vestibular, papilla mesiovestibular. (Loe & Silness 1963)

Kriteria keparahan inflamasi gingival secara klinis:

Skor indeks gingivaKondisi gingiva

0.1 - 1,0Gingivitis ringan

1,1 2,0Gingivitis sedang

2,1 3,0Gingivitis parah

Kriteria pemberian skor :0 : tidak terjadi pendarahan1 : perdarahan berupa titik2 : perdarahan berupa titik yg besar atau berupa garis3 : perdarahan menggenang di interdental

Skor ITTP = Jumlah permukaan gigi dengan pendarahan Jumlah semua permukaan yang diperiksa = X 100%

Kriteria untuk berbagai komponen dari Indeks Penyakit PeriodontalStatus gingiva (Indeks Gingivitis)0 = Tidak ada tanda-tanda inflamasi.1 = Perubahan inflamatoris ringan sampai sedang pada gingiva, tapi belum meluas mengelilingi gigi.2 = Gingivitis ringan sampai sedang telah meluas mengelilingi gigi.= Gingivitis yang parah ditandai dengan warna merah menyolok, pembesaran, kecenderungan mudah berdarah dan ulserasi. (Lobene et al., 1986).

DAFTAR PUSTAKA1. La Vecchia C, Boyle P, Franceschi S, Levi F, Maisonneuve P, Negri E, et al. Smoking and cancer with emphasis on Europe. Eur J Cancer 1991;27:94104.2. Peto R, Lopez A, Boreham J, Thun M, Health C, Doll R. Mortality from smoking worldwide. Br Med Bull 1996; 67:516.3. Department of Health. Dietary reference values for food energy and nutrients for the United Kingdom. Report of the panel on dietary reference values of the committee on medical aspects of food policy. Report No 41. London: HMSO; 1991.4. World Health Organization. Risk factors and comprehensive control of chronic diseases. Report ICP/CVD 020(2), Geneva: WHO; 1980.5. National Advisory Council for Nutrition Education NACNE. Proposals for nutritional guidelines for health education in Britain. London: The Health Education Council; 1984.6. EU working group on tobacco and oral health. Oral Dis 1998;4:4867.7. La Vecchia C, Boyle P, Franceschi S, Levi F, Maisonneuve P, Negri E, et al. Smoking and cancer with emphasis on Europe. Eur J Cancer 1991;27:94104.8. Salvi G, Lawrence H, Offenbacher S, Beck Monteiro da Silva A, Oakley D, Newman H, Nohl F, Lloyd H. Psychosocial factors and adult onset rapidly progressive periodontitis. J Clin Periodontol 1996;23:789 94.9. Beck J, Garcia R, Heiss G, Vokonas P, Offenbacher S. Periodontal disease and cardiovascular disease. J Periodontol 1996;67(Suppl):112310. Ashworth M, Gerada C. ABC of mental health: addiction and dependence II: Alcohol. Br Med J 1997;315:35860.11. Andreasson S, Brandt L. Mortality and morbidity related to alcohol. Alcohol Alcohol 1997;32:1738.12. Van Dyke T, Offenbacher S., Philstrom B., Putt M, Trummel C. What is gingivitis? Current understanding of prevention, treatment, measurement, pathogenesis and relation to periodontitis. J Int Acad Periodontology 1999;1:315.13. Saving lifes: our healthier nation. London: Stationery Office; 1999.14. Andreason J, Ravn J. Epidemiology of traumatic dental injuries to primary and permanent teeth in a Danish population sample. Int J Oral Surg 1972;1:2359.15. Prentice A, Jebb S. Obesity in Britain: gluttony or sloth? Br Med J 1995;311:4379.16. Greene, J.C. & Vermillion, J.R. (1960). The oral hygiene index: A method for classifying oral hygiene status. J Am Dent Assoc, Vol. 61, pp. 29-35.17. Gaengler, P.; Goebel, G.; Kurbad, A. & Kosa, W. (1988). Assessment of periodontal disease and dental caries in a population survey using the CPITN, GPM/T and DMF/T indices. Community Dent Oral Epidemiol, Vol. 16, No. 4, pp. 236239.18. Loe, H. & Silness, J. (1963) Periodontal disease in pregnancy. Acta Odontol Scand, Vol. 21, pp. 533-551.19. Greene, J.C. & Vermillion, J.R. (1960). The oral hygiene index: A method for classifying oral hygiene status. J Am Dent Assoc, Vol. 61, pp. 29-35.20. Greene, J.C. & Vermillion, J.R. (1964). The simplified oral hygiene index. J Am Dent Assoc, Vol. 68, pp. 7-13.21. Lenox, J.A. & Kopczyk, R.A. (1973) A clinical system for scoring a patient's oral hygiene performance. J Am Dent Assoc, Vol. 86, pp. 849-852. 22. Lobene, R.R.; Weatherford, T.; Ross, N.M.; Lamm, R.A. & Menaker, L. (1986). A modif-ied gingival index for use in clinical trials. Clinical Preventive Dentistry, Vol. 8, pp. 36.