fix ischialgia
TRANSCRIPT
BAB I
TINJAUAN PUSTAKA
1.1 Definisi
Ischialgia merupakan nyeri yang terasa sepanjang tungkai. Ditinjau dari
arti katanya, maka ischialgia adalah nyeri yang terasa sepanjang N.ischiadicus.
Jadi ischialgia didefinisakan sebagai nyeri yang terasa sepanjang nervus
ischiadivus dan lanjutannya sepanjang tungkai.1
Nyeri daerah pinggang pada dasarnya dapat berupa:1
1. Nyeri radikuler (sering)
2. Nyeri alih (referet pain)
3. Nyeri tidak menjalar
Penderita dengan nyeri radikuler memperlihatkan low back pain serta
nyeri radikuler sepanjang nervus ischiadicus.
1.2 Anatomi dan Fisiologi2
Saraf spinalis L4-S3 pada fossa poplitea membelah dirinya menjadi saraf
perifer yakni N. tibialis dan N. poreneus. N ischiadicus keluar dari foramen
ischiadicus mayor tuberositas anterior 1/3 bawah dan tengah dari SIPS kebagian
dari tuberositas ischii.
Cakupan dari regio pinggang sebagai berikut :
· Thoraco lumbal ( Th 12-L1 )
· Lumbal ( Pinggang Atas )
· Lumbal sacral ( Pinggang bawah )
· Sacroiliaca Joint ( tulang pantat )
· Hip Joint ( Sendi Bongkol Paha )
Adapun komponen – komponen dari regio pinggang adalah kulit, otot,
ruas, tulang sendi, bantalan sendi, facet joint. Dan apabila semuanya ini
mengalami gangguan maka sangat berpotensi untuk terkena NPB yang bisa
berlanjut menjadi ishialgia.
Perjalanan Nervus Ischiadicus di mulai dari L4-S3, dan saraf ini memiliki
percabangan antara lain:
- N. lateral poplital yang terdapat pada caput fibula
- N. Medial popliteal yang terdapat pada fossa polpliteal
- N. Tibialis Posterior yang terdapat pada sebelah bawah
- N. Suralis/Saphenus yang terdapat pada tendon ascilles
- N. Plantaris Yang berada pada telapak kaki
Tulang belakang merupakan bangunan yang kompleks yang dapat dibagi
menjadi 2 bagian. Dibagian ventral terdiri dari korpus vertebra yang dibatasi satu
dengan lainnya oleh diskus intervertebra dan ditahan satu dengan lainnya oleh
ligamentum longitudinal ventral dan dorsal. Bagian dorsal tidak begitu kuat dan
terdiri atas arkus vertebra dengan lamina dan pedikel yang diikat satu dengan
lainnya oleh berbagai ligamen diantaranya ligamen interspinal, ligamen
intertranversa dan ligamen flavum. Pada procesus spinosus dan tranversus
melekat otot-otot yang turut menunjang dan melindungi kolum vertebra. Seluruh
bangunan kolum vertebra mendapat inervasi dari cabang-cabang saraf spinal yang
sebagian besar keluar dari ruangan kanalis vertebra melalui foramen intervertebra
dan sebagian dari ramus meningeal yang menginervasi duramater. Diskus
intervertebra dan nukleus pulposus tidak mempunyai inervasi sensibel biarpun
berbatasan langsung dengan ligamen longitudinal yang mengandung serabut
sensibel.
Bagian lumbal merupakan bagian tulang punggung yang mempunyai
kebebasan gerak yang terbesar. Tarikan tekanan dan torsi yang dialami pada
gerakan-gerakan antara bagian toraks dan panggul menyebabkan daerah ini dapat
mengalami cedera lebih besar daripada daerah lain, biarpun tulang-tulang vertebra
dan ligamen di daerah pinggang relatif lebih kokoh. Perbedaan hentakan antara
tulang dengan jaringan dalam peranan mereka sebagai sendi pendukung akan
menyebabkan penyakit yang karakteristik unik pada daerah yang bersangkutan.
Sebagian besar lesi pada diskus lumbal adalah mengenai jaringan lunak dan sering
sekali menghasilkan protrusi inti (nucleus) yang kemudian menekan akar saraf.
N. Ischiadicus mempersarafi :
· M. Semitendinosus
· M. Semimbranosus
· M. Biceps Femoris
· M. Adduktor Magnus
N. Poroneus Mempersarafi :
· M. tibialis anterior
· M. ekstensor digitorum longus
· M. ekstensor halluci longus
· M. digitorum brevis
· M. poroneus tertius
N. Tibialis Mempersarafi :
· M. gastrocnemius
· M. popliteus
· M. soleus
· M. plantaris
· M. tibialis posterior
· M. fleksor digitorum longus
· M. fleksor hallucis longus
1.3 Etiologi1,3,4
Ischialgia timbul karena terangsangnya serabut-serabut sensorik dimana
nervus ischiadicus berasal yaitu radiks posterior L4, L5, S1, S2, S3.
Penyebab ischialgia dapat dibagi dalam :
1. Ischialgia diskogenik, biasanya terjadi pada penderita hernia nukleus
pulposus (HNP)
2. Ischialgia mekanik
a. Spondiloarthrosis defermans
b. Spondilolistetik
c. Tumor cauda
d. Metastasis carsinoma di corpus vertebrae lumbosakral
e. Fraktur corpus lumbosakral
f. Fraktur pelvis, radang atau neoplasma pada alat- alat dalam rongga
panggul sehingga menimbulkan tekanan pada pleksus
lumbosakralis.
3. Ischailgia non mekanik (medik)
a. Radikulitis tuberkulosa
b. Radikulitas luetika
c. Adhesi dalam ruang subarachnoidal
d. Penyuntikan obat-obatan dalam nervus ischiadicus
e. Neuropati rematik, diabetik dan neuropati lainnya
1.4 Patologi5
Vertebrae manusia terdiri dari cervikal, thorakal, lumbal, sakral, dan
koksigis. Bagian vertebre yang membentuk punggung bagian bawah adalah
lumbal 1-5 denagn discus intervertebralis dan pleksus lumbalis serta pleksus
sakralis. Pleksus lumbalis keluar dari lumbal 1-4 yang terdiri dari nervus
iliohipogastrika, nervus ilioinguinalis, nervus femoralis, nervus genitofemoralis,
dan nervus obturatorius. Selanjutnya pleksus sakralis keluar dari lumbal-sakral
yang terdiri dari nervus gluteus superior, nervus gluteus inferior, nervus
ischiadicus, nervus kutaneus femoris superior, nervus pudendus, dan ramus
muskularis.
Nervus ischiadicus adalah berkas saraf yang meninggalkan pleksus
lumbosakralis dan menuju foramen infrapiriformis dan keluar pada permukaan
tungkai di pertengahan lipatan pantat. Pada apeks spasium poplitea nervus
ischiadicus bercabang menjadi dua yaitu nervus perineus komunis dan nervus
tibialis.
Ischialgia timbul akibat perangsangan serabut-serabut sensorik yang
berasal dari radiks posterior lumbal 4 sampai sakral 3, dan ini dapat terjadi pada
setiap bagian nervus ischiadicus sebelum sampai pada permukaan belakang
tungkai
1.5 Gambaran klinis
Sciatica atau ischialgia biasanya mengenai hanya salah satu sisi. Yang bisa
menyebabkan rasa seperti ditusuk jarum, sakit nagging, atau nyeri seperti
ditembak. Kekakuan kemungkinan dirasakan pada kaki. Berjalan, berlari, menaiki
tangga, dan meluruskan kaki memperburuk nyeri tersebut, yang diringankan
dengan menekuk punggung atau duduk.1,5
Gejala yang sering ditimbulkan akibat Ischialgia adalah:3,5
- Nyeri punggung bawah
- Nyeri daerah bokong
- Rasa kaku/ terik pada punggung bawah
- Nyeri yang menjalar atau seperti rasa kesetrum, yang di rasakan daerah
bokong menjalar ke daerah paha, betis bahkan sampai kaki, tergantung
bagian saraf mana yang terjepit.
- Rasa nyeri sering di timbulkan setelah melakukan aktifitas yang
berlebihan, terutama banyak membungkukkan badan atau banyak berdiri
dan berjalan.
- Rasa nyeri juga sering diprovokasi karena mengangkat barang yang berat.
- Jika dibiarkan maka lama kelamaan akan mengakibatkan kelemahan
anggota badan bawah/ tungkai bawah yang disertai dengan mengecilnya
otot-otot tungkai bawah tersebut.
- Dapat timbul gejala kesemutan atau rasa baal.
- Pada kasus berat dapat timbul kelemahan otot dan hilangnya refleks
tendon patella (KPR) dan Achilles (APR).
- Bila mengenai konus atau kauda ekuina dapat terjadi gangguan defekasi,
miksi dan fungsi seksual. Keadaan ini merupakan kegawatan neurologis
yang memerlukan tindakan pembedahan untuk mencegah kerusakan
fungsi permanen.
- Nyeri bertambah dengan batuk, bersin, mengangkat
Yang harus di perhatikan dalam anamnesa antara lain :5,6
1. Lokasi nyeri, sudah berapa lama, mula nyeri, jenis nyeri (menyayat,
menekan, dll), penjalaran nyeri, intensitas nyeri, pinggang terfiksir, faktor
pencetus, dan faktor yang memperberat rasa nyeri
2. Kegiatan yang menimbulkan peninggian tekanan didalam subarachnoid
seperti batuk, bersin dan mengedan memprivakasi terasanya ischialgia
diskogenik
3. Faktor trauma hampir selalu ditemukan kecuali pada proses neoplasma
atau infeksi
1.6 Pemeriksaan fisik3,5
1. Inspeksi
Perhatikan keadan tulang belakang, misalnya skoliosis, hiperlordosis atau
lordosis lumbal yang mendatar
2. Palpasi
Nyeri tekan pada tulang belakang atau pada otot-otot di samping tulang
belakang
3. Perkusi
Rasa nyeri bila prosesus diketok
4. Reflek
- KPR ↓ dan atau APR ↓
- Laseque, patrick, antipatrick, naffziger
1.7 Pemeriksaan penunjang6
1. Foto rontgen lumbosakral
2. Elektromielografi
3. Myelografi
4. CT scan
5. MRI
1.8 Penatalaksanaan
Seringkali, nyeri tersebut hilang dengan sendirinya. Istirahat, tidur diatas
kasur yang keras, menggunakan obat-obatan OTC anti peradangan nonsteroidal
(NSAIDs), dan mengompres panas dan dingin merupakan penatalaksanaan yang
cukup membantu. Pada kebanyakan pasien, tidur dengan sisi lutut ditekuk dan
meletakan sebuah bantal diantara lutut memberikan keringanan. Meluruskan otot
yang lumpuh secara pelan-pelan setelah pemanansan bisa membantu. Peran
fisioterapi pada kasus ischialgia ini dapat membantu meringankan nyeri yang
dirasakan. Modalitas yang digunakan bisa efektif dengan heating yakni SWD
(short Wave Diathermi),bisa juga ditambah TENS untuk membantu memblokir
nyerinya.7
1. Obat-obatan: analgetik, NSAID, muscle relaxan, dsb. 6
2. Program Rehabilitasi Medik. 6
3. Operasi Disektomi: dilakukan pada kasus yang berat/ sangat mengganggu
aktifitas dimana dengan obat-obatan dan program Rehabilitasi Medik tidak dapat
membantu. 6,7
Program Rehabilitasi Medik bagi penderita Ischialgia adalah:
- Terapi Fisik: Diatermi, Elektroterapi, Traksi lumbal, Terapi manipulasi,
Exercise, dsb.
- Terapi Okupasi: Mengajarkan proper body mechanic, dsb.
- Ortotik Prostetik: Pemberian korset lumbal, alat bantu jalan, dsb.
4. Advis: Tips untuk penderita Ischialgia:6
• Hindari banyak membungkukkan badan.
• Hindari sering mengangkat barang-barang berat.
• Segera istirahat jika telah merasakan nyeri saat berdiri atau berjalan.
• Saat duduk lama diusahakan kaki disila bergantian kanan dan kiri atau
menggunakan kursi kecil untuk menumpu kedua kaki.
• Saat menyapu atau mengepel lantai pergunakan gagang sapu atau pel yang
panjang, sehingga saat menyapu atau mengepel punggung tidak membungkuk.
• Jika hendak mengambil barang dilantai, usahakan punggung tetap lurus, tapi
tekuk kedua lutut untuk menggapai barang tersebut.
• Lakukan Back Exercise secara rutin, untuk memperkuat otot-otot punggung
sehingga mampu menyanggah tulang belakang secara baik dan maksimal.
BAB II
LAPORAN KASUS
Seorang pasien laki-laki berumur 55 tahun dirawat dibangsal Neurologi
RSUD Achmad Mochtar pada tanggal 28 November 2014 dengan :
Keluhan Utama :
Nyeri pinggang kanan bawah
Riwayat Penyakit Sekarang:
• Nyeri pinggang kanan bawah yang meningkat sejak 3 hari sebelum
masuk rumah sakit
• Nyeri sudah dirasakan sejak 2 tahun yang lalu, namun berkurang saat
beristirahat dan pasien masih dapat melakukan aktivitas sehari-hari
• Nyeri dirasakan menusuk-nusuk seperti disentrum dan menjalar ke
tungkai kanan dan punggung kaki kanan
• Nyeri dirasakan ketika pasien bergerak saat akan duduk dan terasa
meningkat ketika berjalan, batuk/bersin, mengejan dan membungkuk
• Nyeri berkurang saat pasien beristirahat atau tidur, namun sejak 3 hari
sebelum masuk rumah sakit nyeri tetap dirasakan saat beristirahat
maupun tidur
• Nyeri pinggang ini membuat pasien tidak dapat bekerja seperti biasa
• Keluhan disertai rasa kebas pada betis kanan bagian dalam, punggung
kaki kanan, tumit kaki kanan, dan ibu jari kaki kanan
• Kelemahan anggota gerak tidak ada
• Mual tidak ada, muntah tidak ada, demam tidak ada
• BAB dan BAK normal
Riwayat Penyakit Dahulu :
• Riwayat jatuh dengan posisi terduduk ada 25 tahun yang lalu dari
ketinggian ± 5 meter (dari atap rumah)
• Pasien pernah merasakan keluhan yang sama 2 tahun yang lalu, kontrol
tidak teratur ke poli neurologi RSUD Achmad Mochtar Bukittingi, dan
berhenti kontrol sejak 1 tahun yang lalu, pasien tidak ingat obat yang
diberikan.
• Riwayat hipertensi sejak 2 tahun yang lalu, kontrol ke puskesmas dan
minum obat tidak teratur, pasien meminum obat amlodipin
• Riwayat DM, sakit jantung, dan stroke tidak ada
Riwayat Penyakit Keluarga :
Tidak ada anggota keluarga yang menderita keluhan seperti ini
Riwayat Pekerjaan dan Kebiasaan:
Pasien dulunya pekerja bangunan selama ± 20 tahun dan memiliki
kebiasaan mengangkat beban berat
PEMERIKSAAN FISIK:
Vital Sign :
Keadaan umum : Sedang Frekuensi nadi : 86 x / menit
Kesadaran : CMC Frekuensi nafas : 19 x / menit
Suhu : 36,9oC Tekanan darah :160/90mmHg
Status Internus :
Kulit : tidak ada kelainan.
KGB : tidak teraba pembesaran.
Mata : konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik.
Leher : JVP 5-2 cmH2O.
Paru I : gerakan simetris kiri = kanan
Pa : fremitus kiri = kanan
Pk : sonor kiri = kanan
Au : vesikuler, rhonkhi (-/-), wheezing (-/-)
Jantung
I : iktus tidak terlihat
Pa : iktus teraba 1 jari medial LMCS RIC V
Pk : batas jantung dalam batas normal
Au : murni, teratur, bising (-)
Perut
I : tidak membuncit
Pa : hepar dan lien tidak teraba
Pk : timpani
Au : bising usus (+) Normal
Punggung
I : Penonjolan (-)
Pa : Nyeri tekan pada otot-otot samping vertebra L5
Pk : Nyeri ketok (-)
Genitalia : tidak diperiksa.
Status Neurologis :
1. Tanda rangsangan meningeal :
Kaku kuduk : -
Brudzinsky I : -/-
Brudzinsky II : -/-
Kernig : -/-
2. Tanda peningkatan tekanan intrakranial (-)
3. Nn. Kranial :
N I kanan kiri
• Subjektif normosomia normosomia
• Dengan bahan tidak dilakukan tidak dilakukan
N II kanan kiri
• Tajam penglihatan Normal Normal
• Lapangan pandang Normal Normal
• Melihat warna Normal Normal
• Fundus okuli tidak dilakukan tidak dilakukan
N III kanan kiri
• Bola mata Orto Orto
• Pergerakan bulbus Baik Baik
• Strabismus Tidak ada Tidak ada
• Nystagmus Tidak ada Tidak ada
• Exopthalmus Tidak ada Tidak ada
• Ptosis Tidak ada Tidak ada
• Pupil Besar 3mm 3mm
Bentuk Bulat Bulat
• Refleks cahaya Baik Baik
• Refleks konvergensi Baik Baik
• Refleks akomodasi Baik Baik
N IV kanan kiri
• Pergerakan mata Baik Baik
(ke bawah- keluar)
• Sikap bulbus Simetris Simetris
• Diplopia Tidak ada Tidak ada
N V kanan kiri
• Membuka mulut Baik Baik
• Mengunyah Baik Baik
• Menggigit Baik Baik
• Refleks kornea + +
• Sensibilitas Baik Baik
N VI kanan kiri
• Pergerakan mata ke lateral Baik Baik
• Sikap bulbus Simetris Simetris
• Diplopia Tidak ada Tidak ada
N VII kanan kiri
• Raut Wajah Normal Normal
• Sekresi air mata Normal Normal
• Fissura palpebralis Normal Normal
• Menggerakann dahi Baik Baik
• Menutup mata Baik Baik
• Memperlihatkan gigi Baik Baik
• Bersiul Baik Baik
• Sensasi lidah 2/3 depan Baik Baik
N VIII kanan kiri
• Detik arloji Baik baik
• Suara berisik baik baik
• Weber tidak dilakukan tidak dilakukan
• Rinne tidak dilakukan tidak dilakukan
• Swabach tidak dilakukan tidak dilakukan
N IX kanan kiri
• Sensasi 1/3 belakang tidak dilakukan tidak dilakukan
• Reflek muntah/gag reflek + +
N X kanan kiri
• Arcus pharynx simetris simetris
• Uvula di tengah di tengah
• Menelan Baik Baik
• Artikulasi Baik Baik
• Suara Normal Normal
• Nadi Reguler Reguler
N XI kanan kiri
• Menoleh ke kanan Normal Normal
• Menoleh ke kiri Normal Normal
• Mengangkat bahu ke kanan Normal Normal
• Mengangkat bahu ke kiri Normal Normal
N XII kanan kiri
• Kedudukan lidah dalam Normal Normal
• Kedudukan lidah dijulurkan Normal Normal
• Tremor Lidah tidak ada tidak ada
• Fasikulasi tidak ada tidak ada
• Atrofi tidak ada tidak ada
4. Motorik :
Ekstremitas superior kanan kiri
Tonus eutonus eutonus
Kekuatan 555 555
Trofi eutrofi eutrofi
Ekstremitas inferior
Tonus eutonus eutonus
Kekuatan 555 555
Trofi eutrofi eutrofi
5. Sensorik : eksteroseptif dan proprioseptif baik
6. Otonom : BAK dan BAB terkontrol
7. Refleks fisiologis : KPR +/+ APR+/+
8. Reflek patologis :
Babinsky : -/- Gordon : -/-
Chaddock : -/- Oppenheim : -/-
9. Pemeriksaan iskialgia:
Pemeriksaan kanan kiri
• Lassegue + (45o) -
• Kontra lassegue - +
• Patrick + -
• Kontra Patrick + -
• Tes Valsava + -
• Nafzieger + -
• Tanda Bragard + -
• Tanda Sincard + -
Pemeriksaan laboratorium :
Darah
Hb : 14,8 gr%
Ht : 44%
Leukosit : 12.000/mm3
Trombosit : 261.000 / mm3
Diagnosis
Diagnosis klinis : Iskialgia dextra
Diagnosis topik : Radiks L 4-5 dextra, L5-S1 dextra
Diagnosis etiologi : susp HNP
Diff. Diagnosis : discitis
: arthritis sakroiliaka
: spondilolistesis
Diagnosis Sekunder : Hipertensi stage II
Pemeriksaan Penunjang
Foto Rontgen Lumbo sakral AP dan lateral
EMG
Mielografi
CT scan/MRI
TERAPI
1. Umum
- Bedrest total dengan alas keras selama 2-3 minggu
- Bila membaik lakukan fisioterapi
- MB
2. Khusus
- Tramadol 2 x 500 mg (PO)
- Valsartan 1 x 80 mg
- Omeprazol 1 x 40 mg
- Paracetamol 3 x 500 mg
Prognosis
Quo ad sanam : dubia at bonam
Quo ad vitam : bonam
Follow up
29 November 2014
An/ : Nyeri pinggang bawah (+)
Kebal pada tungkai (+)
PF/ : KU Kes TD Nadi Nfs T
Sdg CMC 150/90 84x/i 20x/i 37oC
SI : Dalam Batas Normal
SN : GCS 15 E3M6V5, TRM (-), Peningkatan TIK (-)
Pupil isokor, 3mm/3mm, RC +/+
Motorik : 555/555 (ekstremitas superior dan inferior), eutonus, eutrofi
Sensorik : eksteroseptif dan proprioseptif baik
Otonom : BAK dan BAB biasa
D/ Iskialgia dextra
Terapi/
1. Umum
- Bedrest total
- MB RG II
2. Khusus
- Tramadol 2 x 500 mg (PO)
- Valsartan 1 x 80 mg
- Omeprazol 1 x 40 mg
- Paracetamol 3 x 500 mg
30 November 2014
An/ : Nyeri pinggang bawah (+) berkurang
Kebal pada tungkai (-)
PF/ : KU Kes TD Nadi Nfs T
Sdg CMC 150/90 84x/i 20x/i 37oC
SI : Dalam Batas Normal
SN : GCS 15 E3M6V5, TRM (-), Peningkatan TIK (-)
Pupil isokor, 3mm/3mm, RC +/+
Motorik : 555/555 (ekstremitas superior dan inferior), eutonus, eutrofi
Sensorik : eksteroseptif dan proprioseptif baik
Otonom : BAK dan BAB biasa
D/ Iskialgia dextra
Terapi/
1. Umum
- Bedrest total
- MB RG II
2. Khusus
- Tramadol 2 x 500 mg (PO)
- Valsartan 1 x 80 mg
- Omeprazol 1 x 40 mg
- Paracetamol 3 x 500 mg
BAB III
DISKUSI
Telah dilaporkan kasus seorang pasien laki-laki, umur 55 tahun yang
dirawat di bangsal Neurologi RSUD Achmad Mochtar Bukittinggi dengan
diagnosis klinis Iskialgia dextra e.c suspect HNP.
Dari anamnesis didapatkan bahwa nyeri pinggang kanan bawah yang
dirasakan menusuk-nusuk seperti disentrum dan menjalar ke tungkai kanan dan
punggung kaki kanan menjalar ke pergelangan kaki kiri/kanan. Nyeri dirasakan
ketika pasien bergerak saat akan duduk dan terasa meningkat ketika berjalan,
batuk/bersin, mengejan dan membungkuk. Nyeri berkurang saat pasien
beristirahat atau tidur, namun sejak 3 hari sebelum masuk rumah sakit nyeri tetap
dirasakan saat beristirahat maupun tidur. Nyeri pinggang ini membuat pasien
tidak dapat bekerja seperti biasa. Selain itu, keluhan disertai rasa kebas pada betis
kanan bagian dalam, punggung kaki kanan, tumit kaki kanan, dan ibu jari kaki
kanan.
Pemeriksaan neurologis menunjukkan pasien sudah merasa nyeri di
pinggang kanan pada test laseque sudut 45º. Pada pemeriksaan untuk iskialgia
hasil positive ditemukan pada test Naffziger. Hal ini menunjukkan suatu iskialgia
sebagai perwujudan lesi iritatif terhadap serabut radiks, termasuk didalamnya
adalah HNP.
Terapi umum pada pasien ini adalah bedrest total dengan alas keras selama
2-3 minggu, bila membaik lakukan fisioterapi. Terapi khususnya adalah
pemberian Tramadol 2 x 500 mg (PO), valsartan 1 x 80 mg, omeprazol 1 x 40 mg,
dan paracetamol 3 x 500 mg.
DAFTAR PUSTAKA
1. Trihono. 2005. Manajemen Puskesmas Berbasis Paradigma Sehat.
Jakarta : CV. Sagung Seto
2. deGroot J. 1995. Neuroanatomi korelatif Edisi ke-21. Jakarta : Penerbit
buku Kedokteran EGC
3. Wagiu, Samuel A.. 2005. Pendekatan Diagnostik Low Back Pain.
Available at http://neurology.multiply.com/journal/item/24
4. Tim Penyusun, 2010. Profil Kesehatan Puskesmas Kediri Tahun 2010.
Dinas Kesehatan Kabupaten Lombok Barat
5. Ngoerah, I Gusti Nengah Gde. 1995. Dasar-Dasar Ilmu Penyakit Saraf.
Surabaya : Airlangga University Press
6. WHO. 2003. The Burden of Muskuloskeletal Conditions At The Start of
The New Millenium. Geneva : WHO Library Cataloguing-in-Publication
Data
7. Kent & Keating. 2005. The Epidemiology of Low Back Pain