ischialgia n' paraparesis inferior tutik

46

Click here to load reader

Upload: richky-nurhakim

Post on 03-Oct-2015

73 views

Category:

Documents


20 download

DESCRIPTION

ischalgia

TRANSCRIPT

  • STROKE NON HEMORAGIKPresentan :Sepreka MirlyPembimbing :dr. Hardhi Pranata, Sp.S MARS

  • I. IDENTITAS PASIENNama / umur: Ny.SJenis kelamin: PerempuanPekerjaan: Ibu rumah tanggaAgama: IslamStatus perkawinan:menikahSuku bangsa: JawaTanggal masuk:1 April 2010Dirawat yang ke:Ke-1Tanggal pemeriksaan5 April 2010

  • II. RIWAYAT PENYAKIT

    Auto / allo anamnesa tanggal 5 april 2010,pukul 08.00KELUHAN UTAMA : Lengan dan Tungkai kiri lemah.KELUHAN TAMBAHAN : Pusing ANAMNESA

  • RIWAYAT PENYAKIT SEKARANGPasien datang ke RSPAD GS dengan keluhan lengan dan tungkai kiri lemah mendadak 1 hari SMRS, keluhan ini terjadi ketika pasien bangun tidur dan ingin ke kamar mandi dan tiba-tiba terasa lemah lengan dan tungkai kirinya.Pasien tidak menyadari bahwa mulut pasien tertarik kekanan, pasien mengetahui hal ini dari keluarga pasien,tetapi pasien tidak ada gangguan dalam bicara. Pasien juga mengeluh nyeri kepala pada seluruh kepala,tidak hanya pada satu tempat dan tidak berputar serta tidak seperti melayang namun keluhan tersebut tidak diobati.Mual dan Muntah disangkal oleh pasien. Kejang,Demam,penglihatan ganda,gangguan pendengaran dan gangguan penglihatan setelah serangan disangkal.Pasien tetap sadar saat keluhan terjadi dan dibawa oleh keluarganya langsung ke RSPAD GS,pasien sempat diukur .tekanan darahnya dan didapatkan hasilnya 200/90.Pasien mengaku kejadian seperti ini baru pertama kali terjadi pada dirinya,pasien masih dapat mengingat saat sebelum dan sesudah kejadian.

  • Pasien menyangkal mempunyai riwayat sering kencing,sering haus,sering lapar dan penurunan berat badan serta penyakit jantung,kebiasaan merokok,meminum alkohol dan menggunakan obat-obatan tertentu.Pasien juga menyangkal pernah mengalami benturan di bagian kepala sebelumnya.Tetapi pasien mengakui mempunyai tekanan darah tinggi sejak 6 tahun yang lalu dan tidak terkontrol.Buang air besar dan Buang air kecil di akui pasien tidak ada gangguan.Pasien memiliki 2 orang anak dan tidak menggunakan obat obat hormonal atau pil KB.Saat ini kondisi pasien sudah mulai membaik dan rencana rawat jalan,sebelumnya pasien dirawat di lantai 5 PU.pasien sudah tidak mengeluh sakit kepala,tidak mengeluh lemah pada lengan dan tungkai kiri, mulut pasien masih sedikit tertarik ke kanan.

  • RIWAYAT PENYAKITDAHULUHipertensi: pasien mengakui mempunyai riwayat hipertensi sejak 6 tahun yang lalu dan tidak terkontrol..Diabetes melitus :disangkalSakit jantung:disangkalTrauma kepala:disangkalSakit kepala sebelumnya: disangkalKegemukan:disangkalGastritis:disangkal

    KELUARGATidak ada keluarga yang menderita penyakit stroke.

    RIWAYAT KELAHIRAN/PERTUMBUHAN/PERKEMBANGAN:Tidak ada kelainan

  • III. Pemeriksaan Fisik

    Status InternusKU : Tampak sakit sedangGizi : CukupTanda-tanda vital: 1. Tekanan darah : Kanan: 150/ 100 mmHgKiri : 150 / 100 mmHg2. Nadi : Kanan : 84kali / menit Kiri : 84 kali / menit3. Suhu : 36,7C4. Pernapasan : 20 kali / menit

  • Limfonodi: Tidak teraba membesarJantung: BJ I - II reguler, gallop (-), murmur (-) Paru: Suara dasar vesikuler, wheezing (-), rhonki (-)Hepar: Tidak teraba pembesaranLien: Tidak teraba pembesaranEkstremitas: Akral hangat, tidak ada edema

  • Status Psikiatris

    Tingkah laku: WajarPerasaan hati: BaikOrientasi: BaikJalan pikiran: BaikDaya ingat: Baik

  • Status Neurologis

    Kesadaran: CM, E4M6V5 GCS 15Sikap tubuh: Berbaring terlentangCara berjalan: Tertinggal pada kaki kiriGerakan ab N: Tidak ada

  • KepalaBentuk : normocephal Simetris : simetrisPulsasi : teraba pulsasi a temporalis +/+Nyeri tekan : tidak ada

    LeherSikap : normalGerakan : bebas ke segala arahVertebra : tidak ditemukan kelainanNyeri tekan : tidak adaPulsasi a.carotis : Teraba

  • Gejala rangsang meningealKaku kuduk : (-) /(-)Kernig test : (-) / (-) Lasseque test : (-) / (-)Brudzinsky I : (-)/(-)Brudzinsky II : (-) / (-)

  • Nervi cranialis

    N. I.(Olfactorius)Daya penghidu :Normosmia +/+

    N II (Optikus)Ketajaman penglihatan : 6/6 6/6

    Pengenalan warna : normalnormal

    Lapang pandang : normal

    Fundus : tidak dilakukan

  • N III (Okulomotorius) / NIV (Trochlearis) / N VI (Abdusen)Ptosis : (-) (-)Strabismus : (-) (-)Nistagmus : (-) (-)Exoptalmus : (-) (-)Enoptalmus : (-) (-)Gerakan bola mataLateral : baikbaikMedial : baikbaikAtas medial : baikbaikBawah medial : baikbaikAtas : baikbaikBawah : baikbaikPupil Ukuran : 3 mm 3 mmBentuk : bulatbulatIsokor/anisokor : isokorPosisi : tengahtengahReflek cahaya langsung : (+) (+)Reflek cahaya tidak langsung : (+) (+)

  • N V ( Trigeminus )Menggigit: ( + ) Membuka mulut: simetris Sensibilitas atas: ( + ) ( + )Tengah: ( + ) ( + )Bawah: ( + ) ( + )Reflek masseter: ( + ) ( + )Reflek zigomatikus: ( + ) ( + )Reflek kornea: ( + ) ( + ) Reflek bersin: Tidak dilakukan

  • N VII (Fascialis)PasifKerutan kulit dahi : simetrisKedipan mata : simetrisLipatan nasolabial : asimetris ,sisi kiri lebih datar dari kananSudut mulut : asimetris ,sisi kiri lebih rendah dari kananAktifMengerutkan dahi : simetrisMengerutkan alis : simetrisMenutup mata : simetris (kekuatan ka=ki)Meringis : asimetris ,sisi kiri tertinggalMengembungkan pipi : asimetris ,sisi kanan lebih menggembungGerakan bersiul : tidak bisaDaya pengecapan 2/3 depan : Tidak dilakukanHiperlakrimasi : Tidak adaLidah kering : Tidak ada

  • N VIII (Akustik)Mendengar suara gesekan jari tangan : (+)(+)Mendengar detik arloji : tdk dilakukan Test Rinne : tidak dilakukanTest Weber : tidak dilakukan Test Schwabach : tidak dilakukancN IX (Glosofaringeus)Arkus faring : simetrisPosisi uvula : di tengahDaya pengecapan 1/3 belakang : tidak dilakukanReflek muntah : tidak dilakukanN X (vagus)Denyut nadi : teraba, Regular

    Arkus faring : simetris

    Bersuara : baik

    Menelan : tidak ada gangguan

  • N XI (Asesorius)Memalingkan kepala : normal Sikap bahu : simetrisMengangkat bahu : dapat dilakukan.N XII (Hipoglosus)Menjulurkan lidah : Tidak ada deviasiKekuatan lidah : normalAtrofi lidah : tidak adaArtikulasi : baikTremor lidah : tidak ada

  • Sistem motorik

    Gerakan: Bebas TerbatasKekuatan : 5 5 5 5 4 4 4 4 5 5 5 5 4 4 4 4Tonus : Normotonus/ NormotonusTrofi : Eutrofi/ Eutrofi

  • Sistem reflek

    Reflek fisiologisReflek tendon Biseps : (+) normal / (+) Triseps : (+) normal / (+) Patella : (+) normal/ (+) Achilles : (+) normal/ (+) Reflek periosteum : tidak dilakukanReflek permukaan Dinding perut : tidak dilakukan Kremaster : tidak dilakukan Sfingter ani : tidak dilakukan

  • Reflek patologis

    Reflek hoffman trommer : (-) / (-)Reflek babinski : (-) / (-)Reflek chaddock : (-) / (-)Reflek oppenheim : (-) / (-)Reflek gordon : (-) / (-)Reflek schaefer : (-) / (-)Reflek rosolimo : (-) / (-)Reflek Mendel Bechterev: (-) / (-)Klonus paha : (-) / (-)Klonus kaki : (-) / (-)

  • Sistim sensibilitas

    EksteroseptifNyeri : ( + ) ( + )Suhu : ( + ) ( + )Taktil : ( + ) ( + )Propioseptif Posisi : ( + ) ( + )Vibrasi : ( + ) ( + )Tekanan dalam : ( + ) ( + )

  • KOORDINASI DAN KESEIMBANGANTest Romberg: Tidak dilakukanTest Tandem: Tidak dilakukanTest Fukuda: Tidak dilakukanRebound Phenomen: Tidak dilakukanDismetri: Tidak dilakukanDisdiadokokenesis: Tidak dilakukanTest telunjuk hidung: Tidak dilakukanTest telunjuk telunjuk: Tidak dilakukanTest Tumit Lutut: Tidak dilakukan

  • Fungsi otonom

    Miksi Inkontinensi : (-)Retensi : (-)Anuria : (-)DefekasiInkontinensi : (-)Retensi : (-)

  • Fungsi luhur

    Fungsi bahasa : baikFungsi orientasi : baikFungsi memori : baikFungsi emosi : baikFungsi kognisi : baik

  • PEMERIKSAAN PENUNJANG1 APRIL 2010

    Jenis pemeriksaanHasilNilai rujukanHematologiDarah rutinHemoglobin11,912-16 g/dlHematokrit3937-47%Eritrosit4,94,3-6,0 JUTA/ULLeukosit66004800-10800/ULTrombosit391000150000 - 400000/ULMCV 7880 96 FLMCHC2427 32 PGMCH3132 36 G/DLKimiaUreum2120-50 mg/dlKreatinin0.90.5-1.5 mg/dlNatrium145135-145 mEq/LKalium41 3.5-5.3 mEq/LKlorida104 97-107 mEq/LGlukosa Sewaktu154 < 140 mg/dl

  • 5 APRIL 2010

    Jenis pemeriksaanHasilNilai rujukanHematologiDarah rutinHemoglobin11.912-16 g/dlHematokrit3937-47%Eritrosit4.94,3-6,0 JUTA/ULLeukosit48004800-10800/ULTrombosit297000150000 - 400000/ULMCV 8180 96 FLMCHC2527 32 PGMCH3032 36 G/DLKimiaProtein total7.36 8,5 G/DLAlbumin4.13,5 5,0 G/DLGlobulin3.22,5 3,5 G/DLCholesterol219 < 200 mg/dlTrigliserida106 < 160 mg/dlBilirubin total0.8 < 1,5 mg/dlSGPT11 < 40 U/LSGOT18 < 35 U/LGlukosa sewaktu137 < 140 mg/dlAlkali fosfatase68< 98 U/LUrinalisaUrin lengkapProtein--Glukosa--Bilirubin--Eritrosit1-1-1< 2/LPBLeukosit3-3-3< 5/LPBKristal--Epithel--Lain-lain--

  • CT SCAN KEPALA;KESAN:INFARK KAPSULA EXTERNA KANAN KRUS POSTERIOR.RONTGEN THORAKS:COR DAN POLMO DALAM BTS NORMAL

  • IV. ResumeAnamnesis. Pasien perempuan usia 43 tahun datang dengan keluhan lengan dan tungkai kiri tiba-tiba terasa lemah 1hari sebelum masuk Rumah Sakit saat istirahat.Mulut tertarik ke kanan.di sertai pusing.Pasien tetap sadar.Kejadian ini baru pertama kali di alami pasien.Pasien mengaku mempunyai riwayat darah tinggiPEMERIKSAANStatus internus: Dalam batas normalStatus neurologisKesadaran: Compos mentis GCS : 15 ( E4M6V5 )Cardiovaskuler:Tekanan darah kanan: 150/ 100 mmHgTekanan darah kiri: 150/ 100 mmHgNadi kanan: 84x/ menitNadi kiri: 84x/ menitKepala: Normocephal, pulsasi a. Temporalis terabaPupil: Isokor, diameter 3 mm/3mm, Reflek cahaya +/+

  • Nervi Cranialis: N.VII (Fascialis)Pasif: Lipatan nasolabial: asimetris, kiri lebih mendatar daripada kananSudut mulut: asimetris, kiri lebih rendah daripada kananAktifMeringis: Asimetris , sisi kiri tertinggalMengembungkan pipi: Asimetris, kiri lebih menggembungRangsang Meningeal: ( - )Motorik:Gerakan: bebas terbatasKekuatan: Tonus: normotonus normotonusTrofi: eutrofi eutrofi Reflek fisiologis: ( + )Reflek patologis: ( - ) Kesan: ada gangguan motorik berupa hemiparesis sinistra

    5555444455554444

  • Pemeriksaan PenunjangCT SCAN KEPALA:KESAN:Infark kapsula externa kanan krus posterior.

    Algoritma Stroke Gajah MadaPenurunan kesadaran (-)Nyeri kepala (+)Refleks Babinsky (-) Kesan : Stroke non haemoragik

    Penilaian skor stroke :Algoritma Siriraj Kesadaran (0 x 2.5) + muntah (0 x 2) +cephalgia (1 x 2) + tekanan darah (90x 10%) + ateroma(0x 3) - 12 = -1

  • Djoenaedi Stroke ScorePermulaan serangan Sangat mendadak : 6,5Waktu serangan saat istirahat 1Sakit kepala waktu serangan ringan :1Muntah tidak ada: 0Kesadaran tidak ada gangguan:1Tekanan darah waktu MRS>140/100:1Tanda rangsang selaput otak tidak ada : 0Pupil isokor: 5Fundus okuli tidak dilakukan:- +Total score: 15,5 < 20 SHKesan : Stroke non Haemoragik

  • DiagnosaDiagnosa Klinik:Hemiparase sinistra tipe UMN,Parase N VII Sinistra tipe sentral,Hipertensi grade I.Diagnosa Topik: Hemisfer cerebri dextraDiagnosa EtiologiStroke non hemoragik

  • TERAPIPenatalaksanan umum stroke dengan 5B NON MEDIKAMENTOSAFisioterapi dan konsul penyakit dalam untuk mengatasi hipertensi.

  • PEMERIKSAAN ANJURANCT SCAN KEPALALaboratorium:Darah lengkap,gula darah, kolesterol,trigliserida,elektrolit,ureum,kreatinin.EkgFoto thoraksPROGNOSAAd vitam: Ad bonamAd fungsionam: Dubia Ad sanam: Dubia ad bonamAd cosmeticum: Dubia ad bonam

  • ANALISA KASUS. Pasien Ny.S usia 43 tahun didiagnosa Stroke Non Hemoragik dan terdapat Hemiparese sinistra tipe UMN, parase N VII sinistra tipe sentral dan Hipertensi grade I.diagnosis tersebut ditegakkan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan neurologis dan pemeriksaan penunjang:Anamnesis1.Ny.S,43 tahun datang dengan keluhan lengan dan tungkai kiri lemah mendadak, yang terjadi saat istirahat 1 hari SMRS. Berdasarkan definisi stroke yaitu keadaan hilangnya sebagian atau seluruh fungsi neurologis yang terjadi secara mendadak atau tiba-tiba yang disebabkan adanya gangguan peredaran darah otak karena berkurangnya suplai darah atau pecahnya pembuluh darah secara spontan. Berdasarkan etiologinya stroke dibagi menjadi dua yaitu, stroke hemoragik dan stroke non hemoragik.Stroke non hemoragik dapat terjadi akibat trombosis atau emboli. Sedangkan stroke hemoragik dapat berupa perdarahan intra serebral dan perdarahan sub arachnoid. Berdasarkan anamnesa dengan kejadian saat pasien istirahat, dan tidak ditemukan adanya penurunan kesadaran, mual, muntah, kejang, maka dapat digolongkan sebagai stroke non hemoragik.

  • Analisa kasusBegitu juga jika dicocokkan dengan Algoritma gajah mada dimana jika ada 2 saja dari tanda- tanda penurunan kesadaran, nyeri kepala dan refleks babinsky, adalah merupakan stroke hemoragik, maka pada kasus ini dimana tidak ditemukan tanda- tanda tersebut maka merupakan stroke non hemoragik. Sedangkan menurut Siriraj Stroke Score (SSS), pasien ini sesuai dengan stroke non hemoragik dengan nilai skor -2.2.Pasien mengeluh nyeri pada seluruh kepala, tidak hanya pada satu tempat, dan tidak berputar serta tidak seperti melayang.Sesuai dengan stroke non hemoragik kadang disertai nyeri kepala kadang tidak,tetapi tidak hebat.3.Pasien sempat diukur .tekanan darahnya dan didapatkan hasilnya 200/90.Pasien mengaku kejadian seperti ini baru pertama kali terjadi pada dirinya,pasien masih dapat mengingat saat sebelum dan sesudah kejadian.Tetapi pasien mengakui mempunyai tekanan darah tinggi sejak 6 tahun yang lalu dan tidak kontrol teratur.:

  • Analisa kasus Faktor resiko yang dapat menyebabkan stroke:umur >40 tahun,jenis kelamin,keturunan berhubungan dengan faktor resiko,ras,hipertensi,penyakit atau kelainan jantung,diabetes melituss,kadar kolesterol darah yang tinggi,merokok,alkohol,oral kontrasepsi.PEMERIKSAAN FISIK NEUROLOGISDari pemeriksaan kesadaran pasien membuka mata secara spontan (E4), dapat melakukan gerakan yang diperintahkan (M6),dan berorientasi penuh saat diajak berbicara (V5Hal ini menunjukkan kesadaran pasien masih dalam tingkat Compos Mentis .Pemeriksaan gejala rangsang meningeal negatif ( - ). Sesuai dengan stroke non hemoragikPada pemeriksaan N. Cranialis VII didapatkan paresis sinistra dimana saat pasif lipatan nasolabialis kiri datar dan sudut mulut kiri lebih rendah dari yang kanan. Pada saat aktif, seperti meringis dan mengembungkan pipi terlihat asimetris, dimana terlihat mulut sisi kiri tertinggal dan pasien menggembungkan pipi sebelah kiri lebih lemah daripada kanan.

  • Analisa kasus Keadaan ini menunjukan adanya kelemahan dari muskulus oblikularis oris sinistra yang dipersarafi oleh N. Cranialis VII. Tipe lesi sentral dari parese N. VII sinistra ini didapatkan karena kelemahan M. Orbikularis Oris sinistra tidak diikuti dengan kelemahan dari M. Orbikularis Okuli sinistra (pasien masih dapat menutup mata sebelah kiri). Hal ini terjadi karena subdivisi inti nervus fasialis yang mempersarafi muskulus oblikularis okuli mendapatkan inervasi kortikal secara bilateral.Pada pemeriksaan kekuatan motorik didapatkan hemiparesis sinistra dengan kekuatan motorik untuk lengan (4, 4, 4, 4) dan tungkai (4, 4, 4, 4) Bisa melawan tahanan ringan.Terdapat peningkatan refleks fisiologis dari otot-otot pada ekstremitas sinistra. Keadaan hiperefleksia ini terjadi karena impuls inhibisi dari susunan piramidal dan ekstrapiramidal untuk lengkung refleks tidak dapat disampaikan ke motorneuron medulaspinalis.Refleks patologis tidak ada.Tipe lesi UMN dari hemiparesis sinistra

  • ANALISA KASUS

    Diagnosis Klinis : Hemiparese sinistra tipe UMN Didapatkan kelemahan pada tangan dan kaki sebelah kiri dengan kekuatan otot masing-masing adalah 4. Pasien dapat melawan tahanan ringan. Tipe UMN didapatkan peningkatan dari refleks fisiologis dari refleks biseps, triceps, APR dan KPR sinistra. Keadaan hiperefleksia ini terjadi karena impuls inhibisi dari susunan piramidal&ekstrapiramidal untuk lengkung refleks tidak dapat disampaikan ke motorneuron medulaspinalis. Kemudian didapatkan pula Refleks patologis yang menunjukkan lesi UMN.Parese N. VII sinistra tipe sentral Pemeriksaan saraf cranial VII aktif : meringis dan mengembungkan pipi terlihat asimetris, dimana terlihat mulut sisi kiri tertinggal dan pasien sulit menggembungkan pipi sebelah kiri. Kelemahan muskulus oblikularis oris sinistra tidak diikuti dengan kelemahan dari muskulus oblikularis okuli dan otot-otot dahi. Hipertensi Grade I Tekanan darah ketika diperiksa menunjukkan 140/90 mmHg. Sesuai kriteria hipertensi JNC VII, tekanan darah ini masuk ke grade I.

  • Analisa kasusDiagnosis Topik Pencitraan (Radiologi)CT Scan : Stroke Non-Hemoragik =Didapatkan area hipodens (hitam) dengan derajat ringan sampai berat. Pada stroke akut batas tidak jelas, pada stroke lama berbatas jelas Didapatkan dari pemeriksaan CT scan kepala, kesannya adalah infark kapsula externa kanan krus posterior.Diagnosis Etiologik Stroke non hemoragik Bila tanpa melihat CT scan, diagnosis ini dapat ditegakkan dengan sistem skoring stroke. Ada 3 sistem skoring yang ditampilkan, yaitu: Algoritma Stroke Gajah Mada Penurunan kesadaran (-)Nyeri kepala (+)Refleks Babinsky (-) Kesan : Stroke non hemoragik

  • ANALISA KASUSSiriraj Stroke ScoreJumlah = -1Kesan : Stroke non hemoragik Djoenaedi Stroke ScoreJumlah= 15,5Kesan : stroke non hemoragik (Total score >> Stroke yang terjadi adalah tipe non hemoragik. Dimana kriteria menurut Algoritma Stroke Gadjah Mada ditemukan pada pasien ini yaitu adanya, nyeri kepala, Serta didukung juga dari hasil penghitungan dari Siriraj Stroke Score sebesar -1 memberi kesan untuk Stroke non Hemoragik. Didukung juga setelah adanya hasil dari CT scan yang menunjukkan adanya infark kapsula externa kanan krus posterior.PenatalaksanaanPenatalaksanan stroke harus diawali dengan mempertahankan fungsi vital dengan 5B ( Breathing, Blood, Brain, Bladder, Bowel). atau dengan ABCD. Pada dasarnya penatalaksanaan umum 5B tetap dilakukan khususnya pada awal kejadian, namun saat hari diperiksa pada pasien tidak ditemukan adanya kesulitan dalam bernafas (frekwensi napas normal), tekanan darah cukup stabil (walaupun masih dalam kategori hipertensi), suhu afebris, tanda-tanda peningkatan TIK tidak ada, tidak ada kesulitan menelan, serta gangguan miksi dan defekasi tidak ada. Sehingga terapi yang dipilih saat ini adalah:

  • ANALISA KASUSMedikamentosaIVFD RL 20 tts / menit >>> Memelihara keseimbangan cairan dan elektrolit, untuk memasukkan obat melalui vena.obat anti agregasi trombosit yaitu Aspirin 1x80 mg>>> untuk memperbaiki mikrosirkulasi.(untuk menghindari trombus lebih lanjut).Proteksi neuronal :Citikolin 3x500 mg>>> untuk melindungi sel-sel otak dan mencegah kerusakan sel neuron lebih lanjut. meningkatkan aliran darah ke otak.Mengurangi kerusakan jaringan iskemik disekeliling hematom. Bekerja dengan memperbaiki membran sel dengan cara menambah sintesa phospatidylcholine, menghambat terbentuknya radikal bebas, dan juga menaikkan sintesis asetilkolin suatu neurotransmitter untuk fungsi kognitif.Anti hipertensi gol ACE inhibitor:Captropil 3x25 mg>>> untuk menurunkan tekanan darah tinggi yang dapat menyebabkan perdarahan yang lebih luas dan edema serebri yang dapat meningkatkan tekanan intrakranial dan menimbulkan gejala baik fokal maupun umum. Namun yang perlu diperhatikan, pemberian antihipertensi pada kasus stroke fase akut (5-7 hari pasca serangan) adalah kontraindikasi, kecuali jika tekanan darah > 180/100 mmHg pada kasus stroke hemoragik dan > 220/120 mmHg pada kasus stroke non hemoragik. Pada fase akut stroke peningkatan tekanan darah merupakan kompensasi tubuh untuk menjamin perfusi darah ke bagian otak yang mengalami iskhemik sehingga mencegah terjadinya iskhemik yang lebih luas.

  • ANALISA KASUSNon medikamentosa :FisiotherapiPenatalaksanan fisioterapi berguna untuk memperbaiki fungsi motorik dan mencegah kontraktur sendi.Konsul penyakit dalam untuk mengatasi hipertensiPengobatan yang cepat dan tepat diharapakan dapat menekan mortalitas dan mengurangi kecacatan. Tujuan utama pengobatan adalah untuk memperbaiki aliran darah ke otak secepat mungkin dan melindungi neuron dengan memotong kaskade iskemik.PEMERIKSAAN ANJURANLaboratorium : >>> Pemeriksaan darah lengkap, kimia darah, dan elektrolit dilakukan untuk mencari faktor resiko.EKG>>> Dilakukan untuk melihat apakah ada kelainan jantung.Foto thoraks >>> Untuk mengetahui adanya cardiomegali akibat hipertensi yang sudah diderita pasien sebelumnya, dan untuk apakah ada komplikasi pada paru-paru akibat berbaring lama.CT scan kepala>>> Untuk menentukan etiologi, pedoman terapi, dan prognosis dari penyakit stroke.

  • ANALISA KASUSPrognosisPrognosis ad vitam adalah: ad bonam >>> karena pemeriksaan tanda vital, keadaan umum, dan kesadaran pasien dalam keadaan stabil. Prognosis ad fungsionam: dubia >>> karena pada pasien ini ditemukan adanya infark yang menyebabkan adanya sequele dan usia pasien masih muda.Prognosis ad sanam: dubia ad bonam>>> karena kelumpuhan yang bersifat mendadak dapat menimbulkan kegoncangan jiwa sehingga pasien menjadi panik, sedih, cemas dan marah menjadi satu. Dengan demikian perlu dilakukan pendekatan psikologik..Prognosis ad cosmeticum: dubia ad bonam>>> karena melihat perkembangan pada mulut dimana hanya sedikit yang masih terlihat tertarik ke kanan.

  • ****