pelaksanaan pembangunan infrastuktur (studi …repository.umrah.ac.id/2605/1/tutik...
TRANSCRIPT
PELAKSANAAN PEMBANGUNAN INFRASTUKTUR (STUDI KASUS TEMBOK
PENAHAN TANAHDI DESA DENDUN KECAMATAN MANTANG KABUPATEN
BINTAN TAHUN 2017)
NASKAH PUBLIKASI
OLEH
TUTIK HANDAYANI
NIM. 130565201065
PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI
TANJUNGPINANG 2019
PELAKSANAAN PEMBANGUNAN INFRASTUKTUR (STUDI KASUS TEMBOK
PENAHAN TANAHDI DESA DENDUN KECAMATAN MANTANG KABUPATEN
BINTAN TAHUN 2017)
TUTIK HANDAYANI
Program Studi Ilmu Pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Maritim Raja Ali Haji
ABSTRAK
ABSTRAK
Pelaksanaan pembangunan menjadi faktor penting dalam membangun sebuah desa, salah satu
pembangunan yang dilaksanakan di Desa Dendun ialah Pembangunan Tembok Penahan
Tanah (TPT).Tembok Penahan Tanah ini menjadi kebutuhan yang penting bagi masyarakat
yang ada di Desa Dendun.Tembok ini diperlukan untuk menahan air atau gelombang air laut
untuk naik kedaratan dan dapat digunakan untuk mencegah pengikisan pasir pantai yang ada
tepat dibawah rumah warga Desa Dendun.Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat
bagaimana hambatan pelaksanaan pembangunan tembok penahan tanah yang ada di Desa
Dendun dengan menggunakan teori Edwards III dalam Winarno.Metode yang digunakan
dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif dengan informan sebanyak 14 orang serta
menggunakan teknis dan alat pengumpulan data berupa observasi, wawancara dan
dokumentasi. Hasil penelitian ditemukan bahwa dalam penelitian ini yakni pelaksanaan
pembangunan tembok penahan tanah (tpt) di Desa Dendun Kecamatan Mantang Kabupaten
Bintan tahun 2017 terlaksana secara baik, hal ini dapat dilihat melalui bagan alur pelaksanaan
pembangunan yang berjalan sesuai dengan prosedur dan terlaksana sesuai dengan
perencanaan. Namun terdapat beberapa hambatan dalam proses pelaksanaan pemabangunan
yaitu kurangnya sumber daya alam yang dibutuhkan sebagai bahan bangunan dan sumber
daya manusia yang terbatas. Untuk meminimalisir hambatan tersebut, Pemerintah Desa
Dendun bekerjasama dengan Desa lain dalam pemenuhan sumber daya alam.
Kata Kunci: Implementasi, Kebijakan, Pembangunan.
3
Abstract
Execution of development becomes an important factor in building a village, one
of the development that took place in the village of Dendun was the construction
of a Retaining Wall (TPT). This Retaining Wall into the needs that are important
to the community that existed in the village of Dendun. The wall is necessary to
retain water or sea water wave to ride the kedaratan and can be used to prevent the
removal of the sand beach right under the House of the village Dendun. The
purpose of this research is to look at how barriers to the implementation of the
construction of the retaining wall in the village Dendun by using a theory of
Edwards III Winarno. The methods used in this research is descriptive qualitative
by informants as many as 14 people as well as the use of technical and data
collection tools in the form of observation, interview and documentation. The
research found that in this study i.e., execution of the construction of the retaining
wall (tpt) in the village of Dendun sub-district of Bintan Regency Mantang years
2017 to be implemented well, it can be seen through the implementation flow
chart development of walking in accordance with procedures and carried out in
accordance with the planning. But there are some obstacles in the process of
implementation of pemabangunan i.e. the lack of natural resources that are needed
as building material and human resources are limited. To minimise these
obstacles, the Government of the village of Dendun in collaboration with the other
villages in fulfillment of natural resources.
Keywords: Implementation, Policy, Development.
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Desa di definisikan sebagai kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas-
batas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus kepentingan
masyarakat setempat berdasarkan asal-usul, adat istiadat setempat yang di akui
dan dihormati dalam sistem Pemerintahan Negara kesatuan Republik
Indonesia.Dalam menyelenggarakan pemerintahanya, Desa diserahi berbagai hak,
wewenang dan kewajiban tertentu untuk menentukan sikap dalam berbagai
pengambilan keputusan, melakukan penetapan maupun pertanggung-jawaban.
Sejak diterbitkannya Undang-undang yang mengatur secara khusus
tentang Desa, Desa menjadi sorotan publik dan titik fokus utama didalam
pemerintahan pada saat ini. Di dalam Undang-undang Nomor 6 Tahun
2014 salah satu Implementasinya adalah Dana Desa dan Alokasi Dana Desa.
4
Dana yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara yang
diperuntukan bagi Desa yang ditransfer melalui Anggaran Pendapatan dan
Belanja Daerah kabupaten/kota dan digunakan untuk mendanai
penyelenggaraan kemasyarakatan, pelaksanaan pembangunan, pembinaan
kemasyarakatan, dan pemberdayaan masyarakat.
Tujuan utama Dana Desa adalah untuk menjadikan Desa yang mandiri
yang mengurusi rumah tangganya sendiri.Dalam jangka panjang,
penggunaan Dana Desa secara benar bisa menipiskan kesenjangan antar
wilayah serta kesenjangan antar pendapatan untuk memperkecil jurang
kesenjangan ekomoni yang ada di setiap Desa, begitupula dengan salah satu
Desa yang ada di Kabupaten Bintan Kecamatan Mantang tepatnya berada di
Desa Dendun.
Secara Undang-undang Desa yang mengharuskan Desa mengurus
rumah tangganya sendiri, sama hal nya yang ada di Desa Dendun,
pemerintahan di Desa Dendun juga menjalankan Undang-undang Desa
dalam lingkup pemerintahannya. Salah satu pelaksanaan pembangunan di
Desa Dendun terdapat pembangunan Tembok Penahan Tanah, yang dimana
tembok ini bagi masyarakat pesisir sangat diperlukan untuk menahan air
atau gelombang air laut untuk naik ke daratan dan dapat digunakan untuk
mencegah pengikisan pasir pantai yang ada tepat dibawah rumah warga
Desa Dendun. Dalam pembangunan Tembok Penahan Tanah (TPT)
diperlukan perencanaan yang matang, diperlukan RAB dan gambar sketsa
Tembok Penahan Tanah supaya ketahanan tembok bisa diuji secara teknis.
5
Namun Kurangnya SDM yang berpendidikan tinggi yang ada di Desa
Dendun membuat sulitnya Desa dalam pembuatan RAB ( Rencana Biaya
Anggaran ) pembangunan yang ada di Desa. Contoh SDM yang diperlukan
di Desa adalah SDM dalam pembuatan desain fisik pembangunan, SDM
pembuatan desain selalu diperlukan setiap Desa dikarenakan harus sesuai
dengan analisa teknis.Selanjutnya faktor alam yang mempengaruhi
pelaksanaan pembangunan yang ada di Desa Dendun, pasang surutnya air
laut sangat berperan penting dalam pembangunan Tembok Penahan Tanah
yang dikerjakan.
Dengan masalah yang ada di Desa Dendun membuat penulis merasa
tertarik untuk meneliti di Desa Dendun karena Desa Dendun sudah
mengalami dua priode masa kepala desa namun belum juga menjadi Desa
yang siap secara SDM dalam pelaksanaan pembangunan Desa. Dengan latar
belakang masalah, penulis mengangkat judul “Pelaksanaan Pembangunan
Infrastuktur (Studi Kasus Tembok Penahan Tanah di Desa Dendun
Kecamatan Mantang Kabupaten Bintan Tahun 2017)”.
BAHAN DAN METODE
Jenis penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Penelitian deskriptif
bertujuan menggambarkan secara tepat sifat-sifat suatu individu, keadaan,
gejala, atau kelompok tertentu atau untuk menentukan frekuensi atau
penyebaran suatu gejala atau frekuensi adanya hubungan tertentu antara suatu
gejala dan gejala lain dalam masyarakat. (Koentjaranningrat, 1986:29)
HASIL DAN PEMBAHASAN
6
Pelaksanaan pembangunan Desa yang berskala lokal dikelola melalui
swakelola Desa, kerjasama antar Desa atau kerjasama Desa dengan pihak
ketiga.Kepala Desa mengkoordinasikan persiapan dan pelaksanaan
pembangunan Desa terhitung sejak ditetapkan APB Desa. Pembangunan
Desa yang bersumber dari program sektoral atau program Daerah,
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan dari Pemerintah, Pemerintah Daerah
Provinsi, atau Pemerintah Daerah Kabupaten.
Dalam hal ketentuan menyatakan pelaksanaan program sektor atau
program Daerah diintegrasikan ke dalam pembangunan Desa, program
sektor atau program daerah di Desa dicatat dalam APB Desa. Dalam hal
ketentuan menyatakan, pelaksanaan program sektor atau program Daerah
didelegasikan Kepada Desa, maka Desa mempunyai kewenangan untuk
mengurus. Pelaksanaan program sektor atau program Daerah dibahas dan
disepakati dalam musyawarah Desa yang diselenggarakan oleh BPD.
Dalam hal pembahasan dalam musyawarah Desa tidak menyepakati teknis
pelaksanaan program sektor atau program Daerah, Kepala Desa dapat
mengajukan keberatan atas bagian dari teknis pelaksanaan yang tidak
disepakati, disertai dasar pertimbangan keberatan dimaksud kepada
Bupati. Kepala Desa mengokordinasikan pelaksanaan program sektor atau
program Daerah yang didelegasikan pelaksanaannya Kepada Desa.
Pelaksanaan program Sektor atau program Daerah dilakukan oleh
perangkat desa atau unsur masyarakat Desa sesuai dengan ketentuan yang
berlaku.
7
Pada praktisnya, pelaksanaan pembangunan disuatu Desa perlu
adanya Implementasi Kebijakan untuk mengukur hambatan dalam
Pelaksanaan yang dikerjakan oleh pemerintah Desa. Bahwasannya
implementasi merupakan proses yang dinamis, dimana pelaksana
kebijakan melakukan suatu aktivitas atau kegiatan, sehingga pada akhirnya
akan mendapatkan suatu hasil yang sesuai dengan tujuan atau sasaran
kebijakan itu sendiri.
Untuk mengetahui pelaksanaan dalam pembangunan tembok penahan
tanah di Desa Dendun dapat dilihat melalui indikator menurut Edwards III
dalam Winarno ( 2012:177 ), Implementasi kebijakan dapat terjadi pada
empat tahap yaitu :
1. Komunikasi
Adalah bahwa mereka yang melaksanakan keputusan-keputusan
harus mengetahui apa yang harus mereka lakukan. Dalam hal ini,
Kepala Desa menentukan TPK untuk menjalankan pembangunan yang
ada di Desa Dendun, yang mana anggota TPK ditunjuk/ditentukan oleh
Kepala Desa dan di verifikasi oleh Sekertaris Desa.
Dalam melaksanakan keputusan-keputusan, Kepala Desa di bantu
oleh Sekertaris Desa dalam pembentukan anggota TPK yang mana dari
anggota inilah yang nantinya melaksanakan pembangunan yang ada di
Desa Dendun. Dalam Perencanaan Pembangunan Desa, Tim Peneglola
Kegiatan (TPK) diminta untuk merencanakan pembangunan yang akan
dikerjakan atau dibangun di Desa tersebut.
8
Dalam melakukan Perencanaan Pembangunan Tembok Penahan
Tahan ini, Pemerintahan Desa Dendun melakukan Musyawarah Desa
atau disebut juga Musdes. Di Musdes ini Tim RKP (Rencana Kerja
Pemerintah) yang diketuai oleh Sekertaris Desa merumuskan kegiatan
satu tahaun kedepan, rumusan tersebut dibawak ke Musedes atau
Musyawarah Desa untuk dibahas, dikaji, diproritaskan, disepakati
bersama. Dalam Rapat Musdes ini dihadiri oleh Perangkat Desa, BPD,
LPM, RT, RW, KARANGTARUNA dan Perwakilan Masyarakat.
Dalam Musyawarah Desa yang dilakukan oleh Pemerintahan Desa
melibatkan semua elemen masyarakatyang ada di Desa, untuk
menentukan mana saja kegiatan yang telah di susun oleh Tim untuk di
proritaskan sesuai dengan kebutuhan masyarakat yang akan di bawa
menuju Musyawarah Rencana Pembangunan yang disingkat
Musrembang. Musermbang dilakukan secara terbukak dengan
mengedepankan musyawarah untuk mufakat dalam pengambilan
keputusan. Didalam Muserbang, Pemerintaha Desa juga mengundang
atau menghadiri Bapak Camat beserta Anggotanya, Tenaga Ahli,
Pendamping Desa, Babimnkantibnas, Babinsa dan Anggota Dewan.
Setelah Musrembang ini berjalan maka Program Tembok Penahan
Tanah ini disusun dalam Rencana Kerja Pemerintahan yang di singkat
RKP, setelah itu tentunya dibut dokumen anggaran yang diberi nama
DPA (Daftar Pembelanjaan Anggaran) yang disebut dengan APBDes.
pada tahap perencanaan dilakukan kegiatan yang namanya
Musermbang yang menentukan kegiatan mana yang akan menjadi
9
Proritas Pembangunan Pada Tahun 2017. Dari hasil Musrembang Desa,
Peserta Musrembang Desa menyetujui serta memutuskan beberapa hal
yang berketetapan menjadi keputusan akhir dari Musrembang Desa yaitu
semua Matriks Rencana Kegiatan semua jenis Pembangunan di Desa
Dendun Tahun Anggaran 2017 disepakati oleh peserta Musrembang, Tim
RKP segera melakukan perengkingan kegiatan Tahun Anggaran 2017
agar Kepala Desa dan BPD segera melakukan penetapan Penyusunan
APBDes 2017, bahwa kegiatan yang tidak dapat di danai oleh Dana
APBDes Tahun 2017 yang dikarenakan keterbatasan Anggaran, maka
akan di Prioritaskan Pada Tahun Anggaran 2018, semua jenis usulan
Pembangunan harus tercantum dalamm RPJM Desa 2016-2021.
usulan Tembok Penahan Tahan ini diminta atau diusulkan oleh
masyarakat sendiri pada saat Musrembang Desa yang di adakan oleh
Pemerintah Desa. Usulan dari masyarakat tentang Tembok Penahan
Tanah ini juga ada di dalam RPJMDes yang mana RPJMDes ini adalah
salah satu visi dan misi Kepala Desa dalam Masa Jabatannya, Tembok
Penahan Tanah ini jugak ada di dokumen RKP Desa Pada Tahun 2017.
Didalam RPJMDes Desa, Kepala Desa menetapkan Tembok yang akan
dijalankan selama masa Pemerintahanya adalah di Tahun ke 3 Masa
Jabatan dan Terlaksana pada Tepat Waktu.
2. Sumber-sumber
Adalah Perintah-perintah implementasi mungkin diteruskan secara
cermat, jelas dan konsisten, tetapi jika para pelaksana kekurangan
sumber-sumber yang diperlukan untuk melaksanakan kebijakan-
10
kebijakan, maka implementasi ini pun cenderung tidak efektif. Dalam hal
ini, SDM diperlukan dalam pembangunan yang akan dilakanakan di Desa
Dendun. Tidak hanya SDM, SDA juga diperlukan untuk suatu
pembangunan yang ada di Desa Dendun.
Dengan demikian, Sumber-sumber dapat merupakan faktor yang
penting dalam melaksanakan Kebijakan Publik. Sumber-sumber yang
penting meliputi: staf yang memadai serta keahlian-keahlian yang baik
untuk melaksanakan tugas-tugas mereka.
3. Kecenderungan-kecenderungan
Kecenderungan dari para pelaksana kebijakan merupakan faktor
ketiga yang mempunyai konsekuensi penting bagi implementasi
kebijakan yang efektif.Dalam hal ini dapat dilihat dari kepatuhan TPK
dengan kebijakan-kebijakan yang telah ditetapkan oleh pemerintah.
Kecenderungan para pelaksana akan berpengaruh kepada bagimana
para pelaksana menafsirkan pesan komunikasi yang mereka terima. Cara
pelaksana menafsirkan pesan komunikasi pada akhirnya akan
berpengaruh pada bagimana mereka menyusun kembali pesan-pesan
komunikasi untuk kemudian diteruskan kepada masyarakat.
Dalam hal ini, Tim Pengelola Kegiatan (TPK) ditetapkan oleh Kepala
Desa dengan SK. Proses penetapan tim TPK ini secara langsung dipilih
oleh Kepala Desa dengan diverifikasi oleh Sekertaris Desa untuk melihat
orang-orang yang mampu dibidang pembangunan yang akan dijalankan
oleh tim tersebut.
4. Stuktur Birokrasi
11
Birokrasi merupakan salah satu yang paling sering bahkan secara
keseluruhan menjadi pelaksana kebijakan.Dalam hal ini, dapat dilihat
koordinasi antara pemerintahan Desa dengan Dinas Pemberdayaan
Masyarakat dan Desa.
Stuktur birokrasi berkembang sebagai tanggapan internal terhadap
waktu yang terbatas dan sumber-sumber dari pada pelaksana serta
keinginan untuk keseragaman dalam berkerjanya organisasi yang
komplek dan tersebar.
Didalam pembangunan yang dikerjakan oleh pemrintaha Desa
Dendun diawasi langsung oleh dinas di atas desa yaitu dinas
pemberdayaan masyarakat dan desa. Dinas DPMD melakukan koordinasi
dengan pihak desa dengan memberitahukan setiap aturan-aturan yang
telah ditetapkan oleh pemerintah pusat untuk pembangunan yang ada
didesa tersebut.
KESIMPULAN
Berdasarkan dari hasil penelitian ini maka dapat ditarik kesimpulan
bahwa pelaksanaan pembangunan tembok penahan tanah yang ada di desa
dendun berjalan dengan baik, dapat dilihat dari beberapa indikator yaitu:
1. Dilihat dari segi komunikasi, komunikasi antara Kepala Desa dan
Sekertaris Desa dalam pembentukan TPK koordinasi antara Kepala
Desa dan Sekertaris Desa sangat baik, karena baik Kepala Desa mau
pun Sekertaris Desa sudah memilih orang yang tepat dalam
menjalankan tugas di Pembangunan ini. Dalam Perencanaan semua
Pembangunan di rencanakan secara matangg, begitu juga dengan
12
Pembangunan Tembok Penahan Tanah. Semua berjalan dengan lancar
dengan bantuan masyarakat dalam swakelola kegiatan pembangunan
dan Tim Pelaksana Kegiatan (TPK) mampu menterjemahkan
komunikasi antara Peraturan dan Aturan-aturan yang ada.
2. Dilihat dari segi sumber-sumber, didalam sumber-sumber yang ada di
Desa Dendun untuk sumber SDM dalam Pembangunan Tembok
Penahan Tanah yang diperlukan adalah sumber manusianya untuk
menjalankan pembangunan, sumber SDM Tukang dan pekerja di satu
Desa sangat di butuhkan karna setiap Desa menjalankan
Pembangunan dan di desa dendun terdapat SDM yang mampu dalam
pembangunan, sedangkan SDA yang ada di Desa Dendun sangatlah
kurang dan tidak mendukung dalam pembangunan namun disiasati
oleh Pemerintah dengan mengambil dari luar/membeli dari Desa
seberang Desa Dendun.
3. Dilihat dari kecenderungan-kecenderungan, tim pengelola kegiatan
(TPK) melakukan sesuai dengan kemampuan yang mereka miliki.
Setiap TPK menjalankan tugas-tugas mereka dengan baik dan sesuai
dengan kemampuan masing-masing anggota.
4. Dilihat dari stuktur birokrasi, Pemerintah Desa Dendun sudah
menjalankan hubungan yang baik dengan Dinas Pemberdayaan
Masyarakat dan Desa, disetiap pembangunan yang dijalankan oleh
Pemerintahan Desa selalu berkoordinasi dengan Dinas Pemberdayaan
Masyrakat dan Desa dalam segi Adminitrasi, Aturan-aturan.
13
DAFTAR PUSTAKA
1. Buku
Penulis Tunggal
Abidin, Said Zainal, 2002. Kebijakan Publik Edisi Revisi. Jakarta Yayasan.
Pancur Siwah
Agustino, Leo. 2014. Dasar-dasar Kebijakan Publik. Bandung: Alfabeta
George C. Edward III, 1980, Implementing Public Policy.Penerbit
:Congressional Quality Inc : United States of America
Islamy, irfan .2009 .Prinsip-prinsip Perumusan Kebijakan Negara. Bumi Aksara :
Jakarta
Hariyoso, S. 2002. Pembangunan.Birokrasi dan Kebijakan Publik. Bandung:
Peradaban
Koentijaraningrat, 1986 ,Metode Penelitian Masyarakat. Jakarta . Gramedia
Keban, Yeremias. T. 2004. Enam Dimensi Stategi Adminitrasi Publik, Konsep,
Teori, dan Isu. Yogyakarta Gava Media
Moleong, Lexy J, 2007, Metode Penelitian Kualitatif, Bandung, PT, Remaja
Rosda karya
Nurdin, Usman, 2002, Konteks Implementasi Berbasis Kulikulum : Penerbit
Media Persada : Yogyakarta
Nugroho, D. Riant, 2003, Kebijakan Publik : Formulasi, Implementasi, dan
Evaluasi . Jakarta : PT. Elex. Media
Syafarudin.2008. Efektivitas kebijakan pendidikan. Jakarta. PT.Rineka Cipta
Sugiono, 2005, Metode Penelitian Adminitrasi. Bandung, Alfabeta
14
Sumaryadi, I Nyoman. 2005. Efektivitas Implementasi Kebijakan Otonomi
Daerah. Jakarta : Citra Utama
Soemardi, Soelaeman, 1990, Setangkai Bunga Sosiologi, Raja Grafindo Persada :
Jakarta
Tangkilisan, 2003, Kebijakan. Penerbit Media Persada : Jakarta
Tachan. 2006. Implementasi Budaya Unggulan di Industri Menuju World Class.
Menara Tunggal, Jakarta
Wahab, Solihin Abdul. 2008. Analisis Kebijakan Dari Formulasi ke Implementasi
Negara.Jakarta : Bumi Aksara
Winarno, Budi. 2005. Kebijakan Publik, Teori dan Proses. Jogyakarta : BPFE.
Winarno Budi, 2012. Kebijakan Publik ( teori, proses, dan studi kasus ) Penerbit :
CAPS : Yogyakarta
Winarno, Budi. 2007. Kebijakan Publik, Teori dan Proses. Jakarta: PT. Buku
Kita.
2. Serial
Artikel Jurnal
Abdul Malik. (2012). Implementasi Kebijakan Pemerintah Daerah dalam
Pengentasan Kemiskinan (studi tentang Pelaksanaan Program PNPM
Mandiri di Kecamatan Gego Kabuaten Bangkalan).
Asrul Alamsyah. (2013). Implementasi Kebijakan Program Pendidikan Gratis
di Desa Bontotanga Kecamatan Bontosiro Kabupaten Bulu Kumba.
Asrul Nurdin. (2013). Implementasi Kebijakan Peratura daerah Nomor 2 tahun
2008 tentang Pembinaan Anak Jalanan, Gelandangan, Pengemis dan
Pengamen di Kota Makassar.
15
Didik Fatkhur Rohman, Imam Hanafi, Minto Hadi. Implementasi kebijakan
pelayanan administrasi kependudukan terpadu (studi pada dinas
kependudukan dan catatan sipil kota malang. Jurnal Administrasi Publik.
(JAP), Vol. 1, No. 5, Hal.962-971.
Ilham Arief Sirajuddin. (2014). Implementasi Kebijakan Pemerintah Daerah
dalam Pelayanan Publik Dasar Bidang Sosial di Kota Makassar.Jurnal
Administrasi Publik, Volume 4 No. 1 Thn. 2014.
Wenny Andita.(2016). Implementasi Kebijakan Badan Peyelenggara Jaminan
Sosial (BPJS) Kesehatan di Badan Layanan Umum Daerah (BLUD)
Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) I Lagaligo Kabupaten Luwu
Timur.