tutik saptaningsih

Upload: nendi-cayank-ridaa

Post on 18-Jul-2015

70 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Latar Belakang Masalah

DAMPAK YANG TERJADI

Rumusan Masalah

TUJUAN PENELITIAN

Penelitian tindakan sekolah ini bertujuan untuk membuktikan bahwa model pembinaan pengawas kepada kepala sekolah melalui pelatihan dapat meningkatkan kemampuan kepala sekolah dalam merencanakan program supervisi pada daerah binaan.

MANFAAT PENELITIANManfaat bagi guru

Dengan adanya kompetensi kepala sekolah dalam merencanakan program supervisi akademik, maka guru mendapat pembinaan secara tepat dalam proses pembelajaranMelalui kompetensi kepala sekolah dalam merencanakan program supervisi akademik, maka guru mendapatkan layanan bantuan dalam melaksanakan proses pembelajaran

MANFAAT PENELITIANManfaat bagi kepala sekolah

Dapat meningkatkan salah satu kompetensi kepala sekolah sesuai standar yang ditentukan oleh pemerintah khususnya supervisi akademik Dapat menjadikan acuan bagi kepala sekolah dalam melaksanakan supervisi akademik Dapat memberi bekal pengetahuan bagi kepala sekolah tentang konsep konsep supervisi akademik Dapat mendorong dan memotivasi kepala sekolah dalam melaksanakan supervisi akademik Dapat membantu mengatasi kesulitan kepala sekolah dalam merencanakan program supervisi akademik

MANFAAT PENELITIAN

Manfaat bagi pengawas

Mendapatkan salah satu model pembinaan dalam meningkatkan kemampuan merencanakan program supervisi akademik Dapat membantu kepala sekolah dalam merencanakan program supervisi

KAJIAN TEORI

A. SUPERVISI AKADEMIKMELIPUTI :

Pengertian Supervisi Akademik Tujuan Supervisi Akademik Prinsip prinsip Supervisi Akademik Dimensi dimensi Substansi Supervisi Akademik Metode dan teknik Supervisi Akademik Pelaksanaan Supervisi Akademik Keberhasilan Supervisi Akademik

B. PELATIHANMELIPUTI :

Pengertian Pelatihan Tujuan Pelatihan Prinsip Pelatihan Macam macam Pelatihan Metode Pelatihan Setting Pelatihan Media Pelatihan Produk dan Dokumentasi Evaluasi Pelatihan

METODE PENELITIAN

METODE PENELITIAN Dengan pendekatan penelitian tindakan

sekolah dengan 2 siklus. Setiap siklus, terdiri dari 4 tahap yaitu : Plan, Action, Observasi dan Refleksi.

TAHAP PERENCANAAN Membuat stuktur program pelatihan perencanaan

program supervise akademik Menyusun GBPP (Garis Besar Program Pelatihan) Menyiapkan jadwal pelatihan Menyiapkan materi pelatihan Menyiapkan Rencana Pelaksanaan Pelatihan. Menyiapkan instrument penelitian Menyiapkan media pelatihan

TAHAP PELAKSANAANmengadakan tindakan pelatihan kepada semua kepala sekolah di gugus binaan sejumlah 10 orang.

TAHAP OBSERVASI Mengadakan pretest dan post test dengan sasaran

kepala sekolah yang akan ditingkatkan kemampuannya. Mengobservasi hasil produk atau kinerja kepala sekolah dalam membuat rencana program supervisi dan instrument supervisi Mengobservasi partisipasi peserta dengan menggunakan pedoman observasi. Mengobservasi pelaksanaan pelatihan dengan menggunakan angket

TAHAP REFLEKSIAspek yang direfleksi berupa hasil post test, produk, kinerja kepala sekolah dalam membuat rencana program supervisi dan instrument supervisi akademik.

Pemahaman konsep Supervisi Meningkat. ini diperoleh dari meningkatnya nilai pos test 2. Kepala Sekolah mampu menyusun program supervisi dengan menggunakan berbagai komponen 3. Kepala sekolah mampu menyusun berbagai instrumen supervisi akademik1.

Hal

REFLEKSIBerbagai tindakan pada siklus I, selain menunjukkan peningkatan, namun Kepala sekolah masih dijumpai adanya kesulitan. Kesulitan secara umum terletak pada menyusun instrumen supervisi PTK dan memahami komponen supervisi pada aspek ketrampilan yang harus dikembangkan dari guru melalui tindakan supervisi. Untuk itu, peneliti memutuskan untuk melanjutkan penelitian dengan siklus II untuk memperbaiki produk Kepala Sekolah dan wawasan Kepala Sekolah.

Tindakan pada siklus kedua adalah tetap melanjutkan pelatihan diikuti dengan pendampingan yang intensif Yang dilakukan adalah : 1. Menyampaikan kesalahan secara umum dari peserta terkait dengan komponen program dan instrumen 2. Menjelaskan ulang pada bagian yang masih banyak dilakukan kesalahan oleh Kepala Sekolah, yaitu bagian menyusun instrumen supervisi PTK dan komponen program supervisi bagian ketrampilan yang harus dikembangkan guru 3. Peserta diminta untuk memperbaiki ulang hasil produk pada pelatihan siklus I 4. Presentasi oleh sebagian peserta

REFLEKSI1.

2.

3.

4.

Peneliti mengamati rangkaian produk pada siklus II Tindakan pada siklus II menghasilkan peningkatan Kepala Sekolah mampu menyusun instrumen PTK Kepala Sekolah juga mampu memahami komponen ketrampilan yang perlu dikembangkan guru

Berdasarkan hasil pengamatan produk siklus II, peneliti memutuskan untuk mengakhiri pelatihan siklus II

LAPORAN HASIL PENELITIAN

MELIPUTI :

Deskripsi Data Penelitian Analisis Data dan Refleksi Pembahasan Hasil Penelitian

Sajian data Siklus 11.

Kemampuan Memahami Konsep Supervisi

2.3.

Produk Penyusunan Rencana Program supervisiProduk Instrument Supervisi

Sajian data Siklus 21.

Produk penyusunan Rencana Program supervisi

2.

Produk Instrument Supervisi

SIKLUS 1 1. Proses tindakan (Siklus pertama) 2. RefleksiSIKLUS 2 1. tetap melanjutkan pelatihan diikuti pendampingan intensif terhadap para peserta dalam memperbaiki rencana program supervisi, dan instrument supervisi akademik yang belum benar

1. Peneliti menyampaikan kesalahan secara umum tentang hasil produk pelatihan ( rencana program supervisi dan instruman supervisi akademik) 2. Peneliti membagi produk peserta untuk direvisi ulang. 3. Peserta mendiskusikan kesalahan komponen rencana program supervisi akademik dan instrument supervisi akademik dengan bimbingan peneliti dilanjutkan dengan penyusunan revisi ulang program dan instrumen 4. Presentasi hasil revisi komponen rencana program supervisi akademik dan instrument supervisi akademik 5. Peneliti dan peserta membuat kesimpulan bersama tentang komponen rencana program supervisi akademik dan instrument supervisi akademik

Indikator yang menunjukkan bahwa kompetensi kepala sekolah dapat dilihat dari produk hasil pelatihan dalam dua siklus. Melalui observasi produk dapat diketahui bahwa kepala sekolah mampu menyusun rencana program supervisi lengkap dengan instrument supervisinya selama pelatihan berlangsung. Berdasarkan angket respon kepala sekolah sebagian mengatakan bahwa dengan pelatihan penyusunan program supervisi akademik lebih mudah dan jelas sebab disusun secara bersama serta adanya pembimbingan para kepala sekolah pada akhir kegiatan pelatihan memiliki rencana program supervisi akademik lengkap dengan jadwal supervisi dan instrument supervisinya

Dari keseluruhan hasil penelitian menunjukkan bahwa melalui pelatihan yang diikuti dengan pendampingan dapat meningkatkan kemampuan Kepala Sekolah dalam menyusun rencana program supervisi akademik para Kepala Sekolah SD Binaan.

PENUTUP

KESIMPULAN dengan melakukan pelatihan dan dilanjutkan

dengan pendampingan bisa meningkatkan kemampuan kepala sekolah dalam merencanakan program supervisi akademik pada daerah Binaan dampak pelatihan antara lain mampu membuat kepala sekolah meningkatkan kompetensinya, kerja sama antar teman, motivasi dan rasa percaya diri dalam melaksanakan supervisi akademik. Bagi pengawas pelatihan membawa manfaat berupa meningkatnya kompetensi pengawas dan terlaksananya program pengawas

SARANBAGI KEPALA SEKOLAH

Kepala sekolah senantisa meningkatkan kompetensinya sesuai dengan standar kompetensi kepala sekolah yang telah diatur dalam permen No 13 tahun 2007 Kepala sekolah perlu meningkatkan pemahamannya tentang konsep supervisi akademik dan rencana program supervisi akademik karena penulisan yang baik dalam hal konsep supervisi akademik dan rencana program supervisi akademik akan mendukung terlaksananya supervisi akademik yang profesionalisme. Pada awal tahun pelajaran Kepala Sekolah perlu merumuskan program supervisi akademik dan instrument supervisi akademik sebagai alat untuk terlaksananya supervisi akademik yang baik.

SARANBAGI PENGAWAS Pengawas perlu senantiasa meningkatkan pelaksanaan supervisi baik akademik maupun manajerialnya secara rutin untuk membantu guru dan kepala sekolah dalam peningkatkan pengembangan profesinya. Pengawas perlu senantiasa melakukan pendampingannya kepada kepala sekolah dan guru untuk membantu kesulitan mereka dalam melaksanakan kompetensinya Pengawas perlu senantiasa menciptakan model-model pembinaan yang tepat untuk membantu kepala sekolah dan guru meningkatkan kompetensinya. Pengawas perlu melaksanakan tugas pengembangan penelitian dengan selalu melakukan penelitian-penelitian untuk meningkatkan wawasannya sehingga dapat membantu guru dan kepala sekolah membuat PTK

SARANBAGI DINAS PENDIDIKAN Dinas Pendidikan perlu mendukung baik moral maupun material kepada pengawas, kepala sekolah dan guru untuk melaksanakan kegiatan penelitian Hasil penelitian pengawas kepala sekolah guru dapat sebagai bahan masukan untuk menentukan kebijakan bidang pendidikan