fisiologi pasca panen
TRANSCRIPT
BUAT TULISAN (ESSEAY) INDIVIDUAL TENTANG TEKNOLOGI PENYIMPANANPRODUK PASCAPANEN DI DAERAH ANDA– LATAR BELAKANG KENAPA PRODUK TERSEBUT DIHASILKAN DI DAERAH ANDA
– CARA PEMANENAN
Caisin/sawi mulai dipanen setelah tanaman berumur 45-50 hari. Panen dilakukan dengan cara mencabut atau memotong pangkal batang. Bila panen terlambat dapat menyebabkan tanaman cepat berbunga. Caisin/sawi yang baru dipanen ditempatkan di tempat yang teduh, agar tidak cepat layu. Untuk mempertahankan kesegaran sayuran ini perlu diberi air dengan cara dipercik.
http://maluku.litbang.deptan.go.id/ind/index.php?option=com_content&view=article&id=289:te.. 21:33 tanggal 14 oktober
– TEKNOLOGI/CARA PENYIMPANAN YANG DILAKUKAN SEKARANG INI– MAKSUD PENYIMPANAN– ALASAN KENAPA CARA/TEKNOLOGI TERSEBUT DIGUNAKAN– MENURUT ANDA APAKAH CARA TERSEBUT SUDAH BAIK, KALAU BELUM PERBAIKAN APA YANG
PERLU DILAKUKAN (GUNAKAN ACUAN LITERATUR YANG JELAS).
• JUMLAH HALAMAN ~10 HALAMAN (1.5 SPASI), FONTASI 12 TIME NEW ROMAN• FORMATIVE ASSESSMENT (2-3 X FEEDBACK)– KRITERIA ASESMEN: • KECUKUPAN RUJUKAN LITERATUR: NILAI LEBIH UNTUK RUJUKAN LITERATUR BAHASA INGGRIS• KUALITAS ARGUMENTASI• KUALITAS EKSPRESI BAHASA• ALIRAN LOGIKA PENULISAN• KUALITAS PENYIMPULAN
Sawi atau Caisin (Brassica sinensis L.) termasuk famili Brassicaceae, daunnya panjang, halus, tidak
berbulu, dan tidak berkrop. Sawi mengandung pro vitamin A dan asam askorbat yang tinggi. Tumbuh
baik di tempat yang berhawa panas maupun berhawa dingin, sehingga dapat diusahakan dari dataran
rendah sampai dataran tinggi, tetapi pertumbuhan dan produksi sawi yang ditanam lebih baik di dataran
tinggi. Biasanya dibudidayakan di daerah ketinggian 100 – 500 m dpl, dengan kondisi tanah gembur,
banyak mengandung humus, subur dan drainase baik. Tanaman sawi terdiri dari dua jenis yaitu sawi
putih dan sawi hijau.
Budidaya Sawi
Benih Sawi
Benih merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan usaha tani karena benih yang baik akan
menghasilkan pertumbuhan tanaman yang bagus. Kebutuhan benih 650 gr/ha, bila benih hasil
pananaman sendiri maka tanaman yang akan diambil sebagai benih harus berumur di atas 70 hari dan
penggunaan benih tidak lebih dari 3 tahun.
Persemaian/Pembibitan Tanaman Sawi
Sebelum benih sawi disebar, direndam dengan larutan Previcur N dengan konsentrasi 0,1 % selama + 2
jam. Selanjutnya benih disebar merata pada bedengan persemaian, dengan media semai setebal + 7 cm
dan disiram. Media semai dibuat dari pupuk organik dan tanah yang telah dihaluskan dengan
perbandingan 1 : 1. Benih yang telah disebar ditutup dengan media semai, selanjutnya ditutup dengan
alang-alang atau jerami kering selama 2-3 hari. Bedengan persemaian tersebut sebaiknya diberi
naungan.
Persiapan Lahan Tanaman Sawi
Lahan Budidaya Sawi terlebih dahulu diolah dengan cangkul sedalam 20-30 cm supaya gembur, setelah
itu dibuat bedengan dengan arah membujur dari Barat ke Timur agar mendapatkan cahaya penuh.
Bedengan sebaiknya dibuat dengan ukuran lebar 100-120 cm, tinggi 30 cm dan panjang sesuai kondisi
lahan. Jarak antar bedengan + 30 cm. Lahan yang asam (pH rendah) lakukan pengapuran dengan kapur
kalsit atau dolomite 2-4 minggu sebelum tanam dengan dosis 1,5 t/ha.
Pemupukan Sawi
Tiga hari sebelum tanam berikan pupuk organik (kotoran ayam yang telah difermentasi) dengan dosis 2-
4 kg/m2. Dua minggu setelah tanam dilakukan pemupukan susulan Urea 150 kg/ha (15
gr/m2). Agar pemberian pupuk lebih merata, pupuk Urea diaduk dengan pupuk organik kemudian
diberikan secara larikan di samping barisan tanaman. Selanjutnya dapat ditambahkan pupuk cair 3
liter/ha (0,3 ml/m2) pada umur 10 dan 20 hari setelah tanam.
Penanaman Tanaman Sawi
Bibit umur 2-3 minggu setelah semai atau telah berdaun 3-4 helai, dipindahkan pada lubang tanam yang
telah disediakan dengan jarak tanam 20×20 cm atau sistem baris dengan jarak 15×10-15 cm. Jika ada
yang tidak tumbuh lakukan penyulaman, yaitu tindakan penggantian tanaman dengan tanaman baru.
Pemeliharaan Tanaman Sawi
Pada musim kemarau atau di lahan kurang air perlu penyiraman tanaman. Penyiraman ini dilakukan dari
awal sampai panen. Penyiangan dilakukan 2 kali atau disesuaikan dengan kondisi gulma, bila perlu
dilakukan penggemburan dan pengguludan bersamaan dengan penyiangan.
Pengendalian Organisme Penggangu Tanaman (OPT) Tanaman Sawi
Untuk mencegah hama dan penyakit pada sawi yang perlu diperhatikan adalah sanitasi dan drainase
lahan. OPT utama adalah ulat daun kubis (Plutella xylostella). Pengendalian dapat dilakukan dengan cara
pemanfaatan Diadegma semiclausuma sebagai parasitoid hama Plutella xylostella. Jika terpaksa
menggunakan pestisida, gunakan pestisida yang aman dan mudah terurai seperti pestisida biologi,
pestisida nabati atau pestisida piretroid sintetik. Penggunaan pestisida tersebut harus dilakukan dengan
benar baik pemilihan jenis, dosis, volume semprot, cara aplikasi, interval dan waktu aplikasinya.
Panen Tanaman Sawi
Panen sawi dapat dilakukan dengan dua cara yaitu
1) mencabut seluruh tanaman beserta akarnya,
2) memotong bagian pangkal batang yang berada di atas tanah.
Umur panen sawi + 40 hari setelah tanam, sebaiknya terlebih dahulu dilihat fisik tanaman seperti
warna, bentuk dan ukuran daun.
Pasca Panen Tanaman Sawi
Tanaman sawi yang baru dipanen, ditempatkan di tempat yang teduh agar tidak cepat layu dengan cara
diperciki air. Selanjutnya lakukan sortasi untuk memisahkan bagian tanaman yang tua, busuk atau sakit.
Penyimpanan bisa menggunakan wadah berupa keranjang bambu,plastik atau karton yang berlubang-
lubang untuk menjaga sirkulasi udara.
http://carabudidaya.com/budidaya-tanaman-sawi/ 21:37 tanggal 14 oktober 2013
A. Pendahuluan
Caisin (Brassika sinensis L.) atau sawi merupakan jenis sayuran daun yang digemari oleh
konsumen karena memiliki kandungan pro-vitamin A dan asam askorbat yang tinggi. Ada dua
jenis caisin/sawiyaitu sawi putih dan
sawi hijau. Keduanya dapat tumbuh
di dataran rendah sampai dataran
tinggi.
Persyaratan tumbuh bagi jenis
komoditi ini tidak terlalu sulit. Caisin
dapat tumbuh dan beradaptasi baik
hampir disemua jenis tanah baik
pada tanah-tanah mineral yang
bertekstur ringan sampai liat berat
maupun tanah organic seperti tanah
gambut. pH tanah yang optimal
untuk budidaya caisin berkisar
antara 6-6,5 dan temperature yang
optimum bagi pertumbuhan caisin
15-20⁰ C.
Caisin kebanyakan ditanam di lahan
pekarangan karena mudah dalam
pemeliharaannya. Bila lahan
pekarangan luas, model budidaya di
bedengan, di pot dan atau di
polybag. Bila lahan pekarangan
sempit, model budidaya di pot dan atau di polybag dan divertikultur (rak bertingkat).
B. Pemilihan varietas
Varietas yang dianjuran adalah LV.145 dan Tosakan. Namun yang beredar dipasaran kebanyakan
Tosakan dan Shinta (panah merah). Daya tumbuhnya lebih dari 95 %, vigor murni, bersih dan
sehat. Kebutuhan benih per hektar 450-600 gram.
C. Model budidaya bedengan
Pembibitan
Caisim atau sawi sebelum ditanam, dibibiti terlebih dahulu. Ada 2 cara pembibitan tanaman
caisin/sawi. Cara pertama, benih di semai di bedengan yang berukuran kecil 0.5 x 1 m² atau luas
ukuran sesuai dengan kebutuhan bibit. Cara kedua, benih di semai di wadah plastic dengan luas
ukuran wadah sesuai kebutuhan bibit (dapat dibeli ditoko) . Sebelum benih disemai, benih
direndam dengan air selama ± 2 jam. Selama perendaman, benih yang mengapung dipisahkan
dan dibuang. Benih yang tenggelam digunakan untuk disemai. Kemudian benih disebar secara
merata diatas bedeng persemaian dengan tanah yang telah dicampur dengan pupuk kandang 1:1,
(media tanam) setebal ± 7 cm. Benih yang telah disebar disiram sampai basah kemudian ditutup
dengan daun pisang atau karung goni selama 2-3 hari. Sebaiknya bedeng persemaian diberi
naungan. Bila bibit sudah berumur 2-3 minggu setelah disemai, bibit tersebut sudah siap untuk
ditanam.
Perlakuan yang sama pula dilakukan jika benih disemai di wadah plastik. Wadah tersebut
diteduhkan di rumah persemaian sampai bibit berumur 2-3 minggu. Bibit tersebut sudah siap
untuk ditanam.
Pengolahan tanah.
Lahan pekarangan dibersikan dari gulma. Kemudian tanahnya dicangkul sedalam 20 – 30 cm
supaya gembur. Setelah itu, bedengan dibuat dengan ketinggian sekitar 20-30 cm, lebar sekitar 1
m, dan panjang tergantung ukuran/bentuk lahan. Jarak antar bedengan sekitar 40 cm atau
disesuaikan dengan keadaan tanah. Setelah tanah diratakan, permukaan bedengan diberi pupuk
kandang yang sudah matang, dengan dosis 100 kg/100 m². Semprot larutan pupuk cair
Bioboost/EM4 (10 ml/1 liter air) pada permukaan bedengan, kemudian permukaan bedengan
ditutup dengan tanah. Biarkan selama 3 hari dan bedengan siap untuk ditanami.
Penanaman
Sebelum penanaman, bedeng-bedeng tersebut dibuat lubang tanam dengan jarak antar tanaman
15 cm dan jarak antar barisan 20 cm. Tiap lubang tanam diberi 1-2 anakan. Kemudian bedengan
yang sudah ditanami disirami sampai basah.
D. Model budidaya pot/polybag dan rak vertikultur
Pot/polybag dan rak vertikultur adalah wadah tanam yang digunakan sebagai suatu model
budidaya sayuran pada lahan pekarangan yang sempit. Pot atau polybag yang berukuran 30x30
cm bisa digunakan untuk menanam caisin/sawi. Pot atau polybag harus dilubangi 4-5 lubang
dibagian bawah sisi kiri dan kanan wadah untuk membuang air berkelebihan supaya tidak
tergenang. Sebaiknya polybag dibalik sebelum diisi media tanam agar polybag dapat berdiri
kokoh dan tidak mudah roboh.
Rak vertikultur adalah wadah tanam yang terbuat dari kayu dan talang paralon atau bambu. Rak
bisa dibuat sampai 4 tingkat dengan tinggi 1,25 m dan panjang 80 cm. Sedangkan panjang talang
1 m dan lebar talang 12 cm. Dasar talang atau bambu di lubangi 4-5 lubang untuk pembuangan air
berkelebihan supaya tidak tergenang. Selanjutnya talang diisi dengan media tanam. Perlakuan
yang sama juga dilakukan bila menggunakan bambu sebagai wadah tanam. Kemudian wadah yang
sudah terisi media tanam di letakan dengan teratur diatas rak kayu.
Media tanam yang digunakan berupa campuran tanah dan pupuk kandang atau kompos.
Perbandingannya dapat 1:1, 1:2, atau 1:3, tergantung tingkat kesuburan dan tekstur tanah.
Masukan media ke dalam wadah sampai penuh. Sisakan jarak sekitar 1 cm dari bibir wadah.
Semprot larutan pupuk cair Bioboost/EM4 (10 ml/1 liter air) pada permukaan tanah di pot atau
polybag, kemudian pot atau polybag ditutup dengan karung goni selama 3 hari. Pot atau polybag
siap untuk ditanami.
Penanaman
Sebelum dilakukan penanaman, pot/polybag dan rak vertikultur disiram lebih dahulu untuk
memudahkan penanaman. Penanaman di pot atau polybag dilakukan dengan cara pindah anakan
caisin/sawi dari bedengan persemaian atau dari wadah plastik dan ditanam di dalam pot atau
polybag dengan jumlah 2-3 anakan. Sedangkan penanaman didalam rak vertikultur hanya satu
baris tanaman dengan jarak antar tanaman 15 cm.
Perawatan
Penyiraman perlu dilakukan pagi dan sore hari bila tidak hujan. Pupuk susulan pertama setelah
tanaman berumur 4 hst dengan cara semprot larutan pupuk cair Bioboost/EM4 (10 ml/1 liter air)
pada tanaman. Pupuk susulan kedua dan ketiga setelah tanaman berumur 11 hst dan 17 hst. Cara
memupuk dan dosis pupuk sama seperti pemupukan susulan pertama. Pupuk organic cair Landeto
atau Hantu dapat juga diberikan pada tanaman sebagai pupuk tambahan dengan dosis 2 tutup
botol/10 liter air. Larutan pupuk ini disemprot pada tanaman dengan waktu pemberian setelah
tanaman berumur 7 hst, 14 hst, dan 21 hst. Penyiangan dapat dilakukan jika tumbuh gulma. Jika
ada tanaman terserang hama dan penyakit, segera ditanggulangi secara mekanis (dicabut dan
dibakar) atau disemprot dengan fungisida dan insektisida nabati.
Panen
Caisin/sawi mulai dipanen setelah tanaman berumur 45-50 hari. Panen dilakukan dengan cara
mencabut atau memotong pangkal batang. Bila panen terlambat dapat menyebabkan tanaman
cepat berbunga. Caisin/sawi yang baru dipanen ditempatkan di tempat yang teduh, agar tidak
cepat layu. Untuk mempertahankan kesegaran sayuran ini perlu diberi air dengan cara dipercik.
Sawi merupakan sayuran daun, dikenal oleh petani sebagai sawi hijau atau sawi bakso. Jenis sayuran ini mempunyai bentuk mirip caisin, bedanya ialah tangkai daun panjang, daun tanaman lebar berwarna hijau tua, tidak berbulu dan rasanya agak manis (BPTP, 2005).Pada dasarnya ada tiga jenis sawi, yaitu : 1). Sawi putih, berbatang pendek, daunnya lebar berwarna hijau tua, halus tangkai panjang, dan bersayap merupakan jenis sawi yang paling banyak dikonsumsi sebagai sayuran segar, karena rasanya paling enak diantara jenis sawi lainnya. Sawi jenis ini dapat hidup dilahan kering, 2). Sawi hijau, berbatang pendek, daun lebar tetapi tidak bersayap, berwarna hijau keputih-putihan, rasanya agak pahit. Sayuran ini banyak dibudidayakan dilahan kering dengan pengairan yang cukup, 3). Sawi huma, berbatang tinggi kecil, daunnya panjang berwarna hijau keputih-putihan, dan bersayap, rasanya juga enak. Jenis ini akan tumbuh baik jika ditanam ditempat yang agak kering atau ditegalan. 4). Sawi daging, berbatang pendek, daun lebar dan bersayap, berwarna hijau, rasanya manis. Dan merupakan Kerabat dekat dari Sawi putih, Kol rabi, Brokoli, Kubis, Kembang kol, Sawi hijau, Rutabaga, Kol rabi, Kol tunas, Kol keriting, .sawi hitam (BPTP, 2005).
Panen dan Pasca panen sawi
Tanaman sawi dapat dipanen 40-50 hari dari umur semai, Ada beberapa cara yang dilakukan untuk memanen sawi, yaitu
mencabut seluruh tanaman, memotong pangkal batang, dan ada juga yang memetik daunnya satu per satu,
Segeralah hasil panen dibawa ketempat teduh agar tidak cepat layu karena terkena sinar matahari ,
Lakukan pembersihan dengan cara memotong bagian yang tidak penting atau membuang tanah yang ikut pada sawi tersebut, kemudian dicuci untuk memperpanjang kesegaran sawi,
Lakukan sortasi dengan cara membuang sawi yang kurang baik dan kotoran gulma lainnya,
Susunlah sawi yang telah disotir dengan posisi berdiri, dan jangan terlalu rapat,
Lakukan percikan air secukupnya untuk menghindari kelayuan dan siap untuk dipasarkan.
DAFTAR PUSTAKA
BPTP Jakarta. 2005. Teknologi Produksi Sayuran Sawi. .http://www.w3.org/TR/xhtml1/DTD/xhtml1-transitional. Tanggal akses 14 Juni 2010.
http://eprints.undip.ac.id/13065/1/lap._penelitian.pdf