final panduan ptk dbe 3 (hal. 1 26)

25
PANDUAN PELATIHAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS: Pengalaman dari Program DBE3 Mengapa Perlu Pelatihan PTK? S alah satu dari berbagai pendekatan dalam pemecahan masalah untuk peningkatan mutu pendidikan adalah pemanfaatan penelitian pendidikan. Namun berbagai hasil penelitian di bidang pendidikan kurang dirasakan dampaknya terhadap peningkatan mutu pembelajaran di kelas. Setidaknya terdapat dua alasan mengapa hasil-hasil penelitian pendidikan kurang berdampak langsung terhadap peningkatan mutu pendidikan di sekolah. Pertama, penelitian pendidikan umumnya dilakukan oleh pakar sehingga permasalahan dalam kelas yang dipecahkan kurang dihayati oleh guru. Akibatnya para guru tidak terlibat dalam pembentukan pengetahuan yang merupakan hasil penelitian. Kedua, penyebarluasan hasil penelitian ke kalangan praktisi di lapangan membutuhkan waktu relatif lama. Publikasi hasil-hasil penelitian melalui berbagai jurnal ilmiah membutuhkan waktu sekitar dua sampai dengan tiga tahun. Perubahan pendekatan perlu dilakukan agar pemanfaatan penelitian untuk perbaikan mutu pendidikan dan pembelajaran dapat segera terlaksana. Para guru tidak lagi cukup dianggap sebagai penerima pembaharuan yang dilakukan oleh pakar, melainkan mereka harus ikut bertanggung jawab. Oleh sebab itu, mereka harus berperan aktif untuk mengembangkan pengetahuan dan keterampilannya sendiri melalui penelitian tindakan yang dilakukan terhadap proses pembelajaran yang dikelolanya. Pengalaman dari Program DBE 3 1

Upload: mank-win

Post on 24-Jun-2015

153 views

Category:

Education


1 download

DESCRIPTION

nice doc PTK

TRANSCRIPT

Page 1: Final panduan ptk dbe 3 (hal. 1 26)

PANDUAN PELATIHAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS:

Pengalaman dari Program DBE3

Mengapa Perlu Pelatihan PTK?

Salah satu dari berbagai pendekatan dalam pemecahan masalah untuk peningkatanmutu pendidikan adalah pemanfaatan penelitian pendidikan. Namun berbagai hasilpenelitian di bidang pendidikan kurang dirasakan dampaknya terhadap

peningkatan mutu pembelajaran di kelas.

Setidaknya terdapat dua alasan mengapa hasil-hasil penelitian pendidikan kurangberdampak langsung terhadap peningkatan mutu pendidikan di sekolah. Pertama,penelitian pendidikan umumnya dilakukan oleh pakar sehingga permasalahan dalam kelasyang dipecahkan kurang dihayati oleh guru. Akibatnya para guru tidak terlibat dalampembentukan pengetahuan yang merupakan hasil penelitian. Kedua, penyebarluasanhasil penelitian ke kalangan praktisi di lapangan membutuhkan waktu relatif lama.Publikasi hasil-hasil penelitian melalui berbagai jurnal ilmiah membutuhkan waktu sekitardua sampai dengan tiga tahun.

Perubahan pendekatan perlu dilakukan agar pemanfaatan penelitian untuk perbaikanmutu pendidikan dan pembelajaran dapat segera terlaksana. Para guru tidak lagi cukupdianggap sebagai penerima pembaharuan yang dilakukan oleh pakar, melainkan merekaharus ikut bertanggung jawab. Oleh sebab itu, mereka harus berperan aktif untukmengembangkan pengetahuan dan keterampilannya sendiri melalui penelitian tindakanyang dilakukan terhadap proses pembelajaran yang dikelolanya.

Pengalaman dari Program DBE 3

1

Page 2: Final panduan ptk dbe 3 (hal. 1 26)

Pendekatan penelitian tindakan yang berbasis kelas dapat dilakukan untuk menyelesaikanbermacam-macam masalah praktis yang muncul di dalam kelas. Sebagai contoh, paraguru yang menghadapi berbagai masalah dalam pelaksanaan tugasnya, misalnyarendahnya keterampilan bertanya siswa, rendahnya hasil belajar siswa, dan lain-lain dapatmenerapkan tindakan yang sesuai untuk memecahkan masalah tersebut. Tindakantersebut dapat berupa penerapan berbagai metode pembelajaran, pengembangankegiatan praktik, pengembangan berbagai bentuk pekerjaan rumah, pengembanganbentuk-bentuk karya siswa, pengembangan bentuk-bentuk baru penilaian, dan lain-lain.

Agar guru-guru dapat menyelesaikan masalah-masalah di kelas atau sekolah masing-masing melalui penelitian tindakan kelas (PTK) maka mereka perlu memahami danterampil melaksanakan penelitian tindakan kelas. Apalagi dalam Peraturan MenteriPendidikan Nasional no 16 tahun 2007 dinyatakan bahwa guru harus memilikikemampuan untuk melakukan tindakan reflektif untuk memperbaiki mutupembelajarannya.

Namun masih banyak guru belum memiliki kemampuan yang memadai dalammelaksanakan PTK. Oleh sebab itu, peningkatan pemahaman dan keterampilanmelaksanakan PTK dapat dilakukan melalui pelatihan.

Selain itu, saat ini DBE3 melalui program-program pelatihannya mengajak para guru danfasilitator bersama-sama untuk memperbaiki kualitas pembelajaran mereka. Untuk men-guji dan mengetahui tindakan pembelajaran yang mereka lakukan, guru dan fasilitatorperlu bermitra untuk melaksanakan PTK. Dengan cara ini, mereka mengetahui praktik-praktik mana yang efektif untuk meningkatkan kualitas pembelajarannya. Di samping itu,mereka dapat memberi rekomendasi dengan penuh keyakinan kepda pihak lain.

Untuk Apa Panduan Ini?

Penelitian Tindakan Kelasdipilih menjadi strategiDBE3 karena sifatnya

yang praktis, dapat dilakukandalam situasi kerja sehari-haridan memfokuskan individu padahal-hal yang dapat merekalakukan secara pribadi untukmeningkatkan kualitaspembelajaran. Selain itu,Penelitian Tindakan Kelas

Panduan Pelatihan Penelitian Tindakan Kelas

2

Page 3: Final panduan ptk dbe 3 (hal. 1 26)

merupakan salah satu bagian penting dari proses sertifikasi dan peningkatan mutu guru diIndonesia. Oleh sebab itu, DBE3 ingin mendukung usaha Pemerintah Indonesia untukmencapai tujuan tersebut dengan menyelenggarakan pelatihan PTK bagi fasilitator, guru,dan dosen/widya iswara.

Dalam rangka berbagi pengalaman melaksanakan pelatihan PTK bagi guru-guru SMP/MTsagar mereka memiliki pemahaman dan keterampilan PTK, DBE3 menerbitkan bukupanduan PTK ini. Ditinjau dari sisi pemahaman PTK, panduan PTK ini tidak dimaksudkansebagai materi ajar yang dapat dipelajari guru secara mandiri. Panduan ini dibuat sekedarsebagai rambu-rambu bagaimana memahami pelaksanaan PTK.

Ditinjau dari sisi pelaksanaan PTK, banyak institusi berusaha membantu guru-guru agarmampu melaksanakan PTK melalui penyelenggaraan pelatihan. DBE 3 juga telah berusahamembatu guru agar mampu melaksanakan PTK dengan menyelenggarakan pelatihan PTKbagi guru-guru SMP/MTs. DBE3 ingin berbagi pengalaman menyelenggarakan pelatihanPTK bagi guru-guru SMP/MTs dengan institusi-institusi lain melalui penerbitan panduanpelatihan PTK ini.

Berdasarkan uraian di atas dapat ditegaskan bahwa Panduan Pelatihan PTK ini terutamadiperuntukkan bagi institusi-instiutsi penyelenggara pelatihan PTK. Institusi-instiutsi yangdimaksud adalah perguruan tinggi, LPMP, penyedia jasa layanan pelatihan PTK, dan lain-lain. Walaupun panduan ini dapat digunakan oleh guru-guru secara perorangan, panduanini tidak dimaksudkan sebagai bahan ajar mandiri. Artinya, agar guru-guru dapatmemahami dan melaksanakan PTK maka panduan ini dapat digunakan oleh merekadengan bantuan pelatih.

Bagaimana Melakukan PTK?

1. Apa itu PTK?

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) merupakan suatu bentuk kajian praktis bersifatreflektif yang dilakukan oleh pelaku tindakan untuk meningkatkan kemantapantindakan-tindakan mereka dalam melaksanakan tugas, memperdalam pemahaman

terhadap tindakan-tindakan yang dilakukannya, dan memperbaiki kondisi praktikpembelajaran. Berdasarkan definisi ini, PTK memiliki karakteristik-karakteristik yangberbeda dengan karakteristik penelitian formal, yakni: (a) Inkuiri pada praktik dari dalam,(b) Usaha kolaboratif, dan (c) Praktik reflektif yang dipublikasi. Ketiga karakteristik PTK inidapat dijelaskan sebagai berikut.

Pengalaman dari Program DBE 3

3

Page 4: Final panduan ptk dbe 3 (hal. 1 26)

PTK memiliki karakteristik inkuiri pada praktik yang dilakukan dari dalam. Ini berartibahwa PTK dipicu oleh permasalahan praktis yang dihayati guru dalam pelaksanaan tugassehari-hari. PTK bersifat praktis dan memperbaiki praktik secara langsung. Dengandemikian, PTK berusaha memecahkan masalah yang spesifik-kontekstual denganmenerapkan metodologi yang bersifat lebih “longgar”, tidak terlalu membakukaninstrumen. Namun demikian, pengumpulan data tetap dilakukan dengan menekankanobjektivitas. Agar objektivitas tetap terjaga maka kerjasama kesejawatan atau kolaborasisangat diperlukan dalam rangka pelaksanaan PTK. Sedangkan praktik reflektif yangdipulikasi berarti bahwa keseluruhan proses pemantauan dan perbaikan kinerja dalamPTK dilakukan dengan mengacu pada kaidah-kaidah penelitian ilmiah, terutama aspekanalisis dan evaluasinya, serta laporannya disebarluaskan ke sejawat untuk pertumbuhanprofesional.

2. Bagaimana Langkah-langkah PTK?

PTK merupakan proses pengkajian melalui sistem bersiklus dari berbagai kegiatanpembelajaran. PTK dilaksanakan melalui lima tahap yang merupakan simpul-simpul dalam suatu siklus. Adapun tahap-tahap tersebut adalah: (a) Refleksi

pembelajaran dan identifikasi masalah, (b) Perencanaan tindakan perbaikan, (c)Pelaksanaan tindakan perbaikan dan pengumpulan data, (d) Analisis data dan interpretasi,dan (e) Refleksi dan tindak lanjut. Secara lebih rinci, prosedur pelaksanaan PTK dapatdiperikan sebagai berikut.

Langkah 1: Merefeksikan pembelajaran dan mengidentifikasi satu permasalahanyang memiliki pengaruh besar terhadap situasi kelas. Melakukan kajianpustaka singkat untuk mendapatkan informasi dasar mengenaipermasalahan tersebut dan bagaimana pemecahannya.

Langkah 2: Merumuskan pemecahan bagi permasalahan dan mengembangkanrencana tindakan. Menentukan metode pengumpulan data saatmenguji tindakan di kelas, terutama berkaitan dengan belajar siswa.

Langkah 3: Menerapkan pemecahan masalah di dalam kelas dan mengumpulkandata.

Langkah 4: Menganalisis data dan menemukan kecenderungan peningkatan belajarsiswa.

Langkah 5: Merefleksikan hasil dan menentukan langkah tindak lanjut berdasarkanhasil tersebut.

Jika strategi (tindakan pemecahan masalah) baru tersebut berhasil meningkatkan belajarsiswa, para guru akan menggunakan lagi strategi tersebut dalam konteks pembelajaranyang sama. Jika strategi tersebut tidak meningkatkan belajar siswa, para guru dimintauntuk mengulang langkah 1, 2, 3 dan 4 dengan menggunakan strategi/tindakan yangberbeda. Siklus PTK di atas dapat dilihat pada Gambar 1.

Panduan Pelatihan Penelitian Tindakan Kelas

4

Page 5: Final panduan ptk dbe 3 (hal. 1 26)

Pengalaman dari Program DBE 3

5

LANGKAH 1: Refleksi dan Identifikasi Masalah

Dalam pelaksanaannya, PTK diawali dengan kesadaran akan adanya masalah yangdirasakan mengganggu, yang menghalangi pencapaian tujuan pembelajaran sehinggaditengarai telah berdampak kurang baik terhadap proses dan/atau hasil belajar siswa.Untuk itu, pertama-tama yang harus dimiliki oleh guru adalah perasaan ketidakpuasanterhadap praktik pembelajaran yang selama ini dilakukannya.

Setelah fokus permasalahan ditemukan dan dianalisis, guru perlu merumuskanpermasalahan secara lebih jelas, spesifik, dan operasional. Perumusan masalah yang jelasakan membuka peluang bagi guru untuk menetapkan tindakan perbaikan yang perludilakukannya, jenis data yang perlu dikumpulkan, dan lain-lain.

LANGKAH 2: Perencanaan Tindakan

Setelah masalah dirumuskan, tindakan perbaikan perlu direncanakan. Dalam rencanatindakan ini perlu dipersiapkan berbagai hal yang diperlukan sebelum tindakan perbaikan

Menganalisis data danmenemukan

kecenderunganpeningkatan belajar

siswa

Merefleksikan hasildan menentukan

langkah tindak lanjutberdasarkan hasil

tersebut

Merefleksikan

pembelajaran dan

mengidentifikasi satu

permasalahan yang

memiliki pengaruh besar

Merumuskan pemecahan bagipermasalahan dan

mengembangkan rencanatindakan. Menentukan metodepengumpulan data saat menguji

tindakan di kelas, terutamaberkaitan dengan belajar siswa

Menerapkan

pemecahan masalah

di dalam kelas dan

mengumpulkan data

Gambar 1. Siklus Penelitian Tindakan Kelas

Page 6: Final panduan ptk dbe 3 (hal. 1 26)

dilaksanakan. Langkah-langkah persiapan yang perlu ditempuh itu adalah: (a) Membuatskenario pembelajaran yang berisi langkah-langkah tindakan yang dilakukan guru di sampingbentuk-bentuk kegiatan yang dilakukan siswa sesuai dengan tindakan perbaikan yang telahdirencanakan, (b) Menyiapkan fasilitas dan saran pendukung yang diperlukan di kelas,seperti alat dan bahan kegiatan, gambar, alat peraga, dan lain-lain, dan (c) Mempersiapkancara merekam dan menganalis data mengenai proses dan hasil tindakan perbaikan.

LANGKAH 3: Pelaksanaan Tindakan

Langkah selanjutnya adalah pelaksanaan tindakan. Kegiatan pelaksanaan tindakanperbaikan ini merupakan tindakan pokok dalam siklus PTK, dan pada saat yang bersamaandilakukan kegiatan observasi dan interperetasi. Penggabungan pelaksanaan tindakandengan kegiatan observasi dan interpretasi merupakan ciri khas dari PTK.

Secara umum, observasi adalah upaya merekam segala peristiwa dan kegiatan yangterjadi selama tindakan perbaikan itu berlangsung, dengan atau tanpa alat bantu. Karenakegiatan observasi ini dibarengi dengan kegiatan interpretasi maka perlu dirancangmekanisme perekaman hasil observasi yang tidak mencampuradukkan antara faktadengan interpretasi. Dalam kaitannya dengan ini tampaknya prosedur perekaman hasilobservasi yang telah banyak digunakan dalam penelitian kualitatif dapat dimanfaatkan.

LANGKAH 4: Analisis Data

Setelah observasi dan interpretasi selesai dilakukan maka langkah berikutnya adalahmelakukan analisis data. Analis data dalam rangka refleksi setelah pelaksanaan tindakanmencakup proses dan dampak tindakan perbaikan dalam satu siklus PTK. Analisis dataadalah proses menyeleksi, menyederhanakan, memfokuskan, mengabstraksikan,mengorganisasikan data secara sistematis dan rasional untuk menampilkan bahan-bahanyang dapat digunakan untuk menyusun jawaban terhadap tujuan PTK.

Panduan Pelatihan Penelitian Tindakan Kelas

6

Page 7: Final panduan ptk dbe 3 (hal. 1 26)

Pengalaman dari Program DBE 3

7

CONTOH

PenelitianTindakan untuk MeningkatkanKemampuan Siswa dalam Menulis Laporan

Langkah1:Guru-guru di SMPN 2 Semanding Tuban memprihatinkan siswa-siswa yang mengalami

kesulitan untuk menulis laporan. Siswa-siswa tampaknya memiliki masalah dalammengidentifikasi fokus laporan, memilih dan menata isi sehingga laporannya menjadi tertata

baik dengan tema koheren dan ide jelas yang terjalin rapi. Hanya sekitar 50% dari siswamampu mencapai KKM sebesar 65.

Langkah 2:Setelah menelaah sekilas praktik-praktik terbaik dalam metode pembelajaran untukmengembangkan kemampuan menulis siswa, guru-guru memilih model EPIK untuk

dicobakan ke siswanya sehingga mengetahui apakah model itu dapat memecahkan masalah.EPIK adalah model pembelajaran semacam pemetaan konsep atau pemetaan gagasandengan siswa melakukan pengamatan aspek-aspek seputar tema untuk menghasilkan

diagram (peta) yang menampilkan kata-kata, gagasan-gagasan, tugas-tugas, atau hal lainnya,yang dikaitkan dan diatur seputar tema pokok. Akhirnya, siswa menggunakan informasi

dalam peta untuk menulis laporan mereka (informasikan dan kembangkan)

Langkah 3:Guru-guru menggunakan model ini untuk siswa kelas 8 selama 8 bulan. Data dikumpulkandengan menggunakan: (1) Karya siswa untuk menilai kemampuan siswa menulis laporan,

(2) Kuesioner dan jurnal untuk menentukan reaksi siswa terhadap EPIK, dan (3) Pengamatanuntuk melihat perilaku guru dan siswa dalam pembelajaran dan menilai seberapa baik

model EPIK dilaksanakan.

Langkah 4:Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat peningkatan keterampilan siswa menulis

laporan. Sebanyak 34 siswa (77%) mencapai KKM 65.

Langkah 5:Walaupun terdapat peningkatan dalam kemampuan siswa untuk menyusun dan menulislaporan, guru belum merasa berhasil karena indikator keberhasilannya adalah 85% darisiswa memperoleh KKM 65, masih belum tercapai dan hasil pengamatan menunjukkan

adanya beberapa kelemahan pelaksanaan EPIK.

Selanjutnya guru memperbaiki strategi. Sekarang siswa diperkenankan memilih topiknyasendiri untuk laporannya dan guru memfokuskan pada peningkatan pembelajaran danpembimbingannya terhadap siswa secara individual.

Dengan cara tersebut, di akhir pembelajaran 40 siswa (91%) mencapai nilai KKM 65atau lebih. Hasil ini meningkat 13% dari siklus 1 dan meningkat 40% dari awal penelitiansebelum tindakan sebesar 50%. Hasil PTK menyarankan bahwa penggunaan petakonsep sebagai alat pra menulis membantu untuk meningkatkan kemampuan siswamenulis laporan dan mendorong guru-guru di SMPN 2 Semanding terusmenggunakannya.

Page 8: Final panduan ptk dbe 3 (hal. 1 26)

LANGKAH 5: Refleksi Hasil dan Tindak Lanjut

Refleksi dalam PTK adalah upaya untuk mengkaji apa yang telah dan/atau tidak terjadi,apa yang telah dihasilkan atau apa yang belum berhasil dituntaskan dengan tindakanperbaikan yang telah dilaksanakan. Hasil refleksi digunakan untuk menetapkan langkahlebih lanjut dalam upaya mencapai tujuan PTK. Dengan demikian, refleksi merupakanpengkajian terhadap keberhasilan atau kegagalan dalam pencapaian tujuan sementara,dan untuk menentukan tindak lanjut dalam rangka mencapai tujuan akhir. Apabila PTKdilakukan secara kolaboratif maka refleksi juga harus dilakukan secara kolaboratif pula.

Dengan memanfaatkan pengalaman pada siklus sebelumnya dan menilai kembali sasaranperbaikan, maka terbuka peluang untuk menyusun rencana tindakan perbaikan yangbaru.

3. Apa Manfaat PTK?

Pelaksanaan PTK bermanfaat bagi guru untuk melakukan inovasi pembelajaran. MelaluiPTK, para guru makin diberdayakan untuk mengambil berbagai prakarsa profesionalsecara mandiri. Pada gilirannya,guru memiliki makin banyakpengetahuan yang dibangunnyasendiri, memiliki teori yangdikembangkan berdasarkanpengalaman praktikpembelajarannya. Inovasipembelajaran yang “tumbuh daribawah” tentu saja menjadi lebihefektif.

Pelaksanaan PTK bermanfaatuntuk meningkatkan kinerjaguru. Dengan bertambahnyapengetahuan pembelajaran yangtelah dipraktikkan, guruterdorong untuk berbuat lebihbaik sehingga terbuka peluangbagi guru untuk meningkatkankinerjanya.

Panduan Pelatihan Penelitian Tindakan Kelas

8

Refleksi Para GuruSetelah Mengikuti Pelatihan DBE 3

“Saya menjadi tahu bagaimana sebuah PTKdilaksanakan”

“Wawasan saya tentang PTK bertambah”

“Saya jadi bisa berefleksi apakah mengajarsaya baik atau tidak”

“Saya menyadari betapa pentingnya selalumemperbaiki proses pembelajaran”

“Pelatihan mendorong saya untuk melakukan perbaikan-perbaikan dalam mengajar di kelas”

“Wawasan saya tentang jurnal ilmiah bertambah”

“Ada kerjasama antara guru, widya iswara, dan dosen.Guru mendapat masukan dari widya iswara dan dosen;widya iswara dan dosen mendapat masukandari lapangan”

Page 9: Final panduan ptk dbe 3 (hal. 1 26)

9

4. Mengapa Guru PerluMelakukan PTK?

PTK dilaksanakan untuk perbaikandan/atau peningkatan praktikpembelajaran secaraberkesinambungan yang padadasarnya “melekat” pada penunaianmisi profesional kependidikan yangdiemban oleh guru. Akhir-akhir inimasyarakat kita berkembang begitucepat. Akibatnya tuntutan terhadaplayanan pendidikan yang harusdilakukan oleh guru juga meningkat.PTK merupakan salah satu cara yangstrategis bagi guru untukmemperbaiki dan/atau meningkatkanlayanan kependidikan yang harusdiselenggarakannya dalam kontekspembelajaran di kelas dan/ataupeningkatan kualitas program sekolahsecara keseluruhan. Hal ini sejalandengan ungkapan guru peserta pelatihan PTK DBE3: “Saya menyadari betapa pentingnyaselalu memperbaiki proses pembelajaran”.

Dalam PTK guru melakukan refleksi untuk mendiagnosis keadaan, lalu kemudianmencobakan secara sistematis berbagai tindakan alternatif dalam memecahkanpermasalahan pembelajaran di kelas yang tengah dirasakan. Dengan PTK, guru dibiasakanuntuk melakukan refleksi dan keluar dari mengajar sebagai kegiatan rutin sehinggamereka lebih menyadari masalah pembelajarannya dan berupaya secara sistimatis untukmenyelesaikannya. Ini pernyataan guru peserta pelatihan PTK DBE3 “Saya jadi bisaberefleksi apakah mengajar saya baik atau tidak”. Guru lain menyatakan: “Pelatihanmendorong saya untuk melakukan perbaikan-perbaikan dalam mengajar di kelas”

PTK merupakan wahana yang tepat untuk mengujicoba praktik-praktik pembelajaran yangbaik. Guru-guru sering mendapatkan pelatihan berbagai praktik pembelajaran yang baikuntuk meningkatkan kualitas proses pembelajaran dari berbagai lembaga, misalnya DBE3.Untuk menerapkan dan menyesuaikan praktik-praktik pembelajaran yang baik tersebut kedalam konteks kelas dan sekolah masing-masing, guru perlu melakukan ujicoba yang

“Saya mengubah kebiasaan saya dari mengajak siswamenghafal menjadi melakukan praktik kinerja ilmiah”

Endang Wahyuningsih, S.Pd.Guru IPA SMPN 2 Baureno,

Bojonegoro, Jawa Timur

“Program PTK DBE3 telahmengubah cara saya mengajar

terutama dalam melihat segeramasalah yang dihadapi siswa dan

menghargai siswa. Ternyatabukan siswa saya yang bodoh

tetapi cara mengajar saya yangtidak bisa mereka akses sehingga

mereka tidak belajar.”

Arif Mustopa, S.Pd Guru Bahasa InggrisSMPN 2 Tanjunganom Nganjuk, Jawa Timur

“Saya jadi mengetahui kekurangan saya saat prosesKBM. Setelah mengetahui kekurangan saya, saya bisa

mencari solusinya, yaitu metode pembelajaran yangcocok”.

Sulasdi, S.Pd., M.M.Guru Bahasa Indonesia SMPN 3 Karanganyar, Jawa Tengah

“Hal yang paling penting yang saya pelajari adalah saya mengkaji

dan mencari solusi dari setiap permasalahan yang muncul dalamproses pembelajaran saya di dalam kelas untuk lebih meningkatkanmutu pembelajaran”.

Eneng Erliani, S.Pd. Guru MatematikaSMPN 4 Tarogog Kidul, Jawa Barat

Pengalaman dari Program DBE 3

Page 10: Final panduan ptk dbe 3 (hal. 1 26)

tindakannya berupa satu atau beberapapraktik pembelajaran yang baik tersebut. Agartindakan ini tidak mengganggu pembelajaranyang sedang berlangsung maka guru perlumengemasnya dalam PTK. Dengan demikian,PTK menjadi wahana praktis untuk melakukanperbaikan dengan menerapkan beberapapraktik pembelajaran hasil pelatihan.

Bagaimana Melatih PTK?

1. Bagaimana DBE 3 Melatih Guru untuk Melaksanakan PTK?

Agar guru-guru di daerah binaan DBE 3 memiliki berbagai keterampilan terkaitdengan PTK, DBE 3 menyelenggarakan pelatihan PTK. Pelatihan PTK ini memilikiempat target pokok. Pertama, guru mampu menyusun proposal penelitian

tindakan kelas. Kedua, guru mampu melaksanakan penelitian tindakan kelas. Ketiga, gurumampu melaporkan hasil penelitian tindakan kelas. Terakhir, guru mampu menulis artikelilmiah berdasarkan laporan penelitan tindakan kelas yang dihasilkan.

Pelatihan PTK DBE 3 dilaksanakan secara bertahap dengan disertai tindak lanjut. Pelatihansecara bertahap ini dimaksudkan agar peserta menginternalisasi keterampilan-keterampilan yang diperolehnya sedikit demi sedikit dalam waktu yang tersedia.Sedangkan tindak lanjut pelatihan dimaksudkan agar peserta berlatih dan mempraktikkanketerampilan-keterampilan yang didapat dari pelatihan. Pada setiap tahapan workshoptarget-target keterampilan tertentu dicanangkan agar dicapai oleh peserta. Penerapandan perbaikan keterampilan tersebut dilakukan pada bagian tindak lanjut denganpendampingan konsultan. Alur pelatihan PTK DBE 3 dapat dilihat pada diagram berikut.

Pelatihan PTK DBE3 dilaksanakan melalui empat tahap workshop yang setiap tahapnyamemiliki target tertentu. Workshop I diselenggarakan selama 3 hari dengan targettersusunnya proposal PTK. Workshop II diselenggarakan selama 3 hari pula dengan targetteranalisisnya data penelitian. Workshop III dilaksanakan selama 3 hari dengan targettersusunnya laporan PTK. Workshop IV diselenggarakan selama 3 hari pula dengan targetdihasilkannya artikel ilmiah. Seperti telah dikemukakan di atas, setiap tahap workshopterdiri atas sejumlah kegiatan tertentu yang dilanjutkan dengan tindak lanjut tertentupula.

“Setelah mengikuti pelatihan PTKDBE3, saya selalu membuat refleksisiswa dan juga jurnal refleksi selesaimengajar”.

Rosmawati, S.Pd. Guru IPSSMPN 1 Angkola Barat, Padang

Sidempuan Sumatera Utara

Panduan Pelatihan Penelitian Tindakan Kelas

10

Page 11: Final panduan ptk dbe 3 (hal. 1 26)

Pengalaman dari Program DBE 3

11

Gambar 2. Tahapan Workshop PTK DBE 3

/ Tindak LanjutMelaksanakan Penelitian Tindakan Kelas

(1) Tim teknis DBE3 mengunjungi peneliti di lapangan danmenyempurnakan rencana tindakan

(2) Peneliti mengumpulkan data sementara di lapangan(3) Peneliti dan tim teknis bertemu untuk mendiskusikan

temuan sementara dan menyempurnakan penelitianberdasarkan temuan yang ada

(4) Peneliti melanjutkan pengambilan data berdasarkanrencana yang sudah disempurnakan

(5) Proses dilanjutkan sampai selesai

Tindak LanjutMenyelesaikan

(1) Peserta menyelesaikan konsep tertulis dari penelitiantindakan kelas mereka dan menyerahkannya keDBE3

(2) Tim teknis melihat kembali konsep tersebut danmemberikan umpanbalik verbal dan/atau tertulis.

(3) Peneliti menyelesaikan tulisan tentang hasil PenelitianTindakan Kelas mereka.

Tindak Lanjut

Menulis tentang Temuan

(1) Peserta menulis tentang hasil temuan dari penelitian mereka(2) Tim teknis DBE3 mengunjugi peneliti untuk membantu proses

penulisan.

Tindak Lanjut

Menulis Artikel Ilmiah

(1) Peserta menulis dan menyempurnakan artikel ilmiah(2) Tim teknis DBE3 menelaah dan memberi saran perbaikan.(3) Peserta merevisi artikel

Publikasi

(1) DBE3 memilih contoh-contoh terbaik dari penelitiandan mengikutsertakannya pada buklet good practicesdan mendukung peneliti untuk mempublikasikanpenelitiannya di jurnal-jurnal universitas nasional danjurnal-jurnal internasional.

(2) DBE3 menggunakan pengalaman dari program iniuntuk membuat lembaran “bagaimana-caranya” daripengalaman dan apa yang telah dipelajari.

Workshop Pertama (3 hari)Tujuan:Mendefinisikan dan Merencanakan Penelitian Tindakan KelasKegiatan - Peserta akan:(1) Mempelajari tentang apa yang dimaksud Penelitian Tindakan

Kelas, mengapa hal itu penting dan bagaimana dapat melak-sanakannya secara efektif.

(2) Mengidentifikasi masalah yang akan mereka hadapi di dalamkelas, merumuskan pertanyaan dan bagaimana hal itu akanditeliti.

(3) Mempersiapkan konsep proposal dan merencanakan tindakanuntuk penelitian mereka

(4) Melihat kembali rencana tindakan dan memberikan umpanbalik.

Hasil:Konsep Rencana tindakan untuk Penelitian Tindakan Kelas Workshop Kedua (3 hari)

Tujuan:Refleksi, diskusi, dan analisis data

Kegiatan - Peserta akan:(1) Merefleksikan apa yang bisa dipelajari dari data yang

sudah didapatkan, melihat pola, tren, pengertiandan makna baru.

(2) Mempelajari bagaimana data dapat dianalisa, ditatadan dipresentasikan.

(3) Mempelajari bagaimana cara menulis tentang hasilpenelitian

HasilAnalisis data awal dan hasil temuan.Workshop Ketiga (3 hari)

Tujuan:Tindakan dan Rekomendasi

Kegiatan - Peserta akan:(1) Melihat kembali makna dari temuan mereka. Mendiskusikan apa

yang dapat mereka lakukan dengan cara yang berbeda di dalamkelas/dalam program pelatihan guru, sebagai hasil dari penelitianmereka, dan apa yang akan mereka rekomendasikan untuk oranglain.

(2) Belajar bagaimana menuliskan apa yang mereka telah kerjakan danpelajari sehingga bermanfaat bagi mereka dan orang lain.

(3) Belajar bagaimana menyajikan apa yang telah mereka pelajarikepada orang lain.

HasilRencana untuk Tindakan Masa Depan dalam bentuk tertulis danpresentasi hasil penelitian Workshop Keempat (3 hari)

Tujuan:Menulis artikel ilmiah berdasarkan laporan

Kegiatan - Peserta akan:(1) Diskusi struktur dan isi artikel ilmiah.(2) Menulis draft I artikel ilmiah berdasarkan laporan PTK.(3) Meninjau ulang draft artikel yang telah ditulis

HasilArtikel ilmiah untuk dipublikasi.

Presentasi

(1) Tim teknis DBE3 mengunjungi peneilti untuk membantu persiapandari presentasi hasil penelitian;

(2) Peserta mempresentasikan penelitian kepada Universitas pesertadan staf LPMP

(3) Peserta mempresentasikan penelitan kepada para guru dan stafPendidikan tingkat Kabupaten pada MGMP atau pertemuanPameran Kabupaten.

Page 12: Final panduan ptk dbe 3 (hal. 1 26)

WORKSHOP 1: Mendefinisikan danMerencanakan PTK

Workshop I berisi kegiatan-kegiatan: apa, mengapa,dan bagaimana PTK; merumuskan masalah danmerencanakan tindakan melalui refleksi dan diskusi

kelompok; dan menulis proposal PTK. Pada Workshop I ini peserta dilatih bagaimanamembuat proposal PTK. Kegiatan dimulai dari pemahaman tentang apa yang dimaksuddengan dan bagaimana melaksanakan PTK. Kegiatan dilanjutkan dengan bagaimanamengidentifikasi dan merumuskan masalah, menentukan tindakan yang akan dilakukanuntuk mengatasi masalah tersebut. Kemudian, peserta dilatih untuk menentukanindikator keberhasilan tindakan, mengembangkan instrumen pengamatan danpengukuran, serta merancang rencana anggaran pelaksanaan PTK. Tindak lanjut dariWorkshop I ini adalah: peserta memperbaiki persiapan PTK (RPP dan instrumenpenelitian), pendampingan di lapangan oleh konsultan (validasi RPP dan instrumen), danpengumpulan data siklus sebelumnya.

Tindak Lanjut WORKSHOP 1

Setelah Workshop 1 peserta menyempurnakan RPP dan berbagai instrumen pengamatandan pengukuran di sekolah masing-masing sehingga mereka siap memulai melaksanakanPTK. Selanjutnya peserta melakukan kegiatan pembelajaran dengan strategi tertentu disekolah masing-masing untuk mengatasi masalah yang dihadapi sesuai dengan rancanganPTKnya. Kurang lebih 2 bulan setelah Workshop I konsultan berkunjung ke daerah-daerahuntuk melakukan pertemuan dengan peserta dalam rangka membahas kemajuan danmasalah yang dihadapi peserta dalam pelaksanaan PTK. Pertemuan ini dimaksudkanuntuk memastikan bahwa pelaksanaan PTK berlangsung sesuai dengan kaidah-kaidah PTKdan apabila ditemukan masalah pelaksanaan PTK sedini mungkin masalah tersebut dapatdiselesaikan. Fokus diskusi pada pertemuan tindak lanjut 1 ini adalah: (a) Kesesuaiantindakan dengan masalah yang ingin pecahkan, (b) Ketepatan indikator keberhasilantindakan, dan (c) Kesesuaian instrumen pengamatan dan pengukuran dengan indikatorkeberhasilan.

WORKSHOP 2: Refleksi, Diskusi, dan Analisis Data

Workshop II berisi kegiatan-kegiatan: presentasi data, latihan menganalisis data (melihatpola dan kecenderungan), merefleksi dari data yang didapat, dan mengidentifikasitindakan pada siklus berikutnya. Kegiatan dimulai dari pemajangan ringkasan hasilsementara, khususnya data hasil PTK masing-masing peserta. Peserta lain mengunjungipajangan tersebut dan memberi komentar dan masukan terhadap pajangan tersebut.Kegiatan dilanjutkan dengan berlatih menganalisis data untuk melihat pola dankecenderungan serta membandingkannya dengan indikator keberhasilan. Kemudian,peserta menganalisis data hasil tindakan masing-masing, melakukan refleksi untukmenetapkan perbaikan tindakan untuk berikutnya.

Panduan Pelatihan Penelitian Tindakan Kelas

12

Page 13: Final panduan ptk dbe 3 (hal. 1 26)

Tindak Lanjut WORKSHOP 2

Setelah Workshop 2 peserta melakukan tindak lanjut di sekolah masing-masing yangberupa berbagai kegiatan untuk menyempurnaan pelaksanaan PTK siklus selanjutnya.Peserta melakukan penyempurnaan instrumen pengamatan dan pengukuran agardiperoleh data yang lebih sesuai dan akurat. Selain itu, peserta juga memperbaikiberbagai perangkat tindakan yang disesuaikan dengan perbaikan tindakan untuk siklusberikutnya. Kurang lebih 2 bulan setelah Workshop 2 konsultan berkunjung ke daerah-daerah untuk melakukan pendampingan terhadap peserta dalam rangka membahaskemajuan dan masalah yang dihadapi peserta dalam pengolahan data, analisis data, danrefleksi. Pendampingan ini dimaksudkan untuk memastikan bahwa data telah diolah dandianalisis dengan tepat dan apabila ditemukan masalah dalam pengolahan dan analisisdata sedini mungkin masalah tersebut dapat diselesaikan. Fokus pendampingan padatindak lanjut 2 ini adalah: (a) Mendeskripsikan data kualitatif, (b) Ketepatan analisis datayang sesuai dengan indikator keberhasilan, dan (c) Menarasikan hasil analisis data.

WORKSHOP 3: Rekomendasi dan Laporan

Workshop 3 mencakup kegiatan-kegiatan berikut. Kegiatan pertama, pesertamempresentasikan hasil analisis data seluruh siklus yang dilanjutkan dengan diskusi.Kegiatan kedua, peserta menyusun laporan PTK tanpa panduan sehingga pesertamenuliskan laporan PTK sesuai dengan persepsi awal mereka tentang laporan PTK.Kegiatan ini dilanjutkan dengan presentasi peserta per kelompok mata pelajaran dandiakhiri dengan penyajian panduan penulisan laporan PTK oleh fasilitator. Kegiatan ketiga,peserta merevisi dan memperbaiki laporan PTK mereka sesuai panduan. Kegiatan terakhirWorkshop 3 adalah tinjau ulang hasil penulisan laporan PTK. Hasil tinjau ulang inimenunjukkan bahwa laporan PTK yang ditulis oleh peserta masih belum sempurna danmasih memerlukan perbaikan-perbaikan dan penambahan lampiran-lampiran.

Tindak Lanjut WORKSHOP 3

Tindak lanjut dari Workshop 3 ini adalah peserta melengkapi dan memperbaiki laporanPTK di lapangan. Sebulan setelah Workshop 3 konsultan memberi bantuan kepada pesertauntuk perbaikan laporan PTK ini lewat e-mail. Peserta mengirimkan file draft laporankepada konsultan masing-masing mata pelajaran, kemudian konsultan mata pelajaranmenelaah dan memberi saran perbaikanterhadap draft tersebut. Fokus bantuankonsultan adalah: (a) Deskripsi tindakansetiap siklus, (b) Logika deskripsipelaporan, dan (c) Tata bahasapenulisan laporan. Akhirnya sebagianbesar peserta menyerahkan laporan PTKke DBE3 sesuai jadwal yang ditentukan.

Page 14: Final panduan ptk dbe 3 (hal. 1 26)

WORKSHOP 4: Penulisan Artikel Ilmiah

Sebelum Workshop 4 diselenggarakan, tim konsultanmelakukan evaluasi terhadap laporan PTK yang telahdihasilkan. Dari 25 laporan PTK yang diterima (5 laporanPTK tiap mata pelajaran), 11 laporan PTK dinilai layak olehtim konsultan untuk ditulis kembali menjadi artikel ilmiah.Dengan demikian, 11 tim PTK diundang untuk mengikutiWorkshop 4.

Workshop 4 memuat berbagai kegiatan terkait dengan cara-cara penulisan artikel ilmiahberdasarkan laporan PTK. Pertama, peserta membaca 3 artikel ilmiah untukmengidentifikasi struktur artikel ilmiah. Kedua, peserta berdiskusi untuk menemukanstruktur dan isi artikel ilmiah. Ketiga, peserta mengidentifikasi bagian-bagian laporan PTKyang dapat dioleh menjadi bagian dari artikel ilmiah. Keempat, peserta menulis draft Iartikel ilmiah berdasarkan laporan PTK. Terakhir, peserta meninjau ulang draft 1artikelilmiah yang telah ditulis, dan penyelesaian penulisan artikel ilmiah.

Tindak Lanjut WORKSHOP 4

Tindak lanjut dari Workshop IV ini adalah peserta memperbaiki draft 1 artikel ilmiah disekolah masing-masing. Setelah peserta menyelesaikan penulisan artikel ilmiah, merekamengirimkannya lewat e-mail kepada konsultan mata pelajaran. Konsultan melakukantelaah dan menyarankan perbaikan-perbaikan terhadap artikel ilmiah tersebut. Artikelilmiah dikirim kembali kepada peserta untuk diperbaiki. Setelah diperbaiki artikel ilmiahdikirim kembali oleh peserta kepada konsultan mata pelajaran untuk dirapikan dandipublikasikan dalam jurnal ilmiah. Jurnal ilmiah PTK DBE 3 disajikan dalam dua edisi,yakni edisi Bahasa Indonesia yang memiliki ISSN dan edisi Bahasa Inggris. Artikel ilmiahterbaik sedang diupayakan untuk dipublikasi dalam Jurnal Internasional.

Jadwal dan materi pelatihan semua workshop dapat dilihat di Lampiran 1 dan Lampiran 2.

2. Apa Pendekatan DBE3 dalam Pelatihan PTK?

Dua pendekatan yang dipilih dalam melaksanakan pelatihan PTK adalah belajaraktif dan komprehansif. Melalui pendekatan belajar aktif, peserta pelatihan akanlebih banyak berpikir, berbuat, dan berpraktik langsung untuk menghasilkan

karya. Dengan pendekatan ini, pelatihan tidak dimaksudkan untukmemberi teori sebanyak-banyaknya kepada peserta melainkan pesertalebih banyak bekerja dan berpraktik untuk menghasilkan karya.

Melalui pendekatan komprehensif, peserta pelatihan akan bekerjamulai dari hulu sampai hilir dari suatu proses PTK. Artinya, pesertapelatihan tidak hanya bekerja untuk menghasilakan proposal PTK,

Panduan Pelatihan Penelitian Tindakan Kelas

14

Page 15: Final panduan ptk dbe 3 (hal. 1 26)

14

tetapi juga melaksanakan tindakan, menganalisis data, membuat laporan, dan akhirnyamenulis artikel ilmiah untuk dipublikasi. Dengan demikian, peserta pelatihan memilikipengetahuan dan keterampilan komprehensif tentang PTK.

3. Siapa Peserta Pelatihan PTK?

Peserta pelatihan PTK adalah guru-guru SMP/MTs lima mata pelajaran, yaitu:Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, IPA, IPS, dan Matematika, serta dosen dan widyaiswara pada bidang yang sesuai dari lima provinsi. Peserta tidak diminta untuk

melaksanakan PTK secara individual tetapi dikelompokkan atas tim-tim beranggorakan 3orang yang terdiri atas dua orang guru SMP/MTS (1 orang fasilitator daerah sebagai ketuadan 1 orang guru mitra) dan satu orang dosen atau widya iswara. Penentuan bahwamereka harus bekerja dalam tim didasarkan atas pertimbangan agar mereka salingbekerjasama dengan memanfaatkan kekuatan masing-masing anggota. Hal ini dirasakanpeserta, seperti ungkapan mereka: “Ada kerjasama antara guru, widya iswara, dan dosen.Guru mendapat masukan dari widya iswara dan dosen; widya iswara dan dosenmendapat masukan dari lapangan”.

Penentuan komposisi tim tersebut didasarkan atas beberapa pertimbangan berikut.Pertama, fasilitator daerah dipilih sebagai ketua tim peneliti karena dia adalah aset daerahyang memiliki keterampilan praktis baik dan dapat menyebarluaskan pengetahuan danketerampilannya kepada guru-guru lain di daerahnya. Kedua, seorang guru mitra yangberasal dari sekolah fasilitator daerah dipilih sebagai anggota tim peneliti karena dia akanmudah berkomunikasi dan bekerjasama untuk membantu pelaksanaan PTK di sekolahtersebut. Ketiga, seorang dosen atau widya iswara sebagai anggota tim peneliti karenapada umumnya dosen atau widya iswara memiliki kemampuan akses pengetahuan danpustaka baru yang lebih baik dan akan sangat mendukung dalam penggalian kajianpustaka untuk penyelesaian PTK. Dengan komposisi semacam ini, kolaborasi antara guru-guru dan dosen atau widya iswara tercipta dengan baik.

Peserta pelatihan PTK dari setiap provinsi terdiri dari 5 tim, satu tim untuk setiap matapelajaran. Karena wilayah binaan DBE3 berada di 5 provinsi, jumlah peserta pelatihan PTKadalah 25 tim. Dengan demikian, peserta pelatihan tersebut terdiri atas 50 guru SMP/MTSlima mata pelajaran dan 25 orang dosen/widya iswara atau sejumlah 75 orang.

Agar terjadi kolaborasi yang baik maka anggota tim peneliti memiliki fokus tugas masing-masing. Anggota tim PTK yang berasal dari perguruan tinggi (dosen) atau LPMP (widyaiswara) memiliki fokus tugas: mengakses referensi, merumuskan hipotesis tindakan,merancang pemecahan masalah, menyusun instrumen, mengamati tindakan,

Page 16: Final panduan ptk dbe 3 (hal. 1 26)

menganalisis data, dan menarik simpulan. Sedangkan anggota tim PTK yang berasal dariSMP/MTs (fasilitator dan guru mitra) memiliki fokus tugas: menyediakan data awal,menyusun rencana tindakan, melaksanakan tindakan, mengumpulkan data, merefleksi,dan menyusun laporan PTK.

4. Bagaimana Pembinaan dalam Pelatihan PTK?

Pembinaan pelatihan PTK ini menerapkan tahapan workshop dan tindak lanjutdengan mengutamakan pembinaan dan sedikit kompetisi. Tahapan ini mengajakpeserta untuk belajar dan berlatih di tempat pelatihan yang dilanjutkan dengan

pendampingan di lapangan (pasca Workshop 1 dan 2), dan kembali ke pelatihanberikutnya. Sampai dengan tahap pelaporan, pembinaan benar-benar dilakukan dalamartian bahwa peserta yang belum mampu membuat proposal yang baik tidak digugurkantetapi dibina melalui workshop remidi sampai mereka mampu menghasilkan laporan PTK.Setelah laporan PTK dihasilkan, peserta berkompetisi untuk dapat mengikuti Workshop 4tentang penulisan artikel ilmiah. Kompetisi ini didasarkan atas kualitas laporan PTK yangdihasilkan. Berdasarkan evaluasi laporan PTK tersebut, 11 kelompok peneliti dari 25kelompok peneliti awal diundang untuk mengikuti Workshop 4.

Program pembinaan ini bersifat fleksibel, perencanaan setiap tahap program dilakukan diakhir tahap sebelumnya. Hal ini dilakukan untuk melihat seberapa baik pesertamengerjakan tugas-tugas dalam Workshop. Jika sebagian besar peserta belum memenuhistandar minimal pencapaian hasil, perencanaan untuk workshop remidi dapat dilakukandan/atau pendampingan tambahan dapat dilakukan.

Pembina dalam pelatihan PTK ini adalah konsultan sebagai anggota tim teknis padabidang keahlian yang sesuai. Para konsultan tersebut tidak hanya memahami teoripembelajaran dan PTK di bidangnya, tetapi mereka juga akrab dengan lingkunganpembelajaran siswa SMP/MTs. Dengan kata lain, para konsultan memiliki kemampuanyang berimbang antara teori dan praktik. Dengan demikian, saran-saran perbaikan dalampelatihan PTK lebih banyak bersifat praktis tetapi tidak lepas dari dasar teoripembelajaran yang ada.

5. Bagaimana Pendanaan Pelaksanaan PTK?

Setiap tim peneliti memperoleh dana hibah dari DBE 3 yang diserahkan dalam tigatahap. Dana hibah tersebut dapat dipergunakan untuk melaksanakan tindakan,mengumpulkan data (termasuk untuk keperluan biaya perjalanan dan penginapan

dosen atau widya iswara), mengolah dan menganalisis data, menyusun laporan, danpembelian ATK. Penyerahan dana hibah tahap 1 dilakukan setelah Workshop 1 dankelompok peneliti menyerahkan proposal penelitian. Penyerahan dana hibah tahap 2dilakukan setelah kelompok peneliti mengikuti Workshop 2. Akhirnya penyerahan danahibah tahap 3 dilakukan setelah laporan PTK diserahkan ke DBE3 Jakarta.

Panduan Pelatihan Penelitian Tindakan Kelas

16

Page 17: Final panduan ptk dbe 3 (hal. 1 26)

6. Apa Saja Pendukung Pelatihan PTK?

Agar pelatihan PTK dapat berlangsung dengan baik tempat pelatihan dipilih berdasarkanbeberapa kriteria berikut. Pertama, tempat pelatihan harus berupa ruangan yang cukupbesar dan mampu menampung sekitar 100 peserta sehingga peserta dapat bekerjadengan aman dan nyaman. Kedua, tempat pelatihan dapat menyediakan akses internetuntuk seluruh peserta sehingga peserta mudah memperoleh tambahan informasi dalamrangka memperkaya kajian teori PTKnya.

Peserta pelatihan membawa setidaknya sebuah laptop untuk setiap tim peneliti.Perlengkapan ini diperlukan agar mereka langsung bekerja saat Workshop. Selain itu,dengan menggunakan laptop mereka dapat mengakses internet untuk memperolehrujukan-rujukan yang diperlukan.

Seperti pelatihan pada umumnya, pelatihan PTK ini juga didukung dengan LCD Proyektor,printer, dan bahan-bahan ATK. LCD Proyektor dipergunakan untuk mendukung penyajianmateri dan presentasi peserta pelatihan. Sedangkan printer dan bahan-bahan ATKdipergunakan untuk mendukung peserta dalam mencetak hasil karya mereka.

Apa Hasil Pelatihan PTK DBE3?

Pelatihan PTK ini telah menghasilkan dua hal penting, yaitu peningkatanketerampilan peserta dalam PTK dan karya peserta. Berbagai keterampilan pesertadalam PTK telah meningkat dengan tajam. Selain itu, beberapa karya peserta telah

dihasilkan melalui pelatihan PTK ini.

Pelatihan PTK ini berdampak baik terhadap kinerja guru dan dosen/widya iswara dalammelaksanakan PTK. Beberapa dampak positif yang teramati dari hasil pelatihan PTK inisebagai berikut. Pertama, kemampuan memahami dan menganalisis masalahpembelajaran makin tajam dan terarah. Kedua, peningkatan sikap dan perilakupembelajaran para guru yang awalnya selalu menyalahkan siswa menjadi mau mengakuikekurangannya dalam memfasilitasi siswa dalam belajar dan memperbaikinya. Ketiga,kemampuan menulis baik proposal, laporan maupun artikel ilmiah guru-guru SMP/MTsmenjadi lebih baik. Keempat, kemampuan menggunakan perangkat ICTguru-guru SMP/MTs baik untuk mengetik, membuat presentasi, maupun mencari informasi melaluiinternet, menjadi lebih baik. Kelima, kolaborasi antara guru dan dosen/widya iswaramembuat hubungan dan kerjasama di antara mereka lebih harmonis dan baik.

Pengalaman dari Program DBE 3

17

Page 18: Final panduan ptk dbe 3 (hal. 1 26)

Selain peningkatan keterampilan guru-guru SMP/MTs seperti disajikan di atas, pelatihanPTK juga telah menghasilkan sejumlah karya. Pertama, pelatihan PTK telah menghasilkankarya berupa 25 proposal PTK. Kedua, pelatihan PTK DBE3 telah menghasilkan karyaberupa 25 laporan PTK. Ketiga, pelatihan PTK DBE3 juga telah menghasilkan 11 artikelilmiah yang didokumentasikan dalam Jurnal PTK DBE 3. Keempat, artikel-artikel tersebutditerjemahkan ke dalam Bahasa Inggris dan dipublikasikan dalam website USAID/DBE.Terakhir, artikel terbaik akan dikirim ke Jurnal Internasional.

Bagaimana Pelatihan PTK MenjadiLebih Baik?

Pelatihan PTK DBE3 memberi pelajaran berharga baik kepada tim pelatih DBE3maupun pihak-pihak lain yang ingin menyelenggarakan pelatihan PTK untuk guru-guru. Pelajaran tersebut berupa pengalaman kurang baik yang hendaknya perlu

dihindari atau diperbaiki untuk pelaksanaan berikutnya dan pengalaman baik yang dapatdigunakan sebagai acuan untuk pelaksanaan selanjutnya.

PELAJARAN KURANG BAIK

Beberapa pelajaran kurang baik yang dapat dipetik dari pelaksanaan pelatihan PTK bagiguru-guru SMP/MTs dari lima provinsi adalah sebagai berikut.

Pemilihan dosen atau widya iswara tidak dapat dilakukan sesuai kriteria, yakni yangbersangkutan pernah melakukan PTK. Sebagian besar dosen dan widya iswara yangdisertakan dalam pelatihan tidak pernah melakukan PTK atau bahkan beberapa barumengenal PTK. Akibatnya, daya dukung dosen atau widya iswara untuk memperlancarperencanaan dan pelaksanaan PTK tidak dapat berlangsung sebagaimana mestinya. Agartim peneliti dapat bekerja dengan lancar maka disarankan agar anggota tim peneliti yangberasal dari dosen atau widya iswara pernah melakukan PTK atau setidak-tidaknyamemiliki pemahaman yang baik tentang PTK. Dengan demikian, dosen atau widya iswaradapat mendukung kelancaran perencanaan dan pelaksanaan PTK.

Kemampuan menulis tim peneliti, khususnya menulis proposal PTK masih sangat rendah.Hampir separoh jumlah proposal PTK yang dihasilkan tim peneliti belum memenuhisyarat. Oleh sebab itu, didasarkan atas keinginan membina peserta pelatihan, DBE3menyelenggaran workshop remidi untuk memperbaiki proposal PTK. Workshop inimerupakan workshop di luar rencana 4 workshop yang diselenggarakan.

Panduan Pelatihan Penelitian Tindakan Kelas

18

“Sebelumnya saya telahsering mengikuti diklat

dan seminar tentang PTKnamun tak juga mampu

melakukan PTK secarabaik. Setelah mengikuti

pelatihan PTK DBE3 sayamenjadi benar-benar paham dan mengerti

bagaimana melakukan dan melaporkanPTK.”

Dra. Endang Sulistiyah, Guru MatematikaSMPN 1 Purwosari, Jawa Timur

Page 19: Final panduan ptk dbe 3 (hal. 1 26)

Pengalaman dari Program DBE 3

19

PELAJARAN BAIK

Selain kedua pelajaran kurang baik tersebut,pelatihan PTK DBE3 memberi pelajaran baik yangdapat dipetik.

Pada umumnya guru-guru SMP/MTs lebih mudahmengungkapkan gagasannya secara lisan daripadasecara tertulis. Oleh sebab itu, agar guru-guru dapatmenuangkan gagasannya secara tertulis maka mereka harus dipancing untukmengungkapkan gagasannya secara lisan terlebih dahulu. Bila perlu gagasan yangdiungkapkan secara lisan tersebut direkam. Kemudian mereka diminta untuk menuliskankembali gagasan yang terekam dan telah disampaikan secara lisan tadi.

Tim peneliti yang terdiri atas seorang fasilitator daerah, seorang guru mitra, dan seorangdosen/widya iswara merupakan tim ideal untuk berkolaborasi. Sebagian besar tim dapatbekerjasama secara optimal dan saling dukung untuk menghasilkan karya yang baik.

Pelatihan PTK DBE3 yang dilaksanakan secara bertahap dan disertai tindak lanjut memberidampak yang signifikan terhadap peningkatan kemampuan guru dalam melaksanakanPTK. Pelatihan yang dilaksanakan bertahap memudahkan guru-guru untuk memahami danmenerapkan pengetahuannya. Sedangkan tindak lanjut yang berupa pendampinganmendorong para guru untuk melaksanakan PTK secara sungguh-sungguh di sekolahmasing-masing.

Pemberian kesempatan berlatih yang cukup dalam pelatihan PTK DBE3 dan disertaipendampingan yang memadai menjadikan peserta lebih mampu dan lebih baik dalammengungkapkan gagasan secara tertulis. Walaupun pada awal pelatihan para pesertamengalami banyak kesulitan dalam mengungkapkan gagasannya secara tertulis, padatahap akhir pelatihan (Workshop ke 3 dan 4) mereka mampu menuliskan gagasannyasecara lebih lancar dan logis.

DAFTAR PUSTAKA

Hopkins, David, 1993. A Teacher’s Guide to Classroom Research 2nd ed. Philadelphia: OpenUniversity Press.

Tim Pelatih Proyek PGSM, 1999. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Dikti Depdiknas.

Lampiran-Lampiran:1. Jadwal Workshop PTK

2. Contoh Materi Workshop PTK

“Banyak pelajaran yang sangat berhargasaya petik melalui proses pelaksanaanPTK di DBE3. Proses pelaksanaan PTKsangat baik karena kami benar-benardidampingi atau dibimbing dari awalhingga akhir.”

Nurfaidah, S.Pd.Guru IPA SMPN 4 Palopo, Sulawesi Selatan

Page 20: Final panduan ptk dbe 3 (hal. 1 26)

LAMPIRAN 1:Jadwal Workshop PTK

Page 21: Final panduan ptk dbe 3 (hal. 1 26)

JADWAL Workshop 1PENELITIAN TINDAKAN KELAS - DBE3Jakarta, 11 – 13 Agustus 2009

Menulis Proposal PTKHari Pertama: 11 Agustus 2009

Waktu Sesi dan Kegiatan Fasilitator Keterangan

08.45 –09.00(15’)

Pembukaan dan Pengantar Stuart Weston Presentasi

09.00 – 10.30(90’)

Sesi 1: Apa, Mengapa, dan Bagaimana PTK?Peserta akan:

Mempelajari definisi dan karakteristik penelitiantindakan kelas (PTK)

Memahami manfaat dan cara melaksanakan PTKdibandingkan dengan jenis penelitian lainnya

Ujang Sukandi Pleno

Istirahat

10.45 – 12.00(75’)

Sesi 2: Seperti apakah Penelitian Tindakan Kelasyang baik?Peserta akan:

Mengkaji contoh penelitian tindakan kelas yangberkualitas

Mengidentifikasi ciri penelitian tindakan kelasyang baik.

Ujang Sukandi Pleno

Makan Siang

13.00 – 15.00(120’)

Sesi 3: Masalah apakah yang akan Anda atasi?Peserta akan:

Mempelajari karakteristik dan petunjuk-petunjuktentang apa yang bisa menjadi permasalahanpenelitian tindakan kelas yang baik.

Mengidentifikasi masalah yang akan diteliti danmembuat pertanyaan penelitian tindakan kelas

Menentukan tindakan umum yang akan diambiluntuk memecahkan masalah

A.R. As’ari Pleno

Istirahat

15.30 – 17.00(90’)

Sesi 4: Bagaimana Anda mengatasi masalah?Peserta akan:

Menentukan indikator-indikator keberhasilanuntuk mengetahui apakah mereka sudah dapatmemecahkan masalah.

Mengidentifikasi di mana dan bagaimana merekadapat memperoleh informasi yang dibutuhkan

Mempelajari beberapa metode pengambilan datadan alat ukur PTK

Menetapkan alat ukur dan metode yang akanmereka pakai untuk PTK

Supriyono Koes Pleno

Panduan Pelatihan Penelitian Tindakan Kelas

22

Page 22: Final panduan ptk dbe 3 (hal. 1 26)

Hari Kedua: 12 Agustus 2009

Waktu Sesi dan Kegiatan Fasilitator Keterangan

08.30 – 09.00(30’)

Sesi 5: Bagaimana menulis Proposal PTK?Peserta akan:

Mempelajari cara menulis proposal PTK daninformasi apa saja yang harus dimuat.

Supriyono Koes Pleno

09.00 –Selesai(420’)

Sesi 6: Menulis proposal PTKPeserta akan:

Bekerja dalam tim penelitian untukmembuat draf proposal PTK merekaberdasarkan hasil dari sesi sebelumnya.Konsultan bekerja dengan kelompokmereka masing-masing.

Supriyono KoesA.R. As’ari

Kerja kelompok

Hari Ketiga: 13 Agustus 2009

Waktu Sesi dan Kegiatan Fasilitator Keterangan

08 30 – 12 30(240’)

Sesi 7: PresentasiPeserta akan:Mempresentasikan Rencana Kerja merekaselama 10-15 menit kepada semua pesertadan akan menerima umpan balik dan sarandari konsultan dan peserta lain.

Supriyono Koes,A.R. As’ari,

Ujang Sukandi

Pleno

Makan Siang

13.30 – 15.00(90’)

Sesi 8: Menyunting ProposalPeserta akan:Menyunting proposal PTK merekaberdasarkan umpan balik yang ada danmenyerahkan proposal tertulis untuk ditinjauulang oleh DBE3

Supriyono Koes,A.R. As’ari,

Ujang Sukandi

Kerja kelompok

Istirahat

15.30 – 16.00(30’)

Sesi 9: Rencana Tindak LanjutPeserta akan:Bekerja sama dengan staf DBE3 danKonsultan untuk merencanakan kegiatanTindak Lanjut 1

Supriyono Koes,A.R. As’ari,

Ujang Sukandi

Kerja kelompok

Pengalaman dari Program DBE 3

23

Page 23: Final panduan ptk dbe 3 (hal. 1 26)

Catatan: Peserta harus sudah mempersiapkan pajangan hasil sementara PTK sebelum lokakarya

JADWAL Workshop 2PENELITIAN TINDAKAN KELAS - DBE3Bandung, 9 – 11 Pebruari 2010

Menganalisis Data PenelitianHari Pertama: 9 Pebruari 2010

Waktu Sesi dan Kegiatan Fasilitator Keterangan

08 30 – 08 45

(15’)

Pembukaan Stuart Weston Presentasi

08 45 – 10 15

(90’)

Sesi 1: Kaji Kemajuan Penelitian*

Tim saling mengamati hasil kerja PTK yang telahdilaksanakan sampai dengan saat ini. Hal yangdiamati berfokus pada:

Masalah yang dibahas dalam penelitian

Tindakan yang diambil

Langkah-langkah tindakan

Instrumen penelitian yang digunakan

Data awal (data yang diperoleh sejak PTKdilaksanakan)

Dipimpin: Ujang

Fasilitator MataPelajaran:Matematika: Asaridan Ujang, IPA:Koes, IPS: Arifin, B.Inggris: Furaidahand B. Indonesia:Najid

Pleno

Istirahat

10 30 – 12 00

(90’)

Sesi 2: Menganalisis dan Mempresentasikan Data - 1

Meninjau metode sederhana untuk menganalisisdata, termasuk bagaimana melihat pola,kecenderungan, pengertian dan pemahaman baru.Dilanjutkan dengan diskusi mengenai berbagai carauntuk mengatur dan mempresentasikan datakualitatif dan kuantitatif dalam bentuk laporantertulis, termasuk membuat diagram, diagram alur,grafik, dan skala.

Dipimpin: Koes Presentasi diikutidengan kegiatankelompok (dalamPleno)

Makan Siang

13 00 – 17 00

(240’)

Sesi 3: Menganalisis dan Mempresentasikan Data - 2

Peserta berpraktik menganalisis, mengatur, danmenampilkan data yang dikumpulkan untuk siklus 1PTK dan membuat presentasi.

Dipimpin: Ujang

Fasilitator MataPelajaran:Matematika: Asaridan Ujang, IPA:Koes, IPS: Arifin, B.Inggris: Furaidahand B. Indonesia:Najid

Kerja kelompok kecil,dalam tim penelitian

Panduan Pelatihan Penelitian Tindakan Kelas

24

Page 24: Final panduan ptk dbe 3 (hal. 1 26)

Hari Kedua: 10 Februari 2010

Waktu Sesi dan Kegiatan Fasilitator Keterangan

08 00 – 10 30

(150’)

Sesi 4: Presentasi Data

Tim mempresentasikan hasil analisisdata mereka.

Dipimpin: Ujang

Fasilitator Mata Pelajaran:Matematika: Asari danUjang, IPA: Koes, IPS: Arifin,B. Inggris: Furaidah and B.Indonesia: Najid

KelompokMapel

Istirahat

10 45 – 12 00

(75’)

Sesi 5: Peninjauan Ulang danPerencanaan - 1

Peserta meninjau ulang data yangmereka miliki dan apa yang sudahmereka lakukan serta mengidentifikasitindakan atau data tambahan atau baruyang diperlukan untuk melengkapipenelitian mereka, danmerencanakannya.

Dipimpin: Asari

Fasilitator Mata Pelajaran:Matematika: Asari danUjang, IPA: Koes, IPS: Arifin,B. Inggris: Furaidah and B.Indonesia: Najid

Kerjakelompokkecil, dalamtimpenelitian

Makan Siang

13 00 – 1700

(240’)

Sesi 5: Peninjauan ulang danPerencanaan - 2

Peserta melanjutkan peninjauan ulangdata yang mereka miliki dan apa yangsudah mereka lakukan sertamengidentifikasi tindakan atau datatambahan atau baru yang diperlukanuntuk melengkapi penelitian mereka,dan merencanakannya

S.D.A Kerjakelompokkecil, dalamtimpenelitian

Pengalaman dari Program DBE 3

25

Page 25: Final panduan ptk dbe 3 (hal. 1 26)

* Dalam sesi ini, peserta harus mengumpulkan draf sebelum jam 14.00, untuk diberi umpan balik oleh

fasilitator. Paragraf harus sudah selesai pada jam 16.00, sesuai dengan masukan dari fasilitator.

Hari Ketiga: 11 Februari 2010

Waktu Sesi dan Kegiatan Fasilitator Keterangan

08 00 – 10 00

(120’)

Sesi 6: Laporan Penelitian - 1

Peserta meninjau sebuah LaporanPenelitian Tindakan Kelas danmengidentifikasi karakteristik darisebuah laporan penelitian yang baik.

Dipimpin: Ujang & Lorna Pleno

10 15 – 11 00

(45’)

Sesi 7: Laporan Penelitian - 2

Peserta meninjau dan mendiskusikankerangka untuk membuat sebuahlaporan penelitian yang baik.

Dipimpin: Koes & Lorna Pleno

11 00 – 12 00

(60’)

Sesi 8: Membuat draf Laporan - 1

Peserta mendraf 3 paragraf pertamabagian analisis data dari laporanpenelitian mereka.

Dipimpin: Najid & Furaida

Fasilitator Mata Pelajaran:Matematika: Asari danUjang, IPA: Koes, IPS: Arifin,B. Inggris: Furaidah danB. Indonesia: Najid

Pleno

Kel. mapel

Makan Siang

14 00 – 16 00

(120’)

Sesi 9: Membuat draf Laporan - 2*

Peserta melanjutkan pembuatan drafdan menyelesaikan 3 paragraf pertamabagian analisis data dari laporanpenelitian mereka berdasarkan masukandari fasilitator.

S.D.A Kerjakelompokkecil, dalamtimpenelitian

Istirahat

16 00 – 17 00

(60’)

Administrasi Dipimpin: Ujang

Panduan Pelatihan Penelitian Tindakan Kelas

26