final makalah perbedaan tingkat nyeri (nonpar 1)

28
MAKALAH ANALISIS PENELITIAN PERBEDAAN TINGKAT NYERI PADA IBU INPARTU KALA I YANG DI BERI TEKNIK GUIDED IMAGERY DAN TANPA TEKNIK GUIDED IMAGERY DI BPS NY “S” KABUPATEN JEMBER Disusun Guna Memenuhi Tugas Perkuliahan Statistik Non Parametrik 1 Dosen : Dr. Arief Wibowo, dr., MS Disusun Oleh : HENDRO PRASETYO NIM. 101141008 MAGISTER ILMU KESEHATAN MASYARAKAT MINAT BIOSTATISTIKA

Upload: hendro-prasetyo

Post on 07-Aug-2015

138 views

Category:

Documents


6 download

TRANSCRIPT

Page 1: Final Makalah Perbedaan Tingkat Nyeri (Nonpar 1)

MAKALAH

ANALISIS PENELITIAN

PERBEDAAN TINGKAT NYERI PADA IBU INPARTU KALA I YANG DI BERI TEKNIK GUIDED IMAGERY DAN TANPA TEKNIK GUIDED IMAGERY DI BPS NY “S” KABUPATEN

JEMBER

Disusun Guna Memenuhi Tugas Perkuliahan Statistik Non Parametrik 1Dosen : Dr. Arief Wibowo, dr., MS

Disusun Oleh :

HENDRO PRASETYONIM. 101141008

MAGISTER ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

MINAT BIOSTATISTIKA

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS AIRLANGGA

2012

Page 2: Final Makalah Perbedaan Tingkat Nyeri (Nonpar 1)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas limpahan rahmat

serta hidayah-Nya penulisan dapat menyelesaikan tugas perkuliahan Biostatistika

Non Parametrik 1 dengan pokok bahasan “ANALISIS PENELITIAN

PERBEDAAN TINGKAT NYERI PADA IBU INPARTU KALA I YANG DI

BERI TEKNIK GUIDED IMAGERY DAN TANPA TEKNIK GUIDED

IMAGERY DI BPS NY “S” KABUPATEN JEMBER”

Dengan selesainya penugasan ini penulis mengucapkan terima kasih

kepada :

1. Bapak Dr. Arief Wibowo, dr., MS, dosen mata kuliah Biostatistika Non

Parametrik 1 Fakultas Kesehatan Masyarakat universitas Airlangga

2. Istriku tercinta, anak-anakku yang telah memberikan dukungan penuh dan

semangat untuk belajar di S-2 FKM Universitas Airlangga

3. Teman-teman seperjuangan di S-2 FKM dan semua pihak yang membantu

penulis dalam penyusunan tugas ini.

Penulis menyadari bahwa penulisan tugas ini masih jauh dari sempurna.

Oleh karena itu, penulis mengharap saran dan kritik dari pembaca khususnya

bapak Dr. Arief Wibowo, dr., MS guna perbaikan dan pengembangan dari

makalah ini selanjutnya. Semoga tugas ini bermanfaat bagi penulis di masa

mendatang.

Surabaya, 21 November 2012

Penyusun,

2

Page 3: Final Makalah Perbedaan Tingkat Nyeri (Nonpar 1)

3

ANALISIS PENELITIAN

PERBEDAAN TINGKAT NYERI PADA IBU INPARTU KALA I YANG DI BERI TEKNIK GUIDED IMAGERY DAN TANPA TEKNIK GUIDED

IMAGERY DI BPS NY “S” KABUPATEN JEMBER

I. PENDAHULUAN

Persalinan dan kelahiran merupakan kejadian fisiologis yang normal.

Persalinan dan kelahiran normal adalah proses pengeluaran janin yang

terjadi pada kehamilan cukup bulan (37-42 minggu), lahir spontan dengan

presentasi belakang kepala yang berlangsung dalam 18 jam, tanpa

komplikasi baik pada ibu maupun pada janin.

Nyeri persalinan merupakan suatu kondisi yang fisiologis. Secara

fisiologis nyeri persalinan mulai timbul pada persalinan kala I fase laten dan

fase aktif, pada fase laten terjadi pembukaan sampai 3 cm, bisa berlangsung

selama 8 jam. Nyeri berasal dari kontraksi uterus dan dilatasi serviks.

Dengan makin bertambahnya frekuensi kontraksi uterus, nyeri yang

dirasakan akan bertambah kuat. Nyeri yang terjadi dapat mempengaruhi

kondisi ibu berupa kelelahan, rasa takut, khawatir dan menimbulkan stress.

Stress dapat menyebabkan melemahnya kontraksi rahim dan berakibat pada

persalinan yang lama (Rina, 2008).

Tetapi persalinan juga disertai rasa nyeri yang membuat kebahagiaan

yang didambakan diliputi oleh rasa takut dan cemas. Beberapa penelitian

menunjukkan bahwa pada masyarakat primitif, persalinannya lebih lama

dan nyeri, sedangkan masyarakat yang telah maju 7-14% bersalin tanpa rasa

nyeri dan sebagian besar (90%) persalinan disertai rasa nyeri

(Prawirohardjo, 2002).

Berdasarkan penelitian di Amerika Serikat 70% sampai 80% wanita

yang melahirkan mengharapkan persalinan berlangsung tanpa rasa nyeri. Di

Brazil angka ini mencapai lebih dari 50% dari angka kelahiran di suatu

Page 4: Final Makalah Perbedaan Tingkat Nyeri (Nonpar 1)

4

rumah sakit yang merupakan persentase tertinggi diseluruh dunia. Berbagai

cara dilakukan agar ibu melahirkan tidak selalu merasa sakit dan merasa

nyaman. Saat di Indonesia diperkirakan 20% hingga 50% persalinan di

rumah sakit swasta dilakukan dengan operasi caesar, tingginya operasi

caesar disebabkan para ibu yang hendak bersalin lebih memilih operasi yang

relatif tidak nyeri. (Suara Merdeka, 2007).

Seiring dengan perkembangan ilmu kedokteran, para ahli

menemukan cara untuk mengurangi rasa nyeri pada persalinan, yaitu cara

farmakologis dan non-farmakologis. Cara farmakologi yaitu dengan

pemberian obat analgesik, namun ada beberapa obat analgesik yang

memiliki efek tidak baik pada janin. Oleh karena itu, banyak dikembangkan

cara non-farmakologis untuk mengatasi nyeri pada persalinan. Salah satu

penelitian dilakukan oleh Lamaze (1959) tentang analgesik psikologis

dimana ibu diberikan persiapan psikologis pada saat kehamilan dengan cara

pemberian sugesti dan motivasi. Salah satu metode tersebut adalah teknik

Guided Imagery (Imajinasi terbimbing). Yaitu sebuah teknik relaksasi yang

bertujuan untuk mengurangi stress dan meningkatkan perasaan tenang dan

damai serta merupakan obat penenang untuk situasi yang sulit dalam

kehidupan. Imajinasi terbimbing merupakan salah satu jenis dari teknik

relaksasi sehingga manfaat dari teknik ini pada umumnya sama dengan

manfaat dari teknik relaksasi yang lain (Rina, 2008).

Berdasarkan data-data tersebut diatas, peneliti tertarik untuk meneliti

perbedaan tingkat nyeri pada ibu inpartu kala I yang di beri teknik Guided

Imagery dan tanpa teknik Guided Imagery di BPS Ny “S” desa Puger Kulon

Kecamatan Puger Tahun 2011.

1.1 RUMUSAN MASALAH

Apakah ada perbedaan tingkat nyeri pada ibu inpartu kala I yang di

beri teknik Guided Imagery dan tanpa teknik Guided Imagery di BPS Ny

“S” Kabupaten Jember ?

Page 5: Final Makalah Perbedaan Tingkat Nyeri (Nonpar 1)

5

1.2 TUJUAN PENELITIAN

Mengetahui perbedaan tingkat nyeri pada ibu inpartu kala I yang di

beri teknik Guided Imagery dan tanpa teknik Guided Imagery di BPS Ny

“S” Kabupaten Jember.

1.3 MANFAAT PENELITIAN

Sebagai salah satu alternatif manajemen nyeri dengan pemberian

teknik guided imagery untuk mengurangi rasa nyeri pada ibu inpartu kala I.

Dan sebagai masukan bagi petugas kesehatan dalam menetapkan protap

pemberian teknik guided imagery pada ibu inpartu kala I dalam mengurangi

nyeri.

II. KONSEP TEORI

2.1 KONSEP GUIDED IMAGERY (IMAJINASI TERBIMBING)

1) Pengertian

Imajinasi terbimbing adalah sebuah teknik relaksasi yang bertujuan

untuk mengurangi stress dan meningkatkan perasaan tenang dan damai

serta merupakan obat penenang untuk situasi yang sulit dalam kehidupan.

Imajinasi terbimbing atau imajinasi mental merupakan suatu teknik untuk

mengkaji kekuatan pikiran saat sadar maupun tidak sadar untuk

menciptakan bayangan gambar yang membawa ketenangan dan

keheningan (National Safety Council, 2004:326).

2) Dasar Imajinasi Terbimbing

Imajinasi merupakan bahasa yang digunakan oleh otak untuk

berkomunikasi dengan tubuh. Segala sesuatu yang kita lakukan akan

diproses oleh tubuh melalui bayangan. Imajinasi terbentuk melalui

Page 6: Final Makalah Perbedaan Tingkat Nyeri (Nonpar 1)

6

rangasangan yang diterima oleh berbagai indera seperti gambar aroma,

rasa suara dan sentuhan (Holistic-online, 2006).

Respon tersebut timbul karena otak tidak mengetahui perbedaan antara

bayangan dan aktifitas nyata. Penelitian membuktikan bahwa dengan

menstimulasi otak melalui imajinasi dapat menimbulkan pengaruh

langsung pada system saraf dan endokrin.

(http://indonesiannursing.com/konsepimajinasiterbimbing.html, 2008 ).

2.2 Konsep Nyeri Persalinan

1) Pengertian

Nyeri menurut International Association For Study Of Pain

adalah sensori subyektif dan emosional yang tidak menyenangkan yang

didapat terkait dengan kerusakan kondisi terjadinya kerusakan

(Tamsuri, 2008:191). Nyeri merupakan bagian integral dari pesalinan

dan melahirkan (Mander, 2004:167)

Nyeri persalinan adalah sensasi tidak enak / rasa sakit selama

masa persalinan dan melahirkan akibat ketegangan emosional, tekanan

pada ujung syaraf, tegangan pada jaringan dan persendian serta hipoksia

otot uterus selama dan setelah kontraksi yang panjang dan dapat

menimbulkan rasa sakit dan kekhawatiran. (Hamilton, 1995:245)

2) Klasifikasi Nyeri

Menurut tempatnya definisi nyeri (Hamilton, 1995:249) antara lain :

a. Periferal Pain

1) Superfisial Pain (nyeri permukaan)

2) Deep Pain (nyeri dalam)

3) Reffered Pain (Nyeri alihan) nyeri yang dirasakan pada area

yang bukan merupakan sumber nyerinya

Page 7: Final Makalah Perbedaan Tingkat Nyeri (Nonpar 1)

7

b. Central Pain

Terjadinya karena perangsangan pada susunan saraf pusat, spinal

cord, batang otak dan lain – lain

1) Psycogenic Pain

Nyeri dirasakan tanpa penyebab organik, tetapi akibat dari

trauma psikologis

2) Phantom Pain

Phantom Pain merupakan perasaan pada bagian tubuh yang

sudah tak ada lagi, contohnya pada amputasi. Phantom Pain

timbul akibat dari stimulasi dendrti yang berat dibandingkan

dengan stimulasi reseptor biasanya. Oleh karena itu, orang

tersebut akan merasa nyeri pada area yang telah diangkat

3) Rediating Pain

Nyeri yang dirasakan pada sumbernya yang meluas ke jaringan

sekitar

Sedangkan menurut sifatnya (Hamilton , 1995:251) atara lain

1) Insidentil : timbul sewaktu – waktu dan kemudian menghilang

2) Steady : nyeri timbul menetap dan dirasakan dalam waktu yang

lama

3) Paroxysmal : nyeri dirasakan berintensitas tinggi dan kuat sekali

dan biasanya menetap 10-15 menit, lalu menghilang dan

kemudian timbul kembali.

4) Intractable Pain: nyeri yang resisten dengan diobati atau

dikurangi. Contoh pada arthritis, pemberian analgetik narkotik

merupakan kontraindikasi akibat lamanya penyakit yang dapat

mengakibatkan kecanduan.

Page 8: Final Makalah Perbedaan Tingkat Nyeri (Nonpar 1)

8

Menurut Berat Ringannya, klasifikasi nyeri dibagi menjadi

1) Nyeri ringan : dalam intensitas rendah

2) Nyeri sedang : menimbulkan suatu reaksi fisiologis dan

psikologis

3) Nyeri berat : dalam intensitas tinggi

Berdasarkan Lama / Durasi, klasifikasi nyeri dibagi menjadi : Akut :

kurang dari 1 bulan, Sub Akut : 1-2 bulan, Kronis : lebih dari 2-3 bulan

Nyeri merupakan respon personal yang bersifat subjektif, karena

itu individu itu sendiri harus diminta untuk menggambarkan dan

membuat tingkat nyeri yang dirasakan (Smeltzer & Bare, 2002:156).

1) Intensitas nyeri dapat dibuat dengan tingkatan nyeri secara skala

verbal (tidak nyeri, sedikit nyeri, nyeri hebat atau dengan skala 0

sampai 10).

2) Karakteristik nyeri meliputi letak, durasi (lama nyeri), irama (terus

menerus atau hilang timbul) dan kualitas nyeri (terbakar, perih,

tertusuk, tumpul dan sebagainya) yang dialami individu.

3) Faktor yang memperberat dan memperingan nyeri seperti gerakan,

posisi, pengerahan tenaga dan sebagainya.

4) Efek nyeri terhadap aktivitas kehidupan sehari-hari seperti tidur,

bergerak, nafsu makan dan lain-lain.

5) Kekhawatiran terhadap nyeri yang meliputi berbagai masalah yang

luas seperti beban ekonomi, pengaruh terhadap peran, citra diri dan

lain-lain (Smeltzer & Bare, 2002).

Page 9: Final Makalah Perbedaan Tingkat Nyeri (Nonpar 1)

9

2.3 Kerangka Konseptual

Keterangan :

: Diteliti

: Tidak diteliti

2.4 Hipotesis Penelitian

H0 : Tidak ada perbedaan tingkat nyeri pada ibu inpartu kala I yang di

beri teknik guided imagery dan yang tanpa teknik guided imegery di

BPS Ny “S” di Kabupaten Jember

Ha : Ada perbedaan tingkat nyeri pada ibu inpartu kala I yang di beri

teknik guided imagery dan yang tanpa teknik guided imegery di BPS

Ny “S” di Kabupaten Jember

Nyeri selama persalinan

- Faktor Lingkungan

- Faktor Psikologis

- Faktor Fisik

Non farmakologis :

- Stimulasi Kutaneus

- Distraksi- Biofeedback - Hipnosis- Relaksasi

Farmakologis :- NSAID- Opioid/

analgesik narkotik

- Obat

- Guided Imagery

Rasa nyaman

Kala IVKala II Kala IIIKala I

Tingkat Nyeri

dengan

Tingkat Nyeri tanpa

Page 10: Final Makalah Perbedaan Tingkat Nyeri (Nonpar 1)

10

III. METODELOGI PENELITIAN

3.1 DESAIN PENELITIAN

Penelitian ini merupakan Pra Eksperimen dengan rancangan One

Group Pretest-Postest, yang memungkinkan untuk membandingkan hasil

intervensi yang diberikan (Notoatmodjo, 2005). Rancangan penelitian

digambarkan pada tabel dibawah ini.

Tabel 3.1 Rancangan Penelitian Pengaruh Tingkat Nyeri Pada Ibu Inpartu Kala I Yang Di Beri Teknik Guided Imagery Dan Tanpa Teknik Guided Imagery

Subjek Pre-test Perlakuan Post-test

Klien dengan nyeri

pesalinan

O X O

Keterangan :

Pre tes : Sebelum perlakuan

Perlakuan : Metode Teknik Guided Imagery

Post test : Segera setelah adanya perlakuan

3.2 POPULASI SAMPEL DAN TEKNIK SAMPLING

1) Populasi

Pada penelitian ini populasinya adalah ibu inpartu kala I di BPS

Ny. “S” di Kabupaten Jember yaitu 18 orang.

2) Sampel

Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah ibu inpartu

kala I di BPS Ny. “S” di Kabupaten Jember sebesar 15 orang yang

diperoleh dengan rumus :

n= N

1+N (d )2

Page 11: Final Makalah Perbedaan Tingkat Nyeri (Nonpar 1)

11

Keterangan :

N : Besar populasi

n : Besar sampel

d : Tingkat kepercayaan/ketepatan yang ingin dicapai (0,05)

3) Teknik Sampling

Dalam sampling ini pengambilan sampel secara accidental

yaitu pengambilan sampel dengan mengambil kasus atau responden

yang kebetulan ada atau tersedia (Notoadmodjo, 2005:89)

3.3 KRITERIA SAMPEL

Kriteria inklusi dalam penelitian ini adalah :

1) Ibu inpartu kala I (fase aktif akselerasi)

2) Ibu inpartu dalam intensitas nyeri ringan dan sedang

3) Ibu inpartu di BPS Ny. “S”

4) Ibu yang bersedia menjadi responden

3.4 VARIABEL PENELITIAN

Variabel independen dari penelitian ini adalah teknik Guided Imagery

(Imajinasi Terbimbing). Dan Variabel dependennya adalah nyeri

persalinan.

Page 12: Final Makalah Perbedaan Tingkat Nyeri (Nonpar 1)

12

3.5 DEFINISI OPERASIONAL

VARIABELDEFINISI

OPERASIONALINDIKATOR

ALAT UKUR

SKALA HASIL

Nyeri persalinan tanpa diberi teknik Guided Imagery (Imajinasi Terbimbing)

sensasi tidak enak / rasa sakit selama masa persalinan dan melahirkan akibat ketegangan emosional, tekanan pada ujung syaraf, tegangan pada jaringan dan persendian serta hipoksia otot uterus selama dan setelah kontraksi yang panjang dan dapat menimbulkan rasa sakit dan kekhawatiran.

Laporan atau pernyataan pasien yang dinyatakan secara verbal dan dikombinasikan dengan skala nyeri numerik, yaitu: Nyeri ringan (1-3)

Nyeri sedang (4-6)

Nyeri berat (7-9)

Nyeri hebat (10)

Lembar observasi Skala nyeri menurut Smeltzer S.C Bare

Ordinal Nyeri ringan

Nyeri sedang

Nyeri berat

Nyeri hebat

Nyeri persalinan yang diberi teknik Guided Imagery (Imajinasi Terbimbing)

sensasi tidak enak / rasa sakit selama masa persalinan dan melahirkan akibat ketegangan emosional, tekanan pada ujung syaraf, tegangan pada jaringan dan persendian serta hipoksia otot uterus selama dan setelah kontraksi yang panjang dan dapat menimbulkan rasa sakit dan kekhawatiran. Nyeri berubah setelah diberi teknik Guided Imagery.

Laporan atau pernyataan pasien yang dinyatakan secara verbal dan dikombinasikan dengan skala nyeri numerik, yaitu: Nyeri ringan (1-3)

Nyeri sedang (4-6)

Nyeri berat (7-9)

Nyeri hebat (10)

Lembar observasi Skala nyeri menurut Smeltzer S.C Bare

Ordinal Nyeri ringan

Nyeri sedang

Nyeri berat

Nyeri hebat

Page 13: Final Makalah Perbedaan Tingkat Nyeri (Nonpar 1)

13

3.6 ALAT UKUR

Alat ukur yang digunakan adalah lembar observasi disertai gambar skala

nyeri.

3.7 TEKNIK PENGOLAHAN DATA DAN ANALISA DATA

Setelah data diolah, kemudian dimasukkan dalam bentuk table, yang

selanjutnya dianalisa. Karena sampel berpasangan dengan Skala berbentuk

ordinal ordinal dan skor kuantitatif maka rumus yang digunakan Wilcoxon

Signed Ranks Test.

Ζ= τ−μτδτ

Dimana : T = Jumlah jenjang / ranking yang kecil

μτ=n(n+1)

4

δτ=√ n(n+1 )(2n+1)24

Dengan demikian,

Ζ=T−μTδτ

=T

n(n+1 )4

√ n(n+1 )(2 n+1)24

Kemudian menetapkan taraf kesalahan (0,025) kemudian

dibandingkan dengan harga Z. Jika harga Z lebih kecil dari taraf

kesalahan, maka H0 diterima.

Page 14: Final Makalah Perbedaan Tingkat Nyeri (Nonpar 1)

14

IV. DATA ANALISIS PENELITIAN

4.1 Data Umum

1) Karateristik Responden Berdasarkan Umur

Tabel 4.1 Karateristik Responden Berdasarkan Umur di BPS Ny. “S” di Kabupaten Jeember

Usia Jumlah Persentase

<20 th

20 – 35 th

>35 th

1

12

2

7%

80%

13%

Total 15 100%

2) Karateristik Responden Berdasarkan Pekerjaan

Tabel 4.2 Karateristik Responden Berdasarkan Pekerjaan di BPS Ny. “S” di Kabupaten Jember

Pekerjaan Jumlah Persentase

IRT

Swasta

Buruh

PNS

11

3

0

1

73%

20%

0%

7%

Total 15 100%

Page 15: Final Makalah Perbedaan Tingkat Nyeri (Nonpar 1)

15

4.2 Data Khusus

1) Karateristik tingkat nyeri pada ibu inpartu kala I tanpa menggunakan

teknik guided imagery di BPS Ny “S” di Kabupaten Jember

Tabel 4.3 Karateristik tingkat nyeri pada ibu inpartu kala I tanpa menggunakan teknik guided imagery di BPS Ny “S” di Kabupaten Jember

Tanpa menggunakan teknik guided

imagery

Jumlah Persentase

5 nyeri sedang

6 nyeri sedang

4

11

26,6%

73,3%

Total 15 100%

2) Karateristik tingkat nyeri pada ibu inpartu kala I dengan menggunakan

teknik guided imagery di BPS Ny “S” di Kabupaten Jember

Tabel 4.4 Karateristik tingkat nyeri pada ibu inpartu kala I dengan menggunakan teknik guided imagery di BPS Ny “S” di Kabupaten Jember

Menggunakan teknik guided

imageryJumlah Persentase

1 nyeri ringan

2 nyeri ringan

8

7

53,3%

46,7%

Total 15 100%

Page 16: Final Makalah Perbedaan Tingkat Nyeri (Nonpar 1)

16

V. PERHITUNGAN MANUAL UJI STATISTIK WILCOXON

Tabel Penolong Untuk Test Wilcoxon

NoTingkat Nyeri

BedaTanda Jenjang

Pre Post Jenjang + -1 6 2 -4 4,4 0 4,42 6 2 -4 4,4 0 4,43 6 2 -4 4,4 0 4,44 5 1 -4 4,4 0 4,45 6 1 -5 3,6 0 3,66 6 2 -4 4,4 0 4,47 6 2 -4 4,4 0 4,48 6 1 -5 3,6 0 3,69 5 1 -4 4,4 0 4,410 6 2 -4 4,4 0 4,411 6 1 -5 3,6 0 3,612 5 1 -4 4,4 0 4,413 6 1 -5 3,6 0 3,614 5 1 -4 4,4 0 4,415 6 2 -4 4,4 0 4,4

62,8

Z=T−σT

σT

=T−

N (N+1)4

√ N ( N+1 )(2. N+1)24

Z=T−σT

σT

=T−

15(15+1)4

√ 15 (15+1 )(2.15+1)24

Z=T−σT

σT

=0−240

4

√ 240.3124

Page 17: Final Makalah Perbedaan Tingkat Nyeri (Nonpar 1)

17

Z=T−σT

σT

= 0−60

√ 744024

Z=T−σT

σT

= −60√310

Z= −6017.607

Z=−3,4091

Setelah dilakukan uji statistik Wilcoxon dengan taraf kesalahan 0,025

maka harga Z tabel = 1,96. Didapatkan harga Z hitung -3,4091 ternyata

lebih besar dari -1,96 (harga negatif tidak diperhitungkan karena harga

mutlak). Dengan demikian Ho ditolak. Yang berarti ada perbedaan tingkat

nyeri pada ibu inpartu kala I yang di beri teknik Guided Imagery dan tanpa

teknik Guided Imagery di BPS Ny “S” Kabupaten Jember.

VI. UJI STATISTIK MENGGUNAKAN SPSS

Descriptive Statistics

N Mean Std. Deviation Minimum MaximumPre Teknik Guided Imagery 15 5,73 ,458 5 6

Post Teknik Guided Imagery 15 1,47 ,516 1 2

Wilcoxon Signed Ranks TestRanks

N Mean Rank Sum of RanksPost Teknik Guided Imagery - Pre Teknik Guided Imagery

Negative Ranks 15(a) 8,00 120,00

Positive Ranks 0(b) ,00 ,00Ties 0(c)Total 15

a Post Teknik Guided Imagery < Pre Teknik Guided Imageryb Post Teknik Guided Imagery > Pre Teknik Guided Imageryc Post Teknik Guided Imagery = Pre Teknik Guided Imagery

Page 18: Final Makalah Perbedaan Tingkat Nyeri (Nonpar 1)

18

Test Statistics(b)

Post Teknik Guided Imagery - Pre Teknik

Guided ImageryZ -3,578(a)Asymp. Sig. (2-tailed) ,000

a Based on positive ranks.b Wilcoxon Signed Ranks Test

Hasilnya sig = 0,000 0,025, maka Ho di tolak dan Ha diterima

yang artinya teknik Guided Imagery (Imajinasi Terbimbing) berpengaruh

terhadap perubahan nyeri pada ibu inpartu kala I. Atau ada perbedaan

tingkat nyeri pada ibu inpartu kala I yang di beri teknik Guided Imagery dan

tanpa teknik Guided Imagery di BPS Ny “S” Kabupaten Jember.

Page 19: Final Makalah Perbedaan Tingkat Nyeri (Nonpar 1)

19

DAFTAR PUSTAKA

Guyton & Hall. 1998. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran, cetakan I. Jakarta: Penerbit Buku Kesehatan.

Hamilton, Persis Mary. (1995). Dasar-Dasar Keperawatan Maternitas, Alih Bahasa Ni Luh Gede Yasmin Asih, Edisi 6. Jakarta :Penerbit Buku Kedokteran EGC

Mander. (2004). Nyeri Persalinan. Jakarta : EGC.

National Safety Council. (2004). Manajemen Stres. Jakarta : EGC.

Notoatmodjo, Soekidjo. (2005) Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta

Nursalam. (2003) Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika

Potter dan Perry. (2005) Buku Ajar Fundamental Keperawatan. Jakarta : EGC

Prawirohardjo, Sarwono. (2006) Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Indonesia

Smeltzer, Suzanne C. dan Bare. (2001). Keperawatan Medikal Bedah Edisi 8. Jakarta: EGC.

Stoppard. (2002) Kehamilan dan Kelahiran. Jakarta : Mitra Media

Sugiyono. (2008) Statistik Nonparametris Untuk Penelitian. Bandung : Alfabeta

Tamsuri, Anas. (2008) Konsep dan Penantalaksanaan nyeri (cet. I). Jakarta : Buku Kedokteran EGC

Supriyanto. (2010)., Asuhan Persalinan Normal. http://askep-askeb.c2.cc/2010/01/asuhan-persalinan-normal.html (diakses tanggal 7 Februari 2011)

Rina. (2008). Karakteristik Nyeri Persalinan. http://etd.eprints. ums.ac.id/4451/1/J20070094.pdf (diakses 17 Januari, 201).