filsafat umum tugas

13

Click here to load reader

Upload: sharikha-al-mustashrikha-albeirr

Post on 01-Jul-2015

217 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

Page 1: FILSAFAT UMUM TUGAS

TUGAS MATA KULIAH FILSAFAT UMUM

ALIRAN-ALIRAN FILSAFAT (KRITISME, POSITIVISME, DAN EKSTENSIALISME)

Oleh Kelompok 7 :

Sharikha Al Mustashrikha Rita Agustiana Sari Ratih Frandu Wijaya Haryanti Lenda Hartati

Dosen Pembimbing : Rofiqoh, M.PdI

PROGRAM STUDI MATEMATIKA

JURUSAN TADRIS

FAKULTAS TARBIYAH

IAIN STS JAMBI

2010

Page 2: FILSAFAT UMUM TUGAS

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur hanya bagi Allah SWT. Tuhan semesta alam. Salawat serta salam

semoga dilimpahkan kepada Rasulullah SAW. Penyusun bersyukur kepada Allah SWT.

Karena dengan taufik dan hidayah-Nya, penyusun dapat menyelesaikan makalah berjudul

“ALIRAN-ALIRAN FILSAFAT (KRITISME, POSITIVISME, DAN EKSTENSIALISME)”

ini dengan tepat waktu.

Makalah ini disusun dengan tujuan untuk menjadi salah satu bahan refrensi dalam

mata kuliah Filsafat Umum pada konteks materi “ ALIRAN-ALIRAN FILSAFAT

(KRITISME, POSITIVISME, DAN EKSTENSIALISME)”. Materi pada makalah ini adalah

sebagai berikut :

1. Bab I : Pendahuluan

2. Bab II : Pembahasan

3. Bab III :Kesimpulan

Dengan diterbitkannya makalah ini, diharapkan makalah ini dapat menjadi salah satu

penunjang dalam proses pembelajaran Filsafat Umum. Sehingga mempermudah dalam proses

belajar dan mengajar. Dan agar para mahasiswa dapat memahami secara mendalam tentang

hal-hal yang berkaitan dengan aliran-aliran filsafat terutama kritisisme, positivisme, dan

ekstensialisme.

Kami sebagai penyusun makalah ini sudah berupaya sekuat tenaga untuk menampilkan

yang terbaik dalam makalah ini. Namun, seperti kata pepatah lama “Tak ada gading yang tak

retak” demikian juga dengan makalah ini masih jauh dari sebuah kesempurnaan. Oleh karena

itu, kami sebagai penyusun mengharapkan saran dan kritik yang konstruktif guna perbaikan

makalah ini selanjutnya di masa depan. Untuk itu, kami mengucapkan terima kasih yang

setulusnya bagi semua pembaca makalah ini. Dan semoga makalah ini dapat benar-benar

bermanfaat bagi para mahasiswa.

Amin, ya rabbal ‘alamin.

Mendalo, Januari 2011

Penyusun

2

Page 3: FILSAFAT UMUM TUGAS

BAB IPENDAHULUAN

Filsafat,sebuah kata yang terdengar kadang begitu berat bagi sebagian orang, namun

jika dipelajari secara mendalam terkadang menimbulkan sensasi keasyikan tersendiri buat

penggemarnya.

Filsafat merupakan sebuah studi tentang seluruh fenomena kehidupan dan pemikiran

manusia secara kritis dan dijabarkan dalam konsep mendasar. Filsafat tidak didalami dengan

melakukan eksperimen-eksperimen dan percobaan-percobaan, tetapi dengan mengutarakan

masalah secara persis, mencari solusi untuk itu, memberikan argumentasi dan alasan yang

tepat untuk solusi tertentu. Akhir dari proses-proses itu dimasukkan ke dalam sebuah proses

dialektika. Untuk studi falsafi, mutlak diperlukan logika berpikir dan logika bahasa.

Di dalam filsafat terdapai berbagai aliran-aliran yang memilki dasar pemikiran yang

berbeda-beda. Untuk itu kami merasa tertarik untuk membahas tentang tiga aliran-aliran

filsafat, yaitu kritisisme, positivisme, dan eksistensialisme yang akan kami tuangkan dalam

bentuk makalah yang berjudul “ALIRAN-ALIRAN FILSAFAT (KRITISME,

POSITIVISME, DAN EKSTENSIALISME)”

3

Page 4: FILSAFAT UMUM TUGAS

BAB IIPEMBAHASAN

A. KRITISIME

Filsafat kritisisme adalah faham yang mengkritik terhadap faham Rasionalisme dan

faham Empirisme. Yang mana kedua faham tersebut berlawanan. Adapun pengertian secara

perinci adalah sebagai berikut:1

1. Faham Rasionalisme adalah faham yang beranggapan bahwa dasar semua pengetahuan itu

ada dalam pikiran (berasal dari rasio/ akal). Faham ini depelopori oleh Rene Descartos (1596-

1650)

2. Faham Empirisme adalah faham yang beranggapan bahwa seluruh pengetahuan tentang

dunia itu berasal dari indra (pengalaman) kita. Faham ini di pelopori oleh David Hume (1711-

1776)

a. Rene Descartos dalam buku Discaurse De La Methode tahun 1637. Ia menegaskan

perlunya ada methode yang jitu sebagai dasar kokoh bagi semua pengetahuan. Yaitu dengan

menyangsikan segalanya secara metodis. Kalau suatu kebenaran tahan terhadap ujian

kesangsian yang radikal ini, maka kebenaran itu 100% pasti ada dan menjadi landasan bagi

seluruh pengetahuan. Discourse menerima 3 realitas atau substansi bawaan yang sudah ada

sejak lahir, yaitu:

1. Relitas pikiran (res logitan)

2. Realitas perluasan (res extebsa “extebtion”)

3. Tuhan (sebagai wujud yang seluruhnya sempurna, penyebab sempurna dari kedua realitas

itu)

Pikiran adalah sesungguhnya kesadaran. Tidak mengambil ruang dan tidak dapat di

bagi-bagi menjadi bagian yang lebih kecil.Materi adalah keluasan mengambil tempat dan

dapat dibagi-bagi dan tak memilki kesadaran.

b. David Hume mencermati 2 hal yaitu substansi dan kausalitas. Hume tidak meneria

substansi sebab yang dialami hanya kesan-kesan saja tentang beberapa ciri yang selalu ada

bersam-sama. Dari kesan muncul gagasan. Kesan adalah hasil pengindraan langsung sebab

gagasan adalah ingatan akan kesan-kesan seperti itu. Misal ku alami kesan: putih, licin,

ringan, tipis. Atas dasar pengalaman itu tidak dapat disimpulkan bahwa ada substansi tetap

yang misalnya disebut kertas memiliki ciri-ciri tadi. Bahwa di dunia ada relitas kertas.

1 http://www.doepatu.co.cc/2010/01/kritisisme-immanuel-kant.html (diakes pada 13 desember 2010)

4

Page 5: FILSAFAT UMUM TUGAS

Diterima oleh Hume, namun, dari kesan itu mengapa muncul gagasan kertas dan bukan yang

lainnya? Bagi Hume aku tidak lain hanyalah “a bundle or collction of perception” (kesadaran

tertentu).

Kausalitas adalah jika gejala tertentu diikuti oleh gejala lainnya. Misal: batu yang

disinari matahati menjadi panas. Kesimpulan itu tidak berdasarkan pengalaman. Karena,

pengalaman itu hanya memberi kita urutan gejala tetapi tidak memperlihatkan kepada kita

urutan sebab akibat. Yang disebut kepastian hanya mengungkapkan harapan kita saja dan

tidak boleh dimengerti lebih dari “probable” (berpeluang). Maka, Hume menolak kausalitas

sebab harapan bahwa sesuatu mengikuti yang lain tidak melekat pada hal-hal itu sendiri,

namun, hanya dalam gagasan kita.

Dengan kritisisme Immanuel Kant (1724-1804) mencoba mengembangkan suatu

sintesis atas 2 pendekatan yang bertentangan ini. Kant berpendapat bahwa masing-masing

pendekatan itu benar separuh dan salah separuh. Benarlah bahwa pengetahuan kita tentang

dunia berasal dari indra kita, namun dalam akal kita ada faktor-faktor yang menentukan

bagaimana kita memandang dunia sekitar kita. Ada kondisi-kondisi tertentu dalam manusia

yang ikut menentukan konsepsi manusia tentang dunia. Kant setuju dengan Hume bahwa kita

tidak mengetahui secara pasti seperti apa dunia “itu sendiri” (das ding on sich) namun hanya

dunia itu seperti tampak “bagiku” atau “bagi semua orang.” Namun menurut Kant ada 2 unsur

yang memberi sumbangan kepada pengetahuan manusia tentang dunia. Yang pertama adalah

kondisi-kondisi lahiriyah ruang dan waktu yang tidak dapat kita ketahui sebelum kita

menangkapnya dengan indra kita. Ruang dan waktu adalah cara pandang dan bukan atribut

dari dunia fisik. Itu materi pengetahuan. Yang kedua adalah kondisi-kondisi batiniah dalam

manusia mengenai proses-proses yang tunduk kepada hukum kausalitas yang tak terpatahkan.

Ini bentuk pengetahuan. Demikian kant membuat kritik atas seluruh pemikiran filsafat

membuat suatu sintesis dan meletakkan dasar bagi aneka aliran filsafat masa kini.2

B. POSITIVISME

Positivisme adalah suatu aliran filsafat yang menyatakan ilmu alam sebagai satu-

satunya sumber pengetahuan yang benar dan menolak aktifitas yang berkenaan dengan

metafisik. Tidak mengenal adanya spekulasi, semua didasarkan pada data empiris. Salah satu

tokoh filsafat positivisme adalah Agust Comte.

Agust Comte berkeyakinan bahwa pengetahuan manusia melewati tiga tahapan

sejarah: pertama, tahapan agama dan ketuhanan, pada tahapan ini untuk menjelaskan

2 http://heru-id.blogspot.com/2010/01/filsafat-kritisisme.html (diakes pada 13 desember 2010)

5

Page 6: FILSAFAT UMUM TUGAS

fenomena-fenomena yang terjadi hanya berpegang kepada kehendak Tuhan atau Tuhan-

Tuhan; tahapan kedua, adalah tahapan filsafat, yang menjelaskan fenomena-fenomena

dengan pemahaman-pemahaman metafisika seperti kausalitas, substansi dan aksiden, esensi

dan eksistensi; dan adapun Positivisme sebagai tahapan ketiga, menafikan semua bentuk

tafsir agama dan tinjauan filsafat serta hanya mengedepankan metode empiris dalam

menyingkap fenomena-fenomena.

Pada tahun 1930 M, istilah Positivisme berubah lewat kelompok lingkaran Wina

menjadi Positivisme Logikal, dengan tujuan menghidupkan kembali prinsip tradisi empiris

abad ke 19. Lingkaran Wina menerima pengelompokan proposisi yang dilakukan Hume

dengan analitis dan sintetis, dan berasaskan ini kebenaran proposisi-proposisi empiris

dikategorikan bermakna apabila ditegaskan dengan penyaksian dan eksperimen, dan

proposisi-proposisi metafisika yang tidak dapat dieksprimenkan maka dikategorikan sebagai

tidak bermakna dan tidak memiliki kebenaran.3

Relasi antara Positivisme dan Gejala-Gejala Sosial

Tesis positivisme adalah : bahwa ilmu adalah satu-satunya pengetahuan yang valid,

dan fakta-fakta sajalah yang mungkin dapat menjadi objek pengetahuan. Dengan demikian

positivisme menolak keberadaan segala kekuatan atau subjek diluar fakta, menolak segala

penggunaan metoda di luar yang digunakan untuk menelaah fakta. Atas kesuksesan teknologi

industri abad XVIII, positivisme mengembangkan pemikiran tentang ilmu pengetahuan

universal bagi kehidupan manusia, sehingga berkembang etika, politik, dan lain-lain sebagai

disiplin ilmu, yang tentu saja positivistik. Positivisme mengakui eksistensi dan menolak

esensi. Ia menolak setiap definisi yang tidak bisa digapai oleh pengetahuan manusia. Bahkan

ia juga menolak nilai (value). Dasar dari pandangan positivistik dari ilmu sosial budaya

tersebut yakni adanya anggapan bahwa (a) gejala sosial budaya merupakan bagian dari gejala

alami, (b) ilmu sosial budaya juga harus dapat merumuskan hukum-hukum atau generalisasi-

generalisasi yang mirip dalil hukum alam, (c) berbagai prosedur serta metode penelitian dan

analisis yang ada dan telah berkembang dalam ilmu-ilmu alam dapat dan perlu diterapkan

dalam ilmu-ilmu sosial budaya. Akibatnya, ilmu sosial budaya menjadi bersifat predictive dan

explanatory sebagaimana halnya dengan ilmu alam dan ilmu pasti. Generalisasi-generalisasi

tersebut merangkum keseluruhan fakta yang ada namun sering kali menegasikan adanya

“contra-mainstream”. Manusia, masyarakat, dan kebudayaan dijelaskan secara matematis dan

fisis.4

3 http://kangngari.wordpress.com/filsafat-positivisme/ (diakes pada 13 desember 2010)4 http://philosophisme.blogspot.com/2007/06/logical-positivisme.html (diakes pada 13 desember 2010)

6

Page 7: FILSAFAT UMUM TUGAS

C. EKSISTENSIALISME

Eksistensialisme adalah aliran filsafat yg pahamnya berpusat pada manusia individu

yang bertanggung jawab atas kemauannya yang bebas tanpa memikirkan secara mendalam

mana yang benar dan mana yang tidak benar. Sebenarnya bukannya tidak mengetahui mana

yang benar dan mana yang tidak benar, tetapi seorang eksistensialis sadar bahwa kebenaran

bersifat relatif, dan karenanya masing-masing individu bebas menentukan sesuatu yang

menurutnya benar.5

Eksistensialisme dan Fenomenologi merupakan dua gerakan yang sangat erat dan

menunjukkan pemberontakan tambahan metode-metode dan pandangan-pandangan filsafat

barat. Istilah eksistensialisme tidak menunujukkan suatu sistem filsafat secara khusus.

Meskipun terdapat perbedaan-perbedan yang besar antara para pengikut aliran ini,

namun terdapat tema-tema yang sama sebagai ciri khas aliran ini yang tampak pada

penganutnya. Mengidentifikasi ciri aliran eksistensialisme sebagai berikut :6

a. Eksistensialisme adalah pemberontakan dan protes terhadap rasionalisme dan masyarakat

modern, khususnya terhadap idealisme Hegel.

b. Eksistensialisme adalah suatu proses atas nama individualis terhadap konsep-konsep,

filsafat akademis yang jauh dari kehidupan konkrit.

c. Eksistensialisme juga merupakan pemberontakan terhadap alam yang impersonal (tanpa

kepribadian) dari zaman industri modern dan teknologi, serta gerakan massa.

d. Eksistensialisme merupakan protes terhadap gerakan-gerakan totaliter, baik gerakan fasis,

komunis, yang cenderung menghancurkan atau menenggelamkan perorangan di dalam

kolektif atau massa.

e. Eksistensialisme menekankan situasi manusia dan prospek (harapan) manusia di dunia.

f. Eksistensialisme menekankan keunikan dan kedudukan pertama eksistensi, pengalaman

kesadaran yang dalam dan langsung.

Salah seorang tokoh eksistensialisme yang popular adalah Jean Paul Sartre (1905-

1980), ia membedakan rasio dialektis dengan rasio analitis. Rasio analitis dijalankan dalam

ilmu pengetahuan. Rasio dialektis harus digunakan, jika kita berfikir tentang manusia, sejarah,

dan kehidupan sosial.7

5 http://id.wikipwedia.com/pngertianfilsafatekstensialisme (diakses pada 13 desember 2010) 6 http://indramunawar.blogspot.com/2009/03/aliran-eksistensialisme-filsafat-masa.html (diakes pada 13 desember 2010)7 http://masjemmy.com/eksistensialisme.htm (diakes pada 13 desember 2010)

7

Page 8: FILSAFAT UMUM TUGAS

BAB IIIKESIMPULAN

Filsafat kritisisme adalah faham yang mengkritik terhadap faham Rasionalisme dan

faham Empirisme.

Positivisme adalah suatu aliran filsafat yang menyatakan ilmu alam sebagai satu-satunya

sumber pengetahuan yang benar dan menolak aktifitas yang berkenaan dengan

metafisik. Tidak mengenal adanya spekulasi, semua didasarkan pada data empiris. Salah

satu tokoh filsafat positivisme adalah Agust Comte.

Eksistensialisme adalah aliran filsafat yg pahamnya berpusat pada manusia individu

yang bertanggung jawab atas kemauannya yang bebas tanpa memikirkan secara

mendalam mana yang benar dan mana yang tidak benar. Sebenarnya bukannya tidak

mengetahui mana yang benar dan mana yang tidak benar, tetapi seorang eksistensialis

sadar bahwa kebenaran bersifat relatif, dan karenanya masing-masing individu bebas

menentukan sesuatu yang menurutnya benar.

Eksistensialisme dan Fenomenologi merupakan dua gerakan yang sangat erat dan

menunjukkan pemberontakan tambahan metode-metode dan pandangan-pandangan

filsafat barat. Istilah eksistensialisme tidak menunujukkan suatu sistem filsafat secara

khusus.

8

Page 9: FILSAFAT UMUM TUGAS

DAFTAR PUSTAKA

http://www.doepatu.co.cc/2010/01/kritisisme-immanuel-kant.html (diakes pada 13

desember 2010)

http://heru-id.blogspot.com/2010/01/filsafat-kritisisme.html (diakes pada 13 desember

2010)

http://kangngari.wordpress.com/filsafat-positivisme/ (diakes pada 13 desember 2010)

http://philosophisme.blogspot.com/2007/06/logical-positivisme.html (diakes pada 13

desember 2010)

http://id.wikipwedia.com/pngertianfilsafatekstensialisme (diakses pada 13 desember

2010)

http://indramunawar.blogspot.com/2009/03/aliran-eksistensialisme-filsafat-masa.html

(diakes pada 13 desember 2010)

http://masjemmy.com/eksistensialisme.htm (diakes pada 13 desember 2010)

9