filsafat pendidikan islam kelompok ii

24
MAKALAH FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM PENDEKATAN DALAM KAJIAN FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM D I S U S U N Oleh : Sri Wahyuni Sembiring Aidil Akhri Nasution Kelompok II Dosen Pembimbing : Zaini Dahlan, S.Pd.I, M.Pd.I SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM

Upload: zaini-dahlan

Post on 16-Sep-2015

235 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

Makalah

TRANSCRIPT

MAKALAH FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAMPENDEKATAN DALAM KAJIAN FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM

DISUSUN

Oleh :Sri Wahyuni SembiringAidil Akhri NasutionKelompok IIDosen Pembimbing : Zaini Dahlan, S.Pd.I, M.Pd.I

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAMSYEKH ABDUL HALIM HASANAL-ISHLAHIYAHBINJAIKATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam. Shalawat serta salam semoga dilimpahkan kepada Rasulullah SAW.Penulis bersyukur dapat menyelesaikan makalah Filsafat Pendidikan Islam. Dengan makalah ini, penulis berharap para mahasiswa dapat memahami lebih mendalam mengenai hal-hal yang berkaitan dengan PENDEKATAN DALAM KAJIAN FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM.Penulis menyadari bahwa dalam makalah ini masih terdapat kekurangan dan kekhilafan. Oleh karena itu penulis mengharapkan saran untuk perbaikan makalah kedepannya.

Penulis,

Sri Wahyuni SembiringAidil Akhri Nasution

DAFTAR ISI

Kata PengantariDaftar IsiiiA. PENDAHULUAN1B. PENDEKATAN DALAM KAJIAN FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM................................................................................................................3C. PENUTUP11DAFTAR PUSTAKA............................................................................................13

A. PENDAHULUAN1. Latar Belakang MasalahFilsafat adalah ilmu yang mempelajari dengan sungguh-sungguh tentang hakikat kebenaran sesuatu. Filsafat adalah induk atau ratu ilmu pengetahuan. Sebai induk dari ilmu pengetahuan, filsafat dalam perkembangannya juga berkembang sesuai dengan spesialisasinya sendiri, filsafat sebagai induk juga memiliki cabang-cabang ilmu, misalnya filsafat hukum, filsafat agama, filsafat ilmu, serta filsafat pendidikan Islam[footnoteRef:2]. [2: Abd Rachman Assegaf, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta: Rajawali Press, 2011), hlm. 3.]

Filsafat ialah daya upaya manusia dengan akal budinya untuk memahami, mendalami dan menyelami secara radikal dan integral serta sistematik mengenai ketuhanan, alam semsta, dan manusia sehingga dapat menghasilkan pengetahuan tentang bagaimana hakikatnya yang dapat dicapai akal manusia dan bagaimana sikap manusia seharusnya setelah mencapai pengetahuan itu[footnoteRef:3]. Untuk mencapai segala kebenaran yang ada, maka manusia sebagai makhluk yang telah dianugerahkan Allah akal, maka harus mempergunakan akalnya untuk berpikir dan memeriksa segala kebesaran dan kekuasaan Allah. Hal ini sesuai dengan firman Allah dalam Al-Qur`an Surah Yunus ayat 101. [3: Atang Abdul Hakim dan Beni Ahmad Saebani , Filsafat Umum, (Bandung: Pustaka Setia, 2008), hlm. 12. ]

Katakanlah: "Perhatikanlah apa yaag ada di langit dan di bumi. Tidaklah bermanfaat tanda kekuasaan Allah dan rasul-rasul yang memberi peringatan bagi orang-orang yang tidak beriman."Filsafat pendidikan Islam adalah studi tentang pandangan filosofis dari system dan aliran filsafat dalam Islam terhadap masalah-masalah kependidikan dan bagaimana pengaruhnya terhadap pertumbuhan dan perkembangan manusia di kalangan umat Islam.Perkembangan filsafat (pemikiran filsafat) dalam dunia Islam, telah menghasilkan berbagai macam alternative jawaban terhadap berbagai macam pertanyaan hakiki problema hidup dan kehidupan manusia. Menurut konsep pendidikan dalam Islam, bahwa pada hakikatnya manusia mempunyai potensi untuk memahami, menyadari, dan kemudian merencanakan pemecahan problema hidup dan kehidupannya. Manusia bertanggung jawab untuk memecahkan problema hidup dan kehidupannya sendiri. Dengan kata lain, Islam menghendaki agar manusia melaksanakan pendidikan diri sendiri secara bertanggung jawab agar tetap berada dalam kehidupan yang Islami[footnoteRef:4]. [4: Hasan Basri, Filsafat Pendidikan Islam, (Bandung: Pustaka Setia, 2009), hlm. 5-6.]

Pertanyaan-pertanyaan tentang masalah hidup dan kehidupan manusia memang merupakan tantangan bagi manusia untuk menjawab. Jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan hakiki tersebut akan menjadi dasar bagi pelaksanaan dan praktek pendidikan. Ketetapan jawaban pertanyaan-pertanyaan tersebut akan mampu merumuskan tujuan pendidikan secara tepat, dan hal ini akan mengarahkan usaha-usaha kependidikan yang tepat pula. Disinilah letak peranan filsafat pendidikan Islam.Sebagai aktivitas yang bergerak dalam bidang pendidikan dan pembinaan kepribadian, filsafat pendidikan Islam memerlukan pendekatan dalam kajian filsafatnya guna memberi arah bagi program yang akan dilakukan. Pendekatan akan menjadi pedoman bagi filsafat dalam upayanya mencari suatu kebenaran yang hakiki[footnoteRef:5]. [5: Abuddin Nata, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 1997), hlm. 78-79.]

Melihat bahwa pendekatan dalam kajian filsafat sangatlah berpengaruh dalam kegiatan berfilsafat, maka penulis tertarik untuk membahas makalah dengan judul PENDEKATAN DALAM KAJIAN FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM.

2. Rumusan MasalahBerdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah dalam makalah ini adalah: apakah pengertian pendekatan dalam kajian filsafat pendidikan Islam, serta apa saja yang termasuk dalam macam-macam pendekatan filsafat pendidikan Islam.

3. Tujuan PembahasanBerdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan pembahasan dalam makalah ini adalah: Untuk mengetahui pengertian pendekatan filsafat pendidikan Islam serta untuk mengetahui macam-macam pendekatan filsafat pendidikan Islam.

B. PENDEKATAN DALAM KAJIAN FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAMMenurut Mustofa Abdul Razik, filsafat Islam ialah filsafat yang tumbuh di negeri Islam dan di bawah naungan negara Islam, tanpa memandang agama dan bahasa-bahasa pemiliknya. Pengertian ini diperkuat oleh Tara Chand, bahwa orang-orang Nasrani dan Yahudi yang telah menulis kitab-kitab filsafat yang bersifat kritis atau terpengaruh oleh Islam sebaiknya dimasukkan ke dalam filsafat Islam.Dari uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa filsafat Islam adalah suatu ilmu yang dicelup ajaran Islam dalam membahas hakikat kebenaran segala sesuatu.Agama Islam mendorong umatnya untuk menjadi umat manusia yang pandai. Dimulai dengan baca tulis dan diteruskan dengan belajar bermacam-macam ilmu pengetahuan. Kemudian Islam menekankan kepada umatnya untuk mengajarkan ilmunya kepada orang lain. Hal ini dijelaskan pula pada firman Allah dalam Al-Qur`an Surah At-Taubah ayat 122. Tidak sepatutnya bagi mukminin itu pergi semuanya (ke medan perang). Mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan di antara mereka beberapa orang untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang agama dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah kembali kepadanya, supaya mereka itu dapat menjaga dirinya.Filsafat pendidikan Islam sebagai aktivitas yang bergerak dalam bidang pendidikan dan pembinaan kepribadian, filsafat pendidikan Islam memerlukan pendekatan dalam kajian filsafatnya guna memberi arah bagi program yang akan dilakukan. Pendekatan dalam kajian filsafat pendidikan Islam akan menjadi pedoman bagi filsafat dalam upayanya mencari suatu kebenaran yang hakiki.Pendidikan Islam dalam mengupayakan agar materi pendidikan dan pengajaran Islam dapat diterima oleh objek pendidikan, maka dalam kajian filsafat pendidikan Islam harus menggunakan berberapa pendekatan yang bersifat multi approach yang pelaksanaannya meliputi hal-hal sebagai berikut[footnoteRef:6]: [6: Hamdani Ihsan dan A. Fuad Ahsan, Filsafat Pendidikan Islam, (Bandung: Pustaka Setia, 2007), hlm. 193-194.]

1. Pendidikan religius yang menitik beratkan kepada pandangan bahwa manusia adalah makhluk yang berjiwa religius dengan bakat-bakat keagamaan.2. Pendekatan filosofis yang memandang bahwa manusia adalah makhluk yang rasional atau homo rationale sehingga segala sesuatu yang menyangkut pengembangannya didasarkan pada sejauh mana kemampuan berpikirnya dapat dikembangkan sampai pada titik maksimal perkembangannya.3. Pendekatan sosio cultural yang bertumpu pandangan bahwa manusia adalah manusia yang bermasyarakat dan berkebudayaan sehingga dipandang sebagai homososius dan homosapiens dalam kehidupan masyarakat yang berkebudayaan. Dengan demikian, pengaruh lingkungan masyarakat dan perkembangan kebudayaannya sangat besar artinya bagi proses pendidikan dan individunya.4. Pendekatan scientific yang titik beratnya terletak pada pandangan bahwa manusia memiliki kemampuan untuk menciptakan, berkemauan dan merasa. Pendidikan harus dapat mengembangkan kemampuan analistik, reflektif, dan berpikir. Selanjutnya menurut Harry Schofield sebagaimana yang dikemukakan oleh Imam Barnadib dalam bukunya filsafat pendidikan, menekankan bahwa ada dua pendekatan dalam studi filsafat pendidikan yaitu[footnoteRef:7]: [7: http:// id. shooving. com/259089- pendekatan- dalam- kajian- filsafat-pendidikan- islam//vHytrfh, (Minggu: 22 Febr 2015, 12.30).]

1. Pendekatan filsafat historisDengan pendekatan filsafat historis yaitu dengan cara melakukan deteksi dari pertanyaan-pertanyaan filosofis yang diajukan, mana-mana yang telah mendapat jawaban dari para ahli sepanjang sejarah. Dalam sejarahnya filsafat telah berkembang dalam bentuk sistematika, jenis-jenis dan aliran-aliran filsafat yang tertentu. Oleh karena itu, jika diajukan pertanyaan-pertanyaan tentang berbagai macam masalah filosofis dalam bidang pendidikan,jawabannya melekat pada masing-masing system, jenis dan aliran-aliran filsafat tersebut.2. Pendekatan dengan menggunakan filsafat kritisAdapun yang dimaksud dengan cara pendekatan filsafat kritis, dimaksudkan dengan cara mengajukan pertanyaan-pertanyaan filosofis dan diusahakan jawabannya secara filosofis pula, dengan menggunakan berbagai metode dan pendekatan filosofis. Schofield mengemukakan ada dua cara analisa pokok dalam pendekatan filsafat kritis yaitu:a. Analisa bahasa linguistikAnalisa Bahasa adalah suatu usaha mengadakan interpretasi yang menyangkut pendapat-pendapat mengenai makna yang dimilikinya atau dengan kata lain analisa bahasa digunakan untuk mengetahui arti yang sesungguhnya dari sesuatu. Tanpa adanya analisa linguistic atau bahasa akan sulitlah bagi kita untuk mencerna maksud dan tujuan dari teori-teori ataupun pemikiran-pemikiran filosuf sebelum kita. b. Analisa konsepAnalisa konsep adalah suatu analisa mengenai istilah-istilah yang mewakili gagasan atau konsep. Dari kedua pendekatan tersebut diharapkan kepada kita dapat mempelajari filsafat pendidikan Islam dengan baik dan dapat pula kita menganalisis pemikiran-pemikiran filsafat terutama filsafat pendidikan Islam, yang diharapkan dapat menjadi landasan bagi kita dalam rangka memajukan pendidikan yang ada pada masa sekarang ini.Adapun pendekatan yang dipakai Filsafat Pendidikan Islam dalam memecahkan persoalan-persoalan pendidikan Islam adalah[footnoteRef:8]: [8: Hamdani Ihsan dan A. Fuad Ahsan, op.cit, hlm. 207-209.]

a. Metode spekulatif dan kontemplatif. Metode ini merupakan metode utama dalam setiap cabang filsafat. Kontemplatif atau tafakur adalah berfikir secara mendalam dalam situasi yang tenang dan sunyi untuk mendapatkan kebenaran tentang hakikat sesuatu yang dipikirkan.b. Pendekatan normatif. Norma artinya nilai, juga berarti aturan atau hukum-hukum. Norma menunjukkan keteraturan suatu system. Nilai juga menunjukkan baik buruk, berguna tidak bergunanya sesuatu. Norma juga akan menunjukkan arah gerak sesuatu aktivitas. 5. Pendekatan ilmiah. Yakni terhadap masalah actual, yang pada hakikatnya merupakan pengembangan dan penyempurnaan dari pola berfikir rasional, empiris dan eksprimental yang telah berkembang pada masa jayanya filsafat islam. Pendekatan ilmiah merupakan pengembangan dan penyempurnaan dari pola berpikir rasional. Pendekatan ini tidak lain adalah merupakan realisasi dari ayat Al-Qur`an Surah Ar-Ra`d ayat 11. Bagi manusia ada malaikat-malaikat yang selalu mengikutinya bergiliran, di muka dan di belakangnya, mereka menjaganya atas perintah Allah. Sesungguhnya Allah tidak merobah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merobah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. Dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap sesuatu kaum, maka tak ada yang dapat menolaknya; dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka selain Dia.c. Pendekatan historis. Historis artinya sejarah, yaitu mengambil pelajaran dari peristiwa dan kejadian masa lalu. Suatu kejadian atau peristiwa dalam pandangan kesejarahan terjadi karena hubungan sebab akibat, dan terjadi dalam suatu seting situasi, kondisi, dan waktunya sendiri-sendiri. Dalam system pemikiran filsafat, pengulangan sejarah (peristiwa sejarah) yang sesuangguhnya tidak mungkin terjadi. Peristiwa sejarah berguna untuk memberikan petunjuk dalam membina masa depan. d. Pendekatan yang bersifat komprehensif dan terpadu. Yakni antara sumber-sumber naqli, aqli dan imani. Menurut Al-Ghazali, kebenaran yang sebenarnya yaitu kebenaran yang diyakininya betul-betul merupakan kebenaran. Kebenaran yang mendatangkan keamanan dalam jiwa, bukan kebenaran yang mendatangkan keragu-raguan. Untuk mencapai kebenaran yang benar-benar diyakini, harus melalui pengalaman dan merasakannya. Pendekatan ini, lebih mendekati pola berpikir yang empiris dan intuitif.Berdasarkan penjelasan diatas, maka terlihat bahwa pendekatan dalam kajian filsafat pendidikan Islam sangatlah erat kaitannya dengan cara berpikir secara ilmiah. Selama ini kata ilmiah cenderung diartikan kepada scientific yang mana hanya dibatasi pada bidang-bidang empiris saja. Padahal sebenarnya hal yang bersifat ilmiah itu jika kita sandarkan dari kata aslinya yakni ilmu, maka seharusnya tidak hanya dibatasi dalam bidang fisik saja, karena ilmu jenisnya bermacam-macam, ada yang bersifat inderawi dan juga ada yang bersifat non-inderawi. Jadi intinya, pendekatan yang ilmiah adalah pendekatan penelitian ilmu yang menggunakan berbagai macam metode yang dapat dipertanggungjawabkan.Metode dalam filsafat pendidikan Islam cara yang dilakukan filosof dalam upayanya mencari suatu kebenaran yang ilmiah. Pendekatan dalam kajian filsafat pendidikan Islam pun ikut menggunakan metode dalam upayanya mencari kebenaran yang hakiki.Adapun yang termasuk dalam macam-macam metode ilmiah yang telah menjadi tradisi umat Islam dalam berfilsafat ialah[footnoteRef:9]: [9: http:// id. shooving. com/339087- pendekatan- dalam- kajian- filsafat-pendidikan- islam//hzTryHF, (Minggu: 22 Febr 2015, 12.30).]

1. Metode TajribiMetode tajribi adalah metode pengamatan objek fisik yang tentu saja alatnya dengan menggunakan indera, atau yang seringkali dilakukan oleh para peneliti barat yakni metode eksperimen. Dalam tradisi ilmiah Islam, pengamatan terhadap objek fisik dilakukan pada dua level, yakni level teoritis yang mana para ilmuwan muslim mengkaji dengan seksama secara kritis karya-karya ilmiah di bidang fisika tertentu semisal astronomi, kedokteran dan lainnya. Dan level kedua yakni level praktis yang mana mereka berupaya untuk membuktikan kebenaran suatu teori.Metode tajribi ini pada hakikatnya adalah cara memperoleh ilmu dengan menggunakan alat indera manusia. hal ini sejalan dengan firman Allah dalam Al-Qur`an Surah Al-Gasiyah ayat 17-18 yang menjelakan agar manusia melihat dan memperhatikan segala ciptaan Allah. . Maka apakah mereka tidak memperhatikan unta bagaimana dia diciptakan. Dan langit, bagaimana ia ditinggikan?.Pada perkembangannya, karena metode tajribi ini menggunakan metode pengamatan indera, yang mana bisa saja memunculkan pandangan subyektif karena kemampuan indera antara satu individu dengan individu lainnya berbeda maka diciptakanlah ukuran-ukuran (kilometer, hectometer, dekameter dan lain-lain) untuk memberikan kesan obyektif pada pengamatan tersebut. Namun keterbatasan indera mata kita yang memungkinkan tidak dapat melihat benda yang kasat mata seperti kuman, virus dan lainnya, maka dari itu para ilmuwan muslim menciptakan alat bantu penglihatan mata untuk melihat benda kasat mata tersebut dengan lebih jelas lagi, seperti mikroskop dan teleskop untuk melihat benda angkasa.2. Metode BurhaniKarena pada hakikatnya objek kajian ilmu itu tidak hanya terbatas pada hal-hal yang bersifat empiris saja, melainkan ada objek kajian ilmu yang bersifat non-fisik, maka secara tidak langsung ini memungkinkan harus ada suatu alat peneliti yang dapat menjangkau objek non-fisik tersebut. Maka para ilmuwan muslim meyakini bahwa alat itu adalah akal. Dengan adanya akal sebagai alat peneliti objek non-fisik, maka terciptalah suatu metode baru yang bersifat beyond fisik yakni metode burhani.Karena melebihi dari indera kita, maka akal diklaim sebagai alat peneliti yang lebih baik daripada indera kita. Disebut-sebut akal mampu memahami realitas dan tidak hanya sekedar melihat, mencium, mendengar layaknya indera kita. Selain itu akal tidak mengenal jarak yang bagi indera kita dijadikan sebagai kelemahan. Mau jauh ataupun dekat tidak ada bedanya, karena akal tetap mampu untuk menggapainya. Kelebihan akal lainnya yakni ia mampu menerobos aspek bathin dari suatu realitas, sehingga ia bisa mengetahui macam-macam sifat bathin seperti cinta, kasih, bahagia, sedih dan lainnya.Akan tetapi, apa-apa yang diasumsikan oleh akal, kebenarannya tidak dapat dijamin 100%, maka dari itu, akal selayaknya harus ditopang oleh metode lain yang bisa menghantarkannya mencapai suatu konklusi yang benar. Metode tersebut untungnya telah dirumuskan oleh Aristoteles dalam disiplin ilmu logika. Dengan bantuan premis mayor dan premis minor yang masing-masing memiliki kriteria-kriteria tertentu, akal terbukti dapat terbantu mencapai kesimpulan persepsi yang benar.3. Metode BayaniMetode bayani adalah metode yang merujuk kepada suatu teks yang mana teks tersebut diyakini memiliki kandungan pengetahuan. Karena hal ini djijalankan oleh umat Islam, maka sudah barang pasti bahwa Al-Quran dan hadits-lah yang dijadikan sebagai teks rujukan tersebut. Metode bayani ini dilakukan setidaknya untuk mengurai ilmu yang terdapat di dalam Al-Quran dan hadits.Khususnya dalam Al-Quran, dari metode bayani inilah ayat-ayat Al-Quran menjadi terklasifikasikan, yakni ada pembagian muhkamt dan mutasyabiht, dzhhir dan mubayyan, m dan khs dan lain sebagainya.4. Metode IrfaniSetelah kita tahu bahwa pengetahuan yang kita dapat melewati indera tersebut sifatnya terbatas, bahkan jika kita telisik lebih dalam lagi bahwa sebenarnya realitas yang dapat kita indera tersebut banyak memiliki sifat ambigu, yang mana para ilmuwan muslim memiliki kesimpulan bahwa pengetahuan yang kita dapat dari penginderaan belum tentu itu merepresentasikan fakta, dan juga pengetahuan akal yang dikatakan melebihi dari pengetahuan indera akan tetapi masih saja membutuhkan metode lain untuk mengarahkannya kepada koridor kebenaran, maka para ilmuwan muslim khususnya dari kalangan sufi mengklaim bahwa ada satu metode lain yang dirasa lebih sempurna dari kedua metode tersebut. Metode tersebut yakni metode irfani.Metode irfani ini menggunakan hati/ qalb, yang sudah tidak hanya melihat ataupun mempersepsi lagi layaknya indera dan akal, akan tetapi hati sudah mampu merasakan. Karena metode ini menisbatkan pada pengalaman atau merasakan sesuatu, maka boleh jadi bahwa pendekatan irfani ini dapat mewakili sepenuhnya tentang pengetahuan tersebut. Kita contohkan saja kepada rasa rindu, maka sebelum kita benar-benar mengalamai rasa rindu tersebut, maka kita hanya bisa membayangkan saja rasa rindu tersebut melewati media akal yang mana tidak bisa dijanjikan kebenaran dari kesimpulannya.Tentu saja tidak semua orang mampu memotensikan hatinya untuk merasakan realitas pengetahuan, maka dari itu dibutuhkan cara-cara agar kita dapat memotensikan hati kita agar dapat digunakan untuk merengkuh pengetahuan yakni dengan cara tazkiyah al-nufs, karena tergeraknya hati untuk menggapai pengetahuan membutuhkan jiwa yang bersih.Sebagai khalifah dimuka bumi, Allah Swt telah mengkaruniakan manusia dengan banyaknya potensi yang dapat dikembangkannya. Allah memberikan manusia akal untuk berpikir, nafs untuk merasakan, dan Qalb untuk mengendalikan, serta adanya Al-Qur`an dan Hadits ialah sebagai pedoman. Inilah kesempurnaan manusia sebagai makhluk ciptaan yang paling sempurna.Dengan adanya beberapa macam pendekatan dan metode dalam kajian filsafat pendidikan Islam, maka upaya dalam usaha memecahkan problematika pendidikan Islam juga memiliki banyak variasi dan cara yang dapat digunakan dalam memecahkan problematika pendidikan tersebut dikalangan umat Islam.Adapun pendekatan yang kiranya efektif dan efisien tentunya bergantung pada sifat, bentuk, dan ciri khusus problema yang dihadapi. Yang jelas bahwa masalah pendidikan Islam adalah masalah manusia yang menurut ajaran Islam adalah merupakan khalifah Allah Swt yang memiliki potensi-potensi manusiawi, maka pendekatan filsafat pendidikan Islam, haruslah pendekatan yang melibatkan seluruh aspek dan potensi manusia[footnoteRef:10]. [10: Hamdani Ihsan dan A. Fuad Ahsan, op.cit, hlm. 210.]

C. PENUTUP1. KesimpulanFilsafat pendidikan Islam Sebagai aktivitas yang bergerak dalam bidang pendidikan dan pembinaan kepribadian, filsafat pendidikan Islam memerlukan pendekatan dalam kajian filsafatnya guna memberi arah bagi program yang akan dilakukan. Pendekatan dalam kajian filsafat pendidikan Islam akan menjadi pedoman bagi filsafat dalam upayanya mencari suatu kebenaran yang hakiki.Pendidikan Islam dalam mengupayakan agar materi pendidikan dan pengajaran Islam dapat diterima oleh objek pendidikan, maka dalam kajian filsafat pendidikan Islam harus menggunakan berberapa pendekatan yang bersifat multi approach yang pelaksanaannya meliputi hal-hal sebagai berikut:a. Pendidikan religiusb. Pendekatan filosofisc. Pendekatan sosio culturald. Pendekatan scientificSelain itu, pendekatan yang juga dipakai Filsafat Pendidikan Islam dalam memecahkan persoalan-persoalan pendidikan Islam adalah:a. Metode spekulatif dan kontemplatif.b. Pendekatan normatif. c. Pendekatan ilmiah d. Pendekatan historis. e. Pendekatan yang bersifat komprehensif dan terpadu, antara sumber-sumber naqli, aqli dan imani. Adapun yang termasuk dalam macam-macam metode ilmiah yang telah menjadi tradisi umat Islam dalam berfilsafat ialah:a. Metode Tajribib. Metode Burhanic. Metode Bayanid. Metode IrfaniDengan adanya beberapa macam pendekatan dan metode dalam kajian filsafat pendidikan Islam, maka upaya dalam usaha memecahkan problematika pendidikan Islam juga memiliki banyak variasi dan cara yang dapat digunakan dalam memecahkan problematika pendidikan tersebut dikalangan umat Islam. Adapun pendekatan yang kiranya efektif dan efisien tentunya bergantung pada sifat, bentuk, dan ciri khusus problema yang dihadapi.

2. SaranPenulis menyadari bahwa makalah yang penulis sajikan masih memiliki banyak kekurangan dalam referensi maupun penulisan. Oleh kare itu, saran sangat penulis harapkan untuk menjadi pedoman dalam perbaikan makalah kedepannya.

DAFTAR PUSTAKA

Abd Rachman Assegaf, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta: Rajawali Press, 2011).Abuddin Nata, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 1997).Atang Abdul Hakim dan Beni Ahmad Saebani , Filsafat Umum, (Bandung: Pustaka Setia, 2008). Hamdani Ihsan dan A. Fuad Ahsan, Filsafat Pendidikan Islam, (Bandung: Pustaka Setia, 2007).Hasan Basri, Filsafat Pendidikan Islam, (Bandung: Pustaka Setia, 2009).http:// id. shooving. com/259089- pendekatan- dalam- kajian- filsafat-pendidikan- islam//vHytrfh.http:// id. shooving. com/339087- pendekatan- dalam- kajian- filsafat-pendidikan- islam//hzTryHF.