fh.unsoed.ac.idfh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bab i,2,3 fix okke... · web viewpelayanan...

145
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemajuan dan peningkatan pembangunan nasional pada umumnya dan perkembangan kegiatan ekonomi pada khususnya menyebabkan berkembangnya dunia usaha dan perusahaan. Terwujudnya perekonomian yang mampu menyediakan kesempatan kerja dan kehidupan yang layak serta memberikan pondasi yang kokoh bagi pembangunan yang berkelanjutan adalah tujuan dari pembangunan nasional. Tujuan pembangunan nasional berdasarkan amanat Undang-Undang Dasar 1945 adalah terwujudnya masyarakat Indonesia yang damai, demokratis, berkeadilan, berdaya saing maju, dan sejahtera dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia yang didukung oleh manusia yang sehat, mandiri, beriman, bertakwa, berakhlak mulia, cinta tanah air, berkesadaran hukum dan lingkungan, menguasai ilmu

Upload: doandang

Post on 03-Apr-2018

232 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: fh.unsoed.ac.idfh.unsoed.ac.id/sites/default/files/BAB I,2,3 FIX OKKE... · Web viewPelayanan meliputi penyediaan jasa, misalnya biro perjalanan, biro konsultan, salon kecantikan,

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Kemajuan dan peningkatan pembangunan nasional pada umumnya dan

perkembangan kegiatan ekonomi pada khususnya menyebabkan berkembangnya

dunia usaha dan perusahaan. Terwujudnya perekonomian yang mampu menyediakan

kesempatan kerja dan kehidupan yang layak serta memberikan pondasi yang kokoh

bagi pembangunan yang berkelanjutan adalah tujuan dari pembangunan nasional.

Tujuan pembangunan nasional berdasarkan amanat Undang-Undang Dasar

1945 adalah terwujudnya masyarakat Indonesia yang damai, demokratis, berkeadilan,

berdaya saing maju, dan sejahtera dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia

yang didukung oleh manusia yang sehat, mandiri, beriman, bertakwa, berakhlak

mulia, cinta tanah air, berkesadaran hukum dan lingkungan, menguasai ilmu

pengetahuan dan teknologi, memiliki etos kerja yang tinggi dan berdisiplin.

Setiap warga negara bersamaan kedudukannya dalam hukum dan

pemerintahan. Karena itu, negara harus memastikan agar tidak ada kelompok-

kelompok masyarakat yang tertinggal dalam proses pembangunan.

Negara harus melakukan pemberdayaan dalam masyarakat secara

keseluruhan, misalnya adalah dengan pengembangan ekonomi lokal di setiap daerah

guna membangun ekonomi domestik yang kuat secara nasional. Ekonomi domestik

yang kuat merupakan modal utama suatu bangsa untuk berjaya di tengah arus

Page 2: fh.unsoed.ac.idfh.unsoed.ac.id/sites/default/files/BAB I,2,3 FIX OKKE... · Web viewPelayanan meliputi penyediaan jasa, misalnya biro perjalanan, biro konsultan, salon kecantikan,

2

globalisasi dan juga dapat menjamin kemandirian suatu bangsa dan menjadikan

masyarakat makmur dan sejahtera.

Pemberdayaan masyarakat dan seluruh kekuatan ekonomi nasional terutama

ekonomi kecil, menengah dan koperasi harus lebih dikembangkan dengan

menggunakan sistem ekonomi kerakyatan yang bertumpu pada mekanisme pasar

yang berkeadilan yang berbasis pada sumber daya manusia yang produktif, mandiri,

berdaya saing, dan berwawasan lingkungan.

Perusahaan sebagai salah satu tempat masyarakat untuk melakukan kegiatan

usaha merupakan wadah untuk mewujudkan tujuan pembangunan nasional.

Pasal 1 huruf b Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1982 tentang Wajib Daftar

Perusahaan ditentukan bahwa:

“Perusahaan adalah setiap bentuk usaha yang menjalankan setiap jenis usaha

yang bersifat tetap dan terus menerus dan yang didirikan, bekerja serta

berkedudukan.dalam wilayah Negara Republik Indonesia, untuk tujuan

memperoleh keuntungan dan atau laba”

Perkembangan dunia perusahaan yang makin pesat dapat menimbulkan

dampak positif dan negatif bagi pelaku usaha, masyarakat, dan pemerintah. Salah satu

dampak positif dari hal ini adalah makin meluasnya kesempatan kerja bagi

masyarakat yang dapat mengurangi jumlah pengangguran di Indonesia.

Dampak negatif yang dapat kita lihat dengan makin banyaknya perusahaan

yang muncul maka persaingan usaha akan semakin ketat dan dapat menyebabkan

Page 3: fh.unsoed.ac.idfh.unsoed.ac.id/sites/default/files/BAB I,2,3 FIX OKKE... · Web viewPelayanan meliputi penyediaan jasa, misalnya biro perjalanan, biro konsultan, salon kecantikan,

3

persaingan yang tidak sehat apabila tidak diawasi dan diatur oleh pihak yang

berwenang.

Pemerintah selaku pihak yang berwenang membuat suatu peraturan yang

dapat membatasi kegiatan perusahaan yang sewenang-wenang dan merugikan pihak

lain. Adanya peraturan tersebut menimbulkan suatu kepastian hukum dalam berusaha.

Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1982 Tentang Wajib Daftar Perusahaan

merupakan salah satu produk dari pemerintah yang dapat memberikan perlindungan

kepada perusahaan-perusahaan yang menjalankan usahanya secara jujur dan terbuka.

Tujuan daftar perusahaan adalah pertama, mencatat secara benar keterangan

suatu perusahaan meliputi identitas, data serta keterangan lain tentang perusahaan.

Kedua, menyediakan informasi resmi untuk semua pihak yang berkepentingan.

Ketiga, menjamin kepastian berusaha bagi dunia usaha. Keempat, menciptakan iklim

dunia perjanjian perdagangan, yaitu menghubungkan pihak lain dengan perhitungan

memperoleh usaha yang sehat bagi dunia usaha. Kelima, terciptanya transparansi

dalam kegiatan dunia usaha.

Pasal 5 Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1982 Tentang Wajib Daftar

Perusahaan disebutkan:

( 1 ) Setiap perusahaan wajib didaftarkan dalam Daftar Perusahaan. ( 2 ) Pendaftaran wajib dilakukan oleh pemilik atau pengurus perusahaan yang

bersangkutan atau dapat diwakilkan kepada orang lain dengan memberikan surat kuasa yang sah.

( 3 ) Apabila perusahaan dimiliki oleh beberapa orang, para pemilik berkewajiban untuk melakukan pendaftaran. Apabila salah seorang daripada mereka telah memenuhi kewajibannya, yang lain dibebaskan daripada kewajiban tersebut.

Page 4: fh.unsoed.ac.idfh.unsoed.ac.id/sites/default/files/BAB I,2,3 FIX OKKE... · Web viewPelayanan meliputi penyediaan jasa, misalnya biro perjalanan, biro konsultan, salon kecantikan,

4

( 4 ) Apabila pemilik dan atau pengurus dari suatu perusahaan yang berkedudukan di wilayah Negara Republik Indonesia tidak bertempat tinggal di wilayah Negara Republik Indonesia, pengurus atau kuasa yang ditugaskan memegang pimpinan perusahaan berkewajiban untuk mendaftarkan.

Pasal 2 Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1982 Tentang Wajib Daftar

Perusahaan juga menyebutkan bahwa tujuan dari Daftar Perusahaan adalah untuk

mencatat bahan-bahan keterangan yang dibuat secara benar dari suatu perusahaan dan

merupakan sumber informasi resmi untuk semua pihak yang berkepentingan

mengenai identitas, data, serta keterangan lainnya tentang perusahaan yang tercantum

dalam Daftar Perusahaan dalam rangka menjamin kepastian berusaha.

Pasal 7 Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1982 Tentang Wajib Daftar

Perusahaan menyatakan bahwa Perusahaan yang wajib didaftar dalam Daftar

Perusahaan adalah setiap perusahaan yang berkedudukan dan menjalankan usahanya

di wilayah Negara Republik Indonesia menurut ketentuan peraturan perundang-

undangan yang berlaku, termasuk di dalamnya kantor cabang, kantor pembantu, anak

perusahaan serta agen dan perwakilan dari perusahaan itu yang mempunyai

wewenang untuk mengadakan perjanjian.

Arti penting daftar perusahaan bagi pemerintah yaitu memudahkan untuk

sewaktu-waktu dapat mengikuti secara seksama keadaan dan perkembangan

sebenarnya dari dunia usaha di Indonesia secara menyeluruh, untuk pengamanan

pendapatan negara karena wajib daftar perusahaan sekaligus dapat diarahkan dan

diusahakan terciptanya iklim usaha yang tertib dan sehat. Sedangkan arti penting bagi

dunia usaha adalah untuk mencegah dan menghindari praktek-praktek usaha yang

Page 5: fh.unsoed.ac.idfh.unsoed.ac.id/sites/default/files/BAB I,2,3 FIX OKKE... · Web viewPelayanan meliputi penyediaan jasa, misalnya biro perjalanan, biro konsultan, salon kecantikan,

5

tidak jujur serta sumber informasi untuk kepentingan dunia usaha dan perusahaan

sehingga pelaksanaan pembangunan dapat berjalan dengan baik dan memberikan

manfaat dan kesejahteraan bagi masyarakat.

Arti penting daftar perusahaan bagi masyarakat adalah sebagai perlindungan

bagi masyarakat yang tidak ingin dirugikan apabila ternyata perusahaan tersebut tidak

jujur yang dapat diketahui keadaan perusahaan tersebut melalui daftar perusahaan

pada Kantor Pendaftaran Perusahaan. Bagi masyarakat pada umumnya dan para

pengusaha pada khususnya, daftar perusahaan merupakan alat pembuktian yang

sempurna terhadap setiap pihak ketiga sepanjang tidak dibuktikan sebaliknya.

Berkaitan dengan hal tersebut di Kabupaten Banyumas sebagai salah satu kota

di Jawa Tengah, mengalami perkembangan yang pesat dalam tahun terakhir ini yaitu

dilihat dengan banyaknya investor yang masuk untuk menanamkan modalnya di

kabupaten ini.

Investasi di Kabupaten Banyumas mempunyai prospek yang menguntungkan

karena faktor lokasi yang cukup strategis, lahan yang relatif masih murah, layanan

birokrasi yang cepat dan familiar, serta infrastruktur yang telah tersedia cukup

lengkap. Selain itu, wilayah Banyumas dengan Kabupaten Purwokerto, merupakan

daerah yang sedang bangkit memasuki era global.

Maraknya aktifitas ekonomi sangat mempengaruhi wujud dan kehidupan kota.

Perkembangan kota tidak dapat dipisahkan dari pengaruh proses globalisasi dan

kemajuan teknologi informasi. Apalagi kota memiliki kecenderungan terjadinya

urbanisasi yang menyebabkan dinamika penduduk yang kompleks dan heterogen.

Page 6: fh.unsoed.ac.idfh.unsoed.ac.id/sites/default/files/BAB I,2,3 FIX OKKE... · Web viewPelayanan meliputi penyediaan jasa, misalnya biro perjalanan, biro konsultan, salon kecantikan,

6

Berdasarkan hal-hal tersebut di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan

penelitian dengan judul Penerapan Pasal 5 Undang-undang Nomor 3 Tahun 1982

Tentang Wajib Daftar Perusahaan di Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi

Kabupaten Banyumas.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang tersebut di atas, maka dapat dirumuskan

permasalahan sebagai berikut:

Bagaimanakah Penerapan Pasal 5 Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1982

tentang Wajib Daftar Perusahaan di Dinas Perindustrian, Perdagangan dan

Koperasi Kabupaten Banyumas?

C. Tujuan Penelitian

Penulisan ini mempunyai tujuan, untuk mengetahui penerapan Pasal 5

Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1982 tentang Wajib Daftar Perusahaan di Dinas

Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi Kabupaten Banyumas.

D. Kegunaan Penelitian

1. Kegunaan Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi perkembangan hukum

perdata dagang, khususnya kajian bidang hukum perusahaan dan investasi.

2. Kegunaan Praktis

- Untuk Pemerintah, diharapkan dapat sebagai masukan dalam menyusun dan

menetapkan kebijaksanaan dalam rangka memberikan bimbingan,

Page 7: fh.unsoed.ac.idfh.unsoed.ac.id/sites/default/files/BAB I,2,3 FIX OKKE... · Web viewPelayanan meliputi penyediaan jasa, misalnya biro perjalanan, biro konsultan, salon kecantikan,

7

pembinaan dan pengawasan atas dunia usaha serta upaya menciptakan iklim

usaha yang sehat dan tertib terutama di Kabupaten Banyumas.

- Untuk Dunia Usaha, diharapkan agar dapat meningkatkan kepercayaan dari

masyarakat akan kredibilitas suatu perusahaan dan menimbulkan persaingan

yang sehat diantara pelaku usaha dan terlindungi dari praktek usaha yang

tidak jujur.

- Untuk Masyarakat, diharapkan agar menjadi lebih aman dalam berusaha dan

berinvestasi.

Page 8: fh.unsoed.ac.idfh.unsoed.ac.id/sites/default/files/BAB I,2,3 FIX OKKE... · Web viewPelayanan meliputi penyediaan jasa, misalnya biro perjalanan, biro konsultan, salon kecantikan,

8

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Perusahaan

1. Pengertian Perusahaan

Perusahaan adalah istilah ekonomi yang dipakai dalam KUHD dan

perundang-undangan di luar KUHD. Tetapi dalam KUHD sendiri tidak dijelaskan

pengertian perusahaan itu sendiri.

Hal ini memang disengaja oleh pembentuk Undang-undang Hukum Dagang

agar pengertian “perusahaan” dapat berkembang dengan baik sesuai

perkembangan jaman.

Rumusan pengertian perusahaan terdapat dalam Pasal 1 huruf (b) Undang-

Undang No.3 Tahun 1982 tentang Wajib Daftar Perusahaan yang berbunyi:

“Perusahaan adalah setiap bentuk usaha yang menjalankan setiap jenis usaha yang bersifat tetap dan terus menerus dan yang didirikan, bekerja serta berkedudukan.dalam wilayah Negara Republik Indonesia, untuk tujuan memperoleh keuntungan dan atau laba.”

Selain pengertian menurut undang-undang, pakar hukum juga berusaha

merumuskan mengenai pengertian perusahaan.

Menurut Abdulkadir Muhammad, berdasarkan ketentuan pasal 1 huruf (b)

Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1982 tentang Wajib Daftar Perusahaan

diperoleh kenyataan bahwa dalam pengertian perusahaan timbul 2 hal, yaitu:

Page 9: fh.unsoed.ac.idfh.unsoed.ac.id/sites/default/files/BAB I,2,3 FIX OKKE... · Web viewPelayanan meliputi penyediaan jasa, misalnya biro perjalanan, biro konsultan, salon kecantikan,

9

1. Bentuk usaha yang berupa organisasi atau badan usaha, dalam bahasa

Inggris disebut “company”.

2. Jenis usaha yang berupa kegiatan dalam bidang perekonomian yang

dilakukan secara terus menerus oleh pengusaha untuk memperoleh

keuntungan dalam laba, dalam bahasa Inggris disebut “business”.

Perumusan dari pemerintah Belanda: Minister van Justice Nederland di

dalam memorie jawaban kepada Parlemen di Nederland menafsirkan pengertian

perusahaan itu sebagai berikut: “Keseluruhan perbuatan yang dilakukan secara

tidak terputus-putus dengan terang-terangan dalam kedudukan tertentu dan untuk

mencari laba”.1

Sependapat dengan Minister van Justice Nederland, R Soekardono, juga

berpendapat bahwa perusahaan itu harus ada unsur terus-menerus atau tidak

terputus-putus, secara terang-terangan karena berhubungan dengan pihak-pihak

ketiga dalam kualitet tertentu, karena kita dalam lapangan memperniagakan,

menyerahkan barang-barang, mengadakan perjanjian-perjanjian perniagaan, harus

berniat memperoleh laba.2

Menurut Molengraaf, “perusahaan adalah keseluruhan perbuatan yang

dilakukan secara terus menerus, bertindak ke luar, untuk memperoleh

penghasilan, dengan cara memperdagangkan atau menyerahkan barang, atau

mengadakan perjanjian perdagangan”. Beliau memandang pengertian perusahaan

1 HMN.Purwosutjipto. Pengertian Pokok Hukum Dagang Indonesia 1. Djambatan. Jakarta. 1984. hal. 14.

2 R. Soekardono. Hukum Dagang Indonesia I. Dian Rakyat. Jakarta. 1983. Halaman 21.

Page 10: fh.unsoed.ac.idfh.unsoed.ac.id/sites/default/files/BAB I,2,3 FIX OKKE... · Web viewPelayanan meliputi penyediaan jasa, misalnya biro perjalanan, biro konsultan, salon kecantikan,

10

dari sudut ekonomi karena tujuan memperoleh penghasilan dilakukan dengan

cara:

1. Memperdagangkan barang, artinya membeli barang dan menjualnya lagi

dengan perhitungan memperoleh penghasilan berupa keuntungan atau laba;

2. Menyerahkan barang, artinya melepaskan penguasaan atas barang dengan

perhitungan memperoleh penghasilan, misalnya menyewakan barang;

3. Perjanjian perdagangan, yaitu menghubungkan pihak satu dengan pihak lain

dengan perhitungan memperoleh penghasilan berupa keuntungan atau laba

bagi pemberi kuasa, dan upah bagi penerima kuasa, misalnya makelar,

komisioner, agen perusahaan.3

Perbuatan ekonomi tersebut dilakukan secara terus menerus, tidak

insidental, bertindak keluar menghadapi pihak lain (pihak ketiga).

Rumusan Polak memandang perusahaan dari sudut komersial artinya baru

dikatakan perusahaan apabila diperlukan perhitungan laba dan rugi yang dapat

diperkirakan dan dicatat dalam pembukuan.

Unsur laba rugi sangat penting, karena dalam suatu usaha dimana tidak ada

kebutuhan untuk mengadakan perhitungan laba rugi maka aspek ekonominya jadi

hilang.

3 Abdulkadir Muhamad, S.H, Pengantar Hukum Perusahaan Indonesia, PT Citra Aditya Bakti, Bandung, 1993, halaman 8.

Page 11: fh.unsoed.ac.idfh.unsoed.ac.id/sites/default/files/BAB I,2,3 FIX OKKE... · Web viewPelayanan meliputi penyediaan jasa, misalnya biro perjalanan, biro konsultan, salon kecantikan,

11

Berdasarkan rumusan yang dikemukakan oleh para ahli dan pembentuk

undang-undang maka dapat diidentifikasi unsur-unsur yang terdapat dalam

pengertian perusahan. Unsur-unsur tersebut adalah:

1. Badan Usaha

Badan usaha yang menjalankan kegiatan dalam bidang ekonomi itu

mempunyai bentuk tertentu, seperti perusahan dagang, firma, persekutuan

komanditer, perseroan terbatas, perusahaan umum, koperasi. Hal ini dapat

dilihat melalui akta pendirian perusahaan. Bagi perusahaan yang tidak

memiliki akta pendirian dapat diketahui melalui izin usaha seperti pada

perusahaan perseorangan.

2. Kegiatan dalam bidang ekonomi

Objek dalam kegiatan ekonomi adalah harta kekayaan, tujuannya adalah

memperoleh keuntungan dan atau laba. Kegiatan dalam bidang ekonomi

meliputi perdagangan, pelayanan, dan industri, yang dapat dirinci sebagai

berikut:

a. Perdagangan meliputi jual beli barang bergerak dan tidak bergerak,

misalnya ekspor-impor, bursa efek, restoran, toko swalayan, perumnas,

valuta asing.

b. Pelayanan meliputi penyediaan jasa, misalnya biro perjalanan, biro

konsultan, salon kecantikan, kursus ketrampilan menjahit, busana,

perbankan, pengangkutan, perbengkelan.

Page 12: fh.unsoed.ac.idfh.unsoed.ac.id/sites/default/files/BAB I,2,3 FIX OKKE... · Web viewPelayanan meliputi penyediaan jasa, misalnya biro perjalanan, biro konsultan, salon kecantikan,

12

c. Industri meliputi mencari dan mengolah, serta mengadakan sumber daya

dan kekayaan, misalnya eksplorasi dan pengeboran minyak,

penangkapan ikan, usaha pertanian/perkayuan, makanan dalam kaleng,

barang kerajinan, obat-obatan, kendaraan bermotor, rekaman dan

perfilman, percetakan dan penerbitan.

3. Terus menerus

Baik Molengraf, Polak, maupun pembentuk undang-undang menentukan

bahwa kegiatan dalam bidang ekonomi itu dilakukan secara terus menerus

artinya tidak terputus-putus, tidak secara insidental, tidak sebagai sambilan,

bersifat tetap untuk jangka waktu lama. Jangka waktu tersebut ditentukan

dalam akta pendirian perusahaan atau dalam surat izin usaha.

4. Terang-terangan.

Terang-terangan artinya diketahui oleh umum dan ditujukan kepada umum,

tidak selundup-selundupan, diakui dan dibenarkan oleh masyarakat, diakui

dan dibenarkan oleh pemerintah berdasarkan undang-undang, dan bebas

berhubungan dengan pihak lain (pihak ketiga). Bentuk terang-terangan ini

dapat diketahui dan berupa akta pendirian perusahaan, surat ijin usaha, surat

ijin tempat usaha, akta pendaftaran perusahaan.

5. Keuntungan dan atau laba

Setiap kegiatan menjalankan perusahaan tentu berdasarkan sejumlah modal.

Dengan modal perusahaan itu keuntungan dan atau laba dapat diperoleh. Ini

adalah tujuan utama setiap perusahaan.

Page 13: fh.unsoed.ac.idfh.unsoed.ac.id/sites/default/files/BAB I,2,3 FIX OKKE... · Web viewPelayanan meliputi penyediaan jasa, misalnya biro perjalanan, biro konsultan, salon kecantikan,

13

6. Pembukuan

Dalam rumusan Molengraaf tidak terdapat unsur pembukuan. Tetapi Polak

menambahkan unsur ini dalam pengertian perusahaan. Keuntungan dan atau

laba yang diperoleh hanya dapat diketahui dari pembukuan. Pembukuan

juga menjadi dasar perhitungan pajak yang wajib dibayar oleh pemerintah.

Berdasarkan unsur-unsur yang telah diuraikan, maka dapat dirumuskan

definisi perusahaan dari segi hukum, yaitu “setiap badan usaha yang menjalankan

kegiatan dalam bidang ekonomi secara terus menerus dan terang terangan dengan

tujuan memperoleh keuntungan dan atau laba yang dibuktikan dengan

pembukuan”. Supaya perusahaan dapat didaftarkan, perusahaan itu harus

didirikan, bekerja, dan berkedudukan dalam wilayah negara Indonesia.4

Perusahaan dapat didirikan oleh seorang pengusaha atau lebih. Pada

umumnya perusahaan yang didirikan oleh seorang pengusaha adalah perusahaan

dagang, atau perusahaan jasa, atau perusahaan industri. Jika perusahaan didirikan

oleh seorang pengusaha, mereka mengadakan perjanjian mendirikan perusahaan

persekutuan. Supaya perjanjian tertulis itu sah menurut hukum perlu dipenuhi

ketentuan Pasal 1320 KUHPdt, yaitu:

1. Sepakat mereka yang mengikatkan dirinya.

2. Kecakapan untuk membuat suatu perikatan.

3. Suatu hal tertentu.

4. Suatu sebab yang halal.

4 Ibid , halaman 10-13.

Page 14: fh.unsoed.ac.idfh.unsoed.ac.id/sites/default/files/BAB I,2,3 FIX OKKE... · Web viewPelayanan meliputi penyediaan jasa, misalnya biro perjalanan, biro konsultan, salon kecantikan,

14

2. Pengusaha

Pasal 1 huruf c Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1982 tentang Wajib Daftar

Perusahaan menyebutkan:

“Pengusaha adalah setiap orang perseorangan atau persekutuan atau badan hukum

yang menjalankan sesuatu jenis perusahaan”.

Pengusaha adalah orang yang menjalankan perusahaan atau menyuruh

menjalankan perusahaan. Menjalankan perusahaan artinya adalah mengelola

sendiri perusahaannya, baik dengan dilakukan sendiri maupun dilakukan dengan

bantuan pekerja.

Seorang pengusaha dapat menjalankan perusahaannya sendiri apabila

bentuk perusahaannya sangat sederhana dan semua pekerjaan dilakukan sendiri,

merupakan perusahaan perseorangan. Pengusaha yang dibantu oleh orang lain

tetapi pengusaha turut serta dalam melakukan perusahaan, jadi dia mempunyai

dua kedudukan yaitu sebagai pengusaha dan pemimpin perusahaan dan

merupakan perusahaan besar. Apabila pengusaha menyuruh orang lain melakukan

usaha sedangkan dia tidak ikut serta dalam melakukan perusahaan, pengusaha

hanya memiliki satu kedudukan sebagai seorang pengusaha dan merupakan

perusahaan besar.

3. Pembantu-Pembantu Perusahaan.

Seseorang yang menjalankan perusahaan yang besar tidak dapat bekerja

seorang diri, pengusaha memerlukan bantuan orang-orang yang bekerja padanya

sebagai bawahannya.

Page 15: fh.unsoed.ac.idfh.unsoed.ac.id/sites/default/files/BAB I,2,3 FIX OKKE... · Web viewPelayanan meliputi penyediaan jasa, misalnya biro perjalanan, biro konsultan, salon kecantikan,

15

Akibat dari pertumbuhan perdagangan yang begitu pesat dewasa ini,

pengusaha-pengusaha kebanyakan tidak lagi berusaha seorang diri, melainkan

bersatu dalam persekutuan-persekutuan atau perseroan-perseroan yang

menempati gedung-gedung untuk kantornya dengan sedikit atau banyak pegawai.

Orang lalu membedakan antara perusahaan kecil yaitu perusahaan yang

mempunyai 1 sampai dengan 5 orang pekerja, perusahaan sedang yaitu

perusahaan yang mempunyai 5 sampai dengan 50 orang pekerja, dan perusahaan

besar yaitu yang mempunyai jumlah pekerja lebih dari 50 orang.5

Pembantu-pembantu perusahaan dibedakan menjadi dua jenis yaitu:

1. Pembantu di dalam perusahaan diantaranya adalah :

a. Pelayan Toko.

b. Pekerja Keliling.

c. Pengurus Filial.

d. Pemegang Prokurasi.

e. Pimpinan Perusahaan.

2. Pembantu di luar perusahaan misalnya adalah :

a.Agen Perusahaan

b. Pengacara.

c.Notaris.

d. Makelar.

5 Kansil,C.S.T dan Christine S.T.Kansil, Pokok-Pokok Pengetahuan Hukum Dagang Indonesia, Sinar Grafika, Jakarta, 2002, halaman 43.

Page 16: fh.unsoed.ac.idfh.unsoed.ac.id/sites/default/files/BAB I,2,3 FIX OKKE... · Web viewPelayanan meliputi penyediaan jasa, misalnya biro perjalanan, biro konsultan, salon kecantikan,

16

e.Komisioner.6

Jenis pembantu perusahaan tersebut pada umumnya tidak semuanya

dipergunakan oleh pengusaha dalam menjalankan perusahaannya. Hal ini

tergantung pada kebutuhannya.

Pembantu di dalam perusahaan dapat diuraikan sebagai berikut:

a. Pelayan Toko.

Pelayan toko ialah semua pelayan yang membantu pengusaha dalam

menjalankan perusahaannya di toko. Misalnya pelayan penjual, pelayan

penerima uang (kasir), pelayan pembukuan, pelayan penyerah barang.

b. Pekerja Keliling.

Pekerja keliling ialah pembantu pengusaha yang bekerja keliling di

luar kantor untuk memperluas dan memperbanyak perjanjian-perjanjian jual

beli antara majikan (pengusaha) dan pihak ketiga.

c. Pengurus Filial.

Pengurus filial atau filiaalhoulder ialah petugas yang mewakili

penusaha mengenai semua hal, tetap terbatas pada satu cabang perusahaan

atau satu daerah tertentu.

d. Pemegang Prokurasi.

Pemegang prokurasi atau procuratiehouder ialah pemegang kuasa dari

perusahaan. Dia adalah wakil pimpinan perusahaan atau wakil manager dan

dapat mempunyai kedudukan sebagai kepala satu bagian besar dari

6 HMN.Purwosutjipto, Op.Cit, halaman 42.

Page 17: fh.unsoed.ac.idfh.unsoed.ac.id/sites/default/files/BAB I,2,3 FIX OKKE... · Web viewPelayanan meliputi penyediaan jasa, misalnya biro perjalanan, biro konsultan, salon kecantikan,

17

perusahaan itu. Dia adalah orang kedua sesudah manager (pimpinan

perusahaan).

e. Pimpinan Perusahaan.

Pimpinan perusahaan atau bedrijfsleider atau yang biasa disebut

dengan manager adalah pemegang kuasa pertama dari perusahaan. Dialah

yang mengemudikan seluruh perusahaan, yang bertanggung jawab tentang

maju dan mundurnya perusahaan, dalam istilah sekarang pimpinan

perusahaan disebut dengan direktur utama, sedangkan dibawahnya adalah

direktur-direktur yang diberi wewenag untuk memegang salah satu bidang

perusahaan tertentu. Direktur inilah yang disebut pemegang prokurasi.7

Adapun pembantu di luar perusahaan dapat diuraikan sebagai berikut:

a. Agen Perusahaan.

Adalah orang yang melayani beberapa pengusaha sebagai perantara

dengan pihak ketiga. Mempunyai hubungan tetap dengan pengusaha dan

mewakilinya untuk mengadakan dan selanjutnya melaksanakan perjanjian

dengan pihak ketiga.

Hubungan dengan pengusaha bukan merupakan hubungan perburuhan,

dan juga bukan hubungan pelayanan berkala. Bukan hubungan perburuhan

karena hubungan antara agen perusahaan dengan pengusaha tidak bersifat

subordinasi, bukan merupakan hubungan seperti majikan dan buruh, tetapi

7 Ibid, halaman 42-43.

Page 18: fh.unsoed.ac.idfh.unsoed.ac.id/sites/default/files/BAB I,2,3 FIX OKKE... · Web viewPelayanan meliputi penyediaan jasa, misalnya biro perjalanan, biro konsultan, salon kecantikan,

18

hubungan antara pengusaha dengan pengusaha, jadi sama tinggi sama

rendah.8

b. Pengacara.

Pengacara ialah orang yang mewakili pengusaha sebagai pihak dalam

berperkara di muka Hakim. Pengacara mewakili pengusaha tidak hanya

tebatas dim ka hakim saja tetapi juga mengenai segala persoalan hukum di

luar hakim. Dahulu ada “verplicthe procureurschap” (keharusan

menggunakan pengacara) bagi para pihak yang akan menghadap hakim.

Tetapi sekarang pengacara menggunakan langganannya sebagai kuasa.

Hubungan antara pengacara dengan pengusaha adalah hubungan tidak

tetap, sedangkan sifat hukumnya berbentuk pelayanan berkala dan

pemberian kuasa.9

c. Notaris.

Notaris diperlukan dalam hal pembuatan perjanjian atau akta-akta

lainnya bagi perusahaan dengan pihak ketiga.

Hubungan dengan pengusaha bersifat tidak tetap dan sebagaimana

sama dengan pengacara hubungan hukumnya bersifat pelayanan berkala dan

pemberian kuasa.

Notaris dan pengacara menjalankan perusahaan, karena perbuatan

mereka itu memenuhi criteria menjalankan perusahaan, yaitu:

8 Ibid, halaman 46.9 Ibid, halaman 47-48.

Page 19: fh.unsoed.ac.idfh.unsoed.ac.id/sites/default/files/BAB I,2,3 FIX OKKE... · Web viewPelayanan meliputi penyediaan jasa, misalnya biro perjalanan, biro konsultan, salon kecantikan,

19

1. Melakukan kegiatan dalam bidang ekonomi berupa pemberian

pelayanan atau penyediaan jasa;

2. Berbentuk badan usaha yang mempunyai kantor, merk, surat ijin dengan

mana mereka bekerja;

3. Kegiatan itu mereka lakukan terus menerus, tidak terputus-putus, tidak

incidental, merupakan mata pencaharian;

4. Kegiatan itu mereka lakukan terang-terangan karena mereka mendapat

pengangkatan resmi, mendapat ijin praktek, dan diketahui umum melalui

nama dan kantor mereka;

5. Kegiatan tersebur bertujuan memperoleh keuntungan dan atau laba yang

mereka perhitungkan berdasarkan modal yang tersedia d kantr mereka;

6. Semua pelayanan yang diberikan dicatat dan ditagih pembayarannya

sesuai dengan tarif atau persetujuan yang telah dilakukan.10

d. Makelar.

Ketentuan Pasal 62 KUHD menyatakan bahwa Makelar adalah

seorang pedagang perantara yang diangkat oleh Pesiden atau oleh pembesar

yang oleh Presiden telah dinyatakan berwenang untuk itu. Makelar

menyelenggarakan perusahaannya dengan melakukan pekerjaan dengan

mendapat upah atau provisi tertentu, atas amanat dan perintah orang.

Makelar mempunyai ciri-ciri khusus yaitu:

1. Makelar harus mendapatkan pengangkatan resmi dari Pemerintah.

10 Abdulkadir Muhamad, Op.Cit, halaman 38.

Page 20: fh.unsoed.ac.idfh.unsoed.ac.id/sites/default/files/BAB I,2,3 FIX OKKE... · Web viewPelayanan meliputi penyediaan jasa, misalnya biro perjalanan, biro konsultan, salon kecantikan,

20

2. Sebelum menjalankan tugasnya, makelar harus bersumpah dimika

Ketua Pengadilan Negeri bahwa dia akan menjalankan kewajibannya

dengan baik.11

Hubungan dengan pengusaha bersifat tidak tetap. Sifat hukum dari

hubungan itu adalah campuran yaitu sabagai pelayanan berkala dan

pemberian kuasa.

e. Komisioner.

Pasal 76 KUHD manyebutkan bahwa:

“Komisioner adalah seorang yang menyelenggarakan perusahaannya dengan melakukan perbuatan menutup persetujuan atas nama atau firma dia sendiri, tetapi atas amanat dan tanggungan orang lain dan dengan menerima upah atau provisi tertentu”.

Ciri-ciri dari komisioner adalah:

1. Tidak ada syarat pengangkatan resmi dan penyumpahan sebagaimana

makelar;

2. Komisioner menghubungkan komiten dengan pihak ketiga atas namanya

sendiri;

3. Komisioner tidak berkewajiban menyebutkan nama komiten. Dia disini

menjadi pihak dalam perjanjian;

4. Komisioner juga dapat bertindak atas nama pemberi kuasanya.12

11 HMN.Purwosutjipto, Op.Cit, halaman 49.12 Abdulkadir Muhamad, Op.Cit, halaman 53.

Page 21: fh.unsoed.ac.idfh.unsoed.ac.id/sites/default/files/BAB I,2,3 FIX OKKE... · Web viewPelayanan meliputi penyediaan jasa, misalnya biro perjalanan, biro konsultan, salon kecantikan,

21

B. Klasifikasi/ Jenis Perusahaan

Dilihat dari jumlah pemilik, perusahaan diklasifikasikan menjadi perusahaan

perseorangan dan perusahaan persekutuan. Perusahaan perseorangan dimiliki oleh

seorang pengusaha saja. Perusahaan persekutuan dimiliki oleh beberapa orang

pengusaha yang bersamaan dalam satu persekutuan. Dilihat dari status pemilik

perusahaan diklasifikasikan menjadi perusahaan swasta dan perusahaan Negara.

Perusahaan swasta dimiliki oleh pengusaha swasta, dan perusahaan Negara dimiliki

oleh Negara yang lazim disebut Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Dilihat dari

bentuk hukum, perusahaan diklasifikasikan menjadi perusahaan badan hukum dan

perusahaan bukan badan hukum. Perusahaan badan hukum selalu berupa persekutuan,

sedangkan perusahaan bukan badan hukum dapat berupa perusahaan perseorangan

dan perusahaan persekutuan.13

Menurut E Utrecht, badan hukum (rechtspersoon), yaitu badan yang

menurut hukum berkuasa (berwenang) menjadi pendukung hak, selanjutnya

dijelaskan, bahwa badan hukum ialah setiap pendukung hak yang tidak berjiwa, atau

lebih tepat yang bukan manusia. Badan hukum sebagai gejala kemasyarakatan adalah

suatu gejala yang riil, merupakan fakta benar-benar dalam pergaulan hidup, biarpun

tidak berwujud manusia atau benda yang dibuat dari besi, kayu, dan sebagainya.

Yang menjadi penting bagi pergaulan hukum adalah hal badan hukum itu mempunyai

kekayaan (vermogen) yang sama sekali terpisah dari kekayaan anggotanya, yaitu

13 Ibid, halaman 49.

Page 22: fh.unsoed.ac.idfh.unsoed.ac.id/sites/default/files/BAB I,2,3 FIX OKKE... · Web viewPelayanan meliputi penyediaan jasa, misalnya biro perjalanan, biro konsultan, salon kecantikan,

22

dalam hal badan hukum itu berupa korporasi. Hak dan kewajiban badan hukum sama

sekali terpisah dari kekayaan anggotanya.14

Ada lagi suatu keuntungan adanya badan hukum itu. Badan hukum

menjamin kontinuitas. Badan hukum sebagai pendukung hak dan kewajiban, tetap

ada, diteruskan, sedangkan pengurusnya yang menjadi wakil kontinuitas itu dapat

berganti-ganti.

Menurut R Subekti, badan hukum pada pokoknya adalah suatu badan atau

perkumpulan yang dapat memiliki hak-hak dan melakukan perbuatan seperti seorang

manusia, serta memilik kekayaan sendiri, dapat menggugat dan digugat di depan

hakim.

Menurut J.J Dormeier istilah badan hukum diartikan sebagai berikut:

a. Persekutuan orang-orang, yang di dalam pergaulan hukum bertindak

selaku seorang saja;

b. Yayasan, yaitu suatu harta atau kekayaan yang dipergunakan untuk

suatu maksud tertentu; yayasan itu diperlukan sebagai oknum.

Melihat pendapat-pendapat di atas maka dapat disimpulkan tentang

pengertian badan hukum sebagai subyek hukum itu mencakup hal berikut, yaitu:

a. Perkumpulan orang (organisasi);

b. Dapat melakukan perbuatan hukum (rechtshandeling) dalam hubungan-

hubungan hukum (rechtbetrekking);

14 Chidir Ali, S.H, Badan Hukum, Penerbit Alumni, Bandung, 1999, Hal.18-19

Page 23: fh.unsoed.ac.idfh.unsoed.ac.id/sites/default/files/BAB I,2,3 FIX OKKE... · Web viewPelayanan meliputi penyediaan jasa, misalnya biro perjalanan, biro konsultan, salon kecantikan,

23

c. Mempunyai harta kekayaan tersendiri;

d. Mempunyai pengurus;

e. Mempunyai hak dan kewajiban;

f. Dapat digugat dan menggugat di Pengadilan.15

C. Bentuk-bentuk Perusahaan

Bentuk hukum perusahaan dapat diketahui dari anggaran dasar yang disusun

oleh pengusaha dan dituangkan dalam akta notaris yang biasa disebut akta pendirian

perusahaan. Akta ini berisi identitas perusahaan, alat perlengkapan dan keanggotaan,

harta kekayaan perusahaan, hubungan hukum perusahaan, dasar dan tujuan

perusahaan, berakhir/ bubarnya perusahaan. Akta pendirian perusahaan tidak boleh

bertentangan dengan undang-undang, ketertiban umum, dan kesusilaan.

Bentuk-bentuk perusahaan yang dimaksud antara lain:

a. Perusahaan Perseorangan.

Perusahaan Perseorangan adalah perusahaan yang dilakukan oleh satu orang

pengusaha. Jika dalam perusahaan itu banyak orang yang bekerja, itu adalah

pembantu pengusaha dalam perusahaan, yang hubungan hukumnya dengan

pengusaha bersifat perburuhan dan pemberi kuasa.16

Modal dalam perusahaan perseorangan adalah milik satu orang yaitu milik

pengusaha. Jumlah dari modal ini tidak besar termasuk dalam modal kecil atau

modal lemah.

15 Ibid, halaman 2116 HMN.Poerwosutjipto. Pengertian Pokok Hukum Dagang Indonesia 2. Djambatan. Jakarta,

1982, halaman 1.

Page 24: fh.unsoed.ac.idfh.unsoed.ac.id/sites/default/files/BAB I,2,3 FIX OKKE... · Web viewPelayanan meliputi penyediaan jasa, misalnya biro perjalanan, biro konsultan, salon kecantikan,

24

Jenis dari perusahaan perseorangan yaitu:

1. Perusahaan Dagang.

Adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang usaha dagang yaitu perbuatan

membeli dan menjual/ menyewakan barang dengan tujuan memperoleh

keuntungan atau laba.

2. Perusahaan Jasa.

Adalah perusahaan yang bergerak dalam usaha penggunaan jasa dengan alat

bantu yang bertujuan untuk memperoleh imbalan berupa uang.

3. Perusahaan Industri.

Adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang usaha membuat atau

menghasilkan/ memproduksi barang-barang untuk memperoleh keuntungan

atau laba.17

Prosedur mendirikan perusahaan perseorangan:

- Pengusaha datang menghadap notaris untuk minta dibuatkan akta pendirian

yang isi pokoknya telah dirancang oleh pengusaha yang bersangkutan.

- Akta pendirian tidak perlu didaftarkan pada Kepaniteraan Pengadilan Negeri

dan tidak perlu diumumkan dalam Berita Negara/ Tambahan Berita Negara.

- Setelah memperoleh akta pendirian dari notaris, pengusaha kemudian

menghadap Kepala Kantor Departemen Perdagangan dan Perindustrian

setempat untuk memperoleh ijin usaha.

17 Abdulkadir Muhamad, Op.Cit, halaman 54-55.

Page 25: fh.unsoed.ac.idfh.unsoed.ac.id/sites/default/files/BAB I,2,3 FIX OKKE... · Web viewPelayanan meliputi penyediaan jasa, misalnya biro perjalanan, biro konsultan, salon kecantikan,

25

- Kemudian pengusaha menghadap Kepala Bagian Perekonomian Pemerintahan

Daerah setempat untuk memperoleh surat ijin tempat usaha jika diperlukan.

- Mendaftarkan perusahaannya pada Kantor Departemen Perdagangan

setempat.18

b. Persekutuan Perdata.

Persekutuan berarti persatuan orang-orang yang sama kepentingannya

terhadap suatu perusahaan tertentu, sedangkan sekutu artinya peserta pada suatu

perusahaan. Jadi persekutuan berarti perkumpulan orang-orang yang menjadi

peserta pada suatu perusahaan tertentu.19

Pasal 1618 KUHPdt, disebutkan persekutuan perdata adalah suatu

perjanjian, dengan mana dua orang atau lebih mengikatkan diri untuk memasukan

sesuatu ke dalam persekutuan dengan maksud untuk membagi keuntungan atau

kemanfaatan yang diperoleh karenanya.

H.M.N Purwosutjipto menyimpulkan bahwa:

a. Persekutuan perdata adalah perserikatan perdata yang menjalankan

perusahaan;

b. Pasal 1618 KUHPdt menyatakan perserikatan perdata adalah perkumpulan

dalam arti luas ditambah dengan dua unsur lagi, yaitu pemasukan dan

pembagian keuntunganatau kemanfaatan.

18 Ibid halaman 55.19 HMN.Poerwosutjipto, Op.Cit, halaman 17.

Page 26: fh.unsoed.ac.idfh.unsoed.ac.id/sites/default/files/BAB I,2,3 FIX OKKE... · Web viewPelayanan meliputi penyediaan jasa, misalnya biro perjalanan, biro konsultan, salon kecantikan,

26

c. Perkumpulan dalam arti luas adalah sekelompok orang yang merupakan

suatu badan yang merupakan suatu badan yang mempunyai 4 unsur, yaitu:

1) Adanya kepentingan bersama;

2) Adanya kesepakatan bersama;

3) Adanya tujuan bersama;

4) Adanya kerja sama.20

Berikut ini adalah prosedur mendirikan Persekutuan Perdata.

Pasal 1618 KUHPdt pesekutuan perdata itu didirikan atas dasar perjanjian.

Pasal 1618 KUHPdt tidak mengharuskan adanya syarat tertulis, maka perjanjian

yang dimaksud bersifat konsensual, yaitu cukup dengan persetujuan kehendak

atau kesepakatan (konsensus).21

Perjanjian untuk mendirikan persekutuan perdata selain harus memenuhi

syarat-syarat yang terdapat dalam pasal 1320 KUHPdt mengenai syarat sah

perjanjian, juga harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:

a. Tidak dilarang oleh hukum;

b. Tidak bertentangan dengan tata susila dan ketertiban umum;

c. Harus merupakan kepentingan bersama yang dikejar, yaitu

keuntungan.22

20 Ibid halaman 18-19.21 Ibid halaman 21.22 Ibid halaman 22.

Page 27: fh.unsoed.ac.idfh.unsoed.ac.id/sites/default/files/BAB I,2,3 FIX OKKE... · Web viewPelayanan meliputi penyediaan jasa, misalnya biro perjalanan, biro konsultan, salon kecantikan,

27

Pasal 1619 ayat (2) KUHPdt menetapkan bahwa tiap-tiap sekutu dari

persekutuan perdata diwajibkan memasukan dalam kas persekutuan perdata yan

didirikan itu:

1. Uang, atau

2. Benda-benda lain apa saja yang layak bagi pemasukan, misalnya kredit,

rumah/ gedung, kendaraan bermotor/ truk, alat perlengkapan kantor dan

lain-lain.

3. Tenaga kerja, baik tenaga fisik maupun tenaga pikiran.

Ada dua jenis persekutuan perdata, yaitu:

a. Persekutuan Perdata Umum

Diperjanjikan suatu pemasukan yang terdiri dari seluruh harta kekayaan

masing-masing sekutu atau bagian tertentu dari harta kekayaan secara

umum artinya tanpa perincian.

Persekutuan perdata jenis ini dilarang oleh pasal 1621 KUHPdt karena

dengan adanya pemasukan seluruh atau sebagian harta kekayaan tanpa

perincian itu, orang tidak akan dapat membagi keuntungan secara adil

seperti yang ditetapkan dalam pasal 1633 KUHPdt.

Pasal 1633 KUHPdt menentukan bahwa bila bagian keuntungan dari

masing-masing sekutu tidak ditentukan dalam perjanjian pendirian

persekutuan perdata, maka pembagian keuntungan harus didasarkan atas

keseimbangan pemasukan dari masing-masing sekutu.

Page 28: fh.unsoed.ac.idfh.unsoed.ac.id/sites/default/files/BAB I,2,3 FIX OKKE... · Web viewPelayanan meliputi penyediaan jasa, misalnya biro perjalanan, biro konsultan, salon kecantikan,

28

b. Persekutuan Perdata Khusus

Persekutuan perdata jenis khusus ini para sekutu masing-masing

menjanjikan pamasukan benda-benda tertentu atau sebagian dari pada

tenaga kerjanya.23

c. Persekutuan Firma (Fa).

Pasal 16 KUHD berbunyi:

“Yang dinamakan persekutuan firma ialah tiap-tiap persekutuan perdata yang

didirikan untuk menjalankan perusahaan dengan nama bersama”.

Jadi, persekutuan firma adalah persekutuan perdata khusus. Kekhususannya

terletak pada tiga unsur mutlak sebagai tambahan pada persekutuan perdata, yaitu:

a. Menjalankan perusahaan; (pasal 16 KUHD);

b. Dengan nama bersama atau firma; (pasal 16 KUHD);

c. Pertanggungan jawab sekutu yang bersifat pribadi untuk keseluruhan (pasal

18 KUHD), istilah Belanda: “Hoofdelijk voor het gehell”.24

Berikut ini adalah prosedur mendirikan Persekutuan Firma.

1. Menurut Pasal 22 KUHD disebutkan tiap-tiap persekutuan Firma harus

didirikan dengan akta otentik/ notaris.

2. Setelah ada akta pendirian, menurut Pasal 23 KUHD maka akta tersebut

didaftarkan di Kepaniteraan Pengadilan Negeri dimana Persekutuan Firma

tersebut berkedudukan.

23 Ibid halaman 23.24 Ibid halaman 45.

Page 29: fh.unsoed.ac.idfh.unsoed.ac.id/sites/default/files/BAB I,2,3 FIX OKKE... · Web viewPelayanan meliputi penyediaan jasa, misalnya biro perjalanan, biro konsultan, salon kecantikan,

29

3. Setelah itu, menurut Pasal 28 maka akta pendirian harus diumumkan dalam

Berita Negara Republik Indonesia.

Pasal 26 KUHD menentukan isi ikhtisar resmi akta pendirian persekutuan

firma yang harus didaftarkan sebagai berikut:

- Nama lengkap, pekerjaan, dan tempat tinggal para sekutu;

- Penetapan nama bersama atau firma;

- Keterangan apakah Persekutuan Firma bersifat umum atau terbatas pada

menjalankan sebuah cabang perusahaan khusus;

- Nama-nama sekutu yang tidak diberi kuasa untuk menandatangani

perjanjian bagi Persekutuan Firma;

- Saat mulai dan berakhirnya persekutuan;

- Hal-hal lain dan klausula-klausula mengenai hak pihak ketiga terhadap para

sekutu.

Menurut Pasal 16 KUHD persekutuan firma adalah sebenarnya persekutuan

perdata maka bubarnya persekutuan firma berlaku juga peraturan yang sama

dengan persekutuan perdata yaitu dalam Bagian Kedelapan, Bab VII, Buku III

KUHPdt mulai Pasal 1646 s/d 1652, ditambah Pasal 31 s/d 35 KUHD.

Pasal 31 KUHD khusus mengatur kepentingan pihak ketiga. Pasal 31 ayat

(2) KUHD menetapkan bahwa kelalaian dalam pendaftaran dan pengumuman,

berakibat pada tidak berlakunya pembubaran, pengunduran diri, pemberhentian

atau perubahan tadi terhadap pihak ketiga.

Page 30: fh.unsoed.ac.idfh.unsoed.ac.id/sites/default/files/BAB I,2,3 FIX OKKE... · Web viewPelayanan meliputi penyediaan jasa, misalnya biro perjalanan, biro konsultan, salon kecantikan,

30

d. Persekutuan Komanditer (CV).

Persekutuan komanditer ialah persekutuan firma yang mempunyai satu atau

beberapa orang sekutu komanditer. Sekutu komanditer adalah sekutu yang hanya

menyerahkan uang, barang, atau tenaga sebagai pemasukan pada persekutuan,

sedangkan ia tidak turut campur dalam pengurusan atau penguasaan persektuan.25

Persekutuan komanditer mempunyai dua macam sekutu, yaitu sekutu kerja

atau sekutu komplementer dan sekutu tidak kerja (stille vennoot). Sekutu kerja

adalah sekutu yang menjadi pengurus persekutuan sedangkan sekutu tidak kerja

adalah sekutu yang tidak mengurus persekutuan.

Perbedaan kedua sekutu tersebut adalah:

1. Sekutu komanditer wajib menyerahkan uang, benda atau tenaga kepada

persekutuan sebagai yang telah disanggupkan dan berhak menerima

keuntungan dari persekutuan. Tanggung jawab sekutu komanditer terbatas

pada jumlah pemasukan yang telah disanggupkan untuk disetor. Sekutu

komanditer tidak boleh mencampuri tugas sekutu kerja (komplementer),

yaitu pengurus persekutuan. Apabila dilanggar maka Pasal 21 KUHD

memperluas tanggung jawabnya sekutu komanditer sama dengan tanggung

jawab sekutu kerja (komplementer), yaitu tanggung jawab pribadi untuk

keseluruhan (Pasal 18 KUHD).

25 Ibid halaman 73.

Page 31: fh.unsoed.ac.idfh.unsoed.ac.id/sites/default/files/BAB I,2,3 FIX OKKE... · Web viewPelayanan meliputi penyediaan jasa, misalnya biro perjalanan, biro konsultan, salon kecantikan,

31

2. Sekutu kerja berhak memasukan modal ke dalam persekutuan, bertugas

mengurus persekutuan dan bertanggung jawab secara pribadi untuk

keseluruhan.26

Persekutuan Komanditer dibagi menjadi tiga macam, yaitu:

a. Persekutuan komanditer diam-diam, yaitu persekutuan komanditer yang

belum menyatakan dirinya dengan terang-terangan kepada pihak ketiga

sebagai persekutuan komanditer.

b. Persekutuan komanditer terang-terangan, yaitu persekutuan komanditer

yang dengan terang-terangan menyatakan dirinya sebagai persekutuan

komanditer kepada pihak ketiga.

c. Persekutuan komanditer dengan saham, yaitu persekutuan komanditer

terang-terangan yang modalnya terdiri dari saham-saham.

Pendirian, pendaftaran dan pengumuman Persekutuan Komanditer tidak

diatur dalam KUHD jadi persekutuan komanditer dapat didirikan atas perjanjian

lisan. Tetapi meskipun demikian, praktek di Indonesia menunjukan suatu

kebiasaan bahwa orang yang mendirikan persekutuan komanditer berdasarkan

akta notaries, didaftarkan di Kepaniteraan Pengadilan Negeri yang berwenang dan

diumumkan dalam Tambahan Berita Negara Republik Indonesia.27

26 Ibid halaman 74-75.27 Ibid halaman 79

Page 32: fh.unsoed.ac.idfh.unsoed.ac.id/sites/default/files/BAB I,2,3 FIX OKKE... · Web viewPelayanan meliputi penyediaan jasa, misalnya biro perjalanan, biro konsultan, salon kecantikan,

32

e. Perseroan Terbatas (PT).

Perseroan Terbatas adalah persekutuan yang berbentuk badan hukum.

Badan hukum ini tidak disebut “persekutuan” tapi “perseroan” karena modal

badan hukum itu terdiri dari sero-sero atau saham-saham. Istilah terbatas tertuju

pada tanggung jawab pemegang saham atau pesero yang luasnya terbatas pada

nilai nominal saham yang dimilikinya.28

Perseroan Terbatas harus didirikan dengan akte notaris, dengan ancaman

tidak sah kalau tidak demikian. Apabila tidak tepenuhi maka Perseroan yang telah

didirikan tidak akan mendapat pengesahan dari Menteri kehakiman dan tidak

dianggap sebagai badan hukum. Sebelum akte dibuat beberapa orang yang berniat

mendirikan PT berunding dengan notaris yang mencatat maksud dan tujuan para

pendiri dan syarat-ayarat yang akan dicantumkan dalam akte pendirian. Setelah

akta dibuat dikirimkan kepada Menteri Kehakiman untuk mendapatkan

pengesahan.29

Ciri-ciri PT adalah:

1) Pemegang saham perseroan tidak bertanggung jawab secara pribadi atas

perikatan yang dibuat atas nama perseroan, dan

2) Pemegang saham tidak bertanggung jawab atas kerugian perseroan melebihi

nilai saham yang telah diambilnya dan tidak meliputi harta kekayaannya.

28 Ibid halaman 8729 Rochmat Soemitro. Hukum Perseroan Terbatas, Yayasan dan Wakaf. PT Eresco.

Bandung, 1993, halaman 6.

Page 33: fh.unsoed.ac.idfh.unsoed.ac.id/sites/default/files/BAB I,2,3 FIX OKKE... · Web viewPelayanan meliputi penyediaan jasa, misalnya biro perjalanan, biro konsultan, salon kecantikan,

33

Perseroan Terbatas merupakan badan hukum mandiri yang mempunyai

karakteristik yang ditentukan oleh undang-undang yaitu:

1) Sebagai asosiasi modal;

2) Kekayaan dan utang perseroan adalah terpisah dari kekayaan dan utang

pemegang saham;

3) Tanggung jawab pemegang saham adalah terbatas pada yang disetorkan;

4) Adanya pemisahaan fungsi antara pemegang saham dan pengurus (Direksi);

5) Mempunyai komisaris yang berfungsi sebagai pengawas;

6) Kekuasaan tertinggi berada pada Rapat Umum Pemegang Saham atau yang

biasa disingkat dengan RUPS. 30

Perseroan terbatas mempunyai kekayaan sendiri terpisah dari kekayaan

masing-masing pemegang saham perseroan. Termasuk dalam harta kekayaan

perseroan terbatas adalah modal, yang terdiri dari:

a. Modal perseroan atau modal dasar, yaitu jumlah maksimum modal yang

disebut dalam akta pendirian.

b. Modal yag disanggupkan atau ditempatkan.

c. Modal yang disetor, yaitu modal yang benar-benar telah disetor oleh para

pemegang saham pada kas perseroan.

Kekayaan perseroan terdiri dari aktiva dan pasiva. Yang disebut aktiva

adalah:

30 Soejono Dirdjosisworo. Hukum Perusahaan Mengenai bentuk-Bentuk Perusahaan (Badab Usaha) Di Indonesia. CV Mandar Maju. Bandung. 1993. halaman 49.

Page 34: fh.unsoed.ac.idfh.unsoed.ac.id/sites/default/files/BAB I,2,3 FIX OKKE... · Web viewPelayanan meliputi penyediaan jasa, misalnya biro perjalanan, biro konsultan, salon kecantikan,

34

1) Modal yang disetor;

2) Tagihan perseroan terhadap pemegang saham yang belum penuh melunasi

sahamnya;

3) Tagihan-tagihan terhadap pihak ketiga;

4) Benda bergerak dan tetap milik perusahaan;

Pasiva adalah hutang-hutang dan kewajiban-kewajiban lainnya atas

perseroan, yang setiap hari selalu berubah, bertambah dan mengurang. Begitu

pula dengan aktiva setiap hari selalu berubah, bertambah dan mengurang jadi

kekayaan perseroan itu selalu berubah.

Kekayaan perseroan terbatas yang sifatnya selalu berubah berbeda dengan

modal perseroan atau modal dasar yang sifatnya relative tetap, sebab jumlah

maksimal sudah ditetapkan dalam akta pendirian.31

Alat perlengkapan dari perseroan terbatas adalah:

1. Rapat umum pemegang saham.

2. Pengurus.

3. Komisaris.32

f. Koperasi.

Kata “koperasi” (coorperation-corperatie) berarti kerja sama. Koperasi

adalah suatu kerja sama antara orang-orang yang tidak bermodal untuk mencapai

31 HMN.Poerwosutjipto, Op.Cit, halaman 103.32 Ibid halaman 129.

Page 35: fh.unsoed.ac.idfh.unsoed.ac.id/sites/default/files/BAB I,2,3 FIX OKKE... · Web viewPelayanan meliputi penyediaan jasa, misalnya biro perjalanan, biro konsultan, salon kecantikan,

35

suatu kemakmuran bersama. Kerja sama yang dilakukan oleh orang-orang

bermodal bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan bersama.

Pasal 1 Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian

menyebutkan:

( 1 ) Koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang seorang atau badan hukum koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip Koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasar atas asas kekeluargaan.

( 2 ) Perkoperasian adalah segala sesuatu yang menyangkut kehidupan koperasi.( 3 ) Koperasi primer adalah Koperasi yang didirikan oleh dan beranggotakan

orang seoramg.( 4 ) Koperasi sekunder adalah koperasi yang didirikan oleh dan beranggotakan

koperasi.( 5 ) Gerakan koperasi adalah keseluruhan organisasi Koperasi dan kegiatan

perkoperasian yang bersifat terpadu menuju tercapainya cita-cita bersama Koperasi.

Koperasi dari segi ekonomi adalah perkumpulan yang memiliki ciri-ciri

khusus sebagai berikut:

1. Beberapa orang yang disatukan oleh kepentingan ekonomi yang sama.

2. Tujuam mereka baik secara bersama-sama maupun secara individual adalah

memajukan kepentingan bersama dengan tindakan bersama secara

kekeluargaan dan gotong royong.

3. Alat untuk mencapai tujuan itu adalah badan usaha yang dimiliki bersam,

dibiayai bersama dan dikelola bersama.

4. Tujuan utama badan usaha itu ialah memajukan kepentingan ekonomi

semua anggota pekumpulan.

Page 36: fh.unsoed.ac.idfh.unsoed.ac.id/sites/default/files/BAB I,2,3 FIX OKKE... · Web viewPelayanan meliputi penyediaan jasa, misalnya biro perjalanan, biro konsultan, salon kecantikan,

36

Apabila perkumpulan yang memiliki ciri-ciri tersebut didaftarkan, sehingga

memperoleh pengakuan resmi (sah) berdasarkan undang-undang maka

perkumpulan itu disebut koperasi dari segi hukum.33

Pasal 5 Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian

menyebutkan:

( 1 ) Koperasi melaksanakan prinsip Koperasi sebagai berikut:a. Keanggotaan bersifat sukarela dan terbuka.b. Pengelolaan dilakukan secara demokratis.c. Pembagian sisa hasil usaha dilakukan secara adil sebanding dengan

besarnya jasa usaha masing-masing anggota.d. Pemberian balas jasa yang tebatas terhadap modal.e. Kemandirian.

( 2 ) Dalam mengembangkan Koperasi, maka Koperasi melaksanakan pula prinsip sebagai berikut:a. Pendidikan perkoperasian.b. Kerjasama antar Koperasi.

Syarat pembentukan Koperasi terdapat dalam Pasal 6 Undang-Undang

Nomor 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian yaitu:

a. Koperasi Primer dibentuk oleh sekurang-kurangnya 20 (duapuluh) orang.

b. Koperasi sekunder dibentuk sekurang-kurangnya 3 (tiga) koperasi.

Pembentukan koperasi sebagaimana di atas dilakukan dengan akta pendirian

yang memuat Anggaran Dasar dan mempunyai tempat kedudukan dalam wilayah

Negara Republik Indonesia.

Pasal 21 Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian

menyebutkan perangkat organisasi Koperasi terdiri dari:

33 Abdulkadir Muhamad, Op.Cit, halaman 80.

Page 37: fh.unsoed.ac.idfh.unsoed.ac.id/sites/default/files/BAB I,2,3 FIX OKKE... · Web viewPelayanan meliputi penyediaan jasa, misalnya biro perjalanan, biro konsultan, salon kecantikan,

37

1. Rapat Anggota.

2. Pengurus.

3. Pengawas.

Rapat anggota merupakan pemegang kekuasaan tertinggi dalam Koperasi

dan pelaksanaanya diatur dalam Anggaran Dasar.

Pasal 23 Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian

menyebutkan bahwa:

Rapat Anggota menetapkan:a. Anggaran Dasarb. Kebijakan umum di bidang organisasi, manajemen dan usaha Koperasi.c. Pemilihan, pengangkatan, pemberhentian Pengurus dan Pengawas.d. Rencana kerja, rencana anggaran, pendapatan dan belanja koperasi, serta

pengesahan laporan keuangan.e. Pengesahan pertanggungjawaban pengurus dalam pelaksanaan tugasnya.f. Pembagian sisa hasil usaha.g. Penggabungan, peleburan, pembagian dan pembubaran Koperasi.

Pasal 29 Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian

menyebutkan bahwa Pengurus dipilih dari dan oleh anggota Koperasi dalam

Rapat Anggota dengan masa jabatan paling lama 5 (lima) tahun.

Tugas pengurus yang tercantum dalam Pasal 30 Undang-Undang Nomor 25

Tahun 1992 tentang Perkoperasian adalah:

a. Mengelola Koperasi dan usahanya.b. Memajukan rencana-rencana kerja serta rancangan rencana anggaran

dan pendapatan dan belanja Koperasi.c. Menyelenggarakan Rapat Anggota.d. Mengajukan laporan keuangan dan pertanggungjawaban pelaksanaan

tugas.e. Menyelenggarakan pembukuan keuamgam dan inventaris secara tertib.f. Memelihara daftar buku anggota dan pengurus.

Page 38: fh.unsoed.ac.idfh.unsoed.ac.id/sites/default/files/BAB I,2,3 FIX OKKE... · Web viewPelayanan meliputi penyediaan jasa, misalnya biro perjalanan, biro konsultan, salon kecantikan,

38

Pengawas dipilih dari dan oleh anggota Koperasi dalam Rapat Anggota

dengan tugas sebagai berikut:

a. Melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan kebijaksanaan dan

pengelolaan Koperasi.

b. Membuat laporan tertulis tentang pengawasannya.

D. Daftar Perusahaan

1. Pengertian Daftar Perusahaan

Perumusan Pasal 1 huruf a Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1982

tentang Wajib Daftar Perusahaan menyatakan bahwa:

“Daftar perusahaan adalah daftar catatan resmi yang diadakan menurut atau

berdasarkan ketentuan Undang-undang ini dan atau peraturan-peraturan

pelaksanaannya, dan memuat hal-hal yang wajib didaftarkan oleh setiap

perusahaan serta disahkan oleh pejabat yang berwenang dari kantor pendaftaran

perusahaan.”

Adanya daftar perusahaan diharapkan dapat menciptakan iklim usaha

yang sehat dan tertib tanpa adanya kecurangan dalam berusaha. mencegah dan

menghindari praktek-praktek usaha yang tidak jujur.

2. Wajib Daftar Perusahaan

Pasal 5 Undang-Undang No. 3 Tahun 1982 menyebutkan:

( 1 ) Setiap perusahaan wajib didaftarkan dalam Daftar Perusahaan. ( 2 ) Pendaftaran wajib dilakukan oleh pemilik atau pengurus perusahaan yang

bersangkutan atau dapat diwakilkan kepada orang lain dengan memberikan surat kuasa yang sah.

Page 39: fh.unsoed.ac.idfh.unsoed.ac.id/sites/default/files/BAB I,2,3 FIX OKKE... · Web viewPelayanan meliputi penyediaan jasa, misalnya biro perjalanan, biro konsultan, salon kecantikan,

39

( 3 ) Apabila perusahaan dimiliki oleh beberapa orang, para pemilik berkewajiban untuk melakukan pendaftaran. Apabila salah seorang daripada mereka telah memenuhi kewajibannya, yang lain dibebaskan daripada kewajiban tersebut.

( 4 ) Apabila pemilik dan atau pengurus dari suatu perusahaan yang berkedudukan di wilayah Negara Republik Indonesia tidak bertempat tinggal di wilayah Negara Republik Indonesia, pengurus atau kuasa yang ditugaskan memegang pimpinan perusahaan berkewajiban untuk mendaftarkan.

Daftar perusahaan bersifat terbuka maksudnya adalah daftar perusahaan

itu dapat dipergunakan oleh pihak ketiga sebagai sumber infoormasi. Setiap

orang yang berkepentingan dapat memperoleh salinan atau petikan resmi dari

keterangan yang tercantum dalam daftar perusahaan dari perusahaan tertentu.

Arti penting dari daftar perusahaan bagi badan usaha ialah

1. Sebagai ajang promosi bagi perusahaan sehingga memudahkan

memasarkan produknya,

2. Untuk kepastian usaha sehingga memudahkan perluasan usaha dengan

adanya penanaman modal dari pihak lain yang berminat atas kegiatan

perusahaan,

3. Membuat manajemen perusahaan lebih sehat karena masyarakat diajak

berperan serta secara tidak langsung untuk mengawasi perusahaan,

4. Mendapatkan pembinaan dan dukungan dari Pemerintah mengenai

permodalan dengan kredit-kredit prioritas, pameran-pameran produk di

dalam negeri maupun di luar negeri serta manajemen usaha,

5. Mendapatkan kemudahan dalam kemitraan dan kerjasama usaha merger

dan akuisisi, penyertaan modal dan lain-lain

Page 40: fh.unsoed.ac.idfh.unsoed.ac.id/sites/default/files/BAB I,2,3 FIX OKKE... · Web viewPelayanan meliputi penyediaan jasa, misalnya biro perjalanan, biro konsultan, salon kecantikan,

40

6. Badan Usaha menjadi terlindungi dari praktek usaha yang tidak jujur.

Arti penting daftar perusahaan bagi pemerintah antara lain:

1. Merupakan langkah maju dalam menciptakan iklim usaha yang sehat dan

tertib,

2. Memudahkan mengikuti perkembangan dunia usaha secara menyeluruh

termasuk dalam pengawasan terhadap perusahaan asing yang berdiri dan

menjalin kerjasama di Indonesia.

3. Pengembangan usaha dengan penetapan kebijakan usaha dari pemerintah

yang terarah,

4. Memajukan bimbingan pembinaan dan pengawasan segala aktivitas usaha

karena setiap pendaftaran menjadi bahan acuan dalam menyusun

kebijakan-kebijakan dibidang investasi, pasal modal,

perbankan/perkreditan dan hutang luar negeri pihak swasta di masa

mendatang.

Arti penting daftar perusahaan bagi masyarakat adalah sebagai

perlindungan bagi masyarakat yang tidak ingin dirugikan apabila ternyata

perusahaan tersebut tidak jujur yang dapat diketahui keadaan perusahaan

tersebut melalui daftar perusahaan pada Kantor Pendaftaran Perusahaan.

Hal-hal yang wajib didaftarkan tergantung dari jenis perusahaan yang

akan dilakukan pendaftaran perusahaan apakah berbentuk Perseroan Terbatas,

Koperasi, Persekutuan Komanditer, Persekutuan Firma, perorangan, perusahaan

berbentuk usaha lainnya.

Page 41: fh.unsoed.ac.idfh.unsoed.ac.id/sites/default/files/BAB I,2,3 FIX OKKE... · Web viewPelayanan meliputi penyediaan jasa, misalnya biro perjalanan, biro konsultan, salon kecantikan,

41

Ada juga beberapa jenis badan usaha yang tidak memerlukan izin usaha

atau tidak masuk ke dalam daftar badan usaha yang harus menjadi wajib daftar.

Menurut Pasal 6 Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1982 tentang Wajib Daftar

Perusahaan, perusahaan tersebut diantaranya ialah :

- Perusahaan Negara berbentuk Perusahaan Jawatan (PERJAN).

- Perusahaan kecil perorangan yang dijalankan sendiri atau hanya

mempekerjakan anggota keluarga terdekat dan benar-benar untuk

memperoleh keuntungan sekedar dan untuk memenuhi nafkah sehari-hari.

Kegiatan usaha tersebut tidak memerlukan izin usaha dan bukan merupakan

badan hukum atau suatu persekutuan. Anggota keluarga sendiri yang terdekat

adalah keluarga dalam hubungan sampai derajat ketiga, baik menurut garis

lurus maupun menurut garis kesamping termasuk menantu dan ipar.

- Perusahaan-perusahaan yang tidak bertujuan memperoleh keuntungan dan

atau laba.

Adapun bentuk badan usaha yang masuk dalam wajib daftar meliputi :

- Perseroan Terbatas

- Koperasi Persetujuan Komanditer atau CV

- Firma atau Fa

- Perusahaan Perorangan atau PO

- Bentuk usaha lain diluar yang tersebut diatas terdiri antara lain Perusahaan

Umum (PERUM), Perusahaan Daerah (PD), Perusahaan Perwakilan Asing.

Page 42: fh.unsoed.ac.idfh.unsoed.ac.id/sites/default/files/BAB I,2,3 FIX OKKE... · Web viewPelayanan meliputi penyediaan jasa, misalnya biro perjalanan, biro konsultan, salon kecantikan,

42

Wajib daftar merupakan suatu keharusan atau prosedur hukum yang harus

ditaati oleh semua badan usaha dan perusahaan yang berkedudukan dan

menjalankan usahanya di wilayah Negara Republik Indonesia menurut

ketentuan perundangan yang berlaku, termasuk di dalamnya berlaku juga bagi

kantor cabang, kantor pembantu anak perusahaan, agen dan perwakilan dari

perusahaan yang mempunyai wewenang untuk mengadakan perjanjian.

Hal tersebut sesuai dengan perumusan Pasal 7 Undang-Undang Nomor 3

Tahun 1982 tentang Wajib Daftar Perusahaan menyatakan Perusahaan yang

wajib didaftar dalam Daftar Perusahaan adalah setiap perusahaan yang

berkedudukan dan menjalankan usahanya di wilayah Negara Republik

Indonesia menurut ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku,

termasuk di dalamnya kantor cabang, kantor pembantu, anak perusahaan serta

agen dan perwakilan dari perusahaan itu yang mempunyai wewenang untuk

mengadakan perjanjian.

Pasal 9 Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1982 tentang Wajib Daftar

Perusahaan menyebutkan tentang cara dan tempat serta waktu pendaftaran,

yaitu:

(1) Pendaftaran dilakukan dengan cara mengisi formulir pendaftaran yang ditetapkan oleh Menteri pada kantor tempat pendaftaran perusahaan.

(2) Penyerahan formulir pendaftaran dilakukan pada kantor pendaftaran perusahaan, yaitu : a. di tempat kedudukan kantor perusahaan; b. di tempat kedudukan setiap kantor cabang, kantor pembantu

perusahaan atau kantor anak perusahaan; c. di tempat kedudukan setiap kantor agen dan perwakilan perusahaan

yang mempunyai wewenang untuk mengadakan perjanjian.

Page 43: fh.unsoed.ac.idfh.unsoed.ac.id/sites/default/files/BAB I,2,3 FIX OKKE... · Web viewPelayanan meliputi penyediaan jasa, misalnya biro perjalanan, biro konsultan, salon kecantikan,

43

(3) Dalam hal suatu perusahaan tidak dapat didaftarkan sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) pasal ini, pendaftaran dilakukan pada kantor pendaftaran perusahaan di Ibukota Propinsi tempat kedudukannya.

Perusahaan yang tidak mendaftarkan perusahaannya dikenakan sanksi

berupa sanksi pidana kejahatan yang terdapat dalam Pasal 32 Undang-Undang

Nomor 3 Tahun 1982 tentang Wajib Daftar Perusahaan.

Pasal 32 Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1982 tentang Wajib Daftar

Perusahaan menyebutkan:

( 1 ) Barang siapa yang menurut undang-undang ini dan atau peraturan pelaksanaannya diwajibkan mendaftarkan perusahaannya dalam Daftar Perusahaan yang dengan sengaja atau karena kelalaiannya tidak memenuhi kewajibannya diancam dengan pidana penjara selama-lamanya 3 (tiga) bulan atau pidana denda setinggi-tingginya Rp. 3.000.000,- (tiga juta rupiah).

( 2 ) Tindak pidana sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) pasal ini merupakan kejahatan.

Perusahaan yang melakukan pendaftaran secara keliru dan tidak lengkap

dihukum dengan sanksi pidana pelanggaran yang terdapat dalam Pasal 33 dan

Pasal 34 Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1982 tentang Wajib Daftar

Perusahaan.

Pasal 33 Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1982 tentang Wajib Daftar

Perusahaan menyebutkan:

Pasal 33

( 1 ) Barang siapa melakukan atau menyuruh melakukan pendaftaran secara keliru atau tidak lengkap dalam Daftar Perusahaan diancam dengan pidana kurungan selama-lamanya 3 (tiga) bulan atau pidana denda setinggi-tingginya Rp. 1.500.000,- (satu juta lima ratus ribu rupiah).

( 2 ) Tindak pidana tersebut dalam ayat (1) pasal ini merupakan pelanggaran.

Page 44: fh.unsoed.ac.idfh.unsoed.ac.id/sites/default/files/BAB I,2,3 FIX OKKE... · Web viewPelayanan meliputi penyediaan jasa, misalnya biro perjalanan, biro konsultan, salon kecantikan,

44

Pasal 33 Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1982 tentang Wajib Daftar

Perusahaan menyebutkan:

Pasal 34

( 1 ) Barang siapa tidak memenuhi kewajibannya menurut Undang-undang ini dan atau peraturan-peraturan pelaksanaannya untuk menghadap atau menolak untuk menyerahkan atau mengajukan sesuatu persyaratan dan atau keterangan lain untuk keperluan pendaftaran dalam Daftar Perusahaan diancam dengan pidana kurungan selama-lamanya 2 (dua) bulan atau pidana denda setinggitingginya Rp. 1.000.000,- (satu juta rupiah).

( 2 ) Tindak pidana sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) pasal ini merupakan pelanggaran.

Page 45: fh.unsoed.ac.idfh.unsoed.ac.id/sites/default/files/BAB I,2,3 FIX OKKE... · Web viewPelayanan meliputi penyediaan jasa, misalnya biro perjalanan, biro konsultan, salon kecantikan,

45

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode Pendekatan

Metode pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah yuridis

normatif atau legal research yaitu pendekatan yang menggunakan konsepsi legisme

positivistis. Dalam konsepsi ini hukum dipandang identik dengan norma-norma

tertulis yang dibuat dan diundangkan oleh lembaga dan pejabat yang berwenang.

Konsep ini memeandang hukum sebagai sistem normatif yang bersifat otonom.34

B. Spesifikasi Penelitian

Penelitian ini menggunakan spesifikasi penelitian yang bersifat deskriptif,

yaitu suatu penelitian yang bertujuan untuk menggambarkan keadaan atau gejala dari

suatu objek yang diteliti secara menyeluruh dan sistematis. Suatu penelitian deskriptif

dimaksudkan untuk memberikan data yang seteliti mungkin tentang manusia,

keadaan atau gejala-gejala lainnya dengan membatasi permasalahan dan

pendekatannya.

C. Lokasi Penelitian

Lokasi bertempat di perpustakaan (pusat informasi ilmiah) Fakultas Hukum

Universitas Jenderal Soedirman dan Perpustakaan Pusat Universitas Jenderal

Soedirman dan Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi Kabupaten

Banyumas dan Badan Penanaman Modal Kabupaten Banyumas.

34 Ronny Hanitijo Soemitro, Metode Penelitian Hukum dan Jurimetri, Ghalia Indonesia, Jakarta, 1988, halaman 13.

Page 46: fh.unsoed.ac.idfh.unsoed.ac.id/sites/default/files/BAB I,2,3 FIX OKKE... · Web viewPelayanan meliputi penyediaan jasa, misalnya biro perjalanan, biro konsultan, salon kecantikan,

46

D. Sumber Data

1. Sumber Data Sekunder

Data sekunder diperlukan dalam penelitian ini mengingat penelitian yang akan

digunakan adalah pendekatan yuridis normatif. Data sekunder di bidang hukum

dipandang dari sudut mengikat dapat dibedakan, yaitu :

a. Bahan hukum primer

Bahan hukum yang sifatnya mengikat berupa peraturan perundangan yang

berlaku. Terdiri dari : Undang-undang Dasar (UUD) 1945, Undang-Undang

Nomor 3 Tahun 1982 Tentang Wajib Daftar Perusahaan.

b. Bahan hukum sekunder

Bahan hukum yang merupakan penjelasan dari bahan hukum primer, yang

diperoleh di luar bahan hukum primer melalui dokumen-dokumen, literatur

atau data dari Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Banyumas dan

Badan Penanaman Modal Kabupaten Banyumas serta dokumen yang

berhubungan dengan permasalahan yang menjadi obyek penelitian.

c. Bahan hukum tersier

Bahan hukum yang merupakan penjelasan dari bahan hukum primer dan

sekunder.35

35 Soerjono Soekanto dan Sri Mamudji, Penelitian Hukum Normatif Suatu Tinjauan Singkat, Rajawali, Jakarta, 1985. Halaman 13.

Page 47: fh.unsoed.ac.idfh.unsoed.ac.id/sites/default/files/BAB I,2,3 FIX OKKE... · Web viewPelayanan meliputi penyediaan jasa, misalnya biro perjalanan, biro konsultan, salon kecantikan,

47

2. Sumber Data Primer

Data primer berupa keterangan-keterangan dari pihak-pihak atau staf yang

bidang kerjanya berkaitan dengan masalah yang diteliti di Dinas Perindustrian,

Perdagangan dan Koperasi Kabupaten Banyumas dan Badan Penanaman Modal

Kabupaten Banyumas.

E. Metode Pengumpulan Data

1. Data sekunder

Data yang diperoleh dari studi pustaka yaitu mengumpulkan, mencatat bahan-

bahan kepustakaan yang berupa peraturan perundang-undangan, literature dan

dokumen yang terkait dengan permasalahan yang diteliti, untuk selanjutnya

dipelajari sebagai kesatuan yang utuh.

2. Data primer

Data yang diperoleh dari interview atau wawancara dengan pihak yang terkait

dengan masalah yang diteliti pada pejabat di Dinas Perindustrian, Perdagangan

dan Koperasi Kabupaten Banyumas dan Badan Penanaman Modal Kabupaten

Banyumas untuk melengkapi data sekunder.

F. Metode Penyajian Data

Metode penyajian data dalam penelitian ini akan disajikan dalam bentuk

uraian yang disusun secara sistematis, logis, dan rasional. Dalam arti keseluruhan

data yang diperoleh akan dihubungkan satu dengan yang lainnya disesuaikan dengan

pokok permasalahan yang diteliti, sehingga merupakan suatu kesatuan yang utuh.

Page 48: fh.unsoed.ac.idfh.unsoed.ac.id/sites/default/files/BAB I,2,3 FIX OKKE... · Web viewPelayanan meliputi penyediaan jasa, misalnya biro perjalanan, biro konsultan, salon kecantikan,

48

G. Metode Analisis Data

Data yang diperoleh akan dianalisis secara normatif kualitatif, yaitu dengan

melakukan penelaahan, penjabaran dan penafsiran data-data berdasarkan kaidah-

kaidah hukum atau norma hukum, teori-teori hukum serta pengertian-pengertian

hukum guna menjawab pokok permasalahan dan tujuan penelitian.

Page 49: fh.unsoed.ac.idfh.unsoed.ac.id/sites/default/files/BAB I,2,3 FIX OKKE... · Web viewPelayanan meliputi penyediaan jasa, misalnya biro perjalanan, biro konsultan, salon kecantikan,

49

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Berdasarkan penelitian yang penulis lakukan mengenai Wajib Daftar

Perusahaan di Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi Kabupaten Banyumas

dan Badan Penanaman Modal Kabupaten Banyumas didapatkan hasil penelitian

berupa data primer dan data sekunder yang merupakan data utama dari penelitian ini.

Data sekunder diperoleh dari peraturan perundang-undangan, arsip maupun

buku-buku. Data primer dalam penelitian ini didapatkan dengan cara wawancara

secara langsung dengan Wartono, Kepala Seksi Pembinaan dan Pengendalian Usaha

Perdagangan di Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi Kabupaten

Banyumas serta Sulistyowati, Kepala Bidang Perijinan Badan Penanaman Modal

Kabupaten Banyumas.

Data-data tersebut oleh penulis disajikan dalam bentuk uraian yang disusun

secara sistematis.

1. Data Sekunder

1.1. Pengertian

1.1.1. Pengertian Tanda Daftar Perusahaan dalam Pasal 1 ayat (8) Peraturan

Daerah Kabupaten Banyumas Nomor 4 Tahun 2005 tentang Tanda Daftar

Perusahaan adalah tanda daftar yang diberikan kepada setiap perusahaan

sebagai bukti bahwa perusahaan telah melaksanakan pendaftaran dalam

Page 50: fh.unsoed.ac.idfh.unsoed.ac.id/sites/default/files/BAB I,2,3 FIX OKKE... · Web viewPelayanan meliputi penyediaan jasa, misalnya biro perjalanan, biro konsultan, salon kecantikan,

50

daftar perusahaan berdasarkan Peraturan Perundang-undangan yang

berlaku.

1.1.2. Pengertian Pengusaha dalam Pasal 1 ayat (16) Peraturan Daerah

Kabupaten Banyumas Nomor 4 Tahun 2005 tentang Tanda Daftar

Perusahaan adalah setiap orang perorangan atau persekutuan atau badan

hukum yang menjalankan suatu jenis perusahaan.

1.1.3. Pengertian Perusahaan dalam Pasal 1 ayat (17) Peraturan Daerah

Kabupaten Banyumas Nomor 4 Tahun 2005 tentang Tanda Daftar

Perusahaan adalah setiap bentuk usaha yang menjalankan setiap jenis

usaha yang bersifat tetap dan terus menerus yang didirikan, bekerja serta

berkedudukan di Kabupaten Banyumas, untuk tujuan memperoleh

keuntungan dan atau laba.

1.1.4. Pengertian Kantor Pendaftaran Perusahaan dalam Peraturan Menteri

Perdagangan Nomor 37/M-DAG/PER/9/2007 tentang Penyelenggaraan

Pendaftaran Perusahaan adalah unit organisasi yang bertugas dan

bertanggung jawab sebagai penyelenggara wajib daftar perusahaan yang

ditetapkan Menteri.

1.1.5. Pengertian Pejabat Penerbit Tanda Daftar Perusahaaan dalam Peraturan

Menteri Perdagangan Nomor 37/M-DAG/PER/9/2007 tentang

Penyelenggaraan Pendaftaran Perusahaan adalah Kepala Dinas yang tugas

dan tanggung jawabnya di bidang perdagangan di wilayah kerjanya atau

Page 51: fh.unsoed.ac.idfh.unsoed.ac.id/sites/default/files/BAB I,2,3 FIX OKKE... · Web viewPelayanan meliputi penyediaan jasa, misalnya biro perjalanan, biro konsultan, salon kecantikan,

51

pejabat yang bertugas dan bertanggung jawab dalam pelaksanaan

Pelayanan Terpadu Satu Pintu atau pejabat lain yang ditetapkan.

1.1.6. Pengertian Perangkat Daerah Penyelenggara Pelayanan Terpadu Satu

Pintu dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 24 Tahun 2006

tentang Pedoman Penyelenggaran Pelayanan Terpadu Satu Pintu adalah

perangkat Pemerintah Daerah yang memiliki tugas pokok dan fungsi

mengelola semua bentuk pelayanan perizinan dan non perizinan di daerah

dengan sistem satu pintu.

1.1.7. Pengertian Penyelenggaraan Pelayanan Terpadu Satu Pintu dalam

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 24 Tahun 2006 tentang Pedoman

Penyelenggaran Pelayanan Terpadu Satu Pintu adalah kegiatan

penyelenggaraan perizinan dan non perizinan yang proses pengelolaannya

mulai dari tahap permohonan sampai ke tahap terbitnya dokumen

dilakukan dalam satu tempat.

1.2. Keadaan Umum Kabupaten Banyumas.

1.2.1. Kondisi Wilayah

Kabupaten Banyumas merupakan salah satu bagian wilayah Propinsi Jawa

Tengah yang terletak diantara 108 39 17 sampai dengan 109 27 15

Bujur Timur dan 7 15 05 sampai dengan 7 37 10 Lintang Selatan.

Kabupaten Banyumas terdiri dari 27 Kecamatan dan berbatasan dengan

beberapa Kabupaten yaitu:

Sebelah Utara : Kabupaten Tegal dan Pemalang

Page 52: fh.unsoed.ac.idfh.unsoed.ac.id/sites/default/files/BAB I,2,3 FIX OKKE... · Web viewPelayanan meliputi penyediaan jasa, misalnya biro perjalanan, biro konsultan, salon kecantikan,

52

Sebelah Timur : Kabupaten Purbalingga, Kabupaten Banjarnegara, dan

Kabupaten Kebumen

Sebelah Selatan : Kabupaten Cilacap

Sebelah Barat : Kabupaten Cilacap dan Kabupaten Brebes.

1.2.2. Luas Wilayah

Wilayah Banyumas mempunyai luas 132.759 ha. Luas wilayah tersebut

merupakan sawah seluas 32.782 ha, sawah dengan pengairan teknis seluas

10.313 ha, lahan bukan sawah 100.091 ha sedangkan 18.811 ha adalah

tanah untuk pemukiman, bangunan, pekarangan/ halaman. Dari 27

Kecamatan yang ada di Kabupaten Banyumas, kecamatan Cilongok

merupakan Kecamatan yang mempunyai wilayah paling luas yaitu sekitar

10.534 ha. Sedangkan Kecamatan Purwokerto Barat merupakan

Kecamatan wilayah yang paling sempit yaitu sekitar 740 ha.

1.2.3. Topografi

Kabupaten Banyumas merupakan wilayah dengan daerah dataran yang

tersebar di bagian Tengah dan Selatan serta membujur dari Barat ke

Timur. Ketinggian wilayah di Banyumas sebagian besar berada pada

kisaran 25-100 M dpl yaitu pada luas 42310,3 ha dan 100-500 dpl yaitu

pada luas 40385,3 ha. Berdasarkan kemiringan wilayah, Kabupaten

Banyumas mempunyai kemiringan yang terbagi dalam 4 kategori yaitu:

- 0 - 2 meliputi areal seluas 43.876,9 ha atau 33,15% yaitu

wilayah bagian Tengah dan Selatan.

Page 53: fh.unsoed.ac.idfh.unsoed.ac.id/sites/default/files/BAB I,2,3 FIX OKKE... · Web viewPelayanan meliputi penyediaan jasa, misalnya biro perjalanan, biro konsultan, salon kecantikan,

53

- 2 - 15 meliputi areal seluas 21.294,5 ha atau 16,04% yaitu

sekitar Gunung Slamet.

- 15 - 40 meliputi areal seluas 35.141,3 ha atau 25,47% yaitu

daerah lereng Gunung Slamet.

- 40 meliputi areal seluas 32.446,3 ha atau 21,11% yaitu daerah

lereng Gunung Slamet.

1.2.4. Pembagian Wilayah Administrasi

Kabupaten Banyumas terdiri dari 331 Desa/Kelurahan yang tersebar di 27

kecamatan. Dari 331 Desa/Kelurahan di Kabupaten Banyumas jumlah

Kelurahan seluruhnya 30 Kelurahan, 27 kelurahan terletak di Kotip

Purwokerto dan 3 Kelurahan berada di Kecamatan Sumpiuh.

1.3. Visi dan Misi Kabupaten Banyumas

Visi dan Misi Kabupaten Banyumas tahun 2008-2013 yang tertuang dalam

Profil Peluang Potensi dan Investasi Kabupaten Banyumas yaitu:

1.3.1. Visi Kabupaten Banyumas

Mensejajarkan Kabupeten Banyumas dengan Kabupaten Lainnya yang

telah maju bahkan melebihi (Banyumas maju, Amanah, Bangkit dan

Sejahtera).

1.3.2. Misi Kabupaten Banyumas

a. Mensejahterakan Kabupaten Banyumas.

Page 54: fh.unsoed.ac.idfh.unsoed.ac.id/sites/default/files/BAB I,2,3 FIX OKKE... · Web viewPelayanan meliputi penyediaan jasa, misalnya biro perjalanan, biro konsultan, salon kecantikan,

54

b. Meningkatkan Pembangunan berbasis kawasan disertai peningkatan

infrastuktur, pemanfaatan potensial sumber daya alam, pengelolaan

lingkungan hidup secara optimal dalam kerangka pmbagunan

berkelanjutan.

c. Mewujudkan tata pemerintahan yang baik dan benar didukung

aparatur yang bersih dan berwibawa, pelayana prima, suasana

kondusif dan demokratis, serta penegakan hokum.

d. Meningkatkan pertumbuhan dan pemerataan ekonomi dengan

menekankan pada pengembangan investasi berbasis sector unggulan

daerah dan pemberdayaan ekonomi kerakyatan.

e. Mewujudkan masyarakat yang cerdas, sehat, berbudaya, beriman dan

bertakwa sehingga mampu berpartisipasi dalam pelaksanaan

pembangunan.

1.4. Gambaran Umum Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi Kabupaten

Banyumas.

1.4.1. Visi Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi Kabupaten

Banyumas tahun 2008-2013.

Terwujudnya industri, perdagangan, koperasi dan usaha kecil menengah

yang maju dan berdaya saing tinggi.

1.4.2. Misi Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi Kabupaten

Banyumas tahun 2008-2013.

Page 55: fh.unsoed.ac.idfh.unsoed.ac.id/sites/default/files/BAB I,2,3 FIX OKKE... · Web viewPelayanan meliputi penyediaan jasa, misalnya biro perjalanan, biro konsultan, salon kecantikan,

55

Memperdayakan usaha industri, perdagangan mikro, kecil, menengah dan

koperasi melalui peningkatan kelembagaan, pembinaan, pengembangan

fasilitasi pembiayaan dan kemitraan.

1.4.3. Tugas Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi Kabupaten

Banyumas.

Pasal 22 Peraturan Daerah Nomor 11 Tahun 2008 tentang Organisasi dan

Tata Kerja Dinas Daerah Kabupaten Banyumas menyebutkan:

“Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi Kabupaten Banyumas mempunyai tugas melaksanakan teknis operasional urusan pemerintah daerah bidang perindustrian, bidang perdagangan serta bidang koperasi dan usaha kecil dan menengah berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan.”

1.5. Gambaran Umum Badan Penanaman Modal Kabupaten Banyumas.

1.5.1. Visi Badan Penanaman Modal adalah Terwujudnya Pelayanan Prima

untuk mendukung iklim dan daya tarik Penanaman Modal di Kabupaten

Banyumas.

1.5.2. Misi Badan Penanaman Modal adalah:

1. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia aparatur yang

profesional dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat.

2. Meningkatkan kualitas pelayanan perijinan yang sederhana, cepat,

transparan dan berpekastian hukum.

3. Membuka peluang bagi investor untuk menanamkan dan

mengembangkan modal di Kabupaten Banyumas.

Page 56: fh.unsoed.ac.idfh.unsoed.ac.id/sites/default/files/BAB I,2,3 FIX OKKE... · Web viewPelayanan meliputi penyediaan jasa, misalnya biro perjalanan, biro konsultan, salon kecantikan,

56

4. Melakukan kajian potensi daerah dan iklim usaha untuk meningkatkan

daya tarik penanaman modal.

1.5.3. Untuk dapat memberikan pelayanan yang optimal kepada masyarakat

maka pada saat ini jumlah pegawai BPM Kabupaten Banyumas sebanyak

49 orang, untuk melayani 24 jenis layanan perijinan. Pegawai-pegawai

tersebut direkrut berdasarkan kompetensi pada bidangnya masing-masing,

sehingga telah berpengalaman dan ahli dibidang pelayanan yang akan

ditangani. Dengan demikian pegawai yang ditugaskan di BPM telah

dilakukan penilaian terhadap kinerjanya.

1.5.4. Badan Penanaman Modal Kabupaten Banyumas sebagai penyelenggara

Pelayanan Terpadu Satu Pintu Setempat, berdasar Buku Panduan 24 Jenis

Perijinan Badan Penanaman Modal Kabupaten Banyumas melayani dan

memroses 24 perijinan yaitu sebagai berikut:

1. Izin Gangguan (HO).

2. Izin Membangun Bangunan.

3. Izin Usaha Perdagangan (IUP).

4. Izin Usaha Industri (IUI).

5. Tanda Daftar Perusahaan (TDP).

6. Tanda Daftar Industri (TDI).

7. Tanda Daftar Gudang (TDG).

8. Izin Tempat Menjual Minuman Beralkohol.

9. Izin Penggunaan Lokasi Pedagang Kaki Lima.

Page 57: fh.unsoed.ac.idfh.unsoed.ac.id/sites/default/files/BAB I,2,3 FIX OKKE... · Web viewPelayanan meliputi penyediaan jasa, misalnya biro perjalanan, biro konsultan, salon kecantikan,

57

10. Izin Penggunaan Tanah Kekayaan Pemda.

11. Izin Usaha Jasa Konstruksi (IUJK).

12. Ijin Pemakaian Air Bawah Tanah (ABT).

13. Izin Bahan Galian Golongan C (BGGC).

14. Izin Usaha Pengilingan Padi, Huller dan Penyosohan Beras.

15. Izin Usaha Rumah Makan.

16. Izin Usaha Salon.

17. Izin Usaha Perjalanan Wisata.

18. Izin Usaha Angkutan.

19. Izin Reklame/ Pajak Reklame.

20. Izin Lokasi.

21. Izin Usaha Pasar Modern.

22. Persetujuan Prinsip dan Pendirian SPBU.

23. Persetujuan Prinsip dan Izin Usaha Hotel.

24. Persetujuan Prinsip dan Izin Usaha Rekreasi dan Hiburan Umum

(URHU).

1.6. Gambaran Umum Wajib Daftar Perusahaan.

Data yang diperoleh dari Dinas Perindustrian, Perdagangan dan

Koperasi Kabupaten Banyumas yang didapat dari buku Rekapitulasi

Penerbitan Tanda Daftar Perusahaan adalah sebagai berikut:

1.6.1. Data pada tahun 2007 menerangkan bahwa jumlah perusahaan yang telah

terdaftar dan memperoleh Tanda Daftar Perusahaan pada tahun 2007

Page 58: fh.unsoed.ac.idfh.unsoed.ac.id/sites/default/files/BAB I,2,3 FIX OKKE... · Web viewPelayanan meliputi penyediaan jasa, misalnya biro perjalanan, biro konsultan, salon kecantikan,

58

sebanyak 580 perusahaan, dengan rincian yang berbentuk PT berjumlah

45 perusahaan, Koperasi berjumlah 13, CV berjumlah 141 perusahaan dan

perusahaan Perorangan berjumlah 380 perusahaan. Pada tahun ini

perusahaan yang berbentuk Firma dan bentuk perusahaan lain tidak ada

yang mendaftarkan perusahaannya.

1.6.2. Data pada tahun 2008 menerangkan bahwa jumlah perusahaan yang telah

terdaftar dan memperoleh Tanda Daftar Perusahaan pada tahun 2008

sebanyak 705 perusahaan, dengan rincian yang berbentuk PT berjumlah

51 perusahaan, Koperasi berjumlah 10, CV berjumlah 177 perusahaan dan

perusahaan Perorangan berjumlah 467 perusahaan. Pada tahun 2008 sama

seperti tahun 2007 perusahaan yang berbentuk Firma dan bentuk

perusahaan lain tidak ada yang mendaftarkan perusahaannya.

1.6.3. Data pada tahun 2009 menerangkan bahwa jumlah perusahaan yang telah

terdaftar dan memperoleh Tanda Daftar Perusahaan pada tahun 2009

sebanyak 789 perusahaan, dengan rincian yang berbentuk PT berjumlah

72 perusahaan, Koperasi berjumlah 5, CV berjumlah 212 perusahaan,

perusahaan Perorangan berjumlah 487 perusahaan, dan bentuk perusahaan

lain berjumlah 10. Pada tahun ini perusahaan yang berbentuk Firma tidak

ada yang mendaftarkan perusahaannya.

1.6.4. Data pada tahun 2007 menerangkan bahwa jumlah perusahaan yang

memperharuai Tanda Daftar Perusahaannya sebanyak 373 perusahaan,

dengan rincian yang berbentuk PT berjumlah 30 perusahaan, Koperasi

Page 59: fh.unsoed.ac.idfh.unsoed.ac.id/sites/default/files/BAB I,2,3 FIX OKKE... · Web viewPelayanan meliputi penyediaan jasa, misalnya biro perjalanan, biro konsultan, salon kecantikan,

59

berjumlah 12, CV berjumlah 78 perusahaan dan perusahaan Perorangan

berjumlah 248 perusahaan, Bentuk Perusahaan Lain berjumlah 4. Pada

tahun ini perusahaan yang berbentuk Firma tidak ada yang memperbaharui

tanda daftar perusahaannya.

1.6.5. Data pada tahun 2008 menerangkan bahwa jumlah perusahaan yang

memperharuai Tanda Daftar Perusahaannya sebanyak 373 perusahaan,

dengan rincian yang berbentuk PT berjumlah 30 perusahaan, Koperasi

berjumlah 10, CV berjumlah 91 perusahaan dan perusahaan Perorangan

berjumlah 270 perusahaan, Bentuk Perusahaan Lain berjumlah 2. Pada

tahun ini perusahaan yang berbentuk Firma tidak ada yang memperbaharui

tanda daftar perusahaannya.

1.6.6. Data pada tahun 2009 menerangkan bahwa jumlah perusahaan yang

memperharuai Tanda Daftar Perusahaannya sebanyak 324 perusahaan,

dengan rincian yang berbentuk PT berjumlah 28 perusahaan, Koperasi

berjumlah 11, CV berjumlah 86 perusahaan dan perusahaan Perorangan

berjumlah 197 perusahaan, Bentuk Perusahaan Lain berjumlah 2. Pada

tahun ini perusahaan yang berbentuk Firma tidak ada yang memperbaharui

tanda daftar perusahaannya.

1.7. Pengaturan tentang Wajib Daftar Perusahaan dalam Peraturan Daerah Nomor

4 Tahun 2005 sebagai peraturan pelaksana di Kabupaten Banyumas.

1.7.1. Pemerintah Daerah Kabuparen Banyumas dalam rangka pelaksanaan

Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1982 tentang Wajib Daftar Perusahaan

Page 60: fh.unsoed.ac.idfh.unsoed.ac.id/sites/default/files/BAB I,2,3 FIX OKKE... · Web viewPelayanan meliputi penyediaan jasa, misalnya biro perjalanan, biro konsultan, salon kecantikan,

60

mengeluarkan peraturan pelaksana berupa Peraturan Daerah Kabupaten

Banyumas Nomor 4 Tahun 2005 tentang Tanda Daftar Perusahaan

berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 25 tentang Kewenangan

Pemerintah dan Kewenangan Propinsi sebagai Daerah Otonom.

1.7.2. Pertimbangan Peraturan Daerah tersebut menjelaskan bahwa Peraturan

Daerah tersebut dibuat dalam rangka pembinaan, pengarahan, pengawasan

dan menciptakan dunia usaha yang sehat serta mencatat setiap kegiatan

usaha sehingga lebih menjamin perkembangan dan kepastian berusaha di

Kabupaten Banyumas.

1.8. Pelaksanaan Daftar Perusahaan

1.8.1. Tata cara permohonan Pendaftaran Perusahaan di Banyumas sebelumnya

diatur dalam Pasal 5 ayat (3) Peraturan Daerah Kabupaten Banyumas

Nomor 4 Tahun 2005 tentang Tanda Daftar Perusahaan yang diatur lebih

lanjut dalam Peraturan Bupati Banyumas Nomor 42 Tahun 2005 Tentang

Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Daerah Kabupaten Banyumas Nomor 4

Tahun 2005 tentang Tanda Daftar Perusahaan yaitu apabila ada

permohonan baru, yang dilakukan adalah:

1. Pemohon mengajukan permohonan kepada Bupati, Kepala Dinas yang

menangani di bidang perdagangan, selaku Kepala KPP;

2. Pendaftaran wajib dilakukan oleh pemilik atau pengurus/ penanggung

jawab atau kuasa perusahaan yang sah;

3. Mengisi formulir pendaftaran secara lengkap dan benar;

Page 61: fh.unsoed.ac.idfh.unsoed.ac.id/sites/default/files/BAB I,2,3 FIX OKKE... · Web viewPelayanan meliputi penyediaan jasa, misalnya biro perjalanan, biro konsultan, salon kecantikan,

61

4. Formulir pendaftaran perusahaan berbentuk Perseroan Terbatas (PT)

harus ditandatangani oleh Penanggung jawab/ Direktur Utama;

5. Formulir pendaftaran perusahaan untuk perusahaan berbentuk CV,

Firma, Perorangan, Perusahaan lain, Kantor Cabang, Kantor

Pembantu, dan Perwakilan Perusahaan harus ditandatagani oleh

Pengurus/ Penanggung jawab atau Pemilik;

6. Membayar Biaya Administrasi Tanda Daftar Perusahaan sesuai

dengan ketentuan yang berlaku.

1.8.2. Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 37/M-DAG/PER/9/2007 tentang

Penyelenggaraan Pendaftaran Perusahaan dalam Pasal 5 ayat (5) yang

menyebutkan bahwa Bupati/Walikota, kecuali Provinsi DKI Jakarta

melimpahkan wewenang penerbitan Tanda Daftar Perusahaan kepada

kepala dinas yang tugas dan tanggung jawabnya di bidang perdagangan

atau pejabat yang bertugas dan bertanggung jawab dalam Pelayanan

Terpadu Satu Pintu Setempat.

1.8.3. Pelayanan Terpadu satu pintu atau one top service yang diatur berdasar

Peraturan Menteri dalam Negeri Nomor 24 Tahun 2006 tentang Pedoman

Penyelenggaraan Pelayanan Terpadu Satu pintu menyebabkan proses

perijinan Wajib Daftar Perusahaan diserahkan ke kantor Pelayanan

Terpadu Satu Pintu.

1.8.4. Peraturan Presiden Nomor 27 Tahun 2009 tentang Pelayanan Terpadu

Satu pintu di Bidang Penanaman Modal dalam Pasal 7 menyebutkan

Page 62: fh.unsoed.ac.idfh.unsoed.ac.id/sites/default/files/BAB I,2,3 FIX OKKE... · Web viewPelayanan meliputi penyediaan jasa, misalnya biro perjalanan, biro konsultan, salon kecantikan,

62

bahwa penyelenggaraan Pelayanan Terpadu Satu Pintu dilaksanakan oleh

Badan Penanaman Modal.

1.8.5. Bagan Mekanisme Proses Perizinan di Badan Penanaman Modal adalah

sebagai berikut:

Keterangan:

1. Pemeriksaan berkas

Berkas lengkap dan benar diterima

2. Berkas untuk mendapat disposisi proses

3. Berkas diproses

4. Rapat dengan tim perizinan dan peninjauan lokasi

5. Konsep SK izin/ izin ditolak

6. Tanda tangan SK izin/ izin ditolak

KEPALA BPM

SUBBID PELAYANAN PERIZINAN

PEMOHON

LOKET Pembayaran dan

Pengambilan izin

SUBBID PEMEROSESAN

PERIZINAN

KABID PERIZINAN

TIM PERIZINAN

7

9

1

8

25 3

8

4

6

Izin Ditolak

Page 63: fh.unsoed.ac.idfh.unsoed.ac.id/sites/default/files/BAB I,2,3 FIX OKKE... · Web viewPelayanan meliputi penyediaan jasa, misalnya biro perjalanan, biro konsultan, salon kecantikan,

63

7. SK izin/ izin ditolak diregistrasi

8. a. Izin ditolak dikembalikan

b. izin diterima diberi surat panggilan

9. pemohon membayar retribusi dan mengambil SK izin.

1.8.6. Buku Panduan 24 Jenis Perijinan Badan Penanaman Modal Kabupaten

Banyumas menyebutkan bahwa waktu standar pelayanan proses perijinan

sampai diterbitkan Tanda Daftar Perusahaan minimal 3 (tiga) hari kerja

apabila semua persyaratan dipenuhi dan benar.

1.8.7. Pengaturan tentang persyaratan yang harus dilengkapi untuk mengajukan

Tanda Daftar Perusahaan diatur dalam Pasal 5 ayat (3) yang diatur lebih

lanjut dengan Peraturan Bupati Banyumas Nomor 42 Tahun 2005 Tentang

Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Daerah Kabupaten Banyumas Nomor 4

Tahun 2005 tentang Tanda Daftar Perusahaan Tujuan Daftar Perusahaan,

yaitu Pendaftaran perusahaan dilakukan dengan cara mengisi Formulir

Pendaftaran Perusahaan dengan melampirkan dokumen-dokumen sebagai

berikut:

1. Apabila perusahaan berbentuk Perseroan Terbatas (PT):

a. Copy Akta Pendirian Perseroan;

b. Copy Akta Perubahan Pendiriaan Perseroan (apabila ada);

c. Copy Keputusan Pengesahan sebagai Badan Hukum dari Menteri

Hukum dan HAM;

Page 64: fh.unsoed.ac.idfh.unsoed.ac.id/sites/default/files/BAB I,2,3 FIX OKKE... · Web viewPelayanan meliputi penyediaan jasa, misalnya biro perjalanan, biro konsultan, salon kecantikan,

64

d. Copy Kartu Tanda Penduduk (KTP) atau Paspor Direktur Utama

atau Penanggung Jawab;

e. Copy Ijin Usaha atau Surat Keterangan yang dipersamakan dengan

itu, yang diterbitkan oleh Instansi yang berwenang;

f. Copy NPWP Perusahaan.

2. Apabila perusahaan berbentuk Koperasi:

a. Copy Akta Pendirian yang telah disahkan oleh Pejabat yang

berwenang;

b. Copy Kartu Tanda Penduduk (KTP) Pimpinan atau Penanggung

Jawab Koperasi;

c. Copy Pengesahan sebagai Badan Hukum dari Pejabat yang

berwenang;

d. Copy Ijin Usaha atau Surat Keterangan yang dipersamakan dengan

itu, yang diterbitkan oleh Instansi yang berwenang;

e. Copy NPWP Perusahaan.

3. Apabila perusahaan berbentuk Persekutuan Komanditer (CV):

a. Copy Akta Pendirian Perusahaan yang telah disahkan oleh Pejabat

yang berwenang;

b. Copy Kartu Tanda Penduduk (KTP) atau Paspor Penanggung

Jawab/ Pengurus;

c. Copy Ijin Usaha atau Surat Keterangan yang dipersamakan dengan

itu, yang diterbitkan oleh Instansi yang berwenang;

Page 65: fh.unsoed.ac.idfh.unsoed.ac.id/sites/default/files/BAB I,2,3 FIX OKKE... · Web viewPelayanan meliputi penyediaan jasa, misalnya biro perjalanan, biro konsultan, salon kecantikan,

65

d. Copy NPWP.

4. Apabila perusahaan berbentuk Persekutuan Firma (FA):

a. Copy Akta Pendirian Perusahaan yang telah disahkan oleh Pejabat

yang berwenang (apabila ada);

b. Copy Kartu Tanda Penduduk (KTP) atau Paspor Penanggung

Jawab/ Pengurus;

c. Copy Ijin Usaha atau Surat Keterangan yang dipersamakan dengan

itu, yang diterbitkan oleh Instansi yang berwenang;

d. Copy NPWP.

5. Apabila perusahaan berbentuk Perorangan (PO):

a. Copy Akta Pendirian Perusahaan (apabila ada);

b. Copy Kartu Tanda Penduduk (KTP) atau Paspor Penanggung

Jawab/ Pengurus;

c. Copy Ijin Usaha atau Surat Keterangan yang dipersamakan dengan

itu, yang diterbitkan oleh Instansi yang berwenang;

d. Copy NPWP.

6. Apabila perusahaan berbentuk Bentuk Perusahaan Lain:

a. Copy Akta Pendirian Perusahaan (apabila ada);

b. Copy Kartu Tanda Penduduk (KTP) atau Paspor Penanggung

Jawab/ Pengurus;

c. Copy Ijin Usaha atau Surat Keterangan yang dipersamakan dengan

itu, yang diterbitkan oleh Instansi yang berwenang;

Page 66: fh.unsoed.ac.idfh.unsoed.ac.id/sites/default/files/BAB I,2,3 FIX OKKE... · Web viewPelayanan meliputi penyediaan jasa, misalnya biro perjalanan, biro konsultan, salon kecantikan,

66

d. Copy NPWP.

7. Apabila perusahaan berbentuk Kantor Cabang, Kantor Pembantu dan

Perwakilan:

a. Copy Akta Pendirian Perusahaan, surat penunjukan atau surat

keterangan yang dipersamakan dengan itu, sebagai kantor cabang,

kantor pembantu atau perwakilan;

b. Surat Keputusan Pengangkatan Direktur Cabang;

c. Copy Ijin Usaha atau Surat Keterangan yang dipersamakan dengan

itu, yang diterbitkan oleh Instansi yang berwenang atau Kantor

Pusat Perusahaan yang bersangkutan;

d. Copy Kartu Tanda Penduduk (KTP) atau Paspor Penanggung

Jawab Perusahaan;

e. Copy NPWP.

8. Apabila perusahaan berbentuk Kantor Agen atau Anak perusahaan,

persyaratannya sesuai dengan bentuk perusahaannya.

1.8.8. Pasal 7 Peraturan Daerah Kabupaten Banyumas Nomor 4 tahun 2005

tentang Tanda Daftar Perusahaan mengatur bahwa Tanda Daftar

Perusahaan berlaku untuk jangka waktu lima tahun terhitung mulai

diterbitkan dan wajib diperbaharui paling lambat tiga bulan sebelum masa

berlaku berakhir.

1.8.9. Mengenai biaya untuk mendapatkan Tanda Daftar Perusahaaan diatur

dalam Pasal 19 ayat (2) huruf a Peraturan Daerah Kabupaten Banyumas

Page 67: fh.unsoed.ac.idfh.unsoed.ac.id/sites/default/files/BAB I,2,3 FIX OKKE... · Web viewPelayanan meliputi penyediaan jasa, misalnya biro perjalanan, biro konsultan, salon kecantikan,

67

Nomor 4 tahun 2005 tentang Tanda Daftar Perusahaan yaitu besarnya tarif

biaya administrasi Tanda Daftar Perusahaan baru ditetapkan sebagai

berikut:

1. Perseroan Terbatas (PT) Rp. 500.000,00

2. Koperasi Rp. 100.000,00

3. Persekutuan Comanditer (CV) Rp. 250.000,00

4. Perusahaan Perseorangan Rp. 100.000,00

5. Persekutuan Firma (Fa) Rp. 250.000,00

6. Badan Usaha Lainnya (BUL) Rp. 250.000,00

7. Setiap Kantor Cabang, Kantor Pembantu, Anak Perusahaan, Agen

Perusahaan, Agen dan Perwakilan Perusahaan pada PT, Koperasi, CV,

Perusahaan Perseorangan, Fa, BUL dikenakan tarif sesuai dengan

bentuk perusahaannya.

8. Setiap Perusahaan Asing, Kantor Cabang, Kantor Pembantu, Anak

Perusahaan, Agen Kantor Pembantu, Agen dan Perwakilan Perusahaan

Asing Rp. 1000.000,00

1.8.10. Besarnya tarif biaya administrasi Perubahan, Penggantian dan

Pembaharuan Tanda Daftar Perusahaan baru diatur dalam Pasal 19 ayat

(2) huruf b, c, dan d Peraturan Daerah Kabupaten Banyumas Nomor 4

tahun 2005 tentang Tanda Daftar Perusahaan yaitu dipungut sebesar 50%

dari biaya administrasi yang ditetapkan untuk Tanda Daftar Perusahaan

yang bersangkutan.

Page 68: fh.unsoed.ac.idfh.unsoed.ac.id/sites/default/files/BAB I,2,3 FIX OKKE... · Web viewPelayanan meliputi penyediaan jasa, misalnya biro perjalanan, biro konsultan, salon kecantikan,

68

1.8.11. Blangko yang diterbitkan sebagai Tanda Daftar Perusahaan sesuai dengan

bentuk perusahaan yang diatur dalam pasal 9 ayat (9) Peraturan Menteri

Perdagangan Nomor 37/M-DAG/PER/9/2007 tentang Penyelenggaraan

Pendaftaran Perusahaan yang diatur lebih lanjut dalam lampiran Peraturan

Menteri Perdagangan Nomor 37/M-DAG/PER/9/2007 ini yaitu apabila:

a. PT berwarna merah muda;

b. Koperasi berwarna krem;

c. CV berwarna biru muda;

d. Fa berwarna hijau muda;

e. Perorangan berwarna putih; dan

f. Perusahaan lain berwarna ungu muda.

1.8.12. Pasal 6 Peraturan Daerah Kabupaten Banyumas Nomor 4 Tahun 2005

tentang Tanda Daftar Perusahaan Perusahaan mengatur apabila

perusahaaan telah menerima Tanda Daftar Perusahaan maka diwajibkan

untuk memasang ditempat yang mudah dibaca dan dilihat oleh umum

serta nomor Tanda Daftar Perusahaan wajib dicantumkan pada papan

nama dan dokumen-dokumen perusahaan yang dipergunakan dalam

kegiatan perusahaan.

1.9. Mengenai pembinaan daftar perusahaan, berdasarkan Pasal 6 Peraturan

Menteri Perdagangan Nomor 37/M-DAG/PER/9/2007 tentang

Penyelenggaraan Pendaftaran Perusahaan menyebutkan bahwa pejabat yang

bertugas dan bertanggung jawab dalam pelaksanaan Pelayanan Terpadu Satu

Page 69: fh.unsoed.ac.idfh.unsoed.ac.id/sites/default/files/BAB I,2,3 FIX OKKE... · Web viewPelayanan meliputi penyediaan jasa, misalnya biro perjalanan, biro konsultan, salon kecantikan,

69

Pintu atau Pejabat lain yang ditetapkan berdasarkan peraturan menteri ini ,

dalam penerbitan Tanda Daftar Perusahaan harus berkoordinasi dengan Dinas

yang tugas dan wewenangnya di bidang perdagangan.

1.10. Berdasarkan Pasal 21 ayat (1) Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 37/M-

DAG/PER/9/2007 tentang Penyelenggaraan Pendaftaran Perusahaan

menyebutkan bahwa pengawasan terhadap perusahaan dilakukan oleh PPNS-

WDP dan/atau pegawai yang ditugaskan untuk melakukan pengawasan.

1.11. Pasal 21 ayat (1) Peraturan Daerah Kabupaten Banyumas Nomor 4 Tahun

2005 tentang Tanda Daftar Perusahaan mengatur tentang ketentuan pidana

apabila melanggar Pasal 2 ayat (1), Pasal 6, Pasal 8 ayat (1), Pasal 10 ayat (1),

dan Pasal 11 ayat (1) diancam pidana kurungan paling lama 6 bulan atau

denda paling banyak Rp 50.000.000,-. Pasal 21 ayat (2) menyebutkan bahwa

tindak pidana sebagaimana dimaksut dalam ayat (1) termasuk dalam kategori

pelanggaran.

1.12. Pasal 22 ayat (1) Peraturan Daerah Kabupaten Banyumas Nomor 4 Tahun

2005 tentang Tanda Daftar Perusahaan menjelaskan bahwa penyidikan tindak

pidana di bidang Pendaftaran Perusahaan dilakukan oleh Pejabat Pegawai

Negeri Sipil di lingkungan Pemerintah Daerah Kabupaten Banyumas yang

telah diberi wewenang khusus. Pasal 22 ayat (2) menyebutkan tentang

wewenang penyidik, yaitu:

Page 70: fh.unsoed.ac.idfh.unsoed.ac.id/sites/default/files/BAB I,2,3 FIX OKKE... · Web viewPelayanan meliputi penyediaan jasa, misalnya biro perjalanan, biro konsultan, salon kecantikan,

70

a. Menerima, mencari, mengumpulkan dan meneliti keterangan atau laporan

berkenaan dengan tindak pidana di bidang Pendaftaran Perusahaan agar

keterangan atau laporan tersebut menjadi lengkap dan jelas;

b. Meneliti, mencari, dan mengumpulkan keterangan mengenai orang pribadi

atau badan tentang perbuatan yang dilakukan sehubungan dengan tindak

pidana di bidang Pendaftaran Perusahaan;

c. Meminta keterangan dan bahan bukti dari orang atau badan sehubungan

tindak pidana di bidang Pendaftaran Perusahaan;

d. Menerima buku-buku dan catatan-catatan dan dokumen lain berkenaan

dengan tindak pidana di bidang Pendaftaran Perusahaan;

e. Melakukan penggeledahan untuk mendapatkan bahan bukti pembukuan,

pencatatan dan dokumen lain serta melakukan penyidikan terhadap bahan

bukti tersebut;

f. Meminta bantuan tenaga ahli dalam pelaksanaan tugas penyidikan tindak

pidana di bidang Pendaftaran Perusahaan;

g. Menyuruh berhenti dan atau melarang seseorang melakukan,

meninggalkan ruangan atau tempat pemeriksaan siding berlangsung dan

memeriksa identitas seseorang dan atau dokumen yang dibawa

sebagaimana dimaksud pada huruf e;

h. Memeriksa seseorang yang berkaitan dengan tindak pidana di bidang

Pendaftaran Perusahaan;

Page 71: fh.unsoed.ac.idfh.unsoed.ac.id/sites/default/files/BAB I,2,3 FIX OKKE... · Web viewPelayanan meliputi penyediaan jasa, misalnya biro perjalanan, biro konsultan, salon kecantikan,

71

i. Memanggil seseorang untuk didengar keterangannya dan diperiksa

sebagai tersangka atau saksi;

j. Menghentikan penyidikan;

k. Melakukan tindakan lain yang perlu untuk kelancaran penyidikan tindak

pidana di bidang Pendaftaran Perusahaan menurut hukum yang dapat

dipertanggungjawabkan.

1.13. Apabila ada perusahaan yang melakukan perubahan terhadap data yang

didaftarkan sesuai dengan Pasal 10 ayat (1) Peraturan Menteri Perdagangan

Nomor 37/M-DAG/PER/9/2007 tentang Penyelenggaraan Pendaftaran

Perusahaan maka wajib melaporkan kepada Kantor Pendaftaran Perusahaan.

Kabupaten/Kota/Kotamadya setempat. Pasal 11 ayat (1) menyebutkan

perubahan tersebut antara lain:

a. Pengalihan kepemilikan atau kepengurusan perusahaan;

b. Perubahan nama perusahaan;

c. Perubahan bentuk atau status perusahaan;

d. Perubahan alamat perusahaan;

e. Perubahan kegiatan usaha pokok; atau

f. Khusus untuk PT termasuk perubahan anggaran dasar.

1.14. Perusahaan dan Tanda Daftar Perusahaan dinyatakan batal menurut Pasal 12

Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 37/M-DAG/PER/9/2007 tentang

Penyelenggaraan Pendaftaran Perusahaan apabila perusahaan yang

bersangkutan terbukti mendaftarkan data perusahaan secara tidak benar

Page 72: fh.unsoed.ac.idfh.unsoed.ac.id/sites/default/files/BAB I,2,3 FIX OKKE... · Web viewPelayanan meliputi penyediaan jasa, misalnya biro perjalanan, biro konsultan, salon kecantikan,

72

dan/atau tidak sesuai dengan izin teknis maka diterbitkan Keputusan

Pembatalan.

1.15. Pasal 14 ayat (1) Peraturan Menteri Perdagangan Nomor

37/M-DAG/PER/9/2007 tentang Penyelenggaraan Pendaftaran Perusahaan

mengatur tentang perusahaan dihapus dari daftar perusahaan apabila terjadi

hal-hal seperti berikut:

a. Perubahan bentuk perusahaan;

b. Pembubaran perusahaan;

c. Perusahaan menghentikan segala kegiatan usahanya;

d. Perusahaan berhenti akibat akta pendiriannya kadaluwarsa atau berakhir;

atau

e. Perusahaan menghentikan kegiatannya atau bubar berdasarkan Putusan

Pengadilan Negeri.

2. Data Primer

Berdasarkan wawancara dengan Kepala seksi Pembinaan dan Pengendalian

Usaha Perdagangan Kabupatem Banyumas dan Kepala Bidang Perijinan Badan

Penanaman Modal Kabupaten Banyumas tentang wajib daftar perusahaan di

Kabupaten Banyumas, maka diperoleh data sebagai berikut:

2.1. Menurut Wartono, Kepala Seksi Pembinaan dan Pengendalian Usaha

Perdagangan Kabupaten Banyumas, sebenarnya dalam pelaksanaan Wajib

Daftar Perusahaan tidak ada kendala, hanya kesadaran masyarakat saja yang

kurang, oleh karena itu sanksi yang tercantum dalam pasal 32 Undang-

Page 73: fh.unsoed.ac.idfh.unsoed.ac.id/sites/default/files/BAB I,2,3 FIX OKKE... · Web viewPelayanan meliputi penyediaan jasa, misalnya biro perjalanan, biro konsultan, salon kecantikan,

73

Undang Nomor 3 Tahun 1982 belum dilaksanakan karena masih ada toleransi

akan kesadaran yang kurang dari masyarakat. Menurutnya pula, dalam

sosialisasi Dinas Perindustrian, Perdagangan, dan Koperasi yang dalam hal ini

bertugas melaksanakan pembinaan dan pengawasan terhadap pendaftaran

perusahaan melakukan sosialisasi dengan mengumpulkan masyarakat dan

pelaku usaha serta BPM atau dilakukan pembinaan langsung ke lapangan.

Sosialisasi dilakukan secara bergilir per kecamatan. Dalam melakukan

sosialisasi Dinas Perindustrian, Perdagangan, dan Koperasi tidak melakukan

dengan paksaan kepada perusahaan. Dinas Perindustrian, Perdagangan, dan

Koperasi memberikan penjelasan agar timbul kesadaran dari perusahaan

untuk melegalkan perusahaannya. Menurut Wartono, Pengawasan yang

dilakukan oleh Dinas Perindustrian, Perdagangan, dan Koperasi dilakukan

dalam hal mengecek masa berlakunya yaitu daftar ulang 5 tahun sekali.

Perusahaan setiap setengah tahun juga harus melapor jumlah tenaga kerja,

kondisi perusahaan, dan apabila ada masalah yang terjadi juga harus

dilaporkan ke Dinas Perindustrian, Perdagangan, dan Koperasi.

2.2. Sulistyowati, Kepala Bidang Perijinan Badan Penanaman Modal Kabupaten

Banyumas mengatakan bahwa walaupun kesadaran masyarakat kurang, tetapi

tidak ada satu haripun perusahaan yang tidak mendaftarkan perusahaannya.

Menurut beliau, meskipun telah diterbitkan Peraturan Menteri Perdagangan

Nomor 37/M-DAG/PER/9/2007 tentang Penyelenggaraan Pendaftaran

Perusahaan, Peraturan Daerah Kabupaten Banyumas Nomor 4 Tahun 2005

Page 74: fh.unsoed.ac.idfh.unsoed.ac.id/sites/default/files/BAB I,2,3 FIX OKKE... · Web viewPelayanan meliputi penyediaan jasa, misalnya biro perjalanan, biro konsultan, salon kecantikan,

74

tentang Tanda Daftar Perusahaan dan Peraturan Bupati Banyumas Nomor 42

Tahun 2005 tentang Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Daerah Kabupaten

Banyumas Nomor 4 Tahun 2005 tentang Tanda Daftar Perusahaan masih

berlaku karena belum diterbitkan peraturan yang baru oleh dinas teknis yaitu

Dinas Perindustrian, Perdagangan, dan Koperasi Kabupaten Banyumas.

B. Pembahasan

Data sekunder 1.1.3 menyebutkan tentang pengertian perusahaan. Definisi

Perusahaan juga disebutkan dalam Pasal 1 huruf (b) Undang-Undang No.3 Tahun

1982 tentang Wajib Daftar Perusahaan yaitu setiap bentuk usaha yang menjalankan

setiap jenis usaha yang bersifat tetap dan terus menerus dan yang didirikan, bekerja

serta berkedudukan dalam wilayah Negara Republik Indonesia, untuk tujuan

memperoleh keuntungan dan atau laba.

Menurut Molengraaf, perusahaan adalah keseluruhan perbuatan yang

dilakukan secara terus menerus, bertindak ke luar, untuk memperoleh penghasilan,

dengan cara memperdagangkan atau menyerahkan barang, atau mengadakan

perjanjian perdagangan.36

Melihat data sekunder 1.1.3 yang merupakan pengertian perusahaan dalam

lingkup Kabupaten Banyumas maka telah sesuai dengan pengertian perusahaan dari

rumusan Pasal 1 huruf (b) Undang-Undang No.3 Tahun 1982 dan pendapat dari

Molengraf.

36 Abdulkadir Muhamad, S.H, Pengantar Hukum Perusahaan Indonesia, PT Citra Aditya Bakti, Bandung, 1993, halaman 8.

Page 75: fh.unsoed.ac.idfh.unsoed.ac.id/sites/default/files/BAB I,2,3 FIX OKKE... · Web viewPelayanan meliputi penyediaan jasa, misalnya biro perjalanan, biro konsultan, salon kecantikan,

75

Perumusan Pasal 7 Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1982 tentang Wajib Daftar

Perusahaan menyatakan Perusahaan yang wajib didaftar dalam Daftar Perusahaan

adalah setiap perusahaan yang berkedudukan dan menjalankan usahanya di wilayah

Negara Republik Indonesia menurut ketentuan peraturan perundang-undangan yang

berlaku, termasuk di dalamnya kantor cabang, kantor pembantu, anak perusahaan

serta agen dan perwakilan dari perusahaan itu yang mempunyai wewenang untuk

mengadakan perjanjian.

Adapun bentuk badan usaha yang termasuk dalam wajib daftar disebutkan

dalam Pasal 8 Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1982 meliputi :

- Perseroan Terbatas

- Koperasi Persetujuan Komanditer atau CV

- Firma atau Fa

- Perusahaan Perorangan atau PO

- Bentuk usaha lain diluar yang tersebut diatas terdiri antara lain Perusahaan

Umum (PERUM), Perusahaan Daerah (PD), Perusahaan Perwakilan Asing.

Dikaitkan dengan data sekunder 1.6.1 sampai dengan 1.6.6 perusahaan yang

telah melakukan wajib daftar perusahaan di Kabupaten Banyumas telah sesuai

dengan Pasal 7 dan Pasal 8 Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1982.

Pasal 2 Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1982 menjelaskan bahwa Daftar

Perusahaan bertujuan untuk mencatat bahan-bahan keterangan yang dibuat secara

benar dari suatu perusahaan dan merupakan sumber informasi resmi untuk semua

pihak yang berkepentingan mengenai identitas, data, serta keterangan lainnya tentang

Page 76: fh.unsoed.ac.idfh.unsoed.ac.id/sites/default/files/BAB I,2,3 FIX OKKE... · Web viewPelayanan meliputi penyediaan jasa, misalnya biro perjalanan, biro konsultan, salon kecantikan,

76

perusahaan yang tercantum dalam Daftar Perusahaan dalam rangka menjamin

kepastian berusaha.

Pasal 5 ayat (1) Undang-undang Nomor 3 Tahun 1982 Tentang Wajib Daftar

Perusahaan menyebutkan bahwa setiap perusahaan wajib didaftarkan dalam Daftar

Perusahaan. Ayat (2) menyebutkan pendaftaran wajib dilakukan oleh pemilik atau

pengurus perusahaan yang bersangkutan atau dapat diwakilkan kepada orang lain

dengan memberikan surat kuasa yang sah. Ayat (3) menjelaskan apabila perusahaan

dimiliki oleh beberapa orang, para pemilik berkewajiban untuk melakukan

pendaftaran dan apabila salah seorang daripada mereka telah memenuhi

kewajibannya, yang lain dibebaskan daripada kewajiban tersebut. Ayat (4)

menyebutkan bahwa apabila pemilik dan atau pengurus dari suatu perusahaan yang

berkedudukan di wilayah Negara Republik Indonesia tidak bertempat tinggal di

wilayah Negara Republik Indonesia, pengurus atau kuasa yang ditugaskan memegang

pimpinan perusahaan berkewajiban untuk mendaftarkan.

Melihat tujuan dan kewajiban daftar perusahaan di atas, maka daftar

perusahaan mempunyai arti penting untuk berbagai pihak yaitu bagi pemerintah,

masyarakat dan perusahaan. Bagi pemerintah dapat memudahkan untuk sewaktu-

waktu mengikuti secara seksama keadaan dan perkembangan sebenarnya dari dunia

usaha di Indonesia secara menyeluruh, untuk pengamanan pendapatan negara karena

wajib daftar perusahaan sekaligus dapat diarahkan dan diusahakan terciptanya iklim

usaha yang tertib dan sehat. Sedangkan arti penting bagi dunia usaha adalah untuk

mencegah dan menghindari praktek-praktek usaha yang tidak jujur serta sumber

Page 77: fh.unsoed.ac.idfh.unsoed.ac.id/sites/default/files/BAB I,2,3 FIX OKKE... · Web viewPelayanan meliputi penyediaan jasa, misalnya biro perjalanan, biro konsultan, salon kecantikan,

77

informasi untuk kepentingan dunia usaha dan perusahaan sehingga pelaksanaan

pembangunan dapat berjalan dengan baik dan memberikan manfaat dan kesejahteraan

bagi masyarakat. Arti penting daftar perusahaan bagi masyarakat adalah sebagai

perlindungan bagi masyarakat yang tidak ingin dirugikan apabila ternyata

perusahaan tersebut tidak jujur yang dapat diketahui keadaan perusahaan tersebut

melalui daftar perusahaan pada Kantor Pendaftaran Perusahaan. Bagi masyarakat

pada umumnya dan para pengusaha pada khususnya, daftar perusahaan merupakan

alat pembuktian yang sempurna terhadap setiap pihak ketiga sepanjang tidak

dibuktikan sebaliknya.

Data sekunder 1.6.1, 1.6.2, dan 1.6.3 menunjukan jumlah perusahaan yang

telah terdaftar dan memperoleh Tanda Daftar Perusahaan. Jika dikaitkan antara Pasal

2 dan Pasal 5 Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1982 dan arti penting daftar

perusahaan maka pelaksanaan daftar perusahaan di Kabupaten Banyumas telah

sesuai yaitu dilihat dari banyaknya perusahaan yang telah mendaftarkan

perusahaannya. Tetapi, pada kenyataannya ada sebagian kecil perusahaan di

Kabupaten Banyumas yang belum melakukan pendaftaran perusahaan. Hal tersebut

didukung dengan data primer 2.1 yang menyebutkan bahwa pelaksanaan Wajib

Daftar Perusahaan tidak ada kendala, hanya kesadaran masyarakat yang kurang dan

didukung juga dengan data primer 2.2 yang menyebutkan bahwa walaupun

kesadaran masyarakat kurang, tetapi tidak ada satu haripun perusahaan yang tidak

mendaftarkan perusahaannya.

Page 78: fh.unsoed.ac.idfh.unsoed.ac.id/sites/default/files/BAB I,2,3 FIX OKKE... · Web viewPelayanan meliputi penyediaan jasa, misalnya biro perjalanan, biro konsultan, salon kecantikan,

78

Peraturan Daerah Kabupaten Banyumas Nomor 4 Tahun 2005 jika dikaitkan

dengan Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1982 terdapat pengaturan dalam Peraturan

Daerah Kabupaten Banyumas Nomor 4 Tahun 2005 yang kurang sesuai dengan

Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1982. Antara lain dalam data hasil penelitian 1.11

tentang ketentuan pidana.

Peraturan Daerah Kabupaten Banyumas Nomor 4 Tahun 2005 menyebutkan

bahwa tindak pidana dalam pendaftaran perusahaan hanya termasuk dalam kategori

pelanggaran, sedangkan dalam Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1982 Tindak pidana

pendaftaran perusahaan termasuk dalam kategori pelanggaran dan kejahatan yang

tercantum dalam Pasal 32 ayat (1) dan (2), Pasal 33 ayat (1) dan (2), Pasal 34 ayat (1)

dan (2) Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1982.

Kitab Undang-Undang Hukum Pidana membedakan pengaturan kejahatan

dan pelanggaran. Kejahatan diatur dalam buku II sedangkan pelanggaran diatur dalam

buku III. Berdasar penjelasan tersebut, ketentuan Pasal 21 ayat (1) dan (2) Peraturan

Daerah Kabupaten Banyumas Nomor 4 Tahun 2005 kurang sesuai dengan Undang-

Undang Nomor 3 Tahun 1982.

Data sekunder 1.11 tentang ketentuan pidana dalam Pasal 21 ayat (1)

Peraturan Daerah Kabupaten Banyumas Nomor 4 Tahun 2005 mengatur tentang

ketentuan pidana yaitu diancam pidana kurungan paling lama 6 bulan atau denda

paling banyak Rp 50.000.000,-(lima puluh juta rupiah). Pasal 32 ayat (1), Pasal 33

ayat (1), dan pasal 34 ayat (1) Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1982 menyebutkan

bahwa apabila tidak memenuhi kewajibannya diancam dengan pidana penjara

Page 79: fh.unsoed.ac.idfh.unsoed.ac.id/sites/default/files/BAB I,2,3 FIX OKKE... · Web viewPelayanan meliputi penyediaan jasa, misalnya biro perjalanan, biro konsultan, salon kecantikan,

79

selama-lamanya 3 (tiga) bulan atau pidana denda setinggi-tingginya Rp. 3.000.000,-

(tiga juta rupiah).

Ketentuan pidana dalam Pasal 21 ayat (1) Peraturan Daerah Kabupaten

Banyumas Nomor 4 Tahun 2005 tidak sesuai dengan Pasal 32 ayat (1), Pasal 33 ayat

(1), dan Pasal 34 ayat (1) Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1982. Tetapi berdasar

data primer 2.1 ketentuan pidana menjadi tidak berguna karena Pemerintah

Kabupaten Banyumas masih memberikan toleransi akan kesadaran wajib daftar

perusahaan yang kurang dari masyarakat.

Pasal 19 Undang Nomor 3 Tahun 1982 menyebutkan bahwa Menteri

menetapkan tempat-tempat kedudukan dan susunan kantor-kantor pendaftaran

perusahaan serta tatacara penyelenggaraan Daftar Perusahaan. Kabupaten Banyumas

sudah terdapat Kantor Penyelenggaraan Pelayanan Terpadu Satu Pintu yaitu di

Kantor Badan Penanaman Modal, maka tata cara permohonan pendaftaran

perusahaan yang tadinya berdasar data sekunder 1.8.1 berada di bawah departemen

yang bertanggung jawab dalam bidang perdagangan sekarang menjadi urusan Badan

Penanaman Modal. Dasarnya adalah dengan dikeluarkannya Peraturan Menteri

Perdagangan Nomor 37/M-DAG/PER/9/2007 yang disebutkan pada data sekunder

1.8.2. Jadi tata cara permohonan pendaftaran menurut data sekunder 1.8.1 sudah tidak

digunakan diganti dengan proses perijinan yang ada di data sekunder 1.8.4 yaitu di

Badan Penanaman Modal.

Data sekunder 1.8.6 tentang pengaturan persyaratan yang harus dilengkapi

untuk mengajukan Tanda Daftar Perusahaan dikaitkan dengan Pasal 11 sampai

Page 80: fh.unsoed.ac.idfh.unsoed.ac.id/sites/default/files/BAB I,2,3 FIX OKKE... · Web viewPelayanan meliputi penyediaan jasa, misalnya biro perjalanan, biro konsultan, salon kecantikan,

80

dengan 16 Undang Nomor 3 Tahun 1982, maka terdapat beberapa ketentuan

persyaratan yang tidak dicantumkan dalam Pasal 5 ayat (3) Peraturan Daerah

Kabupaten Banyumas Nomor 4 Tahun 2005 yang diatur lebih lanjut dengan Peraturan

Bupati Banyumas Nomor 42 Tahun 2005 (data sekunder 1.8.6) tersebut.

Pasal 11 ayat (1) Undang Nomor 3 Tahun 1982 menyebutkan apabila

perusahaan berbentuk Perseroan Terbatas, hal-hal yang wajib didaftarkan adalah :

a. 1. nama perseroan;

2. merek perusahaan;

b. 1. tanggal pendirian perseroan,

2. jangka waktu berdirinya perseroan;

c. 1. kegiatan pokok dan lain-lain kegiatan usaha perseroan;

2. izin-izin usaha yang dimiliki;

d. 1. alamat perusahaan pada waktu perseroan didirikan dan setiap

perubahannya;

2. alamat setiap kantor cabang, kantor pembantu dan agen serta

perwakilan perseroan;

e. berkenaan dengan setiap pengurus dan komisaris :

1. nama lengkap dan setiap alias-aliasnya;

2. setiap namanya dahulu apabila berlainan dengan huruf e angka 1;

3. nomor dan tanggal tanda bukti diri;

4. alamat tempat tinggal yang tetap;

Page 81: fh.unsoed.ac.idfh.unsoed.ac.id/sites/default/files/BAB I,2,3 FIX OKKE... · Web viewPelayanan meliputi penyediaan jasa, misalnya biro perjalanan, biro konsultan, salon kecantikan,

81

5. alamat dan negara tempat tinggal yang tetap apabila tidak bertempat

tinggal tetap di wilayah Negara Republik Indonesia;

6. tempat dan tanggal lahir;

7. negara tempat lahir apabila dilahirkan di luar wilayah Negara Republik

Indonesia;

8. kewarganegaraan pada saat pendaftaran;

9. setiap kewarganegaraan dahulu apabila berlainan dengan huruf e angka

8;

10. tanda tangan;

11. tanggal mulai menduduki jabatan;

f. lain-lain kegiatan usaha dari setiap pengurus dan komisaris;

g. 1. modal dasar;

2. banyaknya dan nilai nominal masing-masing saham;

3. besarnya modal yang ditempatkan;

4. besarnya modal yang disetor;

h. 1. tanggal dimulainya kegiatan usaha;

2. tanggal dan nomor pengesahan badan hukum;

3. tanggal pengajuan permintaan pendaftaran.

Saham yang telah diterbitkan atas nama yang telah maupun belum disetor

secara penuh, di samping hal-hal sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), juga wajib

didaftarkan hal-hal mengenai setiap pemilik pemegang saham-saham itu yaitu:

1. nama lengkap dan setiap alias-aliasnya;

Page 82: fh.unsoed.ac.idfh.unsoed.ac.id/sites/default/files/BAB I,2,3 FIX OKKE... · Web viewPelayanan meliputi penyediaan jasa, misalnya biro perjalanan, biro konsultan, salon kecantikan,

82

2. setiap namanya dahulu apabila berlainan dengan ayat (2) angka 1;

3. nomor dan tanggal tanda bukti diri;

4. alamat tempat tinggal yang tetap,

5. alamat dan negara tempat tinggal yang tetap apabila tidak bertempat tinggal

di wilayah Negara Republik Indonesia;

6. tempat dan tanggal lahir;

7. negara tempat lahir apabila dilahirkan di luar wilayah Negara Republik

Indonesia;

8. kewarganegaraan;

9. setiap kewarganegaraan dahulu apabila berlainan dengan ayat (2) angka 8;

10. jumlah saham yang dimiliki,

11. jumlah uang yang disetorkan atas tiap saham.

Pasal 11 Ayat (3) Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1982 menyebutkan bahwa

pada waktu mendaftarkan perusahaan wajib diserahkan salinan resmi akta pendirian.

Pasal 12 ayat (1) Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1982 menyebutkan

apabila perusahaan berbentuk Koperasi, hal-hal yang wajib didaftarkan adalah:

a. 1. nama koperasi,

2. nama perusahaan apabila berlainan dengan huruf a angka 1;

3. merek perusahaan.

b. tanggal pendirian;

c. kegiatan pokok dan lain-lain kegiatan usaha;

d. alamat perusahaan berdasarkan akta pendirian;

Page 83: fh.unsoed.ac.idfh.unsoed.ac.id/sites/default/files/BAB I,2,3 FIX OKKE... · Web viewPelayanan meliputi penyediaan jasa, misalnya biro perjalanan, biro konsultan, salon kecantikan,

83

e. berkenaan dengan setiap pengurus dan anggota badan pemeriksa

1. nama lengkap dan setiap alias-aliasnya;

2. setiap namanya dahulu apabila berlainan dengan ayat (2) angka 1;

3. nomor dan tanggal tanda bukti diri;

4. alamat tempat tinggal yang tetap;

5. tanda tangan;

6. tanggal mulai menduduki jabatan;

f. lain-lain kegiatan usaha dari setiap pengurus dan anggota badan pemeriksa;

g. 1. tanggal dimulainya kegiatan usaha;

2. tanggal pengajuan permintaan pendaftaran.

Pasal 12 ayat (2) Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1982 menyebutkan bahwa

pada waktu pendaftaran juga wajib diserahkan salinan resmi akta pendirian koperasi

yang disahkan serta salinan surat pengesahan dari pejabat yang berwenang untuk itu.

Pasal 13 Undang Nomor 3 Tahun 1982 menyebutkan apabila perusahaan

berbentuk Persekutuan Komanditer, hal-hal yang wajib didaftarkan adalah :

a. tanggal pendirian dan jangka waktu berdirinya persekutuan;

b. 1. nama persekutuan dan atau nama perusahaan

2. merek perusahaan;

c. 1. kegiatan pokok dan lain-lain kegiatan usaha persekutuan;

2. izin-izin usaha yang dimiliki;

d. 1. alamat kedudukan persekutuan dan atau alamat perusahaan;

Page 84: fh.unsoed.ac.idfh.unsoed.ac.id/sites/default/files/BAB I,2,3 FIX OKKE... · Web viewPelayanan meliputi penyediaan jasa, misalnya biro perjalanan, biro konsultan, salon kecantikan,

84

2. alamat setiap kantor cabang, kantor pembantu, dan agen serta

perwakilan persekutuan;

e. jumlah sekutu yang diperinci dalam jumlah sekutu aktif dan jumlah sekutu

pasif;

f. berkenaan dengan setiap sekutu aktif dan pasif;

1. nama lengkap dan setiap alias-aliasnya;

2. setiap namanya dahulu apabila berlainan dengan huruf f angka 1 ;

3. nomor dan tanggal tanda bukti diri;

4. alamat tempat tinggal yang tetap;

5. alamat dan negara tempat tinggal yang tetap apabila tidak bertempat

tinggal tetap di wilayah Negara Republik Indonesia;

6. tempat dan tanggal lahir;

7. negara tempat lahir apabila dilahirkan di luar wilayah Negara Republik

Indonesia,

8. kewarganegaraan pada saat pendaftaran;

9. setiap kewarganegaraan dahulu apabila berlainan dengan huruf f

angka 8;

g. Lain-lain kegiatan usaha dari setiap sekutu aktip dan pasip;

h. besar modal dan atau nilai barang yang disetorkan oleh setiap sekutu aktip

dan pasip;

i 1. tanggal dimulainya kegiatan persekutuan;

Page 85: fh.unsoed.ac.idfh.unsoed.ac.id/sites/default/files/BAB I,2,3 FIX OKKE... · Web viewPelayanan meliputi penyediaan jasa, misalnya biro perjalanan, biro konsultan, salon kecantikan,

85

2. tanggal masuknya setiap sekutu aktip dan pasip yang baru bila terjadi

setelah didirikan persekutuan;

3. tanggal pengajuan permintaan pendaftaran;

j. tanda tangan dari setiap sekutu. aktip yang berwenang menanda tangani

untuk keperluan persekutuan;

Apabila perusahaan berbentuk Persekutuan Komanditer atas saham, selain

hal-hal di atas juga wajib didaftarkan hal-hal mengenai modal yaitu:

e. besarnya modal komanditer;

f. banyaknya saham dan besarnya masing-masing saham;

g. besarnya modal yang ditempatkan;

h. besarnya modal yang disetor.

Pasal 14 ayat (1) Undang-undang nomor 3 tahun 1982 menyebutkan apabila

perusahaan berbentuk Persekutuan Firma, hal-hal yang wajib didaftarkan adalah :

a. 1. tanggal pendirian persekutuan;

2. jangka waktu berdirinya persekutuan apabila ada;

b. 1. nama persekutuan atau nama perusahaan;

2. merek perusahaan apabila ada;

c. 1. kegiatan pokok dan lain-lain kegiatan usaha persekutuan;

2. izin-izin usaha yang dimiliki;

d. 1. alamat kedudukan persekutuan;

2. alamat setiap kantor cabang, kantor pembantu dan agen serta

perwakilan persekutuan;

Page 86: fh.unsoed.ac.idfh.unsoed.ac.id/sites/default/files/BAB I,2,3 FIX OKKE... · Web viewPelayanan meliputi penyediaan jasa, misalnya biro perjalanan, biro konsultan, salon kecantikan,

86

e. berkenaan dengan setiap sekutu :

1. nama lengkap dan setiap alias-aliasnya;

2. setiap namanya dahulu apabila berlainan dengan huruf e angka 1;

3. nomor dan tanggal tanda bukti diri;

4. alamat tempat tinggal yang tetap;

5. alamat dan negara tempat tinggal yang tetap apabila tidak tinggal tetap

di wilayah Negara Republik Indonesia;

6. tempat dan tanggal lahir;

7. negara tempat lahir apabila dilahirkan di luar wilayah Negara Republik

Indonesia;

8. kewarganegaraan pada saat pendaftaran;

9. setiap kewarganegaraan dahulu apabila berlainan dengan huruf e angka

8;

f. lain-lain kegiatan usaha dari setiap sekutu;

g. jumlah modal (tetap) persekutuan;

h. 1. tanggal dimulainya kegiatan persekutuan;

2. tanggal masuknya setiap sekutu yang baru yang terjadi setelah didirikan

persekutuan;

3. tanggal pengajuan permintaan pendaftaran;

i. tanda tangan dari setiap sekutu (yang berwenang menanda tangani untuk

keperluan persekutuan).

Page 87: fh.unsoed.ac.idfh.unsoed.ac.id/sites/default/files/BAB I,2,3 FIX OKKE... · Web viewPelayanan meliputi penyediaan jasa, misalnya biro perjalanan, biro konsultan, salon kecantikan,

87

Pasal 14 ayat (2) Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1982 menyebutkan bahwa

apabila perusahaan berbentuk Persekutuan Firma memiliki akta pendirian, pada

waktu mendaftarkan wajib diserahkan salinan-salinan resmi akta pendirian yang

disahkan oleh pejabat yang berwenang untuk itu.

Pasal 15 ayat (1) Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1982 menyebutkan apabila

perusahaan berbentuk perorangan hal-hal yang wajib didaftarkan adalah :

a. 1. nama lengkap pemilik atau pengusaha dan setiap alias-aliasnya;

2. setiap namanya dahulu apabila berlainan dengan huruf a angka 1;

3. nomor dan tanggal tanda bukti diri;

b. 1. alamat tempat tinggal yang tetap;

2. alamat dan negara tempat tinggal yang tetap, apabila tidak

bertempat tinggal tetap di wilayah Negara Republik Indonesia;

c. 1. tempat dan tanggal lahir pemilik atau pengusaha

2. negara tempat lahir apabila dilahirkan di luar wilayah Negara

Republik Indonesia;

d. 1. kewarganegaraan pemilik atau pengusaha pada saat pendaftaran;

2. setiap kewarganegaraan pemilik atau pengusaha dahulu apabila

berlainan dengan huruf d angka 1;

i. nama perusahaan dan merek perusahaan apabila ada;

j. 1. kegiatan pokok dan lain-lain kegiatan usaha;

2. izin-izin usaha yang dimiliki;

k. 1. alamat kedudukan perusahaan;

Page 88: fh.unsoed.ac.idfh.unsoed.ac.id/sites/default/files/BAB I,2,3 FIX OKKE... · Web viewPelayanan meliputi penyediaan jasa, misalnya biro perjalanan, biro konsultan, salon kecantikan,

88

2. alamat setiap kantor cabang, kantor pembantu, dan agen serta

perwakilan perusahaan apabila ada;

l. jumlah modal tetap perusahaan apabila ada;

m. 1. tanggal dimulai kegiatan perusahaan;

2. tanggal pengajuan permintaan pendaftaran.

Pasal 15 ayat (2) Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1982 menyebutkan

apabila perusahaan berbentuk usaha perorangan memiliki akta pendirian, pada waktu

mendaftarkan wajib menyerahkan salinan-salinan resmi akta pendirian yang disahkan

oleh pejabat yang berwenang untuk itu.

Pasal 16 ayat (1) Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1982 menerangkan

bahwa perusahaan berbentuk usaha lainnya di luar dari pada sebagaimana dimaksud

dalam Pasal 11, 12, 13, 14 dan 15 undang-undang ini, hal-hal yang wajib didaftarkan

adalah:

a. nama dan merek perusahaan;

b. tanggal pendirian perusahaan;

c. 1. kegiatan pokok dan lain-lain kegiatan usaha perusahaan;

2. izin-izin usaha yang dimiliki;

d. 1. alamat perusahaan berdasarkan akta pendirian;

2. alamat setiap kantor cabang, kantor pembantu, dan agen serta perwakilan

perusahaan;

e. berkenaan dengan setiap pengurus dan komisaris atau pengawas :

1. nama lengkap dan setiap alias-aliasnya;

Page 89: fh.unsoed.ac.idfh.unsoed.ac.id/sites/default/files/BAB I,2,3 FIX OKKE... · Web viewPelayanan meliputi penyediaan jasa, misalnya biro perjalanan, biro konsultan, salon kecantikan,

89

2. setiap namanya dahulu apabila berlainan dengan huruf e angka 1;

3. nomor dan tanggal tanda bukti diri;

4. alamat tempat tinggal yang tetap;

5. alamat dan negara tempat tinggal yang tetap, apabila tidak bertempat

tinggal tetap di wilayah Negara Republik Indonesia;

6. tempat dan tanggal lahir;

7. negara tempat lahir apabila dilahirkan di luar wilayah Negara Republik

Indonesia;

8. kewarganegaraan pada saat pendaftaran;

9. setiap kewarganegaraan dahulu apabila berlainan dengan huruf e angka

8;

10. tanda tangan;

11. tanggal mulai menduduki jabatan;

f. lain-lain kegiatan usaha dari setiap pengurus dan komisaris atau pengawas;

g. 1. modal dasar;

2. besarnya modal yang ditempatkan;

3. besarnya modal yang disetorkan;

h. 1. tanggal dimulainya kegiatan perusahaan;

2. tanggal pengajuan permintaan pendaftaran.

Pasal 15 Ayat (2) Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1982 menyebutkan

apabila pada waktu mendaftarkan wajib diserahkan salinan resmi akta pendirian dan

lain-lain surat pernyataan serta pengesahan dari pajabat yang berwenang untuk itu.

Page 90: fh.unsoed.ac.idfh.unsoed.ac.id/sites/default/files/BAB I,2,3 FIX OKKE... · Web viewPelayanan meliputi penyediaan jasa, misalnya biro perjalanan, biro konsultan, salon kecantikan,

90

Data sekunder 1.8.6 telah sesuai dengan Pasal 11 sampai Pasal 16 Undang-

Undang Nomor 3 Tahun 1982. Petugas pendaftaran perusahaan dalam hal ini Badan

Penanaman Modal Kabupaten Banyumas mengacu pada Undang-Undang Nomor 3

Tahun 1982 dan Peraturan Daerah Kabupaten Banyumas Nomor 4 Tahun 2005

sebagai peraturan pelaksana bersifat melengkapi peraturan yang ada dalam Undang-

Undang Nomor 3 Tahun 1982.

Pasal 22 Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1982 mengatur bahwa Perusahaan

yang telah disahkan pendaftarannya dalam daftar Perusahaan diberikan Tanda Daftar

Perusahaan yang berlaku untuk jangka waktu 5 (lima) tahun sejak tanggal

dikeluarkannya dan wajib diperbaharui sekurang-kurangnya 3 (tiga) bulan sebelum

tanggal berlakunya berakhir. Data sekunder 1.8.7 jika dikaitkan dengan ketentuan

pasal tersebut maka dapat dilihat bahwa pelaksanaan pembaharuan Tanda Daftar

Perusahaan di Kabupaten Banyumas sudah sesuai.

Pasal 38 Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1982 meyebutkan bahwa hal-hal

yang belum atau belum cukup diatur dalam Undang-undang ini diatur lebih lanjut

oleh Menteri.

Apabila dikaitkan antara sekunder 1.9 dengan Pasal 38 Undang-undang

Nomor 3 Tahun 1982 dan didukung dengan data primer 2.1 maka pembinaan daftar

perusahaan di Kabupaten Banyumas telah sesuai. Pembinaan daftar perusahaan di

Kabupaten Banyumas dilakukan oleh Dinas perindusrian, perdagangan dan koperasi

dalam hal ini yang bertanggung jawab adalah Dinas Perdagangan Kabupaten

Banyumas.

Page 91: fh.unsoed.ac.idfh.unsoed.ac.id/sites/default/files/BAB I,2,3 FIX OKKE... · Web viewPelayanan meliputi penyediaan jasa, misalnya biro perjalanan, biro konsultan, salon kecantikan,

91

BAB V

PENUTUP

A. Simpulan

Berdasarkan pada hasil penelitian dan pembahasan maka dapat disimpulkan

bahwa Dinas Perindustrian, Perdagangan, dan Koperasi telah menerapkan ketentuan

Pasal 5 Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1982 meskipun belum sepenuhnya. Hal

tersebut dilihat dengan banyaknya perusahaan yang telah mendaftarkan

perusahaannya walaupun pada kenyataannya tidak semua perusahaan, ada sebagian

kecil perusahaan di Kabupaten Banyumas yang belum melakukan pendaftaran

perusahaan. Pendaftaran perusahaan dilakukan di Badan Penanaman Modal

Kabupaten Banyumas dan Dinas Perindustrian, Perdagangan, dan Koperasi

melakukan pembinaan dengan melakukan sosialisasi kepada perusahaan agar

perusahaan tersebut sadar akan adanya kewajiban pendaftaran perusahaan.

B. Saran

1. PPNS-WDP dan/atau pegawai yang ditugaskan untuk melakukan pengawasan

harus benar-benar menerapkan sanksi yang ada dalam Undang-Undang Nomor 3

Tahun 1982 agar perusahaan di Banyumas lebih sadar akan pentingnya

pendaftaran perusahaan.

2. Dinas Perindustrian, Perdagangan, dan Koperasi bersama Badan Penanaman

Modal agar melakukan pendataan perusahaan secara berkala agar jumlah

perusahaan yang ada di Kabupaten Banyumas dapat diketahui secara pasti jadi

Page 92: fh.unsoed.ac.idfh.unsoed.ac.id/sites/default/files/BAB I,2,3 FIX OKKE... · Web viewPelayanan meliputi penyediaan jasa, misalnya biro perjalanan, biro konsultan, salon kecantikan,

92

akan mempermudah dalam hal pembinaan dan pengawasan dalam wajib daftar

perusahaan dan juga bagi pemerintah, masyarakat dan perusahaan dapat lebih

memahami tentang arti penting wajib daftar perusahaan.