puskesmas kel 4 okke

Upload: emmi-maliza-hutagaol

Post on 14-Jan-2016

232 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

yy

TRANSCRIPT

1

BAB 1PENDAHULUAN1.1. Latar Belakang Saat ini pemerintah menjadikan puskesmas sebagai ujung tombak utama pelayanan kesehatan pada masyarakat sekaligus sebagai wadah isu strategis. Misalnya, isu strategis aksesibilitas layanan dan penyediaan sumber daya manusia serta sarana prasarana, puskesmas juga mampu menjadi tempat pelayanan kesehatan pilihan utama masyarakat, karena dekat dengan tempat tinggal dan murah dari segi pelayanan, rata rata biaya retribusi yang dikenakan berkisar Rp. 1.500,00 sampai Rp.2.000,00. Bahkan berbagai daerah telah menerapkan program pengobatan gratis yang difokuskan untuk rawat jalan bagi setiap lapisan masyarakat, baik kaya ataupun miskin. Hal ini dilaksanakan oleh pemerintah daerah agar masyarakat menyadari pentingnya berobat ke puskesmas. Dengan diberlakukannya pengobatan gratis di puskesmas, maka puskesmas tidak lagi dibebani pemasukan dalam Pendapatan Asli Daerah (PAD). Sebaliknya, daerah mengalokasikan sejumlah dana untuk mendukung operasionalisasi di puskesmas, seperti biaya obat obatan. Selain menjadikan puskesmas ujung tombak layanan, pemerintah daerah juga mulai mendekatkan layanan dokter spesialis kepada masyarakat. Umumnya ada dua cara yang ditempuh daerah, yaitu menempatkan dokter spesialis di puskesmas atau menentukan puskesmas khusus (spesifikasi). Kebijakan menempatkan dokter spesialis di puskesmas dilatarbelakangi oleh anggapan bahwa dokter spesialis identik dengan pelayanan kesehatan yang mahal atau hanya bisa diperoleh masyarakat apabila berobat kerumah sakit. Bagi daerah yang belum mampu menempatkan layanan dokter spesialis di setiap puskesmas, daerah mengatasinya dengan dokter spesialis keliling. Sampai saat ini, dokter spesialis yang banyak ditempatkan di puskesmas adalah dokter spesialis kandungan, mata, kulit dan penyakit dalam. Sementara itu, kebijakan menjadikan puskesmas sebagai puskesmas spesifikasi biasanya didasari oleh kondisi geografis daerah. Puskesmas spesifikasi yang banyak didirikan, khususnya di Jawa Timur adalah puskesmas khusus mata, obstetri-ginekologi, puskesmas bencana dan puskesmas wisata.

BAB 2PEMBAHASAN2.1. Konsep Puskesmas2.1.1. Pengertian PuskesmasPuskesmas (Pusat Kesehatan Masyarakat) adalah suatu unit pelaksana fungsional yang berfungsi sebagai pusat pembangunan kesehatan, pusat pembinaan partisipasi masyarakat dalam bidang kesehatan , serta pusat pelayanan kesehatan tingkat pertama yang menyelenggarakan kegiatannya secara menyeluruh , terpadu dan berkesinambungan pada suatu masyarakat yang bertempat tinggal dalam suatu wilayah tertentu . Para ahli mendefinisikan puskesmas sesuai dengan perkembangan dan tuntutan pelayanan kesehatan , diantaranya adalah sebagai berikut :1.Azrul azwar (1980) Puskesmas adalah suatu kesatuan organisasi fungsional yang langsung memberikan pelayanan secara menyeluruh kepada masyarakat dalam suatu wilayah kerja tertentu dalam bentuk usaha-usaha kesehatan pokok.2.Departemen Kesehatan RI (1981) Puskesmas adalah suatu kesatuan organisasi kesehatan yang langsung memberikan kesehatan secara menyeluruh dan terintegrasi kepada masyarakat di wilayah kerja tertentu dalam usaha- usaha kesehatan pokok.3.Departemen Kesehatan RI (1987) Puskesmas adalah sebagai pusat pembangunan kesehatan yang berfungsi mengembangkan dan membina kesehatan masyarakat serta menyelengarakan pelayanan kesehatan tedepan dan terdekat dengan masyarakat dalam bentuk kegiatan pokok yang menyeluruh dan terpandu di wilayah kerja 4.Departemen kesehatan RI (1991) . Puskesmas adalah suatu kesatua organisasi kesehatan fungsional yang merupakan pusat pengembangan kesehatan masyarakat yang juga membina peran serta masyarakat dalam memberikan pelayanan secara menyeluruh dan terpadu di wilayah kerjanya dalam bentuk kegiatan pokok.Menurut Depkes RI (2004), Puskesmas adalah unit pelaksana teknis Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota yang bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu wilayah kesehatan.1)Unit Pelaksana TeknisSebagai Unit Pelaksana Teknis Dinas Kesehatan kabupaten/kota (UPTD), Puskesmas berperan menyelenggarakan sebagian dari tugas teknis operasional dinas kesehatan kabupaten/kota dan merupakan unit pelaksana tingkat pertama serta ujung tombak pembangunan kesehatan di Indonesia.2)Pembangunan KesehatanPembangunan kesehatan adalah penyelenggaraan upaya kesehatan oleh Bangsa Indonesia untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang, agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang optimal.3)Pertanggungjawaban PenyelenggaraanPenanggung jawab utama penyelenggaraan seluruh upaya pembangunan kesehatan di wilayah kabupaten / kota adalah dinas kesehatan kabupaten / kota, sedangkan puskesmas bertanggung jawab hanya untuk sebagian upaya pembangunan kesehatan yang dibebankan oleh dinas kesehatan kabupaten / kota sesuai dengan kemampuannya.4)Wilayah KerjaSecara Nasional standar wilayah kerja puskesmas adalah satu Kecamatan, tetapi apabila di satu Kecamatan terdapat lebih dari satu puskesmas, maka tanggung jawab wilayah kerja dibagi antar puskesmas, dengan memperhatikan keutuhan konsep wilayah (desa/kelurahan atau RW). Masing-masing puskesmas tersebut secara operasional bertanggung jawab langsung kepada Dinas Kesehatan kabupaten/kota.

2.1.2. Fungsi Puskesmas1)Pusat penggerak pembangunan berwawasan kesehatanPuskesmas selalu berupaya menggerakkan dan memantau penyelenggaraan pembangunan lintas sektor termasuk oleh masyarakat dan dunia usaha di wilayah kerjanya, sehingga berwawasan serta mendukung pembangunan kesehatan. Di samping itu aktif memantau dan melaporkan dampak kesehatan dari penyelenggaraan setiap pembangunan di wilayah kerjanya. Khusus untuk pembangunan kesehatan, upaya yang dilakukan puskesmas adalah mengutamakan pemeliharaan kesehatan dan pencegahan penyakit tanpa mengabaikan penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan.

2)Pusat pemberdayaan masyarakatPuskesmas selalu berupaya agar perorangan terutama pemuka masyarakat, keluarga dan masyarakat termasuk dunia usaha memiliki kesadaran, kemauan dan kemampuan melayani diri sendiri dan masyarakat untuk hidup sehat, berperan aktif dalam memperjuangkan kepentingan kesehatan termasuk sumber pembiayaannya, serta ikut menetap, menyelenggarakan dan memantau pelaksanaan program kesehatan. Pemberdayaan perorangan, keluarga dan masyarakat ini diselenggarakan dengan memperhatikan kondisi dan situasi, khususnya social budaya masyarakat setempat.

3)Pusat strata pelayanan kesehatan strata pertamaPuskesmas bertanggung jawab menyelenggarakan pelayanan kesehatan tingkat pertama secara menyeluruh, terpadu danberkesinambungan. Pelayanan kesehatan tingkat pertama yang menjadi tanggung jawab puskesmas meliputi:Pelayan kesehatan peroranganPelayanan kesehatan perorangan adalah pelayanan yang bersifat pribadi dengan tujuan utama menyembuhkan penyakit dan pemulihan kesehatan perorangan, tanpa mengabaikan pemeliharaan kesehatan dan pencegahan penyakit. Pelayanan perorangan tersebut adalah rawat jalan dan untuk puskesmas tertentu di tambahkan dengan rawat inap.Pelayanan kesehatan masyarakatPelayanan kesehatan masyarakat adalah pelayanan yang bersifat publik dengan tujuan utama memelihara dan meningkatkan kesehatan serta mencegah penyakit tanpa mengabaikan penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan. Pelayanan kesehatan masyarakat tersebut antara lain promosi kesehatan, pemberantasan penyakit, penyehatan lingkungan, perbaikan gizi, peningkatan kesehatan keluarga, keluarga berencana, kesehatan jiwa masyarakat serta berbagai program kesehatan masyarakat lainnya.

Fungsi pokok puskesmas, antara lain : 1.Sebagai pusat pembangunan kesehatan masyarakat di wilayahnya .2.Membina peran serta masyarakat di wilayah kerjanya dalam rangka meningkatkan kemampuan untuk hidup sehat3.Memberikan pelayanan kesehatan secara menyeluruh dan terpadu kepada masyarakat di wilayah kerjanya

Proses dalam melaksanakan fungsinya dilakukan dengan cara : 1.Merangsang masyarakat termasuk swasta untuk melaksanakan kegiatan dalam rangka menolong dirinya sendiri2.Memberikan petunjuk kepada masyarakat bagaimana menggali dan menggunakan sumber daya yang ada secara efektif dan efisien3.Memberikan bantuan yang bersifat bimbingan tehnik materi dan rujukan medis maupun rujukan kesehatan kepada masyarakat 4.Memberi pelayanan kesehatan kepada masyarakat5.Bekerja sama dengan sektor-sektor yang bersangkutan dalam melaksanakan program puskesmas

2.1.3. Visi PuskesmasVisi pembangunan kesehatan yang diselenggarakan oleh puskesmas adalah tercapainya Kecamatan Sehat menuju terwujudnya Indonesia Sehat. Kecamatan Sehat adalah gambaran masyarakat kecamatan masa depan yang ingin dicapai melalui pembangunan kesehatan, yakni :1. Masyarakat yang hidup dalam lingkungan dan dengan perilaku sehat, 2. Memiliki kemampuan untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil dan merata 3. Memiliki derajat kesehatan yang setinggi-tingginya di seluruh wilayah Republik Indonesia.Indikator Kecamatan Sehat yang ingin dicapai mencakup 4 indikator utama, yakni:1)Lingkungan sehat2)Perilaku sehat3)Cakupan pelayanan kesehatan yang bermutu, serta4)Derajat kesehatan penduduk kecamatan

2.1.4. Misi PuskesmasMisi puskesmas sebagai pusat pengembangan kesehatan yang dapat dilakukan melalui berbagai upaya di antaranya adalah :1.Meluaskan jangkauan pelayanan kesehatan sampai ke desa-desa2.Meningkatkan mutu pelayanan kesehatan3. Mengadakan peralatan dan obat-obatan yang di sesuaikan dengan kebutuhan masyarakat4.Mengembangkan Pembangunan Kesehatan Masyarakat Desa (PKMD)

Selain itu, puskesmas juga memiliki misi secara khusus di wilayah kerjanya yaitu : 1)Menggerakkan pembangunan berwawasan kesehatan di wilayah kerjanya.Puskesmas akan selalu menggerakan pembangunan sektor lain yang diselenggarakan di wilayah kerjanya, agar memperhatikan aspek kesehatan yaitu pembangunan yang tidak menimbulkan damapk negative terhadap kesehatan, setidak-tidaknya terhadap lingkungan dan perilaku masyarakat.2)Mendorong kemandirian hidup sehat bagi keluarga dan masyarakat di wilayah kerjanya.Puskesmas akan selalu berupaya agar setiap keluarga dan masyarakat yang bertempat tinggal di wilayah kerjanya makin berdaya di bidang kesehatan, melalui peningkatan pengetahuan dan kemampuan menuju kemandirian untuk hidup sehat.3)Memelihara dan meningkatkan mutu, pemerataan dan keterjangkauan pelayanan kesehatan yang diselenggarakan puskesmas akan selalu berupaya menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang sesuai dengan standar dan memuaskan masyarakat, mengupayakan pemerataan pelayanan kesehatan serta meningkatkan efisiensi pengelolaan dana sehingga dapat dijangkau oleh seluruh anggota masyarakat.4)Memelihara dan meningkatkan kesehatan perorangan, keluarga dan masyarakat beserta lingkungannya. Puskesmas akan selalu berupaya memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah dan menyembuhkan penyakit, serta memulihkan kesehatan perorangan, keluarga dan masyarakat yang berkunjung dan yang bertempat tinggal di wilayah kerjanya, tanpa diskriminasi dan dengan menerapkan kemajuan ilmu dan teknologi kesehatan yang sesuai. Upaya pemeliharaan dan peningkatan yang dilakukan puskesmas mencakup pula aspek lingkungan dari yang bersangkutan.

2.1.5. Tujuan Puskesmas Tujuan pembangunan kesehatan yang diselenggarakan oleh puskesmas adalah mendukung tercapainya tujuan pembangunan kesehatan nasional yakni meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang yang bertempat tinggal di wilayah kerja puskesmas agar terwujud derajat kesehatan yang setinggi-tingginya dalam rangka mewujudkan Indonesia Sehat 2010.

Strategi Strategi puskesmas untuk mewujudkan pembangunan kesehatan antara lain :1. Pelayanan kesehatan yang bersifat menyeluruh (comprehensive health care service) 2. Pelayanan kesehatan yang menerapkan pendekatan yang menyeluruh (holistic approach)

2.1.6. Struktur Organisasi PuskesmasMenurut keputusan menteri kesehatan RI nomor 128/MenKes/RI/SK/II/2004, struktur organisasi puskesmas tergantung dari kegiatan dan beban tugas masing-masing puskesmas. Penyusunan struktur organisasi puskesmas di satu kabupaten/kota dilakukan oleh Dinas Kesehatan kabupaten/kota, sedangkan penetapannya dilakukan dengan peraturan daerah. Sebagai acuan dapat dipergunakan pola struktur organisasi puskesmas sebagai berikut :1)Kepala puskesmas2)Unit tata usaha yang bertanggung jawab membantu kepala puskesmas dalam pengelolaan:1.Data dan informasi2.Perencanaan dan penilaian3.Keuangan4. Umum dan kepegawaian3)Unit pelaksana teknis fungsional puskesmas:1.Upaya kesehatan masyarakat, termasuk pembinaan terhadap UKBM2. Upaya kesehatan perorangan.4)Jaringan pelayanan puskesmas:1.Unit puskesmas pembantu2.Unit puskesmas keliling3.Unit bidan di desa/komunitas2.1.7. Sasaran dan Mekanisme Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat Di Puskesmas 1. Keluarga yang belum terjangkau pelayanan kesehatan.2. Keluarga dengan resiko tinggi.3. Keluarga dengan kasus tindak lanjut keperawatan.4. Pembinaan kelompok khusus ( sesuai prioritas daerah )5. Pembinaan desa atau masyarakat bermasalah ( sesuai dengan prioritas daerah )Pelayanan Puskesmas1. Pelayanan didalam Gedunga. Penerimaan klien di loket pendaftaranb. proses seleksin kasus prioritas. Pelayanan medis yang diberikan berupa: Asuhan keperawatan, dari proses seleksi akan diketahui sasaran prioritas dan non prioritassasaran prioritas perlu di tindak lanjuti berupa rujukan rumah sakit atau rujukan ke puskesmas dengan ruang rawat inap. Tindak lanjut pelayanan kesehatan dapat berupa auhan keperawatan keluarga, kelompok, dan masyarakatc. penyampaian informasi klien yang memerlukan tindak lanjut asuhan keperawatan dirumah.

2. Pelayanan di luar Gedunga. Mempelajari informasi mengenai data kesenjangan pelayanan kesehatan dan menampung informasi yang berasal dari masyarakatb. Seleksi untuk mendapatkan sasaran prioritas, yaitu : individu, keluarga, kelompok dan masyarakatc. Menyampaikan informasi sasaran prioritasd. Pelaksanaan asuhan keperawatan terhadap sasaran prioritas2.2. Kegiatan Puskesmas 2.2.1. Kegiatan Pokok PuskesmasBerdasarkan buku pedoman kerja puskesmas yang terbaru, terdapat 20 usaha pokok kesehatan yang dapat dilakukan oleh puskesmas. Namun, pelaksanaanya sangat bergantung pada faktor tenaga, sarana dan prasarana, biaya yang tersedia, serta kemampuan menajemen dari tiap-tiap puskesmas. Kegiatan pokok puskesmas antara lain sebagai berikut.1. Upaya Kesehatan Ibu dan Anak (KIA)a. Pemeliharaan kesehatan ibu hamil; melahirkan dan menyusui; serta bayi, anak balita, dan anak prasekolahb. Memberikan pendidikan kesehatan tentang makanan guna mencegah gizi buruk c. Imunisasid. Pemberian pendidikan kesehatan tentang perkembangan anak dan cara menstimulasinyae. Pengobatan bagi ibu ,bayi,anak balita,serta prasekolah yg menderita bermacam-macam penyakit ringan,dan lain-lain.2. Upaya keluarga berencana (KB)a. Mengadakan kursus Keluarga berencana untuk para ibu dan calon ibu yang mengujungi KIA.b. Mengadakan kursus Keluarga Berencana kepada dukun yang akan bekerja sebagai penggerak calon peserta Keluarga berencana.c. Memberikan pendidikan kesehatan mengenai cara pemasangan IUD, cara-cara penggunaan pil, kondom, dan alat-alat kontasepsi lainnya.3. Upaya perbaikan gizia. Mengenali penderita-penderita kekurangan gizib. Mengembangkan program perbaikan gizic. Memberikan pendidikan gizi kepada masyarakat4. Upaya kesehatan lingkungana. Penyehatan air besihb. Penyehatan pembuangan kotoranc. Penyehatan lingkungan perumahand. Penyehatan limbahe. Pengawasan sanitasi tempat umumf. Penyehatan makanan dan minumang. Pelaksanaan peraturan perundangan5. Upaya pencegahan dan pemberantasan penyakit menulara. Mengumpulkan dan menganalisis data penyakitb. Melaporkan kasus penyakit menularc. Menyelisiki benar atau tidaknya laporan yang masukd. Melakukan tindakan permulaan untuk mencegah penyebaran penyakit menulare. Menyembuhkan penderita, sehingga tidak lagi menjadi sumber infeksif. Pemberian imunisasig. Pendidikan kesehatan kepada masyarakat6. Upaya pengobatana. Melaksanakan diagnosis sedini mungkin melalui: Mendapatkan riwayat penyakit Mengadakan riwayat fisik Mengadakan pemeriksaan laboratorium Membuat diagnosisb. Melaksanakan tindakan pengobatanc. Melakukan upaya rujukan7. Upaya penyuluhan kesehatan masyarakata. Kegiatan penyuhan kesehatan dilakukan oleh petugas diklinik, rumah, da kelompok-klompok masyarakatb. Ditingkat puskesmas tidak ada petugas penyuluhan tersendiri, tetapi ditingkat kabupaten terdapat tenaga-tenaga koordinator penyuluhan kesehatan8. Usaha kesehatan sekolah (UKS)9. Kesehatan olahraga10. Perawatan kesehatan masyarakat11. Usaha kesehatan kerja12. Usaha kesehatan gigi dan mulut13. Usaha kesehatan jiwa14. Kesehatan mata15. Laboratorium16. Pencatatan dan pelaporan sistem informasi kesehatan17. Kesehatan usia lanjut18. Pembinaan pengobatan tradisional19.Upaya Kesehatan Remaja. 20.Dana Sehat

Kegiatan pokok puskesmas bersifat dinamis dan berubah sesuai dengan kondisi masyarakat. Disamping penyelenggaraan usaha-usaha kegiatan pokok pusskesmas tersebut diatas, puskesmas sewaktu-waktu dapat diminta untuk melaksanakan program kesehatan tertentu oleh pemerintah pusat, misalnya melaksanakan pekan imunisasi nasional (PIN). Dengan demikian, baik petunjuk pelaksanaan maupun perbekalan akan diberikan oleh pemerintah pusat bersama pemerintah daerah.

2.2.2. Peran PuskesmasDalam konteks otonomi daerah seperti saat ini,peskesmas mempunyai peran yang sangat vital sebagai institusi pelaksana teknis. Puskesmas dituntut memiliki kemampuan manajerial yang baik dan wawasan jauh kedepan untuk meningkatan kualitas pelayanan kesehatan. Peran tersebut ditunjukkan dalam bentuk ikut serta menentukan kebijakan daerah melalui sistem perencanaan yang matang realistis,tata laksana kegiatan-kegiatan yang tersusun rapi,serta memiliki sistem evaluasi dan pemantauan yang akurat. Selain itu, puskesmas juga dituntut berperan serta aktif dalam pemanfaatan teknologi informasi terkait upaya peningkatan pelayanan kesehatan secara komprehensif dan terpadu.2.2.3. Wilayah Kerja PuskesmasWilayah kerja puskesmas meliputi satu kecamatan atau sebagian dari kecamatan. Faktor kepadatan penduduk,luas daerah geografis,dan keadaan infrastruktur lainnya merupakan bahan pertimbangan dalam menentukan wilayah kerja puskesmas. Puskesmas merupakan perangkat Pemerintah Daerah Tingkat II,sehinggah pembagian wilayah puskesmas ditetapkan oleh Bupati setelah mendengar saran teknis dari Kantor Wilayah Departemen Kesehatan Provinsi. Dikota besar,wilayah kerja puskesmas bisa hanya satu kmelurahan dan puskesmas di ibukota kecamatan menjadi puskesmas rujukan yang berfungsi sebagai pusat rujukan dari puskesmas kelurahan. Selain itu,puskesmas dikecamatan juga mempunyai fungsi koordinasi. Sasaran penduduk yang dilayani oleh sebuah puskesmas rata-rata 30.000 penduduk.2.2.4. Fasilitas PenunjangDalam rangka memperluas jangkauan pelayanan kesehatan yang diberikan,puskesmas perlu ditunjang dengan unit pelayanan kesehatan yang lebih sederhana,antara lain sebagai berikut.1. Puskesmas pembantuPuskesmas pembantu yang lebih sering dikenal sebagai Pustu atau Pusban adalah unit pelayanan kesehatan sederhana yang berfungsi menunjang dan membantu pelaksanaan kegiatan-kegiatan puskesmas dalam ruang lingkup wilayah yang lebih kecil. Puskesmas Pembantu merupakan bagian integral dari puskesmas. Setiap puskesmas beberapa Puskesmas Pembantu didalam wilayah kerjanya. Namun,terdapat beberapa puskesmas yang tidak memiliki Puskesmas Pembantu,khuhsusnya puskesmas di daerah perkotaan.

2. Puskesmas KelilingPuskesmas keliling merupakan unit pelayanan kesehatan keliling yang dilengkapi dengan kendaraan bermotor roda empat atau perahu motor,peralatan kesehatan,peralatan komunikasi,serta sejumlah tenaga yang berasal dari puskesmas. Puskesmas Keliling berfungsi menunjang dan membantu kegiatan puskesmas dalam wilayah yang belum terjangkau oleh pelayanan kesehatan. Kegiatan Puskesmas Keliling antara lain:a. Memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat di daerah terpencil atau daerah yang sulit dijangkau oleh pelayanan puskesmas;b. Melakukan penyelidikan tentang Kejadian Luar Biasa (KLB);c. Dapat dipergunakan sebagai alat transportasi penderita,misalnya dalam rangka rujukan kasus darurat;d. Melakukan penyuluhan kesehatan dengan menggunakan alat audiovisual.

3. Bidan DesaDi setiap desa yang belom memiliki fasisilitas pelayanan kesehatan, Bidan desa ditempatkan untuk tinggal di desa tersebut untuk memberikan pelayanan kesehatan. Bidan desa bertanggung jawab langsung kepada kepala puskesmas. Wilayah kerja bidan desa adalah suatu desa dengan jumlah penduduk rata-rata 3.000 jiwa. Tugas utama bidan desa adalah meningkatkan peran serta masyarakat dalam bidang kesehatan melalui pembinaan posyandu dan pembinaan kelompok dasawarsa, serta pertolongan persalinan di rumah penduduk.Dalam perkembangannya, batasan-batasan di atas makin kabur seiring dengan diberlakukannya Undang-Undang Otonomi daerah yang lebih mengedepankan desentralisasi. Dengan otonomi, setiap daerah tingkat II memiliki kesempatan untuk mengembangkan puskesmas sesuai Rencana Strategis (Renstra) kesehatan daerah dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Bidang kesehatan, sesuai dengan situasi dan kondisi Daerah Tingkat II.2.2.5. Pelayanan Kesehatan MenyeluruhPelayanan kesehatan yang diberikan di puskesmas adalah pelayanan kesehatan yang menyeluruh, yang meliputi pelayanan :1. Pengobatan (curative)2. Pencegahan (preventive)3. Peningkatan kesehatan (promotive)4. Pemulihan kesehatan (rehabilitative)

2.2.6. Pelayanan Kesehatan IntegratifSebelum ada puskesmas, pelayanan kesehatan di kecamatan meliputi Balai pengobatan, balai kesejahteraan ibu dan anak, Usaha higiene sanitasi lingkungan, pemberantasan penyakit menular, dan lain-lain. Usaha-usaha tesebut masih bekerja sendiri-sendiri dan bertanggung jawab langsung kepada kepala dinas kesehatan dati II. Dengan adanya sistem pelayanan kesehatan melalui pusat kesehatan masyarakat, yaitu puskesmas. Oleh karena itu, berbagai kegiatan pokok puskesmas dilaksanakan bersama di bawah satu koordinasi dan satu pimpinan.2.2.7. Kedudukan Puskesmas1. Kedudukan dalam bidang administrasiPuskesmas merupakan perangkat pemerintah daerah tingkat II dan bertanggung jawab langsung, baik teknis maupun administratif kepada kepala dinas kesehatan dati II

2. Kedudukan dalam hierarki pelayanan kesehatanDalam urutan hierarki pelayanan kesehatan sesuai dengan sistem kesehatan nasional (SKN), maka puskesmas berkedudukan pada tingkat fasilitas kesehatan pertama. Apa yang dimaksud dengan pelayanan ksehatan tingkat pertama adalah fasilitas, sedangkan dalam hal pengembangan kesehatan, puskesmas dapat meningkatkan dan mengembangkan diri kearah modernisasi sistem pelayanan kesehatan disemua lini, baik promotif, preventif maupun rehabilitatif sesuai kebijakan rencana stratengis daerah tingkat II di bidang kesehatan.

2.3. Struktur Organisasi dan Tata Kerja PuskesmasSusunan organisasi puskesmas :1. Unsur pimpinan : Kepala Puskesmas2. Unsur pembantu pimpinan : Urusan Tata Usaha3. Unsur pelaksana : Unit I, Unit II, Unit III, Unit IV, Unit V, Unit VI, dan Unit VI4. Unsur pimpinan : Kepala Puskesmas5. Unsur pembantu pimpinan : Urusan Tata Usaha6. Unsur pelaksana : Unit I, Unit II, Unit III, Unit IV, Unit V, Unit VI, dan Unit VII

Kepala

Tata Usaha

Unit IUnit VIIUnit VIUnit VUnit IVUnit IIIUnit II

Puskesmas

Gambar. Struktur Organisasi PuskesmasTugas pokok masing-masing unsur tersebut antara lain sebagai berikut.1. Kepala puskesmas, mempunyai tugas memimpin dan mengawasi kegiatan puskesmas.2. Kepala urusan tata usaha,mempunyai tugas dibidang kepegawaian, keuangan, perlengkapan, dan surat menyurat, serta pencatatan dan pelaporan.3. Unit I, melaksanakan kegiatan kesejahteraan ibu dan anak, keluarga berencana (KB), dan perbaikan gizi.4. Unit II, melaksanakan kegiatan pencegahan dan pemberantasan penyakit.5. Unit III, melaksanakan kesehatan kesehatan gigi dan mulut,serta kesehatan tenaga kerja dan usia lanjut.6. Unit IV, melaksanakan kegiatan kesehatan masyarakat, sekolah, dan olahraga.7. Unit V, melaksanakan kegiatan pembinaan, pengembangan, dan penyuluhan kepada masyarakat.8. Unit VI, melaksanakan kegiatan pengobatan rawat jalan dan inap.9. Unit VII, melaksanakan tugas kefarmasian.

Tata Kerja PuskesmasDalam melaksanakan tugasnya, puskesmas wajib menetapkan prinsip koordinasi, integrasi, dan sinkronisasi, baik dalam lingkungan puskesmas maupun dalam satuan organisasi luar sesuai dengan tugasnya masing-masing. Kepala puskesmas bertanggung jawab memimpin, mengoordinasi semua unsur dalam lingkungan puskesmas,dan memberikan bimbingan bagi pelaksanaan tugas masing-masing. Setiap unsur di lingkungan puskesmas wajib mengikuti dan mematuhi petunjuk dan bertanggung jawab kepada Kepala Puskesmas.2.4. Jangkauan Pelayanan KesehatanSesuai dengan keadaan geografis, luas wilayah, sarana perhubungan, dan kepadatan penduduk dalam wilayah kerja suatu puskesmas, tidak semua penduduk dapat dengan mudah mengakses pelayanan puskesmas. Agar jangkauan pelayanan puskesmas merata dan meluas, puskesmas perlu ditunjang dengan Puskesmas Pembantu, Puskesmas Keliling, dan Bidan Desa. Selain itu, peningkatan peran serta masyarakat untuk mengelola posyandu dan pembina dasawisma juga dapat menunjang jangkauan pelayanan kesehatan.Dukungan RujukanSistem rujukan upaya kesehatan merupakan suatu sistem jaringan pelayanan kesehatan yang memungkinkan terjadinya penyerahan tanggung jawab secara timbal balik atas timbulnya suatu masalah kesehatan masyarakat, baik secara vertikal maupun horizontal. Sistem rujukan secara konsepsional menyangkut hal - hal sebagai berikut.1. Rujukan medis, yang meliputi :a. Konsultasi penderita untuk keperluan diagnostik pengobatan, tindakan operatif, dan lain-lainb. Pengiriman bahan (spesimen) untuk pemeriksaan laboratorium yang lebih lengkapc. Mendatangkan atau mengirim tenaga yang lebih kompeten/ahli untuk meningkatkan mutu pelayanan pengobatan2. Rujukan kesehatan, merupakan rujukan yang menyangkut masalah kesehatan masyarakat yang bersifat preventif dan promotif, yang meliputi :a. Survei epidemologi dan pemberantasan penyakit atas Kejadian Luar Biasa (KLB)b. Pemberian pangan di wilayah yang sedang mengalami bencana kelaparanc. Penyelidikan penyebab keracunan, bantuan teknologi penanggulanngan keracunan, dan bantuan obat-obatan atas terjadinya keracunan massald. Pemberian makanan, tempat tinggal, dan obat-obatan untuk pengungsi atas terjadinya bencana alame. Saran dan teknologi untuk penyediaan air bersih atas masalah kekurangan air bersih bagi masyarakat umumf. Pemeriksaan spesimen air di laboratorium kesehatan, dan lain-lainTujuan sistem rujukan upaya kesehatan, antara lain sebagai berikut :1. Umum Dihasilkannya pemerataan upaya pelayanan kesehatan yang didukung kualitas pelayanan yang optimal dalam rangka memecahkan masalah kesehatan secara berdaya guna dan berhasil guna2. Khusus Dihasilkannya upaya pelayanan kesehatan klinik yang bersifat kuratif dan rehabilitatif, serta dihasilkannya upaya kesehatan masyarakat yang bersifat preventif dan promotif secara berhasil guna dan berdaya guna.

Tabel . Jenjang tingkat pelayanan kesehatan yang ada di indonesia

Jenjang (Hierarki)Komponen/unsur pelayanan kesehatan

Tingkat rumah tanggaPelayanan kesehatan oleh individu/keluarganya sendiri

Tingkat masyarakatKegiatan swadaya masyarakat dalam menolong mereka sendiri oleh kelompok paguyuban; PKK, Saka Bhakti Husada; anggota RW, RT, dan masyarakat

Fasilitas pelayanan kesehatan profesional tingkat pertamaPuskesmas, puskesmas pembantu, puskesmas keliling, praktik dokter swasta,dan poliklinik swasta

Fasilitas pelayanan rujukan tingkat pertamaRumah sakit kabupaten/kota, rumah sakit swasta, klinik swasta, laboratorium, dan lain-lain

Fasilitas pelayanan rujukan yang lebih tinggiRumah sakit tipe B dan tipe A, lembaga spesialistik swasta, laboratorium kesehatan daerah, laboratorium klinik swasta, dan lain-lain

Sementara itu, alur rujukan medis dapat diklasifikasikan sebagai berikut :1. Internal antara petugas puskesmas2. Antara puskesmas pembantu3. Antara masyarakat dengan puskesmas4. Antara puskesmas yang satu dengan puskesmas lain5. Antara puskesmas dengan rumah sakit, laboratorium, atau fasilitas kesehatan lainnya.

Langkah-langkah yang ditempuh puskesmas dalam upaya meningkatkan mutu rujukannya antara lain sebagai berikut.1. Meningkatkan mutu pelayanan di puskesmas dalam menampung rujukan dari puskesmas pembantu dan pos kesehatan lain dari masyarakat.2. Mengadakan pusat rujukan antara dengan mengadakan ruangan tambahan untuk 10 tempat tidur perawatan pendrita gawat darurat di lokasi yang strategis.3. Meningkatkan sarana komunikasi antara unit pelayanan kesehatan.4. Menyediakan puskesmas keliling di setiap kecamatan dalam bentuk kendaraan roda empat atau perahu motor yang dilengkapi alat komunikasi.5. Menyediakan sarana pencatatan dan pelaporan bagi sistem rujukan, baik rujukan medis maupun rujukan kesehatan.6. Meningkatkan upaya dana sehat masyarakat untuk menunjang pelayanan rujukan.Puskesmas PerawatanPuskesmas perawatan atau puskesmas rawat inap merupakan puskesmas yang diberi ruangan tambahan dan fasilitas untuk menolong penderita gawat darurat, baik berupa tindakan operatif terbatas maupun rawat inap sementara.Kriteria puskesmas perawatan, antara lain sebagai berikut.1. Puskesmas terletak kurang lebih dari 20 km dari rumah sakit.2. Puskesmas mudah dicapai dengan kendaraan bermotor3. Puskesmas dipimpin oleh dokter dan telah mempunyai tenaga yang memadai4. Jumlah kunjungan puskesmas minimal 100 orang per hari.5. Penduduk wilayah kerja puskesmas dan penduduk wilayah tiga puskesmas di sekitarnya.6. Pemerintah daerah bersedia menyediakan dana rutin yang memadaiPuskesmas perawatan merupakan pusat rujukan antara bagi penderita gawat darurat. Kegiatan puskesmas perawatan meliputi, melakukan tindakan operatif terbatas terhadap penderita gawat darurat, misalnya kecelakaan lalu lintas, persalinan dengan penyulit, penyakit lain yang mendadak dan gawat, merawat sementara penderita gawat darurat atau untuk observasi penderita dalam rangka diagnostik dengan rata-rata 3-7 hari perawatan, melakukan pertolongan sementara untuk pengiriman penderita ke rumah sakit, memberi pertolongan persalinan bagi kehamilan dengan risiko tinggi dan persalinan dengan penyulit, serta melakukan metode operasi pria dan metode operasi wanita (MOP dan MOW) untuk keluarga brencana.Ketenagaan puskesmas perawatan meliputi : dokter yang telah mendapatkan latihan klinis di rumah sakit selama 6 bulan dalam bidang bedah, obstetri ginekologi, pediatri dan interna, seorang perawat yang telah dilatih selama 6 bulan dalam bidang perawatan bedah, kebidanan, pediatri dan penyakit dalam, tiga orang perawat/bidan yang diberi tugas bergilir, serta satu orang pekerja kesehatan (dengan tingkat pendidikan SMA atau lebih).Untuk melaksanakan kegiatannya, puskesmas perawatan harus memiliki luas bangunan, ruangan pelayanan serta peralatan yang lebih lengkap dari pada puskesmas biasa, antara lain ruangan rawat tinggal yang memadai (nyaman, luas, serta terpisah antara anak,wanita,dan pria untuk menjaga privasi), ruangan operasi dan pasca operasi, ruangan persalinan dan menyusui (sekaligus sebagai ruang recovery), kamar perawat jaga, serta kamar linen dan cuci. Sementara peralatan medis yang harus ada antara lain peralatan operasi terbatas, peralatan obsteri patologis, peralatan vasektomi dan tubektom, peralatan resusitasi, serta minimal 10 tempat tidur dengan peralatan perawatan. Selain itu, untuk memudahkan komunikasi, puskesmas perawatan harus dilengkapi telepon atau radio komunikasi jarak sedang dan minimal 1 buah ambulan.

2.5. Sistem Pencatatan dan Pelaporan Puskesmas 2.5.1.Pengertian Sistem Pencatatan Dan Pelaporan Terpadu Puskesmas (SP2TP)SP2TP adalah kegiatan pencatatan dan pelaporan data umum, sarana, tenaga dan upaya pelayanan kesehatan di Puskesmas yang bertujuan agar didapatnya semua data hasil kegiatan Puskesmas (termasuk Puskesmas dengan tempat tidur, Puskesmas Pembantu, Puskesmas keliling, bidan di Desa dan Posyandu) dan data yang berkaitan, serta dilaporkannya data tersebut kepada jenjang administrasi diatasnya sesuai kebutuhan secara benar, berkala dan teratur, guna menunjang pengelolaan upaya kesehatan masyarakat (Ahmad, 2005).Sistem Pencatatan dan Pelaporan Terpadu Puskesmas adalah kegiatan pencatatan dan pelaporan data umum, sarana, tenaga dan upaya pelayanan kesehatan di Puskesmas yang ditetapkan melalui SK MENKES/SK/II/1981. Data SP2PT berupa Umum dan demografi, Ketenagaan, Sarana, Kegiatan pokok Puskesmas. Menurut Yusran (2008) Sistem Pencatatan dan Pelaporan Terpadu Puskesmas (SP2TP) merupakan kegiatan pencatatan dan pelaporan puskesmas secara menyeluruh (terpadu) dengan konsep wilayah kerja puskesmas. Sistem pelaporan ini ini diharapkan mampu memberikan informasi baik bagi puskesmas maupun untuk jenjang administrasi yang lebih tinggi, guna mendukung manajemen kesehatan (Tiara, 2011).Sistem Pencatatan dan Pelaporan Terpadu Puskesmas merupakan sumber pengumpulan data dan informasi ditingkat puskesmas. Segala data dan informasi baik faktor utama dan tenaga pendukung lain yang menyangkut puskesmas untuk dikirim ke pusat serta sebagai bahan laporan untuk kebutuhan. Menurut Bukhari Lapau (1989) data yang dikumpul oleh puskesmas dan dirangkum kelengkapan dan kebenaranya. Sistem Pencatatan dan Pelaporan Terpadu Puskesmas (SP2TP) ialah laporan yang dibuat semua puskesmas pembantu, posyandu, puskesmas keliling bidan-bidan desa dan lain-lain yang termasuk dalam wilayah kerja puskesmas (Syaer, 2011). Perencanaan yang telah disusun dari tiap-tiap upaya kesehatan pokok puskesmas sehingga dapat di hindarkan terjadinya tumpang tindih dalam pelaksanaan kegiatannya.

2.5.2.Tujuan SP2TPTujuan Sistem Informasi Manajemen di Puskesmas adalah untuk meningkatkan kualitas manajemen Puskesmas secara lebih berhasil guna dan berdaya guna, melalui pemanfaatan secara optimal data SP2TP dan informasi lain yang menunjang. Tujuan dimaksud dapat terwujud apabila: (Ahmad, 2005).1)Data SP2TP dan data lainnya diolah disajikan dan diinterprestasikan sesuai dengan petunjuk Pengolahan dan Pemanfaatan data SP2TP.2)Pengolahan, analisis, interprestasi dan penyajian dilakukan oleh para penanggung jawab masing-masing kegiatan di Puskesmas dan mengelola program disemua jenjang administrasi.3)Informasi yang diperoleh dari pengolahan dan interprestasi data SP2TP dan sumber lainnya dapat bersifat kualitatif (seperti meningkat, menurun, dan tidak ada perubahan) dan bersifat kuantitatif dalam bentuk angka seperti jumlah, persentase dan sebagainya.

Tujuan UmumTujuan umum dari Sistem Pencatatan dan Pelaporan Terpadu Puskesmas (SP2TP) ini ialahdata dan informasi yang akurat tepat waktu dan mutakhir secara periodik dan teratur pengolahan program kesehatan masyarakat melalui puskesmas di berbagai tingkat administrasi.Adapun tujuan umum ialah: (Syaer, 2011).1.Tersedianya data secara akurat yang meliputi segala aspek.2.Terlaksananya pelaporan yang secara teratur diberbagai jenjang administrasi sesuai dengan prosedur yang berlaku.3. Digunakan data tersebut sebagai alat pengambilan keputusan dalam rangka pengelolaan rencana dalam bidang program kesehatan.

Tujuan KhususTersedianya data dan informasi yang akurat tepat waktu dan mutakhir secara periodik dan teratur pengolahan program kesehatan masyarakat melalui puskesmas di berbagai tingkat administrasi.

2.5.3.Manfaat Pencatatan Dan Pelaporan1.Memudahkan dalam mengelola informasi kegiatan di tingkat pusat, provinsi, dan Kabupaten/kota2. Memudahkan dalam memperoleh data untuk perencanaan dalam rangka pengembangan tenaga kesehatan3. Memudahkan dalam melakukan pembinaan tenaga kesehatan4. Memudahkan dalam melakukan evaluasi hasil2.5.4. Batasan Pencatatan Dan PelaporanBatasan dari pencatatan dan pelaporan kegiatan adalah sebagai berikut : Pencatatan dan pelaporan penyelenggaraan tiap kegiatan bagi tenaga kesehatan adalah melakukan pencatatan data penyelenggaraan tiap kegiatan bagi tenaga kesehatan dan melaporkan data tersebut kepada instansi yang berwenang berupa laporan lengkap pelaksanaan kegiatan dengan menggunakan format yang ditetapkan. Pencatatan dan pelaporan rekapitulasi kegiatan tiap triwulan adalah melakukan pencatatan data pada semua kegiatan dalam satu triwulan berjalan dan melaporkan data tersebut dalam bentuk rekapitulasi kegiatan triwulan kepada instansi yang berwenang dengan menggunakan format yang ditetapkan. Pencatatan dan pelaporan rekapitulasi kegiatan yang diselenggarakan setiap triwulan dan tiap tahun adalah pencatatan data untuk semua kegiatan dalam satu triwulan dan satu tahun berjalan serta melaporkan data tersebut dalam bentuk rekapitulasi data kegiatan triwulan dan tahunan kepada instansi yang berwenang dengan menggunakan format yang telah ditetapkan.

2.5.5. Ruang Lingkup Pencatatan Dan PelaporanRuang lingkup pencatatan dan pelaporan, meliputi jenis data yang dikumpulkan, dicatat, dan dilaporkan puskesmas.Jenis data tersebut mencakup:1.Umum dan demografi2.Sarana fisik3.Ketenagaan4.Kegiatan pokok yang dilakukan di dalam dan di luar gedungData umum meliputi peta wilayah dan wilayahnya, jumlah desa, dusun/RW, jumlah posyandu dan sasaran program.

2.5.6. Pelaksanaan Pencatatan Dan PelaporanSemua kegiatan pokok baik didalam maupun diluar gedung puskesmas, puskesmas pembantu, dan bidan di desa harus dicatat. Untuk memudahkan dapat menggunakan formulir standar yang telah ditetapkan dalam SP2TP. Jenis formulir standar yang digunakan dalam pencatatan adalah sebagai berikut :

Rekam kesehatan keluarga (RKK)Rekam kesehatan keluarga atau yang disebut family folder adalah himpunan kartu-kartu individu suatu keluarga yang memperoleh pelayanan kesehatan dipuskesmas.Kegunaan dari RKK adalah untuk mengikuti keadaan kesehatan dan gambaran penyakit di suatu keluarga.Pengguna RKK diutamakan pada anggota keluarga yang mengidap salah satu penyakit atau kondisi, misalnya penderita TBC paru, kusta, keluarga resiko tinggi yaitu ibu hamil resiko tinggi, neonatus resiko tinggi (BBLR), balita kurang energi kronis (KEK).Dalam pelaksanaannya keluarga yang menggunakan RKK diberi alat bantu kartu tanda pengenal keluarga (KTPK) untuk memudahkan pencarian berkas pada saat melakukan kunjungan ulang. Kartu rawat jalanKartu rawat jalan atau lebih dikenal dengan kartu rekam medik pasien merupakan alat untuk mencatat identitas dan status pasien rawat jalan yang berkunjung ke puskesmas. Kartu indeks penyakitKartu indeks penyakit merupakan alat bantu untuk mencatat identitas pasien, riwayat, dan perkembangan penyakit. Kartu indeks penyakit diperuntukan khusus penderita penyakit TBC paru dan kusta. Kartu ibuKartu ibu merupakan alat bantu untuk mengetahui identitas, status kesehatan, dan riwayat kehamilan sampai kelahiran. Kartu anakKartu anak adalah alat bantu untuk mencatat identitas, status kesehatan, pelayanan preventif-promotif-kuratif-rehabilitatif yang diberikan kepada balita dan anak prasekolah. KMS balita dan anak sekolahMerupakan alat bantu untuk mencatat identitas, pelayanan, dan pertumbuhan yang telah diperoleh balita dan anak sekolah. KMS ibu hamilMerupakan alat untuk mengetahui identitas dan mencatat perkembangan kesehatan ibu hamil dan pelayanan kesehatan yang diterima ibu hamil. KMS usia lanjutKMS usia lanjut merupakan alat untuk mencatat kesehatan usia lanjut secara pribadi baik fisik maupun psikososial, dan digunakan untuk memantau kesehatan, deteksin dini penyakit, dan evaluasi kemajuan kesehatan usia lanjut. Register Register merupakan formulir untuk mencatat atau merekap data kegiatan didalam dan di luar gedung puskesmas, yang telah dicatat di kartu dan catatan lainnya.Ada beberapa jenis register sebagai berikut : Nomor indeks pengunjung puskesmas Rawat jalan Register kunjungan Register rawat inap Register KIA dan KB Register kohort ibu dan balita Register deteksi dini tumbuh kembang dan gizi Register penimbangan batita Register imunisasi Register gizi Register kapsul beryodium Register anak sekolah Sensus harian: kunjungan, kegiatan KIA, imunisasi, dan penyakit.

2.5.7. Bentuk PencatatanBentuk Pencatatan Meliputi :Catatan Tradisional: berisi hal-hal yang didengar dan dilakukan oleh pencatat secara tidak sistematis, tidak lengkap, dan biasanya berupa catatan harian.Catatan Sistematis: menggambarkan pola keadaan, masalah, dan langkah pemecahan masalah.Bentuk Pencatatan Berdasarkan Pada Sasaran, Yaitu : 1.Catatan Individu (Catatan Ibu, Bayi, Dan Balita);2.Catatan Keluarga (Kesehatan Keluarga Tertentu); 3.Catatan Masyarakat (biasanya pada kegiatan survei komunitas apabila ditemukan masalah komunitas yang lebih diarahkan pada ibu dan anak balita). Bentuk Catatan Berdasarkan Kegiatan, Yaitu : 1.Catatan Pelayanan Kesehatan Anak; 2.Catatan Pelayanan Kesehatan KB; 3.Catatan Pelayanan Kesehatan Ibu; 4.Catatan Imunisasi; 5.Catatan Kunjungan Rumah; 6.Catatan Persalinan; 7.Catatan Kelainan; 8. Catatan Kematian Ibu Dan Bayi; Dan 9.Catatan Rujukan. Sementara Bentuk Catatan Berdasarkan Proses Pelayanan, Yaitu : 1. Catatan Awal/Masuk; 2.Catatan Pengembangan Berisi Kemajuan/Perkembangan Pelayanan;3.Catatan Pindah; Dan Catatan Keluar.

2.5.8. Mekanisme PencatatanPencatatan kegiatan harian program puskesmas dapat dilakukan di dalam dan di luar gedung1.Pencatatan yang dibuat di dalam gedung puskesmas Pencatatan yang dibuat di dalam gedung puskesmas adalah semua data yang di peroleh dari pencatatan kegiatan harian program yang dilakukan dalam gedung puskesmas seperti tekanan darah, laboratorium, KB dan lain-lain. Pencatatan dan pelaporan ini menggunakan family folder, kartu indeks penyakit, buku register dan sensus harian.2. Pencatatan yang dibuat di luar gedung puskesmasPencatatan yang dibuat di luar gedung Puskesmas adalah data yang dibuat berdasarkan catatan harian yang dilaksanakan diluar gedung Puskesmas seperti Kegiatan progam yandu, kesehatan lingkungan, UKS, dan lain-lain. Pencatatan dan Pelaporan ini menggunakan kartu register dan kartu murid. Pencatatan harian masing-masing progam Puskesmas dikombinasi menjadi laporan terpadu puskesmas atau yang disebut dengan system pencatatan dan pelaporan terpadu Puskesmas (SP2TP). SP2TP ini dikirim ke dinas kesehatan Kabupaten atau kota setiap awal bulan, kemudian ke Dinas Kesehatan kabupaten atau kota mengolahnya dan mengirimkan umpan baliknya ke Dinas Kesehatan Provinsi dan Departemen Kesehatan Pusat. Umpan balik tersebut harus dikirimkankembali secara rutin ke Puskesmas untuk dapat dijadikan evaluasi keberhasilan progam. Namun sejak otonomi daerah dilaksanakan puskesmas tidak punya kewajiban lagi mengirimkan laporan ke Departemen Kesehatan Pusat tetapi dinkes kabupaten/kota lah yang berkewajiban menyampaikan laporan rutinnya ke Departemen Kesehatan Pusat.

2.5.9. PelaporanSesuai dengan Keputusan Direktur Jendral Pembinaan Kesehatan masyarakat No.590/BM/DJ/Info/Info/96, pelaporan puskesmas menggunakan tahun kalender yaitu dari bulan Januari sampai dengan Desember dalam tahun yang sama. Formulir pelaporan dikembangkan sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan/beban kerja di puskesmas.Formulir Laporan dari Puskesmas ke kabupaten :1. Laporan BulananData Kesakitan (LB 1)Data obat-obatan (LB 2) Data kegiatan gizi, KIA/KB,imunisasi termasuk pengamatan penyakit menular (LB 3)2. Laporan SentinelBerikut adalah bentuk laporan sentinel.Laporan bulan sentinel (LB 1S)Laporan yang memuat data penderita penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD31), penyakit infeksi saluran pernafasan akut (ISPA). Dan diare, menurut umur dan status imunisasi. Puskesmas yang memuat LB 1S adalah puskesmas yang ditunjukyaitu satu puskesmas dari setiap kab/kota dengan periode laporan bulan serta dilaporkan ke dinas kesehatan kab/kota, Dinas kesehatan provinsi dan pusat (Ditjen PPM dan PLP).Laporan bulanan sentinel (LB 2S)Dalam laporan ini memuat data KIA, gizi, tetanus neonatorum, dan penyakit akibat kerja. Laporan bulanan sentinel hanya diperuntukkan bagi puskesmas rawat inap. Laporan ini dilaporkan ke dinas kesehatan3. Laporan TahunanLaporan tahunan meliputi :Data dasar puskesmas (LT-1)Data kepegawaian (LT-2)Data peralatan (LT-3)

2.5.10. Alur PelaporanLaporan dari Dati II dikirimkan ke Dinas Kesehatan Dati I dan Kanwil Depkes Propinsi serta Pusat (Ditjen Pembinaan Kesehatan Masyarakat) dalam bentuk rekapitulasi dari laporan SP2TP.Laporan tersebut meliputi sebagai berikut :1. Laporan Triwulan : Hasil entri data/rekapitulasi laporan LB 1 Hasil entri data/rekapitulasi laporan LB 2 Hasil entri data/rekapitulasi laporan LB 3 Hasil entri data/rekapitulasi laporan LB 42. Laporan Tahunan : Hasil entri data/rekapitulasi laporan LT 1 Hasil entri data/rekapitulasi laporan LT 2 Hasil entri data/rekapitulasi laporan LT 3

2.5.11. Frekuensi Laporan1.Laporan TriwulanLaporan triwulan dikirim paling lambat tanggal 20 bulan berikutnya dari triwulan yang dimaksud (contoh : laporan triwulan pertama tanggal 20 April 2009, maka laporan triwulan berikutnya adalah tanggal 20 Mei 2009). Laporan ini diberikan kepada dinas-dinas terkait di bawah ini :Kepala Dinas Kesehatan Dati IKepala Kantor Wilayah Depkes ProvinsDepkes RI Ditjen Binkesmas2. Laporan TahunanLaporan tahunan dikirim paling lambat akhir bulan Februari di tahun berikutnya dan diberikan kepada dinas-dinas terkait berikut ini :Kepala Dinas Kesehatan Dati IKepala Kantor Wilayah Depkes ProvinsiDepkes RI Cq Ditjen Binkesmas

2.5.12 Mekanisme Pelaporan1.Tingkat Puskesmasa.Laporan dari puskesmas pembantu dan bidan di desa disampaikan ke pelaksana kegiatan di puskesmas.b.Pelaksana kegiatan merekapitulasi data yang dicatat baik di dalam maupun di luar gedung serta laporan yang di terima dari puskesmas pembantu dan bidan di desa.c.Hasil rekapitulasi pelaksanaan kegiatan dimasukkan ke formulir laporan sebanyak 2 rangkap, untuk disampaikan kepada koordinator SP2TP.d.Hasil rekapitulasi pelaksanaan kegiatan diolah dan dimamfaatkan untuk tindak lanjut yang diperlukan untuk meningkatkan kinerja kegiatan.

2.Tingkat Dati IIa.Pengolahan data SP2TP di Dati II menggunakan perangkat lunak yang ditetapkan oleh Depkes.b.Laporan SP2TP dari puskesmas yang diterima Dinas Kesehatan Dati II disampaikan kepada pelaksana SP2TP untuk direkapitulasi/entri data.c. Hasil rekapitulasi dikoreksi, diolah serta dimamfaatkan sebagai bahan untuk umpan balik, bimbingan teknis ke puskesmas dan tindak lanjut untuk meningkatkan kinerja program.d.Hasil rekapitulasi data setiap 3 bulan dibuat dalam rangkap 3 ( dalam bentuksoft file) untuk dikirimkan ke Dinas Kesehatan Dati I, Kanwil Depkes Provinsi, dan Departemen Kesehatan.

3. Tingkat Dati Ia.Pengolahan dan pemamfaatan data SP2TP di Dati I mempergunakan perangkat lunak sama dengan Dati II.b.Laporan dari Dinkes Dati II, diterima oleh Dinkes Dati I dan Kanwil Depkes dalam bentuk soft file diteruskan ke pelaksana untuk dikompilasi/direkapitulasi.c.Hasil rekapitulasi disampaikan ke pengelola program Dati I untuk diolah dan dimamfaatkan serta dilakukan tindak lanjut, bimbingan dan pengendalian.

4.Tingkat PusatHasil olahan yang dilaksanakan Ditjen Binkesmas paling lambat 2 bulan setelah berakhirnya triwulan tersebut disampaikan kepada pengelola program terkait dan Pusat Data Kesehatan untuk dianalisis dan dimamfaatkan sebagai umpan balik, kemudian dikirimkan ke Kanwil Depkes Provinsi.2.6. Lokakarya Mini Puskesmas2.6.1. Pengertian Lokakarya Mini PuskesmasLokakarya mini puskesmas adalah salah satu bentuk upaya untuk penggalangan dan pemantauan berbagai kegiatan puskesmas melalui pertemuan (Depkes RI, 2006).

2.6.2. Ruang Lingkup Lokakarya Mini PuskesmasPada dasarnya ruang lingkup lokakarya mini meliputi dua hal pokok yaitu :1.Lintas programMemantau pelaksanaan kegiatan Puskesmas berdasarkan perencanaan dan memecahkan masalah yang dihadapi serta tersusunnya rencana kerja baru. Pertemuan bertujuan untuk :a.Meningkatkan kerjasama antar petugas intern Puskesmas, termasuk Puskesmas Pembantu dan Bidan di Desa.b.Mendapatkan kesepakatan untuk melaksanakan kegiatan sesuai dengan perencanaan yaitu Rencana Pelaksanaan Kegiatan (RPK).c.Meningkatkan motivasi petugas puskesmas untuk dapat melaksanakan kegiatan sesuai dengan perencanaan (RPK).d.Mengkaji pelaksaan rencana kerja yang telah disusun, memecahkan masalah yang terjadi dan menyusun upaya pemecahan dalam bentuk rencana kerja yang baru.2. Lintas sektorDalam rangka meningkatkan peran serta masyarakat dan dukungan sektor-sektor yang bersangkutan dalam pelaksanaan pembangunan kesehatan. Pertemuan dilaksanakan untuk :a.Mendapatkan kesepakatan rencana kerja lintas sektoral dalam membina dan mengembangakan peran serta masyarakat dalam bidang kesehatan.b.Mengkaji hasil kegiatan kerjasama, memecahakan masalah yang terjadi serta menyusun upaya pemecahan dalam bentuk rencana kerja sama (Depkes RI, 2006).

2.6.3. Klasifikasi Lokakarya Mini PuskesmasLokakarya mini puskesmas secara umum dibagi menjadi 2 kelompok besar yakni lokakarya mini bulanan puskesmas dan lokakarya mini tribulanan puskesmas.1.Lokakarya Mini Bulanan PuskesmasMerupakan pemantauan hasil kerja petugas puskesmas dengan cara membandingkan rencana kerja bulan lalu dari setiap petugas dengan hasil kegiatannya dan membandingkan cakupan kegiatan dari daerah binaan dengan targetnya serta tersusunnya rencana kerja bulan berikutnya.a.Tujuan1) Tujuan umum : terselenggaranya lokakarya bulanan intern puskesmas.2)Tujuan khususa) Diketahuinya hasil kegiatan puskemas bulan lalub)Disampaikanya hasil rapat dari kabupaten/kota, kecamatan dan berbagai kebijakan serta programc)Diketahuinya hambatan / masalah dalam pelaksanaan kegiatan bulan lalud)Dirumuskannya cara pemecahan masalahe)Disusunnya rencana kerja bulan baru.

b.Tahapan kegiatanLokakarya mini bulanan puskesmas diselenggarakan dalam 2 (dua) tahap yaitu:1)Lokakarya Mini Bulanan yang pertamaLokakarya Mini bulanan yang pertama merupakan lokarya penggalangan Tim diselenggarakan dalam rangka pengorganisasian untuk dapat terlaksana rencana kegiatan puskesmas (RPK). Pengorganisasian dilaksanakan sebagai penentuan penanggungjawab dan pelaksana setiap kegiatan serta untuk satuan wilayah kerja. Seluruh program kerja dan wilayah kerja Puskesmas dilakukan pembagian habis kepada seluruh petugas Puskesmas, dengan mempertimbangkan kemampuan yang dimilikinya. Pelaksanaan Lokakarya Mini Bulanan yang pertama adalah sebagai berikut :a)Masukan(1)Penggalangan tim dalam bentuk dinamika kelompok tentang peran, tanggung jawab staf dan kewenangan Puskesmas(2)Informasi tentang kebijakan ,program dan konsep baru berkaitan dengan Puskesmas(3)Informasi tentang tata cara penyusunan rencana kegiatan (Plan of Action = POA) Puskesmas.b)Proses(1)Inventaris kegiatan Puskesmas termasuk kegiatan lapangan / daerah binaan(2)Analisis beban kerja setiap petugas(3)Pembagian tugas baru termasuk pembagian tanggung jawab daerah binaan.(4)Penyusunan rencana kegiatan (Plan of Action = POA).c)Keluaran(1)Rencana kegiatan (Plan Of Action = POA ) Puskesmas tahunan(2)Kesepakatan bersama untuk pelaksanaan kegiatan sesuai dengan POA(3)Matriks pembagian tugas dan daerah binaan.

2)Lokakarya Mini Bulanan RutinLokakarya bulanan puskesmas ini diselenggarakan sebagai tindak lanjut dari lokakarya mini bulanan yang pertama. Lokakarya bulanan rutin ini dilaksanakan untuk memantau pelaksanaan POA puskesmas, yang dilakukan setiap bulan secara teratur. Penanggung jawab penyelenggaraan lokakarya mini bulanan adalah kepala puskesmas, yang dalam pelaksanaannya dibantu staf puskesmas dengan mengadakan rapat kerja seperti biasanya. Fokus utama lokakarya mini bulanan rutin adalah ditekankan kepada masalah pentingnya kesinambungan arah dan kegiatan hal-hal direncanakan, pelaksanaannya serta hasilnya, agar kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan tersebut dapat berhasil guna dan berdayaguna.Pelaksanaan lokakarya mini bulanan puskesmas adalah sebagai berikut :a)Masukan(1) Laporan hasil kegiatan bulan lalu(2) Informasi tentang hasil rapat dikabupaten/ kota(3) Informasi tentang hasil rapat dikecamatan(4) Informasi tentang kebijakan, program dan konsep barub)Proses (1)Analisis hambatan dan masalah, antara lain dengan mempergunakan PWS.(2) Analisis sebab masalah, khusus untuk mutu dikaitkan dengan kepatuhan terhadap standar pelayanan.(3)Merumuskan alternatif pemecahan masalah.c)Keluaran(1) Kesepakatan untuk melaksanakan kegiatan.(2) Rencana kerja bulan yang baru.

c.Penyelenggaraan lokakarya mini bulananSetelah dipahami tujuan dari lokakarya dan dari tahapan kegiatan tersebut diatas, dapat diketahui materi yang akan diberikan/dibahas, maka selanjutnya untuk dapat menyelenggarakannya perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut :1)Pengarah : Kepala Puskesmas2)Peserta : seluruh petugas puskesmas termasuk petugas Puskesmas Pembantu dan Bidan di Desa3)WaktuWaktu pelaksanaan Lokakarya Mini Bulanan disesuaikan dengan kondisi dan situasi Puskesmas serta kesepakatan dengan Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota. Misalnya pada awal bulan atau hari sabtu, minggu pertama atau hari lain yang dianggap tepat. Demikian halnya dengan waktu penyelenggaraan diatur oleh Puskesmas, misalnya penyelenggaraan pada jam 10.00-15.00. Prinsip yang harus dipegang adalah bahwa Lokarkarya Mini Bulanan dilaksanakan dengan melibatkan seluruh petugas Puskesmas, tanpa mengganggu aktivitas pelayanan serta dapat tercapai tujuan.4)AcaraPada dasarnya susunan acara Lokakarya Mini Bulanan bersifat dinamis, dapat disusun sesuai dengan kebutuhan, ketersediaan waktu dan kondisi Puskesmas setempat. Sebagai contoh susunan acara Lokakarya Mini adalah sebagai berikut :a)Lokakarya Mini Bulanan yang pertama disebut juga dengan Lokakarya Penggalangan Tim(1)Pembukaan (2)Dinamika kelompok(3)Pengenalan program baru(4)POA Puskesmas(5)Analisa beban kerja petugas(6)Pembagian tugas dan desa binaan(7)Kesepakatan untuk melaksanakan rencana kerja barub)Lokakarya Mini Bulanan Rutin(1) Pembukaan(2) Dinamika Kelompok; menumbuhkan motivasi(3) Pengenalan program baru(4) Inventarisasi kegiatan bulan lalu(5) Analisa pemecahan masalah dan pemecahan(6) Penyusunan kegiatan bulan yang akan datang(7) Pembagian tugas bulan yang akan datang (8) Kesepakatan untuk melaksanakan rencana kerja baru5) TempatDiupayakan agar Lokakarya Mini dapat di selenggarakan di Puskesmas, apabila tidak memungkinkan dapat menggunakan tempat lain yang lokasinya berdekatan dengan Puskesmas. Ruang yang dipakai hendaknya mampu menampung semua peserta.6)PersiapanSebelum pertemuan diadakan ,perlu persiapan yang meliputi :a)Pemberitahuan hari,tanggal,dan jamb)Pengaturan tempat, sebaiknya seperti huruf Uc)Papan tulis, spidol dan kertas lembar balikd) Rencana Kerja Harian bulan lalue)Membuat vistualisasi hasil pelaksanaan bulan lalu dibandingkan dengan target bulanan per Desa, antara lain menggunakan KWS.f)Buku catatan/notulen Rapat Dinas Kesehatan dan Rapat Lintas Sektor/Kecamatang)Materi Pelajaran dan alat peraga yang digunakanh)Formulir Rencana Kerja Bulanan secukupnya

2.Lokakarya Mini Tribulanan PuskesmasMerupakan pemantauan pelaksanaan kerjasama lintas sektoral dengan lokakarya mini yang diselenggarakan setiap tribulan.a.Tujuan1)Umum Terselenggaranya lokakarya tribulan lintas sektoral dalam rangka mengkaji hasil kegiatan lintas sektoral dan tersusunya rencana kerja tribulan berikutnya.2)Khusus :a)Dibahas dan dipecahkan secara bersama lintas sektoral masalah dan hambatan yang dihadapi.b)Dirumuskannya mekanisme/rencanakerjalintas sektoral yang baru untuk tribuan yang akan datang.b.Tahapan kegiatan lokakarya mini tribulan lintas sektoralLokakarya mini tribulan lintas sektor dilaksanakan dalam dua tahap yaitu :1)Lokakarya Mini Tribulan yang PertamaLokakarya mini Tribulan yang pertama merupakan Lokakarya penggalangan tim diselenggarakan dalam rangka pengorganisasian dilaksanakan untuk dapat terlaksananya rencana kegiatan sektoral yang terkait dengan kesehatan.Pengorganisasian dilaksanakan sebagai penentuan penanggungjawaban dan pelaksana setiap kegiatan serta untuk satuan wilayah kerja. Seluruh program kerja dan wilayah kerja kecamatan dilakukan pembagian habis kepada seluruh sektor terkait, dengan mempertimbangkan kewenangan dan bidang yang dimilikinya. Pelaksanaan lokakarya mini tribulan adalah sebagai berikut :a)Masukan (1)Penggalangan tim yang dilakukan melalui dinamika kelompok(2)Informasi tentang program lintas sektor(3)Informasi tentang program kesehatan (4)Informasi tentang kebijakan, program dan konsep barub)Proses(1)Inventarisasi peran bantu masing-masing sektor(2)Analisis masalah peran bantu dari masing-masing sektor(3)Pembagian peran dan tugas masing-masing sektorc)Keluaran(1)Kesepakatan tertulis lintas sektor terkait dalam mendukung program kesehatan(2)Rencana kegiatan masing-masing sektor.2) Lokakarya Mini Tribulan RutinSebagaimana lokakarya bulanan puskesmas maka lokakarya tribulan lintas sektoral merupakan tindak lanjut dari lokakarya Penggalangan kerjasama Lintas Sektoral yang telah dilakukan dan selanjutnya dilakukan tiap tribulan secara tetap. Penyelenggaraan dilakukan oleh Camat dan Puskesmas dibantu sektor terkait di kecamatan. Lokakarya tribulanan lintas sektoral dilaksanakan sebagai berikut :a)Masukan(1)Laporan kegiatan pelaksanaan program kesehatan dari masingatan dan dukungan sektor terkait (2)Inventarisasi masalah/hambatan dari masing-masing sektor dalam pelaksanaan program kesehatan(3)Pemberian informasi baru.b)Proses(1)Analisis hambatan dan masalah pelaksanaan program kesehatan(2)Analisis hambatan dan masalah dukungan dari masing-masing sektor (3)Merumuskan cara penyelesaian masalah(4)Menyusun rencana kerja dan menyepakati kegiatan untuk tribulan baruc)Keluaran (1)Rencana kerja tribulan yang baru(2)Kesepakatan

c.Penyelenggaraan Lokakarya Tribulan Lintas Sektoral1)PersiapanSebelum lokakarya dilaksanakan, perlu diadakan persiapan yang meliputi :a)Pendekatan kepada Camat(1)Memimpin lokakarya dengan menjelaskan caranya(2)Mengkoordinasikan sektor-sektor agar menyajikan laporan kegiatan dan pembinaan(3)Mempersiapkan tempat dan penyelenggaraan lokakaryab)Puskesmas melaksanakan :(1)Pembuatan visualisasi hasil-hasil kegiatan dalam bentuk yang mudah dipahami oleh sector,antara lain dalam bentuk PWS(2)Persiapan alat-alat tulis kantor dan formulir kerja tribulan lintas sektor(3)Persiapan catatan hasil kesepakatan yang lalu dan instruksi/surat-surat yang berhubungan dengan peran serta masyarakat yang berkaitan dengan sektor kesehatan(4)Penugasan salah seorang staf untuk membuat notulen lokarya.(5)Pembuatan surat-surat undangan lokarya untuk ditandatangani camat.2)PesertaLokakarya Mini tribulanan Lintas sektor dipimpin oleh camat, adapun pesera Lokarya Mini Tribulanan adalah sebagai berikut:a)Dinas Kesehatan Kabupaten/Kotab)Tim Penggerak PKK Kecamatanc) Pukesmas di wilayah Kecamatand)Staf Kecamatan, antara lain: Sekcam, Unit lain yang terkait.e)Lintas sektor di Kecamatan, antara lain: Pertanian, Agama, Pendidikan, BKKBN, Sosial.f)Lembaga /organisasi kemasyarakatan, antara lain: TP PKK Kecamatan, BPP/BPKM/Konsil Kesehatan Kecamatan ( apabila sudah terbentuk)3)WaktuLokakarya Mini Tribulanan lintas sektor yang pertama diselenggarakan pada bulan pertama tahun anggaran berjalan. Sedangkan untuk selanjutnya dilaksanakan setiap tribulan. Adapun waktu penyelenggaraan disesuaikan dengan kondisi setempat. Yang perlu dijadikan pertimbangan adalah diupayakan agar seluruh peserta dapat menghadiri lokarya.lokarya ini diselenggarakan dalam waktu 4 jam. Secara umum jadwal acara lokarya mini tribulanan adalah sebagai berikut : a)Lokakarya Mini Tribulanan yang pertama i.Pembukaanii.Dinamika kelompokiii.Kegiatan sektoraliv.Inventarisai peran bantu sektorv.Analisa hambatan dan masalahvi. Pembagian peran dan tanggungjawab sektorvii.Perumusan rencana kerjaviii.Kesepakatan untuk melaksanakan kegiatanb) Lokakarya Mini Tribulanan rutini. Pembukaanii.Dinamika kelompok, manumbuhkan motivasiiii.Kegiatan sektor terkaitiv.Masalah dan hambatan masing-masing sektorv. Analisis masalah dan hambatanvi. Upaya pemecahan masalahvii.Rencana kerja tribulan mendatangviii.Kesepakatan pembinaanix. Kesepakatan bersamax.Penutup4)TempatTempat penyelenggaraan lokakarya mini tribulanan lintas sektor adalah di kecamatan atau tempat lain yang dianggap sesuai (Depkes RI, 2006)

BAB 3PENUTUP3.1. Kesimpulan Puskesmas adalah suatu unit pelaksana fungsional yang berfungsi sebagai pusat pembangunan kesehatan, pusat pembinaan peran serta masyarakat dalam bidang kesehatan ,serta pusat pelayanan kesehatan tingkat pertama yang menyelengarakan kegiatan secara menyeluruh , terpadu dan berkesinambungan pada suatu masyarakat yang bertempat tinggal dalam suatu wilayah tertentu .Berdasarkan Buku pedoman kerja puskesmas yang terbaru ada 20 usaha pokok kesehatan yang dapat di lakukan oleh puskesmas.. Usaha pokok kesehatan sangat tergantung pada faktor tenaga, sarana dan prasarana , biaya yang tersedia , serta kemampuan managemen dari tiap-tiap puskesmas . Program pencatatan dan Pelaporan Terpadu Puskesmas (SP2TP) didalam pelaksanaannya masih terbatas pada data yang merupakan hasil dari interaksi antara masyarakat dengan fasilitas kesehatan. SP2TP dapat juga membantu dalam perencanaan program-program kesehatan di puskesmas. Namun dalam kenyataannya belum berjalan seperti yang harapkan, bahkan kehadiran sistem pencatatan dan pelaporan di puskesmas dilihat sebagai suatu hal yang cukup membebani petugas puskesmas. Evaluasi dilakukan untuk mengkaji pelaksanaan sistem pencatatan dan pelaporan di Puskesmas, menemukan masalah-masalah yang dihadapi baik dari aspek teknis dan non teknis.Lokakarya mini puskesmas adalah salah satu bentuk upaya untuk penggalangan dan pemantauan berbagai kegiatan puskesmas melalui pertemuan. Ruang lingkup lokakarya mini meliputi dua hal pokok yaitu : lintas program dan lintas sektor. Lokakarya mini puskesmas secara umum dibagi menjadi 2 kelompok besar yakni lokakarya mini bulanan puskesmas dan lokakarya mini tribulanan puskesmas.

DAFTAR PUSTAKA

Mubarak, Iqbal. 2009. Ilmu Keperawatan Komunitas Pengantar dan Teori. Jakarta : Salemba Medikal. Simamora, Roymond. 2012. Buku Ajar Manajemen Keperawatan. Jakarta : EGC. Asmadi . 2008 . Konsep Dasar Keperawatan . EGC : Jakarta Effendi , Makhfudli . 2009 . Keperawatan Kesehatan Komunitas . Salemba Medika : Jakarta