fenomena iklan a mild dalam perspektif semiotika komunikasi

Upload: indonesia-tobacco

Post on 29-May-2018

224 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/8/2019 Fenomena Iklan a Mild Dalam Perspektif Semiotika Komunikasi

    1/8

    FENOMENA IKLAN ROKOK SAMPOERNA A MILD

    41

    FENOMENA IKLAN ROKOK SAMPOERNA A MILD DALAM

    PERSPEKTIF SEMIOTIKA KOMUNIKASI

    MELLY MAULIN PURWANINGWULAN

    Jurusan Ilmu KomunikasiUniversitas Komputer Indonesia

    Masalah periklanan tampaknya tetap menyimpan misteri, mistik dan kontradiktif.

    Tidak sedikit orang percaya bahwa iklan memiliki kekuatan luar biasa, melaluisebuah mekanisme yang disebut subliminal (bawah sadar). Untuk memaksimalkan

    efektivitas iklan, pihak pengiklan berlomba-lomba untuk mengembangkan gayayang unik, namun kreativitas tidak akan cukup tanpa didasari oleh informasi yang

    tepat tentang keadaan lingkungan sosial budaya di mana iklan itu akandisebarluaskan. Tidak sedikit iklan dengan budget besar gagal karena kreativitas

    yang salah, isi pesan ternyata berbenturan kondisi penerimanya.

    Semiotika, Sampoerna.

    Keberhasilan dari suatu perekonomian secaranasional banyak ditentukan oleh kegiatan-kegiatan periklanan, periklanan menunjangusaha penjualan yang menentukan kelang-sungan produksi pabrik-pabrik, terciptanyalapangan pekerjaan, serta adanya hasil yang

    menguntungkan dari seluruh uang yang telahdiinvestasikan. Apabila proses ini terhenti,maka terjadilah resesi. Hal ini dibuktikan olehkenyataan bahwa negara-negara maju senan-tiasa disemarakkan oleh kegiatan-kegiatanperiklanan yang gencar. Sedangkan di negara-negara dunia ketiga, di mana dasar perekono-miannya masih lemah dan kegiatan perik-lanannya masih berada dalam taraf minimum,lapangan kerja begitu sulit di dapat sehingga begitu banyak kaum muda yang potensialtidak dapat menemukan sumber nafkah. Ke-hidupan modern saat ini sangat tergantung

    pada iklan. Tanpa iklan para produsen dandistributor tidak akan dapat menjual barangnya, sedangkan di sisi lain konsumentidak memiliki informasi yang memadai me-

    ngenai produk-produk barang dan jasa yangtersedia di pasar.

    Jika sebuah perusahaan ingin memper-tahankan tingkat keuntungannya, maka iaharus melangsungkan kegiatan-kegiatan

    periklanan secara memadai dan terus menerus.Produksi massal menuntut adanya suatu ting-kat konsumsi yang juga bersifat massal dan prosesnya mau tidak mau harus melibatkan berbagai kegiatan periklanan melalui media-media iklan yang diarahkan ke pasar-pasaryang juga bersifat massal.

    SEKILAS TENTANG

    PT H. M. SAMPOERNA Tbk.

    PT H.M. Sampoerna Tbk., salah satu pro-dusen rokok terkemuka di Indonesia, masuk

    dalam jajaran perusahaan keluarga terbesar didunia yang masih tetap berkiprah dari gen-erasi ke generasi. Sejarah perusahaan ini tidakdapat dipisahkan dari keberadaan keluarga

    Alamat koespondensi pada Melly Maulin Purwaningwulan, Jurusan Ilmu Komunikasi Universitas Komputer Indonesia,Jalan Dipati Ukur 114, Bandung 40132.

    Bidang Humaniora

    Majalah Ilmiah Unikom, Vol.5, hlm. 41-48

  • 8/8/2019 Fenomena Iklan a Mild Dalam Perspektif Semiotika Komunikasi

    2/8

    MELLY MAULIN PURWANINGWULAN

    42

    Sampoerna secara turun menurun. Kesuksesandiawali dari perintisan bisnis oleh Liem SeengTee, dilanjutkan kesuksesan Liem Swie Ling

    membangun pondasi bisnis yang kokoh, lalukemudian diteruskan hingga kini oleh PuteraSampoerna dan Michael Joseph Sampoerna,putranya.

    Generasi Pertama

    Sejarah perusahaan ini di mulai jauh sebelum1913 ketika Liem Seeng Tee dan istrinya,Tjiang Nio, mendirikan perusahaan bernamaHandel Maastchapij Liem Seeng Tee yangkemudian berubah menjadi NV HandelMaastchapij Sampoerna (H.M. Sampoerna).Setelah Perang Dunia II nama perusahaantersebut di-Indonesiakan menjadi PT HanjayaMandala Sampoerna dengan tetap menonjol-kan inisial HM. Ditengah situasi keuanganyang sulit, Liem Seeng Tee tetap bertekadmenjadikan perusahaannya sebagai KerajaanTembakau dengan menempatkan karakterbahasa Mandarin Wang (yang dalam dialekHokkian disebut ong) yang berarti raja didepan produk keunggulannya Dji Sam Soe.

    Rangkaian produk awal yang dibuat Sam- poerna antara lain Sampoerna Star, Summer Palace, dan Statue of Liberty. Mulai awal

    1940, bisnis H.M. Sampoerna terus tumbuhdengan pesat. Produksi gabungan rokok lintin-gan tangan dan lintingan mesin mencapaikurang lebih 3 juta batang per minggunya.Untuk melinting Dji Sam Soe saja diperlukansekitar 1300 pekerja. Perang Dunia IImenghancurkan asset perusahaan ini yangtertinggal hanya merk Dji Sam Soe. Pada ta-hun 1949 kondisi usaha PT H.M. Sampoernasudah dapat pulih kembali.

    Generasi Kedua

    Liem Sien Nio dan Liem Hwee Nio puteradari Liem Seeng Tee melanjutkan roda usahaperusahaan, namun karena kondisi politik danekonomi pada tahun 50-an dan awal 60-anyang memburuk usaha perusahaan tidak ter-lalu memuaskan. Kemudian Aga Sam-poerna

    melanjutkan kepemimpinan orang tuanya den-gan suatu manajemen baru, dilengkapi dengankemampuan dan kemauannya bekerja sama

    dengan semua tingkat karyawan. Pada 16 Juni1968 Aga Sampoerna mulai memproduksirokok kretek bermerek Sampoerna A di Den-pasar, Bali. Kini merek tersebut lebih dikenaldengan sebutan Sampoerna Hijau. Di masa itupula muncul merk Panamas Kuning. Kini si-garet kretek tangan buatan Surabaya tersebutlebih banyak beredar di wilayah Sumatera.

    Generasi Ketiga

    Putera Sampoerna, putera kedua Liem SwieLing mulai aktif dalam perusahaaan pada awal70-an. Dengan kian berkembangnya perusa-haan, ruang untuk produksi di Taman Sampo-erna dan di Malang menjadi kian terbatas,sehingga pada tahun 1982 manajemen memu-tuskan pemindahan pusat usaha ke kawasanindustri Rungkut Surabaya. Pada saat itu telah banyak prestasi yang berhasil dicetak, antaralain pendirian laboratorium kontrol untuk me-menuhi standar internasional dan perolehanlisensi untuk transportasi komersial bagi PTSampoerna Transportasi Nusantara (STN).STN dimanfaatkan untuk keperluan distribusiproduk-produk Sampoerna. Pada tahun 1989,muncul ide brilian Putera Sampoerna dalam

    mengembangkan jajaran merk rokok berlabelA, ditandai dengan peluncuran A Mild-rokok dengan kadar tar dan nikotin terendah.

    Keberhasilan lainnya adalah dengan ter-daftarnya PT H.M. Sampoerna sebagai peru-sahaan publik pada 27 Agustus 1990. Ketikaitu PT H.M. Sampoerna Tbk menjual saham-nya sebanyak 27 juta lembar dengan harga Rp12.600,00 per lembar saham. Sejak saat itu,saham PT H.M. Sampoerna Tbk selalu men-duduki lapisan saham papan atas (blue chip).

    Generasi Keempat

    Pada 27 Juni 2001, Michael Joseph Sam- poerna memduduki posisi sebagai PresidenDirektur sebagai Chief Operating dan Chief

    Financial OfficerPT. H.M. Sampoerna Tbk.

  • 8/8/2019 Fenomena Iklan a Mild Dalam Perspektif Semiotika Komunikasi

    3/8

    FENOMENA IKLAN ROKOK SAMPOERNA A MILD

    43

    Sedangkan Putera Sampoerna kini tetap aktifdi perusahaan sebagai Presiden Komisaris PTH. M. Sampoerna Tbk.

    PENGERTIAN DAN FUNGSI IKLAN

    Istilah periklanan sebagai terjemahan dariAdvertising berasal dari bahasa Latin ad-vertere yang berarti to run towardatau dalamterjemahan fungsional berarti sasaran iklanadalah mengubah jalan pikiran konsumenuntuk membeli Kasali, 1993 : 10). AMA( American Marketing Association)mendefinisikan iklan sebagai any paid form ofnon personal presentation and promotion ofideas, goods or services by an identified spon-

    sor, sedangkan Masyarakat periklanan Indo-nesia mendefinisikan iklan sebagai segala bentuk pesan tentang suatu produk yangdisampaikan lewat media, ditujukan kepadasebagian atau seluruh masyarakat (Kasali,1993 : 11).

    Periklanan dapat didefinisikan juga sebagaikomunikasi yang disponsori, yang ditempat-kan di media massa dengan bayaran tertentu(Keegan,1996). Hal ini seiring dengan penda-pat Kleppner (1990), periklanan adalah suatumetode penyampaian pesan dari suatu sponsormelalui medium impersonal (bukan tatap

    muka kepada banyak orang). Iklan merupakanbagian yang pokok dari hampir setiap rencanapemasaran. Anda memiliki suatu produk yangsangat dicari-cari publik, sesuatu yang benar- benar dibutuhkan. Namun jika Anda tidakmengatakan kepada mereka bahwa produktersebut ada, apa kegunaannya bagi merekadan bagaimana cara mendapatkannya, Anda juga tidak perlu susah memproduksinya. Halini mungkin tampak terbukti dengan sendir-inya, tetapi mengejutkan betapa begitu banyakorang percaya bahwa produk yang baik akanmenjual sendiri. Apakah iklan Anda seder-

    hana atau canggih, apakah Anda mengguna-kan beberapa media atau hanya satu atau dua,itu akan bergantung pada produk dan pasarAnda. Namun, ada sedikit sekali bisnis yangdapat mencapai potensi penuh mereka tanpaiklan sama sekali.

    Ada banyak alasan untuk membuat iklan,menurut Bennie (1997) beberapa alasan ter-penting orang membuat iklan adalah

    1. Untuk mengumumkan suatu produk baruatau modifikasi dari produk lama

    2. Untuk mencapai pembeli-pembeli baru3. Untuk mengumumkan penjualan obral atau

    penawaran istimewa4. Untuk mengundang para peminta kete-

    rangan5. Untuk mengundang penjual6. Untuk mempertahankan penjualan7. Untuk tetap berada di depan dan kompetisi

    Sebagian besar bisnis memasang iklan untuk berbagai alasan (kombinasi) dan mungkindengan kombinasi berbagai jenis iklan. Mi-salnya suatu perusahaan hanya mengiklankan penjualan obral atau penawaran istimewa,Anda dapat mengubah citra Anda, publikcenderung menghubungkan Anda dengan citra penawaran istimewa bukan de-ngan kualitasyang Anda tawarkan.

    Dari perspektif komunikasi iklan merupakansalah satu sarana komunikasi yang digunakan produsen dalam dunia perdagangan terhadapkonsumen, untuk memperoleh lebih banyakcalon pembeli dengan biaya lebih rendah,dalam waktu yang lebih singkat. Sedangkan

    pengaruhnya akan melekat lebih lama padaingatan pemirsa (Sudiana, 1986). Pembicaraanseputar manfaat iklan masih mengundang prodan kontra di tengah masyarakat. Sebagianmenganggap iklan negatif, sebagian yang lainmenganggap iklan bermanfaat bagi pemban-gunan masyarakat dan ekonomi, MenurutKasali (1992 : 12) manfaat iklan adalah seba-gai berikut :1. Dapat mengetahui adanya berbagai pro-

    duk, yang pada giliranya dapat menimbul-kan adanya pilihan.

    2. Iklan membantu produsen menimbulkan

    kepercayaan bagi konsumennya. Iklanyang tampil secara gagah di hadapanmasyarakat dengan ukuran besar dan logoyang cantik pembangkit kepercayaan yang bonafiditas perusahaan dan mutu produkyang ditawarkan

  • 8/8/2019 Fenomena Iklan a Mild Dalam Perspektif Semiotika Komunikasi

    4/8

    MELLY MAULIN PURWANINGWULAN

    44

    3. Iklan membantu orang kenal, ingat, danpercaya diri.

    Di lihat dari segi omzet belanja iklan, bisnis di bidang ini masih merupakan kesempatan be-sar. Belanja iklan tahun 1994 akan mencapaikurang lebih 1,66 Trilyun Rupiah. Apabilatermasuk industri penunjang iklan sepertirumah produksi dan jasa pembuatan film-film pendek (video klip), proyek tersebut akanmenjadi 2,3 Trilyun Rupiah. Menurut JulesBackman dalamAdvertising And Competition(1967) : Sesungguhnya iklan tidak akanmemeras perekonomian dan memboroskankehidupan konsumen. Iklan justru akanmampu mengembangkan serta mensejahtera-kan mereka.

    Pemasaran produk konsumen lebih memerlu-kan iklan untuk media komunikasi apabiladibandingkan dengan pemasaran produk in-dustri. Produk yang sering dibeli, harganyarelatif rendah memerlukan dukungan perik-lanan yang kuat. Tidak mengherankan peru-sahaan produk konsumen terdaftar sebagaipemasang iklan terbesar. Menurut AdvertisingAge (1989), Procter & Gamble mengeluarkanUS$ 2,7 Milyar untuk periklanan di seluruhdunia dan 34% diantaranya untuk iklan di luarAmerika Serikat, kemudian Philip Morris

    mengeluarkan US$ 2 Milyar untuk periklanandi seluruh dunia dan 17% diantaranya untukiklan di luar Amerika Serikat, dan Unilever perusahaan di luar Amerika Serikat menge-luarkan US$ 1,7 Milyar untuk iklan di seluruhdunia dan 34% diantaranya untuk iklan diAmerika Serikat.

    PENGERTIAN DAN PEMAHAMAN

    TENTANG SEMIOTIKA

    Semiotika berasal dari bahasa Yunanisemeion yang berarti tanda, semiotika

    diartikan sebagai ilmu tanda, dengan tandakita mencari keteraturan di pentas dunia.Tanda adalah perangkat yang kita pakai dalamupaya mencari dan menemukan jalan ditengah-tengah manusia dan bersama-samamanusia (Sobur, 2003 : xxi). Menurut

    Ferdinand de Soussure, semiotika adalah ilmuyang mengkaji tentang peran tanda sebagai bagian dari kehidupan sosial (2003 : vii).

    Sedangkan menurut Umberto Eco dalam ATheory of Semiotics, semiotika komunikasiadalah semiotika yang menekankan padaaspek produksi tanda dari pada sistem tanda.Sebagai sebuah mesin produksi makna,semiotika komunikasi bertumpu pada pekerjatanda, yang memilih tanda dari bahan bakut a n d a - t a n d a y a n g a d a d a nmengkombinasikannya dalam rangkamemproduksi sebuah bahasa bermakna.

    Istilah semiotika atau semiotik yangdimunculkan pada akhir abad ke 19 olehfilsuf aliran pragmatik Amerika, CharlesSanders Pierce, merujuk kepada doktrinformal tentang tanda-tanda. Yang menjadidasar se-miotika adalah konsep tentang tanda,tak hanya bahasa dan sistem komunikasi yangtersusun oleh tanda-tanda, melainkan dunia itusendiri pun-sejauh terkait dengan pikiranmanusia seluruhnya terdiri atas tanda-tandakarena jika tidak begitu, manusia tidak akan bisa menjalin hubungannya dengan realitas.Bahasa itu sendiri merupakan sistem tandayang paling fundamental bagi manusia,sedangkan tanda nonverbal seperti gerak-gerik, bentuk-bentuk pakaian serta beraneka

    praktek konvensional lainnya, dapatdipandang sebagai sejenis bahasa yangtersusun dari tanda-tanda bermakna yangdikomunikasikan berdasarkan relasi-relasi.

    Menurut Littlejohn (1996 : 64), tanda adalah basis dari seluruh komunikasi. Manusia de-ngan perantaraan tanda-tanda, dapatmelakukan komunikasi dengan sesamanya.Menurut Jakobson (Hoed, 2001 : 140),semiotika terdiri dari dua jenis yaitu semiotikakomunikasi dan semiotika signifikasi. Yang pertama menekankan kepada teori tentang

    produksi tanda yang salah satu diantaranyamengasumsikan adanya enam faktor dalamkomunikasi, yaitu pengirim, penerima, pesan,saluran, dan acuan. Yang kedua memberikantekanan pada teori tanda dan pemahamannyadalam suatu konteks tertentu. Pada jenis

  • 8/8/2019 Fenomena Iklan a Mild Dalam Perspektif Semiotika Komunikasi

    5/8

    FENOMENA IKLAN ROKOK SAMPOERNA A MILD

    45

    kedua tidak diutamakan tujuan berkomunikasitapi pemahaman suatu tanda sehinggakognisinya pada penerima tanda lebih

    diperhatikan dari pada proses komunikasinya.

    Pada dasarnya semiotika dipandang sebagaisuatu proses tanda yang dapat digambarkansebagai hubungan antara lima istilah :

    mencakup objek. Objek iklan adalah hal yangdiiklankan. Dalam iklan produk atau jasa, produk atau jasa itulah objeknya. Yang

    penting dalam meneelaah iklan adalah penafsiran kelompok sasaran dalam prosesinterpretan. Jadi sebuah kata seperti eksekutifmeskipun dasarnya mengacu pada manajermenengah, tetapi selanjutnya manajermenengah ini ditafsirkan suatu tingkatkeadaan ekonomi tertentu yang jugakemudian ditafsirkan sebagai gaya hiduptertentu yang selanjutnya ditafsirkankemewahan dan seterusnya. Penafsiranyang bertahap ini merupakan segi pentingdalam iklan, proses seperti ini disebutSemiosis (Hoed, 2001 : 97).

    Menurut Berger (2000 : 199), bila akanmenganalisis iklan kita harus mengambil iklandengan orang, objek, latar belakang menarik,naskah yang menarik. Berikut adalah hal-halyang perlu diperhatikan dalam menganalisisiklan :1. Penanda dan petanda2. Gambar, indeks dan simbol3. Fenomena sosiologi, demografi orang

    dalam iklan dan orang-orang yang menjadisasaran iklan, refleksikan kelas-kelassosial ekonomi, gaya hidup dansebagainya.

    4. Sifat daya tarik yang dibuat untuk menjual produk, melalui naskah dan orang-orangyang dilibatkan dalam iklan.

    5. Desain dari iklan, termasuk tipe perwa- jahan yang digunakan, warna dan unsurestetik yang lain.

    6. Publikasi yang ditemukan di dalam iklandan khayalan yang diharapkan olehpublikasi tersebut.

    Dari Sekian banyak merek rokok mild yangada di pasar dengan berbagai tampilan kreatifiklan, iklan Sampoerna A Mild termasuk yang

    sangat patut untuk mendapatkan nilai lebih.Sampoerna A Mild sejak pertama kali hinggasekarang berhasil menjaga stamina untuktetap hadir dengan iklan-iklan unik, kreatif,dan sedikit nakal. Iklan pertama A Mild lebih berat ke animasi dilengkapi permainan kata-

    S ( s, i, e, r, c )

    S adalah untuksemiotic relation (hubungansemiotik), s untuksign (tanda), I untukinter-

    preter (penafsir), e untukeffectatau penga-ruh, r untukreference (rujukan) dan c untuk

    context (konteks) atau conditions (kondisi).Semiotika berusaha menjelaskan jalinantanda atau ilmu tentang tanda secara sis-tematik menjelaskan esensi, ciri-ciri, dan bentuk suatu tanda, serta proses signifikasiyang menyertainya.

    KALAU BENDA BISA NGOMONG

    TEMA KAMPANYE IKLAN TERBARU

    A MILD DALAM PERSPEKTIF

    SEMIOTIKA KOMUNIKASI

    Alat dalam komunikasi periklanan selain bahasa, terdapat alat komunikasi lainnyayang sering dipergunakan yaitu gambar,warna dan bunyi. Untuk mengkaji iklandalam perspektif semiotika, kita bisamengkajinya melalui sistem tanda dalamiklan. Iklan menggunakan sistem tanda yangterdiri atas lambang baik verbal maupun berupa ikon. Pada dasarnya lambang yangdigunakan dalam iklan terdiri dari dua jenisyaitu verbal dan nonverbal. Lambang verbaladalah bahasa yang kita kenal, lambangnonverbal adalah bentuk dan warna yangdisajikan dalam iklan yang tidak secarameniru rupa atas bentuk realitas. Ikon adalah

    bentuk dan warna yang serupa atau miripdengan keadaan sebenarnya seperti gambar benda, orang atau binatang (Sobur, 2003 :116).

    Kajian sistem tanda dalam iklan juga

  • 8/8/2019 Fenomena Iklan a Mild Dalam Perspektif Semiotika Komunikasi

    6/8

    MELLY MAULIN PURWANINGWULAN

    46

    kata cerdas dan menantang. Barangkali kitamasih ingat ketika iklan A Mild datang de-ngan jargon How low can you go. Ke-

    mudian iklan dengan jargon Bukan basa- basi yang hadir dengan banyak versi, iklanitu ditandai dengan simbol gambar dan per-mainan kata-kata yang 3 atau 4 bulan sekalidiganti sesuai dengan situasi kondisi yangsedang terjadi. Misalnya pada masa reformasiA Mild datang dengan rangkaian kalimat ber- bau reformis Silahkan bicara yang diikutide-ngan gambar mulut yang tertutup plester.

    Setelah konsumen akrab dengan Bukan basa- basi dan seiring mantapnya kuda-kuda Amild di pasaran, maka A Mild menerapkanstrategi defensif yaitu Other can only followyang merupakan cara untuk bertahan dari gen-carnya serangan pesaing.

    Mulai akhir Maret 2004, A Mild sebagaipionir dan pemimpin di pasar rokok rendah tardan rendah nikotin di Indonesia kembalimemperkenalkan kampanye tematik iklanBukan Basa Basi (BBB) versi baru yang men-gangkat tema Kalau benda bisa ngomong.Kreativitas kampanye BBB ini kembalimenunjukan kekuatan visual dan kata-katayang merupakan ciri khas iklan A Mild yangselalu mengkomunikasikan attitude A Mild

    dengan nilai-nilai yang dianut, antara lainkreatif, trendsetter, cerdas dan tidak mudahditerka. Kampanye BBB Kalau benda bisangomong dimulai serentak secara nasionaldengan menampilkan dua versi media cetakdan elektronik serta media luar ruang.

    Iklan versi kursi menggambarkan apa yangakan dikatakan sebuah kursi kalau dia bisangomong yaitu Kalo nggak dibersihin, kutubusuknya nggak bakalan pergi. Sebuah ung-kapan yang cerdas, berani, jenaka dan bukan basa basi. Sedangkan versi wajan mengung-

    kapkan isi hati sebuah wajan yaitu JanganCuma bisa manas-manasin doang yang ten-tunya memancing senyum bagi mereka yangtahu artinya.

    Untuk menganalisis iklan, kita juga bisa

    menggunakan model Ronald Barthes dengan berdasarkan pesan yang dikandung dalamiklan. Pesan yang dianalisis dalam iklan

    terdapat tiga jenis (Sobur, 2003 : 119), yaitu :1. Pesan linguistik (semua kata dan kalimat

    dalam iklan)2. Pesan ikonik yang terkodekan (konotasi

    yang muncul dalam foto iklan yang hanyadapat berfungsi jika dikaitkan dengansistem tanda yang lebih luas dalammasyarakat)

    3. Pesan ikonik tak terkodekan (denotasidalam foto iklan)

    IKLAN A MILD VERSI KURSI

    1. Pesan linguistik (semua kata dan kalimatdalam iklan)

    Iklan A Mild merupakan ekspresi kreatif dariusaha untuk lebih mendekatkan diri pada tar-get pasar yang jadi bidikannya. Proses pene-muan tag line dan ide-ide A Mild memangcukup memakan waktu, mulai dari brieftsam- pai tayangan iklannya membutuhkan waktusatu tahun. Menurut tim kreatif A Mild yangterdiri dari Biro Iklan Ogilvy dan pihak H. MSampoerna, agar tidak kehabisan ide A Mildselalu menyiapkan 2 sampai 3 ide sekaligus.

    Iklan versi kursi menggambarkan apa yangakan dikatakan oleh sebuah kursi kalau dia bisa ngomong yaitu Kalo nggak dibersihin,kutu busuknya nggak bakalan pergi. Ung-kapan ini secara denotatif menunjukan kursiyang tidak pernah dibersihkan akan kotor dandihuni banyak kutu busuk dan orang yangduduk di kursi itu tidak akan nyaman. Secarakonotasi ungkapan ini menggambarkankondisi Indonesia menjelang sampai pada pelaksanaan Pemilu yang memperebutkankursi kekuasaan di tingkat Legislatif dan Pre-siden. Jadi ungkapan ini mempunyai harapan

    kursi-kursi kekuasaan nanti jangan ditempatilagi oleh orang-orang yang sudah terlibat ka-sus KKN yang merugikan masyarakat.

    2. Pesan ikonik yang terkodekan (konotasiyang muncul dalam foto iklan yang hanya

  • 8/8/2019 Fenomena Iklan a Mild Dalam Perspektif Semiotika Komunikasi

    7/8

    FENOMENA IKLAN ROKOK SAMPOERNA A MILD

    47

    dapat berfungsi jika dikaitkan dengansistem tanda yang lebih luas dalammasyarakat)

    Foto iklan A Mild versi mengandung konotasivisual :

    Kursi mengandung arti kekuasaan

    Kutu busuk mengandung arti masalah-masalah atau kasus-kasus yangmerugikan masyarakat

    Papan yang berisikan tulisan mengan-dung arti peringatan atau larangan bagiorang-orang berkasus untuk duduk dikusri kekuasaan.

    Foto mengandung arti bahwa kursi yang

    terlanjur berkutu harus dibersihkan duludiasosiasikan dengan pemerintah Indonesiayang harus bersih dulu dari orang-orangbermasalah baru Indonesia bisa lebih maju.

    3. Pesan ikonik tak terkodekan (denotasidalam foto iklan)

    Foto iklan A Mild versi kursi mengandungarti denotasi visual, kursi sebagai alat untuktempat duduk manusia sambil melakukanaktivitas yang lain. Supaya dapat dudukdengan nyaman maka kursi itu harus dijagakeber-sihannya.

    IKLAN A MILD VERSI WAJAN

    1. Pesan linguistik (semua kata dan kalimatdalam iklan)

    Iklan A Mild versi wajan mengungkapkan isihati sebuah wajan yaitu Jangan cuma bisamanas-manasin doang. Ungkapan ini secaradenotatif menunjuk wajan sebagai benda yangberfungsi sebagai alat memasak, orang dapatmemasak bila ada api atau panas sehinggawajan selalu identik dengan panas. Secara

    konotasi ungkapan ini menggambarkankondisi Indonesia menjelang sampai denganpelaksanaan Pemilu yang panas dan sangatsensitif. Kondisi yang sensitif ini akan ber-tambah kacau apabila ada pihak-pihak yangmemanfaatkannya untuk tujuannya dengan

    cara memprovokasi.

    Pada saat menjelang dan pelaksanaan Pemilu

    begitu banyak isu yang berhembus dimasyarakat, mulai dari ketidaksiapan KPU,isu money politic, pelanggaran kampanyePemilu, TPS palsu, kesalahan perhitunganhasil suara, dan lain-lain. Isu-isu tersebut biladihembuskan tanpa fakta dan ditambah-tambah (dipanas-panasi terus) maka Pemiluakan tambah bermasalah dan menimbulkanketidakpuasan masyarakat.

    2. Pesan ikonik yang terkodekan (konotasiyang muncul dalam foto iklan yang hanyadapat berfungsi jika dikaitkan dengansistem tanda yang lebih luas dalammasyarakat)

    Foto iklan A Mild versi wajan mengandungkonotasi visual :

    Wajan mengandung arti benda yangselalu identik dengan panas

    Papan yang berisi tulisan Jangan

    cuma bisa manas-manasin doangmengandung arti peringatan bagi siapasaja untuk memanfaatkan situasi yangsensitif dengan menjadi provokatoryang tidak bertanggung jawab.

    3. Pesan ikonik tak terkodekan (denotasidalam foto iklan)

    Foto iklan A Mild versi wajan mengandungarti denotasi visual, wajan sebagai alat untukmemasak baik untuk menggoreng, menumis,dan lain-lain, memasak hanya dapat dilakukan bila ada api, sehingga pada saat wajan itudipergunakan dan setelah dipergunakan selaludalam kondisi panas.

    DAFTAR PUSTAKA

    Keegan, W.J. (1996). Manajemen pemasaranglobal. Jakarta: Prenhallindo.

    Mulyana, D. (2004).Komunikasi efektif suatupendekatan lintas budaya. Bandung: Re-maja Rosdakarya.

  • 8/8/2019 Fenomena Iklan a Mild Dalam Perspektif Semiotika Komunikasi

    8/8

    MELLY MAULIN PURWANINGWULAN

    48

    Sutherland, M. & Sylvester, A.K. (2000).Ad-vertising and the mind of the consumer.Jakarta: PPM

    Sobur, A. (2003). Semiotika Komunikasi.Bandung: Remaja Rosdakarya