fatty alcohol

31
MAKALAH OLEOKIMIA Pemicu 1 Disusun oleh : Yudhi Riswanto ( 120405012) Ardian Syahputra ( 120405026 ) M. Arif Alhamdi ( 120405036 ) DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA

Upload: ardian-zailani-putra

Post on 18-Jul-2016

169 views

Category:

Documents


38 download

DESCRIPTION

Oleokimia

TRANSCRIPT

Page 1: Fatty Alcohol

MAKALAH OLEOKIMIA

Pemicu 1

Disusun oleh :Yudhi Riswanto ( 120405012)

Ardian Syahputra ( 120405026 )

M. Arif Alhamdi ( 120405036 )

DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2014

Page 2: Fatty Alcohol

KATA PENGANTAR

Puji dansyukur penyusun panjatkan kepada Allah SWT atas segala rahmat dan

karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah Oleokimia. Tak lupa

shalawat dan salam selalu tercurah kepada junjungan kita nabi besar Muhammad

SAW beserta para keluarga, sahabat, dan pengikut – pengikutnya sampai akhir

zaman.

Penyusun menyadari bahwa makalah ini jauh dari sempurna. Oleh karena itu

penyusun mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun guna perbaikan

dimasa mendatang.

Semoga Allah SWT memberikan balasan pahala atas segala amal yang telah

diberikan dan semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita dan perkembangan

ilmu pengetahuan. Semoga kita selalu dalam lindungan Allah SWT.Amin.

Medan, Oktober 2014

Penyusun,

i

Page 3: Fatty Alcohol

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................................i

DAFTAR ISI................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................1

1. Latar Belakang......................................................................................1

2. Perumusan Masalah...............................................................................1

3. Tujuan....................................................................................................2

4. Pokok Pembahasan................................................................................2

BAB II TEORI..............................................................................................................3

1. Pengenalan............................................................................................3

2. Proses Produksi.....................................................................................3

BAB II INDUSTRI PENGOLAH FATTY ALKOHOL............................................15

BAB III KESIMPULAN.............................................................................................18

DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................19

ii

Page 4: Fatty Alcohol

BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Fatty acid merupakan suatu dasar utama oleokimia yang memiliki

laju pertumbuhan yang berkelanjutan. Sebagai bahan baku yang utama untuk

surfaktan, pertumbuhan paralel fatty alcohol meningkatkan kemakmuran

ekonomi dan kemajuanstandar hidup. Fatty alcohol terus meningkat sebagai

bahan baku surfaktan karenasifatnya yang dapat diurai dan dapat diperbaharui

Fatty alcohol (lemak alkohol) adalah alkohol alifatis yang merupakan

turunan dari lemak alam ataupun minyak alam. Fatty alkohol merupakan

bagian dari asam lemak dan fatty aldehid. Fatty alcohol biasanya

mempunyai atom karbon dalam jumlah genap. Molekul yang kecil digunakan

dalam dunia kosmetik, makanan dan pelarut dalam industri. Molekul yang

lebih besar penting sebagai bahan bakar. Fatty alkohol berkelakuan seperti

nonionic surfaktan. Fatty alkohol dapat digunakan sebagai emulsifier,

emollients, dan thickeners dalam industri kosmetik dan makanan.

Hidrogenasi adalah proses pengolahan minyak/lemak dengan

menambahkan hydrogen pada ikatan rangkap dari asam lemak mengurangi

ketidak jenuhan minyak/lemak, dimana tujuannya adalah membuat

minyak/lemak bersifat lebih plastis, meningkatkan titik cair, minyak tahan

terhadap oksidasi. Syarat untuk proses hidrogenasi harus ada 3 reaktan :

minyak tidak jenuh, katalis dan gas hidrogen

2. Perumusan Masalah

Adapun yang menjadi latar belakang dari pembuatan makalah ini

adalah untuk mempelajari bagaimana proses pembuatan fatty alcohol dengan

bahan baku fatty acid, reaksi yang terjadi, sumber bahan baku yang

menghasilkan fatty acid, industri – industri yang memproduksi fatty alcohol

alat – alat yang digunakan dan lain-lain.

1

Page 5: Fatty Alcohol

3. Tujuan

Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk mempelajari dan

mengetahui bagaimana proses pembuatan fatty alcohol dengan bahan baku

fatty acid, reaksi yang terjadi, sumber bahan baku yang menghasilkan fatty

acid, alat – alat yang digunakan dalam pembuatan fatty alcohol , industri –

industri yang memproduksi fatty alcohol serta mampu untuk merekayasa

proses terjadinya fatty acid

4. Pokok Pembahasan

1. Penjelasan mengenai fatty acid dan fatty alcohol ( Yudi )

2. Sumber-sumber / bahan baku yang menghasilkan fatty acid. ( Ardi )

3. Reaksi pembuatan fatty alcohol. ( Ardi )

4. Proses pembuatan fatty acid menjadi fatty alcohol. ( Yudi )

5. Satuan operasi (peralatan) pembuatan fatty alcohol. ( Arif )

6. Industri yang menghasilkan fatty alcohol. ( Arif )

7. Kelemahan dan kelebihan industry tersebut. ( Arif )

8. Proses baru untuk menanggulangi kelemahan dari proses industry tersebut

serta pembahasan dari segi ekonominya. ( Yudi )

2

Page 6: Fatty Alcohol

BAB II

TEORI

1. Pengenalan

Fatty acid merupakan suatu dasar utama oleokimia yang memiliki

laju pertumbuhan yang berkelanjutan. Sebagai bahan baku yang utama untuk

surfaktan, pertumbuhan paralel fatty alcohol meningkatkan kemakmuran

ekonomi dan kemajuanstandar hidup. Fatty alcohol terus meningkat sebagai

bahan baku surfaktan karenasifatnya yang dapat diurai dan dapat diperbaharui

Fatty alcohol (lemak alkohol) adalah alkohol alifatis yang merupakan

turunan dari lemak alam ataupun minyak alam. Fatty alkohol merupakan

bagian dari asam lemak dan fatty aldehid. Fatty alcohol biasanya

mempunyai atom karbon dalam jumlah genap. Molekul yang kecil dapat

digunakan dalam dunia kosmetik, makanan dan pelarut dalam industri.

Molekul yang lebih besar penting sebagai bahan bakar. Fatty alkohol

berkelakuan seperti nonionic surfaktan. Fatty alkohol dapat digunakan

sebagai emulsifier, emollients, dan thickeners dalam industri kosmetik dan

makanan.

2. Proses Produksi

Fatty alcohol , berdasarkan sumber terbentuknya, terbagi menjadi 2

macam, yaitu :

1. Fatty alcohol Alami (Natural Fatty Alkohol)

Fatty alcohol alami berasal dari bahan baku yang dapat diperbaharui

yang terdapat di alam. Alkohol jenis ini selalu berada dalam bentuk gabungan

dari pada rantai bebas (senyawa murni). Alkohol gabungan yang penting

adalah gliserol TAG (triasilgliserol) yang mengandung asam lemak yang

memilki panjang rantai karbon C12-C18 yang di pertukarkan ( metil ester

menjadi fatty alcohol ).

Contoh : Lemak, minyak dan lilin dari tumbuhan dan hewan, seril

sesoat dalam lilinerna dan mirisil palmit dalam lilin lebah.

3

Page 7: Fatty Alcohol

2. Fatty alcohol Dari Sumber Lainnya

Untuk mendapatkan Fatty alcohol dengan bentuk seperti ini, dapat

menggunakan beberapa metode berikut :

1. Hydrolysis lilin ester menggunakan lemak hewani

2. Proses reduksi sodium mennggunakan lemak dan minyak 

3. Proses Ziegler menggunakan ethylene

4. Proses Oxo menggunakan hydrogenation olefin

5. Katalitik hidrogenasi asam lemak dan metil ester dari lemak dan

minyak

6. Hydrogenation langsung lemak dan minyak

Walaupun bukan minyak kelapa yang digunakan, deskripsi tentang

metoda pertama dalam acuan histories; deskripsi tentang metoda kedua dan

metoda keenam juga dimasukkan. Metoda ketiga dan keempat menggunakan

bahan baku yang berasal dari petrokimia. Bagaimanapun, harus diketahui

bahwa kira-kira 50% persediaan fatty alcohol dunia di produksi melalui dua

cara ini.

Hydrolysis lilin ester

Fatty alcohol pertama kali diperoleh dari hidrolisis lilin ester yang

berasal dari binatang, terutama spermaceti dari sperma ikan paus. Karena di

seluruh dunia banyak sekali perburuan terhadap ikan paus, sehingga sumber

ini tidak lagi tersedia.

Lilin spermaceti dipisahkan dengan cara pemanasan menggunakan

NaOH pekat diatas 3000C, lalu alkohol didistilasi dari sabun sodium. Hasil

Sulingan (distilat) mengandung alkohol tak jenuh C16-C20. Untuk mencegah

terjadinya auto-oksidasi, distilat ini dikeraskan dengan hidrogenasi katalitik.

Alkohol yang diperoleh jika minyak sperma hanya mengandung 70 % wax

ester, mencapai yield 35 %, kemudian hasilnya dipisahkan dalam distilasi

vakum dari sabun dan air yang terbentuk. Produk utama terdiri dari : cetyl,

oceyl, dan alcohol arachhidyl.

Proses reduksi sodium

Pada tahun 1909, Beauvault dan Blanc menemukan proses reduksi

sodium untuk memproduksi fatty alcohol dari kelapa ester. Pabrik fatty

4

Page 8: Fatty Alcohol

alcohol yang dibentuk pada tahun 1930an menggunakan proses ini.

Sedangkan proses dasarnya relative sederhana, sebenarnya operasi pabrik

banyak menangani produk dan reaktan yang kompleks.

Larutan sodium didispersikan dalam pelarut inert lalu ditambahkan

ester kering dan alkohol dengan hati-hati. Saat reaksinya komplit, oksidanya

dipecah dengan pengadukan dalam air, kemudian alkoholnya dicuci dan

didistilasi.

Penambahan Alkohol R’ (sebaiknya alkohol sekunder), bertindak

sebagai donor hydrogen. Karena adanya reaksi samping , pemakaian sodium

bias jadi di atas 20 % dari kebutuhan stoikiometri. Reduksi berjalan selektif

tanpa pembuatan hidrokarbon dari isomerisasi atau hidrogenasi ikatan

rangkap.

Proses Ziegler Menggunakan Ethylen

Fatty alcohol dari proses ini mempunyai struktur yang sama dengan

fatty alcohol  alami. Proses ini dibagi dalam dua proses yaitu : proses alfol

dan proses Epal :

a) Proses Alfol

Hidrokarbon digunakan sebagai pelarut. Proses ini melalui lima tahap

yaitu :

1. Hidrogenasi :

2Al(CH2CH3)3+ Al + 1,5 H2 → 3 HAl(CH2CH3)3

2. Etilasi :

3HAl(CH2CH3)3+ 3 CH2=CH2 → 3 Al(CH2CH3)3

22/3 dari hasil proses ini di recycle lagi ke proses hidrogenasi

dan sisanya lansung masuk ke reaksi perkembangan

3. Reaksi perkembangan (Growth Reaction)

4. Oksidasi

5. Hidrolisa

b) Proses Epal

Proses ini mempunyai langkah-langkah yang hampir sama dengan

proses alfol. Fleksibilitas Proses ini lebih besar dibandingkan dengan proses

alfol. Alkohol dan α- olefin yang terbentuk biasa dipasarkan. Namun modal

5

Page 9: Fatty Alcohol

dan biaya yang dibutuhkan juga lebih besar , karena membutuhkan proses

control yang lebih kompleks dan penambahan olefin dan alkohol rantai

bercabang

Proses Oxo menggunakan hydrogenation olefin

Proses oxo (hidroformilasi) terdiri dari reaksi antara olefin dengan

campuran gas H2-CO dan katalis yang cocok.

Reaksi ini ditemukan oleh O.Roelen pada tahun 1938.

Yield α- olefin diperkirakan sama dengan jumlah aldehid rantai lurus

dan bercabangnya. Proses oxo dapat dilakukan dengan tiga cara berikut :

Proses klasik dengan menggunakan katalis HCO(CO)4

Proses Shell berdasarkan kompleks kobalt karbonil – phosphine

Proses menggunakan Katalis Rhodium

Langkah- langkah pada proses klasik yaitu reaksi oxo, pemisahan

katalis dan regenerasi, hidrogenasi aldehid dan distilasi alkohol. Antara ketiga

proses tersebut dapat dilihat pada table berikut :

Pada proses shell, alkohol diperoleh lansung karena bagusnya aktifitas

katalis sehingga tahap hidrogenasi aldehid tidak di perlukan lagi, kelemahan

proses ini adalah, adanya olefin yang hilang dari proses.

Sedangkan proses yang menggunakan katalis Rhodium dapat dilakukan

pada P danT yang rendah, karena tingginya aktifitas katalis . Kelemahannya

adalah memerlukan biaya yang tinggi karena mahalnya harga Rhodium.

6

Page 10: Fatty Alcohol

Hidrogenasi Katalistik dari asam lemak dan metil Ester

Proses ini biasanya digunakan untuk memproduksi fatty alcohol tak

jenuh pada skala besar. Katalis yang digunakan dalam kompleks dari Cu2+

dan Cu3+ Adapun reaksinya adalah sebagai berikut :

RCOOCH3+2 H2→ RCH2OH +CH3OH (dengan katalis CuCr) 

RCOOH + 2H2→ RCH2OH + H2O (dengan katalis CuCr) 

Hidrogenasi Langsung dari minyak dan Lemak

Suatu proses yang terakhir, yang dikembangkan dan di patenkan oleh

Henkel KGaA, yaitu direct hydrogenation dari minyak alami atau trigliserida.

Proses ini melalui dua tahap reaksi, yaitu :

1). Esterifikasi asam lemak dan fatty alcohol menghasilkan Ester dan Air 

2). Hidrogenasi ester menghasilkan dua mol Fatty alcohol  

Kedua reaksi ini berlansung simultan pada reaktor yang sama. Reaktor

yang digunakan adalah reaktor bertekanan tinggi yang berguna sebagai

pemanas awal bagi material – umpan asam lemak :

Resirkulasi fatty alcohol dan katalis Slurry , dan gas hydrogen yang

diumpankan secara terus menerus. Proses ini berlansung pada kondisi P =

30.000 KPa dan T = 2800C

Reaksi Hidrogenasi

Hidrogenasi metil ester dan asam lemak menjadi fatty alcohol dapat

terjadi melalui reaksi berikut

Hidrogenasi langsung asam lemak tidak digunakan dalam skala industri

besar karena kebutuhan temperature reaksi yang lebih tinggi menghasilkan

yield yang lebih rendah dan karena dapat merusak katalis. Secara

konvensional, asam lemak dikonversi terlebih dahulu menjadi ester sebelum

dihidrogenasi.

7

Page 11: Fatty Alcohol

Lurgi telah menemukan cara untuk mengatasi masalah ini dengan

esterifikasi bersama asam lemak dengan alcohol dan hidrogenasi ester dalam

reactor yang sama :

Asam lemak dimasukkan ke dalam fatty alcohol bervolume besar yang

sedang berputar. Volume fatty alcohol adalah lebih dari 250 kali volume

asam lemak, sehingga esterifikasi berpengaruh cepat tanpa adanya efek

merusak oleh katalis.

Proses Hidrogenasi Tekanan Tinggi

Metil ester yang telah difraksionasi dapat diubah menjadi fatty alcohol

dengan proses hidrogenasi dengan tekanan tinggi dengan menggunakan

katalis CuCr.

CuCr juga membentuk carbon berikatan ganda yang tidak jenuh

sehingga hanya fatty alcohol jenuh yang terbentuk. Jika diinginkan hasil

berupa fatty alcohol tak jenuh, diperlukan katalis zinc.

Proses hidrogenasi terjadi pada tekanan 25.000-30.000 kPa dan

temperature antara 2500C-3000C di dalam sebuah kolom turbular.

Berdasarkan perlakuan terhadap katalis, proses hidrogenasi dibedakan atas

suspension process dan fixed bed process.

Suspension Process

Katalis dan sejumlah kecil metil ester diumpankan ke dalam reaktor

bersamaan dengan sisa ester. Metil ester dan gas hydrogen dipanaskan secara

terpisah. Katalis CuCr yang direaksikan dengan sejumlah kecil metil ester

dimasukkan bersamaan dengan metilester dan gas hydrogen yang telah

dipanaskan, ke dalam reaktor tubular, konsentrasi katalis dalam system

setidaknya 2 % umpan yang digunakan kira-kira 20 mol gas hydrogen per

mol ester. Gas hydrogen mengakibatkan gelembung yang membantu proses

agitasi reaktan.

8

Page 12: Fatty Alcohol

Reaksi dijaga pada tekanan 25.000-30.000 kPa dan suhu 2500-3000C.

Selama proses eksotermik berlangsung, suhu reaksi harus dijaga untuk

mengurangi reaksi samping berupa pembentukan hidrokarbon yang tidak

diinginkan. Dari kolom, campuran reaksi didinginkan, memisahkan gas

hydrogen dari campuran alkohol-metanol. Gas hydrogen direcycle, dan

campuran alkoho-metanol dialirkan ke unit methanol stripping, pada tekanan

yang lebih rendah, methanol dipisahkan, di recycle untuk proses esterifikasi.

Fatty alcohol mentah disaring untuk memisahkan katalisnya sebagian besar

katalis di recycle, sehingga terpakai rata-rata 0,5 - 0,7% alkohol yang

dihasilkan.

Alkohol yang disaring kemudian ditreatment dengan soda pekat untuk

membentuk sabun dengan ester yang tidak bereaksi. Alkohol didistilasi untuk

menghilangkan hidrokarbon yang terbentuk. Sabun tertinggal di dasar kolom.

Gambar Hidrogenasi Metil Ester dengan Proses Suspensi

Fixed Bed Process

Reaki terjadi dalam fasa uap dimana umpan organic diuapkan dalam

gas hydrogen berlebih (20-25 mol) melalui pemanas sebelum melewati fixed

catalyst bed. Hidrogenasi berlangsung pada takanan 20.000-30.000 kPa dan

suhu 2000-2500C. campuran reaksi yang meninggalkan reaktor didinginkan

9

Page 13: Fatty Alcohol

dan dipisahkan menjadi fasa gas dan cair. Fase gas,  kebanyakan berupa

kelebihan hydrogen, direcycle, fasa cair diexpansi ke tangki

untuk menghilangkan methanol dari fatty alcohol .

Pengoperasian kondisi termasuk mudah, oleh karena itulah produksi

fatty alcohol  tidak memerlukan proses selanjutnya. Hasil keseluruhannya

adalah 99% dengan hidrokarbon dan ester yang tidak melebihi 1,0%.

Penggunaan katalis diusahakan dibawah 0,3%

Gambar Hidrogenasi Metil Ester dengan Proses Fixed Bed

Perbandingan Fatty alcohol hasil Proses Fixed bed dan Proses Suspensi

Proses fixed bad memerlukan sesuatu untuk menaikkan nilai karena itu

dibutuhkan bejana reaksi yang besar, pompa gas sirkulasi, dan pipa yang tepat

untuk volume yang tinggi dari penggunaan gas hydrogen. Proses suspensi

dilain sisi memerlukan penambahan peralatan untuk pelepasan katalis,

distilasi fatty alcohol mentah dan mengolah lagi methyl ester.

Dalam penggunaan bahan mentah, proses fixed bad memiliki hasil yang

banyak dan penggunaan katalis hanya setengahnya. Fatty alcohol yang

dihasilkan dari proses fixed bad memiliki kualitas yang tinggi. Meskipun

10

Page 14: Fatty Alcohol

begitu, kualitas dari fatty alcohol yang dihasilkan oleh prosess suspensi bisa

juga ditingkatkan ketingkat yang sama dengan distilasi selanjutnya.

Metoda Lurgi Fatty Acid Hidrogenation

Metoda lurgi dengan proses suspensi, menimbulkan kemungkinan

hidrogenasi secara langsung asam lemak menjadi fatty alcohol yang

mengatasi efek kerugian dari “fatty acid on the copper-bearing analysist”. Ini

dicapai dengan dua tahap reaksi. Reaksi pertama adalah esterifikasi dari asam

lemak dengan fatty alcohol menghasilkan ester dan air. Reaksi kedua adalah

hidrogenasi ester untuk menghasilkan dua mol alkohol. Kedua reaksi

memiliki “silmutaneously” di reaktor yang sama. Volume yang besar dari

alcohol lemak di ”recirculated” lebih dari 250 kali umpan asam lemak,

dengan efektif mengurangi umpan, asal saja untuk kondisi yang optimum

untuk laju dan esterifikasi yang kompleks.

Hidrogenasi diletakkan dalam reaktor bertekanan tinggi dimana

material dipanaskan terlebih dahulu- umpan asam lemak, di sirkulasi menjadi

fatty alcohol dengan menggunakan katalis, dan gas hydrogen adalah “fed

continuously”. Reaksi ini berlansung kira-kira 30.000 kPa dan 2800C. Panas

dari campuran produk yang meninggalkan reaktor didapatkan lagi dengan

recirculating gas hydrogen melalui heat exchanger, setelah produk dipisahkan

melalui sebuah “two-stage cooling-expansion system”.

Fasa gas (pada dasarnya kelebihan gas hydrogen, sedikit alkohol

mendidih dan reaksi air) dipisahkan dari larutan alkohol didalam separator

panas. Pencampuran ini didinginkan selanjutnya di cold separator, dimana

“the low boiling alkohol” dan reaksi air dikondensasi dan diseparasi. Gas

hydrogen yang berlebih di recycle ke system.

Larutan alkohol dari hot separator dipompakan ke flash drum dimana

penguraian hydrogen dimulai dan recycled dengan pemisahan hydrogen.

Katalis dipisahkan dan fatty alcohol mentah menggunakan sebuah sentrifugal

separator. Bagian dari katalis diganti dengan katalis baru yang segar untuk

mempertahankan aktivitas dan di recirculasi dengan fatty alcohol . Fase

penyelesaian dan sentrifugal separator adalah melalui “a polishing filter”

untuk menghilangkan semua sisa dari solid yang didapat.

11

Page 15: Fatty Alcohol

Penghasilan alkohol mentah “undergoes” distilasi selanjutnya untuk

menghilangkan hidrokarbon dan mungkin mengalami fraksinasi bila

diinginkan.

Secara Umum, Proses Pembuatan Fatty alcohol , dapat di lihat dari

Skema Proses Berikut :

Gambar Pembuatan Fatty Alcohol dari Minyak dan Lemak 

12

Page 16: Fatty Alcohol

BAB III

INDUSTRI PENGOLAH FATTY ALKOHOL

1. PT. Domas Agrointi Prima

Kawasan Industri Kuala Tanjung

Perushaan Oleochemical ( Fatty Acid dan Alcohol Plant)

Pengembangan industri hilir berbasis sawit memberikan nilai tambah yang

sangat besar. Jika diolah menjadi minyak goreng sawit nilai tambahnya mencapai

60%, RBD stearine 90%, fatty acid 300%, fatty alcohol 400%, surfaktan 800% dan

kosmetik 1.200%. (Sumber: Kontan.co.id)

Pengolahan produk dalam segmen usaha Oleokimia Perusahaan Anda saat ini

difokuskan pada fatty acid dan fatty alcohol, serta produk turunan glycerin, palm

olein, palm stearin, dan palm fatty acid distillate (PFAD).

2. PT. ECOGREEN OLEOCHEMICALS MEDAN

Merupakan pabrik yang mengolah bahan baku CPKO dan menghasilkan fatty

alkohol sebagai produck utama, serta fatty acid dan gliserin sebagai produck samping

pertama di Indonesia kemudian disusul oleh perusahaan satu groupnya yaitu PT.

Batamas Megah yang berada di pulau batam tahun 1994. Dan kemudian PT. Batamas

Megah berganti menjadi PT. Ecogreen Oleochemicals Batam.

Pada produk fatty alkohol ini digunakan untuk membuat shampo, alat-alat

kosmetik wanita, deterjen, pembersih lantai, industri tekstil dan kertas. Produck fatty

13

Page 17: Fatty Alcohol

acid digunakan sebagai pembuat plastic, minyak pelumas dan industri kertas. Dan

produk gliserin digunakan untuk industri farmasi, food and baverage dan industri

kertas.

3. PT. Ecogreen Oleochemicals Batam

PT. Ecogreen Oleochemicals Batam didirikan pada tahun 1991 dan

diresmikan pada tanggal 19 Februari 1994 oleh Presiden Soeharto dengan nama PT.

Batamas Megah yang tergabung dalam Divisi Kimia Salim Group. PT.Batamas

Megah berubah nama menjadi PT. Ecogreen Oleochemicals pada tahun 2001.

Mengingat bahan baku yang digunakan dalam proses pengolahan itu adalah

bahan nabati, maka gambar berbentuk daun digunakan sebagai dasar dari logo

tersebut. Bagian yang berbentuk lonjong menggambarkan proses awal berupa bahan

baku dan bentuk yang bulat melambangkan produk akhir. Jika ketiga bentuk tersebut

disatukan dan dipandang dari atas, akan muncul gambar lain di mana terlihat dua

orang duduk berhadapan di meja perundingan. Mereka melambangkan keyakinan

Ecogreen Oleochemicals akan terjalinnya hubungan erat dengan para pelanggan dan

keterbukaan dalam bekerjasama untuk keuntungan kedua pihak. Warna hijau dipilih

untuk menunjukkan pengertian dan kesadaran Ecogreen Oleochemicals terhadap

lingkungan hidup.

PT Ecogreen Oleochemicals Batam memproduksi fatty alcohol dengan

menggunakan dua proses. Proses produksi fatty alcohol melalui jalur methyl ester

dirancang dan dibangun oleh Lurgi GmbH dari Jerman. PT. Ecogreen Oleochemicals

Batam dengan proses Lurgi memproduksi fatty alcohol dengan kapasitas 80000

MT/tahun. Pada tahun 2004, dibangun proses produksi fatty alcohol melalui jalur

fatty acid yang dirancang dan dibangun oleh Davy dari Inggris. Kapasitas produksi

fatty alcohol yang dihasilkan dari proses Davy adalah 24000 MT/tahun. Seluruh

proses dalam PT. Ecogreen Oleochemicals dilengkapi dengan Distributed Control

System (DCS) Centum XL Yokogawa untuk memastikan produk berkualitas tinggi

dan sesuai keinginan konsumen.

Produk yang dihasilkan dari PT Ecogreen Oleochemicals Batam dipasarkan

di Eropa, Amerika Serikat, Australia, dan Asia. Kantor pemasaran Ecogreen terletak

di Singapura, Jerman, dan Amerika Serikat. Untuk memenuhi standar internasional

dari segi lingkungan hidup, PT Ecogreen Oleochemicals yang berada di Batam telah

14

Page 18: Fatty Alcohol

mendapatkan sertifikat ISO 9002 dari SGS Yarsley International Certification

Services Ltd. Selain itu, dari segi kualitas,PT Ecogreen pada bulan Januari 1998 telah

mendapatkan ISO 14001 dari BVQI.

15

Page 19: Fatty Alcohol

Rekayasa (Teknologi Baru)Pada rekayasa proses diatas, umpan masuk berupa methanol, dan fatty acid

dengan proses esterifikasi, dimana pada esterifikasi ini digunakan suhu dan tekanan

yang tinggi, pada keluarannya dihasilkan methanol, gliserin, dan fatty acid metil

ester, yang kemudian masuk kedalam stripping, keluaran dari striping pada bagian

atas menghasilkan methanol, dimana pada alur atas yaitu methanol di recycle

kembali keumpan masuk methanol, dan keluaran bagian bawah masuk ke separator

untuk memisahkan antara gliserin dan FAME.

Kemudian FAME yang keluar dari separator masuk ke reaktor sebagai umpan

masuk dalam proses hidrogenasi, dimana pada umpan masuk ke reaktor itu adalah

FAME, gas hidrogen, dan CuCr sebagai katalisnya, pada umpan masuk reaktor

FAME dan hidrogen di panaskan dahulu sebelum masuk ke reaktor, dimana

keguanaan nya adalah untuk menghindari terjadinya kerusakan pada katalis.

Keluaran reaktor itu berupa Fatty alkohol, methanol, hidrogen, dan katalis CuCr yang

kemudian masuk kedalam cooler, keluaran cooler pada bagian atas adalah gas

hidrogen dan pada keluaran samping nya methanol, fatty alkohol, dan katalis CuCr

yang kemudian masuk kedalam striping.

Keluaran stripping pada bagian atas adalah methanol yang kemudian

methanol di recycle ke umpan masuk awal, dan pada produk bawah berupa fatty

alkohol dan katalis CuCr masuk kedalam filter, keluaran filter yaitu CuCr yang di

recycle kembali kedalam umpan masuk pada reaksi hidrogenasi, dan keluaran lain

berupa produk utama yaitu fatty alkohol.

16

Page 20: Fatty Alcohol

17

Page 21: Fatty Alcohol

BAB IV

KESIMPULAN

1. Kelapa Sawit merupakan bahan baku penghasil fatty acid yang terbesar

2. Pembuatan alkohol lemak dengan proses Transesterifikasi lebih baik karena

menghasilkan alkohol lemak yang berkualitas tinggi dengan penggunaan

katalis yangtidak begitu banyak (Proses berlansung cepat).

3. Alkohol lemak dengan proses Hydrolisis , berlansung dengan proses yang

cukup rumit. Sedangkan pada proses Hidrogenasi secara lansung, kebutuhan

temperature reaksi lebih tinggi, menghasilkan yield yang lebih rendah dan

dapat merusak katalis.

4. Alcohol lemak yang dihasilkan pada proses fixed bed memiliki hasil yang

banyak dan penggunaan katalis hanya setengahnyadan memiliki kualitas yang

tinggi.

18

Page 22: Fatty Alcohol

BAB IV

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. Teknologi Oleokimia. http://ocw.usu.ac.id//handout fatty alcohol.pdf.

Chauvel,A. & Levebvre G., Petrochem. Processes , Tech. Ed. 1989.

Hui, Y. H. Bailey’s Industrial Oil and Fat Products, fifth edition. 1996. New York:

JohnWilley & Sons Inc

19