farmakoterapi penyakit ginjal

32
Obat yang Bekerja pada Ginjal, Saluran Kemih, dan Prostat Diuretika Kemoterapi infeksi saluran kemih Farmakoterapi gagal ginjal Farmakoterapi hipertrofi prostat Farmakoterapi transplantasi ginjal Farmakoterapi glomerulonefritis. Farmakoterapi gangguan fungsi vesica urinaria. Farmakoterapi batu ginjal. Penyakit ginjal karena obat

Upload: nazma-az-zahira

Post on 24-Apr-2015

266 views

Category:

Documents


8 download

DESCRIPTION

medical

TRANSCRIPT

Page 1: Farmakoterapi Penyakit Ginjal

Obat yang Bekerja pada Ginjal, Saluran Kemih, dan Prostat Diuretika Kemoterapi infeksi saluran kemih Farmakoterapi gagal ginjal Farmakoterapi hipertrofi prostat Farmakoterapi transplantasi ginjal Farmakoterapi glomerulonefritis. Farmakoterapi gangguan fungsi vesica

urinaria. Farmakoterapi batu ginjal. Penyakit ginjal karena obat

Page 2: Farmakoterapi Penyakit Ginjal

DiuretikaDikelompokkan berdasarkan mekanisme kerjanya pada

nefron:1. Carbonic anhydrase inhibitor: di tubuli proximal.2. Osmotic diuretics: di tubuli proximal dan ansa Henle3. Loop diuretics: di pars ascendens ansa Henle4. Thiazid and thiazid-like drugs: di pangkal tubuli distal5. Potassium sparring diuretics: di ujung tubuli distal

Page 3: Farmakoterapi Penyakit Ginjal
Page 4: Farmakoterapi Penyakit Ginjal

Carbonic Anhydrase Inhibitor (CAI) Menghambat carbonic anhydrase yg ada di membran

dan sitoplasmareabsorpsi NaHCO3 terhenti di t proximal, ttp meningkat di t distal.

Menghambat sekresi asam dan NH4+ di t. colligentespH urin alkalis, dpt timbul asidosis metabolik.

Absorpsi Na+ dan Cl- naik di ansa Henle, HCO3 disekresikan bersama Na+ dan K+, sekresi fosfat ikut naik.

Efek CAI thd ekskresi cepat berakhir karena asidosis metabolik yang timbul akan mengurangi jumlah HCO3 yang difiltrasi.

CAI menghambat carbonic anhydrase yang ada di jaringan lain (mata, SSP, eritrosit, pankreas, mukosa lambung)

Page 5: Farmakoterapi Penyakit Ginjal
Page 6: Farmakoterapi Penyakit Ginjal

Carbonic Anhydrase Inhibitor (CAI) Krn turunan sulfonamida, dpt timbul

depresi sst, efek toksik di kulit, gangguan ginjal, dan hipersensitifitas. Dosis besar timbulkan kantuk dan parestesia. Alkalinisasi urin timbulkan batu fosfat, retensi ureum timbulkan encefalopati pd sirrhosis hepatis, dan asidosis metabolik asidosis respiratorik.

Tak digunakan lagi sbg diuretika. Diindikasikan utk glaukoma, koreksi alkalosis metabolik, altitude sickness, dan familial periodic paralysis.

Page 7: Farmakoterapi Penyakit Ginjal

Osmotic Diuretics Menarik cairan intrasel, cairan ektrasel bertambah,

darah encer, sekresi renin dihambat, aliran darah ginjal naik, NaCl dan urea tergusur dari medulla, kekentalan medulla turun, prostaglandin ikut timbulkan vasodilatasi dan medullary washout. Osmotic diuretics bekerja di t proximal dan ansa Henle, dan meningkatkan sekresi hampir semua elektrolit.

ES: edema paru, hyponatremia, dehidrasi. Kontraindikasi: anuria, perdarahan intrakranial.

Indikasi: gagal ginjal akut krn acute tubular necrosis, dialysis disequilibrium syndrome, glaukoma akut, sebelum dan sesudah operasi otak dan mata.

Page 8: Farmakoterapi Penyakit Ginjal

Loop Diuretics, High Ceiling Diuretics Hambat aktifitas Na+-K+-2Cl symporter, hingga 25%

NaCl yang difiltrasi seluruhnya diekskresikan. Furosemide hambat aktifitas carbonic anhydrase,

ekskresi bikarbonat dan fosfat ikut naik. Tingkatkan ekskresi K+ dan asam melalui

pertukarannya dengan Na+ dan Cl- di t distal. Hambat symporter hambat hypertonic medullary

interstitiumhambat ginjal untuk pekatkan urin sewaktu hydropenia.

Hambat ginjal keluarkan urin sewaktu water diuresis. Tingkatkan total RBF, redistribusi RBF ke midcortex.

Page 9: Farmakoterapi Penyakit Ginjal
Page 10: Farmakoterapi Penyakit Ginjal

Loop Diuretics, High Ceiling Diuretics Hambat tubuloglomerular feedback (TGF)hambat

GFR turun. Rangsang penglepasan renin. Furosemide tingkatkan systemic venous capacitance

turunkan left ventricular filling pressure. Ubah komposisi elektrolit endolimf, timbulkan

ototoksisitas. Ikatan dgn protein plasma tinggi, sedikit yg difiltrasi,

banyak yg disekresi di t proximal. Probenecid hambat sekresi tubuler, lemahkan efek

diuresisnya.

Page 11: Farmakoterapi Penyakit Ginjal

Loop Diuretics, High Ceiling Diuretics 65% furosemide disekresi utuh, sisanya

diglukoronidasi di ginjal, t1/2 naik pd gagal ginjal. Bumetanide dan torsemide dimetabolisir di hepar, t1/2 naik pd peny. hepar. Absorpsi furosemide bervariasi luas, torsemide&bumetanide mantap absorpsinya hingga efek terapi keduanya lebih baik pd payah jantung.

Krn t1/2 pendek, dpt timbul post diuretic Na retention. Atasi hal ini dgn diet rendah garam dan lebih sering diberikan.

ES: hyponatremia, hipotensi, GFR turun, kolaps sirkulasi, hipokalemia, alkalosis hipokloremik, hipomagnesemia, hipokalsemia, otoksisitas, dislipidemia.

Page 12: Farmakoterapi Penyakit Ginjal

Loop Diuretics, High Ceiling Diuretics KI: hiponatremia, hipovolemia, hipersensitifitas, anuria

yg tak responsif thd loop diuretics. Interaksi: aminoglikosida (ototoksisitas), antikoagulan

(perdarahan), digitalis (aritmia), sulfonilurea (hiperglikemia), cisplatin (ototoksisitas), NSAID&probenecid (diuresis kurang), thiazide (diuresis naik), amphotericin B (ototoksisitas, nefrotoksisitas).

Indikasi: edema paru akut, payah jantung kronis, hipertensi, sindr. nefrotik, hiperkalsemia, edema GGK, forced diuresis intoksikasi obat, edema sirosis hepatis

Page 13: Farmakoterapi Penyakit Ginjal

Thiazide and Thiazide-like Diuretics Hambat Na+-K+ symport di pangkal t distal, hambat

absorpsi 5% NaCl yg difiltrasi. Hambat CAekskresi bikarbonat dan fosfat naik. Tingkatkan ekskresi K dan asam. Turunkan ekskresi Ca++, naikkan ekskresi Mg++. Tak pengaruhi GFR.

ES: hipersensitifitas, disfungsi ereksi, hipokalemia, hiponatremia, alkalosis hipokloremia, hipokagnesemia, hiperkalsemia, hiperglikemia, hiperlipidemia.

Interaksi: antikoagulan, urikosurik, sulfonilurea, digitalis, lithium, NSAID, kortikosteroid, quinidine (torsades de pointes)

Indikasi: edema, hipertensi, diabetes insipidus nefrogenik, osteoporosis.

Page 14: Farmakoterapi Penyakit Ginjal
Page 15: Farmakoterapi Penyakit Ginjal

K+ Sparring Diuretics Hambat pertukaran Na+ dengan K+ dan H+ di ujung t

distal dan t colligentes retensi kalium. Diuretik lemah, keluarkan 2% NaCl yg difiltrasi. Spironolacton hambat reseptor mineralokortikoid hambat pertukaran Na+ dengan K+ dan H+ retensi kalium

ES: hiperkalemia, megaloblastosis oleh triamterene pd sirosis, hiperglikemia oleh triamterene. Spironolacton timbulkan gynecomastia, impotence, dan gg haid.

Indikasi: aditif dan cegah hipokalemia diuretik lain, Liddle syndr., diabetes insipidus nefrogenik karena lithium, mukolitik pd cystic fibrosis. Spironolacton utk aldosteronisme, obat terpilih utk asites sirosis hepatis.

KI: hiperkalemia.

Page 16: Farmakoterapi Penyakit Ginjal
Page 17: Farmakoterapi Penyakit Ginjal
Page 18: Farmakoterapi Penyakit Ginjal

Diuretic Resistance Edema yg resisten thd diuretik tertentu. Bila refrakter dengan diuretik lemah, berikan diuretik

kuat. Hentikan NSAID. Pd GGK timbul kompetisi sekresi loop diuretics dengan

asam organik di t proximal naikkan dosis diuretik. Pd sindr nefrotik, sirosis hepatis, payah jantung

respon diuresis ginjal turun krn reabsorpsi Na+ di t proximal naik.

Terapi resistensi diuretik: tirah baring, naikkan dosis loop diuretics, dosis lebih sering atau berikan sbg infus, kombinasi diuretik, kurangi asupan garam, jadwalkan diuretik sesaat sebelum makan.

Page 19: Farmakoterapi Penyakit Ginjal

Kemoterapi Infeksi Saluran Kemih Diagnosis ISK didasarkan pada

pemeriksaan mikroskopik, biakan, dan test resistensi antibiotik.

Selesai terapi, ulangi pemeriksaan mikroskopik dan kultur.

Selidiki faktor risiko ISK. Tentukan kuman penyebab: E coli paling

banyak. Bedakan antara community acquired-

dengan nosocomial infection AB harus bakterisid, penetrasi ke ginjal

baik, kafar tinggi dalam urin, dapat peroral.

Page 20: Farmakoterapi Penyakit Ginjal

Sulfonamida Tersedia sbg kombinasi sulfamethoxazole+

trimethoprim (co-trimoxazole). Kombinasi ini sinergistik dan berspektrum lebar.

Sulfamethoxazole hambat uptake PABA, trimethoprim hambat sintesis tetrahydrofolic acid dari dihydrofolic acid.

Pteridine+PABAdihydropteroic aciddihyrofolic acidtetrahydrofolic acid.

Indikasi: infeksi saluran kemih, pernafasan, dan cerna. ES: hipersensitifitas kulit; megaloblastosis,

leucopenia, thrombocytopenia akibat defisiensi asam folat.

Page 21: Farmakoterapi Penyakit Ginjal

Quinolone Nalidixic acid adalah quinolone pertama

yang diindikasikan untuk ISK. Berspektrum lebar, terutama kuman gram

negatif. Sediaan berikut: ciprofloxacin, norfloxacin,

ofloxacin, pefloxacin, levofloxacin, gemifloxacin.

Indikasi: ISK, prostatitis, STD, infeksi sal. cerna dan sal. nafas.

ESO: ringan, tendinitis Interaksi: menaikkan kadar teofilin, dengan

quinidine dpt timbulkan aritmia.

Page 22: Farmakoterapi Penyakit Ginjal

Methenamine Antiseptik sal. kemih, prodrug pembentuk

formaldehyde. NH4(CH2)6 + 6H2O + 4H+ 4NH4 + 6 HCOH. Pengasaman uri percepat terbentuknya

formaldehyde. Tak ada resistensi kuman, spektrum lebar terutama E

coli. Suasana asam juga bersifat bakteriostatik, kombinasi

methenamine dan asam mandelat bersifat additif. ES: sal cerna atas. I: suppressive treatment ISK kronik. KI: difungsi hepar dan ginjal.

Page 23: Farmakoterapi Penyakit Ginjal

Nitrofurantoin Spektrum: E coli dan enterococci. Suasana asam tingkatkan aktifitas

antimikroba. ES; nausea, muntah, diarrhea (bentuk

mikrokristal kurangi ES saluran cerna); hipersensitifitas; interstitial pulmonary fibrosis, neuropathy.

I: ISK.

Page 24: Farmakoterapi Penyakit Ginjal

Obat dalam Tatalaksana Gagal Ginjal Akut Bila ada tanda awal gagal ginjal akut karena

hipovolemia, berikan segera infus garam faal. Bila oliquria bertahan,berikan dopamine dosis rendah untuk timbulkan vasodilatasi a renalis.

Bila oliquria karena hipoperfusi (CVP rendah), berikan segera dopamine 1-5 mcg/kg/menit dan 80 mg furosemide IV sbg dosis awal. Naikkan dosis bila belum ada respon sampai tercapai dosis masimal 1 gr. Bila penderita perlu aminoglikosida, ganti furosemide dengan bumetanide

Page 25: Farmakoterapi Penyakit Ginjal

Obat dalam Tatalaksana Gagal Ginjal Kronik Peran obat terbatas, dialysis dan transplantasi mengatasi

gangguan metabolik. Obat digunakan untuk hipertensi, anemia, dan gangguan

tulang. Diuretik tak bermanfaat bila GFR,20 ml/menit; ACEI obat

terpilih, ttp fungsi ginjal dapat buruk, periksa fungsi tiap 2-3 hari kemudian tiap 2-3 minggu, bila buruk hentikan ACEI, bila baik teruskan dan periksa K+.

Hiperfosfatemia obati dengan CaCO3 atau Al hidroksia. ES: hipercalcemia, ensefalopati

Renal dystrofi resisten dgn Vit D, obati dengan alfacalcidol atau calcitriol.

Obati anemia dgn eritropoetin, mulai dosis rendah, 3X50 mg/mg, ES: viskositas naik, ES: TD naik, trombosis, encefalopati.

Page 26: Farmakoterapi Penyakit Ginjal

Perubahan Kerja Obat pada Gagal Ginjal. Klirens obat yang dieliminasi oleh ginjal turun; dosis atau interval

pemberian perlu diturunkan. Ikatan protein bbrp obat turun, karena afinitasnya thd albumin

turun. Ikatan dengan albumin juga turun pada hipoalbuminemia krn proteinuria.

Otak lebih sensitif thd efek depresan sedatif, tranquilizer, narkotik-analgesik.

Sensitifitas naik terhadap efek hipotensif α-blocker dan ACEI. Uremia cenderung timbulkan perdarahan, efek samping

perdarahan antikoagulansia, aspirin, NSAID naik. Obat yg timbulkan retensi Na dpat timbulkan udema dan gagal jantung.

Hiperkalemia mudah terjadi; jangan berikan ACEI, diretik hemat kalium, atau suplementasi K.

Efek acetylcholine esterase inhibitor (neostigmin) naik karena aktifitas cholinesterase turun.

Page 27: Farmakoterapi Penyakit Ginjal

Farmakoterapi Batu Ginjal Obati sebab primernya (adenoma parathyroid,

hiperkalsemia). Litotripsi ultrasonik atau bedah adalah terapi pilihan.

Farmakoterapi utk hilangkan kolik dan pencegahan kalkuli.

Utk nyeri berikan 100 mg petidin IM, morfin 10 mg IM/SC, atau diamorfin 5 mg IM/SC. Bersama dengan sulfas atropin utk cegah spasme ureter.

Cegah kalkuli dengan minum air yg banyak, kurangi asupan Ca, berikan HCT utk tingkatkan reabsorpsi Ca di tubuli.

Bila batu asam urat atau cystein, banyak minum, alkalinisasi urin

Page 28: Farmakoterapi Penyakit Ginjal

Obat dalam Tatalaksana Disfungsi Vesica Urinaria. Ketika kandung kemih (KK) penuh, regangan otot timbulkan

impuls yg diteruskan ke SSP, sadarkan keinginan utk kencing. Aktifitas simpatis timbulkan kontraksi otot detrusor disertai relaksasi sphincter urin mengalir.

USILA mudah mengidap sering kencing, tak bisa tahan kencing, kencing keluar sendiri, nyeri KK, dan nyeri uretra..

Obati sebabnya, atau tekan aktifitas parasimpatis dengan flavoxate, oxybutinin, atau propnatheline. Kegagalan terapi krn ES antikolinergik: mulut kering, retensi urin, atau confusion.

Tekan aktifitas simpatis dengan α-blockers utk atasi obstruksi saluran kemih dan utk kurangi frekuensi kencing.

Pada wanita pasca menopause, stress incontinence ditimbulkan oleh atrofi urethra; berikan estrogen dosis rendah.

Page 29: Farmakoterapi Penyakit Ginjal

Obat dalam Tatalaksana Benign Prostate Hypertrophy (BPH) Tindakan bedah adalah terapi terpilih BPH, penyakit

yang timbulkan obstruksi saluran kemih. Bila keluhan ringan atau ada kontraindikasi bedah,

coba dulu dengan farmakoterapi. Finasteride, hambat testosteron5α dihydro-

testosterone, kurangi besar prostate 20% pertahun, tapi sedikit perbaikan thd aliran urin dan sisa urin. Dapat dikombinasikan dengan salah satu α-blockers (terazosine, doxazosin, aflazosin, prazosin, indoramin) ES: impoten dan libido turun.

Prostatitis akut diobati sbg infeksi saluran kemih akut, dengan AB yang sesuai.

Page 30: Farmakoterapi Penyakit Ginjal

Obat dalam Tatalaksana Kanker Prostate Ada tiga modus terapi: bedah, radioterapi,

atau farmakoterapi (hormonal/sitotoksik). Orchidectomy bilateral bertujuan turunkan

produksi androgen. Terapi kanker yg sudah menyebar adalah

dengan analog/agonis gonadotropin-releasing hormone (buserelin, goserelin, leuprorelin, atau triprorelin.

Antiandrogen (cyproterone acetate) digunakan pada awal terapi hormon guna cegah peningkatan testosteron oleh agonis GnRH. Terapi jangka lama timbulkan down regulation reseptor GnRH.

Page 31: Farmakoterapi Penyakit Ginjal

Farmakoterapi Glomerulonefritis Penicillamin, garam emas, dan ACEI

timbulkan glomerulonefritis. Obati edema perifer dengan diuretik, oral

atau iv. Kortikosteroid dosis tinggi, bila perlu

tambahkan cyclophosphamide dan/ciclosporin, bermanfaat pd glomerulonefritis ringan, SLE, Goodpasture’s syndr., dan necrotizing vasculitis.

Obati acute post-streptococcal glomerulonephritis dengan phenoxymethylpenicilline; batasi asupan garam dan protein, obati hipertensi.

Page 32: Farmakoterapi Penyakit Ginjal