dietetik penyakit ginjal

46
MAKALAH DIETETIK LANJUT PENYAKIT GINJAL Disusun Oleh: KELOMPOK 1 Agusty Puji Utami (P27835111001) Pindra Puji Lestari (P27835111020) Rizka Nur Azizah (P27835111028) KEMENTERIAN KESEHATAN RI POLITEKNIK KESEHATAN SURABAYA

Upload: githa-ayu-prameswari

Post on 02-Jan-2016

89 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

Jurusan Gizi Poltekkes Kemenkes Surabaya Program Studi D 3

TRANSCRIPT

Page 1: Dietetik Penyakit Ginjal

MAKALAH DIETETIK LANJUT

PENYAKIT GINJAL

Disusun Oleh:

KELOMPOK 1

Agusty Puji Utami (P27835111001) Pindra Puji Lestari (P27835111020) Rizka Nur Azizah (P27835111028)

KEMENTERIAN KESEHATAN RI

POLITEKNIK KESEHATAN SURABAYA

JURUSAN GIZI

2013/2014

Page 2: Dietetik Penyakit Ginjal

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG

Penyakit Ginjal kini telah menjadi masalah kesehatan serius di dunia. Menurut

(WHO, 2002) dan Burden of Disease, penyakit ginjal dan saluran kemih telah menyebabkan

kematian sebesar 850.000 orang setiap tahunnya. Hal ini menunjukkan bahwa penyakit ini

menduduki peringkat ke-12 tertinggi angka kematian. Menurut Rahardjo (1996) dalam Lubis

(2006), diperkirakan jumlah penderita gagal ginjal kronik terus meningkat dan diperkirakan

pertumbuhannya sekitar 10 % setiap tahun.

Gagal ginjal adalah suatu sindrom klinis yang disebabkan penurunan fungsi ginjal

akibat berbagai penyakit ginjal yang berkembang secara progresif dan irreversible yaitu

dimana kemampuan tubuh gagal untuk mengangkut sampah metabolik tubuh atau melakukan

fungsi regulernya yang mengakibatkan terjadinya sejumlah perubahan fisiologis yang tidak

dapat diatasi lagi dengan tindakan konservatif, sehingga membutuhkan terapi pengganti

ginjal (Smeltzer, 2002). Terapi pengganti ginjal terdiri dari hemodialisa, peritoneal dialisa

dan tranplantasi ginjal. Saat ini hemodialisa (HD) merupakan terapi pengganti ginjal yang

paling banyak dilakukan dan jumlahnya tahun ketahun terus meningkat (Almatsier, 2006).

Ada beberapa kelainan yang menyebabkan penyakit ginjal diantaranya

Glomerulonefritis ( AGN ) , ARF dan CRF. Gagal ginjal dinyatakan apabila nilai tes klirens

kreatinin (TKK) sama atau kurang dari 25 ml/menit (Prodjosudjadi, 2001). Selain itu, akibat

penyakit ini menimbulkan gejala klinis yang merugikan pada keseluruhan sistem tubuh

terkait penurunan fungsi imun tubuh dan leukosit. Sistem imunologi tubuh manusia berfungsi

untuk mempertahankan tubuh dari serangan patogen dan kekurangan fungsi tersebut akibat

kelainan pada proses metabolisme tubuh pada pasien penyakit ginjal kronik akan

meningkatkan resiko terkenanya infeksi (Kato et al, 2008

1.2. RUMUSAN MASALAH

1. Apakah definisi dari AGN , ARF dan CRF , CAPD dan hemodialisa ?

Page 3: Dietetik Penyakit Ginjal

2. Jelaskan etiologi AGN , ARF dan CRF , CAPD dan hemodialisa ?

3. Bagaimana gejala AGN , ARF dan CRF , CAPD dan hemodialisa pada pasien

tersebut ?

4. Bagaimana terapi nutrisi pada pasien tersebut ?

1.3. MANFAAT DAN TUJUAN

1.3.1. MANFAAT

1. Mengetahui tentang bagaimana gambaran dan penatalaksanaan penyakit ginjal

2. Memberi wawasan dan kemampuan bagi penulis tentang penyakit ginjal tersebut

1.3.2. TUJUAN

1. Agar mahasiswa mengetahui yang dimaksud dengan AGN , ARF dan CRF , dan

hemodialisa

2. Agar mahasiswa mampu mengetahui komplikasi penyakit ginjal

3. Agar mahasiswa mampu mengetahui cara memberikan terapi nutrisi pada pasien

dengan penyakit ginjal

Page 4: Dietetik Penyakit Ginjal

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 AGN (Akut Gromerulus Nefrotis)

a. Definisi :

Glomerulonefritis akut adalah gangguan fungsi ginjal yang disebabkan perubahan

struktur glomerulus, ditandai dengan terjadinya hematuria, proteinuria, disertai

penurunan GFR serta retensi Na dan air, onset penyakitnya terjadi dalam waktu

singkat namun fungsi ginjal masih dapat kembali normal seutuhnya. Pasien dengan

glomerulonefritis akut akan berisiko tinggi menjadi gagal ginjal akut

(Ix and Lingappa, 2006).

b. Etiologi

Berikut ini adalah beberapa penyebab terjadinya glomerulonefritis akut, yaitu

(Ix and Lingappa, 2006)

1. Riwayat infeksi

Bakteri: paska infeksi Streptococcus -hemoliticus, endokarditis, nefritis,

sepsis, pneumoni, demam tifoid, dan meningococcemia

2. Virus: hepatitis B, infeksi mononucleosis, mumps, measles, varicella, echovirus, dan

coxsackievirus

3. Parasit: malaria dan toxoplasma

c. Gejala

Gejala yang biasanya muncul pada penderita glomerulonefritis akut, yaitu

(Noer and Soemiarso, 2008):

1. Sembab preorbita pada pagi hari

2. Malaise, sakit kepala, muntah, panas, dan anoreksia

3. Asites (kadang-kadang)

4. Takikardi, takipnea, rales pada paru, dan cairan dalam rongga pleura

5. Hipertensi

6. Proteinuri, oligouri, bahkan terkadang anuria

Page 5: Dietetik Penyakit Ginjal

7. Pada pemeriksaan radiologi didapatkan tanda adanya perfusi pleura dan

kardiomegali.

 

d. Terapi nutrisi

Prinsip nutrisi yang harus diberikan adalah diit tinggi kalori tinggi protein, dengan

jumlah kebutuhan kalori disesuaikan dengan umur dan berat badan, jumlah kalori

ideal 60-100 cal/kgbb/hari diberikan terutama dalam bentuk glukosa dan lemak.

Protein dibatasi antara 0,85-1 gram/kgbb/hari dalam bentuk protein hewani yang

bernilai biologic tinggi dan disertakan pula vitamin

2.2 ARF dan CRF

2.2.1 Gagal Ginjal Akut (GGA) atau Acute Renal Failur (ARF)

A. Definisi Gagal Ginjal Akut (Acute Renal Failur (ARF))

Gagal ginjal akut ( GGA )atau acute renal failure (ARF) adalah suatu keadaan

fisiologik dan klinik yang ditandai dengan pengurangan tiba-tiba glomerular filtration

rate (GFR) dan perubahan kemampuan fungsional ginjal untuk mempertahankan

eksresi air yang cukup untuk keseimbangan dalam tubuh. Atau sindroma klinis akibat

kerusakan metabolik atau patologik pada ginjal yang ditandai dengan penurunan

fungsi yang nyata dan cepat serta terjadinya azotemia. (Davidson 1984).

Gagal ginjal akut adalah penurunan laju filtrasi glomerulus secara tiba-tiba,

sering kali dengan oliguri, peningkatan kadar urea dan kreatinin darah, serta asidosis

metabolic dan hiperkalemia. ( D. Thomson 1992 : 91 )

B. Etiologi

Tiga kategori utama kondisi penyebab gagal ginjal akut (Muttaqin,arif.2011).

1. Kondisi Pre Renal (hipoperfusi ginjal)

Kondisi pra renal adalah masalah aliran darah akibat hipoperfusi ginjal

dan turunnya laju filtrasi glumerulus. Kondisi klinis yang umum yang

menyebabkan terjadinya hipoperfusi renal adalah :

a)      Penipisan volume

b)      Hemoragi

c)      Kehilangan cairan melalui ginjal (diuretik, osmotik)

d)     Kehilangan cairan melalui saluran GI (muntah, diare, selang nasogastrik)

e)      Gangguan efisiensi jantung

Page 6: Dietetik Penyakit Ginjal

f)       Infark miokard

g)      Gagal jantung kongestif

h)      Disritmia

i)        Syok kardiogenik

j)        Vasodilatasi

k)      Sepsis

l)        Anafilaksis

m)    Medikasi antihipertensif atau medikasi lain yang menyebabkan vasodilatasi

2. Kondisi Intra Renal (kerusakan aktual jaringan ginjal)

Penyebab intra renal gagal ginjal akut adalah kerusakan glumerulus atau tubulus

ginjal yang dapat disebabkan oleh hal-hal berikut ini :

a)      Cedera akibat terbakar dan benturan

b)      Reaksi transfusi yang parah

c)      Agen nefrotoksik

d)     Antibiotik aminoglikosida

e)      Agen kontras radiopaque

f)       Logam berat (timah, merkuri)

g)      Obat NSAID

h)      Bahan kimia dan pelarut (arsenik, etilen glikol, karbon tetraklorida)

i)        Pielonefritis akut

j)        glumerulonefritis

3. Kondisi Post Renal (obstruksi aliran urin)

Kondisi pasca renal yang menyebabkan gagal ginjal akut biasanya

akibat dari obstruksi di bagian distal ginjal. Obstruksi ini dapat disebabkan oleh

kondisi-kondisi sebagai berikut :

a)      Batu traktus urinarius

b)      Tumor

c)      BPH

d)     Striktur

e)      Bekuan darah.

C. Gejala Gagal Ginjal Akut (GGA) atau Acute Renal Failur (ARF)

Page 7: Dietetik Penyakit Ginjal

Gagal ginjal akut lebih mungkin untuk mempengaruhi orang tua, atau

mereka yang memiliki riwayat diabetes, tekanan darah tinggi, masalah

jantung, masalah berat badan, penyakit ginjal atau hati. Gejala umum yang

dapat mencakup:

Mendadak air kencing yang keluar lebih sedikit dari biasannya

Buang air kecil berlebihan di malam hari (oliguria)

Nyeri pada satu sisi punggung, di atas pinggang dan tepat di bawah tulang

rusuk

Pembengkakan tidak normal pada kaki

Kehilangan nafsu makan

Muntah disertai diare

Dehidrasi

Gelisah

Rasa logam di mulut

Kelelahan

Mimisan

Cegukan

Suasana hati perubahan

Mudah memar

Napas buruk

Tinja berdarah

D. Terapi Nutrisi

1. Gambaran Umum

Gagal ginjal akut terjadi karena menurunnya fungsi ginjal secara

mendadak yang terlihat pada penurunan Glomerulo Filtration Rate (GFR) atau

tes Kliren Kreatinin (TKK) dan terganggunya kemampuan ginjal untuk

mengeluarkan produk – produk saat metabolism. Penyakit ini disertai oliguria

(urin < 500 ml/24 jam) sampai anuria. Penyebabnya bermacam – macam,

seperti kekurangan cairan tubuh secara berlebihan akibat diare dan/atau

muntah, perdarahan hebat atau trauma pada ginjal aibat kecelakaan, keracunan

Page 8: Dietetik Penyakit Ginjal

obat, dan luka bakar. Pada gagal ginjal akut terjadi katabolisme protein

berlebihan (hiperkatabolisme) yang dipengaruhi oleh :

• Berat ringannya penyakit

• Gangguan fungsi ginjal

• Status gizi pasien

• Jenis terapi yang diberikan

Pemberian diet disesuaikan dengan keempat hal tersebut. Gejala penyakit

dapat diseertai anoreksia, nausea, rasa lelah, gatal, mengantuk, pusing dan

sesak nafas. Dalam keadaan katabolik sedang dan berat, pasien memerlukan

dialysis. Apabila faktor penyebab dapat diatasi, penyakit dapat disembuhkan,

yang berarti fungsi ginjal kembali normal.

2. Tujuan Diet

Tujuan Diet Penyakit Gagal Ginjal Akut adalah untuk :

• Memberikan makanan secukupnya tanpa memberatkan fungsi ginjal.

• Menurunkan kadar ureum darah.

• Menjaga keseimbangan cairan dan elektrolit

• Memperbaiki dan mempertahankan status gizi optimal dan mempercepat

penyembuhan

3. Syarat Diet

Syarat – syarat Diet Penyakit Gagal Ginjal Akut adalah :

• Energi cukup untuk mencegah katabolisme, yaitu 25 – 35 kkal/kg BB.

• Protein disesuaikan dengan katabolisme protein 0,6 – 1 g/kg BB, katabolik

sedang 0,8 – 1,2 g/Kg BB, dan katabolic berat 1 – 1,5 g/kg BB.

• Lemak sedang, yaitu 20 – 30 % dari kebutuhan energy total, atau antara 0,5

– 1,5 g/kg BB. Untuk katabolisme berat dianjurkan 0,8 – 1,5 g/kg BB.

• Karbohidrat sebanyak sisa kebutuhan energy setelah dikurangi jumlah

energy yang diperoleh dari protein dan lemak. Apabila terdapat

Page 9: Dietetik Penyakit Ginjal

hipertrigseridemia, batasi penggunaan karbohidrat sederhana atau gula

murni

• Natrium dan Kalium dibatasi bila ada Anuria

• Cairan, sebagai pengganti cairan yang keluar melalui muntah, diare, dan

urin + 500 ml.

• Bila kemampuan untuk makan rendah, makanan diberikan dalam bentuk

formula enteral atau parenteral. Bila diperlukan, tambahkan suplemen asam

folat, Vitamin B6, Vitamin C, Vitamin A dan Vitamin K.

4. Jenis Diet dan Indikasi Pemberian

Jenis diet yang diberikan disesuaikan dengan keadaa pasien dan berat

ringannya katabolisme protein. Pada katabolic ringan (keracunan obat) dapat

diberikan makanan peroral dalam bentuk lunak. Pada katabolic sedang

(Infeksi, peritonitis) serta katabolic berat (luka bakar, sepsis) diberikan

makanan formula enteral dan/atau parenteral.

Jenis diet yang diberikan adalah

• Diet Gagal Ginjal Akut Lunak

• Diet Gagal Ginjal Akut Cair

5. Makanan Yang Dianjurkan

Apabila pasien makan peroral, semua bahan makanan boleh diberikan;

batasi penambahan garam apabila ada hipertensi, edema, dan asites, serta

batasi makanan sayur dan buah tinggi kalium bila ada hiperkalemia

2.2.2 Gagal Ginjal Kronik (GGK) atau Cronic Renal Failur (CRF)

A. Denifisi Gagal Ginjal Kronik (GGK) atau Cronic Renal Failur (CRF)

Cronic Renal Failure atau gagal ginjal kronis merupakan gangguan

fungsi renal yang progresif dan ireversibel dimana kemampuan tubuh gagal

untuk mempertahankan metabolisme dan keseimbangan cairan dan elektrolit,

Page 10: Dietetik Penyakit Ginjal

yang menyebabkan uremia (retensi uretra dan sampah nitrogen lain dalam

darah)

B. Etiologi

Penyebab dari gagal ginjal kronis yaitu diabetes mellitus,

glomeronefritis, hipertensi, yang tidak terkontrol, pielonefritis, obstruksi

traktus urinarius, lesi herediter seperi penyakit ginjal polikistik, gangguan

faskuler, infeksi, medikasi atau agen toksi. Lingkungan dan agen berbahaya

yang mempengaruhi gagl ginjal kronis mencakup timah kadar natrium,

merkuri dan kromium.

C. Gejala

Begitu banyaknya sistem tubuh yang terganggu pada saat menderita

gagal ginjal kronik.Tanda-tanda yang bisa diperoleh jika seseorang

telahmenderita gagal ginjal kronik dibagi berdasarkan sistem, adalah sebagai

berikut:(Soenarso,2004)

a. Gangguan pada sistem pencernaan

1) Tidak ada nafsu makan, mual hingga muntah-muntah. Ini terjadikarena

gangguan metabolisme tubuh. Akibat fungsi ginja lterganggu, metabolisme

protein di usus menjadi terganggu dan terbentuk zat-zat seperti amonia, dan

lain-lain. Usus menjadi sembab.

2) Bau yang khas yang keluar dari mulut Fetor uremik adalah bau yang khas yang

keluar dari mulut penderita yang disebabkan oleh ureum yang berlebihan pada

air liur. Selain itu jugabisa timbul luka-luka kecil pada bibir (stomatitis).

3) Sering mengalami cegukan,penyebabnya kenapa hal ini terjadi,belum

diketahui.

4) Menderita sakit maag, dan peradangan pada usus.

Page 11: Dietetik Penyakit Ginjal

b. Gangguan pada kulit

1) Kulit gatal, pucat dan kekuning-kuningan.

2) Sering terjadi memar akibat terganggunya fungsi pembekuan

darah(menurun).

c. Sistem hematologi/darah

Kurang darah atau anemia Anemia pada gagal ginjal kronik terjadi

karena banyak sebab yang saling mendukung. Oleh karena itu hanya

mengobati/memperbaiki salah satu sebab saja tidaklah optimal.

d. Gangguan pada sistem saraf dan otot

1) Sering merasa pegal pada kaki

2) Rasa seperti terbakar

3) Ensefalopali metabolik

4) Kelemahan otot

e. Gangguan pada sistem Jantung dan pembuluh darah (kardiovaskuler)

1) Terjadi peningkatan tekanan darah (hipertensi)

2) Sering mengalami nyeri dada dan sesak napas

3) Penyakit jantung koroner bisa juga terjadi akibat aterosklerosis yang timbul

dini.

D. Terapi Nutrisi

1. Tujuan Diit :

Penyusunan diet yang baik bertujuan dapat membantu

mempertahankan status gizi yang optimal, mencoba memperlambat penurunan

fungsi ginjal dan mengatur keseimbangan cairan elektrolit.

Page 12: Dietetik Penyakit Ginjal

2. Syarat Diit :

Syarat pemberian diet pada penderita gagal ginjal kronik adalah :

1. Energi cukup, yaitu 35 kkal/kg BB

2. Protein rendah, yaitu 0,6-0,75 g/kg BB. Sebagian harus bernilai biologi

tinggi

3. Lemak cukup, yaitu 20-30% dari kebutuhan energi total. Diutamakan lemak

tak jenuh.

4. Karbohidrat cukup, yaitu kebutuhan energi total dikurangi energy yang

berasal dari protein dan lemak.

5. Natrium 1-3 gr

6. Kalium 1560-2730 mg

7. Cairan dibatasi, yaitu sebanyak jumlah urin sehari ditambah

pengeluaran cairan melalui keringat dan pernapasan ( + 500 ml )

8. Vitamin cukup, bila perlu diberikan suplemen piridoksin, asam

folat, vitamin C dan vitamin D.

3. Ada tiga jenis diet yang diberikan menurut berat badan pasien, yaitu :

1) Diet Protein Rendah I : 30 g protein. Diberikan pada pasien dengan berat

badan 50 kg

2) Diet Protein Rendah II : 35 g protein. Diberikan pada pasien dengan berat

badan 60 kg.

3) Diet Protein Rendah III : 40 g protein. Diberikan pada pasien dengan berat

badan 65kg

Page 13: Dietetik Penyakit Ginjal

2.3 .Haemodialisis (HD) dan Continous Ambulatory Peritoneal Dialysis ( C A P D )

2.3.1 Haemodialisis (HD)

A. Pengertian Hemodialisis

Gambar 1. Mesin Haemodialisis

Hemodialisis adalah sebuah terapi medis. Kata ini berasal dari kata

haemo yang berarti darah dan dilisis sendiri merupakan proses pemurnian suatu

sistem koloid dari partikel-partikel bermuatan yang menempel pada permukaan.

Pada proses ini, digunakan selaput Semipermeabel. Proses pemisahan ini

didasarkan pada perbedaan laju transport partikel.

Prinsip dialisis digunakan dalam alat cuci darah bagi penderita gagal

ginjal, di mana fungsi ginjal digantikan oleh dialisator.

Hemodialisis merupakan salah satu dari Terapi Pengganti Ginjal, yang

digunakan pada penderita dengan penurunan fungsi ginjal, baik akut maupun

kronik. Hemodialisis dapat dikerjakan untuk sementara waktu (misalnya pada

Gagal Ginjal Akut) atau dapat pula untuk seumur hidup (misalnya pada Gagal

Ginjal Kronik).

Page 14: Dietetik Penyakit Ginjal

Hemodialisis berfungsi membuang produk-produk sisa metabolisme

seperti potassium dan urea dari darah dengan menggunakan mesin dialiser. Mesin

ini mampu berfungsi sebagai ginjal menggantikan ginjal penderita yang sudah

rusak karena penyakitnya, dengan menggunakan mesin itu selama 24 jam

perminggu, penderita dapat memperpanjang hidupnya sampai batas waktu yang

tidak tertentu.

Kelebihan dengan hemodialisis adalah pasien hanya datang ke rumah

sakit minimal 2 kali perminggu sedangkan cangkok ginjal hanya dapat digantikan

dengan ginjal asli yang diberikan oleh donor ginjal.

B. Proses/ Cara Kerja Mesin Hemodialisis

Prinsip dari Hemodialisis adalah dengan menerapkan proses osmotis

dan ultrafiltrasi pada ginjal buatan, dalam membuang sisa-sisa metabolisme tubuh.

Pada hemodialisis, darah dipompa keluar dari tubuh lalu masuk kedalam mesin

dialiser (yang berfungsi sebagai ginjal buatan) untuk dibersihkan dari zat-zat

racun melalui proses difusi dan ultrafiltrasi oleh cairan khusus untuk dialisis

(dialisat). Tekanan di dalam ruang dialisat lebih rendah dibandingkan dengan

tekanan di dalam darah, sehingga cairan, limbah metabolik dan zat-zat racun di

dalam darah disaring melalui selaput dan masuk ke dalam dialisat. Proses

hemodialisis melibatkan difusi solute (zat terlarut) melalui suatu membrane

semipermeable. Molekul zat terlarut (sisa metabolisme) dari kompartemen darah

akan berpindah kedalam kompartemen dialisat setiap saat bila molekul zat terlarut

dapat melewati membran semipermiabel demikian juga sebaliknya. Setelah

dibersihkan, darah dialirkan kembali ke dalam tubuh.

Page 15: Dietetik Penyakit Ginjal

Gambar 2. Cara kerja mesin Haemodialisis

Mesin hemodialisis (HD) terdiri dari pompa darah, sistem pengaturan

larutan dialisat, dan sistem monitor. Pompa darah berfungsi untuk mengalirkan

darah dari tempat tusukan vaskuler ke alat dializer. Dializer adalah tempat dimana

proses HD berlangsung sehingga terjadi pertukaran zat-zat dan cairan dalam darah

dan dialisat. Sedangkan tusukan vaskuler merupakan tempat keluarnya darah dari

tubuh penderita menuju dializer dan selanjutnya kembali lagi ketubuh penderita.

Dalam hemodialisis memerlukan akses vascular (pembulu darah) hemodalisis

(AVH) yang cukup baik agar dapat diperoleh aliran darah yang cukup besar, yaitu

diperlukan kecepatan darah sebesar 200 – 300 ml/menit secara kontinu selama

hemodialis (4-5 jam). AVH dapat berupa kateter yang dipasang dipembulu darah

vena di leher atau paha yang bersifat temporer. Untuk yang permanen dibuat

hubungan antara arteri dan vena, biasanya di lengan bawah disebut arteriovenous

fistula, lebih populer bila disebut (brescia) cimino fistula

kemudian darah dari tubuh pasien masuk kedalam sirkulasi darah

mesin hemodialisis yang terdiri dari selang inlet/arterial (ke mesin) dan selang

outlet/venous (dari mesin ketubuh). kedua ujungnya disambung ke jarum dan

kanula yang ditusuk kepembulu darah pasien. Darah setelah melalui selang inlet

masuk kedialisar. Jumlah darah yang menempati sirkulasi darah di mesin berkisar

200ml. Dalam dialiser darah dibersihkan, sampah-sampah secara kontinu

menembus membran dan menyebrang ke kompartemen dialisat. di pihak lain

cairan dialisat mengalir dalam mesin hemodialisis dengan kecepatan 500ml/menit

masuk kedalam dialiser pada kompartemen dialisat. Cairan dialisat merupakan

cairan yang pekat dengan bahan utama elektrolit dan glukosa , cairan ini dipompa

masuk ke mesin sambil dicampur dengan air bersih yang telah mengalami proses

pembersihan yang rumit (water treatment). Selama proses hamodialisis, darah

pasien diberi heparin agar tidak membeku bila berada diluar tubuh yaitu dalam

sirkulasi darah mesin.

Kemudian darah yang bersih akan dikembalikan kedalam tubuh.

Pengeluaran sampah dan air serta garam berlebih akan membantu tubuh

mengontrol tekanan darah dan kandungan kimia tubuh jadi lebih seimbang.

Page 16: Dietetik Penyakit Ginjal

Dialisator tersedia dalam berbagai jenis ukuran. Dialisator yang

ukurannya lebih besar mengalami peningkatan dalam membran area, dan biasanya

akan memindahkan lebih banyak padatan daripada dialisator yang ukurannya

lebih kecil, khususnya dalam tingkat aliran darah yang tinggi. Kebanyakan jenis

dialisator memiliki permukaan membran area sekitar 0,8 sampai 2,2 meter persegi

dan nilai KoA memiliki urutan dari mulai 500-1500 ml/min. KoA yang

dinyatakan dalam satuan ml/min dapat diperkirakan melalui pembersihan

maksimum dari dialisator dalam tekanan darah yang sangat tinggi dari grafik

tingkat alirannya. Secara singkat konsep fisika yang digunakan dalam

hemodialisis adalah konsep fluida bergerak. Syarat fluida yang ideal yaitu cairan

tidak viskous (tidak ada geseran dalam), keadaan tunak (steady state) atau melalui

lintasan tertentu, mengalir secara stasioner, dan tidak termampatkan

(incompressible) serta mengalir dalam jumlah cairan yang sama besarnya

(kontinuitas).

Demikian adalah cara kerja serta prinsip yang digunakan pada mesin

Haemodialisis, sehingga keefektifitasannya dalam menggantikan peran ginjal

sangat tinggi.

Skema proses hemodialisa (National Kidney Foundation, 2001)

Page 17: Dietetik Penyakit Ginjal

C. Komplikasi Hemodialisis

Menurut Tisher dan Wilcox (1997) serta Havens dan Terra (2005)

selama tindakan hemodialisa sering sekali ditemukan komplikasi yang terjadi,

antara lain :

1) Kram otot

Kram otot pada umumnya terjadi pada separuh waktu berjalannya

hemodialisa sampai mendekati waktu berakhirnya hemodialisa. Kram otot

seringkali terjadi pada ultrafiltrasi (penarikan cairan) yang cepat dengan

volume yang tinggi.

2) Hipotensi

Terjadinya hipotensi dimungkinkan karena pemakaian dialisat asetat,

rendahnya dialisat natrium, penyakit jantung aterosklerotik, neuropati

otonomik, dan kelebihan tambahan berat cairan.

3) Aritmia

Hipoksia, hipotensi, penghentian obat antiaritmia selama dialisa,

penurunan kalsium, magnesium, kalium, dan bikarbonat serum yang cepat

berpengaruh terhadap aritmia pada pasien hemodialisa.

4) Sindrom ketidakseimbangan dialisa

Sindrom ketidakseimbangan dialisa dipercaya secara primer dapat

diakibatkan dari osmol-osmol lain dari otak dan bersihan urea yang kurang

cepat dibandingkan dari darah, yang mengakibatkan suatu gradien osmotik

diantara kompartemen-kompartemen ini. Gradien osmotik ini menyebabkan

perpindahan air ke dalam otak yang menyebabkan oedem serebri. Sindrom ini

tidak lazim dan biasanya terjadi pada pasien yang menjalani hemodialisa

pertama dengan azotemia berat.

Page 18: Dietetik Penyakit Ginjal

5) Hipoksemia

Hipoksemia selama hemodialisa merupakan hal penting yang perlu

dimonitor pada pasien yang mengalami gangguan fungsi kardiopulmonar.

6) Perdarahan

Uremia menyebabkan ganguan fungsi trombosit. Fungsi trombosit

dapat dinilai dengan mengukur waktu perdarahan. Penggunaan heparin selama

hemodialisa juga merupakan factor risiko terjadinya perdarahan.

7) Ganguan pencernaan

Gangguan pencernaan yang sering terjadi adalah mual dan muntah

yang disebabkan karena hipoglikemia. Gangguan pencernaan sering disertai

dengan sakit kepala. Infeksi atau peradangan bisa terjadi pada akses vaskuler.

8) Pembekuan darah

Pembekuan darah bisa disebabkan karena dosis pemberian heparin

yang tidak sesuai ataupun kecepatan putaran darah yang lambat.

D. Diet Pasien Haemodialisis

Tujuan Diet

1. Mencegah kekurangan nutrisi, mempertahankan dan memperbaiki status

nutrisi      penderita

2. Menjaga keseimbangan cairan dan elektrolit.

3. Mencegah akumulasi zat-zat beracun hasil dari metabolisme tubuh

terutama ureum.

4. Membantu mengontrol tekanan darah atau kadar gula darah (dengan

riwayat Diabetes) dan berat badan secara normal.

Cara Agar Diet Berlangsung Efektif

1. Kenali kondisi penyakit dan terapi yang dijalani. Pola diet belum tentu

sama pada setiap pasien hemodialisis.

2. Sesuaikan aturan diet bagi penderita gagal ginjal dengan sisa fungsi ginjal

dan ukuran tubuh (tinggi maupun berat badan).

Page 19: Dietetik Penyakit Ginjal

3. Bisa saja pasien kehilangan selera makan. Sangat penting dijaga selera

makannya. Sajikan makanan kesukaan pasien tetapi masih dalam batas diet

yang ditetapkan.

Beberapa Hal Yang Harus Diperhatikan Pada Diet Pasien Hemodialisis

1. Diet Rendah Kalium (Potassium) Dan Natrium (Sodium)

Natrium banyak terkandung dalam garam dapur (natrium klorida),

sedangkan kalium banyak pada buah dan sayur. Bagi penderita gagal ginjal,

hindari makanan yang mengandung natrium tinggi. Nilai normal natrium adalah

135 -  145 mmol/L dan kalium  3.5-5.5 mmol/L.

Kalium adalah mineral yang ada dalam makanan. Kalium memiliki

peran penting dalam aktivitas otot polos (terutama otot jantung)  dan sel    saraf.

Ginjal normal akan membuang kelebihan kalium, namun pada pasien,

kemampuan tersebut menurun, sehingga  dapat terjadi akumulasi/ penimbunan

kalium dalam darah. Biasanya konsentrasi kalium yang tinggi adalah lebih

berbahaya dari pada konsentrasi kalium yang rendah. Konsentrasi kalium darah

yang lebih dari 5.5 mEq/L akan mempengaruhi sistem konduksi listrik jantung.

Kadar kalium yang sangat tinggi akan membuat otot melemah, mengganggu irama

jantung dan dapat menyebabkan kematian. Pilih buah/sayur yang rendah kalium.

Makanan Yang Tinggi Kalium :

Buah :, pisang, alpukat, kurma, duku, pepaya,  apricot, kismis, prune, Sayuran:

petersell, daun papaya muda, bayam, bawang putih, kapri, seledri batang,

kembang kol, bit ,daun prei.

2.  Fosfor Dan Kalsium

Tubuh memerlukan keseimbangan fosfor dan kalsium, terutama untuk

membangun massa tulang. Jika ginjal sudah tidak berfungsi dengan baik maka

kadar fosfor naik sehingga kalsium menjadi turun. Agar aliran darah tetap

stabil, pasokan kalsium diambil dari tulang sehingga massa kalsium dalam

tulang menjadi berkurang. Hal ini yang menyebabkan tulang mudah retak atau

patah. Jumlah fosfor yang dibutuhkan sehari 800-1.200 mg, sedangkan

kalsium 1.000 mg. Agar dapat menyeimbangkan jumlah keduanya, sebaiknya

Page 20: Dietetik Penyakit Ginjal

perhatikan kandungannya dalam bahan makanan.  Dalam darah, nilai normal

phosphor: 2,5 - 4,5  mg/dl, sedangkan kalsium 8,4 - 10,2 mg/dl

Phosphor adalah mineral yang dibutuhkan tubuh untuk tulang. Jika

ginjal tidak berfungsi baik, kelebihan phosphor tidak bisa dibuang. Kadar

phosphor yang tinggi dapat menurunkan kadar kalsium di tulang,

melepaskannya ke darah, sehingga kadar kalsium dalam darah meningkat. Ini

akan menyebabkan tulang rapuh, gatal2, tulang nyeri dan mata merah.

Makanan Tinggi Phosphor:

Produk susu : Susu, Keju, Yoghurt, Es  krim.

Produk sereal : Oatmeal, Coklat, Waffle, Roti gandum.

Sayuran : Kacang2an, Biji bunga matahari, Kedelai

Daging, Ikan dan telur : Hati, Seafood (udang, kepiting), Kuning Telur, Sarden,

Ikan Bilis.

3. Cairan

Pada pasien hemodialisis mudah terjadi penumpukan cairan yang

berlebih karena fungsi ekskresi ginjal yang terganggu.  Asupan cairan dalam 24

jam setara dengan urin yang dikeluarkan 24 jam ditambah 500 cc (berasal dari

pengeluaran cairan dari keringat dan BAB). Ingat juga bahwa makanan berkuah

tetap dihitung sebagai cairan.

4.  Bahan-bahan yang dianjurkan untuk ditingkatkan konsumsinya

1. Protein

Protein dibutuhkan untuk membangun jaringan tubuh, seperti tulang,

otot, kulit, dan rambut. Protein juga membantu tubuh melawan infeksi,

menjaga kadar albumin darah tetap stabil, mempertahankan keseimbangan

nitrogen, dan mengganti asam amino yang hilang saat dialisis. Kebutuhan

protein bisa diperoleh dari hewani, seperti daging, ikan, ayam, telur ,keju, dan

susu. Selain itu, dari protein nabati, seperti tahu dan tempe. Untuk hasil yang

Page 21: Dietetik Penyakit Ginjal

optimal, kedua jenis protein tersebut harus dikonsumsi secara berimbang tiap

hari.

Asupan protein per hari yang dianjurkan adalah 1-1,5 g/kg berat badan

(BB) ideal.

2. Kalori

Kebutuhan kalori (energi) per hari sekitar 35 kkal/kg BB. Beberapa

makanan yang mengandung kalori tinggi, seperti mentega, nasi, lontong, mie,

bihun, dan makanan yang digoreng.

3. Lemak

Kebutuhan lemak per hari adalah 10-25% dari total kebutuhan energi.

Lemak yang dianjurkan untuk dikonsumsi adalah lemak tak jenuh, seperti

minyak nabati, minyak jagung, dan minyak zaitun.

4. Karbohidrat

Kebutuhan karbohidrat yang dianjurkan adalah 60-75% dari total

kebutuhan energi. Beberapa makanan yang mengandung karbohidrat, seperti

nasi, mie, bihun, jagung, kentang, dan roti.

E. Indikasi dan Kontraindikasi hemodialisis

Indikasi tindakan terapi dialisis, yaitu :

1. Indikasi absolut

Perikarditis, ensefalopati/neuropati azotemik, bendungan paru dan

kelebihan cairan yang tidak responsif dengan diuretik, hipertensi refrakter,

muntah persisten, dan Blood Uremic Nitrogen (BUN) > 120 mg% dan kreatinin

> 10 mg%.

2. Indikasi elektif

Indikasi elektif, yaitu Laju Filtrasi Glomerolus (LFG) antara 5 dan 8

mL/menit/1,73m², mual, anoreksia, muntah, dan astenia berat (Sukandar,

2006).

3. Indikasi pada gagal ginjal stadium terminal

Indikasi dilakukannya hemodialisis pada penderita gagal ginjal

stadium terminal antara lain karena telah terjadi:

• Kelainan fungsi otak karena keracunan ureum (ensepalopati uremik)

Page 22: Dietetik Penyakit Ginjal

•Gangguan keseimbangan asam-basa dan elektrolit misalnya: asidosis

metabolik, hiperkalemia dan hipercalsemia

• Edema paru sehingga menimbulkan sesak nafas berat

• Gejala-gejala keracunan ureum (uremic symptoms)

4. Indikasi pada gagal ginjal kronik

Bila laju filtrasi glomerulus (GFR) kurang dari 5mL/menit

(normalnya GFR mencapai 125 mL/menit).

5. Indikasi dialisis pada gagal ginjal akut

Adapun indikasi dialisis pada gagal ginjal akut, antara lain Severe fluid

overload, Refractory hypertension, Hiperkalemia yang tidak terkontrol, Mual,

muntah, nafsu makan kurang, gastritis dengan pendarahan, Letargi, malaise,

somnolence, stupor, coma, delirium, asterixis, tremor, seizures, perikarditis

(risiko pendarahan atau tamponade), Perdarahan diathesis (epistaksis,

pendarahan gastrointestinal dan lain-lain), Asidosis metabolik berat, Blood urea

nitrogen (BUN) > 70 – 100 mg/dl

F. Kontra Indikasi Hemodialis

Dalam kaitan dengan kontraindikasi absolut hemodialysis, ada sangat

sedikit kontraindikasi untuk hal tersebut, dan mungkin yang yang paling sering

adalah tidak adanya akses vaskuler dan toleransi pada hemodialysis prosedur yang

buruk, selain juga terdapat ketidakstabilan hemodinamik yang parah.

Kontraindikasi Relatif Terapi Dialisis :

1. Malignansi stadium lanjut (kecuali multiple myeloma)

2. Penyakit Alzheimer’s

3. Multi-infarct dementia

4. Sindrom Hepatorenal

5. Sirkosis hati tingkat lanjut dengan enselopati

6. Hipotensi

7. Penyakit terminal

8. Organic brain syndrome

Page 23: Dietetik Penyakit Ginjal

2.3.2 Continous Ambulatory Peritoneal Dialysis (C A P D )

A. Pengertian Continous Ambulatory Peritoneal Dialysis (C A P D )

Gambar 3. Pasien yang melakukan terapi CAPD

merupakan metode pencucian darah dengan mengunakan peritoneum

(selaput yang melapisi perut dan pembungkus organ perut). Selaput ini memiliki

area permukaan yang luas dan kaya akan pembuluh darah. Zat-zat dari darah dapat

dengan mudah tersaring melalui peritoneum ke dalam rongga perut. Cairan

dimasukkan melalui sebuah selang kecil yang menembus dinding perut ke dalam rongga

perut. Cairan harus dibiarkan selama waktu tertentu sehingga limbah

metabolic dari aliran darah secara perlahan masuk ke dalam cairan

tersebut, kemudian cairan dikeluarkan, dibuang, dan diganti dengan cairan yang

baru. Dialysis peritoneal (DP) adalah salah satu bentuk dialysis untuk membantu

penanganan  p a s i e n G G A ( G a g a l G i n j a l A k u t ) m a u p u n G G K

( G a g a l G i n j a l K r o n i k ) , m e n g g u n a k a n membrane peritoneum yang

bersifat semipermeable. Melalui membrane tersebut darah dapat difiltrasi.

(Sudoyo W, Aru. 581).

Page 24: Dietetik Penyakit Ginjal

B. Proses/ Cara Kerja Continous Ambulatory Peritoneal Dialysis (C A P D )

Gambar 4. Terapi CAPD

Cairan dialysis 2 L dimasukkan dalam rongga peritoneum melalui catheter tunchoff, didiamkan untuk waktu tertentu (6 – 8 jam) dan peritoneum bekerja sebagai membrane semi permeable untuk mengambil sisa-sisa metabolisme dan kelebihan air dari darah.

Osmosis, difusi dan konveksi akan terjadi dalam rongga peritoneum. Setelah dwell time selesai  cairan akan dikeluarkan dari rongga peritoneum melalui catheter yang sama, proses ini berlangsung 3 – 4 kali dalam sehari selama 7 hari dalam seminggu.

Difusi

Membrane peritoneum menyaring solute dan air dari darah ke rongga peritoneum dan sebaliknya melalui difusi.

Difusi adalah proses perpindahan solute dari daerah yang berkonsentrasi tinggi ke daerah yang berkonsentrasi rendah, dimana proses ini berlangsung ketika cairan dialisat dimasukkan ke dalam rongga peritoneum.

Konsentrasi cairan CAPD lebih rendah dari plasma darah, karena cairan plasma banyak mengandung toksin uremik. Toksin uremik berpindah dari plasma ke cairan CAPD.

Osmosis

Adalah perpindahan air melewati membrane semi permeable dari daerah solute yang berkonsentrasi rendah (kadar air tinggi) ke daerah solute berkonsentrasi tinggi (kadar air rendah). Osmosis dipengaruhi oleh tekanan osmotic dan hidrostatik antara darah dan cairan dialisat. Osmosis pada peritoneum terjadi karena glukosa pada cairan CAPD menyebabkan tekanan osmotic cairan CAPD lebih tinggi (hipertonik) dibanding plasma, sehingga air akan berpindah dari kapiler pembuluh darah ke cairan dialisat

Page 25: Dietetik Penyakit Ginjal

(ultrafiltrasi)Kandungan glucose yang lebih tinggi akan mengambil air lebih banyak. Cairan melewati membrane lebih cepat dari pada solute. Untuk itu diperlukan dwell time yang lebih panjang untuk menarik solute.

Proses dialysis pada CAPD terjadi karena adanya perbedaan :

a. Tekanan osmotic

Konsentrasi zat terlarut antara cairan CAPD dengan plasma darah dalam pembuluh kapiler . Pada saat cairan dialisat dimasukkan dalam peritoneum, air akan diultrafiltrasi dari plasma ke dialisat, sehingga meningkatkan volume cairan intra peritoneal. Peningkatan volume cairan intraperitoneal berbanding lurus dengan konsentrasi glukosa dari cairan dialisat.

Kecepatan transport air dan zat terlarut dapat diestimasi secara periodic melalui PET test (Peritoneal Equilibrum Test)

Peralatan dan Fungsi Setiap Alat Peritoneal Dialysis

1. Kantung cairan dialysis

Kantung yang berisi cairan ini dimasukan ke dalam peritoneum dan

akan membuang produk sisa cairan yang berlebihan dari darah. Bagian depan

kantung ini tertera informasi yang sebaiknya dibaca terlebih dahulu sebelum

digunakan.

2. Outlet port clamps

Klem yang terbuat dari plastik ini berwarna merah dan berfungsi untuk

mencegah aliran cairan pada setiap tahap yang berbeda pada waktu pertukaran

cairan. Klem ini tidak bersifat steril, pastikan dengan mencuci menggunakan

air dan sabun, dan mengeringkan dengan bersih dan disimpan dalam posisi

terbuka.

3. Short transfer set

Sistem PD produksi baxter merupakan “sistem tertutup” yang

bertujuan melindungi rongga peritoneal.

4. Mini Cap “disconnect cap”

Penutup ini berfungsi melindungi ujung “short transfer line” dan

memberikan keamanan dan kemudahan bagi pasien. Sehingga “patient’s line”

tetap tertutup dengan baik, dan sistem tidak terkontaminasi. Mini cap ini

bersifat steril dan di dalamnya terdapat busa yang dibasahi povidone iodine.

Page 26: Dietetik Penyakit Ginjal

5. Titanium connector

Berfungsi menghubungkan kateter dengan “transfer line” konektor ini

terbuat dari bahan yang ringan, kuat dan anti infeksi.

6. Kateter

Kateter terletak di dalam lobang peritoneum sebagian besar berlubang.

Lubang-lubang ini berfungsi untuk mengalirkan cairan masuk ke dalam

maupun keluar dari rongga peritoneum. Biasanya kateter dilengkapi dengan

manset fiksasi putih yang berfungsi mempertahankan posisi kateter tetap

berada di otot di antara kulit dan rongga selaput perut (peritoneal).

C. Diet Pasien dengan Terapi Peritoneal Dialysis

Pada CAPD (Continous Ambulatory Peritoneal Dialysis)/ DPMB

(Dialisis Peritoneal Mandiri Berkesinambungan), terjadi:

Kehilangan protein (terutama albumin 50%, imunoglobulin 15,6%)

sebanyak 5-15 gram/ 24 jam atau 1,5-3 gram asam amino.

Kehilangan protein ini akan mengakibatkan cadangan protein tubuh

berkurang.

Oleh karena itu, diperlukan protein lebih banyak guna menggantikan

protein yang hilang terbawa cairan dialysis. Ada beberapa hal yang dapat

menyebabkan protein tidak terserap oleh tubuh:

Semakin besar kandungan dextrose pada cairan dialysis (4,25%) semakin

banyak protein yang hilang.

Jika terjadi infeksi dapat menyebabkan kehilangan protein juga.

Selain memerlukan protein tinggi ada beberapa kandungan zat yang

perlu di batasi, dikarenakan ada sejumlah produk sisa di dalam darah yang

tidak dapat terbuang dengan sempurna selama dialysis peritoneal. Produk sisa

tersebut adalah:

1. Fosfor

Ketika ginjal tidak dapat mengeluarkan kelebihan fosfor, maka fosfor

akan menumpuk pada tubuh anda. Dalam jangka waktu yang lama fosfor akan

menyebabkan tulang lebih rapuh dan mudah patah, fosfor banyak terdapat

pada kacang-kacangan, ikan, dan produk susu.

Page 27: Dietetik Penyakit Ginjal

2. Kalium

Merupakan elektrolit yang dibutuhkan untuk fungsi syaraf dan otot

yang baik. Ginjal yang tidak berfungsi dengan baik akan sulit untuk

membuang kelebihan kalium. Kelebihan dan kekurangan dalam kalium dapat

menyebabkan otot menjadi lemah dan sering kram. Dan kadar kalium yang

tinggi dapat membahayakan jantung. Perlu diperhatikan dalam mengkonsumsi

buah-buahan dan sayuran hijau yang mengandung kalium tinggi seperti

pisang, jambu biji, pepaya, tomat, kentang dan kacang-kacangan. Sebaiknya

hindari garam diet dikarenakan mengandung kalium tinggi.

3. Natrium 

Adalah elektrolit yang berperan dalam mengontrol cairan dan tekanan

darah di dalam tubuh. Saat ginjal tidak berfungsi, ginjal tidak dapat

mengeluarkan natrium yang berlebih sehingga tetap berada dalam jaringan

bersama dengan air. Asupan natrium dan garam yang tinggi menyebabkan

tubuh menahan air dan tekanan darah menjadi tinggi. Dapat diperhatikan jika

mengkonsumsi makanan yang mengandung natrium (garam) akan

menimbulkan rasa haus sehingga akan sulit mengontrol jumah cairan yang

diminum. Makanan yang mengandung natrium tinggi sangat perlu dihindari,

makanan ini berupa makanan kaleng, fast food, kudapan yang asin, bumbu

penyedap, kecap, dan keju. Untuk menggantikan natrium dapat menggunakan

bawang putih, bawang, lada, jeruk limau, dan bumbu rempah lainnya. Hindari

menggunakan garam diet / pengganti.

4. Kabohidrat 

Pada saat menjalani terapi Dialysis peritoneal, tubuh menerima kalori

secara normal dari makanan yang dikonsumsi, ditambah dari cairan dialysis

yang masuk ke dalam rongga peritoneal mengandung glukosa sejenis gula.

Jumlah kalori yang diserap setiap 2 liter cairan berbeda pada setiap pasien,

kurang lebihnya sebagai berikut:

kantung 1,5% mengandung 80 kalori.

kantung 2,5% mengandung 14% kalori.

kantung 4,25% mengandung 230 kalori

.

Page 28: Dietetik Penyakit Ginjal

Tujuan Diet :

Mencukupi kebutuhan protein untuk menggantikan protein yang hilang

dalam dialisis dan menjaga keseimbangan nitrogen.

Mengatur asupan kalium

Membatasi asupan fosfor untuk mengontrol hiperfosfstemia dan

osteodistrofi renal.

Syarat Diet :

Energi 35 kkal/ Kg BB,

Karbohidrat sebagai sumber tenaga, 50-60% dari total kalori

Protein 1,2-1,4: 1,5 Perironitis (50% berasal dari protein bernilai

biologis tinggi)

Lemak ± 30% diutamakan lemak tidak jenuh

Kebutuhan cairan disesuaikan dengan jumlah pengeluaran urine sehari

ditambah pengeluaran cairan elalui pernafasan dan keringat ± 500 ml.

Garam disesuaikan dengan ada tidaknya hipertensi serta penumpukan

cairan dalam tubuh, pembatasan garam berkisar 1-3 g/ hari.

Kalium disesuaikan dengan kondisi ada tidaknya hiperkalemia 40-70

mEq/ hari apabila ada hiperkalemia (kalium darah > 5,5 mEq),

oliguria, atau anuria.

Fosfor yang dianjurkan 400-900 mg/ hari.

Kalsium 1000-1400 mg/ hari

Vitamin cukup, bila perlu diberikan suplemen B6: 10-15 mg, asam

folat: 0,5-1 mg, Vit C: 100-200 mg, Vit B1: 30-40 mg/ hari.

Makanan yang Dianjurkan dan Tidak Dianjurkan

1. Bahan makanan yang dianjurkan

Sumber Karbohidrat: nasi, bihun, mie makaroni, jagung, roti,

kwethiau, kentang, tepung-tepungan, madu, sirup, permen, dan gula.

Sumber protein hewani: telur, susu, daging, ikan, ayam.

Sumber lemak: minyak kelapa sawit, minyak jagung, minyak kedele,

minyak kacang tanah, margarin tendah garam, mentega.

Sumber vitamin dan mineral: Semua sayur dan buah, kecuali jika

pasien mengalami perlu menghindari buah dan sayur tinggi kalium

Page 29: Dietetik Penyakit Ginjal

dan perlu pengelolaan khusus yaitu dengan cara merendam sayur dan

buah dalam air hangat selama 2 jam, setelah itu air rendaman dibuang,

sayur/ buah dicuci kembali dengan air yang mengalir dan untuk buah

dapat dimasak menjadi setup buah/ cocktail buah.

2. Bahan makanan yang dihindari

Sumber Protein: Kacang-kacangan dan hasil olahannya, seperti tempe

dan tahu.

Sumber lemak: kelapa, santan, minyak kelapa, margarin, mentega

biasa dan lemak hewan.

Sumber vitamin dan mineral: sayuran dan buah tinggi kalium pada

pasien dengan hiperkalemia.

D. Keuntungan dan Kelemahan CAPD

Keuntungan CAPD dibandingkan HD :

1. Dapat dilakukan sendiri di rumah atau tempat kerja,

2. Pasien menjadi mandiri (independen), meningkatkan percaya diri,

Simpel, dapat dilatih dalam periode 1-2 minggu.

3. Jadwal fleksibel, tidak tergantung penjadwalan rumah sakit

sebagaimana HD

4. Pembuangan cairan dan racun lebih stabil

5. Diit dan intake cairan sedikit lebih bebas

6. Cocok bagi pasien yang mengalami gangguan jantung

7. Pemeliharaan residual renal function lebih baik pada 2-3 tahun

pertama

Kelemahan CAPD :

Resiko infeksi Peritonitis, Exit site, Tunnel, BB naik karena glukosa,

pada cairan CAPD diabsorbsi

E. Kontra indikasi CAPD :

1. Hilangnya fungsi membran peritoneum

2. Operasi berulang pada abdomen, kolostomi

3. Ukuran tubuh yang besar (kemungkinan dengan PD yang adekuat tidak

tercapai)

4. Malnutrisi yang berat         

Page 30: Dietetik Penyakit Ginjal

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

AGN (Akut Gromerulus Nefrotis) gangguan fungsi ginjal yang

disebabkan perubahan struktur glomerulus, ditandai dengan terjadinya

hematuria, proteinuria, disertai penurunan GFR serta retensi Na dan air.

Terapi gizi yang harus diberikan adalah diit tinggi kalori tinggi protein,

dengan jumlah kebutuhan kalori disesuaikan dengan umur dan berat

badan, jumlah kalori ideal

ARF adalah adalah suatu keadaan fisiologik dan klinik yang ditandai

dengan pengurangan tiba-tiba glomerular filtration rate (GFR) dan

perubahan kemampuan fungsional ginjal untuk mempertahankan eksresi

air yang cukup untuk keseimbangan dalam tubuh. ditandai dengan

penurunan fungsi yang nyata dan cepat serta terjadinya azotemia. terapi

dietnya adalah protein dan energy cukup serta natrium dan kalium

dibatasi

CRF adalah gangguan fungsi renal yang progresif dan ireversibel dimana

kemampuan tubuh gagal untuk mempertahankan metabolisme dan

keseimbangan cairan dan elektrolit, yang menyebabkan uremia (retensi

uretra dan sampah nitrogen lain dalam darah). Diet yang harus diberikan

adalah energy cukup, protein rendah serta cairan dibatasi

Hemodialisis merupakan salah satu dari Terapi Pengganti Ginjal, yang

digunakan pada penderita dengan penurunan fungsi ginjal, baik akut

maupun kronik dimana alat cuci darah bagi penderita gagal ginjal

fungsinya digantikan oleh dialisator. Terapi dietnya adalah TKTP

serta rendah natrium dan kalium

CAPD merupakan metode pencucian darah dengan mengunakan

peritoneum (selaput yang melapisi perut dan pembungkus organ perut).

Selaput ini memiliki area permukaan yang luas dan kaya akan pembuluh darah. Zat-zat

dari darah dapat dengan mudah tersaring melalui peritoneum ke dalam

rongga perut. Terapi dietnya adalah TKTP, batasi asupan natrium, fosfor

serta cairan.

Page 31: Dietetik Penyakit Ginjal

GLOSARIUM

1. MALAISE : perasaan umum tidak sehat,tidak nyaman,atau lesu

2. TAKIKARDIA : denyut jantung yang cepat biasanya didefinisikan sebagai

lebih besar 100 denyut permenit

3. TAKIPNEA : Pernapasan abnormal cepat dan dangkal, biasanya

didefinisikan lebih dari 60 hembusan/menit

4. RALES (crekles) : suara yang dihasilkan saat udara melewati jalan nafas yang

penuh eksudat biasanya terdengar saat inspirasi, tidak hilang saat dibatukkan

5. KARDIOMEGALI : pembesaran jantung, otot jantung (miokardium) dikarenakan

bekerja secara keras

6. ANURIA : ketidakmampuan untuk buang air kecil baik karena yang tidak

dapat menghasilkan atau memiliki sumbatan disaluran kemih

7. OLIGURI :sering kencing pada malam hari

8. PIELONEFRITIS : radang pada ginjal dan saluran kemih bagian atas.

Page 32: Dietetik Penyakit Ginjal

DAFTAR PUSTAKA

http://akpemgaruttingkat2akel4.blogspot.com/2011/04/tugas-12-peritonium-dialisis.html (diunduh pada tanggal 9 september 2013 13:08)

http://arl.blog.ittelkom.ac.id/blog/2011/07/hemodialisis/ (diunduh pada tanggal 9

september 2013 13:01)

http://elektromedik.blogspot.com/2010/06/hemodialisis-cuci-darah.html (diunduh pada tanggal 9 september 2013 22:01)

http://ksghrasyidamedan.blogspot.com/2011/09/diet-pada-pasien-hemodialisis.html (diunduh pada tanggal 9 september 2013 20:29)

http://taipsukahati.blogspot.com/2010/11/peritoneal-dialysis.html (diunduh pada tanggal 9 september 2013 22:14)

http://www.chem-is-try.org/materi_kimia/kimia-smk/kelas_x/pemisahan-koloid/ (diunduh pada tanggal 9 september 2013 23:06)

http://www.edikusmiadi.com/2012/07/peritoneal-dialysis.html (diunduh pada tanggal 9 september 2013 13:05)

http://www.google.co.id/search?um=1&hl=id&q=peritoneum%20dialisis&biw=1360&bih=632&ie=UTF-8&sa=N&tab=iw (diunduh pada tanggal 9 september 2013 18:06)