penyakit gagal ginjal kronik

36
Penyakit Gagal Ginjal Kronik Posted by Gagal Ginjal Kronik Gagal ginjal kronik (GGK) adalah salah satu penyakit tidak menular, merupakan keadaan gangguan fungsi ginjal yang bersifat menahun berlangsung progresif dan irreversible(tidak dapat kembali ke keadaan semula). Dimana kemampuan tubuh gagal untuk mempertahankan metabolisme dan keseimbangan cairan dan elektrolit yang menyebabkan uremia (retensi urea dan sampah nitrogen lain dalam darah). Penyakit gagal ginjal kronik memang merupakan masalah kesehatan yang cukup penting di negeri kita. Menurut catatan Sub Bagian ginjal. Penyebab gagal ginjal kronik yang sering dijumpai adalah batu, infeksi yang disebut pirlonefritis, hipertensi, nefropati karena asam urat, nefropati karena lupus dan kencing manis. Hilangnya fungsi cadangan ginjal seringkali tidak disadari penderita. Pada gagal ginjal kronik gangguan fungsi ginjal acapkali sudah disertai gejala yang nyata dalam aktivitas sehari-hari. Penderita mulai menunjukkan gejala anemia (pada suami ibu sudah terdapat penurunan hemoglobin). Tes kreatinin klirens dapat membedakan berat ringannya gangguna fungsi ginjal. Pada keadaan normal Tes Kreatinin Klirens (TKK) adalah 100 sampai 125 ml/mm. Pada TKK 75 sampai 100 sudah terjadi hilangnya fungsi cadangan ginjal. Sedangkan TKK 25 sampai 75 disebut keadaan insufisiensi ginjal. Pada TKK 5 sampai 25 digolongkan gagal ginjal kronik. TKK yang di bawah 5 disebut gagal ginjal terminal.

Upload: yola-trias-yuliana-kastil

Post on 08-Dec-2014

269 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: Penyakit Gagal Ginjal Kronik

Penyakit Gagal Ginjal KronikPosted by Gagal Ginjal Kronik

Gagal ginjal kronik (GGK) adalah salah satu penyakit tidak

menular, merupakan keadaan gangguan fungsi ginjal yang

bersifat menahun berlangsung progresif dan irreversible(tidak

dapat kembali ke keadaan semula). Dimana kemampuan tubuh gagal

untuk mempertahankan metabolisme dan keseimbangan cairan dan

elektrolit yang menyebabkan uremia (retensi urea dan sampah nitrogen

lain dalam darah).

Penyakit gagal ginjal kronik memang merupakan masalah kesehatan

yang cukup penting di negeri kita. Menurut catatan Sub Bagian ginjal.

Penyebab gagal ginjal kronik yang sering dijumpai adalah batu, infeksi

yang disebut pirlonefritis, hipertensi, nefropati karena asam urat,

nefropati karena lupus dan kencing manis.

Hilangnya fungsi cadangan ginjal seringkali tidak disadari penderita.

Pada gagal ginjal kronik gangguan fungsi ginjal acapkali sudah disertai

gejala yang nyata dalam aktivitas sehari-hari. Penderita mulai

menunjukkan  gejala anemia  (pada suami ibu sudah terdapat penurunan

hemoglobin).

Tes kreatinin klirens dapat membedakan berat ringannya gangguna

fungsi ginjal. Pada keadaan normal Tes Kreatinin Klirens (TKK) adalah

100 sampai 125 ml/mm. Pada TKK 75 sampai 100 sudah terjadi hilangnya

fungsi cadangan ginjal. Sedangkan TKK 25 sampai 75 disebut keadaan

insufisiensi ginjal. Pada TKK 5 sampai 25 digolongkan gagal ginjal

kronik. TKK yang di bawah 5 disebut gagal ginjal terminal.

Gagal ginjal kronik dan gagal ginjal terminal memerlukan perhatian

khsusu karena bila dibiarka dapat menjurus keadaan yang

membahayakan jiwa penderita. Pada gagal ginjal kronik dapat dimulai

Page 2: Penyakit Gagal Ginjal Kronik

terapi konservatif yang bertujuan menghilangkan gejala yang

mengganggu penderita, sehingga penderita dapat hidup secara normal.

Komponen utama terapi konservatif adalah diet yaitu dengan mengatur

asupan protein. Di samping itu juga harus diatur air dan garam, vitamin,

elektrolit, dan asam amino essensial diberikan jika diperlukan.

Penderita gagal ginjal kornik acapkali mengeluh mual sehingga asupan

makannya dapat terbatas. Karena itu evaluasi asupan makanan perlu

dilakukan dengan baik. bila terapi konservatif ini dapat dijalankan

dnegan baik dan fungsi ginjal dapat dipertahankan maka belum

diperlukan terapi cuci darah.

Gagal ginjal kronik atau penyakit ginjal tahap akhir adalah

penyimpangan progresif, fungsi ginjal yang tidak dapat pulih dimanan

kemampuan tubuh untuk mempertahankan keseimbangan metabolik dan

cairan dan elektrolit mengalami kegagalan yang mengakibatkan uremia. 

Kondisi ini mungkin disebabkan oleh gloumerulonefritis kronis. Preparat

lingkungan dan okupasi yang telah menunjukkan mempunyai dampak

dalam gagal ginjal kronis termasuk timah, kadmium, merkuri, dan

kromium. Pada akhirnya dialisis atau transplantasi ginjal diperlukan

untuk menyelematkan pasien.

 

Posted in Gagal Ginjal Kronik, Penyebab Gagal Ginjal Kronik | Tagged askep gagal ginjal kronik, gagal ginjal

akut,gagal ginjal kronik, gagal ginjal kronis, ginjal kronis, patofisiologi gagal ginjal kronik, penatalaksanaan gagal

ginjal kronik | Leave a comment

Faktor Penyebab Gagal Ginjal KronikPosted by Gagal Ginjal Kronik

Gagal ginjal kronik adalah destruksi struktur ginjal yang progresif dan

terus menerus.Selain itu, pada individu yang rentan, nefropati

analgesik, destruksi papila ginnjal yang terkait dengan pemakaian

harian obat-obat analgesik selama bertahun-tahun dapat menjadi

faktor penyebab gagal ginjal kronik. Apapun sebabnya. terjadi

perburukan fungsi ginjal secara progresif yang ditandai dengan

penurunan GFR yang progresif.

Faktor penyebab terjadinya gagal ginjal kronik adalah radang ginjal

menahun, batu ginjal dan batub saluran kemih yang kurang mendapat

Page 3: Penyakit Gagal Ginjal Kronik

perhatian, obat-obatan modern ataupun tradisional yang digunakan

dalam jangka waktu lama, hipertensi, diabetes, narkoba, serta penyakit

ginjal turunan (genetik).

Faktor penyebab gagal ginjal kronik harus diobati untuk menghambat

laju proses gagal ginjal agar tidak menjadi gagal ginjal terminal, atau

gagal ginjaltidak dapat berfungsi lagi. Tekanan darah dan gula darah

harus dikendalikan, dan antibiotik secara teratur diberikan bila terjadi

infeksi. Jangan sampai terjadi infeksi pada salah satu ginjal yang dapat

dengan mudah menular pada ginjal yang lain. Penderita harus

menjalaninya dengan kemauan untuk sembuh yang tinggi dan disiplin

ketat. Olahraga pun harus dibatasi hanya yang ringan, seperti jalan kaki

dan berenang secukupnya.

Di sisi lain, akibat pemecahan protein tubuh yang meningkat

penderita gagal ginjalterminal perlu mendapat terapi nutrisi agar

kecukupan protein untuk keperluan perbaikan jaringan tubuh. Selain itu,

perlu mengatur keseimbangan cairan elektrolit, mencegah penurunan

massa tulang dan kelemahan otot, memperbaiki gangguan irama jantung

yang tidak seimbang (aritmia), dang menghambat peningkatan lemak

tubuh. Penderita juga perlu mempertahankan kekebalan tubuh

menghadapi infeksi virus dan bakteri.

 

Posted in Gagal Ginjal Kronik | Tagged askep gagal ginjal kronik, asuhan keperawatan gagal ginjal akut, asuhan

keperawatan gagal ginjal kronik, epidemiologi gagal ginjal kronik, gagal ginjal akut, gagal ginjal akut dan

kronik,gagal ginjal kronik, gagal ginjal kronik adalah, gagal ginjal kronik hemodialisa, gagal ginjal kronik pada

anak, gagal ginjal kronik pdf, gagal ginjal kronik ppt, latar belakang gagal ginjal kronik, leaflet gagal ginjal

kronik, patofisiologi gagal ginjal kronik, penatalaksanaan gagal ginjal kronik, pengertian gagal ginjal

kronik, penyebab gagal ginjal kronik,prevalensi gagal ginjal kronik | Leave a comment

Gagal Ginjal Kronik Pada AnakPosted by Gagal Ginjal Kronik

Page 4: Penyakit Gagal Ginjal Kronik

Ginjal memiliki kemampuan filtrasi

glomerulus pada anak sehat umur di atas 2 tahun adalah 89

ml/menit/1,73 m2. Apabila kemampuan filtrasinya menetap di bawah

angka tersebut, maka keadaan ini disebut sebagai insufisiensi renal

kronik.

Bilamana kemudian gejalanya nyat-nyata didapatkan secara klinis, maka

kini keadaan tersebut disebut sebagai gagal ginjal kronik dan keadaan

seperti ini memerlukan pengobatan yang spesifik. Gejala yang sering ada

diantarnya : hipertensi, hiperfosfatemia, asidosis, anemia dan gagal

tumbuh yang biasanya timbul bila kemampuan filtrasi glomerulus di

bawah 30 ml/menit/1,73 m2.

Pada keadaan yang lebih berat, di mana kemampuan filtrasi glomerulus

semakin rendah, di bawah 10 ml/menit/1,73 m2, disebut sebagai stadium

terminal dari penyakit ginjal ini. Bila pada stadium ini tidak dilakukan

usaha untuk menopang fungsi ginjal maka umur anak tidak dapat

dipertahankan lagi. Dialisis atau transplantasi adalah satu cara untuk

menekan komplikasi serius akibat gagal ginjal kronik.

Penyebab dari gagal ginjal kronik dan stadium terminal penyakit

ginjal pada anak dan remaja adalah : glomerulusonefritis,

nefropati refluks, ekainan kongenital (sindrom Alport,

nefronoptisi, sistinosis, penyakit polisistik, dll), displasia (dengan

obstruksi atua tanpa obstruksi) dan sondroma uremik hemolitik.

Page 5: Penyakit Gagal Ginjal Kronik

Posted in Gagal Ginjal Kronik, Penyebab Gagal Ginjal Kronik | Tagged askep gagal ginjal kronik, gagal ginjal

akut,gagal ginjal kronik, gagal ginjal kronik pada anak, gagal ginjal kronis, ginjal kronis, patofisiologi gagal ginjal

kronik,penatalaksanaan gagal ginjal kronik | Leave a comment

Gagal ginjal KronikPosted by Gagal Ginjal Kronik

Gagal ginjal kronik (chronic renal failure, CRF) terjadi apabila kedua

ginjal sudah tidak mampu mempertahankan lingkungan dalam yang

cocok untuk kelangsungan hidup. Kerusakan pada kedua ginjal ini

ireversibel. Eksaserbasi nefritis, obstruksi saluran kemih, kerusakan

vaskular akibat diabetes mellitus dan hipertensi yang berlangsung terus-

menerus dapat mengakibatkan pembentukan jaringan perut pembuluh

darah dan hilangnya fungsi ginjal secara progresif.

Page 6: Penyakit Gagal Ginjal Kronik

Selama gagal

ginjal kronik, beberapa nefron termasuk glomeruli dan tubula masih

berfungsi, sedangkan nefron yang lain sudah rusak dan tidak berfungsi

lagi. Nefron yang masih utuh dan berfungsi mengalami hipertrofi dan

menghasilkan filtrat dalam jumlah banyak. Reabsorpsi tubula juga

meningkat walaupun laju filtrasi glomerulos berkurang. Kompensasi

nefron yang masih utuh dapat membuat ginjal mempertahankan

fungsinya sampai tiga perempat nefron yang rusak.

Page 7: Penyakit Gagal Ginjal Kronik

Posted in Gagal Ginjal Kronik | Tagged askep gagal ginjal kronik, gagal ginjal akut, gagal ginjal kronik, gagal

ginjal kronis, ginjal kronis, patofisiologi gagal ginjal kronik, penatalaksanaan gagal ginjal kronik | Leave a

comment

Pengobatan Gagal Ginjal KronikPosted by Gagal Ginjal Kronik

Penyakit ginjal sering tanpa keluhan sama sekali. Tidak jarang,

seseorang kehilangan 90% fungsi ginjal padahal tanpa merasakan

keluhan apapun. Ginjal terletak di bagian belakang, tepat dibawah tulang

rusuk. Rasa sakit di punggung tengah, dapat mengindikasikan bahwa ada

masalah dengan ginjal. Kondisi gagal ginjal dapat menyebabkan tubuh

menahan air lebih dari yang seharusnya. Inilah yang menyebabkan

bengkak di sekitar mata dan pembengkakan di tangan dan kaki.

Setelah memfilter darah, ginjal mengekskresikan kelebihan air, limbah

dan racun melalui urin. Ginjal yang rusak atau sakit tidak dapat

memfilter urin dalam jumlah banyak. Karena itu, orang dengan ginjal

bermasalah bisa ditandai dengan penurunan volume urin, atau

kebalikannya sering buang air kecil, dan nyeri saat berkemih.

Gambar tahapan

penyakit gagal ginjal kronik

Seseorang sebaiknya waspada jika mengalami gejala-gejala : tekanan

darah tinggi, perubahan jumlah dan frekuensi urin; sering berkemih di

malam hari atau sulit berkemih, urin berbuih atau berwarna pekat, atau

ada darah dalam urin. Atau bengkak pada kaki, pergelangan kaki;

kelopak mata bengkak saat bangun di pagi hari; rasa lemah, sulit tidur,

kehilangan nafsu makan, sakit kepala, susah berkonsentrasi, gatal-gatal,

Page 8: Penyakit Gagal Ginjal Kronik

sesak nafas, mual, muntah dan sering merasa sangat haus. Itu tanda

bahwa ginjal bermasalah.

Mereka yang sering mengalami salah satu atau beberapa gejala tersebut,

dianjurkan untuk segera melakukan pemeriksaan laboratorium. Mulai

dari pemeriksaan urin lengkap, ureum dan kreatinin, gula darah,

kolesterol, LDL kolesterol dan trigliserida adalah pemeriksaan awal yang

murah untuk melakukan pencegahan.

Pemeriksaan Urin

Ada beberapa pemeriksaan yang bisa dilakukan, untuk mengetahui

kondisi ginjal. Petunjuk awal adanya kerusakan ginjal, bisa diketahui

terutama melalui pemeriksaan urin. Pemeriksaan urin rutin (urinalisis)

terdiri dari analisa kimia untuk mendeteksi protein, kreatinin, gula dan

keton; dan analisa mikroskopik untuk mendeteksi sel darah merah dan

sel darah putih. Adanya sel darah dan albumin (sejenis protein) dalam

urin, bisa merupakan petunjuk terjadinya kerusakan ginjal.

Proteinuria, protein di dalam urin

Ginjal sehat mengambil limbah dari darah, tapi meninggalkan protein.

Gangguan ginjal menyebabkan kegagalan untuk memisahkan protein

darah yang disebut albumin dari limbah. Awalnya hanya sejumlah kecil

albumin bocor ke dalam urin; kondisi ini dikenal sebagai

mikroalbuminuria, tanda gagal fungsi ginjal. Seiring memburuknya

fungsi ginjal, jumlah albumin dan protein lain dalam urin meningkat,

disebut proteinuria. Bila protein dalam urin positif dan terjadi selama

lebih dari 3 bulan, yang bersangkutan bisa dikatakan telah mengalami

penyakit ginjal kronis.

Proteinuria bisa terjadi terus menerus atau hilang timbul, tergantung

penyebabnya. Selain merupakan pertanda penyakit ginjal, proteinuria

terjadi secara normal setelah berolahraga berat. Proteinuria juga bisa

terjadi pada proteinuria ortostatik, dimana protein baru muncul di urin

setelah penderita berdiri cukup lama, dan tidak ditemukan di urin

setelah penderita berbaring.

Hematuria, darah di urin

Page 9: Penyakit Gagal Ginjal Kronik

Hematuria bisa diketahui melalui pemeriksaan mikroskopik atau dengan

mata telanjang, yakni jika darah sangat banyak maka urin akan berwarna

kemerahan. Hematuria dapat disebabkan oleh perdarahan di saluran

kemih dan atau terjadi kerusakan pembuluh darah di ginjal, sehingga

ginjal tidak dapat menjalankan fungsi filtrasinya.

Osmolaritas, kepekatan urin

Osmolaritas penting dalam mendiagnosis kelainan fungsi ginjal. Untuk

mendeteksi, pada salah satu tes seseorang tidak boleh minum air putih

atau cairan lain selama 12-14 jam. Pada tes lain, pasien diberi suntikan

hormon vasopresin. Kemudian kepekatan urin diukur. Dalam keadaan

normal, kedua tes seharusnya menunjukkan urin yang sangat pekat, tapi

pada penyakit ginjal tertentu urin menjadi sangat encer.

Ureum

Pemeriksaan kadar ureum darah merupakan pemeriksaan yang popular

sebab mudah dikerjakan dengan teliti dan tepat. Namun kadar ureum

dipengaruhi banyak faktor di luar ginjal, sehingga mempengaruhi

penafsiran hasilnya. Kadar ureum darah akan meningkat pada

peningkatan asupan protein, kurangnya aliran darah ginjal, perdarahan

saluran cerna bagian atas, infeksi ginjal, pasca operasi dan trauma obat.

Kreatinin

Kreatinin adalah limbah yang dibentuk oleh kerusakan sel-sel otot

normal. Ginjal sehat mengambil kreatinin darah dan memasukkannya ke

urin. Ketika ginjal tidak bekerja dengan baik, kreatinin menumpuk dalam

darah. Bila pada tes urin ditemukan kadar kreatinin positif, maka orang

tersebut sudah mengalami penyakit ginjal kronis tingkat lanjut.

Pemeriksaan Darah

Selain pemeriksaan urin, bisa melakukan pemeriksaan darah untuk

mengukur kadar kreatinin dan urea dalam darah. Jika ginjal tidak

bekerja, kadar kedua zat itu akan meningkat dalam darah. Laju

penyaringan ginjal bisa diperkirakan dengan cara mengukur kadar

kreatinin serum. Kadar urea nitrogen darah, juga bisa menunjukkan

fungsi ginjal.

Page 10: Penyakit Gagal Ginjal Kronik

Creatinine clearance adalah tes yang lebih akurat, yang menggunakan

suatu rumus yang menghubungkan kadar serum kreatinin dengan usia,

berat badan dan jenis kelamin.

Pemeriksaan Lanjutan

Pemeriksaan lanjutan untuk mengenali kelainan ginjal, berupa

pemeriksaan imaging – radiologis dan biopsy ginjal. Biasanya,

pemeriksaan ini atas indikasi tertentu dan sesuai saran dokte. Prosedur

imaging – radiologis dapat memperlihatkangambaran mengenai ukuran

ginjal, letak ginjal dan adanya penyumbatan atau kerusaka ginal. Jenis

pemeriksaan ini diantaranya foto polos abdomen, rontgen, USG, CT Scan

dan sebagainya.

Sedangkan prosedur biopsi ginjal, dilakukan dengan mengambil contoh

jaringan ginjal untuk diperiksa dengan mikroskop. Prosedur ini dilakukan

untuk memperkuat diagnosis dan untuk menilai hasil pengobatan.

Posted in Gagal Ginjal Kronik, Penyebab Gagal Ginjal Kronik | Tagged epidemiologi gagal ginjal kronik, gagal

ginjal akut, gagal ginjal akut dan kronik, gagal ginjal kronik hemodialisa, gagal ginjal kronik ppt, jurnal gagal

ginjal, latar belakang gagal ginjal kronik, leaflet gagal ginjal kronik, pathway gagal ginjal kronik, patofisiologi gagal

ginjal kronik,prevalensi gagal ginjal kronik, woc gagal ginjal kronik | Leave a comment

Asuhan Keperawatan Gagal Ginjal KronikPosted by Gagal Ginjal Kronik

Seseorang yang diyakini mempunyai gejala sakit ginjal tidak perlu risau.

Kehidupan normal masih tetap dapat dijalani dengan baik. Bahkan

dianjurkan untuk tetap berolahraga dengan teratur dan makan dengan

makanan yang wajar.

Untuk menghindari rusaknya ginjal, Anda bisa mencegahnya

melalui cara-cara berikut :

1. Olah Raga

Lakukan olah raga secara rutin dan teratur. Olah raga yang teratur –

tidak terlalu berat – akan lebih berdampak positif bagi tubuh

dibandingkan dengan olah raga berat namun tidak teratur. Misalnya

Anda bisa melakukan jalan santai setiap pagi atau bersepeda 1-2 jam

setiap minggu.

2. Berhenti Merokok

Page 11: Penyakit Gagal Ginjal Kronik

Merokok tidak hanya meningkatkan resiko penyakit ginjal, tetapi juga

meningkatkan kematian akibat stroke dan serangan jantung pada orang

dengan penyakit ginjal kronis. Rokok dengan kandungan nikotinnya

dalam proses jangka waktu lama juga akan merusak organ-organ penting

tubuh Anda, baik paru-paru, kulit dan jantung. Kita sebaiknya mencoba

berhenti merokok.

3. Kurangi Makanan Berlemak

Makanan berlemak akan menyebabkan kandungan kolestrol dalam darah

Anda meningkat.

4. Berat Badan

Perhatikan berat badan sehingga Anda dapat terhindar dari obesitas.

Akan tetap, orang dengan fungsi ginjal yang rendah harus sadar bahwa

beberapa bagian dari diet yang normal dapat memperburuk kegagalan

ginjal.

5. Konsumsi Air Putih

Mengkonsumsi air putih yang cukup, menghindari konsumsi jamu atau

herbal yang tidak jelas, menghindari konsumsi obat-obatan secara

sembarangan (tanpa resep dokter) merupakan hal sederhana yang bisa

Anda lakukan untuk mengurangi potensi munculnya penyakit ginjal.

6. General Checkup

Gagal ginjal juga dapat dicegah melalui pemeriksaan kesehatan (medical

chekup) secara rutin, termasuk pemeriksaan urin dan darah.

Memeriksakan gangguan ginjal seperti kencing batu, prostat dapat

mencegah munculnya gagal ginjal.

Posted in Gagal Ginjal Kronik, Penyebab Gagal Ginjal Kronik | Tagged askep gagal ginjal kronik, asuhan

keperawatan gagal ginjal akut, asuhan keperawatan gagal ginjal kronik, jurnal gagal ginjal

kronik, penatalaksanaan gagal ginjal kronik, terapi gagal ginjal kronik | Leave a comment

Penyebab Gagal Ginjal KronikPosted by Gagal Ginjal Kronik

Ginjal adalah sebuah organ kecil yang terletak di dalam tubuh, akan

tetapi mempunyai fungsi yang sangat kompleks dan bekerja secara

otomatis. Dengan memahami mengenai bagaimana cara kerja ginjal

dapat membantu kita menjaga kesehatan.

Page 12: Penyakit Gagal Ginjal Kronik

Ginjal adalah organ bagian tubuh yang masing-masing berukuran serupa

dengan kepalan tangan. Organ tersebut terletak dekat pertengahan

punggung, pas di bawah kerangka tulang rusuk. Ginjal adalah mesin

pendaur ulang yang canggih. Setiap hari, ginjal kita menguraikan kurang

lebih 200 liter darah untuk menyaring sekitar dua liter bahan ampas dan

air berlebihan. Bahan ampas dan air berlebihan menjadi air seni, yang

mengalir ke kandung kemih melalui pembuluh yang disebut ureter.

Kandung kemih kita menyimpan air seni sampai kita buang air kecil.

Sebagian besar penyakit ginjal menyerang nefron, mengakibatkan

kehilangan kemampuannya untuk menyaring. Kerusakan pada nefron

dapat terjadi secara cepat, sering sebagai akibat pelukaan atau

keracunan. Tetapi kebanyakan penyakit ginjal menhancukan neefron

secara perlahan dan diam-diam. Kerusakan biasanya dirasakan setelah

beberapa tahun atau bahkan dasawarsa. Sebagian besar penyakit ginjal

menyerang kedua buah ginjal sekaligus.

Penyebab gagal ginjal yang utama disebabkan oleh diabetes, tekanan

darah yang tinggi, sedangkan penyebab gagal ginjal yang ketiga adalah

oleh karena penyakit genetic seperti kelainan kekebalan, cacat lahir dan

sebab-sebab lainnya.

Berikut adalah gejala-gejala penting yang berkaitan dengan

menurunnya daya kerja ginjal yang berpotensi menjadi penyakit

gagal ginjal :

Page 13: Penyakit Gagal Ginjal Kronik

1. Penimbunan Sampah Dalam Darah

Hal ini ditandai dengan kelelahan, sekujur tubuh terasa sakit-sakitan,

gatal, kram, mudah lupa, susah tidur, mual-mual, tidak ada nafsu makan,

daya tahan tubuh terhadap infeksi sangat berkurang.

2. Masalah Keseimbangan Cairan

Penimbunan cairan dengan tanda-tanda pergelangan kaki dan juga wajah

membengkak. Sebaliknya, pengeringan cairan bisa ditandai dengan mata

yang sangat cekung, mulut kering, hampir tidak ada lendir dalam mulut.

3. Gangguan Hormon

Dengan berkurangnya daya kerja ginjal bisa menyebabkan ginjal

menghasilkan lebih banyak hormon atau ekstra hormon. Akibatnya, akan

menambah hormon tekanan darah. Sebaliknya, hormon-hormon yang lain

menjadi berkurang produksinya. Hal ini menyebabkan tubuh kekurangan

darah, lelah dan juga tulang rapuh.

Penyebab penyakit ginjal yang lain

Keracunan dan trauma, misalnya terkena pukulan berat langsung pada

ginjal, dapat mengakibatkan penyakit ginjal. Beberapa obat, termasuk

obat tanpa resep, dapat meracuni ginjal bila sering dipakai selama

jangka waktu yang panjang. Produk yang menggabungkan aspirin,

asetaminofen, dan obat lain misalnya ibuprofen ditemukan paling

berbahaya untuk ginjal. Bila kita sering memakai obat penawar nyeri,

sebaiknya kita membahas dengan dokter untuk memastikan bahwa tidak

beresiko untuk ginjal kita.

Page 14: Penyakit Gagal Ginjal Kronik

MAKALAH PENYAKIT GAGAL GINJAL KRONIK (CHRONIC KIDNEY DISEASE, CKD)Senin, 08 Oktober 2012

MAKALAH TENTANG PENYAKIT CKD

(CHRONIC KIDNEY DISEASE)

DISUSUN UNTUK MEMENUHI TUGAS

KEPERAWATAN DEWASA II

Dosen Pengampu : Ns. Erick Endra Cita S. Kep

Page 16: Penyakit Gagal Ginjal Kronik

Satya Putra Lencana

M11.01.0015

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MADANI YOGYAKARTA

2012

BAB I

PENDAHULUAN

A.   LATAR BELAKANG

Ginjal merupakan organ penting dalam tubuh dan berfungsi untuk membuang sampah

metabolisme dan racun tubuh dalam bentuk urin, yang kemudian dikeluarkan dari tubuh.  Tetapi

pada kondisi tertentu karena adanya gangguan pada ginjal, fungsi tersebut akan berubah. 

Gagal ginjal kronik biasanya terjadi secara perlahan-lahan sehingga biasanya diketahui setelah

jatuh dalam kondisi parah.  Gagal ginjal kronik tidak dapat disembuhkan.  Gagal ginjal kronik

dapat terjadi pada semua umur dan semua tingkat sosial ekonomi.  Pada penderita gagal ginjal

kronik, kemungkinan terjadinya kematian sebesar 85 %.

Melihat kondisi seperti tersebut di atas,  maka perawat harus dapat mendeteksi secara

dini tanda dan gejala klien dengan gagal ginjal kronik.  Sehingga dapat memberikan asuhan

keperawatan secara komprehensip pada klien dengan gagal ginjal kronik.

B.    RUMUSAN MASALAH

Bagaimana gambaran perawatan pada penyakit gagal ginjal kronik.

C.   TUJUAN

Page 17: Penyakit Gagal Ginjal Kronik

1. Tujuan umum

Dapat memberikan asuhan keperawatan pada pasien dengan gagal ginjal kronik.

2. Tujuan Khusus

a.       Mampu melaksanakan pengkajian pada pasien gagal ginjal kronik

b.      Mampu membuat analisa data pada pasien gagal ginjal kronik

c.       Mampu menegakkan diagnosa keperawatan pada pasien gagal ginjal kronik.

d.      Mampu merencanakan asuhan keperawatan pada pasien gagal ginjal kronik.

e.       Mampu melaksanakan tindakan keperawatan pada pasien gagal ginjal kronik.

f.       Mampu membuat evaluasi pada pasien gagal ginjal kronik

D.   MANFAAT

1.      Secara umum

a.       Menambah wawasan, pengetahuan penulis dan pembaca di bidang kesehatan khususnya

gagal ginjal kronik.

b.      Memberikan informasi mengenai masalah keperawatan pada pasien dengangagal ginjal kronik

dan penatalaksanaan masalah keperawatan.

c.       Meningkatkan ketrampilan penulis dalam melakukan asuhan keperawatan pada pasien Gagal

ginjal kronik.

2.      Secara khusus

a.       Bagi Penulis

Setelah menyelesaikan makalah ini diharapkan kami sebagai mahasiswa dapat meningkatkan

pengetahuan dan wawasan mengenai penyebab serta upaya pencegahan penyakit gagal ginjal

kronik agar terciptanya kesehatan masyarakat yang lebih baik.

b.      Bagi Pembaca

Diharapkan agar pembaca dapat mengetahui tentang gagal ginjal kronik lebih dalam sehingga

dapat mencegah serta mengantisipasi diri dari penyakit gagal ginjal kronik.

c.       Bagi Petugas Kesehatan

Page 18: Penyakit Gagal Ginjal Kronik

Diharapkan dapat menambah wawasan dan informasi dalam penanganan gagal ginjal kronik

sehingga dapat meningkatkan pelayanan keperawatan yang baik

d.      Bagi Institusi Pendidikan

Dapat menambah informasi tentang gagal ginjal kronik serta dapat meningkatkan kewaspadaan

terhadap penyakit ini.

Page 19: Penyakit Gagal Ginjal Kronik

BAB  II

LANDASAN TEORI

A.   DEFINISI

Gagal Ginjal Kronik (GGK) atau penyakit ginjal tahap akhir adalah gangguan fungsi ginjal

yang menahun bersifat progresif dan irreversibel. Dimana kemampuan tubuh gagal untuk

mempertahankan metabolisme dan keseimbangan cairan dan elektrolit, menyebabkan uremia

(retensi urea dan sampah nitrogen lain dalam darah) ( KMB, Vol 2 hal 1448).

Penyakit gagal ginjal kronis bersifat progresif dan irreversible dimana terjadi uremia karena

kegagalan tubuh untuk mempertahankan metabolisme dan keseimbangan cairan serta elektrolit

( SmeltzerC, Suzanne, 2002 hal 1448)

Gagal ginjal kronik (GGK) biasanya akibat akhir dari kehilangan fungsi ginjal lanjut secara

bertahap (Doenges, 1999; 626)

B.    ETIOLOGI

Penyebab dari gagal ginjal kronis antara lain :

1.   Infeksi saluran kemih (pielonefritis kronis)

2.   Penyakit peradangan (glomerulonefritis)

3.   Penyakit vaskuler hipertensif (nefrosklerosis, stenosis arteri renalis)

4.   Gangguan jaringan penyambung (SLE, poliarteritis nodusa, sklerosis sitemik)

5.   Penyakit kongenital dan herediter (penyakit ginjal polikistik, asidosis tubulus ginjal)

6.   Penyakit metabolik (DM, gout, hiperparatiroidisme)7.Nefropati toksik

8.   Nefropati obstruktif (batu saluran kemih)

(Price & Wilson, 1994)

Penyebab gagal ginjal kronik cukup banyak tetapi untuk keperluan klinis dapat dibagi dalam 2

kelompok :

Page 20: Penyakit Gagal Ginjal Kronik

1.     Penyakit parenkim ginjal

a.       Penyakit ginjal primer        : Glomerulonefritis, Mielonefritis, Ginjal polikistik, Tbc ginjal

b.      Penyakit ginjal sekunder   : Nefritis lupus, Nefropati, Amilordosis ginjal, Poliarteritis nodasa,

Sclerosis sistemik progresif, Gout, DM

2.   Penyakit ginjal obstruktif         : Pembesaran prostat, batu saluran kemih, refluks ureter. Secara

garis besar penyebab gagal ginjal dapat dikategorikan infeksi yang berulang dan nefron yang

memburuk, obstruksi saluran kemih, destruksi pembuluh darah akibat diabetes dan hipertensi

yang lama, scar pada jaringan dan trauma langsung pada ginjal.

C.   MANIFESTASI KLINIS

1. Manifestasi klinik antara lain (Long, 1996 : 369) :

a.       Gejala dini : lethargi, sakit kepala, kelelahan fisik dan mental, berat badan berkurang, mudah

tersinggung, depresi

b.      Gejala yang lebih lanjut : anoreksia, mual disertai muntah, nafas dangkal atau sesak nafas baik

waktu ada kegiatan atau tidak, udem yang disertai lekukan, pruritis mungkin tidak ada tapi

mungkin juga sangat parah.

2. Manifestasi klinik menurut (Smeltzer, 2001 : 1449) antara lain :

Hipertensi, (akibat retensi cairan dan natrium dari aktivitas sisyem renin - angiotensin –

aldosteron), gagal jantung kongestif dan udem pulmoner (akibat cairan berlebihan) dan

perikarditis (akibat iriotasi pada lapisan perikardial oleh toksik, pruritis, anoreksia, mual, muntah,

dan cegukan, kedutan otot, kejang, perubahan tingkat kesadaran, tidak mampu berkonsentrasi).

3. Manifestasi klinik menurut Suyono (2001) adalah sebagai berikut:

a.       Kardiovaskuler : Hipertensi, gagal jantung kongestif, udema pulmoner, perikarditis pitting edema

(kaki, tangan, sacrum), edema periorbital friction rub pericardial, pembesaran vena leher

b.      Integumen : Warna kulit abu-abu mengkilat, kulit kering bersisik, pruritus, ekimosis, kuku tipis

dan rapuh, rambut tipis dan kasar

c.       Pulmoner : Krekels, sputum kental dan liat, nafas dangkal, pernafasan kussmaul

Page 21: Penyakit Gagal Ginjal Kronik

d.      Gastrointestinal : Nafas berbau ammonia, ulserasi dan perdarahan mulut, anoreksia, mual,

muntah, konstipasi dan diare, perdarahan saluran cerna

e.       Neurologi : Kelemahan dan keletihan, konfusi/ perubahan tingkat kesadaran, disorientasi,

kejang, kelemahan pada tungkai, rasa panas pada telapak kaki, perubahan perilaku

f.       Muskuloskeletal : Kram otot, kekuatan otot hilang,kelemahan pada tungkai Fraktur tulang, Foot

drop

g.      Reproduktif : Amenore, Atrofi testekuler

D.   PATOFISIOLOGI

Pada waktu terjadi kegagalan ginjal sebagian nefron (termasuk glomerulus dan tubulus)

diduga utuh sedangkan yang lain rusak (hipotesa nefron utuh). Nefron-nefron yang utuh

hipertrofi dan memproduksi volume filtrasi yang meningkat disertai reabsorpsi walaupun dalam

keadaan penurunan GFR / daya saring. Metode adaptif ini memungkinkan ginjal untuk berfungsi

sampai ¾ dari nefron–nefron rusak. Beban bahan yang harus dilarut menjadi lebih besar

daripada yang bisa direabsorpsi berakibat diuresis osmotik disertai poliuri dan haus. Selanjutnya

karena jumlah nefron yang rusak bertambah banyak oliguri timbul disertai retensi produk sisa.

Titik dimana timbulnya gejala-gejala pada pasien menjadi lebih jelas dan muncul gejala-gejala

khas kegagalan ginjal bila kira-kira fungsi ginjal telah hilang 80% - 90%. Pada tingkat ini fungsi

renal yang demikian nilai kreatinin clearance turun sampai 15 ml/menit atau lebih rendah itu.

( Barbara C Long, 1996, 368)

Fungsi renal menurun, produk akhir metabolisme protein (yang normalnya diekskresikan ke

dalam urin) tertimbun dalam darah. Terjadi uremia dan mempengaruhi setiap sistem tubuh.

Semakin banyak timbunan produk sampah maka gejala akan semakin berat. Banyak gejala

uremia membaik setelah dialisis. (Brunner & Suddarth, 2001 : 1448).

Klasifikasi gagal ginjal kronik dibagi menjadi 5 stadium :

1.   Stadium 1, bila kadar gula tidak terkontrol, maka glukosa akan dikeluarkan lewat ginjal secara

berlebihan. Keadaan ini membuat ginjal hipertrofi dan hiperfiltrasi. Pasien akan mengalami

poliuria. Perubahan ini diyakini dapat menyebabkan glomerulusklerosis fokal, terdiri dari

penebalan difus matriks mesangeal dengan bahan eosinofilik disertai penebalan membran

basalin kapiler.

2. Stadium 2, insufisiensi ginjal, dimana lebihb dari 75 % jaringan telah rusak, Blood Urea

Nitrogen ( BUN ) meningkat, dan kreatinin serum meningkat.

Page 22: Penyakit Gagal Ginjal Kronik

3.   Stadium 3, glomerulus dan tubulus sudah mengalami beberapa kerusakan. Tanda khas stadium

ini adalah mikroalbuminuria yang menetap, dan terjadi hipertensi.

4.   Stadium 4, ditandai dengan proteinuria dan penurunan GFR. Retinopati dan hipertensi hampir

selalu ditemui.

5.   Stadium 5, adalah stadium akhir, ditandai dengan peningkatan BUN dan kreatinin plasma

disebabkan oleh penurunan GFR yang cepat.

Page 23: Penyakit Gagal Ginjal Kronik

E.    PATHWAY

ETIOLOGI

Jumlah nefron fungsional

Nefron yg terserang hancur Neferon yg masih utuh

90% nefron hancur

75% nefron hancur

Adaptasi

Tdk dpt mengkompensasi

(ketidakseimbangan cairan elektrolit)

GFR

(BUN & kreatinin ↗)

Nefron hipertropi

GFR 10% dari normal

(BUN & kreatinin ↗)

Adaptasi

↗kecepatan filtrasi, ↗beban solut,↗reabsorpsi

Urine isoosmotis

Kecepatan filtrasi & beban

solut ↗

Keseimbangan cairan elektrolit dipertahankan

Kegagalan proses filtrasi

Ketidakseimbangan dlm glomerulus & tubulus

Fungsi ginjal rendah

Oliguri

Poliuri, nokturi, azotemia

cadangan ginjal

Uremia ↗

Insufisiensi ginjal

Penumpukan kristal

urea di kulit

Gagal ginjal

Angiotensin ↗

Pruritus Eritropoetin di ginjal Retensi Na+

Page 24: Penyakit Gagal Ginjal Kronik

Gangguan integritas kulit

SDM

Kelebihan volume cairan

Pucat, fatigue, malaise

anemia

Gangguan nutrisi kurang

dari kebutuhan Intoleransi aktivitas

F.    PEMERIKSAAN PENUNJANG

Didalam memberikan pelayanan keperawatan terutama intervensi maka perlu pemeriksaan

penunjang yang dibutuhkan baik secara medis ataupun kolaborasi antara lain :

1. Pemeriksaan Laboratorium

a.       Laboratorium darah : BUN, Kreatinin, elektrolit (Na, K, Ca, Phospat), Hematologi (Hb, trombosit,

Ht, Leukosit), protein, antibody (kehilangan protein dan immunoglobulin)

b.      Pemeriksaan UrinWarna, PH, BJ, kekeruhan, volume, glukosa, protein, sedimen, SDM, keton,

SDP, TKK/CCT2.

2.    Pemeriksaan EKG

Untuk melihat adanya hipertropi ventrikel kiri, tanda perikarditis, aritmia, dan gangguan elektrolit

(hiperkalemi, hipokalsemia)

3.    Pemeriksaan USG

Menilai besar dan bentuk ginjal, tebal korteks ginjal, kepadatan parenkim ginjal, anatomi system

pelviokalises, ureter proksimal, kandung kemih serta prostate

4.    Pemeriksaan Radiologi

Page 25: Penyakit Gagal Ginjal Kronik

Renogram, Intravenous Pyelography, Retrograde Pyelography, Renal Aretriografi dan Venografi,

CT Scan, MRI, Renal Biopsi, pemeriksaan rontgen dada, pemeriksaan rontgen tulang, foto polos

abdomen

G.   PENCEGAHAN

Obstruksi dan infeksi saluran kemih dan penyakit hipertensi sangat lumrah dan sering kali

tidak menimbulkan gejala yang membawa kerusakan dan kegagalan ginjal. Penurunan kejadian

yang sangat mencolok adalah berkat peningkatan perhatian terhadap peningkatan kesehatan.

Pemeriksaan tahunan termasuk tekanan darah dan pemeriksaan urinalisis.

Pemeriksaan kesehatan umum dapat menurunkan jumlah individu yang menjadi

insufisiensi sampai menjadi kegagalan ginjal. Perawatan ditujukan kepada pengobatan masalah

medis dengan sempurna dan mengawasi status kesehatan orang pada waktu mengalami stress

(infeksi, kehamilan). (Barbara C Long, 2001).

Page 26: Penyakit Gagal Ginjal Kronik

H.   PENATALAKSANAAN

Penatalaksanaan keperawatan pada pasien dengan CKD dibagi tiga yaitu :

1.      Konservatif

a.       Dilakukan pemeriksaan laboratorium darah dan urin

b.      Observasi balance cairan

c.       Observasi adanya odema

d.      Batasi cairan yang masuk

2.      Dialysis

a.       peritoneal diálisis biasanya dilakukan pada kasus – kasus emergency.

b.      Sedangkan dialysis yang bisa dilakukan dimana saja yang tidak bersifat akut adalah CAPD

( Continues Ambulatori Peritonial Dialysis)

c.       Hemodialisis

d.      Yaitu dialisis yang dilakukan melalui tindakan infasif di vena dengan menggunakan mesin. Pada

awalnya hemodiliasis dilakukan melalui daerah femoralis namun untuk mempermudah maka

dilakukan :

e.       AV fistule : menggabungkan vena dan arteri

f.       Double lumen : langsung pada daerah jantung (vaskularisasi ke jantung)

3.      Operasi

a.       Pengambilan batu

b.      transplantasi ginjal

I.      ASUHAN KEPERAWATAN

1.      Pengkajian

a.       Aktifitas dan Istirahat

Page 27: Penyakit Gagal Ginjal Kronik

     Kelelahan, kelemahan, malaise, gangguan tidur, kelemahan otot dan tonus, penurunan ROM

b.      Sirkulasi

      Riwayat hipertensi lama atau berat, palpitasi, nyeri dada, peningkatan JVP, tachycardia,

hipotensi orthostatic, friction rub

c.       Integritas Ego

      Faktor stress, perasaan tak berdaya, tak ada kekuatan, menolak, cemas, takut, marah, irritable

d.      Eliminasi

     Penurunan frekuensi urin, oliguri, anuri, perubahan warna urin, urin pekat warna merah/coklat,

berawan, diare, konstipasi, abdomen kembung

e.       Makanan/Cairan

     Peningkatan BB karena edema, penurunan BB karena malnutrisi, anoreksia, mual, muntah, rasa

logam pada mulut, asites, penurunan otot, penurunan lemak subkutan

f.       Neurosensori

     Sakit kepala, penglihatan kabur, kram otot, kejang, kebas, kesemutan, gangguan status mental,

penurunan lapang perhatian, ketidakmampuan berkonsentrasi, kehilangan memori, kacau,

penurunan tingkat kesadaran, koma

g.      Nyeri/Kenyamanan

     Nyeri panggul, sakit kepala, kram otot, nyeri kaki, distraksi, gelisah

h.      Pernafasan

     Pernafasan Kussmaul (cepat dan dangkal), paroksismal nokturnal dyspnea (+), batuk produkrif

dengan frotty sputum bila terjadi edema pulmonal

i.        Keamanan

     Kulit gatal, infeksi berulang, pruritus, demam (sepsis dan dehidrasi), petekie, ekimosis, fraktur

tulang, deposit fosfat kalsieum pada kulit, ROM terbatas

j.        Seksualitas

     Penurunan libido, amenore, infertilitas

k.      Interaksi Sosial

     Tidak mampu bekerja, tidak mampu menjalankan peran seperti biasanya

Page 28: Penyakit Gagal Ginjal Kronik

2.      Diagnosa Keperawatan

Diagnosa keperawatan yang muncul pada pasien CKD adalah:

a.       Penurunan curah jantung

b.      Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit

c.       Perubahan nutrisi

d.      Perubahan pola nafas

e.       Gangguan perfusi jaringan

f.       Intoleransi aktivitas

g.      Kurang pengetahuan tentang tindakan medis

h.      Resiko tinggi terjadinya infeksi

3.      Intervensi

a.       Penurunan curah jantung berhubungan dengan beban jantung yang meningkat

Tujuan:

Penurunan curah jantung tidak terjadi dengan kriteria hasil :

mempertahankan curah jantung dengan bukti tekanan darah dan frekuensi jantung dalam batas

normal, nadi perifer kuat dan sama dengan waktu pengisian kapiler

Intervensi:

1)      Auskultasi bunyi jantung dan paru

R: Adanya takikardia frekuensi jantung tidak teratur

2)      Kaji adanya hipertensi

R: Hipertensi dapat terjadi karena gangguan pada sistem aldosteron-renin-angiotensin

(disebabkan oleh disfungsi ginjal)

3)      Selidiki keluhan nyeri dada, perhatikanlokasi, rediasi, beratnya (skala 0-10)

     R: HT dan GGK dapat menyebabkan nyeri

Page 29: Penyakit Gagal Ginjal Kronik

4)      Kaji tingkat aktivitas, respon terhadap aktivitas

     R: Kelelahan dapat menyertai GGK juga anemia

b.      Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit berhubungan dengan edema sekunder : volume

cairan tidak seimbang oleh karena retensi Na dan H2O)

Tujuan:

Mempertahankan berat tubuh ideal tanpa kelebihan cairan dengan kriteria hasil: tidak ada

edema, keseimbangan antara input dan output

Intervensi:

1)      Kaji status cairan dengan menimbang BB perhari, keseimbangan masukan dan haluaran, turgor

kulit tanda-tanda vital

2)      Batasi masukan cairan

R: Pembatasan cairan akn menentukan BB ideal, haluaran urin, dan respon terhadap terapi

3)      Jelaskan pada pasien dan keluarga tentang pembatasan cairan

R: Pemahaman meningkatkan kerjasama pasien dan keluarga dalam pembatasan cairan

4)      Anjurkan pasien / ajari pasien untuk mencatat penggunaan cairan terutama pemasukan dan

haluaran

R: Untuk mengetahui keseimbangan input dan output

c.       Perubahan nutrisi: kurang dari kebutuhan berhubungan dengan anoreksia, mual, muntah

Tujuan:

Mempertahankan masukan nutrisi yang adekuat dengan kriteria hasil: menunjukan BB stabil

Intervensi:

1)      Awasi konsumsi makanan / cairan

R: Mengidentifikasi kekurangan nutrisi

2)      Perhatikan adanya mual dan muntah

R: Gejala yang menyertai akumulasi toksin endogen yang dapat mengubah atau menurunkan

pemasukan dan memerlukan intervensi

Page 30: Penyakit Gagal Ginjal Kronik

3)      Beikan makanan sedikit tapi sering

R: Porsi lebih kecil dapat meningkatkan masukan makanan

4)      Tingkatkan kunjungan oleh orang terdekat selama makan

R: Memberikan pengalihan dan meningkatkan aspek sosial

5)      Berikan perawatan mulut sering

R: Menurunkan ketidaknyamanan stomatitis oral dan rasa tak disukai dalam mulut yang dapat

mempengaruhi masukan makanan

d.      Perubahan pola nafas berhubungan dengan hiperventilasi sekunder: kompensasi melalui

alkalosis respiratorik

Tujuan:

Pola nafas kembali normal / stabil

Intervensi:

1)      Auskultasi bunyi nafas, catat adanya crakles

R: Menyatakan adanya pengumpulan sekret

2)      Ajarkan pasien batuk efektif dan nafas dalam

R: Membersihkan jalan nafas dan memudahkan aliran O2

3)      Atur posisi senyaman mungkin

R: Mencegah terjadinya sesak nafas

4)      Batasi untuk beraktivitas

R: Mengurangi beban kerja dan mencegah terjadinya sesak atau hipoksia

e.       Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan pruritis

Tujuan:

Integritas kulit dapat terjaga dengan kriteria hasil :

1)      Mempertahankan kulit utuh

2)      Menunjukan perilaku / teknik untuk mencegah kerusakan kulit

Intervensi:

Page 31: Penyakit Gagal Ginjal Kronik

1)      Inspeksi kulit terhadap perubahan warna, turgor, vaskuler, perhatikan kadanya kemerahan

R: Menandakan area sirkulasi buruk atau kerusakan yang dapat menimbulkan pembentukan

dekubitus / infeksi.

2)      Pantau masukan cairan dan hidrasi kulit dan membran mukosa

R: Mendeteksi adanya dehidrasi atau hidrasi berlebihan yang mempengaruhi sirkulasi dan

integritas jaringan

3)      Inspeksi area tergantung terhadap udem

R: Jaringan udem lebih cenderung rusak / robek

4)      Ubah posisi sesering mungkin

R: Menurunkan tekanan pada udem , jaringan dengan perfusi buruk untuk menurunkan iskemia

5)      Berikan perawatan kulit

R: Mengurangi pengeringan , robekan kulit

6)      Pertahankan linen kering

R: Menurunkan iritasi dermal dan risiko kerusakan kulit

7)      Anjurkan pasien menggunakan kompres lembab dan dingin untuk memberikan tekanan pada

area pruritis

R: Menghilangkan ketidaknyamanan dan menurunkan risiko cedera

8)      Anjurkan memakai pakaian katun longgar

R: Mencegah iritasi dermal langsung dan meningkatkan evaporasi lembab pada kulit

f.       Intoleransi aktivitas berhubungan dengan oksigenasi jaringan yang tidak adekuat, keletihan

Tujuan:

Pasien dapat meningkatkan aktivitas yang dapat ditoleransi

Intervensi:

1)      Pantau pasien untuk melakukan aktivitas

2)      Kaji fektor yang menyebabkan keletihan

3)      Anjurkan aktivitas alternatif sambil istirahat

Page 32: Penyakit Gagal Ginjal Kronik

4)      Pertahankan status nutrisi yang adekuat

g.      Kurang pengetahuan tentang kondisi, prognosis dan tindakan medis (hemodialisa) b.d salah

interpretasi informasi.

1)      Kaji ulang penyakit/prognosis dan kemungkinan yang akan dialami.

2)      Beri pendidikan kesehatan mengenai pengertian, penyebab, tanda dan gejala CKD serta

penatalaksanaannya (tindakan hemodialisa ).

3)      Libatkan keluarga dalam memberikan tindakan.

4)      Anjurkan keluarga untuk memberikan support system.

5)      Evaluasi pasien dan keluarga setelah diberikan penkes.

Page 33: Penyakit Gagal Ginjal Kronik

BAB III

PENUTUP

A.   Kesimpulan

Berdasarkan beberapa definisi mengenai osigenasi maka dapat dirumuskan gangguan

pada pasien dengan pemenuhan kebutuhan oksigenasi harus dilakukan tindakan secara lebih 

intensif.

B.   Saran

Persiapan diri sebaik mungkin sebelum melaksanakan tindakan asuhan keperawatan

Bagi mahasiswa diharapkan bisa melaksakan tindakan asuhan keperawatan sesuai prosedur yang

ada.

Page 34: Penyakit Gagal Ginjal Kronik

DAFTAR PUSTAKA

Doenges E, Marilynn, dkk. (1999). Rencana Asuhan Keperawatan : Pedoman Untuk Perancanaan dan

Pendokumentasian Perawatan Pasien. Edisi 3. Jakarta : EGC

Smeltzer, Suzanne C dan Brenda G Bare. (2001). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner &

Suddarth. Edisi 8. Jakarta :EGC

http://askep-ebook.blogspot.com/2009/04/ckd-chronic-kidney-disease.html

http://www.scribd.com/doc/14558331/Laporan-Pendahuluan-Chronic-Kidney-Disease-CKD-