fakultas keguruan dan ilmu pendidikan universitas … · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id...

107
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN MELALUI METODE STRUKTURAL ANALITIK SINTETIK PADA ANAK BERKESULITAN BELAJAR MEMBACA KELAS II SEMESTER II DI SDN MANAHAN SURAKARTA TAHUN AJARAN 2011/2012 SKRIPSI Oleh : Awig Hardiyanto K5108067 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA Juli 2012

Upload: others

Post on 27-Sep-2020

2 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS … · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iii UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN MELALUI METODE

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

i

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN

MELALUI METODE STRUKTURAL ANALITIK SINTETIK

PADA ANAK BERKESULITAN BELAJAR MEMBACA

KELAS II SEMESTER II DI SDN MANAHAN SURAKARTA

TAHUN AJARAN 2011/2012

SKRIPSI

Oleh :

Awig Hardiyanto

K5108067

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

Juli 2012

Page 2: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS … · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iii UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN MELALUI METODE

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ii

Page 3: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS … · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iii UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN MELALUI METODE

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iii

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN

MELALUI METODE STRUKTURAL ANALITIK SINTETIK

PADA ANAK BERKESULITAN BELAJAR MEMBACA

KELAS II SEMESTER II DI SDN MANAHAN SURAKARTA

TAHUN AJARAN 2011/2012

Oleh :

Awig Hardiyanto

K5108067

Skripsi

diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan mendapatkan gelar

Sarjana Pendidikan Program Pendidikan Luar Biasa

Jurusan Ilmu Pendidikan

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

Juli 2012

Page 4: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS … · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iii UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN MELALUI METODE

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iv

Page 5: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS … · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iii UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN MELALUI METODE

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

v

Page 6: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS … · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iii UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN MELALUI METODE

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vi

ABSTRAK

Awig Hardiyanto. UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACAPERMULAAN MELALUI METODE STRUKTURAL ANALITIKSINTETIK PADA ANAK BERKESULITAN BELAJAR MEMBACAKELAS II SEMESTER II DI SDN MANAHAN SURAKARTA TAHUNAJARAN 2011/2012. Skripsi. Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu PendidikanUniversitas Sebelas Maret Surakarta, Juli 2012.

Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan kemampuan membacapermulaan melalui penerapan metode Struktural Analitik Sintetik pada anakberkesulitan belajar membaca kelas II semester II di SDN Manahan Surakartatahun ajaran 2011/2012.

Penelitian ini menggunakan pendekatan Penelitian Tindakan Kelas(Classroom Action Research). Penelitian Tindakan Kelas adalah suatu bentukpenelitian yang bersifat reflektif dengan melakukan tindakan-tindakan tertentuagar dapat memperbaiki dan/atau meningkatkan praktik-praktik pembelajaran dikelas. Subjek yang memperoleh perlakuan adalah anak berkesulitan belajar kelasII SDN Manahan Surakarta yang berjumlah 3 siswa. Teknik pengumpulan datayang digunakan adalah teknik observasi, tes dan kajian dokumen. Untuk mengujivaliditas data, penulis menggunakan triangulasi data (sumber), triangulasi metodedan validitas isi (content validity). Teknik analisis yang digunakan adalah analisiskritis dan analisis deskriptif komparatif. Data kualitatif dianalisis dengan teknikanalisis kritis, sedangkan data yang berupa tes diklasifikasikan sebagai datakuantitatif. Data tersebut dianalisis secara deskriptif komparatif, yaknimembandingkan nilai tes antar siklus dengan indikator pencapaian.

Hasil penelitian menunjukkan peningkatan kemampuan membacapermulaan yang signifikan dengan menerapkan metode SAS (Struktural AnalitikSintetik) ,dari kondisi awal yakni sebesar 33,3 % pada siklus I dan pada siklus IIsebesar 66,6 % dari siklus I.

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa penerapan metodeSAS (Struktural Analitik Sintetik) dapat meningkatkan kemampuan membacapermulaan anak berkesulitan belajar membaca kelas II semester II di SDNManahan Surakarta tahun ajaran 2011/2012.

Kata kunci: Membaca Permulaan, Metode SAS, Berkesulitan BelajarMembaca.

Page 7: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS … · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iii UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN MELALUI METODE

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vii

ABSTRACT

Awig Hardiyanto. THE ATTEMPT OF IMPROVING BEGINNINGREADING COMPETENCY USING SYNTHETIC ANALYTICSTRUCTURAL METHOD IN THE LEARNING DISABLED II GRADERSOF SECOND SEMESTER IN SDN MANAHAN SURAKARTA IN THESCHOOL YEAR OF 2011/2012. Thesis. Surakarta: Teacher Training andEducation Faculty of Surakarta Sebelas Maret University, July 2012.

The objective of research is to improve the beginning reading competencyusing synthetic analytic structural method in the learning disabled II graders ofsecond semester in SDN Manahan Surakarta in the school year of 2011/2012.

This study was a Classroom Action Research. Classroom Action Researchwas a reflective form of research by doing certain actions in order to repair and/orto improve the learning practices within the classroom. The subject obtainingtreatment was the learning disabled II graders of SDN Manahan Surakartacontaining 3 students. Techniques of collecting data used were observation, test,and document study. To validate the data, the writer used data (source)triangulation, method triangulation and content validity. Techniques of analyzingdata used were critical and descriptive comparative analyses. The qualitative datawas analyzed using critical analysis technique, while the data of test was classifiedinto quantitative data. Such the data was analyzed descriptively andcomparatively, by comparing the inter-cycle test values to the indicator ofachievement.

The result of research showed the significant improvement of beginningreading competency by applying SAS (Synthetic Analytic Structural) method,from 33.3% in cycle I to 66.6% in cycle II.

Based on the result of research, it could be concluded that the applicationof SAS (Synthetic Analytic Structural) could improve the beginning readingcompetency in the learning disabled II graders of second semester in SDNManahan Surakarta in the school year of 2011/2012.

Keywords: Beginning Reading, SAS Method, Reading Learning Disabled

Page 8: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS … · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iii UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN MELALUI METODE

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

viii

MOTTO

# Persiapan terbaik untuk hari esok adalah mengerjakan pekerjaan hari ini

dengan baik #

(Penulis)

Page 9: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS … · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iii UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN MELALUI METODE

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ix

PERSEMBAHAN

Seiring syukurku pada-Mu YA ALLAH, kupersembahkan karya ini untuk:

“Bapak”Doamu yang tiada terputus

“Ibu (Alm)”Terima kasih untuk semua yang pernah ibu berikan dan ajarkan, aku

yakin kau tetap menyertaiku dalam setiap perjalanan hidupku

“Adik ku Astri Kurniawati”Yang selalu memberiku semangat untuk melangkah lebih maju

“Sahabat- sahabat terbaik ku”Terima kasih atas semangat, perjuangan dan kerjasamanya

“Bapak dan Ibu Dosen PLB”Yang telah banyak memberikan ilmu

“Teman-teman seperjuangan PLB 2008”Terima kasih karena senantiasa mendorong langkahku dengan perhatian

dan semangat

“Rekan PPL PLB 2008”Ari Yulianto, Wiyan Fawzi Nugroho, Kwartika Ade Arimbi, Eviani

Damastuti, Dhian Puspa, Rima Tsurayya, Sholikah, Khusna Yulinda

“Murud-muridku tercinta di SD Negeri Manahan Surakarta”

“Teman-teman penghuni kost ISLAH”Mas Tejo, Mas Andri, Ari, Rully, Majid, Terimakasih atas motivasi,

petunjuk dan canda tawanya

“Almamater ku”

Page 10: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS … · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iii UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN MELALUI METODE

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

x

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT, atas rahmat dan

hidayah-Nya. Akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul

“Upaya Meningkatkan Kemampuan Membaca Permulaan Melalui Metode

Struktural Analitik Sintetik Pada Anak Berkesulitan Belajar Membaca

Kelas II Semester II di SD Negeri Manahan Surakarta Tahun Ajaran

2011/2012”sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Pendidikan.

Penyusunan skripsi ini tidak lepas dari bantuan, motivasi dan bimbingan

dari berbagai pihak, oleh karena itu dengan penuh kerendahan hati penulis

ucapkan terimakasih kepada:

1. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret

Surakarta, Prof. Dr. M. Furqon Hidayatullah, M. Pd yang telah memberikan

izin dalam melakukan penelitian;

2. Pembantu Dekan I Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas

Sebelas Maret Surakarta, Prof. Dr.rer.nat. Sajidan, M.Si yang telah

memberikan izin dalam melakukan penelitian;

3. Pembantu Dekan III Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas

Sebelas Maret Surakarta, Drs. Amir Fuady, M.Hum yang telah memberikan

izin dalam melakukan penelitian;

4. Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Sebelas Maret Surakarta, Drs. Rusdiana Indianto, M.Pd;

5. Ketua Program Studi Pendidikan Luar Biasa Jurusan Ilmu Pendidikan

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta,

Drs. Hermawan, M.Si;

6. Sekretaris Program Studi Pendidikan Luar Biasa Jurusan Ilmu Pendidikan

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta,

Priyono, S.Pd, M.Psi;

7. Drs. Munawir Yusuf, M.Psi selaku Pembimbing I yang telah memberikan

bimbingan dalam penyusunan skripsi;

Page 11: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS … · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iii UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN MELALUI METODE

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xi

8. Drs. Subagya, M.Si yang selalu saya banggakan pula selaku Pembimbing II

yang telah memberikan bimbingan selama proses penyusunan skripsi;

9. Dra. Kusmarhaeni, M.Pd selaku Kepala Sekolah SD Negeri Manahan

Surakarta yang telah memberikan izin untuk melakukan penelitian di sekolah

tersebut;

10. Dhian Puspa K, S.Pd selaku guru kelas II SD Negeri Manahan Surakarta

sekaligus guru kolaborator yang telah bersedia bekerjasama dalam penelitian

ini;

11. Bapak dan ibu guru SD Negeri Manahan Surakarta yang selalu ramah dan

telah ikut bekerjasama dengan peneliti selama pelaksanaan penelitian;

12. Siswa kelas II SD Negeri Manahan Surakarta yang telah membantu

pelaksanaan penelitian;

13. Teman-teman PLB 2008 yang selalu memberi dukungan dan semangat;

14. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu yang telah membantu

peneliti dalam menyelesaikan skripsi ini.

Akhirnya peneliti berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis

khususnya dan pembaca pada umunya.

Surakarta, 12 Juli 2012

Penulis

Page 12: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS … · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iii UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN MELALUI METODE

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xii

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL .................................................................................. i

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ............................... ii

HALAMAN PENGAJUAN........................................................................... iii

HALAMAN PERSETUJUAN....................................................................... iv

HALAMAN PENGESAHAN........................................................................ v

HALAMAN ABSTRAK ............................................................................... vi

HALAMAN ABSTRACT ............................................................................ vii

HALAMAN MOTTO .................................................................................... viii

HALAMAN PERSEMBAHAN .................................................................... ix

KATA PENGANTAR........................................................................ x

DAFTAR ISI ...................................................................................... xii

DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................... xv

DAFTAR TABEL .............................................................................. xvi

DAFTAR SKEMA............................................................................. xvii

DAFTAR GRAFIK ............................................................................xviii

DAFTAR GAMBAR ......................................................................... xix

BAB I PENDAHULUAN.............................................................................. 1

A. Latar Belakang Masalah ................................................................ 1

B. Rumusan Masalah ......................................................................... 5

C. Tujuan Penelitian........................................................................... 5

D. Manfaat Penelitian......................................................................... 6

BAB II LANDASAN TEORI ........................................................................ 8

A. Tinjauan Pustaka ........................................................................... 8

1. Tinjauan Tentang Anak Berkesulitan Belajar........................... 8

a. Pengertian Anak Berkesulitan Belajar ................................. 8

b. Penyebab Anak berkesulitan Belajar ................................... 11

c. Klasifikasi Kesulitan Belajar................................................ 14

2. Tinjauan Tentang Membaca Permulaan .................................. 17

a. Membaca .............................................................................. 17

Page 13: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS … · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iii UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN MELALUI METODE

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiii

1) Pengertian Membaca ....................................................... 17

2) Fungsi Membaca ............................................................. 18

3) Aspek-Aspek Membaca .................................................. 19

b. Membaca Permulaan ........................................................... 20

1) Pengertian Membaca Permulaan .................................... 20

2) Tujuan Pembelajaran Membaca Permulaan ................... 21

3) Metode Pengajaran Membaca Permulaan ...................... 23

3. Tinjauan Tentang Kesulitan Belajar Membaca ....................... 24

a. Pengertian Membaca ........................................................... 24

b. Pengertian Kesulitan Belajar Membaca .............................. 26

c. Karakteristik Anak Kesulitan Belajar Membaca ................. 28

d. Penyebab Anak Berkesulitan Belajar Membaca ................. 29

e. Mengatasi Kesulitan Belajar Membaca Permulaan ............ 30

4. Tinjauan Tentang Metode Struktural Analitik Sintetik ........... 33

a. Pengertian Metode Pembelajaran......................................... 33

b. Pengertian Metode Struktural Analitik Sintetik .................. 34

c. Pelaksanaan Metode Struktural Analitik Sintetik ............... 35

d. Landasan Metode Struktural Analitik Sintetik .................... 39

e. Teknik Pengajaran Metode Struktural Analitik Sintetik ..... 39

f. Kelebihan Metode Struktural Analitik Sintetik ................... 41

B. Kerangka Berpikir ......................................................................... 43

C. Perumusan Hipotesis Tindakan .................................................... 43

BAB III METODOLOGI PENELITIAN....................................................... 43

A. Tempat dan Waktu Penelitian ....................................................... 45

B. Subjek Penelitian ........................................................................... 45

C. Data dan Sumber Data................................................................... 45

D. Teknik Pengumpulan Data ............................................................ 46

E. Validitas Data ................................................................................ 48

F. Teknik Analisis Data ..................................................................... 49

G. Indikator Kinerja/Keberhasilan ..................................................... 49

H. Prosedur Penelitian ........................................................................ 50

Page 14: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS … · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iii UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN MELALUI METODE

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiv

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN............................... 52

A. Deskripsi Kondisi Awal ................................................................ 52

B. Hasil Penelitian.............................................................................. 56

1. Deskripsi Siklus I...................................................................... 56

a. Tahap Perencanaan Tindakan .............................................. 56

b. Tahap Pelaksanaan Tindakan............................................... 58

c. Tahap Observasi................................................................... 65

d. Tahap Refleksi ..................................................................... 66

2. Deskripsi Siklus II .................................................................... 67

a. Tahap Perencanaan Tindakan .............................................. 67

b. Tahap Pelaksanaan Tindakan............................................... 69

c. Tahap Observasi................................................................... 75

d. Tahap Refleksi ..................................................................... 76

C. Pembahasan Hasil Penelitian......................................................... 76

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN........................................ 86

A. Simpulan........................................................................................ 86

B. Implikasi ........................................................................................ 86

C. Saran .............................................................................................. 87

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 89

LAMPIRAN .................................................................................................. 93

Page 15: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS … · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iii UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN MELALUI METODE

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 : Bacaan Tes Awal ...................................................................... 94

Lampiran 2 : Lembar Kerja Siswa Tes Awal ................................................. 95

Lampiran 3 : Kisi-kisi Instrumen Tes............................................................. 98

Lampiran 4 : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I............................ 100

Lampiran 5 : Bacaan Siklus I ......................................................................... 108

Lampiran 6 : Lembar Kerja Siswa Siklus I ................................................... 109

Lampiran 7 : Lembar Observasi Aktifitas Siswa Siklus I .............................. 113

Lampiran 8 : Lembar Observasi Kinerja Guru Siklus I ................................. 114

Lampiran 9 : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II .......................... 116

Lampiran 10 : Bacaan Siklus II ........................................................................ 123

Lampiran 11 : Lembar Kerja Siswa Siklus II................................................... 125

Lampiran 12 : Lembar Observasi Aktifitas Siswa Siklus II............................. 129

Lampiran 13 : Lembar Observasi Kinerja Guru Siklus II ................................ 130

Lampiran 14 : Rekapitulasi Nilai Membaca Permulaan .................................. 132

Lampiran 15 : Dokumentasi Awal ................................................................... 133

Lampiran 16 : Dokumentasi Siklus I................................................................ 135

Lampiran 17 : Dokumentasi Siklus II .............................................................. 137

Page 16: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS … · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iii UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN MELALUI METODE

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xvi

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 3.1 : Jadwal Penelitian ........................................................................... 44

Tabel 3.2 : Indikator Penelitian ....................................................................... 49

Tabel 4.1 : Rekapitulasi Nilai Awal Membaca Permulaan ............................. 54

Tabel 4.2 : Hasil Tes Membaca Permulaan Siklus I........................................ 63

Tabel 4.3 : Perolehan Hasil Tingkat Keaktifan Siswa Siklus I ........................ 64

Tabel 4.4 : Hasil Tes Membaca Permulaan Siklus II....................................... 73

Tabel 4.5 : Perolehan Hasil Tingkat Keaktifan Siswa Siklus II ...................... 74

Tabel 4.6 : Hasil Tes Membaca Permulaan Kemampuan Awal, Siklus I dan

Siklus II ......................................................................................... 77

Tabel 4.7 : Perbandingan Keaktifan Siswa Berkesulitan Belajar Kondisi Awal

Siklus I dan Siklus II ..................................................................... 80

Page 17: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS … · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iii UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN MELALUI METODE

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xvii

DAFTAR SKEMA

Halaman

Skema 1: Kerangka Berpikir .......................................................................... 43

Skema 2: Prosedur Penelitian Tindakan Kelas ................................................ 50

Page 18: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS … · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iii UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN MELALUI METODE

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xviii

DAFTAR GRAFIK

Halaman

Grafik 4.1: Hasil Tes Membaca Permulaan Pra Tindakan............................... 55

Grafik 4.2: Hasil Tes Membaca Permulaan Siklus I........................................ 63

Grafik 4.3: Hasil Tingkat Keaktifan Anak Berkesulitan Belajar Siklus I........ 67

Grafik 4.4: Hasil Tes Membaca Permulaan Siklus I........................................ 74

Grafik 4.5: Hasil Tingkat Keaktifan Anak Berkesulitan Belajar Siklus II ...... 75

Grafik 4.6: Perbandingan Nilai Tes Membaca Permulaan Pra Tindakan,

Siklus I, Siklus II........................................................................... 78

Grafik 4.7: Perbandingan Persentase Hasil Tes Membaca Permulaan dari

Pra tindakan, Siklus I, Siklus II..................................................... 78

Grafik 4.8: Perbandingan Keaktifan Anak Berkesulitan Belajar Membaca

Siklus I dan Siklus II .................................................................... 80

Page 19: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS … · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iii UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN MELALUI METODE

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xix

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1: Dokumentasi Pra Tindakan ........................................................... 133

Gambar 2: Dokumentasi Siklus I ..................................................................... 135

Gambar 3: Dokumentasi Siklus II ................................................................... 137

Page 20: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS … · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iii UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN MELALUI METODE

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Perkembangan teknologi dan informasi di masa globalisasi ini sangat

berkembang pesat, manusia dituntut harus terus memperbarui pengetahuan dan

keterampilannya. Pengetahuan dan keterampilan tersebut sebagian besar diperoleh

melalui membaca. Berkaitan dengan hal itu, dalam kurikulum pendidikan dasar

mengemukakan bahwa pendidikan yang diselenggarakan Sekolah Dasar bertujuan

memberikan bekal kemampuan dasar “baca-tulis dan berhitung”, pengetahuan dan

keterampilan dasar yang bermanfaat bagi siswa sesuai dengan tingkat

perkembangannya, serta mempersiapkan mereka untuk mengikuti pendidikan

dijenjang berikutnya. Menurut PP No.28 Tahun 1990 tentang Pendidikan Dasar,

pasal 3 dikemukakan bahwa pendidikan dasar bertujuan memberikan bekal

kemampuan dasar kepada siswa untuk mengembangkan kehidupannya sebagai

pribadi, anggota masyarakat, warga negara dan anggota umat manusia serta

mempersiapkan siswa untuk mengikuti pendidikan SLTP. Sehubungan dengan

tujuan tersebut, peranan pengajaran bahasa Indonesia khususnya pengajaran

membaca di SD menjadi sangat penting, agar manusia dapat terus-menerus

memperluas ilmu pengetahuan dan keterampilannya melalui kegiatan membaca.

Peran tersebut semakin penting bila didasarkan pada tuntutan pemilikan

kemahirwacanaan dalam abad informasi (Joni, 1990). Pengajaran bahasa

Indonesia di SD yang bertumpu pada kemampuan dasar membaca dan menulis

permulaan harus diajarkan dan diarahkan sejak anak masuk SD agar tercapai

kemahirwacanaan.

Pengajaran keterampilan membaca secara formal dilaksanakan dalam mata

pelajaran bahasa Indonesia. Menurut kurikulum berbasis kompetensi Bahasa

Indonesia 2004, standar kompetensi mata pelajaran bahasa Indonesia khususnya

membaca permulaan, siswa dituntut untuk mampu membaca huruf, suku kata dan

kalimat. Pembelajaran di SD dilaksanakan sesuai dengan perbedaan kelas atas dan

Page 21: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS … · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iii UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN MELALUI METODE

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2

kelas rendah. Pelajaran dikelas rendah biasanya disebut dengan pelajaran

membaca dan menulis permulaan (MMP), sedangkan dikelas tinggi disebut

pelajaran membaca lanjut. “Pelajaran membaca permulaan bertujuan agar siswa

mengenal huruf dan merangkai huruf sehingga mereka dapat membaca dengan

menggunakan kata tersebut” (Subarti, 1992: 3), sumber lain juga menyatakan

bahwa tujuan membaca permulaan di kelas I dan II adalah agar “Siswa dapat

membaca kata-kata dan kalimat sederhana dengan lancar dan tepat” (Depdikbud,

1994/1995: 4).

Keterampilan membaca dan menulis permulaan, khususnya keterampilan

membaca permulaan harus dikuasai oleh siswa sedini mungkin karena

keterampilan ini secara langsung berkaitan dengan seluruh proses belajar siswa.

Keberhasilan belajar siswa dalam mengikuti proses kegiatan belajar mengajar di

sekolah sangat ditentukan oleh penguasaan kemampuan membaca permulaan.

Siswa yang tidak mampu membaca dengan baik akan mengalami kesulitan dalam

mengikuti kegiatan pembelajaran untuk semua bidang mata pelajaran. Menurut

Lerner (1988) kemampuan membaca merupakan dasar untuk menguasai berbagai

bidang studi (Abdurrahman, 2009: 200). Siswa yang tidak mampu membaca akan

mengalami kesulitan menangkap dan memahami informasi yang disajikan dalam

berbagai buku pelajaran, buku-buku bahan penunjang dan sumber-sumber belajar

tertulis. Selain itu, siswa akan mengalami kesulitan menyerap materi pelajaran

dalam kegiatan proses belajar mengajar. Akibatnya, kemajuan hasil belajarnya

juga lamban jika dibandingkan dengan teman-temannya yang tidak mengalami

kesulitan dalam membaca.

Secara garis besar kesulitan belajar membaca merupakan suatu dampak

kesulitan mengenali kata dan membunyikan komponen-komponen kalimat. Ada

nama-nama lain yang menunjuk kesulitan belajar membaca, yaitu corrective

readers dan remedial readers (Abdurrahman, 2009: 204). Definisi kesulitan

belajar menurut Winebrenner (1996) “The term ‘learning disable’, or ‘LD’ refers

to all individuals who have some neurogical impairment that mixes up signals

between the senses and the brain” (hlm. 22).

Page 22: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS … · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iii UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN MELALUI METODE

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3

Sebenarnya anak kesulitan belajar membaca sudah dikenal dalam dunia

pendidikan. Penanganan terhadap anak berkesulitan belajar membaca belum

seperti yang diharapkan. Banyak faktor yang mempengaruhi keterlambatan

perkembangan anak berkesulitan belajar membaca. Salah satunya adalah karena

kurangnya guru dalam mengidentifikasi kemampuan siswa, terutama kesulitan

belajar membaca permulaan. Kesulitan membaca permulaan menjadi penyebab

utama kegagalan anak belajar di sekolah. Hal itu terjadi karena membaca

permulaan merupakan satu bidang akademik dasar. “Pengetahuan dan

keterampilan tersebut sebagian besar diperoleh melalui membaca” (Abdurrahman,

2009: 200).

Kelancaran dan ketepatan anak membaca pada tahap belajar membaca

permulaan dipengaruhi oleh keaktifan dan kreativitas guru yang mengajar di kelas

II. Dengan kata lain, guru memegang peranan yang strategis dalam meningkatkan

keterampilan membaca siswa. Peranan strategis tersebut menyangkut peran guru

sebagai fasilitator, motivator, sumber belajar, dan organisator dalam proses

pembelajaran. Maka dari itu siswa yang mengalami kesulitan belajar membaca

permulaan harus memperoleh perhatian yang cukup, karena banyak siswa yang

belum dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Hal ini menunjukkan bahwa

siswa belum tuntas dalam pembelajaran membaca permulaan.

Berdasarkan keadaan di lapangan, kemampuan membaca permulaan siswa

di sekolah dasar masih ditemukan permasalahan. Permasalahan tersebut terlihat

pada kegiatan pembelajaran Bahasa Indonesia di kelas II SD Negeri Manahan

Surakarta, terdapat beberapa siswa yang belum mampu membaca dengan baik

dalam membaca teks dengan lafal dan intonasi yang tepat dalam menjawab

pertanyaan dari teks yang dibaca. Permasalahan tersebut mengakibatkan siswa

memiliki nilai rendah atau di bawah KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) yang

telah ditetapkan SD Negeri Manahan Surakarta yaitu jumlah seluruh siswa dari 41

siswa yang nilainya dibawah KKM berjumlah 3 siswa atau 7,3% sedangkan 38

siswa atau 92,6% siswa memperoleh nilai di atas KKM. Metode yang digunakan

dalam kegiatan belajar mengajar khususnya dalam pembelajaran Bahasa

Indonesia guru masih menggunakan metode konvensional berupa metode eja,

Page 23: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS … · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iii UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN MELALUI METODE

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4

sebagai contoh guru menulis huruf, kata dan kalimat di papan tulis kemudian

siswa diminta menirukan huruf, kata maupun kalimat yang ditunjuk sekaligus

dilafalkan oleh guru. Metode yang digunakan oleh guru tersebut tidak membantu

siswa dalam mengingat apa yang dibaca untuk membangun suatu pengertian

melalui pengalaman dalam menyusun huruf serta mempertajam kesadarannya

terhadap bunyi dan bentuk. Sehingga kemampuan siswa dalam belajar membaca

permulaan rendah dan menyebabkan siswa mengalami kesulitan belajar.

Upaya untuk mengatasi permasalahan tersebut salah satu alternatif yang

dapat dilakukan ialah melalui Metode Struktural Analitik Sintetik. Dari segi

bahasa SAS singkatan dari Struktural Analitik Sintetik. Proses operasionalnya

Metode Struktural Analitik Sintetik (SAS) mempunyai langkah-langkah

berlandaskan operasional dengan urutan : Struktural menampilkan keseluruhan;

Analitik melakukan proses penguraian; Sintetik melakukan penggabungan kembali

kepada bentuk struktural semula. Landasan linguistiknya bahwa fungsi bahasa

sebenarnya adalah sebagai alat komunikasi dan unsur bahasa dalam metode ini

ialah kalimat karena pada hakekatnya Bahasa Indonesia mempunyai struktur

tersendiri. Landasan pedagogiknya, Pertama, mengembangkan potensi dan

pengalaman anak. Kedua, membimbing anak menemukan jawaban pada suatu

masalah. Landasan psikologisnya bahwa pengamatan pertama bersifat global

(totalitas) dan bahwa anak usia sekolah memiliki sifat ingin tahu.

Tujuan digunakannya Metode Struktural Analitik Sintetik (SAS) agar siswa

berusaha dapat menggunakan bahasa Indonesia dengan baik dan benar khususnya

dalam pembelajaran membaca permulaan, yang pada mulanya siswa belum

mengetahui pola maupun struktur kalimat dan pada akhirnya dapat membiasakan

mengenal pola dan struktur kalimat sesuai dengan tingkat kematangan dan

lingkungannya.

Pelaksanaan metode Struktural Analitik Sintetik (SAS) pembelajarannya

dilaksanakan dengan cara merekam bahasa anak, menampilkan gambar sambil

bercerita, membaca gambar, membaca gambar dengan kartu kalimat, membaca

kalimat secara struktural, proses analitik, dan proses sintetik. Metode ini dipilih

sebagai salah satu alternatif dalam mengatasi kesulitan membaca permulaan atau

Page 24: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS … · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iii UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN MELALUI METODE

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5

meningkatkan kemampuan membaca permulaan, karena penggunaan metode ini

merupakan salah satu bentuk latihan khusus yang disesuaikan dengan kondisi dan

karakteristik kesulitan belajar yang dihadapi siswa.

Menurut Nurjanah (2008) dalam penelitiannya yang berjudul “Perbandingan

Keefektifan Metode Abjad, Metode Global, dan Metode SAS Dalam Proses

Belajar Mengajar Membaca Permulaan Di Sekolah Dasar” dapat disimpulkan

bahwa Metode Struktural Analitik Sintetik (SAS) efektif digunakan dalam proses

belajar mengajar membaca permulaan di Sekolah Dasar.

Berdasarkan uraian di atas maka peneliti tertarik untuk mengetahui apakah

metode Stuktural Analitik Sintetik (SAS) dapat meningkatkan kemampuan

membaca permulaan siswa berkesulitan belajar. Untuk selanjutnya penelitian ini

diberi judul “Upaya Meningkatkan Kemampuan Membaca Permulaan

melalui Metode Struktural Analitik Sintetik (SAS) pada Anak Berkesulitan

Belajar Membaca Kelas II Semester II di SD Negeri Manahan Surakarta

Tahun Ajaran 2011/2012”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut, masalah yang dapat dirumuskan adalah

“Apakah Metode Struktural Analitik Sintetik (SAS) dapat meningkatkan

kemampuan membaca permulaan pada anak berkesulitan belajar membaca kelas

II semester II di SD Negeri Manahan Surakarta tahun ajaran 2011/2012 ?”.

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan kemampuan

membaca permulaan melalui Metode Struktural Analitik Sintetik (SAS) pada anak

berkesulitan belajar membaca kelas II semester II di SD Negeri Manahan

Surakarta tahun ajaran 2011/2012.

Page 25: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS … · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iii UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN MELALUI METODE

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6

D. Manfaat Penelitian

Dengan penelitian menggunaan Metode Struktural Analitik Sintetik (SAS)

dalam meningkatkan kemampuan membaca permulaan anak berkesulitan belajar

membaca kelas II semester II di SD Negeri Manahan Surakarta tahun ajaran

2011/2012 diharapkan mampu memberikan manfaat sebagai berikut:

1. Manfaat Teoritis

a. Untuk memberikan pengetahuan, pengalaman dan solusi atas permasalahan

yang dihadapi siswa dan guru terutama dalam menangani permasalahan

yang berkaitan dengan belajar membaca permulaan pada anak berkesulitan

belajar membaca.

b. Sebagai bentuk karya ilmiah bagi ilmu pengetahuan pada umumnya dan

lembaga pendidikan luar biasa pada khususnya.

c. Untuk membuktikan kebenaran hipotesis tindakan yang telah diajukan

dalam penelitian tindakan ini yang berbunyi “Penggunaan Metode

Struktural Analitik Sintetik (SAS) dapat meningkatkan kemampuan

membaca permulaan bagi anak berkesulitan belajar membaca kelas II

semester II di SD Negeri Manahan Surakarta tahun ajaran 2011/2012”.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Peneliti

1) Dapat menambah wawasan yang luas tentang ilmu pengetahuan dan

sebagai lahan untuk mengaplikasikan teori yang telah diperoleh di

bangku kuliah.

2) Guna memperoleh pengalaman dan pengetahuan secara langsung

situasi dan kondisi yang nantinya akan menjadi bidang garapannya.

b. Bagi Guru

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk

mengembangkan inovasi pembelajaran dalam hal penerapan model

pembelajaran untuk meningkatkan keterampilan siswa, khususnya

kemampuan membaca permulaan.

Page 26: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS … · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iii UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN MELALUI METODE

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7

c. Bagi Siswa

Siswa dapat belajar dengan senang karena guru berusaha menyesuaikan

pembelajaran dengan karakteristik dan kebutuhan siswa, selain itu siswa

dapat mengembangkan kemampuan belajarnya seoptimal mungkin agar

prestasi belajarnya meningkat.

Page 27: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS … · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iii UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN MELALUI METODE

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka

1. Tinjauan Tentang Anak Berkesulitan Belajar

a. Pengertian Anak Berkesulitan Belajar

Secara harfiah kesulitan belajar merupakan terjemahan dari Bahasa

Inggris “Learning Disability” yang berarti ketidakmampuan belajar.

Definisi kesulitan belajar pertama kali dikemukakan oleh Kirk (1962)

menyatakan definisi kesulitan belajar sebagai berikut ini:

The term learning disabilities was initially used by Samuel Kirk in1963 at a meeting of parents and professionals concerned aboutchildren with various learning difficulties. His proposed label wasenthusiastically received and helped to unite the participants into anorganization known as the Association for Children with LearningDisabilities, the forerunner of today’s Learning DisabilitiesAssociation of America. Although the term was coined in 1963, Kirkhad defined the concept a year earlier. His definition of learningdisabilities was a retardation, disorder, or delayed development inone or more of the processes of speech, language, reading, writingarithmetic, or other school subject resulting from a psychologicalhandicap caused by a possible cerebral dysfunction and/or emotionalor behavioral disturbances. It is not the result of mental retardation,sensory deprivation, or cultural and instructional factors (Gargiulo,2012: 195).

Istilah ketidakmampuan belajar awalnya digunakan oleh Samuel Kirk

pada tahun 1963 pada pertemuan orang tua dan profesional yang prihatin

tentang anak-anak dengan kesulitan belajar yang beragam. Label yang

diusulkan orang tua dan profesional tersebut antusias menerima dan

membantu menyatukan para peserta menjadi sebuah organisasi yang dikenal

sebagai Asosiasi untuk Anak dengan Berkesulitan Belajar, hari pertama

mengenai label kesulitan belajar dibentuk melalui Association of America.

Meskipun istilah tersebut diciptakan pada tahun 1963, Kirk telah

mendefinisikan konsep pada tahun sebelumnya. Definisi tentang

Page 28: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS … · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iii UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN MELALUI METODE

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9

ketidakmampuan belajar adalah sebuah keterbelakangan, gangguan, atau

penundaan perkembangan dalam satu atau lebih dari proses berbicara, bahasa,

membaca, menulis, aritmatika atau subjek sekolah lain yang dihasilkan dari

sebuah kecacatan psikologis yang mungkin disebabkan oleh disfungsi

serebral dan / atau gangguan emosi atau perilaku. Hal ini bukan hasil dari

keterbelakangan mental, kurang sensorik, atau faktor budaya dan

instruksional.

Definisi lain menurut The United States Office of Eucation (USOE)

pada tahun 1977 yang dikenal dengan Public Law (PL) 94 – 142, yang

hampir identik dengan definisi yang dikemukakan oleh The National

Advisory Committee on Handicapped Children pada tahun 1967. Definisi

tersebut seperti dikutip oleh Hallahan, Kauffman, dan Lloyd bahwa :

Kesulitan belajar khusus adalah suatu gangguan dalam satu atau lebihdari proses psikologis dasar yang mencakup pemahaman danpenggunaan bahasa ujaran atau tulisan. Gangguan tersebut mungkinmenampakkan diri dalam bentuk kesulitan mendengarkan, berfikir,berbicara, membaca, menulis, mengeja, atau berhitung. Batasantersebut mencakup kondisi-kondisi seperti gangguan perseptual, lukapada otak, disleksia, dan, afasia perkembangan. Batasan tersebut tidakmencakup anak-anak yang memiliki problema belajar yang penyebabutamanya berasal dari adanya hambatan dalam penglihatan,pendengaran, atau motorik, hambatan karena tunagrahita, karenagangguan emosional, atau karena kemiskinan lingkungan, budaya,atau ekonomi (Abdurrahman, 2009: 6-7).

Meskipun definisi USOE merupakan definisi resmi yang digunakan

oleh pemerintah Amerika Serikat, tetapi banyak kritik yang diarahkan pada

definisi tersebut karena berbagai alasan. Hal tersebut sesuai dengan

pernyataan Lovit (1989) mengemukakan lima macam kritik, yaitu Pertama

berkenaan dengan penggunaan istilah “anak”, karena kajian tentang kesulitan

belajar juga mencakup orang dewasa maka perlu dihindari penggunaan istilah

“anak”. Kedua proses psikologis dasar, penggunaan ungkapan “psikologis

dasar” (basic psychological process) dapat mengundang timbulnya

perdebatan luas yang tidak ada gunanya di bidang kesulitan belajar. Ketiga

pemisahan mengeja dari ekspresi pikiran dan perasaan secara tertulis,

Page 29: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS … · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iii UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN MELALUI METODE

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10

memasukkan mengeja merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari ekspresi

pikiran dan perasaan secara tertulis. Keempat adanya berbagai kondisi yang

digabungkan menjadi satu, pernyataan tersebut menjadi kurang bermutu

karena adanya sederetan kondisi yang memasukkan gangguan perseptual,

luka pada otak, disfungsi otak minimal, disleksia dan afasia. Kelima

pernyataan bahwa kesulitan belajar dapat terjadi bersamaan dengan kondisi-

kondisi lain, definisi tersebut telah mengundang kesalahpahaman yang luas

karena kesulitan belajar dapat terjadi bersamaan dengan kondisi-kondisi

penghambat lain atau tanpa adanya kemiskinan lingkungan, budaya, atau

ekonomi (Abdurrahman, 2009: 07).

Sebagai konsekuensi dari adanya berbagai kritik terhadap definisi PL

94-142 tersebut maka The National Joint Commite for Learning Dissabilites

(NJCLD) Hammill (1981), mengemukakan definisi sebagai berikut:

Kesulitan belajar menunjuk pada sekelompok kesulitan yangdimanifestasikan dalam bentuk kesulitan yang nyata dalam kemahirandan penggunaan kemampuan mendengarkan, bercakap-cakap,membaca, menulis, menalar atau kemampuan dalam bidang studimatematika. Meskipun suatu kesulitan belajar mungkin terjadibersamaan dengan adanya kondisi lain yang mengganggu misalnyagangguan sensoris, tunagrahita, hambatan sosial dan emosional atauberbagai pengaruh lingkungan (misalnya perbedaan budaya,pembelajaran yang tidak tepat, faktor-faktor psikogenik), berbagaihambatan tersebut bukan penyebab atau pengaruh langsung(Abdurrahman, 2009: 07).

Menurut kutipan di atas kesulitan belajar dapat terjadi secara

bersamaan dengan gangguan sensoris, tunagrahita, hambatan sosial dan

emosional. Gangguan tersebut mungkin menampakkan diri dalam bentuk

kesulitan mendengarkan, berfikir, berbicara, membaca, menulis, mengeja,

atau berhitung. Batasan tersebut mencakup kondisi-kondisi seperti gangguan

perseptual, luka pada otak, disleksia, dan afasia perkembangan. Kesulitan

belajar termanifestasi dalam bentuk kesulitan dalam perkembangan dan

akademis.

Page 30: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS … · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iii UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN MELALUI METODE

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

Satz dan Fletcher (1980) menyatakan bahwa:

Definitions of LD typically derive from an overarching classificationof childhood disorders that differentiate LD from mental retardationand various behavior disorders, such as ADHD. This classificationyields definitions and criteria based on attributes that distinguish LDfrom mental retardation and ADHD. These criteria can be used toidentify children into different parts of the classifications model (H.Lee Swanson, 2006: 35).

Definisi dari LD biasanya berasal dari klasifikasi menyeluruh pada

gangguan masa kanak-kanak yang membedakan LD dari retardasi mental dan

berbagai gangguan perilaku, seperti ADHD. Klasifikasi ini menghasilkan

definisi dan kriteria berdasarkan atribut yang membedakan LD dari

keterbelakangan mental dan ADHD. Kriteria ini dapat digunakan untuk

mengidentifikasi anak-anak menjadi bagian-bagian yang berbeda dari model

klasifikasi.

Berdasarkan beberapa definisi di atas bahwa pengertian kesulitan

belajar disebabkan oleh adanya gangguan fungsi neurologis (brain injury)

atau dikaitkan pada dugaan adanya kelainan fungsi neurologis, disfungsi

serebral, gangguan emosi dan / atau perilaku yang dapat berwujud sebagai

suatu kekurangan dalam satu atau lebih bidang akademik, baik dalam mata

pelajaran yang spesifik seperti membaca, menulis, matematika, dan mengeja

atau dalam berbagai keterampilan yang bersifat umum seperti mendengarkan,

berbicara dan berpikir.

b. Penyebab Anak Berkesulitan Belajar

Para ahli mempunyai pandangan yang berbeda mengenai faktor-faktor

yang menyebabkan timbulnya kesulitan belajar (learning disabilities).

Namun, secara tegas dikemukakan oleh Roos (1976); Siegel dan Gold (1982);

serta Painting (1983) menyatakan bahwa kesulitan belajar khusus disebabkan

oleh disfungsi sistem saraf yang disebabkan oleh : (1) cedera otak pada masa

perkembangan otak, (2) ketidakseimbangan zat-zat kimiawi di dalam otak, (3)

gangguan perkembangan saraf, dan (4) kelambatan proses perkembangan

individu (Wardani, Hernawati, dan Astati, 2007: 8.6-8.7).

Page 31: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS … · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iii UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN MELALUI METODE

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12

Ahli lain, yaitu Hallahan dan Kauffman (1991) dalam mengemukakan

faktor penyebab kesulitan belajar, yaitu:

1) Faktor Organis/BiologisBanyak ahli yang menyakini bahwa timbulnya kesulitan belajar

khusus pada anak disebabkan oleh adanya disfungsi dari sistem saraf

pusat. Bukti adanya gangguan dari sistem saraf pusat terlihat dari studi

yang dilakukan oleh E. Roy John, dkk dengan menganalisis hasil

electroencephalogram (EEG) dan ditemukan adanya kelainan pada

gelombang otak. Demikian pula penelitian dari Hynd, dkk yang

menggunakan computerized tomographic scan (CT scan) ditemukan

adanya gangguan saraf pada anak yang mengalami kesulitan belajar

khusus.

2) Faktor GenetisMunculnya anak-anak berkesulitan belajar khusus dapat disebabkan

oleh faktor genetis atau keturunan sebagaimana dikemukakan oleh

Finucci, dkk. Sementara itu, dari hasil penelitian Olson, dkk ditemukan

bahwa pada anak-anak yang kembar identik (kembar siam) banyak yang

mengalami kesulitan membaca.

3) Faktor LingkunganAnak berkesulitan belajar yang disebabkan oleh faktor lingkungan

sangat sulit untuk didokumentasikan. Meskipun demikian, sering dijumpai

adanya masalah dalam belajar yang disebabkan oleh faktor lingkungan,

seperti guru-guru yang tidak mempersiapkan program pengajarannya

dengan baik atau kondisi keluarga yang tidak menunjang. Dengan

demikian, lingkungan yang menyebabkan timbulnya kesulitan belajar pada

anak bukanlah bersifat primer (utama), tetapi lebih banyak bersifat skunder

(Wardani, dkk, 2007: 8.7).

Selain faktor penyebab kesulitan belajar yang telah dikemukakan di

atas, Abdurrahman (2009) berpendapat, faktor penyebab kesulitan belajar

(learning disabilities) dipengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor internal dan

eksternal.

1) Faktor internal yaitu adanya disfungsi neurologis

Page 32: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS … · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iii UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN MELALUI METODE

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

2) Faktor ekternal, yaitu antara lain berupa strategi pembelajaran

yang keliru, kegiatan belajar mengajar yang tidak

membangkitkan motivasi belajar anak, dan pemberian

penguatan (reinforcement) yang tidak tepat (hlm. 13).

Menurut pendapat mengenai faktor penyebab kesulitan belajar di atas,

Abdurrahman menegaskan bahwa mengenai penyebab utama dari kesulitan

belajar datang dari faktor eksternal.

Disfungsi neurologi otak sering tidak hanya menyebabkan kesulitan

belajar tetapi juga dapat menyebabkan tunagrahita dan gangguan emosional.

Berbagai faktor yang menyebabkan disfungsi neurologis yang pada gilirannya

dapat menyebabkan kesulitan belajar antara lain:

1) Faktor genetik.

2) Luka pada otak karena trauma fisik atau karena kekurangan

oksigen.

3) Biokimia yang hilang (misalnya biokimia yang diperlukan untuk

memfungsikan saraf pusat).

4) Biokimia yang dapat merusak otak (misalnya zat pewarna

makanan).

5) Pencemaran lingkungan (misalnya pencemaran timah hitam).

6) Gizi yang tidak memadai.

7) Pengaruh-pengaruh psikologis dan sosial yang merugikan

perkembangan anak (deprivasi lingkungan).

Pendapat lain mengenai penyebab kesulitan belajar yang dikemukakan

oleh Mercer dan Pullen (2009) bahwa penelitian menunjukkan adanya empat

kategori untuk menjelaskan etiologi atau penyebab terjadinya kesulitan

belajar, antara lainnya: acquired trauma, genetic/hereditary influences,

biochemical abnormalities, and environmental possibilities (Gargiulo, 2012:

202).

Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa faktor yang

mempengaruhi penyebab kesulitan belajar dapat disebabkan oleh beberapa

faktor dan antara lainnya adalah adanya faktor organis/biologis, genetik,

Page 33: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS … · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iii UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN MELALUI METODE

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

lingkungan, disfungsi neurologis, internal dan eksternal. Berbagai faktor-

faktor yang disebutkan di atas disetiap kasus atau tipe kesulitan belajar

mempunyai faktor penyebab yang berbeda, artinya tidak semua anak

mengalami semua faktor penyebab tersebut.

c. Klasifikasi Kesulitan Belajar

Berdasarkan penjelasan mengenai definisi dan penyebab kesulitan

belajar terdapat berbagai bentuk manifestasi kesulitan belajar yang muncul

maka diperlukan klasifikasi untuk memudahkan dalam memahami kesulitan

belajar. Menurut Abdurrahman (2003) kesulitan belajar dapat diklasifikasikan

menjadi dua kelompok, yaitu:

1) Kesulitan belajar yang berhubungan dengan perkembangan

(development learning disabilities)

a) Gangguan motorik dan persepsi

b) Kesulitan belajar bahasa dan komunikasi

c) Kesulitan belajar dalam menyesuaikan perilaku sosial

2) Kesulitan belajar akademik (academic learning disabilities)

Kesulitan belajar akademik menunjuk pada saatnya kegagalan

pencapaian prestasi akademik yang sesuai dengan kapasitas yang

diharapkan. Kegagalan tersebut mencakup penguasaan

keterampilan dalam membaca, menulis dan/atau berhitung (hlm.

11).

Berdasarkan klasifikasi di atas, maka dapat disimpulkan kesulitan

belajar dapat digolongkan menjadi kesulitan praakademik yang mencakup

perkembangan motorik, persepsi, bicara/bahasa ibu, maupun perilaku sosial

dan kesulitan akademik yang meliputi penguasaan keterampilan dalam

membaca, menulis dan/atau berhitung melaui proses kegiatan belajar

mengajar di suatu instansi sekolah.

Sebagaimana klasifikasi mengenai kesulitan belajar yang

dikemukakan oleh Abdurrahman ternyata terdapat kemiripan yang

dikemukakan oleh Kirk dan Gallagher (1989) dalam Wardani, dkk.

Page 34: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS … · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iii UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN MELALUI METODE

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

Kirk dan Gallagher (1989) menjelaskan bahwa kesulitan belajar

dibedakan dalam dua kategori besar yaitu:

1) Kesulitan belajar yang berhubungan dengan perkembangan

(development learning disabilities)

Kesulitan belajar yang berhubungan dengan perkembangan

mencakup, gangguan perhatian, ingatan, motorik dan persepsi,

bahasa, dan berpikir.

2) Kesulitan belajar akademik (academic learning disabilities)

Kesulitan belajar akademik mencakup kesulitan membaca,

menulis dan berhitung atau matematika (Wardani, dkk, 2007: 8.5).

Sutjihati (2007) juga mengklasifikasikan anak berkesulitan belajar

berdasarkan sebab-sebab kesulitan belajar yang diantaranya sebagai berikut:

1) Ketidakfungsian Minimal Otak (Minimal Brain Dysfungtion)

Ketidakfungsian minimal otak digunakan untuk merujuk suatu

kondisi pada suatu kondisi gangguan syaraf minimal pada anak.

Ketidakberfungsian ini bisa termanifestasi dalam berbagai

kombinasi kesulitan seperti: persepsi, konseptualisasi, bahasa,

memori, pengendalian perhatian, impulsive (dorongan), atau fungsi

motorik. Dengan kondisi tersebut anak dapat mengalami kesulitan

belajar.

2) Aphasia

Aphasia merupakan suatu kondisi dimana anak gagal menguasai

ucapan-ucapan bahasa yang bermakna pada usia sekitar 3;0

tahunan. Ketidakcakapan bicara ini tidak dapat dijelaskan

dikarenakan faktor ketulian, keterbelakangan mental, gangguan

organ bicara, atau faktor lingkungan.

3) Dyslexia

Disleksia (dyslexia) atau ketidakcakapan membaca, adalah jenis

lain dari gangguan belajar. Semula istilah ini digunakan di dalam

dunia medis, tetapi saat ini digunakan pada dunia pendidikan dalam

Page 35: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS … · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iii UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN MELALUI METODE

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

mengidentifikasi anak-anak berkecerdasan normal yang mengalami

kesulitan berkompetisi dengan temannya disekolah.

4) Kelemahan Perseptual atau Perseptual-Motorik

Merupakan kondisi anak yang mengalami kesulitan dalam

menyatakan ide (hlm. 202-205).

Kesulitan belajar yang dirasakan oleh anak-anak didik menurut

Djaramah dan Syaiful Bahri (2002) dikelompokkan menjadi empat macam,

yaitu sebagai berikut:

1) Dilihat dari jenis kesulitan belajar

Ada yang berat dan ada yang sedang.

2) Dilihat dari mata pelajaran yang dipelajari

Ada yang sebagian mata pelajaran dan ada yang sifatnya

sementara.

3) Dilihat dari sifat kesulitannya

Ada yang sifatnya menetap dan sementara.

4) Dilihat dari segi faktor penyebabnya

Ada yang karena faktor intelegensi dan non-intelegensi (hlm.

200-201).

Berdasarkan beberapa klasifikasi yang telah dijelaskan di atas bahwa

anak dengan kesulitan belajar akan mengalami gangguan perkembangan dan

akademik. Gangguan perkembangan antara lainnya gangguan perkembangan

motorik, gangguan persepsi, gangguan kognitif, gangguan perkembangan

bahasa dan gangguan dalam penyesuaian perilaku sosial. Gangguan akademik

meliputi kesulitan belajar membaca, kesulitan belajar menulis dan berhitung.

Bertolak dari gangguan-gangguan tersebut maka kesulitan belajar dapat

dikelompokkan berdasar jenis kesulitan, mata pelajaran, sifat kesulitannya,

dan faktor penyebabnya.

Page 36: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS … · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iii UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN MELALUI METODE

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17

2. Tinjauan Tentang Membaca Permulaan

a. Pengertian Membaca

Pembelajaran membaca di Sekolah Dasar terbagi menjadi dua tahap

yaitu membaca permulaan yang diberikan di kelas I dan II, serta membaca

lanjutan diberikan kelas III, IV, V, VI. Membaca permulaan merupakan

jenjang dasar yang menjadi landasan bagi pendidikan selanjutnya. Perhatian

perlu ditekankan pada belajar permulaan, sebab kegagalan dalam belajar

membaca menulis permulaan dapat menjadi kendala bagi kelanjutan siswa

pada jenjang pendidikan di tingkat atasnya.

Harjasujana dan Mulyati (1997) “memandang membaca sebagai suatu

proses psikologis; sensoris; perseptual; perkembangan; dan perkembangan

keterampilan. Membaca ternyata memiliki berbagai segi, sehingga dapat

dipahami jika definisi berbeda-beda pula” (hlm. 5-26).

Seorang pakar pendidikan secara rinci merumuskan pengertian

membaca dalam tiga batasan sebagai berikut:

Pertama, membaca merupakan suatu proses. Maksudnya adalahinformasi dari teks dan pengetahuan yang dimiliki oleh pembacamempunyai peranan yang utama dalam membentuk makna. Kedua,membaca adalah strategis. Pembaca yang efektif menggunakanberbagai strategi yang sesuai dengan teks dan konteks dalam rangkamengonstruk makna ketika membaca. Ketiga, membaca merupakaninteraktif. Keterlibatan pembaca dengan teks bergantung padakonteks. Orang yang senang membaca suatu teks yang bermanfaat,akan menemui beberapa tujuan yang ingin dicapainya, teks yangdibaca seseorang harus mudah dipahami (readable) sehingga terjadiinteraksi antara pembaca dan teks (Farida, 2008: 3).

Mengenai pengertian membaca, Zuchdi dan Budiasih (1997)

berpendapat, “Membaca merupakan salah satu jenis kemampuan berbahasa

tulis yang bersifat reseptif” (hlm. 49). Disebut reseptif karena dengan

membaca seseorang akan memperoleh informasi, memperoleh ilmu dan

pengetahuan serta pengalaman-pengalaman baru. Semua yang diperoleh

melalui bacaan akan memungkinkan seseorang mampu mempertinggi daya

pikirannya, mempertajam pandangannya, dan memperluas wawasannya.

Page 37: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS … · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iii UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN MELALUI METODE

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18

Menurut Poerwadarminto (1993) bahwa yang dimaksud dengan

membaca adalah “Melihat serta memahami isi dari apa yang tertulis” (hlm.

63). Membaca yang dimaksudkan ini berhubungan dengan kemampuan dan

keterampilan awal siswa kelas II Sekolah Dasar.

Kemampuan membaca merupakan dasar untuk menguasai berbagai

bidang studi. Jika anak pada usia sekolah permulaan tidak segera memiliki

kemampuan membaca, maka akan mengalami banyak kesulitan dalam

mempelajari bidang studi pada kelas-kelas berikutnya. Maka anak harus

belajar membaca agar ia dapat membaca untuk belajar.

Berdasarkan ketiga pendapat di atas dapat disimpulkan, membaca

adalah proses awal dalam memahami kata, kalimat dan paragraph dalam

suatu bacaan yang sangat membutuhkan daya konsentrasi tinggi meliputi

gerak mimik, bahasa batin, ingatan, dan pengetahuan.

b. Fungsi Membaca

Kegiatan membaca yang sangat bermanfaat itu bahkan merupakan

suatu jantungnya pendidikan, antara lainnya memiliki banyak fungsi. Slamet

(2007) mengelompokkan fungsi membaca antara lainnya:

1) Fungsi intelektual

Dengan banyak membaca kita dapat meningkatkan kadar

intelektualitas, membina daya nalar kita.

2) Fungsi pemacu kreativitas

Hasil membaca kita dapat mendorong, menggerakkan diri kita

untuk berkarya, didukung oleh keluasan wawasan dan pemilikan

kosakata.

3) Fungsi praktis

Kegiatan membaca dilaksanakan untuk memperoleh pengetahuan

praktis dalam kehidupan.

4) Fungsi rekreatif

Membaca digunakan sebagai upaya menghibur hati.

Page 38: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS … · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iii UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN MELALUI METODE

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19

5) Fungsi informatif

Dengan banyak membaca informatif seperti surat kabar, majalah

dan lain-lain dapat memperoleh informasi yang sangat kita

perlukan dalam kehidupan.

6) Fungsi religius

Membaca dapat digunakan untuk membina dan meningkatkan

keimanan, memperluas budi, dan mendekatkan diri kepada Tuhan.

7) Fungsi sosial

Kegiatan membaca memiliki fungsi sosial yang tinggi manakala

dilaksanakan secara lisan atau nyaring.

8) Fungsi pembunuh sepi

Kegiatan membaca dapat juga dilakukan untuk sekedar mengisi

waktu luang (hlm. 68-69).

Uraian di atas penjelasan mengenai beberapa fungsi membaca yang

dapat menghantarkan seseorang dalam waktu yang relatif singkat tetapi dapat

memperoleh informasi yang maksimal dan bermanfaat untuk memperluas

pengetahuannya serta mempertajam daya berfikir melalui kegiatan membaca.

c. Aspek- aspek Membaca

Membaca merupakan suatu keterampilan yang kompleks yang

melibatkan serangkaian keterampilan yang lebih kecil. Menurut Tarigan

(2008) ada dua aspek penting dalam membaca, yaitu:

a) Keterampilan yang bersifat mekanis (mechanical skills) yang dapat

dianggap berada pada urutan yang lebih rendah (lower order).

Aspek ini mencakup:

(1) Pengenalan bentuk huruf.

(2) Pengenalan unsur-unsur linguistik (fonem/grafem, kata,

frase, pola kalusa, kalimat, dan lain-lain).

(3) Pengenalan hubungan/korespondensi pola ejaan dan bunyi

(kemampuan menyuarakan bahasa tertulis atau “to bark at

print”).

Page 39: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS … · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iii UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN MELALUI METODE

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20

(4) Kecepatan membaca ke taraf lambat.

b) Keterampilan yang bersifat pemahaman (comprehension skills)

yang dapat dianggap pada urutan yang lebih tinggi (higher order).

Aspek ini mencakup:

(1) Memahami pengertian sederhana (leksikal, gramatikal,

retorikal).

(2) Memahami signifikansi atau makna (a.l maksud dan tujuan

pengarang, relevansi/keadaan kebudayaan, dan reaksi

pembaca).

(3) Evaluasi atau penilaian (isi, bentuk).

(4) Kecepatan membaca yang fleksibel, yang mudah

disesuaikan dengan keadaan (hlm. 12).

Berdasarkan penjelasan di atas mengenai aspek membaca maka untuk

mencapai tujuan yang terkandung dalam keterampilan mekanis (mechanical

skills) tersebut, aktivitas yang paling sesuai adalah membaca nyaring,

membaca bersuara (atau reading aloud; oral reading).

d. Pengertian Membaca Permulaan

Kemampuan membaca yang diperoleh pada membaca permulaan akan

memberikan pengaruh terhadap kemampuan membaca lanjut. Sebagai

kemampuan yang mendasari kemampuan tersebut, maka kemampuan

membaca permulaan benar-benar memerlukan perhatian serius dari guru.

Apabila hal tersebut tidak dipahami pada tahap membaca, siswa akan

mengalami kesukaran untuk memiliki kemampuan membaca yang memadai.

Membaca permulaan merupakan tahapan proses membaca bagi siswa kelas

awal, siswa belajar untuk memperoleh kemampuan dan menguasai teknik-

teknik membaca, oleh karena itu perlu rancangan pembelajaran membaca

dengan baik sehingga mampu menumbuhkan kebiasaan membaca sebagai

sesuatu yang menyenangkan. Proses membaca yaitu dengan cara membaca

per huruf, per suku dan kata.

Page 40: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS … · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iii UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN MELALUI METODE

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21

Pada tingkatan membaca permulaan pembaca belum memiliki

kemampuan membaca yang sesungguhnya, tetapi masih dalam tahap belajar

untuk memperoleh kemampuan membaca. Membaca permulaan ini

merupakan kegiatan belajar mengenal bahasa tulis. Melalui tulisan inilah

siswa dituntut untuk dapat menyuarakan lambang-lambang bunyi bahasa

tersebut, untuk memperoleh kemampuan membaca diperlukan tiga syarat

yaitu: kemampuan membunyikan lambang-lambang tulisan, penguasaan

kosakata untuk memberi arti, dan memasukkan makna dalam kemahiran

bahasa.

Mengenai pengertian membaca permulaan dalam pengertian ini,

Farida (2008) berpendapat “Membaca permulaan dalam teori keterampilan,

maksudnya menekankan pada proses penyandian membaca secara

mekanikal” (hlm. 02). Membaca permulaan yang menjadi acuan adalah

membaca merupakan proses recoding atau merujuk pada kata-kata dan

kalimat, kemudian mengasosiasikannya dengan bunyi-bunyi sesuai dengan

sistem tulisan yang digunakan sedangkan decoding atau penyandian yaitu

merujuk pada proses penerjemahan rangkaian grafis ke dalam kata-kata.

e. Tujuan Pembelajaran Membaca Permulaan

Membaca permulaan merupakan kemampuan membaca pada tahap

keberwacanaan. Secara teknis, pada tahap keberwacanaan ini, siswa

diharapkan dapat menemukan sendiri sistem kebahasaan bahasa Indonesia

melalui proses pembelajaran bahasa yang dilakukan berdasarkan konteks.

Tujuan membaca tingkat sekolah dasar menurut Permen 23 Tahun

2006 tentang standar kompetensi lulusan (SKL) mata pelajaran bahasa

Indonesia dalam aspek membaca yaitu menggunakan berbagai jenis membaca

untuk memahami wacana berupa petunjuk, teks panjang, dan berbagai karya

sastra untuk anak berbentuk puisi, dongeng, pantun, percakapan, cerita, dan

drama.

Mengenai tujuan pembelajaran membaca permulaan yang diberikan di

kelas I dan II, Akhadiah (1991/1992) berpendapat “Tujuannya adalah agar

Page 41: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS … · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iii UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN MELALUI METODE

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

22

siswa memiliki kemampuan memahami dan menyuarakan tulisan dengan

intonasi yang wajar, sebagai dasar untuk dapat membaca lanjut” (hlm. 31).

Pembelajaran membaca permulaan merupakan tingkatan proses pembelajaran

membaca untuk menguasai sistem tulisan sebagai representasi visual bahasa.

Tingkatan ini sering disebut dengan tingkatan belajar membaca (learning to

read). Membaca lanjut merupakan tingkatan proses penguasaan membaca

untuk memperoleh isi pesan yang terkandung dalam tulisan. Tingkatan ini

disebut sebagai membaca untuk belajar (reading to learn). Kedua tingkatan

tersebut bersifat kontinum, artinya pada tingkatan membaca permulaan yang

fokus kegiatannya penguasaan sistem tulisan, telah dimulai pula pembelajaran

membaca lanjut dengan pemahaman walaupun terbatas.

Tujuan lain dalam pelajaran membaca permulaan adalah mengetahui

huruf dan terampil mengubah huruf menjadi suara. Lebih lengkapnya

Soejono (1983) memaparkan tentang tujuan pelajaran membaca permulaan

adalah sebagai berikut:

a. Mengenalkan pada para siswa huruf-huruf dalam abjad, sebagai tanda

suara atau tanda bunyi.

b. Melatih keterampilan siswa untuk mengubah huruf-huruf dalam kata

menjadi suara.

c. Mengetahui huruf-huruf dalam abjad dan melatih keterampilan siswa

untuk menyuarakan dan dalam waktu singkat dapat mempraktekkannya

dalam membaca lanjut (hlm. 13).

Keberhasilan siswa dalam membaca permulaan memungkinkan

siswa memilki pengetahuan yang dapat digunakan sebagai dasar untuk:

mendengarkan Bahasa Indonesia, bercakap dalam bahasa Indonesia,

membaca bahasa Indonesia dan menulis bahasa Indonesia. Dengan begitu

siswa dapat mengikuti pembelajaran dengan baik tanpa mengalami kesulitan

dalam berbahasa.

Page 42: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS … · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iii UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN MELALUI METODE

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

23

f. Metode Pengajaran Membaca PermulaanMengenai strategi pengajaran membaca permulaan, Akhadiah

(1991/1992) menyatakan dalam pembelajaran membaca permulaan, ada

beberapa strategi yang dapat digunakan antara lain:

1) Metode Abjad dan metode Bunyi.

Kedua metode ini menurut Akhadiah merupakan metode yang sudah

sangat tua. Dalam penerapannya, kedua metode tersebut sering

menggunakan kata-kata lepas.

Misalnya:

Metode Abjad: bo-bo ------- bobo

la-ri ------- lari

Metode Bunyi: na-na ------- nana

lu-pa ------- lupa

Perbedaan antara metode abjad dengan metode bunyi terletak pada

pengucapan huruf. Pada metode abjad, huruf diucapkan sebagai abjad

(“a”, “be”, “ce”, dst), sedangkan pada metode bunyi, huruf diucapkan

sesuai dengan bunyinya [m], [n], [a], dan seterusnya.

2) Metode Kupas Rangkai Suku Kata dan Metode Kata Lembaga.

Metode kupas rangkai suku kata dan metode kata lembaga, dalam

penerapannya menggunakan cara mengurai dan merangkaikan. Pada

metode kupas rangkai suku kata pada mulanya memperkenalkan huruf

kepada siswa, suku kata yang sudah dikenal oleh siswa diuraikan menjadi

huruf, kemudian huruf dirangkai kembali menjadi kata. Misalnya: Nina ---

ni-na --- ni - na --- n i n a.

Sedangkan metode kata lembaga awal mulanya siswa disajikan kata-kata

yang sudah dikenal oleh siswa. Kata tersebut diuraikan menjadi suku kata,

suku kata diuraikan menjadi huruf. Setelah itu huruf dirangkai kembali

menjadi suku kata, dan suku kata dirangkaikan menjadi kata. Misalnya:

bola --- bo - la --- b - o - l - a --- b - o --- l - a --- bola

bola ----- bo – la ----- b – o ----- l – a ----- bo – la ----- bola

Page 43: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS … · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iii UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN MELALUI METODE

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

24

3) Metode Global.

Penerapan metode ini memperkenalkan kepada siswa beberapa kalimat

untuk dibaca. Setelah siswa dapat membaca kalimat-kalimat tersebut,

salah satu di antaranya dipisahkan untuk dikaji, dengan cara

menguraikannya atas kata, suku kata, huruf-huruf. Sesudah siswa dapat

membaca huruf-huruf tersebut, kemudian huruf-huruf dirangkaikan

kembali sehingga terbentuk suku kata, suku-suku menjadi kata, dan kata-

kata menjadi kalimat lagi.

4) Metode SAS.

Sistematika pelaksanaan metode Struktural Analitik Sintetik yaitu sebagai

berikut:

a) Merekam bahasa anak

b) Menampilkan gambar sambil bercerita

c) Membaca gambar

d) Membaca gambar dengan kartu kalimat

e) Membaca kalimat secara struktural (S)

f) Proses analitik (A)

g) Proses sintetik (S) (Darmiyati, 2001: 61).

3. Tinjauan Tentang Kesulitan Belajar Membaca

a. Pengertian MembacaMembaca bukanlah sekedar menyuarakan lambang-lambang tulisan

tanpa mempersoalkan apakah rangkaian kata/kalimat yang dilafalkan tersebut

dipahami atau tidak, melainkan lebih daripada itu. Mengenai pengertian

membaca, Abdurrahman mengemukakan, “Membaca merupakan pengenalan

simbol-simbol bahasa tulis yang merupakan stimulus yang membantu proses

mengingat tentang apa yang dibaca, untuk membangun suatu pengertian

melalui pengalaman yang telah dimiliki” (1999: 200).

Page 44: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS … · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iii UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN MELALUI METODE

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

25

Safi’ie (1999) menyatakan bahwa “Sebagai suatu proses berfikir,

membaca mencakup aktifitas pengenalan kata, pemahaman literal,

interpretasi, kritis, dan pemahaman kreatif” (hlm. 200).

Berdasarkan pernyataan Tarigan (1994) bahwa membaca adalah suatu

proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca untuk memperoleh

pesan, yang hendak disampaikan oleh penulis melalui media kata-kata/

bahasa tulis (Slamet, 2007: 66). Suatu proses yang menuntut agar kelompok

yang merupakan suatu kesatuan akan terlihat dalam suatu pandangan sekilas,

dan agar makna kata-kata secara individual akan dapat diketahui.

Menurut penelitian Spencer (2008) pengertian batasan membacadalam International journal of special education vol.23 no.2 2008

Currently, schools are under pressure to reform their curriculum andinstructional practices so that all students can perform successfully onhigh-stakes test. One essential requisite skill for success on all of theseassessments is reading. Because the classroom is typically made up ofstudents who exhibit a broad range of performance levels, it can be quitechallenging for even the most experienced classroom teacher tosuccessfully teach the content to all students. Research has revealed thatwhen explicit, teacher-directed strategy instruction is used students makesignificant gains in their reading skills. This paper examines thechallenges that content area teachers face in addressing the academicneeds of all learners and provides some specific strategies that have beenproven effective in the inclusive classroom (hlm. 1).

Saat ini, sekolah-sekolah berada di bawah tekanan untuk mereformasi

kurikulum dan praktek mengajar sehingga semua siswa dapat melakukan

dengan sukses di tes beresiko tinggi. Salah satu keterampilan penting yang

diperlukan untuk sukses di semua penilaian adalah membaca. Karena kelas

biasanya terdiri dari siswa yang menunjukkan berbagai tingkat kinerja, dapat

cukup menantang bahkan untuk guru kelas paling berpengalaman untuk

berhasil mengajar mengajar konten ke semua siswa. Penelitian telah

menunjukkan bahwa siswa ketika eksplisit, instruksi guru secara langsung

digunakan membuat keuntungan yang signifikan dalam kemampuan

membaca mereka. Makalah ini membahas tantangan yang dihadapi guru

bidang konten dalam menangani kebutuhan akademis dari semua pelajaran

dan menyediakan beberapa strategi khusus yang telah terbukti efektif dikelas

Page 45: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS … · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iii UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN MELALUI METODE

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

26

inklusif. Berdasarkan kajian di atas bahwa penguasaan pada keterampilan

membaca sangat penting bagi siswa agar mereka dapat mencapai kesuksesan

pada berbagai bidang tes.

Mengenai pengertian membaca, Samsu (2011) berpendapat,

“Membaca adalah suatu kegiatan memetik makna atau pengertian yang bukan

hanya dari derean kata yang tersurat (reading the lines), melainkan makna di

balik deretan yang terdapat di antara baris (reading between the lines) (hlm.

6). Menurutnya, kegiatan membaca ini merupakan suatu proses yang aktif

dan tidak lagi merupakan proses yang pasif, membaca merupakan proses

yang aktif dan bukan proses yang pasif artinya seorang pembaca harus

dengan akif berusaha mengungkap isi bacaannya, tidak hanya boleh

menerima saja.

Mengenai pengertian membaca, Rofi’uddin (1999) mengungkapkan

bahwa, “Membaca merupakan proses memperoleh makna dari barang cetak”

(hlm. 31).

Berdasarkan pendapat di atas mengenai pengertian membaca dapat

diambil kesimpulan bahwa kegiatan membaca tidak hanya melafalkan sebuah

kata/teks melainkan untuk memperoleh pesan melaui simbol-simbol dalam

bahasa tulis. Disamping itu, kemampuan membaca merupakan tuntutan

realitas kehidupan dalam sehari-hari.

b. Pengertian Kesulitan Belajar Membaca

Anak berkesulitan belajar membaca sering mengalami kekeliruan

dalam mengenal kata. Kesulitan belajar membaca banyak digunakan dalam

dunia kedokteran dan dikaitkan dengan adanya gangguan fungsi

neurofisiologis. Bryan dan Bryan yang dikutip oleh Mercer mengenai

pengertian kesulitan belajar membaca mendefinisikan bahwa anak dengan

kesulitan belajar membaca sebagai suatu sindroma kesulitan dalam

mempelajari komponen-komponen kata dan kalimat, mengintegrasikan

komponen-komponen kata dan kalimat, dan dalam belajar segala sesuatu

yang berkenaan dengan waktu, arah dan masa (Abdurrahman, 2009: 204).

Page 46: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS … · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iii UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN MELALUI METODE

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

27

Selain itu, menurut Lerner yang dikutip oleh Mercer berpendapat, definisi

kesulitan belajar membaca atau disleksia sangat bervariasi, tetapi semuanya

menunjuk pada adanya gangguan pada fungsi otak (Abdurrahman, 2009:

204).

Hornsby (1984) mendefinisikan anak berkesulitan belajar membaca

tidak hanya kesulitan belajar membaca tetapi juga menulis (Abdurrahman,

2009: 204). Definisi Hornsby tersebut dapat dipahami karena adanya kaitan

erat antara membaca dan menulis. Adanya definisi yang di lontarkan oleh

Hornsby, pada hakekatnya kesulitan belajar membaca dan menulis tidak

dapat dilepaskan kaitannya dengan kesulitan bahasa, karena semua komponen

sistem komunikasi yang terintegrasi.

Berdasarkan penjelasan mengenai pengertian kesulitan belajar

membaca di atas maka dapat disimpulkan adanya kesulitan belajar membaca

disebabkan adanya disfungsi neurologis atau gangguan pada fungsi otak.

Mereka juga mengalami kesulitan dalam menyelesaikan tugas-tugas

akademik.

Definisi lain dikemukakan oleh Kirk (1971) bahwa:

Children listed under the caption of specific learning disabilities arechildren who cannot be grouped under traditional categories ofexceptional children, but who show significant retardation in learningto talk, or who do not develop normal visual or auditory perception,or who have great difficulty in learning to read, to spell, to write, or toaritmatic calculations (T.Sutjihati Soemantri, 2007: 195).

Anak-anak yang termasuk dalam lingkup ketidakmampuan belajar

spesifik adalah anak-anak yang tidak dapat dikelompokkan dalam kategori

tradisional anak-anak luar biasa, tetapi yang menunjukkan retardasi signifikan

dalam belajar bicara, atau yang tidak dapat mengembangkan persepsi visual

atau pendengaran normal, atau yang memiliki kesulitan dalam belajar untuk

membaca, mengeja, menulis, atau untuk perhitungan aritmatika.

Anak dengan kesulitan belajar membaca sering seringkali mengalami

kekeliruan mengenal kata, pemahaman dan gejala adanya gerakan penuh

ketegangan. Kesulitan membaca maksudnya kesulitan mengenali kata dan

Page 47: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS … · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iii UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN MELALUI METODE

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

28

membunyikan komponen-komponen kalimat. Abdurrahman (2009)

menyebut, “kesulitan membaca dengan istilah lain, yaitu corrective reader

dan remedial readers” (hlm. 204). Kesulitan belajar membaca secara harfiah,

Abdurrahman (2004) menyatakan, “Kesulitan membaca tingkat berat sering

disebut alexsia (alexia)” (hlm. 204).

Berdasarkan pernyataan di atas anak berkesulitan belajar membaca

merupakan kekeliruan memahami bacaan tampak pada banyaknya kekeliruan

dalam menjawab pertanyaan yang terkait dengan bacaan (Abdurrahman,

2009: 205).

c. Karakteristik Anak Kesulitan Belajar MembacaMenurut Mercer (1983) ada empat kelompok karakteristik kesulitan

belajar membaca, yakni yang berkenaan dengan:

1) kebiasaan membaca,

2) kekeliruan mengenal kata,

3) kekeliruan pemahaman, dan

4) kekeliruan serbaneka (Abdurrahman, 2009: 204-205).

Anak berkesulitan belajar membaca sering memperlihatkan sikap-

sikap kebiasaan membaca yang tidak wajar antara lain adanya gerakan-

gerakan yang penuh ketegangan seperti mengernyitkan kening, gelisah, irama

suara yang meninggi, atau berkali-kali menggigit bibir. Mereka juga sering

menunjukkan perasaan tidak aman dengan memperlihatkan perilaku menolak

untuk membaca, menangis, atau mencoba melawan guru.

Menurut Hallahan (1991), terdapat sepuluh karakteristik yang sering

dijumpai pada anak dengan kesulitan belajar, yaitu :

1) hiperaktif,

2) gangguan persepsi motorik,

3) emosi yang labil,

4) kurang koordinasi,

5) gangguan perhatian,

6) impulsive,

Page 48: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS … · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iii UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN MELALUI METODE

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

29

7) gangguan memori dan berpikir,

8) kesulitan pada akademik khusus (membaca, matematika, dan menulis),

9) gangguan dalam berbicara dan mendengar, dan

10) hasil electroencephalogram (EEG) tidak teratur serta tanda neurologis

yang tidak jelas (Wardani dkk, 2007: 8.13).

Ranah bidang pendidikan, ada dua jenis kesulitan belajar, ialah

kesulitan developmental dan kesuitan belajar akademik. Menurut Kirk dan

Chalfant (1984), dalam jurnal JRR-No.15 Th.5 1996:

Kesulitan belajar developmental dialami oleh anak-anak pra sekolah(Balita dengan Resiko) yaitu mengalami defisit dalam kemampuanyang kelak akan dibutuhkan untuk mempelajari subyek akademik,seperti keterampilan motorik, persepsi, bahasa, kognitif, dan sosial.Jenis kesulitan ini sering disebut sebagai kesulitan belajar praakademik. Kesulitan belajar akademik dimanifestasikan adanyabeberapa kegagalan dalam bidang akademik jauh dibawah kapasitasatau potensi yang diharapkan, mencakup keterampilan membaca,dan/atau matematika (Yusuf, 1996: 4).

d. Penyebab Anak Berkesulitan Belajar Membaca

Penyebab anak berkesulitan belajar membaca menurut Orton yang

dikutip Smith bahwa gejala anak yang memiliki masalah dalam membaca

disebabkan karena adanya luka pada otak (brain injured) yang terganggu oleh

“mixed-dominance” dalam otak. Lain halnya menurut Smith (2005),

“Mencatat individu ini cenderung mempunyai keterbelakangan disebabkan

oleh faktor-faktor eksternal (exogenous)” (hlm. 70-71). Berdasarkan pendapat

di atas mereka menegaskan bahwa masalah-masalah dalam proses belajar

yang disebabkan oleh luka otak eksternal (eksternal brain injury) tersebut

berbeda dengan keterbelakangan mental yang diakibatkan oleh faktor-faktor

genetika (endogenous).

Straus dan Lehtinen (1947) menekankan bahwa karena kerusakan otak

itu sendiri tidak dapat diobati. Langkah pertama dalam mengajar anak dengan

kerusakan otak adalah dengan mengendalikan lingkungan dimana si anak

dapat belajar. Kedua, sangat penting untuk mengajarkan pada anak agar

Page 49: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS … · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iii UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN MELALUI METODE

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

30

menggunakan pengendalian dirinya dalam lingkungan pembelajaran (Smith,

2005: 71).

e. Mengatasi Kesulitan Belajar Membaca Permulaan

Menurut Yusuf (2003) ada beberapa metode yang sering dipakai

untuk pengajaran membaca permulaan. Beberapa metode bersumber dari

pendekatan berdasarkan makna. Meskipun metode-metode ini dirancang

untuk pengajaran membaca permulaan sehari-hari, dari beberapa metode

dapat dirancang secara individual untuk membimbing anak berkesulitan

membaca. Berdasarkan metode yang perlu diketahui antara lain:

1) Metode membaca basal.

Program pengajaran membaca denagn metode basal terdiri atas

beberapa set yang tersusun menurut tingkat kesukarannya. Masing-

masing terdiri atas teks bacaan dan materi pelengkap seperti buku

kerja. Selain itu juga disediakan buku pegangan guru untuk memuat

kosakata baru, kegiatan ini memotivasi anak, dan pertanyaan untuk

mengecek tingkat pemahaman anak pada setiap halaman.

Isi bacaan umumnya berdasarkan minat dan pengalaman anak

dan paling banyak terdiri atas cerita dari berbagai negara atau budaya.

Pengajaran membaca basal ada yang berdasarkan pada symbol, tetapi

ada juga yang berdasarkan makana. Materi pelajaran tersusun secara

sistemik, terdiri atas membaca teknik dan membaca pemahaman

dengan tingkat kosakata yang terkendali dengan sangat baik. Selain

meningkatkan kemampuan membaca teknis dan membaca

pemahaman, metode basal juga meningkatkan kecepatan membaca

anak.

2) Metode eja.

Metode eja mengajakan membaca teknik melalui asosiasi

antara graham (huruf) dengan morfem (bunyi). Setelah menguasai

vokal dan konsonan, anak belajar dengan menggabungkan bunyi

menjadi suku kata dan suku kata mejadi kata. Pada tingkat awal,

misalnya anak belajar bahwa huruf i memberi suara /i/, huruf a

Page 50: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS … · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iii UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN MELALUI METODE

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

31

memberi suara /a/, huruf b memberi suara /beh/, dan huruf n memberi

suara /en/. Pada tahap berikutnya, anak mulai menggabungkan bunyi

/b/ dengan /i/ menjadi /bi/, bunyi /n/ dengan /a/ menjadi /na/, dan

seterusnya.

3) Metode linguistik.

Metode membaca linguistik berkembang dari para ahli bahasa

yang sangat menekankan proses membaca kata-kata tercetak menjadi

bunyi seperti pada komunikasi lisan.

Metode linguistik menekankan pada pengajaran membaca kata

secara utuh. Latihan mengungkapkan huruf atau menggabungkan

tidak diberikan. Kata-kata dikelompokkan menurut pola ejaannya.

Kata-kata “anjing,”kucing”,”daging”, misalnya mungkin disajikan

secara bersamaan, karena takanan pokoknya adalah pada pola

ejaan”ing”pada akhir kata. Dengan sajian semacam ini, anak

diharapkan mampu menarik simpulan tentang pola hubungan antara

huruf dan bunyi yang ada.

4) Metode pengalaman bahasa.

Metode pengalaman bahasa (language experience)

menekankan pengintegrasian pengembangan keterampilan membaca

dan keterampilan berbahasa lain, yaitu mendengarkan, berbicara dan

menulis. Pola pikir dari metode ini adalah:

a) Anak dapat mengatakan apa yang dipikirkannya,

b) Apa yang dikatakan anak dapat ditulis (oleh anak sendiri atau

orang lain),

c) Anak dapat membaca apa yang tertulis.

Pengajaran membaca dengan metode pengalaman bahasa tidak

terpusat pada seperangkat materi bacaan. Tetapi pada pengalaman

kemampuan bahasa lisan dan bahasa tulis anak. Anak mendiktekan

cerita kepada guru dan guru menuliskannya. Cerita inilah yang

kemudian menjadi materi bacaan. Cerita anak berasal dari kejadian

yang dialami anak atau gambar yang dibuatnya. Jadi anak belajar

Page 51: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS … · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iii UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN MELALUI METODE

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

32

membaca pikirannya sendiri. Jadi, pola bahasa anak dan materi bacaan

tergantung pada kemampuan bahasa lisannya. Sedangkan isinya

tergantung pada kemampuan bahasa lisannya dan isinya tersebut

tergantung pada pengalamannya. Kemudian secara bertahap dan

terbimbing, anak diminta menuliskan sendiri pengalamannya.

Pelaksanaan, metode pengalaman bahasa ini dibagi dalam dua tahap,

yaitu (a) membaca tanpa buku dan (b) menggunakan buku.

a) Membaca Tanpa Buku

Tahap membaca tanpa buku merupakan tahap pertama dalam

proses pengajaran membaca permulaan. Pada periode ini guru

menggunakan alat bantu atau media kecuali buku. Pembelajaran

dilaksanakan dengan cara-cara sebagai berikut:

(1) Merekam bahasa siswa,

(2) Menampilkan gambar sambil bercerita,

(3) Membaca gambar,

(4) Setelah siswa dapat membaca gambar dengan lancar, guru

menempatkan kartu kalimat di bawah gambar,

(5) Pada proses struktural gambar yang memandu kalimat pada

kartu kemudian dihilangkan. Siswa mulai belajar membaca

kalimat secara struktural atau secara global,

(6) Dengan begitu proses selanjutnya, yaitu proses analitik dapat

dimulai,

(7) Proses sintetik.

b) Membaca dengan Buku

Setelah siswa mengenal huruf melalui kegiatan membaca

tanpa buku, selanjutnya anak dihadapkan pada tulisan dalam buku.

Pembelajaran dapat dilakukan melalui kegiatan membaca buku

pelajaran, membaca bacaan sederhana yang dipilih guru (gunakan

gambar dan kartu kata), dan membaca bacaan yang disusun siswa

secara individual maupun kelompok. Pembelajaran dapat dilakukan

secara integratif (hlm. 88-94).

Page 52: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS … · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iii UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN MELALUI METODE

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

33

Berdasarkan penelitian Sukartiningsih (2004) dalam Jurnal Pendidikan

Dasar dalam meningkatkan kualitas atau membantu mengatasi masalah

mengenai membaca permulaan perlu dilakukan perancangan pembelajaran

yang mempertimbangkan segi kemenarikan penyajiannya. Untuk itu

pengembangan media berdasarkan metode khusus yang tepat merupakan

suatu usaha untuk menyiapkan kondisi belajar yang lebih baik yang pada

akhirnya dapat meningkatkan mutu pembelajaran membaca permulaan di

Sekolah Dasar. Salah satu bentuk upaya pengembangan media berdasarkan

metode khusus yang digunakan dalam pembelajaran membaca permulaan

yaitu dengan pendekatan Struktural Analitik Sintetik (SAS) dengan

menggunakan media kartu kata bergambar. Berdasarkan penelitian tersebut

maka Metode Struktural Analitik Sintetik dalam pelaksanaannya melalui

media kartu kata bergambar efektif untuk meningkatkan daya tarik

pembelajaran.

4. Tinjauan Tentang Metode Struktural Analitik Sintetik

a. Pengertian Metode Pembelajaran

Secara bahasa metode berarti cara yang ditempuh. Pengertian metode,

Surakhmad (1994) mengatakan bahwa “Metode merupakan cara utama yang

dipergunakan untuk mencapai suatu tujuan, misalnya untuk mengkaji

serangkaian hipotesis, dengan menggunakan serangkaian alat-alat tertentu”

(hlm. 131).

Ensiklopedia Indonesia disebutkan bahwa kata metode berasal dari

bahasa Yunani `methodos` yang berarti jalan/cara. Kata atau makna metode

dalam ranah dunia pengajaran diartikan sebagai rencana penyajian bahan

yang menyeluruh dengan urutan yang sistematis berdasarkan pendekatan

tertentu. Dalam membaca permulaan, Momo (1980) mengemukakan,

“Beberapa macam metode yaitu (1) metode abjad/alfabet (2) metode

bunyi/the phonic method (3) metode suku kata (4) metode kata (5) metode

Page 53: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS … · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iii UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN MELALUI METODE

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

34

global/metode kalimat dan (6) metode Struktural Analitik Sintetik/ SAS”

(hlm. 5-6).

Batasan metode dalam pembelajaran bahasa menurut Slamet ialah

rencana pembelajaran bahasa yang mencakup pemulihan, penentuan, dan

penyusunan secara sistematis, bahan yang akan diajarkan serta kemungkinan

pengadaan remidi dan bagaimana pengembangannya.

b. Pengertian Metode Struktural Analitik Sintetik

Mengenai pengertian metode Struktural Analitik Sintetik, Supriyadi

(1996) menyatakan, “metode Struktural Analitik Sintetik adalah suatu

pendekatan cerita di sertai dengan gambar yang di dalamnya terkandung

unsur analitik sintetik” (hlm. 334-335). Metode Struktural Analitik Sintetik

menurut Djuzak (1996) adalah, “Suatu pembelajaran menulis permulaan yang

didasarkan atas pendekatan cerita yakni cara memulai mengajar menulis

dengan menampil cerita yang diambil dari dialog siswa dan guru atau siswa

dengan siswa” (hlm. 8). Teknik pelaksanaan pembelajaran metode Struktural

Analitik Sintetik yakni keterampilan menulis melalui kartu huruf, kartu suku

kata, kartu kata dan kartu kalimat, sementara sebagian siswa mencari huruf,

suku kata dan kata, guru dan sebagian siswa menempel kata-kata yang

tersusun sehingga menjadi kalimat yang berarti.

Menurut Slamet SAS singkatan dari Struktural Analitik Sintetik.

Dalam proses operasionalnya Metode Struktural Analitik Sintetik (SAS)

mempunyai langkah-langkah berlandaskan operasional dengan urutan:

Struktural menampilkan keseluruhan; Analitik melakukan proses penguraian;

Sintetik melakukan penggabungan kembali kepada bentuk Struktural semula.

Proses operasional metode SAS mempunyai langkah-langkah dengan urutan

sebagai berikut:

1) Struktural yaitu menampilkan keseluruhan.

Struktur bahasa terdiri atas kalimat. Kalimat merupakan bagian dari bahasa

yang terkecil. Kalimat itu sendiri merupakan struktur dan mempunyai

bagian yang disebut unsur bahasa (kata, suku kata, dan bunyi atau huruf).

Page 54: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS … · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iii UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN MELALUI METODE

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

35

Berbahasa berarti mengucapkan, menuliskan, menyatakan, atau

menggunakan struktur kalimat dan disambung dengan struktur kalimat

berikutnya.

2) Analitik yaitu melakukan proses penguraian.

Analitik berarti memisahkan, menceraikan, membagi, menguraikan,

membongkar, dan lain-lain. Sebelum kita membuat suatu rencana,

biasanya kita terlebih dahulu menganalisis tentang fungsi, nilai, dan arti.

3) Sintetik yaitu melakukan penggalan pada struktur semula.

Sintetik berarti menyatukan, menggabungkan, merangkai, menyusun.

Setelah kita mengenal struktur, mengenal bagian secara analitik,

selanjutnya kita ingin sintesis untuk kembali mengenal bentuk struktur.

Metode Struktural Analitik Sintetik (SAS) dalam pembelajaran bahasa

menekankan sekali hal-hal yang fungsional.

Demikian langkah-langkah yang dapat dilakukan dalam pembelajaran

menulis permulaan dengan Metode Struktural Analitik Sintetik, sehingga

hasil belajar itu benar-benar menghasilkan Struktural Analitik Sintetik.

c. Pelaksanaan Metode Struktural Analitik Sintetik

Sesuai dengan kandungan kurikulum pendidikan dasar bahwa proses

pembelajaran dilaksanakan secara tematis dan kontekstual, pemilihan dalam

pokok bahasan pembelajaran bahasa indonesia melalui Metode Struktural

Analitik Sintetik ini didasarkan pada konteks kehidupan sehari-hari, hal ini

dilakukan dengan memilih tema yang sesuai. Selain itu, perlu juga

dipertimbangkan tingkat/urutan perkembangan murid dalam mempelajari

bahasa, yaitu dengan menggunakan bahasa sesuai dengan lingkungannya.

Pemilihan bahan ajar tersebut harus memenuhi kaidah-kaidah:

1) Taraf perkembangan jiwa.

2) Fungsi sebagai alat komunikasi.

3) Minat murid agar terangsang bentuk dalam penggunaan bahasa.

Page 55: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS … · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iii UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN MELALUI METODE

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

36

Perkembangan pembelajaran membaca permulaan bagi kelas II

Sekolah Dasar dibedakan kedalam dua tahapan yakni belajar membaca tanpa

buku dan belajar dengan menggunakan buku.

Pelaksanaan Metode Struktural Analitik Sintetik (SAS) menurut

Momo (1980) dibagi menjadi dua tahap yakni tahapan tanpa buku dan tahap

menggunakan buku. Pada tahap tanpa buku pembelajarannya dilaksanakan

dengan cara-cara:

1) Merekam bahasa anak

Pada tahap ini terlebih dahulu mengambil bahasa yang

digunakan oleh siswa di dalam percakapan mereka, direkam untuk

digunakan sebagai bahan bacaan, karena bahasa yang digunakan adalah

bahasa siswa sendiri maka tidak akan mengalami kesulitan.

2) Menampilkan gambar sambil bercerita

Tahap selanjutnya, guru memperlihatkan gambar pada siswa,

sambil cerita sesuai dengan gambar tersebut. Kalimat-kalimat yang

digunakan guru dalam bercerita itu digunakan sebagai pola dasar bahan

bacaan.

3) Membaca gambar

Contoh guru memperhatikan gambar seorang ibu yang sedang

memegang sapu, sambil mengucap kalimat, “Ini Ibu”. Siswa

melanjutkan membaca gambar tersebut dengan bimbingan guru.

4) Membaca gambar dengan kartu kalimat

Setelah siswa dapat membaca gambar dengan lancar, guru

menempatkan kartu kalimat, kartu kata, kartu huruf, dan kartu gambar.

Dengan menggunakan kartu-kartu dan papan selip/papan flannel untuk

menguraikan dan menggabungkan kembali akan lebih mudah.

5) Membaca kalimat secara struktural (S)

Langkah selanjutnya setelah siswa dapat membaca tulisan

gambar, sedikit demi sedikit gambar dikurangi, akhirnya mereka dapat

membaca tanpa bantuan gambar. Dalam kegiatan ini yang digunakan

kartu-kartu kalimat serta papan selip atau papan flannel. Dengan

Page 56: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS … · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iii UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN MELALUI METODE

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

37

dihilangkan gambar tersebut makna yang dibaca siswa adalah berupa

kalimat.

6) Proses analitik (A)

Sesudah siswa dapat membaca kalimat, mulailah menganalisis

kalimat itu menjadi kata, kata menjadi suku kata, suku kata menjadi

huruf.

Misalnya:

ini bola

ini bola

i ni bo la

i n i b o l a

7) Proses sintetik (S)

Setelah siswa mengenal huruf-huruf dalam kalimat yang

digunakan, huruf-huruf itu dirangkaikan menjadi suku kata, suku

menjadi kata, dan kata menjadi kalimat semula.

Misalnya:

i n i b o l a

i ni bo la

ini bola

ini bola

Secara utuh, proses Metode Struktural Analitik Sintetik (SAS) tersebut

sebagai berukut:

Ini Bola

ini bola

ini bola

i ni bo la

i n i b o l a

i ni bo la

ini bola

ini bola

(Zuchdi, 2001: 63)

Page 57: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS … · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iii UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN MELALUI METODE

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

38

Pembelajaran membaca “ini bola”, sesuai dengan pernyataan

Supriyadi (1992) metode yang paling tepat/cocok dengan jiwa anak

atau siswa adalah Metode Struktural Analitik Sintetik (SAS). Alasan

mengapa metode Struktural Analitik Sintetik (SAS) dipandang baik

karena:

1) Metode ini menganut ilmu bahasa umum, bahwa bentukbahasa yang terkecil adalah kalimat.

2) Metode ini memperhitungkan pengalaman berbahasa anak.3) Metode ini menganut prinsip menemukan sendiri (Zuchdi,

2001: 74).

Mengingat metode Struktural Analitik Sintesis (SAS) ini

memang cocok bagi siswa maka melaui tulisan ini penerapan metode

Struktural Analitik Sintetik (SAS) inilah yang akan dibicarakan atau

dibahas. Dalam penerapan metode Struktural Analitik Sintetik (SAS)

peneliti melakukan langkah-langkah sebagai berikut:

1) Menuliskan kalimat sederhana, setelah itu kalimat dibaca,

siswa menyalinnya.

2) Kalimat tersebut diuraikan dipisah-pisahan ke dalam kata-kata.

Setelah dibaca, siswa menyalin kata-kata.

3) Kata-kata dalam kalimat itu diuraikan lagi atas suku-sukunya.

Setelah dibaca siswa menyalin suku-suku itu.

4) Suku-suku itu diuraikan atas huruf-hurufnya. Siswa menyalin.

5) Setelah diberi penjelasan huruf-huruf digabungkan menjadi

suku kata.

6) Setelah selesai merangkai suku-suku menjadi kata dan

menyalin maka kata tersebut dirangkai sehingga menjadi

kalimat.

Page 58: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS … · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iii UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN MELALUI METODE

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

39

d. Landasan Metode Struktural Analitik Sintetik

Metode Struktural Analitik Sintetik adalah metode pembelajaran

membaca permulaan yang dimulai dengan langkah-langkah bercerita sambil

menunjukkan gambar pendukung yang tertera pada media papan flannel. Hal

tersebut sesuai dengan simpulan Slamet (2007) bahwa “Metode Struktural

Analitik Sintetik dianalisis oleh prinsip-prinsip hasil penelitian bahasa, ilmu

jiwa ilmu filsafat, dan ilmu pendidikan” (hlm. 63). Metode ini tidak hanya

berlaku pada membaca atau menulis permulaan saja, tetapi juga berlaku pada

membaca atau menulis lanjut bahkan berlaku pada seluruh pelajaran bahasa.

Pemilihan pendekatan Metode Struktural Analitik Sintetik dalam pengajaran

bahasa bertolak atas dasar:

1) Bahasa tutur maupun tulis menampakkan diri dalam struktur-

struktur.

2) Proses kehidupan kejiwaan dalam menyerap segala rangsangan

melalui analisa secara struktur.

3) Penafsiran makna sesuatu melaui hubungan dalam struktur.

4) Unit terkecil adalah kalimat.

5) Kalimat lengkap selalu mempunyai struktur.

Pengembangan Metode Struktural Analitik Sintetik dilandasi oleh

filsafat struktualisme, psikologi Gestalt, landasan pedagogik, dan landasan

kebahasaan.

e. Teknik Pengajaran Metode Struktural Analitik Sintetik

Di dalam pelaksanaan Metode Struktural Analitik Sintetik (SAS)

pengajaran Bahasa Indonesia dapat ditempuh melalui teknik pengajaran

sebagai berikut: “diskusi pendahuluan, pegenalan struktur, pengucapan

struktur, pengenalan pokok kalimat, membaca, ejaan, dan penilaian.

Agar berhasil dengan baik teknik pengajaran metode SAS sebaiknya

diikuti dengan penggunaan kurikulum KTSP atau Kurikulum Tingkat Satuan

Pendidikan. Tujuan pendidikan tingkat satuan pendidikan dirumuskan

mengacu pada tujuan umum pendidikan. Adapun tujuan umum pendidikan dasar

Page 59: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS … · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iii UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN MELALUI METODE

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

40

adalah meletakkan dasar kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta

keterampilan untuk hidupmandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut.

Mengacu pada tujuan umum tersebut dapat dijabarkan tujuan

pendidikan sebagai berikut:

1. Meningkatkan keimanan dan ketakwaan serta akhlak mulia.2. Meningkatkan potensi, kecerdasan, dan kemampuan peserta didik.3. Membekali peserta didik dengan pengetahuan yang memadai agar

dapat melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi(Permendiknas Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi: 2007).

Teknik pembelajaran melalui metode SAS sesuai dengan

pengembangan prinsip kurikulum KTSP dengan mengacu pada Standar Isi

(SI) dan Standar Kompetensi Lulusan (SKL). Berdasarkan ketentuan tersebut,

kurikulum SD/MI salah satunya dikembangkan dengan prinsip berpusat pada potensi,

perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik dan lingkungannya.

Untuk mendukung pencapaian tujuantersebut, pengembangan kompetensi

peserta didik disesuaikan dengan potensi perkembangan, kebutuhan, dan

kepentingan peserta didik dan lingkungannya.

Di bawah ini akan diuraikan teknik pengajaran bahasa Indonesia satu

per satu secara singkat:

1) Diskusi Pendahuluan

Diskusi pendahuluan merupakan langkah awal dalam prosoes belajar

mengajar dan merupakan proses orientasi atau pendahuluan langkah

mengajar. Diskusi pendahuluan merupakan tinjauan sepintas apakah

bahasa yang akan diajarkan sesuai dengan tujuan yang akan dicapai.

2) Pengenalan Struktur

Langkah pengenalan struktur adalah langkah-langkah yang berkenaan

dengan pengenalan bahan keseluruhan pokok bahasan yang akan

diajarkan. Pengenalan struktur dapat berarti pengenalan bahan pelajaran

untuk keseluruhan yang akan dianalisis dan dipecahkan bersama.

3) Pengucapan Struktur dan Pengenalan Pola Kalimat

Pengenalan bahasa dengan langkah pengenalan lagu, lafal tentang struktur

dan pola-pola kalimat sangat penting. Segala aspek bahasa bersangkutan

Page 60: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS … · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iii UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN MELALUI METODE

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

41

dengan persoalan lagu dan lafal. Analisis struktur bahasa sampai pola-pola

kalimat usaha yang mengarah kepada berbahasa yang efektif dan berfikir

dengan menggunakan penalaran sebaik-baiknya.

4) Membaca

Membaca dalam hal ini adalah membaca sumber atau membaca struktur

dan pola-pola kalimat. Dapat juga membaca dalam pengertian menafsirkan

gambar atau benda-benda sebenarnya.

5) Ejaan

Persoalan ejaan adalah persoalan cara menulis dan menggunakan tanda

baca. Untuk latihan yang baik dan intensif dapat dilakukan dengan

pengajaran menyalin dan dikte.

6) Evaluasi

Pengajaran bahasa Indonesia di Sekolah Dasar umumnya dilengkapi

dengan penilaian. Alat penilaian hasil belajar yang utama adalah test. Test

yang biasa digunakan adalah test sumatif.

f. Kelebihan Metode Struktural Analitik Sintetik (SAS)

Selain pengertian dasar maupun teknik pengajaran Metode Struktural

Analitik Sintetik (SAS) yang diuraikan di atas akan dibahas pula kelebihan

dan kelemahan Metode Struktural Analitik Sintetik (SAS) sebagi berikut:

Kelebihan Metode Struktural Analitik Sintetik (SAS) dalam pembelajaran

membaca permulaan pada anak berkesulitan belajar membaca.

Metode Struktural Analitik Sintetik (SAS) ini bersumber dari ilmu jiwa

Gestalt, suatu aliran dalam ilmu jiwa totalitas yang timbul sebagai rekasi atas

ilmu jiwa unsur psikologi Gestalt yang menganggap bahwa segala

penginderaan sebagai suatu keseluruhan. Artinya, keseluruhan lebih tinggi

nilainya dari pada jumlah bagian masing-masing. Jadi, pengamatan pertama

atau penglihatan orang-orang atas sesuatu bersifat menyeluruh atau global.

Kelebihan dari Metode Struktural Analitik Sintetik SAS, yaitu

Pertama, metode ini sejalan dengan prinsip linguistik/ilmu bahasa yang

memandang satu bahasa terkecil yang bermakna untuk berkomunikasi adalah

Page 61: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS … · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iii UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN MELALUI METODE

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

42

kalimat. Kalimat dibentuk oleh satuan-satuan bahasa dibawahnya, yaitu kata,

suku kata dan akhirnya fonem/huruf-huruf. Kedua, menyajikan bahan

pelajaran yang sesuai dengan perkembangan dan pengalaman bahasa siswa

yang selaras dengan situasi lingkungannya. Ketiga, metode ini sesuai dengan

prinsip inkuiri. Murid mengenal dan memahami sesuatu berdasarkan hasil

temuannya sendiri. Penerapan metode SAS membuat siswa akan merasa lebih

percaya diri atas kemampuannya sendiri, sikap seperti ini akan membantu

murid dalam mencapai keberhasilan belajar.

Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa

kebaikan atau kelebihan Metode Struktural Analitik Sintetik (SAS)

antara lainnya sebagai berikut:

a. Sesuai dengan perkembangan kepribadian anak, karena pengenalan

struktur totalitas atau keseluruhan lebih berarti bagi anak

dibandingkan pengenalan bagian-bagian.

b. Menampakkan kebiasaan pada anak untuk berfikir kritis dan anak

lebih kreatif.

c. Sesuai dengan perkembangan ilmu jiwa modern yaitu ilmu jiwa

Gestalt.

d. Proses belajar mengajar yang menggunakan metode Struktural

Analitik Sintetik (SAS) lebih hidup, karena guru dan murid sama-

sama aktif.

e. Tidak lepas menimbulkan kebosanan pada anak dalam menerima

pelajaran.

f. Dapat menghindari penyusunan kalimat yang tidak bermakna,

karena Metode SAS dimulai dari pengenalan struktur kalimat.

Page 62: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS … · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iii UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN MELALUI METODE

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

43

B. Kerangka Berpikir

Kerangka berpikir pada dasarnya merupakan arah pemikiran untuk

bisa sampai pada pemberian jawaban sementara atas masalah yang

dirumuskan. Berdasarkan teori yang telah dikemukakan di atas dapat

dikemukakan beberapa urutan kerangka pemikiran sebagai berikut:

Skema 1: Kerangka Berpikir

C. Perumusan Hipotesis Tindakan

Hipotesis merupakan jawaban sementara dari suatu jawaban masalah

yang sedang diteliti dan harus dibuktikan kebenarannya terlebih dahulu

melalui langkah-langkah penelitian.

Hipotesis dari penelitian ini adalah melalui Penggunaan Metode

Struktural Analitik Sintetik (SAS) dapat meningkatkan kemampuan membaca

permulaan bagi anak berkesulitan belajar membaca kelas II semester II di SD

Negeri Manahan Surakarta tahun ajaran 2011/2012.

Kemampuan membaca anak berkesulitanmembaca sebelum diterapkan metode

pembelajaran Struktural Analitik Sintetik (SAS)prestasi membaca anak di bawah Kriteria

Ketuntasan Minimal (KKM)

KONDISI AWAL

Pembelajaran dengan menggunakan MetodeStruktural Analitik Sintetik (SAS)

TINDAKAN

Kemampuan membaca permulaan anakberkesulitan membaca dengan menggunakan

Metode Struktural Analitik Sintetik (SAS)meningkat

KONDISI AKHIR

Page 63: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS … · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iii UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN MELALUI METODE

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

44

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Tempat yang dipilih dalam penelitian ini adalah SD Negeri Manahan Surakarta

pada kelas Dasar II. Terletak di Jl. Mliwis II/4 Kelurahan Manahan Kecamatan

Banjarsari, Surakarta.

2. Waktu Penelitian

Rencananya tahap persiapan hingga tahap pelaporan membutuhkan waktu

kurang lebih lima bulan pada bulan Desember sampai bulan April. Waktu penelitian

dilaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2011/2012.

Tabel 3.1 Jadwal Penelitian

No Kegiatan

Bulan/ Minggu

Desember Januari Februari Maret April

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1. Pengajuan

Judul

2. Pengajuan Proposal

3. Pengajuan izin

penelitian

4. Pengumpulan data

a. Pengambilan

data

b. Pengolahan data

c. Analisis data

5. Penulisan

Skripsi

Page 64: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS … · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iii UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN MELALUI METODE

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

45

B. Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian tindakan kelas ini adalah anak berkesulitan belajar

membaca kelas II semester II di SD Negeri Manahan Surakarta Tahun Ajaran

2011/2012. Siswa tersebut berjumlah 3 siswa laki-laki. Penelitian ini dilakukan

dengan cara Pull Out Class, sehingga dalam penelitian ini yang diamati dan diberi

tindakan hanya pada anak yang mengalami kesulitan dalam membaca permulaan.

C. Data dan Sumber Data

Sumber data penelitian tindakan kelas ini berasal dari siswa berkesulitan

belajar kelas II SD Negeri Manahan sebagai subjek penelitian.

a. Data

Data yang berupa kemampuan dan keaktifan pokok bahasan membaca

permulaan mata pelajaran bahasa Indonesia yang diperoleh dari nilai ulangan

harian dan kemampuan membaca dari nilai tes yang dilakukan guru setelah

pelaksanaan pembelajaran tindakan kelas atau setiap siklus.

b. Sumber data

Nilai kemampuan membaca permulaan diambil melalui tes setelah proses

pembelajaran metode SAS. Sumber data yang diambil meliputi dokumen hasil

tes harian siswa, data nilai siswa pada siklus I, data nilai siswa pada siklus II,

dan hasil partisipasi/pengamatan guru. Data penelitian ini dikumpulkan dari

berbagai sumber sebagai berikut:

1) Informan atau narasumber yaitu siswa dan guru.

2) Tempat dan peristiwa berlangsungnya aktivitas pembelajaran membaca

dan akivitas yang berhubungan.

3) Dokumen atau arsip, yang antara lain berupa kurikulum, silabus, rencana

pelaksanaan pembelajaran, hasil pekerjaan siswa, dan daftar nilai siswa.

Page 65: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS … · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iii UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN MELALUI METODE

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

46

D. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi

observasi, kajian analisis dokumen, dan tes yang masing-masing secara singkat

dijabarkan sebagai berikut :

a. Observasi

1) Pengertian Observasi

Mengenai pengertian observasi, Slameto (2001) berpendapat, ”Merupakan

suatu pengamatan langsung terhadap siswa dengan memperhatikan tingkah

lakunya” (hlm. 93). Nurgiyantoro (2010: 93) ”pengamatan (observasi)

merupakan cara untuk objek secara cermat dan terencana”. Menurut

Supardi (2008: 127), observasi adalah kegiatan pengamatan (pengambilan

data) untuk memotret seberapa jauh efek tindakan yang telah dicapai.

2) Observasi yang digunakan

Observasi dilakukan dengan format checklist (√) yang disediakan pada

lembar pengamatan aktivitas guru dan aktivitas siswa dalam pembelajaran

membaca permulaan melalui metode SAS. Alat ini berupa instrumen yang

terstruktur dan siap pakai berisikan serangkaian daftar kejadian penting

yang akan diamati. Ketika pengamatan berlangsung, peneliti secara

obyektif memilih dengan cepat dan memberi tanda (√) pada daftar

kejadian.

b. Kajian Analisis Dokumen

1) Pengertian dokumentasi

Arikunto (2006) menjelaskan pengertian dokumentasi yaitu ”Mencari data

mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkrip, buku, surat

kabar, majalah, prasasti, dan lain sebagainya” (hlm. 231). Dokumentasi

yang diamati adalah benda mati, bukan berupa benda hidup. Jadi bukan

manusia, tapi berupa data-data yang sudah ada.

2) Dokumentasi yang digunakan

Dalam penelitian ini, dokumentasi digunakan untuk memperoleh data

tentang kemampuan membaca permulaan siswa yang diambil dari hasil

nilai ulangan siswa kelas II anak berkesulitan belajar SD Negeri Manahan.

Page 66: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS … · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iii UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN MELALUI METODE

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

47

Data-data tersebut digunakan sebagai dokumentasi serta untuk refleksi

kegiatan belajar mengajar berikutnya.

c. Tes

1) Pengertian tes

Mengenai pengertian tes, Mardapi (2008) berpendapat, “Tes merupakan

sejumlah pertanyaan yang memiliki jawaban yang benar atau salah” (hlm.

67). Tes juga diartikan sebagai sejumlah pertanyaan yang harus diberikan

tanggapan, dengan tujuan mengukur tingkat kemampuan seseorang atau

mengungkap aspek tertentu dari orang yang dikenai tes. Sedangkan

menurut Arikunto (2006), ”Tes adalah alat ukur atau prosedur yang

digunakan untuk mengetahui atau mengukur sesuatu dalam suasana,

dengan cara dan aturan yang sudah ditentukan” (hlm. 224).

Pemberian tes dimaksudkan untuk mengukur seberapa jauh hasil yang

diperoleh siswa setelah kegiatan atau pemberian tindakan. Tes membaca

permulaan diberikan pada awal kegiatan penelitian untuk mengidentifikasi

kekurangan dan kelemahan siswa dalam membaca permulaan dan di setiap

akhir siklus untuk mengetahui peningkatan kemampuan membaca

permulaan siswa. Dengan kata lain, tes disusun dan dilakukan untuk

mengetahui tingkat perkembangan kemampuan membaca permulaan sesuai

dengan siklus yang ada.

2) Tes yang digunakan

Bentuk tes yang dipakai adalah tes objektif yang berjumlah 10 butir pada

romawi I, isian singkat berjumlah 10 butir pada romawi II dan uraian

berjumlah 1 butir pada romawi III. Kemampuan membaca permulaan

bahasa Indonesia diukur melalui tes. Setelah dilaksanakan tindakan, siswa

dites dengan menggunakan soal lesan dan tulisan yang menitikberatkan

pada segi penerapan pada akhir pembelajaran setiap siklus.

Page 67: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS … · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iii UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN MELALUI METODE

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

48

E. Validitas Data

Agar penelitian ini dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah, maka

diperlukan adanya validitas data. Validitas data adalah untuk mengetahui

ketepatan dan ketelitian item-item tes dalam penelitian. Validitas data dalam

penelitian ini menggunakan teknik-teknik sebagai berikut:

1. Triangulasi data (sumber), yaitu menggali data yang sejenis dari berbagai

sumber data yang berbeda. Peneliti menggalinya dari berbagai sumber, yaitu

dari hasil analisis arsip/dokumen, dan hasil observasi terhadap aktivitas

pembelajaran yang dilakukan.

2. Triangulasi metode, yaitu menggali data yang sama dengan menggunakan

metode pengumpulan data yang berbeda. Hal ini dilakukan untuk menggali

data tentang pelaksanaan pembelajaran yang diperoleh dari wawancara

dengan informan guru dan siswa, dari analisis dokumen berupa persiapan

tertulis yang sudah disiapkan oleh guru dan dari observasi pelaksanaan

pembelajaran.

3. Selain itu juga menggunakan validitas isi (content validity). Validitas isi

adalah validitas yang berhubungan dengan kemampuan instrumen untuk

menggambarkan atau melukiskan secara tepat domain perilaku yang akan

diukur. Purwanto berpendapat, “Suatu tes dikatakan memiliki content validity

jika scope dan isi tes itu sesuai dengan scope dan isi kurikulum yang sudah

diajarkan, isi tes sesuai dengan atau mewakili sampel hasil-hasil belajar yang

seharusnya dicapai menurut tujuan kurikulum” (2004: 138). Menurut

Arikunto (2009) “Sebuah tes dikatakan memiliki validitas isi apabila

mengukur tujuan khusus tertentu yang sejajar dengan materi atau isi pelajaran

yang diberikan” (hlm. 67). Dalam penelitian ini untuk mengukur peningkatan

prestasi belajar bahasa indonesia digunakan instrumen tes yang sesuai dengan

materi membaca.

Page 68: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS … · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iii UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN MELALUI METODE

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

49

F. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan untuk menganalis data-data yang telah

berhasil dikumpulkan antara lain dengan teknik deskriptif komparatif dan teknik

analisis kritis. Teknik statistik deskriptif komparatif digunakan untuk data kuantitatif,

yakni membandingkan nilai antar siklus dengan indikator ketercapaian. Peneliti

membandingkan hasil sebelum penelitian dengan hasil pada akhir setiap siklus.

Sedangkan teknik analisis kritis berkaitan dengan data kualitatif. Teknik analisis

mencakup kegiatan untuk mengungkap kelemahan dan kelebihan kinerja siswa dan

guru dalam proses belajar mengajar berdasarkan kriteria normatif yang diturunkan

dari kajian teoritis maupun dari ketentuan yang ada. Hasil analisis tersebut dijadikan

dasar dalam menyusun perencanaan tindakan untuk tahap berikutnya sesuai dengan

siklus yang ada. Analisis data dilakukan bersamaan atau setelah pengumpulan data.

G. Indikator Ketercapaian

Rencana deskripsi indikator ketercapaian sebagai berikut :

Tabel 3.2 Indikator Penelitian

Aspek yang

Diukur

PersentaseSiswa yangDitargetkan

Cara

Mengukur

1. Keaktifan siswa dalam

kegiatan pembelajaran

atau pada saat

penggunaan Metode

Struktural Analitik

Sintetik (SAS)

100 % Diamati saat pembelajaran

dan dihitung dari jumlah

siswa yang aktif dalam

mengikuti kegiatan

pembelajaran.

2. Kemampuan siswa

dalam membaca

permulaan

100 % Diukur dari hasil tes

membaca dan dihitung dari

jumlah siswa yang dapat

mencapai KKM, yaitu ≥ 70.

Page 69: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS … · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iii UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN MELALUI METODE

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

50

H. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian adalah suatu rangkaian tahap-tahap penelitian dari awal

sampai akhir. Penelitian Tindakan Kelas ini dengan mekanisme kerja yang

diwujudkan dalam bentuk siklus, setiap siklus tercakup 4 kegiatan yaitu (1)

perencanaan, (2) pelaksanaan, (3) observasi, dan (4) analisis dan refleksi. Dari setiap

siklus yang dilaksanakan peneliti dan guru kemudian secara bersama-sama

menganalisis segala kelemahan yang muncul kemudian mencari solusinya dan

melaksanakan solusi tersebut dalam siklus berikutnya.

Berikut ini adalah gambaran mengenai tahap-tahap penelitian yang akan

dilaksanakan.

Skema 2: Prosedur Penelitian Tindakan KelasSuharsimi Arikunto, Suhardjono & Supardi (2010: 16)

Perencanaan

SIKLUS I

Pengamatan

Perencanaan

SIKLUS II

Pengamatan

Pelaksanaan

Pelaksanaan

Refleksi

Refleksi

?

Page 70: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS … · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iii UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN MELALUI METODE

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

51

Keterangan:

1. Perencanaan Tindakan

Perencanaan tindakan mengacu kepada tindakan apa yang di lakukan

dengan mempertimbangkan keadaan dan suasana objektif dan subjektif.

Selain itu perlu juga dipertimbangkan tindakan khusus apa yang di

lakukan dan apa tujuannya. Setelah itu di lanjutkan dengan menyusun

gagasan-gagasan dalam bentuk rencana yang di rinci. Kemudian gagasan

tersebut di persempit atau di perhalus dengan menghilangkan hal-hal yang

tidak penting dan memusatkan perhatian pada hal yang penting dan

bermanfaat bagi perbaikan. Secara rinci tahapan perencanaan terdiri dari :

a. Menyusun silabi dan rencana pembelajaran (RPP) dengan materi

membaca permulaan.

b. Merancang skenario pembelajaran membaca permulaan.

c. Membuat Lembar Kerja Siswa untuk menuntun siswa membaca

permulaan dengan metode SAS.

d. Membuat alat evaluasi untuk melihat peningkatan hasil belajar siswa

setelah menerapkan metode SAS.

2. Pelaksanaan Tindakan

Pada tahap pelaksanaan tindakan, rancangan strategi dan skenario

pembelajaran akan dilaksanakan. Sebelumnya rancangan tersebut telah

dikomunikasikan kepada guru sehingga dalam pelaksanaannya dapat

sesuai dengan skenario yang telah di rancang. Adapun rincian pada tahap

pelaksanaan tindakan sebagai berikut:

a. Peneliti memperlihatkan cerita pendek melalui papan flanel kepada

siswa dengan bantuan Metode Struktural Analitik Sintetik (SAS) yang

telah disusun/dipersiapkan sedemikian rupa. Papan flanel ini

berisi/memiliki rangkaian cerita yang membantu siswa untuk tertarik

belajar membaca permulaan.

b. Siswa memperhatikan cerita tersebut.

c. Peneliti membagikan teks cerita, kemudian peneliti meminta siswa

membaca teks tersebut bersama-sama.

Page 71: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS … · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iii UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN MELALUI METODE

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

52

d. Peneliti memperlihatkan lagi cerita dalam papan flanel. Pada tahap ini

peneliti menjelaskan kepada siswa suatu cerita dengan menggunakan

metode SAS supaya anak lebih memahami isi cerita dan membaca

dengan benar.

e. Peneliti memberikan teks perbuatan yaitu, meminta siswa membaca

teks secara bergiliran.

f. Peneliti meminta siswa untuk mengerjakan tes tertulis dengan

menjawab pertanyaan dengan mencari jawaban yang telah tersedia

3. Tahap Observasi

Dilakukan dengan mengamati proses pembelajaran (aktivitas guru dan

siswa). Dalam tahap ini peneliti melakukan pengamatan dan mencatat

semua hal yang diperlukan dan terjadi selama pelaksanaan tindakan

berlangsung.

4. Analisis dan Refleksi

Dilakukan dengan menganalisis pekerjaan siswa dan hasil observasi.

Berdasarkan hasil analisis tersebut akan diperoleh hal-hal yang perlu

diperbaiki dan disempurnakan.

Page 72: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS … · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iii UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN MELALUI METODE

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

53

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Kondisi Awal

Penelitian ini dilaksanakan di kelas II semester II di SD Negeri Manahan

Surakarta Semester Genap Tahun Ajaran 2011/2012. Proses penelitian dilaksanakan

dalam dua siklus, yang masing-masing siklus terdiri dari empat tahapan, yaitu (1)

Perencanaan, (2) Pelaksanaan, (3) Observasi, dan (4) Refleksi. Siklus I dilaksanakan

pada tanggal 13 dan 14 Maret 2012, Siklus II dilaksanakan pada tanggal 16 dan 17

Maret 2012.

Hasil observasi dan wawancara antara peneliti dengan guru wali kelas II SD

Negeri Manahan Surakarta menunjukkan kondisi siswa pada mata pelajaran bahasa

Indonesia dalam materi membaca permulaan terdapat tiga siswa yang memiliki nilai

dibawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu ≥70. Selain itu, metode yang

digunakan guru dalam kegiatan pembelajaran membaca permulaan masih

menggunakan metode yang konvensional. Hal ini terlihat pada saat pembelajaran

bahasa Indonesia pada materi membaca permulaan, guru menulis huruf, kata dan

kalimat di papan tulis kemudian siswa diminta menirukan huruf, kata maupun kalimat

yang ditunjuk sekaligus dilafalkan oleh guru. Pada saat mengerjakan tugas, siswa

diminta membuka buku pada halaman tertentu untuk dibaca secara bersama-sama

kemudian siswa menjawab sesuai jawabannya secara mandiri. Metode yang

digunakan oleh guru tersebut tidak membantu siswa dalam mengingat apa yang

dibaca untuk membangun suatu pengertian melalui pengalaman dalam menyusun

huruf serta kurang mempertajam kesadarannya terhadap bunyi dan bentuk.

Dampaknya yaitu kemampuan siswa dalam belajar membaca permulaan rendah hal

tersebut menyebabkan siswa mengalami hambatan/kesulitan belajar. Berdasarkan

hasil observasi, wawancara dan analisis dokumen yang berupa nilai ulangan harian

bahasa Indonesia terdapat tiga siswa kelas II semester II di SD Negeri Manahan

Surakarta mengalami kesulitan dalam membaca permulaan.

Page 73: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS … · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iii UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN MELALUI METODE

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

54

Jumlah anak berkesulitan belajar siswa kelas II semester II di SD Negeri

Manahan Surakarta sebanyak tiga siswa yang terdiri dari tiga siswa laki-laki. Secara

singkat kondisi awal siswa sebagai berikut:

1. Siswa An

Siswa An termasuk siswa yang mengalami gangguan konsentrasi dan terburu-

buru dalam menyelesaikan tugas dari gurunya, hal ini menyebabkan apabila An

mendapatkan tugas bahasa Indonesia tidak dapat menyelesaikannya dengan tepat

waktu. Waktu mengikuti kegiatan pembelajaran An terlihat anak yang usil dan

kurang fokus terhadap materi yang disajikan oleh guru, oleh karena itu An selalu

mendapat nilai dibawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Kemampuan

membaca An yaitu sudah dapat membaca kalimat walaupun belum lancar sesuai

dengan intonasi yang tepat.

2. Siswa Bg

Siswa Bg termasuk siswa yang pandai dalam bidang numeric atau mata pelajaran

matematika, nilainya selalu bagus dalam pelajaran matematika tetapi ia selalu

mendapatkan nilai yang rendah atau dibawah Kriteria Ketuntasan Minimal

(KKM) pada mata pelajaran bahasa Indonesia. Siswa Bg dalam pembelajaran

bahasa Indonesia mengalami ketertinggalan. Kemampuan mengenal atau

mengidentifikasi huruf alphabet dari A sampai Z masih sering terbolak-balik atau

ada huruf yang hilang, beberapa huruf yang dibaca dalam sebuah kata atau

kalimat sering diulang-ulang dengan pengucapan yang tidak tepat. Kemampuan

membaca tergolong lambat dan membutuhkan bantuan dari guru maupun

menunggu diberitahu teman-temannya, meskipun demikian siswa Bg tergolong

siswa yang paling antusias dan memiliki semangat yang tinggi diantara teman-

teman yang lain.

3. Siswa Rd

Siswa Rd dalam kegiatan belajar mengajar mata pelajaran bahasa Indonesia

terutama membaca selalu ingin menjadi yang pertama. Waktu mengikuti proses

pembelajaran siswa Rd selalu tenang dan tidak membuat kegaduhan, sikapnya

yang selalu memperhatikan penjelasan dari guru menjadikannya lebih cepat

menangkap materi yang diberikan. Sekalipun dalam membaca masih terlihat

Page 74: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS … · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iii UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN MELALUI METODE

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

55

kurang lancar karena ia kurang percaya diri terhadap kemampuannya. Jadi siswa

Rd ketika menyelesaikan tugas dari gurunya cenderung lamban jika dibandingkan

dengan teman-temannya, maka dari itu siswa Rd termasuk siswa yang terindikasi

lamban belajar. Siswa Rd sudah hafal huruf abjad, dan dapat mengeja per suku

kata maupun kata.

Uraian mengenai kondisi awal kemampuan siswa membaca permulaan dalam

pembelajaran bahasa Indonesia secara garis besar masih mengalami kesulitan

membaca, antara lainnya kemampuan mengenal huruf yang masih kurang,

kemampuan dalam memahami bentuk tulisan dalam mengasosiasikan bunyi sesuai

dengan sistem tulisan (recoding) / penyampaian bentuk grafis ke dalam kata-kata

(decoding) masih mengalami kesulitan, pengucapan kata yang kurang jelas,

pengucapan kalimat yang tidak sesuai dengan intonasi yang tepat, mengalami

kekurangan dan kesulitan untuk menjawab pertanyaan yang berkaitan dengan teks.

Keaktifan siswa secara garis besar sudah cukup aktif saat mengikuti pembelajaran,

hanya ada satu anak yang masih kurang aktif dan perlu didorong motivasinya.

Penelitian yang telah dilakukan menggunakan acuan nilai yang diperoleh

peneliti dari hasil nilai tes sebelum tindakan pada saat mengadakan observasi

awal/sebelum tindakan. Data ini berupa daftar nilai pra tindakan mata pelajaran

bahasa Indonesia pada materi membaca permulaan yang disusun oleh peneliti untuk

anak berkesulitan belajar membaca kelas II semester II di SD Negeri Manahan

Surakarta Semester Genap Tahun Ajaran 2011/2012.

Tabel 4.1 Hasil Tes Membaca Permulaan Pra Tindakan Anak BerkesulitanBelajar Membaca Kelas II Semester II di SD Negeri ManahanSurakarta Tahun Ajaran 2011/2012.

Nama Siswa Nilai Awal

Kriteria KetuntasanMinimal (KKM)

An 47,5 Belum Tuntas

Bg 40 Belum Tuntas

Rd 55 Belum Tuntas

Page 75: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS … · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iii UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN MELALUI METODE

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

56

Nilai pada tabel 4.1 tersebut, diperoleh dari tes sebelum diberi tindakan yang

dilakukan oleh peneliti untuk mengetahui tingkat kemampuan siswa dalam membaca

permulaan. Berdasarkan data tabel tersebut, terlihat ada satu siswa mendapatkan nilai

47,5 atau sebesar 33,3%, satu siswa mendapat nilai 40 atau sebesar 33.3%, dan satu

siswa mendapatkan 55 atau sebesar 33,3%. Hasil nilai tersebut jika dianalisis dengan

meninjau KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) yang telah ditetapkan untuk mata

pelajaran bahasa Indonesia yaitu ≥70, belum ada dari tiga siswa tersebut yang

mencapai ketuntasan. Jadi dapat disimpulkan bahwa tidak ada satupun siswa dari

ketiga siswa yang sudah memenuhi KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) dalam

membaca permulaan.

Nilai Awal Pada Anak Berkesulitan Belajar Membaca Kelas II Semester II di

SD Negeri Manahan Surakarta Semester Genap Tahun Ajaran 20111/2012 dalam

histogram sebagai berikut:

Grafik 4.1 Hasil Tes Membaca Permulaan Pra Tindakan Anak BerkesulitanBelajar Membaca Kelas II Semester II di SD Negeri ManahanSurakarta Tahun Ajaran 2011/2012.

Berdasarkan data di atas dapat disimpulkan bahwa kemampuan membaca

permulaan siswa dalam kategori rendah, hal ini dapat terlihat dari nilai pra tindakan

yang dilakukan oleh peneliti, tidak ada siswa yang mampu mencapai Kriteria

Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu ≥ 70. Penelitian ini dilakukan bertujuan untuk

membantu siswa meningkatkan kemampuan membaca permulaan dan peran aktif

siswa dalam kegiatan pembelajaran bahasa Indonesia.

47.540

55

0

10

20

30

40

50

60

An Bg Rd

Nila

i

Siswa

Nilai Awal

Pra Tindakan

Page 76: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS … · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iii UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN MELALUI METODE

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

57

B. Hasil Penelitian

1. Deskripsi Siklus I

Proses penelitian ini dilaksanakan menggunakan dua siklus yang

masing-masing siklus terdiri dari 4 tahapan, yaitu: (1) Perencanaan, (2)

Pelaksanaan Tindakan, (3) Observasi, dan (4) Refleksi. Adapun secara

rinci dapat diuraikan sebagai berikut:

a. Perencanan Tindakan

Kegiatan perencanaan diawali dengan diskusi antara peneliti dengan wali

kelas II SD Negeri Manahan Surakarta pada hari Sabtu 10 Maret 2012. Diskusi ini

merupakan tindak lanjut dari diskusi sebelumnya yang dilakukan peneliti dengan

wali kelas pada saat peneliti dalam masa PPL (Program Pengalaman Lapangan) di

sekolah yang sama. Berawal dari hasil identifikasi dan penetapan masalah,

kemudian peneliti mengajukan solusi atas masalah yang dihadapi guru pada mata

pelajaran bahasa Indonesia materi membaca permulaan. Alternatif untuk

meningkatkan kemampuan siswa membaca permulaan yaitu dengan menggunakan

metode Struktural Analitik Sintetik (SAS). Pada tahap ini peneliti mengajukan

proposal penelitian yang akan menjadi acuan lanjutan untuk tahap perencanaan.

Tahap perencanaan tindakan siklus I meliputi tahap-tahap sebagai berikut:

1) Peneliti dan guru menyusun RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran)

beserta kisi-kisi soal sesuai kompetensi dasar membaca nyaring dan membaca

isi teks agak panjang 20-25 kalimat yang dibaca secara nyaring.

2) Peneliti mempersiapkan teks bacaan sesuai dengan tema dan membuat lembar

kerja siswa.

3) Peneliti memberikan deskripsi tentang metode Struktural Analitik Sintetik

(SAS) yang akan digunakan melalui penelitian kepada wali kelas agar terjalin

sebuah kesamaan persepsi.

Kemudian peneliti dan guru kelas menyepakati skenario pembelajaran yang

akan dilaksanakan pada tahap tindakan siklus I.

a) Langkah-langkah (skenario) tindakan siklus I pada pertemuan pertama:

Page 77: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS … · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iii UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN MELALUI METODE

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

58

(a) Peneliti menuliskan sebuah kata untuk dibaca setiap siswa.

Misalnya : Koko, Kokoh.

(b) Peneliti memberikan apersepsi yang berkaitan dengan tema kegiatan

pembelajaran.

(c) Peneliti menunjukkan serta menjelaskan susunan atau konsep kalimat

dari huruf, suku kata, kata, kalimat dan paragraph pada papan flanel

melaui brainstorming proses kegiatan membaca.

(d) Peneliti menampilkan sebuah gambar.

(e) Peneliti memotivasi siswa untuk menyampaikan pendapat mengenai

maksud cerita dari sebuah gambar yang ditampilkan.

(f) Peneliti menuliskan sebuah kalimat yang disampaikan oleh siswa pada

papan tulis/papan flannel. Peneliti meminta siswa untuk membaca

kalimat yang sudah ditulis.

(g) Peneliti mulai menguraikan kalimat, melakukan proses analitik dan

sintetik pada papan flannel.

(h) Siswa diminta untuk membaca susunan atau konsep kalimat yang sudah

diuraikan menggunakan proses analitik berupa kalimat, kata, suku kata,

huruf dan dirangkai kembali kalimat yang sudah diuraikan

menggunakan proses sintetik berupa huruf, suku kata, kata, kalimat.

(i) Setelah siswa dapat membaca dengan baik. Peneliti memberikan teks

cerita kepada setiap siswa untuk dibaca secara bergiliran.

(j) Peneliti memberikan motivasi dan bantuan kepada siswa yang masih

mengalami kesulitan membaca melalui proses analitik dan sintetik.

(k) Peneliti memberikan penguatan kepada siswa yang sudah lancar

membaca.

(l) Peneliti mengadakan tes tertulis mengenai tema pembelajaran yang

baru saja dilakukan pada lembar kerja yang sudah disediakan peneliti.

b) Langkah-langkah (skenario) tindakan siklus I pada pertemuan kedua:

(a) Peneliti bertanya kepada siswa mengenai apa yang mereka pelajari

pada pertemuan pertama.

Page 78: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS … · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iii UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN MELALUI METODE

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

59

(b) Peneliti membagikan lembar bacaan berupa teks cerita kepada para

siswa.

(c) Peneliti meminta siswa membaca ulang teks cerita yang sudah dibaca

pada pertemuan sebelumnya dalam waktu 15 menit. Bagi siswa yang

masih salah atau kesulitan dalam membaca, peneliti meminta sekaligus

membimbing siswa untuk menguraikan kata dari susunan huruf, suku

kata menjadi kata.

(d) Peneliti memberikan motivasi dan bantuan berupa contoh kepada

siswa untuk memahami isi teks cerita dan apabila jawaban siswa salah

peneliti membenarkan jawaban siswa.

(e) Selanjutnya peneliti meminta kepada para siswa untuk menuliskan

kesimpulan atau dengan menceritakan kembali cerita yang baru saja

dipelajari secara bersama-sama.

(f) Kemudian di akhir kegiatan pembelajaran peneliti mengadakan tes

tertulis mengenai tema pembelajaran yang baru saja dilakukan pada

lembar kerja yang sudah disediakan peneliti.

b. Tahap Pelaksanaan Tindakan

Pelaksanaan tindakan siklus I terdiri dari dua pertemuan, yaitu pada hari

Selasa 13 Maret 2012 dan hari Rabu 14 Maret 2012 selama dua jam pelajaran (2 x

35 menit). Penelitian ini dilaksanakan dengan cara pull out, dimana tiga siswa

yang mengalami kesulitan belajar dipisahkan dari anak normal diruangan khusus.

Penelitian ini, peneliti bertindak sebagai guru, untuk mengamati proses

pembelajaran peneliti dibantu oleh satu orang observer yaitu guru kelas IIA. Tahap

pelaksanaan ini dilakukan tindakan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan.

1) Pertemuan Pertama

Pelaksanaan pada pertemuan pertama pada hari Selasa 13 Maret 2012.

Tindakan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah pelaksanaan

pembelajaran membaca permulaan dengan menggunakan metode SAS

Page 79: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS … · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iii UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN MELALUI METODE

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

60

(Struktural Analitik Sintetik). Adapun langkah-langkah pembelajaran siklus I

adalah sebagai berikut:

A. Kegiatan Awal

1. Berdoa.

2. Peneliti mempersiapkan materi ajar dan alat peraga.

3. Peneliti menuliskan sebuah kata untuk dibaca setiap siswa.

Misalnya : Koko, Kokoh.

B. Kegiatan Inti

1. Eksplorasi

1) Peneliti menjelaskan bagaimana belajar membaca menggunakan

metode struktural analitik sintetik.

2) Peneliti memberikan apersepsi yang berkaitan dengan tema

kegiatan pembelajaran.

3) Peneliti menunjukkan serta menjelaskan susunan atau konsep

kalimat dari huruf, suku kata, kata, kalimat dan paragraph melaui

brainstorming proses kegiatan membaca.

4) Peneliti menampilkan sebuah gambar.

5) Peneliti memotivasi siswa untuk menyampaikan pendapat

mengenai maksud cerita dari sebuah gambar yang ditampilkan.

6) Peneliti menuliskan sebuah kalimat yang disampaikan oleh siswa

pada papan tulis/papan flanel. Kemudian peneliti meminta siswa

untuk membaca kalimat yang sudah ditulis.

7) Peneliti mulai menguraikan kalimat, melakukan proses analitik

dan sintetik pada papan flannel.

8) Siswa diminta untuk membaca susunan atau konsep kalimat yang

sudah diuraikan menggunakan proses analitik berupa kalimat,

kata, suku kata, huruf dan dirangkai kembali kalimat yang sudah

diuraikan menggunakan proses sintetik berupa huruf, suku kata,

kata, kalimat.

9) Setelah siswa dapat membaca dengan baik. Peneliti memberikan

teks cerita kepada setiap siswa untuk dibaca secara bergiliran.

Page 80: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS … · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iii UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN MELALUI METODE

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

61

10) Peneliti memberikan motivasi dan bantuan kepada siswa yang

masih mengalami kesulitan membaca melalui proses analitik dan

sintetik.

11) Peneliti memberikan penguatan kepada siswa yang sudah lancar

membaca.

12) Peneliti memberikan soal latihan kepada siswa.

2. Elaborasi

1) Siswa melakukan proses analitik secara mandiri untuk mengurai

kalimat yang sudah disediakan.

2) Siswa melakukan proses sintesis secara mandiri untuk merangkai

kembali kalimat yang baru saja di uraikan.

3) Siswa diminta membaca sebuah kata yang telah disusun dengan

cepat.

4) Siswa diminta membaca sebuah kata yang telah disusun menjadi

sebuah kalimat dengan intonasi yang jelas.

5) Peneliti dan siswa mengadakan diskusi mengenai isi teks bacaan

yang telah disusun.

3. Konfirmasi

1) Peneliti memberikan umpan balik dan penguatan positif terhadap

keberhasilan peserta didik.

2) Peneliti memberikan kesempatan pada peserta didik melakukan

refleksi terhadap materi yang telah diberikan.

C. Kegiatan Penutup

1. Peneliti mengadakan tes tertulis mengenai tema pembelajaran yang

baru saja dilakukan pada lembar kerja yang sudah disediakan peneliti.

2. Peneliti melakukan penilaian dan/atau refleksi terhadap kegiatan yang

sudah dilaksanakan secara konsisten dan terprogram.

3. Peneliti menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan

berikutnya.

2) Pertemuan kedua

Page 81: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS … · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iii UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN MELALUI METODE

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

62

Pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Rabu 14 Maret 2012. Pada

pertemuan ini merupakan kelanjutan dari pertemuan pertama. Fokus dalam

pertemuan ini adalah menyimpulkan isi teks cerita yang berjudul “bertamasya

ke kebun binatang”. Adapun langkah-langkah pembelajaran siklus I adalah

sebagai berikut:

A. Kegiatan Awal

1. Berdoa.

2. Kegiatan pembelajaran diawali dengan mempersiapkan materi/bahan

ajar berupa teks cerita yang kemudian dibagikan kepada para siswa.

3. Peneliti melakukan apersepsi dengan bertanya kepada siswa mengenai

apa yang mereka pelajari pada pertemuan pertama.

4. Setelah siswa memperoleh bacaan kemudian peneliti meminta siswa

membaca ulang teks cerita yang sudah dibaca pada pertemuan

sebelumnya dalam waktu 15 menit.

5. Peneliti meminta dan membimbing siswa untuk menguraikan kata dari

susunan huruf, suku kata menjadi kata. Jika ada siswa yang masih

salah atau kesulitan dalam membaca.

B. Kegiatan Inti

1. Eksplorasi

1) Peneliti menjelaskan ragam bahasa dan isi/maksud yang

terkandung dalam teks cerita “bertamasya ke kebun binatang”.

2) Peneliti menjelaskan cara memahami/mencari isi teks cerita dalam

bacaan.

3) Peneliti melakukan tanya jawab kepada siswa mengenai isi teks

cerita/bacaan.

2. Elaborasi

1) Peneliti memberikan contoh dengan baik dan benar untuk

mengetahui/menjawab isi teks cerita yang terkandung dalam

bacaan.

2) Siswa diminta membaca teks cerita.

Page 82: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS … · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iii UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN MELALUI METODE

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

63

3) Siswa diminta menceritakan kembali isi teks yang dibaca dengan

kata-katanya sendiri.

3. Konfirmasi

1) Peneliti membenarkan jawaban siswa yang salah.

2) Peneliti meberikan umpan balik dan penguatan positif terhadap

keberhasilan siswa.

3) Peneliti memberikan kesempatan kepada siswa melakukan refleksi

terhadap materi yang telah diberikan.

C. Kegiatan Penutup

1. Peneliti membagikan soal kepada siswa.

2. Peneliti bersama-sama dengan peserta didik membuat simpulan dari

materi yang barusaja dibahas bersama.

3. Peneliti melakukan penilaian dan/atau refleksi terhadap kegiatan yang

sudah dilaksanakan melalui evaluasi.

Adapun hasil tes membaca permulaan pada siklus I menunjukkan bahwa

siswa mengalami peningkatan kemampuan membaca permulaan, hal ini dapat

terlihat satu siswa yang termasuk dalam kategori tuntas atau sebesar 33,3%.

Terdapat dua siswa masuk kategori belum tuntas atau sebesar 66,6%. Kemampuan

membaca permulaan siswa pada siklus I tertuang pada tabel di bawah ini:

Tabel 4.2 Hasil Tes Membaca Permulaan Siklus I Anak BerkesulitanBelajar Membaca Kelas II Semester II di SD Negeri ManahanSurakarta Tahun Ajaran 2011/2012.

Nama Siswa Nilai

Siklus I

Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)

An 62,5 Belum Tuntas

Bg 67,5 Belum Tuntas

Rd 75 Tuntas

Prosentase Tuntas

33,3%

Page 83: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS … · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iii UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN MELALUI METODE

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

64

Hasil tes belajar membaca permulaan siklus I pada anak berkesulitan belajar

membaca kelas II semester II di SD Negeri Manahan Surakarta Tahun Ajaran

2011/2012 dapat digambarkan dalam histogram sebagai berikut:

Grafik 4.2 Hasil Tes Membaca Permulaan Siklus I Anak BerkesulitanBelajar Membaca Kelas II Semester II di SD Negeri ManahanSurakarta Tahun Ajaran 2011/2012.Berdasarkan observasi pada pelaksanaan tindakan siklus I

melalui pengamatan terhadap keaktifan siswa saat pembelajaran bahasa

Indonesia melalui lembar observasi diperoleh hasil sebagai berikut:

Tabel 4.3 Perolehan Hasil Tingkat Keaktifan Anak Berkesulitan BelajarMembaca Kelas II Semester II di SD Negeri Manahan SurakartaTahun Ajaran 2011/2012 Siklus I.

Nam

a

Siswa

Siklu

s I

Keterangan

An 70 % Aktif

Bg 50 % Cukup Aktif

Rd 50 % Cukup Aktif

Pada tabel 4.3 di atas, menunjukkan bahwa siswa dengan kategori aktif

dalam pembelajaran bahasa Indonesia sebanyak satu siswa dari keseluruhan tiga

siswa atau sebesar 33,3%, sedangkan dua siswa dalam kategori cukup aktif atau

sebesar 66,6%. Hal ini menunjukkan peningkatan keaktifan siswa cukup signifikan

62.5

67.5

75

55

60

65

70

75

80

An Bg Rd

Nila

i

Siswa

Nilai Siklus I

Siklus I

Page 84: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS … · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iii UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN MELALUI METODE

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

65

jika dibandingkan dengan kondisi awal atau pra tindakan yang mulanya terdapat

satu siswa termasuk dalam kategori kurang aktif atau sebesar 33,3%, satu siswa

dalam kategori cukup aktif atau sebesar 33,3%, dan satu siswa termasuk dalam

kategori aktif atau sebesar 33,3% hasil tersebut menunjukkan bahwa pada kondisi

awal atau pra tindakan rata-rata siswa belum termasuk dalam kategori cukup aktif

atau aktif. Jadi pada siklus I atau setelah diberi tindakan ada peningkatan sebesar

33,3% dalam kategori cukup aktif yaitu sebesar 66,6% dibandingkan dari kondisi

awal.

Keaktifan siswa selama kegiatan pembelajaran membaca permulaan pada

siklus I dibandingkan dengan keaktifan siswa saat pra tindakan pada anak

berkesulitan belajar membaca kelas II semester II di SD Negeri Manahan

Surakarta Tahun Ajaran 2011/2012 dapat digambarkan dalam grafik histogram

sebagai berikut:

Grafik 4.3 Hasil Tingkat Keaktifan Anak Berkesulitan Belajar Siklus I.

c. Tahap Observasi

Tahap observasi siklus I dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanaan

tindakan yaitu tanggal 13 dan 14 Maret 2012, pada saat pembelajaran bahasa

Indonesia. Berdasarkan hasil pengamatan pada proses pembelajaran diperoleh

gambaran tentang kemampuan siswa dalam membaca permulaan dan keaktifan

siswa selama mengikuti pelaksanaan pembelajaran, yaitu sebagai berikut:

0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

70%

80%

Pros

enta

se

65

jika dibandingkan dengan kondisi awal atau pra tindakan yang mulanya terdapat

satu siswa termasuk dalam kategori kurang aktif atau sebesar 33,3%, satu siswa

dalam kategori cukup aktif atau sebesar 33,3%, dan satu siswa termasuk dalam

kategori aktif atau sebesar 33,3% hasil tersebut menunjukkan bahwa pada kondisi

awal atau pra tindakan rata-rata siswa belum termasuk dalam kategori cukup aktif

atau aktif. Jadi pada siklus I atau setelah diberi tindakan ada peningkatan sebesar

33,3% dalam kategori cukup aktif yaitu sebesar 66,6% dibandingkan dari kondisi

awal.

Keaktifan siswa selama kegiatan pembelajaran membaca permulaan pada

siklus I dibandingkan dengan keaktifan siswa saat pra tindakan pada anak

berkesulitan belajar membaca kelas II semester II di SD Negeri Manahan

Surakarta Tahun Ajaran 2011/2012 dapat digambarkan dalam grafik histogram

sebagai berikut:

Grafik 4.3 Hasil Tingkat Keaktifan Anak Berkesulitan Belajar Siklus I.

c. Tahap Observasi

Tahap observasi siklus I dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanaan

tindakan yaitu tanggal 13 dan 14 Maret 2012, pada saat pembelajaran bahasa

Indonesia. Berdasarkan hasil pengamatan pada proses pembelajaran diperoleh

gambaran tentang kemampuan siswa dalam membaca permulaan dan keaktifan

siswa selama mengikuti pelaksanaan pembelajaran, yaitu sebagai berikut:

0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

70%

80%

An Bg Rd

70%

50% 50%

Siswa

65

jika dibandingkan dengan kondisi awal atau pra tindakan yang mulanya terdapat

satu siswa termasuk dalam kategori kurang aktif atau sebesar 33,3%, satu siswa

dalam kategori cukup aktif atau sebesar 33,3%, dan satu siswa termasuk dalam

kategori aktif atau sebesar 33,3% hasil tersebut menunjukkan bahwa pada kondisi

awal atau pra tindakan rata-rata siswa belum termasuk dalam kategori cukup aktif

atau aktif. Jadi pada siklus I atau setelah diberi tindakan ada peningkatan sebesar

33,3% dalam kategori cukup aktif yaitu sebesar 66,6% dibandingkan dari kondisi

awal.

Keaktifan siswa selama kegiatan pembelajaran membaca permulaan pada

siklus I dibandingkan dengan keaktifan siswa saat pra tindakan pada anak

berkesulitan belajar membaca kelas II semester II di SD Negeri Manahan

Surakarta Tahun Ajaran 2011/2012 dapat digambarkan dalam grafik histogram

sebagai berikut:

Grafik 4.3 Hasil Tingkat Keaktifan Anak Berkesulitan Belajar Siklus I.

c. Tahap Observasi

Tahap observasi siklus I dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanaan

tindakan yaitu tanggal 13 dan 14 Maret 2012, pada saat pembelajaran bahasa

Indonesia. Berdasarkan hasil pengamatan pada proses pembelajaran diperoleh

gambaran tentang kemampuan siswa dalam membaca permulaan dan keaktifan

siswa selama mengikuti pelaksanaan pembelajaran, yaitu sebagai berikut:

Siklus I

Page 85: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS … · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iii UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN MELALUI METODE

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

66

1) Siswa yang termasuk dalam kategori aktif berjumlah satu siswa yang

diketahui terlihat antusias, partisipatif, serta memiliki keberanian dalam

menjawab maupun mengajukan pertanyaan, memiliki sikap kemandirian

dalam mengerjakan tugas yang diberikan oleh peneliti.

2) Siswa yang termasuk dalam kategori cukup aktif berjumlah satu siswa yang

masih perlu ditingkatkan dari beberapa aspek keaktifan.

3) Berdasarkan hasil tes membaca permulaan dapat diketahui tingkat

kemampuan membaca siswa terhadap bacaan melalui metode Struktural

Analitik Sintetik (SAS) meningkat. Hal ini dapat dilihat dari nilai yang

diperoleh siswa. Sebanyak satu siswa yang mendapatkan nilai ≥ 70,

sedangkan sebanyak dua siswa memperoleh nilai ≤ 70, hal ini disebabkan

karena siswa belum paham sepenuhnya mengenai isi teks cerita untuk

menjawab pertanyaan pada lembar kerja siswa.

Ada beberapa kelemahan yang bersumber dari beberapa segi:

1) Metode SAS

Proses pelaksanaan penguraian kalimat pada materi membaca permulaan

siswa terlihat bingung melaukukan proses analitik atau membongkar kalimat

menggunakan tanda pengurai ( - ). Jadi pada bagian penguraian huruf/suku

kata pada setiap akhir kata diberi tanda ( - ) juga.

Misalnya: ini bola adi i – n – i – b – o – l – a – a – d – i i – ni – bo – la –

a – di seharusnya ini bola adi i – n – i b – o – l – a a – d – i i – ni

bo – la a – di. i n i b o l a a d i

i ni bo la a di

sebaiknya siswa belajar mengurai kalimat melalui balok/kotak yang berisikan

huruf seperti contoh di atas untuk mempermudah pemenggalan atau

penguraian kalimat.

2) Kelemahan dari segi siswa

Pada umumnya siswa mengalami kesulitan dalam membedakan bunyi dan

masih adanya siswa yang belum dapat tertib sehingga dapat mengganggu

kegiatan belajar siswa lain.

Page 86: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS … · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iii UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN MELALUI METODE

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

67

3) Peneliti

Banyaknya media yang digunakan menyebabkan peneliti harus mampu

mengatur waktu dengan baik, yaitu antara menyediakan/mempersiapkan

media maupun mengusahakan ketercapaian materi secara maksimal.

d. Tahap Refleksi

Berdasarkan hasil pengamatan terhadap proses belajar mengajar bahasa

Indonesia pada tindakan siklus I, dapat direfleksikan sebagai berikut:

1) Dilihat dari ketiga siswa hanya satu siswa yang aktif selama kegiatan belajar

mengajar membaca permulaan.

2) Dilihat dari ketiga siswa terdapat dua siswa yang cukup aktif dalam kegiatan

belajar mengajar membaca permulaan.

3) Kemampuan guru dalam menjelaskan dan mengelola kelas termasuk dalam

kategori baik sebesar 73% dari persentase tertinggi 100%.

4) Lembar kerja siswa pada romawi II dalam membuat kalimat tanya mengenai isi

teks cerita, sebaiknya diberi satu contoh dalam menyusun kalimat tanya.

5) Lembar kerja siswa pada romawi III dalam menceritakan kembali isi teks cerita

harus ada perbaikan yaitu dengan memberikan 2 sampai 3 kalimat pancingan

agar siswa memiliki gambaran dalam menyusun sebuah kalimat.

6) Peneliti harus melakukan perbaikan dalam mengajar dengan memperjelas

mengenai metode SAS dan langkah-langkah melakukan proses penguraian dan/

merangkai kembali pada proses Analitik dan Sintetik sampai siswa paham.

Berdasarkan hasil tes membaca permulaan pada siklus I, siswa yang

mencapai ketuntasan minimal ada satu siswa dari tiga siswa atau sebesar 33,3%.

Siswa yang aktif dalam pembelajaran ada satu siswa dari tiga siswa atau sebesar

33,3%. Jadi, jika ditinjau dari indikator ketercapaian yang telah ditentukan yaitu

33,3% siswa mendapatkan nilai ≥ 70 dan 33,3% siswa aktif dalam pembelajaran,

maka pada siklus I ini belum semua indikator berhasil mencapai indikator yang

ditetapkan, maka perlu diadakan siklus II.

Page 87: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS … · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iii UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN MELALUI METODE

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

68

2. Deskripsi Siklus II

a. Tahap Perencanaan Tindakan

Siklus II merupakan kelanjutan dari siklus I yang akan dilaksanakan dalam 2

kali pertemuan selama 70 menit (2 x 35 menit) disetiap pertemuannya.

Berdasarkan refleksi siklus I, diharapkan segala kekurangan dapat dihindari dalam

pelaksanaan siklus II ini. Adapun kegiatan perencanaan pada siklus II mencakup

langkah-langkah berikut ini:

1) Peneliti dan guru menyusun RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran)

beserta kisi-kisi soal sesuai kompetensi dasar membaca nyaring dan atau

membaca isi teks agak panjang 20-25 kalimat yang dibaca secara nyaring.

2) Peneliti mempersiapkan teks bacaan sesuai dengan tema dan membuat

lembar kerja siswa.

3) Peneliti dan guru kelas menyepakati skenario pembelajaran yang akan

dilaksanakan pada tahap tindakan siklus II.

a) Langkah-langkah (skenario) pembelajaran pada tindakan siklus II pada

pertemuan pertama:

(a) Peneliti melakukan apersepsi kepada siswa mengenai apa yang

mereka pelajari pada pertemuan sebelumnya.

(b) Peneliti membagikan gambar bertanam jagung, siswa

memperhatikan gambar.

(c) Peneliti menceritakan teks cerita dengan judul “bertanan jagung”

dan memotivasi siswa untuk melontarkan pertanyaan/jawaban

mengenai isi/maksud gambar.

(d) Peneliti mengambil gambar. Kemudian peneliti memberikan sebuah

teks cerita “bertanam jagung” kepada siswa.

(e) Peneliti membaca teks cerita dan siswa menyimak dengan seksama.

(f) Peneliti meyuruh siswa untuk membaca teks cerita secara bergiliran,

siswa lain menyimak. Apabila siswa mengalami kesulitan membaca

atau terdapat sebuah kata, kalimat yang salah dibaca secara langsung

peneliti melakukan penguraian.

Page 88: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS … · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iii UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN MELALUI METODE

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

69

(g) Peneliti meminta siswa untuk mengulang menguraikan kata/kalimat

yang baru saja diuraikan peneliti. Peneliti menganalisis kata/kalimat

kemudian dibaca secara bersama-sama dengan intonasi yang jelas.

(h) Peneliti memberikan penjelasan dalam menyusun sebuah kalimat

tanya.

(i) Peneliti memberikan penguatan kepada siswa yang sudah lancar

membaca.

(j) Peneliti mengadakan tes tertulis mengenai tema pembelajaran yang

baru saja dilakukan pada lembar kerja yang sudah disediakan

peneliti.

b) Langkah-langkah (skenario) pembelajaran pada tindakan siklus II pada

pertemuan kedua:

(a) Peneliti bertanya kepada siswa mengenai apa yang mereka pelajari

pada pertemuan pertama.

(b) Peneliti membagikan lembar bacaan berupa teks cerita kepada para

siswa.

(c) Peneliti meminta siswa membaca ulang teks cerita yang sudah

dibaca pada pertemuan sebelumnya dalam waktu 15 menit. Bagi

siswa yang masih salah atau kesulitan dalam membaca, peneliti

meminta dan membimbing siswa untuk menguraikan kata dari

susunan huruf, suku kata menjadi kata.

(d) Peneliti memberikan motivasi dan bantuan berupa contoh kepada

siswa untuk memahami isi teks cerita dan apabila jawaban siswa

salah peneliti membenarkan jawaban siswa.

(e) Selanjutnya peneliti meminta kepada para siswa untuk menuliskan

kesimpulan atau dengan menceritakan kembali cerita yang baru saja

dipelajari secara bersama-sama.

(f) Kemudian di akhir kegiatan pembelajaran peneliti mengadakan tes

tertulis mengenai tema pembelajaran yang baru saja dilakukan pada

lembar kerja yang sudah disediakan peneliti.

Page 89: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS … · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iii UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN MELALUI METODE

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

70

b. Tahap Pelaksanaan Tindakan

Pelaksanaan tindakan siklus II terdiri dari dua pertemuan, yaitu pada hari

Jumat 16 Maret 2012 dan hari Sabtu 17 Maret 2012 selama dua jam pelajaran (2 x

35 menit). Penelitian ini dilaksanakan dengan cara pull out, dimana tiga siswa

yang mengalami kesulitan belajar dipisahkan dengan anak normal diruangan

khusus. Penelitian ini, peneliti bertindak sebagai guru untuk mengamati proses

pembelajaran peneliti dibantu oleh satu orang observer yaitu guru kelas IIA. Tahap

pelaksanaan ini dilakukan tindakan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan.

1) Pertemuan Pertama

Pelaksanaan pada pertemuan pertama pada hari Jumat 16 Maret 2012.

Tindakan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah pelaksanaan

pembelajaran membaca permulaan dengan menggunakan metode SAS

(Struktural Analitik Sintetik). Adapun langkah-langkah pembelajaran siklus II

adalah sebagai berikut:

A. Kegiatan Awal

1. Berdoa.

2. Peneliti mempersiapkan materi ajar dan alat peraga.

3. Peneliti melakukan apersepsi dengan mengulang materi pembelajaran

yang sudah diberikan kemarin.

B. Kegiatan Inti

1. Eksplorasi

1) Peneliti memberikan sebuah teks cerita “menanam jagung”

2) Peneliti menampilkan sebuah gambar “menanam jagung” sambil

bercerita dan memotivasi siswa untuk melontarkan

pertanyaan/jawaban mengenai isi/maksud gambar.

3) Peneliti menghilangkan/mengambil gambar setelah siswa sudah

dapat mengidentifikasi maksud isi bacaan.

4) Peneliti membaca teks cerita dan siswa menyimak dengan seksama.

5) Peneliti meyuruh siswa untuk membaca teks cerita secara bergiliran,

siswa lain menyimak. Apabila siswa mengalami kesulitan membaca

Page 90: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS … · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iii UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN MELALUI METODE

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

71

atau terdapat sebuah kata, kalimat yang salah dibaca secara langsung

peneliti melakukan penguraian.

6) Peneliti meminta siswa untuk mengulang menguraikan kata/kalimat

yang baru saja diuraikan peneliti. Peneliti menganalisis kata/kalimat

kemudian dibaca secara bersama-sama dengan intonasi yang jelas.

7) Peneliti memberikan penjelasan dalam menyusun sebuah kalimat

tanya.

8) Peneliti mengadakan tes tertulis mengenai tema pembelajaran yang

baru saja dilakukan pada lembar kerja yang sudah disediakan

peneliti.

2. Elaborasi

1) Siswa melakukan proses analitik secara mandiri untuk mengurai

kalimat yang sudah disediakan.

2) Siswa melakukan proses sintesis secara mandiri untuk merangkai

kembali kalimat yang baru saja di uraikan.

3) Siswa diminta membaca sebuah kata yang telah disusun dengan

cepat.

4) Siswa diminta membaca sebuah kata yang telah disusun menjadi

sebuah kalimat dengan intonasi yang jelas.

5) Peneliti dan siswa mengadakan diskusi mengenai isi teks bacaan

yang telah disusun.

3. Konfirmasi

1) Peneliti memberikan umpan balik dan penguatan positif terhadap

keberhasilan peserta didik.

2) Peneliti memberikan kesempatan pada peserta didik melakukan

refleksi terhadap materi yang telah diberikan.

C. Penutup

1. Peneliti bersama-sama dengan peserta didik membuat rangkuman

pelajaran menenai tema pembelajaran.

2. Peneliti melakukan penilaian dan/atau refleksi terhadap kegiatan yang

sudah dilaksanakan secara konsisten dan terprogram.

Page 91: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS … · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iii UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN MELALUI METODE

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

72

3. Peneliti menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan

berikutnya.

2) Pertemuan kedua

Pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Sabtu 17 Maret 2012. Pada

pertemuan ini merupakan kelanjutan dari pertemuan pertama. Fokus dalam

pertemuan ini adalah menyimpulkan isi teks cerita yang berjudul “bertanam

jagung”. Adapun langkah-langkah pembelajaran siklus II adalah sebagai

berikut:

A. Kegiatan Awal

1. Mengkondisikan kelas.

2. Berdoa.

3. Kegiatan pembelajaran diawali dengan mempersiapkan materi/bahan

ajar berupa teks cerita yang kemudian dibagikan kepada para siswa.

Setelah itu peneliti membaca teks cerita dan siswa menyimak teks

cerita dalam hati. Peneliti memancing siswa dengan beberapa

pertanyaan yang sesuai dengan isi teks cerita. Kemudian peneliti

meyampaikan tujuan pembelajaran.

B. Kegiatan Inti

1. Eksplorasi

1) Peneliti menjelaskan ragam bahasa dan isi/maksud yang terkandung

dalam teks cerita “bertanam jagung”.

2) Peneliti menjelaskan cara memahami/mencari isi teks cerita dalam

bacaan.

3) Peneliti melakukan tanya jawab kepada siswa mengenai isi teks

cerita/bacaan.

2. Elaborasi

1) Peneliti memberikan contoh dengan baik dan benar untuk

mengetahui/menjawab isi teks cerita yang terkandung dalam

bacaan.

2) Siswa diminta membaca teks cerita.

Page 92: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS … · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iii UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN MELALUI METODE

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

73

3) Siswa diminta menceritakan kembali isi teks yang dibaca dengan

kata-katanya sendiri.

3. Konfirmasi

1) Peneliti membenarkan jawaban siswa yang salah.

2) Peneliti meberikan umpan balik dan penguatan positif terhadap

keberhasilan siswa.

3) Peneliti memberikan kesempatan kepada siswa melakukan refleksi

terhadap materi yang telah diberikan.

C. Penutup

1. Peneliti membagikan soal kepada siswa.

2. Peneliti bersama-sama dengan peserta didik membuat simpulan dari

materi yang baru saja dibahas bersama.

3. Peneliti melakukan penilaian dan/atau refleksi terhadap kegiatan yang

sudah dilaksanakan melalui evaluasi.

Adapun hasil tes membaca permulaan pada siklus II menunjukkan bahwa

keseluruhan siswa termasuk dalam kategori tuntas sebesar 100%. Apabila ditinjau

dari Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM), siswa yang mencapai nilai ≥ 70 atau

tuntas dari KKM sebesar 100%. Jadi dapat disimpulkan pada pelaksanaan tindakan

selama dua siklus ini terjadi peningkatan kemampuan membaca permulaan siswa

dari siklus I yaitu sebesar 66,6%. Kemampuan membaca permulaan siswa pada

siklus II tertuang pada tabel di bawah ini:

Tabel 4.4 Hasil Tes Membaca Permulaan Siklus II Anak BerkesulitanBelajar Membaca Kelas II Semester II di SD Negeri ManahanSurakarta Tahun Ajaran 2011/2012.

Nama Siswa Nilai

Siklus II

Kriteria Ketuntasan Minimal

(KKM)

An 77,5 Tuntas

Bg 72,5 Tuntas

Rd 82,5 Tuntas

Prosentase Tuntas

100%

Page 93: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS … · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iii UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN MELALUI METODE

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

74

Hasil belajar membaca permulaan siklus II dibandingkan dengan hasil siklus

I pada anak berkesulitan belajar membaca kelas II semester II di SD Negeri

Manahan Surakarta Tahun Ajaran 2011/2012 dapat digambarkan dalam histogram

sebagai berikut:

Grafik 4.4 Hasil Membaca Permulaan Siklus II Anak Berkesulitan BelajarMembaca Kelas II Semester II di SD Negeri ManahanSurakarta Tahun Ajaran 2011/2012.

Berdasarkan observasi pada pelakanaan tindakan siklus II melalui

pengamatan terhadap keaktifan siswa saat pembelajaran bahasa Indonesia melalui

lembar observasi diperoleh hasil sebagai berikut:

Tabel 4.5 Perolehan Hasil Tingkat Keaktifan Anak Berkesulitan Belajar

Membaca Kelas II Semester II di SD Negeri Manahan Surakarta

Tahun Ajaran 2011/2012 Siklus II.

Nama Siswa Siklus II Keterangan

An 90% Sangat Aktif

Bg 60% Aktif

Rd 90% Sangat Aktif

Pada tabel 4.5 di atas, menunjukkan bahwa siswa dengan kategori sangat

aktif dalam pembelajaran bahasa Indonesia sebanyak dua siswa dari keseluruhan

77.5

72.5

82.5

66687072747678808284

An Bg Rd

Nila

i

Siswa

Nilai Siklus II

Siklus II

Page 94: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS … · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iii UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN MELALUI METODE

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

75

tiga siswa atau sebesar 66,6%, sedangkan satu siswa dalam kategori aktif atau

sebesar 33,3%.

Keaktifan siswa selama kegiatan pembelajaran membaca permulaan pada

siklus II pada anak berkesulitan belajar membaca kelas II semester II di SD Negeri

Manahan Surakarta Tahun Ajaran 2011/2012 dapat digambarkan dalam grafik

histogram sebagai berikut:

Grafik 4.5 Hasil Tingkat Keaktifan Anak Berkesulitan Belajar Siklus II.

c. Tahap Observasi

Tahap observasi siklus II dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanaan

tindakan yaitu tanggal 16 dan 17 Maret 2012, pada saat pembelajaran bahasa

Indonesia. Berdasarkan hasil pengamatan pada proses pembelajaran diperoleh

gambaran tentang kemampuan siswa dalam membaca permulaan dan keaktifan

siswa selama mengikuti pelaksanaan pembelajaran, yaitu sebagai berikut:

1) Siswa yang termasuk dalam kategori sangat aktif berjumlah dua siswa yang

diketahui terlihat antusias, partisipatif, memiliki keberanian dalam menjawab

maupun mengajukan pertanyaan, memiliki sikap kemandirian dalam

mengerjakan tugas yang diberikan oleh peneliti.

2) Siswa yang termasuk dalam kategori aktif berjumlah satu siswa yang pada

mulanya belum menunjukkan keaktifan dalam pembelajaran, pada tahap

siklus I dan II mengalami peningkatan yang signifikan, yaitu dari 30% pada

kondisi awal, 50% pada siklus I, dan 60% pada siklus ke II.

0%

20%

40%

60%

80%

100%

Pros

enta

se

75

tiga siswa atau sebesar 66,6%, sedangkan satu siswa dalam kategori aktif atau

sebesar 33,3%.

Keaktifan siswa selama kegiatan pembelajaran membaca permulaan pada

siklus II pada anak berkesulitan belajar membaca kelas II semester II di SD Negeri

Manahan Surakarta Tahun Ajaran 2011/2012 dapat digambarkan dalam grafik

histogram sebagai berikut:

Grafik 4.5 Hasil Tingkat Keaktifan Anak Berkesulitan Belajar Siklus II.

c. Tahap Observasi

Tahap observasi siklus II dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanaan

tindakan yaitu tanggal 16 dan 17 Maret 2012, pada saat pembelajaran bahasa

Indonesia. Berdasarkan hasil pengamatan pada proses pembelajaran diperoleh

gambaran tentang kemampuan siswa dalam membaca permulaan dan keaktifan

siswa selama mengikuti pelaksanaan pembelajaran, yaitu sebagai berikut:

1) Siswa yang termasuk dalam kategori sangat aktif berjumlah dua siswa yang

diketahui terlihat antusias, partisipatif, memiliki keberanian dalam menjawab

maupun mengajukan pertanyaan, memiliki sikap kemandirian dalam

mengerjakan tugas yang diberikan oleh peneliti.

2) Siswa yang termasuk dalam kategori aktif berjumlah satu siswa yang pada

mulanya belum menunjukkan keaktifan dalam pembelajaran, pada tahap

siklus I dan II mengalami peningkatan yang signifikan, yaitu dari 30% pada

kondisi awal, 50% pada siklus I, dan 60% pada siklus ke II.

An Bg Rd

90%

60%

90%

Siswa

75

tiga siswa atau sebesar 66,6%, sedangkan satu siswa dalam kategori aktif atau

sebesar 33,3%.

Keaktifan siswa selama kegiatan pembelajaran membaca permulaan pada

siklus II pada anak berkesulitan belajar membaca kelas II semester II di SD Negeri

Manahan Surakarta Tahun Ajaran 2011/2012 dapat digambarkan dalam grafik

histogram sebagai berikut:

Grafik 4.5 Hasil Tingkat Keaktifan Anak Berkesulitan Belajar Siklus II.

c. Tahap Observasi

Tahap observasi siklus II dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanaan

tindakan yaitu tanggal 16 dan 17 Maret 2012, pada saat pembelajaran bahasa

Indonesia. Berdasarkan hasil pengamatan pada proses pembelajaran diperoleh

gambaran tentang kemampuan siswa dalam membaca permulaan dan keaktifan

siswa selama mengikuti pelaksanaan pembelajaran, yaitu sebagai berikut:

1) Siswa yang termasuk dalam kategori sangat aktif berjumlah dua siswa yang

diketahui terlihat antusias, partisipatif, memiliki keberanian dalam menjawab

maupun mengajukan pertanyaan, memiliki sikap kemandirian dalam

mengerjakan tugas yang diberikan oleh peneliti.

2) Siswa yang termasuk dalam kategori aktif berjumlah satu siswa yang pada

mulanya belum menunjukkan keaktifan dalam pembelajaran, pada tahap

siklus I dan II mengalami peningkatan yang signifikan, yaitu dari 30% pada

kondisi awal, 50% pada siklus I, dan 60% pada siklus ke II.

Siklus II

Page 95: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS … · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iii UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN MELALUI METODE

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

76

3) Berdasarkan hasil tes membaca permulaan dapat diketahui tingkat

kemampuan membaca siswa terhadap bacaan melalui metode Struktural

Analitik Sintetik (SAS) meningkat. Hal ini dapat dilihat dari nilai yang

diperoleh siswa. Sebanyak tiga siswa atau jumlah keseluruhan siswa sudah

mendapatkan nilai ≥ 70, hal ini menunjukkan semua siswa sudah paham

sepenuhnya melakukan penguraian dalam belajar membaca permulaan serta

telah dapat memahami/mengidentifikasi isi teks cerita dalam menjawab

pertanyaan pada lembar kerja siswa.

d. Tahap Refleksi

Data selama proses pembelajaran membaca permulaan digunakan sebagai

masukan dasar dalam melakukan tindakan pada pertemuan selanjutnya. Setiap

akhir pertemuan dari masing-masing siklus diadakan evaluasi atau tes mengenai

membaca permulaan untuk mengetahui sejauh mana hasil yang didapat siswa

dalam pembelajaran membaca permulaan melalui penerapan metode Struktural

Analitik Sintetik (SAS). Pada pembelajaran siklus I terdapat kekurangan atau

kelemahan yang nantinya dapat diatasi pada siklus II.

Berdasarkan refleksi tersebut, kemampuan membaca permulaan siswa sudah

menunjukkan peningkatan yang diharapkan yaitu tiga siswa atau seluruh siswa

mencapai nilai ≥ 70. Karena tolak ukur keberhasilan penelitian tindakan kelas ini

adalah apabila 100% siswa dapat memperoleh nilai ≥ 70, dan 100% siswa aktif

dalam pembelajaran, maka tindakan kelas ini dapat dikatakan berhasil dan

penelitian dapat dihentikan.

C. Pembahasan Hasil Penelitian

Pembahasan hasil penelitian ini akan menjabarkan tujuan yang ingin dicapai

dalam penelitian berdasarkan perumusan masalah dan deskripsi hasil pengamatan.

Pembahasan hasil penelitian tersebut meliputi meningkatnya kemampuan

membaca permulaan serta meningkatnya keaktifan siswa saat pembelajaran bahasa

Indonesia melalui penerapan metode Struktural Analitik Sintetik (SAS) pada anak

Page 96: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS … · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iii UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN MELALUI METODE

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

77

berkesulitan belajar membaca kelas II semester II di SD Negeri Manahan

Surakarta Tahun Ajaran 2011/2012.

Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dalam dua siklus, setiap siklus

dilaksanakan dalam empat tahapan, yakni (1) tahap perencanaan tindakan, (2)

tahap pelaksanaan tindakan, (3) tahap obervasi, dan (4) tahap refleksi. Pada siklus

I terdapat kekurangan dalam indikator mengajukan pertanyaan sesuai dengan teks

bacaan pada lembar kerja siswa romawi II untuk membuat sebuah kalimat tanya

mengenai isi teks cerita, perbaikan dari kelemahan tersebut sebaiknya diberi satu

contoh disertai penjelasan menggunakan metode SAS dalam menyusun kalimat

tanya. Selain itu kekurangan yang nampak di siklus I pada lembar kerja siswa

romawi III dalam menceritakan kembali isi teks cerita maka untuk tindakan

selanjutnya harus ada perbaikan yaitu memberikan 2 sampai 3 kalimat pancingan

agar siswa memiliki gambaran untuk menyusun sebuah teks cerita (20-25) kalimat.

Siklus II menunjukkan peningkatan yang signifikan pada kemampuan

membaca permulaan anak berkesulitan belajar membaca kelas II semester II di SD

Negeri Manahan Surakarta Tahun Ajaran 2011/2012, apabila diamati dimulai dari

nilai pra tindakan sampai tindak lanjut pada siklus I, dan II yang telah

dilaksanakan peneliti. Adapun data diperoleh peneliti seperti pada tabel berikut ini:

Tabel 4.6 Hasil Tes Membaca Permulaan pada Kemampuan Awal, Siklus I,Siklus II Anak Berkesulitan Belajar Membaca Kelas IISemester II di SD Negeri Manahan Surakarta Tahun Ajaran2011/2012.

Nama

Siswa

Kemampuan

Awal

Siklus I Siklus II Keterangan

An 47,5 62, 5 77,5 Meningkat dan Tuntas

Bg 40 67,5 72,5 Meningkat dan Tuntas

Rd 55 75 82,5 Meningkat dan Tuntas

% Tuntas 0% 33,3% 100% Meningkat dan Tuntas

% Peningkatan 33,3% 66,6%

Page 97: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS … · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iii UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN MELALUI METODE

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

78

Data pada tabel 4.6 di atas merupakan rekapitulasi hasil tes membaca

permulaan yang dimulai dari nilai pra tindakan atau kemampuan awal siswa, siklus

I dan II. Berdasarkan tabel tersebut terlihat meningkatnya kemampuan membaca

permulaan pada anak berkesulitan membaca sejak diadakan siklus I dan II. Dilihat

dari hasil nilai pra tindakan yang digunakan sebagai acuan untuk menentukan

kemampuan awal, terlihat bahwa dari semua siswa belum ada yang dapat

mencapai ketuntasan atau ketuntasan baru mencapai 0%. Hasil tes membaca

permulaan di siklus I, persentase tuntas mencapai 33,3% atau meningkat sebesar

75% apabila dibandingkan dengan kemampuan awal. Hasil tes siklus II, persentase

tuntas sebesar 100% atau meningkat apabila dibandingkan dengan siklus I sebesar

66,6%. Apabila membandingkan siklus II dengan kemampuan awal, maka

peningkatan hasil adalah 100%.

Perbandingan hasil tes membaca permulaan apabila dilihat dari peningkatan

nilai masing-masing siswa dapat digambarkan ke dalam grafik histogram sebagai

berikut:

Grafik 4.6 Perbandingan Nilai Tes Membaca Permulaan dari Pra Tindakansampai Siklus II.

Hasil tes membaca permulaan pada anak berkesulitan belajar membaca kelas

II semester II di SD Negeri Manahan Surakarta tahun ajaran 2011/2012 semester

genap dapat digambarkan dalam grafik histogram sebagai berikut:

47.540

5562.5 67.5

7577.5 72.582.5

0102030405060708090

An Bg Rd

Nila

i

Nama Siswa

Nilai Pra tindakan, Siklus I dan II

Pra tindakan

Siklus I

Siklus II

Page 98: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS … · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iii UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN MELALUI METODE

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

79

Grafik 4.7 Perbandingan Persentase Hasil Tes Membaca Permulaan dariPra tindakan sampai Siklus II.

Meningkatnya keaktifan anak berkesulitan belajar saat pembelajaran bahasa

Indonesia dengan menerapkan metode Struktural Analitik Sintetik (SAS) dapat

dilihat pada tabel 4.7 di bawah ini:

Tabel 4.7 Perbandingan Keaktifan Anak Berkesulitan Belajar MembacaKelas II di SD Negeri Manahan Surakarta Tahun Ajaran2011/2012.

Nama Siswa Siklus I Siklus II Keterangan

An 70% 90% Meningkat

Bg 50% 60% Meningkat

Rd 50% 90% Meningkat

Data tabel 4.7 di atas merupakan rekapitulasi observasi keaktifan siswa

terhadap keaktifan siswa saat pembelajaran bahasa Indonesia, dimulai dari kondisi

pra tindakan, siklus I dan II.

Perbandingan tingkat keaktifan anak berkesulitan belajar membaca kelas II

semester II di SD Negeri Manahan Surakarta Tahun Ajaran 2011/2012 pada

pembelajaran membaca permulaan dari kondisi pra tindakan sampai dengan siklus

II dapat digambarkan dalam grafik histogram sebagai berikut:

0%

33%

100%

0%20%40%60%80%

100%120%

KemampuanAwal

Siklus I Siklus II

Page 99: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS … · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iii UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN MELALUI METODE

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

80

Grafik 4.8 Perbandingan Keaktifan Anak Berkesulitan Belajar Membacadari Siklus I sampai Siklus II.

Melalui tindakan-tindakan tersebut, penelitian dikatakan berhasil

melaksanakan pembelajaran membaca permulaan melalui penerapan metode

Struktural Analitik Sintetik (SAS). Hal ini ditunjukkan melalui penerapan metode

Struktural Analitik Sintetik (SAS) dapat membantu siswa membaca permulaan

atau dapat meningkatkan kemampuan membaca nyaring siswa. Penerapan metode

Struktural Analitik Sintetik (SAS) melalui pembelajaran bahasa Indonesia,

khususnya membaca permulaan dapat meningkatkan peran aktif siswa selama

mengikuti proses pembelajaran. Pembahasan ini akan mengkaji lebih lanjut

mengenai metode pembelajaran, sesuai dengan variabel penelitian skripsi ini.

Makna metode dalam ranah dunia pengajaran diartikan sebagai cara yang

digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam bentuk

kegiatan nyata dan praktis untuk mencapai tujuan pembelajaran. Surakhmad

(1994) mengatakan bahwa “Metode merupakan cara utama yang dipergunakan

untuk mencapai suatu tujuan, misalnya untuk mengkaji serangkaian hipotesis,

dengan menggunakan serangkaian alat-alat tertentu” (hlm. 131). Sedangkan

mengenai pengertian metode Wina Senjaya (2008) berpendapat, 21) “Metode

adalah cara dalam mencapai sesuatu atau a way in achieving something” (hlm. 21).

Keterkaitannya dengan pembelajaran, metode dapat diartikan sebagai cara-cara

0%

20%

40%

60%

80%

100%

Pros

enta

se

80

Grafik 4.8 Perbandingan Keaktifan Anak Berkesulitan Belajar Membacadari Siklus I sampai Siklus II.

Melalui tindakan-tindakan tersebut, penelitian dikatakan berhasil

melaksanakan pembelajaran membaca permulaan melalui penerapan metode

Struktural Analitik Sintetik (SAS). Hal ini ditunjukkan melalui penerapan metode

Struktural Analitik Sintetik (SAS) dapat membantu siswa membaca permulaan

atau dapat meningkatkan kemampuan membaca nyaring siswa. Penerapan metode

Struktural Analitik Sintetik (SAS) melalui pembelajaran bahasa Indonesia,

khususnya membaca permulaan dapat meningkatkan peran aktif siswa selama

mengikuti proses pembelajaran. Pembahasan ini akan mengkaji lebih lanjut

mengenai metode pembelajaran, sesuai dengan variabel penelitian skripsi ini.

Makna metode dalam ranah dunia pengajaran diartikan sebagai cara yang

digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam bentuk

kegiatan nyata dan praktis untuk mencapai tujuan pembelajaran. Surakhmad

(1994) mengatakan bahwa “Metode merupakan cara utama yang dipergunakan

untuk mencapai suatu tujuan, misalnya untuk mengkaji serangkaian hipotesis,

dengan menggunakan serangkaian alat-alat tertentu” (hlm. 131). Sedangkan

mengenai pengertian metode Wina Senjaya (2008) berpendapat, 21) “Metode

adalah cara dalam mencapai sesuatu atau a way in achieving something” (hlm. 21).

Keterkaitannya dengan pembelajaran, metode dapat diartikan sebagai cara-cara

An Bg Rd

Nama Siswa

80

Grafik 4.8 Perbandingan Keaktifan Anak Berkesulitan Belajar Membacadari Siklus I sampai Siklus II.

Melalui tindakan-tindakan tersebut, penelitian dikatakan berhasil

melaksanakan pembelajaran membaca permulaan melalui penerapan metode

Struktural Analitik Sintetik (SAS). Hal ini ditunjukkan melalui penerapan metode

Struktural Analitik Sintetik (SAS) dapat membantu siswa membaca permulaan

atau dapat meningkatkan kemampuan membaca nyaring siswa. Penerapan metode

Struktural Analitik Sintetik (SAS) melalui pembelajaran bahasa Indonesia,

khususnya membaca permulaan dapat meningkatkan peran aktif siswa selama

mengikuti proses pembelajaran. Pembahasan ini akan mengkaji lebih lanjut

mengenai metode pembelajaran, sesuai dengan variabel penelitian skripsi ini.

Makna metode dalam ranah dunia pengajaran diartikan sebagai cara yang

digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam bentuk

kegiatan nyata dan praktis untuk mencapai tujuan pembelajaran. Surakhmad

(1994) mengatakan bahwa “Metode merupakan cara utama yang dipergunakan

untuk mencapai suatu tujuan, misalnya untuk mengkaji serangkaian hipotesis,

dengan menggunakan serangkaian alat-alat tertentu” (hlm. 131). Sedangkan

mengenai pengertian metode Wina Senjaya (2008) berpendapat, 21) “Metode

adalah cara dalam mencapai sesuatu atau a way in achieving something” (hlm. 21).

Keterkaitannya dengan pembelajaran, metode dapat diartikan sebagai cara-cara

Siklus I

Siklus II

Page 100: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS … · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iii UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN MELALUI METODE

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

81

untuk menyajikan materi pelajaran yang dilakukan oleh pendidik agar terjadi

proses pembelajaran pada diri siswa dalam upaya untuk mencapai tujuan. Metode

yang digunakan dalam penelitian ini merupakan jabaran dari sebuah pendekatan

terhadap proses pembelajaran untuk mengorganisasi isi pembelajaran yang

berkisar pada satu konsep berurusan dengan bagaimana memilih, menata urutan,

membuat sintesis, dan rangkuman isi pembelajaran yang paling berkaitan.

Penataan ururtan isi mengacu pada keputusan tentang bagaimana cara menata atau

menentukan ururtan konsep hingga tampak keterkaitannya dan menjadi mudah

dipahami. Pendekatan pembelajaran penelitian ini melalui penggunaan metode

SAS secara terstruktur antara lain pelaksanaanya menampilkan struktur kalimat

secara totalitas, melakukan penguraian struktur kalimat dan mensintesis atau

menggabungkan kalimat pada struktur semula. Melalui tiga tahap tersebut dapat

memperjelas, mempermudah, anak berkesulitan belajar membaca untuk

meningkatkan kemampuan membaca permulaan. Metode ini juga mempunyai segi

kemenarikan untuk meningkatkan keaktifan siswa berkesulitan belajar membaca,

karena siswa secara langsung melakukan unjuk kerja melaui media papan flannel.

Bertolak dari pendapat atau uraian di atas metode adalah cara kerja yang

bersistem untuk memudahkan pelaksanaan suatu kegiatan guna mencapai tujuan

yang ditentukan, salah satunya yaitu agar siswa dapat mencapai kompetensi seperti

yang diharapkan. Ditinjau dari uraian tersebut maka dapat disimpulkan bahwa

metode pembelajaran mempunyai peranan penting dalam proses belajar mengajar

dan merupakan salah satu faktor yang menentukan keberhasilan dalam

pembelajaran.

Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa kemampuan membaca

permulaan anak berkesulitan belajar siswa kelas II semester II SD Negeri

Manahan Surakarta meningkat setelah mengikuti pembelajaran melalui penerapan

metode Struktural Analitik Sintetik (SAS). Hasil tersebut relevan dengan pendapat

Nurjanah (2008) dalam penelitiannya yang berjudul “Perbandingan keefektifan

Metode Abjad, Metode Global, dan Metode SAS dalam proses belajar mengajar

membaca permulaan di sekolah dasar dapat disimpulkan bahwa Metode Struktural

Analitik Sintetik (SAS) efektif digunakan dalam proses belajar mengajar membaca

Page 101: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS … · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iii UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN MELALUI METODE

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

82

permulaan di Sekolah Dasar”. Proses pembelajaran membaca permulaan melaui

metode Struktural Analitik Sintetik (SAS) dapat mendorong siswa untuk berperan

aktif selama mengikuti pembelajaran dengan cara guru atau peneliti memotivasi

siswa untuk melakukan penguraian teks cerita secara bertahap dengan bantuan

kata bergambar pada media papan flannel atau papan tulis. Hal ini relevan dengan

pendapat Sukartiningsih (2004) metode Struktural Analisis Sintetik melalui Media

Kartu Bergambar yang dikembangkan dalam pelaksanaannya memiliki

karakteristik dan spesifikasi tertentu yang sangat bermanfaat tidak saja untuk

menunjang kemampuan membaca dan menulis anak pada tahap yang paling awal,

namun juga menunjang keterampilan membaca dan menulis anak pada tahap

lanjut. Selain itu hasil penelitian yang dilakukan oleh Rustono (2010) berdasarkan

analisis data diperoleh kesimpulan bahwa kemampuan belajar membaca kelompok

siswa menggunakan metode Struktural Analitik Sintetik (SAS) lebih tinggi dari

kemampuan membaca kelompok siswa menggunakan metode kata global. Hal ini

menunjukkan pembelajaran menggunakan metode Struktural Analitik Sintetik

(SAS) lebih efektif daripada menggunakan metode kata global, baik bagi siswa

yang memiliki tingkat kecerdasan tinggi maupun rendah. Metode pembelajaran

menggunakan metode Struktural Analitik Sintetik (SAS) diyakini sebagai

pendekatan yang sesuai kebutuhan perkembangan peserta didik serta

memperhitungkan pengalaman bahasa anak.

Metode Struktural Analitik Sintetik memperhitungkan pengalaman bahasa

anak. Pengalaman bahasa anak dijadikan titik tolak belajar bahasa karena dengan

pengalaman bahasa anak sudah merasa akrab dengan sesuatu yang diketahui

sebelumnya. Selain itu metode ini menganut prinsip menemukan sendiri (inkuiri).

Prinsip ini ditekankan dalam proses belajar mengajar karena dengan prinsip ini

anak - anak mempunyai rasa kepercayaan pada kemampuannya sendiri. Keaktifan

siswa selama mengikuti pembelajaran dapat dilihat pada grafik 4.8 menunjukkan

peningkatan yang signifikan dari kondisi awal sampai dengan siklus II.

Selain untuk meningkatkan keaktifan siswa selama mengikuti pembelajaran,

metode SAS juga dapat digunakan untuk memotivasi siswa dalam membaca

permulaan. Metode ini menerapkan prinsip ilmu bahasa umum (linguistik), bahwa

Page 102: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS … · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iii UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN MELALUI METODE

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

83

bentuk bahasa terkecil adalah kalimat, berupa klausa yang mengandung pikiran

lengkap. Membaca permulaan adalah suatu proses membaca dengan cara

membaca per huruf, per suku dan kata. Pada tingkatan membaca permulaan

pembaca belum memiliki kemampuan membaca yang sesungguhnya, tetapi masih

dalam tahap belajar untuk memperoleh kemampuan membaca. Membaca

permulaan ini merupakan kegiatan belajar mengenal bahasa tulis. Melalui tulisan

inilah siswa dituntut untuk dapat menyuarakan lambang-lambang bunyi bahasa

tersebut, untuk memperoleh kemampuan membaca diperlukan tiga syarat yaitu:

kemampuan membunyikan lambang-lambang tulisan, penguasaan kosakata untuk

memberi arti, dan memasukkan makna dalam kemahiran bahasa. Membaca

permulaan dalam pengertian ini, Farida (2008) berpendapat, “Membaca permulaan

dalam teori keterampilan, maksudnya menekankan pada proses penyandian

membaca secara mekanikal” (hlm. 02). Membaca permulaan yang menjadi acuan

adalah membaca merupakan proses recoding atau merujuk pada kata-kata dan

kalimat, kemudian mengasosiasikannya dengan bunyi-bunyi sesuai dengan sistem

tulisan yang digunakan sedangkan decoding atau penyandian yaitu merujuk pada

proses penerjemahan rangkaian grafis ke dalam kata-kata.

Pada umumnya kegiatan pembelajaran membaca permulaan di sekolah

dasar, biasanya guru menggunakan metode konvensional dan kurang menarik,

maka terdapat beberapa siswa yang mengalami hambatan atau kesulitan dalam

proses membaca. Kegiatan pembelajaran yang bersifat konvensional tersebut

misalnya, guru menulis huruf, kata dan kalimat di papan tulis kemudian siswa

diminta menirukan huruf, kata maupun kalimat yang ditunjuk sekaligus dilafalkan

oleh guru. Pada saat mengerjakan tugas, siswa diminta membuka buku pada

halaman tertentu untuk dibaca secara bersama-sama kemudian siswa menjawab

sesuai jawabannya secara mandiri. Kondisi tersebut akan menimbulkan kejenuhan

bagi beberapa siswa yang memiliki gangguan mengenai konsep bahasa, maka

siswa cenderung pasif dan tidak fokus melalui kegiatan belajar mengajar. Bagi

siswa berkesulitan belajar mereka mengalami suatu sindroma kesulitan dalam

mempelajari komponen-komponen kata dan kalimat, mengintegrasikan

Page 103: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS … · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iii UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN MELALUI METODE

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

84

komponen-komponen kata dan kalimat, dan dalam belajar segala sesuatu yang

berkenaan dengan waktu, arah dan masa.

Anak yang mengalami kesulitan belajar semuanya menunjuk pada adanya

gangguan pada fungsi otak, karena mereka mengalami kesulitan dalam memproses

informasi yang diterima di otak sehingga mereka sulit memahami bacaan yang

mereka baca. Hal ini menyebabkan mereka memiliki hasil belajar yang rendah

tidak sesuai dengan potensi yang mereka miliki.

Berdasar pernyataan di atas tersebut Yusuf (2005) menyatakan bahwa:

Anak dengan Problema Belajar adalah anak yang karena satu an lain halsecara signifikan menunjukkan kesulitan dalam mengikuti pendidikan padaumumnya, tidak mampu mengembangkan potensinya secara optimum,prestasi belajar yang dicapai berada di bawah potensinya sehingga merekamemerlukan perhatian dan pelayanan khusus untuk mendapatkan hasilterbaik sesuai dengan bakat dan kemampuannya (hlm. 07).

Sesuai dengan pernyataan tersebut metode Struktural Analitik Sintetik (SAS)

merupakan metode yang baik untuk membantu siswa yang memiliki problema

belajar khususnya belajar membaca permulaan. Pembelajaran menggunakan

metode Struktural Analitik Sintetik (SAS) juga dapat meningkatkan peran aktif

siswa berkesulitan belajar membaca karena dapat mengatasi kejenuhan siswa

terhadap materi Bahasa Indonesia pokok bahasan membaca permulaan atau

membaca nyaring teks cerita melalui membaca gambar. Pernyataan tersebut sesuai

dengan pendapat Sari (2010) bahwa peningkatan keterampilan membaca

permulaan dengan menggunakan metode Struktural Analitik Sintetik (SAS)

melalui membaca gambar mengalami peningkatan dari tiap siklus. Selain itu

pembelajaran membaca permulaan menggunakan metode ini membuat siswa

tertarik untuk belajar menyusun, menguraikan serta menganalisa sebuah kalimat

yang sesuai dengan gambar pada media papan flannel/papan tulis. Siswa aktif

membongkar (menguraikan kalimat) kemudian memasangnya lagi

(menggabungkan kalimat), karena siswa memiliki rasa ingin tahu. Seperti halnya

pendapat Akhadiah, (1991/1992) menyatakan bahwa, “Setiap anak pada dasarnya

memiliki rasa ingin tahu, sehingga ia ingin mengubah, merusak, atau membongkar

Page 104: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS … · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iii UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN MELALUI METODE

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

85

sesuatu” (hlm. 34). Sesuai pendapat tersebut para siswa merasa mudah belajar

membaca permulaan karena belajar secara konkret dan mereka akan memperoleh

pengalaman yang berarti. Supriyadi (1996) menyatakan, “Pengertian metode

Struktural Analitik Sintetik adalah suatu pendekatan cerita di sertai dengan gambar

yang di dalamnya terkandung unsur analitik sintetik, dengan begitu anak merasa

lebih tertarik dalam belajar membaca meskipun anak mengalami kesulitan dalam

membaca” (hlm. 334-335).

Dilihat berdasarkan segi meningkatnya kemampuan membaca permulaan.

Pada kondisi awal nilai rata-rata dari ketiga siswa sebesar 47,5 dan pada siklus II

menjadi 77,5 sehingga terjadi peningkatan. Hal tersebut karena siswa aktif

membongkar atau menguraikan kembali kata/kalimat dengan prinsip inkuiri

(menemukan sendiri) melalui proses Struktural, Analitik, dan Sintetik dengan

bimbingan peneliti sehingga siswa mengenal dalam mengidentifikasi kalimat

untuk lebih merasa percaya diri. Sesuai dengan pendapat Djago Tarigan dalam

Sipu (2003: 10) bahwa “Metode SAS sesuai dengan prinsip inkuiri (menemukan

sendiri) dengan begitu siswa akan merasa lebih percaya diri atas kemampuan

sendiri. Sikap seperti ini akan membantu siswa dalam mencapai keberhasilan

belajar.

Pembahasan di atas dapat disimpulkan berdasarkan data nilai dan hasil

observasi bahwa penerapan strategi Struktural Analitik Sintetik (SAS) dapat

meningkatkan kemampuan membaca permulaan anak berkesulitan belajar

membaca kelas II semester II di SD Negeri Manahan Surakarta Tahun Ajaran

2011/2012.

Page 105: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS … · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iii UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN MELALUI METODE

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

86

BAB V

KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas bahwa penggunaan metode

Struktural Analitik Sintetik (SAS) melalui pembelajaran membaca permulaan, terlihat

adanya peningkatan yang signifikan pada kemampuan membaca permulaan bagi anak

berkesulitan membaca. Hal tersebut dapat terlihat dari data hasil sebelum tindakan

rata-rata nilai siswa 47,5. Setelah diadakan tindakan rata-rata nilai siswa pada siklus I

sebesar 68,33, dan siklus II sebesar 77,5 yang menunjukkan keberhasilan untuk

mencapai ketuntasan minimal sesuai dengan indikator keberhasilan dalam penelitian

ini. Dapat disimpulkan bahwa hipotesis tindakan penelitian ini yang berbunyi:

Penggunaan Metode Struktural Analitik Sintetik (SAS) dapat meningkatkan

kemampuan membaca permulaan bagi anak berkesulitan belajar membaca kelas II

semester II di SD Negeri Manahan Surakarta Tahun Ajaran 2011/2012, dapat terbukti

kebenarannya.

B. Implikasi

Penelitian ini memberikan gambaran bahwa proses pembelajaran sangatlah

diperlukan adanya pemikiran yang kreatif dalam memecahkan suatu masalah.

Pemikiran tersebut tidak hanya pada permasalahan membaca permulaan saja,

melainkan juga pada permasalahan lain yang sering terjadi di dalam proses kegiatan

belajar mengajar. Salah satu wujud dari pemikiran kreatif tersebut yaitu pemilihan

serta penggunaan metode pembelajaran yang tepat bagi permasalahan yang sedang

dihadapi. Metode pembelajaran dapat diartikan sebagai cara yang digunakan untuk

mengimplementasikan atau rencana yang sudah disusun melalui bentuk kegiatan

nyata dan praktis untuk mencapai tujuan pembelajaran.

Berkaitan dengan pemilihan metode pembelajaran yang diharapkan mampu

meningkatkan kemampuan siswa melalui proses membaca permulaaan khususnya

pelajaran bahasa Indonesia dan prestasi siswa dibidang mata pelajaran yang lain pada

umumnya, upaya yang dapat dilakukan dengan menerapkan metode Struktural

Page 106: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS … · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iii UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN MELALUI METODE

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

87

Analitik Sintetik (SAS) melalui pembelajaran bahasa Indonesia membuktikan

terjadinya peningkatan kemampuan membaca permulaan pada anak berkesulitan

belajar membaca kelas II semester II di SD Negeri Manahan Surakarta Tahun Ajaran

2011/2012 terbukti mempengaruhi kualitas proses dan hasil pembelajaran. Penerapan

metode Struktural Analitik Sintetik (SAS) penelitian ini merupakan salah satu upaya

yang dilakukan untuk membuktikan efektivitas metode pembelajaran yang menarik

dan menyenangkan dalam pembelajaran bahasa Indonesia. Metode ini dapat dijadikan

suatu pertimbangan bagi guru yang ingin menyampaikan/menyajikan materi pelajaran

bahasa Indonesia pada pokok bahasan membaca permulaan/nyaring. Metode ini juga

dapat digunakan sebagai alternatif untuk meningkatkan keaktifan siswa berkesulitan

belajar membaca pembelajaran bahasa Indonesia karena metode ini dapat

menciptakan kegiatan belajar aktif untuk membangun suatu pengalaman belajar

melaui prinsip inkuiri/menemukan sendiri. Untuk itu metode Struktural Analitik

Sintetik (SAS) perlu diterapkan dalam proses pembelajaran bahasa Indonesia

khusunya dalam membaca permulaan.

C. Saran

Berdasarkan simpulan di atas, dalam rangka untuk meningkatkan

kemampuan membaca permulaan siswa pada pembelajaran bahasa Indonesia maka

peneliti dapat menyampaikan saran-saran sebagai berikut:

1. Saran kepada Guru

Pembelajaran menggunakan metode Struktural Analitik Sintetik (SAS)

meningkatkan hasil belajar serta peran aktif siswa berkesulitan belajar membaca

karena dapat mengatasi kejenuhan siswa terhadap materi bahasa Indonesia pokok

bahasan membaca permulaan atau membaca nyaring teks cerita melalui

membaca gambar.

a. Guru sebaikanya menerapkan metode SAS untuk menangani siswanya yang

mengalami kesulitan membaca khususnya membaca permulaan di kelas II

Sekolah Dasar dan berusaha menciptakan suasana pembelajaran yang menarik

serta menyenangkan melalui penerapan metode SAS agar siswa merasa

senang atau aktif mengikuti pembelajaran.

Page 107: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS … · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iii UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN MELALUI METODE

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

88

b. Penelitian ini dapat dijadikan sebagai pedoman seorang guru untuk

meningkatkan kemampuan siswa dalam membaca permulaan melalui metode

SAS di kelas II Sekolah Dasar.

2. Saran kepada Siswa

Berdasarkan hasil penelitian siswa lebih percaya diri menguraikan dan

menggabungkan kembali kata/kalimat melalui proses Struktural, Analitik,

Sintetik. Hal tersebut dilihat dari meningkatnya hasil keaktifan dan hasil belajar

membaca siswa dari tiap siklus.

a. Siswa sebaikanya selalu melatih keterampilan membaca menggunakan

metode SAS sendiri di waktu luang serta fokus dan sungguh-sungguh

memperhatikan guru selama mengikuti proses belajar mengajar.

b. Siswa hendaknya selalu terlibat secara aktif berpartisipasi membongkar dan

menyatukan kembali kartu huruf melalui metode SAS saat kegiatan belajar

mengajar agar siswa memperoleh prestasi belajar yang optimal dan lebih

merasa percaya diri.

3. Saran kepada Peneliti selanjutnya:

Diharapkan ada penelitian lanjutan yang lebih inovatif kaitannya tentang metode

Struktural Analitik Sintetik (SAS) untuk menagani anak berkesulitan belajar

membaca permulaan di sekolah yang berbeda.