peningkatan kemampuan membaca permulaan ......erwin akib, m.pd., ph.d. bapak dekan fakultas keguruan...
TRANSCRIPT
PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN PADA ANAK USIA 4-5 TAHUN MENGGUNAKAN MEDIA KARTU KATA DI
TAMAN KANAK-KANAK WAHYU ILMIAH KAB. GOWA
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar
Oleh
RAFI’AH
105451105316
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA
DINI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2020
MOTO DAN PERSEMBAHAN
MOTO:
“Bacalah dengan menyebut nama Rabbmu Yang menciptakan. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Rabbmulah Yang Maha Pemurah. Yang mengajar manusia dengan perantaran qolam (pena). Dia mengajar
kepada manusia apa yang tidak diketahuinya”. (QS. AL-Alaq: 1-5)
Belajarlah bahasa huruf, sehingga engkau bisa membaca tulisan. Belajarlah bahasa alam, sehingga engkau bisa membaca jutaan hikmah dari alam. Belajarlah
bahasa kehidupan, sehingga engkau bisa membaca arti dari setiap kejadian.
PERSEMBAHAN :
Karya Ini Saya Persembahkan Kepada :
1. Kedua Orang tuaku, Bapak H. Puasa dan Hj. Fatimah yang Senantiasa Memberikan Semangat, Dukungan, dan Memanjatkan Doa Sepanjang Waktu
2. Almamaterku Universitas Muhammadiyah Makassar yang telah banyak memberiku kemampuan dalam belajar
xvi
ABSTRAK
Rafi’ah. 2020. Peningkatan Kemampuan Membaca Permulaan pada Anak Usia 4-5 Tahun Menggunakan Media Kartu Kata di TK Wahyu Ilmiah Kab.Gowa. Skripsi. Prodi Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar. Pembimbing I Aliem Bahri dan Pembimbing II Sri Sufliati Romba.
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan membaca permulaan anak usia 4-5 tahun menggunakan media kartu kata di TK Wahyu Ilmiah Kab. Gowa tahun ajaran 2019/2020. Hal ini dilatar belakangi oleh rendahnya kemampuan anak dalam membaca permulaan. Penelitian ini merupakan tindakan kelas menggunakan model penelitian dari Kemmis yang dilakukan dalam dua siklus. Subjek penelitian yakni 7 anak kelompok A yang terdiri dari 3 anak laki-laki dan 4 anak perempuan. Objek penelitian yakni kemampuan membaca permulaan. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini yaitu observasi dan dokumentasi. Instrumen penelitian yang digunakan berupa instrumen lembar observasi yang berbentuk check list, indikator yang diteliti yakni indikator kemampuan mengenal simbol huruf A-Z, indikator mengenal suara huruf awal dari nama benda, dan indikator membaca nama sendiri. Teknik analisis data dilakukan melalui deskriptif kuantitatif. Indikator keberhasilan dalam penelitian ini adalah jika persentase masing-masing indikator kemampuan membaca permulaan pada anak telah mencapai 80% dengan kriteria baik.
Hasil penelitian menunjukan bahwa media kartu kata dapat meningkatkan kemampuan membaca permulaan. Pada tahap pratindakan persentase rata-rata ketercapaian anak baru mencapai prestase 40%, pada pelaksanaan siklus I persentase yang dicapai sebesar 62%, dan pencapaian kemampuan membaca permulaan pada siklus II sebesar 90%. Peningkatan dari pratindakan ke siklus I sebesar 20%, dan peningkatan dari siklus I ke siklus II sebesar 28%. Langkah-langkah penggunaan media kartu kata yang dapat meningkatkan kemampuan membaca permulaan sebagai berikut: 1) setiap anak memperoleh 1 media kartu kata, 2) guru mengenalkan satu persatu lambang bunyi huruf, 3) anak dibimbing untuk menuliskan huruf A-Z, kemudian mengenal simbol huruf, mengenal suara huruf awal dari nama benda, dan membaca nama sendiri.
Kata kunci: Kemampuan membaca permulaan
viii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas rahmat dan hidayah-nya sehingga
penulis mampu menyelesaikan skripsi yang berjudul “ Peningkatan Kemampuan
Membaca Permulaan pada Anak Usia 4-5 Tahun Menggunakan Media Kartu Kata
di TK Wahyu Ilmiah Kab. Gowa sebagai salah satu tugas akhir untuk
mendapatkan gelar sarjana pendidikan. Segala daya dan upaya telah penulis
kerahkan untuk untuk membuat tulisan ini selesai dengan baik dan bermanfaat
dalam dunia pendidikan, Universitas Muhammadiyah Makassar.
Motivasi berbagai pihak sangat membantu dalam perampungan tulisan ini.
Segala rasa hormat, penulis mengucapkan terimakasih kepada kedua orang tua H.
Puasa dan Hj. Fatimah yang telah berjuang, mendidik, berdoa, dan membiayai
penulis dalam proses pencarian ilmu. Demikian pula, penulis mengucapkan
kepada keluarga yang tak hentinya memberikan motivasi, kepada bapak Aliem
Bahri, S.Pd., M,Pd. Dan iibu Sri Sufliati Romba, S.Pd., M.Pd. pembimbing I dan
pembimbing II, yang telah memberikan bimbingan, arahan serta motivasi sejak
awal penyusunan proposal hingga selesainya skripsi ini.
Tidak lupa juga penulis mengucapkan terima kasih kepada bapak Prof. Dr.
H. Ambo Asse, M.Ag. selaku Rektor Universitas Muhammadiyah Makassar.
Erwin Akib, M.Pd., Ph.D. bapak dekan fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Muhammadiyah Makassar, bapak Tasrif Akib, S.Pd., M.Pd. ketua
program Studi Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini serta seluruh dosen
dan para staf pegawai dalam lingkungan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Muhammadiyah Makassar yang telah membekali penulis dengan
serangkaian ilmu pengetahuan yang sangat bermanfaat bagi penulis.
Ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya juga penulis ucapkan kepada
kepada sekolah, guru, staf TK Wahyu Ilmiah Kab. Gowa, dan selaku ibu Inghied
selaku guru kelompok A di sekolah tersebut yang telah memberikan izin dan
bantuan untuk melakukan penelitian. Penulis juga mengucapkan terima kasih
kepada teman seperjuangan Zuriatina, Fira Yuniar, dan Widya Rhamdani yang
selalu menemani dalam suka dan duka, sahabat-sahabatku terkasih, serta seluruh
rekan mahasiswa program studi Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini
angkatan 2016 atas segala kebersamaan, motivasi, saran, dan bantuan kepada
penulis yang telah memberi pelangi dalam hidupku.
Akhirnya, dengan segala kerendahan hati, penulis senantiasa
mengharapkan kritikan dan saran dari berbagai pihak, selama saran dan kritikan
tersebut sifatnya membangun karena penulis yakin bahwa suatu persoalan tidak
akan berarti sama sekali tanpa adanya kritikan, semoga dapat memberi manfaat
bagi para pembaca, terutama bagi diri pribadi penulis, Aamiin Ya Robbalalamiin.
Makassar, 24 November 2020
RAFI’AH
ix
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL…………………………………………………… i
HALAMAN JUDUL……………………………………………………... ii
LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN………………………… iii
HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING………………………… iv
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING………………………….. v
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN…………………….. vi
SURAT PERJANJIAN PENULIS……………………………………... vii
ABSTRAK ……………………………………………………………..... viii
KATA PENGANTAR…………………………………………………... ix
DAFTAR ISI ……………………………………………………………. xi
DAFTAR TABEL………………………………………………………. xiii
DAFTAR GAMBAR………………………………………………….... xiv
DAFTAR LAMPIRAN……………………………………………….... xv
MOTO DAN PERSEMBAHAN……………………………………….. xvi
BAB I PENDAHULUAN………………………………………………. 1
A. Latar Belakang ................................................................................. … 1
B. Masalah Penelitian ............................................................................ … 5
C. Tujuan Penelitian ............................................................................. … 6
D. Manfaat Penelitian ............................................................................ … 6
BAB II KAJIAN PUSTAKA……………………………………………….. 8
A. Kajian Teori ..................................................................................... … 8
1. Pengertian Perkembangan Membaca ......................................... … 8
2. Tujuan dan Manfaat Membaca Permulaan ................................ … 8
3. Tahap-tahap Membaca Permulaan ............................................. … 11
4. Gangguan dalam Pembelajaran Membaca, Mengeja dan Menulis…
5. Tahapan Membaca Permulaan………………………………...... 15
6. Permainan dengan Huruf ............................................................ 18
7. Hasil Penelitian yang Relevan…………………………………. 20
B. Kerangka Pikir ................................................................................. 27
C. Hipotesis Tindakan ………………………………………………. 29
BAB III METODE PENELITIAN ............................................................ 30
A. Jenis Penelitian ................................................................................. 30
B. Lokasi dan Subjek Penelitian ........................................................... 30
C. Faktor yang di Selidiki ..................................................................... . 31
D. Prosedur Penelitian ........................................................................... 31
E. Instrumen Penelitian ......................................................................... 34
F. Teknik Pengumpulan Data ............................................................... 36
G. Teknik Analisis Data ........................................................................ 37
H. Indikator Keberhasilan........................................................................ 38
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN………………… 40
A. Hasil Penelitian……………………………………………………… 40
1. Pemaparan siklus I pertemuan pertama ...……………………… 40
2. Pemaparan siklus I pertemuan kedua………………………… ... 45
3. Pemaparan siklus II pertemuan pertama………………………... 51
4. Pemaparan siklus II pertemuan kedua………………………….. 57
B. Pembahasan………………………………………………………… 63
BAB V SIMPULAN DAN SARAN……………………………………… 67
A. Simpulan…………………………………………………………… 67
B. Saran………………………………………………………………. 68
DAFTAR PUSTAKA………………………............................................. 69
x
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
2.1 Kriteria Indikator Keberhasilan Bungin 39
2.2 Hasil Pencapaian Observasi Kemampuan Membaca Permulaan Siklus I
Pertemuan Pertama 43
2.3 Rekapitulasi Hasil Pencapaian Kemampuan Membaca Permulaan Siklus I
Pertemuan Pertama 44
2.4 Hasil Pencapaian Observasi Anak dalam Membaca Permulaan Siklus I
Pertemuan Kedua 48
2.5 Rekapitulasi Hasil Pencapaian Kemampuan Membaca Permulaan Siklus I
Pertemuan Kedua 49
2.6 Hasil Pencapaian Observasi Kemampuan Membaca Permulaan Siklus II
Pertemuan Pertama 54
2.7 Rekapitulasi Hasil Pencapaian Kemampuan Membaca Permulaan Siklus II
Pertemuan Pertama 55
2.8 Hasil Pencapaian Observasi Anak dalam Membaca Permulaan Siklus II
Pertemuan Kedua 60
2.9 Rekapitulasi Hasil Pencapaian Kemampuan Membaca Permulaan Siklus II
Pertemuan Kedua 61
2.10 Rubrik Penilaian Anak dalam Mengenal simbol huruf A-Z 74
2.11 Rubrik Penilaian Anak dalam Mengenal Suara Huruf Awal dari Nama Benda
74
2.12 Rubrik Penilaian Anak dalam Membaca Nama Sendiri 74
xi
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
2.1 Skema kerangka pikir 29
2.2 Skema siklus peneltian tindakan kelas model kurt levin 32
2.3 Guru menjelaskan simbol huru A-Z menggunakan media pohon huruf 92
2.4 Guru mengajar menggunakan media papan tulis dan meminta anak menulis
huruf 92
2.5 Guru menjelaskan cara mengenal suara huruf awal dari nama benda 93
2.6 Anak diminta ke depan untuk membaca nama sendiri 93
2.8 Guru menjelaskan cara menyusun puzzle ikan 94
2.9 Anak sedang menyusun puzzle ikan 95
2.10 Guru sedang membagikan lembar kerja anak (LKA) untuk melengkapi
kalimat 95
2.11 Anak-anak sedang mewarnai dengan sederhana binatang peliharaan kesukaan
98
xii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran
1. Hasil Observasi Aktivitas Anak Didik……………………….. … 75
2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian……………………... 76
3. Dokumentasi…………………………………………………….. 85
4. Surat Pengantar dari TU………………………………………… 97
5. Surat Izin Penelitian dari LP3M ……………………………….. 99
6. Surat izin Penelitian dari Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu
Satu Pintu Provinsi Sulawesi Selatan…………………………… 101
7. Surat izin dari Dinas Penanaman Modal, Pelayanan Terpadu Satu Pintu
dan Tenaga Kerja Kabupaten Gowa …………………………… 103
8. Surat Keterangan Validasi ……………………………............... 105
9. Kartu Kontrol Penelitian……………………………….............. 107
10. Surat izin dari TK Wahyu Ilmiah Kab. Gowa…………………. 109
11. Kartu Kontrol Bimbingan Skripsi …………………………….. 111
12. Riwayat Hidup……………………………………………….... 112
xiii
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan adalah usaha sadar yang dilakukan oleh keluarga, masyarakat,
dan pemerintah, melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, atau latihan yang
berlangsung disekolah dan diluar sekolah sepanjang hayat untuk mempersiapkan
peserta didik agar memainkan peranan dalam berbagai lingkungan hidup secara
tepat dimasa yang akan datang. Pendidikan adalah pengalaman-pengalaman
belajar terprogram dalam bentuk pendidikan formal, non formal, informal
disekolah, dan diluar sekolah yang berlangsung seumur hidup yang bertujuan
optimalisasi pertimbangan kemampuan-kemampuan individu, agar di kemudian
hari dapat memainkan peranan hidup secara tepat.
Tujuan pendidikan merupakan perpaduan tujuan-tujuan pendidikan yang
bersifat pengembangan kemampuan-kemampuan pribadi secara optimal dengan
tujuan-tujuan sosial yang bersifat manusia seutuhnya yang dapat memainkan
perannya sebagai warga dalam berbagai lingkungan persekutuan hidup dan
kelompok sosial.
Dalam undang-undang RI Nomor Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional Pasal 1 “pendidikan anak usia dini adalah suatu upaya pembinaan yang
ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan
melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan,
perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki
pendidikan lebih lanjut”. Selanjutnya pada pasal 28 tentang pendidikan anak usia
2
dini dinyatakan bahwa 1) Pendidikan anak usia dini diselenggarakan sebelum
jenjang pendidikan dasar, 2) Pendidikan anak usia dini dapat diselenggarakan
melalui jalur pendidikan formal, non formal, dan informal, 3) Pendidikan anak
usia dini jalur pendidikan formal; TK, RA, TPA, atau bentuk lain yang sederajat,
4) Pendidikan anak usia dini jalur pendidikan non formal; KB, TPA, atau bentuk
lain yang sederajat, 5) Pendidikan anak usia dini jalur pendidikan informal
pendidikan keluarga atau pendidikan yang diselenggarakan oleh lingkungan, 6)
ketentuan mengenai pendidikan anak usia dini sebagaimana dimaksud dalam ayat
(1), ayat (2), ayat (3), dan ayat (4) diatur lebih lanjut dengan aturan pemerintah
(Suyadi. 2017).
Dalam Permendikbud nomor 37 tahun 2014 dijelaskan bahwa pendidikan
anak usia dini merupakan pendidikan yang ditunjukkan pada anak usia dini untuk
merangsang dan memaksimalkan aspek-aspek perkembangannya. Terdapat 6
aspek perkembangan yang harus dikembangkan oleh guru pendidikan anak usia
dini (PAUD). Keenam aspek tersebut adalah aspek perkembangan nilai agama
dan moral, sosial emosional, bahasa, fisik motorik, dan seni (Kemendikbud.
2014).
Masa anak usia dini merupakan masa keemasan atau sering disebut golden
Age. Pada masa ini otak anak mengalami perkembangan paling cepat sepanjang
sejarah kehidupannya. Hal ini berlangsung pada saat anak dalam kandungan
hingga anak usia dini, yaitu usia nol sampai enam tahun. Namun masa bayi dalam
kandungan hingga lahir sampai usia empat tahun adalah masa-masa yang paling
menentukan periode ini, otak anak sedang mengalami pertumbuhan yang sangat
3
pesat. Oleh karena itu memberikan perhatian lebih terhadap anak usia dini
merupakan keniscayaan wujud perhatian diantaranya dengan memberikan
pendidikan baik langsung dari orang tuanya sendiri maupun dari lembaga anak
usia dini, oleh sebab itu perkembangan pada usia masa awal ini akan menjadi
penentu bagi perkembangan berikutnya (Fauziddin. 2016).
Menurut Susanto (2017) bahwa pendidikan anak usia dini memberikan
upaya untuk menstimulasi, membimbing, mengasah, dan pemberian kegiatan
yang akan menghasilkan kemampuan, serta keterampilan anak. Pendidikan anak
usia dini merupakan pendidikan yang diberikan kepada anak yang baru lahir
sampai dengan berumur enam tahun. Sesuai dengan keunikannya dan
pertumbuhan anak usia dini maka penyelenggaraan pendidikan anak usia dini
disesuaikan dengan tahapan-tahapan perkembangan yang dilalui oleh anak usia
dini tersebut.
Tujuan pendidikan anak usia dini adalah mengembangkan pengetahuan
dan pemahaman orang tua, guru serta pihak-pihak yang berkaitan dengan
pendidikan dan perkembangan anak usia dini, dengan mengembangkan berbagai
potensi anak sejak lahir (dini), sebagai persiapan untuk hidup dan untuk
menyesuaikan diri dengan lingkungan.
Menurut Mulyasa (2012) bahwa anak usia dini adalah individu yang
sedang mengalami proses pertumbuhan dan perkembangan yang sangat pesat
bahkan dikatakan sebagai lompatan perkembangan. Anak usia dini memiliki
rentang usia yang sangat berharga dibanding usia-usia selanjutnya karena
perkembangan kecerdasannya sangat luar biasa. Usia tersebut merupakan fase
4
kehidupan yang unik, dan berada pada masa proses perubahan berupa
pertumbuhan, perkembangan, kematangan dan penyempurnaan, baik pada aspek
jasmani maupun rohaninya yang berlangsung seumur hidup, bertahap, dan
berkesinambungan.
Menurut Kurniati (2017:48) salah satu bidang pengembangan yang
dilakukan di TK adalah aspek pengembangan bahasa. Perkembangan bahasa atau
komunikasi pada anak merupakan salah satu aspek dari tahapan perkembangan
anak yang seharusnya tidak luput juga dari perhatian para pendidik pada
umumnya dan orang tua pada khususnya.
Memulai membaca ialah sebuah proses kemampuan dan proses kognitif.
Proses kemampuan mengacu terhadap pengenalan huruf dan pemahaman simbol
fonem, sedangkan proses kognitif menunjukkan terhadap pemahaman simbol
fonem yang dikenal dalam memahami arti kata atau kalimat.
Media dalam proses pembelajaran dapat diartikan sebagai alat bantu untuk
mempermudah pencapaian tujuan pembelajaran. Penentuan media pembelajaran
harus sesuai dengan karakteristik peserta didik dan kondisi lingkungan. Suatu
media yang digunakan tidak mungkin cocok untuk semua siswa.
Media kartu kata ialah kartu yang berupa kata-kata yang sudah dikenal
dalam kehidupan anak, seperti ibu, ayah, nenek, dan susu. Keakraban anak
melalui kata-kata tersebut akan dapat mengembangkan aktifnya dalam mereson
terhadap apa yang dibacakannya (Muhammad Fauzil Adhim, 2004:71).
Pembelajaran menggunakan kartu kata ini dapat membuat anak tertarik dalam
proses belajar membaca. Penggunaan media kartu kata juga harus memenuhi
5
syarat-syarat dalam pemilihan media pembelajaran yaitu visible (mudah dilihat),
interesting (menarik), simple (sederhana), useful (bermanfaat), accurate (benar),
legitimate (sah), structure (struktur).
Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan di Kelompok A TK
Wahyu Ilmiah pada tanggal 15 februari s/d 17 februari 2020 bahwa
perkembangan membaca permulaan masih tergolong rendah. Hal ini dilihat pada
saat anak mengenal huruf, mengenal suara huruf awal dari nama benda-benda
yang ada di sekitarnya, dan membaca nama sendiri. Berdasarkan hasil observasi
tersebut skala pencapaian anak dalam membaca permulaan berbeda-beda
pencapaiannya. Dari hasil wawancara dengan guru juga perkembangan dalam
metode berbahasa dari 15 anak hanya 5 anak yang mampu dalam membaca
permulaan disebabkan oleh faktor kekurangan buku di TK Wahyu Ilmiah.
Berkaitan dengan hal itu, penulis terinspirasi mengkaji melalui penelitian
tindakan kelas dengan judul: Peningkatan Kemampuan Membaca Permulaan Pada
Anak Usia 4-5 Tahun Menggunakan Media Kartu Kata di TK Wahyu Ilmiah.
B. Masalah Penelitian
1. Identifikasi Masalah
Metode pembelajaran atau media apa saja yang digunakan di sekolah?
Berdasarkan uraian di atas “ Apakah dengan menggunakan media kartu
kata dapat meningkatkan kemampuan membaca permulaan pada anak
usia dini?
6
2. Alternatif Pemecahan Masalah
Berdasarkan masalah diatas maka solusi meningkatkan
kemampuan membaca permulaan anak yaitu menggunakan media kartu
kata pada anak usia 4-5 tahun di TK Wahyu Ilmiah. Adapun langkah-
langkah yang perlu diperhatikan oleh guru yaitu melihat kondisi awal
perkembangan membaca anak setelah itu menentukan tema yang akan
digunakan, selanjutnya menentukan tujuan pembelajaran yaitu
meningkatkan kemampuan membaca permulaan anak usia 4-5 tahun,
kemudian merencanakan dan menyediakan media atau alat yang
digunakan dan guru menjelaskan simbol-simbol huruf dalam bentuk
kalimat untuk anak usia 4-5 tahun.
3. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang sudah penulis jelaskan, maka
rumusan masalahnya adalah:
Apakah dengan menggunakan media kartu kata dapat meningkatkan
kemampuan membaca permulaan pada anak kelompok A di TK Wahyu
Ilmiah?
C. Tujuan Penelitian
Untuk meningkatkan kemampuan membaca permulaan anak dengan
menggunakan media kartu kata kelompok A di TK Wahyu Ilmiah Gowa.
D. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat secara
teoritis dan praktis sebagai berikut:
7
1. Manfaat teoritis
Bagi peneliti, menjadi masukan bahan meneliti dan
mengembangkan peneliti berkaitan dengan meningkatkan
perkembangan membaca permulaan menggunakan media kartu kata.
2. Manfaat praktis
(a). Bagi anak didik, dapat meningkatkan kemampuan bagi anak, dapat
menumbuhkan pengetahuan dan motivasi antar anak, bersikap
positif, aktif dalam belajar, bertanggung jawab serta dapat
meningkatkan hasil belajar.
(b). Bagi guru, hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai
bahan masukan bagi guru-guru, khususnya guru taman kanak-
kanak dalam meningkatkan keterampilan memilih metode
pembelajaran yang sesuai dan bervariasi khususnya meningkatkan
perkembangan membaca permulaan menggunakan media kartu
kata.
(c). Bagi kepala sekolah, sebagai bahan masukan agar mendapat
perhatian dalam meningkatkan kemampuan membaca permulaan
menggunakan media kartu kata.
8
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
1. Pengertian Perkembangan Membaca
Menurut Mohamad Surya (2016: 182-195) dalam konteks kognitif,
membaca merupakan wujud aktivitas kognitif melalui rangsangan yang berupa
huruf dan tanda-tanda baca lainnya yang diterima oleh indera reseptor visual
(mata) untuk kemudian dilanjutkan ke otak dan selanjutnya diberikan tafsiran atau
makna. Huruf-huruf dan tanda baca lainnya merupakan simbol-simbol bahasa
yang menjadi rangsangan visual dan menjadi gerbang proses kognitif selanjutnya.
Dengan membaca, individu dapat membuat kontak dan komunikasi dengan
pikiran dan imajinasi seseorang yang jauh dari kita, baik jarak waktu maupun
ruang. Demikian pula, kita dapat belajar dan berbagi perasaan dengan mereka
yang kemudian dapat memperkaya perbendaharaan kognitif. Dapat dinyatakan
bahwa membaca merupakan pintu gerbang kognitif yang memegang peranan yang
amat penting dalam keseluruhan kehidupan kita terutama di zaman modern
sekarang ini.
Membaca akan membawa anak memasuki dunia literasi atau keterbacaan
sehingga memperoleh pemahaman yang seluas-luasnya tentang dunia sekitar.
Anak melalui belajar membaca sejak mulai masuk pendidikan formal sejak kelas
pertama dan selanjutnya secara fungsional kemampuan membaca akan menjadi
landasan dalam proses pembelajaran. Tanpa memiliki kecakapan membaca akan
sulit bagi anak atau orang dewasa untuk memperoleh proses pembelajaran lebih
lanjut. Tidak hanya pada lingkungan pendidikan formal, membaca merupakan
9
instrumen utama bagi setiap orang dalam menghadapi tantangan hidup dalam
pekerjaan, kehidupan bermasyarakat, kehidupan berkeluarga dan sebagainya. Sulit
dibayangkan hidup di zaman sekarang tanpa kemampuan membaca.
Menurut Rahim (Dadan Suryana. 2019: 127) membaca merupakan suatu
proses dimaksudkan informasi dari teks dan pengetahuan yang dimiliki oleh
pembaca mempunyai peranan yang utama dalam bentuk makna. Membaca
merupakan keterampilan bahasa tulis yang bersifat reseptif. Kemampuan
membaca termasuk kegiatan yang kompleks dan melibatkan berbagai
keterampilan. Jadi, kegiatan membaca merupakan suatu kesatuan kegiatan yang
terpadu yang mencakup beberapa kegiatan seperti mengenali huruf dan kata-kata,
menghubungkan dengan bunyi, maknanya serta menarik kesimpulannya mengenai
maksud bacaan.
Membaca ialah kata kerja dalam bahasa Indonesia yang memiliki arti
dapat mengetahui dan menguasai apa yang ditulusnya (Tim Reality. 2008: 97),
dan permulaan ialah kata benda dalam bahasa Indonesia yakni permulaan, yang
awal sekali. Membaca pada dasarnya ialah aktifitas kegiatan fisik dan mental yang
bertujuan guna menemukan arti tulisan, meskipun pada aktfitas membaca tersebut
terdapat proses pengenalan huruf. Diartikan aktivitas fisik, dikarenakan semua
bagian tubuh, terutama mata yang melaksanakannya. Diartikan mental
dikarenakan bagian dari fikiran, terutama persepsi dan ingatan, terlibat.
Pengenalan membaca permulaan merupakan kegiatan yang perlu diberikan
pada anak. Melalui kegiatan membaca permulaan, anak akan mengenal simbol-
simbol huruf, mengenal suara huruf awal dari nama benda-benda yang ada di
10
sekitarnya, dan membaca nama sendiri. Hal tersebut sesuai dengan Permendiknas
Nomor 137 Tahun 2014 yang menyebutkan bahwa perkembangan bahasa dalam
lingkup keaksaraan pada usia 4-5 tahun yaitu menyebutkan simbol-simbol huruf,
memahami hubungan antara bunyi dan bentuk huruf, membaca namanya sendiri.
Membaca permulaan adalah suatu kesatuan kegiatan yang terpadu mencakup
beberapa kegiatan seperti mengenali huruf, menghubungkan dengan bunyi, dan
maknanya. Dapat disimpulkan bahwa indikator yang diteliti adalah mengenal
simbol huruf vokal dan konsonal, membaca nama sendiri seperti nama panggilan
dan nama panjang.
2. Tujuan Membaca Permulaan
Pada pengenalan anak dalam membaca, baik untuk anak usia dini
mempunyai manfaat. Menurut Soejono (Lestary. 2004: 12), tujuan membaca
permulaan ialah:
a. Memperkenalkan huruf-huruf alfabet kepada anak didik sebagai
simbol suara atau simbol suara
b. Melatih kemampuan anak didik dalam mengubah huruf pada kata
menjadi suara
c. Disaat anak didik belajar membaca lebih lanjut, mereka harus melatih
pengetahuan huruf dan keterampilan vokalisasi alfabet pada waktu
singkat.
Sedangkan berdasarkan Dhiene, ddk (2008:5-8) dalam membaca memiliki
beberapa tujuan, diantaranya:
a. Guna memperoleh informasi
11
b. Ada orang-orang yang membaca dengan tujuan agar citra dirinya
meningkat
c. Adakalanya orang membaca untuk melepaskan diri dari kenyataan,
misalnya pada saat ia merasa jenuh, sedih, bahkan putus asa.
d. Mungkin juga orang membaca untuk tujuan rekreatif, untuk
mendapatkan kesenangan atau hiburan, seperti halnya menonton film
atau bertamasya.
e. Kemungkinan lain, orang membaca tanpa tujuan apa-apa hanya karena
iseng, tidak tahu apa yang dilakukan. Jadi, hanya sekedar untuk
mengisi waktu
f. Tujuan membaca yang tinggi adalah mencari nilai-nilai keindahan atau
pengalaman estetis dan nilai-nilai kehidupan lainnya.
Dapat disimpulkan bahwa tujuan membaca permulaan adalah agar anak
memiliki keterampilan untuk dapat membaca sejak dini guna menunjang
keterampilan membaca selanjutnya. Hal ini dilakukan dengan memberikan bekal
keterampilan melafalkan huruf, membaca huruf, merangkai huruf menjadi suku
kata dan merangkai suku kata menjadi kata.
3. Tahap-tahap Membaca Permulaan
Menurut Steinbeng (dalam Susanto 2017: 90), keterampilan membaca
anak dibedakan menjadi 4 tahapan perkembangan, yakni
a. Tahapan munculnya kesadaran pada tulisan
Dalam tahapan ini mulainya anak dalam belajar mengenali serta
menngunakan buku, dalam hal ini ia mulai sadar bahwasanya buku itu
12
penting, selanjutnya anak mulai membaca buku, terkadang membawa
buku yang disukainya.
b. Tahapan membaca gambar
Dalam tahapan ini anak-anak di usia TK bisa melihat dirinya
sebagai pembaca, serta mulai berpartisipasi pada aktifitas membaca,
berpura-pura membaca buku, memberikan arti pada gambar, dan
penggunaan bahasa buku, meskipun tidak sesuai pada tulisan. Anak-
anak telah mengetahui bahwasanya sebuah buku terdapat dari tiga
bagian: depan, tengah, dan belakang.
c. Tahapan pengenalan bacaan
Dalam tahapan ini, anak usia TK bisa mempergunakan tiga system
bahasa secara bersamaan, diantaranya fonem (bunyi huruf), semantik
(makna kata) dan tata bahasa (aturan kata atau kalimat). Anak-anak
yang telah memiliki ketertarikan dengan bahan bacaan mulai
mengingatnya terhadap huruf dan konteks yang tercetak. Anak mulai
mengetahui tanda-tanda pada objek pada lingkungannya.
d. Tahapan membaca lancar
Dalam tahapan ini anak telah memiliki kelancaran dalam membaca
berbagai macam buku dan bahan yang berkaiatan langsung terhadap
aktifitas hidup sehari-harinya.
4. Hambatan dalam Pembelajaran Membaca, Mengeja, dan Menulis
Menurut Widyorini (2017:43-54) konsep mengenai hambatan membaca
serta menulis memiliki arti yang luas. Hambatan yang paling mudah untuk
13
mengenali gejala ialah anak tidak mengenali simbol huruf dan tidak mengenali
angka.
Pada hakikatnya proses pembelajaran ialah sebuah proses multi faktor,
dengan kata lain berbagai faktor bisa mempengaruhi proses pembelajaran pada
waktu yang bersamaan. Huruf dan kata-kata ialah figur dengan bunyi tertentu, dan
berbagai bunyi bersama-sama membentuk makna. Pada materi membaca, faktor-
faktor dibawah ini berperan:
a. Tujuan Untuk memahami bunyi dalam tuturan, dan mengungkapkan
tuturan melalui berbagai tanda atau simbol.
b. Dapat mendengarkan bunyinya kata secara baik, dan dapat mengenali
berbagai perbedaan antara suara (sekecil apapun), urutan pelafalan
(sortasi) sehingga kita dapat merubah huruf pada kata, dan akhirnya
membuat kata memiliki arti yang berbeda (mama, papa)
c. Perbedaan bentuk huruf dan posisi huruf terlihat jelas. Memiliki bentuk
dari banyak huruf memiliki kemiripan satu sama lain. Contoh: c, e, b, d,
i, j, m, w, u, v.
Dalam semua aspek membaca terjadi hambatan, hal ini terjadi terhadap
tugas membaca yang memiliki kesulitan, tampaknya anak sulit menghubungkan
apa yang mereka dengarkan melalui apa yang mereka lihat. Dalam tahap awal,
tampaknya sulit baginya untuk mengaitkan suara dengan simbol, dan sulit baginya
untuk dengan cepat menangkap berbagai suara, sehingga bisa segera diwujudkan
ke dalam bentuk kata yang keluar. Terhadap anak-anak seperti itu, selalu ada
pertanyaan saat pemilihan huruf, misal apakah huruf itu b atau d. Permasalahan
14
pengenalan membaca dan menulis pada anak disebabkan oleh ketidakmampuan
membentuk tulisan dan ketidakmampuan melafalkan simbol sertaanak belum bisa
membedakan bentuk huruf.
Masalah mengeja dikarenakan sulitnya untuk menghubungkan suara dan
huruf, ekspresi kata tidak dapat ditampilkan dengan sempurna. Dengan cara yang
sama, pengucapan kata tersebut muncul, yang mengarah ke bentuk kata tersebut
tidaklah terlalu baik. Bisa diartikan bahwasanya anak-anak kelompok ini kurang
pandai mengetahui simbol kata (membaca) dan mengabstraksi ejaan kata pada
pikirannya.
Pada dasarnya anak-anak normal akan selesai melalui waktu kecepatan
besar selama pelajaran membaca dan mengeja. Namun terhadap anak-anak ini,
waktunyae sangatlah lambat, dan perlu ditingkatkan. Anak-anak yang memiliki
permasalahan membaca dan mengeja diartikan disleksia. Biasanya para ahli akan
terus mengamati permasalahan disleksia agar dapat membuat diagnosis yang
terbaik. Selain itu, guru dan orang tua perlu memeriksa apakah terdapat berbagai
komponen variabel lain yang berpengaruh pada proses pembelajaran. Dikarenakan
disleksia terhadap kesulitan membaca dan mengeja seringkali tidak muncul
sendiri, namun terus berdampingan pada kendala atau permasalahan sikapnya.
Adapun hambatan yang parah dalam makna bahasa adalah prakondisi
hambatan dalam permasalahan membaca dan mengeja juga diartikan
permasalahan hambatan perkembangan bahasa. Seorang anak yang merasakan
hambatan perkembangan bicara dan bahasa saat kecil mungkin menghadapi
hambatan membaca dan mengeja di masa depan. Keterampilan mengekspresikan
15
bahasa ialah sebuah prasyarat agar seseorang bisa membaca teks dan memahami
maknanya. Hal yang penting ialah seorang anak dapat mencerna apa yang
dikatakan guru. Ini melibatkan keterampilan untuk melihat ruang dari realitas tiga
dimensi, yang selanjutnya melalui penggunaan gambar dua dimensi di atas kertas
dan juga dapat menafsirkan berbagai huruf, kata, dan kalimat. Oleh karenanya,
hambatan peningkatan bahasa ialah hal-hal yang dapat berpengaruh meengenai
hal ini.
Pada anak-anak lain merasakan sulitnya dalam mengaitkan apa yang
mereka amati melalui bahasa. Dia akan mengalami sulitnya dalam mengingat
nama warna, biasanya akan kesulitan menemukan kata yang tepat pada nama
warna tersebut, atau akan memiliki hambatan memproses informasi yang masuk
ke telinga. Dalam ini ialah sebuah hambatan peningkatan bahasa, dengan
keterampilan penyimpanan kosakata yang sangat parah (daftar kata yang sangat
sedikit), sehingga tidak memiliki cara untuk memikirkan perkembangan bahasa.
Anak-anak yang memiliki keterampilan untuk membentuk dan berfikir tentang
warna dan gambar diartikan pembelajar visual.
5. Tahapan perkembangan bahasa pada anak
Manusia berinteraksi satu dengan yang lain melalui komunikasi dalam
bentuk bahasa. Komunikasi tersebut terjadi baik secara verbal maupun non verbal
yaitu dengan tulisan, bacaan dan tanda atau simbol. Manusia berkomunikasi lewat
bahasa memerlukan proses yang berkembang dalam tahap-tahap usianya.
16
Pada usia 3 minggu bayi akan mengeluarkan suara tangisan yang masih
berupa refleks. Jadi, bayi menangis bukan karena ia memang ingin menangis
tetapi hal tersebut dilakukan tanpa ia sadari.
a) Babling, pada usia lebih dari 3 minggu, ketika bayi merasa lapar atau
tidak nyaman ia akan mengeluarkan suara tangisan. Berbeda dengan
sebelumnya, tangisan yang dikeluarkan telah dapat dibedakan sesuai
dengan keinginan atau perasaan si bayi.
b) Lalling, di usia 3 minggu sampai 2 bulan mulai terdengar suara-suara
namun belum jelas. Bayi mulai dapat mendengar pada usia 2 sampai
dengan 6 bulan sehingga ia mulai dapat mengucapkan kata dengan
suku kata yang diulang-ulang, seperti: ba...ba...ma...ma
c) Echolalia , di tahap ini, yaitu saat bayi menginjak usia 10 bulan ia
mulai meniru suara-suara yang didengar dari lingkungannya serta ia
juga akan menggunakan ekspresi wajah atau isyarat tangan ketika
ingin meminta sesuatu.
d) True Speech, bayi mulai dapat berbicara dengan benar. Saat itu usianya
sekitar 18 bulan atau biasa disebut balita. Namun, pengucapannya
belum sempurna seperti orang dewasa.
e) Terlalu Minim pada Hal Kesadaran Pencandraan Auditif Bunyian
(Fonem).
f) Hambatan pada Pelajaran (Selalu Tetap Mengeja dalam Pembelajaran
Membaca)
17
Terdapat beberapa anak terus mengeja ketika harus membaca dikarenakan
terlalu sama. Beberapa di antaranya sulitnya untuk disintesis. Dalam tahap
terakhir, tidak secara otomatis menempatkan kata di tempat yang seharusnya.
Dalam sebuah kasus, bisa ditemukan bahwa anak-anak tidak dapat secara cepat
terhubung dengan kata-kata yang mereka dengar. Jika permasalahan ini tidak
dapat diselesaikan dengan cepat, anak akan menghabiskan seluruh hidupnya untuk
mengeja.
g). Meraba-raba Bacaan
Anak yang membaca dengan cara meraba-raba merupakan anak yang
mengalami kemampuan analisis-kecil sintesis yang lambat berkembang, yang
sudah mengenal bacaan tetapi kemampuan teknisnya belum mencukupi. Anak
yang meraba-raba bacaan karena ia tidak mau kelihatan bahwa sangat membaca.
Hal ini berperan terutama pada saat pembelajaran membaca dengan suara yang
keras di depan kelas, dan hal ini perilaku yang mengharapkan penghargaan sosial.
h). Tidak atau Minim Intonasi
Beberapa anak dapat membaca secara baik, namun mereka tetap membaca
secara tak terputus. Ia membaca tanpa koma, juga tidak merasakan atau
mendengarkan apa yang mereka baca. Membaca dengan lantang bukanlah untuk
orang lain, tapi mendengarkan perkataan kita sendiri. Sepertinya dia bisa
merangkai kata-kata yang dibacanya, apalagi mengerti arti dan perasaan dari apa
yang dia baca. Pada sehari-hari anak memiliki keterampilan berkomunikasi yang
superfisial, dengan sedikit atau justru sangat sensasi. Kita juga bisa mengamati
ucapan mulutnya saat berbicara. Berbeda sekali dengan situasi ini, anak-anak ini
18
terlalu aktif, acting, dan sibuk melihat tanda baca (seperti koma, titik) karena jeda
yang lama. Terhadap anak-anak seperti itu, perkembangan sosial dan emosional
biasanya lemah. Untuk menangani penyakit dalam hambatan membaca tingkat
lanjut, seseorang perlu menyaring berbagai keterampilan membandingkan dengan
teman seusianya pertama-tama terhadap proses informasi dan keadaan
emosionalnya.
6. Permainan Dengan Huruf
Menurut Lerner (Dianah Mutiah 2015:165) menyatakan bahwa dasar
utama perkembangan bahasa adalah melalui pengalaman-pengalaman
berkomunikasi yang kaya. Pengalaman-pengalaman yang kaya itu akan
menunjang faktor-faktor bahasa antara lain:
a. Mendengarkan
b. Berbicara
c. Membaca
d. Menulis
Mendengarkan dan membaca termasuk keterampilan berbahasa secara
reseptif (menerima), sedangkan berbicara dan menulis merupakan keterampilan
yang ekspresif. Disamping itu juga, bahwa perkembangan masing-masing faktor
secara bertahap dan pentingnya memantau persepsi, ingatan, penglihatan, dan
pendengaran anak agar dapat mendeteksi kelemahan-kelemahan anak secara dini.
Proses anak memahami, menghubungkan, mengutaran pengetahuannya
dalam bentuk bahasa yang ekspresif, semuanya akan menentukan perkembangan
bahasanya. Dengan kebiasaan-kebiasaan dan keterampilan mendengarkan secara
19
bervariasi, anak akan memiliki keterampilan dan berbicara santun saat
mendengarkan atau berbicara dengan orang lain. Apabila orang dewasa
memusatkan perhatiannya pada kegiatan mendengarkan dan berbicara, maka anak
diharapkan terampil mengemukakan pendapatnya secara mandiri tanpa takut
sehingga dapat meningkatkan motivasi, minat, dan percaya diri, serta membantu
perkembangan kepribadiannya.
Membaca merupakan kecakapan fundamental yang penting yang akan
selalu dipelajari. Membaca berarti kesuksesan baik di sekolah, di tempat kerja,
dan dimana pun. Anak yang tidak bisa membaca sampai usia 8 atau 9 tahun, maka
dia tidak bisa menjadi seorang pembaca yang baik.
Membaca menurut Montessori bukanlah suatu proses belajar yang begitu
rumit untuk diajarkan. Usia yang paling ideal untuk mengajarkan membaca adalah
pada usia 4,5 tahun hingga 6 tahun. Saat membaca akan terkait dengan masalah
panca indra. Untuk menjadi pembaca yang baik anak harus belajar membedakan
suara huruf yang berbeda-beda dan mencocokkan suara-suara itu dengan
tulisannya. Pada dasarnya, membaca adalah penerjemahan simbol-simbol dan
suara-suara ke dalam makna. Semakin sering memperkenalkan anak pada kata-
kata tertulis, semakin senang anak dalam mempelajarinya.
Membaca seharusnya menjadi proses yang mudah dan alami. Pengulangan
(repetisi) adalah kata kuncinya, bersikap cermat dan jangan tergesa-gesa dalam
mengajar anak membaca. Berilah anak buku-buku yang mudah sehingga dia tidak
akan gampang putus asa karena dengan merasa berhasil maka minatnya akan
terus-menerus bertambah. Selalulah mempertahankan pendekatan positif dan
20
nikmatilah bersama antusiasme membaca anak atas kegairahan dunia baru yang
membentang untuk dijelajahi.
7. Hasil Penelitian yang Relevan
Hasil penelitian relevan pada studi ini yakni studi oleh Ratna Arini Dewi
dengan judul “Peningkatan kemampuan membaca permulaan pada anak usia 4-5
tahun menggunakan media kartu kata di TK Wahyu Ilmiah” Peneliti menyatakan
bahwasanya keterampilan membaca awal anak TK bisa dikembangkan dengan
media kartu kata. Dari studi yang dilaksanakan oleh peneliti bisa diketahui bahwa
keterampilan membaca awal anak meningkat sebanyak 35%.
Studi memiliki kemiripan yang dilaksanakan oleh Ratna Arini Dewi dari
segi variabel yang diteliti, yang menjadi perbedaan adalah:
1. Dalam studi yang dilaksanakan oleh saudari Ratna Arini Dewi,
kemunculan kata dalam kartu tersebut dieja untuk setiap suku kata (seperti
kaki). Dalam studi ini tampilannya tidak dieja tapi digabungkan, seperti
rayap, raket, dll.
2. Dalam studi yang sebelumnya, media kartu kata bergambar dan salam
studi ini berisi fonem dan kata.
3. Kartu kata gamabar jenis ini hanya dipergunakan pada bagian depan, dan
dalam studi yang dilaksanakan oleh peneliti bagian belakang dan depan
menggunakan dua sisi kartu, dan bagian belakang untuk menampilkan
suku kata awal dari suatu kata.
Ratna Arini Dewi memfungsikan kartu kata melalui cara: 1) guru
memperlihatkan kartu kata, 2) guru menempelkan kartu kata lalu mengajak anak
21
untuk membaca kata secara terpisah dengan dieja secara berulang-ulang, 3) guru
meminta anak menyebutkan benda-benda yang ada dilingkungan yang mempunya
suku kata awal yang sama.
Sedangkan tahapan penggunaan media kartu kata yang peneliti gunakan
diantaranya: 1) Media kartu kata yang disiapkan guru untuk dipergunakan pada
pertemuan hari ini; 2) Anak dikondisikan duduk dalam tiap-tiap kelompoknya,
satu kelompok terdiri dari 4 anak; 3) Guru memperkenalkan simbol bunyi huruf
satu per satu, kemudian anak menyebutkannya, lalu menebak fonem di bagian
belakang kartu; 4) Guru memberi media kartu kata kepada satu anak, lalu
berlanjut ke anak lain hingga semua anak dalam kelompok memiliki kesempatan
untuk membaca kartu kata.
Penelitian ini sesuai dengan penelitian yang peneliti lakukan karena proses
pembelajaran dengan cara menggunakan media papan tulis dan spidol untuk anak
menulis kalimat lalu membaca untuk mengungkapkan kemampuan membaca
permulaan anak.
B. Kerangka Pikir
Kemampuan belajar anak dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik berasal
dari diri maupun dari luar diri anak. Hasil belajar merupakan hasil interaksi antara
berbagai faktor tersebut. Pengenalan guru terhadap faktor yang mempengaruhi
hasil belajar anak sangat penting dengan melakukan inovasi pembelajaran, seperti
penggunaan media kartu kata dapat merangsang aktivitas belajar anak, dan
kemampuan berpikir logis serta pemahaman dalam pembelajaran secara
22
individual, khususnya dalam meningkatkan perkembangan bahasa dalam
membaca permulaan melalui kartu kata.
Pengenalan kata atau kalimat di TK Wahyu Ilmiah dilakukan dengan
menjelaskan secara langsung dimana pada saat guru menjelaskan materi tentang
mengenal kata kegiatan yang diberikan hanya sekedar menulis kata di papan,
padahal pembelajaran akan lebih menarik dan berkesan jika guru menggunakan
media pembelajaran, hal ini menjadi penyebab rendahnya kemampuan membaca
permulaan anak.
Berdasarkan permasalahan diatas maka, perlu ditingkatkan kemampuan
membaca permulaan pada anak melalui media yang menyenangkan yakni media
kartu kata untuk meningkatkan perkembangan bahasa dalam mengenal suku kata.
Media kartu kata sangat membantu dalam menstimulasi kemampuan membaca
permulaan pada anak. Melalui proses pembelajaran membaca permulaan dengan
media kartu kata proses pembelajaran diharapkan berlangsung secara maksimal
sehingga mendukung peningkatan kemampuan membaca permulaan pada anak.
23
Kerangka pikir peningkatan hasil belajar anak dalam media kartu kata
digambarkan sebagai berikut:
Kondisi
Awal
Kemampuan membaca permulaan anak masih
rendah:
1. Anak belum mengenal simbol huruf A-Z
2. Anak belum mampu membaca nama sendiri
Tindakan
Langkah-langkah penggunaan media kartu kata:
1. Menentukan tema pembelajaran
2. Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan
3. Menyampaikan tujuan pembelajaran
4. Memberikan arahan-arahan sebelum anak
melakukan kegiatan
5. Membimbing sambil mengamati kegiatan anak
Indikator Kemampuan
Membaca Permulaan
1. Mengenal simbol huruf A-Z
2. Membaca nama sendiri
Kondisi
Akhir
Kemampuan membaca permulaan anak
meningkat
Tabel 2.1 Skema Kerangka Berpikir
24
C. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan judul penelitian dan kerangka pikir diatas, maka hipotesis
tindakan yaitu: jika perkembangan bahasa dalam kemampuan membaca
permulaan menggunakan media kartu kata dapat diterapkan, maka hasil belajar
pada anak Kelompok A TK Wahyu Ilmiah dapat meningkat.
25
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu penelitian
tindakan kelas (PTK). Menurut Prendergast dan Knowles (2002:96) menyatakan
bahwa:
Penelitian tindakan kelas adalah wahana bagi guru untuk melakukan
refleksi dan tindakan secara sistematis dalam pengajarannya untuk memperbaiki
proses dan hasil belajar peserta didik.
Penelitian tindakan kelas dapat mendorong para guru melakukan refleksi
terhadap praktik pembelajarannya untuk membangun pemahaman mendalam dan
mengembangkan hubungan-hubungan personal dan sosial antar guru (kompetensi
kepribadian dan kompetensi sosial). Dengan demikian, penelitian tindakan kelas
dapat diartikan sebagai suatu proses penyelidikan ilmiah dalam bentuk refleksi
diri yang melibatkan guru dalam situasi pendidikan tertentu dengan tujuan
memperbaiki pemahaman dan keadilan tentang situasi atau praktik pendidikan,
memahami tentang praktik yang dilakukan, dan situasi-situasi dimana praktik itu
dilaksanakan.
Perangkat yang digunakan dalam penelitian ini yaitu dimana guru
menyediakan kartu kata untuk anak belajar mengenal simbol-simbol huruf dan
yang berbentuk suku kata.
26
B. Lokasi dan Subjek Penelitian
1. Lokasi
Penelitian tindakan kelas ini akan dilakukan di TK Wahyu Ilmiah dengan
alokasi waktu satu bulan. Penentuan waktu penelitian mengacu pada kalender
akademik sekolah karena PTK memerlukan siklus yang membutuhkan proses
belajar yang efektif di kelas.
2. Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah anak didik kelompok A TK Wahyu
Ilmiah yang berjumlah 7 anak didik dan 2 orang guru, yang terdiri dari 3 anak
laki-laki dan 4 anak perempuan. Tindakan ini dilakukan oleh guru dan peneliti
sebagai observer. Peneliti memilih kelompok A sebagai objek peneliti karena
berdasarkan pertimbangan: (1) di TK ini belum pernah dilakukan peneliti tentang
penerapan perkembangan bahasa dalam kemampuan membaca permulaan
menggunakan media kartu kata, (2) adanya dukungan dari kepala TK dan guru
TK Wahyu Ilmiah. Utamanya guru kelompok A untuk melakukan penelitian
dengan judul peningkatan kemampuan membaca permulaan pada anak usia 4-5
tahun menggunakan media kartu kata.
C. Faktor yang Diselidiki
Faktor yang diselidiki dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Faktor input : Peserta didik yang menjadi subjek penelitian, media dan
alat bantu pembelajaran, dan sumber belajar.
27
2. Faktor proses : Interaksi belajar mengajar, cara peserta didik
menggunakan media kartu kata untuk peningkatan kemampuan
membaca permulaan.
3. Faktor output : Peningkatan kemampuan membaca permulaan
D. Prosedur Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini dirancang untuk dilakukan dalam 2 (dua)
siklus, yaitu setiap siklusnya diadakan 2 (dua) kali pertemuan. Serta tiap siklus
mempunyai 4 tahapan, perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Empat
tahap tersebut secara berurutan dalam setiap siklus.
1. Pelaksanaan Siklus
Pelaksanaan penelitian tindakan kelas mengikuti tahap penelitian tindakan
kelas yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Hasil penelitian
digambarkan berdasarkan indikator yang tercapai dalam meningkatkan
kemampuan bahasa dalam membaca permulaan di TK Wahyu Ilmiah.
Penelitian tindakan kelas (PTK) menggunakan model Kurt Levin
dipandang sebagai kegiatan penelitian tindakan terutama dalam bidang psikologi
sosial. Model Kurt Levin dijadikan acuan pokok atau dasar dari berbagai model
penelitian tindakan. Oleh karena itu, dia adalah orang pertama yang
memperkenalkan Action Research atau penelitian tindakan.
28
Konsep pokok penelitian tindakan Kurt Levin terdiri dari empat langkah,
yaitu:
a. Perencanaan (planning)
b. Pelaksanaan (acting)
c. Pengamatan atau observasi (observing)
d. Refleksi (reflecting)
Skema 2.2 Siklus Penelitian Tindakan Kelas Model Kurt Levin.
Perencanaan
Pelaksanaan SIKLUS I Refleksi
Pengamatan
Perencanaan
SIKLUS II Refleksi Pelaksanaan
Pengamatan
Kesimpulan
29
Pelaksanaan penelitian berlangsung dua siklus dan rincian kegiatan setiap
siklus sebagai berikut:
a. Siklus pertama
1) Perencanaan
Kegiatan yang dilakukan pada tahap perencanaan ini adalah:
a). Menentukan tema pembelajaran
b). Membuat rencana kegiatan mingguan dan rencana kegiatan harian.
c). Menyiapkan lagu-lagu yang dinyanyikan
d). Menyiapkan alat atau media yang akan digunakan.
e). Mengalokasikan waktu
f). Menyiapkan lembar observasi atau instrumen penilaian.
2). Tahap Pelaksanaan Tindakan
Tahap ini merupakan implementasi dari semua rencana yang dibuat,
kegiatan yang dilakukan di kelas adalah melaksanakan tindakan yaitu membaca
permulaan dengan media kartu kata.
3). Tahap observasi
Observasi dilaksanakan dengan menggunakan lembar observasi yang telah
dibuat, proses observasi yang dilakukan oleh observer untuk mengamati guru
dalam mengajar dan mengamati anak dalam meningkatkan kemampuan membaca
permulaan melalui media kartu kata pada anak kelompok A TK Wahyu Ilmiah.
4). Tahap refleksi
Tahap ini merupakan kegiatan menelaah hasil belajar kemampuan bahasa
dalam menyebutkan kata pada anak kelompok A TK Wahyu Ilmiah, hasil
30
observasi aktivitas mengajar guru serta aktivitas belajar anak pada siklus pertama
yang dilakukan oleh guru dan observer. Tahap tersebut menganalisis keberhasilan
dan kelemahan dalam pembelajaran kemampuan bahasa dalam menyebutkan
bentuk kata pada siklus pertama dan menjadi masukan untuk dilakukan perbaikan
pada siklus kedua.
E. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti
dalam mengumpulkan data agar pekerjaan lebih mudah dan rating scale,
instrumen yang digunakan oleh peneliti dalam hasilnya lebih baik. (Suharsini
Arikunto. 2006:160). Jenis-jenis instrumen observasi yang biasanya digunakan
dalam penelitian Tindakan Kelas yaitu checklist, anecdotal record, dan rating
scale. Penelitian Tindakan Kelas ini berbentuk check list atau daftar cek, yang
merupakan pedoman observasi yang berisikan daftar dari semua aspek yang akan
diobservasi, sehingga observer tinggal memberi tanda check list pada aspek yang
akan diobservasi, check list merupakan alat observasi yang praktis untuk
digunakan, sebab semua aspek yang akan diteliti sudah ditentukan terlebih dahulu
(Wina Sanjaya. 2011:93).
Pedoman observasi merupakan salah satu cara untuk mengumpulkan data
tentang peningkatan kemampuan membaca permulaan kelompok A di TK Wahyu
Ilmiah. Pedoman observasi digunakan sebagai panduan yang dapat membantu
peneliti untuk melakukan pengamatan secara terarah dan sistematis.
31
Berikut ini lembarobservasi Anak dan Guru (Check list)
Tabel 2.2
Lembar Observasi Anak (Check list)
No
Indikator
Penilaian
1 2 3 4
1. Mampu mengenal simbol huruf A-Z
2. Mampu mengenal suara huruf awal dari nama
benda
3. Mampu membaca nama sendiri (nama
panggilan dan nama panjang)
32
Tabel 2.3
Lembar Observasi Guru (Check list)
No Langkah-langkah Kegiatan
Tindakan Ket
Ya Tidak
1 Guru mengajak anak untuk berbaris depan
kelas dan senam bersama sebagai kegiatan
rutin
2 Guru menyiapkan alat dan bahan berupa
kartu kata, LKA, crayon dan lainnya yang
digunakan hari itu
3 Guru menyampaikan kegiatan hari itu
4 Guru memberikan kesempatan pada anak
untuk berkreativitas dan meningkatkan
membaca permulaan menggunakan media
kartu kata
5 Selama kegiatan berlangsung, guru
mengamati kerja anak dan memberikan
motivasi
6 Guru menghargai pencapaian anak dengan
memberikan tanda bintang atau reward
samping nama anak dipapan tulis supaya
anak lebih termotivasi
33
F. Teknik Pengumpulan Data
1. Observasi
Kegiatan observasi merupakan pengamatan terhadap proses belajar anak
melalui media kartu kata untuk peningkatan perkembangan bahasa dalam
membaca permulaan. Kegiatan observasi menggunakan pedoman observasi
berbentuk chek list.
2. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan kegiatan atau proses pekerjaan mencatat yang
dianggap penting untuk memberikan gambaran yang lebih jelas tentang proses
pembelajaran berupa arsip-arsip yang dapat memberi informasi data kemampuan
membaca permulaan dan dokumen berupa jumlah anak, RPPH, media kartu kata,
observasi mengajar guru dan observasi belajar anak tentang mengenal bentuk kata
dan foto-foto yang menggambarkan situasi pembelajaran di TK Wahyu Ilmiah.
G. Teknik Analisis Data
Data yang diperoleh dari hasil observasi dianalisis secara kualitatif.
Dimana data kualitatif yang dimaksud adalah gambaran aktivitas mengajar guru
dan belajar anak dalam pembelajaran yang menggunakan media kartu kata yang
dapat meningkatkan perkembangan bahasa dalam membaca permulaan, dan untuk
mengetahui keberhasilan pada setiap siklus. Data dari hasil analisis berdasarkan
indikator pembelajaran. Menurut Kurnia (2010) data dari hasil observasi pada
setiap anak diberi penilaian sesuai dengan tingkatan kemampuannya. Data yang
diperoleh dianalisis dengan menggunakan analisis kualitatif, sehingga data-data
yang terungkap melalui observasi dan dokumentasi akan dianalisis dengan
34
menggunakan analisis kualitatif guna mendeskripsikan hasil penelitian yang
diperoleh.
4 = Berkembang sangat baik (BSB)
3 = Berkembang sesuai harapan (BSH)
2 = Mulai berkembang (MB)
1 = Belum berkembang (BB)
Keterangan :
Jenis penilaian yang dilakukan ada tiga macam, yakni :
1. Mengenali simbol-simbol huruf
4 : Jika anak mampu mengenali huruf A-Z dengan baik dan dapat
membantu teman yang kurang mampu
3 : Jika anak mampu mengenali huruf A-Z
2 : Jika anak kurang mampu mengenali huruf A-Z
1 : Jika anak tidak mampu mengenali huruf A-Z meskipun dengan
bantuan guru
2. Mengenal suara huruf awal dari nama benda-benda
4 : Jika anak mampu mengenal suara huruf awal dari nama benda-benda
dan membantu teman yang kurang mampu
3 : Jika anak mampu mengenal suara huruf awal dari nama benda-benda
2 : Jika anak kurang mampu mengenal suara huruf awal dari nama
benda-benda
1: Jika anak tidak mampu mengenal suara huruf awal dari nama benda-
benda meskipun dengan bantuan guru
35
3. Membaca nama sendiri (nama panggilan dan nama panjang)
4 : Jika anak mampu membaca nama sendiri dengan sangat baik
3 : Jika anak mampu membaca nama sendiri dengan cukup baik
2 : Jika anak kurang mampu membaca nama sendiri
1: Jika anak tidak mampu membaca nama sendiri meskipun dengan
bantuan guru
Adapun penafsiran data kuantitatif yang diadaptasi dari Sujiono (2006:43)
dilakukan dengan persamaan berikut:
Keterangan:
P= Angka Presentase
F= Frekuensi yang sedang dicari persentasenya
N= Jumlah persentase/banyaknya individu/indikator
Hasil perhitungan nilai peserta didik dari masing-masing hasil observasi
ini kemudian dibandingkan yaitu antara hasil siklus I dan hasil siklus II. Hal ini
akan memperlihatkan presentasi peningkatan kemampuan membaca permulaan
dengan menggunakan media kartu kata pada anak kelompok A TK Wahyu Ilmiah.
H. Indikator Keberhasilan
Indikator keberhasilan adalah suatu kriteria ketuntasan yang digunakan
untuk melihat tingkat keberhasilan dari kegiatan penelitian tindakan kelas dalam
meningkatkan atau memperbaiki proses belajar mengajar di kelas. Indikator
keberhasilan dalam penelitian ini, anak telah melakukan indikator perkembangan
yang telah ditentukan sesuai dengan aspek yang dinilai dan peneliti menargetkan
36
hasil dalam penelitian ini sebesar 35% dari keseluruhan jumlah anak didik yang
telah berhasil memenuhi tingkat perkembangan kemampuan membaca permulaan.
Adapun kriteria yang digunakan untuk mengungkapkan berhasil tidaknya
media kartu kata dalam membaca permulaan untuk meningkatkan perkembangan
bahasa adalah dengan menggunakan kriteria standar yang diadaptasi dari Bungin
(2007) sebagai berikut:
Tabel 2.4
Interval Kategori
37-40 Berkembang Sangat Baik (BSB)
32-35 Berkembang Sesuai Harapan (BSH)
25-27 Mulai Berkembang (MB)
20-22 Belum Berkembang (BB)
Kriteria Indikator Keberhasilan: Bungin (2007)
37
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Pemaparan Siklus I
Penelitian dalam siklus I terdiri dari 4 tahap yaitu tahap perencanaan,
pelaksanaan, pengamatan (observasi), dan refleksi, dimana pada siklus ini
dilaksanakan dua kali pertemuan. Pertemuan yang pertama dilaksanakan pada hari
senin tanggal 2 November 2020, pertemuan kedua dilaksanakan pada hari selasa 3
November 2020, kegiatan dilaksanakan selama 60 menit pada kegiatan
pembelajaran. Adapun langkah-langkah pelaksanaan penelitian siklus I sebagai
berikut:
a. Perencanaan
1) Menentukan Tema
Peneliti menentukan tema yang akan digunakan dengan menyesuaikan
tema di TK Wahyu Ilmiah. Tema yang digunakan yaitu tema “binatang”, sub tema
“binatang peliharaan”.
2) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian (RPPH)
Rencana pelaksanaan pembelajaran harian (RPPH) ini disusun oleh
peneliti yang bekerja sama dengan pendidik.
3) Menyiapkan Media
Sebelum pembelajaran dilaksanakan, peneliti menyiapkan media yang
akan digunakan. Media tersebut adalah media pohon huruf A-Z dan lembar kerja
38
anak untuk diwarnai (LKA) yang bergambar kelinci, kucing, bebek, beserta
crayon sebagai alat pewarna.
4) Mempersiapkan Instrumen
Peneliti menggunakan lembar observasi berbentuk check list. Lembar
observasi digunakan untuk mengukur peningkatan kemampuan membaca
permulaan anak usia dini.
b. Pelaksanaan Tindakan Siklus I
1) Pertemuan pertama, siklus I/Senin 2 November 2020
Proses tindakan siklus I pertemuan pertama terdiri dari kegiatan awal, inti
dan penutup. Siklus I pertemuan pertama menggunakan tema “binatang”, sub
tema “binatang peliharaan”, jumlah anak yang mengikuti pembelajaran sebanyak
7 anak.
a) Kegiatan Awal
Langkah pertama anak-anak berbaris didepan kelas setelah diperintah
langsung oleh guru dan tidak menggunakan bel. Pada kegiatan awal peneliti
melangsungkan pembelajaran didahului dengan mengucapkan salam, menanyakan
kabar hari ini, membaca do’a sebelum belajar, dan peneliti mengajak peserta didik
membaca surah-surah pendek (surah Al-Ikhlas dan surah Al-falaq), kemudian
guru mengajak peserta didik untuk melakukan kegiatan motorik kasar yaitu lomba
berlari menyusun dadu, selanjutnya guru mengkomunikasikan sub tema yaitu
“binatang peliharaan”.
39
b) Kegiatan Inti
Pada kegiatan inti peneliti melakukan proses kegiatan belajar mengajar
dengan menggunakan media pohon huruf A-Z. Peneliti memperlihatkan media
tersebut kepada peserta didik, lalu mengenalkan huruf-huruf yang ada di media
lalu membimbing anak untuk menyebutkan simbol-simbol huruf. Anak yang
mampu mengenal simbol-simbol huruf mengacungkan tangannya lalu diminta
maju kedepan untuk menunjukan huruf yang ditanyakan oleh guru.
Kegiatan kedua yaitu guru memperlihatkan media gambar binatang peliharaan
yaitu gambar kelinci, kucing, bebek, dan sebelumnya guru telah menjelaskan
ketiga gambar tersebut yaitu binatang peliharaan untuk diwarnai, selanjutnya guru
membagikan lembar kerja anak (LKA) lalu meminta peserta didik untuk
mewarnai gambar binatang peliharaan kesukaan.
Bagi anak yang mampu dalam proses pembelajaran diberikan reward
berupa bintang di samping namanya yang tertulis di papan dan memberikan
pujian secara verbal dan untuk anak yang kurang mampu dalam proses
pembelajaran tetap diberikan pujian secara verbal serta memberikan semangat
untuk belajar.
c) Kegiatan Penutup
Pada kegiatan penutup, guru mengajak anak untuk melakukan diskusi
tentang kegiatan bermain kartu kata dan mengevaluasi mengenai kegiatan satu
hari yang telah dilalui di kelas, menanyakan perasaan anak, menginformasikan
kegiatan untuk besok. Guru mengajak anak untuk membaca surah pendek (surah
40
Al-Fatihah) dan doa harian (doa kedua orang tua, doa keselamatan dunia akhirat,
doa keluar rumah), salam dan pulang.
c. Observasi
a) Observasi Anak
Selama pembelajaran membaca menggunakan media kartu kata, peneliti
dan guru mengamati proses kegiatan tersebut. Pengamatan dilakukan bersamaan
dengan proses pembelajaran yang sedang berlangsung. Pengamatan proses
pembelajaran terdiri dari keterlibatan serta ketertarikan anak dalam kegiatan yang
telah dirancang, dan mengamati perkembangan anak khususnya dalam
perkembangan kemampuan membaca permulaan. Oleh karena itu, ada 3 anak
yang belum berkembang, 4 anak mulai berkembang, oleh karena itu pendidik
lebih menekankan untuk memberikan pembelajaran dengan peningkatan
kemampuan membaca permulaan menggunakan media kartu kata agar anak bisa
melaksanakan pembelajaran meskipun belum optimal.
Adapun hasil observasi aktivitas anak dalam peningkatan kemampuan
membaca permulaan menggunakan media kartu kata pada siklus I pertemuan
pertama yang disajikan dalam tabel dibawah ini:
41
Tabel 2.2 Hasil Observasi Pencapaian Anak dalam Meningkatkan
Kemampuan Membaca Permulaan Siklus I Pertemuan Pertama
No Nama Anak Skor Persentase Kriteria
1 Aqila 6 24% Belum Berkembang (BB)
2 Denis 5 15% Belum Berkembang (BB)
3 Nisa 9 27% Belum Berkembang (BB)
4 Adam 4 12% Belum Berkembang (BB)
5 Nely 11 33% Belum Berkembang (BB)
6 Dinul 10 30% Belum Berkembang (BB)
7 Ahmad 6 18% Belum Berkembang (BB)
Rata-rata Presentase Aktivitas
Anak Didik
Peningkatan Kemampuan
Membaca Permulaan Anak pada
Siklus I
22,71%
Belum Berkembang (BB)
Keterangan: Skor Pertemuan 1
Kegiatan pembelajaran membaca permulaan dilaksanakan selama 60 menit
yakni pada kegiatan inti, kegiatan yang dilakukan yakni bermain kartu kata.
Adapun deskripsi untuk setiap indikator kemampuan membaca permulaan dapat
dijelaskan berikut ini: pada indikator kemampuan mengenali huruf, ada 4 anak
yang mengalami kesulitan membedakan huruf, terutama huruf b dengan d, c
dengan e, m dengan w, u dengan v, sehingga guru selalu menjelaskan berulang-
ulang mengenai huruf tersebut dan mengasosiasikan pada sesuatu yang mudah
42
diingat anak, contohnya huruf I seperti lidi, dan ada 3 anak sudah mampu
mengenali huruf abjad A-Z dengan baik sehingga pada pertemuan pertama
kemampuan mengenal huruf abjad sudah mencapai 22% atau dengan kriteria
kurang. Pada pertemuan pertama, anak-anak terlihat sangat sangat kondusif,
antusias dan masih penasaran dengan media kartu kata.
Ada 3 anak yaitu Shiovy, Nisa, dan Ahmad memiliki kriteria berkembang
sesuai harapan karena sudah mengenal huruf A-Z, mengenal suara huruf awal dari
nama benda-benda meskipun tanpa bantuan guru. Ada 4 anak yaitu Aqifa, Adam,
Astrid dan Sahwi memiliki kriteria mulai berkembang dalam mengenal huruf A-
Z, mengenal suara huruf awal dari nama benda.
Dari tabel hasil observasi dan evaluasi aktivitas anak dalam meningkatkan
kemampuan membaca permulaan menggunakan media kartu kata pada pertemuan
pertama pada siklus I diatas dapat disajikan dalam tabel sebagai berikut:
43
Tabel 2.3 Rekapitulasi Hasil Observasi Anak Didik Peningkatan
Kemampuan Membaca Permulaan pada siklus I Pertemuan
Pertama
N
o
Kriteria Jumlah Anak Persentase Skor
1
2
3
4
Belum Berkembang (BB)
Mulai Berkembang (MB)
Berkembang Sesuai Harapan
(BSH)
Berkembang Sangat Baik
(BSB)
7
22,71%
159
Rata-rata Pencapaian 22,71%
Berdasarkan tabel rekapitulasi dan hasil aktivitas anak didik untuk
meningkatkan kemampuan membaca permulaan pada pertemuan pertama masuk
kategori mulai berkembang. Dari 7 anak ada 4 anak memiliki kriteria belum
berkembang yaitu Aqifa, Adam, Astrid, dan Sahwi.
b) Observasi Guru
Observasi merupakan suatu gambaran keterampilan guru dalam
melakukan kegiatan pembelajaran dengan meningkatkan kemampuan membaca
permulaan menggunakan media kartu kata. Observasi dilakukan oleh peneliti
dengan menggunakan lembar penilaian berbentuk check list dengan kriteria
Ya/Tidak. Diberi ceklis Ya apabila guru melakukan tindakan dan diberi ceklis
44
Tidak apabila guru tidak melakukan tindakan. Hasil observasi guru pada siklus I
pada pertemuan pertama sebagai berikut:
1) Pada pijakan sebelum bermain, guru melakukan tindakan dalam
menyiapkan alat atau bahan pembelajaran
2) Pada pijakan selama bermain, guru melakukan tindakan yaitu
memberikan penjelasan tentang kegiatan yang akan dilaksanakan hari ini
dengan sub-sub tema binatang peliharaan, guru membagi pertama media
kartu kata pada anak yang duduk paling rapi, guru membimbing anak
untuk menyebutkan simbol-simbol huruf, guru menjelaskan suara huruf
awal dari nama benda, kemudian anak diminta untuk maju kedepan untuk
menunjukan benda yang awalan huruf yang dikatakan guru. Guru
membagikan kartu kata kepada anak-anak lalu meminta anak untuk
menulis nama sendiri dengan sederhana.
3) Pijakan setelah bermain, guru melakukan tindakan dalam
mendokumentasikan kegiatan belajar mengajar, kemudian guru mengajak
anak untuk berdiskusi tentang kegiatan bermain kartu kata dan
mengevaluasi mengenai kegiatan satu hari yang telah dilalui di kelas.
2. Pemaparan Siklus I Pertemuan Kedua
Penelitian dalam siklus I terdiri dari 4 tahap yaitu tahap perencanaan,
pelaksanaan, pengamatan (observasi), dan refleksi, dimana pada siklus ini
dilaksanakan dua kali pertemuan. Pertemuan yang pertama dilaksanakan pada hari
senin tanggal 2 November 2020, pertemuan kedua dilaksanakan pada hari rabu 4
November 2020, kegiatan dilaksanakan selama 60 menit pada kegiatan
45
pembelajaran. Berikut merupakan deskripsi pelaksanaan penelitian siklus I
sebagai berikut:
a. Perencanaan
1) Menentukan Tema
Peneliti menentukan tema yang akan digunakan dengan menyesuaikan
tema di TK Wahyu Ilmiah. Tema yang digunakan yaitu tema “binatang”, sub tema
“binatang diair”.
2) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian (RPPH)
Rencana pelaksanaan pembelajaran harian (RPPH) ini disusun oleh
peneliti yang bekerja sama dengan pendidik.
3) Menyiapkan Media
Sebelum pembelajaran dilaksanakan, peneliti menyiapkan media yang
akan digunakan. Media tersebut adalah media gambar benda-benda dan media
puzzle ikan.
4) Mempersiapkan Instrumen
Peneliti menggunakan lembar observasi berbentuk check list. Lembar
observasi digunakan untuk mengukur peningkatan kemampuan membaca
permulaan anak usia dini.
b. Pelaksanaan Tindakan Siklus I
1). Pertemuan kedua, siklus I/Rabu 4 November 2020
Proses tindakan siklus I pertemuan kedua terdiri dari kegiatan awal, inti
dan penutup. Siklus I pertemuan kedua menggunakan tema “binatang”, sub tema
“binatang di air”. Jumlah anak yang mengikuti pembelajaran sebanyak 7 anak.
46
a) Kegiatan Awal
Langkah pertama anak-anak berbaris didepan kelas setelah diperintah
langsung oleh guru dan tidak menggunakan bel. Pada kegiatan awal peneliti
melangsungkan pembelajaran didahului dengan mengucapkan salam, menanyakan
kabar hari ini, membaca do’a sebelum belajar, dan peneliti mengajak peserta didik
membaca surah-surah pendek (surah Al-Fatihah dan surah Al-falaq), kemudian
guru mengajak peserta didik untuk melakukan kegiatan motorik kasar yaitu
melompat satu kaki mengambil gambar ikan, selanjutnya guru
mengkomunikasikan sub tema yaitu “binatang di air”.
b) Kegiatan Inti
Pada kegiatan inti peneliti melakukan proses kegiatan belajar mengajar
dengan menggunakan media gambar benda-benda dan media puzzle ikan.
1) Peneliti memperlihatkan media tersebut kepada peserta didik
2) Guru mengenalkan kembali simbol huruf yang dipelajari sebelumnya
3) Guru membimbing anak untuk menyebutkan nama-nama benda
4) Anak diminta maju kedepan untuk menunjukan benda yang diperintahkan
guru dan bagi anak kurang mampu anak tersebut meminta temanya maju
kedepan untuk membantunya.
Kegiatan kedua yaitu guru memperlihatkan media puzzle ikan.
1) Guru memperlihatkan kepada anak media yang akan digunakan dan warna
ikan
2) Guru menjelaskan cara menyusun puzzle ikan
3) Anak diminta menyusun puzzle satu persatu
47
4) Bagi anak yang sudah menyusun puzzle anak diminta untuk membaca
warna ikan tersebut seperti “biru”
Bagi anak yang mampu dalam proses pembelajaran diberikan reward
berupa bintang di samping namanya dan memberikan pujian secara verbal dan
untuk anak yang kurang mampu dalam proses pembelajaran tetap diberikan pujian
secara verbal serta memberikan semangat untuk belajar.
c) Kegiatan Penutup
Pada kegiatan penutup, guru mengajak anak untuk melakukan diskusi
tentang kegiatan bermain kartu kata dan mengevaluasi mengenai kegiatan satu
hari yang telah dilalui di kelas, menanyakan perasaan anak, menginformasikan
kegiatan untuk besok. Guru mengajak anak untuk membaca surah pendek dan doa
harian (doa kedua orang tua, doa keselamatan dunia akhirat, doa keluar rumah),
salam dan pulang.
c. Observasi
a) Observasi Anak
Tahap ini merupakan tahap dimana peneliti dapat menilai tujuan
pembelajaran yang dicapai. Pengamatan dilakukan oleh peneliti pada saat
penyelenggaraan pembelajaran oleh guru. Pada saat guru menjelaskan, beberapa
anak memahami apa yang disampaikan oleh guru dan terdapat juga anak tidak
fokus. Oleh karena itu, 1 anak memiliki persentase 24%, 1 anak memiliki
persentase 15%, 1 anak memiliki persentase 12%, 1 anak memiliki persentase
18%, 1 anak memiliki persentase 27%, 1 anak memiliki persentase 30%, 1 anak
48
memiliki persentase 33%, yang memiliki persentase 27%, persentase 30%, dan
33% anak mulai berkembang.
Adapun hasil observasi aktivitas anak kemampuan membaca permulaan
pada siklus I pertemuan kedua disajikan dalam tabel sebagai berikut:
Tabel 2.4 Hasil Observasi Pencapaian Anak Didik Peningkatan Kemampuan
Membaca Permulaan pada Siklus I pertemuan Kedua
N
o
Nama Anak Skor Persentase Kriteria
1 Aqila 8 24% Mulai Berkembang (MB)
2 Denis 8 24% Mulai Berkembang (MB)
3 Nisa 6 18% Mulai Berkembang (MB)
4 Adam 4 12% Mulai Berkembang (MB)
5 Nely 10 30% Mulai Berkembang (MB)
6 Dinul 12 36% Mulai Berkembang (MB)
7 Ahmad 11 33% Mulai Berkembang (MB)
Rata-rata Persentase Aktivitas
Anak Peningkatan Kemampuan
Membaca Permulaan Siklus I
Pertemuan Kedua
25,28%
Mulai Berkembang (MB)
Dapat diketahui pencapaian peningkatan kemampuan membaca permulaan
anak di kelompok A pada siklus I pertemuan kedua terdapat dari 7 anak memiliki
49
mulai berkembang karena pada pembelajaran media kartu kata anak mulai mulai
mampu percaya diri dalam belajar meskipun dalam bantuan guru.
Dari tabel hasil observasi dan evaluasi aktivitas anak peningkatan
kemampuan membaca permulaan pada siklus I pertemuan kedua diatas dapat
disajikan dalam tabel sebagai berikut:
Tabel 2.5 Rekapitulasi Hasil Observasi Anak dalam Peningkatan
Kemampuan Membaca Permulaan Anak pada Siklus I
Pertemuan Kedua
N
o
Kriteria
Jumlah
Anak
Presentase Skor
1 Belum Berkembang (BB)
7
25,28%
177
2 Mulai Berkembang (MB)
3 Berkembang Sesuai Harapan
(BSH)
4 Berkembang Sangat Baik (BSB)
Rata-rata presentase aktivitas anak peningkatan Kemampuan 177 25,28%
Membaca permulaan pada siklus I pertemuan kedua
Berdasarkan tabel rekapitulasi data hasil aktivitas dan evaluasi anak didik
untuk meningkatkan kemampuan membaca permulaan pada siklus I pertemuan
kedua mengalami peningkatan. Dari 7 anak ada 2 anak yang memiliki kriteria
belum berkembang yaitu Astrid dan Adam. Karena pada saat membaca kata
50
belum mampu menunjukan sikap percaya diri dan belum bisa menjawab
pertanyaan.
Berdasarkan pelaksanaan sebelum tindakan menunjukan bahwa
peningkatan kemampuan membaca permulaan belum optimal karena anak
memiliki kriteria kurang baik/belum berkembang (BB) sebelum tindakan
memperoleh 20%. Sedangkan pada siklus I pertemuan pertama memperoleh rata-
rata presentase 22,71%. Pada siklus I pertemuan kedua memiliki kriteria mulai
berkembang dengan memperoleh presentase 25,28%. Namun kriteria ini belum
mencapai kriteria yang diharapkan yaitu kriteria berkembang sesuai harapan
(BSH), maka peneliti melanjutkan ke siklus II.
b) Observasi Guru
Hasil Observasi terhadap kegiatan guru merupakan suatu gambaran
keterampilan guru dalam melakukan kegiatan pembelajaran dengan meningkatkan
kemampuan membaca permulaan menggunakan media kartu kata. Observasi
dilakukan oleh peneliti dengan menggunakan lembar penilaian berbentuk check
list dengan kriteria Ya/Tidak. Diberi ceklis Ya apabila guru melakukan tindakan
dan diberi ceklis Tidak apabila guru tidak melakukan tindakan. Hasil observasi
guru pada siklus I pada pertemuan pertama sebagai berikut:
1) Pada pijakan sebelum bermain, guru melakukan tindakan dalam
menyiapkan alat atau bahan pembelajaran
2) Pada pijakan selama bermain, guru melakukan tindakan yaitu
memberikan penjelasan tentang kegiatan yang akan dilaksanakan hari ini
dengan sub-sub tema binatang air, guru membagi pertama media kartu
51
kata pada anak yang duduk paling rapi, guru membimbing anak untuk
menyebutkan simbol-simbol huruf, guru mengenalkan suara huruf awal
dari nama benda-benda, kemudian anak diminta untuk maju kedepan
untuk menunjukan huruf lalu mengkaitkan dengan gambar benda.
3) Pijakan setelah bermain, guru melakukan tindakan dalam
mendokumentasikan kegiatan belajar mengajar, kemudian guru mengajak
anak untuk berdiskusi tentang kegiatan bermain kartu kata dan
mengevaluasi mengenai kegiatan satu hari yang telah dilalui di kelas.
d. Refleksi Siklus I
Data yang diperoleh melalui pengamatan atau observasi digunakan sebagai
pedoman peneliti untuk melakukan refleksi. Pelaksanaan refleksi dilakukan
peneliti dengan berdiskusi mengenai perbandingan antara data sebelum dilakukan
tindakan dan sesudah dilakukan tindakan pada siklus I. Adapun beberapa
permasalahan yang muncul selama proses pembelajaran siklus I sebagai berikut:
a) Anak yang belum mendapatkan giliran untuk bermain kartu kata
cenderung mengganggu anak yang lain sedang mendapat giliran bermain
media kartu kata
b) Ketika guru menerangkan tentang media kartu kata, anak-anak berdiskusi
sendiri, dan tidak memperhatikan guru, sehingga guru harus mengulang
apa yang sudah diterangkannya, agar anak-anak menjadi paham apa yang
harus dilakukan.
c) Media kartu kata yang digunakan ukurannya terlalu kecil yakni 10cm x
15cm, sehingga kurang jelas jika dilihat dengan jarak yang tidak dekat.
52
Berdasarkan data siklus I dan hasil refleksi, pelaksanaan kegiatan
pembelajaran pada siklus I dinilai masih kurang optimal. Oleh karena itu,
diperlukan adanya upaya perbaikan pada siklus II, untuk mencapai hasil yang
maksimal.
3. Pemaparan Siklus II Pertemuan Pertama
Berdasarkan hasil yang didapat dari observasi dan refleksi siklus I maka
peneliti dan guru berdiskusi untuk merencanakan tindakan yang akan dilakukan
pada siklus II. Rata-rata ketercapaian anak pada observasi siklus I belum
mencapai kriteria yang diharapkan hal ini disebabkan pada indikator kemampuan
membaca nama sendiri belum mencapai indikator keberhasilan meskipun menjadi
peningkatan pada pertemuan pertama dan pertemuan kedua. Selain itu terdapat
berbagai masalah yang muncul di kelas yang menjadi refleksi pada siklus I. Untuk
mengatasi masalah yang dihadapi pada siklus I maka peneliti dan guru melakukan
rencana tindakan yang akan dilakukan pada siklus II, kegiatan yang dilakukan
pada tahap perencanaan sebagai berikut:
a) Perencanaan
1) Menentukan Tema
Peneliti menentukan tema yang akan digunakan dengan menyesuaikan
tema di TK Wahyu Ilmiah. Tema yang digunakan yaitu tema “binatang”, sub tema
“binatang buas”.
2) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian (RPPH)
Rencana pelaksanaan pembelajaran harian (RPPH) ini disusun oleh
peneliti yang bekerja sama dengan pendidik.
53
3) Menyiapkan Media
Sebelum pembelajaran dilaksanakan, peneliti menyiapkan media yang
akan digunakan. Media tersebut adalah media kartu kata, dan lembar kerja anak
(LKA) yang berisi kalimat sederhana yaitu nama-nama binatang buas seperti
buaya, komodo, dan harimau.
4) Mempersiapkan Instrumen
Peneliti menggunakan lembar observasi berbentuk check list. Lembar
observasi digunakan untuk mengungkap kemampuan membaca permulaan anak
usia dini yakni dalam mengenal simbol-simbol huruf A-Z, mengenal suara huruf
awal dari nama benda, dan membaca nama sendiri serta menyiapkan perlengkapan
yang diperlukan dalam pembelajaran.
a. Pelaksanaan Tindakan Siklus II
1) Pertemuan pertama 9 November 2020
Langkah pelaksanaan siklus II pada prinsipnya sama seperti pelaksanaan
tindakan pada siklus I. Perbedaan dengan pelaksanaan siklus II terletak pada
pemberian lembar kerja anak pada kelompok yang sedang tidak mendapat giliran
bermain kartu kata, pengkondisian anak dengan tepuk dan nyanyi, dan pengadaan
papan prestasi. Jumlah anak yang mengikuti pembelajaran pada pertemuan
pertama siklus II sebanyak 7 anak dengan tema binatang sub tema macam-macam
binatang buas.
a. Kegiatan Awal
Pada saat kegiatan awal, anak langsung masuk ruangan dikarenakan cuaca
tidak mendukung. Guru mengucapkan salam dan anak-anak mengabsen siapa saja
54
temannya yang tidak masuk, kemudian guru melakukan kegiatan apersepsi yakni
menjelaskan tentang kegiatan yang akan dilaksanakan pada hari senin 9
November 2020, selain itu guru melakukan kegiatan bercakap-cakap tentang
macam-macam binatang buas, setelah guru melakukan apersepsi guru mengajak
anak menyanyi dan tepuk tangan agar anak menjadi lebih semangat, dan guru
mengajak anak untuk melakukan aktivitas motorik kasar yaitu berlomba
melompat satu kaki mengambil gambar binatang.
b. Kegiatan Inti
Kegiatan inti pertemuan pertama pada siklus II terdiri dari menyebutkan
simbol-simbol huruf yang berbentuk kata: buaya, komodo, dan harimau yang
terdapat dalam lembar kerja anak, kemudian guru mengambil kartu yang sesuai
dengan sub tema pada pertemuan pertama siklus II yakni awalan huruf yang sama
seperti komodo, kera, serigala dan singa. Guru meminta anak untuk melengkapi
nama-nama binatang buas, setelah anak melengkapi kalimat tersebut, kemudian
guru meminta anak untuk membaca ketiga nama binatang buas selain itu guru
juga meminta anak untuk menulis dan membaca namanya sendiri.
c. Kegiatan Penutup
Pada saat kegiatan akhir guru mengajak anak untuk berdiskusi mengenai
kegiatan yang sudah dilakukan selamat I hari. Sebelum pulang anak diajak untuk
bernyanyi agar lebih bersemangat, kemudian dilanjutkan dengan do’a sesudah
belajar, do’a kedua orang tua, membaca satu ayat pendek, dan ditutup dengan
salam penutup.
55
b. Observasi
a) Observasi Anak
Pengamatan atau observasi dilaksanakan oleh peneliti selama proses
pembelajaran. Hasil pengamatan pada siklus II pertemuan pertama mengenai
kemampuan membaca permulaan adalah pembelajaran dalam satu hari terdiri dari
kegiatan pembukaan, kegiatan inti, istirahat, dan kegiatan penutup. Pengamatan
yang dilakukan peneliti pada siklus II terhadap kemampuan membaca permulaan,
dapat dijabarkan sebagai berikut: pada indikator mengenal simbol-simbol huruf
A-Z, anak-anak sudah tidak kesulitan membedakan huruf dan anak sudah mampu
menyebutkan simbol-simbol huruf yang ditentukan. Sehingga pada pertemuan
pertama pada siklus II kemampuan anak mencapai 32,57%.
56
Adapun hasil observasi aktivitas anak didik dalam meningkatkan
kemampuan membaca permulaan menggunakan media kartu kata pada siklus II
pertemuan pertama dapat disajikan pada tabel sebagai berikut:
Tabel 2.6 Hasil Pencapaian Observasi Anak dalam Kemampuan Membaca
Permulaan pada Siklus II Pertemuan Pertama.
N
o
Nama
Anak
Skor Presentase Kriteria
1 Aqila 12 36% Berkembang Sesuai Harapan (BSH)
2 Denis 9 27% Berkembang Sesuai Harapan (BSH)
3 Nisa 11 33% Berkembang Sesuai Harapan (BSH)
4 Adam 9 27% Berkembang Sesuai Harapan (BSH)
5 Nely 11 33% Berkembang Sesuai Harapan (BSH)
6 Dinul 12 36% Berkembang Sesuai Harapan (BSH)
7 Ahmad 12 36% Berkembang Sesuai Harapan (BSH)
Rata-rata Presentase
Kemampuan Membaca
Permulaan pada Siklus
II P-I
32,57%
Berkembang Sesuai Harapan (BSH)
Dari hasil observasi mengungkapkan pencapaian peningkatan kemampuan
membaca permulaan anak di kelompok A pada siklus II pertemuan pertama
terdapat dari 7 anak memiliki berkembang sesuai harapan karena pada
pembelajaran media kartu kata anak sudah mampu percaya diri dalam belajar.
57
Dari tabel hasil observasi dan evaluasi aktivitas anak peningkatan
kemampuan membaca permulaan pada siklus II pertemuan pertama diatas dapat
disajikan dalam tabel sebagai berikut:
Tabel 4.4 Rekapitulasi Hasil Observasi Anak dalam Peningkatan
Kemampuan Membaca Permulaan pada Siklus II Pertemuan
Pertama
No Kriteria Jumlah
Anak
Presentase Skor
1 Belum Berkembang (BB)
7
32,57%
228
2 Mulai Berkembang (MB)
3 Berkembang Sesuai Harapan
(BSH)
4 Berkembang Sangat Baik (BSB)
Rata-rata presentase anak peningkatan kemampuan
membaca permulaan pada siklus 11 pertemuan
pertama
228
32,57%
Berdasarkan tabel rekapitulasi data hasil aktivitas dan evaluasi anak didik
untuk meningkatkan kemampuan membaca permulaan pada siklus II pertemuan
pertama mengalami peningkatan. Dari 7 anak ada 2 anak yang memiliki kriteria
mulai berkembang yaitu Adam dan Aqifa. Karena pada saat membaca kata anak
bisa menunjukan sikap percaya diri dan mulai mampu menjawab pertanyaan serta
dapat membedakan huruf dalam setiap kalimat.
58
c) Observasi Guru
Observasi merupakan suatu gambaran keterampilan guru dalam
melakukan kegiatan pembelajaran dengan meningkatkan kemampuan membaca
permulaan menggunakan media kartu kata. Observasi dilakukan oleh peneliti
dengan menggunakan lembar penilaian berbentuk check list dengan kriteria
Ya/Tidak. Diberi check list Ya apabila guru melakukan tindakan dan diberi check
list Tidak apabila guru tidak melakukan tindakan. Hasil observasi guru pada siklus
II pada pertemuan pertama sebagai berikut:
1) Pada pijakan sebelum bermain, guru melakukan tindakan dalam
menyiapkan alat atau bahan pembelajaran
2) Pada pijakan selama bermain, guru melakukan tindakan yaitu
memberikan penjelasan tentang kegiatan yang akan dilaksanakan hari ini
dengan sub-sub tema binatang buas, guru membagi pertama media kartu
kata pada anak yang duduk paling rapi, guru membimbing anak untuk
menyebutkan simbol-simbol huruf, guru mengenalkan suara huruf awal
dari nama benda, kemudian guru membagikan lembar kerja kepada anak-
anak lalu meminta anak untuk membaca nama sendiri
3) Pijakan setelah bermain, guru melakukan tindakan dalam
mendokumentasikan kegiatan belajar mengajar, kemudian guru mengajak
anak untuk berdiskusi tentang kegiatan bermain kartu kata dan
mengevaluasi mengenai kegiatan satu hari yang telah dilalui di kelas.
59
4. Pemaparan Siklus II Pertemuan Kedua
Berdasarkan hasil yang didapat dari observasi dan refleksi siklus I maka
peneliti dan guru berdiskusi untuk merencanakan tindakan yang akan dilakukan
pada siklus II. Rata-rata ketercapaian anak pada observasi siklus I belum
mencapai kriteria yang diharapkan hal ini disebabkan pada indikator kemampuan
mengenal suara huruf awal dari nama benda, dan kemampuan membaca nama
sendiri belum mencapai indikator keberhasilan meskipun terjadi peningkatan pada
pertemuan pertama dan pertemuan kedua. Selain itu terdapat berbagai masalah
yang muncul di kelas yang menjadi refleksi pada siklus I. Untuk mengatasi
masalah yang dihadapi pada siklus I maka peneliti dan guru melakukan rencana
tindakan yang akan dilakukan pada siklus II, kegiatan yang dilakukan pada tahap
perencanaan sebagai berikut:
a. Perencanaan
1) Menentukan Tema
Peneliti menentukan tema yang akan digunakan dengan menyesuaikan
tema di TK Wahyu Ilmiah. Tema yang digunakan yaitu tema “binatang”, sub tema
“serangga”.
2) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian (RPPH)
Rencana pelaksanaan pembelajaran harian (RPPH) ini disusun oleh
peneliti yang bekerja sama dengan pendidik.
60
3) Menyiapkan Media
Sebelum pembelajaran dilaksanakan, peneliti menyiapkan media yang
akan digunakan. Media tersebut adalah media kartu kata, dan lembar kerja anak
(LKA) yang berisi kalimat sederhana yaitu nama-nama serangga.
4) Mempersiapkan Instrumen
Peneliti menggunakan lembar observasi berbentuk check list. Lembar
observasi digunakan untuk mengungkap kemampuan membaca permulaan anak
usia dini yakni dalam mengenal simbol-simbol huruf A-Z, aspek mengenal suara
huruf awal dari nama benda-benda, dan membaca nama sendiri serta menyiapkan
perlengkapan yang diperlukan dalam pembelajaran.
b. Pelaksanaan Tindakan Siklus II
1) Pertemuan kedua 11 November 2020
Langkah pelaksanaan siklus II pada prinsipnya sama seperti pelaksanaan
tindakan pada siklus I. Perbedaan dengan pelaksanaan siklus II terletak pada
pemberian lembar kerja anak pada kelompok yang sedang tidak mendapat giliran
bermain kartu kata, pengkondisian anak dengan tepuk dan nyanyi, dan pengadaan
papan prestasi. Jumlah anak yang mengikuti pembelajaran pada pertemuan kedua
siklus II sebanyak 7 anak dengan tema binatang sub tema serangga.
a) Kegiatan Awal
Pada saat kegiatan awal anak melakukan kegiatan motorik kasar yakni
anak melompat pada kartu huruf dengan satu kaki. Guru mengucapkan salam dan
anak-anak mengabsen siapa saja temannya yang tidak masuk, kemudian guru
melakukan kegiatan apersepsi yakni menjelaskan tentang kegiatan yang akan
61
dilaksanakan pada hari ini, selain itu guru menjelaskan bahwa kegiatan hari ini
belajar mengenai membaca nama sendiri dan melengkapi nama-nama serangga.
Guru mengajak anak menyanyi dan tepuk tangan agar anak menjadi lebih
semangat.
b) Kegiatan Inti
Kegiatan inti pertemuan kedua pada siklus II terdiri dari mengenal kembali
simbol-simbol huruf pada awalan nama serangga: kumbang, kupu-kupu, lebah,
dan lalat, kemudian guru mengambil kartu kata yang sesuai dengan tema. Guru
membagikan lembar kerja anak (LKA) yang berisi tulisan kumbang, kupu-kupu,
lebah, dan lalat, kemudian anak-anak melengkapi kalimat tersebut.
c) Kegiatan Penutup
Pada saat kegiatan akhir guru mengajak anak untuk berdiskusi mengenai
kegiatan yang sudah dilakukan selama satu hari. Sebelum pulang anak diajak
bernyanyi agar lebih bersemangat, kemudian dilanjutkan berdoa sesudah belajar,
doa kedua orang tua, doa keluar rumah, salam dan penutup.
c. Observasi
a) Observasi Anak
Pengamatan atau observasi dilaksanakan oleh peneliti selama proses
pembelajaran. Hasil pengamatan pada siklus II pertemuan pertama mengenai
kemampuan membaca permulaan adalah pembelajaran dalam satu hari terdiri dari
kegiatan pembukaan, kegiatan inti, istirahat, dan kegiatan penutup. Pengamatan
yang dilakukan peneliti pada siklus II terhadap kemampuan membaca permulaan,
dapat dijabarkan sebagai berikut: pada indikator mengenal simbol-simbol huruf
62
A-Z, anak-anak sudah tidak kesulitan membedakan huruf dan anak sudah mampu
menyebutkan simbol-simbol huruf, sudah mampu mengenal suara huruf awal dari
nama benda, dan membaca nama sendiri. Sehingga pada pertemuan kedua pada
siklus II kemampuan anak mencapai 36,57%.
Adapun hasil observasi aktivitas anak didik dalam meningkatkan
kemampuan membaca permulaan menggunakan media kartu kata pada siklus II
pertemuan kedua dapat disajikan pada tabel sebagai berikut:
Tabel 2.8 Hasil Pencapaian Observasi Anak dalam Kemampuan Membaca
Permulaan pada Siklus II Pertemuan Kedua.
No Nama Anak Skor Presentas Kriteria
1 Aqila 12 36% Berkembang Sesuai Harapan(BSH)
2 Denis 12 36% Berkembang Sesuai Harapan (BSH)
3 Nisa 12 36% Berkembang Sesuai Harapan (BSH)
4 Adam 12 36% Berkembang Sesuai Harapan (BSH)
5 Nely 12 36% Berkembang Sesuai Harapan (BSH)
6 Dinul 12 36% Berkembang Sesuai Harapan (BSH)
7 Ahmad
Berkembang Sesuai Harapan (BSH)
Rata-rata Presentase
Kemampuan Membaca
Permulaan pada Siklus II
P-II
36,57%%
Berkembang Sesuai Harapan (BSH)
63
Dari hasil observasi mengungkapkan pencapaian peningkatan kemampuan
membaca permulaan menggunakan kartu kata pada anak kelompok A pada siklus
II pertemuan kedua terdapat dari 7 anak memiliki berkembang sesuai harapan
karena pada pembelajaran media kartu kata anak sudah mampu percaya diri dalam
belajar.
Dari tabel hasil observasi dan evaluasi aktivitas anak peningkatan
kemampuan membaca permulaan pada siklus II pertemuan kedua diatas dapat
disajikan dalam tabel sebagai berikut:
Tabel 2.9 Rekapitulasi Hasil Observasi Anak dalam Peningkatan
Kemampuan Membaca Permulaan pada Siklus II Pertemuan
Kedua
N
o
Kriteria Jumlah Anak Presentase Skor
1 Belum Berkembang (BB)
7
36,57%
252
2 Mulai Berkembang (MB)
3 Berkembang Sesuai Harapan
(BSH)
4 Berkembang Sangat Baik (BSB)
Rata-rata presentase peningkatan kemampuan anak
membaca permulaan pada siklus II pertemuan kedua
252 36,57%
Berdasarkan rekapitulasi data hasil aktivitas dan evaluasi anak didik untuk
meningkatkan kemampuan membaca permulaan pada siklus II pertemuan kedua
64
mengalami peningkatan. Dari 7 anak ada 1 anak yang memiliki kriteria mulai
berkembang yaitu Adam. Karena pada saat membaca kata anak bisa menunjukan
sikap percaya diri dan mulai mampu menjawab pertanyaan serta dapat
membedakan huruf dalam setiap kalimat bahkan mampu membaca maksimal 4
kata sederhana, sehingga rata-rata presentase mencapai 36,57% atau kriteria
berkembang sesuai harapan (BSH).
b) Observasi Guru
Hasil Observasi merupakan suatu gambaran keterampilan guru dalam
melakukan kegiatan pembelajaran dengan meningkatkan kemampuan membaca
permulaan menggunakan media kartu kata. Observasi dilakukan oleh peneliti
dengan menggunakan lembar penilaian berbentuk check list dengan kriteria
Ya/Tidak. Diberi check list Ya apabila guru melakukan tindakan dan diberi check
list Tidak apabila guru tidak melakukan tindakan. Hasil observasi guru pada siklus
II pada pertemuan kedua sebagai berikut:
1) Pada pijakan sebelum bermain, guru melakukan tindakan dalam
menyiapkan alat atau bahan pembelajaran
2) Pada pijakan selama bermain, guru melakukan tindakan yaitu
memberikan penjelasan tentang kegiatan yang akan dilaksanakan hari ini
dengan sub-sub tema serangga, guru membagi pertama media kartu kata
pada anak yang duduk paling rapi, guru membimbing anak untuk
menyebutkan simbol-simbol huruf, guru mengenalkan suara huruf awal
pada nama benda pada kartu kata. Guru membagikan kartu kata kepada
65
anak-anak lalu meminta anak untuk membaca kata sederhana maksimal 4
kalimat.
3) Pijakan setelah bermain, guru melakukan tindakan dalam
mendokumentasikan kegiatan belajar mengajar, kemudian guru mengajak
anak untuk berdiskusi tentang kegiatan bermain kartu kata dan
mengevaluasi mengenai kegiatan satu hari yang telah dilalui di kelas.
d) Refleksi Siklus II
Pelaksanaan tindakan pada siklus II telah melalui proses perbaikan,
berdasarkan hasil observasi pelaksanaan tindakan pada siklus II dan refleksi.
Perbaikan berupa pemberian lembar kerja anak (LKA) pada anak yang sedang
tidak mendapat giliran untuk membaca agar tidak mengganggu anak yang sedang
mendapat giliran untuk bermain media kartu kata. Guru memberikan nyanyian
dan tepuk tangan yang bersifat menenangkan agar anak tidak berdiskusi sendiri
dan mencegah anak bosan, sehingga tetap perhatikan instruksi.
Pencapaian kemampuan membaca permulaan pada siklus II mengalami
peningkatan sebesar 4% jika dibandingkan 32,57%%. Pada siklus II kemampuan
membaca permulaan anak sudah mengalami peningkatan dan telah mencapai
indikator keberhasilan yang ditentukan, yaitu anak mengalami peningkatan dalam
kemampuan membaca permulaan sebesar 36,57%, sehingga penelitian dirasa
cukup dan dihentikan sampai siklus II.
B. Pembahasan
Kemampuan awal pada pertemuan pertama menunjukkan bahwa
kemampuan membaca permulaan anak kelompok A di TK Wahyu Ilmiah
66
Pattalassang kurang berkembang, hal tersebut dapat diketahui ketika guru
melakukan penilaian dalam kemampuan membaca permulaan, hanya tiga dari 7
anak yang memiliki kemampuan membaca permulaan dengan kategori baik,
sehingga sebanyak 4 anak kurang mampu mengenal simbol-simbol huruf A-Z,
mengenal suara huruf awal dari nama benda, dan membaca nama sendiri dengan
kriteria baik, berdasarkan permasalahan tersebut diperlukan upaya atau tindakan
untuk meningkatkan kemampuan membaca permulaan, sehingga permasalahan
yang dikaji dalam penelitian ini yakni peningkatan kemampuan membaca
permulaan menggunakan media kartu kata pada anak kelompok A di TK Wahyu
Ilmiah Pattalassang Kab. Gowa.
Ada beberapa hal yang menyebabkan kemampuan membaca permulaan di
kelompok A masih rendah, yakni salah satunya faktor kurang tepatnya pemilihan
dan penggunaan media pembelajaran untuk mengembangkan kemampuan
membaca permulaan. Media yang digunakan guru dalam mengembangkan
kemampuan membaca permulaan hanya menulis huruf abjad, membuat gambar
sendiri di papan tulis, dan menulis kata di papan kemudian anak diminta untuk
membacanya, cara seperti ini kurang tepat dan membuat anak kurang tertarik
dengan kegiatan membaca, seperti yang dikemukakan oleh Noviar Masjidi
(2007:19) menyatakan bahwa yang terjadi selama ini dalam pengenalan kosa kata
pada anak yakni dengan menuliskan di papan tulis dan anak banyak yang tidak
memperhatikan dan akhirnya kelas menjadi gaduh dan ramai, setelah didengar
berulang-ulang anak tetap lupa dan dimungkinkan karena pembelajaran yang
67
kurang menyenangkan bagi anak sehingga penguasaan kosa kata anak sangat
kurang.
Hasil pengamatan pada siklus I menunjukkan persentase kemampuan
membaca permulaan walaupun belum mencapai indikator keberhasilan yang
ditentukan. Pada indikator mengenal simbol-simbol huruf, kemampuan mengenal
suara huruf awal dari nama benda, kemampuan membaca nama sendiri mencapai
25,28% atau termasuk kriteria kurang, berdasarkan hasil tersebut dapat diperoleh
rata-rata pencapaian kemampuan membaca permulaan pada siklus I belum
mencapai indikator keberhasilan yang ditentukan.
Menurut peneliti, hal ini disebabkan karena media kartu kata belum pernah
digunakan oleh guru selama pembelajaran, sehingga anak dan guru masih berada
di tahap penyesuaian dalam penggunaan media kartu kata. Selain itu masih
terdapat kekurangan dari proses pemberian tindakan maupun dari segi media yang
dijadikan dalam refleksi siklus I. Anak yang sedang tidak senang dengan
perangkat pembelajaran cenderung mengganggu anak yang sedang belajar,
sehingga semakin membuat anak menjadi ragu dan kurang percaya diri dalam
menjawab pertanyaan dari guru, dan terlihat anak-anak berdiskusi sendiri dan
tidak memperhatikan guru sehingga guru harus mengulang apa yang sudah
diterangkannya, agar anak-anak menjadi paham. Selain itu, anak masih belum
berani membaca, mereka membaca dengan suara yang sangat lirih dan masih
ragu-ragu dalam membaca. Media kartu kata yang digunakan ukurannya kecil
yakni 10cm x 20cm sehingga kurang jelas jika dilihat dari jarak jauh.
Permasalahan diatas merupakan beberapa faktor penyebab belum tercapainya
68
indikator keberhasilan yang sudah ditentukan. Berdasarkan hasil observasi
peneliti, masih terdapat permasalahan yang terjadi pada perencanaan maupun
pelaksanaan siklus I. Oleh karena itu, peneliti melakukan perbaikan agar pada
pelaksanaan tindakan siklus II mendapat mencapai hasil yang optimal.
Perbaikan pada siklus II meliputi pemberian LKA pada anak yang sedang
tidak mendapatkan giliran dalam membaca, pengkondisian kelas dengan tepuk
dan nyanyian yang menyenangkan, pengadaan papan prestasi untuk meningkatkan
motivasi anak dan prestasi anak, dan membuat media kartu kata dengan ukuran
lebih besar dari sebelumnya yakni 20cm x 15cm. Kegiatan pembelajaran pada
siklus II menunjukkan keadaan kelas yang lebih kondusif dan anak lebih
bersemangat. Hasil pengamatan pada siklus II menunjukkan adanya peningkatan
kemampuan membaca permulaan yang signifikan jika dibandingkan dengan
pelaksanaan siklus I. Pada siklus II untuk indikator mengenal simbol-simbol
huruf, mengenal suara huruf awal dari nama benda, dan membaca nama sendiri
kemampuan anak sudah mencapai skor 36,57% atau termasuk kriteria
baik/berkembang sesuai harapan (BSH) sudah mencapai indikator keberhasilan
yang ditentukan yaitu sebesar 35%. Peningkatan tersebut dikarenakan anak sudah
terbiasa dengan penggunaan media kartu kata dalam pembelajaran. Anak sudah
mampu membaca dengan benar dan jelas tanpa ragu-ragu, anak juga sudah berani
membaca dengan suara yang lantang, anak sudah tidak kesulitan membedakan
huruf, anak sudah mampu mengenal suara huruf, anak sudah mampu membaca
nama sendiri dengan benar.
69
Penggunaan media kartu kata dalam pembelajaran memberi pemahaman
pada anak bahwa proses membaca meliputi kegiatan mengenalkan huruf, suku
kata, dan kata. Dalam mengajarkan membaca, anak dikenalkan dengan kata yang
kemudian diuraikan menjadi huruf, seperti yang dikemukakan oleh (Aulia,
2011:20) menyatakan membaca merupakan suatu keterampilan yang mutlak harus
dimiliki oleh anak sejak dini. Dengan membaca maka seorang anak dapat
mengikuti pelajaran di sekolah, dan seorang anak juga dapat membuka jendela
pengetahuan dan dunia yang menjadi bekal bagi keberhasilannya. Selain itu, huruf
yang digunakan dalam mengembangkan kemampuan membaca permulaan yakni
huruf kecil, hal ini dikemukakan oleh Enny Zubaidah (2003:88-89), menyatakan
bahwa huruf yang dikenalkan pada anak dalam pembelajaran membaca sebaiknya
huruf kecil, hal ini dikarenakan ketika anak sudah di SD pada awalnya anak akan
menjumpai atau dikenalkan tentang penggunaan huruf kecil baik dalam belajar
membaca maupun menulis. Dengan demikian penggunaan huruf kecil dalam
pengenalan huruf akan lebih memudahkan anak dalam membaca.
Selain itu, mengajarkan membaca dilakukan secara berulang-ulang agar
anak menjadi semakin terampil dalam membaca kata, dan guru memberikan
penguatan berupa pemberian reward dalam bentuk bintang, dengan memberikan
reward maka anak akan semakin termotivasi untuk belajar membaca. Media kartu
kata yang digunakan merupakan media yang dibuat sendiri oleh peneliti, berupa
kartu yang terbuat kertas tebal yakni kertas karton yang berukuran panjang 15cm
x 20cm yang berbentuk persegi panjang berisikan kartu kata yang digunakan
untuk mengembangkan kemampuan membaca permulaan. Hasil yang diperoleh
70
pada siklus II menunjukkan bahwa kemampuan membaca permulaan anak
mengalami peningkatan dan sudah mencapai indikator keberhasilan yang telah
ditentukan sebesar 35%. Oleh karena itu peneliti mengambil keputusan bahwa
penelitian dianggap sudah cukup dan dihentikan pada siklus II. Penelitian ini telah
membuktikan bahwa media kartu kata dapat meningkatkan kemampuan membaca
permulaan pada anak kelompok A TK Wahyu Ilmiah Pattalassang Kab.Gowa
71
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa
kemampuan membaca permulaan pada anak kelompok A TK Wahyu Ilmiah
Pattalassang bisa dikembangkan melalui penggunaan media kartu kata. Dalam ini
bisa dibuktikan dalam hasil dari peningkatan keterampilan pra membaca. Dalam
pertemuan pertama skor rata-rata ialah 22,71% meningkat 4%, sehingga dalam
pertemuan kedua skor rata-rata mencapai 25,28%. Dari siklus I ke siklus II rata-
rata skor meningkat 5%, sehingga pada siklus II mencapai 36,57%.
Studi ini dilakukan pada dua siklus, satu siklus memiliki dua pertemuan,
dan pada kegiatan inti waktu pelaksanaan satu pertemuan sekitar 60 menit. Media
kartu kata yang dipergunakan ialah salah satu jenis media yang dibuat sendiri oleh
peneliti yang berisi 10 kartu kata yakni: kartu huruf, gambar benda. Sedangkan
tahapan penggunaan media kartu kata yang peneliti gunakan diantaranya: 1)
Media kartu kata yang disiapkan guru untuk dipergunakan pada pertemuan hari
ini; 2) Anak dikondisikan duduk dalam tiap-tiap kelompoknya, satu kelompok
terdiri dari 4 anak; 3) Guru memperkenalkan simbol bunyi huruf satu per satu,
kemudian anak menyebutkannya; 4) Guru menunjukan kartu huruf yang sesuai
awalan nama benda kepada anak, lalu meminta anak satu persatu kedepan untuk
menunjukan gambar benda yang sesuai awalan huruf.
72
B. Saran
Sesuai simpulan hasil studi diatas, peneliti menyampaikan saran dibawah
ini:
1. Bagi Pendidik AUD
Pendidik bisa menggunakan media kartu kata dapat digunakan sebagai
pengganti media pembelajaran membaca awal, jenis huruf yang digunakan
sebaiknya huruf kecil, karena huruf kecil banyak dipergunakan untuk teks bacaan.
Pembelajaran melalui penggunaan media kartu kata bisa disesuaikan pada tema
pembelajaran setiap minggunya, misal pada tema pembelajaran hewan, kartu kata
yang dipergunakan muncul dalam bentuk gambar berbagai hewan.
2. Bagi Sekolah
Sekolah dapat mendorong kerjasama dengan guru untuk mengembangkan
kemampuan guru dalam meningkatakan media belajar dan menyelesaikan
masalah dalam pembelajaran. Misalnya mengadakan pelatihan pembuatan media
atau alat permainan edukasi dalam meningkatkan keterampilan membaca bagi
para pemula.
73
DAFTAR PUSTAKA
Arifin Zainal, Adriyani Kamsyach (Ed). 2014. Penelitian Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Fauziddin. 2018. “Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini”: Jurnal Prodi PG-PAUD Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai Volume 2 Issue 2 Pages 162-169.
Kurniati Erisa. 2017. “Perkembangan Bahasa Pada Anak Dalam Psikologi Serta Implikasinya Dalam Pembelajaran”: Jurnal Ilmiah Universitas Batanghari
Jambi Volume 17 Nomor 3 (hlm.48).
Mulyasa, Pipih Latifah (Ed.). 2012. Manajemen Pendidikan Anak Usia Dini. Bandung: PT Remaja Rosdakarya .
Musodah. 2014. Peningkatan Kemampuan Membaca Permulaan Melalui Media Kartu Kata Bergambar Pada Anak Kelompok B. Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta.
Mutiah Diana, 2015. Psikologi Bermain Anak Usia Dini. Jakarta: Prenada Media Group.
Surya Mohamad, Abdul Hasim (Ed.). 2016. Strategi Kognitif dalam Pembelajaran. Bandung: Alfabeta, cv.
Suryana Dadan. 2019. Stimulasi dan Aspek Perkembangan Anak. Jakarta: Prenadamedia Group.
Susanto Ahmad. 2017. Pendidikan Anak Uia Dini Konsep Dan Teori. Jakarta: Bumi Aksara.
Suyadi. 2017. Teori Pembelajaran Anak Usia Dini Dalam Kajian Neurosains. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Tim Reality. 2008. Kamus Terbaru Bahasa Indonesia Dilengkapi Dengan Ejaan Yang Disempurnakan (EYD). Surabaya: Reality Publisher.
Wahyuni, Sri. Dkk. 2008. Bahasa Indonesia II. Surabaya: Lapis-PGMI.
Widyorini Endang Julia Maria van Tiel, 2017. Disleksia Deteksi, Diagnosis, Penanganan disekolah dan di Rumah. Jakarta: Prenada.
Zubaedi, Thomas Diman (Ed.). 2018. Desain Pendidikan Karakter. Jakarta: Media Maxima 2017.
74
LAMPIRAN
75
Lampiran 1
Daftar Nama Anak Kelompok A
76
Lampiran 1. Daftar Nama Anak Kempok A
No Nama Anak Jenis Kelamin Tempat, Tanggal Lahir Usia
1 Aqifa Perempuan 4 Tahun
2 Sahwi Lelaki 4 Tahun
3 Astrid Perempuan 5 Tahun
4 Adam Lelaki 4 Tahun
5 Nisa Perempuan 5 Tahun
6 Shoivy Perempuan 4 Tahun
7 Ahmad Lelaki 5 Tahun
77
Lampiran 2
Rubrik Penilaian Kemampuan
Membaca Permulaan
78
Lampiran 2. Rubrik Penilaian Kemampuan Membaca Permulaan Siklus I
Rubrik Penilaian Skor Keterangan
Jika anak sudah mampu mengenal minimal 10 huruf dan membaca nama sendiri dengan benar dan tepat
4
BSB ( Berkembang Sangat Baik )
Jika anak cukup mampu mengenal 7 huruf dan membaca nama sendiri dengan sederhana
3
BSH ( Berkembang Sesuai Harapan)
Jika anak kurang mampu mengenal 5 huruf dan membaca nama sendiri
2
MB ( Mulai Berkembang)
Jika anak tidak mampu mengenal huruf dan membaca nama sendiri
1
BB ( Belum Berkembang)
Lampiran 2. Rubrik Penilaian Kemampuan Membaca Permulaan Siklus II
Rubrik Penilaian Skor Keterangan
Jika anak sudah mampu mengenal minimal 20 huruf dan membaca nama sendiri dengan benar dan tepat
4
BSB ( Berkembang Sangat Baik )
Jika anak cukup mampu mengenal 17 huruf dan membaca nama sendiri dengan sederhana
3
BSH ( Berkembang Sesuai Harapan)
Jika anak kurang mampu mengenal 15 huruf dan membaca nama sendiri
2
MB ( Mulai Berkembang)
Jika anak tidak mampu mengenal huruf dan membaca nama sendiri
1
BB ( Belum Berkembang)
79
Lampiran 4 Hasil Observasi
Lampiran 3 Hasil Observasi Kemampuan Membaca Permulaan Siklus I Lampiran 4 Hasil Observasi Kemampuan Membaca Permulaan Siklus II Lamiran 5 Hasil Rekapitulasi Kemampuan Membaca Permulaan Siklus I dan Siklus II
80
Tabel 2.10 Hasil Rekapitulasi Data Membaca Permulaan Anak Menggunakan
Media Kartu Kata Siklus I dan Siklus II No Indikator Siklus I Siklus II 1 Anak mampu mengenal simbol huruf A-Z 30% 27% 2 Anak mampu mengenal suara awal dari nama
benda 33% 33%
3 Mampu membaca nama sendiri (nama panggilan dan nama panjang)
36% 36%
Rata-rata 25,28% 36,57%
81
Lampiran : Instrumen (Lembar Observasi Kegiatan Pembelajaran Guru)
Instrumen Penilaian Lembar Observasi Guru Nama Guru : Inghied Masita Kumalasari Hari/Tanggal : Senin/ 2 November 2020 Siklus I Pertemuan I
No Langkah-langkah Kegiatan
Tindakan Keterangan
Ya Tidak 1 Guru mengajak anak untuk
berbaris dan senam bersama sebagai kegiatan rutin
Guru mengajak anak berbaris depan kelas dan senam bersama
2 Guru menyiapkan alat dan bahan berupa lembar kerja anak (LKA), crayon dan lainnya yang digunakan hari itu
Guru merapikan kursi dan meja serta menyiapkan alat dan bahan pembelajaran
3 Guru menyampaikan kegiatan hari itu
Guru menyampaikan tema, dan sub tema yang akan dipelajari serta menyampaikan kegiatan yang akan dilakukan
4 Guru memberi kesempatan pada anak untuk berkreativitas dan meningkatkan membaca permulaan menggunakan media kartu kata
Guru membimbing anak yang kurang mampu membaca kata dan kegiatan lain
5 Selama kegiatan berlangsung, guru mengamati kerja anak dan memberikan motivasi
Guru memberikan motivasi dan semangat pada anak
6 Guru menghargai pencapaian anak dengan meberikan tanda bintang atau reward samping nama anak dipapan tulis supaya anak lebih termotivasi
Guru menghargai pencapaian anak dan memberikan pujian secara verbal
82
Lampiran : Instrumen (Lembar Observasi Kegiatan Pembelajaran Guru) Instrumen Penilaian Lembar Observasi Guru
Nama Guru : Inghied Masita Kumalasari Hari/Tanggal : Rabu/ 4 November 2020 Siklus I Pertemuan I
No Langkah-langkah Kegiatan
Tindakan Keterangan
Ya Tidak 1 Guru mengajak anak untuk
berbaris dan senam bersama sebagai kegiatan rutin
Guru mengajak anak berbaris depan kelas dan senam bersama
2 Guru menyiapkan alat dan bahan berupa lembar kerja anak (LKA), crayon dan lainnya yang digunakan hari itu
Guru merapikan kursi dan meja serta menyiapkan alat dan bahan pembelajaran
3 Guru menyampaikan kegiatan hari itu
Guru menyampaikan tema, dan sub tema yang akan dipelajari serta menyampaikan kegiatan yang akan dilakukan
4 Guru memberi kesempatan pada anak untuk berkreativitas dan meningkatkan membaca permulaan menggunakan media kartu kata
Guru membimbing anak yang kurang mampu membaca kata dan kegiatan lain
5 Selama kegiatan berlangsung, guru mengamati kerja anak dan memberikan motivasi
Guru memberikan motivasi dan semangat pada anak
6 Guru menghargai pencapaian anak dengan meberikan tanda bintang atau reward samping nama anak dipapan tulis supaya anak lebih termotivasi
Guru menghargai pencapaian anak dan memberikan pujian secara verbal
83
Lampiran : Instrumen (Lembar Observasi Kegiatan Pembelajaran Guru) Instrumen Penilaian Lembar Observasi Guru
Nama Guru : Inghied Masita Kumalasari Hari/Tanggal : Senin/ 9 November 2020 Siklus I Pertemuan I
No Langkah-langkah Kegiatan
Tindakan Keterangan
Ya Tidak 1 Guru mengajak anak untuk
berbaris dan senam bersama sebagai kegiatan rutin
Guru mengajak anak berbaris depan kelas dan senam bersama
2 Guru menyiapkan alat dan bahan berupa lembar kerja anak (LKA), crayon dan lainnya yang digunakan hari itu
Guru merapikan kursi dan meja serta menyiapkan alat dan bahan pembelajaran
3 Guru menyampaikan kegiatan hari itu
Guru menyampaikan tema, dan sub tema yang akan dipelajari serta menyampaikan kegiatan yang akan dilakukan
4 Guru memberi kesempatan pada anak untuk berkreativitas dan meningkatkan membaca permulaan menggunakan media kartu kata
Guru membimbing anak yang kurang mampu membaca kata dan kegiatan lain
5 Selama kegiatan berlangsung, guru mengamati kerja anak dan memberikan motivasi
Guru memberikan motivasi dan semangat pada anak
6 Guru menghargai pencapaian anak dengan meberikan tanda bintang atau reward samping nama anak dipapan tulis supaya anak lebih termotivasi
Guru menghargai pencapaian anak dan memberikan pujian secara verbal
84
Lampiran : Instrumen (Lembar Observasi Kegiatan Pembelajaran Guru) Instrumen Penilaian Lembar Observasi Guru
Nama Guru : Inghied Masita Kumalasari Hari/Tanggal : Rabu/ 11 November 2020 Siklus I Pertemuan I
No Langkah-langkah Kegiatan
Tindakan Keterangan
Ya Tidak 1 Guru mengajak anak untuk
berbaris dan senam bersama sebagai kegiatan rutin
Guru mengajak anak berbaris depan kelas dan senam bersama
2 Guru menyiapkan alat dan bahan berupa lembar kerja anak (LKA), crayon dan lainnya yang digunakan hari itu
Guru merapikan kursi dan meja serta menyiapkan alat dan bahan pembelajaran
3 Guru menyampaikan kegiatan hari itu
Guru menyampaikan tema, dan sub tema yang akan dipelajari serta menyampaikan kegiatan yang akan dilakukan
4 Guru memberi kesempatan pada anak untuk berkreativitas dan meningkatkan membaca permulaan menggunakan media kartu kata
Guru membimbing anak yang kurang mampu membaca kata dan kegiatan lain
5 Selama kegiatan berlangsung, guru mengamati kerja anak dan memberikan motivasi
Guru memberikan motivasi dan semangat pada anak
6 Guru menghargai pencapaian anak dengan meberikan tanda bintang atau reward samping nama anak dipapan tulis supaya anak lebih termotivasi
Guru menghargai pencapaian anak dan memberikan pujian secara verbal
85
Instrumen Penilaian (Lembar Observasi Anak) Nama Anak : Hari/Tangggal : Petunjuk : Berikan tanda check list pada kolom penilaiansesuai dengan hasil
pengamatan No Indikator Penilaian
1 2 3 4 1 Mampu mengenal simbol huruf A-Z 2 Mampu mengenal suara huruf awal dari
nama benda
3 Mampu membaca nama sendiri 1 = Belum Berkembang (BB) 2 = Mulai Berkembang (MB) 3 = Berkembang Sesuai Harapan (BSH) 4 = Berkembang Sangat Baik (BSB)
86
Lampiran 6 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian
87
RENCANA PROGRAM PEMBELAJARAN HARIAN (RPPH)
TK WAHYU ILMIAH
Semester/Minggu ke/Hari ke : I / 1 / 1
Hari /tgl : Senin / 2 November 2020
Kelompok usia : A
Tema/sub tema/sub” tema : Binatang/ Binatang Darat/Binatang Pelihara
KD : 1.1 – 1.2 – 2 .2 – 3.2– 3.3– 3.5– 3.6– 4.6
Materi : - Binatang ciptaan Tuhan
- Bersyukur atas nikmat Tuhan
- Perilaku baik/buruk
- Meniru suara binatang
- Mengenali simbol-simbol huruf A-Z
Materi pembiasaan
Bersyukur sebagai ciptaan Tuhan
Mengucapkan salam dalam SOP penyambutan dan pejemputan
Doa sebelum belajar dan mengenal aturan masuk ke dalam SOP
pembukaan
Kegiatan main : Kelompok dengan kegiatan pengaman
Alat dan bahan : Media pohon huruf
- Pensil
- Crayon
- Pola gambar binatang peliharaan
Karakter : Rasa ingin tahu
Proses kegiatan
A. PEMBUKAAN:
1. Penerapan SOP pembukaan
2. Memperlihatkan alat dan bahan
3. Berdiskusi tentang simbol-simbol huruf
4. Berdiskusi tentang binatang pelihara
88
5. Melakukan gerakan sederhana ( Berlari lalu berlomba menyusun dadu)
B. INTI
1. Mengenal huruf A-Z
2. Mewarnai gambar binatang kesukaan dengan sederhana
C.RECALLING:
1. Merapikan alat-alat yang telah digunakan
2. Diskusi tentang perasaan diri selama melakukan kegiatan bermain
3. Bila ada perilaku yang kurang tepat harus didiskusikan bersama
5. Penguatan pengetahuan yang didapat anak
D. PENUTUP
1. Menanyakan perasaannya selama hari ini
2. Berdiskusi kegiatan apa saja yang sudah dimainkannya hari ini
3. Bercerita pendek yang berisi pesan-pesan
4. Menginformasikan kegiatan untuk besok
5. Penerapan SOP penutupan
Mengetahui,
89
RENCANA PROGRAM PEMBELAJARAN HARIAN (RPPH)
TK WAHYU ILMIAH
Semester/Minggu ke/Hari ke : I / 1 / 2
Hari /tgl : Rabu/ 4 November 2020
Kelompok usia : A
Tema/sub tema : Binatang/ Binatang di Air
KD : 1.1-1.2-2 .2-3.5- 4.6 -3.10–4.11-
Materi : - Binatang ciptaan Tuhan
- Bersyukur atas nikmat Tuhan
- Perilaku baik/buruk
- Mengenal suara huruf awal dari nama benda
Materi pembiasaan
Bersyukur sebagai ciptaan Tuhan
Mengucapkan salam dalam SOP penyambutan dan pejemputan
Doa sebelum belajar dan mengenal aturan masuk ke dalam SOP
pembukaan
Kegiatan main : Kelompok dengan kegiatan pengaman
Bahan :
- Puzzle
Karakter : Rasa ingin tahu
Proses kegiatan
A. PEMBUKAAN:
1. Penerapan SOP pembukaan
2. Memperlihatkan alat dan bahan
3. Berdiskusi tentang binatang air
4. Melakukan gerakan sederhana ( melompat satu kaki mengambil gambar
ikan )
B. INTI
1. Mengenal suara huruf awal dari nama benda
90
2. Menyusun puzzle ikan
C. RECALLING:
1. Merapikan alat-alat yang telah digunakan
2. Diskusi tentang perasaan diri selama melakukan kegiatan bermain
3. Bila ada perilaku yang kurang tepat harus didiskusikan bersama
5. Penguatan pengetahuan yang didapat anak
D. PENUTUP
1. Menanyakan perasaannya selama hari ini
2. Berdiskusi kegiatan apa saja yang sudah dimainkannya hari ini
3. Bercerita pendek yang berisi pesan-pesan
4. Menginformasikan kegiatan untuk besok
5. Penerapan SOP penutupan
Mengetahui,
91
RENCANA PROGRAM PEMBELAJARAN HARIAN (RPPH)
TK WAHYU ILMIAH
Semester/Minggu ke/Hari ke : I / 2 / 3
Hari /tgl : Senin / 9 November 2020
Kelompok usia : A
Tema/sub tema : Binatang/ Binatang Buas
KD : 1.1-1.2-2.2-3.2-3.5-4.5
Materi : - Binatang ciptaan Tuhan
- Bersyukur atas nikmat Tuhan
- Perilaku baik/buruk
- Membaca nama sendiri
Materi pembiasaan
Bersyukur sebagai ciptaan Tuhan
Mengucapkan salam dalam SOP penyambutan dan pejemputan
Doa sebelum belajar dan mengenal aturan masuk ke dalam SOP
pembukaan
Kegiatan main : Kelompok dengan kegiatan pengaman
Bahan :
- LKA
- Pensil
Karakter : Rasa ingin tahu
Proses kegiatan
A. PEMBUKAAN:
1. Penerapan SOP pembukaan
2. Memperlihatkan alat dan bahan
3. Berdiskusi tentang binatang buas
4. Melakukan gerakan sederhana (berlomba melompat satu kaki mengambil
gambar binatang )
92
B. INTI
1. Membaca nama sendiri
2. Melengkapi kalimat sederhana
C.RECALLING:
1. Merapikan alat-alat yang telah digunakan
2. Diskusi tentang perasaan diri selama melakukan kegiatan bermain
3. Bila ada perilaku yang kurang tepat harus didiskusikan bersama
5. Penguatan pengetahuan yang didapat anak
D. PENUTUP
1. Menanyakan perasaannya selama hari ini
2. Berdiskusi kegiatan apa saja yang sudah dimainkannya hari ini
3. Bercerita pendek yang berisi pesan-pesan
4. Menginformasikan kegiatan untuk besok
5. Penerapan SOP penutupan
Mengetahui,
93
RENCANA PROGRAM PEMBELAJARAN HARIAN (RPPH)
TK WAHYU ILMIAH
Semester/Minggu ke/Hari ke : I / 4 / 4
Hari /tgl : Rabu / 11 November 2020
Kelompok usia : A
Tema/sub tema : Binatang/ Serangga
KD : 1.1-1.2-2.2-3.2-3.5-4.5
Materi : - Binatang ciptaan Tuhan
- Bersyukur atas nikmat Tuhan
- Perilaku baik/buruk
- Membaca nama sendiri
Materi pembiasaan
Bersyukur sebagai ciptaan Tuhan
Mengucapkan salam dalam SOP penyambutan dan pejemputan
Doa sebelum belajar dan mengenal aturan masuk ke dalam SOP
pembukaan
Kegiatan main : Kelompok dengan kegiatan pengaman
Bahan :
- LKA
- Pensil
Karakter : Rasa ingin tahu
Proses kegiatan
A. PEMBUKAAN:
5. Penerapan SOP pembukaan
6. Memperlihatkan alat dan bahan
7. Berdiskusi tentang serangga
8. Melakukan gerakan sederhana (melompat satu persatu pada angka 1-5)
94
B. INTI
1. Membaca nama sendiri
2. Melengkapi nama-nama serangga
C.RECALLING:
1. Merapikan alat-alat yang telah digunakan
2. Diskusi tentang perasaan diri selama melakukan kegiatan bermain
3. Bila ada perilaku yang kurang tepat harus didiskusikan bersama
5. Penguatan pengetahuan yang didapat anak
D. PENUTUP
1. Menanyakan perasaannya selama hari ini
2. Berdiskusi kegiatan apa saja yang sudah dimainkannya hari ini
3. Bercerita pendek yang berisi pesan-pesan
4. Menginformasikan kegiatan untuk besok
5. Penerapan SOP penutupan
Mengetahui,
95
Lampiran 7 Contoh Hasil Kegiatan Anak
96
Media Pohon Huruf A-J
Media Gambar Benda
97
Lembar Kerja Anak (LKA) Melengkapi nama-nama binatang buas
Lembar Kerja Anak (LKA) Melengkapi Nama-nama Serangga
98
Menulis dan Membaca Nama Sendiri
Hasil Karya Anak Mewarnai Gambar Binatang Peliharaan
99
Media Gambar Binatang Buas
Media Puzzle Ikan
100
Tabel 2.13 Hasil Penilaian Lembar Kegiatan Anak
No
Nama
Siklus I Siklus II
Pertemuan Pertemuan Pertemuan Pertemuan 1 II I II
1 Aqifah ****** ****** ****** ****** 2 Sahwi **** ***** ****** ****** 3 Astrid ***** ***** ****** ****** 4 Adam **** **** ***** ****** 5 Nisa ***** ****** ****** ****** 6 Shiovy **** ****** ****** ****** 7 Ahmad **** ****** ****** ******
Keterangan:
Simbol Kriteria Deskripsi * Belum
Berkembang (BB)
Anak kurang mampu mengenal simbol huruf, mengenal suara huruf awal dari nama benda, dan membaca nama sendiri, melengkapi kalimat sederhana dan mewarnai gambar
** Mulai Berkembang (MB)
Anak cukup mampu mengenal simbol huruf, mengenal suara huruf awal dari nama benda, dan membaca nama sendiri, melengkapi kalimat sederhana dan mewarnai gambar
*** Berkembang Sesuai Harapan (BSH)
Anak sudah mampu mengenal simbol huruf, mengenal suara huruf awal dari nama benda, dan membaca nama sendiri, melengkapi kalimat sederhana dan mewarnai gambar
101
Lampiran 8 Foto Kegiatan Penelitian
102
Lampiran 8. Foto Kegiatan Penelitian
Gambar 2.3 Guru menjelaskan simbol huru A-J menggunakan media pohon huruf
Gamabr 2.4 Guru mengajar menggunakan media papan tulis dan meminta anak untuk menulis dan membaca kata sederhana
103
Gambar 2.5 Guru menjelaskan nama-nama benda
Gambar 2.16 Anak diminta ke depan untuk membaca nama sendiri
104
Gambar 2.8 Guru menjelaskan cara menyusun puzzle ikan
Gambar 2.9 Anak sedang menyusun puzzle ikan
105
Gambar 2.10 Guru sedang membagikan lembar kerja anak (LKA) untuk melengkapi kalimat
Gambar 2.11 Anak-anak sedang mewarnai dengan sederhana binatang peliharaan kesukaan
106
Lampiran 9 Surat Pengantar dari TU
107
108
109
Lampiran 10 Surat Izin Penelitian dari LP3M
110
111
Lampiran 11 Surat Izin Penelitian dari Dinas
PTSP Provinsi Sul-Sel
112
113
Lampiran 12. Surat Izin Penelitian dari Dinas
PTSP Kab. Gowa
114
115
Lampiran 13 Surat Keterangan Validasi
116
117
Lampiran 14 Kartu Kontrol Penelitian
118
119
Lampiran 15 Surat Izin dari TK Wahyu Ilmiah
Kab. Gowa
120
121
Lampiran 16 Kartu Kontrol Bimbingan Skripsi
Lampiran Hasil Kemampuan Membaca Permulaan Siklus I
Kemampuan Membaca Pemulaan Siklus I Pertemuan Pertama
Hari/ Tanggal : Senin, 2 November 2020
Tema/ Sub Tema : Binatang / Binatang Peliharaan
No
Nama Anak
Aspek Pencapaian
Skor
Presentase
Kriteria Mengenal simbol huruf A-Z
Mengenal suara huruf awal dari nama benda
Membaca nama sendiri
4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1 1 Aqifa 6 24% Belum Berkembang (BB) 2 Sahwi 5 15% Belum Berkembang (BB) 3 Astrid 9 27% Belum Berkembang (BB) 4 Adam 4 12% Belum Berkembang (BB) 5 Nisa 11 33% Belum Berkembang (BB) 6 Shoivy 10 30% Belum Berkembang (BB) 7 Ahmad 6 18% Belum Berkembang (BB)
Jumlah Presentase
159 22,71
1 = Belum Berkembang (BB) 20-22 2 = Mulai Berkembang (MB) 25-27 3 = Berkembang Sesuia Harapan (BSH) 32-34 4 = Berkembang Sangat Baik (BSB) 37-40
Lampiran Hasil Kemampuan Membaca Permulaan Siklus I
Kemampuan Membaca Pemulaan Siklus I Pertemuan Kedua
Hari/ Tanggal : Rabu, 4 November 2020
Tema/ Sub Tema : Binatang / Binatang di Air
No
Nama Anak
Aspek Pencapaian
Skor
Presentase
Kriteria Mengenal simbol huruf A-Z
Mengenal suara huruf awal dari nama benda
Membaca nama sendiri
4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1 1 Aqifa 8 24% Mulai Berkembang (MB) 2 Sahwi 8 24% Mulai Berkembang (MB) 3 Astrid 6 18% Mulai Berkembang (MB) 4 Adam 4 12% Mulai Berkembang (MB) 5 Nisa 10 30% Mulai Berkembang (MB) 6 Shoivy 12 36% Mulai Berkembang (MB) 7 Ahmad 11 33% Mulai Berkembang (MB)
Jumlah Presentase
177 25,28%
1 = Belum Berkembang (BB) 20-22 2 = Mulai Berkembang (MB) 25-27 3 = Berkembang Sesuia Harapan (BSH) 32-34 4 = Berkembang Sangat Baik (BSB) 37-40
Lampiran Hasil Kemampuan Membaca Permulaan Siklus II
Kemampuan Membaca Pemulaan Siklus II Pertemuan Pertama
Hari/ Tanggal : Senin, 9 November 2020
Tema/ Sub Tema : Binatang / Binatang Buas
No
Nama Anak
Aspek Pencapaian
Skor
Presentase
Kriteria Mengenal simbol huruf A-Z
Mengenal suara huruf awal dari nama benda
Membaca nama sendiri
4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1 1 Aqifa 12 36% Berkembang Sesuai Harapan (BSH) 2 Sahwi 9 27% Berkembang Sesuai Harapan (BSH) 3 Astrid 11 33% Berkembang Sesuai Harapan (BSH) 4 Adam 9 27% Berkembang Sesuai Harapan (BSH) 5 Nisa 11 33% Berkembang Sesuai Harapan (BSH) 6 Shoivy 12 36% Berkembang Sesuai Harapan (BSH) 7 Ahmad 12 36% Berkembang Sesuai Harapan (BSH)
Jumlah Presentase
228 32,57%
1 = Belum Berkembang (BB) 20-22 2 = Mulai Berkembang (MB) 25-27 3 = Berkembang Sesuia Harapan (BSH) 32-34 4 = Berkembang Sangat Baik (BSB) 37-40
Lampiran Hasil Kemampuan Membaca Permulaan Siklus II
Kemampuan Membaca Pemulaan Siklus II Pertemuan Kedua
Hari/ Tanggal : Rabu, 11 November 2020
Tema/ Sub Tema : Binatang / Serangga
No
Nama Anak
Aspek Pencapaian
Skor
Presentase
Kriteria Mengenal simbol huruf A-Z
Mengenal suara huruf awal dari
nama benda
Membaca nama sendiri
4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1 1 Aqifa 12 36% Berkembang Sesuai Harapan (BSH) 2 Sahwi 12 36% Berkembang Sesuai Harapan (BSH) 3 Astrid 12 36% Berkembang Sesuai Harapan (BSH) 4 Adam 12 36% Berkembang Sesuai Harapan (BSH) 5 Nisa 12 36% Berkembang Sesuai Harapan (BSH) 6 Shoivy 12 36% Berkembang Sesuai Harapan (BSH) 7 Ahmad 12 36% Berkembang Sesuai Harapan (BSH)
Jumlah Presentase
249 35,57%
1 = Belum Berkembang (BB) 20-22 2 = Mulai Berkembang (MB) 25-27 3 = Berkembang Sesuia Harapan (BSH) 32-34 4 = Berkembang Sangat Baik (BSB) 37-40
RIWAYAT HIDUP
Rafi’ah, dilahirkan di Kabupaten Bima tepatnya di Desa Pusu
Kecamatan Langgudu pada hari sabtu tanggal 06 Desember
1998. Anak terakhir dari enam bersaudara pasangan dari
H.Puasa dan Hj. Fatimah. Peneliti menyelesaikan pendidikan
di SD Impres Pusu pada tahun 2010. Pada Tahun itu juga peneliti melanjutkan
Pendidikan di SMP Negeri 9 Satap dan tamat 2013 kemudian melanjutkan
Sekolah Mengenah Atas di SMA Negeri 1 Langgudu pada tahun 2013 dan selesai
pada tahun 2016. Pada tahun 2016 peneliti melanjutkan pendidikan perguruan
tinggi, tepatnya di Universitas Muhammadiyah Makassar (Unismuh) Fakultas
Ilmu Pendidikanpada Program Studi Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini
(PG PAUD). Peneliti menyelesaikan kuliah srata satu (S1) pada tahun 2021.