digilib.uns.ac.id/penggunaan... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id fakultas keguruan dan...
TRANSCRIPT
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
i
PENGGUNAAN MEDIA REALITA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN
BELAJAR MATEMATIKA KONSEP BANGUN RUANG PADA SISWA
KELAS IV SEKOLAH DASAR NEGERI 3 KETAON
BANYUDONO BOYOLALI
TAHUN 2009/2010
Skripsi
Oleh :
Joko Muryono
NIM: X7108507
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA
TAHUN 2010
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ii
PENGGUNAAN MEDIA REALITA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN
BELAJAR MATEMATIKA KONSEP BANGUN RUANG PADA SISWA
KELAS IV SEKOLAH DASAR NEGERI 3 KETAON
BANYUDONO BOYOLALI
TAHUN 2009/2010
SKRIPSI
Ditulis dan diajukan untuk memenuhi syarat mendapatkan Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
OLEH:
Joko Muryono
NIM: X7108507
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2010
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iii
PERSETUJUAN
Skripsi dengan judul :
Penggunaan Media Realita Untuk Meningkatkan Kemampuan Belajar Matematika
Konsep Bangun Ruang pada Siswa Kelas IV Sekolah Dasar Negeri 3 Ketaon
Banyudono Boyolali Tahun Pelajaran 2009/2010
Oleh :
Nama : Joko Muryono
NIM : X7108507
Telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan di Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Pada Hari : Senin
Tanggal : 26 Juli 2010
Persetujuan
Pembimbing I Pembimbing II
Dra. Hj. Lies Lestari, M.Pd . Drs. Chumdari, M.Pd.
NIP 195403271981032001 NIP 195605121981111001
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iv
HALAMAN PENGESAHAN
Skripsi dengan judul :
Penggunaan Media Realita Untuk Meningkatkan Kemampuan Belajar Matematika
Konsep Bangun Ruang pada Siswa Kelas IV Sekolah Dasar Negeri 3 Ketaon
Banyudono Boyolali Tahun Pelajaran 2009/2010
Oleh :
Nama : Joko Muryono
NIM : X7108507
Telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan di Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima untuk memenuhi
persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.
Pada Hari : Jum’at
Tanggal : 30 Juli 2010
Tim Penguji Skripsi;
Nama Terang Tanda Tangan
Ketua : Drs. Kartono, M.Pd 1. .........................
Sekretaris : Drs Hasan Mahfud, M.Pd 2. ...................
Anggota I : Dra. Hj. Lies Lestari, M.Pd 3. .......................
Anggota II : Drs. Chumdari, M.Pd. 4. .....................
Disahkan oleh :
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sebelas Maret Surakarta
Dekan.
Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah, M. Pd
NIP. 196007271987021001
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
v
ABSTRAK
Joko Muryono: PENGGUNAAN MEDIA REALITA UNTUK
MENINGKATKAN KEMAMPUAN BELAJAR MATEMATIKA KONSEP
BANGUN RUANG PADA SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR NEGERI 3
KETAON BANYUDONO BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2009/2010. Skripsi, Surakarta: Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret
Surakarta Juli 2010
Penelitian ini bertujuan meningkatkan kemampuan belajar matematika konsep
bangun ruang pada siswa kelas IV SD Negeri 3 Ketaon Banyudono Kabupaten
Boyolali melalui penggunaan media realita.
Penelitian ini dilaksanakan dua siklus. Subjek penelitian siswa kelas IV SD
Negeri 3 Ketaon tahun 2010 terdiri atas 21 siswa. Objek penelitian peningkatan
kemampuan belajar matematika konsep bangun ruang. Instrument yang digunakan
untuk mengumpulkan data adalah wawancara untuk mendapatkan data kemampuan
belajar matematika. Observasi untuk data aktifitas siswa dalam pembelajaran konsep
bangun ruang. Teknik analisis data dengan diskriptif kualitatif. Prosedur penelitian
yaitu: reduksi data, sajian data, dan penarikan simpulan.
Kesimpulan hasil penelitian dengan penggunakan pendekatan suku kata dapat
meningkatkan kemampuan belajar matematika konsep bangun ruang. Peningkatan
kemampuan belajar matematika konsep bangun ruang dapat dilihat dari hasil paparan
data nilai kondisi awal rata-rata 60.00, Pada siklus I nilai rata-rata 67,00, Pada Siklus
ke II nilai rata-rata 74.00. Mengenal konsep bangun ruang menggunakan media realita.
Dapat memecahkan permasalahan dengan mengulang konsep Bangun Ruang.
Kata kunci: Media Realita, Kemampuan Belajar Matematika.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vi
ABSTRACT
Joko Muryono: REALITY MEDIA USE FOR IMPROVING THE ABILITY OF
MATHEMATICAL CONCEPT OF LEARNING IN THE STUDENT'S SPACE
CONSTRUCTION CLASS IV STATE PRIMARY YEAR 3 LESSON KETAON
BANYUDONO BOYOLALI 2009/2010. Skripsi,Surakarta : Theahcer Training and
Education Faculty sebelas maret Univercity Surakarta, Juli 2010
This study aims to: improve the ability to learn math concepts in geometry as
the fourth grade elementary school students three Ketaon Banyudono Boyolali through
the use of the media reality.
Classroom Action Research was conducted two cycles. Fourth graders study
subjects Elementary School District 3 Ketaon year 2009 consisted of 21 students. The
object of research increased ability to learn math concepts build space. Data collection
techniques include interviews to obtain detailed information and learn math concepts in
depth The ability to up space, direct observation to study the behavior and activities in
the process of teaching and learning activities to learn math concepts in geometry class
IV. Data analysis techniques used to analyze an interactive model. Research procedure
that is data reduction, data, and drawing conclusions or verification.
The results showed that: (1) learning math concepts through the use of
geometry as the reality of media can enhance the ability of fourth-graders learn math
Elementary School District 3 Ketaon Bayudono Boyolali district. Results of initial
conditions on average 60.00, in the first cycle the average value of 67.00, In Cycle II,
the average value of 74.00. (2) factors that inhibit the ability to learn math (a) the
concept of geometry, (b) using the media reality. Solve the problem by repeating the
concept of Wake Space.
Keywords: Media Reality, Ability To Learn Mathematics.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vii
MOTTO
Daya fikir dapat berkembang melalui senang matematika
matematika menjadi bahan utama dalam pembelajaran.
matematika merupakan suatu aspek ilmu yang sangat penting
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
viii
PERSEMBAHAN
Karya ini dipersembahkan kepada
Ayah dan ibu tercinta
Istri tercinta yang telah membantu dan memberi semangat
Anak-anakku tersayang
Teman-teman guru SDN 3 Ketaon
Alamamater dan rekan-rekan mahasiswa S1 PGSD
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ix
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji dan syukur kehadhirat Allah yang maha Esa.
Skripsi yang berjudul Penggunaan Media Realita Untuk Meningkatkan Kemampuan
Belajar Matematika Konsep Bangun Ruang pada Siswa Kelas IV Sekolah Dasar
Negeri 3 Ketaon Banyudono Boyolali Tahun Pelajaran 2009/2010: Suatu Studi
Penelitian Tindakan Kelas Pada Sekolah Dasar Negeri 3 Ketaon Kecamatan
Banyudono Kabupaten Boyolali dapat diselesaikan. Skripsi ini diajukan untuk
memenuhi salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan guru
sekolah dasar pada Program S1 PGSD. FKIP UNS Surakarta.
Penulis menyadari bahwa penyelesaian skripsi ini tidak akan terwujud tanpa
adanya bantuan dari berbagai pihak maka penulis menyampaikan ucapan terima kasih
yang sebesar-besarnya kepada:
1. Prof. Dr. H. M. Furqon H, M. Pd selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta beserta jajarannya.
2. Drs. Rudiana Indianto, M.Pd selaku ketua jurusan Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta
3. Drs. Kartono M.Pd selaku ketua program PGSD FKIP UNS.
4. Dra. Hj.Lies Lestari, M.Pd. selaku dosen pembimbing I.
5. Drs. Chumdari, M.Pd selaku dosen pembimbing II.
6. Kepala sekolah dan rekan guru Sekolah Dasar Negeri 3 Ketaon Banyudono Boyolali
yang telah memberikan ijin dan kemudahan penulis untuk pengumpulan data
terselesaikannya skripsi ini.
Kepada semua pihak yang telah membantu serta memberikan segala
sumbangan atas terwujudnya skripsi ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.
Akhir kata, atas kekurangan dan keterbatasan pengetahuan. Penulis berharap kritik dan
saran yang bersifat positif dan membangun demi kesempurnaan laporan.
Boyolali, Juni 2010
Penulis
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
x
DAFTAR ISI Halaman
HALAMAN JUDUL …………………………………………………… I
HALAMAN PENGAJUAN ……………………………………………. II
HALAMAN PERSETUJUAN ………………………………………… III
HALAMAN PENGESAHAN …………………………………………. IV
ABSTRAK ……………………………………………………………… V
MOTTO ……………………………………………………………...... VI
PERSEMBAHAN …………………………………………………… VII
KATA PENGANTAR …………………………………………….. .... VIII
DAFTAR ISI …………………………………………………………… IX
TABEL ……………………………………………………………........ X
GAMBAR ……………………………………………………………. XI
DAFTAR LAMPIRAN ………………………………………………… XII
BAB I PEDAHULUAN ………………………….………………. 1
A. Latar belakang masalah ……………………………….. 1
B. Rumusan Masalah …………………………………….. 3
C. Tujuan Penelitian …………………………………...…. 3
D.Manfaat Penelitian ……………………………………... 4
BAB II LANDASAN TEORI ……………………………………..
A Tinjauan pustaka ………………………………………... 5
a. Tinjauan Tentang Belajar dan Pembelajaran matematika. 5
b. Media Pembelajaran .....................................................19
c. Kemampuan Belajar Matematika Siswa SD................ 27
d. Karakteristik Anak Sekolah Dasar.............................. 35
B. Penelitian Yang Relevan .............................................. 36
C. Kerangka Berfikir .…………………………………….. 37
D. Hipoteses …………………………………...…………. 38
BAB III METODOLOGI PENELITIAN …………………………..
A. Tempat dan Waktu Penelitian ………………………. 39
B. Bentuk dan Setrategi Penelitian ...................................... 39
C. Data dan Teknik Pengumpulan Data……………………. 41
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xi
BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN
A. Deskripsi Hasil Penelitian ………………………….. 47
B. Deskripsi Lokasi Penelitian/ Seting Kelas..................... 48
C. Deskripsi Prosedur penelitian ……………………….. 49
D. Deskrifsi Antar Siklus ……………………………….. 64
E. Pembahasan Hasil Penelitian..………………………. 68
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A. Simpulan ……………………………………………... 70
B. Implikasi …………………………………………….... 70
C. Saran ………………………………………….............. 72
Daftar Pustaka …………………………………………………………..... 73
Lampiran lampiran
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xii
DAFTAR TABEL
1. Tabel Keadaan Siswa SDN 3 Ketaon .................................... 48
2. Tabel Destribiusi Presentasi Nilai Kondisi Awal ..................... 49
3. Tabel Lembar Observasi Siklus 1 ........................................... 56
4. Data Hasil Belajar Matematika Siklus 1 ................................. 57
5. Tabel Lembar Observasi Siklus 2 ........................................... 61
6. Data Hasil Belajar Matematika Siklus 2 ................................. 63
7. Rangkuman Hasil Observasi Persiklus .................................. 66
8. Rangkuman Hasil Nilai Persiklus .......................................... 67
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiii
DAFTAR GAMBAR
1. Bagan Penggunaan Media Realita ………………………….. 25
2. Bagan Perkembangan Kemampuan Ranah Kognitif ………… 29
3. Materi Bangun Ruang Balok, Kubus dan Tabung ……………. 32
4. Jarring-Jaring Balok, Kubus dan Tabung …………………… 34
5. Bagan Kerangka Pemikiran ………………………………… 38
6. Gambar Siklus Penelitian ………………………………….. 40
7. Destribiusi Presentasi Nilai Kondisi Awal .............................. 49
8. Jarring-Jaring Balok, Kubus dan Tabung …………………… 52
9. Grafik Hasil Belajar Matematika Siklus 1 ............................. 58
10. Data Hasil Belajar Matematika Siklus 1 ................................. 64
11. Grafik Hasil Observasi Persiklus ........................................... 68
12. Lampiran 11 Gambar kegiyatan belajar mengajar ………. 95
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Criteria ketuntasan minimal ………………… 76
Lampiran 2 Indikator konsep bangun ruang ……………. 77
Lampiran 3 Indikator wawancara untuk guru ………….. 77
Lampiran 4 Indikator wawancara untuk siswa…………… 78
Lampiran 5 Lembar observasi aktivitas siswa siklus I ... 79
Lampiran 6 Lembar pengamatan aktivitas guru ………… 80
Lampiran 7 Lembar observasi aktivitas siswa siklus II .... 81
Lampiran 8 Lembar pengamatan aktivitas guru ………… 82
Lampiran 9 Rencana pelaksanaan pembelajaran siklus I … 83
Lampiran 10 Rencana pelaksanaan pembelajaran siklus II. 88
Lampiran 12 Kunci jawaban siklus I dan siklus II ……….. 99
Lampiran 13 Daftar nilai hasil belajar siklus I dan siklus II. 101
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xv
DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN Jl. Ir. Sutami 36 A,kotak pos 56 Surakarta 57126Telp./fek(0271) 648939-669124
FORMAT PENILAIAN UJIAN SKRIPSI
Nama Mahasiswa : Joko Muryono NIM : X7108507
No Unsur yang Dinilai Bobot Nilai N X B
1
2
3
4
5
6
7
8
9
Struktur dan logika penulisan
Kedalaman dan keluasan materi
Argumentasi teoritis menyusun krangka
pemikiran dan menarik kesimpulan
Orisinalitas
Relevansi teori dengan bidang studi
Kebenaran penggunaan teknik
pengumpulan dan analisi data
Pembahasan kesimpulan analisis data
dan pengajuan saran
Kebenaran penggunaan bahasa dan tata
tulis
Penampilan dalam ujian
1,5
1,5
1,5
0,5
1,0
1,0
1,0
1,0
1,0
Jumlah 10
Nilai Ujian ( N ) = ( N x B )
10
= ……….( boleh pecahan atau angka di belakang koma)
Surakarta, 30 Juli 2010
Penguji.
Dra. Hj. Lies Lestari, M.Pd
NIP 195403271981032001
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xvi
DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN Jl. Ir. Sutami 36 A,kotak pos 56 Surakarta 57126Telp./fek(0271) 648939-669124
FORMAT PENILAIAN UJIAN SKRIPSI
Nama Mahasiswa : Joko Muryono NIM : X7108507
No Unsur yang Dinilai Bobot Nilai N X B
1
2
3
4
5
6
7
8
9
Struktur dan logika penulisan
Kedalaman dan keluasan materi
Argumentasi teoritis menyusun
krangka pemikiran dan menarik
kesimpulan
Orisinalitas
Relevansi teori dengan bidang studi
Kebenaran penggunaan teknik
pengumpulan dan analisi data
Pembahasan kesimpulan analisis data
dan pengajuan saran
Kebenaran penggunaan bahasa dan
tata tulis
Penampilan dalam ujian
1,5
1,5
1,5
0,5
1,0
1,0
1,0
1,0
1,0
Jumlah 10
Nilai Ujian ( N ) = ( N x B )
10
= ……….( boleh pecahan atau angka di belakang koma)
Surakarta, 30 Juli 2010
Penguji.
Drs. Chumdari, M.Pd.
NIP 195605121981111001
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xvii
DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN Jl. Ir. Sutami 36 A,kotak pos 56 Surakarta 57126Telp./fek(0271) 648939-669124
FORMAT PENILAIAN UJIAN SKRIPSI
Nama Mahasiswa : Joko Muryono NIM : X7108507
No Unsur yang Dinilai Bobot Nilai N X B
1
2
3
4
5
6
7
8
9
Struktur dan logika penulisan
Kedalaman dan keluasan materi
Argumentasi teoritis menyusun
krangka pemikiran dan menarik
kesimpulan
Orisinalitas
Relevansi teori dengan bidang studi
Kebenaran penggunaan teknik
pengumpulan dan analisi data
Pembahasan kesimpulan analisis data
dan pengajuan saran
Kebenaran penggunaan bahasa dan
tata tulis
Penampilan dalam ujian
1,5
1,5
1,5
0,5
1,0
1,0
1,0
1,0
1,0
Jumlah 10
Nilai Ujian ( N ) = ( N x B )
10
= ……….( boleh pecahan atau angka di belakang koma)
Surakarta, 30 Juli 2010
Penguji.
Drs. Kartono, M.Pd
NIP 195401021977031001
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xviii
DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN Jl. Ir. Sutami 36 A,kotak pos 56 Surakarta 57126Telp./fek(0271) 648939-669124
FORMAT PENILAIAN UJIAN SKRIPSI
Nama Mahasiswa : Joko Muryono NIM : X7108507
No Unsur yang Dinilai Bobot Nilai N X B
1
2
3
4
5
6
7
8
9
Struktur dan logika penulisan
Kedalaman dan keluasan materi
Argumentasi teoritis menyusun
krangka pemikiran dan menarik
kesimpulan
Orisinalitas
Relevansi teori dengan bidang studi
Kebenaran penggunaan teknik
pengumpulan dan analisi data
Pembahasan kesimpulan analisis data
dan pengajuan saran
Kebenaran penggunaan bahasa dan
tata tulis
Penampilan dalam ujian
1,5
1,5
1,5
0,5
1,0
1,0
1,0
1,0
1,0
Jumlah 10
Nilai Ujian ( N ) = ( N x B )
10
= ……….( boleh pecahan atau angka di belakang koma)
Surakarta, 30 Juli 2010
Penguji.
Drs Hasan Mahfud, M.Pd
NIP 195905151987031002
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xix
DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN Jl. Ir. Sutami 36 A,kotak pos 56 Surakarta 57126Telp./fek(0271) 648939-669124
FORMAT REKAPITULASI NILAI UJIAN SKRIPSI
Nama Mahasiswa : Joko Muryono
NIM : X7108507
Program : S 1 PGSD
Jurusan : Guru kelas
No Nama Penguji Angka Huruf
1
2
3
4
Ketua : Drs. Kartono, M.Pd
Sekretaris : Drs Hasan Mahfud, M.Pd
Anggota I : Dra. Hj. Lies Lestari, M.Pd
Anggota II : Drs. Chumdari, M.Pd.
Jumlah
Nilai Rata-rata ujian = Angka
4
Hasil Ujian:
( ) Lulus, tanpa revisi.
( ) Lulus, dengan revisi selama maksimal ……..bulan.
( ) Tidak Lulus, Mengulang ujian.
( ) Tidak Lulus mengulang penelitian.
Untuk hasil ujian Lulus dengan revisi: Jika dalam jangka waktu yang ditentukan
ternyata revisi tidak dapat diselesaikan, maka kelulusan yang sudah diputuskan
sebelumnya dengan sendirinya batal, sehingga harus diuji kembali.
Surakarta, 2009
Tim Penguji
Ketua Sekretaris,
Drs. Kartono, M.Pd Drs Hasan Mahfud, M.Pd
NIP 195401021977031001 NIP 195905151987031002
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xx
DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
Jl. Ir. Sutami 36 A,kotak pos 56 Surakarta 57126Telp./fek(0271) 648939-669124
UNDANGAN UJIAN SKRIPSI
Nomor : /J27.1.2/PP/2010
Lampiran : Satu exp. Naskah Skripsi
Hal : Undangan Ujian Skripsi
Kepada : Yth. Bp. Drs. Kartono, M.Pd
Dosen Penguji Skripsi
FKIP Universitas Sebelas Maret , di Surakarta
Mengharap dengan hormat kesediaan bapak untuk hadir pada,
Hari, tanggal : Jum’at 30 Juli 2010
Pukul : 08.30 WIB
Tempat : Ruang Ujian Skripsi FKIP UNS di Aula PGSD Kleco
Keperluan : Menguji Skripsi
Nama : Joko Muryono
NIM : X7108507
Judul Skripsi : Penggunaan Media Realita Untuk Meningkatkan Kemampuan
Belajar Matematika Konsep Bangun Ruang pada Siswa Kelas IV Sekolah Dasar
Negeri 3 Ketaon Banyudono Boyolali Tahun Pelajaran 2009/2010.
Panitia Penguji
1. Ketua : Drs. Kartono, M.Pd
2. Sekretaris : Drs Hasan Mahfud, M.Pd
3. Anggota I : Dra. Hj. Lies Lestari, M.Pd
4. Anggota II : Drs. Chumdari, M.Pd.
Bersama ini dilampirkan satu eksemplar Skripsi yang akan diujikan, dan atas kesediaan
Bapak/Ibu disampaikan terima kasih.
Surakarta, 30 Juli 2010
Ketua Program S1 PGSD
Drs. KARTONO, M.Pd
NIP 195401021977031001
Mengetahui
Tim Skripsi Ketua Jurusan
Drs. RUDIANA INDIANTO, M.Pd Drs. RUDIANA INDIANTO, M.Pd
NIP 195101151980031001 NIP 195101151980031001
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xxi
DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN Jl. Ir. Sutami 36 A,kotak pos 56 Surakarta 57126Telp./fek(0271) 648939-669124
UNDANGAN UJIAN SKRIPSI
Nomor : /J27.1.2/PP/2010
Lampiran : Satu exp. Naskah Skripsi
Hal : Undangan Ujian Skripsi
Kepada : Yth. Bp. Drs Hasan Mahfud, M.Pd
Dosen Penguji Skripsi
FKIP Universitas Sebelas Maret , di Surakarta
Mengharap dengan hormat kesediaan bapak untuk hadir pada,
Hari, tanggal : Jum’at 30 Juli 2010
Pukul : 08.30 WIB
Tempat : Ruang Ujian Skripsi FKIP UNS di Aula PGSD Kleco
Keperluan : Menguji Skripsi
Nama : Joko Muryono
NIM : X7108507
Judul Skripsi : Penggunaan Media Realita Untuk Meningkatkan Kemampuan
Belajar Matematika Konsep Bangun Ruang pada Siswa Kelas IV Sekolah Dasar
Negeri 3 Ketaon Banyudono Boyolali Tahun Pelajaran 2009/2010.
Panitia Penguji
1. Ketua : Drs. Kartono, M.Pd
2. Sekretaris : Drs Hasan Mahfud, M.Pd
3. Anggota I : Dra. Hj. Lies Lestari, M.Pd
4. Anggota II : Drs. Chumdari, M.Pd.
Bersama ini dilampirkan satu eksemplar Skripsi yang akan diujikan, dan atas kesediaan
Bapak/Ibu disampaikan terima kasih.
Surakarta, 30 Juli 2010
Ketua Program S1 PGSD
Drs. KARTONO, M.Pd
NIP 195401021977031001
Mengetahui
Tim Skripsi Ketua Jurusan
Drs. RUDIANA INDIANTO, M.Pd Drs. RUDIANA INDIANTO, M.Pd
NIP 195101151980031001 NIP 195101151980031001
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xxii
DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN Jl. Ir. Sutami 36 A,kotak pos 56 Surakarta 57126Telp./fek(0271) 648939-669124
UNDANGAN UJIAN SKRIPSI
Nomor : /J27.1.2/PP/2010
Lampiran : Satu exp. Naskah Skripsi
Hal : Undangan Ujian Skripsi
Kepada : Yth. Bp. Drs. Chumdari, M.Pd.
Dosen Penguji Skripsi
FKIP Universitas Sebelas Maret , di Surakarta
Mengharap dengan hormat kesediaan bapak untuk hadir pada,
Hari, tanggal : Jum’at 30 Juli 2010
Pukul : 08.30 WIB
Tempat : Ruang Ujian Skripsi FKIP UNS di Aula PGSD Kleco
Keperluan : Menguji Skripsi
Nama : Joko Muryono
NIM : X7108507
Judul Skripsi : Penggunaan Media Realita Untuk Meningkatkan Kemampuan
Belajar Matematika Konsep Bangun Ruang pada Siswa Kelas IV Sekolah Dasar
Negeri 3 Ketaon Banyudono Boyolali Tahun Pelajaran 2009/2010.
Panitia Penguji
1. Ketua : Drs. Kartono, M.Pd
2. Sekretaris : Drs Hasan Mahfud, M.Pd
3. Anggota I : Dra. Hj. Lies Lestari, M.Pd
4. Anggota II : Drs. Chumdari, M.Pd.
Bersama ini dilampirkan satu eksemplar Skripsi yang akan diujikan, dan atas kesediaan
Bapak/Ibu disampaikan terima kasih.
Surakarta, 30 Juli 2010
Ketua Program S1 PGSD
Drs. KARTONO, M.Pd
NIP 195401021977031001
Mengetahui
Tim Skripsi Ketua Jurusan
Drs. RUDIANA INDIANTO, M.Pd Drs. RUDIANA INDIANTO, M.Pd
NIP 195101151980031001 NIP 195101151980031001
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xxiii
DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN Jl. Ir. Sutami 36 A,kotak pos 56 Surakarta 57126Telp./fek(0271) 648939-669124
UNDANGAN UJIAN SKRIPSI
Nomor : /J27.1.2/PP/2010
Lampiran : Satu exp. Naskah Skripsi
Hal : Undangan Ujian Skripsi
Kepada : Yth. Ibu. Dra. Hj. Lies Lestari, M.Pd
Dosen Penguji Skripsi
FKIP Universitas Sebelas Maret , di Surakarta
Mengharap dengan hormat kesediaan bapak untuk hadir pada,
Hari, tanggal : Jum’at 30 Juli 2010
Pukul : 08.30 WIB
Tempat : Ruang Ujian Skripsi FKIP UNS di Aula PGSD Kleco
Keperluan : Menguji Skripsi
Nama : Joko Muryono
NIM : X7108507
Judul Skripsi : Penggunaan Media Realita Untuk Meningkatkan Kemampuan
Belajar Matematika Konsep Bangun Ruang pada Siswa Kelas IV Sekolah Dasar
Negeri 3 Ketaon Banyudono Boyolali Tahun Pelajaran 2009/2010.
Panitia Penguji
1. Ketua : Drs. Kartono, M.Pd
2. Sekretaris : Drs Hasan Mahfud, M.Pd
3. Anggota I : Dra. Hj. Lies Lestari, M.Pd
4. Anggota II : Drs. Chumdari, M.Pd.
Bersama ini dilampirkan satu eksemplar Skripsi yang akan diujikan, dan atas kesediaan
Bapak/Ibu disampaikan terima kasih.
Surakarta, 30 Juli 2010
Ketua Program S1 PGSD
Drs. KARTONO, M.Pd
NIP 195401021977031001
Mengetahui
Tim Skripsi Ketua Jurusan
Drs. RUDIANA INDIANTO, M.Pd Drs. RUDIANA INDIANTO, M.Pd
NIP 195101151980031001 NIP 195101151980031001
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xxiv
DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN Jl. Ir. Sutami 36 A,kotak pos 56 Surakarta 57126Telp./fek(0271) 648939-669124
PRESENSI UJIAN SKRIPSI
Program Studi : S1 PGSD
Jurusan : Guru Kelas
Tanggal Ujian : 30 Juli 2010
No NAMA PENGUJI TANDA TANGAN
1
2
3
4
5
Drs. Kartono, M.Pd
Drs Hasan Mahfud, M.Pd
Dra. Hj. Lies Lestari, M.Pd
Drs. Chumdari, M.Pd.
Nama Mahasiswa
Joko Muryano
NIM : X7108507
1
2.
3
4
5
Surakarta 30 Juli 2010
Ketua
Drs. Kartono, M.Pd
NIP 195401021977031001
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xxv
Kepada
Yth. Ibu. Dra. Hj. Lies Lestari, M.Pd
Dosen Penguji Skripsi
FKIP Universitas Sebelas Maret ,
di Surakarta
Kepada
Yth. Bpk Drs. Chumdari, M.Pd.
Dosen Penguji Skripsi
FKIP Universitas Sebelas Maret ,
di Surakarta
Kepada
Yth. Bpk Drs Hasan Mahfud, M.Pd
Dosen Penguji Skripsi
FKIP Universitas Sebelas Maret ,
di Surakarta
Kepada
Yth. Bpk Drs. Kartono, M.Pd
Dosen Penguji Skripsi
FKIP Universitas Sebelas Maret ,
di Surakarta
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1�
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.
Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan
teknologi modern, mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin dan
memajukan daya fikir manusia. Perkembangan pesat di bidang teknologi informasi
dan komunikasi dewasa ini dilandasi perkembangan matematika dibidang teori
bilangan, aljabar, dan matematika aritmatika. Untuk menguasai teknologi di masa
depan diperlukan penguasaan matematika yang kuat sejak dini.
Mata pelajaran matematika perlu diberikan kepada semua peserta didik
mulai dari sakolah dasar untuk membekali peserta didik dengan kemampuan
berfikir logis, analisis, sistimatis, kritis dan kreatif serta berkemampuan bekerja
sama. Kompetensi tersebut diperlukan agar peserta didik dapat memiliki kemapuan
memperoleh, mengelola, dan memanfaatkan informasi untuk bertahan hidup pada
keadaan yang selalu berubah, tidak pasti dan kompetitif. Sesuai dengan
perkembangan kejiwaan siswa, pembelajaran matematika bertujuan agar siswa
terampil berhitung sederhana. di samping mengembangkan pengetahuan dan
keterampilan yang diperlukan siswa untuk menghadapi pembelajaran di kelas-kelas
yang lebih tinggi baik pembelajaran matematika, maupun pembelajaran bidang
studi yang lain. Prinsip keterpaduan dalam pembelajaran sangat diperlukan.
Siswa SD pola berpikir kongkritnya masih relatif besar. Untuk menghindari
terjadinya kebingungan, salah pengertian atau salah konsep maka dalam proses
belajar mengajar digunakan media. Dalam metodologi pengajaran ada dua aspek
yang paling menonjol yaitu metode mengajar dan media pengajaran sebagai alat
bantu mengajar. Kedudukan media pengajaran sebagai alat bantu mengajar ada
dalam komponen metodologi, sebagai salah satu lingkungan belajar yang diatur
oleh guru.
Masalah hingga saat ini banyak peserta didik mengalami kesulitan dalam
menerima pelajaran matematika. Materi pelajaran matematika, misalnya, menurut
anggapan sebagian siswa, memiliki tingkat kesukaran lebih tinggi dibandingkan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
dengan pelajaran-pelajaran lainnya yaitu dengan didapatkannya nilai formatif anak
pada pelajaran matematika lebih rendah dibanding nilai mata pelajaran lain. Kalau
kemampuan belajar konsep bangun ruang tidak ditingkatkan akan berdampak pada
pelajaran matematika berikutnya. Siswa akan terasa menjadi semakin sulit belajar
konsep bangun ruang dan akhirnya ditakuti. Secara umum kenyataan ini dapat
dilihat dari hasil rata-rata ulangan akhir sekolah berbasis nasional (UASBN) pada
mata pelajaran matematika masih rendah di banding mata pelajaran yang lain.
Media realita kurang mendapat perhatian dari para guru matematika,
sebagian besar dari mereka enggan menggunakan media realita sebagai salah satu
alat bantu mengajar konsep bangun ruang, hal ini mungkin disebabkan oleh
keterbatasan pengadaan media realita matematika yang ada. Meskipun media telah
tersedia di sekolah-sekolah, tetapi kenyataannya media realita ini jarang sekali
digunakan dalam pembelajaran matematika. Hal ini disebabakan oleh sangat
terbatasnya ketrampilan guru dalam mengoperasionalkan atau keinginan
mendayagunakannya yang relatif rendah. Masalah ini bukan hanya terjadi pada
salah satu lembaga pendidikan, tetapi hampir terjadi di semua lembaga pendidikan
khususnya lembaga-lembaga di bawah naungan Depdiknas, termasuk di Sekolah
Dasar Negeri 3 Ketaon Banyudono kabupaten Boyolali.
Pada hakekatnya kegiatan belajar mengajar adalah suatu proses
komunikasi antara pihak guru atau pendidik dengan peserta didik untuk mencapai
suatu tujuan pembelajaran. Proses komunikasi (proses penyampaian pesan) harus
diciptakan atau diwujudkan melalui kegiatan penyampaian pesan atau informasi
oleh setiap guru dan peserta didik. Pesan atau informasi dapat berupa ide, fakta,
arti, dan data. Melalui proses komunikasi, pesan atau informasi dapat diserap dan
dihayati peserta didik agar tidak terjadi kesesatan dalam proses komunikasi. Untuk
itu perlu digunakan sarana yang membantu proses komunikasi yang disebut media
realita.
Media sebagai alat bantu dalam proses belajar mengajar merupakan suatu
kenyataan yang tidak dapat dipungkiri. Kehadirannya mempunyai arti yang sangat
penting, karena pada dasarnya setiap materi pelajaran tentu memiliki tingkat
kesukaran yang bervariasi. Pada satu sisi ada materi pelajaran yang tidak
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
memerlukan media, namun di lain sisi ada materi pelajaran yang sangat
memerlukan media.
Melihat fenomena tersebut, nampak bahwa ada permasalahan dalam
penggunaan dan pemanfaatan media realita dalam pembelajaran matematika.
Secara fungsional, pembelajaran matematika akan lebih efektif manakala media
realita dimanfaatkan, namun kenyataannya media sulit diadakan atau tidak
dioperasionalkan dengan baik, sehingga media yang ada tidak memberikan hasil
yang optimal.
Hal yang sama juga berlangsung di SD Negeri 3 Ketaon Banyudono
kabupaten Boyolali. Hasil pengamatan awal menunjukkan bahwa tingkat
ketuntasan belajar siswa di kelas VI SD Negeri 3 Ketaon Banyudono kabupaten
Boyolali untuk mata pelajaran matematika masih cukup rendah. Hal ini
ditunjukkan dengan kenyataan di lapangan bahwa dari sebanyal 21 orang siswa,
jumlah siswa yang sudah mencapai batas tuntas belajar minimal baru mencapai
57,14% atau 12 orang siswa. Ditinjau dari nilai rata-rata kelas, nilai yang diperoleh
siswa baru mencapai 61,67 atau masih berada di bahwa batas Kriteria Ketuntasan
Minimum (KKM).
Berangkat dari latar belakang tersebut, maka peneliti merasa tertarik untuk
melakukan penelitian tentang masalah-masalah yang berhubungan dengan media
pembelajaran matematika, khususnya media realita. Adapun judul yang diangkat
dalam penelitian ini adalah “Penggunaan Media Realita Untuk Meningkatkan
Kemampuan Belajar Matematika Konsep Bangun Ruang pada Siswa Kelas IV
Sekolah Dasar Negeri 3 Ketaon Banyudono Boyolali Tahun Pelajaran 2009/2010”.
B. Rumusan Masalah
Masalah penelitian ini dapat di rumuskan sebagai berikut: ”Apakah
penggunaan media realita dapat meningkatkan kemampuan belajar matematika
konsep bangun ruang pada siswa kelas IV SDN 3 Ketaon, Banyudono, Kabupaten
Boyolali tahun pelajaran 2009/2010?”
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini untuk meningkatkan kemampuan belajar matematika
konsep bangun ruang pada siswa kelas IV SD Negeri 3 Ketaon Banyudono
Kabupaten Boyolali melalui penggunaan media realita.
D. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat kepada semua pihak
yang terlibat dalam dunia pendidikan. Adapun manfaat yang diharapkan adalah :
Manfaat Teoritis
a Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan
pembendaharaan khususnya kepada pembelajaran konsep bangun ruang,
umumnya meningkatkan kemampuan belajar matematika dengan
menggunakan media realita.
b Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran
kepada guru dalam pembelajaran matematika konsep bangun ruang.
1. Manfaat Praktis
a Bagi Siswa
Hasil penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan kemampuan belajar
matematika konsep bangun ruang dengan menggunakan media realita.
b Bagi Sekolah
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan kepada kepala
sekolah dasar dalam usaha perbaikan pembelajaran matematika kelas IV SD.
c Bagi Guru
Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai masukan dalam proses
pembelajaran konsep bangun ruang matematika, Kesulitan materi yang
disampaikan oleh guru kepada siswa dapat disederhanakan dengan bantuan media
realita sehingga mutu pendidikan dapat lebih meningkat.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Kajian Pustaka
1. Tinjauan Tentang Belajar dan Pembelajaran
a. Definisi Belajar dan Pembelajaran
Belajar adalah suatu perubahan tingkat laku sebagai hasil dari pengalaman,
belajar bukanlah menghafalkan fakta-fakta yang terlepas-lepas, melainkan
mengaitkan konsep-konsep yang baru pada konsep yang telah ada dalam struktur
kongnitif. Menurut Djamarah (1997: 11) "Belajar adalah proses perubahan tingkah
laku berkat pengalaman dan latihan". Sejalan dengan pendapat di atas, Belajar
sebagai suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu
perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai hasil pengalamanya
sendiri dalam interaksi dengan lingkungan Asri (2005: 12).
Menurut Mulyani Sumantri, dkk (2001: 2) belajar adalah aktivitas yang
menghasilkan perubahan pada diri individu yang belajar aktual maupun potensial.
Perubahan itu pada hakekatnya adalah di dapatkanya kemampuan baru yang
berlaku dalam waktu yang relatiflama dan perubahan itu terjadi karena usaha.
Belajar dapat diartikan sebagai proses mental yang terjadi dalam diri seseorang dan
melibatkan kegiatan untuk menambah atau mengumpulkan sejumlah pengetahuan
dari abstraksi pengalaman baik alami maupun manusiawi.
Belajar juga dapat diartikan adanya perubahan yang menuju kearah yang
lebih maju dan perubahan itu didapatkan dengan latihan yang disengaja. Menurut
Mulyono Abdurrahman (2003 :23) mengartikan belajar merupakan suatu proses
dari seseorang individu yang berupaya mencapai tujuan belajar, yaitu suatu bentuk
perubahan tingkah laku yang relatif menetap.
Sehubungan lingkungan pendidikan memiliki sifat dinamis, selalu berubah
selaras dengan perkembangan zaman, maka individu dalam proses belajar
dianjurkan dan dituntut mampu menyesuaikan dengan lingkungan tersebut. Dengan
demikian kegiatan belajar setiap individu tanpa disadari berlangsung sepanjang
5
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
hayat. Ini menunjuk pada makna bahwa belajar dalam prosesnya merupakan
langkah upaya membentuk diri pribadi dewasa secara matang dan mantap.
Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain (1996:11) menyatakan ” belajar
adalah proses perubahan perilaku berbuat pengalaman dan latihan”. Artinya, tujuan
kegiatan adalah perubahan tingkah laku, baik yang menyangkut pengetahuan
keterampilan maupun sikap. Jadi, hakekat belajar adalah perubahan. Asri
Budiningsih (2005: 2) menyatakan “ belajar diartikan sebagai suatu perubahan
tingkah laku karena hasil dari pengalaman yang diperoleh”. Di sini faktor keaktifan
siswa sebagai subyek belajar sangat menentukan.
Winkel (1996: 14) mengemukakan ”belajar menghasilkan suatu perubahan
pada siswa. Perubahan itu dapat berupa pengetahuan, pemahaman, keterampilan,
dan sikap”. Perubahan itu merupakan hasil dari usaha belajar yang tersimpan dalam
ingatan.
Hilgrad dan Bower dalam Ngalim Purwanto (1998: 84) mengemukakan
bahwa "Belajar adalah perbuatan yang disadari dan perbuatan akibat belajar
merupakan aspek aspek kepribadian yang terus menerus berfungsi selama hidup
seseorang". Pendapat lain dikemukakan oleh Gagne (Ngalim Purwanto, 1998: 84)
yang mengatakan bahwa "Belajar adalah berubahnya perbuatan dari isi ingatan
seseorang setelah ia mengalami dan terpengaruh oleh situasi sesuatu".
Dari beberapa pendapat di atas dapat diambil suatu kesimpulan, belajar
adalah proses perubahan tingkah laku seseorang berupa pengetahuan, pemahaman,
keterampilan, dan sikap yang relatif menetap yang merupakan hasil interaksi
dengan lingkungan untuk mencukupi tujuan belajar.
Pembelajaran berasal dari terjemahan bahasa Inggris learning. Menurut
Wittrock sebagaimana dikutip oleh Good dan Brophy (1990: 124) pembelajaran
merupakan proses perubahan melalui pengalaman. Pembelajaran adalah proses
perubahan yang bersifat relatif permanen dalam hal pemahaman, sikap,
pengetahuan, informasi, kemampuan dan ketrampilan melalui pengalaman.
Pembelajaran adalah proses internal yang bersifat kognitif dan tidak dapat diukur
melalui performansi yang dapat diamati.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
Pendapat lain tentang pembelajaran dikemukakan oleh Woolfolk dalam
Baharuddin dan Wahyuni (2008: 14) yang menyatakan “learning occurs when
experience causes a relatively permanent change in an individual’s knowledge or
behavior”. Menurut Woolfolk, pembelajaran berlangsung manakala pengalaman
dapat menyebabkan terjadinya suatu perubahan yang secara relatif tetap pada
pengetahuan atau pengalaman individu tersebut.
Pembelajaran merupakan upaya sistematis untuk memfasilitasi dan
meningkatkan proses belajar. Suprapto (2003: 3) menyatakan bahwa pembelajaran
didefinisikan sebagai suatu sistem atau membelajarkan subyek didik yang di
rencankan atau didesain, dilaksanakan dan dievaluasi secara sistematis agar subyek
didik dapat mencapai tujuan pembelajaran secara efektif dan efisien. Pembelalaran
adalah suatu proses dimana lingkungan seseorang secara sengaja dikelola untuk
memungkinkan ia turut serta dalam kondisi-kondisi khusus atau menghasilkan
respon terhadap situasi tertentu, (Corey dalam Nyimas Aisyah 2007: 1.3).
Pedoman penyusunan kurikulum tingkat satuan pendidikan sekolah dasar
(2008: 68) disebutkan bahwa” kegiatan pembelajaran adalah rancangan untuk
memberikan pengalaman belajar yang melibatkan proses mental dan fisik” melalui
interaksi antar peserta didik dengan guru, lingkungan, dan sumber belajar yang
lainnya dalam rangka pencapaian kompetensi dasar. Pengalaman belajar memuat
kecakapan hidup yang perlu dikuasai peserta didik.
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam mengembangkan kegiatan
pembelajaran adalah sebagai berikut:
1) Kegiatan pembelajaran disusun untuk memberikan bantuan kepada peserta
didik, khususnya guru, agar dapat melaksanakan proses pembelajaran secara
propesional.
2) Kegiatan pembelajaran memuat rangkaian kegiatan yang harus dilakukan oleh
peserta didik secara berurutan untuk mencapai kompetensi dasar.
3) Penentuan urutan kegiatan pembelajaran harus sesuai dengan hierarki konsep
materi pembelajaran.
4) Rumusan pernyataan dalam kegiatan pembelajaran minimal mengandung dua
unsur.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
Berdasarkan pendapat tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa
pembelajaran adalah suatu proses yang sengaja menciptakan suatu lingkungan
sehingga terjadi proses belajar secara efektif dan efisien. Proses tersebut
menimbulkan adanya suatu perubahan yang permanen dalam hal pemahaman,
sikap, pengetahuan, informasi, kemampuan dan ketrampilan melalui pengalaman.
Perubahan yang terjadi dapat mengarah ke arah yang lebih baik atau bahkan
sebaliknya.
b. Teori Belajar
Tiap-tiap teori berbeda pendapat tentang cara memperoleh pengalaman.
Beberapa teori belajar dapat dijelaskan antara lain sebagai berikut.
1) Teori Belajar konstruktivistik
Menurut teori belajar konstruktivistik, dikatakan bahwa belajar merupakan
usaha pemberian makna oleh siswa kepada pengalamannya melalui asimilasi dan
akomodasi yang menuju pada pembentukan struktur kognitifnya. Oleh karena itu,
pembelajaran diusahakan agar dapat memberikan kondisi terjadinya proses
pembentukan struktur kognitif secara optimal pada diri siswa. Yang terpenting
dalam belajar menurut teori konstruktivistik adalah usaha pemberian makna oleh
siswa kepada pengalamannya melalui proses asimilasi dan akomodasi, akan
membentuk suatu kontruksi pengetahuan yang menuju pada kemutahiran struktur
kognitifnya.. Yang diutamakan dalam teori ini ialah hal siswa mengkontruksikan
pengetahuannya sendiri. (Asri Budiningsih, 2005: 64).
2) Teori Belajar Behaviorisme
Teori belajar behaviorisme berpandangan bahwa belajar adalah perubahan
tingkah laku. Seseorang diangap telah belajar apabila ia telah menunjukan
perubahan tingkah laku. Menurut teori yang terpenting adalah memasukan yang
berupa stimulus dan keluaran yang berupa respon. Sedang yang terjadi antara
setimulus dan respon diangap tidak penting diperhatikan sebab tidak bisa diamati.
Clark C. Hull mengemukakan teorinya yaitu ” suatu kebutuhan atau keadaan
terdorong oleh motif, tujuan, maksud, aspirasi dan ambisiharus ada dalam diri
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
seseorang yang belajar, sebelum suatu respon dapat diperbuat atas dasar
pengurangan kebutuhan itu”. (Ngalim Purwanto,1998: 97).
3) Teori Belajar Kognitif
Teori belajar kognitif berpandangan bahwa belajar adalah perubahan persepsi
dan pemahaman. Perubahan persepsi dan pemahaman tidak selalu berbentuk
perubahan tingkah laku yang diamati. Menurut teori ini, proses belajar akan
berjalan baik bila materi pelajaran yang baru beradaptasi secara ”klop” dengan
kognitif yang sudah dimiliki oleh siswa. Belajar adalah suatu proses rentetan
penemuan dengan bantuan pengalaman-pengalaman yang sudah ada. Manusia
belajar memahami dunia sekelilingnya dengan jalan mengatur menyusun kembali
pengalaman-pengalamannya yang banyak dan berserakan menjadi suatu struktur
kebudayaan yang berarti dan dipahami olehnya. (Asri Budiningsih, 2005: 48).
Berdasarkan pernyataan tersebut diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa
belajar merupakan aktivitas yang menghasilkan perubahan pada diri individu yang
belajar berupa pengetahuan, pemahaman, keterampilan, dan sikap dengan
mengkontruksi dirinya secara optimal yang terdorong oleh motif, tujuan, maksud,
aspirasi dan ambisius.
c. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Belajar
Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar, menurut Muhibbin Syah (2003:
144) banyak jenisnya tetapi dapat digolongkan menjadi dua golongan saja yaitu:
(1) faktor intern, dan (2) faktor ekstern. Faktor Intern adalah faktor yang ada dalam
diri individu / anak yang sedang belajar, faktor Ekstern adalah faktor yang ada di
luar individu / anak
1) Faktor internal
Faktor-faktor Intern, faktor ini akan dibahas menjadi 3 faktor yaitu : faktor
jasmaniah, faktor psikologis dan faktor kelelahan.
a) Faktor jasmaniah
Faktor jasmaniah menurut Slameto (2005: 55) terdiri dari faktor kesehatan dan
cacat tubuh. Faktor Kesehatan, sehat berarti dalam keadaan baik segenap badan
beserta bagian-bagiannya/ babas dari penyakit. Slameto juga mengartikan
Kesehatan adalah keadaan atau hal sehat. Kesehatan seseorang berpengaruh
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
terhadap belajarnya seperti Cacat tubuh. Cacat tubuh adalah sesuatu yang
menyebabkan kurang baik atau sempurna mengenai tubuh atau badan. Cacat itu
dapat buta, setengah buta, setengah tuli atau tuli, patah kaki dan patah tangan,
lumpuh dan lain-lain. Keadaan cacat tubuh dapat mempengaruhi belajar siswa. Jika
ini terjadi, hendaknya ia belajar pada lembaga pendidikan khusus atau diusahakan
alat bantu agar dapat menghindari atau mengurangi pengaruh kecacatannya itu.
b) Faktor psikologis
Faktor Psikologis, di dalam faktor ini kurang lebih ada tujuh faktor antara lain: (a)
Intelegensi; (b) Kematangan; (c) Perhatian; (d) Kelelahan; (e) minat; (f) Bakat; dan
(g) Motif. (Slameto, 2003: 57).
(1) Intelegensi. Intelegensi menurut Slameto (2003: 128), adalah salah satu faktor
diantara faktor yang lain. Jika faktor lain bersifat menghambat/ berpengaruh
negatif terhadap belajar, akhirnya siswa gagal dalam belajar. Intelegensi sangat
berpengaruh besar terhadap kemajuan belajar.
(2) Perhatian. Perhatian menurut menurut Slameto (2003: 105), adalah keaktifan
jiwa yang dipertinggi, jiwa itu pun semata-mata tertuju kepada suatu obyek /
benda / hal atau sekumpulan obyek.
(3) Minat. Minat menurut Muhibbin Syah (2003: 145), adalah kecenderungan
yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan-kegiatan
yang diminati seseorang, diperhatikan terus menerus yang disertai dengan rasa
senang.
(4) Bakat. Bakat, menurut Slameto (2003: 182), adalah kemampuan untuk belajar
– kemampuan itu baru akan terealisasi menjadi kecakapan yang nyata sesudah
belajar dan berlatih.
(5) Motif. Motif menurut Slameto (2003: 170), erat sekali hubungannya dengan
tujuan yang akan dicapai, akan tetapi untuk mencapai tujuan itu perlu berbuat,
sedangkan yang menjadi penyebab berbuat adalah motif itu sendiri sebagai
daya penggerak/ pendorongnya.
(6) Kematangan. Kematangan, menurut Slameto (2003: 112), adalah suatu tingkat
/ fase dalam pertumbuhan seseorang, dimana alat-alat tubuhnya sudah siap
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
untuk melaksanakan kecakapan baru, jadi kemajuan baru untuk memiliki
kecakapan itu tergantung dari kematangan dan belajar.
(7) Kesiapan. Kesiapan, menurut Slameto (2003: 113), adalah kesediaan untuk
memberi reseponse atau bereaksi.
c) Faktor kelelahan
Kelelahan pada seseorang walapun sulit untuk dipisahkan tetapi dapat
dibedakan menjadi dua macam, yaitu kelelahan jasmani dan kelelahan rohani
(bersifat psikis). Hal ini dikemukakan oleh Muhibbin Syah (2003: 147) yang
menyatakan bahwa kelelahan jasmani terlihat dengan lelah lunglainya tubuh
dan timbul kecenderungan untuk membaringkan tubuh.
2) Faktor eksternal
Dimyati dan Mudjiono (1994; 124) menyatakan bahwa proses belajar
dapat terjadi atau menjadi bertambah kuat, bila didorong oleh lingkungan
siswa. Program pembelajaran sebagai rekayasa pendidikan guru di sekolah
merupakan faktor ekstern belajar. Ditinjau dari segi siswa, ditemukan beberapa
ekstern proses belajar didorong oleh motivasi instrinsik siswa. faktor ekstern
yang berpengaruh terhadap aktifitas belajar adalah sebagai berikut: (1) guru
sebagai pembina siswa belajar. Guru adalah pengajar yang mendidik, ia
menglola kegiatan belajar siswa di sekolah; (2) prasarana dan sarana
pembelajaran yang meliputi gedung sekolah, buku-buku pembelajaran,
laboratorium sekolah dan media pembelajaran yang lain; (3) kebijakan
penilaian, dengan penilaian yang dimaksudkan adalahpenentuan sampai
sesuatu dipandang berharga, bermutu, atau bernilai yang mengukur orang lain;
(4) lingkungan sosial sekolah, siswa-siswa membentuk suatu lingkungan
pergaulan yang dikemal dengan lingkungan sosial siswa; (5) kurikulum
sekolah, program pembelajaran yang ada di sekolah madrasah dengan berisi
tujuan pendidikan, kegiatan belajar mengajar, dan evaluasi. Muhibbin Syah
(2003: 154) membedakan faktor ektern belajar menjadi tiga diantaranya:
(1) faktor keluarga diantaranya siswa sering dimarahi orang tua, pindah tempat
tinggal; (2) faktor sekolah, gedung sekolah, buku-buku pembelajaran,
laboratorium sekolah dan media pembelajaran yang lain; dan (3) faktor
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
masyarakat letak geografis, mayoritas dan minoritas aktifitas warga. Kalangan
terpelajar atau bukan terpelajar.
Berdasarkan pedapat tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa faktor ektern
belajar adalah guru, prasarana dan sarana, kebijakan penilaian, lingkungan sosial
sekolah, kurikulum sekolah dan faktor keluarga diantaranya
d. Komponen Pembelajaran
Dalam pembelajaran terdapat bermacam-macam komponen atau unsur
yang menunjang proses pembelajaran. Suprapto (2003: 9) menyebutkan beberapa
komponen pembelajaran yang diantaranya adalah (1) tujuan pembelajaran;
(2) materi pembelajaran; (3) strategi dan metode pembelajaran; (4) media
pembelajaran/ alat peraga; (5) pengorganisasian kelas; (6) evaluasi pembelajaran;
dan (7) tindak lanjut pembelajaran. Winanta Putra (2007: 1.21) nyatakan bahwa
komponen-komponen pembelajaran saling berkaitan satu sama lain, yaitu: tujuan,
materi, kegiatan, evaluasi pemeblajaran. Oemar Hamalik (1999: 66) menyebutkan
unsur-unsur menimal yang harus ada dalam sistem pembelajaran adalah seorang
siswa/ peserta didik, suatu tujuan, suatu prosedur kerja untuk mencapai tujuan yang
hendak dicapai. Guru tidak termasuk dalam sistem pembelajaran, fungsi dapat
dialihkan atau diganti kepada media sebagai penganti guru seperti: buku, slide, tek
yang diprogram dan sebagainya. Namun kepala sekolah dapat menjadi salah satu
unsur sistem pembelajaran karena berkaitan dengan prosedur perencanaan dan
pelaksanaan pembelajaran.
Berdasarkan pernyataan tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa
komponen pembelajaran adalah siswa, tujuan, materi, kegiatan/prosedur, media,
evaluasi, dan tindak lanjut pembelajaran.
2. Kajian Tentang Pembelajaran Matematika
a. Pengertian Matematika
Berdasarkan kurikulum 2006 kelas IV SD, matematika merupakan salah
satu bahan kajian yang memiliki obyek absrak dan di bangun melalui proses
penalaran deduktif, yaitu kebenaran konsep sebagai akibat logis dari kebenaran
sebelumnya sudah di terima, sehingga keterkaitan antar konsep dalam matematika
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
bersifat sangat kuat dan jelas. Matematika merupakan ilmu universal yang
mendasari perkembangan teknologi modrn mempnyai peran penting dalam
berbagai disiplin dan memajukan daya fikir manusia.
Salah satu karakteristik matematika adalah mempunyai objek yang bersifat
abstrak. Sifat abstrak ini menyebabkan banyak siswa mengalami kesulitan dalam
matematika. Prestasi matematika siswa baik secara nasional maupun internasional
belum menggembirakan. Jauh di bawah rata-rata skor matematika siswa
internasional dan berada pada ranking 34 dari 38 negara (TIMSS, 1999: 12).
Rendahnya prestasi matematika siswa disebabkan oleh faktor siswa yaitu
mengalami masalah secara komprehensif atau secara parsial dalam matematika.
Selain itu, belajar matematika siswa belum bermakna, sehingga pengertian
siswa tentang konsep sangat lemah Suhito (2001: 24) mengatakan bahwa,
kebanyakan siswa mengalami kesulitan dalam mengaplikasikan matematika ke
dalam situasi kehidupan real. Hal lain yang menyebabkan sulitnya matematika
bagi siswa adalah karena pembelajaran matematika kurang bermakna. Guru dalam
pembelajarannya di kelas tidak mengaitkan dengan skema yang telah dimiliki oleh
siswa dan siswa kurang diberikan kesempatan untuk menemukan kembali dan
mengkonstruksi sendiri ide-ide matematika. Mengkaitkan pengalaman kehidupan
nyata anak dengan ide-ide matematika di kelas penting dilakukan agar
pembelajaran bermakna (Mulyono, staff. UNS, ac. id/ 2009).
Menurut Rosadi dan Handani (2000: 68) mengemukakan bahwa:
Matematika adalah pengetahuan tentang bilangan dan kalkulasi, ruang dan bentuk,
stuktur-struktur yang logik dan aturan-aturan yang ketat.
Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa matematika merupakan
ilmu universal yang memiliki obyek abstrak dengan proses penalaran deduktif
untuk memikirkan, mencatat, dan mengkomunikasikan ide secara simbolik dan
nyata untuk memajukan teknologi. Berupa bilangan dan kalkulasi, ruang dan
bentuk, stuktur-struktur yang logik dan aturan-aturan yang ketat.
Dalam penelitian ini yang dimaksud matematika adalah ilmu yang
mendasari perkembangan teknlogi modern secara luas untuk berfikir kreatif.
Peraturan menteri pendidikan nasional (2006: 3) mendifinisikan matematika
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan teknologi modern,
mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin dan memajukan daya pikir
manusia. Untuk menguasai dan mencipta teknologi di masa depan diperlukan
penguasaan matematika yang kuat sejak dini.
Mata pelajaran Matematika diberikan mulai dari sekolah dasar untuk
membekali peserta didik dengan kemampuan berpikir logis, analitis, sistematis,
kritis, dan kreatif, serta kemampuan bekerjasama. Kompetensi tersebut diperlukan
agar peserta didik dapat memiliki kemampuan memperoleh, mengelola, dan
memanfaatkan informasi untuk bertahan hidup pada keadaan yang selalu berubah,
tidak pasti, dan kompetitif. Standar kompetensi dan kompetensi dasar matematika
dalam dokumen ini disusun sebagai landasan mengembangkan kemampuan siswa.
Pendekatan matematika realistik sudah banyak diteliti sebelumnya, antara lain
oleh: Turmudi dkk (2000), Sundari (2004), Haji (2005), Suharyati (2006), Kania
(2006), dan Huri (2006). Aspek yang diteliti oleh keenam peneliti di atas adalah:
minat siswa terhadap matematika, kemampuan komunikasi matematika, hasil
belajar matematika, prestasi belajar matematika, kemampuan penalaran dan
komunikasi, dan kemampuan berpikir kreatif matematika. Berdasarkan hasil
penelitiannya, keenam peneliti tersebut menyimpulkan bahwa pendekatan
matematika realistik dapat meningkatkan kemampuan dan minat siswa. Menurut
Burril penelitian lainnya yang dilakukan di Puerto Rico mencatat bahwa siswa
yang mengikuti program realistik berada pada presentil ke 90 ke atas, hanya dua
orang saja yang menduduki presentil ke 82 dan presentil ke 84 (Turmudi, 2001:3).
Sedangkan menurut wan guofang, (2006: 174) menyatakan “ … The use
of is as a sawce of information, entertaimen, enrichment, growth, empowerment
and communication” penggunaan media sebagai sumber informasi, hiburan,
kekayaan, pertumbuhan, kekuasaan dan komunikasi. Sedangkan secara umum
media berfungsi sebagai (1) alat bantu untuk mewujudkan situasi belajar mengajar
yang efektif, (2) bagian integral dari keseluruhan situasi belajar mengajar, (3)
meletakan dasar-dasar yang kongkrit dari konsef yang abstrak sehingga dapat
mengurangi pemahaman yang bersifat verbalisme, (4) membangkitkan motivasi
belajar siswa, ( 5) mempertinggi mutu belajar mengajar.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
Berdasarkan pendapat tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa
matematika adalah kemampuan menggunakan matematika dalam pemecahan
masalah dan mengkomunikasikan ide atau gagasan dengan menggunakan simbol,
tabel, diagram, dan media lain.
1) Tujuan mata pelajaran matematika
Mata pelajaran matematika bertujuan agar peserta didik memiliki
kemampuan sebagai berikut. (a) Memahami konsep matematika, menjelaskan
keterkaitan antarkonsep dan mengaplikasikan konsep atau algoritma, secara luwes,
akurat, efisien, dan tepat, dalam pemecahan masalah; (b) Menggunakan penalaran
pada pola dan sifat, melakukan manipulasi matematika dalam membuat
generalisasi, menyusun bukti, atau menjelaskan gagasan dan pernyataan
matematika; (c) Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami
masalah, merancang model matematika, menyelesaikan model dan menafsirkan
solusi yang diperoleh; (d) Mengomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel,
diagram, atau media lain untuk memperjelas keadaan atau masalah; (e) Memiliki
sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan, yaitu memiliki rasa
ingin tahu, perhatian, dan minat dalam mempelajari matematika, serta sikap ulet
dan percaya diri dalam pemecahan masalah.
2) Ruang Lingkup
Mata pelajaran Matematika pada satuan pendidikan SD/MI meliputi
aspek-aspek sebagai berikut. (a) Hitung bilangan; (b) Geometri dan pengukuran;
dan (c) Pengolahan data. Hitung bilangan yang dimaksud adalah urutan bilangan,
oprasi hitung campuran, penaksiran dan pembulatan, uang, kelipatan dan factor,
KPK dan FPB, pecahan dan oprasi hitung pecahan, bilangan romawi. Sedangkan
untuk geomatri dan pengukuran meliputi: sudut, satuan waktu, panjang dan berat,
satuan kuantitas rim, gros, kodi dan lusin, keliling dan luas, sifat-sifat bangun
ruang, jarring-jaring bangun ruang, simetri lipat, dan pencerminan. Matematika
lahir dari refleksi dan kontemplasi atas tata aturan alam semesta yang mengatur
segala yang tampak di hadapan kita sebagai dunia materi. Dengan harapan siswa
memiliki pikiran yang lincah dan terampil saat menghadapi tantangan yang tersaji
dihadapannya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
b. Pembelajaran Matematika
Pencapaian prestasi fisika dan matematika siswa Indonesia di dunia
internasional sangat rendah. Menurut Trends in Mathematic and Science Study
(TIMSS) 2003 (2004), siswa Indonesia hanya berada di ranking ke-35 dari 44
negara dalam hal prestasi matematika dan di ranking ke-37 dari 44 negara dalam
hal prestasi sains. Dalam hal ini prestasi siswa kita jauh di bawah siswa Malaysia
dan Singapura sebagai negara tetangga yang terdekat. Dalam hal prestasi, 15
September 2004 lalu United Nations for Development Programme (UNDP) juga
telah mengumumkan hasil studi tentang kualitas manusia secara serentak di seluruh
dunia melalui laporannya yang berjudul Human Development Report 2004. Di
dalam laporan tahunan ini Indonesia hanya menduduki posisi ke-111 dari 177
negara. Apabila dibanding dengan negara tetangga saja, posisi Indonesia berada
jauh di bawahnya. (http://www.sib-bangkok.org. Tanggal 10 Desember 2009).
Anak-anak Indonesia ternyata hanya mampu menguasai 30% dari materi
bacaan dan ternyata mereka sulit sekali menjawab soal-soal berbentuk uraian yang
memerlukan penalaran. Hal ini mungkin karena mereka sangat terbiasa menghafal
dan mengerjakan soal pilihan ganda.
Realistic Mathematics Education (RME) merupakan teori belajar mengajar
dalam pendidikan matematika. Teori RME pertama kali diperkenalkan dan
dikembangkan di Belanda pada tahun 1970 oleh Institut Freudenthal. Teori ini
mengacu pada pendapat Freudenthal yang mengatakan bahwa matematika harus
dikaitkan dengan realita dan matematika merupakan aktivitas manusia. Ini berarti
matematika harus dekat dengan anak dan relevan dengan kehidupan nyata sehari-
hari. Matematika sebagai aktivitas manusia berarti manusia harus diberikan
kesempatan untuk menemukan kembali ide dan konsep matematika dengan
bimbingan orang dewasa (Gravemeijer, 1994). Upaya ini dilakukan melalui
penjelajahan berbagai situasi dan persoalan-persoalan “realistik”. Realistik dalam
hal ini dimaksudkan tidak mengacu pada realitas tetapi pada sesuatu yang dapat
dibayangkan oleh siswa (Slettenhaar, 2000). Dua jenis matematisasi
diformulasikan oleh Treffers (1991), yaitu matematisasi horisontal dan vertikal.
Contoh matematisasi horisontal adalah pengidentifikasian, perumusan, dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
penvisualisasi masalah dalam cara-cara yang berbeda, dan pentransformasian
masalah dunia real ke masalah matematik. Contoh matematisasi vertikal adalah
representasi hubungan-hubungan dalam rumus, perbaikan dan penyesuaian model
matematik, penggunaan model-model yang berbeda, dan penggeneralisasian.
Kedua jenis matematisasi ini mendapat perhatian seimbang, karena kedua
matematisasi ini mempunyai nilai sama (Van den Heuvel-Panhuizen, 2000) .
Berdasarkan matematisasi horisontal dan vertikal, pendekatan dalam
pendidikan matematika dapat dibedakan menjadi empat jenis yaitu mekanistik,
emperistik, strukturalistik, dan realistik. Pendekatan mekanistik merupakan
pendekatan tradisional dan didasarkan pada apa yang diketahui dari pengalaman
sendiri (diawali dari yang sederhana ke yang lebih kompleks). Dalam pendekatan
ini manusia dianggap sebagai mesin. Kedua jenis matematisasi tidak digunakan.
Pendekatan strukturalistik merupakan pendekatan yang menggunakan sistem
formal, misalnya pengajaran penjumlahan cara panjang perlu didahului dengan
nilai tempat, sehingga suatu konsep dicapai melalui matematisasi vertikal.
Pendekatan realistik adalah suatu pendekatan yang menggunakan masalah realistik
sebagai pangkal tolak pembelajaran. Melalui aktivitas matematisasi horisontal dan
vertikal diharapkan siswa dapat menemukan dan mengkonstruksi konsep-konsep
matematika.
Matematika SD Secara garis besar mengacu pada langkah-langkah
pembelajaran menggunakan teori pembelajaran yang dikemukakan oleh Bruner
dalam Yuhanes Suryo. (2008: 114) seorang tokoh psikologi pembelajaran dari
Amerika Serikat. Langkah-langkah pembelajarannya dimulai dari konkret
(enactive), semi konkret (econic), dan diakhiri dengan abstrak (symbolic).
Pembelajaran yang dimaksudkan berangkat dari masalah nyata sehari-hari yang
dikenal peserta didik dan berlanjut ke bentuk matematikanya hingga berakhir
dengan keterampilan peserta didik melakukan operasi perkalian dan pembagian.
Dalam proses pembelajarannya peserta didik diharapkan tidak merasa tertekan,
selalu senang, dan KKM terpenuhi.
Pembelajaran matematika menurut Suhito (2001: 73) yang dimaksudkan
dalam hal ini adalah matematika sekolah yang dilaksanakan dengan menempatkan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
realitas dan pengalaman siswa sebagai titik awal pembelajaran. Masalah-masalah
realistik digunakan sebagai sumber munculnya konsep-konsep matematika atau
pengetahuan matematika formal. Pembelajaran Matematika Realistik di kelas
berorientasi pada karakteristik-karakteristik, sehingga siswa mempunyai
kesempatan untuk menemukan kembali konsep-konsep matematika atau
pengetahuan matematika formal. Selanjutnya, siswa diberi kesempatan
mengaplikasikan konsep-konsep matematika untuk memecahkan masalah sehari-
hari atau masalah dalam bidang lain.
Pembelajaran ini sangat berbeda dengan pembelajaran matematika selama
ini yang cenderung berorientasi kepada memberi informasi dan memakai
matematika yang siap pakai untuk memecahkan masalah-masalah. Karena
matematika realistik menggunakan masalah realistik sebagai pangkal tolak
pembelajaran maka situasi masalah perlu diusahakan benar-benar kontektual atau
sesuai dengan pengalaman siswa, sehingga siswa dapat memecahkan masalah
dengan cara-cara informal melalui matematisasi horisontal. Cara-cara informal
penggunaan media realita jari yang ditunjukkan oleh siswa digunakan sebagai
inspirasi pembentukan konsep atau aspek matematiknya ditingkatkan melalui
matematisasi vertikal. Melalui proses matematisasi horisontal-vertikal diharapkan
siswa dapat memahami atau menemukan konsep-konsep matematika (pengetahuan
matematika formal) .
Berdasarkan uraian tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran
matematika adalah pembelajaran matematika yang dilaksanakan dengan
menempatkan realitas dan pengalaman siswa sebagai titik awal pembelajaran yang
mengacu pada langkah-langkah pembelajaran menggunakan teori pembelajaran,
sesuai dengan kontektual atau pengalaman siswa.
Pembelajaran matematika menurut pandangan konstruktivis adalah
memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengkonstruksi konsep-
konsep/prinsip-prinsip matematika dengan kemampuan sendiri melalui proses
internalisasi. Guru dalam hal ini berperan sebagai fasilitator.
Menurut Mulyono (2009:110), pandangan konstruktivis dalam
pembelajaran matematika berorientasi pada: (1) pengetahuan dibangun dalam
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
pikiran melalui proses asimilasi atau akomodasi, (2) dalam pengerjaan matematika,
setiap langkah siswa dihadapkan kepada apa, (3) informasi baru harus dikaitkan
dengan pengalamannya tentang dunia melalui suatu kerangka logis yang
mentransformasikan, mengorganisasikan, dan menginterpretasikan pengalamannya,
dan (4) pusat pembelajaran adalah bagaimana siswa berpikir, bukan apa yang
mereka katakan atau tulis.
Konstruktivis ini dikritik oleh Vygotsky dalam Asri (2005: 67) yang
menyatakan bahwa siswa dalam mengkonstruksi suatu konsep perlu
memperhatikan lingkungan sosial. Konstruktivisme ini oleh Vygotsky disebut
konstruktivisme sosial Ada dua konsep penting dalam teori Vygotsky, yaitu Zone
of Proximal Development (ZPD) dan scaffolding. Zone of Proximal Development
(ZPD) merupakan jarak antara tingkat perkembangan sesungguhnya yang
didefinisikan sebagai kemampuan pemecahan masalah secara mandiri dan tingkat
perkembangan potensial yang didefinisikan sebagai kemampuan pemecahan
masalah di bawah bimbingan orang dewasa atau melalui kerjasama dengan teman
sejawat yang lebih mampu.
Scaffolding merupakan pemberian sejumlah bantuan kepada siswa selama
tahap-tahap awal pembelajaran, kemudian mengurangi bantuan dan memberikan
kesempatan untuk mengambil alih tanggung jawab yang semakin besar setelah ia
dapat melakukannya. (Suhito, 2001: 25). Scaffolding merupakan bantuan yang
diberikan kepada siswa untuk belajar dan memecahkan masalah. Bantuan tersebut
dapat berupa petunjuk, dorongan, peringatan, menguraikan masalah ke dalam
langkah-langkah pemecahan, memberikan contoh, dan tindakan-tindakan lain yang
memungkinkan siswa itu belajar mandiri.
3. Media Pembelajaran
a. Pengertian Media
Seperti yang dikutif oleh Asra dkk (2007: 6) ada batasan tentang media
sebagai berikut: Kata media berasala dari bahasa latin dan berupa bentuk jamak
dari medium yang secara harafiah berarti perantara atau pengantar pesan dari
pengirim ke penerima pesan. Sedangkan AFCT (Association For Education and
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
Communication Tegnology) membatasi media sebagai segala bentuk dan saluran
yang dapat digunakan untuk menyalurkan kesan/informasi. Menurut Gagne, media
adalah berbagai jenis komponen dalam lingkungan siswa yang dapat
merangsangnya untuk belajar. Sedangkan ahli lain Briggs mendifinisikan media
sebagai alat fisik yang dapat menyajikan pesan serta merangsang siswa untuk
belajar, misalnya buku, film, slide, dan sebagainya. Dan Nea (National Education
Assoation), media adalah bentuk-bentuk komunikasi baik tercetak maupun audio
visual serta peralatannya.
Dari batasan-batasan tersebut, terdapat adanya persamaan-persamaan yaitu
bahwa media adalah segala sesuatu yang dapat dipergunakan untuk menyalurkan
pesan dari pengirim ke penerima pesan sehingga dapat merangsang pikiran,
perasaan dan minat siswa sedemikian rupa sehingga proses belajar dapat
berlangsung secara efektif dan efisien.
Ada ahli lain yang memberi batasan media dengan pengertian yang sangat
luas, menurut Aristo (2003: 7-8) sebagai berikut: Media adalah semua saluran
pesan yang dapat digunakan sebagai sarana komunikasi dari seorang ke oaring lain
yang tidak ada di hadapannya, meliputi: Surat Kabar, Radio, Televisi, Film dan
Telpon, bahkan jalan dan Jalur Kerta Api. Media mencakup segala sesuatu yang
dapat digunakan secara efektif untuk melaksanakan proses pengajaran yang di
rencanakan dengan baik, baik yang canggih maupun yang sederhana sehingga
batasan meadia adalah pembawa pesan yang berasal dari suatu sumber pesan (yang
dapat berupa orang atau benda) kepada penerima pesan, dalam proses belajar
mengajar, penerima pesan itu adalah siswa pembawa pesan itu berinteraksi dengan
siswa melalui indra mereka dan pesannya adalah isi pelajaran.
Sejalan dengan uraian tersebut, Ngadino Yustinus (2003: 78)
mengungkapkan bahwasanya media pengajaran mempunyai pengaruh yang sangat
besar bagi indera manusia, dan lebih dapat menjamin pemahaman seseorang.
Orang yang mendengarkan saja tidaklah sama tingkat pemahamannya
dibandingkan dengan mereka yang melihat, atau melihat dan sekaligus mendengar.
Sedangkan Azhar Arsyad (2002: 432) menjelaskan betapa pentingnya media
pengajaran karena media pengajaran membawa dan membangkitkan rasa senang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
dan gembira bagi para siswa dan memperbaruhi semangat mereka, guna membantu
memantapkan pengetahuan pada benak para siswa serta menghidupkan pelajaran.
Azhar juga berpendapat bahwa media pengajaran, dapat mempertinggi proses
belajar siswa dalam pengajaran yang pada gilirannya diharapkan dapat
memaksimalkan hasil belajar yang dicapainya, dengan beberapa alasan sebagai
berikut. Pertama, berkenaan dengan manfaat media pengajaran dalam proses
belajar mengajar antara lain. Pengajaran akan lebih menarik perhatian siswa
sehingga dapat menumbuhkan motivasi belajar. Bahan pengajaran akan lebih jelas
maknanya sehingga dapat lebih dipahami oleh para siswa, dan memungkinkan
siswa menguasai tujuan pengajaran lebih baik. Metode mengajar akan lebih
bervariasi, tidak semata-mata komunikasi verbal. melalui penuturan oleh guru,
sehingga siswa tidak bosan, dan guru tidak kehabisan tenaga, apalagi bila guru
mengajar untuk setiap jam pelajaran. Siswa lebih banyak melakukan kegiatan
belajar, sebab tidak hanya mendengarkan uraian guru, tetapi juga aktifitas lainnya
seperti mengamati, melakukan, mendemonstrasikan, dll. Kedua, berkenaan
dengan taraf berpikir siswa. Taraf berpikir manusia mengikuti tahap perkembangan
dimulai dari berpikir kongkret menuju ke berpikir abstrak, dimulai dari berpikir
sederhana menuju ke berpikir kompleks.
Penggunan media pengajaran erat kaitannya dengan tahapan berpikir.
melalui media pengajaran, hal-hal yang abstrak dikonkritkan, dan hal-hal yang
kompleks dapat disederhanakan. Pandangan tersebut di atas senada dengan konsep
Brunner tentang tiga tingkatan pengalaman yaitu pengalaman langsung (enactive) ,
pengalaman piktorial atau gambar (iconic) dan pengalaman abstrak (syimbolic).
Ketiga konsep ini telah dielaborasi secara rinci oleh Dale dalam bentuk gambar
kerucut yang diberi nama “Dale’s Cone of Experience” (Kerucut Pengalaman
Dale) (dalam Azhar, 2002: 7-9). Dalam penelitian ini, teori inilah yang akan
digunakan sebagai salah satu landasan teori penggunaan media.
Menurut sumber yang lain, Asra ( 2007: 12) mengemukaan bahwa "Media
ialah Intruksional yang mencakup semua sumber yang dipergunakan untuk belajar
berupa perangkat keras, seperti computer, televise, proyektor, televise, dan
prangkat lunak yang digunakan pada prangkat keras itu". Aristo (2003: 9)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
mengemukakan bahwa "media sebagai perantara yang mengatur tentang informasi
antara sumber dan penerima" jadi Telivisi, radio film, fotto, rekaman audio,
gambar, yang diproyeksikan, bahan cetakan dan sejenisnya adalah media
Komunikasi. Apa bila media itu membawa pesan-pesan atau informasi yang
bertujuan Intruksional atau mengandung maksud-maksud pengajaran, maka media
tersebut di sebut media pengajaran. Sehingga ada yang memberi batasan media
sebagai semua bentuk perantara yang digunakan oleh manusia untuk
menyampaikan pesan atau penyebar ide-ide, gagasan, atau pendapat sehingga ide,
gagasan, atau pendapat yang di kemukakan itu sampai pada penerima pesan yang
dituju.
Dari konsepsi dan macam-macam batasan mengenai media tersebut
diatas, jelaslah bahwa media itu tidak sekedar alat bantu (aids) saja tetapi media
adalah segala sesuatu berupa sarana dan prasarana yang dapat dipegunakan oleh
pembelajar (guru) menyampaikan pesan kepada subyek didik untuk memperjelas,
memperlancar, merangsang/memotifasi, mempermudah belajar siswa, dan
meningkatkan efektifitas dan efisiensi proses pembelajaran.
Heinich dan, dan kawan-kawan (1982) mengemukakan istilah media
sebagai perantara yang mengantar informasi antara sumber dan penerima. Televisi,
film, foto, radio, rekaman audio, gambar yang diproyeksikan, bahan-bahan cetakan
dan sejenisnya adalah media komunikasi, apabila media itu membawa pesan-pesan
yang bertujuan instruksional atau mengandung maksud-maksud pengajaran maka
media itu disebut media pengajaran. Gerlach dan Ely ( 2007: 161) menyatakan “ A
medium, conceived is any person, material or evend that estabishs condition which
enable the learner to acquire knowledge, skil and antitude.” Menurut Gerlach dan
Ely secara umum media itu meliputi orang, bahan, peralatan atau kegiatan yang
maengungkapkan kondisi yang memungkinkan siswa memperoleh pengetahuan,
keterampilan dan sikap.
Dari uraian tersebut di atas dapat diambil kesimpulan bahwa pengertian
media adalah segala sesuatu yang telah deprogram dan digunakan untuk
menyalurkan pesan dari pengirim (guru) kepada penerima pesan ( siswa) sehinga
dapat merangsang siswa menangkap informasi yang dapat memberikan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
pengalaman konkrit, motivasi belajar, serta memungkinkan siswa memperoleh
pengetahuan, keterampilan dan sikap sehingga sehingga proses belajar mengajar
berhasil.
b. Pengertian Media Realita
Aristo Rahadi (2003: 24) menyatakan ”media realita adalah benda nyata
yang digunakan sebagai bahan atau sumber belajar”. Ngadino Yustinus (2003: 808)
menjelaskan bahwa” media realita merupakan ” Real (tial) : real yang artinya
nyata, Realis: orang yang di segala hal berpegang atau mengingat kenyataan dan
Realitas: kenyataan”. Menurut Asra dkk (2007: 5-14) mengemukaan bahwa ”
media realita yaitu semua media nyata yang ada dilingkungan alam, baik
digunakan dalam keadaan hidup manupun sudah di awetkan”.
Menurut Hamalik, Oemar (1994:78) media realita berarti suatu alat yang
dipakai sebagai saluran (chanel) untuk menyampaikan suatu pesan (message) atau
informasi dari suatu sumber (resource) kepada penerima pesan (receiver) yang ada
dilingkungan alam sekitar baik hidup maupun mati. Sementara itu, Briggs dan
Gagne dalam Suparman, A. (1995: 76) secara implisit mengatakan bahwa media
realita pembelajaran meliputi alat yang secara fisik digunakan untuk
menyampaikan isi materi pengajaran, yang antara lain buku, tape recorder,
kaset,vidio, film, slide, foto, gambar, grafik, televisi dan kompiuter.
Dari batasan-batasan tersebut menunjukkan bahwa media realita
pembelajaran adalah suatu alat yang digunakan dalam kegiatan belajar mengajar
untuk menyampaikan pesan atau informasi pembelajaran dari sumber informasi
(guru) kepada penerima (anak didik) nyata yang ada dilingkungan alam, baik
digunakan dalam keadaan hidup manupun sudah di awetkan, agar proses interaksi
komunikasi edukatif antara guru dan anak didik dapat berlangsung secara tepat
guna dan berdaya guna.
Yang dimaksud dengan media realita yang tidak diproyeksikan yaitu
media yang bila digunakan tidak membutuhkan suatu alat bantu lain (misalnya
suatu proyektor) untuk melihatnya. Media seperti ini sangat banyak, mudah
diperoleh dan mudah digunakan secara luas di kelas bila dibandingkan dengan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
media pandang yang lain. Selain itu, media seperti ini sangat umum dan banyak
terdapat dalam lingkungan kehidupan kita, sehingga para guru kadang-kadang
cenderung tidak memperhitungkan kehadiran media ini dalam proses pembelajaran.
Padahal media ini, selain mudah diperoleh, juga tidak membutuhkan peralatan
yang rumit juga tidak membutuhkan adanya aliran listrik.
Media realita yang tidak diproyeksikan ini antara lain: still pictures, flow
chart, wall chart, chagk boart, flannel board, dll. Penelitian ini hanya difokuskan
satu jenis saja yaitu still pictures. Berikut penjelasannya secara singkat. Still
pictures yaitu foto atau sejenisnya yang menampakkan orang,tempat dan benda.
Dewasa ini gambar dapat diperoleh dari berbagai surat kabar, majalah-majalah,
brosur-brosur, dan buku-buku. Gambar-gambar yang diperoleh dari sumber
tersebut dapat digunakan oleh guru secara efektif dalam kegiatan belajar
matematika, pada setiap jenjang pendidikan.
Media realita ini memiliki beberapa kelebihan antara lain:
1) Sifatnya konkrit.
2) Gambar lebih realistis menunjukkan pokok masalah dibandingkan dengan
media verbal semata.
3) Gambar dapat mengatasi batasan ruang dan waktu. Tidak semua benda, objek
atau peristiwa dapat dibawa ke dalam kelas, dan tidak selalu bisa bila anak-anak
dibawa ke objek/peristiwa tersebut. Untuk itu gambar dapat mengatasinya.
c. Dasar Pertimbangan Pemilihan Media Realita.
Aristo (2003: 25) menyatakan” secara teori penggunaaan media realita
ini banyak kelebihannya” yaitu dapat memberikan pengalaman nyata kepada siswa.
Pada prakteknya banyak benda-benda nyata yang mudah dihadirkan dalam bentuk
yang sebenarnya yang disebabkan media realita tersebut ada dan berada dialam
sekitar peserta didik. Menurut Asra, dkk (2007: 5-14) mengemukaan bahwa ”
Media realita yaitu semua media nyata yang ada dilingkungan alam, baik
digunakan dalam keadaan hidup manupun sudah di awetkan”. Alat bantu atau
media merupakan salah satu unsur dinamis dalam belajar” Oleh sebab itu perlu ada
pemanfaatan media yang dapat meningkatkan kemampuan peserata didik sebagai
alat bantu mencapai suatu tujuan dan kemampuan yang diharapkan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
Agar media pembelajaran yang dipilih itu tepat, di samping memenuhi
prinsip-prinsip pemilihan, juga terdapat dasar-dasar yang perlu dipertimbangkan
dalam memilih media pembelajaran. Ngadino Yustinus (2003: 213) menjelaskan
bahwa sebelum memilih media pembelajaran, harus memperhatikan faktor-faktor
Obyektivitas.
Unsur subjektifitas guru di dalam memilih media pembelajaran harus
dihindarkkan. Artinya guru tidak diprbolehkan memilih suatu media pembelajaran
atas dasar kesenangan pribadi. Apabila secara obyektif, berdasarkan hasil
penelitian atau percobaan, sesuatu media pengajaran menunjukkan keefektifan dan
efisiensi yang tinggi, maka guru jangan merasa bosan menggunakannya. Untuk
menghindarkan pengaruh unsur subjektifitas guru, alangkah baiknya meminta
pandangan atau saran dari teman sejawat atau melibatkan siswa.
Jadi atas dasar pemilihan media realita yang telah diuraikan tersebut diatas
merupakan segala sesuatu yang ada di sekitar lingkungan kegiatan belajar yang
dapat di gunakan untuk membantu optimalisasi kemampuan belajar baik dalam
merancang, kegiatan maupun hasil belajar. Media yang dimaksud dalam penelitain
ini adalah media realita yang digunakan dalam pembelajaran kosep bangun ruang.
d. Tujuan Media Realita
Aristo (2003: 20 ) anak usia 7 s,d 12 tahun yang nasih duduk di bangku
sekolah dasar masih dalam taraf berfikir semi kongkrit sebelum memahami konsef
matematika secara jelas tanfa dibantu benda-benda konkrit, maka media sangat
dibutuhkan dalam menunjang keberhasilan pembelajaran matematika di sekolah
dasar.
Tujuan penggunaan suatu media membuat guru menyampaikan pesan
secara lebih mudah kepada peserta didik, sehingga peserta didik dapat menguasai
pesan tersebut cepat dan akurat. Proses belajar mengajar yang di lakukan guru
penggunaan media dimaksudkan agar peserta didik yang terlibat dalam kegiatan
belajar itu terhindar dari gejala verbalisme.
Manfaat media Realita dalam Pembelajaran antara lain meliputi: (1) Media
sebagai alat komunikasi untuk mengefektifkan proses pembelajaran; (2) Sebagai
penujang pencapai tujuan; (3) Mengurangi kebosanan dalam proses pembelajaran;
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
dan (4) Sebagai salah satu jembatan yang dapat mengubah pemikiran dari yang
kongkrit ke dalam abstrak dan sebaliknya. Azhar Arsyad, (2007: 17).
Menurut British Audio Visual, 1985 dalam Sudjana, dan Rivai, (1990: 6)
berpendapat bahwa "75 % pengetahuan diperoleh melalui indra penglihatan, 13%
diperoleh melalui inra pendengaran dan 6% diperoleh melalui indra penciuman dan
lidah serta 6% diperoleh melalui indra sentuhan dan rabaan”. Oleh karena indra
penglihatan dan pendengar mendapat kontribusi paling besar dan memperoleh ilmu
pengetahuan maka penggunaan kedua indra tersebut perlu dioptimalkan agar
mendapat hasil yang memuaskan. Oleh karena itu dengan menggunakan media
diharapkan siswa dapat menerima dengan jelas, sehingga tidak ada masalah yang
verbalisme.
Berdasarkan pendapat para ahli tersebut di atas dapat simpulkan bahwa
tujuan pemanfaatan media realita adalah untuk mempermudah guru menyampaikan
pesan secara lebih mudah kepada peserta didik, dengan harapan peserta didik
mampu menguasai pesan tersebut cepat dan akurat. Maka dengan harapan peserta
didik mampu terlibat langsung melalui bantuan keterampilan visual atau verbal.
e. Pembelajaran Matematika dengan Media Realita
Kreatifitas guru dalam menggunakan media ikut berperan dalam keberhasilan
pembelajaran matematika. ” Alat bantu atau media merupakan salah satu unsur
dinamis dalam belajar” Gagne dalam Yohanes Suryo (2008: 124). Komponen
esensial belajar dan pembelajaran sebagai berikut:
(a) Belajar merupakan interaksi antara “ keadaan interanal dan proses kognetif
siswa” dengan “ stimulus dan lingkungan”.
(b) Proses kognitif menghasilkan informasi ferbal, keterampilan intelek,
keterampilan motorik, sikap, dan siasat kognitif.
Kelima hasil belajar tersebut merupakan kapabilitas siswa yang berupa:
(a) Informasi verbal adalah kapabilitas untuk mengungkapkan pengetahuan dalam
bentuk bahasa, baik lisan maupun tulis. Penulisan informasi ferbal
memungkinkan individu berperan dalam kehidupan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
(b) keterampilan intelektual adalah kecakapan yang berfungsi untuk berhubungan
dengan lingkungan hidup, mempresentasikan konsep dan lambang.
Keterampilan intelek ini terdiri dari diskriminasi jarak, konsep konkrit dan
terdifinisi, kaidah dan prinisip.
(c) Strategi kognitif adalah kemapuan menyalurkan dan mengarahkan aktifitas
kognitifnya sendiri. Kemampuan ini meliputi penggunan konsep dan kaidah
dalam memecahkan maslah.
(d) Keterampilan motorik adalah serangkaian melakukan serangkaian gerak jasmani
dalam urutan dan koordinasi, sehingga terwujud gerak otomatisme jasmani.
(e) Sikap adalah kemampuan menerima atau menolak objek berdasarkan penilaian
terhadap objek tersebut.
Dilukiskan dalam Bagan 1:
Kondisi internal belajar
Hasil belajar
Informasi verbal
Keterampilan intelektual
Keterampilan motorik
Sikap
Siasat kognitif
Berinteraksi dengan
Acara pembelajaran
Kondisi ekternal belajar
4. Kemampuan Belajar Matematika Siswa SD
a. Kemampuan Belajar Matematika
Pada inti kemampuan belajar adalah hasil maksimal dari suatu pekerjaan
atau kegiatan (kegiatan belajar) untuk menamabah atau mengumpulkan sejumlah
Keadaan internal dan
proses kognitif siswa
Stimulus dengan
lingkungan
Gambar: 1 Bagan Penggunaan Media Realita
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
pengetahuan atau kecakapan. kemampuan belajar berarti pula hasil yang dicapai
individu melalui usaha yang dialami secara langsung dan aktivitas yang bertujuan
memperoleh ilmu pngetahuan, keterampilan ataupun kecakapan dalam situasi
tertentu. Menurut Sumantri (2001: 32) kemampuan belajar adalah penilaian atau
pengukuran untuk mengetahui apakah bahan atau materi yang disajikan oleh guru
telah diserap dengan baik atau sebaliknya sehingga dapat diketahui sejauh mana
siswa dapat menangkap dan mengerti materi yang sedang dipelajarinya. Kemudian
menurut Kasihani Kasbolah (2001: 115) bahwa kemampuan belajar merupakan
seluruh kecakapan yang dicapai melalui proses belajar di sekolah yang dinyatakan
dengan nilai-nilai prestasi belajar berdasarkan hasil tes prestasi belajar. Ngalim
Purwanto (1990: 48) berpendapat bahwa kemampuan belajar adalah kemampuan
yang digunakan untuk menilai hasil pelajaran yang telah di berikan pada siswa
dalam waktu tertentu.
Kemampuan belajar siswa dapat secara nyata dapat dilihat dalam bentuk
kuantitatif yaitu angka. kemampuan belajar dalam waktu tertentu diperoleh dengan
mendapat rapor. kemampuan belajar pada kenyataannya antara siswa yang satu
dengan yang lainnya tidaklah sama. Siswa yang belajar baik , tepat dalam
menggunakan waktu belajar cenderung mendapatkan prestasai belajar yang tinggi.
Sebaliknya , siswa yang kurang tepat dalam belajaranya cenderung mendapatkan
prestasi belajar yang rendah.
Dari beberapa pendapat di atas , dapat ditarik kesimpulan bahwa
kemampuan belajar siswa adalah perubahan tingkah laku siswa baik pengetahuan,
sikap hasil dari aktivitas belajar yang ditetapkan dalam bentuk angka atau nilai.
Atau dengan perkataan lain bahwa kemampuan belajar adalah kemampuan yang di
gunakan untuk menilai hasil pelajaran berupa prestasi, keterampilan dan sikap
seseorang menyelesaikan suatu hal dalam waktu tertentu.
Dimyati dan Mudjiono (1994: 161) mengemukakan kemampuan yang
akan dicapai dalam belajar adalah tujuan pembelajaran. Pada umumnya tujuan
pembelajaran yang berupa hasil belajar tersebut meliputi ranah-ranah kognitif,
efektif dan fsikomotorik. Kondisi kemampuan pra belajar dan kemampuan yang
dicapai dalam tujuan pembelajaran tersebut dapat dilukiskan dalam bagan berikut.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29
Pembelajaran
Pengorganisa- pengolahan Evaluasi
siansiswa pesan belajar
Motifasi belajar dan emansipasi sepanjang hayat
Berdasarkan pernyataan tersebut diatas dapat Disimpulan bahwa proses
perubahan tingkah laku ranah kognitif, efektif dan fsikomotorik berkat pengalaman
dan latihan. Aktifitas di sekolah cukup komplek dan berfariasi, denamis termasuk
di dalamya antara lain melakukan percobaan, membuat kontruksi, model guru
untuk berkreatif. Siswa berinteraksi dengan guru, dengan siswa lainnya dan
berdasarkan pada pengalaman informal siswa mengembangkan strategi-strategi
untuk merespon masalah yang diberikan.
c. Faktor yang Mempengaruhi Kemampuan Belajar Matematika
Kegiatan guru dan siswa dalam proses belajar mengajar terdapat faktor-
faktor yang mempengaruhi hasil belajar. Faktor-faktor tersebut dikelompokkan
mejadi dua yaitu : faktor internal; faktor dari dalam diri siswa dan faktor ekternal;
faktor dari luar diri siswa (Depdikbud, 1998: 37–42).
Menurut Mulyono Abdurrahman (2003: 107) faktor-faktoar yang
mempengaruhi kemampuan belajar adalah : (1) fakor internal ; faktor jasmaniah
(fisiologis) ; meliputi : Intelektual (kecerdasan, bakat, prestasi)dan non intlektual
(sikap, kebiasaan, minat dan lain-lain); (2) faktor Ekternal : (a) faktor sosial
(sekolah, masyarakat, keluarga), faktor Budaya (adat, istiadat, pengetahuan); (c)
faktor Lingkungan fisik (fasilitas belajar, iklim) ;faktor sepiritual (keImanan).
6
Dampak
pengajaran
1
Guru
2
Siswa
7
Dampak
pengiring
5
Hasil
belajar
4
Kegiatan
belajar
3
Kemampuan
pra belajar
Bagan 1.2 Perkembangan kemampuan siswa dalam ranah kognitif,
afektif, psikomotor berkat pembelajaran. Winkel dan joyee (1991: 161)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30
Ngalim Purwanto (1990: 107), mengemukaan tiga faktor yang
mempengarauhi kemampuan belajar yaitu (1) faktor lingkungan; (2) faktaor
instrumen yaitu fakor yang dirancang dan difungsikan sebagai sarana mencapai
tujuan ; (3) faktor dalam, yaitu faktor fisiologis dan psikologis.
Berdasarkan pendapat para ahli yang di kemukakan tersebut di atas maka
faktor yang mempengaruhi kemampuan belajar adalah (1) faktor Ekternal yaitu
faktor yang berasal dari luar diri siswa yang meliputi faktor lingkungan (baik
lingkungan Alami maupun Nonalami serta sosial) dan faktor instrumental sebagai
sarana untuk mencapai tujuan; (2) faktor internal yaitu faktor yang berasal dari
dalam diri siswa yang meliputi kondisi fisik dan psikis.
Dalam melakasanakan profesi sehari-hari setiap guru selalu berkeinginan
untuk ia dapat berhasi dalam mendidik dan membelajarkan siswa, semua ilmu,
pengetahuan, kecakapan dan semua keterampilan yang ia ajarkan , diharapkan
dapat dimiliki untuk kemudian direproduksikan dan dipergunakan dalam
kehidupan sehari-hari oleh peserta didik. Setiap guru mengharapkan agar semua
ilmu pengetahuan yang ia ajarkan dapat dimengerti, diterima dan dikuasi sehingga
menjadi bekal anak didiknya dalam kehidupan sehari-hari,hal ini dapat dilihat dari
sikap siswa dalam menerima pelajaran dari guru di kelas.
Jadi, mengajar baru dapat dikatakan berhasil jika pada murid yang belajar
terjadi perubahan tertentu (misalkan perubahan tingkah laku) yang nyata terlihat.
Sebagai hasil mengajar atau mendidik.
d. Cara Menentukan Kemampuan Belajar Matematika
Sehubungan tiap mata pelajaran memiliki ciri materi dan tujuan yang
berbeda dalam memberikan pengalaman belajar maka jenis yang harus dipraktekan
siswa memerlukan persyaratan yang berbeda pula. Mata pelajaran matematika
yang ruang lingkup tujuan dan status materi dalm kurikulum memiliki cirri yang
berbeda dengan mata pelajaran yang lain. Maka metode dan teknik (prosedur)
pembelajaran juga berbeda.
Menurut Mulyani Sumantri, dkk (2001: 32), metode adalah cara yang
fungsinya merupakan alat untuk mencapai tujuan. Hal ini berlaku bagi guru yang
mengajar maupun siswa yang belajar. Oleh karena itu guru dalam menyajikan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31
materi pelajaran hendaknya mempertimbangkan metode dan teknik yang tepat agar
keberhasilan belajar mengajar dapat berhasil secara maksimal dalam mencapai
tujuan. Kurikulum Sekolah Dasar dalam petunjuk teknisnya disebutkan bahwa
metode adalah cara bagaimana guru menyampaikan atau menyajikan bahan-bahan
pelajaran kepada peserta didik.
Salah satu pembelajaran matematika yang berorientasi pada matematisasi
pengalaman sehari-hari (mathematize of everyday experience) dan menerapkan
matematika dalam kehidupan sehari-hari adalah pembelajaran Matematika
Realistik (MR). Pembelajaran untuk mengembangkan pengertian siswa dalam
penggunaan media realita yang tepat dan menarik bagi siswa, dapat juga dilengkapi
dengan media jari yang tepat, guna meningkatkan kemampuan menerima pelajaran
perkalian dengan hasil yang oftimal.
Menutut kurikulum tahun 2004 materi bangun ruang disampaikan di SD pada
siswa kelas IV semester 2 yang meliputi: (1) Menentukan sifat-sifat bangun ruang
sederhana; (2) Menentukan jaring-jaring balok dan kubus; (3) Mengidentifika-
sikan benda-benda dan bangun datar simetris; (8) Menentukan hasil pencerminan
suatu bangun datar. Mengenal kembali istilah sisi, rusuk, dan titik sudut,
menggambar bangun ruang, menggambar jaring-jaring kubus dan balok.
Berdasarkan pendapat di atas, pembelajaran matematika di kelas
ditekankan pada keterkaitan antara konsep-konsep matematika dengan pengalaman
anak sehari-hari. Selain itu, perlu menerapkan kembali konsep matematika yang
telah dimiliki anak pada kehidupan sehari-hari atau pada bidang lain sangat penting
dilakukan.
e. Materi Bangun Ruang
Menurut kurikulum tingkat satuan pendidikan sekolah dasar (2004:33)
disebutkan, standar kompetensi: memahami sifat bangun ruang sederhana dan
hubungan antar bangun datar. Kompetensi dasar yang disampaikan pada semester 2
yang meliputi: (1) menentukan sifat-sifat bangun ruang sederhana;
(2) menentukan jaring-jaring balok dan kubus.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
32
bentuk kubus bentuk balok bentuk tabung
Dalam bangun ruang dikenal istilah sisi, rusuk, dan titik sudut
Titik sudut
rusuk
Sisi
Sifat-sifat bangun ruang kubus
A B
D C
H G
E F
1) Sisi pada kubus ABCD. EFGH adalah:
(a) sisi ABCD; (b) Sisi EFGH; (c) Sisi ABFE; (d) Sisi DCGH; (e) Sisi ADHE; (f)
Sisi BCGF
Sisi pada bangun ruang kubus ada 6 dengan berbentuk bujur sangkar yang
berukuran sama.
2) Rusuk-rusuk pada kubus ABCD. EFGH adalah
(a) rusuk AB; (b) rusuk EF; (c) rusuk HG; (d) rusuk HG; (c) rusuk DC; (e) rusuk
BC; (f) rusuk FG; (g) rusuk EH; (h) rusuk AD; (i) rusuk AE; (j) rusuk BF; (k)
rusuk CG; dan (l) rusuk DH. kubus tersebut mempunayai 12 rusuk dengan
panjang yang sama.
3) titik sudut pada kubus ABCD, EFGH adalah
(a) titik sudut A; (b) titik sudut B; (c) titik sudut C; (d) titik sudut D; (e) titik sudut
E; (f) titik sudut F; (g) titik sudut G; (h) titik sudut H.
Bangun ruang kubus mempunayi 8 titik sudut.
Dari uraian tersebut di atas, dapat kita tuliskan pengertian bangun ruang kubus
sebagai berikut. Kubus adalah sebuah benda ruang yang di batasi oleh enam buah
persegi yang berukuran sama.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
33
Sifat-sifat bangun ruang balok
A B
D C
H G
E F
1) Sisi pada balok ABCD. EFGH adalah
(a) sisi ABCD; (b) Sisi EFGH; (c) Sisi ABFE; (d) Sisi DCGH; (e) Sisi ADHE; (f)
Sisi BCGF
Sisi pada bangun ruang balok ada 6
2) Rusuk-rusuk pada balok ABCD. EFGH adalah
(a) rusuk AB; (b) rusuk EF; (c) rusuk HG; (d) rusuk HG; (c) rusuk DC; (e) rusuk
BC; (f) rusuk FG; (g) rusuk EH; (h) rusuk AD; (i) rusuk AE; (j) rusuk BF; (k)
rusuk CG; dan (l) rusuk DH. balok tersebut mempunayai 12 rusuk dan 3
kelompok rusuk sejajar.
3) titik sudut pada balok ABCD, EFGH adalah
(a) titik sudut A; (B) titik sudut B; (c) titik sudut C; (d) titik sudut D; (e) titik sudut
E; (f) titik sudut F; (g) titik sudut G; (h) titik sudut H.
Bangun ruang balok mempunayi 8 titik sudut.
Dari uraian tersebut di atas, dapat kita tuliskan pengertian bangun ruang balok
sebagai berikut. Balok adalah sebuah benda ruang yang di batasi oleh tiga pasang
(enam buah) persegi panjang dimana setiap pasang persegi panjang saling sejajar
(berhadapan) yang berukuran sama.
Jaring jaring kubus dan balok
Bangun ruang kubus dan balok terbentuk dari bangun datar persegi dan persegi
panjang. Gabungan dari beberapa yang membentuk kubus disebut jaring-jaring
kubus. Sedangkan jaring-jarig balok adalah gabungan dari beberapa persegi
panjang yang membentuk balok.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
34
Bentuk jaring-jaring kubus dan balok
Jaring-jaring kubus Jaring-jaring balok
Bentuk jaring-jaring kubus dan balok yang lain
Jaring-jaring kubus Jaring-jaring balok
Jaring-jaring kubus Jaring-jaring balok
Jaring-jaring kubus Jaring-jaring balok
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
35
5. Karakteristik Anak Sekolah Dasar
Pada umumnya anak-anak yang memasuki sekolah dasar berada pada usia
enam hingga tujuh tahun. Anak usia sekolah dasar sudah berada masa berfikir
oprasional kongkrit. Usia anak kelas pada usia oprasional kongkrit sudah dapat
berpikir secara kongkrit dan logis. Selain dapat berfikir logis anak sekolah dasar
(SD) mengalami pertumbuhan dan perkembangan secara holistik pada setiap aspek
baik fisik, kognitif, maupun sosial emosionalnya. Setiap aspek saling
mempengaruhi aspek yang lainnnya. Sehubungan dengan aspek perkembangan
anak SD. Asri Budiningsih (2005; 35) mengatakan bahwa perkembangan salah
satu aspek selalu berkaitan dengan perkembangan aspek-aspek yang lainnya. aspek
perkembangan anak meliputi (1) perkembangan fisik (2) perkembangan kognitif
(3) perkembangan sosial dan moral.
Perkembangan fisik anak selama belajar di sekolah dasar cenderung
mengalami penurunan dibandingkan dengan perkembangan fisik usia pra sekolah.
Fisik anak usia SD lebih ramping namun akan lebih gesit dalam bergerak. Anak
akan lebih menguasai gerakan-gerakan tubuh dan anggota tubuhnya.
Perkembangan kognitif pada usia anak pola berfikir mengalami perubahan dari
praoprasional kongkrit ke masa oprasional kongkrit. Perkembangan kognitif pada
masa oprasional kongkrit anak-anak telah dapat berpikir secara simbolik dan dapat
memecahkan masalah dengan menggunakan bantuan simbul-simbul seperti angka-
angka dan huruf, mereka tidak lagi bergantung pada benda-benda dengan cara
memegangnya atau melihat langsung. Namun demikian kemampuan anak untuk
berpikir dan memecahkan masalah dengan menggunakan simbol-simbol belum
setaraf dengan orang dewasa.
Perkembangan sosial emosional dan moral pada anak menaruh perhatian
kepada teman, terutama teman sebaya. Dengan adanya rasa ingin berteman maka
berkembang aspek kemampuan bekerja sama dengan orang lain, belajar dan
bekerja dalam satu kelompok dengan diketuai oleh salah seorang yang dipilih
secara bersama-sama. Anak akan kecewa jika tidak diterima oleh kelompok nya.
Anak merasa rendah diri begitu sebaliknya akan merasa bangga jika berprestasi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
36
Anak-anak sangat aktif dan banyak bergerak. Mereka juga memiliki
kemampuan yang sangat besar. Anak-anak menaruh perhatian yang sangat besar
pada macam-macam permainan dan aturan bermain. Melalui aturan-aturan yang
berlaku disuatu permainan anak belajar mendengarkan, memahami makna dan
mentaati suatu aturan-aturan. Kemampuan mentaati suatu aturan merupakan
langkah kearah bersikap sosial dalam masyarakat. Selain itu, anak rasa ingin tahu
nya berkembang pesat. Mereka selalu ingin mengetahui apa yang dijumpainya, apa
yang terjadi disekitarnya. Sesuai dengan pendapat Piaget perubahan struktur
kognitif merupakan fungsi dan pengalaman, dan kedewasan anak terjadi melalui
tahapan-tahapan perkembangan tertentu. (Asri Budiningsih, 2005: 36).
Hasil-hasil penelitian dan teori yang dikembangkan para ahli, menunjukkan
bahwa anak-anak belajar melalui mengerjakan sesuatu atau melaksanakan suatu
aktifitas. Aktifitas yang dilakukan pada saat anak belajar yaitu; dalam bentuk
bermain. Dalam belajar sambil bermain ini berarti anak-anak berinteraksi dengan
lingkungan sekitar, ini menambah kemampuan anak-anak mempelajari konsep-
konsep, menguasai gerakan otot-otot besar, sedang, dan halus.
B. Penelitian Yang Relevan
Penelitian yang dipandang relevan dengan penelitian ini adalah:
1. Penelitian Amin Mardisiswayo tahun 2008 yang berjudul; Upaya meningkatkan
kemampuan matematika melalui media realita Sekolah Dasar Al Irsad Pasar
Kliwon Surakarata. ( penelitian tindakan kelas) hasil penelitian menyimpulkan
bahwa kemampuan belajar matematika dalam pembelajaran bangun ruang
melalui media relita dapat meningkatkan hasil belajar matematika anak kelas IV
Sekolah Dasar. Hasil Penelitian tersebut memberikan masukan terhadap
penelitian ini, yaitu Penggunaan Media Realita Untuk Meningkatkan
Kemampuan Belajar Matematika Kelas IV Sekolah Dasar.
2. Penelitian Suwarto tahun 2007 yang berjudul; Penggunaan media bangun ruang
untuk pemahaman konsep luas dan volume dalam pembelajaran matematika
siswa kelas V Sekolah Dasar Negeri 1 walen kecamatan simo kabupaten
Boyolali tahun 2006/2007. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa guru telah
mampu meningkatkan pemahaman konsep luas dan volume melalui media
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
37
bangun dan meningkatkan kemampuan siswa dalam pembelajaran matematika
siswa kelas V Sekolah Dasar Negeri Walen 1 kecamatan Simo kabupaten
Boyolali.
3. Penelitian Masriah tahun 2005 yang berjudul; Penggunaan media bangun ruang
dalam meningkatkan prestasi belajar siswa kelas V Sekolah Dasar Negeri pajang
I kecamatan Bae kabupaten Kudus tahun 2004/2005. Hasil penelitian
disimpulkan bahwa ada peningkatan hasil belajar matematika untuk materi luas
dan volume bangun ruang kubus, balok selinder dan prisma anak kelas V
Sekolah Dasar Negeri Pajang 1 dengan mengefektifkan penggunaan media
bangun ruang. Penelitian tersebut memberikan dampak positif pada peningkatan
kemampuan dan prestasi belajar matematika siawa kelas V SD.
4. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dalam meningkatkan kemampuan
belajar matematika hasilnya menunjukan bahwa terjadi peningkatan hasil belajar
matematika setelah diterapkan penggunan media. Namun penelitian Penggunaan
Media Realita Untuk Meningkatkan Kemampuan Belajar Matematika Kelas IV
Sekolah Dasar. Hal tersebut menjadi salah satu unsur yang membedakan
penelitian ini dengan penelitian sebelumnya. Pemebelajaran konsep bangun
ruang merupakan salah satu pembelajaran di bidang studi matematika. Siswa
diharapkan mampu memahami sifat-sifat, jaring-jaring, luas dan volume bangun
runag dasar dan lanjut.
C. Kerangka Berpikir
Media merupakan suatu alat untuk membantu siswa dalam memperoleh
informasi dalam interaksi guru dan siswa dalam proses pembelajaran. Media
realita adalah seperangkat asumsi media nyata dapat dilihat, diraba, yang
dipergunakan guru dalam menyampaikan materi pembelajaran sesuai dengan
keadaan lingkungan alam peserta didik sehingga pembelajaran dapat bermakna.
Pembelajaran matematika konsep bangun ruang memerlukan suatu media
yang konkret sehingga siswa memahami tentang bangun ruang itu sendiri.
Sehingga siswa tidak mengalami kesulitan dalam memahami pelajaran matematika
yaitu konsep bangun ruang pada kelas IV selanjutnya dilakukan evaluasi untuk
mengetahui hasil belajar siswa.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
38
Berdasarkan uraian tersebut diatas, maka diperoleh kerangka penelitian.
D. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan kajian teori dan kerangka berfikir tersebut di atas dapatlah
diajukan hipotesis sebagai berikut: Penggunaan media realita dapat meningkatkan
kemampuan belajar matematika pada konsep bangun ruang pada siswa kelas IV
Sekolah Dasar Negeri 3 Ketaon, Banyudono, Boyolali tahun pelajaran 2009/2010.
Kondisi awal Pembelajaran
konvensional.
Tindakan Penggunaan
media realita
Kondisi akhir Kemampuan
belajar matematika
meningkat
Gambar: 2 Bagan Kerangka Pemikiran
Kemampuan belajar
matematika rendah
Mudah dimengerti
menarik, senang,
meningkat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
39
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan di SD Negeri 3 Ketaon, Kecamatan Banyudono,
Kabupaten Boyolali. Kelas yang diteliti adalah kelas IV jumlah siswanya 21 anak.
Objek penelitian pembelajaran matematika dengan kompetensi dasar memahami
sifat bangun ruang. Peneliti sebagai tenaga edukatif pada SD tersebut, sehingga
hasil penelitian nanti dapat memberikan masukan untuk meningkatkan kemampuan
belajar matematika.
2. Waktu penelitian
Penelitian ini dilakukan pada Semester Genap Tahun Pelajaran 2009/2010,
dimulai bulan Januari sampai dengan Maret 2010
B. Bentuk dan Strategi Penelitian
1. Bentuk Penelitian
Berdasarkan masalah yang diajukan, penelitian ini menekankan pada
masalah proses, maka jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas.
Research). Penelitian tindakan kelas menurut pendapat Elliott (2001: 1) disebutkan
bahwa penelitian tindakan kelas adalah suatu proses di mana guru bekerjasama
dalam mengevaluasi pelaksanaan tugas mengajar yang dilakukan dengan tujuan
meningkatkan kualitas pembelajaran. Hal ini sejalan dengan pendapat Kemmis
yang dikutip oleh Wiriaatmadja (2006: 64) yang mengatakan bahwa “penelitian
tindakan kelas berorientasi pada peningkatan kualitas pembelajaran.
2. Strategi Penelitian
Dalam penelitian ini menggunakan model siklus. Adapun rancangan model
sebagai berikut:
a. Perencanaan
1) Membuat perencanaan pengajaran
2) Membuat, menyiapkan media pembelajaran
39
39
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
40
3) Membuat lembar observasi
4) Membuat alat evaluasi
b. Pelaksanaan Tindakan
Kegiatan dalam tahap ini adalah melaksanakan kegiatan pembelajaran
sebagaimana yang telah direncanakan.
c. Observasi
Dalam tahap kegiatan ini dilaksanakan observasi terhadap pelaksanaan
tindakan dengan format yang sudah dirancang dan dipersiapkan peneliti.
d. Refleksi
Dalam kegiatan ini, data-data yang diperoleh dari observasi dikelompokkan
lalu dianalisis untuk mengetahui sejauh mana ”Aksi” telah membawa perubahan.
Proses siklus kegiatan dalam penelitian tindakan kelas menurut Kemmis
dan Taggart (Wiriaatmadja, 2006: 65) digambarkan bagan skematis.
Gambar 3 Siklus Aktivitas dalam Penelitian Tindakan Kelas
Sumber: Wiriaatmadja, 2006: 65
Perencanaan
Refleksi
Tindakan/
Observasi-evaluasi
Perbaikan Rencana
Refleksi
Tindakan/
Observasi-evaluasi
Perbaikan Rencana
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
41
C. Data dan Teknik Pengumpulan Data
1. Data Penelitian
Data dalam penelitian ini berupa pembelajaran matematika dengan media
realita yang dilakukan guru di kelas siswa kelas IV Sekolah Dasar Negeri 3
Ketaon Kecamatan Banyudono Kabupaten Boyolali.
Data dari siswa berupa hasil-hasil tes yang diberikan kepada siswa pada
setiap siklus pembelajaran. Tes yang dilakukan berupa tes awal yang diperoleh dari
nilai ulangan harian, nilai hasil post-test siklus I dan nilai hasil post-test siklus II.
Sumber data yang berasal dari guru berupa pendapat guru mengenai aktivitas siswa
dalam pembelajaran yang diperoleh melalui wawancara dan hasil observasi selama
kegiatan pembelajaran dilakukan.
2. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan teknik tes,
teknik observasi, dan dokumen.
a. Teknik Tes
Teknik tes formatif dilakukan di akhir kegiyatan pembelajaran untuk
mengumpulkan data mengenai tingkat penguasaan konsep bangun ruang pada
siswa di setiap siklus. Instrumen tes disusun dengan mengacu pada kisi-kisi konsep
bangun ruang.
b. Teknik Observasi
Teknik Observasi meningkatkan kemampuan belajar matematika
konsep bangun ruang dengan menggunakan media realita. menggali data berupa
peristiwa, aktivitas, perilaku, tempat atau lokasi dan benda serta rekaman gambar
(Sutopo, 2006: 75). Menurut Spradley (dalam Sutopo, 2006: 75) dikatakan bahwa
pelaksanaan teknik observasi dapat dibagi menjadi: 1) observasi tidak berperan,
dan 2) observasi berperan. Teknik observasi dilakukan untuk mengumpulkan data
mengenai aktivitas guru selama berlangsungnya kegiyatan pembelajaran.
Aspek yang diungkap melalui observasi ini adalah: (a) respon siswa dalam
pembelajaran; (b) aktivitas siswa dalam memanfaatkan sumber belajar; (c)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
42
aktivitas siswa dalam mengajukan pertanyaan; (d) aktivitas siswa dalam menjawab
pertanyaan; dan (e) kegiatan siswa dalam penggunaan media realita.
c. Teknik Dokumen
Studi dokumen dilakukan dengan penelitian mengenai dokumen-dokumen
yang berkaitan dengan prestasi belajar matematika siswa kelas IV Sekolah Dasar
Negeri 3 Ketaon Kecamatan Banyudono Kabupaten Boyolali. Data yang diteliti
meliputi: dokumen tentang, nilai hasil belajar matematika dalam ulangan harian,
tingkat presensi siswa selama pembelajaran matematika, silabus pembelajaran
matematika, dan RPP pelajaran matematika yang disusun oleh guru.
D. Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian adalah seluruh siswa kelas IV Sekolah Dasar Negeri
3 Ketaon kecamatan Banyudono kabupaten Boyolali Tahun Pelajaran 2009/2010
dengan jumlah siswa 21 anak.
E. Teknik Analisis Data
Teknik yang digunakan dalam analisis data adalah diskriptif kualitatif.
Menganalisis dengan diskriptif kualitatif adalah memberikan predikat kepada
variabel yang diteliti sesuai dengan kondisi yang sebenarnya, agar pemberian
predikat dapat tepat, maka sebelum pemberian predikat diberikan kondisi tersebut
kemudian diukur dengan prosentase, baru kemudian diteransfer ke predikat
(Suharsimi Arikunto.1998:353). Dalam penelitian ini predikat yang digunakan
adalah, “Baik, Cukup dan kurang”.kemudian analisis tersebut dideskrifsikan dalam
tindakan sebagai berikut:
1. Data aktifitas siswa dalam penggunaan media realita diperoleh dari observasi
menggunakan lembar pengamatan. Hasilnya dihitung sesuai dengan
indikatornya kemudian diambil presentase aktifitas siswa sesuai dengan aspek
yang dinilai dengan rumus :
Jumlah siswa sesui dengan indikator
Aktifitas Siswa = X 100%
Jumlah seluruh siswa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
43
2. Data kemampuan belajar matematika siswa diperoleh dari hasil rata-rata
evaluasi setiap pertemuan dalam setiap siklus.
F. Prosedur Penelitian
1) Indikator Kinerja Keberhasilan
Indikator keberhasilan dalam penelitian ini adalah jika telah terjadi
peningkatan kemampuan belajar yang berupa nilai sebesar 0,5 dari data nilai rata-
rata awal. Di samping itu kemampuan siswa memahami konsep pengukuran
mencapai ketuntasan mencapai 60%.
2) Diskripsi Hasil Penelitian
Penelitian ini direncanakan melalui dua siklus. Setiap siklus dilaksanakan
sesuai dengan perubahan yang ingin dicapai sebagaimana subjek yang diteliti dan
permasalahannya. Untuk dapat melihat kemampuan siswa dalam memahami
konsep hitung perkalian anak diberikan tes diaknosa (pre tes) yang berfungsi
sebagai diagnosa awal (initial evaluation). Dalam prosedur penelitian ini terdiri
dari tiga siklus, yang masing-masing siklus meliputi perencanaan, pelaksanaan
tindakan, observasi dan refleksi.
Pemberian tindakan pada siklus pertama didasarkan pada refleksi awal,
dengan berpedoman pada refleksi awal penelitian tindakan kelas (PTK) dilakukan
dengan prosedur atau tahapan perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi
setiap siklus.
3) Perencanaan Tindakan
Siklus I
a. Tahap Perencanaan
Adapun kegiatan yang dilakukan dalam proses perencanan sebagai berikut:
1) Mengobservasi hasil ulangan umum semester I tahun 2009/2010 mengenai
ketuntasan belajar pada mata pelajaran matematika.
2) Mengidentifikasi masalah yang dihadapi siswa dan selanjutnya mencoba
memecahkan masalahnya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
44
3) Membuat sekenario pembelajaran yang melipiti lembar evaluasi pretes, pos tes
dan alat evaluasi dengan pola latihan dari yang sederhana ke yang lebih
komplek.
4) Menyiapkan rencana pembelajaran.
5) Menyiapkan observasi untuk menyeragamkan persepsi terhadap pormat
observasi yang akan digunakan dalam mengamati dan menilai.
b. Tahap Pelaksanaan Tindakan
Pada siklus ini merupakan kegiatan awal di kelas, guru melaksanakan pembelajaran
dengan materi konsep bangun ruang peneliti melakukan observasi jalannya
pembelajaran. Hasil pengamatan sebagai berikut:
1) Guru mengadakan pre tes untuk mengukur kemampuan awal siswa.
2) Guru menjelaskan materi konsep bangun ruang. Dengn media realita.
3) Guru diikuti siswa cara mengidentifikasi bangun ruang dengan media realita
untuk memecahkan masalah.
4) Siswa secara berkelompok menentukan dan menunjukan cara menggunakan
media realita yang tepat.
5) Guru mengulang kembali informasi tentang materi.
6) Guru mengadakan evaluasi
Semua kegiatan tersebut merupakan kegiatan terbimbing. Saat kegiatan
berlangsung, pengamatan proses pembelajaran dicatat dalam lembar observasi.
Laporan kegiatan pada siklus I berlangsung dua kali pertemuan @ 2x 35
menit.
c. Tahap Observasi
Pada tahap ini dilaksankan proses observasi terhadap pelaksanaan tindakan dengan
menggunakan lembar / format observasi yang telah disiapkan. Proses
pembelajaran, pemecahan masalah dalam penerapan pembelajaran dengan
media realita. Kegiataan ini berlangsung 35 menit yang kedua. Disini guru
berperan sebagai moderator dan motifator.
1) Guru memonitor setiap siswa dengan menggunakan lembar observasi dalam
proses pembelajaran.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
45
2) Guru mengamati aktifitas dalam mengerjakan tugas pembelajaran setiap siswa.
3) Guru memberi bimbingan secara individu kepada siswa yang mengalami
kesulitan mengerjakan tugas.
4) Guru mengamati keaktifan siswa dengan format yang telah disediakan.
d. Tahap Refleksi
Refleksi adalah kegiatan yang meangulas secara kritis tentang perubahan yang
terjadi pada siswa, suasana kelas, guru. Peneliti mencatat keberhasilan maupun
kekurangan. Untuk ditindaklanjuti dengan langkah-langkah penyempurnaan
dan pengembangan berikutnya.
Siklus II
a. Tahap Perencanaan
Sesuai dengan hasil refleksi pertama, maka perencanaan seklus kedua meliputi
kegiatan sebagai berikut:
b. Bentuk kegiatan belajar mengajar pada siklus kedua pada dasarnya sama
dengan siklus pertama, dengan perubahan materi pembahasan yang
indikatornya baru.
c. Menyiapkan lembar observasi untuk mengamati keterampilan proses.
d. Menyediakan media realita yang dibutuhkan.
e. Membuat pedoman penilaian.
f. Menyamakan persepsi.
b. Tahap Pelaksanaan Tindakan
Kegiatan pembelajaran pada siklus kedua disesuaikan dengan alokasi
waktu yang direncanakan. Satu kali tatap muka @ (2 x 35 menit), dengan topik
pembelajaran ” konsep bangun ruang”. Sesuai dengan perencanaan pembelajaran
yang telah dibuat, siklus kedua selanjutnya kegiatan dimulai secara serentak.
Pada awalnya kegiatan guru meminta kepada siswa, menyiapkan media
yang telah disiapkan dengan bimbingan guru. Selanjutnya guru membimbing siswa
untuk memahami sifat-sifat bangun ruang dengan media realita berupa jaring-jaring
bangun ruang sederhana. Jika selesai satu media dilanjutkan ke media selanjutnya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
46
Diakhir kegiatan diadakan pos tes untuk melihat kemampuan siswa dalam
memahami konsep sifat bangun ruang.
c. Observasi
Pada dasarnya kegiatan observasi ini sama dengan siklus I kegiatan ini dilakukan
untuk mengamati aktifitas siswa.
2) Guru mengamati setiap aktifitas siswa dengan lembar observasi yang tersedia.
3) Dalam pelaksanaan pos tes secara individual, guru mengamati aktifitas siswa
dan menilai hasil pos tes dengan pormat yang tesedia.
d. Refleksi
Penelitian tindakan kelas yang direncanakan penelitian kolaboratif, dimana
guru dan peneliti berpartisipasi aktif dan bekerja sama dalam penelitian. Dalam
proses merefleksi kegiatan peneliti dan guru melaksanakan system “ Take and
Give” demi penyempurnaan kegiatan-kegiatan berikutnya. Meskipun kegiatan
tersebut bersifat kolaborasi-partisipatorik, tetapi peneliti tidak membebani guru
untuk proses rekaman maupun menentukan instrument-instrumen yang lain, semua
dilaksanakan oleh peneliti.
Jadi tahapan dalam penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dapat digambarkan
sebagai berikut :
Rencana I Rencana II Siklus
Refleksi I Siklus Tindakan Refleksi siklusII Tindakan
Observasi Observasi Rekomendasi
Gambar 5 : PTK Model Kurt Lewin dalam (Kasihani Kasbolah, 2001: 10)
Selanjutnya untuk mengetahui keberhasilan penelitian ini ialah apakah
penerapan media realita dalam pembelajaran matematika konsep bangun ruang
dapat berfungsi untuk meningkatkan kemampuan belajar matematika. Menurut
pemantauan dan laporan guru serta suasana belajar mengajar siswa ternyata
penggunaan media realita dapat berfungsi untuk mengatasi permasalahan yang
dihadapi dalam pembelajaran matematika konsep mengenal sifat bangun ruang.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
47
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Hasil Penelitian
1. Historis Sekolah Dasar Negeri 3 Ketaon
Sekolah Dasar Negeri 3 Ketaon kecamatan Banyudono kabupaten
Boyolali berdiri pada tahun 1972. Ijin oprasional penggunaannya dikeluarkan oleh
Gubenur kepala daerah tingkat 1 Jawa Tengah dengan No Keputusan
421.1/013/II/23/1972 sejak berdiri status SD Negeri 3 Ketaon kecamatan
Banyudono adalah Sekolah Dasar Negeri dengan nomor statistik sekolah
101030919009.
2. Letak Geografis Sekolah Dasar Negeri 3 Ketaon
Secara geografis Sekolah Dasar Negeri 3 Ketaon berada di kecamatan
Banyudono kabupaten Boyolali. Tepatnya di dukuh Ketaon desa Ketaon
kecamatan Banyudono kabupaten Boyolali letaknya di antara pemukiman
penduduk. Jarak SD Negeri 3 Ketaon dengan kantor UPT Dikdas dan LS
Kecamatan Banyudono ± 5 km, jarak dengan kator dinas Pemuda dan Olah Raga
kabupaten Boyolali ± 8 km, sedangkan jarak SD Negeri 3 Ketaon dengan ibu
kota Provinsi Jawa Tengah ± 112 km.
3. Keadaaan Personel Sekolah Dasar Negeri 1 Krobokan
Pada tahun pelajaran 2008/2009 Sekolah Dasar Negeri 3 Ketaon
kecamatan Banyudono kabupaten Boyolali dipimpin oleh seorang kepala sekolah
yang membawahi sepuluh karyawan yang bersetatus Pegawai Negeri sipil (PNS)
tujuh sebagai guru kelas dan satu guru agama. Dua guru wiyata bakti yang satu
mengampu pendidikan jasmani dan kesehatan dan satunya mengampu mulok
bahasa Enggeris serta satu penjaga sekolah.
4. Keadaan Sarana dan Prasarana Sekolah Dasar Negeri 3 Ketaon
Sekolah Dasar Negeri 3 Ketaon berdiri di atas tanah seluas 3240 m²
dengan luas bangunan 568 m². dengan bangunan yang ada adalah 6 ruang kelas, 1
ruang kantor guru dan kepala sekolah, 1 ruang perpustakaan, 1 ruang UKS, 1 dan
47
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
48
1gudang barang, 2 kamar WC anak, 1 Kamar WC Guru. SD Negeri 3 Ketaon
juga memiliki halaman untuk upacara, bermain anak, istirahat dan berolah raga.
B. Deskripsi Lokasi Penelitian/Setting Kelas
Sekolah Dasar Negeri 3 Ketaon merupakan salah satu Sekolah Dasar
Negeri di kecamatan Banyudono. Jumlah kelas yang dimiliki tahun 2009/2010
adalah sebanyak 6 kelas dengan siswa kelas I – VI berjumlah 173 siswa.
Subjek penelitian adalah peningkatan kemampuan belajar matematika
pada konsep bangun ruang. Sedangkan obyek penelitian adalah siswa kelas IV
Sekolah Dasar Negeri 3 Ketaon Boyolali sebanyak 21 siswa.
Keadaan Siswa Sekolah Dasar Negeri 3 Ketaon tahun 2009/2010
No Kelas Jenis Kelamin Jumlah Laki-laki Perempuan
1 I 14 22 36
2 II 14 20 34
3 III 13 15 28
8 IV 9 12 21
5 V 12 19 31
6 VI 14 9 23
Jumlah 76 97 173
Dengan jumlah guru yang memadahi seperti tersebut di atas proses belajar
mengajar seharusnya dapat berjalan dengan lancar. Dengan kelancaran proses
belajar mengajar tersebut, seharusnya siswa-siswa di Sekolah Dasar Negeri 3
Ketaon dapat mencapai prestasi belajar matematika dengan baik dan memuaskan
pada seluruh mata pelajaran.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
49
C. Deskripsi Prosedur Penelitian
1. Nilai Tes Kemampuan Awal Belajar Matematika
Nilai tes kemampuan awal belajar matematika mempunyai rentangan 45 – 80
dengan rata-rata 60.00 tabel 1 menyajikan diskripsi data nilai tes mata pelajaran
matematika
Tabel 1. Distribusi Persentasi Nilai Tes Kemampuan Awal
No Nilai Frekwensi fx
1 50 5 250
2 55 4 220
3 60 6 360
4 65 4 260
5 70 2 140
Jumlah 21 1280
Nilai rata-rata 60.00
Jika disajikan dalam bentuk grafik maka akan tampak seperti dibawah ini:
5
4
6
4
2
0
1
2
3
4
5
6
50 55 60 65 70
Gambar 6. Grafik Nilai Siswa kelas IV SDN 3 Ketaon tahun 2009/2010.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
50
2. Deskripsi Tindakan Siklus I
Tindakan siklus I dilaksanakan selama dua kali pertemuan. Tiap-tiap
pertemuan terdiri dari dua jam pelajaran (2 X 35 menit) yaitu dilaksanakan pada
tanggal 19 dan 21 Januari 2010 . Adapun tahapan yang dilaksanakan adalah
sebagai berikut:
a. Tahap Perencanaan
Pada tahap ini peneliti melakukan pengamatan terhadap proses
pembelajaran matematika dengan materi pokok mengenal sifat bangun ruang bagi
siswa kelas IV untuk mengetahui media yang digunakan guru, serta kemampuan
dan Motivasi siswa dalam proses pembelajaran yang di laksanakan melalui media
relita. Peneliti juga mencatat hasil belajar yang diperoleh berupa nilai formatif.
Pengamatan dan hasil catatan terhadap proses pembelajaran tersebut maka
di peroleh data awal bahwa siswa kelas IV Sekolah Dasar Negeri 3 Ketaon
sebanyak 21 siswa sebagian besar masih belum memahami konsep mengenal sifat
bangun ruang yang diajarkan. Nilai tes kemampuan awal belajar matematika
mempunyai rentangan 45 – 80 dengan nilai rata-rata 60.00.
Berdasarkan data tersebut, peneliti mengadakan konsultasi dengan kepala
sekolah dan kolaborasi dengan yang lain untuk melaksanakan pembelajaran
matematika dengan penggunaan media realita berupa jaring-jaring bangun ruang
sederhana. Dengan berpedoman pada kurikulum Pendidikan Dasar 2006 kelas IV
tentang mengenal sifat bangun ruang, peneliti melakukan langkah-langkah untuk
merencanakan pembelajaran dengan menggunkan media realita sebagai berikut:
1) Memilih kompetensi dasar dan indikator yang sesuai .
2) Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) sesuai dengan indikator.
Rencana pelaksanaan pembelajaran dibuat dua kali pertemuan dan dilaksanakan
pada minggu yang sama.
b. Pelaksanaan Tidakan
1) Pertemuan ke – 1
Pada pertemuan pertama dilaksanakan pada tanggal 19 Januari 2010,
Indikator; (1) Menyebutkan sifat-sifat bangun ruang, tabung, prisma tegak, limas
dan kerucut. (2) Menggambar bangun ruang dari sifat-sifat bangun ruang. Peneliti
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
51
membelajarkan matematika konsep mengenal sifat bangun ruang dengan
menggunkan media berupa jaring-jaring bangun ruang sederhana. Kegiatan
pembelajaran diawali dengan menyiapkan media realita yang akan digunakan
dalam proses pembelajaran.
Kegiatan awal pada pembelajaran, guru menunjukkan sifat-sifat bangun
ruang dengan menggunakan media berupa jaring-jaring bangun ruang sederhana.
Bentuk-bentuk media jaring-jaring bangun ruang yang ada terdiri dari enam jenis,
yaitu:
Siklus I
Pertemuan 1 (2 × 35 menit)
Pendahuluan (10 menit)
Apersepsi: Menayakan tugas siswa untuk membawa kubus dan Mengingat kembali
bentuk kubus dan balok.
Motivasi : Ketika akan membuat rumah, kita perlu memahami materi ini.
Kegiatan Inti (50 menit)
1. Guru menginformasikan pada siswa untuk membuat kelompok, masing-masing
4 siswa.
2. Guru menjelaskan maksud pembelajaran dan tugas kelompok.
3. Guru memanggil ketua kelompok dan setiap kelompok medapat tugas satu
materi/tugas yang berbeda dengan kelompok lain.
4. Setiap kelompok diberi balok dari bekas bungkus pepsoden pasta gigi, kardus
bungkus super mei, kardus bekas bungkus sabun klodia, sebagai media realita
sekaligus materi pembelajaran konsep bangun runang balok. melalui media
realita yang telah di bagikan pada masing-masing klompok. Siswa di harapkan
mampu mengidentifikasi sifat-sifat bangun ruang balok dengan mengisi
lembar kerja siswa yang telah disediakan. Dalam bangun ruang balok dikenal
istilah sisi, titik sudut, dan rusuk.
5. Setelah selesai diskusi, juru bicara kelompok memyampaikan hasil
pembahasan kelompok mengenai sifat-sifat, sisi-sisi serta titik sudut bangun
ruang balok.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
52
6. Guru memberikan penjelasan singkat sekaligus kesimpulan. Balok adalah sebuah
benda ruang yang dibatasi oleh tiga pasang (enam buah) persegi panjang dimana
setiap pasang persegi panjang saling sejajar ( berhadapan ) dan berukuran sama.
Atau juga disebut bangun ruang sisi tegak.
Kegiatan akhir (10 menit)
1. Siswa membuat rangkuman dengan bimbingan guru.
a) Kubus
b) Prisma Segi Tiga
c) Limas Segi Tiga
d) Limas Segi Empat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
53
e) Tabung
Kegiatan awal dalam pembelajaran matematika konsep mengenal sifat
bangun ruang dengan media jaring-jaring bangun ruang antara lain:
1) Menunjukan media jaring-jaring bangun ruang.
2) Kepada anak dikenalkan sikap duduk yang baik.
3) Anak dikenalkan tentang sifat-sifat bangun ruang dengan media tersebut
4) Secara berkelompok mencoba mengidentifikasi sifat-sifat bangun ruang.
5) Dengan tanya jawab guru berusaha memotivasi siswa.
6) Guru menunjuk satu atau lebih siswa menemutunjukan hasil temuannya.
Setelah semua selesai berlatih dan berkarya sebagai akhir pertemuan
pertama. Kegiatan dilanjutkan dengan tugas mandiri. Siswa terlibat aktif dalam
berlatih sendiri. Sebagian siswa masih ada yang belum dapat mengenal sifat-sifat
bangun ruang. Dengan bimbingan dan bantuan guru akhirnya semua siswa dapat
menyelesaikan tugas kemudian hasil ditunjukan dan dinilai, sebagai akhir
pertemuan pertama.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
54
2) Pertemuan ke-2 Siklus I
Pada pertemuan ke -2 materi pembelajaran matematika yang di ajarkan
adalah membuat jaring-jaring bangun ruang sederhana. Kegiatan diawali dengan
doa bersama dilanjutkan dengan presentasi.
Pertemuan 2 (2 × 35 menit)
Pendahuluan ( 10 menit)
Apersepsi: mengingat kembali tentang sifat-sifat kubus dan balok.
Motivasi : Materi ini juga diperlukan pada waktu membuat maket rumah atau
pabrik.
Kegiatan Inti ( 50 menit)
1. Guru menginformasikan pada siswa untuk membuat kelompok, masing-masing
4 siswa.
2. Guru menjelaskan maksud pembelajaran dan tugas kelompok.
3. Guru memanggil ketua kelompok dan setiap kelompok medapat tugas satu
materi/tugas yang berbeda dengan kelompok lain.
4. Balok dari kardus bekas yang telah di persiapkan di setiap kelompok di buka
untuk di idenfifikasi serta digambar sesuai dengan bentuk baloknya, sebagai
media realita sekaligus sebagai materi pembelajaran menggambar jaring-jaring
balok.
5. Setelah selesai diskusi, juru bicara kelompok memyampaikan hasil pembahasan
kelompok.tentang perbedaan, sifta-sifat, ciri-ciri bagun ruang balok
6. Guru memberikan penjelasan singkat sekaligus kesimpulan. Balok adalah sebuah
benda ruang yang dibatasi oleh tiga pasang (enam buah) persegi panjang dimana
setiap pasang persegi panjang saling sejajar ( berhadapan ) dan berukuran sama.
Atau juga disebut bangun ruang sisi tegak.
Kegiatan Akhir ( 10 menit )
7. Siswa mengerjakan soal tes formatif.
Teknik : tertulis
Bentuk instrumen : isian
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
55
Instrumen:
1) Pada balok berlaku sifat-sifat sebagai berikut
a) sisi tegaknya berupa bangun datar . . .
b) sisi alasnya berupa bangun datar . . .
c) jumlah titik sudutnya ada . . .
d) jumlah rusuknya ada . . .
e) jumlah sisinya ada . . .
2) Pada bangun ruang kubus berlaku sifat-sifat sebagai berikut
a) sisi alas dan sisi atasnya berupa bangun datar . . .
b) sisi tegaknya berupa bangun datar . . .
c) jumlah titik sudutnya ada . . .
d) jumlah rusuknya ada . . .
e) jumlah sisinya ada . . .
Dengan cara tanya jawab guru berusaha memotivasi siswa. Dengan cara
menyuruh siswa untuk maju satu persatu dengan unjuk kerja yang ditunjuk guru
pada media jaring-jaring bangun ruang. Hasil yang didapat adalah bahwa siswa
merasa senang, karena dilibatkan dalam proses pembelajaran. Setelah siswa dapat
menemutunjukan sifat-sifat dari bangun ruang sederhana, siswa dan guru bersama-
sama membuka buku matematika untuk dikerjakan.
Dengan petunjuk dan contoh guru siswa menirukan guru untuk membuat
jaring-jaring bangun ruang sederhana menggunakan kertas karton dan mengenal
simetri bangun datar. Penjelasan tersebut dapat digambarkan seperti media
terlampir. Sebagai kegiatan akhir guru memberikan tes akhir pada siklus I.
c. Observasi
Pada tahap ini peneliti melaksanakan pemantauan terhadap pelaksanaan proses
pembelajaran dengan penggunaan media realita berupa jaring-jaring bangun ruang
sederhana. Dalam mengadakan pemantauan peneliti menggunakan lembar
observasi. Observasi ini dilakukan untuk mengetahui kemampuan dan motivasi
siswa dalam proses pembelajaran dengan menggunakan media realita berupa
jaring-jaring bangun ruang sederhana.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
56
Tabel 2. Lembar Observasi Aktifitas Siswa dalam Pembelajaran Siklus I
No Aspek Yang Dinilai Pertemuan 1 Pertemuan 2
A B C D A B C D
1 Aktif mendengarkan penjelas- an guru √ √
2 Aktif menjawab pertanyaan guru √ √
3 Kreatifitas dan inisiatif siswa meningkat √ √
4 Motivasi dan minat untuk bertanya √ √
5 Kesungguhan siswa menyelesaikan tugas √ √
6 Kesungguhan mengerjakan soal tes √ √
Keterangan:
A: Amat Baik., B: Baik, C: Cukup, D: Kurang
Observasi tersebut tidak hanya dilakukan pada aktivitas siswa, juga
ditunjukan pada guru dalam proses pembelajaran. Adapun observasi untuk guru
dapat dijelaskan seperti:
Tabel 3. Lembar Observasi Kegiatan Guru Siklus I
No Aspek Yang Dinilai Pertemuan 1 Pertemuan 2
A B C D A B C D
1 Memberi informasi secara tepat √ √
2 Menggunakan berbagai sumber √ √
3 Menggunakan waktu sesuai rencana √ √
4 Penuh perhatian pada siswa √ √
5 Memotivasi individu √ √
6 Memotivasi kelompok √ √
7 Menggunakan multi metode √ √
8 Menggunakan media secara tepat √ √
9 Melakukan penilaian proses √ √
10 Memberikan tindak lanjut √ √
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
57
Dari data-data tersebut diperoleh hasil observasi.
1) Kegiatan Siswa
a) Siswa aktif memperhatikan penjelasan guru dengan baik .
b) Siswa aktif menjawab pertanyaan guru dengan baik.
c) Kreatifitas dan inisiatif siswa belum cukup meningkat,
d) Motifasi dan kemampuan siswa belum cukup meningkat karena belum
banyak siswa yang bertanya.
e) Siswa menunjukan kesungguhan untuk menyelesaikan tugas guru.
2) Kegiatan Guru
a) Memberikan informasi secara tepat dengan baik .
b) Menggunakan berbagai sumber dengan baik.
c) menggunakan waktu sesuai rencana dengan baik.
d) Penuh perhatian terhadap seluruh siswa dengan baik.
e) Memotivasi siswa secara individu dengan baik.
f) Memotivasi siswa secara kelompok dengan baik.
g) telah menggunakan berbagai metode dengan baik.
h) Telah mengunakan media realita secara tepat dengan baik.
i) Telah melakukan penilaian proses dengan baik.
d. Analisis dan Refleksi
Hasil penelitian siklus I, maka peneliti merenungkan bahwa masih ada
beberapa siswa yang belum menunjukan kesunguhan dan masih ada siswa yang
belum tahu akan sifat bangun dan hubungan antar bangun. Demikian dapat
direnungkan bahwa penelitian pada siklus I belum menunjukan keberhasilan dalam
proses pembelajaran sehingga peneliti merencanakan lagi untuk siklus berikutnya.
Adapun hasil yang diperoleh siswa pada silkus I dapat dilihat pada tabel grafik.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
58
Tabel 4. Data Hasil Belajar Matematika siklus I.
No Interval Nilai (x) Frekwensi fx
1 50-55
2 55-60 55 2 110
3 60-65 60 5 300
4 65-70 65 7 495
5 70-75 70 4 280
6 75-80 75 3 225
7 Jumlah 1410
Nilai Rata-Rata 67
Jika disajikan dalam bentuk grafik maka akan tampak seperti:
2
5
7
4
3
0
1
2
3
4
5
6
7
55 60 65 70 75
Gambar 4: Grafik hasil belajar matematika siklus I
Berdasarkan data dan hasil observasi tentang aktifitas dan hasil belajar
siswa, maka peneliti menyimpulkan bahwa ada peningkatan suatu proses
pembelajaran yang berarti. Karena kreatifitas, motivasi dan kemampuan belum
meningkat. Berkaitan dengan hal tersebut, maka peneliti mengadakan tindakan
untuk siklus berikutnya.
2. Tindakan Siklus II
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
59
Tindakan siklus II dilaksanakan selama duakali pertemuan. Tiap-tiap
pertemuan terdiri dua jam pelajaran (2 X 35’), terlaksana pada tangal 2 dan 4
Pebruari 2010. Pada siklus ke II ini peneliti mengkaji hasil renungan dari siklus ke
I: adapun tindakan yang dilaksanakan pada siklus ke II ini meliputi:
a. Tahap Perencanaan
Pada tahap perencanaan ini peneliti merencanakan hal-hal berikut:
1) menyusun kembali rencana pelaksanaan pembelajaran.
2) Lebih mengoptimalkan penggunaan media realita dalam proses pembelajaran
melalui tugas. Adapun tugas yang diberikan adalah siswa diminta untuk
membuat jaring-jaring balok dan kubus.
3) Mendorong siswa untuk aktif pada proses pembelajaran, terutama pada siswa
kurang aktif dalam proses pembelajaran siklus I.
b. Pelaksanaan Tindakan
Pada tanggal 2 Pebruari 2010 peneliti mengulang materi pembelajaran
dengan menggunakan media realita berupa jaring-jaring bangun ruang sederhana.
Siswa menirukan contoh guru, merumuskan sifat-sifat bangun ruang dan hubungan
antarbangun dengan menggunakan bantuan media realita berupa jaring-jaring
bangun ruang sederhana.
Indikator; (1)Menggambar berbagai bentuk jaring-jaring kubus dan balok.
(2) Menggambar jaring-jaring tabung, kerucut, dan limas. (3) Membandingkan dan
mengurutkan volume benda.
Pertemuan Pertama Siklus II
Pendahuluan (10 menit)
Apersepsi: Mengingat kembali bentuk dan sifat-sifat kubus.
Motivasi : Materi ini berguna ketika akan membuat kardus makanan/snack.
Kegiatan Inti (50 menit)
1. Guru menginformasikan pada siswa untuk membuat kelompok, masing-masing
4 siswa.
2. Guru menjelaskan maksud pembelajaran dan tugas kelompok.
3. Guru memanggil ketua kelompok dan setiap kelompok medapat tugas satu
materi/tugas yang berbeda dengan kelompok lain.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
60
4. Setiap kelompok diberi kubus dari bekas bungkus kapur tulis, sebagai media
realita sekaligus materi pembelajaran konsep bangun runang kubus. melalui
media realita yang telah di bagikan pada masing-masing klompok. Siswa di
harapkan mampu mengidentifikasi sifat-sifat bangun ruang balok dengan
mengisi lembar kerja siswa yang telah disediakan. Dalam bangun ruang kubus
dikenal istilah sisi, titik sudut, dan rusuk yang sudah ada secara kooperatif yang
bersifat penemuan.
5. Setelah selesai diskusi, juru bicara kelompok memyampaikan hasil pembahasan
kelompok tentang gambar jaring-jaring balok, kubus.
6. Guru memberikan penjelasan singkat sekaligus kesimpulan. Kubus adalah
sebuah benda ruang yang dibatasi oleh enam buah persegi yang berukuran sama.
Bangun ruang kubus disebut bangun ruang sisi tegak.
Kegiatan akhir (10 menit)
1. Siswa membuat rangkuman dengan bimbingan guru.
Pertemuan Kedua siklus II
Pada tanggal 4 Pebruari siswa diberi pembelajaran memahami jaring-jaring balok.
Pendahuluan ( 10 menit)
Apersepsi: Membahas tugas rumah dan mengingat kembali tentang jaring-jaring
kubus.
Motivasi : Materi ini juga berguna dalam membuat tempat minuman kotak, mie
instan, dan sebagainya.
Kegiatan Inti ( 50 menit)
1. Guru menginformasikan padad siswa untuk membuat kelompok, masing-masing
4 siswa.
2. Guru menjelaskan maksud pembelajaran dan tugas kelompok.
3. Guru memanggil ketua kelompok dan setiap kelompok medapat tugas satu
materi/tugas yang berbeda dengan kelompok lain.
4. Kubus dari kardus bekas yang telah di persiapkan di setiap kelompok di buka
untuk di idenfifikasi serta digambar sesuai dengan bentuk kubusnya, kardus
bungkus kapur merupakan media realita sekaligus sebagai materi pembelajaran
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
61
menggambar jaring-jaring kubus. yang sudah ada secara kooperatif yang bersifat
penemuan.
5. Setelah selesai diskusi, juru bicara kelompok memyampaikan hasil pembahasan
kelompok konsep bangun ruang
6. Guru memberikan penjelasan singkat sekaligus kesimpulan. Kubus adalah
sebuah benda ruang yang dibatasi oleh enam buah persegi yang berukuran sama.
Bangun ruang kubus disebut bangun ruang sisi tegak.
Kegiatan akhir (10 menit)
2. Siswa membuat rangkuman dengan bimbingan guru.
Penilaian
Teknik : Tes lisan dan tertulis
Bentuk instrumen : Kuis, produk, dan uraian
Kerjakan soal di bawah ini dengan benar!
Gambarlah pada kertas berpetak.
1) Jaring-jaring kubus dengan rusuk 3 petak.
2) Balok dengan panjang 3 petak satuan, lebar 2 petak satuan dan tinggi 1 petak
satuan.
3) Limas segi empat yang alasnya berupa persegi dengan sisi 4 cm.
4) Kamar tamu Pak Joko berukuran 3 m × 4 m, akan dipasangi ubin dengan ukuran
25 cm × 25 cm.
Berapa buah ubin yang harus dibeli Pak Joko?
4) Bak mandi di sekolah mempunyai panjang 2 m, lebar 1 m, dan kedalaman 3 m.
Jika diisi air sampai penuh, berapa liter air di dalam bak mandi tersebut?
Tujuan diadakan pembelajaran ini adalah agar siswa memahami konsep
sifat bangun ruang berupa balok, Tindakan yang dilakukan guru tersebut ternya
siswa dapat terlibat aktif dalam proses pembelajaran berlangsung. Hal ini
dibuktikan dengan adanya siswa yang mau bertanya memunculkan ide-ide untuk
memembuat jaring-jaring bangun ruang sendiri lebih lanjut. Setelah siswa dianggap
telah menguasai konsep tentang sifat bangun ruang berupa balok melalui media
media realita berupa jaring-jaring bangun ruang sederhana tersebut maka peneliti
memberikan tes pada akhir siklus II.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
62
c. Observasi
Tahap ini peneliti mengadakan pengamatan terhadap meningkatkan
kemampuan belajar matematika konsep bangun ruang dengan menggunakan media
realita. Pengamatan tersebut dilakukan pada saat proses pembelajaran berlangsung.
Maksud dari pengamatan tersebut adalah untuk mengetahui peningkatan, keaktifan
dan partisipasi siswa selama proses pembelajaran. Hal tersebut dapat dilihat dalam
lembar observasi.
Tabel 5. Lembar Observasi Aktifitas Siswa dalam Pembelajaran Siklus II
No Aspek Yang Dinilai Pertemuan 1 Pertemuann 2
A B C D A B C D
1 Aktif mendengarkan penjelas- an guru √ √
2 Aktif menjawab pertanyaan guru √ √
3 Kreatifitas dan inisiatif siswa meningkat √ √
4 Motivasi dan minat untuk bertanya √ √
5 Kesungguhan siswa menyelesaikan tugas √ √
6 Kesungguhan mengerjakan soal tes √ √
Keterangan:
A: Amat Baik., B: Baik, C: Cukup, D: Kurang
Observasi tersebut tidak hanya dilakukan pada aktivitas siswa, juga
ditunjukan pada guru dalam proses pembelajaran konsep bangun ruang. Adapun
observasi untuk guru dapat dijelaskan seperti:
Tabel 6. Lembar Observasi Kegiatan Guru Siklus II
No Aspek Yang Dinilai Pertemuan 1 Pertemuan 2
A B C D A B C D
1 Memberi informasi secara tepat √ √
2 Menggunakan berbagai sumber √ √
3 Menggunakan waktu sesuai rencana √ √
4 Penuh perhatian pada siswa √ √
5 Memotivasi individu √ √
6 Memotivasi kelompok √ √
7 Menggunakan multi metode √ √
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
63
8 Menggunakan media secara tepat √ √
9 Melakukan penilaian proses √ √
10 Memberikan tindak lanjut √ √
Dari data-data tersebut diperoleh hasil observasi.
1) Kegiatan Siswa
a) Siswa aktif memperhatikan penjelasan guru dengan amat baik.
b) Siswa aktif memjawab pertanyaan guru dengan amat baik..
c) Kreatifitas dan inisiatif siswa meningkat dengan baik ,
d) Motivasi dan kemampuan siswa meningkat karena sudah banyak siswa yang
bertanya dengan baik.
e) Siswa menunjukan kesungguhan untuk menyelesaikan tugas guru dengan
amat baik..
2) Kegiatan Guru
a) Memberikan informasi secara tepat dengan amat baik.
b) Menggunakan berbagai sumber dengan amat baik..
c) menggunakan waktu sesuai rencana amat baik.
d) Penuh perhatian terhadap sseluruh siswwa amat baik.
e) Memotivasi siswa secara individu dengan amat baik..
f) Memotivasi siswa secara kelompok dengan amat baik..
g) telah menggunakan berbagai metode dengan baik.
h) Telah mengunakan media realita secara tepat dengan amat baik..
i) Telah melakukan penilaian proses dengan amat baik..
j) Telah memberikan tindak lanjut dengan baik.
d. Analisis dan Refleksi
Dari hasil penelitian yang dilakukan pada siklus I dan II peneliti
menyimpulkan bahwa ada peningkatan suatu proses pembelajaran matematika
konsep bangun ruang dengan penggunaan media realita. Hal ini dapat dilihat
adanya peningkatan kemampuan belajar matematika konsep bangun ruang. Terlibat
juga adanya peningkatan kemampuan belajar siswa dalam pembelajaran konsep
bangun ruang matematika pada siklus ke II dapat dilihat pada tabel dan grafik.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
64
Tabel 7. Data Hasil Belajar Matematika Siklus II
N
o Interval Nilai Frekwensi fx
1 45-50
2 50-55
3 55-60
4 60-65 65 2 130
5 65-70 70 5 350
6 70-75 75 9 675
7 75-80 80 5 400
Jumlah 1555
Nilai rata-rata 7,40
Jika disajikan dalam bentuk grafik maka akan tampak seperti:
2
5
9
5
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
65 70 75 80
Gambar 5: Grafik hasil belajar matematika siklus II
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
65
Berdasarkan data hasil observasi tentang aktifitas dan kemampuan belajar
konsep bangun ruang, maka peneliti menyimpulkan bahwa ada peningkatan suatu
proses pembelajaran matematika konsep bangun ruang.
D. Deskripsi Antar Siklus
Setelah melakukan dan menyelesaikan tindakan pada setiap siklus,
diperoleh peningkatan kemampuan siswa dalam proses pembelajaran konsep
bangun ruang memahami sifat-sifat bangun ruang sederhana dengan menggunkan
media realita berupa jaring-jaring bangun ruang sederhana.
1. Aktifitas Siswa
Pada siklus 1 disampaikan kompetensi dasar mengenal bangun ruang
sederhana dan sifatnya. Proses pembelajaran matematika mengguanakan media
realita berupa jaring-jaring bangun ruang sederhana secara individu maka ada juga
kendala karena siswa telah mendapatkan pengalaman dari orang tua atau boleh juga
dari taman kanak-kanak, diantaranya siswa dapat mengenal sifat bangun ruang.
Sebelum pembelajaran berakhir, maka siswa diberi tugas yang berkaitan
dengan sifat bangun ruang berupa balok. untuk ini siswa memahami betul materi
yang telah diberikan baik teori maupun praktek yang dapat digunakan sebagai
acuan serta media realita menyelesaikan tugas dan tes yang diberikan.
Dari hasil observasi siklus ke I ditemukan hal-hal sebagai berikut :
a. Suasana kelas tertib dan teratur sehingga proses pembelajaran berjalan dengan
baik.
b. Pada umumnya siswa memperhatikan penjelasan guru meskipun ada beberapa
siswa yang belum memperhatikan dengan sungguh-sungguh.
c. Siswa masih ada yang belum berani bertanya, Guru telah memberi umpan pada
siswa dan memberi kesempatan untuk bertanya.
e. Siswa aktif dalam proses pembelajaran dengan mau membuat gambar balok.
f. Selama mengerjakan tes, siswa mengerjakan dengan tertib dan tenang.
Hasil refleksi pelaksanaan siklus I disampaikan sebagai berikut:
a. Suasana kelas tertib.
b. Siswa sedikit demi sedikit mulai aktif dalam proses pembelajaran.
c. Guru menjelaskan dengan jelas serta memberi kesempatan bertanya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
66
d. Keterampilan bertanya masih kurang.
e. Minat dan motifasi siswa masih kurang.
f. Sebagian siswwa masih kurang terampil dalam menyelesaikan tugas dan soal.
Berdasarkan hasil observasi dan refleksi pada siklus ke I maka dipandang
perlu diadakan siklus ke II. Pada siklus ke II ini yang dibahas adalah kompetensi
dasar membuat jaring-jaring bangun ruang sederhana. Maka materi ini juga tidak
mengalami hambatan dan kesulitan. Karena cara penyampaian materi didahului
prasarat teori-teori yang ada hubungannya dengan sifat dari bangun ruang tersebut
serta ditunjang pemanfaatan media realita berupa jaring-jaring bangun ruang
sederhana secara individu dan kelompok, yang mempermudah pemahaman konsep
yang disampaikan oleh guru.
Ada beberapa siswa yang belum memahami konsep sifat bangun ruang
sederhana. Untuk itu guru memberikan bimbingan secara khusus bagi mereka.
Sehingga sedikit demi sedikit anak mengikuti proses pembelajaran sama dengan
teman yang lain.
Pendapat Edgar Dele dalam SBM II yang diikuti tim pengembang PGSD
(1998: 16) menyatakan bahwa ”bila siswa mengambil manfaat dari kegiatan
pembelajaran yang mempunayi nilai relevensi dengan pengalaman langsung, akan
memberi makna pembelajaran yang diikutinya. Hal ini ditandai dengan semakin
besar peningkatan partisipasi siswa dalam proses pembelajaran dengan
dioptimalkan penggunaan media.
Dari hasil opservasi siklus ke II ditemukan hal-hal sebagai berikut:
a. Keberanian siswa untuk mencoba semakin tumbuh.
b. Suasana kelas tertib dan teratur maka proses pembelajaran dapat berjalan lancar.
c. Siswa memperhatikan penjelasan guru dengan baik.
d. Siswa aktif dalam proses pembelajaran, ini ditandai dengan adanya kegiatan
siswa untuk mencoba membuat sendiri jaring-jaring bangun ruang sederhana.
e. Minat dan motivasi semakin meningkat.
f. Selama siswa mengerjakan tes, siswa membuat sendiri jaring-jaring bangun
ruang sederhana dengan baik, tertib, dan tenang.
Hasil refleksi dari pelaksanaan siklus II disampaikan sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
67
a. Siswa aktif dalam pembelajaran.
b.Guru menyampaikan materi dengan jelas mengobtimalkan penggunaan media
realita berupa jaring-jaring bangun ruang sederhana.
c. Siswa sudah terampil menyelesaikan tugas.
d. Guru memberikan kesempatan siswa untuk bertanya.
e. Siswa sudah terampil membuat jaring-jaring bangun ruang sederhana, siswa
sudah terampil menyelesaikan tugas.
f. Siswa sudah terlibat aktif dalam proses pembelajaran.
Tabel 8. Rangkuman Hasil Observasi Aktivitas Belajar Siswa.
No Kategori
Jumlah Persentase
Siklus I Siklus II Siklus I Siklus II
1 2 1 2 1 2 1 2
1 Baik 3 3 5 5 14 % 14% 23% 23%
2 Cukup 11 11 14 14 53% 53% 66% 66%
3 Kurang 7 7 2 2 33% 23% 9% 9%
Dilihat dari faktor siswa dapat dikumpulkan hal-hal sebagai berikut: (a)
siswa belum berani bertanya meskipun belum jelas betul; (b) masih ada beberapa
siswa yang belum mampu bekerja sendiri; (c) motivasi siswa masih kurang; (d)
sebagian siswa masih kurang terampil menyelesaikan tugas dan soal. Faktor dari
guru yaitu; memanfaatkan alat peraga yang belum optimal. Dilihat dari proses
pembelajaran interaksi guru dan siswa kurang sehingga suasana kelas kurang
hidup. Ketiga faktor tersebut masih ada beberapa faktor yang perlu ditingkatkan
baik guru, siswa dan hasil proses pembelajaran siklus ke II.
2. Peningkatan Proses Pembelajaran Siklus ke II
Setelah diadakan tes siklus ke II diperoleh rata-rata 7,40. jumlah siswa yang
nilainya kurang dari 65 menurun menjadi 1 siswa, berarti peresentasi siswa yang
berhasil menguasai materi naik, dari 33% menjadi 66%. Hal ini menunjukan
adanya peningkatan kemampuan belajar matematika yang cukup berarti. Pada
siklus ke II ternyata mendekati teori belajar tuntas. Keberhasilan tersebut dapat
disebabkan oleh faktor siswa, guru dan proses pembelajaran yang mengobtimalkan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
68
media jari. Siswa telah berani bertanya, sudah mampu membuat jaring-jaring
bangun ruang sederhana dan memahami sifat-sifatnya, hubungan guru dan peserta
didik komunikatif, serta kemampuan dan motivasi siswa meningkat.
Dari uraian tersebut di atas dapat dijelaskan melalui:
Tabel 10. Nilai Matematika Kemampuan Awal dan Hasil Tes Tiap Siklus
No Kemampuan Awal/
Siklus
Nilai rata-
rata
Jumlah siswa yang
mendapat hasil tes
tiap siklus ≥
Presentase
(%)
1 Kemampuan Awal 6,00 15 72%
2 Siklus I 6,70 7 34%
3 Siklus II 7,40 1 0,4
Berdasarkan data pada tabel di atas, maka nilai rata-rata hasil belajar siswa
dari tahap awal hingga tindakan pembelajaran siklus II dapat disajikan ke dalam
bentuk grafik:
Gambar 6. Grafik Perkembangan Nilai Rata-rata Hasil Belajar matematika
Setelah dikaji pelaksanaan siklus ke I dan II ternyata hasil yang diperoleh
sudah hampir mendekati indikator teori belajar tuntas, yaitu apabila kelas sudah
dapat menguasai materi pembelajaran matematika antara 70% - 75% (Lukman,
2000: 29). Maka penelitian tindakan kelas ini cukup dilaksanakan dua siklus.
7.40
6.00
6.70
0.00
1.00
2.00
3.00
4.00
5.00
6.00
7.00
8.00
Awal Siklus I Siklus II
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
69
E. Pembahasan Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil penelitian dari beberapa tabel di atas dapat diketahui
adanya peningkatan proses pembelajar pada tiap-tiap siklus. Adapun gambaran
adanya peningkatan kemampuan belajar matematika kelas IV sekolah dasar,
melalui
1. Pembahasan Siklus I
Pada siklus I anak telah siap menerima materi pembelajaran sifat bangun
ruang dan hubungan antarbangun, karena konsep disampaikan siswa terlebih
dahulu (media realita berupa jaring-jaring bangun ruang sederhana). Maka siswa
dapat mencoba melakukan sendiri secara individu sehingga proses pembelajaran
dapat efektif. Dilihat dari hasil pengamatan observasi, aktifitas pada siklus I
menunjukan kategori cukup, karena kemapuan siswa belum ada peningkatan.
Pengolahan data kemampuan belajar siswa pada tes siklus I rata-rata nilai 67%
nilai tersebut belum cukup karena banyak siswa yang nilainya di bawah nilai 65,00
sebanyak 8 siswa dari jumlah 21 siswa, berarti kelas tersebut baru 68% yang
menguasai materi. Hal ini menunjukan bahwa proses pembelajaran pada siklus I
adanya peningkatan kemampuan belajar. Pada hal menurut teori belajar tuntas
setiap proses pembelajaran dikatakan berhasil jika setiap kelas menunguasai materi
pembelajaran matematika antara 70% - 75 % (Lukman: 29).
2. Pembahasanan siklus ke II
Siklus kedua adalah lanjutan dari siklus sesudahnya. Karena potensi siswa
pada siklus I belum menunjukan syarat teori belum tuntas, maka diadakan tindakan
siklus II. Pengamatan observasi diketahui bahwa prosentase hasil aktifitas siswa
dalam pembelajaran matematika konsep sifat bangun ruang dan hubungan
antarbangun adalah berkategori baik dibanding siklus I.
Siklus II kemampuan siswa meningkat dengan baik. Hal ini terlihat
keaktifan, perhatian, siswa terhadap belajar yang tadinya belum meningkat
sekarang meningkat. Dari 21 siswa yang diteliti ternyata telah menunjukan adanya
peningkatan suatu proses pembelajaran. Setelah diadakan tes pada siklus II Hasil
rata-rata yang diperoleh 74,00. nilai lebih dari 65 ada 18 siswa (84,6%).
BAB V
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
70
SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian serta analisis data yang dilakukan, dapat
disimpulkan sebagai berikut: Penggunaan media realita dapat meningkatkan
kemampuan belajar matematika konsep bangun ruang pada siswa kelas IV Sekolah
Dasar Negeri 3 Ketaon Banyudono Boyolali tahun pelajaran 2009/2010”. Hal ini
ditunjukkan dengan meningkatnya nilai rata-rata hasil belajar siswa pada setiap
siklus tindakan pembelajaran yang dilakukan. Nilai rata-rata hasil belajar
matematika siswa pada tahap awal sebelum dilakukan tindakan adalah 6,0. Nilai
hasil belajar siswa mengalami peningkatan menjadi 6,7 pada tindakan
pembelajaran siklus I, dan meningkat lagi menjadi 7,4 pada akhir tindakan
pembelajaran siklus II.
B. Implikasi
Penggunaan Media Realita Untuk Meningkatkan Kemampuan Belajar
Matematika Konsep Bangun Ruang pada Siswa Kelas IV Sekolah Dasar Negeri 3
Ketaon. Upaya-upaya penerapan media realita dalam pembelajaran matematika
konsep bangun ruang dapat berfungsi untuk meningkatkan kemampuan belajar
matematika pada konsep sifat-sifat bangun ruang. Hubungan antarbangun
pembelajaran matematika melalui penggunaan media realita berupa jaring-jaring
bangun ruang sederhana dapat meningkatkan kreatifitas pada siswa kelas IV SDN 3
Ketaon, Banyudono, Kabupaten Boyolali dalam penelitian ini adalah:
Penggunaan Media realita secara optimal yang diusahakan oleh guru dan
siswa secara individu sehingga setiap siswa aktif dan berpartisipasi dalam proses
pembelajaran. Penerapan media realita dalam pembelajaran matematika konsep
bangun ruang dapat berfungsi untuk meningkatkan kemampuan belajar
matematika. Kemampuan siswa memilih dan menentukan media yang tepat dapat
untuk sumber belajar matimatika.
Di dalam proses pembelajaran seharusnya diperhatikan hal-hal yang dapat
mendorong siswa belajar dengan baik. Sehingga siswa termotivasi untuk berfikir
dan memusatkan perhatian, merencanakan, dan melaksanakan kegiatan yang
berhubungan/menunjang kegiatan belajar. Motivasi tersebut dapat juga ditanamkan 73
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
71
kepada diri siswa dengan cara memberikan latihan-latian / kebiasaan-kebiasaan dan
kesempatan untuk berpartisipasi dalam proses pembelajaran.
Guru dan siswa dalam proses pembelajaran merupakan relasi yang tidak
dapat terpisahkan. Jadi yang dimaksud relasi dalam pembelajaran yaitu cara belajar
siswa dipengaruhi oleh guru. Relasi guru dan siswa yang baik yaitu siswa
menyukai gurunya maka siswa akan menyukai materi yang diberikan dan siswa
berusaha mempelajari materi pembelajaran dengan baik. Hal tersebut bisa terjadi
sebaliknya, jika siswa membenci guru maka siswa akan mengabaikan materi
pembelajaran yang diberikan. Akibatnya hasil proses pembelajaran tidak
meningkat. Guru yang kurang berinteraksi dengan siswa secara akrab, dapat
menyebabkan proses pembelajaran kurang lancar serta siswa merasa jenuh dengan
guru. Maka partisipasi siswa dalam proses pembelajaran tidak tercapai.
Kedisipinan guru erat hubungannya dengan kerajinan siswa dalam proses
pembelajaran. Sikap disiplin perlu ditanamkan untuk mengembangkan motivasi
yang kuat. Dengan tujuan agar siswa belajar lebih maju baik disiplin dalam belajar
di sekolah, di rumah dan di perpustakaan yang disertai disiplin guru. Sehingga
berpengaruh positif terhadap siswa yang belajar. Kelima tindakan tersebut perlu
dilaksanakan oleh guru dalam proses pembelajaran maka proses pembelajaran
dapat meningkat.
Model yang dipakai dalam penelitian tindakan kelas ini adalah model
proses. Data model ditetapkan dua proses penelitian tindakan kelas/siklus. Masing-
masing siklus dilaksanakan satu minggu. Setiap siklus terdapat empat langkah
kegiatan yaitu: (1) perencanaan tindakan, (2) pelaksanaan tindakan, (3) observasi,
dan (4) refleksi. Kegiatan ini dilaksanakan terus berdaur ulang, sebelum
melaksanakan tindakan dalam setiap siklus perlu perencanaan, pelaksanaan
tindakan, observasi dan refleksi yang mengacu siklus sesudahnya.
Setiap tindakan dalam siklus dapat meningkatkan kualitas proses
pembelajaran, ini berdasarkan analisis perkembangan dari perkembangan siklus ke
I sampai siklus II. Berdasarkan kreteria dan hasil belajar siswa, maka penelitian ini
layak untuk dipergunakan guru dalam menghadapi permasalahan sejenis. Penelitian
lebih lanjut tentang upaya guru untuk mempertahankan, menjaga dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
72
meningkatkan proses pembelajaran. Pada hakekatnya model ini layak dipergunakan
dan dikembangkan oleh guru yang menghadapi permasalahan sejenis, terutama
untuk mengatasi masalah peningkatan kualitas pembelajaran matematika.
C. Saran
Berdasarkan hasil penelitian tersebut di atas dapat disimpulkan saran-saran
sebagai berikut:
1. Untuk Guru Sekolah Dasar
a. Diharapkan guru SD Negeri 3 Ketaon, Banyudono, Kabupaten Boyolali lebih
intensif dalam menggunakan media dalam proses pembelajaran matematika
yang dilakukan.
b. Penggunaan melalui media realita hendaknya diupayakan secara optimal
supaya dapat berdaya guna dan berhasil guna.
2. Untuk Siswa
a. Media realita yang digunakan dapat dibuat oleh siswa sendiri, maka siswa
disarankan untuk ikut aktif dalam proses pembelajaran tersebut.
b. Hasil penelitian menunjukkan bahwa media realita dapat meningkatkan
aktivitas dan hasil belajar matematika. Untuk itu disarankan kepada siswa untuk
lebih bersemangat dalam belajar mandiri di rumah dengan menggunakan media
tersebut.
3. Untuk Sekolah
Diharapkan kepada kepala sekolah dasar dalam usaha meningkatkan
kemampuan belajar konsep bangun ruang matematika kelas IV SD
menggunakan media realita. Kesulitan materi yang disampaikan oleh guru
kepada siswa dapat disederhanakan dengan bantuan media realita sehingga mutu
pendidikan dapat lebih meningkat.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
73
DAFTAR KEPUSTAKAAN
Amin Mardisiswayo. 2008. Upaya meningkatkan kemampuan matematika
melalui media realita Sekolah Dasar Al Irsad Pasar Kliwon Surakarata.
PGSD. UNS.
Amin Suyitno dkk. 1997. Dasar Dasar Proses Pembeljaran Matematika.
Semarang: IKIP semarang.
Aristo. Rahadi. 2003. Media Pembelakjaran Jakarta : Departemen Nasional.
Asra, Deni Darmawan dan Cepi Riana. 2007. Bahan Ajar Cetak Computer Dan
Media Pembelajaran Di SD. Jakarta. Dirjen dikti.
Azhar Arsyad. 2002. Media Pembelajaran Jakarta. Jakarta : PT. Raja Grafindo
Persada.
C. Asri Budiningsih. 2005. Belajar Dan Pembelajaran. Jakarta: PT Asdi mahastya.
Departemen Pendidikamn Nasional 2003. Kurikulum 2004. Jakarta: Depdiknas.
Departenen Pendidikan Nasional. 2003. Undang-Undang Nomor 20 Tentang
Sistim Pendidikan Nasional. Jakarta : Biro Hukum Dan Organisasi Sekjen
Depdiknas.
Ensiklopedi populer anak edisi 6 tahun 2006
Hamalik, Oemar. 1994. Media pendidikan (cetakan ke-7). Bandung: Pt. citra
ADitya Bakti.
http// mulyono, staff. UNS,ac.id/2009/02/10/bilangan
http://tyaeducationjournals.blogspot.com. Tanggal 10 Desember 2009
Anonymous,2009. Efektifitas Pendidikan Di Indonesia. Diakses dari
http://www.detiknews.com. Tanggal 10 Desember 2009
http://www.sayapbarat.wordpress.com/2007/08/29/Lhani di/pada Maret 8, 2009
http://www.sib-bangkok.org. Tanggal 10 Desember 2009.
Kasihani Kasbolah. 2001. Penelitian Tindakan Kelas. Surabaya: Universitas
Negeri Malang.
Lukman Rosadi, Handani Dadan. 2000. Pendidikan Matematika 1. Jakarta:
Departeman Agama RI.
Marsudi Raharjo Astuti Waluyati Titik Sutanti. 2009. Modul Matematika SD
Program Bermutu Pembelajaran Operasi Hitung Perkalian Dan
Pembagian Bilangan Cacah Di Sd. @yahoo.com: PPPPTK Matematika, ii
Masriah 2005. Penggunaan media bangun ruang dalam meningkatkan prestasi
belajar siswa kelas V Sekolah Dasar Negeri pajang I kecamatan Bae
kabupaten Kudus tahun 2004/2005. PGSD. UNS.
Muhtar A. karim, Abdul Rahman As’ari, Gatot Muhsetyo, Akbar Sutawijaya.
1997. Pendidikan Matematika 1. Malang: Depdikbud.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
74
Mulyani Sumantri, dkk. 2001. Strategi belajar mengajar. Bandung: CV. Maulana.
Mulyono Abdurrahman. 2003. Pendidikan Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta:
Rineka Cipta.
Ngadino Yustinus. 2003. Media Pembelajaran. FKIP UNS Surakarta.
Ngalim purwanto. M. 1990. Psikologi Pendidikan. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya.
------------. 1998. Psikologi Pendidikan. Bandung :PT. Remaja Rosdakarya.
Nur Akhis. 2006. Matematika untuk kelas IV SD/MI. Klaten: Cempaka Putih
Sleto. 1995. Belajar Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka
Cipta.
Sudjana, N. dan Rivai,A. 1990. Media Pengajaran. Bandung: C.V. Sinar Baru
Bandung.
Suhito. 2001. Hand Out Dasar-Dasar Pembelajaran Matematika 1. Semarang: FM
IPA UNNES.
Suparman, A. 1995. Desain Instruksional. Proyek Pendidikan Tinggi Guru,
Derektorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan.
Suwarto. 2007. Penggunaan media bangun ruang untuk pemahaman konsep luas
dan volume dalam pembelajaran matematika siswa kelas V Sekolah Dasar
Negeri 1. PGSD. UNS.
Syaiful Bahri Djamarah. 1996. Pretasi Belajar Dan Kmpetensi Guru. Surabaya:
Usaha Nasional.
Umar Hamalik. 1993. Metode Belajar Dan Kesulitan-Kesulitan Belajar. Bandung:
PT Tarsino.
Winkel. WS. 1996. Psikologi Pendidikan dan Evaluasi Belajar. Jakarta :
Gramedia.
Yuhanes Suryo. 2008. Matematika itu asyik 4a. Jakarta: PT Armadelta Selaras.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
75
KRITERIA KETUNTASAN MINIMAL (KKM)
Nama Sekolah : Sekolah Dasar Negeri 3 Ketaon
Kelas / Semester : IV / 1
Tahun Pelajaran : 2009 / 2010
Mata Pelajaran : Matematika
Standar Kompetensi : Memahami sifat-sifat bangun datar dan bangun ruang
serta hubungan antarbangun.
Kompetensi Dasar : 1.3 Mengidentifikasi sifat-sifat bangun ruang sederhana
No Kompetensi Dasar Komplek
sitas
Daya Dukung Intakc
(potensi
siswa)
KKM Pendidik
an
Sarana
1 1.1 Mengidentifikasi sifat-sifat
bangun ruang kubus dan
balok
60 60 60 60 60
2 1.2 mengenal istilah sisi,
rusuk, dan titik sudut 60 60 60 60 60
3 1.3 menyebutkan pengertian
sisi, rusuk dan sudut 60 60 60 60 60
4 1.4 Melakukan penyelidikan
sifat-sifat bagun ruang
kubus dan balok
60 60 60 60 60
5 1.5 Melakukan penaksiran dan
menyebutkan pengertian
kubus dan balok.
60 60 60 60 60
6 1.6 Memecahkan masalah yang
bangun ruang. 60 60 60 60 60
Jumlah 360 360 360 360 360
Rata-rata 60 60 60 60 60
Lampiran 1
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
76
INDIKATOR KONSEP BANGUN RUANG
No INDIKATOR
1
2
3
8
5
Menyebutkan sifat-sifat bangun ruang.
Menggambar bangun ruang dengan benar.
Menggambar berbagai jaring-jaring kubus dan balok.
Menggambar jaring-jaring tabung kerucut, dan limas siswa dapat
membandingkan dan mengurutkan volume benda.
Menentukan volume kubus dan balok.
Lampiran 2
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
77
PEDOMAN WAWANCARA UNTUK GURU
No PERTANYAAN RINGKASAN JAWABAN
1
2
3
4
5
Bagaimana saudara melakukan pembelajaran
matematika di kelas IV?
Media apa yang saudara gunakan untuk
pembelajaran matematika ?
Bagaimana sikap siswa ketika mengikuti
pembelajaran matematika?
Pernahkah saudara menerapkan media realita
dalam konsep pembelejaran bangun ruang?
Bagaimana pendapat saudara tentang
pembelajaran bangun ruang dengan media
realita?
Lampiran 3
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
78
PEDOMAN WAWANCARA UNTUK SISWA
No
PERTANYAAN RINGKASAN JAWABAN
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Mata pelajaran apa yang kamu sukai?
Mata pelajaran apa yang paling kamu tidak
suka?
Mengapa kamu suka pelajaran itu?
Apakah kamu gemar pelajaran matematika?
Apakah pelajaran mateamtaika susah
dipelajari?
Apakah guru mengajar matematika sudah
sesuai dengan apa yang kamu inginkan.
Apakah selama ini anda mudah menerima
pelajaran dari guru?
Bagaiman pendapat anda jika dalam
pembelajaran bangun ruang menggunakan
media realita?
Jika kamu mau menerima, bisakah anda
memperhatikan dengan sepenuh hati?
Mudah atau sulitkah setelah mempelajari
konsep bangun ruang dengan media realita?
Lampiran 4
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
79
LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS SISWA
Nama Peneliti : Joko Muryano Siklus : I
Subjek Peneliti : Kelas IV Hari Tanggal : Kamis, 19-01-2010
No Aktifitas dalam
Pemebelajaran
Presentase
>80% 66% -
80%
56% -
65%
40% -
55%
<40%
1
Siswa yang memiliki
motivasi dalam meningikuti
proses pembelajaran
bangun ruang dasar
2
Siswa yang aktif selama
kegiatan belajar mengajar
(KBM) berlangsung
3
Siswa yang antosias
memjawab pertanyaan guru
dengan lisan
4
Berdasarkan hasil unjuk
kerja. Siswa yang mampu
melakukan menyebutkan
konsep bangun ruang
dengan media realita di
depan kelas cukup lancar
dan baik.
5
Pembelajaran konsep
bangun ruang dasar melalui
media realita lebih
menyenangkan dan
menarik.
Boyolali,19- 01- 2010
Joko Muryono
Lampiran 5
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
80
LEMABAR PENGAMATAN AKTIFITAS GURU
Nama Peneliti : Joko Muryano Siklus : I
Subjek Peneliti : Kelas IV Hari Tanggal : 19-01-2010
No Kegiatan Skor Hasil Pengamatan
Jumlah
skor Ket
5 6 7 8 9 10
1 Guru mengajar sesuai dengan
sekenario pemebelajaran yang
direncanakan
2 Guru menjadi inovator dalam
pembelajaran
3 Guru memberikan siswa bertanya
4 Guru menggunakan media
pembelajaran
5 Guru membimbing siswa selama
pembelajaran berlangsung
6 Guru menggunakan waktu sesuai
dengan alokasi yang telah
direncanakan
7 Guru memiliki sikap simpati
terhadap siswa
Jumlah
Rata-rata
Keterangan :
1. Nilai 6.0 Ke bawah : Kurang Boyolali,19-01- 2010
2. Nilai 7.0 : Cukup Pengamat
3. Nilai 8.0 : Baik
Andang Priharsanto, S.Pd
NIP 196106031980121004
Lampiran 6
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
81
LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS SISWA
Nama Peneliti : Joko Muryano Siklus : II
Subjek Peneliti : Kelas IV Hari Tanggal : Kamis, 04-02-2010
No Aktifitas dalam
Pemebelajaran
Presentase
>80% 66% -
80%
56% -
65%
40% -
55%
<40%
1
Siswa yang memiliki
motivasi dalam meningikuti
proses pembelajaran
bangun ruang dasar
2
Siswa yang aktif selama
kegiatan belajar mengajar
(KBM) berlangsung
3
Siswa yang antosias
memjawab pertanyaan guru
dengan lisan
4
Berdasarkan hasil unjuk
kerja. Siswa yang mampu
melakukan menyebutkan
konsep bangun ruang
dengan media realita di
depan kelas cukup lancar
dan baik.
5
Pembelajaran konsep
bangun ruang dasar melalui
media realita lebih
menyenangkan dan
menarik.
Boyolali 04- 02- 2010
Joko Muryono
Lampiran 7
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
82
LEMABAR PENGAMATAN AKTIFITAS GURU
Nama Peneliti : Joko Muryano Siklus : II
Subjek Peneliti : Kelas IV Hari Tanggal : 04-02-2010
No Kegiatan Skor Hasil Pengamatan
Jumlah
skor Ket
5 6 7 8 9 10
1 Guru mengajar sesuai dengan
sekenario pemebelajaran yang
direncanakan
2 Guru menjadi inovator dalam
pembelajaran
3 Guru memberikan siswa bertanya
4 Guru menggunakan media
pembelajaran
5 Guru membimbing siswa selama
pembelajaran berlangsung
6 Guru menggunakan waktu sesuai
dengan alokasi yang telah
direncanakan
7 Guru memiliki sikap simpati
terhadap siswa
Jumlah
Rata-rata
Keterangan :
1. Nilai 6.0 Ke bawah : Kurang Boyolali,04-02- 2010
2. Nilai 7.0 : Cukup Pengamat
3. Nilai 8.0 : Baik
Andang Priharsanto, S.Pd
NIP 196106031980121004
Lampiran 8
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
83
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/Semester : IV/2
Waktu : 4 jam pelajaran (2 kali pertemuan)
Tahun pelajaran : 2009/2010
I. Standar Kompetensi :
Memahami sifat-sifat bangun datar dan bangun ruang serta hubungan
antarbangun.
II. Kompetensi Dasar :
Mengidentifikasi sifat-sifat bangun ruang.
III. Indikator :
Menyebutkan sifat-sifat bangun ruang, tabung, prisma tegak, limas dan kerucut.
Menggambar bangun ruang dari sifat-sifat bangun ruang yang diberikan.
IV. Tujuan Pembelajaran
1) Melalui diskusi siswa dapat menyebutkan sifat-sifat bangun runag balok
dengan benar.
2) Melalui diskusi siswa dapat menunjukan sisi-sisi bangun ruang balok dengan
benar.
3) Melaui diskusi siswa dapat menemutunjukan titik sudut bangun ruang balok
dengan tepat.
4) Melalui tugas kelompok siswa dapat menyebutkan jumlah rusuk bangun
ruang balok dengan benar.
5) Melalui investigasi siswa dapat membedakan bangun ruang balok dengan
benar.
V. Dampak Pengiring
Setelah pembelajaran ini selesai diharapkan siswa dapat menerapkan sifat-sifat
bangun ruang dalam kehidupan sehari-hari
VI. Materi Pembelajaran
a. a. Materi pokok
Pembelajaran menggunakan media realita
Siklus 1
Lampiran 9
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
84
Balok adalah prisma tegak yang memiliki enam sisi berbentuk persegi atau persegi
panjang, serta mempunyai panjang, lebar dan tinggi
Sifat-sifat bangun bangun ruang.
1) Bangun ruang balok
(a) mempunyai 6 sisi yaitu: depan, belakang, samping kanan, samping kiri, atas
dan bawah. (b) mempunyai 12 rusuk; sedangkan rusuk yang berhadapan sama
panjang; (c) mempunyai 8 titik sudut; (d) mempunyai ukuran panjang, lebar dan
tinggi; (e) memiliki 3 kelompok rusuk sejajar.
H G
E F sudut tinggi
D C
A B rusuk lebar
Sisi Panjang
P O
M rusuk N rusuk
L K rusuk
I J
Ciri-ciri bangun ruang yaitu: suatu bangun yang memiliki ukuran panjang, lebar,
dan tinggi. Atau disebut juga bangun tiga demensi.
Langkah-langkah menggambar balok sebagai berikut:
E F
A B
(langkah I)
H G
E F
D C
A B
(langkah II)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
85
H G
E F
D C
A B (langkah III)
4) mempunyai ukuran panjang, lebar dan tinggi.
H G
E F sudut tinggi
D C
A B rusuk lebar
Sisi Panjang
Kubus adalah prisma tegak yang mempunyai rusuk sama panjang dan semua sudut
asiku-siku
Sifat-sifat bangun ruang kubus antara lain: (1) mempunyai 6 sisi sama luas;
(2) mempunyai 8 titik sudut; (3) mempunyai dan memiliki 12 rusuk sama panjang;
Langkah-langkah menggambar kubus sebagai berikut:
E F
A B
(langkah I)
H G
E F
D C
A B
(langkah II)
H G
E F
D C
A B
(langkah III)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
86
B. Metode Pembelajaran
Tanya jawab, demonstrasi, diskusi, dan tugas.
C. Alat dan Sumber Belajar
1. Buku Matematika kelas IV untuk SD/MI, karangan Nur Akhsin dan Heny
Kusumawati
2. Penggaris, pensil, gambar-gambar bangun datar, dan bangun ruang.
VII. Langkah-Langkah Kegiyatan
Pertemuan 1 (2 × 35 menit)
a. Pendahuluan (10 menit)
Apersepsi: Menayakan tugas siswa untuk membawa kubus dan Mengingat kembali
bentuk kubus dan balok.
Motivasi : Ketika akan membuat rumah, kita perlu memahami materi ini.
b. Kegiatan Inti (50 menit)
1. Guru menginformasikan pada siswa untuk membuat kelompok, masing-masing
4 siswa.
2. Guru menjelaskan maksud pembelajaran dan tugas kelompok.
3. Guru memanggil ketua kelompok dan setiap kelompok medapat tugas satu
materi/tugas yang berbeda dengan kelompok lain.
4. Setiap kelompok diberi balok dari bekas bungkus pepsoden pasta gigi, kardus
bungkus super mei, kardus bekas bungkus sabun klodia, sebagai media realita
sekaligus materi pembelajaran konsep bangun runang balok. melalui media
realita yang telah di bagikan pada masing-masing klompok. Siswa di harapkan
mampu mengidentifikasi sifat-sifat bangun ruang balok dengan mengisi lembar
kerja siswa yang telah disediakan. Dalam bangun ruang balok dikenal istilah sisi,
titik sudut, dan rusuk secara kooperatif yang bersifat penemuan.
5. Setelah selesai diskusi, juru bicara kelompok memyampaikan hasil pembahasan
kelompok mengenai sifat-sifat, sisi-sisi serta titik sudut bangun ruang balok.
6. Guru memberikan penjelasan singkat sekaligus kesimpulan. Balok adalah sebuah
benda ruang yang dibatasi oleh tiga pasang (enam buah) persegi panjang dimana
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
87
setiap pasang persegi panjang saling sejajar ( berhadapan ) dan berukuran sama.
Atau juga disebut bangun ruang sisi tegak.
7. Siswa mengerjakan soal-soal latihan yang terdapat pada Buku Matematika kelas
V, karangan Nur Akhsin dan Heny Kusumawati, halaman. 182.
c. Kegiatan akhir (10 menit)
1. Siswa membuat rangkuman dengan bimbingan guru.
Pertemuan 2 (2 × 35 menit)
a. Pendahuluan ( 10 menit)
Apersepsi: mengingat kembali tentang sifat-sifat kubus dan balok.
Motivasi : Materi ini juga diperlukan pada waktu membuat maket rumah atau
pabrik.
b. Kegiatan Inti ( 50 menit)
1. Guru menginformasikan pada siswa untuk membuat kelompok, masing-masing
4 siswa.
2. Guru menjelaskan maksud pembelajaran dan tugas kelompok.
3. Guru memanggil ketua kelompok dan setiap kelompok medapat tugas satu
materi/tugas yang berbeda dengan kelompok lain.
4. Balok dari kardus bekas yang telah di persiapkan di setiap kelompok di buka
untuk di idenfifikasi serta digambar sesuai dengan bentuk baloknya, sebagai
media realita sekaligus sebagai materi pembelajaran menggambar jarring-jaring
balok. Mengidentifikasi ciri-ciri bangun ruang dan sifat-sifat bangun ruang
balok dari kardus yang sudah ada secara kooperatif bersifat penemuan.
5. Setelah selesai diskusi, juru bicara kelompok memyampaikan hasil pembahasan
kelompok.tentang perbedaan, sifta-sifat, ciri-ciri bagun ruang balok dan kubus
6. Guru memberikan penjelasan singkat sekaligus kesimpulan. Balok adalah sebuah
benda ruang yang dibatasi oleh tiga pasang (enam buah) persegi panjang dimana
setiap pasang persegi panjang saling sejajar ( berhadapan ) dan berukuran sama.
Atau juga disebut bangun ruang sisi tegak.
7. Siswa mengerjakan soal-soal latihan yang terdapat pada Buku Matematika kelas
V, karangan Nur Akhsin dan Heny Kusumawati, halaman. 182.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
88
c. Kegiatan akhir (10 menit)
1. Siswa membuat rangkuman dengan bimbingan guru.
E. Alat dan Sumber Belajar
1. Buku Matematika kelas IV untuk SD/MI, karangan Nur Akhsin dan Heny
Kusumawati
2. Penggaris, pensil, gambar-gambar bangun datar, dan bangun ruang.
VIII. Penilaian
a. Prosedur penilaian : Tes formatif.
b. Bentuk tes : Isian
c. Jenis tes : tertulis
d. Instrumen : lembar soal
Kerjakan soal di bawh ini dengan benar
1) Pada balok berlaku sifat-sifat sebagai berikut
a) sisi tegaknya berupa bangun datar . . .
b) sisi alasnya berupa bangun datar . . .
c) jumlah titik sudutnya ada . . .
d) jumlah rusuknya ada . . .
e) jumlah sisinya ada . . .
2) Pada bangun ruang kubus berlaku sifat-sifat sebagai berikut
a) sisi alas dan sisi atasnya berupa bangun datar . . .
b) sisi tegaknya berupa bangun datar . . .
c) jumlah titik sudutnya ada . . .
d) jumlah rusuknya ada . . .
e) jumlah sisinya ada . . .
Mengetahui, Ketaon, 01-04-2010
Kepala Sekolah Guru Kelas
Sri Setyowati Dwi Utami, S.Pd Joko Muryono, A.Ma Pd
NIP 195812071977011001 NIM X7108507
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
89
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/Semester : V/2
Waktu : 4 jam pelajaran (2 kali pertemuan)
Tahun pelajaran : 2009/2010
I. Standar Kompetensi :
Memahami sifat-sifat bangun datar dan bangun ruang serta hubungan
antarbangun.
II. Kompetensi Dasar :
Menentukan jaring-jaring berbagai bangun ruang sederhana.
III. Indikator :
Menggambar berbagai bentuk jaring-jaring kubus dan balok.
Menggambar jaring-jaring tabung, kerucut, dan limas.
Membandingkan dan mengurutkan volume benda.
Menentukan volume kubus dan balok dengan menggunakan kubus satuan.
VI. Tujuan Pembelajaran
1) Melalui tugas siswa dapat menggambar jarring-jaring bangun runag kubus
dengan benar.
2) Melalui diskusi siswa dapat mengambar bangun ruang kubus dengan benar.
3) Melalui tugas kelompok siswa dapat menyebutkan jumlah sisi bangun ruang
kubus dengan benar.
4) Melalui investigasi siswa dapat menghitung titik sudut bangun ruang kubus
dengan benar.
IV. Dampak Pengiring
Setelah pembelajaran ini selesai diharapkan siswa dapat menerapkan sifat-sifat
bangun ruang dalam kehidupan sehari-hari
V. Materi Pembelajaran
1. Materi pokok
Pembelajaran menggunakan media realita
Siklus 2
Lampiran 10
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
90
a. Jaring-jaring kubus
b.
b. Jaring-jaring balok
c. Jaring-jaring prisma
d. jaring-jaring tabung
2. Materi PokoK: Pengukuran (volume kubus dan balok)
mempunyai ukuran panjang, lebar dan tinggi.
P O
M N Tinggi
L K
I J Lebar
Panjang
( Balok)
H G
E F tinggi
D C
A B lebar
Panjang (Kubus)
B. Metode Pembelajaran
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
91
Tanya jawab, demonstrasi, diskusi, dan tugas.
C. Alat dan Sumber Belajar
1. Buku Matematika kelas V untuk SD/MI, karangan Nur Akhsin dan Heny
Kusumawati.
2. Berbagai bangun ruang, jaring-jaring berbagai bangun ruang, berbagai bangun
datar, penggaris, jangka, gunting, dan pensil.
VI. Langkah-Langkah Kegiatan
Pertemuan 1 (2 × 35 menit)
Pendahuluan (10 menit)
Apersepsi: Mengingat kembali bentuk dan sifat-sifat kubus.
Motivasi : Materi ini berguna ketika akan membuat kardus makanan/snack.
Kegiatan Inti (50 menit)
1. Guru menginformasikan pada siswa untuk membuat kelompok, masing-masing
4 siswa.
2. Guru menjelaskan maksud pembelajaran dan tugas kelompok.
3. Guru memanggil ketua kelompok dan setiap kelompok medapat tugas satu
materi/tugas yang berbeda dengan kelompok lain.
4. Setiap kelompok diberi kubus dari bekas bungkus kapur tulis, sebagai media
realita sekaligus materi pembelajaran konsep bangun runang kubus. melalui
media realita yang telah di bagikan pada masing-masing klompok. Siswa di
harapkan mampu mengidentifikasi sifat-sifat bangun ruang kubus dengan
mengisi lembar kerja siswa yang telah disediakan. Dalam bangun ruang kubus
dikenal istilah sisi, titik sudut, dan rusuk untuk menemukan berbagai jaring-
jaring kubus. menggambar berbagai jaring-jaring kubus kubus dan balok yang
sudah ada secara kooperatif yang bersifat penemuan.
5. Setelah selesai diskusi, juru bicara kelompok memyampaikan hasil pembahasan
kelompok tentang sifat-sifat bangun ruang kubus dan gambar jaring-jaring
kubus.
6. Guru memberikan penjelasan singkat sekaligus kesimpulan. Kubus adalah
sebuah benda ruang yang dibatasi oleh enam buah persegi yang berukuran sama.
Bangun ruang kubus disebut bangun ruang sisi tegak.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
92
7. Siswa mengerjakan soal-soal latihan yang terdapat pada Buku Matematika kelas
V, karangan Nur Akhsin dan Heny Kusumawati, halaman. 182.
Kegiatan akhir (10 menit)
1. Siswa membuat rangkuman dengan bimbingan guru.
Pertemuan 2 (2 × 35 menit)
Pendahuluan ( 10 menit)
Apersepsi: Membahas tugas rumah dan mengingat kembali tentang jaring-jaring
kubus.
Motivasi : Materi ini juga berguna dalam membuat tempat minuman kotak, mie
instan, dan sebagainya.
Kegiatan Inti ( 50 menit)
1. Guru menginformasikan padad siswa untuk membuat kelompok, masing-masing
4 siswa.
2. Guru menjelaskan maksud pembelajaran dan tugas kelompok.
3. Guru memanggil ketua kelompok dan setiap kelompok medapat tugas satu
materi/tugas yang berbeda dengan kelompok lain.
4. Kardus bekas bungkus kapur yang telah di persiapkan di setiap kelompok di
buka untuk di idenfifikasi serta digambar sesuai dengan bentuk kubusnya,
kardus bungkus kapur merupakan media realita sekaligus sebagai materi
pembelajaran menggambar jaring-jaring kubus.
5. Setelah selesai diskusi, juru bicara kelompok memyampaikan hasil pembahasan
kelompok konsep bangun ruang
6. Guru memberikan penjelasan singkat sekaligus kesimpulan. Kubus adalah
sebuah benda ruang yang dibatasi oleh enam buah persegi yang berukuran sama.
Bangun ruang kubus disebut bangun ruang sisi tegak.
7. Siswa mengerjakan soal-soal latihan yang terdapat pada Buku Matematika kelas
V, karangan Nur Akhsin dan Heny Kusumawati, halaman. 182.
Kegiatan akhir (10 menit)
2. Siswa membuat rangkuman dengan bimbingan guru.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
93
VII . Penilaian
a. Prosedur penilaian : Tes formatif.
b. Bentuk tes : Isian
c. Jenis tes : tertulis
d. Instrumen : lembar soal
Kerjakan soal di bawah ini dengan benar!
Gambarlah pada kertas berpetak.
1) Jaring-jaring kubus dengan rusuk 3 petak.
2) Balok dengan panjang 3 petak satuan, lebar 2 petak satuan dan tinggi 1 petak
satuan.
3) Limas segi empat yang alasnya berupa persegi dengan sisi 4 cm.
4) Kamar tamu Pak Joko berukuran 3 m × 4 m, akan dipasangi ubin dengan ukuran
25 cm × 25 cm.
Berapa buah ubin yang harus dibeli Pak Joko?
5) Bak mandi di sekolah mempunyai panjang 3 m, lebar 1 m, dan kedalaman 2 m.
Jika diisi air penuh, berapa liter air di dalam bak mandi tersebut?
Mengetahui, Ketaon, 04-02-2010
Kepala Sekolah Guru Kelas
Sri Setyowati Dwi Utami, S.Pd Joko Muryono, A.Ma Pd
NIP 195812071977011001 NIM X7108507
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
94
1. Guru menunjukkan bentuk kubus dan balok yang terbuat dari karton/kardus.
2. Dibimbing guru, siswa mengidentifikasi ciri-ciri bangun ruang yang ditunjukkan
guru.
3. Siswa menyebutkan sifat-sifat bangun ruang yang ditunjukkan guru.
4. Guru menginformasikan tentang perbedaan kubus dan balok yang langsung
ditunjuk oleh siswa,
Lampiran 11
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
95
5. Siswa menggambar bangun ruang kubus dan balok dengan bimbingan guru.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
96
5. Siswa merangkai 6 buah persegi yang sama untuk menemukan berbagai jaring-
jaring kubus.
7. Siswa menunjukan dan menentukan jaring-jaring kubus.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
97
Kardus digunting setiap sisinya, kemudian siswa merangkai kembali dengan
berbagai cara.
4. Siswa menentukan berbagai macam jaring-jaring.
Siswa menentukan isi kubus
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
98
Kolaborasi guru
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
99
Lembar Observasi Aktifitas Siswa dalam Pembelajaran Persiklus
Tabel 2. Lembar Observasi Aktifitas Siswa dalam Pembelajaran Siklus I
No Aspek Yang Dinilai Pertemuan 1 Pertemuan 2
A B C D A B C D
1 Aktif mendengarkan penjelas- an guru √ √
2 Aktif menjawab pertanyaan guru √ √
3 Kreatifitas dan inisiatif siswa meningkat √ √
4 Motivasi dan minat untuk bertanya √ √
5 Kesungguhan siswa menyelesaikan tugas √ √
6 Kesungguhan mengerjakan soal tes √ √
Keterangan:
A: Amat Baik., B: Baik, C: Cukup, D: Kurang
Observasi tersebut tidak hanya dilakukan pada aktivitas siswa, juga
ditunjukan pada guru dalam proses pembelajaran. Adapun observasi untuk guru
dapat dijelaskan seperti:
Tabel 3. Lembar Observasi Kegiatan Guru Siklus I
No Aspek Yang Dinilai Pertemuan 1 Pertemuan 2
A B C D A B C D
1 Memberi informasi secara tepat √ √
2 Menggunakan berbagai sumber √ √
3 Menggunakan waktu sesuai rencana √ √
4 Penuh perhatian pada siswa √ √
5 Memotivasi individu √ √
6 Memotivasi kelompok √ √
7 Menggunakan multi metode √ √
8 Menggunakan media secara tepat √ √
9 Melakukan penilaian proses √ √
10 Memberikan tindak lanjut √ √
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
100
Langkah Pembelajaran Konsep Bangun Ruang Balok Menggunakan Media
Realita.
Setiap kelompok diberi balok dari bekas bungkus pepsoden pasta gigi, kardus
bungkus super mei, kardus bekas bungkus sabun klodia, sebagai media realita
sekaligus materi pembelajaran konsep bangun runang balok. melalui media realita
yang telah di bagikan pada masing-masing klompok. Siswa di harapkan mampu
mengidentifikasi sifat-sifat bangun ruang balok dengan mengisi lembar kerja siswa
yang telah disediakan. Dalam bangun ruang balok dikenal istilah sisi, titik sudut,
dan rusuk.
Lembar kerja siswa. Pertemuan pertama.
1. Permukaan yang membatasi bangun ruang adalah ….
2. Garis yang merupakan pertemuan pertemuan dari dua sisi bangun ruang
adalah …
3. Titik pertemuan dari tiga buah rusuk pada bangun ruang disebut ….
Untuk mengetahui sifat-sifat bangun ruang balok, mari diperhatikan kardus
yang ada pada klompok masing-masing. Untuk memudahkan siswa ru sifat-
sifat bangun ruang balok berilah tanda hurup pada setiap sudut yaitu huruf A B
C D, E F G H.
H G
E F
D C
A B
Mari menyebutkan sisi, rusuk, dan titik susut pada balok ABCD, EFGH.
4. sisi pada balok ABCD, EFGH adalah :
a. sisi ……. d. sisi …..
b. sisi ……. e. sisi …..
c. sisi ……. f. sisi …..
Lampiran 12
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
101
jadi, ada … sisi pada bangun ruang balok
a. sisi ……. = d. sisi …..
b. sisi ……. = e. sisi …..
c. sisi ……. = f. sisi …..
lembar kerja pertemuan kedua.
H G
E F
C
A B
1) rusuk-rusuk pada balok ABCD, EFGH adalah
a) rusuk …. e) rusuk …. i) rusuk ….
b) rusuk …. f) rusuk …. j) rusuk ….
c) rusuk …. g) rusuk …. k) rusuk ….
d) rusuk …. h) rusuk …. l) rusuk ….
Jadi, ada … rusuk pada bangun ruang balok.
rusuk AB = rusuk …. = rusuk… = rusuk …
rusuk BC = rusuk …. = rusuk… = rusuk …
rusuk AE = rusuk …. = rusuk… = rusuk …
2) Titik-titik sudut pada balok ABCD, EFGH adalah.
a) Titik Sudut … e) Titik Sudut …
b) Titik Sudut … f) Titik Sudut …
c) Titik Sudut … g) Titik Sudut …
d) Titik Sudut … h) Titik Sudut …
D
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
102
Panjang
Lebar
Tinggi
Menggambar dan memmbuat jarring-jaring balok. Pertemuan kedua.
Balok dari kardus bekas yang telah di persiapkan di setiap kelompok di buka untuk
di idenfifikasi serta digambar sesuai dengan bentuk baloknya, sebagai media realita
sekaligus sebagai materi pembelajaran menggambar jarring-jaring balok.
langkah -langkah mengambar balok
E
F
1. buat persegi panjang ABFE
2. buat persegi panjang yang sama dengan ABFE
yaitu: DCGH dengan CD dan HD garis putus-
putus.
3. hubungan BC, FG, EH dan AD garis putus putus
A
B
H
G
E F
D
C
A
B
H
G
E F
D
C
A
B
H
G
E
C
A B
D
F
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
103
G
E F
D
C
A
B
menggambar dan membuat jaring- jaring balok
Langkah pembelajaran konsep bangun ruang balok menggunakan media realita.
Setiap kelompok diberi kubus dari bekas bungkus kapur tulis, sebagai media realita
sekaligus materi pembelajaran konsep bangun runang kubus. melalui media realita
yang telah di bagikan pada masing-masing klompok. Siswa di harapkan mampu
mengidentifikasi sifat-sifat bangun ruang balok dengan mengisi lembar kerja siswa
yang telah disediakan. Dalam bangun ruang kubus dikenal istilah sisi, titik sudut,
dan rusuk.
Lembar kerja siswa. Pertemuan Pertama di siklus II
1. Permukaan yang membatasi bangun ruang adalah ….
2. Garis yang merupakan pertemuan dari dua sisi bangun ruang adalah …
3. Titik pertemuan dari tiga buah rusuk pada bangun ruang disebut ….
Untuk mengetahui sifat-sifat bangun ruang kubus, mari diperhatikan kardus
yang ada pada klompok masing-masing. Untuk memudahkan siswa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
104
meningidentifikasi sifat-sifat bangun ruang kubus berilah tanda hurup pada
setiap sudut yaitu huruf A B C D, E F G H.
H G
E F
D C
A B
Mari menyebutkan sisi, rusuk, dan titik susut pada kubus ABCD, EFGH.
4. sisi pada balok ABCD, EFGH adalah :
a. sisi ……. d. sisi …..
b. sisi ……. e. sisi …..
c. sisi ……. f. sisi …..
jadi, ada … sisi pada bangun ruang kubus
a. sisi ……. = d. sisi …..
b. sisi ……. = e. sisi …..
c. sisi ……. = f. sisi …..
lembar kerja pertemuan pertama
H G
E F
C
A B
1) rusuk-rusuk pada kubus ABCD, EFGH adalah
a) rusuk …. e) rusuk …. i) rusuk ….
b) rusuk …. f) rusuk …. j) rusuk ….
c) rusuk …. g) rusuk …. k) rusuk ….
D
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
105
d) rusuk …. h) rusuk …. l) rusuk ….
Jadi, ada … rusuk pada bangun ruang kubus.
rusuk AB = rusuk …. = rusuk… = rusuk …
rusuk BC = rusuk …. = rusuk… = rusuk …
rusuk AE = rusuk …. = rusuk… = rusuk …
2) Titik-titik sudut pada kubus ABCD, EFGH adalah.
a) Titik Sudut … e) Titik Sudut …
b) Titik Sudut … f) Titik Sudut …
c) Titik Sudut … g) Titik Sudut …
d) Titik Sudut … h) Titik Sudut …
Rusuk
Rusuk
Rusuk
Titik Sudut
H
G
E
C
A B
D
F
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
106
Menggambar dan memmbuat jarring-jaring kubus. Pertemuan kedua Siklus II.
Kubus dari kardus bekas yang telah di persiapkan di setiap kelompok di buka untuk
di idenfifikasi serta digambar sesuai dengan bentuk kubusnya, kardus bungkus
kapur merupakan media realita sekaligus sebagai materi pembelajaran
menggambar jaring-jaring kubus.
Sisi
Sisi
Bidang 1 , 2 , 3, 4 , 5 , dan 6 adalah …..
6
5
2
3
4
1
5 3
2
5
5
5
5
5
5
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
107
SOAL SILKUS I.
Kerjakan soal di bawh ini dengan benar
1) Pada balok berlaku sifat-sifat sebagai berikut
a) sisi tegaknya berupa bangun datar . . .
b) sisi alasnya berupa bangun datar . . .
c) jumlah titik sudutnya ada . . .
d) jumlah rusuknya ada . . .
e) jumlah sisinya ada . . .
2) Pada bangun ruang kubus berlaku sifat-sifat sebagai berikut
a) sisi alas dan sisi atasnya berupa bangun datar . . .
b) sisi tegaknya berupa bangun datar . . .
c) jumlah titik sudutnya ada . . .
d) jumlah rusuknya ada . . .
e) jumlah sisinya ada . . .
Lampiran 13
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
108
SOAL SIKLUS II.
Gambarlah pada kertas berpetak.
1) Jaring-jaring kubus dengan rusuk 3 petak.
2) Balok dengan panjang 3 petak satuan, lebar 2 petak satuan dan tinggi 1 petak
satuan.
3) Limas segi empat yang alasnya berupa persegi dengan sisi 4 cm.
4) Kamar tamu Pak Joko berukuran 3 m × 4 m, akan dipasangi ubin dengan ukuran
25 cm × 25 cm.
Berapa buah ubin yang harus dibeli Pak Joko?
5) Bak mandi di sekolah mempunyai panjang 3 m, lebar 1 m, dan kedalaman 2 m.
Jika diisi air penuh, berapa liter air di dalam bak mandi tersebut?
Kunci jawwaban Lembar Kerja Siswa
Langkah pembelajaran konep bangun ruang balok menggunakan media realita.
Setiap kelompok diberi balok dari bekas bungkus pepsoden pasta gigi, kardus
bungkus super mei, kardus bekas bungkus sabun klodia, sebagai media realita
sekaligus materi pembelajaran konsep bangun runang balok. melalui media realita
yang telah di bagikan pada masing-masing klompok. Siswa di harapkan mampu
mengidentifikasi sifat-sifat bangun ruang balok dengan mengisi lembar kerja siswa
yang telah disediakan. Dalam bangun ruang balok dikenal istilah sisi, titik sudut,
dan rusuk.
Lembar kerja siswa. Pertemuan pertama Siklus I
1. Permukaan yang membatasi bangun ruang adalah ….
2. Garis yang merupakan pertemuan pertemuan dari dua sisi bangun ruang
adalah …
3. Titik pertemuan dari tiga buah rusuk pada bangun ruang disebut ….
4. Untuk mengetahui sifat-sifat bangun ruang balok, mari diperhatikan
kardus yang ada pada klompok masing-masing. Untuk memudahkan
siswa ru sifat-sifat bangun ruang balok berilah tanda hurup pada setiap
sudut yaitu huruf A B C D, E F G H.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
109
H G
E F
D C
A B
Mari menyebutkan sisi, rusuk, dan titik susut pada balok ABCD, EFGH.
5. sisi pada balok ABCD, EFGH adalah :
a. sisi ……. b. sisi ….. c sisi ……. d. sisi ….. e. sisi ……. f. sisi …..
jadi, ada … sisi pada bangun ruang balok
a. sisi ……. = b. sisi ….. c. sisi ……. = d. sisi ….. e. sisi ……. = f. sisi …..
lembar kerja pertemuan kedua.
H G
E F
C
A B
1) rusuk-rusuk pada balok ABCD, EFGH adalah
a) rusuk …. b) rusuk …. c) rusuk …. d) rusuk …. e) rusuk …. f) rusuk ….
g) rusuk …. h) rusuk …. i) rusuk …. j) rusuk …. k) rusuk …. l) rusuk ….
Jadi, ada … rusuk pada bangun ruang balok.
rusuk AB = rusuk …. = rusuk… = rusuk …
rusuk BC = rusuk …. = rusuk… = rusuk …
rusuk AE = rusuk …. = rusuk… = rusuk …
2) Titik-titik sudut pada balok ABCD, EFGH adalah.
a) Titik Sudut … e) Titik Sudut …
b) Titik Sudut … f) Titik Sudut …
c) Titik Sudut … g) Titik Sudut …
D
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
110
d) Titik Sudut … h) Titik Sudut …
Panjang
Lebar
Tinggi
Menggambar dan memmbuat jarring-jaring balok. Pertemuan kedua Siklus I.
Balok dari kardus bekas yang telah di persiapkan di setiap kelompok di buka untuk
di idenfifikasi serta digambar sesuai dengan bentuk baloknya, sebagai media realita
sekaligus sebagai materi pembelajaran menggambar jarring-jaring balok.
langkah -langkah mengambar balok
E
F
1. buat persegi panjang ABFE
2. buat persegi panjang yang sama dengan ABFE
yaitu: DCGH dengan CD dan HD garis putus-
putus.
3. hubungan BC, FG, EH dan AD garis putus putus
A
B
H
G
E F
D
C
A
B
H
G
H
G
E
C
A B
D
F
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
111
E F
D
C
A
B
G
E F
D
C
A
B
menggambar dan membuat jaring- jaring balok
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
112
Langkah Pembelajaran Konep Bangun Ruang Kubus Menggunakan Media
Realita.
Setiap kelompok diberi kubus dari bekas bungkus kapur tulis, sebagai media realita
sekaligus materi pembelajaran konsep bangun runang kubus. melalui media realita
yang telah di bagikan pada masing-masing klompok. Siswa di harapkan mampu
mengidentifikasi sifat-sifat bangun ruang balok dengan mengisi lembar kerja siswa
yang telah disediakan. Dalam bangun ruang kubus dikenal istilah sisi, titik sudut,
dan rusuk.
Lembar kerja siswa. Pertemuan Pertama Siklus II
5. Permukaan yang membatasi bangun ruang adalah ….
6. Garis yang merupakan pertemuan pertemuan dari dua sisi bangun ruang
adalah …
7. Titik pertemuan dari tiga buah rusuk pada bangun ruang disebut ….
Untuk mengetahui sifat-sifat bangun ruang kubus, mari diperhatikan kardus
yang ada pada klompok masing-masing. Untuk memudahkan siswa
meningidentifikasi sifat-sifat bangun ruang kubus berilah tanda hurup pada
setiap sudut yaitu huruf A B C D, E F G H.
H G
E F
D C
A B
Mari menyebutkan sisi, rusuk, dan titik susut pada kubus ABCD, EFGH.
8. sisi pada balok ABCD, EFGH adalah :
a. sisi ……. d. sisi …..
b. sisi ……. e. sisi …..
c. sisi ……. f. sisi …..
jadi, ada … sisi pada bangun ruang kubus
a. sisi ……. = d. sisi …..
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
113
b. sisi ……. = e. sisi …..
c. sisi ……. = f. sisi …..
lembar kerja pertemuan Pertama
H G
E F
C
A B
1) rusuk-rusuk pada kubus ABCD, EFGH adalah
a) rusuk …. e) rusuk …. i) rusuk ….
b) rusuk …. f) rusuk …. j) rusuk ….
c) rusuk …. g) rusuk …. k) rusuk ….
d) rusuk …. h) rusuk …. l) rusuk ….
Jadi, ada … rusuk pada bangun ruang kubus.
rusuk AB = rusuk …. = rusuk… = rusuk …
rusuk BC = rusuk …. = rusuk… = rusuk …
rusuk AE = rusuk …. = rusuk… = rusuk …
2) Titik-titik sudut pada kubus ABCD, EFGH adalah.
a) Titik Sudut … e) Titik Sudut …
b) Titik Sudut … f) Titik Sudut …
c) Titik Sudut … g) Titik Sudut …
d) Titik Sudut … h) Titik Sudut …
D
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
114
Rusuk
Rusuk
Rusuk
Titik Sudut
Menggambar dan memmbuat jarring-jaring kubus. Pertemuan kedua Siklus II.
Kubus dari kardus bekas yang telah di persiapkan di setiap kelompok di buka untuk
di idenfifikasi serta digambar sesuai dengan bentuk kubusnya, kardus bungkus
kapur merupakan media realita sekaligus sebagai materi pembelajaran
menggambar jaring-jaring kubus.
Sisi
Sisi
Bidang 1 , 2 , 3, 4 , 5 , dan 6 adalah …..
H
G
E
C
A B
D
F
6
5
2
3
4
1
5 3
2
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
115
Kunci jawaban soal siklus I
Instrumen:
1) Pada balok berlaku sifat-sifat sebagai berikut
a) Persegi panjang
b) Persegi panjang
c) 8
d) 12
e) 6
2) Pada bangun ruang kubus berlaku sifat-sifat sebagai berikut
a) Persegi
b) Persegi
c) 8
d) 12
e) 6
3) Gambarlah bangun ruang balok dan kubus.
P O
M rusuk N
L K
I J rusuk
b. gambar bangun ruang kubus
kubus adalah prisma tegak yang mempunyai rusuk sama panjang dan semua sudut
asiku-siku
Sifat-sifat bangun ruang kubus antaralain: (1) mempunyai 6 sisi sama luas;
(2) mempunyai 8 titik sudut; (3) mempunyai dan memiliki 12 rusuk sama
panjang;
gambar bangun ruang kubus sebagai berikut:
H G
E F
A B
Lampiran 14
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
116
Kunci jawaban soal siklus II
Kerjakan soal di bawah ini dengan benar! Gambarlah pada kertas berpetak.
1)
3)
2)
4) Kamar tamu Pak Joko berukuran 3 m × 4 m, akan dipasangi ubin dengan ukuran
25 cm × 25 cm. 192
Berapa buah ubin yang harus dibeli Pak Joko? 192 buah ubin.
5) Bak mandi di sekolah mempunyai panjang 3 m, lebar 1 m, dan kedalaman 2 m.
Jika diisi air sampai penuh, berapa meter kubik air di dalam bak mandi tersebut?
Jawab ; 3 x 1 x 2 = 6 m³.