skripsi kartu domino - digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to...
TRANSCRIPT
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PENGGUNAAN MEDIA KARTU DOMINO
UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERHITUNG
PECAHAN SISWA KELAS III SDN 2 KALANGAN KLATEN
TAHUN PELAJARAN 2010/2011
SKRIPSI
Oleh:
RONY RUSENO
X7109095
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2011
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user ii
PENGGUNAAN MEDIA KARTU DOMINO
UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERHITUNG
PECAHAN SISWA KELAS III SDN 2 KALANGAN KLATEN
TAHUN PELAJARAN 2010/2011
Oleh:
RONY RUSENO
X7109095
SKRIPSI
Ditulis dan Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Mendapatkan
Gelar Sarjana Pendidikan Jurusan Ilmu Pendidikan
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2011
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user iii
PERSETUJUAN
Skripsi dengan judul ”Penggunaan Media Kartu Domino Untuk
Meningkatkan Keterampilan Berhitung Pecahan Siswa Kelas III SDN 2 Kalangan
Klaten Tahun Pelajaran 2010/2011”.
Nama : Rony Ruseno
NIM : X7109095
Telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta pada:
Hari : Rabu
Tanggal : 6 Juli 2011
Persetujuan Pembimbing
Pembimbing I Pembimbing II
Drs. Ngadino Yustinus, M.PdNIP 194910091979031001
Drs. Sukarno, M.PdNIP 195702031983031001
Mengetahui,
Ketua Program Studi PGSD
Drs. Hadi Mulyono, M.Pd.NIP 195610091980121001
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user iv
PENGESAHAN
Skripsi dengan judul ”Penggunaan Media Kartu Domino Untuk
Meningkatkan Keterampilan Berhitung Pecahan Siswa Kelas III SDN 2 Kalangan
Klaten Tahun Pelajaran 2010/2011”.
Nama : Rony Ruseno
NIM : X7109095
Telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima untuk memenuhi
persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.
Hari : Rabu
Tanggal : 3 Agustus 2011
Tim Penguji Skripsi
Nama Terang Tanda Tangan
Ketua : Drs. Hasan Mahfud, M.Pd. ........................
Sekretaris : Dra. Jenny Indrastoeti Siti Poerwanti, M.Pd. ........................
Anggota I : Drs. Ngadino Yustinus, M.Pd. .........................
Anggota II : Drs. Sukarno, M.Pd .........................
Disahkan oleh
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sebelas Maret Surakarta
Dekan
Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd.NIP 19600727 198702 1 001
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user v
ABSTRAK
Rony Ruseno. X7109095. PENGGUNAAN MEDIA KARTU DOMINO UNTUKMENINGKATKAN KETERAMPILAN BERHITUNG PECAHAN SISWAKELAS III SDN 2 KALANGAN KLATEN TAHUN PELAJARAN 2010/2011.Skripsi. Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas SebelasMaret Surakarta, Juni 2011.
Tujuan penelitian ini untuk meningkatkan keterampilan berhitung pecahandengan media kartu domino pada siswa kelas III SDN 2 Kalangan Klaten tahunpelajaran 2010/2011.
Penelitian ini berbentuk Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Subjek yangdigunakan dalam penelitian ini adalah siswa kelas III SDN 2 Kalangan Klaten tahunpelajaran 2010/2011 berjumlah 34 siswa yang terdiri dari 13 siswa laki-laki dan 21siswa perempuan. Sumber data yang digunakan penelitian ini adalah informasi datayaitu siswa dan guru kelas III, dokumen, dan hasil pengamatan pelaksanaanpembelajaran keterampilan berhitung pecahan dengan media kartu domino. Teknikpengumpulan data yang digunakan adalah tes, observasi dan dokumentasi. Untukmenguji validitas data, peneliti menggunakan triangulasi sumber data. Teknikanalisis data yang digunakan adalah model analisis interaktif meliputi tiga buahkomponen yaitu reduksi data, penyajian data, dan penarikan simpulan. Prosespenelitian dilaksanakan dalam tiga siklus. Setiap siklus terdiri dari empat tahap,yaitu: (1) perencanaan tindakan, (2) pelaksanaan tindakan, (3) observasi, dan (4)refleksi.
Berdasarkan hasil penelitian, disimpulkan bahwa penggunaan media kartudomino dapat meningkatkan keterampilan berhitung pecahan siswa kelas III SDN 2Kalangan Klaten tahun pelajaran 2010/2011. Hal ini dapat dibuktikan denganmeningkatnya keterampilan berhitung pecahan yang diperoleh dari nilai rata-ratahasil tes awal kondisi awal yaitu 46,62 dengan ketuntasan klasikal 23,53%. Padasiklus I nilai rata-rata kelas meningkat mencapai 55,74 dengan ketuntasan klasikalmeningkat 52,94%. Tindakan pada siklus II nilai rata-rata kelas meningkat menjadi63,53 dengan ketuntasan klasikal meningkat 70,59%. Dan tindakan pada siklus IIInilai rata-rata kelas meningkat menjadi 72,94 dengan ketuntasan klasikal meningkat82,35%.
Kata kunci : Media kartu domino, keterampilan berhitung pecahan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user vi
ABSTRACT
Rony Ruseno. X7109095. THE USE OF DOMINO CARD MEDIA TOIMPROVE THE FRACTION ARITHMETIC COMPETENCY IN THE IIIGRADERS OF SDN 2 KALANGAN KLATEN IN THE SCHOOL YEAR OF2010/2011. Thesis. Surakarta. Teacher Training and Education Faculty of SebelasMaret University, June 2011.
The objective of research is to improve the fraction arithmetic competency inthe III graders of SDN 2 Kalangan Klaten in the school year of 2010/2011.
This study belongs to a Classroom Action Research. The subject of researchused in this research was the III graders SDN 2 Kalangan Klaten in the school yearof 2010/2011, consisting of 34 students: 13 boys and 21 girls. The data sourceemployed in this research was data information namely the students and Class IIIteacher, document, and result of observation on the implementation of fractionarithmetic competency learning with domino card media. Techniques of collectingdata used were test, observation, and documentation. To validate the data, the writerused data source triangulation. Technique of analyzing data used was an interactivemodel of analysis encompassing three components: data reduction, data display, andconclusion drawing. The research process was done in three cycles. Each cycleconsists of four stages: (1) planning, (2) acting, (3) observing, and (4) reflecting.
Considering the result of research, it can be concluded that the use of dominocard media can improve the fraction arithmetic competency of III graders of SDN 2Kalangan Klaten in the school year of 2010/2011. It can be seen from the increasedfraction arithmetic competency obtained from the mean value of pretest result inprior condition of 46.62 with the classical passing of 23.53%. In the cycle I thisfigure increases to 55.74 and the classical passing is 52.94%. In cycle II, it increasesto 63.53 and classical passing is 70.59%. And in cycle III, it increases to 72.94 andclassical passing is 82.35%.
Keywords: Domino card media, fraction arithmetic competency.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user vii
MOTTO
· Tak ada sesuatu yang lebih menyenangkan daripada menimbulkan senyum
pada wajah orang lain, terutama wajah orang yang kita cintai
(RA Kartini)
· Bukan kurangnya pengetahuan yang menghalangi keberhasilan, tetapi
tidak cukupnya tindakan. Dan bukan kurang cerdasnya pemikiran yang
melambatkan perubahan hidup ini, tetapi kurangnya penggunaan dari
pikiran dan kecerdasan
(Mario Teguh)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user viii
PERSEMBAHAN
Kupersembahkan skripsi ini untuk:
Ø Ibuku dan Ayahku tersayang. Terima kasih atas
segala panjatan doa, kasih sayang, nasihat,
kesabaran, kerja keras, dan pengorbanan yang tiada
terbatas.
Ø Kekasih Tersayang.Terima kasih atas segala doa,
perhatian dan semangat yang tiada terbatas.
Ø Keluarga besar FKIP Universitas Sebelas Maret
Surakarta dan almamaterku tercinta tempatku
menimba ilmu berkarakter kuat dan cerdas untuk
masa depan yang cerah.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user ix
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah
memberikan nikmat dan karunia-Nya kepada kita. Atas kehendak-Nya pula skripsi
dengan judul ”Penggunaan Media Kartu Domino Untuk Meningkatkan Keterampilan
Berhitung Pecahan Siswa Kelas III SDN 2 Kalangan Klaten Tahun Pelajaran
2010/2011” dapat terselesaikan dengan baik sebagai persyaratan untuk mendapatkan
gelar Sarjana Pendidikan.
Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini telah melibatkan berbagai
pihak. Maka dengan segala kerendahan hati penulis menyampaikan ucapan terima
kasih dan penghargaan setulus-tulusnya kepada semua pihak yang telah memberikan
bantuannya. Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada yang terhormat :
1. Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd. selaku Dekan Fakultas Keguruan
dan Ilmu Pendidikan Universitas sebelas Maret Surakarta.
2. Drs. Rusdiana Indianto, M.Pd. selaku Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas sebelas Maret Surakarta.
3. Drs. Hadi Mulyono, M.Pd. selaku Ketua Program Studi PGSD Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas sebelas Maret Surakarta.
4. Drs. Ngadino Yustinus, M.Pd., selaku Pembimbing I yang telah membimbing
serta arahan kepada penulis.
5. Drs. Sukarno, M.Pd. selaku pembimbing II yang telah membimbing dengan
sabar dan memberi masukan bagi penulis hingga skripsi ini dapat
terselesaikan.
6. Prapti Ismumpuni, S.Pd. SD., selaku Kepala Sekolah Dasar Negeri 2 Kalangan
yang telah bersedia memberikan ijin kepada penulis untuk melakukan penelitian.
7. Suparna, A.ma.Pd., selaku guru kelas 3 yang telah bersedia menjadi rekan
kolaborasi dalam penelitian ini.
8. Sahabat-sahabatku di PGSD FKIP UNS yang selama ini telah mewarnai hari-
hariku di masa kuliah, dan berbagai pihak yang tidak mungkin penulis
sebutkan satu-persatu.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user x
Penulis telah berupaya untuk berbuat yang terbaik dalam penyusunan skripsi
ini. Namun demikian, disadari hasilnya masih jauh dari kesempurnaan. Semua ini
tidak lain karena keterbatasan penulis baik pengatahuan dan pengalaman. Oleh
karena itu, segala saran dan kritik membangun sangat diharapkan.
Akhirnya, penulis tetap berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi
para pembaca budiman. Semoga kebaikan dan bantuan dari semua pihak tersebut di
atas mendapat pahala dan imbalan dari Allah.
Surakarta, Juli 2011
Peneliti
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user xi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL......................................................................................... i
HALAMAN PENGAJUAN………………………………………………...... ii
HALAMAN PERSETUJUAN……………………………………………….. iii
HALAMAN PENGESAHAN………………………………………………... iv
ABSTRAK…………………………………………………………………… v
ABSTRACT…………………………………………………………………… vi
MOTTO………………………………………………………………………. vii
PERSEMBAHAN……………………………………………………………. viii
KATA PENGANTAR ..................................................................................... ix
DAFTAR ISI ................................................................................................. xi
DAFTAR TABEL……………………………………………………………. xiv
DAFTAR GAMBAR………………………………………………………… xv
DAFTAR LAMPIRAN………………………………………………………. xvii
BAB I PENDAHULUAN………………………………………………… 1
A. Latar Belakang Masalah .............................................................................
B. Rumusan Masalah………………………………………………………...
C. Tujuan Penelitian………………………………………………………....
D. Manfaat Penelitian………………………………………………………..
1
4
4
5
BAB II KAJIAN PUSTAKA……………………………………………….. 6
A. Kajian Teori……………………………………………………………….
1. Hakikat Media Kartu Domino………………………………………...
a. Pengertian Media…………………………..……………………..
b. Pengertian Kartu Domino………………………………………...
2. Hakikat keterampilan Berhitung Pecahan…………………………….
a. Matematika……………………………………………………….
b. Matematika Sekolah Dasar……………………………………….
6
6
6
8
14
14
14
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user xii
c. Ruang lingkup Matematika kelas III SD…………..……………..
d. Evaluasi Matematika……………….…………………………….
e. Pengertian Keterampilan…………..……………………………..
f. Pengertian Berhitung……………………………………………..
g. Pengertian Pecahan……………………………………………….
h. Belajar Pecahan……………………………………………..........
i. Pengaruh Kartu Domino dalam Pembelajaran Pecahan……….....
B. Hasil Penelitian Yang Relevan....................................................................
C. Kerangka pikir ............................................................................................
D. Hipotesis…………………………………………………………………..
15
17
18
20
20
22
25
26
26
28
BAB III METODE PENELITIAN…………………………………………. 29
A. Setting Penelitian………………………………………………………….
B. Subyek penelitian…………………………………………………………
C. Bentuk dan strategi penelitian……………………………………………
D. Sumber Data ……………………………………………………………..
E. Teknik Pengumpulan Data..........................................................................
F. Validitas Data…………………………………………………………….
G. Analisis Data……………………………………………………………...
H. Indikator kinerja………………………………………………………......
I. Prosedur Penelitian………………………………………………………..
29
30
30
31
31
33
34
34
36
BAB IV HASIL PENELITIAN……………………………………………… 43
A. Profil Tempat Penelitian………………………………………………….. 43
B. Deskripsi Hasil Penelitian………………………………………………... 44
1. Deskripsi Kondisi Awal……………………………………………… 44
2. Deskripsi Siklus I…………………………………………………….. 47
3. Deskripsi Siklus II……………………………………………………. 57
4. Deskripsi Siklus III…………………………………………………… 66
C. Pembahasan Hasil Penelitian dan Temuan……………………………….. 74
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user xiii
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN…………………………. 80
A. Simpulan………………………………………………………………….. 80
B. Implikasi………………………………………………………………….. 80
C. Saran……………………………………………………………………… 81
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………... 83
LAMPIRAN………………………………………………………………….. 86
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user xiv
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Jadwal Penelitian........................................................................... 29
Tabel 2. Indikator Keberhasilan Tindakan Penelitian untuk Aspek
Kualitas Proses…………………………………………………….. 35
Tabel 3. Indikator Keberhasilan Tindakan Penelitian untuk Aspek
Belajar Pecahan…………………………………………………… 35
Tabel 4. Data Frekuensi Nilai Keterampilan Berhitung Pecahan
Sebelum Tindakan ....................................................................... 45
Tabel 5. Data Frekuensi Nilai Keterampilan Berhitung Pecahan Siklus I ..... 53
Tabel 6. Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus I ...................................... 54
Tabel 7. Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I ..................................... 56
Tabel 8. Data Frekuensi Nilai Keterampilan Berhitung Pecahan Siklus II .. 61
Tabel 9. Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus II ..................................... 63
Tabel 10. Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus II .................................... 64
Tabel 11. Data Frekuensi Nilai Keterampilan Berhitung Pecahan Siklus III .. 70
Tabel 12. Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus III .................................... 71
Tabel 13. Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus III ................................... 73
Tabel 14. Perbandingan Prosentase Siswa Belajar Tuntas ............................. 77
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user xv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Contoh Kartu Domino …………………………………………. 9
Gambar 2. Contoh Kartu Domino dengan Nilai Pecahan yang Sama……... 10
Gambar 3. Kartu Domino yang masih dipegang Siswa……………………. 10
Gambar 4. Contoh Kartu Domino dengan Nilai Lambang Bilangan dan
Nilai Gambar …………………………………………………. 11
Gambar 5. Menunjukkan Perbandingan Pecahan dengan Nilai
Lebih Besar…………………………………………………….. 11
Gambar 6. Kartu Domino yang masih dipegang Siswa……………………. 12
Gambar 7. Contoh Kartu Domino dengan Nilai Lambang Bilangan dan
Nilai Gambar 1…………………………………………………. 12
Gambar 8. Menunjukkan Perbandingan Pecahan dengan Nilai
Lebih Kecil……………………………………………………... 13
Gambar 9. Kartu Domino yang masih dipegang Siswa……………………. 13
Gambar 10. Pecahan ………………………………………………………. 22
Gambar 11. Menunjukkan Pecahan dengan Nilai yang Sama………………. 24
Gambar 12. Menunjukkan Pecahan dengan Nilai Lebih Besar……………… 24
Gambar 13. Menunjukkan Pecahan dengan Nilai Lebih Kecil……………… 25
Gambar 14. Kerangka Berpikir……………………………………………… 27
Gambar 15. Tahap-tahap dalam PTK……………………………………….. 31
Gambar 16. Penelitian Tindakan Kelas model Kemmis dan Mc Taggart........ 37
Gambar 17. Kartu Domino………………………………………………….. 44
Gambar 18. Grafik Data Nilai Tes Awal Siswa Kelas III
Sebelum Tindakan……………………………………………. 46
Gambar 19. Grafik Nilai Keterampilan Berhitung Pecahan Siswa
Kelas III Siklus I……………………………………………….. 53
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user xvi
Gambar 20. Grafik Nilai Keterampilan Berhitung pecahan Siswa
Kelas III Siklus II………………………………………………. 62
Gambar 21. Grafik Nilai Keterampilan Berhitung Pecahan Siswa
Kelas III Siklus III……………………………………………… 70
Gambar 22. Grafik Perbandingan Prosentase Siswa Belajar Tuntas………… 77
.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user xvii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Soal Pretest…………………………………………………… 86
Lampiran 2 Kunci Jawaban Pretest………………………………………... 87
Lampiran 3 Daftar Nilai Tes Awal Keterampilan Berhitung Pecahan
Kelas III SD Negeri 2 Kalangan……………………………… 88
Lampiran 4 Silabus………………………………………………………… 90
Lampiran 5 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I…………………. 91
Lampiran 6 Alat Penilaian Kemampuan Guru (APKG ) Siklus I………. 99
Lampiran 7 Lembar Kerja Permainan Siklus I……………………………. 105
Lampiran 8 Lembar Soal Siklus I…………………………………………. 107
Lampiran 9 Kunci Jawaban Siklus I………………………………………. 108
Lampiran 10 Daftar Nilai Siklus I Keterampilan Berhitung Pecahan Kelas
III SD Negeri 2 Kalangan…………………………………….. 109
Lampiran 11 Lembar Penilaian Keompok Bermain Siklus I……………….. 111
Lampiran 12 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II………………... 117
Lampiran 13 Alat Penilaian Kemampuan Guru (APKG ) Siklus II……… 125
Lampiran 14 Lembar Kerja Permainan Siklus II…………………………… 131
Lampiran 15 Lembar Soal Siklus II………………………………………… 132
Lampiran 16 Kunci Jawaban Siklus II……………………………………… 133
Lampiran 17 Daftar Nilai Siklus II Keterampilan Berhitung Pecahan Kelas
III SD Negeri 2 Kalangan…………………………………….. 134
Lampiran 18 Lembar Penilaian Kelompok Bermain Siklus II……………… 136
Lampiran 19 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus III……………….. 142
Lampiran 20 Alat Penilaian Kemampuan Guru (APKG ) Siklus III………. 150
Lampiran 21 Lembar Kerja Permainan Siklus III…………………………... 156
Lampiran 22 Lembar Soal Siklus III………………………………………... 157
Lampiran 23 Kunci Jawaban Siklus III……………………………………... 158
Lampiran 24 Daftar Nilai Siklus III Keterampilan Berhitung Pecahan
Kelas III SD Negeri 2 Kalangan……………………………… 159
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user xviii
Lampiran 25 Lembar Penilaian Kelompok Bermain Siklus III…………….. 161
Lampiran 26 Daftar Nilai…………………………………………………… 167
Lampiran 27 Gambar Kartu Domino……………………………………….. 168
Lampiran 28 Kisi-kisi……………………………………………………….. 170
Lampiran 29 Jurnal Internasional…………………………………………… 171
Lampiran 30 Dokumentasi………………………………………………….. 173
Lampiran 30 Surat Keterangan Penelitian Kepala SDN 2 Kalangan……….. 176
Lampiran 31 Surat Keputusan Dekan FKIP UNS…………………………... 177
Lampiran 32 Surat Permohonan Ijin Penelitian…………………………….. 178
Lampiran 33 Surat Permohonan Ijin Menyusun Skripsi……………………. 179
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan salah satu sarana yang menentukan untuk mencapai
tujuan pembangunan nasional, yaitu mewujudkan suatu masyarakat adil dan makmur
yang merata material dan spiritual berdasarkan Pancasila di dalam wadah Negara
Kesatuan Republik Indonesia yang merdeka bersatu dan berkedaulatan rakyat dalam
suasana kehidupan bangsa yang aman, tenteram, tertib, dan dinamis serta dalam
lingkungan pergaulan dunia yang merdeka, bersahabat, tertib, dan damai. Aspirasi
bangsa yang demikian tidak akan tercapai tanpa melalui pendidikan. Hal itu sejalan
dengan tujuan pembangunan nasional di bidang pendidikan yang menyatakan bahwa
untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan meningkatkan kualitas manusia
Indonesia dalam mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur, serta
memungkinkan para warganya mengembangkan dirinya dari segala aspek, baik
jasmani maupun rohani (pasal 1 UU sisdiknas nomor 2/1989)
Sistem pendidikan nasional mempunyai tujuan dan sekaligus sebagai alat
yang amat penting dalam perjuangan mencapai cita-cita dan mencapai tujuan bangsa
Indonesia dalam mencerdaskan kehidupan bangsa Indonesia. Untuk
mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan
bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki
pengetahuan dan keterampilan, sehat jasmani dan rohani, berkepribadian yang
mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan (pasal 3 UU
Sisdiknas nomor 20/2003).
Sekolah sebagai tempat siswa belajar, dengan harapan dalam belajar akan
memperoleh prestasi belajar dengan baik. Dalam belajar tersebut prestasi yang
dicapai kadang dapat mencapai seperti apa yang diharapkan, tetapi dapat pula tidak.
Hal ini karena daya serap masing-masing siswa berbeda dalam menerima pelajaran
yang disampaikan oleh guru. Prestasi merupakan bukti keberhasilan yang dicapai
oleh siswa sebagai hasil belajar, maka dari itu prestasi yang diperoleh siswa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
2
diharapkan mencapai ketuntasan yaitu di atas 60. Untuk memperoleh prestasi yang
sesuai dengan ketuntasan baik guru dan siswa harus mengetahui apa-apa saja untuk
memperoleh prestasi itu. Adapun salah satu pelajaran yang diharapkan mempunyai
prestasi yang baik adalah pelajaran Matematika.
Matematika adalah salah satu pelajaran yang penting di Sekolah Dasar dan
pelajaran ini nantinya sangat diperlukan dalam kehidupan sehari-hari, maka dari
itu pengajarannya sangat perlu kejelian atau kesungguhan agar siswa benar-benar
menguasai pelajaran Matematika ini. Berdasarkan (Permendiknas nomor 11 tahun
2009: 337) dikemukakan bahwa Matematika merupakan ilmu universal yang
mendasari perkembangan teknologi modern, mempunyai peranan penting dalam
berbagai disiplin dan memajukan daya pikir manusia. Perkembangan pesat di bidang
teknologi informasi dan komunikasi dewasa ini dilandasi oleh perkembangan
Matematika di bidang teori bilangan, aljabar, analisis, teori peluang dan Matematika
diskrit. Untuk menguasai dan mencipta teknologi di masa depan diperlukan
penguasaan Matematika yang kuat sejak dini.
Mata pelajaran Matematika perlu diberikan kepada semua siswa mulai dari
sekolah dasar untuk membekali siswa dengan kemampuan berpikir logis, analitis,
sistematis, kritis dan kreatif serta kemampuan bekerja sama. Kompetensi tersebut
diperlukan agar siswa dapat memiliki kemampuan memperoleh, mengelola dan
memanfaatkan informasi untuk bertahan hidup pada keadaan yang selalu berubah,
tidak pasti dan kompetitif. Tujuan mata pelajaran matematika disekolah dasar bahwa
siswa belajar tidak hanya di bidang kognitif saja tapi meluas bidang psikomotor dan
afektif. Pembelajaran Matematika perlu menampak kemampuan berfikir yang
matematis dalam diri siswa, yang bermuara dalam kemampuan menggunakan
Matematika sebagai bahasa dan alat dalam menyelesaikan masalah-masalah yang
dihadapi dalam kehidupanya, hasil lain yang tidak dapat diabaikan adalah
terbentuknya kepribadaian yang baik dan kokoh.
Ciri-ciri matematika adalah memiliki objek yang abstrak, mendasarkan diri
pada kesepakatan-kesepakatan, sepenuhnya menggunakan pola pikir deduktif dan
dijiwai dengan kebenaran konsistensi. Menurut Sutawijaya dalam Siti Hawa (2008:
1) Matematika mengkaji benda-benda abstrak (benda pikiran) yang disusun dalam
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
3
suatu sistem aksiomatis dengan mengunakan simbol (lambang) dan penalaran
dedukatif. Sedangkan menurut Hudoyo dalam Siti Hawa (2008: 1) matematika
berkenaan dengan ide (gagasan-gagasan), hubungan-hubungan yang diatur secara
logis sehingga Matematika berkaitan dengan konsep-konsep abstrak. Sebagai guru
matematika dalam menanamkan pemahaman seseorang belajar matematika utamanya
bagaimana menanamkan pengetahuan konsep-konsep dan pengetahuan prosedural.
Mata pelajaran Matematika nantinya sangat diperlukan dalam kehidupan
sehari-hari. Oleh karena itu dalam pembelajaran diperlukan kesungguhan agar siswa
benar-benar menguasai pelajaran Matematika. Kewajiban para guru untuk
menanamkan rasa senang terhadap materi pelajaran Matematika, dengan memberi
rangsangan dan dorongan kepada siswa. Salah satu caranya adalah pembelajaran
Matematika dengan menggunakan media yang sesuai dengan materinya. Oleh karena
itu, guru kelas dapat memilih media pembelajaran yang sesuai dengan tingkat
perkembangan anak Sekolah Dasar khususnya anak kelas III.
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan secara kolaborasi dengan guru
kelas di SDN 2 Kalangan kecamatan Pedan kabupaten Klaten Tahun Pelajaran
2010/2011 terhadap hasil ulangan harian keterampilan berhitung pecahan pada
semester II, ternyata hasil nilai rata-rata kelas rendah dibandingkan materi yang lain.
Bahkan setelah dicoba pada siswa kelas III untuk mengerjakan dua puluh soal
pecahan, dari tiga puluh empat siswa yang mengerjakan hanya delapan orang siswa
yang memperoleh nilai di atas nilai KKM, sedangkan dua puluh enam siswa lainnya
memperoleh nilai di bawah KKM. Sedangkan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)
mata pelajaran matematika adalah 60. Hal ini menunjukkan bahwa penguasaan
siswa terhadap materi bidang studi Matematika masih rendah terutama penguasaan
dalam menyelesaikan soal-soal pecahan.
Kenyataan di atas menunjukkan bahwa mata pelajaran matematika merupakan
mata pelajaran yang tidak mudah dipahami. Rendahnya penguasaan materi
matematika khususnya materi pecahan dimungkinkan selain kurang jelasnya guru
dalam memberikan penjelasan materi kepada siswa, dapat juga karena kurangnya
media dalam kegiatan belajar-mengajar dan kurangnya minat siswa karena
pembelajarannya yang kurang menarik dan menyenangkan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
4
Kartu domino merupakan permainan yang belum dikenal siswa kelas III SDN
2 Kalangan. Cara bermain kartu ini sama persis seperti kita bermain kartu domino,
akan tetapi bentuk kartunya saja yang berbeda. Kartu domino adalah salah satu
permainan yang mengandalkan kemampuan berhitung dan ketelitian. Fungsi kartu
domino adalah untuk membantu siswa memahami konsep lambang pecahan dan
penjumlahan pecahan (Depdikbud 1995/1996: 14). Secara tidak langsung siswa
dituntut untuk menguasai fakta dasar pecahan dalam memainkan kartu domino.
Bentuk dari kartu domino yang menarik membuat siswa merasa senang bermain
meskipun secara tidak langsung sudah mempelajari matematika. Kartu domino juga
merangsang kemampuan motorik siswa. Jika anak senang dan ada gerakan-gerakan
maka kemampuan kognitifnya akan berkembang. Jadi, dapat disimpulkan bahwa
dengan bermain, anak akan merasa senang sekaligus anak belajar lewat permainan
tersebut sehingga kemampuan kognitifnya akan berkembang.
Berdasarkan uraian di atas peneliti merasa perlu untuk melakukan penelitian
tindakan kelas dengan judul ”Penggunaan Media Kartu Domino untuk
Meningkatkan Keterampilan Berhitung Pecahan Siswa Kelas III SDN 2 Kalangan
Klaten Tahun Pelajaran 2010/2011”.
B. Perumusan Masalah
Dalam Penelitian Tindakan Kelas ini, dirumuskan sebagai berikut :
Apakah penggunaan media Kartu Domino dapat meningkatkan keterampilan
berhitung pecahan siswa kelas III SDN 2 Kalangan Klaten Tahun Pelajaran
2010/2011?
C. Tujuan Penelitian
Penelitian Tindakan Kelas ini bertujuan untuk :
Meningkatkan keterampilan berhitung pecahan melalui Penggunaan Media Kartu
Domino siswa kelas III SDN 2 Kalangan Klaten Tahun Pelajaran 2010/2011.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
5
D. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan manfaat, diantaranya yaitu :
1. Manfaat Praktis
a. Bagi Siswa
Adanya peningkatkan pemahaman konsep-konsep matematika khususnya
Materi pecahan.
b. Bagi Guru
Dapat menambah wawasan guru dalam mengembangkan media
pembelajaran untuk meningkatkan keterampilan berhitung pecahan dalam
pembelajaran matematika.
c. Bagi Sekolah
Sebagai masukan bagi sekolah dalam meningkatkan profesionalisme guru
khususnya dalam pembelajaran matematika dan menambah variasi media
pembelajaran yang dapat meningkatkan kualitas pendidikan.
2. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan mampu menghasilkan manfaat teoritis yaitu
dapat memberikan sumbangan pemikiran dan tolak ukur kajian pada penelitian
lebih lanjut yaitu berupa alternatif yang dapat dipertimbangkan dalam usaha
memperbaiki mutu pendidikan dan mempertinggi interaksi belajar mengajar
khususnya dalam pembelajaran pecahan dengan menggunakan media kartu
domino.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 6
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. KAJIAN TEORI
1. Hakikat Media Kartu Domino
a. Pengertian Media
Media berasal dari bahasa latin medium yang artinya perantara yang
membawa pesan dari sumber untuk disampaikan kepada penerima pesan (Sri
Anitah W, (2008: 6). Sedangkan media pengajaran menurut R. Ibrahim
(1991/1992: 78) adalah segala alat bantu yang dapat memperlancar
keberhasilan mengajar. Alat bantu mengajar ini berfungsi membantu pencapaian
tujuan. Oleh karena itu dalam proses belajar mengajar, guru harus selalu
menghubungkan alat bantu mengajar dengan kegiatan mengajarnya. Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud media adalah alat atau sarana
yang digunakan sebagai perantara (medium) untuk menyampaikan pesan dalam
mencapai tujuan pembelajaran.
Adapun menurut Gagne (dalam Azhar Arsyad, 2010: 5) , media adalah
berbagai jenis komponen sumber belajar atau wahana fisik yang mengandung
materi instruksional di lingkungan siswa yang dapat merangsang siswa untuk
belajar. Sementara itu Briggs (dalam Azhar Arsyad, 2010 : 4) menyatakan bahwa
media adalah segala alat fisik yang dapat menyajikan pesan serta merangsang
siswa untuk belajar. Pada mulanya media hanya dianggap sebagai alat bantu
mengajar guru (teaching aids) Alat bantu yang dipakai adalah alat bantu visual,
misalnya gambar, model, objek, dan alat-alat lain yang tujuannya dapat
memberikan pengalaman konkret, meningkatkan motivasi belajar, mempertinggi
daya serap, dan retensi belajar siswa.
Menurut M. Djauhar Siddiq (2008: 36), media pembelajaran adalah segala
bentuk perantara atau pengantar penyampaian pesan dalam proses komunikasi
pembelajaran. Dari berbagai pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa media
merupakan alat atau sarana prasarana yang digunakan sebagai perantara untuk
menyampaikan pesan dalam rangka memperlancar jalannya pembelajaran dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
7
mencapai tujuan pembelajaran. Beberapa fungsi dari media pembelajaran dalam
proses komunikasi pembelajaran diantaranya sebagai berikut:
1) Berperan sebagai komponen yang membantu mempermudah/ memperjelas
materi atau pesan pembelajaran dalam proses pembelajaran.
2) Membuat pembelajaran menjadi lebih menarik.
3) Membuat pembelajaran lebih realistis/objektif.
4) Menjangkau sasaran yang luas.
5) Mengatasi keterbatasan jarak dan waktu, karena dapat menampilkan pesan
yang berada di luar ruang kelas dan dapat menampilkan informasi yang
terjadi pada masa lalu, mungkin juga masa yang akan datang.
6) Mengatasi informasi yang bersifat membahayakan, gerakan rumit, objek
yang sangat besar dan sangat kecil, semua dapat disajikan menggunakan
media yang telah dimodifikasi.
7) Menghilangkan verbalisme yang hanya bersifat kata-kata (M. Djauhar Siddiq,
2008: 21).
Arif Sadiman, dkk (2010: 17) kegunaan media pembelajaran dalam proses
pembelajaran adalah :
1) Memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat verbalistis
(dalam bentuk kata-kata tertulis atau lisan belaka)
2) Mengatasi keterbatasan ruang, waktu, dan daya indera, misalnya :
a) objek yang terlalu besar bisa digantikan dengan realitas, gambar, film,
atau model.
b) objek yang kecil dibantu dengan proyektor mikro, film atau gambar.
c) gerak yang terlalu lambat atau terlalu cepat, dapat dibantu dengan
timelapse atau highspeed photography.
d) Kejadian atau peristiwa yang terjadi di masa lalu bisa ditampilkan lagi
lewat rekaman film, video, foto, maupun secara verbal;
e) Objek-objek yang terlalu kompleks (misalnya mesin) dapat disajikan
dalam model, diagram, dan lain-lain;
f) Konsep yang terlalu luas (gunung berapi, gempa bumi, iklim, dan lain-
lain) dapat divisualisasikan dalam bentuk film, gambar, dan sebagainya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
8
3) Penggunaan media pendidikan secara tepat dan bervariasi dapat mengatasi
sikap pasif anak didik. Dalam hal ini media pembelajaran berguna untuk:
a) menimbulkan kegairahan belajar;
b) memungkinkan interaksi lebih langsung antara anak didik dengan
lingkungan dengan kenyataan;
c) memungkinkan anak didik belajar sendiri-sendiri menurut kemampuan
dan minatnya.
4) Sifat unik tiap siswa, lingkungan dan pengalaman yang berbeda, kurikulum
dan materi pendidikan ditentukan sama untuk setiap siswa, maka guru akan
kesulitan bila harus diatasi sendiri. Lebih sulit lagi bila latar belakang
lingkungan guru dan siswa juga berbeda. Masalah ini dapat diatasi dengan
media pendidikan, yaitu kemampuannya dalam :
a) memberikan perangsang yang sama
b) mempersamakan pengalaman
c) menimbulkan persepsi yang sama.
b. Pengertian Kartu Domino
Berhubungan dengan media, dalam pembelajaran pecahan media yang
dapat digunakan adalah kartu domino. Menurut Aulia Rakhma (2010: 24) Kartu
domino adalah kartu permainan dimana bentuk kartunya mirip dengan kartu
domino dan cara bermainnya sama seperti kita bermain kartu domino dengan
bentuk setiap kartu persegi panjang dan dibagi dua sisi yaitu sisi kanan dengan
nilai bilangan pecahan dan sisi kiri dengan nilai pecahan gambar. Sedangkan
kegunaan media kartu domino ini adalah untuk membantu para siswa untuk
memahami konsep lambang pecahan dan penjumlahan pecahan pada tingkat
Sekolah Dasar, Depdikbud (1996: 14). Kartu domino pecahan sebagai media
pembelajaran dapat dimanfaatkan oleh guru dan siswa dalam mengatasi
pemahaman pecahan. Media ini juga dapat dimanfaatkan untuk pembelajaran
menulis dan membaca pecahan dengan gambar dan membandingkan pecahan
yang berpenyebut sama. Media ini sangat sederhana, dan terkait dengan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
9
kehidupan sehari-hari (http://apakabarpsbg.wordpress.com diakses tanggal 29
Juli 2011)
Kartu domino ini memiliki kelemahan dan kelebihan. Kelebihan dari
kartu ini praktis dibawa kemana saja, bentuknya tetap, warnanya menarik siswa,
dan mudah dalam penggunaannya. Sedangkan kelemahan dari kartu ini yaitu
mudah sobek, tidak tahan lama, dan apabila siswa salah dalam penggunaannya
dalam arti bukan untuk pembelajaran, bisa membuat kerugian karena salah dalam
pemanfaatannya.
Berdasar pendapat tersebut diatas dapat disimpulan bahwa kartu domino
adalah kartu permainan sederhana dimana bentuk dan cara bermainnya mirip
dengan kartu domino yang berguna membantu guru dan siswa sekolah dasar
untuk menulis dan membaca pecahan, memahami konsep lambang pecahan,
membandingkan pecahan, dan menjumlahkan pecahan.
Cara bermain kartu domino untuk pembelajaran pecahan adalah sebagai
berikut:
1) Cara Bermain Kartu Domino (Membandingkan pecahan yang nilainya
sama)
a) Kocok kartu domino tersebut
b) Bagikan kepada masing-masing anggota 3 sampai 4 siswa, masing-masing
anggota memegang 9 atau 7 kartu.
c) Setelah dibagikan habis, siswa yang pertama mendapatkan kartu
menjatuhkan sebuah kartu, misalnya :
Gambar 1. Contoh Kartu Domino dengan Nilai Lambang
Bilangan dan Nilai Gambar
d. Siswa yang kedua menjatuhkan kartu yang memuat gambar atau
lambang bilangan . Misalnya seperti di bawah ini.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
10
Gambar 2. Contoh Kartu Domino dengan Nilai Pecahan
yang Sama
e. Apabila tidak mempunyai kartu yang memuat gambar atau lambang
bilangan , maka digantikan dengan siswa ketiga dan begitulah seterusnya.
f. Apabila hal seperti diatas sudah tidak dapat dilanjutkan, maka dihitung
jumlah pecahan pada kartu yang masih dipegangnya. Misalnya seorang
siswa memegang tiga buah kartu sebagai berikut :
Gambar 3. Kartu Domino yang masih dipegang Siswa
Maka jumlah pecahan yang dipunyai adalah :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
11
g. Sebagai siswa yang menang adalah siswa yang tidak memegang kartu
sama sekali atau (kalau tidak ada yang tidak memegang kartu sama sekali)
siswa yang memegang kartu atau kartu-kartu yang jumah pecahannya
paling sedikit.
2) Cara Bermain Kartu Permainan Domino (Membandingkan pecahan
yang nilainya lebih besar)
a) Kocok kartu domino tersebut.
b) Bagikan kepada masing-masing anggota, masing-masing anggota
memegang 9 atau 7 kartu.
c) Setelah dibagikan habis, siswa yang pertama mendapatkan kartu
menjatuhkan sebuah kartu, misalnya :
Gambar 4. Contoh Kartu Domino dengan Nilai Lambang Bilangan
dan Nilai Gambar
d) Letakkan kartu yang nilainya lebih besar, gambar dengan gambar, angka
dengan angka, atau angka dengan gambar juga bisa.
Gambar 5. Menunjukkan Perbandingan Pecahan dengan Nilai
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
12
Lebih Besar
e) Apabila tidak mempunyai kartu yang bernilai lebih besar dari lambang
bilangan atau gambar , maka digantikan dengan siswa ketiga dan
begitulah seterusnya.
f) Apabila hal seperti diatas sudah tidak dapat dilanjutkan, maka dihitung
jumlah pecahan pada kartu yang masih dipegangnya. Misalnya seorang
siswa memegang dua buah kartu sebagai berikut :
Gambar 6. Kartu Domino yang masih dipegang Siswa
Maka jumlah pecahan yang dipunyai adalah :
g) Sebagai siswa yang menang adalah siswa yang tidak memegang kartu
sama sekali atau (kalau tidak ada yang tidak memegang kartu sama sekali)
siswa yang memegang kartu atau kartu-kartu yang jumah pecahannya
paling sedikit.
3) Cara Bermain Kartu Permainan Domino (Membandingkan
pecahan yang nilainya lebih kecil)
a) Kocok kartu domino tersebut.
b) Bagikan kepada masing-masing anggota, masing-masing anggota
memegang 9 atau 7 kartu.
c) Setelah dibagikan habis, siswa yang pertama mendapatkan kartu
menjatuhkan sebuah kartu, misalnya :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
13
Gambar 7. Contoh Kartu Domino dengan Nilai Lambang
Bilangan dan Nilai Gambar 1
d) Letakkan kartu yang nilainya lebih kecil, gambar dengan gambar, angka
dengan angka, atau angka dengan gambar juga bisa.
Gambar 8. Menunjukkan Perbandingan Pecahan dengan Nilai
Lebih Kecil
e) Apabila tidak mempunyai kartu yang bernilai lebih kecil dari lambang
bilangan atau gambar 1, maka digantikan dengan siswa ketiga dan
begitulah seterusnya.
f) Apabila hal seperti diatas sudah tidak dapat dilanjutkan, maka dihitung
jumlah pecahan pada kartu yang masih dipegangnya. Misalnya seorang
siswa memegang dua buah kartu sebagai berikut :
Gambar 9. Kartu Domino yang masih dipegang Siswa
Maka jumlah pecahan yang dipunyai adalah :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
14
g) Sebagai siswa yang menang adalah siswa yang tidak memegang kartu
sama sekali atau (kalau tidak ada yang tidak memegang kartu sama sekali)
siswa yang memegang kartu atau kartu-kartu yang jumah pecahannya
paling sedikit.
2. Hakikat Keterampilan Berhitung Pecahan
a. Matematika
Matematika menurut Ruseffendi dalam Heruman (2008: 1) menyatakan
bahwa: Matematika adalah bahasa simbol; ilmu deduktif yang tidak
menerima pembuktian secara induktif; ilmu tentang pola keteraturan, dan
struktur yang terorganisasi, mulai dari unsur yang tidak didefinisikan, ke unsur
yang didefinisikan, ke aksioma atau postulat, dan akhirnya ke dalil. Sedangkan
hakikat matematika menurut Soedjadi dalam Heruman (2008: 1), yaitu memiliki
objek tujuan abstrak, bertumpu pada kesepakatan, dan pola pikir yang deduktif.
Mathematics is pervading every study and technique in our modern world,bringing ever more sharply into focus the responsibilities laid upon those whosetask it is to teach it. Most prominent among these is the difficulty of presentingan interdisciplinary approach so that one professional group may benefit fromthe experience of others. (http://www.tandf.co.uk/journal/titles/0020739X.asp/international+journal+of+Mathematical+Education+in+Science+and+Technology.acces 29/07/2011)
b. Matematika Sekolah Dasar
Dalam GBPP disebutkan bahwa yang dimaksud Matematika Sekolah
adalah Matemetika yang diajarkan di sekolah SD dan di sekolah Menengah.
Matematika tersebut terdiri atas bagian–bagian Matematika yang dipilih guna
menumbuh kembangkan kemampuan–kemampuan dan membentuk pribadi siswa
serta mengikuti perkembangan IPTEK. Ini berarti bahwa Matemetika sekolah
tidak dapat dipisahkan sekali dan cirri-ciri penting yang dimiliki Matematika
yaitu (1) Memiliki obyek yang abstrak (2) Memiliki pola pikir deduktif dan
konsisten (Depdikbud 1995: 1).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
15
Di lain pihak Hudoyo (1981: 134) menyatakan bahwa Matematika sekolah
dasar adalah untuk mempersiapkan anak didik agar sanggup untuk menghadapi
perubahan keadaan dalam kehidupan dunia yang senantiasaberubah melalui
latihan bertindak atas dasar pemikiran logis dan rasional, kritis dan cermat,
obyektif, efektif,diperhitungkan secara analisis-sintesis serta untuk
mempersiapkan anak didik agar menggunakan matematika secara fungsional
dalam kehidupan sehari-hari dan didalam ilmu pengetahuan.
Dijelaskan pula bahwa fungsi matematika sekolah adalah sebagai salah
satu unsur masukan instrumental yang memiliki obyek dasar abstrak dan
berlandaskan kebenaran konsistensi dalam sistem proses belajar mengajar untuk
mencapai tujuan pendidikan.
c. Ruang Lingkup Matematika Kelas III SD
Berdasarkan KTSP 2006 Pelajaran Matematika pada kelas III terdapat 5 standar
kompetensi yang harus tercapai. Salah satu standar kompetensi yang harus
tercapai pada semester 2 sebagai berikut :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
16
3.2M
embanding-
kan pecahan.
Kom
petensiD
asar
SILA
BU
SSekolah
: SDK
elas/Semester
: III/2M
ata Pelajaran: M
atematika
Tem
a: Pekerjaan
Standar Kom
petensi: 3. M
emaham
i pecahan sederhana dan penggunaannya dalam pem
ecahan masalah.
Pecahan
Materi P
okok/P
embelajaran
-M
enentukanperbandingan nilaipecahan denganm
emperhatikan
gambar.
-M
enentukanperbandingan nilaipecahan denganm
elihat letaknyapada garisbilangan.
Kegiatan
Pem
belajaran
3.2.1 Mem
banding-kan nilai duapecahan dengangam
bar.3.2.2 M
embanding-
kan nilai duapecahan dengangaris bilangan.
Indikator
Kuis
Tes
Teknik
Penilaian
Lisan
Tert ulis
Bentuk
Instrumen
1.
….
2.-I----I----I----I----I --0I---I---I---I---I---I --
I--0…
…..
Contoh Instrum
en
3
Alokasi
Waktu
(jp)
Buku M
atematika
kelas III, karanganN
ur Akhsin
dan Heny
Kusum
awati,
halaman 106–110
Sum
ber/B
ahan/A
latP
embelajaran
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
17
d. Evaluasi Matematika
Menurut Poerwadarminta dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1984:
238) evaluasi adalah penilaian. Dalam wakhinudin.wordpress.com di akses 8
Maret 2011, evaluasi adalah kegiatan yang terencana untuk mengetahui keadaan
sesuatu objek dengan menggunakan instrument dan hasilnya dibandingkan
dengan tolak ukur untuk memeperoleh kesimpulan. Sedangkan menurut Sarwiji
S (2009: 7) evaluasi adalah suatu proses untuk mengetahui apakah program
kegiatan telah sesuai dengan tujuan atau kriteria yang telah ditetapkan. Evaluasi
pembelajaran terbagi menjadi 3 yaitu :
1) Evaluasi Proses
Dalam evaluasi proses pembelajaran dapat dilakukan dengan beberapa
tindakan yaitu :
a) Observasi
Observasi merupakan kegiatan memantau keseluruhan proses
pembelajaran.
b) Evaluasi Kinerja
Evaluasi Kinerja/observasi merupakan evaluasi yang dilakukan dengan
mengamati kegiatan siswa dalam melakukan sesuatu.
c) Evaluasi Sikap
Sikap bermula dari perasaan (suka atau tidak suka) yang terkait dengan
kecenderungan seseorang dalam merespon sesuatu.
d) Evaluasi Proyek / Tugas
Evaluasi proyek / tugas merupakan kegiatan evaluasi terhadap suatu tugas
yang harus diselesaikan dalam periode/waktu tertentu.
e) Evaluasi produk
Evaluasi produk adalah evaluasi terhadap proses pembuatan dan kualitas
suatu produk.
f) Evaluasi Portofolio
Menurut Gennes dalam Sarwiji S (2009: 92), portofolio adalah
sekumpulan pekerjaan siswa yang dapat menunjukkan kepada mereka
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
18
(juga bagi yang lain) atas usaha, kemajuan, dan pencapaian mereka dalam
bidang studi tertentu.
g) Evaluasi Diri
Evaluasi diri adalah suatu teknik evaluasi dimana siswa diminta untuk
menilai dirinya sendiri berkaitan dengan status, proses, dan tingkat
pencapaian kompetensi yang dipelajarinya dalam mata pelajaran tertentu.
2) Evaluasi Hasil
Dalam evaluasi hasil pembelajaran matematika, dapat dilakukan dengan
mengadakan tes. Menurut Nurkancana dalam Sarwiji S (2009: 39) Tes adalah
suatu cara untuk melakukan evaluasi yang berbentuk tugas-tugas yang harus
dikerjakan siswa untuk mendapatkan data tentang nilai dan prestasi siswa
tersebut yang dapat dibandingkan dengan yang dicapai kawan-kawannya atau
nilai standar yang ditetapkan.
3) Evaluasi Cara Bermain Kartu Domino
Evaluasi penggunaan kartu domino oleh siswa dapat dilihat melalui:
a) Kemampuan memahami konsep pecahan
b) Menemukan cara bermain kartu domino pada saat siswa secara kelompok
memainkannya
c) Membandingkan antara pecahan satu dengan pecahan yang lain
d) Ketuntasan hasil belajar
Sesuai dengan aspek-aspek tersebut di atas maka evaluasi dapat berupa
evaluasi kinerja/observasi, evaluasi sikap, evaluasi proyek/tugas, evaluasi
diri, dan evaluasi hasil.
e. Pengertian Keterampilan
Menurut Poerwadarminta (1984: 1088) keterampilan adalah kecakapan
atau kemampuan untuk melakukan sesuatu dengan baik dan cermat. Dalam
aksay.multiply.com di akses 5 Februari 2011, keterampilan adalah keahlian yang
bermanfaat bagi masyarakat. Istilah keterampilan mengacu pada kemampuan
untuk melakukan sesuatu dalam cara yang efektif. Keterampilan ditentukan
bersama dengan belajar dan keturunan. Keterampilan dapat didefinisikan secara
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
19
abstraksi dan umum (kecerdasan, keterampilan hubungan antar pribadi sehingga
secara sempit dan spesifik (pertimbangan verbal, kemampuan persuasif)
(aksay.multiply.com diakses 5 Februari 2011).
Menurut Patten yang dikutip dalam Sri Wahyuni (2009: 5)
keterampilan adalah suatu kemampuan siswa yang dibawa ke tempat
belajar, pengetahuan, kecakapan-kecakapan interpersonal dan kecakapan
kecakapan teknis. Para siswa yang tidak memiliki kemampuan yang diperlukan
untuk pembelajaran mungkin tidak mampu menghasilkan prestasi yang baik.
Seorang guru akan mempersempit kemungkinan-kemungkinan untuk
mengenali pembelajaran siswa dengan membandingkan hasil dan perilaku,
masalah-masalah kondisi yang menghambat aktivitas belajar akan menjadi jauh
lebih jelas. Hal ini membawa siswa ke tahap berikutnya yang lebih baik dari
upaya dan keterampilan.
Tingkat keterampilan hanya dinilai dengan melihat prestasi seorang siswa.
Setiap nilai yang di bawah standar melambangkan kekurangan. Siswa yang
berprestasi rendah mungkin membutuhkan bimbingan lagi. Bila siswa tetap
belajar, mereka membutuhkan banyak pelatihan. Penting juga untuk
diperhatikan bahwa siswa yang berprestasi baik memperlihatkan cukup
keterampilan.
Menurut Raynor yang dikutip dalam Sri Wahyuni (2009: 5-6), sebenarnya
siswa dengan nilai keterampilan di atas standar mungkin terlalu mampu untuk
pelajaran sekarang. Dalam hal ini siswa membutuhkan pengaturan belajar
kembali untuk memberikan banyak tantangan.
Dalam saifulmmuttaqin.blogspot.com di akses 5 Februari 2011,
keterampilan adalah usaha untuk memperoleh kompetensi cekat, cepat dan tepat
dalam menghadapi permasalahan belajar. Dalam hal ini, pembelajaran
Keterampilan dirancang sebagai proses komunikasi belajar untuk mengubah
perilaku siswa menjadi cekat, cepat dan tepat melalui belajaran kerajinan dan
teknologi rekayasa dan teknologi pengolahan. Perilaku terampil ini dibutuhkan
dalam keterampilan hidup manusia di masyarakat (saifulmmuttaqin.blogspot.com
di akses 5 Februari 2011)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
20
Menurut berbagai pendapat di atas, keterampilan merupakan keahlian yang
dimiliki oleh seseorang di mana keahlian itu timbul dikarenakan faktor
keturunan dan kebiasaan seseorang itu belajar dan berlatih.
f. Pengertian Berhitung
Menurut David Glover (2007: 30) In Arith Matic you add subtract multy
play and devide numbers. Aritmatika berhubungan dengan menjumlah,
mengurang, mengali dan membagi bilangan. Menurut Purwodarminta (1993:
311), berhitung adalah mengerjakan hitungan (menjumlahkan, mengurangkan,
dsb).
Menurut Nurkhasanah dan Didik Tumianto (2007: 243), berhitung adalah
mengerjakan hitungan dan aritmatika atau berhitung adalah cabang Matematika
yang berkenaan dengan sifat hubungan-hubungan bilangan-bilangan nyata
dengan perhitungan mereka terutama menyangkut penjumlahan, pengurangan,
perkalian dan pembagian. Secara singkat berhitung adalah pengetahuan tentang
bilangan. Berhitung merupakan salah satu tahapan belajar yang harus dilalui
setiap anak oleh karena itu tidak ada salahnya jika kita sebagai orang tua atau
guru mengajari anak untuk berhitung sedini mungkin, dikarenakan berhitung
sangat erat dengan angka-angka (indonesiatera.com/belajar-berhitung-dengan-
aritmatic.html, di akses 4 Maret 2011).
Dalam perkembangan aritmatika atau berhitung selanjutnya, penggunaan
bilangan sering diganti dengan objek, penggunaan objek dalam aritmatika inilah
yang kemungkinan disebut aljabar Dali S. Naga, dalam Mulyono Abdurrahman
(1999: 253).
Berdasarkan pendapat-pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa
berhitung adalah cabang Matematika yang berhubungan dengan perhitungan
yang menyangkut penjumlahan, pengurangan, perkalian dan pembagian.
g. Pengertian Pecahan
Menurut Gatot Muhsetyo, dkk (2008: 45) mengatakan bahwa pecahan
adalah suatu lambang yang memuat pasangan berurutan bilangan-bilangan bulat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
21
p dan q ( q 0 ), ditulis dengan , p disebut pembilang (numerator) dan q
disebut penyebut (denumerator), untuk mengatakan nilai x yang memenuhi
hubungan p = q = x. Pecahan pada prinsipnya menyatakan beberapa bagian dari
sejumlah bagian yang sama seluruh jumlah bagian yang sama tersebut bersama-
sama membentuk satuan (unit). Dua macam keadaan yang perlu penekanan
adalah konsep keseluruhan sebagai satuan dan konsep sama. Kedua konsep ini
dapat berkaitan dengan geometri dan bilangan cacah. Kaitan masing-masing
dapat ditunjukkan dengan menggunakan benda-benda manipulatif, misalnya
kertas karton.
Pecahan yang dipelajari siswa SD merupakan bagian bilangan rasional.
Pecahan biasa merupakan lambang bilangan yang digunakan untuk
melambangkan bilangan pecah. Menurut Kennedy dalam Sukayati (2003:1)
pecahan memiliki makna sebagai berikut:
1) Pecahan sebagai bagian yang berukuran sama dari yang utuh atau
keseluruhan.
2) Pecahan sebagai bagian dari kelompok-kelompok yang beranggotaka sama
banyak atau juga menyatakan pembagian.
3) Pecahan sebagai perbandingan atau rasio
Menurut Muchtar A. Karim (1997: 6.4) pecahan adalah perbandingan
bagian yang sama terhadap keseluruhan dari suatu benda atau himpunan bagian
yang sama terhadap keseluruhan dari suatu himpunan terhadap himpunan
semula. Maksud dari “perbandingan bagian yang sama terhadap keseluruhan
dari suatu benda” adalah apabila suatu benda dibagi menjadi beberapa bagian
yang sama, maka perbandingan setiap itu dengan keseluruhan bendanya
menciptakan lambang dasar suatu pecahan. Sedangkan maksud dari “himpunan
bagian yang sama terhadap keseluruhan dari suatu himpunan terhadap
himpunan semula” yaitu suatu himpunan dibagi atas himpunan bagian yang
sama, maka perbandingan setiap himpunan bagian yang yang sama itu terhadap
keseluruhan himpunan semula akan menciptakan labang dasar suatu pecahan.
Dari pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa pecahan adalah bilangan
yang mempunyai jumlah kurang atau lebih dari utuh, yang dapat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
22
dinyatakan sebagai perbandingan dua bilangan cacah a dan b, ditulis dengan b
0 yang terdiri dari pembilang dan penyebut, pembilangan merupakan
bilangan terbagi, dan penyebut merupakan bilangan pembagi.
h. Belajar Pecahan
Belajar pecahan pada siswa SD terutama pada siswa kelas III, salah
satu materinya yaitu tentang membandingkan besarnya nilai pecahan. Daerah
yang diberi warna adalah 1 bagian dari 2. Oleh karena itu, daerah tersebut
menunjukkan pecahan Pecahan dibaca satu per dua.angka 1 menunjukkan
pembilang dan angka 2 disebut penyebut.
Gambar 10. Pecahan
Dalam belajar membandingkan pecahan dapat menggunakan cara berikut ini :
…
Dimana : a sebagai pembilang 1
d sebagai pembilang 2
b sebagai penyebut 1
e sebagai penyebut 2
Cara penyelesaian:
( a x e ) .... ( b x d )
(pembilang 1 x penyebut 2 ) .... (penyebut 1 x pembilang 2)
1) Pecahan yang ekuivalen ( = )
contoh:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
23
cara penyelesaian:
( 2 X 3 ) .... ( 2 X 3 )
6 = 6
Jadi,
2) Pecahan yang nilainya lebih besar ( > )
contoh:
cara penyelesaian:
( 4 X 3 ) .... ( 1 X 7 )
12 > 7
Jadi,
3) Pecahan yang nilainya lebih kecil ( < )
contoh:
cara penyelesaian:
( 2 X 2 ) .... ( 1 X 7 )
4 < 7
Jadi,
Dalam penelitian ini, siswa belajar pecahan dengan menggunakan media
kartu domino. Cara belajar pecahan dengan kartu permainan domino:
1) Pecahan yang Ekuivalen
Dalam mempelajari pecahan yang ekuivalen, siswa memasangkan
gambar dengan angka atau angka dengan angka atau gambar dengan gambar
yang senilai atau ekuivalen (lihat gambar 11).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
24
Gambar 11. Menunjukkan Pecahan dengan Nilai yang Sama
2) Membandingkan Pecahan dengan tanda (>) ”lebih besar”
Dalam membandingkan pecahan yang lnilainya lebih besar, siswa
memasangkan suatu gambar dengan angka atau angka dengan angka atau
gambar dengan gambar yang nilainya lebih besar (lihat gambar 12).
Gambar 12. Menunjukkan Pecahan dengan Nilai Lebih Besar
3) Membandingkan Pecahan dengan tanda (<) ’’lebih kecil”
Dalam membandingkan nilai pecahan yang lebih kecil, siswa
memasangkan suatu gambar dengan angka atau angka dengan angka atau gambar
dengan gambar yang nilainya lebih kecil (lihat gambar 13).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
25
Gambar 13. Menunjukkan Pecahan dengan Nilai Lebih Kecil
h. Pengaruh Kartu Domino dalam Pembelajaran Pecahan
Dalam materi pecahan terutama pada materi membandingkan pecahan,
peranan media kartu domino sangat penting dalam meningkatkan keterampilan
berhitung terutama membandingkan pecahan siswa Kelas III SD. Dalam kegiatan
pembelajaran, ketidakjelasan materi pecahan yang disampaikan oleh guru dapat
dibantu dengan menggunakan media kartu domino sebagai perantara untuk
memudahkan dan memperjelas materi yang akan disampaikan.
Penggunaan media kartu domino dalam pembelajaran pecahan
memegang peranan sangat penting yaitu sebagai alat bantu untuk menciptakan
kegiatan pembelajaran yang efektif dan efisien karena siswa mudah tertarik
sehingga siswa termotivasi akhirnya nilai belajar pecahan siswa dapat
meningkat. Itu terbukti bahwa sebelum guru menggunakan media kartu domino
niali siswa di bawah batas kriteria minimal. Akan tetapi setelah guru
menggunakan media kartu domino, keterampilan siswa meningkat dengan
ditunjukkan nilai belajar pecahan siswa bisa di atas rata-rata kelas dan di atas
kriteria ketuntasan minimal. Jadi, media kartu permainan domino sangat
berpengaruh dalam meningkatkan keterampilan berhitung terutama
membandingkan pecahan pada siswa Kelas III SD.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
26
B. HASIL PENELITIAN YANG RELEVAN
Bunyamin (2010) dengan judul Penggunaan Media Benda Konkrit Guna
Meningkatkan Pemahaman Konsep Nilai Pecahan Kelas III SDN 03 Petarukan
Pemalang Tahun 2009/2010. Menyimpulkan bahwa penggunaan media benda
konkrit berupa kertas lipat dapat meningkatkan pemahaman konsep nilai
pecahan pada siswa kelas III SDN 03 Petarukan Kecamatan Petarukan
Kabupaten Pemalang.
Hal ini terbukti dengan data sebagai berikut : Nilai rata-rata pre tes siklus I
adalah 61,75, nilai rata-rata pos tes siklus I adalah 69,00 dan nilai rata-rata tes
formatif siklus I adalah 70. Adapun nilai yang diperoleh siswa pada nilai rata-rata pre
tes siklus II adalah 79,75, nilai rata-rata pos tes siklus II adalah 82,25 dan nilai rata-
rata tes formatif siklus II adalah 83.
Relevansinya dengan penelitian ini yaitu pada kesimpulan ada hubungan
positif antara Penggunaan media dengan keterampilan berhitung pecahan. Artinya,
setiap pembelajaran matematika khususnya materi berhitung pecahan menggunakan
media maka akan semakin baik kemampuan berhitung siswa.
C. KERANGKA BERFIKIR
Kerangka berpikir merupakan alur penalaran yang sesuai dengan tema dan
masalah penelitian, serta didasarkan pada kajian teoritis. Kerangka berpikir ini
digambarkan dengan skema secara sistematik. Selaras dengan judul penelitian yang
diambil, yaitu “Penggunaan Media Kartu Domino untuk Meningkatkan Keterampilan
Berhitung Pecahan pada Siswa Kelas III SDN 2 Kalangan Klaten Tahun Pelajaran
2010/2011.”
Pada kondisi awal diketahui bahwa materi pecahan merupakan salah satu
materi yang cukup sukar dikuasai oleh siswa, jika dibandingkan dengan materi yang
lain dalam mata pelajaran metematika. Dalam pembelajaran materi pecahan guru
masih kurang dalam variasi penggan media sehingga siswa kurang dalam memahami
materi pecahan yang mengakibatkan keterampilan berhitung pecahan pada siswa
rendah.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
27
Pada proses pembelajaran materi pecahan untuk meningkatkan keterampilan
berhitung pecahan yang mulanya rendah dapat ditingkatkan dengan penggunaan
media. Media yang digunakan untuk meningkatkan keterampilan berhitung pecahan
tersebut yaitu dengan menggunakan media kartu domino. Melalui penggunaan media
kartu domino siswa dapat termotivasi untuk selalu mengikuti pembelajaran dan
merasakan adanya manfaat. Dalam penggunaan media kartu domino dapat
dilaksanakan dengan tiga siklus dan setiap siklusnya terdapat dua pertemuan.
Pada kondisi akhir pembelajaran dengan menggunakan media kartu domino
dapat meningkatkan keterampilan berhitung pecahan pada siswa kelas III SDN 2
Kalangan. Untuk lebih jelasnya kerangka berfikir dapat dilihat dalam gambar
berikut:
Gambar 14. Kerangka Berpikir
Kondisi
Awal
Guru kurangbervariasi dalammenggunakan
mediakonvensional
Keterampilanberhitung
pecahan rendah
Tindakan
Guru menggunakan
media Kartu Domino
pada pembelajaran
pecahan
Kondisi
Akhir
Media Kartu Domino dapat
meningkatkan keterampilan berhitung
pecahan
Siklus I
Siklus III
Siklus II
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
28
D. HIPOTESIS
Berdasarkan pada kerangka berpikir dan landasan teori tersebut di atas, dirumuskan
hipotesis penelitian tindakan kelas ini sebagai berikut :
“Penggunaan media Kartu Domino dapat meningkatkan keterampilan
berhitung pecahan siswa kelas III SDN 2 Kalangan Klaten Tahun Pelajaran
2010/2011”
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 29
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Setting Penelitian
Lokasi penelitian ini di SDN 2 Kalangan dengan alamat Jagulan, Kalangan,
Kecamatan Pedan Kabupaten Klaten. Waktu penelitian dilakukan pada semester II
tahun ajaran 2010/2011 selama enam bulan yakni mulai Januari sampai Juli. Untuk
jelasnya jadwal penelitian dapat dilihat pada table 1 di bawah ini :
NoKegiatan
Penelitian
Bulan
Jan Feb Maret April Mei Juni
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Persiapan v
2 Koordinasi v
3Pengumpulan
data v v v
4Perencanaan
tindakan v v
5Pelaksanan siklus
1 v v
6Pelaksanan siklus
2 v v
7Pelaksanan siklus
3 v v
8Penyusunan
laporan v v
9Penyelesaian
laporan v v
10 Ujian penelitian v
11 Penjilidan v
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30
30
B. Subyek Penelitian
Sumber data dalam penelitian ini adalah siswa SDN 2 Kalangan kelas III.
Kelas III ada 1 kelas. Terdiri dari 34 siswa. Dari 34 siswa tersebut terdiri dari 21
siswa perempuan dan 13 siswa laki-laki. Komposisi kecerdasan siswa relatif sama,
karena belum dibedakan berdasarkan prestasi mereka. Karena itu peneliti
mengambilnya secara keseluruhan.
C. Bentuk dan Strategi Penelitian
1. Bentuk Penelitian
Berdasarkan masalah yang diajukan dalam penelitian ini yang menekankan
pada masalah perbaikan proses di kelas, maka jenis penelitian ini adalah Penelitian
Tindakan Kelas. Wardhani (2007: 1.19) menyatakan bahwa sasaran akhir PTK
adalah perbaikan pembelajaran. Dengan menggunakan bentuk Penelitian Tindakan
Kelas ini diharapkan akan mendapat informasi yang sebanyak-banyaknya untuk
meningkatkan praktek-praktek pembelajaran di kelas secara professional.
2. Strategi Penelitian
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif dan
jenis penelitiannya adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Menggunakan
pendekatan jenis ini karena data yang akan diperoleh atau dikkumpulkan berupa data
yang langsung tercatat dari kegiatan di lapangan. Alasan mengadakan penelitian
tindakan kelas adalah, karena PTK mengkaji masalah pendidikan yang berkaitan
dengan pembelajaran di dalam kelas yang dilaksanakan oleh guru. Selain itu PTK
dapat memecahkan masalah pembelajaran yang dihadapi guru kelas. Dalam
penelitian ini menggunakan strategi model siklus. Wardhani (2007: 2.3) menyatakan
bahwa PTK dilaksanakan melalui proses pengkajian berdaur atau siklus yang terdiri
dari empat tahap, yaitu merencanakan, melakukan tindakan, mengamati dan
melakukan refleksi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31
31
Gambar 15. Tahap-tahap dalam PTK
D. Sumber Data
Sumber data penelitian ini adalah siswa kelas III SDN 2 Kalangan Kabupaten Klaten
Tahun Ajaran 2010 / 2011, teman sejawat, guru dan Kepala Sekolah. Dalam
penelitian ini sumber data yang dapat dimanfaatkan antara lain :
1. Informasi data dari nara sumber yang terdiri siswa kelas III serta wali kelas III
SDN 2 Kalangan.
2. Data nilai akademik mata pelajaran matematika kelas III SDN 2 Kalangan, baik
nilai ulangan harian atau nilai ulangan Akhir Semester.
3. Hasil pengamatan pelaksanaan pembelajaran matematika kelas III SDN 2
Kalangan.
E. Teknik Pengumpulan Data
1. Observasi
Menurut W. Gulo (2002: 116) observasi adalah metode pengumpulan data
di mana peneliti atau kolabolator mencatat infornasi sebagaimana yang mereka
saksikan selama peneliti. Menurut Iskandar (2009: 181) observasi adalah
pengamatan terhadap obyek-obyek yang dapat dijadikan sebagai sumber
pengamatan. Kasihani Kasbolah (2001: 51-52) mengemukakan bahwa observasi
adalah semua kegiatan yang ditujukan untuk mengenali, merekam dan
mendokumentasikan setiap indikator dari proses dan hasil yang dicapai
Merencanakan
Mengamati
Refleksi Melakukantindakan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
32
32
(perubahan yang terjadi) baik yang ditimbulkan oleh tindakan terencana maupun
akibat sampingannya.
Observasi dalam penelitian ini bertujuan untuk mengamati kegiatan yang
dilakukan guru dan siswa dalam pembelajaran matematika materi pecahan,
sebelum tindakan maupun setelah tindakan yang sedang berlangsung di kelas.
Melalui observasi ini diharapkan gejala ketidakberhasilan atau kekeliruan dalam
perencanaan tindakan dapat diketahui lebih awal sehingga dapat dilakukan
perbaikan atau modifikasi perencanaan tindakan sebelum berjalan lebih lanjut.
2. Tes
Menurut Suharsimi Arikunto (2006: 150) tes adalah serentetan pertanyaan
atau latihan yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan,
intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh seseorang maupun
kelompok. Menurut Asep Jihad dan Abdul Haris (2008: 67) tes merupakan
himpunan pertanyaan yang harus dijawab, harus ditanggapi atau tugas yang
harus dilaksanakan oleh orang yang dites. Tes digunakan untuk mengukur
sejauh mana seorang siswa telah menguasai pelajaran yang disampaikan
terutama meliputi aspek pengetahuan dan keterampilan.
Tes ini digunakan untuk memperoleh data tentang hasil belajar matematika
siswa kelas III SDN 2 Kalangan pada materi pecahan. Bentuk tes yang
digunakan adalah tes unjuk kerja selama proses pembelajaran dan tertulis pada
setiap akhir pelaksanaan tindakan.
3. Metode dokumentasi
Menurut Suharsimi Arikunto (2006: 158) Dokumentasi, dari asal katanya
dokumen yag artinya barang-barang tertulis. Di dalam melaksanakan metode
dokumentasi, peneliti menyelidiki benda-benda tertulis seperti buku-buku,
dokumen, catatan harian, dan sebagainya. Menurut St. Y. Slamet dan Suwarto
(2007: 53)dokumen adalah bahan tertulis maupun film yang digunakan sebagai
sumber data. Sedangkan Iskandar (2009: 181) menjelaskan dokumentasi adalah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
33
33
pengumpulan dokumen-dokumen yang berhubungan dengan penelitia tindakan
kelas yang sedang dilaksanakan.
Dokumen resmi untuk menjaring data awal berupa silabus, RPP sebelum
dilakukan tindakan, dan daftar nilai matematika siswa kelas III tentang pecahan
sebelum tindakan. Sedangkan dokumen yang digunakan untuk mengetahui
perkembangan siswa selama proses pembelajaran setelah dilakukan tindakan
berupa RPP, foto pembelajaran dan nilai evaluasi siswa tentang pecahan melalui
penggunaan media kartu domino.
F. Validitas Data
Di dalam penelitian diperlukan adanya validitas data, maksudnya adalah semua
data yang dikumpulkan hendaknya dapat mencerminkan apa yang sebenarnya diukur
atau diteliti. Data yang telah berhasil digali, dikumpulkan dan dicatat dalam kegiatan
penelitian harus diusahakan kebenarannya. Untuk menjamin dan menguji kesahihan
data yang digunakan, maka validitas data dalam penelitian ini menggunakan teknik
trianggulasi data. Trianggulasi data maksudnya yaitu mengumpulkan data sejenis
dari sumber yang berbeda. Jadi data dan informasi yang diperoleh selalu dikomparasi
dan diuji dengan data dan informasi lain, baik dari segi koheren sumber yang sama
atau sumber yang berbeda. Trianggulasi data dalam penelitian ini seperti saat
pengambilan data keaktifan siswa dengan di observasi oleh peneliti dan guru kelas,
hasil tes di nilai oleh peneliti dan guru kelas.
Validitas data menunjukan sejauhmana alat ukur itu mengukur apa yang
seharusnya diukur. Untuk lebih jelasnya kisi-kisi soal yang dapat dilihat dilampiran
28 halaman 168. Tinggi rendahnya instrumen menunjukan sejauhmana fakta yang
terkumpul dari dari gambar tentang variabel yang dimaksud. Dalam penelitian ini
untuk memperoleh validasi data dan keahlian data melalui triangulasi (triangulasi
data, triangulasi peneliti dan triangulasi teori). Triangulasi dokumen peneliti ini
melibatkan guru, peneliti dan teman sejawat.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
34
34
G. Analisis Data
Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah model analisis
kualitatif dengan model interaktif. Menurut Sugiyono (2008: 91). Model analisis
interaktif mempunyai tiga buah komponen pokok, yaitu reduksi data, sajian data dan
penarikan kesimpulan (verifikasi). Aktivitasnya dilakukan dalam bentuk interaktif
dengan proses pengumpulan data sebagai suatu proses siklus. Untuk lebih jelasnya,
proses analisis kualitatif dengan model interaktif dapat dijelaskan sebagai berikut :
1. Melakukan analisis awal bila data yang didapat di kelas sudah cukup, maka dapat
dikumpulkan.
2. Mengembangkan dalam bentuk sajian data, dengan menyusun coding dan matrik
yang berguna untuk penelitian lanjut.
3. Melakukan analisis data di kelas dan mengembangkan matrik antar kelas.
4. Melakukan verifikasi, pengayaan dan pendalaman data apabila dalam persiapan
analisis ternyata ditemukan data yang kurang lengkap atau kurang jelas, maka
perlu dilakukan pengumpulan data lagi secara terfokus.
5. Melakukan analisis antar kasus, dikembangkan struktur sajian datanya bagi
susunan laporan.
6. Merumuskan simpulan akhir sebagai temuan penelitian.
7. Merumuskan implikasi kebijakan sebagai bagian dari pengembangan saran dalam
laporan akhir penelitian.
H. Indikator Kinerja
Menurut Sarwiji Suwandi (2008: 70) Indikator kinerja merupakan rumusan
kinerja yang akan dijadikan acuan atau tolak ukur dalam menentukan
keberhasilan/keefektifan penelitian. Indikator keberhasilan tindakan ini dirumuskan
pada tabel 2 dan 3.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
35
35
Tabel 2. Indikator Keberhasilan Tindakan Penelitian untuk Aspek Kualitas
Proses
Aspek yang diukur
(Aspek Proses)Target Pencapaian Cara Mengukur
Kualitas Proses 1. Siswa menunjukkan
kesungguhan dalam
mengikuti pembelajaran
pecahan.
2. Siswa bersemangat dengan
menunjukkan sikap
antusiasme dalam mengikuti
pembelajaran pecahan
melalui media kartu domino.
3. Siswa berani bertanya dan
berpendapat hubungannya
dengan pecahan
Mengamati saat pem-
belajaran dengan lembar
observasi oleh peneliti
dan dihitung dari jumlah
siswa yang aktif dalam
mengikuti pembelajaran
pecahan melalui media
kartu domino
Tabel 3. Indikator Keberhasilan Tindakan Penelitian untuk Aspek Belajar
Pecahan
Aspek yang diukurTarget Pencapaian
Cara MengukurSiklus I Siklus II Siklus III
Pemahami konsep
pecahan
47% 58% 70% Mengamati dari pekerjaan
siswa berupa uraian
penjelasan membandingk-
an pecahan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
36
36
Keterampilan
menemukan cara
bermain media
kartu domino
49% 60% 73% Melihat siswa secara
kelompok memainkan
media kartu domino
Keterampilan
membandingkan
antara pecahan satu
dengan pecahan
yang lain
50% 64% 74% Melihat dari hasil nilai
yang diperoleh dari
bermain kartu domino
tersebut.
Ketuntasan hasil
belajar
52% 66% 75% Menghitung jumlah siswa
yang memperoleh nilai
60. Siswa yang
memperoleh nilai 60
dinyatakan lulus.
I. Prosedur Penelitian
Penelitian ini menggunakan kerangka dasar berbentuk rangkaian siklus yang
terdiri dari beberapa tahapan, yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan
refleksi. Prosedur penelitian dalam penelitian tindakan kelas ini akan dilakukan
dalam 3 siklus yang masing-masing siklus meliputi kegiatan perencanaan,
pelaksanaan pembelajaran, mengamati kegiatan pembelajaran dan hasilnya,
kemudian merefleksi kegiatan tersebut.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
37
37
Prosedur penelitian ini dapat digambarkan pada gambar berikut :
Gambar 16: Penelitian Tindakan Kelas model Kemmis dan Mc Taggart dalam
Kasihani Kasbolah (2001: 63)
Adapun rancangan penelitian yang digambarkan dalam tahap-tahap PTK adalah
sebagai berikut :
1. SIKLUS I
a. Perencanaan
Rencana tindakan adalah rencana yang digunakan sebagai dasar untuk
melakukan tindakan penelitian. Dalam hal ini adalah penggunaan media
kartu domino guna meningkatkan keterampilan berhitung pecahan
khususnya membandingkan pecahan. Kegiatannya sebagai berikut :
SIKLUS II
PELAKSANAAN
PENGAMATANPERENCANAAN
REFLEKSI
PELAKSANAAN
REFLEKSI
PENGAMATANPERENCANAAN
SIKLUS I
PELAKSANAAN
SIKLUS III
REFLEKSI
PENGAMATANPERENCANAAN
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
38
38
1) Membuat rencana pembelajaran pada siklus I pokok bahasan pecahan
yang ekuivalen (nilai pecahan yang sama)
2) Membuat Lembar Kerja Permainan
3) Menyiapkan kartu domino
4) Menyiapkan lembar observasi guru dan lembar aktivitas siswa.
5) Menyusun alat evaluasi tes siklus I.
b. Pelaksanaan Tindakan
Rencana pembelajaran yang dibuat pada tahap perencanaan dilaksanakan
pada tahap ini. kegiatannya sebagai berikut :
1) Membuka pelajaran.
2) Guru membuka dengan apersepsi yaitu ”Bagaimana keadaan besar
bolpoin dan spidol ini ?”
3) Guru melakukan tanya jawab tentang cara menuliskan pecahan
yang nilainya sama.
4) Guru memperagakan cara bermain kartu domino
5) Siswa diminta untuk membentuk kelompok.
6) Guru meminta siswa melakukan permainan berpedoman pada Lembar
Kerja Permainan.
7) Guru memberikan hadiah kepada siswa yang mendapat nilai paling
banyak berdasarkan lembar evaluasi permainan.
8) Guru mengumpulkan kembali kartu domino.
9) Siswa dibantu membuat kesimpulan.
10) Melaksanakan tes siklus I
11) Menutup pelajaran
c. Pengamatan
Observasi berarti pengamatan dan pencatatan terhadap pelaksanaan dan
hasil pelaksanaan tindakan yang telah dilaksanakan. Guru mencatat
kegiatan belajar siswa dalam menggunakan permainan kartu domino.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
39
39
d. Refleksi dan Evaluasi
Dari kegiatan penelitian tindakan kelas pada siklus I masih
banyak ditemukan kekurangan-kekurangan bagi guru atau peneliti
antara lain : 1) Penggunaan media yang belum dioptimalkan dengan
baik oleh siswa; 2) Penguatan kepada siswa yang berhasil belum
bervariasi; 3) Penanaman konsep materi pembelajaran belum maksimal;
4) Peneliti belum optimal dalam membimbing siswanya kerja kelompok;
5) Peneliti kurang tegas menegur siswa yang kurang memperhatikan
pelajaran.
Sedangkan ditemukan juga kekurangan dari pihak siswa antara
lain : 1) Motivasi dan minat siswa terhadap mata pelajaran
Matematika masih sangat rendah; 2) Masih terlihat beberapa siswa
ramai dalam kegiatan pembelajaran; 3) Perlu peningkatan keaktifan
siswa dalam KBM; 4) Kesadaran dan bermain/kerja kelompok masih
sangat rendah karena ego mereka masih sangat tinggi. Untuk
mengatasi kekurangan tersebut maka pembelajaran dilanjutkan ke
siklus II agar hasil lebih maksimal.
Oleh sebab itu, pada pembelajaran berikutnya ( pada siklus II)
perlu ditekankan kepada siswa agar lebih mempersiapkan diri sebelum
mengidentifikasi soal pecahan dengan baik. Pada siklus I didapatkan
ketuntasan hasil belajar siswa hanya 52,94%, sehingga masih belum
mencapai target penelitian 75%. Dengan belum tercapainya target
ketuntasan klasikal maka penelitian ini perlu dilanjutkan ke siklus II.
2. SIKLUS II
a. Perencanaan
Rencana tindakan adalah rencana yang digunakan sebagai dasar untuk
melakukan tindakan penelitian. Dalam hal ini adalah penggunaan media
kartu domino guna meningkatkan keterampilan berhitung pecahan
khususnya membandingkan pecahan. Kegiatannya sebagai berikut :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
40
40
1) Membuat rencana pembelajaran pada siklus II pokok bahasan
pecahan dengan nilai lebih besar
2) Membuat Lembar Kerja Permainan
3) Menyiapkan kartu domino
4) Menyiapkan lembar observasi guru dan lembar aktivitas siswa.
5) Menyusun alat evaluasi tes siklus II.
b. Pelaksanaan Tindakan
Rencana pembelajaran yang dibuat pada tahap perencanaan
dilaksanakan pada tahap ini. kegiatannya sebagai berikut :
1) Membuka pelajaran.
2) Guru membuka dengan apersepsi yaitu ”Lebih besar mana antara
kapur dengan spidol boardmarker ini ?”
3) Guru melakukan tanya jawab tentang cara menuliskan pecahan
dengan nilai lebih besar.
4) Guru memperagakan cara bermain kartu domino
5) Siswa diminta untuk membentuk kelompok.
6) Guru meminta siswa melakukan permainan berpedoman pada Lembar
Kerja Permainan.
7) Guru memberikan hadiah kepada siswa yang mendapat nilai
paling banyak berdasarkan lembar evaluasi permainan.
8) Guru mengumpulkan kembali kartu domino.
9) Siswa dibantu membuat kesimpulan.
10) Melaksanakan tes siklus II
11) Menutup pelajaran
c. Pengamatan
Observasi berarti pengamatan dan pencatatan terhadap pelaksanaan dan
hasil pelaksanaan tindakan yang telah dilaksanakan. Guru mencatat
kegiatan belajar siswa dalam menggunakan permainan kartu domino.
d. Refleksi dan Evaluasi
Dari kegiatan penelitian tindakan kelas pada siklus II masih
ditemukan kekurangan-kekurangan bagi guru atau peneliti antara lain :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
41
41
1) Penguatan kepada siswa yang berhasil belum bervariasi; 2)
Bimbingan yang diberikan kepada siswa yang belum menguasai penuh
perbandingan dan menjumlah pecahan kurang tertanam; 3) Penanaman
konsep materi pembelajaran belum maksimal;
Sedangkan ditemukan juga kekurangan dari pihak siswa antara
lain : 1) Masih terlihat beberapa siswa ramai dalam kegiatan
pembelajaran; 2) Perlu peningkatan keaktifan siswa dalam KBM; 3)
Kesadaran dan bermain/kerja kelompok masih kurang karena ego
mereka masih sangat tinggi. Untuk mengatasi kekurangan tersebut maka
pembelajaran dilanjutkan ke siklus III agar hasil lebih maksimal.
Oleh sebab itu, pada pembelajaran berikutnya ( pada siklus III)
perlu ditekankan kepada siswa agar lebih mempersiapkan diri sebelum
mengidentifikasi soal pecahan dengan baik. Pada siklus II didapatkan
ketuntasan hasil belajar siswa hanya 70,59%, sehingga masih belum
mencapai target penelitian 75%. Dengan belum tercapainya target
ketuntasan klasikal maka penelitian ini perlu dilanjutkan ke siklus III.
3. SIKLUS III
a. Perencanaan
Rencana tindakan adalah rencana yang digunakan sebagai dasar untuk
melakukan tindakan penelitian. Dalam hal ini adalah penggunaan media
kartu domino guna meningkatkan keterampilan berhitung pecahan
khususnya membandingkan pecahan. Kegiatannya sebagai berikut :
1) Membuat rencana pembelajaran pada siklus III pokok bahasan
pecahan dengan nilai lebih kecil
2) Membuat Lembar Kerja Permainan
3) Menyiapkan kartu domino
4) Menyiapkan lembar observasi guru dan lembar aktivitas siswa.
5) Menyusun alat evaluasi tes siklus III.
b. Pelaksanaan Tindakan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
42
42
Rencana pembelajaran yang dibuat pada tahap perencanaan
dilaksanakan pada tahap ini. kegiatannya sebagai berikut :
1) Membuka pelajaran.
2) Guru membuka dengan apersepsi yaitu ”Lebih kecil mana antara
penghapus papan tulis dengan penghapus karet ini ?”
3) Guru melakukan tanya jawab tentang cara menuliskan pecahan
dengan nilai lebih kecil.
4) Guru memperagakan cara bermain kartu domino
5) Siswa diminta untuk membentuk kelompok.
6) Guru meminta siswa melakukan permainan berpedoman pada Lembar
Kerja Permainan.
7) Guru memberikan hadiah kepada siswa yang mendapat nilai
paling banyak berdasarkan lembar evaluasi permainan.
8) Guru mengumpulkan kembali kartu domino.
9) Siswa dibantu membuat kesimpulan.
10) Melaksanakan tes siklus III
11) Menutup pelajaran
c. Pengamatan
Observasi berarti pengamatan dan pencatatan terhadap pelaksanaan dan
hasil pelaksanaan tindakan yang telah dilaksanakan. Guru mencatat
kegiatan belajar siswa dalam menggunakan permainan kartu domino.
d. Refleksi dan Evaluasi
Dari kegiatan penelitian tindakan kelas pada siklus III sudah
tidak terdapat kekurangan bagi guru atau peneliti dan kekurangan dari
pihak siswa serta telah didapatkan ketuntasan hasil belajar siswa
80,35%, bahkan dapat melebihi target yaitu 75% ketuntasan klasikal.
Dengan tercapainya target ketuntasan klasikal maka penelitian ini
dihentikan pada siklus III.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 43
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Profil Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri 2 Kalangan Kecamatan
Pedan Kabupaten Klaten. SD Negeri 2 Kalangan berdiri pada tahun 1984. Sekolah
ini berstatus negeri dan memiliki Nomor Statistik Sekolah (NSS) 101030904046
yang dikepalai oleh Prapti Ismumpuni, S.Pd.SD. Sekolah Dasar Negeri 2 Kalangan
tepatnya terletak di Dusun Jagulan, Desa Kalangan, Kecamatan Pedan, Kabupaten
Klaten.
SD Negeri 2 Kalangan pada awal berdiri masih dengan sarana prasarana yang
sangat minim. Dalam perkembangan selanjutnya SD ini semakin maju dan
berkembang, posisi SD Negeri 2 Kalangan di selatan perkampungan masyarakat
dengan menghadap barat satu wilayah dengan kantor Kelurahan Kalangan., dan
sebelah barat SD Negeri 2 Kalangan tepatnya didepan SD terdapat lapangan
sepakbola Desa Kalangan.
Data personil ketenagaan SD Negeri 2 Kalangan terdiri dari satu kepala
sekolah, enam guru kelas, satu guru Agama Islam, satu guru Penjasorkes, satu guru
Bahasa Inggris, dua guru SSD, dua guru SBK, dan satu penjaga sekolah. Semua
personil telah melaksanakan tugasnya masing-masing dengan baik sesuai dengan
tanggungjawabnya. Jumlah siswa SD Negeri 2 Kalangan pada tahun pelajaran
2010/2011 adalah 174 siswa. Dengan perincian sebagai berikut : kelas I sebanyak 29
siswa, kelas II sebanyak 44 siswa, kelas III sebanyak 34 siswa, kelas IV sebanyak 19
Siswa, kelas V sebanyak 30 siswa, dan kelas VI sebanyak 18 siswa. Siswa SD Negeri
2 Kalangan berasal dari berbagai latar belakang sosial yang berbeda-beda, akan
tetapi sebagian besar berasal dari keluarga pedagang.
Fasilitas yang ada di sekolah ini cukup memadai. Berbagai jenis alat peraga
dan media berbagai mata pelajaran tersedia cukup lengkap, namun guru belum dapat
memanfaatkannya dengan baik. Namun untuk media kartu domino belum ada di
sekolah ini, maka dari itu peneliti ingin memperkenalkan kepada siswa tentang kartu
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
44
44
domino dan dapat dilihat pada lampiran 27 halaman 166, serta dapat dilihat pada
gambar 17.
Gambar 17. Kartu Domino
Karakter siswa kelas III SD Negeri 2 Kalangan tidah jauh berbeda dengan
siswa kelas lain dalam pembelajaran matematika. Siswa menganggap matematika
sebagai suatu mata pelajaran yang sulit dan menakutkan. Hal tersebut tercermin pada
hasil belajar mereka yang belum tuntas sesuai KKM dan keterampilan dalam
pelajaran matematika khususnya keterampilan berhitung pecahan khususnya
membandingkan nilai pecahan dan menjumlah pecahan masih kurang. Latar
belakang ini yang dijadikan pangkal dalam upaya meningkatkan keterampilan
berhitung pecahan khususnya membandingkan nilai pecahan dan menjumlah
pecahan dengan menggunakan media kartu domino yang ditandai dengan
meningkatnya hasil belajar matematika.
Melalui penelitian ini diharapkan siswa kelas III SD Negeri 2 Kalangan lebih
tertarik dan termotivasi untuk belajar matematika, sehingga keterampilan dalam
berhitung pecahan dapat meningkat.
B. Deskripsi Hasil Penelitian
1. Kondisi Awal
Sebelum melaksanakan proses penelitian, terlebih dahulu melakukan kegiatan
survei awal dengan tujuan untuk mengetahui keadaan nyata yang ada di lapangan.
Proses ini dilakukan melalui observasi dan tes awal pelajaran matematika pokok
bahasan bilangan pecahan di kelas III SD Negeri 2 Kalangan Pedan Klaten, dengan
hasil awal antara lain guru lebih banyak menggunakan metode ceramah dalam
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
45
45
menjelaskan materi pelajaran, kegiatan pembelajaran kurang aktif, guru tidak
menyiapkan media yang bervarisi dalam menjelaskan materi pelajaran.
Berdasarkan hasil dari tes awal tentang membandingkan nilai pecahan dan
penjumlahan pecahan dari 34 siswa hanya 23,53% atau 8 siswa yang mendapat nilai
di atas batas KKM. Sedangkan yang lainnnya berada di bawah batas KKM yakni di
bawah 60. Fakta hasil penilaian tersebut menunjukkan bahwa sebagian besar siswa
mendapatkan nilai rendah. Dengan demikian hasil belajar siswa kelas III SD Negeri
2 Kalangan Pedan Klaten semester genap tahun 2011 perlu ditingkatkan. Untuk nilai
keterampilan berhitung pecahan siswa kelas III pada tes awal sebelum tindakan
secara lengkap dapat dilihat pada lampiran 3 halaman 86 jika disajikan dalam tabel
frekuensi nilai hasil belajar tes awal sebelum tindakan seperti di bawah ini :
Tabel 4. Frekuensi Nilai Tes Awal Pada Siswa Kelas III Sebelum Tindakan
No Nilai Interval Frekuensi Persentase Kategori
1. 10 – 19 1 2,94% Belum tuntas
2. 20 – 29 4 11,76% Belum tuntas
3. 30 – 39 3 8,82% Belum tuntas
4. 40 – 49 8 23,53% Belum tuntas
5. 50 – 59 10 29,41% Belum tuntas
6. 60 – 69 5 14,71% Tuntas
7. 70 – 79 3 8,82% Tuntas
Jumlah 34 100%
Berdasarkan tabel 4. tentang nilai frekuensi Tes Awal keterampilan siswa dalam
berhitung pecahan dapat ditunjukkan dalam bentuk grafik yang tertera seperti
berikut :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
46
46
Gambar 18. Grafik Data Nilai Tes Awal Siswa Kelas III Sebelum Tindakan
Dari grafik tersebut dapat dilihat bahwa sebelum dilaksanakan tindakan
penelitian siswa yang memperoleh nilai interval antara 10 – 19 sebanyak 1 siswa
atau 2,94%, nilai interval antara 20 - 29 mencapai 4 siswa atau 11,76%, nilai interval
antara 30 - 39 sebanyak 3 siswa atau 8,82%, nilai interval antara 40 - 49
sebanyak 8 siswa atau 23,53%, nilai interval antara 50 – 59 sebanyak 10 siswa
atau 29,41%. nilai interval antara 60 – 69 sebanyak 5 siswa atau 14,71%, dan nilai
interval antara 70 – 79 sebanyak 3 siswa atau 8,82%.
Dari analisis hasil evaluasi dari tes awal, diperoleh nilai rata-rata tes awal
siswa adalah 46,62 di mana hasil tersebut masih di bawah nilai yang diinginkan dari
pihak guru, peneliti, dan sekolah. Sedangkan besarnya persentase siswa tuntas
pada materi penjumlahan sebesar 23,53% saja, dan dari pihak peneliti menginginkan
ketuntasan siswa diharapkan mencapai lebih dari 75%. Dari hasil analisis tes awal
tersebut, maka dilakukan tindakan lanjutan untuk meningkatkan keterampilan
berhitung pecahan siswa.
Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan sementara bahwa
penguasaan materi perbandingan dan penjumlahan pecahan oleh siswa kelas III SD
Negeri 2 Kalangan masih kurang. Terbukti adanya beberapa indikator yang masih
memiliki porsi jawaban yang kurang dari KKM yang diharapkan. Hal itu
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
47
47
memberikan indikasi bahwa siswa masih belum begitu paham pada beberapa
indikator belajar materi pokok perbandingan dan penjumlahan pecahan. Untuk
mengupayakan penyelesaian dari permasalahan-permasalahan maka peneliti
berusaha untuk dapat meningkatkan keterampilan berhitung pecahan matematika
siswa khususnya dalam materi pokok perbandingan dan penjumlahan. Yaitu dengan
cara penggunaan media pembelajaran yang sesuai dengan tingkatan pemahaman
konsep pada siswa kelas III, salah satunya dapat menggunakan media kartu
domino.
2. Deskripsi Siklus I
Deskripsi data tindakan siklus I terdiri dari paparan perencanaan,
pelaksanaan, observasi dan refleksi.
a. Perencanaan
Kegiatan perencanaan tindakan I dilaksanakan pada hari Senin, 18 April
di ruang guru SD Negeri 2 Kalangan. Peneliti dan guru kelas mendiskusikan
rancangan tindakan yang akan dilakukan dalam proses penelitian ini. Kemudian
dengan kesepakatan bersama kegiatan pelaksanaan tindakan pada siklus I
akan dilaksanakan dalam 2 x pertemuan (dengan alokasi waktu 3 x 35 menit)
yaitu pada hari Rabu, 27 April 2011 dan Kamis, 28 April 2011. Adapun
deskripsi perencanaan siklus I adalah sebagai berikut :
1) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Peneliti dan guru kelas menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP) Matematika selama 2 kali pertemuan dengan alokasi waktu 3 x 35
menit setiap pertemuan. RPP yang disusun meliputi : standar kompetensi,
kompetensi dasar, indikator, tujuan pembelajaran, dampak pengiring, materi
pembelajaran, metode dan model pembelajaran, langkah-langkah
pembelajaran, sumber dan media pembelajaran dan penilaian.
2) Mempersiapkan Fasilitas dan Sarana Pendukung
Fasilitas dan sarana yang dipersiapkan untuk pelaksanaan pembelajaran
adalah :
a) Meja kelas di desain sesuai dengan jumlah kelompok.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
48
48
b) Menyiapkan media yang digunakan, yaitu kartu domino
c) Menyiapkan kamera digital untuk pendokumentasian proses
pembelajaran.
3) Menyiapkan Lembar Pengamatan dan Lembar Penilaian
Lembar pengamatan digunakan untuk merekam segala aktivitas siswa
selama pelaksanaan pembelajran Matematika berlangsung. Pengamatan
yang dilakukan meliputi aktivitas guru dan siswa. Pedoman dan lembar
pengamatan guru dapat dilihat dalam lampiran 11 halaman 109 sedang
untuk lembar penilaian disusun berdasarkan pada kisi-kisi soal yang telah
disesuaikan dengan indikator dan tujuan pembelajaran yang akan dicapai.
b. Pelaksanaan
Dalam pelaksanaan tindakan ini, peneliti yang berkolaborasi dengan guru
kelas dengan penggunaan media kartu domino. Peneliti disini bertindak sebagai
pengajar dan guru sebagai observer atau pengamat.
1) Pertemuan Pertama
Kegiatan diawali dengan berdoa bersama dan juga presensi kehadiran
siswa. Pada pertemuan pertama siklus I ini konsep Matematika yang
diajarkan tentang membandingan nilai pecahan dengan indikator
membandingkan nilai dua pecahan dengan gambar dan menjumlah pecahan.
Sebagai kegiatan awal guru bertanya seperti “Lebih besar mana antara
bolpoin ini dengan spidol boarmaker ini ? dengan tujuan untuk
mengingatkan siswa dan untuk memotivasi serta mengarahkan minat siswa
untuk mengikuti pembelajaran Matematika. Kemudian guru mulai
mengarah pada pokok materi perbandingan pecahan. Kegiatan diawali
dengan melakukan tanya jawab mengenai cara menuliskan pecahan yang
nilainya sama. Siswa mengamati dan diminta menyebutkan nilai pecahan
pada gambar masing-masing pecahan.
Selanjutnya guru menjelaskan cara menentukan pecahan ekuivalen
dan cara menjumlah pecahan berpenyebut sama dan berpenyebut tidak
sama. Seperti di bawah ini :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
49
49
…
Dimana : a. sebagai pembilang 1
b.sebagai pembilang 2
c.sebagai penyebut 1
d.sebagai penyebut 2
Cara penyelesaian:
( a x e ) .... ( b x d )
(pembilang 1 x penyebut 2 ) .... (penyebut 1 x pembilang 2)
Pecahan yang ekuivalen ( = )
contoh:
cara penyelesaian:
( 2 X 3 ) .... ( 3 X 2 )
6 = 6
Jadi,
Cara menjumlah pecahan dengan penyebut sama. Contoh :
Cara menjumlah pecahan dengan penyebut yang berbeda, contoh :
Setelah siswa paham kemudian dilanjutkan peragaan cara bermain
kartu domino dan menjelaskan aturan-aturan yang harus ditaati dalam
bermain kartu domino. Tahap selanjutnya membentuk kelompok dengan
beranggotakan 4 orang siswa dan setiap kelompok dibagikan 1 set kartu
domino. Untuk lebih memperjelas cara bermain kartu domino setiap
kelompok dibagikan Lembar Kegiatan Siswa.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
50
50
Setelah semua kelompok siap, selanjutnya guru mempersilahkan
setiap kelompok bermain kartu domino dan membimbingnya. Dalam
permainan pertama siswa masih banyak yang bingung dan kesulitan dalam
mengenal nilai pada gambar pecahan sehingga dalam menjatuhkan kartu
tidak sesuai dengan nilai pecahan yang diminta. Kemudian guru
menghentikan permainan sampai setiap kelompok selesai bermain, baru
kemudian guru mengingatkan kembali nilai pecahan pada setiap gambar.
Setelah siswa paham dilanjutkan bermain kartu domino yang kedua masih
terdapat siswa yang kesulitan tetapi dengan penjelasan individu siswa lebih
paham. Pada permainan yang ketiga setiap kelompok ternyata telah mampu
bermain dengan baik, pada akhir permainan siswa menjumlah nilai pecahan
kartu domino yang masih dipegang masing-masing pemain dengan
bimbingan guru. Pemain yang mendapatkan nilai paling sedikit atau tidak
memegang kartu sama sekali adalah pemenangnya. Guru memberikan
hadiah tepuk tangan kepada siswa yang mendapat nilai paling sedikit.
2) Pertemuan kedua
Kegiatan diawali dengan berdoa bersama dan juga presensi
kehadiran siswa. Pada siklus I pertemuan kedua ini konsep Matematika
yang diajarkan tentang membandingan nilai pecahan dengan indikator
membandingkan nilai dua pecahan dengan gambar dan menjumlah pecahan.
Sebagai kegiatan awal dengan bertanya seperti “Lebih besar mana antara
pecahan ini dengan pecahan ini ?” dengan tujuan untuk mengingatkan
siswa dan untuk memotivasi serta mengarahkan minat siswa untuk
mengikuti pembelajaran Matematika. Kemudian guru mulai mengarah pada
pokok materi perbandingan pecahan. Kegiatan diawali dengan melakukan
tanya jawab mengenai cara menuliskan pecahan yang nilainya sama. Siswa
mengamati dan diminta menyebutkan nilai pecahan pada gambar masing-
masing pecahan.
Selanjutnya guru menjelaskan cara menentukan pecahan ekuivalen
dan cara menjumlah pecahan berpenyebut sama dan berpenyebut tidak
sama.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
51
51
…
Dimana : a sebagai pembilang 1
b sebagai pembilang 2
c sebagai penyebut 1
d sebagai penyebut 2
Cara penyelesaian:
( a x e ) .... ( b x d )
pembilang 1 x penyebut 2 ) .... (penyebut 1 x pembilang 2)
Pecahan yang ekuivalen ( = )
contoh:
cara penyelesaian:
( 1 X 8 ) .... ( 4 X 2 )
8 = 8
Jadi,
Cara menjumlah pecahan dengan penyebut sama. Contoh :
Cara menjumlah pecahan dengan penyebut yang berbeda, contoh :
Setelah siswa paham kemudian dilanjutkan peragaan cara bermain
kartu domino dan menjelaskan aturan-aturan yang harus ditaati dalam
bermain kartu domino. Tahap selanjutnya membentuk kelompok dengan
beranggotakan 4 orang siswa dan setiap kelompok dibagikan 1 set kartu
domino. Setelah semua kelompok siap, selanjutnya guru mempersilahkan
setiap kelompok bermain kartu domino dan membimbingnya. Dalam
permainan siswa sudah dapat bermain dengan baik dan benar, jadi guru
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
52
52
tidak banyak memberikan bimbingan kepada setiap kelompok. Pada akhir
permainan siswa menjumlah nilai pecahan kartu domino yang masih
dipegang masing-masing pemain dengan bimbingan guru. Siswa yang
kesulitan menjumlahkan pecahan diminta guru untuk ke depan untuk
dikerjakan di depan kelas dengan bimbingan guru. Pemain yang
mendapatkan nilai paling sedikit atau tidak memegang kartu sama sekali
adalah pemenangnya. Guru memberikan hadiah kepada siswa yang
mendapat nilai paling sedikit. Pada kegiatan akhir guru melakukan tanya
jawab tentang materi yang telah dipelajari, sambil mengulang pelajaran
yang telah dipelajari. Kemudian guru membagikan lembar evaluasi kepada
siswa untuk dikerjakan secara mandiri. Tidak lupa guru memberikan
pujian kepada siswa yang berhasil mengerjakan tugas dengan baik.
c. Observasi
Dalam hal ini guru kelas sebagai peneliti melaksanakan pemantauan
terhadap pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan media kartu domino
yang dilaksanakan dengan menggunakan alat bantu berupa lembar observasi dan
foto kamera digital. Dari kegiatan penelitian yang telah dilaksanakan,
peneliti melakukan pengamatan tingkah laku serta sikap siswa selama
mengikuti pembelajaran Matematika serta peneliti di amati oleh observer
dalam beberapa aspek keterampilan guru dalam mengajar dengan menggunakan
media kartu domino. Hal ini berguna sebagai masukan dan bahan analisis
pembelajaran untuk lebih meningkatkan keterampilan berhitung pecahan siswa
kelas III SD Negeri 2 Kalangan.
1) Hasil Nilai Keterampilan Siswa Berhitung Pecahan Siklus
Dari penelitian yang dilakukan pada siklus I pertemuan pertama dan
kedua diperoleh data pada lampiran 10 halaman 107, maka dapat dibuat
tabel frekuensi seperti pada tabel 5 berikut:
Tabel 5. Frekuensi Data Nilai Keterampilan Berhitung Pecahan Siswa Kelas
III Siklus I
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
53
53
No. Nilai Interval Frekuensi Persentase Kategori
1. 10 – 19 3 8,82% Belum Tuntas
2. 20 – 29 4 11,76% Belum Tuntas
3. 30 – 39 4 11,76% Belum Tuntas
4. 40 – 49 3 8,82% Belum Tuntas
5. 50 – 59 2 5,88% Belum Tuntas
6. 60 – 69 2 5,88% Tuntas
7. 70 – 79 3 8,82% Tuntas
8. 80 – 89 9 26,47% Tuntas
9. 90 – 99 4 11,76% Tuntas
Jumlah 34 100%
Berdasarkan tabel 5 di atas maka nilai evaluasi siklus I dapat digambarkan
seperti pada gambar 19 berikut :
Gambar 19. Grafik Nilai Keterampilan Berhitung Pecahan Siswa Kelas III
Siklus I
Berdasarkan data hasil evaluasi siklus I setelah dilaksanakan
tindakan penelitian siswa yang memperoleh nilai interval antara 10 – 19
sebanyak 3 siswa atau 8,82%, nilai interval antara 20 - 29 sebanyak 4
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
54
54
siswa atau 11,76%, nilai interval antara 30 - 39 sebanyak 4 siswa atau
11,76%, nilai interval antara 40 - 49 mencapai 3 siswa atau 8,82%, nilai
interval antara 50 – 59 sebanyak 2 siswa atau 5,88%. nilai interval antara 60
- 69 sebanyak 2 siswa atau 5,88%, nilai interval antara 70 - 79 mencapai
3 siswa atau 8,82%, nilai interval antara 80 – 89 sebanyak 9 siswa atau
26,47% dan nilai interval antara 90 – 99 sebanyak 4 siswa atau 11,76%.
Dari hasil evaluasi siklus I yang dilakukan pada pertemuan pertama
dan kedua maka dapat ditarik satu kesimpulan, pada siklus I keterampilan
siswa dalam berhitung pecahan terutama tentang membandingkan pecahan
dan menjumlah pecahan masih belum sesuai dengan yang diharapan. Dari
penelitian siklus I diperoleh data rata-rata kelas 55,74, ketuntasan klasikal
yang diperoleh adalah 52,94% atau 18 siswa mencapai batas nilai KKM,
sedangkan siswa yang tidak tuntas sebanyak 47,05% atau 16 siswa.
Berdasarkan hasil di atas maka penelitian ini harus dilanjutkan ke siklus
berikutnya yaitu siklus II, karena ketuntasan klasikal siklus I belum
mencapai ketuntasan klasikal akhir yaitu 75%.
2) Hasil Observasi terhadap Guru
Dari aktivitas kinerja guru dalam pembelajaran pada siklus I nilai rata-
rata kegiatan pembelajaran guru adalah 3,25 dengan kategori kurang baik.
Berdasarkan pada lampiran 6 halaman 97 diperoleh data hasil
observasi guru/peneliti saat melakukan penelitian sebagai berikut :
Tabel 6. Hasil Observasi Aktivitas Guru Pada Siklus I
No Keterangan SiklusPertemuan 1 Pertemuan 2
1. Rata-rata Skor 3,10 3,402. Rata-rata skor siklus 1 3,25
Adapun hasil observasi siklus I dari pertemuan pertama dan kedua
diperoleh hasil sebagai berikut :
a) Langkah awal guru dalam hal persiapan RPP, alat peraga dan
pengelolaan kelas sudah dilakukan semua tetapi belum begitu
maksimal pada pengaturan kelompoknya. Namun hal tersebut sudah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
55
55
dapat dikatakan cukup baik untuk awal penggunaan media kartu
domino.
b) Peneliti menggunakan apersepsi yang sudah mengena dan disesuaikan
dengan materi yang diajarkan hal ini membuat siswa terpusat pada
materi pembelajaran. Sehingga untuk persiapan kegiatan apersepsi
sudah cukup baik
c) Dalam pembelajaran guru maksimal untuk membuat pembelajaran
makin hidup dengan menggunakan media kartu domino, siswa juga
sudah terlihat cukup aktif mengikuti pembelajaran. Sehingga secara
umum untuk penyampaian pembelajaran dengan menggunakan
media kartu domino sudah cukup baik.
d) Peneliti selama pembelajaran berlangsung senantiasa memperhatikan
siswa, membantu siswa apabila ada kesulitan, jadi perhatian guru sudah
tergolong cukup baik
e) Interaksi antara siswa dengan peneliti selama tindakan siklus I ini sudah
terlihat dari mulai kegiatan awal sampai kegiatan akhir sehingga
dapat dikatakan hubungan siswa dengan peneliti baik
f) Penerapan media yang dipilih oleh peneliti sudah disesuaikan dengan
yang materi yang diajarkan
g) Siswa dalam pembuatan kesimpulan masih perlu banyak bantuan
dari guru, sehingga untuk aspek pembuatan kesimpulan tergolong
cukup
h) Peneliti melakukan tindak lanjut dengan terencana dan berjalan
dengan baik jadi secara keseluruhan untuk pelaksanaan evaluasi
dikatakan cukup.
3) Hasil Observasi terhadap Siswa
Hasil pengamatan terhadap aktivitas siswa pada siklus I dengan
kriteria yang dinilai adalah keaktifan, ketangkasan, ketepatan dan
keberanian. Berdasarkan pada lampiran 11 halaman 109 diperoleh data
hasil observasi siswa saat mengikuti pembelajaran sebagai berikut :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
56
56
Tabel 7. Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I
No Keterangan Siklus I
Pertemuan 1 Pertemuan 21 Total Skor 63,2 75,352 Rata-rata Skor 7,9 9,423 Rata-rata skor siklus I `8,7
Adapun hasil observasi siklus I dari pertemuan pertama dan kedua
diperoleh hasil sebagai berikut :
a) Keaktifan dan perhatian siswa dalam pembelajaran sudah terlihat cukup
baik dengan ditunjukkan semangat siswa untuk bias bermain kartu
domino.
b) Ketangkasan siswa dalam menggunakan kartu domino masih kurang
dikarenakan siswa baru pertama kali menggunakan media kartu domino.
c) Ketepatan dalam menjumlah sisa kartu domino yang dipegang masih
sangat kurang. Dengan ditunjukkan banyak siswa yang masih bingung
cara menjumlah pecahan. Sehingga guru masih memberikan bimbingan
satu per satu kepada siswa cara yang tepat menjumlah pecahan dengan
mudah.
d) Keberanian siswa dalam bertanya tentang cara menggunakan kartu
domino dan cara menjumlah pecahan sudah cukup tinggi karena
besarnya rasa ingin tahu siswa.
d. Analisis dan Refleksi
Dari deskripsi data observasi di atas, kemudian dilakukan diskusi antara
peneliti dan observer mengulas secara cermat hasil penelitian pada siklus I.
Secara umum minat, antusiasme dan motivasi siswa pada pelajaran matematika
sudah meningkat daripada sebelumnya tetapi untuk prestasi hasil belajar pada
siklus ini masih kurang karena masih ada 16 siswa yang belum mencapai
KKM. Guru memberikan informasi secara tepat, memberi motivasi dan
melaksanakan penilaian proses dengan rata-rata kelas mencapai 55,74 sedang
siswa yang memperoleh nilai 60 sebanyak 18 siswa atau 52,94 % dari 34
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
57
57
siswa. Data lengkap tentang nilai tes siklus I dapat dilihat pada lampiran 23
halaman 150.
Pembelajaran dalam siklus ini dikatakan berhasil apabila siswa yang
memperoleh nilai 60 mencapai 52% dari jumlah siswa. Pada siklus ini siswa
yang memperoleh nilai 60 sebanyak 18 siswa atau 52,94 % dari 34 siswa
menunjukkan bahwa pembelajaran dengan menggunakan media kartu domino
sudah berhasil mencapai target 52% pada siklus I. Maka peneliti melanjutkan
siklus ke II untuk materi membandingkan dan menjumlahkan pecahan untuk
menindaklanjuti kegiatan pada siklus I.
Dari kegiatan penelitian tindakan kelas pada siklus I masih banyak
ditemukan kekurangan-kekurangan bagi guru atau peneliti antara lain : 1)
Penggunaan media yang belum dioptimalkan dengan baik oleh siswa; 2)
Penguatan kepada siswa yang berhasil belum bervariasi; 3) Penanaman konsep
materi pembelajaran belum maksimal; 4) Peneliti belum optimal dalam
membimbing siswanya kerja kelompok; 5) Peneliti kurang tegas menegur siswa
yang kurang memperhatikan pelajaran.
Sedangkan ditemukan juga kekurangan dari pihak siswa antara lain : 1)
Motivasi dan minat siswa terhadap mata pelajaran Matematika masih
sangat rendah; 2) Masih terlihat beberapa siswa ramai dalam kegiatan
pembelajaran; 3) Perlu peningkatan keaktifan siswa dalam KBM; 4) Kesadaran
dan bermain/kerja kelompok masih sangat rendah karena ego mereka masih
sangat tinggi. Untuk mengatasi kekurangan tersebut maka pembelajaran
dilanjutkan ke siklus II agar hasil lebih maksimal.
3. Deskripsi Siklus II
Deskripsi data tindakan siklus II terdiri dari paparan data perencanaan, data
tindakan, data observasi dan data refleksi.
a. Tahap Perencanaan
Tahap perencanaan dilaksanakan sebagai titik tolak pembelajaran untuk
mengkondisikan dan membuat komitmen atas perencanaan yang akan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
58
58
dilaksanakan pada pembelajaran Matematika tentang perbandingan nilai pecahan
dan penjumlahan pecahan.
Kegiatan perencanaan tindakan II dilaksanakan pada hari Senin, 2 Mei
2011 di ruang guru SD Negeri 2 Kalangan. Peneliti dan kepala sekolah
mendiskusikan rancangan tindakan yang akan dilakukan dalam proses penelitian
ini. Kemudian dengan kesepakatan bersama kegiatan pelaksanaan tindakan pada
siklus II akan dilaksanakan dalam 2 x pertemuan yaitu pada hari Rabu, 4 Mei
2011 dan Kamis, 5 Mei 2011.
Peneliti dan guru kelas menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP) Matematika selama 2 kali pertemuan dengan alokasi waktu 3 x 35 menit
setiap pertemuan. RPP yang disusun meliputi : standar kompetensi, kompetensi
dasar, indikator, tujuan pembelajaran, dampak pengiring, materi pembelajaran,
metode dan model pembelajaran, langkah-langkah pembelajaran, sumber dan
media pembelajaran dan penilaian.
b. Pelaksanaan Tindakan
Untuk tahap ini guru melaksanakan pembelajaran sesuai dengan jadwal
yang telah ditetapkan dan sesuai dengan RPP yang disusun sebelumnya.
Kegiatan pembelajaran dilaksanakan dengan menggunakan media kartu domino
selama 3 x 35 menit untuk setiap pertemuan.
1) Pertemuan Pertama
Kegiatan diawali dengan berdoa bersama dan juga presensi
kehadiran siswa. Pada pertemuan pertama siklus II ini konsep Matematika
yang diajarkan tentang membandingan nilai pecahan dengan indikator
membandingkan nilai dua pecahan yang lebih besar dengan mengguanakan
kartu domino dan menjumlah pecahan. Sebagai kegiatan awal dengan
bertanya seperti ”Lebih besar mana antara kapur dengan spidol boardmarker
ini ?”. Jika sudah terjawab guru memberi pertanyaan sekali lagi tentang nilai
pecahan seperti “Lebih besar mana antara pecahan ini dengan pecahan ini
?” dengan tujuan untuk mengingatkan siswa dan untuk memotivasi serta
mengarahkan minat siswa untuk mengikuti pembelajaran Matematika.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
59
59
Kemudian guru mulai mengarah pada pokok materi perbandingan pecahan.
Kegiatan diawali dengan melakukan tanya jawab mengenai cara menuliskan
pecahan yang nilainya sama. Siswa mengamati dan diminta menyebutkan
nilai pecahan pada gambar pecahan masing-masing. Selanjutnya guru
menjelaskan cara menentukan pecahan yang lebih besar dan cara menjumlah
pecahan berpenyebut sama dan berpenyebut tidak sama. Setelah siswa paham
kemudian dilanjutkan peragaan cara bermain kartu domino dan menjelaskan
aturan-aturan yang harus ditaati dalam bermain kartu domino. Tahap
selanjutnya membentuk kelompok dengan beranggotakan 4 orang siswa dan
setiap kelompok dibagikan 1 set kartu domino.
Setelah semua kelompok siap, selanjutnya guru mempersilahkan setiap
kelompok bermain kartu domino dan membimbingnya. Dalam permainan
pertama siswa masih banyak yang bingung dan kesulitan dalam mengenal
nilai pada gambar pecahan sehingga dalam menjatuhkan kartu tidak sesuai
dengan nilai pecahan yang diminta. Kemudian guru menghentikan permainan
sampai setiap kelompok selesai bermain, baru kemudian guru mengingatkan
kembali nilai pecahan pada setiap gambar. Setelah siswa paham dilanjutkan
bermain kartu domino yang kedua masih terdapat siswa yang kesulitan tetapi
dengan penjelasan individu siswa lebih paham. Pada permainan yang ketiga
setiap kelompok ternyata telah mampu bermain dengan baik, pada akhir
permainan siswa menjumlah nilai pecahan kartu domino yang masih
dipegang masing-masing pemain dengan bimbingan guru. Pemain yang
mendapatkan nilai paling sedikit atau tidak memegang kartu sama sekali
adalah pemenangnya. Guru memberikan hadiah kepada siswa yang
mendapat nilai paling sedikit.
2) Pertemuan kedua
Kegiatan diawali dengan berdoa bersama dan juga presensi
kehadiran siswa. Pada siklus II pertemuan kedua ini konsep Matematika
yang diajarkan tentang membandingan nilai pecahan dengan indikator
membandingkan nilai dua pecahan dengan gambar dan menjumlah pecahan.
Sebagai kegiatan awal dengan bertanya seperti “Lebih besar mana antara
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
60
60
pecahan ini dengan pecahan ini ?” dengan tujuan untuk mengingatkan
siswa dan untuk memotivasi serta mengarahkan minat siswa untuk mengikuti
pembelajaran Matematika. Kemudian guru mulai mengarah pada pokok
materi perbandingan pecahan. Kegiatan diawali dengan melakukan tanya
jawab mengenai cara menuliskan pecahan yang nilainya sama. Siswa
mengamati dan diminta menyebutkan nilai pecahan pada gambar pecahan
masing-masing. Selanjutnya guru menjelaskan cara menentukan pecahan
yang nilainya lebih besar dan cara menjumlah pecahan berpenyebut sama dan
berpenyebut tidak sama. Tahap selanjutnya membentuk kelompok dengan
beranggotakan 4 orang siswa dan setiap kelompok dibagikan 1 set kartu
domino.
Setelah semua kelompok siap, selanjutnya guru mempersilahkan setiap
kelompok bermain kartu domino dan membimbingnya. Dalam permainan
siswa sudah dapat bermain dengan baik dan benar, jadi guru tidak banyak
memberikan bimbingan kepada setiap kelompok. Pada akhir permainan siswa
menjumlah nilai pecahan kartu domino yang masih dipegang masing-masing
pemain dengan bimbingan guru. Siswa yang kesulitan menjumlahkan
pecahan diminta guru untuk ke depan untuk dikerjakan di depan kelas dengan
bimbingan guru. Pemain yang mendapatkan nilai paling sedikit atau tidak
memegang kartu sama sekali adalah pemenangnya. Guru memberikan hadiah
kepada siswa yang mendapat nilai paling sedikit. Pada kegiatan akhir guru
melakukan tanya jawab tentang materi yang telah dipelajari, sambil
mengulang pelajaran yang telah dipelajari. Kemudian guru membagikan
lembar soal kepada siswa untuk dikerjakan secara mandiri. Tidak lupa
guru memberikan pujian kepada siswa yang berhasil mengerjakan tugas
dengan baik.
c. Observasi
Tahap observasi sangat penting dilakukan dalam pembelajaran tujuannya
adalah untuk mengetahui aktivitas siswa dan kegiatan guru dalam melaksanakan
pembelajaran. Dari kegiatan penelitian yang telah dilaksanakan, peneliti
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
61
61
melakukan pengamatan tingkah laku serta sikap siswa selama mengikuti
pembelajaran Matematika serta peneliti di amati oleh observer dalam
beberapa aspek keterampilan guru dalam mengajar dengan menggunakan media
kartu domino. Hal ini berguna sebagai masukan dan bahan analisis
pembelajaran untuk lebih meningkatkan keterampilan berhitung pecahan siswa
kelas III SD Negeri 2 Kalangan.
1) Hasil Nilai Keterampilan Berhitung pecahan Siklus II
Dari penelitian yang dilakukan pada siklus II pertemuan kedua
diperoleh data pada lampiran 17 halaman 132, maka dapat dibuat tabel
frekuensi seperti pada tabel 8 berikut:
Tabel 8. Frekuensi Data Nilai Keterampilan Siswa Berhitung pecahan
Siklus II
No Nilai Interval Frekuensi Persentase Kategori
1. 20 – 29 1 2,94% Belum Tuntas
2. 30 – 39 3 8,82% Belum Tuntas
3. 40 – 49 4 11,76% Belum Tuntas
4. 50 – 59 2 5,88% Belum Tuntas
5. 60 – 69 6 17,65% Tuntas
6. 70 – 79 6 17,65% Tuntas
7. 80 – 89 8 23,53% Tuntas
8. 90 – 99 4 11,76% Tuntas
Jumlah 34 100%
Berdasarkan tabel 8 di atas maka nilai evaluasi siklus II dapat
digambarkan seperti pada gambar 20 berikut :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
62
62
Gambar 20. Grafik Nilai Keterampilan Siswa Berhitung Pecahan Siklus II
Berdasarkan data hasil evaluasi siklus II setelah dilaksanakan
tindakan penelitian siswa yang memperoleh nilai interval antara 20 - 29
sebanyak 1 siswa atau 2,94%, nilai interval antara 30 - 39 sebanyak 3 siswa
atau 8,82%, nilai interval antara 40 - 49 mencapai 4 siswa atau 11,76%, nilai
interval antara 50 – 59 sebanyak 2 siswa atau 5,88%. nilai interval antara 60
- 69 sebanyak 6 siswa atau 17,65%, nilai interval antara 70 - 79 mencapai
6 siswa atau 17,65%, nilai interval antara 80 – 89 sebanyak 8 siswa atau
23,83% dan nilai interval antara 90 – 99 sebanyak 4 siswa atau 11,76%.
Dari hasil evaluasi siklus II yang dilakukan pada pertemuan pertama
dan kedua maka dapat ditarik satu kesimpulan bahwa pada siklus II
keterampilan siswa dalam berhitung pecahan terutama tentang
membandingkan pecahan dan menjumlah pecahan masih belum sesuai
dengan yang diharapan. Dari penelitian siklus II diperoleh data rata-rata
kelas 63,53 ketuntasan klasikal yang diperoleh adalah 70,59% atau 24
siswa mencapai batas nilai KKM, sedangkan siswa yang tidak tuntas
sebanyak 29,41% atau 10 siswa. Berdasarkan hasil di atas maka penelitian
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
63
63
ini harus dilanjutkan ke siklus berikutnya yaitu siklus III, karena ketuntasan
klasikal siklus II belum mencapai ketuntasan klasikal akhir yaitu 75%.
2) Hasil Observasi terhadap Guru
Pada kegiatan observasi, selain observer mengamati aktivitas siswa,
observer juga mengamati aktivitas guru dalam pembelajaran. Dari aktivitas
kinerja guru dalam pembelajaran pada siklus II nilai rata-rata kegiatan
pembelajaran guru adalah 3,65 dengan kategori baik. Hasil observasi
aktivitas guru siklus II dapat dilihat pada lampiran 13 halaman 123 dapat
dibuat tabel 9 sebagai berikut:
Tabel 9. Hasil Observasi Aktivitas Guru Pada Siklus II
No KeteranganSiklus II
Pertemuan 1 Pertemuan 21. Rata-rata Skor 3,55 3,752. Nilai Rata-rata skor siklus II 3,65
Adapun hasil observasi siklus II dari pertemuan pertama dan kedua
diperoleh hasil sebagai berikut :
a) Langkah awal guru dalam hal persiapan RPP, alat peraga dan
pengelolaan kelas sudah dilakukan semua dan hampir maksimal pada
pengaturan kelompoknya. Namun hal tersebut sudah dapat dikatakan
cukup baik untuk awal penggunaan media kartu domino.
b) Peneliti menggunakan apersepsi yang sudah mengena dan disesuaikan
dengan materi yang diajarkan hal ini membuat siswa terpusat pada
materi pembelajaran. Sehingga untuk persiapan kegiatan apersepsi
sudah baik
c) Dalam pembelajaran guru maksimal untuk membuat pembelajaran
makin hidup dengan menggunakan media kartu domino, siswa juga
sudah terlihat cukup aktif mengikuti pembelajaran. Sehingga secara
umum untuk penyampaian pembelajaran dengan menggunakan media
kartu domino sudah baik.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
64
64
d) Peneliti selama pembelajaran berlangsung senantiasa memperhatikan
siswa, membantu siswa apabila ada kesulitan, jadi perhatian guru sudah
tergolong cukup baik
e) Peneliti senantiasa memberi dukungan, dorongan dan motivasi yang
cukup kepada siswa selama pembelajaran
f) Interaksi antara siswa dengan peneliti selama tindakan siklus II ini
sudah terlihat dari mulai kegiatan awal sampai kegiatan akhir
sehingga dapat dikatakan hubungan siswa dengan peneliti baik
g) Penerapan media yang dipilih oleh peneliti sudah disesuaikan dengan
yang materi yang diajarkan
h) Siswa dalam pembuatan kesimpulan masih perlu banyak bantuan dari
guru, sehingga untuk aspek pembuatan kesimpulan tergolong cukup
i) Peneliti melakukan tindak lanjut dengan terencana dan berjalan dengan
baik jadi secara keseluruhan untuk pelaksanaan evaluasi dikatakan baik.
3) Hasil Observasi terhadap Siswa
Hasil pengamatan terhadap aktivitas siswa pada siklus II ini dengan
kriteria yang dinilai adalah keaktifan, ketangkasan, ketepatan, dan
keberanian. Hasil observasi aktivitas siswa siklus II dapat dilihat pada
lampiran 18 halaman 134 dapat dibuat tabel 10 sebagai berikut:
Tabel 10. Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus II
No KeteranganSiklus II
Pertemuan 1 Pertemuan 21. Total Skor 79,6 81,72. Rata-rata Skor 10 10,23. Rata-rata skor siklus II 10,1
Berdasarkan tabel 10 dapat disimpulkan bahwa rata-rata aktivitas
siswa dalam pembelajaran keterampilan berhitung pecahan pada siklus II
pertemuan pertama yaitu 10 dalam kategori baik dengan dari rata-rata aspek
keaktifan, ketangkasan bermain kartu domino, ketepatan menghitung
pecahan, dan keberanian dalam bertanya jawab. Sedangkan pada pertemuan
kedua yaitu 10,2 dengan kategori baik. Nilai rata-rata keseluruhan aktivitas
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
65
65
siswa pada siklus II sebesar 10,1 dengan kategori baik. Adapun hasil
observasi siklus II dari pertemuan pertama dan kedua diperoleh hasil
sebagai berikut :
(1) Keaktifan dan perhatian siswa dalam pembelajaran sudah terlihat baik
dengan ditunjukkan semangat siswa untuk bisa bermain kartu domino.
(2) Ketangkasan siswa dalam menggunakan kartu domino sudah baik
dikarenakan siswa sudah pernah menggunakan media kartu domino.
(3) Ketepatan dalam menjumlah sisa kartu domino yang dipegang masih
sangat kurang. Dengan ditunjukkan banyak siswa yang masih bingung
cara menjumlah pecahan. Sehingga guru masih memberikan bimbingan
satu per satu kepada siswa cara yang tepat menjumlah pecahan dengan
mudah.
(4) Keberanian siswa dalam bertanya tentang cara menggunakan kartu
domino dan cara menjumlah pecahan sudah cukup tinggi karena
besarnya rasa ingin tahu siswa.
d. Analisis dan Refleksi
Dari deskripsi data observasi di atas, kemudian dilakukan diskusi antara
peneliti dan observer mengulas secara cermat hasil penelitian pada siklus II.
Secara umum minat, antusiasme dan motivasi siswa pada pelajaran matematika
sudah meningkat daripada sebelumnya tetapi untuk prestasi hasil belajar pada
siklus ini masih kurang karena masih ada 12 siswa yang belum mencapai
KKM. Guru memberikan informasi secara tepat, memberi motivasi dan
melaksanakan penilaian proses dengan rata- rata kelas mencapai 63,53 sedang
siswa yang memperoleh nilai 60 sebanyak 24 siswa atau 70,59 % dari 34
siswa. Data lengkap tentang nilai tes siklus II dapat dilihat pada lampiran 23
halaman 150.
Pembelajaran dalam siklus ini dikatakan berhasil apabila siswa yang
memperoleh nilai 60 mencapai 66% dari jumlah siswa. Pada siklus II ini siswa
yang memperoleh nilai 60 sebanyak 24 siswa atau 70,59 % dari 34 siswa
menunjukkan bahwa pembelajaran dengan menggunakan media kartu domino
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
66
66
telah berhasil karena telah mencapai target 66 % pada siklus II . Maka peneliti
melanjutkan siklus ke III untuk materi membandingkan dan menjumlahkan
pecahan untuk menindak lanjuti kegiatan pada siklus II.
Dari kegiatan penelitian tindakan kelas pada siklus II masih ditemukan
kekurangan-kekurangan bagi guru atau peneliti antara lain : 1) Penguatan
kepada siswa yang berhasil belum bervariasi; 2) Bimbingan yang diberikan
kepada siswa yang belum menguasai penuh perbandingan dan menjumlah
pecahan kurang tertanam; 3) Penanaman konsep materi pembelajaran belum
maksimal;
Sedangkan ditemukan juga kekurangan dari pihak siswa antara lain : 1)
Masih terlihat beberapa siswa ramai dalam kegiatan pembelajaran; 2) Perlu
peningkatan keaktifan siswa dalam KBM; 3) Kesadaran dan bermain/kerja
kelompok masih kurang karena ego mereka masih sangat tinggi. Untuk
mengatasi kekurangan tersebut maka pembelajaran dilanjutkan ke siklus III
agar hasil lebih maksimal.
4. Deskripsi Siklus III
Tindakan siklus III dilaksanakan selama 1 minggu mulai tanggal 9 Mei 2011
sampai tanggal 14 Mei 2011. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode
Penelitian Tindakan Kelas yang terdiri dari siklus-siklus, pada setiap siklus terdiri
dari 4 tahapan. Deskripsi data tindakan siklus III terdiri dari paparan data
perencanaan, data tindakan, data observasi dan data refleksi.
a. Perencanaan
Kegiatan perencanaan tindakan III dilaksanakan pada hari Senin, 9 Mei
2011 di ruang guru SD Negeri 2 Kalangan. Peneliti dan kepala sekolah
mendiskusikan rancangan tindakan yang akandilakukan dalam proses penelitian
ini. Kemudian dengan kesepakatan bersama kegiatan pelaksanaan tindakan pada
siklus III akan dilaksanakan dalam 2 x pertemuan (dengan alokasi waktu 3 x 35
menit) yaitu pada hari Rabu, 11 Mei 2011 dan Kamis, 12 Mei 2011.
Kegiatan selanjutnya adalah melakukan penelaahan terhadap program
pengajaran berdasarkan kurikulum yang digunakan saat ini yaitu KTSP SD
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
67
67
2006 kelas III, peneliti mempersiapkan rencana pembelajaran Matematika yang
sesuai dengan materi yaitu tentang perbandingan nilai pecahan dan penjumlahan
pecahan dengan baik dan matang agar mendapatkan hasil yang optimal.
Tahap perencanaan dilaksanakan sebagai titik tolak pembelajaran untuk
mengkondisikan dan membuat komitmen atas perencanaan yang akan
dilaksanakan pada pembelajaran Matematika tentang perbandingan nilai pecahan
dan penjumlahan pecahan.
b. Pelaksanaan
Untuk tahap ini guru melaksanakan pembelajaran sesuai dengan jadwal
yang telah ditetapkan dan sesuai dengan RPP yang disusun sebelumnya.
Kegiatan pembelajaran dilaksanakan dengan menggunakan media kartu domino
selama 3 x 35 menit untuk setiap pertemuan.
a) Pertemuan Pertama
Kegiatan diawali dengan berdoa bersama dan juga presensi kehadiran
siswa. Pada pertemuan pertama siklus III ini konsep Matematika yang
diajarkan tentang membandingan nilai pecahan dengan indikator
membandingkan nilai dua pecahan yang lebih kecil dengan mengguanakan
kartu domino dan menjumlah pecahan. Sebagai kegiatan awal dengan
bertanya seperti “Lebih kecil mana antara penghapus karet ini dengan
penghapus papan ini ?”. Jika sudah terjawab guru memberi pertanyaan sekali
lagi tentang nilai pecahan seperti “Lebih kecil mana antara pecahan ini
dengan pecahan ini ?” dengan tujuan untuk mengingatkan siswa dan untuk
memotivasi serta mengarahkan minat siswa untuk mengikuti pembelajaran
Matematika. Kemudian guru mulai mengarah pada pokok materi
perbandingan pecahan. Kegiatan diawali dengan melakukan tanya jawab
mengenai cara menuliskan pecahan yang nilainya sama. Siswa mengamati
dan diminta menyebutkan nilai pecahan pada gambar pecahan masing-
masing. Selanjutnya guru menjelaskan cara menentukan pecahan yang lebih
kecil dan cara menjumlah pecahan berpenyebut sama dan berpenyebut tidak
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
68
68
sama. Setelah siswa paham kemudian dilanjutkan peragaan cara bermain
kartu domino dan menjelaskan aturan-aturan yang harus ditaati dalam
bermain kartu domino. Tahap selanjutnya membentuk kelompok dengan
beranggotakan 4 orang siswa dan setiap kelompok dibagikan 1 set kartu
domino.
Setelah semua kelompok siap, selanjutnya guru mempersilahkan
setiap kelompok bermain kartu domino dan membimbingnya. Dalam
permainan pertama siswa hampir sudah bisa menggunakan kartu domino.
Setelah setiap kelompok bermain satu kali kemudian guru menghentikan
permainan, baru kemudian guru mengingatkan dan bertanya kepada siswa
apakah masih ada yang kesulitan. Setelah siswa paham dilanjutkan bermain
kartu domino yang kedua seluruh siswa telah mampu bermain dengan baik,
pada akhir permainan siswa menjumlah nilai pecahan kartu domino yang
masih dipegang masing-masing pemain dengan bimbingan guru. Pemain
yang mendapatkan nilai paling sedikit atau tidak memegang kartu sama
sekali adalah pemenangnya. Guru memberikan hadiah kepada siswa yang
mendapat nilai paling sedikit.
b) Pertemuan kedua
Kegiatan diawali dengan berdoa bersama dan juga presensi
kehadiran siswa. Pada siklus III pertemuan kedua ini konsep Matematika
yang diajarkan tentang membandingan nilai pecahan dengan indikator
membandingkan nilai pecahan lebih kecil dan menjumlah pecahan. Sebagai
kegiatan awal dengan bertanya seperti “Lebih besar mana antara pecahan
ini dengan pecahan ini ?” dengan tujuan untuk mengingatkan siswa dan
untuk memotivasi serta mengarahkan minat siswa untuk mengikuti
pembelajaran Matematika. Kemudian guru mulai mengarah pada pokok
materi perbandingan pecahan. Kegiatan diawali dengan melakukan tanya
jawab mengenai cara menuliskan pecahan yang nilainya sama kemudian
dengan nilai yang berbeda dan siswa diminta untuk membandingkan
pecahan tersebut mana yang lebih kecil. Siswa mengamati dan diminta
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
69
69
menyebutkan nilai pecahan pada gambar pecahan masing-masing dan
menjawab pertanyaan dari guru. Selanjutnya guru menjelaskan cara
menentukan pecahan yang nilainya lebih kecil dan cara menjumlah pecahan
berpenyebut sama dan berpenyebut tidak sama. Tahap selanjutnya
membentuk kelompok dengan beranggotakan 4 orang siswa dan setiap
kelompok dibagikan 1 set kartu domino.
Setelah semua kelompok siap, selanjutnya guru mempersilahkan
setiap kelompok bermain kartu domino dan membimbingnya. Dalam
permainan siswa sudah dapat bermain dengan baik dan benar, jadi guru tidak
banyak memberikan bimbingan kepada setiap kelompok. Pada akhir
permainan siswa menjumlah nilai pecahan kartu domino yang masih
dipegang masing-masing pemain dengan bimbingan guru. Siswa yang
kesulitan menjumlahkan pecahan diminta guru untuk ke depan untuk
dikerjakan di depan kelas dengan bimbingan guru. Pemain yang
mendapatkan nilai paling sedikit atau tidak memegang kartu sama sekali
adalah pemenangnya. Guru memberikan hadiah kepada siswa yang
mendapat nilai paling sedikit. Pada kegiatan akhir guru melakukan tanya
jawab tentang materi yang telah dipelajari, sambil mengulang pelajaran
yang telah dipelajari. Kemudian guru membagikan lembar soal kepada siswa
untuk dikerjakan secara mandiri. Tidak lupa guru memberikan pujian
kepada siswa yang berhasil mengerjakan tugas dengan baik.
c. Observasi
Tahap observasi sangat penting dilakukan dalam pembelajaran tujuannya
adalah untuk mengetahui aktivitas siswa dan kegiatan guru dalam
melaksanakan pembelajaran. Dari kegiatan penelitian yang telah
dilaksanakan, peneliti melakukan pengamatan tingkah laku serta sikap
siswa selama mengikuti pembelajaran Matematika serta peneliti di amati oleh
observer dalam beberapa aspek keterampilan guru dalam mengajar dengan
menggunakan media kartu domino. Hal ini berguna sebagai masukan dan
bahan analisis pembelajaran untuk lebih meningkatkan keterampilan berhitung
pecahan siswa kelas III SD Negeri 2 Kalangan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
70
70
Dari penelitian yang dilakukan pada siklus III pertemuan pertama dan
kedua diperoleh data pada lampiran 24 halaman 157, maka dapat dibuat
tabel frekuensi seperti pada tabel 11 berikut:
Tabel 11. Frekuensi Data Nilai Evaluasi Siklus III
No. Nilai Interval Frekuensi Persentase Kategori
1. 30 – 39 1 2,94% Belum Tuntas
2. 40 – 49 3 8,82% Belum Tuntas
3. 50 – 59 2 5,88% Belum Tuntas
4. 60 – 69 7 20,59% Tuntas
5. 70 – 79 4 11,76% Tuntas
6. 80 – 89 6 17,65% Tuntas
7. 90 – 99 11 32,35% Tuntas
Jumlah 34 100%
Berdasarkan tabel 11 di atas maka nilai evaluasi siklus III dapat
digambarkan seperti pada gambar 21 berikut :
Gambar 21. Grafik Nilai Keterampilan Berhitung Pecahan Siklus III
Berdasarkan data hasil evaluasi siklus III setelah dilaksanakan tindakan
penelitian siswa yang memperoleh nilai interval antara 30 - 39 sebanyak 1
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
71
71
siswa atau 2,94%, nilai interval antara 40 - 49 sebanyak 3 siswa atau 8,82%,
nilai interval antara 50 - 59 mencapai 2 siswa atau 5,88%, nilai interval antara
60 – 69 sebanyak 7 siswa atau 20,59%. nilai interval antara 60 - 69 sebanyak
4 siswa atau 11,76%, nilai interval antara 70 - 79 mencapai 4 siswa atau
11,76%, nilai interval antara 80 – 89 sebanyak 6 siswa atau 17,65% dan nilai
interval antara 90 – 99 sebanyak 11 siswa atau 32,35%.
Dari hasil evaluasi siklus III yang dilakukan pada pertemuan kedua
maka dapat ditarik satu kesimpulan, pada siklus III keterampilan siswa dalam
berhitung pecahan terutama tentang membandingkan pecahan dan menjumlah
pecahan sudah sesuai dengan yang diharapan. Dari penelitian siklus III
diperoleh data rata-rata kelas 72,94 ketuntasan klasikal yang diperoleh adalah
82,35% atau 28 siswa mencapai batas nilai KKM, sedangkan siswa yang tidak
tuntas sebanyak 17,65% atau 6 siswa. Berdasarkan hasil di atas maka
penelitian ini sudah memenuhi target yang ingin dicapai yaitu ketuntasan
klasikal akhir 75%.
1) Hasil Observasi terhadap Guru
Pada kegiatan observasi, selain observer mengamati aktivitas siswa,
observer juga mengamati aktivitas guru dalam pembelajaran. Dari aktivitas
kinerja guru dalam pembelajaran pada siklus III nilai rata-rata kegiatan
pembelajaran guru adalah 3,65 dengan kategori sangat baik. Hasil observasi
aktivitas siswa siklus III dapat dilihat pada lampiran 20 halaman 148 dapat
dibuat tabel 12 sebagai berikut:
Tabel 12. Hasil Observasi Aktivitas Guru Pada Siklus III
No Keterangan Siklus IIIPertemuan 1 Pertemuan 2
1. Rata-rata Skor 3,63 3,82. Nilai Rata-rata skor siklus III 3,72
Adapun hasil observasi siklus III dari pertemuan pertama dan kedua
diperoleh hasil sebagai berikut :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
72
72
a) Langkah awal guru dalam hal persiapan RPP, alat peraga dan
pengelolaan kelas sudah dilakukan semua dan sudah maksimal pada
pengaturan kelompoknya.
b) Peneliti menggunakan apersepsi yang sudah mengena dan disesuaikan
dengan materi yang diajarkan hal ini membuat siswa terpusat pada
materi pembelajaran. Sehingga untuk persiapan kegiatan apersepsi
sudah baik.
c) Dalam pembelajaran guru maksimal untuk membuat pembelajaran
makin hidup dengan menggunakan media kartu domino, siswa juga
sudah terlihat cukup aktif mengikuti pembelajaran. Sehingga secara
umum untuk penyampaian pembelajaran dengan menggunakan media
kartu domino sudah baik.
d) Peneliti selama pembelajaran berlangsung senantiasa memperhatikan
siswa, membantu siswa apabila ada kesulitan, jadi perhatian guru
sudah tergolong baik.
e) Peneliti senantiasa memberi dukungan, dorongan dan motivasi yang
cukup kepada siswa selama pembelajaran
f) Interaksi antara siswa dengan peneliti selama tindakan siklus III ini
sudah terlihat dari mulai kegiatan awal sampai kegiatan akhir
sehingga dapat dikatakan hubungan siswa dengan peneliti baik.
g) Penerapan media yang dipilih oleh peneliti sudah disesuaikan dengan
yang materi yang diajarkan.
h) Siswa dalam pembuatan kesimpulan masih perlu bantuan dari guru,
sehingga untuk aspek pembuatan kesimpulan tergolong cukup.
i) Peneliti melakukan tindak lanjut dengan terencana dan berjalan
dengan baik jadi secara keseluruhan untuk pelaksanaan evaluasi
dikatakan baik.
2) Hasil Observasi terhadap Siswa
Hasil pengamatan terhadap aktivitas siswa pada siklus III dengan
kriteria yang dinilai adalah keaktifan, ketangkasan, ketepatan, dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
73
73
keberanian. Hasil observasi aktivitas siswa siklus III dapat dilihat pada
lampiran 25 halaman 159 dapat dibuat tabel 13 sebagai berikut:
Tabel 13. Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus III
No KeteranganSiklus III
Pertemuan 1 Pertemuan 21 Total Skor 82,2 84,62 Rata-rata Skor 10,3 10,63 Rata-rata skor siklus III 10,45
Berdasarkan tabel 13 dapat disimpulkan bahwa rata-rata aktivitas
siswa dalam pembelajaran keterampilan berhitung pecahan pada siklus III
pertemuan 1 yaitu 10,3 dalam kategori baik dari rata-rata aspek keaktifan,
ketangkasan bermain, aspek ketepatan menjumlah pecahan, dan keberanian
bertanya. Sedangkan pada pertemuan 2 yaitu 10,6 dengan kategori baik.
Nilai rata-rata keseluruhan aktivitas siswa pada siklus III sebesar 10,45
dengan kategori baik. Berdasarkan pada lampiran 25 halaman 159
diperoleh data hasil observasi siswa saat mengikuti pembelajaran
matematika. Adapun hasil observasi siklus III dari pertemuan 1 dan 2
diperoleh hasil sebagai berikut:
a) Keaktifan dan perhatian siswa dalam pembelajaran sudah terlihat baik
dengan ditunjukkan semangat siswa untuk bisa bermain kartu domino.
b) Ketangkasan siswa dalam menggunakan kartu domino sudah baik
dikarenakan siswa sudah pernah dan sering menggunakan media kartu
domino.
c) Ketepatan dalam menjumlah sisa kartu domino yang dipegang sudah
cukup baik. Sehingga guru hanya memberikan bimbingan seperlunya
saja kepada siswa.
d) Keberanian siswa dalam bertanya tentang cara menggunakan kartu
domino dan cara menjumlah pecahan sudah cukup tinggi karena
besarnya rasa ingin tahu siswa.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
74
74
d. Analisis dan Refleksi
Dari deskripsi data observasi di atas, kemudian dilakukan diskusi antara
peneliti dan observer mengulas secara cermat hasil penelitian pada siklus III.
Secara umum minat, antusiasme dan motivasi siswa pada pelajaran matematika
sudah meningkat daripada sebelumnya tetapi untuk prestasi hasil belajar pada
siklus ini masih kurang karena masih ada 6 siswa yang belum mencapai
KKM. Namun nilai rata-rata kelas mencapai 72,94 sedang siswa yang
memperoleh nilai 60 sebanyak 28 siswa atau 82,35 % dari 34 siswa. Data
lengkap tentang nilai tes siklus III dapat dilihat pada lampiran 23 halaman 150.
Pembelajaran dalam siklus ini dikatakan berhasil apabila siswa yang
memperoleh nilai 60 mencapai 75% dari jumlah siswa. Pada siklus III ini
siswa yang memperoleh nilai 60 sebanyak 28 siswa atau 82,35 % dari 34 siswa
menunjukkan bahwa pembelajaran dengan menggunakan media kartu domino
telah berhasil karena telah mencapai target 75% bahkan melebihi target pada
siklus III ini. Maka peneliti menghentikan siklus pada siklus ke III.
Dari kegiatan penelitian tindakan kelas pada siklus III sudah tidak terdapat
kekurangan bagi guru atau peneliti dan kekurangan dari pihak siswa. Maka
peneliti menghentikan siklus pada siklus III.
C. Pembahasan Hasil Penelitian dan Temuan
1. Kondisi Awal
Kondisi awal pembelajaran matematika khususnya pada berhitung pecahan
guru kelas III masih menggunakan pendekatan konvensional. Dalam proses
pembelajaran kedudukan guru masih sangat dominan, siswa masih pasip hanya
mendengarkan penjelasan guru sehingga pemebelajaran berjalan searah. Dengan
kondisi demikian, siswa hanya didudukan sebagai objek bukan sebagai subjek
pembelajaran. Kerja sama antar teman untuk membina sosialisasi siswa sangat
kurang dalam pembelajaran lebih banyak dikerjakan secara perseorangan
(individual). Motivasi belajar siswa dalam mengikuti pembelajaran sangat rendah.
Konsep pembelajaran berhitung pecahan hanya diterima dari guru melalui penjelasan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
75
75
saja, sedangkan keterampilan menganalisa dan mengevaluasi hitung pecahan kurang
begitu ditekankan. Siswa kurang mampu mengonstruksikan, mendiskusikan, atau
merefleksikan materi pembelajaran yang telah dipelajari sehingga pembelajaran
belum terasa bermakna bagi siswa dalam kehidupan sehari-hari.
Dalam melakukan penilaian, guru hanya menekankan pada segi hasil dan
umumnya menitikberatkan pada aspek pengetahuan semata. Penilaian proses belum
mendapatkan perhatian penuh dari guru. Sebelum melakukan apersepsi berhitung
pecahan, siswa tidak melakukan upaya-upaya yang bisa membantu kelancaran
pembelajaran berhitung pecahan. Guru hanya memberikan tugas soal tanpa arahan
dan bimbingan, bagaimana upaya menganalisa soal hitung pecahan secara efektif,
kemudian siswa disuruh langsung mengemukakan hasilnya. Pada akhir kegiatan
apersepsi berhitung pecahan, siswa tidak tidak melakukan revisi terhadap hasil kerja
siswa, sehingga masih ditemukan kesalahan-kesalahan. Berdasarkan hasil tes pada
kondisi awal, diketahui sejumlah 26 siswa mendapat nilai kurang dari 60, sedangkan
nilai rata-ratanya 45,44 dengan ketuntasan klasikal 23,53%.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilaksanakan pada siklus I, siklus II, dan
siklus III dapat dinyatakan bahwa pembelajaran matematika menggunakan media
kartu domino dapat meningkatkan keterampilan berhitung pecahan pada siswa kelas
III SDN 2 Kalangan dalam pembelajaran. Berdasarkan hasil penelitian dari beberapa
tabel di atas dapat diketahui adanya peningkatan proses pembelajaran pada tiap-tiap
siklus. Adapun gambaran peningkatan proses pembelajaran Matematika siswa
melalui penggunaan media kartu domino pada setiap siklus adalah sebagai berikut:
2. Siklus I
Pada siklus I anak belum siap menerima materi kartu domino, karena konsep
membandingkan pecahan dengan kartu domino belum pernah digunakan oleh guru
kelas III. Dilihat dari hasil pengamatan observer, aktivitas siswa pada siklus I
menunjukkan kategori cukup. Apabila dilihat dari pengolahan data prestasi hasil
belajar siswa pada tes siklus I rata-rata nilainya 55,74 nilai tersebut sudah cukup
karena target pencapaian ketuntasan hasil belajar pada siklus I adalah 52% banyak
siswa yang nilainya 60 yaitu sebanyak 18 siswa, berarti dalam kelas tersebut baru
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
76
76
52,94 % yang menguasai materi. Hal tersebut menunjukkan bahwa proses
pembelajaran pada siklus I sudah menunjukkan hasil adanya suatu peningkatan.
Namun hasil siklus I ini belum mencapai target ketuntasan belajar akhir yaitu 75%.
3. Siklus II
Siklus II adalah merupakan lanjutan pada siklus sebelumnya karena potensi
siswa pada siklus I belum memenuhi target ketuntasan belajar akhir yaitu 75%, maka
diadakan tindakan pada siklus II. Dari pengamatan observer diketahui bahwa
persentase hasil aktivitas siswa dalam pelajaran Matematika adalah berkategori baik
dibanding dengan siklus I. Pada siklus II aktivitas siswa meningkat dengan baik. Hal
ini terlihat dari keaktifan, ketangkasan, ketepatan, dan keberanian siswa yang
tadinya belum meningkat sekarang meningkat. Dari 34 siswa yang diteliti ternyata
telah menunjukkan adanya peningkatan suatu proses pembelajaran. Setelah diadakan
tes pada siklus II yang diikuti sebanyak 34 siswa, hasilnya telah meningkat. Hasil
rata-rata yang diperoleh 63,53. Siswa yang mendapat nilai 60 ada 24 siswa atau
70,59%.
4. Siklus III
Siklus III adalah merupakan lanjutan pada siklus sebelumnya karena potensi
siswa pada siklus II belum memenuhi target ketuntasan belajar akhir yaitu 75%.,
maka diadakan tindakan pada siklus III. Dari pengamatan observer diketahui bahwa
persentase hasil aktivitas siswa dalam pelajaran Matematika adalah berkategori baik
dibanding dengan siklus II. Pada siklus III aktivitas siswa meningkat dengan baik.
Hal ini terlihat dari keaktifan, ketangkasan, ketepatan, dan keberanian siswa yang
meningkat sekarang bertambah meningkat. Dari 34 siswa yang diteliti ternyata
telah menunjukkan adanya peningkatan suatu proses pembelajaran. Setelah diadakan
tes pada siklus III yang diikuti sebanyak 34 siswa, hasilnya telah meningkat. Hasil
rata-rata yang diperoleh 72,94. Siswa yang mendapat nilai 60 ada 28 siswa
(82,35%).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
77
77
5. Hubungan Antar Siklus
Berdasarkan hasil penelitian yang dilaksanakan pada siklus I, siklus II, dan
siklus III dapat dinyatakan bahwa pembelajaran matematika menggunakan media
kartu Domino dapat meningkatkan keterampilan berhitung pecahan pada siswa kelas
III SDN 2 Kalangan Pedan Klaten.
Demikian perbandingan ketuntasan belajar siswa sejak kondisi awal sebelum
tindakan, siklus I, siklus II, dan siklus III mengalami peningkatan, maka dapat dibuat
tabel 14 berikut ini :
Tabel 14. Perbandingan Prosentase Siswa Belajar Tuntas
Hasil Tes Kondisi Awal Siklus 1 Siklus 2 Siklus
Nilai Rata-rata Kelas 45,44 55,74 63,53 72,94
Siswa tidak tuntas 26 16 10 6
Siswa Sudah Tuntas 8 18 24 28
Ketuntasan Klasikal 23,53% 52,94% 70,59 82,35%
Berdasarkan tabel 14, maka dapat digambarkan perbandingan dengan keadaan
awal, siklus 1, siklus 2 dan siklus 3 pada gambar 22 di bawah ini:
Gambar 22. Grafik Perbandingan Prosentase Siswa Belajar Tuntas
Perkembangan keterampilan siswa berhitung pecahan mengalami
perkembangan yaitu dari keadaan awal sebelum dilakukan pembelajaran
menggunakan kartu Domino siswa yang tuntas KKM hanya 23,53% dari jumlah 34
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
78
78
siswa. Pada siklus I dilaksanakan pembelajaran menggunakan media kartu domino,
siswa yang tuntas KKM menjadi 52,94% atau meningkat sebanyak 29,41% dari
keadaan awal. Setelah dilakukan tindak lanjut kembali dalam siklus II, siswa yang
tuntas KKM menjadi 70,59% atau meningkat 47,06% dari keadaan awal atau
meningkat 17,65% dari siklus I. Kemudian dilakukan tindak lanjut kembali dalam
siklus III, siswa yang tuntas KKM menjadi 82,35% atau meningkat 58,82% dari
keadaan awal atau meningkat 11,76% dari siklus II.
Selain data nilai tiap siklus juga ada data aktivitas siswa dan kinerja guru
dalam proses pembelajaran. Keaktifan siswa dan kinerja guru dalam proses
pembelajaran pada siklus I, siklus II, dan siklus III juga mengalami peningkatan.
Pada kegiatan observasi terlihat bahwa observasi aktivitas siswa meningkat dari
siklus I dari aspek keaktifan, aspek ketangkasan, aspek ketepatan, dan aspek
keberanian dari siklus I dengan rata-rata 8,7 dalam kategori kurang baik menjadi
10,08 pada siklus II dalam kategori baik sehingga mengalami peningkatan sebanyak
2,1. Kemudian pada siklus III dengan rata-rata 10,45 dalam kategori baik sehingga
mengalami peningkatan sebanyak 0,37 dari siklus II, dan 1,75 dari siklus I. Aktivitas
siswa dalam pembelajaran berhitung pecahan dengan media kartu domino
mengalami peningkatan dari siklus I ke siklus II dan ke siklus III.
Pada kegiatan observasi guru terlihat bahwa observasi aktivitas guru meningkat
dari aspek (1) Guru dalam melaksanakan kegiatan pra pembelajaran (2) Guru dalam
aspek membuka pelajaran (3) Pada kegiatan inti dalam penguasaan materi pelajaran
(4) Penggunaan/strategi pembelajaran guru (5) Pemanfaatan sumber belajar/media
pembelajaran (6) Pembelajaran yang memicu dan memelihara keterlibatan siswa (7)
Guru di dalam melakukan aspek penilaian proses dan hasil (8) Penggunaan bahasa
yang dilakukan guru pada saat pembelajaran (9) Kegiatan penutup yang dilakukan
oleh guru. Tabel hasil observasi proses pembelajaran oleh guru dapat dilihat pada
lampiran 20 halaman 148.
Berdasarkan data dapat disimpulkan nilai rata-rata kegiatan pembelajaran guru
adalah 3,65 dengan kategori baik pada siklus II dari 3,25 dalam kategori kurang baik
pada siklus I dan 3,8 dalam kategori baik pada siklus III, sehingga mengalami
peningkatan. Aktivitas guru dalam proses pembelajaran keterampilan berhitung
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
79
79
pecahan dengan menggunakan media kartu Domino mengalami peningkatan dari
siklus I ke siklus II dan siklus III
Dari analisis data dan observasi selama pembelajaran matematika,
secara umum menunjukan perubahan yang signifikan. Guru telah berhasil
menggunakan media kartu domino untuk meningkatkan keterampilan siswa dalam
berhitung pecahan pecahan.
6. Temuan
Berdasarkan penelitian yang telah dilaksanakan, peneliti telah menemukan
beberapa temuan-temuan selama dalam penelitian tindakan kelas. Temuan-temuan
itu antara lain sebagai berikut :
1. Kurang efektifnya pembelajaran yang diciptakan oleh guru, siswa masih banyak
yang mengeluh dikarenakan belum memahami betul cara penggunaan media
kartu domino, dan kurang berhasilnya guru dalam menjelaskan cara mencari
nilai pecahan yang besarnya sama.
2. Siswa dibiasakan untuk berlatih mencari besarnya pecahan yang nilainya sama
dan berlatih melalui menggunakan media kartu domino.
3. Beberapa siswa masih banyak yang mengganggu teman saat pembelajaran dan
masih banyak yang berbicara sendiri-sendiri dan guru memberi penjelasan
sehingga suasana pembelajaran kurang kondusif.
4. Peningkatan kualitas proses pembelajaran pecahan terbukti bahwa siswa
menjadi senang dan lebih aktif serta guru tidak mengalami kesulitan lagi untuk
mencari cara dalam meningkatkan keterampilan berhitung pecahan sehingga
keterampilan berhitung pecahan bisa meningkat.
5. Dengan adanya alat peraga kartu Domino membuat siswa lebih antusias dalam
proses pembelajaran khususnya keterampilaan berhitung pecahan.
6. Penerapan media kartu domino dalam setiap siklusnya menunjukkan adanya
peningkatan keterampilan berhitung pecahan siswa. Secara keseluruhan, siswa
yang awalnya belum terampil dalam berhitung pecahan, setelah diadakan
penelitian tindakan dengan menggunakan media kartu domino, keterampilan
berhitung siswa meningkat.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 80
BAB V
SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan penelitian yang dilaksanakan di kelas III SDN 2 Kalangan
Kecamatan Pedan Kabupaten Klaten dengan 3 siklus dapat disimpulkan sebagai
berikut:
1. Penggunaan media kartu domino dapat meningkatkan keterampilan berhitung
pecahan siswa kelas III SDN 2 Kalangan Kabupaten Klaten Tahun Pelajaran
2010/2011.
2. Hal ini terbukti dengan peningkatan tiap siklus sebagai berikut :
Nilai rata-rata test awal adalah 45,44 dengan ketuntasan 23,53%, kemudian nilai
rata-rata meningkat pada siklus I yaitu 55,74 dengan ketuntasan 52,94%. Setelah
dilanjutkan pada siklus II nilai rata-rata yang diperoleh siswa adalah 63,53
dengan ketuntasan 70,59%. Sedangkan pada siklus III nilai rata-rata siswa
meningkat menjadi 72,94 dengan ketuntasan 82,35%.
B. Implikasi
Berdasarkan temuan dan hasil penelitian tindakan kelas pada peningkatan
keterampilan beehitung pecahan menggunakan media kartu domino pada siswa kelas
III SD Negeri 2 Kalangan Kecamatan Pedan Kabupaten Klaten Tahun Pelajaran
2010/2011, dapat diimplikasi sebagai berikut:
1. Untuk meningkatkan keterampilan berhitung pecahan, khususnya dalam
membandingkan besar pecahan dan menjumlah pecahan di Sekolah Dasar, guru
sebaiknya memberikan contoh yang konkrit dan membuat perencanaan bersama
untuk membangkitkan semangat siswa.
2. Penerapan media kartu domino dalam setiap siklusnya menunjukkan adanya
peningkatan keterampilan berhitung pecahan siswa. Secara keseluruhan, siswa
yang awalnya belum terampil dalam berhitung pecahan, setelah diadakan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
81
81
penelitian tindakan dengan menggunakan media kartu domino, keterampilan
berhitung siswa meningkat.
B. Saran-saran
Berdasarkan simpulan hasil penelitian kepada siswa, guru, dan peneliti lain yang
berkepentingan diberikan saran-saran sebagai berikut:
1. Bagi Guru
a. Guru perlu menggunakan media kartu domino dalam agar keterampilan
berhitung pecahan siswa meningkat dan siswa tidak bosan selama
pembelajaran berlangsung.
b. Pembelajaran dengan menggunakan media kartu domino merupakan hal
yang baru bagi siswa sehingga guru perlu melakukan motivasi agar siswa
bersemangat untuk bertanya, mengemukakan pendapat, menghargai
pendapat orang lain dan saling membantu.
2. Bagi Siswa
a. Siswa perlu mengembangkan keterampilan berhitung pecahan
b. Siswa sebaiknya lebih banyak berlatih dengan media kartu domino agar
terampil dalam berhitung pecahan
3. Bagi Kepala Sekolah
a. Kepala Sekolah sebaiknya meminta guru untuk untuk memberi bimbingan
kepada siswa yang mengalami kesulitan dalam berhitung pecahan agar siswa
menjadi terampil.
b. Kepala Sekolah sebaiknya berusaha menfasilitasi media-media pembelajaran
yang sesuai dengan materi terutama dalam pembelajaran pecahan
menggunakan media kartu domino agar pembelajaran dapat berjalan dengan
lancar dan tujuan pembelajaran dapat tercapai.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
82
82
4. Bagi Peneliti Lain
a. Peneliti sebaiknya melakukan penelitian lebih lanjut untuk menyempurnakan
hasil penelitian di dalam laporan ini.
b. Peneliti lain sebaiknya melakukan penelitian yang mudah dilaksanakan,
menyenangkan bagi guru dan siswa, dan tidak membutuhkan biaya besar
agar siswa bisa lebih terampil dalam berhitung pecahan.