penggunaan media kartu bergambar ... - digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id...
TRANSCRIPT
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
i
PENGGUNAAN MEDIA KARTU BERGAMBAR (FLASH CARD)
UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA
ANAK KELOMPOK B1 SEMESTER II TK PELANGI
KLUWUNG KEMIRI PURWOREJO
SKRIPSI
OLEH:
IRNA DWI RAHMAYANTI
X8110024
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
Juli 2012
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iii
PENGGUNAAN MEDIA KARTU BERGAMBAR (FLASH CARD)
UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA
ANAK KELOMPOK B1 SEMESTER II TK PELANGI
KLUWUNG KEMIRI PURWOREJO
Oleh:
IRNA DWI RAHMAYANTI
X8110024
Skripsi
Diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan mendapatkan gelar Sarjana
Pendidikan Program Pendidikan Anak Usia Dini, Jurusan Ilmu Pendidikan
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
Juli 2012
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iv
PERSETUJUAN
Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji.
Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret.
Surakarta, Juli 2012
Pembimbing I
Dra. Yulianti, M.Pd
NIP. 19541116 198203 2 002
Pembimbing II
Drs. M. Shaifuddin, S. Pd, M.Pd, M.Sn
NIP. 19530428 198803 1 001
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
v
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vi
MOTTO
Selalu berusaha untuk melakukan yang terbaik walau belum pasti berhasil
tapi Allah pasti akan selalu membimbing.
Mulai dari mimpi raih dengan jujur wujudkan dengan usaha dan doa
nikmati hasilnya dengan berbagi kepada orang lain.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vii
PERSEMBAHAN
Teriring syukurku pada-Mu, kupersembahkan karya ini untuk:
“Bapak dan Ibu tercinta”
Doamu yang tiada terputus, kerja keras tiada henti, pengorbanan yang tak
terbatas dan kasih sayang tidak terbatas. Semuanya membuatku bangga memiliki
kalian. Tiada kasih sayang yang seindah dan seabadi kasih sayangmu.
“Wahyu Eri H, Nisa Rahmadhani, Indra Yulianto dan seluruh keluarga”
Terima kasih karena senantiasa mendorong setiap langkahku dengan
perhatian dan semangat serta selalu ada di sampingku baik di saat kutegar
berdiri maupun saat kujatuh dan terluka.
“Bapak H. Y. Padmono yang telah berpulang kerahmatullah”
Terima kasih atas jasamu yang telah membimbing dan memberikan arahan,
semoga segala amal baikmu diterima di sisi Allah SWT. Amin.
“Teman-temanku tercinta”
Terima kasih atas semangat, perjuangan dan kerjasamanya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
viii
ABSTRAK
Irna Dwi Rahmayanti, NIM X8110024. PENGGUNAAN MEDIA KARTU
BERGAMBAR (FLASH CARD) UNTUK MENINGKATKAN
KETERAMPILAN BERBICARA ANAK KELOMPOK B1 SEMESTER II
TK PELANGI KLUWUNG KEMIRI PURWOREJO.
Skripsi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret
Surakarta, Juli 2012.
Tujuan penelitian ini adalah meningkatkan keterampilan berbicara melalui
penggunaan media kartu bergambar (flash card) anak kelompok B1 Semester II
TK Pelangi Kluwung Kemiri Purworejo.
Bentuk penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas terdiri dari tiga
siklus. Tiap siklus terdiri dari empat tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan,
observasi dan refleksi. Subjek penelitian adalah anak kelompok B1 TK Pelangi
Kluwung Kemiri Purworejo yang berjumlah 25 siswa yang terdiri dari 15 laki-laki
dan 11 perempuan. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi,
wawancara, tes dan dokumentasi. Teknik analisis data menggunakan teknik
analisis model interaktif yang terdiri dari tiga komponen analisis yaitu reduksi
data, penyajian data dan penarikan kesimpulan (verifikasi). Uji validitas penelitian
ini menggunakan triangulasi sumber dan triangulasi teknik.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan digunakannya media kartu
bergambar dapat meningkatkan aktivitas anak dan keterampilan berbicara dari
prasiklus ke siklus I, dari siklus I ke siklus II dan dari siklus II ke siklus III.
Adanya peningkatan prosentase ketuntasan belajar anak yaitu pra tindakan 40%
atau 10 anak, siklus pertama 56% atau 14 anak dengan nilai rata-rata kelas 1,9,
siklus kedua 72% atau 18 anak dengan nilai rata-rata kelas 2,18, dan siklus ketiga
88% atau 22 anak dengan nilai rata-rata kelas 2,45. Berdasarkan hasil penelitian di
atas maka dapat disimpulkan bahwa penggunaan media kartu bergambar (flash
card) dapat meningkatkan keterampilan berbicara anak kelompok B1 Semester II
TK Pelangi Kluwung Kemiri Purworejo.
Simpulan penelitian ini adalah penggunaan media kartu bergambar (flash
card) meningkatkan keterampilan berbicara anak kelompok B1 Semester II TK
Pelangi Kluwung Kemiri Purworejo.
Kata kunci: media kartu bergambar, keterampilan berbicara anak usia dini
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ix
ABSTRACT
Irna Dwi Rahmayanti, NIM X8110024. USEING OF FLASH CARD MEDIA
FOR CHILDREN SPEAKING SKILLS TO IMPROVE IN B1 GROUP OF
TK PELANGI KLUWUNG KEMIRI PURWOREJO SEASON II AT
2011/2012 ACADEMI9C YEAR. Minithesis, Teacher Training and Education
Faculty of Sebelas Maret University. July 2012.
The purpose of this research is to improve speaking skills through the
using of flash card media of the B1 group of kindergarten children Pelangi
Kluwung Kemiri Purworejo Season II At 2011/2012 Academic Year.
The type of this research is classroom action research consisting of three
cycles. Each cycles was consist of four phases, there are planning, action
implementation, observation and reflection. The subject of this study is
kindergarten students Pelangi Kluwung Kemiri Purworejo B1 group, amounting
to 25 students consisting of 15 boys and 10 girls The technique to collection data
is observation, interviews, test and documentation. The technique to analysis data
used was an interactive model, which consist of three components, namely data
reduction, presentation of data and drawing conclusions (verification). The
validity test of this research used triangulation of resources and triangulation on
techniques.
The results showed that the use of flash card media can increase the
activity of the child and speaking skills to cycle pre-action I, from cycle I to cycle
II and from cycle II to cycle III. There is an increasing percentage of completeness
that is pre-action childrens learning 40% or 10 children, the first cycle of 56% or
14 children with an average grade 1.9, the second cycle of 72% or 18 children
with an average value of 2.18 grade, and The third cycle of 88% or 22 children
with an average grade 2.45. Based on the above results it can be concluded that
the use of flash card media can enhance the skills speaking of the B1 group
kindergarten children Pelangi Kluwung Kemiri Purworejo school Season II At
2011/2012 Academic Year.
Conclusion The results of this study is the use of flash card media improve
speaking skills B1 group of kindergarten children Pelangi Kluwung Kemiri
Purworejo Season II At 2011/2012 Academic Year.
Key words: Flash card, speaking skills of early childhood
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
x
KATA PENGANTAR
Puji syukur dan terima kasih penulis panjatkan kepada Allah SWT atas
limpahan berkat, rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi ini dengan judul “Penggunaan media Kartu Bergambar (Flash Card)
Untuk Meningkatkan Keterampilan berbicara Anak Kelompok B1 Semester II TK
Pelangi Kluwung Kemiri Purworejo”.
Penulisan skripsi ini diajukan untuk memenuhi salah satu syarat guna
memperoleh gelar Sarjana Pendidikan program Pendidikan anak Usia Dini
(PAUD) Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret
Surakarta. Penulis menyadari penulisan skripsi ini telah melibatkan beberapa
pihak. Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih
kepada:
1. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret
Surakarta.
2. Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sebelas Maret Surakarta.
3. Ketua Program Studi PG-PAUD Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sebelas Maret Surakarta.
4. Dra. Yulianti, M. Pd selaku Dosen Pembimbing I Program Studi PG-PAUD
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan yang mengarahkan dan membimbing
dengan sabar hingga selesainya skripsi ini.
5. Drs. M. Shaifuddin, S. Pd, M. Pd, M.Sn selaku Dosen Pembimbing II yang
mengarahkan dan membimbing dengan sabar hingga selesainya skripsi ini.
6. Kepala Sekolah Taman Kanak-kanak Pelangi Kluwung Kecamatan Kemiri
Kabupaten Purworejo yang telah memberikan izin dan tempat penelitian.
7. Suprapti selaku guru kelas kelompok B1 Taman Kanak-kanak Pelangi
Kluwung Kecamatan Kemiri Kabupaten Purworejo yang telah membantu
dalam pelaksanaan penelitian.
8. Teman-teman sealmamater yang telah memberikan semangat dan
kerjasamanya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xi
9. Keluarga tercinta yang selalu memberikan doa dan motivasi.
10. Semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini
yang tidak mungkin disebutkan satu persatu.
Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini masih banyak
kekurangan. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang
membangun untuk perbaikan penulis di kemudian hari. Penulis berharap bahwa
penulisan skripsi ini dapat memberikan manfaat membantu perkembangan ilmu
pengetahuan dan pendidikan terutama di Taman kanak-kanak dan dunia
pendidikan pada umumnya.
Surakarta, Juli 2012
Penulis
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL …………………………………………………… i
HALAMAN PERNYATAAN ….…..…………………………… ii
HALAMAN PENGAJUAN …………………………………………… iii
HALAMAN PERSETUJUAN …………………………………… iv
HALAMAN PENGESAHAN …………………………………… v
HALAMAN MOTTO …………………………………………………… vi
HALAMAN PERSEMBAHAN …………………………………… vii
ABSTRAK …………………………………………………………… viii
KATA PENGANTAR …………………………………………… x
DAFTAR ISI …………………………………………………………… xii
DAFTAR GAMBAR …………………………………………………… xv
DAFTAR TABEL …………………………………………………… xvii
DAFTAR LAMPIRAN …………………………………………… xviii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah …………………………..……….. 1
B. Rumusan Masalah …………………………………….……... 5
C. Tujuan Penelitian ……………………….………….….……. 5
D. Manfaat Penelitian .………………………….…….……….… 6
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teori ………………………………………………… 8
1. Hakikat Keterampilan Berbicara Anak Usia Dini …………… 8
a. Pengertian Keterampilan ……………………………. 8
b. Pengertian Berbicara ……………………………...……. 9
c. Pengertian Keterampilan Berbicara Anak Usia Dini .…... 10
d. Tujuan Berbicara …………………………………… 12
e. Faktor Yang Mempengaruhi Keterampilan Berbicara Anak
Usia Dini …………………………………………… 13
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiii
f. Proses Berbicara …………………………………… 15
2. Hakikat Media Kartu Bergambar ….……………….. 16
a. Pengertian Media …………………………..………. 16
b. Pengertian Media Kartu Bergambar ……………………. 17
c. Jenis-jenis Media Pembelajaran ……………...…….. 19
d. Keunggulan dan Kekurangan Media Kartu Bergambar … 21
e. Penggunaan Media Kartu Bergambar dalam Pembelajaran
Anak Usia Dini ………………………………..…... 23
B. Hasil Penelitian yang Relevan ……….…………..…….… 23
C. Kerangka Berpikir ……….……………………….….….…… 29
D. Hipotesis Tindakan ……….………………….…………..…… 31
BAB III METODELOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian ……..…….………………. 32
B. Subjek Penelitian ……….……….……………..…………… 33
C. Data dan Sumber Data ……..………………………..…… 33
D. Teknik Pengumpulan Data .….…………………..…………… 33
1. Observasi ………….…………………….….….…………… 34
2. Wawancara ………….……………………………..………… 34
3. Dokumentasi ……….…………………………..……… 35
4. Tes Perbuatan ….……………………………..………… 35
E. Uji Validitas Data ………….…………………………..….... 36
1. Triangulasi Sumber …………………...……………… 36
2. Triangulasi Teknik ….…………..….………………... 36
F. Analisis Data ………………………………………...………… 37
1. Reduksi Data ………………………………...………… 37
2. Penyajian Data ………………………………...………… 37
3. Penarikan Kesimpulan …………………..……………… 38
G. Indikator Kinerja Penelitian ………………..….……………… 39
H. Prosedur Penelitian ……………………….….…….………… 39
1. Siklus I …………………………………..………………. 40
2. Siklus II ……….………………………………….………. 44
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiv
3. Siklus III ……………………………….….………………. 47
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Pratindakan …………………………………… 51
B. Deskripsi Hasil Penelitian …………………………………… 55
1. Siklus I …………………………………………………… 55
a. Perencanaan Tindakan …………………………… 56
b. Pelaksanaan Tindakan ………………………………….. 58
c. Observasi atau Pengamatan …………………………… 64
d. Refleksi …………………………………………… 67
2. Siklus II …………………………………………………… 70
a. Perencanaan Tindakan …………………………… 70
b. Pelaksanaan Tindakan ………………………………….. 73
c. Observasi atau Pengamatan …………………………… 78
d. Refleksi …………………………………………… 81
3. Siklus III …………………………………………………… 83
a. Perencanaan Tindakan ……………………….….. 83
b. Pelaksanaan Tindakan ………………………….……….. 86
c. Observasi atau Pengamatan …………….…………….. 90
d. Refleksi ………….………………………………. 93
C. Perbandingan Hasil Tindakan Antar Siklus dan Pembahasan … 95
D. Pembahasan ………………………………………………….. 103
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A. Simpulan ………………………………………………….. 107
B. Implikasi ………………………………………………….. 107
C. Saran ………………………………………………………….. 109
DAFTAR PUSTAKA ………………………………………….. 111
LAMPIRAN …………………………………………………………... 114
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xv
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
2.1 Contoh Media Kartu Bergambar Tunggal ……..…………….... 23
2.2 Contoh Media Kartu Bergambar Seri ……………………. 24
2.3 Kerangka Berfikir ………………………..…………………… 31
3.1 Komponen-komponen Analisis Data ……………………....…..... 38
3.2 Model PTK ……………………………………..…………….…. 40
4.1 Grafik Nilai Keterampilan Berbicara Anak Kelompok B1
TK Pelangi Kluwung Kemiri Purworejo Sebelum Tindakan ……. 54
4.2 Grafik Nilai Keterampilan Berbicara Anak Kelompok B1
TK Pelangi Kluwung Kemiri Purworejo Siklus I ………….…. 70
4.3 Grafik Nilai Keterampilan Berbicara Anak Kelompok B1
TK Pelangi Kluwung Kemiri Purworejo Siklus II ……..…….. 83
4.4 Grafik Nilai Keterampilan Berbicara Anak Kelompok B1 TK
Pelangi Kluwung Kemiri Purworejo Siklus II ….……….. 95
4.5 Grafik Perbandingan Hasil Observasi Kinerja Guru Mengajar
Siklus I, Siklus II dan Siklus III ……………………….….. 97
4.6 Perbandingan Rata-rata Hasil Observasi Kinerja Guru Siklus I,
Siklus II dan Siklus III ……….……………..……….…… 98
4.7 Grafik Perbandingan Hasil Observasi Aktivitas Anak Kelompok
B1 TK Pelangi Kluwung Siklus I, Siklus II dan Siklus II …….… 99
4.8 Perbandingan Rata-rata Hasil Aktivitas Anak Siklus I, Siklus II
dan Siklus III ………………………………………………….… 100
4.9 Grafik Perbandingan Nilai Keterampilan Berbicara Anak
Kelompok B1 TK Pelangi Kluwung Prasiklus, Siklus I, Siklus II
dan Siklus III …………………………………………………….. 100
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xvi
4.10 Grafik Hasil Nilai Rata-rata Keterampilan Berbicara Pada Kondisi
Awal, Siklus I, Siklus II dan Siklus III ……………………. 102
4.11 Grafik Peningkatan Ketuntas Belajar Anak Kelompok B1 TK
Pelangi Kluwung Kemiri Purworejo pada Prsiklus, Siklus I,
Siklus II dan Siklus III ……………………………………. 103
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xvii
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
3.1 Indikator Kinerja dan Pengukurannya ..………..... 39
4.1 Daftar Nilai Keterampilan Berbicara dalam Kegiatan Bercerita
pada Anak Kelompok B1 …………………………..………. 53
4.2 Data Frekuensi Nilai Keterampilan Berbicara Kelompok B1
TK Pelangi Kemiri Purworejo Sebelum Tindakan ………….. 54
4.3 Data Frekuensi Nilai Keterampilan Berbicara Kelompok B1
TK Pelangi Kluwung Kemiri Purworejo Siklus I …………... 69
4.4 Data Frekuensi Nilai Keterampilan Berbicara Kelompok
B1 TK Pelangi Kluwung Kemiri Purworejo Siklus II ………... 82
4.5 Data Frekuensi Nilai Keterampilan Berbicara Kelompok
B1 TK Pelangi Kluwung Kemiri Purworejo Siklus III ………... 94
4.6 Perbandingan Hasil Obsevasi Guru (Peneliti) Kelompok B1
TK Pelangi Kluwung pada Siklus I, Siklus II, dan Siklus III ..... 96
4.7 Rata-rata Hasil Obsevasi Guru (Peneliti) kelompok B1 TK Pelangi
Kluwung pada Siklus I, Siklus II, dan Siklus III …..………… 97
4.8 Perbandingan Hasil Obsevasi Aktivitas Anak Kelompok B1
TK Pelangi Kluwung pada Siklus I, Siklus II, dan Siklus III .…… 98
4.9 Perbandingan Nilai Rata-rata Aktivitas Anak Kelompok B1
TK Pelangi Kluwung pada Siklus I, Siklus II, dan Siklus III …… 99
4.10 Distribusi Nilai Rata-rata Keterampilan Berbicara Anak Kelompok
B1 TK Pelangi Kluwung Kemiri Purworejo Pada Kondisi Awal,
Siklus I, Siklus II dan Siklus III …………………………… 101
4.11 Ketuntasan Belajar Anak Kelompok B1 TK Pelangi Kluwung pada
Prasiklus, Siklus I, Siklus II dan Siklus III …………………… 102
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xviii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1. Rincian Waktu Penelitian …………………………………………… 115
2. Format Wawancara dengan Guru Sebelum Menggunakan Media
Kartu Bergambar (Flash Card) …………………………………… 116
3. Hasil Wawancara dengan Guru Sebelum Menggunakan Media
Kartu Bergambar (Flash Card) …………………………………… 118
4. Nilai Kondisi Awal Sebelum Ditarapkan Media Kartu Bergambar .. 120
5. Descriptor Penilaian Keterampilan Berbicara …………………… 122
6. Rencana Kegiatan Harian Siklus I Pertemuan 1 …………………… 124
7. Rencana Kegiatan Harian Siklus I Pertemuan 2 …………………… 132
8. Rencana Kegiatan Harian Siklus I Pertemuan 3 …………………… 143
9. Rencana Kegiatan Harian Siklus II Pertemuan 1 …………………… 154
10. Rencana Kegiatan Harian Siklus II Pertemuan 2 …………………… 165
11. Rencana Kegiatan Harian Siklus II Pertemuan 3 …………………… 174
12. Rencana Kegiatan Harian Siklus III Pertemuan 1 …………… 183
13. Rencana Kegiatan Harian Siklus III Pertemuan 2 …………… 191
14. Rencana Kegiatan Harian Siklus III Pertemuan 3 …………… 199
15. Lembar Observasi Kinerja Guru Siklus I Pertemuan 1 …………… 208
16. Lembar Observasi Kinerja Guru Siklus I Pertemuan 2 …………… 211
17. Lembar Observasi Kinerja Guru Siklus I Pertemuan 3 …………… 214
18. Lembar Observasi Kinerja Guru Siklus II Pertemuan 1 …………… 217
19. Lembar Observasi Kinerja Guru Siklus II Pertemuan 2 …………… 220
20. Lembar Observasi Kinerja Guru Siklus II Pertemuan 3 …………… 223
21. Lembar Observasi Kinerja Guru Siklus III Pertemuan 1 …………… 226
22. Lembar Observasi Kinerja Guru Siklus III Pertemuan 2 …………… 229
23. Lembar Observasi Kinerja Guru Siklus III Pertemuan 3 …………… 232
24. Rekapitulasi Kinerja Guru Siklus I …………………………… 235
25. Rekapitulasi Kinerja Guru Siklus II …………………………… 236
26. Rekapitulasi Kinerja Guru Siklus III …………………………… 237
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xix
27. Lembar Observasi Aktivitas Anak Siklus I Pertemuan 1 ……….….. 238
28. Lembar Observasi Aktivitas Anak Siklus I Pertemuan 2 ……….….. 239
29. Lembar Observasi Aktivitas Anak Siklus I Pertemuan 3 ……….….. 240
30. Lembar Observasi Aktivitas Anak Siklus II Pertemuan 1 …... 241
31. Lembar Observasi Aktivitas Anak Siklus II Pertemuan 2 …... 242
32. Lembar Observasi Aktivitas Anak Siklus II Pertemuan 3 …... 243
33. Lembar Observasi Aktivitas Anak Siklus III Pertemuan 1 ……..…. 244
34. Lembar Observasi Aktivitas Anak Siklus III Pertemuan 2 …….…... 245
35. Lembar Observasi Aktivitas Anak Siklus III Pertemuan 3 ………….. 246
36. Rekapitulasi Aktivitas Anak Siklus I ……………………………. 247
37. Rekapitulasi Aktivitas Anak Siklus II ……………………………. 248
38. Rekapitulasi Aktivitas Anak Siklus III ……………………………. 249
39. Format Penilaian Keterampilan Berbicara Siklus I Pertemuan 1 ……. 250
40. Format Penilaian Keterampilan Berbicara Siklus I Pertemuan 2 ……. 252
41. Format Penilaian Keterampilan Berbicara Siklus I Pertemuan 3 ……. 254
42. Rekapitulasi Penilaian Keterampilan Berbicara Siklus I ……………. 256
43. Format Penilaian Keterampilan Berbicara Siklus II Pertemuan 1 ….. 257
44. Format Penilaian Keterampilan Berbicara Siklus II Pertemuan 2 ….. 259
45. Format Penilaian Keterampilan Berbicara Siklus II Pertemuan 3 ...… 261
46. Rekapitulasi Penilaian Keterampilan Berbicara Siklus II ………….. 263
47. Format Penilaian Keterampilan Berbicara Siklus III Pertemuan 1 …. 264
48. Format Penilaian Keterampilan Berbicara Siklus III Pertemuan 2 … 266
49. Format Penilaian Keterampilan Berbicara Siklus III Pertemuan 2 … 268
50. Rekapitulasi Penilaian Keterampilan Berbicara Siklus III …… 270
51. Hasil Wawancara Guru Setelah Diterapkan Media Kartu Bergambar 271
52. Absensi Anak ………………………………………………….. 273
53. Foto Pelaksanaan Tindakan …………………………………… 274
54. Surat Izin Penelitian …………………………………………… 280
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Taman kanak-kanak adalah salah satu bentuk satuan Pendidikan Anak
Usia Dini pada jalur pendidikan formal yang menyelenggarakan program
pendidikan bagi anak usia empat sampai enam tahun. Berdasarkan PP No. 27
Tahun 1990, Bab I pasal I disebutkan bahwa Taman Kanak-kanak merupakan
salah satu bentuk pendidikan pra sekolah yang menyediakan program pendidikan
dini bagi anak usia 4-6 tahun sampai memasuki pendidikan dasar. Tujuan
Pendidikan Taman Kanak-kanak adalah membantu anak didik mengembangkan
berbagai potensi baik fisik maupun psikis yang siap merespon stimulasi yang
diberikan oleh lingkungan. Masa ini merupakan masa untuk meletakkan dasar
pertama dalam mengembangkan kemampuan fisik motorik, kognitif, bahasa,
konsep diri, disiplin, kemandirian tanggung jawab, seni, sosial emosional, moral
dan nilai-nilai agama untuk siap memasuki pendidikan dasar. Optimalisasi seluruh
potensi tersebut berkembang dan tersalurkan menjadi lebih baik apabila
komunikasi guru dengan anak didik dapat berjalan dengan baik.
Berbicara merupakan salah satu keterampilan berbahasa yang utama dan
yang pertama kali dipelajari oleh manusia dalam hidupnya sebelum mempelajari
keterampilan berbahasa lainnya. Sejak seorang bayi lahir, ia sudah belajar
menyuarakan lambang-lambang bunyi bicara melalui tangisan untuk
berkomunikasi dengan lingkungannya. Suara tangisan itu baru menandakan
adanya potensi dasar kemampuan berbicara dari seorang anak yang perlu distimuli
dan dikembangkan lebih lanjut oleh lingkungannya melalui berbagai latihan dan
pembelajaran.
Bahasa merupakan alat berkomunikasi yang penting bagi setiap orang.
Melalui berbahasa seseorang atau anak akan dapat mengembangkan kemampuan
bergaul dengan orang lain. Penguasaan keterampilan bergaul dalam lingkungan
sosial dimulai dengan penguasaan kemampuan berbahasa. Tanpa bahasa
seseorang tidak akan dapat berkomunikasi dengan orang lain. Anak dapat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
mengekspresikan pikirannya menggunakan bahasa sehingga orang lain dapat
menangkap apa yang dipikirkan oleh anak. Komunikasi antar anak dapat terjalin
dengan baik melalui bahasa, anak dapat membangun hubungan sosial yang baik
sehingga tidak mengherankan bahwa bahasa dianggap sebagai salah satu indikator
kesuksesan seorang anak. Anak yang dianggap banyak berbicara, kadang
merupakan cerminan anak yang cerdas.
Pada hakikatnya bahasa adalah alat yang berfungsi untuk berkomunikasi,
dengan bahasa manusia dapat menyampaikan pesan, pikiran, perasaan, dan
pengalamannya kepada orang lain. Selain itu bahasa dapat dimaknai sebagai suatu
sistem tanda, baik lisan maupun tulisan dan merupakan sistem komunikasi antar
manusia. Menurut Tariggan (2008:1) pada setiap keterampilan berbahasa
mempunyai keterkaitan yang sangat erat antara satu dengan yang lain. Dalam
memperoleh keterampilan berbahasa biasanya melalui suatu hubungan yang
berurutan dan teratur, mula-mula dengan belajar menyimak atau mendengarkan
bahasa, kemudian berbicara, sesudah itu belajar membaca dan menulis. Keempat
keterampilan tersebut merupakan satu kesatuan atau merupakan catur tunggal.
Keterampilan berbicara perlu dimiliki oleh setiap orang, khususnya anak
didik. Berbicara merupakan kegiatan yang dilakukan oleh anak dalam
memperoleh ilmu dan pengalaman. Semua pengetahuan dan pengalaman yang
diperoleh anak baik dari lingkungan tempat tinggal maupun sekolah diperoleh
dengan memanfaatkan kegiatan berbicara. Seperti yang diungkapkan oleh Aqib
(2009: 37) berbicara merupakan alat berkomunikasi. Pada awal masa kanak-kanak
tidak semua bicara digunakan untuk berkomunikasi. Bicara merupakan bentuk
komunikasi yang paling efektif, penggunaannya paling luas dan paling penting.
Bahasa mencakup komunikasi non verbal dan komunikasi verbal serta dapat
dipelajari secara teratur tergantung pada kematangan serta kesempatan belajar
yang dimiliki seseorang, demikian juga bahasa merupakan landasan seorang anak
untuk mempelajari hal-hal lain. Sebelum dia belajar pengetahuan-pengetahuan
lain, dia perlu menggunakan bahasa agar dapat memahami dengan baik. Anak
akan dapat mengembangkan kemampuannya dalam bidang pengucapan bunyi,
menulis, membaca yang sangat mendukung kemampuan keaksaraan di tingkat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
yang lebih tinggi. Oleh karena itu, kemampuan berbicara seharusnya mendapat
perhatian dalam mengembangkan bahasa anak.
Keterampilan berbicara selalu meningkat sesuai dengan meningkatnya usia
anak. Dalam hal tersebut, peningkatan keterampilan berbicara dan media
pembelajaran memiliki kontribusi yang penting bagi tercapainya tujuan
pembelajaran, dimana ada satu hubungan yang erat antara kesesuaian penggunaan
media pembelajaran dengan tujuan yang hendak dicapai sehingga akan
menghasilkan kemudahan anak didik dalam mencapai tujuan standar keberhasilan.
Sama halnya dengan media kartu bergambar yang dapat merangsang motivasi dan
minat berbicara anak disajikan dalam konteks pembelajaran yang bermakna dan
dikemas dengan semenarik mungkin.
Pemlilihan dan penentuan strategi belajar mengajar dalam keterampilan
berbicara belum efektif dalam menyalurkan nilai-nilai edukatif bahasa kepada
anak didik sehingga tercapainya tujuan pembelajaran berbahasa khususnya
keterampilan berbicara anak belum optimal. Dalam penggunaan dan pemilihan
metode dan media kurang tepat sehingga nilai-nilai pembelajaran kurang dapat
dikuasai anak. Minimnya ketersediaan fasilitas dan kesempatan belajar kurang
anak peroleh dari lingkungan belajarnya yang menghambat kebebasan anak untuk
bereksplorasi dan menemukan pengetahuan baru secara mandiri. Ketersediaan
lingkungan belajar yang meningkatkan dan mengembangkan kecakapan hidup
belum terealisasi dan terkoordinasi sesuai dengan yang diharapkan. Hal ini dapat
diketahui berdasarkan hasil observasi awal yang telah dilakukan peneliti,
diperoleh nilai hasil kemampuan berbicara anak kelompok B1 TK Pelangi
Kluwung Kemiri Purworejo, menunjukkan bahwa hasil keterampilan berbicara
anak masih rendah.
Pembelajaran yang dilakukan guru Taman Kanak-kanak Pelangi Kluwung
sebenarnya sudah baik dan seharusnya dapat memberikan rangsangan bagi
keterampilan berbicara anak, karena guru kelas B1 Taman Kanak-kanak Pelangi
merupakan guru yang sudah lama berkecimpung dalam dunia pendidikan dan
dunia anak-anak. Berdasarkan observasi yang berkaitan dengan keterampilan anak
berbicara dapat dilihat bahwa masih banyak anak yang belum mencapai tingkat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
perkembangan. Ditemukan dari 25 anak diantaranya: 10 anak sudah mampu
dalam keterampilan berbicara atau mendapat nilai ketuntasan (●), 8 anak
mendapat nilai ketuntasan cukup (√), dan 7 anak masih kurang dalam
keterampilan berbicara atau mendapat nilai ketuntasan (○). Sekitar 60% anak
belum tuntas dalam keterampilan berbicara. Dari data keterampilan berbicara anak
tergolong masih rendah karena tingkat ketuntasan belum mencapai 80%. Hal ini
terjadi karena anak kurang latihan berbicara sehingga perbendaharaan kata anak
masih kurang. Keterampilan dan minat anak dalam mengikuti kegiatan
pembelajaran rendah, walaupun sudah ada media pembelajaran akan tetapi belum
begitu mendukung interaksi antara anak dengan guru.
Berdasar dari temuan di atas, sangatlah penting bagi peneliti mencoba
menerapkan media pembelajaran dalam meningkatkan keterampilan berbicara
anak kelompok B1 Taman Kanak-kanak Pelangi Kluwung Kemiri Purworejo
yang berjumlah 25 anak. Penggunaan media pada zaman yang serba teknologi ini
hampir sama pentingnya dengan peranan dari seorang guru dalam memberikan
pembelajaran. Media pembelajaran menurut Daryanto (2011: 4) adalah sarana
perantara dalam proses pembelajaran. Di sinilah peran dari media pembelajaran
yang mampu membantu anak untuk menyerap berbagai informasi dan mampu
menyimpannya dalam memori otak dengan baik. Sehingga ke depannya
diharapkan dapat menjadi modal dasar bagi anak dalam mengembangkan
keterampilannya. Salah satu media yang sesuai untuk meningkatkan keterampilan
berbicara adalah kartu bergambar atau flash card.
Penggunaan media kartu bergambar atau flash card mampu memberikan
visualisasi-visualisasi dengan gambaran yang lebih jelas. Kartu bergambar
merupakan salah satu media yang tidak hanya mampu mengajak anak untuk
memiliki emosional yang baik dalam berhubungan dengan teman, tetapi juga
mampu menggali keterampilan berbicara dan berkomunikasi yang dimiliki anak.
Seperti yang dikemukakan oleh Arsyad (2002: 121) kartu yang berisi gambar-
gambar dapat digunakan untuk melatih mengeja atau memperkaya kosa kata.
Kartu-kartu tersebut menjadi petunjuk dan rangsangan bagi siswa untuk
memberikan respon yang diinginkan. Jadi penggunaan media kartu bergambar
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
mampu memberikan proses belajar yang baru bagi anak. Kartu bergambar inilah
yang mampu menarik perhatian anak didik sehingga lebih terkesan dengan materi
pelajaran yang diberikan. Selain itu anak didik akan dengan mudah
menyampaikan apa yang dilihantnya kepada orang lain. Anak didik mampu
berbicara dengan dengan baik dan lancar dengan melihat gambaran-gambaran
yang lebih nyata. Kartu bergambar yang menarik dapat memotivasi anak dalam
berbicara sehingga dapat disimpulkan bahwa perkembangan anak dapat tercapai
secara optimal.
Berdasarkan uraian di atas, untuk mengetahui permasalahan yang
berkaitan dengan peningkatatan keterampilan berbicara anak dengan
menggunakan media kartu bergambar, maka peneliti tertarik untuk mengadakan
penelitian pada anak kelompok B1 Taman Kanak-kanak Pelangi Kluwung Kemiri
Purworejo. Penelitian ini berbentuk Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan
judul “Penggunaan Media Kartu Bergambar (Flash Card) Untuk
Meningkatkan Keterampilan Berbicara Anak Kelompok B1 Semester II TK
Pelangi Kluwung Kemiri Purworejo”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas
dapat dirumuskan masalah sebagai berikut: Apakah Penggunaan Media Kartu
Bergambar (Flash Card) Dapat Meningkatan Keterampilan Berbicara Anak
Kelompok B1 Semester II TK Pelangi Kluwung Kemiri Purworejo?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan uraian permasalahan di atas, maka tujuan penelitian adalah:
Untuk Meningkatkan Keterampilan Berbicara Melalui Penggunaan Media Kartu
Bergambar (Flash Card) Anak Kelompok B1 Semester II TK Pelangi Kluwung
Kemiri Purworejo.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
D. Manfaat Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah dan tujuan penelitian di atas manfaat
penelita ini dapat dilihat dari dua aspek yaitu manfaat teoritis dan manfaat praktis.
Manfaat dari masing-masing komponen antara lain sebagai berikut:
1. Manfaat Teoritis
Secara teoritis hasil penelitian ini untuk meningkatkan aspek perkemangan
bahasa dalam keterampilan berbicara, berkomunikasi, serta dapat menambah
wawasan yang luas tentang penggunaan media kartu bergambar atau flash
card.
2. Manfaat Praktis
Manfaat yang diambil berdasarkan rumusan masalah dan tujuan penelitian
di atas adalah sebagai berikut:
a. Bagi Anak Didik
1) Meningkatnya keterampilan anak untuk berbicara secara lancar.
2) Meningkatnya perbendaharaan kosa kata yang dimiliki oleh anak.
3) Meningkatnya keterampilan anak dalam berkomunikasi.
4) Meningkatnya kecakapan hidup serta dapat memperoleh kesempatan
seluas-luasnya untuk mengembangkan kreativitas.
b. Bagi Guru
1) Meningkatnya keterampilan dalam penggunaan media yang tepat dalam
proses pembelajaran.
2) Meningkatnya kualitas proses pembelajaran dan kualitas profesional
guru dalam melakukan pembelajaran.
3) Berkembangnya media pembelajaran yang lebih inovatif dengan
penggunaan media kartu bergambar atau flash card yang dimodifikasi
dalam bentuk wayang dan permainan untuk meningkatkan keterampilan
berbicara.
4) Meningkatnya motivasi guru untuk berupaya menemukan dan
menggali media pembelajaran yang menarik dan efektif.
5) Meningkatnya kreativitas guru untuk menciptakan kondisi belajar yang
menarik, menyenangkan, dan berkualitas.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
c. Bagi Lembaga
1) Meningkatkan mutu pembelajaran yang kreatif dan inovatif.
2) Tumbuhnya kondisi proses pembelajaran yang kondusif.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
8
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
1. Hakikat Keterampilan Berbicara Anak Usia Dini
a. Pengertian Keterampilan
Keterampilan berasal dari kata “terampil” yang berarti cakap dalam
menyelesaikan tugas, mampu dan cekatan. Keterampilan berarti kecakapan
untuk menyelesaikan tugas (Depdikbud, 1990: 935). Dawson dalam
Tarigan (2008: 1), mengartikan bahwa setiap keterampilan itu erat sekali
hubungannya dengan proses-proses berfikir yang mendasari bahasa. Bahasa
seseorang mencerminkan pikirannya. Semakin terampil seseorang
berbahasa, semakin cerah dan jelas jalan pikirannya. keterampilan berbahasa
berhubungan erat dengan keterampilan lain yaitu menyimak, berbicara
sesudah itu di sekolah belajar membaca dan menulis. Sejalan dengan hal
tersebut Aksay dari http://aksay.multiply.com/journal/item/20/05/2011
diperoleh 27 April 2011, mengemukakan pendapat secara morfologis istilah
keterampilan diambil dari skill maka memuat arti kemampuan mengerjakan
sesuatu dengan baik dan dilakukan dengan cara memanfaatkan pengalaman
dan pelatiahan.
Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa keterampilan
adalah kecakapan yang dimiliki oleh seseorang untuk menyelesaikan suatu
tugas. Sedangkan keterampilan berbahasa yaitu kecakapan yang dimiliki
oleh seseorang yang memiliki empat aspek kebahasaan yaitu menyimak,
berbicara, membaca dan menulis. Dalam hal ini, pembelajaran keterampilan
dirancang sebagai proses komunikasi belajar untuk mengubah perilaku
siswa menjadi cekat, cepat dan tepat melalui pembelajaran. Anak usia dini
membutuhkan asupan kegiatan-kegiatan yang dapat menstimulasi seluruh
potensi kognitif, afektif dan psikomotor. Dengan kegiatan yang melibatkan
seluruh potensi memungkinkan anak untuk berkembang, kaya akan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
pengetahuan dan pengalaman. Selain itu anak usia dini memerlukan
kegiatan yang dapat merangsang seluruh kemampuan dan karakteristiknya
yang meliputi, rasa ingin tahu yang besar, egosentris dan masa belajar yang
paling baik.
b. Pengertian Berbicara
Berbicara merupakan salah satu kemampuan yang harus dikuasai oleh
seorang individu. Dengan berbicara dapat mengungkapkan suatu perasaan,
ide, gagasan yang dimiliki secara lisan. Bicara merupakan alat untuk
berkomunikasi dengan orang lain. Menurut Indriati (2011: 22) bicara
(speech) dan bahasa (language) memiliki perbedaan. Berbicara lebih
berkonotasi ke produksi bunyi, sedangkan bahasa merupakan sistem
lambang bunyi yang digunakan untuk berkomunikasi dan bersosialisasi.
Hurlock (1978: 176) menegungkapakan pendapat yang berbeda yaitu bicara
adalah bentuk bahasa yang menggunakan artikulasi atau kata-kata yang
digunakan untuk menyampaikan maksud. Karena bicara merupakan bentuk
komunikasi yang paling efektif, penggunaannya paling luas, dan paling
penting. Dalam kamus besar bahasa Indonesia bicara adalah berkata,
bercakap, berbahasa, melahirkan pendapat dengan perkataan ataupun
tulisan.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa
bicara adalah kemampuan mengucapkan bunyi-bunyi artikulasi atau kata-
kata secara lisan untuk mengekspresikan, menyatakan serta menyampaikan
pikiran, gagasan dan perasaan untuk menyampaikan pesan secara lisan.
Menurut Aqib (2009: 38) bicara merupakan keterampilan mental-
motorik. Bicara tidak hanya melibatkan koordinasi kumpulan otot
mekanisme suara yang berbeda, tetapi juga mempunyai aspek mental yaitu
kemampuan mengaitkan arti dengan bunyi yang dihasilkan. Kemapuan
berbicara tidak akan datang dengan sendirinya melainkan dengan latihan
dan praktek. Menurut Guevremont dalam Lawrence (2003: 181)
mengemukakan bahwa keterampilan bercakap-cakap, seperti keterampilan-
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
keterampilan berbahasa yang lain, dapat diajarkan dan ditingkatkan melalui
praktek.
Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa berbicara
adalah kemampuan mengucapkan bunyi atau vokal, dimana dalam
penyampainnya tidak hanya kata-kata tetapi melibatkan kemampuan
mengaitkan arti dengan bunyi yang dihasilkan untuk mengungkapkan
pikiran, perasaan dan gagasan yang disusun serta dikembangkan sesuai
dengan kebutuhan-kebutuhan sang pendengar.
c. Pengertian Keterampilan Berbicara Anak Usia Dini
Kemampuan berbahasa adalah salah satu aspek perkembangan anak
yang diperlukan sebagai alat komunikasi dengan lingkungannya. Aspek
kemampuan berbahasa pada anak meliputi mendengarkan, berbicara,
membaca pesan dan menulis. Menurut Vygotsky dalam Susanto, (2011: 73)
mendefinisikan bahwa:“Language is critical for cognitive development.
Language provide a means for expressing ideas and asking question and it
provides the categories and concept for thinking”. Dari uraian tersebut
dapat diketahuai bahwa bahasa merupakan alat untuk mengekspresikan ide
atau bertanya, dan bahasa juga menghasilkan konsep dan langkah untuk
berfikir.
Keterampilan berbicara adalah salah satu kemampuan yang harus
dikembangkan dalam diri anak. Dengan keterampilan berbicara yang baik
dan benar anak dapat berkomunikasi dengan orang lain tanpa ada hambatan.
Kemampuan berbicara, mendengarkan, membaca, dan menulis merupakan
aspek perkembangan bahasa yang saling berkaitan satu sama lain.
Keberanian anak untuk berbicara, bertanya dan mengungkapkan gagasan
sangat mendukung dalam proses kegiatan pembelajaran. Arsjad dan Mukti
(1988: 17) mengemukakan pendapat bahwa kemampuan berbicara adalah
kemampuan mengucapkan bunyi-bunyi artikulasi atau mengucapkan kata-
kata untuk mengekspresikan, menyatakan, menyampaikan pikiran, gagasan,
dan perasaan. Hal senada juga diungkapkan oleh Tarigan (2008: 16), bahwa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
keterampilan berbicara adalah kemampuan mengucap bunyi-bunyi,
artikulasi atau kata-kata untuk mengekspresikan, mengatakan serta
menyampaikan pikiran, gagasan, dan perasaan. Pendengar menerima
informasi melalui rangkaian nada. Jika komunikasi berlangsung secara tatap
muka ditambah lagi dengan gerak tangan dan muka (mimic) pembicara.
Pembelajaran bahasa pada anak usia dini diarahkan pada kemampuan
berkomunikasi, baik secara lisan maupun tulisan (simbolis). Untuk
memahami bahasa simbolis, anak perlu belajar membaca dan menulis.
Belajar bahasa sering dibedakan menjadi dua yaitu bahasa untuk
komunikasi dan belajar literasi (membaca dan menulis) menurut Suyanto
dalam Susanto (2011:74). Hal senada juga diungkapkan oleh Vygotsky
dalam Susanto antara lain sebagai berikut:
“Pada umumnya bahasa dan pikiran anak berbeda. Kemudian secara
perlahan, sesuai tahap perkembangan mentalnya, bahasa dan
pikirannya menyatu sehingga bahasa merupakan ungkapan pikiran.
Anak secara alami belajar bahasa dari interaksi dengan orang lain
untuk berkomunikasi, yaitu menyatakan pikiran dan keinginannya
memahami pikiran dan keinginan orang lain. Oleh karena itu, belajar
bahasa yang paling efektif ialah dengan bergaul dan berkomunikasi
dengan orang lain”.
Menurut Suyanto dalam Susanto (2011: 75) melatih anak belajar
bahasa dapat dilakukan dengan cara berkomuniksi melalui berbagai setting,
antara lain sebagai berikut:
“(1) Kegiatan bermain bersama, biasanya anak secara otomatis
berkomunikasi dengan temannya sambil bermain bersama; (2)
Bercerita, baik mendengarkan cerita maupun menyuruh anak untuk
bercerita; (3) Bermain peran, seperti memerankan penjual atau
pembeli; (4) Bermain puppet dan boneka tangan yang dapat
dimainkan dengan jari (fngerplay), anak berbicara mewakili boneka
ini; (5) Belajar dan bermain dalam kelompok (cooperative play dan
cooperative learning).
Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan, bahwa keterampilan
berbicara adalah kemampuan yang dimiliki oleh setiap diri individu untuk
menyampaikan informasi, gagasan dan perasaan secara lisan. Dengan
berbicara dapat mengembangkan pola pikir anak, perbaikan lafal dan
pengucapan dan menambah perbendaharaan kosa kata.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
d. Tujuan Berbicara
Berbicara merupakan salah satu alat komunikasi yang paling efektif.
Semenjak anak masih bayi sering kali menyadari bahwa dengan
mempergunakan bahasa tubuh dapat terpenuhi kebutuhannya. Namun hal
tersebut kurang mengerti apa yang dimaksud oleh anak. Hal ini yang
mendorong orang untuk belajar berbicara dan membuktikan bahwa
berbicara merupakan alat komunikasi yang paling efektif dibandingkan
dengan bentuk-bentuk komunikasi lain yang dipakai anak sebelum pandai
berbicara. Oleh karena itu bagi anak berbicara tidak sekedar merupakan
prestasi akan tetapi juga birfungsi untuk mencapai tujuannya. Menurut
Gardner dalam Susanto (2011: 81) fungsi bahasa bagi anak taman kanak-
kanak adalah sebagai alat untuk mengembangkan kemampuan intelektual
dan kemampuan dasar anak. Secara khusus fungsi bahasa bagi anak taman
kanak-kanak adalah untuk mengembangkan ekspresi-perasaan, imajinasi
dan pikiran. Pendapat lain mengenai tujuan berbicara diungkapkan oleh
Dhieni (2005: 3.6) antara lain sebgai berikut:
”Untuk memberitahu, menghibur, melapor, membujuk, dan
menyakinkan seseorang, ada beberapa faktor yang dapat dijadikan
ukuran kemampuan berbicara seseorang yang terdiri dari aspek
kebahasaan dan non kebahasaan. Aspek kebahasaan meliputi: (1)
Ketepatan ucapan (pelafalan); (2) Penekanan atau penempatan nada
dan durasi yang sesuai; (3) Pemilihan kata; (4) Ketepatan sasaran
pembicaraan (tata krama). sedangkan faktor aspek non kebahasaan
yaitu : (1) Sikap tubuh, pendangan, bahasa tubuh, mimik wajah yang
tepat; (2) Kesediaan menghargai pembicaraan maupun gagasan orang
lain; (3) Kenyaringan suara dan kelancaran dalam berbicara; (4)
Relevansi, penalaran, dan penguasaan terhadap topik”.
Suryani dalam http://adeirmasuryani.wordpress.com/2010/11/29/
makalah-perkembangan-bahasa-berbicara-pada-anak-usia-dini/ diperoleh
10 Februari 2012 mengemukakan tujuan berbicara yang berbeda yaitu:
“(1) Pemuas kebutuhan dan keinginan. Dengan berbicara anak mudah
untuk menjelaskan kebutuhan dan keinginannya tanpa harus
menunggu orang lain mengerti tangisan, gerak tubuh atau ekspresi
wajahnya; (2) Sebagai alat untuk menarik perhatian orang lain; (3)
Alat untuk membina hubungan sosial. Kemampuan anak
berkomunikasi dengan orang lain merupakan syarat penting untuk
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
dapat menjadi bagian dari kelompok di lingkungannya; (5) Sebagai
alat untuk mengevaluasi diri sendiri; (6) Untuk mempengaruhi pikiran
dan perasaan orang lain”.
Berdasarkan berbagai macam tujuan berbicara yang telah disebutkan
di atas, fungsi bahasa bagi anak taman kanak-kanak terutama ditujukan
pada fungsi secara langsung pada anak itu sendiri menurut Depdiknas
dalam Susanto (2011: 81) antara lain sebagai berikut:
“(1) Sebagai alat untuk berkomunikasi dengan lingkungan; (2)
Sebagai alat untuk mengembangkan kemampuan intelektual anak; (3)
Sebagai alat untuk mengembangkan ekspresi anak; (4) Sebagai alat
untuk menyatakan perasaan dan buah pikiran kepada orang lain.
Berdasarkan berbagai pendapat mengenai tujuan berbicara, dapat
disimpulkan bahwa pada dasarnya anak berbicara untuk menyampaikan
gagasan dalam rangka memuaskan kebutuhan dan keinginan, untuk dapat
menarik perhatian orang lain serta mempengaruhi pikiran dan perasaan
orang tersebut.
e. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Bicara Anak
Anak usia taman kanak-kanak berada dalam fase perkembangan yang
baik. Anak dapat mengungkapkan keinginannya, penolakannya maupun
pendapatnya dengan menggunakan bahasa lisan atau berbicara. Berbicar
sudah dapat digunakan anak sebagai alat komunikasi. Menurut jamaris
dalam susanto (2011: 77) berpendapat tentang aspek-aspek yang berkaitan
dengan perkembangan bahasa anak, yaitu:
”(1) Kosa kata. Seiring dengan perkembangan anak dan pengalanan
berinteraksi dengan lingkungannya, kosa kata anak berkembang
dengan pesat; (2) Sintaksis (tata bahasa), walaupun anak belum
mempelajari tata bahasa, akan tetapi melalui contoh berbahasa yang di
dengar dan dilihat anak di lingkungannya, anak telah dapat
menggunakan bahasa lisan dengan susunan kalimat yang baik; (3)
Smantik yaitu penggunaan kata sesuai tujuannya. Anak di taman
kanak-kanak sudah dapat mengekspresikan keinginan, penolakan dan
pendapatnya dengan dengan menggunakan kata-kata atau kalimat
yang tepat”.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
Awal masa kanak-kanak terkenal sebagai masa tukang ngobrol, karena
sering kali anak dapat berbicara dengan mudah tidak terputus-putus
bicaranya. Banyak sedikitnya berbicara anak dipengaruhi oleh sejumlah
faktor, adapun faktor-faktor yang dominan yang mempengaruhi kemampuan
bicara anak menurut Susanto (2011: 37) sebagai berikut:
”(1) Faktor biologis yaitu adanya evolusi biologis yang membentuk
manusia menjadi manusia linguisti. Setiap anak mempunyai language
aquisition device (LAD) yaitu kemampuan alami untuk berbahasa.
Tahun-tahun awal merukan periode terpenting untuk belajar bahas; (2)
Faktor kognitif yaitu faktor kognitif individu merupakan satu hal yang
tidak dapat dipisahkan pada perkembangan bahasa karena kemampuan
berbahasa tergantung pada kematangan kognitifnya; (3) Faktor
lingkungan yaitu proses penguasaan bahasa tergantung dari stimulus
dari lingkungan luar”.
Hal senada juga diungkapkan oleh Hurlock (1978: 190) menjelaskan
secara rinci faktor-faktor yang mempengaruhi kemampuan anak berbicara
yaitu sebagai berikut:
“(1) Kesehatan: anak yang sehat cepat belajar berbicara karena
motivasinya lebih kuat; (2) kecerdasan (IQ); (3) keadaan sosial
ekonomi: anak dengan ekonomi tinggi lebih banyak bicara
dibandingkan ekonomi biasa karena mereka lebih banyak didorong
untuk berbicara; (4) jenis kelamin; (5) keinginan berkomunikasi; (6)
dorongan: semakin banyak anak didorong untuk berbicara dan
menanggapi maka semakin baik kualitasnya; (7) urutan kelahiran:
anak pertama lebih unggul dibandingkan anak berikutnya karena
waktu yang diluangkan untuk mengajarkan anak lebih banyak; (8)
kelahiran kembar: anak kembar umumnya terlambat berbicara karena
lebih banyak bergaul dengan saudaranya; (9) hubungan dengan teman
sebaya; (10) kepribadian: anak yang dapat menyesuaikan diri
cenderung kemampuan berbicaranya lebih baik”.
Berdasarkan uraian-uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa
pengenalan bahasa (kemampuan berbicara) sejak dini dibutuhkan untuk
memperoleh keterampilan bahasa yang baik. Faktor biologis, faktor kognitif
dan faktor lingkungan saling mendukung untuk menghasilkan kemampuan
berbahasa. Perkembangan anak dalam belajar berbicara tidak muncul
dengan sendirinya melainkan dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor tertentu.
Faktor-faktor tersebut adalah kesehatan, kecerdasan/IQ, keadaan sosial,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
jenis kelamin, keinginan berkomuniksi, dorongan, urutan kelahiran, metode
pelatihan, kelahiaran kembar, hubungan dengan teman dan kepribadian.
f. Proses Berbicara
Berbicara merupakan keterampilan seperti halnya semua
keterampilan, berbicara perlu dipelajari. Berbicara terdiri atas kemampuan
mengeluarkan bunyi tertentu dalam kombinasi yang dikenal dengan kata,
yaitu aspek motorik bicara dan kemampuan mengaitkan arti dengan kata-
kata tersebut. Menurut Hurlock (1978: 185), hal-hal penting yang harus
diperhatikan dalam belajar berbicara yaitu: kesiapan fisik anak untuk
berbicara, kesiapan mental untuk berbicara, model yang baik untuk ditiru,
kesempatan untuk berpraktek, motivasi dan bimbingan. Lebih lanjut Ellis
dalam Rofi’uddin dan Zuhdi (2001: 12) mengemukakan ada cara
meningkatkan kemampuan berbicara, yaitu: (1) menirukan pembicaraan
orang lain (khususnya guru); (2) mengembangkan bentuk-bentuk ujaran
yang telah dikuasai; (3) mendekatkan atau menyejajarkan dua bentuk ujaran,
yaitu bentuk ujaran sendiri yang belum benar dan ujaran orang dewasa
terutama guru. Hal senada juga diungkapkan oleh Rofi’uddin dan Zuhdi
(2001: 13), kegiatan yang dapat digunakan sebagai strategi untuk
mengembangkan kemampuan berbicara adalah bertanya kepada teman
sebelum bertanya kepada guru, menyajikan informasi, menghibur
(sandiwara boneka, bercerita, atau membaca puisi dan bermain peran),
berpartisipasi dalam diskusi, curah pendapat, wawancara, dan bercakap-
cakap.
Selain hal-hal penting yang harus diperhatikan dalam belajar
berbicara, Hurlock (1978: 176) menjelaskan dalam belajar berbicara
mencakup tiga proses terpisah tetapi saling berhubungan satu sama lain
yakni belajar mengucapkan kata-kata, membangun kosa kata dan
membentuk kalimat. Lebih lanjut Hurlock mengemukakan 3 kriteria untuk
mengukur kemampuan berbicara anak antara lain sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
”(1) Anak mengetahui arti kata yang digunakan dan mampu
menghubungkan dengan objek yang diwakili; (2) Anak mampu
melafalkan kata-kata yang dapat dipahami orang lain dengan mudah;
(3) Anak dapat memahami kata-kata tersebut, bukan karena telah
sering mendengar atau menduga-duga”.
Berdasarkan pendapat-pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa
proses berbicara memerlukan waktu yang panjang. Sebelum anak siap untuk
belajar, lingkungan khususnya orang tua atau guru menyediakan bentuk
komunikasi yang sifatnya membimbing dan memotivasi. Dengan adanya
model sangat membantu anak dalam melafalkan dan memahami kata-kata.
2. Hakikat Penggunaan Media Kartu Bergambar
a. Pengertian Media
Menurut Purnawati dan Eldarni dalam Dhieni (2001: 4) media adalah
segala sesuatau yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari
pengirim ke penerima sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan,
perhatian dan minat siswa sedemikian rupa sehingga terjadi proses belajar.
Djamarah dan Zain (2006: 120) media adalah alat bantu apa saja yang dapat
dijadikan sebagai penyalur pesan guna mencapai tujuan pembelajaran.
Menurut Briggs dalam Rahardjo, Ssadiman, haryono dan Raharjito (2008:
6) media adalah segala alat fisik yang dapat menyajikan pesan serta
mendorong anak untuk belajar. Buku, film, kaset, film bingkai adalah
contoh-contohnya. Sedangkan Gerlach dan Ely dalam Fathurohman
(2011:3) mengemukakan pendapat yang berbeda, anatara lain sebagai
berikut:
Media apabila dipahami secara garis besar adalah manusia, materi,
atau kejadian yang membangun kondisi yang membuat siswa mampu
memperoleh pengetahuan, keterampilan atau sikap. Dalam pengertian
ini, guru, buku teks, dan lingkungan sekolah merupakan media. Secara
lebih khusus, pengertian media dalam proses belajar mengajar
cenderung diartikan sebagai alat-alat grafis, photografis, atau
elektronis untuk menangkap, memproses, dan menyusun kembali
informasi visual atau verbal.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
Berdasarkan definisi yang dikemukakan dalam uraian-uraian di atas
dapat disimpulkan bahwa media adalah segala alat yang digunakan untuk
menyampaikan suatu pesan atau informasi dari pengirim kepenerima pesan
dalam proses belajar mengajar sehingga tercapai suatu tujuan pembelajaran.
Di dalam konteks formal (sekolah) sumber informasi adalah guru sedangkan
penerima adalah anak didik. Media dapat melayani berbagai peranan di
dalam proses belajar mengajar. Suatu pembelajaran yang baik tergantung
pada kehadiran seorang guru. Dalam hal ini, media dapat menolong guru
didalam memberikan berbagai informasi kepada anak didik
b. Pengertian Media Kartu Bergambar atau Flash card
Pada proses pembelajaran guru dapat menggunakan gambar untuk
memberi gambaran tentang sesuatu sehingga penjelasannya lebih konkrit
daripada diuraikan dengan kata-kata. Melalui media kartu bergambar atau
flash card guru dapat menjelaskan ide-ide abstrak dalam bentuk yang lebih
realistis atau nyata. Kartu biasanya terbuat dari kertas karton dengan ukuran
sesuai dengan yang dikehendaki. Menurut Smaldino dalam Anitah (2009:
128) berpendapat bahwa gambar dapat memberikan gambaran tentang
segala sesuatu seperti binatang, orang, tempat atau peristiwa. Kusnadi dan
Bambang (2011: 45) gambar berfungsi untuk menyampaikan pesan melalui
gambar yang menyangkut indera penglihatan. Menutut Block dari
http://carapedia.com/pengertian_definisi_gambar_menurut_para_ahli_info
514.htmlg diperoleh 10 Februari 2012, gambar adalah mewakili sesuatu
yang telah ditetapkan serta memiliki kualitas atau karakteristik dari bentuk
dan warna dari sesuatu yang diwakilinya. Pendapat lain diungkapkan oleh
Berdasaran uraian di atas dapat disimpulkan bahwa media kartu
bergambar adalah kartu yang dibuat dengan menggunakan gambar atau foto
dengan ukuran yang bervariasi. Gambar-gambarnya dibuat dengan tangan
atau foto, atau memanfaatkan gambar/foto yang sudah ada yang kemudian
ditempelkan pada kartu-kartu yang terbuat dari kertas karton. Gambar
selain berfungsi untuk menyampaikan pesan, juga dapat memberikan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
pengalaman belajar dari kata-kata ke taraf yang lebih konkrit atau
pengalaman langsung.
Dalam kutipan tersebut dijelaskan bahwa kartu bergambar dibuat
dengan ukuran yang bervariasi. Akan tetapi Dhieni (2005: 6.42)
mengemukakan pendapat yang berbeda yaitu: media kartu bergambar adalah
alat bantu pembelajaran berupa kartu dengan gambar-gambar di atasnya
dengan ukuran 10x10 cm, terdiri dari gambar-gambar yang berseri atau
tidak. Menurut Anitah (2009: 126) Alat bantu dalam pembelajaran
merupakan suatu alat yang digunakan untuk menunjukkan sesuatu yang riil
sehingga memperjelas pengertian pembelajaran.
Dalam jurnal internasional pendidikan (2012: Vol.No3) Maryam
Eslahcar Komachali mengemukakan Word lists and flash cards can be used
for the initial exposure to a word, but most students continue to use them to
review it afterwards. One main advantage of flash cards is that they can be
taken almost anywhere and studied when one has a free moment. Mondria-
de VriesSchmitt (2012: Vol.No3) Working with flash cards help learners in
acquiring vocabulary more effectively than word lists. It can be seen that
flash cards have been used for teaching a variety of purposes during the
history of language teaching. Dalam jurnalinternasional pendidikan (2012:
Vol.No3), Maryam Eslahcar Komachali dan Mondria-de Vries Schmitt
mengemukakan bahwa kartu flash card sering digunakan siswa untuk
memaparkan kata. Selain itu salah satu keuntungan utama dari kartu flash
adalah dapat diambil hampir di mana saja dan dipelajari ketika seseorang
memiliki waktu luang. Belajar dengan kartu flash membantu peserta didik
dalam memperoleh kosa kata lebih efektif.
Menurut Indriana (2011: 68) flash card adalah media pembelajaran
dalam bentuk kartu bergambar yang ukurannya seukuran postcard atau
sekitar 25 x 30 cm. Gambar ditampilkan dalam kartu tersebut adalah
gambaran tangan atau foto, atau gambar/foto yang sudah ada dan
ditempelkan pada lembaran kartu-kartu tersebut. Lebih lanjut Arsyad (2011:
119) mengemukakan pendapat yang berbeda yaitu sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
“Media kartu bergambar atau flash card adalah kartu kecil yang berisi
gambar, teks atau tanda symbol yang mengingatkan atau menuntun
siswa kepada sesuatu yang berhubungan dengan gambar itu. Kartu
bergambar biasanya berukuran 8x12 cm, atau dapat disesuaikan
dengan besar kecilnya kelas yang dihadapi. Kartu yang berisi gambar-
gambar (benda-benda, binatang, dan sebagainya) dapat digunakan
untuk melatih anak mengeja dan memperkaya kosa kata”.
Jika dilihat dari ketiga pendapat di atas terdapat perbedaan, Nurbiana
Dhieni menjelaskan bahwa media kartu bergambar berukuran 10x10 cm,
Indriana menjelaskan kartu bergambar ukurannya seukuran postcard atau
sekitar 25 x 30 cm, sedangkan Arsyad berpendapat bahwa media kartu
bergambar berukuran 8x12 cm atau bisa disesuaikan dengan keadaan anak
yang dihadapi. Selain itu Azhar Arsyad menjelaskan bahwa media kartu
bergambar dapat digunakan untuk melatih mengeja dan memperkaya kosa
kata anak.
c. Jenis-jenis Media Pembelajaran
Saat ini cukup banyak jenis dan bentuk media yang telah dikenal, dari
yang sederhana sampai yang berteknologi tinggi, dari yang mudah dan
sudah ada secara natural sampai kepada media yang harus dirancang sendiri
oleh guru. Media yang dapat digunakan guru dalam mengajar banyak
jenisnya. Menurut Djamarah (2006: 124) dilihat dari jenisnya media dibagi
ke dalam media auditif, visual dan media audiovisual sebagai berikut:
1) Media auditif adalah media yang hanya mengandalkan kemampuan
suara saja, seperti radio, cassette recorder, piringan hitam.
2) Media visual adalah media yang hanya mengandalkan indera
penglihatan. Media visual ada yang menampilkan gambar atau symbol
yang bergerak seperti foto, gambar atau lukisan, cetakan. Ada pula
media visual yang menampilkan gambar atau symbol yang bergerak
seperti filem bisu dan filem kartun.
3) Media audiovisual adalah media yang memiliki unsur suara dan unsure
gambar. Jenis media ini mempunyai kemampuan lebih baik karena
meliputi kedua jenis media yaitu audiovisual diam dan audiovisual
gerak.
Sehubungan dengan hal di atas kompetensi yang ingin ditingkatkan
dalam perkembangan bahasa mencakup aspek mendengarkan, berbicara,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
membaca dan menulis. Seperti yang dikemukakan Faturohman dan Sutikno
(2009: 67), untuk mencapai kompetensi tersebut dibutuhkan suatu media
yang sesuai. Media tersebuat banyak ragamnya antara lain media dilihat dari
daya liputnya menjadi dua, yaitu sebagai berikut:
“(1) Media dengan daya liput luas dan serentak. Penggunaan media ini
tidak terbatas oleh tempat dan ruang serta dapat menjangkau jumlah
anak didik yang banyak dalam waktu yang sama; (2) Media dengan
daya liput yang terbatas oleh ruang dan tempat. Dalam
penggunaannya media ini membutuhkan ruang dan tempat yang
khusus seperti filem, sound slide, filem rangkai yang harus
menggunakan tempat tertutup dan gelap; (3) Media dilihat dari bahan
pembuatannya media dibagi menjadi dua yaitu: pertama, media
sederhana, yakni media yang bahan dasarnya mudah diperoleh dengan
harga murah, cara pembuatannya mudah, dan penggunaannya tidak
sulit seperti media kartu kata, kartu bergambar atau flash card, kartu
huruf, flip chart, dan lain sebagainya. Kedua, media kompleks yakni
media dengan bahan yang sulit di dapat, alat tidak mudah dibuat dan
harga relatif mahal.
Berdasarkan uraian di atas dapat diketahuai bahwa terdapat tiga jenis
media pembelajaran yaitu pertama: media auditif meliputi foto, gambar atau
lukisan, cetakan. Kedua: media visual yang dibagi lagi kedalam daya
liputnya meliputi daya liput luas, daya liput terbatas dan dilihat dari bahan
pembuatannya seperti kartu kata, kartu bergambar atau flash card, flip chart
dan lain sebagainya. Ketiga yaitu media audiovisual. Jenis-jenis media
tersebut dalam penggunaannya tidak dinilai dari kecanggihan medianya,
tetapi yang lebih penting adalah fungsi dan penerapannya dalam membantu
meningkatkan kualitas proses pembelajaran. Sebuah media sederhana dinilai
lebih berfungsi apabila digunakan sesuai dengan materi dan tujuan
pembelajaran.
Media selain dapat mengantarkan pembelajaran secara utuh dapat juga
dimanfaatkan untuk menyampaikan bagian tertentu dari kegiatan
pembelajaran, memberikan penguatan maupun motivasi. Eliyawati (2005:
112) mendefinisikan manfaat media sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
1) Penggunaan media pendidikan bukan merupakan fungsi tambahan,
tetapi memiliki fungsi tersendiri sebagai sarana bantu untuk
mewujudkan proses pendidikan yang lebih efektif.
2) Media merupakan bagian integral dari keseluruhan proses pendidikan.
Media sebagai komponen yang tidak berdiri sendiri tetapi saling
berhubungan dengan komponen lainnya.
3) Media harus relevan dengan tujuan dan isi pesan pendidikan.
4) Media berfungsi mempercepat proses pembelajaran.
5) Media pembelajaran berfungsi untuk meningkatkan kualitas proses
pendidikan.
6) Media pendidikan meletakkan dasar-dasar yang konkrit untuk berpikir.
Berdasarkan fungsi dan peranan media pembelajaran diatas dapat
disimpulkan bahwa media pembelajaran berfungsi untuk meningkatkan
kualitas proses dan hasil pembelajaran. Menggunakan media pendidikan
yang bervariasi dan menarik sesuai dengan tujuan pendidikan, anak akan
lebih tertanam serta tahan lama dan mengendap dalam pikiran anak
sehingga kualitas pendidikan lebih bermakna dan memiliki nilai yang tinggi.
d. Keunggulan dan Kekurangan Media Kartu Bergambar atau Flash
Card
Media kartu bergambar atau flash card tergolong ke dalam media
berbasis visual gambar diam. Media berbasis visual memiliki peranan
penting dalam proses pembelajaran. Menurut Ngadino (2009: 38) gambar
adalah media yang paling umum dipakai, sifatnya universal, mudah
dimengerti, melewati batasan bahasa verbal. Beberapa kelebihan dan
kekurangan gambar antara lain sebagai berikut:
1) Sifatnya konkrit, dapat menerjemahkan ide-ide abstrak ke dalam bentuk
yang lebih nyata.
2) Dapat mengatasi batas ruang, waktu dan indera.
3) Relatif murah harganya, mudah menggunakan serta membuatnya.
4) Dapat digunakan untuk semua tingkat pengajaran dan bidang studi.
5) Banyak tersedia dalam buku-buku, majalah, koran, catalog dan
kalender.
Kekurangan media gambar antara lain:
1) Ukurannya terbatas untuk kelompok besar, dan bila terlalu kompleks
kurang efektif untuk tujuan pembelajaran.
2) Tidak dapat menunjukkan gerak.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
3) Anak tidak selalu mengetahui bagaimana membaca atau
menginterpretasikan gambar.
Gambar yang ada pada media kartu bergambar atau flash card
merupakan rangkaian pesan yang disajikan dengan keterangan pada bagian
belakang. Kelebihan media kartu bergambar atau flash card menurut
Indriyana (2011: 69) antara lain sebagai berikut:
“(1) Mudah dibawa-bawa karena ukurannya yang seukuran postcard;
(2) Praktis dalam membuat dan menggunakannya, sehingga kapanpun
anak didik bisa belajar dengan baik menggunakan media ini; (3)
Gampang diingat karena kartu ini bergambar, atau berisi huruf atau
angka yang simple dan menarik, sehingga merangsang otak untuk
lebih lama mengingat pesan yang ada dalam kartu tersebut; (4) Media
ini sangat menyenangkan digunakan sebagai media pembelajaran,
bahkan bisa digunakan dalam bentuk permainan”.
Media kartu bergambar atau flash card merupakan media yang paling
umum digunakan karena media ini mudah dimengerti dan dinikmati, serta
mudah didapatkan serta banyak memberikan penjelasan bila dibandingkan
verbal. Menurut Anitah (2009: 130) media yang baik mempunyai ciri-ciri
sebagai berikut:
“(1) Cocok dengan tingkat umur dan kemampuan pelajar; (2) Tidak
terlalu kompleks, karena dengan gambar maka anak mendapat
gambaran yang pokok; (3) Realistis, gambar tersebut harus sesuai
dengan benda sesungguhnya atau sesuai dengan apa yang digambar
dfan perbandingan ukurannya harus disesuaikan; (4) Gambar dapat
diperlakukan dengan tangan. Sebagai media pembelajaran, gambar
harus dapat dipegang, diraba oleh anak didik”.
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan media kartu bergambar
mempunyai kekurangan dan kelebihan masing-masing. Penggunaan media
gambar atau flash card dalam proses pembelajaran sangat tergantung pada
kreasi dan inisiatif guru, asalkan dari sisi seni baik dan sesuai dengan
tujuan pembelajaran dapat digunakan. Guru dapat mengkreasikan media
kartu bergambar atau flash card menjadi lebih menarik dengan
mengkombinasikan dengan kesenian daerah seperti wayang. Media kartu
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
bergambar atau flash card dapat dibuat seperti wayang dengan diberi
sedikit pengait agar dapat berdiri dan digerakkan sehingga menambah
semangat dan minat anak untuk belajar dan menggunakan media tersebut.
e. Penggunaan Media Kartu Bergambar atau Flash Card dalam
Pembelajaran Anak Usia Dini
Proses pembelajaran di taman kanak-kanak tidak lepas dari adanya
media yang dapat menunjang lancarnya kegiatan belajar mengajar. Dengan
digunakannya media dalam proses belajar mengajar sangat membantu guru
dalam memberikan materi pembelajaran yang lebih riil. Khususnya dalam
keterampilan berbicara media kartu bergambar atau flash card dapat
memberikan kontribusi bagi anak untuk dapat terampil dalam berbicara,
mampu mengungkapkan cerita melalui gambar dan menambah
perbendaharaan kata serta dapat membangun sosialisasi antar anak. Berikut
ini contoh media kartu bergambar yang dapat digunakan untuk melatih
ketarampilan berbicara anak:
Gambar 2.1 Contoh Media Kartu Bergambar Tunggal
Sumber: Majalah Contohlah Aku Taman Kanak-kanak Taswati (2009: 1)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
Gambar 2.2 Contoh Media Kartu Bergambar Seri
Sumber: Majalah Akar edisi 01(2009: 26)
Media kartu bergambar atau flash card mudah untuk dibuat dan
digunakan. Dalam pembuatannya kita dapat memotong gambar yang sesuai
dan menempelkannya pada karta karton. Untuk membuat kartu bergambar
atau flash card pendidik harus mengikuti langkah-langkah yang ungkapkan
oleh Indriana (2011: 136) sebagai berikut:
“(1) Siapkan kertas yang agak tebal seperti kertas dupleks atau dari
bahan kardus. Kertas ini berfungsi untuk menyimpan atau
menempelkan gambar-gambar yang sesuai dengan tujuan
pembelajaran; (2) Kertas tersebut diberi tanda dengan pensil atau
spidol dan menggunakan penggaris untuk menentukan ukuran 25 x 30
cm; (3) Potong kertas sesuai dengan ukuran 25 x 30 cm. dan buatlah
gambar sejumlah materi yang akan disajikan media pengajaran; (4)
Jika objek gambar dibuat dengan tangan, maka kertas alas tadi perlu
dilapisi dengan kertas halus untuk menggambar; (5) Mulailah
menggambar dengan menggunakan alat gambar seperti kuas, cat air,
spidol dan pensil warna. Atau buatlah desain dengan bantuan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
computer yang ukurannya telah disesuaikan, kemudian tempelkan
pada alas tersebut; (6) Jika gambar yang akan ditempel tersebut
memanfaatkan gambar yang sudah ada, maka gambar-gambar tersebut
tinggal dipotong sesuai ukuran, lalu ditempelkan; (7) Langkah terakhir
adalah memberikan tulisan atau pesan pada bagian belakang kartu
tersebut sesuai dengan objek yang ada di bagian depannya”.
Media kartu bergambar dapat digunakan pada semua rentang usia
dengan tingkat kesulitan yang berbeda. Cara penggunaan media kartu
bergambar atau flash card secara umum dapat dijabarkan menjadi dua
bagian yaitu sesaat sebelum penyajian dan pada saat penyajian. Menurut
Susilana dan Riyani, diperoleh 9 Februari 2012 dari http://repository.
upi.edu/operator/upload/s_jrm_060079_chapter2. pdf mendeskripsikan
langkah-langkah penggunaan media sebagai berikut:
1) Pesiapan penggunaan
a) Mempersiapkan diri
Guru perlu menguasai bahan pelajaran dengan baik, memiliki
keterampilan menggunakan media tersebut. Jika perlu untuk
memperlancar lakukan dengan berulang meski tidak langsung
dihadapan siswa.
b) Mempersiapkan kartu bergambar.
Sebelum dimulai pelajaran pastikan jumlahnya cukup, urutannya
betul, dan perlu tidaknya media untuk membantu.
c) Mempersiapkan tempat
Posisi penyaji baik atau tidak, bagaimana penerangannya apakah
semua siswa dapat melihat dengan jelas dan pastikan ruangan tidak
ada suara bising mengganggu.
d) Mempersiapkan siswa
Posisi siswa sebaiknya ditata dengan baik, agar semua siswa dapat
melihat kartu bergambar.
2) Cara Penggunaan
a) Kartu-kartu yang sudah disusun, dipegang setinggi dada dan
menghadap ke depan siswa.
b) Cabutlah satu-persatu kartu tersebut setelah guru menerangkan.
c) Berilah kartu-kartu yang telah diterangkan kepada siswa yang duduk
di dekat guru. Mintalah siswa untuk mengamati kartu tersebut satu
persatu, kemudian teruskan kepada siswa lain sampai semua siswa
kebagihan.
d) Jika penyajian dengan cara permainan, letakkan kartu-kartu tersebut
di dalam sebuah kotak secara acak tidak perlu disusun. Siapkan
siswa yang akan berlomba misalnya tiga orang berdiri sejajar,
kemudian guru memberikan perintah, misalnya cari binatang kuda,
maka siswa berlari menghampiri kotak tersebut untuk mengambil
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
kartu bergambar kuda dan menceritakan isi gambar tersebut sesuai
imajinasi anak. Dengan permainan tersebut dapat melatih anak
berbicara dan mengasah kemampuan piker dan kosa kata anak.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa cara menggunakan media
kartu bergambar terdapat dua bagian, yaitu persiapan sebelum penyajian dan
pada saat penyajian. Persiapan sebelum penyajian meliputi: mempersiapkan
diri, mempersiapkan kartu bergambar, dan mempersiapkan tempatnya. Cara
penggunaan atau penyajian kartu bergambar atau flash card yaitu dapat
dipegang langsung oleh guru atau melalui sebuah permainan.
Senada dengan uraian yang dikemukakan oleh Susilana dan Riyani di
atas, menurut Surana yang diperoleh 9 Februari 2012 dari http://repository.
upi.edu/operator/upload/s_jrm_060079_chapter2.pdf memberikan pendapat
mengenai cara penggunaan media kartu bergambar atau flash card sebagai
berikut:
“(1) Dengan bimbingan guru anak mengatur posisi duduknya; (2)
Berdiri dengan jarak 1-1,5 meter di depan kelas dimana semua anak
dapat melihat guru; (3) Siapkan kartu-kartu dari kelompok yang sama,
ditumpuk dan dipegang setinggi dada. Untuk menarik perhatian siswa,
tunjukkan halaman kartu bergambar dengan cara mengambil kartu
bagian paling belakang dan meletakkan pada urutan depan sambil
mengucapkan nama jelas gambar tersebut; (4) Anak mendengarkan
guru berbicara/ bercerita dan memperhatikan gambar yang
diperlihatkan; (5) Mintalah anak untuk mengulang apa yang guru
ucapkan; (6) Setelah itu ambil kartu kedua dari kartu urutan paling
belakang, kemudian lakukan seperti langkah 3, 4 dan 5; (7) Setelah
seluruh kartu disebutkan satu-persatu, berikan kartu-kartu yang telah
diterangkan kepada anak yang duduk di dekat guru; (8) Mintalah agar
semua anak melihat lagi kartu-kartu satu-persatu, dan teruskan kepada
yang lain; (9) Beri kesempatan pada beberapa anak untuk mengulang
kalimat yang diucapkan guru atau menceritakan isi gambar sesuai
dengan imajinasi anak.
Indriana (2011: 138) juga berpendapat sama proses pengoprasian
kartu bergambar atau flash card dalam pembelajaran, antara lain sebagai
berikut:
1) Kartu-kartu yang sudah disusun dipegang setinggi dada dan menghadap
ke siswa.
2) Cabutlah satu persatu kartu tersebut setelah guru selesai menerangkan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
3) Berikan kartu-kartu yang telah diterangkan kepada siswa yang duduk di
dekat guru. Mintalah siswa untuk mengamati kartu tersebut, lalu
teruskan kepada siswa yang lain hingga semua siswa kebagihan.
4) Jika sajian menggunakan jenis atau cara permainan, letakkan kartu-kartu
tersebut di dalam sebuah kotak secara acak dan tidak perlu disusun.
Siapkan siswa yang akan berlomba, misalnya 3 orang, untuk berdiri
sejajar di ujung sini. Sedangkan kotak yang berisi kartu tersebut di
sebelah sana. Kemudian guru memberikan perintah kepada siswa untuk
mencari suatu benda. Selanjutnya anak berlomba lari menuju kotak dan
mencari gambar. Setelah mendapatkannya, anak didik harus kembali ke
tempat start. Siswa yang paling cepat larinya dan mendapatkan
bendanya harus menyebutkan nama benda tersebut. Dalam permainan
menggunakan kartu bergambar atau flash card, kreativitas guru harus
bermain untuk mendapatkan proses pembelajaran yang menarik sambil
bermain menggunakan media tersebut.
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa cara
menggunakan media kartu bergambar atau flash card yaitu harus dilakukan
dengan cara yang dekat, agar semua siswa dapat melihat kartu dengan jelas.
Penggunaan media kartu bergambar dapat dilakukan dengan cara
menyebutkan kartu satu persatu atau dengan cara permainan, yaitu dengan
cara meletakkan kartu-kartu di dalam kotak secara acak, kemudian
persiapkan siswa untuk berlomba mengambil kartu sesuai perintah. Setelah
mengambil kartu minta anak untuk menceritakan isi dari kartu yang telah
diambilnya. Selain itu guru dapat mengkreasi media kartu bergambar
dengan mengadopsi budaya jawa yaitu wayang. Kartu bergambar yang
sudah siap bisa diberi kayu seolah-olah seperti wayang. Dalam
pelaksanaannya guru dapat menggunakan kaleng sebagai panggung. Media
kartu bergambar atau flash card dapat digerak-gerakkan seolah-olah
berjalan. Kegiatan ini dapat dikreasikan dalam sebuah permainan agar
proses belajar mengajar lebih berkesan dan bermakna.
B. Hasil Penelitian yang Relevan
Penelitian yang relevan dengan penelitia ini antaralain, penelitian yang
dilakukan oleh Indrarti Yhuaningsih (2010) dengan judul Penggunaan Media
Kartu Bergambar untuk Meningkatkan Kemampuan Berbahasa pada Anak
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
Kelompok di RA Miftahul Khoir Grati Pasurua. Hasil penelitian ini menunjukkan
penggunaan media kartu gambar dapat meningkatkan kemampuan berbahasa anak
kelompok B di RA Miftahul Khoir, terbukti dari hasil yang diperoleh anak dapat
dilihat dari rata-rata hasil observasi anak mulai dari pratindakan (46) dengan
prosentase (10%), meningkat pada siklus I (66) dengan prosentase (45%), dan
meningkat lagi pada siklus II (84,15) dengan prosentase (90%) yang terus
mengalami peningkatan.
Chustini (2010) dengan judul Penggunaan Media Kartu Bergambar untuk
Mengembangkan Kemampuan Bercerita Anak Kelompok A Di TK Muslimat NU
34 Kota Malang. Dari penelitian ini menunjukkan bahwa penggunaan media kartu
bergambar dapat meningkatkan kemampuan bercerita anak yaitu pada siklus 1,
nilai rata-rata kemampuan bercerita mencapai 2.1 dengan nilai prosentase sebesar
51,3%. Pada siklus 2 kemampuan bercerita anak mengalami peningkatan dengan
nilai rata-rata 3,1 dengan nilai prosentase 77,95%, artinya rata-rata kemampuan
anak mengalami peningkatan sebesar 26,7%.
Suzi Lediana Sari (2011) dengan judul Peningkatan Keterampilan
Membaca Permulaan dengan Menggunakan Media Kartu Bergambar (Flash
Card) Siswa Kelas 1 SD Negeri 1 Nungkulan Kecamatan Girimarto Kabupaten
Wonogiri. Terbukti dari hasil belajar yang di peroleh anak sebelum menggunakan
media kartu bergambar yaitu 68%. Setelah diadakan tindakan pada siklus I dan
siklus II, mengalami peningkatan. Pada siklus I nilai rata-rata adalah 72 dengan
keberhasilan belajar 88% dan meningkat menjadi 100% dengan nilai rata-rata 81
pada siklus II.
Penelitian di atas menggunakan media yang sama yaitu media kartu
bergambar. Akan tetapi terdapat perbedaan dari penelitian Indriyani dan Chustini
yaitu aspek yang ditingkatkan mengenai kemampuan berbahasa dan kemampuan
bercerita. Sedangkan peneliti akan meneliti tentang penggunaan media kartu
bergambar untuk meningkatkan keterampilan berbicara. Penelitian Suzi Lediana
Sari juga membahas tentang penggunaan media kartu bergambar, akan tetapi ada
perbedaan antara penelitian yang akan peneliti lakukan yaitu terletak pada
variable yang diteliti, peneliti melakukan penelitian terhadap anak usia dini
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29
sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Suzi Lediana Sari dilakukan terhadap
anak usia sekolah dasar kelas 1.
C. Kerangka Berfikir
Kerangka berfikir merupakan alur penalaran yang sesuai dengan tema dan
masalah penelitian, serta didasarkan pada kajian teoritis. Kerangka berfikir ini
digambarkan dengan skema secara holistik dan sistematik. Selaras dengan judul
penelitian yang diambil, yaitu “Penggunaan Media Kartu Bergambar (Flash Card)
Untuk Meningkatkan Keterampilan Berbicara Anak kelompok B1 Semester II TK
Pelangi Kluwung Kemiri Purworejo.
Pada kondisi awal keterampilan berbicara anak Kelompok B1 Taman
Kanak-kanak Pelangi Kluwung Kemiri Purworejo diidentifikasi masih rendah.
Siswa yang mendapat nilai tuntas (●) hanya 10 anak atau 40% dari 25, sedangkan
15 anak (60%) mendapat nilai dibawah tuntas. Adapun faktor-faktor yang
menyebabkan rendahnya keterampilan berbicara anak yaitu: sikap dan minat anak
dalam mengikuti kegiatan pembelajaran rendah, pada umumnya anak merasa
takut dan malu saat ditugaskan untuk tampil berbicara atau bercerita di depan
teman-teman, anak kurang terampil sebagai akibat dari kurangnya latihan
berbicara. Media pembelajaran yang digunakan oleh guru belum begitu
mendukung adanya interaksi antar anak. Sehingga hasilnya banyak anak yang
pendiam dan kurang berani dalam kegiatan berbicara di depan kelas. Itu
disebabkan karena dalam kegiatan pembelajaran anak hanya mendengarkan guru
dalam berbicara dan mengerjakan lembar kegiatan. Selain itu dapat ditarik
kesimpulan bahwa guru belum memaksimalkan media pembelajaran dalam proses
kegiatan berbicara kelompok B1 TK Pelangi kluwung Kemiri Purworejo.
Bertolak dari permasalahan tersebut, diperlukan adanya solusi untuk
memecahkan masalah tersebut yaitu menggunakan media kartu bergambar atau
flash card. Pembelajaran dengan menggunakan media kartu bergambar atau flash
card diharapkan dapat meningkatkan proses kegiatan pembelajaran keterampilan
berbicara anak. Media kartu bergambar atau flash card juga dapat memberikan
motivasi yang lebih tinggi karena selalu dikaitka dengan permainan dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30
kreativitas. Media pembelajaran kartu bergambar atau flash card mengandalkan
gambar sebagai media dalam proses pembelajaran. Gambar-gambar ini menjadi
faktor utama dalam proses pembelajaran, sehingga sebelum proses pembelajaran
guru sudah menyiapkan gambar yang akan ditampilkan. Perbaikan pembelajaran
dengan menggunakan media kartu bergambar atau flash card akan dilaksanakan
dalam tiga siklus yang terdiri dari tiga pertemuan yang meliputi tahap
perencanaan, tahap pelaksanaan tindakan ,tahap pengamatan atau observasi dan
tahap refleksi.
Pada kondisi akhir dengan digunakannya media kartu bergambar atau flash
card dapat mengajarkan siswa bersosialisasi dengan kelompok dan belajar untuk
bertanggung jawab. Penggunaan media kartu bergambar diharapkan anak dapat
tertarik dan mudah memahami materi yang disampaikan, anak tidak hanya
mendengarkan guru menjelaskan materi pembelajaran, melainkan mereka mulai
menunjukkan sikap berani dan percaya diri dalam berbicara, berkomunikasi dan
bersosialisasi dengan teman. Media kartu bergambar atau flash card yang menarik
akan membuat anak antusias, senang dan lebih aktif dan kreatif dalam berbicara.
Setelah menggunakan media kartu bergambar atau flash card melalui kegiatan
pembelajaran bercerita, diharapkan keterampilan berbicara anak meningkat. Hal
ini ditandai oleh ketuntasan klasikal yang diperoleh mencapai 80% dari
keseluruhan jumlah siswa.
Berdasarkan uraian tersebut, dapat peneliti gambarkan kerangka berpikir
penelitian dilihat pada gambar 3 sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31
Gambar 2.3 Kerangka Berfikir
D. Hipotesis Tindakan
Hipotesis yang dirumuskan dalam penelitian ini adalah dengan
menggunakan media kartu bergambar atau flash card, maka keterampilan
berbicara Anak Kelompok B1 Semester II TK Pelangi Kluwung Kemiri
Purworejo dapat meningkat.
Guru mengajar belum
menggunakan media kartu
bergambar atau flash card.
Keterampilan
berbicara anak
rendah.
Guru menggunakan media
kartu bergambar atau flash
card untuk meningkatkan
keterampilan berbicara.
Melalui penggunaan media
kartu bergambar atau flash
card dapat meningkatkan
keterampilan berbicara anak
kelompok B1 Semester II
TK Pelangi Kluwung
Kemiri Purworejo.
Siklus I
1. Perencanaan
2. Tindakan
3. Observasi
4. Refleksi
Siklus II
1. Perencanaan
2. Tindakan
3. Observasi
4. Refleksi
Kondisi
Awal
Kondisi
Akhir
Tindakan
Siklus III
1. Perencanaan
2. Tindakan
3. Observasi
4. Refleksi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
32
32
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian dengan judul “Penggunaan Media Kartu Bergambar (Flash
Card) Untuk Meningkatkan Keterampilan Berbicara Anak Kelompok B1
Semester II TK Pelangi Kluwung Kemiri Purworejo” akan dilaksanakan di
Taman Kanak-kanak Pelangi Kluwung yang terletak di desa Bedono Kluwung
Rt 01 Rw 1 Kecamatan Kemiri Kabupaten Purworejo Provinsi Jawa Tengah
Kode pos 54262. Taman Kanak-kanak Pelangi Kluwung Kemiri berdiri di atas
tanah seluas 300 m2. Taman Kanak-kanak Pelangi Kluwung Kemiri memiliki
3 lokal gedung yang terbagi menjadi dua ruang kelas, satu ruang kantor dan
ruang tamu serta satu ruang kamar mandi dan wc.
Anak didik Taman Kanak-kanak Pelangi Kluwung Kecamatan Kemiri
berjumlah 41 anak, yang terbagi menjadi dua kelas yaitu kelompok B1 dan
kelompok B2. Kelompok B1 terdiri dari 15 anak laki-laki dan 10 anak
perempuan. Kelompok B2 terdiri dari 7 anak laki-laki dan 9 anak perempuan.
Guru di Taman Kanak-kanak Pelangi Kluwung Kemiri berjumlah 3 orang
yaitu Nurwadikah,A.M. Pd. sebagai Kepala Sekolah, Tentrem dan Suprapti
sebagai guru kelas.
2. Waktu Penelitian
Penelitian dengan judul “Penggunaan Media Kartu Bergambar (Flash
Card) Untuk Meningkatkan Keterampilan Berbicara Anak Kelompok B1
Semester II TK Pelangi Kluwung Kemiri Purworejo” akan dilaksanakan pada
Semester Genap Tahun Pelajaran 2011/2012 selama 6 bulan yaitu bulan
Februari 2011 sampai Juli 2012 .
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
33
B. Subjek Penelitian
Subjek penelitian adalah sesuatu yang akan diteliti. Subjek penelitian dari
penelitian ini adalah anak kelompok B1 TK Pelangi Kecamatan Kemiri
Kabupaten Purworejo Tahun Pelajaran 2011/2012 yang berjumlah 25 anak, yang
terdiri dari 15 siswa laki-laki dan 10 siswa perempuan. Anak Taman Kanak-kanak
B1 sebagai subjek yang akan diamati preoses pembelajaran dan dikenai tindakan.
C. Data dan Sumber Data
Data penelitian yang dikumpulkan berupa informasi tentang perkembangan
bahasa yang mencakup keterampilan berbicara. Sumber data atau informasi yang
paling penting untuk dikumpulkan dan dikaji dalam penelitian ini diperoleh dari
data kualitatif. Sumber data yang diperoleh dalam penelitian ini berasal dari
sumber data primer dan sumber data sekunder, antara lain sebagai berikut:
1. Informasi data yang diperoleh berasal dari narasumber yang terdiri atas anak
kelompok B1 TK Pelangi Kluwung Kemiri Purworejo Tahun Pelajaran
2011/2012 yang berjumlah 25 anak dan kepala sekolah serta guru kelas
kelompok B1 Taman Kanak-Kanak Pelangi Kluwung Kemiri Purworejo.
2. Arsip berupa kurikulum tingkat satuan pendidikan dan dokumen berupa data
perkembangan anak, khususnya tentang perkembangan bahasa yaitu
keterampilan berbicara yang digunakan untuk mendapatkan data nilai
perkembangan anak kelompok B1 Taman Kanak-kanak Pelangi Kluwung
Kemiri Purworejo sebelum dilakukan tindakan.
3. Hasil pengamatan atau observasi selama proses kegiatan pembelajaran tentang
perkembangan bahasa anak khususnya keterampilan berbicara anak.
4. Informasi lain tentang kondisi Taman Kanak-kanak Pelangi Kluwung Kemiri
Purworejo.
D. Pengumpulan Data
Sesuai dengan bentuk penelitian tindakan kelas dan juga jenis sumber
data yang dimanfaatkan, maka teknik pengumpulan data yang akan digunakan
dalam penelitian ini antara lain sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
34
1. Observasi
Kegiatan observasi merupakan kegiatan pengamatan untuk mengetahui
seberapa jauh efek tindakan yang telah dilakukan. Menurut Sudjana (2009: 84)
“Observasi digunakan untuk mengukur tingkah laku individu ataupun proses
terjadinya suatu kegiatan yang dapat diamati, baik dalam situasi yang
sebenarnya maupun dalam situasi buatan.” Observasi dalam penelitian ini
digunakan untuk mengukur atau menilai aktivitas guru dan anak didik
kelompok B1 TK Pelangi Kluwung Kemiri Purworejo tahun pelajaran
2011/2012, serta penggunaan media kartu bergambar saat pembelajaran
berlangsung.
Observasi dalam penelitian ini adalah observasi partisipasi. Peneliti
bertindak sebagai guru atau pengajar dan berperan penuh melakukan tindakan
yang dapat mempengaruhi peristiwa yang sedang berlangsung. Observer yang
membantu adalah rekan sejawat dan guru kelompok B1 TK Pelangi Kluwung.
Observasi terhadap guru difokuskan pada kemampuan guru dalam
melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan media kartu bergambar.
Alat penilaian yang digunakan untuk mengobservasi guru, yaitu dengan
menggunakan Lembar Observasi Penilaian Guru. Sementara itu, observasi
terhadap anak didik kelompok B1 TK Pelangi Kluwung difokuskan pada
pengamatan aspek bahasa yang meliputi keterampilan anak dalam
menceritakan gambar dengan tepat, keterampilan berbicara dengan lancar,
penemuan kosa kata yang digunakan ketika bercerita dengan menggunakan
media kartu bergambar dan pelafalan serta intonasi, kenyaringan suara anak
ketika bercerita menggunakan media kartu bergambar.
2. Wawancara
Wawancara adalah suatu kegiatan dilakukan untuk mendapatkan
informasi secara langsung dengan mengungkapkan pertanyaan-pertanyaan
pada para responden menurut Subagyo (2004: 39). Dalam hal ini wawancara
juga bertujuan untuk saling bertukar pendapat dan menemukan alternatif
pemecah masalah.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
35
Wawancara dilakukan setelah dan atas dasar pengamatan di kelas maupun
kajian dokumen. Wawancara dan diskusi dilakukan antara peneliti, kepala
sekolah dan guru kelas kelompok B1 Taman Kanak-kanak Pelangi Kemiri
Purworejo. Wawancara dan diskusi dengan guru dilaksanakan setelah
melakukan pengamatan terhadap proses kegiatan belajar mengajar yang
bertujuan untuk menggali informasi untuk memperoleh data yang berkaitan
dengan pelaksanaan pembelajaran dan keterampilan berbicara pada anak
kelompok B1 Taman Kanak-kanak Pelangi sebelum dan sesudah penggunaan
media kartu bergambar. Wawancara dilakukan pada tanggal 11 Februari 2012
dan tanggal 30 Mei 2012. Dari wawancara tersebut dan kegiatan pengamatan
serta kajian dokumen yang telah dilakukan diidentifikasi permasalahan-
permasalahan yang ada berkenaan dengan pembelajaran pemahaman konsep
pecahan sederhana serta faktor-faktor penyebabnya.
3. Dokumentasi
Dokumentasi dilakukan oleh peneliti dengan cara mengumpulkan
dokumen-dokumen atau arsip yang berhubungan dengan anak didik anatara
lain daftar pencapaian tingkat perkembangan anak (daftar nilai) dan arsip-arsip
yang dapat mendukung dalam pencapaian keterampilan berbicara anak
kelompok B1 Taman Kanak-kanak Pelangi Kemiri Purworejo, sebelum dan
sesudah penggunaan media kartu bergambar. Selain data-data tersebut, saat
proses pembelajaran berlangsung dilakukan dokumentasi yang berupa
pengambilan foto dan video.
4. Tes Perbuatan atau Unjuk Kerja
Tes unjuk kerja merupakan suatu alat yang digunakan untuk mengukur
sesuatu melalui perbuatan anak. Tes dilakukan untuk mengetahui
perkembangan atau keberhasilan pelaksanaan tindakan. Tes unjuk kerja disini
bertujuan untuk mengukur keterampilan anak dalam berbicara melalui kegiatan
bercerita di depan kelas. Penilaian unjuk kerja berwujud penampilan anak di
depan kelas saat bercerita dengan menggunakan media kartu bergambar atau
flash card.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
36
E. Uji Validitas Data
Suatu informasi yang akan dijadikan data penelitian perlu diperiksa
validitasnya, sehingga data tersebut bisa dipertanggungjawabkan dan dapat
dijadikan sebagai dasar yang kuat dalam menarik kesimpulan. Teknik yang
digunakan untuk memeriksa validitas dalam penelitian ini adalah teknik
triangulasi.
Iskandar (2008: 84) triangulasi merupakan teknik pemeriksaan keabsahan
data yang memanfaatkan sesuatu yang lain diluar data itu untuk keperluan
pengecekan atau sebagai pembanding terhadap suatu data.Teknik triangulasi yang
digunakan dalam penelitian ini adalah teknik triangulasi sumber data dan
triangulasi teknik. Adapun yang dimaksud kedua hal tersebut adalah sebagai
berikut:
1. Triangulasi Sumber
Triangulasi sumber digunakan untuk menguji kebenaran data dari satu
sumber dengan sumber yang lain. Dari teknik ini diharapkan dapat memberi
informasi yang tepat dan sesuai dengan kenyataan. Sumber data yang diperoleh
peneliti berasal dari guru kelas dan anak didik kelompok B1 Taman Kanak-
kanak Pelangi Kluwung Kemiri Purworejo, antara lain tentang data pencapaian
kemampuan perkembangan anak kelompok B1 yang diperoleh langsung dari
guru dan anak didik kelompok B1.
2. Triangulasi Teknik
Triangulasi teknik, yaitu peneliti menguji data yang sama dengan
menggunakan teknik pengumpulan data yang berbeda. Dari beberapa data yang
diperoleh lewat teknik pengumpulan data yang berbeda tersebut hasilnya
dibandingkan dan dapat ditarik kesimpulan agar diperoleh data yang lebih kuat
validitasnya. Dalam penelitian ini, salah satu diantaranya peneliti
menggunakan observasi aktivitas anak didik kelompok B1 Taman Kanak-
kanak Pelangi dan wawancara guru kelas kelompok B1 untuk mengetahui data
tentang aktivitas perkembangan anak didik kelompok B1 Taman Kanak-kanak
Pelangi Kluwung Kemiri Purworejo setelah dilakukan tindakan perbaikan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
37
F. Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik
analisis yang menggunakan model analisis interaktif. Model analisis interaktif
mempunyai tiga komponen yaitu: (1) reduksi data (data reduction), (2) penyajian
data (data display), (3) penarikan kesimpulan (verification).
Miles dan Huberman dalam Iskandar (2009: 75) mengemukakan bahwa
tiga komponen tersebut sebagai sesuatu yang jalin menjalin pada saat sebelum,
selama, dan sesudah pengumpulan data dalam bentuk yang sejajar, untuk
membangun wawasan umum yang disebut analisis. Reduksi data, penyajian data,
dan penarikan kesimpulan menjadi gambaran keberhasilan secara berurutan
sebagai rangkaian kegiatan analisis yang saling susul menyusul. Secara singkat,
tiga komponen tersebut dijelaskan sebagai berikut:
1. Reduksi Data (Data Reduction)
Reduksi data adalah proses pengumpulan data penelitian dengan
meringkas, mengkode menemukan tema yang berlangsung selama penelitian.
Reduksi yang dilakukan yaitu pemilihan data hasil penilaian observasi tingkat
perkembangan anak kelompok B1 Taman Kanak-kanak Pelangi Kluwung
Kemiri Purworejo, dimana nama anak hanya menggunakan kode dan hasil
observasi guru, serta data hasil pengamatan aktivitas anak dalam penggunaan
media kartu bergambar.
2. Penyajian Data (Data Display)
Penyajian data yaitu sekumpulan informasi tersusun yang memberi
kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan. Hasil
dari data-data penelitian selanjutnya digabungkan dan disimpulkan. Penyajian
data yang telah direduksi, kemudian disusun dalam bentuk tabel, grafik, dan
dinarasikan dalam pembahasan penelitian. Data yang disajikan dalam
penelitian ini meliputi format penilai keterampilan berbicara, data hasil
observasi guru dan data hasil pengamatan aktivitas anak kelompok B1 Taman
Kanak-kanak Pelangi Kluwung Kemiri Purworejo selama proses kegiatan
pembelajaran menggunakan media kartu bergambar, serta data hasil
wawancara guru sebelum dan sesudah tindakan. Setiap pertemuan hasil
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
38
penilaian anak dibandingkan dari siklus I sampai siklus III sehingga
mengetahui peningkatannya. Pada format observasi ditulis nama anak dengan
kode nomor, aspek yang dinilai, jumlah skor, skor dan nilai akhir
menggunakan tanda (●) = tuntas (T), (√) = setengah tuntas/cukup (ST), dan (○)
= tidak tuntas/belum tuntas (TT). Penentuan nilai akhir berdasarkan jumlah
dari tanda (●) dan (○). Format observasi diisi pada setiap pertemuan pada
semua siklus yang meliputi penilaian aktivitas anak selama proses
pembelajaran menggunakan media kartu bergambar dan kinerja guru dalam
melaksanakan pembelajaran menggunakan media kartu bergambar.
3. Penarikan Kesimpulan (Verification)
Kegiatan ini dilakukan untuk memantapkan kesimpulan dari tampilan
data agar benar-benar dapat dipertanggung jawabkan. Seluruh hasil analisis
yang terdapat dalam reduksi data maupun penyajian data diambil suatu
kesimpulan. Penarikan kesimpulan tentang peningkatan yang terjadi
dilaksanakan secara bertahap mulai dari kesimpulan sementara, kesimpulan
yang ditarik pada akhir siklus I, siklus II dan kesimpulan terakhir pada akhir
siklus III. Kesimpulan yang pertama sampai dengan yang terakhir harus terkait.
Setiap kesimpulan yang ditarik pada akhir siklus dilakukan refleksi untuk
menentukan atau menyusun rencana tindakan berikutnya. Setelah semua data
disajikan dalam laporan, peneliti menarik kesimpulan yang merupakan
jawaban dari hipotesis penelitian. Secara diagramatik, hubungan interaksi
antara unsur-unsur kerja analisis tersebut dapat divisualisasikan seperti gambar
berikut ini:
Gambar 3.1 Komponen-komponen Analisis Data
(Sumber: Miles & Huberman dalam Iskandar, 2009: 76)
Pengumpulan Data
(Data Collection)
Reduksi Data
(Data Reduction)
Penyajian Data
( Display Data)
Penarikan
Kesimpulan/Verifikasi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
39
G. Indikator Kinerja Peneitian
Indikator kinerja merupakan rumusan kinerja yang dijadikan acuan atau
tolak ukur dalam menentukan keberhasilan atau keefektifan penelitian (Suwandi,
2008: 70). Untuk menentukan keberhasilan dan keefektifan penelitian ini, maka
dirumuskan indikator kinerja yang digunakan sebagai acuan keberhasilan. Adapun
keberhasilan penelitian ini adalah keterampilan berbicara anak didik sampai
dengan 80% anak mengalami peningkatan keterampilan berbicara dengan
mendapat kriteria nilai (●). Apabila pada siklus I indikator keberhasilan belum
terpenuhi maka dilanjutkan siklus II. Apabila dari siklus II belum sesuai dengan
indikator yang diharapkan maka dilanjutkan siklus III. Jika siklus III belum sesuai
maka dilanjutkan pada siklus berikutnya.
Tabel 3.1 Indikator Kinerja dan Pengukurannya
Indikator yang diukur
Prosentasi
siswa yang
ditargetkan
Cara Mengukur
Kosa kata baru yang
diucapkan. 80%
Diamati ketika anak bercerita apakah
ada penambahan kosa kata baru yang
diucapkan.
Ketepatan bercerita
sesuai kartu
bergambar atau flash
card
80%
Diamati apakah anak sesuai dalam
menceritakan kartu bergambar kepada
temannya.
Intonasi dan pelafalan
yang jelas. 80%
Diamati ketika anak bercerita apakah
intonasinya jelas dan pelafalannya
menggunakan bahasa yang sesuai.
Lancar dalam
bercerita 80%
Diamati apakah anak lancar atau masih
terbata-bata dalam bercerita.
Kenyaringan suara. 80% Diamati apakah anak bercerita dengan
suara yang keras.
H. Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian adalah sebuah rangkaian tahap penelitian dari awal
hingga akhir. Indikator yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
40
meningkatnya keterampilan berbicara anak kelompok B1 Taman Kanak-kanak
Pelangi Kluwung Kemiri Purworejo dengan menggunakan kartu bergambar atau
flash card. Untuk memperoleh indikator yang ingin dicapai, prosedur penelitian
ini mencakup beberapa tindakan. Setiap tindakan tersebut dirancang dalam satu
unit sebagai satu siklus. Setiap siklus terdiri dari empat tahap sebagai berikut: 1)
perencanaan (planning); 2) pelaksanaan tindakan (action); 3) observasi dan
evaluasi tindakan (observation and evaluation); dan 4) refleksi tindakan
(reflecting). Menurut Arikunto, suhardjono dan Supardi, (2008: 16) prosesur
penelitian dapat dijelaskan sebagai berikut:
Gambar 3.2 Model PTK
(Sumber: Arikunto, suhardjono dan Supardi, 2008: 16)
Penelitian ini dilaksanakan dalam tiga siklus dengan 3 kali pertemuan.
Secara rinci, setiap siklus dipaparkan sebagai berikut:
1. Siklus Pertama
a. Tahap Perencanaan Tindakan
Adapun langkah-langkah yang dilakukan pada tahap ini antara lain
sebagai berikut:
1) Mengumpulkan data yang diperlukan melalui teknik observasi,
wawancara dan pencatatan arsip.
Perencanaan
Siklus I
Pengamatan
Perencanaan
Siklus II
Pengamatan
Dan seterusnya
Pelaksanaan Refleksi
Refleksi Pelaksanaan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
41
2) Bekerjasama dengan kolabolator melakukan penyusunan langkah-
langkah pembelajaran yang akan digunakan dan mempersiapkan
Rencana Kegiatan Harian (RKH) dengan menggunakan media kartu
bergambar. Di dalam Rencana Kegiatan Harian (RKH) memuat
skenario pembelajaran beserta instrument pembelajarannya.
3) Menyusun lembar observasi guru dan peserta didik, serta penggunaan
media kartu bergambar.
4) Mengembangkan format evaluasi pembelajaran.
5) Menetapkan indikator ketercapaian yang dilaksanakan dalam proses
pembelajaran.
b. Tahap Pelaksanaan Tindakan
Tahap selanjutnya adalah tahap penerapan tindakan yang mengacu
pada skenario pembelajaran yang tertulis dalam Rencana Kegiatan Harian
(RKH). Skenario pembelajaran yang disusun difokuskan pada kegiatan
pembelajaran di kelas. Adapun langkah-langkah pembelajaran
menggunakan media kartu bergambar yaitu:
1) Guru melaksanakan pembelajaran sesuai dengan Rencana Kegiatan
Harian (RKH) yang telah disusun bersama antara peneliti dan
kolabolator.
2) Guru memperlihatkan media kartu bergambar yang akan digunakan
kepada anak-anak secara klasikal.
3) Guru dan siswa melakukan kegiatan tanya jawab mengenai gambar
peraga yang digunakan. Guru mengarahkan suasana kelas menuju
kondisi yang diinginkan untuk anak mau berbicara dan mengikuti
kegiatan bercerita.
4) Guru membagi kelas menjadi beberapa kelompok. Pembagian
kelompok dilakukan oleh guru dengan maksimal tiap-tiap kelompok 5-
6 orang anak dan campuran antara laki-laki dan perempuan. Guru tetap
menjaga situasi agar kondisi kelas tetap terjaga dan tidak kacau.
5) Setelah kelompok terbentuk, guru berdiri di depan siswa dengan
memegang kartu-kartu bergambar yang sudah disusun sesuai urutannya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
42
Guru mengambil kartu paling belakang sambil mengucapkan
cerita/nama dalam gambar tersebut. Secara bersama-sama semua
kelompok untuk mengikuti atau mengulang apa yang telah diucapkan
oleh guru.
6) Guru membagikan media kartu bergambar atau flash card yang belum
ditempel pada masing-masing kelompok. Setiap kelompok menempel
gambar pada kartun masing-masing. Adapaun media kartu bergambar
yang diberikan kepada semua kelompok adalah sama.
7) Siswa melakukan kegiatan diskusi mengenai gambar yang ada pada
setiap kartu. Kondisi kelas disesuaikan dengan kegiatan yang dilakukan,
yaitu posisi kursi diputar untuk saling berhadapan pada masing-masing
anak.
8) Guru sebagai fasilitator dan motivator bagi setiap kelompok yang
mengalami kesulitan.
9) Kelompok yang telah selesai menempel gambar dan siap untuk
menceritakan gambar yang ada pada kartu-kartu tersebut diberikan
kesempatan terlebih dahulu dan pada akhirnya setiap kelompok
mendapat giliran untuk maju menceritakan gambar yang ada dalam
kartu-kartu tersebut.
10) Kegiatan diarahkan pada kegiatan individu dari masing-masing anggota
kelompok, yaitu bagi anak yang berani sendiri menceritakan gambar
yang ada pada kartu-kartu tersebut dipersilahkan dan diberi hadiah
sebagi penghargaan.
Pelaksanaan tindakan pada siklus I ini adalah 3 x pertemuan, yakni
pertemuan pertama dengan tema alam semesta, pertemuan kedua dengan
tema binatang, sedangkan pertemuan ketiga dengan tema binatang. Setiap
pertemuan kartu bergambar yang digunakan berbeda.
c. Tahap Pengamatan atau Observasi
Setelah tahap tindakan, tahap berikutnya adalah tahap observasi atau
tahapan pengamatan. Pada tahap ini observasi dilakukan secara langsung
dengan memakai format observasi yang telah disusun dan melakuakn
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
43
penilaian kemampuan berbicara dengan menggunakan format evaluasi yang
telah ada.
Pada saat proses pembelajaran berlangsung, guru berkolaborasi
dengan teman sejawat yang bertindak sebagai observer melakukan
pengamatan dan mencatat setiap perkembangan-perkembangan dan kegiatan
yang terjadi, baik terhadap anak dalam mengikuti pembelajaran maupun
terhadap guru dalam menyampaikan materi dan penggunaan media kartu
bergambar. Pengamatan berpatokan pada format yang tersedia. Pengamatan
ini dilakukan untuk mengetahui sampai sejauh mana keberhasilan tindakan
yang dicapai dalam pembelajaran. Pengamatan tehadap aktivitas anak
meliputi bicara lancar, tata bahasa, kekayaan kosa kata dan kemampuan
berbicara/bercerita sesuai gambar.
d. Tahap Refleksi
Refleksi berarti penilaian dan pengkajian terhadap hasil evaluasi
data kaitannya dengan indikator kinerja siklus I. Peneliti menganalisis
kemampuan berbicara peserta didik sesuai dengan nilai tingkat
perkembangan saat kegiatan. Peneliti dan teman sejawat serta kepala
sekolah berdiskusi untuk memaknai data yang diperoleh dalam observasi
terhadap tindakan yang telah dilakukan. Pada siklus I anak didik sudah
mengalami peningkatan keterampilan berbicara sebesar 56% namun secara
klasikal belum mencapai indikator kinerja sebesar 80% maka proses
pembelajaran dengan penggunaan media kartu bergambar tersebut perlu
diperbaiki lagi dan disempurnakan pada siklus II. Adapun hambatan yang
terjadi pada siklus I adalah sebagai berikut :
1) Peserta didik masih terlihat bingung saat menggunakan kartu
bergambar.
2) Media yang digunakan masih kecil dan tanpa warna sehingga kurang
menarik.
3) Keterbatasan media dan kurangnya persiapan dari pengajar/guru.
Hal-hal yang perlu dilakukan pada siklus II untuk mengatasi
hambatan yang tersebut di atas adalah sebagai berikut :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
44
1) Guru mengupayakan kartu bergambar dibuat dengan warna dan ukuran
yang lebih besar agar anak dapat dengan jelas membedakan gambar
satu dengan yang lain.
2) Guru melakukan persiapan yang lebih matang, seperti menata tempat
duduk dan mengkondisikan peserta didik untuk lebih siap menerima
pelajaran.
3) Guru mengusahakan dalam menyampaikan materi kegiatan bercerita
dengan lebih jelas antara kartu satu dengan yang lainnya, serta
memantau kerja setiap kelompok agar masing-masing anggota
kelompok mempunyai kesempatan dalam menggunakan kartu
bergambar.
2. Siklus Dua
a. Tahap Perencanaan Tindakan
Perencanaan pada siklus II meliputi rencana perbaikan pembelajaran
dan penyempurnaan penggunaan media kartu bergambar yang didasarkan
pada hasil refleksi pada siklus I. Rencana perbaikan pada siklus II ini
dilaksanakan untuk memperoleh hasil yang lebih baik. Adapun langkah-
langkah yang dilakukan pada tahap ini adalah sebagai berikut:
1) Guru mengidentifikasi masalah pada siklus I dan penetapan alternatif
pemecahan masalah atau perbaikan pada Siklus II.
2) Bekerjasama dengan kolabolator melakukan penyusunan langkah-
langkah pembelajaran yang akan digunakan dan mempersiapkan
Rencana Kegiatan Harian (RKH) dengan menggunakan media kartu
bergambar. Di dalam Rencana Kegiatan Harian (RKH) memuat
skenario pembelajaran beserta instrument pembelajarannya.
3) Menyusun lembar observasi guru dan peserta didik, serta penggunaan
media kartu bergambar.
4) Mengembangkan format evaluasi pembelajaran.
5) Menetapkan indikator ketercapaian yang dilaksanakan dalam proses
pembelajaran.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
45
b. Tahap Pelaksanaan Tindakan
Pelaksanaan tindakan pada siklus II merupakan penyempurnaan dari
pelaksanaan tindakan siklus I. Pada tahap ini guru mengoptimalkan
penggunaan media kartu bergambar untuk memperbaiki kekurangan yang
muncul pada siklus I. Adapun langkah-langkah pembelajaran menggunakan
media kartu bergambar yaitu:
1) Memperbaiki tindakan sesuai dengan rencana kegiatan harian yang telah
disempurnakan berdasarkan refleksi pada siklus I.
2) Guru menerapkan pembelajaran dengan menggunakan media kartu
bergambar atau flash card yang telah diperbaiki dan disempurnakan
yaitu dengan ukuran yang lebih besar dari sebelumnya dengan tema dan
gambar yang lebih menarik.
3) Guru memperlihatkan media kartu bergambar yang akan digunakan
kepad anak-anak secara klasikal.
4) Guru dan siswa melakukan kegiatan tanya jawab mengenai gambar
peraga yang digunakan. Guru mengarahkan suasana kelas menuju
kondisi yang diinginkan untuk anak mau berbicara dan mengikuti
kegiatan bercerita.
5) Guru membagi kelas menjadi beberapa kelompok. Pembagian kelompok
dilakukan berdasarkan keinginan anak sendiri yaitu dengan mengambil
undian sesuai dengan gambar dengan maksimal tiap-tiap kelompok 4
orang anak dan campuran antara laki-laki dan perempuan. Guru tetap
menjaga situasi agar kondisi kelas tetap terjaga dan tidak kacau.
6) Setelah kelompok terbentuk, guru berdiri di depan siswa dengan
memegang kartu-kartu bergambar yang sudah disusun sesuai urutannya.
Guru mengambil kartu paling belakang sambil mengucapkan
cerita/nama dalam gambar tersebut. Secara bersama-sama semua
kelompok untuk mengikuti atau mengulang apa yang telah diucapkan
oleh guru.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
46
7) Guru membagikan media kartu bergambar pada masing-masing
kelompok. Adapaun media kartu bergambar yang diberikan kepada
semua kelompok adalah berbeda.
8) Siswa melakukan kegiatan diskusi mengenai gambar yang ada pada
setiap kartu. Kondisi kelas disesuaikan dengan kegiatan yang dilakukan,
yaitu posisi kursi diputar untuk saling berhadapan pada masing-masing
anak. Guru sebagai fasilitator dan motivator bagi setiap kelompok yang
mengalami kesulitan.
9) Setiap kelompok yang terbagi menjadi dua orang anak berlomba
menjadi yang terbaik dengan menceritakan gambar sesuai dengan kartu-
kartu yang ada. Kegiatan diawali dengan berlomba mencari kartu dalam
keranjang sesuai petunjuk guru.
10) Kegiatan diarahkan pada kegiatan individu dari masing-masing anggota
kelompok, yaitu bagi anak yang berani sendiri mendiri menceritakan
gambar yang ada pada kartu-kartu tersebut dipersilahkan dan diberi
hadiah bintang sebagi penghargaan.
Pelaksanaan tindakan pada siklus II ini adalah 3 x pertemuan, yakni
pertemuan pertama dengan tema kebutuhanku, pertemuan kedua dengan
tema kebutuhanku, sedangkan pertemuan ketiga dengan tema yang agak
berbeda yaitu tanaman. Setiap pertemuan kartu bergambar yang digunakan
berbeda.
c. Tahap pengamatan atau observasi
Pada tahap ini observasi yang dilakukan sama dengan siklus I yaitu
dilaksanakan pada saat kegiatan proses pembelajaran berlangsung hingga
pembelajaran berakhir. Aspek yang diamati pada siklus ini sama dengan
yang diamati pada siklus I. Pengamatan berpatokan pada format yang
tersedia. Pengamatan ini dilakukan untuk mengetahui sampai sejauh mana
keberhasilan tindakan yang dicapai dalam pembelajaran. Selain berpatokan
pada lembar observasi, peneliti mengamati berdasarkan hasil dokumentasi
video dan foto.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
47
d. Tahap Refleksi
Refleksi berarti penilaian dan pengkajian terhadap semua hasil
evaluasi data kaitannya dengan indikator kinerja siklus I. Kegiatan refleksi
yang dilakukan pada siklus ini sama dengan siklus I yaitu peneliti dan guru
menganalisis kemampuan berbicara anak sesuai dengan nilai tingkat
perkembangan saat evaluasi dalam pembelajaran. Pada siklus II peserta
didik sedikit mengalami peningkatan keterampilan berbicara sebesar 72%
namun secara klasikal belum mencapai indikator kinerja sebesar 80% maka
proses pembelajaran dengan penggunaan media kartu bergambar tersebut
perlu diperbaiki lagi dan disempurnakan pada siklus III. Adapun hambatan
yang terjadi pada siklus II adalah sebagai berikut :
1) Peserta didik kurang fokus terhadap kegiatan.
2) Media yang digunakan sudah bagus namun dalam kegiatan berlomba
anak masih bingung dalam mencari kartu yang sama dengan urutannya
karena terlalu banyak kartu yang tidak sesuai sehingga memakan waktu
yang lama.
Hal-hal yang perlu dilakukan pada siklus II untuk mengatasi
hambatan yang tersebut di atas adalah sebagai berikut :
1) Guru melakukan persiapan yang lebih matang, mengkondisikan peserta
didik untuk lebih siap menerima pelajaran dengan memberikan
penguatan dengan melakukan tepuk kreasi.
2) Guru dalam menyampaikan materi kegiatan bercerita dengan lebih jelas
antara kartu satu dengan yang lainnya, serta mengusahakan kegiatan
dengan permainan dan media yang lebih menarik.
3. Siklus Tiga
a. Tahap perencanaan
Perencanaan pada siklus III meliputi rencana perbaikan pembelajaran
dan penyempurnaan penggunaan media kartu bergambar yang didasarkan
pada hasil refleksi pada siklus II. Rencana perbaikan pada siklus III ini
dilaksanakan untuk memperoleh hasil yang lebih baik. Adapun langkah-
langkah yang dilakukan pada tahap ini adalah sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
48
1) Identifikasi masalah pada siklus II dan penetapan alternatif pemecahan
masalah atau perbaikan pada Siklus III.
2) Bekerjasama dengan kolabolator melakukan penyusunan langkah-
langkah pembelajaran yang akan digunakan dan mempersiapkan Rencana
Kegiatan Harian (RKH) dengan menggunakan media kartu bergambar.
Di dalam Rencana Kegiatan Harian (RKH) memuat skenario
pembelajaran beserta instrument pembelajarannya.
3) Menyusun lembar observasi guru dan peserta didik, serta penggunaan
media kartu bergambar lebih menarik.
4) Mengembangkan format evaluasi pembelajaran.
5) Menetapkan indikator ketercapaian yang dilaksanakan dalam proses
pembelajaran.
b. Tahap Pelaksanaan Tindakan
Pelaksanaan tindakan pada siklus III merupakan penyempurnaan dari
pelaksanaan tindakan siklus II. Pada tahap ini guru mengoptimalkan
penggunaan media kartu bergambar untuk memperbaiki kekurangan yang
muncul pada siklus II. Penggunaan media ini dapat melibatkan peserta didik
dan mengaktifkan peserta didik dengan bimbingan guru, sehingga aktivitas
dan sikap anak dalam proses pembelajaran dapat diperbaiki dan dapat
meningkatkan kemampuan berbicara anak.
1) Guru menerapkan pembelajaran dengan menggunakan media kartu
bergambar atau flash card yang telah diperbaiki dan disempurnakan
yaitu dengan ukuran 30 x 40 cm. Selain itu kartu bergambar dibuat
seperti bentuk wayang dan bisa digerakkan sesuai keinginan mengikuti
jalannya cerita.
2) Guru memperlihatkan media kartu bergambar yang akan digunakan
kepada anak-anak secara klasikal.
3) Guru dan siswa melakukan kegiatan tanya jawab mengenai gambar
peraga yang digunakan. Guru mengarahkan suasana kelas menuju
kondisi yang diinginkan untuk anak mau berbicara dan mengikuti
kegiatan bercerita.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
49
4) Guru berdiri di depan siswa dengan memegang kartu-kartu bergambar
yang sudah disusun sesuai urutannya. Guru mengambil kartu paling
belakang sambil mengucapkan cerita/nama dalam gambar tersebut.
Secara bersama-sama semua kelompok untuk mengikuti atau
mengulang apa yang telah diucapkan oleh guru. Sedangkan untuk kartu
bergambar dengan bentuk wayang, guru bercerita dengan menancapkan
satu persatu kartu pada kaleng yang berisi pasir.
5) Setiap dua orang anak berlomba mengurutkan kartu bergambar yang
dimodifikasi seperti wayang sesuai urutan certitanya dan
menancapkannya pada kaleng-kaleng yang tersedia. Setiap anak
berlomba menjadi yang terbaik dengan menceritakan gambar sesuai
dengan kartu-kartu yang ada.
6) Bagi anak yang menang boleh bercerita terlebih dahulu, teman-teman
yang lain mendengarkan jalannya cerita. Bagi yang berani tampil
bercerita di depan kelas mendapat reward berupa gambar bintang.
Pelaksanaan tindakan pada siklus III ini adalah 3 x pertemuan, yakni
pertemuan pertama dengan tema binatang, pertemuan kedua dengan tema
tanaman, sedangkan pertemuan ketiga dengan tema binatang. Setiap
pertemuan kartu bergambar yang digunakan berbeda.
c. Tahap Observasi
Pada tahap ini observasi yang dilakukan pada siklus III sama dengan
siklus II yaitu dilaksanakan pada saat kegiatan proses pembelajaran
berlangsung hingga pembelajaran berakhir. Aspek yang diamati pada siklus
ini sama dengan yang diamati pada siklus II. Pengamatan berpatokan pada
format yang tersedia. Pengamatan ini dilakukan untuk mengetahui sampai
sejauh mana keberhasilan tindakan yang dicapai dalam pembelajaran.
Keseluruhan data yang diperoleh dalam kegiatan ini akan digunakan sebagai
bahan masukan untuk menganalisis keterampilan berbicara peserta didik dan
perkembangan aktivitas yang dilakukan guru dalam pembelajaran
menggunakan kartu bergambar.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
50
d. Tahap Refleksi
Refleksi berarti penilaian dan pengkajian terhadap semua hasil
evaluasi data kaitannya dengan indikator kinerja siklus II. Peneliti
menganalisis keterampilan berbicara peserta didik sesuai dengan nilai hasil
observasi saat pembelajaran. Pada siklus III, 22 peserta didik sudah
mengalami peningkatan katerampilan berbicara secara klasikal dan melebihi
indikator ketercapaian kinerja yaitu sebesar 80%, maka dapat disimpulkan
bahwa penggunaan media kartu bergambar tersebut telah berhasil
meningkatkan keterampilan berbicara anak kelompok B1 TK Pelangi
Kluwung Kemiri Purworejo tahun pelajaran 2011/2012.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
51
51
BAB IV
HASIL TINDAKAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Pratindakan
Survey kondisi awal dilakukan untuk mengetahui keadaan nyata yang ada
di lapangan sebelum peneliti melakukan proses penelitian. Survey ini dilakukan
melalui beberapa tahap sebagai berikut: (1) wawancara (2) observasi (3)
dokumentasi. Pengamatan ini dilakukan pada hari Rabu, 25 April 2012 untuk
melihat proses pembelajaran keterampilan berbicara. Hasil pengamatan kondisi
pra siklus menunjukkan keadaan sebagai berikut:
1. Siswa terlihat kurang berminat mengikuti pembelajaran berbicara.
Berdasarkan kegiatan pengamatan di kelas, terungkap bahwa sebagian
besar peserta didik kurang berminat dan antusias dalam mengikuti proses
pembelajaran berbicara. Hal tersebut terindikasi dari sikap siswa selama
mengikuti pembelajaran berbicara, yaitu perhatian mereka kurang terfokus
pada kegiatan pembelajaran, beberapa pesearta didik tampak berbicara
dengan temannya, bahkan ada sebagian anak melakukan aktivitas lain seperti
bermain sendiri, bermain kursi, berbicara dengan teman dan bermain-main
dengan kertas.
2. Aktivitas anak dalam pembelajaran
Sebagian besar peserta didik mengalami kesulitan dan tampak bingung
ketika berbicara di depan kelas. Selama proses pembelajaran berlangsung
siswa terlihat kurang berpartisipasi aktif. Saat guru berbicara atau bercerita di
depan kelas, peserta didik hanya sebagai pendengar saja dan ketika guru
mengajukan pertanyaan tentang jalan cerita yang sudah diceritakan sebagian
besar siswa masih tampak bingung dan menjawab seadanya saja. Ketika
ditugaskan untuk bercerita di depan kelas peserta didik hanya terdiam apalagi
mengeluarkan pendapat.
3. Proses pembelajaran yang digunakan oleh guru kurang efektif.
Selama ini dalam mengajarkan keterampilan berbicara, guru lebih sering
menggunakan metode ceramah jarang menggunakan media/ alat peraga untuk
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
52
menunjang proses pembelajaran sehingga peserta didik kurang tertarik dan
antusias untuk mengikuti kegiatan berbicara. Guru tidak berusaha membuat
atau mencari media pembelajaran untuk menarik perhatian siswa padahal usia
anak taman kanak-kanak sulit memahami ucapan atau perintah tanpa
diimbangi dengan adanya media pembelajaran.
Berdasarkan hasil unjuk kerja peserta didik yang telah dilakukan
menunjukkan bahwa nilai keterampilan berbicara anak dalam proses kegiatan
bercerita rendah, terbukti dari jumlah 25 anak , hanya 10 anak yang mendapat
nilai tuntas (●) atau 40% yang mencapai kriteria ketuntasan, sedangkan 8 anak
atau 32% mendapat nilai ketuntasan dengan kriteria cukup atau setengah tuntas
(√) dan 7 anak atau 28 % mendapat nilai tidak tuntas (○). Berdasarkan data
tersebut dapat disimpulkan bahwa masih banyak anak yang mendapat nilai di
bawah kriteria Tuntas yaitu 60 % atau 15 anak dan ini berarti keterampilan
berbicara anak kelompok B1 TK Pelangi Kluwung Kemiri Purworejo masih
tergolong rendah. Berikut ini secara singkat nilai keterampilan berbicara anak
pada kondisi awal atau sebelum menggunakan media kartu bergambar:
1. Dinilai dari kosa kata baru yang diucapkan, 10 anak dapat berbicara dengan
menggunakan kosa kata baru, 12 anak mampu berbicara tetapi masih sedikit
kosa kata baru yang diucapkan dan 3 anak masih kurang dalam kosa kata.
2. Dinilai dari ketepatan bercerita sesuai dengan kartu bergambar, 13 anak
mampu bercerita dengan tepat sesuai dengan gambar yang disediakan, 12
anak dapat bercerita dengan tepat tetapi masih kurang sesuai dengan kartu
bergambar yang disediakan.
3. Dinilai dari intonasi dan pelafalan, 2 anak berbicara dengan lafal dan intonasi
yang baik, 16 anak berbicara dengan lafal dan intonasi cukup, dan 7 anak
berbicara dengan intonasi dan lafal yang kurang.
4. Dinilai dari kelancaran saat berbicara, 7 anak yang mampu berbicara dengan
kelancaran baik, 15 anak berbicara dengan kelancaran sedang, dan 3 anak
berbicara dengan kelancaran kurang.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
53
5. Dinilai dari kenyaringan suara, 3 anak mampu berbicara dengan suara yang
keras atau baik, 14 anak berbicara dengan suara yang sedang, dan 8 anak
berbicara dengan suara yang kurang atau butuh ketelitian saat mendengarkan.
Tabel 4.1 Daftar Nilai Keterampilan Berbicara dalam Kegiatan Bercerita pada
Anak Kelompok B1
No Jumlah Nilai
Akhir Skor No
Jumlah Nilai
Akhir Skor
● ○ ● ○
1 14 6 ● 2,8 14 9 11 ○ 1,8
2 8 12 ○ 1,6 15 10 10 √ 2
3 10 10 √ 2 16 12 8 ● 2,4
4 14 6 ● 2,8 17 12 8 ● 2,4
5 10 10 √ 2 18 10 10 √ 2
6 12 8 ● 2,4 19 8 12 ○ 1,6
7 12 8 ● 2,4 20 13 7 ● 2,6
8 13 7 ● 2,6 21 9 11 ○ 1,8
9 14 6 ● 2,8 22 10 10 √ 2
10 7 13 ○ 1,4 23 7 13 ○ 1,4
11 10 10 √ 2 24 14 6 ● 2,8
12 10 10 √ 2 25 8 12 ○ 1,6
13 10 10 √ 2
Tuntas= 10
Belum Tuntas = 15
Berdasarkan hasil nilai unjuk kerja dalam keterampilan berbicara anak
kelompok B1 TK Pelangi Kluwung Kemiri Purworejo, maka dapat dibuat tabel
data frekuensi nilai keterampilan berbicara pada anak kelompok B1 sebelum
tindakan (kondisi awal). Tabel data frekuensi nilai keterampilan berbicara anak
kelompok B1 saat kondisi awal atau sebelum tindakan dapat dilihat pada Tabel
4.2 berikut ini:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
54
0
2
4
6
8
10
12
14
16
0,0-1,01,0-2,0
2,0-3,03,0-4,0
0%
60%
40%
0%
Fre
ku
ensi
Tabel 4.2 Data Frekuensi Nilai Keterampilan Berbicara Kelompok B1 TK
Pelangi Kluwung Kemiri Purworejo Sebelum Tindakan
No Interval
Nilai
Frekuensi
(f)
Nilai
Tengah (xi)
f xi Prosentase
(%)
Ket
1 0,0 – 1,0 0 0, 5 0 0 TT
2 1,0 – 2,0 15 1, 5 22,5 60 TT
3 2,0 – 3,0 10 2, 5 25 40 Tuntas
4 3,0 – 4,0 0 3, 5 0 0 Tuntas
Jumlah 25 47, 5 100
Nilai Rata-rata =
= 1,9
Ketuntasan Klasikal =
x 100% = 40%
Data tabel frekuensi nilai keterampilan berbicara anak kelompok B1 TK
Pelangi Kluwung Kemiri Purworejo sebelum diadakan tindakan atau kondisi awal
melalui penggunaan media kartu bergambar yang terlihat pada Tabel 4.2 dapat
disajikan dalam grafik seperti Gambar 4.1 berikut ini:
Gambar 4.1 Grafik Nilai Keterampilan Berbicara Anak Kelompok B1 TK Pelangi
Kluwung Kemiri Purworejo Sebelum Tindakan
Berdasarkan Tabel 4.2 dan Grafik Gambar 4.1 tersebut menunjukkan
bahwa keterampilan berbicara anak lemompok B1 masih rendah. Dapat dilihat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
55
bahwa anak yang mendapat kriteria tuntas (●) sebanyak 10 anak atau 40% dengan
skor ketuntasan 2,0 – 3,0. Sedangkan prosentase anak yang tidak tuntas sebanyak
60% yaitu 15 anak dengan skor ketuntasan 0,0 – 1,0; 1,0 – 2,0 dengan rincian 7
anak mendapat kriteria Tidak Tuntas (○) dan 8 anak mendapat kriteria Setengah
Tuntas (√) dengan nilai rata-rata kelas 1,9. (lihat Lampiran 4 halaman 120).
Berdasarkan analisis data di atas, diketahui bahwa aspek perkembangan
bahasa khususnya keterampilan berbicara pada anak kelompok B1 TK Pelangi
Kluwung Kemiri Purworejo tahun pelajaran 2012 tergolong rendah. Sementara
itu, anak dikatakan berhasil atau tuntas (●) apabila nilai keterampilan berbicara
anak kelompok B1 TK Pelangi Kluwung Kemiri Purworejo tahun pelajaran
2011/2012 mencapai nilai ≥ 2,01. Oleh karena itu diperlukan suatu perbaikan agar
keterampilan berbicara anak meningkat. Usaha untuk meningkatkan keterampilan
berbicara tersebut adalah dengan penggunaan media kartu bergambar.
B. Deskripsi Hasil Penelitian
Proses penelitian ini dilaksanakan dalam 3 siklus. Setiap siklusnya terdiri
dari 3 kali pertemuan dengan empat tahap yaitu: 1) perencanaan (kegiatan guru
sebelum proses pembelajaran berlangsung); 2) pelaksanaan; 3) pengamatan atau
observasi; 4) refleksi. Perencanaan yaitu kegiatan guru sebelum proses
pembelajaran, pelaksanaan dan pengamatan atau observasi yaitu kegiatan guru
selama proses pembelajaran dan refleksi yaitu digunakan untuk mengetahui
tingkat perubahan yang terjadi dan tingkat pencapaian indikator-indikator yang
telah ditetapkan. Jika indikator belum tercapai, maka siklus atau tahap-tahap
tersebut dilakukan lagi sesuai dengan hasil refleksi, sehingga terjadi pencapaian
indikator yang diinginkan.
1. Siklus I
Tindakan siklus I dilaksanakan sesuai dengan jadwal yang sudah
ditentukan yakni siklus I pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Senin tanggal
30 April 2012. Pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Sabtu tanggal 5 Mei
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
56
2012. Pertemuan ketiga dilaksanakan pada hari Senin tanggal 7 Mei 2012.
Adapun tahapan yang dilakukan adalah sebagai berikut:
a. Perencanaan
Kegiatan perencanaan siklus I dilakukan pada hari Kamis tanggal 26
April 2012. Peneliti dan guru kelas mendiskusikan rancangan tindakan yang
akan dilaksanakan. Rancangan tindakan yang dilaksanakan berdasar pada
solusi permasalahan yang muncul yakni penggunaa media kartu bergambar
atau flash card. Selanjutnya disepakati bahwa pelaksanaan tindakan pada
siklus I akan dilaksanakan selama 3 kali pertemuan yakni pada hari Senin
tanggal 30 April 2012, hari Sabtu tanggal 5 Mei 2012 dan hari Senin tanggal 7
Mei 2012. Adapun deskripsi perencanaan siklus I adalah sebagai berikut:
1) Menyusun Rencana Kegiatan Harian (RKH)
Peneliti dan guru kelas menyusun Rencana Kegiatan Harian (RKH) aspek
perkembangan bahasa dengan indikator mengurutkan dan menceritakan isi
gambar seri yang dibuat oleh guru selama 3 kali pertemuan dengan alokasi
waktudari pukul 07.30-10.00 (± 2,5 jam). Rencana Kegiatan Harian yang
disusun meliputi: standar kompetensi, indikator, kegiatan pembelajaran,
rincian waktu, metode atau media pembelajaran yang digunakan, langkah-
langkah pembelajaran, dan penilaian atau evaluasi.
2) Mempersiapkan Fasilitas dan Sarana Pendukung
Fasilitas dan sarana yang dipersiapkan untuk pelaksanaan kegiatan
pembelajaran adalah:
a) Ruang Belajar
Ruang kelas didesain sesuai dengan model pembelajaran kooperatif
yakni meja kelas ditata sesuai dengan jumlah kelompok, kursi agak
rapat agar di saat proses pembelajaran siswa dapat melihat gambar
yang digunakan untuk kegiatan bercerita saat guru menjelaskan dengan
menggunakan media kartu bergambar.
b) Media Kartu Bergambar atau Flash Card
Menyiapkan bentuk media kartu bergambar yaitu media kartu
bergambar yang digunakan saat bercerita di depan kelas dengan ukuran
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
57
yang besar dan semua anak dapat melihat dengan jelas. Kartu
bergambar yang peneliti siapkan setiap pertemuan berbeda. Gambar
yang digunakan peneliti diadaptasi dari Majalah anak TK.
c) Lembar Kerja Anak (LKA)
Lembar Kerja Anak (LKA) ini selain berupa potongan gambar dan
potongan karton yang dibagikan anak secara berkelompok, namun juga
dipersiapkan LKA untuk pengembangan yang lain misalnya LKA untuk
kegiatan perkembangan kognitif dan psikomotorik yang berkaitan
dengan tema hari itu. Dimana LKA dikerjakan secara individu dengan
tujuan ketika ada anak yang maju ke depan kelas untuk tes unjuk kerja,
anak yang lain memiliki kesibukan sehingga tidak mengganggu anak
yang lain. LKA yang digunakan mengadaptasi dari majalah Andika
dan Tiko, juga peneliti susun sesuai dengan kebutuhan dan
perkembangan anak.
d) Reward untuk anak
Reward yang diberikan untuk anak adalah berupa stiker bintang yang
dibuat dari kerta asturo warna. Dibuat sedemikian rupa dengan ukuran
bentang besar bagi anak yang berani maju sendiri dan bintang kecil bagi
anak yang maju masih bersama-sama dengan kelompok.
3) Menyiapkan Lembar Pengamatan dan Lembar Penilaian
Lembar pengamatan digunakan untuk merekam segala aktivitas peserta
didik selama pelaksanaan kegiatan pembelajaran bercerita berlangsung.
Pengamatan yang dilakukan meliputi aktivitas anak selama proses
pembelajaran menggunakan media kartu bergambar, observasi penilaian
keterampilan berbicara yang meliputi penilaian kosa kata yang diucapkan,
ketepatan bercerita sesuai dengan kartu bergambar, intonasi dan pelafalan
yang jelas, kelancaran, dan kenyaringan suara. Pedoman dan lembar
pengamatan dapat dilihat dalam lampiran. Sedangkan untuk lembar
penilaian guru, lebih ditekankan pada keterampilan guru dalam mengelola
pembelajaran dengan penggunaan media kartu bergambar. Selain itu juga
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
58
menyiapkan kamera digital dan handycam untuk pendokumentasian
proses pembelajaran.
b. Pelaksanaan
Dalam pelaksanaan tindakan ini, peneliti berkolaborasi dengan guru kelas
kelompok B1 dalam menggunakan media kartu bergambar atau flash card.
Peneliti dalam proses kegiatan pembelajaran ini bertindak sebagai pengajar
dan guru kelas kelompok B1 sebagai pengamat atau observer. Berikut
merupakan deskripsi pelaksanaan tindakan siklus I.
1) Pertemuan Ke-1
Pertemuan 1 dilaksanakan pada hari Senin tanggal 30 April 2012
pukul 07.30 sampai pukul 10.00 WIB. Pembelajaran yang dilaksanakan
mencakup lima aspek perkembangan, dengan tiga aspek perkembangan
yang dilaksanakan pada kegiatan inti yaitu aspek fisik motorik halus
dengan indikator menggunting dan menempel sesuai bentuk, aspek
kognitif dengan indikator mengurutkan benda yaitu memberi angka pada
kartu bergambar, dan aspek bahasa dengan indikator mengurutkan
menceritakan isi gambar dengan media kartu bergambar atau flash card.
Tema yang dilaksanakan pada pertemuan pertama yaitu alam semesta.
Model pembelajaran yang digunakan kooperatif STAD. Adapun langkah-
langkah pembelajarannya mencakup kegiatan-kegiatan sebagai berikut:
a) Kegiatan Awal
Anak-anak berbaris dan masuk kelas secara bergantian. Anak-anak
duduk di atas kursi yang sudah disediakan dan berdoa sebelum
kegiatan pembelajaran dimulai. Kegiatan pembelajaran dimulai dengan
salam dan sapa, kemudian praktikan mengajak anak-anak bernyanyi
“Mars TK Pelangi” secara bersama-sama. Kemudian anak melakukan
absensi, bagi anak yang dipanggil namanya mengangkat tangan. Guru
melakukan Tanya jawab dengan anak bahasa yang sopan dan baik
ketika menjawab atau berbicara dengan orang yang lebih tua.
Kemudian guru mengajak anak untuk melakukan pemanasan dengan
tepuk dengan judul “Tepuk Badut” sambil berdiri. Guru menjak anak
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
59
keluar kelas dengan membentuk kereta api sambil bernyanyi “Naik
Kereta Api”. Di lapangan guru membagi anak dalam kelompok untuk
melakukan pertandingan memindahkan balok secara estafet. Guru
memperagakan terlebih dahulu kemudian dilanjutkan anak.
b) Kegiatan Inti
Anak masuk kelas duduk di atas kursi sesuai dengan kelompok yang
diinginkan dan melakukan pendinginan dengan mengangkat tangan
dan menarik nafas secara perlahan-lahan. Setelah anak terkondisi
sebelum praktikan memulai apersepsi pada tema hari ini, guru
menunjukkan beberapa bintang kepada anak-anak “Siapa hari ini yang
mau jadi the best? Siapa yang mau dapat bintang besar hari ini?”
anak-anak mulai antusias dan memperhatikan guru dengan seksama.
Guru melakukan Tanya jawab tentang terjadinya hujan dilanjutkan
dengan menyanyikan lagu dengan judul “Tik Tik Tik Bunyi Hujan”.
Selanjutnya guru menunjukkan media kartu bergambar secara urut di
depan kelas dengan mengangkat kartu setinggi dada sehingga
menumbuhkan rasa ingi tahu anak dengan Tanya jawab sederhana, “
Siapa yang tahu ini gambar apa? Berapa jumlah anak yang ada di
dalam gambar? Kira-kira siapa nama anak yang ada di dalam gambar?
Apa yang sedang mereka lakukan? Kartu bergambarnya sudah sesuai
dengan urutannya belum?”. Kemudian guru membimbing anak
mengurutkan secara benar dan menceritakan setiap gambarnya. Guru
mengajak anak mengucapkan kalimat pada setiap kartunya secara
bersama-sama. Dilanjutkan setiap kelompok mengulang semua kartu
dari awal sampai akhir tanpa bantuan guru. Guru menunjukkan kartu-
kartu bergambar pada setiap kelompok secara bergantian. Kemudia
guru menjelaskan aturan cara mengerjakan kartu bergambar, sebagai
berikut:
(1) Kartu bergambar yang dibagikan pada tiap kelompok sama.
(2) Tiap kelompok bertugas menggunting, menempel pada kartu-
kartu yang sudah disediakan kemudian mengurutkan kartu dengan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
60
memberi angka pada kotak yang tersedia. Tiap kelompok
mengerjakan tugas dan berdiskusi.
(3) Jika sudah selesai tiap kelompok maju bercerita dengan
menggunakan kartu bergambar yang telah dibuat dalam kelompok
secara berurutan di depan kelas.
(4) Setiap anak dalam kelompok bercerita dengan memegang kartu
bergambar dengan urutan yang berbeda. Bagi anak yang berani
maju dan bercerita sendiri dengan menggunakan kartu bergambar
mendapat stiker bintang besar.
(5) Sementara anggota kelompok maju anak-anak kelompok lain
mendengarkan sambil mengerjakan apabila belum selesai.
c) Kegiatan Akhir
Kegiatan akhir peneliti mulai memfokuskan anak dengan bernyanyi
dan melakukan tepuk dengan judul “Tepuk Halilintar” dilanjutkan
berdoa sesudah makan. Guru mengulas kegiatan hari ini dengan setiap
tugas yang diberikan. Guru menyampaikan kesimpulan dari isi kartu
bergambar kepada anak-anak. Bagi anak yang belum mendapatkan
giliran bercerita dipersilahkan untuk bercerita. Menutup kegiatan
denga doa bersama, salam dan pulang.
2) Pertemuan Ke-2
Pertemuan kedua dilaksanakan pada hari hari Sabtu tanggal 5 Mei
2012 pukul 07.30 sampai pukul 10.00 WIB. Pembelajaran yang
dilaksanakan mencakup lima aspek perkembangan, dengan tiga aspek
perkembangan yang dilaksanakan pada kegiatan inti yaitu aspek fisik
motorik halus dengan indikator mewarnai gambar, aspek kognitif dengan
indikator mengurutkan benda yaitu memasangkan gambar sesuai
pasangannya, dan aspek bahasa dengan indikator mengurutkan
menceritakan isi gambar dengan media kartu bergambar atau flash card.
Tema yang dilaksanakan pada pertemuan kedua yaitu binatang. Mode
pembelajaran yang digunakan kooperatif STAD. Adapun langkah-langkah
pembelajarannya mencakup kegiatan-kegiatan sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
61
a) Kegiatan Awal
Anak-anak berbaris dan masuk kelas secara bergantian. Anak-anak
duduk di atas kursi yang sudah disediakan dan berdoa sebelum kegiatan
pembelajaran dimulai. Kegiatan pembelajaran dimulai dengan salam
dan sapa, kemudian praktikan mengajak anak-anak bernyanyi “Mars
TK Pelangi dan Good Morning Everybody” secara bersama-sama.
Kemudian dilanjutkan melakukan presensi serta mengecek kesiapan
anak mengikuti kegiatan pembelajaran. Guru memberikan apersepsi
dengan mengulas cerita pada kartu bergambar pertemuan kemarin.
Dilanjutkan dengan Tanya jawab mengenai hewan peliharaan yang
dimiliki anak di rumah. Guru mengajak anak-anak bernyanyi dengan
judul “Potong Bebek Angsa” secara bersama-sama sambil berdiri dan
bergerak.
b) Kegiatan Inti
Pada kegiatan ini guru memberikan beberapa pertanyaan kepada siswa
tentang lagu yang sudah dinyanyikan.”Apakah anak-anak di rumah
mempunyai bebek?” anak antusias dalam menjawab. Selanjutnya guru
menunjukkan potongan-potongan gambar berbentuk pazel sehingga
membuat rasa ingin tahu anak meningkat. Selain potongan-potongan
gambar, guru juga menyiapkan kartu bergambar yang sudah disusun
dengan utuh. Kemudian guru memegang kartu dan mengambil salah
satu kartu sehingga anak-anak dengan jelas melihat isi dari kartu
bergambar tersebut. Guru memulai bertanya secara klasikal “Gambar
apakah ini, siapa yang tahu? Apakah urutunnya sudah sesuai?
Kemudian guru membimbing anak mengurutkan kartu bergambar
dengan memberi angka 1-4 pada kotak yang tersedia. Kemudian guru
menjelaskan cara mengerjakan dan menempel gambar pada kartu sama
seperti pertemuan sebelumnya. Kegiatan dikerjakan secara
berkelompok dengan kelompok sesuai keinginan anak. Kemudian guru
memegang kartu dan menceritakan satu persatu isi kartu dengan
mencabut kartu dari urutan paling belakang. Guru menugaskan semua
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
62
anak secara bersama-sama menirukan kalimat yang diucapkan guru.
Kelompok yang sudah selesai boleh maju bercerita di depan kelas.
Setelah itu guru menjelaskan LKA yang ke 2 dan 3 yaitu bidang
pengembangan motorik halus dan kognitif. Saat kegiatan guru
memantau tiap kelompok, dan membantu anak yang masih kurang
sesuai. Pertemuan kedua ini anak-anak sudah mengeti pembagian tugas
sehingga tidak menimbulkan perselisihan atau keributan yang berarti.
Ketika ada kelompok yang selesai terlebih dahulu guru membimbing
kelompok untuk bercerita di depan kelas dan membantu jika mengalami
kesulitan saat bercerita. Sementara itu kelompok lain mendengarkan
smbil mengerjkan LKA. Apabila ada anak yang ingin bertanya pada
kelompok tentang kartu bergambar dipersilahkan. Selama anak
bercerita guru melakukan penilaian unjuk kerja sesuai dengan format
yang sudah dibuat.
c) Kegiatan Akhir
Guru memfokuskan perhatian anak dengan mengajak bernyanyi dan
tepuk kreasi, kemudian dilanjutkan doa sesudah makan. Guru
merefleksi kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan, dan menunjuk
anak yang belum maju bercerita serta memberikan reward stiker
bintang bagi yang belum mendapatkan. Menutup kegiatan denga doa
bersama, salam dan pulang.
3) Pertemuan Ke-3
Pertemuan kedua dilaksanakan pada hari hari Sabtu tanggal 7 Mei
2012 pukul 07.30 sampai pukul 10.00 WIB. Pada pertemuan ketiga ini
kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan adalah anak bercerita di depan
kelas sehingga dapat melatih keterampilan berbicara anak berdasarkan
tema yang ditentukan yaitu binatang. Kegiatan bercerita dilaksanakan
dengan menggunakan media kartu bergambar atau flash card untuk
memudahkan anak menentukan topik pembicaraan. Model pembelajaran
yang digunakan kelompok STAD.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
63
a) Kegiatan awal
Anak-anak berbaris dan masuk kelas secara bergantian. Anak-anak
duduk di atas kursi yang sudah disediakan dan berdoa sebelum kegiatan
pembelajaran dimulai. Kegiatan pembelajaran dimulai dengan salam
dan sapa, kemudian praktikan mengajak anak-anak bernyanyi “Mars
TK Pelangi” secara bersama-sama. Kemudian dilanjutkan melakukan
presensi serta mengecek kesiapan anak mengikuti kegiatan
pembelajaran. Guru memberikan apersepsi dengan tanya jawab
mengenai hewan peliharaan yang dimiliki anak di rumah. Guru
mengajak anak-anak bernyanyi dengan judul “Bapak Tani Punya
Kandang” secara bersama-sama sambil berdiri dan bergerak.
b) Kegiatan inti
Pada kegiatan ini guru memberikan beberapa pertanyaan kepada siswa
tentang lagu yang sudah dinyanyikan.”Apakah anak-anak di rumah
mempunyai binatang peliharaan seperti kambing atau bebek?” anak
antusias dalam menjawab. Selanjutnya guru menunjukkan kartu
bergambar yang sudah disusun dengan acak. Kemudian guru
memegang kartu dan mengambil salah satu kartu sehingga anak-anak
dengan jelas melihat isi dari kartu bergambar tersebut. Guru memulai
bertanya secara klasikal “Gambar apakah ini, siapa yang tahu? Apakah
ada gambar binatangnya? Coba sebutkan binatang apa saja? Apakah
sudah sesuai dengan urutannya? Kemudian guru membimbing anak
mengurutkan kartu bergambar dengan memberi angka 1-4 pada kotak
yang tersedia. Kemudian guru menjelaskan cara mengerjakan dan
menempel gambar pada kartu sama seperti pertemuan sebelumnya.
Kegiatan dikerjakan secara berkelompok dengan kelompok sesuai
keinginan anak. Kemudian guru memegang kartu dan menceritakan
satu persatu isi kartu dengan mencabut kartu dari urutan paling
belakang. Guru menugaskan semua anak secara bersama-sama
menirukan kalimat yang diucapkan guru. Kelompok yang sudah selesai
boleh maju bercerita di depan kelas. Setelah itu guru menjelaskan LKA
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
64
yang ke 2 dan 3 yaitu bidang pengembangan motorik halus dan
kognitif. Saat kegiatan guru memantau tiap kelompok, dan membantu
anak yang masih kurang sesuai. Ketika ada kelompok yang selesai
terlebih dahulu guru membimbing kelompok untuk bercerita di depan
kelas dan membantu jika mengalami kesulitan saat bercerita. Sementara
itu kelompok lain mendengarkan smbil mengerjkan LKA. Apabila ada
anak yang ingin bertanya pada kelompok tentang kartu bergambar
dipersilahkan. Selama anak bercerita guru melakukan penilaian unjuk
kerja sesuai dengan format yang sudah dibuat.
c) Kegiatan akhir
Guru memfokuskan perhatian anak dengan mengajak bernyanyi dan
tepuk kreasi, kemudian dilanjutkan doa sesudah makan. Guru
merefleksi kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan, dan menunjuk
anak yang belum maju bercerita serta memberikan reward stiker
bintang bagi yang belum mendapatkan. Menutup kegiatan denga doa
bersama, salam dan pulang.
c. Pengamatan atau Observasi
Pada tahap ini peneliti melakukan pengamatan terhadap proses
keterampilan berbicara berkolaborasi dengan Ibu Suprapti guru kelas kelompok
B1 TK Pelangi Kluwung Kemiri Purworejo menggunakan media kartu
bergambar atau flash card yang dilaksanakan dengan alat bantu berupa lembar
observasi dan dokumentasi berupa foto dan vidio. Observasi dilakukan untuk
memperoleh data mengenai pelaksanaan pembelajaran keterampilan berbicara
dengan indikator pembelajaran menceritakan gambar pada anak kelompok B1
TK Pelangi Kluwung Kemiri Purworejo menggunakan media kartu bergambar
atau flash card, apakah sudah sesuai dengan Rencana Kegiatan harian (RKH)
yang telah dibuat. Hal ini juga untuk mengetahui seberapa besar perubahan
yang terjadi pada keterampilan berbicara anak setelah dilaksanakannya
pembelajaran bercerita menggunakan media kartu bergambar atau flash card.
Pengamatan tidak hanya ditujukan pada aktivitas siswa selama proses
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
65
pembelajaran, akan tetapi juga pada tindakan guru dalam pembelajaran. Lebih
jelasnya uraian observasi pada siklus I sebagai berikut:
1) Pertemuan 1
a) Kinerja Guru
(1) Mempersiapkan Ruang, alat dan media Pembelajaran dalam
katagori baik; (2) memeriksa kesiapan anak dalam katagori baik: (3)
Melakukan kegiatan absensi dalam katagori baik; (4) Menyampaikan
kompetensi (tujuan) yang akan dicapai dan rencana kegiatan dengan
katagori baik; (5) Menunjukkan penguasaan materi pembelajaran dalam
katagori baik; (6) Pendekatan/strategi pembelajaran dengan katagori
masih kurang; (7) Pemanfaatan sumber belajar/media pembelajaran
dengan katagori masih kurang; (8) Pembelajaran yang memicu dan
memelihara keterlibatan anak dengan katagori masih kurang; (9)
Penilaian proses dan hasil dengan katagori masih kurang; (10) Penutup
dengan melakukan refleksi dan tindak lanjut dengan katagori masih
kurang. Skor rata-rata siklus 1 pertemuan 1 adalah 2,70 dalam katagori
masih kurang/cukup (lihat lampiran 15 halaman 208).
b) Kegiatan Siswa
(1) Anak tertarik (memberikan respon positif) terhadap apersepsi yang
diberikan dalam katagori baik; (2) Anak aktif dalam kegiatan berbicara
dalam katagori kurang; (3) Anak berani bertanya kepada guru dalam
katagori kurang; (4) Anak mampu menjawab pertanyaan dari guru dalam
katagori kurang; (5) Anak memperhatikan penjelasan materi yang
diberikan guru dalam katagori baik; (6) Anak menggunakan media yang
diberikan guru dengan baik dalam katagori baik; (7) Anak mampu
mengerjakan tugas yang diberikan guru dengan baik tanpa bantuan dalam
katagori baik. Skor rata-rata siklus 1 pertemuan 1 adalah 2,57 dalam
katagori cukup (lihat lampiran 27 halaman 238).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
66
2) Pertemuan 2
a) Kinerja Guru
(1) Mempersiapkan Ruang, alat dan media Pembelajaran dalam katagori
baik; (2) Memeriksa kesiapan anak dengan katagori baik: (3) Melakukan
kegiatan absensi dengan katagori baik; (4) Menyampaikan kompetensi
(tujuan) yang akan dicapai dan rencana kegiatan dengan kratagori baik;
(5) Menunjukkan penguasaan materi pembelajaran baik; (6)
Pendekatan/strategi pembelajaran dengan katagori masih kurang; (7)
Pemanfaatan sumber belajar/media pembelajaran dengan katagori masih
kurang; (8) Pembelajaran yang memicu dan memelihara keterlibatan
anak dengan katagori masih kurang; (9) Penilaian proses dan hasil
dengan katagori masih kurang; (10) Penutup dengan melakukan refleksi
dan tindak lanjut dengan katagori masih kurang. Skor rata-rata siklus 1
pertemuan 2 adalah 2,97 dalam katagori masih kurang/cukup (lihat
lampiran 16 halaman 211).
b) Kegiatan Siswa
(1) Anak tertarik (memberikan respon positif) terhadap apersepsi yang
diberikan dalam katagori baik; (2) Anak aktif dalam kegiatan berbicara
dalam katagori baik; (3) Anak berani bertanya kepada guru dalam
katagori kurang; (4) Anak mampu menjawab pertanyaan dari guru dalam
katagori baik; (5) Anak memperhatikan penjelasan materi yang diberikan
guru dalam katagori baik; (6) Anak menggunakan media yang diberikan
guru dengan baik dalam katagori baik; (7) Anak mampu mengerjakan
tugas yang diberikan guru dengan baik tanpa bantuan dalam katagori
baik. Skor rata-rata siklus 1 pertemuan 2 adalah 2,85 dalam katagori
cukup (lihat lampiran 28 halaman 239).
3) Pertemuan 3
a) Kinerja Guru
(1) Mempersiapkan Ruang, alat dan media Pembelajaran dalam katagori
baik; (2) Memeriksa kesiapan anak dengan katagori baik: (3) Melakukan
kegiatan absensi dengan katagori baik; (4) Menyampaikan kompetensi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
67
(tujuan) yang akan dicapai dan rencana kegiatan dengan katagori baik;
(5) Menunjukkan penguasaan materi pembelajaran dalam katagori baik;
(6) Pendekatan/strategi pembelajaran dengan katagori baik; (7)
Pemanfaatan sumber belajar/media pembelajaran dalam katagori masih
baik; (8) Pembelajaran yang memicu dan memelihara keterlibatan anak
dalam katagori baik; (9) Penilaian proses dan dalam katagori hasil baik;
(10) Penutup dengan melakukan refleksi dan tindak lanjut dengan kriteria
masih kurangSkor rata-rata siklus 1 pertemuan 3 adalah 3,0 dalam
katagori baik (lihat lampiran 17 halaman 214).
b) Kegiatan Siswa
(1) Anak tertarik (memberikan respon positif) terhadap apersepsi yang
diberikan dalam katagori baik; (2) Anak aktif dalam kegiatan berbicara
dalam katagori baik; (3) Anak berani bertanya kepada guru dalam
katagori kurang; (4) Anak mampu menjawab pertanyaan dari guru dalam
katagori baik; (5) Anak memperhatikan penjelasan materi yang diberikan
guru dalam katagori baik; (6) Anak menggunakan media yang diberikan
guru dengan baik dalam katagori baik; (7) Anak mampu mengerjakan
tugas yang diberikan guru dengan baik tanpa bantuan dalam katagori
baik. Skor rata-rata siklus 1 pertemuan 1 adalah 2,57 dalam katagori
cukup. Skor rata-rata siklus 1 pertemuan 2 adalah 2,85 dalam katagori
cukup. Skor rata-rata siklus 1 pertemuan 3 adalah 2,85 dalam katagori
cukup (lihat lampiran 29 halaman 240).
d. Refleksi
Berdasarkan data yang diperoleh melalui pengamatan atau observasi di
lapangan dikumpulkan untuk dianalisis dan direfleksi. Hal ini dilakukan
sebagai pedoman atau acuan dalam mengambil tindakan pada siklus
berikutnya. Berdasarkan hasil pengamatan selama proses pembelajaran
ditemukan beberapa masalah dan solusinya sebagai beriku:
1. Siswa masih kurang aktif, bingung dan takut ketika ditugaskan untuk maju
menceritakan gambar yang ada pada kartu bergambar.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
68
2. Pada saat siswa bercerita di depan kelas secara berkelompok, ada beberapa
anggota yang masih pasif dan bingung. Jadi dalam kegiatan unjuk kerja
masih di dominasi oleh anak yang mempunyai keterampilan lebih.
3. Dari aspek media yang digunakan yaitu media kartu bergambar atau flah
card masih terdapat kekurangan yaitu gambarnya masih kurang jelas. Hal
ini terbukti dari siswa yang masih bingung saat bercerita di depan kelas
tentang gambar yang ada dalam kartu bergambar atau flash card. Media
yang diberikan kepada masing-masing kelompok sama dan tanpa warna.
Pada siklus berikutnya guru membuat media yang lebih besar dan diberi
warna yang menarik dengan gambar yang berbeda pada tiap kelompok.
Melihat ada beberapa kekurangan pada siklus 1, peneliti dan guru
kolaborator kemudian mencari solusi untuk memecahkan masalah tersebut,
berikut langkah-langkah perbaikan:
1. Menyajikan materi pembelajaran yang lebih menarik.
2. Media kartu bergambar atau flash card dibuat semenarik mungkin dengan
warna yang cerah dan digunakan dalam bentuk permainan semenarik
mungkin sehingga siswa lebih kreatif dan antusias serta tidak merasa
bosan.
3. Guru memperbaiki cara mengajar agar anak lebih jelas dan mudah
mengerti sehingga tidak menimbulkan keningungan yang berarti.
4. Guru harus selalu memberikan penguatan kepada setiap anak agar anak
tetap tertarik dengan materi yang diberikan guru dan menjaga suasana hati
anak tetap baik. Penguatan tersebut dapat berupa pujian seperti ucapan
“Very Good!”, “Hebat”, “Bagus”, “Pintar”, “Hebat, nanti dapat bintang”,
dan lain sebagainya. Pujian yang diberikan tidak hanya berupa ucapan
namun dapat mengangkat kedua jempol atau mengajak tos.
Adapun hasil belajar keterampilan berbicara anak kelompok B1 TK
Pelangi Kluwung yang dicapai pada siklus 1 adalah sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
69
Tabel 4.3 Data Frekuensi Nilai Keterampilan Berbicara Kelompok B1 TK
Pelangi Kluwung Kemiri Purworejo Siklus I
No Interval
Nilai
Frekuensi
(f)
Nilai
Tengah (xi)
f xi Prosentase
(%)
Ket
1 0,0 – 1,0 0 0, 5 0 0 TT
2 1,0 – 2,0 11 1, 5 16,5 44 TT
3 2,0 – 3,0 11 2, 5 27,5 44 Tuntas
4 3,0 – 4,0 3 3, 5 10,5 12 Tuntas
Jumlah 25 54, 5 100
Nilai Rata-rata =
= 2,18
Ketuntasan Klasikal =
x 100% = 56%
Berdasarkan Tabel 4.3 tersebut dapat dilihat bahwa setelah dilakukan
tindakan pada siklus 1 anak yang memperoleh nilai dalam interval antara 0,0-
1,0 ada 0 anak atau 0%, anak yang memperoleh nilai dalam interval antara 1,0-
2,0 ada 10 anak atau 40%, anak yang memperoleh nilai dalam interval antara
2,0-3,0 ada 11 anak atau 44%, dan anak yang memperoleh nilai dalam interval
antara 3,0-4,0 ada 3 anak atau 12%. Pada siklus 1 taerdapat peningkatan nilai
rata-rat yang sebelumnya 1,9 menjadi 2,14 dan adanya peningkatan hasil
belajar anak ditunjukkan dengan adanya jumlah siswa yang mendapat kriteria
Tuntas yang sebelumnya 10 anak menjadi 14 anak. Berdasarkan table nilai
frekuensi tes keterampilan berbicara anak kelompok B1 TK Pelangi kluwung
Kemiri Purworejo pada Siklus I dapat disajikan dalam bentuk grafik pada
Gambar 4.2 sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
70
Gambar 4.2 Grafik Nilai Keterampilan Berbicara Anak Kelompok B1 TK
PelangiKluwung Kemiri Purworejo Siklus I
2. Siklus II
Tindakan siklus II dilaksanakan sesuai dengan jadwal yang sudah
ditentukan yakni siklus II pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Sabtu
tanggal 12 Mei 2012. Pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Senin tanggal 14
Mei 2012. Pertemuan ketiga dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 16 Mei 2012.
Adapun tahap-tahap yang dilakukan adalah sebagai berikut:
a. Perencanaan Tindakan
Berdasarkan hasil refleksi pelaksanaan tindakan siklus I diketahui
bahwa sudah menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar ketetrampilan
berbicara pada anak kelompok B1 TK Pelangi Kluwung Kemiri Purworejo,
akan tetapi belum berhasil dengan maksimal sesuai dengan indikator
ketercapaian. Keterampilan anak secara klasikal masih sebesar 56% dari
target keberhasilan yang ingi dicapai sebesar 80%. Jadi pada siklus I masih 14
anak yang dapat mencapai nilai tuntas dan masih perlu ditingkatkan pada
siklus II.
0
2
4
6
8
10
12
0,0 – 1,0 1,0 – 2,0 2,0 – 3,0 3,0 – 4,0
0%
40%
44%
12%
Fre
ku
ensi
Interval Nilai
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
71
Pelaksanaan siklus II menerapkan penggunaan media kartu bergambar
atau flash card dengan model pembelajaran kooperatif, namun dalam
penentuan kelompok ditentukan dengan pengambilan undian. Siklus II
menggunakan kartu bergambar yang sudah berwarna anak tinggal menempel
dan mengurutkan dengan cara menempelkan angka-angka sesuai dengan
urutannya. Pada pertemuan berikutnya kartu bergambar sudah ditempel dan
diberi angka, dalam pelaksanaannya anak mengambil kartu dengan berlomba
antar kelompok. Tema yang digunakan pada siklus II yaitu Kebutuhanku dan
Tanaman. Selain itu, guru harus selalu memberikan penguatan pada anak baik
berupa ucapan maupun perilaku agar anak termotivasi dan aktif dalam
mengikuti kegiatan secara keseluruhan. Adapun deskripsi perencanaan siklus
II adalah sebagai berikut:
1) Menyusun Rencana Kegiatan Harian (RKH)
Peneliti dan guru kelas menyusun Rencana Kegiatan Harian (RKH) aspek
perkembangan bahasa dengan indikator mengurutkan dan menceritakan isi
gambar seri yang dibuat oleh guru selama 3 kali pertemuan sesuai dengan
tema. Tiap pertemuan dilakukan dalam sehari penuh mencakup kegiatan
awal sampai kegiatan akhir. Pada siklus II dilaksanakan pada tanggal 12,
14, dan 16 Mei 2012. Rencana Kegiatan Harian yang disusun meliputi:
standar kompetensi, indikator, kegiatan pembelajaran, rincian waktu,
metode atau media pembelajaran yang digunakan, langkah-langkah
pembelajaran, dan penilaian atau evaluasi.
2) Mempersiapkan Fasilitas dan Sarana Pendukung
Fasilitas dan sarana yang dipersiapkan untuk pelaksanaan kegiatan
pembelajaran adalah:
a) Ruang Belajar
Ruang kelas didesain sesuai dengan model pembelajaran kooperatif
yakni meja kelas ditata sesuai dengan jumlah kelompok, kursi agak
rapat agar di saat proses pembelajaran siswa dapat melihat gambar
yang digunakan untuk kegiatan bercerita saat guru menjelaskan dengan
menggunakan media kartu bergambar.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
72
b) Media Kartu Bergambar atau Flash Card
Menyiapkan bentuk media kartu bergambar yaitu media kartu
bergambar yang digunakan saat bercerita di depan kelas dengan ukuran
yang besar dan berwarna dan semua anak dapat melihat dengan jelas.
Kartu bergambar yang peneliti siapkan setiap pertemuan berbeda.
Gambar yang digunakan peneliti diadaptasi dari Majalah anak TK.
c) Lembar Kerja Anak (LKA)
Lembar Kerja Anak (LKA) ini selain berupa potongan gambar dan
potongan karton yang dibagikan anak secara berkelompok, namun juga
dipersiapkan LKA untuk pengembangan yang lain misalnya LKA untuk
kegiatan perkembangan kognitif dan psikomotorik yang berkaitan
dengan tema hari itu. Dimana LKA dikerjakan secara individu dengan
tujuan ketika ada anak yang maju ke depan kelas untuk tes unjuk kerja,
anak yang lain memiliki kesibukan sehingga tidak mengganggu anak
yang lain. LKA yang digunakan mengadaptasi dari majalsah Andika
dan Ceppi, juga peneliti susun sesuai dengan kebutuhan dan
perkembangan anak.
d) Reward untuk anak
Reward yang diberikan untuk anak adalah berupa stiker bintang yang
dibuat dari kertas asturo warna biru. Dibuat sedemikian rupa dengan
ukuran bintang besar bagi anak yang berani maju sendiri dan bintang
kecil bagi anak yang maju masih bersama-sama dengan kelompok.
3) Menyiapkan Lembar Pengamatan dan Lembar Penilaian
Lembar pengamatan digunakan untuk merekam segala aktivitas peserta
didik selama pelaksanaan kegiatan pembelajaran bercerita berlangsung.
Pengamatan yang dilakukan meliputi aktivitas anak selama proses
pembelajaran menggunakan media kartu bergambar atau flash card,
observasi penilaian keterampilan berbicara yang meliputi penilaian kosa
kata yang diucapkan, ketepatan bercerita sesuai dengan kartu bergambar,
intonasi dan pelafalan yang jelas, kelancaran, dan kenyaringan suara.
Pedoman dan lembar pengamatan dapat dilihat dalam lampiran.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
73
Sedangkan untuk lembar penilaian guru, lebih ditekankan pada
keterampilan guru dalam mengelola pembelajaran dengan penggunaan
media kartu bergambar. Selain itu juga menyiapkan kamera digital dan
handycam untuk pendokumentasian proses pembelajaran.
b. Pelaksanaan Tindakan
Pelaksanaan tindakan siklus II, guru menggunakan media kartu
bergambar atau flash card dalam pengembangan keterampilan berbicara.
Kegiatan ini dilaksanakan sesuai Rencana Kegiatan Harian yang telah dibuat
untuk meningkatkan keterampilan berbicara anak kelompok B1. Siklus II
dilaksanakan 3x pertemuan dengan rincian sebagai berikut:
1) Pertemuan 1
Pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Sabtu tanggal 12 Mei 2012
pukul 07.30 sampai pukul 10.00 WIB. Tema yang dilaksanakan pada
pertemuan pertama yaitu kebutuhanku. Model pembelajaran yang
digunakan kooperatif STAD. Adapun langkah-langkah pembelajarannya
mencakup kegiatan-kegiatan sebagai berikut:
a) Kegiatan Awal
Anak-anak berbaris dan masuk kelas secara bergantian. Anak-anak
duduk di atas kursi yang sudah disediakan dan berdoa sebelum
kegiatan pembelajaran dimulai. Kegiatan pembelajaran dimulai dengan
salam dan sapa, kemudian praktikan mengajak anak-anak bernyanyi
“Mars TK Pelangi” secara bersama-sama. Guru membagi kelompok
dengan cara mengambil undian sesuai dengan gambar. Guru
memberikan apersepsi dengan tanya jawab mengenai kegiatan diwaktu
pagi hari di rumah, apakah anak-anak suka membantu orang tua.
b) Kegiatan Inti
Anak-anak duduk sesuai dengan kelompoknya. Guru kemudian
menunjukkan media kartu bergambar yang sudah tertata sesuai dengan
urutan angkanya dengan posisi terbalik atau gambar tidak terlihat.
Guru menunjukkan media kartu bergambar di depan kelas dengan
mengangkat kartu setinggi dada sehingga menumbuhkan rasa ingi tahu
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
74
anak, kemudian dilanjutkan dengan Tanya jawab sederhana, “Coba
tebak kira-kira ini gambar apa ya? Apa yang sedang mereka lakukan?
Kartu bergambarnya sudah diberi angka sesuai urutannya belum?”.
Guru mengajak anak mengurutkan kartu bergambar atau flash card
dengan menempelkan potongan angka sesuai urutannya. Dilanjutkan
guru mengajak anak mengucapkan kalimat pada setiap kartunya secara
bersama-sama. Setiap kelompok mengulang semua kartu dari awal
sampai akhir tanpa bantuan guru. Guru menceritakan setiap kartu
bergambar atau flash card dan anak-anak memperhatikan. Kemudian
guru menjelaskan aturan cara membuat kartu bergambar. Kartu
bergambar dikerjakan secara berkelompok, dengan menempelkan
gambar pada potongan kartu yang sudah tersedia. Tiap kelompok maju
dua anak dan memegang kartu bergambar masing-masing dua buah.
Anak-anak lain mendengarkan ketika ada yang berbicara di depan
kelas sambil mengerjakan LKA.
c) Kegiatan Akhir
Kegiatan akhir peneliti mulai memfokuskan anak dengan bernyanyi
dan melakukan tepuk dengan judul “Tepuk The Best” dilanjutkan
berdoa sesudah makan. Guru mengulas kegiatan hari ini dengan setiap
tugas yang diberikan. Guru menyampaikan kesimpulan dari isi kartu
bergambar kepada anak-anak. Bagi anak yang belum mendapatkan
giliran bercerita dipersilahkan untuk bercerita dilanjutkan membagikan
stiker bintang bagi yang belum memperoleh. Menutup kegiatan denga
doa bersama, salam dan pulang.
2) Pertemuan 2
Pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Senin tanggal 14 Mei 2012
dari kegiatan awal sampai kegiatan akhir. Pembelajaran yang dilaksanakan
mencakup lima aspek perkembangan, dengan tiga aspek perkembangan
yang dilaksanakan pada kegiatan inti yaitu aspek fisik motorik halus
dengan kegiatan menggambar piring dan gelas, aspek kognitif dengan
indikator mengurutkan benda yaitu memasangkan gambar sesuai
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
75
pasangannya, dan aspek bahasa dengan indikator bercerita tentang gambar
yang disediakan dengan urut dan jelas. Tema yang dilaksanakan pada
pertemuan kedua yaitu lingkunganku. Model pembelajaran yang
digunakan kelompok (kooperatif). Adapun langkah-langkah
pembelajarannya mencakup kegiatan-kegiatan sebagai berikut:
a) Kegiatan Awal
Anak-anak berbaris dan masuk kelas secara bergantian. Anak-anak
duduk di atas kursi yang sudah disediakan dan berdoa sebelum
kegiatan pembelajaran dimulai. Kegiatan pembelajaran dimulai dengan
salam dan sapa, kemudian praktikan mengajak anak-anak bernyanyi
“Mars TK Pelangi dan Good Morning Everybody” secara bersama-
sama. Pembagian kelompok sama dengan pertemuan pertama yaitu
dengan cara mengambil undian sesuai dengan gambar dan menempati
posisi tempat duduk sesuai gambar yang tertempel. Guru memberikan
apersepsi dengan tanya jawab waktu anak bangun pagi, apakah yang
dilakukan setelah bangun tidur, apakah anak-anak suka membantu
orang tua di pagi hari dan jika ingin pergi apakah anak-anak
berpamitan telebih dahulu.
b) Kegiatan Inti
Guru melanjutkan kegiatan Tanya jawab tentang segala sesuatu yang
berhubungan dengan aktivitas anak, santai bersama keluarga,
membantu orang tua atau sesuatu yang berhubungan dengan tema
lingkungan. Guru menunjukkan satu buah keranjang besar yang di
dalamnya sudah berisi media kartu bergambar atau flash card yang
sudah diacak urutannya. Anak-anak antusias ingin melihat. Guru
kemudian menunjukkan media kartu bergambar yang sudah tertata
sesuai dengan urutan angkanya. Selanjutnya guru menunjukkan media
kartu bergambar secara urut di depan kelas dengan mengangkat kartu
setinggi dada sehingga menumbuhkan rasa ingi tahu anak dengan
Tanya jawab sederhana, “ Siapa yang tahu ini gambar apa? Berapa
jumlah orang yang ada di dalam gambar? Kira-kira siapa nama orang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
76
yang ada di dalam gambar? Apa yang sedang mereka lakukan? Kartu
bergambarnya sudah sesuai dengan urutannya belum?”. Guru
mengajak anak mengucapkan kalimat pada setiap kartunya secara
bersama-sama. Dilanjutkan setiap kelompok mengulang semua kartu
dari awal sampai akhir tanpa bantuan guru. Guru menceritakan setiap
kartu bergambar atau flash card dan anak-anak memperhatikan.
Kemudian guru menjelaskan aturan permainan mencari kartu
bergambar atau flash card. Tiap kelompok maju dua anak dan
berlomba mencari kartu sesuai petunjuk guru. Bagi anak yang
memenangkan perlombaan dan dapat bercerita dengan baik mendapat
bintang besar. Anak-anak lain memberi semangat dan mendengarkan
ketikan ada yang berbicara di depan kelas.
c) Kegiatan Akhir
Kegiatan akhir peneliti mulai memfokuskan anak dengan bernyanyi
dan melakukan tepuk dengan judul “Tepuk Sate” dilanjutkan berdoa
sesudah makan. Guru mengulas kegiatan hari ini dengan setiap tugas
yang diberikan. Guru menyampaikan kesimpulan dari isi kartu
bergambar kepada anak-anak. Bagi anak yang belum mendapatkan
giliran bercerita dipersilahkan untuk bercerita dilanjutkan membagikan
stiker bintang bagi yang belum memperoleh. Menutup kegiatan denga
doa bersama, salam dan pulang.
3) Pertemuan 3
Pertemuan ketiga dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 16 Mei 2012
pukul 07.30 sampai pukul 10.00 WIB. Tema yang dilaksanakan pada
pertemuan ketiga yaitu tanaman. Mode pembelajaran yang digunakan
kelompok (kooperatif). Adapun langkah-langkah pembelajarannya
mencakup kegiatan-kegiatan sebagai berikut:
a) Kegiatan Awal
Anak-anak berbaris dan masuk kelas secara bergantian. Anak-anak
duduk di atas kursi yang sudah disediakan dan berdoa sebelum
kegiatan pembelajaran dimulai. Kegiatan pembelajaran dimulai dengan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
77
salam dan sapa, kemudian praktikan mengajak anak-anak bernyanyi
“Mars TK Pelangi dan Good Morning Everybody” secara bersama-
sama. Pembagian kelompok sama dengan pertemuan yang lalu yaitu
dengan cara mengambil undian sesuai dengan gambar dan menempati
posisi tempat duduk sesuai gambar yang tertempel. Guru memberikan
apersepsi dengan kegiatan bernyanyi “Lihat kebunku” dan dilanjutkan
kegiatan Tanya jawab yang berhubungan dengan tanaman, “Apakah
anak pernah pergi ke kebun, apa yang anak lihat di kebun dan ada
tanaman apa saja”.
b) Kegiatan Inti
Guru menggali pengalaman dan pengetahuan anak berdasrkan lagu
yang telah dinyanyikan. Guru menunjukkan satu buah keranjang besar
yang di dalamnya sudah berisi media kartu bergambar atau flash card
yang sudah diacak urutannya. Guru kemudian menunjukkan media
kartu bergambar yang sudah tertata sesuai dengan urutan angkanya.
Selanjutnya guru menunjukkan media kartu bergambar secara urut di
depan kelas dengan mengangkat kartu setinggi dada sehingga
menumbuhkan rasa ingi tahu anak dengan Tanya jawab sederhana, “
Siapa yang tahu ini gambar apa? Kira-kira siapa nama orang yang ada
di dalam gambar? Apa yang sedang mereka lakukan?”. Guru mengajak
anak mengucapkan kalimat pada setiap kartunya secara bersama-sama.
Dilanjutkan setiap kelompok mengulang semua kartu dari awal sampai
akhir tanpa bantuan guru. Guru menceritakan setiap kartu bergambar
atau flash card dan anak-anak memperhatikan. Kemudian guru
menjelaskan aturan permainan mencari kartu bergambar atau flash
card. Tiap kelompok maju dua anak dan berlomba mencari kartu
sesuai petunjuk guru. Bagi anak yang memenangkan perlombaan dan
dapat bercerita dengan baik mendapat bintang besar. Anak-anak lain
memberi semangat dan mendengarkan ketikan ada yang berbicara di
depan kelas.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
78
c) Kegiatan Akhir
Kegiatan akhir peneliti mulai memfokuskan anak dengan bernyanyi
“Pepaya, mangga, pisang, jambu” dilanjutkan berdoa sesudah makan.
Guru mengulas kegiatan hari ini dengan setiap tugas yang diberikan.
Guru menyampaikan kesimpulan dari isi kartu bergambar kepada
anak-anak. Bagi anak yang belum mendapatkan giliran bercerita
dipersilahkan untuk bercerita dilanjutkan membagikan stiker bintang
bagi yang belum memperoleh. Menutup kegiatan denga doa bersama,
salam dan pulang.
c. Pengamatan atau Observasi
Pada tahap ini seperti pada siklus I peneliti melakukan pengamatan
terhadap proses pembelajaran keterampilan berbicara berkolaborasi dengan
guru kelas kelompok B1 menggunakan media kartu bergambar atau flash card
yang dilaksanakan dengan alat bantu berupa lembar observasi dan dokumen
berupa foto dan vidio. Observasi dilakukan untuk memperoleh data mengenai
pelaksanaan pembelajaran keterampilan berbicara pada anak kelompok B1 TK
Pelangi Kluwung Kemiri Purworejo menggunakan media kartu bergambar
atau flash card, apakah sudah sesuai dengan rencana kegiatan harian (RKH)
yang telah dibuat. Hal ini juga untuk mengetahui seberapa besar perubahan
yang terjadi pada keterampilan berbicara menggunakan media kartu
bergambar atau flash card. Pengamatan tidak hanya ditujukan pada aktivitas
siswa selama proses pembelajaran, akan tetapi juga pada tindakan guru dalam
pembelajaran. Lebih jelasnya uraian observasi pada siklus II sebagai berikut:
1) Pertemuan 1
a) Kinerja Guru
(1) Mempersiapkan Ruang, alat dan media Pembelajaran dalam
katagori sangat baik; (2) memeriksa kesiapan anak dalam katagori baik:
(3) Melakukan kegiatan absensi dalam katagori baik; (4) Menyampaikan
kompetensi (tujuan) yang akan dicapai dan rencana kegiatan dengan
katagori baik; (5) Menunjukkan penguasaan materi pembelajaran dalam
katagori baik; (6) Pendekatan/strategi pembelajaran dengan katagori
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
79
baik; (7) Pemanfaatan sumber belajar/media pembelajaran dengan
katagori baik; (8) Pembelajaran yang memicu dan memelihara
keterlibatan anak dengan katagori baik; (9) Penilaian proses dan hasil
dengan katagori baik; (10) Penutup dengan melakukan refleksi dan
tindak lanjut dengan katagori baik. Skor rata-rata siklus II pertemuan 1
adalah 3,11 dalam katagori baik (lihat lampiran 18 halaman 217).
b) Kegiatan Siswa
(1) Anak tertarik (memberikan respon positif) terhadap apersepsi yang
diberikan dalam katagori baik; (2) Anak aktif dalam kegiatan berbicara
dalam katagori baik; (3) Anak berani bertanya kepada guru dalam
katagori baik; (4) Anak mampu menjawab pertanyaan dari guru dalam
katagori baik; (5) Anak memperhatikan penjelasan materi yang diberikan
guru dalam katagori baik; (6) Anak menggunakan media yang diberikan
guru dengan baik dalam katagori sangat baik; (7) Anak mampu
mengerjakan tugas yang diberikan guru dengan baik tanpa bantuan dalam
katagori baik. Skor rata-rata siklus II pertemuan 1 adalah 3,14 dalam
katagori baik (lihat lampiran 30 halaman 241).
2) Pertemuan 2
a) Kinerja Guru
(1) Mempersiapkan Ruang, alat dan media Pembelajaran dalam katagori
sangat baik; (2) Memeriksa kesiapan anak dengan katagori baik: (3)
Melakukan kegiatan absensi dengan katagori sangat baik; (4)
Menyampaikan kompetensi (tujuan) yang akan dicapai dan rencana
kegiatan dengan kratagori sangat baik; (5) Menunjukkan penguasaan
materi pembelajaran baik; (6) Pendekatan/strategi pembelajaran dengan
katagori baik; (7) Pemanfaatan sumber belajar/media pembelajaran
dengan katagori baik; (8) Pembelajaran yang memicu dan memelihara
keterlibatan anak dengan katagori baik; (9) Penilaian proses dan hasil
dengan katagori baik; (10) Penutup dengan melakukan refleksi dan
tindak lanjut dengan katagori baik. Skor rata-rata siklus II pertemuan 2
adalah 3,27 dalam katagori baik (lihat lampiran 19 halaman 220).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
80
b) Kegiatan Siswa
(1) Anak tertarik (memberikan respon positif) terhadap apersepsi yang
diberikan dalam katagori baik; (2) Anak aktif dalam kegiatan berbicara
dalam katagori sangat baik; (3) Anak berani bertanya kepada guru dalam
katagori baik; (4) Anak mampu menjawab pertanyaan dari guru dalam
katagori baik; (5) Anak memperhatikan penjelasan materi yang diberikan
guru dalam katagori baik; (6) Anak menggunakan media yang diberikan
guru dengan baik dalam katagori baik; (7) Anak mampu mengerjakan
tugas yang diberikan guru dengan baik tanpa bantuan dalam katagori
baik. Skor rata-rata siklus II pertemuan 2 adalah 3,14 dalam katagori baik
(lihat lampiran 31 halaman 242).
3) Pertemuan 3
a) Kinerja Guru
(1) Mempersiapkan ruang, alat dan media Pembelajaran dalam
katagori sangat baik; (2) memeriksa kesiapan anak dengan katagori baik:
(3) Melakukan kegiatan absensi dengan katagori sangat baik; (4)
Menyampaikan kompetensi (tujuan) yang akan dicapai dan rencana
kegiatan dengan katagori baik; (5) Menunjukkan penguasaan materi
pembelajaran dalam katagori baik; (6) Pendekatan/strategi pembelajaran
dengan katagori baik; (7) Pemanfaatan sumber belajar/media
pembelajaran dalam katagori sangat baik; (8) Pembelajaran yang memicu
dan memelihara keterlibatan anak dalam katagori baik; (9) Penilaian
proses dan dalam katagori sangat baik; (10) Penutup dengan melakukan
refleksi dan tindak lanjut dengan katagori baik. Skor rata-rata siklus II
pertemuan 3 adalah 3,38 dalam katagori baik (lihat lampiran 20 halaman
223).
b) Kegiatan Siswa
(1) Anak tertarik (memberikan respon positif) terhadap apersepsi yang
diberikan dalam katagori baik; (2) Anak aktif dalam kegiatan berbicara
dalam katagori sangat baik; (3) Anak berani bertanya kepada guru dalam
katagori baik; (4) Anak mampu menjawab pertanyaan dari guru dalam
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
81
katagori baik; (5) Anak memperhatikan penjelasan materi yang diberikan
guru dalam katagori baik; (6) Anak menggunakan media yang diberikan
guru dengan baik dalam katagori sangat baik; (7) Anak mampu
mengerjakan tugas yang diberikan guru dengan baik tanpa bantuan dalam
katagori baik. Skor rata-rata siklus II pertemuan 1 adalah 3,14 dalam
katagori baik. Skor rata-rata siklus II pertemuan 2 adalah 3,14 dalam
katagori baik. Skor rata-rata siklus II pertemuan 3 adalah 3,28 dalam
katagori baik (lihat lampiran 32 halaman 243).
d. Refleksi
Sebagaimana dilakukan pada siklus I, pada siklus II ini dilakukan
analisis terhadap data yang diperoleh. Berdasarkan observasi yang dilakukan
selama proses pembelajaran siklus II, proses pelaksanaan tindakan pada
siklus II sudah menunjukkan perubahan yang berarti, baik dari segia keaktifan
anak maupun dari hasil keterampilan berbicara. Namun dalam siklus II hasil
keterampilan berbicara anak masih belum mencapai indikator keberhasilan
yaitu 80% sehingga masih perlu ditingkatkan pada siklus III. Berdasarkan
hasil pengamatan selama proses pembelajaran ditemukan beberapa
permasalahan dan solusinya sebagai berikut:
1) Media kartu bergambar yang digunakan sudah bagus namun dalam
kegiatan berlomba anak masih bingung dalam mencari kartu yang sama
sesuai urutannya karena terlalu banyak kartu sehingga memakan waktu
yang lama. Pada siklus berikutnya guru membuat dan menggunakan media
kartu bergambar yang lebih menarik dan dalam permainan yang lebih
menarik lagi.
2) Siswa masih kurang fokus mengikuti kegiatan pembelajaran, guru
mengalami kusulitan untuk memusatkan perhatian. Oleh karena itu guru
perlu melakukan persiapan yang lebih matang, mengkondisikan peserta
didik untuk lebih siap menerima pelajaran dengan memberikan penguatan
dengan melakukan tepuk kreasi. Selain itu dalam menyampaikan materi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
82
kegiatan bercerita dengan lebih jelas antara kartu satu dengan yang
lainnya.
Adapun hasil belajar keterampilan berbicara yang dicapai pada siklus II
adalah sebagai berikut:
Tabel 4.4 Data Frekuensi Nilai Keterampilan Berbicara Kelompok B1 TK
Pelangi Kluwung Kemiri Purworejo Siklus II
No Interval
Nilai
Frekuensi
(f)
Nilai
Tengah (xi)
f xi Prosentase
(%)
Ket
1 0,0 – 1,0 0 0, 5 0 0 TT
2 1,0 – 2,0 7 1, 5 10,50 28 TT
3 2,0 – 3,0 13 2, 5 32,50 52 Tuntas
4 3,0 – 4,0 5 3, 5 17,50 20 Tuntas
Jumlah 25 60,50 100
Nilai Rata-rata =
= 2,45
Ketuntasan Klasikal
= x 100% = 72%
Tabel 4.4 tersebut dapat dilihat bahwa setelah dilakukan tindakan pada
siklus 1 anak yang memperoleh nilai dalam interval antara 0,0-1,0 ada 1 anak
atau 0%, anak yang memperoleh nilai dalam interval antara 1,0-2,0 ada 7 anak
atau 28%, anak yang memperoleh nilai dalam interval antara 2,0-3,0 ada 13
anak atau 52%, dan anak yang memperoleh nilai dalam interval antara 3,0-4,0
ada 5 anak atau 20%. Pada siklus II taerdapat peningkatan nilai rata-rata yang
sebelumnya 2,14 menjadi 2,45 dan adanya peningkatan hasil belajar anak
ditunjukkan dengan adanya jumlah siswa yang mendapat kriteria Tuntas yang
sebelumnya 14 anak menjadi 18 anak.
Berdasarkan table nilai frekuensi tes keterampilan berbicara anak
kelompok B1 TK Pelangi kluwung Kemiri Purworejo pada Siklus 1dapat
disajikan dalam bentuk grafik pada Gambar 8 sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
83
Gambar 4.3 Grafik Nilai Keterampilan Berbicara Anak Kelompok B1 TK Pelangi
Kluwung Kemiri Purworejo Siklus II
3. Siklus III
Tindakan siklus III dilaksanakan sesuai dengan jadwal yang sudah ditentukan
yakni siklus III pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Sabtu tanggal 19 Mei
2012. Pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 22 Mei 2012.
Pertemuan ketiga dilaksanakan pada hari Sabtu tanggal 26 Mei 2012. Adapun
tahap-tahap yang dilakukan adalah sebagai berikut:
a. Perencanaan Tindakan
Berdasarkan hasil refleksi pelaksanaan tindakan siklus I diketahui
bahwa sudah menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar ketetrampilan
berbicara pada anak kelompok B1 TK Pelangi Kluwung Kemiri Purworejo,
akan tetapi belum berhasil dengan maksimal sesuai dengan indikator
ketercapaian. Keterampilan anak secara klasikal masih sebesar 72% dari
target keberhasilan yang ingi dicapai sebesar 80%. Jadi pada siklus I masih 18
anak yang dapat mencapai nilai tuntas dan masih perlu ditingkatkan pada
siklus III.
0
2
4
6
8
10
12
14
0,0 – 1,0 1,0 – 2,0 2,0 – 3,0 3,0 – 4,0
0%
28%
52%
20% Fre
ku
ensi
Interval Nilai
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
84
Pelaksanaan siklus III menerapkan penggunaan media kartu bergambar
atau flash card dengan model pembelajaran kuantum learning. Pada siklus III
anak maju ke depan kelas secara individu. Siklus III menggunakan kartu
bergambar yang sudah berwarna dengan ukuran 30x40 cm, dan pada
pertemuan berikutnya kartu bergambar dibuat seperti wayang sehingga dapat
digerakkan sesuka hati anak. Dalam pelaksanaannya anak mengambil kartu
dengan berlomba dan mengurutkan dengan cara menancapkan pada kaleng-
kaleng yang sudah tersedia. Tema yang digunakan pada siklus III yaitu
Tanaman dan Binatang. Selain itu, guru harus selalu memberikan penguatan
pada anak baik berupa ucapan maupun perilaku agar anak termotivasi dan
aktif dalam mengikuti kegiatan secara keseluruhan. Adapun deskripsi
perencanaan siklus II adalah sebagai berikut:
1) Menyusun Rencana Kegiatan Harian (RKH)
Peneliti dan guru kelas menyusun Rencana Kegiatan Harian (RKH) aspek
perkembangan bahasa dengan indikator mengurutkan dan menceritakan isi
kartu bergambar yang dibuat oleh guru selama 3 kali pertemuan sesuai
dengan tema. Tiap pertemuan dilakukan dalam sehari penuh mencakup
kegiatan awal sampai kegiatan akhir. Pada siklus III dilaksanakan pada
tanggal 19, 22, dan 26 Mei 2012. Rencana Kegiatan Harian yang disusun
meliputi: standar kompetensi, indikator, kegiatan pembelajaran, rincian
waktu, metode atau media pembelajaran yang digunakan, langkah-langkah
pembelajaran, dan penilaian atau evaluasi.
2) Mempersiapkan Fasilitas dan Sarana Pendukung
Fasilitas dan sarana yang dipersiapkan untuk pelaksanaan kegiatan
pembelajaran adalah:
a) Ruang Belajar
Ruang kelas didesain sesuai dengan model pembelajaran kuantum yakni
meja kelas ditata secara berderet, kursi agak rapat agar di saat proses
pembelajaran siswa dapat melihat kartu bergambar atau flash card yang
digunakan untuk kegiatan bercerita.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
85
b) Media Kartu Bergambar atau Flash Card
Menyiapkan bentuk media kartu bergambar atau flash card yaitu media
kartu bergambar yang digunakan saat bercerita di depan kelas dengan
ukuran yang besar dan warna yang cerah. Selain itu guru membuat
media kartu bergambar dari mengadaptasi bentuk wayang sehingga
dapat digerakkan. Kartu bergambar yang peneliti siapkan setiap
pertemuan berbeda. Gambar yang digunakan peneliti diadaptasi dari
Majalah anak TK.
c) Lembar Kerja Anak (LKA)
Lembar Kerja Anak (LKA) ini selain berupa kartu bergambar bentuk
wayang dan bentuk persegi, namun juga dipersiapkan LKA untuk
pengembangan yang lain misalnya LKA untuk kegiatan perkembangan
kognitif dan psikomotorik yang berkaitan dengan tema hari itu. Dimana
LKA dikerjakan secara individu dengan tujuan ketika ada anak yang
maju ke depan kelas untuk tes unjuk kerja, anak yang lain memiliki
kesibukan sehingga tidak mengganggu anak yang lain. LKA yang
digunakan mengadaptasi dari majalah Andika dan Tiko, juga peneliti
susun sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan anak.
d) Reward untuk anak
Reward yang diberikan untuk anak adalah berupa stiker bintang yang
dibuat dari kertas asturo warna kuning dan pin bintang yang dibuat
hanya untuk satu anak yang paling the best mengikuti kegiatan pada
hari tersebut. Stiker bintang dibuat dengan ukuran yang sama.
3) Menyiapkan Lembar Pengamatan dan Lembar Penilaian
Lembar pengamatan digunakan untuk merekam segala aktivitas peserta
didik selama pelaksanaan kegiatan pembelajaran bercerita berlangsung.
Pengamatan yang dilakukan meliputi aktivitas anak selama proses
pembelajaran menggunakan media kartu bergambar, observasi penilaian
keterampilan berbicara yang meliputi penilaian kosa kata yang diucapkan,
ketepatan bercerita sesuai dengan kartu bergambar, intonasi dan pelafalan
yang jelas, kelancaran, dan kenyaringan suara. Pedoman dan lembar
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
86
pengamatan dapat dilihat dalam lampiran. Sedangkan untuk lembar
penilaian guru, lebih ditekankan pada keterampilan guru dalam mengelola
pembelajaran dengan penggunaan media kartu bergambar.
b. Pelaksanaan Tindakan
1) Pertemuan 1
Pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Sabtu tanggal 19 Mei 2012
pukul 07.30 sampai pukul 10.00 WIB. Tema yang dilaksanakan pada
pertemuan ketiga yaitu binatang. Mode pembelajaran yang digunakan
tematik. Adapun langkah-langkah pembelajarannya mencakup kegiatan-
kegiatan sebagai berikut:
a) Kegiatan Awal
Anak-anak berbaris dan masuk kelas secara bergantian. Anak-anak
duduk di atas kursi yang sudah disediakan dan berdoa sebelum
kegiatan pembelajaran dimulai. Kegiatan pembelajaran dimulai dengan
salam dan sapa, kemudian praktikan mengajak anak-anak bernyanyi
“Mars TK Pelangi dan Good Morning Everybody” secara bersama-
sama. Kemudian dilanjutkan melakukan presensi serta mengecek
kesiapan anak mengikuti kegiatan pembelajaran. Guru memberikan
apersepsi dengan mengulas cerita pada kartu bergambar pertemuan
kemarin. Guru mengajak anak-anak bernyanyi dengan judul “Burung
Kutilang” secara bersama-sama, dlanjutkan kegiatan Tanya jawab
yang berhubungan dengan media kartu bergambar atau flash card.
b) Kegiatan Inti
Guru mengajukan beberapa pertanyaan yang berhubungan dengan
cerita pertemuan lalu. Guru menunjukkan media kartu bergambar
dengan ukuran besar dan berwarna di depan kelas dengan mengangkat
kartu setinggi dada sehingga menumbuhkan rasa ingi tahu anak,
kemudian dilanjutkan dengan Tanya jawab sederhana, “Coba tebak
kira-kira ini gambar apa ya? Apa yang sedang mereka lakukan? Kartu
bergambarnya sudah diberi angka sesuai urutannya belum?”. Guru
mengajak anak mengurutkan kartu bergambar atau flash card.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
87
Dilanjutkan guru mengajak anak mengucapkan kalimat pada setiap
kartunya secara bersama-sama. Guru menceritakan setiap kartu
bergambar atau flash card dengan cara mencabut dari bagian belakang
dan anak-anak memperhatikan. Anak-anak antusias ingi bercerita di
depan kelas. Guru memilih anak yang sudah siap untuk maju. Anak-
anak lain mendengarkan ketika ada yang berbicara di depan kelas
sambil mengerjakan LKA.
c) Kegiatan Akhir
Kegiatan akhir peneliti mulai memfokuskan anak dengan bernyanyi
“Burng Kutilangrun dan Burung Hantu” dilanjutkan berdoa sesudah
makan. Guru mengulas kegiatan hari ini dengan setiap tugas yang
diberikan. Guru menyampaikan kesimpulan dari isi kartu bergambar
kepada anak-anak. Bagi anak yang belum mendapatkan giliran
bercerita dipersilahkan untuk bercerita dilanjutkan membagikan pin
bintang bagi yang paling The best hari itu. Menutup kegiatan denga
doa bersama, salam dan pulang.
2) Pertemuan 2
Pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 22 Mei 2012
pukul 07.30 sampai pukul 10.00 WIB. Tema yang dilaksanakan pada
pertemuan ketiga yaitu tanaman. Mode pembelajaran yang digunakan
tematik. Adapun langkah-langkah pembelajarannya mencakup kegiatan-
kegiatan sebagai berikut:
a) Kegiatan Awal
Anak-anak berbaris dan masuk kelas secara bergantian. Anak-anak
duduk di atas kursi yang sudah disediakan dan berdoa sebelum
kegiatan pembelajaran dimulai. Kegiatan pembelajaran dimulai dengan
salam dan sapa, kemudian praktikan mengajak anak-anak bernyanyi
“Mars TK Pelangi dan Good Morning Everybody” secara bersama-
sama. Kemudian dilanjutkan melakukan presensi serta mengecek
kesiapan anak mengikuti kegiatan pembelajaran. Guru memberikan
apersepsi dengan mengulas cerita pada kartu bergambar pertemuan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
88
kemarin. Guru mengajak anak-anak bernyanyi dengan judul
“Menanam Jagung” secara bersama-sama, dilanjutkan kegiatan Tanya
jawab yang berhubungan dengan media kartu bergambar atau flash
card.
b) Kegiatan Inti
Guru menggali pengalaman dan pengetahuan anak berdasrkan lagu
yang telah dinyanyikan. Guru menunjukkan 4 buah kaleng yang di
dalamnya sudah berisi pasir di atas meja. Guru kemudian
menunjukkan media kartu bergambar yang sudah tertata sesuai dengan
urutan angkanya. Selanjutnya guru menunjukkan media kartu
bergambar secara urut dengan memegang bagian penyangga kartu.
Kemudian dilanjutkan Tanya jawab sederhana, “ Siapa yang tahu ini
gambar apa? Apa yang sedang keluarga itulakukan?”. Guru
menceritakan setiap kartu bergambar atau flash card dan anak-anak
memperhatikan. Kemudian guru menjelaskan aturan permainan kartu
bergambar atau flash card. Anak maju sendiri-sendiri dan bercerita di
depan kelas dengan memilih kartu bergambar yang mereka inginkan
kemudian menceritakannya kepada teman-teman. Anak-anak lain
mendengarkan cerita sambil mengerjakan LKA, apabila ingin bertanya
dipersilahkan.
c) Kegiatan akhir
Kegiatan akhir peneliti mulai memfokuskan anak dengan bernyanyi
“Siapa Tahu” dilanjutkan berdoa sesudah makan. Guru mengulas
kegiatan hari ini dengan setiap tugas yang diberikan. Guru
menyampaikan kesimpulan dari isi kartu bergambar kepada anak-anak.
Bagi anak yang belum mendapatkan giliran bercerita dipersilahkan
untuk bercerita dilanjutkan membagikan stiker bintang bagi yang
belum memperoleh dan pin bintang bagi anak yang paling bagus
bercerita hari itu. Menutup kegiatan denga doa bersama, salam dan
pulang.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
89
3) Pertemuan 3
Pertemuan ketiga dilaksanakan pada hari Sabtu tanggal 26 Mei 2012
pukul 07.30 sampai pukul 10.00 WIB. Tema yang dilaksanakan pada
pertemuan ketiga yaitu binatang. Model pembelajaran yang digunakan
tematik. Adapun langkah-langkah pembelajarannya mencakup kegiatan-
kegiatan sebagai berikut:
a) Kegiatan Awal
Anak-anak berbaris dan masuk kelas secara bergantian. Anak-anak
duduk di atas kursi yang sudah disediakan dan berdoa sebelum
kegiatan pembelajaran dimulai. Kegiatan pembelajaran dimulai dengan
salam dan sapa, kemudian praktikan mengajak anak-anak bernyanyi
“Mars TK Pelangi dan Good Morning Everybody” secara bersama-
sama. Kemudian dilanjutkan melakukan presensi serta mengecek
kesiapan anak mengikuti kegiatan pembelajaran. Guru memberikan
apersepsi dengan mengulas cerita pada kartu bergambar pertemuan
kemarin. Guru mengajak anak-anak bernyanyi dengan judul “Anak
Gembala” secara bersama-sama, dlanjutkan kegiatan Tanya jawab
yang berhubungan dengan media kartu bergambar atau flash card.
b) Kegiatan Inti
Guru menggali pengalaman dan pengetahuan anak berdasrkan lagu
yang telah dinyanyikan. Guru menunjukkan 8 buah kaleng berisi pasir
di atas meja. Guru kemudian menunjukkan media kartu bergambar
yang sudah tertata sesuai dengan urutan angkanya. Selanjutnya guru
menunjukkan media kartu bergambar secara urut di depan kelas
dengan memegang ujung kayu seperti memegang wayang sehingga
menumbuhkan rasa ingi tahu anak. dilanjutkan dengan Tanya jawab
sederhana, “ Siapa yang tahu ini gambar apa? Kira-kira apa yang
sedang mereka kerjakan?”. Guru mengajak anak mengucapkan kalimat
pada setiap kartunya secara bersama-sama. Dilanjutkan setiap
kelompok mengulang semua kartu dari awal sampai akhir tanpa
bantuan guru. Guru menceritakan setiap kartu bergambar atau flash
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
90
card ddengan cara menancapkan pada kaleng yang berisi pasir
dlanjutkan certa dengan kartu berikutnya, anak-anak memperhatikan.
Kemudian guru menjelaskan aturan permainan mencari dan
mengurutkan kartu bergambar atau flash card. Dua anak maju dan
berlomba mencari kartu sesuai petunjuk guru dan mengurutkan dengan
cara menancapkannya pada kaleng. Bagi anak yang memenangkan
perlombaan dan dapat bercerita dengan baik mendapat bintang besar.
Anak-anak lain memberi semangat dan mendengarkan ketikan ada
yang berbicara di depan kelas.
c) Kegiatan Akhir
Kegiatan akhir peneliti mulai memfokuskan anak dengan bernyanyi
“Bapak Tani Punya Kandang” dilanjutkan berdoa sesudah makan.
Guru mengulas kegiatan hari ini dengan setiap tugas yang diberikan.
Guru menyampaikan kesimpulan dari isi kartu bergambar kepada
anak-anak. Bagi anak yang belum mendapatkan giliran bercerita
dipersilahkan untuk bercerita dilanjutkan membagikan stiker bintang
bagi yang belum memperolehn pin bintang bagi anak yang paling The
Best. Menutup kegiatan denga doa bersama, salam dan pulang.
c. Pengamatan atau Observasi
Pada tahap ini seperti pada siklus II peneliti melakukan pengamatan
terhadap proses pembelajaran keterampilan berbicara berkolaborasi dengan
guru kelas kelompok B1 menggunakan media kartu bergambar atau flash card
yang dilaksanakan dengan alat bantu berupa lembar observasi dan dokumen
berupa foto dan vidio. Observasi dilakukan untuk memperoleh data mengenai
pelaksanaan pembelajaran keterampilan berbicara pada anak kelompok B1 TK
Pelangi Kluwung Kemiri Purworejo menggunakan media kartu bergambar
atau flash card, apakah sudah sesuai dengan rencana kegiatan harian (RKH)
yang telah dibuat. Hal ini juga untuk mengetahui seberapa besar perubahan
yang terjadi pada keterampilan berbicara menggunakan media kartu
bergambar atau flash card. Pengamatan tidak hanya ditujukan pada aktivitas
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
91
siswa selama proses pembelajaran, akan tetapi juga pada tindakan guru dalam
pembelajaran. Lebih jelasnya uraian observasi pada siklus III sebagai berikut:
1) Pertemuan 1
a) Kinerja Guru
(2) Mempersiapkan Ruang, alat dan media Pembelajaran dalam
katagori sangat baik; (2) memeriksa kesiapan anak dalam katagori baik:
(3) Melakukan kegiatan absensi dalam katagori baik; (4) Menyampaikan
kompetensi (tujuan) yang akan dicapai dan rencana kegiatan dengan
katagori baik; (5) Menunjukkan penguasaan materi pembelajaran dalam
katagori baik; (6) Pendekatan/strategi pembelajaran dengan katagori
baik; (7) Pemanfaatan sumber belajar/media pembelajaran dengan
katagori sangat baik; (8) Pembelajaran yang memicu dan memelihara
keterlibatan anak dengan katagori sangat baik; (9) Penilaian proses dan
hasil dengan katagori baik; (10) Penutup dengan melakukan refleksi dan
tindak lanjut dengan katagori baik. Skor rata-rata siklus III pertemuan 1
adalah 3,38 dalam katagori baik (lihat lampiran 21 halaman 226).
b) Kegiatan Siswa
(2) Anak tertarik (memberikan respon positif) terhadap apersepsi yang
diberikan dalam katagori baik; (2) Anak aktif dalam kegiatan berbicara
dalam katagori sangat baik; (3) Anak berani bertanya kepada guru dalam
katagori baik; (4) Anak mampu menjawab pertanyaan dari guru dalam
katagori baik; (5) Anak memperhatikan penjelasan materi yang diberikan
guru dalam katagori baik; (6) Anak menggunakan media yang diberikan
guru dengan baik dalam katagori sangat baik; (7) Anak mampu
mengerjakan tugas yang diberikan guru dengan baik tanpa bantuan dalam
katagori baik. Skor rata-rata siklus III pertemuan 1 adalah 3,28 dalam
katagori baik (lihat lampiran 33 halaman 244).
2) Pertemuan 2
a) Kinerja Guru
Mempersiapkan Ruang, alat dan media Pembelajaran dalam katagori
sangat baik; (2) Memeriksa kesiapan anak dengan katagori sangat baik:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
92
(3) Melakukan kegiatan absensi dengan katagori sangat baik; (4)
Menyampaikan kompetensi (tujuan) yang akan dicapai dan rencana
kegiatan dengan kratagori baik; (5) Menunjukkan penguasaan materi
pembelajaran baik; (6) Pendekatan/strategi pembelajaran dengan katagori
baik; (7) Pemanfaatan sumber belajar/media pembelajaran dengan
katagori sangat baik; (8) Pembelajaran yang memicu dan memelihara
keterlibatan anak dengan katagori baik; (9) Penilaian proses dan hasil
dengan katagori sangat baik; (10) Penutup dengan melakukan refleksi
dan tindak lanjut dengan katagori baik. Skor rata-rata siklus III
pertemuan 2 adalah 3,49 dalam katagori baik (lihat lampiran 22 halaman
244).
b) Kegiatan Siswa
(1) Anak tertarik (memberikan respon positif) terhadap apersepsi yang
diberikan dalam katagori baik; (2) Anak aktif dalam kegiatan berbicara
dalam katagori sangat baik; (3) Anak berani bertanya kepada guru dalam
katagori sangat baik; (4) Anak mampu menjawab pertanyaan dari guru
dalam katagori baik; (5) Anak memperhatikan penjelasan materi yang
diberikan guru dalam katagori baik; (6) Anak menggunakan media yang
diberikan guru dengan baik dalam katagori baik; (7) Anak mampu
mengerjakan tugas yang diberikan guru dengan baik tanpa bantuan dalam
katagori baik. Skor rata-rata siklus III pertemuan 2 adalah 3,42 dalam
katagori baik (lihat lampiran 34 halaman 245).
3) Pertemuan 3
a) Kinerja Guru
(1) Mempersiapkan ruang, alat dan media Pembelajaran dalam katagori
sangat baik; (2) memeriksa kesiapan anak dengan katagori baik: (3)
Melakukan kegiatan absensi dengan katagori sangat baik; (4)
Menyampaikan kompetensi (tujuan) yang akan dicapai dan rencana
kegiatan dengan katagori baik; (5) Menunjukkan penguasaan materi
pembelajaran dalam katagori baik; (6) Pendekatan/strategi pembelajaran
dengan katagori baik; (7) Pemanfaatan sumber belajar/media
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
93
pembelajaran dalam katagori sangat baik; (8) Pembelajaran yang memicu
dan memelihara keterlibatan anak dalam katagori baik; (9) Penilaian
proses dan dalam katagori sangat baik; (10) Penutup dengan melakukan
refleksi dan tindak lanjut dengan katagori baik. Skor rata-rata siklus III
pertemuan 3 adalah 3,54 dalam katagori sangat baik (lihat lampiran 23
halaman 232).
b) Kegiatan Siswa
(1) Anak tertarik (memberikan respon positif) terhadap apersepsi yang
diberikan dalam katagori baik; (2) Anak aktif dalam kegiatan berbicara
dalam katagori sangat baik; (3) Anak berani bertanya kepada guru dalam
katagori baik; (4) Anak mampu menjawab pertanyaan dari guru dalam
katagori baik; (5) Anak memperhatikan penjelasan materi yang diberikan
guru dalam katagori sangat baik; (6) Anak menggunakan media yang
diberikan guru dengan baik dalam katagori sangat baik; (7) Anak mampu
mengerjakan tugas yang diberikan guru dengan baik tanpa bantuan dalam
katagori baik. Skor rata-rata siklus II pertemuan 1 adalah 3, 28dalam
katagori baik. Skor rata-rata siklus II pertemuan 2 adalah 3,42 dalam
katagori baik. Skor rata-rata siklus II pertemuan 3 adalah 3,57 dalam
katagori sangat baik (lihat lampiran 35 halaman 246).
d. Refleksi
Data-data yang diperoleh siklus III melalui pengamatan dikumpulkan
untuk dianalisis. Berdasarkan observasi yang dilaksanakan selama proses
pelaksanaan tindakan pada siklus III sudah menunjukkan perubahan yang
berarti, baik dari segi keaktifan siswa maupun hasil keterampilan berbicara.
Berdasarkan hasil pengamatan terhadap aktivitas anak sudah terjadi
perubahan yang signifikan. Sebagian besar siswa sudah dapat menggunakan
media kartu bergambar atau flash card dengan baik. Respon siswa terhadap
proses pembelajaran juga sudah meningkat. Dilihat dari hasil penilaian
keterampilan berbicara, sebagian besar siswa sudah mampu bercerita dengan
baik, kaya akan kosa kata baru dan mampu berkomunikasi dengan teman
sehingga telah memenuhi target peneliti yaitu 80%. Berikut ini adalah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
94
rangkuman hasil penilaian keterampilan berbicara yang dicapai anak
kelompok B1 pada siklus III:
Tabel 4.5 Data Frekuensi Nilai Keterampilan Berbicara Kelompok B1 TK
Pelangi Kluwung Kemiri Purworejo Siklus III
No Interval
Nilai
Frekuensi
(f)
Nilai
Tengah (xi)
f xi Prosentase
(%)
Ket
1 0,0 – 1,0 0 0, 5 0 0 TT
2 1,0 – 2,0 3 1, 5 4,50 12 TT
3 2,0 – 3,0 13 2, 5 32,50 52 Tuntas
4 3,0 – 4,0 9 3, 5 31,50 36 Tuntas
Jumlah 25 68,50 100
Nilai Rata-rata =
= 2,75
Ketuntasan Klasikal =
x 100% = 88%
Tabel 4.5 tersebut dapat dilihat bahwa setelah dilakukan tindakan pada
siklus 1 anak yang memperoleh nilai dalam interval antara 0,0-1,0 ada 1 anak
atau 0%, anak yang memperoleh nilai dalam interval antara 1,0-2,0 ada 3 anak
atau 12%, anak yang memperoleh nilai dalam interval antara 2,0-3,0 ada 13
anak atau 52%, dan anak yang memperoleh nilai dalam interval antara 3,0-4,0
ada 9 anak atau 36%. Pada siklus III terdapat peningkatan nilai rata-rata yang
sebelumnya 2,14, 2,45 menjadi 2,75 dan adanya peningkatan hasil belajar anak
ditunjukkan dengan adanya jumlah siswa yang mendapat kriteria Tuntas yang
sebelumnya 14 anak menjadi 18 anak.
Berdasarkan table nilai frekuensi tes keterampilan berbicara anak
kelompok B1 TK Pelangi kluwung Kemiri Purworejo pada Siklus 1dapat
disajikan dalam bentuk grafik pada Gambar 4.4 sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
95
Gambar 4.4 Grafik Nilai Keterampilan Berbicara Anak Kelompok B1 TK Pelangi
Kluwung Kemiri Purworejo Siklus III
C. Perbandingan Hasil Tindakan Antar Siklus dan Pembahasan
Penelitian Tindakan Kelas ini terdiri dari tiga siklus. Masing-masing siklus
terdiri dari tahap perencanaan, tahap pelaksanaan tindakan, tahap observasi dan
tahap refleksi.
Berdasarkan hasil pengamatan dan analisis data yang telah diperoleh,
dapat ditemukan adanya peningkatan kualitas proses pembelajaran keterampilan
berbicara dalam kegiatan bercerita dengan menggunakan media kartu bergambar
atau flash card baik pada kegiatan guru maupun kegiatan siswa, serta peningkatan
hasil keterampilan berbicara pada anak kelompok B1 TK Pelangi Kluwung
Kemiri Purworejo.
Berdasarkan hasil observasi (lihat lampiran) peningkatan kualitas
pembelajaran guru dalam meningkatkan keterampilan berbicara melalui kegiatan
bercerita menggunakan media kartu bergambar atau flash card mengalami
peningkatan. Peningkatan guru (peneliti) dalam proses kegiatan pembelajaran
antara lain sebagai berikut: (1) Guru mempersiapkan kegiatan pembelajaran baik
0
2
4
6
8
10
12
14
0,0 – 1,0 1,0 – 2,0 2,0 – 3,0 3,0 – 4,0
0
12%
52%
36%
Fre
ku
ensi
Interval Nilai
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
96
ruang kelas, media dan mengkondisikan anak didik lebih baik; (2) Guru semakin
terampil dalam membuka pelajaran, melakukan kegiatan absensi, serta
menyampaikan tujuan pemebelajaran yang akan dicapai; (3) Guru lebih terampil
dalam mengelola kelas; (4) guru mampu memberikan apersepsi dengan lebih
cermat; (5) Guru dalam menyampaikan materi kegiatan lebih mudah; (6) Guru
dapat menciptakan suasana pembelajaran yang kondusif dan menyenangkan; (7)
Guru dapat meningkatkan pemanfaatan media dalam kegiatan pembelajaran; (8)
Guru dapat menggunakan bahasa yang baik dan benar.
Berdasarkan hasil observasi kinerja guru dalam kegiatan pembelajaran
menggunakan media kartu bergambar atau flash card di kelompok B1 TK Pelangi
Kluwung Kemiri Purworejo pada Siklus I, II, dan III mengalami peningkatan
yang signifikan. Lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 4.6 berikut:
Tabel 4.6 Perbandingan Hasil Obsevasi Guru (Peneliti) Kelompok B1 TK Pelangi
Kluwung pada Siklus I, Siklus II, dan Siklus III
No Hasil Observasi Guru Siklus I Siklus II Siklus III
1 Pertemuan 1 2,70 3,11 3,38
2 Pertemuan 2 2,97 3,27 3,49
3 Pertemuan 3 3,00 3,38 3,54
Rata-rata 2,89 3, 25 3,47
Katagori Cukup Baik Baik
Berdasarkan Tabel 4.6 dapat diketahui hasil observasi guru mengalami
peningkatan dalam setiap siklus. Nilai pada siklus I pertemuan 1 sebesar 2,70;
siklus I pertemuan 2 sebesar 2,97; siklus I pertemuan 3 sebesar 3,00; siklusII
pertemuan 1 sebesar 3,11; siklus II pertemuan 2 sebesar 3,27; siklus II pertemuan
3 sebesar 3,38; siklus III pertemuan 1 sebesar 3,38; siklus III pertemuan 2 sebesar
3,49; siklus III pertemuan 3 sebesar 3,54. Perbandingan hasil observasi guru
tersebut dapat disajikan dalam bentuk grafik pada Gambar 4.5 di bawah ini:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
97
2.7
3.11 3.38
2.97 3.27 3.49
3
3.49 3.54
0
0.5
1
1.5
2
2.5
3
3.5
4
Siklus I Siklus II Siklus III
Pelaksanaan Tindakan
Gambar 4.5 Grafik Perbandingan Hasil Observasi Kinerja Guru Mengajar Siklus
I, Siklus II dan Siklus III
Nilai Rata-rata kinerja guru saat kegiatan pembelajaran pada setiap siklus
dapat dilihat pada Tabel 4.7 berikut ini:
Tabel 4.7 Rata-rata Hasil Obsevasi Guru (Peneliti) kelompok B1TK Pelangi
Kluwung pada Siklus I, Siklus II, dan Siklus III
No Pelaksanaan Tindakan Nilai Rata-rata Katagori
1 Siklus I 2,89 Cukup
2 Siklus II 3,25 Baik
3 Siklus III 3,47 Baik
Berdasarkan Tabel 4.7 dapat diketahui hasil nilai rata-rata kinerja guru
dalam proses kegiatan pembelajaran yang telah mengalami peningkatan. Nilai
rata-rata pada siklus I yaitu 2,89 dalam katagori cukup naik menjadi 3,25 dalam
katagori baik pada siklus II dan pada siklus III naik menjadi 3,47 dalam katagori
baik. Peningkatan di atas membuktikan bahwa penggunaan media kartu
bergambar atau flash card dapat membantu meningkatkan kualitas proses
pembelajaran, khususnya guru. Peningkatan rata-rata hasil observasi kinerja guru
kelompok B1 TK Pelangi Kluwung Kemiri pada siklus I, II, dan III dengan
menggunakan media kartu bergambar atau flash card disajikan dalam bentuk
grafik pada gambar 4.6 Berikut ini:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
98
2.6
2.8
3
3.2
3.4
3.6
Siklus I Siklus II Siklus III
2.89
3.25
3.47
Sk
or
Pelaksanaan Tindakan
Gambar 4.6 Perbandingan Rata-rata Hasil Observasi Kinerja Guru Siklus I,
Siklus II dan Siklus III
Berdasarkan dari hasil observasi aktivitas anak kelompok B1 TK Pelang
Kluwung Kemiri Purworejo menggunakan media kartu bergambar atau flash card
dalam meningkatkan keterampilan berbicara melalui kegiatan bercerita juga
mengalami peningkatan. Peningkatan terjadi setelah dilaksanakannya tindakan
siklus I, siklus II dan siklus III. Hasil perbandingan aktivitas anak dalam kegiatan
pembelajaran menggunakan media kartu bergambar atau flash card dapat dilihat
pada tabel 4.8 berikut ini:
Tabel 4.8 Perbandingan Hasil Obsevasi Aktivitas Anak Kelompok B1 TK Pelangi
Kluwung pada Siklus I, Siklus II, dan Siklus III
No Hasil Observasi
Aktivitas Anak Siklus I Siklus II Siklus III
1 Pertemuan 1 2,57 3,14 3,28
2 Pertemuan 2 2,85 3,14 3,42
3 Pertemuan 3 2,85 3,28 3,57
Rata-rata 2,76 3,18 3,42
Katagori Cukup Baik Baik
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
99
2.57
3.14 3.28
2.85 3.14
3.42
2.85
3.28 3.57
0
0.5
1
1.5
2
2.5
3
3.5
4
Siklus I Siklus II Siklus III
Pelaksanaan Tindakan
Berdasarkan Tabel 4.8 dapat diketahui hasil observasi aktivitas anak dalam
kegiatan pembelajaran menggunakan media kartu bergambar atau flash card
mengalami peningkatan. Nilai pada siklus I pertemuan 1 sebesar 2,57; siklus I
pertemuan 2 sebesar 2,857; siklus I pertemuan 3 sebesar 2,857; siklusII pertemuan
1 sebesar 3,14; siklus II pertemuan 2 sebesar 3,14; siklus II pertemuan 3 sebesar
3,28; siklus III pertemuan 1 sebesar 3,28; siklus III pertemuan 2 sebesar 3,42;
siklus III pertemuan 3 sebesar 3,57. Perbandingan hasil observasi aktivitas anak
tersebut dapat disajikan dalam bentuk grafik pada Gambar 4.7 di bawah ini:
Gambar 4.7 Grafik Perbandingan Hasil Observasi Aktivitas Anak Kelompok B1
TK Pelangi Kluwung Siklus I, Siklus II dan Siklus III
Perbandingan nilai rata-rata pada aktivitas anak saat kegiatan
pembelajaran pada setiap siklus dapat dilihat pada tabel 4.9 berikut ini:
Tabel 4.9 Perbandingan Nilai Rata-rata Aktivitas Anak Kelompok B1 TK Pelangi
Kluwung pada Siklus I, Siklus II, dan Siklus III
No Pelaksanaan Tindakan Nilai Rata-rata Katagori
1 Siklus I 2,76 Cukup
2 Siklus II 3,18 Baik
3 Siklus III 3,42 Baik
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
100
0
0.5
1
1.5
2
2.5
3
3.5
Siklus I Siklus II Siklus III
2.76
3.18 3.42
Sk
or
Pelaksanaan Tindakan
Gambar 4.8 Perbandingan Rata-rata Hasil Aktivitas Anak Siklus I, Siklus II dan
Siklus III
Peningkatan nilai keterampilan berbicara anak kelompok B1 TK Pelangi
Kluwung Kemiri Purworejo tahun pelajaran 2011/2012 mulai dari prasiklus,
siklus I, siklus II, dan siklus III dapat dilihat pada Gambar 4.9 berikut ini:
Gambar 4.9 Grafik Perbandingan Nilai Keterampilan Berbicara Anak Kelompok
B1 TK Pelangi Kluwung Prasiklus, Siklus I, Siklus II dan Siklus III
0
0.5
1
1.5
2
2.5
3
Prasiklus Siklus I Siklus II Siklus III
1.9
2.18
2.54
1.9
1.98
2.34
2.82 2.1
2.46
2.78
Pertemuan 1
Pertemuan 2
Pertemuan 3
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
101
Berdasarkan Gambar 4.9 menunjukkan hasil nilai keterampilan berbicara
mengalami perubahan atau peningkatanyang signifikan meskipun pada pertemuan
tertentu mengalami penurunan. Data hasil penilaian keterampilan berbicara pada
kondisi awal prasiklus sebesar 1,9, siklus I pertemuan 1 sebesar 1,9, Siklus I
pertemuan 2 sebesar 1,98, siklus I pertemuan 3 sebesar 2,1, siklus II pertemuan 1
sebesar 2,18, siklus II pertemuan 2 sebesar 2,34, siklus II pertemuan 3 sebesar
2,46, siklus III pertemuan 1 sebesar 2,54, siklus III pertemuan 2 sebesar 2,82,
siklus III pertemuan 3 sebesar 2,78. Nilai rata-rata data hasil keterampilan
berbicara disajikan dalam rata-rata keseluruhan yang dapat dilihat pada Tabel 4.10
berikut ini:
Tabel 4.10 Distribusi Nilai Rata-rata Keterampilan Berbicara Anak Kelompok B1
TK Pelangi Kluwung Kemiri Purworejo Pada Kondisi Awal, Siklus I,
Siklus II dan Siklus III
No Pembelajaran
Keterampilan
Berbicara
Kondisi
Awal
Setelah dilakukan Siklus
Siklus I Siklus II Siklus III
1 Nilai Rata-rata 1,9 2,18 2,45 2,74
Tabel 4.10 menunjukkan adanya peningkatan perolehan nilai rata-rata dari
setiap tindakan. Peningkatan nilai rata-rata hasil keterampilan berbicara pada anak
Kelompok B1 TK Pelangi Kluwung Kemiri Purworejo melalui penggunaan media
kartu bergambar atau flash card disajikan pada Gambar 4.10 di bawah ini:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
102
0
0.5
1
1.5
2
2.5
3
Prasiklus Siklus I Siklus II Siklus III
1.9
2.18 2.45 2.74
Sk
or
Pelaksanaan Tindakan
Gambar 4.10 Grafik Hasil Nilai Rata-rata Keterampilan Berbicara Pada Kondisi
Awal, Siklus I, Siklus II dan Siklus III
Secara garis besar jumlah anak yang mencapai nilai ketuntasan belajar
pada kondisi awal atau prasiklus, siklus I, siklus II dan siklus III dapat dilihat pada
Tabel 4.11 sebagai berikut:
Tabel 4.11 Ketuntasan Belajar Anak Kelompok B1 TK Pelangi Kluwung pada
Prasiklus, Siklus I, Siklus II dan Siklus III
No Ketuntasan Prasiklus Siklus I Siklus II Siklus III
Jml % Jml % Jml % Jml %
1 Tuntas 10 40 14 56 18 72 22 88
2 Belum
Tuntas 15 60 11 44 7 28 3 12
Berdasarkan tabel 4.11 di atas terlihat adanya ketuntasan belajar anak
kelompok B1 TK Pelangi Kluwung Kemiri Purworejo pada keterampilan
berbicara menggunakan media kartu bergambar atau flash card. Pada kondisi awal
atau prasiklus jumlah anak yang tuntas sebanyak 10 anak dari 25 anak atau
sebanyak 40%. Pada siklus I mengalami peningkatan menjadi 14 anak dari 25
anak atau sebanyak 56%. Pada siklus II mengalami peningkatan menjadi 18 anak
dari 25 anak atau sebanyak 72%. Pada siklus III mengalami peningkatan menjadi
22 anak dari 25 anak atau sebanyak 88%. Dari table 4.11 di atas dapat disajikan
dalam bentuk grafik pada Gambar 4.11 berikut ini:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
103
Gambar 4.11 Grafik Peningkatan Ketuntas Belajar Anak Kelompok B1
TKPelangi Kluwung Kemiri Purworejo pada Prsiklus, Siklus I,
siklus II dan Siklus III
D. Pembahasan
Berdasarkan perumusan masalah yang disebutkan, deskripsi tindakan tiap
siklus dan perbandingan hasil tindakan antar siklus berikut ini akan dikemukakan
pembahasan mengenai pelaksanaan kegiatan pembelajaran dengan menggunakan
media kartu bergambar atau flash card dalam meningkatkan keterampilan
berbicara anak kelompok B1 TK Pelangi Kluwung Kemiri Purwocrejo.
1. Pelaksanaan Kegiatan Pembelajaran dalam Meningkatkan Keterampilan
Berbicara
a. Kondisi Awal
Pelaksanaan kegiatan pada kondisi awal belum ada perlakuan. Proses
kegiatan pembelajaran dalam keterampilan berbicara belum menggunakan
media kartu bergambar atau flash card. Anak-anak hanya ditugaskan
mengurutkan gambar pada majalah yang tersedia dan tidak semua anak
diberi kesempatan untuk menceritakan gambar yang sudah diurutkan di
depan kelas sehingga keterampilan berbicara anak kurang.
0
5
10
15
20
25
Prasiklus Siklus I Siklus II Siklus III
40%
56%
72%
88%
Ju
mla
h A
nak
Pelaksanaan Tindakan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
104
Berdasarkan observasi kegiatan yang dilaksanakan mendapat nilai
hasil ketuntasan belajar rata-rata kelas sebesar 1,9 dengan jumlah anak
yang tuntas sebanyak 10 anak atau 40% dan 15 anak atau 60% dalam
kriteria belum tuntas.
b. Siklus I
Pelaksanaan kegiatan pada siklus I dalam keterampilan berbicara
melalui kegiatan bercerita. Anak-anak bercerita dalam kelompok yang
beranggotakan 4-5 anak. teman satu kelompok ditentukan oleh anak
secara bebas baik dengan teman satu kelompok meja maupun dengan
teman dari kelompok meja lain. Kegiatan dilakukan secara klasikal yaitu
maju satu kelompok dan teman-teman kelompok lain menjadi penonton
dan pendengar. Model pembelajaran yang dilakukantematik kooperatif
STAD.
Pelaksanaan kegiatan bercerita untuk meningkatkan keterampilan
berbicara memperoleh hasil pengamatan kinerja guru dengan skor 2,89.
Observasi pada aktivitas anak mendapat skor 2,76.
c. Siklus II
Pelaksanaan kegiatan pada siklus III dalam keterampilan berbicara
melalui kegiatan bercerita. Anak-anak bercerita secara individu yang
diawali dengan kegiatan permainan mengurutkan kartu bergambar atau
flash card. Anak-anak lain menjadi penonton serta memberikan semangat
sekaligus menjadi pendengar sambil mengerjakan LKA. Model
pembelajaran yang dilakukan kooperatif STAD dan Tematik.
Pelaksanaan kegiatan bercerita untuk meningkatkan keterampilan
berbicara memperoleh hasil pengamatan kinerja guru dengan skor 3,25.
Observasi pada aktivitas anak mendapat skor 3,18 dengan mengamati
tujuh variabel.
d. Siklus III
Pelaksanaan kegiatan pada siklus II dalam keterampilan berbicara
melalui kegiatan bercerita. Anak-anak bercerita secara individu sesuai
dengan kartu bergambar atau flash card yang sudah dimodifikasi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
105
Kegiatan dilakukan secara klasikal yaitu maju satu kelompok dan dalam
bentuk permainan. Teman-teman kelompok lain menjadi penonton dan
pendengar sambil mengerjakan LKA. Model pembelajaran yang
digunakan tematik (area).
Pelaksanaan kegiatan bercerita untuk meningkatkan keterampilan
berbicara memperoleh hasil pengamatan kinerja guru dengan skor 3,47.
Observasi pada aktivitas anak mendapat skor 3,42 dengan mengamati
tujuh variabel.
2. Keterampilan Berbicara
Pelaksanaan kegiatan pembelajaran dalam meningkatkan keterampilan
berbicara anak kelompok B1 TK Pelangi Kluwung Kemiri Purworejo dengan
menggunakan media kartu bergambar atau flash card dilaksanakan dalam tiga
siklus. Setiap siklus terdiri dari tiga kali peretemuan. Format penilaian
keterampilan berbicra anak, format aktivitas anak dan format kinerja guru
dalam pembelajaran digunakan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar
anak dan kualitas pembelajaran yang telah dilaksanakan. Metode laian yag
digunakan untuk mengetahui efektifitas penggunaan media kartu bergambar
atau flash card dalam proses kegiatan pembelajaran yaitu metode wawancara
yang dilakukan sebelum tindakan dan sesudah tindakan.
Hasil pengamatan dan analisis data menunjukkan bahwa keterampilan
berbicara anak kelompok B1 TK Pelangi Kluwung Kemiri Purworejo
mengalami peningkatan. Penilaian keterampilan berbicara terbagi menjadi 5
indikator penilaian yaitu penambahan kosa kata baru yang diucapkan,
ketepatan bercerita sesuai dengan kartu bergambar, intonasi dan pelafalan
yang jelas, lancar dalam bercerita, dan kenyaringan suara. Hal ini ditunjukkan
data yang menunjukkan hasil pencapaian ketuntasan anak dan nilai rata-rata
yang dicapai. Kondisi awal ketuntasan anak mencapai 40% atau 10 anak
dengan nilai rata-rata kelas sebesar 1,9, siklus I mencapai 56% atau 14 anak
dengan nilai rata-rata kelas sebesar 2,18, siklus II mencapai 72% atau 18 anak
dengan nilai rata-rata kelas 2,45 dan siklus III mencapai 88% atau 22 anak
dari 25 anak dengan nilai rata-rata kelas sebesar 2,74. Dari 25 anak masih ada
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
106
3 anak dengan nomor induk 410, 421 dan 423 yang belum mencapai kriteria
tuntas sehingga perlu dilakukan tindak lanjut. Peneliti memberi catatan
kepada guru kelas dan secara bersama-sama dilakukan bimbingan secara
khusus diluar tindakan penelitian sesuai dengan karakter masing-masing
anak. Bimbingan berupa bermain dengan kartu bergambar atau flash card
ketika anak sudah selesai melakukan proses kegiatan pembelajaran di kelas,
sehingga anak tidak mengtahui atau merasa bahwa dia sedang dibimbing.
Hasil penilaian dicatat pada buku penilaian kelas kelompok B1 bersama
dengan penilaian hasil penelitian sebelumnya. Kemudian dicatat buku
pelaporan penilaian perkembangan anak sebagai bentuk pertanggungjawaban
kepada orang tua atau wali.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
107
107
BAB V
SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dalam tiga siklus dengan
menggunakan media kartu bergambar atau flash card ternyata hipotesis yang
dirumuskan telah terbukti kebenarannya. Penggunaan media kartu bergambar atau
flash card dalam meningkatkan keterampilan berbicara anak kelompok B1 TK
Pelangi Kluwung Kemiri Purworejo dapat ditarik kesimpulan bahwa penggunaan
media kartu bergambar dapat meningkatkan keterampilan berbicara anak
kelompok B1 TK Pelangi Kluwung Kemiri Purworejo.
Peningkatan keberhasilan penelitian ini dibuktikan dengan meningkatnya
nilai keterampilan berbicara pada setiap siklus. Pada prasiklus atau kondisi awal
nilai rata-rata keterampilan berbicara sebesar 1,9. Pada siklus I rata-rata nilai
keterampilan berbicara meningkat menjadi sebesar 2,18, siklus II rata-rata nilai
keterampilan berbicara meningkat menjadi sebesar 2,45 dan siklus III rata-rata
meningkat menjadi 2,74. Ketuntasan belajar anak berdasarkan kriteria ketuntasan
yaitu ≥ 2,0, pada prasiklus atau kondisi awal sebanyak 10 anak dari 25 anak atau
sebanyak 40%. Pada siklus I meningkat menjadi 14 anak dari 25 anak atau
sebanyak 56%. Pada siklus II meningkat menjadi 18 anak dari 25 anak atau
sebanyak 72%, dan pada siklus III meningkat menjadi 22 anak dari 25 anak atau
sebanyak 88% sehingga hipotesis yang berbunyi “Penggunaan media kartu
bergambar (flash card) dapat meningkatkan keterampilan berbicara pada anak
kelompok B1 Semester II TK Pelangi Kluwung kemiri Purworejo” terbukti.
B. Implikasi
Penerapan kegiatan pembelajaran dan prosedur dalam penelitian ini
didasarkan pada pada kegiatan pembelajaran menggunakan media kartu
bergambar atau flash card dalam meningkatkan keterampilan berbicara melalui
kegiatan bercerita. Berdasarkan hasil penelitian terbukti media kartu bergambar
atau flash card dapat meningkatkan keterampilan berbicara. Sehubungan dengan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
108
penelitian ini maka dapat dikemukakan implikasi dari hasil penelitian sebagai
berikut:
1. Implikasi Teoritis
Di dalam menyajikan materi kegiatan pembelajaran, guru hendaknya
memilih media yang tepat agar anak dapat meningkatkan kualitas hasil proses
pembelajaran. Kegiatan pembelajaran dengan menggunakan media kartu
bergambar atau flash card dapat meningkatkan keterampilan berbicara anak
sebab media kartu bergambar atau flash card dapat menyajikan sesuatu yang
lebih konkret sehingga memudahkan anak untuk berimajinasi dan rangsangan
anak untuk berani bercerita, mengungkapkan pendapat dan berkomunikasi
dengan orang lain.
Penggunaan media kartu bergambar atau flash card dalam
meningkatkan keterampilan berbicara melalui kegiatan pembelajaran
bercerita mendorong anak untuk mengembangkan kreativitas, imajinasi,
keberanian serta melatih anak untuk menyampaikan sesuatu dari apa yang
telah dilihatnya secara lancar dan tepat. Pelaksanaan kegiatan pembelajaran
dengan menggunakan media kartu bergambar atau flash card yang dapat
digerakkan sesuka hati anak dalam bentuk permainan dapat memotivasi anak
untuk tertarik mengikuti kegiatan pembelajaran sehingga anak merasa senang
dan tidak membosankan.
Hasil penelitian memberikan informasi bagi guru untuk menggunakan
media yang tepat untuk meningkatkan aspek perkembangan bahasa
khususnya keterampilan berbicara. Penggunaan media kartu bergambar atau
flash card dalam meningkatkan keterampilan berbicara dapat dijadikan
pertimbangan untuk mengembangkan media pembelajaran dalam menunjang
proses kegiatan pembelajaran yang kondusif.
2. Implikasi Praktis
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai masukan bagi guru untuk
meningkatkan keefektifan dalam mengajar sehingga dapat meningkatkan
kualitas proses kegiatan pembelajaran terutama dalam aspek perkembangan
bahasa untuk meningkatkan keterampilan berbicara. Keterampilan berbicara
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
109
dapat ditingkatkan dengan menggunakan media kartu bergambar atau flash
card.
Berdasarkan hasil temuan penelitian yang dijelaskan pada bab IV, maka
penelitian ini dapat digunakan peneliti untuk membantu guru dalam
menghadapi permasalahan yang sejenis. Di samping itu, perlu penelitian lebih
lanjut tentang upaya untuk mempertahankan atau meningkatkan keterampilan
berbicara pada anak. Kegiatan pembelajaran dengan menggunakan media
kartu bergambar atau flash card pada hakikatnya dapat digunakan dan
dikembangkan oleh guru yang mengadapi hambatan dalam mengembangkan
keterampilan berbicara pada anak taman kanak-kanak. Kendala-kendala yang
muncul harus diatasi untuk mendukung keberhasilan suatu kegiatan
pembelajaran.
C. Saran
Berdasarkan pada simpulan dan implikasi hasil penelitian, serta dalam
rangka menyumbangkan pemikiran bagi guru dalam upaya meningkatkan
keterampilan berbicara dengan menggunakan media kartu bergambara atau flash
card, maka dapat disimpulkan saran-saran sebagai berikut:
1. Bagi Siswa
Siswa harus lebih mengembangkan keberanian diri, tidak merasa takut,
kreatif, mau berimajinasi untuk mengluarkan pendapat dengan orang lain.
Siswa harus lebih aktif belajar dan meningkatkan keberanian menyampaikan
gagasan dalam kegiatan pembelajaran untuk menambah pengetahuan dan
meningkatkan kualitas diri.
2. Bagi Guru
Guru hendaknya selalu berusaha untuk meningkatkan kualitas proses
pembelajaran dan kualitas profesional dengan merancang suatu pembelajaran
yang kreatif dan inovatif sehingga anak akan lebih antusias dalam mengikuti
kegiatan pembelajaran. Selain itu, sebagai guru hendaknya mampu
mengembangkan media pembelajaran untuk meningkatkan semua aspek
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
110
perkembangan yang ada. Penggunaan media kartu bergambar atau flash card
tidak hanya digunakan dalam meningkatkan keterampilan berbicara melalui
kegiatan bercerita, akan tetapi dapat digunakan dalam materi kegiatan lain
yang dapat membantu terlaksananya kegiatan pembelajaran.
3. Bagi Sekolah
Sekolah hendaknya selalu meningkatkan kualitas tenaga pendidiknya
dengan memberikan pelatihan bagi guru agar dapat memilih dan
menggunakan media pembelajaran yang tepat sehingga dapat meningkatkan
kualitas proses pembelajaran. Selain itu, tujuan pembelajaran akan tercapai
sesuai dengan yang diharapkan.
4. Bagi Peneliti Lain
Peneliti yang hendak mengkaji permasalahan yang sama hendaknya lebih
cermat dan lebih mengupayakan pengkajian teori-teori yang berkaitan dengan
pembelajaran yang menggunakan media pembelajaran kartu bergambar (flash
card) guna melengkapi kekurangan yang ada serta sebagai salah satu
alternatif dalam penelitian ini agar diperoleh hasil yang lebih baik.