digilib.uns.ac.id/pengg… · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user penggunaan...

116
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGGUNAAN METODE DISCOVERY-INKUIRI TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN KREATIVITAS SISWA KELAS V DALAM PEMBELAJARAN IPA SD NEGERI 01 ALASTUWO KECAMATAN KEBAKKRAMAT KABUPATEN KARANGANYAR TAHUN AJARAN 2011/2012 SKRIPSI Oleh : YUNITA AYU PRABAWATI NIM. K7108071 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA JUNI 2012

Upload: others

Post on 14-Nov-2020

6 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: digilib.uns.ac.id/Pengg… · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGGUNAAN METODE DISCOVERY-INKUIRI TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN KREATIVITAS SISWA KELAS V …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

PENGGUNAAN METODE DISCOVERY-INKUIRI TERBIMBING

UNTUK MENINGKATKAN KREATIVITAS SISWA KELAS V

DALAM PEMBELAJARAN IPA SD NEGERI 01 ALASTUWO

KECAMATAN KEBAKKRAMAT KABUPATEN KARANGANYAR

TAHUN AJARAN 2011/2012

SKRIPSI

Oleh :

YUNITA AYU PRABAWATI

NIM. K7108071

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

JUNI 2012

Page 2: digilib.uns.ac.id/Pengg… · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGGUNAAN METODE DISCOVERY-INKUIRI TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN KREATIVITAS SISWA KELAS V …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 3: digilib.uns.ac.id/Pengg… · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGGUNAAN METODE DISCOVERY-INKUIRI TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN KREATIVITAS SISWA KELAS V …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

PENGGUNAAN METODE DISCOVERY-INKUIRI TERBIMBING

UNTUK MENINGKATKAN KREATIVITAS SISWA KELAS V

DALAM PEMBELAJARAN IPA SD NEGERI 01 ALASTUWO

KECAMATAN KEBAKKRAMAT KABUPATEN KARANGANYAR

TAHUN AJARAN 2011/2012

Oleh :

YUNITA AYU PRABAWATI

NIM. K7108263

SKRIPSI

diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan mendapatkan gelar

Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Jurusan Ilmu Pendidikan

FAKULTAS KEGURUAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

JUNI 2012

Page 4: digilib.uns.ac.id/Pengg… · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGGUNAAN METODE DISCOVERY-INKUIRI TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN KREATIVITAS SISWA KELAS V …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 5: digilib.uns.ac.id/Pengg… · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGGUNAAN METODE DISCOVERY-INKUIRI TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN KREATIVITAS SISWA KELAS V …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 6: digilib.uns.ac.id/Pengg… · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGGUNAAN METODE DISCOVERY-INKUIRI TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN KREATIVITAS SISWA KELAS V …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ABSTRAK

Yunita Ayu Prabawati. PENGGUNAAN METODE DISCOVERY INKUIRY TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN KREATIVITAS SISWA KELAS V DALAM PEMBELAJARAN IPA SDN 01 ALASTUWO, KECAMATAN KEBAKKRAMAT, KABUPATEN KARANGANYAR TAHUN AJARAN 2011/2012. Skripsi. Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta. 2012.

Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan kreativitas siswa kelas V dalam pembelajaran IPA SDN 01 Alastuwo, Kecamatan Kebakkramat, Kabupaten Karanganyar Tahun Ajaran 2011/2012 dengan menggunakan metode discovery inkuiry terbimbing.

Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas yang berisi alur penelitian yang dilaksanakan dua siklus dan dimulai dari perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah observasi, tes, wawancara dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan adalah model analisis interaktif, yaitu keterkaitan antara tiga komponen antara lain: reduksi data, sajian data, dan penarikan kesimpulan atau verifikasi.

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa penggunaan metode discovery inkuiry terbimbing dapat meningkatkan kreativitas dalam pembelajaran IPA pada siswa kelas V SD Negeri 01 Alastuwo, Kecamatan Kebakkramat, Kabupaten Karanganyar tahun ajaran 2011/2012. Pada saat pra tindakan nilai kreativitas rata-rata sebesar 63,86, pada siklus I meningkat menjadi 75,27, dan pada siklus II meningkat menjadi 86,96. Pada saat pra tindakan siswa yang tuntas sebanyak 9 siswa atau 39,14% dari jumlah keseluruhan 23 siswa. Pada siklus I prosentase ketuntasan menunjukkan peningkatan sebesar 21,73% yaitu dari siswa yang tuntas sebanyak 9 siswa atau 39,14% pada saat pra tindakan, meningkat menjadi 14 siswa atau 60,87% pada saat siklus I dari jumlah keseluruhan 23 siswa. Pada siklus II prosentase ketuntasan kembali menunjukkan peningkatan sebesar 21,74%, yaitu dari siswa yang tuntas sebanyak 14 siswa atau 60,87% pada saat siklus I, meningkat menjadi 19 siswa atau 82,61% pada saat siklus II dari jumlah keseluruhan 23 siswa. Dengan demikian, dapat diajukan suatu rekomendasi bahwa pembelajaran IPA dengan menggunakan metode discovery inkuiry terbimbing dapat meningkatkan kreativitas siswa kelas V SD Negeri 01 Alastuwo, Kecamatan Kebakkramat, Kabupaten Karanganyar tahun ajaran 2011/ 2012.

Page 7: digilib.uns.ac.id/Pengg… · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGGUNAAN METODE DISCOVERY-INKUIRI TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN KREATIVITAS SISWA KELAS V …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ABSTRACT

Yunita Ayu Prabawati. EMPLOYING GUIDED DISCOVERY INKUIRY METHOD TO INCREASE THE CREATIVITY OF THE FIFTH GRADE STUDENTS IN SCIENCE LEARNING SDN 01 ALASTUWO, KEBAKKRAMAT, KARANGANYAR 2011/2012 ACADEMIC YEAR. Thesis. Surakarta: Teacher Training and Education Faculty Sebelas Maret University 2012.

The purpose of the research is to increase creativity of the fifth grade students in science learning with employing guided discovery inkuiry methods at the fifth year of SDN 01 Alastuwo, Kebakkramat, Karanganyar 2011/2012 Academic Year.

This research is classroom action research and it contains of two cycle and starts with planning, action, observation, and reflection. Techniques of data collection were observation, tests, interviews and documentation. The technique of data analysis, researher used interactive analysis method model, that is relation of three component: collecting the data or data reduction, presenting the data, and conclusion or verifikasi.

Based on the research results can be concluded that the use of the method of guided discovery inkuiry can enhance creativity in science learning in fifth year of SDN 01 Alastuwo, Kebakkramat, Karanganyar 2011/2012 Acasemic Year. This is evidenced by the increasing creativity of before and after implementation of the action. At the pre-action value of creativity by an average of 63.86, the cycle I increased to 75.27, and the second cycle increased to 86.96. While for the classical completeness precentage is 65 according to minimal passing grade. When the pre-action students who completed as many as 9 students or 39.14% of the total 23 students. On the percentage of completeness cycle I showed an increase of 21.73%, from students to complete as many as 7 students or 39.14% during the pre action, increasing to 14 students or 60.87% at the time of the cycle I of the total number of 23 students. And the next cycle , called cycle II the percentage of completeness again showed an increase of 21.74%, that of students who completed a total of 14 students or 60.87% during cycle I, increased to 19 students or 82.61% during the cycle II of the total number of 23 students . Thus, it can be put forward a recommendation that learning science by using the method of guided discovery inkuiry can enhance creativity in fifth year of SDN 01 Alastuwo, Kebakkramat, Karanganyar 2011/2012 Academic Year

Page 8: digilib.uns.ac.id/Pengg… · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGGUNAAN METODE DISCOVERY-INKUIRI TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN KREATIVITAS SISWA KELAS V …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

MOTTO

Sesungguhnya dibalik kesulitan pasti ada kemudahan, maka apabila kamu telah

selesai dari suatu urusan kerjakanlah sungguh-sungguh urusan yang lain.

(QS. Alam Nasrah : 6-7)

Belajar dari kesalahan-kesalahan untuk mencapai suatu kesempurnaan.

(Mario Teguh Word)

Pada saat sebuah pintu sukses tertutup, pintu sukses yang lain akan segera

terbuka.

(Yunita)

Ilmu adalah cahaya dari segala cahaya untuk menuntun seseorang dari kegelapan.

(Yunita)

Page 9: digilib.uns.ac.id/Pengg… · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGGUNAAN METODE DISCOVERY-INKUIRI TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN KREATIVITAS SISWA KELAS V …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

PERSEMBAHAN

Kupersembahkan skripsi ini untuk:

Kedua orang tuaku tercinta (Hari Supriyadi, S.Pd dan Muryanti Prasetya N)

yang telah memberikan doa, motivasi, bimbingan dan kasih sayang yang tiada

taranya. Kasihmu tak pernah berkesudahan

selalu menyertai setiap langkah hidupku.

Adikku (Octana Angga Pribadi)

yang selalu mengasihiku dan selalu ada dalam suka maupun duka, selalu menjadi

penolong dalam menghadapi setiap rintangan.

Teman-teman terbaikku ( Vita, Resa, Woid, Tomy, Ndaru, Yuyun, Wury, Pipit)

terimakasih karena senantiasa mendorong langkahku, memberi motivasi, bantuan,

semangat yang kalian berikan begitu berharga.

Kalian terbaik!

Mahasiswa PGSD FKIP UNS Kelas F angkatan 2008

kalian selalu memberikan arti dalam hidupku dan selalu membuatku tersenyum

dalam menghadapi apapun.

PGSD FKIP Universitas Sebelas Maret Surakarta

almamaterku tercinta

tempatku menimba ilmu untuk masa depan bangsa yang lebih baik.

Page 10: digilib.uns.ac.id/Pengg… · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGGUNAAN METODE DISCOVERY-INKUIRI TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN KREATIVITAS SISWA KELAS V …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

KATA PENGANTAR

Puji syukur dan terima kasih penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa

atas limpahan berkat dan kasih-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

penulisan skripsi dengan judul Penggunaan Metode Discovery Inkuiry

Terbimbing untuk Meningkatkan Kreativitas Siswa Kelas V dalam

Pembelajaran IPA SD Negeri 01 Alastuwo Kecamatan Kebakkramat

Penulisan skripsi ini diajukan untuk memenuhi salah satu syarat guna

memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada program Pendidikan Guru Sekolah

Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret

Surakarta.

Penulis tidak akan dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini tanpa

bantuan dari beberapa pihak. Pada kesempatan yang berbahagia ini penulis ingin

menyampaikan rasa terima kasih kepada:

1. Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd selaku Dekan Fakultas Keguruan

dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

2. Drs. Rusdiana Indianto, M.Pd selaku Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

3. Drs. Hadi Mulyono, M.Pd selaku Ketua Program Studi PGSD Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

4. Drs. Hasan Mahfud, M.Pd selaku Sekretaris Program Studi PGSD Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan.

5. Dra. Kartono, M.Pd selaku Dosen Pembimbing I yang mengarahkan dan

membimbing dengan sabar hingga selesainya skripsi ini.

6. Drs. Joko Daryanto, S.Sn, M.Sn selaku Dosen Pembimbing II yang

mengarahkan dan membimbing dengan sabar hingga selesainya skripsi ini.

7. Bapak Supartono, S.Pd selaku Kepala SD Negeri 01 Alastuwo Kebakkramat

yang telah memberikan ijin dan tempat penelitian kepada penulis.

8. Ibu Sukarti, S. Pd selaku guru kelas V SD Negeri 01 Alastuwo Kebakkramat

yang telah membantu dalam pelaksanaan penelitian.

Page 11: digilib.uns.ac.id/Pengg… · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGGUNAAN METODE DISCOVERY-INKUIRI TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN KREATIVITAS SISWA KELAS V …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9. Keluarga besar SD Negeri 01 Alastuwo Kebakkramat yang memberi motivasi

dan bantuan.

10. Keluarga tercinta yang selalu memberikan doa dan motivasi.

11. Semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini masih banyak

kekurangan. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang

membangun untuk perbaikan penulis di kemudian hari. Penulis berharap bahwa

penulisan skripsi ini dapat memberikan manfaat membantu perkembengan ilmu

pengetahuan dan pendidikan terutama di Sekolah Dasar. Terima Kasih.

Surakarta, Juni 2012

Penulis

Page 12: digilib.uns.ac.id/Pengg… · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGGUNAAN METODE DISCOVERY-INKUIRI TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN KREATIVITAS SISWA KELAS V …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ......................................................................................

HALAMAN PERNYATAAN ........................................................................

HALAMAN PENGAJUAN ............................................................................

HALAMAN PERSETUJUAN .......................................................................

HALAMAN PENGESAHAN .........................................................................

HALAMAN ABSTRAK .................................................................................

HALAMAN MOTTO ......................................................................................

HALAMAN PERSEMBAHAN .....................................................................

KATA PENGANTAR .....................................................................................

DAFTAR ISI ...................................................................................................

DAFTAR TABEL ...........................................................................................

DAFTAR GAMBAR .......................................................................................

DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................

A. Latar Belakang Masalah ......................................................................

B. Rumusan Masalah ................................................................................

C. Tujuan Penelitian .................................................................................

D. Manfaat Penelitian ...............................................................................

BAB II LANDASAN TEORI ..........................................................................

A. Kajian Pustaka .....................................................................................

1. Kreativitas .....................................................................................

a. Pengertian Kreativitas .............................................................

b. Aspek-Aspek Kreativitas .........................................................

c. Ciri-Ciri Afektif Kreativitas ....................................................

d. Ciri-Ciri Pribadi Kreatif ...........................................................

e. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kreativitas ......................

f. Strategi 4P dalam Pengembangan Kreativitas .........................

g. Jenis Alat untuk Mengukur Potensi Kreatif .............................

i

ii

iii

iv

v

vi

vii

ix

x

xii

xv

xvi

xvii

1

1

5

5

5

7

7

7

7

9

11

13

15

17

19

Page 13: digilib.uns.ac.id/Pengg… · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGGUNAAN METODE DISCOVERY-INKUIRI TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN KREATIVITAS SISWA KELAS V …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

h. Alat Ukur Kreativitas di Indonesia .........................................

2. Metode Discovery Inkuiry Terbimbing dalam Pembelajaran IPA

a. Pengertian Metode ...................................................................

b. Discovery Inkuiry Terbimbing .................................................

c. Penerapan Metode Discovery Inkuiry Terbimbing dalam

Pembelajaran IPA ....................................................................

B. Penelitian yang Relevan ......................................................................

C. Kerangka Berpikir ...............................................................................

D. Hipotesis Tindakan ..............................................................................

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ........................................................

A. Tempat dan Waktu Penelitian ..............................................................

B. Subyek Penelitian ................................................................................

C. Bentuk dan Strategi Penelitian ............................................................

D. Sumber Data ........................................................................................

E. Teknik Pengumpulan Data ..................................................................

F. Validitas Data ......................................................................................

G. Analisis Data ........................................................................................

H. Indikator Kinerja Penelitian .................................................................

I. Prosedur Penelitian .............................................................................

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .................................

A. Hasil Penelitian.....................................................................................

1. Deskripsi Lokasi Penelitian............................................................

2. Deskripsi Permasalahan Penelitian ...............................................

a. Pre Test ....................................................................................

b. Siklus I .....................................................................................

c. Siklus II ....................................................................................

3. Deskripsi Hasil Penelitian ..............................................................

B. Pembahasan Hasil Penelitian ...............................................................

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN ........................................

A. Simpulan ..............................................................................................

B. Implikasi ..............................................................................................

20

23

23

24

34

39

41

43

44

44

45

45

46

47

49

50

52

53

58

58

58

59

59

62

75

88

91

95

95

95

Page 14: digilib.uns.ac.id/Pengg… · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGGUNAAN METODE DISCOVERY-INKUIRI TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN KREATIVITAS SISWA KELAS V …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

C. Saran ....................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................

LAMPIRAN ....................................................................................................

96

98

101

Page 15: digilib.uns.ac.id/Pengg… · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGGUNAAN METODE DISCOVERY-INKUIRI TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN KREATIVITAS SISWA KELAS V …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Jadwal Penelitian ...........................................................................

Tabel 2. Distribusi Frekuensi Nilai Tes Kreativitas Sebelum Diterapkan

Metode Discovery Inkuiry Terbimbing .........................................

Tabel 3. Aktivitas Siswa Siklus I .................................................................

Tabel 4. Hasil Tes Kreativitas Sebelum Tindakan dan Siklus I ..................

Tabel 5. Perbandingan Nilai Aktivitas dan Tes Kreativitas Sebelum dan

Sesudah Tindakan Siklus I ............................................................

Tabel 6. Distribusi Frekuensi Nilai Tes Kreativitas Siklus I ......................

Tabel 7. Perbandingan Ketuntasan Kreativitas Siswa Kelas V SD Negeri

01 Alastuwo antara Sebelum dan Sesudah Tindakan Siklus I ......

Tabel 8. Aktivitas Siswa Siklus II ...............................................................

Tabel 9. Hasil Tes Kreativitas Siswa Siklus I dan Siklus II ........................

Tabel 10. Perbandingan Nilai Aktivitas dan Tes Kreativitas Siswa Siklus

I dan Siklus II ..............................................................................

Tabel 11. Distribusi Frekuensi Nilai Tes Kreativitas Siswa Siklus II ........

Tabel 12. Perbandingan Ketuntasan Kreativitas Siswa Kelas V SD Negeri

01 Alastuwo antara Siklus I dan Siklus II ...................................

Tabel 13. Perbandingan Ketuntasan Pre Tes, Siklus I, dan Siklus II ..........

45

62

72

72

73

74

75

85

86

86

88

89

94

Page 16: digilib.uns.ac.id/Pengg… · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGGUNAAN METODE DISCOVERY-INKUIRI TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN KREATIVITAS SISWA KELAS V …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Alur Kerangka Berpikir Penelitian Tindakan Kelas .................

Gambar 2. Siklus dalam Penelitian Tindakan Kelas ..................................

Gambar 3. Model Analisis Interaktif ..........................................................

Gambar 4. Grafik Frekuensi Nilai Tes Kreativitas Sebelum Diterapkan

Metode Discovery Inkuiry Terbimbing ...................................

Gambar 5. Grafik Perbandingan Nilai Akhir Kreativitas Sebelum

Tindakan dan Siklus I ...............................................................

Gambar 6. Grafik Frekuensi Nilai Tes Kreativitas Siswa Kelas V Siklus

I ................................................................................................

Gambar 7. Grafik Perbandingan Ketuntasan Kreativitas Siswa antara Pra

Siklus dan Siklus I ....................................................................

Gambar 8. Grafik Perbandingan Nilai Akhir Aktivitas dan Nilai Tes

Kreativitas Siswa antara Siklus I dan Siklus II ........................

Gambar 9. Grafik Frekuensi Nilai Tes Kreativitas Siswa Siklus II

...................................................................................................

Gambar 10. Grafik Perbandingan Nilai Ketuntasan Kreativitas Siswa

Sikus II .....................................................................................

Gambar 11. Grafik Perbandingan Ketuntasan Pre Test, Siklus I dan

Siklus II ....................................................................................

44

47

52

62

73

74

76

87

88

89

95

Page 17: digilib.uns.ac.id/Pengg… · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGGUNAAN METODE DISCOVERY-INKUIRI TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN KREATIVITAS SISWA KELAS V …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Silabus Pembelajaran Siklus I Pertemuan Pertama ...............

Lampiran 2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I Pertemuan

Pertama ................................................................................

Lampiran 3. Silabus Pembelajaran Siklus I Pertemuan Kedua ..................

Lampiran 4. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I Pertemuan

Kedua ...................................................................................

Lampiran 5. Silabus Pembelajaran Siklus II Pertemuan Pertama ..............

Lampiran 6. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II Pertemuan

Pertama ................................................................................

Lampiran 7. Silabus Pembelajaran Siklus II Pertemuan Kedua ................

Lampiran 8. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II Pertemuan

Kedua ...................................................................................

Lampiran 9. Lembar Kerja Siswa Siklus I .................................................

Lampiran 10. Lembar Kerja Siswa Siklus II ...............................................

Lampiran 11. Contoh Hasil Evaluasi Siswa Siklus I Pertemuan Pertama ...

Lampiran 12. Contoh Hasil Evaluasi Siswa Siklus I Pertemuan Kedua .....

Lampiran 13. Contoh Hasil Evaluasi Siswa Siklus II Pertemuan Pertama .

Lampiran 14. Contoh Hasil Evaluasi Siswa Siklus II Pertemuan Kedua ....

Lampiran 15. Format Tes Kreativitas Siswa ...............................................

Lampiran 16. Instrumen Aktivitas Guru .....................................................

Lampiran 17. Format Aktivitas Belajar Siswa ............................................

Lampiran 18. Pedoman Wawancara Sebelum Diterapkan Metode

Discovery Inkuiry Terbimbing ............................................

Lampiran 19. Pedoman Wawancara Setelah Diterapkan Metode

Discovery Inkuiry Terbimbing ............................................

Lampiran 20. Instrumen Tes Kreativitas Siklus I .......................................

Lampiran 21. Kisi-kisi Soal Siklus I ...........................................................

Lampiran 22. Rubrik Penilaian Siklus I ......................................................

102

103

110

112

122

125

135

138

146

147

148

149

150

151

152

155

158

160

162

164

166

167

Page 18: digilib.uns.ac.id/Pengg… · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGGUNAAN METODE DISCOVERY-INKUIRI TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN KREATIVITAS SISWA KELAS V …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Lampiran 23. Instrumen Tes Kreativitas Siklus II ......................................

Lampiran 24. Kisi-kisi Soal Siklus II ..........................................................

Lampiran 25. Rubrik Penilaian Siklus II......................................................

Lampiran 26. Hasil Tes Kreativitas Sebelum Tindakan ..............................

Lampiran 27. Hasil Tes Kreativitas Siklus I ................................................

Lampiran 28. Hasil Tes Kreativitas Siklus II .............................................

Lampiran 29. Rekapitulasi Hasil Tes Kreativitas Siswa .............................

Lampiran 30. Contoh Hasil Tes Kreativitas Siswa Siklus I dengan Nilai

Terendah ..............................................................................

Lampiran 31. Contoh Hasil Tes Kreativitas Siswa Siklus I dengan Nilai

Tertinggi ...............................................................................

Lampiran 32. Contoh Hasil Tes Kreativitas Siswa Siklus II dengan Nilai

Terendah ..............................................................................

Lampiran 33. Contoh Hasil Tes Kreativitas Siswa Siklus II dengan Nilai

Tertinggi ...............................................................................

Lampiran 34. Hasil Pengamatan Aktivitas Belajar Siswa Sebelum

Tindakan ..............................................................................

Lampiran 35. Hasil Pengamatan Aktivitas Belajar Siswa Siklus I

Pertemuan Pertama ..............................................................

Lampiran 36. Hasil Pengamatan Aktivitas Belajar Siswa Siklus I

Pertemuan Kedua .................................................................

Lampiran 37. Rekapitulasi Hasil Pengamatan Aktivitas Belajar Siswa

Siklus I .................................................................................

Lampiran 38. Contoh Hasil Pengamatan Aktivitas Belajar Siswa Siklus I

Pertemuan Pertama ..............................................................

Lampiran 39. Contoh Hasil Pengamatan Aktivitas Belajar Siswa Siklus I

Pertemuan Kedua .................................................................

Lampiran 40. Hasil Pengamatan Aktivitas Belajar Siswa Siklus II

Pertemuan Pertama ..............................................................

Lampiran 41. Hasil Pengamatan Aktivitas Belajar Siswa Siklus II

Pertemuan Kedua .................................................................

168

170

171

172

174

176

178

179

180

181

181

182

184

186

188

189

191

193

194

Page 19: digilib.uns.ac.id/Pengg… · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGGUNAAN METODE DISCOVERY-INKUIRI TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN KREATIVITAS SISWA KELAS V …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Lampiran 42. Rekapitulasi Hasil Pengamatan Aktivitas Belajar Siswa

Siklus II ................................................................................

Lampiran 43. Contoh Hasil Pengamatan Aktivitas Belajar Siswa Siklus II

Pertemuan Pertama ..............................................................

Lampiran 44. Contoh Hasil Pengamatan Aktivitas Belajar Siswa Siklus II

Pertemuan Kedua .................................................................

Lampiran 45. Hasil Pengamatan Aktivitas Guru Siklus I Pertemuan

Pertama ................................................................................

Lampiran 46. Hasil Pengamatan Aktivitas Guru Siklus I Pertemuan

Kedua ...................................................................................

Lampiran 47. Rekapitulasi Hasil Pengamatan Aktivitas Guru Siklus I ......

Lampiran 48. Hasil Pengamatan Aktivitas Guru Siklus II Pertemuan

Pertama ................................................................................

Lampiran 49. Hasil Pengamatan Aktivitas Guru Siklus II Pertemuan

Kedua ...................................................................................

Lampiran 50. Rekapitulasi Hasil Pengamatan Aktivitas Guru Siklus II .....

Lampiran 51. Hasil Pengamatan Siswa Dalam Kelompok Siklus I

Pertemuan Kedua .................................................................

Lampiran 52. Hasil Pengamatan Siswa Dalam Kelompok Siklus II

Pertemuan Pertama ..............................................................

Lampiran 53. Hasil Wawancara Sebelum Diterapkan Metode Discovery

Inkuiry Terbimbing ..............................................................

Lampiran 54. Hasil Wawancara Setelah Diterapkan Metode Discovery

Inkuiry Terbimbing ..............................................................

Lampiran 55. Insrumen Tes Kreativitas Pre Test ........................................

Lampiran 56. Contoh Pekerjaan Siswa Pre Test .........................................

Lampiran 57. Foto Kegiatan Selama Pembelajaran ....................................

197

200

203

206

209

212

215

218

221

224

226

228

231

234

235

236

Page 20: digilib.uns.ac.id/Pengg… · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGGUNAAN METODE DISCOVERY-INKUIRI TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN KREATIVITAS SISWA KELAS V …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Kemajuan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi menuntut pengembangan

kemampuan siswa SD dalam bidang akademis, terutama pada lima bidang studi

yaitu PKn, Bahasa Indonesia, Matematika, IPA, dan IPS. Selain itu kemajuan

Ilmu Pengetahuan dan Teknologi juga sangat diperlukan untuk melanjutkan

belajar ke sekolah yang lebih tinggi maupun untuk mengembangkan bakat, minat,

kreativitas, dan menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Mata pelajaran IPA

dapat melatih keterampilan anak untuk berfikir secara kreatif dan inovatif. Dapat

dikatakan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan latihan awal bagi siswa

untuk berfikir dalam mengembangkan daya cipta dan minat siswa secara dini

kepada alam sekitarnya.

Pengembangan daya cipta dan minat siswa secara dini terhadap alam

sekitarnya dapat menunjang kemajuan perkembangan teknologi. Keberhasilan

pengajaran IPA ditentukan oleh berbagai hal antara lain, kemampuan guru dalam

mengelola proses belajar dan mengajar sehingga keterlibatan siswa dapat optimal,

kemampuan siswa dan kemampuan guru itu sendiri di dalam melaksanakan proses

belajar-mengajar yang bermakna sesuai dengan tujuan pengajaran IPA yang

terdapat dalam kurikulum. Siswa sebagai objek pengajaran, memiliki kemampuan

yang berbeda-beda, ada yang cerdas karena kemampuan berpikirnya tinggi, ada

pula yang kurang karena kemampuan berpikirnya rendah. Guru harus pandai-

pandai dalam menyampaikan materi kepada mereka, karena keragaman

kemampuan yang mereka miliki. Tugas guru adalah mengelola proses belajar

mengajar, sehingga terjadi interaksi aktif antara guru dengan siswa, dan juga

antara siswa dengan siswa. Interaksi tersebut sudah pasti akan mengoptimalkan

pencapaian tujuan yang telah dirumuskan.

Selama ini, kegiatan belajar mengajar di SD Negeri 01 Alastuwo lebih

banyak menghasilkan produk sehingga kurang mengajarkan proses. Hal ini

mungkin disebabkan karena guru kurang memahami atau kurang persiapan dalam

Page 21: digilib.uns.ac.id/Pengg… · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGGUNAAN METODE DISCOVERY-INKUIRI TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN KREATIVITAS SISWA KELAS V …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

mengajarkan proses pada siswanya. Salah satu kendala atau masalah pada

kurikulum IPA adalah kesenjangan antara dokumen kurikulum tertulis dengan

penerapan kurikulum di sekolah. Hal ini disebabkan karena akibat terjadinya

distorsi ketika sosialisasi kurikulum. Hal ini tampak pada pemahaman tujuan

pembelajaran yang mana mencakup ranah kognitif, afektif, dan psikomotor belum

seluruhnya diwujudkan oleh guru.

Berdasarkan wawancara dengan guru kelas mengenai pengalaman

mengajar tahun-tahun sebelumnya dan observasi dengan guru kelas saat mengajar

mata pelajaran IPA siswa kelas V SD Negeri 01 Alastuwo, terdapat beberapa

fakta pembelajaran yang terjadi pada siswa kelas V SD Negeri 01 Alastuwo.

Fakta-fakta tersebut antara lain adalah siswa memiliki kecenderungan diam dan

pasif yang terjadi pada saat pelajaran di kelas atau hanya beberapa siswa yang

terlihat aktif, siswa merasa malu dan tidak percaya diri untuk mengemukakan

pendapat atau pun saat menyampaikan jawaban dari suatu pertanyaan, kurangnya

keseriusan dan keaktifan siswa saat praktikum atau siswa cenderung main-main,

dan juga siswa kesulitan dalam memahami konsep-konsep dalam pembelajaran

IPA serta kaitannya dengan permasalahan dalam penerapan konsep di kehidupan

mereka sehari-harinya. Itu menunjukkan bahwa kreativitas yang dimiliki siswa

masih rendah atau kurang.

Kurangnya kreativitas yang dimiliki siswa itu disebabkan antara lain

karena tidak ada dorongan dari guru pada siswa, kurangnya kelancaran dan

keberanian dalam mengemukakan pendapat pada diri siswa, kurangnya

kepercayaan diri yang dimiliki siswa, guru kurang memberikan kesempatan

kepada siswa untuk berekspresi, adanya pemaksaan dan penekanan yang

diberikan kepada siswa dalam penyelesaian tugas. Dari alasan-alasan tersebut

perlu adanya upaya untuk meningkatkan kreativitas pada siswa. Kreativitas yang

dimiliki siswa perlu ditingkatkan karena kreativitas dapat meningkatkan prestasi

belajar siswa, selain itu siswa dapat berpikir kreatif dalam segala hal khususnya

dalam proses pembelajaran, melatih siswa untuk belajar mandiri dan berindak

penuh rasa percaya diri, serta siswa dapat bereksperimen dan bereksplorasi dalam

kegiatan pembelajaran.

Page 22: digilib.uns.ac.id/Pengg… · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGGUNAAN METODE DISCOVERY-INKUIRI TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN KREATIVITAS SISWA KELAS V …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Fakta lain yang ditemukan adalah dalam pembelajaran IPA pada kelas V

SD Negeri 01 Alastuwo menunjukkan bahwa guru cenderung menggunakan

metode konvensional yang terfokus pada ceramah, tanya jawab, dan pemberian

tugas. Penggunaan media untuk menunjang keberhasilan proses belajar mengajar

juga kurang. Hal lain yang tampak adalah guru hanya menunjukkan contoh media

kepada siswa tapi tidak melibatkan siswa dalam menyediakan dan menggunakan

media tersebut (siswa tidak disuruh untuk membawa media). Siswa hanya

terfokus pada media yang dimiliki guru sehingga pada saat pelajaran siswa harus

bergantian menggunakan media itu dengan siswa yang lain. Selain itu metode dan

pendekatan yang digunakan guru dalam proses belajar mengajar adalah siswa

hanya mendengarkan penjelasan dari guru saja dengan sedikit melibatkan siswa

dalam penggunaan media, siswa menjawab pertanyaan dari guru dengan jawaban

yang sekiranya menurut siswa benar, sedikitnya praktikum yang dilakukan guru

sehingga terbatasnya pengetahuan siswa tentang pembelajaran IPA. Disini

aktivitas yang dilakukan siswa hanya mendengarkan dan mencatat apa yang

dijelaskan guru sehingga proses pembelajaran cenderung membosankan dan

kurang menarik minat belajar siswa sehingga akan berakibat pada hasil belajar

siswa yang kurang.

Pembelajaran IPA semacam ini dapat diperbaiki dengan metode yang

lebih baik, salah satunya adalah dengan metode discovery-inkuiry terbimbing.

Metode discovery-inkuiry terbimbing adalah suatu metode yang pada dasarnya

dua metode pembelajaran yang saling berkaitan satu dengan yang lain. Inkuiry

artinya penyelidikan, sedangkan discovery adalah penemuan. Melalui

penyelidikan siswa akhirnya dapat menemukan berbagai hal. Guru memiliki peran

membimbing siswa melakukan kegiatan dengan memberi pertanyaan awal dan

mengarahkan pada suatu diskusi. Selain itu guru mempunyai peran aktif dalam

menentukan permasalahan dan tahap-tahap pemecahannya. Metode ini digunakan

bagi siswa yang kurang berpengalaman belajar sehingga siswa lebih berorientasi

pada bimbingan dan petunjuk guru hingga siswa dapat memahami konsep-konsep

pelajaran.

Page 23: digilib.uns.ac.id/Pengg… · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGGUNAAN METODE DISCOVERY-INKUIRI TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN KREATIVITAS SISWA KELAS V …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Penggunaan metode yang tepat tentunya hasil yang diharapkan juga akan

baik, keaktifan belajar siswa juga akan meningkat begitu juga dengan kreativitas

yang dimiliki siswa. Ketika penggunaan metode yang terfokus pada ceramah,

tanya jawab, dan pemberian tugas tingkat kreativitas yang dimiliki siswa sangat

rendah. Dari 23 siswa SD Negeri 01 Alastuwo yang ada, baru sebagian kecil yang

menunjukkan kreativitas selama mengikuti pembelajaran, yaitu sekitar 9 anak.

Walaupun siswa sudah banyak mendapatkan nilai diatas KKM yaitu 65 pada saat

mengikuti ulangan harian. Namun, untuk tingkat kreativitas yang mereka miliki

masih dibilang rendah. Di dalam kelompok, 9 anak tadi selalu menjadi bahan

penggerak jika dibandingkan dengan yang lainnya. Hal ini bisa dikatakan

kreativitas yang dimiliki siswa baru mencapai angka kira-kira 39,14 %.

Berdasarkan hal tersebut diatas penggunakan metode discovery-inkuiry

terbimbing diyakini dapat meningkatkan kreativitas belajar siswa dalam mata

pelajaran IPA karena inti dari suatu pendidikan yang mengembangkan seluruh

kepribadian adalah kreativitas. Selain itu keberhasilan belajar yang dicapai oleh

siswa merupakan suatu yang didambakan, diharapkan baik oleh siswa itu sendiri

maupun oleh orang tua, guru dan masyarakat. Untuk dapat mewujudkan

kreativitas pada siswa, guru dituntut mengajak anak didiknya memanfaatkan

alam sekitar sebagai sumber belajar. Alam sekitar merupakan sumber belajar yang

paling nyata dan tidak akan pernah habis digunakan sehingga dalam belajar siswa

dapat menemukan masalah sendiri dan menyesuaikannya dengan cara melihat,

meraba, mengecap, berbuat, mencoba, berfikir dan sebagainya. Pelajaran tidak

hanya bersifat intelektual melainkan juga bersifat emosional. Keberhasilan belajar

yang dicapai oleh siswa merupakan suatu yang didambakan, diharapkan baik oleh

siswa itu sendiri maupun oleh orang tua, guru dan masyarakat. Karena pada

hakikatnya, kegiatan belajar adalah kegiatan yang dilakukan oleh seseorang agar

memiliki kompetensi berupa keterampilan dan pengetahuan yang diperlukan. Hal

ini mengandung pengertian bahwa kegiatan mengajar yang dilakukan guru

menghadirkan proses belajar pada siswa yang berwujud perubahan tingkah laku,

perubahan keterampilan, kebiasaan, sikap, pengetahuan, pemahaman dan

apresiasi.

Page 24: digilib.uns.ac.id/Pengg… · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGGUNAAN METODE DISCOVERY-INKUIRI TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN KREATIVITAS SISWA KELAS V …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Berdasarkan uraian diatas, metode discovery-inkuiry terbimbing dalam

meningkatan kreativitas siswa dalam pembelajaran IPA memiliki beberapa

kelebihan. Kelebihan itu adalah siswa aktif dalam kegiatan belajar mengajar,

menimbulkan rasa puas bagi siswa, siswa akan dapat mentransfer pengetahuannya

dalam berbagai konteks, dan juga dapat melatih siswa belajar mandiri. Untuk

membuktikannya perlu dilakukan penelitian yang relevan tentang kreativitas

dalam pembelajaran IPA. Oleh karena itu, penelitian ini diberi judul

Discovery Inkuiry Terbimbing untuk Meningkatkan

Kreativitas Siswa Kelas V dalam Pembelajaran IPA SD Negeri 01 Alastuwo

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka peneliti merumuskan

masalah sebagai berikut : Apakah penggunaan metode discovery-inkuiry

terbimbing dapat meningkatkan kreativitas siswa kelas V dalam pembelajaran

IPA SD Negeri 01 Alastuwo Kecamatan Kebakkramat Kabupaten Karanganyar

Tahun Ajaran 2011-2012?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan masalah yang telah dirumuskan di atas, tujuan yang hendak

dicapai dalam penelitian ini adalah : Meningkatkan Kreativitas Siswa kelas V

dalam Pembelajaran IPA melalui penggunaan metode discovery-inkuiry

terbimbing SD Negeri 01 Alastuwo Kecamatan Kebakkramat Kabupaten

Karanganyar Tahun Ajaran 2011-2012.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

a. Sebagai bahan kajian peningkatan pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam

siswa Sekolah Dasar.

Page 25: digilib.uns.ac.id/Pengg… · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGGUNAAN METODE DISCOVERY-INKUIRI TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN KREATIVITAS SISWA KELAS V …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

b. Sebagai bahan kajian untuk memperkaya khasanah ilmu pengetahuan

khususnya mengenai pentingnya motode pembelajaran yang inovatif guna

meningkatkan kreativitas siswa.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Siswa

1) Meningkatnya kreativitas siswa khususnya dalam pembelajaran IPA.

2) Dengan meningkatnya kreativitas siswa, hasil belajar siswa juga akan

meningkat.

b. Bagi Guru

1) Meningkatkan ketrampilan dalam melaksanakan pembelajaran dengan

menggunakan metode dan model pembelajaran inovatif guna

meningkatkan motivasi serta kreativitas siswa.

2) Guru bisa menerapkan pembaharuan mengenai metode pembelajaran

yang menyenangkan demi tercapainya tujuan pembelajaran.

c. Bagi Sekolah

1) Meningkatkan kualitas sistem pembelajaran di sekolah khususnya di

SD Negeri 01 Alastuwo Kecamatan Kebakkramat Kabupaten

Karanganyar.

2) Tumbuhnya iklim pembelajaran yang kondusif di sekolah.

Page 26: digilib.uns.ac.id/Pengg… · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGGUNAAN METODE DISCOVERY-INKUIRI TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN KREATIVITAS SISWA KELAS V …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Kajian Pustaka

1. Kreativitas

a. Pengertian Kreativitas

Kreativitas merupakan unsur kebutuhan kekuatan sumber daya

manusia yang andal untuk menggerakkan kemajuan manusia dalam

penelusuran, pengembangan, dan penemuan-penemuan baru dalam bidang

ilmu pengetahuan dan teknologi, serta dalam semua bidang usaha manusia.

Selanjutnya, kreativitas penting untuk dikembangkan. Hal ini dikarenakan

setiap upaya manusia untuk mengembangkan diri dan memecahkan

masalah-masalah yang dihadapi dalam upaya mencapai kemajuan

memerlukan kreativitas. Jika anggota masyarakat tidak dapat menemukan

jawaban untuk mangatasi permasalahannya, maka ia akan mengalami

penderitaan, seperti keterbelakangan, kemiskinan, dan kebodohan.

Kreativitas adalah suatu kondisi, sikap, atau keadaan yang sangat khusus

sifatnya dan hampir tidak mungkin dirumuskan secara tuntas. Oleh karena

itu, mendefinisikan kreativitas tidaklah semudah menggunakan kata

tersebut.

Kreativitas dapat didefinisikan dalam beragam pernyataan,

tergantung siapa dan bagaimana menyorotinya. Keanekaragaman ini

kreativitas merupakan ranah psikologis yang kompleks dan

multidimensional yang mengundang berbagai tafsiran yang beragam.

Kedua, beragam kreativitas memberikan tekanan yang berbeda-beda,

tergantung dasar teori yang menjadi acuan pembuat definisi. Hal ini

membuat tidak ada suatu definisi ataupun teori yang dapat mewakili dalam

menjelaskan secara menyeluruh fenomena yang begitu kompleks dan

multidimensi.

Page 27: digilib.uns.ac.id/Pengg… · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGGUNAAN METODE DISCOVERY-INKUIRI TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN KREATIVITAS SISWA KELAS V …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Nur Ghufron (2010: 102), kreativitas adalah prestasi yang istimewa

dalam menciptakan sesuatu yang baru berdasarkan bahan, informasi, data

atau elemen-elemen yang sudah ada sebelumnya menjadi hal-hal yang

bermakna dan bermanfaat, menemukan cara-cara pemecahan masalah

yang tidak dapat ditemukan oleh kebanyakan orang, ide-ide baru dan

melihat adanya berbagai kemungkinan.

Clark Moustakis dalam Utami Munandar (2009: 18) menyatakan

kreativitas adalah pengalaman mengekspresikan dan mengaktualisasikan

identitas individu dalam bentuk terpadu dalam hubungan dengan diri

sendiri, dengan alam, dan dengan orang lain.

Paul R. Burder (1999: 260) mendefinisikan pengertian kreativitas

sebagai berikut :

Creativity is defined by Torrance (1962) as the process of creating ideas or hypotheses concerning these ideas, testing the hypotheses, modifying and retesting the hypotheses, and communicating the result. Highly creative individuals sometimes demonstrate characteristics that are not always liked by other, such as independence of thought and judgment, courage of convictions, skepticism toward the voice of authority, and displays of nonconformity. Secara garis besar pernyataan itu dapat disimpulkan: Kreativitas adalah proses penciptaan ide atau hipotesis, pengujian hipotesis, memodifikasi dan mengkomunikasikan hasilnya. Indivdu kreatif menunjukkan karakteristik berbeda dari yang lain. Munandar dalam Trianto (2007: 136) merumuskan kreativitas

sebagai kemampuan berdasarkan data atau informasi yang tersedia,

menemukan banyak kemungkinan jawaban terhadap suatu masalah

dimana penekanannya pada kuantitas, ketepatgunaan, dan beragam

jawaban. Makin banyak kemungkinan jawaban yang dapat diberikan

terhadap suatu masalah makin kreativitas seseorang. Tentu saja jawaban

harus sesuai dengan masalahnya.

Reni Akbar Hawadi (2001: 11), kreativitas merupakan kemampuan

seseorang untuk menciptakan suatu yang baru sama sekali atau kombinasi

yang relatif berbeda dengan yang sudah ada atau yang sudah lazim.

Page 28: digilib.uns.ac.id/Pengg… · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGGUNAAN METODE DISCOVERY-INKUIRI TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN KREATIVITAS SISWA KELAS V …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Pengertian kreativitas adalah :

Creativity refers to the phenomenon whereby a person creates something new (a product, solution, artwork, literary work, joke, etc.) that has some kind of value. What counts as "new" may be in reference to the individual creator, or to the society or domain within which the novelty occurs. What counts as "valuable" is similarly defined in a variety of ways. Maksud dari pernyataan di atas adalah, Kreativitas mengacu pada fenomena dimana seseorang menciptakan sesuatu yang baru (produk, solusi, karya seni, karya sastra, lelucon, dll) yang memiliki beberapa jenis nilai. Apa yang dianggap sebagai "baru" mungkin mengacu pada pencipta individu, atau masyarakat atau domain di mana baru terjadi. Apa yang dianggap sebagai "berharga" juga sama didefinisikan dalam berbagai cara. Dari berbagai macam pengertian tentang kreativitas tersebut dapat

disimpulkan bahwa kreativitas merupakan kemampuan seseorang untuk

melahirkan sesuatu yang baru, baik berupa gagasan maupun karya nyata,

baik dalam bentuk ciri-ciri aptitude maupun non aptitude, baik dalam

karya baru maupun kombinasi dengan hal-hal yang sudah ada, yang

semuanya itu relatif berbeda dengan apa yang telah ada sebelumnya.

b. Aspek-Aspek Kreativitas

Suharman dalam Nur Ghufron (2010: 104) mengatakan bahwa

terdapat aspek-aspek pokok dalam kreativitas yang dapat dijelaskan

sebagai berikut :

1) Aktivitas berpikir

Kreativitas selalu melibatkan proses berpikir di dalam diri

seseorang. Aktivitas ini merupakan suatu proses mental yang tidak tampak

oleh orang lain dan hanya dirasakan oleh orang yang bersangkutan.

Aktivitas ini bersifat kompleks karena melibatkan sejumlah kemampuan

kognitif seperti persepsi, atensi, igatan, imajiner, pengambilan keputusan,

dan pemecahan masalah.

2) Menemukan atau menciptakan sesuatu yang baru

Menemukan atau menciptakan sesuatu yang mencakup

kemampuan menghubungkan dua gagasan atau lebih yang semula tampak

Page 29: digilib.uns.ac.id/Pengg… · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGGUNAAN METODE DISCOVERY-INKUIRI TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN KREATIVITAS SISWA KELAS V …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

tidak berhubungan. Kemampuan mengubah pandangan yang ada dan

menggantikannya dengan cara pandang lain yang baru dan kemampuan

menciptakan suatu kombinasi baru berdasarkan konsep-konsep yang telah

ada di dalam pikiran. Aktivitas menemukan sesuatu berarti melibatkan

proses imajinasi, yaitu kemampuan memanipulasi sejumlah objek atau

situasi di dalam pikiran sebelum sesuatu yang baru diharapkan muncul.

3) Sifat baru atau orisinal

Umumnya kreativitas dapat dilihat dari adanya suatu produk baru.

Produk ini biasanya akan dianggap sebagai karya kreatif bila belum pernah

diciptakan sebelumnya, bersifat luar biasa, dan dapat dinikmati oleh

masyarakat. Sifat baru yang terkandung dalam kreativitas memiliki ciri-

ciri sebagai berikut :

a) Produk yang bersifat baru dan belum pernah ada sebelumnya.

b) Produk yang memiliki sifat baru sebagai hasil kombinasi beberapa

produk yang sudah ada sebelumnya.

c) Produk yang memiliki sifat baru sebagai hasil pembaruan (inovasi) dan

pengembangan dari hasil yang sudah ada.

4) Produk yang berguna atau bernilai

Suatu karya yang dihasilkan dari proses kreatif harus memiliki

kegunaan tertentu, seperti lebih enak, lebih mudah dipakai,

mempermudah, memperlancar, mendorong, mendidik, memecahkan

masalah, mengurangi hambatan, dan mendatangkan hasil lebih baik atau

lebih banyak.

Mencermati uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa aspek-aspek

pokok kreativitas adalah, a) aktivitas berpikir, yaitu proses mental yang

hanya dapat dirasakan oleh individuyang bersangkutan ; b) menemukan

atau menciptakan, yaitu aktivitas yang bertujuan menemukan sesuatu atau

menciptakan hal-hal baru ; c) baru atau orisinil, yaitu suatu karya yang

dihasilkan dari kreativitas harus mengandung komponen yang baru dalam

satu atau beberapa hal ; d) berguna atau bernilai, yaitu karya yang

dihasilakan dari kreativitas harus memiliki kegunaan atau manfaat tertentu.

Page 30: digilib.uns.ac.id/Pengg… · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGGUNAAN METODE DISCOVERY-INKUIRI TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN KREATIVITAS SISWA KELAS V …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

c. Ciri-Ciri Afektif Kreativitas

Munandar dalam Nur Ghufron (2010: 115) menjelaskan dengan

rinci mengenai ciri-ciri afektif dari kreativitas, yaitu :

1) Rasa Ingin Tahu

Rasa ingin tahu merupakan suatu sikap mental yang membuat

seseorang selalu terdorong untuk mengetahui lebih banyak, selalu

mengajukan banyak pertanyaan, selalu memperhatikan orang, objek,

dan situasi serta peka dalam pengamatan, juga ingin mengetahui atau

meneliti tentang segala sesuatu. Ciri-ciri ini dimanifestikan dalam

perilaku siswa berupa a) mempertanyakan segala sesuatu; b) senang

menjajaki buku-buku, peta-peta, gambar-gambar, dan sebagainya

untuk mencari gagasan-gagasan baru; c) tidak membutuhkan dorongan

untuk menjajaki atau mencoba sesuatu yang belum dikenal; d)

menggunakan semua panca indra untuk mengenal; e) tidak takut

menjajaki bidang-bidang baru; f) ingin mengamati perubahan-

perubahan dari hal-hal atau kejadian; g) ingin bereksperimen dengan

benda-benda mekanik.

2) Bersifat Imajinatif

Bersifat imajinatif merupakan kemampuan untuk membayangkan

atau mengkhayalkan yang belum pernah terjadi. Meskipun demikian,

tetap mengetahui perbedaan antara khayalan dan kenyataan. Ciri-ciri

ini dapat dilihat pada perilaku siswa berupa a) memikirkan atau

membayangkan hal-hal yang belum pernah terjadi; b) memikirkan

bagaimana jika melakukan sesuatu yang belum pernah dilakukan oleh

orang lain; c) meramalkan apa yang akan dikatakan dan dilakukan

orang lain; d) mempunyai firasat tentang sesuatu yang belum terjadi; e)

melihat hal-hal dalam suatu gambar yang tidak pernah dilihat orag lain;

f) membuat cerita tentang tempat-tempat yang belum pernah

dikunjungi atau kejadian yang belum pernah dialami.

3) Merasa Tertantang oleh Kemajemukan

Page 31: digilib.uns.ac.id/Pengg… · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGGUNAAN METODE DISCOVERY-INKUIRI TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN KREATIVITAS SISWA KELAS V …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Merasa tertantang oleh kemajemukan merupakan sikap mental

yang mendorong untuk mengatasi masalah yang sulit, merasa

tertantang oleh situasi-situasi yang rumit, dan lebih tertarik pada tugas-

tugas yang sulit. Ciri ini dapat dilihat pada siswa berupa perilaku a)

menggunakan gagasan atau masalah-masalah yang sulit; b) merasa

tertantang oleh situasi yang tidak dapat diramalkan keadaannya; c)

melibatkan diri dalam tugas-tugas majemuk; d) mencari penyelesaian

tanpa bantuan orang lain; e) tidak cenderung mencari jalan yang paling

mudah bagi suatu masalah; f) berusaha terus-menerus agar berhasil; g)

mencari jawaban-jawaban yang lebih sulit daripada menerima yang

mudah dan senang menjajaki jalan yang lebih rumit.

4) Berani Mengambil Resiko

Berani mengambil resiko merupakan sikap mentalyang mendorong

seseorang untuk berani memberikan jawaban, meskipun belum tentu

benar. Individu yang berani mengambil resiko tidak takut gagal atau

mendapat kritik dan tidak menjadi ragu-ragu menghadapi

ketidakjelasan atau keadaan yang kurang bermutu. Ciri ini dapat dilihat

dari perilaku siswa berupa a) berani mempertahankan gagasan atau

pendapat; b) bersedia mengakui kesalahan; c) berani menerima tugas

yang sulit, meskipun ada kemungkinan gagal; d) berani

mengemukakan pertanyaan atau mengajukan masalah yang tidak

dikemukakan orang lain; e) tidak mudah dipengaruhi orang lain; f)

melakukan hal-hal yang diyakini, meskipun tidak disetujui sebagian

orang.

5) Sifat Menghargai

Sifat menghargai merupakan sikap mental yang dapat menghargai

bimbingan dan pengarahan serta mengahargai kemampuan dan bakat-

bakat sendiri yang sedang berkembang. Ciri ini dapar dilihat dari

perilaku siswa berupa a) menghargai hak-hak sendiri dan orang lain; b)

menghargai diri sendiri dan prestasi sendiri; c) menghargai orang lain;

d) menghargai sekolah, keluarga, dan teman-teman; e) menghargai

Page 32: digilib.uns.ac.id/Pengg… · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGGUNAAN METODE DISCOVERY-INKUIRI TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN KREATIVITAS SISWA KELAS V …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

kebebasan, tetapi tahu bahwa kebebasan menuntut tanggung jawab; f)

tahu apa yang betul-betul penting dalam hidup; g) menghargai

kesempatan-kesempatan yang diberikan dan senang menerima

penghargaan.

Kesimpulan dari uraian di atas adalah bahwa terdapat sifat-sifat

atau ciri-ciri kepribadian yang berhubungan erat dengan kreativitas, yaitu

sifat imajinatif, rasa ingin tahu yang kuat, ingin mendapat pengalaman-

pengalaman baru, penuh semangat dan energik, percaya diri, berani

mengambil resiko, berani dalam pendapat dan keyakinan, serta ciri

kepribadian lainnya. Ciri-ciri kepribadian tersebut perlu ikut

dikembangkan dalam diri seseorang dalam usaha meningkatkan

kreativitasnya.

d. Ciri-Ciri Pribadi Kreatif

Kreativitas seseorang tidak hanya tergantung pada aspek-aspek

atau ciri-ciri kognitif saja, tetapi juga ditentukan oleh faktor lain, yaitu

karakteristik kepribadian atau ciri-ciri kepribadian tertentu ( ciri-ciri non

kognitif). Amalie dalam Nur Ghufron (2010: 118), dalam mengembangkan

kreativitas sejumlah ciri-ciri kepribadian tertentu perlu ikut dikembangkan

karena kreativitas itu sendiri terdiri atas kemampuan berpikir (aptitude

trait) yang kemudian berinteraksi dengan sifat-sifat kepribadian tertentu

(nonaptitude trait) dalam suatu lingkungan.

Penelitian yang dilakukan Munandar pada tahun 1997 terhadap

sejumlah psikolog untuk mengetahui ciri-ciri pribadi yang kreatif

menghasilkan sepuluh ciri pribadi yang kreatif. Ciri-ciri tersebut adalah

imajinatif, mempunyai inisiatif, mempunyai minat luas, bebas dalam

berpikir, rasa ingin tahu yang kuat, ingin mendapat pengalaman-

pengalaman baru, penuh semangat dan energik, percaya diri, berani

mengambil resiko (tidak takut membuat kesalahan), berani dalam

berpendapat, dan berkeyakinan (tidak ragu-ragu dalam menyatakan

pendapat, meskipun mendapatkan kritik dan berani mempertahankan

pendapat yang diyakini).

Page 33: digilib.uns.ac.id/Pengg… · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGGUNAAN METODE DISCOVERY-INKUIRI TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN KREATIVITAS SISWA KELAS V …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Utami Munandar (2009: 35) biasanya anak yang kreatif selalu

ingin tahu, memiliki minat yang luas, mempunyai kegemaran dan

menyukai aktivitas yang kreatif. Anak dan remaja kreatif biasanya cukup

mandiri dan memiliki rasa percaya diri. Mereka lebih berani mengambil

resiko (tetapi dengan perhitungan) dari pada anak-anak pada umumnya,

artinya dalam melakukan sesuatu yang bagi mereka amat berarti, penting

dan disukai, mereka tidak terlalu menghiraukan kritik dan ejekan orang

lain. Merekapun tidak takut untuk berbuat kesalahan dan mengemukakan

pendapat mereka walaupun mungkin tidak disetujui orang lain. Orang

yang inovatif berani untuk berbeda, menonjol, membuat kejutan, atau

penyimpangan dari tradisi. Rasa percaya diri, keuletan dan ketekunan

membuat mereka tidak cepat putus asa mencapai tujuannya.

Treffinger menyatakan bahwa pribadi yang kreatif biasanya lebih

terorganisir dalam tindakan, dan rencana inovatif serta produk orisinilnya

telah dipikirkan matang-matang terlebih dahulu, dengan

mempertimbangkan masalah yang mungkin timbul dan implikasinya.

Tingkat energi, spontanitas, dan kepetualangan yang luar biasa

sering tampak pada orang kreatif. Juga, keinginan yang besar untuk

mencoba aktivitas yang baru dan mengasyikkan, misalnya untuk

dihipnotis, terjun payung atau menjajaki kota atau tempat baru.

Pribadi kreatif biasanya mempunyai rasa humor yang tinggi, dapat

melihat suatu masalah dari berbagai sudut tinjau, dan memiliki

kemampuan untuk bermain dengan ide, konsep atau kemungkinan-

kemungkinan yang dikhayalkan, yang kemudian terwujud menjadi karya

seni, sastra atau penemuan-penemuan baru.

Pada orang berbakat tampak pula ciri-ciri idealisme,

kecenderungan untuk melakukan refleksi, merenungkan peran dan tujuan

hidup, serta makna atau arti keberadaan mereka. Di samping itu, anak

berbakat lebih sering menunjukkan perhatian untuk masalah orang

dewasa, seperti politik, ekonomi, polusi, kriminalitas, dan masalah lain

yang dapat mereka amati di dalam masyarakat.

Page 34: digilib.uns.ac.id/Pengg… · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGGUNAAN METODE DISCOVERY-INKUIRI TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN KREATIVITAS SISWA KELAS V …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Ciri kreatif lainnya adalah kecenderungan untuk lebih tertarik pada

hal-hal yang rumit dan misterius. Yang menarik adalah kecenderungan

pribadi kreatif untuk percaya pada hal-hal yang bersifat paranormal.

Mereka lebih sering memiliki pengalaman indra keenam atau kejadian

mistik.

Sejauh ini, tampaknya seolah-olah pribadi yang kreatif itu ideal

dalam arti hanya menunjukkan ciri-ciri positif. Namun, ada juga

karakteristik dari siswa kreatif yang mandiri, percaya diri, ingin tahu,

penuh semangat, cerdik dan tidak penurut, yang dapat membuat orangtua

dan guru menjadi pusing. Anak kreatif bisa kurang sopan, acuh tak acuh

terhadap aturan, keras kepala, emosional, menarik diri, dan menolak

dominasi atau otoritas guru. Ciri-ciri tersebut membutuhkan pengertian

dan kesabaran, dan dalam beberaa kasus membutuhkan konseling, koreksi,

dan pengarahan.

Kesimpulan yang dapat diambil mengenai ciri-ciri kepribadian

kreatif antara lain penuh imajinatif, mempunyai inisiatif dan minat yang

luas terhadap sesuatu, rasa ingin tahunya besar, penuh semangat dan

energik, percaya diri dan berani mengambil resiko, memiliki kegemaran

dan menyukai aktivitas yang kreatif, dan juga pribadi kreatif mempunyai

rasa humor tinggi.

e. Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Kreativitas

Ambalie dalam Nur Ghufron (2010: 123) mengemukakan beberapa

faktor penting yang mempengaruhi kreativitas, di antaranya :

1) Kemampuan Kognitif, yang meliputi pendidikan formal dan informal.

2) Disiplin yang akan mempengaruhi individu dalam menghadapi

masalah dan menemukan ide-ide kreatif untuk memecahkan masalah.

3) Motivasi Intrinsik, yang dapat membangkitkan semangat individu

untuk belajar sebanyak mungkin guna menambah pengetahuan dan

keterampilan yang relevan dengan permasalahan yang sedang

dihadapi.

Page 35: digilib.uns.ac.id/Pengg… · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGGUNAAN METODE DISCOVERY-INKUIRI TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN KREATIVITAS SISWA KELAS V …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4) Lingkungan Sosial, yaitu tidak adanya tekanan-tekanan dari

lingkungan sosial seperti pengawasan, penilaian maupun pembatasan-

pembatasan dari pihak luar.

Kreativitas sebagai gerakan humanistik, yaitu kecenderungan

manusia untuk mengaktualisasikan diri dan potensi. Oleh karena itu, faktor

atau kondisi yang memungkinkan bagi seseorang untuk

mengaktualisasikan diri merupakan faktor yang menentukan kreativitas

seseorang. Berikut ini kondisi-kondisi yang dapat mempengaruhi

kreativitas seseorang :

a) Keterbukaan terhadap pengalaman Yaitu keterbukaan yang penuh terhadap rangsangan dari luar maupun dari dalam (firasat dan alam prasadar).

b) Pusat penilaian internal Dasar penilaian dan hasil-hasil ciptaannya terutama ditentukan oleh dirinya sendiri. Dasar penilaian dari hasil-hasil ciptaanya terutama ditentukan oleh dirinya sendiri, walaupun tidak menutup kemungkinan akan mendapat kritik dari orang lain.

c) Kemampuan bermain dengan elemen atau konsep Kemampuan bermain dengan elemen-elemen atau konsep-konsep, yaitu kemampuan bermain secara spontan dengan ide, warna, bentuk, bangunan elemen, dan kemampuan untuk membentuk kombinasi-kombinasi baru dari hal-hal yang sudah ada sebelumnya.

d) Adanya penerimaan terhadap individu secara wajar Adanya penerimaan terhadap individu secara wajar artinya individu dihargai keberadaanya dan keterbukaan dirinya. Oleh sebab itu, ia dapat menemukan apa makna dirinya dan dapat mencoba mengaktualisasikan dirinya sesuai dengan potensi dan kreasinya.

e) Adanya suasana bebas dari penilaian pihak luar Setiap individu agar dapat menemukan dirinya sendiri diperlukan suasana bebas dari penilaian dan tidak diukur dengan beberapa standar dari luar. Penilaian dapat merupakan ancaman dan menghasilkan suatu pertahanan yang menyebabkan beberapa hasil dari pengalaman ditolak untuk disadari. Jika penilaian dari luar ini ditiadakan, maka individu akan lebih terbuka terhadap lingkungannya. Hasilnya, individu dapat mengaktualisasikan diri dengan daya kreasinya.

f) Adanya sikap empati Sikap empati memungkinkan seseorang dapat memungkinkan seseorang dapat menyatakan dirinya sesuai dengan motivasi dan kemampuan yag ada dalam dirinya sehingga

Page 36: digilib.uns.ac.id/Pengg… · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGGUNAAN METODE DISCOVERY-INKUIRI TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN KREATIVITAS SISWA KELAS V …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

memungkinkan munculnya ekspresi yang bervariasi dan penuh kreasi.

g) Adanya kebebasan psikologi Kondisi ini memungkinkan individu secara bebas mengekspresikan pikiran dan perasaanya, juga bebas menjadi apa saja sesuai dengan keadaan batinnya sendiri. Kebebasan psikologis yag dimaksud adalah kebebasan untuk mengungkapkan pikiran dan perasaan individu dalam batas-batas yang dimungkinkan dalam kehidupan masyarakat dan tetap bertanggung jawab terhadap diri sendiri maupun terhadap lingkungannya.

Kuwato dalam Nur Ghufron (2010: 126) menguraikan tiga

faktor yang mempengaruhi kreativitas :

(1) Faktor itelegensi

(2) Faktor kepribadian

(3) Fator lingkungan

Berdasarkan sekian banyak faktor-faktor yang mempengaruhi

kreativitas, dapat dikatakan bahwa secara garis besar kreativitas

dipengaruhi oleh faktor kemampuan kognitif, afektif, faktor kepribadian

atau ciri-ciri kepribadian tertentu, dan faktor lingkungan.

f. Strategi 4P dalam Pengembangan Kreativitas

Setiap orang pada dasarnya memiliki bakat kreatif dan kemampuan

untuk mengungkapkan dirinya secara kreatif, meskipun masing-masing

dalam bidang dan dalam kadar yang berbeda-beda. Yang terutama penting

bagi dunia pendidikan ialah bahwa bakat tersebut dapat dan perlu

dikembangkan dan ditingkatkan.

Utami Munandar (2009: 45), sehubungan dengan pengembangan

kreativitas, kita perlu meninjau empat aspek dari kreativitas, yaitu pribadi,

pendorong, press, proses atau, dan produk (4P dari kreativitas).

1) Pribadi

Kreativitas adalah ungkapan (ekspresi) dari keunikan individu

dalam interaksi dengan lingkugannya. Ungkapan kreatif ialah yang

mencerminkan orisinalitas dari individu tersebut. Dari ungkapan

pribadi yang unik inilah dapat diharapkan timbunya ide-ide baru dan

produk-produk yang inovatif. Oleh karena itu, pendidik hendaknya

Page 37: digilib.uns.ac.id/Pengg… · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGGUNAAN METODE DISCOVERY-INKUIRI TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN KREATIVITAS SISWA KELAS V …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

dapat menghargai keunikan pribadi dan bakat-bakat siswanya. Guru

hendaknya membantu siswa menemukan bakat-bakatnya dan

menghargainya.

2) Pendorong (press)

Bakat kreatif siswa akan terwujud jika ada dorongan dan dukungan

dari lingkungannya, atau pun jika ada dorongan kuat dalam dirinya

sendiri (motivasi internal) untuk menghasilkan sesuatu.

Bakat kreatif dapat berkembang dalam lingkungan yang

mendukung, tetapi dapat pula terhambat dalam lingkungan yang tidak

menunjang. Di dalam keluarga, di sekolah, di dalam lingkungan

pekerjaan maupun di dalam masyarakat harus ada penghargaan dan

dukungan terhadap sikap dan perilaku kreatif individu atau kelompok

individu.

3) Proses

Anak perlu diberi kesempatan untuk bersibuk diri secara kreatif

untuk mengembangkan kreativitas. Pendidik hendaknya dapat

merangsang anak untuk melibatkan dirinya dalam kegiatan kreatif,

dengan membantu mengusahakan sarana prasarana yang diperlukan.

Dalam hal ini yang penting ialah memberi kebebasan kepada anak

untuk mengekspresikan dirinya secara kreatif, tentu saja dengan

persyaratan tidak merugikan orang lain atau lingkungan.

4) Produk

Kondisi yang memungkinkan seseorang menciptakan produk

kreatif yang bermakna ialah kondisi pribadi dan kondisi ligkungan,

melibatkan dirinya dalam proses (kesibukan, kegiatan) kreatif.

Bakat dan ciri-ciri pribadi kreatif, dan dengan dorongan (internal

maupun eksternal) untuk bersibuk diri secara kreatif yang telah

dimiliki, maka produk-produk kreatif yang bermakna dengan

sendirinya akan timbul. Hendaknya pendidik menghargai produk

Page 38: digilib.uns.ac.id/Pengg… · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGGUNAAN METODE DISCOVERY-INKUIRI TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN KREATIVITAS SISWA KELAS V …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

kreativitas anak dan mengkomunikasikannya kepada yang lain. Ini

akan lebih menggugah minat anak untuk berkreasi.

g. Jenis Alat untuk Mengukur Potensi Kreatif

Utami Munandar (2009: 58), potensi kreatif dapat diukur melalui

beberapa pendekatan, yaitu pengukuran langsung, pengukuran tidak

langsung, dengan mengukur unsur-unsur yang menandai ciri-ciri tersebut,

beberapa jenis ukuran non-test, dan dengan menilai produk kreatif nyata.

1) Tes yang mengukur kreativitas secara langsung, diantaranya tes dari

Torrance untuk mengukur pemikiran kreatif yang mempunyai bentuk

verbal dan bentuk figural. Tahun 1977 diperkenankan tes kreativitas

pertama yang khusus dikonstruksi untuk Indonesia, yaitu tes

kreativitas verbal oleh Utami Munandar.

2) Tes yang mengukur unsur-unsur kreativitas.

Masing-masing unsur dikonstruksi tes tersendiri, misalnya untuk

orisinalitas. Beberapa tes untuk mengukur orisinalitas adalah tes

menulis cerita, tes penggunaan batu bata yang meminta subyek untuk

memikirkan berbagai macam penggunaan yang tidak lazim untuk batu

bata.

3) Tes yang mengukur ciri kepribadian kreatif.

Beberapa tes mengukur ciri-ciri khusus, diantaranya adalah :

a) Tes mengajukan pertanyaan, untuk berpikir kreatif dan

dimaksudkan untuk mengukur kelenturan berpikir.

b) Tes Risk Talking, digunakan untuk menunjukkan dampak dari

pengambilan resiko terhadap kreativitas.

c) Tes Figure Preference, menunjukkan preferensi untuk

ketidakteraturan, sebagai salah satu ciri kepribadian kreatif.

d) Tes Sex Role Identity, untuk mengukur sejauh mana seseorang

mengidentifikasikan diri dengan peran jenis kelaminnya.

4) Pengukuran potensi kreatif secara non-test, dengan menggunakan

daftar periksa, kuesioner dan daftar pengalaman.

Page 39: digilib.uns.ac.id/Pengg… · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGGUNAAN METODE DISCOVERY-INKUIRI TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN KREATIVITAS SISWA KELAS V …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5) Pengalaman langsung terhadap kinerja kreatif yaitu dengan mengamati

bagaimana orang bertindak dalam situasi tertentu.

h. Alat Ukur Kreativitas di Indonesia

Tes untuk mengukur kreativitas, sebagaimana telah dikemukakan

meliputi aptitude traits atau ciri kognitif dari kreativitas dan non-aptitude

traits atau ciri afektif dari kreativitas. Tes kreativitas pertama yang

dikonstruksi di Indonesia pada tahun 1977, ialah tes kreativitas verbal

yaitu mengukur kemampuan berpikir divergen dan skala sikap kreatif.

(Utami Munandar, 2009: 68)

1) Tes Kreativitas Verbal

Konstruksi tes kreativitas verbal berlandaskan model struktur intelek

dari Guilford sebagai kerangka teoritis. Tes ini terdiri dari enam sub-

tes yang semuanya mengatur dimensi operasi berpikir divergen,

dengan dimensi kontan verbal, tetapi masing-masing berbeda dalam

dimensi produk. Keenam subtes dari tes kreativitas verbal ialah :

a) Permulaan kata, tes ini mengukur kelancaran dengan kata, yaitu

kemampuan untuk menemukan kata yang memenuhi persyaratan

struktural tertentu.

b) Menyusun kata, tes ini juga mengukur kelancaran kata, tapi tes ini

menuntut kemampuan dalam reorganisasi persepsi.

c) Membentuk kalimat tiga kata, menyusun kalimat yang terdiri dari

tiga kata, huruf pertama untuk setiap kata diberikan sebagai

rangsangan, akan tetapi urutan dalam penggunaan ketiga huruf

tersebut boleh berbeda.

d) Sifat-sifat yang sama, tes ini merupakan ukuran dari kelancaran

dalam memberikan gagasan, yaitu kemampuan untuk mencetuskan

gagasan yang memenuhi persyaratan tertentu dalam waktu yang

terbatas.

e) Macam-macam penggunaan, tes ini merupakan ukuran dari

kelenturan dalam berpikir, karena dalam tes ini subyek harus dapat

melepaskan diri dari kebiasaan melihat benda sebagai alat untuk

Page 40: digilib.uns.ac.id/Pengg… · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGGUNAAN METODE DISCOVERY-INKUIRI TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN KREATIVITAS SISWA KELAS V …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

melakukan hal tertentu saja. Kecuali mengukur kelenturan dalam

berpikir, tes ini juga mengukur orisinalitas dalam berpikir,

orisinalitas ditentukan secara statistis, dengan melihat kelangkaan

jawaban yang diberikan.

f) Apa akibatnya, pada subtes ini harus memikirkan segala sesuatu

yang mungkin terjadi dari suatu kejadian hipotesis yang telah

ditentukan sebagai rangsangan. Tes ini merupakan ukuran dari

kelancaran dalam memberikan gagasan digabung dengan elaborasi,

diartikan sebagai kemampuan untuk dapat mengembangkan suatu

gagasan, merincinya, dengan mempertimbangkan macam-macam

implikasi.

2) Tes Kreativitas Figural (TKF)

Merupakan adaptasi dari Circle Test dari Torrance dan digunakan

pertama kali tahun 1976. Manfaat dari penelitian ini adalah

memberikan perspektif yang lebih luas dari pengukuran kemampuan

berpikir kreatif. TKF memungkinkan penyelesaian dalam waktu

singkat (10 menit) untuk menyelesaikan tes.

3) Skala Sikap Kreatif

Sikap kreatif dioperasionalisasi dalam dimensi sebagai berikut :

a) Keterbukaan terhadap pengalaman baru

b) Kelenturan dalam berpikir

c) Kebebasan dalam ungkapan diri

d) Menghargai fantasi

e) Minat terhadap kegiatan kreatif

f) Kepercayaan terhadap gagasan sendiri, dan

g) Kemandirian dalam memberikan pertimbangan.

4) Skala atau Kriteria Penilaian Anak Kreatif Oleh Guru

Para psikolog mengukur kreativitas dengan menggunakan tes

kreativitas. Disamping itu, ada alat identifikasi kreativitas yang dapat

digunakan oleh guru. Dalam mengidentifikasi kreativitas, skala atau

kriteria untuk kreativitas yang digunakan guru adalah :

Page 41: digilib.uns.ac.id/Pengg… · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGGUNAAN METODE DISCOVERY-INKUIRI TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN KREATIVITAS SISWA KELAS V …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

a) Kelancaran, meliputi :

(1) Mencetuskan banyak gagasan, jawaban, penyelesaian

masalah, atau pertanyaan.

(2) Memberikan cara, saran atau usulan untuk melakukan

berbagai hal.

(3) Mengajukan lebih dari satu jawaban.

(4) Mengajukan banyak pertanyaan.

b) Keluwesan berpikir, meliputi :

(1) Menghasilkan gagasan, jawaban, atau pertanyaan yang

bervariasi.

(2) Memberikan macam-macam penafsiran terhadap suatu

gambar, cerita, atau masalah.

(3) Menggolongkan hal-hal menurut kategori yang berbeda-

beda.

(4) Memikirkan pemecahan suatu masalah dengan cara berbeda.

c) Keaslian berpikir, meliputi :

(1) Mengungkapkan ungkapan baru yang unik.

(2) Memiliki cara berpikir yang lain daripada yang lain.

(3) Menemukan penyelesaian yang baru setelah membaca atau

mendengarkan gagasan.

(4) Memberikan jawaban-jawaban yang unik dari suatu

pertanyaan.

d) Keterperincian

(1) Menambahkan atau memperinci detail-detail gagasan

sehingga lebih menarik.

(2) Mencari arti yang lebih mendalam terhadap jawaban.

(3) Mempunyai rasa keindahan yang kuat.

(4) Mengembangkan dan memperkaya gagasan orang lain.

Untuk setiap pertanyaan ada 4 kemungkinan pilihan jawaban, yaitu :

(1) Jarang atau tidak pernah mengamati ciri tersebut pada anak.

Page 42: digilib.uns.ac.id/Pengg… · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGGUNAAN METODE DISCOVERY-INKUIRI TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN KREATIVITAS SISWA KELAS V …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

(2) Kadang-kadang atau pernah mengamati ciri tersebut pada

anak.

(3) Sering mengamati ciri tersebut pada anak.

(4) Hampir selalu mengamati ciri tersebut pada anak.

2. Metode Discovery Inkuiry Terbimbing dalam Pembelajaran IPA

a. Pengertian Metode

Seorang guru wajib membuat rancangan pembelajaran sebelum

melaksanakan kegiatan pembelajaran. Dalam rancangan pembelajaran

tersebut terdapat komponen-komponen seperti, tujuan (kompetensi),

materi, strategi pembelajaran, termasuk di dalamnya metode dan media

pembelajaran. Jadi, metode pembelajaran merupakan salah satu komponen

yang perlu diperhatikan guru dalam perencanaan pembelajaran.

Ada beberapa pengertian mengenai metode, antara lain:

1) T. Raka Joni dalam Soli Abimanyu (2008: 2) mengartikan metode

sebagai cara kerja yang bersifat relatif umum yang sesuai untuk

mencapai tujuan tertentu. Dengan demikian metode dapat diartikan

sebagai cara atau jalan menyajikan atau melaksanakan kegiatan untuk

mencapai tujuan.

2) Syaiful Bahri dalam Surtikanti (2008: 21), metode adalah suatu cara

yang dipergunakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

3) M. Sobri Sutikno (2009:

adalah cara-cara menyajikan materi pelajaran yang dilakukan oleh

pendidik agar terjadi proses pembelajaran pada diri siswa dalam upaya

.

4) Agus M. Hardjajana, metode adalah cara yang sudah dipikirkan

masak-masak dan dilakukan dengan mengikuti langkah-langkah

tertentu guna mencapai tujuan yang hendak dicapai.

Berdasarkan definisi atau pengertian metode pembelajaran yang

dikemukakan tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa metode

pembelajaran merupakan suatu cara atau strategi yang dilakukan oleh

Page 43: digilib.uns.ac.id/Pengg… · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGGUNAAN METODE DISCOVERY-INKUIRI TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN KREATIVITAS SISWA KELAS V …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

seorang guru agar terjadi proses belajar pada diri siswa untuk mencapai

tujuan.

b. Discovery-Inkuiry Terbimbing

1) Pengertian

Discovery dan Inkuiry merupakan suatu rangkaian kegiatan

pembelajaran yang melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan

peserta didik untuk mencari dan menyelidiki secara sistematis, kritis, dan

logis sehingga mereka dapat menemukan sendiri pengetahuan, sikap, dan

keterampilan sebagai wujud perubahan perilaku. (Nanang Hanafiah, 2009:

77).

Belajar penemuan (discovery learning) merupakan suatu

pembelajaran yang melibatkan peserta didik dalam pemecahan masalah

untuk pengembangan pengetahuan dan keterampilan. Sedangkan belajar

inkuiry (inquiry learning) pada dasarnya adalah pemecahan masalah.

Inkuiry lebih menekankan pada proses investigasi masalah. Bila pada

belajar discovery ada pola pemecahan ilmiah yang harus diikuti, pada

inkuiry tidak ada pola tertentu yang ditetapkan. (Sri Anitah, 2009: 55)

Menurut Surtikanti (2008: 51) menerangkan metode penemuan

(discovery) mendasarkan pada prinsip bahwa isi atau materi suatu bidang

studi bukanlah merupakan serangkaian fakta yang lepas (terisolasi), tetapi

ada berbagai cara untuk mengorganisasikan fakta yang terperinci dalam

rangka memahami suatu konsep. Sedangkan metode inkuiry adalah

pendekatan pengajaran dimana siswa sendiri bebas memilih atau mengatur

obyek belajarnya, mulai dari penemuan masalah, proses pengumpulan

data, analisis sampai eksperimentasi. Faktor yang penting adalah bahwa

sampai belajarnya berada di dalam kontrolnya sendiri.

Hamdani (2011: 184) mengatakan bahwa discovery (penemuan)

sering dipertukarkan pemakaiannya dengan inkuiry (penyelidikan).

Discovery (penemuan) adalah proses mental ketika siswa

mengasimilasikan suatu konsep atau suatu prinsip. Adapun proses mental,

misalnya mengamati, menjelaskan, mengelompokkan, membuat

Page 44: digilib.uns.ac.id/Pengg… · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGGUNAAN METODE DISCOVERY-INKUIRI TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN KREATIVITAS SISWA KELAS V …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

kesimpulan dan sebagainya. Konsep misalnya bundar, segitiga, demokrasi,

energi dan sebagainya. Sedangkan prinsip misalnya, setiap logam apabila

dipanaskan memuai. Inkuiry merupakan perluasan dari discovery

(discovery yang digunakan lebih mendalam), artinya inkuiry mengandung

proses mental yang lebih tinggi tingkatannya. Misalnya, merumuskan

problema, merancang eksperimen, melaksanakan eksperimen,

mengumpulkan data, menganalisis data, membuat kesimpulan, dan

sebagainya.

Sund dalam Hamdani (2011: 185) mengatakan bahwa penggunaan

discovery dalam batas-batas tertentu adalah baik untuk kelas-kelas rendah,

sedangkan inkuiry adalah baik untuk siswa-siwa di kelas lebih tinggi. J.

Richad Suchman mencoba mengalihkan kegiatan belajar mengajar dari

situasi yang didominasi. Guru melibatkan siswa dalam proses mental

melalui tukar pendapat yang berwujud diskusi, seminar, dan sebagainya.

Paul R. Burden (1999: 103) mendefinisikan pengertian discovery

inkuiry sebagai berikut :

involved in the process of discovery by enabling them to collect data and test hypotheses. As such, these approaches are inductive in nature. Teachers guided students as they dicover new meanings, practice the skills, and undergo the experiences that will shape their learning. Generally, inquiry and discovery approaches are student- Inkuiry dan discovery memungkinkan siswa untuk menjadi terlibat dalam proses penemuan dengan memungkinkan mereka untuk mengumpulkan data dan hipotesis uji. Dengan demikian, pendekatan ini bersifat induktif. Guru membimbing siswa saat mereka menemukan makna baru, melatih keterampilan, dan menjalani pengalaman yang akan membentuk pembelajaran mereka)

Secara rinci dijelaskan pengertian dari discovery dan inkuiry secara

sendiri-sendiri sebagai berikut :

Inquiry approaches, inquiry is an open-ended and creative way of seeking knowledge. One of the strengths of this approach is that both the lesson content and the process of investigation are taught

Pernyataan tersebut dapat diartikan bahwa penyelidikan adalah cara yang terbuka dan kreatif mencari

Page 45: digilib.uns.ac.id/Pengg… · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGGUNAAN METODE DISCOVERY-INKUIRI TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN KREATIVITAS SISWA KELAS V …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

pengetahuan. Salah satu kekuatan dari pendekatan ini adalah bahwa baik isi pelajaran dan proses penyidikan diajarkan pada saat yang sama )

Untuk pengertian discovery, Paul R. Burden (1999: 104)

mendefinisikannya sebagai berikut :

Discovery learning is a cognitive approach to instruction in wich the teacher creates situations where students can learn on their own (Bruner, 1966). Bruner suggest that students learn thought their own active involvement with concepts and principles and that they should be encouraged to have experiences and conduct experiment that permit them to discover principles for themselves. Discovery learning has applications in science and related field. Maksud dari pernyataan tersebut yaitu pembelajaran penemuan adalah pendekatan kognitif untuk instruksi dalam Wich guru menciptakan situasi di mana siswa dapat belajar sendiri. Siswa belajar berpikir secara aktif dengan konsep-konsep dan prinsip-prinsip serta mereka harus didorong untuk memiliki pengalaman dan eksperimen yang memungkinkan mereka untuk menemukan sendiri) Menurut pengembangkan oleh Dr Charles E. Wales di Pusat

Desain Dipandu, West Virginia University (Leutner, 1993) bahwa :

Guided Discovery, is characterized by convergent thinking. The instructor devises a series of statements or questions that guide the learner, step by logical step, making a series of discoveries that leads to a single predetermined goal. In other words the instructor initiates a stimulus and the learner reacts by engaging in active inquiry thereby discovering the appropriate response. Mosston (1972:117) specifies ten cognitive operations that might take place as the learner engages in active inquiry: recognizing da analysing, synthesizing, comparing and contrasting, drawing conclusions, hypothesizing memorizing, inquiring, inventing, and discovering. By actively doing and consequence discovering facts or concepts, the learner will understand and therefore remember the subject matter. Mosston (1972:122) cautions that "discovery learning cannot take place if t answers are given." He also points out certain drawbacks of this teaching method: it precisely controls and manipulates learning behaviour and could therefore be abused, and is designed for individual rather than group use. Guided Discovery, ditandai dengan berpikir konvergen. Instruktur merencanakan serangkaian pernyataan atau pertanyaan yang memandu pelajar, langkah demi langkah logis, membuat serangkaian penemuan yang mengarah pada tujuan yang telah ditentukan tunggal. Dengan kata lain instruktur memberi stimulus dan pelajar bereaksi dengan terlibat dalam penyelidikan aktif

Page 46: digilib.uns.ac.id/Pengg… · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGGUNAAN METODE DISCOVERY-INKUIRI TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN KREATIVITAS SISWA KELAS V …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

sehingga menemukan jawaban yang tepat. Mosston (1972: 117) menetapkan sepuluh operasi kognitif yang mungkin terjadi sebagai pelajar terlibat dalam penyelidikan aktif: analisa, synthesizing, membandingkan dan membedakan, menarik kesimpulan, hipotesa menghafal, menanyakan, menciptakan, dan menemukan. Dengan aktif melakukan dan fakta konsekuensi menemukan atau konsep, pelajar akan memahami dan karena itu mengingat materi pelajaran. Mosston (1972:122) memperingatkan bahwa "belajar penemuan tidak dapat terjadi jika jawaban diberikan." Dia juga menunjukkan kelemahan tertentu dari metode pengajaran itu justru mengontrol dan memanipulasi perilaku belajar dan karena itu bisa disalahgunakan, dan dirancang untuk penggunaan individu daripada kelompok.

Sedangkan untuk inkuiry sendiri dalam dijelaskan bahwa :

knowledge, resolving doubt, or solving a problem. A theory of inquiry is an account of the various types of inquiry and a

Pernyataan itu memiliki makna bahwa penyelidikan adalah setiap proses yang memiliki tujuan untuk menambah pengetahuan, memecahkan keraguan, atau pemecahan masalah. Sebuah teori penyelidikan adalah rekening dari berbagai jenis penyelidikan dan pengobatan satu cara bahwa setiap jenis penyelidikan mencapai tujuannya Trianto (2007: 135) menyatakan bahwa discovery merupakan

bagian dari inkuiry, atau inkuiry merupakan perluasan proses discovery

yang digunakan lebih mendalam. Gulo dalam Trianto (2007: 135)

menyatakan strategi inkuiry berarti suatu rangkaian kegiatan belajar yang

melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan siswa untuk mencari dan

menyelidiki secara sistematis, kritis, logis, analitis, sehingga mereka dapat

merumuskan sendiri penemuannya dengan penuh percaya diri.

Metode penemuan (Discovery-Inquiry) adalah cara penyajian

pelajaran yang banyak melibatkan siswa dalam proses-proses mental

dalam rangka penemuannya. Menurut Sund (Sudirman N, 1992 ),

discovery adalah proses mental, dan dalam proses itu individu

mengasimilasi konsep dan prinsip-prinsip. Istilah asing yang sering

digunakan untuk metode ini ialah discovery yang berarti penemuan, atau

Page 47: digilib.uns.ac.id/Pengg… · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGGUNAAN METODE DISCOVERY-INKUIRI TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN KREATIVITAS SISWA KELAS V …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

inkuiry yang berarti mencari. Mengenai penggunaan istilah discovery dan

inkuiry para ahli terbagi ke dalam dua pendapat, yaitu :

Istilah-istilah discovery dan inkuiry dapat diartikan dengan maksud

yang sama dan digunakan saling bergantian atau keduanya sekaligus.

Istilah discovery, sekalipun secara umum menunjuk kepada pengertian

yang sama dengan inkuiry, pada hakikatnya mengandung perbedaan

dengan inkuiry.

Jadi, metode discovery inkuiry terbimbing adalah salah satu

metode pengajaran yang memungkinkan siswa terlibat secara aktif

menggunakan proses mentalnya untuk meneliti dan menemukan beberapa

konsep dan prinsip materi yang sedang dipelajari.

2) Macam-Macam Metode Discovery dan Inkuiry

Nanang Hanafiah (2009: 77), macam-macam metode discovery

dan inkuiry adalah :

a) Discovery dan Inkuiry terpimpin atau terbimbing, yaitu pelaksanaan

discovery dan inkuiry dilakukan atas petunjuk dari guru. Keduanya

dimulai dari pertanyaan inti, guru mengajukan berbagai pertanyaan

yang melacak, dengan tujuan untuk mengarahkan peserta didik ke titik

kesimpulan yang diharapkan. Selanjutnya, siswa melakukan

percobaan untuk membuktikan pendapat yang dikemukakannya.

b) Discovery dan inkuiry bebas, yaitu peserta didik melakukan

penyelidikan bebas sebagaimana seorang ilmuwan, antara lain

masalah dirumuskan sendiri, penyelidikan dilakukan sendiri, dan

kesimpulan diperoleh sendiri.

c) Discovery dan inkuiry bebas yang dimodifikasi, masalah diajukan

guru didasarkan teori yang sudah dipahami peserta didik. Tujuannya

untuk melakukan penyelidikan dalam rangka membuktikan

kebenarannya.

Moh. Amin menguraikan tentang tujuh jenis inkuiry-discovery

yang dapat diikuti sebagai berikut :

Page 48: digilib.uns.ac.id/Pengg… · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGGUNAAN METODE DISCOVERY-INKUIRI TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN KREATIVITAS SISWA KELAS V …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

a) Guided Discovery-Inkuiry Lab. Lesson

Sebagian perencanaan dibuat oleh guru. Selain itu guru menyediakan

kesempatan bimbingan atau petunjuk yang cukup luas kepada siswa.

Dalam hal ini siswa tidak merumuskan problema, sementara petunjuk

yang cukup luas tentang bagaimana menyusun dan mencatat diberikan

oleh guru.

b) Modified Discovery-Inkuiry

Guru hanya memberikan problema saja. Biasanya disediakan pula

bahan atau alat-alat yang diperlukan, kemudian siswa diundang untuk

memecahkannya melalui pengamatan, eksplorasi dan atau melalui

prosedur penelitian untuk memperoleh jawabannya. Pemecahan

masalah dilakukan atas inisiatif dan caranya sendiri secara

berkelompok atau perseorangan. Guru berperan sebagai pendorong,

nara sumber, dan memberikan bantuan yang diperlukan untuk

menjamin kelancaran proses belajar siswa.

c) Free Inkuiry

Kegiatan free inkuiry dilakukan setelah siswa mempelajari dan

mengerti bagaimana memecahkan suatu problema dan telah

memperoleh pengetahuan cukup tentang bidang studi tertentu serta

telah melakukan modified discovery-inkuiry. Dalam metode ini siswa

harus mengidentifikasi dan merumuskan macam problema yang akan

dipelajari atau dipecahkan.

d) Invitation Into Inkuiry

Siswa dilibatkan dalam proses pemecahan problema sebagaimana

cara-cara yang lazim diikuti scientist. Suatu undangan (invitation)

memberikan suatu problema kepada siswa, dan melalui pertanyaan

masalah yang telah direncanakan dengan hati-hati mengundang siswa

untuk melakukan beberapa kegiatan atau kalau mungkin, semua

kegiatan sebagai berikut : merancang eksperimen, merumuskan

hipotesis, menetapkan kontrol, menentukan sebab akibat,

menginterpretasi datadan membuat grafik

Page 49: digilib.uns.ac.id/Pengg… · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGGUNAAN METODE DISCOVERY-INKUIRI TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN KREATIVITAS SISWA KELAS V …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

e) Inkuiry Role Approach

Inkuiry Role Approach merupakan kegiatan proses belajar yang

melibatkan siswa dalam tim-tim yang masing-masing terdiri tas empat

anggota untuk memecahkan invitation into inkuiry. Masing-masing

anggota tim diberi tugas suatu peranan yang berbeda-beda sebagai

berikut : koodinator tim, penasihat teknis, pencatat data dan evaluator

proses

f) Pictorial Riddle

Pendekatan dengan menggunakan pictorial riddle adalah salah satu

teknik atau metode untuk mengembangkan motivasi dan minat siswa

di dalam diskusi kelompok kecil maupun besar. Gambar atau

peragaan, peragaan, atau situasi yang sesungguhnya dapat digunakan

untuk meningkatkan cara berfikir kritis dan kreatif siswa. Suatu ridlle

biasanya berupa gambar di papan tulis, papan poster, atau

diproyeksikan dari suatu trasparansi, kemudian guru mengajukan

pertanyaan yang berkaitan dengan ridlle itu.

g) Synectics Lesson

Pada dasarnya syntetics memusatkan pada keterlibatan siswa untyuk

membuat berbagai macam bentuk metafora (kiasan) supaya dapat

membuka intelegensinya dan mengembangkan kreativitasnya. Hal ini

dapat dilaksankan karena metafora dapat membantu dalam

memandang suatu problema sehingga dapat menunjang timbulnya ide-

ide kreatif.

3) Fungsi Metode Discovery dan Inkuiry

Nanang Hanafiah (2009: 78), ada beberapa fungsi metode

discovery dan inkuiry, yaitu sebagai berikut :

a) Membangun komitmen di kalangan peserta didik untuk belajar, yang diwujudkan dengan keterlibatan, kesungguhan, dan loyalitas terhadap mencari dan menemukan sesuatu dalam proses pembelajaran.

b) Membangun sikap aktif, kreatif, dan inovatif dalam proses pembelajaran dalam rangka mencapai tujuan pengajaran.

Page 50: digilib.uns.ac.id/Pengg… · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGGUNAAN METODE DISCOVERY-INKUIRI TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN KREATIVITAS SISWA KELAS V …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

c) Membangun sikap percaya diri dan terbuka terhadap hasil temuannya.

4) Tujuan Penggunaan Metode Discovery-Inkuiry

Soli Abimanyu (2008: 7.9), tujuan penggunaan metode ini antara

lain :

a) Untuk memperoleh metode pembelajaran yang sesuai dengan materi dan tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.

b) Untuk mengaktifkan siswa belajar (CBSA) sesuai dengan materi dan tujuan pembelajaran.

c) Untuk memvariasikan metode pembelajaran yang diguakan agar siswa tidak bosan.

d) Agar siswa dapat menemukan sendiri, menyelidiki sendiri, dan memecahkan sendiri masalah yang dipelajari, sehingga hasilnya setia dan tahan lama dalam ingatan, serta tidak mudah dilupakan.

5) Langkah-langkah Metode Discovery dan Inkuiry

Beberapa langkah yang harus diperhatikan dalam metode discovery

inkuiry (Nanang Hanafiah, 2009: 79), diantaranya :

a) Mengidentifikasi kebutuhan siswa. b) Seleksi pendahuluan terhadap konsep yang akan dipelajari. c) Seleksi bahan atau masalah yang akan dipelajari. d) Menentukan peran yang akan dilakukan masing-masing peserta

didik. e) Mengecek pemahaman peserta didik terhadap masalah yang

akan diselidiki dan ditemukan. f) Mempersiapkan setting kelas. g) Mempersiapkan fasilitas yang diperlukan. h) Memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk melakukan

penyelidikan dan penemuan. i) Menganalisis sendiri atas data temuan. j) Merangsang terjadinya dialog interaksi antar peserta didik. k) Memberi penguatan kepada peserta didik untuk giat dalam

melaku kan penemuan. l) Memfasilitasi peserta didik dalam merumuskan prinsip-prinsip

dan generalisasi atas hasil temuannya. Selain langkah-langkah tersebut, di dalam Hamdani (2011: 185),

pelajaran dengan penemuan terpimpin langkah-langkahnya sebagai berikut

:

a) Adanya problema yang dapat dipecahkan, yang dinyatakan dengan pernyataan atau pertanyaan.

b) Jelas tingkat atau kelasnya.

Page 51: digilib.uns.ac.id/Pengg… · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGGUNAAN METODE DISCOVERY-INKUIRI TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN KREATIVITAS SISWA KELAS V …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

c) Konsep atau prinsip yang harus ditemukan siswa melalui kegiatan tersebut perlu ditulis dengan jelas.

d) Alat atau bahan perlu disediakan sesuai dengan kebutuhan siswa dalam melaksanakan kegiatan.

e) Diskusi sebagai pengarahan sebelum siswa melaksanakan kegiatan.

f) Kegiatan metode penemuan oleh siswa berupa penyelidikan atau percobaan untuk menemukan konsep atau prinsip yang telah ditetapkan.

g) Proses berpikir kritis perlu dijelaskan untuk menunjukkan adanya mental operasional siswa, yang diharapkan dalam kegiatan.

h) Perlu dikembangkan pertanyaan-pertanyaan yang bersifat terbuka, yang mengarah pada kegiatan yang dilakukan siswa.

i) Ada catatan guru yang meliputi penjelasan tentang hal-hal yang sulit dan faktor-faktor yag dapat mempengaruhi hasil, terutama penyelidikan yang mengalami kegagalan atau tidak berjalan sebagaimana seharusnya.

Adapun langkah-langkah inkuiry menurutnya adalah :

a) Menemukan masalah.

b) Pengumpulan data untuk memperoleh kejelasan.

c) Pengumpulan data unruk mengadakan percobaan.

d) Perumusan keterangan yang diperoleh.

e) Analisis proses inkuiry.

6) Keunggulan dan Kelemahan Metode Discovery dan Inkuiry

a) Keunggulan Metode Discovery dan Inkuiry.

Beberapa keunggulan metode discovery dan inkuiry, yaitu :

(1) Membantu peserta didik untuk mengembangkan, kesiapan, serta

penguasaan keteramilan dalam proses kognitif.

(2) Peserta didik memperoleh pengetahuan secara individual

sehingga dapat dimengerti dan mengendap di pikirannya.

(3) Dapat membangkitkan motivasi dan gairah belajar peserta didik

untuk belajar lebih giat lagi.

(4) Memberikan peluang untuk berkembang dan maju sesuai dengan

kemampuan dan minat masing-masing.

Page 52: digilib.uns.ac.id/Pengg… · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGGUNAAN METODE DISCOVERY-INKUIRI TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN KREATIVITAS SISWA KELAS V …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

(5) Memperkuat dan menambah kepercayaan pada diri sendiri

dengan proses menemukan sendiri karena pembelajaran berpusat

pada peserta didik dengan peran guru yang sangat terbatas.

b) Kelemahan Metode Discovery dan Inkuiry

Beberapa kelemahan metode discovery dan inkuiry, yaitu :

(1) Siswa harus memiliki kesiapan dan kematangan mental, siswa

harus berani dan berkeinginan untuk mengetahui keadaan

sekitarnya dengan baik.

(2) Guru dan siswa yang sudah sangat terbiasa dengan PBM gaya

lama maka metode discovery dan inkuiry ini akan

mengecewakan.

(3) Dalam pelajaran tertentu (IPA) fasilitas yang dibutuhkan dalam

mencoba ide-ide mungkin terbatas.

(4) Ada kritik, bahwa proses dalam metode discovery dan inkuiry

terlalu mementingkan proses pengertian saja, kurang

memperhatikan perkembangan sikap dan keterampilan bagi

siswa.

Cara mengatasi kelemahan metode ini (Soli Abimanyu, 2008: 7.11)

yaitu :

(1) Bentuk kelompok-kelompok kecil, yang anggotanya terdiri dari siswa pandai dan siswa kurang pandai, agar siswa yang pandai bisa membimbing siswa yang kurang pandai. Dengan cara ini pula kelemahan kelas besar dalam penggunaan metode ini dapat diatasi.

(2) Metode penemuan untuk IPA dapat pula dilakukan di luar kelas sehingga tidak memerlukan fasilitas atau bahan yang umumnya mahal.

(3) Memulai dengan penemuan terbimbing, kemudian jika siswa sudah terbiasa dengan metode ini maka gunakanlah metode penemuan bebas, agar siswa benar-benar dapat berkembang berpikir kreatifnya.

Page 53: digilib.uns.ac.id/Pengg… · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGGUNAAN METODE DISCOVERY-INKUIRI TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN KREATIVITAS SISWA KELAS V …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

c. Penerapan Metode Discovery Inkuiry Terbimbing dalam

Pembelajaran IPA

1) Pengertian Pembelajaran dan Hakikat IPA

Perubahan paradigma pengajaran ke pembelajaran membawa

perubahan pula dalam kegiatan belajar mengajar di dalam kelas serta

interaksi yang berlangsung di dalamnya. Dalam paradigma pengajaran,

kegiatan belajar mengajar lebih didominasi oleh guru, siswa yang pasif

dan diperlakukan sebagai obyek pendidikan yang bisa diisi oleh berbagai

pengetahuan. Sedangkan dalam paradigma pembelajaran, siswa

diperlakukan sebagai sunyek pendidikan dan diikutsertakan dalam proses

pembelajaran.

Yusufhadi Miarso dalam Benny A. Pribadi (2009: 9) memaknai

istilah pembelajaran sebagai aktivitas atau kegiatan yang berfokus pada

kondisi dan kepentingan pembelajar (learner centered). Istilah

lebih bersifat sebagai aktivitas yang berfokus pada guru (teacher

centered). Oleh karenanya, kegiatan pengajaran perlu dibedakan dari

kegiatan pembelajaran. Lebih lanjut, Miarso menyatakan bahwa

pengajaran merupakan istilah yang diartikan sebagai penyajian bahan

ajaran yang dilakukan oleh seorang pengajar. Berbeda dengan istilah

pengajaran, kegiatan pembelajaran tidak harus diberikan oleh pengajar

karena kegiatan ini dapat dilakukan oleh perancang dan pengembang

sumber belajar, misalnya seorang teknologiwan pembelajaran atau suatu

tim yang terdiri dari ahli media dan ahli materi ajaran tertentu. Istilah

pembelajaran telah digunakan secara luas bahkan telah dikuatkan dalam

perundang-undangan, yaitu dalam Undang-undang Sistem Pendidikan

Nasional Nomor 20 Tahun 2003.

Oemar Hamalik (2009: 57) menyebutkan pembelajaran adalah

suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur manusiawi, material,

fasilitas, perlengkapan, dan prosedur yang saling mempengaruhi mencapai

tujuan pembelajaran. Dapat disimpulkan bahwa pembelajaran adalah

Page 54: digilib.uns.ac.id/Pengg… · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGGUNAAN METODE DISCOVERY-INKUIRI TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN KREATIVITAS SISWA KELAS V …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

proses interaksi antar pendidik dan peserta didik dan peserta didik dan

sumber belajar pada suatu lingkungan belajar yang tersusun berdasarkan

unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan sehingga

mempengaruhi dalam mencapai tujuan pembelajaran.

Kata IPA merupakan singkatan kata Ilmu Pengetahuan Alam.

Kata-kata Ilmu Pengetahuan Alam merupakan terjemahan dari kata-kata

Natural artinya alamiah, berhubungan dengan alam atau bersangkut paut

dengan alam. Science artinya ilmu pengetahuan. Jadi Ilmu Pengetahuan

Alam (IPA) atau science itu secara harfiah dapat disebut sebagai ilmu

tentang alam ini. Ilmu yang mempelajari peristiwa-peristiwa yang terjadi

di alam. (Srini, 2001 : 2)

menyatakan

yang artinya Ilmu Pengetahuan Alam adalah

pengetahuan tentang alam dan gejala-gejalanya. Sedangkan di dalam

Science is

the broad field of human knowledge, acquired by systematic observation

and experiment, and explained by means of rules, laws, principles,

theories, and Hyphoth artinya Ilmu Pengetahuan Alam adalah

pengetahuan manusia yang luas yang didapatkan dengan cara observasi

dan eksperimen yang sistimatik, serta dijelaskan dengan bantuan aturan-

aturan, hukum-hukum, prinsip-prinsip, teori-teori, dan hipotesis-hipotesis.

Ilmu Pegetahuan Alam sebagai disiplin ilmu juga sebagai Produk

IPA. Ini merupakan kumpulan hasil kegiatan empirik dan kegiatan analitik

yang dilakukan oleh para ilmuwan selama berabad-abad.

JS. Sukardjo (2005: 1) mengemukakan bahwa Ilmu Pengetahuan

Alam (IPA) adalah ilmu yang mempelajari alam dengan segala isinya, atau

secara sederhana merupakan suatu kumpulan pengetahuan yang tersusun

secara sistematis tentang gejala alam. Gejala alam tersebut dapat

dipisahkan menjadi gejala alam fisik (fisika) dan gejala alam hayati

Page 55: digilib.uns.ac.id/Pengg… · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGGUNAAN METODE DISCOVERY-INKUIRI TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN KREATIVITAS SISWA KELAS V …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

(biologi). Pada awalnya orang memperoleh pengetahuan tentang gejala

alam tersebut menggunakan cara-cara yang belum dapat diandalkan.

Namun, secara perlahan dan pasti sejalan dengan perkembangan akal, daya

nalar, serta peralatan yang dimiliki manusia, cara-cara yang digunakan

menuju ke kesempurnaan.

Awal IPA dimulai pada saat manusia memperhatikan gejala alam

yang terjadi, mencatatnya, lalu mempelajarinya. Sebagai makhluk berpikir

yang dibekali rasa ingin tahu yang besar, manusia terdorong untuk lebih

mengenal, memahami, dan menjelaskan gejala-gejala alam yang terjadi,

serta berusaha untuk dapat memecahkan masalah-masalah alamiah yang

terjadi itulah, pada akhirnya manusia dapat mengorganisasikan

pengetahuan yang disebut Ilmu Pengetahuan Alam ( IPA).

Leo Sutrisno (2007: 19) secara ringkas dapat dikatakan IPA adalah

usaha manusia dalam memahami alam semesta melalui pengamatan yang

tepat (correct), pada sasarn, serta menggunakan prosedur yang benar (true)

dan dijelaskan dengan penalaran yang sahih (valid) sehingga dihasilkan

kesimpulan yang betul (truth). Jadi IPA adalah ilmu yang mempelajari

tentang alam dengan segala isinya dan mengandung tiga hasil yaitu proses

(usaha manusia memahami alam semesta), prosedur (pengamatan yang

tepat dan prosedurnya benar, dan produk (kesimpulan betul).

1) IPA sebagai proses

Kegiatan IPA berlangsung dengan cara khusus. Tujuan IPA

adalah memahami alam semesta. Kebahagiaan IPA memancar dari

kebebasannya menjelajahi alam semesta dan melakukan eksplorasi.

Namun demikian, agar suatu temuan memiliki validitas yang

tinggi, maka diperlukan suatu pedoman. Kebenaran IPA bergantung

pada evidensi-evidensi dari dunia nyata yang dianalisis dan

diinterpretasikan secara logis. Proses kreatif memang penting dalam

berpikir IPA. Namun, tunduk pada aturan tertentu tetap diperlukan.

IPA bersifat konstektual baik waktu maupun budaya.

2) IPA sebagai prosedur

Page 56: digilib.uns.ac.id/Pengg… · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGGUNAAN METODE DISCOVERY-INKUIRI TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN KREATIVITAS SISWA KELAS V …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Pengetahuan IPA dibangun melalui penalaran inferensi

berdasarkan data yang tersedia. Kebenarannya diuji lewat pengamatan

nyata. Bagi yang tidak memenuhi syarat dengan sendirinya gugur atau

direvisi ulang.

Yang dilakukan para ahli sesungguhnya tidak selalu sampai

pada suatu kesimpulan final, yang dilakukan adalah bertanya,

insvestigasi, mengajukan hipotesis secara terus menerus dalam setiap

kegiatan dan semua tingkatan. IPA sungguh sebagai suatu proses

memahami alam semesta.

3) IPA sebagai produk

Ilmu Pengetahuan Alam sebagai produk adalah fakta-fakta,

konsep-konsep, prinsip-prinsip, dan teori-teori IPA. Jika ditelaah lebih

lanjut maka fakta-fakta merupakan hasil dari kegiatan empirik dalam

Ilmu Pengetahuan Alam sedangkan konsep-konsep, prinsip-prinsip,

dan teori-teori dalam IPA merupakan hasil dari kegiatan analitik.

2) Tujuan Pengajaran IPA

Di dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional mata pelajaran

IPA di SD/MI bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai

berikut :

a) Memperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tuhan YME

berdasarkan keberadaan, keindahan, dan keteraturan alam ciptaan-

Nya.

b) Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep IPA

yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

c) Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif dan kesadaran tentang

adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA,

lingkungan, teknologi dan masyarakat.

d) Mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam

sekitar, memecahkan masalah, dan membuat keputusan.

e) Meningkatkan kesadaran untuk berperan serta dalam memelihara,

menjaga, dan melestarikan lingkungan alam.

Page 57: digilib.uns.ac.id/Pengg… · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGGUNAAN METODE DISCOVERY-INKUIRI TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN KREATIVITAS SISWA KELAS V …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

f) Meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan segala

keteraturannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan.

g) Memperoleh bekal pengetahuan, konsep, dan keterampilan IPA

sebagai dasar untuk melanjutkan pendidikan ke SMP/MTs.

Ruang Lingkup bahan kajian IPA untuk SD/MI meliputi aspek-

aspek berikut :

a) Makhluk hidup dan proses kehidupan, yaitu manusia, hewan,

tumbuhan, dan interaksinya dengan lingkungan, serta kesehatan.

b) Benda atau materi, sifat-sifat dan kegunaanya meliputi: cair, pdat,

dan gas.

c) Energi dan perubahannya meliputi: gaya, bunyi, panas, magnet,

listrik, cahaya, dan pesawat sederhana.

d) Bumi dan alam semesta meliputi: tanah, bumi, tata surya, dan benda-

benda langit lainnya.

3) Metode Discovery Inkuiry Terbimbing dalam Pembelajaran IPA

pada Siswa Kelas V

Metode discovery-inkuiry adalah salah satu metode pengajaran

yang memungkinkan siswa terlibat secara aktif menggunakan proses

mentalnya untuk menemukan beberapa konsep dan prinsip materi yang

sedang dipelajari. Metode ini merupakan alternatif metode yang dapat

dipilih dalam pengajaran IPA di SD mengingat dalam pengajaran IPA

diperlukan suatu bentuk kegiatan yang dapat mengarahkan siswa untuk

dapat menemukan suatu konsep melalui pengujian atau penemuan secara

langsung.

Metode ini dapat diterapkan di kelas tinggi misalnya kelas V,

khususnya dalam pembelajaran IPA. Tujuannya agar siswa mampu

memecahkan masalah dan menarik kesimpulan dari permasalahan yang

ada dalam proses pembelajaran. Dalam pembelajaran IPA di kelas V

mengenai gaya gesek akan menggunakan metode discovery inkuiry

terbimbing dengan alasan karena guru masih berperan sebagai

pembimbing membantu siswa menemukan informasi yang dibutuhkan

Page 58: digilib.uns.ac.id/Pengg… · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGGUNAAN METODE DISCOVERY-INKUIRI TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN KREATIVITAS SISWA KELAS V …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

dan memperoleh pengetahuan yang dicarinya dengan konsep dan prinsip

yang telah ada.

Langkah-langkah yang digunakan guru dalam pembelajaran IPA di

kelas V adalah sebagai berikut :

h) Guru menyajikan situasi problematik dan menjelaskan prosedur

discovery dan inkuiry kepada para siswa.

i) Pengumpulan data dan verifikasi mengenai suatu informasi yang

dilihat dan dialami (situasi problematik).

j) Pengumpulan data dan eksperimentasi, para siswa diperkenalkan

dengan elemen baru ke dalam situasi yang berbeda.

k) Memformulasikan penjelasan.

l) Menganalisis proses discovery dan inquiry.

Berdasarkan tahapan diatas, siswa diberi peluang untuk mencari

dan menemukan sendiri dengan teknik pemecahan masalah. Dalam

tahapan ini memerlukan banyak bimbingan terutama bagi siswa yang

tidak terbiasa menghadapi kondisi kelas yang demikian, khususnya

dalam pelajaran IPA tentang peristiwa-peristiwa alam sekitar yang

banyak dijumpai dalam kehidupan sehari-hari. Pada hakekatnya sangat

cocok bila seorang guru mengajar IPA dengan memberi kesempatan

siswa untuk mengadakan penelitian sendiri.

Tahapan-tahapan diatas terdapat langkah-langkah yang

menunjukkan adanya bimbingan guru dengan dibuatkan lembaran

kegiatan yang berisi pertanyaan-pertanyaan yang membimbing siswa

untuk berpikir kritis dan bertindak secara kreatif dalam memecahkan

masalah, yaitu dengan menerapkan langkah-langkah seperti tersebut

diatas.

B. Penelitian Yang Relevan

Hasil penelitian yang relevan merupakan uraian sistematis tentang hasil

penelitian yang dilakukan oleh peneliti terdahulu yang relevan dengan substansi

Page 59: digilib.uns.ac.id/Pengg… · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGGUNAAN METODE DISCOVERY-INKUIRI TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN KREATIVITAS SISWA KELAS V …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

yang diteliti. Fungsinya untuk memposisikan peneliti dengan penelitian yang akan

dilakukan.

1.

Keterampilan Proses Pada Pembelajaran Rangkaian Listrik Siswa Kelas

VI SDN Kedawung 03 Kecamatan Kroya Kabup

bahwa dengan pendekatan keterampilan proses dapat meningkatkan

kreativitas siswa tentang pembelajaran rangkaian listrik siswa kelas VI

SDN Kedawung 03 Kecamatan Kroya Kabupaten Cilacap. Hal ini

ditunjukkan dari data perubahan rata-rata kreativitas belajar dari sebelum

tindakan, siklus I, dan siklus II sebagai berikut : 21,41; 24, 94; dan 30,71.

Penelitian tersebut memiliki kesamaan pada variabel terikatnya, yaitu

peningkatan kreativitas. Perbedaannya terletak pada variabel bebas.

Penelitian saudara Imam Jazari variabel bebasnya adalah Pendekatan

Keterampilan Proses, sedangkan penelitian yang akan peneliti lakukan

variabel bebasnya tentang Penggunaan Metode Discovery Inkuiry

Terbimbing.

2. Prestasi Belajar IPA

Siswa Kelas III Melalui Penerapan Metode Guided Discovery-Inkuiry

(Discovery-Inkuiry . Hasilnya adalah dengan menerapkan

metode Guided Discovery-Inkuiry (Discovery-Inkuiry Terbimbing) dapat

meningkatkan prestasi belajar siswa kelas III. Hal ini dilihat dari

prosentase kenaikan nilai IPA siswa kelas II dari siklus I sampai siklus III,

yaitu 9 anak atau 47,37% pada siklus I menjadi 10 anak atau 52,63% pada

siklus II, dan menjadi 17 anak atau 89,47% dari 19 siswa pada siklus III.

Penelitian tersebut memiliki kesamaan pada variabel bebasnya, yaitu

penerapan metode Guided Discovery-Inkuiry (Discovery-Inkuiry

Terbimbing). Perbedaannya terletak pada variabel terikatnya, yaitu

Peningkatan Hasil Belajar. Penelitian yang akan peneliti lakukan variabel

terikatnya adalah tentang Peningkatan Kreativitas.

Page 60: digilib.uns.ac.id/Pengg… · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGGUNAAN METODE DISCOVERY-INKUIRI TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN KREATIVITAS SISWA KELAS V …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

C. Kerangka Berpikir

Kondisi awal dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam kelas V di SD

Negeri 01 Alastuwo belum menunjukkan hasil yang diharapkan khususnya

mengenai kreativitas yang dimiliki siswa. Hal itu terlihat masih ada siswa yang

nilai ulangannya rendah, siswa yang pasif dalam pembelajaran, siswa yang malu-

malu dan kurang percaya diri dalam menyampaikan pendapat atau jawaban dari

suatu pertanyaan, kurangnya keseriusan dan juga keaktifan siswa dalam

pembelajaran, dan kesulitan siswa dalam memahami konsep-konsep dalam

pembelajaran IPA. Ketika menjawab pertanyan, siswa hanya mampu menjelaskan

berdasarkan hafalan semata dan tidak bisa mengembangkan pengetahuan yang

mereka dapatkan. Dalam penggunaan metode pembelajaran pun guru cenderung

menggunakan metode yang monoton, yaitu ceramah, tanya jawab, dan pemberian

tugas. Sebagai sekolah yang berlokasi di pedesaan kebanyakan guru lebih banyak

mengajarkan pengetahuan yang bersifat hafalan, guru lebih mendominasi jalannya

pembelajaran dan siswa tidak dilibatkan secara aktif dalam pembelajaran.

Dari permasalahan tersebut, guru berusaha untuk mencari pemecahannya.

Guru menggunakan metode pembelajaran yang lebih bervariasi sehingga nantinya

akan mendukung tercapainya tujuan pembelajaran sesuai dengan yang diharapkan.

Pemilihan metode yang tepat menunjang keberhasilan pembelajaran. Salah satu

upaya meningkatkan kreativitas siswa adalah perlu adanya pembelajaran yang

inovatif dan dapat membuat siswa belajar, menemukan dan mengembangkan

pengetahuan mereka. Hal ini akan membekali anak-anak dengan pembelajaran

sepanjang hayat dan kreativitas yang dibutuhkan untuk menangkap fakta dan

memproses informasi di era dunia yang makin berkembang ini. Pembelajaran IPA

adalah pembelajaran yang banyak melibatkan praktek yang berhubungan dengan

gejala-gejala alam yang terjadi di sekitar kita. Metode pembelajaran yang sesuai

adalah pembelajaran discovery dan inkuiry. Metode ini memiliki kelebihan dalam

pembelajaran IPA, salah satunya adalah dapat meningkatkan kreativitas siswa

yang masih rendah. Dengan sering melakukan penemuan dan penelitian maka

siswa akan terbiasa bertindak kretif untuk menarik hubungan-hubungan dari suatu

Page 61: digilib.uns.ac.id/Pengg… · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGGUNAAN METODE DISCOVERY-INKUIRI TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN KREATIVITAS SISWA KELAS V …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

gejala alam. Melalui kegiatan penelitian dan penemuan inilah maka kreativitas

kemampuan siswa akan terlatih.

Dengan adanya pembelajaran yang bersifat aktif, kreatif dan

menyenangkan serta pelibatan siswa secara penuh dalam kelompok untuk

mencapai tujuan bersama sebagaimana dituntut dalam pembelajaran discovery

inkury, maka siswa akan termotivasi dalam menikmati pembelajaran IPA. Guru

akan menggunakan metode discovery inkuiry terbimbing sehingga diharapkan

kreativitas yang dimiliki siswa dalam pembalajaran IPA meningkat. Agar

kerangka berpikir yang ditujukan untuk mengarahkan jalannya penelitian tidak

menyimpang dari pokok permasalahan, maka kerangka berpikir digambarkan

dalam sebuah skema agar peneliti mempunyai gambaran yang jelas dalam

melakukan penelitian. Skema kerangka berpikir dapat digambarkan pada gambar

1 sebagai berikut :

Gb. 1 : Alur Kerangka Berpikir

Kondisi

Tindakan

Kondisi Akhir

Guru menggunakan metode konvensional, siswa pasif

dalam pembelajaran, siswa kurang serius, siswa malu

dalam menyampaikan pendapat, siswa kurang

Guru memvariasi metode pembelajaran, yaitu dengan metode discovery-inkuiry

terbimbing.

Dengan penggunaan metode discovery-inkuiry terbimbing kreativitas siswa meningkat

Kreativitas siswa dalam pembelajaran IPA rendah

Siklus I

Kreativitas siswa dalam pembelajaran IPA

mengenai gaya gesek menggunakan metode

discovery inkuiry

Siklus II

Kreativitas siswa dalam pembelajaran IPA

mengenai pengaruh gaya gesek menggunakan

metode discovery inkuiry

Page 62: digilib.uns.ac.id/Pengg… · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGGUNAAN METODE DISCOVERY-INKUIRI TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN KREATIVITAS SISWA KELAS V …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

D. Hipotesis

Berdasarkan hasil tinjauan pustaka, kajian teori dan kerangka berpikir di

discovery-inkuiry terbimbing, dapat meningkatkan kreativitas siswa kelas V

dalam pembelajaran IPA SD Negeri 01 Alastuwo, Kecamatan Kebakkramat,

Kabupaten Karanganyar tahun ajaran 2011-

Page 63: digilib.uns.ac.id/Pengg… · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGGUNAAN METODE DISCOVERY-INKUIRI TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN KREATIVITAS SISWA KELAS V …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri 01 Alastuwo

Kecamatan Kebakkramat Kabupaten Karanganyar yang dilaksanakan pada

semester genap tahun pelajaran 2011/2012. Alasan dipilihnya Sekolah Dasar

Negeri 01 Alastuwo karena kondisi latar belakang intelegensi dan kehidupan

sosial siswa yang heterogen, lokasinya yang belum pernah digunakan untuk

penelitian sebelumnya dan dekat dengan rumah peneliti sehingga mudah untuk

dijangkau, serta terdapat permasalahan berkaitan dengan kreativitas siswa dimana

kreativitas sangat penting dibutuhkan karena dengan kreativitas yang dimiliki

akan berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa. Penelitian ini dilakukan selama

6 bulan mulai bulan Januari sampai Juni tahun 2012 dan dilaksanakan di kelas V

SD Negeri 01 Alastuwo pada semester II Tahun Pelajaran 2011/2012 dalam dua

siklus. Jadwal penelitian ditunjukkan dalam tabel 1 sebagai berikut :

Page 64: digilib.uns.ac.id/Pengg… · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGGUNAAN METODE DISCOVERY-INKUIRI TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN KREATIVITAS SISWA KELAS V …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Tabel 1. Jadwal Penelitian

No Kegiatan Bulan Januari Februari Maret April Mei Juni

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 Penyusunan dan

pengajuan proposal.

2 Mengurus ijin penelitian.

3 Persiapan penelitian.

4 Pelaksanaan siklus I.

5 Pelaksanaan siklus II.

6 Pengumpulan data dan analisis data.

7 Penyusunan laporan, sidang skripsi, penjilidan.

B. Subyek Penelitian

Subyek dalam penelitian ini adalah siswa-siswi kelas V SD Negeri 01

Alastuwo Kecamatan Kebakkramat Kabupaten Karanganyar yang berjumlah 23

siswa dimana siswa laki-laki berjumlah 18 siswa dan siswa perempuan berjumlah

5 siswa yang kreativitasnya masih rendah.

C. Bentuk dan Strategi Penelitian

Berdasarkan masalah yang dikemukakan pada penelitian ini, maka

penelitian ini menggunakan bentuk Penelitian Tindakan Kelas. Sehubungan

dengan bentuk penelitian yang digunakan maka strategi penelitian yang

digunakan berupa tindakan melalui siklus-siklus, yang tujuannya adalah untuk

meningkatkan kreativitas yang dimiliki siswa dengan menggunakan metode

pembelajaran discovery-inkuiry terbimbing.

Page 65: digilib.uns.ac.id/Pengg… · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGGUNAAN METODE DISCOVERY-INKUIRI TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN KREATIVITAS SISWA KELAS V …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Dalam penelitian tindakan kelas diawali dengan perencanaan tindakan

(planning), penerapan tindakan (action), pengamatan (observation), dan refleksi

(reflection) dan seterusnya sampai perbaikan atau peningkatan yang diharapkan

tercapai. Kriteria keberhasilan yang ingin dicapai ada dalam gambar 2 sebagai

berikut :

Gambar 2 : Siklus dalam Penelitian Tindakan Kelas

D. Sumber Data

Sumber data atau informasi yang dikumpulkan dalam penelitian ini

dibedakan menjadi dua :

1. Sumber data pokok atau primer, yaitu :

a. Siswa SD Negeri 01 Alastuwo Kecamatan Kebakkramat Kabupaten

Karanganyar khususnya kelas V sebagai subyek penelitian.

b. Data hasil pengamatan aktivitas dan hasil test kreativitas siswa.

c. Kepala sekolah sebagai sumber informasi dan guru terutama yang

terlihat dalam penerapan metode pembelajaran discovery inkuiry

terbimbing.

Perencanaan

Siklus I

Observasi

Perencanaan

Siklus II

Observasi

Seterusnya sampai pada hasil yang diharapkan

Refleksi

Refleksi

Pelaksanaan

Pelaksanaan

Page 66: digilib.uns.ac.id/Pengg… · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGGUNAAN METODE DISCOVERY-INKUIRI TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN KREATIVITAS SISWA KELAS V …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

d. Teman sejawat dan pihak lain yang berhubungan, orang-orang di

sekitar siswa yang mengetahui informasi siswa.

2. Sumber data skunder, yaitu : dokumen dan arsip berupa informasi tertulis

yang berupa kurikulum, silabus pembelajaran, daftar nilai IPA kelas V.

E. Teknik Pengumpulan Data

Di dalam melakukan penelitian ini yang digunakan peneliti untuk

mengumpulkan data adalah pengamatan atau observasi, tes, dan wawancara.

Setiap teknik yang dilakukan ada kekurangannya. Namun, dapat ditunjang dengan

teknik yang lain sehingga satu dengan yang lain saling melengkapi.

1. Observasi

Sutirno Hadi dalam Sugiyono (2008: 145) mengemukakan bahwa

observasi merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses yang

tersusun dari pelbagai proses biologis dan psikologis. Dua diantaranya

yang terpenting adalah proses-proses pengamatan dan ingatan.

Observasi dilakukan untuk mengamati proses pembelajaran yang

dilakukan guru, aktivitas siswa dan kreativitas siswa dalam pembelajaran.

Observasi ini juga dilakukan untuk melihat apakah semua rencana yang

telah dibuat dapat berjalan dengan baik tidak ada penyimpangan-

penyimpangan yang dapat memberikan hasil yang kurang maksimal

dalam perbaikan kreativitas siswa dalam pembelajaran IPA dengan

menggunakan metode pembelajaran discovery inkuiry terbimbing pada

siswa kelas V SD Negeri 01 Alastuwo.

Observasi dipusatkan pada proses dan hasil tindakan pembelajaran

beserta peristiwa-peristiwa yang melingkupi siswa kelas V SD Negeri 01

Alastuwo dan guru kelas SD Negeri 01 Alastuwo. Peneliti menggunakan

lembar observasi pada waktu proses pembelajaran berlangsung yaitu

-langkah

observasi meliputi :

a. Perencanaan yaitu peneliti memeriksa urutan kegiatan observasi dan

penyamaan persepsi antara pengamat dan yang diamati mengenai

Page 67: digilib.uns.ac.id/Pengg… · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGGUNAAN METODE DISCOVERY-INKUIRI TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN KREATIVITAS SISWA KELAS V …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

fokus, kriteria atau kerangka pikir disamping teknik observasi yang

akan dilakukan.

b. Pelaksanaaan observasi kelas yaitu mengamati proses pembelajaran,

mengamati aktivitas guru dan siswa dalam pembelajaran.

c. Pembahasan balikan

2. Tes

Menurut Suharsimi Arikunto ( 2005: 266) instrument berupa test

ini dapat digunakan untuk mengukur kemampuan dasar dan pencapaian

atau prestasi. Teknik ini dilakukan pada siswa kelas V SDN 01 Alastuwo

Kecamatan Kebakkramat Kabupaten Karanganyar dengan pemberian

tugas kelompok dan tes evaluasi pada tiap pertemuan setiap siklus. Bentuk

dari tes tersebut adalah uraian. Dalam hal ini tes dilakukan untuk

memperoleh data peningkatan kreativitas dalam pembelajaran IPA. Hasil

jawaban siswa dapat menggambarkan tingkat kreativitas yang dimilikinya,

apakah masih berada pada tingkatan pengetahuan saja atau telah

meningkat dan kreatif dalam pengerjaan terhadap soal yang diberikan.

Selain itu tes juga berfungsi untuk mengetahui tingkat keberhasilan atau

perkembangan pelaksanaan tindakan.

3. Wawancara

Menurut Sugiyono (2008: 137) wawancara digunakan sebagai

teknik pengumpulan data apabila peneliti ingin melakukan studi

pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang diteliti, tetapi juga

apabila peneliti ingin mengetahui dari responden yang lebih mendalam.

Misalnya untuk mencari data tentang variabel latar belakang murid, orang

tua, pendidikan, sikap terhadap sesuatu. Wawancara dibedakan menjadi

dua yaitu wawancara terstruktur dan wawancara tidak terstruktur.

Wawancara ini hanya dilakukan kepada guru untuk mengetahui data awal

tentang kreativitas siswa baik sebelum maupun setelah diterapkannya

metode discovery inkuiry terbimbing.

4. Dokumentasi

Page 68: digilib.uns.ac.id/Pengg… · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGGUNAAN METODE DISCOVERY-INKUIRI TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN KREATIVITAS SISWA KELAS V …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Suharsimi Arikunto (2005: 201) mengatakan bahwa dalam

memperoleh informasi kita memperhatikan tiga sumber yaitu tulisan

(paper), tempat (palace), dan kertas atau orang (people), dalam melakukan

penelitian yang bersumber pada tulisan ini maka kita menggunakan

dokomentasi.

Dalam penelitian ini , teknik yang bersumber dari dokumen adalah

berupa foto-foto dan video kegiatan siswa kelas V SD Negeri 01 Alastuwo

dalam proses pembelajaran IPA dan pada saat kegiatan bereksperimen atau

praktikum, daftar nilai IPA, hasil dari tes kreativitas siswa dan hasil

pengamatan dalam pembelajaran baik dari segi guru maupun siswa.

F. Validitas Data

Data yang telah dikaji, dikumpukan, dan dicatat dalam kegiatan penelitian,

harus diusahakan kemantapan dan kebenarannya. Oleh karena itu, perlu

mengetahui dan menentukan cara-cara yang tepat untuk mengembangkan validitas

data yang diperoleh. Cara yang digunakan berupa triangulasi.

Menurut Patton (dalam Sulistiany 1999) ada 4 macam triangulasi sebagai

teknik pemeriksaan untuk mencapai keabsahan, yaitu :

1. Triangulasi Data

Menggunakan berbagai sumber data seperti dokumen, arsip, hasil

wawancara, hasil observasi atau juga dengan mewawancarai lebih dari

satu subjek yang dianggap memiliki sudut pandang yang berbeda.

2. Triangulasi Pengamat (Sumber)

Adanya pengamat di luar peneliti yang turut memeriksa hasil

pengumpulan data. Dalam penelitian ini, dosen pembimbing studi kasus

bertindak Sebagai pengamat (expert judgement) yang memberikan

masukan terhadap hasil pengumpulan data.

3. Triangulasi Teori

Penggunaan berbagai teori yang berlainan untuk memastikan bahwa data

yang dikumpulkan sudah memasuki syarat.

4. Triangulasi Metode

Page 69: digilib.uns.ac.id/Pengg… · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGGUNAAN METODE DISCOVERY-INKUIRI TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN KREATIVITAS SISWA KELAS V …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Penggunaan berbagai metode untuk meneliti suatu hal, seperti metode

wawancara dan metode observasi. Dalam penelitian ini, peneliti

melakukan metode wawancara yag ditunjang dengan metode observasi

pada saat wawancara dilakukan.

Untuk menguji validitas data peneliti mengunakan triangulasi data.

Dalam triangulasi data, kegiatan yang dilakukan peneliti adalah membandingkan

data atau informasi terkait kreativitas siswa yaitu sumber data yang diperoleh dari

wawancara dengan guru kelas V, hasil observasi pembelajaran IPA melalui

penemuan dan penelitian terbimbing, data nilai kreativitas siswa saat tindakan.

Hasil perbandingan data dari sumber data yang berbeda tersebut kemudian

disimpulkan. Selain itu hasil data dari siklus I dan siklus II dicocokkan.

G. Analisis Data

Analisis data dalam penelitian kualitatif, dilakukan saat pengumpulan data

berlangsung dan setelah selesai pengumpulan data. Analisis data dalam penelitian

ini menggunakan analisis model interaktif Milles dan Huberman. Milles dan

Huberman dalam Sugiyono (2008: 246) mengemukakan kegiatan pokok analisa

model interaktif meliputi : reduksi data, penyajian data, kesimpulan-kesimpulan :

penarikan/verifikasi.

Adapun rincian model tersebut dapat diuraikan sebagai berikut :

1. Reduksi Data

Data-data penelitian yang telah dikumpulkan selanjutnya direduksi. Milles

dan Huberman dalam Sugiyono (2008: 247) mengemukakan bahwa reduksi

data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada

hal-hal yang penting dicari tema dan polanya serta membuang yang tidak

perlu. Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan

gambaran yang lebih jelas dan mempermudah peneliti untuk melakukan

pengumpulan data selanjutnya, dan mencarinya bila diperlukan.

2. Penyajian Data

Setelah data direduksi langkah selanjutnyan yaitu diadakan penyajian data.

Dalam penelitian kualitatif penyajian data ditampilkan dalam bentuk teks

Page 70: digilib.uns.ac.id/Pengg… · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGGUNAAN METODE DISCOVERY-INKUIRI TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN KREATIVITAS SISWA KELAS V …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

yang bersifat naratif. Karena penelitian ini adalah penelitian tindakan maka

selain penyajian data dengan teks dilengkapipula dengan grafik, table dan

bagan. Dengan penyajian data maka akan memudahkan untuk memahami apa

yang terjadi dan merencanakan kerja selanjutnya.

3. Kesimpulan-kesimpulan : Penarikan / Verifikasi

Langkah ke tiga dalam analisis data menurut Milles dan Huberman adalah

penarikan kesimpulan dan verifikasi. Kesimpulan awal yang dikemukakan

masih bersifat sementara, dan akan berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti

yang kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya. Dari

uraian di atas dapat digambarkan pada gambar 3.

Gambar 3. Bagan Siklus Analisis Data Analisis Interaktif Milles dan Huberman

Dari bagan tersebut di atas, langkah yang ditempuh dalam penelitian ini

adalah :

1. Mengumpulkan data yang ada, berupa data kreativitas dan nilai

evaluasi dan nilai tugas siswa.

2. Melakukan analisis awal, apabila data yang didapat di kelas sudah

cukup.

3. Membandingkan kreativitas siswa melalui tes sebelum menggunakan

metode pembelajaran discovery inkuiry terbimbing dan sesudahnya.

Pengumpulan Data (Data Collection)

Penyajian data (Data Display)

Kesimpulan-kesimpulan

Reduksi Data (Data

Page 71: digilib.uns.ac.id/Pengg… · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGGUNAAN METODE DISCOVERY-INKUIRI TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN KREATIVITAS SISWA KELAS V …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4. Membandingkan nilai evaluasi dan nilai tugas siswa sebelum

menggunakan metode pembelajaran discovery inkuiry dan

sesudahnya.

5. Melakukan pengayaan data apabila dalam persiapan analisis ternyata

ditemukan data yang kurang lengkap.

6. Merumuskan simpulan akhir bagaimana peningkatan kreativitas

siswa.

7. Menyimpulkan bagaimana peningkatan nilai evaluasi dan nilai tugas

siswa.

8. Merumuskan kebijakan sebagai bagian dari pengembangan saran

dalam laporan akhir penelitian.

Selain itu juga digunakan analisis diskriptif komparatif dan tehnik analisis

kritis. Menurut Sarwiji Suwandi (2011: 66) teknik statistik diskriptif komparatif

digunakan untuk data kuantitatif, yakni dengan membandingkan hasil antarsiklus.

Peneliti membandingkan hasil sebelum penelitian dengan hasil antar siklus. Nilai

yang dibandingkan adalah nilai akhir dari kreativitas siswa pada kondisi sebelum

tindakan, akhir siklus I, dan akhir siklus II. Teknik analisis kritis mencakup

kegiatan untuk mengungkapkan kelemahan dan kelebihan kinerja siswa dan guru

dalam proses pembelajaran berdasarkan ketentuan yang telah ditentukan. Hasil

analisis tersebut dijadikan dasar dalam menyusun perencanaan tindakan untuk

tahap berikutnya sesuai dengan siklus yang ada. Hasil analisis tersebut dijadikan

dasar dalam menyusun perencanaan tindakan untuk tahap berikutnya sesuai

dengan siklus yang ada. Analisis data dilakukan bersamaan dan atau setelah

pengumpulan data.

H. Indikator Kinerja Penelitian

Indikator kinerja merupakan rumusan kinerja yang akan dijadikan acuan

atau tolak ukur dalam menetukan keberhasilan keefektifan penelitian. Penelitian

ini akan diakhiri setelah 80% dari 23 siswa mencapai nilai ketuntasan kreativitas

sesuai KKM IPA yaitu lebih atau sama dengan 65. Sehingga minimal harus ada

18 siswa dari 23 siswa yang mencapai nilai ketuntasan.

Page 72: digilib.uns.ac.id/Pengg… · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGGUNAAN METODE DISCOVERY-INKUIRI TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN KREATIVITAS SISWA KELAS V …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

I. Prosedur Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian

Tindakan Kelas (action research) dengan pendekatan kualitatif. Oleh karena itu,

rancangan yang harus dilaksanakan meliputi empat tahap, yaitu : tahap

perencanaan (planning), tahap pelaksanaan (acting), tahap pengamatan

(observing), dan tahap refleksi (reflecting). Dalam penelitian ini pelaksanaan

tindakan dilaksanakn dalam dua siklus, yaitu siklus I dan siklus II. Masing-masing

siklus dilaksanakan 2 kali pertemuan tiap pertemuannya 2 x 35 menit. Langkah-

langkah dalam penelitian tindakan kelas ini, sebagai berikut :

1. Siklus I

a. Tahap Perencanaan

Peneliti merencanakan tindakan, meliputi: 1) penyusunan RPP sesuai SK

dan KD yang ditetapkan, 2) menyiapkan sarana pendukung seperti ruang

kelas, materi, sumber, dan media pembelajaran, 3) menyiapkan instrumen

tes kreativitas dan 4) mempersiapkan lembar observasi siswa dan guru.

b. Tahap Pelaksanaan Tindakan

Guru (peneliti) melaksanakan tindakan yang telah direncanakan dalam

skenario pembelajaran pada siklus I. Pelaksanaan tindakan pada siklus I

dilakukan 2 pertemuan. Langkah langkah yang dilaksanakan pada

tindakan siklus I sebagai berikut :

1) Kegiatan awal :

Guru mengucapkan salam dilanju tkan mengkondisikan kelas .

Berdoa bersama kemudian presensi kehadiran siswa. Guru

menjelaskan tujuan pembelajaran, melakukan apersepsi misalnya

dengan menggesekkan penghapus ke papan tulis, dan

menyampaikan motivasi.

2) Kegiatan Inti :

a) Eksplorasi

Guru menunjuk seorang siswa untuk menggesekkan penghapus ke

lantai dan ke buku, kemudian guru dan siswa bertanya jawab

mengenai apa yang terjadi dari kegiatan tersebut. Siswa digali

Page 73: digilib.uns.ac.id/Pengg… · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGGUNAAN METODE DISCOVERY-INKUIRI TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN KREATIVITAS SISWA KELAS V …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

pengetahuannya oleh guru mengenai gaya gesek dari buku

pegangan yang mereka miliki. Siswa mencari sendiri mengenai

materi gaya gesek dan pengaruhnya dengan percobaan

menggunakan metode discovery inkuiry terbimbing. Siswa diminta

guru untuk menyebutkan pengertian gaya gesek. Guru menjelaskan

kepada siswa tentang pengertian gaya gesek.

b) Elaborasi

Guru memberikan tugas kepada siswa dalam bentuk kelompok

berkaitan dengan percobaan yang mereka lakukan.

c) Konfirmasi

Guru meminta siswa menyampaikan hasil diskusinya di depan

kelas dan ditanggapi oleh siswa yang lain. Guru meluruskan

kesalahan pemahaman yang ada, memberikan penguatan dan

memberi motivasi kepada siswa untuk lebih semangat

berpartisipasi aktif dalam kegiatan pembelajaran.

3) Kegiatan Akhir

Guru bertanya jawab mengenai hal-hal yang belum dimengerti siswa

kemudian menyimpulkan materi yang telah diajarkan. Guru juga

memberikan tugas untuk mempelajari tentang cara memperbesar dan

memperkecil gaya gesek serta manfaat gaya gesek dalam kehidupan.

c. Tahap Observasi

Observasi dilakukan oleh guru kelas V terhadap pelaksanaan tindakan oleh

peneliti dalam pembelajaran IPA materi gaya gesek dan membandingkan

benda pada permukaan yang berbeda dengan menggunakan discovery

inkuiry terbimbing. Pada tahap pengamatan dilakukan beberapa hal,

diantaranya sebagai berikut:

1) Melakukan pengamatan terhadap sikap siswa (penilaian proses)

dan kerja guru di dalam proses pembelajaran di kelas dengan

berpedoman pada lembar observasi aktivitas siswa dan guru.

2) Melakukan penilaian kreativitas siswa dengan berpedoman pada

tes yang diberikan kepada siswa.

Page 74: digilib.uns.ac.id/Pengg… · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGGUNAAN METODE DISCOVERY-INKUIRI TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN KREATIVITAS SISWA KELAS V …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

d. Tahap Refleksi

Peneliti bersama guru kelas V membuat refleksi atas tindakan pada siklus

I. Pada tahap refleksi peneliti melakukan analisis terhadap proses

pelaksanaan pembelajaran siklus I dan hasil belajar berupa nilai siswa pada

siklus I tentang kreativitas dengan menggunakan metode discovery inkuiry

terbimbing. Guru mengumpulkan hasil tes atau evaluasi dan hasil

observasi untuk mengetahui perubahan apa yang terjadi. Berikut ini adalah

refleksi dari siklus I.

Nilai rata-rata test kreativitas siswa pada siklus I ini belum mencapai

indikator yang sesuai dengan yang diharapkan, rata-rata kelas pada siklus I

adalah 75,27. Baru 14 siswa atau 60,87% yang mencapai nilai sama atau

lebih dari KKM, maka penelitian dilanjutkan ke siklus II.

2. Siklus II

a . Tahap Perencanaan

Peneliti merencanakan tindakan, meliputi: 1) menganalisis kekurangan

yang terdapat pada siklus I untuk menentukan suatu perbaikan, 2)

penyusunan RPP sesuai SK dan KD yang ditetapkan, 3) menyiapkan

sarana pendukung seperti ruang kelas, materi, sumber, dan media

pembelajaran, 4) menyiapkan instrumen tes kreativitas dan 5)

mempersiapkan lembar observasi siswa dan guru.

b. Tahap Pelaksanaan Tindakan

Guru (peneliti) melaksanakan tindakan perbaikan dari temuan pada

siklus I. Langkah-langkah yang di laksanakan pada tindakan siklus II

sebagai berikut :

1) Kegiatan Awal

Guru mengucapkan salam dilanju tkan mengkondisikan kelas .

Berdoa bersama kemudian presensi kehadiran siswa. Guru

menjelaskan tujuan pembelajaran, melakukan apersepsi dengan

menanyakan materi sebelumnya, dan menyampaikan motivasi.

Page 75: digilib.uns.ac.id/Pengg… · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGGUNAAN METODE DISCOVERY-INKUIRI TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN KREATIVITAS SISWA KELAS V …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2) Kegiatan Inti :

a) Eksplorasi

Tanya jawab dengan siswa mengapa sepatu pemain sepak bola

bentuknya berbeda dengan sepatu pada umumnya. Siswa digali

pengetahuannya oleh guru tentang materi memperbesar dan

memperkecil gaya gesek dari buku sumber yang dimiliki. Siswa

dalam bentuk kelompok menggali pengetahuan tentang cara

memperbesar dan memperkecil gaya gesek dengan percobaan

menggunakan metode discovery inkuiry terbimbing. Guru

menjelaskan cara memperbesar dan memperkecil gaya gesek serta

manfaat gaya gesek dalam kehidupan sehari-hari.

b) Elaborasi

Guru memberikan tugas kepada siswa dalam bentuk kelompok

berkaitan dengan percobaan yang mereka lakukan.

c) Konfirmasi

Guru meminta siswa menyampaikan hasil diskusinya di depan

kelas dan ditanggapi oleh siswa yang lain. Guru meluruskan

kesalahan pemahaman yang ada, memberikan penguatan dan

memberi motivasi kepada siswa untuk lebih semangat

berpartisipasi aktif dalam kegiatan pembelajaran.

3) Kegiatan Akhir

Guru bertanya jawab mengenai hal-hal yang belum dimengerti siswa

kemudian menyimpulkan materi yang telah diajarkan. Siswa bersama

guru mengevaluasi hasil pembelajaran sebagai refleksi. Siswa

mengerjakan lembar evaluasi individu. Siswa diarahkan agar selalu

melatih kemampuan berpikir kreatifnya dalam kehidupan sehari-

hari (tindak lanjut). Penyampaian pesan-pesan moral dari guru. Guru

mengucapkan terima kasih dilanjutkan doa dan salam penutup.

c. Tahap Observasi

Observasi dilakukan oleh guru kelas V terhadap pelaksanaan tindakan

o leh penel it i da lam pembelajaran pembelajaran IPA materi

Page 76: digilib.uns.ac.id/Pengg… · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGGUNAAN METODE DISCOVERY-INKUIRI TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN KREATIVITAS SISWA KELAS V …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

cara memperbesa r dan memperkci l gaya gesek se rta manfaa t

gaya gesek dalam kehidupan dengan menggunakan metode

discovery inkuiry terbimbing. Pada tahap pengamatan dilakukan

beberapa hal, diantaranya sebagai berikut:

1) Melakukan pengamatan terhadap sikap siswa (penilaian proses) dan

kerja guru di dalam proses pembelajaran IPA materi cara

memperbesar dan memperkecil gaya gesek serta manfaat gaya

gesek dalam kehidupan di kelas dengan berpedoman pada lembar

observasi aktivitas siswa dan guru.

2) Melakukan penilaian kreativitas siswa dengan berpedoman pada

yang telah diberikan.

d. Tahap Refleksi

Peneliti bersama guru kelas V membuat refleksi atas tindakan pada

siklus II. Pada tahap refleksi peneliti melakukan analisis terhadap

proses pelaksanaan pembelajaran dan hasil tes kreativitas siswa pada

siklus II dengan menggunakan metode discovery inkuiry terbimbing.

Guru mengumpulkan hasil tes, hasil observasi aktivitas dan kreativitas

siswa untuk mengetahui perubahan apa yang terjadi. Berikut ini adalah

refleksi dari siklus II.

Bila dicermati nilai rata-rata test kreativitas siswa pada siklus II cukup

tinggi dan mengalami peningkatan lebih tinggi daripada siklus I yaitu rata-

ratanya mencapai 86,96. Hal ini dikarenakan siswa telah terlatih untuk

mengerjakan soal-soal yang tidak hanya sekedar mengandalkan

pengetahuan saja tetapi lebih mendalam lagi. Untuk nilai kreativitas pada

siklus II ini sebanyak 19 siswa atau 82,61% telah mencapai Kriteria

Ketuntasan Minimal yang telah ditetapkan sekolah, dengan nilai rata-rata

kelas 65, maka penelitian dihentikan karena sudah melebihi batas indikator

kinerja.

Page 77: digilib.uns.ac.id/Pengg… · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGGUNAAN METODE DISCOVERY-INKUIRI TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN KREATIVITAS SISWA KELAS V …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Deskipsi Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri 01 Alastuwo

Kecamatan Kebakkramat Kabupaten Karanganyar. SD Negeri 01 Alastuwo

berada di daerah pedesaan yang lokasinya sangat strategis berada di tengah-

tengah pemukiman penduduk. Selain itu lokasinya juga dekat dengan

persawahan dan jalan raya sehingga kondisinya cukup mendukung dalam

kegiatan pembelajaran. Kondisi bangunannya masih baru walaupun ada

beberapa kelas yang masih menggunakan bangunan lama. SD Negeri 01

Alastuwo berstatus negeri dengan Nomor Statistik Sekolah (NSS) yaitu

101031314013.

Saat ini jumlah ruang yang dimiliki SD Negeri 01 Alastuwo tahun

2011/2012 adalah sebanyak 9 ruang, yaitu 6 ruang kelas, 1 ruang komputer, 1

ruang perpustakaan, dan 1 sebagai ruang guru dan kepala sekolah. Personalia

sekolah terdiri dari 1 Kepala sekolah, 6 guru kelas, 1 guru agama, 1 guru

olahraga, 1 guru Bahasa Inggris, 1 guru TI, 2 penjaga perpustakaan, dan 1

penjaga sekolah. Selain itu juga telah dilengkapi dengan ruang perpustakaan,

tempat parkir dan kamar mandi. Halaman yang dimiliki sekolah juga cukup

luas dan dekat dengan lapangan desa.

Letak sekolah ini sebenarnya sangat mendukung untuk

dilaksanakannya kegiatan pembelajaran yang inovatif termasuk kegiatan

discovery dan inkuiry, karena dekat dengan alam dan sarana yang menunjang.

Berbagai alat peraga pun telah tersedia seperti kit matematika dan kit IPA.

Namun, semuanya hanya tersimpan rapi dalam lemari dan belum digunakan

dengan maksimal. Guru masih terpaku dengan pembelajaran konvensional

yang memusatkan ceramah serta tanya jawab daripada melibatkan siswa untuk

aktif dalam pembelajaran.

Page 78: digilib.uns.ac.id/Pengg… · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGGUNAAN METODE DISCOVERY-INKUIRI TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN KREATIVITAS SISWA KELAS V …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Hal yang menunjukkan kreativitas siswa masih rendah dalam

pembelajaran adalah ketika mereka diminta menyampaikan pendapat atau

jawaban dari suatu pertanyaan terkadang siswa masih ragu-ragu dan merasa

malu, siswa kurang berimajinasi dalam pembelajaran, kurangnya kemandirian

yang dimiliki siswa, dan juga kurangnya kepercayaan diri yang mereka miliki.

Kreativitas ini memang harus ditanamkan dan dilatihkan sejak dini, tidak bisa

didapat dengan instan tetapi membutuhkan proses secara bertahap.

2. Diskripsi Permasalahan Penelitian

a. Deskripsi Pre Test

Sebelum melakukan penelitian, terlebih dahulu peneliti melakukan

observasi dan wawancara. Observasi ini dilakukan kepada guru dan siswa

saat proses pembelajaran IPA kelas V SD Negeri 01 Alastuwo dengan tujuan

untuk mengetahui kondisi awal pembelajaran IPA yang dilakukan guru.

Sedangkan wawancara hanya dilakukan kepada guru kelas dengan tujuan

untuk mengetahui kondisi awal dan siswa pada mata pelajaran IPA baik

mengenai aktivitas siswa dalam pembelajaran maupun kreativitas yang

dimiliki siswa. Jumlah siswa kelas V ada 23 siswa yang terdiri dari 18 siswa

laki-laki dan 5 siswa perempuan.

Berdasarkan data hasil wawancara (lampiran 54) terhadap kegiatan

pembelajaran yang dilakukan guru dalam menyampaikan materi pelajaran

IPA di kelas V, masih terdapat banyak kekurangan, antara lain siswa kurang

aktif dalam mengikuti pembelajaran, guru kurang dapat menciptakan suasana

belajar yang menyenangkan karena masih mengandalkan ceramah dalam

menyampaikan materi, siswa yang cenderung diam tetapi diamnya bukan

karena sudah jelas tetapi mereka memang kurang mengerti, dan sedikitnya

praktek yang dilakukan guru. Hal inilah yang membuat siswa tidak mampu

untuk membangun pemahamannya sendiri dan berlatih menyusun

pengetahuan dalam pikirannnya sendiri. Siswa memang sudah aktif dalam

pembelajaran tetapi ketika guru memberikan pertanyaan yang lebih tinggi

tingkatannya siswa kesulitan untuk menjawabnya, kalau pun bisa menjawab

mereka ragu dan tidak percaya diri untuk mengungkapkan jawabannya. Dari

Page 79: digilib.uns.ac.id/Pengg… · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGGUNAAN METODE DISCOVERY-INKUIRI TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN KREATIVITAS SISWA KELAS V …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

hasil tes kreativitas siswa pada pre test diketahui bahwa tingkat ketuntasannya

baru sekitar 39,14 % (lampiran 26) atau hanya 9 siswa saja yang tuntas. Dan

rata-rata untuk nilai tes kreativitas sebelum tindakan adalah 63,86 (lampiran

26). Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 2 berikut ini :

Tabel 2. Distribusi Frekuensi Nilai Tes Kreativitas Siswa Sebelum

Diterapkan Metode Discovery Inkuiry Terbimbing.

No Interval Nilai Frekuensi Prosentase

1 30-39 2 8,69 %

2 40-49 2 8,69 %

3 50-59 4 17,39 %

4 60-69 8 34,8 %

5 70-79 4 17,39 %

6 80-89 3 13,04 %

Jumlah 23 100 %

Dari tabel 2 tentang distribusi frekuensi nilai tes kreativitas sebelum

diterapkan metode discovery inkuiry terbimbing pada siswa kelas V SD

Negeri 01 Alastuwo yang telah diterangkan diatas dapat disajikan dalam

grafik pada gambar 4 dibawah ini :

Gambar 4. Grafik Frekuensi Nilai Tes Kreativitas Siswa Sebelum

Diterapkan Metode Discovery Inkuiry Terbimbing.

Page 80: digilib.uns.ac.id/Pengg… · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGGUNAAN METODE DISCOVERY-INKUIRI TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN KREATIVITAS SISWA KELAS V …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Berdasarkan tabel 2 dan gambar 4 diatas, dapat diketahui bahwa

siswa yang mempunyai nilai kreativitas lebih atau sama dengan kriteria

dalam pelajaran IPA yaitu 65 hanya 9 siswa atau 39,14 % dari jumlah

siswa kelas V. Sedang siswa yang lain kurang dari kriteria yang telah

ditentukan. Dalam penelitian ini , kriteria ketuntasan nilai kreativitas yang

telah ditentukan sama dengan kriteria ketuntasan nilai pada mata pelajaran

IPA yaitu 65. Nilai ini juga didapat dari berbagai aspek baik dari aktivitas

siswa dalam mengikuti pembelajaran maupun nilai tes kreativitas siswa.

Dari uraian di atas dapat diketahui bahwa masih rendahnya

kreativitas yang dimiliki siswa dalam pelajaran IPA. Maka dari itu

diperlukan suatu pembaharuan yaitu dengan menerapkan metode

discovery inkuiry terbimbing. Dengan metode discovery inkuiry

terbimbing diharapkan kreativitas yang dimiliki siswa akan meningkat.

Apabila siswa mampu bertindak secara kreatif maka akan memudahkan

mereka dalam membangun pengetahuannya sendiri, melatih mereka untuk

belajar mandiri dan percaya diri, dapat mentransfer pengetahuannya ke

berbagai konteks dan mampu menganalisis serta menilai suatu fakta atau

kejadian.

Analisis hasil nilai kreativitas pre tes siswa kelas V dari lampiran

26, diperoleh nilai rata-rata hasil nilai kreativitas siswa adalah 63,86

dimana hasil tersebut masih dibawah rata-rata yang diinginkan peneliti

yaitu sebesar 65 (KKM). Sedangkan besarnya prosentase siswa tuntas tes

kretivitas pre test pada pembelajaran IPA materi gaya gesek sebesar

39,14%.

Dari hasil analisis di atas dapat disimpulkan bahwa kreativitas

yang dimiliki siswa dalam pembelajaran IPA dengan mengambil materi

materi gaya gesek masih rendah. Maka dilakukan tindakan lanjutan untuk

meningkatkan kreativitas siswa kelas V SD Negeri 01 Alastuwo

Kecamatan Kebakkramat Kabupaten Karanganyar.

Page 81: digilib.uns.ac.id/Pengg… · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGGUNAAN METODE DISCOVERY-INKUIRI TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN KREATIVITAS SISWA KELAS V …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

b. Deskripsi Siklus I

Tindakan Siklus I dilaksanakan selama 1 minggu, tepatnya pada

tanggal dan 22 dan 26 Maret 2012 dengan kompetensi dasar

(gaya gravitasi, g

melakukan praktek tentang pengertian gaya gesek dengan berjalan di pasir

dan di lantai, serta membuktikan gerak benda pada permukaan yang berbeda.

Penelitian ini terdiri terdiri dari 4 tahapan. Adapun tahapan yang dilakukan

adalah sebagai berikut :

1. Tahap Perencanaan

Berdasarkan diskripsi data awal sebagai upaya untuk mengatasi

permasalahan mengenai kreativitas siswa dalam pembelajaran IPA maka

peneliti membuat perencanaan dengan berpedoman pada Standar

Kompetensi mata pelajaran IPA, tahap perencanaan dilaksanakan sebagai

titik tolak pembelajaran untuk mengkondisikan dan membuat komitmen

atas peraturan dan konsekuensi yang akan dilaksanakan pada pembelajaran

IPA tentang gaya gesek dan membedakan gerak benda pada permukaan

berbeda. Persiapan untuk siklus pertama yaitu sebagai berikut :

a) Sebelum melaksanakan penelitian terlebih dahulu peneliti menyusun

rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dengan materi IPA kelas V

yaitu gaya gesek dan membedakan gerak benda pada permukaan

berbeda dengan menggunakan metode discovery inkuiry terbimbing

yang disusun 2 kali pertemuan dan masing-masing pertemuan 2 jam

pelajaran (2x35 menit).

b) Menyusun lembar kerja siswa (lampiran 9).

c) Menyiapkan alat,bahan dan media yang diperlukan dalam kegiatan

percobaan atau praktikum, berupa koin uang logam, kertas minyak,

kertas amplas, kertas kardus dan klip kertas.

d) Membuat lembar pengamatan guru (lampiran 16).

e) Membuat lembar pengamatan aktivitas belajar siswa (lampiran 17).

Page 82: digilib.uns.ac.id/Pengg… · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGGUNAAN METODE DISCOVERY-INKUIRI TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN KREATIVITAS SISWA KELAS V …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

f) Setiap kali akan melaksanakan pembelajaran guru mempersiapkan

ruangan sebaik mungkin sehingga dapat mempermudah terciptanya

suasana pembelajaran dengan metode discovery inkuiry terbimbing.

2. Pelaksanaan Tindakan

a) Pertemuan Pertama

Dalam tahap ini guru melaksanakan tindakan sesuai dengan

jadwal yang telah ditetapkan dan sesuai dengan RPP yang dibuat

(lampiran 2) Kegiatan pembelajaran dilaksanakan dengan mengacu

pada penerapan metode discovey inkuiry terbimbing selama 2 x 35

menit. Pertemuan pertama pada siklus I ini dilaksanakan pada hari

Kamis, 22 Maret 2012. Pada pertemuan ini terdiri dari 6 indikator

yaitu : menjelaskan pengertian gaya gesek, menyebutkan contoh benda

yang memiliki gaya gesek, menyebutkan perbedaan berjalan di atas

lantai dan di atas pasir, mengidentifikasi gerak benda pada permukaan

yang berbeda, menumbuhkan semangat siswa untuk lebih kreatif, dan

mempraktekkan berjalan di atas lantai dan di atas pasir. Adapun

langkah-langkah siklus I sebagai berikut:

Kegiatan pembelajaran ini dimulai dengan mengkondisikan

siswa terlebih dahulu dan dilanjutkan dengan melakukan absensi serta

berdoa. Guru melakukan apersepsi untuk membuka ingatan siswa

tentang gaya gesek. Setelah siswa mengetahui tentang gaya gesek,

guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang harus dicapai dalam

pembelajaran ini. Guru bertanya jawab dengan siswa mengenai contoh

gaya gesek yang ada dalam kehidupan sehari-hari. Guru memberikan

pertanyaan-pertanyaan yang berfungsi memancing siswa sehingga

dapat mengetahui kreativitas yang mereka miliki. Setelah itu siswa

diminta guru untuk melakukan sebuah praktek berjalan di permukaan

yang berbeda, yaitu di atas lantai dan di atas pasir. Guru menjelaskan

langkah-langkah dan petunjuk untuk melakukan praktek. Guru

membagikan lembar kerja (LKS) yang berisi tentang hal-hal yang

harus dilakukan siswa dalam praktikum.

Page 83: digilib.uns.ac.id/Pengg… · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGGUNAAN METODE DISCOVERY-INKUIRI TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN KREATIVITAS SISWA KELAS V …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Siswa mulai melaksanakan kegiatan discovery inkuiry.

Percobaaan dilakukan dengan meminta siswa berdiri serta berjalan di

atas lantai dan pasir, kemudian siswa diminta mencari perbedaannya.

Pada percobaan ini siswa masih sedikit bingung dalam melaksanakan

praktek dan guru pun ikut serta mendampingi dan membimbing siswa

dalam melakukan praktek sampai selesai sambil menilai aktivitas

siswa. Setelah selesai melakukan praktek siswa mulai mengerjakan

lembar kerja secara individu dan membuat sebuah kesimpulan yang

hasilnya disampaikan di depan kelas. Guru mengajak siswa untuk

memberikan tanggapan pada kelompok yang maju. Guru memberikan

penguatan bagi siswa yang mempresentasikan yaitu berupa pujian dan

memberikan reward berupa tepuk tangan kepada kelompok yang

memiliki kinerja terbaik.

Pada akhir pembelajaran, guru bersama siswa membuat

kesimpulan berbagai percobaan yang telah dilakukan dan materi yang

telah dipelajari yaitu mengenai gaya gesek. Guru memberikan

kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang hal-hal yang belum

jelas dan belum dimengerti. Untuk mengetahui kemampuan siswa

dalam memahami materi pelajaran guru memberikan evaluasi tertulis

kepada siswa. Setelah evaluasi selesai, guru merefleksi kegiatan

pembelajaran yang telah dilakukan, memberikan pekerjaan rumah dan

mengingatkan untuk giat belajar.

Pada pertemuan pertama ini siswa masih kebingungan untuk

melaksanakan pembelajaran dengan metode discovery inkuiry

terbimbing. Dalam pembelajaran sebelumnya mereka tidak pernah

bekerja dengan menggunakan metode discovery inkuiry secara

bersama di luar kelas, sehingga dalam melaksanakan pembelajaran

dengan metode ini siswa kurang menunjukkan keaktifannya.

Walaupun guru sudah memberikan pengarahan siswa masih

kebingungan dalam melaksanakan praktek.

Page 84: digilib.uns.ac.id/Pengg… · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGGUNAAN METODE DISCOVERY-INKUIRI TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN KREATIVITAS SISWA KELAS V …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

b) Pertemuan Kedua

Pada tahap pelaksanaan pembelajaran ini dilaksanakan sesuai

dengan perencanaan pembelajaran yang telah dibuat. Pertemuan kedua

dilaksanakan pada hari Senin, 26 Maret 2012 selama 2 jam pelajaran

yaitu 2x 35 menit.

Pada pertemuan kedua ini terdiri dari 5 indikator yaitu

menyebutkan perbedaan benda di atas permukaan yang licin dan kasar,

menjelaskan gerak benda pada permukaan kasar dan halus,

membandingkan gerak benda pada permukaan yang berbeda,

menumbuhkan semangat siswa untuk bertindak secara kreatif, dan

melakukan percobaan gerak benda di permukaan yang berbeda.

Kegiatan pembelajaran ini dimulai dengan mengkondisikan

siswa terlebih dahulu dan dilanjutkan dengan mengabsen siswa. Guru

melakukan apersepsi untuk membuka ingatan siswa tentang materi

yang telah dipelajari sebelumnya. Setelah siswa tahu dan ingat tentang

materi sebelumnya yaitu tentang gaya gesek, guru menyampaikan

tujuan pembelajaran yang harus dicapai dalam pembelajaran ini. Guru

bertanya jawab dengan siswa mengenai contoh permukaan suatu benda

yang mereka ketahui. Guru memberikan pertanyaan-pertanyaan yang

berfungsi memancing siswa sehingga dapat mengetahui kreativitas

yang mereka miliki. Setelah itu siswa diminta guru untuk melakukan

sebuah praktek yang dilakukan secara kelompok masing-masing

kelompok terdiri dari 4 siswa. Praktikum yang dilakukan adalah

membedakan gerak benda (koin uang logam) di permukaan yang

berbeda (kasar dan halus). Guru menjelaskan langkah-langkah dan

petunjuk untuk melakukan praktek. Guru membagikan petunjuk

praktikum dan lembar kerja (LKS) yang berisi tentang hal-hal yang

harus dilakukan siswa dalam praktikum.

Siswa mulai melaksanakan percobaan. Percobaan kali ini adalah

meluncurkan koin uang logam di sebuah permukan, yaitu kasar (kertas

ampelas) dan halus (kertas minyak) yang masing-masing diletakkan di

Page 85: digilib.uns.ac.id/Pengg… · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGGUNAAN METODE DISCOVERY-INKUIRI TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN KREATIVITAS SISWA KELAS V …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

atas kardus. Dalam melakukan praktek guru mendampingi serta

membimbing setiap kelompok. Setelah praktikum selesai, siswa

mendiskusikan hasil penyelidikan dan penemuan mereka dalam

melaksanakan praktek. Kemudian perwakilan dari masing-masing

kelompok mempresentasikan hasil diskusi mereka di depan kelas.

Guru mengajak siswa untuk memberikan tanggapan pada

kelompok yang maju. Guru memberikan penguatan bagi siswa yang

mempresentasikan yaitu berupa pujian dan memberikan reward berupa

tepuk tangan kepada kelompok yang memiliki kinerja terbaik.

Pada akhir pembelajaran, guru bersama siswa membuat

kesimpulan dari praktikum yang telah dilakukan dan materi yang telah

dipelajari yaitu mengenai membedakan gerak benda pada permukaan

berbeda. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya

tentang hal-hal yang belum jelas. Pada akhir siklus I ini guru

memberikan evaluasi berupa soal-soal isian singkat yang bertujuan

untuk menguji kreativitas yang dimiliki siswa. Materinya tidak hanya

berupa gaya gesek tetapi menyangkut IPA yang lebih luas.

Pada pertemuan kedua ini beberapa siswa mengalami

peningkatan dalam hal keantusiasan dan keaktifan. Beberapa

kelompok sudah mampu mandiri dalam melaksanakan praktek sesuai

dengan prosedur yang telah dijelaskan. Tetapi masih ada pula beberapa

siswa yang bingung dalam melaksanakan praktek, terbukti dari mereka

yang sering diam atau kurang aktif dalam praktikum.

3. Tahap observasi atau pengamatan

Selama pelaksanaan tindakan baik pada pertemuan pertama

maupun pertemuan kedua pada siklus I, observasi dilakukan oleh peneliti

kepada siswa dan guru kelas V kepada peneliti dalam kegiatan

pembelajaran IPA kelas V dengan menggunakan metode discovery inkuiry

terbimbing. Observasi ini difokuskan pada pelaksanaan pembelajaran yaitu

kegiatan yang dilakukan oleh guru dan siswa selama proses pembelajaran

berlangsung yang dilaksanakan dengan menggunakan alat bantu berupa

Page 86: digilib.uns.ac.id/Pengg… · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGGUNAAN METODE DISCOVERY-INKUIRI TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN KREATIVITAS SISWA KELAS V …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

lembar pengamatan atau observasi aktivitas guru, aktivitas siswa, penilaian

kreativitas siswa serta dokumentasi yang berupa foto dan video.

Observasi ini dilakukan untuk memperoleh data mengenai

kesesuaian pelaksanaan pembelajaran IPA materi gaya gesek dengan

menerapkan metode discovery inkuiry terbimbing dengan rencana

pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang telah disusun serta untuk

mengetahui seberapa besar peningkatan kreativitas siswa melalui

penerapan metode discovery inkuiry terbimbing.

Pada pertemuan pertama siklus I, siswa belum terbiasa dalam

mengikuti pembelajaran dengan menggunakan metode discovery inkuiry

secara bersama di luar kelas. Saat pembelajaran dimulai, sebenarnya siswa

sudah menunjukkan kesiapan untuk mengikuti pembelajaran. Tetapi dalam

kegiatan praktek masih banyak siswa yang tidak memperhatikan dan

bermain sendiri. Jika guru memberikan pertanyaan hanya beberapa siswa

yang menjawabnya, bahkan ada yang cenderung diam tidak bisa

menjawab atau diam karena malu untuk menjawab. Ketika guru mengajak

siswa untuk praktek, mereka sangat bersemangat. Masing-masing siswa

diberikan lembar kerja siswa yang berisi panduan untuk melaksanakan

praktek. Dan tentunya guru masih ikut banyak membimbing satu per satu

siswa yang belum paham langkah-langkah dalam praktek ini. Dalam

melakukan praktek pun masih banyak terjadi hal-hal di luar kegiatan

praktek seperti bermain sendiri dengan alat dan bahan yang disediakan,

bercerita sendiri, bahkan pasif tidak melakukan kegiatan apapun. Hal ini

menyebabkan kehilangan banyak waktu untuk sesuatu yang tidak

bermanfaat dan saat waktu telah habis mereka belum sempat untuk

mempresentasikan hasil kerja mereka.

Pada pertemuan kedua siklus I juga tidak jauh beda dengan

pertemuan pertama, tetapi mulai ada sedikit peningkatan yaitu mengenai

kesiapan siswa dalam mengikuti pembelajaran dengan berkelompok dan

bereksperimen. Beberapa siswa sudah menunjukkan semangatnya untuk

mulai melaksanakan praktek tetapi masih ada pula siswa yang pasif diam

Page 87: digilib.uns.ac.id/Pengg… · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGGUNAAN METODE DISCOVERY-INKUIRI TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN KREATIVITAS SISWA KELAS V …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

tidak melakukan apa-apa, bermain sendiri ataupun bercerita sendiri. Akan

tetapi siswa sudah mulai menunjukkan sikap bekerja sama dalam

kelompok untuk melaksanakan praktek. Hal tersebut ditunjukkan dengan

berkurangnya pertanyaan-pertanyaan tentang prosedur praktek dan praktek

pun dapat berjalan dengan lancar melalui bimbingan guru. Selain itu nilai

tes kreativitas siswa pelan-pelan sudah ada peningkatan ketika sebelum

diterapkannya tindakan .

Berdasarkan hasil pengamatan selama pembelajaran dan lampiran

27 dapat diketahui bahwa nilai rata-rata tes kreativitas siswa pada siklus I

adalah 75,27. Pada siklus I ini, nilai rata-rata tes kreativitas juga belum

memenuhi kriteria minimum yang telah ditetapkan. Dari 23 siswa kelas V,

14 siswa atau sekitar 60,87% yang telah melebihi atau sama dengan KKM.

Berdasarkan lampiran 47 kemampuan guru dalam melaksanakan

pembelajaran antara lain :

a) Guru telah mempersiapkan ruangan, sumber belajar serta media

pembelajaran dengan baik.

b) Guru telah memperiksa kesiapan siswa untuk belajar dengan cukup

baik.

c) Guru telah melaksanakan apersepsi, pengelompokan siswa secara

heterogen, menyesuaikan apersepsi dengan materi ajar, dan

menyampaikan kompetesi yang akan dicapai dengan baik.

d) Penguasaan materi guru sudah baik.

e) Guru mengaitkan materi dengan pengetahuan lainnya dengan cukup

baik.

f) Guru menyampaikan materi sesuai dengan hierarki pembelajaran dan

karakteristik siswa cukup baik.

g) Guru dalam mengaitkan materi dengan kehidupan sehari-hari dengan

baik.

h) Dalam melaksanakan pembelajaran sesuai dengan kompetensi yang

direncanakan guru terlihat cukup baik.

i) Guru melaksanakan pembelajaran secara runtut dengan sangat baik.

Page 88: digilib.uns.ac.id/Pengg… · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGGUNAAN METODE DISCOVERY-INKUIRI TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN KREATIVITAS SISWA KELAS V …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

j) Dalam menguasai kelas guru sudah baik.

k) Guru dalam melaksanakan pembelajaran yang bersifat konstektual

cukup baik.

l) Penggunaan waktu oleh guru sesuai yang telah direncanakan sudah

baik

m) Guru cukup baik dalam menggunakan keterampilan dalam

menggunakan media dan alat peraga, dan sudah baik dalam

melibatkan siswa menggunakan media dan alat peraga.

n) Guru menghasilkan pesan yang menarik dengan baik.

o) Dalam pembelajaran guru cukup baik dalam menumbuhkan partisipasi

siswa dalam pembelajaran.

p) Guru cukup baik dalam merespon terhadap partisipasi siswa.

q) Dalam memfasilitasi terjadinya interaksi guru, siswa, dan sumber

belajar guru terlihat sangat baik.

r) Dalam menunjukkan sikap terbuka terhadap respon siswa guru sudah

sangat baik.

s) Guru sudah sangat baik dalam menunjukkan hubungan antara pribadi

yang kondusif.

t) Guru sudah baik dalam menumbuhkan kerjasama dan antusiasme

dalam belajar.

u) Dalam penilaian proses dan hasil belajar guru cukup baik dalam hal

memantau kemajuan siswa.

v) Guru dalam melaksanakan penilaian akhir sudah baik.

w) Ketika mengajar guru sudah sangat baik dalam penggunaan bahasa

lisan.

x) Dalam penggunaan bahasa tulis guru sudah terlihat sangat baik.

y) Dalam penggunaan pesan guru sudah cukup baik menggunakan gaya

yang sesuai.

z) Di akhir pembelajaran guru melaksanakan refleksi, menyusun

kesimpulan, dan melaksanakan tindak lanjut dengan baik.

Page 89: digilib.uns.ac.id/Pengg… · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGGUNAAN METODE DISCOVERY-INKUIRI TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN KREATIVITAS SISWA KELAS V …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Dari hasil observasi terhadap guru diperoleh rata-rata observasi

untuk siklus I sebesar 3,35 dan tergolong dalam kategori cukup baik.

Untuk lebih lengkapnya, lembar observasi guru pada saat pelaksanaan

tindakan siklus I dapat dilihat pada lampiran 47.

Dari data observasi aktivitas (lampiran 37) pada akhir siklus I

diperoleh data hasil aktivitas siswa dalam tabel 3 sebagai berikut :

Tabel 3. Aktivitas Siswa Siklus I

Keterangan Pertemuan Pertama Pertemuan Kedua

Nilai terendah 46,86 54,17

Nilai tertinggi 83,34 88,54

Jumlah 1515,63 1638,53

Rata-rata 65,89 71,24

Secara umum, aktivitas siswa di siklus 1 sudah cukup baik yaitu

dengan rata-rata 68,57 dan tergolong dalam kategori sedang. Dari siklus I

pertemuan pertama rata-rata aktivitas siswa adalah 65,89, sedangkan di

pertemuan kedua rata-ratanya menjadi 71,24. Dari pertemuan pertama ke

pertemuan kedua mengalami peningkatan aktivitas sebesar 5,35.

Pencapaian keberhasilan nilai kreativitas siswa kelas V dapat

dilihat dalam lampiran 29. Secara detail dapat dilihat dalam tabel 4

berikut:

Tabel 4. Hasil tes kreativitas sebelum tindakan dan siklus I

Keterangan Sebelum tindakan Siklus I

Nilai terendah 31,25 56,25

Nilai tertinggi 81,25 93,75

Jumlah 1468,75 1731,25

Rata-rata 63,86 75,27

Pada siklus I ini, nilai tes kreativitas sudah mengalami peningkatan

jika dibandingkan pada saat sebelum tindakan. Nilai tes kreativitas siklus I

ini memiliki nilai terendah 56,25 dan nilai tertinggi 93,75. Rata-rata yang

Page 90: digilib.uns.ac.id/Pengg… · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGGUNAAN METODE DISCOVERY-INKUIRI TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN KREATIVITAS SISWA KELAS V …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

dihasilkan adalah 75,27 dan mengalami peningkatan sebesar 11,41 dari

sebelum tindakan. Selanjutnya nilai akhir pre test dan siklus I

dibandingkan untuk mengetahui adanya peningkatan atau tidak mengenai

kreativitas siswa. Perbandingan nilai akhir sebelum tindakan dan Siklus I

dapat dilihat dalam tabel 5:

Tabel 5. Perbandingan nilai aktivitas dan nilai test kreativitas

Sebelum Tindakan dan Sesudah Diberikan Tindakan Siklus I

Keterangan Pre Test Siklus I Aktivitas

siswa Test

Kreativitas Aktivitas

siswa Test

Kreativitas Nilai terendah 42,71 31,25 50,51 56,25

Nilai Tertinggi 75,96 81,25 85,94 93,75

Rata-rata nilai 60,05 63,86 68,56 75,27

Berdasarkan tabel nilai perbandingan pre tes dan sesudah Siklus I

dapat digambarkan dalam grafik pada gambar 5 di bawah ini:

Gambar 5. Grafik Perbandingan Nilai Akhir Kreativitas Siswa

Sebelum Tindakan dan Siklus I

Prosentase nilai hasil tes kreativitas siswa pada siklus I ini dapat

dilihat dalam tabel 6 sebagai berikut :

Page 91: digilib.uns.ac.id/Pengg… · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGGUNAAN METODE DISCOVERY-INKUIRI TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN KREATIVITAS SISWA KELAS V …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Tabel 6. Distribusi Frekuensi Nilai Tes Kreativitas Siklus I

No Interval nilai Frekuensi Prosentase

1 55-62,5 9 39,14 %

2 63-70,5 2 8,68 %

3 71-78,5 3 13,04 %

4 79-86,5 0 0 %

5 87-94,5 9 39,14 %

Jumlah 23 100 %

Berdasarkan tabel 6 di atas, dapat disajikan dalam bentuk grafik

pada gambar 6 sebagai berikut :

Gambar 6. Grafik Frekuensi Nilai Tes Kreativitas Siswa Kelas V

Siklus I

Berdasarkan tabel 6 dan gambar 6 di atas dapat diketahui bahwa

pada siklus I ini siswa yang mendapatkan nilai 55-62,5 ada 9 siswa, yang

mendapat nilai 63-70,5 ada 2 siswa,yang mendapat nilai 71-78,5 ada 3

siswa, yang mendapat nilai 79-86,5 tidak ada, dan yang mendapat nilai 87-

94,5 ada 9 siswa dan rata-rata kelas adalah 75,27.

Page 92: digilib.uns.ac.id/Pengg… · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGGUNAAN METODE DISCOVERY-INKUIRI TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN KREATIVITAS SISWA KELAS V …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4. Tahap refleksi

Data-data yang diperoleh dari observasi di atas, dianalisis untuk

mengetahui ada tidaknya peningkatan dari pre test dan setelah tindakan

yaitu siklus I.

Berdasarkan tabel 10 dapat dibuat perbandingan ketuntasan

kreativitas siswa kelas V SD Negeri 01 Alastuwo sebelum diterapkannya

metode discovery inkuiry terbimbing dan setelah diterapkannya metode

discovery inkuiry terbimbing dalam pembelajaran IPA. Berikut dituliskan

pada tabel 7 yaitu tabel perbandingan pra silus dan siklus I sebagai berikut:

Tabel 7. Perbandingan Ketuntasan Kreativitas Siswa Kelas V SD

Negeri 01 Alastuwo antara sebelum dan sesudah tindakan

Nilai sebelum tindakan Nilai siklus I Keterangan

Jumlah siswa

yang tuntas

Persentase

( %)

Jumlah siswa

yang tuntas

Persentase

(%)

9 39,14 % 14 60,87 % Kreativitas

meningkat

21,73 %

Berdasarkan tabel 7 diatas, agar lebih jelas tentang meningkatnya

kreativitas siswa dari pra tindakan ke siklus I digambarkan dalam grafik

pada gambar 7 sebagai berikut:

Page 93: digilib.uns.ac.id/Pengg… · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGGUNAAN METODE DISCOVERY-INKUIRI TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN KREATIVITAS SISWA KELAS V …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Gambar 7. Grafik Perbandingan Ketuntasan Kreativitas Siswa antara

Pra Siklus/Pre Test dan Siklus I

Berdasarkan tabel 7 dan gambar 7 di atas dapat dikemukakan

bahwa setelah dilaksanakannya siklus I jumlah siswa yang mencapai

ketuntasan adalah 14 siswa, meningkat 5 orang siswa dari sebelum

dilaksanakan metode discovery inkuiry terbimbing. Sebelum tindakan

prosentase ketuntasannya hanya 39,14 % atau 9 siswa dari jumlah siswa

kelas V. Sedangkan setelah dilaksanakannya siklus I, jumlah siswa yang

kreativitasnya sudah mencapai kriteria ketuntasan bertambah menjadi 5

siswa yaitu menjadi 14 siswa ( 60,87 % dari jumlah siswa kelas V) .

Dari uraian di atas diketahui bahwa sudah ada peningkatan

kreativitas siswa kelas V SD Negeri 01 Alastuwo yaitu dari 39,14 %

menjadi 60,87 %. Jadi mengalami peningkatan sebesar 21,73 %. Akan

tetapi peningkatan ini masih belum maksimal, belum mencapai indikator

kinerja yang diharapkan yang ditetapkan oleh peneliti. Sehingga

diperlukan adanya tindakan penelitian siklus II.

Beberapa tindakan yang perlu direfleksikan ke dalam tindakan

selanjutnya (siklus II) agar pelaksanaan pembelajaran IPA dengan metode

discovery inkuiry terbimbing dapat meningkat dalam hal ini kreativitas

siswa, antara lain berupa :

a) Guru harus lebih baik dalam mempersiapkan siswa untuk belajar.

b) Guru harus bertindak adil dalam pengelompokan siswa (secara

heterogen).

c) Dalam mengaitkan materi dengan pengetahuan yang lain yang relevan

harus lebih baik lagi.

d) Guru harus jelas dalam penyampaian materi dan menyesuaikan dengan

karakteristik siswa.

e) Penggunaan keterampilan dalam menggunakan alat perga dan media

pembelajaran harus lebih baik lagi.

f) Guru harus lebih baik dalam melibatkan siswa dalam merumuskan

atau menyusun kesimpulan pembelajaran.

Page 94: digilib.uns.ac.id/Pengg… · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGGUNAAN METODE DISCOVERY-INKUIRI TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN KREATIVITAS SISWA KELAS V …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

g) Dalam membuat kesimpulan guru harus lebih melibatkan siswa agar

siswa terbiasa bertindak dan berpikir kreatif.

c. Deskripsi Siklus II

Berdasarkan refleksi tindakan pada siklus I, maka siklus II ini akan

dilaksanakan dengan alokasi waktu yang sama yaitu 2 x 35 menit dengan 4

pertemuan agar hasil yang diperoleh lebih optimal, maka diadakan siklus II

ini untuk lebih memantapkan hasil peningkatan kreativitas siswa. Kompetensi

Dasar pada siklus ini adalah pengaruh gaya gesek dalam kehidupan sehari-

hari. Tujuan dari pembelajaran ini adalah agar siswa dapat mengidentifikasi

pengaruh gaya gesek yang ada dalam kehidupan sehari-hari yang meliputi

manfaat dan kerugiannya. Siklus II dilaksanakan selama 1 minggu yaitu

tanggal 28 dan 30 Maret 2012. Pembelajaran dirancang untuk 2 kali

pertemuan masing masing pertemuan 2x35 menit, jumlah siswa yang

mengikuti pembelajaran siklus II sebanyak 23 siswa yang terdiri dari 18

siswa laki-laki dan 5 siswa perempuan.

1. Tahap perencanaan

a) Sebelum melaksanakan penelitian terlebih dahulu peneliti menyusun

rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) mata pelajaran IPA dengan

materi gaya gesek dengan menggunakan metode pembelajaran

discovery inkuiry terbimbing yang disusun 2 kali pertemuan dan

masing-masing pertemuan 2x 35 menit. Pertemuan pertama dengan

kompetensi dasar menyimpulkan pengaruh gaya gesek bagi kehidupan

sehari-hari. Indikator dalam pertemuan pertama adalah cara

memperbesar dan memperkecil gaya gesek, sedangkan indikator

pertemuan kedua adalah manfaat dan kerugian gaya gesek.

b) Menyusun Lembar Kerja Siswa (LKS) di lampiran 10 dan instrument

tes kreativitas (lampiran 23) yang mengacu pada refleksi siklus I,

sehingga dalam penyusunan akan lebih baik sesuai dengan yang

diharapkan.

Page 95: digilib.uns.ac.id/Pengg… · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGGUNAAN METODE DISCOVERY-INKUIRI TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN KREATIVITAS SISWA KELAS V …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

c) Menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan dalam kegiatan praktek

dengan discovery inkuiry terbimbing, berupa koin karambol, papan,

bedak tabur, kertas hvs, kertas kardus, pensil, dan uang logam.

d) Setiap kali akan melaksanakan percobaan guru mempersiapkan,

menata, dan mengatur ruangan sebaik mungkin sehingga dapat

mempermudah pelaksanaan kegiatan discovery inkuiry terbimbing.

2. Tahap pelaksanaan atau tindakan

a) Pertemuan Pertama

Pada tahap pelaksanaan pembelajaran ini dilaksanakan sesuai

dengan rencana pembelajaran (RPP) yang telah dibuat pada tahap

perencanaan. Pertemuan pertama dilakanakan pada hari Rabu, tanggal

28 Maret 2012 selama 2 jam pelajaran ( 2 x 35 menit).

Pada pertemuan ini terdiri dari 6 indikator yaitu menjelaskan

tujuan memperbesar dan memperkecil gaya gesek, menyebutkan 2 cara

memperbesar gaya gesek, menyebutkan 2 cara memperkecil gaya

gesek, menunjukkan cara memperbesar dan memperkecil gaya gesek,

menumbuhkan semangat siswa untuk lebih kreatif, dan melakukan

percobaan memperbesar dan memperkecil gaya gesek.

Kegiatan pembelajaran ini dimulai dengan mengkondisikan

siswa terlebih dahulu dan dilanjutkan dengan mengabsen siswa. Guru

melakukan apersepsi untuk membuka ingatan siswa tentang pengaruh

gaya gesek. Setelah siswa mengetahui tentang pengaruh gaya gesek,

guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang harus dicapai dalam

pembelajaran ini. Guru bertanya jawab dengan siswa mengenai

pengaruh gaya gesek tentang cara memperbesar dan meperkecil gaya

gesek dalam kehidupan sehari-hari. Guru memberikan pertanyaan-

pertanyaan yang memancing siswa untuk melatih kreativitasnya.

Setelah itu siswa membentuk kelompok, tiap kelompok terdiri

dari 4 siswa. Guru membagikan lembar kerja (LKS) yang berisi

tentang hal-hal yang harus dilakukan siswa dalam praktikum. Guru

menjelaskan petunjuk pelaksanaan percobaan dan meminta setiap

Page 96: digilib.uns.ac.id/Pengg… · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGGUNAAN METODE DISCOVERY-INKUIRI TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN KREATIVITAS SISWA KELAS V …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

kelompok untuk menyimak alat dan bahan yang telah dipersiapkan

oleh guru.

Siswa mulai melaksanakan kegiatan penemuan dan penelitian

melalui paktek. Percobaaan pengaruh gaya gesek tentang cara

memperbesar dan memperkecil gaya gesek ini menggunakan beberapa

media diantaranya yaitu: papan, koin karambol, bedak tabur atau

tepung kanji, kertas hvs, pensil, uang logam, penggaris, klip kertas dan

kertas kardus.

Pada percobaan ini guru mengawasi dan membimbing satu per

satu kelompok sambil menilai aktivitas siswa dalam berkelompok dan

kemampuan kelompok itu sendiri. Guru juga menciptakan suasana

yang harmonis agar setiap kelompok dapat bekerja sama dengan baik.

Siswa mendiskusikan hasil percobaan kelompoknya untuk membuat

kesimpulan dari tiap percobaan. Perwakilan dari tiap-tiap kelompok

mempresentasikan dan mendemonstrasikan hasil kerja kelompoknya di

depan kelas.

Selanjutnya guru mengajak siswa untuk memberikan tanggapan

pada kelompok yang maju. Guru memberikan penguatan bagi siswa

yang mempresentasikan yaitu berupa pujian dan memberikan reward

berupa tepuk tangan kepada kelompok yang memiliki kinerja terbaik.

Pada akhir pembelajaran, guru bersama siswa membuat

kesimpulan berbagai percobaan yang telah dilakukan dan materi yang

telah dipelajari yaitu mengenai pengaruh gaya gesek. Guru

memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang hal-hal

yang belum jelas. Untuk mengetahui kemampuan siswa dalam

memahami materi pelajaran tentang gaya guru memberikan evaluasi

tertulis kepada siswa. Soal-soal yang diberikan pada siswa digunakan

untuk mengetahui kreativitas yang dimilikinya. Setelah evaluasi

selesai, guru merefleksi kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan

dan memberikan pesan yang bermanfaat bagi siswa.

Page 97: digilib.uns.ac.id/Pengg… · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGGUNAAN METODE DISCOVERY-INKUIRI TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN KREATIVITAS SISWA KELAS V …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Pada pertemuan pertama aktivitas siswa dalam berkelompok

telah mengalami peningkatan, yaitu mengenai keaktifan siswa saat

mengikuti pembelajaran, berani bertanya dan menjawab dan lain-lain.

Selain itu beberapa siswa juga mulai terlatih bertindak kreatif dalam

praktikum maupun ketika menjawab pertanyaan. Hal ini membuktikan

bahwa siswa sudah jelas dan mampu melaksanakan percobaan dengan

baik dan kreatif.

b) Pertemuan Kedua

Pada tahap pelaksanaan pembelajaran ini dilaksanakan sesuai

dengan rencana pembelajaran (RPP) yang telah dibuat pada tahap

perencanaan. Pertemuan kedua dilakanakan pada hari Jumat, tanggal

30 Maret 2012 selama 2 jam pelajaran (2 x 35 menit).

Pada pertemuan ini terdiri dari 5 indikator yaitu menyebutkan 3

manfaat gaya gesek bagi kehidupan manusia, menjelaskan kerugian

gaya gesek, mengidentifikasi pengaruh gaya gesek bagi kehidupan

manusia, menumbuhkan semangat siswa untuk bertindak secara

kreatif, dan melakukan percobaan mengerem sepeda sebagai salah satu

manfaat dari gaya gesek.

Kegiatan pembelajaran ini dimulai dengan mengkondisikan

siswa terlebih dahulu dan dilanjutkan dengan mengabsen siswa. Guru

melakukan apersepsi untuk membuka ingatan siswa tentang pengaruh

gaya gesek dalam kehidupan sehari-hari. Setelah siswa memahami

materi terdahulu, guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang harus

dicapai dalam pembelajaran ini. Guru bertanya jawab dengan siswa

mengenai contoh pengaruh gaya gesek yaitu manfaat dan kerugiannya.

Guru memberikan pertanyaan-pertanyaan pancingan yang

memungkinkan untuk mengetahui kreativitas siswa. Setelah itu siswa

membentuk kelompok, ada 6 kelompok yang tiap kelompok terdiri dari

4 siswa. Guru membagikan lembar kerja (LKS) yang berisi tentang

hal-hal yang harus dilakukan siswa. Dalam pertemuan ini tidak ada

praktikum, siswa diminta membayangkan hal yang pernah mereka

Page 98: digilib.uns.ac.id/Pengg… · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGGUNAAN METODE DISCOVERY-INKUIRI TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN KREATIVITAS SISWA KELAS V …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

alami di kehidupan sehari-hari. Siswa diminta membayangkan ketika

mereka naik sepeda dimana sepeda merupakan salah satu contoh untuk

mengetahui manfaat dari gaya gesek. Guru memberikan penjelasan

tentang tugas yang harus dikerjakan siswa dan langsung mengerjakan

tugas tersebut di LKS yang telah guru bagikan.

Guru mengamati dan membimbing kerja masing-masing

kelompok dan masing-masing siswa. Setelah semua kelompok selesai

mengerjakan tugas melaksanakan praktek, maka perwakilan dari

kelompok maju ke depan untuk menyampaikan jawaban dari tugas

yang mereka kerjakan.

Guru mengajak siswa untuk memberikan tanggapan pada

perwakilan kelompok yang maju. Guru memberikan penguatan bagi

siswa yang mempresentasikan yaitu berupa pujian dan memberikan

reward berupa tepuk tangan kepada kelompok yang memiliki kinerja

terbaik.

Pada akhir pembelajaran, guru bersama siswa membuat

kesimpulan materi yang telah dipelajari yaitu mengenai pengaruh gaya

gesek tentang manfaat dan kerugiannya dalam kehidupan sehari-hari.

Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang

hal-hal yang belum jelas. Semua materi telah disampaikan dan

dipahami dengan baik, maka di akhir pembelajaran guru memberikan

instrument tes siklus II yang berupa pertanyaan-pertanyaan tentang

IPA yang lebih luas tidak hanya menyangkut tentang gaya gesek dan

berfungsi untuk mengetes kreativitas siswa.

Pada pertemuan kedua ini aktivitas siswa dalam berkelompok

telah mengalami peningkatan yang cukup pesat yang ditandai dengan

keaktifan semua anggota kelompok dalam melaksakan praktek,

mengerjakan tugas, dan lebih bertanggung jawab. Bisa dikatakan

semua siswa telah mengalami peningkatan aktivitas meskipun dalam

kreativitas masih ada beberapa siswa yang kurang. Namun, rata-rata

siswa sudah mampu menjawab pertanyaan guru dengan benar, sudah

Page 99: digilib.uns.ac.id/Pengg… · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGGUNAAN METODE DISCOVERY-INKUIRI TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN KREATIVITAS SISWA KELAS V …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

tidak malu dan ragu-ragu lagi dalam mengungkapkan gagasan atau

menyampaikan jawaban, serta telah mampu untuk bertindak mandiri.

3) Tahap observasi/ pengamatan

Selama pelaksanaan tindakan baik pada pertemuan pertama

maupun pertemuan kedua pada siklus II, observasi dilakukan oleh peneliti

kepada siswa dan guru kelas V kepada peneliti dalam kegiatan

pembelajaran IPA kelas V dengan menggunakan metode discovery inkuiry

terbimbing. Observasi ini difokuskan pada pelaksanaan pembelajaran yaitu

kegiatan yang dilakukan oleh guru dan siswa selama proses pembelajaran

berlangsung yang dilaksanakan dengan menggunakan alat bantu berupa

lembar pengamatan atau observasi aktivitas guru, aktivitas siswa, penilaian

kreativitas siswa, dan dokumentasi yang berupa foto dan video.

Observasi ini dilakukan untuk memperoleh data mengenai

kesesuaian pelaksanaan pembelajaran IPA materi gaya gesek dengan

menerapkan metode discovery inkuiry terbimbing dengan rencana

pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang telah disusun serta untuk

mengetahui seberapa besar peningkatan kreativitas siswa melalui

penerapan metode discovery inkuiry terbimbing.

Pada pertemuan pertama siklus II, siswa sudah mulai terbiasa

dalam mengikuti pembelajaran dengan kelompok dan bereksperimen.

Saat pembelajaran dimulai, siswa menunjukkan kesiapan yang baik dan

semangat untuk mengikuti pembelajaran. Ketika guru memberikan

pertanyaan banyak siswa yang mengacungkan tangan dan berebut untuk

menjawabnya . Ketika guru mengajak siswa untuk praktek, mereka mulai

bersemangat. Mereka segera menempatkan diri pada kelompoknya

masing-masing. Masing-masing kelompok diberikan Lembar Kerja Siswa

yang berisi panduan untuk melaksanakan praktek. Dan bimbingan guru

sudah mulai berkurang daripada bimbingan ketika siklus I. Tetapi dalam

berkelompok pun masih terjadi hal-hal di luar kegiatan praktek seperti

bermain sendiri dengan alat dan bahan yang disediakan, bercerita sendiri,

bercanda, tetapi sebagian besar siswa sudah aktif dalam melaksakan

Page 100: digilib.uns.ac.id/Pengg… · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGGUNAAN METODE DISCOVERY-INKUIRI TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN KREATIVITAS SISWA KELAS V …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

percobaan. Setelah berkelompok dan mempelajari prosedur percobaan,

siswa langsung memulai percobaan dengan alata dan bahan yang telah

disediakan karena telah paham dengan petunjuk yang tertulis meskipun

ada beberapa siswa yang masih perlu bimbingan guru. Dalam percobaan

ini semua kelompok dapat melaksanakan percobaan dengan baik dan dapat

membuat kesimpulan yang tepat.

Pada pertemuan kedua siklus II, tidak jauh berbeda dengan

pertemuan pertama. Walaupun di pertemuan kedua tidak ada praktikum,

siswa terlihat semangat dalam pembelajaran dan saat mendapatkan tugas

mereka mengerjakannya dengan penuh tanggung jawab. Antara pertemuan

pertama dan kedua pada siklus II, mengalami peningkatan dalam hal

keseriusan, keaktifan, kemandirian, melaksanakan percobaan,

mengerjakan tugas serta membuat kesimpulan. Tetapi tetap masih ada

pula yang kadang terlihat masih bermain sendiri dan mengobrol. Akan

tetapi secara keseluruhan sudah mengalami peningkatan dalam hal

aktivitas dan kreativitas.

Berdasarkan hasil pengamatan selama pembelajaran dan lampiran

28 dapat diketahui bahwa nilai rata-rata tes kreativitas siswa pada siklus II

adalah 86,96. Pada siklus II ada 4 siswa yang belum mencapai ketuntasan.

Nilai mereka masih dibawah rata-rata ketuntasan yaitu 65. Sudah ada 19

siswa atau 82,61 % dari jumlah siswa kelas V yang telah melebihi atau

sama dengan KKM (Lampiran 28).

Dan berdasarkan lampiran 50 kemampuan guru dalam

melaksanakan pembelajaran antara lain:

a) Guru telah mempersiapkan ruangan, sumber belajar serta media

pembelajaran dengan baik.

b) Guru telah memperiksa kesiapan siswa untuk belajar dengan baik.

c) Guru telah melaksanakan apersepsi, pengelompokan siswa secara

heterogen, menyesuaikan apersepsi dengan materi ajar, dan

menyampaikan kompetesi yang akan dicapai dengan baik.

d) Penguasaan materi guru sudah sangat baik.

Page 101: digilib.uns.ac.id/Pengg… · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGGUNAAN METODE DISCOVERY-INKUIRI TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN KREATIVITAS SISWA KELAS V …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

e) Guru mengaitkan materi dengan pengetahuan lainnya dengan cukup

baik.

f) Guru menyampaikan materi sesuai dengan hierarki pembelajaran dan

karakteristik siswa sudah baik.

g) Guru dalam mengaitkan materi dengan kehidupan sehari-hari dengan

sangat baik.

h) Dalam melaksanakan pembelajaran sesuai dengan kompetensi yang

direncanakan guru terlihat baik.

i) Guru melaksanakan pembelajaran secara runtut dengan baik.

j) Dalam menguasai kelas guru sudah sangat baik.

k) Guru dalam melaksanakan pembelajaran yang bersifat konstektual

sudah baik.

l) Penggunaan waktu oleh guru sesuai yang telah direncanakan sudah

baik.

m) Guru sudah baik dalam menggunakan keterampilan dalam

menggunakan media dan alat peraga, dan sangat baik dalam

melibatkan siswa menggunakan media dan alat peraga.

n) Guru menghasilkan pesan yang menarik dengan baik.

o) Dalam pembelajaran guru sangat baik dalam menumbuhkan

partisipasi siswa dalam pembelajaran.

p) Guru cukup baik dalam merespon terhadap partisipasi siswa.

q) Dalam memfasilitasi terjadinya interaksi guru, siswa, dan sumber

belajar guru terlihat sangat baik.

r) Dalam menunjukkan sikap terbuka terhadap respon siswa guru sudah

baik.

s) Guru cukup sangat baik dalam menunjukkan hubungan antara pribadi

yang kondusif.

t) Guru cukup baik dalam menumbuhkan kerjasama dan antusiasme

dalam belajar.

u) Dalam penilaian proses dan hasil belajar guru cukup baik dalam hal

memantau kemajuan siswa.

Page 102: digilib.uns.ac.id/Pengg… · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGGUNAAN METODE DISCOVERY-INKUIRI TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN KREATIVITAS SISWA KELAS V …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

v) Guru dalam melaksanakan penilaian akhir sudah sangat baik.

w) Ketika mengajar guru sudah sangat baik dalam penggunaan bahasa

lisan.

x) Dalam penggunaan bahasa tulis guru sudah terlihat sangat baik.

y) Dalam penggunaan pesan guru sudah sangat baik menggunakan gaya

yang sesuai.

z) Di akhir pembelajaran guru melaksanakan refleksi, menyusun

kesimpulan, dan melaksanakan tindak lanjut dengan baik.

Dari hasil observasi terhadap guru pada siklus II diperoleh rata-rata

observasi sebesar 3,57, yang berarti masuk dalam kriteria tinggi.Untuk

hasil observasi aktivitas bagi siswa pada siklus akhir siklus II (lampiran

42) diperoleh data dalam tabel 8 sebagai berikut :

Tabel 8. Aktivitas Siswa Siklus II

Keterangan Pertemuan I Pertemuan II

Nilai terendah 55,21 67,71

Nilai tertinggi 84,38 91,67

Jumlah 1658,42 1842,7

Rata-rata 72,11 80,12

Aktivitas siswa di siklus II sudah baik jika dibandingkan dengan

siklus I yaitu dengan rata-rata 76,12 dan tergolong dalam kategori tinggi.

Dari siklus II pertemuan pertama rata-rata aktivitas siswa adalah 72,11,

sedangkan di pertemuan kedua rata-ratanya menjadi 80,12. Dari

pertemuan pertama ke pertemuan kedua mengalami peningkatan aktivitas

sebesar 8,01.

Data-data aktivitas dan tes kreativitas siswa pada pertemuan

pertama dan pertemuan kedua ini kemudian dibuat rata-rata akhir siklus II.

Untuk hasil tes kreativitas didapatkan hasil seperti yang tertera dalam tabel

9 berikut ini:

Page 103: digilib.uns.ac.id/Pengg… · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGGUNAAN METODE DISCOVERY-INKUIRI TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN KREATIVITAS SISWA KELAS V …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Tabel 9. Hasil Tes Kreativitas Siswa Siklus I dan Siklus II

Keterangan Siklus I Siklus II

Nilai terendah 56,25 62,5

Nilai tertinggi 93,75 100

Jumlah 1731,25 2000

Rata-rata 75,27 86,96

Selanjutnya nilai tes kreativitas Siklus I dan Siklus II dibandingkan

untuk mengetahui adanya peningkatan atau tidak mengenai kreativitas

siswa. Perbandingan nilai tes kreativitas Siklus I dan Siklus II dapat dilihat

dalam tabel 10 sebagai berikut :

Tabel 10. Perbandingan Nilai Aktivitas dan Tes Kreativitas Siswa

Siklus I dan Siklus II

Keterangan Sikus I Siklus II Aktivitas

siswa Tes

Kreativitas Aktivitas

siswa Tes

Kreativitas Nilai terendah 50,51 56,25 61,46 62,5

Nilai Tertinggi 85,94 93,75 88,03 100

Rata-rata nilai 68,56 75,27 76,12 86,96

Berdasarkan tabel 10 tentang nilai perbandingan Siklus I dan

Siklus II di atas dapat diketahui bahwa terjadi peningkatan rata-rata nilai

aktivitas siswa dari 68,56 menjadi 76,12; dan pada hasil tes kreativitas dari

75,27 menjadi 86,96. Perbandingan nilai siklus I dan siklus II di atas dapat

dilihat dalam grafik pada gambar 8 sebagai berikut :

Page 104: digilib.uns.ac.id/Pengg… · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGGUNAAN METODE DISCOVERY-INKUIRI TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN KREATIVITAS SISWA KELAS V …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Gambar 8. Grafik Perbandingan Nilai Akhir Aktivitas dan Nilai Test

Kreativitas Siswa antara Siklus I dan Siklus II

4) Tahap refleksi

Data-data yang diperoleh dari observasi di atas, dianalisis untuk

mengetahui ada tidaknya peningkatan dari yaitu siklus I dan siklus II.

Berdasarkan hasil tes yang dilaksanakan pada siklus II di atas,

disimpulkan bahwa penggunaan metode discovery inkuiry terbimbing

telah menunjukkan adanya peningkatan kreativitas yang baik atau tinggi

terhadap pembelajaran IPA di kelas V SD Negeri 01 Alastuwo, maka

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini berakhir pada siklus II. Hal ini

diperkuat dengan nilai rata-rata tes kreativitas siswa selama pembelajaran

yang telah mencapai batas tuntas yaitu 19 siswa atau 82,61 % dari 23

siswa sudah mendapatkan nilai diatas KKM yang ditentukan. Prosentase

nilai Siklus II ini dapat dilihat dalam tabel 11 sebagai berikut :

50

61

85 88

56 62

93 100

0

20

40

60

80

100

120

Siklus I Siklus II

Nilai terendah aktivitas Nilai tertinggi aktivitas

Nilai terendah tes kreativitas nilai tertinggi tes kreativitas

Page 105: digilib.uns.ac.id/Pengg… · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGGUNAAN METODE DISCOVERY-INKUIRI TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN KREATIVITAS SISWA KELAS V …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Tabel 11. Distribusi Frekuensi Nilai Hasil Tes Kreativitas Siswa Siklus

II

No Interval Nilai Frekuensi Prosentase

1 60-67 4 17,39 %

2 68-75 0 0 %

3 76-83 3 13,05 %

4 84-91 5 21,74 %

5 92-99 5 21,74 %

6 100-107 6 26,08 %

Jumlah 23 100 %

Berdasarkan tabel 11 maka dapat digambarkan dalam grafik pada

gambar 9 di bawah ini :

Gambar 9. Grafik Frekuensi Nilai Tes Kreativitas Siswa Siklus II

Berdasarkan hasil pada Siklus I dan Siklus II maka dapat dibuat

perbandingan ketuntasan kreativitas siswa kelas V SD Negeri 01 Alastuwo

dengan metode dicovery inkuiry terbimbing dalam pembelajaran IPA.

Berikut dituliskan pada tabel 12 yaitu tabel perbandingan ketuntasan siklus

I dan siklus II sebagai berikut :

Page 106: digilib.uns.ac.id/Pengg… · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGGUNAAN METODE DISCOVERY-INKUIRI TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN KREATIVITAS SISWA KELAS V …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Tabel 12. Perbandingan Ketuntasan Kreativitas Siswa Kelas V SD

Negeri 01 Alastuwo antara Siklus I dan Siklus II

Nilai siklus I Nilai siklus II Keterangan

Jumlah siswa

yang tuntas

Persentase

( %)

Jumlah

siswa yang

tuntas

Persentase

( %)

14 60,87 % 19 82,61 % Kreativitas

siswa naik

21,74 %

Berdasarkan tabel 12 di atas, pada siklus II mengalami peningkatan

kreativitas. Untuk lebih jelasnya tentang perbandingan ketuntasan

kreativitas siswa dari siklus I ke siklus II digambarkan dalam grafik pada

gambar 10 berikut ini :

Gambar 10. Grafik Perbandingan Nilai Ketuntasan Kreativitas Siswa

antara Siklus I dan Siklus II

Berdasarkan pengamatan yang dilakukan terhadap aktivitas siswa

pada pembelajaran siklus II, penggunaan metode discovery inkuiry

terbimbing yang dilakukan selama pembelajaran berlangsung telah

terlaksana dengan baik, hal tersebut dapat kita lihat dari aktivitas guru dan

Page 107: digilib.uns.ac.id/Pengg… · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGGUNAAN METODE DISCOVERY-INKUIRI TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN KREATIVITAS SISWA KELAS V …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

siswa yang sudah sesuai dengan prasyarat pembelajaran sekarang yaitu

KTSP dengan pembelajaran PAIKEM.

3. Diskripsi Hasil Penelitian

Menurut hasil analisis data yang telah dilakukan, dapat didiskripsikan

bahwa ada peningkatan kreativitas pada siswa kelas V SD Negeri 01 Alastuwo

dari pre test ke siklus I dan dari siklus I ke siklus II, yang dapat dilihat dari :

a. Data hasil kreativitas siswa

1) Pre Test.

Pada pre test ini hanya ada 9 siswa yang mencapai target

ketuntasan. Dari hasil analisis dan hasil observasi dan hasil evaluasi

dari sebelum tindakan diperoleh rata-rata aktivitas belajar siswa

kategori rendah sebanyak 3 siswa atau sekitar 13,04% dan untuk

aktivitas belajar siswa kategori sedang sebanyak 20 siswa atau

86,96%.

Dari hasil test kreativitas didapatkan data sebagai berikut siswa

yang mendapat hasil tes kategori tinggi sebanyak 9 siswa atau 39,14%,

siswa yang mendapat nilai sedang sebanyak 13 siswa atau 56,52% dan

untuk siswa yang mendapat nilai rendah sebanyak 1 siswa atau 4,35%.

2) Siklus I

Hasil test kreativitas didapatkan hasil sebagai berikut; Siswa

yang tuntas dengan nilai lebih atau sama dengan KKM ada 14 siswa

atau 60,87 %, dan siswa yang mendapatkan nilai di bawah KKM ada 9

siswa atau 39,14 %. Setelah dilakukan siklus 1 dapat diketahui bahwa

tingkat ketuntasan kreativitas siswa mengalami peningkatan sebesar

21,73 % yaitu dari 39,14 % menjadi 60,87 %. Dari 9 siswa pada pra

siklus menjadi 14 siswa pada siklus I.

3) Siklus II

Hasil untuk test kreativitas siswa yang mendapat nilai dibawah

KKM (65) sebanyak 4 siswa atau 17,39 %, dan 19 siswa atau 82,61 %

mendapat nilai lebih atau sama dengan KKM. Secara keseluruhan

terjadi peningkatan aktivitas maupun kreativitas siswa. Tingkat

Page 108: digilib.uns.ac.id/Pengg… · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGGUNAAN METODE DISCOVERY-INKUIRI TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN KREATIVITAS SISWA KELAS V …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ketuntasan pada siklus II sebesar 82,61 % atau sebanyak 19 siswa

tuntas di atas KKM dari 23 siswa, meningkat 5 siswa dari siklus I.

4) Data Aktivitas Siswa

a) Siklus I

Pada siklus I pertemuan pertama setelah diadakan tindakan

dengan menggunakan metode discovery inkuiry terbimbing

diperoleh hasil analisa dapat disimpulkan bahwa aktivitas siswa

dalam pembelajaran, siswa yang mempunyai aktivitas tinggi

sebanyak 2 siswa atau 8,69 %, siswa dengan kategori sedang

sebanyak 20 siswa atau 86,95 %, dan siswa dengan aktivitas

rendah sebanyak 1 siswa atau 4,34 % dari 23 siswa. Dari

pertemuan I ini didapatkan rata-rata sebanyak 65,89.

Pada pertemuan kedua siswa yang mempunyai aktivitas

tinggi sebanyak 6 siswa atau 26,08 %, siswa yang mendapat nilai

kategori sedang sebanyak 17 siswa atau 73,92 % dari 23 siswa.

Dari pertemuan II ini diperoleh rata-rata sebesar 71,24.

b) Siklus II

Siklus II merupakan lanjutan dari siklus sebelumnya untuk

aktivitas siswa pada siklus II pertemuan pertama diperoleh data

sebagai berikut: siswa yang memiliki kategori aktivitas belajar

tinggi sebanyak 6 siswa atau 26,08 %, siswa yang memiliki

kategori aktivitas belajar kategori sedang sebanyak 17 siswa atau

73,92 % dari 23 peserta didik. Dari data aktivitas siswa diperoleh

rata-rata sebanyak yaitu 72,11.

Aktivitas belajar siswa pada siklus II pertemuan kedua,

terdapat siswa yang memiliki kategori aktivitas belajar tinggi

sebanyak 15 siswa atau 65,22 %, siswa yang memiliki kategori

aktivitas belajar sedang sebanyak 8 siswa atau 34,78 % dari 23

peserta didik. Dari data aktivitas tersebut didapatkan rata-rata pada

pertemuan kedua yaitu 80,12

Page 109: digilib.uns.ac.id/Pengg… · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGGUNAAN METODE DISCOVERY-INKUIRI TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN KREATIVITAS SISWA KELAS V …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5) Observasi Kinerja Guru

a) Siklus I

Pada siklus I ini nilai rata-rata kinerja guru adalah 3,37

yang berarti masuk kategori cukup baik. Secara keseluruhan

kemampuan guru dalam mempersiapkan pembelajaran sudah

cukup baik, tetapi dalam pelaksanaan praktek guru kurang bisa

mengelola kelas dengan baik. Selain itu guru kurang jelas dalam

memberikan petunjuk dan penjelasan berkaitan dengan praktek.

Selain itu dalam membuat kesimpulan guru perlu melibatkan siswa

secara lebih aktif. Kekurangan-kekurangan inilah yang perlu

diatasi untuk perbaikan siklus II.

b) Siklus II

Pada Siklus II nilai rata-rata kinerja guru adalah 3,57 lebih

tinggi jika dibanding siklus sebelumnya, dan termasuk kategori

baik. Secara keseluruhan guru sudah mempersiapkan dan

melaksanakan pembelajaran dengan baik mulai dari

mempersiapkan ruang, alat dan media hingga memicu keterlibatan

siswa dalam pembelajaran. Namun dalam beberapa hal ada yang

perlu ditingkatkan lagi khususnya kemampuan guru dalam

mengelola pembelajaran secara berkelompok dan pengelolaan

kelas. Karena pembelajaran dengan kelompok dan pengelolaan

kelas membutuhkan kesabaran dan pengelolaan yang bagus karena

setiap siswa diharapkan dapat berpartisipasi aktif dalam

kelompoknya, serta kondisi kelas akan menyenangkan untuk

proses pembelajaran.

6) Data Hasil Wawancara Guru

Dari data wawancara dengan guru sebelum pembelajaran

dengan metode discovery inkuiry terbimbing diketahui bahwa kondisi

siswa kelas V SD Negeri 01 Alastuwo memiliki kreativitas yang masih

rendah. Hal ini terlihat dalam pembelajaran ketika siswa kurang aktif

dalam pelajaran, siswa kurang antusias melakukan praktikum serta

Page 110: digilib.uns.ac.id/Pengg… · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGGUNAAN METODE DISCOVERY-INKUIRI TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN KREATIVITAS SISWA KELAS V …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

cara mengajar guru yang menggunakan metode dan model yang

monoton. Pemahaman siswa terhadap materi IPA masih sebatas pada

hal-hal yang bersifat informatif berdasarkan penjelasan dari guru.

Siswa masih kesulitan untuk menerima materi karena tidak didukung

dengan adanya media pembelajaran.

Setelah pembelajaran dengan penemuan terbimbing ini,

perlahan-lahan siswa telah terlihat mengalami peningkatan kreativitas

yang mereka miliki. Dalam pelajaran mereka sudah terlihat aktif,

sudah tidak merasa malu lagi dalam menyampaikan gagasan atau

pendapat. Harapan lainnya semoga kreativitas yang dimiliki siswa

tidak hanya nampak pada pelajaran IPA saja melainkan pada semua

pelajaransiswa sudah mulai terbiasa untuk melakukan penemuan

melalui praktek.

B. Pembahasan Hasil Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah dan rumusan tujuan penelitian, yaitu

untuk meningkatkan kreativitas siswa dalam pembelajaran IPA dan untuk

mengetahui tingkat keefektifan metode discovery inkuiry terbimbing dalam hal

tersebut maka dengan pelaksanaan tindakan dalam pembelajaran dengan metode

discovery inkuiry terbimbing diharapkan dapat membawa perubahan pada proses

pembelajaran IPA di kelas V SD Negeri 01 Alastuwo Kecamatan Kebakkramat

Kabupaten Karanganyar untuk kegiatan belajar mengajar atau KBM selanjutnya.

Berdasarkan hasil pengamatan atau observasi dan hasil tes kreativitas

dapat dilihat adanya peningkatan aktivitas siswa dalam pembelajaran, peningkatan

kreativitas, serta peningkatan nilai IPA di kelas V SD Negeri 01 Alastuwo,

Kecamatan Kebakkramat, Kabupaten Karanganyar.

Peningkatan aktivitas siswa dalam pembelajaran berdasarkan observasi

diantaranya: (1) minat siswa untuk melaksanakan praktek lebih tinggi; (2) siswa

cukup aktif dalam pembelajaran, memberikan rangkuman, dan dalam menerima

tugas; (3) siswa lebih aktif menjawab pertanyaan, mengemukakan pendapat,

mengajukan pertanyaan, dan mengerjakan LKS dari guru; (4) siswa lebih aktif

Page 111: digilib.uns.ac.id/Pengg… · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGGUNAAN METODE DISCOVERY-INKUIRI TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN KREATIVITAS SISWA KELAS V …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

dan bersemangat dalam pembelajaran; (5) siswa lebih teliti dalam melaksanakan

praktek; (6) kerja sama antar anggota kelompok lebih baik, dan (7) siswa lebih

bertanggung jawab dalam kelompoknya .

Berdasarkan data dari sebelum tindakan, siklus I dan siklus II dapat

diketahui bahwa setiap siklus mengalami peningkatan. Pada pra siklus siswa yang

5 hanya 9 siswa atau 39,14 %, pada siklus I siswa yang

tuntas sebanyak 14 siswa atau 60,87 %, dan pada siklus II siswa yang tuntas

sebanyak 19 siswa atau 82,61 % dari 23 siswa. Namun, masih ada 17,39% atau 4

siswa yang tidak tuntas karena kemampuan kognitif siswa tersebut rendah,

kreativitas yang dimiliki 4 siswa tersebut sulit dikembangan dan masih ada

seorang siswa yang belum lancar membaca. Data di atas disajikan dalam tabel 13

berikut ini :

Tabel 13. Perbandingan Ketuntasan Pre Test, Siklus I dan Siklus II

Nilai pre test Nilai siklus I Siklus II Ket.

Jumlah

siswa

yang

tuntas

Persentase

( %)

Jumlah

siswa

yang

tuntas

Persentase

( %)

Jumlah

siswa

yang

lulus

Persentase

(%)

9 39,14 % 14 60,87 % 19 82,61 % Kreativitas

siswa

meningkat

21,74 %

Berdasarkan tabel 13 di atas maka dapat digambarkan ke dalam grafik

pada gambar 11 sebagai berikut :

Page 112: digilib.uns.ac.id/Pengg… · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGGUNAAN METODE DISCOVERY-INKUIRI TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN KREATIVITAS SISWA KELAS V …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Gambar 11. Grafik Perbandingan Ketuntasan Pre Test, Siklus I dan Siklus

II

Dari penelitian yang dilaksanakan selama dua siklus dapat disimpulkan

bahwa adanya peningkatan kreativitas siswa kelas V SD Negeri 01 Alastuwo

dengan menggunakan metode discovery inkuiry terbimbing. Hal ini tampak jelas

dengan adanya peningkatan-peningkatan nilai yang diperoleh siswa dari hasil

observasi dan test kreativitas yang dilakukan oleh peneliti. Dari hasil penelitian,

siswa yang memiliki kreativitas tinggi siswa tersebut aktif dalam kegiatan

pembelajaran terutama pada saat kelompok, selain itu nilai evaluasinya juga

tinggi. Tetapi masih ada beberapa siswa yang aktif dan hasil tesnya masih sedang,

hal ini dikarenakan daya tangkap siswa tersebut memang rendah atau kurang.

Hambatan-hambatan yang dihadapi selama penelitian ini diantaranya

adalah :

1. Siswa yang masih main-main dengan guru (peneliti) dan menganggap

sebagai teman sendiri membuat mereka sulit ntuk serius dalam

pembelajaran.

2. Penerangan juga kurang memadai.

3. Ada seorang siswa yang masih belum bisa membaca dan menulis dengan

lancar.

Page 113: digilib.uns.ac.id/Pengg… · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGGUNAAN METODE DISCOVERY-INKUIRI TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN KREATIVITAS SISWA KELAS V …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4. Kondisi kelas yang terkadang ramai membuat guru (peneliti) kurang dapat

menguasai kelas.

Namun secara keseluruhan penelitian dapat berjalan dengan lancar.

Dengan demikian, penelitian ini dapat diajukan sebagai suatu rekomondasi bahwa

penggunaan metode discovery inkuiry terbimbing dapat meningkatkan kreativitas

siswa kelas V SD Negeri 01 Alastuwo, Kecamatan Kebakkramat, Kabupaten

Karanganyar dan siswa kelas V sekolah dasar lain pada umumnya.

Page 114: digilib.uns.ac.id/Pengg… · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGGUNAAN METODE DISCOVERY-INKUIRI TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN KREATIVITAS SISWA KELAS V …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

BAB V

SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang telah dilaksanakan

dalam dua siklus dengan menggunakan metode discovery inkuiry terbimbing

sebagai upaya meningkatkan kreativitas siswa kelas V dalam pembelajaran IPA

SD Negeri 01 Alastuwo, Kecamatan Kebakkramat, Kabupaten Karanganyar

Tahun Ajaran 2011/2012, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

Pembelajaran IPA dengan menggunakan metode discovery inkuiry

terbimbing dapat meningkatkan kreativitas siswa kelas V dalam pembelajaran

IPA SD Negeri 01 Alastuwo, Kecamatan Kebakkramat, Kabupaten Karanganyar.

Hal ini dapat dilihat dari hasil rata-rata aktivitas pada pra siklus yaitu 60,05

menjadi 68,56 pada siklus I dan 76,12 pada siklus II. Rata-rata hasil tes kreativitas

mengalami peningkatan dari 63,86 pada pra siklus menjadi 75,27 pada siklus I

dan 86,96 pada siklus II. Rata-rata nilai akhir kedua aspek tersebut pada pra

tindakan 61,96 terjadi peningkatan pada siklus I sebesar 71,92 pada siklus I

meningkat menjadi 81,54 pada siklus II. Banyaknya siswa yang tuntas pada pra

siklus yaitu 9 siswa atau 39,14 %, meningkat menjadi 14 siswa pada siklus I atau

60,87 % dan menjadi 19 siswa atau 82,61 % pada siklus II dari 23 siswa. Maka

penelitian pada siklus II ini telah mencapai target capaian. Untuk kinerja guru

juga sudah baik, antara siklus I dan siklus II hasil yang dicapai juga mengalami

peningkatan, yaitu 3,35 pada siklus I dan 3,57 pada siklus II.

B. Implikasi

Berdasarkan hasil penelitian ini terbukti bahwa penggunaan metode

discovery inkuiry terbimbing dapat meningkatkan kreativitas siswa. Sehubungan

dengan penelitian ini maka dikemukakan implikasi hasil penelitian sebagai

berikut :

1. Penggunaan metode discovery inkuiry terbimbing dalam pembelajaran telah

meningkatkan keaktifan dan pemahaman siswa dalam menjawab pertanyaan

Page 115: digilib.uns.ac.id/Pengg… · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGGUNAAN METODE DISCOVERY-INKUIRI TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN KREATIVITAS SISWA KELAS V …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

dari guru serta membuat kesimpulan pembelajaran, serta menumbuhkan

kemandirian dan rasa percaya diri pada diri siswa.

2. Penggunaan metode discovery inkuiry terbimbing dalam pembelajaran

menyebabkan proses pembelajaran menjadi menyenangkan dan aktif karena

siswa membangun pengetahuannya sendiri sehingga pengetahuan akan lebih

bertahan lama.

3. Penggunaan metode discovery inkuiry terbimbing juga dapat melatih siswa

belajar mandiri serta memudahkan siswa dalam memahami konsep, materi

dalam pelajaran IPA.

4. Pentingnya guru dalam menggunakan metode pembelajaran discovery inkuiry

terbimbing dalam upaya untuk meningkatkan kreativitas siswa.

C. Saran

Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas mengenai penggunaan

metode discovery inkuiry terbimbing pada siswa kelas V SD Negeri 01 Alastuwo

Kecamatan Kebakkramat Kabupaten Karanganyar, maka dapat disampaikan

saran-saran sebagai berikut:

1. Bagi Sekolah

Sekolah dalam hal ini kepala sekolah selalu memotivasi guru untuk

menggunakan metode discovery inkuiry terbimbing dalam membelajarkan

IPA agar siswa terbiasa membangun pengetahuannya sendir, bertindak kreatif

dan mandiri melalui penemuan dan penelitian. Hal ini untuk meningkatkan

kreativitas siswa khususnya kreativitas siswa dalam pembelajaran. Dengan

kreativitas yang dimiliki maka siswa akan cepat tanggap dan peka terhadap

gejala-gejala alam di sekitar mereka.

2. Bagi Guru

Dalam elaksanakan pembelajaran IPA guru hendaknya sering

mengajak siswa untuk melakukan praktek agar pemahaman siswa tidak

sekedar hafalan saja. Konsep-konsep dalam IPA tidak bisa diajarkan sekedar

dengan memberitahu, tetapi lebih utamanya adalah bagaimana mengajarkan

siswa untuk memperoleh konsep tersebut. Dengan kata lain pembelajaran IPA

Page 116: digilib.uns.ac.id/Pengg… · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGGUNAAN METODE DISCOVERY-INKUIRI TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN KREATIVITAS SISWA KELAS V …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

sangat mengutamakan proses tidak hanya produknya. Agar pembelajaran IPA

dapat berlangsung aktif dan efektif guru diharapkan menggunakan metode

pembelajaran discovery inkuiry terbimbing. Dengan penemuan dan penelitian

inilah siswa akan terbiasa bertindak kreatif, sehingga mereka memiliki

kreativitas dan selalu berusaha mencari tahu hal-hal yang terjadi di sekitar

mereka. Selain itu pemahaman mereka akan materi pelajaran lebih mudah

karena mereka membangun sendiri pengetahuan mereka.

3. Bagi Siswa

Siswa hendaknya dapat berperan aktif dalam kegiatan praktek dan

berani menyampaikan ide atau pikiran pada saat proses pembelajaran. Selain

itu siswa hendaknya memanfaatkan media pembelajaran yang telah disiapkan,

aktif mengerjakan tugas individu maupun tugas kelompok yang diberikan

guru, lebih meningkatkan kreativitasnya dalam pembelajaran. Dalam belajar,

siswa diharap tidak hanya menghafalkan tetapi mencoba untuk memahami

maksud serta cara memecahkan masalah sederhana dan menarik kesimpulan

dari suatu hal. Siswa dapat mengaplikasikan hasil belajarnya ke dalam

kehidupan sehari-hari. Dengan demikian, siswa dapat memperoleh hasil

belajar yang optimal.

4. Untuk Peneliti Lanjut

Sebagai tindak lanjut dari kegiatan penelitian ini, perlu ditindaklanjuti

adanya penelitian lain yang mengkaji tentang kreativitas siswa utamanya

kreativitas dalam pembelajaran IPA. Hal ini dimaksudkan agar peneliti lain

mengkaji teori-teori lain yang berkaitan dengan metode discovery inkuiry

maupun penggunaan media pembelajaran sebagai salah satu alternatif

meningkatkan kreativitas siswa yang belum terdapat dalam penelitian ini.